Anda di halaman 1dari 7

Judul Tugas 12

PEFI4302/Evaluasi Pembelajaran Fisika

Nong Kokom Romalasari


044747273
S1 Pendidikan Fisika
UPBJJ Samarinda

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Terbuka
2021.2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. atas rahmat-Nya
penulis bisa menyelesaikan laporan Tugas 2 pada mata kuliah Evaluasi
Pembelajaran Fisika.

Penulisan laporan ini merupakan satu di antara tugas sebagai


persyaratan agar pembelajaran pada mata kuliah Evaluasi Pembelajaran
Fisika dapat dinyatakan “Tuntas”.

Dalam penulisan laporan ini penulis ucapkan banyak terima kasih


kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan Tugas 2 ini,
khususnya kepada:

 Dr. Rahmawatti, M.Pd


Selaku Dosen pembimbing/Tutor.

 Kibtiyah
Ibu saya yang selalu memberikan dukungan serta doanya.

 Sukron Sanjaya
Suami saya yang selalu memberikan dukungan serta bantuannya.

Dalam penulisan laporan ini, penulis menyadari bahwa laporan ini


memiliki banyak kekurangan. Untuk itu, penulis menerima kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini
bermanfaat khususnya bagi para pembaca.
 

Balikpapan, 01 November 2022


PEMBAHASAN

Pertanyaan

1. Berdasarkan pengembangan penilaian non tes, menurut Anda manakah


jenis non tes yang sering/akan  Anda gunakan dan mengapa Anda
akan/menggunakannya sebagai bahan evaluasi? Jelaskan prosedur
penilaian yang akan/telah Anda lakukan ketika mengukur kemampuan
siswa dengan menggunakan alat penilaian non tes tersebut!
2. Berdasarkan pengertian validitas dan relialibilitas! Menurut pendapatmu,
Apakah yang membedakan keduanya? Dapatkah Anda memberikan
contohnya!
3. Berdasarkan pengamatan yang anda lakukan disekolah Anda apakah  uji
validitas, reliabilitas dan pengolahan hasil tes serta non-tes telah
dilakukan di sekolah! Jika sudah dilakukan, dapatkah Anda memberi
contohnya dan bagaimana hal tersebut dilakukan? Jika belum, pada
kegiatan apakah Anda dapat melakukannya? dan bagaimana Anda
merencanakannya?

Jawab:
1. Daftar Cocok (Checklist), agar mempermudah dalam melakukan
eveluasi dan dalam pengambilan penilaiannya.
Prosedur penilaiannya pertama menentukan tujuan kegiatan atau
tujuan sasaran yang akan dinilai, selanjutnya penentuan alat ukur
yang tepat, pengembangan “blue print” (kisi-kisi), pengumpulan data,
pengolahandata, dan penulisan laporan.
2. Validitas : masalah yang berhubungan dengan ketepatan interprestasi
yang dibuat dari hasil pengukuran. Contohnya dalam pemilihan alat
ukur yang tepat, agar hasil yang di perolehpun tepat.
Reliabilitas : masalah-masalah yang berhubungan dengan ketepatan
hasil yang di peroleh dari suatu pengukuran. Contohnya dalam
melakukan/cara melakukan pengukuran yang tepat agar memperoleh
hasil pengukuran yang tepat.
3. Sudah. Contohnya pada ujian Tengah Semester dan Akhir Semester.
Untuk mengevaluasi nilai tengah semester, guru melakukan uji
validitas, reliabilitas dan pengolahan hasil tes serta non-tes dengan
melakukan analisis soal dengan memilih alat ukur yang tepat. Misalnya
dari 10 soal yang di ujikan berapa siswa yang dapat mengerjakannya,
setiap butir soal di lakukan analisis valid/tidaknya soal tersebut.
A. Validitas

Menurut Azwar (1986) Validitas berasal dari kata validity yang


mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat
ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.

Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan


mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut
menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai
dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan tes
yang memiliki validitas rendah akan menghasilkan data yang tidak
relevan dengan tujuan pengukuran.[1]

Pada prinsipnya, meneliti adalah melakukan pengukuran, oleh


sebab itu dibutuhkan alat ukur atau instrumen penelitian yang baik
(telah teruji validitas dan reabilitasnya) agar mendapatkan hasil
penelitian yang valid dan reliabel. Perlu dibedakan antara hasil
penelitian yang valid dan reliabel dengan instrumen penelitian yang
valid dan reliabel. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan
antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya. Terjadi
pada obyek yang diteliti[2]

Validitas merupakan derajat kemampuan suatu tes yang


mengukur apa yang hendak diukur. Secara tidak langsung itu meliputi
tes dan skala yang terdiri atas sejumlah tugas yang dipilih untuk
berfungsi sebagai indikator hasil belajar. Validitas berkenaan dengan
ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-
betul menilai apa yang yang seharusnya dinilai. Sebagai contoh
menilai kemampuan siswa dalam matematika. Misalnya diberikan soal
dengan kalimat yang panjang dan berbelit-belit sehingga sukar
ditangkap maknanya. Akhirnya siswa tidak dapat menjawab karena
tidak memahami pertanyaannya. Validitas tidak berlaku universal
sebab bergantung pada situasi dan tujuan penilaian. Alat penilaian
yang telah valid untuk suatu tujuan tertentu belum otomatis akan
valid untuk tujuan yang lain.

Dalam menggunakan validitas suatu tes, ada beberapa hal yang


perlu diperhatikan, yaitu :
a. Mengacu pada materi yang hendak diujikan.
b. Mengacu pada hasil dari suatu tes atau instrument evaluasi yang
dikenakan pada sekelompok individu.
c. Berkaitan dengan derajar dengan istilah validasi tinggi, sedang,
rendah.
d. Mengacu pada penggunaan hasil evaluasi.
Validitas suatu instrumen evaluasi mempunyai beberapa makna
penting diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Validitas berhubungan dengan ketepatan interpretasi hasil tes atau
instrumen evaluasi untuk grup individual dan bukan instrumen itu
sendiri.
b. Validitas diartikan sebagai derajat yang menunjukkan kategori
yang bisa mencakup kategori yang bisa mencakup kategori rendah,
menengah, dan tinggi.
c. Prinsip suatu tes valid, tidak universal. Validitas suatu tes yang
perlu diperhatikan oleh para peneliti adalah bahwa ia hanya valid
untuk suatu tujuan saja.[3]
Ada dua unsur penting dalam validitas tes. Unsur tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Validitas suatu tes harus menunjukkan suatu derajat tertentu, ada
yang sempurna, ada yang sedang, dan ada pula yang rendah.
b. Validitas selalu dihubungkan dengan suatu putusan atau tujuan
spesifik. Sebagaimana pendapat R. L Thorndike dan H. P Hagen
bahwa “validiti is always in relation to a specific decision or use” [4]

B. Pengertian Reliabilitas

Walizer (1987) menyebutkan pengertian Reliability (Reliabilitas)


adalah keajegan pengukuran. Menurut John M. Echols dan Hasan
Shadily (2003: 475) reliabilitas adalah hal yang dapat dipercaya.
Popham (1995: 21) menyatakan bahwa reliabilitas adalah "...the
degree of which test score are free from error measurement"

Menurut Masri Singarimbun, realibilitas adalah indeks yang


menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali – untuk
mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang
diperoleh relative konsisten, maka alat pengukur tersebut reliable.
Dengan kata lain, realibitas menunjukkan konsistensi suatu alat
pengukur di dalam pengukur gejala yang sama.

Menurut Brennan (2001:295) reliabilitas merupakan


karakteristik skor, bukan tentang tes ataupun bentuk tes. Menurut
Sumadi Suryabrata (2004:28) reliabilitas menunjukkan sejauhmana
hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hasil
pengukuran harus reliabel dalam artian harus memiliki tingkat
konsistensi dan kemantapan.
Dalam pandangan Aiken (1987: 42) sebuah tes dikatakan
reliabel jika skor yang diperoleh oleh peserta relatif sama meskipun
dilakukan pengukuran berulang-ulang. [5]
               
Reliabilitas adalah karakter lain dari hasil evaluasi. Reliabilitas
juga dapat diartikan sama dengan konsistensi atau keajegan. Suatu
instrumen evaluasi, dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi
apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam
mengukur yang hendak diukur. Ini berarti semakin reliabel suatu tes,
semakin yakin kita dapat menyatakan bahwa dalam hasil suatu  tes
mempunyai hasil yang sama dan bisa dipakai di suatu tempat sekolah,
ketika dilakukan tes tersebut.
               
Reliabilitas soal merupakan ukuran yang menyatakan tingkat
keajegan atau kekonsistenan suatu tes soal. Untuk mengukur tingkat
keajegan soal ini digunakan perhitungan Alpha Cronbach. Rumus yang
digunakan dinyatakan dengan:
R11 =
Keterangan:
n            = banyaknya butir soal
Si2          = jumlah varians tiap skor
St2          = varians skor total
Rumus untuk mencari varians adalah:
Si2  =
Interpretasi nilai r11 mengacu pada pendapat Guilford (Ruseffendi,
1991b: 191):
rii            < 0,20                 reliabilitas sangat rendah
0,20       < rii 0,40              reliabilitas rendah
0,420     < rii 0,70              reliabilitas sedang
0,70       < rii 0,90              reliabilitas tinggi
0,90       < rii 1,00              reliabilitas sangat tinggi.[6]
DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI

PEFI4302/Evaluasi Pembelajaran Fisika


https://www.pengembarailmu.com/2019/04/evaluasi-pendidikan-validitas-
dan.html?m=1

Balikpapan, 1 November 2022

Nong Kokom Romalasri

Anda mungkin juga menyukai