Anda di halaman 1dari 101

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM


MELALUI METODE DISKUSI DENGAN MEDIA KOMIK
(Studi Tindakan Pada Kelas XI MAN Lasem)

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata (S1) Dalam Ilmu Tarbiyah
Jurusan Pendidikan Islam

Oleh:
SITI JANNATINNAIM
NIM. 053111014

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2009
DEPARTEMEN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Prof. Dr. Hamka Km. 2 Semarang 50185 Telp/Fax. (024) 7601291

PENGESAHAN

Tanggal Tanda Tangan

Ahmad Muthohar, M.Ag _________________ _________________


Ketua Sidang

Atik Rahmawati, M.Si. _________________ _________________


Sekretaris Sidang

Drs. Soediyono, M.Pd. _________________ _________________


Penguji I

Dra. Muntholi’ah, M.Pd. _________________ __________________


Penguji II
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tanggal Tanda Tangan

Musthofa Rahman, M.Ag


NIP : 196911107 199603 1 001
Pembimbing I

Ahmad Muthohar, M.Ag.


NIP : 19710403 199603 1 002
Pembimbing II
MOTTO


1
… ☯

Artinya: “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi


orang-orang yang mempunyai akal…”. (QS. Yusuf : 111)

1
Departemen Agama RI, Alquran Al Karim dan Terjemah, (Kudus : Menara Kudus,
2006), hlm. 248
PERSEMBAHAN

Dengan kesederhanaan dan kerendahan hati, simpul-simpul kata dalam jilidan kertas
ini penulis persembahkan kepada :
Ayahanda H.M Umar Faruq dan Ibunda HJ. Masniati Marhamah, beliau orang
tua yang arif dan bijaksana serta memiliki peran yang sangat penting dalam
hidupku, beliau yang selalu membimbing, memberikan kasih sayang serta perhatian
dan pengarahan kepadaku.
Suami Tercinta Moch Arifin, serta keluarga besar Bapak Suwondo dan Ibu
Mutmainnah yang selalu memberi motivasi kepadaku..
Kakak- kakaku (M Najmuddin, Nisfuatun, Sukrin, Syafa’, Nur, Anis , Natsir,
Zarkasi, Nurul, Ali, Tatik, Roudhoh, Yoko) serta keponakanku (Umam, Ayu,
Intan, Sony, Iva, Aldis, Tyta, Rafif, Zuzu) yang telah memberikan semangat
untukku membuat skripsi ini.
Teman-temanku PAI A 2005 tempat berbagi ceria yang selalu berjuang bersama.
Temen-temen Kost Amalia khususnya mbak soli yang selalu menghiburku dikala
suka dan duka.
Sahabatku Sundary, Mamy Ida, yang selalu memberikan semangat dan motivasi
dalam pembuatan skripsi ini.
Untuk semua : “Yang selalu memberi arti”
DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab penulis menyatakan bahwa


skripsi ini tidak berisi materi yang telah ditulis orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali
informasi dalam referensi yang penulis jadikan bahan rujukan.

Semarang, Oktober 2009


Deklarator,

Siti Jannatinnaim
NIM : 053111014
ABSTRAKS

Siti Jannatinnaim (NIM : 053111014). Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar


Siswa Pada Mata Pelajaran SKI Melalui Metode Diskusi Dengan Media Komik
(Studi Tindakan Pada kelas XI MAN Lasem). Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang, 2009.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Motivasi belajar SKI siswa
di kelas XI MAN Lasem (2) Peningkatan motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran SKI kelas XI MAN Lasem dengan metode diskusi dengan media komik.
Penelitian ini memakai studi tindakan (action research) pada siswa kelas XI
MAN Lasem. Dari hasil observasi secara langsung di kelas XI melalui pra siklus,
penelitian tindakan dapat diketahui metode yang digunakan oleh guru bidang studi
mata pelajaran SKI yang belum secara penuh mengedepankan pembelajaran aktif
dan cenderung terjadi komunikasi satu arah artinya siswa cenderung pasif dalam
pembelajaran hal ini dapat dilihat dari kesiapan dan keaktifan pada saat
pembelajaran berlangsung. Kesiapan dalam pembelajaran dan keaktifan siswa
menggambarkan motivasi untuk mengikuti pembelajaran, dari jawaban nilai
angket pra siklus juga masih di bawah standar. Pengumpulan data dilakukan
dengan metode observasi dan angket.
Setelah dilaksanakan tindakan melalui pembelajaran dengan metode
diskusi dengan media komik, dengan menciptakan suasana pembelajaran aktif
maka suasana kelas menjadi hidup, siswa menjadi ter motivasi dalam belajar.
Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap pra siklus, siklus 1 dan
siklus 2. Pada tahap pra siklus dari jawaban angket motivasi belajar siswa
mempunyai prosentase 61,2%, pada siklus 1 prosentase 70,8%, pada siklus 2
prosentase naik menjadi 72,47%.Sedangkan dari observasi prosentase pada pra
siklus adalah 52,5 %. Pada siklus 1 setelah dilaksanakan tindakan motivasi belajar
siswa meningkat meskipun belum melebihi standar menjadi 58,75%. Sedangkan
pada siklus 2 setelah diadakan evaluasi pelaksanaan tindakan pada siklus 2
motivasi belajar mengalami peningkatan yaitu motivasi belajar siswa dapat
diprosentasekan menjadi 68,75% . Dari tiga tahap tersebut jelas bahwa ada
peningkatan sesudah diterapkan metode diskusi dengan media komik dengan
sebelumnya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti membuktikan bahwa
ada peningkatan motivasi belajar dalam mengikuti pembelajaran dengan metode
diskusi dengan media komik. Motivasi ini dapat dilihat dari keaktifan dan
kesiapan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, serta dari hasil angket .
Hasil penelitian tersebut, diharapkan dapat memberi pengetahuan kepada semua
pihak (siswa, guru, orang tua) untuk dapat meningkatkan motivasi belajar pada
mata pelajaran SKI memperkaya strategi dan metode pembelajaran.
KATA PENGANTAR

Bismillahir Rohmanir Rohim


Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga menjadikan lebih bermakna
dalam menjalani hidup ini. Terlebih lagi kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Upaya Peningkatan Motivasi
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Melalui Metode
Diskusi Dengan Media komik (Studi Tindakan Pada Kelas XI MAN Lasem)”
dapat terselesaikan dengan baik.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW, yang telah membawa cahaya ilahi kepada umat manusia sehingga dapat
mengambil manfaatnya dalam memenuhi tugasnya sebagai khalifah di muka
bumi.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan
bimbingan, saran-saran serta motivasi dari berbagai pihak sehingga penyusunan
skripsi ini dapat terselesaikan. Suatu keharusan bagi pribadi penulis untuk
menyampaikan terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M.Ed, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo yang telah merestui pembahasan skripsi ini.
2. Drs. H. Mustaqim, M.Pd, selaku dosen wali studi yang telah banyak berjasa
kepada penulis untuk membimbing penulis selama masa studi.
3. Musthofa Rahman M.Ag, dan Ahmad Muthohar, M.Ag, selaku pembimbing
yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan
bimbingan, pengarahan, petunjuk dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
4. Para dosen di lingkungan Fakultas Tarbiyah yang telah membekali berbagai
ilmu dan pengetahuan selama menempuh studi di Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang.
5. Bapak/Ibu karyawan perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan perpustakaan IAIN
Walisongo, atas pelayanan selama penyusunan skripsi.
6. Stake holder MAN Lasem Rembang yang telah memberikan tempat kepada
penulis dalam melakukan penelitian sehingga terciptanya kelancaran dalam
menyelesaikan skripsi ini.
7. Orang tuaku, Ayahanda H. M. Umar Faruq Ibunda HJ. Masniati Marhamah
Bpk Suwondo Ibu Siti Mutmainah yang aku sayangi, Mas Arif, A’ Matc,
beserta keluarga tercinta yang senantiasa memberikan semangat dan
memperjuangkan segalanya demi suksesnya penulis menuntut ilmu.
8. Sahabatku (mbak Soly, Mamy Ida, Sundari, Aly, Eko, Ihsan) yang selalu
memberikan motivasi, semangat dan selalu menemaniku. Teman-teman
seperjuangan (PAI A angkatan 2005) semoga persahabatan yang telah terukir
tetap selalu ada.
9. Teman-teman kost Amalia (Mbak Fitri, Mbak Dian, Dek Nikmah, The Eva,
Santi, Sesy, Dani, Ani, Lia, Murti, Ifa, Dek Nik, Alfi, Saadah, Novi) yang
selalu menghiburku dikala suka dan duka.
10. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini baik
secara langsung maupun tidak, yang tidak mungkin penulis sebutkan satu
persatu, karena keterbatasan ruang.
Harapan dan doa penulis, semoga amal dan jasa baik dari semua pihak
dapat menjadi amal baik dan semoga mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis
menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam
makna yang sesungguhnya, akan tetapi penulis berharap semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat, baik bagi penulis maupun bagi pembaca pada umumnya.

Semarang, Agustus 2009


Penulis

Siti Jannatinnaim
NIM : 053111014
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... iii
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................... iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... v
HALAMAN MOTTO ........................................................................................ vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
HALAMAN DAFTAR ISI ................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Penegasan Istilah ......................................................................... 4
C. Rumusan Masalah......................................................................... 6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 6
E. Kerangka Teori dan Hipotesis Tindakan ..................................... 7
F. Metode Penelitian ......................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN UPAYA
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI
METODE DISKUSI DENGAN MEDIA KOMIK PADA MATA
PELAJARAN SKI
A. Landasan Teori ............................................................................ 14
1. Motivasi Belajar .................................................................... 14
2. Metode Diskusi dengan Media Komik ................................... 18
3. Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ........................... 27
4. Hubungan Motivasi Belajar dengan Metode Diskusi dengan
Media Komik ......................................................................... 30
B. Hipotesis Tindakan ....................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 33
1. Tempat Penelitian .................................................................. 33
2. Waktu Penelitian..................................................................... 33
B. Subjek Penelitian .......................................................................... 33
C. Prosedur Penelitian ....................................................................... 34
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Situasi dan Kondisi Tempat ........................................ 43
B. Analisis Penelitian Tindakan kelas Pra Siklus ............................ 44
C. Analisis Penelitian Tindakan Kelas Siklus 1 ................................ 48
D. Analisis Penelitian Tindakan Kelas Siklus 2 ............................... 53
E. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 57
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 60
B. Saran-saran .................................................................................. 61
C. Penutup ........................................................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ruang Lingkup Pelajaran SKI Kelas XI ..................................... 30


Tabel 3.2 Indikator keberhasilan .................................................................. 43
Tabel 4.3 Jawaban Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran SKI Pada Tahap Pra Siklus ........................................... 44
Tabel 4.4 Skor Observasi Motivasi Belajar Siswa dalam Mengikuti
Pembelajaran SKI Pada Tahap Pra Siklus .................................... 46
Tabel 4.5 Jawaban Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa Dengan
Menggunakan Metode Diskusi Dengan Media Komik Pada
Tahap Siklus I ............................................................................... 49
Tabel 4.6 Skor Observasi Motivasi Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran
SKI melalui Metode Diskusi Dengan Media Komik Pada
Siklus 1 .......................................................................................... 50
Tabel 4.7 Jawaban Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa Dengan
Menggunakan Metode Diskusi Dengan Media Komik Pada
Tahap Pra Siklus .......................................................................... 54
Tabel 4.8 Skor Observasi Motivasi belajar dalam Mengikuti Pembelajaran
Pada Siklus 2 ................................................................................. 55
Tabel 4.9 Perbandingan Jumlah Skor dan Prosentase Motivasi Belajar
Pada Tahap Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 ............................... 57
DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Diagram Perbandingan Peningkatan Skor Angket dan


Observasi ......................................................................................... 57
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu
peserta didik untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaannya.
Potensi kemanusiaan merupakan benih kemungkinan untuk menjadi benih
manusia. Ibarat biji mangga bagaimanapun wujudnya jika ditanam dengan
baik pasti menjadi pohon mangga bukan menjadi pohon jambu.1
Sebagai mata pelajaran yang dipastikan ada pada setiap lembaga
pendidikan Islam mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam mengandung
kegunaan yang sangat besar bagi kehidupan manusia, karena sejarah
menyimpan atau mengandung kekuatan yang dapat menimbulkan dinamisme
dan melahirkan nilai-nilai baru bagi pertumbuhan serta perkembangan
kehidupan umat manusia. Sumber utama ajaran Islam (Al-Qur’an)
mengandung cukup banyak nilai-nilai kesejarahan yang langsung atau tidak
langsung mengandung makna yang besar pelajaran yang sangat tinggi bagi
pimpinan umat, khususnya bagi umat Islam maka Tarikh dan ilmu Tarikh
(sejarah) dalam Islam menduduki arti penting dan mempunyai kegunaan
dalam kajian tentang Islam. Umat Islam dapat meneladani proses pendidikan
Islam semenjak zaman Rasulullah SAW, zaman khulafaur Rasyidin, zaman
ulama-ulama besar dan para pemuka gerakan pendidikan Islam.2
Seperti yang diungkapkan oleh Munawar Cholil bahwa: “Sesungguhnya
pengetahuan Tarikh itu banyak gunanya, baik bagi urusan keduniaan maupun
bagi urusan keakhiratan”. Barang siapa hafal (mengerti benar) tentang Tarikh,
bertambahlah akal pikirannya. Tarikh itu bagi masa menjadi cermin.
Sesungguhnya Tarikh itu menjadi cermin perbandingan bagi masa yang baru.
Tarikh dan ilmu Tarikh itu pokok kemajuan suatu umat, manakala ada suatu

1
Umar Tirtaharja dan La Sula, Pengantar Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000),
hlm. 1
2
Zuhairini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta : Direktorat Jendral Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam, 1986), hlm. 4-5

1
2

umat tidak memperhatikan Tarikh dan ilmu Tarikh, maka umat itu tentulah
akan ketinggalan di belakang, dan manakala suatu umat sungguh-sungguh
memperhatikan Tarikh dan ilmu Tarikh, maka tentulah umat itu maju ke
muka.3
Berdasarkan kegunaan tersebut, maka semestinya pelajaran sejarah
kebudayaan Islam merupakan mata pelajaran yang sangat penting, menarik,
menyenangkan dan tidak membosankan. Kenyataan yang ada di sekolah-
sekolah tampaknya bukanlah demikian. Mata pelajaran sejarah kebudayaan
Islam bukanlah mata pelajaran yang menyenangkan melainkan membosankan.
Selain itu juga kurang menarik dan cenderung membuat siswa gaduh dalam
mengikutinya.
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kelemahan dalam belajar SKI
tersebut lebih disebabkan oleh kurangnya variasi dalam pembelajaran, yaitu
misalnya penggunaan metode dan media agar menarik perhatian siswa dan
merangsang siswa untuk belajar, karena sifatnya yang banyak cerita serta
merasa jenuh yang akan menumbuhkan kurangnya motivasi belajar siswa pada
mata pelajaran sejarah kebudayaan islam tersebut. Hal ini bisa dilihat dari
kecenderungan siswa yang bersifat pasif dalam menerima pelajaran SKI.
Apalagi pada jam-jam siang. Untuk itu perlu adanya upaya untuk
menggairahkan kembali motivasi belajar siswa.
Teori Maslow menyatakan bahwa pemberian motivasi yang berhasil
harus berasal dari pemenuhan kebutuhan dasar para siswa itu sendiri.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut meliputi, kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan
keselamatan dan rasa aman, kebutuhan untuk diterima dan dicintai, kebutuhan
akan harga diri dan kebutuhan untuk merealisasikan diri.4 Untuk itu seorang
guru harus belajar bagaimana cara-cara memotivasi belajar siswa.
Banyak media pembelajaran yang dapat digunakan. Salah satu media
pembelajaran yang dapat digunakan adalah komik. Komik merupakan bentuk
kartun dimana perwatakan sama membentuk suatu cerita dan urutan gambar-
3
Ibid, hlm. 6
4
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Algensindo,
2007), hlm.176
3

gambar yang berhubungan erat, dirancang untuk menghibur para pembacanya.


Komik merupakan media yang unik yang menggabungkan teks dan gambar
dalam bentuk yang kreatif. Komik adalah media yang sanggup menarik
perhatian semua orang dari segala usia. Karena memiliki kelebihan, yaitu
mudah dipahami gambar yang sederhana ditambah kata-kata dalam bahasa
sehari-hari membuat komik dapat dibaca oleh semua orang.5
Media pembelajaran sebaiknya disertai dengan metode mengajar,
sehingga media ini akan menjadi alat pengajaran yang efektif, untuk itu guru
harus berani mencoba menggunakan metode pembelajaran, sehingga akan
terjadi komunikasi dalam pembelajaran yaitu terjadi interaksi antara guru dan
siswa.
Ada beberapa metode dalam pembelajaran diantaranya adalah metode
diskusi, yang mana seorang guru memberikan kesempatan kepada para siswa
untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat,
membuat kesimpulan atau penyusunan berbagai alternatif pemecahan
masalah.6
Metode diskusi juga diperhatikan dalam Al-Qur’an dalam mendidik dan
mengajar manusia dengan tujuan lebih memantapkan pengertian, dan sikap
pengetahuan mereka terhadap sesuatu masalah. Perintah Allah dalam hal ini,
agar kita mengajak ke jalan yang benar dengan hikmah dan mau’izhah yang
baik membantah mereka dengan berdiskusi dengan cara yang paling baik.
Seperti dalam Surat An-Nahl ayat 125.



5
Nana Sudjana dan Ahmad Rifa’i, Media Pengajaran (Bandung : CV. Sinar Baru, 1997),
hlm. 64
6
Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002),
hlm. 179
4

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845]


dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.(QS. An-Nahl
ayat 125)7

Dalam tafsir Al-Maraghi dijelaskan penggunaan metode terbaik di


dalam ber dakwah dan berdebat yaitu ber dakwah dengan cara yang terbaik.
Adapun pemberian petunjuk dan penyesatan, serta pembalasan atas keduanya,
diserahkan kepada-Nya semata, bukan kepada selain-Nya. Sebab Dia lebih
mengetahui tentang keadaan orang yang tidak mau meninggalkan kesesatan
karena ikhtiar nya yang buruk, dan tentang keadaan orang yang mengikuti
petunjuk karena dia mempunyai kesiapan yang baik. Apa yang digariskan
Allah untukmu di dalam ber dakwah, itulah yang dituntut oleh hikmah, dan itu
telah cukup untuk memberikan petunjuk kepada orang-orang yang mengikuti
petunjuk, serta menghilangkan uzur orang-orang yang sesat.8
Dari permasalahan diatas dapat dilakukan penelitian tindakan kelas
(PTK) sebagai alternatif dalam penyelesaian permasalahan ini, Upaya
penelitian tindakan kelas diharapkan dapat menciptakan budaya belajar
dikalangan guru dan siswa. Penelitian tindakan kelas menawarkan peluang
sebagai strategi pengembangan kinerja, sebab pendekatan penelitian ini
menampilkan pola kerja yang bersifat kolaboratif.

B. Penegasan Istilah
Untuk menjaga dan mengantisipasi timbulnya kesalahpahaman
pengertian makna, sekaligus memberikan arah penelitian ini, maka di bawah
ini perlu adanya penegasan istilah-istilah sebagai berikut:
a. Motivasi Belajar

7
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Al Karim dan Terjemah, (Kudus: Menara Kudus,
2006), hlm. 281
8
Bahrun Abu Bakar, dkk, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, (Semarang: Toha Putra, 1992),
hlm. 290
5

Motivasi merupakan kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan


individu9, sedangkan belajar diartikan sebagai proses perubahan perilaku
seseorang setelah mempelajari suatu objek (pengetahuan, sikap atau
ketrampilan) tertentu.10
b. Sejarah Kebudayaan Islam
Sejarah kebudayaan Islam merupakan pelajaran penting sebagai
upaya untuk membentuk watak dan kepribadian umat.
Mata pelajaran PAI yang mengkaji tentang peristiwa-peristiwa
penting berkenaan dengan perkembangan agama Islam yang
memungkinkan terjadi pengenalan, penghayatan, dan penanaman nilai pad
peserta didik atas ajaran dan semangat Islam sebagai rahmat bagi seluruh
alam.11
c. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu metode di dalam mempelajari bahan
atau menyampaikan bahan dengan jalan mendiskusikannya, sehingga
berakibat menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laki murid.12
Adapun metode diskusi yang dimaksud di sini adalah cara yang dilakukan
guru SKI dalam proses interaksi belajar untuk mencari jawaban dalam
rangka mewujudkan tujuan pengajaran SKI.
d. Media Komik
Media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses
penyaluran informasi. 13 Komik adalah cerita bergambar yang umumnya
mudah dicerna dan lucu.14 Media komik yang dimaksud disini adalah alat
pengajaran yang efektif yang diharapkan mampu berperan sebagai

9
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,
2001), hlm. 71
10
Hamzah B, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), hlm. 15
11
http://citraudecasi.wordpress.com/2008/01/25/peradaban-3/
12
Zuhairini, dkk, Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramadhani, 1993), hlm. 78
13
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers,
2002), hlm. 11
14
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai pustaka, 2005),
hlm.583
6

jembatan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa karena sifatnya yang


lucu dan mudah dipahami.

C. Rumusan Masalah
Pokok permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Bagaimana motivasi belajar Sejarah Kebudayaan Islam di kelas XI MAN
Lasem?
2. Apakah dengan metode diskusi dengan media komik motivasi belajar SKI
siswa kelas XI MAN Lasem dapat ditingkatkan?

D. Tujuan dan Manfaat penelitian


Tidak terlepas dari pokok permasalahan diatas, maka tujuan penulisan
skripsi ini adalah:
1. Untuk menemukan format skenario pembelajaran SKI dengan metode
diskusi dengan menggunakan media komik.
2. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pembelajaran dengan metode
diskusi dengan menggunakan media komik dalam menumbuhkan motivasi
belajar siswa.
Hasil penelitian ini dapat memberi manfaat:
1. Secara teoritis
Dengan adanya penelitian ini, maka penulis dapat mengetahui
penggunaan media diskusi dengan media komik khususnya dalam
pelajaran SKI di sekolah yang penulis teliti yaitu MAN Lasem.
2. Secara praktis
a. Adanya metode dan media pembelajaran yang dapat memberi nuansa
baru bagi siswa untuk dapat ter motivasi belajar dan dapat berperan
aktif dalam proses pembelajaran serta mampu menghadapi masalah-
masalah baru dalam kehidupan yang semakin hari semakin beragam
terutama dalam perkembangan zaman
7

b. Bagi guru, diperolehnya suatu kreativitas variasi pembelajaran yang


sesuai dengan tuntunan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP
2006) yang berdasarkan kurikulum 2004. yakni memberi banyak
kreatifitas pada peserta didik dan pendidik sebagai fasilitator.
c. Bagi pengembang kurikulum, diperolehnya ketepatan implementasi
pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum berbasis kompetensi.
Jadi penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
seorang guru agar dapat mendidik para siswa secara maksimal, sehingga para
siswa ter motivasi untuk belajar yang akan berpengaruh terhadap hasil
belajarnya.

E. Kerangka Teori dan Hipotesis Tindakan


1. Landasan Teori
Teori belajar menurut Gestalt dapat diterangkan sebagai berikut:
pertama dalam belajar faktor pemahaman merupakan faktor yang penting.
Dengan belajar dapat memahami hubungan antara pengetahuan dan
pengalaman. Kedua dalam belajar, pribadi memegang peranan yang paling
sentral. Belajar tidak hanya dilakukan secara reaktif-mekanistis belaka,
tetapi dilakukan dengan sadar, bermotif dan bertujuan.15
Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami
perkembangan artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologi dan kematangan
kondisi siswa.16 Pada diri manusia terdapat kekuatan mental penggerak
belajar. Kekuatan mental yang berupa keinginan, perhatian, kemauan itu
disebut motivasi belajar. Komponen utama motivasi belajar adalah
kebutuhan, dorongan dan tujuan siswa. Motivasi belajar sangat penting
difahami oleh siswa dan guru.17

15
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), hlm.
101
16
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm.
97
17
Ibid, hlm. 108
8

Fungsi guru paling utama adalah memimpin anak didik nya


membawa ke arah tujuan yang jelas. Guru harus mampu mengembangkan
ketrampilan mengajar yang menarik perhatian siswa untuk belajar,
diantaranya dengan metode diskusi. Secara umum metode diskusi sebagai
salah satu metode interaksi edukatif diartikan sebagai metode di dalam
mempelajari bahan dengan jalan mendiskusikannya, sehingga
menimbulkan pengertian, pemahaman serta perubahan tingkah laku
siswa.18
Media komik di harapkan mampu menjadi alat pengajaran yang
efektif dan mampu berperan sebagai jembatan untuk menumbuhkan
motivasi belajar siswa. Karena komik merupakan media yang mempunyai
sifat sederhana, jelas mudah di faham. Oleh karena itu media komik dapat
berfungsi sebagai media yang informatif dan edukatif.19
2. Kajian Penelitian Pendukung
Penelitian Titin Maryatin 2007 melakukan action research pada
siswa kelas VII MTS As-Salafiyah Luwungragi Bulakamba Brebes yang
mempunyai minat belajar rendah dengan menggunakan instrumen angket
dari hasil penyebaran angket ada 11 siswa dari 25 kelas VII yang dijadikan
sample. Setelah dilakukan tindakan melalui bimbingan belajar dengan
menciptakan suasana yang dinamis dan menghilangkan rasa takut
dihasilkan adanya peningkatan belajar pada mata pelajaran sejarah
kebudayaan Islam.20
Noor Sasanti 2007, Universitas Muhammadiyah Surakarta, dengan
judul “Efektifitas Pembelajaran Kooperatif STAD dengan Media Komik
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas 7 Semester 2 SMP I Grobogan”.
Hasilnya dalam menggunakan pembelajar kooperatif STAD dengan media

18
Zuhairini, dkk, Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramadhani, 1993), hlm. 78
19
Asnawir dan Basyiruddin, Op.Cit hlm.10
20
Titin Mariyatin, Upaya Peningkatan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran SKI
Melalui Bimbingan Belajar Kelas VII MTs Assalafiyah Brebes, (Semarang : IAIN Walisongo
Semarang)
9

komik dapat menarik perhatian dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas 7 semester 2 SMP I Grobogan.21
3. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka teoritik tersebut, maka hipotesis tindakan
dalam penelitian ini dapat dirumuskan: “melalui metode diskusi dengan
media komik, maka motivasi belajar siswa pada mata pelajaran SKI dapat
ditingkatkan”.

F. Metode Penelitian
Penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian tindakan kelas
(classroom action research). Penelitian tindakan merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
kelas secara bersama.22
Senada dengan Ebbut Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu kajian
sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh
sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran
berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.23
1. Model Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini dipilih model spiral dari
Kemmis dan Taggart yang terdiri dari beberapa siklus tindakan dalam
pembelajaran berdasarkan refleksi mengenai hasil dari tindakan-tindakan
pada siklus sebelumnya. Dimana setiap siklus tersebut terdiri dari empat
tahapan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan. pengamatan (observasi),
dan refleksi.

21
Noor Sasanti, Efektivitas Pembelajaran STAD Dengan Media Komik Terhadap Haisl
Belajar Siswa Kelas 7 Semester 2 SMP 1 Grobogan, (Surakarta : Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2007), hlm. 23
22
Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : Yrama Widya, 2008), hlm. 13
23
Ebbut, dikutip dalam Wiriatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 12
10

Model Spiral dari Kemmis dan Taggart

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

? Dst.24

Prosedur penelitian tindakan kelas ini adalah terdiri dari 4 tahap.


Secara rinci prosedur penelitian tindakan ini sebagai berikut:
a. Perencanaan
1) Mengidentifikasi khusus
2) Mengidentifikasi masalah
3) Mencarikan Alternatif pemecahan
4) Membuat satuan tindakan (pemberian bantuan)
b. Pelaksanaan tindakan

24
Rochiati Wiraatmaja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung ; Remaja
Rosdakarya, 2005), hlm. 66
11

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan


tindakan upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dalam
pembelajaran SKI yang telah direncanakan.
c. Observasi
Dalam tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan
tindakan dengan menggunakan observasi yang telah dipersiapkan.
Peneliti mempersiapkan lembar observasi yang telah disiapkan
untuk mengetahui kondisi kelas terutama motivasi belajar siswa
dalam pembelajaran. Dalam penelitian ini hasil pengamatan kemudian
didiskusikan dengan kolaborator yaitu guru bidang study SKI Dra.
Nadhirah untuk didiskusikan dan dicari solusi dari permasalahan yang
ada pada waktu pembelajaran berlangsung.
d. Refleksi
Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan
dianalisis dalam tahap ini. Berdasarkan hasil observasi guru dapat
merefleksi diri tentang upaya meningkatkan motivasi belajar peserta
didik dalam pembelajaran SKI. Dengan melihat dan observasi, apakah
kegiatan yang telah dilakukan dapat meningkatkan motivasi belajar
peserta didik dalam belajar SKI.
Berdasarkan hasil refleksi ini akan dapat diketahui kelemahan
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga dapat
digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya.
2. Fokus dan Ruang lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis lebih memfokuskan pada ruang
lingkup masalah penelitian yang bertumpu pada upaya meningkatkan
motivasi belajar dalam pembelajaran SKI dengan metode diskusi dengan
media komik pada siswa kelas XI MAN Lasem.
3. Variabel penelitian :
n
a. Keaktifan siswa
b. Perhatian siswa
c. Motif
12

d. Perasaan senang
e. Kebutuhan
4. Kolaborator
Kolaborator dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah
orang yang membantu mengumpulkan data-data tentang penelitian yang
sedang di garap bersama-sama dengan peneliti. Kolaborator dalam
penelitian ini adalah Guru SKI di MAN Lasem yaitu Ibu. Dra.Nadhiroh.

5. Jadwal Pelaksanaan Penelitian


Berikut ini merupakan jadwal rencana kegiatan penelitian tindakan
kelas yang akan dilaksanakan di MAN Lasem.
Penelitian dimulai dari tanggal 13 juli sampai tanggal 13 agustus,
pengajaran dilaksanakan setiap hari kamis. pra siklus dilaksanakan pada
hari kamis tanggal 23 juli peneliti mengamati pembelajaran SKI dengan
metode ceramah dan pengerjaan LKS, setelah selesai diberikan sebuah
angket untuk mengetahui seberapa besar motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran SKI khususnya di kelas XI IA2. siklus 1 dilaksanakan pada
tanggal 30 juli, peneliti sebagai guru di dalam pembelajaran dengan
metode diskusi dengan media komik peneliti mencatat perubahan yang
terjadi pada siswa. Siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 6 agustus peneliti
juga sebagai guru dan pengamat mencatat perubahan-perubahan yang
terjadi setelah dilaksanakan tindakan siklus 1.
6. Metode Pengumpulan Data dan Pengolahan Data
a. Cara pengumpulan data
1. Metode angket atau kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang di ketahui.25

25
Suharsimi Arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2006), hlm.151
13

Metode ini akan dipergunakan untuk mengumpulkan data


tentang besarnya motivasi belajar SKI siswa MAN Lasem kelas XI
dengan menggunakan metode diskusi dengan media komik.
2. Observasi
Pengamatan adalah catatan secara sistematis fenomena-
fenomena yang diselidiki. 26 dilakukan pada tiap siklus untuk
membuat Pengamatan kesimpulan pelaksanaan pembelajaran pada
siklus tersebut yang akan direfleksikan pada siklus berikutnya.
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang
kesiapan dan keaktifan siswa dalam berdiskusi sehingga akan
diketahui motivasi belajar siswa pada mata pelajaran SKI kelas XI
MAN Lasem.
b. Tehnik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan
data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat
ditemukan tema dan dapat dirumuskan ide yang disarankan oleh data.
Data-data yang diperoleh dari penelitian melalui pengamatan,
dengan menggunakan metode yang lain kemudian diolah dengan
analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan peningkatan
pencapaian indikator keberhasilan tiap siklus dan untuk
menggambarkan keberhasilan pembelajaran dengan metode diskusi
dengan media komik dalam pembelajaran SKI. Adapun tehnik
pengumpulan data yang berbentuk kuantitatif berupa data-data yang
disajikan berdasarkan angka-angka maka analisis yang digunakan
adalah prosentase dengan rumus sebagai berikut:
Skor yang dicapai
Nilai = X 100 %
Skor maksimal

26
Sutrisno Hadi, Metodologi Research jilid II, (Yogyakarta: And Offset, 2004), hlm151
14

Tehnik analisis data ini dilakukan untuk mengambil data dari


observasi pada tiap siklus untuk mengetahui perubahan-perubahan
motivasi belajar siswa yang terjadi pada tiap siklus.
15

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA


PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
MELALUI METODE DISKUSI DENGAN MEDIA KOMIK
(STUDI TINDAKAN PADA KELAS XI MAN LASEM)

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S1)
Dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam

IAIN
WA L I S O N G O
SEMARANG

Disusun Oleh :

SITI JANNATINNAIM
053111014

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2009
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
MELALUI METODE DISKUSI DENGAN MEDIA KOMIK
PADA MATA PELAJARAN SKI

A. Landasan Teori
1. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat diartikan daya
penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas
demi tercapainya suatu tujuan.1
Istilah motif berasal dari akar kata bahasa latin “motive” yang
kemudian menjadi “motion”, artinya gerak atau dorongan untuk
bergerak.2 Menurut Ngalim Purwanto motivasi adalah segala sesuatu
yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu.3
Sedangkan dalam kamus besar Bahasa Indonesia motivasi
adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar / tidak
sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.4
Dari pengertian motivasi diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa secara harfiah motivasi berarti dorongan, alasan, kehendak atau
kemauan, sedangkan secara istilah motivasi adalah daya penggerak
kekuatan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan
aktivitas tertentu, memberikan arah dalam mencapai tujuan, baik yang
didorong atau dirangsang dari luar maupun dari dalam dirinya.

1
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2001), hlm. 71
2
Abdurrahman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1993), hlm.
114
3
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 60
4
Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 759

14
15

Sedangkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan


seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.5
Menurut Clifort T Morgan ; “Learning may be defined as any
relatifavely permanent change in behavior which occurs as a result of
experience or practice”.6 Artinya : belajar adalah perubahan tingkah
laku yang relatif tetap yang merupakan hasil pengalaman yang lalu.
Menurut Shaleh Abdul Aziz Majid dalam kitab At- Tarbiyatul
wa Thurukut Tadris :

‫ﺇﻥ ﺍﻟﺘﻌﻠﻢ ﻫﻮ ﺗﻐﻴﲑ ﰲ ﺫﻫﻦ ﺍﳌﺘﻌﻠﻢ ﻳﻄﺮﺃ ﻋﻠﻰ ﺧﱪﺓ ﺳﺎﺑﻘﺔ ﻓﻴﺤﺪﺙ ﻓﻴﻬﺎ‬
7
‫ﺗﻐﻴﲑﺍﺟﺪﻳﺪﺍ‬
“Sesungguhnya belajar adalah merupakan perubahan tingkah laku pada
hati (jiwa) si pelajar berdasarkan pengetahuan yang sudah dimiliki
menuju perubahan baru”

Menurut Muhibin Syah, belajar adalah tahapan perubahan


seluruh tingkah laku individual yang relatif tetap sebagai hasil
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif.8
Dari definisi belajar yang dikemukakan oleh para tokoh, dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada
diri seseorang sebagai akibat latihan dan pengalaman yang
dilaksanakan secara sadar dan sengaja sehingga menimbulkan
pengetahuan, kecakapan dan ketrampilan serta tingkah laku yang lebih
baik.

5
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
1995), hlm. 2
6
Clifort T, Morgan, Introduction To Psikologi, (Newyork : The Mc Graw Hill Book tt),
hlm. 63
7
Sholeh Abdul Aziz, At-Tarbiyatul wa Thurukut Tadris, (Mesir: Al Ma’arif, 1979), hlm.
169
8
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan, dengan pendekatan baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005), hlm. 92
16

b. Macam-Macam Motivasi
1) Motivasi di lihat dari dasar pembentukannya
a) Motif bawaan
Adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu
ada tanpa dipelajari. Contohnya, dorongan makan, minum.
b) Motif yang dipelajari.
Motif yang timbul karena dipelajari, contoh: dorongan
untuk belajar ilmu pengetahuan.
2) Motivasi menurut pembagian Wood Worth dan Marquis.
a) Motif Organis, contoh: kebutuhan untuk makan, minum,
bernafas, seksual dan beristirahat.
b) Motif darurat, atau rangsangan dari luar, antara lain :dorongan
untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas.
c) Motif Objektif, menyangkut kebutuhan untuk melakukan
eksplorasi, manipulasi untuk menaruh minat. Muncul karena
dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar secara efektif.
3) Motivasi Jasmaniah dan Rohaniah.
Sebagian ahli menggolongkan jenis motivasi menjadi dua
jenis yakni: Motivasi jasmaniah dan motivasi Rohaniah. Motivasi
Jasmaniah misalnya: refleks, insting otomatis, nafsu, sedangkan
Motivasi Rohaniah yakni kemauan.9
4) Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik.
a) Motivasi Intrinsik
Adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi
10
sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). misalnya murid
mungkin belajar menghadapi ujian karna dia senang dengan
mata pelajaran yang diujikan.

9
Sardiman, Op.Cit, hlm 84-86
10
John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Kencana, 2007), hlm. 514
17

Unsur-unsur motivasi instrinsik


1) Dorongan, atau alasan adalah kondisi psikologi yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, jadi
tingkah laku bermotivasi adalah tingkah laku yang di latar
belakangi oleh adanya kebutuhan dan diarahkan pada
pencapaian suatu tujuan.
2) Minat, atau kemauan W.S. Winkel mengartikan minat
dalam belajar sebagai kecenderungan seseorang yang
menetap untuk merasa tertarik pada obyek tertentu atau
bidang studi tertentu dan merasa senang mempelajari materi
itu.
3) Perhatian, adalah banyak sedikitnya perhatian yang
mengenai aktifitas yang dilakukan, perhatian merupakan
pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu
yang ditujukan kepada sesuatu atau sekelompok obyek.11
b) Motivasi Ekstrinsik
Adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada
di luar perbuatan yang dilakukannya, karena dorongan dari luar
seperti adanya hadiah dan menghindari hukuman.12
Unsur motivasi ekstrinsik
1) Orang tua, adalah sebagai motivator utama dan pertama dalam
kegiatan belajar anak. Karena sebagian kehidupan anak adalah
di rumah bersama dengan orang tuanya, dan sejak lahir juga
sudah ada ikatan batin yang kuat antara anak dan orang tuanya.
2) Guru, sebagai pendidik dan pengajar, di samping bertugas
menyampaikan materi pelajaran juga berfungsi sebagai
motivator

11
Winkel Ws, Psikologi Pendidikan Evaluasi Belajar, (Jakarta: Gramedia, 1983), hlm 30
12
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), hlm.
91
18

c. Fungsi Motivasi
1. Mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Berfungsi
sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi
(kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan sesuatu.
2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah perwujudan suatu
tujuan tersebut. Makin jelas tujuan itu, makin jelas pula jalan yang
akan ditempuh.
3. Menyelesaikan perbuatan, yakni menentukan perbuatan apa yang
harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu, dan
mengesampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
itu.13
Jadi yang dimaksud motivasi belajar adalah kekuatan
penggerak dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan
proses perubahan tingkah laku seseorang dalam masalah pengetahuan,
kecakapan dan ketrampilan serta tingkah laku baru yang lebih baik.
Dorongan disini berasal dari diri sendiri maupun dari luar dirinya.

2. Metode Diskusi dengan Media Komik


a. Metode Diskusi
1) Pengertian Metode Diskusi
Kata “diskusi” berasal dari bahasa latin, yaitu “discussus”
yang berarti “to examine”. “discussus” terdiri dari akar kata “dis”
dan “cuture”. “Dis” artinya terpisah, dan “cuture” artinya
menggoncang atau memukul. Secara etimologis “discuture” berarti
suatu pukulan yang memisahkan sesuatu. Atau membuat sesuatu
menjadi jelas dengan cara memecahkannya.14
Zuhairini dkk, mengemukakan, metode diskusi adalah
metode di dalam mempelajari bahan atau menyampaikan bahan

13
Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 77
14
Arief Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Pers,
2002), hlm. 145
19

dengan jalan mendiskusikannya, sehingga berakibat menimbulkan


pengertian serta perubahan tingkah laku murid.15
Suryo Subroto juga mengemukakan, diskusi adalah suatu
percakapan ilmiah oleh beberapa yang bergabung dalam satu
kelompok untuk saling bertukar pendapat tentang sesuatu masalah
atau bersama-sama mencari pemecahan mendapatkan jawaban dan
kebenaran atas suatu masalah.16
Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian pelajaran
melalui sarana pertukaran pikiran untuk memecahkan persoalan
yang dihadapi.17
Sedangkan menurut Usman Basyirudin, diskusi adalah
suatu cara mempelajari materi pelajaran dengan memperdebatkan
masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi secara
rasional dan objektif yang menimbulkan perhatian dan perubahan
tingkah laku anak dalam belajar.18
Metode diskusi dapat diartikan sebagai jalan untuk
memecahkan suatu masalah yang memerlukan beberapa jawaban
alternatif yang dapat mendekati kebenaran dalam proses belajar
mengajar (PBM), yang dapat merangsang murid untuk berfikir
sistematis, kritis dan bersikap dalam menyumbangkan pikiran-
pikirannya untuk memecahkan suatu permasalahan.
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa metode
diskusi adalah salah satu cara alternatif yang dapat dipakai oleh
seseorang guru di kelas, tujuannya adalah memecahkan masalah
dari para siswa. Sedangkan metode diskusi dalam proses belajar
mengajar adalah sebuah cara yang dilakukan dalam mempelajari

15
Zuhirini dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya : Usana Offset Printing,
1981), hlm. 89
16
Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002),
hlm. 179
17
Conny Semiawan dkk, Pendekatan Ketrampilan Proses, Bagaimana Mengaktifkan
Siswa dalam Belajar, (Jakarta : Grasindo, 1992), hlm. 76
18
Usman Basyirudin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta Ciputat Pers,
2002), hlm. 36
20

bahan atau penyampaian materi dengan jelas mendiskusikannya,


dengan rujukan dapat menimbulkan pengertian serta perubahan
tingkah laku pada siswa.
2) Bentuk-bentuk Diskusi
a) Whole Group
Merupakan bentuk diskusi kelas dimana peserta nya
duduk setengah lingkaran, guru bertindak sebagai pemimpin,
dan topik sudah direncanakan.19
b) Buzz Group
Bentuk diskusi ini kelas dibagi menjadi kelompok-
kelompok kecil 3-4 peserta. Tempat duduk diatur sedemikian
rupa agar para siswa dapat bertukar pikiran dan ber tatap muka
dengan mudah. Biasanya diadakan di tengah-tengah pelajaran
atau di akhir pelajaran dengan maksud memperjelas dan
mempertajam permasalahan dalam pembelajaran.20
c) Diskusi Kelompok
Dalam diskusi kelompok biasanya dapat berupa diskusi
kelompok kecil 4-6 peserta atau diskusi kelompok besar 7-15
anggota, dipimpin oleh seorang ketua dan seorang sekretaris.
d) Syndicate Group
Bentuk diskusi ini, kelas di bagi menjadi kelompok
kecil terdiri dari 3-6 peserta, masing-masing kelompok
mengerjakan tugas-tugas tertentu atau tugas yang bersifat
komplementer. Guru menjelaskan garis besar permasalahan,
menggambarkan aspek-aspek nya, dan tiap kelompok diberi
tugas untuk mempelajari aspek-aspek tertentu. Guru diharapkan
dapat menyediakan sumber informasi atau referensi sebagai
rujukan oleh peserta didik.21

19
Ibid hlm. 40
20
Ibid
21
Ibid hlm. 41
21

e) Symposium.
Dalam symposium biasanya terdiri dari pembawa
makalah, penyangga, moderator, notulen, serta beberapa
peserta symposium. Pembawa makalah menyampaikan
makalah nya 10-15 menit, selanjutnya diikuti penyanggah dan
tanggapan dari para audien, kemudian disimpulkan dalam
bentuk rumusan hasil simposium.22
f) Panel
Pada diskusi panel di mana satu kelompok kecil 3-6
peserta mendiskusikan suatu subyek tertentu, duduk dalam
susunan semi melingkar, dipimpin oleh seorang moderator.23
g) Brain Stroming Group
Kelompok menyumbangkan ide-ide tanpa dinilai segera,
setiap anggota kelompok mengeluarkan pendapatnya. Hasil
belajar yang diharapkan agar anggota kelompok belajar
menghargai pendapat orang lain, dan menumbuhkan rasa
percaya diri dalam mengembangkan ide-idenya.24
h) Informal Debate
Kelas dibagi menjadi dua tim dan mendiskusikan
subyek yang cocok untuk diperdebatkan tanpa memperhatikan
peraturan perdebatan formal. Yang diperdebatkan bersifat
problematik bukan bersifat faktual.
i) Colloquium
Seseorang atau beberapa orang manusia sumber
menjawab pertanyaan dari audien. Dalam kegiatan belajar
mengajar, siswa atau mahasiswa menginterviu manusia sumber
tersebut.25

22
Ibid
23
Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta :Rineka Cipta, 1998), hlm. 9
24
J J Hasibun dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung :Remaja Rosda Karya,
1995), hlm. 21
25
Ibid hlm. 22
22

j) Fish Bowl
Beberapa orang peserta dipimpin oleh seorang ketua
mengadakan diskusi untuk mengambil suatu keputusan.
Tempat duduk diatur setengah lingkaran dengan dua atau tiga
kursi kosong menghadap peserta diskusi. Kelompok pendengar
duduk mengelilingi kelompok diskusi, seolah-olah melihat ikan
berada dalam mangkuk (fish bowl) sedang kelompok diskusi
berdiskusi, kelompok pendengar yang ingin menyampaikan
pendapatnya dapat masuk duduk di kursi kosong tersebut dan
meninggalkan kursi setelah selesai berbicara.
3) Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi
a) Kelebihan Metode diskusi
1). Mempertinggi partisipasi siswa secara individual dan kelas
sebagai keseluruhan.26
2). Metode diskusi melibatkan semua siswa secara langsung
dalam proses belajar.27
3). Memperoleh sambutan yang lebih aktif bila dibandingkan
dengan hasil dari metode ceramah.
4). Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan
penguasaan bahan pelajarannya masing-masing.
5). Dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial
dan sikap demokratis para siswa.28
b) Kelemahan Metode Diskusi
1). Jalannya diskusi lebih sering didominasi oleh siswa
partisipan yang pandai, sehingga mengurangi peluang siswa
lain untuk memberi kontribusi.

26
Winarno Surachmadi, Metodologi Pengajaran Nasional, (Bandung :CV Jemmas, tt),
hlm. 84
27
Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik
Kurikulum PBM, (Jakarta :Raja Grafindo Persada, 1993), hlm. 49
28
Suryo Subroto, Op.Cit .hlm 185
23

2). Jalannya diskusi sering terpengaruh oleh pembicaraan yang


menyimpang dari topik pembahasan masalah, sehingga
pertukaran pikiran menjadi asal-asalan.
3). Diskusi biasanya menyita waktu, sehingga tidak sejalan
dengan prinsip efisiensi.29
4). Adanya sebagian siswa yang kurang berpartisipasi secara
aktif dalam berdiskusi dapat menimbulkan sikap acuh tak
acuh.
5). Para siswa mengalami kesulitan mengeluarkan ide-ide atau
pendapat mereka secara ilmiah atau sistematis.30
Sebagaimana telah disebutkan di atas, bahwa setiap
metode yang dipakai dalam proses belajar mengajar (PBM)
mempunyai kelebihan dan kekurangan, demikian halnya
dengan metode diskusi, oleh karena itu pendidik hendaknya
menggunakan metode ini sesuai dengan situasi dan kondisi
yang kondusif.
b. Media Komik
1) Pengertian Komik
Sebagai media instruksional edukatif komik mempunyai
sifat yang sederhana, jelas, mudah dan bersifat personal. Yang
mempunyai unsur-unsur sederhana, langsung, humor dan
menggunakan bahasa percakapan.
Menurut Ahmad Rohani, komik adalah suatu kartun yang
mengungkapkan suatu karakter dan memerankan suatu cerita
dalam urutan yang erat, dihubungkan dengan gambar dan
dirancang untuk memberikan hiburan pada para pembaca, yang
biasanya berbentuk berita bergambar. Yang terdiri atas berbagai
situasi cerita bersambung dan bersifat humor.31

29
Muhibin Syah, Op.Cit, hlm. 208
30
Usman Basyirudin, Op.Cit, hlm. 38
31
Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, (Jakarta : Rineka Cipta, 1997), hlm. 78
24

Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rifai, komik diartikan


suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan
menerangkan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan
dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan pada
pembaca.32
Menurut Will Eisner dalam bukunya Graphic storytelling,
komik adalah tatanan gambar dan balon kata yang berurutan,
sedangkan Scott Mc Cloud berpendapat bahwa komik diartikan
sebagai gambar yang melihatnya.33
Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
komik sebagai media instruksional edukatif, yang mempunyai sifat
sederhana, jelas, mudah dan bersifat personal. Cerita mengenai diri
pribadi, sehingga pembaca dapat segera mengidentifikasikan
dirinya melalui perasaan serta tindakan dari perwatakan-
perwatakan tokoh utamanya. Cerita ringkas dan menarik perhatian,
dilengkapi dengan aksi, bahkan dalam lembaran surat kabar dan
buku-buku biasanya, komik dibuat lebih hidup serta diolah dengan
pemakaian warna-warna yang menarik perhatian.
Dalam rangka mengenalkan komik sebagai media
instruksional, guru harus bisa membangkitkan motivasi siswa,
misalnya selain dengan percobaan serta berbagai kegiatan yang
kreatif.
2) Komik Sebagai Media Pembelajaran.
Luasnya popularitas komik telah mendorong banyak guru
bereksperimen, dengan medium ini untuk maksud pembelajaran.
Dalam rangka pengenalan komik sebagai media instruksional, guru
harus dapat menggunakan motivasi potensial dari buku komik
tersebut dan harus bisa membangkitkan motivasi belajar siswa.

32
Nana Sudjana dan Ahmad Rifai, Media Pengajaran, (Bandung : Sinar Baru, 1997), hlm.
64
33
Maya Lestari, “Sejarah Tentang Komik”,
http://hansteru.wordpress.com./2007/12/05/jumat,21-11-2008
25

Media grafis termasuk media visual, didefinisikan sebagai


media yang mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan
kuat melalui suatu kombinasi pengungkapan kata-kata, dan
gambar-gambar. Jenis-jenis media grafis yang dapat dimanfaatkan
dalam pembelajaran meliputi bagan, diagram, poster, kartun dan
komik.34
Media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dari
sumber ke penerima pesan saluran yang dipakai menyangkut indra
penglihatan, pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam
simbol-simbol komunikasi visual.35
Simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses
penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Selain fungsi umum
tersebut, secara khusus grafis berfungsi pula untuk menarik
perhatian, memperluas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi
fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak
digrafiskan.36
Peranan pokok dari buku komik dalam pengajaran adalah
kemampuannya dalam menciptakan minat para siswa. Penggunaan
komik dalam pengajaran sebaiknya dipadukan dengan metode
mengajar, sehingga komik dapat menjadi alat pengajaran yang
efektif. Komik merupakan suatu bentuk bacaan dimana anak
membacanya tanpa harus dibujuk. Melalui bimbingan dari guru
komik dapat berfungsi sebagai jembatan untuk menumbuhkan
motivasi belajar para siswa.37
Perlu disadari oleh para guru banyak bacaan komik di
pasaran atau di perpustakaan yang sifatnya tidak selalu mendidik
dan mengarahkan pembaca (siswa) ke hal-hal yang imajinatif.
Yang demikian itu harus dipahamkan pada siswa supaya mereka

34
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Op. Cit. hlm. 68
35
Arif Sardiman dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 28
36
Ibid, 29
37
Ahmad Rohani, Op.Cit . hlm. 79
26

tidak tersesat oleh bacaan-bacaan komik yang demikian. Guru


harus mengarahkan mereka supaya selektif dalam membaca komik.
Walaupun komik dapat menumbuhkan motivasi belajar tetapi
jangan sampai siswa terlena dengan bacaan komik sehingga
mereka lupa dengan buku pelajarannya.
Komik merupakan media penyampaian ide, gagasan dan
bahkan kebebasan berfikir. Isi pesan dari komik itulah yang
menjadi kunci. Selama komik belum menemukan kunci sebagai
media yang mengajarkan seperti peran tertutup antara pembuat
komik, pembaca, orang tua dan sekolah akan terus berlangsung.
Lain halnya kondisi komik di negara Jepang. Negara yang
warganya super sibuk maka komik dijadikan sebagai pilihan media
penyampaian pesan yang efektif. Komik di sana tidak hanya untuk
kalangan anak-anak namun juga untuk kalangan remaja bahkan
dewasa. Media bukanlah pesan, sedangkan isi pesan dapat
disesuaikan dengan kapasitas kemampuan tiap individu untuk
menerimanya. Komik merupakan media yang sangat diminati
dengan gambar dan cara bertuturnya yang lugas.38
Komik merupakan bentuk kartun di mana perwatakan sama
membentuk suatu cerita dalam urutan gambar-gambar yang
berhubungan erat dirancang untuk menghibur para pembacanya.
Walaupun komik telah mencapai popularitas secara luas terutama
sebagai medium hiburan, ternyata komik juga memiliki nilai
edukatif yang tidak diragukan.
Pemakaiannya yang luas dengan ilustrasi berwarna, alur
cerita ringkas dengan perwatakan orangnya yang realistis menarik
semua siswa dari berbagai tingkat usia. Buku-buku komik dapat
dipergunakan secara efektif oleh guru-guru dalam usaha
membangkitkan motivasi belajar.

38
http :// Teknologi Pendidikan. Wordpress. Com/2006/09/12/Buku Terlarang itu
Bernama Komik./jumat, 21-11-2008
27

Jadi yang dimaksud metode diskusi dengan media komik


disini adalah proses belajar mengajar pada mata pelajaran SKI
yang menggunakan media komik sebagai bahan untuk diskusi yang
efektif diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada
mata pelajaran SKI.

3. Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam


a. Pengertian SKI
SKI merupakan mata pelajaran sejarah yang ada di sekolah–
sekolah madrasah, seperti MI, MTS, MA. SKI adalah singkatan dari
Sejarah Kebudayaan Islam. Sejarah adalah asal-usul atau kejadian dan
peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau. 39 Sejarah
sebagai ilmu tentang waktu. Membicarakan tentang perkembangan,
kesinambungan, pengulangan, dan perubahan yang dialami oleh umat
manusia. Sejarah ialah ilmu tentang sesuatu yang mempunyai makna
sosial. Kebudayaan adalah pikiran, akal budi, adat istiadat. Sedangkan
Islam adalah Agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW,
berpedoman pada kitab suci Al-Qur’an yang di turunkan ke dunia
sebagai wahyu Allah SWT. SKI adalah mata pelajaran yang
menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai mengenai proses perubahan
dan perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia dari masa lampau
hingga kini.40
b. Fungsi SKI
Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berfungsi:
1. Pengenalan peristiwa-peristiwa penting dari sejarah Islam
2. Pengenalan produk-produk peradaban Islam serta tokoh-tokoh
pelopornya.

39
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm
1011
40
Sarwono, “Sejati Belajar Sejarah”
http://sekolahfaforit.blogspot.com/2007/12/dialektika-sejarah.html 23 april 2009.
28

3. Pengembangan rasa kebangsaan, penghargaan, terhadap


kepahlawanan, kepeloporan, semangat keilmuan dan kreativitas
para tokoh pendahulu.
4. Penanaman nilai bagi tumbuh dan berkembangnya nilai sikap
kepahlawanan, kepeloporan, keilmuan dan kreativitas, pengabdian
serta peningkatan rasa cinta tanah air dan bangsa.
5. Memahami dan mengambil ibrah sejarah dakwah Nabi Muhammad
SAW.
6. Mengapresiasi fakta dan makna peristiwa-peristiwa bersejarah dan
mengaitkannya dengan fenomena kehidupan sosial, budaya, politik,
ekonomi, iptek dan seni.
7. Meneladani tokoh-tokoh Islam.41
c. Ruang Lingkup SKI
Ruang lingkup Sejarah kebudayaan Islam di MA kelas XI
meliputi :
Memahami dan mengambil ibrah sejarah dakwah Nabi
Muhammad pada periode Makkah dan Madinah, masalah
kepemimpinan umat setelah Rasulullah SAW wafat, perkembangan
Islam pada abad pertengahan/zaman kemunduran (1250 M-1800), abad
pertengahan/zaman kemunduran, masa modern/zaman kebangkitan
(1800 - sekarang), serta perkembangan islam di Indonesia dan di Dunia
Tabel 2.1
Ruang Lingkup Pelajaran SKI Kelas XI
Kelas XI Semester I
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Memahami keteladanan 1.1 Menceritakan sejarah dakwah
dakwah Rasulullah dalam Rasulullah pada periode Makkah
membina umat dan Madinah
1.2 Mendeskripsikan substansi dan
strategi dakwah Rasulullah pada
periode Makkah dan Madinah

41
Permanag No 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran
Pendidikan Agama (Sejarah Kebudayaan Islam).
29

1.3 Mengidentifikasi hasil


perjuangan Rasulullah dalam
pada periode Makkah dan
Madinah
1.4 Mengambil ibrah dari perjuangan
Rasulullah periode Makkah dan
Madinah
2. Kemampuan 2.1 Mengevaluasi penyebab
mendiskripsikan, keruntuhan Daulah Umayyah II
mengidentifikasi dan 2.2 Mengidentifikasi kejayaan islam
mengevaluasi sejarah pada masa Daulah Muwahhidun
islam di Andalusia dan 2.3 Mengidentifikasi kejayaan islam
mengambil hikmahnya pada masa Daulah Muwahhidun

Kelas XI Semester II

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar


1. Memahami perkembangan 1.1. Menjelaskan perkembangan
Islam pada masa modern Islam pada masa Modern
1.2. Menampilkan contoh
perkembangan Islam pada masa
nodern
1.3. Mengambil hikmah dari
perkembangan Islam pada masa
modern
2. Memahami perkembangan 2.1 Menjelaskan perkembangan
Islam di Indonesia Islam di Indonesia
2.2 Menampilkan contoh
perkembangan Islam di Indonesia
2.3 Mengambil hikmah dari
perkembangan Islam di Indonesia
3. Memahami perkembangan 3.1 Menjelaskan perkembangan
Islam di Dunia Islam pada masa Dunia
3.2 Menampilkan contoh
perkembangan Islam di Dunia
3.3 Mengambil hikmah dari
perkembangan Islam di Dunia

d. Tujuan SKI
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MA bertujuan
agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut:
30

a. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya


mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma islam
yang dibangun oleh Rasulullah SAW dalam rangka
mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam
b. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan
tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa
kini, dan masa depan.
c. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah
secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.
d. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap
peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di
masa lampau.
e. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil
ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani
tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena
sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk
mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.42

4. Hubungan Motivasi Belajar dengan Metode Diskusi dengan Media


Komik
Dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik motivasi
instrinsik maupun motivasi ekstrinsik sangat diperlukan. Motivasi bagi
pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan
dan memelihara ketekunan dalam kegiatan belajar mengajar.
Ada beberapa bentuk dan cara menumbuhkan motivasi dalam
kegiatan belajar diantaranya adalah :
a. Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai belajarnya, angka yang
baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat.

42
Peraturan Mentri Agama Indonesia Nomor 2 tahun 2008 Tujuan Mata Pelajaran SKI
31

b. Pemberian hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidak selalu
demikian karena hadiah tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak
senang dengan pekerjaan tersebut
c. Persaingan
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk
mendorong belajar siswa.
d. Ego involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya
tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras
dengan mempertahankan harga diri, merupakan bentuk motivasi yang
sangat penting.
e. Memberi ulangan mengetahui hasil
Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan, oleh
karena itu memberi ulangan juga sebagai sarana motivasi.
f. Memberi pujian
Pujian sebagai akibat pekerjaan yang di selesaikan dengan baik
merupakan motivasi yang baik.
g. Hasrat untuk belajar
Siswa harus di tumbuhkan motivasi untuk belajar.
h. Minat tujuan yang diakui.
Motivasi selalu mempunyai tujuan, kalau tujuan itu berarti dan
berharga bagi siswa maka ia akan berusaha untuk menjaganya.43
Untuk menumbuhkan motivasi salah satunya adalah hasrat untuk
belajar berarti pada diri anak itu memang ada motivasi untuk belajar
sehingga hasilnya akan lebih baik misalnya dengan berbagai variasi KBM
dengan metode diskusi dengan media komik
Metode diskusi sebagai salah satu alternatif yang dipakai oleh
seorang guru di kelas, bertujuan memecahkan masalah dari para siswa,
sedangkan metode diskusi dalam proses pembelajaran sebagai cara yang

43
Sardiman Op,Cit, hlm. 91
32

dilakukan dalam mempelajari bahan atau penyampaian materi dengan jelas


dengan cara mendiskusikannya dengan rujukan dapat menimbulkan
pengertian serta perubahan tingkah laku.
Sedangkan komik merupakan media penyampaian ide, gagasan dan
bahkan kebebasan berfikir, isi pesan dari komik itulah yang menjadi kunci
komik sebagai media pembelajaran.
Maka dari itu dengan adanya pembelajaran diskusi dengan media
komik diharapkan mampu menjadi alat pengajaran yang efektif dan
mampu berperan sebagai jembatan untuk menumbuhkan motivasi belajar
siswa. Karena komik merupakan media yang mempunyai sifat sederhana,
jelas dan mudah dipahami.

B. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka teoritik tersebut, maka hipotesis tindakan dalam
penelitian ini dapat dirumuskan “Melalui metode diskusi dengan media komik,
maka motivasi belajar siswa pada mata pelajaran SKI dapat ditingkatkan”.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian di MA Negeri Lasem tepatnya di Jalan Sunan
Bonang Km 01. Dengan dasar pertimbangan sebagai berikut.
a. Lokasi sekolah yang strategis, mudah dijangkau oleh kendaraan umum
dan keadaan sekolah yang menarik.
b. Sarana dan prasarana sekolah yang lengkap, dan semua pihak sekolah
yang bersedia membantu untuk mengadakan penelitian.
c. Suasana sekolah yang nyaman, tertib, dan rapi, sehingga proses
pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan memudahkan
peneliti dalam mengadakan penelitian.

2. Waktu Penelitian
Penelitian ini diadakan selama 1 bulan terhitung mulai izin
penelitian secara lisan dan tertulis. Sedangkan pelaksanaan penelitian atau
pengumpulan data mulai tanggal 13 Juli 2009 sampai dengan 13 Agustus
2009

B. Subjek Penelitian
Adapun subjek penelitian yang dikenai tindakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Siswa kelas XI IPA 2 MA Negeri Lasem semester I tahun ajaran 2009-
2010.
2. Peneliti sebagai pengamat sekaligus guru di dalam melakukan
pembelajaran dengan metode diskusi dengan media komik..

33
34

C. Prosedur Penelitian
Suharsini Arikunto menyatakan “Penelitian tindakan kelas adalah
suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”.
Penelitian tindakan kelas bukan sekedar mengajar seperti biasanya, tetapi
harus mengandung suatu pengertian, bahwa tindakan yang dilakukan
berdasarkan atas upaya meningkatkan hasil, yaitu lebih baik dari sebelumnya.
Penelitian tindakan kelas (PTK) dalam istilah Inggris adalah Classs Action
Research (CAR).1
Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki
dan meningkatkan kualitas serta profesionalisme guru dalam menangani
proses belajar mengajar, agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. Data yang
diperoleh berupa data deskriptif dan kuantitatif yang menggunakan
perhitungan statistik sederhana.
1. Model Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini dipilih model spiral dari
Kemmis dan Taggart yang terdiri dari beberapa siklus tindakan dalam
pembelajaran berdasarkan refleksi mengenai hasil dari tindakan-tindakan
pada siklus sebelumnya. Dimana setiap siklus tersebut terdiri dari empat
tahapan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi),
dan refleksi.

1
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas , (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006),
hlm3
35

Model Spiral dari Kemmis dan Taggart

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

? dst.2

2. Siklus Kegiatan
Siklus kegiatan dirancang dengan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Kegiatan diterapkan dalam upaya meningkatkan motivasi belajar
siswa dalam pembelajaran SKI melalui metode diskusi dengan media
komik. Metode diskusi dengan media komik ini mampu mengaktifkan
siswa dalam belajar khususnya mata pelajaran SKI yang ada di kelas XI
IA2 MA Negeri Lasem. Tahapan dalam penelitian ini disusun melalui
siklus penelitian. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Penelitian dirancang dalam tiga tahap yaitu pra
siklus, siklus 1 dan siklus 2. Pelaksanaan tiap tahap akan diambil 1 kelas
dengan kolaborator guru pengampu mata pelajaran SKI yaitu Ibu Dra.
Nadhiroh.
a. Pra Siklus
Tahap pra siklus ini peneliti akan melihat pembelajaran SKI secara
langsung di kelas XI IA2 MA Negeri Lasem. Dalam pembelajaran SKI
di kelas XI IA2 tersebut belum menggunakan model pembelajaran

2
Rochiati Wiraatmaja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung ; Remaja
Rosdakarya, 2005), hlm. 66
36

secara aktif dan masih menggunakan metode ceramah yang siswanya


masih belum banyak ikut aktif dalam proses pembelajaran dan
cenderung terjadi komunikasi yang pasif. Artinya seolah-olah guru
yang bicara dan siswa atau peserta didik hanya mendengarkan dan
keberanian untuk bertanya terhadap suatu masalah yang belum jelas
yang ada di benak mereka belum dapat diungkapkan secara maksimal.3
Di akhir pembelajaran peneliti membagikan angket untuk
mengetahui motivasi belajar siswa pada pelajaran SKI. Apakah
kompetensi yang diharapkan sudah dapat tercapai dengan
menggunakan metode ceramah? Apakah siswa terlibat aktif dalam
proses pembelajarannya?
b. Siklus 1
Pelaksanaan siklus 1 menggunakan kelas XI IA2 yang diampu
oleh Ibu Dra. Nadhiroh. Langkah-langkah besar dalam siklus 1 dimulai
dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi yang akan
dijelaskan sebagai berikut:
1) Perencanaan
a) Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang telah
disiapkan. Penekanan perencanaan disini adalah menyiapkan
peserta didik benar-benar berada pada suasana penyadaran diri
untuk tetap ter motivasi belajar dengan menekankan pada
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan berada pada
konsentrasi terhadap materi pengajaran SKI yang sedang
dibahas atau dipelajari.
b) Menyiapkan Rencana Pembelajaran sesuai dengan metode
diskusi dengan media komik. Di dalam menyiapkan rencana
pembelajaran ini ditekankan pada hasil angket dan pengamatan
pada pra siklus yang menekankan pada keaktifan siswa melalui
metode diskusi dengan media komik agar memberikan kesan
menyenangkan.

3
Hasil Pengamatan di kelas XI IA2 MA Negeri Lasem 23 juli 2009
37

c) Bersama dengan guru SKI peneliti:


(1) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam
PBM.
(2) Menentukan pokok bahasan.
(3) Mengembangkan skenario pembelajaran.
(5) Menyiapkan sumber belajar.
(7) Mengembangkan format observasi pembelajaran.
2) Pelaksanaan
Peneliti sekaligus guru melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan RPP yang telah disiapkan oleh peneliti. Adapun langkah-
langkah pembelajaran dengan metode diskusi dengan media komik
dalam mata pelajaran SKI pada siklus 1 ini secara garis besar
sebagai berikut:
a) Guru memberikan apersepsi tentang materi pembelajaran yang
akan dibahas
b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
c) Guru melaksanakan pembelajaran dengan metode diskusi
dengan media komik, menilai melalui lembar observasi atau
pengamatan berkaitan dengan motivasi belajar di dalam kelas
serta mencatat apa yang terjadi di dalam kelas pada siklus 1
terkait dengan pelaksanaan pembelajaran SKI dengan metode
diskusi dengan media komik.
d) Guru menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario
pembelajaran.
e) Untuk menghemat waktu pembelajaran di dalam kelas terkait
dengan penggunaan metode diskusi dengan media komik yaitu
pembentukan kelompok dilakukan diluar jam pelajaran yang
kemudian diumumkan pada waktu pembelajaran.
f) Peneliti memberikan media komik dan didiskusikan melalui
kelompok dan peneliti menilai bagaimana aktivitas siswa
dalam kelompok tersebut, melalui diskusi antar kelompok
38

diharapkan peserta didik dapat ter motivasi untuk menuangkan


ide berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang dibahas.
Dan di akhir pelajaran peneliti membagikan angket.
3) Pengamatan
a) Guru mengamati motivasi belajar peserta didik pada siklus 1
b) Guru mengamati pada setiap kegiatan yang dilakukan siswa.
Dimulai dari permasalahan yang muncul pada awal pelajaran
hingga akhir pelajaran. Berikan penilaian tentang indikator
keaktifan dan ketrampilan proses yang telah disiapkan.
c) Guru mengamati hasil pengamatan dan wawancara, apakah
sudah mencapai standar?
d) Peneliti mengamati keberhasilan dan hambatan-hambatan yang
dialami dalam proses pembelajaran yang belum sesuai dengan
harapan penelitian.
4) Refleksi
a) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan
b) Secara kolaboratif guru mitra dan peneliti menganalisis dan
mendiskusikan hasil pengamatan. Selanjutnya membuat suatu
refleksi, apakah ada yang perlu dipertahankan dan diperbaiki?
c) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil observasi
untuk tindakan berikutnya
d) Membuat kesimpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus 1
dan d akhir penelitian peneliti membagikan angket.
c. Siklus 2
Untuk pelaksanaan siklus 2 yang dilaksanakan di kelas XI IA2
adalah sebagai tindak lanjut evaluasi dari pelaksanaan siklus 1.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam siklus 2 dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
39

1) Perencanaan
a) Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan
masalah.
b) Meninjau kembali rencana pembelajaran yang disiapkan untuk
siklus 2 dengan melakukan revisi sesuai hasil refleksi siklus 1.
Penekanan pada siklus ini adalah motivasi dan keaktifan belajar
siswa.
c) Menyiapkan lembar kerja observasi yaitu pengamatan terhadap
kegiatan belajar peserta didik di kelas dengan metode diskusi
dengan media komik.
2) Pelaksanaan
Guru sekaligus peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan RPP yang telah disiapkan oleh peneliti dan di revisi
berdasarkan evaluasi pada siklus 1.
a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
b) Memberikan gambaran konsep pembelajaran.
c) Melakukan tindakan pembelajaran sesuai dengan skenario dan
hasil refleksi.
d) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana
pembelajaran dengan metode diskusi dengan media komik
dalam pembelajaran SKI
e) Setelah pembelajaran selesai peneliti membagikan angket.
3) Pengamatan
a) Pengamatan dilakukan bersamaan dengan tindakan, dengan
menggunakan instrumen yang telah tersedia. Fokus
pengamatan adalah kegiatan siswa dalam berdiskusi sesuai
dengan skenario pembelajaran.
b) Peneliti mengamati pelaksanaan pembelajaran dan
dibandingkan dengan siklus 1
c) Guru bersama peneliti mengamati hasil observasi apakah
sudah mencapai standar
40

d) Peneliti mengamati keberhasilan dan hambatan-hambatan yang


dialami dalam proses pembelajaran yang belum sesuai dengan
harapan penelitian.
e) Hasil pengamatan dan angket dianalisis untuk memperoleh
gambaran bagaimana dampak dari tindakan yang dilakukan.
Jika permasalahan sudah terselesaikan dan sudah dirasa cukup
maka tindakan akan dihentikan. Akhir pembelajaran di bagikan
angket.
4) Refleksi
Refleksi pada siklus kedua ini dilakukan untuk melakukan
penyempurnaan tentang pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan metode diskusi dengan media komik yang
diharapkan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam
rangka untuk mencapai kompetensi mata pelajaran SKI secara
maksimal.
d. Indikator
Tabel 3.2
Indikator keberhasilan Siswa dalam pembelajaran

No Indikator Aspek Perilaku yang Diamati

1. Kesiapan menerima ƒ Suasana kelas tenang dan siswa


pelajaran mengkondisikan diri menerima
Indikator pencapaian pelajaran
mencapai 5 kadar ƒ Ketenangan atau suasana kelas
diskoring dengan skala saat pelajaran dimulai
(1 s.d 5). Indikator ƒ Pada saat pelajaran dimulai siswa
pencapaian diatas 65 mendengarkan penjelasan guru
ƒ Perhatian siswa terpusat dan
aktivitas pembelajaran siswa
tampak bersemangat.
41

ƒ Siswa menyiapkan buku pelajaran


dan sumber belajar lainnya yang
berkaitan dengan materi pelajaran
2. Keaktifan siswa dalam ƒ Keaktifan mengikuti pelajaran
pembelajaran. ƒ Keaktifan dalam bertanya
Indikator pencapaian ƒ Keaktifan dalam menjawab
mencapai 5 kadar pertanyaan
dengan skala (1 s.d 5). ƒ Keaktifan mengikuti jalannya
Indikator pencapaian diskusi
diatas 65 ƒ Keaktifan dalam mengungkapkan
pendapat.
ƒ Kekompakan dalam
menyelesaikan tugas individu
ƒ Kekompakan dalam
Menyelesaikan tugas kelompok
ƒ Ketrampilan siswa dalam
mengungkapkan dan membuat
kesimpulan.

e. Tehnik Pengumpulan Data


Dalam hal ini, peneliti menggunakan beberapa metode untuk
menggali informasi yang dibutuhkan. Metode yang dipakai oleh peneliti
untuk mendapatkan informasi tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Metode angket atau kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang di ketahui.4 Metode
ini akan dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang motivasi

4
Suharsimi Arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2006), hlm.151
42

belajar SKI siswa MAN Lasem kelas XI dengan menggunakan


metode diskusi dengan media komik.
2. Observasi
Pengamatan adalah catatan secara sistematis fenomena-
fenomena yang diselidiki.5 dilakukan pada tiap siklus untuk
membuat Pengamatan kesimpulan pelaksanaan pembelajaran pada
siklus tersebut yang akan direfleksikan pada siklus berikutnya.
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang
kesiapan dan keaktifan siswa dalam berdiskusi sehingga akan
diketahui motivasi belajar siswa pada mata pelajaran SKI kelas XI
MAN Lasem.

5
Sutrisno Hadi, Metodologi Research jilid II, (Yogyakarta: And Offset, 2004), hlm151
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Situasi dan Kondisi Tempat


Tempat penelitian ini adalah di MA Negeri Lasem (MAN Lasem) yang
beralamatkan di jalan Sunan Bonang km 01 Lasem terletak di desa Ngemplak
Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang. MAN Lasem berada pada tempat
yang strategis karena terletak diantara lembaga pendidikan maupun
pemerintahan. Di sebelah selatan terdapat SD 2 Ngemplak, disebelah barat
terdapat SD 1 Soditan dan SD 2 Soditan dan disebelah utara ada SMA 1
Lasem. Disekitarnya juga terdapat kantor Polres Rembang, Kodim dan kantor
Kecamatan Lasem. Disepanjang jalan Sunan Bonang ini juga terdapat SMA
Muhammadiyah Lasem, MTsN Lasem, SMP/SMK/MA NU Lasem serta SMP
2 Lasem.
MAN Lasem berada di kota Lasem yang merupakan daerah pesisir
pantai, namun disekelilingnya juga terdapat pegunungan yaitu gunung Argo
Kajar. Hal ini dapat menambah keindahan suasana belajar di MAN Lasem,
disamping itu juga dapat memudahkan siswa MAN Lasem untuk studi
lapangan seperti mempelajari kehidupan satwa laut, mempelajari aneka ragam
tumbuhan alam pegunungan dan sebagainya.
Dari hasil observasi sebelum diadakan tindakan penelitian dengan
mengadakan wawancara dengan guru bidang studi SKI kelas XI IA2 serta
melihat data dari Bimbingan Konseling merupakan kelas yang mempunyai
tingkat motivasi yang rendah dalam mata pelajaran SKI, tetapi sesungguhnya
mempunyai kemampuan yang cukup sehingga dapat diterapkan metode
diskusi. Dengan diterapkannya metode diskusi dengan media komik dalam
pembelajaran SKI diharapkan motivasi belajar siswa akan mengalami
peningkatan.

43
44

B. Analisis Penelitian Tindakan Tahap Pra Siklus


Pelaksanaan pembelajaran pra siklus untuk kelas XI IA2 yang diampu
oleh Ibu Dra Nadhiroh. Dilaksanakan pada hari kamis tanggal 23 juli 2009.
Tahap pra siklus ini materi yang diajarkan adalah tentang keteladanan dakwah
rasulullah dalam membina umat. Tahap pra siklus ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran SKI
di kelas sebelum diterapkannya metode diskusi dengan media komik, dengan
melihat atau mengamati secara langsung pembelajaran yang ada di kelas,
kemudian dicatat yang terjadi selama pembelajaran berlangsung.
Pada tahap pra siklus ini selain peneliti mendampingi guru mitra saat
mengajar dalam kelas, peneliti juga melakukan observasi ketika proses
pembelajaran berlangsung. Selanjutnya di akhir pembelajaran peneliti
memberikan angket. Angket ini adalah untuk mengetahui motivasi siswa
dalam belajar SKI sebelum diterapkannya metode diskusi dengan media
komik. Dari hasil angket tersebut, diperoleh rata-rata nilai sebesar 61,2 %.
Secara keseluruhan keberhasilan pada pra siklus ini belum mencapai
ketuntasan minimal SKI yang ditentukan melalui standar belajar yaitu 65.
Tabel 4.3
Jawaban Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran SKI
Pada Tahap Pra Siklus
NO NAMA Skor NILAI NO NAMA Skor NILAI
1 Achmad Irwanto 34 68 23 Muhammad Ali 24 48
Allaludiniah
2 Achmad Nur Cholik 24 50 24 Muhamad Arif Irfan 29 58
3 Aizzatin Nafisah 20 40 25 Nailil Ifa 42 84
4 Amirotus Sholihah 37 74 26 Nanik Andiyani 32 64
5 Anita Sari 23 46 27 Nanik Susi Wulandari 20 40
6 Aries Wibawo 27 54 28 Nurul Qomqriyqh 28 56
7 Aulia 31 62 29 Nurul Zainuddin 20 40
Maratussholihah
45

8 Eka Nur’aini Liya R 38 76 30 Qurrota A’yunin 35 70


9 Feny Erlina Nur’aini 28 56 31 Reza Khoirunnisa 28 56
10 Heti Nurcahyanti 44 88 32 Robiatul Adawiyah 29 58
11 Himatul Ulya 30 60 33 Rofikoh Desika Candra 37 74
12 Kadar Nirma Sari 41 82 34 Shofiul Anam 32 64
13 Khafidzotuzzumairoh 29 58 35 Sholihatun Ma’rifah 32 64
14 Koriyah I 36 Siti Nurjannah 19 38
15 Qurotul Ayun 31 62 37 Sopyan 29 58
16 Lida Finoria Fitriani 28 56 38 Sri Wahyuningsih 34 68
17 M.A. Sahal Baihaqi 18 36 39 Sri Winarti 37 74
18 Mariatun Qoniah 28 56 40 Syakur 27 54
19 Marlina Febriyanti 38 76 41 Tia Nurul Jayanti 24 48
20 Masniyyah 26 52 42 Ummi Fatimiyah 38 76
21 Moch. Abdul Ghofur 36 72 43 Ummi Luthfiyatun T 48 96
22 Muh Abid Muzakki 29 58 44 Umrotun Khasanah 31 62
Rata-rata 61,2%
skor siswa yang diperoleh siswa
Ket: Nilai = x 100
skor maksimal (50)
Pada pelaksanaan pra siklus ini, yang motivasi belajarnya masih di
bawah standar adalah 29 siswa dari 44, 24 siswa menjawab negative yaitu,
Cholik, Anita, Aries, Aulia, Feny, Ulya, Khafidhoh, kurotul ayun, Lida,
Mariatun, Masniyyah, Abid, Ali, Irfan, Nanik, Nurul, Reza, Robiatul, Anam,
Sholihatun, Sopyan, Syakur, Umrotun. Dan 5 siswa menjawab netral yaitu,
Aizzatin, Baihaqi, Susi, Zainuddin, Siti.
Dari prosentase jawaban angket di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa motivasi belajar SKI siswa XI IA2 masih dibawah rata-rata, untuk
memotivasi siswa adalah bagaimana strategi guru mengemas pelajaran SKI
agar memberikan kesan bahwa SKI adalah pelajaran yang menyenangkan.
Untuk itu perlu adanya media dan metode yang digunakan sebagai alat untuk
memudahkan siswa belajar dalam memahami pelajaran SKI misalnya dengan
metode diskusi dengan media komik.
46

Tabel 4.4
Skor Observasi Motivasi Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran SKI
Pada Tahap Pra Siklus
Jumlah
Sub Indikator 1 Indikator 2
Skor
Indikator
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 8
2 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 7
3 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 7
4 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 4
5 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 6
6 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 3
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5
8 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2
Jumlah Skor - - - 8 15 1 4 9 0 5 42

Keterangan :
Indikator I : Kesiapan menerima pelajaran
Indikator II : Keaktifan dalam pembelajaran
Skor :
5 (sangat baik)
4 (baik)
3 (cukup)
2 (rendah)
1 (kurang)

Untuk hasil pengamatan oleh peneliti yang dilihat dari indikator


kesiapan dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran SKI pada tahap pra
siklus dapat diprosentasekan bahwa kesiapan dan keaktifan peserta didik
dalam proses pembelajaran sebelum diterapkan metode diskusi dengan media
komik yaitu:
Skor yang dicapai
Nilai : X 100 %
Skor maksimal
42
: X 100%
80
: 52,5 %
47

Dari hasil pengamatan pada tahap pra siklus tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa siswa belum terlibat aktif secara penuh dalam proses
pembelajaran. Keaktifan siswa adalah sebagai indikator adanya motivasi
belajar dalam proses pembelajaran. Siswa yang kesiapan nya matang dalam
pembelajaran dan aktif dalam kelas menunjukkan adanya motivasi atau
keinginan untuk bisa. Rendahnya motivasi belajar siswa pada kelas XI IA2
yang menjadi obyek penelitian dapat ditunjukkan dari prosentase hasil
penilaian keaktifan dan kesiapan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
yaitu sebesar 52,5 % yang masih berada dibawah ketentuan yaitu 65 %.
Selama proses belajar berlangsung aspek yang menunjukkan adanya
belajar aktif belum secara maksimal terpenuhi, seperti penataan ruangan atau
tempat duduk masih model konvensional. Hal ini cenderung penguasaan kelas
yang belum maksimal, dan peneliti mengamati masih ada siswa yang tempat
duduk nya paling belakang masih melaksanakan aktivitas selain pembelajaran
seperti halnya bicara sendiri atau berbisik-bisik serta mengerjakan tugas pada
mata pelajaran selain pelajaran SKI. Berkaitan dengan hasil angket yang
dilakukan di akhir pembelajaran didapat bahwa rata-rata siswa XI IA2
mempunyai motivasi yang masih rendah dalam pembelajaran SKI.
Setelah mengamati secara langsung pada proses pembelajaran SKI
kelas XI IA2 pada tahap pra siklus, kemudian peneliti mendiskusikan dengan
guru mitra untuk tahap berikutnya yaitu pada tahap siklus 1.
Sebelum melaksanakan siklus berikutnya ada beberapa hal yang dapat
diidentifikasi untuk pelaksanaan tindakan pada siklus 1, yaitu:
a. Pelaksanaan pembelajaran masih pada komunikasi satu arah.
b. Pembelajaran yang ada di kelas berkaitan dengan sumber pembelajaran
masih bergantung pada Lembar Kerja Siswa (LKS).
c. Belum adanya hubungan timbal balik antara guru dan murid yang
berkaitan dengan pembelajaran siswa.
d. Adanya penerapan satu metode yaitu ceramah, membuat peserta didik
menjadi jenuh dan perhatian siswa belum terfokus pada satu
permasalahan.
48

e. Berkaitan dengan pembelajaran aktif penataan ruang kelas belum


mencerminkan pembelajaran aktif, yaitu penataan bangku yang masih
model konvensional.
Dari refleksi diatas didapatkan beberapa solusi terhadap permasalahan
proses belajar mengajar di kelas berkaitan dengan motivasi belajar siswa.
Permasalahan tersebut kemudian didiskusikan dengan guru mitra atau
kolaborator untuk mencari solusi tersebut atau mendiskusikan tentang metode
pembelajaran yang akan diterapkan yaitu metode diskusi dengan media
komik. Solusi ataupun hasil diskusi tersebut akan diterapkan menjadi sebuah
tindakan untuk tahap berikutnya yaitu pada siklus 1.

C. Analisis Penelitian Tindakan Kelas Siklus 1


Penelitian Tindakan Kelas pada siklus 1 dilaksanakan oleh peneliti
dengan ibu Dra Nadhiroh sebagai guru mitra atau kolaborator peneliti
sekaligus sebagai pengampu mata pelajaran SKI kelas XI IA2 di MA Negeri
Lasem. Pada siklus 1 ini observasi dilakukan di kelas XI IA2 dengan materi
“Metode dakwah Nabi periode Makkah” pada tanggal 30 juli. Dalam siklus 1
ini, solusi yang diperoleh dari tahap refleksi pada tahap pra siklus sebagai
tindakan untuk mengatasi permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran SKI
di kelas kaitannya dengan meningkatkan motivasi belajar.
Peneliti dan kolaborator yaitu guru mitra atau guru SKI kelas XI IA2
di MA Negeri Lasem. sebelum melaksanakan tindakan pada tahap siklus
pertama melakukan diskusi terlebih dahulu tentang tindakan yang akan
diambil untuk menyelesaikan permasalahan yang didapat pada tahap pra siklus
terutama bagaimana menciptakan suasana belajar yang tidak menjenuhkan
yang akan membawa dampak motivasi belajar siswa. Tindakan tersebut
kemudian didiskusikan dengan kolaborator untuk menjadi alternatif
pemecahan masalah. Tindakan tersebut adalah :
1. Melaksanakan pembelajaran yang ada di kelas dengan metode diskusi
dengan media komik.
49

2. Meninjau kembali Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada tahap pra


siklus.
3. Melaksanakan komponen pembelajaran yang ada pada pembelajaran
diskusi.
4. Menciptakan ruangan yang mencerminkan pembelajaran aktif yaitu
mengubah bangku untuk kelompok diskusi.
Tabel 4.5
Jawaban Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa Dengan Menggunakan
Metode Diskusi Dengan Media Komik Pada Tahap Siklus I
NO NAMA Skor NILAI NO NAMA Skor NILAI
1 Achmad Irwanto 35 70 23 Muhammad Ali 37 74
Allaludiniah
2 Achmad Nur Cholik 25 50 24 Muhamad Arif Irfan 42 84
3 Aizzatin Nafisah 34 68 25 Nailil Ifa 41 82
4 Amirotus Sholihah 37 74 26 Nanik Andiyani 46 92
5 Anita Sari 36 72 27 Nanik Susi Wulandari 20 40
6 Aries Wibawo 29 58 28 Nurul Qomqriyqh 34 68
7 Aulia Maratussholihah 35 70 29 Nurul Zainuddin 19 38
8 Eka Nur’aini Liya R 39 78 30 Qurrota A’yunin 40 80
9 Feny Erlina Nur’aini 40 80 31 Reza Khoirunnisa 37 74
10 Heti Nurcahyanti 47 94 32 Robiatul Adawiyah 30 60
11 Himatul Ulya 37 74 33 Rofikoh Desika 37 74
Candra
12 Kadar Nirma Sari 48 96 34 Shofiul Anam 31 62
13 Khafidzotuzzumairoh 34 68 35 Sholihatun Ma’rifah 32 64
14 Koriyah 38 76 36 Siti Nurjannah 20 40
15 Qurotul Ayun 38 76 37 Sopyan 31 62
16 Lida Finoria Fitriani 41 82 38 Sri Wahyuningsih 40 80
17 M.A. Sahal Baihaqi 20 40 39 Sri Winarti 38 76
18 Mariatun Qoniah 41 82 40 Syakur 30 60
50

19 Marlina Febriyanti 46 92 41 Tia Nurul Jayanti 30 60


20 Masniyyah 28 56 42 Ummi Fatimiyah 39 78
21 Moch. Abdul Ghofur 42 84 43 Ummi Luthfiyatun T 46 92
22 Muh Abid Muzakki 31 62 44 Umrotun Khasanah 37 74
Rata-rata 70,8 %
skor siswa yang diperoleh siswa
Ket : Nilai = x 100
skor maksimal (50)
Tindakan siklus 1 ini juga menunjukkan adanya peningkatan skor
angket yang telah diisi oleh siswa yang sebelumnya masih 24 siswa belum
mencapai ketuntasan, kini menurun menjadi 9 siswa yaitu, Aries, Masniyyah,
Abid, Robiatul, Anam, Sholihatun, Sopyan, Syakur, Tia. Dan 4 siswa
menjawab netral yaitu, Baihaqi, Susi, Zainuddin, Siti.
Tabel 4.6
Skor Observasi Motivasi Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran
SKI melalui Metode Diskusi Dengan Media Komik
Pada Siklus 1
Jumlah
Sub Indikator 1 Indikator 2
Skor
Indikator
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 8
2 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 7
3 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 7
4 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 9
5 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 7
6 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2
7 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 3
8 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 4
Jumlah Skor - - 6 12 0 - 2 6 16 5 47
Keterangan :
Indikator I : Kesiapan menerima pelajaran
Indikator II : Keaktifan dalam pembelajaran
Skor :
5 (sangat baik)
4 (baik)
3 (cukup)
51

2 (rendah)
1 (kurang)

Hasil pengamatan oleh peneliti yang dilihat dari indikator kesiapan dan
keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran SKI pada tahap siklus 1
dapat dipresentasikan bahwa kesiapan dan keaktifan peserta didik dalam
proses pembelajaran setelah diterapkan metode diskusi dengan media komik
yaitu:
Skor yang dicapai
Nilai : X 100 %
Skor maksimal
47
: X 100%
80
: 58,75 %

Dari hasil pengamatan pada tahap siklus 1 tersebut dapat disimpulkan


bahwa siswa mulai ada peningkatan kesiapan belajar maupun keaktifannya
dalam proses pembelajaran. Keaktifan siswa adalah sebagai indikator adanya
motivasi belajar dalam proses pembelajaran. Siswa yang kesiapannya matang
dalam pembelajaran dan aktif dalam kelas menunjukkan adanya motivasi atau
keinginan untuk bisa. Peningkatan tersebut dapat ditunjukkan dari prosentase
hasil penilaian keaktifan dan kesiapan peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran yaitu sebesar 58,75 % meskipun belum melebihi standar yaitu
65 %. Dalam pelaksanaan tindakan pada tahap siklus 1 terjadi suatu
peningkatan mengenai kesiapan dan keaktifan bertanya. Dengan model
pembelajaran yang diterapkan yang berbeda pada tahap pra siklus yaitu
metode diskusi dengan media komik terlihat adanya peningkatan walaupun
penerapannya belum secara optimal dan masih banyak kendala-kendala yang
harus diperbaiki untuk siklus berikutnya. Peningkatan tersebut yaitu adanya
ketenangan kelas pada saat pelajaran akan dimulai, perhatian peserta didik
dalam mengikuti pelajaran sudah mulai terfokus sedikit demi sedikit, banyak
52

yang terlihat aktif bertanya, mengungkapkan ide atau pengetahuan tentang


sejarah dakwah Nabi SAW.1
Dari hasil wawancara dengan siswa juga didapatkan bahwa siswa
mulai suka dengan media komik awalnya merasa asing tapi lama-lama mereka
malah semakin aktif dalam berdiskusi, misalnya dengan cara memerankan
karakter tokoh yang ada dalam media komik tersebut sebagai cara untuk
berdiskusi.
Setelah observasi selesai dilaksanakan peneliti bersama guru mitra
sebagai kolaborator dalam Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI IA2 MA
Negeri Lasem kemudian mengadakan diskusi berkaitan dengan pelaksanaan
kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode diskusi dengan media
komik, untuk membahas tentang hal-hal yang harus diperbaiki berkaitan
dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas yang menggunakan metode diskusi
dengan media komik.
Pelaksanaan pembelajaran di siklus 1 ini adanya pembelajaran yang
sudah mulai aktif dan terjadinya komunikasi dua arah seperti halnya
pembelajaran dengan diskusi antar kelompok, sehingga materi yang mereka
dapat benar-benar dirasakan oleh peserta didik yang akhirnya berguna bagi
siswa.
Setelah selesai melaksanakan pembelajaran pada siklus 1 ini guru
bersama peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran
tersebut dengan mendiskusikan kendala atau masalah yang dihadapi ketika
berada di kelas. Dari hasil evaluasi siklus menghasilkan beberapa catatan yang
harus direfleksikan pada pelaksanaan pembelajaran pada tahap siklus 2 yaitu
sebagai berikut:
1. Adanya siswa yang masih kurang ter motivasi dalam melaksanakan
pembelajaran SKI dengan metode diskusi dengan media komik.
2. Guru yang melaksanakan pembelajaran di kelas dengan panduan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun secara bersama-sama
dengan peneliti belum sepenuhnya dikuasai.

1
Hasil pengamatan di kelas XI IA2 MA Negeri Lasem tanggal 30 Juli 2009
53

3. Dalam memberikan bimbingan pada tiap-tiap kelompok saat terjadi


diskusi kelompok masih belum maksimal.
4. Adanya peserta didik yang masih pasif.
5. Adanya peserta didik yang masih individu dalam kelompok.
Dari hasil evaluasi pembelajaran tersebut dan hasil diskusi antara
peneliti dengan kolaborator ada beberapa hal tindakan yang akan dilakukan
pada tahap berikutnya yaitu siklus 2 yang akan meningkatkan motivasi belajar
terkait dengan pelaksanaan metode diskusi dengan media komik yang
membawa dampak pada keaktifan dalam pembelajaran. Tindakan tersebut
yaitu:
1. Memberikan motivasi untuk semangat belajar kepada siswa. Dengan
penyampaian materi yang seyogyanya guru mengetahui terlebih dahulu
apa-apa saja yang disukai oleh siswa. Setelah itu berikan apa yang mereka
suka agar mereka juga menyukai apa yang diajarkan oleh guru, misal
dengan cara menawarkan nilai tambahan bagi siswa yang mau bertanya.
2. Pada saat pembelajaran berlangsung kontak pandang guru terhadap siswa
tidak hanya tertuju pada seorang saja, terlebih pada pembelajaran secara
kelompok.
3. Memaksimalkan pembelajaran melalui metode diskusi dengan media
komik.
4. Memberikan kesempatan kepada siswa yang masih belum aktif dalam
pembelajaran.
5. Memberikan tugas kelompok.

D. Analisis Penelitian Tindakan Siklus 2


Seperti pada tahap pra siklus dan siklus 1, observasi dilakukan oleh
peneliti dan kolaborator untuk berupaya meningkatkan keaktifan belajar siswa
yang berdampak pada motivasi dan pemahaman terhadap materi pelajaran
yang menjadi pokok bahasan. Pada siklus 2 ini dilakukan di kelas XI IA2
dengan materi ajar “sejarah dakwah Nabi periode madinah” pada tanggal 06
54

Agustus 2009.Tindakan yang telah dirumuskan pada siklus 1 diatas akan


diterapkan pada siklus 2.
Tabel 4.7
Jawaban Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa Dengan Menggunakan
Metode Diskusi Dengan Media Komik Pada siklus 2
NO NAMA Skor NILAI NO NAMA Skor NILAI
1 Achmad Irwanto 37 74 23 Muhammad Ali 38 76
Allaludiniah
2 Achmad Nur Cholik 35 70 24 Muhamad Arif Irfan 42 84
3 Aizzatin Nafisah 36 72 25 Nailil Ifa 42 84
4 Amirotus Sholihah I 26 Nanik Andiyani 47 94
5 Anita Sari 37 74 27 Nanik Susi Wulandari 39 78
6 Aries Wibawo 38 76 28 Nurul Qomqriyqh 35 70
7 Aulia Maratussholihah 36 72 29 Nurul Zainuddin 20 40
8 Eka Nur’aini Liya R 40 80 30 Qurrota A’yunin 41 82
9 Feny Erlina Nur’aini 43 86 31 Reza Khoirunnisa 40 80
10 Heti Nurcahyanti 47 94 32 Robiatul Adawiyah 37 74
11 Himatul Ulya 38 76 33 Rofikoh Desika Candra 38 76
12 Kadar Nirma Sari 47 94 34 Shofiul Anam 39 78
13 Khafidzotuzzumairoh 35 70 35 Sholihatun Ma’rifah I
14 Koriyah 39 78 36 Siti Nurjannah 42 84
15 Qurotul Ayun 40 80 37 Sopyan 32 64
16 Lida Finoria Fitriani 42 84 38 Sri Wahyuningsih 41 82
17 M.A. Sahal Baihaqi 20 40 39 Sri Winarti 39 78
18 Mariatun Qoniah 42 84 40 Syakur A
19 Marlina Febriyanti 46 92 41 Tia Nurul Jayanti 42 84
20 Masniyyah 41 82 42 Ummi Fatimiyah 40 80
21 Moch. Abdul Ghofur 43 86 43 Ummi Luthfiyatun T 48 96
22 Muh Abid Muzakki 32 64 44 Umrotun Khasanah 35 70
Jumlah 72,47%
55

Dari hasil angket siswa siklus I masih terdapat 9 siswa yang belum
mencapai kriteria yang ditentukan, berdasarkan indikator ketercapaian dan
kriteria ketuntasan minimum sebesar 65, maka untuk siklus 2 ini, hasil angket
menunjukkan 4 siswa, 2 siswa yaitu, Abid dan Sopyan, dan masih ada 2 siswa
yang menjawab netral yaitu, Baihaqi dan Zainuddin artinya mereka belum
mencapai indicator ketercapaian mampu bersikap positif dan belum mencapai
standar mata pelajaran SKI yaitu 65. Secara keseluruhan hasil rata-rata angket
siklus 2 ini kelas XI IA2 sebanyak 72,47% Artinya hasil tersebut telah
melebihi KKM 65 dengan baik.
Sedangkan dari hasil observasinya adalah:
Tabel 4.8
Skor Observasi Motivasi belajar dalam Mengikuti Pembelajaran
Pada Siklus 2
Jumlah
Sub Indikator 1 Indikator 2
Skor
Indikator
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 9
2 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 9
3 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 7
4 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 10
5 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 9
6 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 4
7 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 3
8 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 4
Jumlah 1
- - - 8 15 - - 6 16 55
Skor 0

Keterangan :
Indikator I : Kesiapan menerima pelajaran
Indikator II : Keaktifan dalam pembelajaran
Skor :
5 (sangat baik)
4 (baik)
3 (cukup)
2 (rendah)
1 (kurang)
56

Hasil pengamatan oleh peneliti yang dilihat dari indikator kesiapan


dan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran SKI pada tahap siklus
2 dapat diprosentasekan bahwa kesiapan dan keaktifan peserta didik dalam
proses pembelajaran sebelum diterapkan metode diskusi dengan media komik
yaitu:
Skor yang dicapai
Nilai : X 100 %
Skor maksimal

55
: %
80
: 68,75 %
Dari hasil pengamatan pada tahap siklus 2 tersebut dapat disimpulkan
bahwa siswa hampir secara keseluruhan terlibat aktif dalam proses
pembelajaran. Siswa secara individu maupun kelompok hampir keseluruhan
terlibat aktif bertanya, menulis ketika ada keterangan atau informasi baru yang
diterima dari Ibu guru atau dari sumber lain, menyelesaikan tugas sesuai
dengan fungsinya pada kelompoknya dalam pembelajaran SKI di kelas.
Sehingga dalam proses pembelajaran tidak tergantung sepenuhnya pada guru
dan mereka berusaha mencari informasi sebanyak-banyaknya untuk
didiskusikan dalam kelas atau permasalahan-permasalahan yang mereka
hadapi siap untuk ditanyakan kepada guru. Hal ini juga ditunjukkan hasil
observasi keaktifan dan kesiapan dalam pembelajaran pada siklus 2 Penelitian
Tindakan Kelas pada kelas XI IA2 MA Negeri Lasem dengan prosentase
68,75 % yang sudah berada diatas ketentuan yang ditetapkan yaitu 65 %.
Setelah observasi selesai dilaksanakan peneliti bersama guru mitra
sebagai kolaborator dalam Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI IA2 MAN
Lasem kemudian mengadakan diskusi berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan
pembelajaran yang menggunakan metode diskusi dengan media komik pada
tahap siklus 2. Hasil diskusi tersebut berkaitan pembahasan hasil tindakan dari
tahap pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 yaitu: Terjadi peningkatan motivasi
57

belajar siswa dari tahap pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 yang dapat dilihat
pada table sebagai berikut:

Tabel 4.9
Perbandingan Jumlah Skor dan Prosentase Motivasi Belajar
Pada Tahap Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

Pelaksanaan Jumlah Prosentase Prosentase


No.
Siklus Skor Observasi (%) Angket (%)
1 Pra siklus 42 52,5 61,2
2 Siklus 1 47 58,75 70,8
3 Siklus 2 55 68,75 72,47

Dilihat dari tabel di atas perbandingan observasi dan hasil angket dari
pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan adanya sebuah peningkatan dari
tiap-tiap siklus.

Diagram 4.1
Perbandingan Jumlah Skor dan Prosentase Motivasi Belajar
Pada Tahap Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

80
70
Observasi
60
50 Angket
40
Prosentase (%)
30
20
10
0
42 47 55

Jumlah skor
Dari grafik diatas dapat diambil kesimpulan bahwa terjadi peningkatan
motivasi belajar siswa dari tahap pra siklus, siklus I, dan siklus II.
58

E. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian yang peneliti lakukan
adalah sebagai berikut:
1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di MA Negeri Lasem
mencoba menerapkan model pembelajaran dengan metode diskusi dengan
media komik, sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar SKI.
Merupakan keterbatasan penelitian, diantaranya cara memperoleh data dari
penelitian tersebut, peneliti harus mengamati secara langsung dengan
cermat penerapan metode diskusi dengan media komik di kelas sebagai
upaya meningkatkan motivasi belajar, dengan mengamati secara langsung
maka peneliti yang dibantu oleh kolaborator harus benar-benar kerja keras
untuk memperoleh data dan mengetahui perkembangan yang dialami oleh
siswa selama metode pembelajaran tersebut diterapkan. Namun menjadi
sebuah kelebihan, dengan meneliti secara langsung di kelas, peneliti dapat
melihat secara langsung aktivitas pembelajaran dengan menggunakan
metode diskusi dengan media komik.
2. Penelitian di MA Negeri Lasem oleh peneliti yang dilaksanakan di kelas
XI IA2 yaitu menerapkan metode pembelajaran dengan menggunakan
metode diskusi dengan media komik dalam pembelajaran SKI. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan kelas XI IA2 sebagai sampel
penelitian yang jumlahnya 44 siswa. Sehingga dalam penelitian ini yang
mencoba menerapkan model pembelajaran dengan metode diskusi dengan
media komik tidak dapat menyeluruh di semua kelas. Hal ini disebabkan
karena adanya keterbatasan peneliti untuk melakukan penelitian di semua
kelas di MA Negeri Lasem.
3. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) oleh peneliti di MA Negeri Lasem tidak
lepas dari sumber-sumber pustaka sebagai landasan teori dari penelitian
ini. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, maka
referensi, daftar pustaka atau hasil-hasil penelitian yang relefan dengan
59

penelitian kurang maksimal dalam mencari sumber tersebut. Sehingga


menjadi sebuah kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian ini.
4. Penelitian ini hanya bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
pada pembelajaran SKI di kelas XI IA2 melalui metode diskusi dengan
media komik yaitu berusaha mengaitkan materi yang diajarkan dengan
tokoh-tokoh yang ada di komik. Sehingga dengan metode dan media yang
tepat maka siswa akan belajar lebih semangat karena senang terhadap
materi pelajaran tersebut dan guru yang akan menyampaikan materi di
dalam kelas.
Keterbatasan-keterbatasan yang peneliti hadapi diatas tentunya sedikit
banyak berpengaruh terhadap penelitian yang peneliti lakukan. Namun
demikian, banyak hambatan dan tantangan yang harus dihadapi, peneliti
bersyukur bahwa penelitian ini telah berhasil dengan lancar dan sukses.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Deskripsi data dan analisis penelitian tentang upaya peningkatan
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran SKI melalui metode diskusi
dengan media komik di MA Negeri Lasem dari bab I sampai IV maka pada
akhir skripsi ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut
1. Sebelum dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas yaitu dengan metode
diskusi dengan media komik, motivasi belajar siswa kelas XI IA2 MAN
Lasem pada mata pelajaran SKI sangat rendah mereka merasa jenuh
dengan metode pembelajaran yang digunakan. Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang dilaksanakan oleh peneliti di MA Negeri Lasem dengan
menerapkan pembelajaran dengan metode diskusi dengan media komik
diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran SKI
2. Keberhasilan penerapan model pembelajaran melalui metode diskusi
dengan media komik sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa di MA Negeri Lasem ditunjukkan dengan adanya perubahan dalam
proses pembelajaran yaitu kesiapan dan keaktifan pada saat proses
pembelajaran, Hal ini dapat dilihat dari perolehan skor yang
dipresentasikan melalui pengamatan tentang motivasi belajar siswa dengan
indikator kesiapan dan keaktifan dalam proses pembelajaran. Prosentase
peningkatan motivasi belajar dari hasil observasi pra siklus, siklus 1
sampai siklus 2 yaitu dari 52,5 % meningkat menjadi 68,75 % dan di atas
rata-rata yang ditentukan yaitu 65 %. Sedangkan dari hasil angket tiap
siklus juga menunjukkan peningkatan yaitu dari 61,2 meningkat menjadi
72,47 diatas rata-rata

60
61

B. Saran
Mengingat pentingnya metode pembelajaran secara kreatif untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa, maka peneliti memberikan saran kepada
1. Guru SKI
a. Hendaknya dalam proses belajar mengajar, guru harus benar-benar
paham menyiapkan pembelajaran dengan sebaik mungkin, agar materi
ter sampaikan secara maksimal.
b. Hendaknya pembelajaran dirancang sedemikian rupa dan memperkaya
variasi mengajar. Hal ini untuk mengantisipasi kejenuhan yang dialami
oleh siswa. Dan selalu memantau perkembangannya terutama dari
perilaku, pemikiran dan pemahaman terhadap materi yang diajarkan.
c. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode diskusi dengan media
komik pada mata pelajaran SKI agar dapat dilakukan tidak hanya
sampai pada selesainya penelitian ini saja, akan tetapi dilanjutkan dan
dilaksanakan sebagai program untuk meningkatkan motivasi dan
mengurangi kejenuhan pada waktu melaksanakan pembelajaran
2. Stake holder Madrasah
a. Hendaknya kepala sekolah membuat kebijakan yang mendukung
pembelajaran dengan menggunakan alat bantu pembelajaran seperti
media komik dan lain-lain.
b. Memberi fasilitas proses pembelajaran dengan melengkapi sarana dan
prasarana yang dibutuhkan.
c. Hendaknya para guru, meningkatkan kompetensi termasuk kompetensi
profesional serta membekali diri dengan pengetahuan yang luas,
karena sesungguhnya kompetensi yang dimiliki oleh guru sangat
mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran yang akhirnya akan
dapat menghasilkan siswa yang berprestasi, berbudi pekerti luhur, dan
berakhlaqul karimah yang mampu berdampak positif pada
perkembangan dan kemajuan sekolah.
62

C. Penutup
Syukur Alhamdulillah dengan rahmat, taufiq dan hidayah dari Allah
SWT, penulis berhasil menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik.
Meskipun dalam pembahasan skripsi ini tentunya tidak luput dari kekurangan
dan ketidaksempurnaan. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan yang penulis miliki. Saran yang membangun sangat penulis
harapkan . Penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini bermanfaat
bagi penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Abror, Abdurrahman, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1993

Aqib, Zainal, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : Yrama Widya, 2008

Arikunto, Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas , Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006

___________, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka


Cipta, 2006.

Armai, Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta : Ciputat
Pers, 2002

Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers,


2002

Aziz, Sholeh Abdul, At-Tarbiyatul wa Thurukut Tadris,Mesir: Al Ma’arif, 1979

B, Hamzah, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta : Bumi Aksara, 2008

Bakar, Bahrun Abu, dkk, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, Semarang: Toha Putra,
1992

Basyirudin, Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta Ciputat Pers,


2002

Clifort T, Morgan, Introduction To Psikologi, New York : The Mc Graw Hill


Book tt.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an Al Karim dan Terjemah, Kudus: Menara


Kudus, 2006

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta, 2002

Ebbut, dikutip dalam Wiriatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung:


Remaja Rosdakarya, 2005

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research jilid II, Yogyakarta: And Offset, 2002

Hamalik, Oemar, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung : Sinar Baru


Algensindo, 2007
Hasibun, J J dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, Bandung :Remaja Rosda
Karya, 1995

http://citraudecasi.wordpress.com/2008/01/25/peradaban-3/

http :// Teknologi Pendidikan. Wordpress. Com/2006/09/12/Buku Terlarang itu


Bernama Komik./jumat, 21-11-2008

Mariyatin, Titin, Upaya Peningkatan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
SKI Melalui Bimbingan Belajar Kelas VII MTs Assalafiyah Brebes,
Semarang : IAIN Walisongo Semarang

Maya Lestari, “Sejarah Tentang Komik”,


http://hansteru.wordpress.com./2007/12/05/jumat,21-11-2008

Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2000

Permanag No 2 Tahun 2008, tentang Tujuan Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan


Islam

___________, tentang Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Pendidikan


Agama Sejarah Kebudayaan Islam

Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung Remaja Rosdakarya, 2000

Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta, 1998

Rohani, Ahmad, Media Instruksional Edukatif, Jakarta : Rineka Cipta, 1997

Santrock, John W., Psikologi Pendidikan, Jakarta : Kencana, 2007

Sardiman, Arif dkk, Media Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : Raja Grafindo


Persada, 2001

Sarwono, “Sejati Belajar Sejarah”


http://sekolahfaforit.blogspot.com/2007/12/dialektika-sejarah.html 23 april
2009.

Sasanti, Noor, Efektivitas Pembelajaran STAD Dengan Media Komik Terhadap


Hasil Belajar Siswa Kelas 7 Semester 2 SMP 1 Grobogan, Surakarta :
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Semiawan, Conny dkk, Pendekatan Ketrampilan Proses, Bagaimana
Mengaktifkan Siswa dalam Belajar, Jakarta : Grasindo, 1992

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Jakarta: Rineka


Cipta, 1995

Subroto, Suryo, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta : Rineka Cipta, 2002

Sudjana, Nana dan Ahmad Rifa’i, Media Pengajaran Bandung : CV. Sinar Baru,
1997

Surachmadi, Winarno, Metodologi Pengajaran Nasional, Bandung :CV Jemmas,

Syah, Muhibin, Psikologi Pendidikan, dengan pendekatan baru, (Bandung:


Remaja Rosdakarya, 2005

Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik


Kurikulum PBM, Jakarta :Raja Grafindo Persada, 1993

Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005

Tirtaharja, Umar dan La Sula, Pengantar Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta,


2000.

Winkel Ws, Psikologi Pendidikan Evaluasi Belajar, Jakarta: Gramedia, 1983

Wiraatmaja, Rochiati, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung ; Remaja


Rosdakarya, 2005

Zuhairini, dkk, Metodologi Pendidikan Agama, Solo: Ramadhani, 1993

___________, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta : Direktorat Jendral Pembinaan


Kelembagaan Agama Islam, 1986.

___________, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya : Usana Offset


Printing, 1981
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Siti Jannatinnaim


Tempat /Tanggal Lahir : Rembang, 15 Februari 1987
NIM : 053111014
Alamat : Jln Puri Asri RT. 01 RW. 04 Mrayun, Kec. Sale,
Kab. Rembang 59265

Jenjang Pendidikan
1. TK Bina Putra Mrayun Sale Rembang, Lulus Tahun 1993
2. SD N 2 Bangun Rejo Pamotan Rembang, Lulus Tahun 1999
3. SLTP N 3 Pamotan Rembang, Lulus Tahun 2002
4. MA N Lasem Rembang, Lulus Tahun 2005

Demikianlah daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

Semarang, Oktober 2009


Saya yang bersangkutan

Siti Jannatinnaim
Lampiran 1
DAFTAR RESPONDEN

NO NAMA NO NAMA
1 Achmad Irwanto 23 Muhammad Ali Allaludiniah
2 Achmad Nur Cholik 24 Muhamad Arif Irfan
3 Aizzatin Nafisah 25 Nailil Ifa
4 Amirotus Sholihah 26 Nanik Andiyani
5 Anita Sari 27 Nanik Susi Wulandari
6 Aries Wibawo 28 Nurul Qomqriyqh
7 Aulia Maratussholihah 29 Nurul Zainuddin
8 Eka Nur’aini Liya R 30 Qurrota A’yunin
9 Feny Erlina Nur’aini 31 Reza Khoirunnisa
10 Heti Nurcahyanti 32 Robiatul Adawiyah
11 Himatul Ulya 33 Rofikoh Desika Candra
12 Kadar Nirma Sari 34 Shofiul Anam
13 Khafidzotuzzumairoh 35 Sholihatun Ma’rifah
14 Koriyah 36 Siti Nurjannah
15 Qurotul Ayun 37 Sopyan
16 Lida Finoria Fitriani 38 Sri Wahyuningsih
17 M.A. Sahal Baihaqi 39 Sri Winarti
18 Mariatun Qoniah 40 Syakur
19 Marlina Febriyanti 41 Tia Nurul Jayanti
20 Masniyyah 42 Ummi Fatimiyah
21 Moch. Abdul Ghofur 43 Ummi Luthfiyatun T
22 Muh Abid Muzakki 44 Umrotun Khasanah
Lampiran 2
JADWAL PENELITIAN

Waktu (Minggu) ke-


No Rencana Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
1. Observasi Awal X
2. Persiapan
Menyusun konsep pelaksanaan X
Menyepakati jadwal dan tugas X
Menyusun Instrumen X
Diskusi konsep pelaksanaan X
3. Pelaksanaan
Menyiapkan kelas dan alat X
Pelaksanaan Pra siklus X
Pelaksanaan Siklus I X
Pelaksanaan Siklus II X
4. Pembuatan Laporan X
Menyusun konsep laporan X
Penyelesaian Laporan X
Lampiran 3
SILABUS
Satuan Pendidikan : MAN Lasem
Mata Pelajaran : Sejarah kebudayaan Islam
Standar Kompetensi : 1. memahami keteladanan dakwah rasulullah dalam
membina umat

Kompetensi Tehnik
No Materi Pelajaran Indikator
Dasar Penilaia
1.1. Menceritakan Sejarah dakwah 1.1.1. Menjelaskan sejarah awal dakwah Rosul pada Tes tertu
sejarah dakwah Rosulullah periode Makkah dan Madinah
Rosul SAW pada Makkah dan 1.1.2. Mengidentifikasi sasaran awal dakwah
periode Makkah Madinah Rosulullah SAW pada periode Makkah dan
dan Madinah Madinah

1.2. Mendeskripsikan Substansi dan 1.2.1. Mengidentifikasi substansi dakwah Rosulullah Tes tertu
substansi dan strategi dakwah SAW pada periode Makkah dan Madinah
strategi dakwah Rasulullah SAW 1.2.2. Menjelaskan strategi dakwah Rosulullah SAW
Rasulullah SAW periode Makkah pada periode Makkah dan Madinah
periode Makkah dan Madinah 1.2.3. Mengidentifikasi substansi dakwah Rosulullah
dan Madinah SAW pada periode Makkah dan Madinah
1.2.4. Menunjukkan reaksi (negatif) masyarakat
terhadap strategi dakwah Rosulullah pada
periode Makkah dan Madinah

Silabus Sejarah Kebudayaan Islam


Lampiran 4
Tahap Pra siklus :
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)

Satuan Pendidikan : MA Negeri Lasem


Mata Pelajaran : SKI
Kelas/ Semester : XI/ Ganjil
Standar Kompetensi :
1. Memahami keteladanan Rasulullah SAW dalam
membina umat
Kompetensi Dasar :
1. Menceritakan sejarah dakwah Rasulullah SAW
pada periode Makkah dan Madinah.
2. Mendeskripsikan substansi dan strategi dakwah
Rasulullah SAW periode Makkah dan Madinah.
Indikator :
1. Menjelaskan sejarah awal dakwah Rasulullah SAW
pada periode Makkah dan Madinah.
2. Mengidentifikasi sasaran awal dakwah Rasulullah
SAW pada periode Makkah Madinah.
3. Menyebutkan faktor-faktor yang menyebabkan
kafir Quraisy menentang dakwah Rasulullah SAW
di Makkah.
4. Menyebutkan substansi strategi dakwah Rasulullah
SAW pada periode Makkah dan Madinah.
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

I. Tujuan Pembelajaran : Setelah proses pembelajaran siswa mampu


mencontohkan keteladanan dakwah Rasulullah SAW
dalam membina umat di dunia.

II. Materi Ajar : Sejarah dakwah Rasulullah SAW periode Makkah dan
madinah Madinah

III. Metode Pembelajaran : Ceramah, Tanya Jawab

IV. Langka-langkah Pembelajaran

Pengorganisasian
No. Kegiatan Pembelajaran
Peserta Waktu
Kegiatan Awal
1. Menyampaikan tujuan, apersepsi dan motivasi
dengan cara bertanya bagaimanakah sejarah awal
K 3 menit
dakwah Rasulullah?dan siapa yang menjadi sasaran
dakwah Rasulullah SAW?
Kegiatan Inti
2. Guru memberi kesempatan membaca buku panduan
atau Lembar Kerja Siswa (LKS) terhadap pokok K 10 menit
bahasan yang akan dibahas.
3 Guru menjelaskan pokok bahasan satu persatu. K 30 menit
4 Siswa diberi kesempatan untuk bertanya terhadap
pokok bahasan yang telah diterangkan ketika ada I 10 menit
persoalan yang belum jelas.
5 Setelah guru selesai memberi penjelasan dan siswa
tidak ada pertanyaan sebagai akhir pelajaran
k 20 menit
dibagikan angket untuk mengetahui motivasi siswa
dalam pelajaran SKI
Penutup
6 Guru bersama peserta didik mengambil kesimpulan
K 7 menit
akhir sebagai penguat.
Keterangan : I = individual; K = klasikal

V. Bahan ajar dan alat bantu Pembelajaran:


- Buku SKI Kelas XI, penerbit Toha Putra
- Buku SKI kelas XI, penerbit Departemen Agama
- LKS SKI

VI. Penilaian
1. Prosedur tes
Tes awal : Tidak ada
Tes Proses : Tidak ada
Tes akhir : ada
2. Jenis tes : tes tertulis
3. Alat tes : terlampir

Semarang, 23 Juli 2009

Kepala Sekolah Guru Kelas

Drs. H. Chudlori Supaat. M.Ag Dra. Nadhiroh


NIP.150186178 NIP.150254699
Lampiran 5
Siklus satu

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Menggunakan Metode Diskusi Dengan Media Komik

Satuan Pendidikan : MA Negeri Lasem


Mata Pelajaran : SKI
Kelas/ Semester : XI/ Ganjil
Materi Pokok : Keteladanan dakwah Rasulullah SAW dalam
membina umat
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Standar Kompetensi : Memahami Keteladanan dakwah Rasulullah dalam
membina umat
B. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan substansi dan strategi dakwah
Rasulullah SAW periode Makkah dan Madinah
C. Indikator :
1. Mengidentifikasi substansi dakwah Rasulullah
SAW pada periode Makkah
2. menjelaskan strategi dakwah Rasulullah SAW
pada periode Makkah
3. Menunjukkan reaksi negative masyarakat
terhadap dakwah Rasulullah periode Makkah
D. Tujuan : Siswa dapat Menjelaskan strategi dakwah Rasulullah
SAW pada periode Makkah

E. Media/ alat/ bahan/ sumber : 1. Buku panduan SKI kelas XI


2. Lembar observasi siswa
3. Media komik sebagai panduan berdiskusi

F. Metode active learning : Diskusi dengan menggunakan media komik.


G. Skenario pembelajaran :
1. Kegiatan Awal
a. Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa
b. Presentasi
c. Melakukan tes penjajakan[pre-tes] dan mengidentifikasi keadaan siswa
d. Mengingatkan pelajaran yang telah diterima dan mengaitkan pada
pelajaran baru
e. Penjelasan singkat tentang tujuan dan proses pembelajaran yang akan
dilakukan siswa
2. Pembagian kelompok berdasarkan nomor urut absensi. Masing-masing terdiri
dari 4 sampai 5 orang

3. Setiap kelompok bertugas membaca dan memahami materi yang ada dalam
buku panduan mata pelajaran yaitu berupa media komik.
4. Setiap kelompok melakukan diskusi kecil dan merangkum hasil diskusi.
5. Setiap kelompok menugaskan satu orang untuk menyampaikan hasil diskusi
kelompoknya di depan kelas.
6. Kembalikan seperti semula dalam kelompok besar dalam satu kelas untuk
penyampaian hasil diskusi mengulas permasalahan, seandainya ada masalah
yang belum terpecahkan.
7. Guru memberikan beberapa pertanyaan untuk penjajakan pemahaman materi.
8. Setelah selesai menyampaikan hasil diskusi, guru memberikan kesimpulan,
penekanan dan tindak lanjut.
9. Refleksi
10. Penilaian dengan lembar observasi yang telah disiapkan pada saat diskusi
berlangsung.

Semarang, 30 Juli 2009

Kepala Sekolah Guru Kelas

Drs.H.ChudloriSupaat.M.Ag Dra. Nanhiroh


NIP.150186178 NIP.150254699
Lampiran 6
Siklus dua

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Menggunakan Metode Diskusi Dengan Media Komik

Satuan Pendidikan : MA Negeri Lasem


Mata Pelajaran : SKI
Kelas/ Semester : XI/ Ganjil
Materi Pokok : Keteladanan dakwah Rasulullah SAW dalam
membina umat
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Standar Kompetensi : Memahami Keteladanan dakwah Rasulullah dalam
membina umat
B. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan substansi dan strategi dakwah
Rasulullah SAW periode Makkah dan Madinah
C. Indikator :
1. Mengidentifikasi substansi dakwah Rasulullah
SAW pada periode Madinah
2. Menjelaskan strategi dakwah Rasulullah SAW
pada periode Madinah
3. Menunjukkan reaksi negative masyarakat
terhadap dakwah Rasulullah periode Makkah
D. Tujuan : Siswa Menjelaskan strategi dakwah Rasulullah SAW
pada periode Madinah

E. Media/ alat/ bahan/ sumber: 1. Buku panduan SKI kelas XI


2. Lembar observasi siswa
3. Media komik sebagai panduan berdiskusi

F. Metode active learning : Diskusi dengan menggunakan media komik.


G. Skenario pembelajaran :
1. Kegiatan Awal
a. Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa
b. Presentasi
c. Melakukan tes penjajakan[pre-tes] dan mengidentifikasi keadaan siswa
d. Mengingatkan pelajaran yang telah diterima dan mengaitkan pada
pelajaran baru
e. Penjelasan singkat tentang tujuan dan proses pembelajaran yang akan
dilakukan siswa
2. Setiap kelompok bertugas membaca dan memahami materi yang ada dalam
buku panduan mata pelajaran yaitu berupa media komik.
3. Setiap kelompok melakukan diskusi kecil dan merangkum hasil diskusi.
4. Setiap kelompok menugaskan satu orang untuk menyampaikan hasil diskusi
kelompoknya di depan kelas.
5. Kembalikan seperti semula dalam kelompok besar dalam satu kelas untuk
penyampaian hasil diskusi mengulas permasalahan, seandainya ada masalah
yang belum terpecahkan.
6. Guru memberikan beberapa pertanyaan untuk penjajakan pemahaman materi.
7. Setelah selesai menyampaikan hasil diskusi, guru memberikan kesimpulan,
penekanan dan tindak lanjut.
8. Refleksi
9. Penilaian dengan mengamati proses diskusi saat pelajaran berlangsung
menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan

Semarang, 6 Agustus 2009

Kepala Sekolah Guru Kelas

Drs.H.ChudloriSupaat.M.Ag Dra. Nanhiroh


NIP.150186178 NIP.150254699
Lampiran 7
ANGKET PRA SIKLUS
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET

1. Angket terdiri dari 10 butir pernyataan.


Kisi-kisi instrumen variabel motivasi belajar siswa MAN Lasem:
a. Motivasi Intrinsik : Alasan, Minat, Perhatian, Sikap
b. Motivasi Ekstrinsik : Orang tua, Guru, Teman, Sarana belajar
2. Tiap-tiap butir disediakan 5 alternatif jawaban yaitu: “sangat setuju”, “setuju”,
“netral / tidak punya pendapat”, “tidak setuju” dan “sangat tidak setuju”. Dengan
scoring 5, 4, 3, 2, 1.
3. Setelah menjawab / mengisi, berilah nama pada kolom berikut:

Nama :
Kelas :
No Absen :

ANGKET MOTIVASI BELAJAR SKI SISWA MAN LASEM


NO PERNYATAAN SS S N TS STS
1 Perasaan saya senang saat mengikuti
pelajaran SKI.
2 Saya berbicara sendiri pada waktu
guru menerangkan materi SKI di
depan kelas.
3 Saya merasa bosan saat pelajaran
SKI berlangsung
4 Jika ada tugas SKI dari guru saya
mengerjakan.
5 Saya masuk di kelas sebelum
pelajaran SKI dimulai
6 Orang tua saya selalu mendorong
saya untuk belajar
7 Orang tua saya tidak memberi
hadiah bila saya berprestasi di
sekolah.
8 Guru SKI saya tidak membantu
dalam setiap kesulitan yang saya
alami dalam pelajaran SKI.
9 Teman saya selalu mengajak saya
mengikuti pelajaran SKI
10 saya tidak membaca buku-buku
pelajaran SKI / buku lain yang
berkaitan dengan pelajaran SKI
Lampiran 8
ANGKET PENELITIAN SIKLUS I DAN II
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET

1. Angket terdiri dari 10 butir pernyataan


2. Tiap-tiap butir disediakan 5 alternatif jawaban yaitu: “sangat setuju”, “setuju”,
“netral / tidak punya pendapat”, “tidak setuju”, “sangat tidak setuju”. Dengan
scoring 5, 4, 3, 2, 1.
3. Setelah menjawab / mengisi, berilah nama pada kolom berikut:

Nama :
Kelas :
No Absen :

ANGKET MOTIVASI BELAJAR SKI SISWA MENGGUNAKAN METODE


DISKUSI DENGAN MEDIA KOMIK MAN LASEM

NO PERNYATAAN SS S N TS STS
1 Saya tidak perlu memahami tujuan
pelajaran SKI.
2 Pelajaran SKI harus menarik
perhatian saya
3 Menurut saya pelajaran SKI itu
membosankan.
4 Saya selalu belajar SKI di luar jam
pelajaran / di rumah.
5 Pelajaran SKI mudah dipahami bila
menggunakan metode diskusi
dengan media komik.
6 Dengan menggunakan metode
diskusi dengan media komik
membuat saya lebih semangat untuk
menyukai pelajaran SKI
7 Setelah menggunakan metode
diskusi dengan media komiksaya
merasakan bahwa pelajaran SKI itu
menyenangkan
8 Menggunakan metode diskusi
dengan media komik itu
membosankan
9 Dengan metode diskusi dengan
media komik menjadikan saya
malas belajar
10 Saya merasa tidak semangat
mengikuti pelajaran SKI
Lampiran 9
REKAPITULASI NILAI ANGKET

Skor Angket
No Nama
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
1 Achmad Irwanto 68 70 74
2 Achmad Nur Cholik 50 50 70
3 Aizzatin Nafisah 40 68 72
4 Amirotus Sholihah 74 74 I
5 Anita Sari 46 72 74
6 Aries Wibawo 54 58 76
7 Aulia Maratussholihah 62 70 72
8 Eka Nur’aini Liya R 76 78 80
9 Feny Erlina Nur’aini 56 80 86
10 Heti Nurcahyanti 88 94 94
11 Himatul Ulya 60 74 76
12 Kadar Nirma Sari 82 96 94
13 Khafidzotuzzumairoh 58 68 70
14 Koriyah I 76 78
15 Qurotul Ayun 62 76 80
16 Lida Finoria Fitriani 56 82 84
17 M.A. Sahal Baihaqi 36 40 40
18 Mariatun Qoniah 56 82 84
19 Marlina Febriyanti 76 92 92
20 Masniyyah 52 56 82
21 Moch. Abdul Ghofur 72 84 86
22 Muh Abid Muzakki 58 62 64
23 Muhammad Ali Allaludiniah 48 74 76
24 Muhamad Arif Irfan 58 84 84
25 Nailil Ifa 84 82 84
26 Nanik Andiyani 64 92 94
27 Nanik Susi Wulandari 40 40 78
28 Nurul Qomqriyqh 56 68 70
29 Nurul Zainuddin 40 38 40
30 Qurrota A’yunin 70 80 82
31 Reza Khoirunnisa 56 74 80
32 Robiatul Adawiyah 58 60 74
33 Rofikoh Desika Candra 74 74 76
34 Shofiul Anam 64 62 78
35 Sholihatun Ma’rifah 64 64 I
36 Siti Nurjannah 38 40 84
37 Sopyan 58 62 64
38 Sri Wahyuningsih 68 80 82
39 Sri Winarti 74 76 78
40 Syakur 54 60 A
41 Tia Nurul Jayanti 48 60 84
42 Ummi Fatimiyah 76 78 80
43 Ummi Luthfiyatun T 96 92 96
44 Umrotun Khasanah 62 74 70
Rata-rata 61,2% 70,8 % 72,47%
Lampiran 10
LEMBAR OBSERVASI

Aspek Perilaku yang Skor


No Indikator
Diamati 1 2 3 4 5
1. Kesiapan menerima 1. Suasana kelas tenang dan
pelajaran siswa mengkondisikan
diri menerima pelajaran
2. Ketenangan atau suasana
kelas pada saat pelajaran
dimulai
3. Pada saat pelajaran
dimulai siswa
mendengarkan
penjelasan guru
4. Perhatian siswa terpusat
dan aktivitas
pembelajaran siswa
tampak semangat
5. Siswa menyiapkan buku
pelajaran dan sumber
belajar lainnya yang
berkaitan dengan materi
pelajaran
2. Keaktifan siswa dalam 1. Keaktifan mengikuti
berdiskusi pelajaran
2. Keaktifan dalam
bertanya
3. Keaktifan dala
menjawab pertanyaan

4. Keaktifan mengikuti
jalannya diskusi
5. Keaktifan dalam
mengunggapkan
pendapat
6. Kekompakan dalam
menyelesaikan tugas
individu
7. Kekompakan dalam
menyelesaikan tugas
kelompok
8. Ketrampilan siswa
dalam mengungkapkan
dan membuat
kesimpulan

Keterangan:
Jumlah maksimal skor =
Skor yang dicapai
Nilai = X 100 %
Skor maksimal
Lampiran 11
PROSES PEMBELAJARAN SKI KELAS XI IA2

Proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah

Situasi saat guru sedang berceramah


Pembelajaran dengan metode ceramah
Aktivitas siswa saat guru sedang berceramah
Pembelajaran SKI dengan metode diskusi melalui media komik

Proses diskusi dengan media komik


Siswa berdiskusi dengan media komik

Suasana siswa saat berdiskusi dengan media komik

Anda mungkin juga menyukai