2. Metode Diskusi Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta
atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan
pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka.
Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat
interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251). Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya,
dibanding metode ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman
konsep dan keterampilan memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan,
penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga
metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada
metode diskusi.
Kelebihan metode diskusi sebagai berikut :
Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan
Menyadarkan ank didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan
pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik
Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda
dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi. (Syaiful Bahri Djamarah,
2000)
Kelemahan metode diskusi sebagai berikut :
3. Metode Demonstrasi
Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untuk
menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara
mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya.
Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang
demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada
seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara
membuat kue, dan sebagainya.
Kelebihan Metode Demonstrasi :
Siswa kadang kala sukar melihat dengan jelas benda yang diperagakan
Tidak semua benda dapat didemonstrasikan
Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang menguasai apa
yang didemonstrasikan.
Metode Ceramah Plus Metode Pembelajaran Ceramah Plus adalah metode
pengajaran yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah yang
dikombinasikan dengan metode lainnya.
Ada tiga macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu:
a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT). Metode ini adalah metode
mengajar gabungan antara ceramah dengan tanya jawab dan pemberian tugas Metode
campuran ini idealnya dilakukan secar tertib, yaitu :
Penyampaian materi oleh guru
Pemberian peluang bertanya jawab antara guru dan siswa.
Pemberian tugas kepada siswa.
b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas (CPDT). Metode ini dilakukan secara tertib
sesuai dengan urutan pengkombinasiannya, yaitu pertama guru menguraikan materi
pelajaran, kemudian mengadakan diskusi, dan akhirnya memberi tugas.
c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL). Metode ini dalah
merupakan kombinasi antara kegiatan menguraikan materi pelajaran dengan kegiatan
memperagakan dan latihan (drill) - See more at:
5. Metode Resitasi
Metode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan siswa
membuat resume dengan kalimat sendiri.
Kelebihan Metode Resitasi adalah :
Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat
lebih lama.
Peserta didik memiliki peluang untuk meningkatkan keberanian, inisiatif, bertanggung
jawab dan mandiri.
Kelemahan Metode Resitasi adalah :
Kadang kala peserta didik melakukan penipuan yakni peserta didik hanya meniru
hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri
Kadang kala tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.
6. Metode Eksperimental
Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana
siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu
yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau
melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.
Kelebihan metode percobaan sebagai berikut :
Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku
Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi
(menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.
Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan
baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat
bagi kesejahteraan hidup manusia.
Kekurangan metode percobaan sebagai berikut :
Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa
kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.
Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
Kadang-kadang latihan tyang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal
yang monoton dan mudah membosankan.
Dapat menimbulkan verbalisme.
9. Metode Mengajar Beregu ( Team Teaching Method )
Metode mengajar beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu
orang yang masing-masing mempunyai tugas. Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk
sebagai kordinator. Cara pengujiannya, setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung.
Jika ujian lisan maka setiap siswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team
pendidik tersebut
10. Metode Mengajar Sesama Teman ( Peer Teaching Method )
Metode mengajar sesama teman adalah suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya
sendiri
11. Metode Pemecahan Masalah (problem solving method)
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanyasekadar metode
mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebabdalam problem solving dapat
menggunakan metode-metode lainnya yang dimulaidengan mencari data sampai pada
menarik kesimpulan. Metode problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir
danmenggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan olehsiswa.
Seorang guru harus pandai-pandai merangsang siswanya untuk mencobamengeluarkan
pendapatnya.
12. Project Method Project Method
adalah metode perancangan adalah suatu metode mengajar dengan meminta peserta didik
merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.
Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun
horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini
Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan
memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk
ini
Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup
fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan
Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang
dibahas
13. Taileren Method
Teileren Method yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-
sebagian,misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentusaja
berkaitan dengan masalahnya
14. Metode Global (ganze method)
Metode Global yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan
materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisaridari materi
tersebut.
15.Metode Discovery Metode
Discovery menurut Suryosubroto (2002:192) diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yang
mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan lain-lain, sebelum sampai
kepada generalisasi. Metode Discovery merupakan komponen dari praktek pendidikan yang
meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif, beroreientasi pada proses,
mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif. Menurut Encyclopedia of Educational
Research, penemuan merupakan suatu strategi yang unik dapat diberi bentuk oleh guru dalam
berbagai cara, termasuk mengajarkan ketrampilan menyelidiki dan memecahkan masalah
sebagai alat bagi siswa untuk mencapai tujuan pendidikannya. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa metode discovery adalah suatu metode dimana dalam proses belajar
mengajar guru memperkenankan siswasiswanya menemukan sendiri informasi yang secara
tradisional biasa diberitahukan atau diceramahkan saja Metode discovery memiliki kebaikan-
kebaikan seperti diungkapkan oleh Suryosubroto (2002:200)
Kelebihan yaitu:
Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini. Misalnya
siswa yang lamban mungkin bingung dalam usanya mengembangkan pikirannya jika
berhadapan dengan hal-hal yang abstrak, atau menemukan saling ketergantungan
antara pengertian dalam suatu subyek, atau dalam usahanya menyusun suatu hasil
penemuan dalam bentuk tertulis. Siswa yang lebih pandai mungkin akan memonopoli
penemuan dan akan menimbulkan frustasi pada siswa yang lain,
Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. Misalnya sebagian besar
waktu dapat hilang karena membantu seorang siswa menemukan teori-teori, atau
menemukan bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata tertentu.
Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan guru dan siswa
yang sudahy biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional,
Mengajar dengan penemuan mungkin akan dipandang sebagai terlalu mementingkan
memperoleh pengertian dan kurang memperhatikan diperolehnya sikap dan
ketrampilan. Sedangkan sikap dan ketrampilan diperlukan untuk memperoleh
pengertian atau sebagai perkembangan emosional sosial secara keseluruhan,
dalam beberapa ilmu, fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba ide-ide, mungkin
tidak ada,
Strategi ini mungkin tidak akan memberi kesempatan untuk berpikir kreatif, kalau
pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi terlebih dahulu oleh guru,
demikian pula proses-proses di bawah pembinaannya. Tidak semua pemecahan
masalah menjamin penemuan yang penuh arti.
16. Metode Inquiry
Metode inquiry adalah metode yang mampu menggiring peserta didik untuk menyadari apa
yang telah didapatkan selama belajar. Inquiry menempatkan peserta didik sebagai subyek
belajar yang aktif (Mulyasa , 2003:234). Inquiry pada dasarnya adalah cara menyadari apa
yang telah dialami. Karena itu inquiry menuntut peserta didik berfikir. Metode ini melibatkan
mereka dalam kegiatan intelektual. Metode ini menuntut peserta didik memproses
pengalaman belajar menjadi suatu yang bermakna dalam kehidupan nyata. Dengan
demikian , melalui metode ini peserta didik dibiasakan untuk produktif, analitis , dan kritis.
Teknik inquiry ini memiliki keunggulan yaitu :
Dapat membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada siswa, sehingga siswa
dapat mengerti tentang konsep dasar ide-ide dengan lebih baik.
Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang
baru.
mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat jujur,
obyektif, dan terbuka.
Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri.
Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.
Situasi pembelajaran lebih menggairahkan.
Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
Menghindarkan diri dari cara belajar tradisional.
Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka dapat
mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
17. Model Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
Pembelajaran Kontekstual adalah konsep pembelajaran yang mendorong guru untuk
menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Dan juga
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Ada tiga hal yang harus dipahami.
Pertama CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, kedua
CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari
dengan situasi kehidupan nyata, ketiga mendorong siswa untuk dapat menerapkan dalam
kehidupan. Karakteristik Ada lima karakteristik penting dalam proses pembelajaran yang
menggunakan pendekatan CTL. Pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan
yang sudah ada (activating knowledge) Pembelajaran ntuk memperoleh dan menambah
pengetahuan baru (acquiring knowledge) Pemahaman pengetahuan (understanding
knowledge) Mempraktikan pengetrahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge)
Melakukan refleksi (reflecting knowledge) Langkah-Langkah Pembelajaran Kontekstual
Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja
sendiri,menemukan sendiri ,dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan
barunya. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topic Mengembangkan
sifat ingin tahu siswa dengan bertanya Menciptakan masyarakat belajar Menghadirkan model
sebagia contoh belajar Melakukan refleksi diakhir pertemuan. Melakukan penialain yang
sebenarnya dengan berbagai cara. Ciri-ciri model pembelajaran konstektual
Pengalaman nyata Kerja sama saling menunjang Gembira belajar dengan bergairah
Pembelajaran terintegrasi Menggunakan berbagai sumber Siswa aktif dan kritis
Menyenangkan tidak membosankan Sharing dengan teman Guru kreatif
Kelebihan dari model pembelajaran CTL:
Memberikan kesempatan pada sisiwa untuk dapat maju terus sesuai dengan potensi
yang dimiliki sisiwa sehingga sisiwa terlibat aktif dalam PBM.
Siswa dapat berfikir kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data, memahami suatu
isu dan memecahkan masalah dan guru dapat lebih kreatif
Menyadarkan siswa tentang apa yang mereka pelajari
Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa tidak ditentukan oleh guru.
Pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
Membantu siwa bekerja dengan efektif dalam kelompok.
Terbentuk sikap kerja sama yang baik antar individu maupun kelompok.
Kelemahan dari model pembelajaran CTL :
Dalam pemilihan informasi atau materi dikelas didasarkan pada kebutuhan siswa
padahal,dalam kelas itu tingkat kemampuan siswanya berbeda-beda sehinnga guru
akan kesulitan dalam menetukan materi pelajaran karena tingkat pencapaianya siswa
tadi tidak sama
Tidak efisien karena membutuhkan waktu yang agak lama dalam PBM
Dalam proses pembelajaran dengan model CTL akan nampak jelas antara siswa yang
memiliki kemampuan tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan kurang, yang
kemudian menimbulkan rasa tidak percaya diri bagi siswa yang kurang
kemampuannya
Bagi siswa yang tertinggal dalam proses pembelajaran dengan CTL ini akan terus
tertinggal dan sulit untuk mengejar ketertinggalan, karena dalam model pembelajaran
ini kesuksesan siswa tergantung dari keaktifan dan usaha sendiri jadi siswa yang
dengan baik mengikuti setiap pembelajaran dengan model ini tidak akan menunggu
teman yang tertinggal dan mengalami kesulitan.
Tidak setiap siswa dapat dengan mudah menyesuaikan diri dan mengembangkan
kemampuan yang dimiliki dengan penggunaan model CTL ini.
Kemampuan setiap siswa berbeda-beda, dan siswa yang memiliki kemampuan
intelektual tinggi namun sulit untuk mengapresiasikannya dalam bentuk lesan akan
mengalami kesulitan sebab CTL ini lebih mengembangkan ketrampilan dan
kemampuan soft skill daripada kemampuan intelektualnya.
Pengetahuan yang didapat oleh setiap siswa akan berbeda-beda dan tidak merata.
Peran guru tidak nampak terlalu penting lagi karena dalam CTL ini peran guru hanya
sebagai pengarah dan pembimbing, karena lebih menuntut siswa untuk aktif dan
berusaha sendiri mencari informasi, mengamati fakta dan menemukan pengetahuan-
pengetahuan baru di lapangan
18. Model Pembelajaran Kooperativ
Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan
kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk
mencapai tujuan belajar. Pembelajaran kooperatif menciptakan interaksi yang asah, asih dan
asuh, sehingga tercipta masyarakat belajar. Siswa tidak hanya belajar dari guru tetapi juga
dari sesama siswa. Pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri: - untuk memuntaskan materi
belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara bekerja sama - kelompok dibentuk dari
siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah - jika dalam kelas terdapat siswa-
siswa yang heterogen ras, suku, budaya, dan jenis kelamin, maka diupayakan agar tiap
kelompok terdapat keheterogenan tersebut. - penghargaan lebih diutamakan pada kerja
kelompok daripada perorangan
kelebihan Metode pembelajaran kooperatif learning antara lain:
Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas. Kondisi seperti ini dapat diatasi
dengan guru mengkondisikan kelas atau pembelajaran dilakuakan di luar kelas seperti
di laboratorium matematika, aula atau di tempat yang terbuka.
Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain. Siswa
yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam grup mereka,
sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu grup
dengan siswa yang lebih pandai. Siswa yang tekun merasa temannya yang kurang
mampu hanya menumpang pada hasil jerih payahnya. Hal ini tidak perlu
dikhawatirkan sebab dalam model pembelajaran kooperatif bukan kognitifnya saja
yang dinilai tetapi dari segi afektif dan psikomotoriknya juga dinilai seperti kerjasama
diantara anggota kelompok, keaktifan dalam kelompok serta sumbangan nilai yang
diberikan kepada kelompok
Perasaan was-was pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik atau
keunikan pribadi mereka karena harus menyesuaikan diri dengan kelompok.
Karakteristik pribadi tidak luntur hanya karena bekerjasama dengan orang lain, justru
keunikan itu semakin kuat bila disandingkan dengan orang lain.
Banyak siswa takut bahwa pekerjaan tidak akan terbagi rata atau secara adil, bahwa
satu orang harus mengerjakan seluruh pekerjaan tersebut. Dalam model pembelajaran
kooperatif pembagian tugas rata, setiap anggota kelompok harus dapat
mempresentasikan apa yang telah didapatnya dalam kelompok sehingga ada
pertanggungjawaban secara individu.
19. Model Pembelajaran Kuantum
Proses belajar kelompok dimana setiap anggota menyumbangkan informasi, pengalaman, ide,
sikap, pendapat, kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya, untuk secara bersamasama
saling meningkatkan pemahaman seluruh anggota langkah-langkah pembelajaran kolaboratif.
Para siswa dalam kelompok menetapkan tujuan belajar dan membagi tugas sendirisendiri
Semua siswa dalam kelompok membaca, berdiskusi, dan menulis Kelompok kolaboratif
bekerja secara bersinergi mengidentifikasi, mendemontrasikan, meneliti, menganalisis, dan
memformulasikan jawaban-jawaban tugas atau masalah dalam LKS atau masalah yang
ditemukan sendiri. Setelah kelompok kolaboratif menyepakati hasil pemecahan masalah,
masingmasing siswa menulis laporan sendiri-sendiri secara lengkap. Guru menunjuk salah
satu kelompok secara acak (selanjutnya diupayakan agar semua kelompok dapat giliran ke
depan) untuk melakukan presentasi hasil diskusi kelompok kolaboratifnya di depan kelas,
siswa pada kelompok lain mengamati, mencermati, membandingkan hasil presentasi tersebut,
dan menanggapi. Kegitan ini dilakukan selama lebih kurang 20-30 menit. Masing-masing
siswa dalam kelompok kolaboratif melakukan elaborasi, inferensi, dan revisi (bila
diperlukan) terhadap laporan yang akan dikumpulan. Laporan masing-masing siswa terhadap
tugas-tugas yang telah dikumpulkan, disusun perkelompok kolaboratif. Laporan siswa
dikoreksi, dikomentari, dinilai, dikembalikan pada pertemuan berikutnya, dan didiskusikan.
Ciri-ciri pembelajaran kolaboratif menurut usulan Nelson (1999) sebagai berikut: Melibatkan
siswa dalam ajang pertukaran gagasan dan informasi Memungkinkan siswa mengeksplorasi
gagasan dan mencobakan berbagai pendekatan dalam pengerjaan tugas. Menata-ulang
kurikulum serta menyesuaikan keadaan sekitar dan suasana kelas untuk mendukung kerja
kelompok. Menyediakan cukup waktu, ruang, dan sumber untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan belajar bersama. Menyediakan sebanyak mungkin proses belajar yang
bertolak dari kegiatan pemecahan masalah atau penyelesaian proyeK
Kelemahanpembelajaran kolaboratif yaitu: - Bahwa persiapan guru menjadi lebih lama dan
lebih serius - Aktivitas guru dalam pembelajaran menjadi lebih padat - Ada kemungkinan
bagi siswa tertentu aktivitasnya menjadi asal-asalan, karena akan dengan mudah
mengandalkan teman atau kelompok - Bagi guru, yang harus dihindari adalah kecenderungan
memberikan tugas yang berlebih kepada siswa.
Gamification mempunyai arti menerapkan konsep atau strategi permainan dalam konteks
nonpermainan. Beberapa pekan terakhir, artikel Guraru telah membahas beberapa hal terkait
Gamification: definisi, kunci keberhasilan, dan contoh-contoh permainan. Artikel ini, sebagai
penutup, akan menuliskan beberapa kelebihan dan kekurangan metode Gamification untuk
pembelajaran.
Motivasi ekstrinsik. Pemberian reward ekstrinsik bisa jadi membantu membuat kelas
berjalan sesuai yang diinginkan. Namun, guru tetap bertanggung jawab membantu
siswa untuk dapat termotivasi secara intrinsik. Pembelajaran yang terjadi karena
keinginan yang muncul dari dalam diri jauh lebih kuat dan bermakna dibandingkan
pembelajaran yang terjadi demi perolehan reward.
Permainan yang menjadi peraturan. Sementara permainan memerlukan kebebasan
untuk mengalami berbagai hal, untuk gagal, mengeksplorasi aneka identitas, dan
mengendalikan investasi serta pengalaman diri sendiri (Klopfer, dkk dalam Lee dan
Hammer, 2011), menerapkan permainan dalam pembelajaran bisa jadi malah
menciptakan pengalaman yang disesuaikan dengan peraturan—sehingga pada
akhirnya tetap terasa seperti pengalaman belajar di sekolah pada umumnya.
Merusak’ secara psikologis. Kurangnya penjelasan pada siswa mengenai pemberian
badge atau reward dapat membuat mereka memandang proses pembelajaran apa pun
dalam permainan hanya sebagai batu loncatan yang harus dilewati menuju perolehan
reward; bukannya perolehan pembelajaran yang sukses. Seperti metode lainnya,
Gamification dalam pembelajaran dapat berjalan dengan sukses dan efektif, tapi bisa
juga mengalami kegagalan. Maka, penerapan Gamification perlu didesain dengan
seksama; disertai dengan asesmen terhadap siswa terkait pencapaian tujuan
pembelajaran.
23. Metode snowball throwing
Klebihan Model Pembelajaran Snowball Throwing :
1. Melatih kesiapan siswa
2. Saling memberikan pengetahuan
Kekurangan Model Pembelajaran Snowball Throwing :
1. Pengetahuan tidak luas hanya berkutat pada pengetahuan sekitar siswa saja
2. Tidak efektif
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik; karena
ada unsur permainan, metode ini menyenangkan;
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari;
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, terutama jika; efektif sebagai sarana
melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi;
efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar;
Kekurangan Metode Make a Match jika Anda tidak merancangnya dengan baik, maka
banyak waktu terbuang;
pada awal-awal penerapan metode ini, banyak siswa yang malu bisa berpasangan
dengan lawan jenisnya;
jika Anda tidak mengarahkan siswa dengan baik, saat presentasi banyak siswa yang
kurang memperhatikan;
Anda harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman pada siswa yang tidak
mendapat pasangan, karena mereka bisa malu; menggunakan metode ini secara terus
menerus akan menimbulkan kebosanan.
25. Metode Pembelajaran Berbasis Masalah
Kelebihan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam pemanfaatannya adalah sebagai berikut.
Kurang terbiasanya peserta didik dan pengajar dengan metode ini. Peserta didik dan
pengajar masih terbawa kebiasaan metode konvensional, pemberian materi terjadi
secara satu arah.
Kurangnya waktu pembelajaran. Proses PBM terkadang membutuhkan waktu yang
lebih banyak. Peserta didik terkadang memerlukan waktu untuk menghadapi
persoalan yang diberikan. Sementara, waktu pelaksanaan PBM harus disesuaikan
dengan beban kurikulum.
Menurut Fincham et al. (1997), “PBL tidak menghadirkan kurikulum baru tetapi lebih
pada kurikulum yang sama melalui metode pengajaran yang berbeda,” (hal. 419).
Siswa tidak dapat benar-benar tahu apa yang mungkin penting bagi mereka untuk
belajar, terutama di daerah yang mereka tidak memiliki pengalaman sebelumnya.
Seorang guru mengadopsi pendekatan PBL mungkin tidak dapat untuk menutup
sebagai bahan sebanyak kursus kuliah berbasis konvensional. PBL bisa sangat
menantang untuk melaksanakan, karena membutuhkan banyak perencanaan dan kerja
keras bagi guru. Ini bisa sulit pada awalnya bagi guru untuk “melepaskan kontrol” dan
menjadi fasilitator, mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan yang tepat
daripada menyerahkan mereka solusi
Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa
kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.
Dapat menimbulkan verbalisme, terutama pengajaran yang bersifat menghapal.
Dimana peserta didik dilatih untuk dapat menguasai bahan pelajaran secara hapalan
dan secara otomatis mengingatkannya bila ada pertanyaan yang berkenaan dengan
hapalan tersebut tanpa suatu proses berfikir secara logis.
Membentuk kebiasaan yang kaku, artinya seolah-olah peserta didik melakukan
sesuatu secara mekanis, dalam dalam memberikan stimulus peserta didik bertindak
secara otomatis.
Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan, dimana peserta didik
menyelesaikan tugas secara statis sesuai dengan apa yang diinginkan oleh guru.
Penggunaan waktu yang lebih lama dapat diatasi dengan menyediakan lembar
kegiatan siswa (LKS) sehingga siswa dapat bekerja secara efektif dan efisien. Sedangkan
pembentukan kelompok dan penataan ruang kelas sesuai kelompok yang ada dapat dilakukan
sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Dengan demikian, dalam kegiatan
pembelajaran tidak ada waktu yang terbuang untuk pembentukan kelompok dan penataan
ruang kelas. Pembelajaran kooperatif memang memerlukan kemampuan khusus guru, namun
hal ini dapat diatasi dengan melakukan latihan terlebih dahulu. Sedangkan kekurangan-
kekurangan yang terakhir dapat diatasi dengan memberikan pengertian kepada siswa bahwa
manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu, siswa merasa
perlu bekerja sama dan berlatih bekerja sama dalam belajar secara kooperatif. Sebagai suatu
model mengajar yang menjadi pilihan, tentunya ada beberapa kelebihan-kelebihan dalam
model pembelajaran group investigation yaitu: • Melatih peserta didik untuk mendesain suatu
penemuan • Melatih berpikir dan bertindak kreatif • Dapat memecahkan masalah yang
dihadapi secara realistis • Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan • Menafsirkan dan
mengevaluasi hasil pengamatan • Merangsang perkembangan kemajuan berpikir peserta didik
untuk menghadap masalah yang dihadapi secara tepat2 Selain kelebihan yang dipaparkan
tersebut, pembelajaran group investigation ini juga memiliki beberapa kekurangan.
Kekurangan-kekurangan tersebut yaitu, • Membutuhkan keaktifan anggota kelompok dalam
melakukan penyelidikan atau investigasi. • Jika seluruh anggota kelompok pasif, maka akan
menyulitkan mereka dalam melakukan kegiatan investigasi. Killen memaparkan beberapa ciri
esensial investigasi kelompok sebagai pendekatan pembelajaran : 1. Peserta didik bekerja
sama dalam kelompok-kelompok kecil dan memiliki independensi terhadap guru. 2.
Kegiatan-kegiatan peserta didik terfokus pada upaya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
telah dirumuskan. 3. Kegiatan belajar peserta didik akan selalu mempersyaratkan mereka
untuk mengumpulkan sejumlah data, menganalisisnya, dan mencapai beberapa kesimpulan.
4. Peserta didik akan menggunakan pendekatan yang beragam di dalam belajar. 5. Hasil-hasil
dari penelitian peserta didik dipertukarkan di antara seluruh peserta didik.3
28. DAFTAR PUSTAKA METODE PEMBELAJARAN >> Macam-Macam Metode
Pembelajaran http://maspermono.blogspot.com/2013/09/macam-dan-jenis-
metodepembelajaran.html#sthash.5uuGVUhr.dpuf
:http://maspermono.blogspot.com/2013/09/macam-dan-jenis-
metodepembelajaran.html#sthash.5uuGVUhr.dpuf
http://maspermono.blogspot.com/2013/09/macam-dan-jenis-
metodepembelajaran.html#sthash.5uuGVUhr.dpuf
http://maspermono.blogspot.com/2013/09/macam-dan-jenis-
metodepembelajaran.html#sthash.5uuGVUhr.
http://maspermono.blogspot.com/2013/09/macam-dan-jenis-
metodepembelajaran.html#sthash.5uuGVUhr.dpuf
http://maspermono.blogspot.com/2013/09/macam-dan-jenis-
metodepembelajaran.html#sthash.5uuGVUhr.dpuf - See more at:
http://maspermono.blogspot.com/2013/09/macam-dan-jenis-metode-
pembelajaran.html#sthash.5uuGVUhr.dpuf