Skripsi
Oleh:
11151110000048
JAKARTA
2019
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
curahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para
Telah banyak pengalaman dan pelajaran baru yang penulis peroleh selama
proses pembuatan skripsi ini. Selain itu, skripsi ini tak akan mencapai bentuknya
seperti yang sekarang jika bukan karena bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini izinkan penulis untuk menyampaikan rasa
1. Bapak Dr. Ali Munhanif, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
2. Ibu Dr. Cucu Nurhayati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Sosiologi FISIP
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus pembimbing skripsi yang telah penuh
3. Ibu Dr. Joharotul Jamilah, M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Sosiologi
vi
4. Segenap Dosen Sosiologi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
banyak memberikan pengetahuan dan diskusi baik di kelas maupun di luar kelas
5. Segenap Staf Bidang Akademik dan Bidang Administrasi FISIP UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah membantu segala urusan penulis terkait dengan
kepengurusan administrasi.
6. Kedua orang tua penulis yakni Ayahanda Amrullah Hamzah dan Ibunda
Zubaidah. Juga, kedua adik penulis yakni Anindya Mareta dan Muhammad
Reynaldi yang tanpa kenal lelah selalu mendoakan serta memberikan segala
7. Para informan yang merupakan anggota Komunitas Laga Doang Tip Top dan
Laga Doang Tip Top yang telah bersedia dalam berbagi apa yang dibutuhkan
8. Empat sahabat terbaik penulis sejak menuntut ilmu di FISIP UIN Syarif
untuk berdiskusi terkait dengan skripsi dan tanpa henti selalu memberikan
9. Muhammad Ivan, yang telah dengan sangat tulus meluangkan banyak waktu,
vii
10. Kedua sepupu terbaik penulis yakni Riska Novianti Putri dan Nuzliana Septia
11. Kishi Divina Fibulla, yang tanpa henti selalu memberikan dukungan kepada
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih atas segala diskusi,
kerja sama, dan cerita suka serta duka yang sudah penulis lewati bersama kalian
13. Teman-teman KKN Starka 89 yang juga tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu. Kenangan selama sebulan yang penulis ukir bersama kalian tidak akan
pernah terlupakan, kalian adalah keluarga baru yang sangat berharga bagi
penulis.
Marco Yosuwa, Arief Yoelianto, dan teman-teman lainnya. Terima kasih atas
canda dan tawa yang penulis lewati bersama kalian. Sehingga, rasa jenuh yang
sering kali penulis rasakan dalam proses penulisan skripsi dapat segera
menghilang.
bantuan dan dorongan semangat terkait dengan pembuatan skripsi ini dapat
memperoleh balasan yang baik dari Allah SWT. Penulis berharap agar penelitian
ini dapat bermanfaaat tidak hanya bagi perkembangan ilmu pengetahuan saja,
viii
namun untuk kehidupan sosial secara luas pula. Terakhir, penulis akan sangat
menghargai apabila terdapat kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................................... v
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ix
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Pernyataan Masalah ................................................................................................ 1
B. Pertanyaan Penelitian .............................................................................................. 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................................. 5
D. Tinjauan Pustaka ..................................................................................................... 6
E.1. Pembatasan Konsep ............................................................................................ 11
E.1.1. Identitas .......................................................................................................... 11
E.1.2. Kelompok Sosial .............................................................................................. 12
E.1.3. Komunitas ....................................................................................................... 13
E.2. Kerangka Teoritis ............................................................................................... 14
E.2.1 Teori Identitas Sosial ........................................................................................ 14
E.2.2 Proses Identitas Sosial ...................................................................................... 16
F. Metode Penelitian ................................................................................................... 20
F.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian........................................................................ 20
F.2. Subjek Penelitian ................................................................................................ 21
F.3. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................................. 23
F.4. Jenis dan Sumber Data ....................................................................................... 24
F.5. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................. 24
F.6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ................................................................. 26
BAB II .............................................................................................................................. 28
KOMUNITAS PENGEMUDI OJEK ONLINE ........................................................... 28
A. Letak Geografis Komunitas: Laga Doang Tip Top dan Bambu Kuning .......... 28
A.1. Letak Geografis Komunitas Laga Doang Tip Top di Kelurahan Cipayung .......... 28
x
A.2. Letak Geografis Komunitas Bambu Kuning di Kelurahan Pisangan ................... 30
B. Sejarah Transportasi Ojek Online di Indonesia .................................................. 33
B.1 Sejarah Perusahaan Teknologi Transportasi Online: Gojek dan Grab ................ 36
C. Solidaritas Sosial di Komunitas Pengemudi Ojek Online .................................. 41
D. Alasan Memilih Pekerjaan Sebagai Pengemudi Ojek Online ............................ 43
D.1. Alasan Bekerja Sebagai Pengemudi Ojek Online ............................................... 44
D.2. Alasan Menjadi Anggota Dalam Komunitas Pengemudi Ojek Online................ 48
BAB III............................................................................................................................. 52
PROSES PEMBENTUKAN IDENTITAS SOSIAL DI KOMUNITAS PENGEMUDI
OJEK ONLINE ............................................................................................................... 52
1. Kategorisasi Sosial ................................................................................................ 52
2. Identifikasi Sosial.................................................................................................. 55
3. Perbandingan Sosial .............................................................................................. 72
BAB IV ............................................................................................................................. 81
PENUTUP ........................................................................................................................ 81
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 81
B. Saran .................................................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...87
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah
perusahaan teknologi transportasi online seperti Gojek dan Grab yang membuat
sarana transportasi kini tidak lagi hanya bersifat konvensional namun juga bersifat
Sejak didirikan pada tahun 2010, Gojek dinilai berperan besar dalam
terdapat perusahaan pendatang asal Singapura yakni Grab yang sejak tahun 2014
Gojek berhasil menembus angka 1 juta orang yang tersebar di lima puluh daerah di
1
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Bambang P. S. Brodjonegoro
mengungkapkan bahwa menjamurnya startup di Indonesia dinilai membawa dampak positif bagi
perekonomian. Terlebih apabila rintisan itu berkembang pesat dan menjadi Unicorn atau Decacorn,
seperti Gojek. Selain itu, Bambang pun menyatakan bahwa, “Kita fokus mengantisipasi ekonomi
digital dari Revolusi Industri 4.0, di mana Unicorn kita harapkan menjadi salah satu pelaku yang
membawa transformasi itu sendiri.” Choirul Arifin, “Start Up Karya Anak Bangsa seperti Gojek,
Pimpin Transformasi Revolusi Industri 4.0.” Tribun News, 14 Oktober 2019.
1
Relations Manager Grab, di tahun 2018 Grab juga telah memiliki
pengemudi sebanyak 2,6 juta orang yang tersebar di seluruh Asia Tenggara
Banyaknya jumlah pengemudi ojek online di Indonesia saat ini yang pada
ojek online di banyak wilayah. Di sisi lain, banyak ojek pangkalan yang
membubarkan dirinya karena tidak mampu bersaing dengan ojek online. Selain itu,
beberapa ojek pangkalan yang masih bertahan justru tidak menunjukkan hal-hal
tukang ojek pangkalan terhadap pengemudi ojek online (Fathy, 2017: 2).
terjadi komunikasi yang berjalan secara intens sebagai bentuk resistensi dari konflik
yang terjadi yang membuat terdapat ikatan solidaritas yang sangat kuat di antara
sesama anggota komunitas pengemudi ojek online. Hal tersebut terlihat dari grup-
grup bentukan pengemudi ojek online Gojek seperti Green Force Kediri (GFK),
Gojek Kulon Kali (Gokul), dan A24 yang akan saling “menyokong” ketika ada
konflik di antara pengemudi ojek pangkalan dan tukang becak dengan pengemudi
2
Tidak hanya disatukan oleh konflik, terdapat rasa solidaritas, persaudaraan,
desain di mana warna hijau pada Gojek menghadirkan solidaritas yang menyatukan
terbayang’ yang mereka miliki.2 Hal tersebut terlihat dari banyaknya peristiwa
penting yang menyatukan pengemudi Gojek bahkan ketika mereka tidak mengenal
satu sama lain seperti ketika massa pengemudi Gojek "menghijaukan" jalan
Warung Buncit Raya, Jakarta Selatan karena mereka berduka atas kematian rekan
mereka yang mengalami kecelakaan lalu lintas. Menurut seorang pengemudi Gojek,
mereka tidak mengenal korban tetapi kehadiran mereka adalah bentuk dari
solidaritas. Selain itu, penggunaan desain seperti jaket dan helm dari perusahaan
pengemudi ojek online, serta menjadi tanda yang mengikat mereka untuk berempati
ojek online. Sehingga, pada akhirnya memunculkan rasa takdir serta tanggung
jawab bersama di antara para pengemudi ojek online untuk membentuk kelompok-
2
Imagined Communities ‘komunitas terbayang’ adalah konsep yang dicetuskan Benedict Anderson
yang berbicara mengenai nasionalisme di mana bangsa adalah komunitas politis dan dibayangkan
sebagai sesuatu yang bersifat terbatas dan berkedaulatan. Juga, sebagai sesuatu yang terbayang
karena anggota bahkan dari negara terkecil tidak akan pernah kenal sebagian besar dari sesama
anggota mereka, menemui mereka, atau bahkan tidak pernah pula mendengar tentang mereka.
Benedict Anderson, Imagined Communities: Reflections on the Origin and Spread of Nationalism
(London: Verso, 1983), hlm. 49.
3
kelompok-kelompok komunitas yang lebih besar (Harianterbit.com, 2015; hello-
Diketahui bahwa terdapat beragam atribut yang juga dimiliki para anggota
komunitas pengemudi ojek online selain desain yang mereka gunakan seperti jaket
dan helm dari perusahaan, “Ada pin, rompi, bendera, banyak sih.. Itu atribut-atribut
yang kita punya” (Wawancara dengan Kong Nano, Tangerang Selatan, 17 Mei
2019). Penggunaan atribut milik anggota komunitas pengemudi ojek online pun
sering kali digunakan secara bersamaan dengan penggunaan jaket dan helm dari
perusahaan, “Kalo lagi narik pasti make atribut, tapi kalo kita sering ditiban sama
dari para informan di atas menjadi bukti yang mendukung asumsi peneliti bahwa
pengemudi ojek online. Hal tersebut terkait dengan adanya rasa solidaritas,
antara sesama anggota komunitas pengemudi ojek online yang bahkan akan
sosial yang terbentuk di antara para anggota komunitas pengemudi ojek online
dengan mengambil studi pada dua komunitas pengemudi ojek online yang ada di
4
Timur. Sedangkan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori identitas
sosial milik Henri Tajfel karena teori tersebut sesuai dengan fenomena yang peneliti
temukan di lapangan. Teori identitas sosial milik Tajfel berbicara mengenai proses
dalam pembentukan identitas sosial para anggota dalam sebuah kelompok yang
terdiri dari: (1) Kategorisasi Sosial; (2) Identifikasi Sosial; dan (3) Perbandingan
B. Pertanyaan Penelitian
ojek online?
C.1 Tujuan
Sesuai dengan pertanyaan penelitian yang ada, maka tujuan dari penelitian
ini adalah:
C.2 Manfaat
a. Manfaat teoritis penelitian skripsi ini adalah sebagai ukuran sejauh mana
5
b. Manfaat praktis penelitian skripsi ini adalah untuk menjadi sumber referensi
bekerja, dan relasi organisasi individu dalam berhubungan satu sama lain.
D. Tinjauan Pustaka
identitas sosial menggunakan metode kualitatif (Putri dan Legowo, 2015; Sari,
2017; Ismail dan Chasbi, 2018; Sari dan Kartono, 2018; dan Lisdiantini,
Subiyantoro, dan Afandi, 2019) dan menggunakan metode kuantitatif (Utami dan
sebagai suatu hal yang berlangsung pada berbagai macam kelompok sosial, di
antaranya adalah: (1) Konstruksi identitas kelompok game online (Sari, 2017); (2)
Konstruksi identitas kelompok suporter sepak bola (Ismail dan Chasbi, 2018); (3)
Hubungan antara identitas dan konformitas kelompok virtual dalam situs jejaring
sosial (Utami dan Silalahi, 2013); (4) Hubungan antara identitas dan prasangka
yang terjadi dalam konflik antarkelompok institusi negara (Sarifah, 2016); (5)
Upaya mempertahankan identitas oleh para kelompok waria (Putri dan Legowo,
2015); (6) Transformasi identitas kelompok Tenaga Kerja Indonesia (TKI) pasca
migrasi (Sari dan Kartono, 2018); dan (7) Peran fesyen dan pakaian sebagai simbol
6
kelompok mahasiswa satu program studi (Lisdiantini, Subiyantoro, dan Afandi,
2019).
pada Komunitas Game Touch Online (Studi Anggota Komunitas Guild Deadline),
dan penelitian Oki Achmad Ismail dan Iqbal Jaya Chasbi yang berjudul “Konstruksi
dirasa menjadi dua penelitian yang paling relevan dengan penelitian ini karena
menggunakan teori dan subjek yang berbeda dengan peneliti di mana penelitian
Wulan Purnama Sari menggunakan teori identitas sosial dan model proses
milik House terhadap kelompok penggemar game online, dan penelitian Oki
Achmad Ismail dan Iqbal Jaya Chasbi menggunakan teori identitas sosial milik
sepak bola. Di samping fakta bahwa peneliti menggunakan teori identitas sosial
antara identitas sosial dan konformitas pada anggota komunitas virtual di suatu situs
7
forum bernama Kaskus yang kini banyak digunakan oleh orang Indonesia, seiring
sosial dengan konformitas pada komunitas Kaskus regional Depok, meskipun arah
korelasinya adalah negatif yang menunjukkan bahwa semakin tinggi identitas sosial
maka akan semakin rendah konformitas pada komunitas Kaskus regional Depok,
sedangkan semakin rendah identitas sosial maka akan semakin tinggi konformitas
identitas sosial dan prasangka yang mampu menghasilkan konflik di antara para
prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) dan anggota
mengenai suatu kelompok dan setiap individu dari anggotanya. Konflik yang terjadi
di antara dua institusi yang bersangkutan terjadi karena terdapat persamaan dari
fungsi yang mereka miliki yakni sebagai alat ketahanan negara dan pelindung
antarkelompok yang berbeda dan memiliki fungsi yang sama maka akan mampu
menghasilkan prasangka yang berujung pada konflik. Lebih dari itu, berdasarkan
8
penelitian milik Utami dan Silalahi, serta Sarifah, peneliti juga memahami bahwa
Kemudian, penelitian milik Indah Bidara Putri dan Martinus Legowo (2015)
pengakuan di masyarakat. Juga, penelitian milik Innez Kartika Sari dan Drajat Tri
komunikasi identitas sosial di dalam sebuah kelompok tertentu tak terkecuali bagi
9
yang ingin diperkenalkan sekaligus dikomunikasikan melalui pakaian yang
ditampilkan, baik kepada para mahasiswa dari program studi tersebut maupun
kepada mahasiswa program studi lain. Lebih dari itu, penggunaan pakaian sebagai
yang lebih tertib dan disiplin, meningkatkan sense of belonging ‘rasa memiliki’ di
antara para mahasiswa terhadap institusi program studi yang mereka miliki, dan
sense of unity ‘rasa persatuan’ sebagai identitas yang membedakan mereka dengan
mahasiswa program studi lain. Dengan demikian, dapat peneliti pahami bahwa
fesyen dan pakaian sebagai suatu simbol yang bersifat fisik dan/atau dapat
dijangkau melalui panca indra, menjadi sarana yang efektif dalam berkomunikasi,
serta memiliki pengaruh yang besar terhadap pembentukan identitas sosial dalam
ojek online.
pengemudi ojek online. Juga, baik secara subjek penelitian, teori, dan maupun kasus
penelitian terdahulu ini dapat dijadikan sebagai titik acuan bagi peneliti untuk
masuk ke dalam pembahasan yang ada secara lebih terarah dan mendalam dalam
10
penelitian-penelitian terdahulu tersebut saling melengkapi antara satu dengan yang
lain
E.1.1. Identitas
atau keadaan atau jati diri. Sedangkan secara definisi, identitas adalah konsep orang
tentang siapa mereka, orang macam apa mereka, dan bagaimana mereka
mengenai “Siapa kamu?” yang dihadapi oleh kebanyakan orang. Kita dapat
memintanya dari diri kita sendiri dan orang lain. Juga, kita dapat menghadapinya
sebagai individu, anggota kelompok, atau kategori sosial. Dalam hal ini, identitas
identitas diri. Identitas diri ini yang pada akhirnya akan membedakan antara satu
bukan pada ciri-ciri yang diturunkan dari keanggotaan mereka dalam sebuah
kelompok sosial (Afif, 2015: 14). Terakhir, Turner dan Oakes (1986) menyatakan
bahwa identitas sosial merupakan bagian dari konsep diri individu yang berasal dari
akibat persepsi yang sesuai dengan keanggotaan dalam suatu kelompok sosial. Pada
11
penelitian ini akan menjelaskan mengenai bagaimana identitas sosial yang dimiliki
Menurut MacIver dan Page (1961), social group ‘kelompok sosial’ adalah
himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama, karena adanya hubungan di
antara mereka. Hubungan tersebut antara lain menyangkut kaitan timbal balik yang
tertentu yakni:
b. Ada hubungan timbal-balik antara anggota yang satu dengan anggota yang
lainnya;
bertambah erat, yang dapat merupakan nasib yang sama, kepentingan yang
sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang sama, dan lain-lain. Tentunya
12
Dalam hal ini, karena adanya hubungan yang terjalin di antara para
di dalam buku yang sama, Soerjono Soekanto menyebutkan bahwa terdapat pula
outgroup yang diartikan oleh individu sebagai kelompok yang menjadi lawan dari
E.1.3. Komunitas
kelompok organisme (orang dan sebagainya) yang hidup dan saling berinteraksi di
berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam
kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain
komponen:
1. Berdasarkan lokasi atau tempat: Wilayah atau tempat sebuah komunitas dapat
dilihat sebagai tempat di mana sekumpulan orang mempunyai sesuatu yang sama
13
secara geografis. Juga, saling mengenal satu sama lain sehingga tercipta interaksi
karena memiliki ketertarikan dan minat yang sama. Misalnya saja dari agama,
3. Berdasarkan komuni: Komuni dapat diartikan sebagai ide dasar yang dapat
dan minat yang sama dalam pekerjaan yang dimiliki yakni sebagai pengemudi ojek
online. Sehingga, komunitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah komunitas
Teori identitas sosial pertama kali dikembangkan pada tahun 1970-an oleh
Henri Tajfel. Teori ini pada dasarnya merupakan pengembangan lebih sistematis
dari minat pribadi Tajfel sebelumnya yang meliputi isu-isu seperti persepsi
konflik antarkelompok (Afif, 2015: 3). Teori identitas sosial adalah akumulasi dari
14
nilai-nilai kelompok yang diinternalisasikan ke dalam konsep diri individu itulah
yang kemudian disebut sebagai ‘identitas sosial’ individu (Abrams, 1996: 150).
mendefinisikan identitas sosial sebagai konsep diri seseorang yang berasal dari
dengan keterlibatan, rasa peduli dan juga rasa bangga dari keanggotaan dalam suatu
kelompok tertentu (Tajfel dalam Hogg dan Abrams, 1998). Hal ini juga sesuai
dengan pernyataan Hogg dan Abrams (1990) yang juga mendefinisikan bahwa
identitas sosial sebagai rasa keterkaitan, peduli, bangga dapat berasal dari
yang lain, bahkan tanpa perlu memiliki hubungan personal yang dekat, mengetahui
samping teori tersebut meyakini bahwa apa yang individu lakukan, pikirkan, dan
dari dirinya. Juga, teori identitas sosial melihat bagaimana upaya yang dilakukan
oleh para anggota kelompok untuk menaikkan posisi dirinya dan posisi
15
Hubungan antara diri dengan identitas kelompok menjadi dua hal yang
penting di mana Tajfel dan Turner menyatakan bahwa identitas sosial seseorang
keuntungan bagi kelompok yang ia tergabung di dalamnya. Selain itu, Tajfel dan
identitas sosial di atas, dapat dipahami bahwa identitas sosial adalah bagian dari
konsep diri individu yang berasal dari pengetahuan atas keanggotaannya dalam
sebuah kelompok sosial, dengan disertai adanya nilai-nilai, emosi, partisipasi, rasa
Seperti yang dikatakan oleh Turner dan Tajfel bahwa terdapat proses dalam
pembentukan identitas sosial di dalam sebuah kelompok. Hal ini yang selanjutnya
dibagi oleh mereka ke dalam tiga proses yang berperan dalam membentuk konsep
diri bagi para anggota kelompok yakni: (1) Kategorisasi sosial; (2) Identifikasi
16
1. Kategorisasi Sosial
antara anggota ingroup dan outgroup (Tajfel & Turner, 1979). Bagaimana
selanjutnya ini adalah cara penyediaan yang cepat dan efisien dalam
yang jelas tentang orang lain dan diri (Turner dkk., 1987).
seorang supir bus merupakan suatu cara yang singkat untuk mengatakan
beberapa hal lain tentang orang tersebut (Gelarina, 2016: 19). Bagaimana
antara lain adalah berdasarkan ras, etnis, agama, maupun status sosial
(Sarwono, 2007).
2. Identifikasi Sosial
17
eksternal (Tajfel, 1982). Sehingga, di tahap ini identifikasi sosial
bergantung pada tiga komponen identitas sosial yang ada yakni (Ellemers
dkk., 1999):
seseorang atau sekelompok orang rela melakukan apa saja agar dapat
18
3. Perbandingan Sosial
kelompoknya.
atau dominant;
19
2. Adanya perbandingan sosial memberikan penekanan tingkah laku yang
kelompok lain.
F. Metode Penelitian
Penelitian ini berangkat dari fenomena sosial mengenai ojek online yang
kini begitu mewarnai lalu lintas perkotaan, termasuk di Kota Tangerang Selatan di
keberadaan ojek online tergolong baru, telah banyak masyarakat yang memilih
untuk bergabung dan menjadi pengemudi ojek online sehingga kini, di banyak
pertanyaan penelitian yang ada. Maka dari itu, penelitian ini menggunakan metode
bentuk pemahaman yang lebih terkait dengan kerangka teoritis yang digunakan
dalam penelitian ini. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat alamiah
20
berbagai metode yang ada (Denzin dan Lincoln, 2003). Tujuan utamanya adalah
untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek serta objek
yang diteliti secara tepat (Neolaka, 2016: 22). Terlebih lagi, penelitian ini sejalan
rangka mencari dan dapat memberikan data penelitian yang dibutuhkan (Neuman,
2007: 299). Dalam hal ini, para informan merupakan para anggota komunitas
pengemudi ojek online. Teknik sampling yang digunakan peneliti adalah purposive
informan dalam kasus yang sedang diteliti. Dalam hal ini, data yang terkumpul di
setiap tahapannya mengalami progresivitas dan kedalaman data. Hal ini berguna
hentikan ketika data telah mengalami titik jenuh di mana data yang dikumpulkan
dirasa peneliti tidak lagi mengalami variasi dan/atau telah mampu menjawab
21
Pemilihan informan pertama merupakan hal yang sangat krusial, sehingga
harus dilakukan secara cermat dan teliti. Oleh karena itu, informan harus dipetakan
tidak dapat dijawab oleh orang lain; (2) Orang yang dapat merekomendasikan
peneliti kepada informan lain dengan kapasitas pengetahuan yang kurang lebih
bagian-bagian latar dan; (4) Orang yang membantu peneliti untuk menafsirkan
makna dari observasi peneliti (Marvasti, 2004: 52). Dalam hal ini, peneliti
diketahui bahwa informan Adoel menjadi anggota dalam salah satu komunitas
pengemudi ojek online terbesar di Kota Tangerang Selatan yang bernama Laga
Doang Tip Top. Sehingga dari informan Adoel, peneliti mendapatkan saran tentang
siapa yang dapat memberikan informasi guna mengklarifikasi dan menguatkan data
penelitian ini.
22
dengan kapasitas pengetahuan yang berbeda-beda dan dapat memberikan informasi
responden yang ada dan terkoneksi satu sama lain di dalam penelitian ini:
1. Anggota dalam Komunitas Laga Doang Tip Top: Adoel, Ajat, Teguh, dan
Ricky.
Pertama, basecamp milik Komunitas Laga Doang Tip Top yang berada di Jalan H.
data melalui data primer dan data sekunder terlebih waktu yang dihabiskan untuk
mengolah, menganalisis, dan menyajikan data yang berkaitan dengan penelitian ini
adalah dimulai dari bulan Desember 2018 sampai bulan September 2019.
23
F.4. Jenis dan Sumber Data
Data adalah segala sesuatu yang terkait dengan pengolahan, analisis, dan
penyajian data. Ia memiliki dua sumber data, yakni data primer dan data sekunder.
Singkatnya, data primer adalah data utama yang digunakan dalam penelitian.
Sedangkan data sekunder ialah data pendukung yang digunakan dalam penelitian.
Dalam penelitian ini, data primer diperoleh melalui: (1) Wawancara dengan
sepuluh orang informan anggota dalam komunitas pengemudi ojek online, seorang
pengemudi ojek online; (2) Observasi; dan (3) Dokumentasi foto. Sementara itu,
data sekunder yang peneliti peroleh dalam penelitian ini adalah melalui studi
kepustakaan. Terakhir, keseluruhan data yang diperoleh baik data primer maupun
data sekunder ialah berkenaan dengan penelitian yang peneliti lakukan dan
kebenarannya.
perilaku dan kegiatan yang dilakukan para subjek penelitian. Observasi dilakukan
dalam arti melihat ‘atmosfer’ dalam suatu lingkungan yang diobservasi. Atmosfer
yang dimaksud di sini ialah hal-hal yang terlihat yang meliputi aspek fisik (manusia,
tindakan) dan aspek non-fisik (hubungan sosial, identitas) sehingga peneliti dapat
24
menangkap keseluruhan gambaran dari lingkungan tersebut (Neuman, 2007: 287).
Kemudian, peneliti mencatat apa yang peneliti lihat dan/atau dengar, serta
melakukan observasi tersebut dengan alat bantuan kamera, karena seperti yang
pertanyaan dalam penelitian ini, namun peneliti tidak menutup kemungkinan untuk
Terakhir, untuk melengkapi data yang ada peneliti juga menggunakan data
sekunder yang peneliti peroleh melalui studi kepustakaan terhadap berbagai jurnal,
25
F.6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
kesimpulan, implikasi dan saran atau rekomendasi penelitian. Dalam hal ini,
penelitian.
b. Paparan data sesuaikan dengan sumber datanya, yaitu data wawancara, data
c. Pengolahan data sesuaikan dengan data yang telah dipaparkan, dan bentuk
26
Bab pertama: membahas mengenai pendahuluan yang terdiri dari
pengemudi ojek online, yang terdiri dari letak geografis komunitas pengemudi ojek
ojek online, dan alasan memilih pekerjaan sebagai pengemudi ojek online.
27
BAB II
A. Letak Geografis Komunitas: Laga Doang Tip Top dan Bambu Kuning
a. Berada dekat dengan jalan: Jalan R.E. Martadinata dan Jalan Otista Raya.
b. Dilewati oleh transportasi: Angkot 29, Angkot 106, Transjakarta S21, dan
Transjakarta S22.
RSIA Citra Ananda, Samsat, Suzuki Citra Asri Buana, Pasar Swalayan Tip
Finance, PLN, Ace Informa, Pos Indonesia, Giant, RS. Bhineka Bakti
28
Gambar II.A.1.1. Peta Jalan H. Hasim
(Sumber: https://google.com)
Basecamp dari Komunitas Laga Doang Tip Top sendiri berada dekat dengan
Pasar Swalayan Tip Top. Lebih tepatnya ia masuk ke dalam sebuah gang yang
berada tidak jauh di seberang pasar swalayan tersebut. Tanda merah di gambar
yang menjadi tempat bagi para anggota komunitas untuk berkumpul sembari
29
Gambar II.A.1.3. Jalan H. Hasim
terdekat dari basecamp milik Komunitas Laga Doang Tip Top. Sehingga, selain
menjadi salah satu jalan raya yang paling sering dilewati para anggota komunitas
pengemudi ojek online ketika mengambil dan/atau menjemput orderan yang masuk,
ia juga menjadi jalan raya yang akan selalu dilewati para anggota Komunitas Laga
a. Berada dekat dengan jalan: Jalan Tarumanegara, Jalan Pisangan Raya, dan
30
c. Bangunan: PT. Siwa Utama Kreasindo, Rumah Sakit Hermina Ciputat,
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Jakarta, Psikologi UIN Jakarta, Gedung
Ilmu Kesehatan UIN, Pusat Studi Al-Qur’an Yayasan Lentera Hati, dan TK
Mentari.
(Sumber: https://google.com)
Basecamp dari Komunitas Bambu Kuning sendiri berada dekat dengan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Lebih
31
Gambar II.A.2.2. Basecamp Komunitas Bambu Kuning
para pengemudi ojek online sedang berkumpul sembari menunggu orderan yang
terdekat dari basecamp milik Komunitas Bambu Kuning. Sehingga, selain menjadi
salah satu jalan raya yang paling sering dilewati para anggota komunitas pengemudi
ojek online ketika mengambil dan/atau menjemput orderan yang masuk, ia juga
32
menjadi jalan raya yang akan selalu dilewati para anggota Komunitas Bambu
transportasi, dan sumber daya manusia yang dimiliki. Sehingga, ia tidak menjadi
pilihan utama bagi masyarakat dalam melakukan mobilisasi dari satu tempat ke
mobilitas masyarakat tersebut dapat menjadi salah satu komponen utama bagi
Indonesia.
Indonesia (Kominfo) diketahui bahwa sejak tahun 2013 hingga tahun 2018 jumlah
menjadi negara ke-6 terbesar di dunia dalam hal jumlah pengguna internet (Hidayat,
Wicak, 2014).
33
Gambar II.B.1. 25 Negara Pengguna Internet Terbanyak Tahun 2013-2018
(Sumber: https://kominfo.go.id)
Terlebih, kini Indonesia tengah memasuki Revolusi Industri 4.0. masa di
mana para pelaku bisnis dalam dunia industri menggunakan internet untuk
yang besar di Indonesia yakni Gojek dan Grab. Keduanya memiliki latar belakang
34
informasi dan komunikasi di seluruh rantai nilai industri, mulai dari input, proses
dan output yang dihasilkan. Juga, bagi semua pihak yang terlibat dalam dunia bisnis
berbasis digital dengan tingkat efisiensi dan produktivitas yang lebih baik
seperti halnya ojek pangkalan, angkutan umum, dan taksi yang semakin lama dirasa
tersebut sering kali terjadi. Diketahui dari penelitian (Amalia, 2017) bahwa para
Hal ini terkait dengan izin operasi transportasi online yang hingga kini masih
mengundang pro dan kontra, warna plat kendaraan hitam dan bukan kuning yang
35
B.1 Sejarah Perusahaan Teknologi Transportasi Online: Gojek dan Grab
Seperti yang dikutip dalam laman online Republika bahwa Nadiem Makarim,
seorang pendiri dan CEO dari perusahaan Gojek mengatakan bahwa, “Naik ojek itu
enak, bisa cepat sampai dan terhindar macet,” Dirinya pun melanjutkan, “Ke mana-
mana saya naik ojek, tapi repotnya setiap kali butuh belum tentu ada. Sekalinya ada,
itu ditembak (tarifnya) tinggi banget.” Tidak hanya itu, keresahannya pun
perusahaan Gojek adalah berawal dari kebutuhannya yang sering kali menggunakan
jasa transportasi ojek konvensional namun sulit untuk dicari ketika dibutuhkan.
Nadiem pun merangkum bahwa setidaknya terdapat tiga masalah besar yang
Oktober 2010. Pada awal keberadaannya, baru terdapat dua puluh pengemudi yang
ikut bergabung dengan Gojek. Saat itu, Gojek masih sebagai call center yang
berbasis Android dan IOS untuk menggantikan sistem pemesanan melalui call
center tersebut. Kini, Gojek disebut sebagai perusahaan perintis yang menuai
36
beragam prestasi karena telah tersedia di lima puluh kota di seluruh Indonesia. Juga,
terhitung sejak tahun 2019 bahwa Gojek telah melakukan ekspansi perusahaan ke
empat negara lain di Asia Tenggara selain Indonesia, yakni Vietnam, Thailand,
Indonesia tidak lebih dulu dari perusahaan Gojek. Di mana perusahaan Gojek hadir
di Indonesia sejak tahun 2010, sedangkan perusahaan Grab hadir pertama kali di
negaranya sendiri pada bulan Juni tahun 2012 dan baru pada bulan Juni tahun 2014
keberadaan Grab pun bermula dari sekelompok orang yang frustrasi akan sulitnya
mencari taksi dan kini menjadi pendiri dari perusahaan Grab—Anthony Tan dan
GrabTaxi. Namun, tidak berselang lama dari itu tujuan mereka berubah menjadi
sesuatu yang lebih besar. Tidak hanya taksi, tetapi juga memberikan layanan dari
jenis transportasi lain seperti mobil dan motor sehingga nama GrabTaxi pun diubah
Uber—Perusahaan taksi asal Amerika Serikat yang didirikan pada bulan Maret
tahun 2009 oleh Garrett Camp dan Travis Kalanick, serta memiliki tujuan besar
37
untuk melakukan ekspansi ke seluruh negara di Asia Tenggara. Sebagai inovasi
baru pada tahun kedatangannya di Indonesia yakni pada tanggal 13 Agustus 2014,
Uber memperkenalkan dua jenis layanan barunya yang hanya ada di Indonesia
yakni Uber Motor di Jakarta, dan Uber Trip di Bali—Sebuah layanan sewa mobil
selama lima jam bagi para turis di Bali. Namun, keberadaannya tidak berlangsung
tarif yang relatif lebih murah bagi para konsumennya ternyata tidak mampu
membuat Uber bertahan di antara dua pesaingnya yang lain yakni Gojek dan Grab.
Di mana pada tahun 2018, Uber Indonesia secara resmi menyatakan bahwa
perusahaannnya telah diakuisisi oleh Grab. Alasannya adalah karena Uber gagal
Diketahui dalam laman online BBC bahwa dalam berbagai perkiraan, setiap
tahunnya Uber merugi ratusan juta dolar di Asia Tenggara. Tidak hanya itu, seorang
profesor asal Warwick Business School, John Colley, menyatakan bahwa, “Uber
sekarang berada di bawah tekanan untuk bisa menghasilkan uang sebelum IPO
2019, sebagaimana telah dijanjikan kepada para pemegang saham,” Ia pun kembali
menambahkan, “Di Cina, Rusia, dan sekarang Asia Tenggara, Uber ditekuk oleh
pesaing setempat yang memiliki pengetahuan dan koneksi lokal yang lebih baik.”
(Vaswani, 2018).
Liputan 6 bahwa Uber juga hengkang dari wilayah Asia Tenggara secara
keseluruhan, Cina, dan Rusia dengan menjual unit bisnisnya pada kompetitor pasar
global (I., Jeko, 2018). Melalui penarikan diri yang dilakukan oleh Uber dan
38
diekspansi oleh perusahaan pesaingnya—Grab, berhasil memperkuat posisinya
Gojek.
oleh masing-masing perusahaan, baik Gojek maupun Grab, dikutip dari laman
online CB Insights yang diterbitkan ulang oleh Katadata bahwa valuasi perusahaan
transportasi Gojek sudah mencapai US$ 10 miliar atau Rp 140 triliun yang berarti
39
bahwa penyedia layanan on-demand ini sudah menjadi Decacorn atau perusahaan
rintisan yang telah bervaluasi lebih dari US$ 10 miliar (Setyowati, 2019). Sehingga,
keberhasilannya menjadi Decacorn sejak bulan April 2019 lah yang selanjutnya
perusahaan teknologi asal Indonesia yang pertama kali meraih status Unicorn—
Sebuah status yang mengartikan bahwa suatu perusahaan telah bervaluasi lebih dari
US$ 1 miliar.
Indonesia bahwa sejak bulan Februari 2019 ia menduduki posisi ke-13 di dunia
yang telah bervaluasi sebanyak US$ 11 miliar. Sehingga, kini Grab tercatat menjadi
sejajar dengan perusahaan teknologi lain seperti Global Switch, Lyft, serta
Pinterest. Sebagai informasi tambahan, diketahui bahwa keberhasilan dari Grab ini
ternyata telah diperkirakan sebelumnya oleh sang pendiri, Hooi Ling Tan—
terhitung dari sejak awal keberadannya hingga kini Gojek telah memiliki sebanyak
1 juta orang pengemudi yang tersebar di lima puluh daerah Indonesia. Sedangkan
untuk Grab sendiri tidak memberi tahu jumlah pasti dari pengemudi yang telah
mereka miliki di Indonesia. Namun, secara pasti mereka menyatakan bahwa kini
40
Grab telah memiliki sebanyak 2,6 juta orang pengemudi di seluruh Asia Tenggara.
Indonesia telah membuka jenis lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. Ia tidak
yang merasa terbantu oleh keberadaannya. Suatu keuntungan yang bisa dirasakan
oleh banyak pihak, bahkan pemerintah pun merasakan dampak baik yang dihasilkan
suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Mula-mula, perlu diketahui bahwa
tingginya jumlah pengemudi yang tergabung ke dalam Gojek dan Grab-lah yang
terbentuk. Diketahui dari laman online Kumparan, Samuel, salah satu anggota
mereka (Tanpa nama, 2018). Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa terbentuknya
komunitas pengemudi ojek online berawal dari kesadaran para pengemudi ojek
41
online bahwa komunitas mampu menghasilkan keuntungan bagi mereka. Lebih dari
itu, kini komunitas pengemudi ojek online memiliki tujuan yang beragam. Tidak
hanya sebagai wadah aspirasi bagi mereka, namun juga sebagai wadah untuk
dapat saling berbagi pengalaman seputar pekerjaan sebagai pengemudi ojek online,
serta pembahasan lainnya yang tidak terkait dengan ojek online. Bagaimana
solidaritas yang tercipta ialah dengan cara memanfaatkan sebuah aplikasi pesan
saling bersenda gurau, membuat tempat berkumpul di beberapa lokasi untuk tempat
ojek online yang mengalami masalah dan/atau membutuhkan bantuan maka sesama
pengemudi ojek online lainnya tidak akan sungkan untuk membantu. Jika ada
pengemudi ojek online yang mengalami kecelakaan, maka sesama pengemudi ojek
online juga akan datang menjenguk orang tersebut. Tidak hanya itu, apabila
terdapat pengemudi ojek online yang meninggal dunia maka hampir semua
pengemudi ojek online yang ada di daerah tersebut akan ikut mengantarkan jenazah
Seperti yang dikutip dalam laman online Kompas bahwa terdapat sebuah
video viral di akun instagram @jktinfo, yang dikirim oleh seseorang bernama
42
pada Senin, 18 Maret 2019 ke rumah duka yang berada di daerah Bumiayu, Brebes,
ratusan ya yang mengawal karena banyak sekali pas saya tanya salah
satu driver yang ada di TKP mereka mengawal jenazah itu. Jenazahnya dibawa
Tidak hanya itu, solidaritas sosial yang dimiliki para pengemudi ojek online
juga dapat terlihat dari aksi demonstrasi yang mereka lakukan. Seperti yang dikutip
dari laman online Kompas bahwa pada 29 Maret 2019 terdapat sebanyak ratusan
pengemudi ojek online yang menggelar aksi solidaritas di Terminal Tidar, Kota
Magelang, Jawa Tengah, karena seorang rekan mereka dianiaya oleh seseorang
yang diduga merupakan pengemudi ojek pangkalan di sebuah warung kopi tidak
jauh dari terminal pada hari sebelum mereka melakukan aksi tersebut (Fitriana,
2019).
online. Bagaimana solidaritas sosial tersebut terbentuk tidaklah terlepas dari adanya
Setiap individu yakni para anggota komunitas baik yang berasal dari
Komunitas Laga Doang Tip Top maupun Komunitas Bambu Kuning memiliki
43
alasan yang berbeda dalam memilih pekerjaan sebagai pengemudi ojek online.
Dalam hal ini, terdapat empat pertanyaan yang peneliti pertanyakan kepada para
anggota komunitas terkait dengan alasan tersebut yakni: (1) Apa alasan Anda
memilih untuk bekerja sebagai pengemudi ojek online?; (2) Apa alasan Anda
memilih untuk menjadi anggota dalam komunitas pengemudi ojek online?; (3)
Bagaimana perasaan Anda bekerja sebagai pengemudi ojek online?; dan (4)
online? Keempat hal tersebut yang akan menjadi penekanan di dalam anak sub bab
ini.
Dalam hal ini, terdapat beberapa alasan mengapa para pengemudi ojek
pengemudi ojek online ialah karena sulitnya mencari pekerjaan pada sektor
yang lain. Sehingga, keputusan yang diambil oleh informan adalah dengan
“Cari kerjaan susah, udah ngelamar sana-sini gak keterima juga, akhirnya
ada ini yaudah ikut ngojek aja, tapi Alhamdulillah sih daripada nganggur
44
Keterbatasan pendidikan yang dimiliki informan juga menjadi
“Kalo saya jadi ojol ya karena mau sekolah juga udah gak mungkin, mau
kerja yang tinggi juga gak mungkin. Karena lulusan juga SMP, sekarang
lowongan pekerjaan paling cuma mau nerima SMK ke atas. Daripada kerja
ojek online ialah sebagai jalan keluar bagi dirinya dari himpitan ekonomi
“Awalnya karena iseng.. Terus udah mentok juga nyari kerja, tanya temen
ke kanan dan kiri nggak dapet lowongan kerja. Ada yang nyaranin coba
masuk ke salah satu ojek online, gitu. Udahlah akhirnya saya nyoba,
pengemudi ojek online ialah karena fleksibilitas yang ada dalam pekerjaan
45
tersebut. Bagaimana informan tidak ingin merasakan tekanan ketika sedang
tekanan kalo kerja. Emang dari dulu saya kalo bekerja maunya di lapangan..
rasa lebih baik dari pekerjaan yang sebelumnya. Dalam hal ini, informan
dengan tidak lagi menjadi pekerja di bawah suruhan orang lain. Hal ini
ane pribadi kerja udah pait, udah capek disuruh-suruh juga. Terus yang
kedua, udahlah bikin sim pas lagi ada lowongan tuh.. Udah jadi bikin sim.
46
memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarga. Sehingga, keputusan yang
diambil oleh informan ialah dengan menjadi pengemudi ojek online guna
keluarga yang tidak cukup jika hanya mengandalkan pekerjaan tetap milik
nyari tambahan, kalo dari dulu sampe sekarang sih saya kerja. Karena posisi
anak juga kuliah, ini dia udah mau wisuda” (Wawancara dengan Hendra,
tetap, namun pekerjaan tersebut tidak informan lakukan secara setiap hari
pada tiap minggunya karena terdapat shift dalam pekerjaan yang ia miliki.
Tapi saya kan kerjanya 4 hari kerja 4 hari libur. Jadi 4 hari yg kosong itu
online:
47
baik dari bekerja sebagai pengemudi ojek online, khususnya pada masa-
yang informan peroleh dari bekerja sebagai pengemudi ojek online adalah
Awal mulanya sih karena penghasilan bekerja sebagai ojek online yang
bagus, tapi ya gitu.. Waktu awal-awal ya kita masih susah karena konflik
sama opang.. Jalurnya tertentu aja, karena dijaga opang. Tapi kalo
sekarang mah udah tinggal enaknya aja. … (kalo pendapatan) lebih enak
dulu daripada sekarang, kalo dulu itu awal pertama masuk.. Satu bulan
pertama bisa sampe 12 juta bersih. Itu udah bersih di luar operasional
motor, bensin.. Itu saya udah bayar motor, udah buat dapur, buat susu
anak.. Udah semuanya. Mangkanya waktu itu kan sempet banyak orang
bank yang akhirnya jadi ngojek. (Wawancara dengan Habib, Tangerang
Selatan, 15 Juli 2019)
informan memiliki alasan yang lain mengapa pada akhirnya mereka mau
dalam Komunitas Laga Doang Tip Top ialah karena sejak awal bekerja
online yang merupakan anggota dari Komunitas Laga Doang Tip Top
48
“Karena emang dari awalnya kenalnya sama anak-anak dari komunitas ini”
Doang Tip Top, memiliki nama yang unik sehingga mampu menarik
sini yang bikin orang selain saya mungkin bakalan tertarik untuk masuk
komunitas ini. Satu, karena namanya yang unik Laga Doang.. Kalo bahasa
Komunitas Laga Doang Tip Top ialah karena seiring dengan berjalannya
komunitas Laga Doang Tip Top yang membuat para informan dan
anggota-anggota yang lain akan selalu saling membantu ketika salah satu
banget. Kayak di komunitas ini, jadi di sini kita ibaratnya kayak udah satu
tubuh.. Misalnya kepala sakit, pasti mulut bilang ‘aduh’ tangan megang
49
kepala, seperti itu” (Wawancara dengan Ricky, Tangerang Selatan, 18 Juli
2019).
Terdapat dua orang informan lain yang menyatakan hal yang sama
komunitas ini yang terdekat dari tempat tinggal saya. Saya kan tinggalnya
50
di daerah sini juga, di depan Puri Laras” (Wawancara dengan Anang,
51
BAB III
data yang telah peneliti peroleh dari penelitian lapangan terkait dengan
identitas sosial bagi para anggota di dalam sebuah kelompok. Berikut adalah
pembahasannya:
1. Kategorisasi Sosial
kelompok tertentu. Dalam hal ini, para pengemudi ojek online melakukan
sebagai pengemudi ojek online, baik yang berasal dari Gojek maupun Grab.
para pengemudi ojek online dalam mencari pendapatan akan selalu berada
52
di luar rumah yakni di jalan raya karena akan selalu menerima orderan dari
konsumen.
online. Seorang informan bernama Enden menyatakan bahwa, “Iya saya kan
kerja jadi ojol, mangkanya mau masuk komunitas biar banyak sodara lah
Selain itu, informan Adoel berkata sebagai berikut, “Iya sekitar setahun jadi
single fighter, gak ada setahun sih terus coba ikut komunitas ojol karena
saya pikir saya kan bekerja sebagai ojol. Jadi, kenapa nggak? Dari awal
kerja jadi ojol juga (saya) kenalnya sama anak-anak komunitas. Mereka juga
Ya, kalo saya sih karena saya nyari duitnya di jalan kan jadi saya harus
punya komunitas. Jadi kalo ada masalah apa-apa, kayak misalkan saya
narik nih ke daerah Bekasi. Saya gak tau nih daerahnya situ lewat opang
rawan atau nggak. Nanti kalo saya udah punya komunitas, saya screenshot
orderan saya, saya naikin ke grup.. Nanti di grup tuh dinaikin lagi ke daerah
yang saya tuju, nah ntar saya ditelepon sama anak sana. ‘halo bang, di mana
posisi?’ ‘di sini’ nanti dia nyamperin saya. Gitu.. Lebih ke aman aja sih,
ibaratnya ada yang backup gitu. (Wawancara dengan Jeffry, Tangerang
Selatan, 7 Mei 2019)
53
Hal ini sesuai dengan pernyataan Turner (Tajfel, 1982) dan Ellemers
sosial yang diartikan sebagai dua orang atau lebih yang mempersepsikan
diri atau menganggap diri mereka sebagai bagian satu kategori sosial yang
sama. Seorang individu pada saat yang sama merupakan anggota dari
Selain itu, seperti yang dikatakan oleh Turner dkk. (1987) bahwa
seperangkat harapan yang jelas tentang orang lain dan diri. Hal ini pula yang
terjadi bagi para anggota komunitas pengemudi ojek online di mana mereka
54
“Karena dulu kan sering ada gesekan sama ojek pangkalan, gitu. Jadi kita
buat itu aja sih dulunya, buat solidaritas. Kita buat persatuan, gitu. Tapi
sekarang Alhamdulillah sih udah adem walaupun kadang masih ada konflik
April 2019). Juga, pernyataan dari informan yang bernama Teguh, “Dulu
sering ribut sama opang tapi bukan karena itu aja sih.. Kita buat komunitas
supaya nanti sesama anggota bisa saling bantu kalo ada apa-apa”
terdapat pula peryataan dari seorang informan yang berkata bahwa, “Alasan
komunitas ojol dibentuk karena ada konflik sama opang itu memang benar,
tapi itu cuma salah satu faktor karena ada juga faktor lainnya. Kita bentuk
komunitas juga untuk penguatan internal ojol di mana kita jadi bisa saling
(Tajfel dan Turner, 2004: 283). Dengan demikian, di tahap selanjutnya, para
2. Identifikasi Sosial
55
dengan kelompok (1986: 8). Bagaimana selanjutnya diketahui bahwa
rasa bangga dari keanggotaan dalam suatu kelompok tertentu (Tajfel dalam
Hogg dan Abrams, 1998). Maka, dapat dipahami bahwa identifikasi sosial
Kesadaran ini yang selanjutnya terlihat dari nilai-nilai sosial yang mereka
komunitas karena hal itu menggambarkan hal yang benar dan sesuai untuk
56
Dengan demikian, nilai-nilai sosial yang dimiliki anggota komunitas
peraturan yang ada di dalam komunitas pengemudi ojek online, “Kopdar sih
yang diwajibin, kopdar bulanan sama uang kas perminggu, dan kalaupun
uang kas itu juga ada tamu pasti kan gak mungkin dikasih air putih doang
kan. Gunanya uang kas gitu., ada makan, listrik, dan buat lingkungan juga”
Kalo di sini juga ada peraturannya, begitu masuk kita gak boleh masuk
doang.. Kita empat bulan mesti nongkrong dulu, kenal sama anak-anaknya,
baru. Ibaratnya kita kerja training dulu. Jadi kalo masuk ke sini kita baik-
baik, kalo keluar juga harus baik-baik.. Gak seenaknya lah. … Belum
keputusannya setelah empat bulan itu.. Setelah kopdar sekali, dua kali,
sampe keempat kali.. Baru keputusannya dari situ, nih masuk gak ini anak..
Sungguh-sungguh gak, baru kita masukin grup. Mangkanya itu banyak
yang mau masuk Bambu Kuning, tapi kita tes kejiwaan dulu. Masalahnya
di sini orang-orangnya sablak semua. Orang-orang yang tegas-tegas
semua, becandanya juga kelewatan.. Jadi bisa bikin sakit hati. (Wawancara
dengan Jeffry, Tangerang Selatan, 7 Mei 2019)
Siapa aja boleh ke sini, yang bukan anak komunitas juga boleh ke sini yang
penting dia gak pake sandal jepit.. Itu peraturan yang pertama, yang kedua
dia kalo dateng harus Assalamu’alaikum dulu. Kalo di sini basecamp (BC)
yang paling tata tertib, dulu ada banyak tulisan tata tertib di sini kak.
Assalamu’alaikum dulu baru ngemeng, salaman juga jangan sama yang
kenal doang.. Misalkan Mbak kenal saya nih.. Mbak jangan salaman sama
saya doang tapi sama temen-temen saya gak disalamin, gitu. (Wawancara
dengan Enden, Tangerang Selatan, 7 Mei 2019)
Oh iya, ada peraturan yang musti dipatuhin sama anak komunitas ojol. Nah
gak bolehnya di ojol itu gini.. Yang paling utama itu kan banyak lady juga
cewek-cewek di ojol, jadi banyak terjadi cinta lokasi. Suka-sukaan gitu, ya
silahkan kalau lo mau cinlok tapi jangan sampe pacaran di basecamp, gitu.
Itu kan bisa bikin nama basecamp jadi jelek. Nah terus aturan di komunitas
itu para anggota gak boleh punya dua komunitas, susah dong kalo punya
komunitas lebih dari satu. Tapi tidak dilarang orang dari mana aja untuk
57
masuk ke suatu komunitas, mau orang Jakarta Utara misalkan masuk ke
Bambu Kuning di Tangerang Selatan itu boleh. (Wawancara dengan Kong
Nano, Tangerang Selatan, 17 Mei 2019)
Dalam hal ini, meskipun peraturan tersebut bersifat tidak formal dan
tegor baik-baik, tapi kalo dia udah batu nggak ngedengerin ya kita keluarin”
informan yang bernama Jeffry menyatakan bahwa, “Di sini kopdar tiap
dikeluarin. Sebenernya sih kita peraturan kayak gitu ya biar ngumpul aja.
Mei 2019).
ojek online adalah nilai: (1) Komitmen; (2) Ketaatan; (3) Ketertiban; dan
(4) Kebersamaan.
58
Selanjutnya, selain memiliki keempat nilai sosial di atas para
anggota komunitas pengemudi ojek online juga memiliki rasa peduli dan
peduli yang dimiliki anggota komunitas pengemudi ojek online ialah dapat
Juga, pernyataan dari informan lainnya bahwa, “Maksudnya kalo ada temen
ojol yang sakit, saya suka jengukin. Suka ngajak temen-temen ojol buat
Mei 2019).
Tidak hanya itu, para anggota komunitas pengemudi ojek online juga
doang.. Sama masyarakat juga kita bantu, misalkan dia celaka.. Kita foto
KTP-nya, kita naikin ke grup.. Anak sana nanti yang crosscheck ‘Pak, ini
keluarga ada yang berduka’ gitu, dikasih tau. Misalkan anak Monas nih..
Entar ojol yang di Monas nih yang crosscheck ke rumah duka itu sesuai
59
… Ada hikmahnya juga jadi anggota komunitas ojol.. Yang dulunya ada
celaka, kita mah cuek aja kebanyakan. Kalo sekarang kan mau ojol kek
mau bukan, ya tetep kita tolong. Sekedar sampein ke rumah sakit, nunggu
orangtuanya apa keluarga nya dateng baru kita lepas tangan. Di situ kita
juga berani untuk jadi jaminan, supaya bisa ditindaklanjuti, diutamakanlah.
Kalo gak ada jaminan kan rumah sakit nya gak mau. Entar kalo udah ada
jaminan ya kita cari keluarganya, ah misalnya jauh nih di Utara.. Kita
taekin nih ke Barat, umpamanya orang Barat ada yang celaka di sini masuk
ke rumah sakit. Kita taekin ke Barat, kita foto KTP-nya.. Tutupin nomor
NIK-nya doang. Entar di sono yang nyari, nanti nyampe dah ke mari.
(Wawancara dengan Ajat, Tangerang Selatan, 10 April 2019)
dimiliki oleh setiap komunitas pengemudi ojek online yakni Unit Reaksi
Cepat (URC). Berikut adalah pernyataan dari dua orang informan mengenai
URC itu sebenernya untuk lakalantas, untuk keadaan yang darurat.. Ada
temen yang sakit, itu tugasnya URC. Dulu tujuan kita bikin begitu, jadi
temen-temen kita yang lagi narik ini nanti gak terganggu.. Karena udah ada
URC. Nah, jadi mereka yang di URC ini yang ditugasin, tapi URC ini
karena dia terganggu aktivitasnya oleh banyak lakalantas.. Dulu kita kasih
mereka uang bensin, supaya dia juga punya duit buat bensin. Kalo dia cuma
ngurusin lakalantas entar bininya bisa-bisa kabur karena gak ada
pemasukan, udah banyak cerita yang begitu. (Wawancara dengan Kong
Nano, Tangerang Selatan, 17 Mei 2019)
Iya, jadi kalo URC di Jakarta Selatan ya namanya URC Jakarta Selatan,
kalo URC di Tangerang Selatan ya URC Tangerang Selatan gitu. Setiap
komunitas pasti punya URC mangkanya di tiap-tiap daerah pasti ada URC
pusatnya. Kalo tugas URC ya ngejalanin tugas yang di luar komunitas aja
kayak ngejaga dan ngerangkul semua anak komunitas gitu.. Yang pada
mau rehat atau butuh bantuan karena nggak tau jalan atau gimana nanti kita
60
bantu. Bukan cuma ke sesama anggota aja, kita juga bantu masyarakat
yang butuh bantuan kita kayak kecelakaan atau tewas di tempat itu juga
kita bantu. (Wawancara dengan Isam, Tangerang Selatan, 7 Mei 2019)
Seorang informan menyatakan bahwa, “Karena kita peduli semua, kan suatu
saat kita juga pasti kayak gitu. Namanya hidup di jalan kita gak bisa sendiri,
sebagai berikut, “Ya karena mau saling menolong aja, toh nggak ada
ruginya. Kalo bisa saya bantu ya saya bantu, mau ke sesama temen ojol atau
sih … Sebenernya sih kalo kita mau bisa lebih banyak anggota. Cuma kita
tahan, paling sekarang cuma ada 31 anggota. Kalo di sini pengurus inti ada
yang bernama Ajat dari Komunitas Laga Doang Tip Top menyatakan
61
Seorang informan berbicara mengenai struktur yang ada di URC,
“… Kalo URC nanti strukturnya beda lagi. Itu dia se-Tangsel. Kebetulan itu
juga sering kali membantu tugas yang dimiliki para pengurus dari URC, “...
Tapi bukan berarti anggota cuma jadi anggota doang, sebagian ya juga suka
bantu para pengurus khususnya para pengurus URC yang ada dari
2019). Selain itu, berikut adalah pernyataan dari seorang informan yakni
Teguh:
Makanya misalnya kayak siapa nih dari komunitas ini ngeliat ada
kecelakaan, itu gak harus dari URC-nya. Jadi, siapapun yang ada di lokasi
itu ya dia harus cross-check itu, yang kecelakaan siapa, kecelakaan tunggal
apa kecelakaan karena apa gitu ya kan. Setelah di cross-check terus
identitasnya diliat baru dinaikin di grup, kira-kira ada yang kenal.
Takutnya ada yang kenal dari mana dari mana, gitu. (Wawancara dengan
Teguh, Tangerang Selatan, 10 April 2019)
62
Gambar III.2.2. Struktur Komunitas Bambu Kuning
ojek online juga memiliki grup-grup sahabat di sebuah aplikasi pesan instan
63
Kalo misalkan ada yang mau ngalong terus mau naikin screenshot minta
tolong biar dipantau sama anak URC itu bisa langsung bilang ke grup-grup
sahabat.. Sahabat Bambu Kuning, misalnya. ‘bang Akbar, gue dari anak
Tanjung Priuk nih.. Gue mau nganter ke Pamulang, udah jam 9 malem nih
tolong dipantau dong’ Nah si Akbar nanti nyambut di WA.. ‘Oke siap’ gitu.
Nanti anak-anak tuh tau semua sampenya jam berapa, ‘lu udah otw
belum?’ kata dari yang mau dateng, ‘ini baru mau otw bang’ Itu kan bisa
sekitar 2 jam, dari jam 9 sampe di sini jam 11, nah nanti dia ngasih tau tuh
ke semua, nanti yang dari sini tuh tau ada temen dari Tanjung Priuk yang
mau ke Pamulang, gitu. Itu nyebar ke semua grup, bukan ke Sahabat
Bambu Kuning aja, jadi dia ngomongnya di Sahabat Bambu Kuning.. Tapi
nanti itu ke-share ke grup WA yang lain. Di share sama sesama ojol, gitu.
(Wawancara dengan Kong Nano, Tangerang Selatan, 17 Mei 2019)
Selain itu, tidak hanya sebuah wadah yang bernamakan URC yang
menunjukkan bahwa terdapat rasa peduli yang dimiliki oleh sesama anggota
peduli terhadap masyarakat umum lainnya. Hal ini dapat terlihat dari adanya
sebagai berikut:
64
Pengawalan paling jauh pernah saya sama Isam ke Sukabumi, dari sini kita
ke Sukabumi. Meninggal dia, kecelakaan di Jakarta. Dari Rumah Sakit
Pelni.. Dari Jakarta Barat langsung ke sono. Semuanya naik motor. Jadi
kita buka-tutup jalan. Anak-anak BC yang lain juga pada ikut, itu mah
panggilan hati jatohnya.. Sukarela aja. (Wawancara dengan Enden,
Tangerang Selatan, 7 Mei 2019)
… Dulu saya sering ngawalin orang, akhirnya saya ngerasain juga waktu
celaka tuh.. Kepala saya kebentur trotoar, tengkorak saya jadi retak..
Sampe sekarang gak bisa bener-bener dibenerin kan, jadi kayak orang pilek
terus. Itu seminggu saya baru sadar, katanya istri saya sih waktu itu yang
ngawalin banyak banget. Banyak anak-anak driver yang nangis, waktu itu
saya ada di RS. EMC. Akhirnya saya musti di operasi plasik, itu anak-anak
yang ngebiayain bukan dari uang saya. Anak-anak ojol pada nyari duit
ngecrek di jalan. (Wawancara dengan Kong Nano, Tangerang Selatan, 17
Mei 2019)
dimiliki. Hal ini dapat terlihat dari jawaban yang dimiliki para informan
65
bahwa, “Bangga, karena komunitasnya Alhamdulillah udah banyak yang
kenal. Jadi kalo kemana-mana aman, kalo kita ketemu anak komunitas lain..
Isam, Tangerang Selatan, 15 Juli 2019). Informan lain yakni Anang berkata
sebagai berikut, “Saya bangga kerja jadi ojol, apalagi dulu waktu awal-awal
kerja di sini. Pake jaket Gojek begini.. Keren hahaha (Wawancara dengan
Teguh pun berkata bahwa, “Kalo dibilang seneng sih seneng karena jadi
bangga.karena komunitas Laga Doang kan udah gede juga namanya.. Saya
juga jadi salah satu yang bangun komunitas ini” (Wawancara dengan Teguh,
seorang informan lainnya, “Seneng dan bangga juga, karena komunitas ini
solid sih.. Kalo sesama anggota ada apa-apa ya dibantu. Kayak kemaren
koorlap abis kecelakaan motornya ancur ya udah kita patungan buat ganti
Juli 2019).
terhadap komunitas yang mereka miliki. Hal ini sesuai dengan pernyataan
66
Tajfel (1981) bahwa individu memiliki penilaian terhadap kelompok
ojek online yakni: (1) Penilaian terhadap kelompok; (2) Penilaian terhadap
menyatakan bahwa:
Iya kan (nggak ada BC ojol yang segede BC sini)? Pada kecil-kecil haha,
cuma ini doang paling gede. … Di seluruh Tangsel ini doang yang gede,
tapi kalo yang lebih nyaman lagi enak ya ada noh BC Lima Benua. Lima
Benua ada di Jalan Dewantara situ, dia ruko. Cuma ya kalo ditutup mah
tetep lekep, kalo di sini mah adem. Kayak kantor modelnya, ruko gitu. Satu
ruko disewain. Banyak yang lebih keren lagi di Taman Mini, tapi gak
terlalu gede (Wawancara dengan Teguh, Tangerang Selatan, 10 April
2019)
Karena ada beberapa hal di sini yang bikin orang selain saya mungkin
bakalan tertarik untuk masuk komunitas ini. Satu, karena namanya yang
unik Laga Doang.. Kalo bahasa Betawinya kan artinya banyak gaya.
Kedua, karena persaudaraannya.. Kentel banget. Kayak di komunitas ini,
jadi disini kita ibaratnya kayak udah satu tubuh.. Misalnya kepala sakit,
67
pasti mulut bilang ‘aduh’ tangan megang kepala, seperti itu. (Wawancara
dengan Ricky, Tangerang Selatan, 18 Juli 2019)
ya dibantu pas di sana (ketika mengambil orderan ke tempat yang jauh atau
pernyataan dari informan yang lain, “Ya Alhamdulillah enaknya saya punya
komunitas begitu, nggak punya duit mampir ke basecamp lain dapet makan
dapet minum dapet kopi, apalagi kalo udah kenal. (Wawancara dengan
Justru malah seneng. Itu tergantung orangnya, jadi kayak gini.. Ini ada
komunitas, kalo orang-orangnya bisa kalo bahasa orang mah menitipkan
diri lah. Jadi nitipin dalam arti kita nih tinggal di kampung orang, nah di
jalan kita gak kebut-kebutan lah atau gimana. Kalo kita ugal-ugalan
lewatnya, gak permisi sama orang sini ya pasti orang-orangnya juga marah.
Apalagi kan namanya order-an dari ojol ini kan bolak-balik, gak mungkin
satu orderan udah langsung ilang gak balik lagi. Pasti balik lagi ke
basecamp kan. Namanya orang kan kadang ada yang gak seneng, tapi kalo
kitanya bisa jaga diri, kitanya sopan santun sama lingkungan ya orang juga
segen gak bakalan kesel. (Wawancara dengan Teguh, Tangerang Selatan,
10 April 2019)
68
merupakan masyarakat di sekitar basecamp milik komunitas pengemudi
ojek online. Seorang informan bernama Yuli menyatakan bahwa, “Enak sih,
jadi rame. Mereka juga suka beli jajanan di saya kan” (Wawancara dengan
Yuli, Tangerang Selatan, 18 Juli 2019). Informan lain yang bernama Ani
pun menyatakan bahwa, “Iya, hubungan abang ojol di sini sama masyarakat
baik-baik. Enak aja sih, karena banyak orang di sini juga. … Kalo ada yang
misalkan melahirkan atau hajatan juga mereka suka pada dateng kok kalo di
dari seorang informan, “Gimana ya.. Udah nyaman begini sih, jadi nggak
mau cari kerjaan lain. Kita kalo kerja tempatnya enak, gajinya lebih gede
tapi kalo kerja nggak nyaman kan males juga” (Wawancara dengan Habib,
beirkut, “Gue males kerja gak kaya-kaya yang kaya malah bosnya doang,
padahal dulu gue kerja jadi manajer di produksi pertambangan batu bara itu
69
kan. Pulang dari Kalimantan gue daftar Grab. Alhamdulillah, gue ngerasa
selanjutnya diketahui bahwa terdapat harga diri yang tinggi bagi para
komunitas pengemudi ojek online juga akan merasa bangga telah menjadi
bagian dari kelompok yang dianggap memuaskan tersebut. Hal ini sesuai
anggota komunitas pengemudi ojek online akan melakukan apa saja agar
favoritsm effect). Ingroup favoritism effect yang dimiliki oleh para anggota
komunitas pengemudi ojek online ialah dapat terlihat dari nilai-nilai sosial
nilai budaya dalam ranah individual yang mana akan melahirkan konstrual
70
diri seorang individu. Konstrual diri yang dimaksud yaitu cara individu
berpikir, merasa, dan bertindak sejalan dengan nilai-nilai budaya pada suatu
yakni Isam menyatakan sebagai berikut, “Kayak yang tadi saya bilang.. Ada
yang baru training satu bulan, langsung ilang gak ada kabar padahal mau
masuk sini kan susah di-training dulu empat bulan. Ya udah itu berarti gak
serius. Kalo yang udah pada masuk sini, pasti pada kagak mau keluar..
Sampe seluruh Indonesia tuh udah tau BC Bambu Kuning tuh tertib, anak-
anaknya tertib juga. Kalo ada yang ngaku-ngaku anak Bambu Kuning pake
sandal jepit itu gak ada yang percaya, soalnya anak sini kalo nge-beat harus
pake sepatu. Kita juga gak respon sama tamu yang pake sandal, kalo ada
tamu yang kayak gitu ya kita diemin.. Biar dia tau apa nih kesalahan gue,
gitu. (Wawancara dengan Enden, Tangerang Selatan 7 Mei 2019)
48). Di samping bahwa secara umum orang lebih suka memandang dirinya
71
sendiri secara positif daripada secara negatif (Tajfel dan Turner, dalam
3. Perbandingan Sosial
Pada tahap ketiga, seperti yang dinyatakan oleh Tajfel dan Turner
penekanan perbedaan pada hal-hal yang terasa berbeda pada ingroup dan
outgroup (Tajfel & Turner, dalam Hogg dan Abrams, 1990). Dalam hal ini,
pengemudi ojek online terhadap pengemudi ojek pangkalan ialah terdiri dari
beberapa hal yakni: (1) Ukuran numerik kelompok; (2) Pendapatan yang
Selatan, 10 April 2019). Selain itu, berikut adalah pernyataan dari informan
anggotanya kan. Satu anggota bisa 30-an orang atau 40 orang, macem-
2019).
72
Ketika jumlah dari para anggota komunitas pengemudi ojek online
opang situ kalo dia tau driver-nya anak komunitas nih, dia gak bakal berani
karena kan pasti satu komunitas dateng semua” (Wawancara dengan Jeffry,
Tangerang Selatan, 7 Mei 2019). Selain itu, berikut adalah pernyataan dari
informan yang lain, “Iya, tapi kalo kita ramein kalah dia. Bener, kayak di
kalo udah teriak di wadah (grup) gitu” (Wawancara dengan Isam, Tangerang
yang dimiliki oleh para pengemudi ojek online termasuk di dalamnya para
disandingkan dengan para pengemudi ojek pangkalan. Hal ini terkait dengan
informan yang lain berkata bahwa, “Kalo pendapatan mah bisa dibilang di
atas opang lah, ya walaupun gak sebanyak dulu yang saya bilang barusan,
73
pernah sebulan sampe dapet 12 juta bersih. Kita bukannya apa dari yang
tempatnya jauh pun kita bisa dapet dari aplikasi. Pergi kemana, nanti arah
Juli 2019)
termasuk para anggota komunitas pengemudi ojek online ialah tinggi jika
punya ya ada pin, bendera, rompi, kaos, emblem. Semua komunitas lain
Selatan, 18 Juli 2019). Selain itu, berikut adalah pernyataan dari informan
lainnya, “Atribut sih ya.. Kalo kita kan pake jaket, helm, segala macem”
bahwa, “Ya paling bedanya kita sama opang ya atribut, kalo kitakan pake
helm, jaket dari perusahaan belum lagi kadang kita timpa sama jaket
74
Selatan, 15 Juli 2019). Juga, berikut adalah pernyataan dari informan Isam,
“… Kalo atribut opang itu ya kebanyakan cuma pake jaket biasa.. Kagak
pake sepatu. Kalo yang udah ada komunitas itu pasti diatur dia, kayak di sini
gak boleh pake sandal jepit harus pake sepatu. Kita narik kalo ke sini pake
sandal jepit nanti diinjek kakinya sama kita.. Sama anak-anak semuanya”
yang dimiliki oleh para anggota komunitas pengemudi ojek online. Tidak
hanya helm dan jaket yang mereka peroleh dari perusahaan teknologi
transportasi online yakni Grab dan Gojek, para anggota komunitas pun
jumlah komunitas pengemudi ojek online yang ada kini jumlahnya semakin
banyak maka dibuatlah perbedaan melalui logo yang menjadi ciri khas dari
online. Misalnya saja, Komunitas Laga Doang Tip Top selalu melibatkan
nama dari salah satu pasar swalayan yang bernama Tip Top pada atribut
yang mereka miliki karena penamaan Komunitas Laga Doang Tip Top yang
75
informan yang bernama Teguh, “… Kita bikin grup itu tadinya bukan Laga
Doang Tip Top, bukan. cuma Tip Top Ciputat doang, jadi sekarang ada
tambahan lagi. Kenapa dibikin Laga Doang? Banyak bacotnya doang, narik
mereka. Berikut adalah pernyataan dari seorang informan yakni Isam, “Kalo
di sini kan (Komunitas) Bambu Kuning ya udah kita ada logo gambar pohon
demikian, logo dan atribut yang merupakan satu-kesatuan bagi para anggota
begitu saja melainkan terdapat alasan mengapa logo dan atribut yang
mereka miliki akhirnya terbentuk Berikut adalah gambar dari logo sekaligus
76
Gambar III.3.1. Logo Komunitas Laga Doang Tip Top
modern seperti sekarang ini para pengemudi ojek pangkalan belum mau
77
terbuka dengan keberadaan teknologi yang bernama handphone dan
jaringan internet. Sehingga, mereka masih terjebak dengan pola pikir lama
“Kalo menurut saya sih mereka itu nggak mau ngikut perkembangan jaman.
Daripada kita punya handphone bagus, punya paket data tapi nggak
dipergunakan buat nyari duit kan. Dari pada cuma nungguin penumpang
mending kita yang gerak. Emang bener sih rezeki udah ada yang ngatur, tapi
kan kita juga harus usaha” (Wawancara dengan Habib, Tangerang Selatan,
15 Juli 2019).
… Dulu kan mereka liat kalo ojek online ini orang bodoh.. Mau aja dibayar
murah, tapi mereka nggak paham gitu kalo opang ini kan sekali narik 10
atau 15 ribu. Nah kalo kita kan dulu masih ada yang 7 ribu 5 ribu, tapi kan
mereka nggak tau kalo itu kita bisa estafet setiap hari. Mereka harus
nunggu lagi berjam-jam, kalo kita paling kalo nunggu cuma permenit
perdetik udah dapet lagi. (Wawancara dengan Hendra, Tangerang Selatan,
15 Juli 2019)
Berdasarkan dari dua pernyataan tersebut, maka dapat dipahami
78
pemikiran para pengemudi ojek online yang sudah mau terbuka dengan
pangkalan, maka dapat dipahami bahwa keempat hal tersebutlah yang pada
akhirnya juga menjadi keunikan bagi identitas kelompok yang dimiliki oleh
para anggota komunitas pengemudi ojek online. Dalam hal ini, Tajfel
mampu menjelaskan siapa diri mereka yang sebenarnya, tetapi juga mampu
296).
negatif (prasangka) oleh para anggota komunitas (ingroup). Hal ini sesuai
dengan pernyataan Tajfel dan Turner bahwa dalam proses yang dinamakan
79
prasangka ini merupakan proses yang terjadi dalam setiap kelompok karena
positif dan identitas outgroup yang negatif (Turner dan Giles, 1987).
80
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
ojek online membentuk identitas sosial karena adanya kesamaan berdasarkan jenis
pekerjaan yang dimiliki yakni sebagai pengemudi ojek online. Juga, konflik dengan
karena sering kali merasa khawatir jika suatu saat akan mendapatkan musibah.
Sehingga, mereka mencari rasa aman ketika berada di jalan raya dengan bergabung
81
Lalu, secara tidak langsung upaya dan pengorbanan yang dilakukan oleh
ojek online. Penilaian positif untuk anggota komunitas pengemudi ojek online
selaras dengan nilai dan norma yang ada dalam komunitas. Ketika individu
komunitas memiliki rasa peduli dan rasa bangga terhadap keanggotaannya dalam
komunitas. Peneliti menemukan bahwa adanya rasa peduli dan rasa bangga dari
para anggota komunitas berdampak pada eksistensi dari komunitas pengemudi ojek
online. Wujud kepedulian terlihat dari kegiatan anggota komunitas yang akan saling
82
membantu satu sama lain ketika salah satu dari anggota sedang mengalami
musibah.
Selain peduli kepada sesama anggota komunitas, mereka juga peduli dengan
kecelakaan lalu lintas. Selain URC, kepedulian anggota komunitas juga tampak
pada kegiatan escorting atau pengawalan kecelakaan lalu lintas baik kepada sesama
umum lainnya.
komunitas yang dilihat dari bangganya mereka terhadap ukuran basecamp, nama
komunitas yang unik, dan segi solidaritas yang kuat dalam komunitas.
komunitas bahwa mereka merasakan adanya rasa persaudaraan yang kuat di antara
komunitas terhadap pandangan orang lain di luar komunitas. Hal ini berkaitan
83
pengemudi ojek online yang memiliki basecamp di sekitar tempat tinggal
penilaian positif dari masyarakat sekitar basecamp karena anggota komunitas tidak
kegiatan.
tahap kategorisasi sosial dan identifikasi sosial, mereka masuk ke tahap terakhir
yakni perbandingan sosial yang menurut Tajfel dan Turner merupakan tahap yang
yang dilakukan oleh anggota komunitas pengemudi ojek online dengan pengemudi
online yang lebih besar daripada pengemudi ojek pangkalan dan pendapatan yang
pengemudi ojek pangkalan. Juga, hal paling menonjol yang membedakan anggota
komunitas pengemudi ojek online dengan pengemudi ojek pangkalan ialah terlihat
berdasarkan berbagai macam atribut yang mereka kenakan. Atribut seperti logo,
pin, bendera, rompi, kaos dan emblem melambangkan keberagaman yang dimiliki
oleh tiap-tiap komunitas pengemudi ojek online yang tersebar di berbagai wilayah
pemanfaatan teknologi, di mana pada hakikatnya pengemudi ojek online lebih baik
84
dalam hal pemanfaatan teknologi dibandingkan dengan para pengemudi ojek
pangkalan.
komunitas pengemudi ojek online, dapat dipahami bahwa terdapat prasangka yang
dan meningkatkan identitas sosial, serta self esteem ‘harga diri’ mereka sebagai
anggota komunitas pengemudi ojek online. Seperti yang dikatakan oleh Turner dan
ingroup yang positif dan mencoba membangun identitas outgroup yang negatif
(Turner dan Giles, 1987)—Tak terkecuali bagi para anggota komunitas pengemudi
ojek online.
B. Saran
transportasi online yang dapat dikatakan sebagai fenomena baru dan merupakan
tersebut dapat membuat para peneliti lebih tertarik untuk mengkaji lebih dalam
85
kekurangan yang ada dalam penelitian ini. Namun, fakta bahwa jaringan sosial
yang digunakan oleh para anggota komunitas pengemudi ojek online menarik untuk
suatu komunitas?”
massa guna melakukan aksi protes, baik kepada pemerintah maupun pihak
yang mereka anggap tidak sesuai. Hal tersebut memiliki tujuan untuk meningkatkan
posisi tawar mereka di mata pemerintah dan perusahaan, atau penelitian selanjutnya
mampu mengalami pergeseran makna apabila ditarik pada konteks masyarakat sipil
86
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Abrams, D. 1996. Social Identity, Self as Structure and Self as Process. Dalam W.
Peter Robinson (Ed), Social Groups and Identities: Developing the Legacy
of Henri Tajfel. Oxford: Butterworth-Heinemann Linacre House, Jordan
Hill.
Afif, Afthonul, 2015, Teori Identitas Sosial, Yogyakarta: UII Press.
87
Sarwono. 2007. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Silalahi, Uber. 2010. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.
Soerjono, Soekanto. 2015. Sosiologi Suatu Pengantar. Edisi Revisi. Jakarta: PT
Raja Grafindo Jakarta.
Supratiknya, A. 2006. Komunikasi Antarpribadi: Tinjauan Psikologis. Yogyakarta:
Kanisius.
Tajfel, Henri. 1972. Social Categorization. Dalam S. Moscovici (Ed.), Introduction
à La Psychologie Sociale. Paris: Larousse.
Tajfel, H., dan Turner, J. C. 1979. An Integrative Theory of Social Confict. Dalam
W. Austin, dan S. Worchel (Eds), The Social Psychology of Intergroup
Relations. California: Brooks/Cole.
Tajfel, Henri. 1982. Introduction. Dalam Henri Tajfel (ed.), Social Identity and
Intergroup Relations. London: Academic Press.
Tajfel, H., dan Turner, J. C. 1986. The Social Identity of Intergroup Behavior.
Dalam S. Worchel dan W.G. Austin (Eds.), Psychology of Intergroup
Relations (2nd Edition). Chicago: Nelson-Hall.
Tajfel, H., dan Turner, J. C. 2004. The Social Identity Theory of Intergroup
Behavior. Dalam J. T. Jost dan J. Sidanius (Eds.), Key Readings in Social
Psychology. Political Psychology: Key Readings. New York: Psychology
Press.
Turner, J.C, dan Giles, H.. 1985. Intergroup Bahavior. Oxford: Basil Blackwell
Ltd.
Turner, J.C., Wetherell, M., Reicher, S.D., Hogg, M.A., dan Oakes, P.J. 1987.
Rediscovering the Social Group: A Self Categorization Theory. Inggris:
Basil Blackwell.
Usman, Sunyoto. 2015. Esai-Esai Sosiologi Perubahan Sosial. Jogjakarta: Pustaka
Pelajar.
Wenger, Etienne. 2002. Cultivating Communities of Practice. Brighton: Harvard
Business School Press.
West, Ricard dan Lynn H. Turner. 2008. Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi.
Jakarta: Salemba Humanika.
88
Suporter Flower City Casuals Dalam Mendukung Persib Bandung).
Ensains: 1(2): 83-88.
Bidara, Indah Putri dan Martinus Legowo. 2015. Keberadaan Kelompok Waria
Mojosari (Perwamos) Dalam Mempertahankan Identitas di Kecamatan
Mojosari Kabupaten Mojokerto. Paradigma: 3(2): 1-10.
Ellemers, N., Kortekaas, P., & Ouwerkerk, J. W. 1999. Self-categorisation,
Commitment to the Group and Group Self-esteem as Related but Distinct
Aspects of Social Identity. European Journal of Social Psychology: 29(2-3):
371-389.
Fathy, Rusydan. 2017. Modal Sosial dan Ketahanan Ekonomi Ojek Pangkalan
(Studi Kasus: Ojek Pangkalan Salemba di Salemba Raya Jakarta Pusat).
Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Gelarina, Diyala, 2016, Proses Pembentukan Identitas Sosial Waria di Pesantren
Waria Al-Fatah Yogyakarta. Jurnal Kajian Islam Interdisiplin: 1(1): 31-59.
Kartika, Innez Sari dan Drajat Tri Kartono. 2018. Transformasi Identitas Sosial
Tenaga Kerja Indonesia (Studi Deskriptif Transformasi Identitas Sosial TKI
Pasca Migrasi di Kelurahan Mojorejo, Kecamatan Karangmalang,
Kabupaten Sragen). Journal of Development and Social Change: 1(2): 87-
100.
Lisdiantini, Netty, Subiyantoro, dan Yosi Afandi. 2019. Peranan Fashion dan
Pakaian Sebagai Komunikasi Identitas Sosial. Epicheirisi: Jurnal
Manajemen, Administrasi, Pemasaran dan Kesekretariatan: 3(1): 9-15.
Natadjaja Listia dan Paulus Benny Setyawan. 2016. Creating Community through
Design: The Case of Go-Jek Online. International Journal of Cultural and
Creative Industries: 4(1): 18-27.
Nurmalita, Fransisca Hapsari Utami dan Betty Yuliani Silalahi. 2013. Hubungan
Antara Identitas Sosial dan Konformitas pada Anggota Komunitas Virtual
Kaskus Regional Depok. Proceeding PESAT: 5: 93-98.
Octawidyanata, Ahmad Qhalvin, 2016, Studi Deskriptif Mengenai Identitas Sosial
Anggota KBPP yang Bergabung ke Dalam Kelompok Geng Motor Brigez
di Sukabumi, Skripsi. Universitas Islam Bandung.
Purnama, Wulan Sari. 2017. Konstruksi Identitas pada Komunitas Game Touch
Online (Studi Anggota Komunitas Guild Deadline). Jurnal Scriptura: 7(1):
1-6.
Ashmore, D. A., Kay D, dan Tracy M.V. 2004. An Organizing Framework for
Collective Identity: Articulation and Significance of Multidimensionality.
Psychological Bulletin: 130(1): 80-114.
89
Sarifah, Rusdah. 2016. Identitas Sosial dengan Prasangka pada Prajurit TNI AD
Terhadap Anggota Kepolisian. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan: 4(1): 75-
88.
Swastika, Mega Junior. 2017. Fungsionalitas Konflik Gojek: Studi Fenomenologi
Terhadap Konflik Pengemudi Gojek di Kota Kediri. Jurnal Analisa
Sosiologi: 6(1): 16-32.
Yunus, Mahmud. 2017. Gojek Sebagai Simbol Perubahan Sosial dan Ekonomi di
Kota Tegal. Equilibria Pendidikan: 2(2): 59-68.
Sumber Internet:
Arifin, Choirul, 2019. Start Up Karya Anak Bangsa seperti Gojek, Pimpin
Transformasi Revolusi Industri 4.0. Tersedia di
https://www.tribunnews.com/bisnis/2019/07/24/start-up-karya-anak-
bangsa-seperti-go-jek-pimpin-transformasi-revolusi-industri-40. Internet.
Diakses pada 14 Oktober 2019.
Aryadita, Ryana Umasugi. 2019. Solidaritas Ojek Online: Mengawal Rekan
Hingga ke Pemakaman. Tersedia di
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/03/20/09263741/solidaritas-
ojek-online-mengawal-rekan-hingga-ke-pemakaman?page=all. Internet.
Diakses pada 2 Juli 2019.
Fitriana, Ika. 2019. Rekan Diduga Jadi Korban Penganiayaan, Ojol Duduki
Terminal Kota Magelang. Tersedia di
https://regional.kompas.com/read/2019/03/29/15431321/rekan-diduga-
jadi-korban-penganiayaan-ratusan-pengemudi-ojol-duduki-terminal.
Internet. Diakses pada 14 Oktober 2019.
Hadi, Feryanto. 2018. Grab Belum Tanggapi Penghentian Rekrutmen Pengemudi
Meski Sudah Punya 2,5 Juta Mitra. Tersedia di
http://wartakota.tribunnews.com/2018/03/13/grab-belum-tanggapi-
penghentian-rekrutmen-pengemudi-meski-sudah-punya-25-juta-mitra.
Internet. Diakses pada 4 April 2019.
Hancock, Baverly. 1998. Research and Development in Primary Health Care: An
Introduction to Qualitative Research. Tersedia di
https://classes.uleth.ca/200502/mgt2700a/Articles/Qualitative%20Researc
h.pdf; Internet. Dunduh pada 26 Desember 2018.
Hidayat, Wicak. 2014. Pengguna Internet Indonesia Nomor Enam Dunia. Tersedia
di https://kominfo.go.id/content/detail/4286/pengguna-internet-indonesia-
nomor-enam-dunia/0/sorotan_media. Internet. Diakses pada 25 Juni 2019.
90
I., Jeko R. 2018. Bos Uber Akhirnya Ungkap Alasan Tunduk ke Grab. Tersedia di
https://www.liputan6.com/tekno/read/3407224/bos-uber-akhirnya-ungkap-
alasan-tunduk-ke-grab. Internet. Diakses pada 25 Juni 2019.
Nugroho, Alih. 2018. Posisi Pengemudi dalam Industri Transportasi Online.
Tersedia di https://news.detik.com/kolom/d-3955062/posisi-pengemudi-
dalam-industri-transportasi-online. Internet. Diakses pada 25 Desember
2018.
Setyowati, Desy. 2019. Perjalanan Panjang Gojek Menjadi Decacorn. Tersedia di
https://katadata.co.id/berita/2019/04/05/perjalanan-panjang-gojek-hingga-
menjadi-decacorn. Internet. Diakses pada 25 Juni 2019.
Supriyanto, Agung. 2016. Nadiem Makarim, Pendiri dan CEO Gojek Indonesia:
Membangkitkan Gairah Usaha Tukang Ojek. Tersedia di
https://republika.co.id/berita/koran/halaman-1/16/03/16/o44e4715-nadiem-
makarim-pendiri-dan-ceo-gojek-indonesia-membangkitkan-gairah-usaha-
tukang-ojek. Internet. Diakses pada 25 Juni 2019.
Tanpa nama. 2018. Komunitas Jadi Wadah Solidaritas Driver Ojek Online.
Tersedia di https://kumparan.com/@kumparannews/komunitas-jadi-
wadah-solidaritas-driver-ojek-online. Internet. Diunduh pada 25 Desember
2018.
Tanpa nama. 2019. Grab Resmi Umumkan Status Decacorn. Tersedia di
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190228092233-185-
373332/grab-resmi-umumkan-status-decacorn. Internet. Diakses pada 25
Juni 2019.
Vaswani, Karishma. 2018. Terjepit Gojek dan Grab: Mengapa Uber Jadi Raksasa
yang Kalah Berulang Kali?. Tersedia di
https://www.bbc.com/indonesia/majalah-43551198. Internet. Diakses pada
25 Juni 2019.
91
LAMPIRAN
Lamanya
Menjadi
Jenis Pendidikan Pengemudi Ojek
No. Nama Usia Kelamin Komunitas Terakhir Online
Ajat
2 60 Laki-laki Laga Doang Tip Top SMP 3 tahun
Sudrajat
xiv
Lampiran 2: Transkrip Wawancara
Batch: 1
Informan: A: Bang Adoel/Doel, T: Bang Teguh, dan AS: Bang Ajat Sudrajat.
1 Z: Alasan terbentuk komunitas ojol ini T: Dulu sering ribut sama opang tapi
apa ya bang? bukan karena itu aja sih.. Kita buat
komunitas supaya nanti sesama
anggota bisa saling bantu kalo ada
apa-apa
2 Z: Jadi, komunitasnya itu sendiri emang T: Kalau untuk komunitas itu kan
udah ada sejak tahun Gojek itu kebentuk terbentuknya yang pertama ada itu kan
ya bang? Tahun 2010 ada? di Kalideres, tuh. Yang bentuk
pertama-tamanya ya kan, itu juga
awal-awalnya dari Grab. Komunitas
apa namanya lupa lagi tuh kan. Nah,
disitu kan akhirnya merambah ke
semuanya kan. Merembet akhirnya
ngebentukin komunitas. Ya itu
jadinya, jadi juga mempererat
silaturahmi juga. Terus yang
utamanya juga kalau ada apa-apa juga
bisa misalnya contohnya kayak ada
yang narik jauh gitu bisa kita naikin,
kita japri anak sono. Dipantau dan
dibantu, gitu. Kalau misalnya ada
yang capek, rehat, atau misalnya
disana dari rekan kita ada yang trouble
misalnya motor atau kecelakaan nanti
bisa dikontak sama koorlapnya disini.
xv
3 Z: Kalo disini sendiri ada berapa jenis T: Kalau disini kalau dulu itu Grab
ojol ya bang? semua. Awalnya juga semua ada
komunitas itu kan dari Grab. Nah,
berhubung dari Grab akhirnya ya
anak-anak yang lain juga pada ke
Gojek juga. Jadi, semuanya sama.
Sebelumnya juga kan dulu ada Uber,
yang penting mah kalo buat
pandangan kita ke yang lain itu sesama
ojol itu ya kita gak ada perbedaan,
sama gitu.
6 Z: Terus bang disini ada gak kayak A: Kopdar sih yang diwajibin, kopdar
aturan-aturan yang musti dipatuhin sama bulanan sama uang kas perminggu,
abang-abang gitu? dan kalaupun uang kas itu juga ada
tamu pasti kan gak mungkin dikasih
air putih doang kan. Gunanya uang kas
gitu., ada makan, listrik, dan buat
lingkungan juga. Belum lama ini dari
Penjaringan, Jakarta Utara dua orang
kemaren rehat di sini. Orang dari sana
nganternya ke daerah sini, gitu.
Terserah dia mau istirahat sampe pagi
atau gimana, pokoknya kita istirahatin
dia dulu.
xvi
Jakbar ada Komunitas Barat, itu
semuanya dirundingin dulu. Jadi, kalo
yang ketua untuk dari yang komunitas
kita supaya kita bisa dapet ijin yang
klop misalnya dari satu anggota ini ada
yang kekurangan dana atau butuh
biaya gede, itu dari ketua
komunitasnya ada.. Kong Nano
namanya. Dia tuh yang ketuanya
untuk bisa dapet ijin penggalangan
dana atau bakti sosial gitu.
8 Z: Oh, jadi kalo ada kegiatan-kegiatan T: Iya, per wilayah mana. Kalo di situ
gitu harus koordinasi dulu ya gak bisa pusatnya dia. Dulu juga kita pernah
langsung turun gitu? ikut galang dana bareng Kong Nano,
nyari duitnya dari hasil jadi penonton
bayaran. Waktu itu kita di Trans 7.
9 Z: Kalo di Tangerang Selatan sini bang? T: Kalo di sini kita dari ketua URC
Tangsel nya dulu, kalo URC Tangsel
itu kan seluruhnya dari komunitas-
komunitas yang ada di Tangsel. Jadi,
URC Tangsel itu pusatnya.
10 I: Kong Nano itu apa? Driver juga? T: Kong Nano itu koorwil se-
Jabodetabek, jadi kalo ada apa-apa ke
dia dulu harusnya. Jadi kalo untuk
masalah misalnya bakti sosial gitu kan
ya, kita ambil yang ringan contohnya,
jadi kita gak memaksa anggota. Sebab,
begini kalo kita mah mending bawa
adem di sini, komunitas kita dibawa
adem jangan diambil pusing. Lu mau
narik gak punya duit, lu narik. Jadi,
yang mau ikutan bakti sosial ikut.
Jangan merasa dibebani, gak
dipaksain harus gitu. Kalo mau narik
ya narik. Ya maksudnya hal-hal yang
masih bisa kita tanganin, gitu. Tapi
kalo udah gede pasti ya kita semua
usahain dulu. Nah.. Biasanya kalo
untuk ada penggalangan dana itu kan
gak satu komunitas. Pusatnya Tangsel
ya URC Tangsel, tapi kalo pusatnya
lagi ya ada dari ketuanya Kong Nano.
xvii
cepet gitu infonya menyebar. Ada kecelakaan, itu gak harus dari URC-
grupnya ya bang? nya. Jadi, siapapun yang ada di lokasi
itu ya dia harus cross-check itu, yang
kecelakaan siapa, kecelakaan tunggal
apa kecelakaan karena apa gitu ya kan.
Setelah di cross-check terus
identitasnya diliat baru dinaikin di
grup, kira-kira ada yang kenal.
Takutnya ada yang kenal dari mana
dari mana, gitu.
12 I: Kemaren ada tuh yang ditodong, T: Tau deh, kalo di ILS mungkin
temennya Mas Usup di daerah Warakas. masuk.
14 Z: Ada gak sih bang yang bikin beda dari T: Atribut sih ya.. Kalo kita kan pake
komunitas ojol lain di sini gitu ciri jaket, helm, segala macem.
khasnya?
15 Z: Jadi, pastinya itu di tahun berapa sih T: Kalo ini mah 2016, belum lama
bang komunitas ini ada? baru 3 tahun. Cuma 2016 itu kita
masih 5 orang. Cuma kita bikin grup
xviii
itu tadinya bukan Laga Doang Tip
Top, bukan. cuma Tip Top Ciputat
doang, jadi sekarang ada tambahan
lagi. Kenapa dibikin Laga Doang?
Banyak bacotnya doang, narik mah
kagak haha. Banyak gaya, jadi gitu
awal-awalnya.
17 I: Oh.. Disini ada iuran bulanan? T: Iya, ada iuran bulanan. Tiap
anggota itu ada iurannya.
19 I: Itu warganya di sini gak keganggu ya? Justru malah seneng. Itu tergantung
orangnya, jadi kayak gini.. Ini ada
komunitas, kalo orang-orangnya bisa
kalo bahasa orang mah menitipkan diri
lah. Jadi nitipin dalam arti kita nih
tinggal di kampung orang, nah di jalan
kita gak kebut-kebutan lah atau
gimana. Kalo kita ugal-ugalan
lewatnya, gak permisi sama orang sini
ya pasti orang-orangnya juga marah.
Apalagi kan namanya order-an dari
ojol ini kan bolak-balik, gak mungkin
satu orderan udah langsung ilang gak
balik lagi. Pasti balik lagi ke basecamp
kan. Namanya orang kan kadang ada
yang gak seneng, tapi kalo kitanya
bisa jaga diri, kitanya sopan santun
sama lingkungan ya orang juga segen
gak bakalan kesel. Tapi pernah
nemuin gak kalo basecamp (BC) itu
segede gini?
xix
21 I: Di Tangsel? T: Di seluruh Tangsel ini doang yang
gede tapi kalo yang lebih nyaman lagi
enak ya ada noh BC Lima Benua.
xx
kita kan khawatir namanya (sesama)
anggota.
24 Z: Kalo boleh tau, kenapa sih bang T: Ya karena mau saling menolong
abang-abang ojol suka ngebantu aja, toh nggak ada ruginya. Kalo bisa
masyarakat gitu? saya bantu ya saya bantu, mau ke
sesama temen ojol atau bukan.
25. Z: Terus kalo bang Doel.. alasan abang A: Cari kerjaan susah, udah ngelamar
mau menjadi ojol tuh apa sih? sana sini gak keterima juga, akhirnya
ada ini yaudah ikut ngojek aja, tapi
Alhamdulillah sih daripada nganggur
ya.
26 I: Abang sendiri udah berapa lama jadi A: Di komunitas udah setahun di ojol
ojol dan bergabung dengan komunitas setahun setengah, udah keitung dua
ini? tahun lah.
27 I: Jadi di ojol udah lama jadi single A: Iya sekitar setahun jadi single
fighter juga ya bang? fighter, gak ada setahun sih terus coba
ikut komunitas ojol karena saya pikir
saya kan bekerja sebagai ojol. Jadi,
kenapa nggak? Dari awal kerja jadi
ojol juga (saya) kenalnya sama anak-
anak komunitas. Mereka juga sama
kayak saya.. Eh malah betah.
29 Z: Kalo dari pribadi bang Ajat sebagai AS: Kalo saya jadi ojol ya karena mau
ketua.. Sebagai ojol, kenapa mau jadi sekolah juga udah gak mungkin, mau
ojol?. kerja yang tinggi juga gak mungkin.
Karena lulusan juga SMP, sekarang
lowongan pekerjaan paling cuma mau
nerima SMK ke atas. Daripada kerja
bangunan saya mendingan kerja jadi
ojol. Ada hikmahnya juga jadi anggota
komunitas ojol.. Yang dulunya ada
celaka, kita mah cuek aja kebanyakan.
Kalo sekarang kan mau ojol kek mau
bukan, ya tetep kita tolong. Sekedar
sampein ke rumah sakit, nunggu
orangtuanya apa keluarga nya dateng
baru kita lepas tangan. Di situ kita juga
berani untuk jadi jaminan, supaya bisa
xxi
ditindaklanjuti, diutamakanlah. Kalo
gak ada jaminan kan rumah sakit nya
gak mau. Entar kalo udah ada jaminan
ya kita cari keluarganya, ah misalnya
jauh nih di Utara.. Kita taekin nih ke
Barat, umpamanya orang Barat ada
yang celaka di sini masuk ke rumah
sakit. Kita taekin ke Barat, kita foto
KTP-nya.. Tutupin nomor NIK-nya
doang. Entar di sono yang nyari, nanti
nyampe dah ke mari.
30 I: Oh.. Terus kalo di komunitas ini ada AS: Iya.. Ada ketuanya, bendahara,
strukturnya kan, itu lebih jelasnya penasehat, sekretaris. Biasalah, kayak
gimana? sekretaris.. Mbak paham kali ya.. Buat
nulis-nulis inian, kita serahin ke dia.
Kita mah cuma acc doang, sebagai
ketua kita acc. Gimana nih, apa yang
kurang nih.. Silahkan. Misalnya bikin
wadah pengurus-pengurus, jadi
sebelum kita ngasih tau ke taruna..
Pengurus-pengurus dulu yang tau.
Takutnya kayak ada salah paham, kalo
pengurus-pengurus udah oke yaudah
baru kita naekin ke semua biar pada
tau semua.
33 Z: Kalo pengurus di basecamp ini ada AS: Ada 7 orang.. Tapi bukan berarti
berapa? anggota cuma jadi anggota doang,
sebagian ya juga suka bantu para
pengurus khususnya para pengurus
URC yang ada dari komunitas sini. Di
sini ketua URC-nya ada Bang Akbar,
wakilnya lagi di sono tuh di Parung. Di
sini gak orang sini semua, dari mana-
mana. Ada yang dari Parung,
Cinangka, dari sini, macem-macem.
xxii
Batch: 1
Interviewer: Z: Zelika, dan I: Ivan
1 I: Kalo bang Isam itu apa ya? J: Bang Isam wakilnya bang, URC-nya
dia.
2 I: Oh.. Kalo taruna itu apa ya bang? BI: Taruna itu anggota, kalo itu
strukturnya (menunjuk ke sebuah
banner yang merupakan struktur
basecamp tersebut). Disini, ada
koorlapnya, wakoorlap, bendahara.
Tulis aja itu strukturnya.
3 Z: Setiap basecamp itu ada perwakilan J: Iya, ada. Nah, kalo URC nanti
URC ya? strukturnya beda lagi. Itu dia se-
Tangsel. Kebetulan itu ketua
umumnya anggota kita juga di sini.
5 Anggotanya sebanyak ini bang (banner J: Sebenernya sih kalo kita mau bisa
struktur yang ada)? lebih banyak anggota. Cuma kita
tahan, paling sekarang cuma ada 31
anggota. Kalo di sini pengurus inti ada
5.
6 I: Kalo di UIN ada cerita gak bang J: Kalo cerita mah banyak, cuma kalo
antara ojol sama opang? di UIN sih aman kak. Kecuali tuh di
stasiun Pondok Ranji, kalo nge-drop
boleh, tapi kalo buat ngambil di situ
kita gak boleh. Emang gitu
peraturannya, emang dari dulu kita
udah perjanjian.
xxiii
Pokoknya jarak 100 meter dari opang
deh.
9 Z: Tapi sampe berantem gitu gak sih J: Kalo sampe berantem sih nggak kak.
bang?
E: Kalo sama-sama keras ya bisa
sampe berantem.
10 Z: Kalo di sini peraturannya selain harus Di sini kopdar tiap sebulan sekali, kalo
bayar uang kas apa sih bang yang musti dalam tiga bulan berturut-turut gak
dipatuhin? kopdar ya dikeluarin. Sebenernya sih
kita peraturan kayak gitu ya biar
ngumpul aja. Ajang-ajang silaturahmi.
11 I: Kalo menurut abang-abang kira-kira J: Ya, kalo saya sih karena saya nyari
kenapa sih musti bentuk komunitas? duitnya di jalan kan jadi saya harus
punya komunitas. Jadi kalo ada
masalah apa-apa, kayak misalkan saya
narik nih ke daerah Bekasi. Saya gak
tau nih daerahnya situ lewat opang
rawan atau nggak. Nanti kalo saya
udah punya komunitas, saya
screenshot orderan saya, saya naikin ke
grup.. Nanti di grup tuh dinaikin lagi
ke daerah yang saya tuju, nah ntar saya
ditelepon sama anak sana. Halo bang,
di mana posisi? Di sini, nanti dia
nyamperin saya. Gitu.. Lebih ke aman
aja sih, ibaratnya ada yang backup gitu.
xxiv
12 Z: Bang Isam, tolong jelasin saya BI: Iya, jadi kalo URC di Jakarta
tentang URC lebih jelasnya gimana ya? Selatan ya namanya URC Jakarta
Selatan, kalo URC di Tangerang
Selatan ya URC Tangerang Selatan
gitu. Setiap komunitas pasti punya
URC mangkanya di tiap-tiap daerah
pasti ada URC pusatnya. Kalo tugas
URC ya ngejalanin tugas yang di luar
komunitas aja kayak ngejaga dan
ngerangkul semua anak komunitas
gitu.. Yang pada mau rehat atau butuh
bantuan karena nggak tau jalan atau
gimana nanti kita bantu. Bukan cuma
ke sesama anggota aja, kita juga bantu
masyarakat yang butuh bantuan kita
kayak kecelakaan atau tewas di tempat
itu juga kita bantu.
13 Z: Kalo di sini bang anggota intinya BI: Kalo pengurus di BC ini ada 5.
yang pengurus-pengurusnya ada Ada koorlap, wakoorlap, bendahara,
berapa? sekretaris, ama humas yang paling
penting.
16 Z: Kalo titik point ambil order-an yang BI: Sebenernya mah setiap wilayah
udah ditentuin harus di sini atau di situ ada aturannya, nah kalo di halte-halte
selain di stasiun di mana lagi sih bang?
xxv
yang penting jauh dari opang aja dah,
jangan deket opang.
17 Z: Jadi sampe sekarang sentimennya BI: Iya, tapi kalo kita ramein kalah dia.
sama opang masih cukup kuat ya? Bener, kayak di Pondok Ranji ujung-
ujungnya damai juga. Kalah dia
massanya. Apalagi kalo udah teriak di
wadah (grup) gitu.
18 Z: Terus yang ngebedain cara BI: Yang ngebedain kita sama opang
berkendara opang sama ojol itu apa sih ya atribut, kalo atribut opang itu ya
bang? kebanyakan cuma pake jaket biasa..
Kagak pake sepatu. Kalo yang udah
ada komunitas itu pasti diatur dia,
kayak di sini gak boleh pake sandal
jepit harus pake sepatu. Kita narik kalo
ke sini pake sandal jepit nanti diinjek
kakinya sama kita.. Sama anak-anak
semuanya.
20 I: Tapi warga di sini selow ya? E: Iya.. Aman. Paling kalo komunitas
ini ya udah fokusnya nge-beat, kalo
ada lady ke sini nih ya paling tau kalo
dia lagi rehat. Yang sering kecelakaan
mah lady semua, kayak kemaren tuh di
Ciputat yang kelindes malem.. Nah itu
anak komunitas Laga Doang yang
ngurusin, sampe bawa ambulans..
Ambulans bawa dari Tangsel,
ambulans dari Tangsel ada 1 gratis,
buat ojol boleh.. Buat keluarganya juga
boleh. Yang penting kita isiin bensin
aja, inisiatif kita. Nah terus kadang
komunitas ya patungan juga, ini per-
basecamp nih kita mintain ceban buat
bensin. Ada donatur juga. Sebenernya
xxvi
ya itu manfaatnya komunitas, ya bukan
membantu sesama ojol doang.. Sama
masyarakat juga kita bantu, misalkan
dia celaka.. Kita foto KTP-nya, kita
naikin ke grup.. Anak sana nanti yang
crosscheck ‘Pak, ini keluarga ada yang
berduka’ gitu, dikasih tau. Misalkan
anak Monas nih.. Entar ojol yang di
Monas nih yang crosscheck ke rumah
duka itu sesuai KTP.
21 Z: Alesan dinamain BC Bambu Kuning BI: Dulu kan di sini deket bambu
apa bang? kuning. Oh iya.. Di sini juga ada
masalah pengawalan laka lantas, dari
Grab semua kebanyakan. Kayak
misalkan orang ada yang kecelakaan,
mau dikawal gak? Mau, gitu.. Ya udah
kita naikin rute. Di sini ada Relawan
Ambulans Tangsel (RAT). Bawa
ambulans gratis tuh. Itu bisa gratis
karena ada donatur, dari partai, pihak
RT RW juga ada yang ngasih.
23 I: Sukarela-nya tuh karena apa sih bang? J: Karena kita peduli semua, kan suatu
saat kita juga pasti kayak gitu.
Namanya hidup di jalan kita gak bisa
sendiri, gitu.. Kita saling ngerangkul,
itu kuncinya.
24 Z: Kalo bang Enden kenapa mau masuk E: Iya saya kan kerja jadi ojol,
Kmunitas Bambu Kuning? mangkanya mau masuk komunitas biar
banyak sodara lah intinya.
25 I: Single fighter sering dateng ke sini? BE: Siapa aja boleh ke sini, yang
bukan anak komunitas juga boleh ke
sini yang penting dia gak pake sandal
jepit.. Itu peraturan yang pertama, yang
kedua dia kalo dateng harus
Assalamu’alaikum dulu. Kalo di sini
basecamp (BC) yang paling tata tertib,
xxvii
dulu ada banyak tulisan tata tertib di
sini kak. Assalamu’alaikum dulu baru
ngemeng, salaman juga jangan sama
yang kenal doang.. Misalkan Mbak
kenal saya nih.. Mbak jangan salaman
sama saya doang tapi sama temen-
temen saya gak disalamin, gitu.
26 Z: Oh.. Jadi di sini 4 bulan itu belum J: Belum keputusannya setelah 4 bulan
resmi jadi anggota? itu.. Setelah kopdar sekali, dua kali,
sampe keempat kali.. Baru
keputusannya dari situ, nih masuk gak
ini anak.. Sungguh-sungguh gak, baru
kita masukin grup. Mangkanya itu
banyak yang mau masuk Bambu
Kuning, tapi kita tes kejiwaan dulu.
Masalahnya di sini orang-orangnya
sablak semua bang. Orang-orang yang
tegas-tegas semua, becandanya juga
kelewatan.. Jadi bisa bikin sakit hati.
27 Z: Banyak bang yang gak kuat pas BI: Kayak yang tadi saya bilang.. Ada
training 4 bulan itu? yang baru training satu bulan,
langsung ilang gak ada kabar padahal
mau masuk sini kan susah di-training
dulu empat bulan. Ya udah itu berarti
gak serius. Kalo yang udah pada
masuk sini, pasti pada kagak mau
keluar.. Betah, soalnya di sini
ngerangkulnya kekeluargaan.
xxviii
Batch: 1
Komunitas: -
1 Z: Kalo di komunitas ojol, atributnya KN: Ada pin, rompi, bendera, banyak
ada apa aja ya kong? sih.. Itu atribut-atribut yang kita
punya.
2 Z: Oh.. Terus alasan komunitas ojol KN: Alasan komunitas ojol dibentuk
dibentuk apa? karena ada konflik sama opang itu
memang benar, tapi itu cuma salah
satu faktor karena ada juga faktor
lainnya. Kita bentuk komunitas juga
untuk penguatan internal ojol di mana
kita jadi bisa saling koordinasi antar-
basecamp.
3 Z: Terus gimana lagi tuh kong? KN: Nah.. Semakin kesini saya juga
ngeliat semakin banyak driver, saya
bilang ke temen-temen coba kita bikin
grup di Whatsapp selain kita bikin
koorwil. ‘buat apaan bang?’ kata anak-
anak gitu.. Dulu saya masih dipanggil
bang ada juga yang manggil cak,
karena saya berasal dari tongkrongan
arek-arek di Slipi, belum kong gitu.
Saya bilang gini, grup itu banyak
positifnya.. Banyak keuntungannya,
coba aja bikin gitu. Nah, mulai tuh
akhirnya ada grup. Dulu, tahun 2015
Whatsapp itu baru nge-booming
karena dulu kan masih banyak BBM
sama sms. Ada temen tuh, dia senior
saya tapi sebenernya umurnya masih
mudaan dia, dia bilang gini.. Kong,
kita bikin WhatsApp aja. Saya tanya,
Whatsapp itu apa? Terus dia bilang
kalo Whatsapp itu lebih dari sms, kalo
sms itu cuman bisa perorangan.. Tapi
kalo WhatAapp ini kita bisa jadi grup
xxix
karena di sini ada 100 orang bisa
mendengar voicenote atau membaca
tulisan kita. Terus saya bilang, wah iya
deh boleh tuh.. Kayak begitu awalnya
kita pake WhatsApp.. Tapi harus ada
grup, karena kalo kita gak tau nomor
orang-orangnya juga kita mau
Whatsapp siapa. Nah, itu lah awal-
awal adanya komunitas.. Sampe
akhirnya komunitas itu menjamur,
kalo dijumlahin mungkin bisa 5000-an
komunitas se-Indonesia belum lagi
sama anggotanya kan. Satu anggota
bisa 30-an orang atau 40 orang,
macem-macem.
4 Z: Jadi ojol punya grup Whatsapp ya? KN: Iya, Nah.. Sebelum saya
ngebentuk grup Whatsapp itu waktu
itu temen saya bilang ke saya ‘Kong,
ini semakin banyak driver sama
komunitas.. Ini harus dikoordinir nih’
Saya tanya, maksudnya mau
dikoordinir apa? Kata mereka dibikin
satu badan yang bisa ngebawahin
komunitas ojol, gitu. Karena
meminimalisir takutnya kalo ada apa-
apa, nanti kita bisa saling bantu. Ya
udah, akhirnya dari situ mulai tuh
ngumpulin pengen bikin satu bentuk
yang bentuknya kayak organisasi biar
ada strukturnya. Akhirnya, kita
ngebentuklah itu.. Ada koorwil
namanya dulu, koorwil wilayah..
Jakarta Selatan, Jakarta Barat.. Ada
lima koorwil, kalo Depok dan
Tangerang yang diluar Jakarta itu dulu
belum ada. Jadi awal-awal kita
ngebentuk koorwil dulu baru deh tuh
abis itu ada grup Whatsapp
5 Z: Ada peraturan gak sih kong yang KN: Oh iya, ada peraturan yang musti
musti dipatuhin sama anak-anak dipatuhin sama anak komunitas ojol.
komunitas ojol? Nah gak bolehnya di ojol itu gini..
Yang paling utama itu kan banyak lady
juga cewek-cewek di ojol, jadi banyak
terjadi cinta lokasi. Suka-sukaan gitu,
ya silahkan kalau lo mau cinlok tapi
jangan sampe pacaran di basecamp,
gitu. Itu kan bisa bikin nama basecamp
jadi jelek. Nah terus aturan di
komunitas itu para anggota gak boleh
xxx
punya dua komunitas, susah dong kalo
punya komunitas lebih dari satu. Tapi
tidak dilarang orang dari mana aja
untuk masuk ke suatu komunitas, mau
orang Jakarta Utara misalkan masuk
ke Bambu Kuning di Tangerang
Selatan itu boleh.
6 Z: Kalo boleh tau.. Awal-awal kong KN: KN: Jadi gini.. Awalnya ada
Nano ikut demo tuh apa sih alasannya? demo itu para driver nih ngerasa gak
adil, gitu. Pada saat itu Grab gak
transparan sama driver-nya,
pendapatnya para driver itu berapa
berapa berapa.. Gak transparan, kita
gak tau kita aslinya musti dapet berapa
tapi nanti akhirnya dapet berapa. Kalo
Gojek kan transparan, misalnya kita
narik 50 ribu.. Nanti mereka potong 20
persen, dipotong 10 ribu jadinya kita
dapet 40 ribu. Itu, kalo udah dapet 40
ribu ya udah kebaca di aplikasi kita
dapet 40 ribu. Kalo Grab gak begitu.
Udah gitu waktu awal-awal Grab
perjanjiannya saat tanda tangan cuman
akan motong 10 persen, tapi akhir-
akhirannya mereka motong jadi 20
persen tanpa sepengetahuan driver.
Yang di aplikasi bacaannya kita bakal
dapet 700 ribu, tapi yang terkirim ke
bank itu gak nyampe 700 ribu. Kita
sering menanyakan itu ke Grab,
tanggepannya pun ada.. Cuman kapan
akan diberikan ke kita kekurangannya,
itu kan duit kita. Itulah awal-awalnya
kita mulai gak suka sama Grab. Nah..
Terjadinya demo itu pertama kali di
tahun 2017, dari yang pertamanya
gratis kemudian penumpang bayar 5
ribu sampe akhirnya penumpang bisa
bayar 20 ribu. Di saat itu, mentok lah
argo di 1.500. Padahal waktu awal-
awal argonya jauh lebih tinggi dari itu,
kayak dari sini ke depan kampus II
UIN.. Gak ada 1 kilo tapi itu kita bisa
dapet 25 ribu di Grab. Dipotong dulu
10 persen 2.500 jadi 22.500, nanti itu
yang kita dapet.. 22.500. Jadi,
alasannya itu.. Sudah mulai tidak
sesuai dengan yang awal manajemen
Grab itu katakan terhadap para driver.
xxxi
Nah.. Waktu itu di hari h kejadian,
temen-temen udah banyak yang
berkumpul di Monas. Tapi kalo saya
sendiri gak tau kalo bakal ada demo,
saya kan mobile.. Saya gak punya
komunitas, tapi orang menerima saya
di mana aja gitu.. Jadi saya gak tau info
itu. Ternyata temen-temen sekitar 4
sampai 6 bulan udah membuat
perencanaan untuk melakukan demo.
Nah.. Alasan kenapa saya bisa dikenal
sampe sekarang di mana-mana ke
daerah-daerah luar selain pulau Jawa
itu karena saya bermain di sosial, saya
gak pernah menjadi driver elit. Ada
temen saya yang driver elit, dia jadi
orang pertama yang dapet hadiah dari
Grab.. Motor vixion.
7 Z: Maksudnya gimana kong sosial itu? KN: Maksudnya kalo ada temen ojol
yang sakit, saya suka jengukin. Suka
ngajak temen-temen ojol buat
patungan juga. Jadi, karena saya suka
bergerak di dunia sosial.. Temen-
temen jadi tau saya.
8 Z: Oh gitu.. Terus kalo URC itu KN: URC itu sebenernya untuk
tujuannya untuk apa ya kong? lakalantas, untuk keadaan yang
darurat.. Ada temen yang sakit, itu
tugasnya URC. Dulu tujuan kita bikin
begitu, jadi temen-temen kita yang lagi
narik ini nanti gak terganggu.. Karena
udah ada URC. Nah, jadi mereka yang
di URC ini yang ditugasin, tapi URC
ini karena dia terganggu aktivitasnya
oleh banyak lakalantas.. Dulu kita
kasih mereka uang bensin, supaya dia
juga punya duit buat bensin. Kalo dia
cuma ngurusin lakalantas entar
bininya bisa-bisa kabur karena gak ada
pemasukan, udah banyak cerita yang
begitu.
9 Z: Oh.. Banyak yang kayak gitu? KN: Banyak, gara-gara sosial jadi
seperti itu. Nah.. Kalo ribut-ribut sama
opang itu juga bukan tugasnya URC,
itu tugasnya kita bareng-bareng.
Emang dulu waktu ribut-ribut sama
xxxii
opang kayak waktu yang di Cawang
itu, URC ada? URC belum ada, itu
saya yang dateng ke Cawang pagi-
pagi. Tapi orang-orang waktu itu udah
tau, waduh ada kong Nano di sana gitu.
Kalo komunitas dulu udah kebentuk,
cuma URC belum kebentuk waktu
awal-awal ada ribut-ribut sama opang.
10 Z: Kalo ada yang ngalong, apa harus KN: Kalo misalkan ada yang mau
langsung bilang ke orang URC-nya kong ngalong terus mau naikin screenshot
biar di pantau? minta tolong biar dipantau sama anak
URC itu bisa langsung bilang ke grup-
grup sahabat.. Sahabat Bambu
Kuning, misalnya. ‘bang Akbar, gue
dari anak Tanjung Priuk nih.. Gue mau
nganter ke Pamulang, udah jam 9
malem nih tolong dipantau dong’ Nah
si Akbar nanti nyambut di WA.. ‘Oke
siap’ gitu. Nanti anak-anak tuh tau
semua sampenya jam berapa, ‘lu udah
otw belum?’ kata dari yang mau
dateng, ‘ini baru mau otw bang’ Itu
kan bisa sekitar 2 jam, dari jam 9
sampe di sini jam 11, nah nanti dia
ngasih tau tuh ke semua, nanti yang
dari sini tuh tau ada temen dari
Tanjung Priuk yang mau ke Pamulang,
gitu. Itu nyebar ke semua grup, bukan
ke Sahabat Bambu Kuning aja, jadi dia
ngomongnya di Sahabat Bambu
Kuning.. Tapi nanti itu ke-share ke
grup WA yang lain. Di share sama
sesama ojol, gitu.
xxxiii
Grab. … Waktu itu baru ada sekitar
5.000 driver, itu kita konvoi nganter ke
rumahnya malem-malem sama
ambulans. Itu pengawalan pertama
escorting yang kita lakuin. Anak-anak
juga nyebutnya itu rescue,
penyelamatan gitu.
12 Z: Alasan mau jadi ojol kenapa kong? KN: Gue males kerja gak kaya-kaya
yang kaya malah bosnya doang,
padahal dulu gue kerja jadi manajer di
produksi pertambangan batu bara itu
kan. Pulang dari Kalimantan gue
daftar Grab. Alhamdulillah, gue
ngerasa seneng kerja jadi ojol
sekarang. Temen ada di mana-mana,
diundang ke acara komunitas ini
komunitas itu. Nah.. Dulu saya sering
ngawalin orang, akhirnya saya
ngerasain juga waktu celaka tuh..
Kepala saya kebentur trotoar,
tengkorak saya jadi retak.. Sampe
sekarang gak bisa bener-bener
dibenerin kan, jadi kayak orang pilek
terus. Itu seminggu saya baru sadar,
katanya istri saya sih waktu itu yang
ngawalin banyak banget. Banyak
anak-anak driver yang nangis, waktu
itu saya ada di RS. EMC. Akhirnya
saya musti di operasi plasik, itu anak-
anak yang ngebiayain bukan dari uang
saya. Anak-anak ojol pada nyari duit
ngecrek di jalan.
xxxiv
Batch: 2
Informan: BI: Bang Isam, H: Bang Hendra, AN: Bang Anang, HA: Bang Habib.
1 Z: Pertama-tama, bisa ceritain gak bang BI: Kalo dulu mah ane pribadi kerja
gimana awalnya memilih pekerjaan udah pait, udah capek disuruh-suruh
sebagai driver ojol? juga. Terus yang kedua, udahlah bikin
sim pas lagi ada lowongan tuh.. Udah
jadi bikin sim. Jadi gitu.. Dulu ada di
pombensin pernah, di cleaning service
pernah juga dulu.
3 Z: Ada peraturan tertulis di komunitas BI: Ada, kopdar 3 bulan sekali sama
ini? atribut.. Harus pake sepatu juga. Kalo 3
bulan nggak dateng kita keluarin, uang
kas juga.
4 Z: Biasanya kalo misalkan ada yang BI: Kalo ada yang ngelanggar peraturan
ngelanggar, misalkan maluin nama komunitas ya kita tegor baik-baik, tapi
komunitas.. Itu suka ditegor nggak sih? kalo dia udah batu nggak ngedengerin
ya kita keluarin.
7 Z: Terus.. Kalo pendapat abang tentang H: Kalo saya bilang opang itu orang
opang apa sih? yang kadang-kadang mau kayak kita
jadi ojol nih tapi memiliki kendala..
xxxv
Kalo penghasilan opang dibandingin
ojol jauh dia di bawah kita.
9 Z: Kalo di sini bang, hubungan ojol H: Kalo dulu nggak, karena dulu kan
sama opang baik-baik aja? mereka liat kalo ojek online ini orang
bodoh.. Mau aja dibayar murah, tapi
mereka nggak paham gitu kalo opang
ini kan sekali narik 10 atau 15 ribu. Nah
kalo kita kan dulu masih ada yang 7 ribu
5 ribu, tapi kan mereka nggak tau kalo
itu kita bisa estafet setiap hari. Mereka
harus nunggu lagi berjam-jam, kalo kita
paling kalo nunggu cuma permenit
perdetik udah dapet lagi.. Nah mereka
nggak mikir kesitu.
10 Z: Kalo bang Anang, awal mulanya jadi AN: Awal mulanya saya bekerja, masih
ojol gimana sih? sampe sekarang.. Tapi saya kan
kerjanya 4 hari kerja 4 hari libur. Jadi 4
hari yg kosong itu saya cari tambahan
dari ngojol.
11 Z: Kalo abang sendiri kenapa memilih AN: Karena komunitas ini yang
komunitas Bambu Kuning sebagai terdekat dari tempat tinggal saya. Saya
komunitas abang? kan tinggalnya di daerah sini juga, di
depan Puri Laras.
12 Z: Gimana perasaan abang kerja jadi AN: Saya bangga kerja jadi ojol,
ojol? apalagi dulu waktu awal-awal kerja di
sini. Pake jaket Gojek begini.. Keren
hahaha.
13 Z: Kalo bang Habib awal mulanya jadi HA: Awal mulanya sih karena
driver ojol itu gimana sih? penghasilan bekerja sebagai ojek online
yang bagus, tapi ya gitu.. Waktu awal-
awal ya kita masih susah karena konflik
sama opang.. Jalurnya tertentu aja,
karena dijaga opang. Tapi kalo
sekarang mah udah tinggal enaknya aja.
14 Z: Kalo menurut abang pribadi gimana HA: Tapi sebenernya (kalo pendapatan)
tuh tarif yang dikasih sama perusahaan, lebih enak dulu daripada sekarang, kalo
udah sesuai dengan keinginan belum? dulu itu awal pertama masuk.. Satu
bulan pertama bisa sampe 12 juta
bersih. Itu udah bersih di luar
xxxvi
operasional motor, bensin.. Itu saya
udah bayar motor, udah buat dapur,
buat susu anak.. Udah semuanya.
Mangkanya waktu itu kan sempet
banyak orang bank yang akhirnya jadi
ngojek.
15 Z: Pendapat abang tentang opang apa HA: Kalo menurut saya sih mereka itu
sih? nggak mau ngikut perkembangan
jaman. Daripada kita punya handphone
bagus, punya paket data tapi nggak
dipergunakan buat nyari duit kan. Dari
pada cuma nungguin penumpang
mending kita yang gerak. Emang bener
sih rezeki udah ada yang ngatur, tapi
kan kita juga harus usaha.
17 I: Abang nggak mau cari kerjaan lain HA: Gimana ya.. Udah nyaman begini
yang berhubungan sama TI, jurusan sih, jadi nggak mau cari kerjaan lain.
abang waktu kuliah? Kita kalo kerja tempatnya enak, gajinya
lebih gede tapi kalo kerja nggak
nyaman kan males juga.
Batch: 2
xxxvii
2 Z: Kenapa memilih komunitas Laga A: Karena emang dari awalnya
Doang sebagai komunitas abang? kenalnya sama anak-anak dari
komunitas ini.
4 Z: Abang-abang kalo lagi narik tuh A: Kalo lagi narik pasti make atribut,
biasanya pasti pake atribut dari Gojek tapi kalo kita sering ditiban sama rompi
atau Grab nggak sih? komunitas.. Setiap komunitas pasti
punya rompi sendiri.
5 Z: Kalo bang Ricky, awal mulanya jadi R: Awalnya karena iseng.. Terus udah
ojol tuh gimana? mentok juga nyari kerja, tanya temen ke
kanan dan kiri nggak dapet lowongan
kerja. Ada yang nyaranin coba masuk
ke salah satu ojek online, gitu. Udah lah
akhirnya saya nyoba, Alhamdulillah
masuk.. Kalo dibilang kasarnya sih
karena himpitan ekonomi.
6 Z: Abang-abang kalo lagi narik tuh A: Kalo lagi narik pasti make atribut,
biasanya pasti pake atribut dari Gojek tapi kalo kita sering ditiban sama rompi
atau Grab nggak sih? komunitas.. Setiap komunitas pasti
punya rompi sendiri.
7 Z: Kalo bang Ricky, awal mulanya jadi R: Awalnya karena iseng.. Terus udah
ojol tuh gimana? mentok juga nyari kerja, tanya temen ke
kanan dan kiri nggak dapet lowongan
kerja. Ada yang nyaranin coba masuk
ke salah satu ojek online, gitu. Udah lah
akhirnya saya nyoba, Alhamdulillah
masuk.. Kalo dibilang kasarnya sih
karena himpitan ekonomi.
8 Z: Kenapa abang lebih memilih R: Karena ada beberapa hal di sini yang
komunitas Laga Doang daripada bikin orang selain saya mungkin
komunitas lainnya? bakalan tertarik untuk masuk komunitas
ini. Satu, karena namanya yang unik
Laga Doang.. Kalo bahasa Betawinya
kan artinya banyak gaya. Kedua, karena
persaudaraannya.. Kentel banget.
Kayak di komunitas ini, jadi disini kita
ibaratnya kayak udah 1 tubuh..
Misalnya kepala sakit, pasti mulut
bilang ‘aduh’ tangan megang kepala,
seperti itu.
xxxviii
9 Z: Kalo perasaan abang sebagai A: Seneng dan bangga juga, karena
anggota dari komunitas ini gimana? komunitas ini solid sih.. Kalo sesama
anggota ada apa-apa ya dibantu. Kayak
kemaren koorlap abis kecelakaan
motornya ancur ya udah kita patungan
buat ganti body-bodynya itu baru.
10 Z: Kalo bang Teguh awal mulanya bisa T: Karena merasa bekerja di ojol
bekerja sebagai ojol tuh gimana? sepertinya enak.. Fleksibel, nggak ada
tekanan kalo kerja. Emang dari dulu
saya kalo bekerja maunya di lapangan..
Nggak pernah mau tetap kayak di dalam
ruangan.
xxxix
Interviewer: Z: Zelika, dan I: Ivan
3 Z: Kalo boleh tau, kerjanya apa bang? BS: Saya wiraswasta mbak.
5 Z: Warganya juga sering ngobrol BS: Ya kadang kita makan sama ngopi di
sama ojolnya bang? BC-nya haha, kan sampingnya ada
warung.. Kita beli terus makan di situ.
Banyak juga tuh ojol yang bukan angota
BC itu pada tidur di BS sini.. Ya gapapa,
yang penting jaga lingkungan sama
kebersihan di sini.
6 Z: Oh gitu.. Kalo dari pak RT-nya BS: Kalo pak RT sama pak RW-nya pada
sendiri gimana tuh bang? seneng, kan di sini RT 03 ‘iya terima
kasih bang Shidiq, jadi aman sejak ada
BC ojol’ gitu kata pak RT-nya.
xl
T (anggota Komunitas Laga Doang):
Iya.. Pas awal ngebangun BC ini kita
minta ijin dulu ke pak RT, pak RW, sama
bang Shidiq yang jaga lahan sini.. Jadi
Alhamdulillah enak ke sini-sininya.
xli
Interviewer: Z: Zelika, dan I: Ivan
Informan: Y: Yuli
4 Z: Pendapat mbak tentang adanya Y: Kalo lagi pada kumpul ya rame, tapi
basecamp ojol yang ada disamping kalo lagi nggak ya sepi kak.. Nggak
warung makan mbak ini gimana sih? nentu.
6 Z: Mbak tau nggak sih biasanya Y: Kurang tau sih.. Tapi kalo pas bulan
kegiatan para ojol di BC ini selain puasa mereka suka ngasih-ngasih takjil
ngumpul-ngumpul ngapain sih? ke warga di sini.
7 Z: Terus menurut mbak, sejak ada Y: Enak sih, jadi rame. Mereka juga
basecamp ojol disamping warung ibu sukabeli jajanan di saya kan.
nih ngerasa jadi aman atau ngerasa jadi
was-was atau gimana gitu nggak?
xlii
1 Z: Kalo nama ibu siapa? BA: Saya bu Ani mbak.
2 Z: Kalo bu Ani.. Kerjanya di mana? BA: Saya kerja di Ocean Park BSD
itu.
4 Z: Kalo hubungan warga sama ojol di sini BA: Iya, hubungan abang ojol di sini
gimana ya bu? sama masyarakat baik-baik. Enak aja
sih, karena banyak orang di sini juga.
5 Z: Oh.. Jadi masyarakat sendiri termasuk BA: Kenal, kan banyak orang sini
bu Ani kenal ya sama abang-abang ojol juga yang jadi ojol di BC situ.
di BC sini?
6 I: Siapa aja itu bu? BA: Yang orang sini ada Ajat, Ryan,
Hendrik.. Ada banyak.
7 Z: Berarti hubungan abang-abang ojol di BA: Iya. Sering ngobrol juga sama
sini sama masyarakat baik-baik ya bu? anak-anak BC-nya.
8 Z: Menurut ibu ciri khas yang dipunya BA: Ya itu bedanya jaket sama
driver ojol apa sih yang ngebedain helmnya yang keliatan.. Terus kan
mereka sama opang? juga dari tarifnya juga ketawan itu
mbak dari awal udah pasti segitu,
nggak kayak opang gitu.
9 I: Terus ibu tau nggak gimana awal BA: Iya, itu Ajat pendirinya.
berdirinya BC ini?
10 I: Itu waktu sebelum jadi BC, dulunya BA: Dulu emang jadi tempat duduk-
apa? duduk warga juga, terus akhirnya
diubah jadi BC-nya ojol. Tapi
masyarakat di sini nggak ada masalah
apa-apa sih.
11 I: Kalo BC di sini katanya suka ngadain BA: Iya, mereka juga suka ngadain
acara sosial gitu ya? acara sosial. Kalo pas puasa mereka
suka bagi-bagi takjil.. Makan-makan
bersama juga tuh mereka yang
ngadain, yang masak si istrinya Ajat.
Makan di masjid sini rame-rame sama
warga.
12 I: Kalo warga sekitar sering ngasih apa BA: Nggak sih, paling mereka yang
nggak gitu ke para ojol itu? ngasih ke kita. Kalo ada yang
misalkan melahirkan atau hajatan
juga mereka suka pada dateng kok
kalo di lingkungan sini.
xliii
xliv