Semarang..........................................2019
Menyetujui,
Pembimbing,
Mengesahkan,
1
PERNYATAAN
2
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
Jika seseorang bepergian dengan tujuan mencari ilmu, maka Allah akan menjadikan
perjalanannya seperti perjalanan menuju surga (Nabi Muhammad SAW).
Persembahan
Dengan bersyukur kepada Allah SWT, atas segala karuniaNya skripsi ini saya
persembahkan untuk:
1. Kedua orangtuaku ibunda Suci Arti dan Ayahanda Solikhin, serta tante,
terimakasih atas doa dan dukungannya.
2. Dosen pembimbing yang telah membantu dan membuat mengerti pentingnya
pengetahuan
3. Teman-teman Sendratasik angkatan 2015
4. Para sahabat Osis angkatan 2012
5. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi
3
PRAKATA
Penulis mengucapkan segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan berkat, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Pembelajaran Seni Hadroh melalui
Metode Cara Belajar Siswa Aktif pada kelas Pembelajaran seni hadroh di SMP
Negeri 2 Pangkah” dapat selesai.
Dengan demikian, penulis skripsi sadar bahwa tidak dapat selesai tanpa adanya
pihak lain yang telah membantu dalam penyusunan skripsi. Semoga kebaikan yang
telah dilakukan mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Maka dari itu penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang
telah memberi kesempaatan untuk menempuh studi di Universitas Negeri
Semarang.
2. Dr. Sri Rejeki Urip, M.Hum, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan izin penelitian.
3. Dr. Udi Utomo M.pd. Ketua Jurusan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas
Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang atas segala fasilitas yang telah
diberikan.
4. Dr. Wadiyo, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah berkenaan
menyempatkan waktu untuk memberikan masukan, bimbingan, dan
mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Semua dosen Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ilmu
pengetahuannya sebagai bekal masa depan dan bermanfaat bagi penulis.
6. Abdullah S.pd selaku Kepala Sekolah dan Titin Widiastuti selaku Wakil Kepala
Sekolah SMP Negeri 2 pangkah yang telah menerima dan memperbolehkan
penulis untuk melakukan penelitian.
4
7. Sohibul S.pdi dan Sri Winarni selaku guru dan pelatih kegiatan ekstrakurikuler
seni hadroh yang telah membantu dalam penelitian.
8. Siswa-siswi ekstrakurikuler seni hadroh SMP Negeri 2 Pangkah.
9. Keluarga dan teman-teman yang telah memeberikan dukungan, semangat dan
doa kepada peneliti.
10. Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi.
Kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa, maka dari itu penulis
menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih kurang sempurna. Meskipun demikian,
penulis berharap dengan adanya skripsi ini semoga bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
5
ABSTRAK
Rojaf, Hanif Akhya. ..... .” Strategi Pembelajaran Seni Hadroh melalui Metode Cara
Belajar Siswa Aktif pada kelas Pembelajaran seni hadroh di SMP Negeri 2
Pangkah”. Skripsi, Pendidikan Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Semarang Dosen Pembimbing Dr. Wadiyo, M.Si.
Kata kunci: Pendidikan, Pembelajaran, Ekstrakurikuler, Hadroh
Pendidikan pada era zaman modern ini telah banyak modelnya seperti pada mata
pelajaran disekolah-sekolah. Dalam pendidikan juga mempunyai 2 sistem
pembelajaran yaitu intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Pembelajaran intrakurikuler
merupakan pembelajaran pokok yang dilakukan sesuai waktu jam sekolah. Kemudian
untuk pembelajaran ekstrakurikuler merupakan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan di luar jam sekolah, bisa dikatakan seperti jam tambahan. Seperti
pembelajaran ekstrakurikuler seni hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah, guru
mempunyai cara dalam memberikan materi yang akan diajarkan, melalui beberapa
metode dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Rumusan masalah pada
penelitian ini adalah Bagaimana Strategi Pembelajaran kesenian Hadroh melalui
Metode Cara Belajar Siswa Aktif pada kelas Ekstrakurikuler Hadroh di SMPN 2
Pangkah. Dengan tujuan penelitian untuk mengetahui dan mendeskripsikan mengenai
Bagaimana Strategi Pembelajaran kesenian Hadroh melalui Metode Cara Belajar
Siswa Aktif pada kelas Ekstrakurikuler Hadroh di SMPN 2 Pangkah.
Metode penelitian yang dipakai peneliti menggunakan metodologi deskriptif
kualitatif. Pendekatan yang peneliti pakai menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif yaitu peneliti tidak melakukan pengujian melainkan berusaha menelusuri,
6
memahami, menjelaskan gejala dan yang berkaitan dengan fenomena-fenomena pada
obejk penelitian dengan teknik penyajian dalam bentuk analisis deskriptif.
Hasil dari penelitian dan pembahasan menunjukan bahwa hasil strategi yang guru
peroleh dari mendengarkan dari musik lain. Kemudian ada 3 jenis strategi
pembelajaran yaitu (1) strategi pengorganisasian pembelajaran, meliputi sekolah,
pelatih, dan guru/pelatih. (2) strategi penyampaian pembelajaran, meliputi strategi,
konsep, metode, media, materi, dan evaluasi. dan (3) strategi pengelolaan
pembelajaran, meliputi penjadwalan, interaksi guru dan siswa, dan motivasi. ada tiga
tahap prosedur pembelajaran, yaitu kegiatan pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup. Pada tahap pembukaan meliputi (a) mencipatakan kondisi siswa, (b)
menciptakan kesiapan belajar siswa, (c) menciptakan suasana belajar, (d) pengenalan
jenis-jenis alat musik. pada tahap kegiatan inti, (a) pengenalan pukulan perkusi
rebana, (b) pengenalan lagu. Kemudian kegiatan penutupan guru mengevaluasi dan
memotivasi siswa setelah proses pembelajaran. Komponen-komponen pembelajaran
pada kegiatan pembelajaran esktrakurikuler seni hadroh, pada komponen metode
guru menggunakan metode ceramah, demonstrasi, drill, resitasi, simulasi, dan sistem
regu. Kemudian faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran ekstrakurikuler seni
hadroh yaitu siswa mengikuti kegiatan ini untuk menambah keterampilan dan
menambah prestasi dalam bidang non akademik. Guru/pelatih merupakan faktor yang
sangat penting, beliau sangat profesional dan bertanggung jawab pada jalannya proses
belajar mengajar, dan tegas dalam melatih. Kemudian sekolah sebuah sarana untuk
belajar dan wadah untuk mengembangkan bakat dan keterampilan siswa.
Saran untuk siswa dalam mengikuti pembelajaran siswa harus lebih fokus dan
serius. Saran yang dapat peneliti berikan untuk guru/pelatih agar dalam mengajarkan
pembelajaran materi disusun secara terstruktur dan dipersiapkan lebih matang. Yaitu
dalam bentuk seperti partitur-partitur dengan susunan yang rapi.
7
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................................i
PERNYATAAN..................................................................................................................ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.....................................................................................iii
PRAKATA........................................................................................................................iv
ABSTRAK.........................................................................................................................vi
DAFTAR TABEL..............................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................xii
BAB I..................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah...........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................10
1.3. Tujuan Penelitian....................................................................................................10
1.4. Manfaat Penelitian..................................................................................................11
1.4.1 Manfaat Teoretis............................................................................................11
1.4.2 Manfaat Praktis..............................................................................................11
1.5 Sistematika Skripsi.................................................................................................12
BAB II..............................................................................................................................14
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI............................................................14
2.1. Kajian Pustaka........................................................................................................14
2.2. Landasan Teori.......................................................................................................26
2.2.1 Strategi Pembelajaran...................................................................................26
2.2.2 Komponen Pembelajaran...............................................................................31
2.2.3 Proses Pembelajaran.....................................................................................47
2.2.4 Ekstrakurikuler..............................................................................................51
2.2.5 Hadroh...........................................................................................................53
2.2.6 Teori Musik....................................................................................................56
8
2.2.7 Kerangka Berfikir..........................................................................................57
BAB III.............................................................................................................................60
METODE PENELITIAN.................................................................................................60
3.1. Pendekatan Penelitian.............................................................................................60
3.2. Lokasi dan Sasaran Objek Penelitian......................................................................60
3.3. Teknik Pengumpulan Data.....................................................................................61
3.4 Teknik Keabsahan Data..........................................................................................65
3.5 Teknik Analisis Data..............................................................................................67
BAB IV.............................................................................................................................71
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................................................71
4.1 Gambaran Umum...................................................................................................71
4.1.1 Letak Geografis..............................................................................................71
4.1.2 Sarana dan Prasarana...................................................................................74
4.1.3 Profil SMP Negeri 2 Pangkah........................................................................76
4.1.4 Visi dan Misi..................................................................................................78
4.1.5 Tenaga Pengajar,Pembimbing, Karyawan, dan Siswa...................................79
4.1.6 Prestasi Sekolah.............................................................................................85
4.1.7 Pembelajaran Ekstrakurikuler Kesenian Hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah 86
4.2 Strategi Pembelajaran Kesenian Hadroh pada Ekstrakurikuler Hadroh di SMP
Negeri 2 Pangkah...............................................................................................................93
4.2.1 Proses pembelajaran ekstrakurikuler hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah
Kabupaten Tegal............................................................................................................95
4.2.2 Komponen-komponen Pembelajaran...........................................................116
4.2.2.1 Komponen Tujuan........................................................................................117
4.2.2.2 Komponen peserta didik...............................................................................118
4.2.2.3 Komponen guru............................................................................................120
4.2.2.4 Komponen materi/isi....................................................................................123
4.2.2.5 Komponen metode........................................................................................124
4.2.2.6 Komponen media..........................................................................................130
4.2.2.7 Komponen evalusi........................................................................................131
9
4.2.3 Interaksi guru dan murid..............................................................................132
4.3 Faktor yang mempengaruhi proses kegiatan pembelajaran seni hadroh di SMP
Negeri 2 Pangkah.............................................................................................................133
4.3.1 Siswa............................................................................................................133
4.3.2 Guru/pelatih.................................................................................................133
4.3.3 Sekolah.........................................................................................................134
BAB V.............................................................................................................................135
PENUTUP......................................................................................................................135
5.1 Simpulan..................................................................................................................135
5.2 Saran........................................................................................................................136
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
10
DAFTAR TABEL
11
DAFTAR GAMBAR
12
13
BAB I
PENDAHULUAN
ada sebuah sekolah Menengah Negeri berdiri disana. Tahun 1985 mulai dibuka SMP
Negeri 2 Pangkah oleh Departemen Pendidikan Jawa Tengah. Pada saat itu jalan
menuju ke sana masih bebatuan yang tidak rata keadaannya, tetapi untuk sekarang
jalan untuk menuju ke SMP sudah diperbaiki. Namun demikian niat Pemerintah
untuk memajukan desa tersebut pantas di acungkan 2 jempol sekaligus. Tahun demi
tahun sekolah SMP Negeri 2 Pangkah mengalami perkembangan dengan pesat, dari
segi jumlah gurunya maupun jumlah muridnya. Sekolah Menengah Pertama ini
mempunyai visi dan misi diantaranya yaitu unggul dalam prestasi, mampu bersaing di
era global, terpuji dalam budi pekerti, berdasarkan iman dan takwa serta misinya
pendidikan formal di Indonesia setelah lulus dari Sekolah dasar (SD). Sekolah
menengah pertama ditempuh dalam kurun waktu 3 tahun (kelas 7 sampai kelas 9).
1
Tingkat Pertama (SLTP), hingga pada tahun ajaran 2003-2004 SLTP diganti dengan
kepribadian dan semangat kebangsaan agar dapat membangun diri sendiri maupun
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Pada era zaman modern ini dalam dunia pendidikan apalagi mengenai kesenian
merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pentingnya
pendidikan itu sendiri sebagai media penambah ilmu pengetahuan serta pengalaman
unsur universal kesenian dapat berwujud gagasan, ciptaan, pikiran, cerita, dan syair –
syair yang indah. Seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreativitas manusia.
Seni pada mulanya yaitu proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim
dari ilmu. Seni sudah menjadi salah satu bagian dalam kehidupan manusia dari zaman
ke zaman dari masa prasejarah hingga sekarang, keberadaan seni sangat melekat
dalam setiap sendi kehidupan dan jiwa manusia sehingga tidak dapat terpisahkan
sampai saat ini. melalui ekspresilah manusia dapat membuat suatu karya seni yang
2
nantinya dapat dinikmati oleh dari pelaku seni maupun dinikmati oleh orang lain.
yang ada pada manusia. maka dari itu seni merupakan ilmu yang membentuk suatu
karya seni yang mempunyai nilai keindahan bisa berupa benda ataupun alunan nada
menyatakan bahwa semisal seni musik akan sangat dicintai oleh semua orang dari
berbagai kalangan walaupun seni musik dianggap sebagai sebuah seni yang paling
abstrak akan tetapi selalu menjadi seni yang dapat dinikmati”. Menurut Gie (2007)
seni adalah suatu hal yang merujuk kepada keindahan. Bukan hanya indah, seni yaitu
sesuatu yang abstrak yang memiliki nilai estetik atau keindahan, baik yang datang
dari dalam diri manusia sebagai produk pemikiran secara logis, rasional, maupun
empiris serta kreasi hati manusia yang bersih dan baik sehingga keindahan ilmu
pengetahuan dapat dinikmati secara serasi, selaras, dan seimbang bagi kemaslahatan
hidup manusia.
media berkomunikasi seperti bahasa rupa dalam seni rupa, bahasa bunyi dalam seni
musik, bahasa gerak dalam seni tari, bahasa peran dalam seni teater, dan berbagai
3
bermakna pengembangan beragam kompetensi yang meliputi apresiasi, eskpresi, dan
kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, kinestetika,
dan etika. Sifat multikultular mengandung makna bahwa pendidikan seni menumbuh
Nusantara dan Mancanegara. Hal ini merupakan wujud dari pembentukan sikap
demokratis yang memungkinkan seseorang hidup secara beradab serta toleran dalam
masyarakat dan budaya yang majemuk. Jazuli juga menambahkan pendidikan seni
Bangsa Indonesia itu sendiri merupakan suatu negara yang memiliki beragam
budaya yang meliputi agama, kepercayaan, dan pendidikan, yang memberi warna
setiap daerah. Pada zaman modern ini, mata pelajaran disekolah bukan hanya sekedar
pengetahuan alam, dan ilmu pengetahuan sosial serta ilmu-ilmu lainnya. Pendidikan
seni juga dapat menjadi suatu bagian dari pembelajaran. Apalagi sekarang ini di
diperoleh dari belajar. pendidikan dan pembelajaran adalah proses sosial dan
interaktif, sehingga sekolah itu sendiri adalah lembaga sosial melalui mana reformasi
Nomor 19 tahun 2005 yang tertuang dalam Standar Nasional Pendidikan, dalam
4
proses pembelajarannya dilaksanakan melalui mata pelajaran seni budaya. Ada empat
submata pelajaran yang terdapat dalam mata pelajaran seni budaya di Sekolah
Menengah Pertama (SMP), yakni seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater.
Dalam mata pelajaran seni budaya, aspek budaya tidak dibahas secara tersendiri,
tetapi terintegrasi dengan beberapa pembelajaran seni yang ada, sehingga mata
pelajaran seni budaya pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis
budaya. Apalagi dengan tahun 2019 ini adanya perubahan kurikulum yaitu
Menurut Jamalus (1988: 1), musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam
bentuk lagu atau komposisi musik, yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
bentuk/struktur lagu, dan ekspresi sebagai satu kesatuan. Lagu atau komposisi musik
itu merupakan hasil karya seni jika diperdengarkan dengan menggunakan suara
(nyanyian) atau dengan alat-alat musik. seperti halnya pada pembelajaran di SMP
Negeri 2 Pangkah ini, pada sekolah ini terdapat pembelajaran musik. pembelajaran
musik ini dimana didalamnya juga mempelajari dari unsur-unsur atau teori-teori
melalui pengajaran yang dinamakan teori musik dasar. Pengajaran teori musik dasar
ini dapat memberikan pemahaman yang bermakna bagi seseorang jika ia telah
mengalami serta menghayati fungsi unsur-unsur musik itu dalam lagu yang
5
dipelajarinya. Untuk memperoleh pemahaman tersebut, unsur-unsur musik itu
Alat-alat musik yang sudah terkenal di dunia ini sudah berkembang sangat pesat,
dari bentuk, jenis, dan klasifikasi alat-alat musik. Pengetahuan yang mengenai alat-
alat musik bisa disebut Organologi, atau bisa disebut ilmu pengetahuan yang
mempelajari alat-alat musik yaitu organologi. Maka dari itu klasifikasi alat musik
chordophone, dan electrophone. Dari ke lima klasifikasi alat musik tersebut dari
penelitian yang sudah peneliti lakukan dalam kegiatan ekstrakurikuler hadroh itu
menggunakan alat musik rebana, drum, keyboard, gitar, dan saron. Jadi jenis alat
Peran seni dalam pendidikan seni di sekolah melalui materi dari pelajaran seni
kesenian dan melestarikan kesenian yang ada. Selain itu siswa dapat juga belajar
yang ada dan dapat dijadikan suatu kedisiplinan waktu, belajar, serta belajar
kelompok sesama siswa dalam grup atau organisasi. Dewantara (1977: 351-352)
6
melestarikan kesenian yang ada juga merupakan upaya untuk melaksanakan
siswa dari sisi jasmani dan rohani, sedangkan keseimbangan mencakup aspek
pengembangan kecerdasan siswa dari sisi intelektual, perasaan, dan kemauan yang
terpadu sehingga membentuk budi pekerti yang luhur. Oleh karena itu, pembelajaran
seni di sekolah tidak mendidik para siswa untuk menjadi seniman dam seniwati.
mendidik siswa untuk menjadi seniman dan seniwati, melainkan untuk menumbuh
dijelaskan pula bahwa pada pendidikan seni pada tingkat Sekolah Menengah Pertama
terbagi menjadi empat, yaitu seni musik, seni tari, seni rupa, dan seni teater. Pada
penelitian ini peneliti akan menjelaskan pada tema seni musik dalam pembelajaran
seni musik di Sekolah Menengah Pertama dengan objek kesenian hadroh di SMP
Negeri 2 Pangkah.
Pembelajaran seni musik merupakan salah satu submata pelajaran seni budaya
yang tercakup dalam rumpun kelompok mata pelajaran estetika. Pembelajaran ini
7
seni musik siswa dapat berperan aktif untuk meningkatkan ide-ide dan gagasan-
pendekatan pembelajaran siswa aktif inilah yang menjadikan siswa bertambah baik
mengemukakan bahwa belajar tergantung pada pengalaman dan minat siswa sendiri
dan topik dalam kurikulum seharusnya saling terintegrasi bukan terpisah atau tidak
mempunyai kaitan satu sama lain. Apabila belajar siswa tergantung pada pengalaman
dan minat siswa maka suasana belajar siswa akan menjadi lebih menyenangkan dan
hal ini akan mendorong siswa untuk berfikir proaktif dan mampu mencari pemecahan
masalah, disamping itu kurikulum yang diajarkan harus saling terintegrasi agar
adalah kegiatan siswa di sekolah atau mahasiswa di kampus yang sesuai atau sejalan
dan sistematik yang merupakan progam utama dalam proses belajar untuk mendidik
yaitu suatu kegiatan yang berada di luar progam yang tertulis di dalam kurikulum
bagi siswa untuk perkembangan bakat siswa sehingga dapat berguna di masyarakat
8
mengembangkan bakat dan menjadi penambah kegiatan, dapat juga menjadi wadah
ekstrakurikuler yang ada di sekolah SMP Negeri 2 Pangkah ini yaitu Ekstrakurikuler
seni hadroh.
Hadroh adalah sebuah musik yang bernafaskan Islami yaitu dengan melantukan
Sholawat Nabi diiringi dengan alat tabuhan dengan alat tertentu, hadrah pertama kali
muncul di Timur Tengah yang dikenal dengan sebutan Marawis. Hadrah dari segi
bahasa arab yakni hadhara atau hadhron atau hadhrotan yang berarti kebaikan.
adanya pendidikan kesenian hadroh ini di jadikan suatu pembelajaran seni musik
waktu tidak hanya di pesantren-pesantren saja yang dapat menikmati kesenian hadroh
ini tetapi di sekolah-sekolah negeri maupun swasta dapat menikmati dan menjadi
sekitar dari tahun 2013, yang dibina oleh ibu Sri Winarni dan dua pembina yang lain
yaitu Bapak Sohibul dan Yan Adiwidia, serta pak Anjas. Ekstrakurikuler ini pada
waktu ekstrakurikuler ini berkembang serta bertambahnya peserta atau siswa yang
9
ini yang semula ekstrakurikuler rebana menjadi ekstrakurikuler seni hadroh yang
dibentuk dari tahun 2013/2014 sampai dengan sekarang ini, dimana kegiatan
ekstrakurikuler hadroh ini sangat bermanfaat bagi siswa siswi yang mengikuti
ajang perlombaan, misalnya dalam perlombaan MAPSI di tingkat kabupaten, dan 3-6
hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah ini adalah alat-alat musik yang digunakan dalam
ekstrakurikuler seni hadroh ini merupakan kolaborasi antara alat tradisional reban
dengan alat tradisional gamelan jawa dan dengan alat musik modern. Maka dari itu
Pembelajaran kesenian Hadroh melalui Metode Cara Belajar Siswa Aktif pada kelas
maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
Hadroh melalui Metode Cara Belajar Siswa Aktif pada kelas Ekstrakurikuler
10
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi kontribusi positif bagi dua aspek penting
baik secara teoritis maupun secara praktis. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
pembelajaran, serta fungsi dan tujuan adanya ekstrakurikuler hadroh yang ada di
SMP Negeri 2 Pangkah serta untuk bahan referensi pada penelitian berikutnya.
1.4.2.1 Siswa
1.4.2.2 Guru
b. Dapat dijadikan suatu mentor untuk siswa dalam belajar dan mempelajari
11
1.4.2.3 Sekolah
pembaca dalam mengetahui garis-garis besar dari skripsi ini, yang berisi sebagai
berikut:
1.5.1 Bagian awal skripsi berisi tentang: Judul skripsi, halaman pengesahan, halaman
motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran, dan abstrak.
Bab 1 : Pendahuluan
Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
Berisi pendekatan penelitian, sasaran penelitian, data dan sumber data, teknik
Pada bab ini memuat data-data yang diperoleh sebagai hasil penelitian dan dibahas
Bab 5 : Penutup
12
Bab ini merupakan bab terakhir yang memuat kesimpulan dan saran.
1.5.3 Bagian akhir Pada bagian akhir terdiri dari daftar pustaka yang digunakan untuk
landasan teori serta memecahkan permasalahan dan lampiran sebagai bukti pelengkap
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Pembuatan skripsi ini memiliki beberapa acuan yang digunakan oleh penulis.
Yang pertama dari penelitian yang diangkat dari mahasiswa jurusan pendidikan seni
musik tahun 2014 yang bernama Yuniar Dwi Purnadi dengan judul “Pembelajaran
Jatilawang: (1) bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan musikal dan juga mampu
mengasah aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa, (2) materi pembelajaran
ekstrakurikuler band di SMA Negeri Jatilawang terbagi dalam tiap instrumen, seperti
vokal, gitar elektrik, bass elektrik, drum dan keyboard (3) metode yang digunakan
demonstrasi, serta metode latihan (drill), dan (4) evaluasi pembelajaran musik di
SMA Negeri Jatilawang bersifat terbuka dan mampu menyemangati siswa untuk
lebih giat berlatih. Faktor pendukung pembelajaran band di SMA Negeri Jatilawang,
yaitu minat dan bakat, motivasi, sarana dan fasilitas, warga sekolah dan orang tua,
waktu. Persamaan dari penelitian ini adalah yang diteliti merupakan suatu
14
untuk perbedaan dari penelitian ini adalah objek yang akan diteliti di penelitian ini
Yang kedua penelitian ini dari Sugeng Apriadi yang berjudul “Strategi
Pembelajaran Drum Junior Kids Secara Klasikal di Gilang Ramdhan Studio Band
GRSB Semarang menerapkan dua strategi yng dikembangkan oleh setiap instruktur.
mengembangkan materi pada sesi hiburan. Persamaan dari penelitian ini adalah
pembelajaran klasikal.
Yang ketiga penelitian yang dilakukan oleh Yohanes Hernawan Pratama yang
di SMPN 27 Semarang”. hasil penelitian ini terdapat materi dan proses pembelajaran
pertunjukan ansambel musik yang ditonton secara bersama dalam kelas dan
kelompok dalam kelas. Simpulan dari penelitian ini adalah (1) pada pembelajaran
ansambel dengan pendekatan apresiasi guru mengacu pada teori belajar menurut
15
aliran kognitif, bahwa belajar baru dapat terjadi bila ada kemampuan dalam diri orang
yang belajar, (2) melalui pendekatan kreasi guru mengacu pada teori belajar menurut
aliran humanis, bahwa setiap siswa menentukan sendiri tingkah lakunya, siswa bebas
memilih sesuai dengan kebutuhannya, tidak terikat pada lingkungan. Persamaan pada
dan latihan atau drill. Melalui penelitian ini peneliti menemukan metode
pembelajaran yang menarik yang digunakan pelatih, yaitu metode pendekatan sebaya.
percaya diri, terampil, dan berkreativitas tinggi. Persamaan penelitian ini adalah
hadrah. Kemudian perbedaannya pada tempat yang dituju dan metode yang dipakai.
pengamatan dari penelitian ini berasal dari Sanggar Pusaka Rebana Biang Ciganjur,
Sanggar ini merupakan satu-satunya wadah yang menampung seni musik tradisional
di DKI Jakarta khususnya rebana biang kesenian ini tetap bertahan ditengah
16
penyebaran maupun perkembangannya. Sangat disayangkan seni yang telah
dari berbagai pihak baik masyarakat maupun pemerintah. Dari penelitian ini penulis
jagakarsa, jakarta selatan. Adapun metode penelitian yang diigunakan adalah metode
peristiwa yang telah terjadi di masa lampau yang bersifat komprehensif. Persamaan
dalam penelitian ini yaitu berkembangnya suatu objek yang akan dikaji, dalam
penelitian ini adalah rebana, tetapi dalam penelitian yang nanti akan diteliti
merupakan hadrah. Perbedaan dalam penelitian ini pada pendekatan yang dilakukan
Penelitian yang lainnya dari Muchammad Fais Noor Khamim yang berjudul
dianalisis dengan mereduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan. Hasil
di MAN 01 Kabupaten Kudus terbagi menjadi tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan
17
pembelajaran, dan evaluasi untuk mencapai suatu kecakapan khusus yang diinginkan.
MAN 01 Kabupaten Kudus adalah metode ceramah, demonstrasi dan metode latihan.
Kudus yaitu untuk materi vokal pelatih memberikan lagu-lagu Rebana yang
gambaran ketukan atau pola irama rebana kemudian memberian contoh dalam bentuk
pengetahuan, pemahaman serta menggali minat dan bakat siswa. Beberapa cara yang
dilakukan dalam pembelajaran kelompok musik rebana Terbang Zipin sudah banyak
membuahkan hasil juga berbagai prestasi yang diraih dalam berbagai perlombaan.
Hal seperti inilah yang menarik penulis untuk meneliti kelompok musik Rebana
Kemudian pada artikel dari Nur Rahman dari Universitas Tanjungpura yang
dengan kurangnya minat remaja terhadap Hadrah seni. Metode yang digunakan
adalah metode deskriptif dengan bentuk penelitian kualitatif. Itu Pendekatan yang
yang tahu tentang seni Hadrah di Desa Sekuduk, Kecamatan Sambas, Sambas distrik.
18
dokumentasi. Teknik validitas data adalah perpanjangan observasi dan teknik sumber
triangulasi. Hasil penelitian adalah: 1) musikal fungsi seni Hadrah sebagai pembawa
atmosfer, sebagai alat komunikasi, sebagai pendidikan, sebagai sarana bertahan hidup
dan stabilitas budaya, dan sebagai sarana hiburan. 2) cara menghadirkan seni Hadrah
seperti menggunakan perkusi ansambel tujuh macam alat musik, yaitu 3 buah rebana,
drum, bongo, rebana dan maracas. Implementasi kesenian Hadrah selain dilakukan di
Nabi Maulud, itu juga biasa dilakukan di pernikahan, sunat, polos tepung, halal bi
Penelitian berikutnya yang relevan selanjutnya yaitu skripsi dari Bayu Satria,
Imma Fretisari, dan Asfar Muniir yang berjudul “Pembelajaran kesenian Hadrah Pada
penelitian ini adalah tentang Proses Pembelajaran Seni Hadrah yang diadakan di
Amin di Kelurahan Pal 5, Kota Pontianak. Metode dalam penelitian ini adalah
penelitian ini adalah pendekatan musikologis. Data dalam penelitian ini adalah
pembelajaran seni hadrah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah nara
sumber yang memahami dan tahu cara belajar seni hadrah. Teknik pengumpulan data
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah peneliti sebagai instrumen utama.
19
Memeriksa validitas data dalam penelitian ini adalah perpanjangan dari observasi dan
triangulasi sumber. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis selama
pengumpulan data dan analisis setelah pengumpulan data. Persemaan dari penelitian
ini meneliti kesenian hadrah. Perbedaannya dari penelitian ini pada lokasi dan jenjang
pendidikan.
Penelitian selanjutnya dari Muhamad Mukhlason yaitu jurnal studi islam yang
Kurikulum Hadrah Seni Konten Lokal di Negara Sekolah Dasar Negeri Mandaranrejo
memungkinkan siswa mengetahui dan terbiasa dengan budaya lingkungan dan untuk
pengembangan kurikulum lokal dalam mata pelajaran konten lokal rebana seni,
yang membentuk silabus dan rencana pelajaran yang dimiliki telah divalidasi oleh
penilaian para ahli, para ahli kurikulum dan para ahli materi pelajaran dengan tujuan
untuk melihat kelayakan praktis dari model yang digunakan. Persamaan dari
penelitian ini adalah mengembangkan kesenian hadrah. Perbedaan dari penelitian ini
Penelitian selanjutnya yang relevan yaitu jurnal dari Afif Zahidi, Sedya Santosa
20
Ma’Arif Giriloyo 1 Imogiri Bantul” Berdasarkan latar belakang di atas rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana proses kegiatan ekstrakurikuler
hadroh di MI Ma’arif Giriloyo 1 Imogiri Bantul, (2) nilai-nilai karakter apa saja yang
diikuti oleh 12 siswa putra kelas IV dan V dimana runtutan acara pada setiap latihan
adalah pembukaan, pemberian materi vokal dan dan materi tabuhan, pembacaan
dalam ekstrakurikuler hadroh adalah religius, disiplin, kerja keras, mandiri, rasa ingin
tahu, cinta tanah air (nasionalisme), menghargai prestasi, dan tanggung jawab.
Persamaan dari penelitian ini adalah kegiatan ekstrakurikuler hadroh yang ada di
suatu pendidikan. Perbedaan penelitian ini adalah meneliti nilai-nilai karakter dari
Acuan skripsi yang lainnya yaitu dari Yulfiani yang berjudul “Pembelajaran
studi dokumen, observasi, dan teknik angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tiga tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pada tahap perencanaan guru
21
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Pada tahap evaluasi
dilaksanakan dalam bentuk tes unjuk kerja. Adapun dalam pembelajaran ansambel
musik gamelan jawa, faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar
ansambel musik gamelan jawa mendapat tanggapan positif dan negatif dari siswa.
Tangggapan positif siswa diantaranya yaitu perhatian guru terhadap siswa, hubungan
guru dengan siswa, bakat siswa, minat siswa, perhatian siswa, disiplin sekolah, media
alat pelajaran, kesehatan siswa, cara orang tua mendidik, dan pengertian orang tua.
Sedangkan faktor-faktor yang mendapat tanggapan negatif dari siswa yaitu perhatian
guru dalam memberikan tugas, keadaan gedung, motif siswa, dan standar pelajaran di
atas ukuran. Persamaan penelitian ini yaitu sama membahas mengenai pembelajaran
dan ada beberapa alat gamelan jawa. Perbedaannya peneliti yaitu pada analisis data,
dengan ini beberapa penjelasan dari penelitian Anantyo, Pendekatan penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan
22
dianalisa dengan cara pengumpulan data, proses reduksi, proses klarifikasi, dan
di SMP N 1 Pangkah dibagi empat tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan,
tahap evaluasi, dan remidi/tindak lanjut. Kesulitan yang ditemui siswa dalam
pembelajaran Mengekspresikan Karya Seni Musik adalah : (1) membaca Partitur, (2)
alat musik, (3) Penggunaan notasi yang tepat, (4) Presentasi setiap kelompok.
Persamaan dari penelitian ini yaitu membahas mengenai suatu pembalajaran serta
Kemudian untuk perbedaan penelitian ini yaitu dari segi objek yang diteliti berbeda,
untuk penelitian yang direncanakan peneliti membahas dengan objek seni hadroh.
Acuan penelitian selanjutnya yaitu penelitian dari Ines Yulivita yang berjudul
teknik analisi dan interaktif dengan tahapan reduksi data, penyajian data, dan
penarikan simpulan. Hasil penelitian dan pembahasan menunjukan, ada tiga tahapan
pembelajaran yaitu, (1) perencanaan meliputi persiapan materi lagu, mendata siswa,
dan menyiapkan alat bantu pembelajaran, (2) pelaksanaan meliputi bentuk latihan
23
antara lain pemanasan, sikap tubuh, pernapasan, artikulasi, intonasi, membaca notasi
keseimbangan, (3) evaluasi meliputi tanya jawab dari kesulitan yang dihadapi siswa,
paduan suara yaitu faktor pendukung dan penghambat. Faktor pendukung yaitu, (1)
siswa memiliki kerjasama yang baik antar anggota, minat siswa dalam mengikuti
ekstrakurikuler, dorongan diri siswa untuk meraih prestasi (2) pelatih memiliki sikap
profesional yang tinggi, disiplin dan tegas, mampu menumbuhkan semangat dan
percaya diri siswa, mampu mendekatkan diri dengan siswa. (3) sekolah menyediakan
kemampuan siswa membaca notasi angka, kurangnya rasa percaya diri dalam
Acuan penelitian berikutnya dari Ryanto Sitopu denga judul “Kreativitas Guru
pustaka, teknik analisis data meliputi reduksi, penyajian dan verifikasi data. Peneliti
mengubah syair menggunakan lagu yang sudah ada dengan cara menentukan lagu dan
24
menentukan tema syair lagu. Mampu membuat lagu sederhana dengan cara
menentukan tema lagu, membuat lirik lagu, membuat melodi lagu. Mampu
mengajarkan pola ritmis sederhana, dan mampu membuat alat musik ritmis sederhana
dengan menggunakan batok kelapa. Pembelajaran seni musik yang ada di TK Pertiwi
guru. Faktor pendukung diantara lain refrensi buku, sarana dan prasarana, orang tua
kemampuan guru, dan media pembelajaran. persamaan penelitian ini yaitu pada
Acuan yang selanjutnya datang dari Bagus Nirwanto dengan judul “Musik
Musik” dengan Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kualitatif,
terhadap suatu objek yang diteliti. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan
aransemen instrumen dan aransemen vokal. Struktur aransemennya terdiri dari 4 bagian,
yaitu: introduksi, lagu, interlude dan coda. Hasil analisis musik Hadroh Nurul Ikhwan,
irama dalam musik Hadroh Nurul Ikhwan terdapat tiga macam pola ritmis yaitu golong,
genjring dan tikah. Unsur melodi pada Hadroh Nurul Ikhwan tercipta dari suara manusia
atau vokal yaitu vokal utama dan vokal koor, selain itu melodi juga tercipta dari
25
permainan keyboard. Unsur harmoni meliputi penggunaan berbagai macam akord beserta
dengan progesi akord yang lazim, yaitu progresi akord minor pada lagu yang berjudul
Assalamualaik. Persamaan penelitian ini adalah pada objek yang diteliti yaitu seni
hadroh. perbedaan dari penelitian ini adalah pembahasan yang diteliti oleh saudara Bagus
mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan,
berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan
dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertenu. Dalam hal ini
sangat penting sekali dengan adanya strategi. Seperti contohnya pada pembelajaran
hadroh ini, guru mempunyai strategi-strategi atau rencana-rencana yang ingin dicapai
Pada mulanya istilah strategi banyak digunakan dalam dunia militer yang
suatu peperangan. Sekarang, istilah strategi banyak digunakan dalam berbagai bidang
26
kegiatan yang bertujuan memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai
keuntungan dan kesuksesan yang besar akan menerapkan suatu strategi dalam
mencapai tujuannya itu, seorang pelatih tim basket akan menentukan strategi yang
dianggap tepat untuk dapat memenangkan suatu pertandingan. Begitu juga seorang
guru yang mengharapkan hasil baik dalam proses pembelajaran juga akan
menerapkan suatu strategi agar hasil belajar siswanya mendapat prestasi yang terbaik.
instruktur, guru, widyaiswara dalam proses pembelajaran. Paling tidak ada 3 jenis
pembelajaran.
yang mengacu pada cara untuk membuat urutan dan mensintesis fakta, konsep,
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu strategi mikro dan strategi makro. Startegi mikro
mengacu kepada metode untuk pengorganisasian isi pembelajaran yang berkisar pada
satu konsep, atau prosedur atau prinsip. Strategi makro mengacu kepada metode
untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu konsep atau
27
Maka dari itu pada penelitian ini, setelah di amati melalui penelitian bahwa guru
untuk penari dan tata busana. Arransemen lagu juga perlu dilakukan agar lagu tidak
monoton, kemudian untuk gerakan penari agar perform diatas panggung lebih
menarik, serta untuk konsep busana merupakan untuk keindahan penampilan siswa
adalah: (1) menyampaikan isi pembelajaran kepada pebelajar, dan (2) menyediakan
kerja.
Seperti yang sudah dijelaskan pada fungsi nomer pertama, bahwa pada strategi
penyampaian isi pembelajaran, guru disini juga mempunyai konsep untuk melakukan
pada proses belajar mengajar. Setelah konsep terbentuk maka guru melakukan
tindakan nyata melalui metode pembelajaran agar dalam proses belajar mengajar
28
tentang strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian mana yang digunakan
selama proses pembelajaran. Paling tidak, ada 3 (tiga) klasifikasi penting variabel
dan motivasi.
Penjadwalan ini yang dilakukan guru merupakan suatu persiapan waktu agar
siswa dapat belajar mendisiplinkan waktu. Serta jadwal juga merupakan bentuk dari
struktur latihan agar latihan dapat tertata rapi. Kemudian untuk catatan kemajuan
siswa dalam pembalajaran memang diperlukan agar dalam proses belajar mengajar
guru mengetahui seberap jauh kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran. dan
yang terakhir motivasi. Sudah jelas motivasi penting sekali dilakukan oleh guru untuk
membuat semangat dan adanya perubahan pada siswa jika ada kekurangan pada
proses pembelajaran.
tetapi tidak jarang pula orang memberikan pengertian yang sama untuk kedua kata
tersebut. Menuru Sadiman, kata pembelajaran dan kata pengajaran dapat dibedakan
kelas formal, sedangkan kata pembelajaran tidak hanya ada dalam konteks guru-
murid di kelas formal, akan tetapi juga meliputi kegiatan belajar mengajar yang tak
dihadiri oleh guru secara fisik di dalam kata pembelajaran ditekankan pada kegiatan
sumber belajar agar terjadi proses belajar. Dengan definisi seperti ini, kata pengajaran
29
lingkupnya lebih sempit dibanding kata pembelajaran. Di pihak lain ada yang
berpanadangan bahwa kata pembelajaran dan kata pengajaran pada hakekatnya sama,
yaitu suatu proses interaksi antara guru dan siswa dalam mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
suatu persiapan yang dipersiapkan oleh guru guna menarik dan memberi informasi
kepada siswa, sehingga dengan persiapan yang dirancang oleh guru dapat membantu
perilaku guru yang dimaksudkan untuk menolong siswa mencapai tujuan pengajaran.
sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk
Menurut para ahli yang selanjutnya yaitu Cropper di dalam Wiryawan dan
latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. la
menegaskan bahwa setiap tingkah laku yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta
didik dalam kegiatan belajarnya harus dapat dipraktikkan. Seperti halnya proses
pembelajaran yang guru lakukan, guru meggunakan berbagai jenis latihan dalam
guru menggunakan mendengarkan musik terlebih dahulu untuk referensi dan untuk
30
mendatangkan ide-ide dalam membuat aransemen musik. dan guru juga
menggunakan cara sistem implementasi dari apa yang guru sudah lakukan
pembelajaran, yang tidak dapat dipisahkan dari komponen lain di dalam sistem
tersebut. Dengan kata lain strategi pembelajaran dipengaruhi dari faktor-faktor lain.
(2) Materi, (3) siswa, (4) fasilitas, (5) waktu, dan (6) guru.
Maka dari itu dari penjelasan-penjelasan diatas yang sudah dijelaskan dari
proses belajar mengajar yang terdiri dari guru-siswa dengan perencanaan yang sudah
diatur secara optimal guna mencapai tujuan ataupun target yang terbaik dalam tujuan
dalam beberapa perlombaan strategi yang guru pakai mencapai target dan hasil yang
terbaik.
31
2.2.2.1. Tujuan Pembelajaran
memberikan petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran, menata urutan topik-topik,
tertentu, baik bagi guru maupun siswa. Nana Syaodah Sukmadinata (2002)
kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara lebih
mandiri.
pembelajaran
Fred Percival dan Henry Ellington (1984) yakni tujuan pembelajaran adalah
suatu pernyataan yang jelas dan menunjukkan penampilan atau keterampilan siswa
Tujuan pembelajaran merupakan sasaran yang hendak dicapai pada akhir pengajaran,
32
serta kemampuan yang harus dimiliki siswa. Sasaran tersebut dapat terwujud dengan
menentukan suatu strategi yang harus digunakan guru. Terdapat empat komponen
b. Kemampuan atau kompetensi yang dapat diukur atau yang dapat ditampilkan
Behavior (perilaku yang harus dimiliki), Condition (kondisi dan situasi) dan Degree
tujuan pembelajaran merupakan sistem untuk memudahkan guru serta murid dalam
terampil dalam proses pembelajaran. Kemudian dalam kualitas dan kuantitas siswa
33
2.2.2.2. Materi
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar
terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam
rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Menurut National Center
for Vocational Education Research Ltd tiga pengertian materi pembelajaran yaitu: 1)
merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru atau instruktur untuk
digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam kegiatan belajar mengajar di
menampilkan sosok yang utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam
proses pembelajaran.
sasaran yang sesuai dengan Standar dan Kompetensi Dasar. Artinya materi yang
2.2.2.3. Metode
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.
34
adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan demikian
a. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini
senantiasa bagus bila pengunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung alat
ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru
atau instruktur. Hal ini selain disebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu, juga
adanya faktor kebiasaan baik dari guru atau pun siswa. Guru biasanya belum merasa
Demikian juga dengan siswa, mereka akan belajar manakala ada guru yang
memberikan materi pelajaran melalui ceramah, sehingga ada guru yang berceramah
berarti ada proses belajar dan tidak ada guru berarti tidak ada belajar. Metode
pembelajaran ekspositori.
b. Metode Demonstrasi
untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar.
dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu,
35
baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi
tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses
demonstrasi peran siswa hanya sekadar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat
dan inkuiri.
c. Metode Diskusi
suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu
serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998). Karena itu, diskusi bukanlah
debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman
untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama. Selama ini banyak guru
pembelajaran. Keberatan itu biasanya timbul dari asumsi: (1) diskusi merupakan
metode yang sulit diprediksi hasilnya oleh karena interaksi antar siswa muncul secara
spontan, sehingga hasil dan arah diskusi sulit ditentukan; (2) diskusi biasanya
memerlukan waktu yang cukup panjang, padahal waktu pembelajaran di dalam kelas
sangat terbatas, sehingga keterbatasan itu tidak mungkin dapat menghasilkan sesuatu
secara tuntas. Sebenarnya hal ini tidak perlu dirisaukan oleh guru. Sebab, dengan
perencanaan dan persiapan yang matang kejadian semacam itu bisa dihindari.
36
d. Metode simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat
konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai metode
mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara
langsung pada objek yang sebenarnya. Gladi resik merupakan salah satu contoh
latihan untuk upacara sebenarnya supaya tidak gagal dalam waktunya nanti.
untuk: (1) melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi
prinsip, (3) melatih memecahkan masalah, (4) meningkatkan keaktifan belajar, (5)
memberikan motivasi belajar kepada siswa, (6) melatih siswa untuk mengadakan
kerjasama dalam situasi kelompok, (7) menumbuhkan daya kreatif siswa, dan (8)
Merupakan bentuk interaksi belajar mengajar yang ditandai dengan adanya satu
atau lebih tugas yang diberikan oleh guru dimana penyelesaian tugas tersebut dapat
dilakukan secara perorangan atau keompok sesuai dengan perintah guru. Metode
tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi lebih luas dari itu. Tugas
37
dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individu atau kelompok.
Tugas dan resitasi bisa dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan dan tempat
lainnya.
komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi
dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya
guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara
g. Metode kelompok
Metode kerja kelompok adalah bahwa siswa dalam suatu kelas dipandang
sebagai kelompok tersendiri, atau dibagi menjadi beberapa kelompok dengan tujuan
agar siswa mampu bekerja sama dengan teman yang lain dalam mencapai tujuan
beberapa individu.
metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem
38
i. Metode Latihan (Drill)
atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari. Mengingat latihan ini kurang
Cara Belajar Siswa Aktif merupakan suatu pendekatan dalam pelajaran yang
internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap” (Raka Joni, 1985, hlm. 2). Istilah
CBSA menurut Nana Sudjana (1989, hlm. 20) merupakan “suatu cara belajar
mengajar yang memberi peran lebih banyak kepada anak didik untuk aktif dalam
belajar dan keaktifan guru menciptakan lingkungan belajar yang serasi dan
39
potensi manusiawi siswa melalui penyediaan lingkungan belajar meliputi aspek-aspek
bahan pelajaran, guru, media pembelajaran, suasana kelas, dan sebagainya. Adapun
cara belajar siswa disesuaikan dengan minat dan pemberian kemudahan kepada siswa
belajar dapat terinternalisasi pada diri siswa. Pada kondisi ini semua unsur pribadi
siswa terlibat secara aktif, seperti emosi, perasaan, intelektual, pengindraan, fisik, dan
sebagainya.
Peranan guru pada CBSA bukan sebagai orang yang menuangkan materi
pelajaran kepada siswa, melainkan bertindak sebagai fasilitator. Artinya, siswa aktif
Sejumlah kegiatan yang perlu dilakukan guru dalam CBSA, sebagai berikut:
7. Memberikan bantuan dan pelayanan khusus kepada siswa yang lamban belajar;
CBSA dapat diterapkan dalam setiap proses belajar mengajar. Kadar CBSA
dalam setiap proses belajar mengajar dipengaruhi oleh penggunaan strategi belajar
40
mengajar yang diperoleh. Kadar CBSA juga ditandai oleh semakin banyak dan
CBSA dalam rangka sistem belajar mengajar menunjukkan ciri, sebagai berikut.
dengan kemampuan, minat, pengalaman, motivasi, dan aspirasi yang telah dimiliki
pelajaran.
e. Adanya kesadaran dan keinginan besar yang tinggi serta motivasi untuk
41
c. Keterlibatan secara aktif oleh siswa dalam menciptakan suasana belajar yang
e. Keterlibatan siswa dalam mencari informasi dari berbagai sumber yang berdaya
guna dan tepat guna bagi mereka, sesuai dengan rencana kegiatan belajar yang
telah dirumuskan.
menilai jawaban dari rekan, dan memecahkan masalah yang timbul selama
a. Keterlibatan siswa dalam menilai diri sendiri dan menilai teman sekelas.
b. Keterlibatan siswa secara mandiri mengerjakan tugas menjawab tes dan mengisi
c. Keterlibatan siswa menyusun laporan baik tertulis maupun lisan yang berkenaan
Adapun kelebihan dan kelemahan dari pendekatan CBSA, dijabarkan sebagai berikut:
42
1. Prakarsa siswa dalam kegiatan belajar, yang ditunjukan melalui keberanian
memberikan pendapat.
3. Peranan guru lebih banyak sebagai fasilitator yang memperlihatkan kadar tinggi
3. Memerlukan pengaturan fisik (seperti kursi dan meja) serta jadwal yang luwes.
k. Metode karyawisata
Karyawisata dalam arti metode mengajar mempunyai arti tersendiri, ber30 beda
dengan karyawisata dalam arti umum. Karyawisata di sini berarti kunjungan ke luar
metode pembelajaran adalah strategi atau cara yang digunakan oleh guru atau
instruktur dengan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efisien dan efektif.
43
Berkaitan dengan penelitian ini metode pembelajaran ekstrakurikuler hadroh
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah,
informasi belajar dan penyalur pesan. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2002:1)
alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka
guru dalam menyampaikan suatu materi pembelajaran kepada siswa atau peserta
didik. Berkaitan dengan penelitian ini media pembelajaran yang dipakai oleh guru
2.2.2.5. Evaluasi
menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Evaluasi
pembelajaran merupakan penilaian kegiatan dan kemajuan belajar peserta didik yang
dilakukan secara berkala berbentuk ujian, hasil praktik, tugas harian, atau pengamatan
oleh guru. Bentuk ujian meliputi ujian tengah semester, ujian akhir semester, dan
44
ujian tugas akhir. Pembobotan masing-masing unsur penilaian ditetapkan berdasarkan
merupakan suatu penilaian kepada siswa atau suatu kelompok yang telah melakukan
memberikan arahan-arahan, serta nasehat kepada siswa dan group hadroh setelah
fitrahnya. Mereka mempunyai perasaaan dan fikiran serta keinginan atau aspirasi.
Mereka mempunyai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi yaitu sandang, pangan,
papan, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, dan
didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui
proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
Peserta didik adalah subjek yang bersifat unik yang mencapai kedewasaan secara
bertahap.
diri baik melalui proses pembelajaran maupun ketikan berinteraksi dengan orang lain
45
melalui pengalaman-pengalaman yang sudah dilakukan ataupun yang belum
dilakukan untuk menuju kedewasaan. Berkaitan dengan penelitian ini peserta didik
2.2.2.7. Guru
Hermawan, dkk (2008: 9.4) Guru menempati posisi kunci dan strategis dalam
siswa agar dapat mencapai tujuan secara optimal. Untuk guru harus mampu
guru merupakan pemegang peranan sentral proses belajar mengajar. Guru yang setiap
hari berhadapan langsung dengan siswa termasuk karakterisrik dan problem mengajar
yang mereka hadapi berkaitan dengan proses belajar mengajar. Mochtar Buchori
(1994:4) menyatakan bahwa yang akan dapat memperbaiki situasi pendidikan pada
adalah seseorang yang berperan penting dalam proses belajar mengajar, serta
menjadi tutor bagi peserta didik dalam dunia pendidikan. Berkaitan dengan penelitian
ini guru dalam pembelajaran ekstrakurikuler hadroh ini yaitu guru yang mengetahui
serta dapat memainkan alat musik dan berkompeten dalam bermusik, tentunya untuk
46
2.2.3 Proses Pembelajaran
membentuk kemampuan siswa sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Salah satu
hingga menjadi suatu proses bermakna dan kondusif dalam pembentukan kemampuan
siswa. Oleh karena itu, kegiatan belajar selain dikembangkan secara sistematis,
efektif dan efisien juga perlu variasi kegiatan sebagai alternatif untuk
Belajar sebagai mana yang dikemukakan oleh Sardiman (2003: 20), bahwa
sebagainya”. Belajar juga akan lebih baik kalau subjek belajar mengalami atau
melakukannya. Belajar suatu proses interaksi antara diri manusia (id-ego-super ego)
dengan lingkungan yang berwujud pribadi, fakta, konsep atau teori. Dalam hal ini
terkandung suatu maksud bahwa proses interaksi itu adalah: (1) proses internalisasi
47
ke dalam diri yang belajar, (2) dilakukan secara aktif, dengan segenap panca indera
ikut berperan.
Sudjana (2009: 28), memandang belajar suatu proses yang ditandai dengan
adanya perubahan dari seseorang, perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat
percakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang ada pada individu yang
belajar.
Proses belajar akan berjalan dengan baik bila materi pelajaran yang baru
beradaptasi (berkesinambungan) secara tepat dan serasi dengan struktur kognitif yang
telah dimiliki siswa. Proses belajar yang berkesinambungan akan lebih memiliki
manfaat bagi siswa seperti siswa akan lebih banyak memiliki alternatif pemecahan
masalah sehingga masalah yang dihadapi akan terselesaikan dengan cara yang efisien.
minat siswa sendiri dan topik dalam kurikulum seharusnya saling terintegrasi bukan
terpisah atau tidak mempunyai kaitan satu sama lain. Apabila belajar siswa
tergantung pada pengalaman dan minat siswa maka suasana belajar siswa akan
menjadi lebih menyenangkan dan hal ini akan mendorong siswa untuk berfikir
proaktif dan mampu mencari pemecahan masalah, disamping itu kurikulum yang
diajarkan harus saling terintegrasi agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan
48
Berdasarkan penjelasan diatas dapat dikemukakan bahwa proses pembelajaran
merupakan suatu rangkaian belajar mengajar yang dilakukan melalui tiga tahap yaitu
pembelajaran. Proses belajar juga dapat diartikan sebagai suatu rangkaian yang
dilakukan secara bersama atau individu dalam mencari suatu informasi bisa dalam
perubahan yang sebagai hasil dari seorang siswa akan menjadi lebih memahami dan
Oleh karena itu, proses pembelajaran perlu ditempuh melalui prosedur yang
berurutan dalam membentuk kemampuan siswa sesuai dengan tujuan yang telah
tersebut harus diarahkan hingga menjadi suatu proses bermakna dan kondusif dalam
dikembangkan secara sistematis, efektif dan efisien juga perlu variasi kegiatan
belajar. Seperti dikemukakan di atas bahwa dalam proses pembelajaran ada tiga
tahapan prosedur yang perlu ditempuh yaitu ; prapembelajaran atau sering juga
49
disebut sebagai awal pembelajaran, inti pembelajaran dan akhir atau penutup
pembelajaran.
1. Prapembelajaran
merupakan sebuah tindakan dari guru agar siswa tidak kaget pada kegiatan
melakukan suatu motivasi dan pengembangan otak para siswa, selain itu untuk
mempersiapkan suasana belajar dan kondisi siswa secara rapi dalam proses
pembelajaran. Maka dari itu pentingnya kegiatan pembukaan atau pendahuluan ini
dilakukan. Kegiatan pendahuluan ini dilakukan juga agar siswa dapat fokus dan
2. Inti pembalajaran
disusun guru sebelumnya (Dharma, 2008). Kegiatan inti dalam pembelajaran sangat
pembelajaran sangat dipengaruhi oleh desain atau rencana pelajaran yang dibuat guru.
50
diidentifikasi oleh guru secara sistematis yang memungkinkan dapat dilaksanakan
guru dalam proses pembelajaran, karena pada hakekatnya kegiatan inti pembelajaran
Kegiatan terakhir yang dimaksud yaitu guru memberikan evaluasi kepada siswa
mengenai proses pembelajaran yang telah dijalankan. Kegiatan akhir dan tindak
lanjut harus dilaksanakan atas dasar perencanaan yang telah dibuat oleh guru. Guru
perlu merencanakan, dan melaksanakan kegiatan akhir dan tindak lanjut secara
efektif, efisien, fleksibel dan sistematis. Kegiatan akhir dalam pembelajaran tidak
hanya diartikan sebagai kegiatan untuk menutup pelajaran, tetapi juga sebagai
kegiatan penilaian hasil belajar siswa dan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan tindak
lanjut harus ditempuh berdasarkan pada proses dan hasil belajar siswa.
2.2.4 Ekstrakurikuler
yang tercantum dalam susunan pembelajaran sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
51
sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler berupa pengayaan dan perbaikan yang berkaitan
bermuatan pengayaan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran sekolah dengan tujuan
mengasah bakat dan prestasi siswa dan tidak untuk dinilai. Apabila pembimbing perlu
mengadakan penilaian hanya sebatas pada penguatan bakat dan prestasi siswa, Ichsan
siswa mengenal hubungan antara berbagai mata pelajaran atau bidang pengetahuan,
cerdas dan berkompeten untuk itu kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler adalah
progam yang wajib ada dalam sekolah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
dilakukan dengan terjadwal dan sistematik yang merupakan progam utama dalam
proses belajar untuk mendidik siswa sedangkan Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2008:80) ekstrakurikuler yaitu suatu kegiatan yang berada di luar progam
yang tertulis di dalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa.
52
intrakurikuler dan mempunyai manfaat bagi siswa untuk perkembangan bakat siswa
sehingga dapat berguna di masyarakat untuk masa sekarang maupun masa depan.
aspek kognitif dan psikomotor. (2) Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam
ekstrakurikuler sangatlah bermanfaat untuk siswa dan dalam dunia pendidikan. Pada
dilakukan pada jam diluar sekolah. Kegiatan-kegiatan inilah yang menjadi wadah
untuk mengembangkan bakat/ minat siswa dan juga untuk menumbuhkan rasa
2.2.5 Hadroh
menggunakan beberapa alat musik yang ditabuh. Dalam permainan hadrah tersebut
pemain memainkan secara ansambel alat perkusi rebana dan juga disertai nyanyian
syair Islami. Rebana menurut Jaelani (2007 : 175) berasal dari kata rabbana yang
berarti wahai Tuhan kami (satu doa dan pujian terhadap Tuhan). Hadroh adalah
kesenian lokal yang keberadaannya penting untuk dipertahankan sampai saat ini.
53
Kesenian adalah penjelmaan dari rasa keindahan untuk kesejahteraan hidup, rasa
disusun dan dinyatakan oleh pikiran sehingga ia menjadi bentuk yang dapat
disalurkan dan dimiliki. Kesenian hadroh tidak lepas dengan sholawat. Umumnya
sholawat itu ialah do’a kepada Allah SWT untuk Nabi Muhammad SAW, beserta
keluarga, dan sahabatnya. Jenis musik tradisional ini biasanya diekspresikan dalam
hardah mengandung ungkapan pujian dan keteladanan sifat Allah dan Rasulullah
SAW yang agung. Dengan demikian akan membawa dampak kecintaan kepada Allah
dan Rasul-Nya. Para sufi yang biasanya melibatkan seruan atas sifat – sifat Allah
melantunkan bait-bait pujian atas baginda Nabi Muhammad SAW. Seni musik
tradisional Islam ini tidak hanya tumbuh dan berkembang di Indonesia saja,
melainkan juga di Negara-negara Asia yang lain, Timur tengah, Afrika, Eropa, dan
Pada kesenian hadroh banyak terkandung beberapa nilai yang terkait dengan
aspek- aspek pendidikan seperti ketuhanan (tauhid), akhlak (moral), ibadah, dan
sosial. Akan tetapi nilai-nilai tersebut kurang disadari dan dirasakan oleh masyarakat,
karakter. Jika saja peserta didik mengerti dan memahami nilai-nilai yang terkandung
54
bermain peralatan musiknya dan menyanyikan syair-syairnya saja, tanpa mengetahui
disimpulkan bahwa Kesenian hadroh juga merupakan suatu bentuk karya seni musik
dalam genre alunan nadanya ke musik timur tengah yang bernafaskan islami. Dimana
lirik atau syair-syairnya berupa pujian dan sanjungan kepada Allah SWT serta Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarga, dan sahabatnya. Kesenian hadroh sudah masuk
dalam dunia pendidikan, kesenian hadroh dapat dipelajari dalam intrakurikuler serta
ekstrakurikuler. Berkaitan dengan penelitian ini kesenian hadroh menjadi objek untuk
Alat musik pada hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah ini merupakan kolaborasi
antara alat perkusi rebana dengan alat-alat modern. Alat-alat ini terdiri dari Alat
perkusi rebana (kencer, keplak, trumbuk, dan bass hadroh), drum, 2keyboard, gitar,
2saron, dan biola. Dengan demikian dinamakan menurut pelatih dinamakan seni
hadroh kolaborasi.
Alat musik hadroh merupakan alat musik untuk sarana dakwah para penyebar
Islam. Alat musik ini merupakan alat musik perkusi dengan berbagai macam
pukulan-pukulannya. Alat yang digunakan dalam musik hadroh itu berasal dari alat
musik rebana. Jenis-jenis pukulan (tabuhan, keplak) hadroh bisa disebut pukulan
dasar A dan B, pukulan naik A dan B, dan Bass. pukulan dasar A dan B merupakan
pukulan awalan, sedangkan pukulan naik A dan B bisa dikatakan pada bagian reff
55
lagu. Pukulan-pukulan tersebut juga bisa dikatakan sebagai pengiring dengan bentuk
perkusi. Berikut contoh pola ritmis Pukulan dasar A dan B, Pukulan Naik A dan B,
dan Bass.
Menurut Reed Sidnell dalam Utomo (2016:18) “Musik adalah suatu cabang seni
berbentuk suara yang didalamnya terkandung unsur ritme, melodi, harmoni, serta
timbre.” Ritme dalam musik adalah suatu pola dasar gerakan melodi, melodi adalah
suatu rangkaian dari beberapa nada, harmoni adalah keselarasan bunyi, dan timbre
adalah karakter bunyi. Dalam proses pembelajaran esktrakurikuler seni hadroh juga
ada beberapa yang dipelajari tentang teori musik yaitu ritme, melodi, harmoni, dan
perkusi.
Menurut Suharto (1990 : 2), bahwa musik adalah bunyi yang sengaja dibuat
manusia untuk mengungkapkan ide dari akal budi dan perasaan batinnya. Jadi kicau
burung di dahan atau percik air di pematang sawah bukan termasuk karya seni,
seni bagi yang mendengarkannya. Musik merupakan seni bunyi yang berbentuk lagu
unsur musik. (Jamalus, 1988:1 dalam Utomo, 2016:18). Seperti yang dijelaskan oleh
Suharto bahwa musik adalah bunyi yang dibuat manusia untuk mengungkapkan ide.
Pelatih ekstrakurikuler seni hadroh ini juga menuangkan dan mengkonsep ide-ide
yang sangat brilian dalam mengaransemen lagu dalam bentuk seni hadroh kolaborasi.
Musik itu sebuah bentuk karya seni yang terjadi karena sebuah suasana hati dari
56
seorang pencipta dengan perasaan-perasaan yang terjadi pada saat itu, dan sebagai
ungkapan hati dari seorang pencipta yang menuangkannya dalam bentuk alunan
musik dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni musik vocal, instrumental, dan
musik campuran. Musik vocal adalah musik yang dinyanyikan dengan suara manusia.
Musik instrumental adalah karya musik yang dimainkan dengan alat musik.
sedangkan musik campuran adalah perpaduan bentuk musik vocal dan bentuk musik
instrument”.
menerangkan tentang kesenian yang berupa seni musik, seni tari, seni rupa, dan seni
teater. Pembelajaran inilah yang nantinya akan diberikan kepada siswa melalui
kegiatan intrakurikuler yang bisa disebut dalam mata pelajaran disekolah yaitu seni
Kegiatan ekstrakurikuler ini juga mengikuti kurikulum yang ada disekolah. Kegiatan
ekstrakurikuler di SMP Negeri 2 Pangkah ini dalam kegiatan kesenian yaitu seni
musik, drum band, seni hadroh, seni calung, seni paduan suara, dan seni baca
Al’quran. Salah satu kegiatan dalam bidang seni yang dijadikan bahan penelitian
Hadroh ini dikenal sebagai musik sholawatan. Perkembangan musik hadroh sangat
57
baik, sekarang ini musik hadroh sudah masuk dalam dunia pendidikan. Dengan
adanya hadroh di dalam dunia pendidikan sangat membantu untuk dijadikan sebagai
alat atau media pembalajaran ditujukan kepada siswa. serta untuk mengurangi
kenakalan remaja dan menumbuh kembangkan karakter yang baik dan bermoral.
sekolah karena sebagai pengembangan keterampilan, bakat, dan minat siswa dalam
bidang seni khususnya yaitu kesenian hadroh. Selain keterampilan dan lain-lain,
kesenian hadroh ini juga banyak terkandung beberapa nilai yang terkait dengan
aspek-aspek pendidikan yaitu ketuhanan (tauhid), akhlak (moral), ibadah, dan sosial.
Jadi siswa yang mengikuti kegiatan ini dengan tidak sadar akan ada perubahan-
perubahan dari proses pembelajaran yang di ikutinya. Dalam penelitian ini kerangka
Pembelajaran
Strategi pembelajaran
Pembelajaran Kesenian
Ekstrakurikuler Metode CBSA
Hadroh
Hasil Penelitian
58
Bagan kerangka berfikir di atas telah menunjukan bagaimana alur pemikiran
metode ceramah, demonstrasi, drill, resitasi, sistem regu, dan simulasi. Setelah itu
pembelajaran yaitu tujuan, materi, metode dan media, evaluasi, siswa, dan adanya
Melalui Metode CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) pada Ekstrakurikuler Hadroh di
SMPN 2 Pangkah”
59
BAB III
METODE PENELITIAN
guru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif
naratif. Hal ini mempunyai arti bahwa permasalahan yang dibahas dalam penelitian
berhubungan dengan suatu keadaan atau status fenomena (Rahman, 1993: 1).
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dalam hal ini objek
Penelitian ini mengambil lokasi di SMP Negeri 2 Pangkah, Jl. Raya Penusupan
60
berkembangnya kesenian hadroh serta sarana pendukung seperti tersedianya
Objek penelitian ini adalah kegiatan ekstrakurikuler hadroh dan siswa. Alasan
observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan maknadari perilaku tersebut. Marshall
terangan dan tersamar (overt observation dan covert observation), dan observassi
informasi mengenai topik yang akan diteliti. Dari observasi ini dari wawancara
kepada ibu Titin Widiastuti S.pd delaku Wakil Kepala Sekolah bahwa,
61
“Iya diperbolehkan untuk penelitian, karena ini kegiatan ekstrakurikuler
bukan intrakurikuler, kalau kegiatan intrakurikuler tidak bisa karena ada
persiapan ujian”
Dari observasi tersebut juga peneliti bertemu dengan Ibu Sri Winarni S.pd
sebagai guru pengajar mata pelajaran Bimbingan Konseling, selain itu juga ibu Sri
hadroh menjadi maju dan berprestasi yang ada di SMPN 2 Pagkah. Jadi, peneliti
akan menulis fakta yang ada dilapangan tanpa rekayasa dengan mengamati apa yang
ikut berpartisipasi dalam kegiatan sehingga keabsahan data benar-benar terjamin dan
hal-hal yang lebih dalam dengan reponden sebagai sumber informasi. (Sugiyono,
Dalam hal ini peneliti membuat rancangan wawancara yang nantinya akan di
wawancara menurut Sutrisno Hadi (1986) dalam Sugiyono (2016:138) adalah: (1)
62
bahwa responden adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri; (2) bahwa
apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya;
materi pembelajaran serta pelatihan dari seorang guru pada pembelajaran seni musik
hadroh. Teknik wawancara ini bertujuan untuk dapat mengankat data-data dan
hadroh. Wawancara ini dilakukan kepada SMP Negeri 2 Pangkah Kabupaten Tegal,
pelatih atau guru yaitu ibu Sri Winarni, bapak Sohibul, dan Bapak Yan adiwidia,
1. Wawancara terstruktur
peneliti menyiapkan segala hal yang akan ditanyakan kepada narasumber melalui
63
2. Wawancara tidak terstruktur
Dengan tujuan yang ingin dicapai. Metode wawancara digunakan karena jika
hanya melalui observasi saja, dirasa belum memadai untuk memperoleh data yang
dibutuhkan sehingga perlu adanya teknik lain untuk melengkapi. Melalui wawancara
akan diperoleh data yang lebih spesifik dan akurat atau khusus sesuai dengan tujuan
penelitian.
Teknik penelitian wawancara ini ditujukan kepada kepala sekolah, guru, dan
mengenai hal-hal berupa catatan, transkip dan arsip-arsip lain yang berhubungan
Pangkah, siswa, guru selaku pengajar, dan komite Sekolah. Ini penting karena
sebagai sarana penunjang penelitian dan hal-hal yang perlu dilampirkan sebagai
pendukung keabsahan data yang telah peneliti lakukan. Teknik ini dilakukan oleh
peneliti untuk memperoleh data sekunder guna melengkapi data yang belum
diperoleh melalui teknik observasi dan wawancara. Kemudian hasil dokumentasi ini
64
disusun sedemikian rupa menjadi data sekunder yang digunakan untuk melengkapi
kriteria derajat kepercayaan dari data kualitatif adalah triangulasi. Menurut William
pemeriksaan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu”.
dan waktu. Peneliti menggunakan teknik triangulasi teknik dan triangulasi waktu.
Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang
sama dengan teknik yang berbeda. Bila dengan pengujian kredibilitas yang berbeda
lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan untuk memastikan data mana
65
OBSERVASI
PARTISIPATIF
SUMBER
WAWANCARA
DATA
Terstruktur
SAMA
OBSERVASI
PARTISIPATIF
DOKUMENTASI
Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh
dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari
sumber data tersebut. Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik triangulasi untuk
Kepala
Sekolah
Bagan triangulasi sumber pengumpulan data (satu teknik pengumpulan data pada
bermacam-macam sumber data A, B, C)
(Dalam Sugiyono, 2014:84)
66
Berdasarkan penjelasan diatas dapat dikemukakan bahwa teknik keabsahan data
ini dengan triangulasi bukan hanya menilai kebenaran data, tetapi untuk menyelidiki
adalah dengan menggunakan sumber data informasi dari pelatih atau guru. Pelatih
dan guru ini, pelatih yang utama bukan dari SMP Negeri 2 Pangkah melainkan dari
luar sekolah, akan tetapi ada juga dari guru SMP Negeri 2 Pangkah. Sumber dan
setelah selesai dilapangan”. Dalam hal ini Nasution dalam sugiyono (2016)
mengatakan bahwa analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan, sebelum
terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Dalam
kenyataannya analisis data berlangsung selama proses pengumpulan data dari pada
Dalam hal ini, peneliti melakukan analisis sebelum dilapangan dan analisis data
pendahuluan, atau data sekunder yang akan digunakan untuk menentukan focus
Miles dan huberman dalam sugiyono (2016) yang mengatakan bahwa “aktivitas
dalam penelitian kualitatif dilakukan secara interaktif dan terus menerus sampai
67
tuntas”. Analisis kualitatif dilakukan peneliti pada saat pengumpulan data
berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu (Sugiyono
2016:246). Maka peneliti akan melakukan wawancara secara terus menerus ketika
ditemukan data yang kurang memuaskan sampai tahap tertentu, hingga diperoleh
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema
dan polanya”. Dalam hal ini peneliti akan menyeleksi data agar menemukan
gambaran yang jelas, serta untuk mempermudah peneliti dalam mencari data
selanjutnya.
data dilakukan dalam uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan
sejenisnya”. Miles dan Huberman dalam Sugiyono mengatakan yang paling sering
digunakan dalam penlitian kualitatif adalah penyajian data dalam bentuk teks yang
bersifat naratif. Dengan mendisplay data, bisa memudahkan peneliti memahami apa
yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami
tersebut.
68
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang belum pernah
ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang masih belum
Data Collection
(Pengumpulan Data Display
Data) (Penyajian
Data)
Data Reduction
(Reduksi Data)
Conclusion Drawing
(Penarikan
Kesimpulan/Verifikasi)
Sebelum mengambil kesimpulan dari data yang sudah, lebih dahulu peneliti
menyeleksi dari data-data yang sudah terkumpulkan. Data yang sudah ada terlebih
bentuk informasi. Langkah terakhir dari analisis data dalam penelitian ini yaitu
69
sudah peneliti lakukan. Dengan adanya penarikan kesimpulan maka simpulan yang
70
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan Proses
Pangkah yang terdiri dari (1) Gambaran umum; (2) Strategi Pembelajaran Kesenian
Hadroh melalui Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif pada Ekstrakurikuler Hadroh.
SMP Negeri 2 Pangkah, visi dan misi sekolah, tenaga pengajar, karyawan, dan
beribukota di Kota Slawi dan terletak sekitar 14 km di sebelah selatan Kota Tegal.
LS, pada tahun 2011-2013 kepemimpinan kabupaten tegal dipimpin oleh Bapak H.
dengan luas 878,79 km2. Populasi pada Kabupaten Tegal total 1.495.944 jiwa (2008)
71
Tengah. Di perbatasan dengan Kabupaten Pemalang terdapat rangkaian perbukitan
yang tidak teramat sangat terjal. Diselang sungai besar yang mengalir yaitu Kali
Gung dan Kali Erang, keduanya bermata air di hulu Gunung Slamet.
(tegalkab.go.id).
dibagi kembali menjadi 281 desa dan 6 kelurahan. Pusat pemerintahan Kabupaten
Tahun 1989, Kecamatan Slawi dikembangkan menjadi Ibu kota Kabupaten Tegal.
Kecamatan Pangkah, sejarah pangkah pada zaman dahulu Desa Pangkah adalah
desa yang gemah ripah loh jinawi dan merupakan desa yang strategis terletak di tepi
Kali kupang yang menjadi sarana transportasi waktu itu dan nama Desa Pangkah
hasil bumi yang melimpah dengan keramah tamahan masyarakat sehingga Desa
Pangkah menjadi tujuan kafilah dari berbagai tempat dan banyak yang menetap.
Menurut penuturan cerita dari sesepuh Desa dan cerita yang berkembang di
masyarakat bahwa pada jaman dahulu hiduplah seorang tokoh masyarakat yang
72
dikenal dengan kearifan dan kewibawaannya yang bernama Ki Gede Pangkahan /
Kyai Gede Pangkahan yang mana beliau sangat mumpuni dalam ilmu pemerintahan
dan ilmu agama sehingga beliau menjadi tokoh panutan pada masa itu, baik dalam
Untuk Geografi sebelah Utara yaitu perbatasan antara kecamatan Talang dan Tarub,
sebelah selatan yaitu kecamatan Jatinegara dan Lebaksiu, sebelah Barat yaitu
kecamatan Slawi dan Adiwerna, dan yang terakhir sebelah Timur yaitu kecamatan
Penusupan adalah nama nama desa yang termasuk dalam wilayah Kecamatan
Pangkah, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia dan yaitu tambang batu
73
dan pasir pertama di slawi. Asal mula nama desa itu, konon kabarnya berkaitan erat
tunggang langgang dan bercerai berai Sebagian pasukan ngumpet di gua gua, dan
sebagiannya lagi memencar ke desa desa hingga ke wilayah Pangkah dengan jalan
menelusup nelusup melewati hutan glagah dan hutan glagah. Daerah penelusupan
yang ada di wilayah itu, kini dikenal orang dengan nama Desa Penusupan.
Sarana dan Prasarana merupakan suatu hal yang diperlukan untuk menunjang
jalannya strategi-strategi yang akan diajarkan dari seorang pendidik. Bukan hanya
strategi saja dalam menuju suatu tujuan yang nantinya akan dicapai. Seperti gedung-
gedung, ruangan dan lain sebagainya itu juga perlu adanya pembaruan-pembaruan
agar siswa dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan nyaman dan aman. SMP
Negeri 2 Pangkah memiliki sarana untuk kegiatan pembelajaran yaitu meja, kursi,
kegiatan peraga pendidikan, dan peralatan alat-alat olahraga dan kesenian seperti
hadroh.
74
Gambar 4.1 Gedung Hall SMP Negeri 2 Pangkah.
(Gambar :Hanif,Maret 2019)
Selain memiliki sarana yang menunjang proses belajar mengajar, SMP Negeri 2
Pangkah juga memiliki Prasarana yaitu satu ruang kepala sekolah, satu ruang wakil
kepala sekolah, ruang guru, 28 ruang kelas untuk proses belajar mengajar dalam teori,
satu ruang BP/BK, ruang koperasi sekolah, ruang TU dibagi menjadi dua ruang
(ruang TU dan ruang komputer TU), 10 kamar mandi siswa, 5 kamar mandi guru,
satu ruang multimedia, satu ruang kesenian, satu ruang keterampilan, satu ruang osis,
perpustakaan, satu ruang ibadah, satu ruang UKS, satu ruang laboratorium komputer,
satu ruang olahraga, 4 gudang, lapangan basket, dan yang terakhir lainnya (ruangan
75
Gambar 4.2 Gedung ruang kelas dan lapangan basket SMP Negeri 2 Pangkah.
(Gambar :Hanif,Maret 2019)
di Desa Penusupan yang didirikan pada Tahun 1985. Mulai beroperasional pada
tahun yang sama yaitu 1985. Alamat SMP Negeri 2 Pangkah terletak di Jalan Raya
SMP Negeri 2 Pangkah ini dibilang strategis karena berada di tengah-tengah desa
Penusupan dan perbatasan antara desa Penusupan dan Depok. Lintang atau Bujur
kelas, sekolah ini memiliki 28 bangunan ruang kelas dengan panjang 9m dan lebar
76
12m dan mempunyai fungsi untuk materi teori. Kepemilikan tanah merupakan hak
SMP Negeri 2 Pangkah dari segi bangunannya yaitu bangunan berlantai satu
dengan posisi saling berdekatan satu dengan sama lain, dan beberapa bangunan
depan dan belakang bangunan. Bangunan yang lain misalnya seperti bangunan
ruang kelas siswa urut dari kelas VII terdapat di belakang posisinya, kemudian
untuk kelas VIII ditengah, dan kelas IX di depan. Kemudian terdapat Hall dimana
dalam barisan ruangan tersebut terdapat ruang kepala sekola dan ruang TU. Didepan
ruang kepala sekolah dan barisan ruangan-ruangan tersebut ada lapangan basket
sekaligus untuk lapangan upacaradan terdapat ruangan guru sisi lapangan upacara
dan sekaligus lapangan basket. Dan masih banyak ruangan-ruangan yang lainnya
Osis, ruang ibadah, kamar mandi, ruang ibadah, perpustakaan, laboratorium ipa(IPA
dan Metematika), gudang, ruang multimedia, koperasi, rumah penjaga sekolah, dan
Negeri 2 Pangkah. SMP Negeri 2 Pangkah baru-baru ini telah adanya pergantian
Kepala Sekolah yang dulu dan digantikan yang sekarang yaitu Bapak Abdullah
S.pd. berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Abdullah S.pd selaku Kepala
Sekolah bahwa
77
“Sekolah Menengah Pertama yang ada di Desa Penusupan ini sangat
membantu sekali untuk perkembangan SDM yang ada pada Desa
Penusupan”
Sama halnya dengan sekolah-sekolah yang lain, SMP Negeri 2 Pangkah memliki
visi dan misi, dan tujuan sekolah yang akan dijelaskan sebagai berikut.
Unggul dalam prestasi, mampu bersaing di era global, terpuji dalam budi
78
(1) Meningkatkan standar kualitas lulusan agar menghasilkan output yang siap
berkompetensi
(3) Meningkatkan layanan pembelajaran dan bimbingan secara kreatif dan inovatif
Dalam tercapainya tujuan dari pembelajaran pasti adanya faktor lain dalam
berjalannya pembelajaran seperti adanya tenaga pengajar, karyawan, dan siswa yang
79
6. Toto Mahendro, S.pd Guru Mapel Senibudaya
7. Sanusi, S.pd Guru Mapel B.Indonesia
8. Dwi Hastuti, S.pd Guru Mapel Pertiwi
9. Joes Soeprijadi, S.pd Guru Mapel Matematika
10. Dewi Pangestuti, S.pd Guru Mapel B.Inggris
11. Mansur, S.pd Guru Mapel B.Inggris
12. Lilik Wydijawati, S.pd Guru Mapel Matematika
13. Maryadi, S.pd Guru Mapel Seni Budaya
14. Sri Priyanto K, S.pd Guru Mapel PKN
15. Parwoko HS, S.pd Guru Mapel Matematika
16. Dra. Korijah Guru Mapel IPS Terpadu
17. Erni Girawati, S.pd Guru Mapel BK
18. Maryatun DH, S.pd Guru Mapel Matematika
19. Endang Farhiati, S.pd Guru Mapel Ipa Terpadu
20. Musripah, S.pd Guru Mapel Ipa Terpadu
21. Nanang Iman S, S.kom Tinkom
22. Ika Prananto, SE Guru Mapel B.Jawa
23. Yan Adiwidia Sugiarto, S.pd Guru BK
Tabel 4.1
Tenaga Pengajar SMP Negeri 2 Pangkah. (Dokumen : Hanif, Maret 2019)
Pada data yang terdapat pada table diatas menunjukkan bahwa ada satu Kepala
Sekolah, Wakil Kepala Sekolah serta Guru Mata pelajaran yang lain, dan masih
80
3. Sohibul, S.pd.I Pembimbing dan pelatih
4. Anjas Pembimbing
walaupun sebanarnya bisa membimbing semua akan tetapi jikalau sesuai dengan
dengan jumlah murid sekitar 18 anggota dalam satu group hadroh. Misalnya ibu Sri
Winarni, beliau membimbing pada bagian vokal dalam gropu hadroh. bapak Sohibul,
Kemudian yan terakhir bapak Yan, beliau pengamat serta pendamping pada group
hadroh ini.
Tabel 3 Karyawan
Selain Tenaga pendidik, SMP Negeri 2 Pangkah juga memiliki Karyawan dan tenaga
yang lainnya.
No Nama Jabatan
.
1. Dra. Sri Haryani Ka TU
2. Muh Zuhri, S.pd Staf TU
3. Muhamad Hendi Staf TU
4. Gunarti Staf TU
5. Saidah Staf TU
6. Suci Wahyuningsih Staf TU
7. Kusno Pesuruh
8. Arif Sunarto Pesuruh
9. Ahmad Slamet Darnoto Penjaga Malam
10. Sugiarsih Staf TU
11. Teguh Pragiwo Penjaga Malam
81
12. Siti Peurikha, A.Md Staf TU
13. Diana Widyaningsih, S.pd Staf TU
14. Gatot Raharjo Satpam
15. Riyatno Penjaga Malam
16. Saidah Staf TU
17. Amar Shalehudin Staf TU
18. Wasyiah Staf TU
19. Bambang Sutikno Sigit Staf TU
Tabel 4.2
Tabel data karyawan SMP Negeri 2 Pangkah (Dokumen : Hanif, Maret 2019)
Selain tenaga pendidik atau pengajar, SMP Negeri 2 Pangkah juga mempunyai 13
sekolah dan pengelolaan data-data sekolah dan penjaga malam atau petugas
Tabel 4 Siswa
Dalam data ini yang akan dicantumkan merupakan data siswa yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah. Dari data yang sudah
Penelitian 1
No Nama Kelas
.
1. Zaky 9A
2. Alifka Hana Syarifah 9C
3. Feby Dwi Jayanti 8A
4. Dwi Asih Fitriani 8E
5. Dhea Arta Mustika 8D
6. Nazwa Aulia Lestari 8A
7. Nadin Afra 8E
82
8. Alfi Zaliyatun Aini 8A
9. Dahlia Aena Nurohman 8G
10. Lutfiyana 8F
11. Ghibran Esa Anugrah 8B
12. Alif Kurniawan 8A
13. Lukyansyah 8E
14. M. Daffa Mudzakli 8G
15. Jovanka Medy sobrino 8D
16. M. Agung 8H
Tabel 4.3
Tabel data Siswa SMP Negeri 2 Pangkah.
(Dokumen : Hanif, Maret 2019)
No Nama Kelas
.
1. Ni’mah Diniyah 7F
2. Refa Firnati 7D
3. Elisa Febriani 7A
4. Dwi Asih Fetriani 8E
5. Ghibran Esa Anugrah 8A
6. Lukyansyah 8E
7. Dhea Arta Mustika 8D
8. Nazwa Aulia Lestari 8A
9. Alif Kurniawan 8A
10. Alifka Hana Syarifah 9C
11. Lutfiyana 8B
12. Tia Novita Aristiani 7G
13. Siti Nurazizah 7A
14. Shevia Eka Ramadhani 7E
15. Jovanka Medy Sobrino 8D
16. Zaky Agil Dwiriyadi 9A
17. Feby Dwi Jayanti 8A
Tabel 4.4
Tabel data Siswa SMP Negeri 2 Pangkah.
(Dokumen : Hanif, Maret 2019)
83
4.1.6 Prestasi Sekolah
Prestasi yang diraih SMP Negeri 2 Pangkah sudah sangat banyak yaitu
sebagai berikut : (1) juara II Lomba Rebana MAPSI Tingkat Provinsi Jateng Ke-5
Tahun 2015; (2) Juara I Rebana Lomba MAPSI SMP Tingkat Kabupaten Tegal
Tahun 2018; (3) Harapan I SLTP Festival Musik ISLAM TK Kabupaten Tegal TH
2008 Dinas PARBUD; (4) Juara I Festival Qasidah Pelajar SLTP Dinas PARBUD
Kab. Tegal 2009; (5) Juara I Rebana Lomba MAPSI SMP Tingkat Kab. Tegal
Tahun 2018; (6) Juara I Lomba MAPSI Tingkat SMP Kabupaten Tegal Tahun 2015
Cabang Lomba Rebana; (7) Juara I Lomba Kesenian Rebana MAPSI SMP Tingkat
84
Pada pembahasan kali ini akan menjelaskan mengenai hasil dari prestasi yang
diraih pada kegiatan ekstrakuirkuler seni hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah. prestasi-
prestasi ini diraih dari hasil kerja keras guru dan siswa dalam pelatihan-pelatihan dari
strategi-strategi yang guru gunakan. Yang dilakukan guru kepada siswanya agar
kegiatan ekstrakurikuler ini selalu juara yaitu sistem yang guru gunakan yaitu
Berdasarkan penjelasan diatas bahwa hasil dari prestasi bahwa selain kegigihan
siswa dalam berlatih juga dari cara guru melatih dan mendisiplinkan siswa dalam
proses pembalajaran.
sekolah atau biasanya bisa juga diberi nama tambahan jam. Kegiatan belajar
mengajar diluar jam ini atau yang sering kita sebut ekstrakurikuler bahwa di SMP
berikut: pada bidang kegiatan akademis yaitu OSN Mipa dan OSN Bhs.Inggris. pada
85
bidang seni yaitu seni musik, drum band, seni hadroh, seni calung, seni paduan suara,
dan seni baca Al’quran. Setelah itu pada bidang olahraga yaitu sepakbola, bola voli,
bola basket, dan tenis meja. Kemudian yang terakhir kegiatan ekstrakurikuler
tetapi pada tahun 2009 dimana ekstrakurikuler hadroh ini pertama kalinya bernama
bukan seni hadroh tetapi ekstrakurikuler seni rebana. Ekstrakurikuler ini memang dari
dulu banyak peminatnya, walau tahun-tahun sekarang lebih banyak siswanya yang
ikut. Siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini karena dari diri mereka sendiri dan
dari dorongan siswa lain serta terdorong dari hasil yang diraih selama lomba-lomba
yang diikuti. Maka dari situ siswa tertarik untuk mengikuti ekstrakurikuler seni
rebana atau yang sekarang disebut ekstrakurikuler hadroh, dengan nama grupnya
ekstrakurikuler rebana. Rebana terdiri dari rebana itu sendiri, bass hadroh, ketipung,
tamborin, marawis, tumbuk batu marawis, dan tumbuk pinggang marawis. Setelah
86
Gambar 4.5 kegiatan pembelajaran ekstra seni hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah
(Gambar : Hanif, Maret 2019)
Ekstrakurikuler hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah yang dibimbing oleh Ibu Sri
Winarni, Yan Adiwidia Sugiarto, dan Bapak Sohibul. Ketiga pembimbing ini
masing-masing, seperti pak sohibul dimana melatih semua murid dari alat-alat yang
rebana, serta vokal. Ibu Sri Winarni, beliaupun melatih pada bagian vokal juga.
Untuk pak yan samahalnya dengan pembimbing yang lain mendampingi serta melatih
bagian-bagian tertentu. Ekstrakurikuler hadroh ini tampil bukannya hanya pada saat
lomba-lomba saja, tetapi pada acara kebesaran islam, acara pernikahan, dan acara
daerah.
87
4.1.7.1 Persiapan pembelajaran ekstrakurikuler hadroh
kegiatan ekstrakurikuler seni hadroh La Tahzan yang dilaksanakan pada sore hari
yaitu setiap hari sabtu sore. Waktu sabtu sore itu waktu yang normal untuk proses
pembelajaran ekstrakurikuler seni hadroh La Tahzan yaitu mulai dari pukul 15.30 –
16.45 WIB, ketika ada suatu acara seperti lomba, perpisahan, serta pernikahan dan
88
Tempat untuk latihan ekstrakurikuler hadroh La Tahzan yaitu di ruang seni.
Tempat merupakan suatu sarana yang penting untuk berjalannya suatu pembelajaran
agar dalam proses belajar mengajar berjalan dengan lancar. Dengan adanya tempat
untuk latihan, sangat berguna bagi pelatih/ guru pengajar untuk mempersiapkan
segala hal mengenai apa yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran.
sudah disediakan oleh sekolah. Gedung yang disediakan dari sekolah ini sangat
memadai dan bisa dibilang luas untuk beberapa alat yang ada dari sekolah.
Selain waktu dan tempat untuk latihan, peralatan/ alat untuk latihan pun
ekstra hadroh berjalan dengan lancar dan sesuai tujuan pembelajaran. Alat-alat yang
dipersiapkan seperti keyboard dinyalakan, senar gitar di tune dulu agar tidak fales,
kemudian seperti mixer dan sound di nyalakan juga. Oleh karena itu pentingnya
persiapan alat dalam latihan kegiatan ini agar siswa dalam mengikuti kegiatan
89
Gambar 4.7 persiapan alat untuk latihan kegiatan ekstrakurikuler hadroh
(Hanif Akhya Rojaf, Maret 2019)
4.1.7.1.3 Persiapan materi
akan terstruktur. Materi ini sangat penting sekali dalam proses pembelajaran
ekstrakurikuler hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah. Dengan adanya materi guru juga
mempersiapkan sedemikan rupa dan secara matang sebelum guru melakukan belajar
Materi pembelajaran ini memakai lagu-lagu sholawat dan religi seperti Deen
Assalam, Ya Maulana, Alfa Salam, dan Sukaro mengenai beberapa contoh lagu
yang peneliti ketahui. Guru juga mempersiapkan berbagai ide seperti aransemen
90
lagu, serta bentuk komposisi yang nantinya diajarkan kepada siswa. Dalam
dalam bentuk hard file dan dengan cara langsung. Yang dimaksud secara langsung
yaitu ketika guru mendapatkan ide aransemen dengan tiba-tiba dalam perjalanan
menuju kelas untuk pembelajaran ekstrakurikuler hadroh pada saat itu juga guru
kepada siswa.
ekstrakurikuler hadroh mudan dan berjalan lancar. setelah materi sudah diajarkan
kepada siswa, materi ini akan dimainkan siswa sesuai apa yang guru ajarkan. Oleh
persiapan yang satu ini juga perlu diperhatikan. Sebelum pelatih dan proses
tepat waktu. Siswa satu sama lain harus mengkondisikan suasana kelas dengan rapi
sebelum proses belajar mengajar dimulai. Dengan demikian ketika pelatih datang
akan pembelajaran akan berjalan dengan lancar dan dengan hasil maksimal. Siswa
91
datang bisa mengulik-ngulik apa yang sudah diajarkan seorang pelatih pada
pembelajaran sebelum-sebelumnya.
mendeskripsikan serta menganalisis data untuk dibahas pada bab pembahasan. Pada
di SMP Negeri 2 Pangkah yang dilaksanakan setiap hari sabtu pukul 15.00 – 17.00
WIB.
Sri Winarni, pak Yan Adiwidia Sugiarto, dan pak Sohibul. Dari ketiga pembimbing
tersebut pembimbing dari sekolah SMP Negeri 2 Pangkah sendiri yaitu Ibur Sri
Winarni dan pak Yan Adiwidia Sugiarto, kemudian untuk Pembimbing yang
dan siswi serta berpengaruh besar terhadap sekolah. Apa yang dilakukan oleh para
pembimbing ini bertujuan untuk mendidik karakter dan meyikapi siswa dari tindakan
yang kurang baik untuk diri peserta didik, karena kegiatan ekstrakurikuler hadroh di
SMP Negeri 2 Pangkah bertujuan untuk merubah perilaku dan pembentukan karakter
pada murid. Berlandaskan dari landasan teori bahwa dalam strategi terdapat 3 jenis
92
pembelajaran, (b) strategi penyampaian pembelajaran, dan (c) strategi pengelolaan
pembelajaran.
orang dengan susunan yang terstruktur. Seperti halnya dengan kegiatan pembelajaran
ekstrakurikuler seni hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah ini yang merupakan suatu
pembelajaran ekstra hadroh. Didalam pengorganisasian ini terdiri dari beberapa guru
yang selalu mensuport dan melatih siswanya dalam proses belajar mengajar..
kemudian guru juga mengkonsep perihal pembelajaran esktra hadroh dari segi
aransemen lagu, tata busana, dan gerakan dalam tujuan untuk penampilan dan dalam
perlombaan-perlombaan. Maka dari itu guru disini menggunakan lebih dari satu
adalah: (1) menyampaikan isi pembelajaran kepada pebelajar, dan (2) menyediakan
kerja. Dalam strategi ini guru menyampaikan isi pembelajaran dan menyediakan
informasi atau bahan ajar yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Strategi ini
akan dijelaskan pada tahap kegiatan inti atau penyampaian materi pembelajaran.
93
Pada jenis ketiga strategi ini merupakan bentuk cara guru mengelola dan
menata proses pembelajaran dari interaksi antara pelajar dengan variabel metode
yang sesuai dengan materi dan kondisi siswa. Sasaran yang guru tempuh dalam
pengelolaan pembelajaran yaitu untuk tercapainya suatu tujuan yang maksimal dan
yang diinginkan. Maka dari itu dengan adanya strategi pengelolaan pembelajaran
Selanjutnya pada bagian yang paling penting ini akan diuraikan tentang strategi
dan metode-metode yang guru atau pelatih gunakan selama mengajarkan di dalam
kelas yang terdapat dalam proses pembelajaran ekstrakurikuler hadroh yang diikuti
Belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang sangat berguna bagi seorang
manusia ataupun kelompok, dari belajar manusia akan tahu hal-hal baik yang berguna
dan bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain. Dari belajar akan mengetahui
pengetahuan, keterampilan, dan akan ada perubahan dari tingkah laku. Maka dari itu
sebelum manusia mengetahui apa yang belum diketahui, dari situ adanya yang
namanya proses belajar. Proses belajar yang baik itu secara berkesinambungan atau
secara berurutan agar memahami apa yang sudah dipelajari dari sebelumnya atau
informasi-informasi yang baru. Dari belajar inilah siswa akan mempunyai suatu
94
kegiatan atau pekerjaan yang nantinya menjadi pengalaman siswa. Dengan di
berganti nama menjadi seni rebana, dan yang terakhir seni hadroh La Tahzan. Tujuan
bakat, dan minat siswa dalam bidang seni. Terutama bagi siswa yang mempunyai
keluarga seni. Dari kegiatan inilah yang nantinya membuat siswa untuk mengasah
ekstrakurikuler hadroh La Tahzan akan menambah wawasan dalm ilmu religi. Selain
itu menurut Bapak Sohibul selaku pelatih/ guru bahwa kegiatan ekstrakurikuler ini
Diharapkan tahap yang satu ini penting untuk siswa agar dalam mengikuti
pembelajaran secara serius agar apa yang diajarkan oleh pelatih/ guru masuk pada
secara serius bukan hanya siswa, pelatih/ guru pun harus mempersiapkan dengan
95
matang materi yang nantinya akan diajarkan kepada siswa. Dengan demikian
setelah segala hal dipersiapkan secara matang maka proses pembelajaran akan
persiapan dari segi waktu, tempat, alat, materi, dan siswa. kali ini peneliti akan
hadroh, peneliti mengamati para siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni
hadroh dari segi kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran selain itu
juga peneliti mengamati guru yang sedang menyiapkan materi yang akan diajarkan
pada proses pembelajaran. Tujuan siswa mengikuti proses belajar mengajar ini yaitu
Sebelum guru mengajarkan lagu-lagu yaitu Sukaro dan Alfa Salam untuk
siswa terlebih dahulu sesuai alat yang akan siswa pegang atau mainkan. Guru
menegaskan kepada siswa untuk konsentrasi dan serius dalam latihan. Konsentrasi
dalam latihan sangatlah diperlukan agar tidak terbuangnya waktu latihan. Dianggap
sudah fokus dan serius barulah guru menjelaskan mengenai lagu yang akan
96
Menurut Wragg (2012:12), pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang
keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana hidup serasi dengan sesama, atau suatu
hasil belajar yang diinginkan. Peneliti juga mendapat pernyataan dari bapak Sohibul
bahwa
guru dituntut untuk bisa membuat suasana didalam kelas dapat menimbulkan
97
perhatian siswa agar terpacu pada pelajaran yang akan disampaikan. sebelum proses
kelas atau ruangan latihan terlebih daulu agar dalam proses pembelajaran berjalan
dengan nyaman, setelah ruangan bersih lalu guru menyiapkan siswa terlebih dahulu
Dengan adanya mempersiapkan kondisi siswa yaitu agar suasana dalam kelas
tertata rapi seperti penempatan siswa pada alat musik, mengeluarkan buku catatan
materi ajar dari siswa yang nantinya akan dimainkannya. Setelah para siswa
sebelum melakukan do’a guru melakukan absensi kepada siswa. Setelah guru
ekstrakurikuler hadroh.
98
Gambar 4.8 Guru Mengkondisikan dan menempatkan siswa pada instrumen
(Hanif Akhya Rojaf, Maret 2019)
mencoba menanyakan materi sudah sampai mana dan guru mengingatkan siswa
pada materi yang sudah dipelajari pada minggu lalu. Pada proses ini yaitu berguna
untuk mengecek siswa dalam kesiapan pada proses belajar mengajar. Guru
menunjuk beberapa siswa secara bergantian untuk memainkan materi yang sudah
dipelajari pada minggu lalu. Pada proses ini guru menggunakan media dalam bentuk
tulisan dan alat musik yang sesuai dengan siswa. Kemudian guru mengecek satu
persatu dan dengan satu bentuk grup. Dirasa sudah bisa ketika siswa di tes terlebih
99
melanjutkan materi lagu. Ketika siswa belum bisa memainkan materi sebelumnya,
Sanjaya (2006:126) mengatakan bahwa ada dua hal yang patut kita cermati
tertentu. Pada pembelajaran kali ini dalam pembukaan guru merencanakan atau
ceramah. Guru disini sedikit menjelaskan beberapa tujuan pembelajaran yang akan
disampaikan melalui lisan. Siswa pun sangat antusias dan memperhatikan apa yang
siswa terlebih dahulu agar siswa berani berpendapat dan mengeluarkan ide-idenya
pada proses pembelajaran. Menurut bapak Sohibul melalui wawancara dari peneliti,
“......kecuali untuk kelas VIII dan IX itu sudah mahir 2 lagu, dan bisa
berimprovisasi sedikit pada permainannya”
Yang dimaksud disini bahwa, untuk awal pembelajaran pada kelas VII, siswa
kelas VII yang dilakukan yaitu mengamati guru ketika menjelaskan memberi sedikit
contoh materi dan mengamati kelas VIII dan IX ketika masih kebingungan. Untuk
100
kelas VIII dan IX pun dapat mencontohkan tidak jauh seperti apa yang dicontohkan
oleh guru.
harapkan setelah mereka mempelajari bahan pelajaran yang kita ajarkan. Dengan
demikian setelah guru mengungkit materi ajar kepada siswa, guru menyampaikan
sedikit mengenai tujuan pembalajaran yang akan dilakukan pada kegiatan inti
adalah untuk penampilan pada acara perpisahan serta mengejar materi ajar dalam
sedikit mengenai beberapa ilmu bentuk musik, seperti ritmik, harmonisasi, melodis,
dan perkusi. Inilah petikan wawancara yang telah dilakukan sebagai berikut
alat-alatini bertujuan agar siswa mengetahui fungsi dan kegunaan instrumen yang
dimulai.
101
Gambar 4.9 Kegiatan pembuka pembelajaran guru memfokuskan siswa dalam
pembelajaran (Hanif Akhya Rojaf, Maret 2019)
Setelah guru menciptakan suasana kelas yang demokratis dan siswa tenang dan
jenis alat musik dari alat musik melodis, harmonis, dan perkusi yang nantinya akan
dimainkan oleh siswa. Guru mengenalkan dari jenis alat musik melodis yaitu gitar,
keyboard, saron1 dan saron 2. Menurut bapak Sohibul bahwa anak-anak tahunya
pada latihan hadroh hanya alat musik perkusi saja, tetapi pada kegiatan
tradisional (perkusi) dengan alat-alat modern. Setelah itu guru menjelaskan salah
satu contoh pada alat melodis dan kegunaanya. Misalnya pada keyboard, keyboard
102
berfungsi untuk mengiringi dan melengkapi bagian-bagian yang kosong. Biasanya
voice yang digunakan pada keyboard yaitu string dan bisa juga mandolin. Setelah
itu alat musik harmonis yaitu biola, keyboard, dan gitar, untuk fungsi alat-alat
tersebut yaitu sebagai pemanis dalam melodi-melodi lagu. Kemudian untuk perkusi
yaitu alat perkusi hadroh dan satu set drum. Untuk alat perkusi hadroh dan drum itu
sendiri mempunyai fungsi sebagai pengiring sekaligus ketukan untuk tempo pada
103
Gambar 4.11 Alat musik Drum (Perkusi)
(Hanif Akhya Rojaf, Maret 2019)
104
Gambar 4.13 Trumbuk (Hanif Akhya Rojaf, Maret 2019)
105
Gambar 4.15 Biola (alat musik melodis dan harmonis)
(Hanif Akhya Rojaf, Maret 2019)
guru menjelaskan materi ajar berupa teori-teroi musik agar siswa memahami apa itu
ketukan/ritmis, akord, harmonisasi dan melodis. Guru melakukan cara tersebut agar
tujuan yang ditempuh berjalan lancar. siswa juga sangat antusias ketika guru sedang
dan mencoba mengulik dari materi yang sudah guru sampaikan. Itulah beberapa
kegiatan yang dilakukan guru untuk memunculkan peratian siswa pada pembukaan
mengemukakan bahwa membuka pelajaran atau set induction adalah usaha yang
106
bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada pengelaman belajar yang
disusun guru sebelumnya (Dharma, 2008). Dalam kegiatan inti, guru mulai
Hadroh adalah alat musik islami yang telah ada sejak dahulu kala, alat musik
ini tidak hanya melulu soal bagaimana memainkan alat musik ini agar memiliki
suara yang bagus namun juga musik hadroh memiliki nilai religious yang dalam
yaitu pengagungan kepada Allah SWT dan wujud sebgaian kecintaan kita kepada
Rasulullah Muhammad SAW. Rebana menurut Jaelani (2007 : 175) berasal dari
kata rabbana yang berarti wahai Tuhan kami (satu doa dan pujian terhadap Tuhan).
107
Gambar 4.16 Siswa memainkan alat perkusi
(Hanif Akhya Rojaf, Maret 2019)
Alat yang digunakan dalam musik hadroh itu berasal dari alat musik rebana.
Jenis-jenis pukulan (tabuhan, keplak) hadroh bisa disebut pukulan dasar A dan B,
pukulan naik A dan B, dan Bass. pukulan dasar A dan B merupakan pukulan awalan,
sedangkan pukulan naik A dan B bisa dikatakan pada bagian reff lagu. Pukulan-
pukulan tersebut juga bisa dikatakan sebagai pengiring dengan bentuk perkusi. Alat-
alat yang ada pada perkusi rebana yaitu trumbuk, kencer, keplak, dan bass hadroh.
Berikut contoh pola ritmis Pukulan dasar A dan B, Pukulan Naik A dan B, dan Bass.
Perpaduan pola ritmis tersebut merupakan cara guru untuk melatih siswa dalam
belajar ritmis. Seperti yang dikatakan oleh bapak Sohibul bahwa pembelajaran seni
hadroh ini kebanyakan siswa sudah bisa. Jadi dalam pola rimis guru hanya
108
Notasi.1 (pukulan awalan kencer dan keplak)
Sumber (Hanif Akhya Rojaf, Maret 2019)
109
Notasi.5 (pukulan awalan bass kik drum)
Sumber (Hanif Akhya Rojaf, Maret 2019)
Pada tahap ini guru menggunakan media tulis, guru menggunakan teknik ini
dari pengalaman yang sudah guru alami pada kegiatan belajar mengajar yang lalu.
Bukan hanya itu guru juga memberikan materi mengenai macam-macam tempo dan
ketukan/ ritmis. Misalnya tempo 2/4, 3/4, 4/4, 4/8, dan 8/8. Ritmis yang guru
ajarkan misalnya dalam satu birama ada nilai-nilai notasi yang dimainkan atau
pukulan yang dilakukan. Kemudian setelah siswa dapat memainkan atau berlatih
b) Pengenalan lagu
mempraktekan alat musik dan menganlkan materi lagu. Guru menyampaikan tujuan
dahulu agar siswa mengetahui dan faham materi yang akan dipelajari. menurut
bapak Sohibul bahwa metode ceramah merupakan suatu metode yang dilakukan
110
dengan cara menjelaskan materi secara lisan. Tujuan metode ceramah ini agar siswa
mengenai ilmu musik seperti Ritmis, melodis, harmonis, serta dinamika dalam
Bapak Sohibul bahwa Ritmis adalah ketukan dalam sebuah lagu dan penuntun
sebuah lagu. Kemudian melodis, melodis merupakan alunan dari beberapa notasi
susunan beberapa nada yang menjadi satu yang bisa dalam bentuk chord. dan yang
terakhir dinamika, dinamika adalah naik turunnya sebuah nada yang membentuk
111
Notasi.7 (Lagu Sukaro)
Sumber (Hanif Akhya
Rojaf, Maret 2019)
112
Setelah guru menerangkan materi meliputi lirik lagu, meterial pokok musik
demonstrasi menurut bapak Sohibul adalah suatu strategi atau cara pembelajaran
digunakan guru dalam memainkan materi lagu. Dengan adanya metode ini
membantu siswa dalam memainkan lagu. Misalnya pada bagian keyboard siswa
belum faham bentuk chord dan melodi lagu sukaro, maka guru mencontohkan atau
persatu permainan instrumen musik kepada siswa, selanjutnya siswa mencoba dan
113
Gambar 4.18 Guru mendemonstrasikan permainan keyboard
(Hanif Akhya Rojaf, Maret 2019)
metode drill atau latihan, agar siswa mencoba apa yang sudah diajarkan oleh guru
4.2.1.1.1.3 Penutup
Kegiatan terakhir yang dimaksud yaitu guru memberikan evaluasi kepada siswa
mengenai proses pembelajaran yang telah dijalankan. Kegiatan penutup ini menilai
dari hasil pembelajaran dari kegiatan inti, kegiatan penutup bertujuan untuk
mengetahui seberapa jauh keberhasilan dari proses pembelajaran pada kegiatan inti.
Di tahap terakhir ini guru berperan sebagai evaluator, guru mnguji siswa satu
persatu terlebih dahulu hampir sama seperti pada kegiatan awal pembelajaran, tetapi
bedanya pada tahap ini guru menguji siswa mengenai keterampilan siswa dalam
menyerap materi yang telah guru ajarkan. Setelah satu persatu siswa di uji
keterampilannya ketika ada yang belum bisa harus dilatih dirumah. Dari sini guru
menggunakan metode resitasi atau metode tugas, metode ini bertujuan agar siswa
114
e
juga mengevaluasi dalam satu group yaitu dengan cara semua siswa memainkan
materi lagu Sukaro secara bersama-sama. Dengan demikian guru akan mengetahui
seberapa jauh hasil dari strategi yang guru lakukan dalam pembelajaran
ekstrakurikuler hadroh.
proses belajar megajar tersebut adalah peserta didik, guru, tujuan pembelajaran,
materi/isi, metode, media dan evalusi. Dengan demikian pada proses pembelajaran
115
ekstrakurikuler seni hadroh pada SMP Negeri 2 Pangkah. data ini diperoleh dari hasil
wawancara dengan kepala sekolah yaitu bapak Abdullah S,pd, guru dengan bapak
kepala sekolah SMP Negeri 2 Pangkah yaitu bapak Abdullah S.pd. melalui
di era global, terpuji dalam budi pekerti, berdasarkan iman dan taqwa. Dengan tujuan
prestasi serta dapat menanamkan sifat terpuji dalam budi pekerti. Selain itu juga hasil
116
wawancara dengan bapak Sohibul S.pdi dengan adanya kegiatan pembelajaran
ekstrakurikuler dengan mengikuti kurikulum K13, seni hadroh ini bertujuan untuk
bermain alat musik, serta menumbuhkan nilai-nilai moral yang tinggi melalui
kesenian islam ini dengan syair-syair yang mempunyai keindahan dan arti yang baik.
Dengan belajar musik hadroh siswa akan bertambahnya kegiatan disekolah dan
diluar rumah. Dengan adanya kegiatan musik hadroh ini akan membuat siswa
dalam berteman, membuat nama baik sekolah, dan belajar bekerjasama dengan
teman. Bukan hanya itu saja dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler seni hadroh ini
siswa akan menambah keterampilan dan potensi dalam bermain musik. Makan dari
itu sebagai pelatih/ guru dalam melakukan proses pembelajaran harus dipersiapkan
dengan matang dan terkonsep dalam memilih materi pengajaran yang sesuai dengan
tujuan, materi, media, strategi dan metode yang tepat pada proses belajar mengajar.
Peserta didik merupakan objek yang sangat penting dalam proses pembelajaran.
dengan adanya objek ini maka strategi dan metode akan terimplementasikan pada
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik adalah subjek yang bersifat unik
117
Sama halnya dengan siswa atau murid pada pembelajaran ekstrakurikuler seni
hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah. yang sebagai subjek disini merupakan proses
belajar mengajar seni hadrohnya. Kemudian untuk siswa sebagai objek yang nantinya
akan dibentuk oleh guru/pelatih yang sudah mempersiapkan strategi dan metode-
metode yang dipersiapkan. Pada proses pembelajaran disini siswa dituntut untuk
berperan aktif dan berusaha untuk mengembangkan bakat dan potensi diri melalui
Dengan hasil pengamatan yang sudah peneliti lakukan dengan beberapa sample
siswa, bahwa dengan adanya kegiatan esktrakruikuler ini sangat membantu sekali
dalam menambah prestasi dan menambah kepercayaan diri untuk selalu sukses tinggi.
Kemudian menambah keterampilan, berdampak positif untuk diri sendiri dan orang
lain. Dengan mengikuti kegiatan ini bisa menambah prestasi dan membantu untuk
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan bekal untuk masa depan. Dari hasil
seni hadroh ini sangat baik dan aktif, sudah beberapa tahun ini selalu meningkat.
Keaktifan siswa juga dilihat ketika guru/pelatih tidak hadir tetapi mereka tetap latihan
bersama dan ada siswa yang memimpin untuk jalannya proses pembelajaran mandiri.
118
Gambar 4.20 Peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni hadroh
(Hanif Akhya Rojaf, Maret 2019)
yaitu 16-26 siswa dengan siswa laki-laki 11 orang dan dengan siswa perempuan 15
Hasil dari wawancara dengan Ibu Titin Widiastuti bahwa guru/pelatih pada
pembelajaran ekstrkurikuler seni hadroh di SMP negeri 2 Pangkah itu ada 3 pelatih
diantaranya yaitu bapak Sohibul, ibu Sri Winarni, dan bapak Yan adiwidia sugiarto,
dan pak anjas. Tetapi pada waktu penelitian dan wawancara peneliti berwawancara
dengan bapak Sohibul dan ibu Sri Winarni. Data mengenai pelatih pembelajaran
119
pengamatan langsung atau observasi pada saat proses pembelajaran ekstrakurikuler
seni hadroh.
Hermawan, dkk (2008: 9.4) Guru menempati posisi kunci dan strategis dalam
siswa agar dapat mencapai tujuan secara optimal. Untuk guru harus mampu
Seperti hasil penelitian yang sudah peneliti lakukan, bahwa pada pelatih
ekstrakurikuler seni hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah juga sama menjadi guru yang
menempati posisi yang tepat dan strategis dalam menciptakan suasana belajar yang
kondusif dan menyenangkan untuk mengarahkan siswa agar dapat mencapai tujuan
yang optimal. Dari hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah yaitu ibu Titin
bimbing oleh 4 pembimbing, tetapi disaat peneliti melakukan penelitian hanya ada 3
pembimbing yang bisa dikatakan aktif. Pembimbing tersebut ialah bapak Sohibul
S.pdi, Yan Adiwidia Sugiarto S.pd, dan ibu Sri Winarni S.pd. pada tahap penelitian
untuk ibu Sri Winarni tidak mengikuti proses pembelajaran dikarenakan sedang
istirahat untuk memulihkan kondisi kesehatan dari ibu Sri Winarni. Ibu Sri Winarni
biasa disapa sebagai Bu Win. Bu Win ini termasuk guru yang patut diacungi jempol
120
Bu Win dalam bidang kesenian sangatlah baik, maka Bu Win dapat menjadi
Kemudian untuk bapak Sohibul S.pdi. Beliau merupakan guru pendidik dalam
bidang Pendidikan Agama Islam. Beliau merupakan prbadi yang tegas dan serius
dalam proses pembelajaran esktra hadroh, dan terkadang beliau juga lemah lembut.
Beliau berkarir dalam bidang seni sudah cukup lama, dari tahun 2005 sampai
sekarang ini. Beliau selain sebagai pengajar mata pelajaran Agama Islam, beliau juga
sebagai pelatih rebana, qosidah, dan hadroh selain di SMP Negeri 2 Pangkah. beliau
mengajarkan kesenian hadroh ini sejak 2009, menurut beliau kegiatan ekstrakurikuler
121
ini dulunya belum kolaborasi seperti sekarang. Tetapi masih dalam bentuk tradisional
alat-alat musik hadrohnya. Beliau juga sempat mengikuti group kesenian di Tegal
yaitu group SATRIA pimpinan Ki Enthus Susmono pada tahun 2014. Maka dari itu
SATRIA yang diantaranya dengan bentuk musik Gamelan Jawa. Bapak Sohibul
hadroh. seperti yang dilansir pada saat obeservasi, inilah petikan dari hasil wawancara
“dari segi bahasa sama, hadroh hasil dari rebana. Cuma kalau disini itu
kolaborasi antara hadroh dengan alat tradisional dan alat modern lainnya”
Dari petikan diatas bahwa, bapak Sohibul mempunyai ide, konsep, dan gagasan
yang menarik yang membuat perubahan pada kegiatan ekstrakurikuler seni hadroh di
SMP Negeri 2 Pangkah dan mendapatkan kejuaraan-kejuaraan yang sangat baik dan
Komponen materi merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam proses
pembelajaran. bagaimana jika tidak ada materi dalam proses belajar mengajar,
pastinya akan sulit dan tidak tahu arah kemana dan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai. Menurut National Center for Vocational Education Research Ltd tiga
pengertian materi pembelajaran yaitu: 1) merupakan informasi, alat dan teks yang
pembelajaran; 2) segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau
122
pembelajaran yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok yang utuh dari
ala dan teks yang diperlukan guru dalam merencanakan pembelajaran. dan segala
bentuk bahan materi yang digunakan untuk membantu gutu atau instruktur dalam
pembelajaran yang disusun secara sistematis yang nantinya akan dikuasai siswa
lantuna Sholawat, lagu-lagu qosidah, dan lagu-lagu religi. maka dari itu dari hasil
wawancara dan penelitian pada kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler seni hadroh ini
materi yang nantinya akan ajarkan kepada siswa. Dengan demikian bahwa guru sudah
Pangkah.
tidaknya suatu pembelajaran komponen yang satu ini berpangerauh besar dalam
proses pembelajran. Dengan adanya metode ini maka terbentuklah suatu arahan-
arahan yang tepat pada pembelajaran ekstrakurikuler seni hadroh di SMP Negeri 2
Pangkah. maka dari itu sangatlah penting utuk seorang guru dalam memilih dan
123
menentukan suatu metode pembelajaran yang tepat serta sesuai dengan kemampuan
siswa. Dengan pemilihan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai kemampuan
siswa maka akan berdampak baik dan siswa akan mengikuti proses belajar mengajar
Menurut Nana Sudjana (1996:76) metode adalah cara yang digunakan guru
dalam mengadakan interaksi atau hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya
pembelajaran. kemudian menurut Wina Sanjaya (2006:147) metode adalah cara yang
nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Guru menggunakan
metode sesuai dengan materi dan siswa yang dihadapi. Seperti yang sudah dijelaskan
oleh Sanjaya, jadi guru disini mengimplementasikan apa yang sudah guru konsep dan
Dengan demikian, dari hasil wawancara dari pelatih ekstrakurikuler seni hadroh
yaitu bapak Sohibul pada 16 Maret 2019 serta observasi pada 15 Maret 2019 pada
metode resitasi, dan metode sistem regu. Berikut metode-metode yang guru gunakan
a) Metode ceramah
Metode ceramah ini digunakan guru pada awal kegiatan pembelajaran. seperti
menerangkan materi-materi yang nantinya akan diajarkan ke siswa. Pada metode ini
124
guru menerangkan mengenai jenis-jenis alat musik, setelah itu guru menjelaskan
mengenai teori-teori musik seperti bentuk akord, dinamika, tempo (2/4, 3/4, 4/4, 6/8,
8/8), ketukan atau ritmis, dan teknik pukulan pada alat musik perkusi. Guru juga
mencontohkan materi lagu misalnya lagu sukaro, alfa salam, deena salam, dan ya
maulana. Tergantung materi apa yang akan diajarkan oleh guru. Melalui metode
b) Metode demonstrasi
dan menerangkan materi melalui metode ceramah. Metode ini dilakukan karena pada
jenjang Sekolah Menengah Pertama tidak semua siswa sudah mempunyai basic
musik bisa dibilang siswa belum bisa belajar inkuiri. Maka dari itu guru
“....mungkin kalau anak-anak yang sudah mahir, sudah bisa inkuiri, tapi untuk
mereka belum bisa inkuiri ya dikasih menggunakan contoh atau praktek-
praktek”
Jadi, guru menggunakan metode demonstrasi ini untuk memudahkan siswa pada
awal pembelajaran, ketika siswa sudah mahir maka siswa bisa dibilang dapat belajar
125
Gambar 4.22 Guru mendemonstrasikan materi ajar melalui media keyboard
(Hanif Akhya Rojaf, Maret 2019)
c) Metode drill/latihan
Metode Drill, metode yang satu ini merupakan cara yang tidak boleh ketinggalan
penting untuk mengasah skill atau keterampilan siswa dalam setiap waktu. Sudah
jelas dengan namanya metode latihan, dalam belajar latihan itu tidak mengenal
waktu. Seperti halnya dengan belajar dan mencari ilmu tidak kenal waktu dan tidak
kenal umur. Metode drill yang digunakan oleh pelatih yaitu untuk melatih
keterampilan siswa dalam bermain musik diantaranya pada proses pembelajaran seni
hadroh ini adalah bernyanyi, bermain alat perkusi, keyboard, gitar, saron, dan berlatih
126
gerakan untuk seorang penarinya. Metode latihan ini dilakukan secara berulang-ulang
cara pelatih untuk menyajikan bahan pelajaran atau materi ajar dalam proses
d) Metode simulasi
simulasi ini biasanya dilakukan setelah semua proses pembelajaran tersampaikan dan
terkondisikan dengan baik. Guru menggunakan metode simulasi ini dilakukan pada
pertengahan pembelajaran dan akhir pembelajaran, dan bisa juga setelah merasa
semua konsep terjalankan guru dapat menggunakan metode simulasi ini. Misalnya
pada proses pembelajaran ekstrakurikuler seni hadroh ini guru semua siswa sudah
diberi materi dan diajarkan melalui metode demonstrasi dan metode drill. Maka
kedua komponen tersebut akan di gabungkan menjadi satu pada metode simulasi ini.
Metode simulasi ini dapat dilakukan sebelum perform atau yang disebut gladi
resik dalam sebuah proses pembelajaran. guru disini mengamati dan mengarahkan
jalannya permainan yang siswa lakukan. Dengan adanya metode simulasi ini berguna
127
untuk siswa agar dalam kepercayaan diri pada saat perform atau penampilan siswa
e) Metode resitasi
Metode resitasi atau tugas, metode resitasi merupakan suatu metode yang
dilakukan untuk selalu mengingatkan siswa dalam berlatih dan meningkatkan atau
mengasah kemampuan keterampilan siswa. Metode resitasi ini sangat membantu guru
dalam proses belajar mengajar, guru memberi penugasan kepada siswa yang belum
bisa agar pada pertemuan-pertemuan selanjutnya dapat melanjutkan materi yang baru.
Dengan adanya meotde resitasi ini juga membantu siswa dalam belajar, dan kegunaan
untuk siswa menambah kegiatan dirumah dengan cara tugas dari guru.
Metode sistem regu merupakan metode mengajar dua orang guru atau lebih
bekerjasama mengajar sebuah kelompok siswa, jadi kelas dihadapi beberapa guru.
guru menggunakan metode sistem regu. Tetapi dalam proses pembelajaran kegiatan
ini tidak terlalu sering menggunakan metode ini. Guru menggunakan metode ini
digunakan disaat ada acara-acara penting saja, misalnya seperti perlombaan dan
acara-acara kebesaran Islam. Biasanya kalau menggunakan metode sistem regu bisa
metode sistem regu ini dikarenakan yang dilatih tidak satu atau dua orang saja, tetapi
128
Seperti yang dikatakan oleh ibu Sri Winarni, inilah petikan hasil wawancara dari
peneliti
“ya melatih hadroh tidak seperti nglatih nyanyi satu atau dua orang anak,
tetapi ini lebih dari satu orang mas. Cara ngelatihnya ya dari musik pukulnya
terlebih dahulu yaitu bapak Sohibul kemudian vokalnya ibu”
Maka dari itu kenapa guru menggunakan metode sistem regu, bahwa kegiatan
ekstrakurikuler seni hadroh si SMP Negeri 2 Pangkah dari persiapan siswa, alat
musik, dan gerakan untuk penari latar juga mempunyai pembimbing masing-masing.
Dengan adanya metode tersebut sangat membantu dan membuat ringan para pelatih.
Media pembelajaran, media atau alat bantu dalam proses pembelajaran yang
digunakan oleh guru untuk membantu guru dalam menyampaikan materi ajar. Media
pembelajaran yang digunakan bisa juga dinamakan suatu sarana bagi guru untuk
mempermudah guru dalam menyampaikan materi atau bahan ajar yang sudah guru
seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam
menggunakan media pembelajaran diantaranya yaitu seperangkat alat rebana, satu set
drum, 2keyboard, 2saron, gitar, kemudian teks partitur. Guru menggunakan alat-alat
129
dimulai, untuk membantu pelatih dalam mendemonstrasikan kepada siswa. Misalnya
guru mendemonstrasikan pada bagian alat musik saron kepada siswa, alat musik
saron ini membantu pelatih untuk mencontohkan nada-nada yang harus dimainkan
Gambar 4.23 Alat bantu atau media saron pembelajaran seni hadroh
(Hanif Akhya Rojaf, Maret 2019)
evaluasi bukan saja berfungsi untuk melihat keberhasilan siswa dalam proses
pembelajaran, tetapi juga berfungsi sebagai umpan balik bagi guruatas kinerjanya
dalam pengelolaan pembelajaran. melalui evaluasi guru akan tahu kekurangan dalam
(2009:3) evaluasi merupakan proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek
130
tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Evaluasi pembelajaran merupakan
penilaian kegiatan dan kemajuan belajar peserta didik yang dilakukan secara berkala
berbentuk ujian, hasil praktik, tugas harian, atau pengamatan oleh guru.
“misalnya kamu (siswa) mainnya tadi disini kurangnya seperti ini, kamu
kurangnya gini, dan vokal kurang power. Nanti vokal latian dirumah latian
teriak suara bharrr yaitu suara keras biar powernya muncul. Dikasih
pemahaman dan teknik untuk dilatih dirumah. Kemudian untuk alat musik
lain dikasih akord dipelajari bener-bener dan dimainkan dipertemuan yang
akan datang”
pembelajaran. guru menunjuk dalah satu siswa dan diperintah untuk memainkan
materi yang sudah diajarkan. Namun ketika siswa masih kurang baik dalam
memainkan materi yang sudah diajarkan pada proses pembelajaran, siswa tersebut
akan diberikan tugas yaitu latihan materi ajar yang sudah diajarkan oleh guru.
Pada metode pembelarajan belajar aktif siswa selain keaktifan siswa, guru juga
dilakukan guru dalam belajar siswa aktif ini dilakukan dengan cara mendukung
seluruh potensi siswa melalui sarana dan prasarana belajar meliputi ruangan kegiatan,
alat-alat musik, aspek-aspek materi ajar, guru, media pembelajaran, suasana kelas,
dan sebagainya. Adapula cara belajar siswa yang disesuaikan dengan bakat dan minat
131
siswa serta memberikan kemudahan bagi siswa dalam proses pembelajaran, dan
pendalaman, sehingga hasil belajar yang diberikan oleh guru dapat terserap pada
ingatan siswa. Pada kondisi belajar seperti ini pribadi siswa terlibat secara aktif,
keterampilan siswa, dan sebagainya. Guru dalam metode ini berfungsi sebagai orang
yang mempunyai konsep, materi, dan metode yang dituangkan kepada siswa, lain dari
pada itu guru disini sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa dalam proses
pembelajaran.
Interaksi guru dan murid merupakan tindakan yang penting dalam proses
pembelajaran. Dengan adanya interaksi guru dengan murid ini dikarenakan agar
siswa dalam proses belajar mengajar tidak jenuh. Seperti pelatih/guru yang melatih
siswa dengan cara satu persatu, dalam artian ketika sebelum memulai pembelajaran
pelatih mengajak ngbrol siswa terlebih dahulu dan kemudian ketika memasuki
prsoses belajar mengajar cara guru mendekatkan ke siswa ketika siswa dalam
keadaan belum bisa atau kesusahan dalam memainkan guru langsung mengajarkan
kembali apa yang sudah diajarkan. Kemudian dengan adanya evaluasi, evaluasi juga
merupakan pendekatan dimana guru memberi suatu motivasi kepada siswa agar lebih
giat dan semangat dalam belajar. Maka dari itu dengan adanya interaksi dalam proses
132
4.3 Faktor yang mempengaruhi proses kegiatan pembelajaran seni hadroh di
SMP Negeri 2 Pangkah
4.3.1 Siswa
Pangkah siswa sangat antusias mengikuti kegiatan ekstra ini. Siswa sangat senang
dan dapat bercanda dengan teman-temannya. siswa mengikuti kegiatan ini karena
suka dengan lagu-lagu religi. Faktor yang menjadi siswa tertarik mengikuti kegiatan
ekstra hadroh ini karena ingin mencoba keterampilan lain, menambah prestasi, dan
menambah pengalaman baru. Itulah yang menjadikan minat siswa untuk mengikuti
kegiatan tersebut. Selain itu siswa juga sudah mempunyai pengalaman dalam bermain
musik hadroh.
4.3.2 Guru/pelatih
Pangkah ada 2 pelatih yang secara aktif, tetapi untuk pembimbing ada 4 pembimbing.
Untuk proses pembelajarannya di laksanakan oleh bapak Sohibul dan ibu Sri
Winarni. Beliau-beliau merupakan panutan dan figur yang sangat professional dalam
ekstrakurikuler seni hadroh, beliau mengajarkan secara serius, disiplin, dan tegas.
Tetapi tidak dipungkiri beliau juga seorang yang asik untuk diajak ngobrol. Maka dari
berpengaruh sekali dalam pendidikan salah satunya bisa menyikap anak-anak muda
untuk mencintai budaya bukan hanya budaya asing saja, yang menjadi benteng untuk
133
aqidah anak-anak salah satunya sama-sama bernain musik tetapi lebih islami,
4.3.3 Sekolah
Sekolah merupakan faktor yang menjadi salah satu tempat untuk kegiatan
mengembangkan bakat dan minat siswa dalam belajar. Dengan adanya sekolah juga
Hal yang berperan pada sekolah juga adanya bapak kepala sekolah yang selalu
pada sarana dan prasarana seperti ruangan kelas, alat-alat musik dan sound system.
Sekolah juga sangat antusias dengan adanya guru-guru yang kreatif dan berkompeten
pada bidangnya. Maka dari itu bisa dilihat dari dukungan-dukungan yang diberikan
oleh sekolah bahwa pihak sekolah sangat mendukung dengan adanya kegiatan
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian yang sudah peneliti lakukan dan hasil pembahasan dapat
disimpulkan bahwa strategi pembelajaran yang guru gunakan terlihat pada saat guru
memberi materi kepada siswa disaat kegiatan inti pembelajaran. Guru menggunakan
lagu sebagai pendekatan untuk memasukkan materi ajar yang akan diajarkan dan
134
membangun suasana kelas untuk memfokuskan siswa agar siswa dapat
berkonsentrasi dalam menerima materi ajar yang guru ajarkan. Hal ini dapat
ditunjukkan dengan guru mampu membuat siswa menjadi tertarik dalam setiap
latihan dan membuat siswa lebih mahir dalam memainkan alat musik. Kemudian
konsep yang guru gunakan dalam persiapan proses pembelajaran. Konsep yang
diberikan guru juga diambil dari pengalaman-pengalaman guru yang pernah guru
temui. Dengan adanya konsep makan tujuan pembelajaran akan terarahkan dengan
sistem regu, metode drill, dan metode simulasi. Pada proses pembalajaran juga
baru berupa aransemen-aransemen lagu yang nantinya diberikan kepada siswa untuk
pelatih untuk materi ajar agar siswa memahami pengetahuan seni musik seperti
membaca notasi, belajar ketukan atau ritmis, melodis, dan harmonis. Pelatih juga
135
mempunyai ide-ide baru dalam pembelajaran, ide-ide ini tercipta di bikin sebelum-
sebelumnya dan bisa juga spontan disaat pembelajaran. Pelatih mempunyai ide-ide
baru digunakan dalam pembelajaran yaitu menggubah lagu aslli menjadi berbeda
dari aslinya. lagu yang sesuai dengan pembelajaran kegiatan ekstrakurikuler hadroh
yaitu lagu-lagu religi. Hal ini digunakan guru untuk menjaga stabilitas dan prestasi
5.2 Saran
Bersumber pada kesimpulan maka dari itu saran yang dapat diberikan untuk
berikut.
Saran yang dapat peneliti berikan untuk guru/pelatih agar dalam mengajarkan
Yaitu dalam bentuk seperti partitur-partitur dengan susunan yang rapi. Misalnya
Saran yang dapat peneliti berikan untuk siswa yang mengikuti kegiatan
musik hadroh dapat dimanfaatkan di masyarakat agar skill dan kemampuan lebih
136
137