Anda di halaman 1dari 22

Modul 5

KUALITAS ALAT UKUR


(INSTRUMEN)
Oleh:
1. Azizah 857356519
2. Hamidah 857357449
3. Melidia 857366351
4. Trisnawati 857355642
Modul 5
KB 1
Validitas dan Realibilitas hasil
pengukuran

KB 2
Analisis dan perbaikan Instrumen
Validitas
Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang dapat mengukur
apa yang ingin kita ukur dengan tepat. Ketepatan suatu alat
ukur disebut dengan validitas.
Pengertian validitas mengacu pada ketepatan interprestasi
yang dibuat dari hasil pengukuran atau evaluasi (Gronlund
dan Linn,1990) secara umum validitas ada tiga jenis

Isi (content validity)

Konstrak (construct
Validitas
validity)

Berdasarkan kriteria tertentu


(creterion related validity)
validitas isi (content validity)
diperlukan untuk menjawab pertanyaan “sejauh mana
item -item yang ada dalam tes dapat mengukur
keseluruhan materi yang telah diajarkan.”

tinggi rendahnya validitas isi dapat ditetapkan


berdasarkan analisis rasional atau pertimbangan ahli
terhadap isi tes tersebut
validitas konstrak (construct
validity)
mengacu pada sejauh mana alat ukur tersebut dapat
mengungkap keseluruhan kontras yang digunakan
sebagai dasar pnyusunan tes tersebut

yang dimaksud dengan kontras adalah konsep hipotesis


(hipotetical concept) yang digunakan sebagai dasar
dalam penyusunan alat ukur

validitas kontras ini banyak digunakan terutama dalam


pengukuran psikologi seperti pengukuran sikap, minat,
tingkah laku, dan sebagainya
validitas kriteria tertentu
(criterion related validity)
validitas ini untuk memprediksi keberhasilan
sesorang dimasa yang akan datang atau mengetahui
kesesuaian antara pengetahuan dengan keterampilan
yang dimiliki

suatu tes validitas kriteria tertentu lebih mengacu


pada keterampilan individu yang dimiliki
Reliabilitas
Suatu tes dikatakan memiliki Reliabilitas jika tes
tersebut mengacu kepada ketetapan hasil yang
diperoleh dari suatu pengukuran (Gronlund dan Linn,
1990)

alat ukur yang memberikan hasil pengukuran yang


reliable (tetap, konsisten dan stabil) yaitu hasil-hasil
pengukuran yang berhubungan dengan aspek-aspek
fisik seperti panjang meja, tinggi lemari, erat badan,
tinggi badan dan lain sebagainya
Koefisien Korelasi Reliabilitas
suatu perangkat tes dinyatakan cukup reliable jika
mempunyai koefisien reliabilitas lebih maka cara
menghitung koefisienan korelasinya dapat
menggunakan formula korelasi Product- moment
sebagai berikutp :

Semakin mendekati 1  Semakin tinggi reliabilitas tes


Hubungan Validitas dan
Reliabilitas
Ketetapan hasil pengukuran (reliabilitas) sangat
diperlukan untuk memperoleh alat ukur yang dapat
memberikan hasil pengukuran yang tepat (valid).

alat ukur yang mempunyai reliabilitas yang tinggi


belum tenetu secara otomatis mempunyai validitas
yang tinggi.

Karena tingginya reliabilitas yang dihasilkan oleh


suatu alat ukur jika tidak dibarengi dengan tingginya
validitas dapat memberikan informasi yang salah
tentang apa yang ingin diukur
 Ilustrasi hasil perlombaan memanah yang diikuti Anto, Andi, dan
Anang. Dari 10 anak panah yang telah mereka lepaskan diperoleh hasil
sebagai berikut:

d
d

Hasil Bidikan Anto Hasil Bidikan Andi Hasil Bidikan Anang


Meningkatkan Reliabilitas Tes
Reliabilitas suatu tes dapat ditingkatkan dengan
 menambah jumlah butir kedalam tes tersebut.
 soal yang homogen dengan butir soal yang ada.

Reliabilitas tes yang baru sebagai akibat adanya penambahan butir soal secara
sederhana dapat dihitung dengan menggunakan rumus Spearman-Brown
sebagai berikut:

di mana:
ryy = reliabilitas sebelum penambahan butir soal
rxx = reliabilitas setelah penambahan butir soal
J = rasio jumlah butir soal setelah dan sebelum penambahan
Contoh:
Reliabilitas suatu tes yang terdiri atas 40 butir soal adalah
= 0,40. Berapaka reliabilitas tes setelah ditambahkan 20
butir soal yang homogen dengan butir soal yang sudah
ada?

Jawaban :
Reliabilitas sebelum penambahan = 0,40. Jumlah butir
soal sebelum ditambah = 40 dan setelah ditambah = 20
berarti 60. Dengan demikian rasio butir soal setelah dan
sebelum penambahan adalah 1,5.
KB 2
Analisis dan Perbaikan Instrumen

Mengapa analisis butir soal penting?


Mengetahui apakah butir soal yang disusun sudah
berfungsi sesuai yang dikehendaki
Umpan balik bagi siswa
Umpan balik bagi guru
Sebagai acuan untuk revisi soal
Memperbaiki kemampuan guru dalam menulis soal
Kapan Analisis Butir Soal Dilakukan
?

Dalam rangka memperoleh/menganalisis butir soal ada


2 karakteristik butir soal yang perlu andsa perhatikan :

1. Tingkat kesukaran butir soal


Tingkat kesukaran merupakan karakteristik yang daoat
menunjukkan kualitas butir soal tersebut apakah termasuk
mudah, sedang atau sukar.
2. daya beda
Daya beda butir soal yaitu seberapa jauh butir soal tersebut
dapat membedakan kemampuan individu peserta tes.
Cara melakukan analisis
sederhana
1. Menghitung jumlah jawaban yang benar untuk seluruh
siswa
2. Menyusun skor tertinggi hingga skor terendah
3. Menentukan presentase siswa yang termasuk kelompok
atas dan kelompok bawah menggunakan rambu –
rambu ( Nitko, 1983 dan Hanna, 1993 ) sebagai berikut :
jumlah siswa ≤ 20  jumlah kelompok atas dan
kelompok bawah 50 %
jumlah siswa antara 21 – 40  kelompok atas dan
kelompok bawah masing – masing 33,3 %
jumlah siswa ≥ 41  jumlah kelompok bawah dan
kelompok atas masing – masing 27 %
4. Hitunglah jumlah siswa dalam kelompok atas dan
bawah yang memilih tiap – tiap alternative jawaban
yang disediakan
5. Hitung seluruh peserta tes yang menjawab benar
6. Hitung tingkat kesukaran butir soal dan daya beda
dengan rumus yang disediakan
Cara menganalisis tes uraian
1. Tentukan jumlah siswa ke dalam kelompok atas (25% ) dan
kelompok bawah ( 25 %)
2. Hitung jumlah skor kelompok atas dan jumlah skor
kelompok bawah
3. Hitung tingkat kesukaran dan daya beda beda setiap butir
soal dengan rumus :
Bagaimana Memperbaiki Butir Soal?

Perhatikan tingkat kesukaran butir soal. Butir soal


dianggap baik jika mempunyai tingkat kesukaran (p)
antara 0,25 sampai dengan 0,75 atau yang mendekati
angka tersebut.
Perhatikan daya beda butir soal. Butir soal dianggap
baik jika kunci atau jawaban yang didnggap benar
mempunyai daya beda positif tinggi dan pengecohnya
mempunyai daya beda negative.
Contoh :
Nomor soal 3.
Jika kita masukkan beberapa potong es ke dalam gelas
beberapa saat kemudian es akan mencair. Mengapa es
tersebut dapat mencair?
a. Sebab es terbuat dari air
b. Sebab es mengalami proses penguapan
c. Sebab es terkena udara luar yang lebih panas
d. Sebab suhu es lebih tinggi dari suhu lingkungan.
Bagaimana Memperbaiki Non-test?
Perbaikan pertama dapat dilakukan setelah menulis instrument
uji coba ke lapangan
analisis hasil uji coba menggunakan program analisis instrument
yang

Penyebab butir soal kurang baik antara lain:


1. Penggunakan Bahasa kurang komunikatif
2. kalimat bersifat ambiguous
3. pertanyaan atau pernyataan yang dibuat menyimpang dari
indicator.
4. pertanyaan atau pernyataan tidak mengukur trait(sifat) yang
akan didukur
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai