SKRIPSI
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada
Universitas Negeri Semarang
oleh
Arum Yuliya Lestari
2101415006
i
PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
ii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar
hasil karya (penelitian dan tulisan) saya sendiri, bukan jiplakan dan karya orang
lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang
terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Atas
pernyataan ini saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan apabila
ditemukan adanya pelanggaran terhadap kode etik keilmuan dalam karya ini.
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
1. Hasil akan sesuai dengan usahamu (Arum Yuliya Lestari)
2. Belajar atau pun tidak terserahmu, bodoh untukmu pun pintar untukmu (Ibu
Partinem)
3. Jangan mengeluhkan hal-hal buruk yang datang dalam hidupmu. Tuhan tak
pernah memberikannya, kamulah yang membiarkannya datang (R.A Kartini)
Persembahan
Karya sederhana ini saya persembahkan untuk:
Almamater Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan
kesempatan bagi saya untuk menimba ilmu di
kampus ini.
iii
viii
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Allah SWT. yang telah memberikan kemudahan dan
kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengembangan Buku Pengayaan Teks Cerita Inspiratif Bermuatan Karakter
Mandiri” sebagai syarat memperoleh gelar sarjana. Melalui tulisan ini, penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada Prof. Dr. Agus
Nuryatin, M.Hum. selaku dosen pembimbing yang telah berbaik hati, sabar, tulus,
dan berkenan meluangkan waktu untuk mengarahkan serta memberikan
bimbingan dan pelajaran yang tiada ternilai harganya.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas juga dari bantuan dan dukungan
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menimba ilmu di Universitas Negeri Semarang.
2. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan izin penelitian hingga skripsi ini selesai.
3. Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin dan motivasi
kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh dosen dan staf Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
memberikan ilmu yang bermanfaat, inspirasi, semangat, dan bantuan
selama penulis menempuh pendidikan.
5. Bapak yang sudah di surga, ibu yang menafkahi keluarga, dan mas/mba
yang sabar mendoakan, memberikan semangat, nasihat, dan kasih sayang
serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga peneliti selalu kuat
menjalani rintangan yang ada.
6. Sahabat organisasi yang selalu mendukung dan mengingatkan
penyelesaian skripsi.
7. Teman-teman seperjuangan Rombel 1 PBSI 2015 yang selalu memberikan
semangat dan keceriaan selama masa perkuliahan, susah senang dirasakan
bersama-sama.
ix
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang
berlimpah. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Kata kunci: buku pengayaan, teks cerita inspiratif, muatan karakter mandiri
ix
mandiri, dan (5) memperbaiki perbaikan prototipe buku pengayaan teks cerita
inspiratif bermuatan karakter berdasarkan penilaian ahli.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development (RnD)
yang kemudian disesuaikan dengan kebutuhan peneliti. Kebutuhan peneliti
meliputi lima tahapan yaitu: (1) pengumpulan potensi dan masalah (2)
pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, dan (5) revisi desain.
Sumber data penelitian adalah peserta didik dan pendidik. Pengumpulan data
menggunakan teknik studi pustaka, teknik wawancara, dan angket kebutuhan
terhadap peserta didik dan pendidik serta angket validasi desain. Analisis data
menggunakan deskriptif kualitatif yaitu pemaparan data dan simpulan data.
Proses penelitian memberikan hasil perolehan data. Perolehan data
tersebut adalah data kebutuhan buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan
karakter mandiri yang disesuaikan dengan peserta didik dan pendidik. kriteria
buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri yang dibutuhkan
oleh peserta didik meliputi beberapa aspek yaitu: (1) materi/isi, (2) penyajian, (3)
bahasa dan keterbacaan, dan (4) grafika buku.
Buku pengayaan teks cerita inspiratf mendapat nilai rata-rata dari ahli
sebagai berikut: (1) aspek penyajian materi/isi memperoleh nilai rata-rata 93.75%
dengan kategori sangat baik, (2) aspek penyajian memperoleh nilai rata-rata
91,66% sehingga masuk kategori sangat baik, (3) aspek bahasa dan keterbacaan
memperoleh nilai rata-rata 93.75% dengan kategori sangat baik, dan (4) aspek
grafika memperoleh nilai rata-rata 96,87% dengan kategori sangat baik.
Berdasarkan hasil penilaian tersebut buku pengayaan teks cerita inspiratif
bermuatan karakter mandiri dianggap layak untuk digunakan dalam proses
pembelajaran.
Perbaikan yang dilakukan terhadap prototipe buku pengayaan teks cerita
inspiratif bermuatan karakter mandiri meliputi: (1) aspek materi/isi, nilai
pembentuk karakter mandiri dicantumkan sumber pemerolehan data agar sesuai
dengan teori yang relevan dan bagian ulasan diperinci dengan menambahkan
kutipan sebagai bukti atau penanda dari nilai pembentuk karakter yang disisipkan,
(2) aspek penyajian, pada bagian awal buku diberikan petunjuk membaca buku
agar peserta didik atau pembaca memahami langkah-langkah dalam membaca
buku cerita inspiratif, (3) aspek bahasa dan keterbacaan, pada bagian kulit
belakang buku keterbacaan diperbaiki agar lebih menarik dan perbaikan terhadap
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dalam setiap , dan (4) aspek grafika, pada
bagian kulit belakang buku perbaikan tampilan ilustrasi agar menambah nilai
estetika.
Saran yang direkomendasikan adalah: (1) buku pengayaan teks cerita
inspiratif bermuatan karakter mandiri dapat direkomendasikan sebagai penunjang
proses pembelajaran dalam materi teks cerita inspiratif di mata pelajaran bahasa
Indonesia, (2) buku pengayaan teks ceita inspiratif bermuatan karakter mandiri
dapat diintegrasikan nilai-nilai pembentuk karakter salah satunya nilai pembentuk
karakter mandiri, (3) peneliti menyadari penelitian pengembangan yang telah
dilakukan belum sempurna, sehingga hendaknya dilakukan penelitian lanjutan
sebagai penyempurnaan penelitian ini seperti uji coba keefektifan buku pada
peserta didik.
x
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................
PENGESAHAN KELULUSAN..................................................................
PERNYATAAN............................................................................................
MOTTO DAN PERSEMBAHAN...............................................................
PRAKATA....................................................................................................
SARI.............................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................
DAFTAR TABEL........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS
2.1 Tinjauan Pustaka ...................................................................................
2.2 Landasan Teoretis...................................................................................
2.2.1 Buku Pengayaan..................................................................................
2.2.1.1 Pengertian Buku Pengayaan ............................................................
2.2.1.2 Fungsi Buku Pengayaan ..................................................................
2.2.1.3 Jenis-jenis Buku Pengayaan.............................................................
2.2.1.4 Pengertian Buku Pengayaan Kepribadian........................................
2.2.1.5 Karakteristik Buku Pengayaan Kepribadian....................................
2.2.1.6 Komponen Buku Pengayaan Kepribadian ......................................
2.2.2 Teks Cerita Inspiratif...........................................................................
2.2.2.1 Pengertian Teks................................................................................
2.2.2.2 Pengertian Teks Cerita Inspiratif......................................................
2.2.2.3 Karakteristik Teks Cerita Inspiratif .................................................
2.2.2.4 Unsur-unsur Teks Cerita Inspiratif...................................................
2.2.2.5 Struktur Teks Cerita Inspiratif..........................................................
xi
2.2.3 Karakter Mandiri.................................................................................
2.2.3.1 Pengertian Karakter .........................................................................
2.2.3.2 Pengertian Mandiri...........................................................................
2.2.3.3 Pengertian Karakter Mandiri............................................................
2.2.3.4 Nilai-nilai Pembentuk Karakter Mandiri.........................................
2.2.3.5 Penerapan Karakter Mandiri............................................................
2.2.4 Pengintegrasian Karakter Mandiri dalam Buku Pengayaan
Teks Cerita Inspiratif....................................................................................
2.2.5 Konsep Pengembangan Buku Pengayaan Teks Cerita Inspiratif
Bermuatan Karakter Mandiri.......................................................................
2.2.6 Kerangka Berpikir ..............................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian............................................................................
3.2 Subjek Penelitian....................................................................................
3.2.1 Subjek Analisis Kebutuhan Produk.....................................................
3.2.2 Subjek Validasi Prototipe Produk yang Dikembangkan.....................
3.3 Fokus Penelitian ....................................................................................
3.4 Instrumen Penelitian .............................................................................
3.4.1 Pedoman Studi Pustaka Buku Teks Cerita Inspiratif yang Sudah
Ada...............................................................................................................
3.4.2 Pedoman Wawancara .........................................................................
3.4.3 Angket Kebutuhan Buku Teks Cerita Inspiratif Bermuatan Karakter
Mandiri.........................................................................................................
3.4.3.1 Angket Kebutuhan Peserta Didik terhadap Prototipe Buku Teks
Cerita Inspiratif Bermuatan Karakter Mandiri.............................................
3.4.3.2 Angket Kebutuhan Pendidik terhadap Prototipe Buku Teks Cerita Inspiratif
Bermuatan Karakter Mandiri.......................................................................
3.4.3.3 Angket Validasi Prototipe Buku Teks Cerita Inspiratif Bermuatan
Karakter Mandiri..........................................................................................
3.5 Teknik Pengumpulan Data.....................................................................
3.5.1 Studi Pustaka.......................................................................................
3.5.2 Wawancara .........................................................................................
3.5.3 Angket Kebutuhan...............................................................................
3.5.4 Angket Uji Validasi.............................................................................
3.6 Analisis Data..........................................................................................
3.6.1 Analisis Data Studi Pustaka................................................................
3.6.2 Analisis Data Wawancara ...................................................................
3.6.3 Analisis Data Kebutuhan dan Uji Validasi..........................................
BAB IV PEMBAHASAN
xii
4.1 Kelemahan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bahasa Indonesia
Kuriklum 2013 SMP/MTs di Kota Semarang..............................................
4.2 Rekonstruksi Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) Bahasa Indonesia
Kurikulum 2013 SMP/MTs di Kota Semarang............................................
4.2.1 Rekonstruksi RPP Genre Sastra..........................................................
4.2.2 Rekonstruksi RPP Genre Bahasa........................................................
4.3 Hasil Penilaian Ahli terhadap Rekonstrulsi RPP Bahasa Indonesia KD
3.3 dan 4.3 Teks cerita Fantasi serta KD 3.6 dan 4.6 Teks Prosedur..........
4.4 Hasil Pebaikan Rekonstruksi RPP ........................................................
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan................................................................................................
5.2 Saran.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
LAMPIRAN.................................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL
2.1 Format RPP kurikulum 2013.....................................................................
4.1 Penilaian Ahli terhadap Identitas Mata Pelajaran Teks Cerita Fantasi
KD 3.3 dan 4.3...........................................................................................
4.2 Penilaian Ahli terhadap Identitas Mata Pelajaran Teks Prosedur KD 3.6
dan 4.6.......................................................................................................151
4.3 Hasil Penilaian Ahli terhadap aspek Perumusan Indikator Teks Cerita
Fantasi KD 3.3 dan 4.3..............................................................................152
4.4 Hasil Penilaian Ahli terhadap aspek Perumusan Indikator Teks Prosedur
KD 3.6 dan 4.6...........................................................................................153
4.5 Hasil Penilaian Ahli terhadap Aspek Tujuan PembelajaranTeks Cerita
Fantasi K 3.3 dan 4.3.................................................................................154
4.6 Hasil Penilaian Ahli terhadap Aspek Tujuan PembelajaranTeks
Prosedur KD 3.6 dan 4.6...........................................................................154
4.7 Hasil Penilaian Ahli terhadap Aspek Pemilihan Materi Ajar Teks
Cerita Fantasi KD 3.3 dan 4.3...................................................................155
4.8 Hasil Penilaian Ahli terhadap Aspek Pemilihan Materi Ajar Teks
Prosedur KD 3.6 dan 4.6...........................................................................156
4.9 Hasil Penilian Ahli terhadap Pemilihan Metode Pembelajaran Teks
Cerita Fantasi KD 3.3 dan 4.3...................................................................158
4.10 Hasil Penilian Ahli terhadap Pemilihan Metode Pembelajaran Teks
Prosedur KD 3.6 dan 4.6..........................................................................158
4.11 Hasil Penilaian Ahli terhadap Pemilihan Media Belajar Teks
Cerita Fantasi KD 3.3 dan 4.3..................................................................159
4.12 Hasil Penilaian Ahli terhadap Pemilihan Media Belajar Teks
Prosedur KD 3.6 dan 4.6..........................................................................160
4.13 Hasil Penilaian Ahli terhadap Sumber Belajar Teks Cerita
Fantasi KD 3.3 dan 4.3.............................................................................161
4.14 Hasil Penilaian Ahli terhadap Sumber Belajar Teks Prosedur
KD 3.6 dan 4.6..........................................................................................161
4.15 Hasil Penilaian Ahli terhadap Skenario Pembelajaran Teks Cerita
ix
Fantasi KD 3.3 dan 4.3.............................................................................163
4.16 Hasil Penilaian Ahli terhadap Skenario Pembelajaran Prosedur
KD 3.6 dan 4.6..........................................................................................165
4.17 Penilaian Ahli terhadap aspek Penilaian Teks Cerita Fantasi
KD 3.3 dan 4.3..........................................................................................167
4.18 Penilaian Ahli terhadap aspek Penilaian Teks Prosedur KD 3.6
dan 4.6......................................................................................................168
4.19 Hasil Penilaian Ahli terhadap aspek Lampiran Bahan Ajar Teks
Cerita Fantasi KD 3.3 dan 4.3..................................................................169
4.20 Hasil Penilaian Ahli terhadap aspek Lampiran Bahan Ajar Teks
Prosedur KD 3.6 dan 4.6..........................................................................170
4.21 Hasil Penilaian Ahli terhadap Lampiran Lembar Kerja Siswa (LKS)
Teks Cerita Fantasi KD 3.3 dan 4.3..........................................................171
4.22 Hasil Penilaian Ahli terhadap Lampiran Lembar Kerja Siswa (LKS)
Teks Prosedur KD 3.6 dan 4.6..................................................................172
4. 23 Hasil Penilaian Ahli terhadap Instrumen Penilaian Cerita Fantasi
KD 3.3 dan 4.3..........................................................................................172
4. 24 Hasil Penilaian Ahli terhadap Instrumen Penilaian Teks Prosedur
KD 3.6 dan 4.6.........................................................................................173
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Wawancara Pendidik.................................................
Lampiran 2 Transkrip Hasil Wawancara Guru ............................................
Lampiran 3 Angket Penilaian Ahli...............................................................
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Teks Cerita Narasi .........
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Teks Prosedur .......................................
x
Lampiran 6 Surat Keputusan Pembimbing..................................................
Lampiran 7 Surat Izin Penelitian.................................................................
Lampiran 8 Surat telah Melakukan Penelitian.............................................
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Cakupan materi yang belum terlalu luas dalam buku teks dapat dilengkapi
dengan adanya buku nonteks. Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2016 tentang buku yang
digunakan oleh Satuan Pendidikan terdiri atas buku teks pelajaran dan buku non
teks pelajaran. Menurut Widyaningrum (2015) buku non teks adalah sejenis buku
pengayaan pengetahuan yang bisa digunakan oleh masyarakat umum maupun
sekolah, akan tetapi buku ini bukan merupakan buku pegangan utama yang
digunakan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Meskipun bukan buku
pegangan utama buku non teks atau sejenis buku pengayaan juga memiliki
peranan yang penting bagi peserta didik.
Peranan penting buku pengayaan didasarkan pada cakupan materi yang
melengkapi buku teks. Selain itu nilai-nilai karakter yang terkandung juga lebih
kompleks. Menurut Suherli (2008) buku pengayaan terdiri dari tiga jenis yaitu: (1)
pengetahuan, (2) keterampilan, dan (3) kepribadian. Masing-masing jenis buku
pengayaan memiliki karakteristik dan fungsi yang berguna sebagai penunjang
kebutuhan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Dalam pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia buku pengayaan
dapat membantu peserta didik. Apalagi adanya pembaharuan kurikulum dalam
dunia pendidikan. Kurikulum 2013 memberikan dampak yang dominan dalam
pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pernyataan Agusrida (2019) yang
menyebutkan bahwa terdapat perbedaan antara kurikulum 2006 atau Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan kurikulum 2013. Pembelajaran bahasa
Indonesia dalam kurikulum KTSP mengedepankan pada keterampilan berbahasa
dan bersastra sedangkan dalam kurikulum 2013 lebih mengedepankan pada proses
pengembangan kemampuan dan keterampilan menalar. Hal ini berarti buku
pengayaan memiliki strategi yang penting dalam melengkapi buku teks untuk
memenuhi kebutuhan peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan nasional
pada kurikulum 2013.
Salah satu jenis buku pengayaan yang dapat membantu kebutuhan peserta
didik dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah buku pengayaan kepribadian.
Menurut Suherli (2008) buku pengayaan kepribadian adalah buku yang memuat
3
pustaka yang telah dilakukan yaitu di toko buku dan perpustakaan sekolah. Toko
buku Merbabu dan Gramedia Semarang, serta perpustakaan sekolah di SMP N 31
Semarang, SMP N 44 Semarang, dan SMP Nasima Semarang.
Berdasarkan studi pustaka diperoleh tiga buku cerita inspiratif yang
relevan dengan topic penelitian yaitu: (1) Lentera Bangsa (Kumpulan Cerita
Inspiratif) karya Harits Agung Wicaksono, (2) Guru-Guru Kelahiran (23 Tulisan
Inspiratif) Karya Herry-Priyono, dan (3) Kisah, Perjuangan, dan Inspirasi Susi
Pudjiastuti karya Achmad Farid. Buku-buku tersebut memiliki kualitas yang
berbeda-beda.
Buku cerita inspiratif Lentera Bangsa berdasarkan aspek materi,
keterbacaan, dan penyajian sudah sesuai untuk sasaran peserta didik Sekolah
Menengah Pertama (SMP) namun hanya memuat wawasan kebangsaan. Padahal
wawasan kebangsaan bukan salah satu nilai karakter yang terdapat dalam PPK.
Karakter tersebut tidak masuk ke dalam lima karakter yang digencarkan oleh
kebijakan pemerintah. Buku Guru-Guru Kelahiran berdasarkan aspek materi dan
keterbacaan belum sesuai untuk sasaran peserta didik Sekolah Menengah Pertama
(SMP) hal tersebut karena penggunaan bahasa yang digunakan sulit dipahami
peserta didik. Selain itu, ilustrasi yang disajikan tidak mendukung terhadap alur
yang diceritakan. Buku Kisah, Perjuangan, dan Inspirasi Susi Pudjiastuti
berdasarkan aspek bahasa sesuai untuk peserta didik Sekolah Menengah Pertama
(SMP) namun aspek materi dan keterbacaan belum sesuai dengan pengetahuan
dan perkembangan peserta didik.
Buku teks cerita inspiratif juga belum banyak ditemukan dalam
mengintegrasi karakter-karakter dari kebijakan PPK. Selain mengacu pada
kebijakan PPK, kompetensi mengenai materi teks cerita inspiratif bagi peserta
didik menjadi kurang terpenuhi. Kompetensi mengenai teks cerita inspiratif dapat
menjadi solusi pengembangan dari kebijakan PPK yang didalamnya terdapat salah
satu karakter yaitu karakter mandiri.
Relevan dengan berbagai hal dan permasalahan yang telah dipaparkan,
diperlukan buku pengayaan kepribadian cerita inspiratif bagi peserta didik
Sekolah Menengah Pertama (SMP). Karakter yang akan disisipkan dalam buku
6
pengayaan kepribadian tersebut adalah karakter mandiri. Hal ini sebagai bentuk
upaya mendukung kebijakan penguatan pendidikan karakter oleh pemerintah.
Buku pengayaan kepribadian ini akan dibuat sesuai dengan kebutuhan dari
peserta didik SMP baik dari segi kebutuhan fisik maupun isi buku. Hal ini akan
menjadi sarana penunjang bagi peserta didik untuk mempelajari dan
mengintegrasikan karakter mandiri yang menjadi muatan dari buku pengayaan ini.
Materi didalamnya akan membantu peserta didik dalam mencapai standar
kompetensi. Hal ini berarti aspek akademik dari segi pengatahuan dan aspek nilai
karakter dari segi pendidikan moral dapat terpenuhi.
Buku pengayaan kepribadian teks cerita inspiratif bermuatan karakter
mandiri bagi peserta didik SMP dibuat berdasarkan kebutuhan peserta didik agar
lebih mudah dipahami dan dapat diimplementasikan nilai-nilai dari karakter
mandiri yang dimunculkan. Penggunaan kalimat yang akan digunakan lebih lugas.
Terdapat ulasan pada setiap akhir cerita yaitu berupa aktivitas apa yang dapat
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan teks. Buku pengayaan ini juga
akan diberi gambar atau ilustrasi yang dapat menginterpretasi dari cerita.
Kebutuhan fisik seperti: ukuran buku, desain sampul buku, tipografi buku dan
sebagainya akan disesuaikan dengan analisis kebutuhan. Melalui buku pengayaan
teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri akan memberikan pemahaman
kepada peserta didik SMP secara akademik dan non-akademik.
9
10
pengayaan dalam penelitian tersebut dianggap layak digunakan oleh peserta didik
dan pendidik dalam proses pembelajaran.
Penelitian pengembangan buku pengayaan menyusun teks eksplanasi
dengan muatan kearifan lokal menggunakan metode penelitian research and
development. Selain itu, subjek penelitian tersebut juga terdiri dari peserta didik,
pendidik, dan ahli validasi produk. Kedua hal tersebut menjadi persamaan dalam
penelitian yang akan dilakukan. Kemudian perbedaan penelitian tersebut dengan
penelitian yang akan dilakukan adalah objek penelitian. Objek penelitian tersebut
merupakan buku pengayaan menyusun teks eksplanasi dengan muatan kearifan
lokal.
Anggraini (2018) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengembangan
Buku Pengayaan untuk Mendukung Gerakan Literasi Sekolah dan Penguatan
Pendidikan Karakter Melalui Cerita Rakyat.” juga memiliki relevansi
pengembangan buku pengayaan dengan penelitian yang akan dilakukan.
Penelitian tersebut menghasilkan produk buku pengayaan yang digunakan sebagai
pendukung adanya Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Seperti yang telah diketahui
bahwa minat membaca anak-anak di Indonesia masih tergolong rendah.
Kemudian produk buku pengayaan tersebut juga digunakan untuk mendukung
gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dengan memberikan sisipan nilai-
nilai pendidikan karakter dalam cerita rakyat. Hasil validasi tiga pakar
menunjukkan buku pengayaan tersebt sangat layak digunakan untuk mendukung
GLS dan PPK dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 88 persen.
Terdapat persamaan dan perbedaan dari penelitian tersebut dengan
penelitian yang akan dilaksanakan. Persamaan dalam penelitian tersebut adalah
metode penelitian yang menggunakan research and development. Kemudian
produk yang dikembangkan adalah buku pengayaan. Perbedaan terletak pada jenis
teks yang dikembangkan sebagai buku pengayaan yaitu teks cerita rakyat.
Meskipun memiliki kesamaan sebagai jenis teks fiksi atau teks karya sastra namun
struktur dari kedua teks tersebut berbeda.
Penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan berkaitan
dengan teks cerita inspiraif diantaranya oleh Suyanta (2013). Penelitian tersebut
13
keluarga Nabi Ibrahim, (2) Keluarga Nabi Daud, (3) Keluarga Nabi Syu’aib, (4)
keluarga Lugman dan lain sebagainya. Kisah teladan ini menjadi inspirasi bagi
keluarga dalam menginternalisasi nilai-nilai agama. Hal ini berarti kisah teladan
dapat menginspirasi dalam menginternalisasi nilai-nilai kebaikan.
Relevansi penelitian tersebut terletak pada penggunakan teks cerita
inspiratif. Cerita inspiratif sama-sama digunakan sebagai teks penunjang proses
pembelajaran. Peristiwa yang ditampilkan merupakan kisah nyata atau peristiwa
yang pernah terjadi karena dapat dirujuk dalam Al Quran. Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian yang akan dilakukan adalah peristiwa yang dipaparkan dalam
cerita inspiratif. Dalam penelitian ini peristiwa yang dipaparkan merupakan kisah
nyata dari keluarga para nabi dan nilai-nilai yang diangkat dalam penelitian ini
adalah nilai-nilai religius. Hal ini berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan
yakni menyisipkan muatan karakter mandiri.
Aptowicz (2016) dalam penelitiannya yang berjudul “The Inspirational
Story of Thomas Dent Mütter: A Review of Dr. Mütter's Marvels by Cristin
Aptowicz”. Penelitian tersebut menganalisis mengenai cerita inspiratif dari
Thomas Dent Mütter yang memberikan berbagai inovatif medis dalam melakukan
pembedahan. Cerita-cerita inspiratif tersebut direkomendasikan kepada para
akademisi di bidang kedokteran. Karakter-karakter yang harus dimiliki oleh
semua dokter terangkum dalam cerita inspiratif tersebut.
Sejalan dengan penelitian yang akan dilakukan yakni menjadikan teks
cerita inspiratif sebagai objek penelitian. Metode penelitian yang digunakan
menggunakan penelitian kualitatif. Hal tersebut yang menjadi pembeda dalam
penelitian yang akan dilakukan. Penelitian yang akan dilakukan menggunakan
metode penelitian research and development.
Selain itu, Nurfajar (2018) juga menulis penelitian yang berkaitan dengan
teks cerita inspiratif berjudul “Teks Cerita Inspiratif Sebagai Salah Satu Bahan
Ajar Alternatif Pembelajaran Analisis Kesalahan Berbahasa Dalam Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI).” Penelitian ini memaparkan
bahwa dalam penulisan teks cerita inspiratif oleh mahasiswa masih ditemukan
berbagai kesalahan tanda baca, ejaan, struktur kalimat yang efektif dan
15
sebagainya. Hal ini yang menjadikan teks cerita inspiratif sebagai salah satu bahan
ajar yang digunakan dalam pembelajaran analisis kesalahan berbahasa di program
studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI).
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan
adalah jenis teks yang dipilih yaitu teks cerita inspiratif. Teks ini menjadi bahan
ajar dalam pembelajaran. Perbedaan penelitian tersebut adalah metode penelitian
yang digunakan yaitu penelitian kualitatif. Di dalam penelitian tersebut teks cerita
inspiratif digunakan untuk pembelajaran analisis kesalahan berbahasa. Peserta
didik yang dituju merupakan mahasiswa. Teks cerita inspiratif tersebut juga tidak
diberi muatan karakter mandiri.
Qomariyah (2018) dalam penelitiannya juga menulis penelitian dengan
judul “Model Pembelajaran Apresiasi Prosa Berbasis Kisah Inspiratif Tokoh
sebagai Upaya Pembentukan Karakter Mahasiswa.” Penelitian tersebut
memaparkan model pembelajaran apresiasi prosa berbasis pengalaman inspiratif
tokoh bagi mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI). Model
tersebut bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar. Selain itu, model tersebut
juga menjadi penanaman nilai-nilai karakter pada mahasiswa. Teks cerita
inspiratif berdasarkan pengalaman tokoh memberikan motivasi dan pelajaran
hidup bagi mahasiswa.
Terdapat persamaan dan perbedaan dalam penelitian tersebut dengan
penelitian yang akan dilakukan. Sama-sama menggunakan metode penelitian
Research and Development (RnD) penelitian tersebut dengan penelitian yang akan
dilakukan mencoba mengembakan suatu hal. Hanya saja pengembangan
penelitian tersebut menhasilkan pengembangan model pembelajaran sedangkan
pengembangan yang akan dilakukan merupakan pengembangan buku pengayaan.
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan adalah
subjek penelitian. Subjek penelitian tersebut terdiri atas mahasiswa Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, dosen, ahli bidang apresiasi sastra, ahli bidang
pengembangan model. Selain itu, penanaman nilai karakter dalam teks cerita
inspiratif tidak hanya menggunakan karakter mandiri.
16
yang digunakan merupakan teks cerita anak yang digunakan sebagai pelengkap
dari materi pembelajaran di Sekolah Dasar.
Kemudian penelitian mengenai karakter mandiri juga ditulis oleh Susanti
(2016) dengan judul “Peran Lingkungan dalam Pembentukan Karakter Mandiri
pada Anak Usia Dini).” Penelitian tersebut dilakukan di TK Islam Mu’adz Bin
Jabal Kendari. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa lingkungan
membawa pengaruh terhadap karakter mandiri anak.
Sejalan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu berkaitan dengan
karakter mandiri namun terdapat pula beberapa perbedaan terhadap penelitian
tersebut. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode analisis deskriptif.
Penelitian ini mendapatkan hasil berupa persentase adanya pengaruh lingkungan
terhadap karakter mandiri anak. Hal ini berbeda dengan penelitian yang akan
dilakukan yaitu menggunakan metode penelitian research and development dan
menghasilkan produk pengembangan berupa buku pengayaan.
buku yang memuat berbagai materi untuk menambah wawasan dan pengetahuan
terhadap kepribadian dan sikap dari pembaca.
pada setiap akhir cerita inspiratif sebagai timbal balik dari muatan karakter
mandiri yang dimasukan, (3) penyajian isi dari buku tersebut berupa teks narasi,
(4) buku pengayaan tersebut digunakan sebagai referensi tambahan peserta didik
di sekolah namun tidak wajib dimiliki oleh masing-masing peserta didik, (4)
Sasaran atau tujuan pembuatan buku tersebut adalah peserta didik kelas IX namun
dapat digunakan oleh kalangan umum.
Menurut Taum (2011) menyebutkan bahwa teks adalah suatu proses sosial
yang berorientasi pada suatu tujuan sosial. Tujuan sosial yang hendak dicapai
memiliki ranah-ranah pemunculan yang disebut konteks situasi. Pernyataan
tersebut juga didukung oleh Amalia (2017) yang menyebutkan bahwa teks adalah
ungkapan pikiran baik lisan atau tulis yang sesuai dengan latar belakang
pembicara atau penulisnya. Hal ini untuk lebih memahami makna teks tersebut,
dipahami konsep konteks terlebih dahulu.
Kemudian dalam Kemendikbud (2018) menyebutkan bahwa teks adalah
satuan bahasa yang mengandung makna, pikiran, gagasan lengkap namun tidak
selalu berwujud bahasa tulis melainkan dapat berwujud teks lisan. Bahasa tulis
maupun wujud bahasa teks lisan apabila kedua nya memiliki makna, pikiran, dan
gagasan lengkap maka dapat dikatakan sebuah teks.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
teks adalah ungkapan pikiran penulis dalam satuan bahasa yang mengandung
makna.
kepada banyak orang. Berikut beberapa pengertian teks cerita inspiratif menurut
para ahli. Sejalan dengan pendapat tersebut Nurfajar (2018) menyebutkan bahwa
teks cerita inspiratif merupakan teks yang berfungsi untuk menginspirasi pembaca
atau pendengar dan mencoba untuk menceritakan kisah perjuangan tokoh atau
kisah kesuksesan tokoh dalam kehidupan. Kemudian, menurut Wicaksono (2018)
teks cerita inspiratif merupakan cerita yang dapat menggugah perasaan, memberi
kesan yang mendalam sehingga dapat menginspirasi seseorang untuk berbuat
kebaikan, kepedulian, dan berempati terhadap orang lain.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai pengertian teks cerita
inspiratif dapat disimpulkan bahwa teks cerita inspiratif adalah teks yang berisi
cerita dari proses perjuangan akan suatu hal sehingga mampu memotivasi
pembaca.
5. Sudut pandang
Sudut pandang dalam narasi menyatakan bagaimana fungsi seorang pengisah
(narator) dalam sebuah narasi, apakah ia mengambil bagian langsung dalam
seluruh rangkaian kejadian (yaitu sebagai partisipan), atau sebagai pengamat
(observer) terhadap objek dari se-luruh aksi atau tindak-tanduk dalam narasi.
32
Menurut Nurgiyantoro (2013: 338) sudut pandang adalah cara atau pandangan
yang mendeskripsikan antara tiap persona. Dalam produk yang akan
dikembangkan sudut pandang yang dimunculkan dalam teks cerita inspiratif
didasarkan pada kebutuhan.
hal ini karena pengetahuan tanpa landasan kepribadian yang benar akan
menyesatkan, dan keterampilan tanpa kesadaran diri akan menghancurkan.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai pengertian karakter dapat
disimpulkan bahwa karakter adalah implementasi kualitas diri yang membedakan
seseorang dengan oranglain.
Berkaitan dengan penerapan dalam suatu ruang atau tempat menurut Purwanti
(2018) menyebutkan penerapan karakter mandiri dapat dilakukan di sekolah dan
lingkungan masyarakat. Berikut penjelasan mengenai penerapan sikap mandiri di
sekolah dan lingkungan masyarakat.
a. Penerapan di Sekolah
Karakter mandiri merupakan karakter yang tidak didapatkan secara cepat dan
mudah. Penerapan sikap yang sesuai dengan karakter mandiri berkembang melalui
proses belajar yang dilakukan secara bertahap dan berulang melalui proses
pembelajaran. Penerapan karakter mandiri di sekolah dapat dilakukan dengan
beberapa sikap sebagai berikut.
1. Mampu mengerjakan tugas dengan kejujuran dan kerja keras. Sikap kejujuran
dapat dilakukan saat pengerjaan tugas rumah atau berbagai pelaksanaan ujian
tanpa mencontek. Sikap tersebut dapat diimbangi dengan belajar secara rajin
dan giat.
2. Membuat rencana belajar dan komitmen untuk diri sendiri. Belajar secara
mandiri akan memunculkan perencanaan dan pemilihan kegiatan belajar.
Berkomitmen untuk terus berinisiatif dan memacu diri sendiri agar belajar
secara terus menerus. Berpikir kritis, logis, dan terbuka sehingga memunculkan
rasa percaya diri.
3. Bertanggungjawab memecahkan masalah yang dihadapi. Setiap permasalahan
akan dicoba untuk diperbaiki secara mandiri tanpa meminta bantuan orang lain.
Berani bertanggungjawab atas semua keputusan yang telah diambil melalui
berbagai pertimbangan.
4. Menunjukan inisiatif dan berusaha mengejar prestasi. Berinisiatif dan mampu
mengatasi rintangan dalam mencapai kesuksesan. Berpikir kritis, kreatif, dan
inovatif terhadap tugas dan kegiatan yang dilakukan.
5. Tidak merasa rendah diri apabila berbeda pendapat dengan orang lain. Berani
mengemukakan pendapat di tempat umum meski berbeda dengan pendapat
orang lain.
b. Penerapan di Lingkungan Masyarakat
Karakter mandiri dalam lingkungan masyarakat dapat diterapkan dalam
berbagai aktivitas sehari-hari. Aktivitas di lingkungan masyarakat masih banyak
39
pembentukan karakter anak. Selain itu Suyarman (2010) juga memaparkan hal
yang senada.
“Sastra sebagai ekspresi seni bahasa yang bersifat reflektif sekaligus
interaktif, sastra dapat menjadi spirit bagi munculnya gerakan perubahan
masyarakat, bahkan kebangkitan suatu bangsa ke arah yang lebih baik,
penguatan rasa cinta tanah air, serta sumber inspirasi dan motivasi
kekuatan moral bagi perubahan sosial budaya dari keadaan yang terpuruk
dan ’terjajah’ ke keadaan yang mandiri dan merdeka.”
penulis. Bagian sampul belakang berisi paparan secara garis besar mengenai isi
dari buku teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri. Selain itu, terdapat
daftar isi yang menyebutkan judul-judul teks cerita inspiratif. Hal ini untuk
mempermudah pembaca dalam mengetahui gambaran umum dari isi buku tersebut.
2. Bagian Awal
Bagian awal buku pengayaan teks cerita inspiratif berisi empat bagian
yitu: (1) halaman sampul, (2) halaman prancis, (3) halaman pengantar, dan (4)
halaman daftar isi. Halaman sampul berisi judul buku, nama penulis, dan ilustrasi.
Halaman prancis berisi judul buku dan nama pengarang. Pada halaman pengantar
berisi prakata. Kemudian pada halaman daftar isi berisi judul-judul teks certita
inspiratif.
3. Bagian Isi
Komponen isi buku akan diuraikan berdasarkan syarat kelayakan isi buku
yang ditentukan oleh Puskurbuk (2008) meliputi materi bacaan, penyajian materi,
bahasa, dan grafika.. Materi bacaan berisi mengenai teks-teks cerita inspiratif yang
bermuatan karakter mandiri. Cerita inspiratif disusun berdasarkan peristiwa
keseharian. Hal ini untuk memudahkan pembaca dalam mengimplementasi
karakter mandiri dalam kehidupan sehari-hari. Ulasan bacaan mengupas mengenai
nilai-nilai yang terkandung dalam karakter mandiri di setiap teks cerita inspiratif.
Ilustrasi berisi mengenai gambar yang sesuai berdasarkan peristiwa dalam teks
cerita inspiratif.
4. Bagian Akhir
Bagian akhir buku teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri terdiri
atas dua hal yaitu biografi penulis dan sampul belakang. Biografi penulis berisi
mengenai identitas penulis, riwayat pendidikan, dan kontak yang dapat dihubungi.
karena buku teks mencakup semua kompetensi dasar bagi peserta didik sehingga
pemaparan dan penjelasan materi kurang luas.
Di dalam penelitian ini, buku pengayaan yang akan dibuat bermuatan
karakter mandiri. Nilai-nilai mandiri akan ditampilkan dalam setiap cerita
inspiratif. Buku yang akan dikembangkan juga dapat menumbuhkan pemahaman
mengenai karakter yang positif. Adanya kebijakan dari pemerintah mengenai
Penguatan Pendidikan Karakter Kurikulum
(PPK) dimana
2013 salah satu karakter yang
diprioritaskan diantara lima karakter adalah karakter mandiri maka buku ini dapat
mendukung kebijakan
Kompetensi tersebut.
dasar mengenai teks cerita inspiratif bagi peserta didik SMP kelas IX
Pengembangan buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter
mandiri didasarkan pada data kebutuhan buku oleh peserta didik dan pendidik.
Bahan Ajar
Data yang telah diperoleh akan diolah sehingga menghasilkan prinsip
pengembangan buku tersebut. Prinsip pengembangan tersebut yang akan
Buku
dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan isi/materi, bahasa dan keterbacaan,
Pengayaan
penyajian, dan garfika buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter
Ketersediaan Konseptual:
mandiri. Cerita inspiratif adalah karya sastra
di Lapangan yang berisi nilai-nilai teladan
Produkmasih
Kuantitas pengembangan
rendah yang telah dibuat prototipe akan divalidasi
Karakter mandiri oleh
adalah nilai
Belum mengintegrasikan karakter prioritas dalam
ahli bidang kebahasaan dan pengembangan bahan ajar sastra. Uji validasi tersebut
karakter mandiri kebijakan PPK oleh pemerintah
digunakan sebagai bahan evaluasi dari kelemahan produk yang telah
dikembangkan. Evaluasi atau perbaikan produk menjadikan buku pengayaan teks
cerira inspiratif bermuatan karakter mandiri lebih layak untuk dijadikan sebagai
Integrasi
sarana pembelajaran karakter
bagi peserta mandiri
didik dan dalam buku pengayaan
pendidik.
ceritapengembangan
Kerangka berpikir penelitian inspiratif buku pengayaan teks cerita
Content : muatan
inspiratif bermuatan karakter mandiri dapat digambarkan dalam bagan berikut.
karakter mandiri
Communication : cerita
inspiratif
Cognition :
Keterampilan mengapresiasi
Culture : Muatan
Buku pengayaan teks cerita
ungkapan Jawa
inspiratif bermuatan karakter
mandiri
43
44
45
3. Desain Produk
Tahap rancangan produk merupakan rancangan awal yang dibuat berdasarkan
hasil analisis dari angket kebutuhan dan wawancara yang dilakukan kepada
peserta didik dan pendidik.
4. Validasi Desain
Tahap validasi desain merupakan penilaian kualitas rancangan produk awal
buku cerita inspiratif berbasis nilai karakter mandiri yang telah disusun.
Penilaian ini dilakukan oleh ahli atau pakar dalam bidang yang sesuai.
5. Revisi Desain
Tahap revisi desain merupakan tahap memperbaiki rancangan produk awal
yang telah dinilai oleh ahli. Perbaikan rancangan produk dilakukan berdasarkan
kritik dan saran dari hasil penilaian. Tahap ini merupakan tahap akhir dalam
penelitian dan menghasilkan produk yang dikembangkan. Rancangan
penelitian tersebut digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.
TAHAP 1 TAHAP 2
Potensi dan Masalah Pengumpulan Data
1. Mencari studi pustaka dan Menentukan prinsip-prinsip
penelitian yang relevan pengembangan buku pegayaan
2. Analisis kebutuhan buku teks cerita inspiratif bermuatan
pegayaan teks cerita inspiratif karakter mandiri
bermuatan karakter mandiri
pendidik dan peserta didik.
TAHAP 4 TAHAP 3
Validasi Desain Desain Produk
Penilaian yang dilakukan oleh Penyusunan isi/materi teks,
dosen ahli terhadap prototipe buku penyajian, bahasa dan
teks cerita inspiratif bermuatan keterbacaan serta grafika buku
karakter mandiri teks cerita inspiratif bermuatan
karakter mandiri
TAHAP V
Revisi Desain
Proses mengoreksi dan memperbaiki kembali prototipe berdasarkan evaluasi
dari tahap validasi desain.
46
diambil bagi peserta didik yang sudah mendapatkan materi teks cerita inspiratif
maupun yang belum mendapatkan materi teks cerita inspiratif.
b. Pendidik
Pendidik merupakan subjek penelitian yang berkaitan dengan analisis
kebutuhan dari buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri.
Hal yang sama dilakukan kepada peserta didik juga dilakukan kepada pendidik
yaitu melakukan wawancara dan mengisi angket kebutuhan. Pendidik yang dipilih
dalam penelitian ini merupakan pendidik yang berasal dari tiga sekolah yang telah
ditentukan meliputi SMP N 31 Semarang, SMP Nasima Semarang, dan SMP N 44
Semarang. Masing-masing sekolah hanya dipilih satu pendidik dari mata pelajaran
Bahasa Indonesia. Pendidik yang menjadi subjek penelitian ini mengampu mata
pelajaran tersebut di kelas IX, mengetahui kurikulum 2013, memiliki pengalaman
dalam pembelajaran, dan memiliki kemampuan berbahasa yang baik. Hal ini
dilakukan agar informasi dari kebutuhan data buku pengayaan teks cerita
inspiratif dapat diperoleh dengan baik.
3.4.1 Pedoman Studi Pustaka Buku Teks Cerita Inspiratif yang Sudah Ada
Pedoman studi pustaka buku teks cerita inspiratif yang sudah ada di
perpustakaan sekolah tersebut berisi: (1) aspek isi/materi dari buku teks cerita
inspiratif yang sudah ada, (2) aspek penyajian dari buku teks cerita inspiratif yang
sudah ada, (3) aspek penggunaan bahasa dan keterbacaan dalam buku teks cerita
inspiratif yang sudah ada, dan (4) aspek grafika dalam buku teks cerita inspiratif
yang sudah ada.
Aspek-aspek tersebut akan dikembangkan menjadi pertanyaan-pertanyaan
dalam bentuk pedoman studi pustaka. Hal ini dilakukan sebagai pedoman bagi
peneliti untuk mengetahui kualitas dan ketersediaan buku teks cerita inspiratif
yang sudah ada. Peneliti mengisi pedoman studi pustaka pada saat melakukan
survei.
Tabel 3. Kisi-Kisi Pedoman Studi Pustaka Buku Teks Cerita Inspiratif yang
Sudah Ada
Aspek Indikator Nomor
Isi/materi Ketersediaan dan kelayakan mengenai isi buku teks 1,2,3,4,5
50
cerita inspiratif
Bahasa dan Kelayakan terkait penggunaan bahasa dalam buku 6,7,8
Keterbacaan teks cerita inspiratif
Berikut kisi-kisi dari angket kebutuhan peserta didik terhadap prototipe Buku Teks
Cerita Inspiratif Bermuatan Karakter Mandiri.
Tabel 4. Kisi-kisi Angket Kebutuhan Peserta Didik terhadap Prototipe Buku Teks Cerita
Inspiratif Bermuatan Karakter Mandiri
Indikator Nomor
Aspek
1. Materi/Isi 1. Tanggapan berkaitan dengan materi teks 1,2
cerita inspiratif
2. Sumber belajar teks cerita inspiratif 3,4
3. Kebutuhan buku teks cerita inspiratif 5,6,7
grafika. Berikut kisi-kisi angket uji validasi terhadap prototipe buku teks cerita
inspiratif bermuatan karakter mandiri.
Tabel 6. Kisi-kisi Angket Uji Validasi terhadap Prototipe Buku Teks Cerita
Inspiratif Bermuatan Karakter Mandiri
Kebutuhan peserta didik dan pendidik terhadap buku buku pengayaan teks
cerita inspiratif berbasis nilai karakter mandiri dianalisis menggunakan teknik
deskriptif kualitatif. Pelaksanaan analisis data dilakukan dengan mengidentifikasi
data kebutuhan peserta didik dan pendidik terhadap buku pengayaan teks cerita
inspiratif bermuatan karakter mandiri dari angket yang telah diberikan.
Angket yang telah diisi dikumpulkan kemudian menentukan prioritas
jawaban berdasarkan pilihan terbanyak. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh
kriteria kebutuhan peserta didik dan pendidik terhadap buku pengayaan teks cerita
inspiratif bermuatan karakter mandiri. Data uji validasi dianalisis menggunakan
teknik analisis deskriptif kualitatif dan kuantitif. Data kualitatif diperoleh dari
angket uji validasi.
Data uji ahli digunakan sebagai penilaian terhadap desain produk dan
sebagai acuan perlu atau tidaknya perbaikan desain. Menurut Sudijono (2011:43)
setelah ahli melakukan penilaian, selanjutnya hasil penilaian tersebut
dipersentasekan menggunakan rumus di bawah ini.
P = Persentase skor
P = x 100 % f = jumlah skor yang diperoleh
n = jumlah skor maksimal
63%-81% Layak
4.1.1 Hasil Analisis Kebutuhan Peserta Didik dan Pendidik Terhadap Buku
Pengayaan Teks Cerita Inspiratif Bermuatan Karakter Mandiri
Hasil analisis kebutuhan buku pengayaan diperoleh dari analisis kebutuhan
peserta didik dan pendidik terhadap buku pengayaan teks cerita inspiratif
bermuatan karakter mandiri. Persentase dari masing-masing kebutuhan akan
menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan buku pengayaan teks cerita
inspiratif. Selain itu, hasil persentase tersebut akan dideskripsikan dan dijadikan
sebagai acuan dalam pengembangan buku pengayaan teks cerita inspiratif
bermuatan karakter mandiri. Berikut paparan dari hasil analisis kebutuhan peserta
didik dan pendidik terhadap buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan
karakter mandiri.
59
60
dari tiga sekolah yaitu SMP N 31 Semarang, SMP Nasima Semarang, dan
SMP N 44 Semarang. Aspek-aspek dalam kebutuhan peserta didik dan pendidik
meliputi: (1) materi/isi buku pengayaan teks cerita inspiratif, (2) penyajian materi
buku pengayaan teks cerita inspiratif, (3) bahasa dan keterbacaan buku pengayaan
teks cerita inspiratif, (4) grafika buku pengayaan teks cerita inspiratif, dan (5)
harapan buku pengayaan teks cerita inspiratif.
1. Aspek Materi/Isi Buku Pengayaan Teks Cerita Inspiratif
Aspek materi atau aspek isi buku terdiri dari 12 indikator yang diajukan
dalam angket kebutuhan peserta didik. Berikut hasil dari kebutuhan peserta didik
terhadap materi/isi buku pengayaan teks cerita inspiratif yang disajikan dalam
bentuk tabel.
Tabel 4.1 Aspek Materi/Isi Buku
N Indikator Pilihan Jawaban Intensitas Pilihan Presentase
o Jawaban
1 Mendapat materi Sudah 99 Dipilih
Belum 6
teks cerita 94,28%
inspiratif
2 Pemahaman teks Sudah 83 Dipilih
Belum 22
cerita inspiratif 79,04%
3 Teks cerita Teks yang tidak 44
inspiratif yang
terlalu panjang
digunakan bahan
pembelajaran 63,02%
Teks yang mudah 75 Dipilih
dipahami
4 Sumber belajar Internet 39
Buku teks siswa 46 Dipilih
yang digunakan
Media cetak 14
Buku teks siswa, 13
internet, dan media 41,07%
cetak
Lainnya -
5 Kebutuhan buku Ya 84 Dipilih
pengayaan teks 80%
61
cerita inspiratif
Tidak 21
6 Isi buku teks cerita Teks bervariasi 37
inspiratif dengan satu tema
Teks bervariasi 68 Dipilih
64,76%
dengan berbagai
tema
Lainnya -
dan belajar
sepanjang hayat
Sesuai kebutuhan 31
Lainnya 22
Materi teks cerita inspiratif telah diajarkan kepada peserta didik. Hal
tersebut dapat dilihat dari angket kebutuhan peserta didik yang menunjukan
persentase sebanyak 94,28% peserta didik telah mendapatkan materi tersebut.
Berdasarkan materi teks cerita inspiratif terdapat 79,04% peserta didik yang telah
memahami pengertian dari teks cerita inspiratif. Jumlah keseluruhan peserta didik
105, 83 menjawab sudah memahami dan 22 peserta didik menjawab belum
memahami.
Wawancara yang dilakukan kepada 12 peserta didik memaparkan bahwa
dalam pembelajaran materi teks cerita inspiratif proses pembelajaran
menggunakan beberapa sumber belajar. Apabila di luar pembelajaran sekolah
peserta didik sering menggunakan sumber belajar internet. Dalam lingkup sekolah
ketiga sekolah yang menjadi pengambilan data angket kebutuhan tidak
memperbolehkan peserta didik membawa gawai sehingga penggunaan internet
terbatas. SMP Nasima memperbolehkan peserta didik membawa laptop namun
hanya berkala, pun dengan SMP N 31 dan SMP N 44 peserta didik yang
mempunyai laptop masih terbatas. Penggunaan sumber belajar media cetak
dilakukan apabila peserta didik mendapat instruksi dari pendidik sehingga sumber
belajar tersebut jarang digunakan. Hal ini terlihat dari hasil angket kebutuhan
peserta didik yang menunjukan sumber belajar yang digunakan dalam
pembelajaran meliputi buku dijawab oleh 46 peserta didik, internet 39 peserta
didik, media cetak 14 peserta didik, dan ketiganya 13 peserta didik. Berdasarkan
hasil angket tersebut buku teks siswa diperoleh dengan persentase 41,07%.
Teks cerita inspiratif yang diinginkan oleh peserta didik meliputi teks yang
mudah dipahami dan teks yang tidak terlalu panjang. Kedua hal tersebut dipilih
dengan persentase 63,02% dan 36,98%. Teks yang mudah dipahami dan teks yang
tidak terlalu panjang merupakan kedua hal yang dapat membantu pemahaman
63
peserta didik terhadap cerita inspiratif yang akan disajikan. Menurut pendidik
peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP) belum bisa memahami suatu
bacaan menggunakan kalimat yang rumit. Selain itu, peserta didik juga lebih
tertarik dengan bacaan yang tidak terlalu panjang.
Berdasarkan angket kebutuhan peserta didik menyebutkan membutuhkan
buku pengayaan teks cerita inspiratif. Kebutuhan tersebut diketahui dengan
persentase yang tinggi yaitu 80% dengan jumlah peserta didik yang menjawab
tidak membutuhkan 21 peserta didik dari 105 peserta didik. Kebutuhan akan buku
pengayaan bagi peserta didik berdasarkan wawancara yang telah dilakukan
berguna untuk melengkapi materi dalam buku teks. Buku teks yang disediakan
untuk pembelajaran mencakup seluruh kompetensi dasar sehingga setiap
kompetensi dasar hanya memaparkan materi yang sedikit. Peserta didik juga
menginginkan buku teks cerita inspiratif yang sederhana tidak terlalu panjang.
Melalui buku pengayaan teks cerita inspiratif peserta didik dapat menambah
materi yang diperlukan dan dapat menjadi sarana yang digunakan untuk
pembiasan karakter yang menjadi program dalam masing-masing sekolah.
Buku teks yang digunakan peserta didik dengan seluruh cakupan
kompetensi dasar berdampak pada materi yang dipaparkan kurang maksimal. Hal
ini dijelaskan oleh peserta didik saat wawancara bahwa teks-teks yang terdapat
dalam buku teks kurang bervariasi. Permasalahan tersebut yang menjadikan
persentase peserta didik yang memilih isi dari buku pengayaan teks cerita
inspiratif dengan teks yang bervariasi dan beberapa tema adalah 64,76%.
Kemudian buku pengayaan teks cerita inspiratif dengan teks yang bervariasi dan
hanya terdiri atas satu tema 35,24%. Lebih dari separuh peserta didik
menginginkan teks yang bervariasi dalam buku cerita inspiratif.
Wilayah peserta didik terbagi menjadi tiga meliputi wilayah pedesaan,
wilayah perkotaan, dan wilayah pesisir. Wilayah pedesaan diwakili oleh SMP N
44 Semarang, wilayah perkotaan diwakili oleh SMP Nasima Semarang, dan
wilayah pesisir diwakili oleh SMP N 31 Semarang. Berdasarkan perbedaan
wilayah tersebut dalam angket kebutuhan juga berdampak terhadap pemilihan dari
latar dalam buku pengayaan teks cerita inspiratif yang diinginkan. Persentase
64
kebutuhan peserta didik yang memilih latar di pantai sebanyak 27 peserta didik,
latar di wilayah pedesaan sebanyak 43 peserta didik, dan di wilayah kota sebanyak
40 peserta didik. Persentase terbanyak yang dipilih oleh 105 peserta didik adalah
latar di pedesaan dengan jumlah 43%. Beberapa alasan terhadap pemilihan latar
tersebut karena wilayah pedesaan tercermin dengan wilayah yang asri dan
penduduk yang berperilaku ramah.
Berkaitan dengan alur yang digunakan dalam buku pengayaan teks cerita
inspiratif persentase yang paling banyak dipilih oleh peserta didik yaitu
menggunakan alur maju, mundur, dan campuran. Penggunaan dari ketiga alur
tersebur berdasarkan wawancara dengan peserta didik agar tidak terjadi
kejenuhan. Semakin memiliki perbedaan atau variasi akan jalan cerita maka akan
membuat peserta didik semakin tertarik dan tidak jenuh saat membaca. Persentase
yang ditunjukan yaitu 37,39% dengan sebanyak 39 peserta didik yang memilih.
Kemudian peserta didik juga menyetujui kisah-kisah yang diangkat dalam cerita
inspiratif berasal dari kisah nyata. Kisah nyata dalam kehidupan sehari-hari akan
membuat peserta didik lebih mudah memahami isi dari teks. Peserta didik juga
dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dari peristiwa yang
dipaparkan dalam buku pengayaan teks cerita inspiratif. Persentase yang
menyetujui kisah nyata dengan yang tidak menyetujui yaitu 79,04% dengan
20,96%.
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan peserta didik menyetujui
akan pentingnya karakter dalam proses pembelajaran. Beberapa kasus yang
mengemuka di pemberitaan televisi dan media sosial berkaitan dengan kekerasan
yang dilakukan oleh oknum peserta didik kepada pendidik dan sebaliknya
kekerasan yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik membuat mereka
prihatin. Hal tersebut yang membuat peserta didik memilih angket kebutuhan
penyisipan karakter mandiri dalam buku pengayaan teks cerita inspiratif dengan
persentase 75,23%. Angka tersebut melebihi dari separuh peserta didik sebagai
pemilih sehingga dapat disimpulkan ketertarikan dengan penyisipan nilai-nilai
karakter terhadap buku pengayaan teks cerita inspiratif adalah hal yang menarik
dan tepat.
65
Lainnya 7
Lainnya 5
66
dialog tokoh 23
aktivitas tokoh 27
Lainnya -
Urutan abjad 19
Lainnya 11
Berdasrkan tabel 4.2 dapat dijelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan
aspek penyajian dalam buku pengayaan teks cerita inspiratif. Peserta didik
sebanyak 96,16% menyetujui adanya ilustrasi yang ditampilkan dalam buku
pengayaan teks cerita inspiratif. Hal ini merupakan hasil dari angket kebutuhan
yang telah diisi oleh 105 peserta didik. Hanya sebanyak 3,84% peserta didik yang
tidak menyetujui adanya ilustrasi dalam teks cerita inspiratif. Bagi peserta didik
ilustrasi adalah salah satu hal yang menarik perhatian suatu bacaan untuk dibaca.
Saat wawancara peserta didik mengungkapkan ilustrasi hendaknya sesuai dengan
isi dari teks bacaan karena dapat membantu pemahaman peserta didik terhadap
teks.
Letak ilustrasi dari pilihan di awal subbab dan di akhir subbab peserta
didik lebih memilih disesuaikan dengan kebutuhan dari peristiwa yang
digambarkan dalam cerita inspiratif. Sebanyak 31 peserta didik memilih di awal
subbab, 28 di akhir subbab, sesuai kebutuhan sebanyak 46, dan pilihan lainnya
yaitu 7 peserta didik. Wawancara yang dilakukan kepada 12 peserta didik di tiga
sekolah memaparkan bahwa peserta didik mengharapkan peristiwa unik dan
67
peristiwa yang mewakili cerita dijadikan sebagai ilustrasi. Kedua hal tersebut
tidak dapat di prediksi dapat dimunculkan di awal subbab atau pun di akhir
subbab sehingga pemiihan sesuai kebutuhan lebih tepat.
Wawancara yang dilakukan kepada peserta didik bahwa buku pengayaan
yang tersedia di perpustakaan jarang ditemukan ulasan terhadap nilai-nilai yang
terkandung di dalam teks buku pengayaan tersebut. Buku pengayaan yang telah
tersedia hanya berisi teks dan ilustrasi tanpa ada ulasan dibagian akhir. Ada
beberapa peserta didik yang menemukan buku pengayaan dengan ulasan namun
ketersediaanya terbatas. Berdasarkan angket kebutuhan peserta didik yang
menyetujui terdapat ulasan dalam teks cerita inspiratif sebanyak 54,28% dan yang
tidak menyetujui sebanyak 39,04% serta yang menjawab lainnya sebanyak 6,67%.
Persentase kebutuhan peserta didik terhadap penyajian ulasan dalam buku
pengayaan teks cerita inspiratif merupakan persentase yang paling tinggi.
Kemudian letak ulasan yang diinginkan oleh peserta didik berada di paling akhir
subbab cerita. Jumlah peserta didik yang memilih letak ulasan di bagian akhir
sebanyak 44, di awal sebanyak 38, sesuai kebutuhan 20 peserta didik, dan 5
peserta didik menjawab lainnya.
Penyajian ulasan dalam buku teks cerita inspiratif berdasarkan angket
kebutuhan meliputi ulasan berdasarkan sudut pandang tokoh, ulasan berdasarkan
dialog tokoh, ulasan berdasarkan aktivitas tokoh, dan ulasan berdasarkan
implementasi dalam kehidupan sehari-hari. Persentase tertinggi yang diberikan
oleh peserta didik merupakan persentase ulasan yang berisi implementasi dalam
kehidupan sehari-hari yaitu sebanyak 38 dengan persentase 34%. Kemudian,
sudut pandang tokoh 17%, aktivitas tokoh 22% , dan dialog tokoh 19%.
Berdasarkan wawancara peserta didik berharap ulasan dalam buku teks cerita
inspiratif dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, ulasan tersebut
juga dapat memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam memaknai isi
teks.
Berkaitan dengan urutan penyusunan cerita yang dilakukan dalam buku
pengayaan teks cerita inspiratif persentase tertinggi berdasarkan angket kebutuhan
adalah berdasarkan urutan peristiwa 39,44%. Wawancara yang dilakukan juga
68
Lainnya 7
20 Kalimat dalam teks Struktur 42 55,66%
cerita inspiratif sederhana
Mudah 59 Dipilih
dipahami
Kalimat 5
yang
panjang
Lainnya -
Data yang disajikan dalam tabel 4.3 memaparkan kebutuhan peserta didik
yang berkaitan dengan aspek bahasa dan keterbacaan. Indikator ragam bahasa yang
terdapat dalam indikator yaitu ragam bahasa jurnalistik, ilmiah, dan sastra.
Persentase ragam bahasa berdasarkan angket kebutuhan peserta didik sebanyak
60,95% memilih ragam bahasa sastra sedangkan ragam bahasa jurnalistik sebanyak
18,09%, dan ragam bahasa ilmiah sebanyak 14,28% serta pilihan lainnya 6,67%.
Wawancara yang telah dilakukan peserta didik juga memaparkan ragam bahasa
satra lebih tepat digunakan dalam buku pengayaan teks cerita inspiratif. Apabila
ragam bahasa ilmiah dan ragam bahasa jurnalistik digunakan dalam buku
pengayaan teks cerita inspiratif maka pemahaman peserta didik tidak sesuai karena
cerita inspiratif merupakan jenis teks fiksi.
Kalimat yang digunakan dalam teks berdasarkan indikator mudah
dipahami dan struktur sederhana keduanya memilki persentase yang cukup tinggi
yaitu 55,66% dan 40%. Kemudian yang memilih menggunakan kalimat yang
panjang sebesar 4,44%. Berkaitan dengan pilihan kata atau diksi peserta didik
menginginkan kata yang mudah dipahami dengan persentase 52,38%. Penggunaan
diksi yang mudah dipahami tidak akan menimbulkan keraguan atau kesulitan
untuk memahami isi teks.
Sesuai kebutuhan 57
Lainnya 4
Hard cover 42
Lainnya -
pengayaan
10-13 37
13-15 27
Lainnya -
29 Jumlah 40-50 37
halaman
60-70 25
Lainnya
Aspek dalam tabel 4.4 merupakan kebutuhan aspek grafika dalam buku
pengayaan teks cerita inspiratif oleh peserta didik. Judul buku berdasarkan angket
kebutuhan peserta didik memilih judul buku pengayaan teks cerita inspiratif yaitu
“Cakrawala Kehidupan Perjalanan Cerita Keluarga Inspiratif”. Judul tersebut
dipilih dengan persentase 40,95% dari total 105 peserta didik yang memilih.
Kemudian jenis ilustrasi yang disediakan dalam angket kebutuhan meliputi jenis
ilustrasi kartu, karikatur, dan foto. Berdasarkan tiga jenis ilustrasi tersebut
diperoleh persentase 40,95% untuk jenis kartun, lalu 27,61% untuk jenis ilustrasi
karikatur, dan 31,42% untuk jenis ilustrasi foto. Hasil wawancara yang dilakukan
kepada peserta didik juga memaparkan bahwa peserta didik lebih antusias apabila
buku pengayaan teks cerita inspiratif memiliki ilustrasi yang menggambarkan
peristiwa dalam cerita yang dipaparkan.
72
Warna dari ilustrasi yang diinginkan oleh peserta didik yaitu bervariasi.
Ragam warna yang disesuaikan dengan kebutuhan. Warna-warna yang diberikan
dalam ilustrasi diharapkan menyerupai dengan warna bentuk aslinya. Hal ini
sesuai dengan persentase kebutuhan peserta didik yang menunjukan 54,28%
persentase memilih warna yang digunakan dalam ilustrasi adalah warna yang
disesuaikan dengan kebutuhan.
Persentase sejumlah 56,19% ditunjukan dengan hasil angket kebutuhan
desain sampul buku pengayaan teks cerita inspiratif yang mengilustrasikan atau
menggambarkan keseluruhan peristiwa dalam teks. Berdasarkan hasil wawancara
peserta didik berasumsi bahwa keseluruhan peristiwa dapat digambarkan dengan
tokoh-tokoh yang muncul dalam teks cerita inspiratif. Tokoh-tokoh tersebut
kemudian dibingkai dalam suasana atau latar yang bersamaan sehingga mewakili
keseluruhan dalam teks. Persentase yang memilih desain sampul dengan
mengambil salah satu ilustrasi atau salah satu peristiwa dalam teks hanya 40%.
Berkaitan dengan warna dari desain sampul porsentase peserta didik menunjukan
angka 45,71% terhadap indikator warna desain sampul yang cerah dan mencolok.
Kemudian untuk warna cerah dan gelap hanya dipilih dengan persentase 35,23%
dan sesuai kebutuhan serta lainnya menunjukan angka 17,14% dan 1,90%.
Jenis kertas untuk sampul yang digunakan dalam buku pengayaan teks
cerita inspiratif berdasarkan angket kebutuhan memperoleh persentase 60% untuk
jenis kertas soft file. Jenis kertas hardfile memperoleh persentase 40% artinya
lebih banyak peserta didik yang mengisi angket kebutuhan jenis kertas sampul
berupa soft file. Selain itu jumlah cerita yang diinginkan berdasarkan angket
kebutuhan yaitu 8-10 cerita. Rentang jumlah cerita tersebut menmperoleh
persentase 39,04%. Hasil wawancara peserta didik mengharapkan teks yang
disajikan dalam buku cerita inspiratif tidak terlalu panjang sehingga tidak
menimbulkan kejenuhan.
Kebutuhan peserta didik berkenaan dengan jumlah halaman dalam buku
pengayaan teks cerita inspiratif diberikan tiga pilihan rentang jumlah yaitu 40-50,
50-60, dan 60-70. Berdasarkan hasil angket kebutuhan diperoleh jumlah halaman
dengan porsentase tertinggi yaitu 40,95% menunjukan 50-60 rentang jumlah
73
halaman. Jenis huruf yang dipilih peserta didik dalam angket kebutuhan
merupakan jenis huruf Times New Roman dengan persentase 60,96%. Selanjutnya
ukuran kertas yang berdasarkan analisis kebutuhan peserta didik memperoleh
persentase paling rendah yaitu B5 (176x250mm) sejumlah 10,47%, kemudian A4
(210x297mm) sejumlah 35,23%, dan ukuran lainnya sejumlah 4,76%. Persentase
terbanyak diperoleh dari indikator A5 dengan angka 49,52%.
ditampilkan hanya terdiri atas 1-3 teks. Hal ini kurang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik. Pengintegrasian nilai-nilai karakter dalam buku teks menjadi kurang
optimal. Menurut ketiga pendidik tersebut buku merupakan sarana yang baik untuk
mengintegrasikan nilai-nilai karakter kepada peserta didik. Pengembangan
terhadap buku pengayaan adalah hal yang tepat dilakukan.
Pengintegrasian nilai-nilai karakter dalam buku pengayaan teks cerita
inspiratif juga disepakati oleh ketiga pendidik. Karakter mandiri yang
diintegrasikan melalui nilai-nilai pembentuk karakter mandiri disepakati oleh para
pendidik. Hal ini berguna untuk mendukung adanya kebijakan dari pemerintah
mengenai Penguatan Pendidikan Karakter. Selain itu, perkembangan zaman juga
berpengaruh pada perilaku negatif dari peserta didik. Adanya suatu bacaan yang
mengintegrasikan nilai-nilai karakter dapat menjadi solusi dari permasalahan
tersebut.
sesuai dengan cerita fiksi. Teks cerita inspiratif merupakan jenis teks fiksi sehingga
sesuai menggunakan ragam bahasa sastra. Cerita inspiratif yang memiliki unsur
imajinasi dari penulis juga memerlukan ragam bahasa sastra.
Penggunaan kalimat yang sederhana disepakati oleh ketiga pendidik.
Kalimat yang sederhana merupakan bentuk kalimat yang sesuai dengan
perkembangan peserta didik. Selain itu kalimat yang sederhana akan memudahkan
peserta didik memahami isi dari teks cerita inspiratif yang disajikan. Peserta didik
Sekolah Menengah Pertama menurut salah satu pendidik belum bisa memahami
penggunaan kalimat yang rumit. Pemahaman terhadap teks akan semakin sulit
dilakukan oleh peserta didik.
Kemudian pilihan kata yang digunakan kedua pendidik menyetujui kata
yang mudah dipahami dan kata yang sering di dengar siswa. Kata yang mudah
dipahami dan sering didengar dapat mempengaruhi keterbacaan peserta didik.
Apabila penggunaan kata yang dipilih seperti demikian akan memudahkan peserta
didik. Satu pendidik menyetujui apabila terdapat kata yang sukar dipahami oleh
peserta didik. Hal ini untuk menambah pembendaharaan kosa kata peserta didik
dan dapat diantisipasi dengan memunculkannya dibagian glosarium bagian
belakang buku.
untuk membaca buku pengayaan teks cerita inspiratif. Satu pendidik berpendapat
bahwa jenis ilustrasi yang lebih tepat adalah jenis foto. Foto merupakan ilustrasi
yang bersifat realistis sehingga gambar yang menjadi daya dukung merupakan
gambar asli seperti kehidupan sehari-hari. Hal ini akan memudahkan peserta didik
memahami peristiwa yang terdapat dalam cerita inspiratif. Warna yang digunakan
dipilih sesuai dengan kebutuhan ilustrasi yang digunakan.
Desain sampul yang digunakan adalah gambaran secara garis besar cerita-
cerita yang terdapat dalam buku pengayaan teks cerita inspiratif. Apabila
digambarkan karakter tokoh maka karakter tokoh yang ditampilkan adalah
karakter-karakter yang menjadi pemeran dalam setiap cerita inspiratif yang
disajikan. Pendapat ini sejalan dengan kebutuhan dari ketiga pendidik. pemilihan
desain sampul tersebut menggambarkan peristiwa dalam teks.
Jumlah halaman dalam buku pengayaan teks cerita inspiratif dipilih 50-60
halaman oleh satu pendidik. Kemudian sebanyak dua pendidik menyetujui 40-50
halaman dengan jumlah kisah 8-10 sub judul. Jumlah tersebut dipilih tiga pendidik
dengan alasan jumlah yang sesuai dengan takaran taraf membaca peserta didik. Hal
ini untuk menghindari kejenuhan peserta didik jika kisah yang disajikan terlalu
banyak dalam satu buku pengayaan.
Jenis huruf yang dipilih adalah Times New Roman dan Georgi dengan
ukuran 12 dan 11. Pemilihan tersebut didasarkan pada jenis huruf yang sudah
banyak dijumpai oleh peserta didik yaitu jenis huruf Times New Roman dan ukuran
huruf 12. Melalui jenis huruf dan ukuran yang sudah sering dijumpai peserta didik
akan merasa terbiasa atau tidak asing. Kemudian untuk jenis huruf Georgi dengan
ukuran huruf 11 berdasarkan belum banyak dijumpai oleh peserta didik. Suatu hal
yang belum banyak dijumpai peserta didik maka hal tersebut akan membuat daya
tarik dan minat untuk membaca buku pengayaan tersebut. Selanjutnya berkaitan
dengan ukuran kertas yakni A5 (148 mm x 210 mm) sehingga diharapkan mudah
dibawa oleh peserta didik dan ukuran tidak terlalu besar.
79
ulasan yang menggambarkan cerita secara garis besar dan implementasi dalam
kehidupan sehari-hari. Selanjutnya bagian penutup berisi biodata penulis.
4. Aspek Grafika
Prinsip-prinsip yang menjadi dasar aspek grafika buku pengayaan teks
cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri meliputi: (1) judul buku, (2) sampul,
(3) desain sampul dan warna desain sampul, (4) ukuran buku, (5) ketebalan buku,
(6) jenis dan ukuran huruf. Berikut pemaparan aspek grafika dalam buku
pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri.
Judul buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri
terdiri atas judul dan sub judul. Judul buku pengayaan tersebut yaitu “Cakrawala
Kehidupan” kemudian dengan sub judul “Perjalanan Cerita Keluarga Inspiratif”.
Berdasarkan judul tersebut ilustrasi sampul yang digunakan adalah tokoh-tokoh
yang menjadi keluarga inspiratif dalam setiap teks cerita. Warna desain sampul
menggunakan warna yang terang dan mencolok.
Buku pengayaan tersebut memiliki ukuran A5 (148x210 mm). Ukuran
tersebut merupakan ukuran yang praktis dan mudah dibawa oleh peserta didik.
Buku tersebut tidak terlalu tebal dengan kisaran halaman 50-60 halaman. Kisaran
halaman tersebut terdiri atas 10 cerita inspiratif. Kemudian untuk jenis huruf yang
82
digunakan dalam teks cerita inspiratif yaitu Times New Roman dengan ukuran 12
pt.
mewaikili keseluruhan cerita. Ilustrasi tersebut diberikan warna yang cerah dan
mencolok.
Tulisan punggung berisi judul utama “Cakrawala Kehidupan” dan nama
penulis. Kemudian sampul belakang berisi gambaran cerita yang terdapat dalam
buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri. Bagian tersebut
ditulis menggunakan jenis huruf Centaur Regular dengan ukuran 12 pt. Berikut
tampilan dari kulit buku pengayaan teks cerita inspiratif.
Halaman judul berisi judul buku, sub judul buku, nama penulis, dan
ilustrasi. Halaman sama pada bagian kulit depan buku namun dicetak dengan
warna hitam putih. Halaman tersebut dapat dilihat pada gambar 4.3.
Halaman hak cipta memuat identitas buku yang meliputi judul, sub judul,
penulis, desainer, ilustrator dan tahun pembuatan. Halaman tersebut ditulis
menggunakan jenis huruf Times New Roman ukuran 12 pt, bagian judul
menggunakan jenis huruf yang sama tetapi berbeda ukuran yaitu 18 pt. Tampilan
dari halaman hak cipta dipaparkan dalam gambar 4.4.
85
Kemudian prakata yang berisi ucapan rasa syukur dan terimakasih oleh
penulis karena telah menyelesaikan produk buku pengayaan. Jenis huruf yang
digunakan untuk menulis prakata adalah Cambria dengan ukuran 11 pt. Berkaitan
dengan prakata lebih jelasnya dapat dipaparkan pada gambar 4.5 sebagai berikut.
dari judul tersebut. Bagian tersebut ditulis menggunakan jenis huruf Cambria dan
ukuran 11 pt. Berikut paparan dari halaman daftar isi dalam gambar 4.6.
3. Bagian Isi
Buku pengayaan teks cerita inspiratif bemuatan karakter mandiri pada
bagian isi buku berisi materi utama buku. Komponen isi buku akan diuraikan
berdasarkan syarat kelayakan isi buku yang ditentukan oleh Puskurbuk (2008)
meliputi materi bacaan, penyajian materi, bahasa, dan grafika. Komponen-
komponen tersebut akan dipaparkan sebagai berikut.
a. Materi bacaan
Materi bacaan dalam produk yang dikembangkan yakni buku pengayaan
teks cerita inspiratif yang memiliki muatan karakter mandiri. Teks cerita inspiratif
bermuatan karakter mandiri dikembangkan menjadi 10 judul. Judul-judul teks
cerita inspiratif tersebut yaitu: (1) Ilmu Hidup dari Bapak dan Ibu, (2) Keajaiban
Sebuah Tulisan, (3) Melatih Mental: Membaca Puisi di Halte, (4) Membudayakan
Disiplin dari Diri Sendiri, (5) Belajar Menyisihkan Uang, (6) Sedekah dengan
Barang Bagus, (7) Sisa Makanan di Piring, (8) Menjadi Cakrawala untuk Hidup
Sesama, (9) Bekal Ilmu untuk Merantay, dan (10) Usaha Tidak akan Mengkhianati
Hasil. Judul-judul tersebut memiliki tema, latar, konflik, dan amanat yang berbeda.
87
Berikut sinopsis dari masing-masing judul dalam buku pengayaan teks cerita
inspiratif bermuatan karakter mandiri.
Candra merupakan teman kelas Julia. Setiap bel istirahat mereka memiliki
kebiasaan memakan bekal sambil mengobrol di pojok ruang kelas. Topik
pembicaraan mereka saat itu adalah pengalaman yang mengesankan saat duduk di
bangku Sekolah Menengah Pertama. Bagi Julia semua momen yang terjadi saat
Sekolah Menengah Pertama mengesankan. Berbeda dengan Candra. Pengalaman
mengesankan bagi Candra saat duduk di bangku Menengah Pertama mengesankan
yaitu membaca puisi di halte. Saat itu ia hendak mengikut perlombaan membaca
puisi. Seusai latihan selesai ia bersama pembina Pak Sofwan menuju halte untuk
pulang. Pak Sofwan memberikan tantangan kepada Candra untuk membaca puisi
di halte. Awalnya ia merasa ragu karena halte merupakan tempat umum dan ramai
kerumunan orang tetapi akhirnya ia memutuskan untuk berani melakukan
tantangan tersebut. Ternyata Pak Sofwan hanya ingin menguji mental Candra
sebelum ia bertanding lomba. Apabila ia berani tampil di depan umum maka itu
berarti ia siap untuk tampil di depan dewan juri saat lomba.
tersebut. Terlebih sepulang sekolah dengan berjalan kaki dari halte ditengah terik
matahari membuatnya kelelahan. Ibu mengambilkannya sepiring makanan dan air
es segar. Beberapa kali suapan ia hampir menghabis makan. Kurang sekitar tiga
suapan ia menghentikan makan karena merasa kenyang. Ibu menegur Julia dengan
memandang bapak tua di seberang jalan sedang mengais makanan di tong
sampah. Bapak tua tersebut terlihat kucal, kotor, dan kelaparan. Ibu menasihati
bahwa masih banyak orang yang merasa kelaparan dan tidak bisa membeli makan.
Menyisakan makanan di piring sama saja tidak bersyukur atas rezeki yang telah
diberikan Tuhan jadi setiap makanan yang diperoleh harus dihabiskan.
Merantau tidak cukup jika hanya memiliki bekal materi. Bekal ilmu hidup juga
diperlukan untuk bisa bertahan saat merantau salah satunya dengan dimulai dari
hal kecil yaitu membedakan antara garam dan gula.
b. Penyajian materi
Buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri yang
dikembangkan dalam penelitian termasuk ke dalam buku pengayaan kepribadian.
Muatan karakter mandiri yang diulas berdasarkan nilai-nilai pembentuknya
diharapkan mampu membentuk kepribadian pembaca atau peserta didik. Selain itu,
ulasan yang memaparkan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan teks
akan membantu peserta didik atau pembaca dalam memahami isi sebuah teks
bacaan.
Judul cerita dalam buku pengayaan tersebut memiliki kandungan pesan
moral karakter mandiri. Karakter mandiri tersebut kemudian diturunkan menjadi
nilai-nilai pembentuk karakter mandiri. Menurut Purwanti (2018) nilai-nilai
pembentuk karakter mandiri terdiri dari tujuh nilai yaitu: (1) kerja keras (etos
kerja), (2) tangguh tahan banting, (3) profesionalitas, (4) keberanian, (5) kreatif,
92
(6) belajar sepanjang hayat, dan (7) daya juang. Nilai-nilai pembentuk karakter
mandiri tersebut disisipkan dalam masing-masing teks cerita inspiratif.
Penyisipan nilai-nilai pembentuk karakter mandiri dalam masing-masing
teks cerita inspiratif akan diberikan ulasan pada setiap akhir subbab. Ulasan
tersebut berisi pembahasan nilai karakter mandiri yang terdapat dalam teks cerita
inspiratif. Melalui ulasan dalam buku pengayaan teks cerita inspiratif diharapkan
dapat menjadi timbal balik atau refleksi bagi pembaca atau peserta didik.
c. Bahasa
Pengembangan produk buku cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri
menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Bahasa yang mudah dipahami
disusun berdasarkan ragam bahasa sastra sehingga kalimat dan diksi yang
digunakan bersifat komunikatif. Melalui penggunaan bahasa tersebut diharapkan
peserta didik mampu memahami isi dan makna teks. Berikut contoh dari
penggunaan bahasa dalam penggalan dialog dalam buku.
“Apakah Kamu pernah mendengar kedahsyatan kata-kata, Dik?” Kak
Astari balik bertanya.
“Aku hanya pernah mendengar bahwa apa yang kita ucapkan adalah
doa.” Aku melirik ke kanan dan ke kiri untuk berpikir.
“Benar sekali. Apabila kamu menuliskan di dinding lalu kamu baca
berulang-ulang tulisan tersebut, siapa tahu Allah akan menganggapnya
seperti doa dan mewujudkannya.” Jawab Kak Astari meyakinkan.
d. Grafika
Syarat kelayakan materi buku pengayaan yang keempat adalah grafika.
Grafika berkaitan dengan tata letak, tipografi, dan ilustrasi. Berikut penjelasan
masing-masing komponen grafika isi buku.
1) Tata Letak
Buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri yang
dihasilkan dalam penelitian berisi 10 judul cerita inspiratif meliputi: (1) Ilmu
Hidup dari Bapak dan Ibu, (2) Keajaiban Sebuah Tulisan, (3) Melatih Mental:
Membaca Puisi di Halte, (4) Disiplin Mulai dari Diri Sendiri, (5) Bapak Berhenti
93
Merokok, (6) Sedekah dengan Barang Bagus, (7) Sisa Makanan di Piring, (8)
Berbuat Baik Tanpa Pandang Bulu, (9) Aku Ingin Merantau, dan (10) Usaha Tidak
akan Mengkhianati Hasil.
Judul pertama dimulai dari halaman satu dengan letak secara berurutan
dari atas judul cerita, paragraf cerita atau teks cerita, dan ulasan. Letak ulasan
berada di bagian akhir subbab. Berikut salah satu paparan letak penulisan materi
buku dan penulisan ulasan.
Gambar 4.7
Gambar 4.8 Ulasan
Teks Cerita Inspiratif
2) Tipografi
Berdasarkan hasil angket kebutuhan peserta didik dan pendidik dalam
menuliskan cerita digunakan huruf Times New Roman dengan ukuran 12 pt dan
spasi 1.5. Judul utama buku cerita inspiratif adalah “Cakrawala Kehidupan:
Rangkaian Cerita Keluarga Inspiratif” yang ditulis menggunakan jenis huruf
Comix Loud Regular ukuran 32 pt kemudian sampul belakang buku menggunakan
jenis huruf Segoe Ui Regukar ukuran 20 pt.
3) Ilustrasi
94
4. Bagian Akhir
Bagian akhir dalam produk pengembangan buku pengayaan teks cerita
inspiratif bermuatan karakter mandiri terdiri atas biografi penulis. Biografi penulis
berisi identitas, riwayat pendidikan, dan kontak yang dapat dihubungi. Paparan
biografi penulis disajikan dalam gambar 4.20.
97
Dosen 1 Dosen 2
Tabel 4.1 memaparkan bahwa perolehan nilai dalam aspek materi/isi dari
dosen ahli yaitu memiliki rata-rata 93,75. Perolehan nilai tersebut menunjukan
bahwa buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri pada
aspek materi/isi masuk dalam kategori sangat baik. Selain memberikan penilaian
dosen ahli juga memberikan beberapa saran terhadap aspek materi/isi dari buku
pengayaan teks cerita inspiratif. Dosen ahli memberikan saran untuk menyertakan
sumber dari nilai-nilai pembentuk karakter mandiri yang terdapat dalam ulasan.
Hal ini dilakukan agar menguatkan pembaca bahwa nilai-nilai pembentuk karakter
mandiri yang terdapat dalam buku teks cerita inspiratif berlandaskan terhadap
teori yang relevan dan sudah ada. Ide gagasan dalam setiap cerita merupakan
orisinalitas dari penulis sehingga perlu dicantumkan. Tidak ada unsur referensi ide
gagasan tulisan yang diambil dari sumber apapun terkecuali pengalaman pribadi
dari penulis. Menurut dosen ahli keterangan tersebut dapat dicantumkan pada
bagian prakata. Berkaitan dengan ulasan perlu diberikan tambahan kutipan yang
menunjukan nilai-nilai pembentuk karakter mandiri.
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa penilaian pada aspek bahasa
dan keterbacaan dari dosen ahli memperoleh nilai dengan jumlah rata-rata 93,75.
Hasil tersebut menunjukan bahwa penilaian pada aspek bahasa dan keterbacaan
buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri masuk pada
kategori sangat baik. Dosen ahli memberikan saran berupa perbaikan terhadap
Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Hal tersebut karena masih ditemukan
beberapa kesalahan penulisan huruf, tanda baca, dan imbuhan.
Aspek grafika memperoleh penilaian dari dosen ahli dengan jumlah rata-
rata 96,87 yang dapat dilihat pada tabel 4.4. Berdasarkan perolehan nilai tersebut
perolehan nilai aspek grafika masuk pada kategori sangat baik. Saran dari dosen
ahli pada aspek grafika berkaitan dengan penulisan pada kulit belakang buku
yakni ukuran huruf lebih diperkecil dan jenis huruf disesuaikan.
argumentasi penulis yang menyatakan salah satu dari nilai pembentuk karakter
mandiri.
Aspek penyajian, saran atau masukan secara umum adalah perbaikan pada
kulit bagian belakang buku. Ilustrasi yang digunakan terlihat kasar sehingga perlu
diperbaiki dengan menggunakan ilustrasi yang sesuai. Kemudian deskripsi pada
bagian kulit buku diberikan keterangan jumlah teks yang disajikan dalam buku
teks cerita inspiratif. Buku pengayaan teks cerita inspiratif disarankan memiliki
petunjuk penggunaan buku sehingga peserta didik mengetahui secara detail cara
membaca buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri yang
dikembangkan.
Selanjutnya aspek bahasa dan keterbacaan berkaitan dengan saran secara
umum adalah perihal Ejaan yang Disempurnakan. Dalam buku pengayaan teks
cerita inspiratif masih ditemukan kesalahan penulisan huruf pada beberapa kata.
Imbuhan dan tanda baca yang digunakan juga terdapat beberapa yang tidak sesuai
sehingga perlu adanya perbaikan.
Kemudian aspek grafika, saran perbaikan yang diberikan adalah ukuran
huruf dan jenis huruf pada kulit belakang buku. Ukuran huruf yang digunakan
pada kulit bagian belakang buku terlalu besar sehingga perlu disesuikan.
Kemudian untuk jenis huruf yang digunakan perlu diperbaiki agar tidak memiliki
kesamaan dengan isi di dalam teks.
2.
Ulasan diberikan kutipan
dalam teks agar menjadi
bukti bahwa kajian dalam
ulasan sesuai dengan teks.
2. Aspek Penyajian
104
Aspek penyajian, saran atau masukan secara umum adalah perbaikan pada
kulit bagian belakang buku. Ilustrasi yang digunakan terlihat kasar sehingga perlu
diperbaiki agar memiliki nilai estetika yang lebih baik. Kemudian deskripsi pada
bagian kulit buku diberikan keterangan jumlah teks yang disajikan dalam buku
teks cerita inspiratif. Buku pengayaan teks cerita inspiratif disarankan memiliki
petunjuk penggunaan buku sehingga peserta didik mengetahui secara detail cara
membaca buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri yang
dikembangkan. Memberikan keterangan pada setiap ilustrasi yang digunakan.
Tabel 4.6 Perbaikan Aspek Penyajian
No. Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan Keterangan
1. Tidak ada Buku cerita inspiratif
diberikan halaman
petunjuk membaca buku
sehingga peserta didik/
pembaca mengetahui
langkah-langkah dalam
membaca buku teks
cerita inspiratif.
2.
Ilustrasi pada bagian
kulit belakang buku
diperbaiki agar memberi
nilai estetika yang baik.
4. Aspek Grafika
Aspek grafika, saran perbaikan yang diberikan adalah ukuran huruf dan
jenis huruf pada kulit belakang buku. Ukuran huruf yang digunakan pada kulit
bagian belakang buku terlalu besar sehingga perlu disesuaikan. Kemudian untuk
jenis huruf diperbaiki agar tidak memiliki kesamaan dengan isi di dalam teks.
Tabel 4.8 Perbaikan Aspek Grafika
No. Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan Keterangan
1. Jenis dan ukuran huruf
pada kulit belakang buku.
106
4.2 Pembahasan
Pembahasan yang dipaparkan dalam subbab ini meliputi empat hal, yaitu
(1) kesesuain buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri
dengan teori (2) keunggulan desain produk buku pengayaan teks cerita inspiratif
bermuatan karakter mandiri, (3) kelemahan desain produk buku pengayaan teks
cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri, dan (4) keterbatasan peneliti dalam
menyusun desain produk buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter
mandiri. Berikut penjabaran dari masing-masing pembahasan.
teks. Kemudian ulasan membahas secara garis besar isi dari teks cerita inspiratif
dan penerapan aktivitas yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari
berdasarkan teks.
Karakteristik dari buku buku pengayaan kepribadian menurut Fauziah dan
Wagiran (2017) diantaranya memuat materi yang bersifat faktual maupun rekaan,
meningkatkan kualitas diri pembaca, dan penyajian dapat berupa narasi, puisi,
dialog, atau gambar. Berdasarkan pernyataan tersebut buku pengayaan teks cerita
inspiratif yang dikembangkan memiliki sifat rekaan meskipun berasal dari ide
kisah nyata. Selain itu muatan karakter mandiri dalam teks juga mampu
meningkatkan kualitas pembaca dari segi pengalaman batin. Teks yang disajikan
dalam buku berupa narasi. Kriteria-kriteria tersebut kemudian menjadi kumpulan
teks yang terbagi menjadi 10 judul. Berikut merupakan judul-judul yang terdapar
dalam buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri, meliputi:
(1) Ilmu Hidup dari Bapak dan Ibu, (2) Keajaiban Sebuah Tulisan, (3) Melatih
Mental: Membaca Puisi di Halte, (4) Membudayakan Disiplin dari Diri Sendiri,
(5) Belajar Menyisihkan uang Saku, (6) Barang Bagus untuk Sedekah, (7) Sisa
Makanan di Piring, (8) Menjadi Cakrawala bagi Hidup Sesama, (9) Bekal untuk
Merantau, dan (10) Usaha Tidak Pernah Mengkhianati Hasil. Sepuluh teks cerita
inspiratif tersebut memiliki konflik, amanat, dan latar yang berbeda dengan
disertai ulasan dan ilustrasi.
Kriteria penyajian buku teks pelajaran maupun buku nonteks pelajaran
yang layak digunakan oleh satuan pendidikan dalam Peraturan Nomor 8 Tahun
2016 Pasal 3 (1) menyebutkan terditi atas unsur kulit buku, bagian awal, bagian
isi, dan bagian akhir. Buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter
mandiri bagian kulit buku terdiri atas kulit depan, kulit belakang, dan punggung
buku. Bagian awal terdiri atas halaman prancis, halaman judul, halaman hak cipta,
halaman prakata, dan halaman daftar isi. Selanjutnya bagian isi buku berisi
kumpulan teks cerita inspiratif yang terdiri atas sepuluh judul dengan muatan
karakter mandiri. Muatan karakter mandiri kemudian dikaji penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat pada
bagian ulasan. Selain mengkaji muatan karakter mandiri bagian ulasan juga
108
memberikan isi teks secara garis besar dalam teks cerita inspiratif. Adapun bagian
akhir buku berisi biodata penulis.
Bahasa adalah hal penting dalam pembelajaran karena pada prinsipnya
kegiatan ini menitikberatkan pada menggerakan manusia untuk melaksanakan
kegiatan belajar dan menjadi alat penyampai sehingga pembelajaran mencapai
suatu titik tertentu sebagai suatu kompetensi yang sudah ditetapkan
(Wicaksono:2019). Sejalan dengan pernyataan tersebut bahasa memiliki peranan
yang strategis untuk penyampaian materi dalam proses pembelajaran. Dalam buku
pengayaan teks cerita inspiratif menggunakan bahasa dengan ragam bentuk tulis.
Penggunaan bahasa dengan struktur yang sederhana sehingga mudah dipahami
peserta didik. Ragam bahasa sastra digunakan sesuai dengan penggunaan bahasa
dalam teks narasi. Kemudian tema-tema cerita yang terdapat dalam teks cerita
inspiratif merupakan peristiwa yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini
untuk memudahkan keterbacaan peserta didik dalam memahami isi dan makna
dari teks.
Hartono (2016) menyebutkan bahwa kriteria dari desain buku hendaknya
menarik perhatian, mengikat perhatian pembaca, dan menimbulkan kesan sesuai
dengan pesan yang akan disampaikan. Buku pengayaan teks cerita inspiratif
bermuatan karakter mandiri menggunakan desain sampul yang mewakili tokoh-
tokoh dalam kumpulan teks cerita inspiratif. Tokoh tersebut merupakan satu
keluarga yang memiliki cerita inspiratif dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
sesuai dengan kriteria dari desain buku yang menimbulkan kesan sesuai dengan
pesan yang akan disampaikan. Jenis ilustrasi desain buku menggunakan jenis
kartun. Jenis tersebut juga sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik
Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Ukuran kertas yang digunakan dalam buku pengayaan teks cerita inspiratif
bermuatan karakter mandiri merupakan ukuran A5 (148 x 210 mm). Ukuran
tersebut sesuai dengan klasifikasi oleh Sitepu (2012) yang menyebutkan
berdasarkan pemakainya siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) menggunakan
ukuran A4 (210 x 297 mm), A5 (148 x 210 mm), dan B5 (176 x 250 mm).
Penggunaan ukuran kertas A5 (148 x 210 mm) berarti sesuai untuk produk yang
dikembangkan dalam penelitian.
109
padahal di depan mata ia melihat orang lain yang kelaparan karena mengais
makanan. Melalui peristiwa tersebut Julia mulai berpikir untuk bersyukur atas
rezeki dari Tuhan dan belajar untuk tidak menyia-nyiakan rezeki tersebut. Sebagai
seorang pelajar nilai etos kerja berdasarkan teks dapat dilakukan dengan beberapa
aktivitas meliputi:
1. Mengambil pembelajaran dalam berbagai aktivitas sehari-hari seperti:
tidak menyisakan makanan, tidak begadang tanpa ada tujuan dan lain
sebagainya
2. Menuntut ilmu setinggi mungkin tanpa harus memandang usia
Sebagai seorang masyarakat nilai pembelajar sepanjang hayat berdasarkan teks
dapat dilakukan dengan beberapa aktivitas meliputi:
1. Mengkampanyekan bahwa pendidikan adalah hal penting untuk ilmu
hidup atau bekal masa depan baik laki-laki atau perempuan
2. Mencari ilmu dalam kegiatan atau aktivitas bersama masyarakat di
lingkungan sekitar
di universitas luar negeri. Sebagai seorang pelajar nilai tangguh tahan banting
berdasarkan teks dapat dilakukan dengan beberapa aktivitas meliputi:
1. Mengevaluasi kegiatan belajar dan tidak mudah putus asa serta menyerah
apabila hasil belajar di sekolah kurang maksimal
2. Berusaha secara maksimal dan berpikir optimis dalam berkegiatan seperti:
melaksanakan ujian, mendaftar sekolah atau mendaftar beasiswa dan lain
sebagainya
3. Tetap merasa percaya diri untuk menuntut ilmu setinggi mungkin
meskipun secara ekonomi kurang mampu
Sebagai seorang masyarakat nilai tangguh tahan banting berdasarkan teks dapat
dilakukan dengan beberapa aktivitas meliputi:
1. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai beasiswa pendidikan
di berbagai jenjang pendidikan
2. Tidak mudah menyerah apabila belum berhasil melakukan suatu hal
seperti: mencari pekerjaan, membuka usaha dan lain sebagainya.
Berdasarkan hasil pembahasan yang didapat dari buku pengayaan teks
cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri bahwa penulis dalam penyusunan
buku tersebut tidak dapat terlepas dari teori-teori. Hal ini berarti buku pengayaan
teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri dapat dipertanggungjawankan
sesuai dari segi keilmuan. Selain itu buku tersebut dapat menjadi pelengkap buku
pelajaran yang digunakan di sekolah dengan integrasi nilai-nilai pembentuk
karakter mandiri.
penggambaran dalam teks sehingga membantu peserta didik atau pembaca dalam
mengimajinasikan isi teks.
Keunggulan dari bagian isi yaitu buku cerita inspiratif ini lebih menarik
dibandingkan dengan buku cerita inspiratif lainnya karena buku ini tidak hanya
menyajikan kisah yang dekat dengan kehidupan sehari-hari tetapi juga memuat
pengalaman atau kisah nyata dari lika-liku dan perjuangan kehidupan seseorang
dalam mencapai kesuksesan dan menjalani kehidupan. Berdasarkan hal tersebut
pembaca akan mendapat pembelajaran batin dari kisah-kisah yang disajikan dalam
produk pengembangan. Pembelajaran batin yang dimaksud adalah pembaca
termotivasi dan terinspirasi untuk melakukan hal yang serupa.
Muatan karakter mandiri yang menjadi sisipan dalam setiap teks cerita
inspiratif juga menjadi keunggulan dalam penelitian ini. Karakter mandiri
merupakan salah satu dari lima karakter yang digencarkan oleh pemerintah
melalui kebijakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Penyisipian muatan
karakter mandiri menjadi daya dukung dari kebijakan tersebut. Selain itu, buku ini
dapat menjadi pendukung penguatan pendidikan karakter pembaca melalui ulasan
yang memberikan contoh dari penerapan nilai-nilai pembentuk karakter mandiri
dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan
masyarakat. Ulasan tersebut dapat membantu peserta didik untuk mampu dan bisa
memahami makna dari sebuah teks.
Ulasan dalam teks yang buku pengayaan tersebut juga mencakup ciri
pembelajaran bahasa Indonesia sesuai kurikulum 2013. Menurut Harsiati (dalam
Isodarus: 2017) meyebutkan bahwa setidaknya ada delapan ciri pembelajaran
bahasa Indonesia meliputi: (1) materi pembelajaran bahasa Indonesia berbasis
teks, (2) materi pembelajaran bahasa Indonesia berbasis literasi, (3) materi
pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan pendekatan komunikatif, (4) materi
pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan keterpaduan isi dan bahasa, (5)
materi pembelajaran bahasa Indonesia berbasis kompetensi dasar dan inti, (6)
tujuan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis karakter, (7) menggunakan
pendekatan saintifik, dan (8) asesmen yang digunakan adalah asesmen autentik.
Berdasarkan ke delapan ciri pembelajaran bahasa Indonesia buku pengayaan teks
117
cerita inspiratif setidaknya mencakup lima poin yang ditujukan oleh nomor 1, 2, 3,
4, dan 6. Hal ini menjadi keunggulan tersendiri buku tersebut.
Menurut Isodarus (2017) memaparkan bagian kegiatan yang dapat
dilakukan oleh peserta didik dalam belajar berbahasa Indonesia berbasis teks salah
satunya adalah peserta didik dapat mengidentifikasi informasi atau isi teks.
Adanya buku pengayaan teks cerita inspiratif disertai dengan ulasan akan
membantu peserta didik mendapatkan informasi dan isi teks. Selain itu, muatan
materi dalam ulasan dapat menjadi referensi peserta didik dalam mengulas teks
yang lain. Hal ini akan meningkatkan daya literasi peserta didik bahwa teks tidak
hanya sekedar dibaca tetapi makna di dalamnya dapat diaplikasikan dalam
kehidupan.
Selain itu, bahasa yang digunakan dalam buku cerita inspiratif bermuatan
karakter mandiri merupakan bahasa dengan struktur yang sederhana dan mudah
dipahami oleh pembaca. Ragam bahasa sastra yang digunakan membuat bahasa
dalam buku tersebut komunikatif atau tidak kaku. Sehingga keterbacaan dalam
buku ini mudah dipahami oleh pembaca atau peserta didik.
digunakan dalam sebuah buku cerita. Buku cerita inspirati bermuatan karakter
mandiri tidak hanya dapat digunakan oleh peserta didik SMP tetapi juga pembaca
pada tingkat kalangan umum.
2. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian tidak sepenuhnya baku dan
sesuai dengan aturan yang ada sehingga memungkinkan data yang diperoleh tidak
sesuai harapan atau tidak sebagaimana mestinya. Pertanyaan-pertanyaan yang
119
dimunculkan tidak terlalu detail seperti jenis dan ukuran huruf pada bagian kulit
buku bagian depan, belakang, dan punggung buku. Isi dari bagian kulit belakang
buku dan lain sebagainya. Berkaitan dengan hal tersebut dapat menjadi peluang
dan perbaikan pada penelitian-penelitian selanjutnya.
3. Validasi Prototipe
Validasi prototipe dilakukan oleh tim ahli yang meliputi dosen ahli dalam
bidang materi pembelajaran sastra dan dosen ahli dalam bidang pengembangan
buku pengayaan. Sementara itu, validasi prototipe tidak sepenuhnya melalui
pengawasan peneliti secara langsung. Tidak ada uji terbatas terhadap peserta
didik. Hal ini menyebabkan penilaian belum sepenuhnya ideal sesuai kebutuhan
dan harapan.
4. Prosedur Penelitian
Penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)
memiliki langkah-langkah penelitian yang meliputi (1) potensi dan masalah, (2)
pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji
coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk, dan (10)
produksi masal. Dari kesepuluh langkah tersebut, dalam penelitian ini peneliti
menggunakan lima langkah penelitian. Kelima langkah penelitian tersebut
mencakup (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4)
validasi desain, dan (5) revisi desain. Hal ini disebabkan karena keterbatasan
waktu dan biaya.
120
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian pengembangan buku pengayaan teks cerita
inspiratif bermuatan karakter mandiri dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut.
1) Peserta didik dan pendidik membutuhkan buku pengayaan teks cerita inspiratif
bermuatan karakter mandiri karena beberapa hal diantaranya: (1) buku
pengayaan teks cerita inspiratif untuk peserta didik Sekolah Menengah Pertama
(SMP) masih terbatas, (2) terdapat beberapa buku cerita inspiratif namun aspek
bahasa dan keterbacaan belum sesuai untuk peserta didik Sekolah Menengah
Pertama (SMP), dan belum ditemui buku cerita inspiratif bermuatan karakter
mandiri yang sesuai dengan kebijakan Penguatan Pengembangan Karakter
(PPK). Bebeberapa hal tersebut yang menjadi salah satu landasan penyusunan
dari buku cerita inspiratif yang dikembangkan dalam penelitian.
2) Berdasarkan analisis kebutuhan terhadap buku pengayaan teks cerita inspiratif
bermuatan karakter mandiri diperoleh prinsip-prinsip pengembangan meliputi
empat aspek yaitu: (1) aspek materi/isi buku, (2) aspek penyajian materi buku,
(3) aspek bahasa dan keterbacaan, dan (4) aspek grafika buku. Analisis
kebutuhan tersebut dilakukan kepada peserta didik Sekolah Menengah Pertama
(SMP) kelas IX dan pendidik mata pelajaran bahasa Indonesia.
3) Terdapat beberapa bagian dalam prototipe buku pengayaan teks cerita inspiratif
bermuatan karakter mandiri meliputi empat hal meliputi: (1) kulit buku yang
terdiri atas kulit depan buku, kulit belakang buku, dan punggung buku, (2)
bagian awal buku yang terdiri atas halaman prancis, halaman judul, halaman
pengantar, dan halaman daftar isi, (3) bagian isi yang terdiri atas sepuluh teks
cerita inspiratif, ulasan pada masing-masing teks, dan ilustrasi, dan (4) bagian
akhir buku terdiri atas biografi penulis.
4) Hasil penilaian dan saran oleh validator terhadap prototipe buku pengayaan
teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri meliputi empat aspek yaitu:
(1) aspek penyajian materi/isi memperoleh nilai rata-rata 93.75% dengan
121
kategori sangat baik, (2) aspek penyajian memperoleh nilai rata-rata 91,66%
sehingga masuk kategori sangat baik, (3) aspek bahasa dan keterbacaan
memperoleh nilai rata-rata 93.75% dengan kategori sangat baik, dan (4) aspek
grafika memperoleh nilai rata-rata 96,87% dengan kategori sangat baik.
Berdasarkan hasil penilaian tersebut buku pengayaan teks cerita inspiratif
bermuatan karakter mandiri dianggap layak untuk digunakan dalam proses
pembelajaran.
5) Perbaikan terhadap prototipe buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan
karakter mandiri berdasarkan penilaian dan saran oleh ahli yaitu: (1) aspek
materi/isi, nilai pembentuk karakter mandiri dicantumkan sumber pemerolehan
data agar sesuai dengan teori yang relevan dan bagian ulasan diperinci dengan
menambahkan kutipan sebagai bukti atau penanda dari nilai pembentuk
karakter yang disisipkan, (2) aspek penyajian, pada bagian awal buku diberikan
petunjuk membaca buku agar peserta didik atau pembaca memahami langkah-
langkah dalam membaca buku cerita inspiratif, (3) aspek bahasa dan
keterbacaan, pada bagian kulit belakang buku keterbacaan diperbaiki agar lebih
menarik dan perbaikan terhadap Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dalam
setiap , dan (4) aspek grafika, pada bagian kulit belakang buku perbaikan
tampilan ilustrasi agar menambah nilai estetika.
6)
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, saran yang dapat peneliti
berikan adalah sebagai berikut.
1) Buku pengayaan teks cerita inspiratif bermuatan karakter mandiri dapat
direkomendasikan sebagai penunjang proses pembelajaran dalam materi teks
cerita inspiratif di mata pelajaran bahasa Indonesia.
2) Buku pengayaan teks ceita inspiratif bermuatan karakter mandiri dapat
diintegrasikan nilai-nilai pembentuk karakter salah satunya nilai pembentuk
karakter mandiri.
3) Peneliti menyadari penelitian pengembangan yang telah dilakukan belum
sempurna, sehingga hendaknya dilakukan penelitian lanjutan sebagai
122
penyempurnaan penelitian ini seperti uji coba keefektifan buku pada peserta
didik.
123
DAFTAR PUSTAKA
Fauziah, Sifa & Wagiran. 2017. Desain Buku Cerita Anak Berlatar Kegiatan
Kepramukaan Penggalang. Jurnal Semantik. Volume 6, No. 2, September
2017, p-ISSN. 2252-4657. E-ISSN. 2549-6506.
Grover, Lisa. 2012. The Evaluative Integration of Local Character Traits. Journal
Springer Science and Bussines Media. J Value Inquiry (2012) 46:25-37.
Komalasari & Saripudin. (2017). Pendidikan karakter konsep dan aplikasi living
values education. Bandung: PT Refika Aditama.
Kosasih & Kurniawan, Endang. 2018. Jenis-jenis Teks Fungsi, Struktur, dan
Kaidah Kebahasaan. Jakarta: Widya Ryama.
Nurfajar, Irma Fika. 2018. Teks Cerita Inspiratif sebagai Salah Satu Bahan Ajar
Alternatif Pembelajaran Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI). Prosiding. KBSP V
Universitas Ahmad Dahlan.
Permendikbud. No. 8 Tahun 2016 tentang Buku yang Digunakan oleh Satuan
Pendidikan. Jakarta: Kemendikbud.
Pimentel, Charise & Sawyer Calhleen. 2011. Akeelah and the Bee: Inspirational
Story of African-American Intellect and Triumph or Racist Rhetoric
Served Up On Another Platter?. Journal Multicultural Perspectives, 13(2),
100–104. ISSN. 521-0960/ 1532-7892.
Sitepu, B.P. 2008. Buku Teks Pelajaran Berbasis Aneka Sumber. Jurnal
Pendidikan Penabur. No. 10 Tahun ke-7 Juni 2008. ISSN. 1412-258.
Suid. Syarina, Aliati dan Tursinawati. 2012. Analisis Kemandirian Siswa dalam
Proses Pembelajaran di Kelas III SD Negeri 1 Banda Aceh. Jurnal Pesona
Dasar. Vol. 1 No.5, April 2017, hal. 70 -81, ISSN.2337-9227.
Suyanta. 2013. “Sepuluh Kisah Inspiratif sebagai Bahan Ice Breaking dalam
Pembelajaran Kimia.” dalam Seminar Nasional: Kontribusi Kimia dan
127
Taum, Y.Y. 2011. Studi Sastra Lisan. Sejarah, Teori, Metode, dan Pendekatan
Taum, Yoseph Yapi. 2017. Pembelajaran Sastra Berbasis Teks: Peluang dan
Tantangan Kurikulum 2013. Jurnal Ilmiah Kebudayaan Sintesis. Vo. 11
No 1, 2017, ISSN. 1693-749X.
Weststeijn, G. Willem. 2003. On The Analysis Of Literary Character Jan Van Der
Eng’s Narrative Model As A Contribution To The Theory Of Character.
Russian Literature Liv. (2003) 415-429.