Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka diperoleh hasil

penelitian sebagai berikut:

1. Data Hasil Tes Berpikir Kreatif

a. Data Pretest

Sebelum dilakukannya proses pembelajaran pada materi

Sistem Pencernaan Manusia, maka terlebih dahulu dilakukan

pretest. Pretest bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa

sebelum diberi perlakuan. Soal pretest berbentuk soal uraian yang

terdiri dari 10 soal yang disusun berdasarkan indikator berpikir

kreatif. Hasil data pretest adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Skor Pretest


No. Pretest Skor
1. Skor Tertinggi 22
2. Skor Terendah 3
3. Skor Rata−rata 12,54

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa skor rata-rata

pretest sebesar 12,54 dengan skor tertinggi sebesar 22 dan skor

terendah sebesar 3.

60
61

Adapun rata-rata skor ketuntasan berpikir kreatif siswa pada

soal pretest adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Rata-rata Skor Ketuntasan Pretest Berpikir Kreatif Siswa


No. Indikator Berpikir Kreatif Rata-rata Skor Ketuntasan
1. Berpikir Lancar 0,8
2. Berpikir Luwes 1,41
3. Berpikir Orisinal 1,61
4. Keterampilan Memperinci 1,2
5. Keterampilan Menilai 1,24

Perbandingan rata-rata skor ketuntasan pretest berpikir

kreatif dapat dilihat pada diagram berikut ini:

1.8

1.6

1.4

1.2

0.8

0.6

0.4

0.2

0
Berpikir Berpikir Berpikir Keterampilan Keterampilan
Lancar Luwes Orisinal Memperinci Menilai

Gambar 4.1 Diagram Rata-rata Skor Ketuntasan Pretest


Berpikir Kreatif Siswa
62

b. Data Postest

Setelah kelas eksperimen diberikan perlakuan menggunakan

model Modified Free Inquiry kemudian siswa diberikan soal

posttest. Hasil skor data posttest adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3 Skor Posttest


No. Posttest Skor
1. Skor Tertinggi 36
2. Berpikir Luwes 23
3. Skor Rata−rata 31,57

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa skor rata-rata

posttest sebesar 31,57 dengan skor tertinggi sebesar 36 dan skor

terendah sebesar 23 .

Adapun rata-rata skor ketuntasan pada soal posttest berpikir

kreatif siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4 Rata-rata Skor Ketuntasan Posttest Berpikir Kreatif Siswa


No. Indikator Berpikir Rata-rata Skor
Kreatif Ketuntasan
1. Berpikir Lancar 2,26
2. Berpikir Luwes 3,87
3. Berpikir Orisinal 3,07
4. Keterampilan Memperinci 3,30
5. Keterampilan Menilai 3,29

Perbandingan rata-rata skor ketuntasan posttest berpikir

kreatif dapat dilihat pada diagram berikut ini:


63

4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0

Gambar 4.2 Diagram Rata-rata Skor Ketuntasan Posttest


Berpikir Kreatif Siswa

c. Nilai Normalisasi Gain

Normalisasi gain adalah selisih nilai pretest dan posttest.

Nilai n-gain menunjukkan adanya peningkatan berpikir kreatif

siswa setelah dilakukan pembelajaran. Nilai n-gain dapat dilihat

dari skor pretest dan posttest yang dilakukan. Rata-rata skor

pretest, posttest, dan n-gain adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5 Normalisasi Gain


Rata- Gain Kategor
rata Posttest i
Pretest
12,54 0,69 Sedang

Tabel 4.5 menunjukan bahwa nilai n-gain sebesar 0,69

dengan kategori sedang. Adapun jumlah kategori n-gain per

indikator berpikir kreatif adalah sebagai berikut:


64

Tabel 4.6 Hasil Uji N-Gain Per Indikator Kreatif Siswa


Indikator Rata-rata Rata-rata Gain Kategor
Pretest Posttest i
Berpikir Lancar 0.8 2,26 0,45 Sedang
Berpikir Luwes 1,41 3,87 0,95 Tinggi
Berpikir Orisinal 1,61 3,07 0,61 Sedang
Keterampilan 1,2 3,30 0,75 Tinggi
Memperinci
Keterampilan 1,24 3,29 0,74 Tinggi
Menilai

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukan bahwa indikator berpikir

lancar dan berpikir orisinal memiliki rata-rata n-gain dengan

kategori sedang, dan indikator berpikir luwes, indikator

keterampilan memperinci dan keterampilan menilai memiliki n-

gain kategori tinggi.

Perbandingan hasil rata-rata n-gain indikaator berpikir kreatif

siswa dapat dilihat pada diagram berikut ini:

1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
Berpikir Berpikir Berpikir Keterampilan Keterampilan
Lancar Luwes Orisinal Memperinci Menilai
Rata-rata n-gain
65

Gambar 4.3 Diagram Perbandingan Hasil Rata-rata N-Gain


Berpikir Kreatif Siswa
2. Uji Hipotesis

a. Hasil Uji Normalitas Data Pretest, Posttest dan N-Gain

Sebelum dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan pair

sample T test maka terlebih dahulu data pretest, posttest dan n-gain

dilakukan pengujian prasayarat penelitian berupa uji normalitas

dengan teknik Kolmogrov-Smirnov menggunakan SPSS 16.0

melalui menu analyze – Descriptive Statistics – Explore. Adapun

hasil uji normalitas pretest dan posttest adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas pretest, posttest dan n-gain


Uji Sig Keterangan
Normalitas
Pretest 0,200> 0,05 Data Normal
Posttest 0,200> 0,05 Data Normal
N-Gain 0,200> 0,05 Data Normal

Berdasarkan tabel 4.7 hasil uji normalitas nilai pretest,

posttest dan n-gain dengan teknik Kolmogrov-Smirnov

menggunakan SPSS 16.0 di mana hasil pretest, posttest dan n-gain

masing-masing berdistribusi normal. Hal tersebut dapat dilihat dari

signifikansi uji normalitas pretest, posttest dan n-gain masing-

masing sebesar 0,200 dimana masing-masing hasil uji lebih besar

dari 0,05 sehingga kedua data berdistribusi normal.

b. Hasil Uji Homogenitas Data Pretest, Posttest dan N-Gain

Setelah dilakukan pengujian data normalitas dan didapatkan

data yang berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan uji

homogenitas untuk mengetahui kesamaan varians nilai pretest,

posttest dan n-gain dengan teknik Levene Statistic menggunakan


66

SPSS 16.0 melalui menu analyze – Compare means – One way

anova. Adapun hasil uji homogenitas pretest, posttest dan n-gain

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas pretest, posttest dan n-gain


Uji Normalitas Leven Sig Keterangan
e
Statisti
c
Pretest
Posttest 0,26 0,77 Data Homogen
N-Gain

Berdasarkan tabel 4.8 hasil uji homogenitas skor pretest,

posttest dan n-gain dengan teknik Levene Ststistic menggunkan

SPSS 22.0 untuk mengetahui kesamaan varians data pretest,

posttest dan n-gain menunjukkan bahwa ketiga data memiliki nilai

Levene Statistic 2,259 dengan signifikansi 0,77 > 0,05. Hal ini

berarti data pretest, posttest dan n-gain ketiga data memiliki varians

yang sama atau homogen.

c. Hasil Uji Hipotesis dengan Uji Pair Sample T Test

Setelah dilakukan uji prasyarat analisis, yaitu dengan uji

normalitas dan uji homogenitas ternyata data pretest, posttest dan

n-gain memenuhi syarat. Ketiga data berdistribusi normal dan

memiliki data yang homogeny. Dengan demikian, maka pengujian

hipotesis dapat dilakukan dengan uji Pair Sample T Test pada SPSS

22.0 melalui analyze – compare means – pair sample t test dengan

pengambilan keputusan, yaitu:

Jika Sig. (2-tailed) > 0,05, maka Ho diterima


67

Jika Sig. (2-tailed) < 0,05, maka Ho ditolak

Tabel 4.9 Hasil Uji Hipotesis Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
Uji Sig(2-tailed) Keterangan
Normalitas
Pretest
0,000 < 0,05 Ho = Ditolak
Posttest
Ha = Diterima
N-Gain

Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa uji hipotesis hasil

pretest dan posttest menunjukkan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05

dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti terdapat

perbedaan yang signifikan antara berpikir kreatif siswa pada data

pretest dan posttest. Sehingga terdapat pengaruh model

pembelajaran Modified Free Inquiry terhadap berpikir kreatif siswa

pada materi sistem pencernaan manusia di kelas XI SMA/MA.

B. Pembahasan

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 11 Palembang dengan sampel

Kelas XI IPA 5 dan Kelas XI IPA 6 dengan menerapkan model

pembelajaran Modified Free Inquiry untuk melihat pengaruh model

Modified Free Inquiry dalam meningkatkan berpikir kreatif siswa.

kurikulum yang digunakan dalam penelitian ini adalah kurikulum 2013.

Materi Biologi yang diterapkan dalam penelitian ini adalah sistem

pencernaan manusia yang diajarkan pada semester ganjil.

Berpikir kreatif siswa diketahui melalui analisis data hasil tes awal

(pretest) dan tes akhir (posttest). Tes awal (pretest) dilaksanakan pada
68

pertemuan pertama sebelum memasuki materi pembelajaran pada Senin,

18 November 2019 jam pelajaran ke 5-6. Sedangkan, tes akhir (posttest)

dilaksanakan pada pertemuan akhir pada tanggal 2 Desember 2019 jam

pelajaran ke 5-6.

Soal yang diberikan pada saat pretest dan posttest merupakan soal

yang sama. Soal pretest dan posttest tentang sistem pencernaan manusia

dibuat sesuai dengan indikator berpikir kreatif yang telah ditetapkan

sehingga masing-masing soal mewakili indikator berpikir kreatif, yaitu

berpikir lancar, berpikir luwes, berpikir orisinal, keterampilan memperinci,

dan keterampilan menilai. Instrumen tersebut telah mememnuhi uji voba

per item soal, meliputi uji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat

kesukaran. Sedangkan instrument RPP, LKPD, dan lembar observasi telah

memenuhi uji validitas pakar. LKPD digunakan sebagai acuan dan untuk

membantu dalam proses pembelajaran. Soal-soal yang terdapat dalam

LKPD merupakan soal-soal yang memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk menyelidiki sendiri dan mencari jawaban sendiri melalui

metode diskusi. Lembar kerja peserta didik dibuat untuk merangsang

kemampuan berpikir kreatif siswaa, sehingga dari LKPD tersebut dapat

membimbing siswa untuk menemukan suatu konsep sendiri dan dapat

melatih kemampuan berpikir kreatif siswa. Penggunaan LKPD memiliki

kelebihan antara lain peserta didik akan mengikuti urutan pemikiran secara

logis, peserta didik akan berpartisipasi dengan aktif karena harus memberi

respon terhadap pernyataan dan latihan yang disusun, serta perpaduan teks

dan gambar dalam halaman cetak dapat menambah daya tarik dan
69

memperlancar pemahaman informasi yang disajikan dalam dua format.

Namun, penggunaan LKPD memiliki kelemahan antara lain tidak dapat

menampilkan gerak dalam media cetakan, biaya percetakan akan mahal

jika menampilkan gambar atau foto yang berwarna-warni, dan pembagian

unit-unit pelajaran dalam media cetakan harus dirancang sedemikian rupa

sehingga tidak terlalu panjang yang membuat peserta didik menjadi bosan.

Model pembelajaran Modified Free Inquiry merupakan model

pembelajaran yang dimana guru hanya memberikan permasalahan pada

siswa dan siswa diberi kesempatan untuk dapat mengatasi permasalahan

baik secara individu maupun kelompok. Guru berperan dalam memberikan

bantuan yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa siswa melakukan

penyelidikan dengan tidak ada rasa putus asa atau banyak mengalami

kegagalan (Hartono, 2013).

Dalam penelitian ini model pembelajaran Modified Free Inquiry yang

digunakan adalah model pembelajaran yang dikembangkan oleh

Anda mungkin juga menyukai