Anda di halaman 1dari 194

PENGEMBANGAN MAJALAH SAINS BERBASIS CONTEXTUAL

LEARNING SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPA


TEMA PEMANASAN GLOBAL UNTUK SMP

Skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan
Program Studi Pendidikan IPA, S1

Oleh
Siti
Asfuriyah
4001410059

JURUSAN IPA TERPADU


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto
“Segala yang ingin kita capai hari ini dalam hidup adalah perjuangan keras
untuk masa depan kita nanti.”

Persembahan
1. Ayah dan Ibu Tercinta
(Alm. Wahyusin dan Timu’ah)
yang selalu memberikan doa,
motivasi, dan nasehat serta
dukungan.
2. Kakak-kakakku Tersayang
(Moh. Sofyan dan Fatkhurohman)
yang selalu memberi doa,
semangat, dan dukungan.
3. Semua sahabat, dan teman-
teman yang selalu memberikan
dukungan dan semangat.
4. Almamaterku.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul
“Pengembangan Majalah Sains Berbasis Contextual Learning sebagai Media
Pembelajaran IPA Tema Pemanasan Global untuk SMP.”
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin tersusun dengan baik
tanpa adanya dukungan dan doa dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini
penulis menyampaikan banyak terima kasih setulus hati kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menuntut ilmu di Universitas Negeri Semarang.
2. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si., dekan Fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
3. Prof. Dr. Sudarmin, M.Si., ketua Prodi Pendidikan IPA Fakultas MIPA
Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan membantu
kelancaran dalam penulisan skripsi ini.
4. Dr. Murbangun Nuswowati, M.Si., dosen pembimbing yang penuh kesabaran
dalam membimbing, memberi saran, dan arahan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
5. Parmin, M.Pd. dan Stephani Diah Pamelasari, M.Hum., dosen penguji I dan
dosen penguji II yang penuh kesabaran membimbing dan memberi arahan
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Isa Akhlis, M.Si., Indah Urwatin Wusqo, M.Pd., dan Miranita Khusniati,
M.Pd., validator media yang dengan penuh keikhlasan dalam memberikan
penilaian dan saran membangun dalam pengembangan majalah sains ini.
7. Hj. Susilowati, S.Pd., kepala MTs Nurul Huda Banyuputih yang telah
memberi ijin kesempatan dan kemudahan penulis dalam melakukan
penelitian.
8. Nani Nursani, S.Si., guru IPA MTs Nurul Huda Banyuputih yang telah
berkenan membantu dan bekerja sama dengan penulis dalam melaksanakan
penelitian.

vi
9. Dian Nila Kusuma, S.Pd., Purwiyanti, S.Pd., Dafid Priatmoko, S.Si.,
Nashirudin, S.Pd., dan Zaenal Arifin, S.Pd.I., guru MTs Nurul Huda
Banyuputih yang memberikan banyak bantuan, saran, dan arahan dalam
pengembangan majalah sains ini.
10. Siswa kelas IX B dan VII A MTs Nurul Huda Banyuputih atas kesediaannya
menjadi responden dalam pengambilan data penelitian ini.
11. Kedua orang tua, Ayah Wahyusin dan Ibu Timu’ah tercinta, yang selalu
memberikan dukungan, nasehat, dan doa dimanapun berada dalam
menyelesaikan skripsi ini.
12. Kakak-kakakku, Moh. Sofyan dan Fatkhurohman yang memberikan
dukungan, semangat, dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Tim teaching Hafzah Az Zahrah, Ivon Ayu Subekti, dan Diyah Fibriyani yang
mendukung pelaksanaan penelitian.
14. Teman-teman Program Studi IPA ’10 yang selalu memberi dukungan.
15. Semua pihak yang berkenan membantu penulis selama penelitian dan
penyusunan skripsi ini baik moril maupun materiil, yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
terkait pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Semarang, September 2014

Penulis

vii
ABSTRAK

Siti Asfuriyah. 2014. Pengembangan Majalah Sains Berbasis Contextual


Learning Sebagai Media Pembelajaran IPA Tema Pemanasan Global untuk SMP.
Skripsi, Program Studi Pendidikan IPA Jurusan IPA Terpadu Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing Dr. Murbangun Nuswowati, M.Si.

Kata Kunci: Majalah Sains, Contextual Learning, Pemanasan Global

Implementasi Kurikulum 2013 seharusnya mewajibkan sekolah baik SMP/MTs


menerapkan pembelajaran IPA secara integrated science dengan menggunakan
panduan buku pegangan guru dan siswa yang telah dikembangkan Kemendikbud.
Namun hasil observasi menunjukkan bahwa pembelajaran IPA di MTs Nurul
Huda Banyuputih belum dilaksanakan secara terpadu. Belum tersedianya sumber
belajar menjadi hambatan utama pelaksanaan pembelajaran secara terpadu. Pada
penelitian ini akan dikembangkan suatu produk yakni majalah sains berbasis
contextual learning pada tema pemanasan global untuk kelas VII. Desain
penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R & D). Research
and Development adalah suatu metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut
(Sugiyono, 2010). Majalah sains yang dikembangkan diukur kelayakan dan
keefektifannya. Kelayakan diukur menggunakan instrumen penilaian buku
pelajaran BSNP yang telah dimodifikasi dan disesuaikan, sedangkan keefektifan
dilihat dari peningkatan hasil tes kognitif menggunakan metode pretes-postes, dan
peningkatan minat belajar menggunakan angket metode ARCS yang dimodifikasi
dari angket yang dikembangkan oleh Keller. Hasil penilaian kelayakan majalah
meliputi komponen isi sebesar 95,33%, komponen bahasa sebesar 87,75%, dan
komponen penyajian dan kegrafikan sebesar 93,00%. Sedangkan hasil analisis
keefektifan diperoleh analisis N-gain sebesar 0,67 dengan kriteria sedang, dan
analisis angket minat ARCS sebesar 0,16 dengan kriteria rendah. Sehingga,
majalah sains ini dinyatakan layak sebagai media pembelajaran bagi siswa.

viii
ABSTRACT

Siti Asfuriyah. 2014. Development of Science Magazine Based Contextual


Learning as Lesson Media of Science on Global Warming Themes for SMP.
Skripsi, Natural Science Education, Mathematic and Natural Science Faculty
Semarang State University. Guider Dr. Murbangun Nuswowati, M.Si.

Key word: Science magazine, contextual learning, global warming.

Implementation of Curriculum 2013 should require a good school SMP / MTs


intregated apply science learning in science by using handbook guide teachers and
students who have developed Kemendikbud. However, the results of observations
show that science learning at MTs Nurul Huda Banyuputih have not been
integrated. The unavailability of sources learning to be a major obstacle in the
implementation of an integrated learning. This research will develop a product
that is based contextual learning science magazine on the global warming theme
to 7th class. The study design used was a Research and Development (R & D).
Research and Development is a research method that is used to produce a
particular product and test the effectiveness of the product (Sugiyono, 2010).
Science magazine developed the feasibility and effectiveness measured.
Feasibility was measured using textbooks BSNP assessment instrument that has
been modified and adapted, while the effectiveness seen improved cognitive test
results using pretest-posttest method, and increased interest in learning to use
ARCS questionnaire method modified from a questionnaire developed by Keller.
The results of the feasibility assessment magazine covering contents of
components of 95.33%, 87.75% for the language component, and presentation
component of 93.00%. While the effectiveness of the analytical results obtained
by the analysis of N-gain of 0.67 with the criterion being, and questionnaire
analysis ARCS interest of 0.16 with low criteria. So, this science magazine
declared eligible as a learning media for students.

ix
DAFTAR ISI

Halama
n HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
PERNYATAAN......................................................................................................ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING..........................................................................iii
PENGESAHAN......................................................................................................iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN...........................................................................v
KATA PENGANTAR............................................................................................vi
ABSTRAK............................................................................................................viii
ABSTRACT............................................................................................................ix
DAFTAR ISI............................................................................................................x
DAFTAR TABEL.................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xv
BAB
1. PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................5
1.5 Penegasan Istilah.......................................................................................6
BAB
2. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................8
2.1 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam..............................................................8
2.2 Majalah Sains Berbasis Contextual Learning.........................................10
2.3 Pengembangan Majalah Sains.................................................................14
2.5 Kualitas Majalah Sains............................................................................19
2.6 Tema Pemanasan Global.........................................................................21
2.7 Penelitian yang Relevan..........................................................................23
2.8 Kerangka Berpikir...................................................................................25
x
DAFTAR ISI
BAB
3. METODE PENELITIAN...................................................................................26
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian.................................................................26
3.2 Populasi dan Sampel...............................................................................26
3.3 Desain Penelitian.....................................................................................26
3.4 Prosedur Penelitian..................................................................................27
3.5 Metode Pengumpulan Data.....................................................................29
3.6 Metode Analisis Instrumen Tes...............................................................30
BAB
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................................38
4.1 Hasil Penelitian.......................................................................................38
4.2 Pembahasan.............................................................................................58
BAB
5. SIMPULAN DAN SARAN...............................................................................70
5.1 Simpulan..................................................................................................70
5.2 Saran........................................................................................................70
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................71
LAMPIRAN...........................................................................................................74
DAFTAR ISI
xi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
2.1 Model-model Keterpaduan dalam Pembelajaran IPA ………………. 9
2.2 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Tema Pemanasan Global …. 21
3.1 Hasil Analisis Validitas Soal Uji Coba ………………………........... 31
3.2 Coba Kriteria Daya Pembeda Soal ………………………………….. 32
3.3 Hasil Analisis Daya Beda Soal Uji Coba …………………………… 32
3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal ……………………………………. 33
3.5 Hasil Analisis Taraf Kesukaran Soal Uji Coba ……………………... 33
3.6 Kriteria Angket Tanggapan Guru dan Siswa ……………………….. 35
3.7 Kriteria Perolehan Indeks Gain ……………………………………... 36
3.8 Kategori Minat Belajar Siswa ………………………………………. 37
4.1 Hasil Revisi Majalah Sains dalam Tahap Validasi …………………. 38
4.2 Rekapitulasi Hasil Uji Kelayakan Tahap I ………………………….. 50
4.3 Rekapitulasi Hasil Uji Kelayakan Isi Tahap II ……………………… 50
4.4 Rekapitulasi Hasil Uji Kelayakan Bahasa Tahap II ………………… 51
4.5 Rekapitulasi Hasil Uji Kelayakan Penyajian dan Kegrafikan
Tahap II ……………………………………………………………... 51
4.6 Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa Pada Uji Skala
Kecil .................................................................................................... 53
4.7 Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa Pada Uji Skala
Besar ………………………………………………………………… 54
4.8 Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Guru Pada Uji Skala Kecil … 55
4.9 Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Guru Pada Uji Skala Besar … 56
4.10 Nilai Akhir Siswa Pada Kelas Implementasi ……………………….. 57
4.11 Rekapitulasi Analisis N-gain ……………………………………….. 57
4.12 Rekapitulasi Peningkatan Minat Belajar Siswa …………………….. 58

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1 Model Webbed Tema Pemanasan Global ………………………... 23
2.2 Kerangka Berpikir Pengembangan Majalah Sains Berbasis
Contextual Learning Tema Pemanasan Global ………………….. 25
3.1 Langkah-langkah dalam Penelitian R & D ………………………. 27
4.1 Halaman Sampul Awal …………………………………………... 39
4.2 Halaman Sampul Akhir ………………………………………….. 39
4.3 Halaman Quotes Awal …………………………………………… 40
4.4 Halaman Quotes Akhir …………………………………………... 40
4.5 Halaman Judul Awal …………………………………………….. 40
4.6 Halaman Judul Akhir …………………………………………….. 40
4.7 Halaman Kata Pengantar Awal ………………………………….. 41
4.8 Halaman Kata Pengantar Akhir …………………………………. 41
4.9 Halaman Daftar Isi Awal ………………………………………... 42
4.10 Halaman Daftar Isi Akhir ………………………………………... 42
4.11 Halaman KI, KD, dan Tujuan Pembelajaran Awal ……………… 42
4.12 Halaman KI, KD, dan Tujuan Pembelajaran Akhir ……………... 42
4.13 Halaman Open Your Mind! Awal ………………………………... 43
4.14 Halaman Open Your Mind! Akhir ……………………………….. 43
4.15 Halaman Rubrik Technoscience Awal …………………………… 44
4.16 Halaman Rubrik Technoscience Akhir …………………………... 44
4.17 Halaman Rubrik Ilmiah Awal ……………………………………. 45
4.18 Halaman Rubrik Ilmiah Akhir …………………………………… 45
4.19 Halaman Rubrik Highlight Awal ………………………………… 45
4.20 Halaman Rubrik Highlight Akhir …………………………........... 45
4.21 Halaman Rubrik Lensa Sains Awal ……………………………… 46
4.22 Halaman Rubrik Lensa Sains Akhir ……………………………... 46
4.23 Halaman Rubrik Technoscience Awal …………………………… 47
4.24 Halaman Rubrik Technoscience Akhir …………………………... 47

xiii
4.25 Halaman Daftar Pustaka Awal …………………………………… 47
4.26 Halaman Daftar Pustaka Akhir …………………………………... 47
4.27 Halaman Index Awal …………………………………………….. 48
4.28 Halaman Index Akhir …………………………………………….. 48
4.29 Halaman Biografi Redaktur Awal ……………………………….. 48
4.30 Halaman Biografi Redaktur Akhir ……………………………….. 48
4.31 Persentase Hasil Uji Kelayakan Tahap II ………………………... 52

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1 Silabus ……………………………………………………................... 75
2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran …………………......................... 82
3 Kisi-kisi Soal Pretes-postes ……………………………….................. 93
4 Analisis viliditas, daya beda, taraf kesukaran, dan reliabilitas
instrument soal ……………………………………………………….. 97
5 Perhitungan viliditas, daya beda, taraf kesukaran, dan reliabilitas
instrument soal ……………………………………………………….. 109
6 Soal Pretes-postes ……………………………………………………. 111
7 Daftar Validator Uji Kelayakan………………………………………. 117
8 Deskripsi Butir Instrumen Kelayakan Tahap I ………………………. 118
9 Contoh Instrumen Kelayakan Tahap I ……………………………….. 120
10 Rekapitulasi Uji Kelayakan Tahap I………………………………….. 124
11 Deskripsi Butir Instrumen Kelayakan Isi Tahap II …………………... 125
12 Contoh Instrumen Kelayakan Isi Tahap II …………………………… 128
13 Rekapitulasi Uji Kelayakan Isi Tahap II ……………………………... 131
14 Deskripsi Butir Instrumen Kelayakan Bahasa Tahap II ……………... 132
15 Contoh Instrumen Kelayakan Bahasa Tahap II ……………………… 134
16 Rekapitulasi Uji Kelayakan Bahasa Tahap II ………………………... 136
17 Deskripsi Butir Instrumen Kelayakan Penyajian dan Kegrafikan
Tahap II ……………............................................................................. 137
18 Contoh Instrumen Kelayakan Penyajian dan Kegrafikan Tahap II ….. 142
19 Rekapitulasi Uji Kelayakan Penyajian dan Kegrafikan Tahap II ……. 145
20 Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa Uji Skala Kecil ……………... 147
21 Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa Uji Skala Besar …………...... 148
22 Rekapitulasi Angket Tanggapan Guru Uji Skala Kecil ……………… 150
23 Rekapitulasi Angket Tanggapan Guru Uji Skala Besar ……………… 151
24 Contoh Angket Tanggapan Siswa Uji Skala Kecil dan Uji Skala
Besar …………………………………………………………………. 152

xv
25 Contoh Angket Tanggapan Guru Uji Skala Kecil dan Uji Skala
Besar …………………………………………………………………. 156
26 Daftar Siswa Kelas Implementasi ……………………………………. 160
27 Contoh Lembar Jawab Pretes dan Postes Kelas Implementasi ………. 161
28 Rekapitulasi Nilai Akhir Siswa ………………………………………. 163
29 Rekapitulasi Analisis Uji N-gain ……………………….……………. 164
30 Perhitungan N-gain …………………………………………………... 165
31 Contoh Angket Minat Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah
Pembelajaran ………………………………………………………… 166
32 Rekapitulasi Angket Minat Sebelum Pembelajaran …………………. 170
33 Rekapitulasi Angket Minat Sesudah Pembelajaran ………………….. 172
34 Analisis Peningkatan Minat Belajar Siswa …………………………... 174
35 Surat Ijin Penelitian ………………………………………………….. 175
36 Surat Bukti Penelitian ………………………………………………... 176
37 Dokumentasi …………………………………………………………. 177

xvi
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mendorong adanya
perkembangan dalam segala aspek kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan
khususnya proses belajar-mengajar. IPA merupakan bidang studi yang dalam
pembelajarannya menggabungkan berbagai bidang ilmu pengetahuan (fisika,
kimia dan biologi) sebagai dasar untuk memecahkan masalah yang timbul
dipandang secara terintegrasi. Hal ini sesuai dengan yang termaktub dalam
Permendiknas No. 22 tahun 2006 sebagai landasan kurikulum 2006. Implementasi
pembelajaran IPA untuk SMP/MTs sendiri sejak kurikulum 2006 merupakan
pembelajaran yang bersifat integrated atau terpadu. Menurut Parmin (2013),
keterpaduan konsep IPA merupakan salah satu prinsip yang dianjurkan.
Berdasarkan hasil observasi di beberapa sekolah seperti MTs Nurul Huda
Banyuputih, SMP Darul Ma’arif Banyuputih dan SMP 15 Semarang menunjukkan
adanya keadaan yang berkebalikan, dimana IPA masih diajarkan secara terpisah
berdasarkan bidang ilmu fisika, kimia dan biologi dan belum
diimplementasikannya kurikulum 2013.
Kurangnya ketersediaan sumber belajar yang terpadu berupa buku
pegangan siswa dan guru menjadi salah satu alasan belum adanya penerapan IPA
secara terpadu di sekolah. Sebagai contoh di SMP Darul Ma’arif Banyuputih
siswa hanya menggunakan LKS sebagai sumber belajar mereka sementara BSE
diperuntukkan sebagai buku pegangan guru dimana seharusnya BSE juga
merupakan sumber belajar untuk siswa. Selain itu di MTs Nurul Huda Banyuputih
menunjukkan kondisi yang tak jauh berbeda, dimana sumber belajar berupa BSE
dan LKS, hanya saja siswa menggunakan keduanya saat pembelajaran meskipun
terdapat buku penunjang lain yang bersifat sebagai pendamping. Berbeda dengan
kondisi yang ditunjukkan di SMP 15 Semarang, meskipun pembelajaran IPA
belum terpadu tetapi sumber belajar yang disediakan sekolah lebih variatif, yakni

1
2

dari berbagai penerbit dan pengarang selain BSE sebagai sumber belajar utama.
Namun tetap saja ketiga sekolah tersebut masih menghadapai masalah yang sama
terkait ketersediaan buku pegangan siswa dan guru sebagai sumber belajar yang
belum terpadu.
Selain itu kurikulum 2013 secara jelas mewajibkan adanya penerapan IPA
secara terpadu di sekolah khususnya SMP/MTs dengan menggunakan buku
pegangan guru, dan siswa yang telah dikembangkan oleh Kemendikbud. Hal ini
menjadikan adanya kewajiban bagi setiap sekolah untuk menerapkan IPA secara
terpadu, sesuai kurikulum 2013 bahwa IPA dipandang sebagai integrative science
dengan menggunakan buku pegangan yang telah ada. Kebutuhan akan adanya
media yang memadukan konsep-konsep IPA secara tepat, diharapkan dapat
membekali siswa untuk berpikir secara terintegrasi dan kreatif. Media yang
digunakan tidak hanya berupa buku teks atau buku ajar berupa BSE saja tetapi
dapat juga berupa modul, brosur, newsletter atau koran, majalah, rekaman video
maupun audio (Arsyad, 2010). Media pembelajaran tidak hanya bersifat
terintegrasi tetapi juga mampu membangkitkan minat siswa untuk mempelajari
lebih dalam topik yang dibahas dalam media tersebut.
Buku guru dan siswa sebagai sumber belajar IPA dalam pembelajaran
sesuai kurikulum 2013 sebenarnya sudah memadai. Akan tetapi, masih terdapat
kekurangan terutama pada tema pemanasan global, dimana beberapa sub materi
yang harusnya ada belum dibahas secara mendetail. Contohnya sub materi tentang
karakteristik gas penyebab pemanasan global dan penanggulangan pemanasan
global belum terpapar dalam buku. Padahal kedua sub materi tersebut sangat
diperlukan siswa untuk memahami penyebab terjadinya pemanasan global dan
langkah nyata yang efektif dalam menanggulangi pemanasan global. Hal ini
sesuai dengan karakteristik materi pemanasan global dalam Kompetensi Dasar
(KD) 3.10 dan 4.13 yang menitikberatkan pada penguasaaan konsep penyebab
pemanasan global dan penanggulangan pemanasan global, sehingga kedua hal
tersebut perlu untuk disampaikan secara lebih detail. Penyampaian materi
pemanasan global tentu memerlukan sebuah media pembelajaran, yakni berupa
perangkat tambahan yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan guru.
Hasil observasi di MTs Nurul Huda Banyuputih seperti yang telah
dijelaskan di atas memiliki ketersediaan buku-buku pendamping untuk
melengkapi materi pemanasan global, meskipun terbatas pada buku-buku full text
edisi lama. Materi yang disajikan dalam buku-buku tersebut bersifat belum
terpadu, sehingga keberadaan sumber belajar lain yang bersifat suplemen bagi
buku guru dan siswa sangat diperlukan. Majalah sains merupakan salah satu
bentuk media pembelajaran yang dapat dikembangkan sebagai suplemen buku
guru dan siswa. Hal ini sejalan dengan hasil wawancara dengan beberapa guru
dan siswa di MTs Nurul Huda Banyuputih, bahwa kebutuhan akan media
pembelajaran tidak hanya menarik dan menyenangkan, tetapi juga efektif, dan
efisien dalam menyampaikan informasi tentang pemanasan global yang bersifat
aplikatif, dan aktual.
MTs Nurul Huda Banyuputih memang belum memiliki sarana-prasarana
yang maksimal, sehingga belum siap untuk mengimplementasikan pembelajaran
berbasis multimedia. Hal ini mendorong pembelajaran di MTs Nurul Huda
Banyuputih masih mengandalkan buku cetak sebagai sumber belajar. Majalah
sains sebagai salah satu media cetak yang dapat menjadi alternatif media
pembelajaran karena memiliki beberapa keunggulan dibanding media lain
sejenisnya, seperti dapat mendorong siswa untuk belajar dalam menguasai materi
sesuai dengan kecepatan masing-masing. Hal ini menyebabkan majalah sains
memiliki fungsi tidak hanya sebagai sumber belajar yang bersifat suplemen tetapi
juga sebagai sumber belajar mandiri. Siswa dapat menggunakan majalah sains ini
sebagai buku pendamping untuk belajar sendiri, biak di rumah maupun di sekolah,
sehingga siswa akan lebih mudah dan semakin terdorong untuk mempelajari
materi pemanasan global. Adanya majalah sains ini diharapkan juga dapat
membantu guru dalam menyampaikan materi kepada siswa.
Pengembangan majalah sains sebagai sumber belajar alternatif atau
suplemen tidak hanya mempertimbangkan kebutuhan guru dan siswa, tetapi juga
ketertarikan siswa terhadap gambar dan warna. Teori perkembangan kognitif
menurut Piaget menyebutkan bahwa siswa SMP/MTs dengan kisaran usia 11-15
tahun sedang memasuki tahap operasional konkret dan operasional formal,
dimana mereka mengoperasionalkan berbagai logika menjadi bentuk benda
konkret dan mulai mampu berpikir secara logis. Media yang dikembangkan
sebagai sumber belajar seharusnya mampu mendukung pola tersebut. Hal ini
menjadi sejalan dengan keunggulan majalah sains, dimana majalah sains
menyajikan informasi dalam dua format tidak hanya verbal, tetapi juga visual,
dimana informasi yang disampaikan secara visual akan mewakili benda konkret
yang mampu ditangkap siswa, sehingga siswa akan menyerap materi lebih
maksimal dan pembelajaran menjadi lebih efektif.
Hasil penelitian Riyani (2012) menunjukkan bahwa kualitas majalah
biologi Biomagz yang dikembangkannya di SMA UII Banguntapan memiliki
kualitas yang baik dari segi aspek penyajian, kebahasaan dan kebermanfaatannya
yang seacara berturut-turut memperoleh persentase sebesar 71,11%, 69,88% dan
77,3% dengan kategori setuju sehingga layak digunakan dalam pembelajaran
sebagai media belajar mandiri siswa. Hasil tersebut menunjukkan adanya respon
yang tinggi terhadap pengembangan majalah Biomagz. Selain itu belum adanya
majalah ilmiah yang secara khusus didedikasikan sebagai media pembelajaran
menuntut adanya inovasi pengembangan majalah sebagai sumber belajar alternatif
yang mampu meningkatkan kebermaknaan pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut, maka perlu adanya pengembangan majalah sains
sebagai media pembelajaran IPA terpadu berbasis contextual learning yang dapat
digunakan sebagai sumber suplemen pembelajaran bagi guru dan siswa. Majalah
ini memuat tema pemanasan global untuk SMP, sehingga diharapkan mampu
meningkatkan keefektifan dalam pembelajaran serta memberi pengalaman baru
dalam implementasi kurikulum 2013. Maka peneliti melakukan penelitian tentang
“Pengembangan Majalah Sains Berbasis Contextual Learning sebagai Media
Pembelajaran IPA Tema Pemanasan Global untuk SMP.”

1.2 Rumusan Masalah


Dalam penelitian ini akan dikembangkan majalah sains berbasis
contextual learning yang ingin diukur kelayakan serta kefektifan penggunaannya
dalam
pembelajaran di kurikulum 2013 pada tema pemanasan global, sehingga rumusan
masalah dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Bagaimana kelayakan majalah sains berbasis contextual learning sebagai
media pembelajaran IPA pada tema pemanasan global?
2. Bagaimana keefektifan majalah sains berbasis contextual learning sebagai
media pembelajaran IPA pada tema pemanasan global?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian pengembangan ini untuk
mengetahui, sebagai berikut:
1. Mengetahui kelayakan majalah sains berbasis contextual learning sebagai
media pembelajaran IPA pada tema pemanasan global.
2. Mengetahui keefektifan majalah sains berbasis contextual learning sebagai
media pembelajaran IPA pada tema pemanasan global.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dalam penelitian ini antara lain
sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Teoritis


Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan wawasan dalam
mengembangan media pembelajaran sebagai sumber belajar alternatif siswa yang
berbasis contextual learning yang digunakan dalam tema pemanasan global untuk
SMP.

1.4.2 Manfaat Praktis


1. Bagi sekolah
Majalah yang dikembangkan peneliti dapat memberikan masukan mengenai
pengembangan media pembelajaran yang dapat menunjang ketersediaan sumber
belajar alternatif (untuk guru dan siswa) yang berbasis contextual learning dalam
tema pemanasan global yang variatif.
2. Bagi siswa
Adanya majalah sains berbasis contextual learning ini siswa akan lebih mudah
memahami tema pemanasan global dengan lebih menyenangkan serta merangsang
keaktifan siswa untuk mengembangkan kemampuan dan minatnya.
3. Bagi guru atau peneliti
Majalah yang dikembangkan peneliti dapat memberikan pengalaman bagaimana
mengembangkan media pembelajaran terutama majalah sains berbasis contextual
learning yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

1.5 Penegasan Istilah


Untuk menghindari adanya kesalahan penafsiran, perlu adanya
pembatasan ruang lingkup penelitian dan penjelasan pengertian beberapa istilah
sebagai berikut:

1.5.1 Majalah Sains Berbasis Contextual Learning


Majalah sains memuat materi tentang pemanasan global yang diambil dari
2 Kompetensi Dasar utama yakni (3.10) mendeskripsikan tentang penyebab
terjadinya pemanasan global dan dampaknya bagi ekosistem; dan (4.13)
menyajikan data dan informasi tentang pemanasan global dan memberikan usulan
penanggulangan masalah, serta dipadukan dengan Kompetensi Dasar 1.1, 2.1, dan
3.5. Majalah sains berisi 7 rubrik utama yakni: (1) ilmiah; (2) highlight; (3) lensa
sains; (4) technosciences; (5) tokoh; (6) TTS (teka-teki sains); (7) comic. Majalah
Sains sebagai sumber belajar alternatif atau suplemen memuat 2 sub materi
tambahan yang belum ada dalam buku guru dan siswa yakni, karakteristik
penyebab pemanasan global, dan cara penanggulangan pemanasan global.
Kompenon utama contextual learning tercermin dalam rubrik-rubrik tersebut.

2.1.1 Tema Pemanasan Global


Tema pemanasan global merupakan suatu tema pembelajaran yang
menghubungkan konsep manusia dan peranannya dalam lingkungan (biologi),
proses pemanasan global di atmosfer (fisika) dan karakteristik zat penyebab
pemanasan global serta dampaknya (kimia). Konsep tersebut dipadukan
menggunakan model terpaduan tipe webbed.

2.1.2 Kelayakan
Kelayakan yang ingin diukur dalam majalah sains ini meliputi aspek
kelayakan isi, bahasa, serta penyajian dan kegrafikannya yang diadaptasi menurut
standar penilaian buku pelajaran IPA untuk SMP/MTs yang dikembangkan BSNP
(2006) yang telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan standar penialaian buku
suru dan siswa sesuai kurikulum 2013 (Pusbuk, 2013).

2.1.3 Keefektifan
Keefektifan majalah sains ini dilihat berdasarkan 2 indikator yakni, hasil
belajar dan minat belajar siswa. Majalah sains dikatakan efektif jika peningkatan
hasil belajar siswa terjadi secara signifikan dan mampu menumbuhkan minat
belajar siswa setelah pembelajaran menggunakan majalah sains berbasis
contextual learning.
Hasil belajar siswa yang diukur merupakan hasil dari tes kognitif
menggunakan metode pretes-postes setelah melakukan pembelajaran
menggunakan majalah sains berbasis contextual learning. Hasil tersebut
kemudian dianalisis menggunakan uji N-gain. Sedangkan minat belajar siswa
diukur menggunakan angket minat ARCS yang diberikan pada awal dan akhir
pembelajaran. Angket minat menggunakan metode ARCS ini diadaptasi dari
angket minat yang dikembangkan oleh Keller (1987), yang terdiri dari 50
pernyataan, kemudian diambil 25 pernyataan yang telah dimodifikasi dan
disesuaikan dengan pembelajaran menggunakan majalah sains berbasis contextual
learning.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam


Menurut Parmin (2013), IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan
disiplin ilmu yang mempelajari fenomena alam yang terjadi di sekitar kita baik
berupa kenyataan atau hubungan sebab akibatnya. IPA sendiri terbentuk karena
adanya hasil observasi terhadap gejala atau fakta dan didasarkan pada konsep
manusia mengenai alam semesta.
Hakikat pembelajaran IPA merujuk pada konsep-konsep yang
dipelajarinya meliputi;
1. Sikap, meliputi; rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk
hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru untuk
dipecahkan melalui prosedur yang benar.
2. Proses, meliputi; prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode
ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau
percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan.
3. Produk, berupa fakta, prinsip, teori dan hukum.
4. Aplikasi, meliputi; penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam
kehidupan sehari-hari.
Kurikulum 2013 menyebutkan bahwa IPA dikembangkan sebagai mata
pelajaran intregative science atau IPA terpadu dikarenakan setiap kompetensi
dasar dalam IPA mengandung konsep-konsep lintas bidang studi yakni biologi,
fisika dan ilmu pengetahuan bumi dan antariksa (Pusbuk, 2013). Selain itu
pembelajaran IPA beorientasi pada kemampuan aplikatif, pengembangan
kemampuan berpikir, belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan
bertanggung jawab terhadap lingkungan dan alam.
Pembelajaran terpadu pada hakekatnya menunjuk pada kegiatan belajar
yang terorganisasi secara lebih terstruktur, bertolak pada tema-tema tertentu atau
pelajaran tertentu sebagai titik pusatnya (Parmin, 2013). Mata pelajaran IPA yang

8
9

disajikan secara terpadu dikaenakan setiap kompetensi dasar secara jelas telah
mengandung konsep-konsep lintas bidang studi.
Karakteristik pembelajaran IPA terpadu, yaitu;
1. Holistik, mengkaji suatu fenomena dari beberapa bidang sekaligus, tidak dari
sudut pandang yang terkotak-kotak.
2. Bermakna, jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan akan menambah
kebermaknaan konsep yang dipelajari.
3. Otentik, siswa memahami secara langsung prinsip dan konsep yang ingin
dipelajari melalui kegiatan-kegiatan belajar secara langsung.
4. Aktif, pembelajaran terpadu pada dasarnya dikembangkan dengan berdasarkan
pendekataan discovery inkuiri. Siswa dilibatkan secara aktif dalam
pembelajaran, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan proses evaluasinya.
Prinsip-prinsip pembelajaran IPA terpadu meliputi; penggalian tema,
pelaksanaan pembelajaran terpadu, evaluasi dan reaksi. Hal ini menuntut adanya
keaktifan guru dan siswa sehingga membentuk adanya komunikasi dua arah.
Dalam implementasinya pembelajaran IPA terpadu dapat menunggunakan
berbagai model, untuk jenjang SMP/MTs disarankan menerapkan 4 macam model
keterpaduan yang telah dimodifikasi meliputi: connected, webbed, shared dan
integrated yang dapat dilihat pada Tabel 2.1
Tabel 2.1 Model-Model Keterpaduan Dalam Pembelajaran IPA
Model Karakteristik Kelebihan Keterbatasan
Connected Membelajarkan Melihat perma- Kaitan antara
sebuah KD, salahan tidak bidang kajian sudah
konsep-konsep hanya dari satu tampak tetapi masih
pada KD tersebut bidang kajian, didominasi oleh
dipertautkan dan pembelajaran bidang kajian
dengan konsep dapat mengikuti tertentu.
pada KD yang KD-KD dalam
lain. standar isi.

Webbed Membelajarkan Pemahaman KD-KD yang


beberapa KD yang terhadap konsep konsepnya
berkaitan melalui utuh, kontekstual, berkaitan tidak
sebuah tema. dan dapat dipilih selalu dalam
tema-tema semester atau kelas
menarik yang yang sama, dan
Model Karakteristik Kelebihan Keterbatasan

dekat dengan tidak mudah


kehidupan. menemukan tema
pengait yang tepat.
Shared Membelajarkan Pemahaman KD-KD yang
semua konsep dari terhadap konsep konsepnya beririsan
beberapa KD, utuh, efisien, dan tidak selalu dalam
dimulai dari kontekstual. semester atau kelas
konsep yang yang sama,
beririsan sebagai menuntut wawasan
unsur pengikat. dan penguasaan
materi yang luas,
dan sarana-
prasarana misalnya
buku belum
mendukung.

Integrated Membelajarkan Pemahaman KD-KD yang


konsep pada terhadap konsep konsepnya beririsan
beberapa KD yang lebih utuh tidak selalu dalam
beririsan atau (holistik), lebih semester atau kelas
tumpang tindih efisien, dan yang sama,
(hanya konsep sangat menuntut wawasan
yang beririsan kontekstual. dan penguasaan
yang materi yang luas,
dibelajarkan). dan sarana-
prasarana misalnya
buku belum
mendukung.
(Pusbuk, 2013)

Keterpaduan materi dalam majalah sains sendiri menggunakan model keterpaduan


tipe webbed. Model webbed ini mampu memadukan tema pemanasan global
secara utuh dan kontekstual, sehingga cocok dengan majalah sains yang berbasis
contextual learning.

2.2 Majalah Sains Berbasis Contextual Learning


2.3.1 Majalah Sains Sebagai Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat menyampaikan
dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta
lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses
belajar secara efisien dan efektif (Munadi, 2013). Dengan kata lain, bahwa media
ini membawa pesan yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud
pengajaran.
Media pembelajaran dikelompokkan ke dalam 4 kelompok besar yakni;
(1) media audio; (2) media visual; (3) media audio-visual; (4) multimedia.
Majalah sendiri merupakan salah satu contoh bentuk media visual atau media
cetakan (Munadi, 2013). Majalah adalah media informasi yang menyampaikan
berita aktual, sedangkan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia),
majalah adalah terbitan berkala yang isinya meliputi berbagai liputan jurnalistik,
pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui oleh pembaca. Melalui
majalah ilmiah atau majalah pendidikan dapat menciptakan lingkungan belajar
secara kreatif, yang dimaksud dengan “belajar secara kreatif” adalah setiap baik
secara kelompok maupun individu termotivasi untuk terus berkarya dan
beraktivitas atau berpikir kritis dan logis berdasarkan berita aktual yang disajikan
dalam majalah sehingga dapat diwujudkan dalam tindakan sehari-hari.
Majalah sains merupakan media informasi dengan tujuan untuk
menyampaikan berita aktual yang berkaitan dengan konsep-konsep sains atau
Ilmu Pengetahuan Alam (Munadi, 2013). Majalah sains berisi 4 konsep bidang
kajian utama yakni energi dan perubahannya, materi dan sifatnya, bumi antariksa
serta makhluk hidup dan proses kehidupannya yang diintegrasikan dengan
pengetahuan umum berupa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
bersifat aplikatif dalam kehidupan sehari-hari.
Kelebihan majalah sains sebagai media pembelajaran (Arsyad, 2010),
yakni;
1. Siswa dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing.
Meskipun pada akhirnya semua siswa diharapkan dapat menguasai topik yang
disajikan.
2. Siswa akan mengikuti urutan pikiran secara logis melalui pengulangan materi.
3. Perpaduan teks dan gambar dapat menambah daya tarik dan memperlancar
pemahaman informasi yang disajikan dalam dua format, verbal dan visual.
4. Berisi informasi yang bersifat aplikatif sesuai dengan perkembangan dan
temuan-temuan baru, sehingga dapat dijadikan sebagai suplemen
pembelajaran siswa.
Majalah sains juga memiliki beberapa kelemahan sebagai media
pembelajaran, yakni;
1. Sulit menampilkan gerak dalam halaman majalah.
2. Pembagian unit-unit materi atau artikel harus dirancang sedemikian rupa
sehingga tidak terlalu panjang dan dapat membuat siswa cepat bosan.
3. Sulit dalam menekankan tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan
kompetensi afektif.

2.3.2 Contextual Learning


Contextual learning adalah suatu konsep pembelajaran memotivasi siswa
untuk membuat hubungan antara pengetahuan dan mengaplikasikan dalam
kehidupan mereka sebagai anggota dari masyarakat, pekerja, serta bekerja keras
dalam belajar sesuai keperluan (Hudson, 2008). Sehingga siswa tidak hanya
menerima segala konsep yang diajarkan oleh guru secara mentah, tapi
mengkajinya kembali dan merekonstruksi ulang sesuai dengan pengetahuan yang
dimiliki dan situasi nyata.
Jika dipandang dari aspek siswa, contextual learning atau pembelajaran
kontekstual baru dapat terjadi apabila siswa telah dapat mengaplikasikan atau
mengalami apa yang sedang diajarkan atau dipelajari (Sumarmi, 2008). Siswa
yang pernah mengalami sendiri suatu kejadian di luar sekolah yang berkaitan
dengan materi pembelajaran, akan merasa terlibat secara emosional dalam
kegiatan pembelajaran materi tersebut. Sehingga siswa akan merasa senang, tidak
tertekan dan lebih mudah memahami materi yang diajarkan secara teoritis. Hal ini
berdampak pada meningkatnya kemampuan, keterampilan dan pengetahuan siswa
secara akademis maupun praktis.
Menurut Aqib (2013), terdapat 7 aspek utama sebagai prinsip dasar dalam
contextual learning, yakni sebagai berikut:
a. Konstruktivisme, terbangunnya pemahaman sendiri secara aktif, kreatif dan
produktif berdasarkan pengetahuan terdahulu dan belajar bermakna.
b. Inquiry, proses pembelajaran yang didasarkan pada penemuan dan pencarian
dari proses berpikir.
c. Questioning (bertanya), mendorong dan membimbing siswa untuk berpikir
kritis melalui pertanyaan-pertanyaan.
d. Learning community (komunitas belajar), siswa tidak hanya belajar sendiri
tetapi bekerja sama dengan orang lain untuk saling bertukar pengalaman dan
ide.
e. Modelling (permodelan), menghadirkan model atau contoh agar merangsang
siswa untuk berpikir, bekerja dan belajar.
f. Reflection (refleksi), siswa memikirkan kembali apa yang telah dipelajari.
g. Authenthic assessment (penilaian autentik), pengukuran yang bermakna atas
hasil belajar siswa dalam ranah pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Aplikasi pendekatan contextual learning dalam kelas cukup mudah.
Secara garis besar, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam contextual
learning yang dikembangkan oleh Kemendikbud sebenarnya memperhatikan
ketujuh aspek utamanya (Putra, 2013). Dalam penelitian ini langkah-langkah
contextual learning yang akan diterapkan merupakan bentuk modifikasi dari
langkah pembelajaran yang dikembangkan oleh Kemendikbud dan prinsip
contextual learning yang dikembangkan oleh Johnson. Langkah-langkah
pembelajaran menggunakan majalah sains berbasis contextual learning yang akan
diaplikasikan adalah sebagai berikut:
a. Guru membagikan majalah sains berbasis contextual learning pada siswa, agar
siswa dapat membaca dan memahami secara sepintas isi materi pemanasan
global yang ada di dalam majalah.
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
c. Guru memberikan sedikit penjelasan mengenai materi pemanasan global.
d. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk memahami materi
pemanasan global melalui artikel yang terdapat dalam majalah secara
berkelompok kemudian menyampaikan pendapat mereka.
e. Guru menghadirkan contoh penyebab dan akibat pemanasan global dalam
kehidupan sehari-hari melalui gambar-gambar yang terdapat dalam majalah.
f. Guru membimbing tanya-jawab antar siswa tentang materi pemanasan global.
g. Guru melakukan penilaian dengan cara memberikan tugas berupa wordsquare
dan analisis masalah kepada siswa secara individu.
h. Guru bersama siswa melakukan refleksi dan membuat kesimpulan materi yang
telah dibahas.
Penerapan contextual learning tidak hanya berupa pendekatan
pembelajaran namun juga sebagai dasar pengembangan media sangatlah
diperlukan. Menurut Jong et al. (2008) media pembelajaran yang berbasis
contextual memungkin siswa untuk menciptakan, dan menggunakan media
tersebut yang relevan dengan kehidupan nyata seperti mendokumentasikan,
memecahkan masalah, merefleksi, berkomunikasi dan tercermin dalam berbagai
aktivitas belajar lainnya. Selain itu siswa akan terdorong untuk bertanya,
berinteraksi secara aktif, berdiskusi, mengamati, berlatih, mempraktikkan dan
mendemonstrasikan sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil
(Saputri, 2013). Hal ini sejalan dengan prinsip dasar contextual learning. Majalah
sains inipun dikembangkan dengan berbasis contextual learning.

2.3 Pengembangan Majalah Sains


Penelitian dan pengembangan merupakan penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut
(Sugiyono, 2010). Pada produk yang dikembangkan dalam penelitian dan
pengembangan ini berbentuk perangkat keras yaitu berupa majalah. Majalah yang
akan dikembangkan ini memiliki beberapa tahapan pengembangan yang harus
dilalui yaitu:
1. Analisis KI dan KD
Analisis dimaksudkan untuk menentukan KI dan KD pada mata pelajaran
IPA kurikulum 2013 tentang tema pemanasan global yang memuat 4 KI dan 5 KD
yang diambil pada tema ini yang akan dikembangkan berkarakteristik contextual
learning.
2. Menentukan rubrik-rubrik majalah
Rubrik merupakan bagian dalam majalah yang hampir menyerupai sub
judul yang dalam satu bagiannya khusus memuat bidang tertentu. Penentuan
rubrik ini disesuaikan dengan KD-KD serta materi yang terkait dengan tema yang
sudah ditentukan (Purnomowati, 2014).
3. Penyusunan majalah
Penyusunan majalah dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Perumusan KD yang harus dikuasai
Rumusan KD pada suatu majalah merupakan spesifikasi kualitas yang
seharusnya telah dimiliki oleh siswa setelah ia berhasil menyelesaikan majalah
tersebut. Pada penelitian ini KD yang disusun terkait pada KI-KI yang saling
berkaitan dan tidak terpisah yaitu pada tema pemanasan global karena pada
kurikulum 2013 materi IPA sudah disusun secara terpadu.
b. Pengumpulan bahan artikel
Bahan penulisan artikel tidak hanya berupa buku-buku teks pendukung
tema pemanasan global, tetapi juga diambil dari jurnal-jurnal penelitian maupun
foto. Gambar atau foto yang dicatumkan dalam artikel merupakan contoh-contoh
yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari sehingga mencerminkan
contextual learning.
c. Menentukan alat evaluasi atau penilaian
Pada penelitian ini alat evaluasi yang akan digunakan adalah soal IPA
terpadu yang berbentuk pilihan ganda dengan adanya pernyataan tentang tema
masalah pemanasan global yang didasarkan KD pemanasan global dalam
kurikulum 2013.
d. Penyusunan artikel
Artikel yang terdapat dalam majalah merupakan materi atau isi majalah
tentang pemanasan global. Penyusunan artikel dimulai dari artikel dengan bahasan
ringan hingga semakin berat.
e. Struktur majalah
Dalam mengembangkan majalah sains perlu memperhatikan sistematika
penampilan meliputi 6 bagian (Purnomowati, 2004), yakni;
1) Halaman sampul
Unsur majalah yang harus tercantum dalam halaman sampul yakni;
(1) judul majalah; (2) volume majalah; (3) nomor majalah; (4) waktu terbit;
(5) ISSN; (6) lajur data bibliografi; dan (7) nama penerbit (dapat disertakan
ataupun tidak).
2) Halaman judul
Unsur majalah yang harus tercantum dalam halaman judul yakni; (1) judul
majalah; (2) volume majalah; (3) nomor majalah; (4) ISSN; (5) penanggung
jawab majalah; dan (6) suplemen (jika ada).
3) Halaman daftar isi
Unsur-unsur majalah yang harus tercantum di bagian atas daftar isi yakni;
(1) judul majalah; (2) volume majalah; (3) nomor majalah; (4) waktu terbit; dan
(5) ISSN. Sedangkan unsur-unsur majalah yang harus tercantum dalam daftar ini
yakni: (1) nama pengarang; (2) judul artikel; dan (3) nomor halaman artikel.
4) Halaman teks
Halaman teks adalah halaman dalam majalah yang termuat teks atau
artikel. Penomoran halaman menggunakan angka Arab. Unsur majalah yang harus
tercantum dalam halaman teks adalah judul sirahan.
5) Lembar abstrak
Lembar abstrak adalah halaman yang memuat semua abstrak artikel dari
suatu majalah. Pada majalah sains yang dikembangkan ini lembar abstrak tidak
disertakan mengingat artikel yang ada di dalam majalah bukan hasil penelitian
melainkan studi literatur.
6) Halaman indeks
Halaman indeks adalah halaman yang memuat indeks kumulatif maupun
tahunan yang dimuat pada akhir volume untuk satu tahun periode.

Majalah sains yang dikembangkan dalam penelitian ini memuat 7 rubrik


utama yang setiap rubriknya terdiri dari beberapa artikel tentang pemanasan
global. Dalam majalah sains tercermin aspek contextual learning secara implisit
baik dalam artikel maupun dari gambar-gambar yang bersifat kontekstual, sesuai
dengan kehidupan sehari-hari. Spesifikasi ketujuh rubrik dalam majalah sains
adalah sebagai berikut:
1. Ilmiah
Rubrik ini memuat konsep dasar tentang pemanasan global meliputi
pengertian, penyebab, dan proses terjadinya pemanasan global yang melibatkan
efek rumah kaca. Dalam rubrik ini terdapat artikel tentang karakteristik gas rumah
kaca sebagai penyebab pemanasan global, dimana sub materi ini belum terdapat
dalam buku guru maupun buku siswa.
2. Highlight
Rubrik ini memuat dampak dari pemanasan global. Beberapa dampak
yang dibahas dalam rubrik ini terdapat dalam buku guru dan buku siswa, tetapi
dalam majalah sains terdapat beberapa contoh dampak pemanasan global yang
ada dalam kehidupan sehari-hari namun belum dibahas dalam buku guru dan
siswa, seperti pulau kecil yang akan menghilang sebagai dampak kenaikan
volume air laut.
3. Lensa sains
Rubrik ini memuat foto-foto tentang contoh penyebab, dampak, dan
langkah penanggulangan pemanasan global yang berkaitan erat dengan aktifitas
manusia dalam kehidupan sehari-hari.
4. Technosciences
Rubrik ini memuat tentang cara penanggulangan pemanasan global yang
belum dibahas dalam buku guru dan buku siswa. Langkah-langkah
penanggulangan pemanasan global berupa aktifitas manusia terhadap alam
maupun pemanfaatan teknologi yang mampu mengurangi dampak pemanasan
global.
5. Tokoh
Rubrik ini memuat profil organisasi internasional yang bergerak dalam
upaya penanggulangan pemanasan global yang bersifat sebagai informasi
tambahan untuk siswa.
6. TTS (Teka-teki Sains)
Rubrik ini memuat teka-teki berupa wordsquare dan matching word
sebagai bentuk latihan bagi siswa.
7. Comic
Rubrik ini memuat cerita bergambar atau komik yang berhubungan
dengan pemanasan global.

Majalah sains berbasis contextual learning memuat tujuh aspek utama


contextual learning di dalamnya. Spesifikasi ketujuh aspek contextual learning
dalam majalah sains adalah sebagai berikut:
1. Konstruktivisme
Aspek ini menunjuk pada keharusan siswa untuk menguasai terlebih
dahulu konsep dasar pemanasan global dalam buku siswa sebelum menggunakan
majalah sains, sehingga siswa dapat memahami artikel yang tersaji dalam majalah
sains dengan lebih mudah.
2. Inquiry
Aspek ini tercermin dalam setiap artikel, dimana siswa dapat menguasai
materi yang tersaji dalam artikel tidak hanya dari membaca tetapi juga harus
memahami.
3. Questioning
Aspek ini tercermin dalam artikel yang disertai dengan pertanyaan pada
pengantar, isi ataupun akhir artikel yang mendorong siswa untuk berpikir.
4. Learning community
Aspek ini tercermin dalam sub rubrik Open Your Mind! dan Think Smart.
Kedua sub rubrik tersebut merupakan latihan yang harus diselesaikan siswa secara
berkelompok.
5. Modelling
Aspek ini tercermin dalam gambar atau foto yang tersaji dalam majalah
sains berupa contoh dalam kehidupan sehari-hari.
6. Reflection
Aspek ini tercermin dalam setiap artikelnya, dimana siswa diajak untuk
mengkaji kembali contoh-contoh yang ada di sekitar lingkungan mereka yang
berhubungan erat dengan konsep dasar dari pemanasan global.
7. Authentic assessment
Aspek ini tercermin dalam evaluasi yang dilakukan setelah akhir pembelajaran.
Alat evaluasi yang digunakan memuat materi yang tersaji dalam majalah sains.

2.5 Kualitas Majalah Sains


Standar kualitas majalah sains dapat dilihat melalui dua indikator sebagai
berikut:

2.5.1 Kelayakan
Pada majalah sains yang dikembangkan dalam penelitian ini, indikator
kelayakannya mengacu kelayakan standar buku teks menurut BNSP (2006) yang
telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan standar penilaian buku guru dan siswa
dalam kurikulum 2013 (Pusbuk, 2013). Ada tiga aspek yang digunakan dalam
mengukur kelayakan majalah sains yaitu: kelayakan isi, bahasa, serta penyajian
dan kegrafikannya.
1. Kelayakan isi, mencakup keluasan dan kedalaman materi, akurasi materi dan
kemutahiran, mengandung wawasan produktivitas, merangsang
keingintahuan, mengembangkan kecakapan hidup, mengandung wawasan
konstekstual.
2. Kelayakan bahasa, yang mencakup sesuai dengan perkembangan siswa,
komunikatif, dialogis dan interaktif, koherensi dan keruntutan bahasa
Indonesia yang benar, penggunaan istilah dan simbol.
3. Kelayakan penyajian dan kegrafikan, yang mencakup teknik penyajian,
pendukung penyajian materi, penyajian pembelajaran, ukuran majalah, desain,
tata letak dan tipografi.

2.5.2 Keefektifan
Efektifitas suatu pembelajaran akan terlihat pada hasil pembelajaran yang
dicapai dan minat belajar siswa. Keefektifan yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah peningkatan hasil belajar dan menumbuhkan minat belajar siswa setelah
pembelajaran IPA terpadu dengan menggunakan majalah sains berbasis
contextual learning tema pemanasan global.

2.5.2.1 Hasil belajar


Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
ia menerima pengalaman belajar. Hasil belajar ini pada hakikatnya adalah
perubahan mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris yang berorientasi
pada proses belajar-mengajar yang dialami siswa (Sudjana, 2005). Keefektifan
dalam peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari hasil tes kognitif siswa
(berdasarkan hasil pretes dan postes) setelah pembelajaran menggunakan majalah
sains berbasis contextual learning tema pemanasan global secara signifikan dapat
meningkat. Peningakatan hasil tes kognitif diketahui dengan menganalisi hasil
pretes dan postes dengan menggunakan rumus N-gain.

2.5.2.2 Minat belajar


Menurut James William (Aritonang, 2008), minat belajar merupakan
ketertarikan siswa terhadap pembelajaran sebagai faktor yang menentukan derajat
keaktifan belajar siswa. Pertumbuhan minat belajar siswa diukur menggunakan
angket dengan metode ARCS yang dikembangkan oleh John Keller yang diberikan
pada awal dan akhir pembelajaran. Metode ARCS merupakan langkah efektif
untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa dalam hal ini mengetahui
pengaruh minat terhadap pembelajaran (Keller, 1987). Pada prinsipnya metode
ARCS menekankan pada 4 aspek, yakni attention (perhatian siswa), relevance
(relevansi antara media pembelajaran dan kebutuhan siswa), confidence
(keyakinan siswa terhadap kemampuan sendiri), dan satisfaction (kepuasaan
siswa terhadap media pembelajaran).

2.6 Tema Pemanasan Global


Tema pemanasan global dalam kurikulum 2013 yang terdapat dalam buku
guru dan siswa disajikan secara terpadu yang menggambarkan keterpaduan
kompetensi inti dan kompetensi dasar dalam kajian biologi, fisika dan kimia. Pada
tema pemansan global, materi yang disajikan dipadukan dengan model
keterpaduan tipe webbed (Putri et al, 2013).
Adapun materi ini sudah terpadu terlihat kompetensi inti dan kompetensi
dasarnya yang pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Tema Pemanasan Global
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

1. Menghayati dan mengamalkan 1.1 Mengagumi keteraturan dan


ajaran agama yang dianutnya. kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
aspek fisik dan kimiawi, kehidupan
dalam ekosistem, dan peranan manusia
dalam lingkungan serta mewujudkannya
dalam pengamalan ajaran agama yang
dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati 2.1 Menunjukkan penghargaan kepada


perilaku jujur, disiplin, orang lain dalam aktivitas sehari-hari
tanggungjawab, peduli (toleransi, sebagai wujud implementasi perilaku
gotong royong), santun, percaya diri, menjaga kebersihan dan kelestarian
dalam berinteraksi secara efektif lingkungan.
dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

3. Memahami pengetahuan (faktual, 3.5 Memahami karakteristik zat, serta


konseptual, dan prosedural) perubahan fisik dan kimia pada zat yang
berdasarkan rasa ingin tahunya dapat dimanfaatkan untuk kehidupan
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, sehari-hari.
seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata. 3.10 Mendeskripsikan tentang penyebab
terjadinya pemanasan global dan
dampaknya bagi ekosistem.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji 4.10 Menyajikan data dan informasi


dalam ranah konkret (menggunakan, tentang pemanasan global dan
mengurai, merangkai, memberikan usulan penanggulangan
memodifikasi,dan membuat) dan masalah.
ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut
pandang/teori.

(Pusbuk, 2013)

Keterpaduan tema pemanasan global merupakan salah satu tema yang sulit
untuk disajikan secara contextual, terutama saat membahas mengenai proses
terjadinya pemanasan global di atmosfer. Mata manusia pada hakekatnya tidak
mampu melihat proses pemanasan global tanpa bantuan alat, proses yang
memerlukan waktu lama juga menjadi kendala lain, Sehingga diperlukan adanya
penyajian tema pemanasan global secara contextual, agar siswa lebih mudah
memahami proses terjadinya pemanasan global yang dikaitkan dengan penyebab
dan dampak yang ditimbulkannya.
Keterpaduan pada tema pemanasan global yang disajikan dengan
menggunakan model webbed diambil dari KI dan KD yang terdapat pada Tabel 3
yang telah disesuaikan dengan materi yang terdapat dalam Buku Guru: Ilmu
Pengetahuan Alam (2013). Keterpaduan tema pemanasan global tersebut
merupakan keterpaduan yang akan dikembangkan dalam penelitian
dan pengembangan ini, keterpaduan tersebut dapat dilihat pada
Gambar 2.1.
Manusia dan peranannya bagi lingkungan Proses pemanasan global di atmosfer

Pemanasan global

Karakteristik zat penyebab pemanasan global

Dampak
pemanasan
global

Gambar 2.1 Model webbed tema Pemanasan Global

Setiap jejaring atau sub tema yang terbentuk mewakili setiap bidang kajian, yakni;
1. Manusia dan peranannya bagi lingkungan, mewakili bidang kajian biologi.
2. Proses pemanasan global di atmosfer, mewakili bidang kajian fisika.
3. Karakteristik zat penyebab pemanasan global serta dampak pemanasan global,
mewakili bidang kajian kimia.

2.7 Penelitian yang Relevan


Beberapa karya ilmiah yang bertujuan mengembangkan majalah sebagai
media pembelajaran IPA, dan tema pemanasan global untuk SMP. Diantaranya
penelitian yang dilakukan oleh Riyani (2013) pada pengembangan majalah
Biomagz sebagai alternatif sumber belajar mandiri pada mata pelajaran biologi
untuk SMA/MA kelas X. Hasil penelitian Riyani (2013) menunjukkan bahwa
majalah Biomagz yang dikembangkan menurut pakar materi, pakar media, peer
viewer, dan guru yakni aspek kelayakan isi memperoleh nilai 80,72% dengan
kategori baik, aspek kebahasaan memperoleh nilai 78,25% dengan kategori baik,
dan aspek penyajian memperoleh nilai 82,4% dengan kategori sangat baik.
Sementara penilaian oleh siswa SMA UII Banguntapan berdasarkan aspek
pengajian memperoleh nilai 71,77% dengan kategori setuju, aspek kebahasaan
memperoleh nilai 69,88% dengan kategori setuju, dan aspek kebermanfaatan
memperoleh nilai 77,3% dengan kategori setuju. Berdasarkan hal tersebut, maka
majalah Biomagz yang dikembangkan telah memenuhi kriteria layak sebagai
media pembelajaran mata pelajaran Biologi untuk siswa SMA/MA.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Putri (2013) tentang pengembangan
perangkat pembelajaran IPA Terpadu tipe webbed dengan tema pemanasan global
untuk kelas VIII SMP Negeri 28 Surabaya, hasil validasi buku siswa sebesar 3,38
denga kategori sangat baik, LKS sebesar 3,43 dengan kategori sangat baik, dan tes
hasil belajar sebesar 3,15 dengan kriteria sangat baik. Hasil analisis angket respon
siswa menunjukka bahwa pembelajaran IPA Terpadu tema pemanasan global
adalah siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran tersebut.
Penelitian lain yang mengembangkan buku ajar terpadu berorientasi
contextual teaching and learning (CTL) tema dampak bahan tambahan makanan
pada kelas VIII SMP yang dilakukan oelh Saputri (2013). Berdasarkan hasil
penelitian diperoleh bahwa aspek kelayakan isi, penyajian, bahasa, dan kesesuaian
dengan 7 aspek CTL masing-masing memperoleh 78% dengan kategori layak,
67% dengan kategori layak, 80% dengan kategori layak, dan 75% dengan kategori
layak. Dengan demikian buku ajar tersebut dikatakan layak sebagai media
pembelajaran tema dampak bahan tambahan makanan untuk kelas VII SMP.
2.8 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir dari penelitian pengembangan ini, dapat dilihat pada
Gambar 2.2.

Pembelajaran IPA di MTs

Majalah IPA terpadu Buku guru dan siswa dalam kurikulum 2013

1. Membantu siswa belajar mandiri


2. Sebagai suplemen pembelajaran siswa 1. Menyajikan materi
3. Belum ada guru yang yang dipadukan.
mengembangkan majalah sains 2. Sebagai sumber belajar utama.
berbasis contextual learning Tema pemanasan global
Dikembangkan dengan
contextual learning
Dipadukan dari tiga bidang kajian biologi, fisika dan kimia.
Terdapat beberapa sub materi tentang pemanasan global yang belum dib
1. Hasil belajar siswa yang
berupa pengetahuan
meningkat
2. Meningkatkan minat siswa
terhadap pembelajaran
Pengembangan majalah sains berbasis contextual learning
sebagai media pembelajaran IPA pada tema pemanasan global

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Pengembangan Majalah Sains Berbasis


Contextual Learning Tema Pemanasan Global
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Agustus 2014 yaitu pada
akhir semester genap tahun pelajaran 2013/2014 sampai awal semester gasal
tahun pelajaran 2014/2015. Sedangkan tempat pelaksanaan penelitian ini yaitu di
MTs Nurul Huda Banyuputih yang beralamat di Jl. Lapangan Banyuputih,
Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Batang 51271, telepon (0285) 4469689.

3.2 Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa MTs Nurul Huda
Banyuputih kelas IX dan kelas VII. Penelitian ini dilaksanakan dengan
menggunakan beberapa kelas. Uji coba skala kecil melibatkan 10 orang siswa dari
kelas IX, uji coba skala besar melibatkan 35 orang siswa dari kelas IX B, dan
implementasi melibatkan 36 orang siswa dari kelas VII A. Teknik pengambilan
sampel pada penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling, yakni
teknik pengambilan sampel dari populasi yang dilakukan secara acaktanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Sehingga, anggota populasi
dianggap homogen dan memiliki probabilitas yang sama untuk diambil sebagai
sampel (Sugiyono, 2010).

3.3 Desain Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian R and D
(Research and Development). Menurut Sugiyono (2010), metode Research and
Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan
produk tertentu, dan menguji kelayakan serta keefektifan produk tersebut.
Langkah-langkah penelitian dapat dilihat di Gambar 3.1.

26
27

Identifikasi potensi dan Desain majalah Validasi desain majalah


Pengumpulan data
masalah (Define) (design)

Ujicoba skala besar Ujicoba skala kecil Revisi desain majalah


Revisi majalah

Revisi produk majalah Penerapan produk final

Gambar 3.1 Langkah-langkah dalam penelitian R & D


(Diadaptasi dari Sugiyono, 2010)

3.4 Prosedur Penelitian


Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada
tahap R & D Sugiyono (2010) yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi potensi dan masalah
Potensi dan masalah yang terdapat di MTs Nurul Huda Banyuputih
didapat berdasarkan hasil observasi. Potensi yang dimaksud adalah sudah adanya
sumber belajar yakni buku guru dan siswa, berupa LKS maupun buku lain namun
serta terdapat sarana-prasarana yang dapat mendukung pembelajaran seperti
laboratorium IPA maupun wifi. Sedangkan masalah yang ada adalah buku guru
dan siswa untuk kurikulum 2013 dalam materi pemanasan global memiliki
kelemahan, yakni belum memuat sub materi tentang karakteristik gas penyebab
pemanasan global dan penanggulanngan pemanasan global.
2. Pengumpulan data
Pengumpulan data yang berkaitan dengan pembuatan majalah sains antara
lain, analisis kurikulum (meliputi KI dan KD), studi literatur, penentuan strategi
pembelajaran, penyusunan instrumen penelitian bahan ajar dan alat evaluasi dari
BSNP (2006) yang telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan standar penialain
buku guru dan siswa dalam kurikulum 2013 (Pusbuk, 2013).
3. Desain Majalah
Dalam tahap ini produk majalah sains berbasis contextual learning tema
pemanasan global dirancang dan disesuaikan dengan kondisi sekolah serta kondisi
peserta didik. Desain juga disusun berdasarkan modul, buku guru dan siswa IPA
kurikulum 2013. Majalah terdiri dari (1) halaman depan majalah (cover); (2)
halaman judul; (3) daftar isi; (4) kata pengantar; (5) tujuan pembelajaran disertai
KD dan KI; (6) rubrik-rubrik majalah yang berisi artikel; (7) glosarium; (8)
indeks; (10) daftar pustaka; dan (11) halaman belakang majalah.
4. Validasi desain majalah oleh pakar
Produk awal majalah sains dievaluasi dan divalidasi oleh pakar, yaitu
pakar materi (isi), bahasa, serta penyajian dan kegrafikan (media). Instrumen yang
digunakan mengacu pada instrumen penilaian tahap 1 dan 2 buku teks dari BSNP
(2006) yang telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan standar penialain buku
guru dan siswa dalam kurikulum 2013 (Pusbuk, 2013). Tahap 1 merupakan
validasi keterbacaan aspek-aspek yang terdapat dalam majalah. Sedangkan
validasi tahap 2 yang terdiri dari validasi materi, bahasa, serta penyajian dan
kegrafikan.
5. Revisi
Merevisi kekurangan dan memperbaiki produk awal majalah berdasarkan
hasil evaluasi dan masukan dari validator.
6. Uji coba skala kecil
Uji coba skala kecil dilakukan di kelas IX MTs Nurul Huda Banyupurih.
Uji coba skala kecil ini hanya mengambil sepuluh (10) orang siswa yang diambil
secara acak. Kemudian siswa tersebut diberi majalah yang telah direvisi
berdasarkan hasil validasi pakar untuk dibaca dan diminta untuk mengisi angket
tentang tanggapan terhadap keterbacaan majalah guna menyempurnakan produk
majalah sebelum melakukan uji coba yang lebih luas.
7. Revisi
Setelah melakukan uji coba pada lingkup yang terbatas dan mendapatkan
masukan dari responden, maka peneliti melakukan revisi lebih lanjut guna
menyempurnakan produk majalah sebelum diujicobakan pada lingkup yang lebih
luas.
8. Uji coba skala besar
Diuji coba pada salah satu kelas IX yang telah dipilih secara simple
random sampling dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
majalah sains berbasis contextual learning tema pemanasan global. Siswa dan
guru juga diberikan angket untuk menanggapi majalah dan mendapatkan
masukan.
9. Revisi
Dilakukan analisis hasil uji coba skala besar untuk mengetahui kelayakan,
dan keefektivan majalah jika diperlukan, maksudnya bahwa jika berdasarkan hasil
uji skala besar majalah sudah layak tanpa revisi maka tahap ini tidak diperlukan.
10. Penerapan majalah sains final
Pada tahap ini majalah sains final digunakan dalam pembelajaran yang
sesungguhnya pada satu kelas VII yang dipilih secara simple random sampling.

3.5 Metode Pengumpulan Data

3.5.1 Metode observasi


Metode observasi merupakan kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu
objek (Arikunto, 2006). Metode ini bertujuan untuk mengumpulkan data awal
sebagai dasar untuk memperkuat penelitian pengembangan ini.

3.5.2 Metode dokumentasi


Metode dokumentasi ini bertujuan untuk memperoleh data langsung dari
tempat penelitian. Dokumen yang dikumpulkan meliputi daftar nama siswa kelas
IX dan VII serta sumber belajar yang selama ini digunakan di MTs Nurul Huda
Baanyuputih.

3.5.3 Metode validasi


Metode validasi ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan majalah oleh
pakar yang diperoleh melalui lembar kelayakan majalah yang diadaptasi dari
standar penilaian buku dan bahan ajar menurut BSNP (2006) yang telah
dimodifikasi dan disesuaikan dengan standar penialain buku guru dan siswa dalam
kurikulum 2013 (Pusbuk, 2013). Validasi ini dilakukan meliputi validasi materi
(isi), bahasa, serta penyajian dan kegrafikan (media).

3.5.4 Metode angket


Metode angket ini bertujuan untuk memperoleh tanggapan atau informasi
mengenai minat siswa dan pembelajaran IPA menggunakan majalah sains ini
sebagai suplemen pembelajaran siswa.

3.5.5 Metode tes


Metode tes adalah metode yang digunakan untuk memperoleh data dengan
menggunakan serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain utnuk mengukur
pengetahuan, keterampilan dan sikap (Arikunto, 2006). Metode tes ini digunakan
untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diperoleh dari nilai pretes dan postes.

3.6 Metode Analisis Instrumen Tes

3.6.1 Validitas
Validitas soal menggunakan rumus korelasi poin biserial.
M p  Mtp
rpbis  S tq

Keterangan:

rpbi = koefisien korelasi poin biserial


s

M = rerata skor siswa yang menjawab benar


p

Mt = rerata skor siswa total


p = proporsi skor siswa yang menjawab benar
q = proporsi skor siswa yang menjawab salah (1-p)

St = standar deviasi total


Hasil perhitungan dengan korelasi poin biserial dapat dikonsultasikan pada rtabel
hasil korelasi product moment. Jika rpbis > rtabel, butir soal valid (Arikunto, 2009).
Hasil perhitungan analisis validitas soal uji coba secara keseluruhan
diperoleh 21 soal pilihan ganda, dan 7 soal uraian dinyatakan valid, sedangkan 9
soal pilihan ganda, dan 3 soal uraian dinyatakan tidak valid. Dari hasil tersebut
diambil 15 soal pilihan ganda, dan 5 soal uraian yang valid sebagai soal pretes-
postes. Rincian nomor soal dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Hasil Analisis Validitas Soal Uji Coba
Kriteria Nomor Butir Soal
Pilihan ganda Uraian
Valid 1, 2, 4, 5, 6, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 2, 3, 6, 7, 8, 9, 10
16, 17, 19, 21, 22, 25, 27, 28, 29
Tidak valid 3, 7, 8, 18, 20, 23, 24, 26, 30 1, 4, 5
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4

3.6.2 Reliabilitas
Reliabilitas soal dapat dihitung dengan rumus K-R 21.

Keterangan:
r11 = realiabilitas tes secara
keseluruhan k = banyaknya butir soal
M = rerata skor total

Vt
Setelah r11 diketahui, kemudian dibandingkan dengan harga rtabel. Jika r11 > rtabel,
maka instrumen tersebut reliabel (Arikunto, 2009).
Hasil perhitungan analisis reliabilitas soal uji coba secara keseluruhan
diperoleh 0,577 untuk soal pilihan ganda, dan 0,930 untuk soal uraian. Nilai r11
dibandingkan dengan nilai r . Berdasarkan r
tabel tabel dengan n=36 dengan taraf
kesukaran sebesar 5% didapatkan hasil r tabel sebesar 0,334. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa soal uji coba dikatakan reliabel karena memiliki harga r 11 >r
tabel. Hasil perhitungan analisis reliabilitas soal uji coba dapat dilihat pada lampiran
4.
3.6.3 Daya beda soal
Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang dapat menjawab soal dengan siswa yang tidak
dapat menjawab soal (Arikunto, 2009). Untuk menghitung daya beda soal
menggunakan rumus berikut:

Keterangan:
= daya pembeda
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
= banyaknya peserta kelompok atas
= banyaknya peserta kelompok bawah
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab
benar Kriteria daya pembeda soal dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Kriteria Daya Pembeda Soal
DP (daya pembeda) Keterangan
0,40 – 1,00 Baik sekali
0,30 – 0,39 Baik
0,20 – 0,29 Cukup
0,00 – 0,19 Jelek

Hasil perhitungan analisis daya beda soal uji coba dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Hasil Analisis Daya Beda Soal Uji Coba
Nomor Butir Soal
Kriteria Pilihan ganda Uraian
Baik sekali 10, 11, 12, 16, 19, 29 2, 5, 6, 8
Baik 4, 6, 7, 13, 15, 28 10
Cukup 1, 2, 3, 5, 8, 9, 14, 17, 20, 21, 23, 25, 30 7, 9
Jelek 18, 22, 24, 26, 27 1, 3, 4
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.
Berdasarkan Tabel 3.3 diperoleh 10 item soal dengan kriteria baik sekali, 7 item
soal dengan kriteria baik, 15 item soal dengan kriteria cukup, dan 8 item soal
lainnya dengan kriteria jelek.

3.6.4 Taraf kesukaran


Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut
indeks kesukaran (difficulty index). Indeks kesukaran dinyatakan dengan bilangan
antara 0-1. Taraf kesukaran untuk soal (Arikunto, 2009), digunakan rumus:

Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
= jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal
P (indeks kesukaran) Keterangan
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah

Hasil perhitungan analisis daya beda soal uji coba dilihat pada tabel 3.5.
Tabel 3.5 Hasil Analisis Taraf Kesukaran Soal Uji Coba
Nomor Butir Soal
Kriteria
Pilihan ganda Uraian
Sukar Tidak ada Tidak ada
Sedang 19, 29 5, 9
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,
Mudah 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 10
25, 26, 27, 28, 30
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.
Berdasarkan Tabel 3.5 diperoleh 36 item soal dengan kriteria mudah, 4 item soal
dengan kriteria sedang, dan tidak ada item soal dengan kriteria sukar.
3.7 Metode Analisis Data
Setelah mendapatkan data yang diinginkan, selanjutnya data tersebut
dianalisis.

3.7.1 Kelayakan majalah sains berbasis contextual learning

3.7.1.1 Validasi pakar


Kelayakan majalah sains berbasis contextual learning dinilai oleh pakar
materi, pakar bahasa serta pakar media yang berjumlah 9 orang meliputi 3 dosen,
dan 6 orang guru. Penilaian kelayakan majalah dilakukan melalui dua tahap.
Tahap I dikatakan lolos jika semua butir dalam instrumen penilaian kelayakan
majalah mendapat nilai respon positif (Ya). Jika terdapat butir yang dijawab
negatif, maka majalah sains tersebut dinyatakan tidak lolos. Penilaian yang sudah
lolos tahap I dilanjutkan dengan penilaian tahap II yang dianalisis dengan
menghitung rerata skor tiap aspek menggunakan rumus (Sudjana, 2005):

Keterangan:
= rerata skor
= jumlah skor yang diperoleh
= jumlah skor maksimal
Hasil perhitungan kelayakan dikategorikan sesuai kriteria penilaian BSNP
(2006):
1. Layak, jika aspek kelayakan isi mempunyai rata-rata skor > 2,75, aspek
kebahasaan, penyajian, dan kegrafikan mempunyai rata-rata skor > 2,50.
2. Layak dengan revisi, jika aspek kelayakan isi mempunyai rata-rata skor ≤
2,75, aspek kelayakan bahasa, penyajian, dan kegrafikan mempunyai rata-rata
skor ≤ 2,50.
3. Tidak layak, jika memiliki rata-rata skor sama dengan 1 pada salah satu aspek.
3.7.1.2 Hasil Angket Tanggapan Guru dan Siswa Terhadap Pengembangan
Majalah Sains Berbasis Contextual Learning
Analisis data tanggapan guru dan siswa terhadap pengembangan modul
IPA Terpadu kontekstual dianalisis secara deskriptif yaitu:

1. Kuesioner tanggapan siswa dinilai dengan skor 1-4. Dengan kriteria sebagai
berikut:
skor 1 = tidak setuju
skor 2 = kurang setuju
skor 3 = setuju
skor 4 = sangat setuju
2. Hasil tanggapan guru dijumlahkan kemudian dihitung dengan rumus berikut:

Keterangan:
P = persentase skor yang
diperoleh F = skor yang diperoleh
N = skor maksimal
Hasil perhitungan persentase ditafsirkan dengan kriteria yang dapat dilihat
pada Tabel 3.6. Persentase tersebut diadaptasi dari Arikunto (2009), yang
telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan 4 penskoran dalam kuesioner yang
digunakan.
Tabel 3.6 Kriteria Persentase Angket Tanggapan Guru Dan Siswa
Interval P Keterangan
80% ≤ P ≤ 100% Sangat Baik/Sangat Menarik
60% ≤ P < 80% Baik/Menarik
40% ≤ P < 60% Cukup Baik/Cukup Menarik
20% ≤ P < 40% Kurang Baik/Kurang Menarik
0% ≤ P < 20% Tidak Baik/Tidak Menarik
3.7.2 Keefektifan Penggunaan Majalah Sains Berbasis Contextual Learning
Analisis keefektifan majalah berbasis contextual learning dihitung dari
hasil analisis data hasil tes kognitif siswa dan data angket minat siswa
menggunakan metode ARCS.

3.7.2.1 Hasil belajar siswa


Peningkatan hasil tes kognitif siswa dianalisis dengan rumus indeks gain
(Coletta et al., 2007):

Keterangan:
<postes> = persentase nilai postes
<pretes> = persentase nilai pretes
Kriteria perolehan indeks gain dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Kriteria Perolehan Indeks Gain

N (gain) Keterangan

g > 0,70 Tinggi

0,30 ≤ g ≤ 0,70 Sedang

g < 0,30 Rendah

Nilai akhir siswa akan dihitung dengan menggunakan rumus yang dibuat
dengan memperhatikan peranan, dan bobot masing-masing aspek tugas (Arikunto,
2013). Berikut ini rumus yang digunakan:

Keterangan:
A = nilai tugas
kelompok B = nilai tugas
individu
C = nilai postes
3.7.2.2 Minat belajar siswa
Peningkatan minat siswa dianalisis menggunakan rumus (Sudjana, 2005):

Keterangan:
= rerata skor
= jumlah skor yang diperoleh
= jumlah skor maksimal
Kriteria minat belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8 Kategori Minat Belajar Siswa
Skor rata-rata Kategori
1,00 – 1,49 Kurang baik
1,50 – 2,49 Cukup baik
2,40 – 3,49 Baik
3,50 – 4,00 Sangat baik
(Keller, 1987)

Hasil pengisisan angket berdasasrkan pengsisian angket sebelum dan


sesudah pembelajaan kemudian dianalisis menggunkan rumus berikut (Keller,
1987):

R=
Keterangan:
R = Skor yang
diperoleh
R1 = Rerata skor sebelum pembelajaran
R2 = Rerata skor sesudah pembelajaran
S = Skor maksimal
Dengan kriteria perolehan skor yakni:
Jika R > 0,70, maka dikatakan peningkatan minat belajar tinggi.
Jika 0,30 ≤ R ≤ 0,70, maka dikatakan peningkatan minat belajar sedang.
Jika R < 0,30, maka dikatakan peningkatan minat belajar rendah.
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui kelayakan dan
keefektifan majalah sains yang dikembangkan oleh peneliti. Adapun metode yang
digunakan merupakan metode R & D (Research and Development) sebagaimana
yang telah disebutkan pada Bab 3. Data yang diperoleh dalam penelitian ini
meliputi data kelayakan pakar terhadap majalah sains, hasil angket tanggapan
guru terhadap majalah, hasil angket tanggapan siswa terhadap majalah, serta
keefektifan majalah sains melalui hasil tes kognitif sebagai hasil belajar, dan
minat belajar siswa.

4.1.1 Hasil Pengembangan Majalah Sains Berbasis Contextual Learning


Pengembangan majalah sains ini memperhatikan beberapa hal yang
menjadi kaidah penyusunan majalah ilmiah. Secara umum majalah ilmiah
meliputi bagian halaman depan, halaman judul, daftar isi, halaman teks, lembar
abstrak, dan halaman indeks. Majalah sains ini sendiri memuat lima bagian saja,
lembar abstrak tidak masuk dalam bagian majalah. Deskripsi bagian majalah sains
dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Revisi Majalah Sains dalam Tahap Uji Kelayakan
No Bagian Majalah Saran Tindak Lanjut

1. Halaman Sampul Sampul depan majalah Sampul depan majalah


Halaman sampul depan dan belakang diusahakan ditambah foto yang
memuat gambaran umum lebih menarik dengan mewakili masing-masing
isi majalah yang background berwarna, judul artikel dalam
tercermin dalam foto- serta gambar atau foto, majalah. Foto dan judul
foto, maupun lajur dan judul artikel yang artikel di tata sesuai
bibliografi. Selain itu mewakili isi majalah prioritas materi.

38
39

No Bagian Majalah Saran Tindak Lanjut

juga terdapat identitas dengan tata letak yang Background sampul


majalah yang meliputi sesuai kaidah penyusunan depan diberi warna
nama, volume, nomor, majalah. kuning, sedangkan
dan waktu terbit majalah. background sampul
belakang diberi warna
biru muda.

Gambar 4.1 Halaman sampul awal Gambar 4.2 Halaman sampul akhir

2. Halaman Quotes Menghilangkan kotak Kotak pada isian


Halaman ini memuat kata- pada isian identitas identitas pemilik
kata motivasi terkait materi pemilik, dan dihilangkan, warna
pemanasan global, disertai memperhatikan kontras background teks quotes
gambar, dan kolom isian warna tulisan dengan dibuat lebih transparan
identitas pemilik. background agar sehingga warna teks
seimbang. Komposisi tetap menonjol.
warna teks, dan jenis Mengubah jenis huruf
huruf harus disesuaikan menjadi tidak terlalu
dengan kebutuhan. bervariasi, yakni
menggunakan Georgia
untuk teks dengan
dominasi warna hitam.
No Bagian Majalah Saran Tindak Lanjut

Gambar 4.3 Halaman quotes awal Gambar 4.4 Halaman quotes akhir

3. Halaman Judul Halaman judul di-layout Halaman judul diberi


Halaman judul memuat dengan kaidah penulisan background dengan
hampir semua bagian yang majalah, agar tidak perpaduan warna cerah,
terdapat dalam halaman seperti format judul serta penulisan nama
sampul kecuali lajur karya ilmiah umumnya, majalah, dan identitas
bibliografi tentang isi serta memperhatikan majalah dibuat dalam
majalah. perbandingan ukuran ukuran huruf yang
huruf pada nama disesuaikan sehingga
majalah, dan identitas terlihat seimbang.
majalah, sehingga Menambahkan identitas
seimbang. redaktur, dan
pembimbing.

Gambar 4.5 Halaman judul awal Gambar 4.6 Halaman judul akhir
No Bagian Majalah Saran Tindak Lanjut

4. Kata Pengantar Mengusahakan agar tidak Memperbesar ukuran


Bagian ini memuat kata terdapat bagian yang huruf pada isi kata
pengantar dari peneliti, kosong atau terlalu lebar pengantar sehingga
dan daftar bagian redaksi pada lajur kata pengantar, bagian kosong datang
majalah. dan memperbesar ukuran terkurangi.
huruf pada isi kata
pengantar.

Gambar 4.7 Halaman kata Gambar 4.8 Halaman kata


pengantar awal pengantar akhir

5. Daftar Isi Halaman daftar isi Mengganti gambar atau


Halaman daftar isi memuat diusahakan memuat foto dalam halaman
daftar judul artikel yang gambar atau foto yang daftar isi, sehingga
dikelompokkan sesuai isi artikel dalam sesuai dengan artikel
berdasarkan rubrik tertentu majalah. dalam majalah.
yang disertai letak
halaman masing-masing
artikel.
No Bagian Majalah Saran Tindak Lanjut

Gambar 4.9 Halaman daftar Gambar 4.10 Halaman daftar


isi awal isi akhir

6. Halaman KI, KD, dan Pakar memberi saran agar Kontras warna
Tujuan Pembelajaran kontras warna pada background dikurangi,
Halaman ini memuat background halaman sehingga warna teks
rincian KI, KD, dan tujuan dikurangi, agar teks tetap tetap menonjol, serta
pembelajaran yang terlihat menonjol, serta mengganti warna sub-
mendasari majalah sains mengganti warna teks judul KI, KD, dan
ini. pada sub-judul KI, KD, tujuan pembelajaran
dan tujuan pembelajaran dari warna putih
agar lebih terlihat. menjadi warna biru
dengan ukuran huruf
yang lebih diperbesar.

Gambar 4.11 Halaman KI, KD, dan Gambar 4.12 Halaman KI, KD, dan
tujuan pembelajaran awal tujuan pembelajaran akhir
No Bagian Majalah Saran Tindak Lanjut

7. Open Your Mind! Pakar memberi saran Sumber gambar atau


Halaman ini memuat dalam penulisan sumber foto ditulis sesuai
pengantar sebagai tahapan gambar atau foto dengan kaidah
prasyarat sebelum memulai mengacu pada kaidah penulisan sumber acuan
pembelajaran tentang penulisan acuann dalam pada karya ilmiah.
pemanasan global. karya ilmiah.

Gambar 4.13 Halaman Open Gambar 4.14 Halaman Open Your


Your Mind! Awal Mind! Akhir

8. Halaman Rubrik Halaman rubrik ditulis Merubah jenis huruf


Halaman ini memuat artikel- menggunakan jenis yang digunakan pada isi
artikel tentang materi huruf yang tidak terlalu artikel dengan georgia
pemanasan global yang bervariasi yang untuk teks, dan jenis
dilengkapi dengan gambar disesuaikan huruf, dan huruf poster untuk judul
atau foto yang relevan. spasi antar kalimatnya artikel, ukuran 12 untuk
agar dapat terbaca oleh teks, dan ukuran 8-9
siswa. Selain itu pakar untuk sumber acuan
juga memberi saran gambar atau foto, serta
untuk memberi spasi 11-15 pt
background dengan disesuaikan dengan tata
warna cerah, serta letak teks. Selain itu
menggunakan gambar background masing-
No Bagian Majalah Saran Tindak Lanjut

atau foto yang dibentuk masing rubrik dibuat


sesuai siluet. berbeda dengan warna
cerah dan kontras yang
disesuaikan, serta
menggunakan foto yang
dibentuk sesuai siluet.

Gambar 4.15 Halaman rubrik Gambar 4.16 Halaman rubrik


technoscience awal technoscience akhir

9. Rubrik Ilmiah Pakar memberi saran Menghilangkan


Rubrik ini memuat artikel untuk menghilangkan background untuk
tentang pemanasan global background yang dibuat setiap teks, dan
secara umum. untuk setiap baris teks. menggantinya dengan
background untuk satu
halaman penuh yang
berwarna biru muda.
No Bagian Majalah Saran Tindak Lanjut

Gambar 4.17 Halaman rubrik Gambar 4.18 Halaman rubrik


ilmiah awal ilmiah akhir

10. Rubrik Highlight Pakar menyarankan Menghilangkan materi


Rubrik ini memuat artikel untuk mengganti materi pencairan es kutub, dan
tentang dampak pemanasan tentang mencairnya es menggantinya dengan
global yang terjadi di sekitar kutub yang kurang materi peningkatan
kita. relevan dengan suhu secara umum dan
lingkungan sekitar sampaknya.
sekolah.

Gambar 4.19 Halaman rubrik Gambar 4.20 Halaman rubrik


highlight awal highlight akhir
No Bagian Majalah Saran Tindak Lanjut

11. Rubrik Lensa Sains Judul sub-rubrik diubah Mengubah judul sub-
Rubrik ini memuat foto-foto dari “Di sekitar kita” rubrik menjadi
yang menggambar contoh menjadi “Lihatlah di “Lihatlah di sekitar
kondisi lingkungan sekitar sekitar kita,” dan kita” dengan penulisan
tentang penyebab maupun penulisan keterangan keterangan foto dibuat
dampak pemanasan global. foto mengikuti kaidah huruf capital untuk
penulisan sumber acuan. setiap huruf di awal
kata.

Gambar 4.21 Halaman rubrik lensa Gambar 4.22 Halaman rubrik lensa
sains awal sains akhir

12. Rubrik Technoscience Pakar menyarankan Mengurangi teks pada


Rubrik ini memuat materi untuk mengurangi teks, rubrik Technoscience,
tentang cara-cara agar materi tidak terlalu dan mengambil bagian
penanggulangan pemanasan padat, dan memberi inti materi saja, serta
global. keterangan tambahan memberi keterangan
pada kata-kata asing. tambahan pada kata-
kata asing seperti
reduce, reuse, dan
recycle.
No Bagian Majalah Saran Tindak Lanjut

Gambar 4.23 Halaman rubrik Gambar 4.24 Halaman rubrik


technoscience awal technoscience akhir

13. Daftar Pustaka Daftar pustaka untuk Mengubah daftar


Halaman ini memuat daftar teks maupun gambar pustaka menjadi satu,
sumber teks maupun gambar atau foto sebaiknya dan menyesuaikannya
atau foto. digabung menjadi satu, dengan kaidah sumber
dan ditulis sesuai kaidah pustaka.
penulisan daftar pustaka.

Gambar 4.25 Halaman daftar Gambar 4.26 Halaman daftar


pustaka awal pustaka akhir

14. Index Memperbaiki urutan Mengurutkan kembali


Halaman ini memuat kata- index secara alfabetis, daftar index secara
kata penting, dan halaman dan memprioritaskan alfabetis, dan memilah
No Bagian Majalah Saran Tindak Lanjut

dimana kata-kata tersebut kata-kata penting yang kata-kata yang penting


terletak. berhubungan erat sesuai materi.
dengan materi.

Gambar 4.27 Halaman index awal Gambar 4. 28 Halaman index akhir

15. Biografi Redaktur Pakar menyarankan Memberi warna biru


Halaman ini memuat untuk memberi muda pada background
penjelasan singkat tentang background agar halaman ini, dan
redaktur. menarik, dan mengganti foto dengan
menggunakan foto yang yang lebih jelas.
lebih jelas.

Gambar 4.29 Halaman biografi Gambar 4.30 Halaman biografi


redaktur awal redaktur awal
4.1.2 Deskripsi Pembelajaran Menggunakan Majalah Sains Berbasis
Contextual Learning
Pembelajaran menggunakan majalah sains berbasis contextual learning ini
masuk dalam tahap implementasi. Tahap implementasi dilaksanakan di kelas VII,
yakni kelas VII A dengan responden sejumlah 36 orang siswa. Pembelajaran
dilakukan beracuan pada RPP dalam 4 kali pertemuan. Pertemuan pertama, siswa
mengerjakan soal pretes, dan mengisi angket minat. Pertemuan kedua, siswa
diajak berdiskusi kemudian guru menjelaskan materi penyebab pemanasan global.
Pertemuan ketiga, guru menjelaskan efek rumah kaca, dan melakukan tanya-
jawab tentang dampak pemanasan global. Pertemuan keempat, guru menjelaskan
kembali secara umum materi pemanasan global, serta siswa mengerjakan soal
postes serta mengisi angket minat.

4.1.3 Hasil Kelayakan Majalah Sains Berbasis Contextual Learning


Penilaian kelayakan majalah sains dilakukan dengan menganalisis data
hasil validasi oleh pakar untuk tiga aspek kelayakan yakni isi, bahasa, dan
penyajian atau kegrafikan, serta hasil tanggapan guru, dan siswa terhadap majalah
sains ini.
4.1.3.1 Hasil uji kelayakan oleh pakar
Uji kelayakan majalah sains berbasis contextual learning ini dilakukan
oleh 9 pakar yang terdiri dari 3 orang dosen MIPA UNNES, dan 6 orang guru
MTs Nurul Huda Banyuputih. Proses uji kelayakan majalah sains berbasis
contextual learning ini menggunakan instrumen penilaian kelayakan buku teks
pelajaran yang telah dimodifikasi dan disesuaikan, serta terbagi menjadi
instrumen penilaian tahap I untuk uji kelayakan tahap I, dan instrumen penilaian
tahap II untuk uji kelayakan tahap II.
Rekapitulasi hasil uji kelayakan tahap I dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Uji Kelayakan Tahap I

Perolehan Pakar Pakar Pakar Pakar Pakar Pakar Pakar Pakar Pakar
No
Skor I II III IV V VI VII VIII IX

Skor
1 12 12 12 12 12 12 12 12 12
maksimal

Skor yang
2 12 12 12 12 12 12 12 12 12
diperoleh

Kriteria Lolos Lolos Lolos Lolos Lolos Lolos Lolos Lolos Lolos

*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 10.


Berdasarkan hasil uji kelayakan tahap I, seluruh pakar memberikan nilai atau
respon positif “Ya” terhadap majalah sains berbasis contextual learning tema
pemanasan global, sehingga majalah sains berbasis contextual learning
dinyatakan “Lolos” pada uji kelayakan tahap I.
Instrumen uji kelayakan tahap II memuat tiga aspek kelayakan, yakni
aspek isi, aspek bahasa, serta aspek penyajian, dan kegrafikan. Setiap aspek
tersebut dinilai oleh 3 orang pakar yang terdiri dari 1 orang dosen, dan 2 orang
guru. Rekapitulasi hasil uji kelayakan isi tahap II dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Uji Kelayakan Aspek Isi Tahap II
No Pakar Profesi Skor penilaian Persentase
1 1 Dosen 3.74 94%
2 2 Guru 3.84 96%
3 3 Guru 3.84 96%
Rerata skor penilaian 3.81
Rerata persentase 95.33%
Kriteria Layak
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 13.
Hasil uji kelayakan aspek isi tahap II pada Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa hasil
uji kelayakan aspek isi oleh 3 pakar memperoleh rerata skor penilaian sebesar
3.81, dan rerata persentase sebesar 95.33% yang termasuk dalam kriteria “Layak.”
Rekapitulasi hasil uji kelayakan aspek bahasa tahap II dapat dilihat pada
Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Uji Kelayakan Aspek Bahasa Tahap II
No Pakar Profesi Skor penilaian Persentase
1 1 Dosen 3.60 90%
2 2 Guru 3.33 83.25%
3 3 Guru 3.60 90%
Rerata skor penilaian 3.51
Rerata persentase 87.75%
Kriteria Layak
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 16.
Hasil uji kelayakan aspek bahasa tahap II pada tabel 4.4 dapat diketahui bahwa
hasil uji kelayakan aspek bahasa oleh 3 pakar memperoleh rerata skor penilaian
sebesar 3.51, dan rerata persentase sebesar 87.75% yang termasuk dalam kriteria
“Layak.”
Rekapitulasi hasil uji kelayakan aspek penyajian atau kegrafikan tahap II
dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Uji Kelayakan Aspek
Penyajian atau Kegrafikan Tahap II

No Pakar Skor penilaian Persentase


Profesi
1 1 Dosen 3,62 90,50%
2 2 Guru 3,86 96,50%
3 3 Guru 3,69 92,25%
Rerata skor penilaian 3.72
Rerata persentase 93.08%
Kriteria Layak
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 19.
Hasil uji kelayakan aspek penyajian dan kegrafikan tahap II pada tabel 4.5 dapat
diketahui bahwa hasil uji kelayakan aspek penyajian dan kegrafikan oleh 3 pakar
memperoleh rerata skor penilaian sebesar 3,72, dan rerata persentase sebesar
93,08% yang termasuk dalam kriteria “Layak.”
Secara keseluruhan hasil uji kelayakan tahap II majalah sains berbasis
contextual learning oleh pakar dapat dilihat dalam grafik di Gambar 4.31 berikut.
3.90 3.84 3.84 3.86
Rerata Skor Penilaian 3.80 3.74
3.69
3.70 3.60 3.60 3.62
3.60
3.50
3.33 Pakar 1
3.40
3.30 Pakar 2
3.20 Pakar 3
3.10
3.00
IsiBahasaPenyajian dan kegrafikan
Aspek Kelayakan

Gambar 4.31 Persentase Hasil Uji Validasi Tahap II

Berdasarkan Gambar 4.31 dapat diketahui hasil uji validasi tahap II oleh 3 orang
pakar untuk masing-masing aspek kelayakan, bahwa aspek isi memperoleh skor
penilaian ( ) ≥ 2.75, sedangkan aspek bahasa serta penyajian dan kegrafikan
memperoleh skor penilaian ( ) ≥ 2.50. Menurut kriteria penilaian BSNP,
hasil tersebut menyatakan bahwa majalah sains berbasis contextual learning
tema pemanasan global memenuhi kriteria “Layak” sebagai suplemen
pembelajaran IPA untuk siswa.

4.1.3.2 Hasil tanggapan siswa terhadap majalah sains pada uji skala kecil, dan
uji skala besar
Majalah sains berbasis contextual learning tema pemanasan global yang
telah lolos uji kelayakan tahap I dan tahap II, selanjutnya diujicobakan pada uji
skala kecil. Pada uji skala kecil ini, peneliti mengambil 10 orang siswa kelas IX
sebagai sampel untuk mengisi angket tanggapan siswa terhadap majalah sains
berbasis contextual learning. Angket pada uji skala kecil ini untuk mengetahui
tingkat keterbacaan majalah sains. Sebelum mengisi angket, siswa harus
membaca, dan mengamati isi majalah sains terlebih dahulu sebagai acuan untuk
mengisi angket. Hasil tanggapan siswa terhadap majalah sains berbasis contextual
learning dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa Pada Uji Skala Kecil
% tanggapan
No Indikator
siswa
1. Majalah ini menggunakan bahasa dan kalimat yang baku
sesuai dengan EYD. 95,00

2. Bahasa yang digunakan dalam majalah ini komunikatif,


sehingga mempermudah siswa memahami isinya 80,00

3. Majalah ini tidak banyak ditemukan salah ketik atau


salah tulis. 80,00

4. Huruf yang digunakan sederhana dan mudah dibaca. 90,00


5. Contoh-contoh yang disajikan dalam majalah ini sesuai
dengan kehidupan nyata yang ada di sekitar lingkungan. 87,50

6. Majalah ini dilengkapi dengan ilustrasi (gambar)


pendukung materi. 87,50

7. Majalah ini dilengkapi dengan latihan atau soal-soal


yang dapat mengukur pemahaman siswa terhadap 77,50
materi.
8. Majalah ini dilengkapi dengan daftar kata-kata penting. 82,50
9. Penyajian materi dalam majalah ini dimulai dari yang
mudah ke sukar dan abstrak ke konkret. 82,50

10. Uraian materi dalam majalah ini disajikan secara jelas


dan up to date. 95,00

Rerata persentase 85,75


Kriteria Sangat baik
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 20.

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, dapat diketahui bahwa rerata persentase tanggapan
siswa sebesar 85,75% dengan kriteria tingkat keterbacaan sangat baik.

Tahap selanjutnya adalah uji skala besar. Pada tahap ini, peneliti
menggunakan 1 kelas IX sejumlah 35 orang siswa sebagai sampel untuk mengisi
angket tanggapan siswa pada uji skala besar. Angket uji skala besar ini bertujuan
kriteria penggunaan majalah sains. Sebelum mengisi angket, peneliti melakukan
pembelajaran tanpa beracuan pada RPP. Hasil tanggapan siswa terhadap majalah
sains berbasis contextual learning dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa Pada Uji Skala Besar
% tanggapan
No Indikator
siswa
1. Majalah ini merangsang siswa untuk belajar mandiri. 84,29
2. Majalah ini mendorong siswa untuk berpikir dalam
85,71
merumuskan inti dari materi yang disampaikan.
3. Majalah ini memuat pertanyaan-pertanyaan yang
85,00
mendorong siswa untuk berpikir.
4. Pembelajaran menggunakan majalah ini, mendorong
siswa untuk saling bertukar pikiran dengan teman 80,71
lainnya.
5. Dengan adanya ilustrasi di setiap awal materi dapat
80,00
memberikan motivasi siswa untuk mempelajari materi.
6. Majalah sains ini mendorong siswa untuk belajar
berulang-ulang agar dapat menguasai materi 83,57
pemanasan global.
7. Majalah ini dapat membantu siswa untuk mengetahui
85,00
tingkat pemahamannya.
8. Dengan menggunakan majalah ini membuat siswa lebih
84,29
mudah memahami proses pemanasan global.
9. Majalah ini merangasang siswa untuk berpikir lebih
82,14
logis.
10. Majalah ini sangat menarik dan mendorong imajinasi
80,00
siswa.
11. Majalah ini membantu siswa untuk memahami tema
pemanasan global sesuai yang terjadi dalam kehidupan 87,14
sehari-hari.
Rerata persentase 83,34
Kriteria Sangat menarik
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 21.

Berdasarkan Tabel 4.7 di atas, dapat diketahui bahwa rerata persentase tanggapan
siswa sebesar 83,34% dengan kriteria sangat menarik.

4.1.3.3 Hasil tanggapan guru terhadap majalah sains pada uji skala kecil, dan
uji skala besar
Majalah sains berbasis contextual learning tema pemanasan global yang
melalui uji skala kecil, dan uji skala besar dengan sampel guru untuk mengisi
angket tanggapan guru. Pada uji skala kecil, peneliti menggunakan 3 orang guru
sebagai sampel. Angket tanggapan guru pada uji skala kecil bertujuan untuk
mengetahui tingkat keterbacaan. Hasil tanggapan guru terhadap majalah sains
berbasis contextual learning dapat dilihatpada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Guru Pada Uji Skala Kecil
% tanggapan
No Indikator
guru
1. Majalah ini menggunakan bahasa dan kalimat yang baku
sesuai dengan EYD. 83,33

2. Bahasa yang digunakan dalam majalah ini komunikatif,


sehingga mempermudah siswa memahami isinya 91,67

3. Majalah ini tidak banyak ditemukan salah ketik atau


salah tulis. 75,00

4. Huruf yang digunakan sederhana dan mudah dibaca. 91,67


5. Contoh-contoh yang disajikan dalam majalah ini sesuai
dengan kehidupan nyata yang ada di sekitar lingkungan. 100,00

6. Majalah ini dilengkapi dengan ilustrasi (gambar)


pendukung materi. 100,00

7. Majalah ini dilengkapi dengan latihan atau soal-soal


yuang dapat mengukur pemahaman siswa terhadap 91,67
materi.
8. Majalah ini dilengkapi dengan daftar kata-kata penting. 100,00
9. Penyajian materi dalam majalah ini dimulai dari yang
mudah ke sukar dan abstrak ke konkret. 91,67

10. Uraian materi dalam majalah ini disajikan secara jelas


dan up to date. 100,00

Rerata persentase 92,50


Kriteria Sangat baik
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 22.

Berdasarkan Tabel 4.8 di atas, dapat diketahui bahwa rerata persentase tanggapan
siswa sebesar 92,50% dengan kriteria tingkat keterbacaan sangat baik.

Tahap selanjutnya adalah uji skala besar. Pada tahap ini, peneliti
menggunakan 6 orang guru sebagai sampel untuk mengisi angket tanggapan guru
pada uji skala besar. Angket uji skala besar ini bertujuan untuk mengetahui
kriteria penggunaan majalah sains. Hasil tanggapan guru terhadap majalah sains
berbasis contextual learning dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Guru Pada Uji Skala Besar
% tanggapan
No Indikator
guru
1. Majalah ini merangsang siswa untuk belajar mandiri. 95,83
2. Majalah ini mendorong siswa untuk berpikir dalam
87,50
merumuskan inti dari materi yang disampaikan.
3. Majalah ini memuat pertanyaan-pertanyaan yang
87,50
mendorong siswa untuk berfikir.
4. Pembelajaran menggunakan majalah ini, mendorong
siswa untuk saling bertukar pikiran dengan teman 79.17
lainnya.
5. Dengan adanya ilustrasi di setiap awal materi dapat
91,67
memberikan motivasi siswa untuk mempelajari materi.
6. Majalah sains ini mendorong siswa untuk belajar
berulang-ulang agar dapat menguasai materi 83,33
pemanasan global.
7. Majalah ini dapat membantu siswa untuk mengetahui
87,50
tingkat pemahamannya.
8. Dengan menggunakan majalah ini membuat siswa lebih
87,50
mudah memahami proses pemanasan global.
9. Majalah ini merangasang siswa untuk berpikir lebih
87,50
logis.
10. Majalah ini sangat menarik dan mendorong imajinasi
87,50
siswa.
11. Majalah ini membantu siswa untuk memahami tema
pemanasan global sesuai yang terjadi dalam kehidupan 87,50
sehari-hari.
Rerata persentase 87,50
Kriteria Sangat menarik
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 23.

Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, dapat diketahui bahwa rerata persentase tanggapan
siswa sebesar 87,50% dengan kriteria sangat menarik.

4.1.4 Hasil Keefektifan Majalah Sains Berbasis Contextual Learning


Hasil keefektifan majalah sains berbasis contextual learning dilihat dari
peningkatan hasil belajar, dan peningkatan minat belajar siswa.
4.1.4.1 Hasil tes kognitif siswa pada kelas implementasi
Nilai akhir siswa diperoleh dengan menganalisis data yang diperoleh
menggunakan rumus sebagai berikut (Arikunto, 2009):

A merupakan nilai tugas kelompok berupa diskusi pada majalah sains halaman 2,
B adalah nilai tugas individu pada majalah halaman 23-24, dan C adalah nilai
postes di akhir pembelajaran.
Tabel 4.10 Nilai Akhir Siswa Pada Kelas Implementasi
Hasil Belajar Nilai Rata-rata
Nilai akhir 82,82
Nilai tertinggi 94,00
Nilai terendah 72,50
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 28.

Berdasarkan Tabel 4.10 di atas, dapat dilihat bahwa rerata nilai akhir siswa adalah
82,82 yang dapat dikatakan cukup baik.
Peningkatan hasil tes kognitif diukur dengan menganalisis hasil pretes-
postes menggunakan uji N-gain digunakan untuk mengetahui efektivitas
penggunaan majalah sains berbasis contextual learning sebelum dan setelah
pembelajaran. Hasil uji N-gain dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Rekapitulasi Analisis Uji N-gain
Kelas Implementasi
Data
Pretes
Postes
Jumlah siswa 36 36
Rata-rata nilai 47,42 82,89

N-gain 0,67
Kriteria Sedang
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 29.

Berdasarkan Tabel 4.12 pada tahap implementasi menunjukkan bahwa, analisis


N- gain sebesar 0,67 dengan kriteria peningkatan yang sedang.
4.1.4.2 Hasil minat belajar siswa pada kelas implementasi
Minat belajar siswa diperoleh dengan pengisian angket minat
menggunakan metode ARCS. Siswa mengisi angket minat sebelum, dan sesudah
pembelajaran menggunakan majalah sains berbasis contextual learning. Hasil
pengisian angket minat, kemudian dianalisis. Hasil analisis peningkatan minat
siswa dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Rekapitulasi Peningkatan Minat Belajar Siswa
Rerata Skor
No Kategori Minat Peningkatan Kriteria
Sebelum Sesudah
1 Attention 2,90 3,15 0,23 Rendah
2 Relevance 3,02 3,22 0,20 Rendah
3 Confidence 3,03 3,19 0,16 Rendah
4 Satisfaction 3,00 3,16 0,16 Rendah
Rerata 2,99 3,18 0,19 Rendah
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 32-33.

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa peningkatan minat belajar siswa
memperoleh rerata skor sebesar 0,19 dengan kriteria rendah.

4.2 Pembahasan
Penelitian Pengembangan Majalah Sains Berbasis Contextual Learning
sebagai Media Pembelajaran IPA Tema Pemanasan Global untuk SMP ini telah
dilaksanakan melalui 2 tahap yaitu tahap pengembangan dan tahap pelaksanaan.
Data yang dibahas hanya data yang diperoleh pada tahap pelaksanaan. Pada tahap
pelaksanaan ini didapat berbagai data yang berasal dari uji coba majalah sains dan
penilaian pakar terhadap pengembangan dan penerapan majalah. Pembahasan
selengkapnya dapat dijelaskan sebagai berikut.

4.2.1 Kelayakan Majalah Sains Berbasis Contextual Learning


Tema Pemanasan Global
Media pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah
majalah. Majalah sains yang dikembangkan berbasis contextual learning, dimana
pembelajaran ini berpusat pada siswa. Dalam proses pembelajaran siswa akan
mengaplikasikan atau mengalami apa yang sedang diajarkan atau dipelajari
(Sumarmi, 2008).
Majalah sains yang dikembangkan mempunyai 7 komponen utama
contextual learning. Peneliti memilih mengembangkan majalah sains berbasis
contextual learning dengan tujuan agar siswa dapat mengaitkan materi dengan
situasi dalam kehidupan nyata, sesuai konsep dasar contextual learning. Selain
itu, siswa juga dapat menerapkan apa yang mereka pelajari dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Peneliti mengembangkan majalah sains yang memuat materi dengan tema
pemanasan global. Pada kurikulum 2013, tema pemanasan global dipelajari pada
kelas VII semester genap. Beberapa materi dalam majalah sains bersifat
melengkapi materi yang belum tercantum dalam Buku Guru, dan Buku Siswa IPA
Kelas VII untuk kurikulum 2013. Materi tersebut yakni, materi tentang
karakteristik gas efek rumah kaca, dan cara penanggulangan pemanasan global,
sehingga bersifat sebagai suplemen pembelajaran. Materi-materi tersebut
disajikan secara menarik dalam bentuk artikel yang disertai dengan penyajian
gambar atau foto-foto yang mendukung materi, dan dikelompokkan dalam rubrik
tertentu.
Majalah sains yang dikembangkan tidak dapat langsung digunakan dalam
skala luas. Majalah sains ini melewati proses uji kelayakan, dan uji keefektifan
terlebih dahulu sesuai dengan prosedur R & D (Research and Development) yang
digunakan dalam penelitian ini. Uji kelayakan meliputi 2 tahap dengan
menggunakan instrumen penilaian kelayakan buku pelajaran menurut BSNP yang
telah dimodifikasi dan disesuaikan. Uji kelayakan ini dilakukan oleh pakar untuk
menilai 3 aspek kelayakan yakni, aspek isi, aspek bahasa, serta aspek penyajian,
dan kegrafikan.
Uji kelayakan tahap I, majalah sains dinilai oleh 9 orang pakar yang terdiri
dari 3 orang dosen MIPA Universitas Negeri Semarang, dan 6 orang guru MTs
Nurul Huda Banyuputih. Pada uji kelayakan tahap I ini, kesembilan pakar menilai
kelayakan majalah sains dari semua aspek kelayakan secara umum. Aspek isi
meliputi ada-tidaknya KI (Kompetensi Inti), KD (Kompetensi Dasar), serta
kesesuaian materi dengan KI, dan KD. Aspek penyajian meliputi penilaian
tentang bagian-bagian majalah. Sedangkan aspek kegrafikan meliputi penilaian
tentang penampilan, keterbacaan, kualitas cetakan, dan isi majalah.
Hasil penilaian, pakar memberikan beberapa saran untuk melengkapi
kekurangan dalam majalah sains ini diantaranya, penggunaan warna background
yang harus disesuaikan kecerahannya agar teks tetap menonjol, dan terbaca
dengan jelas. Konsistensi penulisan teks juga memerlukan banyak perbaikan,
seperti panjang teks dalam artikel yang harus disesuaikan dengan kemampuan
membaca, dan pemahaman siswa MTs, sehingga teks yang dicantumkan hanya
yang bersifat inti saja. Penggunaan jenis, dan ukuran huruf juga tidak terlalu
banyak variasi, dimana teks menggunakan jenis huruf Georgia ukuran 10-12, dan
judul rubrik atau sub-rubrik menggunakan jenis huruf untuk poster. Masukan-
masukan dari pakar ditindaklanjuti dengan menambah, mengurangi, atau
mengganti bagian-bagian tersebut.
Pada instrumen uji kelayakan tahap I, pakar memberikan respon positif
atau jawaban “Ya” untuk semua butir penilaian yang ada, dengan skor yang
diperoleh sama dengan skor maksimal yakni sebesar 12. Hasil penilaian tersebut
menunjukkan bahwa majalah sains dinyatakan “Lolos” uji kelayakan tahap I. Hal
ini sesuai dengan kriteria penilaian buku oleh BSNP, majalah sains dikatakan
lolos jika semua butir instrumen kelayakan mendapat nilai respon positif (ya) dan
dilanjutkan dengan uji kelayakan tahap II.
Uji kelayakan tahap II dilakukan untuk menilai kualitas majalah sains
berdasarkan 3 aspek kelayakan secara lebih detail. Pada uji kelayakan tahap II,
tiap aspek kelayakan dinilai oleh 3 orang pakar yang terdiri dari 1 orang dosen
MIPA Universitas Negeri Semarang, dan 2 orang guru MTs Nurul Huda
Banyuputih.
Uji kelayakan isi tahap II, pakar menilai majalah sains berdasarkan 25
butir indikator penilaian yang terbagi dalam 8 sub-aspek tentang kelayakan isi.
Skor yang diberikan pakar pada 25 butir indikator berkisar antara skor 3, dan 4,
dengan hasil rerata skor 3,81, dan persentase sebesar 92,25%. Hasil tersebut
menyatakan bahwa majalah sains mendapat kriteria layak. Namun terdapat
beberapa saran yang ditekankan oleh pakar untuk perbaikan dalam aspek
kelayakan isi ini. Hal tersebut kemudian ditindaklanjuti sesuai dengan saran yang
diberikan pakar.
Pada sub-aspek ke-4 terdapat bagian isntrumen yang khusus menilai
kesesuaian majalah sains dengan aspek minat belajar berdasarkan metode ARCS,
dan sub-aspek ke-8 merupakan bagian instrumen yang khusus menilai kesesuaian
majalah sains dengan aspek contextual learning. Hasil penilaian pakar kedua sub-
aspek tersebut mendapat skor sebesar 4, dan 3,67 sehingga dapat dikatakan bahwa
majalah sains layak untuk mengukur peningkatan minat belajar, dan sesuai
dengan aspek contextual learning.
Uji kelayakan bahasa tahap II, pakar bahasa menilai kelayakan majalah
sains berdasarkan 7 sub-aspek kelayakan yang terdiri dari 15 butir indikator
kelayakan. Pakar bahasa memberikan skor dengan rata-rata sebesar 3,51, dan
presentase 87,75% dengan kriteria “Layak.” Umumnya pakar bahasa memberikan
skor 3-4 untuk setiap butir indikator kelayakan. Pakar juga memberikan beberapa
masukan untuk perbaikan majalah seperti konsistensi tata tulis sesuai dengan
kaidah penulisan karya ilmiah, dan konsistensi penggunaan istilah asing. Saran
tersebut ditindaklanjuti peneliti dengan memperbaiki bagian-bagian yang terkait
seperti daftar pustaka, dan index.
Pakar penyajian, dan kegrafikan pada uji kelayakan penyajian, dan
kegrafikan tahap II memberikan skor berkisar 3-4 untuk 6 sub-aspek kelayakan
yang terdiri dari 37 butir indikator kelayakan. Rerata skor yang diperoleh adalah
3,72, dan presentase 93% dengan kriteria “Layak.” Aspek kelayakan ini
mencakup seluruh bagian majalah sains, sehingga banyak saran yang diberikan
pakar untuk perbaikan majalah. Saran pakar banyak terkonsentrasi pada aspek ini.
Berdasarkan hasil penilaian oleh ketiga pakar didapatkan rerata skor
rerata skor 3,68 dan presentase sebesar 92% dengan kriteria “Layak.” Hal ini
sesuai dengan kriteria penilaian buku pelajaran menurut BSNP (BSNP, 2007)
yang menyatakan bahwa majalah dikatakan “Layak,” jika aspek kelayakan isi
mempunyai rata-rata skor > 2,75, aspek kebahasaan, penyajian, dan kegrafikan
mempunyai rata-rata skor > 2,50. Dari hasil tersebut, maka majalah sains berbasis
contextual learning tema pemanasan global layak sebagai sumber belajar bagi
siswa MTs.
Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Riyani (2013),
yang menunjukkan bahwa majalah Biomagz sebagai sumber belajar mandiri pada
mata pelajaran Biologi untuk siswa SMA/MA kelas X yang dikembangkannya
dikatakan layak. Uji kelayakan pada tiga aspek yakni, aspek isi, kebahasaan, dan
penyajian yang dilakukan oleh pakar, peer viewer, dan guru. Penilaian tersebut
menunjukkan bahwa majalah Biomagz memiliki kualitas yang baik, dan layak
digunakan dalam pembelajaran biologi. Dalam penelitian pengembangan majalah
sains, guru juga memberikan tanggapan terkait uji kelayakan yang telah
dilakukan, bahwa majalah sudah layak untuk digunakan dalam pembelajaran.
Uji kelayakan majalah sains juga diperoleh dari analisis data angket
tanggapan guru, dan siswa terhadap majalah sains pada uji skala kecil, dan uji
skala besar. Pada uji skala kecil, tanggapan guru, dan siswa ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat keterbacaan majalah sains. Sampel yang digunakan adalah 10
orang siswa kelas IX, dan 3 orang guru yang diambil secara acak. Angket yang
digunakan memuat 10 pernyataan sebagai indikator seperti yang tertera pada tabel
4.6. Hasil analisis angket tanggapan siswa memperoleh rerata skor 85,75%. Hal
ini menunjukkan bahwa tingkat keterbacaan majalah sains sangat baik. Menurut
siswa, majalah sains disajikan lebih menarik dari segi bahasa, dan tata tulis
dibanding buku teks seperti buku paket yang terkesan kaku. Sedangkan hasil
analisis tanggapan guru memperoleh rerata skor 92,50%. Hal ini juga
menunjukkan bahwa tingkat keterbacaan majalah sains bagi guru sangat baik.
Menurut guru, majalah sains sudah menggunakan bahasa yang mudah dimengerti,
komunikatif, dan disajikan lebih menarik karena penyajian materi dalam format
majalah masih tergolong langka, sehingga mampu lebih menarik minat siswa.
Pengisian angket tanggapan guru, dan siswa pada skala besar, sampel yang
diambil terdiri dari 1 kelas IX sejumlah 35 orang siswa, dan 6 orang guru yang
bertujuan untuk mengetahui respon pengunaan majalah sains. Angket yang
digunakan memuat 11 pernyataan yang berbasis 4 aspek minat belajar
berdasarkan metode ARCS, dan 7 aspek contextual learning. Sebelum pengisian
angket, pada tahap ini peneliti akan terlebih dahulu melalukan pembelajaran pada
kelas uji skala besar tanpa beracuan dengan RPP. Pembelajaran ini sebagai dasar
bagi siswa untuk mengisi angket tanggapan siswa pada skala besar. Hasil analisis
angket tanggapan siswa memperoleh rerata skor 83,44%. Hal ini menunjukkan
bahwa majalah sains sangat menarik. Sedangkan hasil analisis tanggapan guru
memperoleh rerata skor 87,50%. Hal ini menunjukkan bahwa majalah sains juga
sangat menarik.
Hasil pengisian angket tanggapan siswa dan guru pada uji skala kecil
terdapat perbedaan hasil persentase untuk setiap pernyataan (indikator) yang
disajikan dalam angket. Pada hasil angket tanggapan siswa, persentase terkecil
terdapat pada pernyataan ke-7 tentang latihan soal yang dapat mengukur
kemampuan siswa atau tidak, dengan perolehan persentase sebesar 77,50%. Hal
ini dimungkinkan siswa yang terbiasa menghadapi media pembelajaran yang
dilengkapi latihan soal dalam bentuk pilihan ganda dan uraian, belum terbiasa
menghadapi bentuk soal latihan berupa wordsquare dan matching word yang
terdapat dalam majalah sains ini. Sedangkan pada angket tanggapan guru,
persentase terkecil terdapat pada pernyataan ke-3 tentang kesalahan dalam
pengetikan dan penulisan, dengan perolehan persentase sebesar 75,00%
dikarenakan masih terdapat beberapa penulisan kata yang belum sesuai dengan
kaidah Bahasa Indonesia.
Pada hasil pengisian angket tanggapan siswa dan guru pada uji skala besar
juga terdapat perbedaan hasil persentase. Hasil persentase angket tanggapan
siswa, persentase terkecil terdapat pada pernyataan ke-10 tentang majalah menarik
dan mendorong imajinasi siswa atau tidak dengan perolehan persentase sebesar
80,00%. Hal ini dikarenakan setiap siswa memiliki perbedaan dalam menentukan
standar menarik atau tidaknya suatu media pembelajaran bagi mereka, sehingga
hasil persentase akan bervariasi. Sedangkan pada hasil persentase angket
tanggapan guru, persentase terkecil terdapat pada pernyataan ke-4 tentang
pembelajaran menggunakan majalah yang dapat mendorong siswa untuk
bekerjasam dengan teman atau tidak dengan perolehan persentase sebesar
79,19%. Hal ini dikarenakan rubrik dalam majalah yang seharusnya mampu untuk
mengorganisir kemampuan siswa untuk bekerjasam dengan siswa lain belum
terlihat secara jelas.
Pengembangan majalah ini juga menghasilkan sebuah majalah sains
dengan karakteristik tertentu. Majalah sains memuat 7 aspek utama contextual
learning yang tercermin dalam bagian-bagian majalah, seperti konstructivisme
yang tercermin pada rubrik awal dalam majalah sains. Bagian ini menuntut
adanya penguasaan siswa terhadap konsep dasar pemanasan global yang terdapat
dalam buku siswa. Selain itu, majalah sains dapat digunakan siswa sebagai
sumber belajar alternatif selain suplemen untuk materi yang sudah ada dalam
buku siswa. Hal inilah yang membedakan majalah sains dengan majalah lain yang
telah dikembangkan sebelumnya.
4.2.2 Pembelajaran Menggunakan Majalah Sains Berbasis Contextual
Learning
Majalah sains yang digunakan dalam tahap implementasi merupakan
produk final hasil dari pengembangan yang dilakukan peneliti. Pembelajaran yang
dilakukan mengacu pada RPP yang telah disusun peneliti dengan langkah-langkah
yang memperhatikan aspek utama contextual learning. Tahap ini bertujuan untuk
mengetahui keefektifan majalah sains berbasis contextual learning yang dilihat
dari peningkatan hasil belajar, dan minat belajar siswa. Proses pembelajaran
dilakukan melalui empat kali pertemuan.
Pada pertemuan pertama, diawali dengan siswa mengerjakan soal pretes,
dan mengisi angket minat yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan siswa, serta mengukur seberapa besar minat siswa terhadap
pembelajaran IPA. Selanjutnya, guru menjelaskan secara umum mengenai materi
pemanasan global, dan membagikan majalah sains kepada siswa. Pada akhir
pertemuan siswa diberi tugas untuk mengamati kondisi lingkungan di sekitarnya
yang berhubungan dengan pemanasan global.
Pertemuan kedua, siswa diajak untuk berdiskusi secara berkelompok yang
masing-masing kelompok terdiri dari 6 orang. Setiap perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Selanjutnya, guru bersama siswa
membahas hasil diskusi. Tahap selanjutnya guru menjelaskan karakteristik
penyebab pemanasan global, yakni gas rumah kaca, dan aktifitas manusia yang
menghasilkan gas tersebut. Pada akhir pembelajaran siswa diberi tugas untuk
mencari informasi tentang dampak pemanasan global secara individu.
Proses pembelajaran pada pertemuan ketiga, diwawali dengan guru
menunjukkan skema proses terjadinya efek rumah kaca dalam majalah, dan
menjelaskan materi tersebut pada siswa. Tahap selanjutnya guru dan siswa
melakukan tanya-jawab tentang dampak dan aktifitas manusia yang menyebabkan
pemanasan global. Pada akhir pembelajaran siswa diberi tugas untuk mengerjakan
latihan yang terdapat di dalam majalah.
Pertemuan keempat, guru menjelaskan tentang cara penanggulangan
pemanasan global dan contoh-contohnya. Tahap selanjutnya guru menjelaskan
kembali secara singkat materi pemanasan global, dan mengajak siswa untuk
menarik kesimpulan. Pada akhir pertemuan, siswa mengerjakan soal postes, dan
mengisi angket minat. Nilai pretes, dan postes kemudian dibandingkan untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa, serta hasil angket minat di awal
pembelajaran, dan akhir pembelajaran juga dianalisis untuk mengukur
peningkatan minat siswa terhadap pembelajaran IPA menggunakan majalah sains
ini.

4.2.3 Keefektifan Majalah Sains Berbasis Contextual Learning Tema


Pemanasan Global
Keefektifan majalah sains berbasis contextual learning tema pemanasan
global ini diukur dengan menganalisis hasil belajar, dan minat belajar siswa. Hasil
belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajar (Sudjana, 2005). Dalam penelitian ini hasil belajar
yang dimaksud merupakan hasil tes kognitif.
Pada tahap implementasi, hasil tes kognitif siswa tidak hanya diperoleh
dari nilai pretes, dan postes, tetapi juga dari nilai tugas. Nilai tugas tersebut
meliputi tugas kelompok berupa diskusi, dan tugas individu berupa wordsquare,
dan TTS (Teka-teki Sains) yang terdapat dalam majalah. Tugas kelompok diambil
dari tugas dalam majalah sains halaman 2 yakni rubrik “Open your mind!”. Siswa
terbagi dalam 8 kelompok, dan masing-masing kelompok menyampaikan hasil
diskusi mereka di depan kelas. Nilai tugas diskusi memiliki bobot 1 kali sebagai
dalam menentukan nilai akhir siswa. Penilaian tugas ini dilihat dari kriteria yang
meliputi ketepatan jawaban, dan keluasan siswa dalam menjelaskan jawaban
dengan skor 5 untuk masing-masing kriteria. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah
85,00, sedangkan nilai terendah adalah 75,00. Sementara rerata nilai yang
diperoleh adalah 79,58.
Nilai tugas individu diambil dari nilai tugas wordsquare, dan TTS (Teka-
teki Sains). Kedua tugas tersebut berada dalam majalah sains halaman 23 sebagai
tugas pertama, dan halaman 24 sebagai tugas kedua. Tugas invidu ini memiliki
bobot 2 kali dalam menentukan nilai akhir siswa. Penilaian tugas individu dilihat
dari jumlah jawaban benar untuk masing-masing tugas. Analisis data nilai akhir
siswa diperoleh rerata nilai untuk tugas individu pertama adalah 83,66, dan rerata
nilai yang diperoleh untuk tugas individu kedua adalah 85,00. Data selengkapnya
terdapat dalam lampiran 28.
Seperti yang disebutkan dalam hasil penelitian bahwa nilai akhir siswa
merupakan hasil belajar. Hasil analisis nilai akhir siswa diperoleh bahwa, rerata
nilai akhir kelas sejumlah 36 orang siswa adalah 82,82 dengan nilai tertinggi
94,00, dan nilai terendah 72,50. Nilai tersebut mempelihatkan hasil belajar yang
cukup baik, karena perbedaan nilai tertinggi dengan terendah tidak terlalu berbeda
jauh.
Peningkatan hasil tes kognitif siswa sendiri dilihat dari uji N-gain terhadap
hasil pretes, dan postes. Pretes dilakukan sebelum pembelajaran, sedangkan postes
dilakukan setelah pembelajaran menggunakan majalah sains berbasis contextual
learning. Soal yang diberikan berupa 20 butir soal yang terdiri dari 15 butir soal
pilihan ganda, dan 5 butir soal uraian. Soal yang digunakan merupakan soal yang
telah diuji validitas, dan realibitas-nya sebelum masuk ke tahap implementasi.
Hasil validitas, dan realibitas soal dapat dilihat pada Lampiran 4.
Berdasarkan hasil analisis pada Lampiran 18 diperoleh bahwa, rerata nilai
pretes adalah 47,42, dan rerata nilai postes adalah 82,89 dari skor maksimal
100,00. Nilai uji N-gain yang diperoleh adalah 0,67 dengan kriteria sedang. Nilai
tersebut dapat menggambarkan adanya peningkatan yang signifikan. Menurut
Colleta (2007), peningkatan umumnya tercapai antara rentang skor 0,3-0,6. Hal
ini juga sejalan dengan hasil penelitian Sabil (2011) bahwa, penerapan contextual
learning dalam pembelajaran mampu meningkatkan kualitas belajar yang
mencapai 87,10% dengan peningkatan hasil tes kognitif mencapai 77,00%. Hasil
tersebut menunjukkan adanya peningkatan signifikan terhadap hasil belajar dala
suatu pembelajaran berbasis contextual learning. Selain itu juga dikarenakan
majalah sains berbasis contextual learning memiliki beberapa kelebihan.
Kelebihan contextual learning yakni, majalah sains menuntun siswa untuk
belajar sesuai kecepatan belajar mereka-masing-masing tanpa bergantung jam
belajar di sekolah. Siswa yang menggunakan majalah sains sebagai suplemen
untuk belajar, menyusul ketertinggalan di kelas dengan belajar mandiri. Siswa
juga diajak untuk berpikir logis, aplikatif, dan secara berulang-ulang sehingga
materi yang diserap lebih maksimal. Siswa juga dituntut untuk aktif dalam
pembelajaran (Aqib, 2013). Contoh dalam bentuk gambar, foto, atau skema yang
menarik ikut meningkatkan kemauan siswa untuk belajar lebih keras.
Keefektifan majalah sains berbasis contextual learning juga diukur dari
peningkatan minat belajar siswa yang diukur menggunakan metode ARCS.
Metode ARCS merupakan metode efektif untuk mengetahui peningkatan minat
belajar siswa dalam hal ini mengetahui pengaruh minat terhadap pembelajaran
yang dilihat dari 4 aspek (Keller, 1987). Keempat aspek tersebut adalah attention
(perhatian siswa), relevance (relevansi antara media pembelajaran dan kebutuhan
siswa), confidence (keyakinan siswa terhadap kemampuan sendiri), dan
satisfaction (kepuasaan siswa terhadap media pembelajaran) yang dijadikan
sebagai indikator dalam angket minat yang digunakan dalam penelitian ini.
Angket minat diberikan pada awal, dan akhir pembelajaran atau sebelum,
dan sesudah pembelajaran. Pada penelitian ini pengisian angket dilakukan pada
pertemuan pertama sesudah pretes, dan pertemuan terakhir sesudah postes.
Angket tersebut diadaptasi, dan dimodifikasi dari angket yang dikembangkan
Keller (1987) yang memuat 50 pernyataan. Angket yang digunakan dalam
penelitian ini memuat 25 butir pernyataan yang terdiri dari tujuh butir pernyataan
untuk aspek attention, delapan butir pernyataan untuk aspek relevance, lima butir
pernyataan untuk aspek confidence, dan lima butir pernyataan untuk aspek
satisfaction. Tiap aspek terbagi lagi menjadi dua jenis pernyataan yakni,
pernyataan positif, dan negatif. Jawaban yang harus dipilih siswa berupa rentang
skor antara 1-4, dengan kriteria untuk pernyataan positif semakin besar skor yang
dipilih, maka semakin besar pula nilai yang diperoleh. Sementara untuk
pernyataan negatif semakin besar skor yang dipilih, maka semakin kecil nilai yang
diperoleh.
Hasil analisis angket minat belajar siswa diperoleh, rerata nilai angket
minat sebelum pembelajaran adalah 2,99, sementara rerata nilai angket minat
setelah pembelajaran adalah 3,17 dengan kriteria baik. Analisis peningkatan minat
belajar siswa memperoleh rerata nilai 0,19 dengan kriteria peningkatan rendah.
Secara detail peningkatan untuk tiap aspek adalah 0,23 untuk attention, 0,20 untuk
relevance, 0,16 untuk confidence, dan 0,16 untuk satisfaction. Setiap aspek
menghasilkan nilai peningkatan yang berbeda, meskipun tidak signifikan.
Aspek attention yang merujuk pada perhatian siswa mempunyai kenaikan
tertinggi dibanding ketiga aspek lainnya, hal ini menunjukkan bahwa perhatian
siswa lebih mendominasi dalam minat belajar menggunakan majalah sains ini.
Hal ini dimungkinkan karena contextual learning yang pada dasarnya berpusat
pada siswa, menuntut siswa untuk lebih berkonsentrasi saat pembelajaran
sehingga perhatian siswa menjadi meningkat. Keadaan yang berbeda terjadi pasa
aspek confidence, dan satisfaction dimana peningkatan kedua aspek ini paling
rendah dibanding kedua aspek lainnya yakni sebesar 0,16. Aspek confidence yang
merujuk pada keyakinan siswa terhadap kemampuan sendiri, dan aspek
satisfaction yang merujuk pada kepuasaan siswa belum dapat meningkat secara
signifikan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hal tersebut seperti,
perbedaan karakter siswa dalam menentukan tolak ukur keyakinan dan kepuasaan
masing-masing berbeda, sehingga memicu kemampuan majalah sains untuk
meningkatkan keyakinan dan kepuasan siswa tidaklah sama (Keller, 1987). Waktu
pengisian angket juga turut andil dalam mempengaruhi hasil pengisian angket.
Dimungkinkan pengisian angket setelah postes memicu siswa tergesa-gesa dalam
menentukan jawaban untuk setiap pernyataan dalam angket, sehingga hasil
pengisian angket tidak benar-benar menggambarkan kondisi yang sebenarnya.
Menurut Keller, banyak hal yang secara umum mempengaruhi hasil
meningkat atau tidaknya minat belajar siswa selain beberapa hal di atas, seperti
kemampuan guru dan media dalam mengorganisasi kelas, keaktifan siswa,
maupun kurangnya kebebasan berpikir bagi siswa yang tersedia dalam
pembelajaran maupun media yang digunakan (Maidiyah, 2013). Siswa yang
merasa terkekang dalam suatu pembelajaran yang terikat, dan penuh tuntutan
dapat mempengaruhi peningkatan yang tidak begitu besar. Begitu pula jika
kemampuan guru maupun media kurang dalam mengorganisasi kelas, maka
kemampuan, dan keingintahuan siswa tidak dapat tercapai dengan maksimal. Hal
ini sekaligus menjelaskan adanya sedikit peningkatan pada keempat aspek minat
secara langsung.
Hasil peningkatan hasil belajar siswa yang tergolong sedang berhubungan
erat dengan hasil peningkatan minat belajar siswa. Minat belajar siswa berkaitan
erat dengan keaktifan siswa yang selanjutnya akan menentukan hasil belajar
siswa. Minat belajar yang rendah menyebabkan siswa tidak menyerap
pembelajaran secara maksimal, sehingga hasil belajar siswa belum menunjukkan
adanya peningkatan yang tinggi.
Berdasarkan pembahasan di atas dapat dikatakan bahwa majalah sains
berbasis contextual learning tema pemanasan global berhasil diterapkan, dan
layak digunakan sebagai sumber belajar alternatif bagi siswa kelas VII SMP/MTs
untuk meningkatkan hasil tes kognitif, dan minat belajar siswa. Khususnya untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditunjukkan dalam hasil uji N-gain
sebesar 0,67 dengan kriteria “Sedang.”
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa:
1. Majalah Sains Berbasis Contextual Learning Pada Tema Pemanasan Global
yang dikembangkan layak digunakan sebagai bahan ajar untuk siswa
SMP/MTs sesuai dengan kriteria kelayakan yang diadaptasi dan dimodifikasi
dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dengan rerata skor untuk
kelayakan isi, bahasa, serta penyajian, dan kegrafikan berturut-turut sebesar
3,81; 3,51; dan 3,72 dengan kriteria “Layak.”
2. Majalah Sains Berbasis Contextual Learning Pada Tema Pemanasan Global
yang dikembangkan efektif sebagai bahan ajar untuk siswa MTs dengan N-
gain sebesar 0.67 dengan kriteria sedang, meskipun dengan peningkatan minat
belajar siswa sebesar 0,19 dengan kriteria rendah.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang dapat peneliti sampaikan
antara lain:
1. Majalah Sains Berbasis Contextual Learning Pada Tema Pemanasan Global
yang dikembangkan pada penelitian ini disarankan untuk digunakan dalam
proses pembelajaran IPA Terpadu di SMP/MTs kelas VII.
2. Penelitian dapat dikembangkan ke tahap implementasi yang lebih luas yaitu
produksi secara massal dengan menggunakan sampel yang lebih luas.
3. Kerangka dalam majalah sains pada penelitian ini dapat diadaptasi untuk
mengembangkan bahan ajar pada materi yang lain.
4. Majalah sains berbasis contextual learning ini dapat dijadikan suplemen media
pembelajaran IPA bagi siswa SMP/MTs.

70
71

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Z. 2013. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Konstekstual


(Inovatif). Bandung: Yrama Widya.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta:


Bumi Aksara.

Aritonang, K, T. 2008. Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar


Siswa. Jurnal Pendidikan Penabur, 10 (7): 11-21. Tersedia di http://www.
p07jkt.bpkpenabur.or.id/files/Hal.%2011-21%20Minat%20dan%20
motivasi%20belajar.pdf [diakses 27-01-2014].

Arzyad, A. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

BSNP. 2006. Standar Isi Mata Pelajaran IPA SMP/MTs. Jakarta: BSNP.

Coletta, V. C., Phillips, J. A., dan Steinert, J. J. 2007. Interpreting Force Concept
Inventory Scores: Normalized Gain and SAT Scores. The American
Physical Society, 3(1):1-5.

Hudson, C. C. dan Whisler, V.R. 2008. Contextual Teaching And Learning Of


Practitioners Valdosta State University. E-journal Valdosta State
University, 6 (4): 7-11. Tersedia di http://www.iiisci.org/journal/cv$/sci/
pdfs/e668ps.pdf [diakses 17-04-2013].

Jong, T. D., Specht, M., & Koper, R. 2008. Contextualised Media for Learning.
Educational Technology & Society, 11 (2), 41-53. Tersedia di
http://www.ifets.info/journals/11_2/5.pdf [diakses 17-04-2013].

Keller, J. 1987. Development and Use of The ARSC Model of Instructional


Design. Journal of Instrustional Development, 10 (3):2-10. Tersedia di
http://link.springer.com/article/10.1007/BF02905780#page-1 [diakses 27-
01-2014].

Maidiyah, E. 2013. Penerapan Model Pembelajaran ARCS Pada Materi Statistika


di Kelas XI SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh. Jurnal Peluang, 1 (02):12-
21. Tersedia di https://encrypted-tbn0.gstatic.com/
q=tbn:ANd9GcS CQA0pccwmJfz3urZA7vD-P-
WK924em9JzHwUdm4yIcoveXrFf5w [diakses 27-01-2014].
Munadi, Y. 2013. Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta:
Referensi.

Parmin dan Sudarmin. 2013. IPA Terpadu. Semarang: Swadaya Manunggal.

Purnomowati, S. 2004. Penampilan Majalah Ilmiah: Standar dan Penerapannya.


BACA, 26(2): 20-27.

Pusbuk. 2013. Buku Guru: Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Kemendikbud.

Pusbuk. 2013. Modul Pelatihan: Guru Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta:


Kemendikbud.

Putra, S. R. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Yogyakarta:


Diva Press.

Putri, K. E., Ismono dan Rosdiana, L. 2013. Pengembangan Perangkat


Pembelajaran IPA Terpadu Tipe Webbed dengan Tema Pemanasan Global
untuk Kelas VIII SMP Negeri 28 Surabaya. Jurnal Pendidikan Sains e-
Pensa. 2(1):42-46. Tersedia di http://ejournal.unesa.ac.id/index.php
/pensa/article/view/2218/baca-artikel [diakses 27-01-2014].

Riyani, D. 2013. Pengembangan Majalah Biomagz Sebagai Alternatif Sumber


Belajar Mandiri pada Mata Pelajaran Biologi untuk Siswa SMA/MA
Kelas X. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan
Kalijaga. Tersedia di http://digilib.uin-suka.ac.id/7231/1/BAB%20I,%20V
,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf [diakses 13-01-2014].

Sabil, H. 2011. Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning


(CTL) Pada Materi Ruang Dimensi Tiga Menggunakan Model
Pembelajaran Berdasarkan Masalah (MPBM) Mahasiswa Program Studi
Matematika FKIP UNJA. Jurnal Edumatica, 1(01);44-56. Tersedia di
http://ejournal.udumatica.ac.id/article/10702/37/article.docx [diakses 27-
01-2014].

Saputri, E. D., dan Amaria. 2013. Pengembangan Buku Ajar IPA Terpadu
Berorientasi Contextual Teaching and Learning (CTL) Tema Dampak
Bahan Tambahan Makanan pada Kelas VIII SMP. Jurnal Pendidikan
Sains e-Pensa, 2(02):225-228. Tersedia di http://ejournal.unesa.
ac.id/index.php/pensa/article/view/2677 [diakses 27-01-2014].

Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung: PT. Tarsito.

Sumarmi. 2008. Sekolah Hijau Sebagai Alternatif Pendidikan Lingkungan Hidup


Dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual. Jurnal Ilmu Pendidikan,
15(01)” 19-25. Tersedia di http://journal.um.ac.id/index.php/jip/article
/viewArticle/7 [diakses 17-04-2013].

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan


Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
LAMPIRAN
SILABUS L
A
M
Sekolah : MTs Nurul Huda Banyuputih P
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam I
Kelas/Semester : VII/2
R
A
Kompetensi Inti : N
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghargai dan menghayati eprilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli (toleransi, gotong-royong), santun, percaya
diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

75
Materi Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Pembelajaran Penilaian
Pokok Waktu Belajar
1.1 Mengagumi Pemanasan Mengamati: Tugas: 6 JP (4 kali Majalah
keteraturan dan Global 1. Mengamati lapisan 1. Mendiskusikan secara pertemuan) sains
kompleksitas ciptaan atmosfer melalui kelompok mengenai berbasis
Tuhan tentang aspek gambar. pemanasan global. contextual
fisik dan kimiawi, 2. Mengamati jenis-jenis 2. Mengamati dan mendata learning.
kehidupan dalam gas rumah kaca dan dampak pemanasan
ekosistem, dan proses efek rumah global yang ada di
peranan manusia kaca melalui gambar. lingkungan sekitar.
dalam lingkungan serta 3. Mengamati 3. Menganalisis suatu
mewujudkannya dalam dampak pemanasan masalah tentang
pengamalan ajaran global melalui pemanasan global secara
agama yang dianutnya. gambar. mandiri.
4. Mengamati langkah 4. Menyelesaikan
2.1 Menunjukkan penanggulangan wordsquare dalam
penghargaan kepada pemanasan global dalam majalah sains berbasis
orang lain dalam kehidupan sehari-hari contextual learning.
aktivitas sehari-hari melalui gambar dan
pengamatan.

76
sebagai wujud Portofolio:
implementasi perilaku Menanya: Laporan analisis masalah dan
menjaga kebersihan 1. Mengapa perubahan pengamatan lingkungan
dan kelestarian cuaca akhir-akhir ini sekitar.
lingkungan. sangat ekstrim?
2. Mengapa terjadi Tes:
3.5 Memahami pemanasan global? Apa A. Soal pilihan ganda:
karakteristik zat, serta penyebabnya? 1. Peristiwa peningkatan
perubahan fisik dan 3. Bagaimana terjadinya rata-rata suhu bumi
kimia pada zat yang proses efek rumah secara global dibanding
dapat dimanfaatkan kaca? standar normal disebut…
untuk kehidupan 4. Bagaimana dampak a. Efek rumah kaca
sehari-hari. pemanasan global b. Fotosintesis
bagi ekosistem di c. Pemanasan global
3.10 Mendeskripsikan bumi? d. Presipitasi
tentang penyebab 2. Jenis gas rumah kaca
terjadinya pemanasan Eksperimen/eksplorasi: yang berwarna cokelat
global dan dampaknya 1. Mengumpulkan data dari hasil pembentukan
bagi ekosistem. dan informasi tentang asam nitrat, bersifat
dampak pemanasan
global yang ada di

77
sekitar lingkungan toksik, dan banyak
sekolah dan tempat dihasilkan dari sektor
4.10 Menyajikan data dan tinggal siswa. pertanian adalah…
informasi tentang a. CFC
pemanasan global dan Mengasosiasi: b. NO
memberikan usulan 1. Menganalisis data c. CH4
penanggulangan dan informasi tentang d. CO2
masalah. dampak pemanasan 3. Sampah organik yang
global di lingkungan terkumpul dan dibiarkan
sekitar. membusuk akan
2. Membuat kesimpulan menimbulkan bau busuk
tentang berbagai data yang menyengat karena
dan informasi dampak menghasilkasn gas
pemanasan global. metana. Kondisi yang
kotor juga memicu
Mengkomunikasikan: timbulnya kuman atau
1. Mempresentasikan hasil bakteri yang bersifat
analisis data dan patogen. Bagaimana
informasi tentang cara
yang tepat untuk

78
dampak pemanasan menanggulangi sampah
glonal di lingkungan itu?
sekitar. a. Membakar sampah
organik tersebut
b. Membuang sampah
organik ke sungai
agar hilang terbawa
arus
c. Mengubur sampah
organik ke dalam
tanah
d. Menyemprot sampah
organik dengan
desinfektan
B. Soal uraian:
1. Jelaskan proses
terjadinya efek
rumah kaca secara
singkat?
Jawaban : Efek rumah

79
kaca terjadi saat
terakumulasinya gas
rumah kaca di atmosfer
yang membentuk lapisan
rumah kaca sehingga
menghalangi bumi untuk
memantulkan sisa energi
panas matahari ke luar
angkasa (dipantulkan
kembali ke bumi).
2. Apa peran efek rumah
kaca yang dapat
menguntungkan bumi?
Jawaban : Efek rumah
kaca melindungi bumi
dari perbedaan suhu
siang dan malam yang
terlalu tinggi, sehingga
suhu siang tidak akan.

80
81
82

LAMPIRAN 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : MTs Nurul Huda Banyuputih


Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VII/2
Tema : Pemanasan Global
Alokasi Waktu : 6 JP (1 JP = 40 menit)

A. KOMPETENSI DASAR
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek
fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia
dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran
agama yang dianutnya.
2.1 Menunjukkan penghargaan kepada orang lain dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi perilaku menjaga kebersihan dan
kelestarian lingkungan.
3.5 Memahami karakteristik zat, serta perubahan fisik dan kimia pada zat
yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari.
3.10 Mendeskripsikan tentang penyebab terjadinya pemanasan global dan
dampaknya bagi ekosistem.
4.10 Menyajikan data dan informasi tentang pemanasan global dan
memberikan usulan penanggulangan masalah.

B. INDIKATOR
1. Terampil menjelaskan pengertian pemanasan global dengan percaya diri.
2. Mendeskripsikan karakteristik gas rumah kaca sebagai penyebab
terjadinya pemanasan global dengan logis dan bertanggung jawab.
3. Menjelaskan efek rumah kaca yang terjadi di atmosfer bumi berdasarkan
gambar dengan kritis.
4. Menjelaskan lapisan atmosfer sebagai tempat terjadinya efek rumah kaca
dan penipisan lapisan ozon dengan benar.
5. Menjelaskan aktifitas manusia yang menghasilkan gas rumah kaca sebagai
penyebab terjadinya pemanasan global dengan percaya diri.
6. Menjelaskan dampak pemanasan global yang terjadi di lingkungan sekitar,
maupun secara global dengan logis.
7. Menjelaskan langkah penanggulangan yang dapat dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari untuk mengurangi dampak pemanasan global
dengan bertanggung jawab.
8. Mengidentifikasi contoh teknologi penanggulangan pemanasan global
yang dapat diterapkan di lingkungan sekitar dengan percaya diri dan rasa
ingin tahu yang tinggi.
9. Menunjukkan ketekunan, tanggung jawab, saling menghargai dalam
kegiatan belajar, dan bekerja secara individu maupun kelompok.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dengan penuh tanggung jawab, rasa ingin tahu, dan saling
menghargai dapat menjelaskan pemanasan global dan efek rumah kaca
melalui diskusi kelompok.
2. Siswa dengan penuh percaya diri dapat mendeskripsikan gas rumah kaca
sebagai penyebab pemanasan global
3. Siswa dengan percaya diri dapat menjelaskan proses efek rumah kaca di
lapisan atmosfer bumi melalui gambar yang terdapat dalam majalah.
4. Siswa dengan kritis mampu mengidentifikasi aktifitas manusia yang
menghasilkan gas rumah kaca melalui tanya jawab.
5. Siswa dengan kritis dapat menjelaskan dampak pemanasan global dengan
percaya diri setelah mengumpulkan informasi dari lingkungan sekitarnya.
6. Siswa dengan logis dapat mengidentifikasi langkah penanggulangan
pemanasan global yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
D. MATERI
1. Pemanasan Global
Pemanasan global merupakan indikasi kenaikan suhu rata-rata bumi secara
global terhadap normal/rata-rata catatan pada kurun waktu standar (WHO:
minimal 30 tahun).
2. Karakteristik Gas Rumah Kaca
a. Karbondioksida atau CO2
Memiliki konsentrasi yang paling besar di udara dan lapisan atmosfer
bumi. Sifatnya tidak begitu reaktif dan tidak mudah meledak, tetapi
mampu menimbulkan efek pemanasan di atmosfer dalam jumlah yang
banyak. Dihasilakan dari aktivitas manusia, pembakaran batu bara,
maupun dampak pengrusakan hutan yang menjadi fiker bagi gas ini.
b. Metana atau CH4
Metana adalah senyawa yang berbentuk gas dengan rumus kimia CH 4.
Sebagai komponen utama gas alam, metana adalah sumber bahanbakar
utama. Metana yang dihasilkan dari tempat pembuangan akhir akan
dibakar sehingga dihasilkan CO2 daripada metana, karena gas ini lebih
berbahaya untuk ozon. Belakangan ini, metana yang dihasilkan dari
penambangan batu bara telah berhasil digunakan untuk
membangkitkan listrik.
c. Nitrogen oksida atau NO
Nitrogen oksida merupakan sneyawa kimia yang memiliki efek
pemanasan 300 kali lipat dibandingkan dengan molekul CO2. Nitrogen
oksida dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil, industri, dan
pertanian dengan kontribusi terbesar pada sektor pertanian mengingat
Indonesia sendiri merupakan negara dengan lahan pertanian yang luas
dan polutan dari asap rokok, kendaraan dan lain-lain, sehingga sering
dianggap bersifat toksik dan sangat reaktif
d. CFC
CFC merupakan sejenis gas yang banyak digunakan dalam industri
yang memanfaatkan sistem refrigerasi seperti pembuatan kulkas
(lemari pendingin) dan pendinging ruangan (Air Conditioner atau AC).
Gas ini memiliki efek pemanasan sampai ribuan kali di atmosfer bila
dibandingkan dengan CO2.
e. HFC, PFC dan SF6
Banyak digunakan dalam industri aerosol, pendingin (freon) dan
manufaktur.
3. Efek Rumah Kaca
Proses efek rumah kaca terjadi karena terakumulasinya gas rumah
kaca di lapisan atmosfer bumi yang membentuk lapisan gas rumah kaca.
Lapisan tersebut memiliki sifat dapat ditembus cahaya tetapi tidak dapat
memantulkan panas dari bumi. Sehingga ketika energi radiasi sinar
matahari masuk ke bumi, sisa dari energi radiasi yang telah diserap bumi
tidak bisa dipantulkan kembali ke luar angkasa karena terhalang lapisan
gas rumah kaca.
4. Dampak Pemanasan Global
a. Perubahan iklim yang ekstrim
b. Menghilangnya pulau-pulau kecil
c. Punahnya spesies makhluk hidup tertentu
d. Timbulnya penyakit yang mengancam
e. Berkurangnya gletser sebagai sumber air bersih
5. Teknologi Penanggulangan Pemanasan Global
a. Pembuatan taman gantung
b. Sampah organik-anorganik
c. Panel surya
d. Bahan bakar bio
e. Pemanfaatan e-book

E. PENDEKATAN/STRATEGI/METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Contextual Learning
2. Metode : Diskusi dan tanya-jawab
F. MEDIA, ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN
Sumber belajar : Majalah sains berbasis contextual learning.

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan pertama (1JP)
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan  Pemusatan perhatian: Mengajak siswa untuk 5 menit
berdoa bersama.
 Apersepsi: Memberikan pertanyaan tentang
masalah lingkungan.
 Motivasi: Setiap hari siswa merasakan bahwa
suhu disekitar mereka terasa panas.
 Guru menjelaskan manfaat mempelajari
pemanasan global.
Kegiatan inti  Melakukan tanya-jawab tentang pemanasan 30 menit
global secara umum.
 Melakukan pretest.
Penutup  Membagikan majalah sains kepada siswa. 5 menit
 Memberikan sedikit penjelasan tentang apa
yang akan dipelajari pada pertemuan
selanjutnya.

Pertemuan kedua (2 JP)


Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan  Pemusatan perhatian: Mengajak siswa untuk 10 menit
berdoa bersama. Kemudian memperlihatkan
gambar ilustrasi pemanasan global yang
terdapat pada cover majalah.
 Apersepsi: Memberikan pertanyaan tentang
pemanasan global dan bukti adanya
pemanasan global di sekitar mereka.
 Motivasi: Setiap hari siswa merasakan bahwa
suhu di sekitar mereka terasa semakin panas
dan membutuhkan penyejuk ruangan agar
merasa nyaman.
 Guru menjelaskan tujuan dan manfaat
mempelajari pemanasan global secara umum,
karakteristik Gas Rumah Kaca dan aktifitas
manusia yang menghasilkan Gas Rumah
Kaca.
Kegiatan inti  Guru menyampaikan informasi tentang 60 menit
kegiatan yang akan dilakukan yakni
berdiskusi, presentasi dan tanya-jawab.
 Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok.
 Siswa melakukan diskusi kelompok dengan
mengkaji rubrik pertama majalah Sains pada
halaman 2.
 Siswa perwakilan setiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusi mereka di
depan kelas.
 Siswa bersama guru membahas hasil diskusi
dan menarik kesimpulan.
 Guru menambah penjelasan tentang
karakteristik gas rumah kaca pada siswa.

Penutup  Mereview hasil pembelajaran. 10 menit


 Pemberian penghargaan kepada kelompok
yang berkinerja baik.
 Pemberian tugas berkelompok untuk
menganalisis tentang cara mengurangi gas
rumah kaca, dan tugas individu untuk mencari
tahu dampak dan aktifitas di sekitar mereka
yang berhubungan dengan pemanasan global.

Pertemuan ketiga (2 JP)


Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan  Pemusatan perhatian: Mengajak siswa untuk 10 menit
berdoa bersama. Kemudian memperlihatkan
gambar ilustrasi efek rumah kaca dan
atmosfer yang ada di majalah.
 Apersepsi: Pernahkan siswa melihat rumah
kaca atau greenhouse untuk menanam
tanaman?
 Motivasi: Siswa sering menemui sampah
berserakan di sekitar lingkungan mereka, asap
kendaraan bermotor, bahkan melihat
terjadinya banjir di daerah sendiri.
 Guru menjelaskan tujuan dan manfaat
mempelajari efek rumah kaca, dampak dan
cara penanggulangan pemanasan global.

Kegiatan inti  Guru menyampaikan informasi tentang 60 menit


kegiatan yang akan dilakukan yakni tanya-
jawab dan berdiskusi.
 Guru menjelaskan terjadinya efek rumah kaca
dan hubungannya dengan pemanasan global.
 Guru dan siswa melakukan tanya-jawab
tentang dampak dan aktifitas yang
menyebabkan pemanasan global.
 Guru menjelaskan tentang teknologi modern
yang dapat dilakukan untuk menanggulangi
pemanasan global.
 Guru memberi kesempatan pada siswa untuk
bertanya tentang materi pemanasan global
yang belum mereka pahami.
Penutup  Meriview hasil pembelajaran. 10 menit
 Siswa mengerjakan tugas individu yang
terdapat dalam majalah Sains.
 Pemberian penghargaan kepada individu yang
berkinerja baik.

Pertemuan keempat (1 JP)


Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan  Pemusatan perhatian: Mengajak siswa untuk 5 menit
berdoa bersama.
 Guru menjelaskan tentang tujuan postest.
Kegiatan inti  Siswa mengerjakan soal posttest yang telah 30 menit
disiapkan guru.
Penutup  Meriview tentang pemanasan global. 5 menit

H. PENILAIAN
1. Metode dan bentuk instrument
Metode Bentuk instrument
Tes tertulis Pilihan ganda HOTS dan Uraian
2. Contoh instrumen
A. Soal pilihan ganda
Perhatikan teks dan gambar berikut, kemudian kerjakan soal 1-2!
Pemanasan global yang tengah
terjadi saat ini merupakan dampak dari
aktivitas manusia di bumi. Aktifitas
manusia yang menghasilkan gas rumah
kaca, dianggap sebagai penyebab
utamanya. Saat ini konsentrasi tertinggi
gas rumah kaca yang berada di atmosfer
ditempati oleh gas CO2. Vivanews
melangsir bahwa saat ini konsentrasi gas CO2 telah melebihi ambang batas
yakni mencapai 400 ppm. Sementara di atas Samudera Pasifik konsentrasi
CO2 mencapai 400,33 ppm dan California mencapai adalah 400,08 ppm.
Pakar perubahan iklim Scripps, Profesor Ralph Keeling, menyatakan
kondisi saat ini akan membuat dunia kembali pada masa waktu tersebut,
konsekuensinya peradaban akan hancur. Namun, hal tersebut dapat
dicegah bila emisi CO2 dari pembakaran batubara, gas dan minyak dengan
cepat dibatasi.
4. Kumpulan gas yang dapat menimbulkan efek pemanasan di atmosfer
sering disebut…
a. Gas rumah kaca
b. Gas emisi
c. Gas buang
d. Gas pemanasan global
5. Gas CO2 banyak dihasilkan dari aktifitas yang dilakukan manusia.
Berikut adalah sumber gas CO2, kecuali…
a. Pembakaran batu bara
b. Pembakaran dari kendaraan bermotor
c. Hairspray
d. Pembangkit listrik
B. Soal Uraian
Perhatikan gambar di samping, kemudian
kerjakan di bawahnya!
Efek rumah kaca sangat berhubungan
erat dengan pemanasan global. Terjadinya
pemanasan global sebenarnya merupakan
dampak dari efek rumah kaca yang terjadi di
lapisan atmosfer bumi yang berimbas
timbulnya dampak-dampak lain. Bahkan penipisan lapisan ozon juga ikut
andil dalam hal ini.
Selain menimbulkan dampak merugikan bagi bumi, adanya efek
rumah kaca juga memiliki peran yang menguntungkan bagi kehidupan di
bumi. Karena efek rumah kaca memiliki andil besar dalam menentukan
kondisi lingkungan yang sesuai untuk kehidupan makhluk di bumi, seperti
manusia dan tumbuhan. Bahkan planet lain juga memiliki efek rumah kaca
(www.id.wikipedia.org).
1. Adanya efek rumah kaca di bumi dapat mendatangkan keuntungan
maupun kerugian yang tak bisa terelakkan.
a. Jelaskan proses terjadinya efek rumah kaca secara singkat?
Jawaban : Efek rumah kaca terjadi saat terakumulasinya gas rumah
kaca di atmosfer yang membentuk lapisan rumah kaca sehingga
menghalangi bumi untuk memantulkan sisa energi panas matahari
ke luar angkasa (dipantulkan kembali ke bumi).
b. Apa peran efek rumah kaca yang dapat menguntungkan bumi?
Jawaban : Efek rumah kaca melindungi bumi dari perbedaan suhu
siang dan malam yang terlalu tinggi, sehingga suhu siang tidak
akan terlalu panas dan suhu malam tidak akan terlalu dingin.
L
A
KISI-KISI SOAL PRETEST-POSTEST M
PI
R
A
Jenis sekolah : MTs Nurul Huda Banyuputih Jumlah soal 20
Mata pelajaran : IPA Bentuk soal/tes : Pilihan ganda (15) dan Uraian (5)
Kurikulum : 2013 Penyusun : Siti Asfuriyah
Alokasi waktu : 1 x 30’ Kelas/semester : VII/2

Ranah Kognitif dan nomor


Kompetensi
Materi Indikator Soal soal Kunci Jawaban
Inti/Kompetensi Dasar
C1 C2 C3 C4 C5 C6
2.5.2.3 Mema Gas rumah Menyebutkan pengertian gas 4 A
hami pengetahuan kaca dan rumah kaca
(faktual, konseptual, karakteristikn Menyebutkan jenis gas rumah 1 Nitroksida (NO), metana
dan prosedural) ya kaca (CH4), CFC, HFC, SF6, dan
berdasarkan rasa ingin PFC.
tahunya tentang ilmu Mendeskripsikan sifat GRK 8 B

93
pengetahuan, Mengidentifikasi langkah 12 A
teknologi, seni, budaya pembuktian sifat GRK
terkait fenomena dan Menyebutkan peran efek 13 B
kejadian tampak mata. rumah kaca bagi bumi 14 D
3.5 Memahami Mengidentifikasi aktifitas 5 C
karakteristik zat, serta manusia yang menghasilkan
11 C
perubahan fisik dan GRK
kimia pada zat yang Menyebutkan dampak dari 2 a. Asap pabrik,
dapat dimanfaatkan efek rumah kaca dan cara pembakaran batu bara,
untuk kehidupan menanggulanginya yang pemakaian energi,
sehari-hari. berhubungan dengan pertanian dan limbah.
3.10 Mendeskripsikan pemanasan global b. Gangguang pernapasan
tentang penyebab seperti alergi.
terjadinya pemanasan 4 Menerapkan teknologi
global dan modern seperti panel surya
dampaknya bagi yang dapat menyerap
ekosistem. energi panas matahari dan
mengubahnya menjadi
bentuk energi lain,

94
mengurangi GRK dengan
rebosasi, pengolahan
limbah atau pemanfaatan
somber hayati sebagai
sumber energi ramah
lingkungan.
Mengidentifikasi percobaan 15 B
tentang pembuktian efek
rumah kaca
2.5.2.4 Menco Penanggulang Menyebutkan pengertian 1 B
ba, mengolah, dan an pemanasan pemanasan global
menyaji dalam ranah global Menyebutkan konsentrasi 2 D
konkret GRK di atmosfer 10 B
(menggunakan, Menyebutkan negara-negara 9 C
mengurai, merangkai, penghasil GRK
memodifikasi, dan Menyebutkan keterlibatan 3 B
membuat) dan ranah lembaga pemerintahan dalam
abstrak (menulis, menanggulangi pemanasan

95
membaca, global
menghitung, Mengidentifikasi langkah 6 C
menggambar, dan penanggulangan yang 7 C
mengarang) sesuai dilakukan untuk mengurangi 3 Mengurangi penggunaan
dengan yang dipelajari dampak pemanasan global kendaraan bermotor,
di sekolah dan sumber limbah, menekan produksi
lain yang sama dalam barang dalam skala
sudut pandang/teori. insudtri, dsb.
4.10 Menyajikan data dan 5 Perubahan cuaca yang
informasi tentang ekstrim menyebabkan
pemanasan global dan bencana seperti banjir di
memberikan usulan Batang, peningkatan
penanggulangan volume air laut, spesies
masalah. makhluk hidup tertentu
yang mulai langka, dsb.

96
LA
M
ANALISIS VALIDITAS, DAYA BEDA, TARAF KESUKARAN, DAN RELIABILITAS PI
RA
INSTRUMEN SOAL PILIHAN GANDA
N4

No soal Skor
No Kode (y2)
(y)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 UC-01 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 29 841
2 UC-02 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 784
3 UC-03 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 841
4 UC-04 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 841
5 UC-05 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 27 729
6 UC-06 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 26 676
7 UC-07 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 28 784
8 UC-08 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 784
9 UC-09 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 900
10 UC-10 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 25 625
11 UC-11 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 26 676
12 UC-12 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 26 676
13 UC-13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 841
14 UC-14 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 24 576
15 UC-15 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 25 625
16 UC-16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 900
17 UC-17 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 22 484
18 UC-18 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 21 441
19 UC-19 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 24 576
20 UC-20 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 25 625

97
21 UC-21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 784
22 UC-22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 841
23 UC-23 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 21 441
24 UC-24 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 22 484
25 UC-25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 841
26 UC-26 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 23 529
27 UC-27 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 24 576
28 UC-28 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 625
29 UC-29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 729
30 UC-30 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 21 441
31 UC-31 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 27 729
32 UC-32 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 26 676
33 UC-33 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 21 441
34 UC-34 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 23 529
35 UC-35 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 28 784
Σm 832 838 751 738 839 859 828 832 836 815 905 23675
n 31 32 29 28 32 32 32 32 31 31 25.86
Mp 26.839 26.188 25.897 26.357 26.219 26.844 25.875 26.000 26.968 26.290
Mt 25.857
p 0.886 0.914 0.829 0.800 0.914 0.914 0.914 0.914 0.886 0.886
q 0.114 0.086 0.171 0.200 0.086 0.086 0.086 0.086 0.114 0.114
s 2.790

3.180 3.180 2.490 2.210 3.180 3.960 3.180 3.180 3.180 2.840
rpbis 1.119 0.377 0.035 0.396 0.412 1.400 0.020 0.163 1.266 0.441

98
r tabel 0.334
Tidak Tidak Tidak
Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
valid valid valid
JA 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
Daya beda

JB 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
BA 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
BB 7 7 7 6 7 6 6 7 7 5
PA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PB 0.778 0.778 0.778 0.667 0.778 0.667 0.667 0.778 0.778 0.556
D 0.222 0.222 0.222 0.333 0.222 0.333 0.333 0.222 0.222 0.444
Baik
Kriteria Cukup Cukup Cukup Baik Cukup Baik Baik Cukup Cukup
sekali
B 31 32 29 28 32 32 32 32 31 31
JS 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
TK

P 0.886 0.914 0.829 0.800 0.914 0.914 0.914 0.914 0.886 0.886
Kriteria Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
k 30
Reliabilitas

M 25.86
Vt 7.84 Dari tabel r product moment dengan N=35 dan taraf signifikan 5% diperoleh r tabel=0,334
r11 0.558
r tabel 0.334 karena r hitung > r tabel maka soal reliable
Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai
Tidak Tidak Tidak Tidak
Keterangan untuk untuk untuk untuk untuk untuk
dipakai dipakai dipakai dipakai
no.1 no. 2 no. 3 no. 4 no. 5 no 6

99
No soal Skor (y2)
No Kode
(y)
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 UC-01 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 841
2 UC-02 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 784
3 UC-03 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 29 841
4 UC-04 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 841
5 UC-05 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 27 729
6 UC-06 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 26 676
7 UC-07 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 784
8 UC-08 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 28 784
9 UC-09 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 900
10 UC-10 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 25 625
11 UC-11 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 676
12 UC-12 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 26 676
13 UC-13 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 29 841
14 UC-14 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 24 576
15 UC-15 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 25 625
16 UC-16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 900
17 UC-17 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 22 484
18 UC-18 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 21 441
19 UC-19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 576
20 UC-20 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 25 625
21 UC-21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 784
22 UC-22 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 29 841
23 UC-23 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 21 441
24 UC-24 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 22 484

100
25 UC-25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 29 841
26 UC-26 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 23 529
27 UC-27 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24 576
28 UC-28 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 25 625
29 UC-29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 27 729
30 UC-30 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 21 441
31 UC-31 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 27 729
32 UC-32 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 676
33 UC-33 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 21 441
34 UC-34 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 23 529
35 UC-35 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 28 784
Σm 714 743 840 858 739 819 863 830 582 759 905 23675
n 27 28 32 32 28 31 33 32 21 29 25.86
Mp 26.444 26.536 26.250 26.813 26.393 26.419 26.152 25.938 27.714 26.172
Mt 25.857
p 0.771 0.800 0.914 0.914 0.800 0.886 0.943 0.914 0.600 0.829
q 0.229 0.200 0.086 0.086 0.200 0.114 0.057 0.086 0.400 0.171
s 2.790

1.830 2.000 3.180 3.960 2.000 2.840 3.960 3.180 1.300 2.210
rpbis 0.385 0.486 0.448 1.356 0.384 0.572 0.418 0.092 0.865 0.250
r tabel 0.334
Tidak Tidak
Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
valid valid
JA 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
Daya
beda

JB 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9

101
BA 9 9 9 9 9 9 9 9 7 8
BB 5 4 6 7 6 5 7 8 3 6
PA 1 1 1 1 1 1 1 1 0.778 0.889
PB 0.556 0.444 0.667 0.778 0.667 0.556 0.778 0.889 0.333 0.667
D 0.444 0.556 0.333 0.222 0.333 0.444 0.222 0.111 0.444 0.222
Baik Baik Baik Baik
Kriteria Baik Cukup Baik Cukup Jelek Cukup
sekali sekali sekali sekali
B 27 28 32 32 28 31 33 32 21 29
JS 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
TK

P 0.771 0.800 0.914 0.914 0.800 0.886 0.943 0.914 0.600 0.829
Kriteria Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sedang Mudah
k 30
Reliabilitas

M 25.86
Vt 7.84 Dari tabel r product moment dengan N=35 dan taraf signifikan 5% diperoleh r tabel=0,334
r11 0.558
r tabel 0.334 karena r hitung > r tabel maka soal reliable
Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai
Tidak Tidak Tidak Tidak
Keterangan untuk untuk untuk untuk untuk untuk
dipakai dipakai dipakai dipakai
no. 7 no. 8 no. 9 no. 10 no.11 no.12

102
No soal Skor (y2)
No Kode
(y)
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 UC-01 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 841
2 UC-02 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 28 784
3 UC-03 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 841
4 UC-04 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 29 841
5 UC-05 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 27 729
6 UC-06 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 26 676
7 UC-07 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 784
8 UC-08 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 784
9 UC-09 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 900
10 UC-10 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 25 625
11 UC-11 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 26 676
12 UC-12 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 26 676
13 UC-13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 841
14 UC-14 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 24 576
15 UC-15 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 25 625
16 UC-16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 900
17 UC-17 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 22 484
18 UC-18 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 21 441
19 UC-19 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 24 576
20 UC-20 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 25 625
21 UC-21 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 28 784
22 UC-22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 841
23 UC-23 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 21 441
24 UC-24 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 22 484

103
25 UC-25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 841
26 UC-26 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 529
27 UC-27 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 24 576
28 UC-28 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 25 625
29 UC-29 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 27 729
30 UC-30 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 21 441
31 UC-31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 729
32 UC-32 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 26 676
33 UC-33 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 21 441
34 UC-34 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 23 529
35 UC-35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 784
Σm 859 835 805 857 883 829 824 877 530 708 905 23675
n 32 31 31 33 33 32 31 33 19 27 25.86
Mp 26.844 26.935 25.968 25.970 26.758 25.906 26.581 26.576 27.895 26.222
Mt 25.857
p 0.914 0.886 0.886 0.943 0.943 0.914 0.886 0.943 0.543 0.771
q 0.086 0.114 0.114 0.057 0.057 0.086 0.114 0.057 0.457 0.229
s 2.790

3.960 3.180 2.840 3.960 5.690 3.960 3.180 5.690 1.080 1.830
rpbis 1.400 1.229 0.113 0.160 1.836 0.070 0.825 1.466 0.789 0.239
r tabel 0.334
Tidak Tidak Tidak Tidak
Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid
valid valid valid valid
JA 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
beda
Daya

JB 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9

104
BA 9 9 9 9 9 9 7 9 9 8
BB 7 8 7 8 7 9 7 6 0 6
PA 1 1 1 1 1 1 0.778 1 1 0.889
PB 0.778 0.889 0.778 0.889 0.778 1 0.778 0.667 0 0.667
D 0.222 0.111 0.222 0.111 0.222 0 0 0.333 1 0.222
Baik
Kriteria Cukup Jelek Cukup Jelek Cukup Jelek Jelek Baik Cukup
sekali
B 32 31 31 33 33 32 31 33 19 27
JS 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
TK

P 0.914 0.886 0.886 0.943 0.943 0.914 0.886 0.943


0.543 0.771
Kriteria Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sedang Mudah
k 30
Reliabilitas

M 25.86 Dari tabel r product moment dengan N=35 dan taraf signifikan 5% diperoleh r
Vt 7.84 tabel=0,334
r11 0.558
r tabel 0.334 karena r hitung > r tabel maka soal reliabel
Dipakai Tidak Tidak Tidak Dipakai Tidak Tidak Tidak Dipakai Tidak
Keterangan
no. 13 dipakai dipakai dipakai no 14 dipakai dipakai dipakai no 15 dipakai

105
ANALISIS VALIDITAS, DAYA BEDA, TARAF KESUKARAN, DAN RELIABILITAS
INSTRUMEN SOAL URAIAN

Nomor Soal Skor


No Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (y2)
(y)
1 UC-01 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 81
2 UC-02 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 64
3 UC-03 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 6 36
4 UC-04 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 81
5 UC-05 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10 100
6 UC-06 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
7 UC-07 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 8 64
8 UC-08 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 81
9 UC-09 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
10 UC-10 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 64
11 UC-11 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8 64
12 UC-12 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 6 36
13 UC-13 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 81
14 UC-14 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 81
15 UC-15 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 7 49
16 UC-16 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 6 36
17 UC-17 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 81
18 UC-18 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8 64
19 UC-19 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7 49
20 UC-20 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 7 49
21 UC-21 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 5 25

106
22 UC-22 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8 64
23 UC-23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
24 UC-24 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 64
25 UC-25 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 81
26 UC-26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
27 UC-27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
28 UC-28 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 81
29 UC-29 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 64
30 UC-30 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 8 64
31 UC-31 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 6 36
32 UC-32 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 8 64
33 UC-33 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8 64
34 UC-34 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8 64
35 UC-35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
Σm 239 251 230 281 172 245 269 223 212 264 288 2432
n 29 29 27 34 20 29 32 26 20 31 8.229
Mp 8.241 8.655 8.519 8.265 8.600 8.448 8.406 8.577 10.600 8.516
Mt 8.229
p 0.829 0.829 0.771 0.971 0.571 0.829 0.914 0.743 0.571 0.886
q 0.171 0.171 0.229 0.029 0.429 0.171 0.086 0.257 0.429 0.114
s 1.330

2.201 2.201 2.201 5.786 1.154 2.201 3.260 1.700 1.154 2.788
rpbis 0.021 0.706 0.480 0.157 0.322 0.364 0.436 0.445 2.058 0.603
r tabel 0.334
Tidak Tidak Tidak
Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
valid valid valid

107
JA 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
Daya beda
JB 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
BA 9 9 9 9 9 9 9 9 7 9
BB 8 3 8 8 5 5 7 4 5 6
PA 1 1 1 1 1 1 1 1 0.778 1
PB 0.889 0.333 0.889 0.889 0.556 0.556 0.778 0.444 0.556 0.667
D 0.111 0.667 0.111 0.111 0.444 0.444 0.222 0.556 0.222 0.333
Baik Baik Baik Baik
Kriteria
Jelek sekali Jelek Jelek sekali sekali Cukup sekali Cukup Baik
B 29 29 27 34 20 29 32 26 20 31
JS 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
TK

P 0.829 0.829 0.771 0.971 0.571 0.829 0.914 0.743 0.571 0.886
Kriteria Mudah Mudah Mudah Mudah Sedang Mudah Mudah Mudah Sedang Mudah
k 10
Reliabilitas

M 8.229 Dari tabel r product moment dengan N=35 dan taraf signifikan 5% diperoleh r
Vt 1.776 tabel=0,334
r11 0.930
r tabel 0.334 karena r hitung > r tabel maka soal reliabel
Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Keterangan untuk untuk untuk untuk untuk
dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai
no. 1 no. 2 no. 3 no. 4 no. 5

108
109
LAMPIRAN 5

PERHITUNGAN VALIDITAS, DAYA BEDA,


TARAF KESUKARAN, DAN RELIABILITAS
INSTRUMEN SOAL

Contoh untuk analisis soal nomor 1 pilihan ganda.


1. Validitas
M p  Mtp
rpbis  S tq

Keterangang :

rpbis = koefisien korelasi poin biserial

Mp = rerata skor siswa yang menjawab benar


Mt = rerata skor siswa total
p = proporsi skor siswa yang menjawab benar
q = proporsi skor siswa yang menjawab salah (1-p)

St = standar deviasi total


Kriteri: Jika rpbis > rtabel, butir soal valid

r = = 1,119
pbis

Karena rpbis > rtabel, dimana 1,119 > 0,334; maka soal nomor 1 dikatakna valid.

2. Reliabilitas

Keterangan :
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan.
M = rata-rata skor total
K = jumlah butir soal
Vt = varians total
Kriteria:
Jika harga r11 > rtabel, maka butir soal yang diuji bersifat reliable
rtabel = 0,334

= 0,577

Karena harga r11 > rtabel, maka butir soal yang diuji bersifat reliabel.

3. Taraf kesukaran

Keterangan :
TK = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan
benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
P = = 0,886 (mudah)

4. Daya beda

Keterangan :
D = indeks diskriminasi
BA = banyaknya peserta tes kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
JA = jumlah peserta tes pada kelompok atas
JB = jumlah peserta tes pada kelompok bawah
D = - = 0,222 (cukup)
LAMPIRAN 6

SOAL PRETEST-POSTEST
MTs NURUL HUDA BANYUPUTIH
TAHUN PELAJARAN 2013/2014

LEMBAR SOAL
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
K e l a s/Semester : VII/2
Hari, Tanggal : …….
Waktu : 30 menit

PETUNJUK UMUM:
1. Bacalah dengan teliti petunjuk dan cara mengerjakan soal.
2. Kerjakan pada lembar jawaban yang disediakan.
3. Isikan identitas anda kedalam lembar jawab pretes-postes dengan teliti dan lengkap
4. Laporkan kepada pengawas bila terdapat lembar soal yang kurang jelas / rusak
5. Lembar jawab Pretest-Postest tidak boleh kotor, terlipat, basah dan rusak
6. Periksa kembali seluruh pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada pengawas

SELAMAT BEKERJA
PETUNJUK KHUSUS
Kerjakan butir soal 1-30, pilihlah jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang pada
jawaban yang dianggap benar pada kolom A, B, C atau D.

A. PILIHAN GANDA
Perhatikan gambar dan teks berikut dengan seksama kemudian kerjakan soal 1-3.
Linda sedang membaca sebuah artikel berita di situs online.
Dalam artikel tersebut disebutkan menurut laporan IPCC, suhu
rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ±
0.18°C (1.33 ± 0.32°F) selama seratus tahun terakhir. Bahkan
model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC
menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1
Gambar 1. Anomali suhu permukaan bumi (0C)
hingga 6.4°C (2.0 hingga 11.5°F) antara tahun 1990 dan 2100.
Linda menyetujui hal tersebut, ia merasakan akhir-akhir ini bumi juga terasa semakin panas.
1. Peristiwa peningkatan rata-rata suhu bumi
2. Pada gambar 1 ditunjukkan wilayah bumi
secara global dibanding standar normal
mengalami peningkatan suhu. Berapa
disebut…..
kenaikan suhu tertinggi di bumi?
a. Efek rumah kaca
a. -20C
b. Fotosintesis
b. 00C
c. Pemanasan global
c. 0,50C
d. Presipitasi
d. 20C
3. Panel ilmiah yang berisi para ilmuwan yang bergerak dalam mengkaji penanggulangan pemanasan
global adalah…..
a. WMO c. UNEP
b. IPCC d. Protokol Kyoto

Perhatikan gambar dan teks berikut dengan seksama, kemudian kerjakan soal 4-7.
Pemanasan global yang tengah terjadi saat ini
merupakan dampak dari aktivitas manusia di bumi. Aktifitas
manusia yang menghasilkan gas rumah kaca, dianggap sebagai
penyebab utamanya. Saat ini konsentrasi tertinggi gas rumah kaca
yang berada di atmosfer ditempati oleh gas CO 2. Vivanews
melangsir bahwa saat ini konsentrasi gas CO2 telah melebihi
ambang batas yakni mencapai 400 ppm. Sementara di atas
Samudera Pasifik konsentrasi CO2 mencapai 400,33 ppm dan
Gambar 2. Gas rumah kaca hasil sektor industri
California mencapai adalah 400,08 ppm. Pakar perubahan iklim
Scripps, Profesor Ralph Keeling, menyatakan kondisi saat ini
akan membuat dunia kembali pada masa waktu tersebut, konsekuensinya peradaban akan hancur. Namun,
hal tersebut dapat dicegah bila emisi CO2 dari pembakaran batubara, gas dan minyak dengan cepat
dibatasi.
4. Kumpulan gas yang dapat menimbulkan c. Menanam pohon atau penghijauan
efek pemanasan di atmosfer sering d. Melakukan penebangan liar
disebut….. 7. Sampah organik yang terkumpul dan
a. Gas rumah kaca dibiarkan membusuk akan menimbulkan
b. Gas emisi bau busuk yang menyengat karena
c. Gas buang menghasilkasn gas metana. Kondisi yang
d. Gas pemanasan global kotor juga memicu timbulnya kuman atau
5. Gas CO2 banyak dihasilkan dari aktifitas bakteri yang bersifat patogen. Bagaimana
yang dilakukan manusia. Berikut adalah cara yang tepat untuk menanggulangi
sumber gas CO2, kecuali….. sampah itu?
a. Pembakaran batu bara a. Membakar sampah organik tersebut
b. Pembakaran dari kendaraan bermotor b. Membuang sampah organik ke sungai
c. Hairspray agar hilang terbawa arus
d. Pembangkit listrik c. Mengubur sampah organik ke dalam
6. Langkah penanggulangan yang paling tepat tanah
untuk mengurangi gas CO2 yang dapat d. Menyemprot sampah organik dengan
dilakukan adalah….. desinfektan
a. Mengurangi pemakaian pupuk
b. Mengurangi pemakaian pendingin
ruangan
Perhatikan tabel berikut! 8. Pasangan yang benar tentang efek
Jenis Gas Efek pemanasan pemanasan yang dihasilkan gas rumah kaca
Rumah Kaca dibanding CO2
dibandingkan dengan gas CO2 adalah…..
1. Freon atau
A. Ribuan kali a. 1 dan B
CFC
2. Metana atau
B. 300 kali b. 2 dan C
CH4
3. Nitrogen c. 3 dan A
oksida atau C. 23 kali
a. 1 dan C
NO

Perhatikan tabel berikut ini, kemudian kerjakan soal 9-10!


No Nama Negara Kontribusi gas GRK
1. Amerika 18,7 %
2. Uni eropa 17,1 %
3. China 11,6 %
4. Federasi Rusia 7,2 %
5. Indonesia 4,8 %
6. India 4.1 %
7. Jepang 2,8 %
8. Kanada 1,9 %

9. Berdasarkan data dalam tabel di atas, posisi 10. Kontribusi gas GRK yang dihasilkan dari
pertama sebagai penghasil gas GRK gabungan negara-negara maju adalah…..
terbanyak dari kelompok negara a. 54,6 % c. 41,9 %
berkembang adalah….. b. 51,6 % d. 44,9 %
a. Amerika c. China
b. Uni Eropa d. Federasi Rusia

Perhatikan teks berikut, kemudian kerjakan soal 11-12!


Gas rumah kaca terdiri dari berbagai macam,
namun yang menjadi perhatian utama dan dianggap
sebagai kontributor terbesar dalam pemanasan
global adalah karbondoiksida atau CO2, metana atau
CH4, nitrogenoksida atau NO, dan CFC atau
klorofluorokarbon. Konsentrasi tertinggi yang
berada di atmosfer adalah gas CO 2, sementara efek
pemanasan tertinggi dimiliki oleh CFC. Keempat
jenis GRK tersebut merupakan emisi dari aktifitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil dan
biomassa, dalam sektor transportasi, industri, energi, pertanian, manufaktur, serta sampah bahkan
digunakan dalam produk-produk yang dipakai oleh manusia seperti aerosol dan sebagai sistem refrigerasi.
11. Gas nitrogenoksida banyak dihasilkan 12. Sifat yang menjadikan gas metana memiliki
dari….. efek pemanasan adalah…..
a. Pertanian, aerosol, dan pembakaran a. reaktif terhadap oksidator di udara
biomassa b. mudah terbakar pada bentuk cair dan
b. Sistem refrigerasi, bahan bakar fosil, tekanan tinggi
dan industri c. tidak berwarna
c. Pertanian, bahan bakar fosil, dan d. tidak berbau
industri
d. Bahan bakar fosil, energi, dan industri

Perhatikan teks dan gambar berikut, kemudian kerjakan soal 13-14!


Efek rumah kaca atau the greenhouse effect tentu sudah sering kita dengar dan pertama kali diusulkan
oleh Joseph Fourier pada 1824. Hal ini berhubungan erat dengan terjadinya pemanasan global. Fenomena
tersebut dikatakan sebagai efek rumah kaca karena sifat lapisan gas rumah kaca yang berbentuk mirip
seperti kaca, yakni dapat ditembus gelombang sinar matahari namun tidak dapat ditembus oleh energi
panas.
13. Efek rumah kaca juga dimiliki oleh planet a. Suhu bumi tetap stabil karena lapisan
selain bumi, peran penting efek rumah kaca atmosfer masih mampu menyerap
bagi bumi adalah….. radiasi sinar matahari
a. Menghalangi bumi dari benda angkasa b. Bumi akan semakin banyak menyerap
luar radiasi sinar matahari
b. Menjaga suhu bumi tetap stabil c. Pemanasan global akan terus
c. Memantulkan sinar matahari yang meningkat
masuk ke bumi d. Tidak ada makhluk yang dapat
d. Mengurangi intensitas cahaya matahari bertahan pada suhu siang yang terlalu
yang masuk ke bumi panas dan suhu malam yang terlalu
14. Apabila bumi tidak memiliki efek rumah dingin
kaca, kemungkinan paling tepat yang akan
terjadi adalah…..

Perhatikan gambar percobaan berikut, kemudian kerjakan soal 15!


Sina melakukan sebuah simulasi seperti pada
gambar. Ia menggunakan 2 buah kaca tembus pandang,
sebatang korek api sebagai sumber panas dan lampu
pijar yang menyala sebagai sumber cahaya. Secara
bersamaan Sina menyalakan korek api dan menaruhnya
di bawah sebuah kaca (A) serta menyalakan lampu
pijar di bawah kaca lainnya (B). Beberapa saat
kemudian pada percobaan A kaca tetap utuh dan udara di atas kaca tidak mengalami kenaikan suhu
hanya permukaan kacanya saja yang terasa hangat. Sementara pada percobaan B kaca juga tetap utuh
tetapi cahaya dapat diteruskan.
15. Rancangan percobaan sesuai pada gambar di atas adalah percobaan tentang…..
a. Pemanasan global
b. Efek rumah kaca
c. Penipisan lapisan ozon
d. Pencairan es kutub

PETUNJUK KHUSUS!
Jawablah soal nomor 1-5 berikut ini dengan benar, sesuai dengan perintah yang ada!

B. Uraian
Perhatikan artikel dan gambar berikut, kemudian kerjakan soal 1-3!
Kita tahu bahwa salah satu sumber gas CO 2 terbesar
sebagai penyumbang GRK adalah emisi kendaraan bermotor.
Banyak ilmuwan yang menawarkan solusi untuk mengganti
bahan bakar minyak (BBM) dengan bahan bakar alternatif
yang lebih ramah lingkungan. Salah satunya adalah
penggunaan biofuel dari ganggang yang banyak hidup di
lautan, dimana secara alami ganging mampumenghasilkan
minyak.
Keunggulan, biofeul dibanding bahan bakar minyak (BBM), bahwa ganggang memproduksi
minyak dalam volume cukup besar dengan tingkat emisi yang lebih rendah. Tanaman ini juga ideal
untuk menghasilkan kerosin yang merupakan bahan bakar pesawat terbang. Selama ini, biokerosin
dibuat dari minyak biji rapa, minyak kelapa sawit atau minyak dari tanaman jarak pagar.
1. Siswa bernama Andi, berpendapat gas CO2 bukanlah penyumbang terbesar emisi GRK. Menurutnya,
jenis GRK lain mempunyai tingkat andil yang sama sebagai penyebab pemanasan global. Sebutkan
jenis gas GRK lain dan sumber masing-masing gas tersebut dihasilkan!
2. Mala kembali berpendapat bahwa gas CO2 tidak hanya dihasilkan dari emisi kendaraan bermotor.
Selain itu dampak peningkatan gas CO2 juga dapat mengganggu kesehatan bagi manusia yang
menghirupnya secara berlebihan.
a. Sebutkan sumber lain penghasil gas CO2 selain dari emisi kendaraan bermotor!
b. Apa dampak kontaminasi gas CO2 di udara bagi kesehatan manusia?
3. Selain mengganti bahan bakar minyak (BBM) dengan bahan bakar alternatif ramah lingkungan,
solusi apa yang dapat kalian tawarkan untuk mengurangi emisi gas CO2?
Perhatikan gambar di samping, kemudian kerjakan soal 4-5!
Efek rumah kaca sangat berhubungan erat dengan
pemanasan global. Terjadinya pemanasan global sebenarnya
merupakan dampak dari efek rumah kaca yang terjadi di lapisan
atmosfer bumi yang berimbas timbulnya dampak-dampak lain.
Bahkan penipisan lapisan ozon juga ikut andil dalam hal ini.
Selain menimbulkan dampak merugikan bagi bumi,
adanya efek rumah kaca juga memiliki peran yang
menguntungkan bagi kehidupan di bumi. Karena efek rumah
kaca memiliki andil besar dalam menentukan kondisi
lingkungan yang sesuai untuk kehidupan makhluk di bumi,
seperti manusia dan tumbuhan. Bahkan planet lain juga memiliki efek rumah kaca.
4. Solusi apa yang dapat kalian tawarkan untuk menanggulangi dampak efek rumah kaca terutama yang
dapat kalian lakukan dalam kehidupan sehari-hari? Jelaskan jawaban kalian!
5. Banyak dampak yang kalian rasakan karena adanya pemanasan global. Sebutkan dampak yang
muncul dan paling dapat kalian rasakan di sekitar lingkungan kalian!
LAMPIRAN 7

DAFTAR VALIDATOR UJI KELAYAKAN


MAJALAH SAINS BERBASIS
CONTEXTUAL LEARNING

No Uji kelayakan Pakar Nama Instansi


1 Uji kelayakan tahap Indah Urwatin
1 Dosen MIPA UNNES
I Wusqo, M.Pd.
2 Isa Akhlis, M.Pd. Dosen MIPA UNNES
Miranita
3 Dosen MIPA UNNES
Khusniati, M.Pd
Nani Nursani, Guru MTs Nurul Huda
4
S.Si. Banyuputih
Dafid Guru MTs Nurul Huda
5
Priyatmoko, S.Si. Banyuputih
Guru MTs Nurul Huda
6 Purwiyanti, S.Pd.
Banyuputih
Guru MTs Nurul Huda
7 Nashirudin, SH.
Banyuputih
Diah Nila Guru MTs Nurul Huda
8
Kusuma, S.Pd. Banyuputih
Zaenal Arifin, Guru MTs Nurul Huda
9
S.Pd.I Banyuputih
2 Uji kelayakan isi Indah Urwatin
1 Dosen MIPA UNNES
tahap II Wusqo, S.Pd.
Nani Nursani, Guru MTs Nurul Huda
2
S.Pd. Banyuputih
Dafid Priatmoko, Guru MTs Nurul Huda
3
S.Si. Banyuputih
3 Uji kelayakan Miranita
1 Dosen MIPA UNNES
bahasa tahap II Khusniati, M.Pd.
Diah Nila Guru MTs Nurul Huda
2
Kusuma, S.Pd. Banyuputih
Zaenal Arifin, Guru MTs Nurul Huda
3
S.Pd.I Banyuputih
4 Uji kelayakan 1 Isa Akhlis, M.Pd. Dosen MIPA UNNES
penyajian dan Guru MTs Nurul Huda
kegrafikan tahap II 2 Purwiyanti, S.Pd.
Banyuputih
Guru MTs Nurul Huda
3 Nashirudin, SH.
Banyuputih
118
LAMPIRAN 8

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN


KELAYAKAN TAHAP I
MAJALAH SAINS BEBASIS CONTEXTUAL LEARNING

A. KOMPONEN KELAYAKAN ISI


Butir 1 Kompetensi Inti (KI) tercantum secara implisit
Deskripsi Kompetensi Inti ditulis secara implisit sebagai rubrik atau subrubrik.
Butir 2 Kompetensi Dasar (KD) tercantum secara eksplisit
Deskripsi Kompetensi dasar ditulis secara implisit sebagai subrubrik.
Butir 3 Kesesuaian isi majalah dengan KI dan KD
Deskripsi Materi mencakup mulai dari pengetahuan konsep sampai interaksi
antar konsep sesuai dengan diamanatkan oleh KI dan KD

B. KOMPONEN PENYAJIAN
Butir 1 Daftar Isi
Deskripsi Memuat rubrik dan judul artikel dari bagian teks disertai dengan
nomor halaman yang sesuai dengan halaman rubrik dan judul artikel
pada isi.
Ditempatkan pada halaman baru (halaman ganjil).
Butir 2 Tujuan
Deskripsi Uraian singkat yang memuat target yang ingin dicapai.
Butir 3 Pertanyaan/soal latihan
Deskripsi Pertanyaan/soal latihan terdapat pada: akhir setiap rubrik, setelah
beberapa rubrik pada akhir majalah.
Butir 4 Daftar pustaka
Deskripsi Daftar majalah yang digunakan sebagai bahan rujukan dalam
penulisan majalah tersebut yang diawali dengan nama pengarang
(yang disusun secara alfabetis), tahun terbitan, judul
buku/jurnal/artikel ilmiah, tempat dan nama penerbit.

C. KOMPONEN KEGRAFIKAN
Butir 1 Kulit majalah
Deskripsi Seluruh materi didesain pada bagian kulit depan, belakang dan
punggung, secara visual ditampilkan jelas, kontras, menarik yang
ditentukan oleh pemilihan jenis huruf, besar huruf, ilustrasi, warna
dan tata letak yang sesuai.
Butir 2 Isi majalah
Deskripsi Materi majalah yang disajikan dalam bentuk teks dan ilustrasi
ditampilkan secara komunikatif, serasi, proporsional dan konsisten
berdasarkan pola tata letak tertentu.
Butir 3 Keterbacaan
Deskripsi - Kesesuaian dalam pemilihan huruf yang ditentukan oleh jenis
dan besar huruf serta format kolom teks. Jenis dan besar huruf
119

disesuaikan dengan isi materi majalah serta tingkat pendidikan


peserta didik.
- Pemilihan ilustrasi disesuaikan dengan isi majalah yang dapat
memperjelas informasi yang disampaikan baik melalui bentuk
maupun warna yang sesuai.
- Format majalah ditentukan berdasarkan tingkat
keterbacaan yang dapat dicapai serta memenuhi aspek
efektivitas dan efisiensi.
Butir 4 Kualitas cetakan
Deskripsi - Kejelasan cetakan isi yang sangat membantu peserta didik dalam
mempelajari, memahami, dan menyerap informasi yang
disampaikan melalui media tercetak.
- Keratakan cetak merupakan konsistensi mutu cetakan secara
keseluruhan isi majalah.
- Kualitas warna cetak mampu memberikan gambaran nyata
secara visual dan ilustrasi yang ditampilkan sehingga membantu
peserta didik dalam memahami objek aslinya.
Butir 5 Kekuatan fisik majalah
Deskripsi - Berfungsi sebagai pelindung isi majalah dan alat promosi.
Ditentukan oleh jenis, ketebalan dan kualitas bahan sesuai
fungsinya.
- Kertas isi dipilih sesuai dengan fungsinya sebagai media
penyampai informasi tercetak yang tertahan untuk digunakan
minimal 5 tahun
- Dipilih sistem penjilidan yang sesuai dan memiliki kekuatan
untuk digunakan minimal 5 tahun.
LAMPIRAN 9 120
121
REKAPITULASI UJI KELAYAKAN LA
MP
MAJALAH SAINS BERBASIS CONTEXTUAL LEARNING TAHAP I IR
AN
10
Hasil Penilaian Pakar
No Butir Penilaian Pakar Pakar Pakar Pakar Pakar Pakar Pakar Pakar Pakar
I II III IV V VI VII VIII IX
A Komponen isi
KI tercantum secara implisit 1 1 1 1 1 1 1 1 1
KD tercantum secara implisit 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Kesesuaian isi dengan KI dan
1 1 1 1 1 1 1 1 1
KD
B Komponen penyajian
Daftar isi 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Kesesuaian dengan tujuan
1 1 1 1 1 1 1 1 1
pembelajaran
Pertanyaan/soal 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Daftar pustaka 1 1 1 1 1 1 1 1 1
C Komponen kegrafikan
Kulit majalah sesuai tema 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Isi majalah komunikatif 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Keterbacaan 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Kualitas cetakan 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Kekuatan fisik majalah 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah skor 12 12 12 12 12 12 12 12 12
Majalah Sains Berbasis Contextual Learning dikatakan "Lolos" pada validasi tahap I,
karena semua butir dalam instrumen penilaian kelayakan mendapat nilai respon positif (Ya).

124
125
LAMPIRAN 11

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN KELAYAKAN ISI TAHAP II


MAJALAH SAINS BERBASIS CONTEXTUAL LEARNING

A. Cakupan Materi
Butir 1 Keluasan Tema
Deskripsi Materi yang disajikan minimal mencerminkan jabaran substansi
materi yang terkandung dalam Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD).
Butir 2 Kedalaman Tema
Deskripsi Materi mencakup mulai dari pengenalan konsep sampai dengan
interaksi antar konsep dengan memperhatikan sesuai dengan
diamanatkan oleh Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
(KD).

B. Keterpaduan Materi
Butir 1 Isi majalah sains tema pemanasan global terdapat
keterpaduan bidang biologi, fisika, dan kimia
Deskripsi Materi yang disajikan ada keterkaitan (keterpaduan) minimal 2
bidang kajian yaitu bidang kajian biologi, fisika, dan kimia.
Butir 2 Pertanyaan/soal dalam majalah sains tema pemanasan global
terdapat soal IPA terpadu
Deskripsi Soal pada uji kompetensi yang disajikan ada keterkaitan
(keterpaduan) antara bidang kajian biologi, fisika, dan kimia.

C. Akurasi Materi
Butir 1 Akurasi Fakta
Deskripsi Fakta dan data yang disajikan sesuai dengan kenyataan dan
efisien untuk meningkatkan pemahaman peserta didik.
Butir 2 Kebenaran konsep
Deskripsi Konsep yang disajikan tidak menimbulkan banyak tafsir dan
sesuai dengan konsep dan definisi yang berlaku dalam bidang
IPA.
Butir 3 Akurasi teori
Deskripsi Teori yang disajikan sesuai dengan yang berlaku dalam bidang
IPA.
Butir 4 Kebenaran prinsip/hukum
Deskripsi Prinsip/hukum yang disajikan sesuai dengan yang berlaku dalam
bidang IPA.

D. Kemutakhiran
Butir 1 Kesesuaian dengan perkembangan ilmu
Deskripsi Materi yang disajikan up to date, sesuai dengan perkembangan
keilmuan IPA terkini.
Butir 2 Keterkinian/ kemaslahan fitur (contoh-contoh)
Deskripsi Uraian, contoh dan latihan yang disajikan relevan dan menarik
serta mencerminkan peristiwa, kejadian atau kondisi termasa
(up
to date).
Butir 3 Rujukan termasa (up to date)
Deskripsi Rujukan yang digunakan relevan, valid, dan mencerminkan
ketermasaan (up to date).

E. Merangsang Minat
Butir 1 Attention
Deskripsi Uraian, contoh dan latihan yang disajikan memancing perhatian
siswa.
Butir 2 Relevamce
Deskripsi Terdapat hubungan antara isi majalah sains dengan kebutuhan
siswa.
Butir 3 Confidence
Deskripsi Uraian, contoh dan latihan yang disajikan mendorong siswa
untuk yakin terhadap kemampuan sendiri.
Butir 4 Satisfaction
Deskripsi Uraian, contoh dan latihan yang disajikan dalam majalah sains
menumbuhkan kepuasan dalam diri siswa.

F. Mengembangkan wawasan kebinekaan (sense of diversity)


Butir 1 Apresiasi terhadap keanekaragaman hayati dan
membangkitkan rasa syukur peserta didik kepada Tuhan
Yang Maha Esa
Deskripsi Uraian, contoh dan latihan yang disajikan dapat membuka
wawasan peserta didik untuk menngenal dan memelihara
kelestarian dan keanekaragaman makhluk hidup serta
membangkitkan rasa syukur peserta didik kepada Tuhan Yang
Maha Esa menciptakan berkeanekaragaman makhluk hidup.

G. Mengandung wawasan kontekstual


Butir 1 Menyajikan contoh-contoh konkret dari ingkungan
lokal/nasional/regional/internasional
Deskripsi Uraian, contoh dan latihan yang disajikan berasal dari lingkungan
terdekat peserta didik/Indonesia/Asia Tenggara/dunia.
Butir 2 Apresiasi terhadap kekayaan potensi keankekaragaman
hayati Indonesia
Deskripsi Memberikan apresiasi terhadap pakar penemu/perintis dalam
perkembangan ilmu IPA dengan memuat foto dan hasil
temuannya.

H. Mengandung Komponen Contextual Learning


Butir 1 Konstruktivisme
Deskripsi Uraian, contoh dan latihan yang disajikan membangun
pemahaman siswa secara mandiri, aktif, kreatif, dan produktif.
Butir 2 Inquiry
Deskripsi Uraian, contoh dan latihan yang disajikan mendorong siswa
untuk berpikir.
Butir 3 Questioning
Deskripsi Latihan atau pertanyaan yang disajikan mendorong siswa untuk
berpikir logis.
Butir 4 Learning community
Deskripsi Uraian, contoh dan latihan yang disajikan mendorong siswa
untuk bekerja sama dan saling bertukar pikiran dalam kerja
kelompok.
Butir 5 Modelling
Deskripsi Uraian, dan contoh yang disajikan merangsang siswa untuk
berpikir, bekerja, dan belajar
Butir 6 Reflection
Deskripsi Majalah sains mendorong siswa untuk belajar berulang-ulang.
Butir 7 Authentic assessment
Deskripsi Latihan yang disajikan mampu mengukur kemampuan siswa
yang sebenarnya.
LAMPIRAN 12
LAMPIRAN 13

REKAPITULASI UJI KELAYAKAN ISI TAHAP II


MAJALAH SAINS BERBASIS CONTEXTUAL
LEARNING

Hasil Penilaian Pakar


No Aspek Penilaian Pakar Pakar Pakar
1 2 3
A Cakupan tema
Keluasan tema 3 3 4
Kedalaman tema 3 3 3
B Keterpaduan tema
Keterpaduan antar bidang kajian 3 4 4
Keterpaduan pertanyaan/soal 4 4 4
C Akurasi materi
Akurasi fakta dengan kenyataan 4 4 3
Kebenaran konsep 4 4 4
Akurasi teori yang berlaku 4 4 4
Kebenaran prinsip/hukum 4 4 4
D Kemuktahiran
Kesesuaian perkembangan ilmu 4 4 4
Keterkinian 4 4 4
Rujukan termassa 4 4 4
E Merangsang minat
Attention 4 4 4
Relevance 4 4 4
Confidence 4 4 4
Satisfaction 4 4 4
F Mengembangkan wawasan kebinekaan
Apresiasi terhadap keanekaragaman 4 4 4
G Mengandung wawasan kontekstual
Menyajikan contoh konkret 4 4 4
Apresiasi terhadap pakar IPA 4 4 4
H Mengandung komponen Contextual Learning
Konstuktivisme 4 4 4
Inquiry 4 4 4
Questioning 4 4 4
Learning community 3 3 4
Modelling 4 4 4
Reflection 3 4 3
Authentic assessment 3 3 3
Rerata skor 3.76 3.84 3.84
Persentase 94% 96% 96%
Rerata skor total 3.81
Rerata Persentase 92.25%
Kriteria Layak
LAMPIRAN 14

DESKRIPSI BUTIR PENILAIAN


KELAYAKAN BAHASA TAHAP II
MAJALAH SAINS BERBASIS CONTEXTUAL LEARNING

A. Sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik


Butir 1 Kesesuaian dengan tingkat perkembangan berpikir peserta
didik
Deskripsi Bahasa yang digunakan, baik untuk menjelaskan konsep maupun
ilustrasi aplikasi konsep, menggambarkan contoh konkret (yang
dapat dijumpai oleh peserta didik) sampai dengan contoh abstrak
(yang imajinatif dapat dibayangkan peserta didik).
Butir 2 Kesesuaian dengan tingkat perkembangan sosial emosional
peserta didik
Deskripsi Bahasa yang digunakan sesuai dengan kematangan emosi peserta
didik dengan ilustrasi yang menggambarkan konsep-konsep dari
lingkungan terdekat sampai dengan lingkungan global.

B. Komunikatif
Butir 1 Keterpahaman siswa terhadap pesan
Deskripsi Pesan (dapat berupa materi ajar) disajikan dengan bahasa
Indonesia.
Butir 2 Kesesuaian ilustrasi dengan substansi pesan
Deskripsi Ilustrasi yang digunakan untuk menjelaskan materi dalam setiap
bab atau sub bab relevan dengan pesan yang disampaikan dalam
wacana.

C. Dialogis dan interaktif


Butir 1 Kemampuan memotivasi siswa untuk merespon pesan
Deskripsi Bahasa yang digunakan membangkitkan rasa senang ketika siswa
membacanya dan mendorong mereka untuk mempelajari buku
tersebut secara tuntas
Butir 2 Menciptakan komunikasi interaktif
Deskripsi Penyajian materi bersifat dialogis yang memungkinkan siswa
seolah-olah berkomunikasi dengan penulis

D. Lugas
Butir 1 Ketepatan struktur kalimat
Deskripsi Kalimat yang dipakai mewakili isi pesan atau informasi yang
ingin disampaikan dengan tetap mengikuti tata kalimat yang benar
dalam Bahasa Indonesia.
Butir 2 Kebakuan istilah
Deskripsi Istilah yang digunakan sesuai dengan Kamus Besar Bahasa
Indonesia dan/atau adalah istilah teknis ilmu pengetahuan yang
disepakati.

E. Koherensi dan kerunutan alur pikir


Butir 1 Keutuhan makna dalam rubrik/subrubrik / alinea
Deskripsi Pesan atau materi yang disajikan dalam satu rubrik harus
mencerminkan kesatuan tema, kesatuan subtema dalam sub rubrik
dan kesatuan pokok pikiran dalam satu alinea.
Butir 2 Ketertautan antar rubrik/subrubrik / alinea/ kalimat
Deskripsi Penyampaian pesan antara satu rubrik atau dengan rubrik lain,
antara rubrik dengan sub rubitk dalam rubrik, antar subrubrik dan
antar kalimat dalam satu alinea yang berdekatan mencerminkan
keruntutan dan keterkaitan isi.

F. Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia


Butir 1 Ketetapan tata bahasa
Deskripsi Tata kalimat yang digunakan untuk menyampaikan pesan
mengacu kepada kaidah tata Bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
Butir 2 Ketepatan ejaan
Deskripsi Ejaan yang digunakan mengacu kepada pedoman Ejaan Yang
Disempurnakan.

G. Penggunaan istilah dan simbol/lambang


Butir 1 Konsistensi penggunaan istilah
Deskripsi Penggunaan istilah yang menggambarkan suatu konsep, prinsip,
asa, atau sejenisnya harus konsisten antar bagian dalam majalah.
Butir 2 Konsistensi penggunaan simbol/ lambang
Deskripsi Penggunaan simbol/ lambang yang menggambarkan suatu konsep,
prinsip, asas, atau sejenisnya harus konsisten antar bagian dalam
majalah.
Butir 3 Ketepatan penulisan nama asing
Deskripsi Penulisan nama ilmiah/asing dengan benar/ tepat.
LAMPIRAN 15
LAMPIRAN 16

REKAPITULASI UJI KELAYAKAN BAHASA TAHAP II


MAJALAH SAINS BERBASIS CONTEXTUAL
LEARNING

Hasil Validasi Pakar


No Aspek Penilaian Pakar Pakar
Pakar 2
1 3
A Kesesuaian perkembangan peserta didik
Tingkat berpikir siswa 3 3 3
Tingkat perkembangan sosial-
emosional 4 3 4
B Komunikatif
Keterpahaman siswa terhadap pesan 3 4 4
Kesesuaian ilustrasi terhadap pesan 4 4 4
C Dialogis dan interaktif
Kemampuan memotivasi siswa 3 3 3
Menciptakan komunikasi interaktif 4 4 4
D Lugas
Ketepatan struktur kalimat 4 3 4
Kebakuan istilah 4 4 4
E Koherensi dan keruntutan alur pikir
Keutuhan makna 4 4 4
Ketertautan 3 3 3
F Kesesuaian dengan kaidah Bahasa
Indonesia
Ketepatan tata bahasa 3 2 3
Ketepatan ejaan 4 2 3
G Penggunaan istilah dan simbol lambang
Konsistensi penggunaan istilah 4 4 4
Konsistensi penggunaan
simbol/lambang 4 4 4
Ketepatan penulisan nama
ilmiah/asing 3 3 3
Rerata skor 3.60 3.33 3.60
Persentase 90% 83.25% 90%
Rerata skor total 3.51
Rerata Persentase 87.75%
Kriteria Layak
LAMPIRAN 17

BUTIR INSTRUMEN KELAYAKAN


PENYAJIAN DAN KEGRAFIKAN TAHAP II
MAJALAH SAINS BERBASIS CONTEXTUAL LEARNING

KOMPONEN PENYAJIAN

A. Teknik penyajian
Butir 1 Konsistensi sistematika sajian dalam rubrik
Deskripsi Sistematika penyajian dalam setiap rubrik taat asas dan runtut
memiliki pendahuluan, isi dan penutup
Butir 2 Kelengkapan penyajian
Deskripsi Penyajian sesuai dengan alur berpikir deduktif (umum ke
khusus) atau induktif (khusus ke umum)
Butir 3 Keruntutan konsep
Deskripsi Penyajian kosep dari yang mudah ke yang sukat, dari yang
konkret ke abstrak dan dari yang sederhana ke kompleks, dari
yang dikenal sampai yang belum dikenal
Butir 4 Keseimbangan substansi antar rubrik/ sub rubrik
Deskripsi Uraian substansi antar rubrik (tercermin dalam jumlah
halaman) proporsional dengan mempertimbangkan Kompetensi
Inti dan Kompetensi Dasar. Uraian substansi antar sub rubrik
dalam rubrik (tercermin dalam jumlah halaman) proporsional
dengan mempertimbangkan Kompetensi Dasar

B. Pendukung penyajian materi


Butir 1 Kesesuaian/ ketepatan ilustrasi dengan materi
Deskripsi Kesesuaian/ ketepatan penggunaan ilustrasi dengan materi
dalam rubrik
Butir 2 Penyajian teks, tabel, gambar dan lampiran disertai dengan
rujukan/sumber acuan
Deskripsi Teks, tabel, gambar dan lampiran yang diambil dari sumber lain
harus disertai dengan rujukan/ sumber acuan
Butir 3 Identitas tabel, gambar dan lampiran
Deskripsi Setiap tabel, gambar, lampiran diberi nomor, nama atau judul
sesuai dengan yang disebut dalam teks
Butir 4 Ketepatan penomoran dan penamaan tabel, gambar dan
lampiran
Deskripsi Penomoran dan penamaan tabel, gambar dan lampiran urut dan
sesuai dengan yang tertulis pada teks
Butir 5 Advance organizer (pembangkit motivasi belajar) pada awal
rubrik
Deskripsi Penjelasan singkat sebelum memulai rubrik baru diberikan
untuk membangkitkan motivasi belajar siswa
Butir 6 Pengantar
Deskripsi Uraian isi majalah dan cara penggunaannya di awal majalah
Butir 7 Glosarium
Deskripsi Glosarium berupa istilah-istilah penting dalam teks dengan
penjelasan arti istilah tersebut dan ditulis secara alfabetis
Butir 8 Daftar pustaka
Deskripsi Daftar majalah yang digunakan sebagai bahan rujukan dalam
penulisan majalah tersebut yang diawali dengan nama
pengarang (yang disusun secara alfabetis), tahun terbitan, judul
majalah/ majalah/ makalah/ artikel, tempat dan nama penerbit,
nama dan lokasi situs internet serta tanggal akses situs (jika
memakaiacuan yang memiliki situs)

C. Penyajian Pembelajaran
Butir 1 Keterlibatan siswa
Deskripsi Penyajian materi yang bersifat interaktif dan partisipatif yang
memotivasi siswa terlibat secara mental dan emosional dalam
pencapaian kompetensi inti dan kompetensi dasar
Butir 2 Berpusat pada siswa
Deskripsi Penyajian materi menempatkan siswa sebagai subjek
pembelajaran
Butir 3 Kesesuaian dengan karakteristik mata pelajaran
Deskripsi Metode dan pendekatan penyajian sesuai dengan karakteristik
mata pelajaran
Butir 4 Menyajikan umpan balik untuk evaluasi diri
Deskripsi Setiap rubrik menyajikan rangkuman/kesimpulan dan atau soal
latihan untuk mengukur pemahaman peserta didik terhadap
materi yang disajikan
Butir 5 Kemampuan merangsang kedalaman berpikir siswa
Deskripsi Penyajian materi dapat merangsang kedalam berpikir siswa
termasuk melalui ilustrasi, analisis kasus, ikuiri atau
eksperimen dan soal latihan

KOMPONEN KEGRAFIKAN

A. Ukuran majalah
Butir 1 Kesesuaian ukuran majalah
Deskripsi Mengikuti standar ukuran majalah A5 (148 x 210 mm), B5(176
x 250 mm), A4 (210 x 297 mm), letter (215,9 x 279,4 mm),
atau F4 (215,9 x 329,946 mm). Toleransi ukuran antara 5 – 20
mm. Skala 1 = (15-20 mm), skala 2 (10-15 mm), skala 3 (5-10
mm) dan skala 4 (0-5 mm).
Butir 2 Kesesuaian ukuran dengan materi isi majalah
Deskripsi Pemilihan ukuran majalah perlu disesuaikan dengan materi isi
majalah dan kekhususan bidang studi. Hal ini akan
mempengaruhi tata letak bagian isi dan ketebalan halaman
majalah.
B. Bagian Kulit Majalah
Butir 1 Penampilan unsur tata letak pada kulit muka, belakang
dan punggung memiliki kesatuan (unity)
Deskripsi Mengikuti standar ukuran majalah A5 (148 x 210 mm), B5(176
x 250 mm), A4 (210 x 297 mm), letter (215,9 x 279,4 mm),
atau F4 (215,9 x 329,946 mm). Toleransi ukuran antara 5 – 20
mm. Skala 1 = (15-20 mm), skala 2 (10-15 mm), skala 3 (5-10
mm) dan skala 4 (0-5 mm).
Butir 2 Kesesuaian ukuran dengan materi isi majalah
Deskripsi Desain kulit muka, belakang dan belakang merupakana suatu
kesatuan yang utuh. Elemen warna, ilustrasi dan tipografi
ditampilkan secara harmonis dan saling terkait satu dan lainnya.
Butir 3 Memiliki pusat pandang (point center) yang baik
Deskripsi Sebagai daya tarik awal dari majalah yang ditentukan oleh
ketepatan dalam pemilihan tipografi, ilustrasi dan warna.
Butir 4 Keseimbangan komposisi unsur tata letak (judul,
pengarang, ilustrasi, logo, dll) seimbang dan seirama
dengan tata letak isi
Deskripsi Adanya keseimbangan antara unsur tata letak (judul,
pengarang, ilustrasi, logo, dll) dengan ukuran majalah serta
memiliki keiramaan dengan tata letak isi.
Butir 5 Ukuran unsur tata letak proporsional
Deksripsi Perbandingan ukuran antara ukuran unsur tata letak (tipografi,
ilustrasi dan unsur pendukung lainnya seperti kotak, lingkaran
dan elemen dekoratif lainnya) secara proporsional.
Butir 6 Warna unsur tata letak harmonis dan memperjelas fungsi
Deskripsi Memperhatikan tampilan warna secara keseluruhan yang dapat
memberikan nuansa tertentu yang sesuai dengan materi isi
majalah .
Butir 7 Huruf yang digunakan menarik dan mudah dibaca
Deskripsi Menggunakan huruf yang menarik dan tidak mengurangi
tingkat keterbacaan dan kejelasan dari informasi yang
disampaikan.
Butir 8 Ukuran huruf proporsional dibandingkan dengan ukuran
majalah
Deskripsi Secara proporsional dibandingkan dengan ukuran dan margin
majalah (>14 pt).
Butir 9 Ilustrasi dapat menggambarkan isi/materi majalah
Deskripsi Dapat dengan cepat menggambarkan tentang jenis bidang studi
tertentu.
Butir 10 Bentuk, ukuran, obyek ilustrasi proporsional
Deskripsi Sesuai dengan bentuk dan ukuran yang proporsional sehingga
tidak menimbulkan salah penafsiran maupun pengertian peserta
didik.
C. Bagian Isi Majalah
Butir 1 Penempatan unsur tata letak konsisten
Deskripsi Mengikuti pola, tata letak dan irama yang telah ditetapkan,
awal rubrik dimulai dari halaman ganjil, penempatan teks pada
awal rubrik konsisten.
Butir 2 Bidang cetak dan margin proporsional/sebanding
Deskripsi Memperhatikan kemudahan dan keterbacaan susunan teks.
Butir 3 Teks dan ilustrasi berdekatan
Deskripsi Merupakan kesatuan dengan ilustrasi yang ditampilkan.
Butir 4 Kesesuaian bentuk, warna dan ilustrasi yanng ditampilkan
Deskripsi Ditampilkan secara menarik, serasi dan proporsional.
Butir 5 Tidak menggunakan terlalu banyak jenis huruf
Deskripsi Maksimal menggunakan tiga jenis huruf sehingga tidak
mengganggu peserta didik dalam menyerap informasi yang
disampaikan. Untuk membedakan unsur teks dapat
mempergunakan variasi dan seri huruf dari suatu keluarga
huruf.
Butir 6 Penggunaan variasi huruf (bold, italic, all capital,
small capital) tidak berlebihan
Deskripsi Digunakan hanya untuk keperluan tertentu dalam membedakan,
memberikan tekanan pada penyusunan teks dianggap penting.
Butir 7 Panjang baris kalimat antara 45 – 75 karakter ( sekitar 10 –
12 kata)
Deskripsi Sangat mempengaruhi tingkat keterbacaan susunan teks.
Jumlah perkiraan tersebut di atas termasuk, spasi kata dan tanda
baca.
Butir 8 Spasi baris susunan teks normal
Deskripsi Untuk menghindari kejenuhan an kelelahan dalam membaca
sebagai akibat dari baris susunan teks terlalu padat.
Butir 9 Jenjang/hierarki judul-judul jelas dan konsisten
Deskripsi Menunjukan urutan/hierarki susunan teks secara sistematika
sehingga mudah dipahami. Hierarki susunan teks dapat dibuat
dengan perbedaan jenis huruf, ukuran huruf dan variasi huruf
(bold, italic, all capital, small caps).
Butir 10 Jenjang/hierarki judul-judul proporsional
Deskripsi Hierarki judul ditampilkan secara proporsional dan tidak
menggunakan perbedaan ukuran huruf yang terlalu mencolok.
Butir 11 Ilustrasi mampu mengungkapkan makna/arti dari objek
Deskripsi Berfungsi untuk memperjelas materi/teks sehingga mampu
menambah pemahaman dan pengertian peserta didik pada
penyampaian informasi.
Butir 12 Bentuk dan warna ilustrasi harmonis dan proporsional
Deskripsi Bentuk ilustrasi harus proporsional sehingga tidak
menimbulkan salah tafsir peserta didik pada obyek yang
sesungguhnya dan memberikan kejelasan tentang bagian-
bagian dari ilustrasi yang mempunyai arti khusus dalam
penampilan warnanya.
Butir 13 Ilustrasi Isi Menimbulkan Daya Tarik
Deskripsi Keseluruhan ilustrasi serasi, mengungkapkan konsep kreatif
dan dinamis yang dapat menambah kedalaman pemahaman dan
pengertian peserta didik.
LAMPIRAN 18
LAMPIRAN 19

REKAPITULASI UJI KELAYAKAN PENYAJIAN DAN KEGRAFIKAN


TAHAP II
MAJALAH SAINS BERBASIS CONTEXTUAL LEARNING

Hasil Validasi Pakar


No Aspek Penilaian Pakar Pakar Pakar
1 2 3
Komponen Penyajian
A Teknik penyajian
Konsistensi sistematika sajian 3 3 3
Kelogisan 4 4 3
Keruntutan konsep 4 4 4
Keseimbangan substansi 3 4 4
B Pendukung penyajian materi
Kesesuaian ilustrasi 3 3 3
Penyajian teks, tabel, dan gambar disertai
4 4 4
rujukan
Identitas teks, tabel, dan gambar 4 4 4
Ketepatan penomoran dan penamaan 4 4 4
Advance organizer 3 3 3
Pengantar 4 4 4
Glosarium 4 3 4
Daftar pustaka 4 4 4
C Penyajian pembelajaran
Keterlibatan siswa 3 4 3
Berpusat pada siswa 3 3 3
Kesesuaian dengan karakter mata pelajaran 4 4 4
Umpan balik 3 4 4
Kemampuan merangsang berpikir siswa 3 4 3
Komponen Kegrafikan
A Ukuran buku
Kesesuaian dengan standar 4 4 4
Kesesuaian format 4 4 4
B Bagian kulit buku
Unsur tata letak 3 4 4
Kesesuaian ukuran dengan isi 4 4 4
Point center 3 4 4
Komposisi tata letak seimbang dan seirama 4 4 4
Ukuran tata letak proporsional 4 4 4
Warna tata letak 4 4 4
Huruf menarik dan mudah dibaca 4 4 4
Ukuran huruf proporsional dengan majalah 4 4 4
Ilustrasi 3 4 3
Bentuk, ukuran, dan obyek ilustrasi 3 4 3
proporsional
C Bagian isi
Penempatan unsur tata letak 3 3 3
Bidang cetak dan margin 4 4 4
Teks dan ilustrasi 4 4 4
Kesesuaiann bentuk, warna, dan ukuran tata
4 4 4
letak
Jenis huruf 4 4 4
Variasi huruf 4 4 4
Panjang baris kalimat 4 4 4
Spasi baris 4 4 4
Jenjang/hierarki judul-judul jelas/konsisten 4 4 4
Jenjang/hierarki judul-judul proporsional 3 4 4
Ilustrasi mengungkapkan makna obyek 3 4 3
Bentuk, dan warna ilustrasi 4 4 3
Ilustrasi isi menimbulkan daya tarik 3 4 3
Rerata skor 3.62 3.86 3.69
Persentase 90.50% 96.50% 92.25%
Rerata skor total 3.72
Rerata Persentase 93.08%
Kriteria Layak
REKAPITULASI ANGKET TANGGAPAN SISWA UJI SKALA KECIL L
TERHADAP MAJALAH SAINS BERBASIS CONTEXTUAL A
LEARNING
M
Pernyataan PI
No Kode Nama siswa R
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 SK-01 Akhmad Saeful 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 A
2 SK-02 Genta Vidi Aji 3 3 2 4 3 4 3 4 4 3 N
3 SK-03 Eka Arfianto 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4
4 SK-04 Wijayanti. M. R 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
5 SK-05 Sulis Priyanto 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4
6 SK-06 Maftuh Ahnan 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4
Nafisa Riska Dewi
7 SK-07 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4
Afida
Rohmatul
8 SK-08 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4
Khikmah
9 SK-09 Supartiningsih 4 3 3 4 3 4 2 3 3 4
10 SK-10 Luluk Il Maftuhah 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4
Σ skor 38 32 32 36 35 35 31 33 32 38
Skor maksimal 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
% 95.00% 80.00% 80.00% 90.00% 87.50% 87.50% 77.50% 82.50% 82.50% 95.00%
Σ% 85.75%
Persentase tanggapan siswa mencapai 85.75% sehingga Majalah Sains
Berbasis Contextual Learning ini dikatakan "Sangat baik"

147
REKAPITULASI ANGKET TANGGAPAN SISWA UJI SKALA BESAR L
TERHADAP MAJALAH SAINS BERBASIS CONTEXTUAL
LEARNING A
M
Pernyataan PI
No Kode Nama siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 R
1 SB-01 Felsa melimiawati 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 A
2 SB-02 Mufaridhoh 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 N
3 SB-03 Nur azizah 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4
4 SB-04 Wijayanti. M. R 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3
5 SB-05 Ida nurfarida 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
6 SB-06 Dewi murtasiyah 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
7 SB-07 Siti Fatimah 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
8 SB-08 Eka arfianto 4 2 3 3 3 4 3 4 2 3 4
9 SB-09 Ahmad Saeful 4 4 4 2 3 3 4 3 4 3 4
10 SB-10 Genta vidi aji 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4
11 SB-11 Baid fadlu rohman 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4
12 SB-12 Anggi amelia rodianti 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3
13 SB-13 Via Dwi. P 3 4 3 4 3 4 2 3 4 3 3
14 SB-14 Putri yunita sari 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3
15 SB-15 Retno Susanti 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3
16 SB-16 Saniyatul maghfiroh 3 3 4 3 3 2 4 4 4 2 3
Nafisa riska dewi
17 SB-17 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3
afida
Muhammad zaki
18 SB-18 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2
asobik
19 SB-19 Miftahul huda 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3
20 SB-20 Samsul ma'arif 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4

148
21 SB-21 Ahmad asyrof 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4
22 SB-22 Khofifatul Kh. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
23 SB-23 Sinta romaningsih 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4
24 SB-24 Saeful hadi 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3
25 SB-25 Maftuh ahnan 3 4 3 4 2 3 3 4 3 3 4
26 SB-26 A. Fandoli 4 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3
27 SB-27 Suprihadi 3 3 4 2 3 4 4 4 3 3 3
28 SB-28 Amilia Safitri 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3
29 SB-29 Anik. R. N. 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4
30 SB-30 Yogis maulana 4 3 3 3 3 4 4 2 3 3 4
31 SB-31 Sulis priyanto 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4
32 SB-32 Rohmatul hikmah 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 4
33 SB-33 Supartiningsih 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4
Muhamad irsyadul
34 SB-34 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4
ibad
35 SB-35 Luluk Il Maftuhah 2 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4
Σ skor 118 120 119 113 112 117 119 118 115 112 122
Skor maksimal 140 140 140 140 140 140 140 140 140 140 140
84.29 85.71 85.00 80.71 80.00 83.57 85.00 84.29 82.14 80.00 87.14
% % % % % % % % % % % %
Σ% 83.44%
Persentase tanggapan siswa mencapai 83.44% sehingga Majalah Sains
Berbasis Contextual Learning ini dikatakan "Sangat menarik"

149
REKAPITULASI ANGKET TANGGAPA GURU UJI SKALA KECIL
L
TERHADAP MAJALAH SAINS BERBASIS CONTEXTUAL A
LEARNING M
PI
Pernyataan R
No Kode Nama guru A
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
N
1 GK-01 Nani nursani, S.Si. 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4
2 GK-02 Diah nila kusuma, S.Pd. 3 3 2 4 4 4 3 4 3 4
3 GK-03 Purwiyanti, S.Pd. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Σ skor 10 11 9 11 12 12 11 12 11 12
Skor maksimal 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
83.33 91.67 75.00 91.67 100.00 100.00 91.67 100.00 91.67 100.00
%
% % % % % % % % % %
Σ% 92.50%
Persentase tanggapan guru mencapai 92.50% sehingga Majalah Sains
Berbasis Contextual Learning ini dikatakan "Sangat baik"

150
REKAPITULASI ANGKET TANGGAPA GURU UJI SKALA BESAR
L
TERHADAP MAJALAH SAINS BERBASIS CONTEXTUAL
A
LEARNING
M
Pernyataan PI
No Kode Nama guru R
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 GB-01 Nani nursani, S.Si.
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 A
Diah nila kusuma, N
2 GB-02 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4
S.Pd.
3 GB-03 Purwiyanti, S.Pd. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Dafid priatmoko,
4 GB-04 4 3 3 3 4 2 4 4 4 3 4
S.Si.
5 GB-05 Nashirudin, SH. 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3
Zaenal arifin,
6 GB-06 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2
S.Pd.I
Σ skor 23 21 21 19 22 20 21 21 21 21 21
Skor maksimal 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
% 95.83% 87.50% 87.50% 79.17% 91.67% 83.33% 87.50% 87.50% 87.50% 87.50% 87.50%
Σ% 87.50%
Persentase tanggapan guru mencapai 87.50% sehingga Majalah Sains
Berbasis Contextual Learning ini dikatakan "Sangat menarik"

151
LAMPIRAN 24 152
153
LAMPIRAN 25 156
157
LAMPIRAN 26

DAFTAR SISWA KELAS VIIA


(KELAS IMPLEMENTASI)

No Kode Nama siswa


1 KI-01 Aji Sapo Assegaf
2 KI-02 Ahmad Ubaidillah
3 KI-03 M. Syauqi Aunillah
4 KI-04 Alafin Aflah
5 KI-05 Arga Azzam Dinata
6 KI-06 Dimas Agung Maulana
7 KI-07 Fendi Hendi Pratiawan
8 KI-08 Alafan Aflah
9 KI-09 Dwi Nugroho
10 KI-10 M. Fikri Labib
11 KI-11 Muhamad Khairul Umam
12 KI-12 Alif Rifqiawan Falah
13 KI-13 Sonafi Mustofa Aqil
14 KI-14 Usmanul Karim
15 KI-15 Zulfika Ahmad Romadhon
16 KI-16 Ade Nur Asih
17 KI-17 Alfi Himawati
18 KI-18 Anisa Fitriana
19 KI-19 Ayuk Fikriana
20 KI-20 Devi Prasetyaningsih
21 KI-21 Dwi Rahayu
22 KI-22 Eli Rahkmawati
23 KI-23 Fatma Windiana
24 KI-24 Fitrotus Syariah
25 KI-25 Irma Yulita
26 KI-26 Khanif Afifah
27 KI-27 Fita Zuhaida
28 KI-28 Nur Khusni Kinasih
29 KI-29 Naeli Khanifatun Nairoh
30 KI-30 Niswatun Nadhifah Duwi Utami
31 KI-31 Nur Sakinah
32 KI-32 Hani' Navila
33 KI-33 Riyan Kharista
34 KI-34 Shofi Nur Hidayah
35 KI-35 Umi Khabibah
36 KI-36 Azimatun Nafi'ah
LAMPIRAN 27

LEMBAR JAWABAN PRETES


LEMBAR JAWABAN POSTES
163

LAMPIRAN 28

REKAPITULASI NILAI AKHIR SISWA MENGGUNAKAN


MAJALAH SAINS BERBASIS CONTEXTUAL LEARNING

Nilai Tugas Nilai


No Kode Postes
Diskusi Wordsquare TTS akhir
1 KI-01 85.00 80.00 90.00 94.00 88.38
2 KI-02 80.00 80.00 90.00 77.00 81.38
3 KI-03 80.00 80.00 80.00 86.00 82.25
4 KI-04 80.00 100.00 100.00 89.00 93.38
5 KI-05 85.00 86.67 100.00 80.00 87.29
6 KI-06 80.00 86.67 80.00 93.00 86.54
7 KI-07 80.00 85.00 90.00 77.00 82.63
8 KI-08 80.00 100.00 100.00 91.00 94.13
9 KI-09 85.00 73.33 90.00 83.00 82.58
10 KI-10 85.00 80.00 80.00 81.00 81.00
11 KI-11 80.00 80.00 80.00 83.00 81.13
12 KI-12 85.00 80.00 80.00 76.00 79.13
13 KI-13 80.00 80.00 100.00 83.00 86.13
14 KI-14 80.00 80.00 80.00 77.00 78.88
15 KI-15 80.00 80.00 80.00 89.00 83.38
16 KI-16 80.00 80.00 80.00 89.00 83.38
17 KI-17 85.00 80.00 80.00 80.00 80.63
18 KI-18 75.00 80.00 80.00 81.00 79.75
19 KI-19 75.00 80.00 80.00 83.00 80.50
20 KI-20 75.00 80.00 70.00 70.00 73.13
21 KI-21 80.00 93.33 80.00 79.00 82.96
22 KI-22 85.00 80.00 80.00 80.00 80.63
23 KI-23 75.00 93.33 90.00 76.00 83.71
24 KI-24 80.00 73.33 100.00 74.00 81.08
25 KI-25 75.00 73.33 80.00 74.00 75.46
26 KI-26 75.00 80.00 80.00 74.00 77.13
27 KI-27 75.00 80.00 80.00 89.00 82.75
28 KI-28 75.00 80.00 80.00 89.00 82.75
29 KI-29 80.00 80.00 80.00 91.00 84.13
30 KI-30 75.00 93.33 80.00 71.00 79.33
31 KI-31 75.00 93.33 70.00 89.00 83.58
32 KI-32 85.00 100.00 100.00 93.00 95.50
33 KI-33 75.00 80.00 90.00 86.00 84.13
34 KI-34 80.00 100.00 100.00 93.00 94.88
35 KI-35 75.00 80.00 80.00 84.00 80.88
36 KI-36 85.00 80.00 80.00 80.00 80.63
Rerata nilai 79.58 83.66 85.00 82.89 83.20
Nilai tertinggi 95.50
Nilai terendah 73.13
164

LAMPIRAN 29

REKAPITULASI ANALISIS UJI N-GAIN PEMBELAJARAN


MENGGUNAKAN MAJALAH SAINS BERBASIS CONTEXTUAL
LEARNING
Nila
No Kode N-gain Kriteria
Pretes i Postes
1 KI-01 41 94 0.90 Tinggi
2 KI-02 46 77 0.57 Sedang
3 KI-03 39 86 0.77 Tinggi
4 KI-04 54 89 0.76 Tinggi
5 KI-05 51 80 0.59 Sedang
6 KI-06 57 93 0.84 Tinggi
7 KI-07 46 77 0.57 Sedang
8 KI-08 64 91 0.75 Tinggi
9 KI-09 51 83 0.65 Sedang
10 KI-10 60 81 0.53 Sedang
11 KI-11 50 83 0.66 Sedang
12 KI-12 34 76 0.64 Sedang
13 KI-13 49 83 0.67 Sedang
14 KI-14 33 77 0.66 Sedang
15 KI-15 57 89 0.74 Sedang
16 KI-16 40 89 0.82 Tinggi
17 KI-17 41 80 0.66 Sedang
18 KI-18 46 81 0.65 Sedang
19 KI-19 29 83 0.76 Tinggi
20 KI-20 31 70 0.57 Sedang
21 KI-21 49 79 0.59 Sedang
22 KI-22 60 80 0.50 Sedang
23 KI-23 54 76 0.48 Sedang
24 KI-24 49 74 0.49 Sedang
25 KI-25 44 74 0.54 Sedang
26 KI-26 37 74 0.59 Sedang
27 KI-27 49 89 0.78 Tinggi
28 KI-28 46 89 0.80 Tinggi
29 KI-29 59 91 0.78 Tinggi
30 KI-30 57 71 0.33 Sedang
31 KI-31 54 89 0.76 Tinggi
32 KI-32 56 93 0.84 Tinggi
33 KI-33 43 86 0.75 Tinggi
34 KI-34 41 93 0.88 Tinggi
35 KI-35 47 84 0.70 Sedang
36 KI-36 43 80 0.65 Sedang
Rerata nilai 47.42 82.89
Skor maksimal 100.00
0.67 Sedang
N-gain 0.67
Kriteria Sedang
165

LAMPIRAN 30

PERHITUNGAN N-GAIN

Perhitungan N-gain untuk rerata kelas:

Hasil tersebut menunjukkan kriteria peningkatan hasil belajar dikatakan


“Sedang.”
LAMPIRAN 31
LAMPIRAN 32
REKAPITULASI ANGKET MINAT
SEBELUM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MAJALAH SAINS BERBASIS CONTEXTUAL LEARNING

Pernyataan
Rerata
No Kode Skor
skor
Attention Relevance Confidence Satisfaction
Positif Negatif Positif Negatif Positif Negatif Positif Negatif
1 17 20 22 4 13 24 5 12 16 21 2 8 18 19 3 9 14 6 25 7 23 10 11 15
1 KI-01 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 2 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 72 2.88
2 KI-02 3 3 4 3 3 3 2 2 4 2 3 4 2 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 76 3.04
3 KI-03 3 2 3 1 3 3 4 3 3 2 2 4 3 1 3 2 3 3 3 3 1 2 2 3 3 65 2.60
4 KI-04 2 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 4 3 1 2 2 4 3 3 1 3 2 3 2 3 67 2.68
5 KI-05 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 82 3.28
6 KI-06 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 2 4 85 3.40
7 KI-07 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 79 3.16
8 KI-08 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 1 2 2 2 2 3 58 2.32
9 KI-09 3 3 4 2 3 3 4 4 3 3 2 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 2 4 82 3.28
10 KI-10 3 3 2 3 2 2 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 80 3.20
11 KI-11 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 4 3 2 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 70 2.80
12 KI-12 3 3 3 3 2 3 1 4 3 4 4 4 2 4 2 3 3 4 4 3 3 2 4 3 3 77 3.08
13 KI-13 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 3 4 2 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 74 2.96
14 KI-14 3 3 1 1 3 3 2 3 4 2 2 2 2 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 2 2 64 2.56
15 KI-15 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 66 2.64
16 KI-16 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 4 4 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 4 80 3.20
17 KI-17 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 2 4 85 3.40
18 KI-18 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3 2 3 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3 77 3.08
19 KI-19 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 1 3 4 3 4 4 3 3 3 78 3.12
20 KI-20 3 4 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 71 2.84
21 KI-21 3 3 3 3 4 2 4 4 3 2 2 4 2 4 4 3 2 3 2 3 3 4 4 4 3 78 3.12
22 KI-22 3 4 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 66 2.64
23 KI-23 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 4 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 68 2.72
24 KI-24 4 4 3 1 3 3 4 3 2 2 3 4 3 2 4 3 3 4 4 3 2 3 2 3 3 75 3.00
25 KI-25 3 3 3 2 3 4 4 4 3 3 3 4 2 4 4 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 80 3.20
26 KI-26 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 67 2.68

170
27 KI-27 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 83 3.32
28 KI-28 3 4 3 2 3 4 3 4 3 3 3 4 2 3 4 2 4 3 3 3 4 3 4 3 3 80 3.20
29 KI-29 4 4 3 1 3 3 4 3 2 2 3 4 3 2 4 3 3 4 4 3 2 3 2 3 3 75 3.00
30 KI-30 3 2 2 2 2 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 4 2 3 4 2 4 2 4 4 4 76 3.04
31 KI-31 3 3 4 2 2 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 4 2 3 3 3 75 3.00
32 KI-32 3 4 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 68 2.72
33 KI-33 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 70 2.80
34 KI-34 3 3 3 4 4 3 3 3 2 2 3 4 2 2 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 78 3.12
35 KI-35 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 84 3.36
36 KI-36 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 2 3 2 4 3 4 3 2 2 3 75 3.00
Σxi 110 111 110 87 100 107 105 115 109 93 110 128 102 99 115 96 105 113 122 109 116 102 109 105 108
n 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Xbar 3.06 3.08 3.06 2.42 2.78 2.97 2.92 3.19 3.03 2.58 3.06 3.56 2.83 2.75 3.19 2.67 2.92 3.14 3.39 3.03 3.22 2.83 3.03 2.92 3.00
2686 2.98
2.90 2.89 2.97 3.08 2.91 3.21 3.03 2.98
Rerata skor
2.90 3.02 3.03 3.00
Kriteria Baik Baik Baik Baik

171
LAMPIRAN 33

REKAPITULASI ANGKET MINAT


SETELAH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MAJALAH SAINS BERBASIS CONTEXTUAL LEARNING

Pernyataan
Rerata
No Kode Skor
skor
Attention Relevance Confidence Satisfaction
Positif Negatif Positif Negatif Positif Negatif Positif Negatif
1 17 20 22 4 13 24 5 12 16 21 2 8 18 19 3 9 14 6 25 7 23 10 11 15
1 KI-01 3 2 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 3 78 3.12
2 KI-02 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 78 3.12
3 KI-03 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 4 4 3 3 3 2 75 3.00
4 KI-04 3 3 3 3 4 3 2 4 3 2 3 3 3 4 4 2 3 2 3 4 3 3 3 2 4 76 3.04
5 KI-05 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 2 4 2 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 81 3.24
6 KI-06 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 4 3 3 4 4 90 3.60
7 KI-07 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 85 3.40
8 KI-08 2 3 3 3 3 4 4 2 3 4 4 4 4 3 3 2 4 4 3 4 2 2 3 3 4 80 3.20
9 KI-09 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 90 3.60
10 KI-10 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 82 3.28
11 KI-11 4 3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 79 3.16
12 KI-12 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 4 3 2 79 3.16
13 KI-13 4 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 78 3.12
14 KI-14 3 3 4 3 3 4 3 3 4 2 3 2 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 2 4 3 80 3.20
15 KI-15 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 4 4 3 2 2 3 3 75 3.00
16 KI-16 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 4 3 3 2 4 4 3 3 4 3 4 3 81 3.24
17 KI-17 2 3 4 4 2 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 2 4 4 3 4 2 3 3 3 82 3.28
18 KI-18 3 4 3 4 3 3 3 4 2 4 3 4 4 3 3 3 3 4 2 3 3 4 3 4 3 82 3.28
19 KI-19 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 80 3.20
20 KI-20 3 4 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 4 4 3 3 4 76 3.04
21 KI-21 3 3 3 4 2 2 2 3 4 4 2 4 3 4 4 2 3 3 4 3 2 3 4 3 2 76 3.04
22 KI-22 4 3 4 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 2 3 3 80 3.20
23 KI-23 4 4 3 2 2 3 2 3 3 4 3 4 4 2 3 2 3 2 3 3 3 3 4 4 4 77 3.08
24 KI-24 4 3 3 4 4 3 4 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 78 3.12
25 KI-25 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 77 3.08
26 KI-26 3 2 3 3 4 3 4 3 2 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 4 75 3.00

172
27 KI-27 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 84 3.36
28 KI-28 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 77 3.08
29 KI-29 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 2 2 2 3 4 3 3 3 4 4 77 3.08
30 KI-30 4 2 2 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 76 3.04
31 KI-31 4 2 3 2 2 3 2 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 75 3.00
32 KI-32 4 4 4 2 2 3 2 4 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 4 4 4 4 78 3.12
33 KI-33 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 77 3.08
34 KI-34 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 4 2 2 4 3 3 3 4 4 3 4 3 2 3 78 3.12
35 KI-35 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 84 3.36
36 KI-36 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 3 81 3.24
Σxi 117 118 115 110 110 116 110 124 116 112 118 121 112 108 115 100 113 115 120 120 118 113 107 115 114
n 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Xbar 3.25 3.28 3.19 3.06 3.06 3.22 3.06 3.44 3.22 3.11 3.28 3.36 3.11 3.00 3.19 2.78 3.14 3.19 3.33 3.33 3.28 3.14 2.97 3.19 3.17
2857 3.17
3.19 3.11 3.26 3.17 3.04 3.33 3.21 3.11
Rerata skor
3.15 3.22 3.19 3.16
Kriteria Baik Baik Baik Baik

173
174

LAMPIRAN 34

ANALISIS PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA


MENGGUNAKAN METODE ARCS

Kategori Rerata Skor


No Peningkatan Kriteria
Minat Sebelum Sesudah
1 Attention 2.90 3.15 0.23 Rendah
2 Relevance 3.02 3.22 0.20 Rendah
3 Confidence 3.03 3.19 0.16 Rendah
4 Satisfaction 3.00 3.16 0.16 Rendah
Rerata skor 2.99 3.18 0.19 Rendah

Perhitungan peningkatan minat dianalisis menggunakan rumus (Keller, 1987):

R=

Dengan kriteria perolehan skor yakni:


Jika R > 0,70 , maka dikatakan tinggi.
Jika 0,30 ≤ R ≤ 0,70, maka dikatakan sedang.
Jika R < 0,30, maka dikatakan rendah.

Berdasarkan data dalam tabel diperoleh:

R=
= = 0,19
Karena R = 0,19, maka peningkatan minat belajar siswa dikatakan rendah.
LAMPIRAN 35
176
LAMPIRAN 36
177
LAMPIRAN 37

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1. Siswa mengisi angket minat yang telah disediakan.

Gambar 2. Siswa melakukan diskusi Gambar 3. Siswa mempresentasikan


secara berkelompok. hasil diskusi di depan kelas.

Gambar 4. Siswa menggunakan majalah Gambar 5. Siswa mengerjakan soal


Sains sebagai sumber belajar. sesuai instruksi guru.

Anda mungkin juga menyukai