Anda di halaman 1dari 235

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF

MENGINTEPRETASI MAKNA TEKS CERITA ULANG


BIOGRAFI BERBASIS FLASH
UNTUK KELAS XI SMA/SMK/MA

SKRIPSI
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

oleh

Nama : Ema Septiani


NIM : 2101411003
Program Studi :Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan : Bahasa dan Sastra Indonesia

FAKULTAS BAHASA DAN SENI


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
SARI

Septiani, Ema. 2016. Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Mengintepretasi


Makna Teks Cerita Ulang Biografi Berbasis Flash untuk Kelas XI
SMA/SMK/MA. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa
dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Dr. Ida Zulaeha,
M.Hum. Pembimbing II: Ahmad Syaifudin, S.S,. M.Pd.
Kata kunci: media berbasis flash, teks cerita ulang biografi, dan mengintepretasi
makna teks.

Mengintepretasi makna teks cerita ulang biografi berhubungan dengan


bagaimana seseorang mengaitkan suatu teks dengan faktor-faktor ekstrinsik, seperti
pertimbangan biografi, sejarah, politik, atau agama. Keterampilan ini membutuhkan
ketelitian siswa untuk mendalami makna teks. Media pembelajaran berupa teks belum
mampu mengakomodasi kebutuhan pembelajaran mengintepretasi makna teks cerita
ulang biografi. Untuk itu diperlukan media pembelajaran inovatif yang dapat
menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan sehingga siswa dapat
berperan aktif dan mandiri. Pengembangan media pembelajaran mengintepretasi
makna teks cerita ulang biografi perlu dilakukan untuk membuat siswa semangat
belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal.
Masalah penelitian ini adalah (1) bagaimanakah kebutuhan siswa dan guru
terhadap media pembelajaran berbasis flash dalam pembelajaran mengintepretasi
makna teks cerita ulang biografi untuk mengakomodasi kebutuhan pembelajaran
bahasa Indonesia kelas XI; (2) bagaimanakah karakteristik media; (3) bagaimanakah
profil media; (4) bagaimanakah kelayakan media; dan (5) bagaimanakah keefektifan
media. Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui kebutuhan siswa dan guru terhadap
media pembelajaran berbasis flash dalam pembelajaran mengintepretasi makna teks
cerita ulang biografi, (2) mengetahui karakteristik media, (3) mengetahui gambaran
media, (4) mengetahui kelayakan media, dan (5) mengetahui keefektifan media.
Penelitian ini menggunakan pendekatan research and development (R&D),
dengan langkah (1) potensi dan masalah; (2) pengumpulan data; (3) desain produk;
(4) validasi desain; (5) revisi desain; dan (6) uji coba produk. Instrumen penelitian
meliputi lembar wawancara, angket, tes, dan lembar uji validasi. Analisis kebutuhan
menggunkan angket dan wawancara kebutuhan, sementara uji coba kelas
menggunakan tes dan tanggapan siswa. Validasi media pembelajaran menggunakan
lembar uji validasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif
dan kuantitatif.
Setelah penelitian dilaksanakan, diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: (1)
media pembelajaran yang diinginkan siswa dan guru adalah media pembelajaran
interaktif berbasis flash yang didesain dengan tampilan menarik, sesuai dengan
pemahaman siswa, mengajarkan nilai-nilai positif, dan mampu meningkatkan
keterampilan mengintepretasi makna teks cerita ulang biografi, (2) media memiliki
karakteristik berdasarkan prisip menarik dan menyenangkan, kemudahan, fleksibel,

ii
inovatif, relevansi, dan kreativitas, (3) penilaian yang diberikan oleh ahli materi dan
media pada dimensi tampilan diperoleh nilai rata-rata 86,25 dengan katogori sangat
layak, pada dimensi pemrograman diperoleh nilai rata-rata 80 dengan kategori layak,
pada dimensi materi diperoleh nilai rata-rata 80,77 dengan kategiri layak, (4)
keefektifan diperoleh dari uji kelas menunjukkan respon positif dengan hasil nilai
rata-rata siswa SMK N 10 Semarang mengalami peningkatan sebesar 10%, pada
SMA N 2 Semarang mengalami peningkatan sebesar 7,5%, dan pada MAN 1
Semarang mengalami peningkatan sebesar 26,67%.
Saran yang direkomendasikan peneliti adalah (1) guru bahasa Indonesia
hendaknya menggunakan media pembelajaran berbasis flash dalam pembelajaran
mengintepretasi makna teks cerita ulang biografi, karena media ini mampu membuat
siswa menjadi aktif, kreatif, mandiri, dan meningkatkan hasil pembelajaran siswa, (2)
perlu dikembangkan model pembelajaran yang sesuai dan dapat meningkatkan
kemampuan belajar siswa yang lebih signifikan serta menciptakan suasana
pembelajaran menyenangkan dengan menggunakan media berbasis flash, dan (3)
perlu diadakan pengembangan guna menyempurnakan media media berbasis flash
ini.

iii
PERSETUJAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian

skripsi.

Semarang,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Ida Zulaeha, M.Hum. Ahmad Syaifudin, S.S., M.Pd.


NIP 197001091994032001 NIP 198405022008121005

iv
PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri
Semarang.
Pada hari: …………………
Tanggal : …………………

Panitia Ujian Skripsi

Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum. (196008031989011001)

Ketua

(196601091998021001)

Sekretaris

(196002081987021001)

Penguji I

Ahmad Syaifudin, S.S., M.Pd. (198405022008121005)

Penguji II/Pembimbing II

Dr. Ida Zulaeha, M.Hum. (197001091994032001)

Penguji III/Pembimbing I

____________________

Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum. (196008031989011001)

Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

v
PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil

karya saya sendiri, dan bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip

atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Januari 2016.

Ema Septiani

vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:
Jika kalian menolong agama Allah, maka Allah pasti menolong kalian dan
meneguhkan kedudukan kalian. (QS. Muhammad:7)
Jangan pernah bertanya kepada Tuhan “Kenapa aku gagal di saat orang lain berhasil.
Karena kamu tidak pernah bertanya “Kenapa aku berhasil di saat orang lain gagal”.
(Jonatan Christie)

Persembahan:
dengan penuh rasa syukur, karya sederhana ini ku
persembahkan untuk:
1. ayahku Sucipto dan ibuku Urip Khotimah;
2. kakakku Emi Suciyani; dan
3. almamater.

vii
PRAKATA

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah Swt, karena atas rahmat-Nya saya

dapat menyelesaikan skripsi ini.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Dr. Ida Zulaeha, M.Hum. dan

Ahmad Syaifudin, S.S., M.Pd. selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan sumbangan pemikiran yang luar biasa. Tidak lupa

penulis juga mengucapkan terima kasih kepada

1. Dekan Fakultas Bahasa dan seni Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan izin penelitian;

2. Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Negeri Semarang yang telah memberikan fasilitas administratif, motivasi, dan

arahan dalam penulisan skripsi ini;

3. Segenap dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Jurusan Bahasa dan

Sastra Indonesia yang telah menyampaikan ilmu dan pelajaran yang penuh

manfaat kepada penulis;

4. Henry Anand, Imade, dan Digna Palupi, S.Pd., M.Pd. selaku tim validasi produk

penelitian ini.

5. Kepala SMK N 10 Semarang, SMA N 2 Semarang, dan MAN 1 Semarang yang

telah memberikan izin penelitian;

6. Guru dan siswa kelas XI SMK N 10 Semarang, SMA N 2 Semarang, dan MAN 1

Semarang yang telah memberikan izin penelitian.

7. Bapak, Ibu, dan kakak, tercinta yang senantiasa memberikan dukungan dan doa;

viii
8. Sahabat-sahabat baik, Anjani Yekti Mahanani, Rani Nurdianti, Siti Nur Aini,

Laeli Nur Latifah, Miftaahul Jannah, Anna Zulfa Hidayati, Nuryeni yang selalu

memberi dukungan motivasi untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini;

9. Keluargaku Kelompok Ngijo, Kos Mlati, dan KKN Alternatif Kuningan 2014

yang selalu memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi ini;

10. Teman-teman seperjuangan PBSI 2011, khusunya teman-teman rombel 01;

11. Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat

penulis sebutkan satu per satu;

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi

ini. Meskipun demikian penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi pembaca, khususnya mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Selain itu,

semoga skripsi ini dapat memperkaya alternatif penggunaan media pembelajaran

mengintepretasi makna teks cerita ulang biografi.

Semarang,

Penulis

ix
DAFTAR ISI

SARI ...................................................................................................................... ii
PERSETUJAN PEMBIMBING............................................................................. iv
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................. v
PERNYATAAN ..................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii
PRAKATA ........................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR BAGAN ............................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................. 7
1.3 Batasan Masalah ........................................................................................ 8
1.4 Rumusan Masalah ...................................................................................... 8
1.5 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 9
1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA
BERPIKIR ................................................................................................ 12
2.1 Kajian Pustaka ......................................................................................... 12
2.2 Landasan Teori ........................................................................................ 16
2.2.1 Teks Cerita Ulang (Recount)............................................................ 16
2.2.2 Jenis-Jenis Teks Cerita Ulang .......................................................... 18
2.2.3 Biografi ............................................................................................ 20
2.2.3.1 Fungsi Biografi .................................................................. 23
2.2.3.2 Muatan Isi Biografi ........................................................... 24
2.2.3.3 Proses Penulisan Biografi .................................................. 26
2.2.4 Teks Cerita Ulang Biografi .............................................................. 29

x
2.2.4.1 Pengertian Teks Cerita Ulang Biografi ............................. 29
2.2.4.2 Struktur Teks Cerita Ulang Biografi ................................. 31
2.2.4.3 Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Ulang Biografi .............. 32
2.2.4.4 Mengintepretasi Makna Teks Cerita Ulang Biografi ........ 34
2.2.4.4.1 Jenis-Jenis Makna ...................................................... 36
2.2.4.4.2 Mengintepretasi Makna Teks ..................................... 40
2.2.5 Media Pembelajaran ......................................................................... 42
2.2.5.1 Hakikat Media Pembelajaran ............................................ 43
2.2.5.2 Klasifikasi Media Pembelajaran ........................................ 45
2.2.5.3 Pengembangan Media Pembelajaran ................................ 48
2.2.6 Multimedia Interaktif ....................................................................... 49
2.2.7 Prosedur Teknis Pengembangan Pembelajaran Multimedia ............ 51
2.2.8 Pengembangan Media Pembelajaran Mengintepretasi Teks Cerita Ulang
Biografi Berbasis Flash.................................................................... 52
2.2.8.1 Pembuatan Desain ............................................................. 55
2.2.8.1.1 Persiapan Proyek ........................................................ 55
2.2.8.1.2 Pengerjaan Proyek ...................................................... 56
2.2.8.1.3 Tipografi ..................................................................... 60
2.2.9 Adobe Flash Professional CS6......................................................... 63
2.2.9.1 Pengertian Adobe Flash .................................................... 64
2.2.9.2 Perkembangan Flash ......................................................... 65
2.2.9.3 Adobe Flash Professional CS6 .......................................... 66
2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................... 72
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 76
3.1 Desain Penelitian ..................................................................................... 76
3.2 Variabel Penelitian .................................................................................. 79
3.3 Subjek Penelitian ..................................................................................... 79
3.3.1 Subjek Analisis Kebutuhan .............................................................. 79
3.3.2 Subjek Validasi Produk .................................................................... 80
3.4 Instrumen Penelitian ................................................................................ 80
3.4.1 Angket Kebutuhan Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Flash
dalam Mengintepretasi Teks Cerita Ulang Biografi ........................ 81

xi
3.5 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 87
3.5.1 Angket Kebutuhan ........................................................................... 88
3.5.2 Angket Uji Penilaian dan Saran ....................................................... 88
3.6 Teknik Analisis Data ............................................................................... 89
3.6.1 Teknik Analisis Data Kebutuhan Prototipe Media Pembelajaran .... 89
3.6.2 Teknik Analisis Data Saran Perbaikan dan Uji Penilaian ................ 89
3.7 Perencanaan Media Pembelajaran Berbasis Flash dalam Mengintepretasi
Teks Cerita Ulang Biografi...................................................................... 90
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 91
4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................ 91
4.1.1 Kebutuhan Siswa dan Guru terhadap Media Pembelajaran Interaktif
Mengintepretasi Makna Teks Cerita Ulang Biografi Berbasis Flash ..
......................................................................................................... 91
4.1.1.1 Kebutuhan Siswa ............................................................... 92
4.1.1.2 Kebutuhan Guru .............................................................. 102
4.1.2 Karakteristik Media Pembalajaran Interaktif Mengintepretasi Makna
Teks Cerita Ulang Biografi Berbasis Flash ................................... 111
4.1.2.1 Prinsip Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif
Mengintepretasi Makna Teks Cerita Ulang Biografi Berbasis
Flash................................................................................ 111
4.1.2.2 Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif
Mengintepretasi Makna Teks Cerita Ulang Biografi Berbasis
Flash................................................................................ 116
4.1.3 Media Pembelajaran Interaktif Mengintepretasi Makna Teks Cerita
Ulang Biografi Berbasis Flash ....................................................... 117
4.1.3.1 Profil Media Pembelajaran .............................................. 117
4.1.3.1.1 Bentuk Fisik Media Pembelajaran ........................... 117
4.1.3.2 Penggunaan Media Pembelajaran ................................... 131
4.1.4 Kelayakan Media Pembelajaran dan Saran Perbaikan ................... 137
4.1.4.1 Hasil Perbaikan Media Pembelajaran Interaktif
Mengintepretasi Makna Teks Cerita Ulang Biografi Berbasis
Flash................................................................................ 140
4.1.5 Keefektifan Media Pembelajaran ................................................... 145
4.2 Pembahasan ........................................................................................... 154

xii
4.2.1 Keunggulan Media Pembelajaran Interaktif Mengintepretasi Makna
Teks Cerita Ulang Biografi Berbasis Flash ................................... 154
4.2.2 Kekurangan Media Pembelajaran Interaktif Mengintepretasi Makna
Teks Cerita Ulang Biografi Berbasis Flash ................................... 156
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 158
5.1 Simpulan ................................................................................................ 158
5.2 Saran ...................................................................................................... 159
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 161
LAMPIRAN ........................................................................................................ 164

xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Perkembangan Adobe Flash .................................................................... 65
2.2 Fungsi Fasilitas Tools Box ...................................................................... 68
3.1 Kisi-Kisi Umum Instrumen Penelitian .................................................... 79
3.2 Kisi-Kisi Angket Kebutuhan Siswa ........................................................ 80
3.3 Kisi-Kisi Angket Kebutuhan Guru ......................................................... 81
3.4 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru ..................................................... 82
3.5 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Ahli Materi ............................................... 83
3.6 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Ahli Media ............................................... 84
3.7 Kisi-Kisi Instrumen Tanggapan Siswa.................................................... 85
4.1 Isi Media Pembelajaran yang Diinginkan Siswa .................................... 91
4.2 Penyajian Media Pembelajaran yang Diinginkan Siswa ......................... 92
4.3 Grafika Media Pembelajaran yang Diinginkan Siswa ............................ 95
4.4 Bahasa Media Pembelajaran yang Diinginkan Siswa ............................. 98
4.5 Isi Media Pembelajaran yang Diinginkan Guru ...................................... 100
4.6 Grafika Media Pembelajaran yang Diinginkan Guru ............................. 103
4.7 Penyajian Media Pembelajaran yang Diinginkan Guru .......................... 105
4.8 Bahasa Media Pembelajaran yang Diinginkan Guru .............................. 107
4.9 Penilaian Ahli Media terhadap Aspek Pemrograman ............................. 133
4.10 Penilaian Ahli Media terhadap Aspek Tampilan .................................. 133
4.11 Penilaian Ahli Materi ............................................................................ 134
4.12 Perbandingan nilai Pretest dan Postest SMK N 10 Semarang ............. 140
4.13 Perbandingan nilai Pretest dan Postest MAN 1 Semarang .................. 141
4.14 Perbandingan nilai Pretest dan Postest SMA N 2 Semarang ............... 142
4.15 Tanggapan Siswa Terhadap media pembelajaran ................................ 144

xiv
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
2.1 Posisi Media dalam Sistem Pembelajaran .............................................. 44
2.2 Computer Assisted Instruction Drill Mode ............................................. 54
2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................... 73
3.1 Rancangan Penelitian .............................................................................. 76

xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Tampilan Awal Adobe Flash Pro CS6 .................................................... 66
2.2 Tampilan Area Kerja Adobe Flash Pro CS6 ........................................... 68
2.3 Tools Box atau Panel Tools ..................................................................... 70
4.1 Halaman Sampul Media Pembelajaran ................................................... 114
4.2 Halaman Login Media Pembelajaran ...................................................... 115
4.3 Halaman Kompetensi Media Pembelajaran ............................................ 116
4.4 Halaman Kompetensi Media Pembelajaran ............................................ 116
4.5 Halaman Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Tujuan, dan Indikator
Pembelajaran ........................................................................................ 117
4.6 Halaman Pengenalan Materi ................................................................... 118
4.7 Halaman Materi Media Pembelajaran ..................................................... 118
4.8 Petunjuk Pengerjaan Latihan Soal dan Evaluasi ..................................... 119
4.9 Petunjuk Pemilihan Paket Soal Evaluasi ................................................ 120
4.10 Halaman Soal dan Lembar Jawab ......................................................... 121
4.11 Halaman Melihat Rapor ........................................................................ 121
4.12 Halaman Rapor...................................................................................... 122
4.13 Halaman Kuis ........................................................................................ 123
4.14 Halaman Tebak Tokoh .......................................................................... 123
4.15 Petunjuk Penggunaan Media ................................................................. 124
4.16 Tentang Media Pembelajaran ................................................................ 124
4.17 Halaman Utama Media Sebelum dan Sesudah Perbaikan .................... 136
4.18 Tampilan Kuis Media Pembelajaran ..................................................... 137
4.19 Penambahan Gambar Tokoh ................................................................. 137
4.20 Penyederhanaan Jumlah Baris............................................................... 138
4.21 Petunjuk Penggunaan Media ................................................................. 139
4.22 Kekondusifan Pembelajaran dengan Media Berbasis Flash ................. 143

xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing .................................... 159
2. Surat Izin Penelitian Dinas Pendidkan Kota Semarang .......................... 160
3. Surat Selesai Penelitian ........................................................................... 161
4. Lembar Bimbingan.................................................................................. 164
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................................. 168
6. Daftar Subjek Pemerolehan Data ............................................................ 195
7. Pedoman Wawancara Guru ..................................................................... 198
8. Angket Kebutuhan Siswa ........................................................................ 199
9. Angket Kebutuhan Guru ......................................................................... 201
10. Angket Validasi Ahli Materi dan Media ................................................. 203
11. Lembar Tanggapan Siswa ....................................................................... 214
12. Hasil Uji Coba Siswa .............................................................................. 220

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Cerita adalah rangkaian peristiwa yang disampaikan berdasarkan kejadian

nyata atau tidak nyata. Cerita berdasarkan kejadian tidak nyata disebut cerita fiksi,

contohnya hikayat, legenda, dongeng, fabel, mite, sage, dan epos. Adapun cerita

berdasarkan kejadian nyata disebut cerita non fiksi, contohnya karangan eksposisi,

argumentasi, fungsional, dan opini; esai mengenai seni atau sastra; biografi; memoar;

jurnalisme; serta tulisan-tulisan sejarah, ilmiah, atau ekonomi.

Biografi adalah suatu teks yang menyoroti kehidupan seorang tokoh di masa

lalu yang merupakan fakta. Fakta yang diungkapkan akan membangun penilaian dari

pembaca. Biografi hendaknya tidak memojokkan atau pun mengagungkan seorang

tokoh tanpa melihat fakta yang ada. Fakta yang ada juga harus merupakan hasil

konfirmasi dari berbagai pihak yang benar-benar mengenal tokoh atau berdasarkan

catatan kehidupan tokoh.

Sesuai standar isi Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran bahasa dan sastra

Indonesia, kompetensi yang dikuasai siswa adalah memahami, menganalisis,

mengevaluasi, menginterpretasi, memproduksi, menyunting, mengabstraksi, dan

mengonversi (Kemendikbud 2014:16). Dari kesembilan keterampilan tersebut,

mengintepretasi merupakan keterampilan yang sulit dikuasai siswa.

1
2

Mengintepretasi teks berhubungan dengan bagaimana seseorang mengaitkan

suatu teks dengan faktor-faktor ekstrinsik, seperti pertimbangan biografi, sejarah,

politik, atau agama. Dalam hal ini, mengintepretasi merupakan proses penafsiran

karya secara tertulis maupun secara lisan. Keterampilan mengitepretasi teks pada KD

4.1 menginterpretasi makna teks cerpen, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks,

dan teks film/drama secara tulis maupun lisan adalah salah satu materi yang harus

dikuasai siswa SMA/SMK/MA. Keterampilan ini membutuhkan ketelitian siswa

untuk mendalami makna teks. Penelitian ini berfokus pada teks cerita ulang.

Teks cerita ulang atau dalam bahasa Inggris disebut recount teks merupakan

genre teks yang menceritakan pengalaman atau kehidupan masa lampau dengan

tujuan untuk menghibur atau memberikan informasi kepada khalayak. Terdapat tiga

jenis teks cerita ulang, yaitu teks cerita ulang personal, teks cerita ulang fakta, dan

teks cerita ulang imajinatif. Penelitian ini memfokuskan kajian pada teks cerita ulang

biografi yang termasuk jenis teks cerita ulang fakta karena menceritakan kehidupan

tokoh yang benar-benar terjadi.

Teks cerita ulang biografi menampilkan sisi kehidupan tokoh secara lugas.

Mulai dari perjalanan hidup hingga wafat, permasalahan yang dihadapi, hingga sisi

positif tokoh yang dapat menjadi motivasi bagi siswa. Motivasi dari tokoh ini dapat

menjadi salah satu faktor untuk meningkatkan semangat belajar siswa. Prestasi yang

diraih seorang tokoh dengan segala kisah perjuangannya dapat menyadarkan siswa,

bahwa untuk menjadi seorang yang sukses dan berpengaruh bagi orang lain memang

memerlukan suatu usaha yang keras dan melalui proses yang panjang. Motivasi ini
3

disisipkan dalam penjabaran kehidupan tokoh yang tidak biasa. Misalnya bagaimana

seorang tokoh menjadi pemimpin, pengusaha sukses, penggerak, pencetus sebuah

gagasan, pembaharu pemikiran masyarakat secara luas, penemu, atau bahkan

seseorang yang berani menentang peraturan atau menentang hal lazim dilakukan oleh

masyarakat pada umumnya. Tokoh-tokoh seperti inilah yang menjadi penentu

kemajuan peradaban dunia.

Siswa dapat mengetahui peran tokoh bagi peradaban dunia dengan

mempelajari catatan dan rekaman sejarah dari sejumlah sumber. Pencatatan peristiwa

tersebut termasuk salah satu bentuk teks cerita ulang. Sementara catatan perjalanan

kehidupan tokohnya disebut biografi (Kemendikbud 2014:114).

Teks cerita ulang biografi merupakan materi yang dimunculkan pada

kurikulum 2013. Teks cerita ulang biografi memiliki tiga struktur yaitu orientasi,

urutan peristiwa kehidupan tokoh, dan reorientasi. Dalam setiap tahapan struktur ini,

teks cerita ulang biografi memilki beberapa kaidah kebahasaan yang membedakannya

dengan teks lain. Kaidah kebahasaan ini merupakan karakteristik teks cerita ulang

biografi yang harus dicermati oleh siswa agar dapat memahami makna yang

terkandung dalam teks.

Untuk memahami makna teks cerita ulang biografi, seringkali siswa

mengalami kesulitan. Keterbatasan media yang digunakan guru dan tidak

bervariasinya tokoh yang dibahas menjadi salah satu penyebabnya. Biasanya guru

menyajikan teks dalam bentuk print atau power point. Kenyataannya siswa

cenderung malas untuk membaca teks yang hanya berupa tulisan. Selain itu,
4

kebanyakan tokoh yang dibahas adalah tokoh yang berjasa bagi negara dalam hal

pemerintahan. Padahal siswa tidak begitu senang mempelajari hal-hal yang berkaitan

dengan pemerintahan.

Untuk menjawab segala keterbatasan media tersebut, diperlukan sebuah media

baru dengan tokoh yang lebih dekat dengan kehidupan siswa. Akan lebih baik jika

tokoh yang dibahas memiliki andil dalam kehidupan siswa. Misalnya bintang sepak

bola atau tokoh yang aktif dalam media sosial, sehingga siswa lebih tertarik karena

mereka mengenal dekat tokoh tersebut.

Setelah menentukan tokoh yang dekat dengan kehidupan siswa, langkah

selanjutnya yaitu membuat media yang lebih inovatif. Salah satunya dengan

mengembangkan multimedia interaktif berbentuk animasi. Teks cerita ulang biografi

akan lebih hidup apabila dilengkapi dengan animasi tokoh. Animasi ini dilengkapi

dengan teks serta pembahasan mengenai struktur dan kaidah kebahasaan teks cerita

ulang biografi agar siswa lebih cepat memahami makna dalam teks yang disajikan

oleh guru.

Media pembelajaran yang dimaksud adalah media pembelajaran interaktif

atau yang sering disebut dengan multimedia interaktif. Multimedia interaktif

merupakan piranti atau media yang menggabungkan teks, gambar, suara, animasi,

video, dll dalam suatu produk koheren sehingga menciptakan interaksi pengguna

dengan lingkungan pembelajaran. Penggunaan multimedia dapat membantu

pemahaman dan retensi siswa dalam belajar.


5

Salah satu program yang dapat membuat multimedia interaktif adalah flash.

Ramadianto (dalam Ratna 2012:2) menjelaskan bahwa flash adalah sebuah program

multimedia dan animasi interaktif dengan menggunakan secara optimal kemampuan

fasilitas menggambar dan bahasa pemrograman pada flash (action script). Flash

memungkinkan pengguna untuk membuat game-game serta aplikasi yang menarik

untuk media pembelajaran, khususnya pembelajaran bahasa Indonesia.

Multimedia interaktif berbasis flash ini membantu siswa dalam memahami

teks cerita ulang biografi. Selanjutnya pemahaman siswa terhadap makna teks cerita

ulang biografi akan memperkuat kemampuan mengintepretasi teks cerita ulang

biografi. Dalam kegiatan mengintepretasi, siswa bebas memberikan pendapat atau

penafsiran tentang teks cerita ulang biografi tersebut. Untuk dapat mengintepretasi,

sebelumnya siswa harus sudah memahami struktur teks, aspek kebahasaan yang

digunakan, dan informasi apa saja yang dibutuhkan untuk membangun sebuah teks

cerita ulang biografi. Selanjutnya siswa diminta untuk memberikan pendapat atau

kesan tentang perjalanan kehidupan tokoh yang digambarkan dalam teks. Dengan

desain animasi dan materi yang menarik dan jelas, serta pengambilan tokoh yang

bervariasi, animasi berbasis flash ini akan mempermudah siswa untuk dapat

mengungkapkan pendapat mereka.

Pembelajaran teks cerita ulang biografi merupakan pembelajaran teks cerita

yang menampilkan sisi kehidupan tokoh yang menginspirasi di bidangnya masing-

masing. Misalnya pengusaha, pemimpin negara, para pahlawan, artis, musisi, dan

olahragawan. Keefektifan pembelajaran menggunakan media berbasis flash dapat


6

dilihat berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Noveriyanto (2013)

mengungkapkan bahwa media pembelajaran berbasis flash yang berbentuk audio

visual lebih efektif digunakan sebagai media pembelajaran karena dapat merangsang

siswa untuk mengembangkan kreativitas dan imajinasi mereka. Selain itu media yang

berbentuk audio visual ini dapat meningkatkan daya tarik siswa dalam pembelajaran

karena tak hanya melibatkan indera penglihatan. Dengan adanya kerjasama yang

sinergis antara indera penglihatan dan pendengaran, maka hasil belajar akan lebih

maksimal.

Media pembelajaran berbasis flash memiliki beberapa kelebihan, diantaranya

yaitu (1) dapat mengakomodasi siswa yang lambat menerima pelajaran, karena dapat

ditampilkan secara berulang, (2) dapat merangsang siswa untuk aktif karena bersifat

interaktif, (3) media dapat menyesuaikan dengan tingkat kecepatan belajar siswa

karena terdiri atas sederet urutan kegiatan yang kontinyu, (4) gambar dan huruf tetap

terlihat bagus pada ukuran windows dan resolusi layar berapapun, (5) kecepatan

gambar, animasi, atau huruf yang akan ditampilkan dapat diatur, serta (6) dilengkapi

dengan fasilitas tombol untuk dapat berpindah dari satu bagian ke bagian lainnya.

Media pembelajaran berbasis flash memilki beberapa kekurangan, yakni hanya bisa

dijalankan pada perangkat keras komputer atau laptop yang berbasis operating system

windows dengan DVD room.

Produk yang telah jadi dikemas dalam bentuk CD, sehingga produk tidak

boleh terkena panas, tergores ataupun pecah karena akan mempengaruhi tampilan.

Kekurangan itu dilengkapi dengan pengembangan media sesuai dengan kebutuhan


7

siswa dan guru. Untuk mengetahui kebutuhan siswa dan guru, dilakukan angket

kebutuhan. Dari angket kebutuhan inilah, peneliti mengembangkan media

pembelajaran teks cerita ulang biografi berbasis flash. Selanjutnya prototipe media

diujicobakan dan diberi penilaian oleh para ahli. Dari hasil uji coba ini, dilakukan

revisi prototipe agar media pembelajaran semakin baik dan sesuai dengan kebutuhan

guru serta siswa.

1.2 Identifikasi Masalah

Pembelajaran mengintepretasi makna teks cerita ulang merupakan salah satu

materi yang harus dikuasai oleh siswa menengah atas kelas XI dalam mata pelajaran

Bahasa Indonesia. Materi ini membahas mengenai tokoh-tokoh inspiratif dunia.

Mulai dari kehidupan dari kecil hingga wafat, prestasi yang ditorehkan, pengaruh

dalam kehidupan dunia, dan bagaimana tokoh tersebut dapat menginspirasi setiap

orang.

Dalam konteks pembelajaran bahasa di SMA/SMK, keberhasilan media

pembelajaran sebagai pendukung pembelajaran dilihat dari seberapa jauh media

tersebut mampu memotivasi dan menginspirasi siswa untuk memahami, menelaah,

dan mengilhami atau memotivasi diri mereka dari pelajaran yang disampaikan oleh

guru. Dengan demikian, siswa dapat lebih mandiri dalam pembelajaran serta dapat

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari agar selanjutnya mereka memiliki

kesiapan saat memasuki dunia kerja.


8

Pentingnya media pembelajaran berbasis flash yang menarik dimaksudkan

agar siswa tidak bosan dan lebih mudah memahami pembelajaran. Siswa merasa

senang karena media yang digunakan guru interaktif dan sesuai dengan

perkembangan teknologi. Pada akhirnya keterampilan siswa dalam pembelajaran

meningkat.

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan, kebutuhan media pembelajaran

mengintepretasi makna teks cerita ulang biografi mendesak untuk dikembangkan.

Karena materi ini merupakan materi baru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

Kurikulum 2013. Media pembelajaran yang dikembangkan relatif jarang.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, penelitian ini terbatas pada perancangan

dan pembuatan produk media pembelajaran berupa media pembelajaran berbasis

flash dalam pembelajaran mengintepretasi makna teks cerita ulang biografi untuk

mengakomodasi kebutuhan pembelajaran bahasa Indonesia kelas XI SMA/SMK/MA.

1.4 Rumusan Masalah

Permasalahan yang menjadi bahan kajian dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut.

1) Bagaimanakah kebutuhan siswa dan guru terhadap media pembelajaran berbasis

flash dalam pembelajaran mengintepretasi makna teks cerita ulang biografi untuk

mengakomodasi kebutuhan pembelajaran bahasa Indonesia kelas XI?


9

2) Bagaimanakah karakteristik media pembelajaran berbasis flash dalam

pembelajaran mengintepretasi makna teks cerita ulang biografi untuk

mengakomodasi kebutuhan pembelajaran bahasa Indonesia kelas XI?

3) Bagaimanakah media pembelajaran berbasis flash dalam pembelajaran

mengintepretasi makna teks cerita ulang biografi untuk mengakomodasi

kebutuhan pembelajaran bahasa Indonesia kelas XI?

4) Bagaimanakah kelayakan media pembelajaran berbasis flash dalam pembelajaran

mengintepretasi makna teks cerita ulang biografi untuk mengakomodasi

kebutuhan pembelajaran bahasa Indonesia kelas XI berdasarkan pengguna dan

ahli?

5) Bagaimanakah keefektifan media pembelajaran berbasis flash dalam

pembelajaran mengintepretasi makna teks cerita ulang biografi untuk

mengakomodasi kebutuhan pembelajaran bahasa Indonesia kelas XI?

1.5 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah yang ditetapkan, maka tujuan yang akan

dicapai dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1) Mengetahui kebutuhan siswa dan guru terhadap media pembelajaran berbasis

flash dalam pembelajaran mengintepretasi makna teks cerita ulang biografi untuk

mengakomodasi kebutuhan pembelajaran bahasa Indonesia kelas XI.


10

2) Mengetahui karakteristik media pembelajaran berbasis flash dalam pembelajaran

mengintepretasi makna teks cerita ulang biografi untuk mengakomodasi

kebutuhan pembelajaran bahasa Indonesia kelas XI?

3) Mengetahui gambaran media pembelajaran berbasis flash dalam pembelajaran

mengintepretasi makna teks cerita ulang biografi untuk mengakomodasi

kebutuhan pembelajaran bahasa Indonesia kelas XI.

4) Mengetahui kelayakan media pembelajaran berbasis flash dalam pembelajaran

mengintepretasi makna teks cerita ulang biografi untuk mengakomodasi

kebutuhan pembelajaran bahasa Indonesia kelas XI berdasarkan pengguna dan

ahli.

5) Mengetahui keefektifan media pembelajaran berbasis flash dalam pembelajaran

mengintepretasi makna teks cerita ulang biografi untuk mengakomodasi

kebutuhan pembelajaran bahasa Indonesia kelas XI.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini mempunyai manfaat teoretis dan praktis. Secara teoretis, media

pembelajaran hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi pada

khazanah keilmuan dalam pembelajaran bahasa Indonesia untuk siswa

SMA/SMK/MA.

Secara praktis, penelitian ini bermanfaat bagi guru, siswa, dan peneliti lain

yang ingin mengembangkan atau menyempurnakan penelitian ini. Bagi guru, produk

media pembelajaran hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan sekaligus alat bantu
11

dalam melaksanakan pembelajaran, khususnya materi mengintepretasi makna teks

cerita ulang biografi. Dengan bahan ajar ini, guru lebih mudah mentransformasikan

ilmu yang bermanfaat bagi siswa.

Bagi siswa, kehadiran media pembelajaran yang menarik dan inovatif dapat

menambah minat mereka dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, siswa juga

memiliki gambaran mengenai tokoh-tokoh dunia yang dapat menginspirasi dalam

kehidupan sehari-hari.

Bagi peneliti lain, produk media pembelajaran ini dapat dikembangkan dalam

penelitian selanjutnya. Khususnya dalam pengembangan media pembelajaran yang

sesuai dengan karakteristik pembelajaran bahasa Indonesia kelas XI Kurikulum 2013.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORETIS, DAN KERANGKA BERPIKIR

2.1 Kajian Pustaka

Penelitian pengembangan media pembelajaran teks cerita ulang biografi

relatif kurang. Hal ini disebabkan materi teks cerita ulang biografi merupakan materi

baru dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013. Namun, ada

beberapa penelitian mengenai pengembangan media pembelajaran dan bahan ajar

berbasis flash serta media pembelajaran lain berbasis information communication and

technology (ICT). Dari penelitian yang pernah dihasilkan, diperoleh manfaat yang

dapat menunjang pembelajaran bahasa Indonesia. Penelitian mengenai

pengembangan media pembelajaran yang relevan dengan penelitian ini sebagai

berikut.

Penelitian media pembelajaran berbasis flash pernah dilakukan oleh Cahyadi

(2014) dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Flash pada Mata

Pelajaran IPA Terpadu Pokok Bahasan Wujud Zat dan Perubahannya Kelas VII

SMPN 5 Satu Atap Bumiwijaya”. Memperlihatkan kebutuhan media pembelajaran

baru yang menarik untuk mengantisipasi keterbatasan kemampuan guru dalam

membuat media pembelajaran. Media berbasis flash ini dinilai dapat merangsang

imajinasi dan kreatifitas siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode Research and Development (R&D) atau penelitian pengembangan. Hasil

12
13

penelitian menunjukkan bahwa media yang dikembangkan telah memenuhi syarat

dan layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran.

Penelitian media pembelajaran berbasis flash juga telah dilakukan oleh

Purwanto (2013) dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Membaca

Aksara Jawa Berbasis Flash 8 untuk Siswa Kelas VIII SMPN 3 Ungaran”. Penelitian

ini fokus pada karakteristik pengembangan media pembelajaran yang sesuai dengan

kebutuhan siswa dan guru untuk digunakan dalam pembelajaran membaca aksara

jawa kelas VIII SMP. Penelitian yang menggunakan metode Research and

Development (R&D) atau penelitian pengembangan ini menghasilkan profil media

pembelajaran membaca aksara yang memiliki karakteristik bentuk dan isi yang

menarik bagi siswa yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran sehingga lebih

baik dan bervariasi. Persamaan penelitian Cahyadi dengan penelitian ini terletak pada

program yang aplikasi yang digunakan yaitu aplikasi flash serta metode penelitian

yaitu metode penelitian pengembangan.

Astutik (2012) juga meneliti penggunaan flash sebagai media pembelajaran.

Penelitian yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Membaca Aksara

Jawa Berbasis Flash untuk Siswa Kelas VII SMP”. Penelitian ini menjelaskan

prototipe media pembelajaran berbasis flash yang harus sesuai dengan kebutuhan

siswa dan guru, terutama dari segi tampilan agar keterbacaan dan kelayakan media

dapat maksimal. Persamaan penelitian ini dan penelitian yang dikembangkan adalah

penggunaan program flash.


14

Penelitian media pembelajaran juga telah dilakukan oleh Noveriyanto (2013)

dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Melalui

Software Ulead Video Studio yang dikemas menjadi bentuk Audiovisual Guna

Meningkatkan Kemampuan Menulis Kreatif Cerpen“. Menunjukkan bahawa media

audio visual lebih efektif digunakan sebagai media pembelajaran karena dapat

merangsang siswa untuk mengembangkan kreativitas dan imajinasi mereka. Selain itu

media yang berbentuk audio visual ini dapat meningkatkan daya tarik siswa dalam

pembelajaran karena tak hanya melibatkan indera penglihatan. Dengan adanya

kerjasama yang sinergis antara indera penglihatan dan pendengaran, maka hasil

belajar akan lebih maksimal. Persamaan penelitian Noveriyanto dengan penelitian

yang akan dikembangkan oleh penulis adalah penggunaan jenis media yaitu media

audio visual.

Penelitian program flash juga dilakukan oleh Lestari (2015) dengan judul

“Pengembangan Media Pembelajaran Animasi Menulis Teks Deskriptif Berbasis

Kearifan Lokal Batik”. Memperlihatkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia

Kurikulum 2013 membutuhkan media yang sesuai dengan karakteristik siswa. Guru

hendaknya menggunakan media yang kreatif dan lebih menantang untuk siswa.

Padahal kenyataan yang ada di lapangan, umumnya guru menggunakan media yang

berbentuk visual. Media yang berbentuk visual ini dirasa masih kurang menarik dan

membosankan bagi siswa. Media flash yang merupakan media berbentuk audiovisual

ini membantu guru dalam membelajarkan menulis teks deskriptif sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai tanpa meninggalkan nilai-nilai kearifan lokal. Kesamaan


15

penelitian ini dengan penelitian yang akan dikembangkan oleh peneliti adalah media

yang digunakan yaitu media berbasis flash.

Penelitian pengembangan mulimedia interaktif juga dilakukan oleh Mukti dan

Hwa (2004:144-152) dengan judul “Malaysian Perspective: Desining Interactive

Multimedia Learning Environmental for Moral Values Education”. Penelitian ini

memiliki tujuan yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu

membuat sebuah media pedagogis yang menggabungkan teks, grafik, animasi, audio,

dan video dalam lingkungan yang menarik sehingga memungkinkan nilai-nilai positif

dan gambar cerita akan diproyeksikan dalam layar. Media ini menggunakan CD-

ROM dan komputer sebagai sarana diseminasi.

Penelitian pengembangan media pembelajaran juga dilakukan oleh Sari

(2010) dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Ular Asyik bagi

Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun untuk Siswa sekolah Menengah Pertama

dengan Pendekatan Joyfull Learning”. Media ini terbukti dapat meningkatkan nilai

rata-rata siswa dalam menulis pantun sebesar 11,37% pada SMP Negeri 1 Tengaran

dan 10,34% pada SMP Islam Sudirman 1 Tengaran. Persamaan dengan penelitian

yang dilakukan oleh peneliti adalah pengembangan media pembelajaran.

Penelitian terdahulu mengenai media pembelajaran berbasis flash

menunjukkan bahwa pembelajaran yang didukung dengan media yang memadai,

memiliki pencapaian hasil yang lebih memuaskan. Penggunaan media pembelajaran

erat kaitannya dengan minat dan semangat belajar siswa. Semakin menarik media

yang digunakan oleh guru, maka semakin semangat pula siswa dalam menerima
16

pembelajaran. Salah satu media yang dapat meningkatkan produktivitas siswa dalam

pembelajaran adalah media berbasis flash. Media pembelajaran berbasis flash tidak

hanya menyajikan vektor gambar atau animasi, tetapi juga berisi materi, latihah soal,

dan evaluasi yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

2.2 Landasan Teori

Teori-teori yang dipaparkan berkaitan dengan penelitian ini meliputi teori

tentang teks cerita ulang biografi, media pembelajaran, dan flash. Teori-teori tersebut

menjadi landasan dalam penelitian ini.

2.2.1 Teks Cerita Ulang (Recount)

Teks cerita ulang awalnya dipelajari sebagai sebuah teks dalam pembelajaran

bahasa Inggris, yaitu recount text. Seperti artinya, recount text merupakan teks yang

menampilkan pengalaman masa lampau. Misalnya catatan perjalan study tour seorang

siswa. Peristiwa tersebut dituliskan secara runtut berdasarkan urutan waktu dan

tempat.

Gerot dan Wignell (1995:194-195) mendeskripsikan bahwa teks cerita ulang

merupakan sebuah teks yang menceritakan kembali suatu peristiwa dengan tujuan

untuk mengonfirmasi atau menghibur. Selain itu, di dalam sebuah teks cerita ulang

terdapat dua unsur yaitu struktur dan kaidah kebahasaan yang digunakan.

Teks biografi dalam pembelajaran bahasa Inggris memiliki beberapa kaidah

kebahasaan yang membedakannya dengan jenis teks lain. Kaidah kebahasaan tersebut
17

yaitu (a) menggunakan karja masa lampau, (b) diurutkan waktu kejadiannya (melalui

situasi) dan, (c) teks ini berfokus pada individu, yaitu menggunakan referensi khusus.

1) Gerot dan Wignell (1995:194-195) mengungkapkan bahwa ceita ulang memiliki

tiga struktur umum antara lain sebagai berikut.

a. Orientasi

Bagian ini menampilkan seting dan memperkenalkan tokoh.

b. Even.

Bagian ini menceritakan apa yang terjadi yang disajikan dalam sebuah urutan.

c. Reorientasi

Bagian ini merupakan penutupan dari even. Reorientasi bersifat opsional atau

tidak harus ada dalam sebuah teks cerira ulang.

2) Kaidah kebahasaan teks cerita ulang biografi antara lain:

a. fokus pada tokoh tertentu;

b. menggunakan material proses;

c. menggambarkan keadaan waktu dan tempat;

d. menggunakan kata kerja bentuk lampau;

e. fokus pada urutan temporal.

Senada dengan Gerot dan Wignell, Mark dan Kathy (2003: 48)

mengungkapkan bahwa cerita ulang atau recount adalah bagian dari teks yang

menceritakan kembali masa lalu, biasanya dikisahkan dalam urutan waktu peristiwa

itu terjadi. Tujuan teks cerita recount adalah memberikan pembaca sebuah deskripsi

tentang apa dan kapan suatu peristiwa itu terjadi.


18

Mark dan Kathy memberikan pendapat yang sama dengan Gerot dan Wignell

mengenai struktur recount, adapun kaidah kebahasaan teks cerita ulang atau recount

menurut Mark dan Kathy ( 2003:50) sebagai berikut.

a. Menggunakan kata benda untuk mengidentifikasi apa saja yang terlibat dalam

teks.

b. Menggunakan kata deskriptif untuk memberikan rincian tentang siapa, apa,

kapan, di mana, dan bagaimana.

c. Menggunakan kata kerja bentuk lampau untuk menceritakan kembali

peristiwa.

d. Kata-kata yang menunjukkan urutan peristiwa (misalnya, pertama,

selanjutnya, lalu).

Teks cerita ulang atau dalam bahasa Inggris disebut recount text merupakan

teks yang memilki tiga struktur teks yaitu orientasi, even, dan reorientasi. Teks cerita

ulang memilki kaidah-kaidah yang merupakan ciri pembeda dari teks lain. Kaidah

tersebut yaitu fokus pada tokoh tertentu, menyajikan urutan peristiwa berdasarkan

waktu, menggunakan kata kerja lampau, dan bersifat deskriptif untuk menjelaskan

kehidupan tokoh.

2.2.2 Jenis-Jenis Teks Cerita Ulang

Teks cerita ulang terdiri atas tiga jenis, meliputi (1) cerita ulang personal, (2)

cerita ulang fakta, dan (3) cerita ulang imajinasi.


19

1) Cerita Ulang Personal

Cerita ulang personal adalah cerita ulang yang melibatkan penulis atau

pencerita secara personal di dalamnya. Cerita ulang personal berfungsi untuk

membangun keakraban antara penulis dan pembaca. Contoh cerita ulang personal

yaitu surat pribadi yang ditunjukkan seorang anak kepada ibunya. Dalam surat

tersebut, sang anak mengatakan bahwa ia sangat perindukan ibunya. Cerita ulang

personal memiliki beberapa ciri-ciri antara lain:

a. berupa pengalaman personal penulis;

b. ditulis secara subjektif; dan

c. menggunakan kata ganti orang pertama (aku dan kami) dan orang ketiga (dia

dan mereka).

2) Cerita Ulang Fakta

Certa ulang fakta merupakan cerita ulang yang merekam suatu peristiwa

berdasarkan kenyataan. Contoh cerita ulang fakta adalah catatan sejarah, biografi,

autobiografi, laporan penelitian ilmiah, dan berita media massa. Cerita ulang fakta

memiliki beberapa ciri antara lain:

a. penulisan waktu dilakukan secara detail untuk memudahkan pembaca

memahami urutan peristiwa;

b. akhir cerita ulang dapat diketahui dari hasil aktivitas atau kejadian, misalnya

pada aktivitas ilmiah; dan

c. pendeskripsian fakta dilakukan secara detail untuk menyediakan informasi

yang lengkap.
20

3) Cerita Ulang Imajinatif

Cerita ulang imajinatif merupakan cerita ulang yang diciptakan berdasarkan

pengalaman imajinatif. Contoh cerita ulang imajinatif adalah cerita pendek dan novel.

Cerita ulang imajinatif memiliki ciri-ciri antara lain:

a. berdasarkan pengalaman atau imajinasi penulis; dan

b. menggunakan gaya bahasa tertentu.

Teks cerita ulang yang dibahas dalam penelitian ini yaitu biografi termasuk

jenis teks cerita ulang fakta. Teks cerita ulang biografi ditulis berdasarkan kehidupan

tokoh yang sebenarnya.

2.2.3 Biografi

Kuntowijoyo (dalam Abrar 2010:1) mengungkapkan bahwa biografi adalah

catatan tentang hidup seorang. Dia juga mengungkapkan bahwa biografi adalah

sejarah, sama halnya dengan sejarah kota, negara atau bangsa. Menurut Gerot dan

Wignell (1995:242-243) teks biografi memiliki fungsi yang sama dengan narasi

kecuali yang berkaitan dengan menyoroti peristiwa dari kehidupan seseorang bukan

dari satu rangkaian peristiwa.

Abrar (2010:5) mengungkapkan bahwa biografi menekankan keberadaan

fakta tentang tokoh yang dikisahkan. Biografi tidak memberikan ruang sedikit pun

kepada fantasi tokohnya dan menjadikan fakta sebagai titik tolak kisah. Karena itu, ia

bisa disebut sebagai hasil pengisahan fakta tentang riwayat hidup tokoh.
21

Berdasarkan pendapat Abrar serta Gerot dan Wignell, dapat disimpulkan

bahwa biografi adalah suatu teks yang menyoroti kehidupan seorang tokoh di masa

lalu yang merupakan fakta. Fakta yang diungkapkan akan membangun penilaian dari

pembaca. Sebuah biografi hendaknya tidak memojokkan tokoh atau pun

mengagungkan seorang tokoh tanpa melihat fakta yang ada. Fakta yang ada juga

harus merupakan hasil konfirmasi dari berbagai pihak yang benar-benar mengenal

tokoh.

Abrar (2010: 10) mengemukakan bahwa biografi memiliki empat makna

sebagai berikut.

1) Kisah perjalanan hidup

Perjalanan hidup yang dimaksud adalah perjalan hidup yang menarik.

Menarik dapat dinilai dengan tiga aspek. Pertama, nilai berita, seperti berpengaruh

(terhadap kehidupan orang banyak), unik (kejadian yang sangat jarang terjadi), dekat

(punya kedekatan dengan orang banyak). Kedua, warna yang dikandung perjalanan

hidup tersebut. Semakin berwarna perjalanan hidup, semakin menarik kisahnya.

Ketiga, nilai perjalanan hidup. Perjalanan hidup yang biasa-biasa saja tidak ubahnya

dengan ulangan perjalanan hidup orang biasa. Sebaliknya, perjalanan hidup yang

istimewa akan menimbulkan kekaguman. Keempat, konteks sosial. Kisah perjalanan

hidup yang terlepas dari konteksnya akan terasa hampa.

2) Sejarah Anak Manusia

Penulisan biografi harus memilih episode tokohnya yang akan menjadi fokus

perhatian. Meskipun hanya fokus pada episode sejarah tertentu, namun episode lain
22

juga harus dikisahkan. Dengan begitu, sejarah tokohnya sebagai anak manusia tidak

akan terputus. Kesinambungan sejarah itu akan menentukan bagaimana

sesungguhnya peran tokohnya dalam mengukir sejarah hidupnya.

3) Dokumentasi Gagasan dan Kekayaan Intelektual

Setiap individu bisa berpendapat karena pendapat orang lain. Dia bisa

memiliki ide brilian karena suatu saat, dulu, entah kapan, pernah mendengar atau

membaca pendapat orang lain. Khalayak sangat kagum dan hormat pada tokoh yang

memiliki banyak gagasan dan kaya secara intelektual tokoh sebuah biografi. Maka

usaha pendokumentasian gagasan dan kekayaan intelektual tokoh dalam sebuah

biografi merupakan sebuah upaya yang perlu dilakukan.

4) Wahana Melancong ke Masa Lalu

Waktu berjalan terus dan tidak bisa diputar ulang, waktu juga tidak mau

menunggu yang ketinggalan. Tetapi, khalayak tidak boleh terbelenggu oleh waktu.

Mereka harus mengembara menembus batas waktu ke mana saja mereka mau. Dalam

konteks inilah, biografi menjadi wahana melancong ke masa lalu.

Biografi sebagai sebuah teks, memiliki makna yang hendak disampaikan

kepada pembaca. Makna tersebut disampaikan dalam uraian kalimat, baik secara

langsung atau pun tersirat. Makna yang terkandung dalam sebuah teks biografi

hendaknya meliputi kisah inspiratif yang menarik dan sesuai dengan fakta yang ada.

Fakta ini diungkapkan dengan akurat sehingga pembaca dapat mengetahui peristiwa

yang terjadi pada masa lalu.


23

2.2.3.1 Fungsi Biografi

Abrar (2010:24) mengungkapkan bahwa dalam mengisahkan tokoh, perlu

mempertimbangkan fungsi biografi sebagai berikut.

1) Menyediakan Informasi

Informasi yang dimaksud adalah informasi yang bisa membantu khalayak

memahami kehidupan tokoh yang dikisahkan. Pemahaman ini akan membantu

khalayak memanfaatkan informasi yang dapat mereka pakai untuk kepentingan

mereka. Tegasnya, khalayak perlu mengetahui latar belakang tokoh yang dikisahkan

sebelum mereka memilih informasi yang bermanfaat untuk mereka. Oleh karena itu,

biografi yang baik memuat informasi yang dibutuhkan oleh khalayak.

2) Menjawab Teka-Teki

Informasi yang harus disediakan oleh sebuah biografi agar dapat menjawab

teka-teki tentang tokohnya adalah informasi yang berkaitan dengan profesionalisme

tokohnya. Menyangkut kehidupan kerja tokoh yang dikenal luas oleh khalayak.

3) Mengenang Sejarah

Abdullah (dalam Abrar 2010:31) mengemukakan bahwa pada sebuah

biografilah sesungguhnya khalayak mendapatkan unsur sejarah yang paling akrab,

yaitu manusia yang berpikir dan bertindak; yang kecewa dan bahagia; yang sedih dan

bahagia. Biografi menghadapkan khalayak tidak hanya berhadapan dengan dunia

yang objektif sebagaimana dilihat, dirasakan, dan dibangun oleh sang aktor.
24

4) Menghibur

Kenyataan selama ini tidak banyak khalayak yang bisa terhibur dengan fakta.

Yang selalu bisa menghibur khalayak adalah fiksi. Oleh karena itu, fakta tentang

tokoh dapat dikemas mengikuti format fiksi. Misalnya mengisahkan penderitaan

tokoh sebagai akibat perlakuan pihak yang jahat.

Biografi merupakan karangan nonfiksi yang seringkali digunakan sebagai

catatan sejarah seorang tokoh yang erat kaitannya dengan zaman di mana tokoh

tersebut hidup. Biografi tak terlepas dari tokoh yang berjasa dan paling bersinar pada

masanya. Berisi berbagai informasi mengenai tokoh yang sangat ingin diketahui oleh

pembacanya. Misalnya saja rahasaia kesuksesan seorang pengusa terkenal seperti Bill

Gates. Semua yang menjadi teka-teki Gates diuraikan pada sebuah teks biografi.

2.2.3.2 Muatan Isi Biografi

Biodata yang pantas disajikan dalam biografi adalah biodata terpenting,

pengalaman yang pantas dikisahkan adalah pengalaman yang paling berkesan dan ide

yang patut disampaikan adalah ide otentik (Abrar 2010:54-69). Muatan isi biografi

dijelaskan sebagai berikut.

1) Biodata Terpenting

Biodata yang disajikan harus biodata yang penting. Biodata tersebut

hendaknya memenuhi beberapa kriteria, yakni, pertama, unik. Dalam konteks ini,

harus khas dan kira-kira tidak dimiliki oleh tokoh lain. Kedua, berharga. Dalam

kaitan ini, harus berharga untuk dikisahkan. Ketiga, manusiawi. Berarti menyentuh
25

perasaan, mulai dari sedih, gembira, terharu hingga marah. Keempat, menjadi

sambungan pengetahuan khalayak.

2) Pengalaman Paling Berkesan

Biografi tidak mungkin mengisahkan seluruh pengalaman individu yang bisa

memperlihatkan makna yang dipesankan. Biografi hanya mengisahkan pengalaman

tokoh yang paling berkesan. Ukuran paling berkesan ini harus datang dari sang tokoh.

Syarat sebuah pengalaman disebut berkesan, meliputi, pertama, tidak

terlupakan. Pengalaman berlangsung dalam hidup, ketika seorang individu

berinteraksi dengan berbagai lingkungan. Biografi berlangsung dalam waktu tertentu.

Kedua, besar. Besar tidaknya sebuah pengalaman seorang individu ditentukan oleh

kualitas pengalaman itu. Kalau pengalaman individu itu melibatkan banyak uang,

banyak orang, dan banyak daerah, maka pengalaman itu bisa disebut sebagai

pengalaman besar. Ketiga, berpengaruh. Pengalaman tersebut berkaitan dengan

kebutuhan banyak orang. Berkat pengalaman itu, banyak orang jadi tertolong.

3) Ide Otentik

Syarat yang harus dipenuhi agar sebuah ide dikatakan otentik yaitu, pertama,

dipopulerkan oleh sang tokoh. Dalam hal ini, ide tersebut datang dari tokoh biografi

dan dia pula yang mempopulerkannya. Ide tersebut tidak hanya menyangkut

keinginan tokoh tentang sesuatu yang menyangkut banyak orang, tetapi juga tentang

dirinya sendiri. Kedua, tidak untuk mencari popularitas. Ketiga, memperlihatkan daya

cipta pemiliknya.
26

Muatan inilah yang akan mengantarkan pembaca pada makna sebuah teks

biografi. Apabila pembaca mengetahui muatan yang hendak disampaikan oleh

penulis, maka dia akan mudah mengambil pesan atau amanat dari tokoh yang dapat

dijadikannya sebagai sebuah pelajaran bermakna. Kisah yang ditampilkan dalam teks

bigrafi haruslah yang paling menarik dan bukan merupakan semua kisah dalam

kehidupan tokoh. Kisah yang menarik atau pengalaman paling berkesan ditentukan

melalui sudut pandang tokoh. Selain itu, teks biografi juga harus memuat biodata

tokoh secara lengkap dan terpercaya.

2.2.3.3 Proses Penulisan Biografi

Sebagai sebuah teks, sama halnya dengan teks narasi, biografi juga terdiri atas

beberapa unsur. Unsur-unsur inilah yang membedakan teks biografi dengan teks yang

lain. Selain itu, unsur-unsur ini harus diperhatikan oleh pembaca ketika mengamati

teks biografi. Adapun enam unsur tersebut menurut Abrar (2010:76) sebagai berikut.

1) Alur Kisah

Alur kisah bermakana rangkaian peristiwa yang dialami tokoh utama biografi.

Alur ini memiliki bagian awal, tengah, dan akhir. Alur akan menentukan bagian kisah

dimulai, dilanjutkan, dan diakhiri.

Ada tiga jenis alur dalam biografi, pertama, urutan (episodik). Alur ini

bermakna rangkaian peristiwa yang terjadi sambung-menyambung sejak awal hingga

akhir. Kedua, alur mundur (flashback). Di sini pengisahan rangkaian peristiwa yang

dialami tokoh utama biografi dilakukan mundur. Alur bergerak dari peristiwa yang
27

baru saja terjadi menuju peristiwa yang sudah lama terjadi. Ketiga, alur campur

(ekletik). Alur ini mengisahkan rangkaian peristiwa yang dialami tokoh utama

biografi secara maju-mundur. Alur kisah seperti ini bisa terjadi pada keseluruhan

biografi, bisa juga pada satu bab.

2) Karakter

Karakter menjadi titik tolak kisah yang disajikan dalam biografi. Karakter

meliputi, pertama, tokoh yang akan muncul dalam biografi. Tokoh terdiri atas tokoh

utama dan tokoh tambahan. Kedua, wacana yang dikandung tokoh utama. Wacana ini

dibangun oleh moral dan perilaku nyata yang dimiliki sang tokoh dan merujuk pada

hal-hal penting mengenai keberadaan sang tokoh.

3) Setting Kisah

Dalam cerita fiksi, setting kisah disebut sebagai latar. Setting berguna untuk

memberikan konteks pada peristiwa yang dialami oleh tokoh utama biografi. Secara

umum, setting menurut Wiyatmi (dalam Abrar 2010: 88) dapat dibedakan menjadi

tiga aspek yaitu waktu, tempat, dan sosial

4) Urut-Urutan Kisah

Biografi memaparkan biodata terpenting, pengalaman paling berkesan, dan

ide otentik tokoh yang dikisahkan. Semua harus punya porsi yang sama. Semuanya

dikisahkan dalam sebuah kisah yang menarik dan enak dibaca. Tetapi, kisah selalu

terkait dengan peristiwa. Maka peristiwa menjadi penting dalam penulisan biografi.

Urut-urutan kisah yang masuk akal akan membentuk kesatuan (unity) kisah.

Kesatuan kisah ini pada gilirannya akan menentukan apakah kisah yang tersaji enak
28

dibaca atau tidak. Kalau kesatuan kisah dalam biografi sudah tercapai, khalayak akan

merasa senang membacanya dan memilih untuk terus membacanya.

Kisah setiap peristiwa merupakan potongan-potongan yang kelak membentuk

satu kesatuan kisah yang lebih besar. Kisah yang lebih besar ini harus mengisi

kerangka yang sudah ditetapkan. Maka harus ditentukan kerangka yang besar

terlebih dahulu. Setelah itu baru menyeleksi kisah tentang peristiwa-peristiwa yang

cocok dengan kerangka besar itu. Peristiwa tersebut harus menghadirkan setting yang

lengkap.

5) Motif

Motif merupakan sebuah aspek terpenting dalam setiap perbuatan manusia.

Motif bisa menjadi alasan kuat mengapa manusia berbuat sesuatu. Bahkan motif bisa

menjadi penanda tentang identitas manusia. Motif merupakan alasan seorang tokoh

utama dalam berbuat. Alasan ini penting karena akan menentukan apakah sang tokoh

merupakan individu yang baik atau bukan. Selain itu, motif juga menentukan apakah

peristiwa yang terjadi merupakan rekayasa sang tokoh atau terjadi secara alami.

6) Narasi

Narasi berkaitan dengan alur kisah. Narasi menjelaskan bagaimana alur kisah

disajikan. Saidi (dalam Abrar 2010:109) mengemukakan bahwa narasi memiliki

unsur initrinsik dan ektrinsik. Dari segi intrinsik, narasi harus mempunyai peristiwa,

karakter, alur kisah, dan seting. Semua unsur inilah yang akan dirajut menjadi sebuah

narasi yang baik dan enak dibaca. Dari segi ektrinsik, narasi harus memiliki wacana

tentang tokoh biografi yang akan disampaikan kepada khalayak.


29

Proses penulisan biografi harus memiliki unsur-unsur tersebut agar dapat

memunculkan nilai-nilai subjektif yang dimiliki khalayak tentang sebuah biografi.

Seorang penulis biografi hendaknya sudah merumuskan nilai-nilai ini sejak awal

karena nilai inilah yang merupakan bekal penulis. Jika penulis menghasilkan sebuah

biografi tanpa nilai, maka penulis itu gagal dalam menuliskan biografi.

2.2.4 Teks Cerita Ulang Biografi

Teori mengenai teks cerita ulang biografi yang dipaparkan meliputi biografi,

cerita ulang, dan cerita ulang biografi.

2.2.4.1 Pengertian Teks Cerita Ulang Biografi

Teks cerita ulang biografi merupakan materi yang dimunculkan pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Teks ini merupakan materi baru yang

pada kurikulum sebelumnya tidak dimunculkan. Oleh karena itu buku ataupun

penelitian mengenai teks cerita ulang biografi relatif jarang.

Cerita ulang lebih dahulu dimunculkan pada mata pelajaran bahasa Inggris

yaitu materi recount text. Gerot dan Wignell (1995:194-195) mengungkapkan bahwa

recount text merupakan sebuah teks yang menceritakan kembali suatu peristiwa

dengan tujuan untuk mengonfirmasi atau menghibur, sama halnya dengan cerita

ulang yang memiliki fungsi untuk menceritakan kejadian pada masa lampau. Sejalan

dengan Gerot dan Wignell, Kuntowijoyo (dalam Abrar 2010:1) mengungkapkan

bahwa biografi adalah catatan tentang hidup seorang. Selain itu, Gerot dan Wignell

(1995:242-243) mengungkapkan bahwa teks biografi memiliki fungsi yang sama


30

dengan narasi kecuali yang berkaitan dengan menyoroti peristiwa dari kehidupan

seseorang bukan dari satu rangkaian peristiwa.

Berdasarkan pengertian cerita ulang dan biografi, dapat disimpulkan bahwa

teks cerita ulang biografi merupakan genre teks yang fokus menceritakan kembali

kehidupan seorang tokoh. Teks cerita ulang biografi mengisahkan kehidupan tokoh

secara mendetail mulai dari masa kecil hingga tua atau bahkan wafat, lengkap dengan

suka-duka dan pengalaman menarik yang dialami tokoh tersebut.

Teks cerita ulang biografi memuat pencatatan peristiwa perjalanan kehidupan

seorang tokoh. Untuk mengetahui apa saja peran tokoh dunia, siswa bisa

mempelajarai catatan dan rekaman sejarah dari sejumlah sumber. Pencatatan

peristiwa tersebut termasuk salah satu bentuk teks cerita ulang. Sementara catatan

perjalanan kehidupan tokohnya disebut biografi (Kemendikbud 2014:114).

Teks cerita ulang biografi memiliki fungsi untuk membangun sejarah, hal itu

merupakan pergeseran fokus dari individu untuk membuat pengalaman kolektif

(Gerot dan Wignell 1995:243-244). Teks cerita ulang mengungkapkan sisi lain atau

teka-teki yang ingin khalayak ketahui dari seorang tokoh untuk upaya membangun

sejarah. Kehidupan tokoh tidak jauh dari latar belakang sejarah yang sedang terjadi

pada masa itu. Gambaran sejarah itu akan tersaji dalam teks cerita ulang biografi.

Agar dapat memahami apa saja yang terkandung dalam sebuah teks cerita ulang

biografi, pembaca atau siswa harus melakuakan intepretasi makna secara mendalam

dan seksama.
31

2.2.4.2 Struktur Teks Cerita Ulang Biografi

Teks cerita ulang biografi mengupas kehidupan tokoh secara rinci. Kehidupan

tokoh diuraikan dalam teks yang dibatasi dengan struktur tertentu. Struktur teks cerita

ulang biografi sama dengan strukur recount text. Hanya saja di dalam recount text

struktur yang kedua bukan urutan peristiwa kehidupan tokoh, melainkan disebut

even. Adapun struktur teks ini terdiri atas tiga bagian (Kemendikbud 2013:119).

1) Orientasi

Biasanya teks cerita ulang diawali oleh orientasi yang memberi pengenalan

tokoh secara umum, seperti nama, tempat dan tanggal lahir, latar belakang keluarga,

serta riwayat pendidikan tokoh yang diangkat.

2) Urutan Peristiwa Kehidupan Tokoh

Bagian berikutnya merupakan urutan peristiwa kehidupan tokoh yang pernah

dialami sosok yang digambarkan. Pada bagian terlihat berbagai pengalaman tokoh,

baik peristiwa yang mengesankan maupun persoalan yang dihadapinya.

3) Reorientasi

Reorientasi berisikan pandangan penulis terhadap tokoh yang diceritakan.

Bagian ini merupakan tahapan yang bersifat pilihan, artinya boleh saja bagian ini

tidak di sajikan oleh penulis teks cerita ulang biografi.

Ketiga bagian struktur teks cerita ulang biografi tersebut dapat dilihat pada

bagan berikut.
32

Orientasi

Struktur Teks
Cerita Ulang Urutan Peristiwa
Biografi Kehidupan
Tokoh

Reorientasi

Bagan 2 Struktur Teks Cerita Ulang Biografi

Ketiga struktur ini saling berkaitan. Seperti halnya teks lain, struktur teks

cerita ulang buografi merupakan suatu hal yang baku dan tidak boleh dibolak-balik

urutannya. Struktur teks akan membawa pembaca memahami kehidupan tokoh secara

terstruktur. Dimulai dengan perkenalan atau identitas tokoh, pembaca kemudian akan

diajak untuk mendalami tokoh dengan urutan peristiwa kehidupan yang dijelaskan

secara runtut. Selanjutnya pembaca akan memperoleh simpulan berdasarkan opini

penulis yang disajikan dalam struktur reorientasi (apabila ada). Pembaca juga dapat

menyimpulkan sendiri penilaiannya terhadap tokoh.

2.2.4.3 Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Ulang Biografi

Teks cerita ulang biografi memiliki beberapa kaidah kebahasaan yang menjadi

ciri atau karakteristik yang membedakan dengan teks-teks lain. Kaidah kebahasaan

tersebut antara lain.

1) Partisipannya adalah manusia yang terlibat pada peristiwa lampau.


33

2) Menggunakan pronomina atau kata ganti ia, -nya, mereka, kita, dan kami.

3) Menggunakan kata-kata yang menunjukkan kejadian atau peristiwa, waktu, dan

tempat untuk menguraikan peristiwa.

4) Menggunakan kata kerja (verba) material untuk menunjukkan aktivitas atau

perbuatan nyata yang dilakukan oleh partisipan, seperti membaca, menulis, dan

memukul.

5) Menggunakan kata sambung atau konjungsi temporal. Yaitu konjungsi yang

digunkan untuk menata urut-urutan peristiwa yang diceritakan. Contohnya

ketika, kemudian, dan setelah. Selain itu juga menggunakan konjungsi lain,

seperti sementara itu, setelah itu, dan, tetapi, dan karena.

6) Menggunakan kalimat simpleks (yang sesungguhnya sama dengan kalimat

tunggal), yaitu kalimat yang hanya terdiri atas satu verba utama yang

menggambarkan satu aksi, peristiwa, keadaan. Kalimat simpleks hanya

mengandung satu unsur yaitu subjek, predikator, (pelengkap), (keterangan).

Pelengkap dan keterangan belum tentu terdapat pada sebuah kalimat simpleks.

Kaidah kebahasaan teks cerita ulang biografi menunjukkan karakteristik yang

lekat kaitannya dengan penyampaian makna dari penulis kepada pembaca. Pembaca

dapat mengintepretasi makna teks dengan berpedoman kaidah kebahasaan. Masing-

masing kaidah menuntun pembaca untuk mendapat simpulan dan nilai-nilai yang

dapat dipetik dari seorang tokoh. Nilai-nilai inilah yang hendak ditonjolkan oleh

seorang penulis dari sebuah teks cerita ulang biografi.


34

2.2.4.4 Mengintepretasi Makna Teks Cerita Ulang Biografi

Mengintepretasi dalam dunia pendidikan diartikan sebagai menafsirkan.

Mengintepretasi teks sama halnya dengan menafsirkan teks. Menafsirkan teks

berhubungan dengan bagaimana seseorang mengaitkan suatu teks dengan faktor-

faktor ekstrinsik, seperti pertimbangan biografi, sejarah, politik, atau agama. Istilah

penafsiran pada abad kedua puluh, cenderung digunakan dalam pengertian yang lebih

sempit yaitu untuk pembacaan teks tertentu yang berhubungan dengan pernyataan

seperti makna dan pentingnya teks secara keseluruhan, struktur tematisnya, hubungan

antara aspek-aspek semantik, kebahasaan atau gaya suatu teks (Newton 1994:1).

Pendefinisian adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja untuk

mengungkapkan suatu benda, konsep, proses, aktivitas, peristiwa dan sebagainya

dengan kata-kata. Macam-macam definisi antara lain:

a. definisi sinonimis. Misalnya ayah/dadi bersinonim dengan abah;

b. definisi formal (pembeda). Misalnya pensil, memiliki definisi umum alat

untuk menulis, dan memilki definisi khusus yaitu sesuatu yang bisa diraut,

bisa dihapus, dan lain sebagainya;

c. definisi logis atau definisi ensiklopedis (telah dibuktikan kebenarannya

dengan kamus/ ensiklopedi.

Dalam kegiatan mengintepretasi, siswa bebas memberikan pendapat atau

penafsiran tentang teks cerita ulang biografi tersebut. Untuk dapat mengintepretasi,

siswa harus sudah memahami struktur teks, aspek kebahasaan yang digunakan, dan

informasi apa saja yang dibutuhkan untuk membangun sebuah teks cerita ulang
35

biografi. Selanjutnya siswa diminta untuk memberikan pendapat atau kesan tentang

perjalanan kehidupan tokoh yang digambarkan dalam teks.

Tafsiran atau intepretasi sebuah teks tidak sekadar menafsirkan permukaan

teks saja tapi sampai pada kedalaman makna karya sastra tersebut. Untuk itu,

menafsirkan sebuah teks memerlukan wawasan bahasa, sastra, dan budaya yang luas

dan mendalam. Pencapaian intepretasi yang optimal bergantung pada kecermatan dan

ketajaman penafsir. Karena bahasa merupakan media tanpa batas, maka setiap

pembaca akan memiliki intepretasi yang berbeda terhadap teks.

Ferdinand de Saussure (dalam Aminudin 2007:287-297) memberikan

penjelasan bahwa makna adalah pengertian atau konsep yang dimiliki atau terdapat

pada sebuah tanda linguistik. Grice dan Bolinger (dalam Aminuddin 2008:52)

mengungkapkan bahwa makna adalah hubungan antara bahasa dengan dunia luar

yang telah disepakati bersama oleh para pemakai bahasa sehingga dapat saling

dimengerti.

Sebuah kata atau leksem memiliki makna yang di dalamnya mengandung

pesan. Cherry dan Lyons (dalam Aminuddin 2008:51) mengemukakan bahwa pesan

termasuk aspek semantis yang harus dikembalikan dan berasal dari sender atau

pengirim pesan tesebut. Pesan disebut berada dalam sender karena pesan adalah isi

komunikasi dalam sender yang diwadahi oleh tataran lambang kebahasaan serta

individual. Apabila pesan itu sudah ditranmisikan lewat signal atau tanda, maka isi

pesan itu disebut informasi. Pemahaman informasi pada diri penerima, biasa disebut

dengan isi atau content. Lyons (dalam Aminuddin 2008:51) mengemukakan bahwa
36

kegiatan penyusunan pesan tidak dapat terlepas dari enkoding, sedangkan usaha

memahami pesan yang dilakukan oleh penerima pesan disebut dekoding. Apabila

dekoding gagal, informasi dan isi tetap tinggal dan menjad pesan yang ada pada si

penutur. Dengan demikian komunikasi itu pun belum berhasil.

Begitu pula dalam sebuah teks, penulis memiliki maksud dan tujuan yang

hendak disampaikan kepada pembaca. Maksud dan tujuan ini merupakan makna

sebuah teks. Makna ini berupa nilai-nilai yang harus dipelajarai olah pembaca atau

berupa amanat dan moral yang diperoleh dari teks tersebut. Misalnya dalam teks

cerita ulang biografi mengenai seorang pengusaha yang sukses, maka pembaca dapat

memperoleh nilai wirausaha yang dapat diambil sebagai pembelajaran bagi dirinya

serta diterapkan ketika menjadi seorang pengusaha.

Makna bersifat tersirat dan lebih dalam, oleh karena itu untuk memahami

makna sebuah teks, pembaca harus membaca serta memahami teks secara mendalam.

Pembaca juga harus mengaitkan konteks yang dimaksudkan oleh penulis agar

mendapatkan makna yang sesungguhnya dari sebuah teks. Kegiatan menggali makna

ini disebut dengan mengintepretasi makna teks yang di dalamnya terdapat beberapa

langkah atau kegiatan yang harus dilalui oleh siswa. Mengintepretasi juga bisa

disamakan dengan mendefinisikan.

2.2.4.4.1 Jenis-Jenis Makna

Makna dalam semantik terdiri atas enam jenis, meliputi (1) makna leksikal,

gramatikal, dan kontekstual, (2) makna referensial dan non-referensial, (3) makna
37

denotatif dan makna konotatif, (4) makna konseptual dan makna asosiatif, (5) makna

konseptual dan makna asosiatif, dan (6) makna idiom dan peribahasa.

1) Makna Leksikal, Gramatikal, dan Kontekstual

Makna leksikal adalah makna yang dimiliki atau ada pada leksem meski tanpa

konteks apapun atau makna leksikal adalah makna yang sebenarnya, makna yang

sesuai dengan hasil observasi indera, atau makna apa adanya. Misal „kuda‟ memiliki

makna leksikal sejenis binatang berkaki empat yang biasa dikendarai.

Makna gramatikal adalah makna yang baru ada kalau terjadi proses

gramatikal, seperti afiksasi, reduplikasi, komposisi, atau kalimatisasi. Umpamanya,

dalam proses afiksasi prefiks ber- dengan dasar baju melahirkan makna gramatikal

„memakai atau mengenakan baju‟.

Makna kontekstual adalah makna sebuah leksem atau kata yang berada di

dalam satu konteks. Misalkan kata „kepala‟ dalam kalimat “Rambut di kepala nenek

belum ada yang putih”, “Sebagai kepala sekolah, dia harus menegur murid itu”,

“Nomor teleponnya ada pada kepala surat itu”.

2) Makna Referensial dan Non-referensial

Sebuah kata atau leksem dikatakan bermakna referensial apabila ada referen

atau acuannya. Kata-kata seperti kuda, merah, dan gambar termasuk kata-kata yang

bermakna referensial karena ada acuannya dalam dunia nyata.

Sebaliknya kata-kata seperti dan, atau, dan karena termasuk kata-kata yang

tidak bermakna referensial , karena kata-kata itu tidak mempunyai referen.


38

Berkaitan dengan acuan ini ada sejumlah kata, yang disebut kata –kata

deiktik, yang acuannya tidak menetap pada satu maujud, melainkan dapat berpindah

dari maujud satu ke maujud yang lain. Termasuk deiktik ini adalah kata-kata yang

termasuk pronomina seperti dia, saya, dan kamu; kata-kata yang menyatakan ruang,

seperti di sini, di sana, dan di situ; dan kata-kata yang disebut penunjuk seperti ini

dan itu.

3) Makna Denotatif dan Makna Konotatif

Makna denotatif adalah makna asli, makna asal, atau makna sebenarnya yang

dimiliki oleh sebuah leksem. Umpamanya, kata „babi‟ bermakna denotatif „sejenis

binatang yang biasa diternakkan untuk dimanfaatkan dagingnya‟.

Makna konotatif adalah makna lain yang ditambahkan pada makna denotatif

tadi yang berhubungan dengan nilai rasa dari orang atau kelompok orang yang

menggunakan kata tersebut. Umpamanya kata babi pada orang beragama Islam atau

dalam masyarakat Islam mempunyai konotasi yang negatif, ada rasa atau perasaan

yang tidak enak bila mendengar kata-kata itu.

4) Makna Konseptual dan Makna Asosiatif

Makna konseptual makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari

konteks atau asosiasi apapun. Kata „kuda‟ memiliki makna konseptual „sejenis

binatang berkaki empat yang biasa dikendarai‟.

Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah kata atau leksem

berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan sesuatu yang berada di luar

bahasa. Misalnya, kata „melati‟ berasosiasi dengan sesuatu yang suci atau kesucian.
39

5) Makna Kata dan Makna Istilah

Makna kata dalam penggunaannya baru menjadi jelas kalau kata itu sudah

berada di dalam konteks kalimatnya atau konteks situasinya. Kata tangan dan lengan

sebagai kata, maknanya lazim dianggap sama, seperti tampak pada contoh kalimat

berikut.

Tangannya luka kena pecahan kaca.

Lengannya luka kena pecahan kaca.

Makna istilah mempunyai makna yang jelas, pasti, yang tidak meragukan

meskipun tanpa konteks kalimat. Umpamanya, kata lengan dan tangan di atas dalam

istilah kedokteran memiliki makna yang berbeda.

6) Makna Idiom dan Peribahasa

Idiom adalah satuan ujaran yang maknanya tidak dapat „diramalkan‟ dari

makna unsur-unsurnya, baik secara leksikal maupun secara gramatikal. Umpamanya

secara gramatikal menjual rumah atau menjual sepeda bermakna „yang menjual

menerima uang dan yang membeli menerima sepeda atau rumah‟. Tetapi dalam

bahasa Indonesia bentuk „menjual gigi‟ tidaklah bermakna seperti itu, melainkan

bermakna „tertawa keras-keras‟. Makna yang dimiliki „menjual gigi‟ merupakan

makna idiomatikal.

Peribahasa memiliki makna yang masih dapat ditelusuri atau dilacak dari

makna unsur-unsurnya karena adanya “asosiasi” antara makna asli dengan maknanya

sebagai peribahasa. Umpamanya, peribahasa „seperti anjing dengan kucing‟ yang

bermakna „dikatakan ihwal dua orang yang tidak bisa akur‟.


40

2.2.4.4.2 Mengintepretasi Makna Teks

Mengintepretasi makna teks cerita ulang biografi adalah kegiatan dengan

memberi apresiasi atau pemaknaan terhadap kehidupan tokoh sesuai dengan pikiran

atau perasaan yang diperoleh pembaca terhadap kehidupan tokoh tersebut. Kegiatan

intepretasi lebih memfokuskan dan memprioritaskan pada pengkajian bagian-bagian

yang paling melekat, unsur-unsur, dan simbol-simbol. Untuk itu mengintepretasi atau

menafsirkan teks cerita ulang biografi diperlukan untuk mengungkapkan makna yang

tesembunyi atau sengaja disembunyikan pengarang.

Langkah-langkah mengintepretasi makna teks cerita ulang biografi dalam

Kemendikbud (2013:130) sebagai berikut.

1. Membaca teks cerita ulang biografi dengan menggunakan teknik scanning

yaitu kata demi kata agar dapat memahami makna teks secara mendalam.

2. Memahami struktur teks cerita ulang biografi. Menggolongkan yang mana

orientasi, urutan peristiwa kehidupan tokoh, dan yang mana reorientasi.

3. Mencari kaidah kebahasaan teks cerita ulang yang terdiri atas.

a. partisipan atau tokoh dalam teks;

b. pronomina atau kata ganti ia, -nya, mereka, kita, dan kami;

c. kata-kata yang menunjukkan kejadian atau peristiwa, waktu, dan tempat

untuk menguraikan peristiwa;

d. kata kerja (verba) material untuk menunjukkan aktivitas atau perbuatan

nyata yang dilakukan oleh partisipan, seperti membaca, menulis, dan

memukul;
41

e. kalimat simpleks yaitu kalimat yang hanya terdiri atas satu verba utama

yang menggambarkan satu aksi, peristiwa, keadaan;

f. konjungsi yang menghubungkan dua satuan bahasa sederajat; kata dengan

kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa, seperti semenjak, dari,

dan., bahwa, yang setelah itu, dengan, tatkala, andaikan, sebab dan

sebagainya.

4. Mengumpulkan informasi yang dibutuhkan untuk membangun sebuah teks

cerita ulang biografi (berisi biodata tokoh yang dikisahkan). Adapun

informasi tersebut antara lain:

a. nama lengkap;

b. nama gelar;

c. tempat dan tanggal lahir;

d. tempat dan tanggal wafat;

e. nama pasangan;

f. riwayat personal;

g. riwayat pendidikan;

h. riwayat pekerjaan;

i. permasalahan yang pernah dihadapi;

j. peristiwa yang paling berkesan selama hidup.

5. Memberikan pendapat atau kesan tentang perjalanan kehidupan tokoh.

6. Merangkai pendapat atau kesan tentang perjalanan kehidupan tokoh dalam

bentuk paragraf.
42

Langkah-langkah mengintepretasi makna teks cerita biografi ini hendaknya

dilakukan secara benar dan teliti. Hal ini dikarenakan mengintepretasi makna

bukanlah hal yang dapat dilakukan hanya dengan membaca teks saja tanpa

menyelami teks secara betul-betul. Makna merupakan suatu yang mendalam dan

hanya dapat diperoleh jika pembaca sungguh-sungguh dan memilki keinginan untuk

menemukannya. Melalui makna ini, nilai-nilai diselipkan oleh penulis. Jadi, apabila

pembaca dapat menemukan makna, maka pembaca dapat memperoleh manfaat yang

sesungguhnya dalam membaca sebuah teks cerita ulang biografi.

2.2.5 Media Pembelajaran

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-

upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam belajar. Para

guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat tersebut sesuai dengan

perkembangan dan tuntutan zaman.

Hemalik (dalam Arsyad, 2011: 2) mengemukakan bahwa disamping mampu

menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk mengembangkan

keterampilan membuat media pembelajaran. Media merupakan bagian yang tidak

bisa dipisahkan dari proses belajar mengajar. Media memiliki peranan penting dalam

mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran. Untuk itu, guru harus memiliki

pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran.


43

2.2.5.1 Hakikat Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan salah satu penunjang dalam proses belajar

mengajar. Briggs (dalam Sadiman 2009:6) berpendapat bahwa media pembelajaran

adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk

belajar. Contoh media pembelajaran adalah buku, film, kaset, dan film bingkai.

Sejalan dengan Briggs, Daryanto (2010:4) menjelaskan bahwa media

pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan

(bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan

perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar. Daryanto

(2010: 5) juga menjelaskan bahwa media mempunyai kegunaan antara lain:

1) memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitas;

2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indera;

3) menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antaramurid dengan sumber

belajar;

4) memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual,

auditori, dan kinestetiknya;

5) memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan

presepsi yang sama;

6) proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru

(komunikator), bahan pmbelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan

tujuan pembelajaran.
44

Media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu

komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan berlangsung

secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem

pembelajaran. Posisi media pembelajaran sebagai komponen komunikasi (Daryanto

2010:7) ditunjukkan pada gambar berikut.

Sumber Pengalaman Pengalaman Penerima

IDE PENG- MEDIA PENAFSIRAN MENGERTI


KODEAN KODE

GANGGUAN

UMPAN BALIK

Bagan 2.1 Posisi Media dalam Sistem Pembelajaran

Gambar tersebut menunjukkan betapa pentingnya peran media dalam

pembelajaran. Media mengorelasikan ide dan pengalaman siswa sehingga siswa dapat

memberikan umpan balik berupa pemahaman. Siswa dapat lebih mudah memahami

meteri dengan bantuan media, karena media bersifat nyata atau tidak abstrak. Siswa

yang belajar tanpa media pembelajaran mengalami kesulitan karena harus meraba-

raba materi yang jelaskan oleh guru.


45

2.2.5.2 Klasifikasi Media Pembelajaran

Arsyad (2010:29) menjelaskan bahwa dalam perkembangannya, media

pembelajaran mengikuti perkembangan teknologi. Adapun jenis atau klasifiksi media

pembelajaran dikelompokkan menjadi tiga, yaitu media pembelajaran visual, media

pembelajaran audio, dan pembelajaran audio-visual.

1. Media Visual

Daryanto (2010: 19) mengemukakan bahwa media visual dikelompokkan

menjadi empat.

a. Media Grafis

Media grafis adalah suatu penyajian secara visual yang menggunakan titik-

titik, garis-garis, gambar-gambar, tulisan-tulisan, atau simbol visual yang lain dengan

maksud untuk mengihtisarkan, menggambarkan, dan merangkum suatu ide, data atau

kejadian. Fungsi umum media grafis adalah menyalurkan pesan dari sumber ke

penerima pesan. Adapun fungsi khususnya untuk menarik perhatian, memperjelas

ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau

diabaikan bila tidak digrafiskan.

Unsur-unsur media grafis terdiri atas titik, garis, bidang, bentuk, ruang, warna,

dan tekstur. Jenis-jenis media grafis meliputi: sketsa, gambar, grafik, bagan, poster,

kartun dan karikatur, peta datar, dan transparansi OHP.

b. Media Bentuk Papan

Beberapa jenis media papan antara lain papan tulis, papan tempel, papan

flanel, dan papan magnet. Keempat papan ini memiliki fungsi yang hampir sama
46

yaitu untuk menuliskan pokok-pokok keterangan guru dan menuliskan rangkuman

pelajaran dalam dalam bentuk ilustrasi, bagan, atau gambar.

c. Media Cetak

Secara historis, istilah media cetak muncul setelah ditemukan alat pencetak

oleh Johan Gutenberg pada tahun 1456. Kemudian dalam bidang percetakan

berkembanglah produk alat pencetak yang semakin modern dan efisien

penggunaannya. Jenis-jenis media cetak antara lain: buku pelajaran, surat kabar dan

majalah, ensiklopedi, buku suplemen, pengajaran berprogram, dan komik.

d. Media Tiga Dimensi

Media tiga dimensi adalah sekelompok media tanpa proyeksi yang

penyajiannya secara visual tiga dimensional. Kelompok media ini dapat berwujud

sebagai benda asli baik hidup maupun mati, dan dapat pula berwujud sebagai tiruan

yang mewakili aslinya. Media tiga dimensi meliputi peta timbul, boneka, dan alat

peraga.

Media visual merupakan media yang paling sederhana dibanding media yang

lain. Media ini berfungsi untuk membantu siswa dalam memahami pembelajaran

melalui visualisasi materi. Media ini cocok digunakan untuk jenis materi yang

memerlukan pemahaman menyeluruh agar konsentrasi siswa tidak terpecah dengan

adanya audio atau unsur lain.

2. Media Audio dan Radio

Media audio dan radio merupakan media pembelajaran berbasis suara atau

bunyi. Media audio atau radio dapat membantu tugas guru sehingga lebih ringan jika
47

dibandingkan dengan jika tanpa dibantu oleh media ini. Contoh media audio yaitu

CD atau DVD, MP3, audio digital (WAV), radio dan audio streaming.

Media audio cocok digunakan oleh guru yang ingin mengetes konsentrasi dan

pemahaman siswa. Media ini memungkinkan siswa bekerja secara individual. Media

audio juga dapat merangsang kepekaan siswa terhadap penjelasan guru.

3. Media Audio-Visual

Media audio-visual merupakan media yang saat ini dirasa paling efektif untuk

menunjang pembelajaran. Hal ini disebabkan siswa tidak hanya dapat berimajinasi

melalui salah sattu indera, namun juga melalui dua indera yaitu penglihatan dan

pendengaran yang dapat meningkatkan kemampuan untuk memahami pembelajaran

akan lebih maksimal. Arsyad (2010:49) menyebutkan beberapa contoh media audio-

visual yaitu film, video, televisi, dan komputer. Dari contoh media tersebut, media

audio-visual dapat dikelompokkan menjadi dua.

a. Media Video

Media video merupakan salah satu jenis media audio-visual selain film.

Media ini banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran, biasanya dikemas

dalam bentuk VCD.

b. Media Komputer

Media ini memilki semua kelebihan yang dimiliki oleh media lain. Selain

mampu menampilkan teks, gerak, suara, dan gambar, komputer juga dapat digunakan

secara interaktif yang berlangsung secara dua arah antara guru dan siswa. Bahkan

komputer yang disambungkan dengan internet dapat memberikan keleluasaan belajar


48

menembus ruang dan waktu serta menyediakan sumber belajar yang hampir tanpa

batas.

2.2.5.3 Pengembangan Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang telah ada dalam dunia pendidikan saat ini

mengalami perkembangan pesat. Hal ini seiring dengan perkembangan teknologi

yang juga terus berkembang. Guru dan tenaga pendidik dituntut untuk lebih kreatif

dalam mengembangkan media pembelajaran agar pembelajaran semakin efektif,

menyenangkan, dan siswa tidak merasa bosan dengan pembelajaran konvensional.

Secara garis besar kegiatan pengembangan media pembelajaran terdiri atas

tiga langkah besar yang harus dilalui, yaitu kegiatan perencanaan, produksi, dan

penilaian. Sementara itu, dalam rangka melakukan desain atau rancangan

pengembangan program media, Sadiman dkk (2009:99) mengemukakan urutan

langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengembangan program media sebagai

berikut.

a. Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa.

b. Merumuskan tujuan intruksional (instructional objective) dengan operasional

yang khas.

c. Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya

tujuan.

d. Mengembangkan alat pengukuran keberhasilan.

e. Menulis naskah media.


49

f. Mengadakan tes dan revisi

Prinsip Pengembangan Media Pembelajaran menurut William W. Lee dan

Diana L. Owens (2004:162) adalah sebagai berikut.

1) Menyusun sebuah kerangka dari pengembangan alat, pengembangan spesifikasi,

dan standarnya.

2) Mengembangkan bagian-bagian dari media yang telah dicocokkan dengan

kerangkanya.

3) Meninjau dan memperbaiki produknya.

4) Mengimplementasikan produk akhirnya.

2.2.6 Multimedia Interaktif

Proses pembelajaran erat kaitannya dengan sarana prasarana yang digunakan

untuk menunjang keberhasilan dan tujuan pendidikan yang telah dicanangkan oleh

pemerintah. Sarana yang akhir-akhir ini menjadi topik penting dalam Kurikulum

2013 adalah media pembelajaran. Media pembelajaran yang dimaksud adalah media

pembelajaran interaktif atau yang sering disebut dengan multimedia interaktif.

Beberapa ahli memberikan pendapatnya mengenai pengertian multimedia interaktif.

Elsom-Cook (dalam Mishra dan Sharma 2005:vi) memberikan definisi bahwa

multimedia adalah kombinasi dari berbagai saluran komunikasi dalam koordinasi

pengalaman komunikatif yang terpadu yang terintegrasi secara lintas saluran bahasa

yang tidak memiliki penafsiran secara tetap.


50

Sejalan dengan Elsom-Cook, Reddi (dalam Mishra dan Sharma 2005:vii)

mengungkapkan bahwa mengenai multimedia yaitu integrasi beberapa elemen media

(audio, video, grafik, teks, animasi, dll) ke dalam satu sinergis dan seluruh simbiosis

yang memberikan manfaat bagi pengguna terakhir daripada salah satu elemen media

saja yang dapat memberikan kesan individual.

Phillips (dalam Mishra dan Sharma 2005:vii) juga memberikan pendapat yang

sama. Istilah multimedia interaktif adalah menangkap semua frase untuk

menggambarkan gelombang baru dari perangkat lunak komputer terutama yang

berhubungan dengan penyediaan informasi. Komponen multimedia ditandai dengan

kehadiran teks, gambar, suara, animasi, dan video yang disusun dalam beberapa

program yang koheren. Komponen interaktif mengacu pada proses pemberdayaan

pengguna untuk mengontrol pembiasaan lingkungan dengan sebuah komputer.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa

multimedia interaktif adalah piranti atau media yang menggabungkan teks, gambar,

suara, animasi, video, dll dalam suatu produk koheren sehingga menciptakan

interaksi pengguna dengan lingkungan pembelajaran.

Penggunaan multimedia dapat membantu pemahaman dan retensi siswa dalam

belajar. Hal ini mengakibatkan banyak pendidik yang memanfaatkan web untuk

meningkatkan instruksi secara online dan di dalam kelas. Multimedia mengharuskan

pembelajaran berpusat pada siswa. Artinya bukan guru yang aktif memberi umpan,

akan tetapi siswalah yang harus aktif mencari solusi dan memahami pembelajaran.

Pembelajaran seperti ini memiliki keunggulan yaitu siswa dapat memeberikan


51

tanggapan dan umpan balik. Kemampuan siswa dalam menafsirkan fakta,

membandingkan materi, dan membuat simpulan berdasarkan informasi yang mereka

dapat dari guru dapat meningkat.

Multimedia memberikan beberapa keuntungan dalam dunia pendidikan

(Cairncross and Mannion 2001:156). Kunci utama dari media perkalian, kontrol dari

pengguna selama penyampaian informasi dan interaksi dapat membantu siswa

memahami secara mendalam melalui:

1) mendukung pembentukan konsep dan koneksi dengan materi baru;

2) secara aktif meningkatkan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran;

3) meningkatkan refleksi internal pada siswa.

Selanjutnya dialog antara guru dan siswa akan mendukung melalui

mengombinasikan multimedia interaktif dengan teknologi komunikasi.

2.2.7 Prosedur Teknis Pengembangan Pembelajaran Multimedia

Darmawan (2012:59) mengemukakan bahwa uraian prosedur model

pembelajaran multimedia dapat dijelaskan pada uraian tahapan berikut.

1) Analisis Kebutuhan

Keefektifan program yang dibuat bergantung pada sejauh mana program

tersebut sesuai dengan kebutuhan kurikulum lembaga pendidikan, atau kebutuhan

siswa (mahasiswa) dan apakah sesuai dengan spesifikasi keilmuan dan ketepatan

metodologi pembelajaran dengan substansi materi dan kompetensi yang diharapkan

atau tidak.
52

2) Identifikasi Materi

Materi yang akan dirancang diidentifikasi berdasarkan kurikulum terutama

mencakup skop dan sequence materi. Identifikasi ini mencakup: tujuan pembelajaran

umum dan khusus, pokok materi, pokok bahasan dan subpokok bahasan, sasaran dan

waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran.

3) Menentukan Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang akan digunakan ditentukan ditentukan berdasarkan

karakteristik materi dan tujuan serta identifikasi materi.

Adapun Stoney dan McMahon (dalam Frey, 2010:492) mengungkapkan

bahwa pengembangan multimedia mengidentifikasi empat tahap dasar berikut.

1) Desain informasi termasuk perencanaan konten dan analisis pengguna media.

2) Desain interface yang menghubungkan siswa dengan konten dalam cara yang

paling fungsional dan seintuitif mungkin.

3) Navigasi untuk menghubungkan halaman konten dalam struktur logis.

4) Desain interaksi yang menentukan bagaimana program bekerja dan

bagaimana siswa menggunakan program.

2.2.8 Pengembangan Media Pembelajaran Mengintepretasi Teks Cerita Ulang

Biografi Berbasis Flash

Flash merupakan salah satu program pembuatan animasi yang sangat handal.

Kelebihan flash dibandingkan dengan program lain adalah dalam ukuran file dari

hasil animasinya yang kecil. Untuk itu animasi yang dihasilkan oleh program flash
53

banyak digunakan untuk membuat desain web agar tampilannya lebih menarik

(Daryanto 2007:4).

Flash mampu menghasilkan berbagai macam dokumen dengan exention yang

berbeda hanya menggunakan satu dokumen yang sama yaitu .fla. Jadi, flash

merupakan media audiovisual yang dapat dijadikan salah satu media pembelajaran

untuk mempermudah proses belajar siswa.

Pengembangan media mengintepretasi makna teks cerita ulang biografi ini

menggunakan model Flow Chart untuk Drill (tipe latihan). Secara umum tahapan

pembelajaran menurut Darmawan (2012:70) dengan model drill sebagai berikut.

a. Penyajian masalah-masalah dalam latihan soal pada tingkat tertentu dari

penampilan siswa.

b. Siswa mengerjakan soal-soal latihan.

c. Program merekam penampilan siswa, mengevaluasi kemudian memberikan

umpan balik.

d. Jika jawaban yang diberikan siswa benar program menyajikan materi

selanjutnya dan jika jawaban siswa salah program menyediakan fasilitas

untuk mengulangi latihan atau remediation, yang dapat diberikan secara

parsial atau pada akhir keseluruhan soal.

Darmawan (2012:71) juga mengungkapkan bahwa prosedur pembelajaran

dengan drill tidak disarankan melakukan proses pengulangan di tengah-tengah

penyajian soal-soal latihan yang merupakan sajian materi (soal sama dengan materi)

yang dilatihkan. Proses pembelajaran bersifat mengalir dan baru bisa mengulang
54

setelah si pembelajar menyelesaikan satu tahap pengerjaan latihan dan sebelumnya

siswa mengecek kemampuannya apakah sudah memenuhi standar atau belum.

Adapun pengembangan media pembelajaran dengan model flow chart untuk program

drill dalam penelitian ini sebagai berikut.

Start

Menu
Utama
About Program Direction Goals

Materi

Materi 1

Materi 2

Materi 3

Materi

Exit

Bagan 2.2 Computer Assisted Instruction Drill Mode


55

2.2.8.1 Pembuatan Desain

Mengembangkan media merupakan sebuah tindakan yang kompleks. Ada

beberapa tahapan yang harus diperhatikan oleh pengembang media tersebut. Tahapan

tesebut terdapat komponen-komponen yang harus diperhatikan secara detail agar

media yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan syarat media yang baik.

Berikut ini akan diuraikan mengenai tahapan-tahapan tersebut.

2.2.8.1.1 Persiapan Proyek

Tahap pertama dalam proyek pengembangan media yaitu persiapan proyek.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam persiapan proyek. Berikut ini akan

diuraikan mengenai persiapan proyek menurut Seri Buku Pintar (2007:149-151).

1) Subjek dan Tujuan Pembuatan Media.

Mengembangkan media perlu memperhatikan untuk siapa desain ditujukan

dan tujuan pembuatannya. Untuk mengetahunya, perlu dilakukan studi dan eksplorasi

ide agar desain yang dikerjakan bukan sekadar tempel-tempelan objek. Dalam

penelitian ini, dilakukan angket kebutuhan terhadap siswa dan guru untuk

menemukan sasaran dan tujuan pembuatan desain. Tujuan pembuatan merupakan hal

yang rumit dan kompleks karena bersinggungan dengan banyak kepentingan yang

kadang sulit bertemu.

2) Menyesuakan kebutuhan subjek media dengan prinsip seni desain grafis.

Desain yang dikerjakan seharusnya tidak asal indah, asal sesuai dengan

permintaan subjek, atau asal komunikatif. Segala sesuatu harus sesuai dengan data
56

yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Untuk itu, pengembang media

harus mengenal siapa objek sasaran desain.

3) Mengumpulkan data dan bahan yang disenangi oleh subjek atau pengguna media.

Hal-hal yang harus dilakukan yaitu menyiapkan bahan yang cocok, misalnya

tipe huruf, besar ukuran dan menentukan warna yang sesuai dengan karakter siswa

pengguna media. Untuk itu, desainer media harus mengimajinasikan dunia siswa

yang menjadi sasaran media.

2.2.8.1.2 Pengerjaan Proyek

Sebagai langkah awal dalam pengerjaan proyek, harus mempersiapkan bahan-

bahan untuk desain. Proyek yang berbeda akan membutuhkan bahan dan langkah

pengerjaan yang berbeda pula. Adapun langkah-langkah pengerjaan proyek (Seri

Buku Pintar 2007:151-169) terdiri atas empat langkah sebagai berikut.

1) Persiapan Desain

Setelah bahan terkumpul, selanjutnya tahap pengerjaan desain. Langkah

pertama dalam pengerjaan desain adalah persiapan desain. Persiapan ini dilakukan

dengan menggambar atau menentukan pola dasar desain, termasuk menentukan

ukuran desain media pembelajaran yang akan dikembangkan.

2) Pengerjaan Desain

Pengerjaan desain harus memperhatikan beberapa aspek. Berdasarkan hukum

Romano, berbagai aspek yang harus diperhatikan antara lain:

a. konsisten;
57

b. hindari kebosanan;

c. setiap halaman harus punya elemen visual yang dominan;

d. halaman wajah desain;

e. ciptakan grid (garis khayal yang akan membentuk publikasi secara

menyeluruh dan konsisten);

f. standarisasi margin;

g. menggunakan border sebagai bingkai;

h. mengatur teks ke dalam kolom;

i. menciptakan tanda penempatan;

j. mengunakan karakter topografi;

k. memberi headline yang kuat;

l. mengatur subhead untuk membantu perubahan;

m. menggunakan caption untuk menggambarkan photography dan atwork;

n. menggunakan warna untuk perangkat elemen secara terpisah;

o. menggunakan tipe yang besar untuk menekankan ide yang besar;

p. menggunakan white-space sebagai elemen halaman;

q. menggambarkan teks atau grafik dengan kotak;

r. memfokuskan ide dengan gambar; dan

s. meneliti teks dan layout.

3) Penyampaian Materi

Tahap selanjutnya yaitu menentukan komposisi layout atau tata letak sebagai

upaya menyampaikan isi materi desain. Selain memahami prinsip-prinsip


58

komunikasi, juga harus memperhatikan bagaimana mata bekerja. Objek seperti apa

yang paling mudah dilihat dan ditangkap mata. Ada empat prinsip yang harus

digunakan dalam mengembangkan media, (a) fokus, (b) keseimbangan, (c) skala, dan

(d) proporsi, kesatuan, dan irama (Seri Buku Pintar 2007:157-168).

a. Fokus

Fokus yaitu membuat mata mudah menangkap, dengan menggunakan metode

ilusi optik atau permainan perspektif melalui kreativitas bentuk dan warna. Ada

beberapa komponen yang harus diperhatikan untuk menciptakan titik fokus, yaitu

elemen yang terpenting (dominan), elemen pendukung (subdominan), dan pelengkap

(subordinal). Elemen dominan adalah objek yang dimunculkan secara berlebih dan

paling menarik. Elemen subdominan adalah objek yang dimunculkan untuk

mendukung penampilan objek dominan. Objek sub-ordinal adalah objek yang kurang

tampak dan tidak menonjol.

b. Keseimbangan

Keseimbangan yaitu menampilkan seluruh elemen desain secara menyeluruh

sebagai satu komponen. Mata dapat menangkap keseluruhan halaman desain, mulai

dari elemen dominan hingga elemen sub-ordinal. Ada beberapa model keseimbangan

yang sering digunakan dalam desain, antara lain (1) simetris, (2) asimetris, dan (3)

radial (tampilan memancar dari tengah lingkaran).

c. Skala dan Proporsi

Skala adalah perubahan ukuran tanpa perbandingan ukuran panjang dan lebar.

Berbeda dengan skala, proporsi adalah perbandingan antara panjang dan lebar atau
59

tinggi sehingga perbedaan dari perubahan proporsi sering terlihat menyimpang.

Proporsi dapat diatur dengan menyelaraskan komposisi skala dan proporsi sehingga

desain berkesan lebih luas, sempit, jauh, sedang, atau dekat.

d. Kesatuan

Kesatuan adalah perpaduan antara semua elemen grafis sehingga orang dapat

memahaminya sebagai suatu kesatuan. Untuk mendapat desain dengan kesatuan,

dapat dilakukan menggunakan prinsip-prinsip berikut.

(1) Kesinambungan

Prinsip kesinambungan adalah mengarahkan mata pada objek tertentu,

dengan menggunakan perspektif, bentuk, atau garis bantu. Dengan begitu

seolah-olah mata diajak untuk menuju objek lain.

(2) Kedekatan

Kesatuan dapat diperoleh dengan menyusun satu objek dengan objek

lain secara dekat sehingga membantu sebuah objek baru. Dengan membentuk

objek baru tersebut, hilanglah kesan objek penyusunnya sehingga melebur

menjadi satu objek.

(3) Kesamaan dan Konsistensi

Objek yang memiliki kesamaan warna atau bentuk dengan ukuran dan

proporsi yang konsisten cenderung membentuk kesatuan.

(4) Perataan

Dalam desain juga dikenal prinsip rata kanan, rata kiri, dan center

sebagaimana saat kita mengetik pada Microsoft Word. Dengan menggunakan


60

fasilitas bantu berupa guideline atau garis, pada setiap software desain agar

hasil kerja lebih rapi.

(5) Melewati Batas

Melewati batas tidak selamanya buruk, hal ini juga berlaku dalam

dunia desain. Agar lebih menarik, kadangkala desain dibuat berpotongan

dengan garis batas, dengan prinsip melewati batas.

(6) Ritme

Ritme adalah variasi dari berbagai komponen desain grafis yang

diulang-ulang sehingga membentuk objek tertentu seolah-olah bergerak.

Adapun jenis-jenis pengulangan yang dapat mengesankan objek bergerak

yaitu (1) reguler, (2) mengalir, dan (3) progresif.

4) Penggunaan Bahasa

Ketika menggunakan sebuah proyek desain grafik, perlu melakukan pemilihan

kata yang tepat untuk pesan yang hendak disampaikan. Kalimat sebaiknya mudah

dipahami oleh siswa. Penggunaan bahasa sebaiknya tidak terlalu banyak, singkat,

padat, dan jelas serta sesuai dengan psikologis objek sasaran pesan sebuah desain.

2.2.8.1.3 Tipografi

Tipografi dan font sering digunakan secara bersamaan dan saling bertukar

tempat. Namun sesungguhnya ada perbedaan di antara keduanya. Tipografi adalah

karakter desain yang disatukan oleh anatomi visual sedangkan font adalah satuan

karakter yang lengkap dalam satu desain, ukuran, bentuk, atau tipe gaya.
61

Pada dasarnya setiap bentuk font memiliki keunikan tersendiri dalam batas-

batas aturan tertentu. Batas itu berdasarkan tipe anatomi masing-masing, seperti body,

ascender, decender, capline, tangkai, terminal, dan lain-lain.

1) Anatomi Font

Selayaknya manusia, font pun dibedakan berdasarkan anatomi bentuknya.

Dengan mengetahui bagian anatomi tubuh font, maka dapat memperkirakan bentuk-

bentuk font yang cocok untuk diterapkan pada sebuah desain. Font dibedakan

berdasarkan ketinggian, badan, dan bentuknya.

2) Jenis Font

Jenis font dapat digolongkan berdasarkan anatomi font. Beberapa jenis font

yang sering digunakan dalam pengemabangan media misalnya serif, san serif, script,

mono space, display, dan dekoratif.

3) Format Font

Mengatur format tampilan huruf bertujuan agar huruf menjadi lebih menarik

dan komunikatif. Software pengolah kata dan software pengolah grafis umumnya

menyediakan fasilitas ini, seperti bold (tebal), italic (miring), underline (bergaris

bawah).

a. Huruf Tebal (Bold)

Huruf tebal akan mengundang perhatian karena terlihat kontras dengan huruf

yang lain. Namun penggunaan terlalu banyak huruf tebal karena akan mengaburkan

fokus. Biasanya dipakai untuk judul atau subjudul.


62

b. Huruf Italic (Miring)

Serupa dengan kegunaan huruf tebal, huruf italic juga digunakan untuk

merebut perhatian, karena kontras dengan huruf lain. Biasanya digunakan untuk

istilah atau kata asing.

c. Huruf dengan Garis Bawah (Underline)

Huruf dengan garis bawah menandakan adanya kata atau kalimat penting.

Dalam web site, garis bawah menandakan hiperlink.

4) Format Layout

Membuat layout yang baik dapat dilakukan dengan cara memperhatikan

prinsip desain seperti fokus, keseimbangan, dan kontras. Salah satu prinsip tersebut

harus ditonjolkan dengan memadukan antara prinsip tujuan dan layout. Ada banyak

format desain, misalnya sumbu horisontal, diagonal, radial, dan acak.

5) Format Layout Kover

Kover merupakan bagan terpenting dalam dunia desain grafis karena orang

pertama kali akan melihat sebuah media dari kovernya. Membuat sebuah kover, harus

memahami produk yang di-layout yaitu isi media pembelajaran tersebut. Langkah

selanjutnya yaitu menyiapkan teks judul, teks subjudul, teks isi, gambar background,

logo, ilustrasi, dan lemen pendukung lainnya. Terdapat beberapa format kover, antara

lain:

a. format kover horisontal,

b. format kover vertikal,

c. format kover diagonal, dan


63

d. format kover radial.

6) Format Desain Teks

Format tata letak teks dalam media pembelajaran sangat penting untuk

mempengaruhi psikologi dan minat baca seseorang. Oleh karena itu, media yang

dibuat harus menarik, tidak membosankan, dan bukan media yang berat sehingga

membuat siswa pusing ketika membacanya. Berikut ini beberapa macam format

desain teks antara lain:

a. teks dengan format horizontal;

b. teks dengan format vertikal;

c. teks dengan format diagonal;

d. teks dengan format acak;

e. teks dengan format radial;

f. format teks penuh diimbangi dengan format bebas;

g. format teks capture;

h. format teks untuk rubrik wawancara; dan

i. format untuk daftar isi.

2.2.9 Adobe Flash Professional CS6

Teori-teori yang dipaparkan mengenai Adobe Flash Professional CS6

meliputi pengertian, perkembangan, serta komponen-komponen yang ada di

dalamnya.
64

2.2.9.1 Pengertian Adobe Flash

Adobe flash merupakan salah satu perangkat lunak komputer dari produk

unggulan Adobe System yang digunakan untuk membuat gambar vektor dan animasi

gambar. Flash merupakan program berbasis vektor yang memiliki kemampuan untuk

membuat animasi yang rumit dengan cepat dan mudah (Seri Buku Pintar 2007:89).

Salah satu kelebihan flash yaitu memiliki teknologi vector graphic yang

memungkinkan film atau gambar diperbesar tanpa mengurangi kualitas gambar

tersebut. Selain itu, program flash lebih mudah digunakan daripada program lain

seperti Animated Gift, karena sifatnya yang open environment, dapat diakses di

beberapa program pengolahan web seperti Dreamweaver.

Bahasa pemrograman yang digunakan oleh flash bernama ActionScript,

bahasa pemrograman tersebut muncul pertama kali pada Flash 5. Berkas yang

dihasilkan dari perangkat lunak Adobe Flash mempunyai file extension .swf dan dapat

diputar di penjelajah web yang telah dipasangi Adobe Flash Player.

Adobe Flash menjadi tool yang dipilih untuk mengembangkan multimedia

pembelajaran interaktif. Adobe Flash yang merupakan program animasi yang

mendukung pemrograman dengan ActionScript-nya. Oleh karenanya itu, flash tepat

digunakan untuk mengembangkan multimedia pembelajaran interaktif karena

mendukung animasi, gambar, image, teks, dan pemrograman. Flash juga didesain

dengan kemampuan untuk membuat animasi 2 dimensi sehingga program ini banyak

digunakan untuk membangun dan memberikan efek animasi pada website, CD

Interaktif dan lainnya. Aplikasi ini juga dapat membuat animasi logo, tombol
65

animasi, banner, e-card, game, movie, menu interaktif, pembuatan navigasi pada situs

web dan pembuatan aplikasi-aplikasi web lainnya.

Flash memiliki keunggulan yaitu mampu menerima kode pemrograman baik

yang berjalan sendiri untuk mengatur animasi yang ada didalamnya atau digunakan

untuk berkomunikasi dengan program lain seperti HTML, PHP, dan database dengan

pendekatan XML, dapat dikolaborasikan dengan web. Terdapat teknik-teknik

membuat animasi, fasilitas action script, filter, custom easing dan dapat

memasukakkan video lengkap dengan fasilitas playback FLV. Penelitian ini

menggunakan Adobe Flash Professional CS6 sebagai aplikasi untuk membuat media

pembelajaran interaktif.

2.2.9.2 Perkembangan Flash

Flash pertama kali dikenalkan pada tahun 1996. Setelah itu, namanya berganti

menjadi Adobe flash karena produsen pembuat flash professional bergabung dengan

Adobe Corp. Perubahan terjadi pada flash series 9 menjadi Adobe flash CS3 pada 16

April 2007. Versi terakhir yang diluncurkan pada tanggal 3 Desember 2005 di

pasaran dengan menggunakan nama flash 8.

Tabel 2.1 Perkembangan Adobe Flash


No. Versi Tahun
1. Future Splash Animator 10 April 1996
2. Flash 1 Desember 1996
3. Flash 2 Juni 1997
4. Flash 3 31 Mei 1998
5. Flash 4 15 Juni 1999
6. Flash 5 – ActionScript 1.0 24 Agustus 2000
7. Flash MX (Versi 6) 15 Maret 2002
66

8. Flash MX 2004 / Flash MX Professional 9 September 2003


2004 (Versi 7) – ActionScript 2.0
9. Flash Basic 8 / Flash Professional 8 13 September 2005
10. Flash CS3 Professional (Versi 9) – 16 April 2007
ActionScript 3.0
11. Flash CS4 Professional (Versi 10) 15 Oktober 2008
12. Adobe Flash CS5 Professional (Versi 11) 2010
13. Adobe Flash Professional CS6 (Versi 12 / 2012
terbaru)

2.2.9.3 Adobe Flash Professional CS6

Adobe Flash Creative Suite 6 (CS6) marupakan sebuah perangkat lunak yang

didesain khusus oleh Adobe dan program aplikasi standar authoring tool professional

yang digunakan untuk membuat multimedia pembelajaran interaktif dan animasi yang

sangat menarik untuk keperluan pengembangan media pembelajaran yang interaktif

dan dinamis. Adobe Flash Professional CS6 menyediakan berbagai macam fitur yang

akan membantu dan mempermudah para animator untuk membuat animasi menjadi

semakin menarik.

1) Komponen Adobe Flash Pro CS6

Tampilan awal dari Adobe Flash Professional CS6 terdapat komponen Adobe

Flash Professional CS6 yang terdiri atas: (1) create from template, yang digunakan

untuk membuka format yang telah tersedia; (2) create new, digunakan untuk

membuka dokumen baru; (3) open a recent item, yang digunakan untuk membuka

file yang baru saja tersimpan; (4) open, digunakan untuk membuka file, dan (5) don’t

show again, yang berfungsi untuk menyembunyikan atau menampilakn tampilan

awal program flash.


67

Gambar 2.1 Tampilan awal Adobe Flash Pro CS6

2) Area Kerja Adobe Flash Pro CS6

Area kerja atau lembar kerja merupakan tempat untuk memulai awal dari

pembuatan program, pembuatannya dilakukan dalam kotak movie dan stage yang

didukung oleh tools lainnya. Area kerja Adobe Flash Professional CS6 terdapat

bagian seperti yang ditunjukan oleh gambar 2.2 yang masing-masing bagiannya

mempunyai fungsi sebagai berikut.

a. Tabulasi Dokumen, merupakan tabulasi dari lembar kerja atau Stage yang sedang

dikerjakan. Sering juga disebut Document Tab.


68

b. Menu Bar, merupakan kumpulan perintah yang terdiri dari menu-menu yang

digolongkan dalam satu kategori.

c. Workspace, berfungsi untuk mengatur tampilan area kerja Adobe Flash Pro CS6.

d. Stage, merupakan tempat untuk membuat atau memodifikasi semua objek dalam

program flash.

e. Scale View, berguna untuk mengatur skala lembar kerja.

f. Timeline, yaitu bagian untuk mengatur dan mengontrol isi dokumen dalam layer

dan frame.

g. Panel Motion Editor, digunakan untuk mengontrol animasi yang telah dibuat,

seperti mengatur motion, transformasi, dan parameter animasi lainnya.

h. Panel properties, digunakan untuk mengatur objek, frame dan stage yang

terpilih.

i. Panel library, digunakan untuk menyimpan program-program terpisah yang

sudah jadi, seperti symbol graphic, button, movie clip yang dibuat, dan lain-lain.

j. Panel tools, yaitu kumpulan tools yang digunakan untuk membuat, mengatur dan

mendessain objek.

Agar lebih jelas, bagian-bagian dalam area kerja Adobe Flash Professional

CS6 dapat dilihat pada gambar berikut.


69

Menu Bar Workspace

Tabulasi
Dokumen Scale
View
Nama
Panel

Panel
Tools
Stage

Gambar 2.2 Tampilan area kerja Adobe Flash Pro CS6


3) Tools Box

Panel tools atau yang biasa disebut Tools box merupakan bagian yang berisi

tombol-tombol untuk membuat, mengatur, dan mendesain objek. Berikut penjelasan

fasilitas tools box dari tiap-tiap toolnya.

Tabel 2.2 Fungsi Fasilitas Tools Box


Tools Box Fungsi
Selection Tool Untuk menyeleksi objek.
Subselection Tool Untuk menyeleksi dan mengedit objek.
3D Rotation Tool Untuk memutar Movie Clip secara tiga dimensi.
3D Translation Tool Untuk memindah Movie Clip secara tiga dimensi.
Free Transform Tool Untuk mengatur ukuran dan arah objek dengan bebas.
Gradient Transform Untuk mentransformasi warna dari fill objek yang
Tool terseleksi.
Lasso Tool Untuk melakukan seleksi dengan menggambar sebuah
garis seleksi.
Pen Tool Untuk menggambar garis lurus dan lengkung.
70

Teks Tool Untuk membuat objek teks.


Line Tool Untuk menggambar garis lurus.
Rectangle Tool Untuk menggambar objek kotak.
Oval Tool Untuk menggambar objek lingkaran.
Polystar Tool Untuk menggambar objek polygon dan bintang.
Pencil Tool Untuk menggambar dengan coretan pensil.
Brush Tool Untuk menggambar dengan polesan kuas.
Spray Brush Tool Untuk membuat percikan brush.
Deco Tool Untuk membuat dekorasi pada sebuah area.
Bone Tool Untuk menghubungkan sebuah objek atau antar objek
untuk keperluan animasi.
Bind Tool Untuk mengontrol objek yang telah terhubung dengan
bone.
Eraser Tool Untuk menghapus objek.
Fill Transform Untuk memodifikasi warna gradasi.
Paint Bucket Untuk mewarnai bidang objek tertutup.
Stroke Color Untuk mewarnai garis objek.
Fill Color Untuk mewarnai bidang objek.
Black and White Untuk mengubah warna dasar menjadi hitam putih.
Swap Colors Untuk membalik warna stroke dan fill.
Agar lebih jelas, bagian-bagian tools box Adobe Flash Professional CS6 dapat

dilihat pada gambar berikut.


71

Seleksi

Drawing

Manipulasi objek

View

Color

Option pendukung

Gambar 2.3 Tools Box atau Panel Tools


4) ActionScript

ActionScript merupakan bahasa scripting yang terdapat di dalam program

flash. Penggunaan ActionScript bertujuan untuk mempermudah pembuatan suatu

aplikasi atau animasi. Awalnya ActionScript hanya digunakan untuk mengendalikan

animasi vektor 2 dimensi yang sederhana. Seiring berkembangnya zaman,

ActionScript memiliki lebih banyak fitur dan fungsionalitas sehingga dapat membuat

aplikasi-aplikasi seperti game berbasis web maupun Rich Internet Application.

Bahkan ActionScript yang sekarang juga sangat tepat untuk membuat aplikasi-

aplikasi database dan robotika dasar.

Menggunakan program Adobe CS6 memberikan banyak keuntungan,

termasuk juga untuk membuat spanduk, periklanan, slide presentasi, tampilan


72

pembuka CD, permainan, kartun, proyek pembelajaran, dan kartu sambutan (e-

cards). Kelebihan Adobe flash dibandingkan software lain (Salim dan Tiawa,

2014:8332) antara lain:

1) dapat membuat sebuah tombol interaktif dengan film atau objek lain;

2) Adobe flash memungkinkan untuk membuat transparansi warna di dalam

pembuatan film;

3) Adobe flash dapat membuat perubahan dalam animasi dari sebuah form ke

form lain dan memungkinkan untuk membuat motion (gerakan) dengan

mengikuti garis yang ditetapkan sebelumnya;

4) file dapat dikonversikan secara lebih variatif.

2.3 Kerangka Berpikir

Pembelajaran mengintepretasi teks cerita ulang biografi pada peseta didik

kelas XI sudah seharusnya diiringi dengan ketersediaan media pembelajaran yang

memadai. Media pembelajaran yang berupa teks, terbukti tidak efektif karena siswa

malas membaca teks yang panjang. Siswa membutuhkan multimedia interaktif dalam

pembelajaran bahasa Indonesia untuk menyiasati rasa malas ketika membaca teks-

teks yang panjang.

Penelitian ini berupaya mengembangkan media pembelajaran mengintepretasi

teks cerita ulang biografi berbasis flash sebagai multimedia interaktif yang dianjurkan

dalam Kurikulum 2013. Pengembangan media pembelajaran ini disesuaikan dengan

karakteristik siswa kelas XI serta Kurikulum 2013. Hal ini menjadi konsep pembeda
73

sekaligus penyempurnaan media pembelajaran yang selama ini digunakan oleh guru.

Media pembelajaran ini dikembangkan untuk memaksimalkan pembelajaran

mengintepretasi teks cerita ulang biografi. Melalui program flash, media

pembelajaran yang dihasilkan mampu memudahkan guru dalam memberikan

pelajaran yang komunikatif serta membentuk siswa yang lebih aktif.

Media yang dikembangkan memanfaatkan program flash sehingga mampu

menyajikan gambar dan suara yang jelas untuk merangsang indera mata dan telinga

agar menimbulkan ketertarikan siswa. Selain itu, media pembelajaran interaktif ini

diharapkan mampu mempertajam kemampuan siswa dalam mengintepretasi teks

cerita ulang biografi.

Secara individu siswa dapat temotivasi dan terinspirasi dari media

pembelajaran yang disampaikan. Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Siswa

dapat mengintepretasi teks cerita ulang secara maksimal. Selain itu siswa juga dapat

mengambil sisi positif atau nilai-nilai kehidupan tokoh inspiratif yang dipaparkan

dalam media. Media pembelajaran interaktif berbasis flash ini didesain untuk menjadi

media pembelajaran yang bisa digunakan secara mandiri dan dapat pula melengkapi

media yang sudah ada sehingga hasil yang dicapai lebih maksimal dibandingkan

dengan media pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru-guru secara umum.
74

Kondisi awal Analisis Kebutuhan


1. Kurangnya minat siswa 1. Analisis Kompetensi
terhadap media pembelajaran a. Kompetensi Inti
berupa teks. b. Kompetensi Dasar
2. Belum adanya multimedia 2. Analisis Ketersediaan
interaktif dalam pembelajaran Media
mengintepretasi teks cerita 3. Analisis Karakteristik Siswa
ulang biografi.

Media pembelajaran berbasis flash dalam


pembelajaran mengintepretasi teks cerita ulang
biografi pada kelas XI

Meningkatnya kompetensi siswa dalam


pembelajaran mengintepretasi teks cerita ulang
biografi

Bagan 2.3 Kerangka Berpikir


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development (R&D)

yang dikemukakan oleh Sugiyono (2014:409) dalam buku “Metode Penelitian

Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D” dengan sedikit penyesusaian sesuai

konteks penelitian. Adapun ruang lingkupnya adalah pengembangan media

pembelajaran mengintepretasi makna teks cerita ulang biografi yang dikemas dalam

bentuk multimedia interaktif berbasis flash.

Penelitian ini dilaksanakan dalam enam tahap penelitian. Adapun enam

tahapan yang dimaksud dalam penelitian ini sebagai berikut.

a. Tahap I : Potensi dan Masalah

Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan

dengan data empirik. Masalah ditemukan melalui langkah berikut.

1) Mencari sumber pustaka dan hasil penelitian yang relevan.

2) Observasi atau pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan

oleh guru.

b. Tahap II : Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket kebutuhan untuk

menjaring kebutuhan siswa dan guru sebagai subjek penelitian. Data yang diperoleh

menjadi dasar untuk menyusun dan mengembangkan prototipe media pembelajaran.

76
77

c. Tahap III : Desain Produk

Merancang dan menyusun media pembelajaran berbasis flash dalam

pembelajaran mengintepretasi teks cerita ulang biografi kelas XI.

d. Tahap IV : Validasi Desain

Penilaian draf media pembelajaran berbasis flash dalam pembelajaran

mengintepretasi teks cerita ulang biografi kelas XI dengan model berbasis proyek

oleh ahli.

e. Tahap V : Revisi Desain

Proses memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam media pembelajaran berbasis

flash \dalam pembelajaran mengintepretasi teks cerita ulang biografi kelas XI setelah

dilakukan validasi produk atau draft. Setelah divalidasi melalui diskusi dengan pakar

dan para ahlinya, maka diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya

dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain.

f. Tahap VI : Uji Coba Produk

Uji coba dilakukan pada ketiga sekolah yang diteliti untuk mengetahui

keefektifan media pembelajaran (Sugiyono 2010: 414).


78

Rancangan penelitian tersebut divisualisasikan pada bagan 3.1 berikut.

TAHAP I TAHAP II
Potensi Masalah Pengumpulan data
1) Mencari sumber 1) Angket kebutuhan guru dan
pustaka dan hasil siswa.
penelitian yang relevan. 2) Wawancara terhadap guru dan
2) Observasi atau siswa
pengamatan terhadap
proses pembelajaran
yang dilakukan oleh
guru.

TAHAP III
TAHAP IV Desain Produk
Validasi Desain Merancang dan membuat media
1) Penilaian oleh guru pembelajaran intetaktif
2) Penilaian oleh dosen mengintepretasi makna teks cerita
ahli ulang biografi berbasis flash

TAHAP V
Revisi Desain
Proses memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam media pembelajaran
berbasis flash dalam pembelajaran mengintepretasi teks cerita ulang
biografi.

TAHAP VI
Ujicoba Produk
Pengujian produk siswa dari ketiga sekolah yang diteliti untuk mengetahui
keefektifan prototipe media pembelajaran.

Bagan 3.1 Rancangan Penelitaian


79

3.2 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel terikat dan variabel bebas.

Variabel terikat yaitu mengintepretasi teks cerita ulang biografi kelas XI. Adapun

variabel bebas penelitian ini adalah media pembelajran berbasis flash.

3.3 Subjek Penelitian

Penelitian ini memilah dua kategori subjek penelitian. Pertama, subjek

analisis kebutuhan terhadap pengembangan media pembelajaran berbasis flash dalam

mengintepretasi teks cerita ulang biografi kelas XI. Kedua, subjek validasi produk

yang menilai prototipe media pembelajaran berbasis flash dalam mengintepretasi teks

cerita ulang biografi kelas XI.

3.3.1 Subjek Analisis Kebutuhan

Subjek analisis kebutuhan dalam penelitian ini terdiri atas dua subjek, yaitu

siswa dan guru. Pemilihan subjek penelitian ni dilakukan atas pertimbangan sasaran

pengguna media pembelajaran berbasis flash dalam mengintepretasi teks cerita ulang

biografi kelas XI yang dikembangkan.

Siswa yang menjadi subjek dalam rangka memperoleh data tentang kebutuhan

pengguna media pembelajaran berbasis flash dalam mengintepretasi teks cerita ulang

biografi adalah peserta didik kelas XI SMA dan SMK, yaitu peserta didik kelas XI di

SMK Negeri 10 Semarang, SMA Negeri 2 Semarang, dan MAN 1 Semarang.

Guru bahasa Indonesia yang menjadi subjek adalah tiga guru dari tiga sekolah

yang berbeda sesuai dengan subjek penelitian peserta didik. Keempat guru tersebut
80

merupakan guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia pada sekolah yang

diteliti.

3.3.2 Subjek Validasi Produk

Validasi produk membutuhkan saran dan penilaian dari guru kelas yang

menjadi subjek analisis kebutuhan pada tahapan sebelumnya. Prototipe media

pembelajaran yang menjadi luaran penelitian ini divalidasi oleh seorang guru Bahasa

Indonesaia sebagai ahli media dan dua orang dosen Pendidikan Teknologi, Informasi

dan komunikasi sebagai ahli media. Selain itu, prototipe juga mendapat tanggapan

dari peserta didik sebagai pengguna media pembelajaran.

3.4 Instrumen Penelitian

Bentuk instrumen dalam penelitian ini menggunakan instrumen tes dan

nontes. Penjaringan data awal menggunakan instrumen angket kebutuhan guru dan

peserta didik terhadap media pembelajaran berbasis flash dalam mengintepretasi teks

cerita ulang biografi. Setelah identifikasi kebutuhan diperoleh, tahap lanjutan

dilakukan dengan menggunakan angket penilaian produk yang diisi oleh guru.

Instrumen tes berupa soal evaluasi yang terdapat pada media pembelajaran.

Proses dalam penelitian ini meliputi proses penilaian dan tanggapan

pengguna. Uji kelayakan media pembelajaran ini dilakukan pada peserta didik kelas

XI dan guru. Berikut merupakan tabel gambaran umum dari instrumen penelitian.
81

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Umum Instrumen Penelitian


Data Subjek Instrumen
1. Kebutuhan media 1. Guru mata 1. Angket kebutuhan
pembelajaran berbasis pelajaran Bahasa 2. Angket kebutuhan
flash dalam Indonesia
mengintepretasi teks cerita 2. Siswa kelas XI
ulang biografi kelas XI
2. Validasi prototipe media 1. Guru mata 1. Angket uji validasi
pembelajaran berbasis flash pelajaran Bahasa 2. Angket uji validasi
dalam mengintepretasi teks Indonesia 3. Angket uji validasi
cerita ulang biografi kelas 2. Ahli dalam bidang
XI media
pembelajaran
3. Ahli dalam bidang
menulis bahasa
dan sastra
Indonesia
3. Uji keefektifan media Siswa kelas XI Lember soal evaluasi
pembelajaran

3.4.1 Angket Kebutuhan Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Flash

dalam Mengintepretasi Teks Cerita Ulang Biografi

Angket kebutuhan prototipe media pembelajaran berbasis flash dalam

mengintepretasi teks cerita ulang biografi kelas XI dibedakan menjadi dua, yaitu: (1)

angket kebutuhan siswa, dan (2) angket kebutuhan guru. Data yang diperoleh dari

angket ini menjadi bahan pengembangan prototipe media pembelajaran berbasis flash

dalam mengintepretasi teks cerita ulang biografi kelas XI.

a. Angket Kebutuhan Siswa

Hal-hal yang dikupas dalam angket ini meliputi: (1) materi media

pembelajaran, (2) bentuk media pembelajaran, dan (3) kelayakan media berbasis

flash. Untuk mempermudah gambaran mengenai angket ini, dapat dilihat pada tabel 2
82

tentang kisi-kisi angket kebutuhan siswa terhadap media pembelajaran berbasis flash

dalam mengintepretasi teks cerita ulang biografi kelas XI.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Kebutuhan Siswa


Variabel Penelitian Indikator No. item instrumen
Isi 1. Uraian materi 1, 3
2. Tokoh 2
Penyajian 1. Sajian awal media 4
2. Teknik penyajian
materi 5
3. Tampilan media 6
4. Kelengkapan media 7, 8
5. Penyajian latihan soal 9, 10
dan evaluasi
Grafika 1. Penyajian animasi 11
tokoh
2. Jenis huruf yang 12, 13, 14
digunakan dalam
media
3. Ukuran huruf atau 15
font
4. Kombinasi warna 16
background
5. Efekivitas media 17, 18
Bahasa 1. Penggunaan ragam 19
bahasa komunikatif
2. Penggunaan ragam 20
bahasa formal

Untuk mempermudah responden mengisi angket, disediakan petunjuk

pengisisan angket sebagai berikut.

1. Tulislah identitas diri kalian pada tempat yang disediakan.


2. Berilah tanggapan pada setiap pernyataan dengan sebenar-benarnya dan
sejujurnya dengan memberikan tanda cek (√) dalam kolom yang telah tersedia.
SS: sangat setuju KS: kurang setuju
S : setuju TS: tidak setuju
83

b. Angket Kebutuhan Guru

Angket kebutuhan juga digunakan untuk menghimpun data berkaitan dengan

kebutuhan guru terhadap media pembelajaran mengintepretasi teks cerita ulang

biografi kelas XI. Selain menggunakan angket, peneliti juga melakukan wawancara

secara mendalam dengan para guru yang dijadikan subjek penelitian. Adapun hal-hal

yang dikupas dalam angket ini meliputi: (1) analisis kurikulum, (2) pelaksanaan

pembelajaran, dan (3) harapan terhadap media pembelajaran. berikut tabel kisi-kisi

angket kebutuhan guru terhadap prototipe media pembelajaran berbasis flash dalam

mengintepretasi teks cerita ulang biografi kelas XI.

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Kebutuhan Guru


Variabel Penelitian Indikator No. item instrumen
Isi 1. Uraian materi 1, 3
2. Tokoh 2
Penyajian 1. Tampilan media 6, 7
2. Kelengkapan media 4, 5
1. Penyajian animasi tokoh 8
2. Jenis huruf yang
digunakan dalam media 9, 10, 11
3. Ukuran huruf atau font
4. Kombinasi warna 12
background
13
Penyajian 3. Penyajian latihan soal dan 18,19
evaluasi Sajian awal
media
4. Teknik penyajian materi 17
5. Efekivitas media
14, 15
Bahasa 1. Penggunaan ragam 20
bahasa komunikatif
2. Penggunaan ragam 21
bahasa formal
84

c. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Kebutuhan Guru

Selain menggunakan angket kebutuhan terhadap guru, wawancara juga

dilakukan untuk menjaring informasi yang lebih valid. Kisi-kisi pedoman wawancara

terhadap guru dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru


No Indikator Pertanyaan

1. Metode pembelajaran yang 1. Metode pembelajaran apakah yang


digunakan sering Bapak/Ibu gunakan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia?
2. Ketersediaan media 2. Guna membantu meningkatkan
pembelajaran pemahaman siswa terhadap materi
mengintepretasi makna teks cerita ulang
biografi, media apa sajakah yang
Bapak/Ibu gunakan?
3. Menurut Bapak/Ibu, apakah peserta
didik dapat mengintepretasi makna teks
cerita ulang biografi secara maksimal
hanya menggunakan media
pembelajaran yang saat ini mereka
gunakan?
3 Pemahaman terhadap media 4. Apakah Bapak/Ibu pernah melihat atau
bebrbasis flash menggunakan media pembelajaran
Bahasa Indonesia berbasis komputer?
5. Media pembelajaran berbasis komputer
seperti apakah yang pernah Bapak/Ibu
lihat atau gunakan?
6. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui
mengenai media interaktif berbasis
flash?
7. Apakah sebelumnya Bapak/Ibu pernah
menggunakan media berbasis flash
dalam pembelajaran?
4. Kriteria media yang 8. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana kriteria
diinginkan media pembelajaran berbasis komputer
yang baik?
5. Komponen media 9. Menurut Bapak/Ibu hal-hal apa saja
pembelajaran yang seharusnya ada atau ditampilkan
85

dalam media pembelajaran?


6. Tanggapan terhadap 10. Apa tanggapan Bapak/Ibu apabila
pengembangan media dikembangkan sebuah media
pembelajaran berbasis flash mengintepretasi makna teks cerita ulang
berbasis flash?

d. Angket Validasi Prototipe Media Pembelajaran Berbasis Flash dalam

Mengintepretasi Teks Cerita Ulang Biografi

Angket validasi ini mengupas segala sesuatu yang ada dalam prototipe media

pembelajaran berbasis flash dalam mengintepretasi teks cerita ulang biografi kelas

XI, baik dari segi bentuk maupun isi. Angket ini diberikan kepada guru dan ahli

sebagaimana telah dijelaskan dalam subjek penelitian. Gambaran mengenai angket

validasi prototipe media pembelajaran ini dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut.

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Prototipe Ahli Materi


Indikator Nomor Soal
1. Kesesuaian materi 2, 6
2. Latihan soal dan evaluasi 1, 8, 9
3. Pemilihan tokoh 4
4. Kedalaman materi 7
5. Ketepatan pemilihan bahasa 3
6. Analisis dan pembahasan materi 10
7. Teks cerita ulang biografi 5
8. Petunjuk penggunaan media 11
9. Umpan balik siswa terhadap 12
media
10. Keberhasilan media 13
Saran Perbaikan

Angket uji materi diberikan kebada ahli materi, sedangkan angket uji media

diberikan kepada ahli media pembelajaran. Angket uji media pada penelitian ini

diberikan pada dua dosen ahli media. Berikut kisis-kisi angket uji media.
86

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Prototipe Ahli Media


Aspek Indikator Nomor Soal
Pemrograman Petunjuk penggunaan media 1
Navigasi dan tombol 2
Perintah dalam media 3
Penggunan media 4
Keinteraktifan media 5
Program remidial 6
Menu dan ikon 7
Kelancaran program 8
Pengoperasian program 9
Bentuk program 10
Tampilan Tampilan awal media 11
Ketepatan judul 12
Warna, jenis, dan ukuran huruf 13
Jenis huruf 14
Sajian animasi 15
Latar musik 16
Keterbacaan 17
Desain keseluruhan isi media 18

Adapun petunjuk pengisian angket penilaian pototipe media pembelajaran

berbasis flash sebagai berikut.

1. Tuliskan identitas Bapak/ Ibu pada kolom yang telah disediakan.


2. Bapak/ Ibu diharapkan memberi koreksi dan masukan pada setiap komponen
dengan cara menuliskan pada angket penilaian.
3. Penilaian yang diberikan kepada setiap komponen dengan cara membubuhkan
tanda cek (√) pada rentangan angka-angka penulisan yang Bapak/ Ibu anggap
tepat.
Makna angka-angka tersebut adalah:
Angka 4= sangat baik (rentang skor : 76-100)
angka 3= baik (rentang skor : 51-75)
angka 2= cukup (rentang skor : 26-50)
angka 1= kurang (rentang skor : 0-25)
87

4. Selain mengisi angket, mohon Bapak/ Ibu memberikan saran dan masukan
perbaikan.
Di samping validasi pada format A, Bapak/ Ibu diharapkan memberikan

komentar dan saran perbaikan secara umum terhadap prototipe media pembelajaran

mengintepretasi teks cerita ulang biografi kelas XI. Saran perbaikan secara umum

dapat dituliskan pada angket format B.

e. Angket Tanggapan Siswa

Angket tanggapan siswa digunakan untuk menjaring data penilaian siswa

terhadap multimedia interaktif berbasis flash ini. Angket diberikan kepada siswa

setelah dilakukan ujicoba terhadap media pembelajaran. Berdasarkan hasil tanggapan

siswa, dapat diketahui tingkat kepuasan siswa terhadap media pembelajaran ini.

Gambaran mengenai angket tanggapan siswa terhadap media pembelajaran ini dapat

dilihat pada tabel 3.7 berikut.

Tabel 3.7 Kisi-Kisi Instrumen Tanggapan Siswa


Pernyataan Nomor soal
1. Kesesuaian materi 1
2. Penyajian teks cerita ulang biografi 2, 8
3. Petunjuk penggunaan 3
4. Latihan soal 4, 5, 6
5. Analisis dan pembahasan 7
6. Tampilan media 9, 10, 11, 12
7. Tingkat kepuasan siswa terhadap media 13, 14

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik, yaitu (1)

angket kebutuhan dan (2) angket uji penilaian dan perbaikan. Untuk menjaring dua
88

data utama tersebut, digunakan angket yang ditujukan kepada subjek penelitian

masing-masing klasifikasi data.

3.5.1 Angket Kebutuhan

Tujuan pokok pembuatan angket kebutuhan yaitu untuk memperoleh

informasi yang relevan mengenai analisis kebutuhan pembuatan media pembelajaran

berbasis flash. Angket dibagikan kepada komponen-komponen yang diteliti, yaitu

siswa dan guru. Angket tersebut merupakan sarana siswa dan guru untuk

menyampaikan pendapat serta kebutuhan terhadap media pembelajaran

menginterpretasi teks cerita ulang biografi berbasis flash yang digunakan.

Guru dan siswa yang dilibatkan dalam penelitian ini berasal dari tiga sekolah

yang berbeda, yaitu SMK N 10 Semarang, SMA N 2 Semarang, dan MAN 1

Semarang. Alasan pemilihan tiga sekolah tersebut adalah untuk menjaring data dari

jenis sekolah dan karakteristik yang berbeda, dengan pertimbangan media

pembelajaran yang dikembangkan dapat bermanfaat bagi siswa dengan berbagai

karakteristik dan jenis sekolah yang berbeda.melalui teknik ini, produk yang

dihasilkan mampu bernilai guna tinggi secara general untuk siswa SMA, SMK, dan

MA.

3.5.2 Angket Uji Penilaian dan Saran

Tujuan utama pembuatan angket uji penilaian dan saran adalah sebagai sarana

memperoleh informasi dengan reabilitas dan validitas tinggi. Angket ini membantu

melihat kelemahan prototipe yang dibuat.


89

Angket dibagikan kepada komponen yang diteliti yaitu ahli media dan materi

untuk mengoreksi dan merevisi media pembelajaran menginterpretasi teks cerita

ulang berbasis flash. Angket tersebut merupakan sarana ahli media dan ahli materi

untuk menyampaikan pendapat, gagasan terhadap media pembelajaran yang

dikembangkan.

3.6 Teknik Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dan dikelompokkan

menjadi tiga meliputi, (1) data analisis kebutuhan media pembelajaran berbasis flash

dalam mengintepretasi teks cerita ulang biografi kelas XI, (2) data hasil uji penilaian

prototipe, dan (3) data hasil validasi yang didapat oleh ahli.

3.6.1 Teknik Analisis Data Kebutuhan Prototipe Media Pembelajaran

Teknik yang digunakan dalam menganalisis data pada kebutuhan prototipe

media pembelajaran berbasis flash dalam mengintepretasi teks cerita ulang biografi

dilakukan dengan proses menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan,

mentranformasikan data, dan merespon data mentah yang ada di lapangan. Dari data

inilah dikembangkan prototipe media pembelajaran berbasis flash dalam

mengintepretasi teks cerita ulang biografi.

3.6.2 Teknik Analisis Data Saran Perbaikan dan Uji Penilaian

Data Penelitian penilaian media pembelajaran berbasis flash dalam

mengintepretasi teks cerita ulang biografi kelas XI menggunakan teknik analisis data
90

secara kualitatif yaitu berdasarkan angket yang diberikan kepada guru. Dari analisis

data tersebut dapat diperoleh simpulan. Penarikan simpulan dari paparan data yang

berupa hasil temuan yang menonjol serta koreksi dari guru dan ahli sehingga mampu

memenuhi tujuan penelitian.

3.7 Perencanaan Media Pembelajaran Berbasis Flash dalam Mengintepretasi

Teks Cerita Ulang Biografi

Pengembangan media pembelajaran berbasis flash dalam mengintepretasi teks

cerita ulang biografi kelas XI ini memiliki visi yang ditujukan bagi guru dan peserta

didik kelas XI. Visi tersebut yaitu mengembangkan media pembelajaran yang dapat

menunjang pembelajaran sehingga siswa lebih memahami serta dapat menumbuhkan

keterampilan siswa dalam mengintepretasi makna teks cerita ulang biografi. Sehingga

tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.

Rancangan awal media pembelajaran ini berupa media pembelajaran interaktif

yang berisi materi mengenai pengertian, struktur, dan kaidah kebahasaan teks cerita

ulang biografi. Sisi pembeda sekaligus menjadi nilai keunggulan media pembelajaran

ini dibandingkan media pembelajaran yang selama ini digunakan terletak pada

biografi tokoh-tokoh yang disajikan dalam bentuk animasi yang menarik. Baik

konsep materi inti dan animasi serta latihan soal disajikan sesuai dengan karakteristik

siswa kelas XI.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang dipaparkan pada bab ini meliputi lima hal, yaitu (1)

kebutuhan siswa dan guru terhadap media pembelajaran mengintepretasi makna teks

cerita ulang biografi berbasis flash, (2) karakteristik media pembelajaran, (3) media

pembelajaran mengintepretasi makna teks cerita ulang biografi berbasis flash, (4)

kelayakan media pembelajaaran, dan (5) keefektifan media pembelajaran.

4.1.1 Kebutuhan Siswa dan Guru terhadap Media Pembelajaran Interaktif

Mengintepretasi Makna Teks Cerita Ulang Biografi Berbasis Flash

Kebutuhan media pembelajaran interaktif mengintepretasi makna teks cerita

ulang biografi berbasis flash untuk kelas XI SMA/SMK/MA diperoleh dari hasil

analisis keebutuhan guru dan siswa kelas XI. Angket kebutuhan siswa pada penelitian

ini berbentuk checklist yang diberikan kepada sembilan puluh tujuh siswa dari tiga

sekolah, yaitu SMK Negeri 10 Semarang, SMA Negeri 2 Semarang, dan MAN 1

Semarang. Instrumen tersebut berisi pernyataan-pernyataan mengenai media berbasis

flash yang dikembangkan dengan empat skala jawaban yaitu SS (sangat setuju), S

(setuju), KS (kurang setuju), dan TS (tidak setuju). Untuk mempermudah

penghitungan, masing-masing jawaban diberi skor. Sangat setuju diberi skor 4, setuju

diberi skor 3, kurang setuju diberi skor 2, dan tidak setuju diberi skor 1.

91
92

Kebutuhan siswa dan guru terhadap media berbasis flash, secara keseluruhan

sudah tertuang dalam angket kebutuhan. Namun untuk memperoleh data yang lebih

mendalam, dilakukan pula wawancara tak terstruktur terhadap beberapa siswa dan

guru dari masing-masing sekolah yang diteliti. Berdasarkan wawancara tersebut dapat

disimpulkan bahwa siswa dan guru memiliki pendapat yang hampir sama.

Kesimpulan dari wawancara terhadap ketiga guru dari masing masing sekolah yaitu

mereka berharap media berbasis flash yang akan dikembangkan hendaknya lebih

banyak berisi pembahasan tentang bagaimana cara atau langkah-langkah

mengintepretasi makna serta informasi yang diperlukan dalam mengintepretasi

makna.

Wawancara terhadap beberapa siswa pada dasarnya mendapatkan jawaban

yang hampir sama dengan wawancara terhadap guru. Hanya saja mereka

mengahrapkan media nantinya dibuat semenarik mungkin serta menyajikan banyak

latihan soal berbentuk pilihan ganda agar mereka terbiasa dengan soal Ujian

Nasional. Mereka berharap dengan media ini nanti akan meningkatkan kemampuan

dalam menganalisis teks dan soal pada Ujian Nasional.

4.1.1.1 Kebutuhan Siswa

Gambaran profil media pembelajaran mengintepretasi makna yang dibutuhkan

siswa dijabarkan menjadi empat aspek yaitu isi, penyajian, grafika, dan bahasa.
93

(1) Isi Media Pembelajaran yang Dibutuhkan Siswa

Aspek isi meliputi tiga indikator, yaitu (1) uraian materi mengintepretasi

makna teks cerita ulang biografi, (2) tokoh yang disajikan dalam media pembelajaran,

dan (3) pembahasan materi dalam media pembelajaran. Gambaran tentang isi media

pembelajaran yang dibutuhkan pada aspek ini dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah

ini.

Tabel 4.1 Isi Media Pembelajaran Mengintepretasi Teks Cerita Ulang Biografi
yang Dibutuhkan Siswa
Aspek Intensitas Jawaban
SS S
Uraian materi 32% 68%
Tokoh 51% 48%
Cakupan materi 24% 61%
Keterangan: SS = sangat setuju S = setuju

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dideskripsikan bahwa profil media pembelajaran

mengintepretasi makna teks cerita ulang biografi yang dibutuhkan siswa disimpulkan

melalui beberapa indikator berikut ini. Indikator pertama mengenai uraian materi

mengintepretasi makna teks cerita ulang biografi. Berdasarkan tabel tersebut 100 %

siswa menjawab sangat setuju dan setuju apabila materi berupa (1) hakikat teks cerita

ulang biografi (pengertian dan struktur), (2) tujuan mengintepretasi, (3) langkah-

langkah mengintepretasi, dan (4) kaidah kebahasaan teks cerita ulang biografi.

Indikator berikutnya, membahas mengenai tokoh yang disajikan dalam teks

cerita ulang biografi. Sejumlah 96 atau 99% siswa menjawab sangat setuju dan setuju

serta sisanya yaitu 1% siswa menjawab kurang setuju. Pada aspek ini, siswa
94

menginginkan tokoh inspiratif dalam bidangnya untuk disajikan dalam media

pembelajaran.

Indikator yang terakhir yaitu mengenai pembahasan materi dalam media

pembelajaran. Sejumlah 82 siswa atau 85% siswa menjawab sangat setuju dan setuju

apabila materi lebih banyak dikupas melalui analisis contoh teks cerita ulang biografi.

Berdasarkan angket kebutuhan dan wawancara dengan siswa, media

pembelajaran yang dibutuhkan siswa menyajikan materi berupa (1) hakikat teks cerita

ulang biografi (pengertian dan struktur), (2) tujuan mengintepretasi, (3) langkah-

langkah mengintepretasi, dan (4) kaidah kebahasaan teks cerita ulang biografi. Tokoh

yang disajikan adalah tokoh inspiratif dalam bidangnya. Di antara itu semua, yang

paling pokok adalah materi diperbanyak dengan contoh sekaligus latihan soal.

Dengan banyaknya contoh dan latihan soal, siswa dapat menambah pengetahuan dan

memperkaya wawasan dalam mengintepretasi makna teks cerita ulang biografi.

(2) Penyajian Media Pembelajaran yang Dibutuhkan Siswa

Pada aspek penyajian terdapat tujuh indikator, yaitu (1) sajian awal media, (2)

teknik penyajian materi, (3) tampilan media, (4) penjelasan dan contoh analisis teks,

(5) penyajian teks, (6) evaluasi, dan (7) penyajian latihan soal.
95

Tabel 4.2 Penyajian Media Pembelajaran yang Dibutuhkan Siswa


Aspek Intensitas Jawban
SS S
Sajian awal media 36% 57%
Teknik penyajian materi 76% 24%
Tampilan media 69% 28%
Penjelasan dan contoh analisis teks 34% 65%
Penyajian teks 30% 63%
Penyajian evaluasi 19% 66%
Penyajian latihan soal 22% 44%
Keterangan: SS = sangat setuju S = setuju
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dideskripsikan bahwa penyajian media

pembelajaran yang dibutuhkan siswa, disimpulkan melalui tujuh indikator berikut.

Indikator pertama mengenai sajian awal media. Sejumlah 35 siswa menyatakan

sangat setuju apabila ateri diawali dengan penyajian contoh teks cerita ulang biografi

beserta pertanyaan untuk memancing pengetahuan siswa mengenai teks cerita ulang

biografi, 55 siswa menyatakan setuju, dan 7 siswa menyatakan kurang setuju. Tabel

tersebut memperlihatkan bahwa siswa menginginkan materi diawali dengan

penyajian contoh teks cerita ulang biografi beserta pertanyaan untuk memancing

pengetahuan siswa mengenai teks cerita ulang biografi.

Pernyataan selanjutnya yang diajukan peneliti dalam angket kebutuhan yaitu

mengenai penjabaran materi. Sejumlah 97 siswa atau 100% siswa menyatakan sangat

setuju dan setuju. Jadi, dapat disimpulkan bahwa siswa menginginkan penyajian

materi secara runtut dan lengkap. Berdasarkan wawancara dengan siswa, biasanya

guru menyampaikan materi secara tidak lengkap sehingga ketika mengerjakan soal,

siswa merasa kebingungan. Terutama materi kebahasaan.


96

Indikator selanjutnya yaitu mengenai tampilan media pembelajaran. Sejumlah

94 siswa atau 97% siswa menyatakan sangat setuju dan setuju. Sisanya, yaitu

masing-masing 2 siswa dan 1 siswa menyatakan kurang setuju dan tidak setuju.

Dapat disimpulkan bahwa siswa menginginkan media pembelajaran berupa

kombinasi tulisan dan gambar tokoh sehingga materi bisa lebih mudah untuk

dipahami. Siswa merasa jenuh apabila hanya mengamati teks yang panjang karena

membuat mereka tidak dapat memehami isi teks tersebut.

Untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi mengintepretasi teks

cerita ulang biografi, maka diperlukan penjelasan dan contoh analisis teks. Sejumlah

96 siswa atau 99% siswa menyatakan sangat setuju dan setuju. Sisanya yaitu satu

siswa menyatakan kurang setuju. Jadi, dapat disimpulkan siswa menginginkan setiap

aspek dalam mengintepretasi teks cerita ulang biografi disertai penjelasan dan contoh

analisis teks.

Kemampuan mengintepretasi siswa meningkat apabila terdapat kumpulan teks

cerita ulang biografi. Hal ini relevan dengan saran guru agar media banyak

menyajikan teks cerita ulang biografi sehingga siswa benar-benar memahami struktur

dan kaidah teks sebagai bekal siswa saat melakukan intepretasi. Sejumlah 90 siswa

atau 93% siswa menjawab sangat setuju dan setuju. Sisanya yaitu 6 siswa

menyatakan kurang setuju dan satu siswa menyatakan tidak setuju. Dapat

disimpulkan bahwa siswa menginginkan media dilengkapi dengan kumpulan teks

cerita ulang biografi sebagai wahana untuk mengamati kaidah penulisan teks cerita

ulang biografi sama halnya dengan guru.


97

Berkaitan dengan pemahaman siswa terhadap materi mengintepretasi makna

teks cerita ulang biografi, perlu adanya evaluasi dalam media pembelajaran. Sejumlah

82 siswa atau 85% siswa menyatakan sangat setuju dan setuju. Sisanya yaitu

sebanyak 12 siswa menyatakan kurang setuju dan 3 siswa. Jadi, kesimpulannya

sebagian besar siswa setuju apabila evaluasi berupa latihan soal yang disertai

pembahasan dan remidial.

Latihan soal yang terdapat pada media pembelajaran juga harus bisa

mengukur kemampuan siswa. Untuk memberikan semangat siswa dalam

mengerjakan, jawaban pada latihan soal terkunci otomatis dan peserta didik langsung

bisa mengetahui nilainya ketika selesai mengerjakan. Sejumlah 64 siswa atau 66%

siswa menyatakan sangat setuju, dan setuju. Sisanya yaitu 25 siswa menyatakan

kurang setuju dan 8 siswa menyatakan tidak setuju. Jadi, dapat disimpulkan sebagian

besar siswa menginginkan jawaban pada latihan soal terkunci otomatis sehingga

mereka bisa mengetahui skor mereka ketika selesai mengerjakan soal.

Berdasarkan angket kebutuhan dan wawancara, penyajian media

pembelajaran yang dibutuhkan siswa yaitu media diawali dengan penyajian contoh-

contoh teks cerita ulang biografi dan dipadukan dengan gambar tokoh yang dibahas.

Evaluasi diberikan dalam bentuk latihan soal dan remidial bagi siswa yang belum

tuntas. Di antara itu semua, yang paling pokok adalah skor pada latihan soal dan

evaluasi dapat langsung diketahui ketika siswa selesai mengerjakan. Ditampilkannya

skor tersebut dapat menjadikan siswa lebih semangat dan berpacu dengan siswa lain

dalam pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.


98

(3) Grafika dalam Media Pembelajaran yang Dibutuhkan Siswa

Bagian grafika media pembelajaran meliputi tujuh indikator, antara lain (1)

jenis huruf pada teks, (2) jenis huruf pada latihan soal dan remidial, (3) jenis huruf

pada identitas pembelajaran serta petunju media, (4) ukuran huruf atau, (5) kombinasi

warna background, (6) pengoperasian media, dan (7) ketergunaan media.

Tabel 4.3 Grafika dalam Media Pembelajaran yang Dibutuhkan Siswa


Aspek Intensitas Jawaban
SS S
Jenis huruf pada teks 24% 60%
Jenis huruf pada latihan soal dan remidial 3% 66%
Jenis huruf pada identitas pembelajaran serta petunjuk 7% 63%
media
Ukuran huruf atau 31% 56%
Kombinasi warna background 41% 55%
Pengoperasian media 58% 36%
Ketergunaan media 47% 40%
Keterangan: SS = sangat setuju S = setuju

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dideskripsikan bahwa grafika media pembelajaran

yang dibutuhkan siswa, disimpulkan melalui tujuh indikator berikut. Indikator

pertama mengenai jenis huruf pada teks. Teks seharusnya menggunakan jenis huruf

atau yang baku agar dapat terbaca dengan baik. Sebagian besar siswa setuju apabila

jenis tulisan baku yang cocok untuk teks yaitu Times New Rowman. Rinciannya yaitu

sebanyak 91 siswa atau 94% siswa menyatakan sangat setuju dan setuju. Sisanya,

yaitu 12 siswa menyatakan tidak setuju dan 4 siswa menyatakan tidak setuju. Adapun

jenis huruf yang sesuai digunakan pada latihan soal dan remidial yaitu Arial.

Sejumlah 67 siswa atau 69% siswa menyatakan sangat setuju dan setuju. Jadi

kesimpulannya mayoritas siswa setuju apabila jenis yang digunakan pada bagian
99

latihan soal dan remidial adalah Arial. Adapun pada bagian identitas pembelajaran

serta petunjuk atau tombol-tombol pada media juga menggunakan jenis tulisan Arial.

Sebanyak 68 siswa atau 70% siswa menyatakan sangat setuju dan setuju. Jadi

kesimpulannya siswa menginginkan jenis teks yang digunakan pada bagian identitas

pembelajaran serta petunjuk atau tombol-tombol adalah Arial.

Selanjutnya, ukuran yang digunakan bervariasi sesuai dengan kebutuhan

setiap aspek materi dalam media pembelajaran. Sejumlah 84 siswa atau 87% siswa

menyatakan sangat setuju dan setuju. Jadi, dapat disimpulkan sebagian besar siswa

menginginkan ukuran font yang digunakan bervariasi sesuai dengan kebutuhan setiap

aspek materi dalam media pembelajaran agar keterbacaan media tinggi.

Selanjutnya warna background yang digunakan sangat berpengaruh terhadap

keterbacaan media pembelajaran sehingga harus disesuaikan dengan tampilan

animasi dan warna tulisan. Dalam hal ini sejumlah 91 siswa atau 94% siswa

menyatakan sangat setuju dan setuju. Jadi kesimpulannya mayoritas siswa

menginginkan background yang digunakan disesuaikan dengan tampilan gambar dan

warna tulisan.

Mengenai pengoperasian, media ini merupakan media yang efektif karena

mudah dioperasikan baik oleh siswa maupun guru. Sejumlah sejumlah 91 siswa atau

94% siswa menyatakan sangat setuju dan setuju. Jadi kesimpulannya mayoritas siswa

menginginkan media mudah dioperasikan baik oleh siswa maupun guru. Media

pembelajaran ini dibuat untuk membantu siswa dan guru dalam proses pembelajaran.
100

Oleh karena itu, kemudahan dan kepraktisan penggunaan media diutamakan. Media

mudah dioperasikan dan dilengkapi petunjuk penggunaan yang jelas dan lengkap.

Indikator yang terakhir yaitu mengenai ketergunaan media. Media

pembelajaran berbasis flash bersifat praktis sehingga dapat digunakan di mana pun

dan kapan pun. Sebanyak 85 siswa atau 88% siswa menyatakan sangat setuju dan

setuju. Jadi kesimpulannya mayoritas siswa menginginkan media pembelajaran dapat

digunakan di mana pun dan kapan pun. Hal ini sesuai dengan tujuan dibuat media ini,

yaitu sebagai pengayaan siswa untuk belajar mandiri di rumah.

Berdasarakan angket kebutuhan dan wawancara, siswa membutuhkan media

yang dapat terbaca dengan jelas dan memiliki perpaduan warna yang pas antara

background, gambar, dan tulisan sehingga siswa dengan mudah memahami materi

yang disampaikan. Siswa juga membutuhkan media pembelajaran yang efektif yaitu

mudah dioperasikan di mana pun dan kapan pun. Di antara itu semua, yang paling

pokok adalah media disesuaikan dengan karakteristik siswa SMA/SMK/MA. Pada

Kurikulum 2013, materi bahasa Indonesia baik di SMA, SMK, atau MA semuanya

sama. Padahal karakteristik siswa pada sekolah tersebut berbeda-beda. Media ini

disusun agar dapat dierima oleh tiga jenis sekolah tersebut.

(4) Bahasa dalam Media Pembelajaran yang Dibutuhkan Siswa

Aspek bahasa yang digunakan dalam media pembelajaran meliputi dua

indikator, antara lain (1) ragam bahasa formal dan (2) ragam bahasa komunikatif.

Agar lebih jelas mengenai angket ini dapat dilihat pada tabel 4.4.
101

Tabel 4.4 Bahasa dalam Media Pembelajaran yang Dibutuhkan Siswa


Aspek Intensitas Jawaban
SS S
Penggunaan ragam bahasa komunikatif 47% 52%
Penggunaan ragam bahasa formal 25% 55%
Keterangan: SS = sangat setuju S = setuju

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dideskripsikan bahwa penggunaan bahasa pada

media pembelajaran yang dibutuhkan siswa, disimpulkan melalui dua indikator

berikut. Indikator pertama yaitu penggunaan bahasa formal digunakan pada teks

cerita ulang biografi. Bahasa komunikatif atau santai digunakan pada bagian petunjuk

penggunaan media, petunjuk pengerjaan latihan soal, dan pengantar media

pembelajaran. Sejumlah 96 siswa atau 99% siswa menyatakan sangat setuju dan

setuju. Jadi, dapat disimpulkan siswa menginginkan ragam bahasa yang digunakan

pada bagian petunjuk penggunaan media, petunjuk pengerjaan latihan soal, dan

pengantar media pembelajaran adalah ragam bahasa komunikatif.

Ragam bahasa formal atau baku digunakan pada contoh teks cerita ulang

biografi, latihan soal, dan remidial. Hal ini bertujuan agar siswa dapat memahami soal

dengan baik. Sebanyak 77 siswa atau 79% siswa menyatakan sangat dan setuju. Jadi,

dapat disimpulkan sebagian besar siswa menginginkan ragam bahasa formal atau

baku digunakan pada contoh teks cerita ulang biografi, latihan soal, dan remidial.

Berdasarkan angket kebutuhan dan wawancara, bahasa formal digunakan pada

contoh teks cerita ulang. Sedangkan pada petunjuk media, petunjuk pengerjaan soal

dan evaluasi menggunakan bahasa komunikatif. Dengan menggunakan bahasa yang


102

komunikatif pada bagian petunjuk, siswa lebih nyaman karena media tidak terkesan

kaku.

4.1.1.2 Kebutuhan Guru

Kebutuhan guru terhadap media pembelajaran mengintepretasi makna teks

cerita ulang biografi berbasis flash meliputi media pembelajaran mengintepretasi

makna teks cerita ulang yang dibutuhkan. Angket ini diberikan kepada tiga guru dari

tiga sekolah yaitu SMK Negeri 10 Semarang, SMA Negeri 2 Semarang, dan MAN 1

Semarang. Gambaran profil media pembelajaran mengintepretasi makna yang

dibutuhkan, dijabarkan menjadi lima aspek yaitu isi, penyajian, grafika, dan bahasa.

1) Isi Media Pembelajaran yang Dibutuhkan Guru

Apsek isi meliputi tujuh indikator, yaitu (1) Uraian materi mengintepretasi

makna teks cerita ulang biografi, (2) tokoh yang disajikan dalam media pembelajaran,

(3) pembahasan materi dalam media pembelajaran, (4) kelengkapan media, (5)

kelengkapan media, (6) tampilan media, dan (7) latihan soal. Gambaran tentang isi

media pembelajaran yang dibutuhkan pada aspek ini dapat dilihat pada tabel 4.5 di

bawah ini.
103

Tabel 4.5 Isi Media Pembelajaran Mengintepretasi Makna Teks Cerita Ulang
Biografi yang Dibutuhkan Guru
Aspek Intensitas Jawaban
SS S
Uraian materi 33% 67%
Tokoh dalam teks 33% 67%
Cakupan materi 33% 67%
Kelengkapan media 67% 33%
Media dilengkapi dengan kumpulan teks cerita ulang 67% 33%
biografi sebagai wahana untuk mengamati kaidah
penulisan teks cerita ulang biografi
Tampilan media 33% 67%
Latihan soal - 33%
Keterangan: SS = sangat setuju S = setuju

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dideskripsikan bahwa profil media pembelajaran

mengintepretasi makna teks cerita ulang biografi yang dibutuhkan guru disimpulkan

melalui beberapa indikator berikut ini. Indikator pertama mengenai uraian materi

mengintepretasi makna teks cerita ulang biografi. Berdasarkan tabel tersebut seorang

guru menyatakan sangat setuju dan dua orang guru menyatakan setuju. Dapat

disimpulkan bahwa dari guru yang diberi angket, semuanya menyatakan

menginginkan uraian materi mengintepretasi teks cerita ulang biografi berisi (1)

hakikat teks cerita ulang biografi (pengertian dan struktur), (2) tujuan

mengintepretasi, (3) langkah-langkah mengintepretasi, (4) kaidah kebahasaan teks

cerita ulang biografi. Hal ini relevan dengan kebutuhan siswa yang telah diuraikan di

atas.

Indikator berikutnya, membahas mengenai tokoh yang disajikan dalam teks

cerita ulang biografi. Berdasarkan tabel tersebut seorang guru menyatakan sangat

setuju dan dua orang guru menyatakan setuju. Dapat disimpulkan guru setuju
104

menginginkan tokoh yang disajikan dalam teks cerita ulang biografi merupakan tokoh

inspiratif dalam bidangnya.

Indikator ketiga yaitu mengenai pembahasan materi dalam media

pembelajaran. Berdasarkan tabel tersebut seorang guru menyatakan sangat setuju dan

dua orang guru menyatakan setuju. Guru menginginkan materi lebih banyak dikupas

melalui analisis contoh teks cerita ulang biografi.

Indikator selanjutnya mengenai kelengkapan media. Media dilengkapi dengan

identitas pembelajaran (tema, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan

tujuan pembelajaran). Berdasarkan tabel tersebut 2 guru menyatakan sangat setuju

dan seorang guru menyatakan setuju. Dapat disimpulkan bahwa guru menginginkan

media dilengkapi dengan identitas pembelajaran (tema, kompetensi inti, kompetensi

dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran).

Indikator kelima mengenai kelengkapan media. Agar lebih meningkatkan

pemahaman siswa dalam mengintepretasi makna teks cerita ulang maka media

dilengkapi dengan kumpulan teks cerita ulang biografi sebagai wahana untuk

mengamati kaidah penulisan teks cerita ulang biografi. Berdasarkan tabel tersebut 2

guru menyatakan sangat setuju dan seorang guru menyatakan setuju. Dapat

disimpulkan bahwa guru menginginkan media dilengkapi dengan kumpulan teks

cerita ulang biografi sebagai wahana untuk mengamati kaidah penulisan teks cerita

ulang biografi.

Indikator keenam mengenai tampilan media. Berdasarkan tabel tersebut 2

guru menyatakan sangat setuju dan seorang guru menyatakan setuju. Dapat
105

disimpulkan bahwa guru menginginkan media pembelajaran berupa kombinasi

tulisan, gambar, dan animasi tokoh.

Indikator terakhir yaitu mengenai latihan soal. Latihan soal diberikan beserta

pembahasan agar siswa dapat lebih memahami materi. Hanya satu guru yang

menjawab setuju dan dua guru menjawab kurang setuju. Jadi kesimpulannya,

sebagian besar guru kurang setuju apabila media pembelajaran banyak memberikan

contoh soal dan pembahasan.

Berdasarkan angket kebutuhan dan wawancara, media pembelajaran yang

dibutuhkan guru menyajikan materi berupa (1) hakikat teks cerita ulang biografi

(pengertian dan struktur), (2) tujuan mengintepretasi, (3) langkah-langkah

mengintepretasi, (4) kaidah kebahasaan teks cerita ulang biografi. Tokoh yang

diinginkan guru adalah tokoh inspiratif dalam bidangnya. Adapun untuk

meningkatkan pemahaman siswa, media perlu menguraikan pembahasan pada setiap

latihan soal. Selain itu, media tidak hanya menarik tetapi juga harus disesuaikan

dengan kebutuhan pembelajaran. Di antara itu semua, yang paling pokok adalah

media menampilkan identitas pembelajaran yang terdiri atas kompetensi inti,

kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, dan indicator pembelajaran. Dengan

ditampilkannya identitas pembelajaran, siswa tidak hanya megetahui materi namun

juga mampu menganalisis kebutuhan pembelajaran sesuai kurikulum yang

diterapkan.
106

2) Grafika Media Pembelajaran yang Dibutuhkan Guru

Aspek grafika meliputi tujuh indikator, yaitu (1) animasi tokoh, (2) jenis huruf

pada teks, (3) jenis huruf pada latihan soal dan remidial, (4) jenis huruf pada identitas

pembelajaran serta petunjuk atau tombol-tombol, (5) ukuran, (6) background, dan (7)

pengoperasian media. Gambaran grafika media pembelajaran yang dibutuhkan guru

dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Grafika Media Pembelajaran Mengintepretasi Teks Cerita Ulang


Biografi yang Dibutuhkan Guru
Aspek Intensitas Jawaban
SS S
Penyajian animasi tokoh 100% -
Jenis huruf pada penyajian teks 67% -
Jenis huruf pada penyajian latihan soal dan remidial - 67%
Jenis huruf pada penyajian identitas pembelajaran serta - 100%
petunjuk media
Ukuran font yang digunakan - 100%
Kombinasi warna background 100% -
Pengoperasian media 100% -
Keterangan: SS = sangat setuju S = setuju

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dideskripsikan bahwa grafika media pembelajaran

yang dibutuhkan siswa, disimpulkan melalui tujuh indikator berikut. Indikator

pertama mengenai animasi tokoh. Ketiga guru menyatakan sangat setuju. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar siswa setuju apabila animasi tokoh yang disajikan

akan bergerak secara otomatis ketika halaman dibuka.

Indikator kedua yaitu jenis huruf yang digunakan pada teks. Indikator

selanjutnya mengenai jenis huruf pada teks. Teks seharusnya menggunakan jenis

huruf atau yang baku agar dapat terbaca dengan baik. Dua guru menyatakan setuju
107

dan seorang guru menyatkan kurang setuju. Jadi kesimpulannya guru menginginkan

jenis huruf Times New Rowman digunakan dalam penyajian teks. Adapun jenis huruf

yang sesuai digunakan pada latihan soal dan remidial yaitu Arial. Dua guru menjawab

setuju dan satu guru menjawab kurang setuju. Jadi, dapat disimpulkan bahwa guru

menginginkan jenis huruf Arial digunakan pada latihan soal dan remidial.

Selanjutnya jenis huruf yang digunakan pada identitas pembelajaran serta petunjuk

atau tombol-tombol pada media adalah Arial. Semua guru mejawab setuju apabila

yang digunakan adalah Arial. Indikator selanjutnya mengenai. Semua guru setuju

apabila ukuran font yang digunakan bervariasi sesuai dengan kebutuhan setiap aspek

materi dalam media pembelajaran.

Selanjutnya warna background yang digunakan sangat berpengaruh terhadap

keterbacaan media pembelajaran sehingga harus disesuaikan dengan tampilan

animasi dan warna tulisan. Semua guru menyatakan sangat setuju apabila background

yang digunakan disesuaikan dengan tampilan animasi dan warna tulisan.

Mengenai pengoperasian, media ini merupakan media yang efektif karena

mudah dioperasikan baik oleh siswa maupun guru. Semua guru menyatakan sangat

setuju apabila media pembelajaran mudah dioperasikan baik oleh siswa maupun guru.

Berdasarkan angket dan wawancara dengan guru, media yang dibutuhkan

adalah media yang memiliki tingkat keterbacaan tinggi. Tingkat keterbacaan media

bergantung pada kombinasi yang pas antara warna dan jenis tulisan denga

background serta gambar tokoh yang disajikan. Diantara itu semua, yang paling

pokok adalah siswa dapat menggunakan media secara efektif dan mandiri. Media ini
108

didesain agar dapat menjadi bahan pengayaan bagi siswa untuk belajara secara

mandiri di rumah.

3) Penyajian Media Pembelajaran yang Dibutuhkan Guru

Aspek penyajian media meliputi lima indikator, yaitu (1) akses media, (2)

sajian awal media, (3) penjabaran materi, (4) penyajian latihan soal, dan (5)

penjelasan dan contoh analisis teks. Gambaran grafika media pembelajaran yang

dibutuhkan guru dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7 Penyajian Media Pembelajaran Mengintepretasi Teks Cerita Ulang


Biografi yang Dibutuhkan Guru
Aspek Intensitas Jawaban
SS S
Kepraktisan media 33% 67%
Tampilan awal media 67% 33%
Penyajian materi 33% 33%
Penyajian latihan soal 100% -
Penjelasan dan contoh analisis teks 67% 33%
Keterangan: SS = sangat setuju S = setuju

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dideskripsikan bahwa penyajian media

pembelajaran yang dibutuhkan guru, disimpulkan melalui tujuh lima indikator

berikut. Indikator pertama yaitu mengenai ketergunaan media. Media pembelajaran

berbasis flash bersifat praktis sehingga dapat digunakan di mana pun dan kapan pun.

Satu orang guru menjawab sangat setuju dan dua orang guru menjawab setuju. Jadi

dapat disimpulkan guru menginginkan media pembelajaran berbasis flash bersifat

praktis sehingga dapat digunakan di mana pun dan kapan pun.

Indikator kedua mengenai sajian awal media. Dua orang guru menjawab

sangat setuju dan satu guru menjawab setuju. Jadi kesimpulannya guru menginginkan
109

materi diawali dengan penyajian contoh teks cerita ulang biografi beserta pertanyaan

untuk memancing pengetahuan siswa mengenai teks cerita ulang biografi.

Pernyataan selanjutnya yang diajukan peneliti dalam angket kebutuhan yaitu

mengenai penjabaran materi. Ketiga guru menyatakan pendapat yang berbeda dalam

hal ini. Masing-masing guru menyatakan sangat setuju, setuju, dan kurang setuju.

Artinya dua guru menyatakan setuju. Jadi, dapat disimpulkan penjelasan materi yang

diinginkan guru yaitu runtut dan lengkap.

Latihan soal yang terdapat pada media pembelajaan juga harus bisa mengukur

kemampuan siswa. Untuk memberikan semangat siswa dalam mengerjakan, jawaban

pada latihan soal terkunci otomatis dan peserta didik langsung bisa mengetahui

nilainya ketika selesai mengerjakan. Ketiga guru menjawab sangat setuju. Jadi,

jawaban pada latihan soal terkunci otomatis tepat digunakan dalam media

pembelajaran berbasis flash ini.

Aspek yang terakhir yaitu mengenai penjelasan dan contoh analisis teks.

Untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi mengintepretasi teks cerita

ulang biografi, maka diperlukan penjelasan dan contoh analisis teks. Dua guru

menjawab sangat setuju dan satu guru menjawab setuju. Jadi, dapat disimpulkan guru

menginginkan setiap aspek dalam mengintepretasi teks cerita ulang biografi disertai

penjelasan dan contoh analisis teks. Hal ini menjadi dasar dalam pengembangan

media pembelajaran berbasis flash ini.

Di antara aspek tersebut, yang paling pokok adalah siswa dapat

mengintepretasi makana teks cerita ulang biografi dengan banyaknya latihan soal
110

yang disajikan. Pemahaman sisw akan dengan sendirinya terbentuk ketika mereka

sering mengerjakan latihan soal.

4) Bahasa dalam Media Pembelajaran yang Dibutuhkan Guru

Aspek bahasa yang digunakan dalam media pembelajaran meliputi dua

indikator, antara lain (1) ragam bahasa formal dan (2) ragam bahasa komunikatif.

Agar lebih jelas mengenai angket ini dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8 Bahasa dalam Media Pembelajaran yang Dibutuhkan Guru


Aspek Intensitas Jawaban
SS S
Penggunaan ragam bahasa komunikatif 33% 67%
Penggunaan ragam bahasa formal 33% 67%
Keterangan: SS = sangat setuju S = setuju

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dideskripsikan bahwa penggunaan bahasa pada

media pembelajaran yang dibutuhkan guru, disimpulkan melalui dua indikator

berikut. Indikator pertama yaitu penggunaan bahasa formal. Bahasa komunikatif atau

santai digunakan pada bagian teks cerita ulang petunjuk penggunaan media, petunjuk

pengerjaan latihan soal, dan pengantar media pembelajaran. Satu orang guru

menjawab sangat setuju dan dua guru menjawab setuju. Jadi, dapat disimpulkan guru

menginginkan ragam bahasa yang digunakan pada bagian teks cerita ulang petunjuk

penggunaan media, petunjuk pengerjaan latihan soal, dan pengantar media

pembelajaran adalah ragam bahasa komunikatif.

Ragam bahasa formal atau baku digunakan pada contoh teks cerita ulang

biografi, latihan soal, dan remidial. Hal ini bertujuan agar siswa dapat memahami soal

dengan baik. Satu orang guru menjawab sangat setuju dan dua guru menjawab setuju.
111

Berdasarkan angket kebutuhan dan wawancara dengan guru, bahasa yang

digunakan dalam media pembelajaran hendaknya menyesuaikan dengan karakteristik

siswa. Bahasa formal digunakan pada teks cerita ulang biografi dan bahasa

komunikatif digunakan pada petunjuk media dan evaluasi.

4.1.2 Karakteristik Media Pembalajaran Interaktif Mengintepretasi Makna

Teks Cerita Ulang Biografi Berbasis Flash

Media pembelajaran interaktif mengintepretasi makna teks cerita ulang

biografi berbasis flash ini memiliki karakteristik yang sesuai dengan prinsip-prinsip

pengembangan media pembelajaran. Prinsip-prinsip pengembangan terdiri atas dua

aspek yaitu aspek pengembangan dan penggunaan.

4.1.2.1 Prinsip Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Mengintepretasi

Makna Teks Cerita Ulang Biografi Berbasis Flash

Media pembelajaran interaktif mengintepretasi makna teks cerita ulang

biografi berbasis flash ini memiliki karakteristik yang sesuai dengan prinsip-prinsip

berikut.

1) Prinsip Menarik dan Menyenangkan

Pengembangan media ini didesain semenarik mungkin baik dari kover

maupun isi. Di dalam CD ini tidak hanya menyajikan satu teks cerita ulang biografi

saja namun terdapat tiga teks dengan latihan soal yang berbeda-beda. Teks yang

dipilih yaitu Bob Marley, Pele Santana, dan Bill Gates yang merupakan tokoh yang

mendunia di bidangnya masing-masing. Dari masing-masing teks, siswa dapat


112

mengambil nilai-nilai kehidupan yang dicerminkan oleh tokoh. Misalnya dari teks

Bill Gates, siswa dapat belajar menjadi pengusaha atau pebisnis yang baik, belajar

menjadi ulet seperti Pele, dan menginspirasi seperti Bob Marley.

Dari segi tampilan, media ini dibuat sesuai dengan karakteristik siswa

SMA/SMK/MA yang lebih menyukai desain yang sederhana dan elegan tanpa

banyak warna yang menyolok. Dari segi isi, materi yang disampaikan bersifat padat,

jelas, dan mudah dipahami sehingga siswa dapat belajara secara mandiri tanpa harus

bergantung pada penjelasan guru.

Dengan menggunakan media ini, tercipta suasana kelas yang menyenangkan

dan membuat siswa tertarik atau tidak bosan. Selain itu, siswa juga dapat mengambil

pelajaran dengan mengambil makna tiap teks.

2) Prinsip Kemudahan

Media pembelajaran ini mempermudah siswa dalam mengintepretasi makna

teks cerita ulang biografi karena bahasa yang digunakan baik pada materi, teks,

maupun latihan soal/evaluasi adalah bahasa komunikatif. Bahasa yang digunakan

terdiri atas bahasa formal dan bahasa komunikatif. Pada materi dan latihan/evaluasi,

bahasa yang digunakan adalah bahasa formal. Adapun pada petunjuk dan kuis,

bahasa yang digunakan adalah bahasa komunikatif sehingga tidak terasa kaku. Hal

ini bertujuan agar siswa dapat lebig senang dalam menggunakan media

pembelajaran ini.

Media ini juga didesain dengan memperhatikan aspek pemahaman siswa.

Mengintepretasi makna teks bukanlah suatu hal yang mudah, karena harus membaca
113

teks dengan bersungguh-sungguh sehingga dapat menemukan maknanya. Dengan

media ini siswa akan lebih mudah dalam menemukan makna teks cerita ulang

biografi.

Pada aspek penggunaan, media pembelajaran ini sama halnya dengan media

CD interaktif lainnya, yaitu media ini diputar melalui CD/DVD player yang terdapat

pada komputer. Selain itu, jika sekolah tidak memiliki banyak komputer, media ini

dapat ditayangkan melalui LCD proyector. Jadi, prinsip kemudahan ini dapat dilihat

dari segi isi media dan penggunaan media pembelajaran.

Selain kemudahan yang telah dipaparn di atas, media berbasis flash ini

memiliki kemudahan yang lain, yaitu (1) siswa mampu belajar mandiri, (2)

komunikatif, (3) dapat diuang-ulang, (4) terdapat banyak latihan soal dan evaluasi

sehingga siswa lebih mahir dalam mengintepretasi makna teks, (5) siswa dapat

langsung melihat nilai pada saat selesai mengerjakan soal, (6) memungkinkan siswa

untuk membandingkan antara teks cerita ulang yang satu dengan yang lain, dan (7)

praktis dan dapat dioperasikan di mana saja.

3) Prinsip Fleksibel

Pengembangan media ini bersifat fleksibel yaitu dapat disesuaikan dengan

situasi dan kondisi lingkungan siswa, kemampuan guru, dan sarana yang ada. Media

ini telah diuji pada tiga sekolah dengan karakteristik dan prestasi sekolah yang

berbeda. Tiga sekolah yang dipilih meliputi SMA, SMK, dan MA dengan karakter

siswa yang berbeda dan tingkat prestasi sekolah rendah, menengah, dan tinggi.
114

Dengan demikian, media ini dapat digunakan di sekolah mana pun yang

menggunakan Kurikulum 2013.

Media pembelajaran ini juga bersifat fleksibel ketika digunakan sebagai media

pembelajaran di kelas. Siswa dapat menggunakannya tanpa bantuan guru sehingga

pembelajaran terpusat pada siswa. Selain itu, media ini juga sangat dianjurkan untuk

pengayaan siswa di rumah. Siswa dapat mengulang-ulang materi dan latihan soal di

rumah. Jadi, media pembelajaran ini dapat digunakan kapan pun dan di mana pun

sesuai dengan fasilitas pendukung yang ada dan kondisi guru, siswa, serta sekolah.

4) Prinsip Inovatif

Kemajuan teknologi sangat berpengaruh pada proses pembelajaran. Guru

dituntut untuk mampu mengembangkan pembelajaran yang menarik dan inovatif.

Salah satunya dengan mengembangkan media pembelajaran. Terlebih pada

Kurikulum 2013 mata pembelajaran bahasa Indonesia bersifat tekstual. Siswa akan

mudah jenuh apabila hanya dihadapkan pada teks saja. Pembelajaran berbasis flash

ini dapat menjadi alternatif untuk menjawab permasalahan tersebut. Jadi, media ini

tergolong media yang inovatif.

5) Prinsip Relevansi

Teks yang dipilih pada media pembelajaran ini disesuaikan dengan

karakteristik siswa SMA/SMK/MA baik dari segi usia, psikolinguistik, psikologi

perkembangan, moral, etika, dan sosial siswa. Media ini disesuaikan dengan usia

siswa mengingat karakteristik teks yang dipilih mengandung istilah-istilah khusus

dalam bidang tertentu. Banyak pula kata yang tidak menggunakan arti sebenarnya.
115

Terdapat beberapabahasa kiasan atau majas yang menuntut siswa untuk memiliki

pengetahuan di bidang kebahasaan. Bahasa yang digunakan pada teks ini sama

dengan bahasa yang digunakan pada teks naratif sehingga siswa seperti sedang

membaca dongeng atau cerpen.

Teks yang dipilih disesuaikan dengan psikologi perkembangan siswa. Siswa

memiliki tingkat pengetahuan dan intelektual yang berbeda dalam setiap jenjang

pendidikan. Psikolinguistik siswa, media ini mempertimbangkan kemampuan

berbahasa siswa. Teks cerita ulang biografi yang dipilih juga disesuaikan dengan

moral, etika, dan sosial siswa. Guru harus mencermati, apakah teks yang dipilih

tidak mengandung unsur SARA atau mendoktrin siswa untuk berbuat hal negatif.

6) Prinsip Kreativitas

Media ini dilengkapi dengan kuis tebak tokoh. Siswa akan diberikan potongan

wajah tokoh, kemudian siswa harus menebak siapakah tokoh tersebut. Kuis ini

bertujuan agar siswa tidak terlalu jenuh dengan latihan soal dan evaluasi. Selain itu,

desain media dibuat menarik dan disertai gambar-gambar tokoh sehingga siswa dapat

mengenal tokoh-tokoh inspiratif di bidangnya. Media juga diiringi musik latar

sehingga siswa lebih relax dalam mengikuti pembelajaran.


116

4.1.2.2 Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif Mengintepretasi

Makna Teks Cerita Ulang Biografi Berbasis Flash

Adapun prinsip penggunaan media pembelajaran interaktif mengintepretasi

makna teks cerita ulang biografi berbasis flash untuk kelas XI SMA/SMK/MA

sebagai berikut.

1) Prinsip Kemudahan

Penggunaan multimedia interaktif berbentuk CD ini sangat mudah dan

praktis. Cara penggunaan CD interaktif ini sama dengan ketika memutar CD/VCD

yang lainnya pada komputer atau laptop. Siswa juga dipermudah dengan pilihan

menu “petunjuk” yang didalamnya berisi petunjuk dan langkah-langkah penggunaan

materi. Dalam menu “petunjuk” suka terdapat keterangan tombol yang ada pada

media. Jadi, siswa tidak kesulitan dalam menjalankan media pembelajaran ini.

2) Prinsip Interaktif

Media ini digunakan untuk pembelajaran yang bersifat mandiri. Guru dapat

menerapkan berbagai model atau metode dalam penggunaan media pembelajaran ini

sesuai dengan kondisi kelas. Guru dapat mengembangkan keterampilan siswa dengan

kerja kelompok atau individu. Penggunaan media ini bertujuan agar siswa lebih

mudah menemukan makna teks secara mandiri. Diharapkan pembelajaran terpusat

pada siswa dan siswa tidak lagi bergantung pada penjelasan guru. Kedudukan guru

dalam penggunaan media ini sebagai motivator yang membimbing jalannya

pembelajaran.
117

4.1.3 Media Pembelajaran Interaktif Mengintepretasi Makna Teks Cerita

Ulang Biografi Berbasis Flash

Media pembelajaran yang diuraikan pada penelitian ini meliputi dua aspek,

yaitu profil media dan penggunaan media. Aspek profil media meliputi bentuk fisik

dan muatan isi media pembelajaran. Berikut diuraikan kedua aspek tersebut.

4.1.3.1 Profil Media Pembelajaran

Pembahasan mengenai profil media pembelajaran meliputi dua hal, yaitu

bentuk fisik dan muatan isi media pembelajaran. Berikut penjelasan masing-masing

aspek tersebut.

4.1.3.1.1 Bentuk Fisik Media Pembelajaran

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan siswa dan guru, maka data yang

diperoleh menjadi acuan dan pertimbangan dalam pembuatan media pembelajaran

interaktif berbasis flash mengintepretasi makna tekas cerita ulang biografi. Hasil

analisis kebutuhan ini dijadikan pegangan dalam pembuatan media pembelajaran

meskipun banyak penyesuaian.

1) Halaman Wajah Desain atau Sampul

Halaman wajah desain atau sampul media pembelajaran interaktif berbasis

flash ini dirancang berdasarkan analisis kebutuhan siswa dan guru serta saran dari

dosen ahli media. Sampul dirancang dengan komposisi warna, gambar dan tulisan

yang ditata secara menarik. Halaman depan desain dapat dilihat pada gambar 4.1

berikut.
118

Gambar 4.1 Halaman Sampul Media Pembelajaran

2) Halaman Login

Setiap siswa yang menggunakan media pembelajaran ini harus masuk melalui

halaman login. Pada halaman ini siswa harus mengisi nama dan pasword atau kata

sandi agar dapat mengakses media. Pada halaman login juga terdapat tiga tombol

lain yaitu tombol silang (X) untuk keluar dari media pembelajaran, tombol yang

berbentuk pengeras suara digunakan untuk mengaktifkan latar suara, dan tombol

masuk untuk memulai mengakses media pembelajaran. Halaman login dapat dilihat

pada gambar 4.2 berikut.


119

Tombol
Tombol Suara
Keluar

Tombol
Login

Gambar 4.2 Halaman Login Media Pembelajaran

3) Halaman Menu Utama

Halaman menu utama berisi menu-menu yang terdapat dalam media

pembelajaran ini. Menu tersebut yaitu 1) petunjuk, 2) kompetensi, 3) pengenalan, 4)

struktur dan latihan, 5) kaidah dan latihan, 6) evaluasi, 7) rapor, 8) tentang, dan 9)

kuis. Terdapat pula tombol keluar dan tombol suara serta tampilan nama siswa.

Halaman menu utama dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut.

Gambar 4.3 Halaman Utama Media Pembelajaran


120

4) Halaman Kompetensi

Halaman kompetensi berisi identitas pembelajaran yang terdiri atas

kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran. terdapat pula

tombol home untuk kembali ke halaman utama. Halaman kompetensi dapat dilihat

pada gambar 4.4 berikut.

Gambar 4.4 Halaman Kompetensi Media Pembelajaran

5) Halaman Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator, dan Tujuan

Pembelajaran

Media pembelajaran ini menampilkan kompetensi inti, kompetensi dasar,

tujuan, dan indikator pembelajaran agar siswa memahami untuk apa mereka belajar.

Selain memahami materi yang disampaikan, siswa juga harus mengetahui identitas

pembelajaran secara lengkap. Penjabaran halaman kompetensi ini dapat dilihat pada

gambar berikut.
121

Gambar 4.5 Halaman Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Tujuan


Pembelajaran dan Indikator Pembelajaran

6) Halaman Pengenalan

Halaman pengenalan berisi penjelasan mengenai pengertian dan struktur teks

cerita ulang biografi. Pengertian dan struktur tersebut diuraikan secara singkat dan

jelas sehingga siswa memiliki gambaran mengenai teks cerita ulang biografi.

Halaman pengenalan dapat dilihat pada gambar berikut.


122

Gambar 4. 6 Pengenalan Materi

7) Halaman Materi

Media pembelajaran ini terdapat dua materi utama yaitu materi struktur teks

dan materi kedua kaidah kebahasaan teks. Masing-masing materi terdiri atas beberapa

subbab. Materi diuraikan secara jelas dan terperinci sehingga siswa dapat

memehaminya secara gamblang. Halaman materi dapat dilihat pada gambar 4.7

berikut.

Gambar 4.7 Halaman Materi Media Pembelajaran


123

8) Halaman Petujuk Evaluasi dan Latihan

Halaman ini berisi petunjuk pengerjaan soal latihan dan evaluasi. Terdapat

pula dua tombol yaitu tombol batal dan tombol mulai. Siswa dapat memilih tombol

batal apabila tidak akan melanjutkan pada soal latihan dan evaluasi. Apabila akan

melanjutkan pada latihan soal atau evaluasi, makas siswa harus memilih tombol

mulai. Halaman petunjuk evaluasi dan latihan soal dapat dilihat pada gambar 4.8

berikut.

Gambar 4.8 Petunjuk Pengerjaan Latihan Soal dan Evaluasi

Evaluasi dalam media pembelajaran ini terdiri atas tiga paket soal. Paket soal

Bob Marley, Bill Gates, dan Pele. Hal ini bertujuan agar siswa lebih bebas memilih

tokoh yang mereka sukai. Siswa juga dapat lebih terampil dalam menganalisis teks

karena terdapat paket soal yang berbeda. Siswa dapat memilih paket soal yang

dikehendaki karena bobot soal dibuat sama. Putunjuk pemilihan paket soal evaluasi

dapat dilihat pada gambar 4.9 berikut.


124

Gambar 4.9 Petunjuk Pemilihan Paket Soal Evaluasi

9) Halaman Soal dan Lembar Jawab

Soal yang terdapat pada latihan soal dan evaluasi, masing-masing terdiri atas

20 butir soal pilihan ganda. Pada evaluasi, soal pilihan ganda berdasar atas teks cerita

ulang biografi yang disediakan. Siswa harus memahami teks agar dapat menjawab

soal dengan tepat. Untuk melihat teks cerita ulang biografi, siswa dapat memilih

tombol teks biografi. Apabila siswa sudah selesai mengerjakan semua soal, maka

siswa memilih tombol selesai dan akan tampil halaman rapor. Jika siswa ingin

kembali pada halaman utama, siswa dapat memilih tombol rumah pada pojok kanan

atas halaman. Halama soal dan lembar jawab dapat dilihat pada gambar 4.10 berikut.
125

Gambar 4.10 Halaman Soal dan Lembar Jawab

10) Halaman untuk Melihat Nilai Rapor

Setelah menyelesaikan soal evaluasi dan memilih tombol selesai, maka akan

muncul halaman untuk melihat nilai rapor. Dengan memilih tombol rapor, siswa

dapat langsung mengetahui skor mereka pada halaman rapor. Halaman untuk melihat

nilai rapor dapat dilihat pada gambar 4.11 berikut.


126

Gambar 4.11 Halaman untuk Melihat Nilai Rapor

11) Halaman Rapor

Halaman rapor menampilkan skor yang diperoleh siswa dalam latihan soal

dan evaluasi. Siswa dapat mengetahui apakah nilai mereka susdah memenuhi kriteria

ketuntasan minimal. Halaman rapor dapat dilihat pada gambar 4.12 berikut.

Gambar 4.12 Halaman Rapor


127

12) Halaman Kuis

Selaian latihan soal, dalam media pembelajaran ini juga terdapat kuis. Kuis

yang diberikan yaitu menebak gambar tokoh. Wajah tokoh disajikan dalam beberapa

potongan. Siswa harus menebak siapakah tokoh yang ditampilkan tersebut. Siswa

dapat memilih tokoh yang akan ditebak dengan memilih tombol 1,2, atau 3 yang telah

disediakan. Halaman kuis dapat dilihat pada gambar 4.13 berikut.

Gambar 4.13 Halaman Kuis

Berikut ini halaman tebak tokoh yang ditampilkan apabila siswa memilih

salah satu nomor yang ada pada halaman kuis.


128

Gambar 4.14 Halaman Tebak Tokoh

13) Halaman Petunjuk Penggunaan Media

Halaman petunjuk media berisi langkah-langkah yang harus dilakukan siswa

dlaam menggunakan media pembelajaran. pada halaman ini dijelaskan cara apabila

siswa akan kembali ke halaman sebelumnya atau halaman utama. Halaman petunjuk

penggunaan media dapat dilihat pada gambar 4.15 berikut.

Gambar 4.15 Petunjuk Penggunaan Media


129

14) Halaman Tentang Media

Halaman tentang media berisi tujuan dikembangkanannya media

pembelajaran serta nama pengembang media. Halaman tentang media dapat dilihat

pada gambar 4.16 berikut.

Gambar 4.16 Tentang Media Pembelajaran

15) Materi pada Media Pembelajaran

Materi yang disajikan pada media pembelajaran, yaitu (1) Pengertian dan

struktur teks cerita ulang biografi, (2) kaidah kebahasaan teks cerita ulang biografi,

(3) pronominal, (4) kata kerja, (5) konjungsi, (6) pengertian mengintepretasi, (7)

langkah-langkah mengintepretasi makna teks, dan (8) contoh intepretasi makna teks.

Berikut penjabaran meteri pada media pembelajaran berbasis flash ini.

1) Pengertian dan Struktur Teks Cerita Ulang Biografi

Pada bagian ini diuraikan mengenai pengertian dan struktur teks cerita ulang

secara detail. Pengertian perlu dijabarkan agar siswa memiliki gambaran secara

umum mengenai teks cerita ulang biografi. Adapun struktur perlu diuraikan agar
130

siswa mampu memahami tahapan penceritaan teks. Tahapan penceritaan teks erat

kaitannya dengan urutan peristiwa yang dialami tokoh. Apabila pemahaman siswa

mengenai tahapan kehidupan tokoh sudah tersistematis, maka siswa lebih mudah

menangkap makana teks cerita ulang biografi yang disajikan.

2) Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Ulang Biografi

Kaidah kebahasaan sebagai ciri teks cerita ulang biografi penting untuk

diuraikan dalam materi media secara mendalam. Pemahaman siswa mengenai kaidah

kebahasaan ini akan mengarahkan siswa untuk menyelami makna teks. Siswa lebih

peka karena dapat memahami satuan-satuan bahasa dalam teks. Memahami kata-kata

yang sulit atau istilah khusus dalam bidang yang ditekuni tokoh. Kaidah kebahasaan

merupakan materi kedua pada media ini dan terdiri atas beberapa submateri di

antaranya pronominal, kalimat simpleks, dan kata kerja material.

3) Pronomina

Pronomina atau kata ganti menjadi salah satu aspek kebahasaan yang dibahas

pada media ini karena pada teks cerita ulang biografi terdapat banyak pronomina

yang harus dipahami siswa. Oleh karena itu, pmbahasan mengenai pronominal

menjadi penting agar siswa dapat langsung mengetahui rujukan dari pronominal yang

terdapat pada teks. Materi pronomina terdapat pada submenu materi satu.

4) Kata Kerja (Verba) Material

Materi kata kerja material juga merupakan submateri dari materi pertama.

Dalam teks biografi terdapat banyak kata kerja material yang mencadi salah satu ciri

utama teks.
131

5) Konjungsi

Karakteristik lain teks cerita ulang biografi adalah penggunaan konjungsi.

Konjungsi yang paling sering digunakan adalah konjungsi temporal atau konjungsi

yang menunjukkan waktu. Dengan memahami konjungsi yang digunakan pada teks,

siswa akan lebih mudah mengurutkan kejadian yang dialami tokoh.

6) Kalimat Simpleks dan Kompleks

Siswa perlu mengetahui perbedaan antara kalimat simpleks dan kalimat

kompleks sebagai dasar untuk memahami kalimat dalam setiap paragraph

penceritaan.

7) Langkah-langkah mengintepretasi makna teks cerita ulang biografi

Materi 2 yang dipaparkan pada media ini adalah langkah-langkah

mengintepretasi makna teks cerita ulang biografi. materi ini harus dikuasai siswa

sebagai bekal dalam melakukan intepretasi.

4.1.3.2 Penggunaan Media Pembelajaran

Media pembelajaran interaktif mengintepretasi makna teks cerita ulang

biografi berbasis flash ini merupakan media yang dianjurkan untuk digunakan secara

madiri oleh siswa baik di sekolah atau di rumah. Apabila digunakan dalam

pembelajaran di kelas, media ini memilki fungsi pokok. Adapun langkah-langkah

penggunaan media berbasis flash ini dalam pembelajaran sebagai berikut.

1) Siswa mengoperasikan media pembelajaran pada komputer masing-masing.


132

2) Siswa membaca materi pada media pembelajaran yang terdiri atas materi 1 yaitu

struktur dan latihan dan materi 2 yang terdiri atas kaidah dan latihan. Masing-

masing materi memilki subbab-subbab yang kesemuanya harus dikuasai oleh

siswa.

3) Pada materi 1 terdapat latihan mengenai kaidah kebahasaan teks cerita ulang

biografi yang terdiri atas 20 soal.

4) Pada materi 2 terdapat 10 soal latihan mengenai mengintepretasi makna teks

cerita ulang biografi.

5) Setiap selesai mengerjakan soal, siswa dapat langsung mengetahui skor yang

diperoleh dengan menekan tombol rapor.

6) Siswa bersama guru membahas latihan soal dan guru memberikan penguatan

terhadap siswa.

7) Siswa dapat menekan tombol kuis disela-sela pembelajaran. Kuis ini merupakan

kuis tebak tokoh.

8) Media menampilkan jendela pilihan tokoh yang akan ditebak dengan tombol

warna biru, merah, dan ungu.

9) Setelah siswa memilih tombol warna, maka akan muncul jendela tebak tokoh.

Mula-mula akan muncul potongan wajah tokoh. Apabila siswa masih belum bisa

menebak, siswa dapat menekan tombol checklist sehingga potongan wajah

berikutnya akan muncul. Siswa dapat memilih tokoh lain dengan menekan tombol

warna lain.
133

10) Pada akhir pembelajaran siswa memilih menu evaluasi. Pada menu evaluasi

terdapat tiga jenis soal yaitu Bob Marley, Bill Gates, dan Pele. Siswa dapat

memilih soal sesuai keinginan masing-masing. Nilai ketuntasan pada evaluasi

yaitu 80.

11) Siswa yang belum tuntas pada sesi evaluasi diharuskan melakukan remedial

dengan mengerjakan soal evaluasi lainnya.

12) Siswa dapat melihat laporan hasil belajarnya pada menu rapor.

Media ini merupakan media interaktif sehingga guru tidak lagi menjadi pusat

informasi pada pembelajaran. Guru berkedudukan sebagai motivator dan pendamping

dalam pembelajaran. Siswa juga diperbolehkan mengakses informasi dari sumber lain

seperti internet dan buku-buku pelajaran lainnya.

Untuk mengoperasikan media ini dengan benar dan efektif, maka media ini

dilengkapi dengan petunjuk penggunaan. Adapun petunjuk penggunaan media

pembelajaran ini sebagai berikut.

1) Memulai Menggunakan CD Pembelajaran

a. Masukkan CD Pembelajaran ke dalam CD Drive.

b. Klik pada tombol buka maka akan muncul tampilan halaman login

c. Masukkan nama dan sandi Anda, kemudian klik tombol masuk, maka akan

muncul tampilan halaman menu utama.

d. Silakan pilih menu yang telah tersedia.

2) Keluar dari Media Pembelajaran


134

a. Klik pada tombol yang berada pada tampilan halaman menu utama, maka

akan muncul kotak dialog "Anda yakin mau keluar?"

b. Klik pada tombol keluar, maka akan muncul tampilan halaman login.

c. Klik pada tombol yang berada pada tampilan halaman login, maka akan

muncul kotak dialog "Anda yakin mau keluar ?"

d. Klik pada tombol keluar, maka Anda akan keluar dari Media Pembelajaran

Menginterpretasi Makna Teks Cerita Ulang Biografi ini. Jika tidak ingin

keluar, maka silakan klik tombol batal.

3) Membuka Halaman Kompetensi

a. Pada daftar menu utama, silahkan klik tombol kompetensi, maka akan muncul

tampilan halaman kompetensi.

b. Untuk kembali tampilan halaman menu utama, silahkan klik pada maka

Anda akan kembali ke tampilan halaman menu utama.

4) Membuka Halaman Pengenalan

a. Pada daftar menu utama, silahkan klik tombol pengenalan, maka akan muncul

tampilan halaman pengenalan.

b. Untuk kembali tampilan halaman menu utama, silahkan klik pada tombol

, maka Anda akan kembali ke tampilan halaman menu utama

c. Untuk membaca isi dari pengenalan, silahkan tekan dan tahan pada tombol

"scroll" ke atas dan ke bawah.

5) Membuka Materi 1 (Struktur & Latihan)


135

a. Pada daftar menu utama, silahkan klik tombol struktur & latihan, maka akan

muncul tampilan halaman materi 1 (struktur & latihan)

b. Untuk kembali tampilan halaman menu utama, silahkan klik pada tombol

maka Anda akan kembali ke tampilan halaman menu utama.

6) Membuka Materi 2 (Kaidah & Latihan)

a. Pada daftar menu utama, silahkan klik tombol kaidah dan latihan, maka akan

muncul tampilan halaman materi 2 (Kaidah & Latihan).

b. Untuk kembali tampilan halaman menu utama, silahkan klik pada tombol

maka Anda akan kembali ke tampilan halaman menu utama.

7) Membuka Halaman Evaluasi

a. Pada daftar menu utama, silahkan klik tombol evaluasi, maka akan muncul

tampilan halaman evaluasi

b. Anda dapat memiih teks cerita ulang biografi diantaranya ada "Bob Marley",

"Bill Gates", "Pele".

c. Pilih dan klik nama tokoh yang Anda inginkan untuk membuka soal evaluasi.

d. Selanjutnya akan tampil petunjuk pengerjaan evaluasi.

e. Pilih dan klik tombol mulai untuk membuka soal dan lembar jawab evaluasi.

f. Pada halaman soal dan lembar jawab evaluasi, klik tombol teks biografi untuk

membuka teks biografinya

g. Klik tombol selesai jika Anda sudah selesai mengerjakan soal evaluasinya,

maka akan muncul tampilan halaman petunjuk melihat nilai (rapor).


136

h. Klik tombol rapor untuk melihat nilai evaluasi Anda.

i. Untuk kembali tampilan halaman menu utama, silahkan klik pada tombol

maka akan Anda akan kembali ke tampilan halaman menu utama.

8) Melihat Nilai/Rapor

a. Pada daftar menu utama, silahkan klik tombol rapor, maka akan muncul

tampilan halaman rapor.

b. Untuk kembali tampilan halaman menu utama, silahkan klik pada tombol

maka akan Anda akan kembali ke tampilan halaman menu utama

9) Melihat Halaman Tentang Media

a. Pada daftar menu utama, silahkan klik tombol tentang, maka akan muncul

tampilan halaman tentang (profil)

b. Untuk kembali ke tampilan halaman menu utama, silahkan klik pada tombol

maka akan Anda akan kembali ke tampilan halaman menu utama

10) Mematikan Musik Latar

a. Klik pada tombol yang berada pada tampilan halaman login

b. Atau Anda juga dapat melakukannya pada tampilan halaman menu utama

c. Klik pada tombol maka Anda akan mematikan musik latar dari media

pembelajaran ini.

11) Menyalakan Musik Latar

a. Anda dapat menyalakan kembali musik latar media pembelajaran ini


137

b. Klik kembali pada tombol yang berada pada tampilan halaman login

maupun halaman menu utama

Penyajian petunjuk penggunaan diharapkan memudahkan pemahaman siswa

dalam menggunakan media pembelajaran ini, meskipun pengerahan guru juga

diperlukan untuk membimbing siswa selama proses pembelajaran.

4.1.4 Kelayakan Media Pembelajaran dan Saran Perbaikan

Setelah menyelesaikan prototipe media pembelajaran langkah selanjutnya

yaitu penilaian terhadap prototipe media pembelajaran berbasis flash dalam

pembelajaran mengintepretasi makna teks cerita ulang biografi. Penilaian yang

dilakukan oleh dua dosen ahli, satu guru, serta tanggapan 96 siswa dari tiga sekolah

yang diteliti mendapatkan hasil sebagai berikut.

1) Penilaian Ahli Media

Penilaian yang dilakukan ahli media meliputi aspek pemrograman dan

tampilan. Pada aspek media pembelajaran, nilai rata-rata yang diperoleh dari kedua

dosen ahli sebesar 86,25. Aspek pemrograman meliputi sepuluh indikator yaitu (1)

petunjuk penggunaan media, (2) navigasi dan tombol, (3) perintah dalam media, (4)

penggunan media, (5) keinteraktifan media, (6) program remidial, (7) menu dan ikon,

(8) kelancaran program, (9) pengoperasian program dan (10) bentuk program.

Gambaran tentang aspek pemrograman pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.9

berikut.
138

Indikator Penilaian Ahli


Media
Petunjuk penggunaan media 87,5
Navigasi dan tombol 100
Perintah dalam media 75
Penggunan media 87,5
Keinteraktifan media 62,5
Program remidial 75
Menu dan ikon 87,5
Kelancaran program 100
Pengoperasian program 87,5
Bentuk program 100
Tabel 4.9 Penilaian Ahli Media terhadap Aspek Pemrograman Media
Pembelajaran

Aspek kedua yang dinilai oleh ahli media yaitu aspek tampilan. Pada aspek

ini, nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 80. Penilaian terhadap aspek tampilan terdiri

atas delapan indikator yaitu (1) tampilan awal media, (2) ketepatan judul, (3) warna,

jenis, dan ukuran huruf, (4) jenis huruf, (5) sajian animasi, (6) latar musik, (7)

keterbacaan, dan (8) desain keseluruhan isi media. Gambaran tentang aspek tampilan

media pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut.

Indikator Penilaian Ahli Media


Tampilan awal media 75
Ketepatan judul 87,5
Warna, jenis, dan ukuran huruf 75
Jenis huruf 62,5
Sajian animasi 87,5
Latar musik 75
Keterbacaan 87,5
Desain keseluruhan isi media 87,5
Tabel 4.10 Penilaian Aspek Tampilan Media Pembelajaran

Berdasarkan penilaian ini, maka dapat disimpulkan baik aspek pemrograman

maupun tampilan media pembelajaran tergolong sangat layak. Tampilan media


139

pembelajaran diatur sedemikian rupa agar dapat menarik minat siswa dalam

pembelajaran. Pengoperasian media pembelajaran juga disesuaikan dengan karakter

siswa sehingga siswa tidak kesulitan dalam menjalankan media. Media juga didesain

dengan baik sehingga tidak memungkinkan adanya kesalahan atau error dalam

pengoperasian media pembelajaran.

2) Penilaian Ahli Materi

Penilaian ahli materi dilakukan berdasarkan 13 indikator yang kesemuanya

berkaitan dengan materi yang terdapat dalam media pembelajaran. Nilai yang

diperoleh berdasarkan penilaian ahli materi yaitu sebesar 80,77. Gambaran tentang

penilaian ahli materi terhadap media pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.11

berikut.

Indikator Penilaian Ahli Materi


Penyajian latihan soal 75
Kesesuaian materi 100
Penggunaan bahasa 75
Pemilihan tokoh 75
Struktur dan kaidah teks 100
Deskripsi materi 100
Kedalaman materi 50
Keberhasilan latihan soal 75
Pertanyaan yang disajikan 75
Pembahasan 75
Petunjuk belajar dan evaluasi 75
Pemberian umpan balik 75
Keberhasilan media pembelajaran 100
Tabel 4.11 Penilaian Ahli Materi terhadap Media Pembelajaran

Berdasarkan penilaian ini, maka dapat disimpulkan bahwa materi dalam

media pembelajaran tergolong sangat layak. Materi disesuaikan dengan Kurikulum


140

2013 dan kebutuhan siswa serta guru. Materi dapat meningkatkan pemahaman siswa

tentang materi mengintepretasi makna teks cerita ulang biografi.

3) Saran perbaikan

Ada beberapa saran perbaikan yang diberikan oleh ahli materi dan media

terhadap media pembelajaran mengintepretasi makna teks cerita ulang biografi. Saran

ahli materi terhadap media pembelajaran yaitu, (1) latihan soal dan evaluasi perlu

ditambah dengan soal yang berbentuk uraian agar lebih memperdalam pemahaman

siswa dan (2) menambahkan gambar-gambar tokoh dan kuis tebak nama dari puzzle

wajah tokoh agar media pembelajaran lebih menarik. Adapun saran dari ahli media

pembelajaran yaitu, (1) menu pada halaman utama perlu diperbaiki agar sistematis

dan lebih menarik, (2) menambah desain isi media pembelajaran agar tidak terlalu

singkat, misalnya dengan kuis, (3) tampilan jumlah baris pada masing-masing

halaman ditata dan maksimal 10 baris agar materi dapat disampaikan secara efektif

dan siswa tidak merasa jenuh ketika membaca, dan (4) tambahkan petunjuk

penggunakan media secara keseluruhan.

4.1.4.1 Hasil Perbaikan Media Pembelajaran Interaktif Mengintepretasi Makna

Teks Cerita Ulang Biografi Berbasis Flash

Setelah dilakukan pengamatan dan pengujicobaan prototipe media

pembelajaran mengintepretasi makna teks cerita ulang berbasis flash didapatkan hasil

penilaian dan masukan sebagai dasar perbaikan media tersebut. Akan tetapi, tidak

semua saran masukan yang didapat dijadikan sebagai dasar perbaikan karena peneliti
141

mempunyai konsep dan pertimbangan sendiri. Berikut hasil perbaikan media

pembelajaran mengintepretasi teks cerita ulang biografi berbasis flash.

1) Halaman Utama

Perbaikan yang dilakukan pada halaman utama adalah (1) perubahan

penamaan menu, (2) perubahan susunan menu, dan (3) tata letak menu dan penulisan

judul media pembelajaran. Perbaikan halaman utama media dapat dilihat pada

gambar 4.17 berikut.

Gambar 4.17 Halaman Utama Media Pembelajaran Sebelum dan Sesudah


Perbaikan

2) Penambahan Kuis pada Media Pembelajaran

Sebelumnya media pembelajaran ini hanya terdiri atas materi dan latihan soal

sehingga media terasa kurang menarik. Sesuai dengan saran ahli media dan ahli

materi, maka ditambahkan kuis tebak tokoh agar media lebih bervariasi. Kuis ini

menyajikan potongan-potongan wajah tokoh sehingga siswa harus menebak siapakah

tokoh yang disajikan. Tampilan kuis dapat dilihat pada gambar 4.18 berikut.
142

Gambar 4.18 Tampilan Kuis Media Pembelajaran

Selain penambahan kuis, gambar tokoh juga ditambahkan pada halaman

materi. Penambahan gambar tokoh bertujuan agar media semakin bervariatif

sekaligus mengenalkan tokoh-tokoh yang dapat memberikan motivasi pada siswa.

Penambahan gambar tokoh dapat dilihat pada gambar 4.19 berikut.


143

Gambar 4.19 Penambahan Gambar Tokoh

3) Pengurangan Jumlah Baris pada Tiap Halaman

Sebelumnya, materi pada setiap halaman disajikan dengan menggunakan

tombol scroll atau gulungan. Akan tetapi tampilan dengan menggunakan scroll tidak

efektif karena halaman menjadi begitu penuh. Halaman yang terlalu penuh ini

mengakibatkan siswa malas membacanya. Untuk mengatasi hal tersebut, tampilan

setiap halaman disederhanakan. Setiap halaman hanya terdiri atas maksimal 10 baris

saja. Perubahan tampilan halaman dapat dilihat pada gambar 4.20 berikut.
144

Gambar 4.20 Penyederhanaan Jumlah Baris

4) Penambahan Petunjuk Penggunaan Media

Petunjuk penggunaan media merupakan salah satu komponen yang penting

dalam sebuah media karena akan memandu pengguna untuk menggunakan media

dengan benar dan sesuai dengan arahan dari pembuat. Petunjuk ini berisi keterangan

tombol-tombol yang ada pada media serta bagaimana langkah-langkah

mengoperasikan media secara benar agar lebih efektif. Petunjuk penggunaan media

dapat dilihat pada gambar 4.21 berikut.


145

Gambar 4.21 Petunjuk Penggunaan Media


4.1.5 Keefektifan Media Pembelajaran

Media pembelajaran mengintepretasi teks cerita ulang biografi ini dibuat

untuk mempermudah serta meningkatkan keefektifan pembelajaran. Media ini

diharapkan dapat membantu siswa untuk berpikir kreatif serta semakin aktif dalam

pembelajaran. Untuk mengetahui keefektifan media interaktif mengintepretasi teks

cerita ulang biografi berbasis flash, dilakukan ujicoba pada ketiga sekolah yang

diteliti.

1) Keefektifan Media Pembelajaran di SMK N 10 Semarang

Berdasarkan hasil yang diperoleh siswa SMK N 10 Semarang pada tes baik

sebelum maupun sesudah menggunakan multimedia interaktif, maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah

menggunakan multimedia interaktif. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel

4.12 berikut.
146

Pretest Postest
Rentang
Kategori Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Nilai % %
Siswa Nilai Siswa Nilai
Sangat
100-89
baik 0 0 0 3 270 12,5%
Baik 88-78 8 655 33,33% 10 825 41,67%
Cukup 77-65 10 705 41,67% 10 715 41,67%
Kurang ≤ 64 6 270 25% 1 60 4,17%
Jumlah 24 1630 100% 24 1870 100%
Rata-Rata 1630/24= 67,917 1870/24= 77,917
NK=2,71 NK= 3,116
=B- =B
(Belum Mencapai KKM) (Sudah Mencapai KKM)

Ketuntasan %
(8/24)x 100 (13/24)x 100
=33,33% =54,16%

Tabel 4.12 Perbandingan Nilai Pretest dan Postest SMK N 10 Semarang

Dari tabel tersebut terlihat bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan

antara sebelum dan sesudah menggunakan multimedia interaktif berbasis flash. Skor

rata-rata pada pretest adalah 67,917 dengan nilai konversi 2,71 dan pada postest

adalah 77,917 dengan nilai konversi 3,116. Skor postest mengalami peningkatan

sebesar 10 poin dan ketuntasan meningkat 20,83% menjadi 54,16%. Pada pretest,

nilai optimum 85 atau sebesar 3,4 dengan predikat B+. Pada postest, nilai optimum

90 atau sebesar 3,6 dengan predikat A-.

2) Keefektifan Media Pembelajaran di MAN 1 Semarang

Berdasarkan hasil yang diperoleh siswa MAN 1 Semarang pada tes baik

sebelum maupun sesudah menggunakan multimedia interaktif, maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah
147

menggunakan multimedia interaktif. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel

4.13 berikut.

Pretest Postest
Rentang
Kategori Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Nilai % %
Siswa Nilai Siswa Nilai
Sangat
100-89
baik 1 90 2,78% 7 660 19,44%
Baik 88-78 6 485 16,67% 10 810 27,78%
Cukup 77-65 2 140 5,55% 19 1380 52,78%
Kurang ≤ 64 27 1175 75% 0 0 0
Jumlah 36 1890 100% 36 2850 100%
Rata-Rata 1890/36= 52,5 2850/36= 79,167
NK= 2,1 NK= 3,167
=C =B
(Belum Mencapai KKM) (Sudah Mencapai KKM)

Ketuntasan %
(7/36)x 100 (17/36)x 100
= 19,44% =47,22%

Tabel 4.13 Perbandingan Nilai Pretest dan Postest MAN 1 Semarang

Dari tabel tersebut terlihat bahwa hasil belajar siswa di MAN 1 Semarang

juga mengalami peningkatan antara sebelum dan sesudah menggunakan multimedia

interaktif berbasis flash. Skor rata-rata pada pretest adalah 52,5 dengan nilai konversi

2,1 dan pada postest adalah 79,167 dengan nilai konversi 3,167. Skor postest

mengalami peningkatan sebesar 26,667 poin dan ketuntasan meningkat 27,78%

menjadi 47,22%. Pada pretest, nilai optimum 90 atau sebesar 3,6 dengan predikat A-.

Pada postest, nilai optimum 100 atau sebesar 4 dengan predikat A.


148

3) Keefektifan Media Pembelajaran di SMA N 2 Semarang

Berdasarkan hasil yang diperoleh siswa SMA N 2 Semarang pada tes baik

sebelum maupun sesudah menggunakan multimedia interaktif, maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah

menggunakan multimedia interaktif. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel

4.14 berikut.

Pretest Postest
Rentang
Kategori Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Nilai % %
Siswa Nilai Siswa Nilai
Sangat
100-89
baik 2 180 2,78% 8 745 23,52%
Baik 88-78 10 815 16,67% 15 1225 44,12%
Cukup 77-65 19 1350 5,55% 11 810 32,35
Kurang ≤ 64 3 180 75% 0 0 0
Jumlah 34 2525 100% 34 2780 100%
Rata-Rata 2525/34= 74,265 2780/34= 81,765
NK= 2,97 NK= 3,27
=B = B+
(Sudah Mencapai KKM) (Sudah Mencapai KKM)

Ketuntasan % (12/34)x 100 (23/34)x 100


= 35,29% =67,647%

Tabel 4.14 Perbandingan Nilai Pretest dan Postest SMA N 2 Semarang

Dari tabel tersebut terlihat bahwa hasil belajar siswa di SMA 2 Semarang juga

mengalami peningkatan antara sebelum dan sesudah menggunakan multimedia

interaktif berbasis flash. Skor rata-rata pada pretest adalah 74,265 dengan nilai

konversi 2,97 dan pada postest adalah 81,765 dengan nilai konversi 3,27. Skor postest

mengalami peningkatan sebesar 7,5 poin dan ketuntasan meningkat 32,35% menjadi
149

67,647%. Pada pretest, nilai optimum 90 atau sebesar 3,6 dengan predikat A-. Pada

postest, nilai optimum 100 atau sebesar 4 dengan predikat A.

Berdasarkan analisis data pretest dan posttest dari tiga kelas yang diteliti,

dapat disimpulkan bahwa ketiga kelas tersebut mengalami peningkatan hasil belajar

setelah menggunakan multimedia interaktif berbasis flash. Dengan demikian,

multimedia interaktif ini terbukti efektif untuk meningkatkan keterampilan siswa

dalam mengintepretasi makna teks cerita ulang biografi.

Media pembelajaran berbasis flash ini tidak hanya efektif meningkatkan rata-

rata nilai siswa, tetapi dapat menciptakan suasana kondusif di dalam kelas. Suasana

pembelajaran sebelum menggunakan media pembelajaran tidak kondusif. Banyak

siswa yang mengobrol, mengantuk, dan berjalan-jalan di kelas. Akan tetapi setelah

menggunakan media pembelajaran berbasis flash, suasana kelas menjadi lebih

kondusif dan siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran. suasana kelas dalam

pembelajaran mengintepretasi teks cerita ulang dengan media berbasis flash dapat

dilihat pada gambar 4.22 berikut.


150

Gambar 4.22 Kekondusifan Pembelajaran Menggunakan Media Pembelajaran


Berbasis Flash

4) Tanggapan Siswa

Tanggapan siswa terhadap multimedia interaktif berbasis flash diperlukan

untuk mengetahui kepuasan siswa sebagai subjek yang menggunakan multimedia ini.

Siswa memberikan tanggapannya setelah mengikuti pembelajaran dengan

menggunakan multimedia berbasis flash ini. Tanggapan tersebut bersifat subjektif

tanpa ada paksaan dari pihak mana pun. Adapun tanggapan siswa mengenai

multimedia interaktif berbasis flash ini dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut.

No Pernyataan Skor (%) Keterangan Tanggapan Siswa


1. Materi 73,09 Layak Siswa setuju bahwa
mengintepretasi materi yang
teks cerita ulang disampaikan mudah
biografi mudah dipahami. Jadi,
dipahami materi sudah sesuai
dengan kebutuhan
siswa.
2. Contoh teks cerita 82,34 Sangat layak Siswa setuju bahwa
ulang biografi teks yang disajikan
mengandung unsur sudah memenuhi
teks secara lengkap syarat teks cerita
(struktur dan ulang biografi, baik
151

kaidah kebahasaan) dilihat dari struktur


maupun kaidah
kebahasaannya. Jadi,
teks cerita yang
digunakan sudah
baik dan benar.
3. Petunjuk dalam 75,54 Layak Siswa setuju bahwa
setiap langkah- petujuk dalam media
langkah yang harus pembelajaran sudah
dilakukan siswa jelas dan mudah
sudah jelas dan dipahami sehingga
mudah dipahami siswa tidak menemui
kendala dalam
pengoperasian
media.
4. Latihan soal yang 75,27 Layak Siswa setuju bahwa
diberikan latihan soal yang
mencakup semua disajikan sudah
materi mencakup semua
mengintepretasi materi
teks cerita ulang mengintepretasi
biografi makna teks cerita
ulang biografi.
5. Latihan soal yang 88,31 Sangat layak Siswa setuju bahwa
diberikan mampu latihan soal yang
menambah disajikan dapat
wawasan siswa menambah wawasan
dalam untuk
mengintepretasi mengintepretasi
makna teks cerita makna teks cerita
ulang biografi ulang biografi.
6. Latihan soal dapat 82,06 Sangat layak Siswa setuju bahwa
meningkatkan latihan soal dapat
pemahaman siswa meningkatkan
pada materi pemahaman siswa
mengintepretasi pada materi
teks cerita ulang mengintepretasi teks
biografi cerita ulang biografi.
Jadi, latihan soal
yang dibuat sudah
tepat.
7. Analisis atau 73,37 Layak Siswa setuju bahwa
152

pembahasan contoh analisis atau


teks jelas dan pembahasan contoh
mudah dipahami teks jelas dan mudah
dipahami.
8. Jalan cerita contoh 71,74 Layak Siswa setuju bahwa
teks baik dalam jalan cerita contoh
pembahasan teks baik dalam
maupun latihan pembahasan maupun
soal mudah latihan soal mudah
dipahami dipahami. Jadi, teks
cerita yang disajikan
sudah baik, karena
mudah dipahami
siswa.
9. Tampilan media 83,15 Sangat layak Siswa setuju bahwa
pembelajaran tampilan media
menarik dan pembelajaran
memacu kreatifitas menarik dan memacu
siswa kreatifitas siswa.
Jadi, media interaktif
ini sudah sesuai
dengan harapan
siswa.
10. Kombinasi warna 73,37 Layak Siswa setuju bahwa
background, kombinasi warna
animasi, dan teks background, animasi,
sudah sesuai dan teks sudah
sesuai.
11. Huruf atau font 68,48 Layak Siswa setuju
yang digunakan bahwa
terbaca dengan
jelas
12. Backsound atau 65,49 Layak Siswa setuju bahwa
musik latar media backsound atau
yang digunakan musik latar media
menarik dan yang digunakan
memacu semangat menarik dan memacu
belajar semangat belajar.
13. Media 76,09 Sangat layak Siswa setuju bahwa
pembelajaran media pembelajaran
mengintepretasi mengintepretasi
makna teks cerita makna teks cerita
153

ulang biografi ulang biografi


berbasis flash berbasis flash
mampu mampu
meningkatkan hasil meningkatkan hasil
belajar siswa belajar siswa.
14. Siswa merasa puas 81,53 Sangat layak Siswa merasa puas
mengikuti mengikuti
pembelajaran pembelajaran
mengintepretasi mengintepretasi teks
teks cerita ulang cerita ulang biografi
biografi dengan dengan media
media berbasis berbasis flash.
flash
Tabel 4.15 Tanggapan Siswa terhadap Media Pembelajaran.

Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa siswa puas terhadap multimedia

pembelajaran interaktif berbasis flash ini. Siswa dapat memahami materi dengan baik

karena materi disesuaikan dengan karakteristik siswa SMA/AMK/MA. Materi yang

disajikan tidak bertele-tele dan menggunkan bahasa yang mudah dipahami siswa.

Dari segi tampilan, media pembelajaran ini menarik dan diminati siswa. Selanjutnya,

latihan soal yang disajikan sudah dapat mengukur kemampuan siswa dalam

mengintepretasi makna teks cerita ulang biografi. Keterbacaan media pembelajaran

juga mendapat penilaian baik dari siswa. Dengan demikian, media pembelajaran ini

mendapat predikat layak digunakan dalam proses pembelajaran.

5) Tanggapan Guru

Setelah melalukan ujicoba terhadap siswa, lagkah selanjutnya yaitu menjaring

tanggapan siswa dan guru mengenai media pembelajaran yang dikembangkan.

Tanggapan siswa diperoleh berdasarkan angket dan wawancara dengan beberapa

siswa. Adapun untuk mengetahui respon guru terhadap media pembelajaran yang
154

dikembangkan, maka dilakukan wawancara terhadap ketiga guru dari sekolah yang

diteliti. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa ketiga guru

merasa puas dan senang terhadap media ini.

Guru berpendapat bahwa media ini sangat layak digunakan dalam

pembelajaran karena memacu siswa untuk belajar secara mandiri, aktif, dan kreatif.

Guru juga senang karena pembelajaran menjadi terpusat pada siswa, tidak seperti

pembelajaran konvensional. Latihan soal yang diberikan juga sudah memenuhi

syarat serta dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuan siswa karena terdapat

soal tentang kebahasaan yang kemungkinan akan keluar pada soal Ujian Nasional.

Dari segi tampilan, media ini sudah menarik dan cocok untuk karakteristik siswa

SMA sederajat. Selain itu, materi pada media ini sudah sesuai dengan Kurikulum

2013. Pengoperasiannya juga sangat mudah sehingga baik guru maupun siswa tidak

mengalami kesulitan.

4.2 Pembahasan

Pembahasan yang dipaparkan pada subbab ini meliputi (1) keunggulan media

pembelajaran interaktif mengintepretasi teks cerita ulang biografi dan (2) kekurangan

interaktif mengintepretasi teks cerita ulang biografi.

4.2.1 Keunggulan Media Pembelajaran Interaktif Mengintepretasi Makna

Teks Cerita Ulang Biografi Berbasis Flash

Multimedia interaktif berbasis flash yang dibuat oleh peneliti memiliki

beberapa keunggulan baik dari segi tampilan maupun isi media. Dari segi tampilan,
155

multimedia interaktif berbasis flash ini dibuat lebih menarik dengan menambahkan

animasi serta gambar-gambar tokoh sehingga siswa dapat mengenal lebih mendalam

mengenai tokoh-tokoh yang berpengaruh di dunia. Tokoh-tokoh tersebut berasal dari

bidang atau dunia yang berbeda. Mulai dari tokoh politik, pengusaha, musisi,

olahragawan, dan aktor. Hal ini dikarenakan siswa memiliki minat yang berbeda-

beda. Selain itu, multimedia interaktif ini lebih menarik daripada media pada

umumnya, karena menyajikan kuis tebak tokoh yang membuat siswa lebih tertarik

untuk belajar. Kuis ini menjadi intermezzo pada media, sehingga siswa tidak terlalu

tegang dalam mengikuti proses pembelajaran. Tampilan media juga dibuat sesuai

dengan karakteristik siswa SMA/SMK/MA yaitu tidak terlalu ramai atau kekanak-

kanakan.

Dari segi isi, multimedia interaktif berbasis flash ini memiliki keunggulan

yaitu materi disajikan secara rinci dan sesuai porsi agar siswa lebih mudah

memahaminya. Selain siswa mudah memahami, hal ini menguntungkan guru karena

tidak perlu menjelaskan secara panjang lebar. Materi pada setiap halaman juga tidak

lebih dari 10 baris sehingga siswa tidak merasa jenuh dalam membacanya. Teks yang

disajikan sesuai dengan kaidah kebahasaan dan struktur cerita ulang biografi sehingga

siswa mudah dalam mengintepretasinya. Selanjutnya, latihan soal dan evalusi disusun

sesuai dengan materi yang ada dan sudah diperhitungkan sehingga dapat mengukur

sejauh mana siswa menguasai materi. Setiap soal disusun berdasarkan teks cerita

ulang biografi, sehingga siswa benar-benar harus membaca teks secara mendalam
156

untuk dapat melakukan intepretasi. Selain itu, soal juga dilengkapi aspek kebahasaan

seperti gaya bahasa sehingga menambah wawasan siswa dalam bidang bahasa.

Media pembelajaran ini juga dilengkapi dengan petunjuk penggunaan yang

lengkap dan terperinci sehingga siswa tidak akan kebingungan untuk

mengoperasikannya. Terdapat penjelasan setiap tombol yang ada, langkah-langkah

pembelajaran, dan skor yang harus dicapai. Selanjutnya, media ini juga dilengkapi

pembahasan tentang cara mengintepretasi teks cerita ulang biografi. Pembahasan ini

membantu siswa agar dapat mengintepretasi dengan baik.

Media ini merupakan multimedia interaktif, sehingga siswa dapat

menggunakannya untuk belajar secara mandiri tanpa didampingi guru. Siswa dapat

mengoperasikannya di mana pun termasuk di rumah. Dengan pembelajaran secara

mandiri ini, pembelajaran terpusat pada siswa bukan guru. Pembelajaran seperti ini

sangat dianjurkan dalam Kurikulum 2013 yang bertujuan untuk mencetak siswa yang

aktif, kreatif, dan mandiri.

4.2.2 Kekurangan Media Pembelajaran Interaktif Mengintepretasi Makna

Teks Cerita Ulang Biografi Berbasis Flash

Di samping memiliki keunggulan, media pembelajaran ini juga memiliki

kekurangan, yaitu banyak kesalahan ejaan baik pada materi maupun latihan soal dan

evaluasi. Diharapkan setelah perbaikan media pembelajaran ini lebih baik dan dapat

diterima oleh siswa kelas XI SMA/SMK/MA.


157

Penelitian ini telah disesuaikan dengan prosedur penelitian dan

pengembangan yang dilakukan. Kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian perlu

diungkapkan agar tidak terjadi salah persepsi. Keterbatasan yang dimaksud

menyangkut beberapa aspek, yaitu sumber data, instrument penelitian, serta

pemrograman dan tampilan. Uraian dari kedua aspek tersebut sebagai berikut.

1) Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah guru dan siswa dari

tiga sekolah berbeda di Kota Semarang yaitu, SMK N 10 Semarang, SMA N 2

Semarang, dan MAN 1 Semarang. Dalam proses pengambilan data, ada sebagian

siswa yang tidak serius dalam mengisi angket dan menyontek temannya. Hal

tersebut membuat hasil pengisian angket kebutuhan yang ada bersifat homogen.

Meskipun demikian, peneliti sudah berusaha mengatur kondisi kelas ketika

pengisian angket sehingga bisa meminimalisasi hal tersebut.

2) Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, disusun berdasarkan

kebutuhan dan kondisi media yang telah direncanakan oleh peneliti. Akan tetapi

masih banyak kekurangan yang terdapat pada instrument ini. Salah satunya yaitu

instrument yang dibuta masih bersifat terlalu umum. Instrumen belum menyentuh

sampai ke detail atau substansi media pembelajaran sehingga siswa tidak dapat

memberikan pendapat atau penilaian secara terperinci. Seharusnya instrument

disusun secara mendalam hingga kepada semua substansi yang ada pad media

sehingga semua kebutuhan untuk menjaring pendapat dan penilaian siswa dan guru
158

dapat terpenuhi. Kekurangan ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi baik bagi

peneliti maupun peneliti lain.

3) Materi dan Pemrograman

Kurikulum 2013 mengutamakan penggunaan multimedia pembelajaran

interaktif untuk diterapkan di sekolah-sekolah yang memiliki fasilitas memadai. Hal

ini dikarenakan multimedia interaktif memiliki keunggulan baik dari segi

kemenarikan, keefektifan, dan kegunaan untuk membentuk siswa yang aktif serta

kreatif dalam pembelajaran. Meskipun demikian, multimedia interaktif memiliki

beberapa kekurangan yang berkaitan dengan pemrograman dan tampilan. Begitu

pula dengan multimedia interaktif berbasis flash ini.

Berdasarkan segi pemrograman, media pembelajaran ini merupakan aplikasi

flash sehingga hanya dapat digunakan pada computer yang sudah memiliki aplikasi

Adobe Flash CS6. Karena berbasis komputer, maka siswa yang dapat menggunakan

media ini secara mandiri hanyalah siswa yang memiliki computer pribadi. Media ini

juga tidak cocok digunakan di sekolah yang minim fasilitas komputernya.

Berdasarkan segi tampilan, media ini hanya menyajikan soal berbentuk pilihan ganda

karena penilaian akan sulit dilakukan secara otomatis apabila soal berbentuk uraian.

Padahal dalam melakukan intepretasi, soal uraian sangat diperlukan agar dapat

mengetahui pemikiran siswa melalui jawaban soal uraian. Namun, untuk

mengantisipasinya, soal pilihan ganda dibuat dengan sedemikian rupa sehingga siswa

harus benar-benar membaca teks secara mendalam agar dapat memecahkan soal

tersebut. Dengan demikian, siswa dapat melakukan intepretasi makna yang


159

sesungguhnya walau soal yang disajikan berbentuk pilihan ganda. Selain itu, untuk

menjaring kebutuhan dalam pengembangan media ini dilakukan dengan angket

kebutuhan guru dan siswa. Apabila terdapat pendapat yang berbeda antara kebutuhan

siswa dan guru, maka peneliti memilih pendapat yang sesuai dengan rencana awal

penulis.
BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pengembangan media pembelajaran interaktif

mengintepretasi makna teks cerita ulang biografi berbasis flash untuk kelas XI

SMA/SMK/MA dipaparkan simpulan sebagai berikut.

1) Berdasarkan analisis terhadap kebutuhan, media pembelajaran yang diinginkan

guru dan siswa adalah media pembelajaran interaktif mengintepretasi makna teks

cerita ulang biografi berbasis flash yang didesain menarik, praktis, sesuai dengan

pemahaman siswa, mengajarkan nilai positif dari tokoh biografi, dan banyak

menyajikan latihan soal. Oleh karena itu, media berbasis flash menyajikan

biografi tokoh-tokoh inspiratif di bidangnya, latihan dan evaluasi yang dapat

mempertajam pemahaman sekaligus pengetahuan siswa untuk menggali makna

sebuah teks.

2) Media pembelajaran interaktif mengintepretasi makna teks cerita ulang biografi

berbasis flash ini memiliki karakteristik sesuai dengan prinsip-prinsip, yaitu (1)

menarik dan menyenangkan karena dapat menciptakan suasana kelas yang

kondusif dan antusiasme siswa, (2) menggunakan bahasa komunikatif sehingga

mudah dipahami siswa, (3) fleksibel karena dapat disesuaikan dengan kondisi dan

karakteristik siswa, (4) inovatif, (5) memiliki nilai relevansi dengan kehidupan

siswa, dan (6) kreatif karena dilengkapi kuis dan gambar-gambar tokoh.

158
159

3) Media pembelajaran berbasis flash ini menyajikan materi dan tampilan yang

sudah disesuaikan dengan Kurikulum 2013 dan tingkat pemahaman siswa.

4) Kelayakan media pembelajaran berbasis flash telah diuji oleh ahli materi dan ahli

bahasa serta tanggapan siswa yang kesemuanya menunjukkan bahwa media ini

layak digunakan untuk pembelajaran mengintepretasi makna teks cerita ulang

biografi dengan sedikit perbaikan yang telah dilakukan.

5) Keefektifan media pembelajaran berbasis flash dapat dilihat dari hasil ujicoba

pada tiga sekolah yang diteliti. Di SMK N 10 Semarang, skor rata-rata posttest

mengalami peningkatan sebesar 10 poin yaitu dari angka 67,917 menjadi 77,917

dan ketuntasan meningkat 20,83%. Di MAN 1 Semarang, skor rata-rata posttest

mengalami peningkatan sebesar 26,667 poin yaitu dari angka 52,5 menjadi

79,167 dan ketuntasan meningkat 27,78%. Di SMA N 2 Semarang, skor rata-rata

posttest mengalami peningkatan sebesar 7,5 poin yaitu dari angka 74,265

menjadi 81,765 dan ketuntasan meningkat 32,35%.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil simpulan penelitian, saran yang dapat peneliti

rekomendasikan sebagai berikut.

1) Guru bahasa Indonesia hendaknya menggunakan media pembelajaran berbasis

flash dalam pembelajaran mengintepretasi makna teks cerita ulang biografi,

karena media ini mampu membuat siswa menjadi aktif, kreatif, mandiri, dan

meningkatkan hasil pembelajaran siswa.


160

2) Perlu dikembangkan model pembelajaran yang sesuai dan dapat meningkatkan

kemampuan belajar siswa yang lebih signifikan serta menciptakan suasana

pembelajaran menyenangkan dengan menggunakan media berbasis flash.

Perlu diadakan pengembangan guna menyempurnakan media media berbasis flash

ini.
161

DAFTAR PUSTAKA

Abrar, Ana Nadhya. 2010. Bagaimana Menulis Biografi Perspektif Jurnalisme.


Yogyakarta: Emerson.

Aminuddin. 2008. Semantik. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Cahyadi, Dede. 2014. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Flash pada Mata
Pelajaran IPA Terpadu Pokok Bahasan Wujud Zat dan Perubahannya Kelas VII
SMP N 5 Satu Atap Bumiwijaya. Skripsi. Semarang: Unnes.

Cairncross, Sandra and Mike Mannion. 2001. ”Interactive Multimedia and Learning:
Realizing the Benefits”. Journal Innovations in Education and Teaching
International. ISSN. 1470-3300.

Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Darmawan, Deni. 2012. Inovasi Pendidikan: Pendekatan Praktik Teknologi


Multimedia dan Pembelajaran Online. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Daryanto. 2007. Belajar Komputer Animasi Flash. Bandung: Yrama Widya.

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran: Peranannya Sangat Penting dalam Mencapai


Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gaya Media.

Frei, Barbara A. 2010. “A Model for Developing Multimedia Learning Projects”.


Journal of Online Learning and Teaching. Vol. 6, No. 2, June 2010.

Gerot dan Wignell. 1995. Text Type in English. Australia: MacMillan Education
Australia.
Gora S, Winastwan. 2005. Belajar Sendiri Membuat CD Multimedia Interaktif untuk
Bahan Ajar E-Learning. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Kemendikbud. 2013. Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbud. 2014. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik. Jakarta:


Kemendikbud.

Kemendikbud. 2014. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun


Ajaran 2014/2015 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP/MTs. Jakarta:
Kemendikbud.
162

Lee, William. 2004. Multimedia Based Instructional Design. United States of


America: Pfeiffer.

Mishra, Sanjaya and Ramesh C. Sharma. 2005. Interactive Multimedia in Education


and Training. United States of America: Idea Group Publishing.

Muchamad, Masduki Khamdan dkk. 2015. “Analisis Development and


Implementation Media Education of Mathematic Achievement of Student
Learning”. Australian Journal of Basic and Applied Sciences, Vol. 9 No. 9 Hal.
37-42.
Mukti, Norhayati Abd and Siew Pei Hwa. 2004. “Malaysian Perspective: Desining
Interactive Multimedia Learning Environment for Moral Values Education.”
Journal Educational Technology & Sosiety. Vol, 7. No. 4, 143-152. ISSN.
1436-4522.
Newton, K.M. 1994. Menafsirkan Teks. Semarang: IKIP Semarang Press.

Pranowo, Galih. 2011. Kreasi Animasi Interaktif dengan ActionScript 3.0 pada Flash.
Yogyakarta: ANDI.

Purwanto. 2013. Pengembangan Media Pembelajaran Membaca Aksara Jawa


Berbasis Flash 8 untuk Siswa Kelas VIII SMPN 3 Ungaran. Skripsi.
Semarang: Unnes.

Sadiman, Arief dkk. 2009. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan


Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers.

Salim Kalbin dan Dayang Hjh Tiawa. 2014. “Development of Media-Based Learning
Animation for Mathematics Courses in Electrical Engineering, University Riau
Kepulauan”. International Journal of Advanced Research in Computer and
Communication Engineering. Vol. 3, Issue 10, October 2014. ISSN. 2319-
5940.

Sari, Dyah Puspita. 2010. “Pengembangan Media Permainan Ular Asyik bagi
Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun untuk Siswa Sekolah Menengah
Pertama dengan Pendekatan Joyfull Learning”. Skripsi. Universitas Negeri
Semarang.

Seri Buku Pintar. 2007. Menjadi Seorang Desain Grafis. Semarang: ANDI OFFSET.

Setiyawan, Angga. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik Keterampilan


Memahami Perintah Keja Tertulis bagi Peserta Didik SMK dalam Pendekatan
Competency Based Training. Skripsi. Semarang: Unnes.
163

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer. 2004. Pembuatan CD


Interaktif dengan Flash MX Professional 2004. Jakarta: Salemba Infotek.

Utami, Siti Fatmawati. 2013. Pengembangan Media Audio Visual untuk Menunjang
Pembelajaran Membaca Indah Tembang Dolanan pada Siswa Kelas II SD.
Skripsi. Semarang: Unnes.

Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan

Konseptual. Jakarta Timur: Bumiaksara.


LAMPIRAN

164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Satuan Pendidikan: SMA/SMK/MA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XI/1
Materi Pokok : Teks Cerita Ulang Biografi
Tema/topik : Mengitepretasi Makna Teks
Jumlah Pertemuan : 2 X pertemuan
Alokasi Waktu : 4 X 45 menit

A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural)berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator
1.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan
menggunakannya sesuai dengan kaidah dan konteks untuk mempersatukan
bangsa.
2.3 Menunjukkan perilaku jujur, tanggung jawab, dan disiplin dalam
menggunakan bahasa Indonesia untuk menceritakan kembali kecelakaan
lalu lintas, narkoba.
3.1 Memahami kaidah dan struktur 3.1.1 Menjelaskan pengertian teks cerita
176

teks eksposisi ulang secara lisan dan tulis dengan


jujur, tanggung jawab, dan disiplin
3.1.2 Menjelaskan struktur dan kaidah
teks cerita ulang dalam bahasa
bahasa Indonesia secara lisan dan
tulis dengan jujur, tanggung jawab,
dan disiplin
4.2 Menginterpretasi teks cerita 4.2.1 Mengintepretasi pokok-pokok teks
ulang cerita ulang berdasarkan struktur
dan kaidah teks dengan jujur,
tanggung jawab, dan disiplin
4.2.2 Mengintepretasi secara utuh teks
cerita ulang secara keseluruhan,
berdasarkan struktur dan kaidah
teks cerita ulang dengan jujur,
tanggung jawab, dan disiplin

C. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah proses pembelajaran siswa dapat mensyukuri anugerah Tuhan akan
keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannnya dalam teks eksposisi
sesuai dengan kaidah dan konteks untuk mempersatukan bangsa.
2. Setelah siswa mencermati contoh teks cerita ulang, siswa dapat memberikan
pertanyaan mengenai hakikat dan struktur teks cerita ulang .
3. Setelah siswa berdikusi bersama, siswa dapat menggunakan ragam bahasa
yang sesuai dengan ragam teks cerita ulang .
4. Setelah siswa membaca ulang materi sebelumnya, siswa dapat
menginterpretasi pokok-pokok teks cerita ulang.
5. Setalah menginterpretasi secara utuh teks cerita ulang secara keseluruhan,
berdasarkan struktur dan kaidah teks cerita ulang dengan jujur, tanggung
jawab, dan disiplin.

D. Materi Pembelajaran
3.3.1 Pengertian teks cerita ulang
3.3.2 Struktur dan kaidah teks ulang dalam bahasa bahasa Indonesia
4.3.1 Contoh teks cerita ulang
4.3.2 Menginterpretasi teks cerita ulang
177

E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Metode :
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Diskusi
4. Inkuiri
5. Penugasan
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Kegitatan Deskripsi Alokasi
Kegiatan Waktu
Pendahuluan 1. Guru mengucap salam dan siswa 10 menit
menjawab salam kemudian dilanjutkan
berdoa
2. Guru memresensi kehadiran siswa.
3. Guru bertanya jawab (dengan siswa yang
lain dan guru) berkaitan dengan materi
teks cerita ulang biografi yang akan
dipelajari.
4. Siswa menyimak tujuan pembelajaran dan
manfaat menguasai materi pembelajaran.
5. Siswa menyimak pokok-pokok/cakupan
materi pembelajaran.
Inti MENGAMATI 70 menit
6. Siswa mengamati contoh teks cerita ulang
yang terdapat pada media pembelajaran.
MENANYA
7. Siswa memberikan pertanyaan mengenai
hakikat dan struktur teks cerita ulang.
MENGUMPUKAN INFORMASI
8. Siswa membentuk kelompok kecil.
9. Siswa membaca pengertian, struktur, dan
ragam bahasa teks cerita ulang.
10. Siswa mencoba merumuskan sendiri
pengertian, struktur, dan ragam bahasa
teks secara berkelompok.
MENGASOSIASI
11. Secara individu siswa diberikan lagi teks
cerita ulang dengan judul yang lain dan
lembar kerja untuk dipahami dari aspek
178

kebenaran struktur, dan kaidah secara


jujur dan penuh tanggung jawab dan
disiplin.
12. Secara individu siswa menentukan
pokok-pokok struktur dan kaidah kedua
teks dengan, jujur, penuh tanggung
jawab, dan disiplin.
MENGOMUNIKASIKAN
13. Siswa memaparkan pengertiannya sendiri
di depan kelas, kemudian siswa lain
menanggapinya secara berkelompok.
Penutup 14. Siswa membuat rangkuman hasil belajar 12 menit
15. Dengan panduan guru siswa melakukan
refleksi terhadap hasil pembelajaran
dengan cara meninjau kembali bagaian
mana yang perlu dijelaskan lebih lanjut.
16. Siswa bersama dengan guru menutup
pembelajaran dengan doa penutup majlis.

Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua membelajarkan indikator 4.3.1, dan 4.3.2
Kegitatan Deskripsi Alokasi
Kegiatan Waktu
Pendahuluan 1. Guru mengucap salam dan siswa 8 menit
menjawab salam kemudian dilanjutkan
berdoa
2. Guru mempresensi kehadiran siswa
3. Guru bertanya jawab (dengan siswa yang
lain dan guru) berkaitan dengan materi teks
cerita pendek yang akan dipelajari.
4. Siswa menyimak tujuan pembelajaran dan
manfaat menguasai materi pembelajaran.
5. Siswa menyimak pokok-pokok/cakupan
materi pembelajaran.
Inti MENGAMATI 70 menit
6. Siswa mengamati media pembelajaran
berbasis flash yang ada pada komputer
mereka masing-masing.
7. Siswa membandingkan hasil rumusan
mereka tentang struktur dan kaidah teks
cerita ulang biografi dengan materi yang
ada pada media pembelajaran.
MENANYA
8. Siswa menanyakan pada guru mengenai
179

materi dalam media pembelajaran yang


belum mereka pahami.
MENGUMPUKAN INFORMASI
9. Siswa menalar dan membaca ulang materi
sebelumnya.
10. Siswa menemukan pokok-pokok teks cerita
ulang.
MENCOBA
11. Siswa mengerjakan latihan soal pada materi
pertama dan kedua.
12. Siswa bersama guru membahas latihan soal
pada materi pertama dan kedua
13. Siswa mengerjakan soal evaluasi.
MENGOMUNIKASIKAN
14. Siswa dipandu guru, mengomunikasikan
jawaban evaluasi secara bergantian di
depan kelas.
15. Siswa lain mengomentari dan memberikan
jawaban mereka.
Penutup 16. Siswa membuat rangkuman hasil 12 menit
belajar
17. Dengan panduan guru siswa
melakukan refleksi terhadap hasil
pembelajaran dengan cara meninjau
kembali bagaian mana yang perlu
dijelaskan lebih lanjut
18. Siswa bersama dengan guru menutup
pembelajaran dengan doa penutup
majlis
G. Media Pembelajaran
Sumber: Buku Teks Bahasa Indonesia kurikulum 2013
Media: Media Interaktif Berbasis Flash
H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
1. Sikap Spiritual
a. Teknik Penilaian: Observasi
b. Bentuk Instrumen: Lembar Observasi
Kisi-kisi Lembar Observasi Sikap Spiritual
Sikap Indikator Nomor Soal
Mensyukuri anugerah Menunjukkan rasa syukur dalam 1-4
Tuhan akan keberadaan menggunakan Bahasa Indonesia untuk
Bahasa Indonesia dan menelaah struktur, kaidah kebahasaan
menggunakannnya sebgai dan isi teks cerita ulang baik lisan
180

sara komunikasi dalam maupun tulis.


memahami, menerapkan, Menunjukkan rasa syukur dalma 5
dan menganalisis menggunakan Bahasa Indonesia
informasi lisan dan tulis Untuk menyunting teks cerita ulang
teks cerita ulang biografi. baik lisan maupun tulis.
181

Tanggal Pengamatan: ...


Materi Pokok: ...
Petunjuk :

Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual untuk menilai
peserta didik. Berila tanda ceklis (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang
ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut:
4= selalu, apabila secara terus menerus melakukan aspek yang diamati.
3 = sering, apabila cenderung lebih banyak melakukan aspek yang diamati.
2 = kadang-kadang, apabila cenderung seimbang dalam melakukan dan tidak
melakukan aspek yang diamati.
1 = jarang, apabila cenderung lebih sedikit melakukan aspek yang diamati.
0 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan aspek yang diamati.
No. Sikap/Nilai yang diamati Skor
0 1 2 3 4
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan pembelajaran
teks cerita ulang.
2 Mengucapkan syukur atas karunia Tuhan sebagai tanda
telah dipermudah mendapatkan informasi pembelajaran
teks cerita ulang dengan menggunakan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan
pendapat/presentasi dengan bahasa yang baik dan benar.
4 Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan
terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan melalui isi
teks cerita ulang dengan kata, istilah, dan ungkapan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat
menyunting teks cerita ulang

Keterangan:
0 : tidak baik
1 : kurang baik
2 : cukup baik
3 : baik
4 : Baik sekali
182

c. Sikap Sosial
a. Teknik Penilaian : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi
Kisi-kisi Lembar Observasi Sikap Sosial
Sikap Indikator Nomor
Soal
Tanggung Mengerjkan tugas/latihan secara lengkap.
jawab Menyelesaikan tugas tepat waktu
Tugas dikerjakan dengan rapi
Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
Menyiapkan buku tugas, latihan soal, dan alat tulis
sebelum pembelajaran dimulai.
Jujur Tidak menyontek saat ulangan
Tidak berbohong saat ditanya oleh guru
Disiplin mengumpulkan tugas tepat waktu
tidak pernah terlambat ketika masuk kelas
183

Nama Peserta didik : ................


Kelas : ................
Materi Pokok : ................
Tanggal : ................

Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual untuk menilai
peserta didik. Berila tanda ceklis (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang
ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut.
4= selalu, apabila secara terus menerus melakukan aspek yang diamati.
3 = sering, apabila cenderung lebih banyak melakukan aspek yang diamati.
2 = kadang-kadang, apabila cenderung seimbang dalam melakukan dan tidak
melakukan aspek yang diamati.
1 = jarang, apabila cenderung lebih sedikit melakukan aspek yang diamati.
0 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan aspek yang diamati.
No. Sikap/Nilai yang diamati Skor
0 1 2 3 4
1 Tanggung Jawab
Mengerjkan tugas/latihan secara lengkap.
Menyelesaikan tugas tepat waktu
Tugas dikerjakan dengan rapi
Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
Menyiapkan buku tugas, latihan soal, dan alat tulis
sebelum pembelajaran dimulai.
2 Jujur
Tidak menyontek saat ulangan
Tidak berbohong saat ditanya oleh guru
3 Disiplin
Mengumpulkan tugas tepat waktu
Tidak pernah terlambat ketika masuk kelas
Keterangan:
0 : tidak baik 3: baik
1 : kurang baik 4: baik sekali
2 : cukup baik
184

REKAPITULASI NILAI SIKAP

No. Nama Peserta Skor sikap Skor sikap sosial Jumlah Nilai
Didik spiritual (B)
1
Keterangan:
1. Jumlah diperoleh dari skor sikap spiritual ditambah skor sikap sosial.
2. Nilai diperoleh dengan rumus sebagai berikut
Nilai = x 100

3. Pengetahuan
a. Teknik penilaian : Tes tertulis
b. Bentuk instrumen : Pilihan ganda
KISI-KISI SOAL PENGETAHUAN
Kompetensi Indikator
Memahami strktur dan Menjelaskan pengertian
kaidah teks cerita ulang, baik teks cerita ulang secara lisan dan
melalui lisan maupun tulisan tulis dengan jujur, tanggung jawab,
dan disiplin
Menjelaskan struktur dan
kaidah teks cerita ulang dalam
bahasa bahasa Indonesia secara
lisan dan tulis dengan jujur,
tanggung jawab, dan disiplin
185

Soal
1. Pengertian dari pronomina adalah...
a. kata sambung
b. kata ganti
c. kata penunjuk
d. kata kerja
2. Pronomina penunjuk tempat jauh yaitu...
a. sini
b. situ
c. sana
d. mana
3. Berikut yang merupakan pronomina persona kedua yang berarti jamak
adalah...
a. kamu
b. dia
c. dikau
d. –nya
4. Pronomina persona kedua yang digunakan pada situasi formal yaitu...
a. kalian
b. Anda
c. kamu
d. kita
5. Berikut merupakan pronomina penunjuk kecuali...
a. itu
b. –nya
c. anu
d. situ
6. Kata penanya yang menyatakan sebab adalah...
a. bagaimana
b. siapa
c. mengapa
d. di mana
7. Kata penanya bagaimana menyatakan...
a. pelaku
b. tempat
c. kronologi
d. cara
8. Kata penanya untuk menyatakan tujuan yaitu...
a. dari mana
b. ke mana
c. di mana
d. bilamana
9. Berikut ini merupakan verba transitif adalah...
a. mencuci
b. berjemur
c. tidur
186

d. mengubah
10. Kata mengunci termasuk kata kerja transitif karena...
a. tidak memerlukan objek
b. memerlukan objek
c. memerlukan keterangan
d. memerlukan pelengkap
11. Berikut merupakan verba taktransitif yaitu...
a. menaruh
b. bertanya
c. menjemur
d. menata
12. Kata kerja transitif berikut yang memiliki makna tidak sengaja adalah...
a. menabrak
b. menuai
c. menemukan
d. meringkas
13. Berikut ini merupakan konjungsi temporal adalah...
a. hingga
b. bila
c. seandainya
d. meskipun
14. Di bawah ini yang merupakan konjungsi konsesif adalah...
a. seakan-akan
b. biarpun
c. sehingga
d. dan
15. Berikut yang berupakan konjungsi pembandingan yaitu...
a. laksana
b. yang
c. bahwa
d. bilamana
16. Di bawah ini yang merupakan konjungsi kontemplatif adalah...
a. yang
b. dengan
c. agar
d. bahwa
17. Kata yang merupakan konjungsi hasil yaitu...
a. sehingga
b. supaya
c. kalau
d. setelah
18. Kalimat berikut yang merupakan kalimat simpleks adalah...
a. Ketika ayah memetik buah, adik sedang menangis di depan rumah.
b. Mencari pekerjaan sangatlah susah, namun kita tetap harus berusaha.
c. Hari ini Agnes tepat berusia dua puluh sembilan tahun.
187

d. Kerja keras harus dilakukan karena kesuksesan tidak datang pad orang
yang malas.
19. Kalimat berikut yang tidak termasuk kalimat simpleks adalah...
a. Harus diakui, dikenalnya Reggae di belantara dunia musik sangat
dipengaruhi oleh sosok musisi ini.
b. Kondisi politik dan perekonomian Jamaika saat itu sungguh sangat
memprihatinkan.
c. Perkelahian geng, minuman keras dan penikaman sudah menjadi menu
yang teramat biasa dalam kehidupan keseharian Kingston.
d. Kemudian Bob Marley memutuskan untuk pindah ke Amerika agar dia
bisa total dalam dunia musik.
20. Ciri kalimat simpleks yaitu...
a. terdiri atas satu klausa
b. kalimatnya pendek
c. memiliki dua predikat
d. menggunakan konjungsi
Pedoman Penskoran :

Nilai= Jumlah jawaban benar x 5

4. Keterampilan

a. Teknik penilaian: Tes tertulis


b. Bentuk Instrumen : Pilihan ganda
Kompetensi Indikator
Menginterpretasi teks cerita Menginterpretasi pokok-pokok teks cerita
pendek, sesuai dengan ulang berdasarkan struktur dan kaidah teks
struktur dan kaidah teks dengan jujur, tanggung jawab, dan disiplin
baik secara lisan maupun
tulisan
Menginterpretasi secara utuh teks cerita
ulang secara keseluruhan, berdasarkan
struktur dan kaidah teks cerita ulang
dengan jujur, tanggung jawab, dan disiplin
188

Soal
BOB MARLEY: MUSIK, SPIRITUAL, DAN PERLAWANAN

Berbicara tentang Reggae pasti tidak akan pernah terlepas dari sosok Bob
Marley. Namanya tercatat sebagai salah satu figur terpenting di dunia musik abad
20. Harus diakui, dikenalnya Reggae di belantara dunia musik sangat dipengaruhi
oleh sosok musisi ini. Terlahir dengan nama Robert Nesta Marley pada tanggal 6
Februari 1945 di Nine Miles, sebuah desa kecil di Jamaika. Lahir dari seorang
budak bernama Cedella dan seorang ayah kulit putih bernama Noval Sinchlair
Marley, satu awal kisah hidup yang bermula dari ironi penindasan kaum kulit
putih atas budak hitam Jamaika. Karena perbedaan kulit ini Noval Sinchlair
Marley memutuskan untuk meninggalkan Cedella dalam keadaan hamil yang
kelak akan melahirkan sosok pemusik legendaris di bumi ini.
Awal kehidupan Bob Marley sarat dengan penderitaan. Apalagi status
budak yang mengalir dari darah ibunya secara pasti mengakrabkannya dengan
kemiskinan dan keterbelakangan. Kondisi politik dan perekonomian Jamaika saat
itu sungguh sangat memprihatinkan. Pemerintah kolonial yang semena-mena dan
hanya memuliakan kroni-kroninya, sangat kontras dengan kehidupan budak kulit
hitam yang hidup dalam ruang kedap kemiskinan. Hal inilah yang membuat
Cedella memutuskan untuk pindah dan bermukim di Kingston tepatnya di Trench
Town, di rumah paman Bob Marley yang bernama Solomon.
Di kota inilah obsesi Bob Marley terhadap dunia musik bermula. Dari
jalanan, Bob Marley mulai menapak pergaulan keras Kingston. Perkelahian geng,
minuman keras dan penikaman sudah menjadi menu yang teramat biasa dalam
kehidupan keseharian Kingston. Bob Marley yang telah tumbuh dewasa mulai
berinteraksi dengan kehidupan ini, bahkan dikehidupan jalanan nama Bob Marley
cukup disegani. Walaupun hanya berperawakan kecil (tingginya 163 cm), Bob
Marley terkenal kuat dan mendapat gitar dari teman-temannya, “Tuff Gong”. Saat
itu terkenal istilah Rud Bwai atau Rude Boy, kelompok anak-anak muda yang
mencari identitas diri dengan menjadi berandalan jalanan Kingston. Musik
menjadi inspirasi, pembangkit semangat dan media perlawanan mereka akan
kesemena-menaan pemerintah. Bob Marley banyak mendengarkan musik R&B
dan soul yang sedang berkembang, yang kemudian hari menjadi inspirasi irama
reggae, melalui siaran radio Jamaika dan Amerika. Selain itu di jalanan Kingston
dia menikmati hentakan irama Ska yang merupakan spirit tersendiri bagi Bob
Marley, dan kemudian mencoba memainkannya di studio-studio musik kecil di
Kingston.
Awal karir Bob Marley dalam bidang permusikan bermula saat
perkenalannya dengan Joe Higs, seorang musisi Jamaika yang mengelola sebuah
sound system. Higs menjadi pemandu musik pertama Bob Marley. Pada tahun
1962 terbentuklah the teenagers dengan personil yang terdiri atas Bob Marley,
Bunny Livingston, Peter Tosh, Beverly Kelso, Junior Braithwaite, dan Cherry
Smith. Di sinilah Bob Marley menciptkan lagu yang berjudul Judge Not. The
Teenagers berganti nama dengan The Wailing Rude Boys kemudian berganti lagi
menjadi The Wailing Wailers dan akhirnya memilih nama The Wailers.
189

The Wailers dengan hits Simmer Down menjadi terkenal di Jamaika.


Bahkan Simmer Down menduduki tangga lagu teratas di Jamaika tahun 1964.
Keberhasilan inilah yang membuat Clement Dodd mengikat The Wailers dengan
kontrak 3 poundsterling per minggu untuk setiap anggota The Wailers. Tema lagu
The Wailers saat itu mengangkat masalah-masalah rakyat kecil Jamaika.
Penderitaan, kekerasan jalanan atau Rude Boy sampai pada pengucilan kaum
Ghetto Jamaika.
Pada tanggal 10 Februari 1966, Marley menikahi Rita Anderson yang baru
saja dikenalnya sekitar satu tahun. Kemudian Bob Marley memutuskan untuk
pindah ke Amerika agar dia bisa total dalam dunia musik. Namun dunia kerja
Amerika sangat sulit, sehingga Marley kembali ke Jamaika dan berkumpul lagi
bersama The Wailers. Perkembangan musik di Jamaika melahirkan gaya baru
yang terkenal dengan Rocksteady. Konsep Rocksteady membawa ide baru untuk
ska.
Bob marley akhirnya memutuskan beristirahat sejenak dari kesibukan
bermusik bersama Rita dan pindah ke St. Ann untuk memperdalam
Rastafariannya. Rastafarian adalah adalah sebuah gerakan agama baru yang
mengakui Haile Selassie I, mendiang kaisar Ethiopia, sebagai Raja diraja atau
tuhan. Bertani, menanam ganja kemudian menghisapnya sebagai meditasi,
menjadi keseharian hidup Bob Marley. Kegiatan ini merupakan ajaran rastafarian.
Di samping kegiatan rastafarian ini, Bob Marley tetap menulis syair-syair tentang
kehidupan serta ajaran rastafarian.
The Wailers semakin mendekati pintu sukses. Lagu No Woman No Cry
yang dirilis ulang oleh Chris Black Weell mampu menduduki tangga lagu
Jamaika, Inggris, dan Amerika. Namun menjelang tour ke Inggris, The Wailers
kehilangan Bunny Livingstone, salah satu pendirinya, yang memutuskan untuk
mengundurkan diri. Semenjak itu satu per satu personil The Wailers
mengundurkan diri. Hal ini dimungkinkan karena sosok Bob Marley yang sangat
mendominasi personil lainnya. Sehingga pada Januari 1975, managemen The
Wailers untuk pertama kalinya berganti menjadi Bob Marley and The Wailers.
Perjalanan tour yang panjang mengharuskan Bob Marley jauh dari tanah
kelahiran dan keluarganya. Sementara itu di Jamaika kisruh politik sedang
berkecamuk. Rakyat pun menjadi tumbal keserakahan politik. Di sela-sela
tournya, Bob Marley mengalami kecelakaan pada saat bermain bola dengan para
wartawan Perancis. Jadwal tour yang padat dan ketidakpedulian Bob Marley
terhadap luka pada ibu jarinya mengakibatkan luka itu semakin serius dan dokter
pun menganjurkan untuk melakukan amputasi. Dokter spesialis Inggris bahkan
mengatakan bahwa pada jari kakinya telah terdapat sel kanker. Namun Bob
Marley menolak diamputasi karena dalam ajaran agama Rastafarian hal itu tidak
dibenarkan.
Sementara itu tour Bob Marley yang dimulai dari Amerika dan berakhir di
Hawai sukses besar. Tercatat dalam tour dunia ini Bob Marley dan The Wailers
menjalani 71 kali pertunjukan. Puncaknya, pada bulan Februari 1981 Bob Marley
mendapatkan penghargaan The Jamaican Order of Merit dari Edward Seaga yang
telah memenangkan pemilu dan menjadi perdana menteri Jamaika.
190

Pada tanggal 11 Mei 1981, satu peristiwa yang meruahkan air mata kaum
rastafarian dan penggemar musik Reggae akhirnya terjadi. Sekitar pukul 11.40,
Robert Nesta Marley menghembuskan napas terakhirnya. Tebaring kaku di
rumahnya di Miami. Delapan hari setelah kematiannya Bob Marley dipulangkan
ke tanah kelahirannya, Jamaika. Bob Marley dimakamkan di Arena Nasional
Kingston, Jamaika.
Bob Marley sosok yang begitu dicintai oleh para penganut ajaran
Rastafarian dan penggemar musik Reggae di seluruh dunia, telah melahirkan
sebuah inspirasi serta warna baru dalam dunia musik. Jiwanya mengalir di dalam
setiap lagu yang dia lantunkan. Penghayatannya membawa sabda-sabda
Rastafarian yang mengalir masuk membasahi jiwa-jiwa penggemarnya. Dia
adalah musisi yang sangat dirindukan penggemarnya hingga saat ini. Dialah sang
legenda yang akan selalu hidup di dada setiap penggemarnya.

Latihan Soal
1. Harus diakui, dikenalnya Reggae di belantara dunia musik sangat
dipengaruhi oleh sosok musisi ini.
Kalimat tersebut termasuk bagian dari orientasi teks cerita ulang
biografi yang menjelaskan tentang...
a. Pekerjaan tokoh
b. Karir tokoh
c. Hasil karya tokoh
d. Pengaruh tokoh
2. Gagasan utama yang terdapat pada paragraf pertama yaitu...
a. Bob Marley adalah sosok yang paling berpengaruh dalam musik
reggae
b. Bob Marley mengalami kehidupan yang sulit semasa kecil karena dia
keturunan seorang budak
c. Bob Marley terlahir dari seorang budak bernama Cedella dan seorang
ayah kulit putih bernama Noval Sinchlair Marley
d. Kehidupan masa kecil Bob Marley
3. Kata keberhasilan inilah pada paragraf kelima mengacu pada...
a. The Wailers dengan hits Simmer Down menjadi terkenal di Jamaika
b. Simmer Down menduduki tangga lagu teratas di Jamaika tahun 1964
c. Clement Dodd mengikat The Wailers dengan kontrak 3 poundsterling
per minggu untuk setiap anggota The Wailers
d. The Wailers menjadi salah satu grup musik ternama di dunia dan
memiliki banyak penggemar
4. Selain menjadi penyanyi dan penulis lagu, Bob Marley juga merupakan
seorang aktivis. Kalimat yang menjelaskan Bob Marley sebagai aktivis
yaitu...
a. Musik menjadi inspirasi, pembangkit semangat dan media perlawanan
mereka akan kesemena-menaan pemerintah
b. Tema lagu The Wailers saat itu mengangkat masalah-masalah rakyat
kecil Jamaika
191

c. Bob Marley mendapatkan penghargaan The Jamaican Order of Merit


dari Edward Seaga yang telah memenangkan pemilu dan menjadi
perdana menteri Jamaika
d. Musiknya dapat dinikmati oleh semua kalangan dan menggambarkan
kehidupan yang bebas
5. Bukti kesetiaan Bob Marley terhadap aliran Rastafarian dapat dilihat dari
pernyataan berikut, kecuali...
a. Bob marley akhirnya memutuskan beristirahat sejenak dari kesibukan
bermusik bersama Rita dan pindah ke St. Ann untuk memperdalam
Rastafariannya
b. Bob Marley tetap menulis syair-syair tentang kehidupan serta ajaran
rastafarian.
c. Bob Marley sosok yang begitu dicintai oleh para penganut ajaran
Rastafarian dan penggemar musik Reggae di seluruh dunia
d. Namun Bob Marley menolak diamputasi karena dalam ajaran agama
Rastafarian hal itu tidak dibenarkan
6. Kata kerja material terdapat pada kalimat...
a. Di sinilah Bob Marley menciptkan lagu yang berjudul Judge Not
b. Rastafarian adalah adalah sebuah gerakan agama baru yang mengakui
Haile Selassie I, mendiang kaisar Ethiopia, sebagai Raja diraja atau
tuhan
c. Kemudian Bob Marley memutuskan untuk pindah ke Amerika agar dia
bisa total dalam dunia musik
d. Pada bulan Februari 1981 Bob Marley mendapatkan penghargaan The
Jamaican Order of Merit dari Edward Seaga
7. Gagasan utama yang terdapat pada paragraf ketujuh yaitu...
a. Bob Marley merupakan penganut ajaran Rastafarian
b. Rastafarian menganjurkan setiap penganutnya untuk megonsumsi
ganja
c. Bob Marley tetap menulis syair-syair tentang kehidupan serta ajaran
rastafarian.
d. Bob Marley pindah ke St. Ann untuk memperdalam Rastafariannya
8. Manakah di bawah ini yang termasuk kalimat simpleks...
a. Higs menjadi pemandu musik pertama Bob Marley.
b. Karena perbedaan kulit ini Noval Sinchlair Marley memutuskan untuk
meninggalkan Cedella dalam keadaan hamil yang kelak akan
melahirkan sosok pemusik legendaris di bumi ini.
c. Musik menjadi inspirasi, pembangkit semangat dan media perlawanan
mereka akan kesemena-menaan pemerintah.
d. Lagu No Woman No Cry yang dirilis ulang oleh Chris Black Weell
mampu menduduki tangga lagu Jamaika, Inggris, dan Amerika.
9. Manakah yang merupakan pelengkap dalam kalimat “Jadwal tour yang
padat dan ketidakpedulian Bob Marley terhadap luka pada ibu jarinya
mengakibatkan luka itu semakin serius dan dokter pun menganjurkan
untuk melakukan amputasi.”
a. jadwal tour yang padat
192

b. luka itu semakin serius


c. dokter pun menganjurkan untuk melakukan amputasi
d. ketidakpedulian Bob Marley terhadap luka pada ibu jarinya
10. Predikat dalam kalimat “Namun menjelang tour ke Inggris, The Wailers
kehilangan Bunny Livingstone, salah satu pendirinya, yang memutuskan
untuk mengundurkan diri.” adalah...
a. menjelang tour ke Inggris
b. kehilangan
c. mengundurkan diri
d. memutuskan
11. Kalimat yang mengandung keterangan tujuan adalah...
a. Bertani, menanam ganja kemudian menghisapnya sebagai meditasi,
menjadi keseharian hidup Bob Marley
b. Bob marley akhirnya memutuskan beristirahat sejenak dari kesibukan
bermusik bersama Rita dan pindah ke St. Ann untuk memperdalam
Rastafariannya
c. Lagu No Woman No Cry yang dirilis ulang oleh Chris Black Weell
mampu menduduki tangga lagu Jamaika, Inggris, dan Amerika
d. Delapan hari setelah kematiannya Bob Marley dipulangkan ke tanah
kelahirannya, Jamaika. Bob Marley dimakamkan di Arena Nasional
Kingston, Jamaika.
12. Manakah yang merupakan subjek pada kalimat “Jadwal tour yang padat
dan ketidakpedulian Bob Marley terhadap luka pada ibu jarinya
mengakibatkan luka itu semakin serius.”...
a. luka pada ibu jarinya
b. ibu jarinya
c. Jadwal tour yang padat dan ketidakpedulian Bob Marley terhadap luka
d. tour yang padat
13. Kalimat yang tidak mengandung konjungsi temporal yaitu...
a. Sementara itu di Jamaika kisruh politik sedang berkecamuk
b. Dari jalanan, Bob Marley mulai menapak pergaulan keras Kingston.
c. Hal ini dimungkinkan karena sosok Bob Marley yang sangat
mendominasi personil lainnya
d. Pada tanggal 11 Mei 1981, satu peristiwa yang meruahkan air mata
kaum rastafarian dan penggemar musik Reggae akhirnya terjadi
14. Makna kata kolonial dalam kalimat “Pemerintah kolonial yang semena-
mena dan hanya memuliakan kroni-kroninya, sangat kontras dengan
kehidupan budak kulit hitam yang hidup dalam ruang kedap kemiskinan.”
adalah...
a. kekuasaan sebuah negara atas wilayah dan manusia di luar batas
negaranya
b. Sifat yang berhubungan dengan penjajahan
c. Kekuasaan penuh sebuah pemerintahan terhadap negara jajahan
d. Pemerintahan yang berbentuk kerajaan dan dipimpin oleh seorang raja
atau ratu
15. Di bawah ini yang termasuk makna istilah, kecuali...
193

a. amputasi
b. kolonial
c. rastafarian
d. personil
16. Sinonim kata mengikat yang tepat pada kalimat “Keberhasilan inilah yang
membuat Clement Dodd mengikat The Wailers dengan kontrak 3
poundsterling per minggu untuk setiap anggota The Wailers.” adalah...
a. membayar
b. menyewa
c. mengajak
d. mempekerjakan
17. Gaya bahasa yang digunakan pada penggalan kalimat “...sangat kontras
dengan kehidupan budak kulit hitam yang hidup dalam ruang kedap
kemiskinan.” adalah...
a. hiperbola
b. metafora
c. ironi
d. antitesis
18. Kalimat yang mengandung majas pleonasme yaitu...
a. Kondisi politik dan perekonomian Jamaika saat itu sungguh sangat
memprihatinkan.
b. Sementara itu di Jamaika kisruh politik sedang berkecamuk.
c. Dari jalanan, Bob Marley mulai menapak pergaulan keras Kingston.
d. Dialah sang legenda yang akan selalu hidup di dada setiap
penggemarnya.
19. Pesan yang paling menonjol dari teks “Bob Marley: Musik, Spiritual, dan
Perlawanan” adalah...
a. Kegigihan dalam meraih kesuksesan.
b. Karya yang baik adalah karya yang dapat menghanyutkan perasaan
orang lain.
c. Seseorang akan dikenang karena karya-karyanya.
d. Jangan cepat putus asa dan menyerah pada keadaan.
20. Gagasan utama yang terdapat pada paragraf terakhir yaitu...
a. Bob Marley adalah legenda yang hidup di dada para penggemarnya.
b. Bob Marley adalah sosok pembaharu dalam dunia musik.
c. Kisah inspiratif Bob Marley sang legenda musik reggae.
d. Peran Bob Marley dalam dunia musik begitu luar biasa.

Pedoman Penskoran : Nilai= Jumlah jawaban benar x 5


194

MATERI
Teks cerita ulang biografi adalah genre teks yang fokus pada menceritakan
kembali kehidupan seorang tokoh. Teks cerita ulang biografi mengisahkan
kehidupan tokoh secara mendetail mulai dari masa kecil hingga tua atau bahkan
wafat, lengkap dengan suka-duka dan pengalaman menarik yang dialami tokoh
tersebut.
Struktur

Orientasi

Struktur Teks
Cerita Ulang Urutan Peristiwa
Biografi Kehidupan
Tokoh

Reorientasi

1. Orientasi
Biasanya teks cerita ulang diawali oleh orientasi yang memberi
pengenalan tokoh secara umum, seperti nama, tempat dan tanggal lahir, latar
belakang keluarga, serta riwayat pendidikan tokoh yang diangkat.
2. Urutan Peristiwa Kehidupan Tokoh
Bagian berikutnya merupakan urutan peristiwa kehidupan tokoh yang
pernah dialami sosok yang digambarkan. Pada bagian terlihat berbagai
pengalaman tokoh, baik peristiwa yang mengesankan maupun persoalan yang
dihadapinya.
3. Reorientasi
Reorientasi berisikan pandangan penulis terhadap tokoh yang diceritakan.
Bagian ini merupakan tahapan yang bersifat pilihan, artinya boleh saja bagian ini
tidak di sajikan oleh penulis teks cerita ulang biografi.
195

KAIDAH KEBAHASAAN
Teks cerita ulang biografi memiliki beberapa kaidah kebahasaan yang
menjadi ciri atau karakteristik yang membedakan dengan teks-teks lain. Kaidah
kebahasaan tersebut antara lain.
7) Partisipannya adalah manusia yang terlibat pada peristiwa lampau.
8) Menggunakan pronomina atau kata ganti ia, -nya, mereka, kita, dan kami.
9) Menggunakan kata-kata yang menunjukkan kejadian atau peristiwa, waktu,
dan tempat untuk menguraikan peristiwa.
10) Menggunakan kata kerja (verba) material untuk menunjukkan aktivitas atau
perbuatan nyata yang dilakukan oleh partisipan, seperti membaca, menulis,
dan memukul.
11) Menggunakan kata sambung atau konjungsi temporal. Yaitu konjungsi yang
digunkan untuk menata urut-urutan peristiwa yang diceritakan. Contohnya
ketika, kemudian, dan setelah. Selain itu juga menggunakan konjungsi lain,
seperti sementara itu, setelah itu, dan, tetapi, dan karena.
12) Menggunakan kalimat simpleks (yang sesungguhnya sama dengan kalimat
tunggal), yaitu kalimat yang hanya terdiri atas satu verba utama yang
menggambarkan satu aksi, peristiwa, keadaan. Kalimat simpleks hanya
mengandung satu unsur yaitu subjek, predikator, (pelengkap), (keterangan).
Pelengkap dan keterangan belum tentu terdapat pada sebuah kalimat
simpleks.
Subbab I Pronomina
Pronomina atau kata ganti adalah kata yang dipakai untuk mengacu pada
nomina (kata benda) lain. Pronomina memiliki acuan yang tidak tetap atau
berpindah-pindah karena bergantung kepada siapa yang menjadi
pembicara/penulis, siapa yang menjadi pendengar/pembaca, atau siapa/apa yang
dibicarakan.
Ada tiga macam pronomina dalam bahasa Indonesia.
1. Pronomina Persona, yaitu pronomina yang dipakai untuk mengacu pada
orang. Pronomina persona dibagi menjadi tiga yaitu persona pertama,
kedua, dan ketiga.
196

Pronomina Makna
Tunggal Jamak
Pertama saya, aku, ku-, -ku kami, kita
Kedua engkau, kamu, Anda, kalian, kamu
dikau, kau-, -mu sekalian, Anda
sekalian
Ketiga ia, dia, beliau, -nya mereka
2. Pronomina penunjuk
Pronomina penunjuk dalam bahasa Indonesia ada tiga macam.
a. Pronomina Penunjuk Umum
Pronomina penunjuk umum ialah ini, itu, dan anu. Kata ini
mengacu pada acuan yang dekat. Kata itu digunakan pada acuan yang
agak jauh. Sedangkan kata anu dipakai bila seseorang tidak dapat
mengingat benar kata apa yang harus dia pakai, padahal ujaran telah
telanjur dimulai.
b. Pronomina Penunjuk Tempat
Pronomina penunjuk tempat dalam bahasa Indonesia yaitu sini,
situ, atau sana. Titik pangkal perbedaan antara ketiganya ada
padapembicara: dekat (sini), agak jauh (situ), dan jauh (sana).
c. Pronomina penanya
Pronomina penanya adalah pronomina yang dipakai sebagai
pemarkah pertanyaan. Berikut ini adalah kata penanya sesuai dengan
maknanya.
1) siapa
2) apa
3) mana
4) mengapa, kenapa
5) kapan, bilamana
6) di mana, ke mana, dari mana
7) bagaimana
8) berapa
197

Subbab II Kata Kerja (Verba) Material


Kata kerja material digunakan untuk menunjukkan perbuatan nyata yang
dilakukan oleh partisipan. Kata kerja material menunjukkan perbuatan fisik atau
peristiwa, misalnya membaca, menulis, dan memukul. Pada kata kerja
materialterdapat yang melakukan sesuatu yang disebut aktor dan partisipan yang
lain (tidak selalu ada) yang dituju oleh kata kerja itu atau yang disebut sasaran.
Misalnya, Ayah (aktor) membaca (kata kerja material) koran (sasaran).
Kata kerja material dibedakan menjadi dua.
1. Verba Transitif
Verba transitif yaitu verba yang memerlukan nomina sebagai objek
dalam kalimat aktif, dan objek itu dapat berfungsi sebagai subjek dalam
kalimat pasif.
Contoh
(1) Ibu sedang membersihkan kamar itu.
(2) Rakyat pasti mencintai pemimpin yang jujur
(3) Polisi harus memperlancar arus lalu lintas.
(4) Pemerintah akan memberlakukan peraturan itu segera.
(5) Sekarang orang sukar mencari pekerjaan.
(6) Mereka menamai bayi itu Sarah.
2. Verba Taktransitif
Verba taktransitif adalah verba yang tidak memiliki nomina di
belakangnya yang dapat berfungsi sebagai subjek dalam kalimat pasif.
Contoh
(1) Maaf, Pak, Ayah sedang mandi.
(2) Petani di pegunungan menanam jagung.
(3) Nasi telah menjadi bubur.
(4) Dia sudah mulai bekerja
(5) Dia berpendapat bahwa ekonomi negara itu akan membaik.
(6) Kondisi kesehatan kakek memburuk.
Subbab III Konjungsi
198

Konjungsi atau kata sambung adalah kata tugas yang menghubungkan dua
satuan bahasa sederajat; kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan
klausa. Konjungsi yang terdapat dalam teks cerita ulang biografi adalah sebagai
berikut.
1. Konjungsi temporal
Konjungsi (kata sambung) temporal atau konjungsi waktu adalah
konjungsi yang menghubungkan dua klausa, atau lebih, dan klausa itu
tidak memilki status sintaksis yang sama. Salah satu dari klasusa itu adalah
anak kalimat. Konjungsi temporal seperti sejak, semenjak, dari, sewaktu,
ketika, tatkala, sementara, begitu, seraya, selagi, selama, serta, sambil,
demi, setelah, sebelum, hingga, dan sampai.
Contoh:
Aldi sedang mengemasi baju, ketika Budi datang menjemputnya.
2. Konjungsi Syarat
Konjungsi syarat meliputi jika, kalau, jikalau, asalkan, bila,
manakala.
Contoh:
Dia bisa saja mencapai kesuksesan asalkan mau berusaha keras.
3. Konjungsi Pengandaian
Konjungsi pengandaian meliputi andaikan, seandainya,
umpamanya, sekiranya.
Contoh:
Seandainya kecelakaan itu tidak terjadi, mungkin saat ini ayah masih
hidup.
4. Konjungsi tujuan, meliputi agar, supaya, biar.
Contoh:
Dia tetap bersikeras untuk bekerja supaya dapat melanjutkan kuliah.
5. Konjungsi konsesif, meliputi biarpun, meskipun, walaupun, sekalipun,
sungguhpun, kendatipun.
Contoh:
199

Meskipun Ani berasal dari keluarga sederhana, tetapi semangatnya untuk


sekolah sangat tinggi.
6. Konjungsi pembandingan, meliputi seakan-akan, seolah-olah,
sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada, alih-alih.
Dia selalu saja banyak bicara, seakan-akan mengetahui segalanya.
7. Konjungsi sebab, meliputi sebab, karena, oleh karena, oleh sebab.
Contoh:
Oleh karena perbuatannya, kini dia dijebloskan ke penjara.
8. Konjunsi hasil, meliputi sehingga, sampai(-sampai), makanya.
Pendapatan perusahaan pupuk itu terus meroket, sehingga menjadikannya
segabagai perusahaan terkemuka di Indonesia.
9. Konjungtor alat dan cara, meliputi dengan, tanpa.
Contoh:
Budi daat mencapai kesuksesan dengan kerja kerasnya.
10. Konjungsi komplementasi yaitu bahwa.
Contoh:
Surat penangkapan itu menyatakan bahwa dia telah mencuri sebuah mobil
dari showroom.
11. Konjungtor atributif yaitu yang.
Contoh:
Baju warna merah itulah yang dikenakannya pada saat pementasan drama.
12. Konjungtor perbandingan, meliputi sama...dengan, lebih...daripada.
Aku lebih suka pelajaran bahasa daripada matematika.
Kalimat Simpleks
Kalimat simpleks sesungguhnya sama dengan kalimat tunggal yaitu
kalimat yang terdiri atas satu klausa. Hal itu berarti bahwa konstituen untuk tiap
unsur kalimat, seperti subjek dan predikat, hanyalah satu atau merupakan satu
kesatuan. Kalimat tunggal tentu saja terdapat semua unsur wajib yang diperlukan.
Di samping itu, tidak mustahil ada pula unsur manasuka seperti keterangan
tempat, waktu, dan alat. Dengan demikian, kalimat tunggal tidak selalu dalam
wujud yang pendek, tetapi juga dapat panjang.
200

Contoh
(1) Dia akan pergi.
(2) Kami mahasiswa Atma Jaya.
(3) Mereka akan membentuk kelompok belajar.
(4) Guru matematika kami akan dikirim ke luar negeri.
(5) Pekerjaan dia mengawasi semua narapida di sini.
Kalimat Kompleks
Jika kalimat simpleks hanya terdiri atas satu klausa, maka kalimat
kompleks adalah kalimat yang terdiri atas dua atau lebih klausa. Kalimat
kompleks juga dikenal dengan kalimat majemuk. Kalimat kompleks memiliki
unsur yang lengkap yaitu subyek, predikat, obyek, keterangan, dan pelengkap.
Unsur keterangan dan pelengkap dapat bergantian fungsinya dalam kalimat
kompleks. Terkadang suatu kalimat kompleks hanya memiliki unsur keterangan
atau pelengkap saja. Kalimat kompleks ini terdiri atas induk kalimat dan anak
kalimat.
Contoh
(1) Ayah pulang dari kantor, ketika adik sedang tertidur pulas.
(2) Andi kuliah jurusan kedokteran, sementara adiknya kuliah jurusan hukum.
(3) Selain pandai menggambar, Ina juga pandai menyanyi dan menari.
Langkah-langkah mengintepretasi makna teks cerita ulang biografi dalam
Kemendikbud (2013:130) sebagai berikut.
7. Membaca teks cerita ulang biografi dengan menggunakan teknik scanning
yaitu kata demi kata agar dapat memahami makna teks secara mendalam.
8. Memahami struktur teks cerita ulang biografi. Menggolongkan yang mana
orientasi, urutan peristiwa kehidupan tokoh, dan yang mana reorientasi.
9. Mencari kaidah kebahasaan teks cerita ulang yang terdiri atas.
g. partisipan atau tokoh dalam teks;
h. pronomina atau kata ganti ia, -nya, mereka, kita, dan kami;
i. kata-kata yang menunjukkan kejadian atau peristiwa, waktu, dan
tempat untuk menguraikan peristiwa;
201

j. kata kerja (verba) material untuk menunjukkan aktivitas atau perbuatan


nyata yang dilakukan oleh partisipan, seperti membaca, menulis, dan
memukul;
k. kalimat simpleks yaitu kalimat yang hanya terdiri atas satu verba
utama yang menggambarkan satu aksi, peristiwa, keadaan;
l. konjungsi yang menghubungkan dua satuan bahasa sederajat; kata
dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa, seperti
semenjak, dari, dan., bahwa, yang setelah itu, dengan, tatkala,
andaikan, sebab dan sebagainya.
10. Mengumpulkan informasi yang dibutuhkan untuk membangun sebuah teks
cerita ulang biografi (berisi biodata tokoh yang dikisahkan). Adapun
informasi tersebut antara lain:
a. nama lengkap;nama gelar;
b. tempat dan tanggal lahir;
c. tempat dan tanggal wafat;
d. nama pasangan;
e. riwayat personal;
f. riwayat pendidikan;
g. riwayat pekerjaan;
h. permasalahan yang pernah dihadapi;
i. peristiwa yang paling berkesan selama hidup.
11. Memberikan pendapat atau kesan tentang perjalanan kehidupan tokoh.
12. Merangkai pendapat atau kesan tentang perjalanan kehidupan tokoh dalam
bentuk paragraf.
202

Daftar Subjek Pemerolehan Data (SPD)

SMA N 2 Semarang

KODE SPD NAMA SISWA


1 Sekar Kinanthi
2 Latifah W
3 Medina Krisna I
4 Shafira Zuraida
5 M. Ariq Harditya
6 Rifki
7 Savira N.A.K.P
8 Destya Eka C.
9 Silsa R.N.A.
10 Pandu B.A.
11 Fahmi Nizar D.
12 Leonardus Herdi L.K.
13 Ivan Octavian Herlambang
14 Mahdhika Yoga
15 Rigel Putra Samudera
16 Andhika Ilham
17 Waris Awwaliyyah
18 Leni Kusuma A.
19 Sabikah Najla S.
20 Andhini M.H.
21 Umi Nurwita
22 Adesta Feby P.S.
23 Defanny Elsa F.
24 Saffiera Citra H.
25 Laurensia Indria Nugrohaeni
26 Benedicta Monica A.P.
27 Clara Silvana Yolakusuma
28 Agustina Putri Sonia
29 Wisnu Dananjaya
30 Jihadul Hanif F.R.
31 Hamba Allah
32 Alfa Aulia S.B.
33 Pracita Netta Iswari
34 Husein Naufal H.
203

Daftar Subjek Pemerolehan Data (SPD)

SMK N 10 Semarang

KODE SPD NAMA SISWA


1 Iwan Panji W.
2 Reza Ardia Anggita Putri
3 Tri Putra Tanjung
4 Istiqomahrotul Aini
5 Hananta
6 Siti Sumarni
7 Fahrizal Alfizaki
8 Kartiko
9 Sukartinah
10 Widhi Septia P.
11 Nila Ardiana
12 Putri Ayu Lestari
13 Ferdi Yanto
14 Aditya Galang S.D.
15 Aganta Lestian
16 Nisa Novia
17 Mohammad Lutfi A.
18 Fahrizal Dandi A.
19 Muhammad Nur Said
20 Ramdiansyah H.
21 Mohammad Azrul Ihza
22 Fitrowan Wijaya
23 Mega Sakti Budi A.
24 Ridwan S.
204

Daftar Subjek Pemerolehan Data (SPD)

MAN 1 Semarang

KODE SPD NAMA SISWA


1 Sa'diyah Al Windy
2 Khosiyatur Rofiah
3 Siti Youvita Restu Ayu Putri
4 Amelia I.
5 Ahmad Luthfa Al Ikhsan
6 Zamroni
7 Evana Novika E.
8 Nurul Hikmah
9 Fetreyah Ningsih
10 Agus Zaelani
11 Ulfa Uliana
12 Ita Agustina
13 Khoirul Mahmudah
14 Nurul Hidayah
15 Tiara Monica Swastika
16 Almira Ulimatus I.
17 Kandius Alfin Aldi
18 Tsalis Ahmad Niam
19 Rochmad Widiyatmoko
20 Eko Ari Wibowo
21 Salsabila Luthifatul K.
22 Abguia Ayutia
23 Mohammad Fariz Bahtiar
24 Fakhrissal Dian Arya N.
25 Malikhatus Sholikha
26 Yuninda Megawati
27 Maryana W.D.
28 A. Jamaluddin Mas'ud
29 Muhlis F.
30 Arlin Desiana Pancawati
31 Ana Mar'atus Sholekah
32 Feyzar Nur Aftina
33 Nur Afnilia
34 Suci Erlawati
35 Dwi Imrianti Zahrah
36 Miftahul Jannah Puspitasari
205

PEDOMAN WAWANCARA KEBUTUHAN GURU TERHADAP MEDIA


PEMBELAJARAN MENGINTEPRETASI MAKNA TEKS CERITA
ULANG BIOGRAFI BERBASIS FLASH PADA KELAS XI SMA/SMK/MA

1. Metode pembelajaran apakah yang sering Bapak/Ibu gunakan dalam


pembelajaran bahasa Indonesia?
2. Guna membantu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi
mengintepretasi makna teks cerita ulang biografi, media apa sajakah yang
Bapak/Ibu gunakan?
3. Menurut Bapak/Ibu, apakah peserta didik dapat mengintepretasi makna teks
cerita ulang biografi secara maksimal hanya menggunakan media
pembelajaran yang saat ini mereka gunakan?
4. Apakah Bapak/Ibu pernah melihat atau menggunakan media pembelajaran
Bahasa Indonesia berbasis komputer?
5. Media pembelajaran berbasis komputer seperti apakah yang pernah
Bapak/Ibu lihat atau gunakan?
6. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui mengenai media interaktif berbasis flash?
7. Apakah sebelumnya Bapak/Ibu pernah menggunakan media berbasis flash
dalam pembelajaran?
8. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana kriteria media pembelajaran berbasis
komputer yang baik?
9. Menurut Bapak/Ibu hal-hal apa saja yang seharusnya ada atau ditampilkan
dalam media pembelajaran?
10. Apa tanggapan Bapak/Ibu apabila dikembangkan sebuah media
mengintepretasi makna teks cerita ulang berbasis flash?
206

ANGKET KEBUTUHAN SISWA KELAS XI TERHADAP KEBUTUHAN


MEDIA MENGINTEPRETASI MAKNA TEKS CERITA ULANG
BIOGRAFI BERBASIS FLASH PADA KELAS XI SMA/SMK/MA

Identitas Diri
Nama Lengkap:
Nama Sekolah:

Petunjuk Pengisian
1. Tulislah identitas diri kalian pada tempat yang disediakan.
2. Berilah tanggapan pada setiap pernyataan dengan sebenar-benarnya dan
sejujurnya dengan memberikan tanda cek (√) dalam kolom yang telah
tersedia.
SS: sangat setuju KS: kurang setuju
S: setuju TS: tidak setuju
No Pernyataan SS S KS TS
A. Aspek Isi
1 Uraian materi mengintepretasi teks cerita ulang
biografi berisi (1) hakikat teks cerita ulang
biografi(pengertian dan struktur), (2) tujuan
mengintepretasi, (3) langkah-langkah mengintepretasi,
(4) kaidah kebahasaan teks cerita ulang biografi
2 Tokoh yang disajikan dalam teks cerita ulang biografi
merupakan tokoh inspiratif dalam bidangnya.
3 Materi lebih banyak dikupas melalui analisis contoh
teks cerita ulang biografi
B. Aspek Penyajian
4 Materi diawali dengan penyajian contoh teks cerita
ulang biografi beserta pertanyaan untuk memancing
pengetahuan siswa mengenai teks cerita ulang biografi
5 Materi dijelaskan secara runtut dan lengkap
6 Media pembelajaran berupa kombinasi tulisan, gambar,
dan animasi tokoh
7 Setiap aspek dalam mengintepretasi teks cerita ulang
biografi disertai penjelasan dan contoh analisis teks
8 Media dilengkapi dengan kumpulan teks cerita ulang
biografi sebagai wahana untuk mengamati kaidah
penulisan teks cerita ulang biografi
207

9 Evaluasi berupa latihan soal yang disertai pembahasan


dan remidial
10 Jawaban pada latihan soal terkunci otomatis dan
peserta didik langsung bisa mengetahui nilainya ketika
selesai mengerjakan
C. Aspek Grafis
11 Animasi tokoh yang disajikan akan bergerak secara
otomatis ketika halaman dibuka
12 Jenis huruf yang digunakan pada penyajian teks cerita
ulang biografi adalah Times New Rowman
13 Jenis huruf yang digunakan pada penyajian latihan soal
dan remidial adalah Arial
14 Jenis huruf yang digunakan pada penyajian identitas
pembelajaran serta petunjuk atau tombol-tombol pada
media adalah Arial
15 Ukuran font yang digunakan bervariasi sesuai dengan
kebutuhan setiap aspek materi dalam media
pembelajaran
16 Kombinasi warna background disesuaikan dengan
tampilan animasi
17 Media pembelajaran mudah dioperasikan baik oleh
siswa maupun guru
18 Media pembelajaran berbasis flash bersifat praktis
sehingga dapat digunakan di mana pun dan kapan pun
D. Aspek Bahasa
19 Ragam bahasa komunikatif dan santai digunakan pada
petunjuk penggunaan media, petunjuk pengerjaan
latihan soal, dan pengantar media pembelajaran
20 Ragam bahasa formal digunakan pada contoh teks
cerita ulang biografi, latihan soal, dan remidial
208

ANGKET KEBUTUHAN GURU KELAS XI TERHADAP MEDIA


MENGINTEPRETASI MAKNA TEKS CERITA ULANG BIOGRAFI
BERBASIS FLASH PADA KELAS XI SMA/SMK/MA

Identitas Diri
Nama Guru :
Sekolah :
Tanda Tangan:

Petunjuk Pengisisan
1. Bapak/ Ibu diharapkan mengisi identitas pada tempat yang disediakan.
2. Berilah tanggapan pada setiap pernyataan dengan sebenar-benarnya dan
sejujurnya dengan memberikan tanda cek (√) dalam kolom yang telah
tersedia.
SS: sangat setuju KS: kurang setuju
S: setuju TS: tidak setuju
No Pernyataan SS S KS TS
A. Aspek Isi
1 Uraian materi mengintepretasi teks cerita ulang
biografi berisi (1) hakikat teks cerita ulang
biografi(pengertian dan struktur) , (2) tujuan
mengintepretasi, (3) langkah-langkah
mengintepretasi, (4) kaidah kebahasaan teks cerita
ulang biografi
2 Tokoh yang disajikan dalam teks cerita ulang biografi
merupakan tokoh inspiratif dalam bidangnya.
3 Materi lebih banyak dikupas melalui analisis contoh
teks cerita ulang biografi
4 Media dilengkapi dengan identitas pembelajaran
(tema, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator,
dan tujuan pembelajaran)
5 Media dilengkapi dengan kumpulan teks cerita ulang
biografi sebagai wahana untuk mengamati kaidah
penulisan teks cerita ulang biografi
6 Media pembelajaran berupa kombinasi tulisan,
gambar, dan animasi tokoh
7 Media pembelajaran banyak memberikan contoh soal
dan pembahasan
209

B. Aspek Grafis
8 Animasi tokoh yang disajikan akan bergerak secara
otomatis ketika halaman dibuka
9 Jenis huruf yang digunakan pada penyajian teks cerita
ulang biografi adalah Times New Rowman
10 Jenis huruf yang digunakan pada penyajian latihan
soal dan remidial adalah Arial
11 Jenis huruf yang digunakan pada penyajian identitas
pembelajaran serta petunjuk atau tombol-tombol pada
media adalah Arial
12 Ukuran font yang digunakan bervariasi sesuai dengan
kebutuhan setiap aspek materi dalam media
pembelajaran
13 Kombinasi warna background disesuaikan dengan
tampilan animasi
14 Media pembelajaran mudah dioperasikan baik oleh
siswa maupun guru
C. Aspek Penyajian
15 Media pembelajaran berbasis flash bersifat praktis
sehingga dapat digunakan di mana pun dan kapan pun
16 Materi diawali dengan penyajian contoh teks cerita
ulang biografi beserta pertanyaan untuk memancing
pengetahuan siswa mengenai teks cerita ulang
biografi
17 Materi dijelaskan secara runtut dan lengkap
18 Jawaban pada latihan soal terkunci otomatis dan
peserta didik langsung bisa mengetahui nilainya
ketika selesai mengerjakan
19 Setiap aspek dalam mengintepretasi teks cerita ulang
biografi disertai penjelasan dan contoh analisis teks
D. Aspek Bahasa
20 Ragam bahasa komunikatif dan santai digunakan
pada petunjuk penggunaan media, petunjuk
pengerjaan latihan soal, dan pengantar media
pembelajaran
21 Ragam bahasa formal digunakan pada contoh teks
cerita ulang biografi dan latihan soal
210
211
212
213
214
215
216

Anda mungkin juga menyukai