Anda di halaman 1dari 19

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Penelitian

Ujian yang bertemakan pengembangan lebih lanjut kemampuan penalaran

numerik siswa melalui model pembelajaran Gathering Examination (GI) kelas

VIII SMP Satap SMPN 1 Kambowa ini dilaksanakan mulai tanggal 13 Mei

sampai dengan 30 Mei 2022. Instrumen dalam kajian ini terdiri dari lembar

persepsi, evaluasi rubrik, polling, dan tes. Tes dalam instrumen ujian ini berupa

pre-test dan post-test berupa makalah yang terdiri dari 4 soal yang telah diubah

sesuai dengan nilai kemampuan penalaran numerik siswa. Sebelum tes pre-test

dan post-test kemampuan penalaran numerik siswa digunakan, mereka diuji

terlebih dahulu untuk mengetahui apakah pertanyaan yang akan digunakan itu sah

dan dapat diandalkan. Contoh yang digunakan dalam review ini adalah satu kelas

dilihat dari prosedur tes terbenam, jadi contoh untuk ujian ini adalah siswa kelas

VIII sebagai kelas eksplorasi yang menggunakan model pembelajaran Gathering

Examination (GI). Dalam ulasan ini, informasi diperoleh dari tes kemampuan

nalar siswa yang menentukan, di mana kelas percobaan diberikan pre-test sebelum

diberikan perlakuan, kemudian pada saat itu, kelas eksplorasi diberikan perlakuan.

Hal selanjutnya yang akan dilakukan adalah kelas uji coba diberikan post-test, dan

hasilnya akan dikontraskan dengan pre-test. Bertekad untuk mendapatkan

perbedaan antara nilai pre-test dan post-test.

47
48

B. Data Hasil uji Coba Instrumen

1. Uji Validitas

a. Validitas Isi

Uji legitimasi substansi dilakukan oleh tiga validator dengan menyelesaikan

daftar lembar persetujuan yang terdiri dari dua guru IPA, khususnya Bapak Rizal,

S.Pd,. M.Pd dan Bapak Tely Darmawansyah, S.Pd,. M.Pd, serta sebagai pendidik

IPA di SMP Satap SMPN 1 Kambowa, khususnya Ibu Ni Made Maetri Yanti,

S.Pd. Konsekuensi dari persetujuan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah

ini.

Tabel 4.1 Hasil Uji Validasi Isi Pre-test dan Post-test


49

Mengingat konsekuensi dari legitimasi isi pada tabel 4.1, sangat mungkin beralasan

bahwa setelah persetujuan pre-test dan post-test semua pertanyaan dapat dicapai untuk

digunakan sebagai instrumen ujian dalam mengumpulkan informasi tentang penentuan

numerik siswa. kemampuan penalaran. Dalam pre-test hal nomor 1 dan 4, bekerja pada

kesesuaian sejauh bahasa dan kesesuaian dengan KD sangat penting.

b. Validitas Konstruk

Setelah ahli memimpin uji legitimasi zat pada pre-test dan post-test,

para ilmuwan kemudian mengarahkan uji legitimasi pengembangan yang

akan dicoba memanfaatkan hubungan item kedua dengan bantuan

pemrograman SPSS. Hasil dari estimasi legitimasi build dari pre-test dan

post-test menggunakan koneksi kedua item adalah sebagai berikut:

Dilihat dari hasil perhitungan koneksi hasil diketahui bahwa r_xy

esteem (Pearson relationship Item_1 esteem dengan Total_Score) pada pre-

test adalah 0,865 dan post-test adalah 0,854. Kemudian koefisien koneksi

dikontraskan dan r_tabel merupakan insentif untuk N = 21 dengan tingkat

kepentingan 5% yaitu 0,433. Karena nilai r_xy>r_tabel atau 0,865>0,433

dan 0,854>0,433. Oleh karena itu, secara dinamis dalam uji legitimasi yang

menggunakan koneksi butir kedua, sangat mungkin beralasan bahwa Soal 1

atau soal nomor 1 pre-test dan post-test adalah sah. Untuk estimasi

hubungan hasil untuk hal berikut, lihat Suplemen informatif 5.1, kemudian,

pada saat itu, efek samping dari perhitungan koneksi hasil dirampungkan

pada tabel 4.2 berikut.


50

Dilihat dari tabel 4.2, konsekuensi legitimasi pretest dan posttest

kemampuan nalar menentukan siswa adalah 4 pertanyaan dengan jumlah 21

siswa dengan tingkat kepentingan 5% (α = 0,05) sehingga r_tabel = 0,433 .

Kemudian, pada saat itu, r_count>r_table sehingga keempat hal tersebut sah

dan layak untuk digunakan sebagai instrumen eksplorasi..

2. Uji Reliabilitas

Mengingat efek samping dari perhitungan hasil Pengukuran kualitas Tak

Tergoyahkan dalam Adendum 5.2, halaman 115, diketahui bahwa nilai

Cronbach's Alpha pada pra-tes adalah 0,869 dan pasca-tes adalah 0,937.

Kemudian pada titik tersebut, nilai Cronbach's Alpha dikontraskan dan nilai

r_tabel untuk N = 21 dengan tingkat kepentingan 5%, yaitu 0,433. Karena nilai

Cronbach's Alpha > r_tabel atau 0,869 > 0,433 dan 0,937 > 0,433. Selanjutnya,

dalam menentukan pilihan pada tes ketergantungan, sangat mungkin beralasan

bahwa hal-hal pre-test dan post-test solid.


51

3. Uji Tingkat Kesukaran

Uji tingkat kesukaran bertujuan untuk mengetahui apakah petanyaan

termasuk dalam kategori mudah, sedang maupun sukar. Untuk melihat hasil uji

tingkat kesukaran butir soal kemampuan berpikir kritis matematika siswa maka

dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini.

Berdasarkan hasil tingkat kesulitan pre-test dan post-test kemampuan

penalaran numerik siswa pada tabel 4.3, terlihat bahwa hal-hal pre-test

tergolong sedang dengan tingkat kesulitan 0,30 P 0,70 sedangkan post-test soal

soal nomor 1, 2, dan 3 dengan tingkat kesulitan 0.70 P 1.00 diurutkan

sederhana dan soal nomor 4 diurutkan sedang, untuk spesifik dengan tingkat

kesulitan 0.30 P 0.70. Untuk perhitungan tingkat kesulitan pre-test dan post-

trial kemampuan penalaran numerik siswa dapat dilihat pada bagian Referensi

5.3 halaman 116-117.

4. Uji Daya Beda


52

Adapun hasil analisis uji daya beda pada butir soal pre-test kemampuan

berpikir kritis matematika siswa yang telah dirampungkan dapat dilihat pada

tabel 4.4 berikut ini.

Berdasarkan tabel 4.4 hasil pengujian gaya diferensial pre-test kemampuan

nalar menentukan siswa, ditemukan bahwa pre-test soal nomor 1, 2, 3, dan 4

memiliki model besar dengan kesalahan 0,40 DP < 0,70. Sehingga hal-hal pre-

test ini dimungkinkan untuk digunakan sebagai instrumen pemilahan informasi

karena telah memenuhi ukuran-ukuran untuk uji daya pisah.

C. Data Hasil Penelitian

1. Data Hasil Analisis Deskriptif Statistik Pre-test dan Post-test

Tabel 4.5 Hasil Analisis Deskriptif Pre-test dan Post-test


Kemampuan Berpikir Kritis Matematika siswa

Descriptive Statistics
Std.
N Range Minimum Maximum Sum Mean Variance
Deviation
Pre-test 21 63 30 93 1090 51.90 19.832 393.290
Post-test 21 44 56 100 1611 76.71 12.224 149.414
Valid N
21
(listwise)

tes yang menunjukkan bahwa responden (N) pada pre-test dan post-test

berjumlah 21 siswa. Dari hasil pengujian grafis terukur dari pre-test, sangat

terlihat bahwa dari 21 responden tersebut, nilai dasarnya adalah 30 dan nilai
53

terbesar adalah 93 dengan cakupan 62. Nilai total adalah jumlah nilai pre-test

dari 20 responden yaitu 1.090 dengan nilai rata-rata 51. .90, standar deviasi

19.832, berubah 393.290. Sementara itu, konsekuensi dari ujian ilustratif post-

test menunjukkan bahwa dari 21 responden, nilai dasar 56 dan nilai terbesar

100 dengan nilai tuntas 1,611, mean 76,71, standar deviasi 12,224, fluktuasi

149,414 Dari hasil pemeriksaan spellbinding terukur menunjukkan bahwa pre-

test esteem lebih rendah dari post-test esteem.

2. Data Hasil Analisis Uji Prasyarat

Informasi dari hasil pre-test dan post-test dari kemampuan penalaran

numerik siswa harus terlihat dalam referensi bagian 4.3 dan 4.5 halaman 110-

112. Untuk menjawab spekulasi eksplorasi ini, spesialis kemudian menangani

dan memecah informasi pra-tes dan pasca-tes. Uji spekulasi yang digunakan

dalam tinjauan ini adalah uji-t Matched example t-test. Jadi sebelum uji-t

selesai, informasi dari pre-test dan post-test harus memenuhi tes esensial,

khususnya tes ordinaris.

Keteraturan pre-test dan post-test kemampuan penalaran numerik siswa

dalam ulasan ini menggunakan One-Example Kolmogorov-Smirnov dengan

bantuan program SPSS. Hasil pengujian uji coba biasa dari pre-test dan post-

trial kemampuan penalaran numerik siswa ditampilkan pada tabel 4.6 di bawah

ini.

Tabel 4.6 Hasil Analisis Uji Normalitas Pre-test dan Post-test


Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
54

Nilai Pre-test Nilai Post-test


N 21 21
Normal Parametersa Mean 51.9 76.71
Std. Deviation 19.832 12.224
Most Extreme
Absolute 0.236 0.09
Differences
Positive 0.236 0.09
Negative -0.136 -0.082
Kolmogorov-Smirnov Z 1.082 0.41
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.192 0.996
a. Test distribution is Normal.

Mengingat efek samping dari hasil tes Kolmogorov-Smirnov satu contoh

untuk uji keteraturan pra-uji dan pasca-percobaan kemampuan penalaran

numerik siswa pada tabel 4.6, sangat baik dapat dilihat bahwa nilai Asymp .

Tanda tangan. (2-diikuti) pre-test adalah 0,192 dan harga Asymp. Tanda

tangan. (2-diikuti) pasca-percobaan sebesar 0,996. Berikutnya adalah

penghargaan Asymp. Tanda tangan. (2-diikuti) dikontraskan dan nilai = 0,05.

Karena nilai Asymp.Sig.(2-tailed)≥0.05 atau 0.192≥0.05 dan 0.996>0.05. Jadi

sesuai dengan pengambilan keputusan uji coba biasa dari tes Kolmogorov-

Smirnov satu contoh, sangat baik dapat disimpulkan bahwa pre-test dan post-

test tersebar secara teratur sehingga kecurigaan uji kewajaran atau kebutuhan

untuk menggunakan contoh yang cocok uji-t sebagai uji spekulasi telah

terpenuhi.

3. Uji Hipotesis

Setelah pre-test dan post-trial kemampuan penalaran numerik siswa

biasanya disampaikan, kemudian, pada saat itu, tes terakhir selesai, khususnya

tes spekulasi. Uji spekulasi yang digunakan dalam tinjauan ini adalah uji-t
55

contoh yang cocok dengan tingkat kepentingan 0,05 (5%). Yang menyertainya

harus terlihat konsekuensi dari pemeriksaan uji-t contoh cocok pre-test dan

post-trial kemampuan penalaran menentukan pada tabel 4.7.

Tabel 4.7 Hasil Analisis Uji-t Paired Sample T-test Pre-test dan Post-test
Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa

Mengingat konsekuensi dari hasil uji contoh kecocokan pada tabel 4.7,

diketahui bahwa t_hitung negatif. Sesuai (Aulannisa, et al, 2021:203) ini

karena nilai rata-rata pre-test lebih rendah daripada nilai post-test sehingga

untuk masalah semacam ini nilai t_count negatif bisa menjadi positif. , maka

nilai t_count adalah 9,590. Kemudian nilai t_hitung dikontraskan dengan nilai

t_tabel untuk N = 21 dengan tingkat kepentingan 5% yaitu 1,721. Karena nilai

t_hitung>t_tabel atau 9.590>1.721. Dengan cara ini, dalam menentukan pilihan

pada pengujian spekulasi, cenderung dianggap bahwa H_0 ditolak dan H_a

diakui. Artinya, ada peningkatan kemampuan penalaran menentukan numerik

siswa dengan menggunakan model penguasaan group investigation (GI).

D. Pembahasan

Tujuan dari tinjauan ini adalah untuk menggambarkan pelaksanaan

pembelajaran aritmatika dengan menggunakan model pembelajaran ujian kumpul

(GI) dalam mengembangkan lebih lanjut kemampuan penalaran menentukan dan


56

untuk mengetahui bahwa pemanfaatan model pembelajaran ujian kumpul (GI)

dapat lebih mengembangkan keterampilan menentukan numerik. kemampuan

penalaran siswa kelas VIII SMP SATAP SMPN 1 Kambowa.

Sebelum instrumen ujian digunakan, analis mengarahkan persetujuan,

kualitas yang tak tergoyahkan, tingkat kesulitan, dan memisahkan tes pada tes

keterampilan dasar siswa (pre-test) dan post-test. Sehingga didapatkan instrumen

penelitian pre-test dan post-test yang dapat mengukur kemampuan penalaran

numerik siswa sebagai variabel terikat atau variabel yang dipengaruhi oleh faktor

bebas dengan jumlah 4 hal. Sedangkan instrumen survei eksplorasi yang

digunakan adalah polling reaksi siswa terhadap pelaksanaan model pembelajaran

gathering exam (GI) dengan jumlah 23 pertanyaan yang dapat dilihat pada

referensi bagian 2.2 halaman 79. Untuk penegasan kembali konsekuensi dari

survei ini , lihat suplemen 4.1 di halaman 107.

Dalam tinjauan ini, spesialis melibatkan satu kelas sebagai ujian ujian,

yaitu kelas VIII khusus dengan jumlah 21 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-

laki dan 10 siswa perempuan. Materi yang diajarkan adalah materi terukur dengan

sub pokok pembicaraan tengah dan tengah.

Spesialis mengarahkan pemeriksaan dalam empat pertemuan. Pada

pertemuan utama peneliti memberikan pre-test kepada setiap siswa sebelum

dilanjutkan dengan penggunaan model pembelajaran Gathering Examination (GI).

Kemudian pada pertemuan berikutnya, khususnya pertemuan kedua dan ketiga,

pembelajaran dilanjutkan dengan menerapkan model pembelajaran Gathering


57

Examination (GI). Sedangkan pada pertemuan terakhir, tepatnya pertemuan

keempat, ahli memberikan post-test untuk setiap siswa.

Dalam gerakan eksplorasi ini, para ilmuwan melengkapi pengalaman

pendidikan dengan menerapkan model pembelajaran ujian kumpul (GI) yang telah

direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

peruntukan 3 jam pembelajaran (3X40 menit). Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) memuat tiga latihan yaitu latihan starter khusus, latihan

center, dan latihan penutup yang direncanakan agar model pembelajaran ujian

berkumpul (GI) dikenang untuk ketiga latihan tersebut.

Dalam aksi fundamentalnya, ilmuwan sebagai pendidik membuka dengan

kabar gembira dan permohonan ke surga yang diarahkan oleh ketua kelas.

Kemudian, periksa partisipasi siswa yang berlangsung dengan menyatakan

bahwa dalam pengalaman pendidikan akan diterapkan model pembelajaran

ujian kumpul (GI), dimana siswa akan berkonsentrasi dalam pertemuan,

bertukar perasaan tentang akibat dari setiap bagian. tanggapan dan merekam

konsekuensi mengumpulkan percakapan di batu tulis. Kemudian, pada saat itu,

pendidik menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran serta memacu siswa

tentang apa yang dapat diperoleh dalam pembelajaran ini.

Selain itu, pada latihan tengah, tindakan ini memasukkan fase-fase model

pembelajaran ujian kumpul (GI), yaitu sebagai berikut.

1. Mengenali mata pelajaran dan mengatur siswa menjadi pertemuan

belajar (Gathering)
58

Siswa mempelajari dan memperhatikan materi terukur yang

menggabungkan rata-rata dan tengah dari informasi tunggal dan informasi

yang dikumpulkan. Setiap mahasiswa memilih salah satu mata kuliah yang

diberikan untuk diteliti. Kemudian, pada saat itu, struktur tandan yang terdiri

dari 5-6 siswa dengan pilihan mata pelajaran yang sama dan heterogen dan

super tahan lama, sebenarnya dimaksudkan agar dalam membentuk

perkumpulan ini siswa akan berada dalam pertemuan yang sama dari

pertemuan awal hingga pertemuan terakhir. Kelompok satu dan kelompok dua

akan meneliti materi rata-rata, khususnya menentukan makna informasi

tunggal dan makna kumpulan informasi, sedangkan kelompok tiga dan empat

akan mengeksplorasi materi tengah, khususnya menentukan tengah tunggal.

informasi dan tengah mengumpulkan informasi.

Mengatur ujian yang akan dipusatkan dalam perkumpulan (Arranging)

Setelah setiap pertemuan mendapatkan sub pokok bahasan, maka setiap

pertemuan merencanakan materi yang akan diteliti, yaitu secara spesifik tentang

arti informasi tunggal, arti informasi yang dirangkai, tengah informasi tunggal,

dan tengah kumpulan informasi yang telah dikumpulkan. diberikan dalam materi

pendidikan. Setiap pertemuan merencanakan masalah yang akan diperiksa,

memilih cara melakukan percakapan, dan memutuskan aset pembelajaran yang

diperlukan.

1. Melakukan pemeriksaan (Examination)

Pada tahap ini siswa mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan

materi yang telah dipilih, mengkaji informasi tersebut, menyusun semua


59

pemikiran, serta membicarakan dan menjelaskan. Selain itu, siswa berakhir dan

ketika siswa berbicara, guru memperhatikan siswa dengan asumsi ada pertanyaan

atau masalah.

2. Mengatur laporan terakhir (Menyusun)

Siswa membuat laporan terakhir (hasil ujian) yang akan

dipertanggungjawabkan dan disusun di papan tulis untuk diperkenalkan di depan

kelas dan membuat dewan acara untuk menyusun rencana pertunjukan.

3. Melakukan pengenalan laporan terakhir (Introducing)

Pada tahap ini pertunjukan dibuat untuk seluruh kelas, kemudian kesiapan

laporan terakhir yang telah dibuat akan disusun di papan tulis dan diperkenalkan.

4. Penilaian

Pada tahap penilaian ini, siswa saling memberikan kritik tentang

perkenalan yang dilakukan dan guru menjelaskan bagaimana memutuskan setiap

efek lanjutan dari perkenalan siswa dan benar-benar melihat respon dari setiap

pertemuan.

Gerakan terakhir adalah tindakan akhir, dalam tindakan ini pendidik dan

siswa menyelesaikan hasil dari ujian yang telah didapat dan merefleksikan serta

mengaudit materi yang telah dibicarakan.

Berdasarkan hasil uji kenormalan kemampuan penalaran numerik pre-test

dan post-trial siswa, diperoleh nilai Asymp. Tanda tangan. (2-diikuti) pra-sidang

0,192 dan harga Asymp. Tanda tangan. (2-diikuti) pasca-percobaan sebesar 0,996.

Karena nilai Asymp.Sig.(2-tailed)≥0.05 atau 0.192≥0.05 dan 0.996>0.05. Jadi

sangat mungkin beralasan bahwa pre-test dan post-test biasanya diedarkan.


60

Setelah informasi biasanya tersampaikan, tahap selanjutnya adalah menguji

spekulasi. Dalam pengujian spekulasi ini, disadari bahwa nilai normal dari pre-test

berada di bawah nilai normal dari post-test. Dengan tujuan diperoleh nilai

t_hitung>t_tabel atau 9,590>1,721. Sehingga cenderung dianggap bahwa H_0

ditolak dan H_a diakui. Artinya, ada peningkatan kemampuan penalaran

menentukan numerik siswa dengan memanfaatkan model pembelajaran ujian

kumpul (GI).

Berdasarkan salah satu ujian yang lalu yang dipimpin oleh Irma Ayuwanti

(2016), model pembelajaran ramah tamah jenis ujian kumpul dapat mengerjakan

soal-soal siswa dan hasil belajar aritmatika. Hasil akhir yang didapat dalam

penjajakan ini adalah bahwa dengan memanfaatkan model pembelajaran yang

baik pembelajaran ulangan ulangan dapat lebih mengembangkan latihan-latihan

pembelajaran aritmatika siswa kelas X SMK Tuma'ninah Yasin Metro,

membiasakan menggunakan model pembelajaran ulangan ulangan yang

bermanfaat dapat lebih mengembangkan pembelajaran matematika. hasil belajar

siswa kelas X SMK Tuma'ninah Yasin Metro semester genap tahun ajaran

2015/2016. Hal ini terlihat dari rata-rata perolehan hasil belajar siswa yang

meningkat dari 27,5% pada siklus utama menjadi 54,54% pada siklus berikutnya,

dan dari 54,54% pada siklus kedua menjadi 81,81% pada siklus ketiga.

Berikut adalah contoh hasil kerja siswa berdasarkan indikator kemampuan

berpikir kritis matematis siswa yang dapat dilihat pada soal post-test nomor 1

lampiran 3.5 halaman 100.

1. Analisis dan fokuskan pertanyaan.


61

Pada indikator ini siswa harus mampu menganalisis dan memfokuskan

pertanyaan, yaitu dengan memahami dan menuliskan apa yang diketahui dan

apa yang ditanyakan dalam soal. Hasil jawaban siswa pada indikator ini dapat

dilihat pada Gambar 4.1 di bawah ini

Gambar 4.1 Hasil Jawaban Siswa Indikator


Menganalisis dan Memfokuskan Pertanyaan
(a)

(b)

(c)

Pada Gambar 4.1 bagian (a) dan (b) sangat terlihat bahwa siswa dapat

memeriksa dan memusatkan pertanyaan dalam pertanyaan dengan mencatat

yang diketahui dan diajukan secara lengkap dan akurat. Sedangkan pada

tingkat tertentu (c) siswa juga sudah siap untuk merekam data dalam

penyelidikan namun masih terfragmentasi dan keliru.


62

1. Bedakan pertengkaran

Dalam petunjuk ini siswa harus memiliki pilihan untuk membedakan

pertentangan yang telah dibuat dengan menyusun persamaan yang pas dan

tepat dalam menangani masalah yang diberikan. Hasil yang menyertai dari

jawaban siswa harus terlihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Hasil Jawaban Siswa Indikator


Mengidentifikasi Argumen
(a)

(b)

(c)

Dari Gambar 4.2, sangat terlihat bahwa siswa dapat membedakan

pertentangan dengan membuat jawaban untuk berpikir kritis, khususnya

menyusun persamaan yang pas untuk mengatasi masalah dalam berpikir kritis.

1. Putuskan dan catat tanggapan atas jawaban untuk masalah dalam

penyelidikan

Dalam petunjuk ini, siswa harus memiliki pilihan untuk memutuskan dan

mencatat tanggapan terhadap masalah dalam penyelidikan secara akurat dan

akurat. Konsekuensi dari jawaban siswa harus terlihat pada Gambar 4.3 di

bawah ini.
63

Gambar 4.3 Hasil jawaban siswa Indikator


Menentukan dan menuliskan jawaban permasalahan dalam soal
(a)

(b)

(c)

Mengingat konsekuensi dari jawaban siswa pada Gambar 4.3 bagian (a)

dan (b) cenderung terlihat bahwa siswa memiliki pilihan untuk menyelesaikan

dan menyusun jawaban secara akurat untuk jawaban atas masalah dalam

pertanyaan. Pada tingkat tertentu (c) siswa juga siap untuk menyelesaikan dan

menyusun tanggapan terhadap aturan dalam masalah tersebut, namun pada

produk akhir tanggapan siswa tersebut masih belum tepat.


64

1. Putuskan akhir dari jawaban untuk masalah yang telah diperoleh

Dalam petunjuk ini siswa harus memiliki pilihan untuk membuat dan

mencapai keputusan dari pengaturan masalah yang telah dilakukan sepenuhnya

untuk memastikan bahwa strategi dan jawaban atas pengaturan masalah dalam

masalah ini selalu benar. Efek lanjutan dari balasan siswa pada penanda ini

harus terlihat pada Gambar 4.4 di bawah ini.

Gambar 4.4 Hasil jawaban siswa Indikator


Menentukan kesimpulan dari solusi permasalahan
yang telah diperoleh
(a)

(b)

(c)

Mengingat efek samping dari tanggapan siswa pada Gambar 3.4 bagian (a)

dan (c) diketahui bahwa siswa dapat membuat dan mencapai keputusan dari

jawaban untuk masalah dengan cara yang tepat dan tepat. Demikian pula

dengan bagian (b) siswa juga siap untuk mengambil keputusan dari jawaban

untuk masalah dalam masalah, tetapi itu belum sepenuhnya benar.


65

E. Keterbatasan Penelitian

Selama waktu yang dihabiskan untuk eksplorasi ini, spesialis memahami bahwa

ada beberapa batasan yang telah diketahui tentang memimpin dan menyelesaikan

pemeriksaan ini. Hambatan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Waktu Terbatas dalam Siklus Eksplorasi

Alokasi waktu selama waktu yang dihabiskan untuk mengarahkan eksplorasi ini

pada umumnya akan dibatasi. Hal ini dikarenakan para ahli melakukan

pendalaman menjelang akhir semester sehingga para ilmuwan hanya memiliki

batas waktu yang ditunjukkan oleh waktu yang diberikan oleh ketua. Selanjutnya,

keterbatasan waktu ini menjadi kendala yang dapat mempengaruhi siklus

pelaksanaan eksplorasi dan hasil pemeriksaan.

2. Kendala Kapasitas

Dalam batasan ini, para ahli sangat menyadari bahwa mereka memiliki kapasitas

terbatas, khususnya kapasitas terbatas di bidang logika. Namun, spesialis telah

benar-benar berusaha keras untuk memahami dan mengindahkan petunjuk

manajer.

Anda mungkin juga menyukai