Anda di halaman 1dari 142

PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN

TEKS CERITA INSPIRATIF


BERMUATAN KARAKTER MANDIRI

SKRIPSI
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada
Universitas Negeri Semarang

oleh
Arum Yuliya Lestari
2101415006

FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi yang berjudul “Pengembangan Buku Pengayaan Teks Cerita
Inspiratif Bermuatan Karakter Mandiri” telah disetujui oleh pembimbing untuk
diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi.

Semarang, April 2019


Pembimbing

Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum.


NIP 19600803 198901 1 001

i
PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

ii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar
hasil karya (penelitian dan tulisan) saya sendiri, bukan jiplakan dan karya orang
lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang
terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Atas
pernyataan ini saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan apabila
ditemukan adanya pelanggaran terhadap kode etik keilmuan dalam karya ini.

Semarang, April 2019


Yang membuat pernyataan

Arum Yuliya Lestari


2101415006

iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:
1. Hasil akan sesuai dengan usahamu (Arum Yuliya Lestari)
2. Belajar atau pun tidak terserahmu, bodoh untukmu pun pintar untukmu (Ibu
Partinem)
3. Jangan mengeluhkan hal-hal buruk yang datang dalam hidupmu. Tuhan tak
pernah memberikannya, kamulah yang membiarkannya datang (R.A Kartini)

Persembahan
Karya sederhana ini saya persembahkan untuk:
Almamater Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan
kesempatan bagi saya untuk menimba ilmu di
kampus ini.

iii
viii

PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT. yang telah memberikan kemudahan dan
kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengembangan Buku Pengayaan Teks Cerita Inspiratif Bermuatan Karakter
Mandiri” sebagai syarat memperoleh gelar sarjana. Melalui tulisan ini, penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada Prof. Dr. Agus
Nuryatin, M.Hum. selaku dosen pembimbing yang telah berbaik hati, sabar, tulus,
dan berkenan meluangkan waktu untuk mengarahkan serta memberikan
bimbingan dan pelajaran yang tiada ternilai harganya.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas juga dari bantuan dan dukungan
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menimba ilmu di Universitas Negeri Semarang.
2. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan izin penelitian hingga skripsi ini selesai.
3. Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin dan motivasi
kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh dosen dan staf Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
memberikan ilmu yang bermanfaat, inspirasi, semangat, dan bantuan
selama penulis menempuh pendidikan.
5. Bapak yang sudah di surga, ibu yang menafkahi keluarga, dan mas/mba
yang sabar mendoakan, memberikan semangat, nasihat, dan kasih sayang
serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga peneliti selalu kuat
menjalani rintangan yang ada.
6. Sahabat organisasi yang selalu mendukung dan mengingatkan
penyelesaian skripsi.
7. Teman-teman seperjuangan Rombel 1 PBSI 2015 yang selalu memberikan
semangat dan keceriaan selama masa perkuliahan, susah senang dirasakan
bersama-sama.
ix

8. Teman-teman dan adik-adik kos Widuri teman hidup selama mengarungi


kehidupan di kampus.
9. Semua pihak yang mendukung peneliti dalam menuntut ilmu sehingga
terselesaikannya skripsi ini.

Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang
berlimpah. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, April 2019


SARI
Lestari, Yuliya Arum. 2019. Pengembangan Buku Pengayaan Teks Cerita
Inspiratif Bermuatan Karakter Mandiri. Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing: Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum.

Kata kunci: buku pengayaan, teks cerita inspiratif, muatan karakter mandiri

Buku merupakan sarana yang penting dalam proses pembelajaran.


Ketersediaan buku membuat proses belajar antara pendidik dan peserta didik
dapat terjalin dengan baik. Buku yang wajib dimiliki peserta didik merupakan
buku teks. Disamping buku wajib tersebut, terdapat buku pengayaan yang
melengkapi muatan materi dari proses pembelajaran.
Proses pembelajaran secara garis besar bertujuan untuk menjadikan
peserta didik berkarakter. Nilai-nilai pembentuk karakter sudah terintegrasi ke
dalam buku teks, namun belum secara optimal. Hal ini karena seluruh cakupan
kompetensi suatu mata pelajaran termuat dalam satu buku teks. Keberadaan buku
pengayaan dapat menjadi solusi adanya hal tersebut terlebih saat ini pemerintah
juga sedang menggencarkan kebijakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
Buku pengayaan yang telah beredar di masyarakat perlu dikembangkan
guna untuk menyempurnakan berbagai komponen dari beberapa aspek.
Komponen tersebut meliputi kelengkapan isi, kebahasaan dan keterbacaan yang
sesuai bagi peserta didik, dan muatan nilai-nilai pembentuk karakter. Buku
pengayaan teks cerita inspiratif merupakan salah satu buku yang ketersediaan dan
kesesuaian bagi peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP) masih sulit
ditemukan. Peserta didik dan pendidik dalam proses pembelajaran membutuhkan
buku tersebut. Adanya fenomena tersebut tentu tidak sejalan dengan kebutuhan
proses pembelajaran.
Solusi dari kebutuhan peserta didik dan pendidik terhadap terhadap
permasalahan tersebut adalah pengembangan terhadap buku pengayaan teks cerita
inspiratif. Selain itu untuk mengintegrasikan muatan karakter dan juga
mendukung adanya kebijakan PPK maka buku tersebut diberi sisipan muatan
karakter mandiri. Karakter mandiri merupakan salah satu dari lima karakter yang
diprioritaskan oleh pemerintah. Hal ini juga memberikan wawasan kepada
pembaca khususnya peserta didik pentingnya kemandirian yakni tidak bergantung
pada orang lain dalam kehidupan sehari-hari.
Penelitian ini memiliki tujuan yang meliputi: (1) mendeskripsi kebutuhan
peserta didik dan pendidik mata pelajaran Bahasa Indonesia tingkat SMP terhadap
buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri, (2) menjelaskan
prinsip pengembangan buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter
mandiri bagi peserta didik dan pendidikSekolah Menengah Pertama, (3)
menyusun prototipe buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter
mandiri yang dibutuhkan peserta didik dan pendidik, (4) mendeskripsi penilaian
ahli terhadap prototipe buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter

ix
mandiri, dan (5) memperbaiki perbaikan prototipe buku pengayaan teks cerita
inspiratif bermuatan karakter berdasarkan penilaian ahli.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development (RnD)
yang kemudian disesuaikan dengan kebutuhan peneliti. Kebutuhan peneliti
meliputi lima tahapan yaitu: (1) pengumpulan potensi dan masalah (2)
pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, dan (5) revisi desain.
Sumber data penelitian adalah peserta didik dan pendidik. Pengumpulan data
menggunakan teknik studi pustaka, teknik wawancara, dan angket kebutuhan
terhadap peserta didik dan pendidik serta angket validasi desain. Analisis data
menggunakan deskriptif kualitatif yaitu pemaparan data dan simpulan data.
Proses penelitian memberikan hasil perolehan data. Perolehan data
tersebut adalah data kebutuhan buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan
karakter mandiri yang disesuaikan dengan peserta didik dan pendidik. kriteria
buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri yang dibutuhkan
oleh peserta didik meliputi beberapa aspek yaitu: (1) materi/isi, (2) penyajian, (3)
bahasa dan keterbacaan, dan (4) grafika buku.
Buku pengayaan teks cerita inspiratf mendapat nilai rata-rata dari ahli
sebagai berikut: (1) aspek penyajian materi/isi memperoleh nilai rata-rata 93.75%
dengan kategori sangat baik, (2) aspek penyajian memperoleh nilai rata-rata
91,66% sehingga masuk kategori sangat baik, (3) aspek bahasa dan keterbacaan
memperoleh nilai rata-rata 93.75% dengan kategori sangat baik, dan (4) aspek
grafika memperoleh nilai rata-rata 96,87% dengan kategori sangat baik.
Berdasarkan hasil penilaian tersebut buku pengayaan teks cerita inspiratif
bermuatan karakter mandiri dianggap layak untuk digunakan dalam proses
pembelajaran.
Perbaikan yang dilakukan terhadap prototipe buku pengayaan teks cerita
inspiratif bermuatan karakter mandiri meliputi: (1) aspek materi/isi, nilai
pembentuk karakter mandiri dicantumkan sumber pemerolehan data agar sesuai
dengan teori yang relevan dan bagian ulasan diperinci dengan menambahkan
kutipan sebagai bukti atau penanda dari nilai pembentuk karakter yang disisipkan,
(2) aspek penyajian, pada bagian awal buku diberikan petunjuk membaca buku
agar peserta didik atau pembaca memahami langkah-langkah dalam membaca
buku cerita inspiratif, (3) aspek bahasa dan keterbacaan, pada bagian kulit
belakang buku keterbacaan diperbaiki agar lebih menarik dan perbaikan terhadap
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dalam setiap , dan (4) aspek grafika, pada
bagian kulit belakang buku perbaikan tampilan ilustrasi agar menambah nilai
estetika.
Saran yang direkomendasikan adalah: (1) buku pengayaan teks cerita
inspiratif bermuatan karakter mandiri dapat direkomendasikan sebagai penunjang
proses pembelajaran dalam materi teks cerita inspiratif di mata pelajaran bahasa
Indonesia, (2) buku pengayaan teks ceita inspiratif bermuatan karakter mandiri
dapat diintegrasikan nilai-nilai pembentuk karakter salah satunya nilai pembentuk
karakter mandiri, (3) peneliti menyadari penelitian pengembangan yang telah
dilakukan belum sempurna, sehingga hendaknya dilakukan penelitian lanjutan
sebagai penyempurnaan penelitian ini seperti uji coba keefektifan buku pada
peserta didik.

x
DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................
PENGESAHAN KELULUSAN..................................................................
PERNYATAAN............................................................................................
MOTTO DAN PERSEMBAHAN...............................................................
PRAKATA....................................................................................................
SARI.............................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................
DAFTAR TABEL........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS
2.1 Tinjauan Pustaka ...................................................................................
2.2 Landasan Teoretis...................................................................................
2.2.1 Buku Pengayaan..................................................................................
2.2.1.1 Pengertian Buku Pengayaan ............................................................
2.2.1.2 Fungsi Buku Pengayaan ..................................................................
2.2.1.3 Jenis-jenis Buku Pengayaan.............................................................
2.2.1.4 Pengertian Buku Pengayaan Kepribadian........................................
2.2.1.5 Karakteristik Buku Pengayaan Kepribadian....................................
2.2.1.6 Komponen Buku Pengayaan Kepribadian ......................................
2.2.2 Teks Cerita Inspiratif...........................................................................
2.2.2.1 Pengertian Teks................................................................................
2.2.2.2 Pengertian Teks Cerita Inspiratif......................................................
2.2.2.3 Karakteristik Teks Cerita Inspiratif .................................................
2.2.2.4 Unsur-unsur Teks Cerita Inspiratif...................................................
2.2.2.5 Struktur Teks Cerita Inspiratif..........................................................

xi
2.2.3 Karakter Mandiri.................................................................................
2.2.3.1 Pengertian Karakter .........................................................................
2.2.3.2 Pengertian Mandiri...........................................................................
2.2.3.3 Pengertian Karakter Mandiri............................................................
2.2.3.4 Nilai-nilai Pembentuk Karakter Mandiri.........................................
2.2.3.5 Penerapan Karakter Mandiri............................................................
2.2.4 Pengintegrasian Karakter Mandiri dalam Buku Pengayaan
Teks Cerita Inspiratif....................................................................................
2.2.5 Konsep Pengembangan Buku Pengayaan Teks Cerita Inspiratif
Bermuatan Karakter Mandiri.......................................................................
2.2.6 Kerangka Berpikir ..............................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian............................................................................
3.2 Subjek Penelitian....................................................................................
3.2.1 Subjek Analisis Kebutuhan Produk.....................................................
3.2.2 Subjek Validasi Prototipe Produk yang Dikembangkan.....................
3.3 Fokus Penelitian ....................................................................................
3.4 Instrumen Penelitian .............................................................................
3.4.1 Pedoman Studi Pustaka Buku Teks Cerita Inspiratif yang Sudah
Ada...............................................................................................................
3.4.2 Pedoman Wawancara .........................................................................
3.4.3 Angket Kebutuhan Buku Teks Cerita Inspiratif Bermuatan Karakter
Mandiri.........................................................................................................
3.4.3.1 Angket Kebutuhan Peserta Didik terhadap Prototipe Buku Teks
Cerita Inspiratif Bermuatan Karakter Mandiri.............................................
3.4.3.2 Angket Kebutuhan Pendidik terhadap Prototipe Buku Teks Cerita Inspiratif
Bermuatan Karakter Mandiri.......................................................................
3.4.3.3 Angket Validasi Prototipe Buku Teks Cerita Inspiratif Bermuatan
Karakter Mandiri..........................................................................................
3.5 Teknik Pengumpulan Data.....................................................................
3.5.1 Studi Pustaka.......................................................................................
3.5.2 Wawancara .........................................................................................
3.5.3 Angket Kebutuhan...............................................................................
3.5.4 Angket Uji Validasi.............................................................................
3.6 Analisis Data..........................................................................................
3.6.1 Analisis Data Studi Pustaka................................................................
3.6.2 Analisis Data Wawancara ...................................................................
3.6.3 Analisis Data Kebutuhan dan Uji Validasi..........................................
BAB IV PEMBAHASAN

xii
4.1 Kelemahan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bahasa Indonesia
Kuriklum 2013 SMP/MTs di Kota Semarang..............................................
4.2 Rekonstruksi Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) Bahasa Indonesia
Kurikulum 2013 SMP/MTs di Kota Semarang............................................
4.2.1 Rekonstruksi RPP Genre Sastra..........................................................
4.2.2 Rekonstruksi RPP Genre Bahasa........................................................
4.3 Hasil Penilaian Ahli terhadap Rekonstrulsi RPP Bahasa Indonesia KD
3.3 dan 4.3 Teks cerita Fantasi serta KD 3.6 dan 4.6 Teks Prosedur..........
4.4 Hasil Pebaikan Rekonstruksi RPP ........................................................
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan................................................................................................
5.2 Saran.......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
LAMPIRAN.................................................................................................

xiii
DAFTAR TABEL
2.1 Format RPP kurikulum 2013.....................................................................
4.1 Penilaian Ahli terhadap Identitas Mata Pelajaran Teks Cerita Fantasi
KD 3.3 dan 4.3...........................................................................................
4.2 Penilaian Ahli terhadap Identitas Mata Pelajaran Teks Prosedur KD 3.6
dan 4.6.......................................................................................................151
4.3 Hasil Penilaian Ahli terhadap aspek Perumusan Indikator Teks Cerita
Fantasi KD 3.3 dan 4.3..............................................................................152
4.4 Hasil Penilaian Ahli terhadap aspek Perumusan Indikator Teks Prosedur
KD 3.6 dan 4.6...........................................................................................153
4.5 Hasil Penilaian Ahli terhadap Aspek Tujuan PembelajaranTeks Cerita
Fantasi K 3.3 dan 4.3.................................................................................154
4.6 Hasil Penilaian Ahli terhadap Aspek Tujuan PembelajaranTeks
Prosedur KD 3.6 dan 4.6...........................................................................154
4.7 Hasil Penilaian Ahli terhadap Aspek Pemilihan Materi Ajar Teks
Cerita Fantasi KD 3.3 dan 4.3...................................................................155
4.8 Hasil Penilaian Ahli terhadap Aspek Pemilihan Materi Ajar Teks
Prosedur KD 3.6 dan 4.6...........................................................................156
4.9 Hasil Penilian Ahli terhadap Pemilihan Metode Pembelajaran Teks
Cerita Fantasi KD 3.3 dan 4.3...................................................................158
4.10 Hasil Penilian Ahli terhadap Pemilihan Metode Pembelajaran Teks
Prosedur KD 3.6 dan 4.6..........................................................................158
4.11 Hasil Penilaian Ahli terhadap Pemilihan Media Belajar Teks
Cerita Fantasi KD 3.3 dan 4.3..................................................................159
4.12 Hasil Penilaian Ahli terhadap Pemilihan Media Belajar Teks
Prosedur KD 3.6 dan 4.6..........................................................................160
4.13 Hasil Penilaian Ahli terhadap Sumber Belajar Teks Cerita
Fantasi KD 3.3 dan 4.3.............................................................................161
4.14 Hasil Penilaian Ahli terhadap Sumber Belajar Teks Prosedur
KD 3.6 dan 4.6..........................................................................................161
4.15 Hasil Penilaian Ahli terhadap Skenario Pembelajaran Teks Cerita

ix
Fantasi KD 3.3 dan 4.3.............................................................................163
4.16 Hasil Penilaian Ahli terhadap Skenario Pembelajaran Prosedur
KD 3.6 dan 4.6..........................................................................................165
4.17 Penilaian Ahli terhadap aspek Penilaian Teks Cerita Fantasi
KD 3.3 dan 4.3..........................................................................................167
4.18 Penilaian Ahli terhadap aspek Penilaian Teks Prosedur KD 3.6
dan 4.6......................................................................................................168
4.19 Hasil Penilaian Ahli terhadap aspek Lampiran Bahan Ajar Teks
Cerita Fantasi KD 3.3 dan 4.3..................................................................169
4.20 Hasil Penilaian Ahli terhadap aspek Lampiran Bahan Ajar Teks
Prosedur KD 3.6 dan 4.6..........................................................................170
4.21 Hasil Penilaian Ahli terhadap Lampiran Lembar Kerja Siswa (LKS)
Teks Cerita Fantasi KD 3.3 dan 4.3..........................................................171
4.22 Hasil Penilaian Ahli terhadap Lampiran Lembar Kerja Siswa (LKS)
Teks Prosedur KD 3.6 dan 4.6..................................................................172
4. 23 Hasil Penilaian Ahli terhadap Instrumen Penilaian Cerita Fantasi
KD 3.3 dan 4.3..........................................................................................172
4. 24 Hasil Penilaian Ahli terhadap Instrumen Penilaian Teks Prosedur
KD 3.6 dan 4.6.........................................................................................173

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Wawancara Pendidik.................................................
Lampiran 2 Transkrip Hasil Wawancara Guru ............................................
Lampiran 3 Angket Penilaian Ahli...............................................................
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Teks Cerita Narasi .........
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Teks Prosedur .......................................

x
Lampiran 6 Surat Keputusan Pembimbing..................................................
Lampiran 7 Surat Izin Penelitian.................................................................
Lampiran 8 Surat telah Melakukan Penelitian.............................................

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sarana yang tidak pernah lepas dalam pembelajaran adalah buku. Melalui
buku proses belajar mengajar antara pendidik dan peserta didik dapat terjalin
secara baik. Menurut Sitepu (2008) menyatakan bahwa di Indonesia buku teks
pelajaran pada umumnya masih dijadikan acuan utama dalam proses
pembelajaran. Hal ini berarti keberadaan buku sebagai sarana dalam pembelajaran
adalah hal yang penting.
Keberadaan buku sebagai sarana yang penting dalam pembelajaran dapat
diakses dengan mudah oleh peserta didik atau pendidik. Buku teks tersebut
disediakan oleh pemerintah secara tidak berbayar baik yang dapat diakses
diberbagai laman internet maupun tidak. Merujuk Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Buku Pasal 1
menyebutkan bahwa:
“Buku teks pelajaran pendidikan dasar, menengah, dan perguruan tinggi yang
selanjutnya disebut buku teks adalah buku acuan wajib untuk digunakan di
satuan pendidikan dasar dan menengah atau perguruan tinggi yang memuat
materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan, ketakwaan, akhlak
mulia, dan kepribadian, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,
peningkatan kepekaan dan kemampuan estetis, peningkatan kemampuan
kinestetis dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional
pendidikan.”

Berdasarkan isi dari peraturan tersebut materi pembelajaran yang tercakup


dalam buku teks diharapkan mampu memberikan nilai-nilai karakter yang positif.
Buku teks yang dimiliki oleh peserta didik juga telah diintegrasikan nilai-nilai
karakter namun nyatanya implementasi masih kurang. Hal ini karena buku teks
yang disediakan oleh pemerintah mencakup semua kompetensi dasar yang harus
dikuasai oleh peserta didik. Apabila seluruh kompetensi dasar dijadikan ke dalam
satu buku teks maka penjelasan, pemaparan, dan cakupan materi dalam buku teks
belum terlalu luas.

1
2

Cakupan materi yang belum terlalu luas dalam buku teks dapat dilengkapi
dengan adanya buku nonteks. Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2016 tentang buku yang
digunakan oleh Satuan Pendidikan terdiri atas buku teks pelajaran dan buku non
teks pelajaran. Menurut Widyaningrum (2015) buku non teks adalah sejenis buku
pengayaan pengetahuan yang bisa digunakan oleh masyarakat umum maupun
sekolah, akan tetapi buku ini bukan merupakan buku pegangan utama yang
digunakan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Meskipun bukan buku
pegangan utama buku non teks atau sejenis buku pengayaan juga memiliki
peranan yang penting bagi peserta didik.
Peranan penting buku pengayaan didasarkan pada cakupan materi yang
melengkapi buku teks. Selain itu nilai-nilai karakter yang terkandung juga lebih
kompleks. Menurut Suherli (2008) buku pengayaan terdiri dari tiga jenis yaitu: (1)
pengetahuan, (2) keterampilan, dan (3) kepribadian. Masing-masing jenis buku
pengayaan memiliki karakteristik dan fungsi yang berguna sebagai penunjang
kebutuhan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Dalam pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia buku pengayaan
dapat membantu peserta didik. Apalagi adanya pembaharuan kurikulum dalam
dunia pendidikan. Kurikulum 2013 memberikan dampak yang dominan dalam
pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pernyataan Agusrida (2019) yang
menyebutkan bahwa terdapat perbedaan antara kurikulum 2006 atau Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan kurikulum 2013. Pembelajaran bahasa
Indonesia dalam kurikulum KTSP mengedepankan pada keterampilan berbahasa
dan bersastra sedangkan dalam kurikulum 2013 lebih mengedepankan pada proses
pengembangan kemampuan dan keterampilan menalar. Hal ini berarti buku
pengayaan memiliki strategi yang penting dalam melengkapi buku teks untuk
memenuhi kebutuhan peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan nasional
pada kurikulum 2013.
Salah satu jenis buku pengayaan yang dapat membantu kebutuhan peserta
didik dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah buku pengayaan kepribadian.
Menurut Suherli (2008) buku pengayaan kepribadian adalah buku yang memuat
3

materi sehingga dapat memperkaya kepribadian atau pengalaman batin seseorang.


Pembuatan buku pengayaan kepribadian selain menyampaikan informasi
diharapkan berdampak pada perubahan kepribadian peserta didik. Perubahan
kepribadian ke arah yang lebih baik merupakan salah satu tujuan pendidikan
nasional. Hal ini juga tertera dalam perundang-undangan.
“Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 3 bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.”

Berdasarkan undang-undang tersebut arah dari tujuan pendidikan nasional


lebih condong pada karakter peserta didik. Peserta didik yang berkarakter justru
menjadi hal yang utama dalam pencapaian proses pembelajaran. Hal ini juga yang
sedang digencarkan oleh pemerintah.
Pemerintah saat ini mulai menggencarkan berbagai aktivitas dalam aspek
bidang kehidupan agar menjadi modal masyarakat yang berkarakter. Berbagai
kebijakan telah dikeluarkan untuk mendukung adanya hal tersebut. Salah satu
kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan karakter masyarakat adalah
kebijakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah kebijakan pendidikan
dengan tujuan utama untuk mengimplementasikan program Nawacita dalam
sistem pendidikan nasional. Perubahan pola berpikir, bersikap, dan bertindak
menjadi lebih baik adalah dampak yang diharapkan dengan adanya program
tersebut.
Dalam dunia pendidikan PPK diberikan kepada peserta didik melalui
berbagai kegiatan. Kegiatan dari pra pembelajaran, pembelajaran, dan pasca
pembelajaran. Kegiatan tersebut dilakukan diberbagai sekolah baik swasta
maupun negeri. Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 87
tahun 2017 pasal 3 tentang penguatan pendidikan karakter (PPK) disebutkan
sebagai berikut.
4

“PPK dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam


pendidikan karakter terutama meliputi nilai-nilai religius, jujur, toleran,
disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai,
gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggungjawab.”

Kebijakan tersebut memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah


hati (etik), olah rasa (estetis), olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik)
dengan dukungan pelibatan publik dan kerjasama antara sekolah, keluarga, dan
masyarakat. Dimensi pengolahan karakter tersebut mencakup dari aspek rohani
maupun jasmani. Terdapat lima nilai utama karakter prioritas PPK yaitu: (1)
religius, (2) nasionalis, (3) gotong royong, (4) integritas, dan (5) mandiri.
Karakter mandiri merupakan salah satu dari lima nilai utama karakter
prioritas yang digencarkan dalam PPK. Karakter mandiri yang dimaksud menurut
Purwanti (2018) karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung
pada orang lain dan mempergunakan segala tenagadalam. Selain diimplementasi
dan diintegrasi dalam kegiatan pembelajaran, karakter mandiri juga dapat
dikembangkan dalam bahan bacaan peserta didik salah satunya yaitu buku
pengayaan kepribadian.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia penguatan pendidikan karakter
mandiri juga dapat diintegrasikan ke dalam sarana buku pengayaan kepribadian.
Buku pengayaan kepribadian tersebut ditunjang dengan pendidikan karakter
melalui karya sastra. Menurut Wulandari (2015) kepribadian masyarakat
Indonesia banyak diilhami oleh sastra Indonesia sebagai sumber inspirasi bagi
terwujudnya bangsa. Adanya hal tersebut akan menjadi kondisi yang positif untuk
menggencarkan pendidikan karakter melalui karya sastra.
Karya sastra dalam pembelajaran bahasa Indonesia memiliki berbagai
jenis teks. Salah satu teks yang menjadi materi peserta didik Sekolah Menengah
Pertama yaitu teks cerita inspiratif. Teks cerita inspiratif merupakan salah satu
materi yang terdapat dalam kompetensi dasar peserta didik di kelas IX.
Buku cerita inspiratif sudah banyak beredar di pasaran maupun instansi
pendidikan. Buku-buku tersebut memiliki berbagai kelebihan dan kelemahan.
Kelemahan dan kelebihan buku cerita inspiratif diperoleh dari studi pustaka. Studi
5

pustaka yang telah dilakukan yaitu di toko buku dan perpustakaan sekolah. Toko
buku Merbabu dan Gramedia Semarang, serta perpustakaan sekolah di SMP N 31
Semarang, SMP N 44 Semarang, dan SMP Nasima Semarang.
Berdasarkan studi pustaka diperoleh tiga buku cerita inspiratif yang
relevan dengan topic penelitian yaitu: (1) Lentera Bangsa (Kumpulan Cerita
Inspiratif) karya Harits Agung Wicaksono, (2) Guru-Guru Kelahiran (23 Tulisan
Inspiratif) Karya Herry-Priyono, dan (3) Kisah, Perjuangan, dan Inspirasi Susi
Pudjiastuti karya Achmad Farid. Buku-buku tersebut memiliki kualitas yang
berbeda-beda.
Buku cerita inspiratif Lentera Bangsa berdasarkan aspek materi,
keterbacaan, dan penyajian sudah sesuai untuk sasaran peserta didik Sekolah
Menengah Pertama (SMP) namun hanya memuat wawasan kebangsaan. Padahal
wawasan kebangsaan bukan salah satu nilai karakter yang terdapat dalam PPK.
Karakter tersebut tidak masuk ke dalam lima karakter yang digencarkan oleh
kebijakan pemerintah. Buku Guru-Guru Kelahiran berdasarkan aspek materi dan
keterbacaan belum sesuai untuk sasaran peserta didik Sekolah Menengah Pertama
(SMP) hal tersebut karena penggunaan bahasa yang digunakan sulit dipahami
peserta didik. Selain itu, ilustrasi yang disajikan tidak mendukung terhadap alur
yang diceritakan. Buku Kisah, Perjuangan, dan Inspirasi Susi Pudjiastuti
berdasarkan aspek bahasa sesuai untuk peserta didik Sekolah Menengah Pertama
(SMP) namun aspek materi dan keterbacaan belum sesuai dengan pengetahuan
dan perkembangan peserta didik.
Buku teks cerita inspiratif juga belum banyak ditemukan dalam
mengintegrasi karakter-karakter dari kebijakan PPK. Selain mengacu pada
kebijakan PPK, kompetensi mengenai materi teks cerita inspiratif bagi peserta
didik menjadi kurang terpenuhi. Kompetensi mengenai teks cerita inspiratif dapat
menjadi solusi pengembangan dari kebijakan PPK yang didalamnya terdapat salah
satu karakter yaitu karakter mandiri.
Relevan dengan berbagai hal dan permasalahan yang telah dipaparkan,
diperlukan buku pengayaan kepribadian cerita inspiratif bagi peserta didik
Sekolah Menengah Pertama (SMP). Karakter yang akan disisipkan dalam buku
6

pengayaan kepribadian tersebut adalah karakter mandiri. Hal ini sebagai bentuk
upaya mendukung kebijakan penguatan pendidikan karakter oleh pemerintah.
Buku pengayaan kepribadian ini akan dibuat sesuai dengan kebutuhan dari
peserta didik SMP baik dari segi kebutuhan fisik maupun isi buku. Hal ini akan
menjadi sarana penunjang bagi peserta didik untuk mempelajari dan
mengintegrasikan karakter mandiri yang menjadi muatan dari buku pengayaan ini.
Materi didalamnya akan membantu peserta didik dalam mencapai standar
kompetensi. Hal ini berarti aspek akademik dari segi pengatahuan dan aspek nilai
karakter dari segi pendidikan moral dapat terpenuhi.
Buku pengayaan kepribadian teks cerita inspiratif bermuatan karakter
mandiri bagi peserta didik SMP dibuat berdasarkan kebutuhan peserta didik agar
lebih mudah dipahami dan dapat diimplementasikan nilai-nilai dari karakter
mandiri yang dimunculkan. Penggunaan kalimat yang akan digunakan lebih lugas.
Terdapat ulasan pada setiap akhir cerita yaitu berupa aktivitas apa yang dapat
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan teks. Buku pengayaan ini juga
akan diberi gambar atau ilustrasi yang dapat menginterpretasi dari cerita.
Kebutuhan fisik seperti: ukuran buku, desain sampul buku, tipografi buku dan
sebagainya akan disesuaikan dengan analisis kebutuhan. Melalui buku pengayaan
teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri akan memberikan pemahaman
kepada peserta didik SMP secara akademik dan non-akademik.

1.2 Rumusan Masalah


Bertolak dari latar belakang, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut.
1. Bagaimana kebutuhan pengembangan buku pengayaan teks cerita inspiratif
bermuatan karakter mandiri bagi peserta didik Sekolah Menengah Pertama?
2. Bagaimana prinsip pengembangan buku pengayaan teks cerita inspiratif
bermuatan karakter mandiri bagi peserta didik Sekolah Menengah Pertama?
3. Bagaimana prototipe buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan
karakter mandiri bagi peserta didik Sekolah Menengah Pertama?
7

4. Bagaimana penilaian ahli terhadap prototipe buku pengayaan teks cerita


inspiratif bermuatan karakter mandiri bagi peserta didik Sekolah Menengah
Pertama?
5. Bagaimana perbaikan prototipe buku pengayaan teks cerita inspiratif
bermuatan karakter mandiri bagi peserta didik Sekolah Menengah Pertama?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan pada bagian sebelumnya, tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsi kebutuhan pengembangan buku pengayaan teks cerita inspiratif
bermuatan karakter mandiri bagi peserta didik Sekolah Menengah Pertama.
2. Menjelaskan prinsip pengembangan buku pengayaan teks cerita inspiratif
bermuatan karakter mandiri bagi peserta didik Sekolah Menengah Pertama.
3. Menyusun prototipe buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter
mandiri bagi peserta didik Sekolah Menengah Pertama.
4. Mendeskripsi penilaian ahli terhadap prototipe buku pengayaan teks cerita
inspiratif bermuatan karakter mandiri bagi peserta didik Sekolah Menengah
Pertama.
5. Memperbaiki perbaikan prototipe buku pengayaan teks cerita inspiratif
bermuatan karakter mandiri bagi peserta didik Sekolah Menengah Pertama.

1.4 Manfaat Penelitian


Hasil Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis maupun
praktis sebagai berikut.
1. Manfaat teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pengetahuan
bagi pembaca dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia serta dalam dunia
pendidikan. Kemudian, menjadi landasan bagi penelitian selanjutnya mengenai
pengembangan buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri
mandiri bagi peserta didik Sekolah Menengah Pertama.
2. Manfaat praktis
Berikut adalah manfaat praktis yang diharapkan dari hasil penelitian ini.
(1) Bagi Pendidik
8

Memberi motivasi kepada pendidik untuk senantiasa memberikan


referensi sumber belajar kepeda peserta didik dan meningkatkan kualitas
pembelajaran khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
(2) Bagi Peserta Didik
Membantu peserta didik memeroleh referensi baru dalam mengikuti
pembelajaran Bahasa Indonesia dan meningkatkan motivasi dalam proses
pembelajaran melalui buku pengayaan teks cerita inspiratif.
(3) Bagi sekolah
Menjadi referensi bagi peningkatan proses pembelajaran baik peserta
didik maupun pendidik sehingga sekolah memiliki tambahan sarana
penunjang pembelajaran.
(4) Bagi peneliti
Menambah wawasan dan referensi terkait penelitian yang akan
dilakukan selanjutnya khususnya penelitian pengembangan buku
pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri bagi peserta
didik SMP.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS

2.1 Tinjauan Pustaka


Penelitian mengenai pengembangan buku pengayaan sudah banyak
dilakukan para akademisi namun, belum terlalu banyak ditemui penelitian
pengembangan buku pengayaan cerita inspiratif dengan muatan karakter mandiri.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian pengembangan dengan topik cerita inspiratif
bermuatan karakter mandiri menjadi menarik dan dirasa perlu untuk diteliti.
Terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan topik pengembangan
buku pengayaan, muatan karakter mandiri, dan kisah inspiratif. Penelitian yang
relevan dengan pengembangan buku pengayaan diantaranya oleh Atmoko (2012),
Lathifah (2013), Riyanto (2013), Istiqomah (2015), dan Anggraini (2018).
Kemudian penelitian yang relevan dengan muatan karakter mandiri diantaranya
oleh Lutviyanti (2013), Budiyatnto dan Machali (2014), Rianawati (2014),
Nugroho (2016), dan Susanti (2016). Penelitian yang relevan berkaitan dengan
teks cerita inspiratif juga telah dilakukan oleh beberapa ahli yaitu Suyanta (2013),
Solihin (2015), Marvel dan Aptowicz (2016), Nurfajar (2018), Qomariah (2018),
dan Wicaksono (2018). Penjelasan mengenai penelitian yang relevan dengan topik
penelitian adalah sebagai berikut.
Penelitian yang relevan dengan pengembangan buku pengayaan yakni oleh
Atmoko (2012) dengan judul “Pengembangan Buku Pelajaran Indonesia Berbasis
Kesantunan untuk Peserta Didik SMP/MTs Kelas VII Semester 1. Penelitian ini
melengkapi buku pelajaran bahasa Indonesia yang masih banyak ditemukan
belum memperhatikan aspek kesantunan berbahasa. Hasil penelitian
pengembangan tersebut dapat disajikan seperti berikut: (1) karakteristik jenis dan
modus tindak tutur peserta didik di wilayah Negarigung mempunyai rata-rata skor
544,7 atau berkategori santun berbahasa. Dilihat dari kriteria kesantunan, subjek
penelitian ini berkategori kurang santun (3,39% atau 4 orang), santun berbahasa
(86,44% atau 102 orang), dan berkategori sangat santun dalam berbahasa
sebanyak 12 orang (10,17%) dari 118 subjek; (2) Rata-rata skor analisis

9
10

kebutuhan peserta didik dalam penyediaan buku bahasa Indonesia berbasis


kesantunan adalah 58. Rata-rata skor analisis kebutuhan guru mencapai 79,78.
Penelitian tersebut memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan
dilakukan yaitu dari aspek metode penelitian yang digunakan dan subjek
penelitian. Metode penelitian menggunakan penelitian research and developmet.
Subjek penelitian terdiri atas peserta didik Sekolah Menengah Pertama. pendidik,
dan validator. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan
dilakukan adalah objek penelitian. Objek penelitian tersebut merupakan buku
pengayaan pelajaran bahasa Indonesia Berbasis Kesantunan bagi peserta didik
Sekolah Menengah Pertama.
Penelitian pengembangan buku pengayaan yang relevan dengan topik
penelitian juga ditulis oleh Lathifah (2013). Judul penelitian yang telah dilakukan
berjudul “Pengembangan Buku Pengayaan Menyunting Karangan Bermuatan
Multikultural Menggunakan Pendekatan Kontekstual untuk Siswa SMP/MTs
Kelas IX.” Buku pengayaan menyunting karangan tersebut diperlukan oleh siswa
karena buku pengayaan menyunting yang telah tersedia belum sesuai bila
digunakan oleh siswa SMP/MTs kelas IX. Penilaian yang didapat yaitu aspek
materi nilai rata-rata 67,2 (kategori baik), aspek penyajian materi nilai rata-rata 75
(kategori baik), aspek grafika nilai rata-rata 81,7 (kategori baik), dan aspek bahasa
dan keterbacaan nilai rata-rata 77,9 (kategori baik). Tanggapan siswa terhadap
protitipe, diketahui bahwa materi dalam buku pengayaan sesuai dengan tingkat
pemahaman siswa, bahasa dalam buku pengayaan sudah komunikatif, penyajian
materi dengan soal sesuai, dan grafika buku pengayaan sesuai dengan siswa
SMP/MTs sehingga dapat diketahui bahwa buku pengayaan mampu menarik
minat siswa dalam belajar menyunting karangan.
Sejalan dengan penelitian yang akan dilakukan, penelitian tersebut
menggunakan metode penelitian research and development. Metode penelitian
tersebut mengembangkan buku pengayaan sebagai pelengkap dari referensi
sumber belajar peserta didik. Selain itu, angket kebutuhan yang diberikan kepada
peserta didik kelas IX dan pendidik SMP/MTs menjadikan aspek bahasa dan
keterbacaan memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan. Muatan
11

multikultural dalam penelitian tersebut menjadi pembeda dengan


penelitian yang akan dilakukan yaitu karakter mandiri
Riyanto (2013) menuliskan penelitian dengan judul “Pengembangan Buku
Pengayaan Keterampilan Membaca Bahasa Indonesia yang Bermuatan Nilai
Kewirausahaan.” Penelitian tersebut relevan dengan topik penelitian karena
memiliki kesamaan dalam pengembangan buku pengayaan. Produk
pengembangan dalam penelitian ini berupa paket Buku Pengayaan Keterampilan
Membaca yang Bermuatan Nilai Kewirausahaan pada Siswa SMP Kelas VIII.
Buku pengayaan ini terdiri atas tiga bagian yaitu (1) bagian awal buku yang
meliputi halaman cover, prakata, petunjuk penggunaan buku, dan daftar isi, (2)
bagian isi buku terdiri atas enam bab tematik beserta rangkuman, pelatihan, dan
refleksi, dan (3) bagian penyudah buku yang berisi daftar pustaka.
Penelitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian yang akan
dilakukan dari aspek metode penelitian yang digunakan. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode penelitian research and development. Produk yang
dihasilkan penelitian tersebut merupakan buku pengayaan. Jenis buku pengayaan
keterampilan menjadi pembeda dengan penelitian yang akan dilakukan. Hal ini
karena produk yang akan dikembangkan dalam penelitian adalah jenis buku
pengayaan kepribadian. Selain itu, muatan nilai kewirausahaan yang disisipkan
juga memiliki perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan.
Penelitian pengembangan buku pengayaan yang relevan juga dituliskan
oleh Istiqomah (2015). Penelitian tersebut berjudul “Pengembangan Buku
Pengayaan Menyusun Teks Eksplanasi Bermuatan Kearifan Lokal untuk Siswa
Sekolah Menengah Pertama (SMP).” Berdasarkan penelitian tersebut ditemukan
bahwa peserta didik belum bisa menyusun teks eksplanasi secara baik dan benar
sehingga membutuhkan buku pengayaan keterampilan menyusun teks eksplanasi.
Materi pembelajaran menyusun teks eksplanasi di sekolah masih belum
menunjang kegiatan pembelajaran, sehingga masih perlu dikembangkan.
Pengembangan materi diwujudkan dalam buku pengayaan. Buku pengayaan
menyusun teks eksplanasi bermuatan kearifan lokal untuk siswa SMP
memperoleh nilai rata-rata sebesar 84,76. Hal ini berarti pengembangan buku
12

pengayaan dalam penelitian tersebut dianggap layak digunakan oleh peserta didik
dan pendidik dalam proses pembelajaran.
Penelitian pengembangan buku pengayaan menyusun teks eksplanasi
dengan muatan kearifan lokal menggunakan metode penelitian research and
development. Selain itu, subjek penelitian tersebut juga terdiri dari peserta didik,
pendidik, dan ahli validasi produk. Kedua hal tersebut menjadi persamaan dalam
penelitian yang akan dilakukan. Kemudian perbedaan penelitian tersebut dengan
penelitian yang akan dilakukan adalah objek penelitian. Objek penelitian tersebut
merupakan buku pengayaan menyusun teks eksplanasi dengan muatan kearifan
lokal.
Anggraini (2018) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengembangan
Buku Pengayaan untuk Mendukung Gerakan Literasi Sekolah dan Penguatan
Pendidikan Karakter Melalui Cerita Rakyat.” juga memiliki relevansi
pengembangan buku pengayaan dengan penelitian yang akan dilakukan.
Penelitian tersebut menghasilkan produk buku pengayaan yang digunakan sebagai
pendukung adanya Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Seperti yang telah diketahui
bahwa minat membaca anak-anak di Indonesia masih tergolong rendah.
Kemudian produk buku pengayaan tersebut juga digunakan untuk mendukung
gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dengan memberikan sisipan nilai-
nilai pendidikan karakter dalam cerita rakyat. Hasil validasi tiga pakar
menunjukkan buku pengayaan tersebt sangat layak digunakan untuk mendukung
GLS dan PPK dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 88 persen.
Terdapat persamaan dan perbedaan dari penelitian tersebut dengan
penelitian yang akan dilaksanakan. Persamaan dalam penelitian tersebut adalah
metode penelitian yang menggunakan research and development. Kemudian
produk yang dikembangkan adalah buku pengayaan. Perbedaan terletak pada jenis
teks yang dikembangkan sebagai buku pengayaan yaitu teks cerita rakyat.
Meskipun memiliki kesamaan sebagai jenis teks fiksi atau teks karya sastra namun
struktur dari kedua teks tersebut berbeda.
Penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan berkaitan
dengan teks cerita inspiraif diantaranya oleh Suyanta (2013). Penelitian tersebut
13

berjudul “Sepuluh Kisah Inspiratif sebagai Bahan Ice Breaking dalam


Pembelajaran Ilmu Kimia”. Hasil penelitian memaparkan bahwa untuk menarik
perhatian peserta didik dalam mengawali pembelajaran maupun sebagai selingan
dalam proses pembelajaran digunakan berbagai kisah inspiratif dari para tokoh-
tokoh yang memiliki kisah unik berhubungan dengan bahan kimia. Sepuluh tokoh
yang memiliki kisah unik berhubungan dengan bahan kimia dalam penelitian ini
diantaranya: (1) Arsen (Serbuk Racun) dalam Rambut Napoleon, (2) Fritz Haber
Penemu Sintesis Amonia, (3) Tragedi Hidenburg dalam Penyalahugunaan H2, (4)
Penemuan Fransium oleh Sir Humpjry, (5) Penemuan Thalidomida Penyebab
Ribuan Bayi Lahir Cacat dan lain sebagainya. Cerita-cerita inspiratif ini sesuai
dengan pembelajaran yang akan dilakukan oleh peserta didik yaitu cerita yang
berkaitan dengan bahan kimia dalam pembelajaran mata pelajaran kimia. Melalui
cerita inspiratif ini peserta didik menjadi tertarik dan mengetahui materi
pembelajaran dalam implementasi di kehidupan.
Relevansi penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan
adalah memiliki pemilihan teks yang sama yaitu teks cerita inspiratif. Teks cerita
inspiratif tersebut sama-sama digunakan dalam pengembangan buku pengayaan
sebagai penunjang proses pembelajaran peserta didik. Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian yang akan dilakukan merupakan jenis dari pengembangan buku
pengayaan. Penelitian ini menggunakan jenis buku pengayaan pengetahuan yang
digunakan sebagai penunjang proses pembelajaran mata pelajaran kimia.
Penelitian yang menggunakan teks cerita inspiratif juga dilakukan oleh
Sholihin (2015). Penelitian tersebut berudul “Kisah Keluarga Teladan dalam Al
Quran: Inspirasi Membangun Negara yang Thayyibah”. Dalam penelitian ini
dijelaskan bahwa untuk menuju menjaga kemakmuran dan keamanan suatu negara
dibutuhkan nilai-nilai yang harus ditanamkan salah satunya melalui nilai-nilai
agama. Internalisasi nilai-nilai dalam diri seseorang berawal dari lingkup terkecil
yaitu keluarga. Penelitian ini memaparkan internalisasi nilai-nilai yang
ditanamkan kepada anak melalui kisah keluarga teladan dalam Al-quran. Kisah-
kisah tersebut merupakan kisah inspiratif dari teladan keluarga pada nabi dalam
Al-quran. Adapun keluarga teladan yang disebutkan dalam penelitian ini yaitu: (1)
14

keluarga Nabi Ibrahim, (2) Keluarga Nabi Daud, (3) Keluarga Nabi Syu’aib, (4)
keluarga Lugman dan lain sebagainya. Kisah teladan ini menjadi inspirasi bagi
keluarga dalam menginternalisasi nilai-nilai agama. Hal ini berarti kisah teladan
dapat menginspirasi dalam menginternalisasi nilai-nilai kebaikan.
Relevansi penelitian tersebut terletak pada penggunakan teks cerita
inspiratif. Cerita inspiratif sama-sama digunakan sebagai teks penunjang proses
pembelajaran. Peristiwa yang ditampilkan merupakan kisah nyata atau peristiwa
yang pernah terjadi karena dapat dirujuk dalam Al Quran. Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian yang akan dilakukan adalah peristiwa yang dipaparkan dalam
cerita inspiratif. Dalam penelitian ini peristiwa yang dipaparkan merupakan kisah
nyata dari keluarga para nabi dan nilai-nilai yang diangkat dalam penelitian ini
adalah nilai-nilai religius. Hal ini berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan
yakni menyisipkan muatan karakter mandiri.
Aptowicz (2016) dalam penelitiannya yang berjudul “The Inspirational
Story of Thomas Dent Mütter: A Review of Dr. Mütter's Marvels by Cristin
Aptowicz”. Penelitian tersebut menganalisis mengenai cerita inspiratif dari
Thomas Dent Mütter yang memberikan berbagai inovatif medis dalam melakukan
pembedahan. Cerita-cerita inspiratif tersebut direkomendasikan kepada para
akademisi di bidang kedokteran. Karakter-karakter yang harus dimiliki oleh
semua dokter terangkum dalam cerita inspiratif tersebut.
Sejalan dengan penelitian yang akan dilakukan yakni menjadikan teks
cerita inspiratif sebagai objek penelitian. Metode penelitian yang digunakan
menggunakan penelitian kualitatif. Hal tersebut yang menjadi pembeda dalam
penelitian yang akan dilakukan. Penelitian yang akan dilakukan menggunakan
metode penelitian research and development.
Selain itu, Nurfajar (2018) juga menulis penelitian yang berkaitan dengan
teks cerita inspiratif berjudul “Teks Cerita Inspiratif Sebagai Salah Satu Bahan
Ajar Alternatif Pembelajaran Analisis Kesalahan Berbahasa Dalam Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI).” Penelitian ini memaparkan
bahwa dalam penulisan teks cerita inspiratif oleh mahasiswa masih ditemukan
berbagai kesalahan tanda baca, ejaan, struktur kalimat yang efektif dan
15

sebagainya. Hal ini yang menjadikan teks cerita inspiratif sebagai salah satu bahan
ajar yang digunakan dalam pembelajaran analisis kesalahan berbahasa di program
studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI).
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan
adalah jenis teks yang dipilih yaitu teks cerita inspiratif. Teks ini menjadi bahan
ajar dalam pembelajaran. Perbedaan penelitian tersebut adalah metode penelitian
yang digunakan yaitu penelitian kualitatif. Di dalam penelitian tersebut teks cerita
inspiratif digunakan untuk pembelajaran analisis kesalahan berbahasa. Peserta
didik yang dituju merupakan mahasiswa. Teks cerita inspiratif tersebut juga tidak
diberi muatan karakter mandiri.
Qomariyah (2018) dalam penelitiannya juga menulis penelitian dengan
judul “Model Pembelajaran Apresiasi Prosa Berbasis Kisah Inspiratif Tokoh
sebagai Upaya Pembentukan Karakter Mahasiswa.” Penelitian tersebut
memaparkan model pembelajaran apresiasi prosa berbasis pengalaman inspiratif
tokoh bagi mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI). Model
tersebut bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar. Selain itu, model tersebut
juga menjadi penanaman nilai-nilai karakter pada mahasiswa. Teks cerita
inspiratif berdasarkan pengalaman tokoh memberikan motivasi dan pelajaran
hidup bagi mahasiswa.
Terdapat persamaan dan perbedaan dalam penelitian tersebut dengan
penelitian yang akan dilakukan. Sama-sama menggunakan metode penelitian
Research and Development (RnD) penelitian tersebut dengan penelitian yang akan
dilakukan mencoba mengembakan suatu hal. Hanya saja pengembangan
penelitian tersebut menhasilkan pengembangan model pembelajaran sedangkan
pengembangan yang akan dilakukan merupakan pengembangan buku pengayaan.
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan adalah
subjek penelitian. Subjek penelitian tersebut terdiri atas mahasiswa Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, dosen, ahli bidang apresiasi sastra, ahli bidang
pengembangan model. Selain itu, penanaman nilai karakter dalam teks cerita
inspiratif tidak hanya menggunakan karakter mandiri.
16

Kemudian Wicaksono (2018) sejalan dengan penelitian yang akan


dilakukan menulis penelitian dengan judul “Pengembangan Buku Pengayaan Teks
Cerita Inspiratif Berwawasan Kebangsaan.” Penelitian tersebut mengembangkan
buku pengayaan kepribadian yakni buku teks cerita inspiratif. Buku pengayaan
tersebut menjadi bahan referensi pelengkap dari buku teks yang terdapat dalam
kompetensi dasar peserta didik kelas IX SMP. Nilai-nilai dasar wawasan
kebangsaan yang diintegrasikan ke dalam setiap teks cerita inspiratif terdiri atas
enam meliputi: (1) penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia sebagai
makhluk ciptaan Tuhan Yang Mahas Kuasa, (2) tekad bersama dalam hidup
berbangsa dan bernegara, (3) cinta akan tanah air dan bangsa, (4) demokrasi atau
kedaulatan rakyat, (5) kesetiakawanan sosial, dan (6) masyarakat adil dan
makmur.
Penggunaan teks cerita inspiratif untuk produk yang dikembangkan dalam
penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kemudian
metode penelitian juga menggunakan metode penelitian Research and
Development (RnD). Selain itu, objek penelitian yakni buku pengayaan teks cerita
inspiratif. Kemudian, subjek penelitian peserta didik kelas IX SMP, pendidik, dan
dosen ahli atau validator. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang
akan dilakukan adalah muatan pendidikan karakter yang disisipkan ke dalam buku
pengayaan teks cerita inspiratif merupakan wawasan kebangsaan.
Terdapat beberapa penelitian yang menyisipkan karakter mandiri sehingga
relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Pertama, Lutviyanti (2013)
dengan judul penelitian “Internalisasi Pendidikan Karakter dalam Membentuk
Kemandirian Anak di Pondok Asih Sesami Kecamatan Baturetno Kabupaten
Wonogiri”. Penelitian ini menjelaskan bahwa pendidikan karakter kemandirian
yang diberikan dalam Pondok Asih Sesami sebagai panti asuhan dengan berbagai
anak didik yang memiliki latarbelakang sosial berbeda yakni dengan pembinaan
terhadap anak. Pembinaan tidak berhenti ketika anak telah selesai menempuh
pendidikan namun anak akan diberikan bekal melalui pendampingan dalam
mencari lapangan kerja. Hal ini berarti internalisasi nilai kemandirian yang
17

diterapkan dilaksanakan dalam bentuk pembinaan dan pendampingan sehingga


anak akan tetap terawasi.
Penelitian tersebut mengambil basis nilai pendidikan karakter mandiri
pada anak sehingga memiliki relevansi muatan karakter dengan penelitian yang
akan dilakukan. Pendidikan karakter yang ditanamkan sama-sama diangkat dari
realitas sosial. Realitas sosial ini yang diinternalisasikan dalam pendidikan
karakter pada anak sehingga anak memahami pembelajaran yang dilakukan.
Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah
penelitian ini menginternalisasikan nilai karakter mandiri secara langsung dalam
pembelajaran. Penelitian ini tidak menggunakan buku pengayaan sebagai sarana
penyampaian dan internalisasi karakter mandiri kepada anak.
Selanjutnya yang kedua oleh Budiyanto dan Machali (2014) menulis
penelitian dengam judul “Pembentukan Karakter Mandiri Melalui Pendidikan
Agriculture di Pondok Pesantren Islamic Studies Center Aswaja Lintang Songo
Piyungan Bantul Yogyakarta.” Penelitian tersebut mengintegrasikan pendidikan
karakter melalui pendidikan pertanian. Pendidikan pertanian (ariculture) dalam
pondok pesantren tersebut terbentuk dari program-program pendidikan dan
praktik pertanian. Karakter mandiri yang dikembangkan meliputi: (1) disiplin dan
bersungguh-sungguh, (2) kemandirian dan kerja keras, (3) religius, (4)
kebersamaan, (5) peduli, kasih sayang, (6) kesederhanaan, (7) hormat, (8) santun,
(9) tanggung jawab, (10) jujur, dan (11) ikhlas.
Sejalan dengan penelitian yang akan dilakukan muatan pendidikan
karakter yang diterapkan dalam pembelajaran yaitu karakter mandiri. Penelitian
tersebut menggunakan metode penelitian kualitatif dengan analisis studi kasus
sehingga berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan. Kemudian objek
penelitian tersebut yaitu Pendidikan Agriculture di Pondok Pesantren Islamic
Studies Center Aswaja Lintang Songo Piyungan Bantul Yogyakarta. Dalam
penelitian yang akan dilakukan muatan karakter mandiri disisipkan dalam buku
pengayaan atau produk yang dihasilkan.
Rianawati (2014) dalam penelitiannya memiliki relevansi dengan
penelitian yang akan dilakukan. Penelitian yang berjudul “Internalisasi Karakter
18

Kemandirian Melalui Pembelajaran Konstruktivisme di Perguruan Tinggi.”


memiliki relevansi keterkaitan muatan karakter yang ditanamkan yaitu karakter
mandiri. Dalam penelitian tersebut dipaparkan bahwa pembelajaran
konstruktivisme adalah pengembangan pengetahuan bagi peserta didik, dilakukan
melalui materi atau konsep yang dipelajari. Mahasiswa dengan kemandiriannya,
melakukan sendiri kegiatan penelitian atau pengamatan langsung, menganalisis
materi pembelajaran sehingga mahasiswa dapat menyalurkan ide-ide baru sesuai
dengan pengalaman dan mengaitkannya dengan dunia nyata untuk menemukan
fakta yang sesuai dengan kajian teori sehingga mahasiswa dapat menemukan
makna dari apa yang dipelajarinya dan dapat bermanfaat bagi kehidupannya.
Muatan karakter mandiri yang dimasukan ke dalam pembelajaran
konstruktivisme memiliki kesamaan muatan dengan penelitian yang akan
dilakukan. Subjek penelitian yang mengacu kepada mahasiswa menjadi pembeda
terhadap penelitian yang akan dilakukan. Pembelajaran konstruktivisme mencoba
mentransformasikan pengetahuan kepada mahasiswa yang semula sebagai
penerima pasif menjadi pengkonstruksi aktif.
Nugroho (2016) menuliskan penelitian yang sejalan dengan penelitian
yang akan dilakukan. Penelitian tersebut berjudul “Pengembangan Buku Cerita
untuk Menanamkan Karakter Mandiri dan Peduli Lingkungan Siswa Sekolah
Dasar Kelas Rendah.” Siswa sekolah dasar kelas rendah dalam penelitian tersebut
adalah siswa kelas tiga. Berdasarkan hasil validasi oleh validator diperoleh skor
rata-rata 4,5. Skor tersebut secara terperinci yaitu oleh dosen ahli 4,75 dan guru
kelas tiga 4,25. Kategori dari rata-rata tersebut sangat baik sehingga
pengembangan produk buku cerita anak tersebut dianggap layak untuk digunakan
dalam proses pembelajaran.
Penelitian tersebut menggunakan metode penelitian research and
development. Selain itu karakter yang disisipkan dalam penelitian tersebut salah
satunya adalah karakter mandiri. Metode penelitian dan muatan karakter yang
terdapat dalam penelitian tesebut memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan
dilakukan namun tidak dengan jenis teks dari buku yang dikembangkan. Jenis teks
19

yang digunakan merupakan teks cerita anak yang digunakan sebagai pelengkap
dari materi pembelajaran di Sekolah Dasar.
Kemudian penelitian mengenai karakter mandiri juga ditulis oleh Susanti
(2016) dengan judul “Peran Lingkungan dalam Pembentukan Karakter Mandiri
pada Anak Usia Dini).” Penelitian tersebut dilakukan di TK Islam Mu’adz Bin
Jabal Kendari. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa lingkungan
membawa pengaruh terhadap karakter mandiri anak.
Sejalan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu berkaitan dengan
karakter mandiri namun terdapat pula beberapa perbedaan terhadap penelitian
tersebut. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode analisis deskriptif.
Penelitian ini mendapatkan hasil berupa persentase adanya pengaruh lingkungan
terhadap karakter mandiri anak. Hal ini berbeda dengan penelitian yang akan
dilakukan yaitu menggunakan metode penelitian research and development dan
menghasilkan produk pengembangan berupa buku pengayaan.

2.2 Landasan Teoretis


Landasan teoretis yang dibahas dalam penelitian ini menggunakan
beberapa teori yang meliputi (1) buku pengayaan, (2) teks cerita inspiratif, (3)
karakter mandiri, (4) pengintegrasian karakter mandiri dalam buku pengayaan
teks cerita inspiratif, dan (5) konsep pengembangan buku pengayaan teks cerita
inspiratif bermuatan karakter mandiri. Teori yang relevan dengan penelitian
pengembangan buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri
bagi Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah sebagai berikut.

2.2.1 Buku Pengayaan


Landasan teoretis yang terkait dengan subbab ini terdapat beberapa hal
yaitu: (1) pengertian buku pengayaan, (2) jenis-jenis buku pengayaan, (3) fungsi
buku pengayaan, (4) karakteristik buku pengayaan, dan (5) kriteria penulisan buku
pengayaan. Berikut penjelasan dari teori-teori tersebut.
20

2.2.1.1 Pengertian Buku Pengayaan


Buku pengayaang sebagai pelengkap dari buku teks dalam kegiatan
pembelajaran memiliki peranan yang penting. Peranan tersebut terlihat dari
keberadaannya sebagai referensi yang dapat menambah wawasan dan
pengetahuan dari peserta didik.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 tahun 2008 pasal 6 (2)
yang menyatakan bahwa klasifikasi buku didasarkan ruang lingkup kewenangan
dalam pengendalian kualitasnya yaitu buku teks pelajaran dan buku nonteks
pelajaran. Kemudian buku pengayaan diklasifikasikan ke dalam buku nonteks
pelajaran. Buku tersebut memiliki peranan yang penting karena menjadi
pelengkap dari buku teks pelajaran Sejalan dengan Puskurbuk (2008) yang
menyatakan bahwa buku nonteks adalah buku-buku berisi materi pendukung,
pelengkap, dan penunjang buku teks pelajaran yang berfungsi sebagai bahan
pengayaan, referensi, atau panduan dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran
dengan menggunakan penyajian yang longgar, kreatif, dan inovatif serta dapat
dimanfaatkan oleh pembaca lintas jenjang dan tingkatan kelas atau pembaca
umum.
Kemudian menurut Suherli (2008) memaparkan bahwa buku pengayaan
diartikan sebagai buku yang memuat materi yang dapat memperkaya dan
meningkatkan penguasaan ipteks dan keterampilan: membentuk kepribadian
peserta didik, pendidik, pengelola pendidikan, dan masyarakat lainnya. Hal ini
senada dalam aturan Permendiknas No 02 tahun 2008 pasal 1 menyebutkan
bahwa buku pengayaan adalah buku yang memuat materi yang dapat memperkaya
buku teks pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi.
Sitepu (2015) juga memaparkan bahwa buku pengayaan adalah buku yang
memuat materi yang dapat memperkaya buku teks pendidikan dasar, menengah,
dan perguruan tinggi. Sependapat dengan yang disampaikan oleh Widyaningrum
(2015) buku non teks adalah sejenis buku pengayaan pengetahuan yang bisa
digunakan oleh masyarakat umum maupun sekolah, akan tetapi buku ini bukan
merupakan buku pegangan utama yang digunakan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran.
21

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan oleh ahli dapat


disimpulkan bahwa buku pengayaan merupakan bagian dari buku nonteks
pelajaran yang memuat materi sebagai pelengkap dari buku teks pelajaran
sehingga memiliki peranan penting untuk menambah wawasan dan pengetahuan
peserta didik.

2.2.1.2 Fungsi Buku Pengayaan


Buku pengayaan memiliki berbagai fungsi yang dapat mempermudah
proses pembelajaran bagi peserta didik dan pendidik. Fungsi-fungsi tersebut dapat
ditinjau dari berbagai aspek. Berdasarkan fungsi tersebut buku pengayaan
memiliki peranan yang strategis untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan
nasional. Terdapat beberapa pendapat dan pernyataan yang menjelaskan mengenai
fungsi buku pengayaan. Berikut beberapa pendapat dan pernyataan mengenai
fungsi buku pengayaan.
Puskurbuk (2008) menyebutkan bahwa buku pengayaan berfungsi sebagai
bahan pengayaan, referensi, atau panduan dalam kegiatan pendidikan dan
pembelajaran dengan menggunakan penyajian yang longgar, kreatif, dan inovatif
serta dapat dimanfaatkan oleh pembaca lintas jenjang dan tingkatan kelas atau
pembaca umum.
Sejalan dengan pendapat Suherli (2008) yang menyatakan bahwa
keberadaan dari buku pengayaan memiliki fungsi untuk memperkaya wawasan,
pengalaman, dan pengetahuan pembacanya. Pendapat tersebut juga senada dengan
paparan dalam Permendiknas No 02 Tahun 2008 bahwa terdapat anjuran kepada
peserta didik membaca buku pengayaan untuk menambah pengetahuan dan
wawasan peserta didik, pendidik.
Berdasarkan beberapa pendapat dan pernyataan tersebut dapat disimpulkan
bahwa fungsi dari buku pengayaan adalah untuk melengkapi proses pembelajaran
dengan buku teks sehingga menambah pengetahuan dan wawasan peserta didik.

2.2.1.3 Jenis-Jenis Buku Pengayaan


22

Buku pengayaan diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis buku. Jenis-


jenis buku pengayaan diklasifikasikan ke dalam beberapa hal dengan tinjauan
aspek yang berbeda-beda. Meskipun demikian tiap-tiap jenis memiliki manfaatnya
masing-masing. Pendapat ahli dan pernyataan dari berbagai sumber referensi
menyebutkan jenis-jenis buku pengayaan. Berikut penjelasan mengenal hal
tersebut.
Puskurbuk (2008) mengelompokan buku pengayaan ke dalam tiga jenis
yaitu: (1) buku pengayaan pengetahuan, (2) buku pengayaan keterampilan, dan (3)
buku pengayaan kepribadian. Buku pengayaan pengetahuan merupakan buku-
buku yang dapat mengembangkan pengetahuan (knowledge development)
pembaca, bukan sebagai science (baik untuk ilmu pengetahuan alam maupun
sosial) yang merupakan bidang kajian. Buku pengayaan keterampilan buku-buku
yang memuat materi yang dapat memerkaya dan meningkatkan kemampuan dasar
para pembaca dalam rangka meningkatkan aktivitas yang praktis dan mandiri.
Buku pengayaan kepribadian merupakan buku-buku yang dapat meningkatkan
kualitas kepribadian, sikap, dan pengalaman batin pembaca.
Sejalan dengan pendapat Suherli (2008) yang menyebutkan bahwa buku
pengayaan diklasifikasikan ke dalam tiga jenis, yaitu kelompok buku pengayaan:
(1) pengetahuan, (2) keterampilan, dan (3) kepribadian. Buku pengayaan
pengetahuan adalah buku yang memuat materi yang dapat memperkaya
penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, dan menambah kekayaan
wawasan akademik pembacanya. Buku pengayaan keterampilan adalah buku yang
memuat materi yang dapat memperkaya penguasaan keterampilan bidang tertentu.
Buku pengayaan kepribadian adalah buku yang memuat materi yang dapat
memperkaya kepribadian atau pengalaman batin seseorang.
Berdasarkan beberapa pendapat dan pernyataan tersebut pengayaan dapat
dikelompokan menjadi tiga jenis yaitu: (1) buku pengayaan keterampilan yakni
buku-buku yang memuat berbagai materi untuk menambah wawasan dan
pengetahuan terhadap keterampilan tertentu, (2) buku pengayaan pengetahuan
yakni buku-buku yang memuat berbagai materi untuk menambah wawasan
terhadap pengetahuan tertentu, dan (3) buku pengayaan kepribadian yakni buku-
23

buku yang memuat berbagai materi untuk menambah wawasan dan pengetahuan
terhadap kepribadian dan sikap dari pembaca.

2.2.1.4 Pengertian Buku Pengayaan Kepribadian


Buku pengayaan kepribadian merupakan salah satu dari jenis buku
pengayaan. Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang hendak memberikan
pendidikan karakter kepada peserta didik ketersediaan dari buku pengayaan
kepribadian adalah hal yang penting. Hal ini karena buku pengayaan kepribadian
memuat wawasan yang berkaitan dengan sikap dan perilaku berdasarkan
kepribadian yang baik dan benar.
Buku pengayaan kepribadian memiliki pengertian yang dapat ditinjau dari
berbagai aspek dan sudut pandang. Pengertian dari buku pengayaan kepribadian
tidak berbeda jauh ranahnya sebagai sebuah buku yang dapat memberikan
pengatahuan mengenai kepribadian kepada pembaca.
Puskurbuk (2008) menyebutkan bahwa buku pengayaan kepribadian
adalah buku-buku yang dapat meningkatkan kualitas kepribadian, sikap, dan
pengalaman batin pembaca. Hal ini juga didukung oleh pendapat Suherli (2008)
yang menyebutkan bahwa buku pengayaan kepribadian adalah buku yang memuat
materi yang dapat memperkaya kepribadian atau pengalaman batin seseorang.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa buku pengayaan
kepribadian adalah buku yang memberikan pengetahuan untuk memperkaya
pengalaman batin pembacanya. Dalam penelitian yang akan dilakukan buku
pengayaan kepribadian memuat karakter mandiri. karakter mandiri dapat
memperkaya pengalaman batin pembaca.

2.2.1.5 Karakteristik Buku Pengayaan Kepribadian


Buku pengayaan kepribadian memiliki perbedaan dengan jenis buku
pengayaan yang lain. Perbedaan tersebut juga menjadi karakteristik dalam buku
pengayaan. Karakterisitik ini yang menjadi unsur pembangun sekaligus menjadi
ciri dari buku pengayaan kepribadian. Berikut beberapa pendapat dan pernyatan
mengenai karakteristik dari buku pengayaan kepribadian.
24

Buku pengayaan kepribadian merupakan satu diantara buku nonteks.


Puskurbuk (2008) menyebutkan ciri-ciri dari buku nonteks yaitu: (1) buku-buku
yang dapat digunakan di sekolah atau lembaga pendidikan, namun bukan
merupakan buku acuan wajib bagi peserta didik dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran, (2) buku-buku yang menyajikan materi untuk memerkaya buku
teks pelajaran, atau sebagai informasi tentang Ipteks secara dalam dan luas, atau
buku panduan bagi pembaca, (3) buku-buku nonteks pelajaran tidak diterbitkan
secara berseri berdasarkan tingkatan kelas atau jenjang pendidikan, (4) buku-buku
nonteks pelajaran berisi materi yang tidak terkait secara langsung dengan sebagian
atau salah satu Standar Kompetensi atau Kompetensi Dasar yang tertuang dalam
Standar Isi, namun memiliki keterhubungan dalam mendukung pencapaian tujuan
pendidikan nasional, (5) materi atau isi dari buku nonteks pelajaran dapat
dimanfaatkan oleh pembaca dari semua jenjang pendidikan dan tingkatan kelas
atau lintas pembaca, sehingga materi buku nonteks pelajaran dapat dimanfaatkan
pula oleh pembaca secara umum, (6) penyajian buku nonteks pelajaran bersifat
longgar, kreatif, dan inovatif sehingga tidak terikat pada ketentuan-ketentuan
proses dan sistematika belajar, yang ditetapkan berdasarkan ilmu pendidikan dan
pengajaran.
Kemudian menurut Suherli (2008) karakteristik dari buku pengayaan
kepribadian yaitu: (1) materi/isi buku dapat bersifat faktual atau rekaan,
(2) materi/isi buku meningkatkan dan memperkaya kualitas kepribadian atau
pengalaman batin, (3) penyajian materi/isi buku dapat berupa narasi, deskripsi,
puisi, dialog atau gambar; (4) bahasa yang digunakan bersifat figuratif.
Sejalan dengan pendapat Fauziah dan Wagiran (2017) buku pengayaan
kepribadian memiliki karaktersitik yaitu: (1) materi bersifat faktual dan dapat
pula rekaan, (2) isi buku dapat meningkatkan dan memperkaya kualitas
kepribadian, sikap, atau pengalaman batin pembaca, dan (3) penyajian dapat
dilakukan dalam bentuk narasi, puisi, dialog, atau gambar.
Karakterisitk buku pengayaan kepribadian teks cerita inspiratif yang akan
dikembangkan oleh peneliti yaitu: (1) muatan kepribadian yang akan
dikembangkan dalam buku pengayaan adalah karakter mandiri, (2) terdapat ulasan
25

pada setiap akhir cerita inspiratif sebagai timbal balik dari muatan karakter
mandiri yang dimasukan, (3) penyajian isi dari buku tersebut berupa teks narasi,
(4) buku pengayaan tersebut digunakan sebagai referensi tambahan peserta didik
di sekolah namun tidak wajib dimiliki oleh masing-masing peserta didik, (4)
Sasaran atau tujuan pembuatan buku tersebut adalah peserta didik kelas IX namun
dapat digunakan oleh kalangan umum.

2.2.1.6 Komponen Buku Pengayaan Kepribadian


Buku pengayaan kepribadian memiliki komponen-komponen yang
menjadikan buku tersebut utuh. Komponen tersebut harus diperhatikan oleh
penulis dalam membuat buku pengayaan kepribadian. Menurut Purnomo dalam
(Wicaksono: 2018) menyebutkan bahwa dalam buku pengayaan terdapat empat
komponen utama yaitu: (1) materi atau isi buku, (2) bahasa dan keterbacaan, (3)
penyajian, dan (4) grafika.
Suherli (2008) menyatakan hal yang senada bahwa berdasarkan fungsinya
sebagai buku pengayaan dalam proses pembelajaran ada empat aspek yang harus
diperhatikan oleh penulis yaitu: (1) materi/isi buku, (2) penyajian materi/isi, (3)
kaidah bahasa atau ilustrasi yang digunakan, dan (4) aspek grafika suatu buku
yang layak untuk digunakan di sekolah.
Puskurbuk (2008) juga menyebutkan bahwa terdapat beberapa komponen
utama dalam menulis buku nonteks. Komponen-komponen tersebut berkaitan
dengan: (1) materi atau isi buku, (2) penyajian materi, dan (3) bahasa dan/atau
ilustrasi, dan (4) kegrafikaan. Berikut penjabaran dari masing-masing komponen.
(1) Materi atau isi buku
Pengembangan materi dalam menulis buku nonteks tidak dibatasi oleh
pemenuhan kompetensi dasar dan indikatornya serta konsistensi pemenuhan
struktur buku teks yang sama antar bagian, melainkan diberi keleluasaan
berdasarkan sudut pandang penulis. Namun demikian, penulis buku nonteks
harus memerhatikan tiga kriteria yang berlaku untuk penulisan semua jenis buku
nonteks (Puskurbuk: 2008).
a. Kriteria Umum
26

Dalam menulis buku nonteks, penulis perlu memerhatikan materi yang


akan dituangkan dalam buku nonteks. Materi yang dituangkan dalam buku
nonteks sebagai berikut.
1. Materi yang mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.
2. Materi yang tidak bertentangan dengan ideologi dan kebijakan politik negara.
3. Materi yang menghindari masalah SARA, Bias Jender, serta Pelanggaran
HAM.
b. Kriteria Khusus
Kriteria khusus juga perlu diperhatikan oleh penulis dalam menyusu buku
non teks. Berikut kriteria khusus dari penulisan buku nonteks.
1. Materi yang ditulis sesuai dengan perkembangan ilmu yang mutakhir, sahih,
dan akurat.
2. Penggunaan sumber-sumber yang sesuai dengan kondisi di Indonesia.
3. Materi atau isi buku mengembangkan kecakapan akademik, sosial, dan
kejuruan (vokasional) untuk memecahkan masalah dan mendorong “jiwa
kewirausahaan”.
4. Materi atau isi buku harus secara maksimal membangun karakteristik
kepribadian bangsa Indonesia yang diidamkan dan kepribadian yang mantap.

(2) Penyajian materi


Penulis harus memerhatikan aspek-aspek penyajian materi sesuai dengan
jenis buku nonteks yang ditulis. Aspek yang harus mendapat perhatian penulis
adalah semua jenis buku nonteks yakni penyajian materi buku dilakukan secara
runtun, bersistem, lugas, dan mudah dipahami. Dalam menyajikan materi, penulis
harus dapat mengemas materi secara runtun dan sistematis atau berurutan
(Puskurbuk: 2008).

(3) Bahasa dan/atau ilustrasi


Penulis harus memerhatikan penggunaan bahasa dan ilustrasi (jika jenis buku
menuntut ilustrasi) terutama dalam hal berikut (Puskurbuk: 2008).
27

a. Buku yang menuntut kehadiran ilustrasi, maka penggunaan ilustrasi (gambar,


foto, diagram, tabel, lambang, legenda) harus dilakukan sesuai dan
proporsional.
b. Dalam menggunakan istilah atau simbol (untuk jenis buku yang
menggunakan) harus baku dan berlaku secara menyeluruh.
c. Dalam menggunakan bahasa, yang meliputi ejaan, kata, kalimat, dan
paragraf harus tepat, lugas, dan jelas.
(4) Kegrafikaan
Pada umumnya penulis buku tidak terlibat secara langsung dalam
mewujudkan grafika buku. Namun, penulis dapat menyampaikan usulan kepada
penerbit tentang grafika yang diharapkan. Komponen grafika yang dapat
diusulkan penulis buku nonteks kepada penerbit terutama berkaitan dengan desain
kulit buku dan tipografi isi buku. Penulis dapat mengusulkan desain kulit buku
yang berkenaan dengan tata letak, tipografi, atau ilustrasi yang menarik,
sederhana, dan mencerminkan isi buku (Puskurbuk: 2008).

2.2.2 Teks Cerita Inspiratif


Subbab teori tentang teks cerita inspiratif menjabarkan mengenai beberapa
hal diantaranya: (1) pengertian teks, (2) pengertian teks cerita inspiratif, (3)
karakteristik teks cerita inspiratif, (4) unsur-unsur teks cerita inspiratif, dan (5)
struktur teks cerita inspiratif. Berikut penjelasan dari masing-masing teori.

2.2.2.1 Pengertian Teks


Teks merupakan sarana yang digunakan sebagai pembelajaran oleh peserta
didik dan pendidik. Terlebih saat ini penyempurnaan kurikulum 2006 ke
kurikulum 2013 untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia diletakkan pada
pembelajaran Bahasa Indonesia yang berbasis teks. Pembelajaran berbasis teks
dirumuskan sebagai formula efektif untuk mensejajarkan pelaksanakan
pendekatan ilmiah (pendekatan saintifik) sebagai “teman sejati” dalam
pelaksanaan Kurikulum 2013 (Agustina: 2017). Berikut beberapa pengertian teks
menurut para ahli.
28

Menurut Taum (2011) menyebutkan bahwa teks adalah suatu proses sosial
yang berorientasi pada suatu tujuan sosial. Tujuan sosial yang hendak dicapai
memiliki ranah-ranah pemunculan yang disebut konteks situasi. Pernyataan
tersebut juga didukung oleh Amalia (2017) yang menyebutkan bahwa teks adalah
ungkapan pikiran baik lisan atau tulis yang sesuai dengan latar belakang
pembicara atau penulisnya. Hal ini untuk lebih memahami makna teks tersebut,
dipahami konsep konteks terlebih dahulu.
Kemudian dalam Kemendikbud (2018) menyebutkan bahwa teks adalah
satuan bahasa yang mengandung makna, pikiran, gagasan lengkap namun tidak
selalu berwujud bahasa tulis melainkan dapat berwujud teks lisan. Bahasa tulis
maupun wujud bahasa teks lisan apabila kedua nya memiliki makna, pikiran, dan
gagasan lengkap maka dapat dikatakan sebuah teks.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
teks adalah ungkapan pikiran penulis dalam satuan bahasa yang mengandung
makna.

2.2.2.2 Pengertian Teks Cerita Inspiratif


Terdapat beberapa jenis teks dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Setiap
jenis teks tersebut memiliki muatan pokok yang berbeda-beda. Salah satu jenis
teks adalah teks cerita inspiratif. Pengertian dari teks cerita inspiratif dapat dilihat
dari berbagai sudut pandang baik oleh para ahli maupun pernyataan dari berbagai
sumber. Berikut beberapa pendapat dan pernyataan mengenai teks cerita inspiratif.
Pimentel dan Sawyer (2011) memaparkan bahwa cerita inspiratif adalah
cerita yang mampu memberikan pemahaman mengenai cara berpikir seseorang
dalam melihat sudut pandang tertentu. Pendapat ini didukung oleh Kosasih dan
Kurniawan (2018) yang memaparkan bahwa teks cerita inspiratif adalah jenis teks
narasi yang menyajikan suatu inspirasi keteladanan kepada banyak orang. Teks
tersebut dapat menggugah seseorang untuk berbuat baik sebagai hasil inspirasi
dari cerita yang ada didalamnya.
Berdasarkan Kemendikbud (dalam Wicaksono: 2018) cerita inspiratif
merupakan bentuk narasi yang lebih bertujuan untuk memberi inspirasi kebaikan
29

kepada banyak orang. Berikut beberapa pengertian teks cerita inspiratif menurut
para ahli. Sejalan dengan pendapat tersebut Nurfajar (2018) menyebutkan bahwa
teks cerita inspiratif merupakan teks yang berfungsi untuk menginspirasi pembaca
atau pendengar dan mencoba untuk menceritakan kisah perjuangan tokoh atau
kisah kesuksesan tokoh dalam kehidupan. Kemudian, menurut Wicaksono (2018)
teks cerita inspiratif merupakan cerita yang dapat menggugah perasaan, memberi
kesan yang mendalam sehingga dapat menginspirasi seseorang untuk berbuat
kebaikan, kepedulian, dan berempati terhadap orang lain.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai pengertian teks cerita
inspiratif dapat disimpulkan bahwa teks cerita inspiratif adalah teks yang berisi
cerita dari proses perjuangan akan suatu hal sehingga mampu memotivasi
pembaca.

2.2.2.3 Karakteristik Teks Cerita Inspiratif


Karakteristik suatu teks menjadi ciri dari keutuhan suatu teks. Masing-
masing jenis teks memiliki karakteristik yang berbeda. Karakteristik tersebut
terangkai dalam sebuah peristiwa yang terjadi dalam runtutan alur pada teks
tersebut. Karakteristik cerita inspiratif menjadi ciri yang menandakan keutuhan
jenis teks tersebut. Berikut beberapa karakteristik dari teks cerita inspiratif.
Menurut Kosasih dan Kurniawan (2018) terdapat enam karakteristik dari
teks cerita inspiratif yaitu: (1) menggunakan ungkapan-ungkapan yang bernada
saran atau persuasif, (2) menggunakan kata kerja tindakan, (3) menggunakan kata
kerja yang menggambarkan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan para tokohnya,
(4) menggunakan kata-kata yang menggambarkan keadaan atau sifat tokohnya,
(5) menggunakan kata ganti orang pertama dan ketiga (tunggal atau jamak), dan
(6) menggunakan dialog.
Produk yang akan dikembangkan dalam buku pengayaan teks cerita
inspiratif bermuatan karakter mandiri menggunakan karakteristik seperti yang
telah dipaparkan tersebut. Hal ini akan disesuaikan dengan hasil angket kebutuhan
dari peserta didik dan pendidik.
30

2.2.2.4 Unsur-unsur Teks Cerita Inspiratif


Teks cerita inspiratif memiliki berbagai unsur-unsur yang membangun
keutuhan cerita dalam teks tersebut. Unsur-unsur tersebut saling berkaitan satu
dengan yang lain dan saling menggantungkan (Nurgiyantoro: 2018: hal 29). Hal
ini berarti antar unsur saling mempengaruhi dan saling melengkapi. Berikut
beberapa pendapat mengenai mengenai unsur-unsur teks cerita inspiratif menurut
para ahli.
Menurut Suminto (2009) elemen atau unsur-unsur yang membangun
sebuah fiksi atau cerita rekaan terdiri atas tema, fakta cerita, dan sarana cerita.
Fakta cerita terdiri atas tokoh, plot atau alur, dan setting atau latar. Sarana cerita
meliputi hal-hal yang yang dimanfaatkan oleh pengarang dalam memilih dan
menata detail-detail cerita sehingga tercipta pola yang bermakna, seperti unsur
judul, sudut pandang, gaya dan nada, dan sebagainya
Kemudian Yuniawan (dalam Wicaksono: 2018) menyebutkan bahwa teks
cerita inspiratif (narasi) memiliki enam unsur yaitu: (1) tema, (2) alur, (3) karakter
(penokohan), (4) waktu, (5) konflik, dan (6) sudut pandang. Berikut penjabaran
dari masing-masing unsur dan implementasi dalam produk yang akan
dikembangkan.
1. Tema
Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita sehingga berkaitan dengan
pengalaman kehidupan (Nurgiyantoro: 2013: hal 32). Sejalan dengan pendapat
tersebut tema dalam karangan narasi adalah gambaran umum mengenai suatu hal
yang akan diceritakan (Yuniawan: 2014). Produk yang akan dikembangkan dalam
teks cerita inspiratif mengandung tema yang bermuatan karakter mandiri. Tema-
tema yang digunakan berkaitan dengan nilai-nilai yang terdapat dalam karakter
mandiri.
2. Alur
Alur adalah kaitan antarperistiwa yang dikisahkan secara linear sehingga akan
mempermudah pemahaman terhadap cerita yang ditampilkan (Nurgiyantoro: 2013:
hal 164). Kemudian, menurut Yuniawan (2014) alur mengatur bagaimana
tindakantindakan harus bertalian satu sama lain, bagaimana suatu insiden
31

mempunyai hubungan dengan insiden yang lain, bagaimana tokoh-tokoh harus


digambarkan dan berperan dalam tindakan-tindakan itu, dan bagaimana situasi dan
perasaan karakter (tokoh) yang terlibat dalam tindakan itu yang terikat dalam suatu
kesatuan waktu. Produk yang akan dibuat menggunakan alur berdasarkan
kebutuhan dari cerita yang akan dipaparkan. Hal ini yang membuat alur dalam teks
cerita inspiratif dalam produk yang dikembangkan bervariasi. Karakter
3. Waktu
Waktu adalah gerak laju suatu peristiwa selalu dihitung dari suatu titik waktu
tertentu menuju ke suatu titik waktu yang lain (Yuniawan: 2014). Menurut
Nurgiyantoro (2013: hal 212) waktu dalam teks fiksi adalah urutan peristiwa yang
ditampilkan dengan mendasarkan diri pada logika bahwa pembaca mampu
menentukan peristiwa mana yang terjadi terlebih dahulu terlepas dari
penempatannya di awal, di tengah, atau akhir teks. Produk buku pengayaan teks
cerita inspiratif yang akan dikembangkan memiliki urutan waktu yang bervariasi
dari ketiga urutan waktu tersebut yaitu di awal, di tengah, atau akhir teks.
4. Konflik
Makna dalam teks narasi muncul dari suatu pertikaian atau konflik kekuatan-
kekuatan yang merangsang perhatian kita untuk melihat bagaimana situasi itu akan
diselesaikan (Yuniawan: 2014). Sejalan dengan pendapat tersebut menurut
Nurgiyantoro (2013: hal 183) konflik dapat terjadi secara konflik internal yakni
konflik antara tokoh dengan dirinya sendiri dan konflik eksternal yakni antara
tokoh dengan tokoh lain. Konflik yang akan dimunculkan dalam penelitian yang
akan dikembangkan disusun berdasarkan kebutuhan dari setiap cerita.

5. Sudut pandang
Sudut pandang dalam narasi menyatakan bagaimana fungsi seorang pengisah
(narator) dalam sebuah narasi, apakah ia mengambil bagian langsung dalam
seluruh rangkaian kejadian (yaitu sebagai partisipan), atau sebagai pengamat
(observer) terhadap objek dari se-luruh aksi atau tindak-tanduk dalam narasi.
32

Menurut Nurgiyantoro (2013: 338) sudut pandang adalah cara atau pandangan
yang mendeskripsikan antara tiap persona. Dalam produk yang akan
dikembangkan sudut pandang yang dimunculkan dalam teks cerita inspiratif
didasarkan pada kebutuhan.

2.2.2.5 Struktur Teks Cerita Inspiratif


Struktur adalah bagian-bagian yang terdapat dalam teks cerita inspiratif.
Teks cerita inspiratif memiliki kesamaan dengan teks narasi lain yakni sifatnya
dapat fiktif atau faktual. Struktur teks cerita inspiratif menurut Kosasi dan
Kurniawan (2018) terdapat empat bagian struktur yaitu: (1) orientasi, (2)
komplikasi, (3) resolusi, dan (4) koda. Berikut penjabaran dari masing-masing
struktur dan contoh dari teks cerita inspiratif.

Tabel 1. Struktur Teks Cerita Inspiratif


1. Orientasi Pada masa dahulu, ada seorang laki-laki. Dia
Orientasi yaitu berisi cerdas, berbakat, dan tampan.sayangnya, dia sangat
mengenai pengenalan egois dan mudah marah, tidak ada yang mau menjadi
peristiwa, tokoh, atau temannya. Sering dia marah-marah dan mengumbar
latar. kata-kata yang menyakitkan kepada orang-orang di
sekitarnya.
2. Komplikasi Orang tua anak itu sangat cemas dengan
Komplikasi yaitu berisi temperamen anaknya. Mereka berpikir apa yang harus
mengenai masalah mereka lakukan. Suatu hari ayahnya mendapat suatu
yang dialami oleh para ide. Dia memanggil anaknya, kemudian memberi palu
tokoh. dan sekantung paku kepada anak-anaknya. Sayang ayah
berkata.
“Setiap kamu marah, ambil paku dan tancapkan ke
pagar tua depan rumah kita sekeras mungkin.
Meski pagar kayu itu ternyata sangat keras dan
palu yang digunakan cukup berat, namun karena anak
laki-laki itu begitu beringas maka ada hari pertama saja
33

dia sudah menancapkan tiga puluh tujuh paku.


Hari demi hari, minggu demi minggu, jumlah
paku yang ditancapkan makin lama makin berkurang.
Setelah beberapa waktu, anak itu mulai paham bahwa
menahan amarah itu lebih mudah daripada
menancapkan paku ke pagar.
Suatu haru anak itu tidak lagi memerlukan palu
dan paku setelah setelah dia belajar menahan amarah
dengan baik. Lalu dia datang ke ayahnya dan bercerita
tentang keberhasilannya menahan amarah.
“Sekarang, setiap kamu mampu menahan amarah dalam
sehari, cabut paku yang sudah tertancap dip agar.”
3. Resolusi Sekian waktu berlalu. Akhirnya sang anak bangga
Resolusi yaitu berisi setelah semua paku tercabut hilang. Saat dia datang ke
penyelesaian masalah ayahnya dan menceritakan semuanya, dia menawarkan
yang dialami oleh untuk merapikan dan merawat pagae.
tokoh. “Kamu sudah berhasil Nak, tetapi coba perhatikan
lubang berkas paku itu. Pagar itu tidak akan bisa
menjadi semula, sudah cacat.”
4. Koda Hal yang sama terjadi saat kamu menyakiti orang
Koda yaitu beruisi dengan ucapanmu, kata-kata meninggalkan bekas luka
ulasan hikmah atas di hati sama halnya lubang bekas paku dip agar. Ingat,
peristiwa yang dialami kita harus memperlakukan setiap orang dengan sayang
tokoh. dan hormar, sebab meskipun telah memohon maaf dan
dimaafkan, luka di hati tidak akan pernah hilang.

2.2.3 Karakter Mandiri


Subbab karakter mandiri akan membahas mengenai pengertian karakter
mandiri, nilai yang terkandung dalam karakter mandiri, dan penerapan karakter
mandiri. Berikut penjelasan mengenai teori-teori tersebut.

2.2.3.1 Pengertian Karakter


34

Terdapat beberapa pendapat ahli berkaitan dengan pengertian karakter.


Menurut Raharjo (2012) akar kata karakter dapat dilacak dari kata latin kharakter,
kharassein, dan kharax yang memiliki makna “tools for making”, “to engrave”,
dan “pointed stake” yang kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi kata
karakter. Karakter ini yang membedakan seseorang daripada yang lain. Sejalan
dengan pemahaman pendidikan seperti dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan sebagai berikut.
“pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilann yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”

Pernyataan tersebut memaparkan bahwa pemahaman pendidikan nasional


mengarah pada tercapainya karakter dari berbagai aspek bidang kehidupan
sehingga dapat digunakan untuk hidup di masyarakat.
Hasanah (dalam Raharjo: 2010) menyebutkan bahwa karakter adalah
standar-standar batin yang terimplementasi dalam berbagai bentuk kualitas diri.
Hal ini di dukung oleh pendapat Hurlock (dalam Kesuma dkk: 2012) memaparkan
bahwa karakter adalah keselarasan individu dengan pola-pola kelompok sosial
tempat individu itu hidup sebagai hasil dari kontrol hati nurani terhadap tingkat
laku individu.
Selain itu Khan (2010:1) juga memaparkan karakter adalah sikap pribadi
yang stabil hasil proses konsolidasi secara progresif dan dinamis, integrasi
pernyataan dan tindakan. Paparan tersebut didukung oleh pendapat Glover (2012)
yang menyebutkan bahwa karakter adalah perilaku yang dimiliki oleh seseorang
dengan dipengaruhi oleh fitur-fitur tertentu salah satunya adalah situasi.
Menurut Komalasari dan Saripudin (2017) menyebutkan bahwa karakter
berkaitan dengan kekuatan moral dan berkonotasi positif sehingga berpengaruh
besar dalam potensi dan cita-cita seseorang. Hal ini berarti karakter dapat menjadi
modal yang baik untuk proses kehidupan. Pendapat tersebut senada dengan
paparan Asmani (2013) karakter adalah titian ilmu pengetahuan dan keterampilan,
35

hal ini karena pengetahuan tanpa landasan kepribadian yang benar akan
menyesatkan, dan keterampilan tanpa kesadaran diri akan menghancurkan.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai pengertian karakter dapat
disimpulkan bahwa karakter adalah implementasi kualitas diri yang membedakan
seseorang dengan oranglain.

2.2.3.2 Pengertian Mandiri


Mandiri merupakan suatu kedaan yang diharapkan oleh banyak orang.
Konotasi dari kata tersebut memiliki makna yang positif. Terdapat beberapa
pendapat mengenai pengertian dari kata mandiri. berikut beberapa pendapat
tersebut.
Menurut Purwanti (2018) karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku
tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga. Hal ini
menjadi kekuatan dari dalam diri seseorang. Sejalan dengan pendapat tersebut
menurut Ali dan Asrori (dalam Suid dkk: 2017) menyebutkan bahwa kemandirian
merupakan suatu kekuatan internal yang diperoleh melalui proses realisasi
kemandirian dan proses menuju kesempurnaan.
Kemudian Asmani (2013) memaparkan bahwa mandiri adalah sikap dan
perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan
tugas.tugas. Tingkat kebergantungan dengan orang lain menjadi sedikit. Hal ini
juga dikemukakan oleh Suid dkk (2017) memaparkan bahwa mandiri berarti
berdiri sendiri, yaitu suatu keadaan yang memungkinkan seseorang mengatur dan
mengarahkan diri sendiri sesuai tingkat perkembangannya.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai pengertian mandiri dapat
disimpulkan bahwa mandiri adalah keadaan yang tidak bergantung pada orang
lain dan mampu mengatasi berbagai permasalahan dengan menemukan solusi.
2.2.3.3 Pengertian Karakter Mandiri
Proses pembelajaran yang baik adalah adanya pemahaman mengenai
karakter. Karakter-karakter tersebut yang kemudian akan menjadi pembeda
dengan orang lain. Salah satu karakter yang terdapat dalam kebijakan Penguatan
36

Pendidikan Karakter (PPK) adalah karakter mandiri. Terdapat beberapa pendapat


ahli mengenai pengertian dari karakter mandiri.
Menurut Purwanti (2018) karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku
tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga.Sejalan
dengan pendapat tersebut menurut Ali dan Asrori (dalam Said dkk: 2017)
menyebutkan bahwa kemandirian merupakan suatu kekuatan internal yang
diperoleh melalui proses realisasi kemandirian dan proses menuju kesempurnaan.
Berdasarkan simpulan dari pendapat ahli mengenai karakter mandiri
adalah implementasi kualitas diri yang membedakan seseorang dengan oranglain
dan mandiri adalah keadaan yang tidak bergantung pada orang lain dan mampu
mengatasi berbagai permasalahan dengan menemukan solusi, maka karakter
mandiri adalah keadaan yang tidak bergantung pada orang lain dalam menghadap
berbagai hal sehingga menjadi pembeda antara orang tersebut dengan orang lain.

2.2.3.4 Nilai-nilai Pembentuk Karakter Mandiri


Karakter mandiri merupakan karakter yang harus ditanamkan sejak dini.
Karakter tersebut merupakan bekal untuk meraih berbagai kebershasilan dalam
hidup. Menurut Purwanti (2018), Komalasari dan Saripudin (2017) nilai-nilai
pembentuk karakter mandiri antara lain: (1) etos kerja (kerja keras), (2) tangguh
tahan banting, (3) daya juang, (4) profesionalitas, (5) kreatif, (6) keberanian, dan
(7) menjadi pembelajar sepanjang hayat. Berikut penjabaran dari masing-masing
nilai-nilai pembentuk karakter mandiri.
1. Nilai Etos Kerja (Kerja Keras)
Merupakan pandangan atau sikap kerja dan kebiasaan kerja yang terdapat
dalam diri seseorang atau kelompok dengan standar tertentu untuk mencapai hasil
maksimal.

2. Nilai Tangguh Tahan Banting


Merupakan perbuatan mengambil keputusan untuk mengubah sikap
mengasihani diri, suka mengeluh dan bergantung menjadi percaya diri, mandiri,
dan totalitas dalam bertindak.
37

3. Nilai Daya Juang


Merupakan kemampuan seseorang untuk menghadapi masalah. Permasalahan
yang dihadapi oleh masing-masing individu berbeda. Apabila nilai daya juang
selalu diaplikasikan maka permasalahan-permasalahan akan menemukan solusi
atau jalan keluar.
4. Nilai Profesional
Merupakan orang yang menjalankan profesi sesuai dengan keahliannya. Selain
berdasarkan keahlian, nilai profesional juga menerapkan komitmen bagi individu
yang melakukan keahliannya. Hal ini agar individu dapat konsisten dan juga
berkembang dalam keahliannya.
5. Nilai Kreatif
Merupakan kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru, baik berupa gagasan
maupun kenyataan yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
Nilai kreatif tersebut dapat pula berupa pemikiran atau ide gagasan yang tidak
dimiliki oleh orang lain.
6. Nilai Keberanian
Suatu sikap dalam keadaan mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri
yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dan sebagainya. Sikap tersebut
akan membuat individu berani mencoba dan memulai untuk melakukan suatu hal.
7. Nilai Menjadi Pembelajar Sepanjang Hayat
Suatu konsep tentang belajar terus menerus dan berkesinambungan
(continuing-learning) dari buaian sampai akhir hayat, sejalan dengan fase-fase
perkembangan pada manusia. Nilai menjadi pembelajaran sepanjang hayat
merupakan nilai yang memotivasi untuk tetap menuntut ilmu tanpa memandang
usia.

2.2.3.5 Penerapan Karakter Mandiri


Penerapan karakter mandiri dapat dilakukan oleh siapapun tanpa
terkecuali. Karakter tersebut dapat dilakukan diberbagai tempat, waktu, dan
subjek. Hal ini berarti karakter mandiri tidak terbatas oleh ruang dan waktu.
38

Berkaitan dengan penerapan dalam suatu ruang atau tempat menurut Purwanti
(2018) menyebutkan penerapan karakter mandiri dapat dilakukan di sekolah dan
lingkungan masyarakat. Berikut penjelasan mengenai penerapan sikap mandiri di
sekolah dan lingkungan masyarakat.
a. Penerapan di Sekolah
Karakter mandiri merupakan karakter yang tidak didapatkan secara cepat dan
mudah. Penerapan sikap yang sesuai dengan karakter mandiri berkembang melalui
proses belajar yang dilakukan secara bertahap dan berulang melalui proses
pembelajaran. Penerapan karakter mandiri di sekolah dapat dilakukan dengan
beberapa sikap sebagai berikut.
1. Mampu mengerjakan tugas dengan kejujuran dan kerja keras. Sikap kejujuran
dapat dilakukan saat pengerjaan tugas rumah atau berbagai pelaksanaan ujian
tanpa mencontek. Sikap tersebut dapat diimbangi dengan belajar secara rajin
dan giat.
2. Membuat rencana belajar dan komitmen untuk diri sendiri. Belajar secara
mandiri akan memunculkan perencanaan dan pemilihan kegiatan belajar.
Berkomitmen untuk terus berinisiatif dan memacu diri sendiri agar belajar
secara terus menerus. Berpikir kritis, logis, dan terbuka sehingga memunculkan
rasa percaya diri.
3. Bertanggungjawab memecahkan masalah yang dihadapi. Setiap permasalahan
akan dicoba untuk diperbaiki secara mandiri tanpa meminta bantuan orang lain.
Berani bertanggungjawab atas semua keputusan yang telah diambil melalui
berbagai pertimbangan.
4. Menunjukan inisiatif dan berusaha mengejar prestasi. Berinisiatif dan mampu
mengatasi rintangan dalam mencapai kesuksesan. Berpikir kritis, kreatif, dan
inovatif terhadap tugas dan kegiatan yang dilakukan.

5. Tidak merasa rendah diri apabila berbeda pendapat dengan orang lain. Berani
mengemukakan pendapat di tempat umum meski berbeda dengan pendapat
orang lain.
b. Penerapan di Lingkungan Masyarakat
Karakter mandiri dalam lingkungan masyarakat dapat diterapkan dalam
berbagai aktivitas sehari-hari. Aktivitas di lingkungan masyarakat masih banyak
39

belum menerapkan karakter mandiri (Purwanti: 2018). Berikut beberapa penerapan


karakter mandiri di lingkungan masyarakat.
1. Penerapan dalam lingkungan keluarga. Seluruh anggota keluarga melakukan
aktivitas keseharian secara mandiri seperti mencuci dan membersihkan rumah
tanpa menggunakan Asisten Rumah Tangga (ART).
2. Penerapan yang dilakukan oleh pemimpin masyarakat yaitu melayani
masyarakat dengan baik. Mampu mengontrol emosi, berpikir dengan bijaksana,
tidak gegabah, bertanggungjawab, memegang prinsip yang kuat, dan mampu
memanfaatkan situasi untuk hasil yang baik dalam kegiatan masyarakat.
3. Menggunakan waktu dengan sebaik mungkin. Kegiatan yang ada di
masyarakat sering terkendala pada kedisiplinan waktu. Memperbaiki diri
dengan menghargai waktu dalam kegiatan di masyarakat.

2.2.4 Pengintegrasian Karakter Mandiri dalam Buku Pengayaan Teks


Cerita Inspiratif
Buku pengayaan teks cerita inspiratif disusun dengan menyisipkan muatan
karakter mandiri. Teks cerita inspiratif merupakan salah satu jenis karya sastra.
Menurut Wibowo (2013:104) menyebutkan bahwa sastra merupakan dunia yang
bersifat dinamis, relative, dan bukan eksklusif. Nilai-nilai yang terkandung dalam
karya sastra memiliki keterkaitan dengan kepribadian manusia. Tingkat apresiasi
sastra sastra mampu menghaluskan rohaniah, mempertajam visi dan misi, dan
ruang imaji. Hal ini dapat menambah pengetahuan, kepribadian yang baik, dan
wawasan jiwa yang luas. Nilai-nilai dalam karya sastra juga paduan dari nilai
karakter yang dibangun oleh penulis. Sejalan dengan paparan tersebut terdapat
pendapat Weststeijn (2003) yang menyebutkan bahwa karakter adalah satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam sastra modern pada zaman ini.
Meskipun belum sepenuhnya memberikan nilai-nilai karakter tetapi tetap ada
beberapa nilai karakter yang disisipkan.
Sejalan dengan pendapat Nurhayati (2013) yang memaparkan bahwa
implementasi proses pengajaran sastra dapat membangun karakter anak. Hal ini
berarti pengintegrasian cerita inspiratif dengan karakter mandiri adalah upaya dari
40

pembentukan karakter anak. Selain itu Suyarman (2010) juga memaparkan hal
yang senada.
“Sastra sebagai ekspresi seni bahasa yang bersifat reflektif sekaligus
interaktif, sastra dapat menjadi spirit bagi munculnya gerakan perubahan
masyarakat, bahkan kebangkitan suatu bangsa ke arah yang lebih baik,
penguatan rasa cinta tanah air, serta sumber inspirasi dan motivasi
kekuatan moral bagi perubahan sosial budaya dari keadaan yang terpuruk
dan ’terjajah’ ke keadaan yang mandiri dan merdeka.”

Pengintegrasian karakter mandiri dalam teks cerita inspiratif merupakan


implementasi pendidikan karakter dalam proses pembelajaran. Dalam penyusunan
buku pengayaan tersebut karakter mandiri akan disisipkan dalam setiap teks-teks
cerita inspiratif. Karakter mandiri akan ditampilkan dalam setiap cerita dengan
mengintegrasikan nilai-nilai dari karakter mandiri. peristiwa yang terdapat dalam
teks cerita inspiratif tersebut merupakan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Selain itu, terdapat ulasan mengenai nilai karakter mandiri
yang disisipkan dalam setiap cerita. Hal ini untuk memperjelas pengintegrasian
nilai yang diambil oleh peserta didik.
Buku pengayaan tersebut juga diintegrasikan dengan desain grafik dan
ilustrasi. Ilustrasi yang akan disajikan merupakan gambaran dari peristiwa yang
terdapat dalam teks cerita inspiratif. Sampul buku didesain dengan konten yang
sesuai dengan judul dan isi cerita dalam teks cerita inspiratif.

2.2.5 Konsep Pengembangan Buku Pengayaan Teks Cerita Inspiratif


Bermuatan Karakter Mandiri
Konsep pengembangan terhadap produk penelitian yaitu buku pengayaan
teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri meliputi empat bagian yaitu: (1)
kulit buku, (2) bagian awal, (3) bagian isi, dan (4) bagian akhir. Berikut
penjabaran dari masing-masing bagian.
1. Bagian Kulit Buku
Kulit buku dalam buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter
mandiri terdiri atas sampul depan, sampul belakang, dan punggung buku. Bagian
sampul depan terdiri atas: (1) judul, (2) sub judul, (3) ilustrasi, dan (4) nama
41

penulis. Bagian sampul belakang berisi paparan secara garis besar mengenai isi
dari buku teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri. Selain itu, terdapat
daftar isi yang menyebutkan judul-judul teks cerita inspiratif. Hal ini untuk
mempermudah pembaca dalam mengetahui gambaran umum dari isi buku tersebut.
2. Bagian Awal
Bagian awal buku pengayaan teks cerita inspiratif berisi empat bagian
yitu: (1) halaman sampul, (2) halaman prancis, (3) halaman pengantar, dan (4)
halaman daftar isi. Halaman sampul berisi judul buku, nama penulis, dan ilustrasi.
Halaman prancis berisi judul buku dan nama pengarang. Pada halaman pengantar
berisi prakata. Kemudian pada halaman daftar isi berisi judul-judul teks certita
inspiratif.
3. Bagian Isi
Komponen isi buku akan diuraikan berdasarkan syarat kelayakan isi buku
yang ditentukan oleh Puskurbuk (2008) meliputi materi bacaan, penyajian materi,
bahasa, dan grafika.. Materi bacaan berisi mengenai teks-teks cerita inspiratif yang
bermuatan karakter mandiri. Cerita inspiratif disusun berdasarkan peristiwa
keseharian. Hal ini untuk memudahkan pembaca dalam mengimplementasi
karakter mandiri dalam kehidupan sehari-hari. Ulasan bacaan mengupas mengenai
nilai-nilai yang terkandung dalam karakter mandiri di setiap teks cerita inspiratif.
Ilustrasi berisi mengenai gambar yang sesuai berdasarkan peristiwa dalam teks
cerita inspiratif.
4. Bagian Akhir
Bagian akhir buku teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri terdiri
atas dua hal yaitu biografi penulis dan sampul belakang. Biografi penulis berisi
mengenai identitas penulis, riwayat pendidikan, dan kontak yang dapat dihubungi.

2.2.6 Kerangka Berpikir


Buku pengayaan merupakan sarana pelengkap dalam proses pembelajaran
antara peserta didik dan pendidik. Nyatanya ketersediaan dan keberadaan dari
buku teks yang digunakan belum sempurna dalam cakupan aspek materi. Hal ini
42

karena buku teks mencakup semua kompetensi dasar bagi peserta didik sehingga
pemaparan dan penjelasan materi kurang luas.
Di dalam penelitian ini, buku pengayaan yang akan dibuat bermuatan
karakter mandiri. Nilai-nilai mandiri akan ditampilkan dalam setiap cerita
inspiratif. Buku yang akan dikembangkan juga dapat menumbuhkan pemahaman
mengenai karakter yang positif. Adanya kebijakan dari pemerintah mengenai
Penguatan Pendidikan Karakter Kurikulum
(PPK) dimana
2013 salah satu karakter yang
diprioritaskan diantara lima karakter adalah karakter mandiri maka buku ini dapat
mendukung kebijakan
Kompetensi tersebut.
dasar mengenai teks cerita inspiratif bagi peserta didik SMP kelas IX
Pengembangan buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter
mandiri didasarkan pada data kebutuhan buku oleh peserta didik dan pendidik.
Bahan Ajar
Data yang telah diperoleh akan diolah sehingga menghasilkan prinsip
pengembangan buku tersebut. Prinsip pengembangan tersebut yang akan
Buku
dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan isi/materi, bahasa dan keterbacaan,
Pengayaan
penyajian, dan garfika buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter
Ketersediaan Konseptual:
mandiri. Cerita inspiratif adalah karya sastra
di Lapangan yang berisi nilai-nilai teladan
Produkmasih
Kuantitas pengembangan
rendah yang telah dibuat prototipe akan divalidasi
Karakter mandiri oleh
adalah nilai
Belum mengintegrasikan karakter prioritas dalam
ahli bidang kebahasaan dan pengembangan bahan ajar sastra. Uji validasi tersebut
karakter mandiri kebijakan PPK oleh pemerintah
digunakan sebagai bahan evaluasi dari kelemahan produk yang telah
dikembangkan. Evaluasi atau perbaikan produk menjadikan buku pengayaan teks
cerira inspiratif bermuatan karakter mandiri lebih layak untuk dijadikan sebagai
Integrasi
sarana pembelajaran karakter
bagi peserta mandiri
didik dan dalam buku pengayaan
pendidik.
ceritapengembangan
Kerangka berpikir penelitian inspiratif buku pengayaan teks cerita
Content : muatan
inspiratif bermuatan karakter mandiri dapat digambarkan dalam bagan berikut.
karakter mandiri
Communication : cerita
inspiratif
Cognition :
Keterampilan mengapresiasi
Culture : Muatan
Buku pengayaan teks cerita
ungkapan Jawa
inspiratif bermuatan karakter
mandiri
43

Bagan 1. Kerangka Berpikir Penelitian Pengembangan Buku Pengayaan


Teks Cerita Inspiratif Bermuatan Karakter Mandiri
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian


Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Research and Development
(R&D). Depdiknas (2008) menyebutkan bahwa penelitian Research and
Development (R&D) adalah rangkain proses atau langkah-langkah dalam rangka
mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada
agar dapat dipertanggungjawabkan. Sejalan dengan pernyataan Sugiono (2016)
yang memaparkan bahwa penelitian Research and Development (R&D)
merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
tertentu, dan menguji kefektifan produk tersebut.
Penelitian Research and Development (R&D) mempunyai langkah-
langkah yang harus ditempuh. Langkah-langkah tersebut ditempuh secara urut dan
sistematis. Langkah-langkah penelitian Research and Development (R&D)
menurut Sugiyono (2016) yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data,
(3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7)
revisi produk, (8) uji coba produk, (9) revisi produk 2, dan (10) produksi masal.
Dalam penelitian ini digunakan lima langkah penelitian yaitu: 1) potensi
dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, dan (5)
revisi desain. Berikut penjabaran dari masing-masing langkah.
1. Potensi dan Masalah
Tahap potensi dan masalah yang dilakukan yaitu: (1) observasi ke instansi
pendidikan formal, (2) mencari sumber pustaka dan penelitian yang relevan,
dan (3) melakukan kajian literatur buku cerita inspiratif yang telah ada.
2. Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data-data yang
menunjang dalam pengembangan buku cerita inspiratif berbasis nilai karakter
mandiri. Data penunjang diperoleh dari analisis angket kebutuhan dan
wawancara kepada peserta didik dan pendidik dalam instansi pendidikan yang
telah ditentukan.

44
45

3. Desain Produk
Tahap rancangan produk merupakan rancangan awal yang dibuat berdasarkan
hasil analisis dari angket kebutuhan dan wawancara yang dilakukan kepada
peserta didik dan pendidik.
4. Validasi Desain
Tahap validasi desain merupakan penilaian kualitas rancangan produk awal
buku cerita inspiratif berbasis nilai karakter mandiri yang telah disusun.
Penilaian ini dilakukan oleh ahli atau pakar dalam bidang yang sesuai.
5. Revisi Desain
Tahap revisi desain merupakan tahap memperbaiki rancangan produk awal
yang telah dinilai oleh ahli. Perbaikan rancangan produk dilakukan berdasarkan
kritik dan saran dari hasil penilaian. Tahap ini merupakan tahap akhir dalam
penelitian dan menghasilkan produk yang dikembangkan. Rancangan
penelitian tersebut digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

TAHAP 1 TAHAP 2
Potensi dan Masalah Pengumpulan Data
1. Mencari studi pustaka dan Menentukan prinsip-prinsip
penelitian yang relevan pengembangan buku pegayaan
2. Analisis kebutuhan buku teks cerita inspiratif bermuatan
pegayaan teks cerita inspiratif karakter mandiri
bermuatan karakter mandiri
pendidik dan peserta didik.

TAHAP 4 TAHAP 3
Validasi Desain Desain Produk
Penilaian yang dilakukan oleh Penyusunan isi/materi teks,
dosen ahli terhadap prototipe buku penyajian, bahasa dan
teks cerita inspiratif bermuatan keterbacaan serta grafika buku
karakter mandiri teks cerita inspiratif bermuatan
karakter mandiri

TAHAP V
Revisi Desain
Proses mengoreksi dan memperbaiki kembali prototipe berdasarkan evaluasi
dari tahap validasi desain.
46

3.2 Subjek Penelitian


Penelitian ini memiliki dua subjek. Subjek yang pertama adalah subjek
yang berkaitan dengan analisis kebutuhan dari buku pengayaan teks cerita
inspiratif bermuatan karakter mandiri. Subjek yang kedua adalah subjek yang
berkaitan dengan validasi prototipe produk yakni buku pengayaan teks cerita
inspiratif bermuatan karakter mandiri.

3.2.1 Subjek Analisis Kebutuhan Produk


Subjek yang berkaitan dengan analisis kebutuhan dari buku pengayaan
teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri yang pertama terdiri atas peserta
didik dan pendidik. Penjelasan mengenai kedua subjek dipaparkan sebagai
berikut.
a. Peserta Didik
Peserta didik merupakan subjek penelitian yang berkaitan dengan analisis
kebutuhan dari buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri.
Peneliti melakukan studi pustaka di tiga perpustakaan sekolah meliputi SMP N 31
Semarang, SMP Nasima Semarang, dan SMP N 44 Semarang dan dua toko buku
yaitu toko buku Gramedia dan toko buku Merbabu. Kemudian melakukan
wawancara dan menyebarkan angket kebutuhan kepada peserta didik kelas IX di
tiga sekolah yaitu SMP N 31 Semarang, SMP Nasima Semarang, dan SMP N 44
Semarang.
Ketiga sekolah yakni SMP N 31 Semarang, SMP Nasima Semarang, dan
SMP N 44 Semarang dipilih karena untuk memeroleh data-data dari sekolah yang
memiliki wilayah yang berbeda. Wilayah yang berbeda maka akan mempengaruhi
karakteristik dan kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat tersebut. Hal ini
senada dengan pernyataan Susanti (2016) yang menyebutkan bahwa lingkungan
akan mempengaruhi karakter seseorang. SMP N 31 Semarang mewakili wilayah
pesisir, SMP Nasima Semarang mewakili wilayah perkotaan, dan SMP N 44
Semarang mewakili wilayah pedesaan. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan
bahwa produk yang akan dikembangkan dapat bermanfaat untuk kegiatan
pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP) di berbagai wilayah. Data
47

diambil bagi peserta didik yang sudah mendapatkan materi teks cerita inspiratif
maupun yang belum mendapatkan materi teks cerita inspiratif.
b. Pendidik
Pendidik merupakan subjek penelitian yang berkaitan dengan analisis
kebutuhan dari buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri.
Hal yang sama dilakukan kepada peserta didik juga dilakukan kepada pendidik
yaitu melakukan wawancara dan mengisi angket kebutuhan. Pendidik yang dipilih
dalam penelitian ini merupakan pendidik yang berasal dari tiga sekolah yang telah
ditentukan meliputi SMP N 31 Semarang, SMP Nasima Semarang, dan SMP N 44
Semarang. Masing-masing sekolah hanya dipilih satu pendidik dari mata pelajaran
Bahasa Indonesia. Pendidik yang menjadi subjek penelitian ini mengampu mata
pelajaran tersebut di kelas IX, mengetahui kurikulum 2013, memiliki pengalaman
dalam pembelajaran, dan memiliki kemampuan berbahasa yang baik. Hal ini
dilakukan agar informasi dari kebutuhan data buku pengayaan teks cerita
inspiratif dapat diperoleh dengan baik.

3.2.2 Subjek Validasi Prototipe Produk yang Dikembangkan


Pakar atau tenaga ahli merupakan subjek validasi prototipe dari buku
pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri. Subjek validasi
prototipe memiliki peran sebagai penilai produk yang dikembangkan. Dalam
penelitian ini terdapat dua pakar atau tenaga ahli yang melakukan penilaian
terhadap prototipe buku pengayaan teks cerita inspiratif berbasis nilai karakter
mandiri yaitu ahli dalam bidang kebahasaan dan pengembangan bahan ajar sastra.
Terdapat beberapa kriteria dalam penentuan ahli yaitu: (1) telah menempuh
pendidikan setidaknya master/doktor, (2) berpengalaman mengajar dalam bidang
bahasa/sastra minimal lima tahun, (3) memiliki kompetensi mengenai bahan ajar
pembelajaran khususnya buku pengayaan, dan (4) menekuni kajian nilai-nilai
karakter pada umumnya dan nilai karakter mandiri pada khususnya.
Ahli validasi dari produk yang dikembangan dalam penelitian ini akan
dilakukan oleh dua ahli. Pertama, ahli dalam bidang kompetensi pembelajaran
materi sastra oleh Uum Qomariah S.Pd., M.Hum. Kedua, ahli dalam bidang bahan
48

ajar pembelajaran khususnya buku pengayaan Dr.Wagiran M.Hum. Kedua ahli


validasi produk tersebut telah memenuhi kriteria yang telah disebutkan dalam
penentuan ahli.

3.3 Fokus Penelitian


Fokus penelitian pengembangan ini yaitu buku pengayaan teks cerita
inspiratif bermuatan karakter mandiri yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik
dan pendidik. Kebutuhan tersebut terfokus pada beberapa aspek pengayaan yaitu:
(1) aspek isi/materi, (2) aspek penyajian, (3) aspek bahasa dan keterbacaan,dan (4)
aspek grafika.

3.4 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas tiga
jenis yaitu: (1) pedoman studi pustaka, (2) pedoman wawancara, dan (3) angket
kebutuhan. Pedoman studi pustaka yang digunakan yaitu mengenai ketersediaan
dari buku pengayaan teks cerita inspiratif. Selain ketersediaan, observasi ini
dilakukan juga untuk mengetahui kualitas dari ketersediaan buku teks cerita
inspiratif bagi peserta didik sebagai bahan pembelajaran dengan empat fokus
observasi yaitu: (1) aspek isi/materi, (2) aspek penyajian, (3) aspek bahasa dan
keterbacaan, dan (4) aspek grafika. Pedoman wawancara digunakan untuk
mengetahui kebutuhan buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter
mandiri bagi peserta didik dan pendidik. Selain itu, juga terdapat angket
kebutuhan dan angket uji validasi. Angket kebutuhan yang berkaitan dengan
pembelajaran ditujukan kepada pendidik dan peserta didik. Kemudian angket uji
validasi ditujukan kepada pakar atau ahli yang berkaitan dengan penilaian
prototipe produk yang dikembangkan.
Data penelitian yang dibutuhkan terdiri dari dua data yaitu: (1) data
mengenai kebutuhan buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter
mandiri dan (2) data mengenai validasi prototipe buku pengayaan teks cerita
inspiratif berbasis nilai karakter mandiri. Gambaran umum mengenai instrumen
penelitian yang digunakan dipaparkan melalui kisi-kisi yakni sebagai berikut.
49

Tabel 2. Kisi-Kisi Umum Instrumen Penelitian


Data Sumber Data Instrumen
1. Ketersediaan dan Daftar buku teks cerita Pedoman studi pustaka
kualitas buku teks inspiratif di perpustakaan
cerita inspiratif yang sekolah
sudah beredar
2. Kebutuhan buku teks a. Peserta didik a. Lembar wawancara
b. Pendidik
cerita inspiratif dan
b. Angket kebutuhan
bermuatan karakter
mandiri
3. Validasi buku teks Ahli bidang pembelajaran Angket uji validasi
cerita inspiratif materi sastra dan ahli
bermuatan karakter bidang bahan aar
mandiri pembelajaran buku
pengayaan

3.4.1 Pedoman Studi Pustaka Buku Teks Cerita Inspiratif yang Sudah Ada
Pedoman studi pustaka buku teks cerita inspiratif yang sudah ada di
perpustakaan sekolah tersebut berisi: (1) aspek isi/materi dari buku teks cerita
inspiratif yang sudah ada, (2) aspek penyajian dari buku teks cerita inspiratif yang
sudah ada, (3) aspek penggunaan bahasa dan keterbacaan dalam buku teks cerita
inspiratif yang sudah ada, dan (4) aspek grafika dalam buku teks cerita inspiratif
yang sudah ada.
Aspek-aspek tersebut akan dikembangkan menjadi pertanyaan-pertanyaan
dalam bentuk pedoman studi pustaka. Hal ini dilakukan sebagai pedoman bagi
peneliti untuk mengetahui kualitas dan ketersediaan buku teks cerita inspiratif
yang sudah ada. Peneliti mengisi pedoman studi pustaka pada saat melakukan
survei.

Tabel 3. Kisi-Kisi Pedoman Studi Pustaka Buku Teks Cerita Inspiratif yang
Sudah Ada
Aspek Indikator Nomor
Isi/materi Ketersediaan dan kelayakan mengenai isi buku teks 1,2,3,4,5
50

cerita inspiratif
Bahasa dan Kelayakan terkait penggunaan bahasa dalam buku 6,7,8
Keterbacaan teks cerita inspiratif

Penyajian Kelayakan terkait kemenarikan sampul, dan 9,10,11


perpaduan warna dalam buku teks cerita inspiratif
Grafika Kelayakan terkait ukuran dan jenis huruf, serta 12,13,14,15
ilustrasi dalam buku teks cerita inspiratif

3.4.2 Pedoman Wawancara


Wawancara dalam penelitian ini akan dilakukan kepada peserta didik dan
pendidik. Hal ini bertujuan untuk memeroleh informasi berkaitan dengan produk
yang akan dikembangkan yaitu buku teks cerita inspiratif bermuatan karakter
mandiri. Informasi tersebut akan dijadikan sebagai bahan pendukung dalam
proses analisis kebutuhan. Hal-hal yang akan ditanyakan dalam wawancara ini
berkaitan dengan beberapa aspek berkaitan diantaranya 1) aspek isi/materi, (2)
aspek penyajian, (3) aspek bahasa dan keterbacaan, dan (4) aspek grafika.

3.4.3 Angket Kebutuhan Buku Teks Cerita Inspiratif Bermuatan Karakter


Mandiri
Angket kebutuhan buku teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri
dibedakan menjadi dua yaitu angket kebutuhan peserta didik dan angket
kebutuhan pendidik. Angket ini digunakan sebagai sarana menyampaikan
pendapat atau gagasan terkait buku teks cerita inspiratif yang diinginkan. Hasil
dari angket tersebut akan menjadi bahan pertimbangan prototipe buku teks cerita
inspiratif bermuatan karakter mandiri.
3.4.3.1 Angket Kebutuhan Peserta Didik terhadap Prototipe Buku Teks
Cerita Inspiratif Bermuatan Karakter Mandiri
Angket kebutuhan peserta didik akan membahas beberapa hal-hal yang
berkaitan dengan buku teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri yaitu: (1)
aspek isi/materi, (2) aspek penyajian, (3) aspek bahasa dan keterbacaan, (4) aspek
grafika dan (5) harapan peserta didik terhadap produk yang dikembangkan.
51

Berikut kisi-kisi dari angket kebutuhan peserta didik terhadap prototipe Buku Teks
Cerita Inspiratif Bermuatan Karakter Mandiri.

Tabel 4. Kisi-kisi Angket Kebutuhan Peserta Didik terhadap Prototipe Buku Teks Cerita
Inspiratif Bermuatan Karakter Mandiri

Indikator Nomor
Aspek
1. Materi/Isi 1. Tanggapan berkaitan dengan materi teks 1,2
cerita inspiratif
2. Sumber belajar teks cerita inspiratif 3,4
3. Kebutuhan buku teks cerita inspiratif 5,6,7

4. Kebutuhan buku teks cerita inspiratif 8,9,10


berbasis nilai karakter mandiri
5. Penyajian 1. Kebutuhan penyajian struktur buku teks 11
cerita inspiratif
2. Kebutuhan letak penyajian ilustrasi dalam 12,13
buku teks cerita inspiratif
3. Kebutuhan penyajian ulasan dalam buku 14,15,16
teks cerita inspiratif
4. Kebutuhan penyusunan urutan teks cerita 17
inspiratif dalam buku
9. Bahasa dan 1. Penggunaan bahasa dalam teks cerita 18
Keterbacaan inspiratif
2. Penggunaan kalimat dalam teks cerita 19
inspiratif
3. Penggunaan diksi dalam teks cerita 20
inspiratif
10. Grafika 1. Judul dalam buku teks cerita inspiratif 21
2. Jenis ilustrasi dan warna ilustrasi dalam 22,23
buku teks cerita inspiratif
3. Kebutuhan desain , warna, dan jenis kertas 24,25,26
sampul
4. Kebutuhan jumlah cerita dalam buku teks 27
cerita inspiratif
52

5. Jenis huruf dalam buku teks cerita 28


inspiratif
6. Ukuran dalam buku teks cerita inspiratif 29

16. Harapan untuk Saran dan masukan 30


buku yang
dikembangkan

3.4.3.1 Angket Kebutuhan Pendidik terhadap Prototipe Buku Teks Cerita


Inspiratif Bermuatan Karakter Mandiri
Angket kebutuhan pendidik akan membahas beberapa hal-hal yang
berkaitan dengan buku teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri yaitu: (1)
aspek isi/materi, (2) aspek penyajian, (3) aspek bahasa dan keterbacaan, (4) aspek
grafika dan (5) harapan peserta didik terhadap produk yang dikembangkan.
Berikut kisi-kisi angket kebutuhan peserta didik terhadap prototipe buku teks
cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri.

Tabel 5. Kisi-kisi Angket Kebutuhan Peserta Didik terhadap Prototipe Buku


Teks Cerita Inspiratif Bermuatan Karakter Mandiri

Aspek Indikator Nomor


1. Mat 1. Tanggapan berkaitan dengan materi teks 1,2
eri/Isi cerita inspiratif
2. Sumber belajar teks cerita inspiratif 3,4
3. Kebutuhan buku teks cerita inspiratif 5,6,

4. Kebutuhan buku teks cerita inspiratif 7,8


berbasis nilai karakter mandiri
2. Penyajian 5. Kebutuhan penyajian struktur buku teks 9
cerita inspiratif
6. Kebutuhan letak penyajian ilustrasi dalam 10,11
buku teks cerita inspiratif
53

7. Kebutuhan penyajian ulasan dalam buku 12,13,14


teks cerita inspiratif
8. Kebutuhan penyusunan urutan teks cerita 15
inspiratif dalam buku
3. Bahasa dan 4. Penggunaan bahasa dalam teks cerita 16
Keterbacaan inspiratif
5. Penggunaan kalimat dalam teks cerita 17
inspiratif
6. Penggunaan diksi dalam teks cerita 18
inspiratif
4. Grafika 7. Judul dalam buku teks cerita inspiratif 19
8. Jenis ilustrasi dan warna ilustrasi dalam 20,21,22
buku teks cerita inspiratif
9. Kebutuhan desain , warna, dan jenis kertas 23,24,25
sampul
10. Kebutuhan jumlah cerita dalam buku teks 26
cerita inspiratif
11. Jenis huruf dalam buku teks cerita 27
inspiratif
12. Ukuran kertas dalam buku teks cerita 28
inspiratif
10. Harapan untuk Saran dan masukan 29
buku yang
dikembangkan

3.4.4 Angket Validasi Prototipe Buku Teks Cerita Inspiratif Bermuatan


Karakter Mandiri
Angket validasi prototipe merupakan angket yang akan digunakan sebagai
acuan penilaian dari prototipe produk yang dikembangkan yaitu buku teks cerita
inspiratif bermuatan karakter mandiri. Penilaian ini akan dilakukan oleh pakar
atau tenaga ahli kemudian hasilnya akan dijadikan sebagai bahan perbaikan
produk. Angket ini berisi segala sesuatu yang menyusun produk yaitu: (1) aspek
isi/materi, (2) aspek penyajian, (3) aspek bahasa dan keterbacaan, dan (4) aspek
54

grafika. Berikut kisi-kisi angket uji validasi terhadap prototipe buku teks cerita
inspiratif bermuatan karakter mandiri.

Tabel 6. Kisi-kisi Angket Uji Validasi terhadap Prototipe Buku Teks Cerita
Inspiratif Bermuatan Karakter Mandiri

Aspek Indikator Nomor


1. Materi/isi 1. Kesesuaian pesan moral dalam cerita dengan 1
nilai-nilai karakter mandiri
2. Kesesuaian judul dengan isi 2
3. Relevansi isi cerita dengan nilai karakter 3
mandiri
4. Kesesuaian isi cerita dengan ilustrasi yang 4
digunakan
5. Orisinalitas isi buku 5
6. Penyajian 1. Kemenarikan warna pada sampul/cover 6
2. Kesesuaian sampul buku dengan tema 7
3. Kesesuaian sampul belakang buku cerita 8
inspiratif dengan kaidah penyusunan buku
pengayaan
4. Keserasian warna 9
5. Penataan gambar/ilustrasi 10
6. Tata letak/sistematika 11

12. Bahasa 1. Kesesuaian diksi dengan tingkat pemahaman 12


dan siswa
2. Kepaduan susunan kalimat 13
keterbaca
3. Penggunaan bahasa yang komunikatif 14
an
15. Grafika 1. Ketebalan buku 15
2. Kesesuaian ukuran buku 16
3. Kesesuaian penggunaan jenis huruf 17
4. Kesesuaian pemilihan ukuran huruf 18
19. Saran 19

3.5 Teknik Pengumpulan Data


55

Teknik pengumpulan data yang pertama yaitu dengan angket observasi.


Angket ini digunakan sebagai dasar identifikasi potensi masalah, yaitu mengenai
ketersediaan buku teks cerita inspiratif berbasis nilai karakter mandiri. Peneliti
akan melakukan pengecekan ketersediaan dan kualitas buku teks cerita inspiratif
yang terdapat di tiga perpustakaan sekolah meliputi SMP N 31 Semarang, SMP N
44 Semarang, dan SMP Nasima Semarang. Kemudian di dua toko buku yaitu toko
buku gramedia dan toko buku merbabu.
Data kedua yakni wawancara yang dilakukan kepada pendidik dan peserta
didik. Hasil wawancara yang telah dilakukan kemudian diturunkan menjadi
pertanyaan-pertanyaan dalam angket kebutuhan. Angket kebutuhan untuk peserta
didik dan angket kebutuhan untuk pendidik.
Data ketiga diambil dengan menggunakan angket. Angket kebutuhan
digunakan untuk mengetahui kebutuhan peserta didik dan pendidik terhadap buku
pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri. Hasil analisis angket
kebutuhan akan dikembangkan menjadi prinsip-prinsip pengembangan produk
penelitian.
Data keempat diperoleh dengan angket yang ditujukankepada pakar atau
tenaga ahli. Angket ini berfungsi sebagai dasar revisi produk penelitian atas
penilaian dan saran dari pakar atau tenaga ahli. Revisi produk yang dilakukan
berguna untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan pada prototipe awal. Berikut
penjabaran dari teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian.
3.6.1 Studi Pustaka
Studi Pustaka dalam penelitian ini merupakan teknik yang digunakan untuk
mengetahui ketersediaan dan kualitas dari buku pengayaan teks cerita inspiratif.
Buku tersebut merupakan buku yang telah ada di masing-masing perpustakaan
sekolah tertuju dan di toko buku yang telah ditentukan. Studi pustaka yang
digunakan menjadi data awal mengenai teks cerita inspiratif yang sudah ada.
3.6.2 Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk menggali informasi yang
lebih mendalam mengenai buku teks cerita inspiratif. Wawancara yang akan
dilakukan tertuju kepada peserta didik dan pendidik. Sesuai dengan penelitian
pengemban ini, wawancara yang dilakukan agar memeroleh informasi mengenai
kebutuhan buku pengayaan teks cerita inspiratif dalam kegiatan belajar mengajar.
3.6.3 Angket Kebutuhan
56

Angket kebutuhan dalam penelitian ini digunakan untuk memeroleh


informasi mengenai analisis kebutuhan penyusunan buku pengayaan teks cerita
inspiratif bermuatan karakter mandiri. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan menyebarkan angket kepada peserta didik dan pendidik.
3.6.4 Angket Uji Validasi
Angket uji validasi dalam penelitian ini digunakan untuk memeroleh
informasi mengenai validitas dan realibilitas prototipe yang dikembangkan oleh
peneliti. Melalui angket ini peneliti dapat mengetahui berbagai kelemahan-
kelemahan dalam prototipe yang dikembangkan sehingga menjadi dasar dalam
melakukan perbaikan produk. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam
angket uji validasi yaitu dengan membagikan angket tersebut kepada pakar atau
tenaga ahli.

3.7 Analisis Data


Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas: (1) analisis
data observasi, (2) analisis data wawancara, (3) data kebutuhan pendidik dan
peserta didik, dan (4) analisis data uji validasi buku teks cerita inspiratif
bermuatan karakter mandiri. Berikut penjabaran dari analisis data yang digunakan
dalam penelitian.
3.7.1 Analisis Data Studi Pustaka
Analisis yang digunakan untuk menganalisis data hasil studi pustaka tentang
pengamatan buku teks cerita inspiratif berbasis nilai karakter mandiri adalah
deskriptif kualitatif. Hasil studi pustaka dideskripsikan, sehingga dapat dijadikan
informasi awal mengenai buku cerita anak yang sudah ada.
3.7.2 Analisis Data Wawancara
Analisis data wawancara dalam penelitian berdasarkan pada hasil dari
wawancara yang dilakukan kepada pendidik dan peserta didik. Wawancara
dilakukan berdasarkan pedoman wawancara yang telah dibuat. Hasil wawancara
tersebut kemudian dibuat simpulan sebagai data awal pengembangan buku
pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri yang dituangkan
dalam analisis deskriptif.
3.7.3 Analisis Data Kebutuhan dan Uji Validasi
57

Kebutuhan peserta didik dan pendidik terhadap buku buku pengayaan teks
cerita inspiratif berbasis nilai karakter mandiri dianalisis menggunakan teknik
deskriptif kualitatif. Pelaksanaan analisis data dilakukan dengan mengidentifikasi
data kebutuhan peserta didik dan pendidik terhadap buku pengayaan teks cerita
inspiratif bermuatan karakter mandiri dari angket yang telah diberikan.
Angket yang telah diisi dikumpulkan kemudian menentukan prioritas
jawaban berdasarkan pilihan terbanyak. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh
kriteria kebutuhan peserta didik dan pendidik terhadap buku pengayaan teks cerita
inspiratif bermuatan karakter mandiri. Data uji validasi dianalisis menggunakan
teknik analisis deskriptif kualitatif dan kuantitif. Data kualitatif diperoleh dari
angket uji validasi.
Data uji ahli digunakan sebagai penilaian terhadap desain produk dan
sebagai acuan perlu atau tidaknya perbaikan desain. Menurut Sudijono (2011:43)
setelah ahli melakukan penilaian, selanjutnya hasil penilaian tersebut
dipersentasekan menggunakan rumus di bawah ini.

P = Persentase skor
P = x 100 % f = jumlah skor yang diperoleh
n = jumlah skor maksimal

Tabel 7. Rentang Persentase dan Kriteria Kualitatif Uji Kelayakan

Rentang Persentase (%) Kriteria Kualitatif

82%-100% Sangat layak

63%-81% Layak

44%-62% Kurang layak

25%-43% Tidak layak


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Hasil penelitian yang akan dipaparkan pada bab ini meliputi lima hal
yaitu: (1) hasil analisis kebutuhan peserta didik dan pendidik terhadap buku
pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri, (2) prinsip
pengembangan buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri
(3) prototipe buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri,
(4) hasil penilaian buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter
mandiri, dan (5) perbaikan buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan
karakter mandiri.

4.1.1 Hasil Analisis Kebutuhan Peserta Didik dan Pendidik Terhadap Buku
Pengayaan Teks Cerita Inspiratif Bermuatan Karakter Mandiri
Hasil analisis kebutuhan buku pengayaan diperoleh dari analisis kebutuhan
peserta didik dan pendidik terhadap buku pengayaan teks cerita inspiratif
bermuatan karakter mandiri. Persentase dari masing-masing kebutuhan akan
menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan buku pengayaan teks cerita
inspiratif. Selain itu, hasil persentase tersebut akan dideskripsikan dan dijadikan
sebagai acuan dalam pengembangan buku pengayaan teks cerita inspiratif
bermuatan karakter mandiri. Berikut paparan dari hasil analisis kebutuhan peserta
didik dan pendidik terhadap buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan
karakter mandiri.

4.1.1.1 Analisis Kebutuhan Peserta Didik terhadap Buku Pengayaan Teks


Cerita Inspiratif Bermuatan Karakter Mandiri
Hasil analisis kebutuhan buku cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri
digunakan sebagai acuan pengembangan dari produk penelitian yakni buku
pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri. Data tersebut
diperoleh dari 105 peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang berasal

59
60

dari tiga sekolah yaitu SMP N 31 Semarang, SMP Nasima Semarang, dan
SMP N 44 Semarang. Aspek-aspek dalam kebutuhan peserta didik dan pendidik
meliputi: (1) materi/isi buku pengayaan teks cerita inspiratif, (2) penyajian materi
buku pengayaan teks cerita inspiratif, (3) bahasa dan keterbacaan buku pengayaan
teks cerita inspiratif, (4) grafika buku pengayaan teks cerita inspiratif, dan (5)
harapan buku pengayaan teks cerita inspiratif.
1. Aspek Materi/Isi Buku Pengayaan Teks Cerita Inspiratif
Aspek materi atau aspek isi buku terdiri dari 12 indikator yang diajukan
dalam angket kebutuhan peserta didik. Berikut hasil dari kebutuhan peserta didik
terhadap materi/isi buku pengayaan teks cerita inspiratif yang disajikan dalam
bentuk tabel.
Tabel 4.1 Aspek Materi/Isi Buku
N Indikator Pilihan Jawaban Intensitas Pilihan Presentase
o Jawaban
1 Mendapat materi Sudah 99 Dipilih
Belum 6
teks cerita 94,28%
inspiratif
2 Pemahaman teks Sudah 83 Dipilih
Belum 22
cerita inspiratif 79,04%
3 Teks cerita Teks yang tidak 44
inspiratif yang
terlalu panjang
digunakan bahan
pembelajaran 63,02%
Teks yang mudah 75 Dipilih
dipahami
4 Sumber belajar Internet 39
Buku teks siswa 46 Dipilih
yang digunakan
Media cetak 14
Buku teks siswa, 13
internet, dan media 41,07%
cetak
Lainnya -
5 Kebutuhan buku Ya 84 Dipilih
pengayaan teks 80%
61

cerita inspiratif
Tidak 21
6 Isi buku teks cerita Teks bervariasi 37
inspiratif dengan satu tema
Teks bervariasi 68 Dipilih
64,76%
dengan berbagai
tema
Lainnya -

7 Latar teks cerita Pantai 27


Kota 40
inspiratif
Desa 43 Dipilih 37,39%
Sesuai kebutuhan 4
8 Alur dalam teks Maju 36
cerita inspiratif
Mundur 24 37,14%
Campuran 16
Maju, mundur, dan 39 Dipilih
campuran
Lainnya -
9 Teks cerita Ya 83 Dipilih
Tidak 22
inspiratif berasal 79,04%
Lainnya -
dari kisah nyata
10 Penyisipan muatan Setuju 79 Dipilih
Tidak 26
karakter mandiri
dalam teks 75,23%
Lainnya -
11 Pemahaman nilai Ya 67 Dipilih
Tidak 38
karakter mandiri 63,80%
12 Nilai karakter Kerja keras, kreatif, 52 Dipilih 49,52%
mandiri dalam
tangguh, tahan
teks
banting, daya juang,
profesionalitas, etos
kerja (kerja keras),
62

dan belajar
sepanjang hayat
Sesuai kebutuhan 31
Lainnya 22

Materi teks cerita inspiratif telah diajarkan kepada peserta didik. Hal
tersebut dapat dilihat dari angket kebutuhan peserta didik yang menunjukan
persentase sebanyak 94,28% peserta didik telah mendapatkan materi tersebut.
Berdasarkan materi teks cerita inspiratif terdapat 79,04% peserta didik yang telah
memahami pengertian dari teks cerita inspiratif. Jumlah keseluruhan peserta didik
105, 83 menjawab sudah memahami dan 22 peserta didik menjawab belum
memahami.
Wawancara yang dilakukan kepada 12 peserta didik memaparkan bahwa
dalam pembelajaran materi teks cerita inspiratif proses pembelajaran
menggunakan beberapa sumber belajar. Apabila di luar pembelajaran sekolah
peserta didik sering menggunakan sumber belajar internet. Dalam lingkup sekolah
ketiga sekolah yang menjadi pengambilan data angket kebutuhan tidak
memperbolehkan peserta didik membawa gawai sehingga penggunaan internet
terbatas. SMP Nasima memperbolehkan peserta didik membawa laptop namun
hanya berkala, pun dengan SMP N 31 dan SMP N 44 peserta didik yang
mempunyai laptop masih terbatas. Penggunaan sumber belajar media cetak
dilakukan apabila peserta didik mendapat instruksi dari pendidik sehingga sumber
belajar tersebut jarang digunakan. Hal ini terlihat dari hasil angket kebutuhan
peserta didik yang menunjukan sumber belajar yang digunakan dalam
pembelajaran meliputi buku dijawab oleh 46 peserta didik, internet 39 peserta
didik, media cetak 14 peserta didik, dan ketiganya 13 peserta didik. Berdasarkan
hasil angket tersebut buku teks siswa diperoleh dengan persentase 41,07%.
Teks cerita inspiratif yang diinginkan oleh peserta didik meliputi teks yang
mudah dipahami dan teks yang tidak terlalu panjang. Kedua hal tersebut dipilih
dengan persentase 63,02% dan 36,98%. Teks yang mudah dipahami dan teks yang
tidak terlalu panjang merupakan kedua hal yang dapat membantu pemahaman
63

peserta didik terhadap cerita inspiratif yang akan disajikan. Menurut pendidik
peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP) belum bisa memahami suatu
bacaan menggunakan kalimat yang rumit. Selain itu, peserta didik juga lebih
tertarik dengan bacaan yang tidak terlalu panjang.
Berdasarkan angket kebutuhan peserta didik menyebutkan membutuhkan
buku pengayaan teks cerita inspiratif. Kebutuhan tersebut diketahui dengan
persentase yang tinggi yaitu 80% dengan jumlah peserta didik yang menjawab
tidak membutuhkan 21 peserta didik dari 105 peserta didik. Kebutuhan akan buku
pengayaan bagi peserta didik berdasarkan wawancara yang telah dilakukan
berguna untuk melengkapi materi dalam buku teks. Buku teks yang disediakan
untuk pembelajaran mencakup seluruh kompetensi dasar sehingga setiap
kompetensi dasar hanya memaparkan materi yang sedikit. Peserta didik juga
menginginkan buku teks cerita inspiratif yang sederhana tidak terlalu panjang.
Melalui buku pengayaan teks cerita inspiratif peserta didik dapat menambah
materi yang diperlukan dan dapat menjadi sarana yang digunakan untuk
pembiasan karakter yang menjadi program dalam masing-masing sekolah.
Buku teks yang digunakan peserta didik dengan seluruh cakupan
kompetensi dasar berdampak pada materi yang dipaparkan kurang maksimal. Hal
ini dijelaskan oleh peserta didik saat wawancara bahwa teks-teks yang terdapat
dalam buku teks kurang bervariasi. Permasalahan tersebut yang menjadikan
persentase peserta didik yang memilih isi dari buku pengayaan teks cerita
inspiratif dengan teks yang bervariasi dan beberapa tema adalah 64,76%.
Kemudian buku pengayaan teks cerita inspiratif dengan teks yang bervariasi dan
hanya terdiri atas satu tema 35,24%. Lebih dari separuh peserta didik
menginginkan teks yang bervariasi dalam buku cerita inspiratif.
Wilayah peserta didik terbagi menjadi tiga meliputi wilayah pedesaan,
wilayah perkotaan, dan wilayah pesisir. Wilayah pedesaan diwakili oleh SMP N
44 Semarang, wilayah perkotaan diwakili oleh SMP Nasima Semarang, dan
wilayah pesisir diwakili oleh SMP N 31 Semarang. Berdasarkan perbedaan
wilayah tersebut dalam angket kebutuhan juga berdampak terhadap pemilihan dari
latar dalam buku pengayaan teks cerita inspiratif yang diinginkan. Persentase
64

kebutuhan peserta didik yang memilih latar di pantai sebanyak 27 peserta didik,
latar di wilayah pedesaan sebanyak 43 peserta didik, dan di wilayah kota sebanyak
40 peserta didik. Persentase terbanyak yang dipilih oleh 105 peserta didik adalah
latar di pedesaan dengan jumlah 43%. Beberapa alasan terhadap pemilihan latar
tersebut karena wilayah pedesaan tercermin dengan wilayah yang asri dan
penduduk yang berperilaku ramah.
Berkaitan dengan alur yang digunakan dalam buku pengayaan teks cerita
inspiratif persentase yang paling banyak dipilih oleh peserta didik yaitu
menggunakan alur maju, mundur, dan campuran. Penggunaan dari ketiga alur
tersebur berdasarkan wawancara dengan peserta didik agar tidak terjadi
kejenuhan. Semakin memiliki perbedaan atau variasi akan jalan cerita maka akan
membuat peserta didik semakin tertarik dan tidak jenuh saat membaca. Persentase
yang ditunjukan yaitu 37,39% dengan sebanyak 39 peserta didik yang memilih.
Kemudian peserta didik juga menyetujui kisah-kisah yang diangkat dalam cerita
inspiratif berasal dari kisah nyata. Kisah nyata dalam kehidupan sehari-hari akan
membuat peserta didik lebih mudah memahami isi dari teks. Peserta didik juga
dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dari peristiwa yang
dipaparkan dalam buku pengayaan teks cerita inspiratif. Persentase yang
menyetujui kisah nyata dengan yang tidak menyetujui yaitu 79,04% dengan
20,96%.
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan peserta didik menyetujui
akan pentingnya karakter dalam proses pembelajaran. Beberapa kasus yang
mengemuka di pemberitaan televisi dan media sosial berkaitan dengan kekerasan
yang dilakukan oleh oknum peserta didik kepada pendidik dan sebaliknya
kekerasan yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik membuat mereka
prihatin. Hal tersebut yang membuat peserta didik memilih angket kebutuhan
penyisipan karakter mandiri dalam buku pengayaan teks cerita inspiratif dengan
persentase 75,23%. Angka tersebut melebihi dari separuh peserta didik sebagai
pemilih sehingga dapat disimpulkan ketertarikan dengan penyisipan nilai-nilai
karakter terhadap buku pengayaan teks cerita inspiratif adalah hal yang menarik
dan tepat.
65

Karakter mandiri sudah banyak dipahami oleh peserta didik. Meskipun


terdapat beberapa pendidik yang menjawab belum memahami karakter mandiri
namun persentasenya lebih sedikit dari peserta didik yang sudah paham. Terdapat
63,80% peserta didik yang sudah paham akan karakter mandiri. Nilai-nilai dari
karakter mandiri yang dipilih oleh peserta didik meliputi kerja keras (etos kerja),
kreatif, tangguh tahan banting, daya juang, profesionalitas, keberanian, dan
menjadi pembelajar sepanjang hayat. Nilai-nilai tersebut berdasarkan angket
kebutuhan menghasilkan 49,52%.

2. Aspek Penyajian Buku Pengayaan Teks Cerita Inspiratif


Aspek penyajian buku terdiri dari 7 indikator yang terdapat dalam angket
kebutuhan peserta didik. Aspek penyajian materi dipaparkan dalam bentuk tabel
dan bentuk deskripsi sesuai dengan hasil analisis kebutuhan peserta didik terhadap
buku pengayaan teks cerita inspiratif.
Tabel 4.2 Aspek Penyajian Materi
No Indikator Pilihan Jawaban Intensitas Pilihan Presentase
Jawaban
13 Pengadaan Setuju 101 Dipilih
Tidak setuju 4
ilustrasi dalam 96,19%
lainnya -
teks
14 Letak ilustrasi Awal subbab 31
Akhir subbab 28
dalam teks 41,07%
Sesuai kebutuhan 46 Dipilih

Lainnya 7

15 Peyajian ulasan Setuju 57 Dipilih 54,28%


Tidak setuju 41
dalam teks cerita
Lainnya 7
inspiratif
16 Letak ulasan Awal subbab 38 41,12%
Akhir subbab 44 Dipilih
dalam teks
Sesuai kebutuhan 20

Lainnya 5
66

17 Penyajian ulasan Sudut pandang 21


teks cerita tokoh
34,86%
inspiratif

dialog tokoh 23

aktivitas tokoh 27

Sesuai kebutuhan 38 Dipilih

Lainnya -

18 Urutan penyajian Urutan waktu 36 39,44%


teks

Urutan abjad 19

Urutan peristiwa 43 Dipilih

Lainnya 11

Berdasrkan tabel 4.2 dapat dijelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan
aspek penyajian dalam buku pengayaan teks cerita inspiratif. Peserta didik
sebanyak 96,16% menyetujui adanya ilustrasi yang ditampilkan dalam buku
pengayaan teks cerita inspiratif. Hal ini merupakan hasil dari angket kebutuhan
yang telah diisi oleh 105 peserta didik. Hanya sebanyak 3,84% peserta didik yang
tidak menyetujui adanya ilustrasi dalam teks cerita inspiratif. Bagi peserta didik
ilustrasi adalah salah satu hal yang menarik perhatian suatu bacaan untuk dibaca.
Saat wawancara peserta didik mengungkapkan ilustrasi hendaknya sesuai dengan
isi dari teks bacaan karena dapat membantu pemahaman peserta didik terhadap
teks.
Letak ilustrasi dari pilihan di awal subbab dan di akhir subbab peserta
didik lebih memilih disesuaikan dengan kebutuhan dari peristiwa yang
digambarkan dalam cerita inspiratif. Sebanyak 31 peserta didik memilih di awal
subbab, 28 di akhir subbab, sesuai kebutuhan sebanyak 46, dan pilihan lainnya
yaitu 7 peserta didik. Wawancara yang dilakukan kepada 12 peserta didik di tiga
sekolah memaparkan bahwa peserta didik mengharapkan peristiwa unik dan
67

peristiwa yang mewakili cerita dijadikan sebagai ilustrasi. Kedua hal tersebut
tidak dapat di prediksi dapat dimunculkan di awal subbab atau pun di akhir
subbab sehingga pemiihan sesuai kebutuhan lebih tepat.
Wawancara yang dilakukan kepada peserta didik bahwa buku pengayaan
yang tersedia di perpustakaan jarang ditemukan ulasan terhadap nilai-nilai yang
terkandung di dalam teks buku pengayaan tersebut. Buku pengayaan yang telah
tersedia hanya berisi teks dan ilustrasi tanpa ada ulasan dibagian akhir. Ada
beberapa peserta didik yang menemukan buku pengayaan dengan ulasan namun
ketersediaanya terbatas. Berdasarkan angket kebutuhan peserta didik yang
menyetujui terdapat ulasan dalam teks cerita inspiratif sebanyak 54,28% dan yang
tidak menyetujui sebanyak 39,04% serta yang menjawab lainnya sebanyak 6,67%.
Persentase kebutuhan peserta didik terhadap penyajian ulasan dalam buku
pengayaan teks cerita inspiratif merupakan persentase yang paling tinggi.
Kemudian letak ulasan yang diinginkan oleh peserta didik berada di paling akhir
subbab cerita. Jumlah peserta didik yang memilih letak ulasan di bagian akhir
sebanyak 44, di awal sebanyak 38, sesuai kebutuhan 20 peserta didik, dan 5
peserta didik menjawab lainnya.
Penyajian ulasan dalam buku teks cerita inspiratif berdasarkan angket
kebutuhan meliputi ulasan berdasarkan sudut pandang tokoh, ulasan berdasarkan
dialog tokoh, ulasan berdasarkan aktivitas tokoh, dan ulasan berdasarkan
implementasi dalam kehidupan sehari-hari. Persentase tertinggi yang diberikan
oleh peserta didik merupakan persentase ulasan yang berisi implementasi dalam
kehidupan sehari-hari yaitu sebanyak 38 dengan persentase 34%. Kemudian,
sudut pandang tokoh 17%, aktivitas tokoh 22% , dan dialog tokoh 19%.
Berdasarkan wawancara peserta didik berharap ulasan dalam buku teks cerita
inspiratif dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, ulasan tersebut
juga dapat memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam memaknai isi
teks.
Berkaitan dengan urutan penyusunan cerita yang dilakukan dalam buku
pengayaan teks cerita inspiratif persentase tertinggi berdasarkan angket kebutuhan
adalah berdasarkan urutan peristiwa 39,44%. Wawancara yang dilakukan juga
68

menyebutkan urutan cerita berdasarkan peristiwa lebih tepat daripada berdasarkan


urutan abjad sehingga persentase yang diberikan terhadap urutan abjad pun
terbilang sedikit yaitu hanya 19 peserta didik yang memilih.

3. Aspek Bahasa dan Keterbacaan Buku Pengayaan Teks Cerita Inspiratif


Aspek bahasa dan keterbacaan terhadap buku pengayaan teks cerita
inspiratif disajikan dalam bentuk tabel. Berikut kebutuhan peserta didik aspek
bahasa dan keterbacaan terhadap buku pengayaan teks cerita inspiratif dari 3
pertanyaan yang disediakan.
Tabel 4.3 Aspek Bahasa dan Keterbacaan

No Indikator Pilihan Intensitas Pilihan Presentase


Jawaban Jawaban
19 Ragam bahasa Jurnalistik 19 60,95%
Ilmiah 15
Sastra 64 Dipilih

Lainnya 7
20 Kalimat dalam teks Struktur 42 55,66%
cerita inspiratif sederhana
Mudah 59 Dipilih
dipahami
Kalimat 5
yang
panjang
Lainnya -

21 Diksi/pilihan kata Kata yang 47 52,38%


sering di
dengar
Kata yang 55 Dipilih
mudah
dipahami
Lainnya 3
69

Data yang disajikan dalam tabel 4.3 memaparkan kebutuhan peserta didik
yang berkaitan dengan aspek bahasa dan keterbacaan. Indikator ragam bahasa yang
terdapat dalam indikator yaitu ragam bahasa jurnalistik, ilmiah, dan sastra.
Persentase ragam bahasa berdasarkan angket kebutuhan peserta didik sebanyak
60,95% memilih ragam bahasa sastra sedangkan ragam bahasa jurnalistik sebanyak
18,09%, dan ragam bahasa ilmiah sebanyak 14,28% serta pilihan lainnya 6,67%.
Wawancara yang telah dilakukan peserta didik juga memaparkan ragam bahasa
satra lebih tepat digunakan dalam buku pengayaan teks cerita inspiratif. Apabila
ragam bahasa ilmiah dan ragam bahasa jurnalistik digunakan dalam buku
pengayaan teks cerita inspiratif maka pemahaman peserta didik tidak sesuai karena
cerita inspiratif merupakan jenis teks fiksi.
Kalimat yang digunakan dalam teks berdasarkan indikator mudah
dipahami dan struktur sederhana keduanya memilki persentase yang cukup tinggi
yaitu 55,66% dan 40%. Kemudian yang memilih menggunakan kalimat yang
panjang sebesar 4,44%. Berkaitan dengan pilihan kata atau diksi peserta didik
menginginkan kata yang mudah dipahami dengan persentase 52,38%. Penggunaan
diksi yang mudah dipahami tidak akan menimbulkan keraguan atau kesulitan
untuk memahami isi teks.

4. Aspek Grafika Buku Pengayaan Teks Cerita Inspiratif


Buku pengayaan teks cerita inspiratif memiliki aspek grafika. Aspek
tersebut berdasarkan kebutuhan peserta didik disajikan dalam 10 indikator. Berikut
kebutuhan peserta didik terhadap aspek grafika buku pengayaan teks cerita
inspiratif yang disajikan dalam tabel.

Tabel 4.4 Aspek Grafika


No Indikator Pilihan Jawaban Intensitas Pilihan Presentase
Jawaban
22 Judul buku Cakrawala Kehidupan: 58 Dipilih 55,23%
pengayaan Perjalanan Cerita Keluarga
Inspiratif
70

yang Kisah Inspiratif Bermuatan 47


menarik Karakter Mandiri
Lainnya -

23 Jenis Kartun 43 Dipilih 40.95%


Karikatur 29
Ilustrasi
Foto 33
Sesuai kebutuhan -
24 Warna Hitam putih 44 54,28%
ilustrasi

Sesuai kebutuhan 57

Lainnya 4

25 Desain Terdapat gambar/foto 43 57,84%


sampul peristiwa yang
buku menggambarkan salah satu
pengayaan peristiwa dalam teks
Terdapat gambar/foto 59 Dipilih
peristiwa yang
menggambarkan
keseluruhan teks
Lainnya 3
26 Warna Cerah dan mencolok 48 Dipilih 45,71%
Cerah dan gelap 37
sampul
Sesuai kebutuhan 18
buku Lainnya 2
pengayaan
27 Jenis kertas Soft cover 63 Dipilih 60%
untuk
sampul

Hard cover 42

Lainnya -

28 Jumlah 8-10 41 Dipilih 39,04%


cerita dalam
buku
71

pengayaan

10-13 37

13-15 27

Lainnya -

29 Jumlah 40-50 37
halaman

50-60 43 Dipilih 40,95%

60-70 25

Lainnya

30 Jenis huruf Georgi 9 60,95%


Times New Roman 64 Dipilih
Arial 16
Georgia 14
Lainnya 2
31 Ukuran A4 (210 X 297 mm) 37 49,52%
A5 (148 X 210 mm) 52 Dipilih
Kertas
B5 (176 X 250 mm) 11
Lainnya 5

Aspek dalam tabel 4.4 merupakan kebutuhan aspek grafika dalam buku
pengayaan teks cerita inspiratif oleh peserta didik. Judul buku berdasarkan angket
kebutuhan peserta didik memilih judul buku pengayaan teks cerita inspiratif yaitu
“Cakrawala Kehidupan Perjalanan Cerita Keluarga Inspiratif”. Judul tersebut
dipilih dengan persentase 40,95% dari total 105 peserta didik yang memilih.
Kemudian jenis ilustrasi yang disediakan dalam angket kebutuhan meliputi jenis
ilustrasi kartu, karikatur, dan foto. Berdasarkan tiga jenis ilustrasi tersebut
diperoleh persentase 40,95% untuk jenis kartun, lalu 27,61% untuk jenis ilustrasi
karikatur, dan 31,42% untuk jenis ilustrasi foto. Hasil wawancara yang dilakukan
kepada peserta didik juga memaparkan bahwa peserta didik lebih antusias apabila
buku pengayaan teks cerita inspiratif memiliki ilustrasi yang menggambarkan
peristiwa dalam cerita yang dipaparkan.
72

Warna dari ilustrasi yang diinginkan oleh peserta didik yaitu bervariasi.
Ragam warna yang disesuaikan dengan kebutuhan. Warna-warna yang diberikan
dalam ilustrasi diharapkan menyerupai dengan warna bentuk aslinya. Hal ini
sesuai dengan persentase kebutuhan peserta didik yang menunjukan 54,28%
persentase memilih warna yang digunakan dalam ilustrasi adalah warna yang
disesuaikan dengan kebutuhan.
Persentase sejumlah 56,19% ditunjukan dengan hasil angket kebutuhan
desain sampul buku pengayaan teks cerita inspiratif yang mengilustrasikan atau
menggambarkan keseluruhan peristiwa dalam teks. Berdasarkan hasil wawancara
peserta didik berasumsi bahwa keseluruhan peristiwa dapat digambarkan dengan
tokoh-tokoh yang muncul dalam teks cerita inspiratif. Tokoh-tokoh tersebut
kemudian dibingkai dalam suasana atau latar yang bersamaan sehingga mewakili
keseluruhan dalam teks. Persentase yang memilih desain sampul dengan
mengambil salah satu ilustrasi atau salah satu peristiwa dalam teks hanya 40%.
Berkaitan dengan warna dari desain sampul porsentase peserta didik menunjukan
angka 45,71% terhadap indikator warna desain sampul yang cerah dan mencolok.
Kemudian untuk warna cerah dan gelap hanya dipilih dengan persentase 35,23%
dan sesuai kebutuhan serta lainnya menunjukan angka 17,14% dan 1,90%.
Jenis kertas untuk sampul yang digunakan dalam buku pengayaan teks
cerita inspiratif berdasarkan angket kebutuhan memperoleh persentase 60% untuk
jenis kertas soft file. Jenis kertas hardfile memperoleh persentase 40% artinya
lebih banyak peserta didik yang mengisi angket kebutuhan jenis kertas sampul
berupa soft file. Selain itu jumlah cerita yang diinginkan berdasarkan angket
kebutuhan yaitu 8-10 cerita. Rentang jumlah cerita tersebut menmperoleh
persentase 39,04%. Hasil wawancara peserta didik mengharapkan teks yang
disajikan dalam buku cerita inspiratif tidak terlalu panjang sehingga tidak
menimbulkan kejenuhan.
Kebutuhan peserta didik berkenaan dengan jumlah halaman dalam buku
pengayaan teks cerita inspiratif diberikan tiga pilihan rentang jumlah yaitu 40-50,
50-60, dan 60-70. Berdasarkan hasil angket kebutuhan diperoleh jumlah halaman
dengan porsentase tertinggi yaitu 40,95% menunjukan 50-60 rentang jumlah
73

halaman. Jenis huruf yang dipilih peserta didik dalam angket kebutuhan
merupakan jenis huruf Times New Roman dengan persentase 60,96%. Selanjutnya
ukuran kertas yang berdasarkan analisis kebutuhan peserta didik memperoleh
persentase paling rendah yaitu B5 (176x250mm) sejumlah 10,47%, kemudian A4
(210x297mm) sejumlah 35,23%, dan ukuran lainnya sejumlah 4,76%. Persentase
terbanyak diperoleh dari indikator A5 dengan angka 49,52%.

5. Harapan Peserta Didik terhadap Buku Pengayaan Teks Cerita Inspiratif


Harapan merupakan suatu keinginan terhadap suatu hal. Terdapat beberapa
harapan peserta didik terhadap buku pengayaan teks cerita inspiratif berdasarkan
angket kebutuhan. Secara garis besar harapan peserta didik terhadap buku
pengayaan teks cerita inspiratif meliputi: (1) menggunakan bahasa yang sederhana
sehingga peserta didik mampu dan mudah memahami cerita inspiratif yang
disajikan, (2) disajikan secara menarik berkaitan dengan ilustrasi dan ketebalan
buku sehingga peserta didik tidak mudah bosan, dan (3) peristiwa yang diangkat
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik mampu
mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita.

4.1.1.2 Analisis Kebutuhan Pendidik terhadap Buku Pengayaan Teks Cerita


Inspiratif Bermuatan Karakter Mandiri
Angket kebutuhan terhadap buku pengayaan teks cerita inspiratif selain
diberikan kepada peserta didik juga diberikan kepada pendidik. Terdapat beberapa
aspek kebutuhan pendidik terhadap buku pengayaan teks cerita inspiratif yaitu: (1)
materi/isi buku pengayaan teks cerita inspiratif, (2) penyajian materi buku
pengayaan teks cerita inspiratif, (3) bahasa dan keterbacaan buku pengayaan teks
cerita inspiratif, (4) grafika buku pengayaan teks cerita inspiratif, dan (5) harapan
buku pengayaan teks cerita inspiratif. Aspek-aspek tersebut diturunkan menjadi
beberapa indikator. Penjelasan dari analisis kebutuhan pendidik disajikan dalam
bentuk analisis deskriptif. Berikut penjelasan mengenai aspek-aspek kebutuhan
pendidik terhadap buku pengayaan teks cerita inspiratif.
74

1. Aspek Materi/Isi Buku Pengayaan Teks Cerita Inspiratif


Aspek materi atau aspek isi buku pengayaan teks cerita inspiratif diperoleh
dari hasil analisis angket kebutuhan dan wawancara terhadap pendidik. Pendidik
terdiri dari tiga sekolah yaitu SMP N 31 Semarang, SMP Nasima Semarang, dan
SMP N 44 Semarang. Masing-masing sekolah diambil satu pendidik mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Pendidik mata pelajaran tersebut sesuai dengan materi
dari produk yang akan dikembangkan. Berikut deskripsi mengenai kebutuhan
pendidik terhadap buku pengayaan teks cerita inspiratif aspek materi atau aspek isi
buku.
Pendidik telah mengajarkan materi teks cerita inspiratif kepada peserta
didik. Pembelajaran materi teks cerita inspiratif menggunakan sumber belajar buku
teks. Buku teks menjadi rujukan yang utama dalam proses pembelajaran. Selain itu
juga terdapat materi yang diambil dari sumber internet dan media cetak seperti
koran dan majalah. Sumber belajar selain buku teks digunakan untuk melengkapi
proses pembelajaran kepada peserta didik. Ketiga pendidik memaparkan kesulitan
menemukan buku pengayaan teks cerita inspiratf. Referensi yang terdapat di
perpustakaan juga tidak memadai bagi peserta didik.
Ketiga pendidik menyetujui buku pengayaan teks cerita inspiratif yang
menjadi bahan pembelajaran terdiri atas teks yang mudah dipahami. Teks cerita
inspiratif tersebut berisi mengenai tema-tema yang dekat dengan peristiwa sehari-
hari. Hal ini memungkinkan peserta didik untuk lebih mudah mengimplementasi
nilai-nilai yang terkandung di dalam teks. Pendidik juga berharap peserta didik
dapat termotivasi atau terinspirasi dari teks yang disajikan. Selain itu, latar yang
digunakan beragam sehingga peserta didik tidak mengalami kejenuhan dalam
suasana yang digambarkan dalam buku pengayaan teks cerita inspiratif.
Ketersediaan buku pengayaan teks cerita inspiratif didua sekolah masih
sangat terbatas. Berdasarkan hasil wawancara kedua pendidik mengeluhkan
keterbatasan buku pengayaan yang dimiliki. Padahal buku pengayaan merupakan
pelengkap dari buku teks dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran akan
semakin lengkap jika kedua buku sumber belajar tersebut digunakan. Materi yang
dipaparkan dalam buku teks terbilang sederhana. Berbagai contoh teks yang
75

ditampilkan hanya terdiri atas 1-3 teks. Hal ini kurang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik. Pengintegrasian nilai-nilai karakter dalam buku teks menjadi kurang
optimal. Menurut ketiga pendidik tersebut buku merupakan sarana yang baik untuk
mengintegrasikan nilai-nilai karakter kepada peserta didik. Pengembangan
terhadap buku pengayaan adalah hal yang tepat dilakukan.
Pengintegrasian nilai-nilai karakter dalam buku pengayaan teks cerita
inspiratif juga disepakati oleh ketiga pendidik. Karakter mandiri yang
diintegrasikan melalui nilai-nilai pembentuk karakter mandiri disepakati oleh para
pendidik. Hal ini berguna untuk mendukung adanya kebijakan dari pemerintah
mengenai Penguatan Pendidikan Karakter. Selain itu, perkembangan zaman juga
berpengaruh pada perilaku negatif dari peserta didik. Adanya suatu bacaan yang
mengintegrasikan nilai-nilai karakter dapat menjadi solusi dari permasalahan
tersebut.

2. Aspek Penyajian Materi Buku Pengayaan Teks Cerita Inspiratif


Buku pengayaan teks cerita inspiratif memiliki aspek penyajian terhadap
materi yang disampaikan. Berdasarkan angket kebutuhan dan wawancara kepada
pendidik dihasilkan beberapa kebutuhan terhadap aspek penyajian buku pengayaan
teks cerita inspiratif. Kebutuhan pendidik terhadap aspek penyajian materi buku
pengayaan teks cerita inspiratif yang dideskripsikan sebagai berikut.
Urutan cerita inspiratif yang diharapkan pendidik disajikan berdasarkan
urutan peristiwa. Hal ini lebih sesuai digunakan untuk mempermudah alur yang
dipaparkan. Satu pendidik menyetujui berdasarkan urutan waktu. Apabila buku
teks cerita inspiratif disusun berdasarkan runtutan waktu maka urutan berdasarkan
waktu dapat menjadi pilihan. Hal ini juga dapat memudahkan peserta didik untuk
memahami alur yang disajikan dalam teks.
Hasil analisis kebutuhan pendidik berdasarkan angket butuhan dan
wawancara ketiga pendidik sepakat penyajian materi buku pengayaan teks cerita
inspiratif menggunakan ilustrasi dan ulasan. Kedua hal tersebut merupakan hal
yang mempengaruhi minat dan ketertarikan peserta didik untuk membaca. Ilustrasi
yang mendukung peristiwa yang dipaparkan dalm teks menurut pendidik akan
76

memudahkan pemahaman peserta didik terhadap teks. Kemudian berkaitan dengan


ulasan dapat dijadikan sebagai contoh atau teladan untuk diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
Ilustrasi yang diharapkan menggunakan gambar yang sesuai dengan
tingkat perkembangan peserta didik. Kemudian ilustrasi yang ditampilkan
mendukung atau mewakili peristiwa yang dipaparkan dalam cerita. Hal ini untuk
mempermudah peserta didik dalam memahami teks cerita inspiratif. Ketiga
pendidik menyetujui ilustrasi yang digunakan dalam buku pengayaan teks cerita
inspiratif diletakan sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat diletakan di depan, di
tengah, atau di belakang teks. Penyesuaian letak ilustrasi yang bervariasi juga
dapat meminimalisasi kejenuhan dari peserta didik pada saat proses membaca.
Pendidik mengharapkan kehadiran ulasan untuk mempermudah peserta
didik mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam teks cerita
inspiratif. Nilai-nilai tersebut diharapkan mampu menjadi teladan atau motivasi
bagi peserta didik untuk mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dua
pendidik menyetujui ulasan diletakan di akhir subbab teks cerita inspiratif dan satu
pendidik memberikan pendapat untuk meletakan ulasan dibagian awal cerita. Pada
bagian terakhir diharapkan peserta didik telah selesai membaca kemudian
menyimpulkan bersama terhadap nilai-nilai yang terkandung. Pada bagian awal
subbab diharapkan peserta didik memiliki bekal terlebih dahulu mengenai nilai-
nilai karakter yang akan menjadi sisipan dalam teks cerita inspiratif yang
dipaparkan.

3. Aspek Bahasa dan Keterbacaan Buku Pengayaan Teks Cerita Inspiratif


Buku pengayaan teks cerita inspiratif tentu memperhatikan aspek bahasa
dan keterbacaan. Kebutuhan aspek bahasa dan keterbacaan oleh pendidik diperoleh
melalui angket kebutuhan dan wawancara. Hasil dari keduanya dideskripsikan
sebagai berikut.
Hasil analisis angket kebutuhan dan wawancara pendidik ketiganya
menyetujui ragam bahasa yang digunakan dalam buku pengayaan teks cerita
inspiratif adalah ragam bahasa sastra. Ragam tersebut merupakan ragam yang
77

sesuai dengan cerita fiksi. Teks cerita inspiratif merupakan jenis teks fiksi sehingga
sesuai menggunakan ragam bahasa sastra. Cerita inspiratif yang memiliki unsur
imajinasi dari penulis juga memerlukan ragam bahasa sastra.
Penggunaan kalimat yang sederhana disepakati oleh ketiga pendidik.
Kalimat yang sederhana merupakan bentuk kalimat yang sesuai dengan
perkembangan peserta didik. Selain itu kalimat yang sederhana akan memudahkan
peserta didik memahami isi dari teks cerita inspiratif yang disajikan. Peserta didik
Sekolah Menengah Pertama menurut salah satu pendidik belum bisa memahami
penggunaan kalimat yang rumit. Pemahaman terhadap teks akan semakin sulit
dilakukan oleh peserta didik.
Kemudian pilihan kata yang digunakan kedua pendidik menyetujui kata
yang mudah dipahami dan kata yang sering di dengar siswa. Kata yang mudah
dipahami dan sering didengar dapat mempengaruhi keterbacaan peserta didik.
Apabila penggunaan kata yang dipilih seperti demikian akan memudahkan peserta
didik. Satu pendidik menyetujui apabila terdapat kata yang sukar dipahami oleh
peserta didik. Hal ini untuk menambah pembendaharaan kosa kata peserta didik
dan dapat diantisipasi dengan memunculkannya dibagian glosarium bagian
belakang buku.

4. Aspek Grafika Buku Pengayaan Teks Cerita Inspiratif


Buku pengayaan teks cerita inspiratif memiliki aspek grafika. Aspek
tersebut dianalisis berdasarkan angket kebutuhan dan wawancara kepada pendidik.
Terdapat beberapa hal mengenai aspek grafika buku pengayaan teks cerita
inspiratif. Berikut deskripsi mengenai kebutuhan pendidik terhadap buku
pengayaan teks cerita inspiratif.
Ketiga pendidik memilih judul “Cakrawala Kehidupan: Perjalanan Cerita
Keluarga Inspiratif.” Judul tersebut dianggap lebih tepat dan sesuai dengan tema
yang akan diangkat. Menurut pendidik judul tersebut tidak terlalu kaku dan dapat
menarik Jenis ilustrasi yang dipilih oleh dua pendidik merupakan kartun. Kartun
dianggap menjadi jenis ilustrasi yang sesuai dengan perkembangan peserta didik
Sekolah Menengah Pertama. Hal ini juga dapat menjadi daya tarik peserta didik
78

untuk membaca buku pengayaan teks cerita inspiratif. Satu pendidik berpendapat
bahwa jenis ilustrasi yang lebih tepat adalah jenis foto. Foto merupakan ilustrasi
yang bersifat realistis sehingga gambar yang menjadi daya dukung merupakan
gambar asli seperti kehidupan sehari-hari. Hal ini akan memudahkan peserta didik
memahami peristiwa yang terdapat dalam cerita inspiratif. Warna yang digunakan
dipilih sesuai dengan kebutuhan ilustrasi yang digunakan.
Desain sampul yang digunakan adalah gambaran secara garis besar cerita-
cerita yang terdapat dalam buku pengayaan teks cerita inspiratif. Apabila
digambarkan karakter tokoh maka karakter tokoh yang ditampilkan adalah
karakter-karakter yang menjadi pemeran dalam setiap cerita inspiratif yang
disajikan. Pendapat ini sejalan dengan kebutuhan dari ketiga pendidik. pemilihan
desain sampul tersebut menggambarkan peristiwa dalam teks.
Jumlah halaman dalam buku pengayaan teks cerita inspiratif dipilih 50-60
halaman oleh satu pendidik. Kemudian sebanyak dua pendidik menyetujui 40-50
halaman dengan jumlah kisah 8-10 sub judul. Jumlah tersebut dipilih tiga pendidik
dengan alasan jumlah yang sesuai dengan takaran taraf membaca peserta didik. Hal
ini untuk menghindari kejenuhan peserta didik jika kisah yang disajikan terlalu
banyak dalam satu buku pengayaan.
Jenis huruf yang dipilih adalah Times New Roman dan Georgi dengan
ukuran 12 dan 11. Pemilihan tersebut didasarkan pada jenis huruf yang sudah
banyak dijumpai oleh peserta didik yaitu jenis huruf Times New Roman dan ukuran
huruf 12. Melalui jenis huruf dan ukuran yang sudah sering dijumpai peserta didik
akan merasa terbiasa atau tidak asing. Kemudian untuk jenis huruf Georgi dengan
ukuran huruf 11 berdasarkan belum banyak dijumpai oleh peserta didik. Suatu hal
yang belum banyak dijumpai peserta didik maka hal tersebut akan membuat daya
tarik dan minat untuk membaca buku pengayaan tersebut. Selanjutnya berkaitan
dengan ukuran kertas yakni A5 (148 mm x 210 mm) sehingga diharapkan mudah
dibawa oleh peserta didik dan ukuran tidak terlalu besar.
79

5. Harapan Pendidik terhadap Buku Pengayaan Teks Cerita Inspiratif


Buku pengayaan teks cerita inspiratif berdasarkan hasil angket kebutuhan
dan wawancara menghimpun beberapa harapan yang disampaikan oleh pendidik.
Beberapa harapan tersebut merupakan suatu hal yang diinginkan dalam buku
pengayaan teks cerita inspiratif. Secara garis besar hasil wawancara dan angket
kebutuhan kepada pendidik memaparkan bahwa buku pengayaan teks cerita
inspiratif diharapkan mampu memberikan motivasi kepada peserta didik untuk
melakukan hal-hal yang baik terutama perihal karakter. Teks yang memotivasi
diangkat berdasarkan kisah kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik dapat
mengimplementasikannya ke dalam aktivitas keseharian. Kemudian berkaitan
dengan keterbacaan dan bahasa yang digunakan mudah dipahami sehingga peserta
didik tidak merasa kesulitan dalam memahami alur dan makna.

4.1.2 Prinsip-prinsip Pengembangan Buku Pengayaan Teks Cerita


Inspiratif Bermuatan Karakter Mandiri
Berdasarkan hasil angket kebutuhan dan wawancara terhadap peserta didik
dan pendidik berkaitan dengan buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan
karakter mandiri maka dapat ditentukan prinsip penyusunan buku cerita inspiratif.
Prinsip penyusunan tersebut terdiri atas empat aspek meliputi: (1) aspek materi/isi
buku, (2) aspek penyajian materi, (3) aspek bahasa dan keterbacaan, dan (4) aspek
grafika. Masing-masing aspek penyusunan pengembangan buku pengayaan teks
cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Aspek Materi atau Isi Buku


Aspek materi atau aspek isi buku pengayaan teks cerita inspiratif
bermuatan karakter mandiri berisi kumpulan teks cerita inspiratif yang berasal dari
kisah nyata. Tema yang diangkat terdiri dari beberapa macam namun peristiwa
yang menjadi isi dalam teks berkaitan dengan kehidupan sehari-hari di masyarakat.
Buku pengayaan tersebut berlatar di pedesaan dengan variasi penggunaan alur
yaitu alur maju, alur mundur, dan alur campuran.
80

Ilustrasi dalam buku pengayaan teks cerita inspiratif menggunakan


ilustrasi kartun. Ilustrasi tersebut memiliki warna yang sesuai dengan kebutuhan
suasana atau kondisi peristiwa yang dipaparkan. Letak ilustrasi sesuai dengan
peristiwa yang dideskripsikan dalam teks cerita inspiratif sehingga letak ilustrasi
dapat di awal cerita, tengah, atau pun akhir. Pemilihan peristiwa yang dijadikan
sebagai ilustrasi mendeskripsikan secara garis besar isi dalam teks.
Buku pengayaan teks cerita inspiratif diberi muatan karakter mandiri
dengan tujuh nilai karakter utama yaitu: kerja keras (etos kerja), kreatif,
profesionalitas, tangguh tahan banting, keberanian, daya juang, dan belajar
sepanjang hayat. Nilai-nilai pembentuk karakter mandiri tersebut akan diulas pada
bagian akhir subbab cerita. Ulasan berisi garis besar isi cerita dan implementasi
nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, juga diberikan beberapa
aktivitas yang dapat dilakukan oleh peserta didik atau pembaca berdasarkan teks.
Hal ini dapat memacu atau menstimulus peserta didik atau pembaca dalam
memahami sebuah isi teks agar dapat diaplikasikan dalam kehidupan tiap individu.

2. Aspek Penyajian Materi


Penyajian buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter
mandiri disusun berdasarkan aturan penyusunan buku pengayaan dan penyesuaian
kebutuhan peserta didik dan pendidik. Buku pengayaan tersebut terdiri atas empat
bagian meliputi kulit buku, bagian pendahuluan, bagian isi dan bagian penutup.
Berikut penjebaran dari tiap-tiap bagian.
Kulit buku berisi judul buku, ilustrasi, nama penulis, tulisan punggung,
dan penjelasan isi buku. Bagian pendahuluan terdiri atas halaman prancis, halaman
hak cipta, prakata, dan daftar isi. Bagian isi terdiri atas 10 judul teks cerita
inspiratif meliputi: Ilmu Hidup dari Bapak dan Ibu, Keajaiban Sebuah Tulisan,
Melatih Mental: Membaca Puisi di Halte, Membudayakan Disiplin dari Diri
Sendiri, Belajar Menyisihkan uang Saku, Barang Bagus untuk Sedekah, Sisa
Makanan di Piring, Menjadi Cakrawala bagi Hidup Sesama, Bekal untuk
Merantau, dan Usaha Tidak Pernah Mengkhianati Hasil. Bagian isi juga terdapat
81

ulasan yang menggambarkan cerita secara garis besar dan implementasi dalam
kehidupan sehari-hari. Selanjutnya bagian penutup berisi biodata penulis.

3. Aspek Bahasa dan Keterbacaan


Aspek bahasa dan keterbacaan buku pengayaan teks cerita inspiratif
bermuatan karakter mandiri berlandaskan pada kebutuhan peserta didik jenjang
Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ragam bahasa yang akan digunakan yaitu
menggunakan ragam bahasa sastra.
Pilihan kata atau diksi merupakan kata yang mudah dipahami. Hal ini
untuk memudahkan peserta didik dalam memaknai masing-masing teks cerita
inspiratif. Kalimat yang digunakan yakni kalimat yang mudah dipahami dengan
struktur yang sederhana. Peristiwa yang terdapat dalam buku pengayaan teks cerita
inspiratif merupakan peristiwa yang kerap ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Hal tersebut untuk memudahkan aspek keterbacaan peserta didik terhadap teks.

4. Aspek Grafika
Prinsip-prinsip yang menjadi dasar aspek grafika buku pengayaan teks
cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri meliputi: (1) judul buku, (2) sampul,
(3) desain sampul dan warna desain sampul, (4) ukuran buku, (5) ketebalan buku,
(6) jenis dan ukuran huruf. Berikut pemaparan aspek grafika dalam buku
pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri.
Judul buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri
terdiri atas judul dan sub judul. Judul buku pengayaan tersebut yaitu “Cakrawala
Kehidupan” kemudian dengan sub judul “Perjalanan Cerita Keluarga Inspiratif”.
Berdasarkan judul tersebut ilustrasi sampul yang digunakan adalah tokoh-tokoh
yang menjadi keluarga inspiratif dalam setiap teks cerita. Warna desain sampul
menggunakan warna yang terang dan mencolok.
Buku pengayaan tersebut memiliki ukuran A5 (148x210 mm). Ukuran
tersebut merupakan ukuran yang praktis dan mudah dibawa oleh peserta didik.
Buku tersebut tidak terlalu tebal dengan kisaran halaman 50-60 halaman. Kisaran
halaman tersebut terdiri atas 10 cerita inspiratif. Kemudian untuk jenis huruf yang
82

digunakan dalam teks cerita inspiratif yaitu Times New Roman dengan ukuran 12
pt.

4.1.3 Prototipe Buku Pengayaan Teks Cerita Inspiratif Bermuatan


Karakter Mandiri
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 08 Tahun
2016 Pasal 3 Ayat 1 menyebutkan bahwa terdapat empat bagian buku meliputi: (1)
kulit buku, (2) bagian awal, (3) bagian isi, dan (4) bagian akhir. Sesuai dengan
hasil angket kebutuhan, wawancara, dan studi pustaka diperoleh prototipe dari
buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri. Berikut
penjabaran dari prototipe buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter
mandiri berdasarkan aturan empat bagian buku.
1. Kulit Buku
Buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri pada
bagian kulit buku terdiri atas kulit depan buku, punggung buku, dan kulit belakang
buku. Ketiga bagian buku tersebut disusun secara menarik. Selain disusun secara
menarik juga berdasarkan angket kebutuhan peserta didik dan pendidik.
Berdasarkan angket kebutuhan peserta didik dan pendidik ukuran buku
adalah A5 (148x210 mm). Bahan sampul buku merupakan kertas jenis daff dengan
dominasi warna biru muda dan kuning. Berikut penjabaran dari masing-masing
komponen yang terdapat dalam sampul buku.
Sampul depan berisi judul utama, sub judul, ilustrasi yakni satu keluarga
yang berlatar di taman dengan paduan gambar cakrawala atau langit, dan nama
penulis. Judul utama buku adalah “Cakrawala Kehidupan” ditulis menggunakan
jenis huruf Comix Loud Regular ukura 32 pt. Anak judul buku adalah “Rangkaian
Cerita Keluarga Inspiratif” yang ditulis menggunakan jenis huruf Segoe Ui
Regular dengan ukuran 20 pt.
Gambar ilustrasi pada bagian sampul adalah gambar keluarga yang terdiri
dari bapak, ibu, dua anak perempuan, dan satu anak laki-laki dengan latar di taman
dan diberi dominasi gambar cakrawala atau langit. Ilustrasi tersebut berdasarkan
angket kebutuhan peserta didik dan pendidik dengan indikator ilustrasi yang
83

mewaikili keseluruhan cerita. Ilustrasi tersebut diberikan warna yang cerah dan
mencolok.
Tulisan punggung berisi judul utama “Cakrawala Kehidupan” dan nama
penulis. Kemudian sampul belakang berisi gambaran cerita yang terdapat dalam
buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri. Bagian tersebut
ditulis menggunakan jenis huruf Centaur Regular dengan ukuran 12 pt. Berikut
tampilan dari kulit buku pengayaan teks cerita inspiratif.

Gambar 4.1 Kulit Buku


2. Bagian Awal
Bagian awal buku pengayaan teks cerita inspiratif terdiri atas halaman
prancis, halaman judul, halaman pengantar, dan halaman daftar isi. Masing-masing
halaman disesuaikan dengan kebutuhan dari isi halaman. Berikut penjabaran dari
masing-masing bagian awal buku disertai dengan lampiran gambar yang tertera
dalam buku.
Halaman prancis merupakan halaman berisi judul buku, sub judul buku,
dan nama penulis. Halaman prancis dipaparkan pada dambar 4.2 sebagai berikut.
84

Gambar 4.2 Halaman Prancis

Halaman judul berisi judul buku, sub judul buku, nama penulis, dan
ilustrasi. Halaman sama pada bagian kulit depan buku namun dicetak dengan
warna hitam putih. Halaman tersebut dapat dilihat pada gambar 4.3.

Gambar 4.3 Halaman Judul

Halaman hak cipta memuat identitas buku yang meliputi judul, sub judul,
penulis, desainer, ilustrator dan tahun pembuatan. Halaman tersebut ditulis
menggunakan jenis huruf Times New Roman ukuran 12 pt, bagian judul
menggunakan jenis huruf yang sama tetapi berbeda ukuran yaitu 18 pt. Tampilan
dari halaman hak cipta dipaparkan dalam gambar 4.4.
85

Gambar 4.4 Halaman Hak Cipta

Kemudian prakata yang berisi ucapan rasa syukur dan terimakasih oleh
penulis karena telah menyelesaikan produk buku pengayaan. Jenis huruf yang
digunakan untuk menulis prakata adalah Cambria dengan ukuran 11 pt. Berkaitan
dengan prakata lebih jelasnya dapat dipaparkan pada gambar 4.5 sebagai berikut.

Gambar 4.5 Halaman Prakata


Bagian daftar isi merupakan pokok-pokok/bagian-bagian utama buku
beserta halaman. Buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter
mandiri berisi judul-judul dari kumpulan teks dalam buku pengayaan dan halaman
86

dari judul tersebut. Bagian tersebut ditulis menggunakan jenis huruf Cambria dan
ukuran 11 pt. Berikut paparan dari halaman daftar isi dalam gambar 4.6.

Gambar 4.6 Halaman Daftar Isi

3. Bagian Isi
Buku pengayaan teks cerita inspiratif bemuatan karakter mandiri pada
bagian isi buku berisi materi utama buku. Komponen isi buku akan diuraikan
berdasarkan syarat kelayakan isi buku yang ditentukan oleh Puskurbuk (2008)
meliputi materi bacaan, penyajian materi, bahasa, dan grafika. Komponen-
komponen tersebut akan dipaparkan sebagai berikut.
a. Materi bacaan
Materi bacaan dalam produk yang dikembangkan yakni buku pengayaan
teks cerita inspiratif yang memiliki muatan karakter mandiri. Teks cerita inspiratif
bermuatan karakter mandiri dikembangkan menjadi 10 judul. Judul-judul teks
cerita inspiratif tersebut yaitu: (1) Ilmu Hidup dari Bapak dan Ibu, (2) Keajaiban
Sebuah Tulisan, (3) Melatih Mental: Membaca Puisi di Halte, (4) Membudayakan
Disiplin dari Diri Sendiri, (5) Belajar Menyisihkan Uang, (6) Sedekah dengan
Barang Bagus, (7) Sisa Makanan di Piring, (8) Menjadi Cakrawala untuk Hidup
Sesama, (9) Bekal Ilmu untuk Merantay, dan (10) Usaha Tidak akan Mengkhianati
Hasil. Judul-judul tersebut memiliki tema, latar, konflik, dan amanat yang berbeda.
87

Berikut sinopsis dari masing-masing judul dalam buku pengayaan teks cerita
inspiratif bermuatan karakter mandiri.

1) Ilmu Hidup dari Ibu dan Bapak


Orangtua Julia memiliki sebuah warung makan sederhana di pasar. Aneka
lauk pauk selalu tersaji dalam warung yang berukuran kecil tersebut. Warung milik
orangtua Julia tidak pernah memperkerjakan karyawan sehingga anak-anak dari
ibu dan bapak yang membantu beliau untuk berjualan. Selain Julia, Kak Astari dan
Kak Arung juga turut membantu. Pernah suatu waktu Julia mengeluh dan
melakukan protes karena tidak bisa membagi waktu antara membantu berjualan
dan mengerjakan tugas-tugas sekolah. Keluhan tersebut dapat dipatahkan oleh Ibu
Julia yang mengatakan bahwa membantu orangtuanya berjualan akan
membantunya menghargai bagaimana susah payahnya mencari penghasilan. Ilmu
tersebut yang akan digunakan oleh Julia dan kakaknya dalam menghadapi lika-liku
kehidupan kelak. Akhirnya Julia memiliki inisiatif untuk membawa buku-buku
pelajaran ke warung. Apabila warung masih sepi pelanggan maka Julia akan
mengerjakan tugas-tugas sekolahnya.

2) Keajaiban Sebuah Tulisan


Setiap keluarga memiliki kebiasan yang unik dan berbeda-beda. Layaknya
keluarga Julia yang memiliki kebiasaan menulis pada kertas kecil kemudian
ditempelkan di dinding. Awalnya orangtua Julia hanya menuliskan barang-barang
yang akan dibeli untuk keperluan belanja. Kemudian Kak Arung yang menuliskan
jadwal ujian maupun jadwal kegiatan. Berbeda dengan Kak Astari yang
menuliskan cita-cita dan harapan untuk ditempelkan di dinding. Ia mempercayai
bahwa melalui tulisan tersebut apabila dibaca oleh seseorang dan diucapkan
berkali-kali maka akan menjadi sebuah doa. Tidak hanya sekedar menuliskan ia
juga memiliki keuletan untuk berusaha. Lambat laun Julia mengikuti kebiasaan
Kak Astari untuk melakukan hal yang sama. Keberhasilan Kak Astari mencapai
perjalanannya ke Lombok membuat dia yakin bahwa dengan menuliskan harapan
dan cita-cita ke dinding dan disertai usaha maka akan ada keajaiban yang terjadi.
3) Melatih Mental: Membaca Puisi di Halte
88

Candra merupakan teman kelas Julia. Setiap bel istirahat mereka memiliki
kebiasaan memakan bekal sambil mengobrol di pojok ruang kelas. Topik
pembicaraan mereka saat itu adalah pengalaman yang mengesankan saat duduk di
bangku Sekolah Menengah Pertama. Bagi Julia semua momen yang terjadi saat
Sekolah Menengah Pertama mengesankan. Berbeda dengan Candra. Pengalaman
mengesankan bagi Candra saat duduk di bangku Menengah Pertama mengesankan
yaitu membaca puisi di halte. Saat itu ia hendak mengikut perlombaan membaca
puisi. Seusai latihan selesai ia bersama pembina Pak Sofwan menuju halte untuk
pulang. Pak Sofwan memberikan tantangan kepada Candra untuk membaca puisi
di halte. Awalnya ia merasa ragu karena halte merupakan tempat umum dan ramai
kerumunan orang tetapi akhirnya ia memutuskan untuk berani melakukan
tantangan tersebut. Ternyata Pak Sofwan hanya ingin menguji mental Candra
sebelum ia bertanding lomba. Apabila ia berani tampil di depan umum maka itu
berarti ia siap untuk tampil di depan dewan juri saat lomba.

4) Membudayakan Disiplin dari Diri Sendiri


Kak Astari bekerja sebagai penjaga toko buku. Ia mempunyai jam kerja
mulai pukul 07.00 sampai 17.00. Setiap hari ia selalu bangun lebih awal agar dapat
berangkat sebelum jalanan macet. Jalan yang macet dapat membuatnya terlambat
masuk kerja. Terlambat adalah hal yang sangat dihindari olehnya. Suatu ketika ban
sepeda motor Kak Astari kemps. Terpaksa ia harus berangkat bersama Julia yang
diantar oleh bapak. Takut jalanan macet dan akhirnya terlambat ia tidak tinggal
diam untuk membangunkan Julia lebih awal dan segera bergegas untuk berangkat.
Saat sampai mengantarkannya di tempat kerja waktu menunjukan pukul 06.30.
Gerbang toko masih terkunci bahkan lampu penerang toko tersebut belum
dimatikan. Julia heran terhadap perilaku Kak Astari. Padahal ia masih memiliki
waktu yang panjang daripada harus menunggu toko di buka. Dalam perjalanan
bapak Julia mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan kakaknya merupakan
bentuk profesionalitas dirinya dalam bekerja. Apabila seseorang sudah
memutuskan untuk bergabung ke suatu tempat entah sekolah atau pekerjaan atau
apapun maka seluruh aturan harus dilakukan. Termasuk untuk datang lebih awal
agar tidak terlambat.
89

5) Belajar Menyisihkan Uang Saku


Bapak Julia memiliki kebiasaan yang tidak baik untuk kesehatan yaitu
merokok. Ibu, Kak Astari, Julia, dan Kak Arung sudah melakukan berbagai cara
untuk protes namun tidak membuahkan hasil. Bapak tetap saja masih merokok.
Suatu ketika bapak pergi melewati perempatan lampu merah. Ia melihat anak kecil
berjualan koran. Tidak seorang diri anak kecil tersebut bersama ibunya yang
lumpuh dan mengenakan kursi roda. Beberapa hari berlalu bapak tidak pernah lagi
menemukan anak kecil tersebut. Ternyata anak tersebut berhenti menjual koran
karena ibunya telah meninggal sehingga ia harus tinggal di panti asuhan. Mulai
sejak itu bapak memutuskan untuk berhenti merokok dan meminta ibu, Julia, Kak
Astari dan Kak Arung untuk menyisihkan uang agar dapat dimasukan ke dalam
kardus ajaib. Setiap awal bulan tepatnya tanggal satu keluarga tersebut membuka
hasil kardus ajaib untuk disumbangkan ke panti asuhan. Tidak ada yang
menyangka bahwa kebiasaan buruk dapat merubah menjadi kebiasaan yang
mengundang pahala.

6) Sedekah dengan Barang Bagu


Setiap orang pasti memiliki keinginan untuk berbagi dengan sesama salah
satunya dengan bersedekah. Kebiasaan mengunjungi panti asuhan setiap awal
bulan oleh keluarga Julia juga diiringi dengan berbagi barang-barang keseharian
yang mereka miliki. Julia merasa heran dan terkejut karena Kak Astari hendak
memberikan boneka kesayangannya dan beragam buku-buku pribadinya. Boneka
tersebut merupakan hasil jerih payahnya menabung selama 2 bulan sedangkan
beragam bukunya merupakan bonus atas pekerjaannya yang rapi saat menjaga toko
buku. Biasanya orang memberikan suatu barang yang sudah usang atau pun sudah
tidak digunakan namun berbeda dengan Kak Astari. Bagi Kak Astari berbagi
materi sama halnya berbagi rasa. Ketika memberikan materi dalam bentuk bagus
maka akan memberikan rasa yang bahagia. Rezeki orang-orang yang berada di
panti asuhan tidak seberuntung rezeki orang-orang yang tinggal bersama keluarga.

7) Sisa Makanan di Piring


Pulang dari sekolah Julia mampir ke warung ibu. Masakan ibu yang selalu
menggugah selera membuat ia tidak dapat menahan diri untuk makan di warung
90

tersebut. Terlebih sepulang sekolah dengan berjalan kaki dari halte ditengah terik
matahari membuatnya kelelahan. Ibu mengambilkannya sepiring makanan dan air
es segar. Beberapa kali suapan ia hampir menghabis makan. Kurang sekitar tiga
suapan ia menghentikan makan karena merasa kenyang. Ibu menegur Julia dengan
memandang bapak tua di seberang jalan sedang mengais makanan di tong
sampah. Bapak tua tersebut terlihat kucal, kotor, dan kelaparan. Ibu menasihati
bahwa masih banyak orang yang merasa kelaparan dan tidak bisa membeli makan.
Menyisakan makanan di piring sama saja tidak bersyukur atas rezeki yang telah
diberikan Tuhan jadi setiap makanan yang diperoleh harus dihabiskan.

8) Menjadi Cakrawala untuk Hidup Sesama


Setiap hari Minggu Julia menemani ibu untuk belanja keperluan berjualan
di pasar. Hari Minggu merupakan hari libur jadi Julia mempunyai waktu yang
leluasa untuk menemani dan membantu ibu berbelanja. Saat pulang dari pasar
mereka melihat Mbah Samiyem terkulai lemas di bawah pohon. Ibu dan Julia
dengan sigap menolong Mbah Samiyem. Ibu tidak membawa Mbah Samiyem ke
rumahnya karena anak-anaknya sudah berangkat ke kantor untuk bekerja. Tanpa
pikir panjang ibu membawa mbah ke rumah. Julia merasa heran karena Mbah
Samiyem bukanlah sanak saudara kandung dari ibu tetapi ibu dengan tulus
menolong Mbah Samiyem. Ternyata bagi ibu membantu orang lain sama halnya
menjadi cakrawala. Bermanfaat tanpa harus menerima balasan yang serupa sebab
ibu yakin ada Tuhan yang akan membalas kebaikan-kebaikan manusia.

9) Bekal Ilmu untuk Merantau


Rumah Julia kedatangan tamu. Tamu tersebut merupakan teman kecil
bapak yaitu Pak Hajir. Saat beliau masuk rumah ibu meminta Julia untuk
membuatkan teh hangat. Ketika diminum ternyata teh tersebut terasa asin. Julia
salah mengambil toples gula menjadi garam sehingga teh yang ia buat terasa asin.
Padahal Julia sangat ingin pergi merantau untuk menuntut ilmu ke perguruan
tinggi. Atas kejadian tersebut ibu meminta Julia untuk banyak belajar sebab
merantau sama halnya memasuki babak kehidupan yang baru. Sejak bangun tidur
hingga tidur kembali akan merasakan hidup jauh dari orangtua dan saudara.
91

Merantau tidak cukup jika hanya memiliki bekal materi. Bekal ilmu hidup juga
diperlukan untuk bisa bertahan saat merantau salah satunya dengan dimulai dari
hal kecil yaitu membedakan antara garam dan gula.

10) Usaha Tidak Akan Mengkhianati Hasil


Kak Arung mendapat kabar dari Harun bahwa ia mendapat beasiswa
masuk di perguruan tinggi. Harun merupakan teman sekolahnya saat Sekolah
Menengah Kejuruan dahulu. Mendengar kabar bahagia tersebut Kak Arung juga
turut berbahagia. Keberuntungan belum berpihak kepada Kak Arung. Usahanya
untuk mendapatkan beasiswa di perguruan tinggi belum juga membuahkan hasil.
Padahal setiap memiliki waktu luang Kak Arung belajar dengan tekun. Sepulang
dari bengkel tempatnya bekerja ia belajar. Setiap tengah malam ia bangun juga
untuk belajar. Hari-harinya dipenuhi untuk belajar. Tetapi ia tidak pantang
menyerah. Semangat untuk mendaftar perguruan tinggi tetap dikobarkan. Saat Kak
Arung hendak berangkat bekerja ia mendapat surat dari pak pos. Ketika surat
tersebut dibuka ternyata ia mendapat informasi diterima perguruan tinggi luar
negeri Australia. Hasil yang Kak Arung terima sesuai dengan usahanya. Itulah
bukti bahwa hasil tidak akan mengkhianati usaha.

b. Penyajian materi
Buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri yang
dikembangkan dalam penelitian termasuk ke dalam buku pengayaan kepribadian.
Muatan karakter mandiri yang diulas berdasarkan nilai-nilai pembentuknya
diharapkan mampu membentuk kepribadian pembaca atau peserta didik. Selain itu,
ulasan yang memaparkan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan teks
akan membantu peserta didik atau pembaca dalam memahami isi sebuah teks
bacaan.
Judul cerita dalam buku pengayaan tersebut memiliki kandungan pesan
moral karakter mandiri. Karakter mandiri tersebut kemudian diturunkan menjadi
nilai-nilai pembentuk karakter mandiri. Menurut Purwanti (2018) nilai-nilai
pembentuk karakter mandiri terdiri dari tujuh nilai yaitu: (1) kerja keras (etos
kerja), (2) tangguh tahan banting, (3) profesionalitas, (4) keberanian, (5) kreatif,
92

(6) belajar sepanjang hayat, dan (7) daya juang. Nilai-nilai pembentuk karakter
mandiri tersebut disisipkan dalam masing-masing teks cerita inspiratif.
Penyisipan nilai-nilai pembentuk karakter mandiri dalam masing-masing
teks cerita inspiratif akan diberikan ulasan pada setiap akhir subbab. Ulasan
tersebut berisi pembahasan nilai karakter mandiri yang terdapat dalam teks cerita
inspiratif. Melalui ulasan dalam buku pengayaan teks cerita inspiratif diharapkan
dapat menjadi timbal balik atau refleksi bagi pembaca atau peserta didik.

c. Bahasa
Pengembangan produk buku cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri
menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Bahasa yang mudah dipahami
disusun berdasarkan ragam bahasa sastra sehingga kalimat dan diksi yang
digunakan bersifat komunikatif. Melalui penggunaan bahasa tersebut diharapkan
peserta didik mampu memahami isi dan makna teks. Berikut contoh dari
penggunaan bahasa dalam penggalan dialog dalam buku.
“Apakah Kamu pernah mendengar kedahsyatan kata-kata, Dik?” Kak
Astari balik bertanya.
“Aku hanya pernah mendengar bahwa apa yang kita ucapkan adalah
doa.” Aku melirik ke kanan dan ke kiri untuk berpikir.
“Benar sekali. Apabila kamu menuliskan di dinding lalu kamu baca
berulang-ulang tulisan tersebut, siapa tahu Allah akan menganggapnya
seperti doa dan mewujudkannya.” Jawab Kak Astari meyakinkan.

(Penggalan cerita berjudul “Keajaiban Sebuah Tulisan”)

d. Grafika
Syarat kelayakan materi buku pengayaan yang keempat adalah grafika.
Grafika berkaitan dengan tata letak, tipografi, dan ilustrasi. Berikut penjelasan
masing-masing komponen grafika isi buku.
1) Tata Letak
Buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri yang
dihasilkan dalam penelitian berisi 10 judul cerita inspiratif meliputi: (1) Ilmu
Hidup dari Bapak dan Ibu, (2) Keajaiban Sebuah Tulisan, (3) Melatih Mental:
Membaca Puisi di Halte, (4) Disiplin Mulai dari Diri Sendiri, (5) Bapak Berhenti
93

Merokok, (6) Sedekah dengan Barang Bagus, (7) Sisa Makanan di Piring, (8)
Berbuat Baik Tanpa Pandang Bulu, (9) Aku Ingin Merantau, dan (10) Usaha Tidak
akan Mengkhianati Hasil.
Judul pertama dimulai dari halaman satu dengan letak secara berurutan
dari atas judul cerita, paragraf cerita atau teks cerita, dan ulasan. Letak ulasan
berada di bagian akhir subbab. Berikut salah satu paparan letak penulisan materi
buku dan penulisan ulasan.

Gambar 4.7
Gambar 4.8 Ulasan
Teks Cerita Inspiratif

2) Tipografi
Berdasarkan hasil angket kebutuhan peserta didik dan pendidik dalam
menuliskan cerita digunakan huruf Times New Roman dengan ukuran 12 pt dan
spasi 1.5. Judul utama buku cerita inspiratif adalah “Cakrawala Kehidupan:
Rangkaian Cerita Keluarga Inspiratif” yang ditulis menggunakan jenis huruf
Comix Loud Regular ukuran 32 pt kemudian sampul belakang buku menggunakan
jenis huruf Segoe Ui Regukar ukuran 20 pt.

3) Ilustrasi
94

Ilustrasi sesuai dengan angket kebutuhan peserta didik dan pendidik


merupakan jenis ilustrasi kartun. Ilustrasi tersebut diambil berdasarkan peristiwa
yang akan dijadikan sebagai pemaparan cerita dalam teks. Warna dalam ilustrasi
digunakan sesuai dengan kebutuhan peristiwa yang diilustrasikan. Khusus untuk
desain sampul menggunakan warna yang mencolok dan terang. Berikut ilustrasi
yang digunakan dalam teks cerita inspiratif dalam produk yang dikembangkan.
Ilustrasi bagian kulit depan buku dan ilustrasi bagian kulit belakang buku.

Gambar 4.8 Sampul Gambar 4.9 Sampul


Depan Belakang
95

Gambar 4.10 Ilustrasi Gambar 4.11 Ilustrasi


Cerita Satu Cerita Dua

Gambar 4.12 Ilustrasi Gambar 4.13 Ilustrasi


Cerita Tiga Cerita Empat

Gambar 4.14 Ilustrasi Gambar 4.15 Ilustrasi


Cerita Lima Cerita Enam
96

Gambar 4.16 Ilustrasi Gambar 4.17 Ilustrasi


Cerita Tujuh Cerita Delapan

Gambar 4.18 Ilustrasi Gambar 4.19 Ilustrasi


Cerita Sembilan Cerita Sepuluh

4. Bagian Akhir
Bagian akhir dalam produk pengembangan buku pengayaan teks cerita
inspiratif bermuatan karakter mandiri terdiri atas biografi penulis. Biografi penulis
berisi identitas, riwayat pendidikan, dan kontak yang dapat dihubungi. Paparan
biografi penulis disajikan dalam gambar 4.20.
97

Gambar 4.20 Biodata Penulis

4.1.4 Hasil Penilaian Buku Pengayaan Teks Cerita Inspiratif Bermuatan


Karakter Mandiri
Penilaian protoripe buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan
karakter mandiri dilakukan oleh dua dosen ahli. Dua dosen ahli yakni Uum
Qomariah S.Pd., M.Pd dan Dr.Wagiran M.Hum. yang berkompeten dalam bidang
materi pembelajaran sastra dan pengembangan bahan ajar buku pengayaan. Hasil
penilaian yang dilakukan oleh validator akan menentukan kriteria buku pengayaan
yang dikembangkan dalam penelitian. Selain itu berbagai saran atau masakan
yang diberikan oleh validator juga akan menjadi bahan perbaikan produk agar
lebih sempurna. Berikut ini penilaian yang dilakukan terhadap buku pengayaan
teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri oleh validator.
1. Penilaian Aspek Materi/Isi
Penilaian aspek materi atau aspek isi terhadap buku pengayaan teks cerita
inspiratif terdiri atas beberapa indikator. Berikut hasil penilaian aspek materi atau
aspek isi oleh validator yang disajikan dalam tabel 4.1.

Tabel 4.1 Penilaian Aspek Materi/Isi


Aspek Indikator
Skor Skor
98

Dosen 1 Dosen 2

20. Materi/isi 6. Kesesuaian pesan moral dalam cerita 4 4


dengan nilai-nilai karakter mandiri
7. Kesesuaian judul dengan isi 4 4
8. Relevansi isi cerita dengan nilai 4 4
karakter mandiri
9. Kesesuaian isi cerita dengan ilustrasi 4 3
yang digunakan
10. Kesesuain ulasan dengan isi teks 4 3
11. Orisinalitas isi buku 4 3
Jumlah Skor yang Diperoleh 24 21

Persentase Skor 93.75 %

Tabel 4.1 memaparkan bahwa perolehan nilai dalam aspek materi/isi dari
dosen ahli yaitu memiliki rata-rata 93,75. Perolehan nilai tersebut menunjukan
bahwa buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri pada
aspek materi/isi masuk dalam kategori sangat baik. Selain memberikan penilaian
dosen ahli juga memberikan beberapa saran terhadap aspek materi/isi dari buku
pengayaan teks cerita inspiratif. Dosen ahli memberikan saran untuk menyertakan
sumber dari nilai-nilai pembentuk karakter mandiri yang terdapat dalam ulasan.
Hal ini dilakukan agar menguatkan pembaca bahwa nilai-nilai pembentuk karakter
mandiri yang terdapat dalam buku teks cerita inspiratif berlandaskan terhadap
teori yang relevan dan sudah ada. Ide gagasan dalam setiap cerita merupakan
orisinalitas dari penulis sehingga perlu dicantumkan. Tidak ada unsur referensi ide
gagasan tulisan yang diambil dari sumber apapun terkecuali pengalaman pribadi
dari penulis. Menurut dosen ahli keterangan tersebut dapat dicantumkan pada
bagian prakata. Berkaitan dengan ulasan perlu diberikan tambahan kutipan yang
menunjukan nilai-nilai pembentuk karakter mandiri.

2. Penilaian Aspek Penyajian


99

Penilaian aspek penyajian terhadap buku pengayaan teks cerita inspiratif


terdiri atas beberapa indikator. Berikut hasil penilaian aspek penyajian oleh
validator yang disajikan dalam tabel 4.2.

Tabel 4.2 Penilaian Aspek Penyajian

Aspek Indikator Skor Skor


Dosen 1 Dosen 2

2. Penyajian 7. Kemenarikan warna pada 4 3


sampul/cover
8. Kesesuaian sampul buku (kulit depan 4 4
buku) dengan tema
9. Kesesuaian sampul buku (kulit 4 4
belakang buku) dengan tema
10. Keserasian warna 4 3
11. Penataan gambar/ilustrasi 4 3
12. Tata letak/sistematika 3 4
Jumlah Skor yang Diperoleh 23 21

Persentase Skor 91,66 %

Berdasarkan tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa buku pengayaan teks


cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri pada aspek penyajian masuk dalam
kategori sangat baik dengan perolehan nilai rata-rata 91,66. Aspek penyajian
mendapatkan saran pada bagian kulit belakang buku. Ilustrasi yang digunakan
terlalu kasar sehingga perlu diganti dengan ilustrasi yang mewakili judul agar
terlihat lebih menarik. Selain itu, deskripsi pada bagian kulit belakang buku
diberikan keterangan dari jumlah atau isi teks yang disajikan dalam buku. Buku
pengayaan teks cerita inspiratif disarankan memiliki petunjuk penggunaan buku
sehingga peserta didik mengetahui secara detail cara membaca buku pengayaan
teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri yang dikembangkan.

3. Penilaian Aspek Bahasa dan Keterbacaan


100

Penilaian aspek bahasa dan keterbacaan terhadap buku pengayaan teks


cerita inspiratif terdiri atas beberapa indikator. Berikut hasil penilaian aspek
bahasa dan keterbacaan oleh validator yang disajikan dalam tabel 4.3.

Tabel 4.3 Penilaian Aspek Bahasa dan Keterbacaan

Aspek Indikator Skor Skor


Dosen 1 Dosen 2

3. Bahasa dan 4. Kesesuaian ragam bahasa dengan 4 4


Keterbacaan tingkat pemahaman peserta didik
5. Kepaduan susunan kalimat 4 4
6. Penggunaan bahasa yang komunikatif 4 3
dan mudah dipahami peserta didik
7. Kesesuaian penggunaan diksi 3 4
Jumlah Skor yang Diperoleh 15 15

Persentase Skor 93.75%

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa penilaian pada aspek bahasa
dan keterbacaan dari dosen ahli memperoleh nilai dengan jumlah rata-rata 93,75.
Hasil tersebut menunjukan bahwa penilaian pada aspek bahasa dan keterbacaan
buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri masuk pada
kategori sangat baik. Dosen ahli memberikan saran berupa perbaikan terhadap
Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Hal tersebut karena masih ditemukan
beberapa kesalahan penulisan huruf, tanda baca, dan imbuhan.

4. Penilaian Aspek Grafika


Penilaian aspek grafika terhadap buku pengayaan teks cerita inspiratif
terdiri atas beberapa indikator. Selain memberikan penilaian, aspek grafika juga
diberikan beberapa saran dan masukan untuk penyempurnaan produk yang
dikembangkan. Berikut hasil penilaian aspek grafika oleh validator yang disajikan
dalam tabel 4.4.
Tabel 4.4 Penilaian Aspek Grafika
101

Aspek Indikator Skor Skor


Dosen 1 Dosen 2

4. Grafika 5. Ketebalan buku 3 4


6. Kesesuaian ukuran buku 4 4
7. Kesesuaian penggunaan jenis huruf 4 4
8. Kesesuaian pemilihan ukuran huruf 4 4
Jumlah Skor yang Diperoleh 15 16

Persentase Skor 96,87

Aspek grafika memperoleh penilaian dari dosen ahli dengan jumlah rata-
rata 96,87 yang dapat dilihat pada tabel 4.4. Berdasarkan perolehan nilai tersebut
perolehan nilai aspek grafika masuk pada kategori sangat baik. Saran dari dosen
ahli pada aspek grafika berkaitan dengan penulisan pada kulit belakang buku
yakni ukuran huruf lebih diperkecil dan jenis huruf disesuaikan.

5. Saran atau Masukan Secara Umum terhadap Buku Pengayaan Teks


Cerita Inspiratif Bermuatan Karakter Mandiri
Saran atau masukan secara umum terhadap buku pengayaan teks cerita
inspiratif bermuatan karakter mandiri meliputi aspek materi/isi, aspek penyajian,
aspek bahasa dan keterbacaan, dan aspek grafika. Saran atau masukan tersebut
berasal dari dosen ahli sebagai validator. Berikut penjelasan dari masing-masing
saran atau masukan terhadap aspek penyusunan buku pengayaan.
Aspek materi atau isi, agar diberikan sumber atau referensi dari nilai-nilai
pembentuk karakter mandiri yang disisipkan dalam setiap teks. Sumber atau
referensi tersebut agar menjadi bukti bahwa nilai-nilai pembentuk karakter mandiri
yang digunakan berdasarkan teori yang relevan bukan argumentasi dari penulis.
Ide gagasan yang merupakan karya orisinalitas penulis dicantumkan pada bagian
prakata agar pembaca mengetahui bahwa ide gagasan dalam setiap teks bukan
berasal dari referensi lain. Kemudian ulasan diberikan kutipan yang menunjukan
adanya nilai-nilai pembentuk karakter mandiri. Kutipan tersebut memperkuat
102

argumentasi penulis yang menyatakan salah satu dari nilai pembentuk karakter
mandiri.
Aspek penyajian, saran atau masukan secara umum adalah perbaikan pada
kulit bagian belakang buku. Ilustrasi yang digunakan terlihat kasar sehingga perlu
diperbaiki dengan menggunakan ilustrasi yang sesuai. Kemudian deskripsi pada
bagian kulit buku diberikan keterangan jumlah teks yang disajikan dalam buku
teks cerita inspiratif. Buku pengayaan teks cerita inspiratif disarankan memiliki
petunjuk penggunaan buku sehingga peserta didik mengetahui secara detail cara
membaca buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri yang
dikembangkan.
Selanjutnya aspek bahasa dan keterbacaan berkaitan dengan saran secara
umum adalah perihal Ejaan yang Disempurnakan. Dalam buku pengayaan teks
cerita inspiratif masih ditemukan kesalahan penulisan huruf pada beberapa kata.
Imbuhan dan tanda baca yang digunakan juga terdapat beberapa yang tidak sesuai
sehingga perlu adanya perbaikan.
Kemudian aspek grafika, saran perbaikan yang diberikan adalah ukuran
huruf dan jenis huruf pada kulit belakang buku. Ukuran huruf yang digunakan
pada kulit bagian belakang buku terlalu besar sehingga perlu disesuikan.
Kemudian untuk jenis huruf yang digunakan perlu diperbaiki agar tidak memiliki
kesamaan dengan isi di dalam teks.

4.1.5 Perbaikan Buku Pengayaan Teks Cerita Inspiratif Bermuatan


Karakter Mandiri
Perbaikan prototipe buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan
karakter mandiri dilakukan setelah tahap penilaian oleh validator. Hasil penilaian
oleh validator akan menjadi pertimbangan dalam melakukan perbaikan. Berikut
hasil perbaikan terhadap prototipe buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan
karakter mandiri.
1. Aspek Materi/Isi
Aspek materi atau isi, agar diberikan sumber atau referensi dari nilai-nilai
pembentuk karakter mandiri yang disisipkan dalam setiap teks. Sumber atau
103

referensi tersebut agar menjadi bukti bahwa nilai-nilai pembentuk karakter


mandiri yang digunakan berdasarkan teori yang relevan bukan argumentasi dari
penulis. Ide gagasan yang merupakan karya orisinalitas penulis dicantumkan pada
bagian prakata agar pembaca mengetahui bahwa ide gagasan dalam setiap teks
bukan berasal dari referensi lain. Kemudian ulasan diberikan kutipan yang
menunjukan adanya nilai-nilai pembentuk karakter mandiri. Kutipan tersebut
memperkuat argumentasi penulis yang menyatakan salah satu dari nilai
pembentuk karakter mandiri.

Tabel 4.5 Perbaikan Aspek Materi/ Isi


No. Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan Keterangan
1.
Sumber atau referensi nilai
pembentuk karakter
mandiri dalam ulasan
setiap teks dicantumkan
sehingga penyusunan tetap
berlandaskan pada teori.

2.
Ulasan diberikan kutipan
dalam teks agar menjadi
bukti bahwa kajian dalam
ulasan sesuai dengan teks.

2. Aspek Penyajian
104

Aspek penyajian, saran atau masukan secara umum adalah perbaikan pada
kulit bagian belakang buku. Ilustrasi yang digunakan terlihat kasar sehingga perlu
diperbaiki agar memiliki nilai estetika yang lebih baik. Kemudian deskripsi pada
bagian kulit buku diberikan keterangan jumlah teks yang disajikan dalam buku
teks cerita inspiratif. Buku pengayaan teks cerita inspiratif disarankan memiliki
petunjuk penggunaan buku sehingga peserta didik mengetahui secara detail cara
membaca buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri yang
dikembangkan. Memberikan keterangan pada setiap ilustrasi yang digunakan.
Tabel 4.6 Perbaikan Aspek Penyajian
No. Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan Keterangan
1. Tidak ada Buku cerita inspiratif
diberikan halaman
petunjuk membaca buku
sehingga peserta didik/
pembaca mengetahui
langkah-langkah dalam
membaca buku teks
cerita inspiratif.

2.
Ilustrasi pada bagian
kulit belakang buku
diperbaiki agar memberi
nilai estetika yang baik.

3. Setiap ilustrasi diberikan


keterangan di bagian
105

bawah agar memperjelas


pemahaman peserta
didik terhadap ilustrasi.

3. Aspek Bahasa dan Keterbacaan


Aspek bahasa dan keterbacaan berkaitan dengan saran secara umum
adalah perihal Ejaan yang Disempurnakan. Dalam buku pengayaan teks cerita
inspiratif masih ditemukan kesalahan penulisan huruf pada beberapa kata.
Imbuhan dan tanda baca yang digunakan perlu adanya perbaikan.
Tabel 4.7 Perbaikan Aspek Bahasa dan Keterbacaan
No. Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan Keterangan
Perbaikan EYD (Ejaan
1. yang Disempurnakan)
dalam setiap teks.

4. Aspek Grafika
Aspek grafika, saran perbaikan yang diberikan adalah ukuran huruf dan
jenis huruf pada kulit belakang buku. Ukuran huruf yang digunakan pada kulit
bagian belakang buku terlalu besar sehingga perlu disesuaikan. Kemudian untuk
jenis huruf diperbaiki agar tidak memiliki kesamaan dengan isi di dalam teks.
Tabel 4.8 Perbaikan Aspek Grafika
No. Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan Keterangan
1. Jenis dan ukuran huruf
pada kulit belakang buku.
106

4.2 Pembahasan
Pembahasan yang dipaparkan dalam subbab ini meliputi empat hal, yaitu
(1) kesesuain buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri
dengan teori (2) keunggulan desain produk buku pengayaan teks cerita inspiratif
bermuatan karakter mandiri, (3) kelemahan desain produk buku pengayaan teks
cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri, dan (4) keterbatasan peneliti dalam
menyusun desain produk buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter
mandiri. Berikut penjabaran dari masing-masing pembahasan.

4.2.1 Kesesuain Buku Pengayaan Teks Cerita Inspiratif Bermuatan


Karakter Mandiri dengan Teori
Kesesuaian buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter
mandiri dengan teori dalam pembahasan bertujuan mempertanggungjawabkan
produk yang dibuat agar tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan buku di
lapangan tetapi juga dapat dipertanggugjawabkan dari segi keilmuan. Penelitian
pengembangan ini menggunakan tiga konsep meliputi konsep teori penulisan
pengembangan buku pengayaan atau buku non teks, konsep teks cerita inspiratif,
dan konsep muatan karakter mandiri.
Buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri
merupakan buku pengayaan kepribadian karena memuat wawasan yang berkaitan
dengan sikap dan perilaku berdasarkan kepribadian yang baik dan benar. Hal ini
sejalan dengan pendapat dan pernyataan (Puskurbuk: 2008) dan (Suherli: 2008)
yang menyebutkan bahwa buku pengayaan kepribadian adalah buku yang memuat
materi untuk meningkatkan kualitas kepribadian seseorang. Selain memuat teks
cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri buku tersebut juga memiliki ilustrasi
dan ulasan. Ilustrasi yang digunakan merupakan peristiwa yang terdapat dalam
107

teks. Kemudian ulasan membahas secara garis besar isi dari teks cerita inspiratif
dan penerapan aktivitas yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari
berdasarkan teks.
Karakteristik dari buku buku pengayaan kepribadian menurut Fauziah dan
Wagiran (2017) diantaranya memuat materi yang bersifat faktual maupun rekaan,
meningkatkan kualitas diri pembaca, dan penyajian dapat berupa narasi, puisi,
dialog, atau gambar. Berdasarkan pernyataan tersebut buku pengayaan teks cerita
inspiratif yang dikembangkan memiliki sifat rekaan meskipun berasal dari ide
kisah nyata. Selain itu muatan karakter mandiri dalam teks juga mampu
meningkatkan kualitas pembaca dari segi pengalaman batin. Teks yang disajikan
dalam buku berupa narasi. Kriteria-kriteria tersebut kemudian menjadi kumpulan
teks yang terbagi menjadi 10 judul. Berikut merupakan judul-judul yang terdapar
dalam buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri, meliputi:
(1) Ilmu Hidup dari Bapak dan Ibu, (2) Keajaiban Sebuah Tulisan, (3) Melatih
Mental: Membaca Puisi di Halte, (4) Membudayakan Disiplin dari Diri Sendiri,
(5) Belajar Menyisihkan uang Saku, (6) Barang Bagus untuk Sedekah, (7) Sisa
Makanan di Piring, (8) Menjadi Cakrawala bagi Hidup Sesama, (9) Bekal untuk
Merantau, dan (10) Usaha Tidak Pernah Mengkhianati Hasil. Sepuluh teks cerita
inspiratif tersebut memiliki konflik, amanat, dan latar yang berbeda dengan
disertai ulasan dan ilustrasi.
Kriteria penyajian buku teks pelajaran maupun buku nonteks pelajaran
yang layak digunakan oleh satuan pendidikan dalam Peraturan Nomor 8 Tahun
2016 Pasal 3 (1) menyebutkan terditi atas unsur kulit buku, bagian awal, bagian
isi, dan bagian akhir. Buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter
mandiri bagian kulit buku terdiri atas kulit depan, kulit belakang, dan punggung
buku. Bagian awal terdiri atas halaman prancis, halaman judul, halaman hak cipta,
halaman prakata, dan halaman daftar isi. Selanjutnya bagian isi buku berisi
kumpulan teks cerita inspiratif yang terdiri atas sepuluh judul dengan muatan
karakter mandiri. Muatan karakter mandiri kemudian dikaji penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat pada
bagian ulasan. Selain mengkaji muatan karakter mandiri bagian ulasan juga
108

memberikan isi teks secara garis besar dalam teks cerita inspiratif. Adapun bagian
akhir buku berisi biodata penulis.
Bahasa adalah hal penting dalam pembelajaran karena pada prinsipnya
kegiatan ini menitikberatkan pada menggerakan manusia untuk melaksanakan
kegiatan belajar dan menjadi alat penyampai sehingga pembelajaran mencapai
suatu titik tertentu sebagai suatu kompetensi yang sudah ditetapkan
(Wicaksono:2019). Sejalan dengan pernyataan tersebut bahasa memiliki peranan
yang strategis untuk penyampaian materi dalam proses pembelajaran. Dalam buku
pengayaan teks cerita inspiratif menggunakan bahasa dengan ragam bentuk tulis.
Penggunaan bahasa dengan struktur yang sederhana sehingga mudah dipahami
peserta didik. Ragam bahasa sastra digunakan sesuai dengan penggunaan bahasa
dalam teks narasi. Kemudian tema-tema cerita yang terdapat dalam teks cerita
inspiratif merupakan peristiwa yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini
untuk memudahkan keterbacaan peserta didik dalam memahami isi dan makna
dari teks.
Hartono (2016) menyebutkan bahwa kriteria dari desain buku hendaknya
menarik perhatian, mengikat perhatian pembaca, dan menimbulkan kesan sesuai
dengan pesan yang akan disampaikan. Buku pengayaan teks cerita inspiratif
bermuatan karakter mandiri menggunakan desain sampul yang mewakili tokoh-
tokoh dalam kumpulan teks cerita inspiratif. Tokoh tersebut merupakan satu
keluarga yang memiliki cerita inspiratif dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
sesuai dengan kriteria dari desain buku yang menimbulkan kesan sesuai dengan
pesan yang akan disampaikan. Jenis ilustrasi desain buku menggunakan jenis
kartun. Jenis tersebut juga sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik
Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Ukuran kertas yang digunakan dalam buku pengayaan teks cerita inspiratif
bermuatan karakter mandiri merupakan ukuran A5 (148 x 210 mm). Ukuran
tersebut sesuai dengan klasifikasi oleh Sitepu (2012) yang menyebutkan
berdasarkan pemakainya siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) menggunakan
ukuran A4 (210 x 297 mm), A5 (148 x 210 mm), dan B5 (176 x 250 mm).
Penggunaan ukuran kertas A5 (148 x 210 mm) berarti sesuai untuk produk yang
dikembangkan dalam penelitian.
109

Buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri memiliki


nilai-nilai pembentuk karakter mandiri. Nilai-nilai tersebut sesuai dengan
pernyataan Purwanti (2018), Komalasari dan Saripudin (2017) meliputi: etos kerja
(kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang, profesionalitas, kreatif,
keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat. Dalam setiap teks cerita
inspiratif memuat nilai-nilai tersebut disajikan dalam sebuah ulasan. Berikut
ulasan dari sepuluh teks cerita inspiratif dalam buku pengayaan teks cerita
inspiratif bermuatan karakter mandiri.
a. Ilmu Hidup dari Bapak dan Ibu
Judul teks tersebut memiliki nilai etos kerja. Etos kerja (kerja keras)
merupakan sikap kerja dan kebiasaan kerja yang terdapat dalam diri seseorang atau
kelompok untuk mencapai hasil maksimal. Tokoh Julia memiliki nilai karakter etos
kerja (kerja keras) dengan berusaha membagi waktu antara mengerjakan tugas
sekolah dan membantu orangtuanya untuk berjualan di pasar. Sebagai seorang
pelajar nilai etos kerja berdasarkan teks dapat dilakukan dengan beberapa aktivitas
meliputi:
1. Belajar membagi waktu antara kewajiban belajar dengan kegiatan lain
seperti organisasi, kerja kelompok, atau membantu orangtua.
2. Tidak mudah menyerah apabila belum berhasil mencapai tujuan atau
mencapai target
Sebagai seorang masyarakat nilai etos kerja berdasarkan teks dapat dilakukan
dengan beberapa aktivitas meliputi:
1. Membantu orangtua untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai kemampuan
2. Bekerjasama dalam berbagai aktivitas di lingkungan masyarakat seperti
kerja bakti, gotong royong dan lain sebagainya.

b. Keajaiban Sebuah Tulisan


Berdasarkan judul tersebut nilai pembentuk karakter mandiri adalah nilai
kreatif. Kreatif merupakan pemikiran atau ide gagasan yang tidak dimiliki oleh
orang lain. Berdasarkan teks keluarga Julia dan Kak Astari memiliki kebiasaan
yang tidak dilakukan oleh keluarga lain yaitu menulis harapan hidup di sebuah
kertas lalu ditempelkan di dinding. Harapan tersebut juga disertai dengan usaha
dan doa. Sebagai seorang pelajar nilai kreatif berdasarkan teks dapat dilakukan
dengan beberapa aktivitas meliputi:
110

1. Membuat tulisan yang memotivasi agar giat belajar


2. Membuat catatan belajar dengan unik dan sesuai keingininan agar menarik
minat belajar
Sebagai seorang masyarakat nilai kreatif berdasarkan teks dapat dilakukan dengan
beberapa aktivitas meliputi:
1. Membantu perangkat desa untuk membuat papan informasi menarik agar
masyarakat berminat membaca informasi yang tersedia
2. Memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai topik-topik yang
aktual seperti: pencegahan sarang nyamuk DBD, alur pendaftaran masuk
sekolah, dan lain sebagainya

c. Melatih Mental: Membaca Puisi di Halte


Judul tersebut mengandung nilai keberanian. Keberanian adalah sikap
dalam keadaan mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar
dalam menghadapi suatu hal. Berdasarkan teks tokoh Candra berhasil melakukan
pembacaan puisi di halte dengan rasa percaya diri. Halte bus merupakan tempat
yang ramai akan kerumunan orang namun dengan hati yang mantap ia berani
untuk melakukan tantangan dari Pak Sowan yaitu membaca puisi di halte. Sebagai
seorang pelajar nilai keberanian berdasarkan teks dapat dilakukan dengan
beberapa aktivitas meliputi:
1. Berani mengutarakan pendapat dalam proses pembelajaran
2. Memberi bantuan kepada teman yang merasa kesulitan dalam memahami
materi pelajaran
3. Menegur teman yang melakukan penyimpangan dalam lingkungan sekolah
seperti: mencontek, tidak mengenakan atribut sekolah dan lain sebagainya
Sebagai seorang masyarakat nilai keberanian berdasarkan teks dapat dilakukan
dengan beberapa aktivitas meliputi:
1. Mengutarakan pendapat dalam proses musyawarah di desa
2. Berani mengkampanyekan berbagai aktivitas masyarakat agar tidak
merusak lingkungan seperti: membuang sampah di sungai, mengelola
sampah menjadi barang yang berguna dan lain sebagainya

d. Membudayakan Disiplin dari Diri Sendiri


111

Nilai yang terkandung dalam judul tersebut adalah nilai profesional.


Profesional merupakan komitmen bagi individu terhadap suatu hal yang sedang
dijalani. Tokoh Kak Astari melakukan nilai profesional karena datang lebih awal
dari jam kerja yang telah ditentukan hal ini agar dirinya tidak terlambat. Datang
lebih awal agar tidak terlambat masuk bekerja merupakan sebuah komitmen dalam
menekuni profesi. Sedangkan tokoh Julia juga berkomitmen untuk datang lebih
awal agar tidak terlambat masuk sekolah. Sebagai seorang pelajar nilai profesional
berdasarkan teks dapat dilakukan dengan beberapa aktivitas meliputi:
1. Masuk ke sekolah dengan tepat waktu
2. Mengumpulkan tugas dari bapak/ibu guru sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan
Sebagai seorang masyarakat nilai profesional berdasarkan teks dapat dilakukan
dengan beberapa aktivitas meliputi:
1. Mematuhi tata tertib desa sesuai yang telah disepakati oleh masyarakat
2. Hadir tepat waktu saat acara musyawarah bersama dengan warga

e. Belajar Menyisihkan Uang Saku


Teks cerita inspiratif belajar menyisihkan uang saku memuat nilai daya
juang. Daya juang merupakan kemampuan seseorang untuk menghadapi masalah
agar menemukan solusi. Berdasarkan teks tokoh bapak manghadapi masalah untuk
berhenti merokok. Merokok adalah kebiasaan yang dapat membahayakan
kesehatan bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Maka tokoh ibu, Julia, dan Kak
Astari selalu melakukan protes agar bapak berhenti merokok. Akhirnya bapak
berhenti merokok setelah melihat anak kecil bersama ibunya yang lumpuh
berjualan koran. Bapak merasa iba dan memutuskan uang untuk membeli rokok
diganti untuk sedekah ke panti asuhan. Sebagai seorang pelajar nilai daya juang
berdasarkan teks dapat dilakukan dengan beberapa aktivitas meliputi:
1. Memberikan solusi terhadap permasalahan yang sedang dihadapi oleh
teman
2. Memperbaiki pola belajar apabila banyak melakukan kegiatan remidi
terhadap beberapa mata pelajaran
Sebagai seorang masyarakat nilai daya juang berdasarkan teks dapat dilakukan
dengan beberapa aktivitas meliputi:
112

1. Bermusyawarah bersama warga atas permasalahan yang terjadi di


masyarakat seperti: longsor, banjir, membantu warga yang sakit namun
kurang mampu dan lain sebagainya
2. Membantu bapak dan ibu menyelesaikan pekerjaan rumah agar
meringankan beliau

f. Barang Bagus untuk Sedekah


Teks cerita inspiratif tersebut mengandung nilai kreatif. Kreatif adalah
pemikiran atau ide gagasan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Tokoh Kak Astari
memaparkan dirinya yang kreatif karena melakukan sedekah ke panti asuhan
dengan barang-barang yang masih bagus dan memberikan barang kesayangannya.
Hal tersebut sangat jarang ditemukan di sifat orang lain. Biasanya orang akan
memberikan barang yang sudah tidak terpakai atau barang yang sudah tidak
terlihat bagus.
Sebagai seorang pelajar nilai kreatif berdasarkan teks dapat dilakukan dengan
beberapa aktivitas meliputi:
1. Berbagi dengan teman tanpa pamrih dan pilih kasih
2. Berinisiatif memberikan bantuan tanpa diminta terleih dahulu oleh guru,
teman, atau warga sekolah yang lain
Sebagai seorang masyarakat nilai kreatif berdasarkan teks dapat dilakukan dengan
beberapa aktivitas meliputi:
1. Mengikuti kegiatan bakti sosial terhadap desa yang terkena musibah
bencana
2. Membuat rutinitas kunjungan ke panti asuhan atau tempat semacam itu
bersama keluarga

g. Sisa Makanan di Piring


Judul teks Sisa Makanan di Piring memuat nilai pembelajar sepanjang
hayat. Menjadi pembelajar sepanjang hayat merupakan konsep tentang belajar
tanpa memandang usia dan situasi sehingga dalam segala aktivitas tetap
mengambil hikmah pembelajaran hidup. Berdasarkan teks Julia mencerminkan
karakter menjadi pembelajar sepanjang hayat dari sebuah sisa makanan di piring.
Ia melihat seorang bapak tua yang sedang mengais makanan di tong sampah. Lalu
ia mulai berpikir bahwa tindakannya salah karena tidak menghabiskan makanan
113

padahal di depan mata ia melihat orang lain yang kelaparan karena mengais
makanan. Melalui peristiwa tersebut Julia mulai berpikir untuk bersyukur atas
rezeki dari Tuhan dan belajar untuk tidak menyia-nyiakan rezeki tersebut. Sebagai
seorang pelajar nilai etos kerja berdasarkan teks dapat dilakukan dengan beberapa
aktivitas meliputi:
1. Mengambil pembelajaran dalam berbagai aktivitas sehari-hari seperti:
tidak menyisakan makanan, tidak begadang tanpa ada tujuan dan lain
sebagainya
2. Menuntut ilmu setinggi mungkin tanpa harus memandang usia
Sebagai seorang masyarakat nilai pembelajar sepanjang hayat berdasarkan teks
dapat dilakukan dengan beberapa aktivitas meliputi:
1. Mengkampanyekan bahwa pendidikan adalah hal penting untuk ilmu
hidup atau bekal masa depan baik laki-laki atau perempuan
2. Mencari ilmu dalam kegiatan atau aktivitas bersama masyarakat di
lingkungan sekitar

h. Menjadi Cakrawala bagi Hidup Sesama


Judul teks tersebut mengandung nilai daya juang. Daya juang merupakan
kemampuan seseorang untuk menghadapi masalah agar menemukan solusi.
Berdasarkan teks tokoh ibu memberikan bantuan kepada Mbah Samiyem yang
sedang sakit. Mbah Samiyem dirawat di rumah ibu karena anak-anak dari Mbah
Samiyem sudah berangkat untuk bekerja. Hal tersebut mencerminkan ibu
menghadapi permasalahan Mbah Samiyem dengan solusi merawatnya di rumah.
Meskipun bukan saudara kandung ibu dengan tulus membantu beliau tanpa pamrih
dan mengharap imbalan. Sebagai seorang pelajar nilai daya juang berdasarkan
teks dapat dilakukan dengan beberapa aktivitas meliputi:
1. Membantu teman dengan belajar bersama dalam menghadapi ujian di
sekolah
2. Tidak mengharap imbalan apa pun saat membantu orang dalam lingkup
sekolah seperti: membawakan media pembelajaran guru, membonceng
teman yang berjalan kaki, memungut sampah yang berserakn dan lain
sebagainya
Sebagai seorang masyarakat nilai daya juang berdasarkan teks dapat dilakukan
dengan beberapa aktivitas meliputi:
114

1. Mengikuti kerja bakti untuk membersihkan sarana dan prasarana umum di


masyarakat seperti: membersihkan musola, membersihkan selokan dan
lain sebagainya
2. Tidak melakukan KKN dalam aparatur pemerintahan desa: menyogok
untuk mempercepat suatu hal, memalsukan dokumen dan sebagainya

i. Bekal untuk Merantau


Berdasarkan judul tersebut muatan nilai dalam teks adalah keberanian.
Keberanian adalah sikap dalam keadaan mempunyai hati yang mantap dan rasa
percaya diri yang besar dalam menghadapi suatu hal. Berdasarkan teks tokoh Julia
memiliki keberanian untuk merantau menuntut ilmu di perguruan tinggi.
Keinginan tersebut merupakan suatu keberanian bagi pelajar karena akan
menjalani hidup jauh dari sanak saudara. Sebelum merantau Julia juga bersiap
untuk mencari materi maupun ilmu hidup untuk bekal merantau. Sebagai seorang
pelajar nilai keberanian berdasarkan teks dapat dilakukan dengan beberapa
aktivitas meliputi:
1. Berani merantau untuk menuntut ilmu pendidikan
2. Mencari bekal ilmu hidup agar mampu menjalani aktivitas sehari-hari
tanpa bantuan orang lain
Sebagai seorang masyarakat nilai keberanian berdasarkan teks dapat dilakukan
dengan beberapa aktivitas meliputi:
1. Berani merantau untuk mencari rezeki atau bekerja di suatu tempat
2. Tidak merasa khawatir terhadap kehidupan yang akan dijalani apabila
telah memutuskan untuk merantau

j. Usaha Tidak Pernah Mengkhianati Hasil


Judul teks yang ke-10 memuat nilai tangguh tahan banting. Tangguh tahan
banting merupakan perbuatan mengambil keputusan untuk mengubah sikap
mengasihani diri, suka mengeluh dan bergantung menjadi percaya diri, mandiri,
dan totalitas dalam bertindak. Berdasarkan teks tokoh Kak Arung melakukan
kegiatan totalitas dalam mencari beasiswa untuk melanjutkan pendidikan. Selain
itu ia juga percaya diri dan mandiri dengan bekerja di bengkel sembari menunggu
hasil pengumuman pendaftaran. Hari-harinya dipenuhi dengan kegiatan belajar
untuk mencari beasiswa setelah pulang bekerja dari bengkel. Alhasil berkat dirinya
yang tangguh tahan banting ia diterima melanjutkan pendidikan perguruan tinggi
115

di universitas luar negeri. Sebagai seorang pelajar nilai tangguh tahan banting
berdasarkan teks dapat dilakukan dengan beberapa aktivitas meliputi:
1. Mengevaluasi kegiatan belajar dan tidak mudah putus asa serta menyerah
apabila hasil belajar di sekolah kurang maksimal
2. Berusaha secara maksimal dan berpikir optimis dalam berkegiatan seperti:
melaksanakan ujian, mendaftar sekolah atau mendaftar beasiswa dan lain
sebagainya
3. Tetap merasa percaya diri untuk menuntut ilmu setinggi mungkin
meskipun secara ekonomi kurang mampu
Sebagai seorang masyarakat nilai tangguh tahan banting berdasarkan teks dapat
dilakukan dengan beberapa aktivitas meliputi:
1. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai beasiswa pendidikan
di berbagai jenjang pendidikan
2. Tidak mudah menyerah apabila belum berhasil melakukan suatu hal
seperti: mencari pekerjaan, membuka usaha dan lain sebagainya.
Berdasarkan hasil pembahasan yang didapat dari buku pengayaan teks
cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri bahwa penulis dalam penyusunan
buku tersebut tidak dapat terlepas dari teori-teori. Hal ini berarti buku pengayaan
teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri dapat dipertanggungjawankan
sesuai dari segi keilmuan. Selain itu buku tersebut dapat menjadi pelengkap buku
pelajaran yang digunakan di sekolah dengan integrasi nilai-nilai pembentuk
karakter mandiri.

4.2.2 Keunggulan Buku Pengayaan Teks Cerita Inspiratif Bermuatan


Karakter Mandiri
Buku pengayaan teks cerita inspiratif yang disusun oleh peneliti memiliki
beberapa unggulan, keunggulan tersebut terdiri atas bagian kulit dan ilustrasi,
bagian isi, dan keterbacaan.
. Pada bagian kulit buku dan ilustrasi menggunakan desain yang
memaparkan isi dari kumpulan teks cerita inspiratif. Desain tersebut mewakili
kesesuain isi dengan apa yang akan disampaikan. Selain itu penggunaan warna
yang cerah juga menarik perhatian pembaca. Setiap teks disajikan ilustrasi yang
mendukung peristiwa dalam teks. Ilustrasi yang disajikan juga detail sesuai
116

penggambaran dalam teks sehingga membantu peserta didik atau pembaca dalam
mengimajinasikan isi teks.
Keunggulan dari bagian isi yaitu buku cerita inspiratif ini lebih menarik
dibandingkan dengan buku cerita inspiratif lainnya karena buku ini tidak hanya
menyajikan kisah yang dekat dengan kehidupan sehari-hari tetapi juga memuat
pengalaman atau kisah nyata dari lika-liku dan perjuangan kehidupan seseorang
dalam mencapai kesuksesan dan menjalani kehidupan. Berdasarkan hal tersebut
pembaca akan mendapat pembelajaran batin dari kisah-kisah yang disajikan dalam
produk pengembangan. Pembelajaran batin yang dimaksud adalah pembaca
termotivasi dan terinspirasi untuk melakukan hal yang serupa.
Muatan karakter mandiri yang menjadi sisipan dalam setiap teks cerita
inspiratif juga menjadi keunggulan dalam penelitian ini. Karakter mandiri
merupakan salah satu dari lima karakter yang digencarkan oleh pemerintah
melalui kebijakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Penyisipian muatan
karakter mandiri menjadi daya dukung dari kebijakan tersebut. Selain itu, buku ini
dapat menjadi pendukung penguatan pendidikan karakter pembaca melalui ulasan
yang memberikan contoh dari penerapan nilai-nilai pembentuk karakter mandiri
dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan
masyarakat. Ulasan tersebut dapat membantu peserta didik untuk mampu dan bisa
memahami makna dari sebuah teks.
Ulasan dalam teks yang buku pengayaan tersebut juga mencakup ciri
pembelajaran bahasa Indonesia sesuai kurikulum 2013. Menurut Harsiati (dalam
Isodarus: 2017) meyebutkan bahwa setidaknya ada delapan ciri pembelajaran
bahasa Indonesia meliputi: (1) materi pembelajaran bahasa Indonesia berbasis
teks, (2) materi pembelajaran bahasa Indonesia berbasis literasi, (3) materi
pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan pendekatan komunikatif, (4) materi
pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan keterpaduan isi dan bahasa, (5)
materi pembelajaran bahasa Indonesia berbasis kompetensi dasar dan inti, (6)
tujuan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis karakter, (7) menggunakan
pendekatan saintifik, dan (8) asesmen yang digunakan adalah asesmen autentik.
Berdasarkan ke delapan ciri pembelajaran bahasa Indonesia buku pengayaan teks
117

cerita inspiratif setidaknya mencakup lima poin yang ditujukan oleh nomor 1, 2, 3,
4, dan 6. Hal ini menjadi keunggulan tersendiri buku tersebut.
Menurut Isodarus (2017) memaparkan bagian kegiatan yang dapat
dilakukan oleh peserta didik dalam belajar berbahasa Indonesia berbasis teks salah
satunya adalah peserta didik dapat mengidentifikasi informasi atau isi teks.
Adanya buku pengayaan teks cerita inspiratif disertai dengan ulasan akan
membantu peserta didik mendapatkan informasi dan isi teks. Selain itu, muatan
materi dalam ulasan dapat menjadi referensi peserta didik dalam mengulas teks
yang lain. Hal ini akan meningkatkan daya literasi peserta didik bahwa teks tidak
hanya sekedar dibaca tetapi makna di dalamnya dapat diaplikasikan dalam
kehidupan.
Selain itu, bahasa yang digunakan dalam buku cerita inspiratif bermuatan
karakter mandiri merupakan bahasa dengan struktur yang sederhana dan mudah
dipahami oleh pembaca. Ragam bahasa sastra yang digunakan membuat bahasa
dalam buku tersebut komunikatif atau tidak kaku. Sehingga keterbacaan dalam
buku ini mudah dipahami oleh pembaca atau peserta didik.

4.2.3 Kelemahan Buku Pengayaan Teks Cerita Inspiratif Bermuatan


Karakter Mandiri
Keunggulan yang dimiliki oleh buku pengayaan teks cerita inspiratif tidak
lepas dari kelemahan yang terdapat dalam buku ini. Buku cerita inspiratif
bermuatan karakter mandiri memiliki kelemahan dari aspek kebahasaan dan
grafika. Kelamahan-kelemahan tersebut dipaparkan sebagai berikut.
Aspek kebahasaan merupakan salah satu aspek dalam penyusunan buku
pengayaan. Aspek ini juga menjadi pembangun dalam sebuah teks bacaan
termasuk teks cerita inspiratif. Dalam pengembangan buku pengayaan ini aspek
kebahasaan menjadi salah satu kelemahan. Beberapa teks cerita inspiratif masih
terdapat kesalahan dalam pengetikan. Kesalahan tersebut diantaranya dari segi
ejaan. Selain itu, kohesi dan koherensi juga terdapat beberapa hal yang kurang
padu baik antar kalimat maupun antar paragraf.
Aspek grafika berkaitan dengan penggunaan jenis huruf dan ukuran huruf
kurang menarik. Meskipun jenis huruf dan ukuran huruf sesuai digunakan untuk
peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP) namun kurang sesuai untuk
118

digunakan dalam sebuah buku cerita. Buku cerita inspirati bermuatan karakter
mandiri tidak hanya dapat digunakan oleh peserta didik SMP tetapi juga pembaca
pada tingkat kalangan umum.

4.2.4 Keterbatasan Peneliti dalam Menyusun Desain Produk Buku


Pengayaan Teks Cerita Inspiratif Bermuatan Karakter Mandiri
Penelitian ini telah dilakukan sesuai dengan prosedur penelitian
pengembangan. Meskipun demikian, tidak dapat dihindarkan penelitian yang
dilakukan memiliki keterbatasan. Keterbatasan dalam penelitian perlu
diungkapkan agar tidak terjadi salah persepsi. Keterbatasan yang dimaksud
menyangkut beberapa aspek yaitu: (1) sumber data, (2) instrumen penelitian, (3)
validasi prototipe, dan (4) prosedur penelitian. Uraian keempat aspek tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu peserta didik dan
pendidik dari tiga sekolah yang berbeda di Semarang. Ketiga sekolah tersebut
yaitu SMP N 31 Semarang, SMP Nasima Semarang, dan SMP N 44 Semarang.
Peserta didik dari masing-masing sekolah diambil 35 peserta didik dan satu
pendidik mata pelajaran bahasa Indonesia. Pada saat pengambilan data peserta
didik kurang serius dalam mengisi lembar angket kebutuhan. Hal ini tentu
berpengaruh pada hasil dari angket kebutuhan. Terdapat kemungkinan hasil dari
jawaban peserta didik terdapat beberapa indikator yang tidak sesuai.
Kemudian sumber data dalam penelitian ini juga dirasa masih sangat kurang.
Semakin banyak sumber data maka akan menghasilkan tingkat validitas yang
semakin tinggi. Pemilihan sumber data yang dilakukan dalam penelitian masih
tergolong sedikit untuk mewakili populasi yang ada. Adanya hal tersebut karena
pertimbangan bebeberapa hal diantaranya tenaga, biaya, dan waktu.

2. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian tidak sepenuhnya baku dan
sesuai dengan aturan yang ada sehingga memungkinkan data yang diperoleh tidak
sesuai harapan atau tidak sebagaimana mestinya. Pertanyaan-pertanyaan yang
119

dimunculkan tidak terlalu detail seperti jenis dan ukuran huruf pada bagian kulit
buku bagian depan, belakang, dan punggung buku. Isi dari bagian kulit belakang
buku dan lain sebagainya. Berkaitan dengan hal tersebut dapat menjadi peluang
dan perbaikan pada penelitian-penelitian selanjutnya.

3. Validasi Prototipe
Validasi prototipe dilakukan oleh tim ahli yang meliputi dosen ahli dalam
bidang materi pembelajaran sastra dan dosen ahli dalam bidang pengembangan
buku pengayaan. Sementara itu, validasi prototipe tidak sepenuhnya melalui
pengawasan peneliti secara langsung. Tidak ada uji terbatas terhadap peserta
didik. Hal ini menyebabkan penilaian belum sepenuhnya ideal sesuai kebutuhan
dan harapan.

4. Prosedur Penelitian
Penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)
memiliki langkah-langkah penelitian yang meliputi (1) potensi dan masalah, (2)
pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji
coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk, dan (10)
produksi masal. Dari kesepuluh langkah tersebut, dalam penelitian ini peneliti
menggunakan lima langkah penelitian. Kelima langkah penelitian tersebut
mencakup (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4)
validasi desain, dan (5) revisi desain. Hal ini disebabkan karena keterbatasan
waktu dan biaya.
120

BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian pengembangan buku pengayaan teks cerita
inspiratif bermuatan karakter mandiri dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut.
1) Peserta didik dan pendidik membutuhkan buku pengayaan teks cerita inspiratif
bermuatan karakter mandiri karena beberapa hal diantaranya: (1) buku
pengayaan teks cerita inspiratif untuk peserta didik Sekolah Menengah Pertama
(SMP) masih terbatas, (2) terdapat beberapa buku cerita inspiratif namun aspek
bahasa dan keterbacaan belum sesuai untuk peserta didik Sekolah Menengah
Pertama (SMP), dan belum ditemui buku cerita inspiratif bermuatan karakter
mandiri yang sesuai dengan kebijakan Penguatan Pengembangan Karakter
(PPK). Bebeberapa hal tersebut yang menjadi salah satu landasan penyusunan
dari buku cerita inspiratif yang dikembangkan dalam penelitian.
2) Berdasarkan analisis kebutuhan terhadap buku pengayaan teks cerita inspiratif
bermuatan karakter mandiri diperoleh prinsip-prinsip pengembangan meliputi
empat aspek yaitu: (1) aspek materi/isi buku, (2) aspek penyajian materi buku,
(3) aspek bahasa dan keterbacaan, dan (4) aspek grafika buku. Analisis
kebutuhan tersebut dilakukan kepada peserta didik Sekolah Menengah Pertama
(SMP) kelas IX dan pendidik mata pelajaran bahasa Indonesia.
3) Terdapat beberapa bagian dalam prototipe buku pengayaan teks cerita inspiratif
bermuatan karakter mandiri meliputi empat hal meliputi: (1) kulit buku yang
terdiri atas kulit depan buku, kulit belakang buku, dan punggung buku, (2)
bagian awal buku yang terdiri atas halaman prancis, halaman judul, halaman
pengantar, dan halaman daftar isi, (3) bagian isi yang terdiri atas sepuluh teks
cerita inspiratif, ulasan pada masing-masing teks, dan ilustrasi, dan (4) bagian
akhir buku terdiri atas biografi penulis.
4) Hasil penilaian dan saran oleh validator terhadap prototipe buku pengayaan
teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri meliputi empat aspek yaitu:
(1) aspek penyajian materi/isi memperoleh nilai rata-rata 93.75% dengan
121

kategori sangat baik, (2) aspek penyajian memperoleh nilai rata-rata 91,66%
sehingga masuk kategori sangat baik, (3) aspek bahasa dan keterbacaan
memperoleh nilai rata-rata 93.75% dengan kategori sangat baik, dan (4) aspek
grafika memperoleh nilai rata-rata 96,87% dengan kategori sangat baik.
Berdasarkan hasil penilaian tersebut buku pengayaan teks cerita inspiratif
bermuatan karakter mandiri dianggap layak untuk digunakan dalam proses
pembelajaran.
5) Perbaikan terhadap prototipe buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan
karakter mandiri berdasarkan penilaian dan saran oleh ahli yaitu: (1) aspek
materi/isi, nilai pembentuk karakter mandiri dicantumkan sumber pemerolehan
data agar sesuai dengan teori yang relevan dan bagian ulasan diperinci dengan
menambahkan kutipan sebagai bukti atau penanda dari nilai pembentuk
karakter yang disisipkan, (2) aspek penyajian, pada bagian awal buku diberikan
petunjuk membaca buku agar peserta didik atau pembaca memahami langkah-
langkah dalam membaca buku cerita inspiratif, (3) aspek bahasa dan
keterbacaan, pada bagian kulit belakang buku keterbacaan diperbaiki agar lebih
menarik dan perbaikan terhadap Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dalam
setiap , dan (4) aspek grafika, pada bagian kulit belakang buku perbaikan
tampilan ilustrasi agar menambah nilai estetika.
6)
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, saran yang dapat peneliti
berikan adalah sebagai berikut.
1) Buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri dapat
direkomendasikan sebagai penunjang proses pembelajaran dalam materi teks
cerita inspiratif di mata pelajaran bahasa Indonesia.
2) Buku pengayaan teks ceita inspiratif bermuatan karakter mandiri dapat
diintegrasikan nilai-nilai pembentuk karakter salah satunya nilai pembentuk
karakter mandiri.
3) Peneliti menyadari penelitian pengembangan yang telah dilakukan belum
sempurna, sehingga hendaknya dilakukan penelitian lanjutan sebagai
122

penyempurnaan penelitian ini seperti uji coba keefektifan buku pada peserta
didik.
123

DAFTAR PUSTAKA

Agusrida. 2019. Pembelajaran Bahasa Indonesia Dalam Kurikulum 2013: Sebuah


Kajian Dalam Mata Diklat Penerapan Kurikulum 2013. [online]. Tersedia:
https://bdkpadang.kemenag.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=674:agusridadsember&catid=41:toph
eadlines&Itemid=158 [10 Januari 2019].

Agustina, Eka Sofia. 2017. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks:


Representasi Kurikulum 2013. Aksara: Jurnal Bahasa dan Sastra. Vol. 18,
No. 1, Hal. 84 – 99, April 2017.

Amalia, Fitri. 2017. Pengembangan Teks Melalui Pembelajaran Kontekstual.


Prosiding. Seminar Nasional Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Konteks
Global. Gedung Soetardjo Universitas Jember.

Anggraini, Dian. 2018. Pengembangan Buku Pengayaan untuk Mendukung


Program Gerakan Literasi dan Penguatan Pendidikan Karakter Melalui
Cerita Rakyat. Tesis. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Aptowitcz, Cristian O’kafee. 2016. The Inspirational Story of Thomas Dent


Mutter: A Review of Dr. Mitters Marvels. Journal of Anesthesia History. 2
(2016) 62-63. ISBN. 978-0-698-16210-5.

Asmani, Jamal Ma’mur. 2013. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter


di Sekolah. Yogyakarta: Diva Press.

Atmoko, Sigit Setyo. 2012. Pengembangan Buku Pelajaran Bahasa Indonesia


Berbasis Kesantunan untuk Peserta Didik SMP/MTs Kelas VII Semester I.
Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 1(1), 2012. ISSN.
2301-6744.

B.P Sitepu. 2015. Penulisan Buku Teks Pelajaran, Bandung:PT. Remaja


Rosdakarya.

Budiyanto, Mangun. dan Machali, Imam. 2014. Pembentukan Karakter Mandiri


Melalui Pendidikan Agriculture di Pondok Pesantrean Islamic Studies
Center Aswaja Lintang Songo Piyungan Bantul Yogyakarta. Jurnal
Pendidikan Karakter. Vol. 2. No. 2. Juni 2014. ISSN. 108-122.

Depdiknas. 2008. Pendekatan, Jenis, dan Metode Penelitian Pendidikan.


Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu
Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.
124

Farid, Achmad. 2018. Kisah, Perjuangan & Inspirasi Susi Pudjiastuti.


Yogyakarta: Checklist.

Fauziah, Sifa & Wagiran. 2017. Desain Buku Cerita Anak Berlatar Kegiatan
Kepramukaan Penggalang. Jurnal Semantik. Volume 6, No. 2, September
2017, p-ISSN. 2252-4657. E-ISSN. 2549-6506.

Grover, Lisa. 2012. The Evaluative Integration of Local Character Traits. Journal
Springer Science and Bussines Media. J Value Inquiry (2012) 46:25-37.

Hartono, Bambang. 2016. Dasar-Dasar Kajian Buku Teks: Konsep Dasar,


Pemilihan, Pemanfaatan, Penilaian, dan Penulisan Materi Ajar. Semarang:
UNNES PRESS.

Isodarus, Praptomo Baryadi. 2017. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks.


Jurnal Ilmiah Kebudayaan SINTESIS, Volume 11, Nomor 1, Maret 2017,
hlm. 1-11.

Istiqomah. 2015 Pengembangan Buku Pengayaan Menyusun Teks Eksplanasi


Bermuatan Kearifan Lokal untuk Siswa Sekolah Menengah Pertama.
Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2018. Buku Guru


Bahasa Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia.

Kesuma, Dharma. 2012. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di


Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Khan, D. Yahya. 2010. Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri. Yogyakarta:


Pelangi Publishing.

Komalasari & Saripudin. (2017). Pendidikan karakter konsep dan aplikasi living
values education. Bandung: PT Refika Aditama.

Kosasih & Kurniawan, Endang. 2018. Jenis-jenis Teks Fungsi, Struktur, dan
Kaidah Kebahasaan. Jakarta: Widya Ryama.

Lathifah. 2013. Pengembangan Buku Pengayaan Menyunting Karangan


Bermuatan Multikultural dengan Pendekatan Kontekstual untuk Siswa
SMP/MTs Kelas IX. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Lutviyanti, Novia Irma. 2013. Internalisasi Pendidikan Karakter dalam


Membentuk Kemandirian Anak di Pondok Asih Sesami Kecamatan
Baturetno Kapupaten Wonogiri. Sosialitas: Jurnal Pendidikan Sosiologi
Antropologi. Vol 3, No 2 (2013).
125

Nugroho, Deta Dian. 2016. Pengembangan Buku Cerita untuk Menanamkan


Karakter Mandiri dan Peduli Lingkungan Siswa Sekolah Dasar Kelas
Rendah. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Nurfajar, Irma Fika. 2018. Teks Cerita Inspiratif sebagai Salah Satu Bahan Ajar
Alternatif Pembelajaran Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI). Prosiding. KBSP V
Universitas Ahmad Dahlan.

Nurgiyantoro, Burhan. 2018. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada.

Nurhayati. 2013. Apresiasi Prosa Fiksi Indonesia. Surakarta: Cakrawala Media.

Permendikbud. No 05 Tahun 2016 tentang Buku yang Digunakan oleh Satuan


Pendidikan. Jakarta: Kemendikbud.

Permendikbud. No. 8 Tahun 2016 tentang Buku yang Digunakan oleh Satuan
Pendidikan. Jakarta: Kemendikbud.

Permendiknas No 02 Tahun 2008 Pasal 1 tentang Buku. Jakarta: Kemendiknas.

Permendiknas No 02 Tahun 2008 Pasal 6 tentang Buku. Jakarta: Kemendiknas.

Perpres No 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Jakarta:


Depdiknas.

Pimentel, Charise & Sawyer Calhleen. 2011. Akeelah and the Bee: Inspirational
Story of African-American Intellect and Triumph or Racist Rhetoric
Served Up On Another Platter?. Journal Multicultural Perspectives, 13(2),
100–104. ISSN. 521-0960/ 1532-7892.

Priyono, Herry dan Sularto. 2010. Guru-Guru Keluhuran Rekaman Monumental


Mimpi Anak Tiga Zaman. Jakarta: Kompas Media Nusantara.

Purwanti, Lestari Ning. 2018. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Jakarta:


Erlangga.

Puskurbuk. 2008. Pedoman Penulisan Buku Nonteks: Buku Pengayaan, Referensi,


dan Panduan Pendidik. Jakarta: Depdiknas.
126

Qomariah, U’um. 2018. Model Pembelajaran Apresiasi Prosa Berbasis Kisah


Inspiratif Tokoh sebagai Upaya Pembentukan Karakter Mahasiswa.
Transformatika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya. Vol. 2, No. 1,
Maret 2018, pp. 23-35, P-ISSN. 2549-5941, E-ISSN. 2549-6271.

Raharjo, Pranowo. 2012. Manajemen Potensi Diri. Jakarta: Suka Bumi.

Rianawati. 2014. Internalisasi Karakter Kemandirian Melalui Pembelajaran


Konstruktif di Perguruan Tinggi. [online] Tersedia:
https://www.researchgate.net/publication/315988381_INTERNALISASI_K
ARAKTER_KEMANDIRIAN_MELALUI_PEMBELAJARAN_KONSTR
UKTIF_DI_PERGURUAN_TINGGI [05 Januari 2019].

Riyanto, Agus. 2013. Pengembangan Buku Pengayaan Keterampilan Membaca


Bahasa Indonesia yang Bermuatan Nilai Kewirausahaan. Seloka: Jurnal
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 2(1), 2013. ISSN. 2301-6744.

Sayuti, A. Suminto. 2009. Kajian Fiksi. Yogyakarta: Gama Media.

Sholihin, Rahmat. 2015. Kisah Keluarga Teladan dalam Al Quran (Inspirasi


Membangun Negara yang Thayyibah). Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Keislaman
Vo. 14, No. 1, Januari-Juni 2015.

Sitepu, B.P. 2008. Buku Teks Pelajaran Berbasis Aneka Sumber. Jurnal
Pendidikan Penabur. No. 10 Tahun ke-7 Juni 2008. ISSN. 1412-258.

Sudijono, A. 2011. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian & Pengembangan (Research and


Development). Bandung: Alfabeta.

Suherli. 2008. Menulis Buku Pengayaan. [online]. Tersedia:


http://suherlicentre.blogspot.com/2008/06/menulis-buku-pengayaan.html [10
Januari 2019].

Suid. Syarina, Aliati dan Tursinawati. 2012. Analisis Kemandirian Siswa dalam
Proses Pembelajaran di Kelas III SD Negeri 1 Banda Aceh. Jurnal Pesona
Dasar. Vol. 1 No.5, April 2017, hal. 70 -81, ISSN.2337-9227.

Susanti, Susi Misra. 2016. Peran Lingkungan dalam Pembentukan Karakter


Mandiri pada Anak Usia Dini. Tesis. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.

Suyanta. 2013. “Sepuluh Kisah Inspiratif sebagai Bahan Ice Breaking dalam
Pembelajaran Kimia.” dalam Seminar Nasional: Kontribusi Kimia dan
127

Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter 2013.


ISBN. 979363167-8. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Suyarman, Maman. 2010. Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Sastra.


Prosiding. Edisi Khusus Dies Natalis XXIX No 3. Universitas Negeri
Yogyakarta.

Taum, Y.Y. 2011. Studi Sastra Lisan. Sejarah, Teori, Metode, dan Pendekatan
Taum, Yoseph Yapi. 2017. Pembelajaran Sastra Berbasis Teks: Peluang dan
Tantangan Kurikulum 2013. Jurnal Ilmiah Kebudayaan Sintesis. Vo. 11
No 1, 2017, ISSN. 1693-749X.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003. Jakarta:


Depdiknas.

Weststeijn, G. Willem. 2003. On The Analysis Of Literary Character Jan Van Der
Eng’s Narrative Model As A Contribution To The Theory Of Character.
Russian Literature Liv. (2003) 415-429.

Wibowo, Agus. 2013. Pendidikan Karakter Berbasis Sastra. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Wicaksono, Harits Agung. 2018. Pengembangan Buku Pengayaan Teks Cerita


Inspiratif Bermuatan Wawasan Kebangsaan. Skripsi. Semarang: Universitas
Negeri Semarang.

Wicaksono, Luhur. 2016. Bahasa dalam Komunikasi Pembelajaran. Journal of


Prospective Learning. Vol. 1, No. (2) (2016) Hal. 9-19.

Widyaningrum, Endang., H. Sulifah, Aprilia., & Iqbal, Mochammad. 2015.


Pengembangan Produk Penelitian Berupa Buku Nonteks sebagai Buku
Pengayaan Pengetahuan. Artikel Ilmiah Mahasiswa 1 (1). 1-5.
Wulandari, Ririn Ayu. 2015. Sastra dalam Pembentukan Karakter Siswa. Jurnal
Edukasi Kultura Vol. 02 No. 02 September 2015.

Yuniawan, Tommi. 2014. Model Penilaian Kinerja dalam Pembelajaran Membaca


Bebasis Teks Narasi Bermuatan Pendidikan Karakter Cinta Budaya.
Jurnal Pendidikan Karakter. Tahun IV, No. 1, Tahun 2014.
128

Anda mungkin juga menyukai