Anda di halaman 1dari 5

RESUME EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD

MODUL 5
KUALITAS ALAT UKUR (INSTRUMEN)

OLEH :

KELOPOK 5
1. YENNY HERLINA (858304498)
2. NASRUL AMIN (858306209)
3. JAMILAH (858304925)
4. MUHAMAD FAZERINOR (858304728)
5. RUSMINI (858304294)
1. Validitas dan Reliabilitas Hasil Pengukuran
A. Apakah validitas itu?
Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang dapat dengan tepat mengukur apa yang
ingin diukur. Untuk mengukur sesuatu haruslah dapat memilih alat ukur yang sesuai
agar dapat memperoleh hasil pengukuran yang tepat. Ketepatan hasil pengukuran inilah
yang dinamakan validitas. Pengertian validitas mengacu pada ketepatan interpretasi yang
dibuat dari hasil pengukuran atau evaluasi (Gronlund dan Linn, 1990). Secara umum
validitas ada tiga jenis, validitas isi (content validity), validitas konstrak (construct
validity), validitas yang dikaitkan dengan kriteria tertentu (criteria related validity)
Validitas isi mengacu pada sejauh mana materi alat ukur tersebut digunakan untuk
mengukur keseluruhan materi yang seharusnya diukur. Validitas konstrak mengacu pada
sejauh mana alat ukur tersebut dapat mengukur konstrak-konstrak yang digunakan
sebagai dasar penyusunan tes tersebut. Sedangkan Validitas kriteria tertentu mengacu
pada sejauh mana alat ukur tersebut dapat dengan tepat memprediksi kesusuaian antara
pengetahuan yang dimiliki sekarang dengan keberhasilannya di masa yang akan datang
atau kesesuaian antara penguasaan suatu pengetahuan dengan keterampilan penggunaan
pengetahuan tersebut.

B. Apakah reliabilitas itu?


Reliabel berarti tetap, konsisten, stabil. Kalau pengertian validitas mengacu pada
ketepatan hasil yang diperoleh dari pengukuran maka pengertian reliabiltas mengacu
pada ketetapan hasil yang diperoleh dari pengukuran (Gronlund dan Linn, 1990). Hasil
pengukuran yang berhubungan dengan aspek-aspek fisik seperti mengukur meja,lemari,
berat badan, dan lainnya biasanya menghasilkan reliabilitas yang sangat tinggi, artinya
walaupun diukur berkali-kali tetap memperoleh hasil yang tidak jauh berbeda.
Hasil pengukuran yang berbeda akan sering ditemui jika pengukuran dilakukan
terhadap hal-hal yagn berhubungan dengan aspek-aspek psikologi dan social seperti
dalam pengukuran mewakili intelegensi, sikap, dan konsep diri. Aspek-aspek tersebut
tidak dapt diukur dengan ketepatan dan konsitensi yang tinggi.

C. Bagaimana Hubungan Antara Validitas dan Reliabilitas?


Ketetapan hasil pengukuran (reliabilitas) sangat diperlukan untuk memperoleh
alat ukur yang dapat memberikan hasil pengukuran yang tepat (valid). Walaupun
demikian alat ukur yang mempunyai reliabilitas tinggi belum tentu secara otomatis
mempunyai validitas yang tinggi. Karena tingginya reliabilitas yang dihasilkan oleh
suatu alat ukur jika tidak dibarengi dengan tingginya validitas dapat memberikan
informasi yang salah tentang apa yang diukur.
D. Bagaimana Meningkatkan Reliabilitas Tes?
Reliabilitas suatu tes dapat ditingkatkan dengan menambah jumlah butir soal yang
homogen ke dalam tes tersebut. Yang dimaksud butir soal homogen adalah butir soal
yang mengukur hal yang sama dengan butir soal yang sudah ada

2. ANALISIS DAN PERBAIKAN INSTRUMEN


A. Mengapa Analisis Butir Soal Penting?
Analisis butir soal menggambarkan suatu proses pengambilan data dan
penggunaan informasi tentang tiap-tiap butir soal terutama informasi tentang respon
siswa terhadapt butir soal (Nitko, 1983). Arti penting analisis butir soal sebagaiberikut:
1. Untuk mengetahui apakah butir soal yang disusun sudah berfungsi sesuai dengan
apa yang dikehendaki oleh penyusun soal. Untuk menentukan apakah soal-soal
yang disusun telah berfungsi sebagaimana seharusnya maka harus memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
a. Apakah soal disusun sudah sesuai untuk mengukur perubahan tingkahlaku
seperti telah dirumuskan dalam tujuan instruksional khusus?
b. Apakah sudah memperhitungkan tingkat kesukaran?
c. Apakah soal tersebut sudah bias membedakan antara siswa yang pandai dan
yang kurang pandai?
d. Pakah kunci soal yang dibuat sudah benar sesuai dengan maksud soal?
e. Jika menggunakan tes pilihan ganda, apakah pengecoh yang dipilih sudah
berfungsi dengan baik?
f. Apakah soal tersebut masih dapat ditafsirkan ganda atau tidak?
2. Sebagai umpan balik bagi siswa untuk mengetahui kemampuan mereka dalam
menguasai materi.
3. Sebagai umpan balik bagi guru untu mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami
siswa dalam memahami materi.
4. Sebagai acuan untuk merevisi soal.
5. Untuk memperbaiki kemampuan guru dalam menulis soal.

B. Kapan Analisis Butir Soal Dilakukan?


Dalam rangka memperoleh reliabilitas soal, analisis soal dilakukan. Dalam
menganalisis butir soal paling tidak ada dua karakteristik butir soal yang perlu
andaperhatikan yaitu tingkat kesukaran dan daya beda butir-butir soal

C. Bagaimana Cara Melakukan Analisis Secara Sederhana?


Langkah-langkah dalam menganalisis soal secara sederhana:
1. Hitunglah jumlah jawaban yang benar untuk seluruh siswa
2. Berdasarkan jumlah jawaban yang benar, susunlah skor siswa mulai tertinggi ke
terendah
3. Berdasarkan urutan skor, tentukan siswa yang termasuk dalam kelompok atas dan
bawah untuk menentukan persen siswa yang termasuk kelompok atas dan bawah
dengan rambu-rambu sebagai berikut :
a. Jika jumlah siswa < 20 maka jumlah kelompok atas dan bawan masing-masing
50%
b. Jika jumlah siswa 21 – 40 maka jumlah kelopok atas dan bawah masing-masing
33,3%
c. Jika jumlah siswa > 41 maka jumlah kelompok atas dan bawah masing-masing
27%
4. Hitunglah jumlah siswa dalam kelompok atas yang masing-masing memilih tiap-
tiap alternatif jawaban yang disediakan
5. Dengan cara yang sama hitunglah jumlah siswa dalam kelompok bawah yang
masing-masing memilih tiap-tiap alternatif jawaban yang disediakan
6. Hitunglah jumlah seluruh peserta tes (kelompok atas, tengah dan bawah)yang
menjawab benar
7. Hitunglah tingkat kesukaran butir soal dan daya beda dengan menggunakan rumus
yang telah disediakan

D. Bagaimana Menganalisis Tes Uraian Sederhana?


Cara menganalisis tes uraian diberikan oleh Whitney dan Sabers (Mehrens dan
Lehmann, 1984) sebagai berikut:
1. Tentukan jumlah siswa yang termasuk dalam kelompok atas (25%) dan kelompok
bawah (25%)
2. Hitung jumlah skor kelompok atas dan jumlah skor kelompok bawah
3. Hitung tingkat kesukaran dan daya beda setiap butir soal dengan rumus
̇ ̇ ̇ ̇

E. Bagaimana Memperbaiki Butir Soal?


Yang perlu diperhatikan dalam memperbaiki butir soal adalah sebagai berikut:
1. Perhatikan tingkat kesukaran butir soal. Butir soal dianggap baik jika mempunyai
tingkat kesukaran (P)antara 0,25 sampai dengan 0,75 atau mendekati angka tersebut
2. Perhatikan daya beda butir soal. Butir soal dianggap baik jika kunci atau jawaban
yang dianggap benar mempunya daya beda positif tinggi dan mempunyai daya beda
negatif
Perbaikan butir soal dapat dilakukan pada pokok soal atau pada alternatif jawaban

F. Bagaimana Memperbaiki Non-Tes?


Prosedur memperbaiki instrument non-tes sama dengan prosedur memperbaiki
tes. Setelah menulis instrument meminta pakar untuk mereviu atau menelaah instrument
tersebut. Stelah direviu dan ditelaah lalu diuji coba ke lapangan kemudian menganalisa
hasil uji coba tersebut dengan menggunakan program analisis yang relevan.

Anda mungkin juga menyukai