Anda di halaman 1dari 24

PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH

Membuka Akses Pendidikan Tinggi bagi Semua


Making Higher Education Open to All

MODUL 5
KUALITAS ALAT UKUR
( INSTRUMEN)
Oleh Kelompok 5
Anggota :
1. Nurhayati
2. Mila
3. Fina
4. Siti Nurul Ulfah
5. Karniti
TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Menjelaskan Konsep Validitas


2. Menjelaskan Konsep Reliabilitas
3. Membedakan Validasi dan Reliabilitas
4. Menjelaskan Hubungan Validitas dan reliabilitas
5. Menentukan Tingkat Kesukaran Butir Soal
6. Menentukan daya beda butir soal
7. Menganalisis Butir soal
8. Memperbaiki Kualitas Alat Ukur
Kb. 1
VALIDITAS DAN RELIABILITAS HASIL PENGUKURAN

Gambar 1 Gambar 2
Apakah validitas itu ?

Gambar 1 Gambar 2
Timbangan neraca Timbangan Duduk
Apakah validitas itu ?
Menurut Gronlund dan Linn,1990 pengertian Validitas mengacu pada ketepatan
interpretasi yang dibuat dari hasil pengukuran atau evaluasi.

Validitas isi (content validity)

Validitas konstrak (construct validity)

Validitas yang dikaitkan dengan kriteria tertentu


(criterion related validity)
B. Apakah Reabilitas Itu?
Hasil pengukuran yang reliabel (tetap, konsisten,
stabil). Hasil pengukuran yang berhubungan
dengan aspek fisik seperti mengukur panjang
meja, berat badan, tinggi badan dll biasanya
menghasilkan reliabilitas yang tinggi sedangkan
yang berhubungan dengan aspek psikologi
dansosial seperti dalam pengukuran mewakili
intelegensi, sikap dan konsep diri yang tidak dapat
diukur dengan ketepatan dan konsisten yang tinggi
Hasil pengukuran yang reliabel (tetap,
konsisten, stabil). Hasil pengukuran yang
berhubungan dengan aspek fisik seperti
mengukur panjang meja, berat badan, tinggi
badan dll biasanya menghasilkan reliabilitas
yang tinggi sedangkan yang berhubungan
dengan aspek psikologi dan sosial seperti
dalam pengukuran mewakili intelegensi,
sikap dan konsep diri yang tidak dapat
diukur dengan ketepatan dan konsisten yang
tinggi.
Ada dua konsep reliabilitas adalah :

1.Konsep Reliabilitas dalam arti equivalent tes


Dimaksudkan untuk mengetahui apakah dua set tes yang
digunakan paralel atau tidak.

2. Konsep reliabilitas dalam arti konsistensi internal


Dimaksudkan untuk mengetahui apakah kumpulan butir
soal yang ada dalam satu set testersebut mengukur dimensi
hasil belajar yang sama atau tidak.
Untuk menghitung korelasi digunakan formula product-moment:

N ∑XY – (∑X) (∑Y)


r xy =
√N ∑X2 – (∑X2) X √N ∑Y2 – (∑Y)2

Dimana
r xy : Koefisien korelasi dari xy
N : Jumlah data
X : Data pertama
Y : Data kedua
Bagaimana Hubungan antara Validitas
dan Reliabitas
Ketetapan hasil pengukuran (reliabilitas) sangat diperlukan
untuk memperoleh alat ukur yang dapat memberikan hasil
pengukuran yang tepat (valid). Tetapi alat ukur yang
mempunyai reliabilitas tinggi belum tentu secara otomatis
mempunyai validitas yang tinggi. Karena tingginya reliabilitas
yang dihasilkan oleh suatu alat ukur jika tidak dibarengi
dengan tingginya validitas maka dapat memberikan informasi
yang salah.
Contoh di Hal 5.12-5.13
Bagaimana Meningkatkan Reliabilitas Tes

Reliabilitas suatu tes dapat ditingkatkan dengan


menambah jumlah butir ke dalam tes tersebut.
Penambahan butir soal pada tes akan meningkatkan
reliabilitas jika butir soal yang ditambahkan adalah
butir-butir soal yang homogen dengan butir soal yang
ada.
Contoh, reliabilitas suatu tes yang terdiri atas 40 butir adalah r
= 0,40. Berapakah reliabiltas tes setelah ditambahkan 20 butir
soal yang homogen dengan butir soal yang sudah ada?
Jawab :
Reliabilitas sebelum penambahan = 0,40. Jumlah butir soal
sebelum ditambah = 40 dan setelah ditambah 20 berarti 60.
Dengan demikian rasio jumlah butir soal setelah dan sebelum
penambahan adalah 1,5 (karena ada penambahan butir
setengah kali lipat). Jika angka tersebut kita masukkan dalam
rumus :
Kegiatan Belajar 2
Kegiatan Belajar 2
Kegiatan Belajar 2

Tingkat Kesukaran daya Beda Tiap Butir Soal

1. Tingkat Kesukaran Butir Soal

P=B p > 0.75 = Mudah


0.25 < p < 0.75 = Sedang
N
p < 0.24 = Sukar
P = Indeks Kesukaran
B = Jumlah Peserta Test Yang menjawab Benar
N = Jumlah Seluruh Peserta Tes

2. Daya Beda (D)


D > 0.40 = Sangat Baik
D = PA – PB
0.30 < D < 0.40 = Baik
D = Indeks Daya Beda Butir Soal 0.20 < D < 0.30 = Sedang
PA = Proporsi Kelompok atas yang menjawab benar D< 0.20 = Tidak Baik
PB = Proporsi Kelompok Bawah yang menjawab benar
D. BAGAIMANA MENGANALISIS TES URAIAN

• Pada umumnya analisis butir soal memang dilakukan untuk tes pilihan
ganda, kita dapat menganalisis tes uraian yang di berikan oleh whitney
dan sabers ( mahrens dan lehmann;1984) dengan cara sebagai berikut :
1. Tentukan jumlah siswa yang termasuk ke dalam kelompok atas ( 25% )
dan kelompok bawah ( 25%)
2. Hitung jumlah skor kelompok atas dan jumlah skor kelompok bawah .
3. Hitung tingkat kesukaran dan daya beda setiap butir soal dengan rumus
berikut :
Rumus menganalisis tes uraian
E . BAGAIMANA MEMPERBAIKI BUTIR SOAL

• Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam memperbaiki butir soal


adalah sebagai berikut :
1. Perhatikan tingkat kesukaran butir soal , butir soal dianggap baik jika
memiliki kesukaran ( p) antara 0,25 sampai dengan 0,27 atau yang
mendekati angka tersebut .
2. Perhatikan daya beda butir soal . Butir soal dianggap baik jika kunci
atau jawaban yang dianggap benar menpunyai daya pada positif tinggi
dan pengecohnya mempunyai daya negative
Coba perhatikan contoh butir soal dan sebaran jawaban siswa berikut ini
Jika kita masukkan beberapa potong es ke dalam gelas , beberapa saat kemudian es
mencair , mengapa es tersebut dapat mencair?
a. Sebab es terbuat dari air
b. Sebab es mengalami proses penguapan
c. Sebab es terkena udara luar yang panas
d. Sebab suhu es lebih tinggi dari suhu lingkungan
Sebaran jawaban 100 siswa terhadap butir soal tersebut adalah :
Alternatif jawaban
Kelompok Jumlah
a b C* d
Atas 7 3 17 0 27
Tengah 25
Bawah 7 12 8 0 27

Dari data tersebut coba hitung tingkat kesukaran dan daya beda untuk setiap alternatif jawaban. Jika
hasil perhitungan benar maka akan di peroleh hasil sebagai berikut :
P = 0,50
Da= 0
Db= -0,33
Dc=0,33 ( Daya Beda Kunci )
Dd=0
Dari hasil perhitungan tampak bahwa butir soal nomor 3 tersebut mempunyai tingkat kesukaran 0,50
( sedang ) dan daya beda 0,33
F . BAGAIMANA MEMPERBAIKI NON-TES

• Prosedur memperbaiki instrument non – tes sama dengan memperbaiki


tes. Perbaikan pertama lakukan setelah menulis instrument , perbaikan
yang dapat dilakukan pada tahap ini adalah dengan meminta pakar untuk
mereview atau menelaah instrument tersebut. Langkah berikutnya adalah
uji coba kelapangan kemudian analisis hasil uji coba tersebut dengan
menggunakan program analisis instrument yang relevan.
• Penyebab butir soal kurang baik :
1. Penggunaan bhasa kurang komunikatif.
2. Kalimat bersifat ambiguous / dapat ditafsirkan ganda
3. Pertanyaan atau pernyataan yang di biat menyimpang dari indikator
4. Pertanyaan atau pernyataan tidak mengukur trait ( sifat yang akan
diukur).
Sundari.2020.1 .Pokjar Bogor
Selatan

Anda mungkin juga menyukai