Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MAKNA DAN IMPLIKASI PAI MULTIKULTURAL


Dosen Pengampu: Dr. Kamil, M.S.I.

OLEH :

Kelompok 7

NOVA URBA (101.2019.052)

YATI PURWANTI (101.2019.024)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM
SULTAN MUHAMMAD SYAIFUDDIN SAMBAS
TAHUN 1442 H / 2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, puji dan syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT


yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga berarti. Salawat dan salam
selalu terlimpahkan kepada nabi besar kita yaitu, Nabi Muhammadah SAW serta kepada
keluarga dan para sahabatnya, karna berkat pejuangan dan darah beliau lah kita sampai saat
ini masih dalam keadaan iman dan islam.Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi Tugas
Mata PAI Multikultural. Penyusun menyadari bahwa makalah ini mengandung kelemahan
serta kekurangan sekalipun telah diusahakan semaksimal mungkin. Dalam hal ini, penyusun
tidak menutup pintu bagi masuknya setiap kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
para pembaca. Akhirnya diharapkan semoga Allah SWT akan membalas setiap kebaikan
yang diberikan dengan sebaik-baiknya pembalasan dan semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi peningkat kualitas pemahaman serta memperkaya khasanah
pengetahuan bagi para pembaca ataupun semua pihak yang berkepentingan.

Sambas, 4 Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................
A. Latar Belakang..................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................
C. Tujuan...............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................
A. Makna PAI Multikultural...............................................................................................
B. Implikasi PAI Multikultural...........................................................................................
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................
A. Kesimpulan.................................................................................................................
B. Saran...........................................................................................................................
DAFTAR RUJUKAN.................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara multikultural terbesar di dunia. Kenyataan ini
dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas.
Makna Pendidikan Multikultural berbeda-beda. Ada yang menekankan pada karakteristik
kelompok yang berbeda, sedangkan yang lain menekankan masalah sosial (khususnya
tentang penindasan), kekuasaan politik, dan pengalokasian sumber ekonomi. Ada yang
memfokuskan pada keragaman etnis yang berbeda, sedangkan yang lain berfokus pada
kelompok dominan di masyarakat. Makna yang lain membatasi pada karakteristik sekolah
lokal, dan yang lain memberi petunjuk tentang reformasi semua sekolah tanpa memandang
karakteristiknya. Pada prinsipnya, pendidikan multikultural adalah pendidikan yang
mengharagai perbedaan. Sehingga nantinya perbedaan tersebut tidak menjadi sumber konflik
dan perpecahan. Sikap saling toleransi inilah yang nantinya akan menjadikan keberagaman
yang dinamis, kekayaan budaya yang menjadi jati diri bangsa yang patut untuk dilestarikan.
Dalam pendidikan multikultural, setiap peradapan dan kebudayaan yang ada berada
dalam posisi yang sejajar dan sama, tidak ada kebudayaan yang lebih tinggi atau dianggap
lebih tinggi (superior) dari kebudayaan yang lain, dialog meniscayakan adanya persamaan
dan kesamaan diantara pihak-pihak yang terlibat, anggapan bahwa kebudayaan tertentu lebih
tinggi dari kebudayaan yang lain akan melahirkan fasisme, nativisme dan chauvinism,
dengan dialog, diharapkan terjadi sumbang pemikiran yang pada gilirannya akan
memperkaya kebudayaan atau peradaban yang bersangkutan sehingga nantinya terwujud
masyarakat yang makmur, adil, sejahtera yang saling menghargai perbedaan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Apa makna PAI Multikultural?
2. Bagaimana implikasi PAI dengan multikultural?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui makna PAI multikultural.
2. Untuk mengetahui implikasi PAI dengan multikultural.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Makna PAI Multikultural


Makna Pendidikan Multikultural berbeda-beda. Ada yang menekankan pada
karakteristik kelompok yang berbeda, sedangkan yang lain menekankan masalah sosial
(khususnya tentang penindasan), kekuasaan politik, dan pengalokasian sumber ekonomi. Ada
yang memfokuskan pada keragaman etnis yang berbeda, sedangkan yang lain berfokus pada
kelompok dominan di masyarakat. Makna yang lain membatasi pada karakteristik sekolah
lokal, dan yang lain memberi petunjuk tentang reformasi semua sekolah tanpa memandang
karakteristiknya. Pemaknaan Pendidikan Multikultural yang dianut oleh suatu sekolah dapat
berimplikasi terhadap pengembangan Pendidikan Multikultural. Berikut ini akan diuraikan
makna Pendidikan Multikultural yang dapat berimplikasi terhadap pengembangan pendidikan
multikultural. Menurut Sosiolog UI Parsudi Suparlan dalam Zubaedi Multikulturalisme
adalah konsep yang mampu menjawab tantangan perubahan zaman. Karena,
multikulturalisme adalah sebuah ideologi yang mengagungkan perbedaan budaya, atau
sebuah keyakinan yang mengakui dan mendorong terwujudnya pluralisme budaya sebagai
corak kehidupan masyarakat. Multikulturalisme akan menjadi pengikat dan jembatan yang
mengakomodasi perbedaan-perbedaan termasuk perbedaan kesukubangsaan.1
Menurut sizemore, pendidikan multikultural sebagai ide adalah suatu filsafat yang
menekankan legitimasi, vitalitas dan pentingnya keragaman kelas sosial, etnis dan ras,
gender, amnak yang berkebutuhan khusus, agama, bahasa, dan usia dalam membentuk
kehidupan individu, kelompok, dan bangsa. Sebagai sebuah ide, maka Pendidikan
Multikultural ini harus mengenalkan pengetahuan tentang berbagai kelompok dan organisasi
yang menentang penindasan dan eksploitasi dengan mempelajari hasil karya dan ide yang
mendasari karyanya. dengan mempelajari Buku Habis Gelap Terbitlah Terang (hasil karya)
yang berasal dari surat-surat Kartini pada temannya Abendanon, kita mengetahui ide
emansipasi wanita yang berasal dari generasi abad 18. Dengan membaca karya Wulangreh
kita dapat mengetahui pemikiran pihak keraton dalam memahami dan menafsirkan serta
dalam menjalankan ajaran agama Islam di kalangan keraton.

1
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan, Keserasian A-Qur’an Vol. 12, (Jakarta : Lentera Hati,
2002), hlm. 615-616.
Dengan mengkaji Serat Wirid Hidayat Jati kita mengetahui pemahaman para wali
tentang ajaran esoterisme Islam bebrapa abad lalu. Dengan memahami keris, kita mengetahui
pola budaya dan keyakinan suku Jawa tentang keris kelengkapan hidup seoranglelaki Jawa
yang utuh. Dalam budaya jawa tradisional, keris tidak semata-mata dianggap sebagai senjata.
Menurut Sizemore dalam Sutarno (2007 :5-2 ), Pendidikan Multikultural sebagai ideadalah
suatu filsafat yang menekankan legitimasi, vitalitas dan pentingnya keragamankelas sosial,
etnis dan ras, gender, anak yang berkebutuhan khusus, agama, bahasa,dan usia dalam
membentuk kehidupan individu, kelompok, dan bangsa. Sebagaisebuah ide, maka Pendidikan
Multikultural ini harus mengenalkan pengetahuantentang berbagai kelompok dan organisasi
yang menentang penindasan daneksploitasi dengan mempelajari hasil karya dan ide yang
mendasari karyanya. Denganmempelajari buku Habis Gelap terbitlah Terang (hasil karya)
yang berasal dari surat-surat Kartini pada temannya Abendanon, kita mengetahui ide
emansipasi wanita yang berasal dari generasi abad 18. Dengan membaca karya Wulangreh
kita dapatmengetahui pemikiran pihak keraton dalam memahami dan menafsirkan serta
dalammenjalankan ajaran agama Islam di kalangan keraton.
Dengan mengkaji Serat WiridHidayat Jati kita mengetahui pemahaman para wali
tentang ajaran esoterisme Islam beberapa abad lalu. Dengan memahami keris, kita
mengetahui pola budaya dankeyakinan suku Jawa tentang kelengkapan hidup seorang lelaki
Jawa yang utuh.Dalam budaya Jawa tradisional, keris tidak semata-mata dianggap sebagai
senjatatikam yang memiliki keindahan dan keunikan bentuk, akan tetapi juga
sebagaikelengkapan budaya spiritual. ( Sutarno, 2007 )Dengan pemikiran atau suatu ide
tentunya pendidikan multikultural akan berimplikasi pada dunia pendidikan , terlebih lagi
paradigma multikultural juga ada dalam pasal 4UU NO. 20 tahun 2003 Sistem Pendidikan
Nasional. Dalam pasal itu dijelaskan bahwa pendidikan dilaksanakan secara demokratis ,
tidak diskriminatif denganmenjunjung tinggi HAM, nilai keagamaan, nilai kultural dan
kemajemukan bangsa.Jadi pendidikan multikultural disini sebagai suatu ide yaitu filsafat
yang menekankanlegitimasi, vitalitas dan pentingnya keragaman kelas sosial, etnis dan ras,
gender, anak yang berkebutuhan khusus, agama, bahasa, dan usia dalam membentuk
kehidupanindividu, kelompok, dan bangsa.2

2
Dicky Sofyan, Agama,Kebijakan Publik & TransformasiSosial di Asia Tenggara, Seri Buku I: Mengelola
Keberagman Beragama di Asia Tenggara (Yogyakarta : Pustaka Sempu & Indonesia Consortiumfor Religius
Studies (ICRS), 2017), hlm. 75-76.
Indonesia adalah bangsa dan negara yang terdiri dari suku, budaya, adat istiadat,
bahasa, dan agama yang beraneka ragam. Sehingga Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda
namun tetap satu juga, dijadikan semboyan oleh bangsa ini untuk mewadahi perbedaan suku,
agama, budaya, adat istiadat, dan perbedaanperbedaan lainnya yang terdapat dalam
masyarakat bangsa ini. Dalam ajaran agama Islam, al- Qur’an tidak menampik realitas
keberagaman yang ada dimasyarakat sehingga perbedaan itu dijadikan wadah untuk saling
mengenal atau dalam istilah Islam dikenal kata ‘ta’aruf. Asal usul manusia dengan
menunjukan kesamaan derajat kemanusiaan manusia. Tidak wajar seseorang berbangga dan
merasa diri lebih tinggi daripada yang lain, bukan saja antara satu bangsa, suku, atau warna
kulit dan selainnya, tetapi antar jenis kelamin mereka. Realitas perbedaan yang terdapat pada
manusia baik dari warna kulit, ras, kedudukan sosial adalah untuk saling mengenal dan
menghargai perbedaan-perbedaan, bukan untuk membanggakan ras sendiri dan merendahkan
ras yang lain. Kemuliaan diantara manusia bukan disebabkan oleh kedudukan sosial, warna
kulit dan ras, namun kemulian itu milik Allah dan kita bisa mencapainya dengan
mendekatkan diri kepada Allah, menjauhi segala larangan-Nya, melaksanakan perintahnya
serta meneladani sifat-sifat-Nya sesuai dengan kemampuan manusia sehingga mencapai
derajat taqwa karena yang paling mulia disisi Allah adalah orang yang bertaqwaP17F
Karekteristik masyarakat
Indonesia yang beraneka ragam merupakan representasi demografi atas banyak etnis,
bahasa, nilai-nilai, pandangan dunia, kebiasaan, praktik, gaya hidup dan keyakinan.
Kemajemukan (pluralitas),keanekaragaman (diversitas), dan kepelbagaian (heterogenitas)
serta kebermacam macaman (multiformisme) masyarakat dan kebudayaan di Indonesia
merupakan kenyataan sekaligus keniscayaan yang tidak bisa tolak. Namun perbedaan
tersebut harus menjadi tujuan dalam berbangsa dan bernegara untuk bersatu diatas perbedaan,
sebagaimana semboyan negara kita “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tetap
tetap satu.3

3
Amin Abdullah, StudiAgama Normativas atau Historitas (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, Cet. VI, 2015.) , hlm.
75.
B. Implikasi PAI Multikultural
Implikasi Pendidikan Multikultural Menurut Parekh dalam Sutarno ( 2007 : 5-3 ),
Implikasinya terhadap pengembanganPendidikan Multikultural adalah pemasukan bahan ajar
yang berisi ide dari berbagaikelompok budaya. Diperlukan adanya pendidikan yang leluasa
untuk mengeksplorasi perspektif dan budaya orang lain. Dengan mengekplorasi itu akan
diperoleh inspirasisehingga membuat anak menjadi sensitif terhadap pluralitas cara hidup,
cara yang berbeda dalam menganalisa pengalaman dan ide, dan cara melihat berbagai
temuansejarah yang ada di seluruh dunia. Pendidikan memang mengajarkan nilai-nilai
budayanya sendiri namun selain itu juga perspektif dan budaya orang lain di wilayahlain di
seluruh dunia. Hal ini dapat membuat siswa “melek budaya” (cultural literacy)yang mampu
melihat berbagai sudut pandang budaya yang pernah hidup di berbagai belahan dunia. Dahulu
orang Persia (sekarang Iran) menganggap bahwa status sosialorang yang meninggal dapat
diukur dari jumlah orang yang menangisi kepergianorang yang meninggal.4 Bandingkan
dengan kondisi sekarang, kita bisa juga mengukur penghormatan masyarakat terhadap
seseorang yang meninggal dari jumlah orang yangdatang melayat. Ada unsur persamaan,
bahwa seseorang yang terpandang, dihormatidan disukai akan diukur dari kuantitas dan
kualitas dari orang yang datang ikut berbela sungkawa. Kuantitas diukur dari jumlah orang
yang mengantarkan jenasah,dan kualitas diukur dari tingkat kesedihan orang-orang yang
ditinggalkan dan merasaditinggalkan.Menurut Babtiste dalam Sutarno (2007 : 5-4 ), Perlu
adanya pelembagaan filsafat pluralisme budaya dalam sistem pendidikan yang dilandasi
prinsip persamaan, salingmenghormati, penerimaan dan pemahaman, dan komitmen moral
demi keadilan sosial. Pendidikan Multikultural selalu dilandasi prinsip persamaan dan
keadilan sosial.Implikasinya, kurikulum perlu direformasi sehingga benar-benar
mencerminkan penghormatan atas pluralitas budaya.
Menurut A. Effendi Sanusi dalam artikelnya yang berjudul Pendidikan
Multikulturaldan Implikasinya mengatakan bahwa Pendidikan multikultural sebagai wacana
baru diIndonesia dapat diimplementasikan tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi
jugadapat dimplementasikan melalui pendidikan nonformal. Dalam pendidikan formal,
pendidikan multikultural tidak harus dirancang khusus sebagai muatan substansitersendiri,
tetapi dapat diintegrasikan dalam kurikulum yang sudah ada melalui bahanajar atau model
pembelajaran.
Di perguruan tinggi misalnya, dari segi substansi, pendidikan multikultural dapat
diintegrasikan misalnya melalui mata kuliah umum,seperti kewarganegaraan, agama, dan
4
Sutarno, Pendidikan Multikultural ( Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, 2007), hlm. 5.
bahasa. Pada tingkat SD, SLTP, atau sekolahmenengah, pendidikan multikultural dapat
diintegrasikan dalam bahan ajar sepertiagama, sosiologi, dan antropologi, dan dapat melalui
model pembelajaran, sepertidiskusi kelompok atau kegiatan ekstrakurikuler.
Dalam pendidikan nonformal, pendidikan multikultural dapat disosialisasikan melalui
pelatihan-pelatihan denganmodel pembelajaran yang responsif multikultural dengan
mengedepankan penghormatan terhadap perbedaan, baik ras, suku, maupun agama
antaranggotamasyarakat.Ide pendidikan multikultural memberi spirit bagi lembaga
pendidikan nasional untuk mau menanamkan sikap kepada peserta didik untuk menghargai
orang, budaya, agamadan keyakinan lain, dengan harapan akan membantu siswa mengerti
menerima danmenghargai orang lain yang berbeda suku, budaya, nilai dan kepribadian.
( Zubaedi ,2004 : 65 )Menurut Bank dalam Zubaedi (2004:70), Tujuan pendidikan
multikultural adalah pendidikan untuk kebebasan, dimaksud untuk membantu para siswa
dalammengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam berpartisipasi
dalammasyarakat yang bebeas dan demokratis. 5
Pendidikan multikultural mengembangkankebebasan, kemampuan dan ketrampilan
dalam menerobos batas- batas budaya, etnisdalam berpartisipasi dengan kebudayaan dan
kelompok lain. Substansi Pendidikanmulticultural adalah pendidikan untuk kebebasan (as
“education for freedom”) dan penyebarluasan inklusif dalam rangka mempererat hubungan
antar sesame (as“includive and cementing movemen”).Pendidikan multikultural sekurang-
kurangnya mempunyai lima tujuan. Pertama ,meningkatkan pemahaman diri dan konsep diri
secara baik. Kedua, meningkatkankepekaan dalam memahami orang lain, termasuk terhadap
berbagai kelompok budayadi Negara sendiri dan Negara lain. Ketiga, meningkatkan
kemampuan untuk merasakan dan memahami kemajemukan, interpretasi kebangsaan dan
budaya yangkadang - kadang bertentangan menyangkut sebuah peristiwa, nilai dan
perilaku.Keempat, membuka pikiran ketika merespon isu. Kelima, memahami latar
belakangmunculya pandangan klis atau kuno, menjauhi pandangan stereotipe dan
maumenghargai semua orang. ( Zubaedi ,2004: 71) Dalam implementasinya paradigma
pendidikan multikultural dituntut untuk berpegang pada prinsip- prinsip berikut ini :1.
Pendidikan multikultural harus menawarkan beragam kurikulum yangmerepresentasikan
pandangan dan perspektif banyak orang. Pendidikan multikultural harus didasarkan pada
asumsi bahwa tidak ada penafsirantunggal terhadap kebenaran sejarah.3. Kurikulum dicapai
ssuai dengan penekanan analisis komparatif dengan sudut pandang kebudayaan yang
berbeda- beda.4. Pendidikan multikultural harus mendukung prinsip - prinsip pokok
5
Zubaedi, Pendidikan Berbasis masyarakat ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 65-70.
dalammemberantas pandangan klis tentang ras, budaya dan agama.Agar pendidikan lebih
multikultural, maka pendidikan dan pengajaran harusmemperkokoh pluralisme dan
menentang adanya rasisme, diskriminasi gender dan bentuk- bentuk lain dari intoleransi dan
dominasi sosial.
Pada konteks ini kita haruslakukan transformasi kurikulum, model pembelajaran,
suasana sekolah , kegiatanekstrakurikuler dan peran guru sebagai multikultural.Menurut
Gay’s dalam Zubaedi (2004 : 7 ), prinsip- prinsip penting dalam penerapan pendidikan
multikultural adalah kurikulum berdasarkan sejarah dan berpusat padakeragaman,
berorientasi pada perbaikan, pengajaran mengarah pada keragaman,kurikulum tergantung
pada konteks, bersifat menyerap keragaman dan dapatditerapkan secara luas, bersifat
komprehensif serta mencakup semua level pendidikan.Selain itu isi, pendekatan, dan evaluasi
kurikulum harus menghargai perbedaan dantidak diskriminatif. Paradigma multikultural perlu
mewarnai model pembelajaranyang diterapkan dalam kelas.
Langkah- langkah untuk mengembangkan model pembelajaran multikultural sebagai
berikut :
1. Guru mereduksi atau mengikis sikap negatif yang mungkin mereka miliki terhadap
pluralisme.
2. Seorang pendidik atau anak didik melakukan analisis agar akrab denganmasyarakat.
3. Seorang pendidik dan anak didik memilih materi yang relevan dan menarik.
4. Seorang pendidik dan anak didik , bersama- sama menyelediki persoalan materi yang
dipilih.
Pada akhirnya ide dari pendidikan multikultural bisa diterapkan atau tidak tergantung
pada usaha kita bersama. Pendidikan multikultural sebaiknya dimasukkan dalamkurikulum
sebagai mata pelajaran ekstrakurikuler atau menjadi bagian dari kurikulum sekolah
khususnya daerah konflik atau daerah bekas konflik, dan semua daerah padaumumnya.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makna Pendidikan Multikultural berbeda-beda. Ada yang menekankan pada
karakteristik kelompok yang berbeda, sedangkan yang lain menekankan masalah sosial
(khususnya tentang penindasan), kekuasaan politik, dan pengalokasian sumber ekonomi. Ada
yang memfokuskan pada keragaman etnis yang berbeda, sedangkan yang lain berfokus pada
kelompok dominan di masyarakat. Makna yang lain membatasi pada karakteristik sekolah
lokal, dan yang lain memberi petunjuk tentang reformasi semua sekolah tanpa memandang
karakteristiknya. Indonesia adalah bangsa dan negara yang terdiri dari suku, budaya, adat
istiadat, bahasa, dan agama yang beraneka ragam. Sehingga Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-
beda namun tetap satu juga, dijadikan semboyan oleh bangsa ini untuk mewadahi perbedaan
suku, agama, budaya, adat istiadat, dan perbedaanperbedaan lainnya yang terdapat dalam
masyarakat bangsa ini.
Dalam pasal 4UU NO. 20 tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional. Dalam pasal itu
dijelaskan bahwa pendidikan dilaksanakan secara demokratis , tidak diskriminatif
denganmenjunjung tinggi HAM, nilai keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan
bangsa.Jadi pendidikan multikultural disini sebagai suatu ide yaitu filsafat yang
menekankanlegitimasi, vitalitas dan pentingnya keragaman kelas sosial, etnis dan ras, gender,
anak yang berkebutuhan khusus, agama, bahasa, dan usia dalam membentuk
kehidupanindividu, kelompok, dan bangsa.
Implikasi Pendidikan Multikultural Menurut Parekh dalam Sutarno ( 2007 : 5-3 ),
Implikasinya terhadap pengembanganPendidikan Multikultural adalah pemasukan bahan ajar
yang berisi ide dari berbagaikelompok budaya. Diperlukan adanya pendidikan yang leluasa
untuk mengeksplorasi perspektif dan budaya orang lain.
B. Saran
Kami menyadari bahwa Makalah ini banyak kesalahan dan sangat jauh dari
kesempurnaan,Tentunya Penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada
sumber yang dapat dipertanggung jawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.

DAFTAR RUJUKAN
M. Quraish Shihab, 2002. Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan, Keserasian A-Qur’an Vol. 12.
Jakarta : Lentera Hati.
Sofyan Dicky, 2017. Agama,Kebijakan Publik & TransformasiSosial di Asia Tenggara, Seri
Buku I: Mengelola Keberagman Beragama di Asia Tenggara. Yogyakarta : Pustaka
Sempu & Indonesia Consortiumfor Religius Studies.
Abdullah Amin, 2015. StudiAgama Normativas atau Historitas. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, Cet. VI.
Sutarno, 2007. Pendidikan Multikultural . Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Zubaedi, 2004. Pendidikan Berbasis masyarakat. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai