Anda di halaman 1dari 19

A.

METODOLOGI PEMBELAJARAN PAI


Metode dalam bahasa arab yaitu at-tariqah yang artinya jalan atau cara
yang harus ditempuh. Metode berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk
mencapai tujuan tertentu. Metode adalah cara-cara yang digunakan oleh
seorang pendidik untuk menyampaikan kandungan pelajaran kepada peserta
didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang terkandung dalam kurikulum.
sedangkan metodologi dalam bahasa yunani yang terdiri dari kata mefha yang
berarti melalui , hodos yang berarti jalan dan logos berarti ilmu pengetahuan.
Selanjutnya metodologi pendidikan adalah jalan yang kita lalui untuk
memberikan kepahaman atau pengertian kepada anak didik atau segala macam
pelajaran.

1. Macam-Macam Metode Pembelajaran Serta Kelebihan dan


Kekurangannya
Ada beberapa metode di dalam pembelajaran agama Islam secara
umum diantaranya:
a. Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode yang digunakan oleh guru
untuk memberikan penjelasan atau urain kepada sejumlah murid pada
waktu tertentu. Mentode ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Adapun kelebihan metode ceramah yaitu:
1) Guru mudah menguasai kelas.
2) Mudah mengorganisasikan tempat duduk atau kelas.

3) Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.

4) guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik.

5) Lebih ekonomis dalam hal waktu.

Adapun kelemahan dari metode ini adalah:


1) hanya terpusat kepada guru, dan guru dianggap murid selalu benar.
2) Mudah menjadi verbalisme.

1
3) Cenderung membuat peserta didik pasif
4) apabila selalu digunakan akan membuat bosan.

b. Metode diskusi
Metode diskusi adalah bertukar informasi, berpendapat, dan
unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk
mendapat pengertian bersama yang lebih jelas tentang permasalahn
yang sedang dibahas. Di dunia pendididikan metode ini mendapat
perhatian karena dengan berdiskusi akan menumbuh kembangkan
sikap berpikir kritis siswa dalam memecahkan masalah atau
mengeluarkan pendapat sendiri. oleh karena itu metode diskusi
bukalah hanya percakapan biasa tetapi diskusi timbul karena adanya
masalah yang memerlukan jawaban atau pendapat yang bermacam-
macam.
metode diskusi memiliki kelebihan dan kekurangan, adapun
kelebihan metode diskusi yaitu:
1) Merangsang kreatifitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan
prakarsa dan terobosan baru dalam pemecahan masalah.
2) Mengembangkan sikap saling menghargai pendapat orang lain.
3) Memperluas wawasan.
4) Membina untuk terbiasa musyawarah dalam memecahkan suatu
masalah.
Sedangkan kelemahan metode diskkusi yaitu:
1) Membutuhkan waktu yang panjang.
2) Tidak dapat dipakai untuk kelompok yang besar.
3) Peserta mendapat informasi yang terbatas.
4) Dikuasai orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan
diri.
c. Metode eksprimen
Menurut Syaiful Bahri Djamarah Metode eksprimen adalah
suatu cara mengajar, diman peserta didik melakukan suatu percobaan
2
tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil
percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas
dan dievaluasi oleh guru. Metode ini biasanya dilakukan dalam suatu
pelajaran tertentu seperti ilmu alam, ilmu kimia dan sejenisya.
biasanya terhadap ilmu alam yang di dalam penelitiannya
menggunakan metode yang sifatnya objektif baik dilakukan di dalam
kelas atau di luar kelas maupun dilaboratirium.
Kelebihan metode eksperimen antara lain:
1) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan percobaan.
2) Membina siswa membuat terobosan baru.
3) Hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan
untuk kemakmuran umat manusia.
Kelemahan metode eksperimen antara lain:
1) Cenderung sesuai bidang sains dan teknologi.
2) Kesulitan dalam fasilitas.
3) Menuntut ketelitian, kesabaran, dan ketabahan.
d. Metode demonstrasi
Demonstrasi yang dimaksud ialah suatu metode mengajar yang
memperlihatkan atau memperagakan bagaimana proses terjadinya
sesuatu. metode demonstasi merupakan metode mengajar yang cukup
efektif karena membantu para siswa untuk memperoleh jawaban
dengan mengamati suatu peristiwa.
Kelebihan metode demonstrasi:
1) Menghindari verbalisme.
2) Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.
3) Proses pengajaran lebih menarik.
Kelemahan metode demonstrasi
1) Memerlukan keterampilan guru secara khusus.
2) Kurangnya fasilitas.
3) Membutuhkan waktu yang lama.
3
e. Metode pemberian tugas
Metode resitasi adalah metode penyajian bahan di mana guru
memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
Kelebihan metode resitasi:
1) Merangsang siswa dalam melaksanakan aktivitas belajar baik
individual maupun kelompok.
2) Dapat mengembangkan kemandirian.
3) Mengembangkan kreatifitas siswa.
Kelemahan metode resitasi:
1) Sulit dikontrol.
2) Khusus tugas kelompok yang aktif siswa tertentu.
3) Sulit memberikan tugas yang sesuai perbedaan individu.
f. Metode drill
Metode latihan merupakan suatu teknik mengajar yang
mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan latihan agar memiliki
ketangkasan atau keterampilan yang tinggi dari apa yang dipelajari.
Kelebihan metode latihan:
1) Untuk memperoleh kecakapan motoris.
2) Untuk memperoleh kecakapan mental
3) Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat.
Kelemahan metode latihan:
1) Menghambat bakat dan inisiatif siswa.
2) Monoton, mudah membosankan.
3) Membentuk kebiasaan yang kaku.
g. Metode karyawisata
Metode karyawisata adalah metode atau suatu cara atau bentuk
pembelajaran dimana pelaksanaan atau proses pembelajaran
dilaksanakan dengan menggunakan lingkungan yang ada hubungannya
dengan isi materi pada materi pelajaran secara langsung sehingga
peserta didik dapat melihat dan mengalami langsung materi yang di

4
sampaikan pada proses pembelajaran. Metode karyawisata (Field-trip),
karyawisata di sini berarti kunjungan di luar kelas.
Kelebihan metode karyawisata:
1) Memiliki prinsip pengajaran modern dengan memanfaatkan
lingkungan nyata.
2) Peserta didik dapat mempelajari sesuatu secara integral dan
komprehensif.
3) Merangsang kreatifitas siswa.
Kelemahan metode karyawisata:
1) Kurangnya fasilitas.
2) Perlu perencanaan yang matang.
3) Perlu koordinasi agar tidak tumpah tindih waktu.
h. Metode tanya jawab
Metode tanya jawab adalah suatu cara untuk menyajikan bahan
pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh
siswa atau sebaliknya (pertanyaan dari siswa yang harus dijawab oleh
guru) baik secara lisan atau tertulis. Metode ini merupakan metode
yang sering digunakan dalam pembelajaran PAI.
Kelebihan metode tanya jawab:
1) Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa.
2) Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir,
termasuk daya ingatan.
3) Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam
menjawab dan mengemukakan pendapat.
Kelemahan metode tanya jawab
1) Siswa merasa takut bila guru kurang dapat mendorong siswa untuk
berani dengan menciptakan suasana yang tidak tegang
2) Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat
berpikir dan mudah dipahami siswa.
3) Memerlukan banyak waktu1.
1
Rusiadi, Metodologi Pembelajaran PAI, (Jakarta selatan: Sedaun, 2014), hlm.55-62.
5
2. Pertimbangan dalam Pemilihan Metode Pembelajaran
Dalam memilih dan menganalisis metode pembelajaran, terdapat
hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Keadaan murid yang mencakup pertimbangan tentang tingkat
kecerdasan, kematangan, perbedaan individu lainnya.
b. Tujuan yang hendak dicapai.
c. Situasi yang mencakup hal yang umum seperti situasi kelas.

B. MEDIA PEMBELAJARAN PAI


Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang berarti tengah,
perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim kepada penerima pesan. Apabila media itu membawa pesan-pesan
atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud
pengajaran maka media itu disebut Media Pembelajaran.
1. Dilihat dari jenisnya, media dibagi menjadi:
a. Media Auditif (audio) yaitu media yang mengandalkan kemampuan
suara saja, seperti radio, cassette recorder, piringan hitam. Media ini
cocok untuk orang tuli atau mempunya kelainan dalam pendengaran.
b. Media Visual adalah media yang hanya mengandalkan indra
penglihatan. Media visual ini yang menampilkan gambar diam seperti
film strip (film rangkai), slides (film bingkai), foto, gambar atau
lukisan, dan cetakan. Adapula media visual yang menampilkan gambar
atau symbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun.
c. Media Audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan
unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih
baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua.
2. Dilihat dari liputnya, media dibagi dalam:
a. Media dengan daya liput luas dan serentak. Penggunaan media ini
tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah

6
peserta didik yang banyak dalam waktu yang sama. Contoh radio dan
televise.
b. Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat. Media
ini dalam penggunaanya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus
seperti film, sound slide, film rangkai, yang harus menggunakan
tempat yang tertutup dan gelap.
c. Media untuk pengajaran individual. Media ini penggunaanya hanya
berupaya untuk seorang diri, yang termasuk media ini adalah
modogram dan pengajaran melalui computer.
3. Dilihat dari bahan pembuatanya, media dibagi dalam:
a. Media Sederhana. Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan
harganya murah, cara pembuatanya mudah, dan penggunaanya tidak
sulit.
b. Media Kompleks. Media ini adalah media yang bahan dan alat
pembuatanya sulit diproleh serta mahal harganya, sulit membuatnya,
dan penggunaanya memerlukan keterampilan yang memadai.

1. Dasar Pertimbangan Dalam Memilih Media Pembelajaran


Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media:
a. Pengetahuan kognitif dan keterampilan baik pendidik maupun peserta
didik.
Sebelum menentukan media apa yang akan dipakai dalam
menyampaikan materi, pendidik harus mengidentifikasi pengetahuan
dan keterampilan dirinya sendiri dan peserta didiknya akankah mampu
menguasai materi dengan penyampaian melalui media yang akan
digunakan. Sehingga tidak terjadi kesenjangan antara media dan
penggunannya.
b. Kemudahan melakukan evaluasi dan penilaian hasil belajar. Apakah
dengan media yang digunakan, pendidik dapat melakukan evaluasi dan
penilaian hasil belajar dengan mudah sehingga sekaligus
mempersingkat waktu.

7
c. Level interaksi atau timbal balik antara pendidik dan peserta didik.
Seorang pendidik harus mempertimbangkan akankah dengan
media pembelajaran yang dipilih, bisa terjadi interaksi yang baik
antara pendidik dan peserta didik. Karena, melalui interaksi ini dapat
diketahui persentase keberhasilan penyampaian materi. Dengan kata
lain, interaksi bisa juga dijadikan sebagai ajang evaluasi sehingga
dipastikan proses belajar mengajar menjadi lebih efisien.
d. Strategi pembelajaran yang telah dibuat.
Dalam pemilihan media pembelajaran yang akan digunakan,
pendidik harus mempertimbangkan akankah media yang dipilih
mempermudah strategi pembelajaran yang telah disusun oleh pendidik
atau justru yang terjadi akan sebaliknya.
e. Kompleksitas materi (content).
Sebelum menentukan media pembelajaran yang akan
digunakan, pendidik harus mempertimbangkan keoptimalan
penyampaian materi yang akan dibawakan kepada peserta didik.
f. Perubahan materi (content) secara dinamis.
Selama proses belajar mengajar, biasanya akan terjadi
perubahan materi yang harus disampaikan. Oleh karena itu, dengan
pemilihan media pembelajaran yang tepat akan membantu pendidik,
mengimbangi perubahan materi yang terjadi.

2. Teknik Perencanaan Dan Strategi Penggunaan Media Pembelajaran


a. Prosedur Pemilihan Dengan Model Assure
Model assure merupakan suatu model yang merupakan sebuah
formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga
model berorientasi kelas. Menurut Heinich et al model ini terdiri atas
enam langkah kegiatan yaitu:

8
1) Analisis Pelajar, Heinich menyatakan sukar untuk menganalisis
semua ciri pelajar yang ada, namun ada tiga hal penting dapat
dilakuan untuk mengenal pelajar, berdasarkan cirri-ciri umum,
keterampilan khusus dan gaya belajar.
2) Menyatakan Tujuan. Menyatakan tujuan adalah tahapan ketika
menentukan tujuan pembelajaran baik berdasarkan buku atau
kurikulum. Tujuan pembelajaran akan menginformasikan apakah
yang sudah dipelajari anak dari pengajaran yang dijalankan.
Menyatakan tujuan harus difokuskan kepada pengetahuan,
kemahiran, dan sikap yang baru untuk dipelajari.
3) Pemilihan Metode, media dan bahan.
4) Penggunaan Media dan bahan. Menurut Heinich et al terdapat lima
langkah bagi penggunaan media yang baik yaitu, preview bahan,
sediakan bahan, sedikan persekitaran, pelajar dan pengalaman
pembelajaran.
5) Partisipasi Pelajar di dalam kelas. Sebelum pelajar dinilai secara
formal, pelajar perlu dilibatkan dalam aktivitas pembelajaran
seperti memecahkan masalah, simulasi, kuis atau presentasi.
6) Penilaian dan Revisi. Penilaian yang dimaksud melibatkan
beberapa aspek diantaranya menilai pencapaian pelajar,
pembelajaran yang dihasilkan, memilih metode dan media, kualitas
media, penggunaan guru dan penggunaan pelajar.
b. Prosedur pemilihan dengan model Anderson
Anderson mengemukakan adanya dua pendekatan atau model
dalam proses pemilihan media pembelajaran, yaitu model pemilihan
tertutup dan model pemilihan terbuka. Pemilihan tertutup terjadi
apabila alternatif media telah ditentukan “dari atas” (misalnya oleh
Dinas Pendidikan), sehingga mau tidak mau jenis media itulah yang
harus dipakai.

9
3. Media Grafis dan Elektronik
a. Media grafis
Media grafis termasuk media visual. Sebagaimana halnya
media yang lain media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dari
sumber kepenerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut media
penglihatan yang dituangkan kedalam simbol-simbol komunikasi
visual yaitu gambar. Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar
artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien.
Selain fungsi umum tersebut, secara khusus grafis berfungsi pula
untuk menarik perhatian, menjelas sajian ide, mengilustrasikan atau
menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan
apabila tidak digarafiskan. Adapun jenis-jenis media grafis antara lain:
1) Kartun.
Kartun adalah penggambaran dalam bentuk lukisan atau
karikatur tentang orang, gagasan atau situasi yang didesain untuk
mempengaruhi opini masyarakat. Kartun sebagai alat bantu
mempunyai manfaat penting dalam pengajaran, terutama dalam
menjelaskan rangkaian isi bahan dalam suatu urutan logis atau
mengandung makna gambar sederhana.
Bagi guru yang kurang pandai menggambar dapat
mempergunakan gambar sederhana, menerangkan materi pelajaran
hanya dengan membuat grafis dan lingkaran (stick figure). Gambar
semacam ini digunakan hampir untuk semua tingkat pelajaran atau
kecerdasan. Pengguanannya tidak saja menarik tetapi juga
meningkat perhatian dan memperjelas ide atau informasi yang
dikemukakan. Gambar yang terdiri dari garis dan lingkaran ini
merupakan alat yang ampuh untuk menyingkirkan hambatan buta
huruf dan kesukaran bahasa.

10
2) Foto
Foto merupakan media produksi bentuk asli dalam dua
dimensi. Foto ini merupakan alat visual yang efektif karena dapat
divisualisasikan sesuatu yang akan dijelaskan dengan lebih konkrit
atau realistis.
3) Komik.
Komik dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk kartun
yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam
urutan yang erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk
memberikan hiburan kepada pembaca.
b. Media Elekteronik
Media elektronik adalah sarana media massa yang
mempergunakan alat-alat elektronik modern. Media elektronik
menggunakan alat-alat elektronik atau energi elektromekanis bagi
pengguna akhir untuk mengakses kontennya. Istilah ini merupakan
kontras dari media statis (terutama media cetak), yang meskipun
sering dihasilkan secara elektronis tapi tidak membutuhkan elektronik
untuk diakses oleh pengguna akhir.

C. MANAJEMEN PENGELOLAAAN KELAS


1. Unsur-unsur dalam pengelolaan kelas
pengelolaan kelas ialah pengelolaan kelas sebagai bagian dari
sekolah secara keseluruhan yang menjadi pusat atau tempat terjadinya
proses belajar mengajar. Untuk mendukung proses pembelajaran tersebut,
maka unsur-unsur pengelolaan kelas berikut yang harus diperhatikan yaitu:
a. Preventif, yaitu upaya yang dilakukan oleh guru untuk mencegah
terjadinya gangguan dalam pembelajaran.
b. Perhatian yaitu selalu mencurahkan perhatian pada berbagai aktivitas,
lingkungan maupun segala sesuatu yang muncul. Perhatian merupakan

11
salah satu bentuk keterampilan dan kebiasaan yang harus dimiliki oleh
guru.
c. Refrensif, keterampilan refrensif tidak diartikan sebagai tindakan
kekerasan seperti halnya penanganan dalam gangguan keamanan.
Keterampilan refrensif sebagai salah satu unsur dari keterampilan
pengelolaan kelas.
d. Modifikasi Tingkah laku, yaitu bahwa setiap tingkah laku dapat diamati.
Oleh karena itu bagaimana dengan tingkah laku yang muncul dengan
positif pembelajar memberi respon positif agar kebiasaan baik itu lebih
kuat dan dapat dipelihara.

2. Macam atau Jenis Pengelolaan kelas


Aktivitas guru mengontrol, mengatur atau mendisiplinkan peserta
didik adalah tindakan guru yang sudah tidak tepat lagi. Dewasa ini
aktivitas guru yang terpenting adalah mengelola, mengorganisasi, dan
mengkoordinasi usaha atau aktivitas peserta didik menuju tujuan
pembelajaran. Mengelola kelas merupakan keterampilan yang diharus
dimiliki guru dalam memutuskan, memahami, mendiagnosis, dan
kemampuan bertindak menuju perbaikan suasana kelas terhadap aspek-
aspek manajemen kelas. Adapun aspek-aspek yang perlu diperhatikan
dalam manajemen kelas yaitu sifat kelas, pendorong kekuatan kelas,
situasi kelas, tindakan selektif, tindakan kreatif dan kondisi kelas.

3. Strategi dalam Pengelolaan kelas


Pengelolaan kelas merupakan tugas guru selaku learning manajer.
Guru harus mengetahui bahwa tingkah laku dan perbuatan anak didik dari
waktu ke waktu selalu mengalami perubahan. Oleh karena itu, tugas guru
selaku pengelola kelas untuk selalu berusaha mengkondisikan kelas agar
dinamis yang mendukung proses interaksi edukatif mencapai tujuan
pembelajaran. Secara umum ada beberapa strategi di dalam pengelolaan
kelas yaitu sebgai berikut:

12
a. Menciptakan suasana atau kondisi kelas yang optimal
Seseorang guru harus bisa menciptakan suasana atau kondisi
dari kondisi interaksi pendidikan dengan jalan menciptakan kondisi
baru yang menguntungkan proses belajar mengajar sehingga siswa
bersemangat dalam belajarnya. Keterampilan yang harus dimiliki guru
yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi
belajar adalah sikap tanggap, membagi perhatian, dan pemusatan
perhatian kelompok.
b. Berusaha menghentikan tingkah laku siswa yang menyimpang
Seorang guru melakukan identifikasi masalah dengan jalan
berusaha memahami dan menyelidiki penyimpangan tingkah laku
siswa yang mengganggu kelancaran proses belajar mengajar di kelas.
Setelah itu guru memberikan teguran dan bimbingan serta pengarahan-
pengarahan agar tercipta tingkah laku siswa yang mendukung
kelancaran proses belajar mengajar.
c. Menciptakan disiplin kelas.
Pembinaan disiplin kelas atau pencegahan terjadinya
pelanggaran disiplin bisa dilakukan dengan cara membuat tata tertib
kelas.
d. Menciptakan keharmonisan antara guru dengan siswa
Keharmonisan hubungan guru dengan siswa mempunyai efek
terhadap pengelolaan kelas terutama dalam meningkatkan efektifitas
belajar mengajar.

D. PENGEMBANGAN SISTEM EVALUASI PAI


Evaluasi merupakan alat yang digunakan untuk mengukur sejauh mana
keberhasilan pembelajaran yang kita lakukan. Evaluasi pembelajaran
merupakan suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan
di dalam pendidikan, sehubungan dengan hal tersebut maka evaluasi
merupakan alat untuk mengukur sampai dimana penguasaan murid terhadap
bahan pendidikan yang telah diberikan.
13
1 Prinsip-prinsip Dalam Penilaian
Evaluasi hasil belajar dapat dikatakan terlaksana dengan baik apabila
dalam pelaksanaannya senantiasa berpegang pada lima prinsip dalam
penilaian, yaitu:
a. Prinsip Komprehensif
Prinsip komprehensif juga dikenal dengan prinsip keseluruhan.
Maksud dari prinsip ini adalah bahwa evaluasi belajar dapat dikatakan
terlaksana dengan baik apabila evaluasi tersebut dilaksanakan secara
bulat, utuh atau menyeluruh. Dengan melakukan evaluasi hasil belajar
secara utuh dan menyeluruh maka akan diperoleh bahan-bahan
keterangan dan informasi yang lengkap mengenai keadaan dan
perkembangan subyek didik yang sedang dijadikan sasaran evaluasi.
b. Prinsip Kontinuitas
Kontinuitas atau berkesinambungan, dimaksudkan bahwa
evaluasi hasil belajar yang baik adalah evaluasi hasil belajar yang
dilaksanakan secara teratur dan sambung-menyambung dari waktu ke
waktu. Dengan evaluasi yang dilaksanakan secara terencana. Teratur,
dan terjadwal, itu maka dimungkinkan bagi elevator untuk
memperoleh informasi yang dapat memberikan gambaran mengenai
kemajuan atau perkembangan peserta didik, sejak dari awal mula
mengikuti program pendidikan sampai pada saat-saat mereka
mengakhiri program pendidikan yang mereka tempuh itu.
c. Prinsip Objektivitas
Prinsip objektifitas mengandung makna, bahwa evaluasi hasil
belajar dapat dinyatakan sebagai evaluasi yang baik apabila dapat
terlepas dari faktor-faktor yang sifatnya subyektif. Prinsip ini sangat
penting, sebab apabila dalam melakukan evaluasi unsur-unsur

14
subyektif menyelinap masuk kedalamnya, akan dapat menodai
kemurnian pekerjaan evaluasi itu sendiri.
d. Prinsip Validitas
Penilaian validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai
dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi,
sehingga penilaian tersebut menghasilkan informasi yang akurat
tentang aktivitas belajar. Penilaian hasil belajar oleh pendidik harus
mengukur pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam standar isi
(standar kompetensi dan kompetensi dasar) dan standar kompetensi
lulusan. Misalnya apabila pembelajaran menggunakan pendekatan
eksperimen maka kegiatan eksperimen harus menjadi salah satu obyek
yang di nilai.
e. Prinsip Reliabilitas
Reliabilitas, atau keandalan, adalah konsistensi dari
serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur. Hal tersebut bisa
berupa pengukuran dari alat ukur yang sama (tes dengan tes ulang)
akan memberikan hasil yang sama, atau untuk pengukuran yang lebih
subjektif, apakah dua orang penilai memberikan skor yang mirip
(reliabilitas antar penilai). Reliabilitas tidak sama dengan validitas.
Artinya pengukuran yang dapat diandalkan akan mengukur secara
konsisten, tapi belum tentu mengukur apa yang seharusnya diukur.

2. Aspek Penilaiaan
Sesuai dengan kemampuan dasar yang ingin dicapai, maka
pengujian harus mencakup: Proses belajar, yaitu seluruh pengalaman
belajar yang dilakukan siswa. Contoh: dalam membuat karya tulis, selain
memanfaatkan kemampuan mengetik dengan sepuluh jari juga harus
mengetahui standar penulisan buku Bahasa Indonesia.Hasil belajar, yaitu
ketercapaian setiap kemampuan dasar, baik kognitif, afektif maupun
psikomotor, yang diperoleh siswa selama mengikuti kegiatan
pembelajaran tertentu.

15
Sedangkan menurut Muhibbin Syah dan Daryanto aspek yang
dinilai ada tiga macam ranah yakni:
a. Ranah kognitif.
Dalam hubungan dengan satuan pelajaran, ranah kognitif
memegang peranan yang paling utama. Yang menjadi tujuan
pengajaran di SD, SMP, dan di SMA pada umumnya adalah
peningkatan kemampuan sisiwa dalam aspek kognitif.
b. Ranah afektif
Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan. Yang pertama
menerima yakni kesediaan atau kemauan siswa untuk ikut dalam
fenomena atau stimulasi khusus (kegiatan dalam kelas, musik, baca
buku, dan sebagainya). Kedua, menjawab yakni kemampuan yang
berhubungan dengan partisipasi siswa.
c. Ranah psikomotor.
Secara umum bahwa ranah psikomotor dapat dikelompokkan
dalam tiga kelompok yakni keterampilan motorik (seperti
memperlihatkan gerak), manipulasi benda-benda (seperti menyusun,
membentuk, memindahkan), dan koordinasi neuromuscular
(menghubungkan dan mengamati).

3. Alat Evaluasi
Alat dapat diartikan sebagai instrumen. Dalam kegiatan evaluasi
fungsi alat untuk memperoleh hasil yang lebih baik sesuai dengan
kenyataan yang dievaluasi. Secara umum, alat evaluasi dalam pendidikan
dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu tes dan non tes.
a. Teknik Nontes
Alat nontes ini digunakan untuk mengevaluasi penampilan dan
aspek-aspek belajar efektif dari siswa. Tes ini tidak menggunakan item
pertanyaan tetapi tes ini mengguanakan metode lain untuk memperoleh
data atau informasi lain. Yang termasuk teknik nontes diantaranya
scala rating, angket, wawancara, observasi (pengamatan) dan

16
dokumentasi (data tertulis berupa riwayat hidup siswa). Scala
bertingkat merupakan penggambaran suatu nilai yang berbentuk angka
terhadap suatu hasil pertimbangan.
1) Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang
yang akan diukur (responden).
2) Daftar cocok adalah deretan pernyataan (yang biasa singkat-
singkat), di mana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan
tanda cocok di tempat yang sudah disediakan.
3) Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk
mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab
sepihak.
4) Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan melakukan
pengamatan terhadap gejala yang terjadi dilapangan.
5) Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama
dalam masa kehidupanya.
b. Teknik tes
Tes merupakan suatu pengumpul informasi yang bersifat resmi
karena penuh dengan batasan - batasan. Ditinjau dari segi kegunaannya
untuk mengukur siswa, tes terdiri atas:
a. Tes Formatif
Tes formatif diberikan pada akhir setiap program, untuk
mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti
suatu program tertentu dan untuk mengetahui apakah program itu
telah dikuasai atau belum untuk perbaikan mengajar. tes ini
merupakan pos tes atau tes akhir proses.
b. Tes sumatif
Tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian
sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar. dalam
pengalaman di sekolah, tes sumatif dapat disamakan dengan
ulangan umum yang biasa dilaksanakan diakhir semester.
c. Tes diagnostik
17
Evaluasi diagnostik dapat dilakukan terhadap calon siswa sebagai
input, calon siswa yang sudah dinyatakan diterima dan akan
mengikuti program, siswa yang sedang belajar, dan siswa yang
akan mengakhiri pelajaran.

4. Analisis Hasil Belajar


Guru diharapkan melaksanakan hasil penilaian secara
berkesinambungan. Salah satu tujuan dari penilaian hasil belajar adalah
unruk mengetahui sejauhmana murid telah mencapai hasil belajar yang
direncanakan sebelumnya. Dalam hal ini ada dua acuan yang digunakan
yaitu penilaian acuan patokan (PAP) dan penilaian acuan norma(PAN).
Penilaian acuan patokan ini arah atau sasarannya apa yang harus
dicapai murid dalam belajar yang ditentukan oleh jenis kompetensi dasar
(KD) dan indikator. Sedangkan penilaian acuan patokan didasarkan atas
agapan bahwa setelah sekelompok murid mengikuti kegiatan belajar maka
tingkat keberhasilan mereka akan menyebar dalam bentuk kurva normal.
misalnya sebagian besar (68%) dari murid akan memperoleh hasil
sedang(S), sebagian kecil yaitu 13,5% lagi kurang (K) selebihnya pada
kedua ujung kurva yaitu 2,5 memperoleh hasil belajar baik sekali (BS) dan
2,5 kurang sekali (KS).

18
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2000. Media Pengajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Maimunah, Maimunah. 2009. Metodologi Pengajaran Agama Islam.


Yogyakarta: Teras.

Hasan, Langgulung. 2014. Pendidikan dan Peradaban Islam. Jakarta:


Pustaka Al Husna.

Faturrahman, Pupuh. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika


Aditama.

Bahri, Syiful, Djamarah, dkk. 2010. Strategi Belajar mengajar. Jakarta:


Rineka Cipta.

19

Anda mungkin juga menyukai