Anda di halaman 1dari 150

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “STRATEGI PEMBELAJARAN SENI HADROH


MELALUI METODE CARA BELAJAR SISWA AKTIF PADA KELAS
EKSTRAKURIKULER HADROH DI SMPN 2 PANGKAH” telah disetujui oleh
dosen pembimbing untuk diajukan ke panitia Sidang Ujian Skripsi.

Semarang..........................................2019

Menyetujui,

Pembimbing,

Dr. Wadiyo, M.Si


NIP 195912301988031001

Mengesahkan,

Ketua Jurusan PSDTM

Dr. Udi Utomo, M.Si


NIP 196708311993011001

1
PERNYATAAN

Dengan ini, saya


Nama : Hanif Akhya Rojaf
NIM : 2501415067
Program Studi/Jurusan: Pendidikan Seni Musik (S1)/Sendratasik
Fakultas : Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi berjudul “Strategi Pembelajaran seni


hadroh melalui metode cara belajar siswa aktif pada kelas ekstrakurikuler hadroh di
SMP Negeri 2 Pangkah” saya tulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, benar benar merupakan karya sendiri yang
dihasilkan setelah melaksanakan observasi, penelitian, bimbingan, diskusi, maupun
sumber kepustakaan, wawancara langsung maupun sumber lain. Pendapat atau
temuan orang atau pihak lain yang terdapat dalam Skripsi ini telah dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Dengan demikian, meskipun tim penguji dan
pembimbing penulisan skripsi ini membubuhkan tanda tangan sebagai tanda
keabsahannya, seluruh isi skripsi ini tetap menjadi tanggung jawab saya sendiri. Jika
kemudian ada kesalahan dan kekeliruan maka saya akan bersedia menerima
akibatnya sesuai Undang-Undang berlaku.
Demikian pernyataan ini saya buat agar dapat digunakan seperlunya.

Semarang, 5 Agustus 2019

Hanif Akhya Rojaf


NIM 250141506

2
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

Jika seseorang bepergian dengan tujuan mencari ilmu, maka Allah akan menjadikan
perjalanannya seperti perjalanan menuju surga (Nabi Muhammad SAW).

Persembahan

Dengan bersyukur kepada Allah SWT, atas segala karuniaNya skripsi ini saya
persembahkan untuk:

1. Kedua orangtuaku ibunda Suci Arti dan Ayahanda Solikhin, serta tante,
terimakasih atas doa dan dukungannya.
2. Dosen pembimbing yang telah membantu dan membuat mengerti pentingnya
pengetahuan
3. Teman-teman Sendratasik angkatan 2015
4. Para sahabat Osis angkatan 2012
5. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi

3
PRAKATA

Penulis mengucapkan segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan berkat, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Pembelajaran Seni Hadroh melalui
Metode Cara Belajar Siswa Aktif pada kelas Pembelajaran seni hadroh di SMP
Negeri 2 Pangkah” dapat selesai.

Dengan demikian, penulis skripsi sadar bahwa tidak dapat selesai tanpa adanya
pihak lain yang telah membantu dalam penyusunan skripsi. Semoga kebaikan yang
telah dilakukan mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Maka dari itu penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang
telah memberi kesempaatan untuk menempuh studi di Universitas Negeri
Semarang.
2. Dr. Sri Rejeki Urip, M.Hum, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan izin penelitian.
3. Dr. Udi Utomo M.pd. Ketua Jurusan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas
Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang atas segala fasilitas yang telah
diberikan.
4. Dr. Wadiyo, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah berkenaan
menyempatkan waktu untuk memberikan masukan, bimbingan, dan
mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Semua dosen Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ilmu
pengetahuannya sebagai bekal masa depan dan bermanfaat bagi penulis.
6. Abdullah S.pd selaku Kepala Sekolah dan Titin Widiastuti selaku Wakil Kepala
Sekolah SMP Negeri 2 pangkah yang telah menerima dan memperbolehkan
penulis untuk melakukan penelitian.

4
7. Sohibul S.pdi dan Sri Winarni selaku guru dan pelatih kegiatan ekstrakurikuler
seni hadroh yang telah membantu dalam penelitian.
8. Siswa-siswi ekstrakurikuler seni hadroh SMP Negeri 2 Pangkah.
9. Keluarga dan teman-teman yang telah memeberikan dukungan, semangat dan
doa kepada peneliti.
10. Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi.

Kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa, maka dari itu penulis
menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih kurang sempurna. Meskipun demikian,
penulis berharap dengan adanya skripsi ini semoga bermanfaat bagi pembaca.

Semarang, 5 Agustus 2019

Penulis

Hanif Akhya Rojaf

5
ABSTRAK

Rojaf, Hanif Akhya. ..... .” Strategi Pembelajaran Seni Hadroh melalui Metode Cara
Belajar Siswa Aktif pada kelas Pembelajaran seni hadroh di SMP Negeri 2
Pangkah”. Skripsi, Pendidikan Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Semarang Dosen Pembimbing Dr. Wadiyo, M.Si.
Kata kunci: Pendidikan, Pembelajaran, Ekstrakurikuler, Hadroh

Pendidikan pada era zaman modern ini telah banyak modelnya seperti pada mata
pelajaran disekolah-sekolah. Dalam pendidikan juga mempunyai 2 sistem
pembelajaran yaitu intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Pembelajaran intrakurikuler
merupakan pembelajaran pokok yang dilakukan sesuai waktu jam sekolah. Kemudian
untuk pembelajaran ekstrakurikuler merupakan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan di luar jam sekolah, bisa dikatakan seperti jam tambahan. Seperti
pembelajaran ekstrakurikuler seni hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah, guru
mempunyai cara dalam memberikan materi yang akan diajarkan, melalui beberapa
metode dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Rumusan masalah pada
penelitian ini adalah Bagaimana Strategi Pembelajaran kesenian Hadroh melalui
Metode Cara Belajar Siswa Aktif pada kelas Ekstrakurikuler Hadroh di SMPN 2
Pangkah. Dengan tujuan penelitian untuk mengetahui dan mendeskripsikan mengenai
Bagaimana Strategi Pembelajaran kesenian Hadroh melalui Metode Cara Belajar
Siswa Aktif pada kelas Ekstrakurikuler Hadroh di SMPN 2 Pangkah.
Metode penelitian yang dipakai peneliti menggunakan metodologi deskriptif
kualitatif. Pendekatan yang peneliti pakai menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif yaitu peneliti tidak melakukan pengujian melainkan berusaha menelusuri,

6
memahami, menjelaskan gejala dan yang berkaitan dengan fenomena-fenomena pada
obejk penelitian dengan teknik penyajian dalam bentuk analisis deskriptif.
Hasil dari penelitian dan pembahasan menunjukan bahwa hasil strategi yang guru
peroleh dari mendengarkan dari musik lain. Kemudian ada 3 jenis strategi
pembelajaran yaitu (1) strategi pengorganisasian pembelajaran, meliputi sekolah,
pelatih, dan guru/pelatih. (2) strategi penyampaian pembelajaran, meliputi strategi,
konsep, metode, media, materi, dan evaluasi. dan (3) strategi pengelolaan
pembelajaran, meliputi penjadwalan, interaksi guru dan siswa, dan motivasi. ada tiga
tahap prosedur pembelajaran, yaitu kegiatan pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup. Pada tahap pembukaan meliputi (a) mencipatakan kondisi siswa, (b)
menciptakan kesiapan belajar siswa, (c) menciptakan suasana belajar, (d) pengenalan
jenis-jenis alat musik. pada tahap kegiatan inti, (a) pengenalan pukulan perkusi
rebana, (b) pengenalan lagu. Kemudian kegiatan penutupan guru mengevaluasi dan
memotivasi siswa setelah proses pembelajaran. Komponen-komponen pembelajaran
pada kegiatan pembelajaran esktrakurikuler seni hadroh, pada komponen metode
guru menggunakan metode ceramah, demonstrasi, drill, resitasi, simulasi, dan sistem
regu. Kemudian faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran ekstrakurikuler seni
hadroh yaitu siswa mengikuti kegiatan ini untuk menambah keterampilan dan
menambah prestasi dalam bidang non akademik. Guru/pelatih merupakan faktor yang
sangat penting, beliau sangat profesional dan bertanggung jawab pada jalannya proses
belajar mengajar, dan tegas dalam melatih. Kemudian sekolah sebuah sarana untuk
belajar dan wadah untuk mengembangkan bakat dan keterampilan siswa.

Saran untuk siswa dalam mengikuti pembelajaran siswa harus lebih fokus dan
serius. Saran yang dapat peneliti berikan untuk guru/pelatih agar dalam mengajarkan
pembelajaran materi disusun secara terstruktur dan dipersiapkan lebih matang. Yaitu
dalam bentuk seperti partitur-partitur dengan susunan yang rapi.

7
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................................i
PERNYATAAN..................................................................................................................ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.....................................................................................iii
PRAKATA........................................................................................................................iv
ABSTRAK.........................................................................................................................vi
DAFTAR TABEL..............................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................xii
BAB I..................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah...........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................10
1.3. Tujuan Penelitian....................................................................................................10
1.4. Manfaat Penelitian..................................................................................................11
1.4.1 Manfaat Teoretis............................................................................................11
1.4.2 Manfaat Praktis..............................................................................................11
1.5 Sistematika Skripsi.................................................................................................12
BAB II..............................................................................................................................14
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI............................................................14
2.1. Kajian Pustaka........................................................................................................14
2.2. Landasan Teori.......................................................................................................26
2.2.1 Strategi Pembelajaran...................................................................................26
2.2.2 Komponen Pembelajaran...............................................................................31
2.2.3 Proses Pembelajaran.....................................................................................47
2.2.4 Ekstrakurikuler..............................................................................................51
2.2.5 Hadroh...........................................................................................................53
2.2.6 Teori Musik....................................................................................................56

8
2.2.7 Kerangka Berfikir..........................................................................................57
BAB III.............................................................................................................................60
METODE PENELITIAN.................................................................................................60
3.1. Pendekatan Penelitian.............................................................................................60
3.2. Lokasi dan Sasaran Objek Penelitian......................................................................60
3.3. Teknik Pengumpulan Data.....................................................................................61
3.4 Teknik Keabsahan Data..........................................................................................65
3.5 Teknik Analisis Data..............................................................................................67
BAB IV.............................................................................................................................71
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................................................71
4.1 Gambaran Umum...................................................................................................71
4.1.1 Letak Geografis..............................................................................................71
4.1.2 Sarana dan Prasarana...................................................................................74
4.1.3 Profil SMP Negeri 2 Pangkah........................................................................76
4.1.4 Visi dan Misi..................................................................................................78
4.1.5 Tenaga Pengajar,Pembimbing, Karyawan, dan Siswa...................................79
4.1.6 Prestasi Sekolah.............................................................................................85
4.1.7 Pembelajaran Ekstrakurikuler Kesenian Hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah 86
4.2 Strategi Pembelajaran Kesenian Hadroh pada Ekstrakurikuler Hadroh di SMP
Negeri 2 Pangkah...............................................................................................................93
4.2.1 Proses pembelajaran ekstrakurikuler hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah
Kabupaten Tegal............................................................................................................95
4.2.2 Komponen-komponen Pembelajaran...........................................................116
4.2.2.1 Komponen Tujuan........................................................................................117
4.2.2.2 Komponen peserta didik...............................................................................118
4.2.2.3 Komponen guru............................................................................................120
4.2.2.4 Komponen materi/isi....................................................................................123
4.2.2.5 Komponen metode........................................................................................124
4.2.2.6 Komponen media..........................................................................................130
4.2.2.7 Komponen evalusi........................................................................................131

9
4.2.3 Interaksi guru dan murid..............................................................................132
4.3 Faktor yang mempengaruhi proses kegiatan pembelajaran seni hadroh di SMP
Negeri 2 Pangkah.............................................................................................................133
4.3.1 Siswa............................................................................................................133
4.3.2 Guru/pelatih.................................................................................................133
4.3.3 Sekolah.........................................................................................................134
BAB V.............................................................................................................................135
PENUTUP......................................................................................................................135
5.1 Simpulan..................................................................................................................135
5.2 Saran........................................................................................................................136
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

10
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tenaga Pengajar.............................................................................................79


Tabel 2 Pembimbing Ekstrakurikuler Hadroh SMP Negeri 2 Pangkah......................80
Tabel 3 Karyawan........................................................................................................81
Tabel 4 Siswa..............................................................................................................82

11
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Gedung Hall SMP Negeri 2 Pangkah......................................................75


Gambar 4.2 Gedung ruang kelas dan lapangan basket SMP Negeri 2 Pangkah.........76
Gambar 4.3 Gambar tampak luar SMP Negeri 2 Pangkah..........................................78
Gambar 4.4 Penghargaan berupa piala SMP Negeri 2 Pangkah.................................85
Gambar 4.5 kegiatan pembelajaran ekstra seni hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah....88
Gambar 4.6 Gambar Ruang atau tempat latihan kegiatan ekstrakurikuler hadroh......89
Gambar 4.7 persiapan alat untuk latihan kegiatan ekstrakurikuler hadroh.................91
Gambar 4.8 Guru Mengkondisikan dan menempatkan siswa pada instrumen.........100
Gambar 4.9 Kegiatan pembuka pembelajaran guru memfokuskan siswa dalam
pembelajaran (Hanif Akhya Rojaf, Maret 2019).......................................................103
Gambar 4.10 Alat perkusi hadroh..............................................................................104
Gambar 4.11 Alat musik Drum (Perkusi).................................................................105
Gambar 4.12 Bass hadroh..........................................................................................105
Gambar 4.13 Trumbuk (Hanif Akhya Rojaf, Maret 2019)........................................106
Gambar 4.14 Keyboard (alat musik melodis)............................................................106
Gambar 4.15 Biola (alat musik melodis dan harmonis)............................................107
Gambar 4.16 Siswa memainkan alat perkusi.............................................................109
Gambar 4.17 Guru menerangkan dan mengenalkan lagu..........................................112
Gambar 4.18 Guru mendemonstrasikan permainan keyboard..................................114
Gambar 4.19 Guru mengevaluasi siswa setelah proses pembalajaran......................116
Gambar 4.20 Peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni hadroh...120
Gambar 4.21 Guru/Pelatih kegiatan ekstrakurikuler seni hadroh..............................122
Gambar 4.22 Guru mendemonstrasikan materi ajar melalui media keyboard.........127
Gambar 4.23 Alat bantu atau media saron pembelajaran seni hadroh......................131

12
13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

SMP Negeri 2 Pangkah adalah Sekolah Menengah Pertama yang terletak di

sebuah desa Penusupan Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal. Di Desa Penusupan

ada sebuah sekolah Menengah Negeri berdiri disana. Tahun 1985 mulai dibuka SMP

Negeri 2 Pangkah oleh Departemen Pendidikan Jawa Tengah. Pada saat itu jalan

menuju ke sana masih bebatuan yang tidak rata keadaannya, tetapi untuk sekarang

jalan untuk menuju ke SMP sudah diperbaiki. Namun demikian niat Pemerintah

untuk memajukan desa tersebut pantas di acungkan 2 jempol sekaligus. Tahun demi

tahun sekolah SMP Negeri 2 Pangkah mengalami perkembangan dengan pesat, dari

segi jumlah gurunya maupun jumlah muridnya. Sekolah Menengah Pertama ini

mempunyai visi dan misi diantaranya yaitu unggul dalam prestasi, mampu bersaing di

era global, terpuji dalam budi pekerti, berdasarkan iman dan takwa serta misinya

salah satunya mengembangkan tersedianya sarana pendidikan dan media

pembelajaran yang efektif dan efisien.

Sekolah Menengah Pertama merupakan jenjang pendidikan dasar pada

pendidikan formal di Indonesia setelah lulus dari Sekolah dasar (SD). Sekolah

menengah pertama ditempuh dalam kurun waktu 3 tahun (kelas 7 sampai kelas 9).

Dulunya sekolah menengah pertama ini pernah disebut sebagai Sekolah Lanjutan

1
Tingkat Pertama (SLTP), hingga pada tahun ajaran 2003-2004 SLTP diganti dengan

sebutan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pendidikan, pendidikan merupakan suatu

usaha untuk meningkatkan kecerdasan, dan keterampilan, serta memperkuat

kepribadian dan semangat kebangsaan agar dapat membangun diri sendiri maupun

bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Menurut UU RI No. 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 dinyatakan bahwa : “Pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara”. (Depdiknas,2003 : 3).

Pada era zaman modern ini dalam dunia pendidikan apalagi mengenai kesenian

merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pentingnya

pendidikan itu sendiri sebagai media penambah ilmu pengetahuan serta pengalaman

untuk kehidupan kedepannya. Lebih jauh Koentjaraningrat menjelaskan bahwa suatu

unsur universal kesenian dapat berwujud gagasan, ciptaan, pikiran, cerita, dan syair –

syair yang indah. Seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreativitas manusia.

Seni pada mulanya yaitu proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim

dari ilmu. Seni sudah menjadi salah satu bagian dalam kehidupan manusia dari zaman

ke zaman dari masa prasejarah hingga sekarang, keberadaan seni sangat melekat

dalam setiap sendi kehidupan dan jiwa manusia sehingga tidak dapat terpisahkan

sampai saat ini. melalui ekspresilah manusia dapat membuat suatu karya seni yang

2
nantinya dapat dinikmati oleh dari pelaku seni maupun dinikmati oleh orang lain.

Seni dapat diperolah dari kebudayaan-kebudayaan, keindahan alam, serta perasaan

yang ada pada manusia. maka dari itu seni merupakan ilmu yang membentuk suatu

karya seni yang mempunyai nilai keindahan bisa berupa benda ataupun alunan nada

melalui ekspresi budaya dan ungkapan sosial.

Menurut Schopenhaur “seni merupakan kegiatan yang menyenangkan melalui

penciptaan sesuatu bentuk yaitu Hasil karya. Sebagai contoh Schopenhaur

menyatakan bahwa semisal seni musik akan sangat dicintai oleh semua orang dari

berbagai kalangan walaupun seni musik dianggap sebagai sebuah seni yang paling

abstrak akan tetapi selalu menjadi seni yang dapat dinikmati”. Menurut Gie (2007)

seni adalah suatu hal yang merujuk kepada keindahan. Bukan hanya indah, seni yaitu

sesuatu yang abstrak yang memiliki nilai estetik atau keindahan, baik yang datang

dari dalam diri manusia sebagai produk pemikiran secara logis, rasional, maupun

empiris serta kreasi hati manusia yang bersih dan baik sehingga keindahan ilmu

pengetahuan dapat dinikmati secara serasi, selaras, dan seimbang bagi kemaslahatan

hidup manusia.

Menurut Jazuli (2008: 123-127), pendidikan seni memiliki sifat multilingual,

multidimensional, dan multikultular. Multilingual bermakna pengembangan

kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai bahasa sebagai

media berkomunikasi seperti bahasa rupa dalam seni rupa, bahasa bunyi dalam seni

musik, bahasa gerak dalam seni tari, bahasa peran dalam seni teater, dan berbagai

perpaduan bahasa dalam jenis seni dengan genre tertentu. Multidimensional

3
bermakna pengembangan beragam kompetensi yang meliputi apresiasi, eskpresi, dan

kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, kinestetika,

dan etika. Sifat multikultular mengandung makna bahwa pendidikan seni menumbuh

kembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam budaya

Nusantara dan Mancanegara. Hal ini merupakan wujud dari pembentukan sikap

demokratis yang memungkinkan seseorang hidup secara beradab serta toleran dalam

masyarakat dan budaya yang majemuk. Jazuli juga menambahkan pendidikan seni

digunakan untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan pembimbingan, pembelajaran,

dan pelatihan agar siswa memiliki kemampuan untuk berkesenian.

Bangsa Indonesia itu sendiri merupakan suatu negara yang memiliki beragam

budaya yang meliputi agama, kepercayaan, dan pendidikan, yang memberi warna

setiap daerah. Pada zaman modern ini, mata pelajaran disekolah bukan hanya sekedar

belajar materi mengenai pembelajaran pokok contohnya matematika, ilmu

pengetahuan alam, dan ilmu pengetahuan sosial serta ilmu-ilmu lainnya. Pendidikan

seni juga dapat menjadi suatu bagian dari pembelajaran. Apalagi sekarang ini di

jenjang Sekolah Menengah Pertama terdapat materi senibudaya. Jadi, budaya

diperoleh dari belajar. pendidikan dan pembelajaran adalah proses sosial dan

interaktif, sehingga sekolah itu sendiri adalah lembaga sosial melalui mana reformasi

sosial dapat dan harus dilakukan.

Dalam konteks pendidikan formal saat ini, implementasi pendidikan seni

sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 19 tahun 2005 yang tertuang dalam Standar Nasional Pendidikan, dalam

4
proses pembelajarannya dilaksanakan melalui mata pelajaran seni budaya. Ada empat

submata pelajaran yang terdapat dalam mata pelajaran seni budaya di Sekolah

Menengah Pertama (SMP), yakni seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater.

Dalam mata pelajaran seni budaya, aspek budaya tidak dibahas secara tersendiri,

tetapi terintegrasi dengan beberapa pembelajaran seni yang ada, sehingga mata

pelajaran seni budaya pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis

budaya. Apalagi dengan tahun 2019 ini adanya perubahan kurikulum yaitu

menggunakan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 ini mengedepankan keakftifan siswa

dalam proses pembelajaran.

Menurut Jamalus (1988: 1), musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam

bentuk lagu atau komposisi musik, yang mengungkapkan pikiran dan perasaan

penciptanya melalui unsur-unsur musik, yaitu irama, melodi, harmoni,

bentuk/struktur lagu, dan ekspresi sebagai satu kesatuan. Lagu atau komposisi musik

itu merupakan hasil karya seni jika diperdengarkan dengan menggunakan suara

(nyanyian) atau dengan alat-alat musik. seperti halnya pada pembelajaran di SMP

Negeri 2 Pangkah ini, pada sekolah ini terdapat pembelajaran musik. pembelajaran

musik ini dimana didalamnya juga mempelajari dari unsur-unsur atau teori-teori

musik seperti irama, melodi, harmoni dan lain-lainnya.

Menurut Jamalus (1988: 2) pemahaman unsur-unsur musik akan diperoleh

melalui pengajaran yang dinamakan teori musik dasar. Pengajaran teori musik dasar

ini dapat memberikan pemahaman yang bermakna bagi seseorang jika ia telah

mengalami serta menghayati fungsi unsur-unsur musik itu dalam lagu yang

5
dipelajarinya. Untuk memperoleh pemahaman tersebut, unsur-unsur musik itu

haruslah diberikan melalui pengalaman bermusik, yaitu penghayatan suatu lagu

melalui kegiatan mendengarkan, bernyanyi, bermain musik, bergerak mengikuti

musik, serta membaca musik, sehingga siswa mendapat gambaran menyeluruh

tentang ungkapan lagu tersebut.

Alat-alat musik yang sudah terkenal di dunia ini sudah berkembang sangat pesat,

dari bentuk, jenis, dan klasifikasi alat-alat musik. Pengetahuan yang mengenai alat-

alat musik bisa disebut Organologi, atau bisa disebut ilmu pengetahuan yang

mempelajari alat-alat musik yaitu organologi. Maka dari itu klasifikasi alat musik

dibagi menjadi lima golongan yaitu idiophone, aerophone, membranophone,

chordophone, dan electrophone. Dari ke lima klasifikasi alat musik tersebut dari

penelitian yang sudah peneliti lakukan dalam kegiatan ekstrakurikuler hadroh itu

menggunakan alat musik rebana, drum, keyboard, gitar, dan saron. Jadi jenis alat

musik tersebut yaitu idhiophone, membranophone,chordophone, dan electrophone.

Peran seni dalam pendidikan seni di sekolah melalui materi dari pelajaran seni

budaya maupun dari kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler sebagai alat

untuk mengapresiasikan, mengekspresikan, serta mengkreasikan siswa dalam

kesenian dan melestarikan kesenian yang ada. Selain itu siswa dapat juga belajar

mengenai bagaimana menghormati, menghargai, dan menikmati suatu karya musik

yang ada dan dapat dijadikan suatu kedisiplinan waktu, belajar, serta belajar

kelompok sesama siswa dalam grup atau organisasi. Dewantara (1977: 351-352)

mengungkapkan bahwa pendidikan seni disekolah selain bertujuan untuk

6
melestarikan kesenian yang ada juga merupakan upaya untuk melaksanakan

pendidikan secara lengkap dan seimbang. Lengkap mencakup aspek pengembangan

siswa dari sisi jasmani dan rohani, sedangkan keseimbangan mencakup aspek

pengembangan kecerdasan siswa dari sisi intelektual, perasaan, dan kemauan yang

terpadu sehingga membentuk budi pekerti yang luhur. Oleh karena itu, pembelajaran

seni di sekolah tidak mendidik para siswa untuk menjadi seniman dam seniwati.

Sudah dijelaskan oleh Dewantara bahwa pendidikan seni disekolah tidak

mendidik siswa untuk menjadi seniman dan seniwati, melainkan untuk menumbuh

kembangkan jasmani, rohani, kecerdasan, serta keterampilan dalam kesenian. Sudah

dijelaskan pula bahwa pada pendidikan seni pada tingkat Sekolah Menengah Pertama

terbagi menjadi empat, yaitu seni musik, seni tari, seni rupa, dan seni teater. Pada

penelitian ini peneliti akan menjelaskan pada tema seni musik dalam pembelajaran

seni musik di Sekolah Menengah Pertama dengan objek kesenian hadroh di SMP

Negeri 2 Pangkah.

Pembelajaran seni musik merupakan salah satu submata pelajaran seni budaya

yang tercakup dalam rumpun kelompok mata pelajaran estetika. Pembelajaran ini

dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan dan

kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni. Kemampuan mengapresiasi dan

mengekspresikan keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi baik

dalam kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup,

maupun dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan

kebersamaan yang harmonis (Tim Pustaka Yustisia, 2007:45). Dalam pembelajaran

7
seni musik siswa dapat berperan aktif untuk meningkatkan ide-ide dan gagasan-

gagasan yang pernah mereka alami dalam berketerampilan dalam kesenian.

pendekatan pembelajaran siswa aktif inilah yang menjadikan siswa bertambah baik

dalam psikomotoriknya. Selain keaktifaan siswa dalam belajar, John Dewey

mengemukakan bahwa belajar tergantung pada pengalaman dan minat siswa sendiri

dan topik dalam kurikulum seharusnya saling terintegrasi bukan terpisah atau tidak

mempunyai kaitan satu sama lain. Apabila belajar siswa tergantung pada pengalaman

dan minat siswa maka suasana belajar siswa akan menjadi lebih menyenangkan dan

hal ini akan mendorong siswa untuk berfikir proaktif dan mampu mencari pemecahan

masalah, disamping itu kurikulum yang diajarkan harus saling terintegrasi agar

pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan memiliki hasil maksimal.

Suatu sistem pendidikan didalam terdapat kegiatan intrakurikuler dan

ekstrakurikuler. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:171) intrakurikuler

adalah kegiatan siswa di sekolah atau mahasiswa di kampus yang sesuai atau sejalan

dengan komponen kurikulum. Kegiatan intrakurikuler dilakukan dengan terjadwal

dan sistematik yang merupakan progam utama dalam proses belajar untuk mendidik

siswa sedangkan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:80) ekstrakurikuler

yaitu suatu kegiatan yang berada di luar progam yang tertulis di dalam kurikulum

seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa. Dalam pelaksanaannya kegiatan

ekstrakurikuler tidak mengganggu kegiatan intrakurikuler dan mempunyai manfaat

bagi siswa untuk perkembangan bakat siswa sehingga dapat berguna di masyarakat

untuk masa sekarang maupun masa depan. Kegiatan ekstrakurikuler selain

8
mengembangkan bakat dan menjadi penambah kegiatan, dapat juga menjadi wadah

untuk menambah prestasi siswa dalam dunia pendidikan. Seperti kegiatan

ekstrakurikuler yang ada di sekolah SMP Negeri 2 Pangkah ini yaitu Ekstrakurikuler

seni hadroh.

Hadroh adalah sebuah musik yang bernafaskan Islami yaitu dengan melantukan

Sholawat Nabi diiringi dengan alat tabuhan dengan alat tertentu, hadrah pertama kali

muncul di Timur Tengah yang dikenal dengan sebutan Marawis. Hadrah dari segi

bahasa arab yakni hadhara atau hadhron atau hadhrotan yang berarti kebaikan.

Kemunculan kesenian hadroh di Indonesia dibawa oleh para pedagang – pedagang

arab ke melayu kemudian tersebar ke kancah Nusantara. Setelah tersebarnya di

kancah Nusantara kesenian hadroh ini masuk ke penjuru daerah-daerah, dengan

adanya pendidikan kesenian hadroh ini di jadikan suatu pembelajaran seni musik

pada pesantren-pesantren serta di sekolah-sekolah islam. Disamping berjalannya

waktu tidak hanya di pesantren-pesantren saja yang dapat menikmati kesenian hadroh

ini tetapi di sekolah-sekolah negeri maupun swasta dapat menikmati dan menjadi

bahan ajar dalam dunia pendidikan.

Ekstrakurikuler seni hadroh merupakan ekstrakurikuler yang baru dibentuk

sekitar dari tahun 2013, yang dibina oleh ibu Sri Winarni dan dua pembina yang lain

yaitu Bapak Sohibul dan Yan Adiwidia, serta pak Anjas. Ekstrakurikuler ini pada

mulanya bernama ekstrakurikuler rebana dari tahun 2009-2012, seiring berjalannya

waktu ekstrakurikuler ini berkembang serta bertambahnya peserta atau siswa yang

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini. Kemudian dirubahlah nama ekstrakurikuler

9
ini yang semula ekstrakurikuler rebana menjadi ekstrakurikuler seni hadroh yang

dibentuk dari tahun 2013/2014 sampai dengan sekarang ini, dimana kegiatan

ekstrakurikuler hadroh ini sangat bermanfaat bagi siswa siswi yang mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler seni hadroh. Ekstrakurikuler hadroh ini telah menjuarai di

ajang perlombaan, misalnya dalam perlombaan MAPSI di tingkat kabupaten, dan 3-6

besar di tingkat Provinsi. Kemudian keunikan dari kegiatan ekstrakurikuler seni

hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah ini adalah alat-alat musik yang digunakan dalam

pembelajaran tidak hanya menggunakan alat tradisional perkusi rebana. Kegiatan

ekstrakurikuler seni hadroh ini merupakan kolaborasi antara alat tradisional reban

dengan alat tradisional gamelan jawa dan dengan alat musik modern. Maka dari itu

kenapa peneliti megambil untuk penelitian di SMP Negeri 2 Pangkah.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang masalah, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan Bagaimana Strategi

Pembelajaran kesenian Hadroh melalui Metode Cara Belajar Siswa Aktif pada kelas

Ekstrakurikuler Hadroh di SMPN 2 Pangkah?

1.3. Tujuan Penelitian

Berpijak pada rumusan permasalahan di atas yang menjadi penulis kemukakan

maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

dan mendeskripsikan mengenai Bagaimana Strategi Pembelajaran kesenian

Hadroh melalui Metode Cara Belajar Siswa Aktif pada kelas Ekstrakurikuler

Hadroh di SMPN 2 Pangkah.

10
1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi kontribusi positif bagi dua aspek penting

baik secara teoritis maupun secara praktis. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1.4.1 Manfaat Teoretis

kegunaan penelitian ini adalah memberikan wawasan bagi pembaca mengenai

pembelajaran, serta fungsi dan tujuan adanya ekstrakurikuler hadroh yang ada di

SMP Negeri 2 Pangkah serta untuk bahan referensi pada penelitian berikutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

Berdasarkan manfaat penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, maka

manfaat yang dilakukan yaitu untuk ;

1.4.2.1 Siswa

a. dapat mengetahui dan menambah wawasan dalam bidang seni musik

b. dapat mengetahui, menambah pemahaman dan keterampilan dalam

berkesenian khususnya pada seni musik.

1.4.2.2 Guru

a. Dapat dijadikan informasi kepada pelatih ekstrakurikuler hadroh dalam

merencanakan suatu strategi pembelajaran untuk tercapainya suatu target

yang akan guru capai.

b. Dapat dijadikan suatu mentor untuk siswa dalam belajar dan mempelajari

materi dengan mudah dan berkompeten.

11
1.4.2.3 Sekolah

Hasil dari penelitian sebagai tolak ukur untuk mempertahankan dan

mengembangkan strategi pembelajaran dalam kegiatan sekolah.

1.5 Sistematika Skripsi

Sistematika skripsi bertujuan untuk memberikan gambaran serta mempermudah

pembaca dalam mengetahui garis-garis besar dari skripsi ini, yang berisi sebagai

berikut:

1.5.1 Bagian awal skripsi berisi tentang: Judul skripsi, halaman pengesahan, halaman

motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran, dan abstrak.

1.5.2 Bagian isi terdiri dari:

Bab 1 : Pendahuluan

Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan skripsi.

Bab 2 : Landasan Teori

Berisi uraian tentang Kajian Pustaka serta konsep-konsep teori pembelajaran.

Bab 3 : Metode Penelitian

Berisi pendekatan penelitian, sasaran penelitian, data dan sumber data, teknik

pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Bab 4 : Hasil Penelitian

Pada bab ini memuat data-data yang diperoleh sebagai hasil penelitian dan dibahas

secara deskriptif kualitatif.

Bab 5 : Penutup

12
Bab ini merupakan bab terakhir yang memuat kesimpulan dan saran.

1.5.3 Bagian akhir Pada bagian akhir terdiri dari daftar pustaka yang digunakan untuk

landasan teori serta memecahkan permasalahan dan lampiran sebagai bukti pelengkap

dari hasil penelitian.

13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1. Kajian Pustaka

Pembuatan skripsi ini memiliki beberapa acuan yang digunakan oleh penulis.

Yang pertama dari penelitian yang diangkat dari mahasiswa jurusan pendidikan seni

musik tahun 2014 yang bernama Yuniar Dwi Purnadi dengan judul “Pembelajaran

Ekstrakurikuler Band di SMA Negeri Jatilawang Kabupaten Banyumas”. Hasil

penelitian menunjukan bahwa pembelajaran ekstrakurikuler band di SMA N

Jatilawang: (1) bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan musikal dan juga mampu

mengasah aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa, (2) materi pembelajaran

ekstrakurikuler band di SMA Negeri Jatilawang terbagi dalam tiap instrumen, seperti

vokal, gitar elektrik, bass elektrik, drum dan keyboard (3) metode yang digunakan

dalam pembelajaran band bervariasi seperti metode ceramah plus, metode

demonstrasi, serta metode latihan (drill), dan (4) evaluasi pembelajaran musik di

SMA Negeri Jatilawang bersifat terbuka dan mampu menyemangati siswa untuk

lebih giat berlatih. Faktor pendukung pembelajaran band di SMA Negeri Jatilawang,

yaitu minat dan bakat, motivasi, sarana dan fasilitas, warga sekolah dan orang tua,

serta program. Sedangkan faktor penghambatnya adalah emosi, dan keterbatasan

waktu. Persamaan dari penelitian ini adalah yang diteliti merupakan suatu

pembelajaran untuk meningkatkan musikalitas siswa dari aspek kognitif, kemudian

14
untuk perbedaan dari penelitian ini adalah objek yang akan diteliti di penelitian ini

adalah bentuk dari band.

Yang kedua penelitian ini dari Sugeng Apriadi yang berjudul “Strategi

Pembelajaran Drum Junior Kids Secara Klasikal di Gilang Ramdhan Studio Band

(GRSB) Semarang”. Hasil penelitian ini menunjukkan strategi pembelajaran drum di

GRSB Semarang menerapkan dua strategi yng dikembangkan oleh setiap instruktur.

Strategi tersebut meliputi: 1) Pembelajaran Klasikal, 2) Materi Terstruktur, 3) Standar

Media dan Sarana Pembelajaran, dan 4) Evaluasi Terstruktur, sedangkan strategi

yang dikembangkan instruktur yaitu: 1) Mengembangkan Metode, dan 2)

mengembangkan materi pada sesi hiburan. Persamaan dari penelitian ini adalah

meneliti suatu strategi dalam pembelajaran pada pendidikan non-formal.

Perbedaannya yaitu pada pembelajarannya, penelitian ini menggunakan strategi

pembelajaran klasikal.

Yang ketiga penelitian yang dilakukan oleh Yohanes Hernawan Pratama yang

berjudul “Pembelajaran Ansambel Musik Melalui Pendekatan Apresiasi dan Ekspresi

di SMPN 27 Semarang”. hasil penelitian ini terdapat materi dan proses pembelajaran

ansambel musik melalui pendekatan apresiasi yaitu siswa menganalisis video

pertunjukan ansambel musik yang ditonton secara bersama dalam kelas dan

pendekatan ekspresi yaitu siswa diberi kebebasan berekspresi dengan memainkan

aransemen sederhana lagu Bagimu Negeri dengan penghayatan masing-masing

kelompok dalam kelas. Simpulan dari penelitian ini adalah (1) pada pembelajaran

ansambel dengan pendekatan apresiasi guru mengacu pada teori belajar menurut

15
aliran kognitif, bahwa belajar baru dapat terjadi bila ada kemampuan dalam diri orang

yang belajar, (2) melalui pendekatan kreasi guru mengacu pada teori belajar menurut

aliran humanis, bahwa setiap siswa menentukan sendiri tingkah lakunya, siswa bebas

memilih sesuai dengan kebutuhannya, tidak terikat pada lingkungan. Persamaan pada

penelitian ini membahas mengenai pembelajaran. Untuk perbedaannya pada

pendekatan yaitu pendekatan Apresiasi.

Yang Keempat penelitian terkait hadroh Amin Mahamboro dari Universitas

Yogyakarta yang berjudul “Metode Pembelajaran Hadrah di Pondok Pesantren Sunan

Pandanaran Yogyakarta”. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa metode

pembelajaran yang dipakai dalam pembelajaran hadrah di Pondok Pesantren Sunan

Pandanaran Yogyakarta adalah metode ceramah, demonstrasi, tanya-jawab, tugas,

dan latihan atau drill. Melalui penelitian ini peneliti menemukan metode

pembelajaran yang menarik yang digunakan pelatih, yaitu metode pendekatan sebaya.

Metode pendekatan sebaya mempengaruhi santri menjadi pemain hadrah yang

percaya diri, terampil, dan berkreativitas tinggi. Persamaan penelitian ini adalah

hadrah. Kemudian perbedaannya pada tempat yang dituju dan metode yang dipakai.

Selanjutnya pada penelitian Meilanih yang berjudul “Perkembangan Seni Rebana

Biang Pada Masyarakat Kecematan Jagakarsa Jakarta”. Hasil penelitian atau

pengamatan dari penelitian ini berasal dari Sanggar Pusaka Rebana Biang Ciganjur,

Sanggar ini merupakan satu-satunya wadah yang menampung seni musik tradisional

di DKI Jakarta khususnya rebana biang kesenian ini tetap bertahan ditengah

keberadaan kesenian modern. Seni rebana biang mengalami penyusutan dalam

16
penyebaran maupun perkembangannya. Sangat disayangkan seni yang telah

diwarsikan oleh leluhur ini lama-kelamaan hilang dalam masyarakat indonesia.

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai latarbelakang serta

sejarah seni rebana biang, asal-usulnya, kondisi perkembangan hingga pelestarian

dari berbagai pihak baik masyarakat maupun pemerintah. Dari penelitian ini penulis

membahasa mengenai perkembangan seni rebana biang pada masyarakat kecamatan

jagakarsa, jakarta selatan. Adapun metode penelitian yang diigunakan adalah metode

deskriptif analitis, melalui pendekatan sosio-budayaagari dapat merekonstruksi

peristiwa yang telah terjadi di masa lampau yang bersifat komprehensif. Persamaan

dalam penelitian ini yaitu berkembangnya suatu objek yang akan dikaji, dalam

penelitian ini adalah rebana, tetapi dalam penelitian yang nanti akan diteliti

merupakan hadrah. Perbedaan dalam penelitian ini pada pendekatan yang dilakukan

oleh peneliti, yaitu pendekatan sosio-budaya.

Penelitian yang lainnya dari Muchammad Fais Noor Khamim yang berjudul

“Pembelajaran Ekstrakurikuler Rebana Terbang Zipin di Madrasah Aliyah Negeri 01

Kabupaten Kudus”. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah

pembelajaran ekstrakurikuler Rebana Terbang Zipin di MAN 01 Kabupaten Kudus.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Data

dianalisis dengan mereduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran ekstrakurikuler Rebana Terbang Zipin

di MAN 01 Kabupaten Kudus terbagi menjadi tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan

17
pembelajaran, dan evaluasi untuk mencapai suatu kecakapan khusus yang diinginkan.

Metode yang digunakan dalam pembelajaran ekstrkurikuler Rebana Terbang Zipin di

MAN 01 Kabupaten Kudus adalah metode ceramah, demonstrasi dan metode latihan.

Materi pembelajaran ekstrakurikuler Rebana Terbang Zipin di MAN 01 Kabupaten

Kudus yaitu untuk materi vokal pelatih memberikan lagu-lagu Rebana yang

berbahasa Arab. Sedangkan untuk materi instrumen rebana, pelatih menjelaskan

gambaran ketukan atau pola irama rebana kemudian memberian contoh dalam bentuk

peragaan. Penelitian ini mengkaji tentang pembelajaran karena dapat memberikan

pengetahuan, pemahaman serta menggali minat dan bakat siswa. Beberapa cara yang

dilakukan dalam pembelajaran kelompok musik rebana Terbang Zipin sudah banyak

membuahkan hasil juga berbagai prestasi yang diraih dalam berbagai perlombaan.

Hal seperti inilah yang menarik penulis untuk meneliti kelompok musik Rebana

Terbang Zipin di MAN 01 Kabupaten Kudus.

Kemudian pada artikel dari Nur Rahman dari Universitas Tanjungpura yang

berjudul “Fungsi Kesenian Hadrah di Desa Sekuduk Kecamatan Sejangkung

Kabupaten Sambas”. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa seni

Hadrah jarang terdengar di kalangan masyarakat publik. Fenomena tersebut ditandai

dengan kurangnya minat remaja terhadap Hadrah seni. Metode yang digunakan

adalah metode deskriptif dengan bentuk penelitian kualitatif. Itu Pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan etnografi. Sumber data diperoleh melalui informan

yang tahu tentang seni Hadrah di Desa Sekuduk, Kecamatan Sambas, Sambas distrik.

Teknik pengumpulan data adalah observasi, teknik wawancara, dan teknis

18
dokumentasi. Teknik validitas data adalah perpanjangan observasi dan teknik sumber

triangulasi. Hasil penelitian adalah: 1) musikal fungsi seni Hadrah sebagai pembawa

atmosfer, sebagai alat komunikasi, sebagai pendidikan, sebagai sarana bertahan hidup

dan stabilitas budaya, dan sebagai sarana hiburan. 2) cara menghadirkan seni Hadrah

seperti menggunakan perkusi ansambel tujuh macam alat musik, yaitu 3 buah rebana,

drum, bongo, rebana dan maracas. Implementasi kesenian Hadrah selain dilakukan di

Nabi Maulud, itu juga biasa dilakukan di pernikahan, sunat, polos tepung, halal bi

halal, pindah rumah baru, dan keselamatan umrah / haji.

Penelitian berikutnya yang relevan selanjutnya yaitu skripsi dari Bayu Satria,

Imma Fretisari, dan Asfar Muniir yang berjudul “Pembelajaran kesenian Hadrah Pada

Komunitas Al-Amin di Kelurahan Pal 5 Kota Pontianak” dengan Latar belakang

penelitian ini adalah tentang Proses Pembelajaran Seni Hadrah yang diadakan di

Komunitas Al-Amin. Permasalahan dalam penelitian ini adalah tentang Bagaimana

membuat metode pembelajaran, dan proses pembelajaran hadrah di komunitas Al-

Amin di Kelurahan Pal 5, Kota Pontianak. Metode dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif. Bentuk penelitian ini adalah kualitatif. Pendekatan dalam

penelitian ini adalah pendekatan musikologis. Data dalam penelitian ini adalah

wawancara, observasi, dokumentasi dan hasil buku harian tentang proses

pembelajaran seni hadrah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah nara

sumber yang memahami dan tahu cara belajar seni hadrah. Teknik pengumpulan data

dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Alat

pengumpulan data dalam penelitian ini adalah peneliti sebagai instrumen utama.

19
Memeriksa validitas data dalam penelitian ini adalah perpanjangan dari observasi dan

triangulasi sumber. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis selama

pengumpulan data dan analisis setelah pengumpulan data. Persemaan dari penelitian

ini meneliti kesenian hadrah. Perbedaannya dari penelitian ini pada lokasi dan jenjang

pendidikan.

Penelitian selanjutnya dari Muhamad Mukhlason yaitu jurnal studi islam yang

berjudul “Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal Seni Hadrah Pasuruan”

latarbelakang dari penelitian ini yaitu Pengembangan ini bertujuan menghasilkan

Kurikulum Hadrah Seni Konten Lokal di Negara Sekolah Dasar Negeri Mandaranrejo

Pasuruan. Tujuan spesifik adalah pengembangan kurikulum lokal adalah untuk

memungkinkan siswa mengetahui dan terbiasa dengan budaya lingkungan dan untuk

melestarikan dan mengembangkan seni rebana Pasuruan. Secara sistematis

pengembangan kurikulum lokal dalam mata pelajaran konten lokal rebana seni,

pengembangan model yang digunakan adalah Beauchamp's System Model. Hasil

pengembangan kurikulum lokal adalah berbentuk dokumen kurikulum seni rebana

yang membentuk silabus dan rencana pelajaran yang dimiliki telah divalidasi oleh

penilaian para ahli, para ahli kurikulum dan para ahli materi pelajaran dengan tujuan

untuk melihat kelayakan praktis dari model yang digunakan. Persamaan dari

penelitian ini adalah mengembangkan kesenian hadrah. Perbedaan dari penelitian ini

pada jenjang yang diteliti.

Penelitian selanjutnya yang relevan yaitu jurnal dari Afif Zahidi, Sedya Santosa

yang berjudul “Penanaman Nilai-Nilai Karakter Melalui Ekstrakurikuler Hadroh

20
Ma’Arif Giriloyo 1 Imogiri Bantul” Berdasarkan latar belakang di atas rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana proses kegiatan ekstrakurikuler

hadroh di MI Ma’arif Giriloyo 1 Imogiri Bantul, (2) nilai-nilai karakter apa saja yang

dapat dibentuk melalui kegiatan ekstrakurikuler hadroh. Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa ekstrakurikuler hadroh di MI Ma’arif Giriloyo 1 Imogiri Bantul

diikuti oleh 12 siswa putra kelas IV dan V dimana runtutan acara pada setiap latihan

adalah pembukaan, pemberian materi vokal dan dan materi tabuhan, pembacaan

sholawat (penggarapan lagu), dan penutup. Nilai-nilai karakter yang dikembangkan

dalam ekstrakurikuler hadroh adalah religius, disiplin, kerja keras, mandiri, rasa ingin

tahu, cinta tanah air (nasionalisme), menghargai prestasi, dan tanggung jawab.

Persamaan dari penelitian ini adalah kegiatan ekstrakurikuler hadroh yang ada di

suatu pendidikan. Perbedaan penelitian ini adalah meneliti nilai-nilai karakter dari

kegiatan ekstrakurikuler hadroh.

Acuan skripsi yang lainnya yaitu dari Yulfiani yang berjudul “Pembelajaran

Musik Ansambel di SMP Negeri 22 Semarang” Penelitian ini menggunakan jenis

kualitatif deskriptif dengan analisis data menggunakan teknik kuantitatif dan

kualitatif (mix methods). Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara,

studi dokumen, observasi, dan teknik angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

guru seni musik dalam melaksanakan pembelajaran ansambel musik menggunakan

tiga tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pada tahap perencanaan guru

mempersiapkan perangkat mengajar berupa silabus dan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP). Tahap pelaksanaan guru melaksanakan tiga kegiatan berupa

21
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Pada tahap evaluasi

dilaksanakan dalam bentuk tes unjuk kerja. Adapun dalam pembelajaran ansambel

musik gamelan jawa, faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar

ansambel musik gamelan jawa mendapat tanggapan positif dan negatif dari siswa.

Tangggapan positif siswa diantaranya yaitu perhatian guru terhadap siswa, hubungan

guru dengan siswa, bakat siswa, minat siswa, perhatian siswa, disiplin sekolah, media

masa, bentuk kehidupan masyarakat, keadaan ekonomi keluarga, standar kurikulum,

alat pelajaran, kesehatan siswa, cara orang tua mendidik, dan pengertian orang tua.

Sedangkan faktor-faktor yang mendapat tanggapan negatif dari siswa yaitu perhatian

guru dalam memberikan tugas, keadaan gedung, motif siswa, dan standar pelajaran di

atas ukuran. Persamaan penelitian ini yaitu sama membahas mengenai pembelajaran

dan ada beberapa alat gamelan jawa. Perbedaannya peneliti yaitu pada analisis data,

penelitian ini menggunakan mix methods.

Penelitian selanjutnya dari Anantyo Widy Febrianto yang berjudul

“Pembelajaran Ansambel Musik di Kelas 8 Pada SMP Negeri 1 Pangkah Tegal”

dengan ini beberapa penjelasan dari penelitian Anantyo, Pendekatan penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan

pendekatan deskriptif. Lokasi penelitian adalah SMP N 1 Pangkah. Sasaran penelitian

adalah pembelajaran ansambel musik di SMP N 1 Pangkah. Pengambilan data

dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Keabsahan data

dilakukan dengan triangulasi data yaitu memeriksakan kebenaran data yang

diperolehnya kepada pihak-pihak yang dapat dipercaya. Data yang terkumpul

22
dianalisa dengan cara pengumpulan data, proses reduksi, proses klarifikasi, dan

proses verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran ansambel musik

di SMP N 1 Pangkah dibagi empat tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan,

tahap evaluasi, dan remidi/tindak lanjut. Kesulitan yang ditemui siswa dalam

pembelajaran Mengekspresikan Karya Seni Musik adalah : (1) membaca Partitur, (2)

Pernapasan, (3) Penjarian (4) Interprestasi/Pembawaan, Upaya yang dilakukan Guru

terhadap kesulitan siswa adalah (1) Pengadaan Ekstrakulikuler, (2) Pengelompokkan

alat musik, (3) Penggunaan notasi yang tepat, (4) Presentasi setiap kelompok.

Persamaan dari penelitian ini yaitu membahas mengenai suatu pembalajaran serta

pendekatan penelitian menggunakan penelitian kualitatif dan pendekatan deskriptif.

Kemudian untuk perbedaan penelitian ini yaitu dari segi objek yang diteliti berbeda,

dan pembahasannya berbeda. Penelitian ini membahas mengenai ansambel, tetapi

untuk penelitian yang direncanakan peneliti membahas dengan objek seni hadroh.

Acuan penelitian selanjutnya yaitu penelitian dari Ines Yulivita yang berjudul

“Pembelajaran Ekstrakurikuler Paduan Suara di SMP Negeri 2 Semarang” dengan

penjelasan sebagai berikut, Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang

bersifat deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan

teknik analisi dan interaktif dengan tahapan reduksi data, penyajian data, dan

penarikan simpulan. Hasil penelitian dan pembahasan menunjukan, ada tiga tahapan

pembelajaran yaitu, (1) perencanaan meliputi persiapan materi lagu, mendata siswa,

dan menyiapkan alat bantu pembelajaran, (2) pelaksanaan meliputi bentuk latihan

23
antara lain pemanasan, sikap tubuh, pernapasan, artikulasi, intonasi, membaca notasi

dan syair lagu, frasering, intrepretasi dan pembawaan lagu, keterpaduan,

keseimbangan, (3) evaluasi meliputi tanya jawab dari kesulitan yang dihadapi siswa,

penilaian di setiap akhir semester. Faktor-faktor yang mempengaruhi ekstrakurikuler

paduan suara yaitu faktor pendukung dan penghambat. Faktor pendukung yaitu, (1)

siswa memiliki kerjasama yang baik antar anggota, minat siswa dalam mengikuti

ekstrakurikuler, dorongan diri siswa untuk meraih prestasi (2) pelatih memiliki sikap

profesional yang tinggi, disiplin dan tegas, mampu menumbuhkan semangat dan

percaya diri siswa, mampu mendekatkan diri dengan siswa. (3) sekolah menyediakan

sarana dan prasana. Sedangkan faktor penghambat ekstrakurikuler minimnya

kemampuan siswa membaca notasi angka, kurangnya rasa percaya diri dalam

bernyanyi dan kurangnya kedisiplinan dalam mengikuti pembelajaran. persamaan

dari penelitian ini adalah sama-sama membahas mengenai kegiatan ekstrakurikuler di

sekolah. Perbedaan dari penelitian ini yaitu objek yang diteliti.

Acuan penelitian berikutnya dari Ryanto Sitopu denga judul “Kreativitas Guru

dalam Pembelajaran Seni Musik di TK Pertiwi 34 Patemon Kecamatan Gunung Pati

Kota Semarang” dengan Metode penelitian yang diterapkan adalah deskriptif

kualitatif. Teknik pengumpulan data, wawancara, observasi, dokumentasi dan studi

pustaka, teknik analisis data meliputi reduksi, penyajian dan verifikasi data. Peneliti

dalam melakukan teknik keabsahan data menggunakan trianggulasi. Berdasarkan

penelitian, kreativitas guru dalam pembelajaran seni musik meliputi: mampu

mengubah syair menggunakan lagu yang sudah ada dengan cara menentukan lagu dan

24
menentukan tema syair lagu. Mampu membuat lagu sederhana dengan cara

menentukan tema lagu, membuat lirik lagu, membuat melodi lagu. Mampu

mengajarkan pola ritmis sederhana, dan mampu membuat alat musik ritmis sederhana

dengan menggunakan batok kelapa. Pembelajaran seni musik yang ada di TK Pertiwi

34 Patemon, mempunyai beberapa faktor pendukung dan penghambat kreativitas

guru. Faktor pendukung diantara lain refrensi buku, sarana dan prasarana, orang tua

dan lingkungan. Sedangkan faktor penghambat meliputi keterbatasan dana,

kemampuan guru, dan media pembelajaran. persamaan penelitian ini yaitu pada

pembelajaran seni. perbedaan dari penelitian ini yaitu membahas mengenai

kreativitas dari pembelajaran seni musik.

Acuan yang selanjutnya datang dari Bagus Nirwanto dengan judul “Musik

Hadroh Nurul Ikhwan di Kabupaten Pemalang : Kajian Aransemen dan Analisis

Musik” dengan Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kualitatif,

sedangkan teknik penyajiannya dalam bentuk deskriptif analisis, yaitu sebuah

penyusunan laporan penilitian yang menyajikan datanya dengan mengadakan analisis

terhadap suatu objek yang diteliti. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan

musikologi. Jenis aransemen yang digunakan adalah aransemen campuran, yakni

aransemen instrumen dan aransemen vokal. Struktur aransemennya terdiri dari 4 bagian,

yaitu: introduksi, lagu, interlude dan coda. Hasil analisis musik Hadroh Nurul Ikhwan,

irama dalam musik Hadroh Nurul Ikhwan terdapat tiga macam pola ritmis yaitu golong,

genjring dan tikah. Unsur melodi pada Hadroh Nurul Ikhwan tercipta dari suara manusia

atau vokal yaitu vokal utama dan vokal koor, selain itu melodi juga tercipta dari

25
permainan keyboard. Unsur harmoni meliputi penggunaan berbagai macam akord beserta

dengan progesi akord yang lazim, yaitu progresi akord minor pada lagu yang berjudul

Assalamualaik. Persamaan penelitian ini adalah pada objek yang diteliti yaitu seni

hadroh. perbedaan dari penelitian ini adalah pembahasan yang diteliti oleh saudara Bagus

yaitu Kajian Aransemen dan Analisis Musik.

2.2. Landasan Teori

2.2.1 Strategi Pembelajaran

Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam

mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan,

method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal (J.

R. David, 1976). Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang

berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)

termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan

dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertenu. Dalam hal ini

adalah tujuan pembelajaran. Dengan demikian bahwa dalam proses pembelajaran

sangat penting sekali dengan adanya strategi. Seperti contohnya pada pembelajaran

hadroh ini, guru mempunyai strategi-strategi atau rencana-rencana yang ingin dicapai

dalam pembelajaran ekstrak seni hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah.

Pada mulanya istilah strategi banyak digunakan dalam dunia militer yang

diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan

suatu peperangan. Sekarang, istilah strategi banyak digunakan dalam berbagai bidang

26
kegiatan yang bertujuan memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai

tujuan. Misalnya seorang manajer atau pimpinan perusahaan yang menginginkan

keuntungan dan kesuksesan yang besar akan menerapkan suatu strategi dalam

mencapai tujuannya itu, seorang pelatih tim basket akan menentukan strategi yang

dianggap tepat untuk dapat memenangkan suatu pertandingan. Begitu juga seorang

guru yang mengharapkan hasil baik dalam proses pembelajaran juga akan

menerapkan suatu strategi agar hasil belajar siswanya mendapat prestasi yang terbaik.

Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu di perhatikan oleh seorang

instruktur, guru, widyaiswara dalam proses pembelajaran. Paling tidak ada 3 jenis

strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni: (a) strategi pengorganisasian

pembelajaran, (b) strategi penyampaian pembelajaran, dan (c) strategi pengelolaan

pembelajaran.

2.2.1.1. Strategi pengorganisasian pembelajaran

Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Reigeluth, Bunderson dan Meril (1977)

menyatakan strategi mengorganisasi isi pelajaran disebut sebagai struktural strategi,

yang mengacu pada cara untuk membuat urutan dan mensintesis fakta, konsep,

prosedur dan prinsip yang berkaitan. Strategi pengorganisasian, lebih lanjut

dibedakan menjadi dua jenis, yaitu strategi mikro dan strategi makro. Startegi mikro

mengacu kepada metode untuk pengorganisasian isi pembelajaran yang berkisar pada

satu konsep, atau prosedur atau prinsip. Strategi makro mengacu kepada metode

untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu konsep atau

prosedur atau prinsip.

27
Maka dari itu pada penelitian ini, setelah di amati melalui penelitian bahwa guru

sebelum melakukan proses belajar mengajar. Guru mengkonsep terlebih dahulu

sebelum melakukan pembelajaran. guru mengkonsep dari segi arransemen, gerakan

untuk penari dan tata busana. Arransemen lagu juga perlu dilakukan agar lagu tidak

monoton, kemudian untuk gerakan penari agar perform diatas panggung lebih

menarik, serta untuk konsep busana merupakan untuk keindahan penampilan siswa

dalam perfom atau penampilan.

2.2.1.2. Strategi penyampaian pembelajaran

Strategi penyampaian isi pembelajaran merupkan komponen variabel metode

untuk melaksanakan proses pembelajaran. Fungsi strategi penyampaian pembelajaran

adalah: (1) menyampaikan isi pembelajaran kepada pebelajar, dan (2) menyediakan

informasi atau bahan-bahan yang diperlukan pebelajar untuk menampilkan unjuk

kerja.

Seperti yang sudah dijelaskan pada fungsi nomer pertama, bahwa pada strategi

penyampaian isi pembelajaran, guru disini juga mempunyai konsep untuk melakukan

pada proses belajar mengajar. Setelah konsep terbentuk maka guru melakukan

tindakan nyata melalui metode pembelajaran agar dalam proses belajar mengajar

siswa mengetahui dari materi yang akan diajarkan.

2.2.1.3. Strategi pengelolaan pembelajaran

Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen variabel metode yang

berurusan dengan bagaimana menata interaksi antara pebelajar dengan variabel

metode pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan

28
tentang strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian mana yang digunakan

selama proses pembelajaran. Paling tidak, ada 3 (tiga) klasifikasi penting variabel

strategi pengelolaan, yaitu penjadwalan, pembuatan catatan kemajuan belajar siswa,

dan motivasi.

Penjadwalan ini yang dilakukan guru merupakan suatu persiapan waktu agar

siswa dapat belajar mendisiplinkan waktu. Serta jadwal juga merupakan bentuk dari

struktur latihan agar latihan dapat tertata rapi. Kemudian untuk catatan kemajuan

siswa dalam pembalajaran memang diperlukan agar dalam proses belajar mengajar

guru mengetahui seberap jauh kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran. dan

yang terakhir motivasi. Sudah jelas motivasi penting sekali dilakukan oleh guru untuk

membuat semangat dan adanya perubahan pada siswa jika ada kekurangan pada

proses pembelajaran.

Pembelajaran merupakan istilah yang diambil dari terjemahan kata “Instruction”.

Seringkali orang membedakan kata pembelajaran ini dengan “Pengajaran”, akan

tetapi tidak jarang pula orang memberikan pengertian yang sama untuk kedua kata

tersebut. Menuru Sadiman, kata pembelajaran dan kata pengajaran dapat dibedakan

pengertiannya. Kalau kata pengajaran hanya ada di dalam konteks guru-murid di

kelas formal, sedangkan kata pembelajaran tidak hanya ada dalam konteks guru-

murid di kelas formal, akan tetapi juga meliputi kegiatan belajar mengajar yang tak

dihadiri oleh guru secara fisik di dalam kata pembelajaran ditekankan pada kegiatan

belajar siswa melalui usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-

sumber belajar agar terjadi proses belajar. Dengan definisi seperti ini, kata pengajaran

29
lingkupnya lebih sempit dibanding kata pembelajaran. Di pihak lain ada yang

berpanadangan bahwa kata pembelajaran dan kata pengajaran pada hakekatnya sama,

yaitu suatu proses interaksi antara guru dan siswa dalam mencapai tujuan yang telah

ditentukan.

Dimyati dan Mudjiono (2009: 7), mengemukakan bahwa pembelajaran adalah

suatu persiapan yang dipersiapkan oleh guru guna menarik dan memberi informasi

kepada siswa, sehingga dengan persiapan yang dirancang oleh guru dapat membantu

siswa dalam menghadapi tujuan.

Menurut Gilistrap Martin, Strategi pembelajaran adalah pola ketrampilan dan

perilaku guru yang dimaksudkan untuk menolong siswa mencapai tujuan pengajaran.

J. R David (Wina Senjaya, 2008) berpendapat bahwa Dalam strategi

pembelajaran terkandung makna perencanaan. Strategi pembelajaran dapat diartikan

sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Menurut para ahli yang selanjutnya yaitu Cropper di dalam Wiryawan dan

Noorhadi (1998), Strategi pembelajaran merupakan pemilihan atas berbagai jenis

latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. la

menegaskan bahwa setiap tingkah laku yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta

didik dalam kegiatan belajarnya harus dapat dipraktikkan. Seperti halnya proses

pembelajaran yang guru lakukan, guru meggunakan berbagai jenis latihan dalam

pembelajaran ekstrakurikuler seni hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah. Salah satunya

guru menggunakan mendengarkan musik terlebih dahulu untuk referensi dan untuk

30
mendatangkan ide-ide dalam membuat aransemen musik. dan guru juga

menggunakan cara sistem implementasi dari apa yang guru sudah lakukan

sebelumnya dalam bermain musik.

Strategi pembelajaran merupakan salah satu komponen di dalam sistem

pembelajaran, yang tidak dapat dipisahkan dari komponen lain di dalam sistem

tersebut. Dengan kata lain strategi pembelajaran dipengaruhi dari faktor-faktor lain.

Faktor-faktor (variabel) yang mempengaruhi strategi pembelajaran ialah: (1) tujuan,

(2) Materi, (3) siswa, (4) fasilitas, (5) waktu, dan (6) guru.

Maka dari itu dari penjelasan-penjelasan diatas yang sudah dijelaskan dari

beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu

proses belajar mengajar yang terdiri dari guru-siswa dengan perencanaan yang sudah

diatur secara optimal guna mencapai tujuan ataupun target yang terbaik dalam tujuan

pembelajaran serta memberi fasilitas kepada siswa dalam pembelajaran. Seperti

strategi pembelajaran yang guru pakai dalam pemebelajaran ekstrakurikuler hadroh,

dalam beberapa perlombaan strategi yang guru pakai mencapai target dan hasil yang

terbaik.

2.2.2 Komponen Pembelajaran

Dalam tercapainya suatu tujuan pembelajaran, pembelajaran mengacu pada

komponen-komponen pembelajaran yaitu tujuan pembelajaran, materi/isi, metode,

media dan evalusi, siswa dan guru.

31
2.2.2.1. Tujuan Pembelajaran

Dalam Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 sebagaimana dikemukakan Akhmad

Sudrajat (2009) tentang Standar Proses disebutkan bahwa tujuan pembelajaran

memberikan petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran, menata urutan topik-topik,

mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih alat-alat bantu pengajaran dan

prosedur pengajaran, serta menyediakan ukuran (standar) untuk mengukur prestasi

belajar siswa. Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat

tertentu, baik bagi guru maupun siswa. Nana Syaodah Sukmadinata (2002)

mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu:

a) memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar

kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara lebih

mandiri.

b) memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar

c) membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media

pembelajaran

d) memudahkan guru mengadakan penilaian

Fred Percival dan Henry Ellington (1984) yakni tujuan pembelajaran adalah

suatu pernyataan yang jelas dan menunjukkan penampilan atau keterampilan siswa

tertentu yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar.

Penetapan tujuan pembelajaran merupakan syarat mutlak bagi guru dalam

memilih metode yang akan digunakan di dalam menyajikan materi pengajaran.

Tujuan pembelajaran merupakan sasaran yang hendak dicapai pada akhir pengajaran,

32
serta kemampuan yang harus dimiliki siswa. Sasaran tersebut dapat terwujud dengan

menggunakan metode-metode pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah

kemampuan (kompetensi) atau keterampilan yang diharapkan dimiliki oleh siswa

setelah mereka melakukan proses pembelajaran tertentu. Tujuan pembelajaran dapat

menentukan suatu strategi yang harus digunakan guru. Terdapat empat komponen

pokok dalam merumuskan indikator hasil belajar yaitu:

a. Penentuan subyek belajar untuk menunjukkan sasaran belajar.

b. Kemampuan atau kompetensi yang dapat diukur atau yang dapat ditampilkan

melalui peformance siswa.

c. Keadaan dan situasi dimana siswa dapat mendemonstrasikan performancenya

d. Standar kualitas dan kuantitas hasil belajar.

Berdasarkan indikator dalam penentuan tujuan pembelajaran maka dapat

dirumuskan tujuan pembelajaran mengandung unsur; Audience (peserta didik),

Behavior (perilaku yang harus dimiliki), Condition (kondisi dan situasi) dan Degree

(kualitas dan kuantítas hasil belajar).

Dengan demikian berdasarkan penjelasan diatas dapat dikemukakan bahwa

tujuan pembelajaran merupakan sistem untuk memudahkan guru serta murid dalam

menjalankan proses belajar mengajar, serta menjadikan siswa berkompeten dan

terampil dalam proses pembelajaran. Kemudian dalam kualitas dan kuantitas siswa

menjadi lebih baik untuk masa depan.

33
2.2.2.2. Materi

Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar

terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam

rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Menurut National Center

for Vocational Education Research Ltd tiga pengertian materi pembelajaran yaitu: 1)

merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru atau instruktur untuk

perencanaan dan penelaah implementasi pembelajaran; 2) segala bentuk bahan yang

digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam kegiatan belajar mengajar di

kelas; 3) seperangkat substansi pembelajaran yang disusun secara sistematis,

menampilkan sosok yang utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam

proses pembelajaran.

Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan

kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai

sasaran yang sesuai dengan Standar dan Kompetensi Dasar. Artinya materi yang

ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar

menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar serta indikator.

2.2.2.3. Metode

Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah

disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.

Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi

menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode

34
adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan demikian

suatu strategi dapat dilaksanakan dengan berbagai metode.

Berikut ini disajikan beberapa metode pembelajaran yang digunakan untuk

mengimplementasikan strategi pembelajaran.

a. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini

senantiasa bagus bila pengunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung alat

dan media serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunannya. Metode

ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru

atau instruktur. Hal ini selain disebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu, juga

adanya faktor kebiasaan baik dari guru atau pun siswa. Guru biasanya belum merasa

puas manakala dalam proses pengelolaan pembelajaran tidak melakukan ceramah.

Demikian juga dengan siswa, mereka akan belajar manakala ada guru yang

memberikan materi pelajaran melalui ceramah, sehingga ada guru yang berceramah

berarti ada proses belajar dan tidak ada guru berarti tidak ada belajar. Metode

ceramah merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi

pembelajaran ekspositori.

b. Metode Demonstrasi

Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa

untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar.

Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan

dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu,

35
baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi

tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses

demonstrasi peran siswa hanya sekadar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat

menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi

dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori

dan inkuiri.

c. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada

suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu

permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa,

serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998). Karena itu, diskusi bukanlah

debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman

untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama. Selama ini banyak guru

yang merasa keberatan untuk menggunakan metode diskusi dalam proses

pembelajaran. Keberatan itu biasanya timbul dari asumsi: (1) diskusi merupakan

metode yang sulit diprediksi hasilnya oleh karena interaksi antar siswa muncul secara

spontan, sehingga hasil dan arah diskusi sulit ditentukan; (2) diskusi biasanya

memerlukan waktu yang cukup panjang, padahal waktu pembelajaran di dalam kelas

sangat terbatas, sehingga keterbatasan itu tidak mungkin dapat menghasilkan sesuatu

secara tuntas. Sebenarnya hal ini tidak perlu dirisaukan oleh guru. Sebab, dengan

perencanaan dan persiapan yang matang kejadian semacam itu bisa dihindari.

36
d. Metode simulasi

Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat

seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian

pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang

konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai metode

mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara

langsung pada objek yang sebenarnya. Gladi resik merupakan salah satu contoh

simulasi, yakni memperagakan proses terjadinya suatu upacara tertentu sebagai

latihan untuk upacara sebenarnya supaya tidak gagal dalam waktunya nanti.

Demikian juga untuk mengembangkan pemahaman dan penghayatan terhadap suatu

peristiwa, penggunaan simulasi akan sangat bermanfaat. Metode simulasi bertujuan

untuk: (1) melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi

kehidupan sehari-hari, (2) memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau

prinsip, (3) melatih memecahkan masalah, (4) meningkatkan keaktifan belajar, (5)

memberikan motivasi belajar kepada siswa, (6) melatih siswa untuk mengadakan

kerjasama dalam situasi kelompok, (7) menumbuhkan daya kreatif siswa, dan (8)

melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi.

e. Metode tugas (resitasi)

Merupakan bentuk interaksi belajar mengajar yang ditandai dengan adanya satu

atau lebih tugas yang diberikan oleh guru dimana penyelesaian tugas tersebut dapat

dilakukan secara perorangan atau keompok sesuai dengan perintah guru. Metode

tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi lebih luas dari itu. Tugas

37
dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individu atau kelompok.

Tugas dan resitasi bisa dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan dan tempat

lainnya.

f. Metode tanya jawab

Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya

komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi

dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya

guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara

langsung antara guru.

g. Metode kelompok

Metode kerja kelompok adalah bahwa siswa dalam suatu kelas dipandang

sebagai kelompok tersendiri, atau dibagi menjadi beberapa kelompok dengan tujuan

agar siswa mampu bekerja sama dengan teman yang lain dalam mencapai tujuan

bersama. Keberhasilan suatu kelompok menuntut kegiatan yang kooperatif dari

beberapa individu.

h. Metode Problem Solving

Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar

metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem

solving dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai dengan mencari data

sampai kepada menarik kesimpulan.

38
i. Metode Latihan (Drill)

Metode latihan pada umumnya digunakan untuk memeperoleh suatu ketangkasan

atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari. Mengingat latihan ini kurang

mengembangkan bakat/inisiatif siswa untuk berpiki, maka hendaknya guru/pengajar

memperhatikan tingkat kewajaran dari metode Drill.

j. Metode Caara Belajar Siswa Aktif

Cara Belajar Siswa Aktif merupakan suatu pendekatan dalam pelajaran yang

menitikberatkan pada keaktifan siswa, yang merupakan inti dari kegiatan

pembelajaran. Kegiatan belajar dalam CBSA diwujudkan dalam berbagai kegiatan,

seperti: mendengarkan, berdiskusi, membuat sesuatu, menulis laporan, memecahkan

masalah, memberikan prakarsa/gagasan, menyusun rencana, dan lain sebagainya.

Setiap kegiatan tersebut “menuntut keterlibatan intelektual-emosional siswa dalam

proses pembelajaran melalui asimilasi dan akomodasi kognitif untuk

mengembangkan pengetahuan, tindakan, serta pengalaman langsung dalam rangka

membentuk keterampilan (motorik, kognitif, dan sosial), penghayatan serta

internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap” (Raka Joni, 1985, hlm. 2). Istilah

CBSA menurut Nana Sudjana (1989, hlm. 20) merupakan “suatu cara belajar

mengajar yang memberi peran lebih banyak kepada anak didik untuk aktif dalam

proses belajar mengajar sesuai dengan potensi yang dimiliki”.

Pelaksanaan proses pembelajaran CBSA dititikberatkan pada keaktifan siswa

belajar dan keaktifan guru menciptakan lingkungan belajar yang serasi dan

menantang. Penerapan CBSA dilakukan dengan cara mengfungsionalkan seluruh

39
potensi manusiawi siswa melalui penyediaan lingkungan belajar meliputi aspek-aspek

bahan pelajaran, guru, media pembelajaran, suasana kelas, dan sebagainya. Adapun

cara belajar siswa disesuaikan dengan minat dan pemberian kemudahan kepada siswa

untuk memperoleh pemahaman, pendalaman, dan pengendapan, sehingga hasil

belajar dapat terinternalisasi pada diri siswa. Pada kondisi ini semua unsur pribadi

siswa terlibat secara aktif, seperti emosi, perasaan, intelektual, pengindraan, fisik, dan

sebagainya.

Peranan guru pada CBSA bukan sebagai orang yang menuangkan materi

pelajaran kepada siswa, melainkan bertindak sebagai fasilitator. Artinya, siswa aktif

belajar, sedangkan guru memberikan fasilitas belajar, bantuan, dan pelayanan.

Sejumlah kegiatan yang perlu dilakukan guru dalam CBSA, sebagai berikut:

1. Menyiapkan lembar kerja siswa;

2. Menyusun tugas bersama siswa;

3. Memberikan informasi tentang kegiatan yang akan dilakukan;

4. Memberikan bantuan dan pelayanan apabila siswa mendapat kesulitan;

5. Menyampaikan pertanyaan yang bersifat bantuan;

6. Membantu mengarahkan rumusan kesimpulan umum;

7. Memberikan bantuan dan pelayanan khusus kepada siswa yang lamban belajar;

8. Menyalurkan minat dan bakat siswa;

9. Mengamati setiap aktivitas siswa.

CBSA dapat diterapkan dalam setiap proses belajar mengajar. Kadar CBSA

dalam setiap proses belajar mengajar dipengaruhi oleh penggunaan strategi belajar

40
mengajar yang diperoleh. Kadar CBSA juga ditandai oleh semakin banyak dan

bervariasinya keaktifan dan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar.  Kadar

CBSA dalam rangka sistem belajar mengajar menunjukkan ciri, sebagai berikut.

1. Pada tingkat masukan, kadar CBSA ditandai oleh:

a. Adanya keterlibatan siswa dalam merumuskan kebutuhan pembelajaran sesuai

dengan kemampuan, minat, pengalaman, motivasi, dan aspirasi yang telah dimiliki

siswa sebagai bahan masukan untuk melakukan kegiatan belajar.

b. Adanya keterlibatan siswa dalam menyusun rancangan belajar dan pembelajaran,

yang menjadi acuan baik bagi siswa maupun bagi guru.

c. Adanya keterlibatan siswa dalam memilih dan menyediakan sumber bahan

pelajaran.

d. Adanya keterlibatan siswa dalam pengadaan media pembelajaran yang akan

digunakan sebagai alat bantu belajar.

e. Adanya kesadaran dan keinginan besar yang tinggi serta motivasi untuk

melakukan kegiatan belajar.

2. Pada tingkat proses, kadar CBSA ditandai oleh:

a. Adanya keterlibatan siswa secara fisik, mental, emosional, intelektual, dan

personal dalam proses belajar.

b. Adanya berbagai keaktifan siswa mengenal, memahami, menganalisis, berbuat,

memutuskan, dan berbagai kegiatan belajar lainnya yang mengandung unsur

kemandirian yang cukup tinggi.

41
c. Keterlibatan secara aktif oleh siswa dalam menciptakan suasana belajar yang

serasi, selaras, dan seimbang dalam proses belajar.

d. Keterlibatan siswa menunjang upaya guru menciptakan lingkungan belajar untuk

memperoleh pengalaman belajar serta membantu mengorganisasikan lingkungan

belajar tersebut, baik secara individu maupun kelompok.

e. Keterlibatan siswa dalam mencari informasi dari berbagai sumber yang berdaya

guna dan tepat guna bagi mereka, sesuai dengan rencana kegiatan belajar yang

telah dirumuskan.

f. Keterlibatan siswa dalam mengajukan prakarsa, memberikan jawaban atas

pertanyaan guru, mengajukan pertanyaan/masalah, berupaya menjawab sendiri,

menilai jawaban dari rekan, dan memecahkan masalah yang timbul selama

proses belajar berlangsung.

3. Pada tingkat produk, kadar CBSA ditandai oleh:

a. Keterlibatan siswa dalam menilai diri sendiri dan menilai teman sekelas.

b. Keterlibatan siswa secara mandiri mengerjakan tugas menjawab tes dan mengisi

instrumen penilaian yang diajukan oleh guru.

c. Keterlibatan siswa menyusun laporan baik tertulis maupun lisan yang berkenaan

dengan hasil belajar.

d. Keterlibatan siswa dalam menilai produk-produk kerja sebagai hasil belajar.

Adapun kelebihan dan kelemahan dari pendekatan CBSA, dijabarkan sebagai berikut:

Kelebihan pendekatan CBSA:

42
1. Prakarsa siswa dalam kegiatan belajar, yang ditunjukan melalui keberanian

memberikan pendapat.

2. Keterlibatan mental siswa dalam kegiatan belajar ditunjukan dengan peningkatan

diri kepada tugas.

3. Peranan guru lebih banyak sebagai fasilitator yang memperlihatkan kadar tinggi

prakarsa serta tanggung jawab siswa di dalam kegiatan belajar.

4. Belajar melalui pengalaman langsung.

5. Kekayaan variasi bentuk dan alat kegiatan belajar.

6. Kualitas interaksi siswa, baik intelektual, sosial, maupun emosional.

Kelemahan pendekatan CBSA.

1. Tidak menjamin pengambilan keputusan.

2. Diskusi tidak dapat diramalkan arahnya.

3. Memerlukan pengaturan fisik (seperti kursi dan meja) serta jadwal yang luwes.

4. Dapat didominasi oleh seorang atau sejumlah siswa.

k. Metode karyawisata

Karyawisata dalam arti metode mengajar mempunyai arti tersendiri, ber30 beda

dengan karyawisata dalam arti umum. Karyawisata di sini berarti kunjungan ke luar

kelas dalam rangka belajar.

Dengan demikian, berdasarkan penjelasan diatas dapat dikemukakan bahwa

metode pembelajaran adalah strategi atau cara yang digunakan oleh guru atau

instruktur dengan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efisien dan efektif.

43
Berkaitan dengan penelitian ini metode pembelajaran ekstrakurikuler hadroh

menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan metode latihan (drill).

2.2.2.4. Media (alat)

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah,

perantara atau pengantar. Dengan demikian media merupakan wahana penyalur

informasi belajar dan penyalur pesan. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2002:1)

mengemukakan bahwa media pengajaran sebagai alat bantu mengajar.

Menurut Sudarwan Danim (1995:7) media pembelajaran merupakan seperangkat

alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka

berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik.

Dengan demikian, berdasarkan penjalasan diatas dapat dikemukakan bahwa media

pembelajaran merupakan suatu alat atau sarana pembelajaran untuk memudahkan

guru dalam menyampaikan suatu materi pembelajaran kepada siswa atau peserta

didik. Berkaitan dengan penelitian ini media pembelajaran yang dipakai oleh guru

yaitu bahan ajar, serta perlengkapan alat musik.

2.2.2.5. Evaluasi

Menurut Nana Sudjana (2009:3) evaluasi merupakan proses memberikan atau

menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Evaluasi

pembelajaran merupakan penilaian kegiatan dan kemajuan belajar peserta didik yang

dilakukan secara berkala berbentuk ujian, hasil praktik, tugas harian, atau pengamatan

oleh guru. Bentuk ujian meliputi ujian tengah semester, ujian akhir semester, dan

44
ujian tugas akhir. Pembobotan masing-masing unsur penilaian ditetapkan berdasarkan

KKM sesuai dengan kurikulum sekolah.

Berdasarkan penjalasan diatas dapat dikemukakan bahwa evaluasi pembelajaran

merupakan suatu penilaian kepada siswa atau suatu kelompok yang telah melakukan

serangkaian kegiatan belajar mengajar dari proses pembelajaran yang sudah

diajarkan. Berkaitan dengan penelitian ini mengenai evaluasi pembelajaran yaitu

memberikan arahan-arahan, serta nasehat kepada siswa dan group hadroh setelah

perform ataupun setelah dalam pembelajaran(katihan) atau kegiatan ekstrakurikuler.

2.2.2.6. Peserta Didik

Menurut Nazarudin (2007:49) peserta didik adalah manusia dengan segala

fitrahnya. Mereka mempunyai perasaaan dan fikiran serta keinginan atau aspirasi.

Mereka mempunyai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi yaitu sandang, pangan,

papan, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, dan

kebutuhan untuk mengaktualisasi dirinya sesuai dengan potensinya.

Menurut undang undang No.20 tentang Sistem Pendidikan Nasional, peserta

didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui

proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.

Peserta didik adalah subjek yang bersifat unik yang mencapai kedewasaan secara

bertahap.

Dengan demikian berdasarkan penjelasan diatas dapat dikemukakan bahwa

peserta didik merupakan seseorang yang berusaha dalam mengembangkan potensi

diri baik melalui proses pembelajaran maupun ketikan berinteraksi dengan orang lain

45
melalui pengalaman-pengalaman yang sudah dilakukan ataupun yang belum

dilakukan untuk menuju kedewasaan. Berkaitan dengan penelitian ini peserta didik

dalam pembelajaran adalah kelas VII, VIII, dan IX.

2.2.2.7. Guru

Hermawan, dkk (2008: 9.4) Guru menempati posisi kunci dan strategis dalam

menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan untuk mengarahkan

siswa agar dapat mencapai tujuan secara optimal. Untuk guru harus mampu

menempatkan dirinya sebagai diseminator, informator, transmitter, transformator,

organizer, fasilitator, motivator, dan evaluator bagi terciptanya proses pembelajaran

siswa yang dinamis dan inovatif.

Menurut Muhammad Ali sebagaimana di kemukakan oleh Nazarudin (2007:161)

guru merupakan pemegang peranan sentral proses belajar mengajar. Guru yang setiap

hari berhadapan langsung dengan siswa termasuk karakterisrik dan problem mengajar

yang mereka hadapi berkaitan dengan proses belajar mengajar. Mochtar Buchori

(1994:4) menyatakan bahwa yang akan dapat memperbaiki situasi pendidikan pada

akhirnya berpulang kepada guru yang sehari-hari bekerja dilapangan.

Dengan demikian berdasarkan penjelasan diatas dapat dikemukakan bahwa guru

adalah seseorang yang berperan penting dalam proses belajar mengajar, serta

menjadi tutor bagi peserta didik dalam dunia pendidikan. Berkaitan dengan penelitian

ini guru dalam pembelajaran ekstrakurikuler hadroh ini yaitu guru yang mengetahui

serta dapat memainkan alat musik dan berkompeten dalam bermusik, tentunya untuk

membimbing peserta didik atau siswa dalam proses belajar mengajar.

46
2.2.3 Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran merupakan rangkaian aktivitas dan interaksi antara siswa

dan guru yang dikendalikan melalui perencanaan pembelajaran. Secara umum

tahapan pembelajaran menjadi tiga tahapan, sebagai berikut tahapan kegiatan

prapembelajaran atau kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran dan

kegiatan akhir pembelajaran. Setiap tahapan tersebut ditempuh secara sistematis,

efektif dan efisien.

Prosedur pembelajaran tersebut merupakan proses yang berurutan dalam

membentuk kemampuan siswa sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Salah satu

aspek yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran adalah kemampuan guru dalam

mengelola pembelajaran, dalam prosesnya pengelolaan tersebut harus diarahkan

hingga menjadi suatu proses bermakna dan kondusif dalam pembentukan kemampuan

siswa. Oleh karena itu, kegiatan belajar selain dikembangkan secara sistematis,

efektif dan efisien juga perlu variasi kegiatan sebagai alternatif untuk

menumbuhkembangkan motivasi dan aktivitas siswa dalam belajar.

Belajar sebagai mana yang dikemukakan oleh Sardiman (2003: 20), bahwa

“belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian

kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain

sebagainya”. Belajar juga akan lebih baik kalau subjek belajar mengalami atau

melakukannya. Belajar suatu proses interaksi antara diri manusia (id-ego-super ego)

dengan lingkungan yang berwujud pribadi, fakta, konsep atau teori. Dalam hal ini

terkandung suatu maksud bahwa proses interaksi itu adalah: (1) proses internalisasi

47
ke dalam diri yang belajar, (2) dilakukan secara aktif, dengan segenap panca indera

ikut berperan.

Sudjana (2009: 28), memandang belajar suatu proses yang ditandai dengan

adanya perubahan dari seseorang, perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat

ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti 2 Model & Metode Pembelajaran di

Sekolah perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan,

percakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang ada pada individu yang

belajar.

Proses belajar akan berjalan dengan baik bila materi pelajaran yang baru

beradaptasi (berkesinambungan) secara tepat dan serasi dengan struktur kognitif yang

telah dimiliki siswa. Proses belajar yang berkesinambungan akan lebih memiliki

manfaat bagi siswa seperti siswa akan lebih banyak memiliki alternatif pemecahan

masalah sehingga masalah yang dihadapi akan terselesaikan dengan cara yang efisien.

John Dewey mengemukakan bahwa belajar tergantung pada pengalaman dan

minat siswa sendiri dan topik dalam kurikulum seharusnya saling terintegrasi bukan

terpisah atau tidak mempunyai kaitan satu sama lain. Apabila belajar siswa

tergantung pada pengalaman dan minat siswa maka suasana belajar siswa akan

menjadi lebih menyenangkan dan hal ini akan mendorong siswa untuk berfikir

proaktif dan mampu mencari pemecahan masalah, disamping itu kurikulum yang

diajarkan harus saling terintegrasi agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan

memiliki hasil maksimal.

48
Berdasarkan penjelasan diatas dapat dikemukakan bahwa proses pembelajaran

merupakan suatu rangkaian belajar mengajar yang dilakukan melalui tiga tahap yaitu

pra pembelajaran, kegiatan inti/isi pembelajaran, dan kegiatan akhir/ penutup

pembelajaran. Proses belajar juga dapat diartikan sebagai suatu rangkaian yang

dilakukan secara bersama atau individu dalam mencari suatu informasi bisa dalam

bentuk pengetahuan, keterampilan, tingkah laku ataupun yang lainnya dengan

perubahan yang sebagai hasil dari seorang siswa akan menjadi lebih memahami dan

menjadi lebih terampil dalam tindakannya.

2.2.3.1. Tahapan Prosedur Pembelajaran

Proses pembelajaran merupakan salah satu tahapan penting dalam pembelajaran.

Oleh karena itu, proses pembelajaran perlu ditempuh melalui prosedur yang

sistematis dan sistemik. Prosedur pembelajaran tersebut merupakan proses yang

berurutan dalam membentuk kemampuan siswa sesuai dengan tujuan yang telah

ditentukan. Salah satu aspek yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran adalah

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, dalam prosesnya pengelolaan

tersebut harus diarahkan hingga menjadi suatu proses bermakna dan kondusif dalam

pembentukan kemampuan siswa. Oleh karena itu, kegiatan belajar selain

dikembangkan secara sistematis, efektif dan efisien juga perlu variasi kegiatan

sebagai alternatif untuk menumbuhkembangkan motivasi dan aktivitas siswa dalam

belajar. Seperti dikemukakan di atas bahwa dalam proses pembelajaran ada tiga

tahapan prosedur yang perlu ditempuh yaitu ; prapembelajaran atau sering juga

49
disebut sebagai awal pembelajaran, inti pembelajaran dan akhir atau penutup

pembelajaran.

1. Prapembelajaran

Kegiatan pendahuluan yang dilakakuan oleh guru pada awal pembelajaran

merupakan sebuah tindakan dari guru agar siswa tidak kaget pada kegiatan

penyampaian materi nanti. Guru pada awal kegiatan pembelajaran biasanya

melakukan suatu motivasi dan pengembangan otak para siswa, selain itu untuk

mempersiapkan suasana belajar dan kondisi siswa secara rapi dalam proses

pembelajaran. Maka dari itu pentingnya kegiatan pembukaan atau pendahuluan ini

dilakukan. Kegiatan pendahuluan ini dilakukan juga agar siswa dapat fokus dan

serius sebelum melakukan ke tahap pembelajaran yang lain.

Menurut (Sugandi, dkk. 2000:27) bahwa prinsip-prinsip pembelajaran ada 9

prinsip diantaranya; 1) kesiapan belajar, 2) perhatian, 3) motivasi, 4) keaktifan siswa,

5) mengalami sendiri, 6) pengulangan, 7) materi pelajaran yang menantang, 8)

balikan dan penguatan, 9) perbedaan individual.

2. Inti pembalajaran

Kegiatan inti merupakan tahapan memberikan bahan pelajaran yang telah

disusun guru sebelumnya (Dharma, 2008). Kegiatan inti dalam pembelajaran sangat

memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun dalam

membentuk kemampuan siswa yang telah ditetapkan. Kegiatan inti dalam

pembelajaran sangat dipengaruhi oleh desain atau rencana pelajaran yang dibuat guru.

Pada prinsipnya kegiatan inti dalam pembelajaran sebelumnya perlu didesain

50
diidentifikasi oleh guru secara sistematis yang memungkinkan dapat dilaksanakan

dalam pembelajaran tersebut. Proses kegiatan inti dalam pembelajaran akan

menggambarkan tentang penggunaan strategi dan pendekatan belajar yang digunakan

guru dalam proses pembelajaran, karena pada hakekatnya kegiatan inti pembelajaran

merupakan implementasi strategi dan pendekatan belajar.

Pada prinsipnya kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses

pembentukan pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram yang

dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu. Guru perlu mengupayakan bagaimana

caranya supaya siswa dapat mengoptimalkan kegiatan dalam belajar.

3. Kegiatan akhir atau penutup pembalajaran

Kegiatan penutup merupakan kegiatan terkahir dalam proses pembelajaran.

Kegiatan terakhir yang dimaksud yaitu guru memberikan evaluasi kepada siswa

mengenai proses pembelajaran yang telah dijalankan. Kegiatan akhir dan tindak

lanjut harus dilaksanakan atas dasar perencanaan yang telah dibuat oleh guru. Guru

perlu merencanakan, dan melaksanakan kegiatan akhir dan tindak lanjut secara

efektif, efisien, fleksibel dan sistematis. Kegiatan akhir dalam pembelajaran tidak

hanya diartikan sebagai kegiatan untuk menutup pelajaran, tetapi juga sebagai

kegiatan penilaian hasil belajar siswa dan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan tindak

lanjut harus ditempuh berdasarkan pada proses dan hasil belajar siswa.

2.2.4 Ekstrakurikuler

Ekstrakurikuler adalah suatu kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran

yang tercantum dalam susunan pembelajaran sesuai dengan keadaan dan kebutuhan

51
sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler berupa pengayaan dan perbaikan yang berkaitan

program kurikuler (Purnomo, 2007: 10). Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang

bermuatan pengayaan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran sekolah dengan tujuan

mengembangkan bakat yang dimiliki siswa.

Kegiatan ekstrakurikuler terutama diluar mata pelajaran ditujukan untuk

mengasah bakat dan prestasi siswa dan tidak untuk dinilai. Apabila pembimbing perlu

mengadakan penilaian hanya sebatas pada penguatan bakat dan prestasi siswa, Ichsan

(1991:224). Kegiatan ektrakurikuler dimaksudkan untuk memperluas pengetahuan

siswa mengenal hubungan antara berbagai mata pelajaran atau bidang pengetahuan,

menyalurkan bakat/ minat yang menunjang pencapaian tujuan intruksional serta

melengkapi upaya-upaya pembinaan manusia seutuhnya, kegiatan secara berkala

pada waktu tertentu, Djamarah (2000:216).

Dunia pendidikan di indonesia memiliki tujuan mencetak lulusan siswa yang

cerdas dan berkompeten untuk itu kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler adalah

progam yang wajib ada dalam sekolah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(2008:171) intrakurikuler adalah kegiatan siswa di sekolah atau mahasiswa di kampus

yang sesuai atau sejalan dengan komponen kurikulum. Kegiatan intrakurikuler

dilakukan dengan terjadwal dan sistematik yang merupakan progam utama dalam

proses belajar untuk mendidik siswa sedangkan Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (2008:80) ekstrakurikuler yaitu suatu kegiatan yang berada di luar progam

yang tertulis di dalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa.

Dalam pelaksanaannya kegiatan ekstrakurikuler tidak mengganggu kegiatan

52
intrakurikuler dan mempunyai manfaat bagi siswa untuk perkembangan bakat siswa

sehingga dapat berguna di masyarakat untuk masa sekarang maupun masa depan.

Tujuan ekstrakurikuler, Menurut pedoman Depdikbud (1994:11), dinyatakan

bahwa tujuan ekstrakulikuler adalah: (1) Meningkatkan pengetahuan siswa dalam

aspek kognitif dan psikomotor. (2) Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam

upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia Indonesia seutuhnya. (3)

Mengetahui, mengenal serta membedakan hubungan antara suatu mata pelajaran

dengan mata pelajaran lainnya.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat dikemukakan bahwa kegiatan

ekstrakurikuler sangatlah bermanfaat untuk siswa dan dalam dunia pendidikan. Pada

dasarnya bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan serangkaian kegiatan yang

dilakukan pada jam diluar sekolah. Kegiatan-kegiatan inilah yang menjadi wadah

untuk mengembangkan bakat/ minat siswa dan juga untuk menumbuhkan rasa

percaya diri serta wadah untuk menghindari dari kenakalan remaja.

2.2.5 Hadroh

2.2.6.1 Pengertian dan sejarah hadroh

Hadroh merupakan kesenian musik Islam dimana dalam permainannya

menggunakan beberapa alat musik yang ditabuh. Dalam permainan hadrah tersebut

pemain memainkan secara ansambel alat perkusi rebana dan juga disertai nyanyian

syair Islami. Rebana menurut Jaelani (2007 : 175) berasal dari kata rabbana yang

berarti wahai Tuhan kami (satu doa dan pujian terhadap Tuhan). Hadroh adalah

kesenian lokal yang keberadaannya penting untuk dipertahankan sampai saat ini.

53
Kesenian adalah penjelmaan dari rasa keindahan untuk kesejahteraan hidup, rasa

disusun dan dinyatakan oleh pikiran sehingga ia menjadi bentuk yang dapat

disalurkan dan dimiliki. Kesenian hadroh tidak lepas dengan sholawat. Umumnya

sholawat itu ialah do’a kepada Allah SWT untuk Nabi Muhammad SAW, beserta

keluarga, dan sahabatnya. Jenis musik tradisional ini biasanya diekspresikan dalam

bentuk gaya bermacam-macam. Syair-syair Islami yang dibawakan saat bermain

hardah mengandung ungkapan pujian dan keteladanan sifat Allah dan Rasulullah

SAW yang agung. Dengan demikian akan membawa dampak kecintaan kepada Allah

dan Rasul-Nya. Para sufi yang biasanya melibatkan seruan atas sifat – sifat Allah

yang Maha Hidup (Al-Hayyu), melakukannya sambil berdiri, berirama dan

melantunkan bait-bait pujian atas baginda Nabi Muhammad SAW. Seni musik

tradisional Islam ini tidak hanya tumbuh dan berkembang di Indonesia saja,

melainkan juga di Negara-negara Asia yang lain, Timur tengah, Afrika, Eropa, dan

Negara-negara lain di mana umat Islam berada.

Pada kesenian hadroh banyak terkandung beberapa nilai yang terkait dengan

aspek- aspek pendidikan seperti ketuhanan (tauhid), akhlak (moral), ibadah, dan

sosial. Akan tetapi nilai-nilai tersebut kurang disadari dan dirasakan oleh masyarakat,

khususnya lembaga pendidikan yang berperan penting dalam penanaman nilai-nilai

karakter. Jika saja peserta didik mengerti dan memahami nilai-nilai yang terkandung

dalam kegiatan kesenian hadroh, diharapkan ke depannya mereka mampu untuk

mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya sebatas

54
bermain peralatan musiknya dan menyanyikan syair-syairnya saja, tanpa mengetahui

nilai nilai apa yang terkandung di dalamnya dan mengamalkannya.

Dengan demikian, berdasarkan penjelasan yang sudah dijelaskan diatas dapat

disimpulkan bahwa Kesenian hadroh juga merupakan suatu bentuk karya seni musik

dalam genre alunan nadanya ke musik timur tengah yang bernafaskan islami. Dimana

lirik atau syair-syairnya berupa pujian dan sanjungan kepada Allah SWT serta Nabi

Muhammad SAW, beserta keluarga, dan sahabatnya. Kesenian hadroh sudah masuk

dalam dunia pendidikan, kesenian hadroh dapat dipelajari dalam intrakurikuler serta

ekstrakurikuler. Berkaitan dengan penelitian ini kesenian hadroh menjadi objek untuk

pembelajaran dalam kegiatan ekstrakurilkuler di SMP Negeri 2 Pangkah.

2.2.6.2 Alat musik hadroh

Alat musik pada hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah ini merupakan kolaborasi

antara alat perkusi rebana dengan alat-alat modern. Alat-alat ini terdiri dari Alat

perkusi rebana (kencer, keplak, trumbuk, dan bass hadroh), drum, 2keyboard, gitar,

2saron, dan biola. Dengan demikian dinamakan menurut pelatih dinamakan seni

hadroh kolaborasi.

Alat musik hadroh merupakan alat musik untuk sarana dakwah para penyebar

Islam. Alat musik ini merupakan alat musik perkusi dengan berbagai macam

pukulan-pukulannya. Alat yang digunakan dalam musik hadroh itu berasal dari alat

musik rebana. Jenis-jenis pukulan (tabuhan, keplak) hadroh bisa disebut pukulan

dasar A dan B, pukulan naik A dan B, dan Bass. pukulan dasar A dan B merupakan

pukulan awalan, sedangkan pukulan naik A dan B bisa dikatakan pada bagian reff

55
lagu. Pukulan-pukulan tersebut juga bisa dikatakan sebagai pengiring dengan bentuk

perkusi. Berikut contoh pola ritmis Pukulan dasar A dan B, Pukulan Naik A dan B,

dan Bass.

2.2.6 Teori Musik

Menurut Reed Sidnell dalam Utomo (2016:18) “Musik adalah suatu cabang seni

berbentuk suara yang didalamnya terkandung unsur ritme, melodi, harmoni, serta

timbre.” Ritme dalam musik adalah suatu pola dasar gerakan melodi, melodi adalah

suatu rangkaian dari beberapa nada, harmoni adalah keselarasan bunyi, dan timbre

adalah karakter bunyi. Dalam proses pembelajaran esktrakurikuler seni hadroh juga

ada beberapa yang dipelajari tentang teori musik yaitu ritme, melodi, harmoni, dan

perkusi.

Menurut Suharto (1990 : 2), bahwa musik adalah bunyi yang sengaja dibuat

manusia untuk mengungkapkan ide dari akal budi dan perasaan batinnya. Jadi kicau

burung di dahan atau percik air di pematang sawah bukan termasuk karya seni,

walaupun terdengar indah hingga mampu membangkitkan dan menumbuhkan rasa

seni bagi yang mendengarkannya. Musik merupakan seni bunyi yang berbentuk lagu

yang mengungkapkan perasaan penciptanya yang dibuat dengan menggunakan unsur-

unsur musik. (Jamalus, 1988:1 dalam Utomo, 2016:18). Seperti yang dijelaskan oleh

Suharto bahwa musik adalah bunyi yang dibuat manusia untuk mengungkapkan ide.

Pelatih ekstrakurikuler seni hadroh ini juga menuangkan dan mengkonsep ide-ide

yang sangat brilian dalam mengaransemen lagu dalam bentuk seni hadroh kolaborasi.

Musik itu sebuah bentuk karya seni yang terjadi karena sebuah suasana hati dari

56
seorang pencipta dengan perasaan-perasaan yang terjadi pada saat itu, dan sebagai

ungkapan hati dari seorang pencipta yang menuangkannya dalam bentuk alunan

nada-nada yang indah.

Menurut Mack dalam Utomo (2016:19) mengatakan bahwa “Menurut bentuknya,

musik dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni musik vocal, instrumental, dan

musik campuran. Musik vocal adalah musik yang dinyanyikan dengan suara manusia.

Musik instrumental adalah karya musik yang dimainkan dengan alat musik.

sedangkan musik campuran adalah perpaduan bentuk musik vocal dan bentuk musik

instrument”.

2.2.7 Kerangka Berfikir

Pendidikan seni merupakan bentuk dari pembelajaran yang didalamnya

menerangkan tentang kesenian yang berupa seni musik, seni tari, seni rupa, dan seni

teater. Pembelajaran inilah yang nantinya akan diberikan kepada siswa melalui

kegiatan intrakurikuler yang bisa disebut dalam mata pelajaran disekolah yaitu seni

budaya sedangkan dalam kegiatan diluar sekolah bisa disebut ekstrakurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler ini juga mengikuti kurikulum yang ada disekolah. Kegiatan

ekstrakurikuler di SMP Negeri 2 Pangkah ini dalam kegiatan kesenian yaitu seni

musik, drum band, seni hadroh, seni calung, seni paduan suara, dan seni baca

Al’quran. Salah satu kegiatan dalam bidang seni yang dijadikan bahan penelitian

yaitu kegiatan ekstrakurikuler seni hadroh.

Hadroh merupakan kesenian lokal yang sudah banyak dikenal dimasyarakat.

Hadroh ini dikenal sebagai musik sholawatan. Perkembangan musik hadroh sangat

57
baik, sekarang ini musik hadroh sudah masuk dalam dunia pendidikan. Dengan

adanya hadroh di dalam dunia pendidikan sangat membantu untuk dijadikan sebagai

alat atau media pembalajaran ditujukan kepada siswa. serta untuk mengurangi

kenakalan remaja dan menumbuh kembangkan karakter yang baik dan bermoral.

Pembelajaran hadroh merupakan suatu kegiatan yang sangat penting di sekolak-

sekolah karena sebagai pengembangan keterampilan, bakat, dan minat siswa dalam

bidang seni khususnya yaitu kesenian hadroh. Selain keterampilan dan lain-lain,

kesenian hadroh ini juga banyak terkandung beberapa nilai yang terkait dengan

aspek-aspek pendidikan yaitu ketuhanan (tauhid), akhlak (moral), ibadah, dan sosial.

Jadi siswa yang mengikuti kegiatan ini dengan tidak sadar akan ada perubahan-

perubahan dari proses pembelajaran yang di ikutinya. Dalam penelitian ini kerangka

berfikir dari pembelajaran ekstrakurikuler seni hadroh sebgai berikut.

Pembelajaran

Strategi pembelajaran

Pembelajaran Kesenian
Ekstrakurikuler Metode CBSA
Hadroh

Hasil Penelitian
58
Bagan kerangka berfikir di atas telah menunjukan bagaimana alur pemikiran

peneliti ini adalah pembelajaran pada ekstrakurikuler hadroh dimana menggunakan

metode ceramah, demonstrasi, drill, resitasi, sistem regu, dan simulasi. Setelah itu

menggunakan pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif adapun komponen dari

pembelajaran yaitu tujuan, materi, metode dan media, evaluasi, siswa, dan adanya

pendidik/guru/pelatih. Keseluruhan aspek-aspek tersebut disatukan sehingga

menciptakan sebuah keutuhan dalam “Strategi Pembelajaran Kesenian Hadroh

Melalui Metode CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) pada Ekstrakurikuler Hadroh di

SMPN 2 Pangkah”

59
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan Strategi yang berpusat pada

guru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif

kualitatif, yaitu menyajikan data dengan menggunakan kalimat-kalimat berupa teks

naratif. Hal ini mempunyai arti bahwa permasalahan yang dibahas dalam penelitian

ini dilakukan dengan cara manggambarkan atau menguraikan hal-hal yang

berhubungan dengan suatu keadaan atau status fenomena (Rahman, 1993: 1).

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dalam hal ini objek

penelitiannya adalah mendiskripsikan Pembelajaran ekstrakurikuler seni hadroh di

SMP Negeri 2 Pangkah. Pendekatan yang peneliti pakai menggunakan pendekatan

deskriptif kualitatif yaitu peneliti tidak melakukan pengujian melainkan berusaha

menelusuri, memahami, menjelaskan gejala dan yang berkaitan dengan fenomena-

fenomena pada obejk penelitian.

3.2. Lokasi dan Sasaran Objek Penelitian

3.2.1 Lokasi penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di SMP Negeri 2 Pangkah, Jl. Raya Penusupan

Pangkah Kabupaten Tegal. Pemilihan lokasi penelitian ini di latarbelakangi karena

60
berkembangnya kesenian hadroh serta sarana pendukung seperti tersedianya

perlengkapan alat-alat musik dan prasarana pengajar seni musik.

3.2.2 Sasaran objek penelitian

Objek penelitian ini adalah kegiatan ekstrakurikuler hadroh dan siswa. Alasan

peneliti memilih pendekatan tersebut karena ekstrakurikuler tersebut semakin

berprestasi dan maju.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 Teknik Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan atau observasi yang dapat

diklasifikasikan atas pengamatan pengamatan secara cermat dilapangan terhadap

objek penelitian. Marshal dalam sugiyono (2014:64) menyatakan bahwa “melalui

observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan maknadari perilaku tersebut. Marshall

dalam sugiyono (2016) menyimpulkan bahwa melalui observasi, peneliti belajar

tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.

Sanafiah Faisal dalam sugiyono (2016) mengklafisikasikan observasi menjadi

observasi berpartisipasi (participant observation), observasi yang secara terang-

terangan dan tersamar (overt observation dan covert observation), dan observassi

yang tak berstruktur (unstructured observation).

Peneliti melakakukan observasi terlebih dahulu untuk mencari beberapa

informasi mengenai topik yang akan diteliti. Dari observasi ini dari wawancara

kepada ibu Titin Widiastuti S.pd delaku Wakil Kepala Sekolah bahwa,

61
“Iya diperbolehkan untuk penelitian, karena ini kegiatan ekstrakurikuler
bukan intrakurikuler, kalau kegiatan intrakurikuler tidak bisa karena ada
persiapan ujian”

Dari observasi tersebut juga peneliti bertemu dengan Ibu Sri Winarni S.pd

sebagai guru pengajar mata pelajaran Bimbingan Konseling, selain itu juga ibu Sri

Winarni sebagai pembimbing serta pelatih kegiatan ekstrakurikuler seni hadroh

dengan basic pada melatih vocal.

Peneliti akan melakukan observasi partisipatif karena penelitian langsung

tentang Strategi Pembelajaran dan faktor-faktor yang menjadikan ektrakurikuler

hadroh menjadi maju dan berprestasi yang ada di SMPN 2 Pagkah. Jadi, peneliti

akan menulis fakta yang ada dilapangan tanpa rekayasa dengan mengamati apa yang

dilakukan guru dalam melatih/mengajarkan kesenian hadroh tersebut dan peneliti

ikut berpartisipasi dalam kegiatan sehingga keabsahan data benar-benar terjamin dan

bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

3.3.2 Teknik Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara peneliti yang ingin mengetahui

hal-hal yang lebih dalam dengan reponden sebagai sumber informasi. (Sugiyono,

2016:137). Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur dan tidak terstruktur.

Dalam hal ini peneliti membuat rancangan wawancara yang nantinya akan di

lakukan pada narasumber-narasumber seperti kepala sekolah, guru/pelatih, dan siswa

yang ada di SMP Negeri 2 Pangkah.

Anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode

wawancara menurut Sutrisno Hadi (1986) dalam Sugiyono (2016:138) adalah: (1)

62
bahwa responden adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri; (2) bahwa

apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya;

(3) bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti

kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti.

Teknik wawancara penelitian ini ditujukan kepada siswa yang mendapatkan

materi pembelajaran serta pelatihan dari seorang guru pada pembelajaran seni musik

hadroh. Teknik wawancara ini bertujuan untuk dapat mengankat data-data dan

dokumen-dokumen tentang strategi pembelajaran hadroh serta proses pembelajaran

hadroh. Wawancara ini dilakukan kepada SMP Negeri 2 Pangkah Kabupaten Tegal,

pelatih atau guru yaitu ibu Sri Winarni, bapak Sohibul, dan Bapak Yan adiwidia,

serta wawancara kepada murid-murid ekstrakurikuler hadroh di SMP Negeri 2

Pangkah Kabupaten Tegal.

3.3.2.1 Macam-macam wawancara

1. Wawancara terstruktur

Menurut sugiyono (2016:138) merupakan teknik yang digunakan sebagai

pengumpulan data dengan menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-

pertanyaan tertulis yang jawabannya pun telah disiapkan. Wawancara terstruktur

peneliti menyiapkan segala hal yang akan ditanyakan kepada narasumber melalui

instrumen penelitian yang sudah dipersiapkan.

63
2. Wawancara tidak terstruktur

Menurut sugiyono (2016) mengatakan bahwa wawancara tidak terstruktur adalah

wawancara bebas dimana peneliti tidak menyiapkan pedoman wawancara secara

lengkap hanya menyiapkan garis besar permasalahan.

Dengan tujuan yang ingin dicapai. Metode wawancara digunakan karena jika

hanya melalui observasi saja, dirasa belum memadai untuk memperoleh data yang

dibutuhkan sehingga perlu adanya teknik lain untuk melengkapi. Melalui wawancara

akan diperoleh data yang lebih spesifik dan akurat atau khusus sesuai dengan tujuan

penelitian.

Teknik penelitian wawancara ini ditujukan kepada kepala sekolah, guru, dan

siswa yang masing-masing personil memiliki peranan yang berbeda.

3.3.2.2 Teknik Dokumentasi/Studi Dokumen

Teknik dokumenter adalah cara pengumpulan data dengan mencari data

mengenai hal-hal berupa catatan, transkip dan arsip-arsip lain yang berhubungan

dengan masalah penelitian (Arikunto, 2010:274).

Teknik dokumentasi berupa data profil sekolah Menengah Pertama Negeri 02

Pangkah, siswa, guru selaku pengajar, dan komite Sekolah. Ini penting karena

sebagai sarana penunjang penelitian dan hal-hal yang perlu dilampirkan sebagai

pendukung keabsahan data yang telah peneliti lakukan. Teknik ini dilakukan oleh

peneliti untuk memperoleh data sekunder guna melengkapi data yang belum

diperoleh melalui teknik observasi dan wawancara. Kemudian hasil dokumentasi ini

64
disusun sedemikian rupa menjadi data sekunder yang digunakan untuk melengkapi

data primer hasil wawancara dan pengamatan

3.4 Teknik Keabsahan Data

Sebagai usaha untuk mendapatkan keabsahan data diperlukan teknik

pemeriksaan data. Sugiyono (2016:270) mengemukakan 4 kriteria keabsahan data

kualitatif yaitu (1) derajat kepercayaan (credibility), (2) keteralihan (transferability),

(3) kebergantungan (dependability) dan (4) kepastian (konfirmability)

Teknik pemeriksaan keabsahan data yang dapat digunakan peneliti dalam

kriteria derajat kepercayaan dari data kualitatif adalah triangulasi. Menurut William

Wiersma dalam sugiyono (2016) mengatakan bahwa “Triangulasi adalah teknik

pemeriksaan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu”.

Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data,

dan waktu. Peneliti menggunakan teknik triangulasi teknik dan triangulasi waktu.

3.4.1 Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang

sama dengan teknik yang berbeda. Bila dengan pengujian kredibilitas yang berbeda

tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi

lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan untuk memastikan data mana

yang paling benar.

65
OBSERVASI
PARTISIPATIF

SUMBER
WAWANCARA
DATA
Terstruktur
SAMA

OBSERVASI
PARTISIPATIF
DOKUMENTASI

Bagan Triangulasi teknik pengumpulan data


(dalam sugiyono, 2014:84)

3.4.2 Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh

melalui beberapa sumber. Dari beberapa sumber, data dideskripsikan,

dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari

sumber data tersebut. Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik triangulasi untuk

membandingkan data wawancara dari sumber yang berbeda.


Guru

WAWANCARA MENDALAM Siswa

Kepala
Sekolah

Bagan triangulasi sumber pengumpulan data (satu teknik pengumpulan data pada
bermacam-macam sumber data A, B, C)
(Dalam Sugiyono, 2014:84)

66
Berdasarkan penjelasan diatas dapat dikemukakan bahwa teknik keabsahan data

ini dengan triangulasi bukan hanya menilai kebenaran data, tetapi untuk menyelidiki

serta menafsirkan keabsahan data tersebut. Teknik triangulasi yang digunakan

adalah dengan menggunakan sumber data informasi dari pelatih atau guru. Pelatih

dan guru ini, pelatih yang utama bukan dari SMP Negeri 2 Pangkah melainkan dari

luar sekolah, akan tetapi ada juga dari guru SMP Negeri 2 Pangkah. Sumber dan

informasi ini mngenai tentang Strategi Pembelajaran ekstrakurikuler seni hadroh

dalam pembelajaran seni musik

3.5 Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2016:245) mengatakan bahwa “analisis data pada penelitian

kualiatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan

setelah selesai dilapangan”. Dalam hal ini Nasution dalam sugiyono (2016)

mengatakan bahwa analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan, sebelum

terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Dalam

kenyataannya analisis data berlangsung selama proses pengumpulan data dari pada

setelah pengumpulan data.

Dalam hal ini, peneliti melakukan analisis sebelum dilapangan dan analisis data

dilapangan. Analisis sebelum dilapangan dilakukan terhadap data hasil studi

pendahuluan, atau data sekunder yang akan digunakan untuk menentukan focus

penelitian. Sedangkan dalam penelitian data dilapangan peneliti menggunakan model

Miles dan huberman dalam sugiyono (2016) yang mengatakan bahwa “aktivitas

dalam penelitian kualitatif dilakukan secara interaktif dan terus menerus sampai

67
tuntas”. Analisis kualitatif dilakukan peneliti pada saat pengumpulan data

berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu (Sugiyono

2016:246). Maka peneliti akan melakukan wawancara secara terus menerus ketika

ditemukan data yang kurang memuaskan sampai tahap tertentu, hingga diperoleh

data yang kredibel.

3.5.1 Data Reduction (Reduksi data)

Sugiyono (2016:247) menyatakan bahwa “Reduksi data adalah merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema

dan polanya”. Dalam hal ini peneliti akan menyeleksi data agar menemukan

gambaran yang jelas, serta untuk mempermudah peneliti dalam mencari data

selanjutnya.

3.5.2 Data Display (penyajian data)

Dalam sugiyono (2016:249) mengatakan “Dalam penelitian kualitatif, penyajian

data dilakukan dalam uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan

sejenisnya”. Miles dan Huberman dalam Sugiyono mengatakan yang paling sering

digunakan dalam penlitian kualitatif adalah penyajian data dalam bentuk teks yang

bersifat naratif. Dengan mendisplay data, bisa memudahkan peneliti memahami apa

yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami

tersebut.

3.5.3 Conclusion Drawing (Penarikan kesimpulan)

68
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang belum pernah

ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang masih belum

jelas sehingga diteliti menjadi jelas.

Data Collection
(Pengumpulan Data Display
Data) (Penyajian
Data)

Data Reduction
(Reduksi Data)

Conclusion Drawing
(Penarikan
Kesimpulan/Verifikasi)

Bagan komponen dalam analisis data


(Miles dan Huberman dalam Sugiyono, 2016:247)

Sebelum mengambil kesimpulan dari data yang sudah, lebih dahulu peneliti

menyeleksi dari data-data yang sudah terkumpulkan. Data yang sudah ada terlebih

dahulu di buat rangkuman inti, proses membuat pernyataan-pernyataan yang sudah

dikaji. Kemudian data dipisah-pisahkan dan dikelompokan sesuai dengan

permasalahan, setelah itu untuk dideskripsikan, diasumsikan serta disajikan dalam

bentuk informasi. Langkah terakhir dari analisis data dalam penelitian ini yaitu

verifikasi yang merupakan pengecekan data terhadap catatan-catatan lapangan yang

69
sudah peneliti lakukan. Dengan adanya penarikan kesimpulan maka simpulan yang

semula masih kurang relevan makan akan relevan dan lengkap.

70
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan Proses

Pembelajaran Kesenian Hadroh pada Ekstrakurikuler Hadroh di SMP Negeri 2

Pangkah yang terdiri dari (1) Gambaran umum; (2) Strategi Pembelajaran Kesenian

Hadroh melalui Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif pada Ekstrakurikuler Hadroh.

4.1 Gambaran Umum

Gambaran umum menjelaskan tentang hal-hal mengenai lokasi penelitian yaitu

letak geografis terdiri Kabupaten Tegal, Kecamatan Pangkah, Desa Penusupan,

SMP Negeri 2 Pangkah, visi dan misi sekolah, tenaga pengajar, karyawan, dan

Peserta/siswa, serta sarana dan prasarana berikut.

4.1.1 Letak Geografis

Kabupaten Tegal merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang

beribukota di Kota Slawi dan terletak sekitar 14 km di sebelah selatan Kota Tegal.

Koordinat Kabupaten Tegal yaitu 108°57'6"–109°21'30" BT dan 6°02'41"–7°15'30"

LS, pada tahun 2011-2013 kepemimpinan kabupaten tegal dipimpin oleh Bapak H.

M. Herry Soelistyawan, SH, M.Hum. Kabupaten Tegal mempunyai batas wilayah

dengan luas 878,79 km2. Populasi pada Kabupaten Tegal total 1.495.944 jiwa (2008)

dengan kepadatan penduduk 1.702,28 jiwa/km2. Anggota utara wilayah Kabupaten

Tegal merupakan dataran rendah. Di sebelah selatan merupakan pegunungan, dengan

puncaknya Gunung Slamet (3,428) yang merupakan gunung tertinggi di Jawa

71
Tengah. Di perbatasan dengan Kabupaten Pemalang terdapat rangkaian perbukitan

yang tidak teramat sangat terjal. Diselang sungai besar yang mengalir yaitu Kali

Gung dan Kali Erang, keduanya bermata air di hulu Gunung Slamet.

(tegalkab.go.id).

Secara administrasi pemerintah Kabupaten Tegal terdiri atas 18 kecamatan dan

dibagi kembali menjadi 281 desa dan 6 kelurahan. Pusat pemerintahan Kabupaten

Tegal berada di kecamatan Slawi. Sejak berdiri, pusat pemerintahan Kabupaten

Tegal berada di Tegal. Tetapi sejak diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 2-

Tahun 1989, Kecamatan Slawi dikembangkan menjadi Ibu kota Kabupaten Tegal.

Kecamatan-kecamatan yang terdapat di Kabupaten Tegal yaitu: Adiwerna

Balapulang, Bojong, Bumijawa, Dukuhturi, Dukuhwaru, Jatinegara, Kedung

banteng, Kramat, Lebaksiu, Margasari, Pagerbarang, Pangkah, Slawi, Suradadi,

Talang, Tarub, Warureja. (tegalkab.go.id)

Kecamatan Pangkah, sejarah pangkah pada zaman dahulu Desa Pangkah adalah

desa yang gemah ripah loh jinawi dan merupakan desa yang strategis terletak di tepi

Kali kupang yang menjadi sarana transportasi waktu itu dan nama Desa Pangkah

( Pang Yang Melangkah ) Terkenal dengan sejarah tentang Cabang Pohon

KakilampongYang melangkah di tengah – tengah sungai Kupang , tanah yang subur,

hasil bumi yang melimpah dengan keramah tamahan  masyarakat sehingga Desa

Pangkah menjadi tujuan kafilah dari berbagai tempat dan banyak yang menetap.

Menurut penuturan cerita dari sesepuh Desa dan cerita yang berkembang di

masyarakat bahwa pada jaman dahulu hiduplah seorang tokoh masyarakat yang

72
dikenal dengan kearifan dan kewibawaannya yang bernama Ki Gede Pangkahan /

Kyai Gede Pangkahan yang mana beliau sangat mumpuni dalam  ilmu pemerintahan

dan ilmu agama sehingga beliau menjadi tokoh panutan pada masa itu, baik dalam

hal penyelesaian permasalahan pemerintahan dan keagamaan. Atas jasa-jasa beliau

akhirnya masyarakat mengabadikan namanya menjadi nama Desa Pangkah.

Pangkah yaitu sebuah kecamatan di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Indonesia.

Untuk Geografi sebelah Utara yaitu perbatasan antara kecamatan Talang dan Tarub,

sebelah selatan yaitu kecamatan Jatinegara dan Lebaksiu, sebelah Barat yaitu

kecamatan Slawi dan Adiwerna, dan yang terakhir sebelah Timur yaitu kecamatan

Kedungbanteng. Kecamatan Pangkah ini secara administratif, kecamatan pangkah ini

dibagi menjadi 23 desa, yaitu:

1. Balamoa 9. Dukuh jati kidul 17. Pangkah

2. Bedug 10. Dukuh sembung 18. Pecabean

3. Bogares kidul 11. Grobog kulon 19. Pener

4. Bogares lor 12. Grobog wetan 20. Penusupan

5. Curug 13. Jenggawur 21. Purbayasa

6. Depok 14. Kalikangkung 22. Rancawiru

7. Dermasandi 15. Kendalserut 23. Talok

8. Dermasuci 16. Paketiban

Penusupan adalah nama nama desa yang termasuk dalam wilayah Kecamatan

Pangkah, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia dan yaitu tambang batu

73
dan pasir pertama di slawi. Asal mula nama desa itu, konon kabarnya berkaitan erat

dengan meletusnya perang Diponegoro melawan Kompeni Belanda. Tatkala itu,

pasukan Belanda berhasil memukul mundur sukan Diponegoro. Mereka lari

tunggang langgang dan bercerai berai Sebagian pasukan ngumpet di gua gua, dan

sebagiannya lagi memencar ke desa desa hingga ke wilayah Pangkah dengan jalan

menelusup nelusup melewati hutan glagah dan hutan glagah. Daerah penelusupan

yang ada di wilayah itu, kini dikenal orang dengan nama Desa Penusupan.

4.1.2 Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana merupakan suatu hal yang diperlukan untuk menunjang

adanya pembelajaran. Sarana dan prasarana inilah yang nantinya mendukung

jalannya strategi-strategi yang akan diajarkan dari seorang pendidik. Bukan hanya

strategi saja dalam menuju suatu tujuan yang nantinya akan dicapai. Seperti gedung-

gedung, ruangan dan lain sebagainya itu juga perlu adanya pembaruan-pembaruan

agar siswa dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan nyaman dan aman. SMP

Negeri 2 Pangkah memiliki sarana untuk kegiatan pembelajaran yaitu meja, kursi,

papan tulis, penghapus, kapur, buku presensi, buku-buku pelajaran, perlengkapan

kegiatan peraga pendidikan, dan peralatan alat-alat olahraga dan kesenian seperti

hadroh.

74
Gambar 4.1 Gedung Hall SMP Negeri 2 Pangkah.
(Gambar :Hanif,Maret 2019)

Selain memiliki sarana yang menunjang proses belajar mengajar, SMP Negeri 2

Pangkah juga memiliki Prasarana yaitu satu ruang kepala sekolah, satu ruang wakil

kepala sekolah, ruang guru, 28 ruang kelas untuk proses belajar mengajar dalam teori,

satu ruang BP/BK, ruang koperasi sekolah, ruang TU dibagi menjadi dua ruang

(ruang TU dan ruang komputer TU), 10 kamar mandi siswa, 5 kamar mandi guru,

satu ruang multimedia, satu ruang kesenian, satu ruang keterampilan, satu ruang osis,

2 ruang laboratorium (laboratorium IPA-1 dan laboratorium matematika), satu ruang

perpustakaan, satu ruang ibadah, satu ruang UKS, satu ruang laboratorium komputer,

satu ruang olahraga, 4 gudang, lapangan basket, dan yang terakhir lainnya (ruangan

tambahan untuk hal-hal yang lain).

75
Gambar 4.2 Gedung ruang kelas dan lapangan basket SMP Negeri 2 Pangkah.
(Gambar :Hanif,Maret 2019)

4.1.3 Profil SMP Negeri 2 Pangkah

SMP Negeri 2 Pangkah merupakan sekolah menengah pertama dimana terletak

di Desa Penusupan yang didirikan pada Tahun 1985. Mulai beroperasional pada

tahun yang sama yaitu 1985. Alamat SMP Negeri 2 Pangkah terletak di Jalan Raya

Penusupan Pangkah Kabupaten Tegal, Provinisi Jawa Tengah, Indonesia. Letak

SMP Negeri 2 Pangkah ini dibilang strategis karena berada di tengah-tengah desa

Penusupan dan perbatasan antara desa Penusupan dan Depok. Lintang atau Bujur

-6.9681000/109.1607000. SMP Negeri 2 Pangkah memiliki bangunan dimana

mempunyai fungsi dan kegunaan masing-masing. Misalnya pada bangunan ruang

kelas, sekolah ini memiliki 28 bangunan ruang kelas dengan panjang 9m dan lebar

76
12m dan mempunyai fungsi untuk materi teori. Kepemilikan tanah merupakan hak

pemerintah, dengan luas tanah keseluruhan 12.499m2.

SMP Negeri 2 Pangkah dari segi bangunannya yaitu bangunan berlantai satu

dengan posisi saling berdekatan satu dengan sama lain, dan beberapa bangunan

mengelilingi lapangan utama. SMP Negeri 2 Pangkah mempunyai 2 pintu masuk di

depan dan belakang bangunan. Bangunan yang lain misalnya seperti bangunan

ruang kelas siswa urut dari kelas VII terdapat di belakang posisinya, kemudian

untuk kelas VIII ditengah, dan kelas IX di depan. Kemudian terdapat Hall dimana

dalam barisan ruangan tersebut terdapat ruang kepala sekola dan ruang TU. Didepan

ruang kepala sekolah dan barisan ruangan-ruangan tersebut ada lapangan basket

sekaligus untuk lapangan upacaradan terdapat ruangan guru sisi lapangan upacara

dan sekaligus lapangan basket. Dan masih banyak ruangan-ruangan yang lainnya

yaitu ruangan keterampilan, laboratotium komputer, ruang olahraga, UKS, ruang

Osis, ruang ibadah, kamar mandi, ruang ibadah, perpustakaan, laboratorium ipa(IPA

dan Metematika), gudang, ruang multimedia, koperasi, rumah penjaga sekolah, dan

yang terakhir ruang BK.

Desa penusupan memiliki beberapa sistem pendidikan diantaranya yaitu SMP

Negeri 2 Pangkah. SMP Negeri 2 Pangkah baru-baru ini telah adanya pergantian

Kepala Sekolah yang dulu dan digantikan yang sekarang yaitu Bapak Abdullah

S.pd. berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Abdullah S.pd selaku Kepala

Sekolah bahwa

77
“Sekolah Menengah Pertama yang ada di Desa Penusupan ini sangat
membantu sekali untuk perkembangan SDM yang ada pada Desa
Penusupan”

Gambar 4.3 Gambar tampak luar SMP Negeri 2 Pangkah


(Gambar : Hanif, Maret 2019)
4.1.4 Visi dan Misi

Sama halnya dengan sekolah-sekolah yang lain, SMP Negeri 2 Pangkah memliki

visi dan misi, dan tujuan sekolah yang akan dijelaskan sebagai berikut.

4.1.3.1 Visi sekolah

Unggul dalam prestasi, mampu bersaing di era global, terpuji dalam budi

pekerti, berdasarkan iman dan taqwa,

4.1.3.2 Misi sekolah

Selain visi sekolah, misi sekolahpun dapat menjadi pendukung dalam

terwujudnya tujuan-tujuan sekolah, Misi SMP Negeri 2 Pangkah yaitu:

78
(1) Meningkatkan standar kualitas lulusan agar menghasilkan output yang siap

berkompetensi

(2) Meningkatkan dan mengembangkan isi/kurikulum

(3) Meningkatkan layanan pembelajaran dan bimbingan secara kreatif dan inovatif

(4) Meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan

(5) Mengembangkan tersedianya sarana pendidikandan media pembelajaran yang

efektif dan efisisen

(6) Meningkatkan pengelolaan SDM yang mampu memberikan layanan pendidikan

secara profesional dan bertanggungjawab

(7) Meningkatkan penggalangan sumber dana pembiayaan pendidikan

(8) Mengembangkan sistem penilaian yang standar

4.1.5 Tenaga Pengajar,Pembimbing, Karyawan, dan Siswa

Dalam tercapainya tujuan dari pembelajaran pasti adanya faktor lain dalam

berjalannya pembelajaran seperti adanya tenaga pengajar, karyawan, dan siswa yang

akan dijelaskan sebagai berikut.

Tabel 1 Tenaga Pengajar

No. Nama Jabatan


1. Abdullah, S.pd Kepala Sekolah
2. Titin Widiastuti, S.pd Wakil Kepala Sekolah
3. Aryati Priantari, S.pd Guru Mapel Tinkom
4. Sri Winarni, S.pd Guru Mapel BK
5. Ahmad Susanto, S,pd Guru Mapel Elktronik

79
6. Toto Mahendro, S.pd Guru Mapel Senibudaya
7. Sanusi, S.pd Guru Mapel B.Indonesia
8. Dwi Hastuti, S.pd Guru Mapel Pertiwi
9. Joes Soeprijadi, S.pd Guru Mapel Matematika
10. Dewi Pangestuti, S.pd Guru Mapel B.Inggris
11. Mansur, S.pd Guru Mapel B.Inggris
12. Lilik Wydijawati, S.pd Guru Mapel Matematika
13. Maryadi, S.pd Guru Mapel Seni Budaya
14. Sri Priyanto K, S.pd Guru Mapel PKN
15. Parwoko HS, S.pd Guru Mapel Matematika
16. Dra. Korijah Guru Mapel IPS Terpadu
17. Erni Girawati, S.pd Guru Mapel BK
18. Maryatun DH, S.pd Guru Mapel Matematika
19. Endang Farhiati, S.pd Guru Mapel Ipa Terpadu
20. Musripah, S.pd Guru Mapel Ipa Terpadu
21. Nanang Iman S, S.kom Tinkom
22. Ika Prananto, SE Guru Mapel B.Jawa
23. Yan Adiwidia Sugiarto, S.pd Guru BK
Tabel 4.1
Tenaga Pengajar SMP Negeri 2 Pangkah. (Dokumen : Hanif, Maret 2019)
Pada data yang terdapat pada table diatas menunjukkan bahwa ada satu Kepala

Sekolah, Wakil Kepala Sekolah serta Guru Mata pelajaran yang lain, dan masih

banyak Guru Mapel yang tidak dicantumkan pada tabel tersebut.

Tabel 2 Pembimbing Ekstrakurikuler Hadroh SMP Negeri 2 Pangkah

NO. Nama Jabatan


1. Sri Winarni, S.pd Pembimbing dan pelatih
2. Yan Adiwidia Sugiarto Pembimbing dan pelatih

80
3. Sohibul, S.pd.I Pembimbing dan pelatih
4. Anjas Pembimbing

Para pebimbing inilah yang mengajarkan kesenian hadroh kepada murid-muridnya.

Para pembimbing ini mengajarkan sesuai dengan keahliannya masing-masing,

walaupun sebanarnya bisa membimbing semua akan tetapi jikalau sesuai dengan

keahliannya masing-masing akan lebih ringan untuk mengajarkan ke murid-murid

dengan jumlah murid sekitar 18 anggota dalam satu group hadroh. Misalnya ibu Sri

Winarni, beliau membimbing pada bagian vokal dalam gropu hadroh. bapak Sohibul,

beliau yang membuat aransemen lagu untuk dijadikan materi pembelajaran.

Kemudian yan terakhir bapak Yan, beliau pengamat serta pendamping pada group

hadroh ini.

Tabel 3 Karyawan
Selain Tenaga pendidik, SMP Negeri 2 Pangkah juga memiliki Karyawan dan tenaga

yang lainnya.

No Nama Jabatan
.
1. Dra. Sri Haryani Ka TU
2. Muh Zuhri, S.pd Staf TU
3. Muhamad Hendi Staf TU
4. Gunarti Staf TU
5. Saidah Staf TU
6. Suci Wahyuningsih Staf TU
7. Kusno Pesuruh
8. Arif Sunarto Pesuruh
9. Ahmad Slamet Darnoto Penjaga Malam
10. Sugiarsih Staf TU
11. Teguh Pragiwo Penjaga Malam

81
12. Siti Peurikha, A.Md Staf TU
13. Diana Widyaningsih, S.pd Staf TU
14. Gatot Raharjo Satpam
15. Riyatno Penjaga Malam
16. Saidah Staf TU
17. Amar Shalehudin Staf TU
18. Wasyiah Staf TU
19. Bambang Sutikno Sigit Staf TU
Tabel 4.2
Tabel data karyawan SMP Negeri 2 Pangkah (Dokumen : Hanif, Maret 2019)
Selain tenaga pendidik atau pengajar, SMP Negeri 2 Pangkah juga mempunyai 13

tenaga administrasi sekolah yang bertugas mengatur kepentingan administrasi

sekolah dan pengelolaan data-data sekolah dan penjaga malam atau petugas

keamanan yang bertugas menjaga lingkungan sekolah.

Tabel 4 Siswa
Dalam data ini yang akan dicantumkan merupakan data siswa yang mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah. Dari data yang sudah

didapatkan, kegiatan ekstrakurikuler hadroh diikuti dari berbagai macam tingkatan,

dari kelas VII-IX.

Data Siswa dan Absensi Kegiatan Ekstrakurikuler Hadroh.

Penelitian 1

No Nama Kelas

.
1. Zaky 9A
2. Alifka Hana Syarifah 9C
3. Feby Dwi Jayanti 8A
4. Dwi Asih Fitriani 8E
5. Dhea Arta Mustika 8D
6. Nazwa Aulia Lestari 8A
7. Nadin Afra 8E

82
8. Alfi Zaliyatun Aini 8A
9. Dahlia Aena Nurohman 8G
10. Lutfiyana 8F
11. Ghibran Esa Anugrah 8B
12. Alif Kurniawan 8A
13. Lukyansyah 8E
14. M. Daffa Mudzakli 8G
15. Jovanka Medy sobrino 8D
16. M. Agung 8H
Tabel 4.3
Tabel data Siswa SMP Negeri 2 Pangkah.
(Dokumen : Hanif, Maret 2019)

Data Siswa dan Absensi Kegiatan Ekstrakurikuler Hadroh, Penelitian 2

No Nama Kelas

.
1. Ni’mah Diniyah 7F
2. Refa Firnati 7D
3. Elisa Febriani 7A
4. Dwi Asih Fetriani 8E
5. Ghibran Esa Anugrah 8A
6. Lukyansyah 8E
7. Dhea Arta Mustika 8D
8. Nazwa Aulia Lestari 8A
9. Alif Kurniawan 8A
10. Alifka Hana Syarifah 9C
11. Lutfiyana 8B
12. Tia Novita Aristiani 7G
13. Siti Nurazizah 7A
14. Shevia Eka Ramadhani 7E
15. Jovanka Medy Sobrino 8D
16. Zaky Agil Dwiriyadi 9A
17. Feby Dwi Jayanti 8A
Tabel 4.4
Tabel data Siswa SMP Negeri 2 Pangkah.
(Dokumen : Hanif, Maret 2019)

83
4.1.6 Prestasi Sekolah

Prestasi yang diraih SMP Negeri 2 Pangkah sudah sangat banyak yaitu

sebagai berikut : (1) juara II Lomba Rebana MAPSI Tingkat Provinsi Jateng Ke-5

Tahun 2015; (2) Juara I Rebana Lomba MAPSI SMP Tingkat Kabupaten Tegal

Tahun 2018; (3) Harapan I SLTP Festival Musik ISLAM TK Kabupaten Tegal TH

2008 Dinas PARBUD; (4) Juara I Festival Qasidah Pelajar SLTP Dinas PARBUD

Kab. Tegal 2009; (5) Juara I Rebana Lomba MAPSI SMP Tingkat Kab. Tegal

Tahun 2018; (6) Juara I Lomba MAPSI Tingkat SMP Kabupaten Tegal Tahun 2015

Cabang Lomba Rebana; (7) Juara I Lomba Kesenian Rebana MAPSI SMP Tingkat

Kabupaten Tegal Tahun 2014.

Gambar 4.4 Penghargaan berupa piala SMP Negeri 2 Pangkah


(Gambar : Hanif, Maret 2019)

84
Pada pembahasan kali ini akan menjelaskan mengenai hasil dari prestasi yang

diraih pada kegiatan ekstrakuirkuler seni hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah. prestasi-

prestasi ini diraih dari hasil kerja keras guru dan siswa dalam pelatihan-pelatihan dari

strategi-strategi yang guru gunakan. Yang dilakukan guru kepada siswanya agar

kegiatan ekstrakurikuler ini selalu juara yaitu sistem yang guru gunakan yaitu

latiannya langsung mencontohkan ke anak-anaknya dan dari pelatihnya juga

menguasai semua alat/instrumen yang digunakan dalam pembelajaran. Dari hasil

wawancara dengan ibu Sri Winarni sebagai berikut

“karena sistem latiannya itu langsung mencontohkan ke anak-anaknya, dan dari


pelatihnya menguasai semua alat dari alat-alat musik sama vokalnya”

Berdasarkan penjelasan diatas bahwa hasil dari prestasi bahwa selain kegigihan

siswa dalam berlatih juga dari cara guru melatih dan mendisiplinkan siswa dalam

proses pembalajaran.

4.1.7 Pembelajaran Ekstrakurikuler Kesenian Hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah

Menurut M.  Yudha (1998:8),  kegiatan  ekstrakurikuler sebagai  suatu

program   di   luar   jam   pelajaran   sekolah   yang   dikembangkan   untuk

memperlancar program kurikuler dengan kegiatan ini dapat berjalan lancar.

Pembelajaran ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan diluar jam

sekolah atau biasanya bisa juga diberi nama tambahan jam. Kegiatan belajar

mengajar diluar jam ini atau yang sering kita sebut ekstrakurikuler bahwa di SMP

Negeri 2 Pangkah terdapat beberapa kegiatan ekstrakurikuler. Diantaranya sebagai

berikut: pada bidang kegiatan akademis yaitu OSN Mipa dan OSN Bhs.Inggris. pada

85
bidang seni yaitu seni musik, drum band, seni hadroh, seni calung, seni paduan suara,

dan seni baca Al’quran. Setelah itu pada bidang olahraga yaitu sepakbola, bola voli,

bola basket, dan tenis meja. Kemudian yang terakhir kegiatan ekstrakurikuler

pramuka, ekstrakurikuler PMR, dan ekstrakurikuler karya ilmiah remaja.

Namun pada kesempatan kali ini, peniliti akan menjelaskan tentang

pembelajaran dari kegiatan ekstrakurikuler seni hadroh di SMP Negeri 2 pangkah.

Pembelajaran ekstrakurikuler di SMP Negeri 2 Pangkah sudah ada sejak dulu,

tetapi pada tahun 2009 dimana ekstrakurikuler hadroh ini pertama kalinya bernama

bukan seni hadroh tetapi ekstrakurikuler seni rebana. Ekstrakurikuler ini memang dari

dulu banyak peminatnya, walau tahun-tahun sekarang lebih banyak siswanya yang

ikut. Siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini karena dari diri mereka sendiri dan

dari dorongan siswa lain serta terdorong dari hasil yang diraih selama lomba-lomba

yang diikuti. Maka dari situ siswa tertarik untuk mengikuti ekstrakurikuler seni

rebana atau yang sekarang disebut ekstrakurikuler hadroh, dengan nama grupnya

yang bernama La Tahzan. Ekstrakurikuler hadroh ini dulunya bernama dari

ekstrakurikuler rebana. Rebana terdiri dari rebana itu sendiri, bass hadroh, ketipung,

tamborin, marawis, tumbuk batu marawis, dan tumbuk pinggang marawis. Setelah

adanya rebana berkembanglah menjadi hadroh yang sekarang dikenal sebagai

ekstrakurikuler hadroh dengan nama La Tahzan.

86
Gambar 4.5 kegiatan pembelajaran ekstra seni hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah
(Gambar : Hanif, Maret 2019)

Ekstrakurikuler hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah yang dibimbing oleh Ibu Sri

Winarni, Yan Adiwidia Sugiarto, dan Bapak Sohibul. Ketiga pembimbing ini

sekaligus pelatih ekstrakurikuler hadroh. Para pembimbing inipun mempunyai basic

masing-masing, seperti pak sohibul dimana melatih semua murid dari alat-alat yang

dipegang oleh murid-murid, misalnya mengajarkan saron, keybord, dan alat-alat

rebana, serta vokal. Ibu Sri Winarni, beliaupun melatih pada bagian vokal juga.

Untuk pak yan samahalnya dengan pembimbing yang lain mendampingi serta melatih

bagian-bagian tertentu. Ekstrakurikuler hadroh ini tampil bukannya hanya pada saat

lomba-lomba saja, tetapi pada acara kebesaran islam, acara pernikahan, dan acara

daerah.

87
4.1.7.1 Persiapan pembelajaran ekstrakurikuler hadroh

Sebelum memulai pembelajaran ada beberapa persiapan yang harus

dilakukan dalam proses pembelajaran ekstrakurikuler seni hadroh La Tahzan.

4.1.7.1.1 Persiapan waktu dan tempat latihan

Pentingnya waktu untuk latihan dalam sebuah pembelajaran. Seperti

kegiatan ekstrakurikuler seni hadroh La Tahzan yang dilaksanakan pada sore hari

yaitu setiap hari sabtu sore. Waktu sabtu sore itu waktu yang normal untuk proses

pembelajaran ekstrakurikuler seni hadroh La Tahzan yaitu mulai dari pukul 15.30 –

16.45 WIB, ketika ada suatu acara seperti lomba, perpisahan, serta pernikahan dan

acara-acara yang lainnya biasanya waktu latihan lebih intensif.

Gambar 4.6 Gambar Ruang atau tempat latihan kegiatan ekstrakurikuler


hadroh
(Hanif Akhya Rojaf, Maret 2019)

88
Tempat untuk latihan ekstrakurikuler hadroh La Tahzan yaitu di ruang seni.

Tempat merupakan suatu sarana yang penting untuk berjalannya suatu pembelajaran

agar dalam proses belajar mengajar berjalan dengan lancar. Dengan adanya tempat

untuk latihan, sangat berguna bagi pelatih/ guru pengajar untuk mempersiapkan

segala hal mengenai apa yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran ekstrakurikuler seni hadroh La Tahzan dilaksanakan di gedung yang

sudah disediakan oleh sekolah. Gedung yang disediakan dari sekolah ini sangat

memadai dan bisa dibilang luas untuk beberapa alat yang ada dari sekolah.

4.1.7.1.2 Persiapan alat

Selain waktu dan tempat untuk latihan, peralatan/ alat untuk latihan pun

dibutuhkan dalam kegiatan ekstrakurikuler hadroh untuk keberlangsungan dalam

pembelajaran hadroh. alat-alat dipersiapkan terlebih dahulu sedemikian rupa

sebelum kegiatan ekstrakurikuler hadroh dilaksanakan agar dalam pembelajaran

ekstra hadroh berjalan dengan lancar dan sesuai tujuan pembelajaran. Alat-alat yang

dipersiapkan seperti keyboard dinyalakan, senar gitar di tune dulu agar tidak fales,

kemudian seperti mixer dan sound di nyalakan juga. Oleh karena itu pentingnya

persiapan alat dalam latihan kegiatan ini agar siswa dalam mengikuti kegiatan

belajar mengajar dengan hikmat.

89
Gambar 4.7 persiapan alat untuk latihan kegiatan ekstrakurikuler hadroh
(Hanif Akhya Rojaf, Maret 2019)
4.1.7.1.3 Persiapan materi

Dalam proses belajar mengajar persiapan materi sangatlah diperlukan.

Menurut bapak Sohibul materi pembelajaran merupakan bagian terpenting dalam

suatu pembelajaran, dengan adanya materi pembelajaran maka proses pembelajaran

akan terstruktur. Materi ini sangat penting sekali dalam proses pembelajaran

ekstrakurikuler hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah. Dengan adanya materi guru juga

mempersiapkan sedemikan rupa dan secara matang sebelum guru melakukan belajar

mengajar dalam pembelajaran ekstrakurikuler.

Materi pembelajaran ini memakai lagu-lagu sholawat dan religi seperti Deen

Assalam, Ya Maulana, Alfa Salam, dan Sukaro mengenai beberapa contoh lagu

yang peneliti ketahui. Guru juga mempersiapkan berbagai ide seperti aransemen

90
lagu, serta bentuk komposisi yang nantinya diajarkan kepada siswa. Dalam

mempersiapkan materi pembelajaran lagu yang baru mempersiapkan dengan

matang komposisi-komposisi yang tepat dengan tema lagu.

Berdasarkan pengamatan penelitian, bahwa guru mempersiapkan materi

dalam bentuk hard file dan dengan cara langsung. Yang dimaksud secara langsung

yaitu ketika guru mendapatkan ide aransemen dengan tiba-tiba dalam perjalanan

menuju kelas untuk pembelajaran ekstrakurikuler hadroh pada saat itu juga guru

langsung mengaplikasikan ke dalam pembelajaran hadroh dan langsung di ajarkan

kepada siswa.

Persiapan materi ini digunakan agar dalam proses pembelajaran

ekstrakurikuler hadroh mudan dan berjalan lancar. setelah materi sudah diajarkan

kepada siswa, materi ini akan dimainkan siswa sesuai apa yang guru ajarkan. Oleh

karena itu pentingnya guru mempersiapkan materi pembalajaran pada kegiatan

ekstrakurikuler hadro di SMP Negeri 2 Pangkah.

4.1.7.1.4 Persiapan siswa

Setelah persiapan yang lainnya sudah terjalankan dan terpenuhi, maka

persiapan yang satu ini juga perlu diperhatikan. Sebelum pelatih dan proses

pembelajaran di mulai siswa sudah mempersiapkan diri di tempat latihan dengan

tepat waktu. Siswa satu sama lain harus mengkondisikan suasana kelas dengan rapi

sebelum proses belajar mengajar dimulai. Dengan demikian ketika pelatih datang

akan pembelajaran akan berjalan dengan lancar dan dengan hasil maksimal. Siswa

91
datang bisa mengulik-ngulik apa yang sudah diajarkan seorang pelatih pada

pembelajaran sebelum-sebelumnya.

4.2 Strategi Pembelajaran Kesenian Hadroh pada Ekstrakurikuler Hadroh di


SMP Negeri 2 Pangkah.

Setelah peneliti melakukan observasi, pengamatan, dan pengambilan data dan

dokumen-dokumen penelitian yang lainnya, peneliti telah mengumpulkan data dan

mendeskripsikan serta menganalisis data untuk dibahas pada bab pembahasan. Pada

penelitian yang dilakukan, peneliti mengambil pada kegiatan ekstrakurikuler hadroh

di SMP Negeri 2 Pangkah yang dilaksanakan setiap hari sabtu pukul 15.00 – 17.00

WIB.

Kegiatan ekstrakurikuler hadroh ini dibimbing oleh 3 pembimbing, yaitu Ibu

Sri Winarni, pak Yan Adiwidia Sugiarto, dan pak Sohibul. Dari ketiga pembimbing

tersebut pembimbing dari sekolah SMP Negeri 2 Pangkah sendiri yaitu Ibur Sri

Winarni dan pak Yan Adiwidia Sugiarto, kemudian untuk Pembimbing yang

satunya dari luar sekolah yaitu pak Sohibul.

Kegiatan ekstrakurikuler hadroh ini sangatlah berpengaruh besar terhadap siswa

dan siswi serta berpengaruh besar terhadap sekolah. Apa yang dilakukan oleh para

pembimbing ini bertujuan untuk mendidik karakter dan meyikapi siswa dari tindakan

yang kurang baik untuk diri peserta didik, karena kegiatan ekstrakurikuler hadroh di

SMP Negeri 2 Pangkah bertujuan untuk merubah perilaku dan pembentukan karakter

pada murid. Berlandaskan dari landasan teori bahwa dalam strategi terdapat 3 jenis

strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni: (a) strategi pengorganisasian

92
pembelajaran, (b) strategi penyampaian pembelajaran, dan (c) strategi pengelolaan

pembelajaran.

a) Strategi pengorganisasian pembelajaran

Pengorganisasian adalah suatu bentuk kelompok yang terdiri dari sekumpulan

orang dengan susunan yang terstruktur. Seperti halnya dengan kegiatan pembelajaran

ekstrakurikuler seni hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah ini yang merupakan suatu

organisasi dalam pembelajaran. Guru mengorganisasikan siswa pada kegiatan

pembelajaran ekstra hadroh. Didalam pengorganisasian ini terdiri dari beberapa guru

yang selalu mensuport dan melatih siswanya dalam proses belajar mengajar..

kemudian guru juga mengkonsep perihal pembelajaran esktra hadroh dari segi

aransemen lagu, tata busana, dan gerakan dalam tujuan untuk penampilan dan dalam

perlombaan-perlombaan. Maka dari itu guru disini menggunakan lebih dari satu

konsep atau bisa dikatakan strategi makro.

b) Strategi penyampaian pembelajaran

Strategi penyampaian isi pembelajaran merupakan komponen variabel metode

untuk melaksanakan proses pembelajaran. Fungsi strategi penyampaian pembelajaran

adalah: (1) menyampaikan isi pembelajaran kepada pebelajar, dan (2) menyediakan

informasi atau bahan-bahan yang diperlukan pebelajar untuk menampilkan unjuk

kerja. Dalam strategi ini guru menyampaikan isi pembelajaran dan menyediakan

informasi atau bahan ajar yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Strategi ini

akan dijelaskan pada tahap kegiatan inti atau penyampaian materi pembelajaran.

c) Strategi pengelolaan pembelajaran

93
Pada jenis ketiga strategi ini merupakan bentuk cara guru mengelola dan

menata proses pembelajaran dari interaksi antara pelajar dengan variabel metode

pembelajaran lainnya. Yang dimaksud adalah guru menggunakan metode-metode

yang sesuai dengan materi dan kondisi siswa. Sasaran yang guru tempuh dalam

pengelolaan pembelajaran yaitu untuk tercapainya suatu tujuan yang maksimal dan

yang diinginkan. Maka dari itu dengan adanya strategi pengelolaan pembelajaran

pada tiap-tiap pertemuan pembelajaran akan berjalan dengan lancar.

Selanjutnya pada bagian yang paling penting ini akan diuraikan tentang strategi

dan metode-metode yang guru atau pelatih gunakan selama mengajarkan di dalam

kelas yang terdapat dalam proses pembelajaran ekstrakurikuler hadroh yang diikuti

dari kelas VII, VIII, dan IX.

4.2.1 Proses pembelajaran ekstrakurikuler hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah


Kabupaten Tegal

Belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang sangat berguna bagi seorang

manusia ataupun kelompok, dari belajar manusia akan tahu hal-hal baik yang berguna

dan bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain. Dari belajar akan mengetahui

informasi-informasi dari dunia luar. Dari belajar manusia bertambah ilmu

pengetahuan, keterampilan, dan akan ada perubahan dari tingkah laku. Maka dari itu

sebelum manusia mengetahui apa yang belum diketahui, dari situ adanya yang

namanya proses belajar. Proses belajar yang baik itu secara berkesinambungan atau

secara berurutan agar memahami apa yang sudah dipelajari dari sebelumnya atau

informasi-informasi yang baru. Dari belajar inilah siswa akan mempunyai suatu

94
kegiatan atau pekerjaan yang nantinya menjadi pengalaman siswa. Dengan di

adakannya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah-sekolah yaitu agar murid mempunyai

pengalaman lebih dari pengalaman sebelum-sebelumnya. Misalnya pada kegiatan

ekstrakurikuler seni hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah.

Kegiatan ekstrakurikuler seni hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah berdiri sejak

2012. Sebelumnya kegiatan ekstrakurikuler hadroh bernama seni kosidah, terus

berganti nama menjadi seni rebana, dan yang terakhir seni hadroh La Tahzan. Tujuan

diadakannya ektrakurikuler hadroh La Tahzan ini untuk menggali keterampilan,

bakat, dan minat siswa dalam bidang seni. Terutama bagi siswa yang mempunyai

keluarga seni. Dari kegiatan inilah yang nantinya membuat siswa untuk mengasah

kemampuannya dalam bidang seni. Selain ketarmatpilan, dari kegiatan

ekstrakurikuler hadroh La Tahzan akan menambah wawasan dalm ilmu religi. Selain

itu menurut Bapak Sohibul selaku pelatih/ guru bahwa kegiatan ekstrakurikuler ini

berfungsi untuk mengurangi dampak dari kenakalan remaja.

Yang dimaksud proses pembelajaran seni hadroh La Tahzan yaitu suatu

pembelajaran yang mempunyai tiga tahap, yaitu kegiatan pendahuluan/pembuka,

kegiatan inti/isi pembelajaran, dan kegiatan penutup.

4.2.1.1 Proses pembelajaran ekstrakurikuler hadroh SMP Negeri 2 Pangkah

Diharapkan tahap yang satu ini penting untuk siswa agar dalam mengikuti

pembelajaran secara serius agar apa yang diajarkan oleh pelatih/ guru masuk pada

otak siswa. Dalam proses pembelajaran ekstrakurikuler hadroh yang dipersiapkan

secara serius bukan hanya siswa, pelatih/ guru pun harus mempersiapkan dengan

95
matang materi yang nantinya akan diajarkan kepada siswa. Dengan demikian

setelah segala hal dipersiapkan secara matang maka proses pembelajaran akan

berjalan dengan lancar dan optimal.

4.2.1.1.1 Pengamatan pertama

Setelah segala hal yang perlu dipersiapkan sudah terkondisikan, seperti

persiapan dari segi waktu, tempat, alat, materi, dan siswa. kali ini peneliti akan

menjelaskan pada pengamatan pertama di pembelajaran kegiatan ekstrakurikuler

hadroh. pengamatan pertama yang dilakukan peneliti pada kegiatan pembelajaran

hadroh, peneliti mengamati para siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni

hadroh dari segi kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran selain itu

juga peneliti mengamati guru yang sedang menyiapkan materi yang akan diajarkan

pada proses pembelajaran. Tujuan siswa mengikuti proses belajar mengajar ini yaitu

sebagai ajang untuk berprestasi melalui kegiatan esktrakurikuler. Tujuan-tujuan

inilah yang membuat siswa semangat dalam belajar.

Sebelum guru mengajarkan lagu-lagu yaitu Sukaro dan Alfa Salam untuk

mendukung jalannya proses pembelajaran pada sore hari. Guru mengkondisikan

siswa terlebih dahulu sesuai alat yang akan siswa pegang atau mainkan. Guru

menegaskan kepada siswa untuk konsentrasi dan serius dalam latihan. Konsentrasi

dalam latihan sangatlah diperlukan agar tidak terbuangnya waktu latihan. Dianggap

sudah fokus dan serius barulah guru menjelaskan mengenai lagu yang akan

dibawakan dalam pembelajaran.

96
Menurut Wragg (2012:12), pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang

memudahkan siswa untuk mempelajari sesuatu yang bermanfaat seperti fakta,

keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana hidup serasi dengan sesama, atau suatu

hasil belajar yang diinginkan. Peneliti juga mendapat pernyataan dari bapak Sohibul

bahwa

”kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler hadroh, yang pertama dalam dunia


pendidikan berguna untuk pengembangan siswa dalam keterampilan dalam
bidang seni dan ilmu tentang religi, serta agar mengurangi siswa dari
kenakalan remaja”
Terutama guru menjelaskan pentingnya mengikuti kegiatan ekstakurikuler

hadroh. Dengan diadakannya kegiatan ekstrakurikuler hadroh ini, bertujuan untuk

menambah prestasi siswa, menambah keterampilan siswa dalam bidang seni,

merubah sikap dan mental siswa dalam kehidupan.

Berdasarkan penelitian pertama yang dilakukan pada saat guru sedang

melakukan proses belajar mengajar atau proses pembelajaran ekstrakurikuler hadroh

guru menggunakan lagu-lagu religi dalam penyampaian pembelajaran

ekstrakurikuler hadroh yang dilakukan dari kegiatan pembuka sampai dengan

penutup. Dengan demikian kegiatan pembelajaran akan diuraikan sebagai berikut.

4.2.1.1.1.1 Kegiatan Pendahuluan

Tahap awal dari sebuah pembelajaran, guru mengucapkan salam dan

mengkondisikan siswa ke dalam ruangan kelas. Pada kegiatan pembukaan

pembelajaran Sebagaimana dikatakan Rosdtiati (2014:103) dalam bukunya bahwa

guru dituntut untuk bisa membuat suasana didalam kelas dapat menimbulkan

97
perhatian siswa agar terpacu pada pelajaran yang akan disampaikan. sebelum proses

pembelajaran dimulai guru mengumpulkan siswa untuk membersihkan ruangan

kelas atau ruangan latihan terlebih daulu agar dalam proses pembelajaran berjalan

dengan nyaman, setelah ruangan bersih lalu guru menyiapkan siswa terlebih dahulu

dari segi kefokusan, keseriusan, fisik, dan mental.

a. Menciptakan kondisi awal siswa

Dengan adanya mempersiapkan kondisi siswa yaitu agar suasana dalam kelas

tertata rapi seperti penempatan siswa pada alat musik, mengeluarkan buku catatan

materi ajar dari siswa yang nantinya akan dimainkannya. Setelah para siswa

menempati sesuai dengan instrumennya masing-masing, lalu guru memerintahkan

siswa untuk memimpin do’a dalam proses pembelajaran ekstrakurikuler hadroh.

sebelum melakukan do’a guru melakukan absensi kepada siswa. Setelah guru

mengkondisikan siswa, langkah selanjutnya yaitu mengabsen kehadiran siswa. Guru

mengabsen siswa bertujuan untuk mendsiplinkan siswa pada setiap kegiatan

pembelajaran. selain itu juga berguna untuk lancarnya proses pembelajaran

ekstrakurikuler hadroh.

98
Gambar 4.8 Guru Mengkondisikan dan menempatkan siswa pada instrumen
(Hanif Akhya Rojaf, Maret 2019)

b. Menciptakan kesiapan belajar siswa

Setelah berdo’a bersama-sama dilakukan, sebelum memasuki kegiatan inti guru

mencoba menanyakan materi sudah sampai mana dan guru mengingatkan siswa

pada materi yang sudah dipelajari pada minggu lalu. Pada proses ini yaitu berguna

untuk mengecek siswa dalam kesiapan pada proses belajar mengajar. Guru

menunjuk beberapa siswa secara bergantian untuk memainkan materi yang sudah

dipelajari pada minggu lalu. Pada proses ini guru menggunakan media dalam bentuk

tulisan dan alat musik yang sesuai dengan siswa. Kemudian guru mengecek satu

persatu dan dengan satu bentuk grup. Dirasa sudah bisa ketika siswa di tes terlebih

dahulu maka akan melanjutkan kegiatan pembelajaran selanjutnya dengan

99
melanjutkan materi lagu. Ketika siswa belum bisa memainkan materi sebelumnya,

maka siswa akan di tes berulang kali sampai bisa.

c. Menciptakan suasana belajar

Sanjaya (2006:126) mengatakan bahwa ada dua hal yang patut kita cermati

diatas. Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian

kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber

daya/kekuatan dalam pembelajaran. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan

tertentu. Pada pembelajaran kali ini dalam pembukaan guru merencanakan atau

mengonsep suatu pembelajaran melaui media materi ajar menggunakan metode

ceramah. Guru disini sedikit menjelaskan beberapa tujuan pembelajaran yang akan

disampaikan melalui lisan. Siswa pun sangat antusias dan memperhatikan apa yang

sedang guru jelaskan. Dengan adanya penjelasan tujuan pembelajaran diharapkan

siswa berkompeten, semangat pada proses pembelajaran. guru disini membimbing

siswa terlebih dahulu agar siswa berani berpendapat dan mengeluarkan ide-idenya

pada proses pembelajaran. Menurut bapak Sohibul melalui wawancara dari peneliti,

inilah petikan wawancara yang dilakukan oleh peneliti

“......kecuali untuk kelas VIII dan IX itu sudah mahir 2 lagu, dan bisa
berimprovisasi sedikit pada permainannya”

Yang dimaksud disini bahwa, untuk awal pembelajaran pada kelas VII, siswa

kelas VII yang dilakukan yaitu mengamati guru ketika menjelaskan memberi sedikit

contoh materi dan mengamati kelas VIII dan IX ketika masih kebingungan. Untuk

100
kelas VIII dan IX pun dapat mencontohkan tidak jauh seperti apa yang dicontohkan

oleh guru.

Menurut Roestiyah (1989:44) mengatakan bahwa suatu tujuan pengajaran

adalah deskripsi tentang penampilan perilaku (performance) murid-murid yang kita

harapkan setelah mereka mempelajari bahan pelajaran yang kita ajarkan. Dengan

demikian setelah guru mengungkit materi ajar kepada siswa, guru menyampaikan

sedikit mengenai tujuan pembalajaran yang akan dilakukan pada kegiatan inti

pembelajaran pada proses pembelajaran. Guru menyampaikan sedikit tujuan

pembelajaran melalui lisan atau menggunakan metode ceramah, tujuan tersebut

adalah untuk penampilan pada acara perpisahan serta mengejar materi ajar dalam

ajang perlombaan MAPSI.

Setelah guru menjelaskan tujuan dari pembelajaran yang dilakukannya guru

memberikan apersepsi tentang materi ajar yang disiapkannya. Guru menjelaskan

sedikit mengenai beberapa ilmu bentuk musik, seperti ritmik, harmonisasi, melodis,

dan perkusi. Inilah petikan wawancara yang telah dilakukan sebagai berikut

“yang pertama mengenalkan jenis-jenis alat dari alat melodis, harmonis,


ritmis, dan perkusi. Kalau anak-anak yang tau bahwa latian hadroh itu
cuma perkusi, padahal kita kolaborasi........”

Pengenalan alat-alat musik tersebut itu pada awal pembelajaran. pengenalan

alat-alatini bertujuan agar siswa mengetahui fungsi dan kegunaan instrumen yang

akan dimainkan. Pengenalan alat-alat ini dilakukan sebelum kegiatan praktek

dimulai.

101
Gambar 4.9 Kegiatan pembuka pembelajaran guru memfokuskan siswa dalam
pembelajaran (Hanif Akhya Rojaf, Maret 2019)

d. Pengenalan jenis-jenis alat musik

Setelah guru menciptakan suasana kelas yang demokratis dan siswa tenang dan

siap untuk mengikuti proses pembalajaran. Selanjutnya guru mengenalkan jenis-

jenis alat musik dari alat musik melodis, harmonis, dan perkusi yang nantinya akan

dimainkan oleh siswa. Guru mengenalkan dari jenis alat musik melodis yaitu gitar,

keyboard, saron1 dan saron 2. Menurut bapak Sohibul bahwa anak-anak tahunya

pada latihan hadroh hanya alat musik perkusi saja, tetapi pada kegiatan

ekstrakurikuler hadroh ini berbeda dengan ekstrakurikuler hadroh yang lainnya.

Kegiatan ekstrakurikuler hadroh ini merupakan kolaborasi antara permainan hadroh

tradisional (perkusi) dengan alat-alat modern. Setelah itu guru menjelaskan salah

satu contoh pada alat melodis dan kegunaanya. Misalnya pada keyboard, keyboard

102
berfungsi untuk mengiringi dan melengkapi bagian-bagian yang kosong. Biasanya

voice yang digunakan pada keyboard yaitu string dan bisa juga mandolin. Setelah

itu alat musik harmonis yaitu biola, keyboard, dan gitar, untuk fungsi alat-alat

tersebut yaitu sebagai pemanis dalam melodi-melodi lagu. Kemudian untuk perkusi

yaitu alat perkusi hadroh dan satu set drum. Untuk alat perkusi hadroh dan drum itu

sendiri mempunyai fungsi sebagai pengiring sekaligus ketukan untuk tempo pada

sebuah lagu. Konstannya tempo terdapat pada alat-alat perkusi tersebut.

Gambar 4.10 Alat perkusi hadroh


(Hanif Akhya Rojaf, Maret 2019)

103
Gambar 4.11 Alat musik Drum (Perkusi)
(Hanif Akhya Rojaf, Maret 2019)

Gambar 4.12 Bass hadroh


(Hanif Akhya Rojaf, Maret 2019)

104
Gambar 4.13 Trumbuk (Hanif Akhya Rojaf, Maret 2019)

Gambar 4.14 Keyboard (alat musik melodis)


(Hanif Akhya Rojaf, Maret 2019)

105
Gambar 4.15 Biola (alat musik melodis dan harmonis)
(Hanif Akhya Rojaf, Maret 2019)

Setelah guru memberikan dan menjelaskan jenis-jenis alat musik. Kemudian

guru menjelaskan materi ajar berupa teori-teroi musik agar siswa memahami apa itu

ketukan/ritmis, akord, harmonisasi dan melodis. Guru melakukan cara tersebut agar

tujuan yang ditempuh berjalan lancar. siswa juga sangat antusias ketika guru sedang

menerangkan materi ajar pada pembelajaran. guru menerangkan materi ajar

menggunakan metode ceramah dalam pembukaan pembelajaran. siswa mencatat

dan mencoba mengulik dari materi yang sudah guru sampaikan. Itulah beberapa

kegiatan yang dilakukan guru untuk memunculkan peratian siswa pada pembukaan

pembelajaran yang sebagaimana dikatakan oleh Sanjaya, (2005: 171)

mengemukakan bahwa membuka pelajaran atau set induction adalah usaha yang

dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi

106
bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada pengelaman belajar yang

disajikan sehingga akan mudah mencapai kompetensi yang diharapkan.

4.2.1.1.1.2 Kegiatan inti

Kegiatan inti merupakan tahapan memberikan bahan pelajaran yang telah

disusun guru sebelumnya (Dharma, 2008). Dalam kegiatan inti, guru mulai

mengarahkan siswa ke materi yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

a) Pengenalan pukulan Perkusi rebana

Hadroh adalah alat musik islami yang telah ada sejak dahulu kala, alat musik

ini tidak hanya melulu soal bagaimana memainkan alat musik ini agar memiliki

suara yang bagus namun juga musik hadroh memiliki nilai religious yang dalam

yaitu pengagungan kepada Allah SWT dan wujud sebgaian kecintaan kita kepada

Rasulullah Muhammad SAW. Rebana menurut Jaelani (2007 : 175) berasal dari

kata rabbana yang berarti wahai Tuhan kami (satu doa dan pujian terhadap Tuhan).

Hadroh adalah kesenian lokal yang keberadaannya penting untuk dipertahankan

sampai saat ini.

107
Gambar 4.16 Siswa memainkan alat perkusi
(Hanif Akhya Rojaf, Maret 2019)

Alat yang digunakan dalam musik hadroh itu berasal dari alat musik rebana.

Jenis-jenis pukulan (tabuhan, keplak) hadroh bisa disebut pukulan dasar A dan B,

pukulan naik A dan B, dan Bass. pukulan dasar A dan B merupakan pukulan awalan,

sedangkan pukulan naik A dan B bisa dikatakan pada bagian reff lagu. Pukulan-

pukulan tersebut juga bisa dikatakan sebagai pengiring dengan bentuk perkusi. Alat-

alat yang ada pada perkusi rebana yaitu trumbuk, kencer, keplak, dan bass hadroh.

Berikut contoh pola ritmis Pukulan dasar A dan B, Pukulan Naik A dan B, dan Bass.

Perpaduan pola ritmis tersebut merupakan cara guru untuk melatih siswa dalam

belajar ritmis. Seperti yang dikatakan oleh bapak Sohibul bahwa pembelajaran seni

hadroh ini kebanyakan siswa sudah bisa. Jadi dalam pola rimis guru hanya

mengajarkan melalui metode lisan atau ceramah dan demonstrasi.

108
Notasi.1 (pukulan awalan kencer dan keplak)
Sumber (Hanif Akhya Rojaf, Maret 2019)

Notasi.2 (pukulan naik kencer dan keplak)


Sumber (Hanif Akhya Rojaf, Maret 2019)

Notasi.3 (pukulan awalan bass hadroh)


Sumber (Hanif Akhya Rojaf, Maret 2019)

Notasi.4 (pukulan naik bass hadroh)


Sumber (Hanif Akhya Rojaf, Maret 2019)

109
Notasi.5 (pukulan awalan bass kik drum)
Sumber (Hanif Akhya Rojaf, Maret 2019)

Notasi.6 (pukulan naik bass kik drum)


Sumber (Hanif Akhya Rojaf, Maret 2019)

Pada tahap ini guru menggunakan media tulis, guru menggunakan teknik ini

dari pengalaman yang sudah guru alami pada kegiatan belajar mengajar yang lalu.

Bukan hanya itu guru juga memberikan materi mengenai macam-macam tempo dan

ketukan/ ritmis. Misalnya tempo 2/4, 3/4, 4/4, 4/8, dan 8/8. Ritmis yang guru

ajarkan misalnya dalam satu birama ada nilai-nilai notasi yang dimainkan atau

pukulan yang dilakukan. Kemudian setelah siswa dapat memainkan atau berlatih

mengenai pukulan-pukulan dalam perkusi rebana. Guru melanjutkan ke materi lagu

yang akan di jelaskan sebagai berikut.

b) Pengenalan lagu

Guru melakukan penyampaian tujuan terlebih dahulu sebelum memulai

mempraktekan alat musik dan menganlkan materi lagu. Guru menyampaikan tujuan

seperti, Pada awal pembelajaran guru menggunakan metode ceramah terlebih

dahulu agar siswa mengetahui dan faham materi yang akan dipelajari. menurut

bapak Sohibul bahwa metode ceramah merupakan suatu metode yang dilakukan

110
dengan cara menjelaskan materi secara lisan. Tujuan metode ceramah ini agar siswa

tidak kebingungan sebelum mempraktekan materi lagu Sukaro.

Gambar 4.17 Guru menerangkan dan mengenalkan lagu


(Hanif Akhya Rojaf, Maret 2019)

Sebelum mempraktekan atau memainkan materi lagu, guru menjelaskan

mengenai ilmu musik seperti Ritmis, melodis, harmonis, serta dinamika dalam

pembelajaran seni musik hadroh. guru menjelaskan mengenai Ritmis, menurut

Bapak Sohibul bahwa Ritmis adalah ketukan dalam sebuah lagu dan penuntun

sebuah lagu. Kemudian melodis, melodis merupakan alunan dari beberapa notasi

yang membentuk sebuah lagu. Selanjutnya harmonis, harmonis merupakan suatu

susunan beberapa nada yang menjadi satu yang bisa dalam bentuk chord. dan yang

terakhir dinamika, dinamika adalah naik turunnya sebuah nada yang membentuk

suatu keseimbangan dalam lagu.

111
Notasi.7 (Lagu Sukaro)
Sumber (Hanif Akhya
Rojaf, Maret 2019)

112
Setelah guru menerangkan materi meliputi lirik lagu, meterial pokok musik

(ritmis, melodis, harmonis, dan dinamika) melalui metode ceramah. Guru

melanjutkan proses pembelajaran menggunakan metode demonstrasi. Metode

demonstrasi menurut bapak Sohibul adalah suatu strategi atau cara pembelajaran

dengan mencontohkan melalui tindakan langsung kepada siswa. Metode ini

digunakan guru dalam memainkan materi lagu. Dengan adanya metode ini

membantu siswa dalam memainkan lagu. Misalnya pada bagian keyboard siswa

belum faham bentuk chord dan melodi lagu sukaro, maka guru mencontohkan atau

mendemonstrasikan bentuk chord lagu tersebut. Setelah guru mencontohkan satu

persatu permainan instrumen musik kepada siswa, selanjutnya siswa mencoba dan

berlatih apa yang sudah diajarkan oleh gurunya.

113
Gambar 4.18 Guru mendemonstrasikan permainan keyboard
(Hanif Akhya Rojaf, Maret 2019)

Setelah metode demonstrasi dilakukan oleh guru, guru juga menggunakan

metode drill atau latihan, agar siswa mencoba apa yang sudah diajarkan oleh guru

dan mengasah keterampilan pada instrumen masing-masing.

4.2.1.1.1.3 Penutup

Kegiatan penutup merupakan kegiatan terkahir dalam proses pembelajaran.

Kegiatan terakhir yang dimaksud yaitu guru memberikan evaluasi kepada siswa

mengenai proses pembelajaran yang telah dijalankan. Kegiatan penutup ini menilai

dari hasil pembelajaran dari kegiatan inti, kegiatan penutup bertujuan untuk

mengetahui seberapa jauh keberhasilan dari proses pembelajaran pada kegiatan inti.

Di tahap terakhir ini guru berperan sebagai evaluator, guru mnguji siswa satu

persatu terlebih dahulu hampir sama seperti pada kegiatan awal pembelajaran, tetapi

bedanya pada tahap ini guru menguji siswa mengenai keterampilan siswa dalam

menyerap materi yang telah guru ajarkan. Setelah satu persatu siswa di uji

keterampilannya ketika ada yang belum bisa harus dilatih dirumah. Dari sini guru

menggunakan metode resitasi atau metode tugas, metode ini bertujuan agar siswa

lebih terampil dan hafal untuk latihan pada minggu depan.

114
e

Gambar 4.19 Guru mengevaluasi siswa setelah proses pembalajaran


(Hanif Akhya Rojaf, Maret 2019)

Setelah beberapa siswa di evaluasi, maka sebelum meninggalkan kelas guru

juga mengevaluasi dalam satu group yaitu dengan cara semua siswa memainkan

materi lagu Sukaro secara bersama-sama. Dengan demikian guru akan mengetahui

seberapa jauh hasil dari strategi yang guru lakukan dalam pembelajaran

ekstrakurikuler hadroh.

4.2.2 Komponen-komponen Pembelajaran

Dalam tercapainya suatu tujuan pembelajaran, proses pembelajaran akan berjalan

dengan baik dan lancar ketika pembelajaran mengacu pada komponen-komponen

pembelajaran. Menurut Moedjiono dan Dimyati (1993:23) komponen-komponen

proses belajar megajar tersebut adalah peserta didik, guru, tujuan pembelajaran,

materi/isi, metode, media dan evalusi. Dengan demikian pada proses pembelajaran

115
ekstrakurikuler seni hadroh pada SMP Negeri 2 Pangkah. data ini diperoleh dari hasil

wawancara dengan kepala sekolah yaitu bapak Abdullah S,pd, guru dengan bapak

Sohibul S,pdi dan ibu Sri Winarni S,pd, dan 3 Siswa.

4.2.2.1 Komponen Tujuan

Berjalannya suatu proses pembelajaran yaitu adanya komponen tujuan

pembelajaran. Dalam Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 sebagaimana

dikemukakan Akhmad Sudrajat (2009) tentang Standar Proses disebutkan bahwa

tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran,

menata urutan topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih alat-alat

bantu pengajaran dan prosedur pengajaran, serta menyediakan ukuran (standar)

untuk mengukur prestasi belajar siswa.

Dengan demikian setelah peneliti melakukan observasi dan wawancara dengan

kepala sekolah SMP Negeri 2 Pangkah yaitu bapak Abdullah S.pd. melalui

wawancara dengan bapak Abdullah S.pd seperti berikut petikan wawancara.

“....menyikap anak-anak muda untuk mencintai budaya bukan hanya budaya


asing saja, yang menjadi benteng untuk aqidah anak-anak salah satunya
sama-sama bernain musik tetapi lebih islami, sehingga masyarakat bisa
menerima secara totalitas”
Ada juga tujuan dari visi sekolah yaitu Unggul dalam prestasi, mampu bersaing

di era global, terpuji dalam budi pekerti, berdasarkan iman dan taqwa. Dengan tujuan

pembelajaran ini merupakan suatu sarana untuk selalu mempertahankan prestasi-

prestasi serta dapat menanamkan sifat terpuji dalam budi pekerti. Selain itu juga hasil

116
wawancara dengan bapak Sohibul S.pdi dengan adanya kegiatan pembelajaran

ekstrakurikuler dengan mengikuti kurikulum K13, seni hadroh ini bertujuan untuk

pembentukan karakter, mengembangkan bakat dan potensi berketerampilan dalam

bermain alat musik, serta menumbuhkan nilai-nilai moral yang tinggi melalui

kesenian islam ini dengan syair-syair yang mempunyai keindahan dan arti yang baik.

Dengan belajar musik hadroh siswa akan bertambahnya kegiatan disekolah dan

diluar rumah. Dengan adanya kegiatan musik hadroh ini akan membuat siswa

senang, menambah kepercayaan diri, belajar bersosialisasi, menambah kepekaan

dalam berteman, membuat nama baik sekolah, dan belajar bekerjasama dengan

teman. Bukan hanya itu saja dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler seni hadroh ini

siswa akan menambah keterampilan dan potensi dalam bermain musik. Makan dari

itu sebagai pelatih/ guru dalam melakukan proses pembelajaran harus dipersiapkan

dengan matang dan terkonsep dalam memilih materi pengajaran yang sesuai dengan

tujuan, materi, media, strategi dan metode yang tepat pada proses belajar mengajar.

4.2.2.2 Komponen peserta didik

Peserta didik merupakan objek yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

dengan adanya objek ini maka strategi dan metode akan terimplementasikan pada

setiap proses pembelajaran. Menurut undang undang No.20 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha

mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur,

jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik adalah subjek yang bersifat unik

yang mencapai kedewasaan secara bertahap.

117
Sama halnya dengan siswa atau murid pada pembelajaran ekstrakurikuler seni

hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah. yang sebagai subjek disini merupakan proses

belajar mengajar seni hadrohnya. Kemudian untuk siswa sebagai objek yang nantinya

akan dibentuk oleh guru/pelatih yang sudah mempersiapkan strategi dan metode-

metode yang dipersiapkan. Pada proses pembelajaran disini siswa dituntut untuk

berperan aktif dan berusaha untuk mengembangkan bakat dan potensi diri melalui

kegiatan ekstrakurikuler seni hadroh ini.

Dengan hasil pengamatan yang sudah peneliti lakukan dengan beberapa sample

siswa, bahwa dengan adanya kegiatan esktrakruikuler ini sangat membantu sekali

dalam menambah prestasi dan menambah kepercayaan diri untuk selalu sukses tinggi.

Kemudian menambah keterampilan, berdampak positif untuk diri sendiri dan orang

lain. Dengan mengikuti kegiatan ini bisa menambah prestasi dan membantu untuk

melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan bekal untuk masa depan. Dari hasil

wawancara dengan pelatih/guru bahwa respon siswa pada kegiatan ekstrakurikuler

seni hadroh ini sangat baik dan aktif, sudah beberapa tahun ini selalu meningkat.

Keaktifan siswa juga dilihat ketika guru/pelatih tidak hadir tetapi mereka tetap latihan

bersama dan ada siswa yang memimpin untuk jalannya proses pembelajaran mandiri.

118
Gambar 4.20 Peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni hadroh
(Hanif Akhya Rojaf, Maret 2019)

Dari data dokumentasi bahwa siswa yang mengikuti kegiatan esktrakurikuler

yaitu 16-26 siswa dengan siswa laki-laki 11 orang dan dengan siswa perempuan 15

orang siswa kelas VII, VIII, dan IX.

4.2.2.3 Komponen guru.

Hasil dari wawancara dengan Ibu Titin Widiastuti bahwa guru/pelatih pada

pembelajaran ekstrkurikuler seni hadroh di SMP negeri 2 Pangkah itu ada 3 pelatih

diantaranya yaitu bapak Sohibul, ibu Sri Winarni, dan bapak Yan adiwidia sugiarto,

dan pak anjas. Tetapi pada waktu penelitian dan wawancara peneliti berwawancara

dengan bapak Sohibul dan ibu Sri Winarni. Data mengenai pelatih pembelajaran

ekstrakurikuler seni hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah ini dilakukan secara

119
pengamatan langsung atau observasi pada saat proses pembelajaran ekstrakurikuler

seni hadroh.

Hermawan, dkk (2008: 9.4) Guru menempati posisi kunci dan strategis dalam

menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan untuk mengarahkan

siswa agar dapat mencapai tujuan secara optimal. Untuk guru harus mampu

menempatkan dirinya sebagai diseminator, informator, transmitter, transformator,

organizer, fasilitator, motivator, dan evaluator bagi terciptanya proses pembelajaran

siswa yang dinamis dan inovatif.

Seperti hasil penelitian yang sudah peneliti lakukan, bahwa pada pelatih

ekstrakurikuler seni hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah juga sama menjadi guru yang

menempati posisi yang tepat dan strategis dalam menciptakan suasana belajar yang

kondusif dan menyenangkan untuk mengarahkan siswa agar dapat mencapai tujuan

yang optimal. Dari hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah yaitu ibu Titin

Widiastuti S.pd, proses pembelajaran seni hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah di

bimbing oleh 4 pembimbing, tetapi disaat peneliti melakukan penelitian hanya ada 3

pembimbing yang bisa dikatakan aktif. Pembimbing tersebut ialah bapak Sohibul

S.pdi, Yan Adiwidia Sugiarto S.pd, dan ibu Sri Winarni S.pd. pada tahap penelitian

untuk ibu Sri Winarni tidak mengikuti proses pembelajaran dikarenakan sedang

istirahat untuk memulihkan kondisi kesehatan dari ibu Sri Winarni. Ibu Sri Winarni

biasa disapa sebagai Bu Win. Bu Win ini termasuk guru yang patut diacungi jempol

untuk masalah perlombaan sekolah. Bu Win dalam keseharian disekolah itu

mengajarkan mata pelajaran Bimbingan Konseling. Tetapi dengan keterampilan dari

120
Bu Win dalam bidang kesenian sangatlah baik, maka Bu Win dapat menjadi

pembimbing di kegiatan ekstrakurikuler seni hadroh.

Gambar 4.21 Guru/Pelatih kegiatan ekstrakurikuler seni hadroh


(Hanif Akhya Rojaf, Maret 2019)

Kemudian untuk bapak Sohibul S.pdi. Beliau merupakan guru pendidik dalam

bidang Pendidikan Agama Islam. Beliau merupakan prbadi yang tegas dan serius

dalam proses pembelajaran esktra hadroh, dan terkadang beliau juga lemah lembut.

Beliau berkarir dalam bidang seni sudah cukup lama, dari tahun 2005 sampai

sekarang ini. Beliau selain sebagai pengajar mata pelajaran Agama Islam, beliau juga

sebagai pelatih rebana, qosidah, dan hadroh selain di SMP Negeri 2 Pangkah. beliau

mengajarkan kesenian hadroh ini sejak 2009, menurut beliau kegiatan ekstrakurikuler

121
ini dulunya belum kolaborasi seperti sekarang. Tetapi masih dalam bentuk tradisional

alat-alat musik hadrohnya. Beliau juga sempat mengikuti group kesenian di Tegal

yaitu group SATRIA pimpinan Ki Enthus Susmono pada tahun 2014. Maka dari itu

saya mengaplikasikan keterampilan saya setelah mengikuti group kesenian dari

SATRIA yang diantaranya dengan bentuk musik Gamelan Jawa. Bapak Sohibul

mengaplikasikan keterampilannya ke dalam pembelajaran ekstrakurikuler seni

hadroh. seperti yang dilansir pada saat obeservasi, inilah petikan dari hasil wawancara

“dari segi bahasa sama, hadroh hasil dari rebana. Cuma kalau disini itu
kolaborasi antara hadroh dengan alat tradisional dan alat modern lainnya”

Dari petikan diatas bahwa, bapak Sohibul mempunyai ide, konsep, dan gagasan

yang menarik yang membuat perubahan pada kegiatan ekstrakurikuler seni hadroh di

SMP Negeri 2 Pangkah dan mendapatkan kejuaraan-kejuaraan yang sangat baik dan

berguna untuk siswa-siswanya.

4.2.2.4 Komponen materi/isi

Komponen materi merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam proses

pembelajaran. bagaimana jika tidak ada materi dalam proses belajar mengajar,

pastinya akan sulit dan tidak tahu arah kemana dan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai. Menurut National Center for Vocational Education Research Ltd tiga

pengertian materi pembelajaran yaitu: 1) merupakan informasi, alat dan teks yang

diperlukan guru atau instruktur untuk perencanaan dan penelaah implementasi

pembelajaran; 2) segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau

instruktur dalam kegiatan belajar mengajar di kelas; 3) seperangkat substansi

122
pembelajaran yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok yang utuh dari

kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam proses pembelajaran.

Seperti penjelasan diatas bahwa komponen materi merupakan sebuah informasi,

ala dan teks yang diperlukan guru dalam merencanakan pembelajaran. dan segala

bentuk bahan materi yang digunakan untuk membantu gutu atau instruktur dalam

kegiatan belajar mengajar. Kemudian komponen materi juga seperangkat substansi

pembelajaran yang disusun secara sistematis yang nantinya akan dikuasai siswa

dalam proses pembelajaran. materi yang guru sampaikan meliputi mempelajari

lantuna Sholawat, lagu-lagu qosidah, dan lagu-lagu religi. maka dari itu dari hasil

wawancara dan penelitian pada kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler seni hadroh ini

guru sebelum melakukan proses pembelajaran. guru mengkonsep, mengatur,

mempersiapkan, dan merencanakan segala hal yang berkaitan dengan komponen

materi yang nantinya akan ajarkan kepada siswa. Dengan demikian bahwa guru sudah

melakukan tugasnya dengan baik, seperti menyiapkan strategi-strategi yang

digunakan dalam proses pembelajaran ekstrakurikuler seni hadrih di SMP Negeri 2

Pangkah.

4.2.2.5 Komponen metode

Komponen metode, dalam proses pembelajaran yang menjadikan sukses dan

tidaknya suatu pembelajaran komponen yang satu ini berpangerauh besar dalam

proses pembelajran. Dengan adanya metode ini maka terbentuklah suatu arahan-

arahan yang tepat pada pembelajaran ekstrakurikuler seni hadroh di SMP Negeri 2

Pangkah. maka dari itu sangatlah penting utuk seorang guru dalam memilih dan

123
menentukan suatu metode pembelajaran yang tepat serta sesuai dengan kemampuan

siswa. Dengan pemilihan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai kemampuan

siswa maka akan berdampak baik dan siswa akan mengikuti proses belajar mengajar

dengan perasaan senang tanpa ada beban.

Menurut Nana Sudjana (1996:76) metode adalah cara yang digunakan guru

dalam mengadakan interaksi atau hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya

pembelajaran. kemudian menurut Wina Sanjaya (2006:147) metode adalah cara yang

digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan

nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Guru menggunakan

metode sesuai dengan materi dan siswa yang dihadapi. Seperti yang sudah dijelaskan

oleh Sanjaya, jadi guru disini mengimplementasikan apa yang sudah guru konsep dan

persiapkan lalu dituangkan melalui metode-metode yang sudah guru kuasai.

Dengan demikian, dari hasil wawancara dari pelatih ekstrakurikuler seni hadroh

yaitu bapak Sohibul pada 16 Maret 2019 serta observasi pada 15 Maret 2019 pada

proses pembelajaran ekstrakurikuler seni hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah pelatih

menggunakan metode ceramah, metode demonstrasi, metode drill, metode simulasi,

metode resitasi, dan metode sistem regu. Berikut metode-metode yang guru gunakan

dalam proses pembelajaran.

a) Metode ceramah

Metode ceramah ini digunakan guru pada awal kegiatan pembelajaran. seperti

biasanya metode ini digunakan secara lisan dikarenakan bertujuan untuk

menerangkan materi-materi yang nantinya akan diajarkan ke siswa. Pada metode ini

124
guru menerangkan mengenai jenis-jenis alat musik, setelah itu guru menjelaskan

mengenai teori-teori musik seperti bentuk akord, dinamika, tempo (2/4, 3/4, 4/4, 6/8,

8/8), ketukan atau ritmis, dan teknik pukulan pada alat musik perkusi. Guru juga

mencontohkan materi lagu misalnya lagu sukaro, alfa salam, deena salam, dan ya

maulana. Tergantung materi apa yang akan diajarkan oleh guru. Melalui metode

ceramah guru melantunkan lantunan Sholawat dalam pembukaan sebelum bernyanyi,

dan menyanyikan lagu tersebut.

b) Metode demonstrasi

Metode demonstrasi ini biasanya dilakukan setelah guru melakukan penjelasan

dan menerangkan materi melalui metode ceramah. Metode ini dilakukan karena pada

jenjang Sekolah Menengah Pertama tidak semua siswa sudah mempunyai basic

musik bisa dibilang siswa belum bisa belajar inkuiri. Maka dari itu guru

menggunakan metode demonstrasi. inilah petikan hasil wawancara dengan guru

“....mungkin kalau anak-anak yang sudah mahir, sudah bisa inkuiri, tapi untuk
mereka belum bisa inkuiri ya dikasih menggunakan contoh atau praktek-
praktek”

Jadi, guru menggunakan metode demonstrasi ini untuk memudahkan siswa pada

awal pembelajaran, ketika siswa sudah mahir maka siswa bisa dibilang dapat belajar

inkuiri. Guru pada metode demonstrasi mencontohkan dan mempraktekan bagian-

bagian materi yang akan dipelajari.

125
Gambar 4.22 Guru mendemonstrasikan materi ajar melalui media keyboard
(Hanif Akhya Rojaf, Maret 2019)

c) Metode drill/latihan

Metode Drill, metode yang satu ini merupakan cara yang tidak boleh ketinggalan

pada pembelajaran, apalagi dalam berkesenian metode drill/latihan ini sangatlah

penting untuk mengasah skill atau keterampilan siswa dalam setiap waktu. Sudah

jelas dengan namanya metode latihan, dalam belajar latihan itu tidak mengenal

waktu. Seperti halnya dengan belajar dan mencari ilmu tidak kenal waktu dan tidak

kenal umur. Metode drill yang digunakan oleh pelatih yaitu untuk melatih

keterampilan siswa dalam bermain musik diantaranya pada proses pembelajaran seni

hadroh ini adalah bernyanyi, bermain alat perkusi, keyboard, gitar, saron, dan berlatih

126
gerakan untuk seorang penarinya. Metode latihan ini dilakukan secara berulang-ulang

sampai siswa mahir.

Dengan demikian bahwa metode latihan yang guru/pelatih terapkan merupakan

cara pelatih untuk menyajikan bahan pelajaran atau materi ajar dalam proses

pembelajaran agar tercapainya tujuan pembelajaran sesuai yang diinginkan. Dengan

adanya metode latihan ini terbentuklah siswa-siswa yang berkompeten dalam

berketerampilan. Kegunaan metode-metode yang guru terapkan juga mempunyai

kegunaan masing-masing dan pengaruh masing-masing dalam proses pembelajaran

ekstrakurikuler seni hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah.

d) Metode simulasi

Meode simulasi, seperti artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Metode

simulasi ini biasanya dilakukan setelah semua proses pembelajaran tersampaikan dan

terkondisikan dengan baik. Guru menggunakan metode simulasi ini dilakukan pada

pertengahan pembelajaran dan akhir pembelajaran, dan bisa juga setelah merasa

semua konsep terjalankan guru dapat menggunakan metode simulasi ini. Misalnya

pada proses pembelajaran ekstrakurikuler seni hadroh ini guru semua siswa sudah

diberi materi dan diajarkan melalui metode demonstrasi dan metode drill. Maka

kedua komponen tersebut akan di gabungkan menjadi satu pada metode simulasi ini.

Metode simulasi ini dapat dilakukan sebelum perform atau yang disebut gladi

resik dalam sebuah proses pembelajaran. guru disini mengamati dan mengarahkan

jalannya permainan yang siswa lakukan. Dengan adanya metode simulasi ini berguna

127
untuk siswa agar dalam kepercayaan diri pada saat perform atau penampilan siswa

akan percaya diri dan semangat dalam penampilannya.

e) Metode resitasi

Metode resitasi atau tugas, metode resitasi merupakan suatu metode yang

dilakukan untuk selalu mengingatkan siswa dalam berlatih dan meningkatkan atau

mengasah kemampuan keterampilan siswa. Metode resitasi ini sangat membantu guru

dalam proses belajar mengajar, guru memberi penugasan kepada siswa yang belum

bisa agar pada pertemuan-pertemuan selanjutnya dapat melanjutkan materi yang baru.

Dengan adanya meotde resitasi ini juga membantu siswa dalam belajar, dan kegunaan

untuk siswa menambah kegiatan dirumah dengan cara tugas dari guru.

f) Metode sistem regu

Metode sistem regu merupakan metode mengajar dua orang guru atau lebih

bekerjasama mengajar sebuah kelompok siswa, jadi kelas dihadapi beberapa guru.

Dalam proses pembelajaran ekstrakurikuler seni hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah

guru menggunakan metode sistem regu. Tetapi dalam proses pembelajaran kegiatan

ini tidak terlalu sering menggunakan metode ini. Guru menggunakan metode ini

digunakan disaat ada acara-acara penting saja, misalnya seperti perlombaan dan

acara-acara kebesaran Islam. Biasanya kalau menggunakan metode sistem regu bisa

lebih dari 2 pelatih diantaranya sama dengan pembimbing. Guru menggunakan

metode sistem regu ini dikarenakan yang dilatih tidak satu atau dua orang saja, tetapi

ini lebih dari satu orang.

128
Seperti yang dikatakan oleh ibu Sri Winarni, inilah petikan hasil wawancara dari

peneliti

“ya melatih hadroh tidak seperti nglatih nyanyi satu atau dua orang anak,
tetapi ini lebih dari satu orang mas. Cara ngelatihnya ya dari musik pukulnya
terlebih dahulu yaitu bapak Sohibul kemudian vokalnya ibu”

Maka dari itu kenapa guru menggunakan metode sistem regu, bahwa kegiatan

ekstrakurikuler seni hadroh si SMP Negeri 2 Pangkah dari persiapan siswa, alat

musik, dan gerakan untuk penari latar juga mempunyai pembimbing masing-masing.

Dengan adanya metode tersebut sangat membantu dan membuat ringan para pelatih.

4.2.2.6 Komponen media

Media pembelajaran, media atau alat bantu dalam proses pembelajaran yang

digunakan oleh guru untuk membantu guru dalam menyampaikan materi ajar. Media

pembelajaran yang digunakan bisa juga dinamakan suatu sarana bagi guru untuk

mempermudah guru dalam menyampaikan materi atau bahan ajar yang sudah guru

persiapkan. Menurut Sudarwan Danim (1995:7) media pembelajaran merupakan

seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam

rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik.

Proses pembelajaran ekstrakurikuler seni hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah guru

menggunakan media pembelajaran diantaranya yaitu seperangkat alat rebana, satu set

drum, 2keyboard, 2saron, gitar, kemudian teks partitur. Guru menggunakan alat-alat

tersebut untuk membantu proses pembelajaran agar sampai dengan tujuan

pembelajaran. alat-alat musik tersebut digunakan pada saat proses pembelajaran

129
dimulai, untuk membantu pelatih dalam mendemonstrasikan kepada siswa. Misalnya

guru mendemonstrasikan pada bagian alat musik saron kepada siswa, alat musik

saron ini membantu pelatih untuk mencontohkan nada-nada yang harus dimainkan

sesuai dengan arahan pelatih.

Gambar 4.23 Alat bantu atau media saron pembelajaran seni hadroh
(Hanif Akhya Rojaf, Maret 2019)

4.2.2.7 Komponen evalusi

Evaluasi merupakan komponen terakhir dalam sistem proses pembelajaran.

evaluasi bukan saja berfungsi untuk melihat keberhasilan siswa dalam proses

pembelajaran, tetapi juga berfungsi sebagai umpan balik bagi guruatas kinerjanya

dalam pengelolaan pembelajaran. melalui evaluasi guru akan tahu kekurangan dalam

pemanfaatan berbagai komponen sistem pembelajaran. Menurut Nana Sudjana

(2009:3) evaluasi merupakan proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek

130
tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Evaluasi pembelajaran merupakan

penilaian kegiatan dan kemajuan belajar peserta didik yang dilakukan secara berkala

berbentuk ujian, hasil praktik, tugas harian, atau pengamatan oleh guru.

Inilah petikan hasil wawancara dengan guru mengenai evaluasi

“misalnya kamu (siswa) mainnya tadi disini kurangnya seperti ini, kamu
kurangnya gini, dan vokal kurang power. Nanti vokal latian dirumah latian
teriak suara bharrr yaitu suara keras biar powernya muncul. Dikasih
pemahaman dan teknik untuk dilatih dirumah. Kemudian untuk alat musik
lain dikasih akord dipelajari bener-bener dan dimainkan dipertemuan yang
akan datang”

Seperi halnya pada proses pembelajaran ekstrakurikuler seni hadroh di SMP

Negeri 2 Pangkah, guru dalam mengevaluasi siswa dilakukan pada akhir

pembelajaran. guru menunjuk dalah satu siswa dan diperintah untuk memainkan

materi yang sudah diajarkan. Namun ketika siswa masih kurang baik dalam

memainkan materi yang sudah diajarkan pada proses pembelajaran, siswa tersebut

akan diberikan tugas yaitu latihan materi ajar yang sudah diajarkan oleh guru.

4.2.2.8 Metode cara belajar siswa aktif

Pada metode pembelarajan belajar aktif siswa selain keaktifan siswa, guru juga

menciptakan lingkungan belajar yang serasi dan menantang. Penerapan yang

dilakukan guru dalam belajar siswa aktif ini dilakukan dengan cara mendukung

seluruh potensi siswa melalui sarana dan prasarana belajar meliputi ruangan kegiatan,

alat-alat musik, aspek-aspek materi ajar, guru, media pembelajaran, suasana kelas,

dan sebagainya. Adapula cara belajar siswa yang disesuaikan dengan bakat dan minat

131
siswa serta memberikan kemudahan bagi siswa dalam proses pembelajaran, dan

pendalaman, sehingga hasil belajar yang diberikan oleh guru dapat terserap pada

ingatan siswa. Pada kondisi belajar seperti ini pribadi siswa terlibat secara aktif,

seperti emosional siswa, perasaan siswa, psikomotorik siswa, fisik siswa,

keterampilan siswa, dan sebagainya. Guru dalam metode ini berfungsi sebagai orang

yang mempunyai konsep, materi, dan metode yang dituangkan kepada siswa, lain dari

pada itu guru disini sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa dalam proses

pembelajaran.

4.2.3 Interaksi guru dan murid

Interaksi guru dan murid merupakan tindakan yang penting dalam proses

pembelajaran. Dengan adanya interaksi guru dengan murid ini dikarenakan agar

siswa dalam proses belajar mengajar tidak jenuh. Seperti pelatih/guru yang melatih

pada kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler seni hadroh. Pelatih cara pendekatan ke

siswa dengan cara satu persatu, dalam artian ketika sebelum memulai pembelajaran

pelatih mengajak ngbrol siswa terlebih dahulu dan kemudian ketika memasuki

prsoses belajar mengajar cara guru mendekatkan ke siswa ketika siswa dalam

keadaan belum bisa atau kesusahan dalam memainkan guru langsung mengajarkan

kembali apa yang sudah diajarkan. Kemudian dengan adanya evaluasi, evaluasi juga

merupakan pendekatan dimana guru memberi suatu motivasi kepada siswa agar lebih

giat dan semangat dalam belajar. Maka dari itu dengan adanya interaksi dalam proses

pembelajaran sangat diperlukan agar berjalan dengan lancar.

132
4.3 Faktor yang mempengaruhi proses kegiatan pembelajaran seni hadroh di
SMP Negeri 2 Pangkah

4.3.1 Siswa

Pada proses kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler seni hadroh di SMP Negeri 2

Pangkah siswa sangat antusias mengikuti kegiatan ekstra ini. Siswa sangat senang

dan dapat bercanda dengan teman-temannya. siswa mengikuti kegiatan ini karena

suka dengan lagu-lagu religi. Faktor yang menjadi siswa tertarik mengikuti kegiatan

ekstra hadroh ini karena ingin mencoba keterampilan lain, menambah prestasi, dan

menambah pengalaman baru. Itulah yang menjadikan minat siswa untuk mengikuti

kegiatan tersebut. Selain itu siswa juga sudah mempunyai pengalaman dalam bermain

musik hadroh.

4.3.2 Guru/pelatih

Pelatih kegiatan pembelajaran esktrakurikuler seni hadroh di SMP Negeri 2

Pangkah ada 2 pelatih yang secara aktif, tetapi untuk pembimbing ada 4 pembimbing.

Untuk proses pembelajarannya di laksanakan oleh bapak Sohibul dan ibu Sri

Winarni. Beliau-beliau merupakan panutan dan figur yang sangat professional dalam

setiap tanggungjawabnya. Seperti halnya dalam melatih kegiatan pembelajaran

ekstrakurikuler seni hadroh, beliau mengajarkan secara serius, disiplin, dan tegas.

Tetapi tidak dipungkiri beliau juga seorang yang asik untuk diajak ngobrol. Maka dari

itulah yang menjadikan berhasilnya suatu pembelajaran. Kemudian guru juga

berpengaruh sekali dalam pendidikan salah satunya bisa menyikap anak-anak muda

untuk mencintai budaya bukan hanya budaya asing saja, yang menjadi benteng untuk

133
aqidah anak-anak salah satunya sama-sama bernain musik tetapi lebih islami,

sehingga masyarakat bisa menerima secara totalitas.

4.3.3 Sekolah

Sekolah merupakan faktor yang menjadi salah satu tempat untuk kegiatan

pembelajaran ekstrakurikuler. Sekolah juga merupakan tempat dan wadah untuk

mengembangkan bakat dan minat siswa dalam belajar. Dengan adanya sekolah juga

kegiatan pembelajaran ekstrakruikuler hadroh diadakan penampilan setiap tahunnya.

Hal yang berperan pada sekolah juga adanya bapak kepala sekolah yang selalu

menudukung adanya kegiatan ekstrakurikuler. Sekolah juga membantu dalam fasilitas

pada sarana dan prasarana seperti ruangan kelas, alat-alat musik dan sound system.

Sekolah juga sangat antusias dengan adanya guru-guru yang kreatif dan berkompeten

pada bidangnya. Maka dari itu bisa dilihat dari dukungan-dukungan yang diberikan

oleh sekolah bahwa pihak sekolah sangat mendukung dengan adanya kegiatan

pembelajaran ekstrakurikuler seni hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah

BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang sudah peneliti lakukan dan hasil pembahasan dapat

disimpulkan bahwa strategi pembelajaran yang guru gunakan terlihat pada saat guru

memberi materi kepada siswa disaat kegiatan inti pembelajaran. Guru menggunakan

lagu sebagai pendekatan untuk memasukkan materi ajar yang akan diajarkan dan

134
membangun suasana kelas untuk memfokuskan siswa agar siswa dapat

berkonsentrasi dalam menerima materi ajar yang guru ajarkan. Hal ini dapat

ditunjukkan dengan guru mampu membuat siswa menjadi tertarik dalam setiap

latihan dan membuat siswa lebih mahir dalam memainkan alat musik. Kemudian

konsep yang guru gunakan dalam persiapan proses pembelajaran. Konsep yang

diberikan guru juga diambil dari pengalaman-pengalaman guru yang pernah guru

temui. Dengan adanya konsep makan tujuan pembelajaran akan terarahkan dengan

baik. Setelah konsep-konsep tersebut terjalankan, kemudian melalui metode-metode

yang guru punya untuk di aplikasikan pada proses pembelajaran. Metode-metode

tersebut meliputi metode ceramah, metode demonstrasi, metode resitasi, metode

sistem regu, metode drill, dan metode simulasi. Pada proses pembalajaran juga

pentingnya suatu komponen-komponen pembalajaran yang dimiliki oleh seorang

guru/pelatih untuk pegangan guru dalam melakukan proses belajar mengajar.

Komponen-komponen pembelajaran tersebut adalah tujuan pembelajaran, media,

materi, metode, dan evaluasi.

Hasil pembahasan lain menunjukkan bahwa guru mampu membuat gagasan

baru berupa aransemen-aransemen lagu yang nantinya diberikan kepada siswa untuk

pengalaman siswa dan untuk belajar siswa. Aransemen-aransemen lagu tersebut

juga untuk bahan materi sebagai bahan untuk ajang perlombaan-perlombaan.

Aransemen-aransemen tersebut juga berdasarkan materi ajar, halini digunakan

pelatih untuk materi ajar agar siswa memahami pengetahuan seni musik seperti

membaca notasi, belajar ketukan atau ritmis, melodis, dan harmonis. Pelatih juga

135
mempunyai ide-ide baru dalam pembelajaran, ide-ide ini tercipta di bikin sebelum-

sebelumnya dan bisa juga spontan disaat pembelajaran. Pelatih mempunyai ide-ide

baru digunakan dalam pembelajaran yaitu menggubah lagu aslli menjadi berbeda

dari aslinya. lagu yang sesuai dengan pembelajaran kegiatan ekstrakurikuler hadroh

yaitu lagu-lagu religi. Hal ini digunakan guru untuk menjaga stabilitas dan prestasi

dari apa yang sudah diajarkan.

5.2 Saran

Bersumber pada kesimpulan maka dari itu saran yang dapat diberikan untuk

pembelajaran kegiatan ekstrakuriker hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah, sebagai

berikut.

Saran yang dapat peneliti berikan untuk guru/pelatih agar dalam mengajarkan

pembelajaran materi disusun secara terstruktur dan dipersiapkan lebih matang.

Yaitu dalam bentuk seperti partitur-partitur dengan susunan yang rapi. Misalnya

diimbangi dengan materi yang sudah dipersiapkan sebelum pembelajaran dimulai

dalam bentuk tulisan atau hard file.

Saran yang dapat peneliti berikan untuk siswa yang mengikuti kegiatan

pembelajaran ekstrakurikuler hadroh di SMP Negeri 2 Pangkah dapat

mengembangkan kemampuan dan keterampilan bermain musik khususnya dalam

musik hadroh dapat dimanfaatkan di masyarakat agar skill dan kemampuan lebih

mahir dan dapat bermanfaat bagi orang lain.

136
137

Anda mungkin juga menyukai