Anda di halaman 1dari 213

PENGARUH PENGGUNAAN INTERNET DALAM

MENINGKATKAN PARTISIPASI POLITIK


MASYARAKAT KOTA JAKARTA DAN BRATISLAVA
PADA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN

Diajukan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Politik

Pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Andalas

SKRIPSI

Oleh:
MUHAMMAD FIRDAUS
1510832027

Dosen Pembimbing:
Dr. Asrinaldi, M.Si
Didi Rahmadi, MA

JURUSAN ILMU POLITIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019

i
2
3
4
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah memberikan
ilmu kepada manusia dalam menjalani kehidupannya serta salawat dan salam pada
junjungan kita yakni Nabi Muhammad SAW. Rasa syukur penulis sampaikan atas
curahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Jurusan Ilmu Politik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas Padang.
Skripsi ini yang berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN INTERNET
DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT KOTA
JAKARTA DAN BRATISLAVA PADA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN”.
Skripsi ini diajukan untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Politik pada Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas. Keterbatasan ruanglingkup ini
mengingatkan bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran guna memperbaiki skripsi ini. Namun
demikian, penulis tetap berharap agar karya singkat ini bisa memberikan sedikit
manfaat bagi yang diharapkan dalam penelitian ini.
Terakhir penulis ingin ucapkan dengan sepenuh hormat menyampaikan
penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT
2. Kedua orang tua tercinta, Ayah yang telah membesarkan, selalu
memberikan dukungan, doa dan kasih sayang pada putra kecilnya ini untuk
terus semangat dalam menjalani pendidikan. Ibu yang telah mendidik dan
membesarkan dengan penuh kasih sayang. Saudara kandung yang selalu
mensuport ku selama kuliah Jaka Hendrawan, Agung Firmansyah, Ikang
Fauzi, Susi Juaningsih.
3. Bpk Dr. Asrinaldi, M,Si dan Bpk Didi Rahmadi, MA selaku dosen
pembimbing yang dengan sabar memberikan bimbingan, diskusi serta
materi yang sangat membantu penulis dalam penulisan karya ini.
4. Tim Penguji yang telah menguji serta banyak memberikan saran dan
masukan.
5. Dr. David Kollár yang telah memberikan rekomendasi penelitian sekaligus
dosen pebimbing ku selama di UMB, Mr. Lénc dosen terbaik di UMB, Jana
Mikova yang telah memberikan kemudahan administrasi. Mrs.
Androvićová dosen political sociology di UMB, dan Mrs. Husenicova
dosen international relation theory di UMB.
6. Seluruh responden di Kecamatan Duren Sawit, Tanjung Priok, Nově Mesto,
dan Petržalka atas bantuannya dalam mengisi kuisioner dalam penelitian.
7. Seluruh civitas akademika Jurusan Ilmu Politik FISIP Unand, Bapak Ibu
Dosen yang telah memberikan ilmunya kepada kami, Ibu Sil yang telah
membantu dalam memberikan informasi dan urusan administrasi, Ni Meri
dan lainnya.

i
8. Keluarga besar HMJ-IP FISIP Universitas Andalas, “Kita satu karena kita
kader” atas segala proses yang didapatkan.
9. Keluarga kecil Ilmu Politik angkatan 2015, yang telah melukis kenangan
indah, kebersamaan, kekompakan, candatawa dan pengalaman selama
perkuliahan. Terima kasih kawan
10. Teman-teman konsentrasi Perbandingan Politik 2015.
11. Senior-senior teladan ku sekaligus mentor ku selama penyusunan skripsi
Kak Fatimah Rahmi, Kak Serly, Kak Salmi Nurhidayah, Kak Roza Septini,
dan bang Agung Hadi Pratama.
12. Sahabat terbaik ku Annisa Rusyda, Meyer Juanti Sababalat, Yetrawati, dan
Erman Episabri. Terimakasih sudah menemaniku, memberikan nasehat,
Selalu mendukunng dan mendo’akan ku.
13. Sahabat terbaik dan terkocak sekaligus sahabat petualang ku Muhamad
Fajar Amrullah dan Pupunng Saepullah.
14. Teman organisasi ku Ulfa Nikmatia, Roby Mitra, Nola Resgita, Ismail
Zainudin, dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
15. Sahabat tergila Ulil Amri, Afriadi Putra, Muhardiandsyah.
16. Sahabat-sahabat IKMS 4 terimakasih atas kenangannya selama di asrama.
17. Sahabat sekaligus partner lomba debat Lusi Andam Suri, Debby Marcho
Wijaya, dan Yudriza Solihin.
18. Teman-teman Erasmus ku yang pernah satu kelas di Matej Bel University,
dan tim SM dan CE Slovakia tahun 2018.
19. Teman KKN 2018 Nagari Silantai, Sumpur Kudus Sijunjung, yang saling
menyemangati dalam membuat skripsi.
20. Teman-teman Kontrakan Dazul yang selalu ceria
21. Semua instansi yang terlibat dalam membantu proses kelancaran penulisan
skripsi, serta semua pihak yang terlibat dari awal hingga akhir.
Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat untuk perkembangan
pengetahuan dan kajian-kajian ilmu politik kedepannya, meskipun penulis
menyadari masih terdapat kelemahan dalam menganalisis dan ketajaman
pembahasan dalam skripsi ini.

Wassalamu’alaikum WR. WB

Padang, 19 Desember 2018


Penulis,

Muhammad Firdaus
1510832027

ii
ABSTRAK

Muhammad Firdaus, 15100832027, Skripsi dengan judul Pengaruh


Penggunaan Internet dalam Meningkatkan Partisipasi Politik Masyarakat
Kota Jakarta Dan Bratislava Pada Pemilihan Umum Presiden. Sebagai
Pebimbing Dr. Asrinaldi,M.Si dan Didi Rahmadi, MA.

Skripsi ini bertujuan untuk mencari apakah terdapat pengaruh penggunaan internet
dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat kota Jakarta dan Bratislava
pada pemilihan umum presiden tahun 2014, dan mencoba mencari perbedaan
pengaruhnya. Teori yang dipakai dalam skripsi ini adalah teori cyberdemocracy
Lincoln Dhalberg yang mengklasifikasikan penggunaan internet kedalam 3
kategori yaitu liberal individualist, deliberative, dan countre public. Dalam skripsi
ini tidak mencari seberapa besar pengaruhnya akan tetapi hanya membuktikan ada
atau tidaknya pengaruh internet dalam meningkatkan partisipasi politik
masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan
komparatif, skala yang digukanakan adalah nominal. Proses pengujian hipotesis
menggunakan rumus Chi Square dan Sign Test. Pengambilan sampel menggunakan
teknik Stratified Random Sampling dengan total 200 sampel. Hasil penelitian ini
menunjukan terdapat pengaruh penggunaan internet dalam meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam hal dialog dan perdebatan di internet di Jakarta.
Selanjutnya, menunjukan terdapat pengaruh penggunaan internet dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam hal dialog, fasilitas internet, saluran
informasi dan perdebatan di internet di Bratislava. Selain itu, Terdapat perbedaan
pengaruh penggunaan internet dalam meningkatkan partisipasi masyarakat Kota
Jakarta dan Bratislava pada Pemilihan Umum Presiden Tahun 2014 dalam hal
melakukan kesepakatan bersama, saluran komunikasi dan informasi, perdebatan di
internet serta penggalangan dukungan di internet. Terkahir, terdapat indikator yang
dominan dalam hasil penelitian ini yaitu indikator deliberative dan counter public.

Kata Kunci: internet, partisipasi politik masyarakat, Jakarta, Bratislava, Pilpres

iii
ABSTRACT

Muhammad Firdaus, 1510832027, The Thesis about “The Influence Of The


Interntet In Enhance Political Participation In Urban Community At Jakarta
And Bratislava In Presidential Election”. As the thesis advisor are Dr.
Asrinaldi, M,Si and Didi Rahmadi, MA.

This thesis aim to look for the influence between the internet in enhance political
participation in urban community exact place at Jakarta and Bratislava in 2014
presidential election, and wanna trying to find the deference of influences. In this
research was used the cyberdemocracy theory of Lincoln Dahlberg which
classification of the internet user in 3 categories, Which is liberal individualist,
deliberative, and counter public. This thesis were not to find how much the
influences, but it is only to prove have or not of the influence of the internet in
enhance political participation. This research was used the quantitative methode,
and used the comparative approach, the scale in this research are nominal as all.
The process of hypotheses trial was used Chi-Square and Signt-Test formula. To
take some samples was used stratified random sampling thecnique with 200
samples. The result of this research showing that there’s have influence the internet
user to enhance political participation in urban community in terms of dialogue and
debate on the internet in Jakarta. Furthermore, it shown that there is influences of
internet to increasing urban community participation in terms dialogue, internet
facilities, information channel and debates on internet in Bratislava. In addition,
there are differences between the internet user to enhance political participation in
urban community exact place at Jakarta and Bratislava in 2014 presidential election
in terms of mutual agreement, communication and information channels, debates
on internet and rising support on the internet. The last thing, there are dominant
indicators in the results of this study, namely of indicators is deliberative and
counter public..
Key Words: internet, urban political participation, Jakarta, Bratislava,
Presidential Election

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i
ABSTRACT ............................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ xii
DAFTAR DIAGRAM DAN BAGAN .............................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1


Latar Belakang ........................................................................................................... 1
Rumusan Masalah ...........................................................................................11
Tujuan Penelitian ...........................................................................................12
Manfaat Penelitian ..........................................................................................12

BAB II KERANGKA TEORI .............................................................................14


Tinjauan Kepustakaan .....................................................................................14
Penelitian Terdahulu Yang Relevan ...............................................................14
Teori Dan Konsep ...........................................................................................21
Konstruksi Model Teoritis ..............................................................................37
Model Analisis ................................................................................................38
Hipotesis .........................................................................................................39
Definisi Operasional .......................................................................................40
BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................42
Tipe Dan Jenis Penelitian................................................................................42
Lokasi Penelitian .............................................................................................43
Populasi Dan Sampel ......................................................................................46
Unit Analisis ...................................................................................................58
Jenis, Teknik dan Alat Pengumpulan Data .....................................................58
Validitas dan Reliabilitas ................................................................................59
Analisis Data ...................................................................................................60
Prosedur Uji Hipotesis ....................................................................................60
Sistematika Penulisan .....................................................................................63

v
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN .................................................66
Republik Indonesia .........................................................................................66
Sejarah Singkat ........................................................................................66
Sistem Politik ...........................................................................................70
Demografi/Kependudukan .......................................................................71
Topografi..................................................................................................72
Republik Slovakia ...........................................................................................74
Sejarah Singkat ........................................................................................74
Sistem Politik ...........................................................................................76
Demografi/Kependudukan .......................................................................78
Topografi..................................................................................................79
BAB V DESKRIPSI DATA .................................................................................80
Data Umum .....................................................................................................80
Karakteristik Responden .................................................................................82
Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................................83
Komposisi Responden Berdasarkan Umur ..............................................83
Komposisi Responden Berdasarkan Pendidikan .....................................85
Komposisi Responden Berdasarkan Pekerjaan ........................................86
Komposisi Responden Berdasarkan Status Perkawinan ..........................87
Komposisi Responden Berdasarkan Penghasilan ...................................88
Komposisi Responden Berdasarkan Agama ............................................89
Partisipasi Politik Masyarakat Kota ................................................................90
Keikutsertaan Masyarakat Dalam Memilih .............................................90
Keikutsertaan Masyarakat Dalam Kampanye ..........................................91
Praktek Cyberdemocracy (Penggunaan internet dalam demokrasi) ...............92
Penggunaan Internet dalam Kategori Deliberative ......................................92
Melakukan Dialog Dengn Masyarakat Di Internet ..................................92
Kemudahan Fasilitas Untuk Menyampaikan Opini .................................96
Melakukan Kesepakatan Bersama .........................................................101
Penggunaan Internet dalam Kategori Liberal Individualist .......................104
Peluang Individu Untuk Merealisasikan Kepentingan ..........................104
Kemudahan Saluran Komunikasi Dan Informasi ..................................106

vi
Kemudahan Komunikasi Dan Informasi Dengan Pemimpin.................108
Penggunaan Internet dalam Kategori Counter Public ...............................111
Melakukan Perdebatan Di Internet ........................................................111
Menggunakan Internet Untuk Menggalang Dukungan..........................113
BAB VI ANALISIS DATA ................................................................................116
Pembahasan ...................................................................................................116
Analisis Pengujian Hipotesis ........................................................................116
Interpretasi Hasil Analisis Data ....................................................................134
BAB VII PENUTUP...........................................................................................141
Kesimpulan ...................................................................................................141
Saran .............................................................................................................142
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 persentase pengguna internet di slovakia .................................................6


Tabel 1.2 persentasi pengguna internet di indonesia ...............................................7
Tabel 1.3 partisipasi masyarakat bratislava dan jakarta .........................................10
Tabel 2.1 perbandingan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang ............16
Tabel 2.2 definisi operasional dan skala pengukuran ............................................41
Tabel 3.1 persamaan dan perbedaan negara slovakia dan indonesia ....................46
Tabel 3.2 daftar kota dan kabupaten di kota jakarta ..............................................47
Tabel 3.3 daftar kota di bratislava ..........................................................................48
Tabel 3.4 daftar kecamatan di jakarta utara ...........................................................49
Tabel 3.5 daftar kecamatan di jakata timur ...........................................................49
Tabel 3.6 daftar disrtrik di kota bratislava iii .........................................................50
Tabel 3.7 daftar distrik di kota bratislava v............................................................50
Tabel 3.8 tps terpilih pada kecamatan tanjung priok .............................................51
Tabel 3.9 tps terpilih pada kecamatan duren sawit ................................................52
Tabel 3.10 tps terpilih pada district nove mesto ....................................................52
Tabel 3.11 tps terpilih pada district petrzalka ........................................................53
Tabel 3.12 sebaran sampel di kota jakarta .............................................................55
Tabel 3.13 sebaran sampel di kota bratislava.........................................................57
Tabel 3.14 sebaran sampel di kota jakarta dan bratislava .....................................57
Tabel 5.1 daftar sebaran sampel kota jakarta .........................................................81
Tabel 5.2 daftar sebaran sampel kota bratislava ...................................................81
Tabel 5.3 komposisi responden berdasarkan jenis kelamin di jakarta dan bratislava
................................................................................................................................83
Tabel 5.4 komposisi responden berdasarkan umur di jakarta dan bratislava ........84
Tabel 5.5 komposisi responden berdasarkan pendidikan terakhir di jakarta dan
bratislava ...............................................................................................................85
Tabel 5.6 komposisi responden berdasarkan pekerjaan di jakarta dan bratislava .86
Tabel 5.7 komposisi responden berdasarkan status perkawinan di jakarta dan
bratislava ...............................................................................................................87
Tabel 5.8 komposisi responden berdasarkan penghasilan di jakarta dan bratislava
................................................................................................................................88

viii
Tabel 5.9 komposisi responden berdasarkan agama di jakarta dan bratislava .....89
Tabel 5.10 keikutsertaan masyarakat kota jakarta dan bratislava dalam memilih 90
Tabel 5.11 keikutsertaan masyarakat kota jakarta dan bratislava dalam
kampanye ............................................................................................91
Tabel 5.12 melakukan dialog/percakapan dengan masyarakat di internet ............93
Tabel 5.13 kemudahan berpartisipasi dengan hadirnya internet ...........................96
Tabel 5.14 kemudahan menyampaikan opini dengan hadirnya internet .............100
Tabel 5.15 masyarakat mengajukan sesuatu untuk di sepakati ...........................102
Tabel 5.16 peluang individu untuk merealisasikan kepentingan ........................104
Tabel 5.17 kemudahan saluran komunikasi ........................................................106
Tabel 5.18 kemudahan saluran informasi ...........................................................107
Tabel 5.19 kesulitan berkomunikasi dengan pemimpin ......................................108
Tabel 5.20 kemudahan mencari informasi calon presiden ..................................110
Tabel 5.21 melakukan perdebatan di internet/media sosial ................................111
Tabel 5.22 penggalangan dukungan untuk calon presiden di internet/media
sosial ..................................................................................................113
Tabel 5.23 pengaruh penggalan dukungan untuk calon presiden di internet/ media
sosial ..................................................................................................114
Tabel 6.1 chi-square pengaruh dialog di internet dalam meningkatkan partisipasi
politik masyarakat kota jakarta pada pilpres tahun 2014 ...................117
Tabel 6.2 chi-square pengaruh fasilitas internet terhadap partisipasi politik
masyarakat kota pada pilpres tahun 2014 di jakarta .........................118
Tabel 6.3 chi-square pengaruh kesepakatan bersama di internet dalam
meningkatkan partisipasi politik masyarakat kota jakarta pada pilpres
tahun 2014 ..........................................................................................119
Tabel 6.4 chi-square pengaruh saluran komunikasi di internet dalam meningkatkan
partisipasi politik masyarakat kota jakarta pada pilpres tahun 2014....120
Tabel 6.5 chi-square pengaruh saluran informasi di internet dalam meningkatkan
partisipasi politik masyarakat kota jakarta pada pilpres tahun 2014 ...121
Tabel 6.6 chi-square pengaruh perdebatan di internet dalam meningkatkan
partisipasi politik masyarakat kota jakarta pada pilpres tahun 2014 ...122

ix
Tabel 6.7 chi-square pengaruh penggalangan dukungan di internet dalam
meningkatkan partisipasi politik masyarakat kota jakarta pada pilpres
tahun 2014 .........................................................................................123
Tabel 6.8 chi-square pengaruh dialog di internet dalam meningkatkan partisipasi
politik masyarakat kota bratislava pada pilpres tahun 2014 ..............124
Tabel 6.9 chi-square pengaruh fasilitas internet terhadap partisipasi politik
masyarakat kota pada pilpres tahun 2014 di bratislava .....................125
Tabel 6.10 chi-square pengaruh kesepakatan bersama di internet dalam
meningkatkan partisipasi politik masyarakat kota bratislava pada pilpres
tahun 2014 ..........................................................................................126
Tabel 6.11 chi-square pengaruh saluran komunikasi di internet dalam
meningkatkan partisipasi politik masyarakat kota bratislava pada pilpres
tahun 2014 ..........................................................................................127
Tabel 6.12 chi-square pengaruh saluran informasi di internet dalam meningkatkan
partisipasi politik masyarakat kota bratislava pada pilpres tahun
2014 ...................................................................................................127
Tabel 6.13 chi-square pengaruh perdebatan di internet dalam meningkatkan
partisipasi politik masyarakat kota bratislava pada pilpres tahun
2014 ....................................................................................................128
Tabel 6.14 chi-square pengaruh penggalangan dukungan di internet dalam
meningkatkan partisipasi politik masyarakat kota bratislava pada pilpres
Tahun 2014 .......................................................................................129
Tabel 6.15 perbedaan pengaruh dialog di internet dalam meningkatkan partisipasi
masyarakat kota jakarta dan bratislava pada pilpres tahun 2014 ......130
Tabel 6.16 perbedaan pengaruh fasilitas internet dalam meningkatkan partisipasi
masyarakat kota jakarta dan bratislava pada pilpres tahun 2014 .....130
Tabel 6.17 perbedaan pengaruh kesepakatan bersama di internet dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat kota jakarta dan bratislava pada
pilpres tahun 2014 .............................................................................131
Tabel 6.18 perbedaan pengaruh saluran komunikasi di internet dalam meningkatkan
partisipasi masyarakat kota jakarta dan bratislava pada pilpres Tahun

x
2014 ...................................................................................................132
Tabel 6.19 perbedaan pengaruh saluran informasi di internet dalam meningkatkan
partisipasi masyarakat kota jakarta dan bratislava pada pilpres tahun
2014 ...................................................................................................132
Tabel 6.20 perbedaan pengaruh perdebatan di internet dalam meningkatkan
partisipasi masyarakat kota jakarta dan bratislava pada pilpres tahun
2014 ...................................................................................................133
Tabel 6.21 perbedaan pengaruh penggalangan dukungan di internet dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat kota jakarta dan bratislava pada
pilpres tahun 2014 .............................................................................133

xi
DAFTAR GRAFIK

Persentase Pengguna Internet Dunia Berdasarkan Wilayah ...................................4


Penetrasi internet di Uni Eropa ................................................................................5
Penggunaan Internet di Indonesia Berdasarkan Wilayah ........................................8
Penetrasi Pengguna Internet Berdasarkan Karakter Kota/Kabupaten ...................11

xii
DAFTAR DIAGRAM DAN BAGAN

Diagram Model Analisis ........................................................................................38


Bagan Teknik Pengambilan Sampel ......................................................................53

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 SK Pembimbing Skripsi

Lampiran 2 Rekomendasi Izin Penelitian Pemprov DKI Jakarta

Lampiran 3 Recomandation Letter From Lecture of International Relation and

Political Science Faculty, Matej Bel University

Lampiran 4 Kuesioner

Lampiran 5 Tabel Acak

Lampiran 6 Peta Lokasi

Lampiran 7 Daftar Penetrasi Internet di Uni Eropa

Lampiran 8 Daftar TPS

Lampiran 9 Tabel Frekuensi

Lampiran 10 Hasil Sign Test

Lampiran 11 Tabel Uji Reliabilitas dan Validitas

Lampiran 12 Dokumentasi Penelitian

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Cyberdemocracy1 muncul sebagai penanda bahwa terdapat modernisasi

kehidupan politik. Selain itu hadirnya teknologi digital merevolusi strategi

komunikasi politik dan partisipasi politik warga negara. Cyberdemocracy atau

dikenal sebagai demokrasi digital memiliki sifat terbuka dan interaktif yang sering

digunakan pada internet serta berpotensi untuk meningkatkan partisipasi

masyarakat. Masyarakat akan terpacu untuk berpartisipasi dalam politik karena

memiliki alat dan cara yang lebih efektif, mudah, dan tidak monoton. Maka dari itu,

terdapat pergeseran ruang yang lebih modern untuk melakukan kegiatan politik,

dan masyarakat dapat menggunakan internet dan media sosial untuk melakkan

kegiatan politik, istilah itu disebut sebagai partisipasi online2. Selain itu, terdapat

cara yang tradisional untuk melakukan kegiatan politik yang membutuhkan tubuh

fisik, dan hal itu disebut sebagai partisipasi offline3. Terdapat sentuhan alat yang

mempermudah kehidupan demokrasi seperti internet, media sosial4, blog5, dan

1
Cyberdemocracy adalah konsep yang berada pada kelompok kajian literatur tentang
teledemocracy, digital democracy, dan demokrasi elektronik. Hal itu dijelaskan oleh Hague Dan
Laoder dalam Salim Alatas di makalah ilmiahnya yang berjudul “Media Baru, Partisipasi Politik,
dan Kualitas Demokrasi”. Dalam makalahnya pun menjelaskan bahwa konsep cyberdemocracy
merupakan sebuah konsep yang melihat internet sebagai teknologi yang memiliki pengaruh sosial
transformatif dan memperluas partisipasi demokrasi.
2
Homero Gil de Zúňiga dalam artikelnya yang berjudul Political Consumerism: civic engagement
and the social media connection, SAGE Journal: New Media & societies, DOI: 10.1177/14614448
13487960, 2013. hlm 5.
3
Ibid, hlm. 5.
4
Media sosial merupakan alat yang efektif dan efisien untuk melakukan komunikasi serta interaksi
dengan orang lain. Seperti yang dijelaskan oleh Donald K Wrights & Michelle D. Hinson dalam
jurnalnya yang berjudul How Blogs and Social Media Are Changing Public Relations and the Way
it is Practiced, menjelaskan bahwa media sosial merupakan peluang bagi masyarakat untuk
menjalin komunikasi dan membuat relasi yang strategis dengan orang lain.
5
Donald K Wrights & Michelle D. Hinson dalam jurnalnya yang berjudul How Blogs and Social
Media Are Changing Public Relations and the Way it is Practiced, menjelaskan pula apa yang
dimaksud dengan blog. Blog merupakan istilah yang berasal dari kata “Weblogs” agar

1
sebagainya. Evolusi teknologi komunikasi dan informasi telah menciptakan evolusi

dunia politik.6

Terdapat beberapa alasan bahwa cyberdemocracy memiliki potensi untuk

mempengaruh partisipasi politik. Pertama, menurut Sastroadmodjo terdapat dua

faktor yang dapat mempengaruhi partisipasi politik warganegara. yaitu modernisasi

dan meningkatnya komunikasi massa.7 Ketika cyberdemocracy berkaitan erat

dengan modernisasi dan alat komunikasi masa yang efektif dan efisien maka hal

tersebut akan berpengaruh terhadap partisipasi politik. Kedua, menurut Weimer,

meluasnya partisipasi seseorang selain dipengaruhi oleh modernisasi, dipengaruhi

pula oleh pengembangan media telekomunikasi massa. Ketiga, menurut Diana Saco

terdapat transformasi filosofi dari politik yang fokus sepenuhnya pada kehadiran

tubuh fisik kepada politik tanpa tubuh-fisik, yaitu politik yang dijalankan di dunia

maya. Kehadiran intenet memberi peluang kembalinya demokrasi yang

partisipatoris. Karena internet memfasilitasi rakyat untuk berpartisipasi secara

langsung dalam proses demokrasi. Dengan menggunakan internet, seseorang bisa

menyuarakan aspirasinya secara langsung didunia maya.

Logika dalam pelaksanaan cyberdemocracy dijelaskan dalam beberapa cara,

seperti individu melakukan dialog di ruang maya, melakukan perdebatan di ruang

maya, menyampaikan kritikan kepada pemimpin atau pejabat, serta melakukan

kesepakatan-kesepakatan tertentu antar warga negara. Melalui media internet

mempermudah untuk mempublikasikan maka disebutlah “blog”. Blog merupakan alat bagi
masyarakat untuk memanfaatkan internet dalam menyampaikan opini, kritikan, ilmu pengetahuan,
dan lain sebagainya dikemas dalam bentuk tulisan pribadi, sehingga dapat diakses oleh para
pembaca.
6
Lincoln Dahlberg, The Internet And Democratic Discourse, New Zealand: Massey University,
information, communication and society 4:4 2001. Hlm. 617.
7
Sudijono Sastroatmodjo, Perilaku Politik, IKIP Semarang Press, Semarang, 1995. hlm 32-33.

2
masyarakat dapat melakukan berbagai cara untuk berpartisipasi secara online.

Menurut Lincoln Dahlbrg, dalam cyberdemocracy atau demokrasi digital terdapat

empat sektor yang perlu di perhatikan. Pertama, liberal individualis8. kedua,

deliberative9. Ketiga, counter public10. Keempat, autonomist Marxist.11 Selain itu,

kehidupan cyberdemocracy bergantung kepada kehidupan dunia maya, partisipasi

online, yang semuanya tercakup pada internet. Hadirnya internet menunjang

demokratisasi serta menyuburkan demokrasi.12 Hal itu dapat kita lihat bahwa

pengguna internet saat ini mengalami peningkatan, terbukti pada skala dunia,

pengguna internet semakin naik. Terdapat data yang menggambarkan pengguna

internet didunia, sebagai berikut:

8
Peneliti memfokuskan variabel liberal individualis kearah peluang masyarakat dengan sistem
liberal yang sudah tersedia. Peneliti merujuk pendapat Lincoln Dahlberg dalam jurnalnya yang
berjudul The Internet and democratic Discourse, menyatakan bahwa peluang yang dimiliki
masyarakat adalah peluang untuk merealisasikan kepentingan-kepentingan individu melalui sistem
atau cara yang telah tersedia. Selain itu, melalui sistem tersebut masyarakat akan terhubung dengan
antar masyarakat, ataupun kepada pemimpinnya.
9
Peneliti memfokuskan variabel deliberative kearah mekanisme masyarakat dalam melakukan
cyberdemocracy. Peneliti merujuk kepada pendapat Lincoln Dahlberg dalam jurnalnya yang
berjudul The Internet and democratic Discourse, mengatakan bahwa mekanisme yang digunakan
oleh masyarakat adalah dialog, mengakomodasi opini atau pendapat masyarakat dan memunculkan
konsensus bersama.
10
Peneliti menggunakan variabel counter public, karena peneliti ingin memfokuskan bahwa dengan
adanya media baru dalam berdemokrasi, masyarakat akan dengan mudah melakukan kritikan,
penyampaian opini, dan menyuarakan aspirasinya. Hal tersebutpun sesuai dengan apa yang
dijelaskan oleh Lincoln Dahlberg dalam jurnalnya yang berjudul The Internet and democratic
Discourse, yang menegaskan bahwa ketika media mainstream sudah dikuasai oleh penguasa maka
masyarakat akan sulit untuk menyuarakan pendapat. Sehingga, memanfaatkan media digital akan
memberikan manfaat bagi masyarakat dalam berdemokrasi.
11
Fayakhun Andriadi, Demokrasi Di Tangan Netizen, RMBOOKS, Jakarta, 2016, hlm. 169.
12
Fayakhun Andriadi, Partisipasi Politik Virtual, RMBOOKS, Jakarta, 2017, hlm. 3.

3
Grafik 1.1: persentase pengguna internet dunia berdasarkan wilayah

North Australia
America
Africa Peresntase
10% 1%
8%
Middle
Lat America
10%
Europe Asia
17% 50%
Asia Europe Lat America
Africa North America Middle East
Australia

Sumber: Internet World Stats Tahun 2018

Dari data di atas menyatakan bahwa pengguna internet terbesar berada di Asia

dan selanjutnya Eropa. Sedangkan pengguna internet terendah adalah Australia13.

Secara tidak langsung data tersebut menggambarkan bahwa kehidupan

cyberdemocracy memiliki peluang yang besar seiring dengan meningkatnya

pengguna internet dikehidupan masyarakat.

Pada penelitian ini akan berfokus kepada Negara Indonesia yang terletak di Asia

dan Negara Slovakia yang terletak di Eropa. Eropa sudah mengenal

cyberdemocracy seiring dengan tumbuhnya pengguna internet di kehidupan

masyarakatnya, pengguna internet di Eropa pun terbilang tinggi. Adapun data

pengguna internet di Eropa sebagai berikut:

13
Pengguna internet di dunia dijelaskan secara kuantitatif oleh Internet World Stats (IWS) Tahun
2018. IWS menjelaskan pengguna internet berdasarkan benua yang ada di dunia. Pengguna internet
terbesar di dunia adalah benua Asia sebesar 50%. Benua Eropa yang berada dibawah Asia sebesar
17%. Sedangkan, pengguna internet terendah adala Australia sebesar 1%.

4
Grafik 1.2: grafik penetrasi internet di Uni Eropa

Persentase
Lithuania 84.8
85.2
Latvia 85.6
86.7
France 86.8
87.1
Belgium 87.9
88.3
Germany 89.6
91.6
Finland 92.5
92.9
Ireland 93.8
94.8
United Kingdom 94.8
96.9
Luxembourg 97.5
75 80 85 90 95 100

Sumber: Internet World Stats Tahun 2017

Data di atas menggambarkan bagaimana persentase penetrasi internet di

beberapa negara di Eropa. Tingkat penetrasi internet14 akan menggambarkan

bagaimana penggunaan internet di negara tersebut. Negara Eropa yang memiliki

tingkat penetrasi tertinggi adalah Luxembourg sebesar 97,5%, sedangkan Slovakia

memiliki tingkat penetrasi internet sebesar 85,2%. Slovakia tidak menduduki

peringkat atas dalam penetrasi internet, akan tetapi dengan presentasi di atas 80%

maka penetrasi internet dapat dikatakan tinggi. Terdapat data yang menjelaskan

mengenai penggunaan internet di Slovakia pada rentang waktu dari Tahun 2013

sampai 2016, sebagai berikut:

14
Penetrasi internet dapat menjelaskan bagaimana tingkat penggunaan internet disuatu negara atau
regional tertentu. Menurut IGI Global Disseminator and Knowladge websitenya menjelaskan bahwa
penetrasi internet merupakan porsi masyarakat dalam mengakses internet, serta dapat menjelaskan
persentasi pengguna internet disuatu negara atau daerah.

5
Tabel 1.1: persentase pengguna internet di Slovakia
Tahun Penetrasi Total Pengguna Non-
internet Penduduk Pengguna
2013 77.9% 5.419.288 4.220.682 1.198.606
2014 80% 5.422.861 4.337.204 1.085.657
2015 81.7% 5.426.258 4.433.631 992.627
2016 82.5% 5.429.418 4.477.641 951.777
Sumber: Internet Life Stats Tahun 2016

Dari data tersebut menggambarkan bahwa disetiap tahunnya pengguaan internet

di Slovakia mengalami kenaikan. Hal tersebut akan berimplikasi terhadap

kehidupan cyberdemocracy di negara tersebut. Perubahan yang signifikan dapat

dilihat pada Tahun 2013 dan 2014. Pada Tahun 2013 pengguna internet dan

penetrasi internet mengalami perubahan yang signifikan, 77.9% penetrasi internet

terjadi dan pengguna internet mengalami peningkatan hingga 4.220.682. Selain itu,

di Tahun 2014 penggunaan internet mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya,

pengguna internet pada Tahun 2014 mencapai 4.337.204 dan persentase penetrasi

internet mencapai 80%. Disusul ditahun berikutnya yang mengalami kenaikan

kuantifikasi secara signifikan. Kenaikan kuantifikasi tersebut memungkinkan

masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam kehidupan demokrasi dengan cara yang

digital.

Pada Tahun 2014 warganet di Slovakia disibukkan dengan hashtag

#AndrejKiska.15 Hashtag tersebut digunakan oleh masyarakat untuk memberikan

dukungan, kritikan, bahkan melakukan perdebatan baik diajukan khusus oleh

15
Hashtag tersebut ditemukan dalam akun Twitter @andrejkiska, dalam akun tersebut banyak sekali
dukungan, perdebatan, kritikan yang diajukan oleh masyarakat Slovakia kepada Andrej Kiska.
Beliau adalah calon presiden independent yang memiliki latar belakang sebagai pengusaha.

6
masyarakat kepada Andrej Kiska, maupun berdebat diantara masyarakat itu sendiri.

Selain itu, terdapat hashtag lain yang popular di Slovakia sepanjang pemilu

presiden 2014 yaitu #DominationMrFico dan #Fico.16 Hashtag tersebut ditujukan

kepada calon presiden lainnya di Slovakia pada Tahun 2014, yang memiliki fungsi

yang sama yaitu untuk memberikan kritikan, dukungan, serta perdebatan. Hal

tersebut merupakan praktek nyata cyberdemocracy yang dilakukan masyarakat

Slovakia dengan media internet dan media sosial untuk berpartisipasi memberikan

dukungan, kritikan, dan perdebatan kepada masing-masing calon presiden.

Sama halnya dengan Slovakia, Indonesia sebagai negara yang terletak di Asia

memiliki persentase pengguna internet yang tinggi. Indonesia mengalami

peningkatan terhadap penggunaan internet. Penggunaan internet di Indonesia

diakibatkan oleh adanya sentuhan modernisasi dalam bidang komunikasi dan

informasi. Terdapat data yang menjelaskan persentase penggunaan internet di

Indonesia, sebagai berikut17:

Tabel 1.2: persentase penggunaan internet di Indonesia


Tahun Jumlah Penduduk Pengguna Internet
(juta) (juta)
2015 254,9 89.32
2016 257.9 97.07
2017 261 104.96
Sumber: diolah dari Statista Tahun 2017

16
Hashtag tersebut merupakan bentuk dukungan, kritikan, serta sarana untuk melakukan perdebatan
di media sosial yang dilakukan oleh masyarakat kepada calon presiden lain di Slovakia Tahun 2014
yaitu Robert Fico. Fico merupakan mantan Prime Minister di Slovakia yang berasal dari partai
Direction-Social Democracy (SMER-SD).
17
https://www.statista.com/statistics/254456/number-of-users-in-indonesia/ Diakses pada Kamis,
12 April 2018 pukul 09.48 WIB.

7
Dari data tersebut menggambarkan bahwa pada setiap tahunnya Indonesia

mengalami kenaikan pengguna internet secara signifikan. Dapat di lihat dari Tahun

2015 pengguna internet mencapai 89.32 juta orang. Hasil kuantifikasi pada Tahun

2016 pengguna internet di Indonesia mengalami peningkatan sampai 97.07 juta

orang, disusul ditahun selanjutnya pada Tahun 2017 pengguna internet mencapai

104.96 juta orang. Naiknya pengguna internet Indonesia menandakan bahwa

bangsa Indonesia sudah menerima modernisasi dan siap untuk menyambut

cyberdemocracy.

Selain itu terdapat fakta bahwa penggunaan internet terbesar adalah dipulau

Jawa, setelah itu diikuti oleh wilayah-wilayah lain yang ada di Indonesia. Untuk

data penggunaan internet berdasarkan wilayah di indonsia dapat digambarkan

melalui grafik berikut ini:

Grafik 1.3: grafik penggunaan internet di Indonesia berdasarkan wilayah

Presentase
2.49
6.73
7.97
19.09
58.08
5.63

Sulawesi Kalimantan Sumatera Bali-Nusa Jawa Maluku-Papua

Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia Tahun 2017

Grafik tersebut manjelaskan fakta bahwa pengguna internet terbesar berada

dipulau Jawa sebesar 58.08%. Pulau Jawa sebagai pusat nya Indonesia, terlebih ibu

kota negara pun yang terletak di pulau Jawa, tak heran bahwa penetrasi internet

dipulau jawa tinggi dan menerima dengan terbuka modernsasi. Sedangkan, daerah

8
yang memiliki persentase pengguna internet terendah adalah Maluku-Papua yaitu

sebesar 2,49%.

Sepanjang Tahun 2014, praktek cyberdemocracy dapat dilihat dengan

munculnya akun-akun atau grup-grup di media sosial yang akan memantik

partisipasi masyarakat. Contohnya saja pada grup “Relawan Jokowi Presiden” yang

di buat oleh BARA JP18, grup ini sudah memiliki anggota sebanyak 643.134

anggota. Grup ini merupakan buah dari pertemuan Kongres Relawan Jokowi

Sedunia di Bandung pada tanggal 15 Juni 2013. Fan Page lainnya seperti “Jokowi

Presiden RI” (21.784 likes), “Dukung Jokowi for President 2014” (10.181 likes).

Selain itu, Calon presiden lainnya yaitu Prabowo Subianto pun memiliki grup atau

fan page yang dibentuk oleh relawannya yaitu “Prabowo Subianto for President

2014-2019” memiliki likes sebanyak 14.054.19 Munculnya grup ataupun fan page

di media sosial pada pilpres Tahun 2014, merupakan praktek nyata dari

cyberdemocracy itu sendiri, dan hal tersebut akan berimplikasi kepada partisipasi

masyarakat untuk turut aktif memberikan pendapat atau berinteraksi di media sosial

atau internet.

Dalam penelitian ini akan berfokus kepada pengaruh penggunaan internet

dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat kota. Peneliti memfokuskan

penelitian ini ke ibu kota negara, yaitu antara Jakarta dan Bratislava. Alasan peneliti

mengambil lokus penelitian tersebut karena terlihat bahwa pada pemilihan umum

18
BARA JP merupakan akronim dari Barisan Relawan Jokowi Presiden yang tersebar di berbagai
wilayah Indonesia. BARA JP memberikan kontribusi terbaik dalam memenangkan Jokowi untuk
menjadi presiden.
19
Sandro Gatra, Capres Dan Media Sosial, https://nasional.kompas.com/read/2014/04/
22/0928513/Capres.dan.Media.Sosial. Diakses pada Minggu, 2 September 2018 pukul 15.18 WIB.

9
presiden Tahun 2014 partisipasi masyarakat tinggi dibandingkan dengan wilayah

lainnya.

Tabel 1.3 : partisipasi masyarakat Bratislava dan Jakarta

No Ibu Kota Registered Electors/ Jumlah Persentase


DPT Pemilih
1. Bratislava 556.657 325.888 58,54%
2. Jakarta 7.096.168 5.397.958 76,7%
Sumber: Diolah dari Election Resources on the internet: Presidential and
legislative Election In Slovakia & Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia
Ibu kota negara sebagai pusat pemerintahan pasti memiliki keistimewaan di

bandingkan dengan wilayah-wilayah lain. Terkhusus pada komposisi masyarakat

yang sangat plural atau heterogen, kehidupan demokrasi, serta partisipasinya dalam

politik. Dari data diatas dapat dikatakan bahwa tingkat partisipasi masyarakat kota

cukup tinggi. Dalam pemilihan umum presiden Tahun 2014 tingkat partisipasi

masyarakat kota diatas 50%, dan hal ini harus diapresiasi karena untuk mencapai

hal tersebut bukanlah hal yang mudah. Terlebih komposisi masyarakat kota yang

sangat beragam, serta terdapat kultur yang berbeda maka dengan angka partisipasi

tersebut dapat dikatakan cukup baik.

Selain itu, alasan peneliti mengambil ibu kota sebagai lokasi penelitian di

dukung oleh haril riset yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet

Indonesia Tahun 2017 menyatakan bahwa pengguna internet terbesar adalah

dilakukan oleh masyarakat kota (urban) yang sangat heterogen. Asumsi tersebut

didukung oleh data dibawah ini:

10
Grafik 1.4: grafik penetrasi pengguna internet berdasarkan karakter
kota/kabupaten

72.41
80
60 49.49 48.25
40
20
A.
0
Urban Rural-Urban Rural
B.

C.

D.

E.

F.

G.

H.

I.

J.

K.
Urban Rural-Urban Rural
L.

M.

N.

O. Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia Tahun 2017

Berdasarkan data di atas, penetrasi internet sering terjadi di masyarakat urban

yang memiliki karakteristik masyarakat perkotaan yang heterogen, sebesar 72,41%.

Selain itu, Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Telecommunications

Research Institute di Banska Bystrica menemukan bahwa pengguna internet di

Slovakia lebih banyak dari penduduk kota, dengan komposisi masyarakat yang

heterogen pula. Dengan data tersebut peneliti meyakini bahwa ibu kota sebagai

tempat penelitian yang cocok dan strategis untuk dilakukan penelitian mengenai

topik pengaruh cyberdemocracy dengan partisipasi politik.

Dari data yang sudah terkumpulkan, maka dalam penelitian ini peneliti akan

berusaha untuk mencari apakah terdapat pengaruh penggunaan internet dalam

meningkatkan partisipasi politik masyarakat kota Jakarta dengan Bratislava pada

pemilihan umum presiden Tahun 2014. Penelitian ini menggunakan metode

kuantitatif serta menggunakan pendekatan komparatif.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. apakah terdapat pengaruh penggunaan internet dalam meningkatkan partisipasi

politik mayarakat kota pada pilpres Tahun 2014 di Jakarta?

11
2. apakah terdapat pengaruh penggunaan internet dalam meningkatkan partisipasi

politik mayarakat kota pada pilpres Tahun 2014 di Bratislava?

3. apakah terdapat perbedaan pengaruh penggunaan internet dalam

meningkatkan partisipasi politik masyarakat kota pada pilpres Tahun 2014

antara Jakarta dan Bratislava?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. untuk mengetahui pengaruh penggunaan internet dalam meningkatkan

partisipasi politik masyarakat kota pada pemilu presiden Tahun 2014 di

Jakarta.

2. untuk mengetahui pengaruh penggunaan internet dalam meningkatkan

partisipasi politik masyarakat kota pada pemilu presiden Tahun 2014 di

Bratislava.

3. untuk mengetahui perbedaan pengaruh penggunaan internet dalam

meningkatkan partisipasi politik masyarakat kota pada pemilu presiden

Tahun 2014 di Jakarta dan Bratislava.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dan kontribusi dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. dari segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat membantu peneliti lain

dalam memahami penggunaan teori cyberdemocracy serta dapat

memberikan kontribusi untuk menjelaskan fenomena terkait dengan

perbedaan pengaruh internet dalam meningkatkan partisipasi politik

masyarakat kota.

12
2. dari segi akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

sumbangan pemikiran dan menambah pustaka dibidang ilmu politik,

menambah dan memperluas pengetahuan serta khasanah karya-karya

ilmiah, serta menjadi referensi untuk penelitian berikutnya yang relevan.

3. secara paraktis, hasil penelitian ini dapat digunakan oleh objek terkait untuk

mengevaluasi sehingga dapat menggapai tujuan yang ingin dicapai

13
BAB II

KERANGKA TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Sebelum adanya penelitian ini, sudah ada penelitian terdahulu yang relevan

dengan topik penelitian ini mengenai cyberdemocracy. Seperti penelitian yang

diangkat kedalam jurnal yang dilakukan oleh Joanah Gadzikwa yang berjudul

Interactivity And Cyberdemocracy: The Ase Of Zimbabwe’s Online Newspaper.

Dalam jurnal ini, Joanah mengatakan bahwa terdapat potensi untuk

mempromosikan atau memperkenalkan cyberdemocracy hingga interaksinya

melalui media berita online. Penelitian ini hanya berfokus kepada media berita

online sebagai arena interaksi dalam melakukan cyberdemocracy. Dalam hasil

penelitiannya mengatakan bahwa di Zimbabwe interaksi yang dilakukan

masyarakat mengenai penerapan cyberdemocracy dengan media berita online

tidak terlalu diminati oleh masyarakat atau tidak terlalu popular. Padahal terdapat

ruang disukusi, serta kesempatan untuk menulis komentar di chat. Hasil penelitian

ini menyimpulkan bahwa interaksi dalam cyberdemocracy masih tergolong di

level yang rendah.20

Selain itu, Sandy Allifiansyah dalam jurnalnya yang berjudul Kaum Muda,

Meme, dan Demokrasi Digital di Indonesia menjelaskan bahwa sejak kemunculan

internet memberikan gairah baru bagi masyarakat dalam berkomunikasi. Sandy

20
Joanah Gadzikwa, Interactivity And Cyberdemocracy: The Ase Of Zimbabwe’s Online
Newspaper, Academic Journals: Journals of Communication Studies Vol. 7(4), pp 67-74, April
2015.

14
menjelaskan secara mendalam bahwa melalui internet sebagai media baru,

memberikan ruang baru bagi demokrasi yang disebut sebagai demokrasi digital.

Dalam jurnalnya mengatakan bahwa terdapat banyak cara masyarakat untuk

melakukan demokrasi salah satunya adalah meme. Bentuk tersebut mengaitkan

pendapat yang dipadukan kedalam gambar, dan bentuk tersebut merupakan

implikasi nyata dalam media baru dan era demokrasi digital.21

Martin Hilbert melakukan publikasi penelitian secara online pada Februari

2007 yang berjudul Digital Processes And Democratic Theory: Dynamic, Risk

and opportunities that arise when democratic intstitution meet digital information

an communication technologies. Dalam penelitiannya memunculkan kategorisasi

dalam kehidupan cyberdemocracy. Kategori tersebut terbagi kedalam 3 sub

pembahasan, yaitu mengenai karakteristik, peluang serta resiko yang akan

dihadapi. Dalam konteks topik cyberdemocracy Martin Hilbert menjelaskan

bahwa karakteristik dari cyberdemocracy adalah memfokuskan diri kepada

liberalisasi atau kebebasan dan individualistis dalam pembuatan keputusan. Dari

segi peluangnya dijelaskan bahwa cyberdemocracy mengoptimalisasikan prinsip-

prinsip untuk memisahkan antara kegiatan publik dan privat. Martin Hilbert

mengatakan bahwa terdapat resiko akan munculnya tirani atau kesewenang dari

mayoritas dan diskriminasi dari minoritas

21
Sandy Allifiansyah, Kaum Muda, Meme, dan Demokrasi digital di Indonesia, Universitas Gadjah
Mada: Jurnal Komunikasi, VOLUME 13, NOMOR 2, Desember 2016

15
Tabel 2.1: perbandingan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang
N Nama Peneliti dan Teori Dan Metode dan Kelebihan Kekurangan
o Judul Penelitian Konsep Variabel

1. Joanah Gadzikwa Cyberdemoc Kuantitatif. Menjelaskan Indikator penelitian


racy secara rinci kurang dijelaskan,
Interactivity and Cyberdemocrac praktek hanya terfokus
cyberdemocracy: The y, interaktivitas cyberdemocracy, kepada newspaper,
case of Zimbabwe’s dijelaskan dalam subjek penelitian
online newspapers persentase yang yang sempit
jelas

2. Sandy Allifiansyah Demokrasi Kualitatif. Memberikan Lokasi penelitian


Digital pemahaman lain kurang jelas,
Kaum Muda, Meme, Demokrasi dalam praktek memakai subjek
dan Demokrasi Digital, Kaum cyberdemocracy yang terlalu sempit.
Digital di Indonesia Muda yaitu
menggunakan
meme

3. Martin Hilbert Cyberdemoc Kualitatif. Memunculkan Kurang


racy, kategorisasi memfokuskan
Digital Processes And demokrasi Cyerdemocracy, sebagai tolak ukur subjek penelitian,
Democratic Theory: prinsip dalam sehingga hasil
Dynamic, Risk and demokrasi pemahaman penelitian kurang
opportunities that praktek mengerucut
arise when cyberdemocracy
democratic
intstitution meet
digital information an
communication
technologies

4. Muhammad Firdaus Penggunaan Kuantitatif Membandingkan Kurang


Internet dan dua tempat yang mengembangkan
Pengaruh Partisipasi Cyberdemocrac berbeda,unit konsep, hanya
Cyberdemocracy politik y, partisipasi analisis jelas, serta bersifat menguji
Dalam Meningkatkan politk indikator dan konsep.
Partisipasi Politik konsep yang
Masyarakat Kota digunakan jelas
(Suatu Studi
Perbandingan: Jakarta
dan Bratislava Pada
Pemilihan Umum
Presiden Tahun 2014)

Dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Joanah Gadzikwa yang

berjudul Interactivity And Cyberdemocracy: The Ase Of Zimbabwe’s Online

Newspaper menyatakan bahwa 75% newspaper di Zimbabwe memiliki alamat e-

16
mail, dan hanya 18% tidak menawarkan alamat e-mail untuk pembaca. Dan hampir

97% e-mail yang ditawarkan oleh newspaper di Zimbabwe digunakan untuk hal-

hal yang bersifat umum. Joanah pun menyatakan bahwa hanya 27% saja newspaper

di Zimbabwe menawarkan ruang diskusi bagi pembaca. Selain itu, link Newspaper

di Zimbabwe terhubung kapada link blog yang berisi informasi umum. Sebesar

27% newspaper di Zimbabwe mempromosikan cyberdemocracy untuk melakukan

interaksi dan kebabasan dalam berpendapat.

Kelebihan yang terdapat pada penelitian Joanah Gadzikwa adalah,

menjelaskan secara rinci bagaimana interaktivitas masyarakat dalam kehidupan

cyberdemocracy, serta mengetahui dan menjelaskan persentase secara jelas

bagaimana fasilitas, serta keikut sertaan masyarakat dalam cyberdemocracy. Akan

tetapi, terdapat kelemahan yang terdapat pada penelitian ini adalah, Joanah hanya

terfokus kepada satu alat atau fasilitas cyberdemocracy yaitu newspaper. Selain itu,

indikator dalam penelitian ini kurang jelas, karena memiliki subjek penelitian yang

sempit. Terdapat penelitian lain yang menjelaskan topik ini, yaitu penelitian yang

dilakukan oleh Sandy Allifiansyah dalam jurnalnya yang berjudul Kaum Muda,

Meme, dan Demokrasi Digital di Indonesia.

Sandy menjelaskan bahwa hadirnya internet sebagai media demokrasi

digital/cyberdemocracy memberikan gairah baru bagi masyarakat. Dalam hasil

penelitiannya Sandy mengatakan bahwa dengan adanya demokrasi digital

memungkinkan masyarakat lebih kreatif dengan menyuarakan pendapat melalui

meme atau tambal sulam penambahan caption pada gambar. Sandy mengatakan

bahwa meme bagaikan virus yang menyebar secara pesat yang mereplikasi diri

17
menjadi versi-versi yang bersifat kontekstual. Selain itu, Sandy mengatakan bahwa

meme dapat dijadikan sebagai pertarungan wacana dalam isu-isu politik.

Kelemahan yang tampak pada penelitian ini adalah, indikator yang dipakai

dalam penelitian kurang jelas, sehingga konsep demokrasi digital yang dipakai

hanya digunakan sebagai prasayarat dalam sebuah penelitian. Pada penelitian ini

hanya berfokus kepada satu subjek penelitian yaitu meme. Selain itu, lokasi

penelitian ini tidak jelas, dan hanya bertumpu pada isu yang muncul dan dijadikan

sebagai bahan penelitian. Kelebihan dalam penelitian ini adalah, memberikan ruang

bagi pembaca, serta memberikan pemahaman lain dalam praktek cyberdemocracy

dalam bentuk yang antimainstream yaitu meme. Selain itu, Sandy memberikan

peluang bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan konsep cyberdemocracy

atau demokrasi digital dalam praktek politik, tebukti bahwa dalam data-data yang

dimunculkan berisi meme tokoh-tokoh politik yang pada saat itu sedang

melangsungkan pertarungan di pemilu.

Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukkan oleh Martin

Hilbert. Kelebihan yang tampak pada penelitian ini adalah memunculkan tiga

kategorisasi yang sebelumnya tidak dijelaskan oleh peneliti terdahulu. Ketiga

kategori tersebut dapat menjadi tolak ukur dalam praktek cyberdemocracy.

Kelemahan yang tampak pada penelitian ini adalah kurang memfokuskan subjek

penelitian, sehingga fokus pembahasan kurang mengerucut.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang peneliti tawarkan adalah,

memiliki unit analisis yang jelas yaitu masyarakat (pemilih). Selain itu, peneliti

tidak memunculkan atau menambah konsep baru mengenai cyberdemocracy, akan

18
tetapi peneliti menguji konsep yang dipakai dengan menggunakan indikator yang

sudah diturunkan. Penelitian ini dilakukan di dua lokasi yang berbeda akan tetapi

memiliki karakteristik yang hampir sama, sehingga dapat memunculkan potensi

untuk diteliti. Selain itu, peneliti melakukan comparatif research yang memiliki

objek yang luas, dan berfokus kepada kehidupan politik (pemilihan umum).

Penelitian ini akan mencari dan menganalis data yang berdasarkan

indikator yang dipilih, yaitu liberal individualist yang mencakup kegiatan-kegiatan

penggunaan internet untuk merealisasikan kepentingan masyarakat atau individu,

melakukan komunikasi secara horizontal yaitu melakukan komunikasi dengan

sesama masyarakat, dan melakukan komunikasi secara vertikal yaitu melakukan

komunikasi dengan pemimpinnya atau dengan calon pemimpinnya. Dalam

indikator ini menjadi pembeda dengan penelitian terdahulu, karena penelitian

terdahulu tidak mengakomdir secara liberal individualist penggunaan internet ini.

Akan tetapi, dalam penelitian Joanah Gadzikwa sedikitnya menyinggung

bagaimana internet melalui fasilitas online newspaper masyarakat dapat melakukan

komunikasi secara horizontal dan masyarakat akan dimudahkan untuk

mendapatkan informasi seputar isu-isu di negarranya khususnya dibidang politik.

Selain menggunakan indikator liberal individualist, peneliti menggunakan

indikator deliberative. Peneliti memahami bahwa penggunaan indikator

deliberative memiliki makna yang sangat luas dalam kehidupan demokrasi,

tentunya peneliti harus mengacu kepada konsep yang peneliti gunakan. Penelitipun

menekankan bahwa penggunaan indikator deliberative pun merupakan suatu

pembeda antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu, dengan penggunaan

indikator ini akan melengkapi penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sandi

19
Allifiansyah yang menggunakan fasilitas internet dengan media yang terlalu sempit

yaitu menggunakan meme. Dalam penelitian sekarang, peneliti akan mencoba

memfokuskan makna deliberative pada kegiatan penggunaan internet, tentunya

menggunakan konsep yang ada dalam penelitian ini. Melakukan dialog diinternet,

fasilitas internet yangakan memudahkan penyampaian opini serta melakukan

kesepakatan bersama. Proses deliberative ini lah yangtidak dijelaskan dalam

penelitian terdahulu, sehingga peneliti berusahan untuk melengkapi dengan

menggunakan indikator deliberative dalam penggunaan internet di kehidupan

demokrasi.

Selain itu, terdapat hal yang menjadi pelengkap dalam penelitian ini yang

tidak diakomodir oleh penelitian terdahulu, yaitu proses counter public. Proses

cunter public ini lah yang menjadi proses dialektis dalam penggunaan internet

didemokrasi. Peneliti melihat bahwa dengan hadinya internet akan mengakomodir

masyarakat untuk melakukan perdebatan bahkan menggalang dukungan untuk

calon pemimpinnya, dan dalam hal ini proses dialektis akan di mulai. Sehingga apa

yang dikatakan oleh Homero Gil De Zuniga yang peneliti jelaskan dalam BAB I di

latar belakang, akan muncul partisipasi online karena di fasilvtasi dengan media

telekomunikasi yang canggih. Hal ini yang tidak dijelaskan dalam penelitian

terdahulu, bagaimana proses dialektis secara deliberative di internet. Akan tetapi,

Martin Hilbert dalam penelitiannya menjelaskan bahwa dengan hadirnya internet

setidaknya terdapat karateristik efisien dan efektif dikehidupan masyarakat, Hilbert

tidak menekankan lebih kepada karakteristik dalam proses deliberative. Selain itu,

Hilbert pun menjelaskan resiko munculnya internet selain adanya perpecahan

karena adanya perbedaan pendapat, pemanipulasian dan sebagainya, Hilbert tidak

20
menjelaskan bagaimana resiko yang dimunculkan ketika proses deliberative

dilakukan di internet, dan tiadk menjelaskna bagaimana proses detail deliberative

di kehidupan internet. Hal inilah yang menjadi pembedadan pelengkap terhadap

penelitian terdahulu.

Sehingga dalam penelitian sekarang, peneliti berusaha menutupi

kekurangan dan berusaha melengkapi dari penelitian-penelitian terdahulu yang

berelasi dengan topik penelitian ini. Menggunakan tiga indikator penelitian yaitu

liberal indivvdualist, counter public, serta deliberative peneliti berusaha

mendapatkan pembaharuan dan menemukan hal yang menarik dari penelitvan-

penelitian sebelumnya. Melalui tiga kategori ini peneliti dapat mengklasifikasikan

penggunaan internet di kehvdupan masyarakat baik itu di Bratislava maupun di

Jakarta.

2.1.2. Teori dan Konsep

a. Partisipasi Politik

Menurut Sastroadmodjo terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi

partisipasi politik warganegara. Pertama, Modernisasi. Kedua, Meningkatnya

komunikasi massa.22 Modernisasi dapat membuat libido politik23 rakyat untuk

berpartisipasi meningkat. Sebab modernisasi akan meningkatkan kesadaran politik

rakyat tentang pentingnya pemilu. Modernisasi juga mempermudah akses untuk

berpartisipasi dengan tersedianya perangkat yang lebih canggih, efisien dan efektif.

22
Sudijono Sastroatmodjo, Loc.Cit, hlm. 32-33.
23
Libido Politik dapat dipahami sebagai bagaimana ketertarikan masyarakat terhadap politik. Selain
itu istilah ini dapat dimasukkan kedalam adagium politik atau daftar istilah dalam politik yang
mengarah kepada keadaan masyarakat yang memiliki ketertarikan, kemauan, dan keinginan untuk
berpartisipasi dalam politik.

21
Peningkatan komunikasi massa juga memacu peningkatan partisipasi politik rakyat,

karena jejaring informasi-komunikasi membantu sosialisasi pemilu.24

Meluasnya partisipasi politik dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, yang oleh

Weimer disebutkan paling tidak terdapat lima. Salah satunya adalah karena

modernisasi, modernisasi disegala bidang berimplikasi kepada komersialisasi

pertanian, industri, meningkatnya arus urbanisasi, peningkatan kemampuan baca

tulis, perbaikan pendidikan, dan pengembangan media massa/media

telekomunikasi secara lebih luas. Kemajuan itu berakibat pada partisipasi pada

warga kota baru seperti kaum buruh, kaum pedagang, dan profesional untuk ikut

serta mempengaruhi kebijakan dan menuntut keikutsertaannya dalam kekuasaan

politik sebagai bentuk kesadarannya bahwa merekapun dapat mempengaruhi

nasibnya sendiri.25

Partisipasi politik adalah upaya warga masyarakat, baik individual maupun

kelompok, untuk ikut serta memengaruhi pembentukan kebijakan publik dalam

sebuah negara. Jadi, partisipasi politik merupakan bentuk keikutsertaan warga

negara biasa dalam menentukan segala keputusan yang menyangkut atau

memengaruhi hidupnya. Partisipasi politik merupakan tindakan aktif seorang

individu untuk mengontrol sebuah proses atau sistem. Kontrol tersebut diperlukan,

karena pada tahapan yang paling akhir, akan memberikan pengaruh pada

pemenuhan hak-hak individu itu sendiri sebagai warga negara.

Bentuk partisipasi politik ada dua, yaitu: partisipasi politik secara langsung dan

partisipasi politik secara tidak langsung. Bentuk partisipasi politik secara langsung

24
Fayakhun Andriadi, Partisipasi Politik Virtual, loc.cit, hlm. 5.
25
Sudijono Sastroatmodjo, Loc.Cit, hlm. 89.

22
dilakukan melalui kontak langsung dengan para pejabat negara yang ikut

menentukan dalam pembuatan kebijakan politik. Diantaranya adalah voting atau

ikut serta memberikan suara dalam pemilihan umum. Partisipasi politik yang

dilakukan bersifat langsung, yaitu menentukan pemimpin yang akan terpilih. Ini

berbeda dengan partisipasi politik tidak langsung. Partisipasi politik model ini

dilakukan melalui prosedur lain. Tapi meskipun tidak bersifat langsung, namun

tetap memiliki efek dan daya kontrol terhadap pemerintah. Misalnya, yang

dilakukan melalui media massa. Melalui media massa, kontrol terhadap

pemerintahan bisa dilakukan. Meski efeknya tidak langsung seperti dalam pemilu,

namun tetap terasa. Media massa bisa memiliki peran penting dalam proses

partisipasi mengontrol jalannya pemerintahan.26

Partisipasi politik memiliki ukurannya sendiri. Sebuah negara akan

dikategorikan tinggi tingkat partisipasi politiknya, jika memenuhi ukuran-ukuran

ini. Menurut Verba, Scholzman, dan Brady. Ukuran minimal/bentuk dari partisipasi

politik ada tiga: Pertama, ikut serta dalam pemilihan umum. Keikut-sertaan warga

negara dalam pemilihan umum atau voting merupakan ukuran/bentuk paling

fundamental. Ini bentuk partisipasi politik yang paling efisien, berupa tindakan

menentukan pilihan politik sendiri dalam ajang pemilihan umum. Kedua, partisipasi

dalam kampanye. Kampanye menjadi ajang yang dapat dijadikan parameter tinggi-

rendahnya partisipasi politik warga negara. Kemauan warga negara untuk hadir

dalam ajang kampanye dan memberi dukungan pada pilihan politiknya memiliki

nilai partisipatif tersendiri dalam sebuah realitas politik. Ketiga, mengontak pejabat

publik. Aktivitas mengontak pejabat publik merupakan indikator lain dari bentuk

26
P Anthonius Sitepu, Teori-Teori Politik, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2012, hlm 92.

23
partisipasi politik. Tindakan ini merupakan ukuran yang lebih tinggi, karena untuk

melakukannya dibutuhkan sebuah kemauan partisipasi yang kuat.27

Beragamnya model-model partisipasi politik dari zaman ke zaman

menunjukkan dinamisnya konsepsi tentang hal itu. Formulasi partisipasi politik

tidak lagi sesempit era sebelumnya, semakin luas dan beragam. Partisipasi politik

selalu terbuka dengan berbagai perubahan, sebagai akomodasi terhadap

perkembangan zaman. Termasuk perkembangan teknologi komunikasi dan

informasi. Temuan-temuan baru di bidang ini turut memengaruhi lahirnya model-

model baru partisipasi politik. Setelah terciptanya televisi, model partisipasi politik

bertambah satu lagi, yaitu turut serta dalam debat publik di televisi. Di era

sebelumnya, aktivitas ini tidak ada, karena televisi belum tercipta.

Lahirnya internet juga menimbulkan efek serupa, munculnya model baru

partisipasi politik. Partisipasi politik bisa dilakukan dengan memanfaatkan

teknologi internet. Misalnya media sosial, salah satu produk inovatif era internet.

Seorang warga negara bisa menggunakan media sosial untuk melakukan partisipasi

politik seperti kampanye. Di era booming media sosial seperti sekarang, kampanye

bisa dilakukan melalui media sosial. Menulis status di Facebook yang isinya

mempromosikan seorang calon presiden, sudah bisa dikategorikan berkampanye.

Karena status yang ditulisnya dapat dibaca oleh ratusan atau bahkan ribuan calon

pemilih lainnya, yang berpotensi terpengaruh atau tersugesti dengan konten status

tersebut. Kampanye yang dilakukan dengan mengumpulkan massa di lapangan,

tujuannya juga sama yaitu memengaruhi atau mensugesti calon pemilih. Efek yang

27
Fayakhun Andriadi, Demokrasi Di Tangan Netizen, Op.Cit, hlm 206.

24
ditimbulkan antara kampanye di media sosial dan konvoi di jalanan sama.

Sedangkan, media sosial memiliki beberapa kelebihan yang tidak ada pada

kampanye konvensional.28

b. Cyberdemocracy

Cyberdemocracy29 memiliki kata awal yaitu “cyber” yang berasal dari bahasa

Yunani yaitu kybernetes yang memiliki arti governor (alat pengatur). Fondasi dari

konsep cyberdemocracy ada didalam neo-klasik dan memiliki pendekatan Laissez-

faire.30 Dengan pendekatan dan fondasi tersebut Hilbert menjelaskan bahwa dalam

cyberdemocracy terdapat interdependency dan interactivity.31 Interdependensi

mengartikan bahwa terdapat hubungan saling ketergantungan antara masyarakat

dengan alat demokrasi digital. Selain dari ketergantungan terdapat interaktifitas

yang menggambarkan bahwa adanya hubungan dua arah atau komunikasi dan

interaksi baik itu secara vertikal ataupun horizontal.

Diana Saco dalam Fayakhun memberikan fondasi filosofi mengenai demokrasi

digital. Saco berfokus pada persoalan transformasi filosofi dari politik yang fokus

sepenuhnya pada kehadiran tubuh fisik kepada politik tanpa tubuh-fisik. Yaitu

politik yang dijalankan didunia maya. Kehadiran intenet memberi peluang

kembalinya demokrasi yang partisipatoris. Karena internet memfasilitasi rakyat

untuk berpartisipasi secara langsung dalam proses demokrasi. Dengan

menggunakan internet, seseorang bisa menyuarakan aspirasinya secara langsung

28
Fayakhun Andriadi, Demokrasi Di Tangan Netizen, Ibid, 2016, hlm. 201-219.
29
Cyberdemocracy merupakan konsep yang berkaitan erat dengan teknologi internet, sehingga
kehidupan demokrasi mengalami pergeseran ruang kearah yang lebih digital dan virtual.
30
Martin Hilbert, Digital Processes And Democratic Theory: Dynamic, Risk and Oportunities That
Arise When Democratic Institutions Meet Digital Information and Communication Technologies,
http://www.martinhilbert.net/democracy.html, 2007, hlm. 47.
31
ibid, hlm. 47.

25
didunia maya.32 Hacker dan Dijk dalam Fayakhun menjelaskan bahwa

Cyberdemocracy atau demokrasi digital adalah sebuah upaya untuk

mengimplementasikan konsep demokrasi tanpa terkungkung oleh limitasi waktu,

ruang, dan kondisi fisik lainnya.33

Cyberdemocracy merupakan refleksi dari pendapat Habermas mengenai Public

Sphere, dimana masyarakat akan memiliki tempat baru dalam berdemokrasi.

Demokrasi politik baru akan memperhatikan penggunaan media baru dan teknologi

komputer untuk menyajikan kepentingan-kepentingan masyarakat, bukan

kepentingan-kepentingan elit. Hal tersebut dikarenakan sistem demokrasi berusaha

untuk memberikan peneranangan terhadap pesan-pesan yang disebarkan kepada

masyarakat.34 Cyberdemocracy secara relatif merupakan term baru dalam

kehidupan dunia modern, sehingga masyarakat masih kurang memahami

bagaimana untuk mendefinisikan serta kapan konsep ini secara potensial dapat

digunakan dikehidupan bernegara. Akan tetapi, secara mudah cyberdemocracy

dapat diartikan sebagai pelaksanaan demokrasi yang difasilitasi oleh internet.35

Menurut Salim Alatas konsep cyberdemocracy merupakan konsep yang berada

pada kelompok literatur digital democracy, teledemocracy, dan demokrasi

elektronik. Selain itu, Lahirnya konsep cyberdemocracy dikarenakan munculnya

teknologi internet yang memiliki pengaruh pada transformasi sosial dan perluasan

partisipasi. Dengan hadirnya internet, para pendukung cybedemocracy merasa

32
Fayakhun Andriadi, Demokrasi Di Tangan Netizen, Op.Cit. hlm. 10.
33
Ibid, hlm. 10
34
Fasih Raghib Gauhar, Digital Revolution and cyberdemocracy: Revisiting Habermasim Public
Sphere in New Media Regime, artikel, Aligarh Muslim University, Aligarh City, No.:P1343. hlm. 8.
35
Mario Cataldo, Cyberdemocracy: Assesing The European Parliament, Skripsi, The Rochester
Institue of Thecnology, 2014. hlm 5.

26
optimis dengan peningkatan partisipasi dalam politik, dan hal yang diandalkan

adalah prinsip kemudahan akses informasi yang akan diambil dan diterima oleh

masyarakat.36 Dengan cyberdemocracy masyarakat akan mengetahui atau

memahami lebih lanjut, menguji, serta mengikuti isu politik yang berkembang di

internet.37

Kehidupan demokrasi semakin membenarkan adanya internet. Bahkan internet

telah sukses mempengaruhi demokratisasi.38 Bahkan internet membantu untuk

memperluas partisipasi lebih jauh.39Seiring dengan kehadiran sosial media, seperti

Facebook, Twitter, YouTube serta Blog, partisipasi politik masyarakat melalui

internet meningkat pesat. Partisipasi politik melalui sosial media merupakan

fenomena, ketika warga melancarkan desakan politik dan memobilisasi opini

publik secara online. Meskipun gerakan politik tersebut tidak selalu berhasil dalam

mengusung isu-isu politik tertentu untuk menekan pemerintah, namun tidak jarang

gerakan melalui sosial media berhasil mendesak pemerintah untuk mengubah

kebijakan-kebijakan yang kontroversial tersebut. Seperti misalkan dalam kasus,

KPK VS POLRI, skandal Bank Century yang cukup lama menyita perhatian publik,

serta munculnya berbagai hashtag di sepanjang pemilihan umum presiden 2014,

fenomena tersebut menjadi sangat aktual dan fenomenal karena mampu melibatkan

36
Salim Alatas, Media Baru, Partisipasi Politik, dan Kualitas Demokrasi, Digital Communication,
Surya University, 2014, hlm 5.
37
Mark Poster, Cyberdemocracy: internet and public sphere, University of California, Irvine, hlm.
8
38
Matthew Hindman, The Myth The Digital Democracy, New Jersey: Princeton University, 2009.
hlm. 5.
39
Janne Berg, Digital democracy studies of online participation, Abo Akademi University,
Finlandia, 2017, hlm. 40.

27
lebih dari sejuta warganet dalam waktu yang relatif singkat. Dalam konteks ini,

peristiwa tersebut merupakan sebuah bentuk dari cyberdemocracy di Indonesia.40

Cyberdemocracy secara umum akan mengarahkan ke budaya partisipatoris

demokrasi dimana masyarakat dapat melakukan aktivitas politiknya di teknologi

baru. Di sekala nasional dan global telah mengalami perubahan pada abad ke-21

dengan memperkenalkan cyberdemocracy masyarakat dapat melakukan

pengawasan (monitoring), memberikan kontribusi, kritikan kepada pemerintah

mengenai kejadian politik yang sedang terjadi.41 Penyatuan antara cyberspace

(ruang maya) dan demokrasi memberikan akses yang luas dan mudah kepada

masyarakat di dunia politik.42

Era masyarakat informasi (information society) tidak hanya mengusung nilai-

nilai kemanusiaan yang baru, tapi juga formulasi dan level baru demokrasi.

Demokrasi digital telah menjadi sistem terdepan dalam sistem politik, sosial,

ekonomi dan budaya masyarakat informasi. Demokrasi digital adalah kerangka

kerja dimana masyarakat informasi berfungsi dengan maksimal. Demokrasi digital

menyajikan level yang lebih tinggi dari demokrasi liberal. Demokrasi digital

menambah akselerasi dan produktivitas demokrasi liberal.43

Konsep cyberdemocracy berusaha untuk menawarkan sebuah peluang yang

sebelumnya tidak didapatkan pada demokrasi konvensional, yaitu: pertama,

membuat jaringan pada kelas global yang melampaui batas- batas nasional. Kedua,

40
Salim Alatas, Op.Cit, hlm. 5.
41
Joan Tirwyn Fajemisin, Cyberdemocracy And Its Impact On Politic, Anglia Ruskin University:
Humanities and Soscial Science Review, ISSN: 2165-6258, 2012.
42
Mario Cataldo, Loc.Cit. hlm. 8.
43
Fayakhun Andriadi, Demokrrasi Di Tangan Netizen, Loc.Cit,hlm. 146.

28
praktik demokrasi pada level di mana sensor negara menjadi sangat terbatas.

Ketiga, level baru asosiasi bebas, kebebasan penyerapan dan penyebaran informasi

yang tidak terbatas. Keempat, melebur identitas negara-bangsa menjadi identitas

global dan lokal.

Setidaknya ada tiga argumentasi yang diajukan untuk meneguhkan pentingnya

dan bagusnya prospek demokrasi digital: Pertama, bahwa demokrasi digital

mampu meningkatkan upaya publik untuk mencari informasi politik dan pertukaran

informasi. Ini praktik yang sangat penting dalam sistem demokrasi. Penguatan

kesadaran politik warga terjadi ketika mereka aktif melakukan pencarian informasi

politik. Kedua, bahwa demokrasi digital mendorong terjadinya debat publik,

musyawarah dan terbentuknya komunitas. Tersedianya perangkat digital telah

memacu berlangsungnya perdebatan politik di tingkat publik. Teknologi digital

juga mendorong penguatan budaya musyawarah dan pembentukan komunitas.

Ketiga, demokrasi masyarakat meningkatkan partisipasi politik warga negara.

Dengan bantuan teknologi digital yang serba mudah, murah, dan efisien, warga

negara termotivasi untuk melakukan partisipasi politik. Tiga alasan ini sudah lebih

dari cukup untuk menyimpulkan bahwa demokrasi digital memiliki nilai positif

terhadap perkembangan demokrasi. Menguatkan praktik demokrasi dan

meningkatkan kualitasnya.44

Lincoln Dahlberg mencoba untuk mengonstruksi konsepsi demokrasi digital.

Dahlberg, demokrasi digital memiliki posisi yang sangat penting. Jawaban terhadap

kebutuhan formulasi demokrasi masa depan. Sebuah era di mana seluruh sistem

44
Ibid, hlm.152.

29
kehidupan dan kenegaraan telah terdigitalisasi. Tuntutan ini tak terelakkan.

Demokrasi dituntut untuk beradaptasi dengan horizon baru sistem informasi dan

komunikasi ini. Sarana-sarana digital yang tersedia harus diakomodasi untuk

memperkuat sistem dan praktik demokrasi. Sehingga demokrasi semakin kuat

konsepsi dan semakin sempurna praktiknya.

Dahlberg kemudian menguraikan posisi demokrasi digital dalam praktik politik

sebagai liberal individualis, deliberatif, counter publik, dan autonomist Marxist.45

Di keempat sektor ini, demokrasi digital memainkan peran yang sangat penting.

Liberal individualis46. Menurut Dahlberg, demokrasi digital membuka peluang bagi

setiap individu untuk merealisasikan kepentingan-kepentingannya melalui sistem

politik yang liberal yang tersedia. Perangkat digital menawarkan segala kemudahan

untuk ini dengan membentangkan berbagai saluran informasi dan komunikasi

kepada setiap warga negara untuk dimanfaatkan dalam merealisasikan aspirasi

politiknya. Demokrasi digital menghubungkan antara pemilih dengan wakilnya di

pemerintahan atau parlemen. Perangkat digital memudahkan proses komunikasi

dan interaksi antarkeduanya. Ini tidak didapatkan warga pada era pradigital.

Apalagi, pemerintah sendiri memiliki kesadaran untuk menggunakan perangkat

digital sebagai sarana penyerapan aspirasi, apresiasi protes, dan sarana agregasi

kepentingan dari level grassroot.47

Deliberatif48, dalam pandangan Dahlberg, ini terkait dengan konsensus yang

dikonstitusikan secara deliberatif. Kesepakatan bersama seluruh elemen kewargaan

45
Lincoln Dahlberg, The Internet And Democratic Discourse, Loc.Cit. hlm. 617.
46
Lincoln Dahlberg, ibid, hlm. 617.
47
Fayakhun Andriadi, Demokrrasi Di Tangan Netizen, Loc.Cit, hlm. 169.
48
Lincoln Dahlberg, Op.Cit, hlm. 620.

30
itu sebelumnya melalui sebuah proses dialektis. Mekanisme yang digunakan adalah

dialog. Seluruh aspirasi dan opini diakomodasi dan dicarikan jalan tengahnya.

Sehingga tercapai sebuah rasionalitas opini publik yang tak lain adalah kesepakatan

bersama. Perangkat digital bisa memfasilitasi berlangsungnya proses ini. Inilah

fenomena demokrasi digital. Praktik demokrasi yang berlangsung dengan

difasilitasi teknologi digital. Dialog di ruang publik terjadi dengan menggunakan

teknologi digital. Media sosial, website, dan berbagai teknologi digital lainnya

menjadi sarana publik untuk menyampaikan opininya. Semua opini itu kemudian

masuk ke “bejana" digital. Kemudian "diolah" melalui mekanisme dialog. Dan

puncaknya menghasilkan sebuah "masakan" berupa konsensus bersama publik. Di

era sebelumnya, tidak mudah bagi seseorang untuk menyampaikan opininya. Ia

harus melalui sistem birokrasi yang rumit. Jika tidak ingin melalui rute birokrasi,

alternative terakhirnya adalah menggunakan corong media massa.49

Counter public50, menurut Dahlberg, media digital adalah sarana yang efektif

sebagai sarana counter yang dilakukan publik. Counter public adalah fenomena

suara pinggiran yang menentang sebuah keputusan atau kebijakan tertentu dengan

melakukann perdebatan. Teknologi digital adalah dewa penolong bagi kelompok-

kelompok yang selama ini sulit menyuarakan aspirasinya dan opininya.

Dikarenakan media mainstream telah dikuasai oleh kekuatan kapital. Dengan

adanya media digital, mereka keluar dari kesulitan ini. Mereka bisa memanfaatkan

media digital untuk menggalang dukungan. Dengan menyampaikan argumen

rasionalnya di media digital (perdebatan), mereka bisa meyakinkan berbagai

49
Fayakhun Andriadi, Demokrrasi Di Tangan Netizen, Op.Cit,hlm. 170
50
Lincoln Dahlberg, Op.Cit, hlm. 617-618.

31
elemen demokrasi yang lain untuk sepakat dengan opininya. Ketika terbangun

konsensus opini, maka bisa dilakukan gerakan untuk merealisasikannya.

Penggalangan opini dari arus marginal seperti ini hanya bisa dilakukan ketika media

digital lahir. Sebelumnya, hal ini sulit dilakukan. Mereka terpinggirkan oleh

kekuatan hegemonik dan dominatif media massa mainstream. Media digital besar

manfaatnya untuk memperkuat suara-suara alternatif dan termarginal dalam ajang

kontestasi kekuasaan dan pembentukan diskursus.51

Autonomist Marxist52Salah satu keunggulan media komunikasi digital adalah

kemampuannya untuk membentuk jejaring yang luas. Sistem teknologi yang

terintegrasi antarsemua lini media memudahkan proses pembentukan jaringan antar

lini. Pada era media konvensional, jaringan baru bisa terbentuk melalui proses yang

lama dan upaya yang tidak mudah. Banyak tantangan yang harus diatasi. Hambatan

ini hampir tidak ada pada media digital. Sinergi antarjaringan justru menjadi

kelebihan yang ditawarkan media digital. Membangun jaringan sangat mudah.

Kelebihan inilah yang sangat membantu dalam praktik demokrasi. Era demokrasi

digital dipenuhi dengan pertautan berbagai jaringan aktivisme sosial-politik.

Dengan memanfaatkan perangkat digital, berbagai elemen demokrasi membangun

komunikasi, berbagai informasi, dan saling berinteraksi untuk merapatkan barisan

ketika merespons sebuah isu. Dengan menggunakan media digital pula mereka

mempersiapkan sebuah gerakan sosial-politik untuk merespons isu tersebut.

Bahkan, proses konsensus, konsolidasi, hingga praaksi bisa dipersiapkan melalui

51
Fayakhun Andriadi, Demokrrasi Di Tangan Netizen, Op.Cit,hlm. 146.
52
Lincoln Dahlberg, Op.Cit, hlm. 627.

32
media digital, Jadi, media digital telah menciptakan sebuah perangkat baru bagi

upaya revitalisasi aktivisme demokrasi berbasis jaringan.53

Itulah empat sektor politik yang menurut analisis Dahlberg mewarnai era

demokrasi digital. Bisa disimpulkan bahwa demokrasi digital akan semakin

menghidupkan spirit demokratisasi. Praktik demokrasi mendapatkan energi baru

dengan datangnya era digital. Terus turunnya tingkat partisipasi politik yang oleh

sebagian kalangan dikhawatirkan mengarah pada melemahnya pilar demokrasi,

menjadi tertolong dengan kehadiran era digital. Teknologi digital menggairahkan

kembali motivasi warga untuk berpartisipasi. Terutama para generasi muda dan

pemilih pemula.

Teknologi digital membuka seluas-luasnya pintu partisipasi politik. Bukan

hanya itu, juga menciptakan pintu-pintu baru. Warga negara bisa melakukan

partisipasi politik dengan cara yang sebelumnya tidak tersedia. Misalnya,

berpartisipasi politik berupa kampanye dengan menggunakan media sosial. jika

pada era pradigital, kampanye hanya bisa dilakukan dengan cara hadir di tempat

kampanye, dengan media sosial cara itu tak lagi menjadi keharusan. Seseorang bisa

turut berkampanye hanya melalui media sosial. Dan kontribusi yang bisa diberikan

dengan berkampanye di media sosial bahkan bisa lebih besar dari kampanye

konvensional.

c. Pengaruh Internet Terhadap Partisipasi Politik

Terdapat beberapa alasan bahwa internet memiliki pengaruh terhadap partisipasi

politik. Pertama, menurut Sastroadmodjo terdapat dua faktor yang dapat

53
Fayakhun Andriadi, Demokrrasi Di Tangan Netizen, Op.Cit,hlm. 172-174.

33
mempengaruhi partisipasi politik warganegara. yaitu Modernisasi dan

Meningkatnya komunikasi massa. Ketika internet berkaitan erat dengan

modernisasi dan alat komunikasi masa yang efektif dan efisien maka hal tersebut

akan berpengaruh terhadap partisipasi politik. Kedua, menurut Weimer, meluasnya

partisipasi seseorang selain dipengaruhi oleh modernisasi, dipengaruhi pula oleh

pengembangan media telekomunikasi massa. Ketiga, menurut Diana Saco terdapat

transformasi filosofi dari politik yang fokus sepenuhnya pada kehadiran tubuh fisik

kepada politik tanpa tubuh-fisik. Yaitu politik yang dijalankan didunia maya.

Kehadiran intenet memberi peluang kembalinya demokrasi yang partisipatoris.

Karena internet memfasilitasi rakyat untuk berpartisipasi secara langsung dalam

proses demokrasi. Dengan menggunakan internet, seseorang bisa menyuarakan

aspirasinya secara langsung didunia maya.

Penelitian ini berangkat dari pendapat dan konsep yang menyatakan bahwa

dengan hadirnya teknologi internet akan membangun atau memberikan peluang

demokrasi yang partisipatoris. Penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu variable

penggunaan internet (X) dan partisipasi masyarakat (Y), yang pada akhirnya

peneliti akan menyimpulkan seperti apakah pengaruh penggunaan internet dalam

meningkatkan partisipasi seseorang.

Dalam variabel X tidak serta merta peneliti memilih penggunaan internet, karena

dalam penelitian-penelitian pada umumnya yang menjadi variabel X nya adalah

pengaruh Status Sosial Ekonomi (SSE) akan tetapi untuk memunculkan kebaharuan

variabel X maka penelitian ini memilih penggunaan internet sebagai varabel

bebasnya. Selain itu, peneliti menjabarkan bagaimana sebenarnya penggunaan

internet dalam kehidupan demokrasi yang sesuai dengan konsep digunakan dalam

34
penelitian ini. Dalah hal ini peneliti akan menjabarkan rasionalitas kenapa variabel

X yang peneliti gunakan adalah penggunaan internet. Pertama, peneliti

memandang bahwa untuk penggunaan internet dalam kehidupan demokrasi

sangatlah luas bahkan indikator yang digunakanpun memiliki cakupan yang luas.

Akan tetapi, peneliti memiliki penekanan-penekanan tertentu untuk

merasionalisasikan teori yang peneliti gunakan untuk menjadi pisau analisis.

Kedua, penekanan indikator variabel X yang dirasa terlalu laus cakupannya,

peneliti akan mengambil sikap untuk taat terhadap konsep yang digunakan,

sehingga batasan-batasan penjelasan dalam konsep yang akan menjadi acuan

peneliti. Ketiga, pada akhirnya bahwa peneliti akan mengkategorikan bagaimana

pengaruh penggunaan internet di kedua negara ini, dengan indikator yang

digunakan maka peneliti akan menyimpulkan indikator mana yang lebih dominan

dalam hasil penelitian ini. Keempat, terdapat penekanan lainnya dalam variabel X

ini adalah, dalam konsep yang digunakan bukan untuk menganalisis bagaimana

intensitas seseorang menggunakan internet, sehingga dalam hasil analisis hanya

akan ditemui klasifikasi data bukan tingkatan data.

Dalam konteks penggunaan variabel terikat (Y) terdapat beberapa penekanan-

penekanan sehingga peneliti mengantisipasi beberapa kekeliruan interpretasi

penganalisisan hasil data. Penekanan ini akan menjadi hal yang sangat penting

karena untuk menganalisis data yang diperoleh nantinya harus sesukai teori yang

dipakai. Pertama, dalam variabel X peneliti mengacu kepada abstraksi-abstraksi

yang disajikan dalam teori, sehingga dari abstraksi tersebut menjelaskan bagaimana

variabel yang begitu kompleks diturunkan menjadi indikator penelitian. Kedua,

dalam teori pada variabel terikat peneliti menekankan bahwa, tidak menjelaskan

35
tingakatan, sehingga peneliti akan menganalisis untuk mengklasifikasikan hasil

data yang telah dikumpulkan.

d. Pemilihan Umum Presiden

Pemilihan umum presiden (pilpres) merupakan istilah yang menandakan bahwa

adanya proses demokratis dalam pemilihan kepala negara (presiden). Di Indonesia

dan Slovakia melaksanakan pilpres secara berkala dalam jangka waktu 5 tahun. Di

Indonesia pilpres merupakan amanat dari Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia yang tercantum pada pasal 6A ayat 1 sampai 5.54 Konstitusi Republik

Slovakia pun mengatur pemilihan presiden dalam pasal 101 sampai pasal 107.55

Dengan dasar konstitusi yang kuat maka suatu pemilihan umum wajib untuk

dilaksanakan. Pemilihan umum yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas,

rahasia, jujur, dan adil setidaknya akan memberikan kesempatan bagi masyarakat

menggunakan hak pilihnya sebagai warga negara untuk menentukan pemimpin

yang baik. Pemilihan umum merupakan wujud nyata dalam proses berdemokrasi,

tanpa pemilu maka demokrasi terasa sangat hampa. Samueal P. Huntington

menyatakan bahwa sebuah sistem politik sudah dapat dikatakan demokratis bila

para pembuat keputusan kolektif yang paling kuat dalam sistem itu dipilih melalui

pemilihan umum yang adil, jujur, dan berkala, dan di dalam sistem itu para calon

bebas bersaing untuk memperoleh suara dan hampir semua penduduk dewasa

berhak memberikan suara.56

54
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 2014, BAB III Tentang Kekuasaan
Pemerintahan Negara.
55
Constitution Of The Slovak Republic, Dalam BAB VI Tentang Executive Power.
56
Samuel P. Huntington, Gelombang Demokratisasi Ketiga, Grafiti, Jakarta, 1997, hlm. 5-6.

36
2.2. Konstruksi Model Teoritis

2.2.1. Partisipasi Politik Masyarakat

Partisipasi politik merupakan bagian dari demokrasi, bagaikan dua mata uang

yang tidak dapat dipisahkan. Partisipasi politik mencerminkan kualitas dari

demokrasi itu sendiri, ketika partisipasi itu bagus maka demokrasi itu sendiri bagus,

begitupun sebaliknya. Dalam konteks ini, partisipasi politik dipengaruhi oleh

modernisasi dan peningkatan komunikasi massa. Ketika modernisasi membawa

perubahan terhadap kehidupan politik maka partisipasi politik pun terjadi pergeseran

cara kearah yang lebih modern, efektif, praktis, dan tidak dibatasi oleh ruang dan

waktu.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori dari Verba, Scholzman, dan

Brady yang menyatakan bahwa ukuran minimal dalam partisipasi politik adalah ikut

serta dalam pemilihan umum, partisipasi dalam kampanye, serta mengontak pejabat

publik. Akan tetapi, peneliti mengambil dua ukuran yang relevan dengan penelitian

ini, yaitu ikut serta dalam pemilu serta partisipasi dalam kampanye. Alasan peneliti

menggunakan dua ukuran tersebut adalah karena sesuai dengan topik penilitian dan

peneliti yakin bahwa dengan ukuran tersebut dianggap relevan dengan research

question yang peneliti ajukan.

2.2.2. Cyberdmocracy

Cyberdemocracy merupakan istilah yang menjelaskan bahwa terdapat

pergeseran cara masyarakat dalam melaksanakan kegiatan politik dan berpartisipasi

dalam politik. Pengaruh dari modernisasilah istilah ini muncul, karena meningkatnya

saluran untuk berpartisipasi. Ketika partisipasi hanya dilakukan di dunia nyata,

37
dengan adanya pengaruh modenisasi maka ruang partisipasi bergeser kearah dimensi

yang tidak nyata (maya). Partisipasi yang dilakukan didunia maya dapat dilakukan

melalui saluran yang efektif, efisien, dan praktis seperti di internet, website, media

sosial (facebook, Instagram, twitter, dan sebagainya).

Dalam penelitian ini peneliti menggunkan indikator yang diturunkan dari

konsep cyberdemocracy oleh Lincoln Dahlberg. Dahl menyampaikan terdapat 4

sektor untuk memahami cyberdemocracy, yaitu liberal individualis, deliberatif,

counter public, serta autonomist marxis. Akan tetapi peneliti menggunakan 3 sektor

yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu liberal individualis, deliberative, serta

counterr public. Peneiliti memiliki alasan untuk tidak menggunakan sektor keempat

(autonomis Marxist), hal itu dikarenakan dalam sektor ini menuntut untuk memiliki

kemampuan dalam membentuk jejaring yang luas, dan mengintegrasikannya

diantar lini, hal tersebut dirasa tidak relevan dengan tujuan serta research question

yang peneliti ajukan.

2.2.3. Model Analisis

Model analisis adalah gambaran sederhana mengenai hubungan diantara

variabel. Model analisis dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Diagram
Model Analisis
Variabel Bebas Variabel Terikat
(independent variable) (dependent variable)

X Y
Penggunaan Internet Partisipasi Masyarakat Kota

38
2.3. Hipotesis

Hipotesis 1

Ho : Tidak ada pengaruh antara penggunaan internet dalam

meningkatkan partisipasi politik masyarakat kota pada pemilu

presiden Tahun 2014 di Jakarta

Ha : Adanya pengaruh antara penggunaan internet dalam meningkatkan

partisipasi politik masyarakat kota pada pemilu presiden Tahun

2014 di Jakarta

Hipotesis 2

Ho : Tidak ada pengaruh penggunaan internet dalam meningkatkan

partisipasi politik masyarakat kota pada pemilu presiden Tahun

2014 di Bratislava

Ha : Adanya pengaruh antara penggunaan internet dalam meningkatkan

partisipasi politik masyarakat kota pada pemilu presiden Tahun

2014 di Bratislava

Hipotesis 3

Ho : Tidak ada perbedaan pengaruh antara penggunaan internet dalam

meningkatkan partisipasi politik masyarakat kota pada pemilu

presiden Tahun 2014 di Jakarta dan di Bratislava

Ha : Adanya perbedaan pengaruh antara penggunaan internet dalam

meningkatan partisipasi politik masyarakat kota pada pemilu

presiden Tahun 2014 di Jakarta dan di Bratislava

39
2.4. Definisi Operasional dan Indikator

Definisi operasional adalah gambaran teliti mengenai prosedur yang

diperlukan untuk memasukan unit-unit analisis ke dalam kategori-kategori tertentu

dari tiap-tiap variabel. Definisi operasional juga merupakan suatu langkah dalam

penelitian guna menentukan variabel menjadi beberapa indikator dari variabel

penelitian sehingga dapat diturunkan menjadi instrumen penelitian untuk dapat turun

kelapangan. Dimana variabel merupakan atribut dari seseorang atau objek yang

mempunyai variasi antar satu orang dengan orang lain, untuk itu variabel dalam

penelitian ini adalah penggunaan internet dan partisipasi politik masyarakat. Berikut

definisi operasional dan skala pengukuran dari vaiabel diatas.

Variabel dalam penelitian ini berasal dari teori dan konsep yang digunakan

dalam peneliitian ini. Dalam kaedah metode penelitian kuantitatif mensyaraktan

bahwa variabel yang digunakan harus sesuai dengan teori dan konsep dalam penelitian.

Setelah itu, variabel yang telah di jelaskan dalam teori maka selanjutnya diturunkan

kedalam indikator penelitian. Indikator penelitian inilah yang akan menjadi butir-butir

pertanyaan yang akan dikembangkan dalam alat pengumpulan data yaitu kuesioner.

Indikator merupakan hasil dari abstraksi penjelasan yang kompleks dari teori dalam

penelitian. Jadi, untuk menentukan indikator tidak serta merta atau asal-asalan, apabila

hal itu terjadi maka penelitian akan menjadi rumvt dan hasil penelitvan tidak sinkron

dengan teori yang digunakan.

Melihat bagaimana peneliti menurunkan teori menjadi indikator penelitian,

dan skala apa yang peneliti gunakan dalam penelitian ini, dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

40
Tabel 2.2: definisi operasional dan skala pengukuran
Teori/Konsep Variabel Indikator Skala
✓ Keikutsertaan dalam Nominal
mencoblos atau memilih
dalam pemilu
✓ Ikut serta dalam
✓ Mengikuti kampanye dalam Nominal
pemilu
Partisipasi pemilihan umum
✓ Partisipasidalam
Politik
kampanye
✓ Melakukan dialog dengan Nominal
masyarakat di internet/media
sosial
✓ Kemudahan fasilitas untuk
menyampaikan opini
✓ Deliberatif ✓ Melakukan kesepakatan Nominal
bersama

Nominal
✓ Peluang bagi individu untuk
merealisasikan kepentingan
Nominal
✓ Kemudahan saluran informasi
✓ Liberal dan komunikasi kepada setiap
individualis warga negara
✓ Memudahkan komunikasi
Cyberdemocracy dan interaksi antara pemilih Nominal
dan pemimpinnya

Nominal
✓ Melakukan perdebatan di Nominal
internet/media sosial.
✓ Menggunakan internet untuk
✓ Counter public
menggalang dukungan Nominal

41
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tipe, Pendekatan Dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dengan penelitian

survey. Dengan pendekatan kuantitatif didapat data-data empirik memungkinkan

untuk melihat perbedaan pengaruh penggunaan internet dalam meningkatkan

partisipasi masyarakat kota Jakarta dan Bratislava pada Pemilu Presiden 2014.

Desain penelitian menggunakan penelitian survey, dimana datanya dikumpulkan

dari sampel atas populasi untuk mewakili populasi. Dapat disimpulkan bahwa

penelitian survey adalah penelitian menggunakan pertanyaan terstruktur, sistematis

atau dapat disebut sebagai kuesioner.57

Penelitian ini termasuk ke dalam tipe penelitian penjelasan (Explanatory

Research), karena dalam penelitian ini akan dijelaskan bagaimana pengaruh antara

variabel melalui pengujian hipotesis.58 Penelitian dilakukan secara alami, dengan

mengumpulkan data dengan instrumen. Hasilnya dianalisis secara statistik untuk

mencari perbedaan variabel yang diteliti.59

Penelitian ini menggunakan pendekatan comparative yaitu penelitian yang

membandingkan situasi paralel yang berbeda, dengan dilakukannya penelitian di

waktu yang sama dengan tempat yang berbeda untuk diperbandingkan.60 Metode

komparatif memberikan jalan yang paling gamblang untuk menguji dalil teoritis

57
Bambang Prasetyo &Lina Miftahul Jannah , Metode Penelitian Kuantitatif, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2008, hlm. 143.
58
Ibid, hlm. 7.
59
Ibid, hlm. 45.
60
Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survey, LP3ES, Yogyakarta, 1989, hlm. 5.

42
dalam ilmu politik.61 Dalam penelitian ini menggunakan bentuk komparatif dengan

metode perbedaan, metode perbedaan (Method of Difference) adalah membedakan

dua kasus atau hal yang serupa dalam segi variabel yang hubungannya satu sama

lain sedang diselidiki. 62 Jhon Stuart Mill dalam Keneth Newton & Jan W Van Deth

menjelaskan bahwa metode perbedaan memberikan bukti yang kuat tentang

penjelasan sebab-akibat, dalam penelitian komparatif metode ini banyak digunakan

untuk studi regional atau daerah.63

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di dua Negara yang berbeda akan tetapi terdapat

beberapa hal atau karakteristik yang sama dari keduanya. Untuk mengetahui secara

general lokasi penelitian, sebagai berikut:

a. Republik Slovakia

Slovakia merupakan salah satu negara yang berdaulat di Eropa Tengah

(Central Europ). Slovakia merupakan pecahan dari Cekoslowakia. Sebelumnya

Negara Republik Slovakia merupakan bagian dari kerajaan Moravia Besar dan

Austro-Hongaria. Slovakia berbatasan langsung dengan Polandia di sebelah

Utara, Ceko di Barat Laut, Ukraina di Timur, Hongaria di Selatan, dan Austria

di Barat Daya.

Negara Republik Slovakia berhasil merdeka atau berdaulat dari Austria-

Hongaria pada tanggal 28 Oktober 1918, dan merdeka dari Cekoslowakia pada

61
David Marsh & Gerry Stoker, Teori dan Metode Dalam Ilmu Politik, Nusa Media, Bandung, 2011,
hlm. 302.
62
Ibid, hlm. 305.
63
Keneth Newton & Jan W. Van Deth, Perbandingan Sistem Politik, Nusa Media, Bandung, 2016,
hlm. 516.

43
tanggal 1 Januari 1993. Ibu Kota dari Slovakia adalah Kota Bratislava. Kota

Bratislava inilah yang akan menjadi lokus penelitian ini. Sistem pemerintahan

dari Negara ini adalah Republik Parlementar dengan kepala pemerintahannya

adalah seorang Perdana Menteri, dan dipimpin oleh seorang kepala negara yaitu

Presiden. Negara ini terdiri dari sembilan daerah otonom yang bebas untuk

mengatur kehidupan pemerintah sesuai dengan kearifan yang ada.

b. Republik Indonesia

Indonesia adalah negara kepulauan di Asia Tenggara yang memiliki 17.504

pulau besar dan kecil. Indonesia terletak diantara dua Benua yaitu Benua Asia

dan Benua Australia. Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil

diantara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Wilayah teritorial berbatasan

dengan Negara Malaysia, disebelah utara. Sedangkan dibagian selatan

berbatasan dengan Negara Austria, Timor Leste. Disebelah Barat berbatasan

dengan Samudera Indonesia. Disebelah barat berbatasan dengan negara Papua

Nugini, dan Samudera Pasifik.

Republik Indonesia adalah negara berdaulat yang terletak di Asia Tenggara.

Indonesia merdeka secara dejure dan defacto pada 17 Agustus 1945. Indonesia

merupakan negara yang berbentuk kesatuan (unitary state) dimana didalamnya

terdapat beberapa daerah otonom. Selain itu, sistem pemerintahan dari Republik

Indonesia adalah sistem presidensial dimana presiden memiliki pengaruh besar

dalam kehidupan negaradan pemerintahan. Presiden sebagai kepala negara dan

sebagai kepala pemerintahan.

44
Indonesia merupakan negara yang menganut sistem politik demokratis,

yang dapat dilihat terdapat pergantian penguasa atau jabatan politik formal

dilakukan secara demokratis yaitu melalui pemilu. Pemilu di Indonesia

dilakukan untuk memilih jabatan politik legislatif dan memilih presiden.

Pelaksanaan pemilu tersebut sudah diamanatkan dalam Undang-Undang

Negara Republik Indonesia seterusnya diperjelas melalui undang-undang

pemilu.

Ibu kota dari Negara Republik Indonesia adalah Kota Jakarta. Jakarta

terletak di Pulau Jawa. Jakarta menjadi pusat pemerintahan dan juga digadang-

gadang sebagai pusat ekonomi. Jakarta sebagai kota metropolitan menjadi daya

tarik tersendiri bagi masyarakat untuk melakukan urbanisasi (perpindahan dari

pedesaan ke perkotaan) dalam rangka merubah nasib. Maka dari itu Jakarta

diciptakan sebagai kota yang sangat heterogen atau plural. Jakarta menjadi

lokus penelitian ini karena Jakarta adalah ibu kota dari negara Indonesia,

masyarakat bersifat heterogen, memiliki tingkat modernitas yang cukup tinggi

sehingga relevan dijadikan topik dalam penelitian ini.

c. Persamaan dan Perbedaan antara Slovakia dan Indonesia

Adapun persamaan dan perbedaan yang menggambarkan dari kedua negara

ini dapat dijelaskan dalam table dibawah ini

45
Tabel 3.1: persamaan dan perbedaan Negara Slovakia dan Negara Indonesia
No Aspek Slovakia Indonesia

1. Bentuk Negara Kesatuan Kesatuan


(Unitary State) (Unitary State)
2. Sistem Pemerintahan Parlementer Presidensil
3. Sistem Politik Demokrasi Demokrasi
4. Sistem Pemilu Proporsional Proporsional
5. Komposisi Masyarakat Heterogen Heterogen

Sumber: data diolah oleh peneliti dari berbagai sumber

3.3. Populasi Dan Sampel

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan

diduga.64 Maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

masyarakat Kota Jakarta dan masyarakat Kota Bratislava. Terkhusus kepada

masyarakat yang pada Tahun 2014 sudah memberikan hak pilihnya dalam pilpres.

Dengan banyaknya populasi yang ada, oleh karena itu di ambil sampel yang

merupakan bagian terkecil dari populasi. Sampel dalam penelitian ini ditarik

dengan menggunakan Metode Multi Stage Sampling yaitu metode yang dilakukan

jika pengambilan sampelnya dilaksanakan dua tahap atau lebih sesuai dengan

kebutuhan. Dalam metode pengambilan sampel bertahap ini pada tiap tahap

pengambilan sampelnya dapat menggunakan metode pengambilan sampel yang

sama ataupun berbeda.

Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah, pertama, Masyarakat

yang tinggal atau menetap di Kota Jakarta dan Kota Bratislava. Kedua, Masyarakat

yang sudah mempunyai hak pilih sejak Tahun 2014. Ketiga, menggunakan hak

64
Masri Singarimbun, Loc.Cit. hlm,152

46
pilihnya pada pemilihan presiden pada Tahun 2014. Keempat, Masyarakat yang

mengenal atau menggunakan media sosial, internet, blog, ataupun website.

Metode tahap pertama adalah metode Stratified Random Sampling dan

tahap kedua adalah Simple Random Sampling. Stratified random sampling adalah

pengambilan sampel secara bertahap atau berlapis. Dalam teknik ini masing-masing

lapis atau strata memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih dan setiap lapisan

di ambil sampel secara acak. Perbandingan besarnya satuan elementer tiap-tiap

stratum ialah 30:10:1065 Cara pengambilan sampel adalah sebagai berikut:

1. Di Ibu Kota Jakarta dan Bratislava memiliki jumlah kota yang berbeda.

Dengan metode Stratified Random Sampling dan menggunakan fasilitas

angka acak yang tersedia maka akan terpilih Kota yang akan menjadi sampel.

Kemudian akan diambil 30% dari jumlah Kota tersebut terpilihlah 2 Kota,

yaitu:

Tabel 3.2: daftar kota dan kabupaten di Kota Jakarta


No Kota/Kabupaten Jumlah Penduduk
1. Jakarta Pusat 914.182
2. Jakarta Utara 1.747.315
3. Jakarta Timur 2.843.816
4. Jakarta Selatan 2.185.711
5. Jakarta Barat 2.463.560
6. Kabupaten Kepulauan 23.340
Seribu
Jumlah 10.177.924
Sumber: Badan Pusat Statistik

65
Ibid, hlm 118

47
Sedangkan untuk pengambilan sampel di Ibu Kota Bratislava, sebagai

berikut:

Tabel 3.3: daftar kota di Kota Bratislava


No Kota Jumlah Penduduk
1. Bratislava I 39.953
2. Bratislava II 114.092
3. Bratislava III 65.093
4. Bratislava IV 96.302
5. Bratislava V 110.753
Jumlah 426.193
Sumber: Statistical Office of the Slovak Republik

2. Dari beberapa Kota yang telah terpilih menjadi sampel, selanjutnya akan

dipilih beberapa kecamatan/district.

a. Pada tahap ini peneliti akan mengambil sampel dari Kota yang telah

terpilih di Ibu Kota Jakarta. Dari setiap kota terpilih akan diambil 1

kecamatan dengan menggunakan tabel acak.

• Kota Jakarta Utara memiliki 6 kecamatan, kemudian diambil 10%

dari jumlah tersebut. Pengambilan sampel kecamatan menggunakan

fasilitas tabel acak. Maka terpilihlah Kecamatan Tanjung Periok.

48
Tabel 3.4: daftar kecamatan di Jakarta Utara
No Nama Kecamatan Jumlah Penduduk
1. Koja 9.606
2. Kelapa Gading 102.426
3. Tanjung Periok 6.719
4. Pademangan 12.284
5. Penjaringan 16.112
6. Cilincing 57.061
Jumlah 204.208
Sumber: Badan Pusat Statistik

• Kota Jakarta Timur memiliki 10 kecamatan, kemudian diambil 10%

dari jumlah tersebut. Pengambilan sampel kecamatan menggunakan

fasilitas tabel acak. Maka terpilihlah Kecamatan Duren Sawit.

Tabel 3.5: daftar kecamatan di Jakarta Timur


No Nama Kecamatan Jumlah Penduduk
1. Matraman 193.700
2. Pulo Gadung 279.519
3. Jati Negara 263.706
4. Duren Sawit 15.221
5. Kramat Jati 17.404
6. Makasar 7.267
7. Pasar Rebo 11.594
8. Ciracas 12.983
9. Cipayung 5.826
10. Cakung 10.382
Jumlah 817.602
Sumber: Badan Pusat Statistik

49
b. Pada tahap ini peneliti akan mengambil sampel dari Kota yang telah terpilih

di Ibu Kota Slovakia, yaitu Bratislava. Dari setiap kota yang telah terpilih

akan diambil 1 kecamatan dengan menggunakan tabel acak.

• Kota Bratislava III memiliki 3 distrik, kemudian diambil 10% dari

jumlah tersebut. Pengambilan sampel distrik menggunakan fasilitas

tabel acak. Maka terpilihlah Distrik Nově Mesto:

Tabel 3.6: daftar distrik di Kota Bratislava III


No Nama Kecamatan Jumlah Penduduk
1. Rača 21.384
2. Nově Mesto 38.002
3. Vajnory 5.707

Jumlah 65.093

Sumber: Statistical Office of the Slovak Republik

• Kota Bratislava V memiliki 4 distrik, kemudian diambil 10% dari

jumlah terrsebut. Pengambilan sampel distrik menggunakan fasilitas

tabel acak Maka terpilihlah Distrik Petržalka:

Tabel 3.7: daftar distrik di Kota Bratislava V


No Nama Kecamatan Jumlah Penduduk

1. Čunavo 1.402
2. Jarovce 2.100
3. Petržalka 103.473
4. Rusovce 3.778

Jumlah 110.753

Sumber: Statistical Office of the Slovak Republik

3. Dari beberapa kecamatan/district yang telah terpilih, maka selanjutnya

menentukan TPS/Electoral Ward

50
a. pada tahap ini peneliti akan mengambil sampel TPS dari Kecamatan yang

telah terpilih di Kota Jakarta. Yaitu Kecamatan Tanjung Periok. Dari

kecamatan yang telah terpilih akan diambil 6 TPS dengan menggunakan

tabel acak. Berikut TPS yang telah terpilih:

Tabel 3.8: TPS terpilih dari Kecamatan Tanjung Periok


No Nomor Jumlah Pemilih Tetap
TPS
1. 016 409
2. 020 553
3. 026 394
4. 027 423
5. 040 381
6. 049 493
Sumber: Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia
b. pada tahap ini peneliti akan mengambil sampel TPS dari Kecamatan yang

telah terpilih di Kota Jakarta. Yaitu Kecamatan Duren Sawit. Dari

kecamatan yang telah terpilih akan diambil 9 TPS dengan menggunakan

tabel acak. TPS yang terpilih sebagai beriku:

51
Tabel 3.9: TPS terpih dari Kecamatan Duren Sawit
No Nomor TPS Jumlah Pemilih
Tetap
1. 007 683
2. 017 640
3. 019 651
4. 047 624
5. 053 592
6. 054 525
7. 058 627
8. 065 544
9. 068 645
Sumber: Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia
c. pada tahap ini peneliti akan mengambil sampel TPS dari district yang telah

terpilih di Kota Bratislva. Yaitu Nove Mesto. Dari district yang telah terpilih

akan diambil 4 TPS dengan menggunakan tabel acak. TPS yang telah

terpilih sebagai berikut:

Tabel 3.10: TPS terpih dari District Nove Mesto


No Nomor TPS Jumlah
Pemilih Tetap
1. 027 822
2. 030 962
3. 032 873
4. 036 677
Sumber: Statistical Office of the Slovak Republik

d. pada tahap ini peneliti akan mengambil sampel TPS dari district yang telah

terpilih di Kota Bratislva. Yaitu Petrzalka. Dari district yang telah terpilih

akan diambil 10 TPS dengan menggunakan tabel acak. TPS yang terpilih

sebagai berikut:

52
Tabel 3.11: TPS terpih dari District Petrzalka
No Nomor TPS Jumlah
Pemilih Tetap
1. 004 1.208
2. 006 1.122
3. 020 1.051
4. 021 1.070
5. 022 977
6. 025 982
7. 058 1.045
8. 070 896
9. 076 806
10. 098 815
Sumber: Statistical Office of the Slovak Republik

4. Dari hasil pengambilan sampel diatas, maka dapat digambarkan melalui bagan

berikut:

Bagan 3.1: teknik pengambilan sampel

Masyarakat Kota

Bratislava Jakarta

Bratislava Bratislava Jakarta Jakarta


Utara Timur
III V

Tanjung Duren
Nově Mesto Petržalka Periok Sawit

36 27 30 32 27 49 16 20 40 26

76 22 21 98 25 20 6 4 58 70 47 68 58 17 19 57 65 54 7

53
Selanjutnya untuk menentukan jumlah resonden, maka diperlukan jumlah

sampel dengan mengetahui jumlah populasi. Dalam menentukan sampel dalam

penelitian ini digunakan rumus Slovin 66, yaitu:

𝑁
𝑛=
𝑁𝑑 2 +1

Dimana:

n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
D = Estimasi Kesalahan = 0,1

Jumlah data masyarakat kota Jakarta adalah 10.177.924 orang, diketahui bahwa

jumlah masyarakat kota Jakarta Utara sebanyak 1.747.315 orang. Sedangkan,

masyarakat kota Jakarta Timur sebanyak 2.843.816 orang. Maka jumlah sampelnya

adalah:

Dimana:

N = 10.177.924
D = 0,1

10.177.924
𝑛=
10.177.924(0,1)2 + 1

10.177.924
𝑛=
101.779,24 + 1

10.177.924
𝑛=
101.780,24

𝑛 = 99,99 100 sampel target

66
Sugiarto dan dkk, Teknik Sampling, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003, hlm, 60

54
Bertujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif, maka dari

perhitungan di atas kemudian diperoleh minimum jumlah sampel responden dari

kota Jakarta adalah 100 orang. Setelah anggota populasi ditentukan maka untuk

menentukan 100 orang sampel dari tiap-tiap TPS yang telah dipilih dengan

distribusi sebagai berikut:

Tabel 3.12: sebaran sampel Kota Jakarta


No Kota Kecamatan TPS DPT Sampel
016 409 5
020 553 7
1. Jakarta Utara Tanjung Priok 026 394 5
027 423 5
040 381 4
049 493 6
007 683 8
017 640 8
019 651 8
047 624 8
2. Jakarta Timur Duren Sawit 053 592 7
054 525 6
058 627 8
065 544 7
068 645 8
Jumlah 8.184 100

Sumber: Data Olahan Peneliti

Sedangkan jumlah data masyarakat kota Bratislava adalah 426.193 orang.

Diketahui bahwa jumlah masyarakat kota Bratislava III sebanyak 65.093 orang.

Sedangkan, masyarakat kota Bratislava V sebanyak 110.753 orang. Maka jumlah

sampelnya adalah:

55
Dimana:

N = 426.193
D = 0,1

426.193
𝑛=
426.193(0,1)2 + 1

426.193
𝑛=
4.261,93 + 1

426.193
𝑛=
4.262,93

𝑛 = 99,97 100 sampel target

Bertujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif, maka dari

perhitungan di atas kemudian diperoleh minimum jumlah sampel responden dari

kota Bratislava adalah 100 orang. Setelah anggota populasi ditentukan maka untuk

menentukan 100 orang sampel dari tiap-tiap TPS (Electoral Ward) yang telah

dipilih dengan distribusi sebagai berikut:

56
Tabel 3.13: sebaran sampel Kota Bratislava
No Kota District Electoral Voters Sampel
Ward Registered
1. Bratislava III Nově Mesto 027 822 6
030 962 7
032 873 7
036 677 5
2. Bratislava V Petržalka 004 1.208 9
006 1.122 9
020 1.051 8
021 1.070 8
022 977 7
025 982 7
058 1.045 8
070 896 7
076 806 6
098 815 6
Jumlah 13.306 100
Sumber: Data Olahan Peneliti

Berdasarkan table 3.12 dan 3.13 dapat diketahui bahwa jumlah sebaran

sampel yang didapat berjumlah 200 sampel. Jumlah tersebut didapat dengan

perhitungan penarikan sampel, dengan menggunakan formula Slovin. Sebaran

sampel dari kedua kota ini dapat digambarkan melalui table berikut:

Table 3.14: sebaran sampel di Kota Jakarta dan Kota Bratislava


No Kota Populasi Sampel
1. Jakarta 10.177.924 100
2. Bratislava 426.193 100
Jumlah 10.604.117 200
Sumber: Data Olahan Peneliti

57
Dari 200 respoden yang terpilih, maka peneliti menggunakan Simple Random

Sampling. Pengambilan sample dengan metode ini, adalah sebuah sampel yang

diambil sedemikian rupa sehingga setiap unit penelitian atau satuan elementer dari

populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sample.67

3.4. Unit Analisis

Unit analisis merupakan satuan dari sumber data yang dianalisis.68 Yang

menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah individu-individu dalam

masyarakat Kota yang menetap di Kota Jakarta dan Kota Bratislava. Individu yang

menjadi unit analisis merupakan individu yang sudah memiliki hak pilih, serta

sudah memberikan suaranya dalam pemilihan presiden di Tahun 2014.

3.5. Jenis, Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan adalah berbentuk data

primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

responden, dan data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, baik itu

berupa dokumentasi, data demografi, kondisi geografis, dan data-data lain yang

memberikan informasi kepada peneliti. Teknik pengambilan data primer adalah

dengan pembagian kuesioner, karena populasi yang akan diteliti sangatlah besar.

Sedangkan alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner

merupakan lembaran yang berisi beberapa pertanyaan dengan struktur yang baku.69

Hasil kuesioner tersebut akan terlihat dalam angka-angka, tabel-tabel, analisa

statistik dan uraian serta kesimpulan hasil penelitian. Data sekunder diperoleh dari

67
Masri Singarimbun, Op,Cit, Metode Penelitian Survey, hlm 111
68
ibid, hlm 263.
69
Sugiarto dan dkk, Loc.cit, hlm. 49.

58
berbagai media massa, hasil penelitian, serta lainya yang di anggap relevan bisa

mencukupi data-data dalam penelitian.

3.6. Validitas dan Realibilitas

Validitas dikatakan sebagai kekuatan kesimpulan, inferensi, atau proposisi dari

hasil riset yang sudah kita lakukan yang mendekati kebenaran. 70 proses menguji

butir-butir pertanyaan yang ada dalam sebuah kuesioner, apakah isi dalam butir-

butir pertanyaan tersebut telah sesuai dengan apa yang ingin dicapai. Pengujian

validitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu

mengukur apa yang ingin diukur sedangkan reabilitas adalah untuk menunjukkan

sejauh mana hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua

kali atau lebih.71 Untuk mengetahui butir-butir tersebut valid dan reliabel dilakukan

dengan memasukkan data hasil jawaban responden yang ada dalam program SPSS.

Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan metode alpha Cronbach

untuk menentukan apakah setiap instrumen reliabel atau tidak. Nilai-nilai untuk

pengujian reliabilitas berasal dari skor-skor item angket yang valid. Item yang tidak

valid tidak dilibatkan dalam pengujian reliabilitas.72 Kriteria validitas ditentukan

dengan melihat nilai Sig. (2-tailed). Jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05 berarti item

tersebut valid dan berlaku sebaliknya. Sedangkan nilai reliabilitas diperoleh dengan

melihat pada kotak output perhitungan. Nilai alpha yang dihasilkan ditafsirkan

sesuai dengan kriteria pembanding yang digunakan. Dimana jika nilai reliabilitas >

0,6 atau nilai cronbach’s Alpha mendekati angka 1 maka dapat dikatakan bahwa

70
Jonathan Sarwono, Buku Pintar IBM SPSS STATISTICS 19 Cara Operasi, Prosedur Analisis
Data dan Interpretasi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2011 Hal 249
71
Mardalis, Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal,Jakarta: Bumi Aksara, 2006, hlm.140
72
Azuarjuliandi, (http://azuarjuliandi.com/openarticles/cronbachalpha(manual),pdf diakses pada
tanggal 22 November 2017

59
instrumen yang kita gunakan sudah reliabel. Setelah dilakukan uji validitas dan

reliabilitas dalam penelitian ini diperoleh nilai 0,713. Jadi instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini sudah reliabel. Output reliabilitas dalm penelian ini

dapat dilihat pada lampiran.

3.7. Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan73. Data yang diperoleh adalah data-data

empirik, dengan demikian maka proses penganalisisan data menggunakan analisis

data kuantitatif atau analisis statistik dalam bentuk analisis tabulasi silang atau

teknik elaborasi yakni metode analisis yang paling sederhana tetapi memiliki daya

menerangkan cukup kuat untuk menjelaskan hubungan antar variabel.74

3.8. Prosedur Uji Hipotesis

Ada 2 macam hipotesis yang lazim dipakai pada berbagai penelitian. Pertama,

hipotesis nol (Ho) yang juga sering disebut dengan hipotesis statistik yaitu hipotesis

yang diuji dengan statistik. Hipotesis nol ini dibuat dengan kemungkinan yang

besar untuk ditolak, ini berarti apabila terbukti bahwa hipotesis nol ini tidak benar

dalam arti hipotesis itu ditolak, maka disimpulkan bahwa ada hubungan atau

perbedaan antara variabel.75

Hipotesis nol (Ho) di dalam penelitian ini adalah:

1. Tidak ada pengaruh antara penggunaan internet dalam meningkatan partisipasi

politik masyarakat kota pada pemilu presiden Tahun 2014 di Jakarta.

73
Masri Singarimbun, Op.cit, Metode Penelitian Survey, hlm.263
74
ibid, hlm.273
75
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif , Kencana, Jakarta, 2006, hlm. 80

60
2. Tidak ada pengaruh antara penggunaan internet dalam meningkatan partisipasi

politik masyarakat kota pada pemilu presiden Tahun 2014 di Bratislava.

3. Tidak ada perbedaan pengaruh antara penggunaan internet dalam meningkatan

partisipasi politik masyarakat kota pada pemilu presiden Tahun 2014 di Jakarta

dan di Bratislava

Kedua, hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan ada hubungan atau

adanya perbedaan, yang berarti ada signifikansi hubungan atau perbedaan antara

variabel. Sebagai hipotesis yang berlawanan dengan hipotesis nol, maka hipotesis

ini disiapkan untuk suatu kecenderungan menerima statement-nya atau

kebenarannya76. Hipotesis alternatif (Ha) didalam penelitian ini adalah:

1. Adanya pengaruh antara penggunaan internet dalam meningkatan partisipasi

politik masyarakat kota pada pemilu presiden Tahun 2014 di Jakarta

2. Adanya pengaruh antara penggunaan internet dalam meningkatan partisipasi

politik masyarakat kota pada pemilu presiden Tahun 2014 di Bratislava.

3. Adanya perbedaan pengaruh antara penggunaan internet dalam meningkatan

partisipasi politik masyarakat kota pada pemilu presiden Tahun 2014 di Jakarta

dan di Bratislava.

Hal paling penting yang harus diperhatikan adalah memperhatikan jenis

pengukuran variabel pengaruh yang dipakai. Dalam penelitian ini, pengaruh

internet dalam meningkatkan partisipasi politik ini menggunakan alat pengukuran

skala nominal. Untuk memperkuat kesimpulan, pada penelitian ini dilakukan uji

statistik dengan teknik Chi Square Two Sample. Pengujian menggunakan teknik ini

76
Ibid, hlm. 82.

61
digunakan untuk variabel yang berskala nominal. Asumsi yang berlaku dalam uji

Chi Square Two Sample adalah:

1. Chi Square Two Sample mengasumsikan bahwa sampel berasal dari populasi

yang luas, dan membutuhkan sampel atas populasi ≥ 30

2. Pada Chi Square Two Sample, sampel bersifat independent (berdiri sendiri)

3. Skala pengukuran yang digunakan adalah nominal

4. Sebagai pengetesan hipotesis mengenai korelasi antar variabel, dan mengetahui

ada atau tidaknya pengaruh, bukan untuk mengetahui besar kecilnya pengaruh.

Untuk menghitung nilai statistik Chi Square Two Sample, rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut:

𝑟 𝑘 2
2
(𝑂𝑖𝑗 − 𝐸𝑖𝑗 )
𝑥 = ∑∑
𝐸𝑖𝑗
𝑖=1 𝑗=1

Dimana:

𝑂𝑖𝑗 = jumlah observasi untuk kasus-kasus yang dikategorikan dalam baris

ke-I pada kolom ke-j.

𝐸𝑖𝑗 = banyak kasus yang diharapkan di bawah Ho untuk dikategorikan

dalam baris pada kolom ke-j.

Selanjutnya adalah teknik uji hipotesis menggunakan sign test. Teknik ini

digunakan karena peneliti ingin mencari apakah ada perbedaan pengaruh diantara

variabel. Uji Sign Test dilakukan untuk menguji apakah data sebuah sampel yang

diambil menunjang hipotesis yang menyatakan bahwa populasi asal sampel

tersebut mengikuti suatu distribusi yang ditetapkan:

• Apabila nilai sign test asymp sig memiliki nilai >0,05 maka H0 diterima

dan Ha ditolak

62
• Apabila nilai sign test asymp sig memiliki nilai < 0,05 maka H0 ditolak

dan Ha diterima

3.9. Sistematika Penulisan

Adapun rancangan struktur penulisan dalam penelitian ini sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Yang menjadi latar belakang dalam penelitian ini adalah terkait dengan

pengaruh cyberdemocracy dalam meningkatkan partisipasi masyarakat kota,

yang menjadi hal menarik didalam penelitian ini adalah peneliti membandingkan

dua lokasi yang berbeda yaitu di Bratislava (Slovakia) dan Jakarta (Indonesia)

dalam pemilihan umum presiden Tahun 2014

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah diajukan dengan data-data serta asumsi peneliti,

sehingga rumusan masalah akan dianalisis dengan teori yang digunakan.

1.3. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perbedaan pengaruh

cyberdemocracy dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat kota pada

pilpres 2014 antara Jakarta dan Bratislava?

1.4. Manfaat

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah khasanah pengetuan serta karya

ilmiah, serta menjadi referensi bagi penelitian berikutnya yang relevan.

BAB II PENELITIAN TERDAHULU DAN KAJIAN TEORI

63
2.1. Tinjauan pustaka

Pada bagian tinjauan pustaka berisi penelitian terdahulu yang bertujuan

untuk menunjukkan bagaimana peneliti memandang suatu permasalahan yang sama

dari sudut pandang yang berbeda. Kemudian peneliti juga membandingkan

penelitian yang akan dilakukan sekarang dengan penelitian dahulu yang relevan.

2.2. Teori dan Konsep

Pada bagian ini berisi teori yang digunakan untuk menjawab permasalahan

penelitian. Penelitian ini menggunakan teori partisipasi politik. Kemudian juga

terdapat konsep cyberdemocracy.

2.3. Konstruksi model teoritis

Berisi penjelasan mengenai batasan yang dilakukan dalam penelitian, serta

untuk membuat teori yang abstrak menjadi lebih konkrit sesuai dengan realita

lapangan.

2.4. Model analisis

2.5. Hipotesis

Model analisis adalah bagan yang menggambarkan tentang analisis

penelitian dan hubungan variabel. Sedangkan hipotesis berisi dugaan sementara

peneliti.

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian berisi tentang cara-cara teknis penelitian yang terdiri dari

pendekatan yang digunakan dalam penelitian, lokasi penelitian, populasi dan

sampel, unit analisis, jenis/teknik/alat pengumpulan data, validitas dan reabilitas,

analisis data dan prosedur uji hipotesis penelitian.

64
BAB VI DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini dimulai dari deskripsi secara umum daerah penelitian, baik secara

geografis, data jumlah penduduk, pembagian regional, dan lain-lain. Biasanya data

sekunder tersebut didapatkan dari instansi yang terkait. Dengan demikian

penjelasan mengenai daerah penelitian punya relevansi dengan paparan yang

ditampilkan sehingga membantu dalam menjelaskan permasalahan penelitian yang

dibahas.

BAB V TEMUAN DATA DAN DESKRIPSI DATA

Pada bagian ini merupakan temuan data yang telah didapat dilapangan serta

penggambaran data yang telah didapatkan.

BAB VI ANALISIS DATA

Analisis data merupakan proses penyajian data dan penganalisisan data

yang diperoleh agar mudah dipahami dan dimengerti.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Bab terakhir ini merupakan bab kesimpulan terhadap pemaparan data dan

pembahasan yang dituliskan pada Bab V. Berisikan poin kesimpulan dan disertakan

dengan poin saran dan peneliti mengacu kepada tujuan penelitian yang ditulis

sebelumnya.

65
BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1. Republik Indonesia

4.1.1. Sejarah Singkat

Negara Republik Indonesia merupakan negara yang berdiri

berdasarkan asas perjuangan, karena bangsa Indonesia harus berjuang untuk

merebut kemerdekaan dari penjajahan. Negara Indonesia yang mengalami

penjajahan selama beratus-ratus tahun lamanya, cukup untuk membuat negara

Indonesia mengalami krisis. Dan pada akhirnya, bangsa Indonesia menapaki

babak baru kehidupan pada tanggal 17 Agustus 1945, sebagai negara yang

merdeka. Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan rangkaian panjang

perjuangan bangsa Indonesia untuk merdeka, sehingga kemerdekaan ini tidak

bisa dikatakan sebagai pemberian dari negara lain.77 Secara singkat sejarah

Republik Indonesia dibagi menjadi beberapa bagian penting yaitu Indonesia

sebelum proklamasi kemerdekaan, Indonesia pada saat kemerdekaan, masa

Orde Lama, masa Orde Baru, dan Masa Reformasi.

Pertama, Indonesia pada masa sebelum proklamasi kemerdekaan. Pada

masa ini Indonesia ditandai dengan masa-masa pergerakan dan munculnya

beberapa organisasi. Dan masa ini disebut sebagai Masa Pergerakan Nasional.

Masa Pergerakan Nasional ditandai dengan munculnya organisasi-organisasi

modern antara lain Budi Utomo (BU), Sarekat Islam (SI), dan Indische Partij

77
Haryono Rinardri, Proklamasi 17 Agustus 1945: Revolusi Politik Bangsa Indonesia, Departemen
Sejarah Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, Jurnal Sejarah Cittra Lekha, Vol. 2. No. 01.
2017. hlm. 144.

66
(IP) dalam memperjuangkan perbaikan nasib bangsa. Kaum terpelajar melalui

organisasi-organisasi memotori munculnya pergerakan nasional Indonesia.

Pada saat itulah bangsa-bangsa di Nusantara mulai sadar akan rasa “sebagai

satu bangsa” yaitu bangsa Indonesia. Bahkan pada masa ini terjadi momentum

yang sangat dikenang sampai pada saat ini yaitu “sumpah pemuda”. Pada 27-

28 Oktober 1928 berbagai organisasi pemuda seperti Jong Java, Jong

Sumatranen Bond, Sekar Rukun, Pasundan, Jong Selebes, Pemuda Kaum

Betawi. Kongres ini berusaha mempertegas kembali makna persatuan dan

berhasil mencapai suatu kesepakatan yang kemudian dikenal sebagai Sumpah

Pemuda.

Kedua, Indonesia pada saat proklamasi kemerdekaan. Pada masa ini

merupakan masa yang sangat penting dan sangat bersejarah di Indonesia,

dimana pembacaan teks proklamasi pada 17 Agustus 1945 menandakan bahwa

Indonesia sebagai negara merdeka dan berdaulat. Sehari setelah proklamasi 18

Agustus 1945, PPKI mengadakan sidang pertama. Sidang tersebut berhasil

mengesahkan UUD serta menunjuk Ir. Soekarno sebagai Presiden Republik

Indonesia dan Drs. Moh. Hatta sebagai Wakil Presiden. Dalam sidang

berikutnya berhasil dibentuk berbagai kementrian dan pembagian wilayah

Indonesia menjadi delapan (8) provinsi. Selanjutnya dibentuk juga Komite

Nasional, Partai Nasional dan Badan Keamanan Rakyat. Sedikit demi sedikit

aparat pemerintahan semakin lengkap. Sehingga roda pemerintahan pun mulai

berjalan.

Ketiga, Masa Orde Lama. Pada masa ini ditandai dengan beberapa hal

yang menjadi ciri khas seperti Indonesia mengalami perubahan sistem

67
pemerintahan dan bentuk negara dari negara kesatuan menjadi negara serikat

atau dapat disebut sebagai Republik Indonesia Serikat (RIS) pada Tahun 1949,

akan tetapi kembali menjadi negara kesatuan pada Tahun 1950 karena dengan

sistem tersebut dirasa tidak sesuai dengan dengan kondisi bangsa. Selain itu,

pada masa ini pun ditandai dengan masa demokrasi liberal (1949-1950) Pada

masa Demokrasi Liberal yang dimulai Tahun 1950 hingga 1959, diwarnai

dengan adanya munculnya partai-partai yang saling berebut untuk menduduki

kabinet. Pada masa ini ada dua partai yang sangat menonjol dalam percaturan

politik yaitu PNI dan Masyumi. Sehingga masa ini diidentifikasikan dengan

masa jatuh bangunnya kabinet. Masa Demokrasi Liberal kepemimpinan negara

diatur menurut Undang-Undang Dasar yang bertanggung jawab kepada

parlemen. Kabinet disusun menurut pertimbangan kekuatan kepartaian dalam

parlemen dan sewaktu-waktu dapat dijatuhkan oleh wakil-wakil partai itu.

Selain mengalami demokrasi liberal, pada masa ini mengalami

demokrasi terpimpin (1959-1965). Pada masa ini, Presiden Soekarno

mengeluarkan sebuah Dekrit yang dinamakan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

Dikeluarkannya dekrit tersebut disebabkan karena ketidakmampuan

konstituante untuk menyusun Undang-Undang Dasar yang baru bagi Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Namun demikian di dalam praktik

ketatanegaraannya dalam sistem Demokrasi Terpimpin ini tidak dilaksanakan

secara konsekuen, bahkan justru sebaliknya, karena di dalam praktiknya sangat

jauh dan menyimpang dari arti yang sebenarnya. Akibatnya demokrasi yang

dijalankan tidak lagi berdasarkan keinginan luhur bangsa Indonesia yang

68
tertuang dalam Pancasila, tetapi didasarkan kepada keinginan atau ambisisi

politik Presiden Soekarno.

Keempat, masa orde baru. Pada masa ini tidak dapat dipisahkan dari

peristiwa G 30 S/PKI dan di keluarkannya supersemar pada Tahun 1966.

Setelah Gerakan 30 September 1965 terjadi krisis politik. Demikian juga

bidang ekonomi, keadaannya semakin parah. Kesejahteraannya jauh merosot,

antara lain karena laju inflasi yang mencapai 650%. Pada masa ini prioritas

utama adalah pembangunan nasional dan stabilitas politik. Untuk

menciptakan pembangunan maka diperlukan Kabinet Pembangunan, pada

masa ini membentuk Kabinet tersebut dari Kabinet I sampai V. Pada masa ini

dan pada setiap kabinet memiliki fokus pembangunan yang berbeda, mulai dari

pembangunan dan menstabilkan keadaan sosial dan politik sampai

pembangunan ekonomi, sarana dan prasarana.

Kelima, masa reformasi. Pada masa ini dimulai dengan krisis

multidimensi yaitu krisis ekonomi, sosial, bahkan krisis kepercayaan terhadap

pemerintah. Pada masa ini rakyat dan mahasiswa menjadi garda terdepan untuk

menciptakan rezim baru yaitu rezim reformasi melalui tindakan demonstrasi

turun kejalanan. Masyarakat sudah tidak mempercayai pemerintah dan pada

saat itu pemerintah tidak dapat berbuat apa-apa. Pada akhirnya pemerintahan

rezim Orde Baru digulingkan dan bangsa Indonesia memulai kehidupan baru

dengan rezim reformasi.

69
4.1.2. Sistem Politik

Sistem politik merupakan jalan atau cara yang dipilih oleh suatu negara

untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Indonesia pernah mengalami

perubahan sistem politik, dan setiap perubahan diwarnai dengan rezim yang

berbeda-beda. Pada masa orde baru Indonesia menganut sistem politik yang bersifat

otoriter, walaupun corak negara demokrasi akan tetapi pelaksaan demokrasi

mengalami campur tangan banyak oleh pemerintah dan mengabaikan aspirasi

rakyat. Setelah masa Orde Baru selesai, maka Indonesia menginjak ke rezim yang

berbeda yaitu rezim reformasi. Tuntutan-tuntutan pada rezim ini merupakan hal

yang sangat menjurus kepada kehidupan demokrasi yang sehat dan menginginkan

rakyat memiliki kedaulatan tertinggi.

Pada saat ini Indonesia menganut sistem politik demokrasi yang dicirikan

dengan dilakukannya pemilihan umum secara langsung oleh rakyat. Demokrasi

indonesia selalu di perjuangkan agar selalu sehat dan berpihak kepada rakyat.

Dengan sistem politik saat ini rakyat merasakan haknya sebagai warga negara

seperti dapat memilih dan dipilih, dapat mengelarkkan pendapat, bahkan kritik

kepada pemimpin melalui media sosial, ataupun media mainstream, dan

keterbukaan informasi. Indonesia dipimpin seorang presiden yang dipilih melalui

pemilihan umum yang adil. Pemilihan presiden dilakukan dalam jangka waktu 5

tahun. Selain itu, Indonesia menganut trias politica yang melakukan check and

balance diantara lembaga negara yaitu (legislatif, eksekutif, dan yudikatif).

70
4.1.3 Demografi/Kependudukan

Indonesia merupakan negara yang besar dan luas. Hal tersebut dapat terlihat

dengan keadaan demografisnya. Pada Tahun 2018 indonesia memiliki populasi

sebesar 265 juta penduduk, dengan komposisi berdasarkan jenis kelamin laki-laki

berjumlah 133,17 juta jiwa dan perempuan berjumlah 131,88 juta jiwa.78 Maka

indonesia merupakan negara terpadat nomor empat di dunia. Selain itu, Indonesia

memiliki komposisi etnis yang sangat beragam yang tersebar diberbagai pulau.

Akan tetapi, terdapat dua suku terbesar yang ada di Indonesia yaitu suku Jawa dan

suku Sunda, kedua suku ini berada di pulau jawa, pulau dengan penduduk terbanyak

di Indonesia yang mencakup sekitar 60% dari total populasi Indonesia.

Terdapat lima provinsi dengan populasi tertinggi yaitu, pertama, Provinsi

Jawa Barat 43,1 juta penduduk. Kedua, Provinsi Jawa Timur 37,5 juta penduduk.

Ketiga, Provinsi Jawa Tengah dengan jumlah 32,4 juta penduduk. Keempat,

Provinsi Sumatera Utara dengan jumlah 13 juta penduduk. Kelima, Provinsi Banten

dengan jumlah 10,6 juta penduduk.79

Fokus lokasi berada di Jakarta maka dapat dilihat bahwa, populasi Jakarta

mengalami peningkatan pada Tahun 2015 mencapai 10,18 Juta jiwa, pada Tahun

2016 menjadi 10,28 juta jiwa, dan pada Tahun 2017 mencapai 10,37 juta jiwa. Hal

tersebut dapat diartikan bahwa selama dua tahun terakhir jumlah penduduk di ibu

kota Jakarta bertambah 269 jiwa setiap harinya atau 11 orang per-jam.80 Penduduk

78
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/05/18/2018-jumlah -penduduk-indonesia-
mencapai-265-juta-jiwa diakses pada 29 November 2018, pukul 00.24 WIB
79
https://www.indonesia-investments.com/id/budaya/penduduk/item67? Diakses pada 29
November 2018, pukul 00.07 WIB.
80
https://databoks.katadata.co. id/data publish /2018/01/24/berapa-jumlah-penduduk-jakarta
diakses pada 29 November 2018, pukul 00.36 WIB.

71
Jakarta yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 5,24 juta jiwa, serta penduduk

yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 5,22 juta jiwa. Apabila di kategorikan

berdasarkan kelompok umur, maka penduduk yang berusia antara 30-34 tahun

merupakan yang terbanyak, sekitar 10% dari total populasi.81

4.1.4. Topografi

Indonesia merupakan negara kepualauan (archipelago state) dengan garis

lintang dan garis bujur diantara 6°LU-11°LS dan 95° BT-141° BT. Indonesia

merupakan negara yang terletak diwilayah timur yang diapit oleh dua samudera

yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik dan seluruh wilayah yang ada di

Indonesia memiliki iklim tropis. Indonesia memiliki tiga barisan gunung, yaitu

pertama, pegunungan yang berada pada busur Indonesia selatan atau busur sunda

yaitu barisan pegunungan sepanjang Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, terkhir

berada di timur dan utara Laut Banda. Kedua, busur Indonesia Timur atau Busur

Irian, yaitu barisan pegunungan sepanjang Irian dan bagian Utara Maluku. Ketiga,

busur Indonesia bagian utara, tersebar di Kalimantan dan Sulawesi.

Pada penelitian ini fokus penelitian adalah ibu kota Indonesia yaitu Jakarta.

Jakarta terletak di pulau Jawa. Jakarta mencakup area seluas 661,5 kilometer

persegi, yang berada di peringkat 33 diantara provinsi-provinsi di Indonesia.82

Jakarta merupakan wilayah metropolitan yang berbatasan dengan dua provinsi yaitu

provinsi Banten dan provinsi Jawa Barat. Jakarta berada pada pesisir barat laut

Jawa, di muara Sungai Ciliwung di Teluk Jakarta, yang merupakan pintu masuk

81
Databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/08/01/71-persen-penduduk-jakarta-merupakan-usia-
produktif diakses pada 29 November 2018, pukul 00.45 WIB.
82
https://asganation.com/bisnvs/geografi-dan-topografi-jakarta.html diakses pada 29 November
2018, pukul 06.47 WIB

72
Laut Jawa. Bagian utara Jakarta merupakan dataran rendah, beberapa wilayahnya

berada di bawah permukaan laut dan sering terkena banjir. Bagian selatan Jakarta

merupakan daerah kota berbukit.

Jakarta merupakan wilayah dengan ketinggian rata-rata 8 meter (26 kaki)

diatas permukaan permukaan laut, 40% wilayah Jakarta merupakan wilayah yang

berada dibawah permukaan laut khususnya Jakarta dibagian utara. Terdapat tiga

belas sungai yang mengalir melalui Jakarta yaitu sungai ciliwung, kalibaru,

pesanggrahan, cipinang, sungaiangke, maja, mookervart, krukut, buaran, tarum

barat, cakung, petukangan, sungai sunter dan sungai grogol. Sungai-sungai tersebut

mengalir dari daerah dataran tinggi menuju daerah utara kota dan berakhir di Laut

Jawa.

Jakarta memiliki lima wilayah Kota Administrasi dan satu kabupaten

administrasi, yaitu Jakarta Pusat dengan luas wilayah 47,90 km2, Jakarta Utara

dengan luas wilayah 142,20 km2, Jakarta Barat dengan luas wilayah 126,15 km2,

Jakarta Selatan dengan luas wilayah 145,73 km2, dan Jakarta Timur dengan luas

wilayah 187,73 km2. Serta kabupaten administrasi yaitu Kepulauan Seribu dengan

luas wilayah 11,81 km2. Disebelah utara membentang pantai sepanjang 35 km, yang

menjadi tempat bermuaranya 13 buah sungai dan 2 buah kanal. Di sebelah selatan

dan timur berbatasan dengan Kota Depok, Kabupaten Bogor, Kota Bekasi dan

Kabupaten Bekasi. Di sebelah barat berbatasan dengan Kota Tanggerang dan

Kabupaten Tanggerang, serta di sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa.83

83
https://jakarta.go.id/artikel/konten/55/geografis-jakarta diakses pada 29 November 2018, pukul
07.11 WIB.

73
4.2. Republik Slovakia

4.2.1. Sejarah Singkat

Slovakia merupakan negara yang memiliki sejarah panjang hingga ia

merdeka dan memiliki sistem pemerintahan sendiri, untuk mengetahui sejarah

panjang Republik Slovakia terbagi menjadi enam bagian besar yaitu: Pertama,

masa awal, masa ini menjelasakan bahwa di wilayah Eropa Tengah khususnya

di Slovakia ditemukan artefak-artefak, gua-gua yang menjadi penanda bahwa di

wilayah ini memliki kehidupan dan sumber daya. Terbukti bahwa pada era

paleolitik awal (270.000 SM) ditemukan alat-alat kuno yang dibuat dengan

teknik clactonian84, dan alat-alat tersebut ditemukan didalam gua Prvt dekat

Bojnice. Selain itu, ditemukan pula kerangka Homo Sapien di wilayah ini, dan

ditemukan gua-gua terkenal seperti Gua Domnica, dan sebagainya. Pada masa

inipun ditandai dengan adanya transisi ke masa Neolitik yang ditandai dengan

kedatangan bangsa Indo-Eropa yang membuat pemukiman, pembukaan lahan

rumput, membuka lahan pertanian, serta transformasi logam ditingkat lokal.

Pada akhirnya logam inilah yang akan menjadi pengayaan bagi masyarakat

setempat. Kekayaan meningkat tajam, senjata, perisai, logam, dan patung-

patung diproduksi. Dan pada akhirnya, datanglah ekspansi Romawi pada 6

SM.85

84
Menurut Encyclopedia Britannica, teknik clactonian merupakan teknik yang khas di Eropa.
Teknik ini merupakan tradisi awal serpihan Eropa. Alat-alat yang primitif dan terbuat dari inti batu.
Teknik ini menggunakan alat seperti pengikis yang cekung untuk meruncingkan kayu atau hal
lainnya. Teknik ini terkenal di industri Saon Pakistan dan Afrika Timur dan Selatan, selai itu teknik
ini pun dikenal di Inggris. Peneliti mengambil keterangan dari
https://www.britannica.com/topic/Clactonian-industry diakses pada tanggal 12 Oktober 2018, pukul
22:13 Waktu Slovakia.
85
http://www.slovakia.org/history1.htm diakses pada 12 Oktober 2018, pukul 22:30 Waktu
Slovakia.

74
Kedua, pada masa ini dikenal sebagai masa invasi Roma. Sejarah

Romawi dan Jerman menunjukan bahwa pemukiman Eropa Tengah dan Barat

merupakan pemukiman yang berasal dari penduduk Slavia, dan masa

kependudukan baru dimulai pada abad ke-6 SM. Pada abad ini menunjukan fakta

bahwa kependudukan Slavia membentang dari Vistule, Dniestr, Coruthania,

Pannonia, dan termasuk Slovakia saat ini.86

Ketiga, pada masa ini disebut sebagai masa pembentukan negara Slav.

Terdapat 30 istana di wilayah Kerajaan Nitra, dan 11 istana di wilayah Kerajaan

Moravia Besar. Pada 833 SM terjadi peristiwa politik yang cukup besar yaitu

terjadi penyerangan yang dilakukan oleh pangeran Mojmr dari kerajaan Morivia

dan pasukannya kepada kerajaan Nitra. Penyerangan ini memiliki dampak yang

luas, serta penaklukan yang dilakukan berakibat terciptanya suatu wilayah yang

luas, yaitu sebuah negara Slav yang bersatu.87

Keempat, pada masa ini terdapat suku Finno-Ougrien dari kaum Magyar

(Hungaria), suku ini memaksa otoritas dari bangsa Slav. Setelah terjadi

perpecahan kekaisaran Slav, suku Finno-Ougrien menduduki dataran diantara

sungai Tisa dan Danube. Dengan demikian, mereka mengatur dirinya sendiri

dengan melakukan dagang, melakukan pertanian, mendirikan kota, serta

mempraktekkan agama Kristen. Ketika negara Hungaria terbentuk, terjadi

evolusi yang rumit yang menjadikannya bagian dari Republik Ceko.88

86
http://www.slovakia.org/history2.htm diakses pada 12 Oktober 2018, Pukul 22.50 Waktu
Slovakia.
87
http://www.slovakia.org/history3.htm diakses pada 13 Oktober 2018, Pukul 06.13 Waktu
Slovakia.
88
http://www.slovakia.org/history4.htm diakses pada 13 Oktober 2018, Pukul 06.33 Waktu
Slovakia

75
Kelima, Selama abad ke-18, terjadi pergerakan nasional Sloakia yang

bertujuan untuk memupuk rasa identitas nasional diantara orang-orang Slovakia.

Gerakan tersebutpun tumbuh sepanjang abad ke-19, komponen kunci adalah

adanya kodivikasi bahasa sastra Slovakia oleh Anton Bernolak.

4.2.2. Sistem Politik

Sistem politik merupakan suatu cara yang dipilih dan dianut dalam

suatu negara. Republik Slovakia merupakan negara demokrasi yang

mengutamakan filosofi pemerintahan dari rakyat, untuk rakyat dan untuk

rakyat (demokrasi). Untuk memahami sistem politik Republik Slovakia,

terdapat beberapa poin yang harus dipahami yaitu: representative power,

devision of power, political regime, formal of government.89

Pertama, representative power, untuk memahami sistem politik

Slovakia maka kita harus memahami bagaimana kekausaan negara digunakan,

dalam hal ini kekuasaan negara dapat dibagi menjadi dua yaitu; republik dan

monarki. Slovakia merupakan negara yang menggunakan kekuasaan

negaranya berdasarkan republik. Kedua, Devision of Power, pemahaman yang

dapat diambil dalam poin ini adalah bagaimana bentuk kekuasaan negara

digunakan. Setidaknya terdapat tiga bentuk kekuasaan yang sering digunakan

oleh suatu negara yaitu: bentuk kekuasaan negara unitarian, bentuk kekuasaan

negara federalism, dan kekuasaan negara berbentuk confederalism. Dalam hal

ini, Republik Slovakia menggunakan bentuk kekuasaan negara unitarian atau

89
Peneliti mendapatkan pemahaman tersebut berdasarkan hasil Kuliah Kelas International (Erasmus
Class) pada mata kuliah (subject) Political System of Slovak Republic di Matej Bel University,
Banska Bytrica, Slovakia. Mata kuliah ini di ampu oleh seorang dosen yang bernama Dr. Dávid
Kollár. Kuliah berlangsung selama 4 kali pertemuan dalam jangka waktu 50 hari.

76
dapat kita sebut sebagai bentuk kekuasaan negara kesatuan. Slovakia

merupakan negara yang terdiri dari beberapa daerah otonom yang bersatu

dalam naungan satu organisasi besar (negara).90

Ketiga, political regime, hal ini dimaksudkan bahwa setiap negara

memiliki rezim masing-masing. Setiap rezim memiliki jalan dan cara masing-

masing untuk mengatur negara, mengeluarkan kebijakan, serta mengatur

kehidupan berbangsa dan bernegara. Kekuasaan rezim dapat dibagi menjadi

beberapa bagian seperti rezim demokrasi, otoriterianisme, dan totalitarianisme.

Slovakia merupakan negara yang memakai rezim demokrasi yang

mengutamakan kedaulatan rakyat. Filosofi demokrasi pemerintahan dari

rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat diyakini sebagai filosofi kehidupan

berbangsa dan bernegara. Kelima, formal of government, dalam hal ini terdapat

hubungan dengan pemerintahan. Setiap negara memiliki sistem pemerintahan

yang berbeda-beda disesuaikan dengan kultur, sejarah, dan kebutuhan dari

negara tersebut. Sistem pemerintahan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

sistem pemerintahan presidensial dan sistem pemerintahan parlementer.

Slovakia merupakan negara yang menggunakan sistem pemerintahan

parlementer dengan kepala negara Perdana Menteri.91

90
Berdasarkan hasil kuliah kelas internasional (Erasmus Class) di International Relation And
Political Science Faculty, Matej Bel University, Banska Bystrica, Slovakia. Pada pertemuan ke-2
mata kuliah Political System of Slovak Republic tanggal 26 September 2018.
91
Berdasarkan hasil kuliah kelas internasional (Erasmus Class) di International Relation And
Political Science Faculty, Matej Bel University, Banska Bystrica, Slovakia. Pada pertemuan ke-3
mata kuliah Political System of Slovak Republic tanggal 03 Oktober 2018.

77
4.2.3. Demografi/Kependudukan

Republik Slovakia merupakan negara yag berada di Eropa dengan jumlah

penduduk berdasarkan sensus pada Tahun 2018 dan diestimasikan berjumlah 5,45

juta jiwa, dan merupakan negara ke-115 populasi terpadat di dunia. Dibandingkan

dengan sensus Tahun 2011, populasi Slovakia mengalami peningkatan dari 5,39

juta jiwa apabila dirata-ratakan berdasarkan jarak maka dapat disimpulkan bahwa

per-satu kilometer persegi terdapat 111 penduduk.92

Slovakia terdiri dari berbagai etnik bangsa yang menetap diberbagai daerah.

Etnik terbesar atau mayoritas yang berada di Slovakia adalah etnik Slovakia

(Slovaks) dengan persentase sebesar 80,7% dari total jumlah penduduk. Etnik

terbesar kedua yang ada di Slovakia adalah etnik Hungaria (Hungarian) dengan

persentase sebesar 8,5% dari total jumlah penduduk. Setelah itu terdapat grup etnik

yang berasal dari Roma sebesar 2%, etnik dari Ceko sebesar 0,6%, etnik dari

Rutinia (Slavia) sebesar 0,6%. Apabila dikategorikan berdasarkan agama maka

penduduk paling banyak di Slovakia memeluk agama Katolik Roma dengan

persentase sebesar 62%, selanjutnya agama Protestan sebesar 5,9%, Katolik Yunani

sebesar 3,8%, Ortodoks sebesar 0,9%, dan ateis sebesar 13,4%.93

Sedangkan, di ibu kota Republik Slovakia yaitu Bratislava memiliki

komposisi kependudukan yang cukup besar. Sebagai pusat pemerintahan dan

negara Bratislava memiliki populasi sebesar 427.000. apabila dirata-ratakan

berdasarkan jarak, maka per satu kilometer persegi maka terdapat 1,169 penduduk.

92
http://worldpopulationrevvew.com/countries/slovakia-population/ diakses pada 29 November
2018, pukul 08.37 WIB
93
Ibid, diakses pada 29 November 2018, pukul 08.53 WIB.

78
Bratislava merupakan kota multinasional yang penduduknya berasal berbagai

negara yang ada di Eropa dan berasal dari latar belakang agama yang berbeda.

Penduduk (etnik) Jerman, Ceko, Austria, dan Kroasia merupakan etnik yang

memiliki pengaruh di Bratislava. Berdasarkan etnik maka penduduk Slovak

merupakan etnik terbesar dengan persentase sebesar 90%. Selain itu, terdapat

beberapa etnik lain seperti Hungaria dan Moravia.94

4.2.4. Topografi

Slovakia meruapakan salah satu negara Uni Eropa yang terletak bagian

tengah (Central Europe). Slovakia terletak pada garis lintang 47°LU – 50°LS dan

16°BT -23°BT. Slovakia memiliki pemandangan pegunungan yang berada dibagian

utara, yaitu Pegunungan Carpathian. Diantara pegunungan tersebut terdapat puncak

gunung tertinggi yaitu area Fatra-Tatra (Tatras). Sedangkan untuk dataran rendah

berada pada bagian barat daya (Danubian) dan diikuti dibagian timur Slovakia.95

Pegunungan Tatras memiliki ketinggian 2.500 meter (8.202 kaki), tatras

menepati area seluas 750 kilometer persegi, dimana sebagian besar pegunungan ini

(600 kilometer) berada di Slovakia dan selebihnya berada diperbatasan Polandia

(sebelah utara). Slovakia memiliki ratusan gua-gua, dan terdapat lima gua yang

menurut UNESCO menjadi warisan dunia, gua tersebut adalah Dobsinska, Domica,

Gombasek, Jasovska dan gua Ochtinska Aragonit.96

94
http://worlspopulationreview.com/world-cities/bratislava-population/ diakses pada 29 November
2018, pukul 09.07 WIB.
95
https://slovakiajaya.tumblr.com/post/73976595193/geografi diakses pada 29 November 2018,
pukul 09.42 WIB.
96
Ibid, https://slovakiajaya.tumblr.com/post/73976595193/geografi diakses pada 29 November
2018, pukul 09.45 WIB.

79
BAB V

DESKRIPSI DATA

5.1. Data Umum

Dalam penelitian ini, responden yang dijadikan objek penelitian adalah

masyarakat Kota Jakarta dan Masyarakat Kota Bratislava, serta sudah memiliki hak

pilih dan sudah menggunakan hak pilihnya pada pemilihan presiden Tahun 2014.

Objek penelitian di Kota Jakarta adalah masyarakat yang berada di wilayah

administrasi Jakarta Utara (Kecamatan Tanjung Periok) dan Jakarta Timur

(Kecamatan Duren Sawit), Sedangkan, Objek penelitian di Kota Bratislava adalah

masyarakat yang berada di wilayah Bratislava III (Nove Mesto District) dan

Bratislava V (Petrzlka District), untuk melihat bagaimana sebaran sampel

responden dari Kota Jakarta dalam penelitian ini, dapat lebih jelas dalam tabel

dibawah ini:

80
Tabel 5.1: daftar sebaran sampel Kota Jakarta
No Kota Kecamatan TPS DPT Sampel
016 409 5
020 553 7
1. Jakar ta Utara Tanjung Priok 026 394 5
027 423 5
040 381 4
049 493 6
007 683 8
017 640 8
019 651 8
047 624 8
2. Jakarta Timur Duren Sawit 053 592 7
054 525 6
058 627 8
065 544 7
068 645 8
Jumlah 8.184 100
Sumber: Data Primer Tahun 2018

Berikut adalah sebaran sampel responden Kota Bratislava yang didapat

dalam penelitian ini, untuk lebih jelas dapat dilihatpada tabel dibawah ini:

81
Tabel 5.2: sebaran sampel Kota Bratislava
No Kota District Electoral Voters Sampel
Ward Registered

1. Bratislava III Nově Mesto 027 822 6

030 962 7

032 873 7

036 677 5
2. Bratislava V Petržalka 004 1.208 9

006 1.122 9

020 1.051 8

021 1.070 8

022 977 7
025 982 7

058 1.045 8

070 896 7

076 806 6

098 815 6

Jumlah 13.306 100

Sumber: Data Primer Tahun 2018

5.2. Karakteristik Responden

Pada Penelitian ini, salah satu proses dalam pengumpulan data dengan

melakukan survey yang dibuat dalam bentuk daftar pertanyaan (kuesioner),

kemudian kuesioner tersebut diisi secara langsung oleh responden sesuai dengan

karakteristik yang telah ditentukan. Temuan data tersebut kemudian di input

kedalam SPSS (Statistical Package For Social Science), untuk membantu peneliti

dalam menganalisis data, dilakukan pengelompokan data sesuai kategori yang telah

ditentukan oleh peneliti. Kategori tersebut mencakup jenis kelamin, usia,

82
pendidikan terakhir, pekerjaan, status perkawinan, penghasilan, dan agama. Berikut

ditampilkan hasil data yang telah diolah secara lengkap.

5.2.1. Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelaminn

Untuk mengetahui karakteristik jenis kelamin responden dapat dilihat dalam

table di bawah ini.

Tabel 5.3: komposisi responden berdasarkan jenis kelamin di Jakarta dan


Bratislava
Jenis Kelamin Jakarta Bratislava

Laki-Laki 54 42
Perempuan 46 58
Total 100 100

Sumber: Data Primer Tahun 2018

Responden yang terpilih merupakan responden yang telah memiliki hak

pilih sejak Tahun 2014 lalu, apabila responden yang terpilih dikategorikan

berdasarkan jenis kelamin, maka data tersebut dapat dilihat pada table 5.3, dan

dapat dilihat bahwa dari 100 persen responden yang berasal dari Kota Jakarta dan

Kota Bratislava, didapat bahwa responden berjenis kelamin laki-laki yang berasal

dari Kota Jakarta sebesar 54%. Responden yang berjenis kelamin laki-laki yang

berasal dari Kota Bratislava sebesar 42%. Responden yang berjenis kelamin

perempuan yang berasal dari Kota Jakarta Sebesar 46%, sedangkan responden

berjenis kelamin perempuan yang berasal dari Kota Bratislava sebesar 58%.

5.2.2. Komposisi Responden Berdasarkan Umur

Untuk mengetahui karakteristik umur responden dapat dilihat dalam table

dibawah ini.

83
Tabel 5.4: komposisi responden berdasarkan umur di Jakarta dan Bratislava
Umur Jakarta Bratislava

17-22 0 5
23-27 20 36
28-37 36 28
38-47 35 26
48-52 8 5
>52 1 0

Sumber: Data Primer Tahun 2018

Pemilih yang sudah memiliki hak pilih adalah usia 17 tahun keatas atau

yang sudah memiliki KTP (Residence Identity Card). Apabila responden terpilih

dikategorikan berdasarkan rentang usia yang ada maka dapat dilihat data tersebut

pada table 5.4, dan dapat dilihat bahwa responden yang berusia 17-22 tahun di

kedua Kota Bratislava adalah 5% dan di Kota Jakarta tidak ada. Selanjutnya,

responden yang rentang usianya 23 – 27 memiliki persentase yang berbeda yaitu

20% di Kota Jakarta dan 36% di Kota Bratislava. Responden berusia 28-37 tahun

yang berasal dari Kota Jakarta sebanyak 36% sedangkan responden yang berasal

dari Kota Bratislava dalam rentang usia yang sama sebanyak 28%. Responden yang

berusiaa 38-47 tahun yang berasal dari Kota Jakarta sebesar 35%, sedangkan

responden yang berasal dari Kota Bratislava dalam rentang usia yang sama sebesar

26%. Responden yang berusia 48-52 berasal dari Kota Jakarta sebesar 8%,

sedangkan responden yang berasal dari Kota Bratislava sebesar 5%. Responden

yang berusia lebih dari 52 tahun yang berasal dari Kota Jakarta sebesar 1% dan di

Kota Bratislava tidak ada. Dapat di simpulkan bahwa mayoritas usia responden

yang berasal dari Kota Jakarta berada pada rentang usia 28-37, sedangkan

84
mayoritas usia responden yang berasal dari Kota Bratislava berada pada rentang

usia 23-27.

5.2.3. Komposisi Responden Berdasarkan Pendidikan

Untuk mengetahui karakteristik pendidikan responden dapat dilihat dalam

tabel di bawah ini.

Tabel 5.5: komposisi responden berdasarkan pendidikan terakhir di Jakarta dan


Bratislava
Pendidikan Jakarta Bratislava
Tidak Sekolah 4 0
SD/Sederajat 12 0
SMP/Sederajat 16 2
SMA/Sederajat 41 60
PT D3/S1/S2/S3 27 38
Total 100 100
Sumber: Data Primer Tahun 2018

Dalam pemilihan umum tingkat pengetahuan masyarakat dilihat dari tingkat

pendidikannya dalam menentukan pilihan. Masyarakat yang mempunyai

pendidikan yang tinggi dapat mempengaruhi pilihannya terhadap calon. Apabila

responden dikategorikan berdasarkan pendidikannya maka data tersebut dapat

dilihat pada tabel 5.5, dan dapat dilihat bahwa pendidikan terakhir responden

beragam. Responden yang berasal dari Kota Jakarta pada tingkatan tidak sekolah

sebanyak 4%, Sekolah Dasar sebanyak 12%, Sekolah Menengah Pertama sebesar

16%, tingkat pendidikan paling besar adalah Sekolah Menengah Atas sebesar 41%,

dan tingkat pendidikan diploma. Sarjana, Magister, dan Doktoraal sebesar 27%.

Sedangkan, responden yang berasal dari Kota Bratislava berbeda dengan Kota

Jakarta, dimana peneliti tidak menemukan responden yang tidak bersekolah serta

85
tamat pada tingkatan Sekolah Dasar (Elemntery School). Responden yang memiliki

tingkat Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (Junior High School) sebesar 2%,

responden yang memiliki tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas (Senior High

School) sebanyak 60%, dan pada tingkatan Bachelor, Master, dan Doctor sebesar

38%.

5.2.4. Komposisi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat

dalam tabel dibawah ini.

Tabel 5.6: komposisi responden berdasarkan pekerjaan di Jakarta dan Bratislava

Pekerjaan Jakarta Bratislava


Belum/ Tidak Bekerja 2 0
Petani/Nelayan/Peternak 0 0
Supir 11 1
Buruh 0 0
Pedagang 19 3
Pegawai Swasta 27 12
Guru 7 1
Pelajar/Mahasiswa 0 50
Pegawai Negeri Sipil 14 10
Pensiunan 0 0
Dan Lain-lain 20 23
Sumber: Data Primer Tahun 2018

Apabila responden terpilih dikategorikan berdasarkan pekerjaan, maka data

tersebut dapat dilihat pada tabel 5.6, dan dapat dilihat responden yang berasal dari Kota

Jakarta adalah yang tidak/belum bekerja sebanyak 2%, responden yang bekerja

sebagai supir sebesar 11%, responden yang bekerja sebagai pedagang 19%,

86
responden yang bekerja sebagai pegawai swasta sebesar 27%, responden yang

bekerja sebagai guru sebesar 7%, responden yang bekerja sebagai Pegawai Negeri

Sipil (PNS) sebesar 14%, dan pekerjaan lainnya sebesar 20%. Sedangkan, responden yang

berasal dari Kota Bratislava yang bekerja sebagai pedagang sebesar 3%, responden

yang bekeja sebagai swasta sebanyak 12%, responden yang masih

pelajar/mahasiswa sebayak 50%, responden yang bekerja sebagai pegawai negeri

sipil sebanyak 10%, dan pekerjaan lainnya sebesar 23%

5.2.5. Komposisi Responden Berdasarkan Status Perkawinan

Untuk mengetahui karakteristik responden dalam penelitian ini berdasarkan

status perkawinan, dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 5.7: komposisi responden berdasarkan status perkawinan di Jakarta dan


Bratislava
Status Jakarta Bratislava
Perkawinan
Menikah 87 58
Belum Menikah 5 40
Pernah Menikah 8 2
Sumber: Data Primer Tahun 2018

Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat bahwa responden berasal dari Kota Jakarta

yang memiliki status menikah sebesar 87%, responden yang memiliki status belum

menikah sebesar 5%, dan responden yang memiliki status pernah menikah sebesar 5%.

Sedangkan, responden yang berasal dari Kota Bratislava yang berstatus menikah sebesar

58%, responden yang memiliki status belum menikah sebanyak 40%, dan responden yang

pernah menikah sebanyak 2%. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden terpilih

memiliki status telah menikah (Masyarakat Kota Jakarta sebesar 87% dan

Masyarakat Kota Bratislava sebesar 58%).

87
5.2.6. Komposisi Responden Berdasarkan Penghasilan

Untuk mengetahui karakteristik responden dalam penelitian ini berdasarkan

penghasilan, dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 5.8: komposisi responden berdasarkan penghasilan di Jakarta dan


Bratislava
Penghasilan Jakarta Bratislava

0-1.500.000 18 50
1.600.000-3.000.000 27 6
3.100.000-5.000.000 42 7
5.100.000-7.000.000 10 23
>7.000.000 3 14

Sumber: Data Primer Tahun 2018

Berdasarkan tabel 5.8 dapat dilihat bahwa responden yang berasal dari Kota

Jakarta yang memiliki penghasilan 0-1.500.000 sebesar 18%, responden yang

memiliki penghasilan 1.600.000-3.000.000 sebesar 27%, responden yang memiliki

penghasilan 3.100.000-5.000.000 sebanyak 42%, responden yang memiliki

penghasilan 5.100.000-7.000.000 sebesar 10%, dan responden yang memiliki

penghasilan diatas 7.000.000 sebesar 3%. Sedangkan, responen yang berasal dari

Kota Bratislava yang memiliki penghasilan 0-1.500.000 sebesar 50% , responden

yang memiliki penghasilan 1.600.000-3.000.000 sebesar 6%, responden yang

memiliki penghasilan 3.100.000-5.000.000 sebanyak 7%, responden yang memiliki

penghasilan 5.100.000 sebesar 23%, dan responden yang memiliki penghasilan

diatas 7.000.000 sebesar 14%.

88
5.2.7. Komposisi Responden Berdasarkan Agama

Untuk mengetahui karakteristik responden dalam penelitian ini yang

berdasarkan pada agama, dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 5.9: komposisi responden berdasarkan agama di Jakarta dan Bratislava


Agama Jakarta Bratislava

Islam 97 0
Hindu 0 0
Budha 0 0
Kristen (Protestan) 3 39
Khatolik 0 61

Sumber: Data Primer Tahun 2018

Apabila responden terpilih dikategorikan berdasarkan agama, maka dapat

dilihat pada tabel 5.9, dan dapat dilihat bahwa responden yang berasal dari Kota

Jakarta yang beragama Islam sebesar 97%, dan responden yang beragama Kristen

(protestan) sebesar 3%. Sedangkan, responden yang berasal dari Kota Bratislava

yang beraga Kristen (Protestan) sebesar 39%, dan responden yang beragama

khatolik sebesar 61%. Maka dapat disimpulkan bahwa responden yang berasal dari

Kota Jakarta mayoritas beragama islam, sedangkan responden yang berasal dari

Kota Bratislava mayoritas beragama Katolik baik itu aliran Katolik Romawi

ataupun Katolik Yunani.

89
5.3. Partisipasi Politik Masyarakat Kota

5.3.1. Keikutsertaan Masyarakat Dalam Memilih

Untuk mengetahui keikutsertaan masyarakat dalam memilih pada pemilihan

umum presiden Tahun 2014 di Kota Jakarta dan Kota Bratislava dapat dilihat dalam

tabel berikut:

Tabel 5.10: keikutsertaan masyarakat Kota Jakarta dan Bratislava dalam memilih
Kategori Jakarta Bratislava

Ya 74 61

Tidak 26 39

Total 100 100

Sumber: Data Prim er Tahun 2018

Dalam kehidupan politik, masyarakat dituntut untuk melakukan

partisipasinya dan menyumbangkan kontribusi terhadap politik. Akan tetapi,

masyarakat dengan segala kesibukan, berbagai profesi, dan cara pandang terhadap

politik, sedikit banyaknya akan mempengaruhi partisipasi politik masyarakat. Salah

satu cara masyarakat untuk berpartispasi adalah dengan memberikan hak suaranya

dalam pemilihan umum, dan sesuai dengan teori partisipasi yang peneliti gunakan

mengatakan bahwa pemberian hak suara merupakan ukuran yang paling

fundamental dalam partisipasi politik. Berdasarkan tabel 1.3 masyarakat Kota

Jakarta dan Bratislava memiliki partisipasi yang cukup bagus, hal tersebut

dibuktikan dengan persentase tingkat partisipasi masyarakat yang berada diatas

50%. Setelah itu, diperkuat dengan data hasil survey yang ada pada tabel 5.10, dapat

dilihat bahwa mayoritas responden yang berasal dari Kota Jakarta ikut memilih

pada Pemilhan Umum Presiden Tahun 2014, yaitu sebanyak 74%, dan responden

90
yang tidak ikut berpartisipasi pada pemilihan umum presiden Tahun 2014 sebanyak

26%. Hal yang sama dapat dilihat pada Kota Bratislava, mayoritas responden ikut

berpartisipasi pada pada Pemilihan Umum Presiden Tahun 2014 sebesar 61%, dan

responden yang tidak ikut memiilih hanya 36%. Dengan kata lain, mayoritas

masyarakat di kedua kota ini memiliki pa rtisipasi politik yang bagus dalam segi

pemberian hak suara dalam pemilihan umum.

5.3.2. Keikutsertaan Masyarakat Dalam Kampanye

Untuk mengetahui bagaimana keikutsertaan masyarakat Kota Jakatra dan

Bratislava dalam kampanye pada Pemilihan Umum Presiden Tahun 2014, dapat

dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.11: keikutsertaan masyarakat Kota Jakarta dan Bratislava dalam


kampanye
Kategori Jakarta Bratislava

Ya 36 30

Tidak 64 70

Total 100 100

Sumber: Data Primer Tahun 2018

Bentuk lain dalam partisipasi politik adalah ikut dalam kampanye pada

pemlihan umum. Menurut Verba, Scholzman dan Brady kampanye merupakan

suatu ajang yang dapat mengukur tinggi rendahnya partisipasi masyarakat. Akan

tetapi, berdasarkan tabel 5.11 dapat dilihat bahwa responden yang berasal dari Kota

Jakarta, mayoritas tidak mengikuti kampanye pada Pemilihan Umum Presiden

Tahun 2014 sebanyak 64%, dan hampir setengah dari responden mengikuti

kampanye pada Pemilihan Umum Presiden Tahun 2014. Sedangkan, responden

yang berasal dari Kota Bratislava, mayoritas tidak mengikuti kampanye pada

91
Pemilihan Umum Presiden Tahun 2014 sebanyak 70%, responden yang mengikuti

kampanye pada Pemilihan Umum Presiden Tahun 2014 hanya sebesar 30%.

Dapat disimpulkan bahwa hampir setengah masyarakat Jakarta dan

Bratislava yang mengikuti kampanye pada Pemilihan Umum Presiden Tahun 2014,

angka tersebut diatas memang mengecewakan dan berbanding terbalik dengan

keikutsertaan masyarakat dalam memilih (memberikan hak suara), akan tetapi

peneliti meyakini bahwa penyebab ketidaktertarikan masyarakat untuk mengikuti

kampanye secara langsung adalah adanya pergeseran ruang (dari nyata ke maya)

dan hadirnya teknologi internet yang dapat mengakases berbagai hal termasuk visi

misi calon, program-program calon, dan track record dari calon. Hal tersebut dapat

dibuktikan dengan hasil analisis pada tabel 5.20 mengenai kemudahan masyarakat

untuk mencari informasi calon presiden di internet, hasil analisis tersebut

mengatakan bahwa mayoritas masyarakat Jakarta (81%) dan Bratislava (61%)

merasa mudah untuk mencari informasi mengenai calon presiden di internet. Hal

tersebut membuktikan bahwa terdapat cara lain untuk ikut serta dalam kampanye

politik.

5.4. Praktek Cyberdemocracy (Penggunaan internet dalam demokrasi)

5.4.1. Penggunaan Internet Dalam Kategori Deliberative

5.4.1.1. Melakukan dialog dengan masyarakat di internet

Untuk mengetahui bagaimana masyarakat dalam mempraktekan

cyberdemocracy dengan indikator masyarakat yang melakukan percakapan atau

dialog dengan masyarakat lainnya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

92
Tabel 5.12: melakukan dialog/percakapan dengan masyarakat di internet
Kategori Jakarta Bratislava

Ya 63 57

Tidak 37 43

Total 100 100

Sumber: Data Primer Tahun 2018

Dalam praktek cyberdemocracy masyarakat diberikan keterbukaan untuk

melakukan kegiatan demokrasi secara maya, salah satunya adalah melakukan

dialog dengan masyarakat di internet atau meda sosial. Hasil temuan peneliti

mengenai hal tersebut dapat dilihat pada tabel 5.15 menunjukkan bahwa mayoritas

masyarakat yang berasal dari Kota Jakarta pernah melakukan dialog dengan

masyarakat lainnya melalui media sosial/internet sebesar 63%, dan hampir setengah

responden menyatakan tidak pernah melakukan dialog dengan masyarakat lain

sebesar 37%. Sedangkan, responden yang berasal dari Kota Bratislava, lebih dari

setengah mengatakan bahwa mereka pernah melakukan dialog/percakapan di media

sosial/internet sebesar 57%, dan hampir setengah dari responden yang menyatakan

tidak pernah melakukan percakapan/dialog di media sosial/internet sebesar 43%.

Dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah responden terpilih baik yang berasal

dari Kota Jakarta ataupun Bratislava pernah melakukan dialog di internet . Peneliti

menekankan waktu melakukan percakapan tersebut pada Pemilihan Umum

Presiden Tahun 2014.

Cyberdemocracy menjelaskan bahwa selain ketergantungan masyarakat

terhadap internet, terdapat interaktifitas yang menggambarkan bahwa adanya

hubungan dua arah atau komunikasi dan interaksi yang baik secara vertikal ataupun

horizontal. Dalam data diatas menunjukkan bahwa benar adanya masyarakat

93
melakukan interaksi hubungan dua arah secara horizontal (ke sesama masyarakat)

melalui teknologi internet ataupun media sosial. Interaktifitas tersebut dapat

dilakukan kepada warga negara dengan tanpa batasan regional, dan dengan

intensifitas hubungan yang relatif sekejap. Masyarakat dapat berinteraksi melalui

kolom komentar di media sosial (FB, innstagram, twitter) ataupun melalui blog

pribadi.

Melakukan dialog di internet merupakan salah satu praktek penggunaan

internet yang diakomodir dan diaminkan oleh konsep yang digunakan dalam

penelitian ini, seperti pada konsep demokrasi digital khususnya dalam kategori

deliberative. Sebagaimana yang telah dijabarkan pada BAB II yang menjelaskan

teori dan konsep yang digunakan, maka terdapat penekanan-penekanan tertentu

untuk menjelaskan proses deliberative ini, khususnya dalam proses penggunaan

internet dalam demokrasi. salah satunya adalah penekanan terhadap penggunaan

internet untuk melakukan dialog atau percakapan di internet. Dalam hasil survey

pada tabel 5.12 yang menunjukkan bahwa mayoritas responden Jakarta dan

Bratislava mengatakan pernah melakukan dialog di internet. Akan tetapi, dengan

kultur masyarakat Slovakia khususnya Bratislava yang memiliki sifat close

personality, dan tidak mudah untuk menerima orang lain untuk berinteraksi, hal itu

lah membedakan dengan Indonesia yang cenderung memiliki sifat terbuka dengan

orang lain, tidak heran bahwa hasil survey masyarakat Jakarta lebih besar dari pada

Bratislava dalam hal melakukan dialog dengan orang lain.

Selain itu, komposisi masyarakat yang cenderung heterogen menyebabkan

terjadinya perbedaan antara Slovakia dan Indonesia. Terdapat hal pembeda antara

komposisi masyarakat Bratislava dan Jakarta, yakni di Bratislava kultur yang

94
heterogen cenderung lebih kepada transnasional atau antar bangsa, seperti yang

sudah di jelaskan pada BAB IV bahwa komposisi masyarakat Slovakia tercampur

atas beberapa ras negara seperti Hungarian, Austrian, Jerman, Roma, Ceko, dan

Slavia. Hal ini dapat mempengaruhi intensitas mereka dalam hal dialog karna

terdapat tendensi-tendensi kebangsaan. Sedangkan Indonesia khususnya Jakarta

memiliki komposisi masyarakat yang heterogen pula, akan tetapi komposisi

berdasarkan suku yang ada di Indonesia dan bukan bersifat transnasional atau antar

bangsa. Selain itu, sentuhan gaya ketimuran yang cenderung ramah dan santun

meyebabkan kultur komunikasi Indonesia berbeda dengan Slovakia. Sehingga,

tidak heran ketika intesitas dialog masyarakat Jakarta lebih besar dari pada

Bratislava.

Pembahasan atau analisis seperti ini tidak dijabarkan oleh penelitian

terdahulu, sehingga penelitian ini untuk melengkapi kekurangan-kekurangan atas

penelitian terdahulu. Akan tetapi, dalam hasil penelitian Joanah Gadzikwa dan

Sandy Allifiansyah memberikan sedikit gambaran bagaimana masyarakat

melakukan dialog secara tidak langsung di internet dengan media yang bereda-

beda. Seperti pada penelitian Joanah menjelaskan bahwa masyarakat diberikan

fasilitas untuk berdialog di internet melalui media online newspaper, melalui kolom

komentar masyarakat secara tidak langsung akan diberikan fasilitas untuk

berdialog. Selain itu, Sandy Allifiansyah menjelaskan meme sebagai media yang

berbeda untuk melakukan dialog secara tidak langsung di internet. Melalui meme

maka akan mengundang masyarakat untuk melakukan dialog di internet.

Pembatasan-pembatan media dialog inilah yang akan menunjukkan

bagaimana minat masyarakat untuk berdialog. Konsep yang digunakan dalam

95
penelitian ini tidak membatasi masyarakat untuk berdialog, sehingga masyarakat

dapat melakukan dialog atau percakapan melalui media apapun di internet. Ketika

masyarakat melakukan dialog di internet, maka masyarakat sudah mempraktikan

bagaimana proses kehidupan demokrasi digital dalam hal deliberative.

5.4.1.2. Kemudahan Fasilitas Untuk Menyampaikan Opini

Untuk mengetahui bagaimana responden merasakan fasilitas untuk

berpartisipasi dan menyampaikan opini, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.13: kemudahan berpartisipasi dengan hadirnya internet


Kategori Jakarta Bratislava

Ya 65 58

Tidak 35 42

Total 100 100

Sumber: Data Primer Tahun 2018

Cyberdemokracy menjelaskan bahwa begitu pentingnya alat demokrasi

baru dalam kehidupan politik yaitu internet. Pada Era masyarakat informasi saat ini

tidak hanya mengusung nilai-nilai kemanusiaan saja akan tetapi mengusung

formulasi dan level baru demokrasi. Untuk mewujudkan level baru tersebut maka

cyberdomecracy menunjukkan arah bagaimana masyarakat dapat meningkatkan

upaya publik untuk melakukan pertukaran informasi, mendorong terjadinya debat

publik, atau bahkan musyawarah di internet. Dengan bantuan teknologi digital yang

serba mudah, murah, dan efisien, masyarakat akan termotivasi untuk melakukan

partisipasi politik. Untuk membuktikan hal tersebut peneliti mendapatkan temuan

data hasil survey yang dapat dilihat pada tabel 5.13 menunjukkan bahwa, mayoritas

responden yang berasal dari Kota Jakarta mengatakan bahwa dengan hadirnya

96
internet memudahkan dalam berpartisipasi dalam politik dengan persentase sebesar

65%, dan hampir setengah responden mengatakan bahwa kehadiran internet tidak

memudahkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam politik dengan persentase

sebesar 35%. Sedangkan, lebih dari setengah responden yang berasal dari Kota

Bratislava mengatakan bahwa dengan hadirnya internet memudahkan masyarakat

berpartisipasi dalam politik dengan persentase sebesar 58%, dan hampir setengah

dari responden mengatakan bahwa kehadiran internet tidak memudahkan

masyarakat dalam berpartisipasi dengan persentase sebesar 42%.

Berdasarkan hasil analisis diatas dapat dikatakan bahwa mayoritas

masyarakat baik yang berasal dari Kota Jakarta ataupun Kota Bratislava

menyatakan bahwa dengan hadirnya internet merasa diberikan kemudahan untuk

berpartisipasi dalam politik. Maka benarlah apa yang dikatakan dalam teori bahwa

kehadiran internet memberikan peluang kembalinya demokrasi yang partisipatoris,

karena internet memfasilitasi masyarakat untuk berpartisipasi secara langsung

dalam proses demokrasi. Faktor lain yang memungkinkan hal tersebut terjadi

adalah karena akses yang mudah tanpa hambatan sinyal ataupun alat komunikasi

(Gadget), letak kedua lokasi penelitian yang strategis dalam praktek

cyberdemodcracy sehingga mayoritas dapat mengakses atau menggunakan internet

dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam hasil survey diatas membuktikan bahwa indikator dalam demokrasi

digital dapat dilihat dalam penggunaan fasilitas internet. Terdapat berbagai

pendapat yang menyatakan bahwa untuk meningkatkan peluang terciptanya

demokrasi yang partisipatoris maka teknologi internet sangat dibutuhkan. Pendapat

tersebut dapat dilihat pada BAB II penelitian ini yang menjelaskan potensi atau

97
peluang demokrasi digital terhadap kebaikan demokrasi. Seperti yang dijelaskan

oleh Diana Saco bahwa kehadiran internet akan memunculkan peluang untuk

terciptanya budaya partisipatoris. Akan tetapi, dalam pendapatnya tersebut tidak

menjelaskan secara detail seperti apa partisipasi yang dimaksud dalam penggunaan

internet. Maka, peneliti menekankan bahwa partisipasi yang dimaksud disini adalah

kegiatan masyarakat dalam memberikan opini di internet, tentunya dalam konteks

pemilihan umum presiden Tahun 2014 yang lalu. Penyampaian opini di intenet

merupakan salah satu proses atau praktik dari demokrasi digital itu sendiri, yang

telah di jelaskan oleh Dahl Berg kedalam kategori deliberative. Dalam konsep ini

tentu ditekankan kepada proses dialektis penyampaian opini, tidak memandang

secara luas bagaimana proses deliberative itu dilaksanakan, sehingga terdapat

perbedaan bagaimana penekanan arti deliberative ini digunakan dalam kehidupan

atau penggunaan internet.

Tidak terdapat hal yang unik atau menarik jika melihat bagaimana

masyarakat Jakarta dan Bratislava dalam memberikan opini, karena konteks ini

fasilitas yang digunakan sama yaitu menggunakan internet atau media sosial. Selain

itu, dalam penggunaan internetpun masyarakat hanya akan memberikan kritikan,

dukungan dan bahkan saran kepada calon-calon pemimpinnya. Akan tetapi, dari

kedua kota ini peneliti melihat bahwa masyarakat Kota Bratislava memiliki

keterbatasan fasilitas untuk menyampaikan opini pada pemilihan umum presiden

2014 lalu. Contohnya saja peneliti tidak menemukan group-group di internet atau

media sosial yang dibuat untuk mendukung calon presidennya. Selain itu, euphoria

pemilihan presiden antara Indonesia dengan Slovakia cukup berbeda, ketika

peneliti berada di Slovakia pada rentang bulan September sampai dengan awal

98
November Tahun 2018, peneliti tidak menemukan ciri-ciri dari persiapan pemilihan

umum presiden di internet. Hal ini dapat dilihat karena presiden di Negara Republik

Slovakia hanya sebagai simbol saja dan menandakan sebagai kepala negara, dan

mayarakat menilai bahwa presiden tidak sebagai kunci bagaimana proses

penjalanan kepemerintahan dinegara tersebut. Hal itu lah, peneliti melihat bahwa

adanya berbedaan euphoria dalam melaksanakan pemilihan umum presiden ini.

Hal itu dapat mempengaruhi bagaimana seseorang untuk berpartisipasi

menyampaikan opini di internet. Terdapat dorongan atau faktor yang akan

menyebabkan seseorang berpartisipasi di internet. Dari kedua lokasi inipun peneliti

melihat bahwa terdapat persamaan dorongan kenapa masyarakat ingin

berpartisipasi menyampaikan opini di internet. Pertama, melihat bahwa terdapat

efektifitas penyampaian opini di internet. Apabila mengacu kepada kategori

pelaksanaan cyberdemocracy menurut Martin Hilbert menjelaskan bahwa terdapat

karakteristik penggunaan internet dalam demokrasi yaitu efektifitas dan

interaktifitas. Selain itu, internet memiliki waktu yang cepat dalam penyebaran

opini dan tidak ada prosedur yang membatasi dalam penyampaian opini di internet.

Waktu yang relative cepat itulah yang membuat efektifitas penyampaian opini di

internet. Kedua, dalam konteks penyampaian opini masyarakat akan dengan mudah

untuk terbawa oleh opini yang ada dan mendorong masyarakat untuk ikut

berpartisipasi juga memberikan pendapatnya di internet. Hal ini akan menimbulkan

efisiensi untuk melakukan persuasikepada masyarakat keseluruhan.

Dari penjabaran diatas tentu sangat berhubungan dengan konsep yang

peneliti gunakan, yang memberikan penjelasan bahwa dengan hadirnya internet

akan memudahkan masyarakat untuk berpartisipasi dan melakukan proses dialektis

99
dalam kerangka indikator deliberative. Hasil survey penelitian inipun membuktikan

bahwa mayoritas responden menyatakan setuju dengan hadirnya internet akan

memudahkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam memberikan opini.

Tabel 5.14: kemudahan menyampaikan opini dengan hadirnya internet

Kategori Jakarta Bratislava

Ya 73 65

Tidak 27 35

Total 100 100

Sumber: Data Primer Tahun 2018

Dalam teori yang peneliti gunakan, mengungkapkan bahwa dalam indikator

deliberative, praktik demokrasi yang dilaksanakan secara digital memfasilitasi

berlangsungnya proses deliberatif yang termasuk didalamnya menyampaikan opini

secara terbuka. Seluruh aspirasi dan opini diakomodasi dan dicarikan jalan

tengahnya, sehingga tercapai rasionalitas opini publik. Dalam hal ini peneliti ingin

membuktikan teori tersebut dengan data yang telah dianalisis, data tersebut dapat

dilihat pada tabel 5.14 dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden yang berasal

dari Kota Jakarta mengatakan bahwa dengan hadinya internet memudahkan dalam

menyampaikan opini dengan persentase sebesar 73%, dan sebagian kecil responden

mengatakan bahwa kehadiran internet tidak memudahkan masyarakat untuk

menyampaikan opini dengan persentase sebesar 27%. Sedangkan, lebih dari

sebagian responden yang berasal dari Kota Bratislava mengatakan bahwa dengan

hadirnya internet memudahkan masyarakat untuk menyampaikan opini dengan

persentase sebesar 65% dan hampir setengah dari responden mengatakan bahwa

kehadiran internet tidak memudahkan masyarakat dalam menyampaikan opini

sebesar 35%.

100
Dapat dilihat bahwa mayoritas masyarakat baik yang berasal dari Kota

Jakarta dan Bratislava merasakan mudah untuk menyampaikan opini dengan

hadirnya teknologi internet. Data tersebut secara otomatis membenarkan apa yang

dikatakan teori yang peneliti gunakan, bahwa kehidupan demokrasi yang dilakukan

dengan alat digital akan memudahkan masyarakat untuk menyampaikan opini dan

mengakomodasi opini sebanyak-banyaknya dari masyarakat. Banyaknya opini

yang diberikan masyarakat melalui internet menunjukkan bahwa terdapat

intaraktifitas dan responsifitas masyarakat terhadap suatu isu. Contohnya saja

masyarakat dapat memberikan opini melalui internet/media sosial dengan

memberikan hashtag #AndrejKiska atau #MrFico sebagai tanda tujuan opini

tersebut, dan hashtag tersebut menjadi popular menjelang pemilihan umum

presiden di Slovakia pada Tahun 2014. Serta masyarakat dapat memberikan opini

secara langsung di fanpage media sosial seperti “Relawan Jokowi Presiden” dan

“Prabowo Subianto for President”, dan fanpage tersebutpun menjadi popular

menjelang pemilihan umum presiden di Indonesia pada Tahun 2014.

5.4.1.3. Melakukan Kesepakatan Bersama

Dalam rangka untuk mengetahui bagaimana responden melakukan

kesepakan bersama dengan hadirnya teknologi internet, dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

101
Tabel 5.15: masyarakat mengajukan sesuatu untuk di sepakati
Kategori Jakarta Bratislava

Ya 20 17

Tidak 80 83

Total 100 100

Sumber: Data Primer Tahun 2018

Dengan hadirnya internet masyarakat diberikan keleluasaan untuk

melakukan hal yang diinginkan, seperti mencari informasi, melakukan komunikasi

verbal, tekstual, ataupun visual. Akan tetapi, terdapat kegiatan lain yang dibenarkan

dalam internet yaitu memberikan sesuatu untuk disepakati bersama. Hal ini

merupakan proses deliberatif yang dilakukan di internet, dan aktornya adalah

masyarakat yang aktif di dunia maya. Kesepakatan bersama ini merupakan proses

dialektis bagi masyarakat dan melalui mekanisme dialog. Berdasarkan tabel 5.15

dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang berasal dari Kota Jakarta

mengatakan bahwa responden tidak pernah mengajukan sesuatu untuk disepakati

bersama di internet/media sosial dengan persentase sebesar 80%, dan sebagian kecil

dari responden mengatakan bahwa responden pernah mengajukan sesuatu untuk

disepakati di internet/media sosial dengan persentase sebesar 20%. Sebagian besar

respoden yang berasal dari Kota Bratislava mengatakan bahwa responden tidak

pernah mengajukan sesuatu untuk disepakati di internet/media sosial dengan

persentase sebesar 83%, dan sebagian kecil responden mengatakan bahwa pernah

mengajukan sesuatu untuk disepakati di internet/media sosial dengan persentase

17%. Dapat disimpulkan bahwa hanya sedikit masyarakat menggunakan internet

untuk melakukan proses dialektis deliberatif yaitu mengajukan sesuatu untuk

disepakati bersama di internet.

102
Indikator ini merupakan indikator yang tidak terdapat pada peelitian

terdahulu, contohnya saja pada penelitian Allifiansyah yang telah dijelaskan pada

BAB II. Allifiansyah hanya menjelaskan bahwa dengan media meme masyarakat

akan beropini dengan gambar-gambar yang cukup unik dan dapat menarik

perhatian masyrakat. Akan tetapi, dalam penelitiannya tidak lengkap meneliti

bagaimana fasilitas internet dapat digunakan untuk mengajukan sesuatu untuk

disepakati di internet. Maka dengan penelitian inilah akan melengkapi kekurangan-

kekurangan dalam penelitin terdahulu. Terdapat beberapa hal yang harus

ditekankan peneliti dalam hasil data ini adalah, seseorang yang melakukan atau

mempergunakan fasilitas internet dalam menggalang dukungan untuk calon

pemimpinnya, itu merupakan hal yang dijelaskan oleh Dahl Berg kedalam proses

deliberative. Sehingga masyarakat akan merasakan proses dialektis dalam memilih

pemimpinnya.

Dalam proses ini akan menyentuh bagaimana masyarakat dalam

mendukung calonnya, karena proses deliberative di internet sangat bersifat terbuka

dan memberikan peluang bagi masyarakat secara luas untuk menggalang dukungan.

Indikator ini digunakan dalam penelitian dimaksudkan untuk memperjelas

bagaimana penekanan proses deliberative di internet, dan memfokuskan kegvatan

di internet dalam hal menggalang dukungan.

103
5.4.2. Penggunaan Intenet dalam Kategori Liberal Individualist

5.4.2.1. Peluang Bagi Individu Untuk Merealisasikan Kepentingan

Dalam hal upaya untuk mengetahui bagaimana peluang responden untuk

merealisasikan kepentingannya dengan hadinya internet, dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 5.16: peluang individu untuk merealisasikan kepentingan


Kategori Jakarta Bratislava

Ya 49 31

Tidak 51 69

Total 100 100

Sumber: Data Primer Tahun 2018

Tak kalah penting dalam praktek cyberdemocracy memberikan peluang

seluas-luasnya bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi kepada pemerintah,

sehingga tidak menutup kemungkinan masyarakat memiliki peluang yang luas pula

untuk merealisasikan kepentingannya. Penyampaian aspirasi di internet merupakan

cara baru yang hadir ketika teknologi internet muncul, dan masyarakat dengan

leluasa menggukanannya. Dalam hal ini, peneliti akan membuktikan apakah dengan

hadirnya internet akan mempermudah masyarakat dalam merealisasikan

kepentingannya, dan dapat dibuktikan melalui data pada tabel 5.16 menunjukkan

bahwa lebih dari setengah responden yang berasal dari Kota Jakarta mengatakan

bahwa dengan adanya internet masyarakat tidak mudah untuk merealisasikan

kepentingannya dengan persentase sebesar 51%, dan hampir setengah responden

mengatakan bahwa dengan hadirnya internet akan mempermudah masyarakat

untuk merealisasikan kepentingannya dengan persentase sebesar 49%. Di sisi lain

104
pun mengatakan hal yang sama, sebagian besar responden yang berasal dari Kota

Bratislava mengatakan bahwa dengan dengan hadirnya internet tidak

mempermudah masyarakat untuk merealisasikan kepentingannya dengan

persentasi sebesar 69%, dan sebagian kecil dari responden mengatakan bahwa

internet akan mempermudah masyarakat untuk merealisasikan kepentingannya

dengan persentase sebesar 31%.

Berdasarkan hasil data diatas dapat disimpulkan bahwa hampir setengah

dari responden baik itu yang berasal dari Kota Jakarta maupun Kota Bratislava

menyatakan bahwa dengan hadirnya internet akan mempermudah mereka dalam

merealisasikan kepentingannya. Dalam teori yang peneliti gunakan menjelaskan

bahwa, perangkat digital menawarkan segala kemudahan dengan membentangkan

saluraan komunikasi dan informasi kepada setiap warga negara dalam

merealisasikan kepentingannya. Dalam hal ini membuktikan bahwa sedikitnya

masyarakat merasakan bahwa mereka dimudahkan dengan internet untuk

merealisasikan kepentingannya. Dengan membentangkan saluran komunikasi dan

informasi masyarakat akan dengan mudah menyampaikan aspirasinya, dapat dilihat

pada tabel 5.17 mayoritas masyarakat merasakan kemudahan berkomunikasi

dengan masyarakat lainnya karena hadirnya internet, selain itu pada tabel 5.18 pun

menyatakan hal yang sama mayoritas masyarakat merasakan kemudahan

mendapatkan informasi dengan hadirnya internet. Data (primer) pendukung

tersebutlah yang membuktikan bahwa sesungguhnya internet akan membantu

masyarakat merealisasikan kepentingannya.

105
5.4.2.2. Kemudahan Saluran informasi dan komunikasi kepada setiap warga

negara

Dalam hal upaya untuk mengetahui bagaimana responden merasakan

kemudahan saluran informasi dan komunikasi, secara umum dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

Tabel 5.17: kemudahan saluran komunikasi


Kategori Jakarta Bratislava

Ya 97 95

Tidak 3 5

Total 100 100

Sumber: Data Primer Tahun 2018

Kehadiran internet memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk

mendapatkan saluran komunikasi yang baik antar warganya. Dalam hal ini

dijelaskan dalam konsep cyberdemocracy pada indikator liberal individualist

menyatakan bahwa demokrasi dengan perangkat digital akan menghubungkan

antara pemilih dengan pemilih atau dengan kata lain hubungan horizontal antar

sesama warga negara. Pada tabel 5.23 dapat membuktikan apakah dengan hadirnya

perangkat digital (internet) akan mempermudah komunikasi masyarakat. Dapat

disimpulkan bahwa, mayoritas responden yang berasal dari Kota Jakarta

menyatakan bahwa hadirnya internet memudahkan komunikasi untuk masyarakat

dengan persentase sebesar 97%, dan sedikit responden yang menyatakan bahwa

hadirnya internet tidak memudahkan masyarakat dalam berkomunikasi dengan

persentase sebesar 3% saja. Hal yang hampir sama, mayoritas responden yang

berasal dari Kota Bratislava menyatakan bahwa dengan hadirnya internet dapat

106
memudahkan masyarakat dalam berkomunikasi dengan persentase sebesar 95%,

dan hanya sedikit dari responden yang menyatakan bahwa hadirnya internet tidak

memudahkan masyarakat dalam berkomunikasi dengan persentase sebesar 5% saja.

Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan analisis diatas mayoritas mayarakat

merasakan kemudahan berkomunikasi dengan masyarakat lainnya dengan

kehadiran internet. Hal tersebut membuktikan bahwa teori yang peneliti gunakan

benar adanya.

Tabel 5.18: kemudahan saluran informasi


Kategori Jakarta Bratislava

Ya 89 79

Tidak 11 21

Total 100 100

Sumber: Data Primer Tahun 2018

Hal lain yang dapat membuktikan bahwa kehadiran internet memudahkan

masyarakat untuk berkomunikasi adalah adanya kemudahan saluran informasi.

Dalam kehidupan demokrasi berbasis digital kemudahan saluran informasi

merupakan suatu keberhasilan dalam demokrasi. Setidaknya alasan kenapa

pentingnya demokrasi dengan alat digital adalah untuk menciptakan peningkatan

upaya publik untuk mencari informasi khususnya bidang politik dan pertukaran

informasi. Untuk membuktikan hal tersebut peneliti mendapatkan data dari hasil

survey yang dapat dilihat pada tebel 5.24. tabel tersebut menjelaskan bahwa

mayoritas responden yang berasal dari Kota Jakarta mengatakan bahwa dengan

hadirnya internet maka akan mempermudah masyarakat untuk mendapatkan

informasi dengan persentase sebesar 89%, dan hanya sedikit responden mengatakan

107
bahwa hadirnya internet tidak memudahkan masysrakat untuk mendapatkan

informasi dengan persentase sebesar 11%.

Kasus yang hampir sama pada responden yang berasal dari Kota Bratislava

mengatakan bahwa, dengan hadirnya internet akan memempermudah masyarakat

untuk mendapatkan informasi dengan persentase sebesar 79%, dan hanya sedikit

responden yang mengatakan bahwa internet tidak memudahkan masyarakat dalam

mendapatkan informasi dengan persentase 21%. Maka dari itu, dapat diambil

kesimpulan bahwa mayoritas masyarakat baik yang berasal dari Kota Jakarta

maupun Bratislava mengatakan bahwa mengalami kemudahan untuk mencari

infomasi semenjak hadirnya internet.

5.4.2.3. Kemudahan Komunikasi Dan Informasi Antara Pemilih Dengan

Pemimpinnya

Dalam hal upaya untuk mengetahui responden dalam berkomunikasi dan

informasi antara pemilih dengan pemimpinnya dapat dilihat pada tabel di bawah

ini:

Tabel 5.19: kesulitan berkomunikasi dengan pemimpin


Kategori Jakarta Bratislava

Ya 79 54

Tidak 21 46

Total 100 100

Sumber: Data Primer Tahun 2018

Lebih fokus dari data sebelumnya peneliti mendapatkan temuan data yang

berdasarkan teori yang dipakai yaitu pada era masyarakat informasi dan komunikasi

serta era demokrasi berbasis digital (cyberdemocracy). Masyarakat akan

108
mendapatkan peluang/kesempatan untuk berkomunikasi dengan

pemimpinnya/calon dengan mudah, efektif, dan efisien tanpa adanya limitasi ruang

dan waktu. Berdasarkan tabel 5.25 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

masyarakat yang berasal dari Kota Jakarta mengatakan bahwa merasa kesulitan

untuk berkomunikasi dengan pemimpinnya dalam hal ini adalah calon presiden

pada Pemilihan Umum Presiden Tahun 2014 dengan persentase 79%, dan sebagian

kecil responden merasa mudah untuk bekomunikasi dengan pemimpinnya dalam

hal ini adalah calon presiden pada Pemilihan Umum Presiden Tahun 2014 dengan

persentase sebesar 21%. Sedangkan, lebih dari setengah responden yang berasal

dari Kota Bratislava mengatakan bahwa merasa kesulitan dalam berkomunikasi

dengan calon presidennya dengan persentase sebesar 54%, dan hampir setengah

dari responden mengatakan bahwa tidak sulit dalam berkomunikasi dengan calon

presiden (pemimpin) pada Pemilihan Umum Presiden Tahun 2014 dengan

persentase sebesar 46%.

Dari data diatas menunjukkan bahwa peluang komunikasi vertikal antara

pemilih dengan yang dipilih atau antara masyarakat dengan pemimpinnya

diakomadasi dengan teknologi internet dan berbagai fasilitas yang ada. Dari hasil

analisis tabel 5.25 dapat disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat mengalami

kesulitan untuk berkomunikasi dengan pemimpinnya/calonnya di internet.

Walaupun fasilitias internet sepenuhnya mengakomodasi kebutuhan komunikasi

masyarakat akan tetapi dapat terjadi hambatan dalam pelaksanaannya. Sehingga,

masyarakat yang merasa kesulitan berkomunikasi dengan pemimpinnya/calonnya

berinisiatif untuk melakukan komunikasi tidak langsung dengan hashtag yang ada

di internet/media sosial seperti #AndrejKiska dan #DominationFico, dan dapat pula

109
berkomunikasi di fanpage yang ada seperti Jokowi Presiden RI dan Prabowo

Subianto for Presiden.

Tabel 5.20: kemudahan mencari unformasi calon presiden

Kategori Jakarta Bratislava

Ya 81 61

Tidak 19 39

Total 100 100

Sumber: Data Primer Tahun 2018

Berbanding terbalik dengan data sebelumnya yang menyatakan bahwa

mayoritas masyarakat mengalami kesulitan dalam melakukan komunikasi dua arah

di internet dengan pemimpinnya/calonnya, justru peneliti mendapatkan data yang

menyatakan bahwa masyarakat merasa mudah mendapatkan informasi tentang

pemimpinnya/calonnya. Hal ini akan menjadi sangat menarik karena biasanya

saluran komunikasi dan informasi selalu linier dan sama, akan tetapi pada kasus ini

mengalami perbedaan hasil data. Untuk lebih jelas mengenai data tersebut dapat

dilihat pada tabel 5.26 menyatakan bahwa mayoritas responden yang berasal dari

Kota Jakarta merasakan bahwa mudahnya mencari informasi mengenai salah satu

calon presiden pada Pemilihan Umum Presiden Tahun 2014 dengan persentase

sebesar 81%, dan sebagian kecil masyarakat merasakan kesulitan untuk mencari

informasi mengenai calon presidennya dengan persentase sebesar 19%. Sedangkan,

responden yang berasal dari Kota Bratislava, sebagian besar mengatakan mudah

untuk mencari informasi mengenai calon presidennya dengan persentase sebesar

61%, dan sebagian kecil responden merasa sulit untuk mencari informasi mengenai

calon presidennya dengan persentase sebesar 39%.

110
Kemudahan saluran informasi merupakan salah satu janji dan target yang

ingin dicapai pada era demokrasi berbasis digital (cyberdemocracy), sesuai dengan

teori yang dipakai bahwa untuk meningkatkan level baru demokrasi, serta

memenuhi kebutuhan formulasi demokrasi masa depan, maka demokrasi harus

beradaptasi dengan horizon baru dari sistem informasi serta dapat

mengakomodasinya. Dalam hal ini telah dibuktikan bahwa mayoritas masyarakat

baik yang berasal dari Kota Jakarta maupun Kota Bratislava mengalami kemudahan

untuk mencari informasi mengenai pemimpinnya/calonnya di internet/media sosial.

Internet mengakomodir informasi yang dibutuhkan masyarakat, dan masyarakat

sendirilah yang turut aktif dalam mencari informasi tersebut. Hal ini pun

berhubungan dengan hasil analisis data pada tabel 5.24 yang menyatakan bahwa

dengan adanya internet masyarakat merasa sangat terbantu untuk mencari

informasi.

5.4.3. Penggunaan Internet dalam Kategori Counter Public

5.4.3.1 Melakukan Perdebatan Di Internet

Dalam hal upaya untuk mengetahui bagaimana responden dalam

melakukan perdebatan di internet dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.21: melakukan perdebatan di internet/media sosial


Kategori Jakarta Bratislava

Ya 48 42

Tidak 52 58

Total 100 100

Sumber: Data Primer Tahun 2018

111
Sesuatu yang khas dalam berjalannya demokrasi selain dilakukannya

pemilihan umum secara berkala, adalah adanya aktifitas perdebatan masyarakat dan

hal tersebut merupakan suatu perwujudan hak atas kebebasan mengeluarkan

pendapat dan hak untuk menerima pendapat. Akan tetapi, dalam demokrasi

konvensional perdebatan dilakukan dengan cara tatap muka dan memiliki aturan

yang membatasi peserta debat. Lain halnya dengan teori yang peneliti gunakan pada

indikator counter public menjelaskan bahwa perdebatan dilakukan dengan

penyampaian aspirasi di media baru yaitu internet/media sosial, hal ini disebabkan

karena media mainstream kurang bisa mengakomodir aspirasi masyarakat.97

Untuk melihat apakah masyarakat pernah atau tidak melakukan perdebatan

di internet dengan suatu isu politik dapat dilihat pada tabel 5.27, dan dapat

disimpulkan bahwa lebih dari setengah responden yang berasal dari Kota Jakarta

mengatakan bahwa pernah melakukan perdebatan di internet/media sosial

menjelang Pemilihan Umum Presiden Tahun 2014 dengan persentase sebesar 52%,

dan lebih dari setengah responden mengatakan bahwa tidak pernah melakukan

perdebatan dengan persentase sebesar 52%. Di sisi lain, lebih dari setengah

responden yang berasal dari Kota Bratisalava mengatakan bahwa tidak pernah

melakukan perdebatan di internet/media sosial pada Pemilihan Umum Presiden

97
Di Indonesia, Hal ini dibuktikan dengan tulisan Awang Dharmawan dalam jurnalnya berjudul
Kritik Netizen Terhadap Nekrokultura Media Mainstream. Awang menjelaskan bahwa realitas
media massa sekarang ditunggangi kekuatan dan kepentingan ekonomi politik, relevan terjadi dalam
kepemilikan media di Indonesia. Perilaku menggabungkan kepentingan politik praktis terhadap
performance media yang seharusnya independen merupakan nekrokultura (mematikan budaya)
terhadap masyarakat. Maka dari itu, media mainstream kurang menyerap aspirasi masyarakat karena
media saat ini dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan politik dan pemilik modal. Selain itu, sama
halnya dengan kasus di Slovakia yang dijelaskan dalam sebuah tulisan di website resmi referaty.sk
(Všetko, čo student potrebuje) yang berjudul Aleternative Media In Slovak menjelaskan bahwa tugas
dari media mainstream adalah untuk menyampaikan, melaporkan konten yang bersinggungan
dengan ideologis baik dalam bentuk data penting atau manipulasi, tetapi tidak benar-benar penting
bagi masyarakat luas.

112
Tahun 2014 dengan persentase sebesar 58%, dan hampir setengah responden

mengatakan bahwa mereka pernah melakukan perdebatan di internet/media sosial

dengan persentase sebesar 42%. Dapat disimpulkan bahwa hampir setengah dari

responden yang berasal dari kedua kota baik itu Kota Jakarta maupun Bratislava

pernah melakukan perdebatan di internet/media sosial.

5.4.3.2. Menggunakan Internet Untuk Menggalang Dukungan

Dalam rangka untuk mengetahui bagaimana responden menggunakan

internet untuk menggalang dukungan, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.22: penggalangan dukungan untuk calon presiden di internet/


media sosial
Kategori Jakarta Bratislava

Ya 10 8

Tidak 90 92

Total 100 100

Sumber: Data Primer Tahun 2018

Salah satu praktek yang dijelaskan pada konsep cyberdemocracy adalah

melakukan penggalangan dukungan untuk calon. Hal tersebut dapat dilihat pada

Pada tabel 5.29, dan dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden yang berasal

dari Kota Jakarta menyatakan bahwa mereka tidak pernah melakukan penggalangan

dukungan untuk calon presiden pada Pemilihan Umum Presiden Tahun 2014

dengan persentase sebesar 90%, dan sebagian kecil responden yang menyatakan

bahwa mereka pernah melakukan penggalangan dukungan terhadap calon presiden

dengan persentase sebesar 10% saja. Hal yang hampir sama terjadi, pada responden

yang berasal dari Kota Bratislava mengatakan bahwa mereka tidak pernah

113
melakukan penggalangan dukungan untuk calon presiden pada Pemilihan Umum

Presiden Tahun 2014 dengan persentase sebesar 92%, dan sebagian kecil responden

yang menyatakan bahwa mereka pernah melakukan penggalangan dukungan

terhadap calon presiden dengan persentase sebesar 8%. Dari hasil analisis diatas

dapat ditarik benang merah bahwa hanya sedikit dari responden baik yang berasal

dari Kota Jakarta maupun Kota Bratislava yang melakukan penggalangan dukungan

untuk calon presiden di internet.

Tabel 5.23: pengaruh penggalan dukungan untuk calon presiden di internet/media


sosial
Kategori Jakarta Bratislava

Ya 62 55

Tidak 38 45

Total 100 100

Sumber: Data Primer Tahun 2018

Hasil dari penggalangan dukunganpun setidaknya akan mempengaruhi

bagaimana pilihan seseorang. Internet sebagai media digital yang dapat diakses oleh

masyarakat secara luas akan memberikan peluang untuk terpengaruh terhadap hasil

penggalangan dukungan tersebut. Dari hasil temuan peneliti pun menyatakan

bahwa hasil dari penggalangan dukungan tersebut akan mempengaruhi pilihan

mereka, untuk lebih detail dapat dilihat dalam tabel 5.30, dan dapat dilihat bahwa

sebagian besar responden yang berasal dari Kota Jakarta menyatakan bahwa, hasil

dari penggalangan dukungan untuk calon presiden pada Pemilihan Umum Presiden

Tahun 2014 di internet/media sosial mempengaruhi pilihan mereka dengan

persentase sebesar 65%, dan kurang dari setengah responden menyatakan bahwa

114
hasil dari penggalangan dukungan tersebut tidak mempengaruhi pilihan mereka

dengan persentase sebesar 38%.

Lebih dari setengah responden yang berasal dari Kota Bratislava

menyatakan bahwa, hasil dari penggalangan dukungan untuk calon presiden pada

Pemilihan Umum Presiden Tahun 2014 di internet/media sosial mempengaruhi

pilihan mereka dengan persentase sebesar 55%, dan hampir setengah dari

responden menyatakan bahwa hasil dari penggalangan dukungan tersebut tidak

mempengaruhi pilihan mereka dengan persentase sebesar 45%. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat baik yang berasal dari Jakarta

maupun Bratislava merasa terpengaruh atas hasil penggalangan dukungan yang

dilakukan di internet/media sosial terhadap pilihannya di Pemilihan Umum

Presiden Tahun 2014.

115
BAB VI

ANALISIS DATA

6.1. Pembahasan

Dalam kehidupan modern cara seseorang untuk berpartisipasi dalam dunia

politik mengalami pergeseran ruang. Selain mengalami pergeseran ruang juga

fasilitas untuk melakukan partisipasipun mulai berkembang kearah yang lebih

efektif dan efisien. Fasilitas modern untuk berpartisipasi tersebut adalah internet,

melalui internet masyarakat dapat melakukan komunikasi dan mendapatkan

informasi yang dibutuhkan, melakukan perdebatan dan menyampaikan opini

ataupun kritikan kepada pemimpinnya, bahka masyarakat dapat melakukan

penggalangan dukungan dan melemparkan isu tertentu untuk disepakati bersama-

sama. Dalam kehidupan politik khususnya demokrasi ciri utamanya adalah

dilangsungkannya pemilu yang diperuntukan untuk memilih pemimpin secara

langsung, dalam konteks penelitian ini adalah pemilihan umum untuk memilih

presiden. Euforia dalam pilpres akan terasa berbeda dari pemilu-pemilu lainya

apalagi dihadirkan dengan teknologi internet yang akan menambah mudah akses

masyarakat untuk mencari hal-hal yang berhubungan dengan pilpres.

6.2. Analisis Pengujian Hipotesis

Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua alat uji hipotesis yaitu chi-

square dan coefisient contingency. Alat uji hipotesis tersebut digunakan oleh

peneliti untuk menguji pengaruh antara variabel independent (X) dan variabel

dependent (Y), selain itu alat uji tersebut cocok digunakan karena pendekatan

penelitian ini adalah komparatif (perbandingan) dengan lokasi yang berbeda tetapi

116
dalam waktu yang sama. Untuk menguji Hipotesis I peneliti menggunakan alat uji

chi-square dengan persyaratan apabila nilai asymp.sig >0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak.

Berdasarkan analisis chi-square maka dapat diperoleh pengaruh antar

variabel sebagai berikut:

Hipotesis 1

Ho : Tidak ada pengaruh antara penggunaan internet dalam

meningkatkan partisipasi politik masyarakat kota pada pemilu

presiden Tahun 2014 di Jakarta

Ha : Adanya pengaruh antara penggunaan internet dalam meningkatkan

partisipasi politik masyarakat kota pada pemilu presiden Tahun

2014 di Jakarta

Untuk mengetahui apakah hipotesis nol diterima atau ditolak dapat diuji

dengan uji chi-square, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 6.1
Chi-Square pengaruh dialog di internet dalam meningkatkan partisipasi politik
masyarakat Kota Jakarta pada pilpres Tahun 2014
Chi-Square Tests
Value Df Asymptotic Significance (2-sided)
Pearson Chi-Square 12.144a 1 .000
Continuity Correctionb 10.554 1 .001
Likelihood Ratio 11.887 1 .001
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association 12.023 1 .001
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.62.
b. Computed only for a 2x2 table

117
Berdasarkan hasil anlisis diatas dapat dilihat bahwa nilai Asymp.Sig < 0,05

dengan nilai yang diperoleh sebesar 0,00. Hal tersebut dapat diartikan bahwa

hipotesis I memiliki hasil positif, dan Ha diterima. Secara otomatis bahwa H0

ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dialog di internet

dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat kota pada pemilu presiden 2014

di Jakarta. Dalam melakukan pembuktian ini peneliti mencoba melihat bagaimana

aktifitas masyarakat di internet seperti dialog dengan sesama warga negara yang

bersifat horizontal. Pembuktian pertama dapat dilihat pada tabel 5.12 yang

menjelaskan bahwa mayoritas masyarakat Jakarta pernah melakukan dialog di

internet dengan persentase sebesar 63%, dan hal tersebut di perkuat dengan 66%

masyarakat Kota Jakarta melakukan dialog tersebut atas kesadaran diri sendiri

tanpa ajakan atau pengaruh dari pihak eksternal hal tersebut berbanding lurus

dengan temuan data yang menyatakan bahwa partisipasi masyarakat Kota Jakarta

baik pada pilpres Tahun 2014 dengan persentase sebesar 76,7%, data tersebut dapat

dilihat pada tabel 1.3.

Tabel 6.2
Chi-Square pengaruh fasilitas internet terhadap partisipasi politik masyarakat Kota
pada Pilpres Tahun 2014 di Jakarta

Chi-Square Tests
Value Df Asymptotic Significance (2-sided)
Pearson Chi-Square 3.475a 1 .062
Continuity Correctionb 2.641 1 .104
Likelihood Ratio 3.379 1 .066
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association 3.440 1 .064
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.10.
b. Computed only for a 2x2 table

118
Fasilitas internet merupakan merupakan wujud dari praktek

cyberdemocracy, dengan internet masyarakat mendapatkan peluang untuk

melakukan berbagai aktifitas seperti mencari informasi, komunikasi, atau bahkan

melakukan perdebatan. Akan tetapi, apabila dihubungkan antara fasilitas internet

dengan partisipasi politik didapati hasil bahwa tidak ada pengaruh antar keduanya,

untuk lebih jelas dapat dilihat pada hasil analisis diatas yang menjelaskan bahwa

nilai Asymp.Sig > 0,05 dengan nilai yang diperoleh sebesar 0,062. Hal tersebut

dapat diambil keputusan bahwa hipotesis H0 diterima. Secara otomatis bahwa Ha

ditolak. Sehingga dari analisis tersebut memiliki hasil yaitu tidak ada pengaruh

fasilitas di internet dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat kota pada

pemilu presiden 2014 di Jakarta.

Tabel 6.3
Chi-Square pengaruh kesepakatan bersama di internet dalam meningkatkan
partisipasi politik masyarakat Kota Jakarta pada Pilpres Tahun 2014

Chi-Square Tests
Value df Asymptotic Significance (2-sided)
Pearson Chi-Square 3.326a 1 .068
Continuity Correctionb 2.368 1 .124
Likelihood Ratio 3.870 1 .049
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
3.293 1 .070
Association
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.20.
b. Computed only for a 2x2 table

Untuk dapat melihat bagaimana pengaruh antara kesepakatan bersama

diinternet dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat Kota Jakarta, dapat

dilihat pada hasil analisis tabel 6.3 yang menjelaskan bahwa nilai Asymp.Sig >0,05

dengan nilai yang diperoleh sebesar 0,068. Hal tersebut dapat diambil keputusan

bahwa hipotesis H0 diterima. Secara otomatis bahwa Ha ditolak. Sehingga dari

analisis tersebut memiliki hasil yaitu tidak ada pengaruh kesepakatan bersama di

119
internet dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat kota pada pemilu

presiden Tahun 2014 di Jakarta. Hasil tersebut dapat dibuktikan dengan hasil

analisis yang terdapat pada tabel 5.15 yang menjelaskan bahwa hanya sebagian

kecil masyarakat mengajukan sesuatu untuk disepakati bersama di internet dengan

persentase sebesar 20%, sedangkan masyarakat yang ikut serta untuk memberikan

kesepakaan di internet sebesar 45% saja, data tersebut dapat dilihat pada tabel 5.15.

Dari data tersebut membuktikan bahwa tidak ada pengaruh antara kesepakatan

bersama di internet dalam meningkatkan partisipasi masyarakat.

Tabel 6.4
Chi-Square pengaruh saluran komunikasi di internet dalam meningkatkan
partisipasi politik masyarakat Kota Jakarta pada Pilpres Tahun 2014

Chi-Square Tests
Value Df Asymptotic Significance (2-sided)
Pearson Chi-Square 2.658a 1 .103
Continuity Correctionb .926 1 .336
Likelihood Ratio 2.252 1 .133
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
2.632 1 .105
Association
N of Valid Cases 100
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .78.
b. Computed only for a 2x2 table

Dapat dilihat pada teori yang digunakan peneliti yang menekankan bahwa

saluran komunikasi menjadi salah satu indikator penelitian ini. Untuk menjelaskan

apakah saluran komunikasi berpengaruh dalam meningkatkan partisipasi

masyarakat Kota Jakarta dapat dilihat pada hasil analisis diatas, dan dapat dilihat

bahwa nilai Asymp.Sig >0,05 dengan nilai yang diperoleh sebesar 0,103. Hal

tersebut dapat diambil keputusan bahwa hipotesis H0 diterima. Secara otomatis

bahwa Ha ditolak. Sehingga dari analisis tersebut memiliki hasil yaitu tidak ada

pengaruh saluran komunikasi di internet dalam meningkatkan partisipasi politik

masyarakat kota pada pemilu presiden 2014 di Jakarta.

120
Tabel 6.5
Chi-Square pengaruh saluran informasi di internet dalam meningkatkan partisipasi
politik masyarakat Kota Jakarta pada Pilpres Tahun 2014

Chi-Square Tests
Value Df Asymptotic Significance (2-sided)
Pearson Chi-Square .690a 1 .406
Continuity Correctionb .217 1 .641
Likelihood Ratio .648 1 .421
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
.683 1 .409
Association
N of Valid Cases 100
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.86.
b. Computed only for a 2x2 table

Analisis diatas dapat menunjukkan bahwa apakah antara saluran informasi

dengan partisipasi masyarakat Kota Jakarta memiliki pengaruh atau tidak.

Berdasarkan hasil analisis diatas dapat dilihat bahwa nilai Asymp.Sig >0,05 dengan

nilai yang diperoleh sebesar 0,406. Hal tersebut dapat diambil keputusan bahwa

hipotesis H0 diterima. Secara otomatis bahwa Ha ditolak. Sehingga dari analisis

tersebut memiliki hasil yaitu tidak ada pengaruh saluran informasi di internet dalam

meningkatkan partisipasi politik masyarakat kota pada pemilu presiden Tahun 2014

di Jakarta. Dari hasil analisis chi-square diatas dapat ditarik benang merah bahwa

teori yang menjelaskan bahwa terbentangnya saluran informasi tidak

mempengaruhi masyarakkat dalam partisipasi politik. Maka secara otomatis teori

tersebut ditolak pada realitas masyarakat Kota Jakarta.

121
Tabel 6.6
Chi-Square pengaruh perdebatan di internet dalam meningkatkan partisipasi
politik masyarakat Kota Jakarta pada Pilpres Tahun 2014
Chi-Square Tests
Asymptotic Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 8.744a 1 .003
Continuity Correctionb 7.447 1 .006
Likelihood Ratio 9.148 1 .002
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
8.656 1 .003
Association
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.48.
b. Computed only for a 2x2 table

Perdebatan yang dilakukan di internet merupakan usaha masyarakat untuk

merealisasikan kepentingannya, dan agar semua masyarakat untuk tunduk terhadap

argumennya. Untuk membuktikan bahwa apakah terdapat pengaruh antara

perdebatan di internet dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dapat dilihat

pada tabel 6.6 yang menjelaskan bahwa nilai Asymp.Sig <0,05 dengan nilai yang

diperoleh sebesar 0,003. Hal tersebut dapat diambil keputusan bahwa hipotesis Ha

diterima. Secara otomatis bahwa H0 ditolak. Sehingga dari analisis tersebut

memiliki hasil yaitu terdapat pengaruh antara perdebatan di internet dalam

meningkatkan partisipasi politik masyarakat kota pada pemilu presiden 2014 di

Jakarta. Hasil analisis tersebutpun di perkuat dengan data yang menyatakan bahwa

hampir setengah masyarakat Kota Jakarta pernah melakukan perdebatan di

internet/media sosial dengan persentase sebesar 48%.

122
Tabel 6.7
Chi-square pengaruh penggalangan dukungan di internet dalam meningkatkan
partisipasi politik masyarakat Kota Jakarta pada Pilpres Tahun 2014
Chi-Square Tests
Value df Asymptotic Significance (2-sided)
Pearson Chi-Square 1.478a 1 .224
Continuity Correctionb .699 1 .403
Likelihood Ratio 1.758 1 .185
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
1.464 1 .226
Association
N of Valid Cases 100
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.60.
b. Computed only for a 2x2 table

Penggalangan dukunganpun menjadi salah satu indikator dalam penelitian

ini, sehingga patut untuk dicari apakah ada pengaruh antara penggalangan

dukungan dalam meningkatkan partisipasi masyarakat. Untuk membuktikannya

dapat dilihat pada tabel 6.7 yang menunjukkan bahwa nilai Asymp.Sig >0,05

dengan nilai yang diperoleh sebesar 0,224. Hal tersebut dapat diambil keputusan

bahwa hipotesis H0 diterima. Secara otomatis bahwa Ha ditolak. Sehingga dari

analisis tersebut memiliki hasil yaitu tidak ada pengaruh antara penggalangan

dukungan di internet dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat kota pada

pemilu presiden Tahun 2014 di Jakarta. hal tersebut dapat dibuktikan dengan hasil

temuan data dilapangan yang menjelaskan bahwa masyarakat Kota Jakarta hanya

sebagian kecil yang pernah melakukan penggalangan dukungan di internet/media

sosial dengan persentase sebesar 10% saja.

123
Berdasarkan analisis chi-square maka dapat diperoleh pengaruh antar

variabel sebagai berikut:

Hipotesis 2

Ho : Tidak ada pengaruh antara penggunaan internet dalam

meningkatkan partisipasi politik masyarakat kota pada pemilu

presiden Tahun 2014 di Bratislava

Ha : Adanya pengaruh antara penggunaan internet dalam meningkatkan

partisipasi politik masyarakat kota pada pemilu presiden Tahun

2014 di Bratislava

Dalam rangka untuk mengetahui apakah hipotesis nol diterima atau ditolak

dapat diuji dengan uji chi-square, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah

ini:

Tabel 6.8
Chi-Square pengaruh dialog di internet dalam meningkatkan partisipasi politik
masyarakat Kota Bratislava Pada Pilpres Tahun 2014

Chi-Square Tests
Value df Asymptotic Significance (2-sided)
a
Pearson Chi-Square 21.628 1 .000
Continuity Correctionb 19.745 1 .000
Likelihood Ratio 22.212 1 .000
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association 21.412 1 .000
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16.77.
b. Computed only for a 2x2 table

124
Sama halnya pada hasil analisis di Jakarta yang menyatakan bahwa adanya

pengaruh antara dialog di internet dalam meningkatkan partisipasi politik

masyarakat, hal tersebut dapat dilihat pada taabel 6.1. Akan tetapi, dengan lokus

yang berbeda maka peneliti akan membuktikan pengaruh antar keduanya, yang

dapat dilihat dengan jelas pada tabel 6.8 diatas, dan dapat diambil benang merah

bahwa nilai Asymp.Sig < 0,05 dengan nilai yang diperoleh sebesar 0,00. Hal

tersebut dapat diartikan bahwa hipotesis I memiliki hasil positif, dan Ha diterima.

Secara otomatis bahwa H0 ditolak. Sehingga hipotesis pertama memiliki hasil yaitu

terdapat pengaruh dialog di internet dalam meningkatkan partisipasi politik

masyarakat kota pada pemilu presiden Tahun 2014 di Bratislava. Hal tersebut

dibuktikan dengan hasil temuan data yang dapat dilihat pada tabel 5.15,

menjelaskan bahwa lebih dari setengah masyarakat Kota Bratislava pernah

melakukan dialog di internet, dengan persentase sebesar 57%.

Tabel 6.9
Chi-Square pengaruh fasilitas internet terhadap partisipasi politik masyarakat Kota
pada Pilpres Tahun 2014 di Bratislava

Chi-Square Tests
Value df Asymptotic Significance (2-sided)
Pearson Chi-Square 12.822a 1 .000
Continuity Correctionb 11.377 1 .001
Likelihood Ratio 12.949 1 .000
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
12.693 1 .000
Association
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16.38.
b. Computed only for a 2x2 table

Dalam hal untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara fasilitas

internet dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat Kota Bratislava, dapat

dilihat pada tabel 6.9 yang menjelaskan bahwa hasil analisis diatas mendapatkan

125
nilai Asymp.Sig <0,05 dengan nilai yang diperoleh sebesar 0,000. Hal tersebut

dapat diambil keputusan bahwa hipotesis Ha diterima. Secara otomatis bahwa H0

ditolak. Sehingga dari analisis tersebut memiliki hasil yaitu terdapat pengaruh

fasilitas di internet dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat kota pada

pemilu presiden Tahun 2014 di Bratislava.

Tabel 6.10
Chi-Square pengaruh kesepakatan bersama di internet dalam meningkatkan
partisipasi politik masyarakat Kota Bratislava pada Pilpres Tahun 2014

Chi-Square Tests
Value df Asymptotic Significance (2-sided)
Pearson Chi-Square 6.386a 1 .012
Continuity Correctionb 5.081 1 .024
Likelihood Ratio 7.350 1 .007
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
6.322 1 .012
Association
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.63.
b. Computed only for a 2x2 table

Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara kesepakatan bersama di

internet dalam meningkatkan partisipasi masyarakat Kota Bratislava, dapat dilihat

pada tabel 6.10 yang menjelaskan bahwa hasil analisis diatas memperoleh nilai

Asymp.Sig >0,05 dengan nilai yang diperoleh sebesar 0,012. Hal tersebut dapat

diambil keputusan bahwa hipotesis H0 diterima. Secara otomatis bahwa Ha ditolak.

Sehingga dari analisis tersebut memiliki hasil yaitu tidak ada pengaruh kesepakatan

bersama di internet dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat kota pada

pemilu presiden 2014 di Bratislava.

126
Tabel 6.11
Chi-Square pengaruh saluran komunikasi di internet dalam meningkatkan
partisipasi politik masyarakat Kota Bratislava pada Pilpres Tahun 2014

Chi-Square Tests
Value Df Asymptotic Significance (2-sided)
Pearson Chi-Square 3.719a 1 .054
Continuity Correctionb 2.126 1 .145
Likelihood Ratio 3.705 1 .054
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
3.682 1 .055
Association
N of Valid Cases 100
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.95.
b. Computed only for a 2x2 table

Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara saluran komunikasi di

internet dalam meningkatkan partisipasi masyarakat Kota Bratislava, dapat dilihat

pada tabel 6.11 yang menjelaskan bahwa hasil analisis diatas memperoleh

Asymp.Sig >0,05 dengan nilai yang diperoleh sebesar 0,054. Hal tersebut dapat

diambil keputusan bahwa hipotesis H0 diterima. Secara otomatis bahwa Ha ditolak.

Sehingga dari analisis tersebut memiliki hasil yaitu tidak ada pengaruh saluran

komunikasi di internet dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat kota

pada pemilu presiden 2014 di Bratislava.

Tabel 6.12
Chi-Square pengaruh saluran informasi di internet dalam meningkatkan partisipasi
politik masyarakat Kota Bratislava pada Pilpres Tahun 2014
Chi-Square Tests
Value Df Asymptotic Significance (2-sided)
a
Pearson Chi-Square 8.553 1 .003
Continuity Correctionb 7.144 1 .008
Likelihood Ratio 8.397 1 .004
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
8.467 1 .004
Association
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.19.
b. Computed only for a 2x2 table

127
Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara saluran informasi di

internet dalam meningkatkan partisipasi masyarakat Kota Bratislava, dapat dilihat

pada tabel 6.12 yang menjelaskan bahwa hasil analisis diatas memperoleh nilai

Asymp.Sig <0,05 dengan nilai yang diperoleh sebesar 0,003. Hal tersebut dapat

diambil keputusan bahwa hipotesis Ha diterima. Secara otomatis bahwa H0 ditolak.

Sehingga dari analisis tersebut memiliki hasil yaitu terdapat pengaruh saluran

informasi di internet dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat kota pada

pemilu presiden 2014 di Bratislava.

Tabel 6.13
Chi-Square pengaruh perdebatan di internet dalam meningkatkan partisipasi
politik masyarakat Kota Bratislava pada Pilpres Tahun 2014
Chi-Square Tests
Asymptotic Significance (2-
Value Df sided)
Pearson Chi-Square 18.592a 1 .000
Continuity Correctionb 16.844 1 .000
Likelihood Ratio 20.002 1 .000
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
18.406 1 .000
Association
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16.38.
b. Computed only for a 2x2 table

Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara perdebatan di internet

dalam meningkatkan partisipasi masyarakat Kota Bratislava, dapat dilihat pada

tabel 6.13 yang menjelaskan bahwa hasil analisis diatas memperoleh nilai

Asymp.Sig <0,05 dengan nilai yang diperoleh sebesar 0,000. Hal tersebut dapat

diambil keputusan bahwa hipotesis Ha diterima. Secara otomatis bahwa H0 ditolak.

Sehingga dari analisis tersebut memiliki hasil yaitu terdapat pengaruh antara

perdebatan di internet dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat kota pada

pemilu presiden 2014 di Bratislava.

128
Tabel 6.14
Chi-Square pengaruh penggalangan dukungan di internet dalam meningkatkan
partisipasi politik Masyarakat Kota Bratislava pada Pilpres Tahun 2014
Chi-Square Tests
Value df Asymptotic Significance (2-sided)
Pearson Chi-Square 2.567a 1 .109
Continuity Correctionb 1.499 1 .221
Likelihood Ratio 2.979 1 .084
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
2.541 1 .111
Association
N of Valid Cases 100
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.12.
b. Computed only for a 2x2 table

Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara saluran komunikasi di

internet dalam meningkatkan partisipasi masyarakat Kota Bratislava, dapat dilihat

pada tabel 6.14 yang menjelaskan bahwa hasil analisis diatas memperoleh nilai

Asymp.Sig >0,05 dengan nilai yang diperoleh sebesar 0,109. Hal tersebut dapat

diambil keputusan bahwa hipotesis H0 diterima. Secara otomatis bahwa Ha ditolak.

Sehingga dari analisis tersebut memiliki hasil yaitu tidak ada pengaruh antara

penggalangan dukungan di internet dalam meningkatkan partisipasi politik

masyarakat kota pada pemilu presiden 2014 di Bratislava.

Berdasarkan analisis yang di uji menggunakan Teknik sign test, maka dapat

dilihat bagaimana perbedaan antar variabel.

Hipotesis 3

Ho : Tidak ada perbedaan pengaruh antara penggunaan internet dalam

meningkatkan partisipasi politik masyarakat kota pada pemilu

presiden Tahun 2014 di Jakarta dan di Bratislava

129
Ha : Adanya perbedaan pengaruh antara penggunaan internet dalam

meningkatan partisipasi politik masyarakat kota pada pemilu

presiden Tahun 2014 di Jakarta dan di Bratislava

Dalam rangka untuk mengetahui apakah hipotesis nol diterima atau ditolak

dapat diuji dengan uji sign test, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah

ini:

Tabel 6.15
perbedaan pengaruh dialog di internet dalam meningkatkan partisipasi masyarakat
Kota Jakarta dan Bratislava pada Pilpres Tahun 2014
Test Statisticsa
Dialog Di Internet - Partisipasi Politik Masyarakat
Z -1.888
Asymp. Sig. (2-tailed) .059
a. Sign Test

Berdasarkan tabel 6.15, hasil analisis yang dilakukan dengan rumus uji sign-

test didapat nilai sig (2-tailed) dari dua kota yang ada, maka dapat dikatakan bahwa

hipotesis nol atau H0 diterima dan hipotesis alternatif atau Ha ditolak. Hal ini terjadi

karena nilai sig dari kedua kota tersebut berada pada rentang 0,059. Ketentuan

penerimaan hipotesis alternatif apabila nilai asym sig di bawah 0,005. Maka dari itu

dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pengaruh antara dialog di internet

dalam meningkatkan partisipasi masyarakat Kota Jakarta dan Bratislava pada

Pemilihan Umum Presiden Tahun 2014.

Tabel 6.16
perbedaan pengaruh fasilitas internet dalam meningkatkan partisipasi masyarakat
kota Jakarta dan Bratislava pada Pilpres Tahun 2014
Test Statisticsa
Fasilitas Internet - Partisipasi Politik Masyarakat
Z -1.354
Asymp. Sig. (2-tailed) .176
a. Sign Test

130
Berdasarkan tabel 6.16, hasil analisis yang dilakukan dengan rumus uji sign-

test didapat nilai sig (2-tailed) dari dua kota yang ada, maka dapat dikatakan bahwa

hipotesis nol atau H0 diterima dan hipotesis alternatif atau Ha ditolak. Hal ini terjadi

karena nilai sig dari kedua kota tersebut berada pada rentang 0,176. Ketentuan

penerimaan hipotesis alternatif apabila nilai asym sig di bawah 0,05. Maka dari itu

dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pengaruh antara fasilitas internet

dalam meningkatkan partisipasi masyarakat Kota Jakarta dan Bratislava pada

Pemilihan Umum Presiden Tahun 2014.

Tabel 6.17
perbedaan pengaruh kesepakatan bersama di internet dalam meningkatkan
partisipasi masyarakat kota Jakarta dan Bratislava pada Pilpres Tahun 2014
Test Statisticsa
Partisipasi Politik Masyarakat - Kesepakatan Bersama
Z -9.421
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Sign Test

Berdasarkan tabel 6.17, hasil analisis yang dilakukan dengan rumus uji sign-

test didapat nilai sig (2-tailed) dari dua kota yang ada, maka dapat dikatakan bahwa

hipotesis nol atau H0 ditolak dan hipotesis alternatif atau Ha diterima. Hal ini terjadi

karena nilai sig dari kedua kota tersebut berada pada rentang 0,000. Ketentuan

penerimaan hipotesis alternatif apabila nilai asym sig di bawah 0,05. Maka dari itu

dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh antara kesepakatan bersama

di internet dalam meningkatkan partisipasi masyarakat Kota Jakarta dan Bratislava

pada Pemilihan Umum Presiden Tahun 2014.

131
Tabel 6.18
perbedaan pengaruh saluran komunikasi di internet dalam meningkatkan
partisipasi masyarakat kota Jakarta dan Bratislava pada Pilpres Tahun 2014
Test Statisticsa
Saluran Komunikasi Di Internet - Partisipasi Politik Masyarakat
Z -7.170
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Sign Test

Berdasarkan tabel 6.18, hasil analisis yang dilakukan dengan rumus uji sign-

test didapat nilai sig (2-tailed) dari dua kota yang ada, maka dapat dikatakan bahwa

hipotesis nol atau H0 ditolak dan hipotesis alternatif atau Ha diterima. Hal ini terjadi

karena nilai sig dari kedua kota tersebut berada pada rentang 0,000. Ketentuan

penerimaan hipotesis alternatif apabila nilai asym sig di bawah 0,05. Maka dari itu

dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh antara saluran komunikasi

di internet dalam meningkatkan partisipasi masyarakat Kota Jakarta dan Bratislava

pada Pemilihan Umum Presiden Tahun 2014.

Tabel 6.19
perbedaan pengaruh saluran informasi di internet dalam meningkatkan partisipasi
masyarakat Kota Jakarta dan Bratislava pada Pilpres Tahun 2014
Test Statisticsa
Saluran Informasi Di Internet - Partisipasi Politik Masyarakat
Z -4.097
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Sign Test

Berdasarkan tabel 6.19, hasil analisis yang dilakukan dengan rumus uji sign-

test didapat nilai sig (2-tailed) dari dua kota yang ada, maka dapat dikatakan bahwa

hipotesis nol atau H0 ditolak dan hipotesis alternatif atau Ha diterima. Hal ini terjadi

karena nilai sig dari kedua kota tersebut berada pada rentang 0,000. Ketentuan

penerimaan hipotesis alternatif apabila nilai asym sig di bawah 0,05. Maka dari itu

dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh antara saluran informasi di

132
internet dalam meningkatkan partisipasi masyarakat Kota Jakarta dan Bratislava

pada Pemilihan Umum Presiden Tahun 2014.

Tabel 6.20
perbedaan pengaruh perdebatan di internet dalam meningkatkan partisipasi
masyarakat kota Jakarta dan Bratislava pada Pilpres Tahun 2014
Test Statisticsa
Perdebatan Di Internet - Partisipasi Politik Masyarakat
Z -5.297
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Sign Test

Berdasarkan tabel 6.20, hasil analisis yang dilakukan dengan rumus uji sign-

test didapat nilai sig (2-tailed) dari dua kota yang ada, maka dapat dikatakan bahwa

hipotesis nol atau H0 ditolak dan hipotesis alternatif atau Ha diterima. Hal ini terjadi

karena nilai sig dari kedua kota tersebut berada pada rentang 0,000. Ketentuan

penerimaan hipotesis alternatif apabila nilai asym sig di bawah 0,05. Maka dari itu

dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh antara perdebatan di

internet dalam meningkatkan partisipasi masyarakat Kota Jakarta dan Bratislava

pada Pemilihan Umum Presiden Tahun 2014.

Tabel 6.21
perbedaan pengaruh penggalangan dukungan di internet dalam meningkatkan
partisipasi masyarakat Kota Jakarta dan Bratislava pada Pilpres Tahun 2014
Test Statisticsa
Penggalangan Dukungan Di Internet - Partisipasi Politik Masyarakat
Z -10.545
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Sign Test

133
Berdasarkan tabel 6.21, hasil analisis yang dilakukan dengan rumus uji sign-

test didapat nilai sig (2-tailed) dari dua kota yang ada, maka dapat dikatakan bahwa

hipotesis nol atau H0 ditolak dan hipotesis alternatif atau Ha diterima. Hal ini terjadi

karena nilai sig dari kedua kota tersebut berada pada rentang 0,000. Ketentuan

penerimaan hipotesis alternatif apabila nilai asym sig di bawah 0,05. Maka dari itu

dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh antara perdebatan di

internet dalam meningkatkan partisipasi masyarakat Kota Jakarta dan Bratislava

pada Pemilihan Umum Presiden Tahun 2014.

6.3. Interpretasi Hasil Analisis Data

Berdasarkan hasil analisis data dari uji hipotesis penelitian dapat ditarik

pemahaman bahwa, berdasarkan variabel (X) yang mencakup penggunaan internet

(berdasarkan indikator: deliberative, liberal individualist, dan counter public) dan

variabel (Y) yaitu mencakup partisipasi masyarakat kota, memiliki hasil yang

beragam mulai dari hipotesis pertama hingga ketiga. Berdasarkan hasil pengujian

hipotesis pertama yang menekankan apakah kedua variabel ini memiliki pengaruh

atau tidak, ternyata di Kota Jakarta antara dialog di internet dan perdebatan di

internet akan mempengaruhi masyarakat dalam meningkatkan partisipasi politik

pada Pemilihan Umum Presiden Tahun 2014 lalu. Hal tersebut pun didukung

dengan hasil survey yang menyatakan bahwa 63% responden pernah melakukan

dialog di internet serta hampir setengah dari responden menyatakan bahwa mereka

pernah melakukan perdebatan di internet. Akan tetapi, antara fasilitas internet,

kesepakatan bersama di internet, saluran komunikasi dan informasi tidak memiliki

pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat pada

Pilpres Tahun 2014 di Jakarta.

134
Selain itu, pada hipotesis kedua memiliki interpretasi yang berbeda dengan

hipotesis pertama yakni antara kesepakatan bersama di internet dan saluran

komunikasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan

partisipasi politik masyarakat Kota Bratislava ada Pilpres Tahun 2014. Hal tersebut

di dukung dengan hasil survey yang menyatakan bahwa dari 100 responden hanya

54% saja yang pernah melakukan komunikasi dengan pemimpinnya, selain itu

hanya 17% saja dari responden yang menyatakan pernah melakukan kesepakan

bersama di internet. Di sisi lain, antara dialog di internet, fasilitas internet, saluran

komunikasi, saluran informasi, serta perdebatan di internet akan mempengaruhi

masyarakat dalam meningkatkan partisipasi politik pada Pilpres Tahun 2014.

Selanjutnya dalam hipotesis ketiga peneliti menguji apakah terdapat

perbedaan pengaruh antar dua variabel tersebut. Akan tetapi, peneliti tidak

mengukur seberapa besar atau kecil perbedaan tersebut dana apa yang

menyebabkan variabel tersebut mengalami perbedaan pengaruh. interpretasi hasil

analisis ketiga dapat diambil pemahaman bahwa, antara dialog dan fasilitas di

internet dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat kota Jakrta dan

Bratislava tidak memiliki perbedaan pengaruh. Sedangkan, antara kesepakatan

bersama, saluran komunikasi, saluran informasi, perdebatan, dan penggalangan

dukungan di internet memiliki perbedaan pengaruh dengan nilai sig symp yang

berbeda-beda.

Terdapat temuan data yang menarik bagi peneliti untuk dijelaskan dan di

interpretasikan, temuan data menarik inilah yang akan menjadi hal yang baru dan

bahkan akan menjadi pembuktian teori atau konsep yang digunakan dalam

penelitian ini, karena dalam penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang akan

135
menguji teori dan menganalisis data berdasarkan teori yang digunakan. Pertama,

dalam teori yang digunakan untuk menjelaskan variabel X yaitu demokrasi digital

menjelaskan bahwa dengan hadirnya internet ini akan meningkatkan partisipasi

masyarakat, dan dalam teori yang digunakan patisipasi yang dimaksud disini adalah

partisipasi masyarakat dalam memberikan opini dan merespon kembali opini

tersebut di internet. Hal tersebut telah dibuktikan dalam tabel 5.13 yang

menjelaskan bahwa mayoritas responden Jakarta dan Bratislava mengatakan setuju

bahwa dengan hadirnya internet akan mempermudah masyarakat untuk

berpartisipasi di internet. Hal ini menjadi temuan yang menarik, mengingat terdapat

berbagai pendapat yang menjelaskan bahwa internet akan memberikan peluang

terciptanya budaya partisipatoris dalam kehidupan demokrasi. Temuan data seperti

ini sebenarnya sudah dijelaskan dalam penelitian terdahulu, seperti dalam hasil

penelitian Joanah Gadzikwa yang menjelaskan bahwa dengan hadirnya internet dan

melalui media online newspaper ternyata masyarakat masih belum terbuka dan

belum minat untuk berartisipasi di internet, sehingga fasilitas kolom komentar

dalam newspaper pun jarang ditemukan pendapat-pendapat atau kritikan yang

membangun untuk berita yang disajikan. Pembeda antara hasil data dalam

penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang telah disebutkan tadi adalah, hasil

yang positif dan menjadi pembenaran teori yang digunakan dalam penelitian.

Peneliti menekankan bahwa dalam hasil temuan data menjelaskan dan

membenarkan bahwa dengan hadirnya teknologi internet maka akan menimbulkan

budaya partisipatoris bagi masyarakat.

136
Kedua, temuan data yang menarik bagi peneliti selanjutnya adalah

kehadiran teknologi internet akan memberikan kemudahan untuk masyarakat

khusunya dalam hal politik. Mengacu kepada teori yang digunakan bahwa dengan

hadirnya internet akan memberikan peluang bagi masyarakat merasakan

kemudahan untuk merealisasikan kepentingannya, hal tersebut sudah dijelaskan

dalam indikator liberal individualist. Akan tetapi, terdapat temuan data hasil survey

yang menegasikan teori yang sudah disebutkan tadi. Ternyata responden yang

berasal dari Kota Jakarta dan Bratislava menyebutkan bahwa dengan hadirnya

internet masyarakat tidak terlalu merasakan kemudahan atau adanya peluang untuk

merealisasikan kepentingannya, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.16.

Ketiga, apabila dilihat dalam teori yang digunakan yang menjelaskan bahwa

teknologi internet akan membentangkan seluas-luasnya saluran komunikasi baik itu

komunikasi secara horizontal atau komunikasi antar sesama warga, maupun saluran

komunikasi secara vertikal atau komunikasi antara warga dengan pemimpinnya.

Teori tersebutpun sebenarnya sudah dijelaskan dalam penelitian terdahulu seperti

dalam penelitian Martin Hilbert yang dijelaskan dalam kategori peluang hadirnya

internet akan memudahkan masyarakat salah satunya adalah saluran komunikasi.

Dalam hasil temuan peneliti terdapat hal yang menarik yaitu mayoritas responden

Jakarta dan Bratislava merasakan kemudahan saluran komunikasi kesesama warga

(komunikasi secara horizontal) data ini dapat dilihat pada tabel 5.17. Akan tetapi,

ternyata kemudahan saluran komunikasi secara horizontal tersebut tidak bernasib

sama dengan saluran komunikasi secara vertikal. Dalam hal diartikan bahwa,

walaupun dengan hadirnya internet ternyata responden Jakarta dan Bratislava tetap

merasakan kesulitan dalam melakukan komunikasi dengan pemimpinnya atau

137
calon pemimpinnya. Peneliti melihat bahwa, masyarakat untuk melakukan

komunikasi dengan pemimpinnya memanfaatkan internet dengan cara lain dan

bentuk lain, yaitu menggunakan hashtag dan melalui group-group di internet atau

di media sosial. Walaupun masyarakat menyadari bahwa cara tersebut merupakan

cara komunikasi yang tidak langsung kepada pemimpinnya, akan tetapi mereka

percaya bahwa pendapatnya akan tersampaikan dengan baik.

Keempat, melihat dalam tataran indikator counter public peneliti

mendapatkan data yang menarik, yaitu dengan menggunakan teknologi internet

masyarakat dapat melakukan penggalangan dukungan untuk calon pemimpinya.

Fasilitas seperti inilah yang akan memudahkan masyarakat untuk menyatakan

pilihannya dalam proses demokrasi. Peneliti mendapatkan data yang menjelaskan

bahwa mayoritas responden tidak ikut serta dalam penggalangan dukungan di

internet, walaupun masyarakat menyadari adanya penggalangan dukungan di

internet, ternyata masyarakat tidak tertarik untuk ikut serta didalamnya. Data

tersebut dapat dilihat pada tabel 5.22. Akan tetapi, yang membuat data temuan ini

menjadi menarik adalah ketika masyarakat tidak ikut serta dalam penggalangan

dukungan, tapi mayoritas responden akan terpengaruh dengan hasil penggalangan

dukungan tersebut, hal ini dapat dilihat pada tabel 5.23.

Data temuan diatas tidak terdapat dalam hasil penelitian-penelitian

terdahulu, karena dalam penelitian ini menggunakan indikator yang jelas

menggambarkan bagaimana penggunaan internet dalam kehidupan demokrasi.

Akan tetapi, terdapat hal yang menjadi penting pula dalam hasil penelitian ini yaitu

indikator mana yang paling dominan dalam mempengaruhi partisipasi politik

masyarakat, sehingga hasil dari penelitian ini akan terasa sangat signifikan dan

138
berelasi dengan teori yang digunakan. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan

secara kuantitatif didapatkan bahwa indikator paling dominan dalam penggunaan

internet yang mempengaruhi partisipasi politik adalah deliberative dan counter

public. Terdapat beberapa alasan yang dapat menjelaskan interpretasi tersebut,

pertama, masyarakat merasa dimudahkan untuk melakukan kegiatan yang

bersentuhan dengan aspek deliberative di internet baik itu dalam kegiatan dialog di

internet dan melakukan kesepakatan bersama di internet. Pada sisi lain,

masyarakat merasakan bahwa dengan hadirnya internet akan memudahkan

masyarakat untuk berpartisipasi dalam kehidupan demokrasi sehingga apa yang

dijelaskan teori demokrasi digital adalah benar adanya. Kedua, dengan fasilitas

internet maka masyarakat akan di mudahkan untuk melakukan perdebatan di

internet dan menemukan rasionalisasi-rasionalisasi pendapat publik di internet.

Selain itu, masyarakat yang mengalami keterbukaan jaringan di internet akan

dengan mudah untuk melakukan penggalangan dukungan dan terpenaruh dengan

hasil penggalangan dukungan tersebut, hal ini sudah dijelaskan dalam indikator

counter public.

Terdapat alasan mengapa indikator liberal individualist tidak terlalu

dominan dalam hasil penelitian ini. Pertama, masyarakat merasakan bahwa dengan

hadirnya internetpun masyarakat merasa kesulitan untuk memperjuangkan

kepentingannya agar dapat direalisasikan. Kedua, dalam hal kemudahan saluran

komunikasi secara horizontal yang mayoritas masyarakat merakan kemudahannya,

tapi dalam hal saluran komunikasi secara vertikal masyarakat merasakan kesulitan

walaupun dengan adanya fasilitas internet.

139
Dalam interpretasi hasil penelitian ini setidaknya telah membuktikan

bahwa, dengan teori yang digunakan peneliti membuktikan bahwa memang dalam

penggunaan internet akan mempengaruhi partisipasi masyarakat kota. Terlebih

pada saat pemilihan umum presiden Tahun 2014 yang lalu antara Kota Jakarta dan

Bratislava. Walaupun terdapat perbedaan budaya, cara, serta kebiasaan masyarakat

antara Jakarta dan Bratislava dalam penggunaan internet, tapi terdapat hal yang

sama untuk menganalisisnya. Dalam penggunaan internetpun antara Slovakia dan

Indonesia tidak ada perbedaan sama sekali.

140
BAB VII

PENUTUP

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan dan pemaparan pada bab terdahulu, dimulai dari

pendahuluan, kerangka teoritis, metode penelitian, temuan data dan analisis data,

serta uji hipotesis, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

Pertama, dari pengujian teori yang telah dilakukan peneliti, didapati bahwa

terdapat pengaruh antara penggunaan internet dalam hal dialog dan perdebatan di

internet dalam meningkatkan partisipasi masyarakat Kota Jakarta pada Pemilihan

Umum Presiden Tahun 2014. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis

menggunakan formula uji hipotesis Chi-Square, dengan nilai sig asymp sebesar

0,000 dan 0,003. Kedua, peneliti menemukan bahwa terdapat pengaruh antara

penggunaan internet dalam hal dialog, fasisilas internet, saluran informasi, dan

perdebatan di internet dalam meningkatkan partisipasi masyarakat Kota Bratislava

pada Pemilihan Umum Presiden Tahun 2014. Dengan nilai sig asymp dialog di

internet sebesar 0,000, fasilitas internet sebesar 0,000, saluran informasi sebesar

0,003, dan perdebatan di internet sebesar 0,000. Ketiga, Peneliti mendapati hasil

bahwa terdapat perbedaan pengaruh antara penggunaan internet dalam hal

melakukan kesepakatan bersama, saluran komunikasi, saluran informasi,

perdebatan, serta penggalangan dukungan di internet dalam meningkatkan

partisipasi politik masyarakat Kota Jakarta dan Bratislava pada Pemilihan Umum

Presiden Tahun 2014. Dengan nilai sig asymp masing-masing 0,000. Keempat,

berdasarkan hasil analisis pada BAB sebelumnya dapat disimpulkan bahwa

141
indikator paling dominan dalam penggunaan internet yang mempengaruhi

partisipasi politik adalah deliberative dan counter public. Beberapa alasan yang

dapat menjelaskan kesimpulan tersebut yaitu masyarakat merasa dimudahkan untuk

melakukan kegiatan yang bersentuhan dengan aspek deliberative di internet baik

itu dalam kegiatan dialog di internet dan melakukan kesepakatan bersama di

internet. Pada sisi lain, masyarakat merasakan bahwa dengan hadirnya internet akan

memudahkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam kehidupan demokrasi. Disisi

lain, dengan fasilitas internet maka masyarakat akan di mudahkan untuk melakukan

perdebatan di internet. Masyarakat yang mengalami keterbukaan jaringan di

internetakan dengan mudah untuk melakukan penggalangan dukungan dan

terpenaruh dengan hasil penggalangan dukungan tersebut.

7.2. Saran

Dari kesimpulan dan hasil penelitian diatas dapat diajukan beberapa saran,

sebagai berikut: Pertama, Perlu di lakukan penelitian lanjutan dan lebih mendalam

mengenai seberapa besar pengaruh internet terhadap partisipasi politik khususnya

di ibu kota negara. Kedua, Perlu dilakukan penelitian bersifat

kesinambungan/kontinuitas disetiap Pemilihan Umum Presiden sehingga dapat

dilakukan komparasi dengan waktu yang berbeda. Dari hasil komparasi tersebut

dapat membuktikan memang benar bahwa di setiap pemilu internet sangat

berpengaruh dalam meningkatkan partisipasi masyarakat. Ketiga, Perlu dilakukan

penelitian lanjutan dengan sudut pandang yang berbeda atau lebih memfokuskan

kepada proses masyarakat dalam menggunakan internet sehingga dapat

mempengaruhi partisipasi politik. Dengan menggunakan Mix Methode peneliti

percaya akan menjawab sekaligus menemukan hasil yang lebih signifikan.

142
Keempat, Dalam penelitian ini hanya menjawab apakah ada pengaruh atau tidak

dan apakah ada perbedaan pengaruh atau tidak antara penggunaan internet dalam

meningkatkan partisipasi politik masyarakat. Sehingga peneliti menyarankan untuk

dilakukan penelitian lanjutan mengenai seberapa besar hubungan/pengaruh antar

kedua variabel tersebut.

143
DAFTAR PUSTAKA

BUKU
Andriadi, Fayakhun. Demokrrasi Di Tangan Netizen. Jakarta: RMBOOKS, 2016.
Andriadi, Fayakhun. Partisipasi Politik Virtual Demokrasi Netizen di Indonesia.
Jakarta: RMBOOKS, 2017.
Berg, Janne. 2017. Digital democracy studies of online participation. Finlandia:
Abo Akademi University.

Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif . Jakarta: Kencana ,2006.

Hindman, Matthew. 2009. The Myth The Digital Democracy,New Jersey: Princeton
University, 2009.

Huntington, Samuel P. Gelombang Demokratisasi Ketiga. Jakarta: Grafiti, 1997.

Mardalis. Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara,


2006.
Marsh, David & Gerry Stoker. Teori dan Metode Dalam Ilmu Politik. Bandung:
Nusa Media, 2011.
Newton, Keneth & Jan W. Van Deth. Perbandingan Sistem Politik. Bandung: Nusa
Media, 2016.
Prasetyo, Bambang &Lina Miftahul Jannah. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2008.

Sarwono, Jonathan. Buku Pintar IBM SPSS STATISTICS 19 Cara Operasi,


Prosedur Analisis Data dan Interpretasi. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2011.

Sastroatmodjo, Sudijono. Perilaku Politik. Semarang: IKIP Semarang Perss.

Singarimbun, Masri. Metode Penelitian Survey. Yogyakarta: LP3ES, 1989.

Situpu, P. Anthonius. Teori-Teori Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.

Sugiarto dan dkk. Teknik Sampling. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003.

Poster, Mark. Cyberdemocracy: internet and public sphere. Irvine: University of


California.

1
JURNAL

Alatas, Salim. Media Baru, Partisipasi Politik, dan Kualitas Demokrasi. Jurnal.
Digital Communication, Surya University, 2014.

Allifiansyah, Sandy. Kaum Muda, Meme, dan Demokrasi digital di Indonesia,


Universitas Gadjah Mada: Jurnal. VOLUME 13, NOMOR 2,
Desember 2016

Dahlberg, Lincoln. The Internet And Democratic Discourse. Journal. New Zealand:
Massey University, information, communication and society 4:4 2001.

Fajemisin, Joan Tirwyn. 2012. Cyberdemocracy And Its Impact On Politic. Jurnal.
Anglia Ruskin University: Humanities and Soscial Science Review, ISSN:
2165-6258.

Gadzikwa, Joanah. Interactivity And Cyberdemocracy: The Ase Of Zimbabwe’s


Online Newspaper. Journals. Journals of Communication Studies
Vol. 7(4), pp 67-74, April 2015.
Gauhar, Fasih Raghib. Digital Revolution and cyberdemocracy: Revisiting
Habermasim Public Sphere in New Media Regime. Journal. Aligarh City:
Aligarh Muslim University. No.:P1343.

Rinardri, Haryono. Proklamasi 17 Agustus 1945: Revolusi Politik Bangsa


Indonesia, Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya, Universitas
Diponegoro, Jurnal. Sejarah Cittra Lekha, Vol. 2. No. 01. 2017.

Wright, Donald K & Michelle D. Hinson. 2008. How Blog And Social Media Are
Changing Public Relation And The Way It Is Practice. Jurnal. Vol. 2 No. 2.
Public Relation Journal.

Zúňiga, Homero Gil De, DKK. Political Consumerism: Civic Engagement


And The Social Media Connection. Journal. SAGE Tahun 2013.

2
WEBSITE

Azuarjuliandi. (http://azuarjuliandi.com/openarticles/cronbachalpha(manual).pdf
diakses pada tanggal 22 November 2017.
Databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/08/01/71-persen-penduduk-jakarta-
merupakan-usia-produktif diakses pada 29 November 2018, pukul 00.45
WIB.
Gatra, Sandro, Capres Dan Media Sosial,
https://nasional.kompas.com/read/2014/04/22/0928513/Capres.dan.Media.Sosial.
Diakses pada Minggu, 2 September 2018, pukul 15.18 WIB.
Hilbert, Martin. Digital Processes And Democratic Theory: Dynamic, Risk and
Oportunities That Arise When Democratic Institutions Meet Digital
Information and Communication Technologies.
http://www.martinhilbert.net/democracy.html, 2007.
http://worldpopulationrevvew.com/countries/slovakia-population/ diakses pada 29
November 2018, pukul 08.37 WIB
http://worlspopulationreview.com/world-cities/bratislava-population/ diakses pada
29 November 2018, pukul 09.07 WIB.

http://www.slovakia.org/history1.htm diakses pada 12 Oktober 2018, pukul 22:30


Waktu Slovakia.
http://www.slovakia.org/history2.htm diakses pada 12 Oktober 2018, Pukul 22.50
Waktu Slovakia.
http://www.slovakia.org/history3.htm diakses pada 13 Oktober 2018, Pukul 06.13
Waktu Slovakia.
http://www.slovakia.org/history4.htm diakses pada 13 Oktober 2018, Pukul 06.33
Waktu Slovakia.
https://asganation.com/bisnvs/geografi-dan-topografi-jakarta.html diakses pada 29
November 2018, pukul 06.47 WIB
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/05/18/2018-jumlah-penduduk-
indonesia- mencapai-265-juta-jiwa diakses pada 29 November 2018, pukul 00.24
WIB

https://databoks.katadata.co. id/data publish /2018/01/24/berapa-jumlah-


penduduk-jakarta diakses pada 29 November 2018, pukul 00.36 WIB
https://jakarta.go.id/artikel/konten/55/geografis-jakarta diakses pada 29 November
2018, pukul 07.11 WIB.
https://slovakiajaya.tumblr.com/post/73976595193/geografi diakses pada 29
November 2018, pukul 09.42 WIB

3
https://www.britannica.com/topic/Clactonian-industry diakses pada tanggal 12
Oktober 2018, pukul 22:13 Waktu Slovakia.

https://www.igi-global.com/dictionary/internet-penetration-rate/15439, Di Akses
Pada 03 Oktober2018 Pukul 10.48 WIB.

https://www.indonesia-investments.com/id/budaya/penduduk/item67? Diakses
pada 29 November 2018, pukul 00.07 WIB.

www.Internetlivestats.com/internet-users/Slovakia/ diakses pada Rabu, 11 April


2018, pukul 23.47 WIB.

SKRIPSI/THESIS

Cataldo, Maria. 2014. Cyberdemocracy: Assesing European Parliament. Thesis.


Rochester Intitute Technology.

4
LAMPIRAN

5
6
7
8
Nomor Kuesioner:

Indonesia Slovakia
Kota a. Jakarta Utara Kota a. Bratislava III
b. Jakarta Timur b. Bratislava V
Kecamatan a. Tanjung Periok Distrik a. Nově Mesto
b.Duren Sawit b. Petržalka

Pengantar Angket (Kuesioner)


Yth.
Bapak/Ibu/Saudara/i
Di
Tempat

Dengan Hormat,
Harapan dan Do’a saya sampaikan semoga Bapak/Ibu/Saudara/I dalam
keadaan sehat serta dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa, Amin.
Saya adalah mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik Universitas Andalas yang sedang melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Internet Dalam Meningkatkan Partisipasi Politik Masyarakat
Kota Jakarta Dan Bratilava Pada Pemilihan Umum Presiden. Penelitian ini
dilakukan dalam rangka untuk menyelesaikan tugas akhir saya sebagai
mahasiswa. Demi kelengkapan data serta kelancaran penelitian ini, saya mohon
antuan Bapak/Ibu/Saudara/I untuk menjawab beberapa pertanyaan berikut ini,
identitas responden dapat dirahasiakan sesuai dengan permintaan.
Atas perhatian dan bantuannya, saya mengucapkan terimakasih.
Hormat saya,

Muhammad Firdaus

9
DAFTAR KUESIONER
Petunjuk: Tulis dan Lingkari Jawaban yang dipilih
Identitas Responden
No Pertanyaan Jawaban
1. Nama Lengkap
2. Jenis Kelamin 1. Laki-Laki
2. Perempuan
3. Usia 1. 17 – 22
2. 23 – 27
3. 28 – 37
4. 38 – 47
5. 48 – 52
> 53 tahun
4. Pendidikan Terakhir 1. Tidak Sekolah
2. SD/Sederajat
3. SMP/Sederajat
4. SMA/Sederajat
5. PT D.3/S1/S2/S3
5. Pekerjaan 1. Belum/Tidak bekerja
2. Petani/Nelayan/Peternak
3. Supir
4. Buruh
5. Pedagang
6. Pegawai Swasta
7. Guru
8. Pelajar/Mahasiswa
9. Pegawai Negeri Sipil
10. Pensiunan
11. Lainnya
6. Status Perkawinan 1. Menikah
2. Belum Menikah
3. Pernah Menikah
7. Penghasilan 1. 0-1.500.000
2. 1.600.000 – 3.000.000
3. 3.100.000 – 5.000.000
4. 5.100.000 – 7.000.000
5. > 7.000.000
8. Agama 1. Islam
2. Hindu
3. Budha
4. Kristen Protestan
5. Khatolik
9. Tempat Tinggal 1. Kota :
2. Kecamatan :
10 Media Sosial 1. Facebook :
2. Instagram :
3. Telegram :
4. Twitter :
5. Lainnya :
11. Alamat E-mail

10
Keikutsertaan Dalam Mencoblos atau Memilih dalam Pemilu
1. Apakah B/I/S ikut memilih/mencoblos dalam pemilihan presiden Tahun 2014
lalu ?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah B/I/S ikut memilih pada pemilihan umum presiden tahun 2014
berdasarkan kesadaran sebagai warga negara?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah B/I/S ikut memilih pada pemilihan umum presiden tahun 2014
karena adanya suruhan dari orang lain?
a. Ya b. Tidak

Mengikuti Kampanye Dalam Pemilihan Umum


1. Apakah B/I/S pernah ikut menghadiri kampanye pada pemilihan umum
presiden Tahun 2014?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah B/I/S menghadiri kampanye pada pemilihan umum presiden Tahun
2014 atas kesadaran sendiri?
a. Ya b. Tidak

Melakukan dialog dengan masyarakat melalui internet/media sosial


1. Apakah B/I/S pernah melakukan percakapan dengan orang lain melalui
internet/media sosial pada pemilihan umum presiden tahun 2104?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah B/I/S melakukan dialog dengan masyarakat diinternet pada pilpres
tahun 2014 atas kesadaran sendiri ?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah ada ajakan dari teman/keluarga/kolega untuk melakukan dialog
dengan masyarakat di internet pada pilpres tahun 2014?
a. Ya b. Tidak

Kemudahan Fasilitas Unuk Menyampaikan Opini


1. Apakah B/I/S merasa dimudahkan untuk berpartisipasi dalam politik dengan
hadirnya internet?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah B/I/S merasa dimudahkan untuk menyampaikan opini dengan
hadirnya internet ?
a. Ya b. Tidak

11
Melakukan Kesepakatan Bersama
1. Apakah B/I/S pernah mengajukan sesuatu untuk disepakati bersama di
internet atau media sosial?
a. Ya b. Tidak pernah

2. Apakah B/I/S pernah memberikan kesepakatan yang diberikan orang lain


diinternet/media sosial?
a. Ya b. Tidak pernah

Peluang bagi individu untuk merealisasikan kepentingan


1. Apakah menurut B/I/S hadirnya internet mempermudah untuk merealisasikan
kepentingan B/I/S ?
a. Ya b. Tidak

Kemudahan Saluran Informasi Dan Komunikasi Kepada Setiap Warga


1. Apakah menurut B/I/S merasakan kemudahan komunikasi dengan warga
lainnya sejak ada Internet ?
a. Ya b. Tidak

2. Apakah B/I/S merasa mudah mendapatkan informasi selama adanya


teknologi internet ?
a. Ya b. Tidak

Kemudahan Komunikasi dan Informasi Antara Pemilih Dan Pemimpinnya


1. Apakah B/I/S pernah mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dengan calon
presiden yang akan di pilih ?
a. Ya b. Tidak pernah

2. Apakah menurut B/I/S mudahkah untuk mencari informasi mengenai salah


satu calon presiden pada pilpres tahun 2014 lalu ?
a. Ya b. Tidak

12
Melakukan perdebatan di internet/media sosial
1. Apakah B/I/S pernah melakukan perdebatan mengenai suatu topik politik di
internet/media sosial menjelang pemilu presiden tahun 2014 ?
a. Ya b. Tidak pernah
2. Apakah hasil dari perdebatan tersebut akan mempengaruhi keikutsertaan B/I/S
dalam pemilihan umum presiden tahun 2014 ?
a. Ya c. Tidak

Menggunakan Internet Untuk Menggalang Dukungan


1. Apakah B/I/S pernah melakukan penggalangan dukungan untuk calon presden
pada pilpres 2014 lalu ?
a. Pernah c. Tidak Pernah
2. Apakah suara/pilihan terbanyak dalam penggalangan dukungan tersebut
mempegaruhi pilihan B/I/S pada pilpres 2014 lalu ?
a. Ya c. Tidak

13
Číslo dotazníka:

Indonézia Slovensko
veľkomesto a. Severná Jakarta Veľkomesto a. Bratislava III
b. Východná Jakarta b. Bratislava V
sub-okres a. Tanjung Periok Okres a. Nově Mesto
b.Duren Sawit b. Petržalka

Úvod do dotazníka (dotazník)


Označenie.
Pán / pani /
v
miesto

Dobrý Deň

S pozdravom,
Moje želania a modlitby Dúfam, že budete v dobrom zdraví a pod ochranou
Boha Všemohúceho, Amen.
Som študentom katedry politológie Fakulty sociálnych a politických vied
Andalas university, ktorá vedie výskum s názvom Vplyv internetu na
zvyšovanie politickej účasti ľudu Jakarty a Bratily v prezidentských
voľbách . Tento výskum bol vykonaný s cieľom dokončiť moje záverečné úlohy
študenta. Z dôvodu úplných údajov a plynulosti tohto výskumu vás žiadam, aby
ste odpovedali na nasledujúce otázky, totožnosť respondenta môže byť podľa
požiadaviek dôverná.
Za vašu pozornosť a pomoc vám ďakujem.

S pozdravom,

Muhammad Firdaus
Politických študentom
Andalas University, Padang, Indonézia

14
DOTAZNÍK ZOZNAM
Pokyny: Napíšte a krúžte vybranú odpoveď
Identita respondentov
Num otázka odpoveď
1. Celé meno
2. rod 1. samec
2. žena
3. Vek 1. 17-22
2. 23-27
3. 28-37
4. 38 - 47
5. 48 - 52
> 53 rokov
4. Najnovšie vzdelávanie 1. Žiadna škola
2. Elementárny / ekvivalent
3. Stredná škola / ekvivalent
4. Vysoká škola / ekvivalent
5. Bakalársky, magisterský, doktoranský
5. Zamestnania 1. Ešte nie / nefunguje
2. Poľnohospodári / rybári /
poľnohospodári
3. vodič
4. práce
5. obchodník
6. Súkromný zamestnanec
7. učiteľ
8. Študent
9. Štátni zamestnanci
10. v dôchodku
11. viac
6. Rodinný stav 1. Ožente sa
2. Nie je ženatý
3. Vdala sa niekedy
7. Zárobok 1. 0- 83 €
2. 84 – 166 €
3. 167 – 277 €
4. 277 – 388 €
5. > 388 €
8. Náboženstvo 1. Islam
2. Hind
3. Buddha
4. Kresťanskὶ Protestanti
5. Katolicizmus
9. bydliska 1. mesto:
2. subdistrict:
10 Sociálne médiá 1. facebook:
2. Instagram:
3. telegram:
4. Twitter:
11. E-mailová adresa

15
Účasť na hlasovaní alebo hlasovaní vo voľbách
1. Hlasovali ste počas prezidentských volieb v roku 2014?
a. áno b. nie
2. Hlasovali ste v prezidentských voľbách v roku 2014 na základe informovanosti
občanov ?
a. áno b. nie
3. Hlasovali ste v prezidentských voľbách v roku 2014 kvôli rozkazom niekoho
iného?
a. áno b. nie

Pripojte sa k kampaniam vo všeobecných voľbách


1. Vstúpili ste niekedy do kampani v prezidentských voľbách v roku 2014?
a. áno b. nie
2. Zúčastnili ste sa na kampani v prezidentských voľbách v roku 2014 na vlastnom
vedomí?
a. áno b. nie

Dialóg s komunitou prostredníctvom internetu / sociálnych médií


1. Uskutočnili ste niekedy rozhovory s inými ľuďmi prostredníctvom internetu /
sociálnych médií v prezidentských voľbách v roku 2104?
a. áno b. nie
2. Mali ste dialóg s verejnosťou na internete v prezidentských voľbách v roku
2014 na základe vlastného uváženia?
a. áno b. nie
3. Existuje pozvanie od priateľov/rodín/kolegov na dialóg s komunitou na internete v
prezidentských voľbách v roku 2014?
a. áno b. nie

Jednoduché vybavenie na poskytnutie stanoviska


1. Je ste zjednodušený na podieľať sa na politike prítomnosťou na internete?
a. áno b. nie
2. Je ľahké vyjadriť názory s prítomnosťou internetu?
a. áno b. nie

Vykonávanie kolektívnych zmlúv


1. Už ste niekedy navrhli niečo, na čom by sa malo dohodnúť na internete alebo v
sociálnych médiách?

16
a. áno b. nikdy

2. Urobil ste niekedy dohodu, ktorú dali ostatní na internete / sociálnych médiách?
a. áno b. nikdy

Príležitosti jednotlivcov na realizáciu záujmov


1. Myslíte si, že internet vám uľahčuje realizáciu vašich záujmov?
a. áno b. nie

Ľahké informačné a komunikačné kanály pre každého občana


1. Je to podľa ste cítiť jednoduchosť komunikácie s inými občanmi, pretože tam bol
internet?
a. áno b. nie

2. Považujete za ľahké získať informácie počas internetovej technológie?


a. áno b. nie

Ľahká komunikácia a informácie medzi voličmi a ich lídrami


1. Skúsili ste niekedy ťažkosti s komunikáciou s kandidátmi na prezidentské voľby,
ktorých si vyberiete ?
a. áno b. nikdy

2. Myslíte si, že je jednoduché nájsť informácie o jednom z prezidentských


kandidátov na prezidentských voľbách v roku 2014?
a. áno b. nie

Diskusia na internete / sociálnych médiách


1. Diskutovali ste niekedy o politickej téme na internete / sociálnych médiách pred
prezidentskými voľbami v roku 2014?
a. áno b. nikdy
2. Bude výsledok diskusie ovplyvnený vašou účasťou na prezidentských voľbách v
roku 2014?
a. áno c. nie

17
Používanie Internetu na podporu podpory
1. V prezidentských voľbách v roku 2014 ste v minulom roku uskutočnili podporu
pre kandidátov na predsedníctvo?
a. niekedy c. nikdy
2. Má vaša voľba v prezidentských voľbách v roku 2014 hlasovanie / najväčšia
voľba v podpornej rally?
a. áno c. nie

18
Questionnaire Number:

Indonesia Slovakia
City a. North Jakarta City a. Bratislava III
b. East Jakarta b. Bratislava V
sub-district a. Tanjung Periok District a. Nově Mesto
b.Duren Sawit b. Petržalka

INTRODUCTION OF QUESTIONNAIRE

Dear,

Mr/Mrs/Sir/Madam

Honorable,

Hopefulness and pray I’ll always give for Mr/Mrs/Sir/Madam. I hope


Mr/Mrs/Sir/Madam keep stay in health and blessing of God. Aamiin.

I am a student at political science department, Social and Political Science


Faculty, Andalas University, Padang City, West Sumatera, Indonesia. I am doing
a research for my minit hesis, my research title is “the influence of internet in
enhance the political participation in urban community between Jakarta and
Bratislava in Presidential Election”. This research is for finishing my final
assignment as political science student in Andalas University.

Hereby, for comprehensiveness and completeness the data for this research,
honorable, I hope Mr/Mrs/Sir/Madam to fill this questionnaire properly. The
identity of respondent can be kept confidentiality.

Sincerely,

Muhammad Firdaus

19
Political Science Student

Andalas University, Padang, Indonesia.

QUESTIONARY LIST
Directions: Write and Circle the selected answer
Identity of Respondents
No. Question Answer
1. Full name
2. Sex 1. Man
2. Women
3. Age 1. 17-22
2. 23-27
3. 28-37
4. 38 - 47
5. 48 - 52
> 53 years old
4. Last education 1. No school
2. Elementary / equivalent
3. Middle School / equivalent
4. High school / equivalent
5. Diploma/bachelor/master/doctoral
5. Occupations 1. Not yet / not working
2. Farmers / Fishermen / Farmers
3. Driver
4. Laborer
5. Traders
6. Private employees
7. Teacher
8. Student
9. Government employees
10. Retired
11. Others
6. Marital status 1. Married
2. Single
3. Ever been married
7. Income 1. 0- 83 €
2. 84 – 166 €
3. 167 – 277 €
4. 277 – 388 €
5. > 388 €
8. Religion 1. Islam
2. Hindu
3. Buddha
4. Protestant
5. Catholic
6. Atheist
9. Residence 1. City:
2. Sub-district :

20
10 Social media 1. Facebook :
2. Instagram :
3. Telegram:
4. Twitter:
5. Other:
11. Email address

Participation in voting or voting in elections


1. Did you vote in the 2014 presidential election?
a. Yes b. No
2. Did you vote in the 2014 presidential election based on awareness as a citizen ?
a. Yes b. No
3. Did you vote in the 2014 presidential election because of someone else's orders?
a. Yes b. No

Join Campaigns in General Elections


1. Have you ever attended a campaign in the 2014 presidential election?
a. Yes b. No
2. Did you attend the campaign in the 2014 presidential election on your own
consciousness?
a. Yes b. No

Dialogue with the community through internet / social media


1. Have you ever had conversations with other people through internet / social
media in the 2014 presidential election?
a. Yes b. No
2. Did you have a dialogue with the public on the internet in the 2014 presidential
election on your own awareness?
a. Yes b. No
3. Is there any invitations from friends / family / colleagues to have a dialogue with
the community on the internet in the 2014 presidential election?
a. Yes b. No

Ease of Facilities to Deliver Opinion


1. Does the internet make participating in politics esier ?
a. Yes b. No
2. Does the internet make conveying opinion esier ?
a. Yes b. No

21
Conducting collective agreements
1. Have you ever proposed something to be agreed upon on the internet or social
media?
a. Yes b. Never

2. Have you ever been given an agreement given by others on the internet / social
media?
a. Yes b. Never

Opportunities for individuals to realize interests

1. Does the internet make you really your interest easier ?


a. Yes b. No

Ease of Information and Communication Channels to Every Citizen


1. Do you think you feel the ease of communication with other citizens since there
was an Internet?
a. Yes b. No

2. Do you find it easy to get information during internet technology?


a. Yes b. No

Ease of Communication and Information Between Voters and their Leaders


1. Have you ever experienced difficulties in communicating with the presidential
candidates ?
a. Yes b. Never

2. Do you think it's easy to find information about one of the presidential candidates
in the 2014 presidential election?
a. Yes b. Not

Debate on internet / social media


1. Have you ever debated on a political topic on the internet / social media ahead of
the 2014 presidential election?
a. Yes b. Never
2. Will the results of the debate affect your participation in the 2014 presidential
election?
a. Yes c. No

22
Using the Internet to Support Support
1. Have you ever done a support rally for presidency candidates in the 2014
presidential election?
a. Yes b. Never

2. Does the vote / most choice in the support rally affect your choice in the 2014
presidential election?
a. Yes c. No

23
Tabel Angka Acak
Menentukan Kota di Jakarta

3 2 2 6 1 4 4 4 1 6
1 2 6 5 6 2 2 2 2 6
3 3 3 4 3 5 1 2 5 1

Menentukan Kota Di Bratislava

5 3 4 5 4 2 2 2 4 4
4 2 3 1 3 3 2 3 3 2
2 1 3 2 5 4 2 4 4 2

Menentukan Kecamatan Di Jakarta Utara

3 4 6 3 4 6 5 4 3 4
3 1 2 5 3 5 5 5 2 3
3 4 4 3 5 3 6 6 2 3

Menentukan Kecamatan Di Jakarta Timur

4 5 3 6 5 3 5 9 9 10
2 6 4 1 7 2 4 6 8 10
2 7 7 5 2 9 1 4 4 1

Menentukan Distrik di Kota Bratislava III

2 1 3 3 2 2 2 1 3 1
2 1 3 1 3 1 2 1 3 1
1 2 1 2 1 3 1 1 1 2

Menentukan Dvstrik di Kota Bratislava V

3 4 4 3 4 2 3 2 2 2
3 2 1 4 1 3 2 2 3 4
1 4 2 1 2 3 3 3 3 4

Table Acak TPS Kecamatan Tanjung Priok


27 49 16 20 40 26 6 39 53 51
9 2 15 26 51 63 20 3 33 42
25 55 22 20 2 7 1 56 61 1

24
Table Acak TPS Kecamatan Duren Sawit
47 68 58 17 19 53 65 54 7 23
14 65 59 50 49 13 20 14 39 14
20 53 67 33 39 21 53 72 2 10

Table Acak TPS Kecamatan Nove Mesto


36 27 30 32 7 3 18 28 41 39
41 22 42 33 29 4 29 17 21 36
44 35 14 18 30 39 42 37 14 6

Table Acak TPS Kecamatan Petrzalka


76 22 21 98 25 20 6 4 58 70
97 88 62 39 20 72 62 57 40 91
2 95 85 45 10 56 13 52 61 40

25
Peta Lokasi Penelitian

PETA KOTA JAKARTA

26
PETA KOTA BRATISLAVA

27
Daftar Penetrasi Internet Di Uni Eropa

Bulgaria 59.5

Romania 62.8

Greece 69.1

Portugal 72.4

Poland 73.3

Croatia 74.4

Slovenia 75.5

Cyprus 75.9

Malta 79.4

Hungary 80.5

Austria 84.6

Lithuania 84.8

Slovakia 85.2

Latvia 85.6

Italy 86.7

France 86.8

Spain 87.1

Belgium 87.9

Czech Republic 88.3

Germany 89.6

Estonia 91.6

Finland 92.5

Sweden 92.9

Ireland 93.8

Netherland 94.8

United Kingdom 94.8

Denmark 96.9

Luxembourg 97.5

0 20 40 60 80 100 120

28
Daftar TPS Kecamatan Tanjung Periok
No Nomor TPS Jumlah Pemilih
Tetap
1. 001 522
2. 002 424
3. 003 393
4. 004 389
5. 005 409
6. 006 499
7. 007 473
8. 008 355
9. 009 351
10. 010 433
11. 011 497
12. 012 382
13. 013 475
14. 014 367
15. 015 413
16. 016 409
17. 017 554
18. 018 560
19. 019 518
20. 020 553
21. 021 540
22. 022 444
23. 023 505
24. 024 327
25. 025 526
26 026 394
27. 027 423
28. 028 431
29. 029 555
30. 030 554
31. 031 480
32. 032 454
33. 033 431
34. 034 428
35. 035 391
36. 036 583
37. 037 539
38. 038 494
39. 039 556
40. 040 381
41. 041 429
42. 042 432
43. 043 571
44. 044 591
45. 045 513
46. 046 532
47. 047 537

29
48. 048 441
49. 049 493
50. 050 514
51. 051 551
52. 052 682
53. 053 590
54. 054 555
55. 055 591
56. 056 538
57. 057 472
58. 058 458
59. 059 589
60. 060 439
61. 061 506
62. 062 389
63. 063 465
64. 064 458
65. 065 357
31.095

30
Daftar TPS Kecamatan Duren Sawit
No Nomor TPS Jumlah Pemilih
Tetap
1. 00 1 651
2. 00 2 573
3. 00 3 665
4. 00 4 517
5. 00 5 547
6. 00 6 582
7. 00 7 683
8. 00 8 446
9. 00 9 647
10. 00 10 620
11. 00 11 623
12. 00 12 643
13. 00 13 634
14. 00 14 630
15. 00 15 655
16. 00 16. 544
17. 00 17. 640
18. 00 18 584
19. 00 19 651
20. 00 20 636
21. 00 21 621
22. 00 22 624
23. 00 23 564
24. 00 24 559
25. 00 25 560
26. 00 26 538
27. 00 27 584
28. 00 28 566
29. 00 29 536
30. 00 30 603
31. 00 31 629
32. 00 32 635
33. 00 33 633
34. 00 34 628
35. 00 35 719
36. 00 36 610
37. 00 37 744
38. 00 38 774
39. 00 39 774
40. 00 40 723
41. 00 41 694
42. 00 42 623
43. 00 43 699
44. 00 44 660
45. 00 45 655
46. 00 46 650
47. 00 47 624

31
48. 00 48 648
49. 00 49 656
50. 00 50 739
51. 00 51 634
52. 00 52 660
53. 00 53 592
54. 00 54 525
55. 00 55 573
56. 00 56 669
57. 00 57 559
58. 00 58 627
59. 00 59 642
60. 00 60 561
61. 00 61 606
62. 00 62 616
63. 00 63 630
64. 00 64 573
65. 00 65 544
66. 00 66 653
67. 00 67 604
68. 00 68 645
69. 00 69 616
70. 00 70 520
71. 00 71 565
72. 00 72 580
73. 00 73 667
74. 00 74 656
75. 00 75 717
76. 00 76 574
77. 00 77 698
78. 00 78 605
79. 00 79 543
80. 00 80 733
81. 00 81 704
82. 00 82 645
83. 00 83 764
84. 00 84 499
85. 00 85 540
86. 00 86 674
Jumlah 53.656

32
Daftar TPS (Electoral Ward) District Nove Mesto
No Nomor TPS Jumlah Pemilih
Tetap
1. Nove Mesto 1 726
2. Nove Mesto 2 833
3. Nove Mesto 3 818
4. Nove Mesto 4 793
5. Nove Mesto 5 732
6. Nove Mesto 6 717
7. Nove Mesto 7 696
8. Nove Mesto 8 694
9. Nove Mesto 9 875
10. Nove Mesto 10 846
11. Nove Mesto 11 780
12. Nove Mesto 12 763
13. Nove Mesto 13 620
14. Nove Mesto 14 711
15. Nove Mesto 15 764
16. Nove Mesto 16. 843
17. Nove Mesto 17. 799
18. Nove Mesto 18 811
19. Nove Mesto 19 808
20. Nove Mesto 20 820
21. Nove Mesto 21 707
22. Nove Mesto 22 904
23. Nove Mesto 23 812
24. Nove Mesto 24 889
25. Nove Mesto 25 1039
26. Nove Mesto 26 510
27. Nove Mesto 27 822
28. Nove Mesto 28 646
29. Nove Mesto 29 905
30. Nove Mesto 30 962
31. Nove Mesto 31 1001
32. Nove Mesto 32 873
33. Nove Mesto 33 784
34. Nove Mesto 34 893
35. Nove Mesto 35 736
36. Nove Mesto 36 677
37. Nove Mesto 37 950
38. Nove Mesto 38 916
39. Nove Mesto 39 822
40. Nove Mesto 40 443
41. Nove Mesto 41 812
42. Nove Mesto 42 742
43. Nove Mesto 43 636
44. Nove Mesto 44 574
Jumlah 34.505

33
Daftar TPS (Electoral Ward) District Nove Mesto
No Nomor TPS Jumlah Pemilih
Tetap
1. Petrzalka 1 1.035
2. Petrzalka 2 954
3. Petrzalka 3 846
4. Petrzalka 4 1.208
5. Petrzalka 5 1.014
6. Petrzalka 6 1.122
7. Petrzalka 7 1.125
8. Petrzalka 8 1.189
9. Petrzalka 9 1.128
10. Petrzalka 10 1.094
11. Petrzalka 11 1.039
12. Petrzalka 12 950
13. Petrzalka 13 1.038
14. Petrzalka 14 889
15. Petrzalka 15 950
16. Petrzalka 16. 1.095
17. Petrzalka 17. 1.041
18. Petrzalka 18 1.029
19. Petrzalka 19 1.077
20. Petrzalka 20 1.051
21. Petrzalka 21 1.070
22. Petrzalka 22 997
23. Petrzalka 23 939
24. Petrzalka 24 1.001
25. Petrzalka 25 982
26. Petrzalka 26 965
27. Petrzalka 27 1.013
28. Petrzalka 28 959
29. Petrzalka 29 1.051
30. Petrzalka 30 981
31. Petrzalka 31 996
32. Petrzalka 32 992
33. Petrzalka 33 953
34. Petrzalka 34 907
35. Petrzalka 35 944
36. Petrzalka 36 886
37. Petrzalka 37 954
38. Petrzalka 38 1.114
39. Petrzalka 39 2.278
40. Petrzalka 40 950
41. Petrzalka 41 837
42. Petrzalka 42 843
43. Petrzalka 43 996
44. Petrzalka 44 963
45. Petrzalka 45 870
46. Petrzalka 46 976
47. Petrzalka 47 983

34
48. Petrzalka 48 870
49. Petrzalka 49 990
50. Petrzalka 50 879
51. Petrzalka 51 782
52. Petrzalka 52 826
53. Petrzalka 53 895
54. Petrzalka 54 835
55. Petrzalka 55 998
56. Petrzalka 56 874
57. Petrzalka 57 942
58. Petrzalka 58 1.045
59. Petrzalka 59 1.028
60. Petrzalka 60 1.085
61. Petrzalka 61 998
62. Petrzalka 62 1.49
63. Petrzalka 63 996
64. Petrzalka 64 901
65. Petrzalka 65 948
66. Petrzalka 66 973
67. Petrzalka 67 1.030
68. Petrzalka 68 983
69. Petrzalka 69 792
70. Petrzalka 70 896
71. Petrzalka 71 884
72. Petrzalka 72 904
73. Petrzalka 73 879
74. Petrzalka 74 828
75. Petrzalka 75 905
76. Petrzalka 76 806
77. Petrzalka 77 848
78. Petrzalka 78 930
79. Petrzalka 79 1.021
80. Petrzalka 80 1.049
81. Petrzalka 81 1.028
82. Petrzalka 82 964
83. Petrzalka 83 952
84. Petrzalka 84 978
85. Petrzalka 85 934
86. Petrzalka 86 906
87. Petrzalka 87 1.109
88. Petrzalka 88 941
89. Petrzalka 89 935
90. Petrzalka 90 981
91. Petrzalka 91 952
92. Petrzalka 92 746
93. Petrzalka 93 835
94. Petrzalka 94 983
95. Petrzalka 95 894
96. Petrzalka 96 835
97. Petrzalka 97 899
98. Petrzalka 98 815

35
99. Petrzalka 99 1.017
100. Petrzalka 100 999
101. Petrzalka 101 891
102. Petrzalka 102 968
Jumlah 99.475

Tabel Frekuensi Kota Jakarta

Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 20 20.0 20.0 20.0
3 36 36.0 36.0 56.0
4 35 35.0 35.0 91.0
5 8 8.0 8.0 99.0
6 1 1.0 1.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid L 54 54.0 54.0 54.0
P 46 46.0 46.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 4 4.0 4.0 4.0
2 12 12.0 12.0 16.0
3 16 16.0 16.0 32.0
4 41 41.0 41.0 73.0
5 27 27.0 27.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

36
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 2 2.0 2.0 2.0
3 11 11.0 11.0 13.0
5 19 19.0 19.0 32.0
6 27 27.0 27.0 59.0
7 7 7.0 7.0 66.0
9 14 14.0 14.0 80.0
11 20 20.0 20.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Status
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 87 87.0 87.0 87.0
2 5 5.0 5.0 92.0
3 8 8.0 8.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Penghasilan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 18 18.0 18.0 18.0
2 27 27.0 27.0 45.0
3 42 42.0 42.0 87.0
4 10 10.0 10.0 97.0
5 3 3.0 3.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Agama
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Islam 97 97.0 97.0 97.0
Kristen 3 3.0 3.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Q1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 74 74.0 74.0 74.0
2.00 26 26.0 26.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

37
Q2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 66 66.0 66.0 66.0
2.00 34 34.0 34.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Q3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 15 15.0 15.0 15.0
2.00 85 85.0 85.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Q4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 36 36.0 36.0 36.0
2.00 64 64.0 64.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Q5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 21 21.0 21.0 21.0
2.00 79 79.0 79.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Q6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 63 63.0 63.0 63.0
2.00 37 37.0 37.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Q7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 66 66.0 66.0 66.0
2.00 34 34.0 34.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

38
Q8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 14 14.0 14.0 14.0
2.00 86 86.0 86.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Q9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 65 65.0 65.0 65.0
2.00 35 35.0 35.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Q10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 73 73.0 73.0 73.0
2.00 27 27.0 27.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Q11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 20 20.0 20.0 20.0
2.00 80 80.0 80.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Q12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 45 45.0 45.0 45.0
2.00 55 55.0 55.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Q13
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 49 49.0 49.0 49.0
2.00 51 51.0 51.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

39
Q14
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 97 97.0 97.0 97.0
2.00 3 3.0 3.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Q15
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 89 89.0 89.0 89.0
2.00 11 11.0 11.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Q16
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 79 79.0 79.0 79.0
2.00 21 21.0 21.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Q17
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 81 81.0 81.0 81.0
2.00 19 19.0 19.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Q18
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 48 48.0 48.0 48.0
2.00 52 52.0 52.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Q19
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 23 23.0 23.0 23.0
2.00 77 77.0 77.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

40
Q20
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 10 10.0 10.0 10.0
2.00 90 90.0 90.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Q21
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 62 62.0 62.0 62.0
2.00 38 38.0 38.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Tabel Frekuensi Kota Bratislava

Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 5 5.0 5.0 5.0
2 36 36.0 36.0 41.0
3 28 28.0 28.0 69.0
4 26 26.0 26.0 95.0
5 5 5.0 5.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid L 42 42.0 42.0 42.0
P 58 58.0 58.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 2 2.0 2.0 2.0
4 60 60.0 60.0 62.0
5 38 38.0 38.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

41
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 1 1.0 1.0 1.0
5 3 3.0 3.0 4.0
6 12 12.0 12.0 16.0
7 1 1.0 1.0 17.0
8 50 50.0 50.0 67.0
9 10 10.0 10.0 77.0
11 23 23.0 23.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Status
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 58 58.0 58.0 58.0
2 40 40.0 40.0 98.0
3 2 2.0 2.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Penghasilan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 50 50.0 50.0 50.0
2 6 6.0 6.0 56.0
3 7 7.0 7.0 63.0
4 23 23.0 23.0 86.0
5 14 14.0 14.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Agama
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Katolik 61 61.0 61.0 61.0
Kristen 39 39.0 39.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Q1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 61 61.0 61.0 61.0
2.00 39 39.0 39.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

42
Q2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 56 56.0 56.0 56.0
2.00 44 44.0 44.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Q3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 13 13.0 13.0 13.0
2.00 87 87.0 87.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Q4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 30 30.0 30.0 30.0
2.00 70 70.0 70.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Q5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 18 18.0 18.0 18.0
2.00 82 82.0 82.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Q6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 57 57.0 57.0 57.0
2.00 43 43.0 43.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Q7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 59 59.0 59.0 59.0
2.00 41 41.0 41.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

43
Q8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 12 12.0 12.0 12.0
2.00 88 88.0 88.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Q9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 58 58.0 58.0 58.0
2.00 42 42.0 42.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Q10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 65 65.0 65.0 65.0
2.00 35 35.0 35.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Q11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 17 17.0 17.0 17.0
2.00 83 83.0 83.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Q12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 40 40.0 40.0 40.0
2.00 60 60.0 60.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Q13
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 31 31.0 31.0 31.0
2.00 69 69.0 69.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

44
Q14
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 95 95.0 95.0 95.0
2.00 5 5.0 5.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Q15
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 79 79.0 79.0 79.0
2.00 21 21.0 21.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Q16
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 54 54.0 54.0 54.0
2.00 46 46.0 46.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Q17
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 61 61.0 61.0 61.0
2.00 39 39.0 39.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Q18
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 42 42.0 42.0 42.0
2.00 58 58.0 58.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Q19
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 19 19.0 19.0 19.0
2.00 81 81.0 81.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

45
Q20
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 8 8.0 8.0 8.0
2.00 92 92.0 92.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Q21
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 55 55.0 55.0 55.0
2.00 45 45.0 45.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Hasil Sign Test Kota Jakarta dan Bratislava

Frequencies
N
a
Dialog Di Internet - Negative Differences 20
Partisipasi Politik Positive Differencesb 35
Tiesc 145
Total 200

Frequencies
N
Fasilitas Internet - Negative Differencesa 27
Partisipasi Politik Positive Differencesb 39
Tiesc 134
Total 200

Frequencies
N
a
Kesepakatan Bersama - Negative Differences 4
Partisipasi Politik Positive Differencesb 102
Tiesc 94
Total 200

Frequencies
N
Saluran Komunikasi Di Negative Differencesa 59
Internet - Partisipasi Politik Positive Differencesb 2
Tiesc 139
Total 200

46
Frequencies
N
a
Saluran Informasi Di Negative Differences 47
Internet - Partisipasi Politik Positive Differencesb 14
Tiesc 139
Total 200

Frequencies
N
Perdebatan Di Internet - Negative Differencesa 12
Partisipasi Politik Positive Differencesb 57
Tiesc 131
Total 200

Frequencies
N
a
Penggalangan Dukungan Di Negative Differences 2
Internet - Partisipasi Politik Positive Differencesb 119
Tiesc 79
Total 200

47
Tabel Uji Reliabilitas Dan Validitas

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.713 26

48
Dokumentasi Penelitian

Pertemuan (Konsultasi/bimbingan) Dengan Lecture Di Matej Bel


University, Banska Bystrica. Slovakia

Bersama Responden Dari Nove Mesto District, Jurajov Dvor Local


Part (Desa/Kelurahan)

49
Bersama Responden dari Petrzalka, Janikov Dvor Local Part
(Desa/Kelurahan)

Bersama Responden Dari Nove Mesto, Mierova Kolonia Local Part


(Desa/Kelurahan)

50
Bersama responden dari Kecamatan Tanjung Priok, Kelurahan Kebon
Bawang

Bersama responden dari Kecamatan Duren Sawit, Kelurahan Pondok


Kopi

51
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Muhammad Firdaus


BP : 1510832027
Tempat/Tanggal Lahir : Kuningan/30 Juli 1996
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Alamat Sekarang : Jalan Bandes, Kampung Dalam, Kelurahan
Binuang, Kecamatan Limau Manis, Kota
Padang
Alamat Tetap : Desa Bandorasawetan, Kec. Cilimus, Kab.
Kuningan. Prov. Jawa Barat. 45556
HP : 0812-6813-7926
E-mail : DausUs30@gmail.com
Riwayat Pendidikan : - SD Negeri 2 Bandorasawetan
- SMP Negeri 1 Cilimus
- SMA Negeri 1 Cilimus
Riwayat Organisasi : - Koor. Dep. Sosial AMA Unand
- Sekretaris FSI FISIP UNAND
- Kep. Biro Administrasi MPM KM
UNAND
- Koor. Dep. Sosial IYOIN LC Padang
- Ketua & Founder Komunitas Mentawai
Cerdas

52

Anda mungkin juga menyukai