Anda di halaman 1dari 163

INSTAGRAM DAN PRESENTASI DIRI

(Analisis Kuantitatif Hubungan Penggunaan Media


Sosial Instagram Dengan Presentasi Diri
Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNTIRTA Angkatan
2013-2015)

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Humas
Program Studi Ilmu Komunikasi

Oleh :

ERI HUSNA PERMATA

NIM. 6662120923

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
BANTEN
2016-2017
ii
iii
iv
"Ya Allah kuharap limpahan rahmat-Mu. Janganlah Engkau jadikan Aku
Bergantung pada diriku sendiri walau sekejap mata. Dan perbaikilah semua
urusanku. Tiada illah selain Engkau."

"Cukuplah Allah bagi kita dan Dia adalah sebaik-baiknya Pelindung."

Bismillah,
Skripsi ini ku persembahkan dengan
segalah hormat dan cinta kasih kepada
keluarga ku, papah, mamah, kaka serta
adik-adik ku yang luar biasa hebat
menjadi sumber motivasi dan inspirasi.
thank’s for everything you gave and
Love you as always *

v
ABSTRAK

Eri Husna Permata. NIM. 6662120923. Skripsi. INSTAGRAM DAN


PRESENTASI DIRI (Analisis Kuantitatif Hubungan Penggunaan Media
Sosial Instagram Dengan Presentasi Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Untirta Angkatan 2013-2015). Pembimbing I: Dr. Rahmi Winangsih.,M.Si
dan Pembimbing II: Burhanuddin Mujtaba, M.Si.

Dari sekian banyak social media dan Seiring dengan berkembangnya zaman,
Instagram menjadi salah satu media sosial yang cukup diminati untuk
mempresentasikan diri. Instagram merupakan media social yang cukup popular
dikalangan anak muda zaman sekarang. Berbeda dengan jejaring sosial lainnya,
Instagram menggunakan foto sebagai media penyampai pesan. Presentasi diri
dalam media sosial juga bisa dipandang sebagai sebuah bentuk revitalisasi atau
eksperimen terhadap identitas dirinya. Individu bisa saja memiliki kendala dalam
melakukan presentasi diri sesuai dengan impiannya. Namun media sosial
memberikan ruang yang seluas-luasnya bagi pengguna tersebut untuk
mempresentasikan dirinya. Maka, tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara penggunaan Instagram dengan persentasi diri
mahasiswa Ikom Untirta. Dengan keberadaan media sosial sebagai media massa,
maka dalam penelitian ini teori yang digunakan sebagai alat ukur atau pendukung
adalah teori perbedaan individu. Metode yang digunakan adalah survei, dimana
peneliti mengumpulkan informasi dari 75 responden dengan menyebarkan
kuesioner pada mahasiswa Ikom Untirta angkatan 2013-2015. Dari analisis
korelasi antara variabel penggunaan media social Instagram dan variabel
presentasi diri memiliki hubungan yang kuat dan positif. Setelah dilakukan uji
regresi dihasilkan persamaan Y = 8,838 + 0,547 X dengan hasil koefisien
determinasi sebesar 51,6%, yang menandakan bahwa presentasi diri mahasiswa
Ikom Untirta dapat dipengaruhi dengan penggunaan media social Instagram,
sedangkan sisanya disebabkan oleh faktor lain.

Kata Kunci : Instagram, Teori Perbedaan Individu, Presentasi Diri.

vi
ABSTRACT

Eri Husna Permata. NIM. 6662120923. Thesis. INSTAGRAM and SELF


PRESENTATION (Quantitative Analyze Correlations Social Media Instagram
Usage With Self Presentation Department of Communication Studies University
of Sultan Ageng Tirtayasa Force in 2013-2015). Guide I: Dr. Rahmi
Winangsih.,M.Si And Guide II: Burhanuddin Mujtaba, M.Si.

Of the many social media and with the development of the times, Instagram be one
that is quite attractive social media to express themselves. Different from other
social networks, Instagram use the image as a media transmitter of revitalization
or experiments against his or her identity, the individual may have difficulties in
implementing the self-presentation in accordance with his dream, but social
media gives wide space for those users to present it-self. Then the purpose of this
study was to determine the correlation between Instagram usage with the self-
presentation department of communication studies UNTIRTA. In the presence of
social media as mass media, in this study the theories used as a measuring tool or
supporting the Individual Differences Theory. This research by using survey
methods with 75 respondents as department of communication studies UNTIRTA
force in 2013-2015. The result of correlation analyze, social media Instagram
usage and self-presentation variables have a strong and positive correlation. After
conducting regression test, there is found a regression Y = 8,838 + 0.547 X. then
found the coefficients determination about 48.8%, indicating that the self-
presentation department of communication studies UNTIRTA can be influenced by
social media use Instagram, while the remainder caused by other factors out of
research.

Keywords: Instagram, Individual Differences Theory, Self-Presentation.

vii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT

yang telah memberikan rahmat serta karunia yang tidak terhingga sehingga skripsi

berjudul “INSTAGRAM DAN PRESENTASI DIRI dengan Sub Judul (Analisis

Kuantitatif Hubungan Penggunaan Media Sosial Instagram Dengan Presentasi

Diri Mahasiswa Ikom UNTIRTA)” bisa tertuntaskan dengan baik. Juga shalawat

dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang menjadi insiprasi

dan pembuka gerbang cahaya bagi umatnya hingga akhir zaman.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas akhir sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana. Dalam penyusunannya, peneliti

banyak menemukan kendala dan kesulitan, namun berkat niat dan usaha yang

sungguh- sungguh serta bantuan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik. Peneliti menyadari bahwa tanpa bimbingan dan

dorongan dari berbagai pihak, maka penyusunan skripsi ini akan jauh lebih sulit

dari yang dijalankan. Untuk itu peneliti ingin menyampaikan terimakasih yang

setulusnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., selaku Rektor Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa

2. Bapak Dr. Agus Sjafari M. Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Ibu Dr. Rahmi Winangsih.,M.Si Selaku Ketua Program Studi Ilmu

Komunikasi dan juga Selaku Dosen Pembimbing I, yang dengan

penuh
viii
kesabaran menghadapi penulis, meluangkan waktu, memberi

masukan, arahan, dan dukungan penuh kepada peneliti sehingga dapat

menyelesaikan tugas akhir ini

4. Bapak Burhanuddin Mujtaba, M.Si. selaku dosen pembimbing II, yang

juga dengan penuh kesabaran menghadapi penulis serta meluangkan

waktu, masukan, dan nasehat kepada penulis selama proses

penyusunan tugas akhir ini.

5. Bapak Iman Mukhroman, S.Sos.,M.Si selaku Ketua Penguji dan dosen

dari penulis, yang memberi inspirasi, pengajaran serta kritik dan saran

yang membangun.

6. Bapak Husnan Nurjuman, M.Si selaku Penguji II dan dosen dari

penulis, yang memberi inspirasi, pengajaran serta kritik dan saran

yang membangun.

7. Ibu Uliviana Restu H, S.Sos., M.I.Kom selaku Penguji III dan dosen

dari penulis, yang memberi inspirasi, pengajaran serta kritik dan saran

yang membangun.

8. Ibu Neka Fitriyah S.Sos.,M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik.

Dosen-dosen pengajar Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sultan

ageng tirtayasa yang telah memberikan ilmunya.

9. Seluruh staff Program Studi Ilmu Komunikasi dan staff Fakultas Ilmu

Sosial dan Imu Politik yang telah membantu penulis dalam hal

kelancaran proses skripsi.

ix
10. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Buhori dan Ibunda Siti Khotimah

serta kakak dan adik-adik penulis Mei Rahma yanti, Khoharuddin Abd

Ghafur, Aprilianita Rawdhatul Darmawanti dan Adli Darmawan.

Terima kasih atas doa tulus yang tiada henti diberikan, perhatian dan

cinta yang senantiasa menjadi kekuatan terbesar bagi penulis dalam

menyelesaikan Skripsi ini.

11. Sahabat-sahabat tercinta, Terima kasih untuk Siti Nurfaizah, Egi

Winadya, Yesi Afrianti, Nefi Lidya Maita, Della Krestianti P, Roviq

Vidi Royansyah, Rydma, Apis, Ali, yang telah bersedia menemani dan

memberi semangat. Semoga persahabatan kita selalu dijaga dan

terjaga oleh Allah yang telah menyatukan kita. Heart you, my beloved

friends!

12. Excellent Communication Society angkatan 2012 khususnya Abdul

Nashir, trimakasih untuk semua suka dan duka yang telah dilewati

bersama. You guys such an awesome family, I love you all!

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak atas

segala kekurangan, kekeliruan, dan kesalahan dalam skripsi ini. Semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi peneliti pada khususnya dan bagi para pembaca pada

umumnya.

Serang, Oktober 2016

Peneliti
x
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
PERNYATAAN ORISINALITAS.......................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI.................................................................iv
MOTTO DAN LEMBAR PERSEMBAHAN......................................................v
ABSTRAK.............................................................................................................vi
ABSTRACT.........................................................................................................vii
KATA PENGANTAR........................................................................................viii
DAFTAR ISI.........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL...............................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xvi
DAFTAR DIAGRAM........................................................................................xvii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xix

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................7
1.3 Identifikasi Masalah...........................................................................................8
1.4 Tujuan Penelitian...............................................................................................8
1.5 Manfaat Penelitian.............................................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................10


2.1 Kajian Teoritis.................................................................................................10
2.1.1 Komunikasi.............................................................................................10
2.1.2 Komunikasi Massa..................................................................................11
2.1.3 New Media..............................................................................................12
2.1.4 Media Sosial...........................................................................................15
2.1.5 Instagram dan Sejarah Instagram............................................................18

xi
2.1.6 Teori Perbedaan Individu........................................................................24
2.1.7 Presentasi Diri.........................................................................................25
2.2 Kerangka Berpikir............................................................................................29
2.3 Hipotesis Penelitian.........................................................................................30
2.4 Oprasional Variabel.........................................................................................31
2.5 Penelitian Terdahulu........................................................................................32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........................................................35


3.1 Pendekatan & Metode Penelitian.....................................................................35
3.2 Paradigma Penelitian.......................................................................................37
3.3 Fokus Penelitian...............................................................................................38
3.4 Lokasi Penelitian..............................................................................................38
3.5 Tekhnik Pengumpulan Data.............................................................................38
3.6 Sumber Data....................................................................................................40
3.7 Instrumen Penelitian........................................................................................41
3.8 Pengujian Instrumen Penelitian.......................................................................43
3.8.1 Hasil Uji Validitas....................................................................................43
3.8.2 Hasil Uji Reliabilitas................................................................................46
3.9 Populasi & Sampel Penelitian..........................................................................47
3.9.1 Populasi....................................................................................................47
3.9.2 Sampel......................................................................................................48
3.9 Tekhnik Pengolahan & Analisis Data..............................................................50
3.10.1 Tekhnik Pengolahan Data......................................................................50
3.10.2 Analisis Data..........................................................................................53
3.11 Jadwal Penelitian...........................................................................................61

BAB IV HASIL PENELITIAN...........................................................................62


4.1 Deskripsi Obyek Penelitian.............................................................................62
4.1.1 Instagram................................................................................................62
4.1.2 Sejarah Singkat UNTIRTA.....................................................................64
4.2 Deskripsi Data Penelitian.................................................................................68
4.2.1 Data Diri Responden...............................................................................68

xii
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian................................................................................73
4.3.1 Tanggapan Responden Tentang Variabel (X).........................................73
4.3.2 Tanggapan Responden Tentang Variabel (Y).........................................89
4.4 Pengujian Data Statistik.................................................................................103
4.4.1 Analisis Deskriptif Data........................................................................103
4.4.2 Uji Normalitas Data..............................................................................104
4.4.3 Uji Koefesien Korelasi..........................................................................106
4.4.4 Uji regresi.............................................................................................107
4.4.5 Uji Hipotesis.........................................................................................109
4.5 Pembahasan...................................................................................................111

BAB V PENUTUP..............................................................................................121
5.1 Kesimpulan....................................................................................................121
5.2 Saran..............................................................................................................122

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................124
LAMPIRAN.......................................................................................................128
DAFTAR RIWAYAT HIDUP..........................................................................139

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Operasional Variabel berdasarkan Olahan Peneliti................................31

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu..............................................................................32


Tabel 3.1 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha.......................................43

Tabel 3.2 Case Processing Summary X.................................................................44


Tabel 3.3 Item-Total Statistics X............................................................................44

Tabel 3.4 Case Processing Summary Y.................................................................45


Tabel 3.5 Item-Total Statistics Y............................................................................45
Tabel 3.6 Reliability Statistics X............................................................................46
Tabel 3.7 Reliability Statistics Y............................................................................47
Tabel 3.8 Jumlah Mahasiswa IKOM Semester Genap..........................................48
Tabel 3.9 Kriteria Analisis Deskriptif Presentase..................................................55
Tabel 3.10 Kriteria Interpretasi Koefisien Korelasi...............................................56

Tabel 3.11 Jadwal Penelitian..................................................................................61


Tabel 4.1 Jenis Kelamin.........................................................................................68
Tabel 4.2 Pengguna Instagram...............................................................................69
Tabel 4.3 Frekuensi Mengakses Instagram............................................................70

Tabel 4.4 Lama Menggunakan Instagram..............................................................71

Tabel 4.5 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.1.......................................73


Tabel 4.6 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.2.......................................74
Tabel 4.7 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.3.......................................75
Tabel 4.8 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.4.......................................77

Tabel 4.9 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.5.......................................78


Tabel 4.10 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.6.....................................79
Tabel 4.11 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.7.....................................80
Tabel 4.12 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.8.....................................81

xiv
Tabel 4.13 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.9.....................................82

Tabel 4.14 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.10...................................83


Tabel 4.15 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.11...................................85
Tabel 4.16 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.12...................................86
Tabel 4.17 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.13...................................87
Tabel 4.18 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.14...................................88
Tabel 4.19 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.15...................................89

Tabel 4.20 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.16...................................91


Tabel 4.21 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.17...................................92
Tabel 4.22 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.18...................................93
Tabel 4.23 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.19...................................95
Tabel 4.24 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.20...................................96
Tabel 4.25 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.21...................................97
Tabel 4.26 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.22...................................98
Tabel 4.27 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.23.................................100
Tabel 4.28 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.24.................................101
Tabel 4.29 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.25.................................102
Tabel 4.30 One Sample Kolmogorov Smirnov Test.............................................105
Tabel 4.31 Correlations.......................................................................................106
Tabel 4.32 Coefficients.........................................................................................107
Tabel 4.33 Anova..................................................................................................110
Tabel 4.34 Model Summary Coefficient Determination.......................................111

xv
DAFTAR

Gambar 2.1 Logo Instagram..................................................................................18

Gambar 2.2 Pencipta Instagram.............................................................................22

Gambar 2.3 Kerangka Berfikir..............................................................................29

Gambar 4.1 Jenis Kelamin.....................................................................................68

Gambar 4.2 Pengguna Instagram...........................................................................69

Gambar 4.3 Frekuensi Mengakses Instagram........................................................70

Gambar 4.4 Lama Menggunakan Instagram..........................................................72

x
DAFTAR

Diagram 4.1 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.1..................................74

Diagram 4.2 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.2..................................75

Diagram 4.3 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.3..................................76

Diagram 4.4 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.4..................................77

Diagram 4.5 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.5..................................78

Diagram 4.6 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.6..................................79

Diagram 4.7 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.7.................................80

Diagram 4.8 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.8.................................81

Diagram 4.9 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.9.................................82

Diagram 4.10 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.10..............................84

Diagram 4.11 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.11..............................85

Diagram 4.12 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.12..............................86

Diagram 4.13 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.13..............................87

Diagram 4.14 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.14..............................88

Diagram 4.15 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.15..............................90

Diagram 4.16 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.16..............................91

Diagram 4.17 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.17..............................92

Diagram 4.18 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.18..............................94

Diagram 4.19 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.19..............................95

Diagram 4.20 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.20..............................96

Diagram 4.21 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.21..............................97

Diagram 4.22 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.22..............................99

Diagram 4.23 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.23...........................100

x
Diagram 4.24 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.24...........................101

Diagram 4.25 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.25...........................102

Diagram 4.26 Hasil Uji Regresi...........................................................................107

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuisioner..........................................................................................128

Lampiran 2 Data dan Jawaban Responden..........................................................132

Lampiran 3 Dokumentasi.....................................................................................137

Lampiran 4 Kartu Bimbingan..............................................................................138

x
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Maraknya dunia jejaring sosial terutama Instagram yang kemunculannya

menjadi suatu hal yang cukup diminati oleh para pengguna social media,

Instagram bisa dibilang merupakan aplikasi edit berbagai foto maupun video yang

paling fenomenal. Media sosial ini tidak jauh beda dengan jejaring sosial lainnya

seperti Facebook, twitter ataupun Path, yang membedakannya adalah Instagram

lebih berfokus pada foto dan video dalam isi penyapaiannya diikuti dengan pesan

yang diberikan pada foto dan video yang diunggahnya. Instagram menjadi salah

satu media social yang sangat popular belakangan ini dikalangan anak muda

zaman sekarang. Bagaimana tidak, aplikasi Instagram yang diluncurkan pada

tahun 2010 lalu oleh Kevin Systrom dan Mike Krieger yang kemudian diakuisisi

oleh Mark Zuckerberg pada tahun 2012, telah memiliki 400 juta lebih pengguna

dari seluruh dunia. Dan dari angka tersebut Indonesia merupakan salah satu

negara pengguna Instagram terbanyak.1

Dikutip dari media online AntaraNews.com2 Pengguna instagram di

Indonesia termasuk yang terbanyak di dunia bersama Jepang dan Brazil, kata

Brand Development Lead, Instagram APAC Paul Webster. "Di Indonesia,

pengguna aktif

1
sella panduarsa gareta.kamis, 14 januari 2016 17:47 wib
http://www.antaranews.com/berita/540022/pengguna-instagram-indonesia-termasuk-
terbanyak-di-dunia diakses pada sabtu, 07 januari 2017 pukul 21:08
2
ibid
1
2

per bulannya telah menjadi dua kali lebih besar dari tahun ke tahun per Maret

2015". Kendati tidak melansir jumlah pengguna Instagram asal Indonesia, Paul

mengatakan terdapat 12.000 pengguna asal Indonesia yang bergabung di

komunitas pengguna Instagram bernama InstaMeet dan 89% pengguna layanan

Instagram berasal dari kalangan usia 18-34 tahun yang mengakses Instagram

setidaknya seminggu sekali. Perempuan mendominasi dengan porsi 63%. Paul

menyampaikan, mayoritas pengguna media sosial berlambang lensa kamera di

Indonesia itu adalah anak muda, pengguna ponsel pintar, dengan kemampuan

finansial yang baik dan memiliki gelar sarjana.

Menurut Paul, masyarakat Amerika Serikat masih menjadi pengguna

terbesar di dunia media sosial yang kerap membagikan foto-foto ini, di mana

angkanya mencapai 75 persen. Sementara 25 persen lainnya, tersebar di berbagai

belahan dunia, termasuk di Indonesia, dengan jumlah keseluruhan mencapai 400

juta pengguna. Secara rata-rata, pengguna Instagram membagikan 150 foto dalam

sebulan, dengan lebih dari 80 juta foto dan video dibagikan secara global setiap

harinya, dan menghasilkan 3,5 miliar likes.

Adapun temuan lain yang dilakukan oleh TNS, sebuah lembaga riset dari

Inggris, mengenai studi "Pengguna Instagram di Indonesia":3

▪ Pengguna Instagram di Indonesia 63% adalah anak muda usia 18-24

tahun yang terdidik dan mapan.

3
Yoseph Edwin @edjozeph Jumat, 15 Januari 2016. 07:08 WIB https://beritagar.id/artikel/sains-
tekno/instagram-beberkan-fakta-fakta-pengguna-di-indonesia diakses pada sabtu, 07 januari
2017 pukul 21:22
3

▪ 88% pengguna menggunakan filter dan 97% menggunakan

fitur search untuk mencari informasi yang lebih spesifik.

▪ 97% menuliskan komentar pada postingan dan menandai (mention)

teman-teman mereka yang mendorong proses pencarian di Instagram.

▪ 85% pengguna di Indonesia juga memposting di media sosial lainnya

langsung dari Instagram (cross posting). 49% juga membeli produk

dari penjual/jenama (brand) yang mereka ikuti (follow).

▪ Masyarakat Indonesia menggunakan Instagram untuk mencari inspirasi,

membagi pengalaman, dan mencari informasi dan tren terbaru.

▪ Kategori konten yang paling banyak dibagikan di Instagram (berlaku

untuk Instagram dan Facebook) antara lain: Makanan yang dimakan,

Barang yang dibelidan Barang yang mau dijual, Foto atau video dari

keluarga dan Peristiwa-pristiwa khusus, Binatang peliharaan, Alam

terbuka dan Tempat-tempat yang pernah dikunjungi, Foto atau video

dari perjalanan, Kutipan atau meme dan Foto atau video yang

ditemukan secara daring

Semakin berkembangnya Instagram di masyarakat, beragam pula karakter

masyarakat pengguna media sosial ini. Selain pengguna biasa, ada juga yang

memanfaatkan nya sebagai media mengekspresikan diri ataupun sebagai media

bisnis. Banyak juga akun-akun yang menawarkan berbagai macam hal-hal yang

unik untuk menarik pengguna lain. Keperibadian seseorang bisa juga dilihat dari

Instagram yang dimilikinya. Hal itu dilihat dari akun-akun seperti apa saja yang

pengguna ikuti, jika seseorang mempunyai minat kearah fotografi mereka akan
4

mengikuti (following) akun-akun yang membahas atau mengunggah hal-hal yang

berhubungan dengan fotografi. Begitu juga dengan seseorang yang memiliki

minat berpetualang pastilah mereka akan mengikuti akun yang membahas tentang

travelling dan lain sebagainya. Dapat dikatakan bahwa media sosial saat ini

memiliki kekuatan tersendiri untuk mempengaruhi individu salah satu contohnya

adalah menjadikan media social sebagai wadah untuk mempresentasikan diri.

Presentasi diri melalui media sosial memberikan kesempatan yang luas

bagi penggunanya, media sosial bisa difungsikan sebagai revitalisasi hubungan

sosial diantara sesama pengguna. Kehadiran media sosial tidak berbayar, yang

sekarang sudah sangat bervariasi, membuat penggunaan media sosial menjadi

suatu praktek yang lumrah. Tanpa memerlukan keahlian khusus Sehingga hampir

semua kalangan pun menjadi familiar dengan media social. Situs jejaring sosial

memiliki daya tarik yang berbeda-beda. Namun pada dasarnya tujuannya sama

yaitu untuk berkomunikasi dengan mudah dan lebih menarik karena ditambah

dengan fitur-fitur yang memanjakan penggunanya. Dari sekian banyak social

media dan Seiring dengan berkembangnya zaman, Instagram menjadi salah satu

media sosial yang cukup diminati untuk mempresentasikan diri.4

Adanya keinginan untuk membuat kesan yang sempurna dan sesuai

kepada orang lain dengan cara melakukan yang terbaik untuk terlihat sempurna

inilah yang disebut sebagai impression management atau biasa dikenal dengan

self- presentation atau presentasi diri. Presentasi diri dalam Instagram juga bisa

4
Jandy E. Luik., 2014. Media social dan presentasi diri. UK Petra-Surabaya. Hal 9
http://repository.petra.ac.id/15386/1/Media_Sosial_dan_Presentasi_Diri.pdf diakses pada 070117
5

dipandang sebagai bentuk uji coba terhadap identitas dirinya. Seseorang akan

mempresentasikan dirinya secara verbal maupun non-verbal kepada orang lain

yang sedang berinteraksi dengannya.5 Saat berinteraksi dengan orang lain

khususnya didunia maya, sering kali perhatian individu tertuju pada bagaimana

orang akan menilai perilakunya. Baik dalam mengupload foto maupun cara

berkomentar yang baik dan tidak menyinggung orang lain. Usaha untuk

mengontrol bagaimana orang lain berfikir sesuai dengan pemikiran individu,

sehingga individu tersebut perlu melakukan presentasi diri, yaitu usaha untuk

mengatur kesan yang orang lain tangkap mengenai diri baik secara disadari

maupun tidak.6

Sebagian individu memiliki masalah dalam melakukan presentasi diri

sesuai dengan impiannya. Hal ini terlihat dalam kehidupan sehari-hari seorang

individu yang ingin banyak memberi komentar terhadap peristiwa-peristiwa yang

sedang terjadi namun mengalami masalah kurang percaya diri dalam cara

penyampaiannya. Instagram memberikan ruang yang luas bagi pengguna tersebut

untuk mempresentasikan dirinya. Seorang mahasiswa yang dalam kesehariannya

mengalami kesulitan dalam mempresentasikan diri, bisa begitu berbeda cara

mempresentasikan diri ketika di Instagram.7 Maka dari itu mahasiswa

mendapatkan perasaan penerimaan diri di Instagram ketika orang lain

memberikan komentar terhadap tampilan foto maupun video yang mereka unggah

di Instagram.8

55
Feldman, R.S.1995. Social Psychology. New Jersey: A Simaon & Schuster Company. Englewood
Cliffs. Hal 23
6
Sarwono, S.W, & Meinarno, E.A. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Hal 42
7
Nelson, J. 2011. The Sky Is Everywhere. United States: Penguin Group. Hal 65
8
Ofcom. 2008. Social networking: A quantitative research report into attidues, behaviours and
use. Diambil tanggal 7 Januari 2017. http://www.ofcom.org.uk.
6

Individu yang memiliki presentasi diri positif akan menunjukkan identitas

sosial sesuai dengan situasi yang terjadi. Sering mengeluarkan perkataan-

perkataan yang dapat menyenangkan hati para pengguna instagram lain dengan

memuji dan menghargai antar pengguna instagram. Menunjukkan keselarasan

antara diri pribadi dengan perilaku yang ditunjukkan di media social instagram.9

Hal ini dikarenakan individu lebih selektif dalam menampilkan diri di instagram.

Menyesuaikan tingkah laku verbal dengan non-verbal yang ditunjukkan lewat

upload foto maupun video, serta berusaha menyamai apa yang dilakukan oleh

orang lain dalam situasi tertentu, misalnya ketika orang lain berkomentar ramah

tentang individu maka akan dibalas dengan komentar yang ramah pula.10

Sedangkan presentasi diri negative, maka subjek akan terlihat menakutkan atau

disegani oleh pengguna instagram lain. Individu seolah-olah menimbulkan rasa

takut dengan meyakinkan seseorang bahwa dirinya adalah orang yang berbahaya.

Individu berusaha untuk menimbulkan kesan bahwa dirinya memiliki ahli

dibidang tertentu dengan menampilkan prestasi-prestasi yang dimiliki dan

melebih-lebihkan kemampuan yang individu punya. Terkadang individu

memperlihatkan ketidakmampuan dirinya untuk di update di instagram dan

menunjukkan bahwa dirinya berpenampilan menarik dan pantas untuk

diperhatikan.11

Goffman mengatakan bahwa manusia adalah aktor dalam panggung

kehidupan, maka tentulah apa yang ditampilkan di panggung akan berdasarkan

9
Gonzales, Amy L, M.A. and Jeffrey T. Hancock, Ph.D. 2010. Mirror, Mirror on my Facebook Wall:
Effects of Exposure to Facebook on Self-Esteem. Journal Cyberpsychology,Behavior,
Andsocialnetworking, Vol: 020 (9). Hal 8
10
Fiske, S.T & S, Taylor. 1991. Social Cognitif, second edition. Singapore: McGraw-Hill Book Co.
11
Dayakisni, T., & Hudaniah. 2009. Psikologi Sosial. Malang: UMM Press. Hal 32
7

penataan. Apalagi jika kesempatan ini berada pada konteks media sosial

instagram yang memberikan kebebasan bagi tiap individu untuk berkreasi,

khususnya dalam menampilkan diri sebagai dirinya sendiri.12 Kalangan anak muda

pada usia 18-24 tahun merupakan pengguna terbanyak dalam fenomena media

sosial ini. Oleh sebab itu penulis memilih mahasiswa sebagai objek dari penelitian

ini. Mahasiswa dalam tahap perkembangannya digolongkan sebagai remaja akhir

dan dewasa awal, yaitu usia 18-21 tahun dan 22-24 tahun. Pada usia tersebut

mahasiswa mengalami masa peralihan dari remaja akhir ke dewasa awal.13 Masa

peralihan yang dialami oleh mahasiswa, mendorong mahasiswa untuk

menghadapi berbagai tuntutan dan tugas perkembangan yang baru. Tuntutan dan

tugas perkembangan mahasiswa tersebut muncul dikarenakan adanya perubahan

yang terjadi pada beberapa aspek fungsional individu, yaitu fisik, psikologis dan

sosial.

Berdasarkan fenomena di atas penulis memilih mahasiswa angkatan 2013-

2015 sebagai objek penelitian khususnya mahasiswa FISIP Jurusan Ilmu

Komunikasi UNTIRTA. Menimbang mahasiswa pada angkatan tersebut masih

dalam proses perkuliahan yang aktif dan mahasiswa Ilmu Komunikasi terbilang

lebih peka perhatiannya terhadap media karena secara akademik didalamnya telah

tersajikan pengetahuan dibidang media massa. Selain itu UNTIRTA merupakan

universitas negri ternama di Serang-Banten. Dan dalam hal ini pula penulis

tertarik

12
Goffman, E. 1956. The Presentation of Self in Everyday Life. Harmondworth : Penguin. Hal 43
13
Monk, F. J., Knoers, A. M. P., Haditono, S. R. 2001. Psikologi Perkembangan:Pengantar dalam
Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal 28
8

untuk meneliti tentang hubungan penggunaan media social instgaram dengan

presentasi diri mahasiswa ilmu komunikasi untirta pada angkatan 2013-2015.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, peneliti merumuskan

masalah yang akan diteliti lebih lanjut yaitu: “Bagaimana hubungan

penggunaan media social Instagram dengan persentasi diri dikalangan

mahasiswa ilmu komunikasi UNTIRTA ?”.

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

identifkasi penelitiannya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penggunaan Instagaram di kalangan Mahasiswa IKOM

UNTIRTA ?

2. Bagaimana Persentasi Diri Mahasiswa IKOM UNTIRTA


melalui

Instagram ?

3. Sejauh mana hubungan antara penggunaan Instagram dengan persentasi

diri mahasiswa IKOM UNTIRTA ?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi permasalahan diatas, maka tujuan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti adalah untuk:

1. Mengetahui sejauh mana penggunaan Instagram di kalangan mahasiswa

IKOM UNTIRTA
9

2. Mengetahui sejauh mana persentasi diri mahasiswa IKOM UNTIRTA

melalui Instagram

3. Mengetahui sejauh mana hubungan antara penggunaan Instagram dengan

persentasi diri mahasiswa IKOM UNTIRTA

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang kelak diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Secara Akademis, penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi

perkembangan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Penelitian ini juga dapat menjadi

bahan bacaan dan referensi bagi penelitian serupa di masa yang akan

datang.

2. Secara Teoritis, penelitian diharapkan dapat memberi kontribusi

pengetahuan dibidang Ilmu Komunikasi yang berkaitan dengan studi

Presentasi Diri dalam Komunikasi Antar Pribadi.

3. Secara Praktis, penelitian ini untuk menerapkan ilmu yang diterima

peneliti selama menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi sekaligus

memberikan masukan kepada siapa saja yang ingin mengetahui hubungan

Instagram dengan presentasi diri.


1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoritis

2.1.1 Komunikasi

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh

seorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau merubah sikap, pendapat,

atau perilaku, baik secara langsung secara lisan maupun tidak langsung

melalui media. Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication

berasal dari bahasa latin: communication dan bersumber dari kata communis

yang berarti sama. Sama disini adalah maksudnya kesamaan makna.14

Rumusan komunikasi yang sangat dikenal adalah rumusan yang dibuat

Harold Laswell. Menurut Laswell komunikasi adalah: “who says what in

which chanell to whom with what effect”. Yang jika dijabarkan, akan

terdapat lima unsur atau komponen di dalam komunikasi, yaitu:15

• Siapa yang mengatakan (Komunikator)

• Kepada siapa disampaikan (Komunikan)

• Apa yang dikatakan (Pesan)

• Media apa yang digunakan (Media)

• Akibat apa yang terjadi (Efek)

Onong Uchjana Effendi. Imu Komunikasi Teori dan Praktek. 2005.Hal.9


14

Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2008.
15

Hal. 69
1

2.1.2 Komunikasi Massa

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukan oleh Bittner

yang dikutip oleh Ardianto dkk dalam bukunya Komunikasi Massa, yakni

pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar

orang.16 Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu

harus menggunakan media massa. Jadi, sekalipun komunikasi itu disampaikan

kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan yang luas yang

dihadiri oleh ribuan orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu

bukan komunikasi massa.

Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa atau

khalayak yang luar biasa banyaknya, tidak terbatas pada penduduk yang ada di

suatu daerah melainkan semua orang dinegara yang satu dengan yang lain

dapat mengetahui secara langsung apa yang disiarkan oleh media elektronik

seperti televisi, radio, internet (satelit), beberapa ahli komunikasi juga

mengemukakan pendapatnya tentang pengertian komunikasi massa. Joseph A.

Devito merumuskan komunikasi massa menjadi dua hal, yaitu: seperti halnya

pengertian Komunikasi Massa:17

“Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada

massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa

khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau

semua orang yang menonton televisi, agaknya ini berarti bahwa khalayak itu

16
Ardianto dkk. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Simbiosa Rekatama Media. 2004. Hal 3
17
Ibid. Hal 6
1

besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinikan. Kedua, komunikasi

massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar–pemancar yang

audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan

lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televisi, radio, surat kabar,

majalah, film, buku dan pita. Komunikasi massa adalah komunikasi yang

menggunakan media massa modern seperti pers, film, radio dan televise”.

Dari pengertian di atas, secara umum sebenarnya komunikasi massa

merupakan suatu proses yang melukiskan bagaimana komunikator secara

profesional menggunakan teknologi dalam menyebarluaskan pengalamannya

yang melampaui jarak untuk mempengaruhi khalayak dalam jumlah yang

banyak. Dengan menggunakan saluran teknologi, komunikasi massa

dipergunakan untuk mengirimkan pesan yang melintasi jarak jauh, misalnya

buku, pamflet, majalah, surat kabar, warkat pos, radio, rekaman–rekaman,

televisi, poster dan komputer serta aplikasinya jaringan telepon serta satelit

(internet).

2.1.3 New Media (Media Baru)

Media baru atau New Media merupakan media yang menggunakan

internet, media online berbasis teknologi, berkarakter fleksibel, berpotensi

interaktif dan dapat berfungsi secara privat maupun secara publik.18 Secara

umum, media baru tidak hanya menjembatani perbedaan pada beberapa media,

namun juga pada perbedaan mengenai batasan kegiatan komunikasi pribadi

dengan batasan

18
Mc Quails, Dennis.Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Salemba Humanika. (2011). Hal
1

18
Mc Quails, Dennis.Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Salemba Humanika. (2011). Hal
1

kegiatan publik. Karakternya yang berbentuk digital, memudahkan dalam

berkomunikasi dan saling bertukar informasi. Media baru dan media lama

sangatlah berbeda. Perbedaan tersebut dapat dilihat melalui pendekatan

interaksi sosial dan itegritas sosial media baru dan media lama. Pendekatan

interaksi sosial membedakan media dengan seberapa mirip media tersebut

dengan model interaksi tatap muka. Media yang lebih lama memiliki peluang

interaksi yang sedikit, media yang lebih menekankan penyebaran informasi

dan sedikit adanya interaksi yang diciptakan seperti halnya radio dan televisi.

Media baru lebih memiliki interaksi didalamnya komunikator dengan

komunikannya lebih bebas berkomunikasi dan berinteraksi.19

Rasmussen berpendapat bahwa media baru memiliki efek kualitatif yang

berbeda terhadap integrasi sosial dalam jaringan masyarakat modern yang

mengambil dari teori modernisasi Gidden (1991). Kontribusi pokoknya adalah

untuk menjembatani jurang lebar yang terbuka antara dunia publik dan privat,

antara dunia kehidupan dan dunia sistem serta organisasi. Kontras dengan

televisi, media baru dapat memainkan peranan langsung dalam proyek

kehidupan individual. Mereka juga mempromosikan keragaman penggunaan

dan partisipasi yang lebih besar. Singkatnya, media baru membantu

merekatkan kembali individu setelah efek tercerai – berai akibat dari efek

modernisasi.20

Dalam bukunya, McQuail mengidentifikasikan Lima kategori utama media

baru yang sama – sama memiliki kesamaan saluran tertentu dan kurang lebih

20
Mc Quails, Dennis.Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Salemba Humanika. (2011). Hal
1
19
Littlejohn & Foss. Teori Komunikasi.Jakarta : Salemba Humanika. (2009). Hal 413

20
Mc Quails, Dennis.Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Salemba Humanika. (2011). Hal
1

dibedakan berdasarkan jenis penggunaan, konten, dan konteks seperti berikut

ini:21

1. Media komunikasi antar pribadi (Interpersonal communication

media). Meliputi telepon (yang semakin mobile) dan surat

elektronik (terutama untuk pekerjaan, tetapi semakin personal).

2. Media permainan interaktif (Interactive play media). Media ini

terutama berbasis komputer dan video game, ditambah peralatan

realitas virtual.

3. Media pencarian informasi (information search media). Ini adalah

kategori yang luas, tetapi Internet/ WWW merupakan contoh yang

paling penting, dianggap sebagai perpustakaan dan sumber data

yang ukuran, aktualitas, dan aksesibilitasnya belum pernah ada

sebelumnya.

4. Media partisipasi kolektif (collective participatory media).

Kategorinya khususnya meliputi penggunaan Internet untuk

berbagi dan bertukar informasi, gagasan, dan pengalaman serta

untuk mengembangkan hubungan pribadi aktif (yang diperantarai

komputer). Situs jejaring sosial termasuk di dalam kelompok ini.

5. Subtisusi media penyiaran (substitution of broadcasting media).

Acuan utamanya adalah penggunaan media untuk menerima atau

21
Ibid. Hal
1

mengunduh konten yang di masa lalu biasanya disiarkan atau

disebarkan dengan metode lain yang serupa.

Jelas media baru (new media) memiliki kecepatan untuk melakukan

sebuah interaksi, lebih efisien, lebih murah, lebih cepat untuk mendapatkan

sebuah informasi terbaru dan ter-update informasinya. Kelemahannya pada

jaringan koneksi internet saja, jika jaringan internet lancar dan cepat maka

informasi yang disampaikan kepada pembacanya lebih cepat serta harus ada

koneksi internet dimana pun berada bersama media baru. Media baru (new

media) masuk dalam kategori komunikasi massa. Hal ini dikarenakan pesan

yang disampaikan kepada khalayak luas melalui media online / media baru.

2.1.4 Media Sosial

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa

dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi meliputi blog,

jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan Wiki

merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat

di seluruh dunia.22

Menurut Antony Mayfield dari iCrossing, media sosial adalah mengenai

menjadi manusia biasa. Manusia biasa yang saling membagi ide, bekerjasama

dan berkolaborasi untuk menciptakan kreasi, berfikir, berdebat, menemukan

orang yang bisa menjadi teman baik, menemukan pasangan dan membangun

22
http://repository.petra.ac.id/15386/1/Media_Sosial_dan_Presentasi_Diri.pdf diakses pada 12
maret 2016 pukul 21.34
1

sebuahkomunitas. Intinya, menggunakan media sosial menjadikan kita sebagai

diri sendiri. Selain kecepatan informasi yang bisa diakses dalam hitungan

detik, menjadi diri sendiri dalam media sosial adalah alasan mengapa media

sosial berkembang pesat. Tak terkecuali, keinginan untuk aktualisasi diri dan

kebutuhan menciptakan personal branding. Teknologi-teknologi web baru

memudahkan semua orang untuk membuat dan yang terpenting

menyebarluaskan konten mereka sendiri. Post di Blog, tweet, atau video di

YouTube dapat direproduksi dan dilihat oleh jutaan orang secara gratis.

Pemasang iklan tidak harus membayar banyak uang kepada penerbit atau

distributor untuk memasang iklannya. Sekarang pemasang iklan dapat

membuat konten sendiri yang menarik dan dilihat banyak orang.23

Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial

sebagai “Sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas

dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan

dan pertukaran user-generated content".24

1. Ciri-ciri Media Sosial

Media sosial mempunyai ciri - ciri sebagai berikut:

a. Pesan yang disampaikan tidak hanya untuk satu orang saja

namun bisa keberbagai banyak orang contohnya pesan melalui

SMS ataupun internet.

23
Zarella. The Social Media Marketing Books. O'Reilly Media, Sebastopol. 2010. Hal 2
24
http://www.trigonalmedia.com/2015/08/pengertian-media-sosial-menurut-para.html diakses
pada 12 Maret 2016 pukul 22.28
1

b. Pesan yang disampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu

Gatekeeper.

c. Pesan yang disampaikan cenderung lebih cepat di banding

media lainnya.

d. Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi.

2. Jenis-jenis Media Sosial

Menurut Kaplan dan Haenlein ada enam jenis media sosial:

a. Proyek Kolaborasi

Website mengizinkan usernya untuk dapat mengubah,

menambah, ataupun me-remove konten – konten yang ada di

website ini.Contohnya wikipedia.

b. Blog dan microblog

User lebih bebas dalam mengekspresikan sesuatu di blog ini

seperti curhat ataupun mengkritik kebijakan pemerintah.

Contohnya Twitter, Blogspot, Tumblr, Path dan lain-lain.

c. Konten

Para user dari pengguna website ini saling meng-share konten –

konten media, baik seperti video, ebook, gambar dan lain-lain.

Contohnya Youtube.

d. Situs jejaring social

Aplikasi yang mengizinkan user untuk dapat terhubung dengan

cara membuat informasi pribadi sehingga dapat terhubung


2

dengan orang lain. Informasi pribadi itu bisa seperti foto-foto.

Contoh Facebook, Path, Instagram dan lain-lain.

e. Virtual game world

Dunia virtual dimana mereplikasikan lingkungan 3D, di mana

user bisa muncul dalam bentuk avatar-avatar yang diinginkan

serta berinteraksi dengan orang lain selayaknya di dunia nyata,

contohnya game online.

f. Virtual social world.

Dunia virtual yang di mana penggunanya merasa hidup di

dunia virtual, sama seperti virtual game world, berinteraksi

dengan yang lain. Namun, Virtual Social World lebih bebas,

dan lebih kearah kehidupan, contohnya second life.

2.1.5 Instagram dan Sejarah Instagram

2.1.5.1 Instagram

Gambar 2.1. Logo Instagram

Instagram adalah aplikasi untuk photo-sharing dan layanan jejaring

sosial online yang memungkinkan penggunanya untuk mengambil

gambar, menerapkan filter digital untuk mereka, dan berbagi hasilnya


2

melalui berbagai layanan social media seperti Facebook, Twitter dan

situs media lainnya.25

Ciri khas dari Instagram adalah hasil fotonya yang berupa persegi,

mirip dengan produk Kodak Instamatic dan gambar-gambar yang

dihasilkan oleh foto Polaroid - berbeda dengan kamera modern yang

biasanya memiliki bentuk persegi panjang atau dengan rasio

perbandingan bentuk 16:9. Pada awalnya Instagram hanya tersedia

untuk smartphone milik Apple, seperti: iPhone, iPad, dan iPod Touch.

Kemudian sejak bulan April 2012, fasilitas Instagram mulai

diintegrasikan untuk ponsel kamera Android sehingga pengguna

Android pun bisa mulai menggunakan Instagram untuk aktivitas

sharing foto mereka.26

Atmoko dalam bukunya yang berjudul Instagram Handbook

menjelaskan bahwa aplikasi Instagram memiliki lima menu utama

yang semuanya terletak dibagian bawah, aplikasi tersebut yaitu:27

1. Home Page : Halaman utama menampilkan linimasa foto-foto

terbaru dari sesama pengguna yang telah diikuti.

2. Search : Untuk memudahkan pengguna melakukan

pencaharian pada akun pengguna lainnya atau pencharian pada

foto-foto yang sedang popular.

25
http://www.scribd.com/doc/195027473/makalah-instagram. diakses 19 Mei 2016 pukul 18:59
26
Ibid.
27
Atmoko, Bambang Dwi. Instagram Handbook. Jakarta: Mediakita. 2012. Hal 28
2

3. Camera : dengan menu ini pengguna dapat langsung memotret

dan mengunggah foto atau video keinstagram dengan berbagai

effek yang disediakan di dalam aplikasi tersebut

4. Profile : Dihalaman profil kita bisa mengetahui secara detail

mengenai informasi pengguna, baik itu diri kita maupun orang

lain sesama pengguna.

5. News Feed : Fitur ini menampilkan notifikasi terhadap

berbagai aktivitas yang dilakukan oleh pengguna Instagram.

Selain itu menurut Atmoko ada beberapa bagian yang sebaiknya

diisi agar foto yang kita unggah lebih informative. Bagian-bagian

tersebut yaitu:28

1. Caption : Membuat judul atau caption foto lebih bersifat untuk

memperkuat karakter atau pesan yang ingin disampaikan pada

foto tersebut.

2. Hashtag : Hashtag adalah suatu label berupa suatu kata yang

diberi awalan symbol bertanda pagar (#). Fitur pagar ini

penting karena sangat memudahkan penggunna untuk

menemukan foto-foto di Instagram dengan label tertentu.

3. Geotage atau Lokasi : Instagram memaksimalkan teknologi ini

dengan menyediakan fitur lokasi. Sehingga setiap foto yang

diunggah akan menampilkan lokasi dimana pengambilannya.

22 Ibid. Hal
2

4. Share : Instagram juga menyediakan fitur share kemedia

social lainnya seperti facebook, twitter dan lainnya.

Menurut Atmoko, meski instagram disebut layanan photo sharing,

tetapi Instagram juga merupakan jejaring social. Karena disini kita bisa

berinteraksi dengan sesama pengguna. Ada beberapa aktivitas yang

dapat kita lakukan di Instagram, yaitu:29

1. Follow : Bisa dibayangkan betapa sepinya ketika sendirian

didunia Instagram yang meriah. Oleh karena itu dengan adanya

follow memungkinkan kita untuk mengikuti atau berteman

dengan pengguna lain yang kita anggap menarik untuk diikuti.

2. Like : Jika menyukai foto yang ada di linimasa, jangan segan-

segan untuk memberi like. Pertama dengan menekan tombol

like dibagian bawah caption yang bersebelahan dengan

komentar. Kedua, dengan double tap (mengetuk dua kali) pada

foto yang disukai.

3. Comment : Sama seperti like, komentar adalah bagian dari

interaksi namun lebih hidup dan personal. Karena lewat

komentar, pengguna mengungkapkan pikirannya melalui kata-

kata. Kita bebas memberikan komentar apapun terhadap foto,

baik itu saran, pujian atau kritikan.

23 Ibid. Hal
2

4. Mentions : Fitur ini memungkinkan kita untuk memanggil

pengguna lain. Caranya adalah dengan menambahkan tanda

arroba (@) dan memasukan akun instagram dari pengguna

tersebut.

5. Message : Fiture yang membantu mengirim pesan secara

pribadi yang berupa foto, video maupun tulisan yang dikirim

oleh sesama pengguna Instagram.

2.1.5.2 Sejarah Instagram

Instagram pertama-tama dikembangkan di San Francisco oleh Kevin

Systrom dan Brasil Michel "Mike" Krieger saat mereka berdua memilih

untuk berfokus pada pembuatan aplikasi multi-fitur “HTML5 check-in” di

proyek Burbn untuk fotografi mobile. 30

Gambar 2.2. Kevin


Systrom dan Mike Krieger,
Pencipta Instagram
(Sumber: Instagram Blog)

Pada tanggal 3 April 2012, Instagram untuk Android akhirnya dirilis.

Aplikasi tersebut diunduh sebanyak lebih dari satu juta kali dalam waktu

kurang dari satu hari. Pada minggu yang sama Instagram berhasil

30
http://www.instagram.com diakses 19 Mei 2016 pukul
2

mengumpulkan US$ 50 juta dari venture capitalist untuk berbagi share

perusahaannya, proses yang membuat nilai Instagram naik hingga

sejumlah US$ 500 juta. Kenaikan pesat Instagram juga terlihat pada saat

tiga bulan berikutnya Instagram mendapatkan lebih dari satu juta rating di

Google Play. Instagram menjadi aplikasi kelima yang pernah mencapai

satu juta peringkat di Google Play. Kesepakatan emas datang kepada

Instagram pada saat tawaran akuisisi datang dari Facebook, dengan

tawaran untuk membeli Instagram (beserta seluruh 13 karyawannya)

dengan nilai sekitar US$ 1 miliar dalam bentuk tunai dan saham pada

bulan April 2012. Tawaran ini datang beserta dengan kebijakan untuk

membiarkan Instagram tetap dikelola secara independen. Britain‟s Office

Of Fair Trading menyetujui kesepakatan pada tanggal 14 Agustus 2012,

disusul dengan penutupan penyelidikan oleh Federal Trade Commission di

Amerika Serikat pada tanggal 22 Agustus 2012 yang memungkinkan

kesepakatan antara Instagram dan Facebook untuk dilanjutkan.

Kesepakatan tersebut akhirnya resmi pada tanggal 6 September 2012.

Pada tanggal 17 Desember 2012, Instagram memperbaharui Terms of

Service mereka (atau Ketentuan Layanan) yang memungkinkan Instagram

untuk mendapatkan hak penjualan foto pengguna kepada pihak ketiga

tanpa pemberitahuan atau kompensasi. Kritik dari pendukung privasi

hingga konsumen (seperti National Geographic dan selebriti Kim

Kardashian) seluruhnya mengeluarkan pernyataan yang menuntut

pembatalan atau pencabutan kebijakan baru tersebut. Isu kontroversial

ini sempat
2

menyebabkan banyak pengguna beralih ke layanan lain yang mirip dengan

Instagram. Akhirnya pada Januari 2013 Instagram menegaskan kembali

bahwa pihaknya telah merevisi kebijakan yang menyebabkan terjadinya

pemahaman yang ambigu di kalangan pelanggan, juga menekankan bahwa

Instagram tidak akan menggunakan foto milik pengguna untuk tujuan

komersil apapun.31

2.1.6 Teori Perbedaan Individu

Nama teori ini diketengahkan oleh Malvin D.Dafleur ini lengkapnya

“Individual Differences Theory of Mass Communication Effect”. Menurut teori

ini individu-individu sebagai anggota khalayak sasaran media massa secara

selektif, menaruh perhatian kepada pesan-pesan terutama jika berkaitan dengan

kepentingannya, konsisten dengan sikap-sikapnya, sesuai dengan kepercayaan

yang didukung oleh nilai-nilainnya. Tanggapannya terhadap pesan pesan

tersebut diubah oleh tatanan psikologisnya. Jadi efek media massa pada

khalayak itu tidak seragam, melainkan beragam disebabkan secara individual

berbeda satu sama lain dalam stuktur kejiwaannya.32

Anggapan dasar teori ini adalah bahwa manusia berbeda satu sama lain

ketika mereka diterpa media massa, hal ini bisa terjadi bisa karena perbedaan

psikologis, cara pandang berpikir, pengaruh lingkungan sekitar, sikap, nilai,

agama, kepercayaan dan sebagainya. Teori ini mengatakan adanya pengaruh

Ibid.
31

32
Onong Uchjana Effendi. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti. 2003. Hal: 275.
2

unsur-unsur psikologis yang berinteraksi dengan terpaan media massa dan

menghasilkan efek. Dengan demikian terdapat suatu kaitan yang kuat antara

pesan-pesan media dengan respon setiap individunya. Respon atau tanggapan

terhadap pesan-pesan tersebut diubah oleh tatanan psikologis setiap individu

tersebut. Jadi efek media kepada khalayak massa itu tidak seragam melainkan

beragam. Hal ini disebabkan karena mereka secara individual berbeda antara

satu dengan yang lainnya dalam struktur kejiwaan maupun pola hidup yang

terbentuk oleh lingkungan tempat individu tersebut dan berkembang.

2.1.7 Presentasi Diri

Dalam bukunya Deddy Mulyana, Presentasi diri Menurut Goffman yaitu:

“Merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh individu tertentu untuk

memproduksi definisi situasi dan identitas sosial bagi para aktor dan definisi situasi

tersebut mempengaruhi ragam interaksi yang layak dan tidak layak bagi para aktor

dalam situasi yang ada”.33 Lebih jauh presentasi diri merupakan upaya individu

untuk menumbuhkan kesan tertentu di depan orang lain dengan cara menata

perilaku agar orang lain memaknai identitas dirinya sesuai dengan apa yang ia

inginkan. Dalam proses produksi identitas tersebut, ada suatu pertimbangan-

pertimbangan yang dilakukan mengenai atribut simbol yang hendak digunakan

sesuai dan mampu mendukung identitas yang ditampilkan secara menyeluruh.

Pada dasarnya, setiap orang memiliki langkah-langkah khusus dalam

mempresentasikan dirinya kepada orang lain. Dalam bukunya yang berjudul

‘The

33
Mulyana, Deddy.Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung, Remaja Rosdakarya. 2005. Hal 112
2

Presentation of Self in Everyday Life’,34 Goffman menyebutkan istilah self

presentation (presentasi diri) dengan impression management (manajemen

kesan). Menurutnya, dunia sama dengan panggung sandiwara. Setiap manusia

mengatur hal-hal yang dia lakukan ketika berinteraksi dengan orang lain.

Goffman menyebutnya sebagai dramaturgi. Menurut Goffman, dalam

pementasan terdapat front stage (panggung depan), back stage (panggung

belakang), team of performers (kelompok atau tim yang terlibat dan mendukung

pementasan), dan audience (masyarakat).35

Goffman memperkenalkan manajemen kesan sebagai kebutuhan individu

dalam mempresentasikan dirinya sebagai seseorang yang bisa diterima oleh

orang lain. Dia menjelaskan bahwa diri sebagai penampil (self as performer),

bukan semata-mata sebuah produk sosial, tapi juga memiliki dasar motivasi.

Individu menata kesan miliknya ketika mereka berharap untuk diterima sebagai

seorang yang memiliki citra diri disukai oleh orang-orang.36 Pada umumnya

Impression Management digunakan dalam konteks untuk mendapatkan pujian

atas pertunjukan, wawancara, mencari respon balik, dan kesuksesan dalam

karier. Pada tahun 1982 Jones & Pittman membangun sebuah sistem untuk

merekam bermacam-macam perilaku manajemen kesan. Lima kelompok teoritik

dari manajemen kesan telah diidentifikasikan paling banyak digunakan oleh

setiap

34
Goffman, Erving. 1959. The Presentation of Self in Everyday Life. United States of America:
Doubleday Anchor Books
35
Ibid.
36
Bolino, M. C., Kacmar, M. K., Turnley, W. H., & Gilstrap, B. J. (2008). A multilevel review of
impression management motives and behaviors. Journal of Management, 34(6), 1080-1109
2

individu. Sistem tersebut mencakup lima strategi yang meliputi: ingratiation,

selfpromotion, exemplification, intimidation dan supplication.37

Goffman memperkenalkan manajemen kesan sebagai kebutuhan individu

dalam mempresentasikan dirinya sebagai seseorang yang bisa diterima oleh

orang lain.38 Sedangkan menurut Schlenker, manajemen kesan terdiri dari

perilaku individu saat menciptakan, mengendalikan, serta menata atau menjaga

citra diri mereka (self image), dan hal tersebut mempengaruhi cara mereka

dianggap oleh orang penting lainnya. Usaha manajemen kesan yang merupakan

bagian dari presentasi diri ini jelas digunakan oleh banyak orang. Pada

umumnya, seseorang menginginkan dirinya untuk diterima public sebagai sosok

yang intelligent, friendly, dan morally good.39 Dalam penelitian ini penulis

menggunakan taktik impression management milik Jones & Pittman yang terdiri

dari ingratiation, self- promotion, exemplification, intimidation dan

supplication.40

1. Ingratiation Tindakan yang dilakukan untuk terlihat menarik dengan

cara memuji diri sendiri, memuji orang lain, menyetujui pendapat yang

ada, melakukan hal-hal baik seperti memberi bantuan dan hadiah,

menutupi kelemahan dengan menunjukkan kelebihannya.

37
Jones, E. E., & Pittman, T. S. (1982). Toward a general theory of strategic Self-presentation. In J.
Suls (Ed.), Psychological Perspectives on the Self (Vol.1, pp. 231-262). Hillsdale, NJ: Lawrence
Erlbaum
38
Goffman, Erving. 1959. The Presentation of Self in Everyday Life. United States of America:
Doubleday Anchor Books
39
Schlenker, B. R. (1980). Impression management: The self-concept, social identity and
interpersonal relation. Monterey, CA: Brooks/Cole.
40
Jones, E. E., & Pittman, T. S. (1982). Toward a general theory of strategic Self-presentation. In J.
Suls (Ed.), Psychological Perspectives on the Self (Vol.1, pp. 231-262). Hillsdale, NJ: Lawrence
Erlbaum
3

2. Intimidation Dilakukan agar terkesan berbahaya. Menimbulkan rasa

takut pada lawan, dengan memberikan ancaman, meluapkan amarah,

pamer kekuasaan atau kekuatan.

3. Self Promotion Dilakukan agar orang lain terkesan, dengan terlihat

kompeten. Dilakukan dengan cara memberikan penjelasan deskriptif,

unjuk kemampuan dan prestasi.

4. Exemplification Menunjukkan bahwa dirinya bermoral dan

berintegritas, dengan jalan menunjukkan dirinya sebagai seseorang yang

peduli, disiplin, jujur, dermawan, serta rela berkorban. Dilakukan agar

dihormati dan dikagumi.

5. Supplication Menampilkan dirinya sebagai orang yang lemah, tidak

berdaya. Menunjukkan ketergantungannya pada orang lain, agar orang

lain berbelas kasihan dan kemudian memberikan bantuan.


3

2.2 Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini kerangka berfikir yang digunakan peneliti adalah

sebagai berikut:

Teori Perbrdaan Individu


(Individual Differences Theory)

Instagram Presentasi Diri

- Posting - Ingratiation
- Following - Self Promotion
- Followers - Intimidation
- Like - Exemplification
- Comment - Supplification
- Mentions
(Atmoko, 2012:28-63) (Jones, 1990:80)

INSTAGRAM DAN PRESENTASI DIRI


(Analisis Kuantitatif Hubungan Penggunaan Media Sosial Instagram
Dengan Presentasi Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNTIRTA
angkatan 2013-2015)

Ha = Terdapat hubungan antara Instagram dan Presentasi Diri Mahasiswa


IKOM UNTIRTA angkatan 2013-2015.

Ho = Tidak terdapat hubungan antara Instagram dan Presentasi Diri


Mahasiswa IKOM UNTIRTA angkatan 2013-2015.

Gambar 2.3. Kerangka pemikiran


3

2.3 Hipotesis Penelitian

Secara etimologis, hipotesis dibentuk dari dua kata, yaitu Hypo dan kata

thesis. Hypo berarti kurang dan thesis adalah pendapat. Kedua kata itu kemudian

digunakan secara bersama menjadi hypothesis dan penyebutan dalam dialek

Bahasa Indonesia menjadi hipotesa kemudian berubah menjadi hipotesis yang

maksudnya adalah suatu kesimpulan yang masih kurang atau kesimpulan yang

belum sempurna.41

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta- fakta empiris

yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan

sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban

yang empirik.42

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha : Terdapat hubungan antara Instagram dan Presentasi Diri

Mahasiswa IKOM UNTIRTA angkatan 2013-2015.

Ho : Tidak terdapat hubungan antara Instagram dan Presentasi Diri

Mahasiswa IKOM UNTIRTA angkatan 2013-2015.

41
Burhan Bungin.Metodologi Penelitian Kuantitatif.2009. Hal.75
42
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. 2012. Hal.71
3

2.4 Oprasionalisasi Variabel

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel terdiri atas dua macam, yaitu

variabel independen atau variabel (X) atau variabel bebas, dan variabel dependen

atau variabel (Y) atau variabel terikat. 43 Dalam penelitian ini variabel tersebut

adalah:

1. Variable Bebas (X) yaitu Penggunaan Media Sosial Istagram

2. Variable Terikat (Y) yaitu Presentasi Diri Mahasiswa IKOM UNTIRTA

Untuk lebih jelas dan terperinci maka operasional variabel dijelaskan dalam

bentuk tabel seperti di bawah ini:

Tabel 2.1 Operasional Variabel berdasarkan Olahan Peneliti

Variabel Dimensi Indikator Skala


Penelitian
1 2 3 4
Posting

Following
Penggunaan Frekuensi Penggunaan
Followers
Media Sosial dan aktifitas dalam Interval
Instagram instagram Like / Suka
(Variabel X)
Comment

Mentions

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. 2012. Hal. 42-43
43
3

1 2 3 4
Ingratiation
Presentasi Diri
Self Promotion
Mahasiswa Ilmu Taktik atau Strategi
Intimidation
Komunikasi impression Interval
UNTIRTA management Exemplification
(Variabel Y) (menejemen kesan)
Supplification

2.5 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

Nama Herlina Pangastuti Hanafi,ah Hidayatur Eri Husna P.


Rohmah

Judul, Hubungan Antara New Media Dan INSTAGRAM DAN


Narsisme dengan Prilaku Konsumen PRESENTASI DIRI
Universitas, Presentasi diri pada (Analisis Kuantitatif
Pengguna jejaring (Studi Korelasi hubungan Penggunaan
Tahun sosial facebook pengaruh penggunaan Media Sosial
(Universitas akun Instagram Instagram Dengan
Muhammadiyah @md_store_hijab Presentasi Diri
Surakarta, 2015) terhadap prilaku Mahasiswa Ilmu
membeli di kalangan
Komunikasi
mahasiswi fakultas
UNTIRTA angkatan
ekonomi angkatan
2013-2015)-
2011 universitas
pembangunan nasional Universitas Sultan
“veteran yogyakarta”) Ageng Tirtayasa, 2016

Tujuan Untuk mengetahui Untuk mengetahui Untuk mengetahui ada


hubungan antara ada tidaknya tidaknya hubungan
Penelitian Narsisme dengan pengaruh antara antara media social
presentasi diri, penggunaan Instagram dan
serta mengetahui Instagram terhadap persentasi diri apabila
tingkat presentasi prilaku konsumen ada, seberapa besar
diri dan narsisme kearah pembelian jika eratnya hubungannya.
pengguna facebook. ada seberapa besar
pengaruhnya.
3

Teori Teori Teori New Media Teori Individual


Psikodinamika dan Differences Theory of
Teori Sosial Mass Communication
Learning Effect

Metode / Metode yang Metode yang Metode yang


digunakan dalam digunakan dalam digunakan dalam
Paradigma penelitian ini penelitian ini adalah penelitian ini adalah
adalah metode metode survei metode survei.
kuantitatif.

Hasil Berdasarkan hasil Hasil dari penelitian Berdasarkan hasil


analisa statistic menunjukan adanya analisis statistic yang
Penelitian / yang dilakukan pengaruh penggunaan dilakukan untuk
untuk mengetahui akun Instagram mengetahui hubungan
Kesimpulan apakah ada @md_store_hijab antara penggunaan
hubungan positif media social
terhadap prilaku
antara narsisme Instagram Dengan
membeli di kalangan
dengan presentasi presentasi diri
diri pada jejaring mahasiswi fakultas memperoleh nilai
social facebook di ekonomi angkatan sebesar 0,719 hal ini
peroleh nilai 2011 universitas menunjukan bahwa
diperoleh pembangunan nasional berdasarkan pedoman
signifikansi p = “veteran Yogyakarta interpretasi koefisien
0,019 (p < 0,05), sebesar 52% dan korelasi, hubungan
hal ini menunjukan memperoleh nilai antara variabel X
bahwa ada signifikansi sebesar dengan variabel Y
hubungan positif merupakan hubungan
0,000 lebih kecil dari
yang signifikan yang kuat karena
antara narsisme 0,05 sesuai dengan nilainya berkisar
dengan presentasi kriteria bahwasannya antara 0,60 – 0,799.
diri. Berdasarkan Ha diterima dan Ho Dan dari hasil
hasil tersebut dapat ditolak. perhitungan uji t,
dikatakan bahwa menyatakan bahwa H0
hipotesis yang ditolak dan Ha
diajukan peneliti diterima maka dapat
diterima. disimpulkan bahwa
terdapat hubungan
antara Penggunaan
Media Social
Instagram (X) Dengan
Presentasi Diri (Y).

Persamaan Sama-sama Sama sama Sama-sama


melakukan riset melakukan riset melakukan riset terkait
3

terkait presentasi terkait penggunaan penggunaan Instagram


diri Instagram dan presentasi diri

Perbedaan Penelitian ini Metode yang Metode yang


menggunakan dua digunakan tidaklah digunakan serta objek
variabel sama serta perbedaan yang diteliti
independen dan objek yang diteliti
satu variable
dependen serta
perbedaan objek
yang diteliti
3

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metodologi dan pendekatan kuantitatif.

Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena sudah cukup

lamadigunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian.

Metode ini disebut metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat

positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah telah memenuhi kaidah- kaidah

ilmiah yaitu konkret atau empiris, objektif, terukur, rasional, dan sistematis.

Metode kuantitatif merupakan penelitian yang berupa angka- angka dan analisis

menggunakan ilmu statistik. Penelitian kuantitatif dimulai dengan kegiatan

menjajaki permasalahan yang akan menjadi pusat perhatian peneliti. Penelitian

kuantitatif dilakukan pada populasi dan sampel tertentu yang representatif.

Sifatnya deduktif untuk menjawab rumusan masalah digunakan konsep atau teori

sehingga dapat dirumuskan hipotesis. Pada umumnya sampel yang diambil secara

random, sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada

populasi dimana sampel tersebut diambil.44

Metode yang diusung dalam penelitian ini adalah metode survei. Metode

ini menggunakan kuesioner sebagai instrument utama untuk mengumpulkan data.

Metode ini sering digunakan, karena desainnya sederhana serta prosesnya yang

cepat. Sementara menurut Irawan Soehartono (2002:54), bahwa penelitian survei

44
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. 2012.
3

adalah penelitian pengamatan yang bersekala besar pada kelompok-kelompok

manusia.45 Tujuan survei yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah

untuk menggambarkan bagaimana hubungan penggunaan media social Instagram

Dengan presentasi diri mahasiswa Ikom Untirta. Dari jawaban-jawaban yang

terhimpun dari berbagai responden nanti, maka peneliti akan dapat menarik

kesimpulan sehingga akan terjawab apa dan bagaimana hubungannya dengan

presentasi diri. Mengapa memilih survei, dikarenakan metode ini akan lebih

mudah jika digunakan pada penelitian yang bersifat asosiatif seperti yang peneliti

gunakan.

Alasan peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif adalah lebih obyektif,

terukur rasional dan sistematis. Sesuai dengan pendapat yang diungkapkan oleh

S.Arikunto (2002:11) yang menjelskan tentang beberapa keuntungan penelitian

yang disajikan secara kuantitatif yaitu sebagai berikut:

1. Kejelasan unsur: tujuan, pendekatan, subjek, sampel, sumber data sudah

mantap dan rinci sejak awal.

2. Langkah penelitian: segala sesuatu direncanakan sampai matang ketika

persiapan disusun.

3. Dalam desain: desain, langkah-langkah penelitian dan hasil yang

diharapkan jelas.

4. Pengumpulan data: kegiatan dalam pengumpulan data memungkinkan

untuk diwakilkan.

5. Analisis data: dilakukan sesudah semua data terkumpul.

45
Rusady Ruslan.Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. 2003. Hal
3

3.2 Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian yang digunakan sesuai dengan metode penelitian

kuantitatif, yaitu paradigma positivistik. Paradigma positivistik dinyatakan sebagai

paradigma tradisional, eksperimental, atau paradigma empirisistis yang

dikembangkan oleh para ahli sosiologi seperti Comte, Durkheim dan Mill.

Positivisme menggambarkan pendekatan baru terhadap pengetahuan. Masyarakat

bergerak dalam tiga tahap berdasarkan pola pikir dari teologis atau fiktif ke

metafisik atau abstrak ke penjelasan ilmiah atau positif. Dalam tahap positif,

gejala sosial dapat diungkapkan melalui observasi empiris atas gejala tersebut.

Tidak seperti dalam tahap teologis dan metafisik yang mengandalkan kekuatan

inti tertentu pada terjasinya suatu gejala. Tahap positif ditandai oleh kepercayaan

akan data empiris sebagai sumber pengetahuan terakhir. Comte mengembangkan

pendekatan positivisme dalam mempelajari masyarakat berpendapat bahwa

aplikasi metodologi ilmu- ilmu alam dan asumsinya untuk mempelajari manusia

akan menghasilkan satu “positive science of society’’. Dia percaya bahwa perilaku

orang diatur oleh prinsip- prinsip sebab akibat.46

Begitu pula dalam penelitian ini, pada paradigma ini, suatu gejala dapat

diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal (sebab- akibat), maka

peneliti dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan kepada beberapa

variabel saja. Paradigma positivistik atau empiris berasumsi bahwa kebenaran

objektif dapat dicapai dan bahwa proses meneliti untuk menemukan kebenaran

dapat dilakukan

46
Ulber Silalahi. Metode Penelitian Sosial.2010.Refika Aditama.Bandung. Hal.68-
4

paling tidak dengan bebas dari nilai.47 Positivisme sangat memperhatikan

ketepatan dalam pembentukan teori atau terikat pada ketetapan konstruksi teori.

Konsep- konsep atau variabel-variabel dan batasan mereka yang tepat adalah

dasar dari pembentukan teori. Dalam paradigma positivistik atau kuantitatif, suatu

teori harus dapat diuji secara empiris.

3.3 Fokus Penelitian

Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas, maka peneliti

memfokuskan Penelitian yang akan diteliti, yaitu untuk mengetahui sejauh mana

hubungan antara penggunaan media social Instagram dengan presentasi diri di

kalangan Mahasiswa IKOM UNTIRTA angkatan 2013-2015.

3.4 Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengenai “Analisis Kuantitatif hubungan penggunaan media

social Instagram Dengan presentasi diri mahasiswa IKOM UNTIRTA” dilakukan

di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang terletak di Jl. Raya Jakarta KM.4

Pakupatan Serang-Banten, 42122, Indonesia.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang penting dan strategis

dalam sebuah penelitian. Karena lewat kegiatan ini, sebuah penelitian bisa

memperoleh data untuk diproses dan diolah menjadi sebuah kesimpulan

penelitian.
47
Richard West and Turner. Pengantar Teori Komunikasi.2008. Salemba
Humanika. Jakarta.Hal.75
4

Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.48

Kegiatan penelitian tidak akan berjalan apabila peneliti tidak dapat

mengumpulkan data dan bahan yang diperlukan untuk melengkapi hasil penelitian

tersebut. Maka disana terdapat proses bagaimana peneliti berusaha memperoleh

data dan fakta dari lapangan atau objek penelitian. Pada penelitian ini, peneliti

melakukan pengumpulan data dari berbagai sumber yang peneliti nilai sesuai

dengan materi penelitian. Karena penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, maka

teknik yang dilakukan peneliti yakni sebagai berikut:

1. Kuesioner

Pertanyaan peneliti seputar penelitian dan jawaban responden dapat

dilakukan dalam bentuk kuesioner lembaran tertulis atau tercetak.

Pertanyaan – pertanyaan yang diajukan adalah seputar fakta dan pendapat

responden berkenaan dengan penggunaan instagram dan presentasi diri.

Kuesioner yang digunakan oleh peneliti adalah kuesioner tertutup, dimana

responden hanya diperkenankan memilih dari sejumlah alternatif jawaban

yang sudah peneliti sediakan.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang diperoleh dari

dokumen- dokumen non- buku, atau literatur-literatur yang berkaitan

dengan penelitian seperti: data jumlah mahasiswa jurusan, company profile

48
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2012)
hal. 114
4

atau data lain yang relevan. Sifat utama dari data ini tidak terbatas pada

ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk hal-hal

yang telah silam.49

3.6 Sumber Data

Kegiatan penelitian tidak akan berjalan apabila peneliti tidak dapat

mengumpulkan data dan bahan yang diperlukan untuk melengkapi hasil

penelitian. Maka peneliti memerlukan sumber untuk memperoleh semua data yang

diperlukan untuk mendukung berjalannya penelitian. Data hasil penelitian bisa

didapatkan melalui dua sumber, yakni:

a. Data Primer

Menurut S. Nasution, data Primer adalah data yang dapat diperoleh

secara langsung dari lapangan tempat penelitian. Data primer

merupakan data yang diperoleh langsung dari hasil kuesioner yang

disebar di lapangan.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang perolehannya dari penelitian

kepustakaan atau bahan yang bersifat teoritis yang relevan dengan

penelitian. Misalnya diperoleh dari buku- buku, majalah, internet dan

media lainnya. Data ini sebagai data pendukung dan pelengkap serta

yang relevan dengan masalah yang tengah diteliti.

49
Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif.2009. Hal.144
4

3.7 Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka dalam

penelitian harus ada dan menggunakan alat ukur yang baik. Alat ukur dalam

penelitian dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu

alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun social yang diamati.

Jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variable penelitian yang telah

ditetapkan untuk diteliti.50 Titik tolak dari penyusunan adalah variabel-variabel

penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Darivariabel- variabel tersebut diberikan

definisi operasionalnya dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur.51

Alat pengukuran yang utama dalam penelitian ini adalah kuesioner dan

menggunakan SPSS versi 21 for windows untuk menghitungnya. Karena

menggunakan kuesioner sebagai alat penelitian, maka alat tersebut harus diuji

kelayakannya melalui:

1. Uji Validitas

Validitas artinya alat ukur yang digunakan dalam pengukuran,

dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Hasan,

2006:15). Peneliti menggunakan SPSS 21 dengan mengolah data yang

diperoleh di lapangan kedalam program tersebut untuk mengukur validitas

instrument dalam penelitian ini. Uji validitas dilakukan dengan

menghitung korelasi antara masing- masing pernyataan dengan skor total

dengan menggunakan rumus teknik corelation product moment yang

rumusnya sebagai berikut:52

50
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. 2012. Hal.114-115.
51
Sugiyono.Metode Penelitian Administrasi.2007.Hal.120
52
Masri Singarimbun. Metode Penelitian Survai. LP3ES. 2006. Jakarta Barat. Hal.137
4

Dimana:

r = koefisien korelasi

n = jumlah observasi / responden

X = Skor pertanyaan

Y = Skor total

Ketentuan pengujian uji validitas adalah rhitung dibandingkan dengan

rtabel (dengan melihat taraf signifikansi penelitian, yakni sebesar 5% atau

0,05, dan jumlah N atau responden, barulah kita akan mendapatkan nilai

rtabel). Apabila rhitung < rtabel maka instrument dikatakan tidak valid, namun

sebaliknya jika rhitung > rtabel maka instrumen penelitian dikatakan valid.53

2. Uji Reliabilitas

Sugiarto dan Situnjak (2006) menyatakan bahwa reliabilitas menunjuk

pada suatu pengertian bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian

untuk memperoleh informasi yang digunakan dapat dipercaya sebagai alat

pengumpul data dan mampu mengungkap informasi yang sebenarnya di

lapangan.54 Pengujian reliabilitas dengan teknik Cronbach alpha dengan

rumus sebagai berikut:

53
Rosady Ruslan. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. 2003.Hal.189
54
www.slideshare.net/rachmatstatistika diakses pada Senin, 14 Maret 2016 pukul 20.51
4

K = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

Si = Jumlah varians butir

St = Varians total

Tabel 3.1

Tingkat Reliabilitas Berdasarkan nilai Alpha

Alpha Tingkat Reliabilitas

0,00 s/d 0,20 Kurang Reliabel

>0,20 s/d 0,40 Agak Reliabel

>0,40 s/d 0,60 Cukup Reliabel

>0,60 s/d 0,80 Reliabel

>0,80 s/d 1,00 Sangat Reliabel

Sumber: Wahyu Agung, 2010:95 55

3.8 Pengujian Instrumen Penelitian

3.81 Hasil Uji Validitas

Sebelum dilakukan penyebaran kuesioner terhadap sampel penelitian,

peneliti terlebih dahulu menguji validitas dan reliabilitas intrumen dengan

menyebarkan kuesioner pada 30 orang, Responden diminta untuk menyatakan

jawaban pada pilihan jawaban yang telah disediakan. Syarat untuk mengetahui

valid atau tidaknya suatu butir pertanyaan, maka r hitung harus dibandingkan

dengan r table. Pernyataan dalam penelitian ini dikatakan valid apabila nilai

corrected item-total correlation (r hitung) lebih besar dari nilai r table.

55
Nisfu Maryana. Pengaruh Penyajian Media Internal terhadap Pemenuhan Kebutuhan
Pegawai Pemerintah Kota Cilegon. 2011. Hal.50-51
4

1. Uji Validitas Variabel X

Table 3.2
Case Processing Summary

N %

Valid 30 100.0

Cases Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Table 3.3
Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Squared Cronbach's


Item Deleted if Item Deleted Total Multiple Alpha if Item
Correlation Correlation Deleted

Q1 39.8667 33.430 .512 .530 .877


Q2 40.2333 33.633 .441 .563 .880
Q3 40.1667 32.006 .566 .588 .875
Q4 39.9333 31.237 .682 .756 .869
Q5 40.0000 31.931 .572 .771 .874
Q6 39.9667 31.482 .664 .788 .870
Q7 39.9667 34.102 .399 .648 .882
Q8 40.4667 31.223 .543 .553 .877
Q9 39.8667 31.568 .573 .740 .874
Q10 40.1667 29.799 .753 .864 .864
Q11 40.1667 31.040 .692 .842 .868
Q12 40.1333 33.913 .478 .684 .879
Q13 40.2333 35.289 .342 .634 .883
Q14 40.0000 33.862 .514 .588 .877

Analisis: Untuk mengetahui validitas butir pertanyaan tersebut harus

dibandingkan dengan rtabel. Dengan taraf kesalahan 5%, dan N=30 maka

harga rtabel sebesar 0,361 (rtabel dapat dilihat pada halaman lampiran). Jika

rhitung positif dan rhitung > rtabel maka butir tersebut dikatakan valid.

Rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation pada

tabel 3.3 setelah


4

membandingkan rtabel dan rhitung maka dapat disimpilkan bahwa butir

pertanyaan pada variable X atau Penggunaan Sosial Media Instagram terdapat

satu butir pertanyaan yang tidak valid yaitu pada butir pertanyaan Q13 karena

nilainya kurang dari 0,361 sehingga pertanyaan tersebut tidak digunakan dalam

penelitian.

2. Uji Validitas Variabel Y

Table 3.4
Case Processing Summary
N %

Valid 30 100.0
a
Cases Excluded 0 .0
Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.
Tabel 3.5
Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Squared Cronbach's


Item Deleted if Item Deleted Total Multiple Alpha if Item
Correlation Correlation Deleted

Q15 29.4667 18.878 .581 .444 .836

Q16 29.0333 19.620 .482 .370 .843

Q17 29.0667 19.444 .551 .540 .840

Q18 29.4000 17.903 .572 .647 .836

Q19 28.9667 19.413 .428 .662 .847

Q20 28.8667 19.085 .512 .562 .841

Q21 29.2000 18.648 .462 .588 .846

Q22 29.8333 18.626 .488 .639 .843

Q23 29.5000 16.328 .715 .822 .823

Q24 29.1000 18.093 .589 .783 .835

Q25 29.5667 18.461 .567 .624 .837


4

Analisis: Untuk mengetahui validitas butir pertanyaan tersebut harus

dibandingkan dengan rtabel. Dengan taraf kesalahan 5%, dan N=30 maka

harga rtabel sebesar 0,361 (rtabel dapat dilihat pada halaman lampiran). Jika

rhitung positif dan rhitung > rtabel maka butir tersebut dikatakan valid.

Rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation pada tabel

3.5 setelah membandingkan rtabel dan rhitung maka dapat disimpilkan bahwa

butir pertanyaan pada variable Y atau Presentasi diri mahasiswa semua butir

pertanyaannya valid sehingga semua pertanyaan tersebut digunakan dalam

penelitian.

3.8.2 Hasil Uji Reliabilitas

1. Uji Reliabilitas Variabel X

Table 3.6
Reliability Statistics X

Cronbach's Cronbach's N of Items


Alpha Alpha Based on
Standardized
Items
.883 .881 14

Dari table diatas dapat dilihat bahwa nilai pada kolom Cronbach’s Alpha

adalah sebesar 0,883 dari variable penggunaan social media Instagram (X),

berdasarkan criteria ketentuan Alpha Cronbach pada tabel 3.1 dapat dikatakan

bahwa butir pertanyaan variabel X (Penggunaan social media instagram)

yaitu sangat reliabel.


4

2. Uji Reliabilitas Variabel Y

Table 3.7
Reliability Statistics Y

Cronbach's Cronbach's N of Items


Alpha Alpha Based on
Standardized
Items
.851 .853 11

Dari table diatas dapat dilihat bahwa nilai pada kolom Cronbach’s

Alpha adalah sebesar 0,851 dari variable presentasi diri mahasiswa (Y),

berdasarkan criteria ketentuan Alpha Cronbach pada tabel 3.1 dapat

dikatakan bahwa butir pertanyaan variabel Y (Presentasi diri mahasiswa)

yaitu sangat reliabel.

3.8 Populasi dan Sampel Penelitian

3.8.1 Populasi

Populasi adalah semua individu atau unit-unit yang menjadi target

penelitian. Populasi dalam setiap penelitian harus disebutkan secara tersurat

yaitu yang berkenaan dengan besarnya anggota populasi serta wilayah

penelitian yang disebutkan secara tersurat yaitu yang berkenaan dengan

besarnya anggota populasi serta wilayah penelitian yang dicakup. Tujuan

diadakannya populasi ialah agar kita dapat menentukan besarnya anggota

sampel yang diambil dari anggota populasi dan membatasi berlakunya daerah

generalisasi.56

56
Husaini Usman dan R. Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika, PT Bumi Aksara,
Jakarta, 2009, hlm: 181.
5

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Ilmu

Komunikasi FISIP UNTIRTA angkatan 2013-2015. Hal ini dikarenakan

mahasiswa pada angkatan tersebut masih dalam proses perkuliahan yang aktif

dan mahasiswa Ilmu Komunikasi terbilang lebih peka perhatiannya terhadap

media karena secara akademik didalamnya telah tersajikan pengetahuan

dibidang media massa, selain itu rentan usia pada mahasiswa angkatan 2013-

2015 berkisar antara 18-24 tahun dimana pada usia ini merupakan kategori

perkembangan remaja akhir dan dewasa awal. Jumlah populasi mahasiswa

Ilmu Komunikasi FISIP UNTIRTA angkatan 2013-2015 yang berhasil didapat

yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.8
Jumlah Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Semester Genap Tahun Akademik 2015/2016
NO ANGKATAN JUMLAH

1 2013 112

2 2014 78

3 2015 120

TOTAL 310

3.8.2 Sampel

Menurut Sugiyono Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut.57 Pengertian lain menurut Suharsimi

57
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. 2012. Hal.81
5

Arikunto Sampel adalah sebagian wakil populasi yang diteliti.58 Sampel

penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan

dapat mewakili seluruh populasi (Riduwan, 2013:70). Apa yang dipelajari dari

sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu

sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

Berdasarkan populasi yang ada maka untuk menghitung jumlah sampel

digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% yaitu sebagai berikut:

n= 𝑁
𝑁𝑑మାଵ

Keterangan: n = jumlah sampel yang dicari

N = jumlah populasi

d = nilai presisi (tingkat kesalahan)

ଷଵ଴
n = ଷଵ଴ .(ଵ଴ Ψ)మାଵ

ଷଵ଴
n= ଷଵ଴ .଴,଴ଵାଵ

ଷଵ଴
n= ଷ.ଵାଵ

n = ଷଵ଴ = ଷଵ଴
n = 75.60 = 75
ଷ.ଵ ସ.ଵ

Jadi menurut rumus Yamane disimpulkan bahwa yang akan menjadi

sampel pada penelitian ini sebanyak 75 mahaiswa dari keseluruhan jumlah

mahasiswa ilmu

58
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, PT Rineka Cipta, Jakarta,
2010. Hal 131.
5

komunikasi angkatan 2013-2015. Teknik sampling yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Proportionate Stratified Random Sampling, teknik ini

digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan

berstratata secara proposional59. Adapun jumlah sampel yang diambil dalam

teknik sampel ini menggunakan rumus alokasi proposional60:

ni = 𝑁௜ × 𝑘
𝑁

ni = Jumlah sampel menurut strata

Ni = Jumlah populasi menurut strata

N = Jumlah populasi selurunya

Maka jumlah mahasiswa yang di ambil dalam setiap angkatan adalah

sebagai berikut:

ଵଵଶ
1. Angkatan 2013 =
ଷଵ଴ × 75 = 27.09 = 27

2. Angkatan 2014 =
ଷଵ଴ × 75 = 18.87 = 19
ଵଶ଴
3. Angkatan 2015 =
ଷଵ଴ × 75 = 29.03 = 29

3.9 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.9.1 Teknik Pengolahan Data

Analisis data dilakukan setelah peneliti mengumpulkan seluruh data dan

informasi yang diperlukan dalam suatu penelitian, biasanya peneliti akan

59
Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 2013. Hal: 64.

60
Sugiyono. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. 2007. Hal:
5

melakukan beberapa tahapan persiapan data untuk memudahkan proses

analisis dan interpretasi hasilnya. Demikian juga peneliti melewati beberapa

tahap dalam pengolahan datanya, yakni:61

1. Pengeditan (Editing)

Pengeditan merupakan proses pengecekan dan penyesuaian yang

diperlukan terhadap data penelitian, yaitu memudahkan proses pemberian

kode dan pemrosesan data melalui teknik statistik, data diperoleh tersebut

dihimpun oleh peneliti. Dalam tahap ini dilakukan pemeriksaan terhadap

data yang sudah terkumpul baik data primer maupun sekunder. Hal yang

diperiksa meliputi kelengkapan isian dari responden di lembar kuesioner,

readability, kejelasan jawaban, relevansi jawaban dan sebagainya.

2. Pemberian Kode (Coding)

Koding adalah proses identifikasi dan klasifikasi data penelitian ke

dalam skor numerik atau karakter simbol- simbol tertentu. Dalam tahap

ini, setelah peneliti memeriksa, maka peneliti memberikan kode- kode

pada setiap data yang sudah terkumpul. Fungsinya adalah untuk

memudahkan dalam proses penganalisisan dan penafsiran data untuk

bahan penelitian.

3. Pemrosesan Data (Data Processing)

Kini sebagian besar peneliti menggunakan sistem yang lebih canggih

dalam pemrosesan dan analisis data, yakni dengan menggunakan aplikasi

atau program bantuan seperti menggunakan program SPSS 21.00 guna


61
Rusady Ruslan. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. 2003.
5

61
Rusady Ruslan. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. 2003.
5

menghitung data berupa angka-angka yang kemudian dihitung dengan

rumus statistik. Program ini membuat proses tersebut lebih cepat, mudah

dengan tingkat keakuratan lebih tinggi.

4. Tabulating

Setelah data di periksa dan di lakukan pengkodean agar lebih mudah

dianalisis, maka saatnya memasukkan data- data tersebut dalam table

sesuai dengan pengklasifikasiannya agar menjadi data yang lebih mudah

dicerna. Pada penelitian ini menggunakan skala likert sebagai metode

pengukuran. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. 62

Skala Likert hanya menggunakan item yang secara pasti baik dan secara

pasti buruk, tidak dimasukkan yang agak baik, yang agak kurang, yang

netral dan ranking lain diantara dua sikap yang pasti di atas.63 Maka

peneliti menggunakan skala nilai dari 1 sampai 4, dan bobot yang

diberikan pada setiap jawaban responden adalah sebagai berikut:64

Sangat Setuju 4

Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

62
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. 2012. Hal.104
63
Moh.Nazir. Metode Penelitian. 2009. Ghalia Indonesia. Jakarta. Hal.338
64
Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif. 2009.
5

3.9.2 Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitaif ini menggunakan statistik.

Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam

penelitian, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Penelitian ini

menggunakan statistik inferensial yakni teknik statistik yang digunakan untuk

menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi yang

jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi tersebut dilakukan secara

random. Statistik inferensial meliputi statistik parametris dan statistik

nonparametris. Statistik parametris digunakan untuk menguji parameter

populasi melalui statistik atau menguji ukuran populasi melalui data sampel.

Penggunaan statistic parametris memerlukan banyak asumsi. Asumsi utama

adalah data harus berdistribusi normal, selanjutnya penggunaan salah satu tes

mengharuskan data dua kelompok atau lebih yang diuji harus homogen, dalam

regresi harus dipenuhi asumsi linearitas. Statistik parametris digunakan untuk

menganalisis data interval dan rasio.65

1. Analisis Deskriptif Data

Analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk

mendeskripsikan masing – masing variabel, yaitu variabel Penggunaan

Instagram (X), variabel Presentasi Diri (Y). Dalam analisis deskriptif ini

perhitungan yang digunakan untuk mengetahui tingkat presentase skor

jawaban dari masing – masing variable dengan rumus sebagai berikut:

65
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. 2012.
57

Keterangan:

n = skor empirik (skor yang diperoleh)

N = jumlah seluruh skor atau nilai (skor ideal)

Perhitungan deskriptif presentase ini mempunyai langkah – langkah

sebagai berikut:

1. Menentukan presentase maksimal

2. Menentukan angka presentase minimal

3. Menentukan interval kelas presentase, diperoleh dari pembagian

criteria terhadap rentang presentase (100% - 25% = 75%), maka

didapat 75% : 4 = 18, 7%.

Untuk mengetahui tingkat kriteria tersebut, selanjutnya skor yang

diperoleh (dalam %) dengan analisis deskriptif presentase diperoleh

sebagai berikut :
5

Tabel 3.9

Kriteria Analisis Deskriptif Persentase

No Rentang Persentase Kriteria

1. 82%-100% Sangat Baik

2. 82% - 63% Baik

3. 62% – 54% Cukup Baik

4. 53% - 34% Tidak Baik

5. 33% - 19% Sangat Tidak Baik

2. Uji Normalitas Data

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang

diteliti berdistribusi normal atau tidak. Karena menurut Sugiyono

(2011), statistik parametris mensyaratkan bahwa setiap variabel yang

akan dianalisis harus berdistribusi normal. Penggunaan statistik

parametris mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan

dianalisis berdistribusi normal. Oleh karena itu sebelum pengujian

hipotesis dilakukan maka terlebih dahulu akan dilakukan pengujian

normalitas data.

Peneliti menggunakan SPSS 21 dalam penghitungan dengan One

Sample Kolmogorov Smirnov Test, dasar pengambilan keputusan pada

uji ini adalah sebagai berikut:

a) Jika hasil uji memiliki nilai probabilitas > 0,05 maka data

dinyatakan terdistribusi normal.


5

b) Jika hasil uji memiliki nilai probabilitas < 0,05 maka data

dinyatakan tidak tidak terdistribusi normal.

3. Uji Koefisien Korelasi

Analisis korelasi adalah untuk menyatakan derajat keeratan

hubungan antar variabel.66 Dalam uji kali ini peneliti menggunakan

koefisien korelasi product-moment pearson (r), yang digunakan untuk

menemukan kekuatan hubungan antara dua variabel yang telah diukur

pada skala interval dan skala rasio. Rumus dari uji koefisien korelasi

product moment adalah:

Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi

yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman

pada ketentuan yang tertera pada tabel berikut:67

Tabel 3.10

Kriteria Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0, 80 – 1,000 Sangat Kuat

66
C.Trihendradi. Step by Step IBM SPSS 21: Analisis Data Statistik. 2013. Hal.131
67
Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. 2010. Alfabeta.Bandung. Hal.230-231
6

4. Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi sederhana adalah persamaan regresi untuk meneliti

hubungan antara satu variabel bebas (independent) terhadap variable

terikat (dependent). Analisis regresi sederhana dalam penelitian ini

digunakan untuk melihat arah hubungan fungsional atau kausal antara

variabel presentasi diri (dependent variable) dengan penggunaan social

media instagram (independent variable). Persamaan umum regresi

linier sederhana adalah:

Y = a + bx

Dimana:

Y = subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan

a = harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b = Angka arah arau koefisien regresi, yang menunjukkan angka

peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan

pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka

terjadi penurunan.

X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

Untuk dapat menemukan persamaan regresi, harga a dan b harus

terlebih dahulu dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut

ini:
6

Keterangan:

Y = Sumbu presentasi diri

X = Sumbu penggunaan social media instagram

a = Konstanta

b = Koefisien regresi

n = Banyaknya responden

5. Uji Hipotesis

Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi yaitu hubungan yang

ditemukan berlaku untuk keseluruhan populasi maka perlu diuji

signifikansi dengan uji signifikansi korelasi uji t dan uji F, sebagai

berikut:68

1. Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi koefisien korelasi

variabel bebas dengan variabel terikat. Rumus thitung yaitu:

Dimana:

R² = koefisien korelasi

n-2 = derajat keabsahan

t = nilai uji t

Sementara untuk mencari ttabel maka terlebih dahulu tentukan

taraf signifikansi, misalnya (α = 0,05), kemudian dicari ttabel dengan

68
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung. Alfabeta. Hal 38
6

derajat kebebasan (dk) = n – 2. Kemudian mengacu pada ketentuan

sebagai berikut:

a.
Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima Ha ditolak artinya tidak

signifikan
b.
Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak Ha diterima artinya

signifikan.

2. Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel

independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen. Derajat kepercayaan yang digunakan adalah

5 %. Apabila nilai F hasil perhitungan lebih besar dari nilai F

tabel maka hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa semua

variabel independen secara stimultan berpengaruh signifikan

tehadap variabel dependen (Gunjarati, 2001).

F=

Dimana:

R2: koefisien determinasi

n: Jumlah sampel

k: Jumlah variabel bebas

Dasar pengambilan keputusan:


a.
Jika probabilitas (signifikansi)> 0,05 (α) atau F hitung < F

tabel berarti hipotesis tidak terbukti maka H0 diterima Ha

ditolak bila dilakukan secara simultan.


6

b.
Jika probabilitas (signifikansi) < 0,05 (α) atau F hitung > F

tabel berarti hipotesis terbukti maka H0 ditolak dan Ha

diterima bila dilakukan secara simultan.

3. Koefisien Determinasi digunakan pada penelitian untuk

mengetahui sejauh mana hubungan dari variabel X Terhadap Y

yaitu penggunaan media sosial instagram dengan presentasi

diri. Berikut rumus yang digunakan untuk mencari Koefisien

Detrminasi.

Keterangan ;

KD: Koefisien Determinasi

r: Koefisien Korelasi

100: Bilangan Tetap

Dengan batas koefisien determinan 0 < KD < 1

Untuk mempermudah dalam proses perhitungan dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan program SPSS versi 21

dengan menggunakan program tersebut hasilnya dapat dilihat

pada table model summary berdasarkan nilai dari tabel yang

berjudul R-square atau melihat angka R.


6

3.11 Jadwal Penelitian

Bulan
Kegiatan
Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Jan

Observasi awal

Penyusunan
Bab 1-3
Sidang Outline

Riset Lapangan

Pengolahan
Data
Penyusunan bab
4-5
Siding Skripsi
6

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1 Instagram

Instagram berdiri pada tahun 2010 perusahaan Burbn, Inc. merupakan

sebuah teknologi startup yang hanya berfokus kepada pengembangan aplikasi

untuk telepon genggam. Pada awalnya Burbn,Inc. sendiri memiliki fokus yang

terlalu banyak di dalam HTML5 Mobile (hiper text markup language 5),

namun kedua CEO (Chief Executive Officer), Kevin Systrom dan juga Mike

Krieger, memutuskan untuk lebih fokus pada satu hal saja. Setelah satu

minggu mereka mencoba untuk membuat sebuah ide yang bagus, pada

akhirnya mereka membuat sebuah versi pertama dari Burbn, namun di

dalamnya masih ada beberapa hal yang belum sempurna. Versi Burbn yang

sudah final, aplikasi yang sudah dapat digunakan di dalam iPhone, yang

dimana isinya terlalu banyak dengan fitur-fitur.

Sulit bagi Kevin Systrom dan Mike Krieger untuk mengurangi fitur-fitur

yang ada dan memulai lagi dari awal, namun akhirnya mereka hanya

memfokuskan pada bagian foto, komentar, dan juga kemampuan untuk

menyukai sebuah foto, itulah yang akhirnya menjadi awal mulai munculnya

media sosial instagram. Nama instagram berasal dari pengertian dari

keseluruhan fungsi aplikasi ini. Kata ‘insta’ berasal dari kata ‘instan’, seperti

kamera polaroid yang pada masanya lebih dikenal dengan sebutan ‘foto

instan’.
6

Instagram juga dapat menampilkan foto-foto secara instan, Sedangkan

untuk kata ‘gram’ berasal dari kata ‘telegram’, dimana cara kerja telegram

sendiri adalah untuk mengirimkan informasi kepada orang lain dengan cepat.

Sama halnya dengan Instagram yang dapat mengunggah foto dengan

menggunakan jaringan internet, sehingga informasi yang ingin disampaikan

dapat diterima dengan cepat.

Instagram secara sederhana dapat didefinisikan sebagai aplikasi mobile

berbasis iOS, Android dan Windows Phone dimana pengguna dapat

membidik, meng-edit dan mem-posting foto atau video ke halaman utama

Instagram dan jejaring sosial lainnya. Foto atau video yang dibagikan

nantinya akan terpampang di feed pengguna lain yang menjadi follower anda,

sistem pertema nan di Instagram menggunakan istilah following dan follower.

Following ber- arti anda mengikuti pengguna, sedangkan follower berarti

pengguna lain yang mengikuti Anda. Selanjutnya setiap pengguna dapat

berinteraksi dengan cara memberikan komentar dan memberikan respon

suka terhadap foto yang dibagikan. Instagram awalnya dikembangkan oleh

startup bernama Burbn, Inc yang dimotori oleh Kevin Systrom dan Mike

Krieger. Di tangan keduanya Instagram sukses membuat raksasa jejaring

sosial Facebook bertekuk lutut sehingga bersedia membelinya seharga $1

miliar, akuisisi itu terjadi pada 9 April 2012.

Sistem sosial di dalam instagram adalah dengan menjadi pengikut akun

pengguna lainnya, atau memiliki pengikuti instagram. Sehingga dengan

demikian komunikasi antara sesama pengguna instagram sendiri dapat terjalin


6

dengan baik melalui pemberian tanda suka dan juga mengomentari foto-foto

yang telah diunggah oleh pengguna lainnya. Pengikut juga menjadi salah satu

unsur yang penting, dimana jumlah tanda suka dari para pengikut sangat

mempengaruhi apakah foto tersebut dapat menjadi sebuah foto yang populer

atau tidak. Untuk menemukan teman-teman yang ada di dalam instagram juga

dapat menggunakan teman-teman mereka yang juga menggunakan instagram

melalui jejaring sosial seperti twitter dan juga facebook.

4.1.2 Sejarah Singkat Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dimulai dengan berdirinya Yayasan

Pendidikan Tirtayasa pada tanggal 1 oktober 1980 berdasarkan Akte Notaris

No: 1 Tahun 1980, kemudian dilakukan penyempurnaan dan dikukuhkan

kembali dengan akte Notaris Ny. R.Arie Soetardjo, Nomor 1, Tanggal 3 Maret

1986. Kata Tirtayasa (Bahasa Sansekerta yang berarti Air Mengalir) diambil

dari Nama Pahlawan Nasional yang berasal dari Banten, yaitu Sultan Ageng

Tirtayasa (Kepres RI Nomor: 045/TK/1070). Nama Asli Sultan Ageng

Tirtayasa adalah Abul Fatih Abdul Fatah, pewaris ke-IV tahta Kesultanan

Banten. Sultan Ageng Tirtayasa dianugerahi tanda jasa Pahlawan Nasional

karena dengan gigih menentang penjajahan Belanda dan berhasil membawa

kejayaan dan keemasan Kesultanan Banten.

Langkah awal Yayasan Pendidikan Tirtayasa mendirikan Sekolah Tinggi

Ilmu Hukum (STIH) pada tahun 1981 disusul dengan pendirian Sekolah

Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) pada tahun 1982. Berbarengan

dengan pendiran STKIP, Yayasan Krakatau Steel Cilegon mendirikan

SekolahTinggi
6

Teknik (STT) yang selanjutnya STT bergabung dengan Yayasan Pendidikan

Tirtayasa untuk persiapan berdirinya Universitas Tirtayasa Serang-Banten.

Universitas Tirtayasa Serang Banten merupakan merupakan penggabungan

dari STIH, STT dan STKIP berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud RI

Nomor; 0596/0/1984, tanggal 28 November 1984, maka berubahlah status

masing- masing sekolah tinggi menjadi Fakultas Hukum, Fakultas Teknik, dan

Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Seiring dengan harapan

masyarakat Banten, dari tahun ke tahun Universitas Tirtayasa

mengembangkan pendirian fakultas dan program studi baru ditandai dengan

berdirinya Fakultas Pertanian berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud RI

Nomor: 0123/0/1989, tanggal 8 Maret 1989, dan Fakultas ekonomi dengan

Surat Keputusan Mendikbud Nomor: 0331/0/1989, tanggal 30 Mei 1989.

Perubahan sosial politik yang terjadi di Indonesia telah ikut mempengaruhi

perubahan yang terjadi pada Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Didasari

oleh perkembangan Untirta sebagai Perguruan Tinggi Swasta yang kurang

signifikan dan spirit era reformasi telah mendorong Pimpinan Universitas dan

para Pimpinan Fakultas di lingkungan Universitas Tirtayasa serta Pengurus

Yayasan Pendidikan Tirtayasa dan dukungan para tokoh Banten mengusulkan

penegerian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa kepada pemerintah pusat

melalui Departemen Pendidikan Nasional. Selanjutnya pada tanggal 13

oktober 1999 keluarlah Keppres RI Nomor; 130/1999 tentang Persiapan

Perguruan Tinggi Negeri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Atas kerja keras

dan kesungguhan dari pimpinan Untirta dan pengurus Yayasan maka pada

tahun 2001
6

berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor: 32 tanggal 19 maret 2001

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa secara resmi ditetapkan menjadi

PerguruanTinggi Negeri definitif. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sebagai

perguruan tinggi negeri yang baru terus berupaya melakukan perubahan-

perubahan dan perbaikan-perbaikan, baik dibidang kelembagaan, akademik,

maupun dibidang kemahasiswaan dan kerjasama.

Perubahan mendasar dibidang organisasi dan tata kerja adalah dengan

ditetapkannya Keputusan Mendiknas Nomor 023/J43/d.1/SK/IV/2003 dan

Statuta Universitas Sultan Ageng Tirtayasa berdasarkan Keputusan Mendiknas

Nomor 10 tahun 2007. Demikian pula perubahan dan perbaikan dibidang

akademik khususnya pendirian fakultas dan jurusan-jurusan baru,

pembangunan sarana dan prasarana pendidikan, pengembangan dan

peningkatan kualitas dosen dan tenaga pendidikan lainnya, pengembangan

ICT untuk menunjang pendidikan dan pelayanan akademik prima,

pengembangan dan peningkatan sarana perpustakaan menuju e-library dan e-

jurnal penguatan atmosfer akademik di kampus, serta peningkatan kualitas

pendidikan melalui sistem penjaminan mutu dan evaluasi diri (Quality

Assurance and Self evaluation). Universitas Sultan Ageng Tirtayasa saat ini

menyelenggarakan program pendidikan akademik dan program pendidikan

vokasi. Program Pendidikan Akademik terdiri atas Program Pendidikan

Sarjana (S1) sebanyak 6 fakultas dan 1 Program Pendidikan Megister (

Pascasarjana), yaitu (1) Fakultas Hukum, (2) Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, (3) Fakultas Teknik, (4) Fakultas Pertanian, (5) Fakultas

Ekonomi, (6) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu


7

Politik, dan (7) Pascasarjana. Jurusan/Program Studi yang saat ini dimiliki

sebanyak 21 Prodi untuk Program Sarjana dan 3 Prodi untuk Program

Megister dan Program Diploma III Ekonomi dengan rincian : Program Sarjana

(S1) meliputi : FH 1 jurusan ( Jurusan Ilmu Hukum ); FKIP 3 Jurusan dengan

7 Prodi (Jurusan Ilmu Pendidikan meliputi Prodi PLS, PGSD dan PGPAUD;

Jurusan Pendidikan Bahasa meliputi Prodi Diksastrasia dan Bahasa Inggris;

Jurusan IPA meliputi Prodi Matematika dan Biologi); FT 5 Jurusan ( Jurusan

T. Mesin, T. elektro, T. Sipil, T. Kimia; T. Industri; dan T. Metalurgi);

FAPERTA 3 Jurusan ( Jurusan Agribisnis; Agroteknologi; dan perikanan); FE

meliputi 3 Jurusan ( Jurusan manajemen; Jurusan Akuntansi; Jurusan Ekonomi

Pembangunan); FISIP Meliputi 2 Jurusan ( Jurusan Ilmu Administrasi Negara

dan Ilmu Komunikasi). Fakultas Pascasarjana menyelenggarakan Program

Megister (S2) dengan 3 Program Studi, yaitu (Prodi Teknologi Pembelajaran,

Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Ilmu Hukum).

Selain Program Pendidikan Akademik sebagaimana tersebut di atas,

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa juga menyelenggarakan Program

Pendidikan Vokasi yaitu Program Diploma III. Fakultas yang

menyelenggarakan Program Diploma III, yaitu Fakultas Ekonomi terdiri atas

Prodi Akuntansi, Prodi Marketing/Pemasaran, Prodi Perpajakan, Prodi

Keuangan dan Perbankan. Fakultas Teknik dengan 1 Prodi yaitu Prodi Teknik

Komputer dan Multimedia. Program Studi Teknik Komputer dan Multimedia

pada tahun akademik 2011/2012 dipindahkan ke jenjang Sarjana (S1) program

studi lain di lingkungan Fakultas Teknik.


7

4.2 Deskripsi Data Penelitian

4.2.1 Data Diri Responden

Kuesioner disebarkan pada 75 responden yang merupakan Mahasiswa

Ilmu Komunikasi Untirta Angkatan 2013-2015. Bagian awal kuesioner

merupakan pertanyaan-pertanyaan yang bersangkutan dengan identitas atau

data diri Responden. Poin- poin tersebut akan diprosentasekan untuk

mengukur jumlah sehingga dapat diketahui karakteristik Responden dalam

penelitian ini. Adapun pertanyaan untuk data diri responden meliputi:

1. Nama Akun Instagram

2. Jenis Kelamin

3. Pengguna Aktif Instagram

4. Frekuensi Mengakses Internet/Instagram

5. Lama Menggunakan Instagram

Tabel 4.1
Jenis_Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Laki-Laki 34 45.3 45.3 45.3


Valid Perempuan 41 54.7 54.7 100.0
Total 75 100.0 100.0

Gambar 4.1
7

Berdasarkan hasil jawaban dari 75 responden, apabila dilihat pada tabel

4.1 dari kolom frequency dan percent maka dari segi jenis kelamin didapatkan

sebanyak 41 orang (54,7%) berjenis kelamin perempuan, dan 34 orang

(45,3%) berjenis kelamin Laki-laki. Pada penelitian ini jenis kelamin

responden yang penulis ambil dari angkatan 2013-2015 merupakan

pengambilan acak yang peneliti lakukan, yang mana peneliti memilih

berdasarkan responden yang aktif kuliah dan memiliki akun media social

Instagram. Dalam hal ini jenis kelamin digunakan hanya untuk

membandingkan penggunaan Instagram dengan presentasi diri pada anak

perempuan dan laki-laki. Peran jenis kelamin bukanlah menjadi fokus utama

dalam penelitian ini, karena jenis kelamin dalam penelitian ini hanya dipakai

sebagai pembeda secara karakteristik demografis, bukan sebagai variabel

kontrol, bebas ataupun terikat.

Tabel 4.2
Pengguna_Instagram

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid Iya 75 100.0 100.0 100.0

Gambar 4.2

Berdasarkan hasil jawaban dari 75 responden, apabila dilihat pada tabel

4.2 dari kolom frequency dan percent maka dari segi penggunaan Instagram
7

didapatkan bahwa 75 orang (100%) ialah pengguna aktif Instagram. Dalam

penelitian ini responden yang peneliti gunakan hanyalah pengguna aktif

Instagram saja, hal ini dikarenakan peneliti ingin melihat sejauh mana

penggunaan Instagram digunakan oleh mahasiswa untuk mempresentasikan

dirinya.

Tabel 4.3
Frekuensi_mengakses_Instagram

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

<1 JAM 9 12.0 12.0 12.0


1-2 JAM 10 13.3 13.3 25.3

Valid 2-3 JAM 19 25.3 25.3 50.7

>3 JAM 37 49.3 49.3 100.0


Total 75 100.0 100.0

Gambar 4.3

Berdasarkan hasil jawaban dari 75 responden, apabila dilihat pada tabel

4.3 dari kolom frequency dan percent maka dari segi frekuensi mengakses

Instagram didapatkan sebanyak 9 orang (12,0%) untuk frekuensi mengakses

Instagram kurang dari 1 jam, 10 orang (13,3%) untuk frekunsi mengakses

Instagram 1-2 jam, 19 orang (25,3%) untuk frekuensi mengakses Instagram 2-

3 jam, dan 37 orang (49,3%) untuk frekuensi mengakses Instagram lebih dari

3 jam. Hal ini menunjukan bahwa Instagram merupakan social media yang

cukup
7

diminati oleh mahasiswa ikom angkatan 2013-2015 karena dalam mengakses

social media tersebut terdapat 37 orang dari keseluruhan responden yang

mengakses lebih dari 3 jam.

Ketika sebagian besar responden menggunakan internet pastinya mereka

mempunyai bermacam-macam aktivitas yang bisa membuat mereka betah

duduk berlama-lama di depan computer atau gatgetnya masing-masing, dan

sebagian besar responden memilih memanfaatkan situs-situs di internet untuk

mengakses jejaring social. Hal ini berkaitan dengan data dari kementrian

Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) tahun 2013 mengungkapkan

bahwa, pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang. Dari

angka tersebut 95 persennya menggunakan internet untuk mengakses jejaring

sosial.69 Kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam menggunakan internet

sangatlah beragam tergantung pada bagaimana mereka menyesuaikannya

dengan kebutuhan dan keinginan yang sifatnya personal. Dan penggunaan

media social Instagram dapat mempengaruhi para penggunanya untuk

berlama- lama dalam mengaksesnya. Hal ini dapat dijelaskan pada data yang

telah di paparkan di atas bahwa mayoritas responden mengakses media social

Instagram lebih dari 3 jam.

Tabel 4.4
Lama_menggunakan_Instagram

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

<1tahun 6 8.0 8.0 8.0


Valid
1-2tahun 14 18.7 18.7 26.7

69
http://www.kominfo.com diakses pada 10 oktober 2016 pukul 19:08
7

2-4tahun 45 60.0 60.0 86.7

>4tahun 10 13.3 13.3 100.0

Total 75 100.0 100.0

Gambar 4.4

Berdasarkan hasil jawaban dari 75 responden, apabila dilihat pada tabel

4.4 dari kolom frequency dan percent maka dari segi Lamanya menggunakan

Instagram didapatkan sebanyak 6 orang (8,0%) untuk lamanya menggunakan

instagram kurang dari 1 tahun, 14 orang (18,7%) untuk lamanya menggunakan

instagram 1-2 tahun, 45 orang (60,0%) untuk lamanya menggunakan

instagram 2-4 tahun, dan 10 orang (13,3%) untuk lamanya menggunakan

instagram lebih dari 4 tahun. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden

telah lama menggunakan Instagram.

Kehadiran Instagram yang merupakan social media baru dan berbeda dari

social media lainnya membuat aplikasi Instagram menjadi daya Tarik yang

cukup menarik perhatian, Instagram menggunakan Foto dan Video sebagai

media komunikasinya selain itu, fitur-fitur yang menarik juga menjadi

pelengkap bagi media social tersebut. Sejak kemunculannya yaitu pada tahun

2010 telah banyak yang tertarik pada media social tersebut. Hal ini terbukti

pada
7

pertumbuhan pengguna aktif Instagram. Pada pertumbuhannya, Instagram

terbilang media social yang pertumbuhannya sangat pesat. Hal itu membuat

aplikasi Instagram menjadi social media yang cukup popular dikalangan anak

muda. Dengan begitu hal ini dapat dikaitkan dengan data yang telah di

paparkan di atas bahwa mayoritas responden telah lama menggunakan

Instagram.

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian

Pada sub Bab ini penulis akan menjelaskan dan merincikan hasil tanggapan

responden yangtelah memberikan jawaban melalui instrument penelitian

(kuisioner). Data tersebut kemudian diolah menggunakan frekuensi dan diagram

untuk memudahkan dalam penggambaran hasil penelitian. Dalam setiap butir

pertanyaan yang terdistribusi terdapat jawaban positif (sangat setuju dan setuju)

dan jawaban negative (sangat tidak setuju dan tidak setuju). Pengolahan jumlah

data Responden sudah dilakukan pada aplikasi Microsoft Excel 2013 dan IBM

spss 21. Berikut ini adalah penjelasan masing-masing butir pertanyaan

berdasarkan variable X dan variable Y.

4.3.1 Tangapan Responden Tentang Penggunaan Sosial Media Instagram

(Variabel X)

Tabel 4.5 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.1


Q1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 4 5.3 5.3 5.3


Setuju 41 54.7 54.7 60.0
Valid
Sangat Setuju 30 40.0 40.0 100.0
Total 75 100.0 100.0
7

Diagram 4.1

Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada

pernyataan Q1 tentang “Saya mengunggah foto dan video yang saya miliki

agar foto tersebut dapat tersimpan dan dilihat oleh pengguna Instagram

lainnya” dari 75 responden yang menjawab Sangat setuju sebanyak 30 orang

(40,0%), setuju sebanyak 41 orang (54,7%), dan tidak setuju sebanyak 4 orang

(5,3%). Instagram merupakan social media yang menggunakan foto dan video

sebagai media komunikasinya atau biasa disebut sebagai foto sharig. Dengan

begitu foto dan video yang mereka unggah dapat dilihat dan tersimpan di akun

media sosialnya tersebut. Dari hasil jawaban diatas didapati bahwa mayoritas

responden setuju dengan pertanyaan tersebut.

Tabel 4.6 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.2


Q2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

sangat tidak setuju 1 1.3 1.3 1.3


tidak setuju 15 20.0 20.0 21.3

Valid setuju 49 65.3 65.3 86.7

sangat setuju 10 13.3 13.3 100.0


Total 75 100.0 100.0
7

Diagram 4.2

Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada

pernyataan Q2 tentang “Saya mem-follow akun Instagram orang lain untuk

menampilkan citra yang baik dan ramah karena saya mau berkomunikasi

dengan mereka” dari 75 responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 10

orang (13,3%), setuju sebanyak 49 orang (65,3%), tidak setuju sebanyak 15

orang (20.0%) dan sangat tidak setuju sebanyak 1 orang (1,3%).

Meskipun Instagram sering di sebut foto sharing, tetapi Instagram juga

Merupakan jejaring social. Karena disini kita dapat berinteraksi dengan

sesama pengguna, salah satunya yaitu dengan mem-follow akun pengguna lain

agar dapat berinteraksi dengan mereka ataupun hanya untuk menampilkan

citra diri yang baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil jawaban diatas bahwa

mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

Tabel 4.7 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.3


Q3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid tidak setuju 21 28.0 28.0 28.0


7

setuju sangat 36 48.0 48.0 76.0


setuju 18 24.0 24.0 100.0
Total 75 100.0 100.0

Diagram 4.3

Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada

pernyataan Q3 tentang “Saya mem-follow beberapa akun yang saya sukai

untuk mendapat informasi dan hiburan” dari 75 responden yang menjawab

sangat setuju sebanyak 18 orang (24,0%), setuju sebanyak 36 orang (48,0%),

dan tidak

setuju sebanyak 21 orang (28,0%).

Agar akun Instagram kita tidak terlihat membosankan kita dapat mem-

follow beberapa akun yang menyajikan hiburan atau pun informasi.

Sepertihalnya meme, online shop, akun treveler, dll. Hal ini dapat dilihat pada

hasil jawaban di atas bahwa mayoritas responden setuju dengan pernyataan

tersebut. Pernyataan yang menyatakan bahwa responden menggunakan

Instagram tidak haya untuk mengunggah foto tetapi juga sebagai media

hiburan yang cukup memenuhi kebutuhan pribadinya.


8

Tabel 4.8 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.4


Q4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak setuju 12 16.0 16.0 16.0


setuju 40 53.3 53.3 69.3
Valid
sangat setuju 23 30.7 30.7 100.0
Total 75 100.0 100.0

Diagram 4.4

Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada

pernyataan Q4 tentang “Saya merasa semakin banyak followers berarti

semakin banyak juga orang yang ingin mengenal saya lebih dekat” dari 75

responden yang menjawab Sangat setuju sebanyak 23 orang (30,7%), setuju

sebanyak 40 orang (53,3%), dan tidak setuju sebanyak 12 orang (16,0%).

Dalam hal ini memfollow ataupun di follow termasuk dalam aktivitas yang

dilakukan pada instagram. Following berarti anda mengikuti pengguna

Instagram lain, sedangkan follower berarti pengguna lain yang mengikuti

anda. Dengan banyaknya pengikut memungkinkan pengguna lain tertarik

dengan kita ataupun mungkin saja mereka ingin berinteraksi dengan kita atau

mereka haya sekedar ingin di follow kembali oleh kita. Akan tetapi

kebanyakan dari mereka


8

merasa bahwa semakin banyak follower semakin banyak pula yang ingin

mengenal lebih dekat. Hal ini dapat dilihat pada hasil jawaban di atas bahwa

mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

Tabel 4.9 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.5


Q5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

sangat tidak setuju 4 5.3 5.3 5.3


tidak setuju 18 24.0 24.0 29.3

Valid setuju 31 41.3 41.3 70.7

sangat setuju 22 29.3 29.3 100.0


Total 75 100.0 100.0

Diagram 4.5

Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada

pernyataan Q5 tentang “Saya memanfaatkan hastag (#) untuk

menyebarluaskan foto saya agar dapat dilihat oleh follower/following ataupun

yang bukan follower/following.” dari 75 responden yang menjawab sangat

setuju sebanyak 22 orang (29,,3%), setuju sebanyak 31 orang (41,3%), tidak

setuju sebanyak 18 orang (24,0%), dan sangat tidak setuju sebanyak 4 orang

(5,3%). Dalam instagram ada beberapa bagian yang sebaiknya diisi agar foto

yang kita unggah


8

lebih informative salah satunya yaitu penggunaan hastag. Dengan

menggunakan hastag, foto yang kita unggah dapat dilihat oleh semua

pengguna Instagram yang tidak hanya Followers kita saja dan foto yang

menggunakan hastag juga dapat di lihat pada bagian pencaharian. Hal ini

membuat foto yang kita unggah lebih menakrik perhatian pengguna lain dan

dari hasil jawaban responden dapat kita lihat di atas bahwa mayoritas

responden setuju bahkan sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

Tabel 4.10 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.6


Q6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

sangat tidak setuju 1 1.3 1.3 1.3


tidak setuju 6 8.0 8.0 9.3

Valid setuju 39 52.0 52.0 61.3

sangat setuju 29 38.7 38.7 100.0


Total 75 100.0 100.0

Diagram 4.6

Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada

pernyataan Q6 tentang “Fitur hastag (#) memudahkan saya untuk menemukan

foto-foto yang tersebar di Instagram dengan label tertentu.” dari 75 responden


8

yang menjawab sangat setuju sebanyak 29 orang (38,7%), setuju sebanyak 39

orang (52,0%), tidak setuju sebanyak 6 orang (8,0%), dan sangat tidak setuju

sebanyak 1 orang (1,3%). Seperti pada penjelasan sebelumnya penggunaan

hastag juga dapat mempermudah kita dalm menemukan foto-foto yang

tersebar di Instagram dengan label tertentu yang ingin kita cari atau kita lihat.

Pada penggunaan hastag ini, mayoritas responden menjawab setuju bahkan

sangat setuju pada pernyataan di atas.

Tabel 4.11 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.7


Q7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak setuju 6 8.0 8.0 8.0


setuju 41 54.7 54.7 62.7
Valid
sangat setuju 28 37.3 37.3 100.0
Total 75 100.0 100.0

Diagram 4.7

Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada

pernyataan Q7 tentang “Jika foto/video yang saya unggah banyak

mendapatkan like maka foto yang saya unggah tersebut menarik atau memiliki

kualitas baik.”
8

dari 75 responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 28 orang (37,3%),

setuju sebanyak 41 orang (54,7%), dan tidak setuju sebanyak 6 orang (8,0%).

Selain following dan follower, like juga merupakan salah satu aktifitas

yang terdapat di Instagram yang bertujuan untuk saling berinteraksi kepada

sesama pengguna Instagram. Sebagian orang merasa jika foto atau video yang

diunggah mendapatkan banyak like berarti foto/video tersebut menarik. Akan

tetapi beberapa beranggapan melike foto yang orang lain unggah dapat

mempengaruhi orang lain untuk melike back apa yang kita unggah. Hal inipun

termasuk kedalam aktivitas yang dilakukan di Instagram yaitu saling

membalas like, dari hasil jawaban responden didapat bahwa mayoritas

mahasiswa responden setuju dengan pernyataan tersebut.

Tabel 4.12 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.8


Q8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

sangat tidak setuju 3 4.0 4.0 4.0


tidak setuju 30 40.0 40.0 44.0

Valid setuju 33 44.0 44.0 88.0

sangat setuju 9 12.0 12.0 100.0


Total 75 100.0 100.0

Diagram 4.8
8

Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada

pernyataan Q8 tentang “Saya memberikan like apabila foto/video yang

diunggah pengguna Instagram lain menarik perhatian saya.” dari 75 responden

yang menjawab sangat setuju sebanyak 9 orang (12,0%), setuju sebanyak 33

orang (44,0%), tidak setuju sebanyak 30 orang (40,0%), dan sangat tidak

setuju sebanyak 3 orang (4,0%).

Sama seperti pembahasan sebelumnya melike unggahan sesama pengguna

dapat menimbulkan interaksi antar sesama pengguna, dalam hal ini unggahan

yang menarik perhatian akan diberi like pada orang yang beranggapan bahwa

unggahan tersebut menarik perhatiannya, dan beberapa dari responden

beranggapan seperti itu. Hal ini dapat dilihat pada hasil jawaban responden

bahwa mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

Tabel 4.13 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.9


Q9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

sangat tidak setuju 1 1.3 1.3 1.3


tidak setuju 8 10.7 10.7 12.0

Valid setuju 39 52.0 52.0 64.0

sangat setuju 27 36.0 36.0 100.0


Total 75 100.0 100.0

Diagram 4.9
8

Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada

pernyataan Q9 tentang “Saya menggunakan geotag atau lokasi agar pengguna

Instagram lain dapat mengetahui dimana foto/video tersebut diambil atau

diunggah.” dari 75 responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 27 orang

(36,0%), setuju sebanyak 39 orang (52,0%), tidak setuju sebanyak 8 orang

(10,7%), dan sangat tidak setuju sebanyak 1 orang (1,3%).

Geotage atau biasa disebut lokasi merupakan salah satu bagian yang

sebaiknya diisi agar foto yang kita unggah lebih informative. Instagram

memaksimalkan teknologi ini dengan menyediakan fitur lokasi. Sehingga

setiap foto yang diunggah akan menampilkan lokasi dimana pengambilannya,

foto yang diberi lokasi dapat menjadikan foto lebih informative dan lebih

menarik sebagian mahasiswa menggunakan lokasi untuk unggahan fotonya

agar para pengguna Instagram lainnya mengetahi lokasi dari foto itu diambil

dan hasil jawaban responden menyatakan bahwa mayoritas responden setuju

bahkan sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

Tabel 4.14 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.10


Q10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

sangat tidak setuju 3 4.0 4.0 4.0


tidak setuju 21 28.0 28.0 32.0

Valid setuju 28 37.3 37.3 69.3

sangat setuju 23 30.7 30.7 100.0


Total 75 100.0 100.0
8

Diagram 4.10

Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada

pernyataan Q10 tentang “Saya menggunakan fitur share untuk mengunggah ke

akun media sosial saya seperti facebook, twitter dan lain-lain.” dari 75

responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 23 orang (30,7%), setuju

sebanyak 28 orang (37,3%), tidak setuju sebanyak 21 orang (28,0%), dan

sangat

tidak setuju sebanyak 3 orang (4,0%).

Sama seperti geotage fitur share juga termasuk kedalam bagian yang

sebaiknya diisi agar foto lebih informative. Penggunaan fitur share dapat

memudahkan pengguna Instagram dalam mengunggah foto kedalam media

social lainnya. Bagi pengguna yang memiliki lebih dari satu akun media

social, fitur share ini dapat membantu tanpa harus mengunggah satu persatu

kedalam akun media sosialnya. Instagram menyediakan fitur share ke media

social lainnya seperti facebook, twitter dan lainnya. Hasil jawaban responden

menyatakan bahwa mayoritas responden setuju bahkan sangat setuju dengan

pernyataan tersebut.
8

Tabel 4.15 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.11


Q11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

sangat tidak setuju 3 4.0 4.0 4.0


tidak setuju 16 21.3 21.3 25.3

Valid setuju 39 52.0 52.0 77.3

sangat setuju 17 22.7 22.7 100.0


Total 75 100.0 100.0

Diagram 4.11

Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada

pernyataan Q11 tentang “Saya memanfaatkan fitur share dengan tujuan agar

unggahan foto/video dapat dilihat oleh pengguna media sosial lainnya.” dari

58 responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 17 orang (22,7%), setuju

sebanyak 39 orang (52,0%), tidak setuju sebanyak 16 orang (21,3%), dan

sangat

tidak setuju sebanyak 3 orang (4,0%).

Sama seperti penjelasan sebelumnya sebagian orang memanfaatkan fitur

share agar foto yang di unggah di akun Instagram dapat dilihat di akun media

social lainnya dengan begitu foto yang telah terunggah dapat terlihat di akun
8

media social miliknya oleh pengguna akun social media lainnya, dan fitur

share ini membuat social media Instagram terlihat lebih fleksible. Hasil

jawaban pun menyatakan bahwa mayoritas responden setuju dengan

pernyataan tersebut.

Tabel 4.16 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.12


Q12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak setuju 11 14.7 14.7 14.7


setuju 50 66.7 66.7 81.3
Valid
sangat setuju 14 18.7 18.7 100.0
Total 75 100.0 100.0

Diagram 4.12

Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada

pernyataan Q12 tentang “Saya menggunakan arroba /mantion karena

foto/video yang diunggah ada kaitannya dengan pengguna lain yang diberikan

tanda.” dari 75 responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 14 orang

(18,7%), setuju sebanyak 50 orang (66,7%), dan tidak setuju sebanyak 11

orang (14,7%). Selain follower, following, Arroba atau mention juga

merupakan bagian dari aktivitas yang dilakuakan di Instagram. Penggunaan

arroba atau mention memungkinkan kita untuk memanggil pengguna lain.

Caranya adalah dengan menambahkan


9

tanda arroba (@) dan memasukan akun instagram dari pengguna tersebut.

Beberapa responden menggunakan mention karena foto yang diunggah ada

kaitannya dengan pengguna lain atau biasanya foto yang mereka unggah

bersama dengan pengguna yang dimention. Hasil jawaban menyatakn bahwa

mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

Tabel 4.17 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.13


Q13

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak setuju 10 13.3 13.3 13.3


setuju 55 73.3 73.3 86.7
Valid
sangat setuju 10 13.3 13.3 100.0
Total 75 100.0 100.0

Diagram 4.13

Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada

pernyataan Q13 tentang “Saya menggunakan arroba /mantion untuk

berkomunikasi dengan pengguna yang terkait.” dari 75 responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 10 orang (13,3%), sangat setuju sebanyak

55 orang (73,3%), dan tidak setuju sebanyak 10 orang (13,3%).


9

Penggunaan arroba dan mention telah dibahas sebelumnya namun tidak

hanya itu arroba atau mention dapat digunakan untuk berinteraksi atau

menjalin komunikasi kepada sesama pengguna atau teman yang menggunakan

Instagram. Arroba atau mention memudahkan para pengguna Instagram dalam

berkomunikasi, karena jika pengguna berbalas komentar atau pun

mengunggah foto dengan memention pengguna yang terkait maka pengguna

yang dimention akan mendapat pemberitahuan atau notifikasi pada news feed.

Sebagian responden menyatakan bahwa mereka menggunakan mention untuk

berkomunikasi. Hasil jawaban menyatakan bahwa mayoritas responden setuju

dengan pernyataan tersebut.

Tabel 4.18 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.14


Q14

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak setuju 10 13.3 13.3 13.3


setuju 48 64.0 64.0 77.3
Valid
sangat setuju 17 22.7 22.7 100.0
Total 75 100.0 100.0

Diagram 4.14
9

Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada

pernyataan Q14 tentang “Saya memberikan komentar dari unggahan

foto/video yang ada, guna terjalin komunikasi antar sesama pengguna

Instagram.” dari 75 responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 17

orang (22,7%), setuju sebanyak 48 orang (64,0%), dan tidak setuju sebanyak

10 orang (13,3%).

Berbalas komentar juga termasuk kedalam beberapa bagian aktivitas di

dalam Instagram. Dengan berbalas komentar komunikasi sesama pengguna

akan terjalin dengan baik. Selain memberikan like pengguna lain biasanya

mengomentari foto atau video yang diunggah oleh pengguna lain terlebih

pengguna lain tersebut adalah temannya. Berbalas komentar merupakan

interaksi yang dilakukan oleh pengguna Instagram dan sebagian dari

responden menyatakan bahwa mereka memberikan komentar pada unggahan

foto atau video guna terjalin komunikasi antara pengguna Instagram. Hasil

jawaban menyatakan bahwa mayoritas responden setuju dengan pernyataan

tersebut.

4.3.2 Tangapan Responden Tentang Presentasi Diri (Variabel Y)

Tabel 4.19 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.15


Q15

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak setuju 26 34.7 34.7 34.7


setuju 41 54.7 54.7 89.3
Valid
sangat setuju 8 10.7 10.7 100.0
Total 75 100.0 100.0
9

Diagram 4.15

Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada

pernyataan Q15 tentang “Saya mengunggah foto/video yang menunjukkan

rasa peduli, ramah, dan symbol-simbol positif lainnya.” dari 75 responden

yang menjawab sangat setuju sebanyak 8 orang (10,7%), setuju sebanyak 41

orang (54,7%), dan tidak setuju sebanyak 26 orang (34,7%).

Jika presentasi diri ini dibawa dalam kehidupan virtual, maka terbentuk

sebuah identitas virtual (Virtual Identity). Identitas virtual yang terbentuk bisa

sangat bervariatif. Kemajuan media baru membuat identitas virtual merupakan

sebuah proses yang terus menerus selayaknya proses yang terjadi di dunia

nyata. Identitas juga bisa dilihat dari sisi mengkonstrusi kembali identitas diri,

Presentasi diri yang terjadi di dalam new media akan berbeda-beda

berdasarkan jenis mediumnya.70 Instagram yang biasa disebut foto sharing

menjadi media bagi presentasi diri para penggunanya dimana para pengguna

media social seperti Instagram ini dapat menciptakan sebuah kesan yang

mereka inginkan,

70
http://repository.petra.ac.id/15386/1/Media_Sosial_dan_Presentasi_Diri.pdf diakses pada 20
oktober 2016 pukul 14:42
9

salah satunya dengan mengakui keberadaannya di media social dengan

menunjukkan rasa peduli, ramah, dan symbol-simbol positif lainnya. Sebagian

dari responden menyatakan dirinya setuju dengan pernyataan tersebut. Hasil

jawaban responden dapat dilihat pada tabel dan diagram di atas.

Tabel 4.20 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.16


Q16

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak setuju 10 13.3 13.3 13.3


setuju 48 64.0 64.0 77.3
Valid
sangat setuju 17 22.7 22.7 100.0
Total 75 100.0 100.0

Diagram 4.16

Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada

pernyataan Q16 tentang “Saya menata foto/video yang ingin saya unggah

dengan mengeditnya agar terlihat bagus, menarik dan disukai banyak orang.”

dari 75 responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 17 orang (22,7%),

sangat setuju sebanyak 48 orang (64,0%), dan tidak setuju sebanyak 10 orang

(13,3%).
9

Seperti penjelasan pada pernyataan sebelumnya, kondisi yang berbeda

juga muncul ketika mediumnya adalah media sosal Instagram. Pengguna

Instagram mempresentasikan dirinya melalui foto dan video yang mereka

uggah. Maka dari itu Menata ataupun mengedit foto merupakan bagian dari

presentasi diri yang dilakukan untuk memberikan kesan terhadap foto yang

telah diunggahnya. Mengedit foto untuk di unggah ke sosial media merupakan

hal yang lumrah terjadi kepada pengguna social media instagram. Sebagian

besar responden menyatakan bahwa mereka menata foto/video yang ingin

mereka unggah dengan mengeditnya terlebih dahulu agar terlihat bagus dan

menarik. Hasil jawaban responden menyatakan dirinya setuju bahkan sangat

setuju dengan pernyataan tersebut.

Tabel 4.21 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.17


Q17

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak setuju 5 6.7 6.7 6.7


setuju 52 69.3 69.3 76.0
Valid
sangat setuju 18 24.0 24.0 100.0
Total 75 100.0 100.0

Diagram 4.17
9

Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada

pernyataan Q17 tentang “Saya suka berbalas komentar dengan memuji

foto/video yang teman atau pengguna Instagram lain posting.” dari 75

responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 18 orang (24,0%), sangat

setuju sebanyak 52 orang (69,3%), dan tidak setuju sebanyak 5 orang (6,7%).

Pernyataan diatas merupakan salah satu strategi dalam presentasi diri,

Dengan begitu mereka pun bisa mendekatkan diri atau menjalin komunikasi

terhadap orang-orang baru yang berada di dunia maya tersebut. Aktifitas yang

mereka lakukan dapat menciptakan citra diri yang mereka inginkan, seperti

mereka mengomentari hal-hal yang baik dengan memuji mereka, melike

foto/video pengguna lain yang mereka unggah. Hal semacam itu dapat mereka

gunakan sebagai presentasi diri, dimana mereka menggunakan aktifitas

tersebut agar mereka terlihat baik dan agar mereka disukai. Dari hasil jawaban

responden dapat kita lihat bahwa mayoritas responden menyatakan dirinya

setuju dengan pernyataan tersebut.

Tabel 4.22 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.18


Q18

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

sangat tidak setuju 3 4.0 4.0 4.0


tidak setuju 16 21.3 21.3 25.3

Valid setuju 43 57.3 57.3 82.7

sangat setuju 13 17.3 17.3 100.0


Total 75 100.0 100.0
9

Diagram 4.18

Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada

pernyataan Q18 tentang “Saya suka memposting foto atau video yang

menunjukkan rasa percaya diri dengan penampilan maupun wajah.” dari 75

responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 13 orang (17,3%), setuju

sebanyak 43 orang (57,3%), tidak setuju sebanyak 16 orang (21,3%), dan

sangat

tidak setuju sebanyak 3 orang (4,0%).

Dalam presentasi diri, media sosial dipandang sebagai perpanjangan diri

pengguna. Mereka akan menata akun media social mereka dengan baik agar

menarik perhatian pengguna lain, salah satunya dengan memposting atau

menampilkan foto-foto dengan menunjukkan rasa percaya dirinya, entah itu

dengan foto selfie ataupun foto-foto dirinya dengan penampilan-penampilan

yang menarik. Hal semacam itu dapat mereka gunakan sebagai presentasi diri,

dan dari hasil jawaban responden dapat kita lihat bahwa mayoritas setuju

dengan pernyataan tersebut.


9

Tabel 4.23 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.19


Q19

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

sangat tidak setuju 1 1.3 1.3 1.3


tidak setuju 8 10.7 10.7 12.0

Valid setuju 40 53.3 53.3 65.3

sangat setuju 26 34.7 34.7 100.0


Total 75 100.0 100.0

Diagram 4.19

Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada

pernyataan Q19 tentang “Saya suka mengunggah foto/video yang mengajak

orang lain untuk bertindak positif seperti motivasi.” dari 75 responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 26 orang (34,7%), setuju sebanyak 40 orang

(53,3%), tidak setuju sebanyak 8 orang (10,7%), dan sangat tidak setuju

sebanyak 1 orang (1,3%).

Dalam mempresentasikan diri, ada banyak orang yang mempresentasikan

dirinya secara positif maupun negative. Dalam pernyataan diatas melakukan

hal yang positf dengan mengajak parapengguna lain adalah salah satu startegi

yang dilakukan agar mereka terlihat baik. Mengunggah foto yang berupa

kata-kata
9

motivasi atau pun hal-hal positif lainnya dapat dilakukan dalam media social

untuk memberikan kesan bahwa mereka memiliki citra diri yang baik. Hal ini

dapat dilihat dari hasil jawaban responden yang menunjukkan mayoritas

responden setuju bahkan sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

Tabel 4.24 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.20


Q20

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak setuju 4 5.3 5.3 5.3


setuju 41 54.7 54.7 60.0
Valid
sangat setuju 30 40.0 40.0 100.0
Total 75 100.0 100.0

Diagram 4.20

Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada

pernyataan Q20 tentang “Saya suka mengunggah foto/video dengan captions

yang menunjukkan contoh dalam tindakan moral seperti bersyukur, meminta

maaf dan berdoa.” dari 75 responden yang menjawab sangat setuju sebanyak

30 orang (40,0%), setuju sebanyak 41 orang (54,7%), dan tidak setuju

sebanyak 4

orang (5,3%).
1

Layaknya candu, media social membuat penggunan menjadi ketagihan

dalam mengaksesnya, seperti halnya media social yang satu ini yaitu

Instagram. Mereka senantiasa ingin mengunggah apa saja yang sedang mereka

lakukan dengan berbagai caption sesuai dengan foto yang mereka unggah,

salah satunya dengan foto yang menunjukkan tindakan moral. Sesuai dengan

sebutannya Instagram merupakan wadah bagi penggunanya yaitu sebagai

photo sharing, dengan begitu pengguna Instagram mengunggah berbagai

macam hal yang dilakuakan sebagai presentasi diri. Hal ini dapat dilihat dari

hasil jawaban responden yang menunjukkan bahwa mayoritas responden

setuju dan bahkan sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

Tabel 4.25 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.21


Q21

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak setuju 21 28.0 28.0 28.0


setuju 36 48.0 48.0 76.0
Valid
sangat setuju 18 24.0 24.0 100.0
Total 75 100.0 100.0

Diagram 4.21
1

Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada

pernyataan Q21 tentang “Saya suka mengunggah foto/video yang

menampilkan prestasi atau hasil karya-karya terbaik yang saya miliki.” dari 75

responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 18 orang (24,0%), setuju

sebanyak 36 orang (48,0%), dan tidak setuju sebanyak 21 orang (28,0%).

Dalam mempresentasikan diri, para pengguna harus mengatur penampilan

mereka dengan berbagai strategi. Apa yang dipublikasikan atau konten dalam

media sosial harus melalui standar editorial diri yang dimiliki. Mengunggah

foto dengan menapilkan prestari atau hasil karya terbaik yang dimiliki

merupakan strategi dalam konstruksi presentasi diri yang diperoleh dari

eksperimen terhadap situasi interpersonal. Strategi tersebut termasuk kedalam

kategori competence dimana tujuan dari strategi ini agar dianggap terampil

dan berkualitas. Karakteristik umum meliputi pengakuan tentang kemampuan,

prestasi, kinerja, dan kualifikasi. Sebagian besar dari responden melakukan

strategi tersebut, hal ini dapat dilihat dari hasil jawaban responden yang

menunjukkan mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

Tabel 4.26 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.22


Q22

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

sangat tidak setuju 17 22.7 22.7 22.7


tidak setuju 29 38.7 38.7 61.3

Valid setuju 26 34.7 34.7 96.0


sangat setuju 3 4.0 4.0 100.0
Total 75 100.0 100.0
1

Diagram 4.22

Berdasarkan tabel dan diagram di atas maka dapat dilihat bahwa pada

pernyataan Q22 tentang “Saya suka memposting foto/video yang

menunjukkan kemarahan dengan menyindir orang lain.” dari 75 responden

yang menjawab sangat setuju sebanyak 3 orang (4,0%), setuju sebanyak 26

orang (34,7%), tidak setuju sebanyak 29 orang (38,7%), dan sangat tidak

setuju sebanyak 17 orang (22,7%).

Dalam mempersentasikan diri ada beberapa strategi konstruksi presentasi

yang dilakukan oleh pengguna media social secara negative maupun positif,

beberapa hal positif telah dibahas sebelumnya dan pada pernyataan di atas

termasuk kedalam hal negative, pernyataan di atas dapat disebut intimidation.

Pengguna strategi ini bertujuan untuk memperoleh kekuasaan, karakteristik

umum yang dimiliki adalah ancaman, pernyataan kemarahan, dan

kemungkinan ketidak senangan. Sebagian dari beberapa responden mungkin

memang melakukannya namun tidak banyak dari mereka yang seperti itu, hal

ini dapat
10

kita lihat dari hasil jawaban responden bahwa mayoritas responen menyatakan

tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Tabel 4.27 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.23


Q23

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

sangat tidak setuju 3 4.0 4.0 4.0


tidak setuju 30 40.0 40.0 44.0

Valid setuju 33 44.0 44.0 88.0

sangat setuju 9 12.0 12.0 100.0


Total 75 100.0 100.0

Diagram 4.23

Berdasarkan tabel dan diagram diatas maka dapat dilihat bahwa pada

pernyataan Q23 tentang “Saya pernah mengomentari foto/video yang di

unggah oleh pengguna lain dengan kata-kata yang penuh emosi atau kata-kata

kasar dengan sebagian diberi tanda (*).” dari 75 responden yang menjawab

sangat setuju sebanyak 9 orang (12,0%), setuju sebanyak 33 orang (44,0%),

tidak setuju sebanyak 30 orang (40,0%), dan sangat tidak setuju sebanyak 3

orang (4,0%).
10

Dalam pernyataan diatas masih berkaitan atau berhubungan dengan

pernyataan sebelumnya diaman pernyataan diatas masih termasuk kedalam hal

yang negative atau masuk kedalam strategi presentasi diri yaitu intimidation.

Pengguna strategi ini bertujuan untuk memperoleh kekuasaan, karakteristik

umum yang dimiliki adalah ancaman, pernyataan kemarahan, dan

kemungkinan ketidak senangan. Tentunya strategi ini bisa dilihat dengan

mudah jika membaca akun-akun media sosial pengguna yang

mengekspresikan rasa tidak suka atau tidak setuju dengan sangat eskpresif.

Bahkan kadang-kadang memberikan kata-kata tertentu yang karakter-karakter

nya diganti dengan tanda “*”. Sebagian dari beberapa responden mungkin

memang melakukan strategi itu, hal ini dapat kita lihat dari hasil jawaban

responden bahwa mayoritas responden menyatakan setuju dengan pernyataan

tersebut.

Tabel 4.28 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.24


Q24

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

sangat tidak setuju 2 2.7 2.7 2.7


tidak setuju 7 9.3 9.3 12.0

Valid setuju 50 66.7 66.7 78.7

sangat setuju 16 21.3 21.3 100.0


Total 75 100.0 100.0

Diagram 4.24
10

Berdasarkan tabel dan diagram diatas maka dapat dilihat bahwa pada

pernyataan Q24 tentang “saya suka mengunggah foto/video yang

menunjukkan kesedihan, lelah dan kecewa.” dari 75 responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 16 orang (21,3%), setuju sebanyak 50

orang (66,7%), tidak setuju

sebanyak 7 orang (9,3%), dan sangat tidak setuju sebanyak 2 orang (2,7%).

Mengunggah hal-hal yang menunjukkan keadan mereka yang sedang tidak

berdaya termasuk kedalam strategi presentasi diri yang disebut dengan

supplication. Supplication adalah cara presentasi diri berupa penciptaan kesan

bahwa seseorang tampak tidak berdaya. Tujuannya agar memperoleh bantuan

dan simpati. Ternyata dalam hal ini banyak dari responden atau mayoritas

responden menyatakan setuju dengan pernyataan tersebut.

Tabel 4.29 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.25


Q25

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

sangat tidak setuju 8 10.7 10.7 10.7


tidak setuju 33 44.0 44.0 54.7

Valid setuju 31 41.3 41.3 96.0

sangat setuju 3 4.0 4.0 100.0


Total 75 100.0 100.0
10
Diagram 4.25
10

Berdasarkan tabel dan diagram diatas maka dapat dilihat bahwa pada

pernyataan Q25 tentang “Saya suka mengunggah foto/video yang

menunjukkan keadaan yang tidak berdaya untuk mendapatkan simpati dari

pengguna Instagram lain.” dari 75 responden yang menjawab sangat setuju

sebanyak 3 orang (4,0%), setuju sebanyak 31 orang (41,3%), tidak setuju

sebanyak 33 orang (44,0%), dan sangat tidak setuju sebanyak 8 orang

(10,7%).

Pada pernyataan diatas masih berkaitan dengan strategi yang dibahas

sebelumnya. Dimana pernyataan di atas masih termasuk kedalam strategi

presentasi diri yang disebut dengan supplication. Namun pada pernyataan ini

keadaan yang tidak berdaya untuk mendapatkan simpati orang merupakan

tindakan yang tidak banyak dilakukan oleh responden didalam social media

Instagram. Hal ini dapat dilihat dari hasil tanggapan responden yang mana

mayoritas dari mereka menyatakan tidak setuju bahkan sangat tidak setuju

dengan pernyataan tersebut.

4.4 Pengujian Data Statistik

4.4.1 Analisis Deskriptif Data

Setelah mendeskripsikan masing- masing pernyataan pada setiap variabel

X dan Y, maka penulis akan mengukur berapa besar presentase masing-

masing variabel sebagai berikut :

1. Analisis deskriptif variable X (Penggunaan Media Sosial Instagram) :


10

𝑘
%= ܺ 100%
𝑁

3207
= ܺ100%
4200

= 76,71%

Perhitungan di atas menunjukkan bahwa presentase variabel X

(Penggunaan Media Sosial Instagram) sebesar 76,35% dan dikategorikan

baik.

2. Analisis deskriptif variable Y (Presentasi Diri) :

𝑘
%= ܺ 100%
𝑁

2380
= ܺ100%
3300

= 72,12%

Perhitungan di atas menunjukkan bahwa presentase variabel Y (Presentasi

Diri) sebesar 72,12% dan dikategorikan baik.

4.4.2 Uji Normalitas Data

Analisis One-Sample Kolgomorov Smirnov membandingkan fungsi

distribusi kumulatif pengamatan suatu variabel dengan distribusi tertentu

secara teoritis. Kriteria penentuan uji normalitas data menurut Wahyu Agung

antara lain sebagai berikut:


10

a. Jika sign pada kolom Asymp Sig (2-tailed) < 0,05 maka data tidak

berdistribusi normal.

b. Jika sign pada kolom Asymp Sig (2-tailed) > 0,05 maka data berdistribusi

normal.

Adapun hasil pengujian data distribusi normal pada variabel Penggunaan

Media Sosial Instagram (X) dengan variabel Presentasi Diri (Y) dapat dilihat

pada tabel Kolgomorov-Smirnov dibawah ini:

Tabel 4.30
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Penggunaan Presentasi diri


media sosial
instagram

N 75 75
Mean 42.7600 31.7333
Normal Parametersa,b 5.94988 4.52720
Std. Deviation
.097 .102
Absolute
.097 .102
Most Extreme Differences Positive
-.064 -.055
Negative
.844 .882
Kolmogorov-Smirnov Z .474 .418
Asymp. Sig. (2-tailed)

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Berdasarkan hasil uji normalitas data terlihat bahwa nilai sign pada tabel

diatas pada kolom Asymp. Sig (2-tailed) untuk variabel X (Penggunaan Media

Sosial Instagram) sebesar 0,474, dan Variabel Y (Presentasi Diri) sebesar

0,418. Keduaanya melebihi angka 0,05 sehingga dapat ditarik kesimpulan

bahwa data sampel pada variabel X dan Y berdistribusi normal dan dihitung

menggunakan statistic parametrik.


11

4.4.3 Uji Koefesien Korelasi

Pada pembahasan ini, pengujian koefisien korelasi adalah Untuk

mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang signifikan antara variabel X

(Penggunaan Media Sosial Instagram) dengan variabel Y (Presentasi Diri),

Untuk memudahkan hal tersebut, penulis menggunakan perhitungan Pearson

Correlation sebagai berikut :

Tabel 4.31
Correlations

Penggunaan Presentasi diri


media sosial
instagram

Pearson Correlation 1 .719**


Penggunaan media sosial instagram Sig. (2-tailed) .000

N 75 75
Pearson Correlation .719** 1

Presentasi diri Sig. (2-tailed) .000


N 75 75

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai korelasi Product

Moment antar variable X (Penggunaan Media Sosial Instagram) Dengan Y

(Presentasi Diri) menunjukan angka sebesar 0,719. Ini berarti berdasarkan

pada tabel 3.9 tentang pedoman interpretasi koefisien korelasi, didapatkan

bahwa nilai koefisien korelasi atau hubungan antara variabel X dengan

variabel Y merupakan hubungan yang kuat dan searah karena nilainya

berkisar antara 0,60

– 0,799.
11

4.4.4 Uji Regresi

Uji regresi bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya kelinieran antara

variabel bebas dengan variabel terikat. Penulis menggunakan SPSS 21 sebagai

alat untuk mempermudah perhitungan, dan hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.32
Coefficientsa

Model Unstandardized Standardize t Sig.


Coefficients d
Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 8.356 2.674 3.125 .003


1 .547 .062 .719 8.827 .000
Penggunaan media sosial
instagram

a. Dependent Variable: Presentasi diri

Diagram 4.26
11

Dari tabel di atas dapat diketahui persamaan regresi sederhana yang

diperoleh sebagai berikut:

Y = a + BX Y = 8,356 + 0,547 X

Pada persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa;

a. Nilai konstan (a) adalah sebesar 8,356 yang artinya apa bila tidak ada

variabel pengguanaan media social Instagram maka presentasi diri

mahasiswa Ikom Untirta adalah 0,547.

b. Nilai koefisien variabel penggunaan media social Instagram (X) memiliki

nilai positif itu sebesar 0,547 berarti angka koefisien yang positif

mengindikasikan adanya hubungan positif anara variabel peneliti.

c. Gambar di atas menunjukkan garis lurus diagonal naik ke atas, itu berarti

menunjukkan hubungan yang positif yaitu ketika nilai X (penggunaan

media social Instagram) naik, maka akan diikuti oleh kenaikan nilai

variabel Y (Presentasi Diri).

Dari tabel tersebut terlihat bahwa pada kolom sig. variabel penggunaan

media social Instagram mempunyai nilai signifikan dibawah 0,05 atau sebesar

0,000. Maka dalam penelitian ini H0 ditolak dan Ha diterima. Ini artinya

terdapat pengaruh antara Penggunaan Media Social Instagram (X) Dengan

Presentasi Diri (Y).


11

4.4.5 Uji Hipotesis

1. Uji T (Variabel X terhadap Y)

Tahap selanjutnya adalah menguji signifikansi hubungan atau thitung

antar variabel penelitian yaitu Penggunaan Media Social Instagram (X)

Dengan Presentasi Diri (Y). Perhitungannya adalah sebagai berikut :

𝑡 = r√n − 2 = 0,719√75 − 2
= ૡ, ૡૡ
૜ૡ
√1 − 𝑟² √1 − (0,698)²

Harga thitung tersebut kemudian dibandingkan dengan harga ttabel (lihat

pada tabel ditribusi t di halaman lampiran). Untuk derajat kesalahan 5%

atau 0,05, dan derajat keabsahan atau dk= n-2 (75-2=73), maka diperoleh

ttabel sebesar 1,665. Ternyata harga thitung dari perhitungan diatas sebesar

8,838 (hasil ini hampir sama dengan hasil thitung pada SPSS 21 di tabel 4.32

sebesar 8,827) yang artinya lebih besar dari ttabel. Sehingga didapatkan

bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti terdapat Pengaruh antara

Penggunaan Media Social Instagram (X) Dengan Presentasi Diri (Y).

2. Uji F (Variabel X terhadap Y)

Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama- sama terhadap variabel dependen (Ghozali 2006 : 84).

Hasil perhitungan menggunakan SPSS 21 menghasilkan;


11

Tabel 4.33
ANOVAa

Model Sum of df Mean Square F Sig.


Squares

Regression 782.995 1 782.995 77.908 .000b

1 Residual 733.671 73 10.050

Total 1516.667 74

a. Dependent Variable: Presentasi diri


b. Predictors: (Constant), Penggunaan media sosial instagram

Berdasarkan uji ANOVA atau F test yang tertera pada tabel 4.33 di

atas, maka diperoleh Fhitung sebesar 77,908 dengan tingkat signifikansi

0,000. Oleh karena probabilitas jauh lebih kecil daripada 0,05 (0,000 <

0,005) dan Fhitung lebih besar dari Ftabel (77,908 > 3,97) maka dapat

dinyatakan bahwa variabel independen yakni Penggunaan Media Sosial

Instagram (X) mempengaruhi variabel Presentasi Diri (Y). Ini berarti

bahwa H0 ditolak sementara Ha diterima. Sehingga dapat dikatakan

bahwa terdapat pengaruh antara Penggunaan Media Sosial Instagram

terhadap Presentasi Diri.

3. Koefisien Penentuan (Determinasi)

Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui sifat dan nilai

hubungan antara dua variabel sedangkan koefisien determinasi (koefisien

penentuan = KP) digunakan untuk menunjukkan besar kecilnya kontribusi

variabel atau pengaruh variabel X terhadap variabel Y.

Berikut hasil koefisien determinasi dari SPSS 21;


11

Tabel 4.34
Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate

1 .719a .516 .510 3.17022

a. Predictors: (Constant), Penggunaan media sosial instagram

Berdasarkan pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai R square

yaitu 0,516. Yang berarti korelasi antara variable penggunaan social

media Instagram (X) dengan variable presentasi diri (Y) adalah sebesar

51,6%, dan sisanya ditentukan oleh faktor lain.

4.5 Pembahasan

4.5.1 Penggunaan Media Social Instagram

Sesuai dengan namanya, media yang tergolong dalam media sosial ini

memiliki fungsi untuk mendukung interaksi sosial penggunanya. Dalam

konteks ini, media sosial bisa digunakan untuk mempertahankan atau

mengembangkan relasi atau interaksi sosial yang sudah ada dan bisa

digunakan untuk mendapatkan teman-teman yang baru. Dengan adanya

perkembangan yang pesat ini, pengguna mendapatkan kesempatan yang

seluasluasnya untuk memaksimalkan tujuan berintekasi sosial ataupun

melakukan pengembangan dirinya. Maraknya dunia jejaring sosial terutama

Instagram yang kemunculannya menjadi suatu hal yang cukup diminati oleh

para pengguna social media, telah memiliki 400 juta lebih pengguna dari

seluruh dunia. Dan dari angka tersebut Indonesia merupakan salah satu negara

pengguna Instagram terbanyak. 89% pengguna layanan Instagram berasal dari

kalangan usia 18-34


11

tahun yang mengakses Instagram setidaknya seminggu sekali. Perempuan

mendominasi dengan porsi 63% mayoritas pengguna media social instagram

adalah anak muda, pengguna ponsel pintar, dengan kemampuan finansial yang

baik dan memiliki gelar sarjana.71 Dalam penelitian ini peneliti mengukur

penggunaan media social dengan menggunakan indicator dalam aktivitas

Instagram yang dikemukakan oleh Atmoko dimana indicator tersebut adalah :

1. Posting merupakan aktivitas yang dilakukan pengguna Instagram

dengan mengunggah foto ataupun video mereka kedalam social media

Instagram. Instagram yang biasa disebut foto sharing menjadi media

bagi presentasi diri para penggunanya dimana para pengguna media

Instagram ini dapat menciptakan sebuah citra diri yang mereka

inginkan, salah satunya dengan mengakui keberadaannya di media

social dengan menggunggah foto atau video mereka agar terlihat eksis.

2. Following dan followers merupakan aktvitas yang dilakukan para

pengguna Instagram sebagai bentuk pertmanan diman following dan

followers adalah mengikuti atau diikuti sesama pennguna Instagram.

dengan memfollow atau menjadi followers para pennguna dapat

berinteraksi dengan pengguna lainnya selain akun-akun pengguna

biasa adapun akun-akun Instagram yang menyediakan konten hiburan,

informasi-informasi, traveling, online shop dll. Mereka memfollow

71
kamis, 14 januari 2016 17:47 wib pewarta : sella panduarsa gareta
http://www.antaranews.com/berita/540022/pengguna-instagram-indonesia-termasuk-
terbanyak-di-dunia diakses pada sabtu, 07 januari 2017 pukul 21:08
11

akun-akun tersebut agar akun-akun mereka terasa lebih hidup karena

postingan-postingan mereka.

3. Like/suka adalah cara mengapresiasi sebuah kiriman foto, dengan fitur

ini kita dapat menekan tombol like/suka kepada kiriman foto yang

menurut kita menarik perhatian, semakin banyak like/suka pada sebuah

foto menandakan bahwa foto tersebut menarik perhatian khalayak.

4. Komentar adalah bagaimana para pengguna Instagram bisa

menanggapi sebuah foto di Instagram, para pengguna bebas

berpendapat kepada foto yang mereka komentari, komentar yang

bersifat positif dapat menambah daya tarik foto begitu juga sebaliknya.

Dengan berkomentar para pengguna Instagram juga dapat berinteraksi

dan berkomunikasi.

5. Mentions merupakan aktivitas yang dilakukan ketika berkomentar

pada foto atau video yang pengguna lain unggah. Dengan

menngunakan mention pengguna lain dapat langsung memberi

tanggapan pada komentar yang diberi mention oleh pengguna lain

karena memention berarti memanggil pengguna lain.

Dari hasil jawaban responden mengenai pertanyan-pernyataan indikator

dari penggunaan media social Instagram memiliki nilai presentase sebesar

76,35%. Artinya penggunaan media social dikatagorikan baik.

4.5.2 Presentasi Diri Mahasiswa ILKOM UNTIRTA

Pada dasarnya, setiap orang memiliki langkah-langkah khusus dalam

mempresentasikan dirinya kepada orang lain. Apalagi, jika kesempatan


11

mempresentasikan diri ini berada pada konteks media sosial. Sekilas terlihat

bahwa kehadiran media sosial seperti Facebook, Twitter, Blog dll memberikan

ruang yang seluas-luasnya bagi setiap individu untuk berkreasi, khususnya

dalam menampilkan diri masing-masing. Ada berbagai jenis penampilan diri

yang bisa terlihat secara kasat mata yaitu menuliskan kata-kata bijak di status,

tweets, maupun captions, menyampaikan kritik, mengkomunikasikan kondisi

pribadi saat ini, menyampaikan aktivitas dan lokasi saat ini, dan berbagai cara

lainnya. Selain kata-kata, presentasi diri juga dikombinasi dengan video,

gambar dan foto seperti foto-foto di berbagai lokasi, foto bersama figur publik:

seperti pejabat negara, pakar atau ahli, aktor/artis, dll, foto hasil karya sendiri.

Berbagai jenis ekspresi yang dilakukan oleh pengguna media sosial akan

mengerucut pada jenis-jenis strategi presentasi diri.

Presentasi diri atau sering juga disebut manajemen impresi (impression

management) merupakan sebuah tindakan menampilkan diri yang dilakukan

oleh setiap individu untuk mencapai sebuah citra diri yang diharapkan dengan

berbagai tujuan, setiap individu akan berupaya untuk mengkonstruksi dirinya

dengan cara yang sesuai dengan karakteristiknya. Presentasi diri yang terjadi

di dalam new media akan berbeda-beda berdasarkan jenis mediumnya. Jika

medium tersebut adalah homepage pribadi, maka presentasi diri akan terjadi

lebih konstan dan tetap. Hal disebabkan frekuensi untuk melakukan

perubahan- perubahan di dalam medium tersebut tidak terlalu tinggi. Kondisi

yang berbeda muncul ketika mediumnya adalah Instagram, microblog.

Pengguna instagram mempresentasikan dirinya melalui foto ataupun video

singkat Sementara ini


11

instagram yang bersifat dinamis dan interaktif, mengalami perubahan yang

sangat cepat dari waktu ke waktu. Sehingga, medium seperti instagram

membuat presentasi diri berlangsung lebih dinamis. Adapun yang dilakukan

oleh penulis untuk mengukur presentasi diri mahasisawa ILKOM UNTIRTA

dengan menggunakan indicator yang ditetapkan menggunaka strategi

presentasidiri yang dikemukakan oleh jones strategi tersebut yaitu sebagai

berikut :

1. Ingratiation Tujuan pengguna strategi ini adalah agar ia disukai oleh

orang lain. Beberapa karakteristik umum yang dimiliki adalah

mengatakan hal positif tentang orang lain atau mengataan sedikit hal-

hal negatif tentang diri sendiri, untuk menyatakan kesederhanaan,

keakraban dan humor. Dalam konteks media sosial, strategi jenis ini

bisa dilihat secara jelas dengan memberikan apresiasi terhadap foto-

foto pengguna lainnya.

2. Competence atau self promotion Tujuan dari strategi ini agar dianggap

terampil dan berkualitas. Karakteristik umum meliputi pengakuan

tentang kemampuan, prestasi, kinerja, dan kualifikasi. Beberapa

pengguna media sosial dengan profesi tertentu seperti analis politik

akan menggunakan akun media sosialnya untuk memberikan

tanggapan mengenai kondisi politik saat ini. Tentu akan diupayakan

untuk menunjukkan kompetensinya. Begitu pula dalam media sosial

yang fokus ke arah karya seni. Pengguna akan berupaya sebaik

mungkin untuk menampilkan karya-karya terbaik di dalam media

sosialnya.
12

3. Intimidation Pengguna strategi ini bertujuan untuk memperoleh

kekuasaan. Karakteristik umum yang dimiliki adalah ancaman,

pernyataan kemarahan, dan kemungkinan ketidak senangan. Tentunya

strategi ini bisa dilihat dengan mudah jika membaca akunakun media

sosial pengguna yang mengekspresikan rasa tidak suka atau tidak

setuju dengan sangat eskpresif. Bahkan kadang-kadang memberikan

kata-kata tertentu yang karakter-karakter nya diganti dengan tanda “*”.

4. Exemplification Tujuan dari strategi ini agar dianggap secara moral

lebih unggul atau memiliki standar moral yang lebih tinggi. Karakter

umumnya adalah komitmen ideologis atau militansi, pengorbanan diri,

dan kedisiplinan diri. Dalam media sosial umumnya ini akan dilihat

dengan menampilkan foto atau gambar-gambar bersifat nasionalis, atau

menggambarkan ideologi tertentu. Pengguna bisa juga memanfaatkan

strategi ini dengan memberikan komentar-komentar terkait

pemberantasan korupsi, mafia hukum, dll.

5. Supplication Tujuannya adalah merawat atau tampak tidak berdaya

sehingga orang lain akan datang untuk membantu orang tersebut.

Karakter dari pendekatan presentasi diri termasuk memohon bantuan

dan rendah diri. Strategi ini bisa terlihat dari foto dengan caption-

captions yang menunjukkan ketidak berdayaannya.

Strategi-strategi yang ada ini bisa dipakai oleh pengguna dalam

memodifikasi akun media sosialnya. Implementasi dari masing-masing

strategi ini akan bergantung pada kehendak pengguna memodifikasi media

sosial yang
12

dimilikinya. Seperti yang telah diutarakan di atas, pengguna bisa

menggunakan segala fitur yang ada pada media sosial untuk mencapai strategi

yang ingin dipakai. Dari hasil jawaban responden mengenai pertanyan-

pernyataan indikator dari presentasi Diri mahasiswa ilmu komunikasi

UNTIRTA diketahui sebesar 72,12%. Artinya presentasi diri mahasiswa ilmu

komunikasi UNTIRTA dikatagorikan baik.

4.5.3 Hubungan Penggunaan Media Social Instagram Dengan Presentasi

Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNTIRTA angkatan 2013-2015

Di dalam media sosial Instagram ada beberapa elemen yang harus

diperhatikan untuk bisa menarik perhatian masyarakat, menurut peneliti ada

beberapa elmen yang mendukung hal tersebut elmen-elmentersebut yaitu

posting, following, follower, like, komentar, mentions. Elmen-elmen ini

merupakan indicator yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media sosial

Instagram karena dengan memperhatikan elmen tersebut penggunaan media

social Instagram akan lebih menarik dan mendapat perhatian dari khalayak.

Melalui penngunaan media social Instagram peneliti ingin melihat presentasi

diri mahasiswa ilmu komunikasi Untirta melalui konteks media social.

Presentasi diri tersebut terdiri dari 5 strategi presentasi diri yaitu Ingratiation,

Competence atau self promotion, Intimidation, Exemplification, Supplication.

Teori yang digunaan dalam penelitian ini adalah teori perbedaan individu,

menurut teori ini individu-individu sebagai anggota khalayak sasaran media

massa secara selektif, menaruh perhatian kepada pesan-pesan terutama jika


12

berkaitan dengan kepentingannya, konsisten dengan sikap-sikapnya, sesuai

dengan kepercayaan yang didukung oleh nilai-nilainnya. Tanggapannya

terhadap pesan pesan tersebut diubah oleh tatanan psikologisnya. Jadi efek

media massa pada khalayak itu tidak seragam, melainkan beragam disebabkan

secara individual berbeda satu sama lain dalam stuktur kejiwaannya72. Dari

sini peneliti ingin melihat bagaimana presentasi diri mahasiswa ilmu

komunikasi UNTIRTA dalam penggunaan media social Instagram dengan

kepribadian, minat, sifat dan psikologi yang berbeda-beda.

Di dapatkan hasil pada setiap butir pertanyaaan yang diajukan kepada

responden memiliki variasi jawaban yang berbeda-beda, hal ini sejalan dengan

penjelasan teori perbedaan individu. Sebagai pengguna media massa

responden menaruh selektif pada penggunaan media social khususnya

instagram, pesan- pesan yang terkandung dalam media social instagram

diterima responden dengan berbeda-beda sesuai dengan karakteristik

kebutuhan personal individu, kemudian pesan tersebut diubah dalam diri

responden sesuai dengan tatanan psikologis masing-masing individu.

Sehingga efek yang dirasakan setiap individu memiliki perbedaan sesuai

dengan apa yang disampaikan pada teori perbedaan individu.

Penelitian yang penulis lakukan pada media social berkenaan dengan

“hubungan penggunaan media social Instagram dengan presentasi diri

mahasiswa ilmu komunikasi UNTIRTA”. Dalam penelitian ini dapat

72
Onong Uchjana Effendi. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
2003. Hal: 275.
12

digambarkan bahwa penggunaan media social Instagram memiliki hubungan

yang kuat dengan presentasi diri mahasiswa IKOM UNTIRTA. Hal ini dapat

dibuktikan dengan jawaban responden pada kuesioner yang sebagian besar

menjawab setuju atau bahkan sangat setuju. Selanjutnya, menurut hasil

penelitian berdasarkan uji validitas dan reliabilitas, baik variabel X, maupun Y

telah memenuhi standar validitas dan reliabilitas. Ini berarti instrumen yang

digunakan bisa mewakili dari apa yang diteliti dan bisa digunakan berkali- kali

dalam penelitian yang sejenis karena nilai Cronbach Alpha rata- rata di atas

0,800.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan

antara penggunaan media social Instagram dengan presentasi diri mahasiswa

IKOM UNTIRTA dan mengukur tingkat hubungan antara kedua variabel

tersebut. Hasil uji korelasi menunjukkan hubungan antara variable

penggunaan social media Instagram (X) dengan variable presentasi diri (Y)

memiliki hubungan signifikansi positif dengan variabel Y, yaitu sebesar 0,719.

Ini berarti berdasarkan pedoman interpretasi koefisien korelasi, hubungan

antara variabel X dengan variabel Y merupakan hubungan yang kuat karena

nilainya berkisar antara 0,60 – 0,799. Dari hasil perhitungan regresi linear

dengan program SPSS 21,00 maka persamaan regresi linear dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut Y = 8,356 + 0,547 X dimana Y adalah Presentasi

diri dan X adalah penggunaan media social Instagram. Model tersebut

mengartikan bahwa setiap terjadi kenaikan nilai Penggunaan media social

instagram (X) akan diikuti kenaikan Presentasi Diri (Y). Dan dari hasil

perhitungan uji t, menunjukkan bahwa


12

variabel independen, yakni Penggunaan media social Instagram mempunyai

signifikansi yang kurang dari 0,05 karena nilai signifikansinya adalah 0,000.

Dan juga nilai thitung (8,838) > ttabel (1,665) angka tersebut menyatakan

bahwa H0 ditolak dan Ha diterima maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan antara Penggunaan Media Social Instagram (X) Dengan Presentasi

Diri (Y). Dari hasil uji F memperlihatkan bahwa variabel independen yang

digunakan dalam penelitian layak untuk menguji presentasi diri yang

dilakukan di social media. Hal tersebut ditunjukkan dari uji F pada variabel X

dengan Y yang diperoleh sebesar 77,908. Nilai tersebut lebih besar dari Ftabel

yaitu 3,97 dan tingkat signifikansi sebesar 0,000 (kurang dari 0,05). Hal

tersebut menguatkan hasil dari Uji t bahwa dari hasil hipotesis pada penelitian

ditolak. Karena pada variabel X memiliki pengaruh dengan variabel Y. Dan

pada koefisien penentu (Determinasi) menunjukkan bahwa pada nilai R square

yaitu 0,516 Yang berarti korelasi antara variable X terhadap variable Y adalah

sebesar 51,6%, dan sisanya ditentukan oleh faktor lain. Hasil dari pengujian

hipotesis merupakan tahap akhir dari keseluruhan analisis data. Setelah

seluruh nilai-nilai diperoleh, maka akan dilanjutkan dengan memberikan

kesimpulan dan saran atas penelitian ini, yaitu dalam bagian penutup pada

BAB V.
12

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya,

permasalahan yang ingin diketahui dalam penelitian ini adalah mengenai

“hubungan penggunaan media social Instagram dengan presentasi diri mahasiswa

IKOM UNTIRTA pada angkatan 2013-2015” dari hasil analisis dan pembahasan

yang telah dipaparkan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Penggunaan media social Instagram yang dilakukan oleh mahasiswa ilmu

komunikasi UNTIRTA termasuk kedalam kategori baik dimana skor pada

variabel X sebesar 76,35%. Penggunaan media social merupakan suatu

kegiatan sehari hari yang biasa dilakukan. Dalam penggunaanya mereka

melakukan interaksi melalui fitur-fitur yang telah disediakan di dalam

aplikasi Instagram. Ketika menggunakan situs jejaring sosial, pengguna

memiliki kecenderungan tersendiri akan cara mereka berkomunikasi dan

berinteraksi, sesuai dengan tujuan masing-masing.

2. Presentasi diri pada mahasiswa ilmu komunikasi UNTIRTA juga termasuk

kedalam kategori baik dimana skor pada variabel Y sebesar 72,12%. Yang

berarti presentasi diri mahasiswa ilmukomunikasi UNTIRTA pada

angkatan 2013-2015 berhasil dipengaruhi dan memiliki hubungan

yangkuat dengan penggunaan media social Instagram.


12

3. Berdasarkan dari perhitungan yang dilakukan, hasil dari uji korelasi dan

regresi menunjukkan antara variabel X dengan variabel Y memiliki

hubungan positif yang kuat dan signifikan. Sedangkan pengaruh yang

dihasilkan adalah sebesar 51,6%, yang menandakan bahwa presentasi diri

mahasiswa ikom untirta dapat dipengaruhi dengan penggunaan media

social Instagram. Sedangkan sisanya disebabkan oleh faktor lain.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka penulis mengajukan saran

sebagai berikut:

1. Dari kesimpulan di atas menunjukkan pada penggunaan media social

instagram didapat sekor sebesar 76,35% , sekor tersebut sudah memenuhi

kriteria analisis deskriptif data dengan kategori baik, namun untuk

penggunaan media social yang jauh lebih baik maka disarannkan bagi

pengguna media social agar memahami dulu tujuan penggunaannya dari

fitur-fitur yang disediakan di social media tersebut. Serta menggunakan

social media tersebut sesuai dengan fungsinya.

2. Sama halnya dengan penggunaan media social Instagram di atas yang

telah dibahas pada kesimpulan, presentasi diri yang terjadi pada

mahasiswa ilmu komunikasi Untirta juga memiliki sekor dengan kategori

baik yaitu sebesar 72,12%, sekor tersebut juga telah memenuhi kriteria

analisis deskriptif data namun untuk presentasi diri yang dipengaruhi dan

memiliki hubungan dengan penggunaan media social, disarankan agar

mahasiswa lebih memperhatikan tujuan dari presentasi dirinya di media

social, berbagai
12

jenis ekspresi yang dilakukan oleh pengguna media sosial akan

mengerucut pada jenis-jenis strategi presentasi diri, karena social media

memberikan ruang seluas-luasnya bagi setiap individu untuk berkreasi,

khususnya dalam menampilkan diri masing-masing.

3. Hubunagn antara variabel X dan variabel Y memiliki hubungan yang kuat

dan signifikan namun pada pengaruh yang dihasilkan sebesar 51,6%. Dari

hasil tersebut, 51,6% presentasi diri mahasiswa dijelaskan dengan

variabel penggunaan media social Instagram. Untuk mendapatkan hasil

dari pengaruh yang lebih besar, diharapkan pada penelitian berikutnya

dapat melihat factor lain yang mempengaruhi presentasi diri. Karena

Kajian- kajian presentasi diri tidak hanya tertutup pada level individu

tetapi juga pada level keompok atau institusi. Presentasi diri juga bisa

dilakukan dengan memperhatikan factor gender, usia, etnis, dan jenis

media itu sendiri.


12

DAFTAR PUSTAKA

Atmoko, Bambang Dwi. 2012. Instagram Handbook. Jakarta: Mediakita.

Ardianto dkk. 2004. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Simbiosa Rekatama


Media.

Arikunto. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rhineka Cipta

Bungin, Burhan. 2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Prenada Media Group:


Jakarta.

Dayakisni, T., & Hudaniah. 2009. Psikologi Sosial. Malang: UMM Press.

Devito, Joseph. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Proffesional Books: Jakarta.

Durianto, Darmadi. Brand Equity Ten. 2004. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Effendi, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung:
PT.Citra Aditya Bakti.

. 2007. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung:


PT.Remaja Rosdakarya.

Feldman, R.S.1995. Social Psychology. New Jersey: A Simaon & Schuster


Company. Englewood Cliffs.

Fiske, S.T & S, Taylor. 1991. Social Cognitif, second edition. Singapore:
McGraw- Hill Book Co.

Goffman, E. 1956. The Presentation of Self in Everyday Life. Harmondworth :


Penguin

Laksono, Agung Dwi, Dkk. 2014. Pro Kontra Diskursus Rokok Dalam Media
Sosial

Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Mc Quails, Dennis. 2011. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika.


12

Monk, F. J., Knoers, A. M. P., Haditono, S. R. 2001. Psikologi Perkembangan:


Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Nasrullah, Rulli. 2011. Media Internet: Konstruksi Identitas Keagamaan


(Terorisme) di Dunia Cyber. Jakarta: Sincere.

. 2012. Komunikasi Antar Budaya: di Era Dunia Siber. Jakarta:


Kencana Prenada Group.

Nelson, J. 2011. The Sky Is Everywhere. United States: Penguin Group.

Nurudin. 2003. Komunikasi Massa. Malang: Cespur.

Nurudin. 2009. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pers.

Rakhmat, Jalaludin. 2004. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: P.T. Remaja


Rosdakarya.

Ruslan, Rusady. 2003. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Raja
Grafindo Persada: Jakarta.

Sarwono, S.W, & Meinarno, E.A. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba
Humanika.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi., 2011. Metode Penelitian Survai. Jakarta:
PT PustakaLP3ES Indonesia.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

. 2012. Statistic untuk penelitian. Bandung: Alfabeta

. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:


Alfabeta.
Van Dijk, J.A.G.M. 2006. The Network Society. SAGE Publications, London

Zarella. 2010. The Social Media Marketing Books. O'Reilly Media, Sebastopol.
13

JURNAL DAN SKRIPSI

Boyer, L., Brunner, B.R., Charles, T., and Coleman, P. (2006). Managing
Impessions in a virtual environment: Is ethnic diversity a self-
presentation strategy for colleges and universities?. Journal of
Computer-Mediated Communication.

Gustina Heny. (Jom FISIP Volume 2 No. 2 – Oktober 2015 ). Korelasi Media Sosial
Instagram Dengan Presentasi Diri Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi.
Universitas Riau.

Hidayatur Rohmah Hanafi,ah. (2016) New Media Dan Prilaku Konsumen (Studi
Korelasi pengaruh penggunaan akun Instagram @md_store_hijab terhadap
prilaku membeli di kalangan mahasiswi fakultas ekonomi angkatan 2011
universitas pembangunan nasional “veteran yogyakarta”) universitas islam
negri sunan kalijaga Yogyakarta.

Pangastuti Herlina. (2015) Hubungan Antara Narsisme dengan Presentasi diri


pada Pengguna jejaring sosial facebook. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Maryana, Nisfu. 2011. Pengaruh Penyajian Media Internal terhadap Pemenuhan


Kebutuhan Pegawai Pemerintah Kota Cilegon. Untirta: Serang.

Gonzales, Amy L, M.A. and Jeffrey T. Hancock, Ph.D. 2010. Mirror, Mirror on
my Facebook Wall: Effects of Exposure to Facebook on Self-Esteem.
Journal Cyberpsychology,Behavior, Andsocialnetworking, Vol: 00 (0).

INTERNET

http://www.trigonalmedia.com/2015/08/pengertian-media-sosial-menurut-
para.html diakses pada 24 feb 2016 pukul 20.25

http://repository.petra.ac.id/15386/1/Media_Sosial_dan_Presentasi_Diri.pd f
diakses pada 24 feb 2016 pukul 21.34
13

http://print.kompas.com/baca/2015/09/23/Pengguna-Instagram-Kini-400- Juta.
Diakses pada 25 februari 2016 pukul 19:45

http://terinspirasikomunikasi.blogspot.co.id/2013/05/teori-untuk-new- media.html
diakses pada 19 mei 2016 pukul 21:16

http://ahlikomunikasi.wordpress.com/2012/11/01/teori-media-baru/ diakses pada


19 mei 2016 pukul 21:16

http://komunikasi-indonesia.org. Diakses pada 20 maret 2016 pukul 21:58

http://www.scribd.com/doc/195027473/makalah-instagram. diakses 19 Mei 2016


pukul 18:59

http://www.instagram.com diakses 19 Mei 2016 pukul 19:11

www.slideshare.net/rachmatstatistika diakses pada Senin, 14 Maret 2016 pukul


20.51

http://www.kominfo.com diakses pada 10 oktober 2016 pukul 19:08

http://www.antaranews.com/berita/540022/pengguna-instagram-indonesia-
termasuk-terbanyak-di-dunia kamis, 14 januari 2016 17:47 wib pewarta : sella
panduarsa gareta. Diakses pada 07 januari 2017 pukul 20.22

https://beritagar.id/artikel/sains-tekno/instagram-beberkan-fakta-fakta- pengguna-
di-indonesia Oleh : Yoseph Edwin @edjozeph | 07:08 WIB - Jumat , 15
Januari 2016. Diakses pada 07 januari 2017 pukul 20.45

Ofcom. 2008. Social networking: A quantitative research report into


attidues, behaviours and use. Diakses tanggal 7 Januari 2017.
http://www.ofcom.org.uk.
LAMPIRAN 1
KUISIONER PENELITIAN

No Responden :

Responden Yth.,

Saya adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi UNTIRTA yang sedang melakukan


penelitian untuk tugas akhir mengenai Instagram dan Presentasi diri dengan sub
judul (Analisis Kuantitatif Hubungan penggunaan media social Instagram terhadap
presentasi diri mahasiswa ikom UNTIRTA angkatan 2013-2015). Saya mohon
kesediaan dan partisipasi responden untuk mengisi kuesioner ini dengan baik dan apa
adanya. Atas kesediaan dan kerjasamanya, saya ucapkan terimakasih.

Mohon beri tanda checklist pada pilihan jawaban yang telah tersedia.

⮚ Data Responden

1. Nama Akun Instagram :

2. Jenis Kelamin

( ) Laki-Laki ( ) Perempuan

3. Pengguna aktif social media Instagram ( )

Iya ( ) Tidak

4. Frekuensi mengakses internet atau Instagram dalam sehari ( )

< 1 jam ( ) 1-2 jam

( ) 2-3 jam ( ) > 3 jam

5. Lama menggunakan Instagram

( ) < 1tahun ( ) 2-4 tahun

( ) 1-2tahun ( ) >4 tahun

1
PETUNJUK PENGISIAN
SS : Sangat Setuju S : Setuju
TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

No Penggunaan Instagram SS S TS STS


1. Saya mengunggah foto dan video yang saya
miliki agar foto tersebut dapat tersimpan dan dilihat
oleh pengguna Instagram lainnya
2. Saya mem-follow akun Instagram orang lain untuk
menampilkan citra yang baik dan ramah karena
saya mau berkomunikasi dengan
mereka
3. Saya memfollow beberapa akun yang saya
sukai untuk mendapat informasi dan hiburan
4. Saya merasa semakin banyak followers berarti
semakin banyak juga orang yang ingin mengenal
saya lebih dekat
5. Saya memanfaatkan hastag (#) untuk
menyebarluaskan foto saya agar dapat dilihat oleh
follower/following ataupun yang bukan
follower/following.
6. Fitur hastag (#) memudahkan saya untuk
menemukan foto-foto yang tersebar di
Instagram dengan label tertentu
7. Jika foto/video yang saya unggah banyak
mendapatkan like maka foto yang saya unggah
tersebut menarik atau memiliki kualitas baik.
8. Saya memberikan like apabila foto/video yang
diunggah pengguna Instagram lain menarik
perhatian saya.
9. Saya menggunakan geotag atau lokasi agar
pengguna Instagram lain dapat mengetahui dimana
foto/video tersebut diambil atau
diunggah.
10. Saya menggunakan fitur share untuk
mengunggah ke akun media sosial saya seperti
facebook, twitter dan lain-lain.

1
11. Saya memanfaatkan fitur share dengan tujuan agar
unggahan foto/video dapat dilihat oleh
pengguna media sosial lainnya
12. Saya menggunakan arroba /mantion karena
foto/video yang diunggah ada kaitannya
dengan pengguna lain yang diberikan tanda.
13. Saya menggunakan arroba /mantion untuk
berkomunikasi dengan pengguna yang terkait.
14. Saya memberikan komentar dari unggahan
foto/video yang ada, guna terjalin komunikasi
antar sesama pengguna Instagram

No Presentasi Diri SS S TS STS

15. Saya mengunggah foto/video yang


menunjukkan rasa peduli, ramah, dan symbol-
simbol positif lainnya.
16. Saya menata foto/video yang ingin saya
unggah dengan mengeditnya agar terlihat
bagus,menarik dan disukai banyak orang
17. Saya suka berbalas komentar dengan memuji
foto/video yang teman atau pengguna
Instagram lain posting.
18. Saya suka memposting foto atau video yang
menunjukkan rasa percaya diri dengan
penampilan maupun wajah.
19. Saya suka mengunggah foto/video yang
mengajak orang lain untuk bertindak positif seperti
motivasi.
20 Saya suka mengunggah foto/video dengan captions
yang menunjukkan contoh dalam tindakan moral
seperti bersyukur, meminta
maaf dan berdoa.
21. Saya suka mengunggah foto/video yang
menampilkan prestasi atau hasil karya-karya terbaik
yang saya miliki

1
22. Saya suka memposting foto/video yang
menunjukkan kemarahan dengan menyindir
orang lain
23. Saya pernah mengomentari foto/video yang di
unggah oleh pengguna lain dengan kata-kata yang
penuh emosi atau kata-kata kasar dengan
sebagian diberi tanda (*)
24. saya suka mengunggah foto/video yang
menunjukkan kesedihan, lelah dan kecewa
25. Saya suka mengunggah foto/video yang
menunjukkan keadaan yang tidak berdaya untuk
mendapatkan simpati dari pengguna
Instagram lain

Terimakasih atas kesediaan anda dalam mengisi kuesioner ini ☺.

1
LAMPIRAN 2

DAFTAR NAMA AKUN INSTAGRAM RESPONDEN

ANGKATAN 2013

1. Faisal ramadhan. Id. 14. Ariesta dwi hartanti


Ramadhansidi @ariesstaadh
2. Mulyanah. Id. irukalb 15. Yola malinda . @yolamalinda
3. Fahri novyandi. Id. Fahrinovian 16. Denisa Anpertala
4. Arif hermansyah. Id. @denisaanpertala
ahermansyahh 17. Syifa Khairani@sipasipeng
5. Nila Nurmala dewi . Id 18. Dinda Desvita @dindathink
Nilanurmala26
19.Robiyani yulia utami
6. Bayu Triaji Yulianto. Id @robiyaniyuliautami
triajibayu
20. Richa Rahayu Mtd id @richa.
7. Nandar meylana burhan. Id mtd
nandrameylana
21. Anggoro.adi (adi anggoro)
8. Lela nurhalimah @lalebogh
22. Nimas Nurushaumy
9. R Bramantyo Jati K @nimasshaumy
@bramantyo26
23. Tjitra Putri Koentjoro
10. Aminah yasmin id @tjitrakoenbu
@yasminbaharmii
24. Ririn @ririnfajrin1
11. Ratih Kurnia Amanda id
@ratih1315 25. Lestari @tariigirsang

12. Suheni. Id suheni17 26. Fitriani nur m @fitpitong

13. Muhammad aliazmi id. 27. Wilda Aulia Anzani @wildaanz


Muhammad aliazmi

1
ANGKATAN 2014

1. gabriella_putrii (gabriella putri 11. Rskaaulia (RiskaAulia )


sabrina dewi)
12. Ichhaci (annisa ayu
2. Aisyahanitp (aisyahani tiara chrisnadilla)
puspita)
13. puputfji (Puput Fujianti)
3. an.yoys (ananda ayu)
13.syifapril (syifa april)
4. Megabaasithp (mega baasith
putri) 14.rrikafitri (rikafitriani)

6. Nilamspurwadi (nilam sari 15. MuhammadFirmansyaah


purwadi) (muhammad firmansyah)

7. sucisekars (suci sekar ayuning) 16. Novitadsa (novita dewi)

8. Annisapinki (annisa pinki) 17. Fiedyzx(fiedy nur annisa)

9. Idahandiani (Ida Handiani) 18. Vive_962 (putri patria vive)

10. Andaririkanan (dialus andari) 19. Mufarhaan (muhammad


farhan)

ANGKATAN 2015

1. Ega Ernayanti : @ega_eryan 7. Radhita Aulia: @radhita.aulia


2.solihin akbar:@Solihin.akbar 7. Agnes Yusuf: @heysenja
3. Jane Gaos : @janeagaos 8. Nabila maghfira : @nabilamgfr
4.vindi mulia : @vindimulia 9. Raka V. Raspati : @kang_rak
5. Adi Rachmawan: 10. Lilik aditya : lilik_aditya
@adirachmawan
11. Mita Nurbaiti: @mittanurbaiti
6. Diana Larisma : @dianalarisma
12. Ana yuliana: @anayuliana24

1
13. Meydiana Rosha 23. TommyMayarPrandana :
Riszkya@meydianaroshaa @tommymayar_06
14. Ccun doang : @cunmeii 24. Muhammad Hafidz M :
15. Nanda rifqi @nandarifqii @hafidzmlnaa

16. Bambang Gunawan 25. Zuwita agustina :


@bgunawan.xx @zuwitagustina

17. Ririn Kurniati @ririnkrniati 26. Muflikhah : @Muflikhah0910

18. Mariz mario @marizmarioo 27. M.N Fikri naufal :


@fikrinaufall
19. Sazqia Nur'aini J : @sazqiyay
28. Hairun Nisa :
20. Puspita S @pupuspitasari
@hairunnisaaa_14
21. Jasmine P Larasati :
29. Syarifah Nurbay :
@jaasminepl
@syarifahnurbay
22. Fajar firmansyah:
@fajarfrmansyh

1
DATA JAWABAN RESPONDEN PADA VARIABEL
NO Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Jumlah
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 53
2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 2 2 4 3 3 40
3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 34
4 3 3 2 4 4 3 3 2 4 3 3 4 3 3 44
5 3 3 2 3 3 2 3 1 2 2 3 2 2 2 33
6 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 45
7 3 2 3 2 2 4 2 2 3 3 3 2 3 3 37
8 2 2 2 4 4 4 3 3 3 3 2 2 2 3 39
9 4 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 4 38
10 4 3 2 3 4 3 2 4 1 2 3 3 4 3 41
11 3 3 3 3 3 3 3 1 4 2 3 3 3 3 40
12 4 3 3 4 4 4 2 3 4 4 4 3 2 4 48
13 3 3 3 4 3 3 4 3 4 2 2 3 3 3 43
14 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 47
15 3 3 4 4 4 4 3 2 3 2 2 3 3 4 44
16 4 4 2 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 42
17 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 37
18 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42
19 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 44
20 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 31
21 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 39
22 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 40
23 3 4 4 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 42
24 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 50
25 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 49
26 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 51
27 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 45
28 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 48
29 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 53
30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
31 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 51
32 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42
33 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 49
34 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 55
35 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 53
36 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 51
37 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 42
38 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 36
39 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 42
40 3 2 4 4 2 3 4 2 3 3 2 3 3 3 41
41 4 3 4 3 3 4 3 2 4 2 2 2 2 3 41
42 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43
43 4 3 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4 49
44 3 1 2 2 2 3 3 3 3 2 1 3 3 2 33
45 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 35
46 3 3 2 2 4 4 4 2 4 2 3 3 3 3 42
47 3 3 2 2 2 4 3 2 3 1 1 3 3 3 35
48 3 2 2 2 1 4 2 2 3 1 1 4 3 3 33
49 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 37
50 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 2 40
51 4 4 2 3 1 3 4 2 2 3 3 3 3 3 40
52 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 38
53 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 4 42
54 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42
55 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 41
56 3 4 3 4 2 4 3 2 3 1 2 3 4 3 41
57 4 3 2 3 4 3 2 2 3 3 3 2 2 2 38
58 4 2 2 3 1 3 3 2 3 2 3 3 2 3 36
59 4 3 4 4 4 3 4 2 3 4 4 4 3 2 48
60 3 2 2 4 2 4 4 3 3 2 2 3 3 3 40
61 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 47
62 3 3 2 3 3 3 4 2 3 4 3 4 4 2 43
63 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 36
64 3 3 2 2 1 1 3 3 2 2 2 3 3 3 33
65 4 3 3 4 2 4 4 2 3 3 3 3 3 4 45
66 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 32
67 4 3 3 4 2 3 3 2 3 4 3 4 3 4 45
68 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42
69 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43
70 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 48
71 4 2 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 46
72 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 52
73 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 51
74 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 44
75 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 49

TOTAL 3207

1
DATA JAWABAN RESPONDEN PADA VARIABEL
No Q15 Q16 Q17 Q18 Q19 Q20 Q21 Q22 Q23 Q24 Q25 Jumlah
1 4 3 3 3 4 4 4 2 4 4 3 38
2 3 3 3 3 3 3 2 1 3 4 3 31
3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 27
4 3 3 4 2 3 2 2 2 2 3 2 28
5 2 2 3 3 4 3 2 2 1 1 2 25
6 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 33
7 2 3 3 2 3 4 3 2 2 2 2 28
8 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 32
9 3 4 2 2 2 3 2 2 2 2 1 25
10 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 34
11 2 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 28
12 2 4 3 3 4 3 3 2 3 3 2 32
13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33
14 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 32
15 4 4 4 3 4 4 4 3 2 3 4 39
16 3 3 4 3 3 3 2 2 3 4 4 34
17 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 31
18 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33
19 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 36
20 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 27
21 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 27
22 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 28
23 2 3 3 1 4 4 4 1 1 2 2 27
24 3 4 3 2 4 4 3 2 3 4 3 35
25 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 32
26 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 36
27 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 41
28 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 32
29 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 41
30 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 41
31 3 4 4 4 4 4 4 2 4 3 2 38
32 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 31
33 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 36
34 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 39
35 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33
36 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 37
37 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 39
38 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 25
39 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 29
40 2 3 4 3 3 4 4 1 2 3 2 31
41 3 3 2 3 4 4 4 3 2 3 2 33
42 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 37
43 2 4 3 3 4 4 4 1 2 4 2 33
44 2 2 3 3 1 3 2 4 3 1 3 27
45 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 1 29
46 2 3 2 2 3 4 2 1 2 3 1 25
47 3 3 3 3 3 4 2 1 2 4 2 30
48 3 3 3 3 3 4 2 1 2 4 1 29
49 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 30
50 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 28
51 3 3 3 3 3 3 2 1 2 3 2 28
52 2 3 3 3 2 3 3 1 2 3 2 27
53 2 4 4 4 4 4 4 3 2 3 2 36
54 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33
55 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 27
56 2 3 3 2 3 3 3 1 2 3 1 26
57 2 2 2 1 4 2 2 1 2 3 2 23
58 3 3 4 2 3 3 2 2 2 3 3 30
59 2 2 4 3 4 4 4 3 2 4 4 36
60 3 3 4 1 3 4 2 1 3 3 1 28
61 2 3 3 3 4 3 4 1 3 3 1 30
62 2 2 3 3 3 3 2 1 2 2 2 25
63 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 30
64 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 28
65 3 4 4 4 3 3 3 1 2 3 1 31
66 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 27
67 4 4 4 4 4 3 3 1 2 3 2 34
68 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33
69 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 31
70 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 30
71 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 32
72 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 42
73 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 38
74 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 35
75 3 3 3 2 4 4 4 2 4 4 2 35

TOTAL 2380

1
LAMPIRAN
DOKUMENTASI

Selasa, 20 september 2016. Beberapa


mahasiswa Ilmu Komunikasi Untirta atau
Responden sedang mengisi kuisioner di
gedung D Lantai 3.

1
LAMPIRAN
KARTU BIMBINGAN

1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Diri

Nama : Eri Husna Permata

Alamat : Des. Cijakan Kp. Cinangis Rt/07-Rw/05 Kec.

Bojong Kab. Pandeglang, Banten – 42274

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 14 Juli 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Nomor Handphone 083813623795

E – mail : erihusna@yahoo.co.id

Riwayat Pendidikan

2012 – 2016 S1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa

2009 – 2012 SMK Negri 4 Pandeglang

2006 – 2009 MTS PON-PES Al-amanah Al-gontory

2000 – 2006 SDN Jombang 1 Ciputat

1999 – 2000 TK Tunas Mutiara

Pengalaman Organisasi

1. Anggota Keputrian SMKN 4 Pandeglang


2. Anggota English Club SMKN 4 Pandeglang
3. Anggota Pramuka SMKN 4 Pandeglang
4. LDK BAABUSSALAM UNTIRTA

Anda mungkin juga menyukai