Secara teoritis terdapat hubungan timbal balik antara tujuan pembelajaran, proses
pembelakaran dan penilaian hasil belajar. Perhatikan skema berikut.
Tujuan
Pembelajaran
Proses Penilaian
Pembelajaran Hasil Belajar
Jika tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sudah tepat dan proses
pembembelajaran yang telah dilaksanakan sudah maksimal maka salah satu hal yang perlu
dicermati adalah alat penilaian hasil belajar. Apakah alat ukur yang telah digunakan (dalam
hal ini tes yang telah disusun atau instrumen yang digunakan) mempunyai kualitas baik
sehingga dapat digunakan untuk mengukur tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan?
Untuk menjawab permasalahan ini perlu dipelajari lebig rinci berbagai cara yang dapat
ditempuh untuk meningkatkan kualitas alat instrumen yang digunakan agar benar-benar dapat
mengukur apa yang ingin diukur. Pada makalah ini akan membahas mengenai pengujian
kualitas alat ukur atau instrumen melalui validitas dan reliabilitas hasil pengukuran,
menganalisis butir soal dan bagaimana meningkatkan kualitas butir soal berdasarkan hasil
analisis serta bagaimana meningkatkan kualitas alat ukur non-tes.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah yang perlu pemecahan
dalam evaluasi pembelajaran yaitu :
Setelah mempelajari makalah ini Anda akan dapat meningkatkan kualitas alat ukur
yang Anda gunakan secara rinci Anda dapat :
MANFAAT
1. Bagi siswa:
Siswa dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan nyaman
Siswa dapat bertukar pikiran dengan teman dan guru
2. Bagi Guru:
Membantu guru memperbaiki proseses evaluasi pembelajaran.
Membantu meningkatkan profesionalisme guru.
3. Bagi sekolah
Sebagai acuan dalam menilai kerja guru
Sebagai dasar dalam menentukan arah kemajuan sekolah
PEMBAHASAN
Dimana :
1. Untuk mengetahui apakah butir soal – butir soal yang disusun sudah berfungsi
sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh penyusun soal. Untuk menentukan
apakah soal–soal yang kita susun telah berfungsi sebagaimana seharusnya maka
kita harus memperhatikan hal–hal sebagai berikut :
a. Apakah soal–soal yang disusun sudah sesuai untuk mengukur perubahan
tingkah laku seperti telah dirumuskan dalam tujuan instruksional khusus ?
b. Apakah tingkat kesukaran sudah kita perhatikan ?
c. Apakah soal tersebut sudah mampu membedakan antara siswa yang pandai
dengan siswa yang kurang pandai ?
d. Apakah kunci soal yang kita buat sudah benar sesuai dengan maksud soa ?
e. Jika menggunakan tes pilihan berganda, apakah pengecoh yang kita pilih
sudah berfungsi dengan baik ?
f. Apakah soal tersebut dapat ditafsirkan ganda atau tidak ?
2. Sebagai umpan balik bagi siswa untuk mengetahui kemampuan mereka dalam
menguasai suatu materi.
3. Sebagai umpan balik bagi guru untuk mengetahui kesulitan – kesulitan yang
dialami siswa dalam memahami suatu materi.
4. Sebagai acuan untuk merevisi soal.
5. Untuk memperbaiki kemapuan kita dalam menulis soal.
Pada saat kita mengujikan suatu set soal untuk mengambil keputusan penting
tentang hasil belajar siswa maka idealnya kita harus yakin bahwa set soal tersebut
adalah valid dan reliabel. Validitas set soal dapat diketahui dari kisi–kisi soal
sedangkan reliabelitas soala baru dapat diketahui setelah uji coba. Dalam rangka
memperoleh reliabilitas set soal inilah analisis butir soal dilakukan. Dalam
menganalisis butir soal paling tidak ada dua karakteristik butir soal yang perlu
diperhatikan yaitu tingkat kesukaran dan daya beda butir–butir soal.
Pada saat Anda mengujikan suatu set soal untuk mengambil keputusan pennting
tentang hasil belajar siswa maka idealnya Anda harus yakn bahwa set soal tersebut
adalah valid dan reliabel. Dalam angka memperoleh reliabilitas set soal ini lah analisis
butir soal dilakukan.
𝐵
𝑝=
𝑁
Dimana :
P ≤ 0,24 : rendah
Butir soal yang dianggap sangat bermanfaat(useful) adalah butir soal yang
mempunyai tingkat keskuran dalam kategori sedang.
Daya beda butir soal memiliki pengertian seberapa jauh butir soal tersebut
dapat membedakan kemamuan individu peserta tes. Butir soal didukung potensi
daya beda yang baik, akan mampu membedakan peserta didik yang memiliki
kemampuan tinggi (pandai) dengan peserta didik yang berkemampuan rendah
(kurang pandai). Daya beda butir soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus
:
D = PA - PB
dimana :
Untuk melakukan analisis butir soal secara sederhana, berikut ini disajikan
langkah-langkah dalam menganalisis butir soal :
Pada umumnya analisis butir soal memang dilakukan untuk pilihan ganda
seperti contoh yang telah dibahas di atas. Tetapi sebetulnya kita bisa menganalisis
tes uraian yang telah diujikan dengan cara yang cukup mudah.
Cara menganalisis tes uraian oleh Whitney dan Sabers (Mehrens dan
Lehmann, 1984) sebagai berikut :
a. Tentukan jumlah yang termasuk dalam kelompok atas (25%) dan kelompok
bawah (25%)
b. Hitung jumlah skor kelompok atas dan jumlah skor kelompok bawah
c. Hitung tingkat kesukaran dan daya beda setiap butiran soal dengan rumus
berikut:
ΣA + ΣB − (2Nskormin )
𝑝=
2N(skormaks − skormin )
ΣA − ΣB
𝐷=
N(skormaks − skormin )
Dimana :
ΣA : Jumlah skor kelompok atas
ΣB : Jumlah skor kelompok bawah
N : 25 % peseerta didik
skormaks : Skor maksimal setiap butir soal
skormin : Skor minimal setiap butir soal
5. Memperbaiki Butir Soal
a. Perhatikan tingkat kesukaran butir soal. Butir soal dianggap baik jika
mempunyai tingkat kesukaran (p) antara 0.25 sampai dengan 0.75 atau yang
mendekati angkat tersebut.
b. Perhatikan daya beda butir soal. Butir soal dianggap baik jika kunci atau
jawaban yang dianggap benar mempunyai daya beda positif tinggi dan
alternative jawaban mempunyai daya beda negative dan ada salah satu
alternative jawaban mempunyai daya beda positif, maka butir soal tersebut
perlu ditelaah kembali,sebab ada kemungkinan terjadi salah kunci.
d. Memperbaiki Instrumen Non-Tes
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan beberapa hal,
yaitu: