Anda di halaman 1dari 14

MODUL 5

KUALITAS ALAT UKUR (INSTRUMEN)

KELOMPOK 2
ELSHA MARSHUS 857509567

NURAISAH 857509242

RANI ROSMAWATI 857507832

RATIH MULIANA HIDAYAT 857509273

SANDILAH JATNIKA 857508415


KEGIATAN BELAJAR 1
VALIDITAS DAN RELIABILITAS HASIL PENGUKURAN
A. APAKAH VALIDITAS ITU ?

Validitas adalah Ketepatan Hasil Pengukuran

Menurut (Gronlund dan Linn, 1990) ada tiga jenis validitas mengacu pada ketepatan interpretasi yang dibuat dari hasil
pengukuran yaitu :
1. Validitas isi (content validity)
Mengacu pada seberapa banyak materi tes tersebut dapat mengukur keseluruhan bahan atau materi yang telah diajarkan.
2. Validitas konstrak (construct validity)
Mengacu pada seberapa banyak alat ukur tersebut dapat mengungkap keseluruhan konstrak yang digunakan sebagai dasar
dalam penyusunan tes tersebut.
Konstrak adalah konsep hipotesis yang digunakan sebagai dasar dalam penyusunan alat ukur.
3. Validitas yang dikaitkan dengan kriteria tertentu (criterion related validity)
Mengacu pada seberapa banyak materi tes dapat dengan tepat memprediksi kesesuaian antara pengetahuan yang dimiliki
sekarang dengan keberhasilannya pada masa yang akan dating atau kesesuaian antara penguasaan suatu pengetahuan
dengan keterampilan penggunaan pengetahuan.
B. APAKAH RELIABILITAS ITU ?
Hasil pengukuran yang reliabel (tetap, konsisten, stabil). Hasil pengukuran yang berhubungan dengan aspek fisik seperti
mengukur panjang meja, berat badan, tinggi badan dll biasanya menghasilkan reliabilitas yang tinggi sedangkan yang
berhubungan dengan aspek psikologi dan sosial seperti dalam pengukuran mewakili intelegensi,sikap dan konsep diri yang
tidak dapat diukur dengan ketepatan dan konsisten yang tinggi.
Menurut (gronlund dan linn, 1990) pengertian validitas mengacu pada ketepatan hasil pengukuran maka pengertian
reliabilitas mengacu pada ketetapan hasil yang diperoleh dari suatu pengukuran. Hasil pengukuran dikatakan mempunyai
reliabilitas yang tinggi jika hasil pengukuran pertama hampir sama dengan hasil pengukuran kedua. Dan sebaliknya hasil
pengukuran dikatakan mempunya reliabilitas yang rendah jika hasil pengukuran pertama jauh berbeda dengan hasil
Adipicising Elit
pengukuran kedua.
Ada dua konsep reliabilitas adalah :
1.Konsep Reliabilitas dalam arti equivalent tes
Dimaksudkan untuk mengetahui apakah dua set tes yang digunakan paralel atau tidak.
2.Konsep reliabilitas dalam arti konsistensi internal
Dimaksudkan untuk mengetahui apakah kumpulan butir soal yang ada dalam satu set tes tersebut mengukur
dimensi hasil belajar yang sama atau tidak.
Untuk menghitung korelasi digunakan formula product-
moment :

Dimana :
r xy : Koefisien korelasi dari xy
N : Jumlah data
X : Data pertama
Y : Data kedua
C. BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA VALIDITAS DAN RELIABILITAS ?
Alat ukur yang mempunyai reliabilitas yang tinggi belum tentu secara otomatis mempunyai
validitas yang tinggi. Sebab tingginya reliabilitas yang dihasilkan suatu alat ukur jika tidak
dibarengi dengan tingginya validitas dapat memberikan informasi yang salah tentang apa yang
ingin diukur.
D. BAGAIMANA MENINGKATKAN RELIABILITAS ?
Reliabilitas suatu tes dapat ditingkatkan dengan menambah jumlah butir soal ke dalam tes
tersebut. Butiran soal yang homogen artinya butiran soal-soal yang mengukur hal yang sama
dengan butir soal yang sudah ada. Penambahan butiran soal tidak akan menaikkan reliabilitas
tes jika butiran soal yang ditambahkan tidak homogen dengan butiran soal yang telah ada.
Untuk menghitung penambahan butir soal
menggunakan rumus Spearman-Brown:

Dimana :

: Reabilitas sebelum penambahan butir soal

: Reabilitas setelah penambahan butir soal

J : Rasio jumlah butir soal setelah dan sebelum

penambahan
KEGIATAN BELAJAR 2
ANALISIS DAN PERBAIKAN INSTRUMEN

A. MENGAPA ANALISIS BUTIRAN SOAL PENTING?


Menganalisi soal bermanfaat untuk memperoleh informasi yang bermanfaat bagi guru, siswa, dan proses
pembelajaran itu sendiri.
Menurut Niko (1983) analisis butiran soal menggambarkan suatu proses pengambilan data, dan penggunaan
informasi tentang respon siswa terhadap setiap butiran soal. Arti penting penggunaan analisis butiran soal adalah :
1. Untuk mengetahui apakah butir soal-butir soal yang disusun sudah berfungsi sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh
penyusun soal.
2. Sebagai umpan balik bagi siswa untuk mengetahui kemampuan mereka dalam menguasai suatu materi
3. Sebagai umpan balik bagi guru untuk mengetahui kesulitan - kesulitan yang dialami siswa dalam memahami suatu
materi
4. Sebagai acuan untuk merevisi soal
5. Untuk memperbaiki kemampuan guru dalam menulis soal.
B. KAPAN ANALISIS BUTIRAN SOAL DILAKUKAN?
Validitas set soal dapat diketahui dari kisi-kisi soal sedangkan reliabilitas soal baru dapat diketahui setelah uji
coba. Dalam menganalisis butir soal paling tidak ada dua karakteristik butir soal yang perlu diperhatikan yaitu
tingkat kesukaran dan daya beda butir-butir soal.
1. Tingkat kesukaran butir soal
Tingkat kesukaran merupakan salah satu karakteristik yang dapat menunjukkan kualitas butir soal tersebut
apakah termasuk mudah, sedang atau sukar. Secara matematis tingkat kesukaran butir soal dapat dihitung dengan
rumus:

Dimana :
p : Indeks tingkat kesukaran butir soal
B : Jumlah peserta tes yang menjawab benar
N : Jumlah seluruh peserta
Menurut Fernandes (1984) kategori tingkat kesukaran butir soal adalah :
2. Daya beda (D)
Daya beda butir soal memiliki pengertian seberapa jauh butir soal tersebut dapat membedakan
kemampuan individu peserta tes.
Indeks daya beda dapat dihitung dengan rumus:

Dimana :

D : Indeks daya beda butir soal

: Proporsi kelompok atas yang menjawab benar

: Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar

Menurut Fernandes (1984) kategori indeks daya beda butir soal adalah :
C. BAGAIMANA MELAKUKAN ANALISIS SECARA SEDERHANA?
Langkah - langkah dalam menganalisis butir soal:
1. Hitunglah jumlah jawaban yang benar untuk seluruh siswa
2. Berdasarkan jumlah jawaban yang benar dari seluruh siswa tersebut susunlah skor siswa mulai dari skor tertinggi ke
skor terendah
3. Berdasarkan urutan skor tersebut tertentu tentukan siswa yang masuk dalam kelompok atas dan siswa yang
termasuk dalam kelompok bawah
4. Hitunglah jumlah siswa dalam kelompok atas yang memilih tiap-tiap alternatif jawaban yang disiapkan
5. Dengan cara yang sama hitung jumlah siswa dalam kelompok bawah yang memilih tiap - tiap alternatif jawaban yang
disediakan
6. Hitung jumlah seluruh peserta yang menjawab benar
7. Hitung tingkat kesukaran butiran soal dan daya beda dengan rumus yang disediakan.
D. BAGAIMANA MENGANALISIS TES URAIAN?
Cara menganalisis tes uraian oleh Whitney dan Sabers (Mehrens dan Lehmann, 1984) sebagai berikut :
1. Tentukan jumlah yang termasuk dalam kelompok atas (25%) dan kelompok bawah (25%)
2. Hitung jumlah skor kelompok atas dan jumlah skor kelompok bawah
3. Hitung tingkat kesukaran dan daya beda setiap butiran soal dengan rumus berikut:

Dimana :
: Jumlah skor kelompok atas
: Jumlah skor kelompok bawah
: 25 % peseerta didik
: Skor maksimal setiap butir soal
: Skor minimal setiap butir soal
E. BAGAIMANA MEMPERBAIKI BUTIRAN SOAL?
Beberapa hal dalam memperbaiki butiran soal sebagai berikut :
1. Perhatikan tingkat kesukaran butir soal. Butir soal dianggap baik jika mempunyai tingkat kesukaran (p) antara
0.25 sampai dengan 0.75 atau yang mendekati angkat tersebut.
2. Perhatikan daya beda butir soal. Butir soal dianggap baik jika kunci atau jawaban yang dianggap benar
mempunyai daya beda positif tinggi dan alternative jawaban mempunyai daya beda negative dan ada salah satu
alternative jawaban mempunyai daya beda positif, aka butir soal tersebut perlu ditelaah kembali,sebab ada
kemungkinan terjadi salah kunci.
F. BAGAIMANA MEMPERBAIKI NON-TES?
Prosedur memperbaiki instrumen non-tes:
1. Meminta pakar untuk meriview atau menelaah instrument,
2. Uji coba kelapangan.
3. Analisis hasil uji coba dengan menggunakan program analisis instrument yang relevan.
4. Melihat kualitas instrument seperti validitas, reliabilitas serta kualitas sosal
5. Memperbaiki butir soal yang lemah
6. Uji coba butir soal yang telah diperbaiki sampai yakin instrument non-tes yang akan digunakan dapat
dipertanggung jawabkan kualitasny.

Penyebab butir soal kurang baik antara lain :

7. Penggunaan bahasa kurang komukatif


8. Kalimat bersifat ambiguous (dapat ditafsirkan ganda)
9. Pertanyaan atau pernyataan yang dibuat menyimpang dari indikator
10. Pertanyaan atau pernyataan tidak mengukur trait (sifat) yang akan diukur.
TOS AHH
SAKITU

Anda mungkin juga menyukai