Skripsi
Nur Hidayat
NIM: 11151120000032
JAKARTA
1441 H/2019 M
ABSTRAK
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-
dalam Bentrokan Massa di DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten Tahun 2013-
2018”, penelitian ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Sosial Srata satu pada Program Studi Ilmu Politik, fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Skripsi ini dapat terselesaikan tidak lepas dari bantuan banyak pihak,
sehingga pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa
yang telah memberikan bantuan moril maupun materi baik langsung maupun tidak
langsung dalam proses penyusunan skripsi ini hingga selesai, terutama kepada
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, Lc., selaku Rektor
2. Bapak Dr. Ali Munhanif, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
3. Bapak Dr. Iding Rosyidin, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Politik
v
4. Ibu Suryani, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Politik
arahan, bimbingan, ilmu, serta kritik dan saran dalam penyusunan skripsi.
5. Bapak Idris Thaha, M.Si. selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah
7. Teristimewa kepada kedua Orang Tua penulis, Papa Ir. Abdu Rachman
dan Mama Farida atas segala doa yang selalu dipanjatkannya kepada Allah
SWT dan atas segala bimbingannya kepada saya untuk menjadi manusia
yang bermanfaat. Tidak lupa pula kepada Uni, adik dan keponakan penulis
ini.
8. Para narasumber dalam penelitian ini yaitu: Capt Hariman Siregar, SH.
vi
pertahanan dan keamanan Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda
ini.
wahyu, Deda, Gesti, Hilmy, Muti, Tita, Putri, Citra, Imas dan Nayla.
Faiz, Lila, Helma, Inas, Adnan, Andy, Dimas dan Reza hafiz
11. Serta kawan-kawan lainnya: Hana Syasqia, Bely, Dewi, Putri, Meisya,
Okta, Antonius, Wida Pangestika, Fauziah, Nida, Tyas, Irma, Anna, Asry,
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
skripsi.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Nur Hidayat
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..........................................................................................................................iv
viii
D.1. Pengertian Negoisasi ......................................................................................... 36
A. Faktor-faktor yang menyebabkan konflik antara Pemuda Pancasila dan Ormas lain
di DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten. ....................................................................... 52
B. Sanksi yang diterima Pemuda Pancasila terhadap Kasus Bentrokan Massa oleh
Aparat Penegak Hukum. ............................................................................................... 63
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 81
B. Saran ..................................................................................................................... 83
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Jumlah Anggota Pemuda Pancasila Seluruh Indonesia ............................ 50
Tabel 1.2 Daftar Konflik yang Melibatkan Organisasi Pemuda Pancasila di Wilayah DKI
Jakarta, Jawa Barat dan Banten......................................................................................... 53
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Bentrokan Pemuda Pancasila dan Pemuda Ambon di Budi Serpong Damai
(BSD) ................................................................................................................................ 66
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Sejak jatuhnya rezim orde baru pada Mei 1998 yang ditandai dengan
jatuhnya kekuasaan orde baru dan lengsernya Presiden Soeharto, atau yang
the people) dan menurut Abraham Lincoln yang dikutip oleh Ubaedillah,
demokrasi merupakan sebuah pemerintahan yang dari, oleh dan untuk rakyat.
langsung oleh rakyat atau melalui para wakil mereka dalam sebuah
Salah satu unsur terpenting dalam sebuah negara demokrasi ialah adanya
memiliki peran dan fungsi sebagai sebuah mitra kerja instansi negara atau
Undang Dasar (UUD) Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28E ayat 3.
itu merupakan bagian dari hak asasi manusia termasuk membuat dan
2
Tim Redaksi, “Kumpulan Lengkap UU Ormas dan Yayasan” (Yogyakarta: Laksana,
2017) h.7.
3
Tim Redaksi, “Terlengkap UUD 1945 dan Amandemen” (Yogyakarta: Laksana, 2018)
h.38.
4
Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2017 tentang
Organisasi Kemasyarakatan.
2
Organisasi masyarakat menjadi salah satu unsur penting keberadaannya
yang bertanggung jawab terhadap bangsa dan negara dalam ikut serta
2017 Pasal 59 ayat (3) huruf (c) berbunyi bahwa: “Ormas dilarang untuk
5
Tim Grasindo, “Update Paling lengkap Undang-Undang Ormas” (Jakarta: PT
Grasindo, 2018) h.11.
3
Namun akhir-akhir ini banyak fenomena-fenomena atau peristiwa-
Pancasila.6
6
Dalam Anggaran Dasar Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Pancasila Bab IV tentang
“Pokok-Pokok Perjuangan” Pasal 10. h.9.
4
Sesuai dengan paparan di atas, penulis tertarik untuk memilih organisasi
massa, dalam kurung waktu 2013 sampai 2018 tercatat ada delapan kali
Jawa Barat dan Banten. Namun sampai saat ini, belum ada tindakan yang jelas
secara persuasif.
Hal tersebut menjadi penting untuk diteliti karena menjadi hal yang
masyarakat ikut andil dalam menjaga ketertiban umum tetapi justru terlibat
tengah masyarakat.
5
komprehensif dan kritis dan ditambah dengan adanya fenomena tentang
B. Pertanyaan Penelitian
massa?
6
Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian adalah:
2. Manfaat Praktis
tengah-tengah masyarakat.
D. Tinjauan Pustaka
7
Organisasi Kemasyarakatan dan sudah diterbitkan di jurnal Lex Crimen7.
Surabaya dan Ormas HTI yang ingin mendirikan negara Islam Indonesia dan
7
Magfirah Maasum, “Penerapan Sanksi terhadap Ormas yang Bertentangan dengan
Nilai-Nilai Pancasila Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi
Kemasyarakatan” (Lex Crimen, Volume VI Nomor 5, 2017), h.5-11.
8
dalam masyarakat dan membahas persoalan internal organisasi Pemuda
Pancasila.
yaitu sebuah penelitian yang membahas suatu asas-asas pada hukum dan suatu
perbandingan hukum.
pidana yang telah dilakukan kepada kader organisasi masyarakat maka dia
8
Hotma Tarulina, “Pertanggungjawaban Pidana terhadap Perbuatan Pidana yang
Dilakukan oleh Anggota Organisasi Kemasyarakatan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyrakatan” (Jom Fakultas Hukum, Volume IV Nomor 2,
2017), h.1-12.
9
sendirilah yang harus mempertanggungjawabkan perbuatanya itu sendiri
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Catur Wibowo dan Herman Harefa
disisi lain masih banyak organisasi masyarakat yang bertindak anarkis dan
9
Catur Wibowo dan Herman Harefa, “Urgensi Pengawasan Organisasi Kemasyarakatan
oleh Pemerintah.” (Jurnal Bina Praja, Volume 7 Nomor 1, 2015), h.1-18.
10
teracam dan tidak aman. Seharusnya pemerintah memberikan sanksi tegas
sikap pengurus dan pimpinan organisasi terhadap anggota yang terlibat dalam
bentrokan massa.
Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Igam Arya Wada dengan judul
10
Igam Arya Wada, “Wewenang Pemerintah dalam Pembubaran Organisasi
Masyarakat.” (E-Journal Lentera Hukum, Volume 4, Issue 3, 2017), h.150-162.
11
Kemasyarakatan, tepatnya pada bab sanksi yaitu pemberian surat peringatan
asas contrario actus jadi tidak harus menunggu semakin besarnya massa yang
dalam pembubarannya.
Ormas FPI yang membuat keresahan dalam aksi sweeping-nya yang melewati
polisi, dan kasus FPI dalam demostrasi massa dalam menolak Basuki Tjahya
Purnama (Ahok) sebagai Gubenur DKI Jakarta karena dia bukan seorang
12
Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Prianter Jaya Hairi dengan judul
sudah diterbitkan di jurnal Info Singkat.11 Penelitian ini dilatar belakangi oleh
Undang-Undang 1945.
Kemasyarakatan.
penelitian ini berfokus pada Ormas HTI yang secara substansi hukum, Ormas
HTI melanggar larangan sebagaimana yang tercantum dalam pasal 59 ayat (4)
11
Prianter Jaya Hairi, “Landasan Hukum Rencana Pembubaran Organisasi
Kemasyarakatan.” (Info Singkat, Volume IX Nomor 10, 2017), h.1-4.
13
Pancasila yang tidak menjalankan kewajibannya dalam menjaga ketertiban
sudah diuraikan di atas. Pada penelitian ini fokus kajiannya pada Ormas
negoisasi.
E. Metodelogi Penelitian
meliputi:
1. Jenis Penelitian
fokus dan multimetode yang disajikan secara naratif yang bertujuan untuk
mencari suatu jawaban dari sebuah peristiwa atau fenomena yang sesuai
14
dengan prosedur ilmiah dan sistematis12, penelitian ini menjadi kualitatif
dihasilkan sebagai hasil dari penelitian bersumber dari data yang dikumpulkan
melalui buku, media sosial, berita yang berhubungan dengan tema dan fokus
a) Wawancara
Pancasila terlibat dalam beberapa bentrokan, apa sanksi yang diberikan oleh
kebijakan apa yang diberikan oleh Pemuda Pancasila kepada anggota atau
12
Muri Yusuf, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan”
(Jakarta: Kencana, 2014), h.329.
13
Muri Yusuf, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan”,
h.372.
15
Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila DKI Jakarta. Kedua, Bapak
b) Dokumentasi
Menurut Bodan dan Biklen menyatakan bahwa analisis data ialah suatu
tahap yang tersusun untuk mengetahui dan mencari hasil data dari transkrip
14
Muri Yusuf, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan”,
h.391.
16
wawancara, dokumentasi dan lain-lain. Sehingga peneliti dapat
F. Sistematika Penulisan
Bab I, berisi pendahuluan secara garis besar bab ini memaparkan latar
Bab II, bab ini secara garis besar memaparkan mengenai landasan teoretis
15
Muri Yusuf, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan”,
h.400-401.
17
Bab IV, penulis memaparkan analisis penelitiannya yakni, keterlibatan
Pemuda Pancasila dalam bentrokan massa di DKI Jakarta, Jawa Barat dan
Pemuda Pancasila dengan Ormas yang lain, sanksi apa yang diterima oleh
Pemuda Pancasila terhadap kasus bentrokan massa yang diberikan oleh aparat
Pancasila terhadap anggota yang terlibat dalam bentrokan massa. Maka bab
Bab V, secara garis besar bab ini merupakan bagian penutup atau akhir
penelitian, yang berisikan kesimpulan yang menjadi inti dari penelitian dan
18
BAB II
KERANGKA TEORI
tersusun secara struktur, biasanya dimulai dari tingkat tertinggi atau pusat sampai
terendah di tingkat daerah atau rukun warga. Sebelum membahas lebih jauh
Ormas, maka alangkah baiknya kita ketahui dahulu tentang pengertian organisasi
“organon” dan merupakan istilah latin, yaitu “organum” yang mempunyai arti
yaitu sebuah alat, bagian, anggota dan badan.1 Menurut James D. Mooney,
sebuah kegiatan kerja sama yang dilakukan oleh dua individu tau lebih, dan
1
Nia Kania Winayanti, “Dasar Hukum Pendirian dan Pembubaran Ormas” (Yogyakarta:
Pustaka Yustisia, 2011) h.11.
19
organisasi memiliki tiga ciri yaitu: pertama, memiliki sekumpulan individu yang
sama yang berdasarkan pada hak kewajiban dan tanggung jawab untuk menggapai
yang dibentuk oleh pemerakarsa organisasi dan memiliki anggota organisasi yang
terbentuk atas dasar persamaan visi misi, cita-cita sehingga menetapkan tujuan
yang sama, terbentuk secara terstruktur, menetapkan arah kebijakan dan memiliki
2
Nia Kania Winayanti, “Dasar Hukum Pendirian dan Pembubaran Ormas.” h.11-13
3
Nia Kania Winayanti, “Dasar Hukum Pendirian dan Pembubaran Ormas.” h.13.
4
Nia Kania Winayanti, “Dasar Hukum Pendirian dan Pembubaran Ormas.” h.13-14
20
6. Memiliki sistem kaderisasi keanggotaan yang jelas, yang berlandaskan
dari kata “masyarakat” yang berarti sekelompok orang yang merangkai kehidupan
itu, yang dimaksud dengan “masyarakat” sekumpulan individu yang bersatu dan
sebuah wadah atau tempat yang dibentuk oleh sekelompok individu, yang
memiliki visi-misi, cita-cita dan tujuan yang sama, memiliki kepengurusan yang
5
Nia Kania Winayanti, “Dasar Hukum Pendirian dan Pembubaran Ormas.” h.14.
6
Nia Kania Winayanti, “Dasar Hukum Pendirian dan Pembubaran Ormas.” h.15
21
Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan menjadi
Undang-Undang.
berikut:8
kemasyarakatan tertentu;
7
Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2017 tentang
Organisasi Kemasyarakatan.
8
Nia Kania Winayanti, “Dasar Hukum Pendirian dan Pembubaran Ormas.” h.15-16
9
Nia Kania Winayanti, “Dasar Hukum Pendirian dan Pembubaran Ormas.” h.16.
22
Indonesia (PII), Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Ikatan Dokter
lain-lain;
lebih dari satu kekhususan, seperti Muhamadiyah, NU, Persis, dan lain-
Indonesia Tahun 1945.11 Ormas bersifat sukarela, sosial, mandiri, nirlaba dan
demokratis.12
10
Pasal 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi
Kemasyarakatan.
11
Pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi
Kemasyarakatan.
12
Pasal 4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi
Kemasyarakatan.
23
A.3. Tujuan, Fungsi dan Ruang Lingkup Organisasi Kemasyarakatan
c. Menjaga nilai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
d. Melestarikan dan memelihara norma, nilai, moral, etika, dan budaya yag
dan
organisasi;
organisasi;
13
Pasal 5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi
Kemasyarakatan.
14
Pasal 6 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi
Kemasyarakatan.
24
d. Pemberdayaan masyarakat;
Ormas berhak:15
terbuka;
organisasi; dan
Ormas lain, dan pihak lain dalam rangka pengembangan dan keberlanjutan
organisasi.
Ormas berkewajiban:16
15
Pasal 20 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 tentang
Organisasi Kemasyarakatan.
25
a. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan tujuan organisasi;
Republik Indonesia;
c. Memelihara nilai agama, budaya, moral, etika, dan norma kesusilaan serta
untuk:17
nama, lambang, bendera, atau tanda gambar Ormas lain atau partai
politik.
16
Pasal 21 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 tentang
Organisasi Kemasyarakatan.
17
Tim Grasindo, “Update Paling lengkap Undang-Undang Ormas” (Jakarta: PT
Grasindo, 2018) h.9-11.
26
(2) Ormas dilarang:
perundang-undangan; dan/atau
golongan;
dan/atau
organisasi terlarang;
27
c. Menganut, mengembangkan, serta menyebarkan ajaran atau paham
dan ketertiban umum, atau merusak fasilitas umum dan fasilitas sosial. Secara
kemasyarakatan.
B. Teori Konflik
Konflik adalah salah satu bentuk dari sebuah hubungan sosial atau sebuah
kehidupan masyarakat terdiri dari sejumlah besar hubungan sosial, maka dari itu
28
bisa saja terjadi sebuah konflik antara warga masyarakat yang terlibat dalam
hubungan sosial.18
pendapat antara dua individu atau lebih dan antara kelompok. Konflik seperti ini
bisa disebut sebagai konflik lisan atau nonfisik. Jika konflik tersebut tidak dapat
menjadi dua bagian. Pertama, konflik individul. Yaitu konflik yang terjadi di
terjadinya konflik adalah masalah pribadi sehingga yang terlibat dalam konflik
individu. Kedua, konflik kelompok. Yaitu konflik yang terjadi di antara dua
kelompok atau lebih. Konflik masalah pribadi bisa berubah menjadi konflik
kelompok karena adanya kecenderungan yang besar dari orang yang terlibat untuk
yang tinggi untuk membantu anggota kelompoknya yang terlibat dalam konflik
18
Maswadi Rauf, “Konsensus Politik”. (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Dapartemen Pendidikan Nasional, 2000). h.2.
19
Maswadi Rauf, “Konsensus Politik”. (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Dapartemen Pendidikan Nasional, 2000). h.2.
20
Maswadi Rauf, “Konsensus Politik”. (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Dapartemen Pendidikan Nasional, 2000). h.6.
29
Konflik terjadi karena adanya keinginan manusia untuk menguasai
sumber-sumber dan posisi yang langka. Salah-satu faktornya adalah uang, uang
manusia sangat banyak sehingga tidak dapat terpenuhi semuanya. Hal ini yang
membuat adanya kelangkaan. Konflik timbul kerana adanya aktifitas dan kegiatan
jabatan yang terbatas ini, kedudukan atau posisi jabatan ini menjadi bahan rebutan
Ted Robert Gurr menjelaskan ada empat ciri dari konflik, diantaranya
adalah: pertama, ada dua atau lebih pihak yang terlibat. Yakni bahwa persyarat
konflik harus lebih dari satu berarti sebuah konflik sosial harus bersifat sosial
yaitu melibatkan individu yang lain. Kedua, mereka terlibat dalam tindakan-
tindakan yang saling memusuhi. yakni dalam sebuah konflik menunjukkan adanya
Keempat, interaksi yang bertentangan ini bersifat terbuka sehingga bisa dideteksi
dengan mudah oleh para pengamat yang independen. Hal ini berarti bahwa sebuah
konflik merupakan sebuah tingkah laku yang nyata dan dapat diamati yang
21
Maswadi Rauf, “Konsensus Politik”. (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Dapartemen Pendidikan Nasional, 2000). h.6.
22
Maswadi Rauf, “Konsensus Politik”. (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Dapartemen Pendidikan Nasional, 2000). h.7-8.
30
B.3. Penyelesaian Konflik (Conflict Resolution)
dilakukan sebagai upaya untuk menyelesaikan suatu konflik dengan cara mecari
jalan keluar yaitu bersepakatan antara pihak-pihak yang terlibat di dalam suatu
konflik. Sesuai dengan definisi konflik itu sendiri yaitu adanya suatu perbedaan
pendapat atau pandangan lebih dari satu pihak, dan konflik dapat diselesaikan jika
untuk tidak meneruskan perbedaan pendapat dan menemukan suatu jalan keluar
atau titik temu dari pendapat atau pandangan yang tadi bertikai.23
yang lebih mendalam yang berarti semakin tajamnya perbedaan antara pihak-
pihak yang berkonflik dan umtuk mencegah meluasnya konflik, yang berarti
mencari jalan keluar atau titik temu antara pihak-pihak yang terlibat konflik.
saja maupun menggunakan pihak ketiga yang bertindak sebagai juru damai atau
sebagai mediator. Mereka yang terlibat konflik saling bertukar pikiran dan
23
Maswadi Rauf, “Konsensus Politik”. (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Dapartemen Pendidikan Nasional, 2000). h.8-9.
24
Maswadi Rauf, “Konsensus Politik”. (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Dapartemen Pendidikan Nasional, 2000). h.9.
31
beragumentasi untuk menunjukkan posisi masing-masing yang bertujuan
perubahan-perubahan pandangan dari salah satu pihak atau semua pihak yang
secara koersif yaitu penyelesaian yang menggunakan kekerasan fisik atau suatu
secara koersif terjadi dengan terciptanya titik temu atau mufakat karena pihak
yang lebih lemah yang menerima anacaman kekerasan atau penggunaan kekerasan
atau bentrokan massa yang terjadi di beberapa daerah yang biasanya selalu
berkaitan dengan faktor ekonomi yaitu perebutan lahan parkir dengan organisasi
masyarakat yang lain yang memiliki massa yang sama banyaknya, dan secara
memiliki ciri-ciri dari konflik dan teori ini digunakan untuk melihat bagaimana
25
Maswadi Rauf, “Konsensus Politik”. (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Dapartemen Pendidikan Nasional, 2000). h.10-12.
32
C. Teori Penegakan Hukum
peraturan-peraturan hukum.26
pandangan terhadap norma-norma yang baik dan menjelma dan sikap tindak
pandangan tertentu mengenai apa yang baik dan apa yang buruk. Pandangan-
26
Laurensius Arliman, “Penegakan Hukum dan Kesadaran Masyarakat” (Yogyakarta:
Deepulish, 2015). h.41.
27
Soerjono Soekanto, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum” (Depok:
PT RajaGrafindo, 2018). h.5.
28
Soerjono Soekanto, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum.” h.5-6.
33
Pasangan nilai-nilai yang telah diserasikan tersebut, memerlukan
penjabaran secara lebih konkret, oleh karena nilai-nilai lazimnya bersifat abstrak.
Penjabaran secara lebih konkret terjadi di dalam bentuk kaidah-kaidah, dalam hal
Dalam bidang hukum tata negara Indonesia, terdapat kaidah-kaidah tersebut yang
berisikan suruhan atau perintah untuk melakukan tindakan tertentu atau tidak
perilaku yaitu sikap tindak yang dianggap pantas sikap yang dianggap pantas.
Perilaku atau sikap tindak tersebut bertujuan untuk menciptakan, memelihara dan
pelaksanaan diskresi yang berkaitan membuat keputusan yang tidak secara ketat
diatur oleh kaidah atau norma hukum, namun memiliki unsur penilaian pribadi,
bahwa pada dasarnya diskresi terletak di antara hukum dan moral (etika dalam arti
sempit).31
29
Soerjono Soekanto, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum.” h.6.
30
Soerjono Soekanto, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum.” h.6-7.
31
Soerjono Soekanto, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum.” h.7.
34
tersebut dapat terjadi dikarenakan ketidakserasian antara nilai-nilai yang
kepastian tetap atau bersimpang siur, dan pola perilaku tidak sejalan yang
dampak positif dan negatif berada pada isi faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor
tersebut, yaitu:34
hukum.
32
Soerjono Soekanto, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum.” h.7.
33
Soerjono Soekanto, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum.” h.7-8.
34
Soerjono Soekanto, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum.” h.8.
35
4. Faktor masyarakat, yaitu tempat dimana hukum tersebut berlaku dan
diterapkan.
5. Faktor kebudayaan, yaitu sebuah hasil karya, ciptaan, dan rasa yang
Kelima faktor tersebut saling berhubungan satu sama lain dan berkaitan,
oleh sebab itu merupakan esensi dari penegakan hukum, dan juga merupakan
atau merusak fasilitas umum dan fasilitas sosial dan teori penegakan hukum ini
karena secara organisasi tidak diberikan sanksi karena perbuatan anarkis oknum
anggota di dalam ormas tersebut, oleh karena itu perbuatan pidana dilakukan oleh
D. Teori Negoisasi
tentang suatu kondisi atau menawar. Istilah lainnya, yaitu negotiable yang
mempunyai arti dapat dibicarakan, dapat ditawar dan istilah negotiation yang
35
Soerjono Soekanto, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum.” h.9.
36
mempunyai arti sebuah proses untuk merundingkan atau membicarakan tentang
suatu hal yang bertujuan untuk disepakati dengan pihak lain. Negosiasi adalah
mempunyai veto atas sebuah hasil akhir dan untuk mencapai tersebut harus
sebuah proses menawar untuk mencapai tujuan yang bisa diterima sehingga
membutuhkan tindakan antar kedua pihak, baik yang nyata maupun tidak. Dengan
demikian negoisasi merupakan sebuah bentuk bertemunya antar kedua pihak atau
perundingan antar dua pihak dimana terdapat proses memberi dan menerima atau
dan bermanfaat tercapainya sebuah bentuk kerja sama antar kedua pihak atau
Tujuan dari Negoisasi ada tiga yaitu, sebagai berikut: pertama, tercapainya
berarti menyepakati antar kedua pihak secara bersama. Kedua, tercapainya kondisi
penyelesaian (solutions) atau jalan keluar (way out) atas masalah bersama. Tujuan
36
Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, “Komunikasi Politik Sebuah Pengantar”
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2018). h.105.
37
Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, “Komunikasi Politik Sebuah Pengantar”,
h.105.
37
sebenarnya negoisasi yaitu upaya penyelesaian suatu konflik. Ketiga, tercapainya
(win-win). Hal ini merupakan tujuan dari sebuah negoisasi yakni menghendaki
adanya dan terciptanya sebuah kondisi yang saling menguntungkan antar kedua
pihak tanpa ada menempatkan pihak lain dalam posisi yang kalah.38
bentrokan tersebut dan secara keseluruhan mediasi yang dilakukan oleh Pemuda
sebagai negoisasi karena memiliki pengertian, arti, dan tujuan yaitu upaya
38
Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, “Komunikasi Politik Sebuah Pengantar”,
h.106.
38
BAB III
penelitian ini. kemudian pada bab ini, juga akan dijelaskan tentang pendirian
Priode Pemerintahan
Indonesia penuh dengan konflik. Salah satunya adalah konflik kepentingan antara
dan bernegara. Dinamika politik yang diwarnai oleh budaya politik berbasis
masyarakat.1
1
Dalam Hasil Keputusan Musyawarah Besar IX Organisasi Kemasyarakatan Pemuda
Pancasila tahun 2014, tentang Program Umum Pemuda Pancasila Bab I, h. 9.
39
dan pendiri Pemuda Pancasila sadar bahwa persatuan dan kedaulatan bangsa
Indonesia sangat penting dan harus ditegakkan supaya bangsa ini tidak tercerai-
berai dan hancur. Oleh karena itu, mereka mempersiapkan kekuatan sosial dan
politik sehinga diharapkan dapat membangun bangsa kearah yang lebih baik dan
Dasar 1945.2
hari peringatan Sumpah Pemuda. Kesamaan hari lahir tersebut menjadi sebuah
hakekat kemerdekaan. Dalam hal ini, Sumpah Pemuda dipandang sebagai sebuah
domba.3
Para pemuda dan tokoh masyarakat, TNI-AD, dan IPKI yang memiliki
jiwa militan, setia kawan, berani dan tanggap terhadap kondisi pada saat itu,
nasib bangsa, keyakinan terhadap Pancasila, dan berdasarkan tekad kuat untuk
2
Dalam Hasil Keputusan Musyawarah Besar IX Organisasi Kemasyarakatan Pemuda
Pancasila tahun 2014, tentang Program Umum Pemuda Pancasila Bab I, h. 9.
3
Dalam Hasil Keputusan Musyawarah Besar IX Organisasi Kemasyarakatan Pemuda
Pancasila tahun 2014, tentang Program Umum Pemuda Pancasila Bab I, h. 9.
40
Pancasila dan mempertahankan NKRI seabadinya. Tekad kebersamaan tersebut
menjadi faktor pengikat para pemuda Indonesia dalam suatu visi nasionalisme
Pemuda Pancasila melihat Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan
makmur berdasarkan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam NKRI, serta
pemerintahan mulai stabil, dan perputaran ekonomi berjalan dengan baik untuk
menuju lebih maju. Dibangdingkan budaya politik berbasis massa-rakyat pada era
orde lama, pada masa ini budaya politik tumbuh stabil yang mengutamakan
ketika budaya politik stabil sehingga pada masa ini organisasi Pemuda
4
Dalam Hasil Keputusan Musyawarah Besar IX Organisasi Kemasyarakatan Pemuda
Pancasila tahun 2014, tentang Program Umum Pemuda Pancasila Bab I, h.9.
5
Dalam Hasil Keputusan Musyawarah Besar IX Organisasi Kemasyarakatan Pemuda
Pancasila tahun 2014, tentang Program Umum Pemuda Pancasila Bab I, h.10.
6
Dalam Hasil Keputusan Musyawarah Besar IX Organisasi Kemasyarakatan Pemuda
Pancasila tahun 2014, tentang Program Umum Pemuda Pancasila Bab I, h.10.
41
Komitmen Pemuda Pancasila terhadap Pancasila sebagai azas tunggal,
memberikan ruang yang luas untuk mengembangkan jati diri organisasi. Pada
masa ini sifat organisasi Pemuda Pancasila yang terbuka dan membedakan latar
belakang sosial dan politik yang telah dituangkan secara terus-menerus di dalam
masyarakat. Di samping itu, demokrasi Pancasila pada era orde baru yang
Pemuda Pancasila sebagai suatu kelompok masyrakat yang plural yang meyakini
3. Masa Reformasi.
Fase berikutnya ialah arus perubahan jaman orde baru ke orde reformasi.
Pada era ini, Indonesia mulai berbenah diri membangun demokrasi yang
berdasarkan kedaulatan rakyat dan pernghormatan terhadap hukum dan hak asasi
7
Dalam Hasil Keputusan Musyawarah Besar IX Organisasi Kemasyarakatan Pemuda
Pancasila tahun 2014, tentang Program Umum Pemuda Pancasila Bab I, h.10.
8
Dalam Hasil Keputusan Musyawarah Besar IX Organisasi Kemasyarakatan Pemuda
Pancasila tahun 2014, tentang Program Umum Pemuda Pancasila Bab I, h.10.
42
Melihat dari pengalaman Pemuda Pancasila yang menjadi pelaku sejarah
dimasa lama dan orde baru, serta mencermati posisi institusi TNI yang
melihat era reformasi sebagai peluang untuk bergerak dan mengembangkan diri
untuk lebih maju. Mempertahankan Pancasila dan NKRI di dalam arus globalisasi
adalah dalam arus globalisasi ini, masyarakat Indonesia sadar hukum dan HAM,
sadar demokrasi, sadar bela negara, sadar persatuan dan kesatuan bangsa, sadar
untuk tetap meneruskan cita-cita pendiriannya. Kalau pada era sebelumnya kiblat
karena itu, pada era reformasi ini haluan kegiatan atau progam Pemuda Pancasila
9
Dalam Hasil Keputusan Musyawarah Besar IX Organisasi Kemasyarakatan Pemuda
Pancasila tahun 2014, tentang Program Umum Pemuda Pancasila Bab I, h.11.
43
dan lain-lain. Dan sektor utama yang dimaksud antara lain; hukum & HAM,
setiap perubahan zaman yang dilalui oleh bangsa Indonesia. Pemuda Pancasila
berbangsa dan bernegara. Hal ini mengamanatkan bahwa tanggung jawab para
anggota atas eksistensi Pemuda Pancasila bukan saja pada lingkup organisasi
10
Dalam Hasil Keputusan Musyawarah Besar IX Organisasi Kemasyarakatan Pemuda
Pancasila tahun 2014, tentang Program Umum Pemuda Pancasila Bab I, h.12.
11
Dalam Hasil Keputusan Musyawarah Besar IX Organisasi Kemasyarakatan Pemuda
Pancasila tahun 2014, tentang Program Umum Pemuda Pancasila Bab I, h.12.
12
Dalam Hasil Keputusan Musyawarah Besar IX Organisasi Kemasyarakatan Pemuda
Pancasila tahun 2014, tentang Program Umum Pemuda Pancasila Bab I, h.12.
44
yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
massa, yang bersifat independent, sukarela, sosial, mandiri dan demokratis dan
Ika. Keempat, melahirkan kader Pemuda Pancasila sebagai kader bangsa yang
13
Dalam Anggaran Dasar Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Pancasila Bab I tentang
“Nama, Waktu, dan Kedudukan” Pasal 1, 2, 3. dan Bab II tentang “Asas, Dasar, dan Tujuan”
Pasal 4, 5, 6. h.8-9.
14
Dalam Anggaran Dasar Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Pancasila Bab IV tentang
“Pokok-Pokok Perjuangan” Pasal 10. h.9.
45
Kemasyarakatan Pemuda Pancasila pantang menyerah dalam memperjuangkan
cita-cita bangsa.15
(MPC).
15
Dalam Anggaran Rumah Tangga Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Pancasila Bab I,
Pasal 3 tentang “Semboyan”. h. 15.
16
Dalam Anggaran Dasar Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Pancasila Bab IX, Pasal 17 tentang
“Susunan dan Jenjang Organisasi”. h. 11.
46
1. Bidang Organisasi dan Keanggotaan.
kreatif.
2. Bidang Kaderisasi.
sebagai wadah atau tempat yang melahirkan kader bangsa yang akan
secara berkala.
47
Sasaran bidang ini, salah satunya adalah meluasnya pemahaman dan
9. Bidang Agama/kerohanian.
Sasaran bidang ini, salah satunya adalah terbentuknya badan kegiatan yang
Sasaran bidang ini, salah satunya adalah terbentuknya badan kegiatan yang
48
11. Bidang Peranan Wanita dan Kegiatan Perempuan.
Sasaran bidang ini, salah satunya adalah peningkatan kapasitas dan peran
lingkungan hidup.
Sasaran bidang ini, salah satunya adalah meluasnya rasa persahabatan atau
mampu.
49
16. Bidang perekonomian dan Pengembangan Usaha.
Sasaran bidang ini, salah satunya adalah sosialisasi kebijakan dan program
desa.
50
21. Sulewesi Tengah 13 382
22. Sulewesi Utara 15 359
23. Sulewesi Barat 6 1343
24. Papua 29 56
25. Maluku Utara 10 75
26. Kepulauan Riau 7 12358
27. Bangka Belitung 7 1525
28. Papua Barat 13 12
29. Gorongtalo 9 30
30. Kalimantan Utara 5 1040
31. Bengkulu 10 854
32. DKI Jakarta 6 16716
33. Nanggoro Aceh Darusalam 23 5755
34. Banten 8 38753
35. State of California - 48
Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila dengan jumlah MPC berjumlah 518
latar belakang Skripsi saya mengambil contoh di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat
dan Banten.
51
BAB IV
2018
huruf (c) yang berbunyi “Ormas dilarang untuk melakukan tindakan kekerasan,
Pancasila yang terlibat konflik dengan Ormas yang lain yang sama-sama memiliki
Pemuda Pancasila merupakan Ormas yang berbasis massa yang terdiri dari
berbagai macam anggota dengan latar belakang, kalangan, kelas dan profesi
yang beragam. Pada dasarnya secara organisasi, Pemuda Pancasila tidak pernah
mengintruksikan dan terlibat dalam bentrokan massa, yang sering terjadi ialah
Ormas yang lain. Bentrokan ini biasanyanya terjadi pada tingkat bawah.
di DKI Jakarta, Jawa barat dan Banten pada tahun 2013-2018, diantaranya yaitu:
1
Tim Grasindo, “Update Paling Lengkap Undang-Undang Ormas” (Jakarta: PT
Grasindo, 2018) h.11.
52
Tabel 1.2 Daftar Bentrokan yang Melibatkan Pemuda Pancasila di Wilayah
DKI Jakarta, Jawa barat dan Banten Tahun 2013-2018
No. Tanggal Kasus Daerah
1. Kamis, 25 Ormas Gerakan Masyarakat Bawah dengan Di kantor Pemerintah
Januari Ormas Pemuda Pancasila dan Ormas Gabungan Kota Bekasi di JL.
2018 Inisiatif Barisan Anak Siliwangi. Ahmad Yani, Bekasi
Selatan.2
2. Selasa, 11 Pemuda Pancasila dengan Ormas Forum Betawi Di JL. Siliwangi
September Rembug (FBR) Pamulang, Tanggerang
2018 selatan.3
3. Selasa, 11 Pemuda Pancasila dengan FBR Di JL. KH Syafie
September Hamzami, Kecamatan
2018 Kebayoran Lama,
Jakarta Selatan.4
4. Selasa, 29 Pemuda Pancasila dengan FBR Di Percetakan Negara,
Oktober Johar Baru, Jakarta
2013 Pusat.5
5. Minggu, Pemuda Pancasila dengan FBR Di wilayah Mampang,
10 Agustus Jakarta Selatan.6
2014
6. Jumat, 8 Pemuda Pancasila dan Pemuda Ambon Di Pasar Modern, Budi
Agustus Serpong Damai (BSD),
2017 Tanggerang Selatan.7
7. Sabtu, 15 Pemuda Pancasila dan FBR Di tol Andara
September pangkalan jati baru,
2018 Depok, Jawa Barat.8
8. Kamis, 14 Pemuda Pancasila dan Barisan Benteng Raya Kota Bogor.9
Desember Padjajaran.
2017
Sumber: Kumpulan Berita Online
2
Andi Firdaus, “Bentrok Ormas di Bekasi, Polisi: Mereka Bermusuhan”. artikel ini
diakses pada Rabu, 13 Februari 2019, 20:00 dari https://www.antaranews.com.
3
Jaisy Rahman Tohir, “Bentrok Ormas, Ketua PAC Pemuda Pancasila Sebut Bentuk
Balasan Karena Poskonya Dirusak”. Artikel ini diakses pada Rabu, 13 Februari 2019, 20:00 dari
http://jakarta.tribunnews.com.
4
Nibras Nada Nailufar, “Bermula dari Gardu Ormas Dilempari, Tawuran Terjadi di
Jaksel”, artikel ini diakses pada Rabu, 13 Februari 2019, 20:00 dari
https://megapolitan.kompas.com.
5
Dharmawan Sutanto, “Bawa Golok, FBR dan Pemuda Pancasila Bentrok di Johar Baru”,
artikel ini diakses pada Rabu, 13 Februari 2019, 20:00 dari https://www.merdeka.com.
6
DetikNews, “FBR Vs PP Bentrok Saling Rusak Posko di Mampang, Polisi Usut
Pelakunya”, artikel ini diakses pada Rabu, 13 Februari 2019, 20:00 dari https://news.detik.com.
7
SuaraJakarta.co, “Segerombolan Pemuda Bawa Balok dan Parang Tawuran di BSD”,
artikel ini diakses pada Rabu, 13 Februari 2019, 20:00 dari
http://suarajakarta.co.
8
Oktaviani, “Satu Orang Terluka Saat Bentrok FBR dan Pemuda Pancasila di Depok”.
Artikel ini diakses pada Rabu, 13 Februari 2019, 20:00 dari https://akurat.co.
9
Mohamad Afkar Sarvika, “Terlibat Bentrok, Pimpinan Pemuda Pancasila Bogor Tidak
Ingin Benturan Dengan Polisi”. Artikel ini diakses pada Rabu, 13 Februari 2019, 20:00 dari
https://bogor.tribunnews.com.
53
Dari tabel tersebut, Pemuda Pancasila tercatat delapan kali terlibat
bentrokan massa dalam kurung waktu 2013-2018 di wilayah DKI Jakarta, Jawa
Pemerintah kota Bekasi di Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan. Yang melibatkan
terjadi ketika unjuk rasa demonstrasi yang dilakukan Ormas GMBI sekitar 300-
kendaraan oleh instansi dalam Pemkot Bekasi, dan tiba-tiba ada Ormas lain yang
kontra yaitu Ormas Pemuda Pancasila dan Ormas Gabungan Inisiatif Barisan
Anak Siliwangi (Gibas) saling memprovokasi hingga terjadi bentrokan fisik dan
terjadi lempar-lempar batu dan benda keras. Akibat dari bentrokkan ini
Pengurus Anak Cabang (PAC) Pemuda Pancasila Ciputat, Mardex, bentrokkan ini
10
Andi Firdaus, “Bentrok Ormas di Bekasi, Polisi: Mereka Bermusuhan”.
https://www.antaranews.com.
11
Jaisy Rahman Tohir, “Bentrok Ormas, Ketua PAC Pemuda Pancasila Sebut Bentuk
Balasan Karena Poskonya Dirusak”. http://jakarta.tribunnews.com.
54
Ketiga, bentrokkan yang terjadi pada Selasa, 11 September 2018 di Jalan
Lama, Jakarta Selatan. Yang melibatkan Ormas Pemuda Pancasila dengan Ormas
Forum Betawi Rembug (FBR). Bentrokan itu dipicu peristiwa gardu Semut Item
Percetakan Negara, Johar Baru, Jakarta Pusat. Yang melibatkan Ormas Pemuda
Pancasila dengan Ormas Forum Betawi Rembug (FBR). Menurut petugas piket
Polsek Cempaka Putih Bripka Budi, bentrokan akibat perebutan lahan, kedua
Ormas tersebut yang terlibat sekitar 200 orang, mereka membawa berbagai senjata
tajam.13
dengan Ormas Forum Betawi Rembug (FBR). Bentrokan ini terjadi akibat dari
Jakarta Selatan oleh sekitar 50 anggota FBR. Pos tersebut merupakan rumah dari
H Tambul, yang merupakan anggota MPC PP Jaksel. Massa FBR melempari Pos
PP, sehingga terjadi kerusakan di bagian kaca jendela pos, kaca pintu dan kaca
membawa senjata tajam, massa PP kemudian merusak Posko FBR Gardu G 0234
12
Nibras Nada Nailufar, “Bermula dari Gardu Ormas Dilempari, Tawuran Terjadi di
Jaksel”, https://megapolitan.kompas.com.
13
Dharmawan Sutanto, “Bawa Golok, FBR dan Pemuda Pancasila Bentrok di Johar
Baru”, https://www.merdeka.com.
55
yang terletak di Gang Jati Jl Kapten Tendean, Mampang, Jaksel.14 Dari
Jakarta Utara dan bukan anggota FBR Selatan. Lalu tokoh dari kedua Ormas
tersebut dipertemukan dan menyetujui untuk menarik massa, dan sepakat untuk
Pasar Modern, Budi Serpong Damai (BSD), Tanggerang Selatan. Tawuran itu
Pancasila dan membawa balok dan parang yang menjadi senjata ketika
bentrokan.16
Andara, Pangkalan Jati Baru, Depok, Jawa Barat. Yang melibatkan Ormas Betawi
Rembug (FBR) dan Ormas Pemuda Pancasila. Menurut Ardana, kedua ormas
tersebut saling menyerang dengan menggunakan sejata tajam dan kayu. Pelaku
penyerangan dari kedua belah pihak berjumlah 30 orang. kericuhan tersebut tidak
menimbulkan banyak korban jiwa. Selain itu, juga tidak menimbulkan kerusakan
yang parah.17
14
DetikNews, “FBR Vs PP Bentrok Saling Rusak Posko di Mampang, Polisi Usut
Pelakunya”, https://news.detik.com.
15
DetikNews, “Bentrok di Mampang, Ketua FBR H Borix dan Ketua PP H Torik
Dipertemukan Polisi”, https://news.detik.com.
16
SuaraJakarta.co, “Segerombolan Pemuda Bawa Balok dan Parang Tawuran di BSD”,
http://suarajakarta.co.
17
Oktaviani, “Satu Orang Terluka Saat Bentrok FBR dan Pemuda Pancasila di Depok”.
https://akurat.co.
56
Kedelapan, bentrokan yang terjadi pada Kamis, 14 Desember 2017 di kota
Bogor. Yang melibatkan Ormas Pemuda Pancasila dan Ormas Barisan Benteng
Raya Padjajaran (BBRP). Bentrokan terjadi dengan membawa sejata tajam dan
alat pukul lainnya. Polresta Bogor Kota menggelar pertemuan bagi kedua ormas
antara Ormas BBRP Kota Bogor dan Pemuda Pancasila Kota Bogor di Mapolresta
Bogor Kota, tujuan pertemuan kedua Ormas tersebut tidak lain adalah untuk
Dalam teori konflik, seperti yang dijelaskan oleh Ted Robert Gurr yang
dikutip oleh Maswadi rauf tentang konflik, bahwa “ada empat ciri dari konflik
Ormas Pemuda Pancasila dan Ormas lainnya bisa dikategorikan sebagai konflik.
dijelaskan oleh Maswadi Rauf, tentang konflik yang dilihat dari pihak-pihak yang
terlibat yaitu konflik kelompok, bahwa “konflik kelompok yaitu konflik yang
18
Mohamad Afkar Sarvika, “Terlibat Bentrok, Pimpinan Pemuda Pancasila Bogor Tidak
Ingin Benturan Dengan Polisi”. Artikel ini diakses pada Rabu, 13 Februari 2019, 20:00 dari
https://bogor.tribunnews.com.
19
Maswadi Rauf, “Konsensus Politik”. (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Dapartemen Pendidikan Nasional, 2000). h.7-8.
57
terjadi di antara dua kelompok atau lebih.”20 Walaupun konflik tersebut pada
awalnya karena masalah pribadi oknum anggota Ormas tersebut sehingga berubah
menjadi konflik kelompok karena adanya kecendrungan yang besar dari anggota
bentrokan ini sering terjadi pada tingkat bawah karena permasalahan individu. Ia
menyatakan bahwa:
Hal serupa juga dijelaskan oleh Bapak Gunung Hutapea, selaku ketua
dan Bapak Ahmad Suja’I, selaku Sekretaris II PAC Kecamatan Tiga Raksa, beliau
20
Maswadi Rauf, “Konsensus Politik”. (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Dapartemen Pendidikan Nasional, 2000). h.6.
21
Hariman Siregar, Wawancara, Jakarta, 28 Mei 2019.
58
menyampaikan bahwa faktor yang menjadi permasalahan setiap bentrokan karena
bahwa:
Hal serupa juga dijelaskan oleh Bapak Yahya Abdul Habib, S.E, wakil
22
Gunung Hutapea, Wawancara, Jakarta, 08 Mei 2019.
23
Ahmad Suja’i, Wawancara, Tanggerang, 1 Mei 2019.
24
Yahya Abdul Habib, Wawancara, Jakarta, 26 April 2019.
59
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa Pemuda Pancasila sebagai
Ormas yang berbasis massa ini memiliki latar belakang anggota organisasi
pribadi anggota atau oknum yang ada Ormas yang akhirnya terbawa-bawa
Dalam teori konflik, seperti yang dijelaskan oleh Maswadi rauf, bahwa
sumber dan posisi yang langkah, salah satu faktornya adalah uang, disini uang
pemaparan itu, Nampak jelas bahwa bentrokan yang melibatkan Ormas Pemuda
Pancasila faktor yang menjadi latar belakang masalah dalam bentrokan ialah
mencari makan anggota yang ada di tingkat bawah atau grassroot contohnya
melibatkan oknum anggota Pemuda Pancasila terjadi pada tingkat bawah yaitu
grassroot atau akar rumput. salah satu penyebab bentrokan karena kurangnya ilmu
25
Maswadi Rauf, “Konsensus Politik”. (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Dapartemen Pendidikan Nasional, 2000). h.6.
60
Pemuda Pancasila sebagai Ormas yang berbasis massa atau memiliki
anggota organisasi dan memiliki sistem kaderisasi yang jelas, pola kaderisasi atau
menyatakan bahwa:
bahwa:
26
Yahya Abdul Habib, Wawancara, Jakarta, 26 April 2019.
61
baik itu PAC, MPC maupun MPW per-periode untuk merekrut
anggota kita mempunyai target misalnya 1 ranting minimal
mempunyai 30 anggota bahkan sekarang di tingkatkan menjadi 50
untuk satu ranting. Mereka tertarik dengan Pemuda Pancasila karena
Pemuda Pancasila banyak berbuat hal-hal yang positif di tengah-
tengah masyarakat seperti melihat bentuk sosial dan kinerja dalam
membantu masyarakat dan kenapa banyak terjadi bentrokan
khususnya Pemuda Pancasila dengan Ormas lainnya, menurutnya itu
berawal dari tingkat bawah sebenarnya, dasar awalnya dari tingkat
bawah jadi kebanyakan kita merekrut anggota sebanyak mungkin
tetapi kelemahan kita dalam pembekalan sumber daya manusianya
kurang.”27
beragam latar belakang, suku bangsa dan kalangan. melihat dari kaderisasi atau
seharusnya semua anggota Ormas Pemuda Pancasila memiliki bekal yang sama
sendiri.
59 ayat (3) huruf (c) yang berbunyi “Ormas dilarang untuk melakukan tindakan
27
Ahmad Sujari, Wawancara, Tanggerang, 1 Mei 2019.
62
sosial.”28 Pemaparan itu diperkuat berdasarkan data kasus bentrokan massa yang
melibatkan Pemuda Pancasila dengan Ormas yang lain, sehingga hal tersebut
Ormas lain. Secara organisasi, Pemuda Pancasila tidak diberikan sanksi karena
pada dasarnya dalam setiap kejadian bentrokan yang terlibat hanya oknum
anggota Pemuda Pancasila dengan oknum anggota Ormas yang lain, sehingga
yang diberikan sanksi pidana kepada anggota organisasi yang terlibat bukan
28
Tim Grasindo, “Update Paling Lengkap Undang-Undang Ormas” (Jakarta: PT
Grasindo, 2018) h.11.
63
“Organisasi kemasyarakatan Pemuda Pancasila tidak ada instruksi
apapun dari organisasi kemasyarakatan Pemuda Pancasila untuk
melakukan penyerangan atau bentrokan makanya secara
kelembagaan kita tidak bisa disanksi dan rata-rata pertanggung
jawabnya adalah individual atau oknum.”29
Hal serupa juga dijelaskan oleh Bapak Gunung Hutapea, bahwa secara
Hal serupa juga dijelaskan oleh Bapak H. Zulkarnain, S.E, selaku ketua
Hal serupa juga dijelaskan oleh Ibu Eka Sularsti Amirudin, selaku
Hal serupa juga dijelaskan oleh Bapak Ahmad Suja’I. Menurutnya “sanksi
oknum.”33
29
Yahya Abdul Habib, Wawancara, Jakarta, 26 April 2019.
30
Gunung Hutapea, Wawancara, Jakarta, 8 Mei 2019.
31
Zulkarnain, Wawancara, Banten, 3 Mei 2019.
32
Eka Sularsti Amirudin, Wawancara, Tanggerang, 1 Mei 2019.
33
Ahmad Suja’i, Wawancara, Tanggerang, 1 Mei 2019.
64
Berdasarkan pemaparan di atas. Dalam teori penegakan hukum seperti
Pemuda Pancasila teori ini, secara organisasi belum terealisasikan karena secara
dan yang diberikan sanksi adalah oknum anggota yang ada di dalam organisasi
melalui musyawarah dan perundingan, bahwa setiap persoalan yang terjadi itu
65
melibatkan Pemuda Pancasila secara organisasi dengan menunjukkan embel-
Sumber: http://suarajakarta.co.
Gambar 1.2. Bentrokan FBR dan Pemuda Pancasila di Pamulang
Sumber: https://www.youtube.com
lebih luas dan besar, oleh karena itu aparat penegakan hukum berkewajiban
Pancasila. Salah satunya caranya ialah secara persuasif yaitu bertindak sebagai
66
mediator atau juru damai antara kedua Ormas yang terlibat untuk saling
antara kedua Ormas yang terlibat dengan saling berdamai dan meredam konflik.
Selatan, yang melibatkan Ormas Pemuda Pancasila dan Ormas Forum Betawi
Rembug (FBR) dan kedua tokoh dari kedua Ormas tersebut yaitu ketua FBR H.
massa, dan sepakat untuk tidak melakukan aksi pembalasan yang ditengahi oleh
kepolisian.36
oleh Maswadi Rauf, tentang penyelesaian konflik atau conflict resolution ialah
“suatu usaha yang dilakukan sebagai sebagai upaya untuk menyelesaikan suatu
konflik dengan cara mencari jalan keluar yaitu bersepakatan antara pihak-pihak
yang terlibat di dalam konflik.”37 Dari pemaparan itu, Nampak jelas bahwa
persuasif yaitu dengan menjadi mediator sebagai juru damai antara Ormas yang
36
DetikNews, “Bentrok di Mampang, Ketua FBR H Borix dan Ketua PP H Torik
Dipertemukan Polisi”, artikel ini diakses pada Rabu, 13 Februari 2019, 20:00 dari
https://news.detik.com.
37
Maswadi Rauf, “Konsensus Politik”. (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Dapartemen Pendidikan Nasional, 2000). h.8-9.
67
C. Sikap Pimpinan Pengurus Pemuda Pancasila terhadap Anggota yang
oknum anggota Pemuda Pancasila yang terlibat dalam bentrokan massa antar
68
Berdasarkan sumber berita dari official website pemudapancasila.or.id.
dengan Habib Umar Al Hamid (Penasehat FPI Pusat) Terkait Video Viral
Habib Umar Al Hamid terkait video adu domba yang viral di media sosial.
Indonesia yang adil, makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 sesuai
naskah asli yang kita dambakan. Terkait kondisi bangsa Indonesia yang
sedang dalam situasi prihatin dan dalam rangka menjaga agar tidak terjadi
konflik di akar rumput yang selama ini tidak mengetahui hubungan erat
38
Pemudapancasila.ir.id, “Suasana Akrab Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional
(MPN) Pemuda Pancasila Dengan Habib Umar Al Hamid (Penasehat FPI Pusat) Terkait Video
Viral Adu Domba Sekaligus Menyerahkan Surat Permohonan Maaf” artikel ini diakses pada
Kamis, 6 Juni 2019, 20:00 dari https://pemudapancasila.or.id.
69
dilakukan untuk mencegah konflik yang lebih mendalam dan mencegah
Dalam teori negoisasi, seperti yang dijelaskan oleh Gun Gun Heryanto dan
upaya penyelesaian konflik dengan Ormas yang lain sehingga hal ini dapat
adalah salah satu contoh tindakan negoisasi yang dilakukan oleh Pemuda
39
Maswadi Rauf, “Konsensus Politik”. (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Dapartemen Pendidikan Nasional, 2000). h.9.
40
Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, “Komunikasi Politik Sebuah Pengantar”
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2018). h.106.
70
Upaya penyelesaian konflik secara Persuasif dalam keterlibatan oknum
organisasi maka akan ada teguran tertulis dan pada akhir terjadi
hukum.”41
bahwa:
41
Hariman Siregar, Wawancara, Jakarta, 28 Mei 2019.
71
untuk berdamai dan saling berkomunikasi antara kedua
belah pihak dan biasanya akan sebentar selesai
permasalahannya.”42
Menurutnya:
42
Gunung Hutapea, Wawancara, Jakarta, 8 Mei 2019.
43
Yahya Abdul Habib, Wawancara, Jakarta, 26 April 2019.
44
Zulkarnain, Wawancara, Banten, 3 Mei 2019.
72
konflik tersebut dengan seperti apa, ketika itu konflik
harus diselesaikan dengan jalur hukum dan tidak bisa
dengan cara damai maka jalur hukum la yang ditempuh
dan kebanyakan menempuh jalur damai karena pada
dasarnya hanya sebuah permasalahan kecil yang dibesar-
besarkan.”45
45
Ahmad Suja’i, Wawancara, Tanggerang, 1 Mei 2019.
46
Dalam Hasil Keputusan Musyawarah Besar IX Organisasi Kemasyarakatan Pemuda
Pancasila tahun 2014, Bab IV tentang Hak dan Kewajiban Anggota Pasal 16 Kewajiban Anggota.
h.30.
73
jelas bahwa, bentrokan massa yang melibatkan oknum anggota
advokasi.
47
Gunung Hutapea, Wawancara, Jakarta, 8 Mei 2019.
74
Hal senada disampaikan oleh Bapak Hariman Siregar, SH.
M.Si,M.Mar. Menurutnya:
48
Hariman Siregar, Wawancara, Jakarta, 28 Mei 2019.
75
dengan anggota kita termasuk pihak lain sehingga
penanganannya biasanya sudah terkoordinasi ketika
menyangkut masalah-masalah hukum.”49
yang terbaik.
49
Yahya Abdul Habib, Wawancara, Jakarta, 26 April 2019.
76
melibatkan Organisasi Kemasyaratan Pemuda Pancasila dan Forum
Betawi Rembug (FBR) dan kedua tokoh dari kedua Ormas tersebut
50
DetikNews, “Bentrok di Mampang, Ketua FBR H Borix dan Ketua PP H Torik
Dipertemukan Polisi”, artikel ini diakses pada Rabu, 13 Februari 2019, 20:00 dari
https://news.detik.com.
51
Gunung Hutapea, Wawancara, Jakarta, 8 Mei 2019.
77
antara pimpinan kedua belah pihak untuk saling mencari
solusi terbaik dan tentunya didampingi oleh aparat
penegakan hukum.”52
52
Ahmad Sujari, Wawancara, Tanggerang, I Mei 2019.
53
Hariman Siregar, Wawancara, Jakarta, 28 Mei 2019.
54
Yahya Abdul Habib, Wawancara, Jakarta, 26 April 2019.
78
Berdasarkan data di atas, Penyelesaian konflik secara
belah pihak untuk mencari jalan keluar atau solusi yang terbaik
oleh Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, tentang tujuan dari
55
Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, “Komunikasi Politik Sebuah Pengantar”
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2018). h.106.
79
Jadi sikap pimpinan pengurus Pemuda Pancasila terhadap
80
BAB V
A. Kesimpulan
sebagai berikut:
dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2017 Pasal 59 ayat (3) huruf (c)
menggangu ketentraman dan ketertiban umum, atau merusak fasilitas umum dan
terlibat dalam bentrokan itu ialah anggota yang ada dibawah atau grassroot yang
berprofesi seperti penjaga parkir dan pedagang kaki lima. Pada dasarnya
bentrokan yang terjadi karena permasalahan pribadi anggota atau oknum yang ada
kurangnya pembinaan yang merata dan sistem pengkaderan yang kurang merata
81
dan tidak bertindak semaunya sehingga dapat meminimalisir tindakan-tindakan
mediator atau juru damai antara Ormas yang terlibat bentrokan untuk saling
bentrokan massa, oleh karena itu secara organisasi pemuda Pancasila hanya
diberikan teguran dan yang diberikan sanksi adalah oknum anggota yang ada di
dalam bentrokan massa ialah dengan cara bernegoisasi dengan tujuan untuk
Ormas Pemuda Pancasila dilakukan dengan dua cara. Pertama, tindakan preventif
sebagai tindakan pencegahan sebelum terjadi konflik yang lebih tajam dan luas.
dalam organisasi dengan memberikan sanksi dan teguran terhadap anggota yang
terlibat dan ketika ada anggota yang bermasalah dengan penegakan hukum maka
82
Pemuda Pancasila memberikan pendampingan dan pembelaan secara hukum
Hukum (BPPH) Pemuda Pancasila paling tidak hal tersebut bisa meminalkan
organisasi yang terlibat, dengan cara saling bertemu antar pimpinan pengurus
B. Saran
menindak secara professional para okum anggota Pemuda Pancasila yang terlibat
implementasikan secara lebih baik. Hal ini di maksudkan agar seluruh anggota
kader memiliki bekal yang sama dalam berorganisasi dan tidak berperilaku
semaunya sendiri.
83
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Bab I.
84
Tim Grasindo. Update Paling lengkap Undang-Undang Ormas. Jakarta: PT
Grasindo, 2018.
2017.
2018.
Organisasi Kemasyarakatan.
Organisasi Kemasyarakatan.
Organisasi Kemasyarakatan.
Organisasi Kemasyarakatan.
85
Pasal 6 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 tentang
Organisasi Kemasyarakatan.
Organisasi Kemasyarakatan.
Organisasi Kemasyarakatan.
Jurnal Online
12.
h.150-162.
86
Wibowo, Catur dan Harefa, Herman. “Urgensi Pengawasan Organisasi
1, (2015), h.1-18.
Artikel Internet
2019, 20:00.
Nailufar, Nibras Nada. “Bermula dari Gardu Ormas Dilempari, Tawuran Terjadi
Oktaviani, “Satu Orang Terluka Saat Bentrok FBR dan Pemuda Pancasila di
2019, 20:00.
87
Pemudapancasila.ir.id, “Suasana Akrab Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional
2019, 20:00.
Sutanto, Dharmawan. “Bawa Golok, FBR dan Pemuda Pancasila Bentrok di Johar
Tohir, Jaisy Rahman. “Bentrok Ormas, Ketua PAC Pemuda Pancasila Sebut
2019, 20:00.
Wawancara
88
Bapak Capt Hariman Siregar, SH. M.Si,M.Mar, Ketua bidang organisasi dan
Jakarta.
Bapak Yahya Abdul Habib, S.E, Wakil Sekretariat Jendral bidang organisasi dan
Ibu Eka Sularsti Amirudin, Sekretaris Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda
89
90