Anda di halaman 1dari 138

IMPLEMENTASI GOOD GOVERNANCE DALAM PELAYANAN PUBLIK

(Studi Terhadap Pelayanan Umum di Kantor Kecamatan Sukun Kota Malang)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan


Dalam Menyelesaikan Program Sarjana

Disusun oleh

Maria Putri Anjely Jehula

19031000107

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG
2022
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Judul : IMPLEMENTASI GOOD GOVERNANCE DALAM

PELAYANAN PUBLIK (Studi Terhadap Pelayanan


Umum di Kantor Kecamatan Sukun, Kota Malang)

Disusun Oleh : MARIA PUTRI ANJELY JEHULA

NIM : 19031000107
Program Studi : Administrasi Publik
Fakultas : ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Universitas : MERDEKA MALANG

Pembimbing I Pembimbing II

Dra.HJ. Umi Chayatin, M. Si Adhinda Dewi Agustine, S.AP., M.AP

Menyetujui

D e k a n,

Dr. Yuntawati Fristin, S.Sos.,M.AB

i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi Oleh Maria Putri Anjely Jehula ini telah di Presentasikan Di Hadapan
Tim Penguji

Hari :
Tanggal :
Tempat : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Merdeka Malang

Ketua Sekretaris Anggota

Mengesahkan
Dekan FISIP Unmer Malang

Dr. Yuntawati Fristin, S.Sos.,M.AB

ii
PERNYATAAN ORISINALITAS NASKAH SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Maria Putri Anjely Jehula
NPM : 19031000107
Program Studi : Administrasi Publik
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas : Merdeka Malang
Mengatakan dengan sebenar-benarnya, bahwa sepanjang pengetahuan mengenai
skripsi yang telah saya susun sekarang ini:
1. Masih belum pernah diajukan oleh orang lain dalam rangka memperoleh
gelar akademik Sarjana Strata I
2. Tidak memiliki kesamaan dengan karya-karya tulis ilmiah yang sudah
ditulis dan diterbitkan orang lain
3. Setiap kutipan yang bersumber dari karya orang lain pada naskah ini, selalu
disebutkan sumber referensiya dan tertulis secara resmi dalam daftar
pustaka.
Atas dasar pernyataan tersebut, apabila didalam naskah ini terbukti ada unsur-
unsur plagiasi, maka saya bersedia menyatakan karya tulis ilmiah akademik
skripsi ini digugurkan dan dengan segala konsekuensi yang menyertainya
termasuk pembatalan gelar akademik yang diperoleh, bahkan bersedia untuk di
proses sesusai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU Nomor
20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas pasal: 25 ayat 2 dan pasal 70) serta Panduan
Pencegahan Plagiasi yang telah ditetapkan oleh lewat Keputusan Dekan FISIP
Unmer Malang Nomor; Kep. 12.A/FISIP/UM/VII/2016 tanggal 7 Juli 2016.
Malang,
Yang Menyatakan

Maria Putri Anjely Jehula

iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:
“ Pikiran merupakan permulaan segala pekerjaan dan pertimbangan mesti
mendahului setiap perbuatan”(Sirakh 37:16)”

Kupersembahkan
Kepada:
Bapa Frans, Mama Vensi
Adik-Adik
Tercinta
Almamaterku

iv
UCAPAN TERIMA KASIH

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Penulis

secara khusus mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua

pihak yang telah membantu. Penulis banyak menerima bimbingan, petunjuk, dan

bantuan serta dorongan dari berbagai pihak baik bersifat moral maupun material.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa bersama Bunda Maria yang senantiasa memberi

berkat, perlindungan, tuntunan, dan bimbingan selama proses skripsi,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

2. Diri sendiri yang selalu bertahan dan berusaha dari awal kuliah sampai

pada proses akhir dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Keluarga Tercinta Bapa Fransiskus Jehula dan Mama Vinsensia Erlin,

kakak Santi Felisia, adik-adik Migi Jehula, Remon Jehula dan Fardan

Jehula yang senantiasa mendukung dan mendoakan untuk kelancaran

perkuliahan sampai pada penulisan skripsi.

4. Kakak Febriano, kakak Ni Tereng, Kakak Elvi dan teman-teman Blue

house (kakak Epin, Kakak Fitri, Kakak Enjel, besti Wiwin Gongges, besti

Liva, besti Eti), Mama Lalong Ika, Rivin Jae, Oni, Megi Kesu, Nilam,

Nova, Jein, Putri terima kasih karena selalu menjadi tempat hiburan,

menampung keluhan dan sudah membantu menasehati banyak hal.

v
5. Teman Egamus, Icaaa, Risamus, Henox, Evy Tambayong, Mariaaa,

Norasius, Treza, Eva yang selalu saling memberi semangat dan membantu

dalam proses pengerjaan skripi ini sampai selesai.

6. Kepada para dosen Administrasi Publik yang sudah banyak memberi

sumbangsih berupa pengetahuan dan nasehat yang begitu berarti dan

bermanfaat mulai awal kuliah sampai pada tahap akhir skripsi ini.

7. Teman-teman Mahasiswa Administrasi Publik angakatan 2019 kelas A, B,

dan secara khusus Kelas C yang memberi motivasi, saran, dan kerjasama

dalam perkuliahan hingga penulisan skripsi.

8. Kepada keluarga besar Nuwal dan Hanem, Ame Leo, Ine Maria, Nene

Ten, Nene Neli, Mama wiwin, Bapa Titus, Eci, Inang Teno, Alm. Mama

Teresia yang selalu mendukung, memberikan nasehat dan motivasi kepada

penulis mulai dari awal kuliah sampai penyelesaian Skripsi ini.

9. Kepada Leonel Messi, dkk dalam Piala dunia Desember 2022 yang

menghibur penulis saat penulis merasa gelisah dan cemas

10. Semua pihak yang tidak bisa penulis sertakan satu persatu yang telah

mendukung dan memberikan motivasi serta semangat bagi penulis dalam

penyelesaian skripsi ini.

Malang, 26 Januari 2023

Penulis

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas perlidungan-Nya dan

berkat-Nya, dan segala kebaikan dari Bunda Maria atas rahmat dan

bimbingan-Nya selama proses mengerjakan skripsi, sehingga penulis bisa

menyelesaikan skripsi yang berjudul “IMPLEMENTASI GOOD

GOVERNANCE DALAM PELAYANAN PUBLIK (Studi Terhadap

Pelayanan Umum di Kantor Kecamatan Sukun Kota Malang)”

Penulisan skripsi ini dilaksanakan untuk memenuhi syarat kelulusan

dalam jenjang Perkuliahan Strata 1 Program Studi Administrasi Publik

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik, Universitas Merdeka Malang. Skripsi

ini bertujuan menjelaskan implementasi Good Governance dalam pelayanan

umum di Kantor Kecamatan Sukun, Kota Malang dan menjelaskan faktor

pendukung dan penghambat implementasi Good Governance dalam

pelayanan umum di Kantor Kecamatan Sukun, Kota Malang.

Selama proses penulisan skripsi tidak terlepas dari berbagai kesulitan.

Namun, berkat, bimbingan, bantuan, nasehat, motivasi, dan saran dari

berbagai pihak segala hambatan mampu diatasi dengan baik. Oleh karena itu

pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan ucapan terima kasih

kepada pihak-pihak selama ini yang membantu penulis dalam proses

penulisan skripsi ini:

vii
1. Ibu Dr. Yuntawati Fristin, S.Sos.,M.AB selaku Dekan Fakultas Ilmu

Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Merdeka Malang.

2. Bapak Chandra Dinata. S.Sos.MPA selaku Ketua Program Studi

Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Merdeka Malang.

3. Ibu Dra.HJ. Umi Chayatin,M. Si selaku Dosen Pembimbing I dalam

penulisan skripsi. Terima kasih atas bimbingan, motivasi, pengertian,

dan kerja sama selama bimbingan skripsi.

4. Ibu Adhinda Dewi Agustine, S.AP., M.AP selaku Dosen

Pembimbing II dalam penulisan skripsi. Terima kasih atas

bimbingan, motivasi, pengertian, dan kerja sama selama bimbingan

skripsi.

5. Bapak I. K. Widi E Wirawan. S.Sos., M.M selaku Camat di Kantor

Kecamatan Sukun, Kota Malang atas kerja sama dan bantuannya

selama berada di tempat penelitian.

6. Bapak M. F. Hariez. S.STP., M. AP selaku Sekretaris Camat di

Kecamatan Sukun, Kota Malang atas kerja sama dan bantuannya

selama berada di tempat penelitian.

7. Pegawai di kantor Kecamatan Sukun yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu atas kerja sama dan bantuannya selama berada

di tempat penelitian.

viii
Penulis menyadari adannya keterbatasan kemampuan dan jauh dari kata

sempurna dalam penulisan skripsi ini, maka tentu tulisan ini memiliki banyak

kekurangan. Penulis mengharapkan adanya saran, kritik, maupun masukan

yang membangun dan bisa menyempurnakan tulisan ini. Demikian yang bisa

disampaikan, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita

semua.

Malang, 26 Januari 2023

Penulis

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS NASKAH SKRIPSI ................................ iii
UCAPAN TERIMA KASIH .............................................................................. v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR ISI........................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii
A B S T R A K S I ............................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 7
BAB II KERANGKA DASAR TEORI ............................................................... 9

A. Konsep Good Governance ................................................................... 9


1. Pengertian Good Governance .............................................................. 9
2. Prinsip Good Governance ................................................................. 11
3. Tujuan Good Governance .................................................................. 13
B. Implementasi ...................................................................................... 14
C. Pelayanan Publik................................................................................ 17
1. Pengertian Pelayanan Publik ............................................................. 17
2. Asas-Asas Pelayanan Publik .............................................................. 18
D. Landasan Normatif Good Governance dan Pelayanan Publik .......... 20
E. Pemerintah Kecamatan ...................................................................... 23
1. Pengertian Kecamatan ....................................................................... 23
2. Struktur Organisasi Pemerintahan Kecamatan .................................. 25
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 27

x
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 27
B. Fokus Penelitian ................................................................................. 28
C. Sumber Data ...................................................................................... 29
D. Teknik Pengumpulan Data................................................................. 31
E. Teknik Analisis Data ......................................................................... 34
F. Lokasi Penelitian................................................................................ 36
G. Jadwal Penelitian ............................................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 38

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian .................................................. 38


1. Keadaan Daerah ................................................................................. 38
2. Batas Daerah dan Luas Kelurahan se-Kecamatan ............................. 39
3. Peta Kecamatan Sukun Kota Malang ................................................ 41
4. Penduduk Kecamatan Sukun Kota Malang ....................................... 42
5. Visi dan Misi Kecamatan Sukun kota Malang .................................. 42
6. Ruang Lingkup Tugas ........................................................................ 43
7. Tupoksi Kecamatan Sukun Kota Malang .......................................... 44
8. SDM dan Kondisi di Kantor Kecamatan Sukun Kota Malang .......... 53
B. Penyajian Data ................................................................................... 54
C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 90
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 112

A. Kesimpulan ...................................................................................... 112


B. Saran ................................................................................................ 116
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 118

Lampiran........................................................................................................ 121

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Informan Penelitian ........................................................................ 30


Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ........................................................................... 37
Tabel 4.1 Penduduk, Laju Pertumbuhan Penduduk, Distribusi
Persentase Penduduk, Kepadatan Penduduk, dan
Rasio Jenis Kelamin di Kecamatan Sukun Kota Malang
pada Tahun 2020-2021 ................................................................. 42
Tabel 4.2 Komposisi Golongan ASN Kecamatan Sukun Tahun 2021 .......... 53

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Komponen Analisis Data Miles, M.B &


Huberman, A.M. dalam Sugiyono(2015:338) ...................... 34
Gambar 4.1 Lokasi Penelitian Jl. Kaben 1, Bandungrejosari,
Kecamatan Sukun, Kota Malang .......................................... 38
Gambar 4.2 Luas Kelurahan Se-Kecamatan Sukun (km²) ....................... 40
Gambar 4.3 Peta Wilayah Kecamatan Sukun Kota Malang ..................... 41
Gambar 4.4 Struktur Organisasi Kecamatan Sukun Kota Malang ........... 52
Gambar 4.5 Peraturan-Peraturan Sebagai Standar Profesionalitas
di Kantor Kecamatan Sukun, Kota Malang ........................... 56
Gambar 4.6 Pelayanan Turun Langsung ke Masyarakat ........................... 57
Gambar 4.7 Rapat Koordinasi Bersama Staf Kecamatan Sukun .............. 59
Gambar 4.8 Apel Rutin dan Rapat Koordinasi bersama
Kesebelas Kelurahan ............................................................ 61
Gambar 4.9 Website Kecamatan Sukun .................................................... 62
Gambar 4.10 Pelayanan Kepada Masyarakat
di Kantor Kecamatan Sukun ............................................... 64
Gambar 4.11 Media Sosial Sebagai Tempat
Pelayanan Kecamatan Sukun ................................................ 69
Gambar 4.12 Kegiatan Bersama Tokoh-Tokoh Masyarakat ..................... 71
Gambar 4.13 Demokrasi dan Partisipasi Kecamatan Sukun ..................... 75
Gambar 4.14 Layanan Online Kecamatan Sukun Kota Malang ............... 77
Gambar 4.15 Kegiatan Pak Camat Bersama Masyarakat
di Kecamatan Sukun ............................................................ 79
Gambar 4.16 Lokasi Penelitian di Kantor
Kecamatan Sukun Kota Malang ......................................... 82
Gambar 4.17 Kegiatan Bantuan Sosial Kecamatan Sukun ....................... 86

xiii
ABSTRAKSI

Maria Putri Anjely Jehula dengan NIM 19031000107, dibimbing oleh Dosen
Pembimbing I yaitu Umi Chayatin dan Dosen Pembimbing II yaitu Adhinda
Dewi Agustine. Skripsi ini berjudul “Implementasi Good Governance Dalam
Pelayanan Publik (Studi Terhadap Pelayanan Umum di Kantor Kecamatan Sukun,
Kota Malang)”
Banyak negara-negara yang menyelenggarakan praktek pemerintahan yang
buruk atau dengan kata lain disebut Bad Government. Dimana, Bad Governance
meliputi korupsi, kolusi, dan nepotisme yang akan membuat suatu negara
mengalami suatu kebangkrutan. Untuk mengatasi hal tersebut maka, diperlukan
konsep baru yaitu tata cara pemerintahan yang baik yang disebut Good
Governance. Pemerintah Kantor Kecamatan Sukun masih belum optimal dalam
mengevaluasi pencapaian terget kinerja dan masih terdapat ketidaksiplinan
pegawai di Kantor Kecamatan Sukun sehingga mempengaruhi pelayanan umum
yang ada pada kantor Kecamatan Sukun. Peninjauan terkait implementasi dari
pada Good Governance terhadap pelayanan umum di Kantor Kecamatan Sukun,
dilihat dari prinsip-prinsip Good Governance.
Tujuan dari penelitian ini adalah Menjelaskan implementasi Good
Governance dalam pelayanan umum di Kantor Kecamatan Sukun, Kota Malang
dan menjelaskan faktor pendukung dan penghambat implementasi Good
Governance dalam pelayanan umum di Kantor Kecamatan Sukun, Kota Malang.
Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan juga
kerja nyata bagi pemerintah di Kantor Kecamatan Sukun, Kota Malang terkait
implementasi Good Governance dalam pelayanan memberikan pelayanan umum
kepada masyarakat dan atau publik. Hasil penelitian ini juga diharapkan bisa
menjadi bahan acuan dalam penelitian-penelitian berikutnya yang sejenis.
Metode dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode penelitian jenis
kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Kemudian Fokus penelitian ini ialah
pertama, prinsip-prinsip Good Governance berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 101 Tahun 2000 Tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai
Negeri Sipil, yaitu: Profesionalitas, akuntabilitas,transparansi, pelayanan prima,
demokrasi dan partisipasi, efesiensi dan efektifitas, dan supermasi hukum dalam
pelayanan umum di Kantor Kecamatan Sukun Kota Malang dan kedua, faktor
pendukung dan penghambat implementasi Good Governance dalam pelayanan
umum di Kantor Kecamatan Sukun kota Malang. Sumber data yang digunakan
peneliti disini ialah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini ialah teknik wawancara, dokumentasi dan observasi Lokasi
penelitian ini ialah di Kantor Kecamatan Sukun, Kota Malang.
Penerapan (implementasi) Good Governance dalam pelayanan umum di
Kantor Kecamatan Sukun dapat di jelaskan dalam bentuk prinsip-prinsip Good
Governance berdasarkan PP Nomor 101 Tahun 2000. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa profesionalitas di Kantor Kecamatan Sukun, Kota Malang
berjalan dengan baik dimana sesuai dengan Peraturan-peraturan, Undang-Undang

xiv
dan juga SOP yang ada. Kemudian mekanisme pertanggungjawaban Kantor
Kecamatan Sukun terkait pelayanan umum baik itu perbandingan dari jumlah
pengajuan dengan yang dilayani sudah jelas dan Pemerintah di Kantor Kecamatan
Sukun sering mengadakan evaluasi dan rapat terhadap penyelenggaraan
pelayanan. Selain itu, Pemerintah di Kantor Kecamatan Sukun sangat transparan.
Transparansi dari program atau kebijakan yang disosialisasikan itu terbuka dan
masyarakat juga bisa mengetahui kebijakan Kecamatan Sukun. Kecamatan Sukun
dikenal dengan Kecamatan yang rukun dimana terdapat kejelasan, kemudahan
pelayanan, kecepatan, juga standar yang sangat sederhana dimana sudah dipahami
oleh seluruh aparat pemerintah maupun masyarakat. Pelayanan di Kantor
Kecamatan Sukun sama sekali tidak mengenakan tarif baik itu dari pelayanan
yang sederhana sampai pada pelayanan yang besar. Penerapan prinsip demokrasi
dan partisipasi pada Kantor Kecamatan Sukun dalam melaksankan fungsi, tugas,
dan kewenangannya ini ialah memberikan kesempatan kepada staf, aparatur,
struktural jabatan, maupun seluruhnya untuk memberikan saran maupun masukan
termasuk juga pendapat dan pertimbangan dalam rangka kemajuan dan
peningkatan dari pada pelayanan umum maupun pada pencapaian tujuan dari
Kecamatan. Kemudian, Terkait sumber daya manusia pada Kantor Kecamatan
Sukun, sudah cukup optimal dan masih perlu ditingkatkan. Dan terkait supermasi
hukum, pemerintah Kecamatan Sukun sangat tegas dalam memberikan sanksi
kepada aparatur yang melanggar aturan dan Pemerintah Kecamatan Sukun
memberikan hak yang sudah seharusnya didapatkan oleh masyarakat dalam
pelayanan yang dibutuhkan. Didalam pengimplementasian Good Governance
dalam pelayanan umum pada Kantor Kecamatan Sukun terdapat faktor yang
mendukung dan yang menghambat.

Kata kunci: Good Governance, implementasi, pelayanan

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelaksanaan dari suatu Pemerintahan yang dapat dikatakan baik, harus

melibatkan segala pemangku kepentingan di suatu negara, baik pada

lingkungan pemerintah, masyarakat maupun swasta. Pelaksanaan pemerintah

yang baik melihat dari kemampuan pemerintah dalam memberi pengayoman

kepada masyarakat dan dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat tepat

sasaran terhadap kebutuhan dan keinginan dari masyarakat. Pada intinya,

pemerintahan yang dikatakan baik tercermin pada bagaimana pelayanan itu

dilakukan secara baik (Rahmadana, et al, 2020 : 1).

Reformasi birokrasi mengarah kepada upaya mengubah dan

memperbaharui secara fundamental sistem penyelengggaraan pemerintahan,

yang meliputi aspek SDM (Sumber Daya Manusia), dan Kelembagaan

(Organisasi), serta aspek manajemen (Business process). Reformasi Aparatur

Negara dewasa ini terdapat masalah dan kebijakan yang meliputi: (1)

implementasi pelaksanaan yang disintegrasi dan tidak terpadu, (2) Peran dari

instansi pusat sistem administrasi Negara, (3) penyelenggaraan pelayanan

publik, (4) adanya kategori-kategori dalam jabatan, (5) Gender

mainstreaming, (6) Asosiasi Profesional PNS, (7) diklat, (8) Mobilitas PNS

Terbatas, (9) Sistem informasi kepegawaian masih belum valid, (10) Program

didikte, (11) Sistem penggajian, dan (12) Praktek Korupsi dan Nepotisme

1
2

(KKN) dalam rekrutmen pegawai, penempatan dan promosi pejabat sudah

menyebar luas disemua sektor maupun jabatan (Sedarmayati 2008, dalam

Daraba, 2019 : 34).

Banyak negara yang menyelenggarakan praktek pemerintahan yang

buruk atau dengan kata lain disebut Bad Government. Dimana, Bad

Governance meliputi korupsi, kolusi, dan nepotisme yang akan membuat

suatu negara mengalami suatu kebangkrutan. Untuk mengatasi hal tersebut

maka, diperlukan konsep baru yaitu tata cara pemerintahan yang baik yang

disebut Good Governance (Abdul Manaf, 2016 : 1).

UNDP (United Nations Development Programme) menerangkan bahwa

governance merupakan bentuk pelaksanaan kewenangan baik itu ekonomi,

administrasi, dan juga politik didalam menyelesaikan masalah yang dihadapi

suatu bangsa dimana, semua sektor dilibatkan. Good Governance bisa

dikatakan baik jika masalah dan sumber daya yang dihadapi publik dapat

ditata secara efektif juga efesien. Good Governance bertujuan untuk

pemenuhan kebutuhan masyarakat dengan menekankanpada bidang ekonomi,

administratif, dan politik dalam mengelola suatu negara (Kompas.com, 6

Oktober 2022)

Pemerintah menetapkan Keputusan Men.PAN No. 63/ KEP/ M.PAN/7/

2003 mengenai pedoman umum dalam menyelengarakan pelayanan publik,

Keputusan Men.PAN No. 62/ KEP/M. PAN/7/ 2003 tentang penyelenggaraan

pelayanan publik dan keputusan Men.PAN Nomor KEP/26/ M.PAN/2/2004

mengenai Petunjuk Teknis Transparansi dan Akuntabilitas dalam


3

Penyelenggaraan Pelayanan Publik; UU RI No. 25 Tahun 2009 Tentang

Pelayanan Publik. Selain itu,terdapat prinsip penyelenggaraan pemerintahan

yang baik terdapat di dalam PP (peraturan pemerintah) No. 101 Tahun 2000

tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan PNS, Pemerintahan yang baik.

Kemudian, UU Nomor 28 Tahun 1999 mengenai penyelenggaraan negara

yang Bersih dan Bebas dari KKN. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun

2018 yang mengenai kecamatan, Peraturan Pemerintah Kecamatan Sukun

yaitu Perwal (Peraturan Walikota) Malang No. 81 Tahun 2019 mengenai

tugas, fungsi, kedudukan, susunan, Serta tata kerja kecamatan.

Kantor Kecamatan Sukun memiliki tugas pokok dan fungsi yang

berdasarkan pada Perwal Malang No. 81 Tahun 2019 yang meliputi tugas dan

fungsi serta kedudukan, adapun mengenai susunan organisasi serta tata kerja

dari kecamatan. Tugas dari Camat yaitu tugas melakukan pelaksanaan

koordinasi dalam menyelenggarakan pemerintahan, melakukan pelayanan

publik dan melakukan pemberdayaan bagi masyarakat untuk tingkat

kecamatan. Selanjutnya, untuk menjalankan tugasnya, Kecamatan

menyelenggarakan fungsi yang terdapat dalam pasal 4 Ayat 1 yang mencakup

14 fungsi. Kemudian dalam Peraturan Walikota Malang juga terdapat tugas

Sekretariat kecamatan yaitu membantu Camat didalam mengelola

administrasi umum seperti melakukan penyusunan akan program,

kepegawaian, ketatausahan, keuangan, urusan rumah tangga, kepustakaan,

kehumasan, dan perlengkapan serta kearsipan. Selanjutnya, untuk

menjalankan tugasnya, Sekreteariat Kecamatan menjalankan fungsi yang


4

tercantum dalam Pasal 5 Ayat 1 yang mencakup 10 fungsi

(Kecsukun.malangkota.go.id, 30 november 2022).

Subbagian Perencanaan dan Keuangan juga melakukan tugas

mengumpulkan dan menyusun bahan-bahan terkait perencanaan, monitoring,

evaluasi, persiapan bahan administrasi keuangan dan pelaporan akan

pertanggungjawaban terkait keuangan dan keuangan di kecamatan.

Kemudian, untuk menjalankan tugasnya, Subbagian perencanaan dan

Keuangan terdapat 9 fungsi. Selain itu terdapat tugas pokok dan fungsi dari

pada subbagian umum dan kepegawaian, bidang pemerintahan, ketentraman

dan ketertiban, bidang pemberdayaan masyarakat, serta Seksi prasarana dan

Sarana. Dalam tata cara kerja Kecamatan, melibatkan segala komponen

terkait dalam menjalankan tugas dan fungsi (Kecsukun.kotamalang.go.id, 30

November 2022)

Kantor Kecamatan Sukun menjadi tempat pelayanan publik untuk

masyarakat dalam lingkup Kecamatan Sukun. Berdasarkan LAKIP (Laporan

Akuntabilitas kinerja Pemerintah) pada tahun 2020, capaian kinerja target

sasaran yang strategis seperti peningkatan kinerja akan pelayanan pada

perangkat daerah, peningkatan terkait memberdayakan masyarakat dan

komunitas, dan peningkatan pemerataan dari pembangunan infrastruktur dan

sarpas kota dengan cara terpadu dari setiap indikator kinerja program/sasaran

yang terdiri dari nilai SAKIP Perangkat Daerah, persentase untuk dokumen

perencanaan, pelaporan, dan keuangan yang kemudian disusun sesuai waktu

yang ditentukan, tingkat publikasi akan informasi, IKM pada perangkat


5

daerah, indeks dari Pembangunan untuk masyarakat kecamatan, persentase

terkait lembaga kemasyarakatan yang aktif, rasio untuk limnas per RT, indeks

dari kepuasan layanan akan prasarana dan sarana publik, persentase dari

pelaksanaan peningkatan terkait sarana dan prasarana kewilayahan, serta

persentase dalam usulan masyarakat untuk sarana dan prasaran diwilayah

yang ditampung mempunyai rata-rata pada tahun 2020 tingkat keefektifan

sebesar 86,13%.

Kemudian, rata-rata dalam pencapaian indikator sasaran pada tahun 2019

adalah sebesar 100,58%. Jadi, pada tahun sebelumnya pencapaian terkait

kinerja dari sasaran dari Kecamatan Sukun menjadi menurun yaitu sebesar

13,45%. Hal tersebut disebabkan terjadinya refocussing dari anggaran pada

Tahun 2020 yang diperuntukkan dalam menangani pandemi Covid-19 dan

menyebabkan berkurangnya kegiatan terkait pemberdayaan bagi masyarakat

dan pembangunan terkait infrastruktur kewilayahan (LAKIP Kecamatan

Sukun 2020).

Pencapain target sasaran strategis pada tahun 2020 dalam meningkatkan

kinerja pelayanan perangkat daerah capaian indikator sebesar 96,58%

menurun dari yang dijanjikan. Indikator nilai SAKIP perangkat daerah telah

terealisasi 78,23% yang kurang dari target sebesar 96,58% dengan kategori

cukup berhasil. Kemudian, dalam sasaran strategis terkait peningkatan

pemberdayaan komunitas maupun masyarakat dengan pencapaian indikator

sasaran pada tahun 2020 ialah sebesar 86,57% dari sasaran yang ditentukan

(LAKIP Kecamatan Sukun 2021).


6

Berdasarkan hal-hal tersebut, Pemerintah Kantor Kecamatan Sukun

masih belum optimal dalam mengevaluasi pencapaian terget kinerja dan

masih terdapat ketidaksiplinan pegawai di Kantor Kecamatan Sukun sehingga

mempengaruhi pelayanan umum yang ada pada kantor Kecamatan Sukun.

Peninjauan terkait implementasi dari pada Good Governance terhadap

pelayanan umum di Kantor Kecamatan Sukun, dilihat dari prinsip-prinsip

Good Governance. Fenomena pelayanan publik sejak tiga tahun terakhir

mengakibatkan adanya perubahan yang signifikan dikarenakan wabah Covid-

19 yang mengubah pola kehidupan dunia. Penerapan akan prinsip-prinsip

Good Governance dapat menjadi solusi bagi pemerintah di dalam melakukan

pelayanan prima bagi masyarakat. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti

melakukan penelitian mendalam terkait “implementasi Good Governance

dalam pelayanan umum di Kantor Kecamatan Sukun, Kota Malang”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana implementasi Good Governance dalam pelayanan umum di

Kantor Kecamatan Sukun, Kota Malang?

2. Apa faktor pendukung dan penghambat implementasi Good

Governance dalam pelayanan umum di Kantor Kecamatan Sukun, Kota

Malang?

C. Tujuan Penelitian

1. Menjelaskan implementasi Good Governance dalam pelayanan umum di

Kantor Kecamatan Sukun, Kota Malang.


7

2. Menjelaskan faktor pendukung dan penghambat implementasi Good

Governance dalam pelayanan umum di Kantor Kecamatan Sukun, Kota

Malang

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini dikelompokkan menjadi

dua, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan juga

kerja nyata bagi pemerintah di Kantor Kecamatan Sukun, Kota Malang

terkait implementasi Good Governance dalam pelayanan memberikan

pelayanan umum kepada masyarakat dan atau publik. Hasil penelitian ini

juga diharapkan bisa menjadi bahan acuan dalam penelitian-penelitian

berikutnya yang sejenis.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi penulis, membuka dan menambah wawasan pengetahuan

terkait penerapan dan implementasi Good Governance dalam

memberikan pelayanan terhadap publik di Kantor Kecamatan Sukun,

Kota Malang.

b. Bagi program studi Administrasi Publik, diharapkan dapat menjadi

bahan acuan dalam pembelajaran bagi mahasiswa Administrasi

Publik mengenai penerapan dan atau implementasi Good

Governance dalam memberikan pelayanan terhadap publik.


8

c. Bagi Universitas Merdeka Malang, membangun hubungan kerjasama

dan atau mitra/ kerja bersama Pemerintah Kecamatan Sukun dalam

meninjau implementasi Good Governance dalam memberikan

pelayanan terhadap publik.

d. Bagi publik/ masyarakat, memberikan kesempatan bagi publik untuk

berpartisipasi secara aktif dalam memberikan penilaian dan atau

kepuasan terhadap implementasi Good Governance dalam pelayanan

umum yang diberikan oleh Kantor Kecamatan Sukun, Kota Malang.

e. Bagi pemerintah Kecamatan Sukun, berkaitan dengan implementasi

Good Governance agar hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu

bahan acuan di dalam meningkatkan daya kerja dan pelayanan

kepada masyarakat di Kantor Kecamatan Sukun, Kota Malang.


BAB II

KERANGKA DASAR TEORI

A. Konsep Good Governance

1. Pengertian Good Governance

Pengertian menurut Mardiasmo (2018 : 23) yang dikutip oleh World

Bank mengungkapkan bahwa Good Governance ialah :

“Suatu proses menempatkan manajemen dengan cara yang kuat


dan bertanggung jawab, beriringan dengan prinsip-prinsip
demokrasi dan pasar. Menghindari investasi dan alokasi yang
tidak tepat serta korupsi politik dan administrasi. Melakukan
kontrol anggaran yan digunakan untuk membangun kerangka
hukum dan politik di dunia bisnis untuk mendorong aktivitas
kedepan”

Kemudian, menurut Rizal Djalil (2014:395) juga menyatakan

bahwa Good Governance ialah :

“Good governance dan clean government dalam suatu


organisasi yang dituntut oleh masyarakat untuk memperoleh
pelayanan publik yang transparan dan akuntabel serta dapat
memberantas KKN.”

Sedangkan, Sedarmayanti (2010: 67) menjelaskan bahwa

pengertian Good Governance sebagai berikut :

“Sistem tata pemerintahan yang baik merupakan sistem yang


menjaga sinergi konstruktif antara pemerintah, sektor swasta,
dan masyarakat untuk memungkinkan mekanisme
pemerintahan yang efektif dan efesien pada suatu negara”

9
10

Berdasarkan pengertian Sedarmayanti (2012:6-7) diatas maka

Good Governancea ini berorientasi pada beberapa hal sebagai berikut :

1. Orientasi ideal ialah orientasi dimana bangsa diarahkan untuk

mencapai tujuan bersama yaitu tujuan nasional. Orientasi ini

didasarkan pada demokratisasi kehidupan berbangsa dan

bernegara dengan komponen-komponen seperti: legitimasi

(terpilih atau tidaknya pemerintah yang dipilih dan

mendapatkan kepercayaan rakyat), akuntabilitas

(pertanggungjawaban), mengamankan kekuasaan, dan

memastikan kontrol sipil merupakan aspek legitimasi.

2. Pemerintahan yang berfungsi secara ideal ialah pemerintahan

yang berjalan efektif dan efesien untuk mencapai tujuan

nasional. Struktur dan mekanime politik dan administrasi

kemudian berfungsi secara efektif dan efesien, dan orientasi

kedua ini, bergantung pada sejauh mana pemerintah itu

kompeten.

Kemudian, dalam PP Nomor 101 tahun 2000 Pasal 2 pada huruf d yang

dimaksud dengan kepemerintahan yang baik itu sendiri ialah kepemerintahan

yang mengembangkan dan menjalankan prinsip-prinsip profesionalitas,

akuntabilitas, transparansi, pelayanan prima, demokrasi, efesiensi, efektivitas,

supermasi hukum, dan dapat diterima seluruh masyarakat.

Dari pengertian para ahli terkait Good Governance, peneliti

menyimpulkan bahwa Good Governance ialah sebuah terobosan yang


11

diperbuat oleh pemerintah dalam mengatasi pemerintahan yang buruk.

Kepemerintahan yang baik ini atau disebut Good Governance merupakan

praktik tata kelola pemerintahan yang baik dalam pelayanan publik sebagai

upaya untuk pemecahan masalah publik. Adapun dalam menjalankan

kepemerintahan yang baik ini, dilibatkan oleh tiga komponen penting yaitu

negara/pemerintah, masyarakat madani, dan pihak swasta.

2. Prinsip Good Governance

2.1. Prinsip Good Governance menurut UNDP

Menurut UNDP (United Nation Development Program) pada tahun

1997, Good Governance memiliki 9 (sembilan) karakteristik utama

(Kedudukan dan Kelembagaan DPRD dalam konteks Good Governance,

KPK, 2008) yaitu:

1. Partisipasi (Participation), setiap warga negara dianggap


berpartisipasi ketika mereka memiliki kesempatan untuk
mempunyai suara dalam pengambilan keputusan baik langsung
ataupun melalui lembaga legitimasi yang bertindak sebagai
perantara dan mewakili kepentingan mereka.
2. Penegakan Hukum (Rule of Law) adalah seperangkat aturan yang
harus adil dan diterapkan secara setara, terutama jika menyangkut
hukum hak asasi manusia.
3. Transparansi (Transparancy) adalah adanya aliran infromasi yang
bebas.
4. Daya Tanggap (Responsiveness) adalah suatu lembaga atau proses
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan harus berupaya
melayani segala pemangku kepentingan.
5. Berorientasi pada konsensus (Consensus Oriented) bertujuan untuk
mencapai hasil terbaik bagi kepentingan yang lebih luas dalam hal
kebijakan dan prosedur, berperan sebagai perantara berbagai
kepentingan.
6. Keadilan atau kesetaraan (Equity) adalah semua warga negara
memiliki kesempatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesejahteraan.
12

7. Efektivitas dan Efisiensi (Effectiveness and Effeciency) ialah untuk


menghasilkan produk yang sesuai dan telah digariskan melalui
proses dan institusi, produksi yang efektif dan efesien memerlukan
penggunaan sumber daya yang tersedia secara paling efesien.
8. Akuntabilitas (Accountability) merujuk pada kewajiban para
pengambil keputusan di sektor publik, sektor swasta, dan
masyarakat sipil terhadap lembaga yang melayani pemangku
kepentingan dan masyarakat luas.
9. Visi Strategis (strategic vision) adalah pemimpinan dan masyarakat
harus memiliki pandangan yang menyeluruh dan berjangka panjang
terhadap pelaksaaan tata pemerintahan yang baik sejalan dengan
pembangunan.

2.2. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000

Prinsip-prinsip dalam Good Governance menurut Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 101 Tahun 2000 Tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan

Pegawai Negeri Sipil, yaitu :

1. Profesionalitas, khususnya dalam meningkatkan kemampuan dan


moral penyelenggara dari pemerintah agar dapat memberikan
pelayanan yang sederhana, cepat, dan akurat kepada masyarakat
dengan harga yang terjangkau.
2. Akuntabilitas ialah meningkatkan tanggung jawab dari para
pengambil keputusan didalam semua bidang yang berkaitan dengan
kepentingan publik.
3. Transparansi, melalui penyebarluasan infromasi dan kemudahan
memperoleh informasi yang akurat dan memadai. Transparansi
bertujuan untuk menumbuhkan kepercayaan antara masyarakat dan
pemerintah.
4. Pelayanan prima, prosedur yang baik, ketepatan waktu,
aksesibilitas, harga yan jelas, sarana dan prasarana yang lengkap,
pelayanan yang ramah dan disiplin, dan sebagainya merupakan
komponen dalam pelayanan prima.
5. Demokrasi dan Partisipasi, setiap warga negara disuatu negara
didorong untuk menggunakan haknya untuk mengeluarkan
pendapat dalam proses pengambilan keputusan tentang kepentingan
umum, baik secara langsung, melalui demokrasi dan partisipasi.
6. Efesiensi dan efektivitas, memerlukan jaminan penyampaian
layanan masyarakat melalui pemanfaatan sumber daya yang
tersedia secara bertanggung jawab dan efektif.
13

7. Supermasi hukum dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat,


bermuara pada penegakan hukum yang adil bagi semua pihak.

2.3. Prinsip-prinsip Good Governance menurut Sedarmayanti

Prinsip utama dalam memberikan gambaran administrasi publik

yang memiliki ciri kepemerintahan yang baik menurut Sedarmayanti

(2012:7), yaitu :

a. Akuntabilitas merupakan kewajiban pejabat dalam pemerintahan

untuk menjunjung tinggi kebijakan yang telah ditetapkan;

b. Transparansi ialah penyelenggara pemerintahan yang baik menganut

asas keterbukaan atau keterbukaan publik baik itu pada tingkat pusat

maupun pada tingkat didaerah;

c. Keterbukaan, jika pelaksanaannya tidak transparan maka transparansi

berarti memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk

memberikan saran dan kritik kepada pemerintah:

d. Aturan hukum ialah pemerintahan yang baik artinya ada jaminan

kepastian hukum dan masyarakat akan mendapatkan keadilan atas

kebijakan yang diberlakukan dalam masyarakat.

3. Tujuan Good Governance

Tujuan dari pelaksanaan pemerintahan yang baik merupakan

implementasi kebijakan pemerintahan yang baik di Indonesia yang

tercantum dalam Per.MPAN No.PER/15/M.PAN/7/2008 tentang Pedoman


14

Umum Reformasi birokrasi Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara, yaitu meliputi:

1. Menciptakan Birokrasi yang Bersih


Tujuan yang pertama dari pemerintahan yang baik ini ialah untuk
menciptakan sistem pemerintahan beserta birokrasi yang bersih.
Bersih yang dimaksud adalah terbebas dari tindakan korupsi, kolusi,
dan nepotisme atau disingkat menjadi KKN. Suatu praktek yang
merugikan seluruh pihak dan dilakukan oleh satu pihak didalam
birokrasi kemudian memberi dampak buruk bagi wajah birokrasi
merupakan pengertian dari tindakan KKN itu sendiri
2. Menjadikan Birokrasi yang Bekerja secara Efesien
Menjadikan birokrasi itu berjalan dengan baik, berhasil, dan juga
bermanfaat merupakan tujuan dalam membangun sistem dari
pemerintahan yang baik. Maka, dengan cara ini mereka dapat
memiliki pengaruh besar pada masyarakat.
3. Membangun Birokrasi yang Bekerja Transparan
Pemerintahan yang bersih adalah membuat administrasi yang
lugas dan terbuka, sehingga tidak ada yang disembunyikan. Namun
dalam beberapa hal, masih perlu di lindungi data-data yang bersifat
rahasia dan tidak benar-benar untuk digunakan oleh masyarakat pada
umumnya.
4. Membangun Birokrasi Untuk Melayani masyarakat
Otoritas publik dan stafnya pada umumnya berharap dapat
memenuhi semua kebutuhan kebutuhan masyarakat. Mulai dari
pembuatan kartu tanda penduduk, NPWP, Pendirian listrik, dan lain-
lain. Secara umum diterima dan bahwa masyarakat umum memiliki
akses mudah ke segala layanan publik. Jadi, membuat perencanaan
good governance bertujuan untuk memberikan pelayanan yan prima
kepada masyarakat.
5. Mengembangkan Birokrasi yang Akuntabel
Tujuan akhirnya adalah mengembangkan atau membangun
birokrasi yang akuntabel, artinya bertanggung jawab penuh atas
semua tindakan dan mencari alternatif bila ada kesalahan.

B. Implementasi

Van Meter dan Van Horn (Budi Winarmo, 2008:146-147)

mengartikan maksud dari implementasi/penerapan kebijakan publik

sebagai tindakan/kegiatan pilihan pada masa lalu atau keputusan yang


15

sebelumnya. Kegiatan/tindakan ini meliputi upaya untuk mengubah

pilihan menjadi kegiatan operasional dalm batasn waktu tertentu serta

sehubungan dengan melanjutkan upaya dalam mencapai segala bentuk

dan ukuran perubahan yang dijalankan oleh suatu organisasi publik dan

diarahkan untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan dalam

teori George C. Edward Edward III (Subarsono, 2011: 90-92), sebagai

berikut:

1. Komunikasi, yaitu dimana dimaksudkan bahwa diperlukan


pengetahuan implementor tentang langkah-langkah yang harus
diambil dan apa yang menjadi tujuan atau sasaran kebijakan
yang harus dikomunikasikan kepada kelompok sasaran (target
group), sehingga mengurangi kesalahan dalam pelaksanaan bagi
keberhasilan implementasi kebijakan.
2. Sumberdaya, dimana walaupun terdapat butit-butir dalam
kebijakan yang telah disampaikan dengan jelas dan dapat
dipercaya, tetapi apabila implemetasinya tidak akan berhasil jika
pelaksana tidak mencapai sasaran sumber daya. Sumber daya
manusia, seperti pelaksanaan persaingan dan sumber daya
keuangan merupakan sumber daya yang dimaksud.
3. Disposisi adalah sikap, perilaku dan atribut yang digerakkan
oleh pelaksana kebijakan, berupa tanggung jawab, dapat
dipercaya, dan memiliki sifat demokratis. Implementor dapat
melaksanakan kebijakan dengan cara yang di inginkan oleh
pembuat kebijakan jika mereka memiliki sikap yang positif.
Proses implementasi kebijakan juga menjadi tidak efektif bila
implementor memiliki sikap atau cara pandang yang berbeda
dengan pembuat kebijakan.
4. Struktur birokrasi, implementasi kebijakan akan dipengaruhi
oleh struktur organisasi yang bertanggung jawab atas
implementasi kebijakan dan truktur birokrasi. Standart
Operating Procedure (SOP) dan fraktur merupakan komponen
struktur organisasi. Kegiatan organisasi menjadi kaku
dikarenakan prosedur birokrasi yang tidak fleksibel akibat
struktur organisasi yang panjang, yang seringkali tidak
memperkuat pengawasan.
16

Berdasarkan pendapat Edward ini (Budi Winarno,2008:181), aset

yang signifikan meliputi staf yang cukup dan memiliki kemampuan yang

hebat untuk melakukan kewajibannya, kekuasaan, dan jabatan yang

diharapkan dapat membuat interprestasi rekomendasi diatas kertas untuk

menyelesaikan pelayanan publik. Struktur Birokrasi memiliki dua

kualitas utama, yakni Standart Operating Procedure (SOP) dan

Fragmentasi:

SOP juga dikenal sebagai prosedur kerja, adalah perkiraan mendasar


yang dibuat sebagai reaksi internal terhadap waktu tertentu dan
sumber daya pelaksana yang terbatas dan keinginan untuk konsistensi
dalam operasi asosiasi yang kompleks dan tidak terbatas. Konstitusi
negara, kelompok kepentingan pejabat eksekutif, komite legislatif,
dan sifat kebijakan yang memengaruhi organisasi birokrasi
pemerintah semuanya berkontribusi pada fragmentasi.

Selain hipotesis Edward, ada juga hipotesis menurut Merilee S.

Grindle (Subarsono, 2011: 93), substansi kebijakan (content of policy)

dan lingkaran implementasi (context of implementation) merupakan

variabel penting dalam keberhasilan dari implementasi. Berdasarkan

variabel tersebut maka mencakup: tingkat kepentingan yang ditunjukan

oleh kelompok tujuan atau sasaran group, sejauhmana perubahan yang

diantisipasi oleh suatu kebijakan, kesesuaian bidang program,kedalaman

penyebutan kebijakan oleh pelaksananya, dan dukungan program dari

sumber daya yang cukup.

Model Grindle unik dikarenakan pemahamannya yang luas

mengenai kebijakan, terutama dalam kaitannya dengan pelaksana,


17

penerima manfaat dan bidang perselisihan antaar aktor pelaksana, dan

kondisi dimana sumber daya untuk implementasi diperlukan.

Selain itu, dalam teori Daniel A mazmanian dan Paul A. Sabatier

(Subarsono, 2011:94), karakteristik masalah (tractability of the

problems), karakteristik kebijakan atau undang-undang (ability of statute

to structure implementation), dan variabel lingkungan (nonstatutory

variabels affecting implementation) semuanya memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap keberhasilan implementasi.

Kemudian, dalam teori Donald S. Van Meter dan Carl E. Horn

(Subarsono, 2011:99) standar dan sasaran kebijakan, sumber daya,

komunikasi antara organisasi dan penguatan aktivitas, karakteristik agen

pelaksana dan kondisi sosial, ekonomi dan politik adalah lima faktor

utama yang dapat mempengaruhi kinerja implementasi.

C. Pelayanan Publik

1. Pengertian Pelayanan Publik

Kamus Bahasa Indonesia mendefinisikan, pelayanan memiliki tiga

arti yakni, (1) hal atau cara melayani; (2) usaha memenuhi kebutuhan

orang lain dengan memperoleh imbalan (uang); (3) fasilitas yang

disediakan untuk pembelian dan penjualan produk atau jasa. Pandangan

Sinambela tentang pelayanan publik (dalam Harbani Pasolong 2013:

128) yaitu suatu langkah yang dilakukan oleh otoritas pemerintah kepada

masyarakat dimana pada setiap kegiatan memperoleh keuntungan bagi


18

suatu kumpulan dan memberikan suatu kepuasan untuk masyarakat

meskipun hasilnya tidak melekat pada suatu produk secara nyata.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Bagian 1 Ayat 1

mengartikan bahwa pelayanan publik sebagai suatu upaya pemenuhan

kebutuhan pelayanan kepada setiap warga negara atas barang, jasa, dan

pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan

publik sesuai dengan pedoman peraturan.

Kesimpulan peneliti dari penjelasan terkait pelayanan publik, ialah

pelayanan publik bertujuan memenuhi segala layanan kebutuhan dasar

dan kesejahteraan bagi masyarakat berdasarkan dengan pedoman

pengaturan yang disediakan oleh pelayan publik berbentuk jasa maupun

barang oleh setiap institusi pemerintahan. Harga diri dari pada pelayanan

publik terletak pada kesesuaian memberikan pelayanan dan kualitas dari

pelayanan yang diperuntukan kepada masyarakat.

2. Asas-Asas Pelayanan Publik

Asas-asas dalam pelayanan publik yang dikemukakan oleh

Sinambela, et al (2011: 6), meliputi beberapa hal, yaitu:

a) Transparansi, mengandung makna keterbukaan, dimana tidak ada


yang disembunyikan dan terbuka bagi masyarakat yang
membutuhkan pelayanan.
b) Akuntabilitas, ialah pentingnya bertanggung jawab atas segala
sesuatu berdasarkan pedoman hukum.
c) Kondisional, menyiratkan bahwa itu harus didasarkan pada prinsip
efisiensi dan efektifitas dengan tetap didasarkan pada keadaan dan
kemampuan dari pihak yang memberi dan yang menerima layanan.
d) Partisipatif, menekankan pentingnya memberdayakan masyarakat
berpartisipasi dan berperan dalam pelayanan dengan tetap
memperhatikan, aspirasi, harapan dan kebutuhan masyarakat.
19

e) Kesamaan Hak, merupakan kebebasan yang setara dan tidak


melakukan tindakan membeda-bedakan, yang berarti perbedaan baik
itu suku, agama, ras, golongan, gender dan tingkat status ekonomi
masyarakat tidak menjadi permasalahan.
f) Keseimbangan Hak dan Kewajiban, mengacu pada persyaratan
bahwa kedua belah pihak yang memebrikan dan menerima
pelayanan harus dapat mengutamakan tercapaianya keebasan dan
tanggung jawab satu sama lain daripada mengutamakan keuntungan
satu sama lain.

Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara No.25 Tahun 2014

mengartikan standar untuk Pelayanan publik ialah pedoman yang digunakan

sebagai tolak ukur dalam mengarahkan penyelenggara bagi masyarakat

sebagai bentuk perjanjian dan kewajiban dari pemerintah kepada masyarakat

dalam hal memberikan pelayanan yang bagus, cepat, terjangkau, terukur, dan

mudah.

Hasil penelitian World Bank menggambarkan ruang lingkup pelayanan

publik memiliki beberapa dimensi, antara lain: Dimensi sosial, politik,

ekonomi, dan komunikasi serta organisasi. Alokasi dan produksi pelayanan

publik untuk kelompok sosial tertentu, seperti kelompok miskin, reseptif,

lanjut usia, dan lainnya semuanya merupakan aspek dari dimensi sosial.

Hubungan antara warga negara dengan politisi dan pembuat kebijakan

(legislative, executive) dalam penyediaan pelayanan publik merupakan subjek

dari dimensi politik. Sementara itu, jasa keuangan publik, baik yang dibiayai

negara maupun swasta, termasuk dalam dimensi ekonomi. Dimensi

komunikasi dan organisasi, menyangkut kinerja organisasi pelayanan publik;

standar kinerja, aparat pelaksana, komunikasi antar warga negara sebagai


20

penerima layanan dengan pemberi layanan, baik yang dilakukan pemerintah

pusat maupun pemerintah daerah.

D. Landasan Normatif Good Governance dan Pelayanan Publik

Pemberian pelayanan dan bantuan kepada masyarakat merupakan salah

satu tanggung jawab yang mendasar dan terutama bagi pemerintah. Undang-

Undang No. 25 Tahun 2009 mengenai pelayanan publik menjelaskan sebagai

berikut: penyediaan barang, jasa, dan /atau pelayanan administrasi oleh

penyelenggara pelayanan publik disebut sebagai penyelenggaraan atau

rangkaian kegiatan dalam rangka memberikan kepuasan terhadap pelayanan.

Kebutuhan sesuai dengan pedoman peraturan untuk komunitas dan penduduk

masing-masing negara.

Memberikan layanan yang berkualitas berarti bahwa pelayanan tersebut

dapat memberikan kepuasan untuk seluruh pihak seperti masyarakat ataupun

pemberi pelayanan. Negara Indonesia memiliki tujuan yang salah satunya

dalam memajukan kesejahteraan umum bagi tata kehidupan bermasyarakat

yang adil dan beradab yang ada dalam Pembukaan UUD 1945. Berdasarkan

Keputusan Menteri Pemberdayagunaan Aparatur Negara No. 62 Tahun 2003

Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Publik meliputi beberapa hal berikut ini:

a. Kesederhanaan, ialah cara memberikan layanan yang lugas, tidak rumit,


mudah dimengerti, dan bisa dengan mudah untuk dilakukan.
b. Kejelasan, yang meliputi :
1) Persyaratan administratif dan teknis dalam pelayanan publik
2) Satuan kerja atau instansi yang tela disahkan dan bertugas
memberikan berbagai macam bantuan beserta penyelesaian
masalah, pengaduan, dan permasalahan dalam penyelenggaraan
dalam menawarkan jenis bantuan dan penyelesaian keluhan/
permasalahan dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
21

3) Spesifik tentang biaya layanan publik dan cara membayarnya


c. Ketepatan waktu sanga penting, terutama dalam memeberikan
pelayanan publik yang harus diselesaikan dengan waktu yang sudah
ditentukan.
d. Akurasi, cara yang sah dan tepat dalam menerima pelayanan publik.
e. Keamanan, prosedur, dan produk pelayanan publik memberikan
keamanan dan kepastian hukum.
f. Tanggung jawab, dalam hal ini ketua penyelenggara pelayanan publik
atau pejabat yang ditunjuk bertugas menangani pengaduan dan
permasalahan yang berkaitan denga penyelenggaraan pelayanan publik
dan mengawasi penyelenggaran pelayanan.
g. Kelengkapan sarana dan prasarana, yang mengacu pada tersedianya
suatu kerja yang meliputi sarana dan prasarana kerja yang memadai,
peralatan kerja, dan penunjang lainnya seperti penyediaan sarana
teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika).
h. Aksesibilitas, artinya lokasi dan fasilitas layanan memadai, dimana
masyarakat dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan
informasi serta muda dijangkau.
i. Kedisiplinan, kesopanan, sikap positif, dan keramahan, penyedia
layanan harus ramah, sopan dan santun, serta disiplin, dan menanganai
pekerjaan dengan serius.
j. Kenyamanan, agar merasakan kenyamanan, lingkungan dimana layanan
diberikan, terutama pada ruang tunggu, perlu ditata dengan baik.
Peyedia layanana harus rapi, nyaman, cantik, dan sehat dan juga perlu
memiliki fasilitas untuk layanan pendukung seperti parkir, toilet, tempat
ibadah, dan lain sebagainya.

Selain itu, sebagaimana tertuang dalam Keputusan MenPAN

No.63/KEP/M.PAN/7/2003 mengenai pedoman umum penyelenggaraan

Pelayanan Publik pada dasarnya pelayanan publik memberikan pelayanan yang

prima kepada masyarakat dengan memperhatikan lima hal, yaitu:

1. Transparansi
Pelaksanaan pelayanan yang harus terbuka, lugas dan dapa diakses oleh
semua pihak yang membutuhkan secara memadai dan sederhana.
2. Kondisional
Sesuai dengan keadaan dan kemampuan untuk menyediakan layanan
publik dan penerima serta memenuhi standar efisiensi dan efektivitas.
3. Akuntabilitas
Peraturan UU menjadi ketentuan dalam pertanggungjawaban.
22

4. Partisipatif
Mempertimbagkan masukan, kebutuhan, dan harapan masyarakat untuk
di ikut sertakan dalam penyediaan layanan publik.
5. Kesamaan Hak, Tidak membeda-bedakan
Maksud kesamaan dalam hal ini adalah untuk beradaptasi, bukan untuk
mendiskriminasikan agama, ras, suku, gender, golongan atau status
ekonomi. Keseimbangan hak dan tanggung jawab kedua pihak yang
memberikan dan menerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan
kewajibannya masing-masing.

Berdasarkan PP Nomor 101 Tahun 2000, Good Governance ialah

penyelenggaraan pemerintahan yang dapat diterima oleh seluruh rakyat dan

yang menerapkan serta mengembangkan prinsip-prinsip profesionalitas,

akuntabilitas, transparansi, pelayanan prima, demokrasi, efisiensi, efektivitas,

supermasi hukum dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat.

Keputusan Menteri Pemberdayaan Aaparatur Negara Nomor

KEP/26/M.PAN/2/2004 Terkait Petunjuk teknis Transparansi dan

Akuntabilitas dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik meliputi

akuntabilitas kinerja, biaya dan produk dari pelayanan publik.

Standar Pelayanan Publik memiliki dasar hukum dalam pelaksanaannya.

Menurut Badan Standardisasi Nasional (BSN) pada tahun 2013 tentang

Standar Pelayanan Publik, yaitu:

a) UU RI Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik


b) UU RI Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi
Republik
c) UU RI Nomor 37 Tahun 2008 Tentang Ombudsman Republik
Indonesia
d) UU RI Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan
e) PP RI Nomor 102 Tahun 2000 Tentang Standarisasi Nasional
f) PP Nomor 61 Tahun 2010 Tentang (Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik ),
23

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 nomor 99,


Tambahan Llembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5149 )
g) Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 Tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja
Lembaga Kerja Pemerintah Non Departemen
h) Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 tahun 2010 tentang Standar
Layanan Informasi Publik
i) Keputusan Ka BSN Nomor 965/BSN-I/HK.35/05/2001 tentang
Organisasi Badan Standarisasi Nasional
j) Peraturan Kepala Badan Standarisasi Nasional RI Nomor 11 Tahun
2011 Tentang Pedoman Layanan Informasi Publik Badan
Standarisasi Nasional
k) Peraturan Kepala Badan Standarisasi Nasional Nomor 3 Tahun 2011
Tentang Rencana Strategis Badan Standarisasi Nasional Tahun
2010-2014
l) PP RI nomor 62 Tahun 2007 Tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Badan
Standarisasi Nasional.

E. Pemerintah Kecamatan

1. Pengertian Kecamatan

Berdasarkan UU No. 23 tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah Pasal

221, dijelaskan bahwa Kecamatan dibentuk oleh daerah kabupaten/kota

dalam rangka untuk menciptakan koordinasi pelaksanaan pemerintahan,

pelayanan bagi publik, serta memberdayakan masyarakat kelurahan/desa.

Kecamatan berpedoman pada Peraturan Pemerintah dan dalam Rancangan

Perda Kabupaten/ Kota tentang pembentukan kecamatan yang telah

memperoleh persetujuan oleh Bupati atau Wali Kota dan DPRD

Kabupaten/ Kota, sebelum ditetapkan oleh Bupati/ Walikota diberitahukan

kepada Menteri melalui Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat untuk

mendapat persetujuan.
24

Kemudian, pada tanggal 3 Mei 2018, Presiden Joko Widodo

meandatangani PP Nomor 17 tahun 2018 megenai kecamatan. Dimana hal

tersebut dibuat dengan pertimbangan untuk melaksanakan ketentuan Pasal

228 dan Pasal 230 Undang-Undang nomor 23 Tahun 2014 Tentang

Pemerintah Daerah. Peraturan Pemerintah nomor 17 Tahun 2018 Tentang

Kecamatan dalam Pasal 1 ayat 1 dan 2, menjelaskan bahwa dalam

Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan yang pertama kecamatan

atau yang disebut dengan nama lain adalah bagian wilayah dari daerah

kabupaten/kota dan dipimpin oleh camat. Kedua, kelurahan merupakan

bagian dari wilayah Kecamatan sebagai perangka dari kecamatan.

Pembentukan Kecamatan, menurut Peraturan Pemerintah (PP) ini,

dilakukan melalui: a. pemekaran 1 (satu) kecamatan menjadi 2 (dua)

kecamatan atau lebih; b. Penggabungan bagian kecamatan dari kecamatan

lainnya yang bersanding dalam satu daerah kabupaten/ kota menjadi

kecamatan baru.

Mengenai Camat dalam memimpin Kecamatan, menurut PP no.17

Tahun 2018, bertugas diantaranya: a. menjalankan urusan pemerintahan

umum pada tingkat kecamatan berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang mengatur terkait pelaksanaan urusan

pemerintah umum; b. melakukan koordinasi kegiatan-kegiatan

pemberdayaan masyarakat; c. melakukan koordinasi sebagai upaya

penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum; dan d. melakukan


25

koordinasi untuk menerapkan dan menegakan Peraturan Daerah dan

Peraturan Kepala Daerah.

2. Struktur Organisasi Pemerintahan Kecamatan

Berikut ini struktur organisasi pemerintahan kecamatan dilansir dari

situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,

Yaitu :

I. Camat

Pimpinan instansi pemerintahan tingkat kecamatan adalah Camat.

Kemudian, Bupati atau Wali kota memilih dan mengangkat Camat. Jika

dibandingkan dengan perangkat daerah lainnya, camat memiliki

keunikan khusus sebagai perangkat daerah. Kewajiban untuk

menyatukan nilai-nilai sosiokultural dan membawa stabilitas pada

dinamika politik, ekonomi dan budaya adalah kekhususan yang

dimaksudkan. Sebagai bentuk kesejahteraan rakyat dan masyarakt

dalam rangka membangun keutuhan persatuan daerah, hendaknya juga

diupayakan dalam mewujudkan ketentraman dan ketertiban daerah

sebagai wujud kesejahteraan rakayat dan masyarakat.

II. Sekretaris Kecamatan

Kepala sekretariat kecamatan bertanggung jawab kepada camat

atas tugasnya. Tanggung jawab utama sekretariat meliputi Urusan

umum, penyusunan perencanaan, pengelolaan administrasi keuangan

dan personalia.
26

III. Seksi-seksi

Seksi-seksi bertanggung jawab kepada camat melalui sekretaris

kecamatan yang membawahinya. Berikut ini seksi-seksi yang ada

dipemerintahan kecamatan, yaitu:

a. Seksi tata pemerintahan, bertugas membantu camat dalam

mengurus administrasi kependudukan dan memberikan pembinaan

kepala desa atau lurah mengenai pelaksanaan pemerintahan.

b. Seksi ketentraman dan ketertiban, memiliki tugas menegakkan

ketertiban di wilayah kerja pada kecamatan.

c. Seksi pembedayaan masyarakat, melakukan pembinaan partisipasi

masyarakat atau lembaga masyarakat dalam mengembangkan dan

memanfaatkan potensi diwilayah kecamatan.

d. Seksi kesejahteraan sosial, memiliki tugas untuk

mengkoordinasikan penyusunan rencana dan program serta

melaksanakan pembinaan kesejahteraan sosial.

IV. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok jabatan fungsional memiliki tugas dalam menjalankan

tugas tertentu sesuai kebutuhan pada pemerintahan kecamatan saja.

Kelompok jabatan fungsional dalam struktur pemerintahannya tidak

harus ada pada semua kecamatan (kompas.com, 30 Oktober 2022)


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Metode

kualitatif adalah metode dalam sudut pandang postpositivisme, dimana

digunakan untuk mengeksplorasi pada kondisi asli (nyata) dari suatu

obyek, (eksperimen merupakan lawannya) dimana, instrumennya adalah

peneliti. Peneliti juga melakukan pengambilan sampel sumber data

secara purposive (melalui pertimbangan) dan snowbaal (memperbanyak

jumlah informan), teknik pengumpulan dengan digabung (trianggulasi),

analisis data bersifat kualitatif da deduktif, serta hasil penelitian kualitatif

sangat menekankan makna pada generalisasi (Sugiyono, 2016:15).

Bidang sosial secara luas menggunakan penelitian kualitatif. Suatu

penelitian yang hasil penelitiannya tidak diperoleh melalui metodologi

statis atau metode kuantifikasi yang lain merupakan penelitian kualitatif.

Apabila Peneliti ingin menemukan fenomena tertentu, maka biasanya

menggunakan cara naturalistik. Penelitian kualitatif berusaha

memperoleh pemahaman, pencerahan terhadap suatu peristiwa dan

ekstropolasi pada keadaan yang sama (Anggito dan Setiawan, 2018: 9)

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif

dimana, bertujuan dalam memberi gambaran yang jelas mengenai situasi

dari objek yang ingin diteliti yang berdasarkan pada fakta yang terlihat

27
28

bagaimana adanya. Kegiatan menilai sikap atau pendapat terhadap

individu, organisasi, situasi, atau prosedur merupakan aspek lain dari

metode deskriptif yang difokuskan pada isu-isu yang diwakili oleh fakta

terkini dari suatu populasi. Penelitian deskriptif berusaha menjawab

pertanyaan tentang subjek penelitian (dalam Sujarman, 2018:37).

Penelitian deskriptif adalah hasil penelitian dalam bentuk laporan

yang dilakukan dengan menyelidiki kondisi, keadaaan atau hal lainnya

yang telah disebutkan(Arikunto, 2013:3).

B. Fokus Penelitian

1. Implementasi Good Governance dalam pelayanan umum di Kantor

Kecamatan Sukun, Kota Malang.

a. Profesionalitas dalam pelayanan umum di Kantor Kecamatan


Sukun, Kota Malang
b. Akuntabilitas dalam pelayanan umum di Kantor Kecamatan Sukun,
Kota Malang
c. Transparansi dalam pelayanan umum di Kantor Kecamatan Sukun
Kota Malang
d. Pelayanan Prima dalam pelayanan umum di Kantor Kecamatan
Sukun, Kota Malang
e. Demokrasi dan Partisipasi dalam pelayanan umum di Kantor
Kecamatan Sukun, Kota Malang
f. Efesiensi dan efektivitas dalam pelayanan umum di Kantor
Kecamatan Sukun Kota Malang
g. Supermasi Hukum dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat
dalam pelayanan umum di Kantor Kecamatan Sukun, kota Malang

2. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat implementasi Good

Governance dalam pelayanan umum di Kantor Kecamatan Sukun, Kota

Malang.
29

a. Faktor pendukung implementasi Good Governance dalam

pelayanan umum di Kantor Kecamatan Sukun, Kota Malang.

b. Faktor penghambat implementasi Good Governance dalam

pelayanan umum di Kantor Kecamatan Sukun, Kota Malang.

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian merupakan subjek dari mana data itu

diperoleh (Arikunto, 2013:72). Terdapat dua sumber data yaitu sebagai

berikut:

1. Data primer

Sumber data primer merupakan sumber data diperoleh secara

langsung dari lapangan atau dengan kata lain memuat data utama

yaitu narasumber atau informan (Nugrahani, 2014 : 113)

Informasi dalam struktur kata-kata atau verbal yang

diungkapkan, perilaku atau gerakan yang dilakukan oleh subjek yang

memang bisa dipercaya, yaitu informan sebagi subjek peneliti yang

berhubungan dengan variabel yang diteliti atau informasi berbentuk

data yang didapatkan melalui responden secara langsung (Arikunto,

2010: 22). Data dalam penelitian ini diperoleh dengan wawancara

mendalam dengan informan yang terdiri dari Bapak Camat, Pak

Sekretaris Kantor Kecamatan, Subbagian Umum dan Kepegawaian

(Penata I), dan Staf Pengadministrasi Umum serta beberapa tokoh

masyarakat.
30

Adapun Informan (sumber informasi) penelitian yang akan

dijelaskan dalam sebuah tabel berikut:

Tabel 3.1
Informan Penelitian

No Nama Jabatan Pendidikan


Akhir
1. I.K.Widi E Wirawan. S. CAMAT (Pembina S2

Sos., M.M IV/a)

2. M. F. Hariez. S.STP., Sekretariat S2


M. AP (Pembina

IV/a)
3. Mila Nimawati, SE Subbagian Umum S1

dan Kepegawaian

(Penata)

4 Hadi Susanto Staf S1

Pengadministrasi

Umum

5 Nila Inggraini Tokoh masyarakat SMA

6 Pak Wiwit Tokoh masyarakat S1

Sumber: Kecamatan Sukun, Kota Malang


31

2. Data Sekunder

Menurut Sugiyono, (2015:225) sumber data sekunder merupakan

sumber data tambahan yang secara tidak langsung dalam memberikan data

kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain ataupun melalui

orang lain.

Sumber data tambahan atau sumber data sekunder yang diperoleh

bukan secara langsung dari lapangan, tetapi berasal dari sumber yang

sudah dibuat oleh orang lain, seperti: foto, dokumen, statistik dan buku.

Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian berfungsi sebagai

sumber data untuk melengkapi ataupun yang utama bila tidak tersedia

narasumber dalam fungsinya sebagai sumber data primer (Nugrahani,

2014:113).

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan tiga

teknik pengumpulan data menurut Kriyantono (2020: 289-308) yaitu

wawancara, observasi, dan metode dokumentasi, berikut ini dijelaskan:

1. Wawancara

Menurut Berger (dalam Kriyantono, 2020:289) percakapan berupa

dialog antara peneliti (orang yang mencari informasi) dan informan

(seseorang yang dianggap memiliki informasi penting tentang suatu

objek) disebut wawancara.

Kriyantono (2020:289) sebagaimana dikemukakan bahwa mayoritas

wawancara penelitian kualitatif tidak terstruktur, dan disebut juga


32

wawancara mendalam atau wawancara intesif. Penelitian kualitatif,

wawancara dilakukan dengan dengan maksud untuk mengumpulkan data

kualitatif yang komprehensif.

Kriyantono (2020:290) menyebutkan bahwa dalam kegiatan riset

terdapat beberapa jenis wawancara yang meliputi wawancara

pendahuluan, wawancara terstruktur, wawancara semistruktur, dan

wawancara mendalam (depth inteview).

Wawancara mendalam digunakan dalam penelitian ini.

Kriyantono (2020: 291-293) sebagimana dikemukakan bahwa

wawancara mendalam merupakan suatu metode untuk megumpulkan

data secara menyeluruh dan mendalam yang melibatkan pembicaraan

langsung dengan informan. Wawancara ini membedakan antara

responden yang hanya akan diwawancarai satu kali dengan informan

yang akan diwawancarai berkali-kali dan ingin menjadi narasumber

penelitian. Penelitian kualitatif berfungsi sebagi instrumen utama

bersama partisipasi dan observasi. Saat melakukan wawancara

mendalam, pewawancara relatif tidak memiliki kendali atas tanggapan

informan sehingga memungkinkan mereka untuk menanggapi secara

bebas. Tugas peneliti adalah memastikan bahwa orang yang mereka

wawancarai bersedia memberikan jawaban yang komprehensif,

mendalam, dan menganggap tidak ada yang tersembunyi. Hal tersebut

dapat dilakukan dengan mencoba melakukan wawancara dalam suasana

yang santai seperti melalui kunjungan atau percakapan.


33

2. Observasi

Setiap keadaan membutuhkan beberapa bentuk pengamatan. Selain

membaca koran, menonton televisi, mendengarkan radio, serta melakukan

percakapan dengan orang lain, salah satu kegiatan yang dilakukan untuk

mempelajari lingkungan kita adalah observasi. Observasi atau pengamatan

didefinisikan sebagai proses mengamati secara dekat kegiatan suatu objek

tanpa bantuan pihak ketiga atau melalui pengamatan secara langsung.

Berikut ini adalah beberapa hal penting dalam melakukan observasi

menurut Kriyantono (2020, h. 307-308), yaitu:

a) Konteks berlangsungnya observasi (setting). Lingkungan memiliki


dampak besar pada bagaimana orang bertindak.
b) Subjek penelitian. Berkaitan dengan siapa yang diamati, berapa
banyak yang diamati, dan data demogrfis, ekonomi, dan lain
sebagainya.
c) Peneliti harus memahami perilaku kelompok dan individu yang
diamati. Seperti tujuan dan aturan kelompok.
d) Durasi dan frekuensi dari perilaku. Pilah perilaku yang sering
dilakukan hingga menjadi kebiasaan dan perilaku itu terjadi
dengan sendirinya.
e) Periset wajib mendokumentasikan pengamatannya.

3. Studi Dokumentasi

Kriyantono (2020: 308-309) sebagaimana menjelaskan metode ini

berlaku untuk penelitian kualitatif maupun kuantitatif. Data masa lalu,

framing, semiotika, analisis wacana, dan analisis isi kualitatif semuanya

dapat diselidiki secara sistematis dan objektif dengan menggunakan

teknik dokumentasi ini. Dokumentasi juga dapat diambil dari catatan

telepon, berita media masa, peraturan hukum, program televisi,


34

majalah, surat pribadi, buku teks, chatting, tulisan prasasti, status

facebook, cuitan Twitter, film, video di youtobe, iklan, laporan polisi,

surat pribadi, buku harian individu, memo atau website. Dokumentasi

ini bertujuan untuk mendukung analisis data dan interpretasi data

melalui informasi yang diperoleh.

E. Teknik Analisis Data

Sugiyono (2014:335) mendefinisikan Analisis data sebagai “proses

penencarian dan penyusunan data secara sistematis yang diperoleh

berdasarkan hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi”. Analisis

data melibatkan pengorganisasian data ke dalam kategori-kategori,

mendeskripsikannya ke unit-unit, mensitesiskannya, menyusun menjadi pola,

memilih mana yang penting dan yang akan dipelajarai, menarik kesimpulan

yang mudah dipahami orang lain.

Penelitian analisis data ini menurut teori Miles and Hubermen dalam

Sugiyono (2015:338) yaitu :

Gambar 3.1
Komponen Analisis Data Miles & Huberman dalam Sugiyono (2015)

Sumber: Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,


dan R&D.Bandung
35

Berdasarkan gambar Analisis data tersebut diatas, berikut ini akan

dijelaskan:

a. Data collection (Pengumpulan Data)

Hasil wawancara berulang, observasi, dan dokumentasi menjadi

dasar dalam proses metodis pencarian dan pengumpulan data. Hal ini

bertujuan memastikan bahwa data yang dikumpulkan dan dicatat dalam

catatan lapangan (Sugiyono, 2015:335) .

b. Data Reduction (Reduksi Data)

Sugiyono sebagimana dinyatakan dalam (2015:338) reduksi data

mencakup meringkas, memilih ide yang paling penting, berfokus pada

yang esensial, mencari pola dan tema. Hal ini diperlukan karena

lapangan akan semakin kompleks dan luas, sehingga semakin lama

peneliti bekerja didalamya. Peneliti memfokuskan bagaimana Good

Governance diterapkan dalam pelayanan umum di Kantor Kecamatan

Sukun, Kota Malang guna mereduksi data.

c. Data display (Penyajian Data)

Penyajian data ini menampilkan data yang telah direduksi. Data

disajikan dalam bentuk grafik, tabel, piktogram, diagram lingkaran, dan

format sejenis lainnya dalam penelitian kualitatif. Agar data lebih

mudah dipahami, data yang terorganisasi disajikan dalam pola

hubungan. Akan lebih mudah untuk memahami apa yang terjadi dan

merencanakan pekerjaan masa depan berdasarkan apa yang telah

dipahami dengan menyajikan data (Sugiyono, 2015:341).


36

d. Conclusion Drawing veryfication (Penarikan Kesimpulan)

Memeriksa dan menarik kesimpulan adalah langkah terakhir. Jika

tidak ditemukan bukti yang kuat untuk mendukung tahap pengumpulan

data maka selanjutnya, kesimpulan awal akan berubah. Ketika peneliti

kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data, bagimanapun, jika

kesimpulan awal didukung oleh bukti yang valid dan konsisten. Oleh

karena itu, tujuan yang diajukan adalah tujuan yang dipertahankan dan

kesimpulan yang ditarik (Sugiyono, 2015:345).

F. Lokasi Penelitian

Kantor Kecamatan Sukun, kota Malang merupakan lokasi dalam

penelitian. Pertama, lokasi pemilihan di Kantor Kecamatan Sukun ini

memiliki keterkaitan dengan latar belakang masalah dan judul yang

dilakukan oleh peneliti. Penentuan lokasi ini atas pertimbangan terhadap

sasaran dan penelitian peneliti. Kemudian yang kedua, pemerintahan

Kantor Kecamatan memiliki tugas pokok dan fungsi yang mengarah pada

pelayanan publik. Pemerintahan Kecamatan hadir sebagai pelayan publik

yang bersedia memberikan pelayanan dan mengayomi seluruh masyarakat

didalam lingkup kecamatan. Ketiga, lokasi penelitian ini menarik karena

di Kantor Kecamatan Sukun memiliki halaman website dan Instagram

yang digunakan sebagai sumber informasi bagi khalayak yang dapat

diakses oleh semua masyarakat di Kecamatan Sukun. Keunikan ini

menjadi alasan peneliti ingin meneliti terutama menyediakan pelayanan


37

berbasis online dan memberi kemudahan dalam menemukan lokasi dan

menemukan ketersediaan pelayanan yang disediakan. Terutama pada

laman Instagram @kec_sukun, yang menampilkan berbagai kegiatan yang

dilakukan oleh Pemerintah Kantor Kecamatan Sukun.

G. Jadwal Penelitian

Pada kebanyakan kasus, penelitian dilakukan dalam waktu tahunan.

Namun penelitian ynag dilakukan bergantung dari keberadaan sumber

data, kepentingan peneliti, dan tujuan penelitian (Sugiyono, 2015: 37).

Tabel 3.2
Jadwal Penelitian
No Kegiatan Bulan

Sept Okt Nov Des Jan

1 Pengajuan topik
2 Penyusunan proposal penelitian
3 Seminar proposal
4 Penelitian
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

1. Keadaan Daerah

Kecamatan Sukun adalah salah satu kecamatan yang berada di bagian

Barat wilayah Kota Malang, dengan luas wilayah ialah sebesar 20,97 Km²,

dengan beberapa kelurahan, yaitu meliputi Kelurahan Ciptomulyo,

Mulyorejo, Gadang, Pisang Candi, Bandungrejosari, Bakalankrajan,

Bandulan, Karangbasuki, Sukun, Kebonsari, dan Tanjungrejo. Kantor

Kecamatan Sukun Kota Malang adalah sebuah tempat untuk masyarakat

mengurus berbagai bentuk perizinan atau pelayanan dalam bentuk apapun.

Berikut ini adalah gambar dokumentasi tempat penelitian.

Gambar 4.1
Lokasi Penelitian
Jl. Kaben 1, Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Kota Malang

Sumber Data: Dokumentasi Penelitian, pada tanggal 12 Desember 2022


pada Pukul 10.12 WIB di Kantor Kecamatan Sukun, Kota Malang

38
39

Kecamatan Sukun juga memiliki beberapa sekolah yang menjadikannya

pusat pendidikan. Menurut data, jumlah sekolah dasar dan menengah sangat

banyak. Sekolah tersebut meliputi 58 Madrasah Ibtidaiyah dan SD, 16 SMP

dan Madrasah Tsanawiyah, 6 SMA dan Madrasah Aliyah, serta 9 SMK.

Kecamatan Sukun ini tidak hanya memiliki sekolah, tetapi juga

memiliki fasilitas umum lainnya seperti Rumah Sakit Angkatan Darat Dr.

Soepraoen beralamat di Jalan Sudanco Supriadi Nomor 22 Malang,

puskesmas Janti beralamat di Jalan Janti Barat nomor 88 Malang, Puskesmas

Ciptomulyo beralamat di Jalan Kolonel VIII Nomor 54, dan Puskesmas

Mulyorejo (Rawat Inap) beralamat di Jalan Budi Utomo Nomor 11-A

Malang.

2. Batas Daerah dan Luas Kelurahan se-Kecamatan

Wilayah Kecamatan Sukun memiliki jarak 92 km dari Ibukota

Provinsi, jarak dengan desa atau kelurahan terjauh ialah 6 km, jarak dengan

wilayah kedudukan kerja pembantu Gubernur 6 km. Berikut ini adalah batas

pada daerah Kecamatan Sukun:

a) Bagian Selatan : Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang

b) Bagian Barat : Kecamatan Wagir dan Dau Kabupaten Malang

c) Bagian Utara : Kecamatan Lowokwaru dan Klojen

d) Bagian Timur : Kecamatan Kedungkandang


40

Adapun berikut ini luas Kelurahan se-Kecamatan Sukun yang dalam

sebuah gambar diagram.

Gambar 4.2
Luas Kelurahan Se-Kecamatan Sukun (km²)

Bakalankrajan;
1,78
Ciptomulyo;
Mulyorejo; 2,75 0,83

Gadang; 1,95
Bandulan; 2,24
Kebonsari; 1,57
Karangbasuki;
3,04 Bandungrejosari
; 2,75

Pisang Candi;
1,84 Tanjungrejo; Sukun; 1,29
0,93

Ciptomulyo Gadang Kebonsari Bandungrejosari

Sukun Tanjungrejo Pisang Candi Karangbasuki

Bandulan Mulyorejo Bakalankrajan

Sumber Data : Kantor Kecamatan Sukun Kota Malang

Berdasarkan gambar diatas dijelaskan bahwa luas kelurahan di

Kecamatan Sukun yaitu Kelurahan Ciptomulyo dengan luas 0,83 km²,

kelurahan Gadang sebesar 1,95 km², Kebonsari sebesar 1,57 km²,

Bandungrejosari sebesar 2,75 km², Sukun sebesar 1,29 km², Tanjungrejo


41

sebesar 0,93 km², Pisang Candi sebesar 1,84 km², Karangbasuki sebesar

3,04 km², Bandulan sebesar 2,24 km², Mulyorejo sebesar 2,75 km², dan

Bangkalankrajan sebesar 1,78 km²

3. Peta Kecamatan Sukun Kota Malang

Kecamatan Sukun dalam suatu wilayah digambarkan dalam sebuah peta

sebagai berikut:

Gambar 4.3
Peta Wilayah Kecamatan Sukun Kota Malang

Sumber data: Kantor Kecamatan Sukun


42

4. Penduduk Kecamatan Sukun Kota Malang

Pada tahun 2020 jumlah penduduk kecamatan sukun ialah sebesar

196.300 jiwa dan mengalami kenaikan pada tahun 2021 sebesar 196.487

jiwa (BPS Kota Malang). Berikut ini dijelaskan melalui tabel.

Tabel 4.1
Penduduk, Laju Pertumbuhan Penduduk, Distribusi Persentase
Penduduk, Kepadatan Penduduk, dan Rasio Jenis Kelamin di
kecamatan Sukun Kota Malang pada Tahun 2020-2021
No Keterangan Jumlah

2020 2021

1 Penduduk (ribu) 196.300 196.487

2 Laju Pertumbuhan Penduduk (%) 0,79 0,10

3 Distribusi Persentase Penduduk 23,26 23,25

4 Kepadatan Penduduk 9.361 9.370

5 Rasio Jenis Kelamin 99,88 99,85

Sumber data : Kecamatan Sukun Hasil SP2020 (September)

5. Visi dan Misi Kecamatan Sukun kota Malang

a. Visi

Menciptakan masyarakat kecamatan Sukun yang makmur, berbudaya,

dan terdidik berdasarkan nilai-nilai spiritual yang agamis, toleran dan

setara.
43

b. Misi

1) Meningkatkan perekonomian, menurunkan penggangguran dan

menangani masyarakat miskin di Kecamatan Sukun.

2) Membawa masyarakat kepada situasi yang semakin berbudaya, dengan

nilai-nilai religius toleran, saling menghargai perbedaan, dan tidak

adanya konflik dan kekerasan atas nama SARA di Kecamatan Sukun.

3) Terwujudnya kawasan masyarakat Kecamatan Sukun yang tertib dan

aman, yang ditandai dengan minimnya angka kriminalitas, dan semakin

terjaminnya keamanan dan ketertiban masyarakat.

4) Meningkatkan keberlangsungan pendidikan di Kecamatan Sukun

dengan menitiberatkan pada pendidikan masyarakat baik formal

maupun informal sangat peting bagi masyarakat Kecamatan Sukun.

6. Ruang Lingkup Tugas

Ruang lingkup dan tugas Kantor Kecamatan Sukun Kota Malang

melayani 21 jenis pelayanan yang diperuntukan bagi masyarakat, antara

lain:

1) Akta

2) Surat ket. waris

3) KTP (Kartu Tanda Penduduk)

4) Kartu Susunan Keluarga (KSK)

5) Surat keterangan pensiun

6) Surat Pindah

7) Surat kuasa Kerja


44

8) Rekomendasi Surat nikah

9) Membuat rekomendasi surat keterangan tidak mampu (SKTM

10) Surat santunan/ model keluarga c

11) Rekomendasi ijin keramaian usaha

12) Surat keterangan asal-usul

13) Rekomendasi surat keterangan pendaftaran TNI

14) Legalisasi KTP/KSK

15) Surat keterangan domisisli

16) Rekomendasi Pemberian SIM bagi yang belum cukup umur

17) Surat untuk pengurusan paspor

18) Surat keterangan permohonan KPR/kredit Bank

19) Rekomendasi surat keterangan catatan kepolisian (SKCK)

20) Rekomendasi untuk surat keterangan pengahasilan

21) Surat ijin penelitian

7. Tupoksi Kecamatan Sukun Kota Malang

Tugas, fungsi, Kedudukan,, susunan organisasi, serta tata kerja

kecamatan tercantum dalam Peraturan Walikota (Perwal) Malang No.81

Tahun 2019 yang dijelaskan sebagai berikut:

1) Tugas dan Fungsi

a. Tugas dan Fungsi Camat

Pada bagian kesatu ini ialah tugas dan fungsi dari Camat, dimana

termuat pada Pasal 4. Pada tingkat Kecamatan, camat bertanggung


45

jawab atas koordinasi penyelenggaraan pemerintahan, pengabdian

masyarakat, dan pemberdayaan masyarakat. Adapun fungsi kecamatan

sebagai berikut:

a) Pada tingkat Kecamatan, merumuskan kebijakan dibidang


penyelenggaraan pemerintahan;
b) menyelenggarakan urusan pemerintahan umum ditingkat
kecamatan;
c) mengkoordinasikan kegiatan yang memberdayakan masyarakat;
d) mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan
ketertiban umum;
e) Melakukan koordinasi penerapan dan penegakan Peraturan Daerah
dan Peraturan Walikota;
f) Koordinasi pemeliharaan prasarana dan sarana pelayanan publik;
g) Koordinasi pelaksanaan kegiatan pemerintahan di tingkat
Kecamatan;
h) Melakukan pengawasan dan pengarahan terhadap kegiatan
Kelurahan yang dilakukan;
i) Melakukan penyelenggaraan layanan umum ditingkat Kecamatan;
j) Pelaksanaan fasilitasi percepatan pencapaian standar pelayanan
minimal diwilayah kerjanya;
k) Pengelolaan sekaligus mengontrol barang milik daerah yang berada
dalam penguasaannya;
l) Pelaksanaan administrasi pemerintahan Kecamatan;
m) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan tugas dan pelaporan tugas
Kecamatan dan fungsi Kecamatan; dan
n) Melaksanakan tugas tambahan apapun yang ditugaskan kepadanya
oleh walikota yang seumuran dengannya.

b. Tugas dan Fungsi Sekretariat

Berikut ini dijelaskan bagian kedua yang merupakan tugas dan

fungsi Sekretariat yang termuat dalam Pasal 5. Penyusunan program,

pengelolaan, tata usaha, keuangan, kepegawaian, kerumahtanggaan,

perlengkapan, hubungan masyarakat, serta perpustakaan dan kearsipan

adalah semua bidang Sekretriat Kecamatan membantu Camat dalam


46

mengelola administrasi umum. Sekretariat Kecamatan menjalankan

fungsi yaitu:

a) Memanfaatkan perencanaan strategis untuk membuat program


kesekretariatan;
b) Mengkoordinasikan dan menyiapkan program, anggaran dan
rencana;
c) Mengoordinasikan bagaimana kegiatan dilakukan;
d) Koordinasi pelayanan administrasi tingkat Kecamatan yang
terintegrasi;
e) Pelaksanaan program Sekretariat;
f) Melatih dan memberikan dukungan administratif, termasuk kerja
sama di bidang-bidang seperti administrasi kepegawaian,
keuangan,tata usaha, pengarsipan, dan dokumentasi;
g) Materi publikasi dan pengelolaan serta pelaksanaan kehumasan;
h) Pelaksanaan survei kepuasan pada masyarakat;
i) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan tugas dan fungsi Sekretariat;
j) Melaksanakan tugas tambahan yang diberikan oleh Camat sesuai
tanggung jawabnya

c. Tugas dan Fungsi Subbagian Perencanaan dan Keuangan

Tugas dan fungsi dari Subbagian Perencanaan dan Keuangan

yang termuat dalam Pasal 6, paragraf pertama. Subbagian perencanaan

dan keuangan bertanggung jawab mengumpulkan dan penyusunan

akan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi, serta penyiapan bahan

administrasi keuangan dan pelaporan pertanggungjawaban keuangan

dan keuangan Kecamatan. Subbagian Perencanaan dan Keuangan

memiliki fungsi sebagai berikut:

a) Menjalankan program sekretariat yaitu perencanaan kegiatan dan


anggaran Subbagian Perencanaan dan Keuangan;
b) mempersiapkan bahan koordinasi penyusunan perencanaan
strategis, rencana kerja, kegiatan dan anggaran;
c) Melakukan pengumpulan dan evaluasi rencana kegiatan dan
anggaran, perjanian kinerja, pelaporan pencapaian kinerja;
d) Pelaksanaan penatausahaan keuangan;
47

e) menyiapkan dan melaksanakan pengelolaan akuntansi keuangan;


f) Penyiapan dan koordinasi pelaksanaan kegiatan termasuk
penyelesaian rekomendasi hasil pengawasan;
g) Penyiapan dan penyusunan laporan Pertanggungjawaban atas
pelaksanaan pengelolaan keuangan;
h) Melakukan pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas dan
fungsi Subbagian Perencanaan dan Keuangan; dan
i) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai
dengan tugasnya

d. Tugas dan Fungsi Subbagian Umum dan Kepegawaian

Subbagian Umum dan Kepegawaian memiliki tugas dan fungsi

yang termuat dalam Pasal 7, paragraf kedua. Penyiapan bahan-bahan

penyelenggaraan urusan administrasi umum yang meliputi

ketatausahaan, kerja sama, organisasi dan tatalaksana, hubungan

masyarakat, kerumahtanggaan, perlengkapan, dokumentasi,

perpustakaan dan kearsipan serta pengelolaan administrasi

kepegawaian Kecamatan menjadi tanggung jawabdan tugas

Subbagian Umum dan Kepegawaian. Adapun fungsi dari Subbagian

dan Kepegawaian, sebagai berikut:

a) Memanfaatkan program Sekretariat sebagi dasar dilakukan


Perencanaan akan kegiatan dan anggaran Subbagian Umum dan
Kepegawaian;
b) Membuat persiapan bahan-bahan pelaksanaan penerimaan,
pendistribusian dan pengiriman surat-surat, penggandaan
naskah-naskah dinas, kearsipan dan perpustakaan;
c) mempenyiapkan bahan-bahan untuk melaksanakan tugas dan
protokol rumah tangga;
d) Penyiapan bahan untuk melaksanakan tugas-tugas dibidang
kehumasan;
e) Menyiapkan bahan penyusunan perencanaan kebutuhan
kepegawaian meliputi penempatan formasi, kenaikan pangkat,
daftar urut kepangkatan, izin belajar, peninjauan masa kerja,
diklat, pemberian penghargaan, sasaran kinerja pegawai,
48

sumpah/janji aparatur sipil negara,pemberhentian pegawai, gaji


berkala, kesejahteraan, mutasi, ujian dinas, pembinaan
kepegawaian dan disiplin pegawai;
f) Menyiapkan bahan untuk persiapan kebutuhan peralatan,
perlengkapan, pengadaan, perawatan, serta pengamanan
perlengkapan dan aset;
g) Penyiapan bahan pelaksanaan dalam pengadministrasian aset
dan juga melakukan penyusunan terkait laporan
pertanggungjawaban atas barang-barang inventaris;
h) Menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan
koordinasi dalam pemanfaatan dan penghapusan serta
penatausahaan barang milik daerah;
i) Menyiapkan administrasi terpadu kecamatan terkait bahan
pelayanan;
j) Menyusun standar pelayanan dan standar operasional prosedur
k) Pelaksanaan pelayanan akan pengaduan masyarakat;
l) Pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas dan fungsi
Subbagian Umum dan Kepegawaian; dan
m) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris .

e. Tugas dan Fungsi Seksi Pemerintahan, Ketenteraman dan Ketertiban

Tugas dan fungsi Seksi Pemerintahan, Ketenteraman dan

Ketertiban yang termuat dalam Pasal 8 dalam bagian ketiga.

Koordinasi penyelenggaraan pemerintahan, ketenteraman, dan

ketertiban ditingkat Kecamatan, dan pelaksanaan penyiapan bahan

menjadi tanggung jawab seksi pemerintahan, ketentraman dan

ketertiban. Adapun fungsi Seksi Pemerintahan, Ketenteraman dan

ketertiban sebagai berikut:

a) Seksi Pemerintahan, Ketenteraman dan Ketertiban membuat


perencanaan dan anggaran kegiatan;
b) Penyiapan bahan koordinasi dan fasilitasi administrasi umum
tingkat Kecamatan;
c) Perencanaan material dan pelaksanaan administrasi
kependudukan;
d) Perencanaan dan pelaksanaan materi pembinaan RT dan RW;
49

e) Menyiapkan bahan dan mengkoordinasikan pelaksanaan


pembinaan dan pengawasan kegiatan kelurahan
f) Perencanaan bahan koordinasi penerapan dan penegakan
Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota;
g) Pada tingkat kecamatan, menyiapkan bahan dan
mengkoordinasikan penyelenggaraan ketenteraman dan
ketertiban masyarakat;
h) Mempersiapkan bahan dan mengkoordinasikan pelaksanaan
perlindungan masyarakat dan penanggulangan bencana;
i) Melaksanakan penilaian (evaluasi) dan pelaporan tugas dan
fungsi Seksi Pemerintahan, Ketenteraman dan Ketertiban; dan
j) Pelaksanaan berbagai kemampuan yang diberikan oleh Camat
sesuai dengan kewajibannya.

f. Tugas dan Fungsi Seksi Pemberdayaan Masyarakat

Pada bagian keempat ini ialah tugas dan fungsi dari Seksi

Pemberdayaan Masyarakat yan termuat dalam pasal 9. Seksi

Pemberdayaan Masyarakat bertanggung jawab untuk menyiapkan

bahan pedoman teknis, pemantauan dan koordinasi pelaksanaan

kebijakan pemberdayaan masyarakat ditingkat Kecamatan. Adapun

fungsi Seksi Pemberdayaan dan Masyarakat sebagi berikut:

a) Seksi Pemberdayaan Masyarakat melaksanakan perencanaan


akan kegiatan dan anggaran;
b) Mempersiapkan bahan perumusan dan koordinasi pelaksanaan
kebijakan pemberdayaan masyarakat di tingkat Kecamatan;
c) Melnyusun bahan musrenbang tingkat Kecamatan;
d) Mempermudah penyelenggaraan musyawarah perencanaan
pembangunan ditingkat Kelurahan;
e) Mempersiapkan bahan koordinasi pemberdayaan masyarakat
di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, budaya, ekonomi,
lingkungan hidup, pemberdayaan perempuan, pemuda dan
olahraga;
f) Melakukan persiapan bahan dalam koordinasi penanganan
masalah kemiskinan dan masalah kesejahteraan rakyat;
g) Penyiapan materi dan juga pembinaan lembaga
kemasyarakatan ditingkat Kelurahan;
50

h) Pelaksanaan terkait dengan evaluasi dan pelaporan tugas dan


fungsi Seksi Pemberdayaan Masyarakat; dan
i) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh camat
berdasarkan tanggung jawabnya.

g. Tugas dan Fungsi Seksi Sarana dan Prasarana

Pada bagian kelima ini adalah tugas dan fungsi Seksi Sarana

dan Prasarana yang termuat dalam Pasal 10. Bagian sarana dan

prasarana bertanggung jawab untuk menyiapkan bahan penyusunan

pedoman teknis, serta memantau dan mengkoordinasikan

pelaksanaan kebijakan sarana dan prasarana ditingkat kecamatan.

Adapun fungsi dari Seksi Sarana dan Prasarana, sebagai berikut:

a) Seksi sarana dan prasarana melakukan perencanaan akan


kegiatan dan anggaran ;
b) Mengumpulkan bahan perumusan dan mengkoordinasikan
pelaksanaan kebijakan kecamatan akan pemeliharaan prasarana
dan sarana;
c) Menyusun perencanaan teknis pemeliharaan prasarana dan
sarana fasilitas dalam pelayanan publik;
d) Mempersiapkan bahan bimbingan teknis dan administrati
pemeliharaan prasarana dan sarana layanan publik;
e) Menyiapkan bahan koordinasi penyelenggaraan pemeliharaan
prasaraa dan sarana pelayanan pulik;
f) Menyiapkan bahan pemantauan dan evaluasi pemeliharaan
prasarana dan sarana terkait layanan publik;
g) Pada tingkat kecamatan, mengumpulkan, mengelola,
menyajikan data prasarana dan sarana dalam layanan publik;
h) Menilai dan melaporkan tugas dan fungsi Seksi Prasarana dan
Sarana; dan
i) Melaksanakan fungsi sesuai bidang tanggung jawabnya.

2) Tata Kerja

Tata kerja Kecamatan termuat dalam Pasal 19, Pasal 20, dan Pasal

21. Pada Pasal 19 menjelaskan beberapa hal berikut ini, yaitu:


51

a.) Dalam melaksanakan tanggung jawabnya, diwajibkan untuk

berpegang pada prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik

secara internal (dalam kecamatan) maupun eksternal (antar daerah)

di lingkungan Pemerintah Daerah, maupun antar Kementerian

vertikal serta unsur pemerintah daerah provinsi dan daerah

Kabupaten/kota merupakan tugas wajib dari Camat, Sekretaris

camat, Kepala Seksi pada Kecamatan, Lurah, Sekretaris Kelurahan

serta Kepala Seksi di Kelurahan.

b.) Camat, Sekretaris camat, Kepala Seksi pada Kecamatan, lurah,

Sekretaris Kelurahan serta Kepala Seksi pada Kelurahan yang

berkepentingan untuk melaksanakan tanggung jawab pejabat

fungsional yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab

secara langsung.

c.) Pada peta jabatan menetapkan kedudukan dari pejabat fungsional

dalam ayat 2.

Pada pasal 20 dijelaskan bahwa dalam menjalankan tanggung

jawab dan fungsi, memiliki pengawasan melekat dan melaporkan hasil

pelaksanaan tugasnya kepada setiap pimpinan secara bertahap

merupakan kewajiban dari setiap komponen pimpinan di Kecamatan.

Selain itu pada Pasal 21 juga menjelaskan beberapa hal berikut ini,

yaitu:

a.) Melalui sekretaris Daerah, Camat bertanggung jawab kepada


walikota dala melaksanakan tanggung jawabnya.
52

b.) Sekretaris Kecamatan dan Kepala Seksi pada Kecamatan


bertanggung jawab kepada Camat dalam pelaksanaan tugasnya.
c.) Kepala Subbagian pada Kecamatan bertanggung jawab kepada
Sekretaris kecamatan dalam pelaksanaan tanggung jawabnya.
d.) Lurah bertanggung jawab kepada Camat dalam menjalankan
tanggung jawabnya.
e.) Sekretaris Kelurahan dan Kepala Seksi pada Kelurahan
melaksanakan tanggung jawabnya dan bertanggung jawab kepada
Lurah
f.) Kepala Seksi di Kelurahan bertanggung jawab melaksanakan
tanggung jawa secara bertanggung jawab terhadap lurah.

Berikut ini merupakan gambaran struktur organisasi dari Pemerintah

Kecamatan Sukun, Kota Malang.

Gambar 4.4
Struktur Organisasi kecamatan Sukun, Kota Malang

Sumber : Kecamatan Sukun Kota Malang 2022


53

8. SDM dan Kondisi di Kantor Kecamatan Sukun Kota Malang

Jumlah ASN (Aparatur Sipil Negara) untuk Kecamatan Sukun beserta

kesebelas kelurahan di wilyah Kecamatan Sukun ialah berjumlah 132

aparatur, dengan 77 aparatur berjenis kelamin laki-laki dan 55 aparatur

berjenis kelamin perempuan. Berikut ini tabel komposisi golongan ASN

Kecamatan Sukun pada tahun 2021.

Tabel 4.2
Komposisi Golongan ASN Kecamatan Sukun Tahun 2021

No Golongan Orang

1 I/c 3

2 I/d 4

3 II/a 4

4 II/b 16

5 II/c 13

6 II/d 19

7 III/a 9

8 III/b 10

Sumber: Kecamatan Sukun


54

Adapun kondisi di Kantor Kecamatan Sukun, yaitu terdapat lima hari

untuk bekerja yang mulai dari hari Senin sampai dengan hari Jumat. Jam

operasional kerja dikantor Kecamatan Sukun, yaitu:

a) Senin- Kamis : Pukul 08.00-16.00 WIB

b) Jumat : Pukul 7.30-15.00 WIB

Pada hari selasa Kantor Kecamatan Sukun mengadakan apel rutin yang

dilaksanakan pada halaman depan Kantor Kecamatan Sukun dan dihadiri

oleh semua pegawai di Kantor Kecamatan Sukun.

B. Penyajian Data

Tujuan dari temuan penelitian ini adalah menjelaskan implementasi

Good Governance dalam pelayanan umum di Kantor Kecamatan Sukun Kota

Malang dan juga menjelaskan faktor pendukung dan penghambat

implementasi Good Governance dalam pelayanan umum di Kantor

Kecamatan Sukun, Kota Malang. Maka, peneliti melakukan penelitian dan

pengumpulan data beserta beberapa wawancara di Kantor Kecamatan Sukun,

Kota Malang.

Adapun indikator yang dipakai dalam melihat implementasi Good

Governance dalam pelayanan umum di Kantor Kecamatan Sukun, Kota

Malang sebagai berikut.

1. Implementasi Good Governance dalam Pelayanan Umum di Kantor

Kecamatan Sukun, Kota Malang

a. Profesionalitas dalam Pelayanan Umum di Kantor Kecamatan Sukun,

Kota Malang
55

Profesionalitas memiliki tujuan dalam menambah kemampuan

dan juga moral dari pada penyelenggara pemerintahan supaya dapat

memberikan pelayanan yang sederhana, cepat, dan akurat kepada

masyarakat dengan harga yang terjangkau

Standar profesionalitas untuk pelayanan umum pada Kantor

Kecamatan Sukun mengacu pada Peraturan-Peraturan dasar

profesional meliputi Undang-Undang terkait ASN, Permendagri

Nomor 4 Tahun 2010, PP No.17 tahun 2018, dan juga Perda Kota

Malang No. 81 Tahun 2019 serta SOP (Standar Operasional Prosedur)

di Kantor Kecamatan Sukun Kota Malang. Berikut ini penjelasan yang

disampaikan Pak Widi selaku Camat di Kantor Kecamatan Sukun:

“Standar itu mengacu pada Peraturan. Peraturan dasar


profesional itu mempunyai aturan pegawai negeri seperti
dalam Undang-Undang terkait ASN mengenai Standar
Profesional Pegawai, sedangkan standar mengenai
pelayanan ada pada Permendagri Nomor 4 Tahun 2010
tentang Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan.
Dimana, dalam undang-undang terebut mengatur mengenai
standar-standar pelayanan termasuk profesionalitas,
kecepatan, dan kemudahan. Semua sudah diatur dan intinya
kita sudah melaksanakan dan pelayanan kita sudah sangat
ramah, sudah cepat, sudah sistematis dan juga mudah serta
sederhana” (wawancara tanggal 2 Januari 2023 pada pukul
11.50 WIB)

Berikut merupakan salah satu gambar dari hasil wawancara

yang menerangkan terkait peraturan-peraturan sebagai standar

profesionalitas yang ada di Kantor Kecamatan Sukun, yaitu:


56

Gambar 4.5
Peraturan-Peraturan Sebagai Standar Profesionalitas Pada
Kantor Kecamatan Sukun, Kota Malang

Sumber: Dokumentasi Penelitian (Hasil wawancara bersama Pak


Camat di Kantor Kecamatan Sukun pada tanggal 2 Januari 2023)

Profesionalitas di Kantor Kecamatan Sukun sudah berjalan

dengan baik. Kecamatan Sukun menjalankan tugas bersama dengan

tanggung jawab sudah sesuai pada standar, peraturan serta maklumat

pelayanan lainnya. Hal tersebut dijelaskan oleh Pak Widi Selaku

Camat di Kantor Kecamatan Sukun, sebagai berikut:

“Sudah. Sudah kita tetapkan, baik sesuai dengan standar,


SOP, maupun maklumat pelayanan lainnya. Kita sudah
ada semuanya, Jadi intinya semua pegawai yang terkait
dengan pelayanan terutama yang dibagian pelayanan
umum wajib mengedepankan dari pada standar-standar
profesionalitas yang sudah ditetapkan. Kita sudah sesuai
dengan aturan dan juga sudah sangat melayani
masyarakat. Bahkan kita jemput bola artinya kita turun
langsung melakukan pelayanan ke masyarakat”
(wawancara tanggal 2 Januari 2023 pada pukul 11.51
WIB)

Berikut ini merupakan salah satu bentuk profesionalitas dalam

pelayanan umum dalam hal turun langsung melakukan pelayanan


57

yang dilakukan oleh Pemerintah Kecamatan Sukun berdasarkan hasil

dokumentasi peneliti.

Gambar 4.6
Pelayanan Turun langsung ke Masyarakat

(1) (2) (3)


Keterangan: pada gambar (1) monitoring/pemantauan
pedagang Takjil di Kelurahan Pisang Candi; kemudian gambar
(2) Kegiatan BIAN (Bulan Imunisasi Anak Nasional) di
RW.06 Kelurahan Karangbasuki; pada gambar (3) monitoring
pelaksanaan Pembagian BPNTD e-warung Mawar di wilayah
Kelurahan Pisang Candi (Dokumentasi penelitian pada
Instagram Kecamatan Sukun @kec_sukun yang diakses pada
tanggal 2 Januari 2023)

Kecamatan Sukun melakukan evaluasi pencapaian target kinerja

terkait pelayanan umum sebagai bentuk profesionalitas kerja. Dimana,

evaluasi target kinerja secara rutin dilakukan setiap tribulan, khusus

bagi masalah pelayanan umum di Kantor Kecamatan Sukun. Hal

tersebut dijelaskan oleh Pak Hariez selaku Sekretaris di Kantor

Kecamatan Sukun, sebagai berikut:

“Kalau evaluasi target kinerja secara rutin dilakukan setiap


tribulan. Jadi, tribulan satu, tribulan dua, tribulan tiga,
tribulan empat dengan capaian kinerjanya yang sudah
terukur. Khusus masalah pelayanan umum kita evaluasi
dari segi perencanaan anggaran maupun penyerapannya,
persentasenya kemudian dari segi SDM pelayanannya
kemudian dari segi SOP atau mekanismenya serta dari
58

segi sarana prasarana” (wawancara tanggal 3 Januari 2023


pada pukul 14.22 WIB)

Kesimpulan berdasarkan observasi, wawancara, dan dokumentasi

di Kantor Kecamatan Sukun pada Bulan Januari 2023, bahwa

profesionalitas pada Kantor Kecamatan Sukun sudah berjalan baik

dimana terdapat standar-standar yang mengacu pada peraturan dasar

profesionalitas untuk Kantor Kecamatan Sukun. Selain itu, di Kantor

Kecamatan Sukun sudah menjalankan dan melaksanakan

profesionalitas berdasarkan standar, SOP yang ada, dan maklumat

pelayanan lainnya. Pelayanan di Kantor Kecamatan Sukun sudah

sangat cepat, sistematis, ramah, mudah dan sederhana. Selain itu

didalam mencapai profesionalitas di Kantor Kecamatan Sukun juga

melakukan evaluasi pencapaian target kinerja terkait pelayanan umum

setiap tribulan satu, dua, tiga, dan tribulan empat.

b. Akuntabilitas dalam Pelayanan Umum di Kantor Kecamatan

Sukun, Kota Malang

Akuntabilitas merupakan kewajiban pejabat dalam pemerintahan

untuk menjunjung tinggi kebijakan yang telah ditetapkan

(Sedarmayanti,2012:7). Dalam Permenpan Nomor:

PER/15/M.PAN/7/2008 dijelaskan salah satu tujuan yakni

Mengembangkan dan membangun birokrasi yang akuntabel, artinya

bertanggung jawab penuh atas semua tindakan dan mencari alternatif

bila ada kesalahan.


59

Koordinasi terkait penyelenggaraan pelayanan terhadap

masyarakat pada Kantor Kecamatan Sukun dalam akuntabilitas

Pelayanan umum di Kantor Kecamatan Sukun selalu dilakukan dan

terus berjalan. Hal tersebut ditegaskan oleh Pak Widi selaku Camat di

Kecamatan Kota Malang yang mengatakan bahwa :

“....Koordinasinya tetap berjalan evaluasi juga berjalan dan


monitor dalam pelayanan juga tetap berjalan. Sudah sesuai
dengan standar operasional bahkan lebih dalam rangka
penyelenggaraan pelayanan ini. Dimana pelayanan lebih
baik dari pada sebelum-sebelumnya dan tetap evaluasi
rutin setiap bulan satu kali atau dua kali mengadakan
rapat, baik rapat bersama staf maupun rapat antar
pimpinan” (wawancara tanggal 2 Januari 2021 pada pukul
11.51 WIB)

Berikut merupakan hasil observasi dan dokumentasi terkait

dengan pengadaan rapat rutin yang dilakukan oleh Pemerintah

Kecamatan Sukun sebagai evaluasi terhadap akuntabilitas pelayanan

umum.

Gambar 4.7
Rapat Koordinasi Bersama Staf Kecamatan Sukun

Sumber: Dokumentasi penelitian pada Instagram Kecamatan


Sukun @kec_sukun yang diakses pada tanggal 2 Januari
2023
60

Kemudian, pertanggungjawaban Kecamatan Sukun juga berupa

memberi sosialisasi program dalam rangka menghindari adanya

kesalahpahaman, Kantor kecamatan Sukun memiliki beberapa cara

yang dilakukan salah satunya ialah melakukan rapat dan melalui apel

pagi yang diadakan setiap hari Selasa. Adapun dalam wawancara

bersama Pak Widi selaku Camat di Kantor Kecamatan Sukun,

dijelaskan sebagai berikut:

”Yang pertama pasti kita berupaya untuk mengurangi


kesalahan kesalahan maupun mengurangi dari pada
distorsi. Diantaranya melalui apel pagi setiap hari Selasa.
Pada hari Selasa, Kecamatan Sukun beserta struktural dan
kelurahan melakukan apel yang wajib untuk diikuti. Kita
memberi pengarahan termasuk juga pertanggungjawaban,
evaluasi perencanaan, pelaksanaan. Evaluasi harus kita
sampaikan diumumkan termasuk juga mengenai penilaian
pada 11 Kelurahan dan Kecamatan. Yang kedua, tentu
mengadakan rapat terbatas, rapat pimpinan, termasuk
dengan 11 kelurahan. Kita mengadakan rapat setiap Selasa
baik itu rapat koordinasi dengan kelurahan juga aparat
pimpinan samping seperti Kapolsek, Danramil, dan
Puskesmas. Kita adakan rapat koordinasi Kecamatan
secara rutin setiap bulan dan bahkan setiap minggu setiap
hari Selasa khusus dengan 11 Kelurahan ditambah hari-
hari tertentu yang kita butuhkan. Kadang hari Jumat,
kadang hari Kamis. Kita juga mengadakan rapat pada hari
Senin dengan Walikota Malang. Artinya, rutin setiap
minggu untuk mengevaluasi diantaranya melalui apel
pagi juga melalui rapat-rapat terbatas dan rapat-rapat
koordinasi Kecamatan” (wawancara pada 2 Januari 2023,
pukul 11.52 WIB)

Berikut merupakan hasil dokumentasi dari akuntabilitas yang

dilakukan oleh Pemerintah Kecamatan Sukun sebagai cara dalam


61

menghindari terjadinya distorsi/ kesalahpahaman melalui apel pagi,

maupun melalui rapat dan sosialisasi.

Gambar 4.8
Apel Rutin dan Rapat Koordinasi bersama Kesebelas Kelurahan

(1) (2) (3)


Keterangan: Gambar (1) merupakan apel siaga Harkamtibmas Nataru
dan penandatanganan komitmen bersama Kecamatan, 11 Kelurahan,
LPMK 11 Kelurahan, BKM 11 kelurahan, Babinsa, Babinkamtibmas,
Danton limnas, puskemas, forkomponancam (kapolsek, damramil,
KUA), FKDM Kecamatan Sukun, Ketua Lembaga Kecamatan, yang
dilaksankan pada tanggal 23 Desember 2022 di Halaman Kantor
Kecamatan Sukun, Kota Malang; Gambar (2) merupakan apel rutin
yan diadakan pada setiap hari Selasa pukul 7.55 WIB, di halaman
depan Kantor Kecamatan Sukun Kota Malang; Gambar (3) merupakan
bentuk sosialisasi dalam peran RT/RW dalam pelayanan publik
kepada masyarakat (Dokumentasi penelitian melalui laman Instagram
Kecamatan Sukun @kec_sukun yang diakses pada tanggal 2 Januari
2023)

Mekanisme pertanggungjawaban yang ada di Kantor Kecamatan

Sukun dalam pelayanan umum melihat pada perbandingan dari jumlah

pengajuan dan yang dilayani. Pertanggungjawaban yang dibuat secara

tertulis melaui register pelayanan umum dalam sebuah buku termasuk

pada pelaporan pelayanan umum yang dilaksanakan secara periodik dari

segi anggaran. Berikut ini dijelaskan oleh Pak Hariez selaku Sekretaris di

Kecamatan Sukun, yaitu:


62

“Mekanisme pertanggungjawaban kinerja Pelayanan Umum ini


terkait dengan perbandingan dari jumlah pengajuan dan yang
dilayani. Pertanggungjawabannya jelas, dimana untuk
melakukan rekap pertanggungjawaban ada tertulis melalui
register pelayanan umum yang terdapat didalamnya beberapa
buku, termasuk pertanggungjawaban pelaporan yaitu pelaporan
pelayanan umum yang dilaksanakan secara periodik dari segi
anggaran. Adapula pertanggungjawaban melalui SPJ dengan
mekanisme keuangan, serta pertanggungjawaban kepada
masyarakat dilaksanakan dalam bentuk update informasi
melalui Medsos” (wawancara tanggal 3 Januari 2023, pukul
14.23 WIB)

Berikut ini merupakan salah satu bentuk dokumentasi dari

Pemerintah Kecamatan Sukun dalam berbagi informasi melalui

Website Kecamatan Sukun sebagai bentuk pertanggungjawaban

kepada masyarakat.

Gambar 4.9
Website Kecamatan Sukun

Sumber: Dokumentasi Penelitian, diakses


pada tanggal 3 Januari 2023
63

Kemudian, terkait pertanggungjawaban akan ketepatan waktu

pelayanan itu sudah tepat, akan tetapi keberadaan dari pada Pak

Camat menjadi tertunda. Namun bukan berarti pelayanan di Kantor

Kecamatan Sukun tidak terlaksanakan. Berikut ini dalam wawancara

bersama Bu Mila selaku Kasubag (Kepala Sub Bagian) Umum di

Kantor Kecamatan Sukun Kota Malang yang menjelaskan bahwa:

“Terkait ketepatan waktu dalam pelayanan di Kantor


Kecamatan Sukun ini, tergantung pada keberadaan dari Pak
Camat terutama dalam hal penandatangaan waris. Akan
tetapi, ada beberapa pelayanan yang bisa didelegasikan
kepada saya atau kepada Pak Sekretaris yang dimana
membutuhkan tanda tangan saat itu juga bisa langsung kami
layani. Penandatangan waris tidak dapat didelegasikan, jadi
terkait penandatanganan waris harus dilakukan oleh Camat
itu sendiri. Apabila Pak Camat berada ditempat maka, untuk
masalah waktu hari itu bisa langsung tanda tangan. Urusan
penandatanganan dalam waktu 15 menit sudah selesai” (
wawancara tanggal 16 Desember 2022 pada pukul 14. 03
WIB)

Selain itu dalam prinsip akuntabilitas, petugas pelayanan di

Kantor Kecamatan Sukun bertanggung jawab terhadap tugas dan juga

dalam memberi pelayanan sangat ramah. Berikut ini Hasil wawancara

bersama salah satu tokoh masyarakat di Kecamatan Sukun Kota

Malang yaitu Mbak Nila Inggraini yang datang mengurus SKTM

(Surat Keterangan Tidak Mampu) untuk keringanan perceraian,

menyampaikan bahwa:

“Petugas layanan dalam menjalankan tugas itu bertanggung


jawab. Adapun, perlakuan dari petugas dalam memberi
pelayanan baik terhadap saya. Jadi kita sebagai tokoh
masyarakat ini, dalam membutuhkan pelayanan itu sangat
64

dilayani dengan baik” ( wawancara tanggal 3 Januari 2023


pada pukul 11.11 WIB)

Berikut ini merupakan hasil dokumentasi peneliti terkait

pelayanan yang dilakukan staf di Kantor Kecamatan Sukun terhadap

masyarakat.

Gambar 4.10
Pelayanan Kepada Masyarakat di Kantor Kecamatan Sukun

Sumber : Dokumentasi Penelitian pada tanggal 3 Januari 2023

Hal yang sama disampaikan pula oleh Pak Wiwit selaku tokoh

masyarakat yang melakukan pelayanan di Kantor Kecamatan Sukun

untuk mengurus surat perpanjangan usaha. Pak Wiwit mengatakan

bahwa:
65

“Petugas layanan di Kantor Kecamatan Sukun dalam


menjalankan tugas itu cukup membantu. Jadi, untuk syarat-
syarat administrasi diberitahukan. Itu seperti memudahkan
dalam mengurus surat. Sangat membantu” (wawancara pada
3 Januari 2023 pada pukul 11.35 WIB)

Berdasarkan hasil observasi, hasil wawancara, dan hasil

dokumentasi di Kantor Kecamatan Sukun pada Bulan Desember 2022

dan Januari 2023, dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas di Kantor

Kecamatan Sukun Kota Malang sudah berjalan, dimana adanya

koordinasi penyelengaraan pelayanan kepada masyarakat melalui

rapat evaluasi rutin setiap bulan satu kali atau dua kali. Pemerintah di

Kantor Kecamatan Sukun melakukan mekanisme

pertanggungjawaban kinerja pelayanan umum terkait perbandingan

dari jumlah pengajuan dan yang dilayani dalam rekapan yang tertulis

pada register pelayanan umum serta bertanggungjawab kepada

masyarakat yang dilakukan dalam bentuk media sosial. Pemerintah di

Kantor Kecamatan Sukun ini selalu berupaya untuk mengurangi

kesalahan dalam mensosialisasikan program atau kebijakan secara

baik agar dapat menghindari adanya kesalahpahaman atau distorsi atas

kebijakan dari program-program dalam pelayanan publik di Kantor

Kecamatan Sukun. Terkait ketepatan waktu dalam pelayanan di

Kantor Kecamatan Sukun bergantung pada Camat terutama dalam

pelayanan waris dan untuk pelayanan selain waris bisa didelegasikan

kepada Kasubag Umum dan Sekretaris. Masyarakat juga menilai


66

bahwa, pemerintah di Kantor Kecamatan Sukun Kota Malang

bertanggung jawab akan tugasnya dan juga membantu masyarakat

dalam membutuhkan pelayanan serta peerlakuan dari petugas di

Kantor Kecamatan Sukun itu baik dalam melayani.

c. Transparansi dalam Pelayanan Umum di Kantor Kecamatan

Sukun, Kota Malang

Transparansi, melalui penyebarluasan infromasi dan

kemudahan memperoleh informasi yang akurat dan memadai.

Transparansi bertujuan untuk menumbuhkan kepercayaan antara

masyarakat dan pemerintah.

Pemerintah di Kantor Kecamatan Sukun sudah sangat terbuka

dan transparan kepada publik. Selain pelayanannya yang sederhana,

dalam sistemnya cepat dan juga SOP yan sudah jelas. Adapun

berikut ini wawancara bersama Pak Widi selaku Camat di

Kecamatan Sukun yang, menyatakan bahwa:

“Kita sangat transparan. Terbuka, bahwa semua


masyarakat juga bisa mengetahuinya. Kebijakan kita
kepada aparat maupun seluruh masyarakat jelas bahwa
pelayanan kita terbuka. Pelayanan yang sistemnya cepat,
pelayanan yang sederhana dan juga SOP yang jelas.
Standar yang jelas dan sudah masyarakat tau. Masyarakat
semua mengetahui bahwa sifatnya terbuka, kejelasan, ada
juga kesederhanaan. Tentu dalam memberikan pelayanan
ada kemudahan dan juga percepatan” (wawancara tanggal
2 Januari 2023 pada pukul 11.52 WIB)
67

Pelayanan-pelayanan di Kantor Kecamatan Sukun sudah terbuka

dan transparan terutama dalam informasi yang dibutuhkan publik.

Ketersediaan informasi yang ada di Kantor Kecamatan Sukun

terdapat dalam media sosial. Pemerintah di Kantor Kecamatan

Sukun memanfaatkan media sosial dengan baik sehingga dapat

menindaklanjuti setiap pengaduan masalah atau keluhan masyarakat.

Hal tersebut disampaikan oleh Pak Hariez selaku Sekretaris di

Kantor Kecamatan Sukun, sebagai berikut:

“Keterbukaan informasi sangat terbuka, sangat


mendukung dan sangat welcome sekali. Kita bisa melayani
secara langsung, kita bisa mengungkap informasi melalui
website atau medsos (media sosial) dan kita langsung
menindaklanjuti setiap pengaduan masalah atau keluhan
publik“ (wawancara pada tanggal 3 Januari 2023 ada
pukul 14.23 WIB)

Selanjutnya, informasi yang didapatkan oleh salah satu tokoh

masyarakat ialah melalui perantara dan prosedur dalam pelayanan

tidak menyulitkan masyarakat. Berikut ini hasil wawancara bersama

Mbak Nila selaku tokoh masyarakat, yaitu:

“Informasi terkait persyaratannya disampaikan melalui


prantara seperti dimulai dari kelurahan kemudian ke
RT/RW dan bukan melalui media sosial. Selain itu,
prosedurnya tidak menyulitkan sama sekali dan diberi
kemudahan” (wawancara pada 3 Januari 2023 pada pukul
11.12 WIB)

Kemudian, transparasi dalam keterbukaan informasi yang ada

di Kantor Kecamatan Sukun terbuka pada masing-masing bidang.


68

Prosedur yang ada juga memudahkan masyarakat yang

membutuhkan pelayanan. Berikut ini hasil wawancara dari Pak

Wiwit selaku tokoh masyarakat yang menyatakan sebagai berikut:

“keterbukaan informasi yang disampaikan petugas itu


terbuka di masing-masing bidangnya. Tugas dan taggung
jawab dari pada petugasnya berbeda-beda. Jadi, tugas
administrasi untuk bidangnya sendiri dan untuk capil
sendiri. Selain itu juga prosedurnya tidak menyulitkan
dan bahkan memudahkan. Tergantung yang datang
membutuhkan pelayanan. Kalau dokumen kelengkapan
kurang nanti disuruh lengkapi” (wawancara tanggal 3
Januari 2023 pada pukul 11.36 WIB)

Berikut ini merupakan hasil dokumentasi dari media sosial

dalam melakukan pelayanan publik dalam kaitannya dengan

keterbukaan informasi dalam bentuk media sosial di Kantor

Kecamatan Sukun dimana meliputi instagram, facebook, twitter, dan

website. Media tersebut digunakan sebagai media informasi maupun

media pelayanan yang ada di kantor Kecamatan Sukun dalam

menanggapi pelayanan yang dibutuhkan, ataupun keluhan dan

masukan dari masyarakat .


69

Gambar 4.11
Media Sosial sebagai Tempat Pelayanan Kecamatan Sukun

(1) (2) (3) (4)

Keterangan: Gambar (1) merupakan halaman instagram dari


Kecamatan Sukun, Kota Malang; Gambar (2) merupakan halaman
Website dari Kecamatan Sukun, Kota Malang; Gambar (3)
merupakan halaman twitter dari Kecamatan Sukun, Kota Malang;
Gambar (4) merupakan halaman Facebook dari Kecamatan Sukun,
Kota Malang (Dokumentasi Penelitian yang diakses pada tanggal 2
Januari 2023)

Kesimpulan berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan

dokumentasi pada Januari 2023 ialah transparansi di Kantor Kecamatan

Sukun sangat terbuka kepada masyarakat. Masyarakat dimudahkan dengan

pelayanan yang ada pada media sosial dan juga masyarakat mengetahui

bahwa sifatnya terbuka, kejelasan, sederhana, ada kemudahan-kemudahan,

serta percepatan. Namun tidak semua masyarakat adapatif terhadap media


70

sosial karena masih terdapat masyarakat yang melakukan pelayanan secara

langsung datang ke Kantor Kecamatan ataupun melalui perantara yang ada

di lingkungan kelurahan ataupun RT/RW.

d. Pelayanan Prima dalam Pelayanan Umum Pada Kantor Kecamatan

Sukun, Kota Malang

Prinsip-prinsip Good Governance salah satunya ialah pelayanan

yang prima. Pelayanan prima meliputi kepastian terhadap kemudahan

akses, kelengkapan akan sarana dan prasarana, waktu, kelengkapan akan

sarana dan prasarana, prosedur yang baik, kejelasan terhadap tarif, dan

pelayanan yang disiplin dan ramah dimana hal- hal tersebut sebagai

bentuk pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat.

Kantor Kecamatan Sukun itu sendiri memiliki sarana dan prasarana

dalam menunjang keberlangsungan tugas dan pelayanan kepada

masyarakat. Sarana ataupun prasarana yang di Kantor Kecamatan Sukun

berupa kelengkapan dan alat transportasi yaitu komputer dan alat print,

kendaraan roda tiga, serta mobil dinas. Selain itu terdapat pula akses

informasi melalui media-media sosial dalam memenuhi pelayanan

kepada masyarakat. Pemerintah Kecamatan Sukun dikenal dengan

Kecamatan yang rukun. Berikut ini berdasarkan hasil wawancara

bersama Pak Widi selaku Camat di Kantor Kecamatan Sukun,

menjelaskan bahwa:
71

“Kantor Kecamatan Sukun mempunyai sarana prasarana


seperti komputer, printer termasuk juga saluran komunikasi
serta website baik itu twitter, Instagram, facebook dan Whats
App. Pelayanan juga semuanya tersedia. Kemudian yang
kedua, kita juga sering mengadakan komunikasi dengan tokoh-
tokoh masyarakat. Disini terdapat banyak tokoh masyarakat,
ada kelembagaan-kelembagaan seperti LPMK, PKM, PMI,
Karang Taruna, Karang Werda, disabilitas, PKK, KADER
Posyandu, ikatan anak Paud, MUI Kecamatan, FUB (Forum
Umat Beragama). Kegiatan-kegiatannya secara rutin kita
adakan koordinasi untuk memberikan kejelasan informasi
komunikasi dua arah jadi Informasi timbal balik. Sehingga
mudah dipahami oleh semua pihak termasuk masyarakat.
Mereka adalah tokoh-tokoh masyarakat. Selama ini,
masyarakat mengenal Sukun sebagai kecamatan yang rukun.
Sukun yang memiliki makna Rukun berarti mempunyai
kejelasan, kemudahan pelayanan, kecepatan, serta standar yang
begitu sederhana yang memang sudah dipahami dan dipenuhi
oleh seluruh masyarakat” (Wawancara pada 2 Januari 2023
pada pukul 11.53 WIB)

Berikut ini merupakan hasil dokumentasi dari kegiatan rutin yang

dilakukan Pemerintah Kecamatan Sukun bersama tokoh-tokoh

masyarkat.

Gambar 4.12
Kegiatan bersama Tokoh-Tokoh Masyarakat

(1) (2) (3)


Keterangan: Gambar (1) merupakan kegiatan bersama ibu-ibu PKK
Kecamatan Sukun; Gambar (2) merupakan kegiatan bersama MUI;
Gambar (3) Sosialisasi Stunting bersama Puskesmas (Dokumentasi
penelitian yang diakses pada tanggal 2 Januari 2023, pada Instagram
@kec_sukun)
72

Kemudian di dalam memberikan pelayanan, Kantor Kecamatan

Sukun melakukan pelayanan yang tepat waktu dan tidak menunda-

nunda atau berarti pelayanan sesuai dengan janji. Pemerintah di

Kecamatan Sukun berupaya untuk menepati janji atas pelayanan yang

dibutuhkan oleh masyarakat. Berikut ini dari hasil wawancara

bersama Pak Haries selaku Sekretaris di Kecamatan Sukun yang

menyatakan bahwa:

“Kita tepat waktu dan hampir 98% tepat waktu. Kemudian,


kemungkinan terburuk sampai tidak tepat waktu karena
pimpinan ada agenda mendadak yang sekiranya tidak ada
ditempat sehingga membuat warga menunggu. Namun itu
menjanjikan pasti sore hari kalau pimpinan sudah ada
ditempat sudah bisa tertangani, sudah bisa kita layanan”
(wawancara pada 3 Januari 2023 pada pukul 14.24 WIB)

Pelayanan prima yang disediakan oleh Kantor Kecamatan Sukun

ini juga salah satunya ialah tidak dikenai biaya apapun terhadap

pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Berikut ini hasil

wawancara bersama Pak Hadi selaku Staf Pengadministrasi Umum,

yang menyampaikan:

“semua pelayanan yang ada di Kantor Kecamatan Sukun


Sama sekali tidak ada pungutan biaya. Pelayanan tidak
dikenai biaya apapun. Semuanya gratis dan masyarakat
diberi pelayanan yang sepantasnya” (wawancara pada 3
Januari 2023 pada pukul 10.56 WIB)

Selanjutnya, pelayanan yang diperoleh masyarakat tidak begitu

saja langsung didapatkan, melainkan melalui proses baik itu dimulai

dari persiapan dokumen persyaratan maupun tujuan pelayanan yang


73

dilakukan. Berikut ini hasil wawancara bersama Mbak Nila selaku

tokoh masyarakat di Kecamatan Sukun:

“Pelayanan yang dibutuhkan kami masyarakat itu melalui


proses dan tepat. Kemudian tidak ada tarif dalam pelayanan
yang dibutuhkan. Pelayanan juga ramah dan baik”
(wawancara pada 3 Januari 2023 pada pukul 11.12 WIB)

Masyarakat lain juga menilai bahwa pelayanan-pelayanan yang

dilakukan oleh pegawai di Kantor Kecamatan Sukun sudah tepat dan

didalam menjalankan tugas, petugas di Kantor Kecamatan Sukun

ramah. Berikut ini hasil wawancara bersama Pak Wiwit selaku tokoh

masyarakat yang menyatakan bahwa:

“Pelayanannya tepat. Apalagi saya datangnya pagi jadi lebih


cepat. Perlakuan petugas juga ramah dan sangat ramah.
Selain itu tidak ada tarif sama sekali” (wawancara pada 3
Januari 2023 pada pukul 11.36 WIB)

Jadi, dapat ditarik kesimpulan berdasarkan hasil observasi,

wawancara, dan dokumentasi pada Januari 2023, bahwa pelayanan

prima di Kantor Kecamatan Sukun berjalan dengan baik. Pemerintah

Kecamatan Sukun memiliki sarana dan prasarana serta media

komunikasi yang menunjang keberlangsungan dari pada pelaksanaan

layanan-layanan di Kantor Kecamatan Sukun. Selain dengan

pelayanan yang ramah dan disiplin, pelayanan di Kantor Kecamatan

Sukun juga tepat waktu akan tetapi, keberadaan dari Pak Camat

menjadi salah satu penentu keberhasilan akan ketepatan waktu

pelayanan yang diinginkan dan dibuthkan oleh masyarakat. Pelayanan


74

prima yang tersedia tidak membutuhkan tarif untuk percepatan

pelayanan dan masyarakat mendapatkan pelayanan yang tepat tetapi

berproses. Masyarakat dilayani dengan ramah dan dilayani baik oleh

petugas di Kantor Kecamatan Sukun.

e. Demokrasi dan Partisipasi dalam Pelayanan Umum di Kantor

kecamatan Sukun, Kota Malang

Tujuan demokrasi dan partisipasi adalah memberikan kesempatan

kepada setiap warga negara untuk menyuarakan pendapatnya dan hak

untuk melakukannya dalam proses pengambilan keputusan.

Menyampaikan pendapat bisa secara langsung maupun tidak langsung

berkaitan dengan kepentingan masyarakat.

Demokrasi dan partisipasi yang berjalan di Kecamatan Sukun

yaitu memberikan kesempatan bagi siapa saja yang ingin

menyampaikan pendapat. Jadi, terutama masyarakat diberi

kesempatan dalam menyampaikan pendapat dengan dipertimbangkan

kembali oleh Pemerintah Kecamatan Sukun, apabila pendapat yang

disampaikan membangun atau sebaliknya. Demokrasi berjalan sesuai

dengan batas kewenangan, tugas dan fungsi. Berdasarkan hasil

wawancara bersama Pak Widi selaku Camat di Kecamatan Sukun,

menyatakan bahwa:

“Kita memberikan kesempatan kepada staf, kepada aparatur,


kepada struktural pejabat, kepada semuanya untuk
memberikan saran maupun masukan termasuk juga yang mau
memberikan pendapat dan juga pertimbangan dalam rangka
kemajuan dan peningkatan dari pada pelayanan maupun
75

peningkatan dari pada pencapaian tujuan dari pada


Kecamatan Sukun yang diantaranya ialah percepatan
penyerapan anggaran dan penyerapan kegiatan-kegiatan yang
ada di Kecamatan setiap tahunnya. Jadi, di dalam 12
penyerapan anggaran sudah kita bagi-bagi dan juga sudah
bagi tugas. Demokrasi berjalan semuanya tanpa ada tekanan
tetapi mereka juga paham mengenai kedudukan, mereka
paham mengenai fungsinya, dan mereka paham mengenai
pertanggungjawaban, dimana ada batas batas kewenangan
yang menjadi kewenangan masing-masing sesuai dengan
Permendagri, PP termasuk Perda Kota Malang yang mereka
sudah paham mengenai kedudukan masing masing.
Demokrasi berjalan sesuai dengan batas kewenangan masing
masing. Jadi, tidak melampaui kewenangannya dan tidak
boleh mengambil peran yang lebih dari kewenangannya”
(wawancara pada 2 Januari 2023 pada pukul 11.54 WIB)

Berikut ini merupakan hasil dokumentasi dari demokrasi dan

partisipasi yang ada di Kecamatan Sukun.

Gambar 4.13
Demokrasi dan Partisipasi Kecamatan Sukun

Sumber: Dokumentasi kegiatan penguatan partisipasi


masyarakat dalam ketertiban yang diakses pada tanggal 3
Januari 2023, Instagram @kec_sukun

Kemudian, Pemerintah Kecamatan Sukun merespon terkait

keluhan masyarakat dalam pelayanan yang diberikan. Pemerintah

Kantor Kecamatan Sukun merespon keluhan melaui kotak saran


76

ataupun melalui media sosial yang di Kecamatan Sukun. Pemerintah

Kecamatan Sukun selalu berusaha untuk mempercepat penyelesaian

masalah yang ada dimasyarakat maupun dalam memberikan dan

memenuhi kebutuhan pelayanan bagi masyarakat. Hal tersebut

disampaikan oleh Pak Widi selaku Camat di Kecamatan Sukun

sebagai berikut:

“Kita merespon dengan cepat. Baik melalui aplikasi-aplikasi


tadi yaitu facebook, instagram, twitter, website, whats App,
melalui saluran saluran media sosial maupun secara
langsung kepada pelayanan didepan (pelayanan
pengadministrasi umum). Kita merespon cepat. Bahwa
Kecamatan Sukun cepat dalam merespon dan kita juga
menekankan kepada seluruh staf maupun kepada lurah-
lurah kami Subsat maupun Struktural kami maupun lurah
kami bahwa penanggapan dari pada keluhan keluhan harus
cepat. Cepat menangani keluhan maupun melayani
pelayanan. Jadi kita sudah membiasakan itu. Termasuk
cepat kita dan juga kita cepat dalam menanggapi dan
berupaya mempercepat penyelesaian masalahnya yang
menjadi keluhan masyarakat” (wawancara pada tanggal 2
Januari 2023 pada pukul 11.55)

Berikut ini merupakan dokumentasi dari layanan yang

diperuntukkan bagi masyarakat dalam berpartisipasi baik berupa

saran maupun keluhan terhadap pelayanan umum di Pemerintah

Kecamatan Sukun.
77

Gambar 4.14
Layanan Online Kecamatan Sukun Kota Malang

Keterangan: Gambar pada bagian kiri merupakan pelayanan


dalam bentuk pengaduan dan aspirasi online rakyat yang ada
pada halaman website @lapor.go.id; Sedangkan gambar pada
bagian kanan merupakan layanan Sambat Kota Malang
terkait layanan pengaduan (dokumentasi penelitian pada
tanggal 3 Januari 2023 yang diakses pada instagram
@Kec_Sukun)

Masyarakat mendapatkan pelayanan tanpa melihat perbedaan.

Masyarakat siapa saja yang membutuhkan pelayanan, diberi

pelayanan sesuai dengan kebutuhan layanan. Pemerintah kecamatan

Sukun tidak bersikap diskriminasi terhadap masyarakat yang

membutuhkan pelayanan sesuai dengan prinsip-prinsip pelayanan dan

pemerintah Kecamatan Sukun memberikan pelayanan secara terbuka.


78

Untuk menunjang keberlangsungan pelayanan, Kecamatan Sukun

selalu melakukan evaluasi terkait kinerja dan tugas yang mereka

lakukan. Berikut ini dijelaskan oleh Pak Widi selaku Camat di

Kecamatan Sukun:

“Ya. Kita sudah adil dan sesuai dengan prinsip-prinsip


pelayanan. Sudah jelas dan kita sudah menekankan evaluasi
tadi dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan dan
monitoring evaluasi. Kita juga melakukan monitor
pelayanan bahwa tidak ada diskriminasi. Semuanya adil,
sesuai dengan keluhan dan keperluannya apa. Jadi, hampir
tidak ada penundaan dan semuanya sifatnya adil, terbuka
untuk umum, sesuai dengan Pancasila dalam sila ke-5 yaitu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal tersebut
berarti, kita semua harus tahu bahwa pemerintah selalu ada
bagi masyarakat dimdalam situasi seperti apapun tanpa
membeda-bedakan. Kedua, pemerintah memberikan
pelayanan secara terbuka, transparan, dan pelayanan prima
segala unsur dan elemen. Pemerintah harus melayani
masyarakat untuk meningkatkan kemakmuran. Jadi, visi
misi pemerintah sekarang termasuk kami maupun
semuanya mendukung program dalam rangka untuk
melayani seluruh unsur masyarakat, seluruh elemen
masyarakat, tidak membeda-bedakan” (wawancara pada 2
Januari 2023 pada pukul 11.56 WIB)

Kemudian, pemerintah Kecamatan Sukun memberikan

kesempatan bagi masyarakat dalam ikut serta menyampaikan

pendapat dalam proses pengambilan keputusan. Pemerintah

Kecamatan Sukun sering mengadakan rapat bersama tokoh-tokoh

masyarakat. Hal tersebut disampaikan oleh Pak Widi selaku Camat di

Kecamatan Sukun, sebagai berikut:

“Ya. Kita sering rapat dengan masyarakat dan dengan tokoh-


tokoh masyarakat termasuk masyarakat juga sering mengadu
kepada kami. Tokoh-tokoh masyarkat memberikan saran,
pendapat, dan masukan baik dirapat maupun langsung baik
79

melalui kotak saran ataupun melalui website yang tersedia


(facebook, twitter, Instagram, Website, Whats App). Artinya
kita menanggapi saran maupun masukan dari masyarakat
serta kita memberikan dan masyarakat memiliki hak untuk
berpartisipasi menyampaikan pendapat. Tetapi, untuk
keputusannya tentu kita pertimbangkan. Kalau yang baik
kenapa tidak. Kalau tidak baik, berarti kita harus evaluasi.
Apakah benar-benar tidak baik atau misalkan ada yang salah.
Tentu kalau ada yang tidak baik atau yang salah kita wajib
memperbaiki. Jadi, kita dengan masyarakat sangat dekat dan
kita dengan masyarakat sangat terbuka. Masyarakat sudah
paham bahwa Sukun merupakan Kecamatan yang rukun.
Terutama Pak Camatnya sangat dekat dengan warganya.
kedekatan ini tentu karena komunikasi yang baik.
Komunikasi yang baik artinya terbuka” (wawancara pada 2
Januari 2023 pada pukul 11.56 WIB)

Berikut ini merupakan salah satu bentuk dokumentasi kedekatan

Pemerintah Kecamatan bersama Masyarakat dalam beberapa kegiatan

yang diadakan.

Gambar 4.15
Kegiatan Pak Camat Bersama Masyarakat di Kecamatan Sukun

Keterangan: pada bagian kiri gambar merupakan kegiatan


mengikuti lomba di MCC Malang, sedangkan pada kanan
gambar merupakan kegiatan pembibitan benih ikan Nila di
wilayah RT.08 RW.01 Kelurahan Kebonsari (dokumentasi
penelitian yang diakses pada tanggal 2 Januari 2023, di
Instagram @kec_Sukun)
80

Sikap keadilan petugas di Kantor Kecamatan Sukun tidak

diskriminasi kepada masyarakat yang membutuhkan pelayanan.

Pendapat ini disampaikan oleh tokoh masyarakat yaitu Mbak Nila,

sebagai berikut:

“Sikap keadilan petugas dalam pelayanan itu sama dan tidak


membeda-bedakan. Pelayanan yang dibutuhkan juga ada
tindak lanjut dan bertanggungjawab” (wawancara tanggal 3
Januari 2023 pada pukul 11.14 WIB)

Kemudian, masyarakat juga melihat bahwa pelayanan di

Kecamatan Sukun tidak diskriminasi dan dilayani sampai urusan

pelayanan yang dibutuhkan selesai. Hal tersebut disampaikan oleh Pak

Wiwit selaku tokoh masyarakat sebagai berikut:

“Sikap pegawai disana tidak membeda-bedakan dan sama


saja. Selain itu, biasanya kalau saya yang mengurus itu
nanti untuk kemana dan bagaimana, saya diarahkan oleh
pegawai disana. Karena saya tidak tahu bagaimana terkait
layanannya, saya meminta bantuan lagi ke kecamatan untuk
melancarkan urusan pelayanan yang saya butuhkan”
(wawancara tanggal 3 Januari 2023 pada pukul 11.36 WIB)

Berdasarkan hasil observasi, hasil wawancara, dan juga hasil

dokumentasi, dapat disimpulkan yaitu demokrasi dan pasrtisipasi

berjalan dengan baik di Kecamatan Sukun. Demokrasi dan partisipasi

sangat terbuka bagi semua baik itu ASN di Kecamatan Sukun maupun

masyarakat itu sendiri. Pelayanan diperuntukan bagi siapa saja yang

membutuhkan layanan dan tidak ada tindakan atau sikap diskriminasi

dalam pelayanan yang diberikan maupun yang didapatkan. Pemerintah


81

Kecamatan Sukun selalu berusaha untuk mempercepat penyelesaian

masalah yang ada dimasyarakat maupun dalam melakukan pelayanan

terhadap masyarakat.

f. Efesiensi dan Efektivitas dalam Pelayanan Umum di Kantor

Kecamatan Sukun, Kota Malang

Efesiensi dan efektivitas, memerlukan jaminan penyampaian

layanan masyarakat melalui pemanfaatan sumber daya yang tersedia

secara bertanggung jawab dan efektif.

Sumber daya manusia di Kantor Kecamatan Sukun sudah cukup.

Artinya masih perlu ditingkatkan lagi terutama dalam etika pelayanan

agar masyarakat merasa dilayani dengan sepenuh hati dalam

pelayanan di kantor Kecamatan Sukun. Hal tersebut dijelaskan oleh

Pak Widi selaku Camat di Kantor Kecamatan Sukun, sebagai berikut:

“Sudah cukup. Tetapi, masih perlu ditingkatkan dan masih


perlu peningkatan pemahaman dan juga masih perlu untuk
peningkatan etika pelayanan. Menurut kami perlu
ditingkatkan dan terus di evaluasi. Berdasarkan hasil
evaluasi maka diantaranya perlu ditingkatkan. Baik
termasuk standar-standar, kelengkapan kelengkapan,
sarana-prasarana maupun etika dalam melayani”
(wawancara pada tanggal 2 Januari 2023 pada pukul 11.57)

Berikut ini merupakan beberapa contoh sarana maupun prasarana

yang ada yang di kantor Kecamatan Sukun seperti gedung dan

halaman, serta tempat parkir kendaraan roda dua, roda tiga, dan roda

empat.
82

Gambar 4.16
Lokasi Penelitian di Kantor Kecamatan Sukun, Kota Malang

(1) (2) (3) (4)


Keterangan: Gambar (1) merupakan hasil dokumentasi dari tampak
depan Kantor Kecamatan Sukun, Kota Malang; Gambar (2) merupakan
hasil dokumentasi dari tempat parkir kendaraan roda dua di Kantor
Kecamatan Sukun, Kota Malang; Gambar (3) merupakan hasil
dokumentasi dari tempat parkir kendaraan roda tiga dan roda empat di
Kantor Kecamatan Sukun, Kota Malang; Gambar (4) merupakan hasil
dokumentasi dari ruangan (tempat menerima layanan umum dari
masyarakat). (Observasi lapangan yang dilakukan pada 12 Desember
2022 di kantor Kecamatan Sukun, Kota Malang)

Kemudian, dalam mengoptimalkan pelayanan di Kantor

Kecamatan Sukun terdapat kegiatan evaluasi, mendengarkan keluhan,

memberi peningkatan pemahaman kepada ASN di Kantor Kecamatan

Sukun. Hal tersebut disampaikan oleh Pak Widi selaku Camat di

Kecamatan Sukun, sebagai berikut:

“Yang pertama evaluasi harus berjalan. Evaluasi wajib


dilakukan dalam rangka untuk optimalisasi. Yang kedua
tentu mendengarkan keluhan keluhan seperti apa yang perlu
ditanggapi dan dikaitkan. Yang ketiga, tentu mereka harus
diberikan peningkatan pemahaman berupa peningkatan
peningkatan kapasitas maupun kita mendatangkan dari
Balai kota kepegawaian yang lebih tinggi untuk
memberikan pemahaman tentang organisasi dan layanan
dari pada anggota kami personil kami atau SDM kami
83

artinya harus tetap ditingkatkan melalui rapat rapat evaluasi


maupun apel dan juga mendatangkan evaluator dari Balai
kota dari Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM
(BKP SDM) Kota Malang” (wawancara pada 2 Januari
2023 pada pukul 11.58 WIB)

Akses pelayanan untuk mempermudah masyarakat melalui media

sosial dan juga datang secara langsung ke Kantor Kecamatan Sukun.

Selain mudah terjangkau, akses yang disediakan juga sangat terbuka

baik informasi maupun layanan yang ada. Hal tersebut disampaikan

oleh Pak Hariez selaku Sekretaris di Kantor Kecamatan Sukun,

sebagai berikut:

“Akses untuk pelayanan itu secara langsung dengan datang


ke kantor Kecamatan. Aksesnya juga mudah terjangkau
oleh semuanya dan untuk akses informasinya sangat
terbuka sekali yaitu melalui medsos (media sosial) atau
melalui website yang ada” (wawancara pada tanggal 3
Januari 2023)

Berdasarkan observasi, wawancara, dan dokumentasi di Kantor

Kecamatan Sukun pada Januari 2023, dapat disimpulkan bahwa

efesiensi dan efektifitas dalam pelayanan umum terutama terkait

dengan Sumber Daya Manusia perlu ditingkatkan lagi agar pelayanan

berjalan dengan baik. Adapun dalam mengoptimalkan pelayanan

pemerintah Kecamatan Sukun melakukan evaluasi, mendengarkan

keluhan, dan meningkatkan pemahaman kepada ASN di Kantor

Kecamatan Sukun. Untuk mempermudah pelayanan, pemerintah


84

Kecamatan Sukun menyediakan akses pelayanan secara langsung

maupun media sosial.

g. Supermasi Hukum dan Dapat di Terima Oleh Seluruh

Masyarakat dalam Pelayanan Umum di Kantor Kecamatan

Sukun, Kota Malang

Supermasi hukum dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat,

bermuara pada penegakan hukum yang adil bagi semua pihak.

Pemerintah Kecamatan Sukun memiliki sanksi tegas dalam

menyikapi ASN yang melanggar aturan. Salah satu sanksi yang

diberikan ialah pemberhentian sebagai ASN, karena

ketidakdisiplinan. Pemerintah Kecamatan Sukun tegas dalam

membuat aturan. Hal tersebut dijelaskan oleh Pak Widi selaku

Camat di Kecamatan Sukun, sebagai berikut:

“Sanksi tetap kita adakan. Kita punya peraturan tentang


disiplin pegawai, dulu disiplin PNS dan sekarang disiplin
ASN. Ini sudah di terapkan model model sanksi. Yang
sudah diterapkan di Kecamatan Sukun adalah kita sudah
memberikan sanksi kepada pegawai sudah dua kali kami
memberikan sanksi berupa pemberhentian sebagai PNS atau
ASN. Jadi, kita sudah memberikan sanksi secara tegas
berupa pemberhentian kepada dua orang yang pertama
pada tahun 2019 dan yang kedua tahun 2022 kemarin,
dimana mereka melanggar disiplin tidak masuk kerja
selama berapa bulan. Jadi, mereka diberhentikan harusnya
dengan tidak hormat tetapi diproses, akhirnya dengan
berbagai klasifikasi, mereka diberhentikan pegawai.
Demikian juga beberapa peringatan sudah berjalan.
Peringatan kepada ASN di Kecamatan dan Kesebelas
Kelurahan yang memang sudah melanggar dari pada
aturan” (wawancara pada tanggal 2 Januari 2023 pukul
11.58 WIB)
85

Kemudian, masyarakat di Kecamatan Sukun mendapatkan hak

dalam pelayanan sudah sesuai, sesuai dengan kebutuhan. Hal tersebut

dijelaskan oleh Pak Widi selaku Camat di Kecamatan Sukun Kota

Malang, sebagai berikut:

“Sudah. Sudah dapat semua sesuai kebutuhan. Misalkan


mereka minta pelayanan untuk penandatanganan sudah kita
tandatangani. Kemudian, mereka mendapat Pendampingan,
kita berikan Pendampingan, misalkan juga dalam bansos.
Sudah berlangsung di tahun 2022 banyak sekali bantuan
sosial di Kecamatan maupun Kelurahan. Bantuan sosial
dalam berbagai kriteria. Demikian juga PKK dalam
melakukan Pendampingan Pendampingan kepada
masyarakat berupa peningkatan kesejahteraan, dan
peningkatan keterampilan baik diwarga khususnya ibu-ibu
PKK maupun perempuan” (wawancara pada tanggal 2
Januari 2023 pada pukul 12.00)

Berikut ini merupakan beberapa dokumentasi terkait bantuan

sosial sebagai bentuk hak dalam mendapatkan pelayanan yang

diberikan Pemerintah Kecamatan Sukun kepada masyarakat pada

tahun 2022, dimana pada masa 2022 itu sendiri covid-19 masih ada

dan beberapa masyarakat terdampak layak untuk memperoleh

bantuan jenis apapun,sekalipun bukan karena adanya wabah covid-

19.
86

Gambar 4.17
Kegiatan Bantuan Sosial Kecamatan Sukun

Keterangan: pada bagian kiri gambar merupakan Salah satu


bantuan sosial ynag dilakukan Pemerintah Kecamatan Sukun
kepada warga RW 01 Ngaglik, Kelurahan Sukun, sedangkan
pada gambar bagian kanan merupakan penyaluran BLT BBM
bagi warga Kelurahan Tanjungrejo sebanyak 1.048 KPM
(Dokumentasi penelitian yang diakses pada tanggal 2 Januari
2023, pada Instagram @kec_sukun)

Berdasarkan hasil wawancara, hasil observasi, dan hasil

dokumentasi, maka disimpulkan, supermasi hukum di Kantor

Kecamatan Sukun dalam memberikan sanksi sudah sangat tegas.

Artinya pemerintah Kecamatan Sukun tidak membiarkan ASN di

Kecamatan melanggar peraturan yang sudah ditetapkan terutama

terkait kedisiplinan pegawai. Selain itu masyarakat pengguna layanan

di Kantor Kecamatan Sukun sudah mendapatkan hak sesuai kebutuhan

masing-masing.
87

2. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Good

Governance dalam Pelayanan Umum di Kantor Kecamatan Sukun

Kota Malang

a. Faktor Pendukung Implementasi Good Governance dalam

Pelayanan Umum di Kantor Kecamatan Sukun Kota Malang

Terdapat faktor pendukung penerapan Good Governance dalam

pelayanan umum di Kantor Kecamatan Sukun kota Malang.

Keberhasilan dan kesusksesan pemerintah dapat diukur tidak hanya

dari layanan yang diberikannya kepada masyarakat, tetapi juga dari

seerapa baik kinerjanya dalam mewujudkan layanan tersebut.

Implementasi Good Governance di Kantor Kecamatan Sukun

didukung oleh ketersediaan anggaran. Anggaran dari kantor

Kecamatan Sukun digunakan untuk mencukupi kebutuhan akan

urusan pemerintah Kecamatan maupun bagi penyelenggaraan

pelayanan bagi masyarakat. Selain itu, didukung pula oleh mekanisme

pelayanan yang cepat, mudah, dan sederhana kepada masyarakat serta

masyarakat yang adaptif dan kritis. Berikut ini dijelaskan oleh Pak

Hariez selaku Sekretaris di Kantor Kecamatan Sukun, menyatakan

bahwa:

“Terkait faktor pendukung penerapan dari Good


Governance dalam pelayanan umum di Kantor Kecamatan
Sukun kota Malang itu meliputi ketersediaan anggaran.
Keberhasilan dan kelancaran pelayanan serta urusan
pemerintah di Kecamatan di pengaruhi oleh anggaran atau
ketersediaan anggaran. Ketersediaan anggaran menjadi hal
yang memang dapat menunjang keberhasilan dari pada
88

pelayanan dan kebutuhan akan sarana dan prasarana yang


dapat membawa kesejahteraan bagi masyarakat di
Kecamatan Sukun. Ketersediaan anggaran yang memang
diperuntukan bagi kebutuhan dalam urusan pemerintah
kecamatan dan juga kebutuhan-kebutuhan masyarakat.
kemudian yang kedua, mekanisme pelayanan sederhana,
yang mudah, dan yang cepat bagi masyarakat, serta
masyarakat adaptif terhadap perkembangan tekhnologi dan
perubahan. Masyarakat yang kritis dan tahu melihat apa
yang dilakukan pemerintah sangat berpengaruh terhadap
implementasi ini. Masyarakat di Kecamatan Sukun ini rata-
rata memahami dan menerima perubahan yang ada tanpa
ada tekanan. Selain adaptif, masyarakat juga sebagai
motivator dalam perjalanan pelayanan yang sejauh ini
dilakukan oleh Pemerintah Kecamatan Sukun”(wawancara
pada tangal 3 Januari 2023 pada pukul 14.25 WIB)

Faktor pendukung implementasi Good Governance dalam

pelayanan umum di Kantor Kecamatan lainnya adalah SOP yang jelas

dan sesuai dengan standar profesionalitas yang tertera dalam aturan,

ketersedian sarana maupun prasarana sebagai penunjang pelayanan

secara efektif dan efesien, partisipasi yang aktif baik itu ASN di

Kecamatan Sukun maupun juga masyarakat itu sendiri. Berikut ini

hasil wawancara dari Pak Widi selaku Camat di Kecamatan Sukun,

menyatakan bahwa:

“Faktor pendukung implementasi Good Governance dalam


pelayanan umum itu meliputi SDM aparatur yang baik
tentunya dan bisa berpikir secara kritis serta memiliki sikap
yang berintegritas. Kemudian juga, peraturan dan SOP yang
jelas dimana terkait dengan profesionalitas dalam bekerja.
Ada juga kemampuan aparatur dan masyarakat dalam
menyesuaikan perkembangan teknologi dalam media
komunikasi, ketersediaan sarana dan prasarana dalam
menunjang pelayanan yang efektif dan efesien kepada
masyarakat, pelayanan yang prima, serta partisipasi yang
89

aktif baik itu dari aparatur kami sendiri yaitu ASN di


Kecamatan Sukun ini maupun masyarakat itu sendiri”
(wawancara 12 Januari 2023 pada pukul 10.14 WIB)

b. Faktor Penghambat Implementasi Good Governance dalam

Pelayanan Umum di Kantor Kecamatan Sukun Kota Malang

Faktor penghamabat implementasi Good Governance di Kantor

Kecamatan Sukun dalam pelayanan umum meliputi Pemahaman

regulasi yang belum optimal, keterbatasan dan ketersediaan SDM

aparatur, kebutuhan sarana dan prasarana yang perlu penyempurnaan,

alokasi anggaran yang belum dimanfaatkan maksimal, keberadaan

dari pada Pak Camat dalam pelayanan waris, dan masyarakat yang

masih belum adaptif. Berdasarkan hal tersebut, berikut ini hasil

wawancara bersama Pak Hariez, menyatakan bahwa:

“Faktor penghambat dalam implementasi Good Governance


dalam pelayanan umum itu yang pertama pemahaman
regulasi masih kurang, kemudian keterbatasan dan
ketersediaan SDM aparatur, selanjutnya kebutuhan sarana
dan prasarana yang perlu penyempurnaan. Selain itu juga
masih terdapat terdapat masyarakat yang belum adaptif
dalam menanggapi pelayanan yang ada melalui media
sosial, serta keberadaan dari pada Pak Camat dalam
pelayanan waris” (wawancara tanggal 3 Januari 2023 pada
pukul 14.26 WIB)

Adapula faktor penghambat implementasi Good Governance di

Kantor Kecamatan Sukun dalam pelayanan umum lainnya yaitu

melanggar aturan seperti ketidakdisiplinan pegawai dalam bekerja.


90

Hal tersebut disampaikan oleh Pak Widi selaku Camat di Kecamatan

Sukun sebagai berikut:

“Untuk faktor pengahambat itu sendiri ialah dalam hal


melanggar aturan. Salah satunya ialah ketidakdisiplinan
ASN yang mana hal tersebut dikarenakan ketidakhadiran
untuk bekerja. Tentunya hal ini dapat mengganggu dan
sekaligus penghambat penyelenggaraan pelayanan yang ada
di kantor Kecamatan Sukun ini” (wawancara tanggal 12
Januari 2023)

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Implementasi Good Governance dalam Pelayanan Umum di Kantor

Kecamatan Sukun, Kota Malang

Peraturan Pemerintah No.101 Tahun 2000 pada Pasal 2 huruf d, yang

dimaksud dengan “tata pemerintahan yang baik” adalah penerapan dan

penumbuhan prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas, transparansi,

pelayanan prima, demokrasi, efesiensi, efektivitas, supermasi hukum dan

dapat diterima oleh seluruh masyarakat didalam kepemerintahan.

Tujuan Good Governance ini tercantum dalam Per.Men.Pan Nomor:

PER/15/M.PAN/7/2008. Selain itu, terkait pelayanan publik tercantum

dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2014 Bab 1 menyebutkan bahwa

pelayanan publik merupakan tindakan yang dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan setiap warga negara atas barang, jasa, dan pelayanan

administratif sesuai dengan pedoman perundang-undangan. Disediakan

oleh penyelenggara pelayanan publik.


91

Penerapan (implementasi) Good Governance dalam pelayanan umum

di Kantor Kecamatan Sukun dapat di jelaskan dalam bentuk-bentuk

prinsip-prinsip Good Governance berdasarkan PP Nomor 101 Tahun

2000. Adapun pembahasan hasil penelitian sebagai berikut.

a. Profesionalitas dalam Pelayanan Umum di Kantor Kecamatan

Sukun, Kota Malang

Profesionalitas dalam prinsip-prinsip Good Governance menurut PP

Nomor 101 Tahun 2000 memiliki tujuan dalam menambah kemampuan

dan juga moral dari pada penyelenggara pemerintahan supaya dapat

memberikan pelayanan yang sederhana, cepat, dan akurat kepada

masyarakat dengan harga yang terjangkau. Profesionalitas menjadi hal

yang sangat penting dalam pelayanan kepada publik. Pandangan

Sinambela tentang pelayanan publik (dalam Harbani Pasolong 2013:

128) yaitu suatu langkah yang dilakukan oleh otoritas pemerintah kepada

masyarakat dimana pada setiap kegiatan memperoleh keuntungkan bagi

suatu kumpulan dan memberikan suatu kepuasan untuk masyarakat

meskipun hasilnya tidak melekat pada suatu produk secara nyata.

Pembentukan standar profesionalitas di Kantor Kecamatan Sukun

Kota Malang mengacu pada peraturan dasar profesional dalam UU

mengenai ASN yang memuat standar profesional pegawai. Adapun

standar mengenai pelayanan tercantum dalam Permendagri Nomor 4

Tahun 2010 mengenai pelayanan administrasi terpadu pada kecamatan


92

dan termasuk mengatur hal-hal mengenai standar pelayanan dan

profesionalitas. Pemerintah Kecamatan Sukun telah melaksanakan

profesionalitas dengan pelayanan yang sangat ramah, cepat, sistematis

serta sederhana pada pelayanan umum.

Pemerintah di Kantor Kecamatan Sukun sudah sesuai didalam

menjalankan tugas pelayanan mengikuti Peraturan-peraturan yang

menjadi SOP (standar operasional prosedur), maklumat pelayanan

lainnya dan dalam pelayanan juga, Pemerintah Kecamatan Sukun

melakukan aksi jemput bola yang berarti melakukan pelayanan turun

langsung pada masyarakat. SOP juga dikenal sebagai prosedur kerja,

adalah perkiraan mendasar yang dibuat sebagai reaksi internal terhadap

waktu tertentu dan sumber daya pelaksana yang terbatas dan keinginan

untuk konsistensi dalam operasi asosiasi yang kompleks dan tidak

terbatas. Konstitusi negara, kelompok kepentingan pejabat eksekutif,

komite legislatif, dan sifat kebijakan yang memengaruhi organisasi

birokrasi pemerintah semuanya berkontribusi pada fragmentasi.

Pemerintah di Kantor Kecamatan Sukun melakukan evaluasi

target kinerja yang dilakukan setiap tribulan khusus masalah pelayanan

umum dari segi perencanaan anggaran, penyerapan anggaran, maupun

presentase anggaran, dari segi SDM pelayanannya, SOP atau

mekanismenya serta segi sarana dan prasarana. Profesionalitas dalam

pelayanan umum menjadi penting dalam menjawab kebutuhan akan

pelayanan masyarakat akan pemerintah yang mampu mengatasi


93

tindakan KKN, dan membentuk pemerintah yang bersih serta keinginan

dan kebutuhan akan pelayanan dari pada masyarakat berjalan dengan

efektif, efesien, responsif serta akuntabel.

b. Akuntabilitas dalam Pelayanan Umum di Kantor Kecamatan

Sukun, Kota Malang

Akuntabilitas merupakan adanya sebuah kewajiban untuk

aparatur pemerintah didalam bertindak sebagai penanggung jawab dan

kebijakan yang telah ditetapkannya (Sedarmayanti, 2012:7).

Mengembangkan Birokrasi yang Akuntabel Tujuan akhirnya adalah

mengembangkan atau membangun birokrasi yang akuntabel, artinya

bertanggung jawab penuh atas semua tindakan dan mencari alternatif

bila ada kesalahan dimana ini meruapakan salah satu tujuan dari

peaksanaan pemerintahan yan baik dalam Permenpan Nomor:

PER/15/M.PAN/7/2008.

Camat memiliki tanggung jawab dalam mengkordinasi

penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik dan

memberdayakan masyarakat di tingkat kecamatan, khususnya di

Kecamatan Sukun. Pemerintah di Kantor Kecamatan Sukun sering

mengadakan evaluasi dan rapat terhadap penyelenggaraan pelayanan.

Standar Pemerintah Kecamatan Sukun sesuai dengan Peremendagri

Nomor 4 Tahun 2010 Tentang Pelayanan Administrasi Terpadu

Kecamatan, PP Nomor 17 Tahun 2018 Tentang Kecamatan, serta

Perda Nomor 81 tahun 2019 mengenai tugas dan fungsi beserta


94

kedudukannya, susunan organisasinya, dan juga tata kerja dari

pemerintah kecamatan itu sendiri. Koordinasi di Kantor Kecamatan

Sukun tetap berjalan bersama evaluasi serta monitor dalam pelayanan.

Evaluasi terkait pelayanan rutin dilakukan baik itu sekali atupun

sampai dua kali dalam satu bulan dalam sebuah rapat bersama staf

maupun rapat pimpinan.

Mekanisme dalam pertanggungjawaban Kantor Kecamatan

Sukun terkait pelayanan umum baik itu perbandingan dari jumlah

pengajuan dengan yang dilayani sudah jelas. Perekapan

pertanggungjawaban ditulis melalui register pelayanan umum yang

dilaksanakan secara periodik dari segi anggaran. Terdapat

pertanggungjawaban melalui SPJ melalui mekanisme keuangan serta

pertanggungjawan kepada masyarakat dilaksankan dalam bentuk

update informasi melalui media sosial.

Pertanggungjawaban dalam sosialisasi program atau kebijakan

dalam menghindari distorsi (kesalahpamhaman) di Kantor Kecamatan

Sukun yang pertama adalah dengan berupaya mengurangi kesalahan-

kesalahan maupun mengurangi dari pada kesalahpahaman melalui

apel pagi setiap hari Selasa. Selain itu, Pemerintah Kantor Kecamatan

Sukun juga memberi pengarahan dan pertanggungjawaban,

mengadakan rapat terbatas, rapat pimpinan baik itu di lingkup Kantor

Kecamatan Sukun, bersama 11 kelurahan, Kapolsek, Danramil, dan

Puskesmas.
95

Pertanggungjawaban dari kantor Kecamatan Sukun terkait

dengan ketepatan waktu dalam pelayanan umum terkait urusan

penandatangan biasa didelegasikan kepada Kasubag Umum dan

Kepegawaian atau Sekretaris. Tetapi, khusus bagi urusan

penandatangan waris harus ditanda tangani oleh Pak Camat selaku

Pimpinan di Kantor Kecamatan Sukun. Permasalahannya ialah,

apabila Camat tidak berada di tempat, maka terkait tanda tangan waris

ditunda dan tidak bisa didelegasikan. Lain halnya bila Camat berada

ditempat, maka urusan penandatangan waris bisa langsung dan

menunggu waktu 15 menit sampai selesai. Tidak ada masalah terkait

waktu, namun keberadaan dari Pak Camat khusus urusan tanda tangan

waris, sementara untuk pelayanan umum lainnya dapat berjalan tepat

waktu dan cepat terselesaikan.

Masyarakat juga menilai bahwa pemerintah di Kantor kecamatan

Sukun bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan. Petugas

layanan cukup membantu terkait dengan persyaratan layanan yang

dibutuhkan dan terkait administrasi lainnya diinformasikan. Selain itu,

Sikap dan perlakuan petugas kepada masyarakat yang membutuhkan

layanan dinilai baik dan ramah serta membantu. Hal itu berarti

pelayanan yang diberikan Pemerintah Kecamatan Sukun berjalan

dengan baik.
96

c. Transparansi dalam Pelayanan Umum di Kantor Kecamatan

Sukun, Kota Malang

Rizal Djalil dalam (2014:395) mengemukakan bahwa Good

governance dan clean government dalam suatu organisasi yang

dituntut oleh masyarakat untuk memperoleh pelayanan publik yang

transparan dan akuntabel serta dapat memberantas KKN.

Transparansi, melalui penyebarluasan infromasi dan kemudahan

memperoleh informasi yang akurat dan memadai. Dalam PP No. 1010

tahun 2000 menjelaskan prinsip Transparansi bertujuan untuk

menumbuhkan kepercayaan antara masyarakat dan pemerintah.

Pemerintah di Kantor Kecamatan Sukun sangat transparan.

Transparansi dari program atau kebijakan yang disosialisasikan itu

terbuka dan masyarakat juga bisa mengetahui kebijakan Kecamatan

Sukun. Pelayanan yang sistemnya cepat, sederhana dan juga SOP

yang jelas. Masyarakat juga mengetahui bahwa Kantor Kecamatan

Sukun sifatnya terbuka, kejelasan, dan juga kesederhanaan dalam

pelayanan umum.

Tingkat keterbukaan informasi pelayanan publik sangat terbuka,

sangat mendukung, dan sangat menerima sekali. Pemerintah

Kecamatan Sukun bisa melayani secara langsung kepada masyarakat

dan juga bahkan mengungkap informasi melalui media sosial

sekaligus bersama dengan menindaklanjuti setiap pengaduan masalah


97

atau keluhan masyarakat terkait pelayanan umum di Kantor

Kecamatan Sukun.

Keterbukaan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat

disampaikan secara langsung dan melalui perantara seperti dari

RT/RW kemudian Kelurahan. Terkait persyaratan-persyaratan dalam

pelayanan yang dibutuhkan tidak tercantum dalam website tetapi

secara langsung di Kantor Kecamatan Sukun dan melaui prantara.

Selain itu, dalam prosesdur pelayanan yang diberikan tidak

menyulitkan masyarakat dan memudahkan masyarakat tergantung dari

masyarakat yang datang ingin membutuhkan pelayanan yang

diinginkan. Adapun persyaratan untuk pelayanan yang dibutuhkan

diberi kemudahan bagi masyarakat.

d. Pelayanan Prima dalam Pelayanan Umum di Kantor Kecamatan

Sukun, Kota Malang

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Bagian 1 Ayat 1

mengartikan bahwa pelayanan publik sebagai suatu upaya pemenuhan

kebutuhan pelayanan kepada setiap warga negara atas barang, jasa,

dan pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara

pelayanan publik sesuai dengan pedoman peraturan.

Permenpan Nomor 25 Tahun 2014 mendefinisikan Standar

Pelayanan publik sebagai standar yang menjadi pedoman janji


98

penyelenggara kepada masyarakat pelayanan yang berkualitas, cepat,

mudah, terjangkau, dan terukur dalam rangka kewajibannya.

Pelayanan prima meliputi kepastian terhadap kemudahan akses,

kelengkapan akan sarana dan prasarana, waktu, kelengkapan akan

sarana dan prasarana, prosedur yang baik, kejelasan terhadap tarif, dan

pelayanan yang disiplin dan ramah dimana hal- hal tersebut sebagai

bentuk pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat. Pemerintah Kantor

Kecamatan Sukun memiliki sarana-prasarana baik itu komputer,

printer termasuk saluran komunikasi yaitu media sosial yaitu twitter,

instgram, facebook, whats App, serta website. Pemerintah Kantor

Kecamatan sering mengadakan komunikasi bersama tokoh-tokoh

masyarakat ataupun kelembagaan-kelembagaan seperti LPMK, PKM,

PMI, Karang Taruna, Karang Werda, Disabilitas, PKK, Kader

Posyandu, Ikatan Anak Paud, MUI Kecamatan, FUB.

Jadi, Kecamatan Sukun terkenal dengan Kecamatan yang rukun

dimana terdapat kejelasan, kemudahan pelayanan, kecepatan, juga

standar yang sangat sederhana dimana sudah dipahami oleh seluruh

aparat pemerintah maupun masyarakat. Pelayanan di Kantor

Kecamatan Sukun sama sekali tidak mengenakan tarif baik itu dari

pelayanan yang sederhana sampai pada pelayanan yang besar.

Masyarakat dilayani tanpa ada imbalan tarif dan sebagainya.

Pemerintah Kantor Kecamatan Sukun juga dalam memberikan

pelayanan sesuai janji atau dengan kata lain tepat waktu. Tetapi
99

kemungkian terburuk bahwa tidak tepat waktu itu dikarenakan

pimpinan ada agenda mendadak dan tidak memungkinkan untuk

berada ditempat sehingga membuat masyarakat menunggu. Tetapi,

Pemerintah Kecamatan Sukun tetap meindaklanjuti pelayanan yang

akan ditangani di hari berikutnya atau bahkan pada sore hari bila

pimpinan ada ditempat.

Pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat diniai melalui

proses dan tepat waktu, terutama bila masyarakat datang pada waktu

pagi hari. Pelayanan yang tersedia di Kantor Kecamatan Sukun tidak

dikenai biaya apapun.

e. Demokrasi dan Partisipasi dalam Pelayanan Umum di Kantor

kecamatan Sukun, Kota Malang

Menurut UNDP, partisipasi (participation) adalah setiap warga

negara dianggap berpartisipasi ketika mereka memiliki kesempatan

untuk mempunyai suara dalam pengambilan keputusan baik langsung

ataupun melalui lembaga legitimasi yang bertindak sebagai prantara

dan mewakili kepentingan mereka. Demokrasi bertujuan bahwa setiap

warga negara disuatu negara didorong untuk menggunakan haknya

untuk mengeluarkan pendapat dalam proses pengambilan keputusan

tenatng kepentingan umum, baik secara langsung, melalui demokrasi

dan partisipasi.

Penerapan prinsip demokrasi dan partisipasi pada Kantor

Kecamatan Sukun dalam melaksankan fungsi, tugas, dan


100

kewenangannya ini ialah memberikan kesempatan kepada staf,

aparatur, struktural jabatan, maupun seluruhnya untuk memberikan

saran maupun masukan termasuk juga pendapat dan pertimbangan

dalam rangka kemajuan dan peningkatan dari pada pelayanan umum

maupun pada pencapaian tujuan dari Kecamatan.

Demokrasi berjalan tanpa ada tekanan dan aparatur

pemerintahan Kecamatan Sukun juga memahami mengenai

kedudukan, fungsi, tanggungjawab serta tugasnya. Demokrasi berjalan

sesuai dengan batas kewenangan masing-masing dan tidak melampaui

kewenangan yang ada serta tidak boleh mengambil peran yang

melebihi kewenangan.

Pemerintah di Kantor Kecamatan Sukun sangat merespon terkait

keluhan masyarakat terkait pelayanan umum yang ada. Pemerintah

Kecamatan Sukun merespon melalui aplikasi atau media sosial yang

tersedia ataupun secara langsung melalui staf pengadmistrasian umum

atau resepsionis. Pemerintah Kecamatan Sukun cepat menangani

keluhan maupun melayani pelayanan serta membiasakan hal tersebut.

Pemerintah Kecamatan Sukun cepat dalam menanggapi dan berupaya

mempercepat penyelesaian masalah terkait pelayanan dan keluhan

dari masyarakat terkait pelayanan.

Pelaksanaan peayanan Pemerintah di Kantor Kecamatan Sukun

berjalan baik dan sudah adil sesuai dengan prinsip-prinsip pelayanan.

Pemerintah di Kantor Kecamatan Sukun sangat jelas dan sudah


101

menekankan evaluasi dari perencanaan sampai pada pelaksanaan dan

monitoring pelayanan bahwa tidak ada diskriminasi. Semua

pelayanan sudah berjalan adil, terbuka untuk umum, dengan

berdasarkan pada sila ke-5 yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia.

Masyarakat selalu terlibat dan berpartisipasi dalam mengeluarkan

pendapat pada proses pengambilan keputusan melalui rapat bersama

masyarakat, tokoh-tokoh masyarakat. Masyarakat diberi kesempatan

dan berpendapat melalui kotak saran, website, maupun media sosial

dan pemerintah menanggapi terkait saran, pendapat maupun masukan.

Tetapi dalam keputusannya, pemerintah Kecamatan Sukun

mempertimbangkan terkait masukan, saran, dan pendapat yang dinilai

baik dan wajib untuk diperbaiki dan mengevaluasi terkait masukan

yang tidak baik. Pemerintah di Kantor Kecamatan Sukun sangat dekat

dengan masyarakat melalui komunikasi yang baik dan sangat terbuka.

Sikap keadilan petugas layanan tidak membeda-bedakan baik

masyarakat disekitaran Kecamatan maupun yang datang untuk

membutuhkan pelayanan umum dan menyamaratakan sikap keadilan

kepada seluruh masyarakat yang datang membutuhkan pelayanan di

kantor Kecamatan Sukun. Selain itu, pemerintah Kecamatan juga

menindaklanjuti keluhan masyarakat secara bertanggung jawab.


102

f. Efesiensi dan Efektivitas dalam Pelayanan Umum di Kantor

Kecamatan Sukun, Kota Malang

Efesiensi dan efektivitas, memerlukan jaminan

penyampaian layanan masyarakat melalui pemanfaatan sumber daya

yang tersedia secara bertanggung jawab dan efektif. Salah satu tujuan

Good Governance ialah terciptanya birokrasi yang bekerja secara

efesien dengan membangun sistem pemerintahan yag berjalan secara

efektif maupun produktif. Jadi, pemerintah dapat memberikan

pengaruh yang besar kepada masyarakat tanpa adanya pelayanan yang

berbelit-belit.

Terkait sumber daya manusi pada Kantor Kecamatan Sukun,

sudah cukup optimal dan masih perlu ditingkatkan. Peningkatan dan

pemahaman masih perlu di tingkatkan terutama dalam peningkatan

etika pelayanan. Pemerintah di Kantor Kecamatan Sukun perlu

meningkatkan SDM dan terus melakukan evaluasi sampai pada

hasilnya baik dalam standar-standar, kelengkapan-kelengkapan,

sarana- parsarana maupun etika dalam melayani.

Pengoptimalan pelayanan umum di Kantor Kecamatan Sukun

dilakukan dengan cara yang pertama adalah evaluasi yang harus

berjalan. Kedua, mendengarkan keluhan-keluhan seperti apa yang

perlu ditanggapi dan dikaitkan. Ketiga, memberikan peningkatan

pemahaman berupa peningkatan-peningkatan kapasitas maupun dari

lembaga yang lebih tinggi seperti Balaikota dalam memberikan


103

pemahaman tentang organisasi dan layanan dari pada aparatur

pemeritah.

Akses pelayanan bagi masyarakat berjalan secara langsung

dengan datang ke kantor Kecamatan Sukun dan juga melalui media

sosial yang dibuat oleh Pemerintah di Kantor Kecamatan Sukun.

Akses informasi sangat terbuka bagi masyarakat.

g. Supermasi Hukum dan dapat diterima Oleh Seluruh Masyarakat

dalam Pelayanan Umum di Kantor Kecamatan Sukun, Kota

Malang

Penyelenggaraan dari pemerintahan yang baik mencakup

karakteristk berupa jaminan kepastian hukun dan rasa keadilan

masyarakat terhadap setiap kebijakan publik yang ditempuh.

Supermasi hukum dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat,

bermuara pada penegakan hukum yang adil bagi semua pihak.

Pemerintah di Kantor Kecamatan Sukun memberikan sanksi

kepada aparatur yang melanggar peraturan. Pemerintah disana

mempunyai peraturan tentang disiplin pegawai atau disiplin ASN

(Aparatur Sipil Negara). Model-model sanksi sudah diterapkan di

kantor Kecamatan Sukun salah satunya ialah sanksi kepada pegawai

yang sudah dua kali diberikan berupa pemberhentian sebagai ASN.

Pemberhentian tersebut dikarenakan ketidakdisiplinan dari pegawai


104

yang tidak masuk kerja selama beberapa bulan. Jadi, Pemerintah di

Kantor Kecamatan Sukun sangat tegas dalam memberikan sanksi.

Hak yang dibutuhkan masyarakat dalam Pelayanan itu sudah

berjalan dengan semestinya. Masyarakat sudah mendapat semua

sesuai kebutuhan. Seperti misalnya pelayanan untuk penandatanganan,

pendampingan. Pendampingan dalam hal ini ialah salah satunya

bantuan sosial dalam berbagai kriteria terutama di tahun 2022. Selain

itu ada juga pendampingan kepada masyarakat berupa peningkatan

kesejahteraan, peningkatan keterampilan di warga khususnya pada

ibu-ibu PKK maupun perempuan.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Good Governance

dalam Pelayanan Umum di Kantor Kecamatan Sukun Kota Malang

a. Faktor Pendukung Implementasi Good Governance dalam Pelayanan

Umum di Kantor Kecamatan Sukun Kota Malang

Implementasi Good Governance dalam pelayanan umum pada

Kantor Kecamatan Sukun dilihat dari faktor pendukung ini meliputi :

1) Ketersediaan anggaran

Rencana pemerintah untuk pendapatan, pembelanjaan,

transfer, dan pembiayaan semuanya diukur dalam satuan uang

yang diatur dalam kategori tertentu selama periode waktu

tertentu, dan anggaran berfungsi sebagai pedoman bagaimana

rencana tersebut harus dilaksanakan. Salah satu faktor

pendukung yang sangat penting bagi kemampuan pemerintah


105

untuk mengarahkan pembangunan sosial ekonomi, menjamin

kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat

adalah ketersediaan anggaran. Operasional pemerintahan dan

efisiensi pelayanannya, khususnya di lingkungan Pemerintah

Kecamatan Sukun Kota Malang, dapat terbantu dengan

tersedianya anggaran.

2) Masyarakat adaptif terhadap perubahan, serta kritis sebagai

motivator

Masyarakat adalah kumpulan makhluk hidup yang saling

terkait erat sebagai akibat adanya sistem, adat istiadat, hukum,

dan tradisi tertentu yang mengarah pada kehidupan

berkelompok dalam kehidupan. Masyarakat di suatu wilayah

memiliki karakteristik yang beragam dan membentuk

hubungan satu sama lain menjadi satu kesatuan.

Sikap adaptif berarti sebuah semangat dan kemampuan

berinovasi, kreatif, serta proaktif menghadapi perubahan.

Dengan adanya masyarakat yang menerima atau adaptif,

maka Pemerintah Kecamatan Sukun menjadi terbantu dalam

menjalankan pelayanan dengan kemampuan adaptasi antara

ASN dengan masyarakat agar masyarakat itu sendiri tidak

mengalami yang namanya ketertinggalan dan mampu

menyesuaikan diri dengan menghadapi perkembangan zaman

terutama dalam penggunaan media komunikasi.


106

3) Tata cara (mekanisme) pelayanan masyarakat yang sederhana,

mudah, dan cepat.

Salah satu standar pelayanan publik adalah mekanisme

pelayanan yang mudah, cepat, dan sederhana bagi masyarakat.

Mekanisme ini membuka akses publik terhadap informasi

sehingga mereka dapat mengukur persyaratan, prosedur,

biaya, dan waktu layanan tanpa harus bingung atau meminta

pengawasan. masyarakat dalam pengelolaannya.

4) SDM Aparatur

Sumber daya manusia Pemerintah Kecamatan Sukun

menjadi hal penting dalam menentukan perkembangan

pelayanan kedepannya. Karena Sumber Daya Manusia yang

berkualitas dan tanggap serta baik dan memiliki sikap yang

berintegritas dapat menunjang keberhasilan dari pada

pelayanan.

5) Peraturan dan SOP yang jelas

Ketika suatu ketentuan menyatakan bahwa sesuatu harus

dilakukan atau tidak dilakukan, itu disebut sebagai peraturan.

Peraturan adalah ketentuan yang dengan sendirinya

mempunyai arti mengatur. Sedangkan SOP (Standard

Operating Procedure) merupakan acuan pelaksanaan tugas

pekerjaan sesuai fungsi dan alat evaluasi kinerja bagi instansi


107

pemerintah dan non pemerintah yang didasarkan pada

indikator teknis, administratif, dan prosedural sesuai prosedur

kerja.

Dengan adanya peraturan dan SOP yang jelas maka,

ASN dapat menjalankan tugas serta tanggung jawab sesuai

aturan yang ada dan jelas baik didalam melayani maupun

dalam menjalankan tuga-tugas lainnya. Adapun SOP yang

jelas dibuat agar mempermudah dan menertibkan pekerjaan

terutama dalam hal pelayanan kepada masyarakat.

6) Menyesuaikan Perkembangan Teknologi dalam media

komunikasi

Pemerintah Kecamatan Sukun menyesuaikan

perkembangan teknologi yang ada dengan memanfaatkan

media sosial yang ada sebagai tempat pelayanan yang bersifat

sangat terbuka bagi masyarakat.

7) Ketersediaan sarana dan prasarana dalam menunjang

pelayanan kepada masyarakat

Dalam hal memudahkan sekelompok orang untuk

mencapai tujuan bersama, sarana dan prasarana sangat

penting. Proses kerja Pemerintah Kabupaten Sukun dapat

dipercepat dengan adanya sarana dan prasarana, atau dengan

kata lain produktivitas kegiatan, khususnya yang berkaitan


108

dengan pelayanan publik, dapat meningkat sebagai akibat dari

bantuan infrastruktur tersebut.

8) Pelayanan yang prima

Salah satu hal yang sangat penting adalah pelayanan

prima yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Sukun

karena menjadi acuan terciptanya standar pelayanan dan

bermanfaat bagi upaya peningkatan kualitas pelayanan yang

diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Sukun kepada

masyarakat sebagai pelanggan.

9) Partisipasi yang aktif

Partisipasi sangat penting, dan peran serta masyarakat

sangat penting agar penyelenggara pelayanan publik dapat

belajar lebih banyak tentang masyarakat di komunitasnya,

termasuk bagaimana mereka berpikir dan hidup, masalah yang

mereka hadapi, dan hal-hal yang membantu memecahkan

masalah tersebut. Partisipasi seluruh Perangkat Daerah

Kabupaten Sukun, selain partisipasi masyarakat, memberikan

kontribusi yang signifikan dalam proses evaluasi capaian

pelayanan dan kinerja yang telah dan akan diberikan.


109

b. Faktor Penghambat Implementasi Good Governance dalam Pelayanan

Umum di Kantor Kecamatan Sukun Kota Malang

Implementasi Good Governance dalam pelayanan umum

Pemerintah di Kantor Kecamatan Sukun dilihat dari faktor

penghambat ini meliputi:

1) Pemahaman regulasi yang belum optimal

Pemahaman regulasi yang masih kurang akan

berpengaruh kepada pelayanan publik di Kecamatan Sukun

dikarenakan pemahaman regulasi menjadi salah satu hal

penting dalam kelancaran menajalankan tugas dan tanggung

jawab. Hal ini mengakibatkan penyelenggaraan pelayaan

publik tidak berjalan maksimal, sehingga memicu adanya

pelanggaran.

2) Keterbatasan dan ketersediaan SDM (sumber daya manusia)

aparatur

Keterbatasan dan ketersediaan SDM aparatur membuat

pelayanan dan tugas lainnya menjadi terhambat dimana

keperluan atau layanan dari masyarakat tidak bisa tercukupi.

Sumber daya manusia yang terbatas dikarenakan kurangnya

pengetahuan dan berlatih untuk menguasai keterampilan

lainnya.
110

3) Kebutuhan sarana-prasarana yang perlu penyempurnaan

Kebutuhan sarana dan prasarana harus disempurnakan.

Penyediaan pelayanan publik akan terhambat oleh tidak

adanya sarana dan prasarana. KBBI mendefinisikan arti

sebagai “sesuatu yang digunakan untuk mencapai tujuan”,

termasuk media dan alat. Sedangkan infrastruktur adalah

sesuatu yang menjadi penopang utama bagi terselenggaranya

suatu proses atau kegiatan.

4) Keberadaan dari pada Pak Camat dalam pelayanan waris

Salah satu faktor penghambat implementasi Good

Governance dalam pelayanan umum di Kantor Kecamatan

Sukun ialah keberadaan dari Pak Camat dalam

penandatanganan waris. Keberadaan dari pak Camat

menentukan apakah pelayanan akan penandatangan waris akan

dilakukan tetpat pada satu hari atau bahkan menunggu sampai

pak Camat datang. Dikarenakan ada beberapa agenda

mendadak yang mengahruskan Pak Camat pergi mengahdiri

agenda tersebut. Berbeda halnya dengan penandatangan untuk

pelayanan yang lainnya yang masih bisa didelegasikan kepada

Sekretaris atu Kasubag Umum dan Kepegawaian.

5) Masyarakat yang masih belum adaptif

Sebagian masyarakat di Kecamatan Sukun masih belum

adaptif terutama menyangkut informasi. Dimana, dengan


111

memanfaatkan media sosial yang ada pada telepon genggam,

masyarakat bisa langsung mengetahui apa saja pelayanan yang

ada dan apa saja persyaratan ynag dimungkinkan dala

kebutuhan pelayanan yang diinginkan. Artinya, masih ada

sebagian masyarakat yang mendapatkan informasi dengan

perantara maupun datang langsung pada Kantor Kecamatan

Sukun. Masyarakat belum seluruhnya beradabtasi dengan

perkembangan tekhnologi dan informasi yang ada. Artinya

pemerintah Kecamatan Sukun masih kurang dalam

menginformasikan atau mensosialisasikan pelayanan yang ada

di media sosial kepada masyarakat atau khalayak.

6) Ketidakdisiplinan ASN dalam bekerja

Peraturan yang dibuat oleh sebuah instansi pemerintah

merupakan salah satu cara pemerintah dalam membina,

mengatur, serta mengawasi ASN yang ada di pemerintahan.

Namun, dalam aturan yang telah dibuat, masih ada pegawai

yang tidak disiplin waktu. Ketidakdisiplinan ini menyebabkan

pelayanan yang ada di Kecamatan Sukun menjadi terganggu.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berikut kesimpulan yang dapat ditarik dari indikator-indikator yang

digunakan untuk mengevaluasi implementasi Good Governance dalam

pelayanan umum di Kantor Kecamatan Sukun, Kota Malang:

1. Implementasi Good Governance dalam Pelayanan Umum di Kantor

Kecamatan Sukun, Kota Malang

a. Profesionalitas dalam Pelayanan Umum pada Kantor Kecamatan

Sukun, kota Malang

Profesionalitas di Kantor Kecamatan Sukun dalam pelayanan

umum sudah berjalan sesuai SOP dan aturan seperti Undang-

Undang dalam UU mengenai ASN yang memuat standar

profesional pegawai. Adapun standar mengenai pelayanan

tercantum dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No.4 Tahun

2010 mengenai pelayanan administrasi terpadu pada kecamatan

dan termasuk mengatur hal-hal mengenai standar pelayanan dan

profesionalitas. Pemerintah Kecamatan Sukun telah

melaksanakan profesionalitas dengan pelayanan yang sangat

ramah, cepat, sistematis serta sederhana pada pelayanan umum.

112
113

b. Akuntabilitas dalam Pelayanan Umum di Kantor Kecamatan

Sukun, Kota Malang

Pemerintah di Kantor Kecamatan Sukun sering mengadakan

evaluasi dan rapat terhadap penyelenggaraan pelayanan umum.

Koordinasi di Kantor Kecamatan Sukun tetap berjalan bersama

evaluasi serta monitor dalam pelayanan. Mekanisme dalam

pertanggungjawaban Kantor Kecamatan Sukun terkait pelayanan

umum baik itu perbandingan dari jumlah pengajuan dengan yang

dilayani sudah jelas.

c. Transparansi dalam Pelayanan Umum di Kantor Kecamatan

Sukun, Kota Malang

Tingkat keterbukaan informasi pelayanan publik sangat

terbuka, sangat mendukung, dan sangat menerima sekali.

Pemerintah di Kantor Kecamatan Sukun menyediakan informasi

melalui Website, Instagram, Facebook, Twitter, dan Whats App.

d. Pelayanan Prima dalam Pelayanan Umum di Kantor Kecamatan

Sukun, Kota Malang

Pemerintah Kantor Kecamatan Sukun memiliki sarana-

prasarana yang memadai termasuk saluran komunikasi yaitu media

sosial yaitu twitter, instagram, facebook, whats App, serta website

dalam pelayanan umum. Pemerintah di Kantor Kecamatan Sukun

sering mengadakan komunikasi bersama tokoh-tokoh masyarakat

ataupun kelembagaan-kelembagaan. Kecamatan Sukun terkenal


114

Rukun dimana terdapat kejelasan, kemudahan pelayanan,

kecepatan, juga standar yang sangat sederhana dimana sudah

dipahami oleh seluruh aparat pemerintah maupun masyarakat.

Pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat diniai melalui proses

dan tepat waktu dan juga pelayanan yang tersedia di Kantor

Kecamatan Sukun tidak dikenai biaya apapun.

e. Demokrasi dan Partisipasi dalam Pelayanan Umum di Kantor

kecamatan Sukun, Kota Malang

Penerapan prinsip demokrasi pada Kantor Kecamatan Sukun

dalam melaksankan fungsi, tugas, dan kewenangannya sudah

berjalan dengan baik pada pelayanan umum maupun pada

pencapaian tujuan dari Kecamatan. Demokrasi berjalan tanpa ada

tekanan dan aparatur pemerintahan Kecamatan Sukun juga

memahami mengenai kedudukan, fungsi, tanggungjawab serta

tugasnya. Semua pelayanan sudah berjalan adil, terbuka untuk

umum, dan sesuai dengan sila ke-5. Pemerintah di Kantor

Kecamatan Sukun sangat dekat dengan masyarakat melalui

komunikasi yang baik dan sangat terbuka dan tidak diskriminasi

dalam melakukan pelayanan umum.

f. Efesiensi dan Efektivitas dalam Pelayanan Umum di Kantor

Kecamatan Sukun, Kota Malang

Efisiensi dan efektivitas sumber daya manusia Kantor

Kecamatan Sukun sangat baik, namun perlu ditingkatkan.


115

Peningkatan dan pemahaman masih perlu di tingkatkan terutama

dalam peningkatan etika pelayanan. Kemudian, dalam

mempermudah masyarakat yang membutuhkan pelayanan,

Kecamatan Sukun memiliki akses yang sangat terbuka untuk

umum.

g. Supermasi Hukum dan Dapat di Terima Oleh Seluru Masyarakat

dalam Pelayanan Umum di Kantor Kecamatan Sukun, Kota

Malang

Pemerintah di Kantor Kecamatan Sukun memberikan sanksi

tegas kepada aparatur yang melanggar peraturan dengan

pemberhentian sebagai ASN. Kemudian, Hak yang dibutuhkan

masyarakat dalam Pelayanan itu sudah berjalan dengan semestinya.

Masyarakat sudah mendapat semua sesuai kebutuhan.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Good Governance

dalam Pelayanan Umum di Kantor Kecamatan Sukun Kota Malang

a. Faktor Pendukung Implementasi Good Governance dalam Pelayanan

Umum di Kantor Kecamatan Sukun Kota Malang

1) Ketersediaan anggaran

2) Masyarakat yang adaptif terhadap perubahan, serta kritis sebagai

motivator

3) Mekanisme/ tata cara pelayanan yang mudah, cepat dan sederhana

kepada masyarakat
116

4) SDM Aparatur yang baik

5) Peraturan dan SOP yang jelas

6) Menyesuaikan Perkembangan tekhnologi dalam media komunikasi

7) Ketersediaan sarana dan prasarana dalam menunjang pelayanan

kepada masyarakat

8) Pelayanan yang prima

9) Partisipasi yang aktif

b. Faktor Penghambat Implementasi Good Governance dalam Pelayanan

Umum di Kantor Kecamatan Sukun Kota Malang

1) Pemahaman regulasi yang belum optimal

2) Keterbatasan dan ketersediaan SDM (sumber daya manusia)

aparatur

3) Kebutuhan sarana-prasarana yang perlu penyempurnaan

4) Keberadaan dari pada Pak Camat dalam pelayanan waris

5) Masyarakat yang masih belum adaptif

6) Ketidakdisiplinan ASN dalam bekerja

B. Saran

1. Sebagai pelayan publik, sebaiknya Pemerintah di Kantor Kecamatan

Sukun selalu berupaya dan menindaklanjuti setiap tanggung jawab yang

dijalankan dengan selalu melayani masyarakat dengan baik dan

membantu masyarakat bila membutuhkan bantuan, baik itu dari dalam

Kecamatan maupun masyarakat luar yang juga membutuhkan pelayanan


117

dengan mengoptimalkan evaluasi, SDM maupun tanggung jawab akan

tugas, secara khusus dalam tugas pelayanan kepada masyarakat.

2. Sebaiknya masyarakat juga tahu dan adaptif terhadap perubahan terutama

dalam mengakses internet di media komunikasi masing-masing (bila ada)

terkait Pelayanan yang ada di Kantor Kecamatan Sukun dan melihat serta

meninjau kerja Pemerintah Kecamatan Sukun dari sisi media sosial agar

masyarakat juga dapat mengetahui sekaligus menilai pelayanan di Kantor

Kecamatan Sukun, terutama zaman ini yang mengenal media sosial

secara luas.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber buku

Anggito, A & Setiawan , J. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. CV


Jejak (Jejak Publisher).
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta
: Rineka Cipta.
. (2013). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Daraba, Dahyar. (2019). Reformasi Birokrasi & Pelayanan Publik. Jakarta :
Penerbit Leisyah
Djalil, Rizal. (2014). Akuntabilitas Keuangan Daerah Implementasi Pasca
Reformasi. Jakarta : PT Semesta Rakyat Merdeka
Kriyantono, Rachmat. (2020). Teknik praktis Riset komunikasi: Dosertai
Contoh praktis Riset Media, Public Relation, Advertising,
Komunikasi Organisasi, komunikasi Pemasaran. Jakarta ;Kencana
prenada Media Group
Litjan Poltak Sinambela, et al. (2011). Reformasi Pelayanan Publik Teori,
Kebijakan, Implementasi. Jakarta : Bumi Aksara
Manaf, Abdul. (2016). Modul Materi “Good governance dan Pelayanan
Publik”
Mardiasmo. (2018). Perpajakan Edisi Revisi Tahun 2018. Yogyakarta :
Penerbit Andi
Nugrahani, Farida. (2014). Metode Penelitian Kualitatif dalam Peneletian
Pendidikan Bahasa. Solo: Cakra Books
Pasolong, Harbani. (2013). Kepemimpinan Birokrasi. Bandung : Penerbit
CV. Alfabeta
Rahmadana, et al. (2020). Pelayanan Publik. Medan : Yayasan Kita Menulis
Sedarmayanti. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Refika
Aditama
. (2012). Good Governance (Kepemerintahan Yang Baik) dan
Good Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan Yang Baik).
CV. Mandar Maju: Bandung
. (2012). Good Governance dan Good Corporate
Governance. Bandung : Refika Aditama.

118
119

Sinambela dan Poltak, et al. (2011). Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta:


Bumi Aksara
Subarsono AG. (2011), Analisis Kebijakan Publik Konsep, Teori dan
Aplikasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta
. (2015). Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung : Penerbit Alfabeta
. (2016). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Penerbit
Alfabeta.
Winarno, Budi. (2008). Kebijakan Publik Teori dan Proses, Jakarta: PT
Buku Kita
Jurnal

DUARMAS, D., Rumapea, P., & ROMPAS, W. Y. (2016). Prinsip-Prinsip


Good Governance Dalam Pelayanan Publik Di Kantor Camat
Kormomolin Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Jurnal Administrasi
Publik, 1(37).
Ismayanti. (2021). Implementasi Prinsip-Prinsip Good Governance dalam
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik di Kantor Kecamatan
Masalle Kabupaten Enrekang SKRIPSI
Muhammad, A. H Muis. (2016). Analisis Implementasi Good Governance
dalam Pelayanan Publik di Kecamatan Panakkukang SKRIPSI
Sujarman, K. (2018). Partisipasi Perempuan dalam kegiatan PKK untuk
Meningkatkan Pendapatan Keluarga (Studi di Gampong Ujung
kecamatan kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan)(Doctoral
Disertation, UIN Ar-Raniry Banda Aceh)
Peraturan Pemerintah

LAKIP Kecamatan Sukun 2020


Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
Undang-Undang Nomor 25 tahun 2014 tentang Pelayanan Publik
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan Negara
yang bersih dan bebas KKN
120

PERMENPAN Nomor : 15/M.PAN/7/2008 Tentang Pedoman Umum


Reformasi Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum
Penyelenggaraa Pelayanan Publik
Keputusan MenPAN No.62/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Publik
Keputusan Menteri PAN Nomor. 26/KEP/M.PAN/6/2004 tentang Pedoman
Umum penyelengaraan Pelayanan Publik
Peraturan pemerintah No. 101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan
Jabatan Pegawai Negeri Sipil, Pemerintahan Yang Baik
Peraturan Pemerintah kecamatan Sukun yang berdasarkan Peraturan
Walikota Malang Nomor 81 Tahun 2019 Tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi, Serta Tata Kerja Kecamatan.
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2018 tentang
Kecamatan.

Sumber Internet
https://nasional.kompas.com/read/2020/02/02/02000031/good-governance--
pengertian-aktor-dan-pilarnya-menurut-undp. Diakses pada tanggal 3
Oktober 2022, pada pukul 10.12 WIB
https://jdih.menpan.go.id/data_puu/PERMENPAN2009_012.pdf. Diakses
pada tanggal 9 Oktober 2022, pada Pukul 13.57 WIB
https://kc.umn.ac.id/14232/5/BAB_III.pdf. Diakses pada tanggal 6 Oktober
2022, pada pukul 4.55 WIB
https://kecsukun.malangkota.go.id. Diakses pada tanggal 8 Oktober 2022,
pada pukul 15.12 WIB dan 30 November 2022, pada pukul 11.00
WIB
Lampiran

I. Foto Dokumentasi Penelitian

Wawancara Bersama Pak Widi selaku Camat di Kecamatan Sukun

Wawancara Bersama Pak Hariez selaku Sekretaris di Kantor


Kecamatan Sukun

121
122

Wawancara Bersama Bu Mila Selaku Kasubag Umum dan


Kepegawaian di Kantor Kecamatan Sukun

Wawancara bersama Pak Hadi selaku Staf Pengadmiistrasian Umum


di Kantor Kecamatan Sukun

Wawancara Bersama Tokoh Masyarakat Yaitu Mbak Nila dan Pak


Wiwit

Anda mungkin juga menyukai