Anda di halaman 1dari 17

UJI RELIABILITAS SOAL/TES

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi


Pembelajaran PAI

EVALUASI PEMBELAJARAN PAJ


DOSEN PENGAMPU: YAYAN RIDWAN, M. Ag

OLEH,

GILANG RAMADHAN NIM. 1012019038

NURUL HUDA NIM. 1012019016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM


SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN SAMBAS
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Uji Reliabilitas
Soal/Tes” ini pada tepat waktunya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kami menyadari
bahwa masih terdapat kekurangan baik dari penyusun hingga tata bahasa
penyampaian makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki penulisan makalah selanjutnya.

Sambas, 29 Mei 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................

A. Latar Belakang...........................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................

A. Pengertian Reliabilitas Tes.........................................................................


B. Cara Menentukan Reliabilitas Suatu Tes....................................................
C. Faktor yang Mempengaruhi Reliabilitas....................................................
D. Hubungan Validitas dan Reliabilitas Tes...................................................

BAB III PENUTUP..................................................................................................

A. Kesimpulan.................................................................................................
B. Saran...........................................................................................................
DAFTAR RUJUKAN...............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tes hasil belajar digunakan untuk mengukur hasil belajar tertentu
pada sejumlah siswa peserta tes. Tes hasil belajar yang baik dicapai melalui
proses pembakuan (standardization). Dalam proses pembakuan, tes hasil
belajar dicobakan untuk mengukur hasil belajar sejumlah peserta uji coba dan
memeriksa terpenuhinya persyaratan sebagai tes hasil belajar yang baik. Uji
coba untuk pemeriksaaan kualitas tes hasil belajar harus dilakukan sebelum
benar- benar digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar. Pemeriksaan
dilakukan untuk menjamin bahwa pengukuran dilakukan menggunakan tes
hasil belajar yang layak untuk pengumpulan data hasil belajar.

4
Tes hasil belajari yang memenuhi syarat alat ukur yang baik dapat
menghasilkan hasil ukur belajar yang akurat. Syarat yang harus dipenuhi
untuk menjadi alat ukur hasil belajar yang baik berhubungan dengan validitas
dan reliabilitas. Reliabilitas memberikan konsistensi yang membuat
terpenuhinya syarat utama, yaitu validnya suatu hasil skor instrumen. Di
samping itu, reliabilitas juga menunjukkan gambaran praktis yang dapat
diklasifikasi berkaitan erat dengan syarat ketiga, yaitu kebermanfaatan
(usability). Ini berarti semakin reliabel suatu tes, semakin yakin kita dapat
menyatakan bahwa dalam hasil suatu tes mempunyai hasil yang sama dan
bisa dipakai di suatu tempat sekolah, ketika dilakukan tes kembali.
Dalam kenyataanya, tes yang mempunyai nilai koefisien reliabilitas
sempurna adalah tidak ada. Karena skor itu kemungkinan besar bervariasi,
yang disebabkan oleh terjadinya kesalahan pengukuran yang berasal dari
bermacam- macam sumber. Jika sebuah tes mempunyai reliabilitas yang
tinggi maka pengaruh kesalahan pengukuran telah terkurangi.. Dalam
makalah ini akan dibahas tentang reliabilitas dan berbagai metode pengujian
reliabilitas yang dapat dipilih.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas adapun rumusan masalah dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari reliabilitas tes?
2. Bagaimana cara menentukan reliabilitas suatu tes?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi reliabilitas?
4. Bagaimana hubungan antara validitas dan reliabilitas?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari reliabilitas tes
2. Untuk mengetahui cara menentukan reliabilitas suatu tes
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi reliabilitas
4. Untuk memahami hubungan antara validitas dan reliabilitas
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Reliabilitas Tes


Reliabilitas berasal dari kata rely yang artinya percaya dan reliabel
yang artinya dapat dipercaya1. Reliabilitas sering diartikan dengan
keterandalan, artinya suatu tes memiliki keterandalan bila mana tes tersebut
dipakai mengukur berulang- ulang hasilnya sama. Dengan demikian
reliabilitas dapat pula diartikan dengan keajengan atau stabilitas. Reliabilitas
diartikan dengan keajengan bila mana tes tersebut diujikan berkali- kali
hasilnya relatif sama, artinya setelah hasil tes pertama dengan tes berikutnya
dikorelasikan terdapat hasil korelasi yang signifikan.
Reliabilitas juga menunjuk pada ketetapan (konsistensi) dari nilai
yang diperoleh sekelompok individu dalam kesempatan yang berbeda dengan
tes yang sama ataupun yang itemnya ekuivalen2. Menurut para ahli,
reliabilitas berarti:
1. Menurut Conny Semiawan: Reliabilitas menunjukkan pada ketetapan
(konsistensi) dari nilai yang diperoleh sekelompok individu dalam
kesempatan yang berbeda dengan tes yang sama ataupun yang itemnya
ekuivalen .
2. Menurut Sugiono: Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau
serangkaian alat ukur yang memiliki konsisten bila pengukuran yang
dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang.
1
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar (Yogyakarta: Putaka Pelajar,2010), hlm. 153.
2
M. Chabib Thoha,Tenik Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1991),
hlm. 118.
3. Menurut Sukadji: Reliabilitas suatu tes adalah seberapa besar derajat tes
mengukur secara konsisten sasaran yang diukur.
4. Menurut Nursalam: Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau
pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati
berkali – kali dalam waktu yang berlainan. Alat dan cara mengukur atau
mengamati sama- sama memegang peranan penting dalam waktu yang
bersamaan.

B. Cara Menentukan Reliabilitas Suatu Tes


1. Reliabilitas Dengan Tes- Retes
Reliabilitas tes- retes adalah derajat yang menunjukkan
konsistensi hasil sebuah tes dari waktu ke waktu. Tes- retes
menunjukkan variasi skor yang diperoleh dari penyelenggaraan satu
tes evaluasi yang dilakukan dua kali atau lebih, sebagai akibat
kesalahan pengukuran. Dengan kata lain, kita tertarik dalam mencari
kejelasan bahwa skor siswa mencapai suatu tes pada waktu tertentu
adalah sama hasilnya, ketika siswa tersebut dites lagi dengan tes yang
sama. Dengan melakukan tes- retes tersebut, seorang guru akan
mengetahui seberapa jauh konsistensi suatu tes mengukur apa yang
ingin diukur.3
Reliabilitas tes- retes lebih penting, khususnya ketika
digunakan untuk menentukan prediktor misalnya tes kemampuan. Tes
kemampuan tidak akan bermanfaaat, jika ternyata menunjukkan hasil
yang selalu berubah- ubah secara signifikan saat diberikan kepada
responden. Penentuan pemakaian reliabilitas tes- retes, juga tepat
ketika bentuk tes alternatif lainnya tidak ada, dan ketika tampak bahwa
orang yang mengambil tes kedua kalinya tidak ingat atas jawaban tes
yang pertama.

3
M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 45.
Jika banyak siswa memperoleh skor yang sangat berbeda pada
setiap kali pelaksanaaan tes, maka hal ini tidak stabil maka hasil-
hasilnya perlu diulang. Reliabilitas tes- retes dapat dilakukan dengan
cara seperti berikut:
a. Selenggarakan tes pada suatu kelompok yang tepat sesuai dengan
rencana.
b. Setelah selang waktu tertentu, misalnya satu minggu atau dua
minggu, lakukan kembali tes yang sama dengan kelompok yang
sama tersebut.
c. Korelasikan hasil kedua tes tersebut.
Jika hasil koefisien korelasi menunjukkan tinggi, berarti
reliabilitas tes adalah bagus. Sebaliknya, jika korelasi rendah, berarti
tes tersebut mempunyai konsistensi rendah. Tes- retes juga mempunyai
beberapa permasalahan. Diantaranya ialah faktor waktu jeda atau
tenggang yang diambil, ketika dilakukan tes pertama dengan tes kedua.
Jika interval waktu terlalu pendek, siswa memiliki kesempatan untuk
mengingat jawaban dalam tes sehingga tes yang kedua dapat
dipastikan lebih baik, karena faktor retensi atau sisa- sisa hapalan yang
terjadi pada subjek pelaku. Jika interval waktu terlalu panjang,
kemampuan para pelaku yang mengikuti tes mungkin bertambah
karena dua kemungkinan, yaitu faktor maturasi atau kedewasaan dan
faktor intervensi dari faktor belajar para subjek.4
2. Reliabilitas Bentuk Ekuivalensi
Tes ekuivalen adalah dua buah tes yang mempunyai kesamaan
tujuan, tingkat kesukaran, dan susunan, tetapi butir- butir soalnya
berbeda. Dalam menggunakan metode tes ini pengetes harus
menyiapkan dua buah tes, dan masing- masing dicobakan pada
kelompok siswa yang sama. Oleh karena itu, ada orang yang
menyebutkan sebagai double- test- double- trial method. Penggunaan
4
Ibid., hlm .46.
metode ini baik karena siswa dihadapkan kepada dua macam tes
sehingga tidak ada faktor “ masih ingat soalnya” yang dalam evaluasi
disebut adanya practice – effect dan carry- over effect, artinya ada
faktor yang dibawa oleh pengikut tes karena sudah mengerjakan soal
tersebut. Kelemahan dari metode ini adalah bahwa pengetes
pekerjaaannya berat karena harus menyusun dua seri tes. Lagi pula
harus tersedia waktu yang lama untuk mencobakan dua kali tes.5
Tes yang ekuivalen yang akan diukur reliabilitasnya dibuat
identik dengan tes acuan. Setiap tampilannya, kecuali substansi item
yang ada, tepat berbeda. Kedua tes tersebut sebaiknya mempunyai
karakteristik sama. Karakteristik yang dimaksud misalnya mengukur
variabel yang sama mempunyai jumlah item yang sama, struktur yang
sama, mempunyai tingkat kesulitan yang mempunyai petunjuk, cara
penskoran, dan interpretasi yang sama.
Reliabilitas ekuivalen, pada umumnya juga menggambarkan
bentuk konsistensi alternatif, yang dapat menunjukkan variasi skor
yang terjadi dari bentuk tes evaluasi satu dengan bentuk tes lainnya.
Akan tetapi, yang juga perlu diingat ialah bahwa pengambil tes
reliabilitas ekuivalen ini akan dapat mencapai hasil yang tepat, jika
pengambil tes hapal terhadap jawaban tes yang dibuat dalam sesi
pertama, sehingga mereka dapat menjawab kembali tes yang kedua.
Kedua bentuk alternatif tes tersedia, yang perlu diketahui dari kedua
tes adalah berapa reliabilitas ekuivalensi. Hal ini perlu diyakinkan
kembali, agar terjadi bahwa skor seseorang tidak akan dipengaruhi
oleh cara mengadministrasikan tes tersebut.6 Adapun langkah- langkah
yang ditempuh adalah:
a. Menyusun dua buah tes yang ekuivalen.

5
Suharsimi Arikunto, Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),
hlm. 105.
6
M.Sukardi, Op., Cit. hlm.46
b. Mengujikan kedua tes tersebut (dalam waktu yang bersamaan dan
beriringan).
c. Memberikan skor hasil tes yang telah diujikan, disusun dengan
memisahkan antara tes A dengan B.
d. Mencari koefisien stabilitas kedua tes dengan jalan mencari
korelasinya melalui rumus korelasi product moment.
3. Reliabilitas Dengan Belah Dua (Split-Half)
Suatu tehnik yang terkenal dalam menghitung ekuivalensi item
melalui administrasi satu tes tunggal adalah tehnik perhitungan
reliabilitas spilt – half . Split berarti membelah dan half berarti separo.
Tes dibelah menjadi dua bagian. Jadi kita akan membagi salah satu tes
ke dalam dua bagian yang sama, masing- masing bagian berisi jumlah
item yang sama dan setiap tes memiliki proporsi item yang sama
(jumlah item, isi, dan corak yang sama) dan tingkat kesukaran dan
daya beda yang sama.7
Reliabilitas belah dua ini termasuk reliabilitas yang mengukur
konsistensi internal. Yaitu salah satu tipe reliabilitas yang dibesarkan
pada keajengan dalam setiap item tes evaluasi. Reliabilitas belah dua
ini pelaksanaannya hanya memerlukan waktu satu kali. Ada beberapa
kemungkinan dalam cara ini. Termasuk perbedaan kondisi tes yang
terjadi, ketika menggunakan metode tes- retes dapat dihilangkan.
Reliabilitas belah dua juga tepat digunakan, ketika tes evaluasi yang
ada terlalu panjang. Cara melakukan pembelahan hasil tes tersebut
dapat dilakukan dua jalan, yaitu:
a. Prosedur ganjil genap, artinya seluruh item yang bernomor ganjil
dikumpulkan menjadi satu kelompok, dan seluruh item yang
bernomor genap menjadi satu kelompok yang lain.
b. Prosedur secara random, misalnya dengan jalan lotre, atau dengan
jalan mempergunakan tabel bilangan random.
7
Dewa Ketut Sukardi, Analisis Tes Psikologi (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), hlm. 192.
4. Kuder- Richarson
Dalam metode ini, digunakan perhitungan statistik pada setiap
item dan hasil- hasil koefisien Kuder Richarson. Item- item tes yang
baik harus dibedakan diantara orang yang ada, misalnya, sangat baik,
rata- rata kurang dalam mengeja. Jika setiap siswa berhasil pada setiap
item atau gagal pada setiap item tes, maka tidaklah dapat dibedakan di
antara siswa dan tidaklah dapat diukur reliabilitas atau ketepatannya.
Jika tes itu memiliki seratus item kita bisa memperkirakan
siswa rata- rata akan memperoleh lima puluh item dengan tepat, di atas
rata- rata dapat menjawab tujuh puluh dan superior dapat menjawab
sembilan puluh item. Lebih lanjut kita memperkirakan sebagian besar
akan berhasil menjawab item- item yang mudah, kita juga
mengharapkan agar kemampuan mengeja untuk berhasil pada item-
item yang sangat sukar.8
Adapun perhitungan reliabilitas dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Menyusun tabel persiapan perhitungan.
b. Menghitung varians total.
c. Menghitung reliabilitas.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Reliabilitas


Koefisien reliabilitas dapat dipengaruhi oleh waktu
penyelenggaraan tes- retes. Interval penyelenggaraan yangh terlalu dekat
atau terlalu jauh, akan mempengaruhi koefisien reliabilitas. Faktor- faktor
lain yang juga mempengaruhi reliabilitas instrumen evaluasi di antaranya
sebagai berikut:
1. Panjang tes, semakin panjang suatu tes evaluasi, semakin banyak
jumlah item materi pembelajaran diukur. Ini menunjukkan dua
8
Dewa Ketut Sukardi, Op. Cit., hlm. 193.
kemungkinan yaitu tes semakin mendekati kebenaran, dan dalam
mengikuti tes, semakin kecil siswa menebak. Berarti akan semakin
tinggi nilai koefisien reliabilitas.
2. Penyebaran skor, koefisien reliabilitas secara langsung dipengaruhi
oleh bentuk sebaran skor dalam kelompok siswa yang diukur. Semakin
tinggi sebaran, semakin tinggi estimasi koefisien reliabilitas. Hal ini
terjadi karena posisi skor siswa secara individual mempunyai
kedudukan sama pada tes- retes lain, sebagai acuan.
3. Kesulitan tes, tes formatif yang terlalu mudah atau terlalu sulit untuk
siswa, cenderung menghasilkan skor reliabilitas rendah. Fenomena
tersebut akan menghasilkan sebaran skor yang cenderung terbatas pada
salah satu sisi.
4. Objektivitas, yang dimaksud dengan objektif yaitu derajat dimana
siswa dengan kompetensi sama, mencapai hasil sama. Ketika prosedur
tes evaluasi memiliki objektivitas tinggi, maka reliabilitas hasil tes
tidak dipengaruhi oleh prosedur teknik penskoran. Item tes skor
objektif yang dihasilkan tidak dipengaruhi pertimbangan atau opini
dari seorang evaluator.9

D. Hubungan Validitas Dan Reliabilitas Tes


Reliabilitas diperlukan untuk pengujian validitas dan lebih mudah
untuk dicapai daripada validitas. Meskipun reliabilitas diperlukan untuk
memiliki ukuran yang valid dari suatu konsep, hal itu tidak menjamin
ukuran tersebut bisa berlaku. Suatu ukuran yang reliabel atau dapat
menghasilkan hasil yang sama berulang-ulang, namun belum tentu valid
atau mungkin hasil pengukuran tidak cocok dengan definisi konstruk.
Validitas dan reliabilitas merupakan konsep yang saling
melengkapi, namun dalam beberapa situasi mereka bertentangan satu sama
lain. Kadang-kadang, validitas meningkat namun reliabilitas lebih sulit
9
M. Sukardi, Op. Cit., hlm.51-52.
dicapai, atau sebaliknya. Hal ini terjadi ketika memiliki definisi konstruk
yang sangat abstrak dan tidak mudah diamati. Reliabilitas paling mudah
dicapai ketika ukuran secara tepat dan dapat diamati. Dengan demikian,
ada pertentangan antara esensi sebenarnya dari konstruk yang sangat
abstrak dan mengukurnya secara konkret10.
Umumnya orang berpendapat bahwa validitas mempunyai
hubungan proporsional dengan reliabilitas. Orang menduga bahwa
semakin valid suatu tes, semakin reliabel dan sebaliknya. Dugaan itu tidak
sepenuhnya salah, tetapi juga tidak sepenuhnya betul.
Tujuan validitas dan reliabilitas seringkali bersilangan. Bila kita
ingin mempunyai suatu tes reliabel sekaligus valid dengan koefisien
tinggi, sering kita mengerjakan pekerjaan yang mempunyai tujuan
bersilangan. Reliabilitas maksimal membutuhkan interkorelasi tinggi antar
item, sedangkan validitas prediktif yang maksimal memerlukan
interkorelasi antar item rendah. Reliabilitas maksimal membutuhkan item
dengan tingkat kesukaran sama, sedangkan validitas prediktif maksimal
menuntut tes memiliki taraf kesukaran berbeda, sehingga perlu kompromi.
Bila kita ingin mempertinggi reliabilitas suatu tes dan sekaligus
mempertinggi validitas, cara yang dapat ditempuh adalah menambah
varians faktor umum. Namun jika langkah ini kita ambil, sebaiknya
diperhitungkan apakah penambahan faktor umum ini dapat terjangkau oleh
peserta didik. Oleh karena itu perlu dalam penentuan perencanaan,
terutama dalam penyusunan kisi-kisi tes, faktor umum yang akan
diperbanyak itu diperhitungkan juga jangan terlalu keluar dari program
dan proses pendidikan sebelumnya.11

10
Jacobs, L. C. (1991). Test Reliability. IU Bloomington evaluation service & testing.
Diakses pada tanggal 15 Oktober 2015 pukul 11.11 WIB dari www .indiana.edu.

11
M. Chabib Thoha, Op., Cit. hlm.117-118.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Reliabilitas berasal dari kata rely yang artinya percaya dan reliabel
yang artinya dapat dipercaya. Reliabilitas sering diartikan dengan
keterandalan, artinya suatu tes memiliki keterandalan bila mana tes tersebut
dipakai mengukur berulang- ulang hasilnya sama. Dengan demikian
reliabilitas dapat pula diartikan dengan keajengan atau stabilitas. Reliabilitas
diartikan dengan keajengan bila mana tes tersebut diujikan berkali- kali
hasilnya relatif sama, artinya setelah hasil tes pertama dengan tes berikutnya
dikorelasikan terdapat hasil korelasi yang signifikan.
Adapun cara menentukan reliabilitas suatu tes adalah:
1. Reliabilitas Dengan Tes- Retes
2. Reliabilitas Bentuk Ekuivalensi
3. Reliabilitas Dengan Belah Dua (Split-Half)
4. Kuder Richarson
Faktor yang mempengaruhi reliabilitas suatu tes yaitu:
1. Panjang tes
2. Penyebaran skor
3. Kesulitan tes
4. Objektivitas
Reliabilitas diperlukan untuk pengujian validitas dan lebih mudah
untuk dicapai daripada validitas. Meskipun reliabilitas diperlukan untuk
memiliki ukuran yang valid dari suatu konsep, hal itu tidak menjamin ukuran
tersebut bisa berlaku. Suatu ukuran yang reliabel atau dapat menghasilkan
hasil yang sama berulang-ulang, namun belum tentu valid atau mungkin hasil
pengukuran tidak cocok dengan definisi konstruk. Validitas dan reliabilitas
merupakan konsep yang saling melengkapi.

B. Saran
Reliabilitas tes memiliki peranan yang sangat penting dalam sebuah
pembelajaran. Reliabilitas memberikan konsistensi yang membuat
terpenuhinya syarat utama, yaitu validnya suatu hasil skor instrumen. Jika
sebuah tes mempunyai reliabilitas yang tinggi maka pengaruh kesalahan
pengukuran telah terkurangi. Oleh karena itu, penulis merekomendasikan
agar pembahasan mengenai reliabilitas tes ini lebih diperdalam lagi
khususnya pada pembahasan hubungan validitas dan reliabilitas.
DAFTAR RUJUKAN

Dewa Ketut Sukardi, Analisis Tes Psikologi, Jakarta: Rineka Cipta, 1990.
M. Chabib Thoha,Tenik Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1991
M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar ,Yogyakarta: Putaka Pelajar,2010.

Suharsimi Arikuntu, Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,


2012.
Jacobs, L. C. (1991). Test Reliability. IU Bloomington evaluation service &
testing. Diakses pada tanggal 15 Oktober 2015 pukul 11.11 WIB dari
www .indiana.edu

Anda mungkin juga menyukai