Anda di halaman 1dari 25

BIOLOGI LINGKUNGAN

EKOSISTEM

Disusun Oleh:
Kelompok 2

Nurul Qomariyah 1532220090

Rizqi Safitri 1532220101

Fifi 1532220121
M. Anas Widhya 1532220127

Dosen Pembimbing:
Elvira Destiansari, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH
PALEMBANG
2018

KATA PENGANTAR
Salam
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami. Kami
yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Salam

Palembang, Maret 2018

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang........................................................................................
2. Rumusan Masalah...................................................................................
3. Tujuan.....................................................................................................
4. Manfaat...................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Ekosistem............................................................................................
2. Komponen Ekosistem .....................................................................................
3. Tipe-tipe Ekosistem.........................................................................................
4. Pelestarian Fungsi Ekosistem...........................................................................
5. Dampak Perubahan Ekosistem

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan......................................................................................................
2. Saran................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
......(Penulis, tahun). Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup beserta perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri. Jadi
biologi lingkungan merupakan ilmu yang mempelajari tentang semua dunia alam secara
keseluluran, terutama mempelajari tentang dampak manusia terhadap alam tersebut. Singgung
ttg ekosistem.
Ekosistem terbentuk karena adanya hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya, Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan
sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh
di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia
seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga dapat
diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi
perkembangan kehidupan manusia. jadi kita tahu bahwa ada komponen biotik (hidup) dan juga
komponen abiotik (tidak hidup) yang terlibat dalam suatu ekosistem ini, kedua komponen ini
tentunya saling mempengaruhi, contohnya saja hubungan hewan dengan air. Interaksi antara
makhluk hidup dan tidak hidup ini akan membentuk suatu kesatuan dan keteraturan. Setiap
komponen yang terlibat memiliki fungsinya masing-masing, dan selama tidak ada fungsi yang
terngganggu maka keseimbangan dari ekosistem ini akan terus terjaga (Jumin, 1992).
Di dalam ekosistem, organisme yang ada selalu berinteraksi secara timbal balik dengan
lingkungannya. Interaksi timbal balik ini membentuk suatu sistem yang kemudian kita kenal
sebagai sistem ekologi atau ekosistem. Dengan kata lain ekosistem merupakan suatu satuan
fungsional dasar yang menyangkut proses interaksi organisme hidup dengan lingkungannya.
Lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan biotik (makhluk hidup) maupun abiotik
(non makhluk hidup). Sebagai suatu sistem, di dalam suatu ekosistem selalu dijumpai proses
interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya, antara lain dapat berupa adanya aliran
energi, rantai makanan, (Odum, 2014).
Jadi dapat diartikan bahwa disekitar kita terdapat berbagai komponen lingkungan hidup
yang berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Interaksi tersebut sudah terjadi sejak lama
sehingga terbentuknya suatu keseimbangan antara makhluk hidup lainnya. Dimana dibumi
yang kita tempati terdapat berbagai macam ekosistem. Maka dari itu Oleh sebabitu, perlu
dibahas tentang ekosisten agae keseimbangan yang sudah terbentuk antara makhluk hidup
dengan lingkungannya dan lingkungan dengan makhluk hidup, bisa berjalan dengan
semestinya. SPOK

2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas di makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan ekosistem?
2. Apa saja komponen-komponen dalam ekosistem?
3. Apa jenis-jenis ekosistem?
4. Apa saja fungsi pelestarian ekosistem?
3. Tujuan
Mengetahui dan memahami

4. Manfaat
Memperoleh informasi

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ekosistem


Pengertian ekosistem pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli ekologi berkebangsaan
Inggris bernama A.G.Tansley pada tahun 1935, walaupun konsep itu bukan merupakan konsep
yang baru. Sebelum akhir tahun 1800-an, pernyataan-pernyataan resmi tentang istilah dan
konsep yang berkaitan dengan ekosistam mulai terbit cukup menarik dalam literatur-literatur
ekologi di Amerika, Eropa, dan Rusia (Kusmana, 1997).
Ekosistem merupakan kesatuan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Dalam
ekosistem terdapat komponen biotik, yang terdiri atas benda-benda hidup dan komponen
abiotik, yang terdiri atas benda-benda tak hidup. Dalam tiap ekosistem terdapat komponen
abiotik dan komponen biotik yang berbeda-beda. Perbedaan komponen biotik dan komponen
abiotik dalam ekosistem menyebabkan terbentuknya keanekaragaman ekosistem.
Keanekaragaman ekosistem merupakan salah satu faktor terbentuknya keanekaragaman hayati.
Secara garis besar di muka bumi ini terdapat dua macam ekosistem besar, yaitu ekosistem darat
(terestrial) dan ekosistem perairan (akuatik). Ekosistem darat mencakup beberapa macam
bioma, antara lain bioma gurun atau padang pasir, bioma padang rumput atau savanna, bioma
hutan basah atau hutan hujan tropis, bioma hutan gugur iklim sedang, bioma taiga dan bioma
tundra (Jumin, 1992).
Beberapa definisi tentang ekosistem menurut para ahli dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Ekosistem adalah suatu unit ekologi yang didalamnya terdapat hubungan antara struktur dan
fungsi. Struktur yang dimaksudkan dalam definisi ekosistem tersebut adalah berhubungan
dengan keanekaragaman spesies. Ekosistem yang mempunyai struktur yang kompleks,
memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi.sedangkan istilah fungsi dalam definisi
ekosistem menurut A.G.Tansley berhubungan dengan siklus materi dan arus energi melalui
komponen-komponen ekosistem.
2. Ekosistem adalah tatanan dari satuan unsur-unsur lingkungan hidup dan kehidupan (biotik
maupun abiotik) secara utuh dan menyeluruh, yang saling mempengaruhi dan saling
tergantung satu dengan yang lainnya. Ekosistem mengandung keanekaragaman jenis dalam
suatu komunitas dengan lingkungannya yang berfungsi sebagai suatu satuan interaksi
kehidupan dalam alam (Michael, 1995).
3. Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara kompleks didalamnya terdapat habitat, tumbuhan,
dan binatang yang dipertimbangkan sebagai unit kesatuan secara utuh, sehingga semuanya
akan menjadi bagian mata rantai siklus materi dan aliran energi (Suprianto, 2001).
4. Ekosistem yaitu unit fungsional dasar dalam ekologi yang didalamnya tercakup organisme
dan lingkungannya (biotik dan abiotik ) dan diantara keduanya saling mempengaruhi (Syafei,
1990).
5. Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan
hidup yang saling mempengaruhi (UU Lingkungan Hidup Tahun 1997).
6. Ekosistem, yaitu suatu sistem ekologi yang tebentuk oleh hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya (Pratomo, 2006).

Menurut Hardjosuwan (1990), ekosistem adalah kesatuan komunitas dan lingkungan yang
saling berinteraksi dan membentuk hubungan timbal balik. Berdasarkan proses terjadinya,
ekosistem dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Ekosistem Alami
Ekosistem alami Adalah ekosistem yang terbentuk karena pengaruh alam sekitar dan
bukan karena campur tangan manusia. Ada dua jenis ekosistem alami:
a. Ekosistem darat
Ekosistem yang lingkungannya di dominasi oleh daratan. Berdasarkan ketinggian
tempatnya, ekosistem darat dibagi tiga, yaitu ekosistem Vegetasi Pamah, berupa hutan
belantara dan rawa, ekosistem Vegetasi Pegunungan, berupa pegunungan, padang
rumput pegunungan, terbuka lereng berbatu, rawa gambur, danau, dan alpin, ekosistem
Vegetasi Monsun, merupakan daerah kering bercurah hujan sedikit, yang berupa pohon-
pohon bercabang rendah,padang rumput semak belukar, dan sabana.
b. Ekosistem air
Ekosistem yang lingkungannya di dominasi air. Ada dua jenis ekosistem air:
1) Ekosistem air tawar memiliki kadar garam yang rendah,perbedaan suhu siang dan
malam, masuknya cahaya matahari terbatas serta dipengaruhi iklim dan cuaca.
Ekosistem air tawar dibagi dua, yaitu ekosistem lentik (air yang tidak mengalir,
contohnya danau dan telaga) dan ekosistem lotik (air mengalir, contohnya sungai)
2) Ekosistem laut memiliki kadar garam sebesar 0,3% dan memiliki rantai makanan
yang sangat panjang. Berdasarkan intensitas cahaya matahari yang diterima,
ekosistem laut dibagi dua, yaitu ekosistem laut dalam yang tidak tertembus matahari
(afotik) dan ekosistem laut dangkal yang dapat ditembus oleh cahaya matahari
(fotik).
2. Ekosistem Buatan
Ekosistem buatan Adalah ekosistem yang dibentuk secara sengaja oleh manusia untuk
tujuan tertentu, contohnya kebun, kolam ikan, akuarium, waduk, dan sawah.

2.2 Komponen-Komponen Ekosistem


Ekosistem terdiri dari.......................................sbb:
1. Komponen Abiotik
Menurut Michael (1995), komponen abiotik adalah semua benda mati di permukaan bumi
yang bermanfaat dan berpengaruh dalam kehidupan manusia serta mahluk hidup lainnya.
Contoh komponen abiotik dalam ekosistem, misalnya tanah, air, udara, dan sinar matahari.
a. Air
Air merupakan sumber kehidupan, air sangat dibutuhkan mahluk hidup untuk
melangsungkan kehidupan, air digunakan manusia dan mahluk hidup lainnya untuk
berbagai keperluan.Air digunakan manusia untuk minum, mandi, dan mencuci. Bagi
hewan, air juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan air minum. Bagi tumbuhan air,
berperan untuk melarutkan unsur-unsur hara yang diserap oleh akar.
b. Tanah
Tanah merupakan bagian dari lapisan atas permukaan bumi. Tanah terbentuk dari
proses pelapukan batuan. Tanah dalam kehidupan berfungsi sebagai tempat tinggal
mahluk hidup dan menyediakan beragam bahan tambang yang dibutuhkan manusia.
Tanah juga menyediakan beragam mineral atau unsur hara yang dibutuhkan oleh
tumbuhan untuk proses fotosintesis.
c. Udara
Kehidupan dipermukaan bumi dapat berjalan dengan baik, salah satunya karena
adanya udara. Udara menyelimuti permukaan bumi.Lapisan udara yang menyelimuti
permukaan bumi disebut atmosfer.
d. Sinar matahari
Matahari merupakan pusat dari tata surya. Matahari termasuk bintang terdekat
dengan bumi. Oleh karena itu, pancaran sinar matahari
dapat sampai kepermukaan bumi. Sinar matahari berperan bagi kehidupan di permukaan
bumi. Bagi tumbuhan, sinar matahari berperan untuk membantu proses fotosintesis. Bagi
manusia, sinar matahari dalam kehidupan sehari-hari dimanfaatkan untuk mengeringkan
jemuran dan membantu proses pembuatan garam. Saat ini sinar matahari telah digunakan
sebagai sumber energi untuk bahan bakar mobil.
e. Kelembapan dll

2. Komponen Biotik
Menurut Michael (1995), lingkungan biotik adalah semua lingkungan yang terdiri dari
komponen-komponen mahluk hidup di permukaan bumi.Komponen lingkungan biotik,
misalnya tumbuhan, hewan dan manusia.Komponen lingkungan biotik menurut fungsinya
dapat dibedakan dalam tiga kategori, yaitu produsen, konsumen, dan pengurai.
1) Produsen
Produsen adalah mahluk hidup yang dapat menghasilkan makanan sendiri melalui
proses fotosintesis, dengan demikian kelompok produsen ditempati tumbuhan yang
berklorofil.
2) Konsumen
Kelompok konsumen merupakan mahluk hidup yang mampu memanfaatkan hasil
pengolahan makanan dari kelompok produsen.Kelompok konsumen tidak memiliki
kemampuan untuk membuat makanan sendiri.Kelompok konsumen terdiri dari manusia
dan hewan.Kelompok hewan dibedakan menjadi herbivora, karnivora, dan
omnivora.Herbivora merupakan kelompok hewan pemakan tumbuhan.Karnivora
merupakan kelompok hewan pemakan daging.Omnivora adalah kelompok hewan
pemakan tumbuhan dan daging. Dalam rantai makanan kelompok herbivora, karnivora,
dan omnivora menempati tingkatan konsumen yang berbeda. Hewan yang memakan
tumbuhan menempati kedudukan sebagai konsumen tingkat pertama. Kelompok
karnivora menempati kedudukan sebagai konsumen tingkat kedua.Kelompok omnivora
menempati konsumen tingkat tiga.
3) Pengurai (Dekomposer)
Kelompok pengurai merupakan golongan organisme yang berperan dalam
menguraikan sisa-sisa jasad mati dari organisme lain. Kelompok pengurai, misalnya
bakteri dan jamur. Hasil penguraian organisme ini akan kembali menjadi unsur hara
yang menyuburkan tanah.

2.3 Tipe-tipe Ekosistem


Menurut Odum (2014), ada dua macam ekosistem yang terbentuk di bumi, yaitu :
A. Ekosistem Darat
Ekosistem yang lingkungannya berupa daratan disebut ekosistem darat. Dalam
ekosistem darat terdapat sejumlah bioma, yaitu:
a. Bioma Gurun
Bioma gurun terdapat di daerah curah hujan kurang dari 25 cm/tahun. Daerah
tersebut terdapat di sepanjang garis balik uutara maupun selatan yang udaranya
mengalami subsidensi atau turun, sehingga terjadi pemampaatan udara. Selain itu,
bioma gurun juga dapat ditemukan di daerah dekat arus laut dingin dan daerah
bayangan hujan. Selain ciri hujannya yang rendah, daerah gurun juga memiliki
suhu yang tinggi pada siang hari (bisa mencapai 45° C) dan suhu yang rendah
pada malam hari (bisa mencapai 0° C). kondisi ini hanya mampu diadaptasi oleh
tumbuhan tertentu saja seperti kaktus. Hewan yang hidup di gurun juga sangat
terbatas seperti ular, kadal, katak dan kalajengking.

Gambar 1. Bioma gurun dan sejumlah orgaisma penghuninya


Sumber: http://www.geog.ucsb.edu

b. Bioma Padang Rumput


Bioma padang rumput terbentuk di daerah dengan curah hujan yang terbatas
(25-30 cm/tahun), sehingga tidak mampu mendukung terbentuknya hutan.
Biomma ini dapat di jumpai di wilayag tropis maupun subtropics. Tumbuhan
utama adalah terna (herb0 dan rumput, karena itu di wilayah ini banyak hidup
hewan pemakan rumput seperti zebra, bison, jerapah dan lain-lain. Di samping
itu, banyak pula ditemukan hewan pemangsa seperti singa, anjing liar, srigala,
ular dan lain-lain.

Gambar 2. Bioma padang rumput


Sumber: http://www.paesieimmagini.it

c. Bioma Hutan Basah


Bioma ini terbentuk di wilayah dengan cerah hujan yang cukup tinggi (200-
225 cm/tahun) dan dapat dijumpai di daerah tropika dan substropika. Curah hujan
yang tinggi sangat mendukung tumbuhnya berbagai jenis tumbuhan dengan
keragaman yang tinggi. Ketinggian pohon lebat hingga membentuk kanopi. Suhu
sepanjang hari sekitar 25° C dengan variasi yang cukup besar. Tumbuhan khas
yang tumbuh di wilayah ini diantaranya anggrek sebagai epifit dan liana (rotan)..
jenisnya, hewan yang hidup di bioma ini juga sangat beragam seperti burung,
kera, harimau, badak, babi hutan, dan lain-lain.
Gambar 3. Bioma hutan basah
Sumber: http://tigerbear/files.wordpress.com

d. Bioma Hutan Gugur


Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang atau di daerah dengan
empat musim. Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Jenis
pohon yang dapat dijumpai di bioma ini tidak serapat dan seberagam seperti di
bioma hutan basah. Hewannya dapat dijumpai diantaranya burung pelatuk,
beruang, rubah, bajing, dan rakoon

Gambar 4. Bioma hutan gugur


Sumber: image57.webshots.com
e. Bioma Taiga
Sebelah selatan dari Tundra adalah suatu formasi hutan yang terutama terdiri dari
anggota-anggota kelompok pohon jarum, sehingga taiga sering disebut hutan
berdaun jarum (konifer). Batas antara kedua wilayah tersebut sering disebut batas
pohon karena merupakan batas antara lingkungan yang masih memungkinkan
tumbuhnya pohon dan yang tidak. Taiga merupakan hutan yang hijau sepanjang
tahun (evergreen), walaupun suhu pada musim dingin dapat mencapat puluhan
derajat di bawah nol. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu
spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Hanya sedikit dijumpai semak dan
tumbuhan basah. Kayu yang dihasilkan dari hutan ini terutama dimanfaatkan
untuk pembuatan kertas, korek api, dan lain-lain. Hewan yang dapat dijumpai
antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke
selatan pada musim gugur. Taiga tersebar di Semenanjung Skandinavia, Rusia,
Siberia, Alaska dan Kanada.

Gambar 5. Bioma hutan gugur


Sumber: image57.webshots.com

f. Bioma Tundra
Tundra berarti daratan tanpa pohon. Wilayah ini terletak di sekitar kutub utara
dengan suhu yang sangat dingin. Tumbuhan yang mampu hidup di daerah ini
hanya terdiri dari tumbuhan gulma terutama berbagai tumbuhan sejenis rumput
dan lumut kerak. Tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan
biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Keadaan vegetasi
tersebut mirip dengan vegetasi gurun tetapi terdapat di daerah iklim dingin.
Karena itulah, tundra sering disebut gurun dingin (cold desert). Hewan yang
menghuni bioma ini diantaranya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta
terutama nyamuk dan lalat hitam. Wilayah persebaran tundra terdapat di bagian
utara Skandinavia, Finlandia, Rusia, Siberia, dan Kanada.

Gambar 6. Bioma Tundra


Sumber:http://teachers.sduhsd.k12.ca.us

B. Ekosistem Air Tawar


Ekosistem air tawar memiliki ciri-ciri antara lain variasi suhu tidak menyolok,
penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Tumbuhan yang
umumnya dijumpai adalah ganggang dan tumbuhan biji.
Ekosistem air tawar dapat dikelompokkan menjadi air tenang dan air mengalir.
Danau dan rawa termasuk ekosistem air tenang, sedangkan sungai termasuk ekosistem air
mengalir .
a. Danau

Danau merupakan suatu badan air yang menggenang pada wilayah depresi
atau cekungan dan luasnya mulai dari beberapa meter persegi hingga ratusan
meter persegi. Kondisi danau berbeda dilihat dari kedalamannya. Karena itu,
terdapat perbedaan komunitas tumbuhan dan hewan berdasarkan kedalaman dan
jaraknya dari tepi. Danau dibagi menjadi 4 daerah yang berbeda yaitu:
1) Daerah litoral
Daerah litoral merupakan daerah dangkal, sehingga cahaya matahari
menembus sampai ke dasar danau secara optimal. Tumbuhan yang hidup di
daerah ini merupakan tumbuhan air yang berakar dan ada daun yang mencuat ke
atas permukaan air. Berbagai jenis ganggang, siput dan remis, ikan, amfibi, itik,
angsa, kura-kura, dapat ditemukan di wilayah ini.
2) Daerah limnetik

Lebih jauh dari daerah litoral, terdapat daerah limnetik yang masih dapat
ditembus oleh sinar matahari. Fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri
dapat ditemukan di daerah ini. Sementara itu, Rotifera dan udang-udangan kecil
memangsa fitoplankton. Zooplankton tersebut kemudian menjadi sumber
makanan bagi ikan-ikan kecil. Ikan tersebut menjadi sumber makanan bagi ikan
yang lebih besar dan kemudian ikan yang lebih besar dimangsa oleh ular, kura-
kura, dan burung pemakan ikan.
3) Daerah profundal
Daerah profundal merupakan daerah yang dalam dan merupakan daerah
afotik danau. Cacing dan mikroba menghuni daerah ini.
4) Daerah bentik
Daerah bentik merupakan daerah dasar danau. Di daerah ini dapat dijumpai
organisma mati dan bentos.

Gambar 7: Empat Daerah Utama Pada Danau Air Tawar


Sumber: google.image

Selain berdasarkan jarak dan kedalaman, danau juga dapat dibedakan berdasarkan
produksi materi organiknya, yaitu:
1) Danau Oligotropik
Danau oligotropik merupakan danau yang dalam dan memiliki fitoplankton
yang tidak produktif, sehingga kekurangan makanan. Airnya yang jernih sekali,
dihuni oleh sedikit organisma, dan terdapat oksigen sepanjang tahun di dasar
danau merupakan ciri danau ini.
2) Danau Eutropik
Lain halnya dengan oligotropik, danau eutropik merupakan danau yang
dangkal memiliki fitoplankton yang produktif, sehingga kaya akan kandungan
makanan. Airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisma, dan oksigen
terdapat di daerah profundal merupakan ciri dari danau eutropik.
b. Sungai
Ekosistem sungai dapat merupakan sebuah bioma dari sebuah
ekosistem daratan yang besar. Tidak seperti danau yang relatif
diam, air sungai mengalir, sehingga tidak mendukung
keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri. Namun
demikian, terjadi pula fotosintesis dari ganggang yang melekat
dan tanaman berakar, sehingga dapat mendukung rantai
makanan.
Ekosistem sungai banyak mengalami gangguan karena
pembangunan waduk atau bendungan. Waduk dapat memutus
jalan bagi sejumlah ikan yang biasa bergerak dari hilir ke hulu
untuk bertelur. Akibatnya, sejumlah spesies ikan hilang dari
aliran sungai tersebut. Contoh, di daerah tropis seperti Indonesia
adalah ikan pelus dan ikan sidat. Ikan pelus hidup di dekat hulu
sungai, tetapi bertelur di laut. Karena jalannya terputus, maka
aktivitas perkembangbiakannya terganggu. Di daerah subtropis,
terdapat ikan salmon yang hidup di laut. Pada saat musim
bertelur, ikan-ikan tersebut bergerak ke hulu untuk bertelur di
sana.Setelah telur menetas, ikan salmon yang masih kecil hidup
di sungai dan pada saat sudh besar kembali ke laut.

Gambar 8. Ikan salmon dan sidat


Sumber: http://wildernessclassroom.com
C. Ekosistem Air Laut
Sebagaimana ekosistem daratan, ekosistem air laut juga dapat
dibedakan menjadi lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.
a. Laut

Sebagian besar permukaan bumi merupakan lautan. Air laut


memiliki kadar garam yang tinggi dengan suhu air laut
bervariasi. Di daerah tropik, suhu air laut dapat mencapai 25 0 C
dan antara suhu bagian permukaan dengan bagian bawah laut
berbeda cukup besar. Batas antara lapisan air yang hangat di
bagian atas dan yang dingin di bagian bawah dinamakan
termoklin.
Berdasarkan kedalamannya, ekosistem air laut dapat
dibedakan menjadi:
1. Wilayah pasang (littoral)
Wilayah pasang berupakan bagian dari laut yang
dasarnya kering ketika terjadi surut. Ikan tidak bisa hidup
pada wilayah ini, tetapi beberapa jenis binatang dapat
dijumpai pada wilayah ini.
2. Wilayah laut dangkal (neritic)
Sesuai dengan namanya, wilayah ini relatif dangkal
sehingga masih dimungkinkan sinar matahari masuk sampai
ke dasar laut. Indonesia memiliki wilayah laut dangkal yang
cukup luas seperti landas kontinen sunda (Laut Jawa, Laut
Natuna, Riau Kepulauan, Selat Malaka) dan landas
kontinen sahul (Laut Arafuru). Wilayah-wilayah tersebut
tentunya menyimpan kekayaan berupa flora dan fauna. Ciri-
ciri wilayah ini adalah:
 paling dalam mencapai 150 meter.
 sinar matahari masih tembus sampai ke dasar laut
 paling banyak dihuni oleh binatang dan tumbuhan
laut

3. Wilayah Lautan Dalam (bathyal)


Wilayah ini berada pada kedalaman antara 150 – 800
meter. Sinar matahari tidak mampu menembus sampai ke
dasar laut seperti pada wilayah laut dangkal. Dengan
demikian, jumlah dan jenis binatang yang hidup pada
wilayah ini lebih sedikit dibanding wilayah laut dangkal.
4. Wilayah Lautan Sangat Dalam (abyssal)
Wilayah ini berada pada kedalaman di atas 1800 meter.
Dengan kedalaman tersebut, tumbuhan tidak mampu lagi
bertahan karena tidak ada sinar matahari. Karena itu jumlah
dan jenis hewan pun terbatas, kecuali hewan yang telah
beradaptasi dengan lingkungan tersebut.

Gambar 9. Pembagian wilayah laut berdasarkan kedalamannya

b. Pantai
Ekosistem pantai merupakan ekosistem yang letaknya berada
diantara ekosistem darat dan laut. Karena letaknya tersebut,
ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan
ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut. Karena
letaknya pula ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian
pasang surut laut..
Organisma dominan yang hidup di pantai berbeda dilihat dari
lokasinya. Ganggang, moluska, dan remis banyak dijumpai di
bagian paling atas pantai yang hanya terendam saat pasang naik
tinggi. Organisma tersebut menjadi makanan bagi kepiting dan
burung pantai. Bagian tengah pantai banyak dijumpai ganggang,
porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan
karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan
kecil. Daerah tersebut terendam saat pasang tinggi dan pasang
rendah. Semenetara itu, beragam invertebrata dan ikan serta
rumput laut banyak ditemui di daerah pantai terdalam yang
terendam saat air pasang maupun surut.

c. Estuari
Estuari atau lebih dikenal dengan istilah muara merupakan
tempat pertemuan antara sungai dengan laut. Karena itu, nutrien
sungai yang dibawa melalui proses erosi oleh sungai dari
daratan dapat memperkaya estuari.
Salinitas di estuari dipengaruhi oleh siklus harian dengan
pasang surut airnya. Pada saat pasang, air laut masuk ke badan
sungai dan meningkatkan salinitasnya. Sebaliknya, pada saat
surut atau pada saat air sungai mengalir dengan volume yang
besar, salinitasnya berubah menjadi rendah sampai menjorok ke
arah laut.
Estuari menjadi habitat bagi sejumlah organisma seperti
rumput rawa garam, ganggang, fitoplankton, cacing, kerang,
kepiting, dan ikan. Estuari juga menjadi tempat kawin bagi
sejumlah invertebrata laut dan ikan laut serta menjadi tempat
makan bagi unggas air.

Gambar 10. Estuari


Sumber: http://www.arpa.veneto.it
d. Terumbu karang
Terumbu karang adalah sebuah tipe ekosistem yang khas
tropis. Ekosistem ini dapat dijumpai pada laut di daerah tropis
yang airnya jernih, sehingga cahaya matahari dapat menembus
air dan memungkinkan terjadinya fotosintesis. Komunitas ini
didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok
Cnidaria. Terumbu karang juga sangat dikenal akan keragaman
jenisnya, termasuk ikan hias yang bernilai ekonomi tinggi.
Karena itulah, terumbu karang sangat rawan akan kerusakan.
Karang atau koral mensekresikan kalsioum karbonat dan
rangka dari kalsium karbonat memiliki bentuk yang unik dan
bermacam-macam.Karang juga menjadi organisma lainnya,
termasuk ganggang. Berbagai jenis invertebrata,
mikroorganisma, ikan, siput, landak laut, gurita, bintang laut dan
lain-lain banyak dijumpai di terumbu karang.
Selain menjadi habitat bagi banyak organisma, terumbu
karang memiliki banyak fungsi lainnya. Kekuatan ombak
menjadi berkurang dengan adanya terumbu karang, sehingga
pantai relatif aman dari kerusakan.
Saat ini kerusakan terumbu karang terus terjadi, baik sebagai
bahan bangunan maupun sebagai barang-barang hiasan.
Pengambilan ikan hias juga cenderung berlebihan (overfishing)
dan menggunakan bahan peledak, sehingga menghancurkan
terumbu karang secara keseluruhan.

Gambar 11. Terumbu Karang


Sumber: http://www.reefnutrition.com

2.4 Pelestarian Fungsi Ekosistem


Menurut Fachrul (2013), ekosistem yang terjaga mempunyai peranan
penting bagi kehidupan di alam seperti:
a. Habitat makhluk hidup.
Habitat sekelompok organisme akan mencakup organisme lain yang
juga merupakan komponen lingkungan biotik dan komponen lingkungan
abiotik. Semua makhluk hidup akan mendapatkan segala hal yang
dibutuhkan dari habitatnya masing-masing, misalnya air makanan dan
tempat berkembang biak.
b. Menjaga aliran energi.
Salah satu cara menjaga keseimbangan ekosistem yang dilakukan oleh
ekosistem itu sendiri adalah dengan menjaga perputaran energi dan
nutrisi yang diterima dari sumber luar. Sumber energgi luar yang
dimaksud adalah cahaya matahari. Cahaya matahari ditangkap oleh
tumbuhan dan digunakan untuk pertumbuhannya. Peran cahaya dalam
mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah sebaagai salah satu syarat
untuk terjadi fotosintesis.
c. Melaksanakan proses fotosintesis, proses dekomposisi dan proses daur
biogeokimiawi.
Siklus biogeokimia yang terjadi di alam dapat berupa siklus materi
(mineral) yang berupa unsur-unsur hara seperti fosfor dan sulfur.
Keterkaitan antara komponen biotik dan abiotic membentuk suatu sistem
disebut dengan ekosistem. Suatu ekosistem terdiri dari interaksi yang
menguntungkan antara organisme dengan lingkungannya dimana, terjadi
pertukaran dari sejumlah besar material-material dalam bentuk siklus
dikenal dengan siklus materi.
d. Mencegah global warming.
Pemanasan global merupakan salah satu masalah penting yang dialami
secara Universal oleh seluruh Negara. Keterkaitannya dengan
kelangsungan hidup manusia sangat erat sehingga efek dari pemanasan
global tersebut sangat mempengaruhi aktivitas manusia dalam sehari-hari
maupun dalam jangka waktu yang lama.
e. Mencegah kepunahan makhluk hidup tertentu.
Dengan cara tidak merusak habitat baik tanaman maupun hewan, yang
biasa habitatya dirusak karena pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit
dan lain-lainnya.
f. Menjaga keseimbangan energi baik antara komponen biotik dengan
biotik maupun komponen biotik dengan abiotik.
Dalam suatu ekosistem terdapat 2 komponen pendukung, komponene
tersebut adalah komponen biotik dan komponene abiotic. 2 komponen
tersebut saling mempengaruhi satu sama lain dalam suatu ekosistem
dengan tujuan untuk menjaga keseimbangan suatu ekosistem.

2.5 Dampak Perubahan Ekosistem


Ekosistem tidaklah statis tetapi bersifat dinamis, perubahan ekosistem
dapat terjadi karena faktor alam, misalnya letusan gunung api, gempa dan
lain-lain, perubahan tersebut memaksa ekosistem melakukan adaptasi dan
membangun kembali keseimbangan yang baru. Namun, perubahan lainnya
saat ini lebih dominan karena ulah manusia. Adapun menurut Odum (2014),
ada beberapa dampak dari perubahan ekosistem anatara lain sebagai berikut:
1. Dampak perubahan ekosistem darat, baik berupa hutan, padang rumput,
dan lain-lain, yaitu:
a. Munculnya ledakan populasi pada spesies tertentu karena hilangnya
atau punahnya hewan pemangsa.
b. Munculnya hama dan penyakit karena adanya spesies yang mengalami
ledakan populasi.
c. Semakin seringnya terjadi bencana alam, baik berupa banjir, longsor,
kekeringan dan lain-lain, menyebabkan kerusakn ekosistem hutan.
d. Punahnya sejumlah spesies tertentu karena sumber makanannya hilang
terutama akibat perburuan manusia.
e. Semakin terbatasnya sumber pangan dan obat-obatan dilihat dari
jumlah dan jenisnya.
2. Perubahan ekosistem perairan, baik laut, danau, sungai, dan lain-lain.
Perubahan tersebut akibat campur tangan manusia sehingga mengubah
tatanan yang ada, antara lain:
a. Berkurangnya populasi sejumlah spesies tertentu akibat pencemaran,
sehingga berkurangnya hasil tangkapan nelayan.
b. Berubahnya komponen fisik air laut seperti kekeruhan, suhu air laut
yang berdampak pada hilangnya sejumlah spesies, perubahan perilaku
spesies yang ada.
c. Hancurnya habitat akibat cara sumber daya laut yang cendrung
merusak.
d. Pencemaran dipantai oleh limbah dapat mengakibatkan terganggunya
proses fotosintesis pada fitoplankton, sehingga berdampak negatif pada
perikanan.
e. Rusaknya ekosistem pantai juga mengurangi estetika, sehingga
merugikan sector parawisata.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Ekosistem adalah kesatuan komunitas dengan lingkungannya yang
membentuk hubungan timbal balik. Ekosistem tersusun atas dua komponen
utama, yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik
adalah komponen ekosistem yang terdiri dari makhluk tak hidup atau benda
mati. Komponen abiotik adalah komponen ekosistem yang terdiri dari
makhluk hidup yang meliputi tumbuhan, hewan, dan manusia.

2. Saran
..... PARAGRAF-KAN
Setiap makhluk hidup membutuhkan lingkungan yang sehat sebagai tempat
tinggal. Oleh karena itu, kita harus menjaga kebersihan tempat lingkungan
terutama disekitar tempat tinggal kita.
Jagalah kelestarian dan keberlangsungan hidup makhluk hidup, karena makhluk
hidup yang satu dengan yang lainnya saling ketergantungan dan tidak dapat hidup
sendiri
Pelaksanaan pembangunan sebagai kegiatan yang makin meningkat mengandung
risiko pencemaran dan perusakan lingkungan, sehingga struktur dan fungsi dasar
ekosistem yang menjadi penunjang kehidupan dapat pula rusak karenanya. Hal
semacam itu akan merupakan beban sosial, karena pada akhirnya masyarakat dan
pemerintahlah yang harus menanggung beban pemulihannya. Terpeliharanya
ekosistem yang baik dan sehat merupakan tanggungjawab yang menuntut peran
serta setiap anggota masyarakat untuk meningkatkan daya dukung lingkungan.
Oleh karena itu, pembangunan yang bijaksana harus dilandasi wawasan
lingkungan sebagai sarana untuk mencapai kesinambungan dan menjadi jaminan
bagi kesejahteraan generasi sekarang dan mendatang.
DAFTAR PUSTAKA

Fachrul, Melati Frianita. 2016. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: Bumi


Aksara.

Hardjosuwarn, Sunarto. 1990. Dasar-Dasar Ekologi Tumbuhan. Yogyakarta:


UGM.
Jumin, Hasan Basri. 1992. Ekologi Tanaman. Jakarta: Rajawali Press.
Kusmana, C. 1997. Metode Survey Vegetasi. Bogor: Penerbit Institut Pertanian.
Michael, P. 1995. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium.
Jakarta: UI Press.
Odum, E. P. 2014. Dasar-dasar Ekologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University.

Pratomo, Suko dan Barlia, Lili. 2006. Basic Pendidikan Lingkungan. Bandung:
UPI.
Suprianto, Bambang. 2001. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan. Bandung:
UPI.

Syafei, Eden Surasana. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung: ITB.

PLUS JURNAL

Anda mungkin juga menyukai