Terdapat beberapa metode pembelajaran yang telah dikembangkan oleh para ahli. Beberapa di
antaranya adalah:
Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode pembelajaran yang paling sering digunakan, dimana guru
memberikan materi kepada peserta didik secara lisan. Karena tidak menggunakan media, metode
pembelajaran ini bersifat praktis dan ekonomis. Meskipun begitu, guru perlu memikirkan agar
penyampaian materi bisa diterima dengan baik oleh siswa, karena penggunaan metode ceramah
secara terus-menerus dapat menimbulkan kebosanan dan dikhawatirkan siswa tidak bisa
menerima pembelajaran dengan maksimal.
Metode diskusi
Metode diskusi adalah kegiatan yang melibatkan peserta didik untuk aktif menyampaikan
pendapat atau gagasan yang ada untuk bisa memecahkan sebuah permasalahan. Penerapannya
biasanya membagi siswa ke beberapa kelompok untuk memecahkan sebuah persoalan secara
bersama-sama. Tujuannya, selain mampu memecahkan permasalahan, siswa juga diharapkan
dapat meningkatkan pengetahuan terkait masalah yang dibahas, berani mengeluarkan pendapat,
serta mengambil keputusan.
Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang menggunakan kegiatan peragaan atau
demonstrasi untuk memperjelas suatu teori, kejadian, atau cara kerja suatu alat. Jika pada
kegiatan praktikum siswa dapat berpartisipasi dan secara langsung mencoba, pada metode
demonstrasi hanya diperagakan oleh guru di hadapan peserta didik.
Metode eksperimen
Metode eksperimen adalah kegiatan pembelajaran dengan melibatkan peserta didik untuk
mencoba atau mempraktikkan materi pembelajaran yang sedang disampaikan. Kegiatan
praktikum ini umumnya dilakukan di laboratorium, sehingga setiap eksperimen yang dilakukan
dapat berjalan dengan aman. Biasanya diterapkan pada mata pelajaran yang berhubungan dengan
sains (ilmu alam).
Metode debat
Metode debat adalah metode pembelajaran yang sering digunakan di mata pelajaran sosial atau
humaniora (sastra). Debat atau adu argumentasi dilakukan antara dua kelompok atau lebih, bisa
secara perorangan atau kelompok, untuk mengemukakan pendapat atas sikap yang diambil oleh
kelompok tersebut. Biasanya, kelompok dibagi menjadi pro dan kontrak terhadap sebuah
permasalahan. Tujuannya, peserta didik diharapkan dapat meningkatkan kemampuan bicara
(public speaking) dan mengemukakan pendapat.
Metode peta konsep merupakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan cara berpikir secara
runtut. Guru secara runtut menjelaskan sesuatu mulai dari akar permasalahan, proses terjadinya,
hingga cara penyelesaiannya. Pembuatan peta konsep berpikir ini diharapkan dapat membantu
siswa untuk memahami setiap materi pembelajaran secara konseptual, dan meningkatkan daya
analisis serta berpikir kritis.
Metode daring atau belajar secara online dengan menggunakan komputer menjadi solusi saat
kegiatan belajar tidak bisa berjalan normal seperti di situasi pandemi saat ini. Untuk bisa berjalan
dengan baik, akses internet sebagai media pembelajaran harus dalam keadaan optimal.
Pembelajaran biasanya dilengkapi dengan pemberian modul pembelajaran, rekaman video, serta
rekaman audio.
Blended learning adalah metode yang menggabungkan dua model pembelajaran, yaitu
pembelajaran konvensional secara tatap muka dengan pembelajaran daring berbasis teknologi
komputer dan internet. Dengan menggunakan metode ini, guru dapat berinteraksi langsung
dengan siswa melalui video conference, meski terdapat jarak di antara mereka.
Tips Memilih Metode Pembelajaran yang Tepat agar Efektif dan Menyenangkan
Untuk bisa menerapkan metode pembelajaran yang tepat, seorang guru perlu memahami materi
yang akan diberikan, serta karakteristik peserta didik. Artinya, guru disarankan untuk
menggunakan metode pembelajaran yang variatif, sehingga tidak terpaku pada satu jenis saja.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan saat memilih metode pembelajaran.
Dengan mengetahui materi yang disampaikan secara mendalam, guru dapat mengetahui jenis
metode pembelajaran yang dirasa paling sesuai untuk menjelaskan materi tersebut. Untuk
meningkatkan kreativitas, pelajari juga metode pembelajaran yang digunakan oleh orang lain
untuk materi serupa.
Mengetahui karakteristik siswa adalah salah satu tanggung jawab setiap pendidik. Mengenal
kelebihan dan kekurangan mereka dapat membantu menentukan pendekatan yang harus diambil
saat mengajar. Beberapa informasi yang juga dibutuhkan seperti mengetahui minat dan bakat
siswa, kecerdasan dominan, gaya belajar yang sesuai, atau bagaimana motivasi belajar siswa.
Kabar baiknya, Quipper Campus memiliki Tes Uji Potensi yang dapat dikerjakan secara online.
Melalui hasil tes tersebut, guru bisa mendapatkan informasi awal mengenai karakteristik
siswanya.
4. Pilih alternatif metode pembelajaran yang sesuai dengan materi dan karakteristik
dominan
Tentu setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda. Jika mengetahui karakteristik dominan
yang ada, setidaknya guru dapat menerapkan metode pembelajaran yang diharapkan dapat
diterima oleh lebih banyak siswa. Meskipun begitu, guru tetap tidak boleh abai pada siswa
lainnya, sehingga tetap perlu memikirkan alternatif metode pembelajaran lain untuk bisa
mengakomodir kebutuhan seluruh siswa.
Mengacu pada poin sebelumnya, bisa jadi dalam satu kali kegiatan belajar mengajar, guru dapat
langsung mengkombinasikan beberapa metode pembelajaran sekaligus. Misalnya, setelah
memberikan gambaran umum tentang suatu materi (metode ceramah), selanjutnya memberikan
peragaan (metode demonstrasi), dan siswa diminta untuk melakukan percobaan secara mandiri di
rumah (metode eksperimen).
Ketika memberikan pengajaran, guru dituntut untuk peka terhadap respons siswa. Perhatikan,
apakah siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik atau malah sebaliknya. Sikap abai
siswa terhadap penjelasan guru, merupakan cerminan awal bahwa penyampaian materi tersebut
tidak mampu menarik perhatian mereka. Oleh karena itu, coba terapkan jenis metode
pembelajaran yang berbeda dengan sebelumnya.
7. Lakukan evaluasi
Untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai atau tidak, guru perlu memberikan
evaluasi atau penilaian. Dari sini akan diketahui apakah kegiatan belajar mengajar sudah berjalan
efektif atau belum.
Demikian gambaran mengenai pengertian, macam-macam, dan tips memilih metode
pembelajaran yang tepat. Apabila guru telah memahami hal-hal tersebut dan menerapkannya
dengan baik, maka suasana yang terbangun di kelas akan menyenangkan serta materi dapat
disampaikan secara efektif.
https://www.quipper.com/id/blog/quipper-campus/campus-life/n-jenis-metode-pembelajaran-
efektif-menyenangkan/
Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa tentu bukan pekerjaan mudah. Namun, Bapak/Ibu
tetap harus mencoba dengan semangat dan selalu optimis. Adapun cara meningkatkannya adalah
sebagai berikut.
Cara meningkatkan motivasi belajar siswa bisa dengan meragamkan metode pembelajaran. Hal
ini bertujuan untuk menghilangkan kebosanan siswa saat berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar.
Jika siswa sudah mulai bosan dengan materi yang disampaikan, Bapak/Ibu bisa mengubah
metode yang lain, misalnya diskusi kelompok, sesi tanya jawab, demonstrasi, dan sebagainya.
Cara selanjutnya adalah dengan membuat siswa menjadi aktif di kelas. Keaktifan siswa bisa
mendorong dirinya untuk terus belajar dan semangat dalam memecahkan suatu permasalahan.
Salah satu contohnya adalah dengan memberikan sejumlah pertanyaan berorientasi HOTS. Bagi
siswa yang berani menjawab, baik benar atau salah, akan mendapatkan reward yang
menguntungkan.
Bapak/Ibu bisa memanfaatkan media sebagai salah satu cara meningkatkan motivasi belajar
siswa. Melalui media, siswa bisa mendapatkan hal baru yang belum pernah mereka dapatkan
sebelumnya.
Kompetisi atau persaingan yang terjadi selama pembelajaran, ternyata bisa menumbuhkan
motivasi tersendiri bagi siswa. Melalui kompetisi, mereka akan saling membuktikan bahwa
merekalah yang terbaik. Agar menjadi yang terbaik, siswa dituntut untuk terus belajar. Kondisi
inilah yang nantinya bisa meningkatkan motivasi belajar siswa.
Contoh motivasi belajar siswa melalui kompetisi adalah dengan membuat cerdas cermat di dalam
kelas. Bagi kelompok yang menang, tentu akan mendapatkan hadiah dan tambahan nilai.
Sementara itu, kelompok yang kalah hanya akan mendapatkan tambahan nilai saja.
Evaluasi merupakan salah satu cara guru untuk mengukur kompetensi siswanya. Melalui
evaluasi, Bapak/Ibu bisa mengukur keefektifan pembelajaran yang telah dilakukan.
Jika hasil evaluasi selalu menunjukkah hasil yang baik, maka bisa disimpulkan bahwa sebagian
besar siswa memiliki motivasi belajar yang cukup besar. Contohnya adalah dengan membuat
penilaian terkait aktivitas siswa, misalnya tugas dan kuis.
Salah satu cara meningkatkan motivasi siswa adalah dengan memberinya motivasi. Pada poin-
poin sebelumnya, motivasi yang Bapak/Ibu berikan adalah motivasi tidak langsung. Nah,
ternyata Bapak/Ibu juga bisa memberi siswa motivasi secara langsung, yaitu dengan
menceritakan kisah sukses Bapak/Ibu atau tokoh-tokoh lain.
Saat mendengar kesuksesan orang lain, tak jarang mereka akan termotivasi untuk mengikuti
jejaknya. Alhasil, mereka bisa lebih giat lagi dalam belajar.
Pujian merupakan ucapan yang bisa memberikan sentuhan positif secara verbal. Melalui pujian,
seseorang akan merasa dihargai, begitu juga dengan para peserta didik. Contohnya Bapak/Ibu
bisa memberikan apresiasi berupa pujian pada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dengan
baik.
Dengan demikian, siswa tersebut akan terus termotivasi untuk menjadi yang terbaik di hadapan
gurunya. Untuk siswa yang tidak menyukai pujian, Bapak/Ibu bisa menyiasatinya dengan reward
yang lain.
Tujuh cara meningkatkan motivasi belajar siswa di atas diharapkan mampu memperbaiki
kebiasaan belajar yang telah berubah karena pandemi Covid-19. Semoga pandemi Covid-19
segera berlalu, sehingga Bapak/Ibu bisa berjumpa dengan putra-putri tercinta di sekolah. Tetap
up to date dengan berita seputar dunia pendidikan dengan membaca terus Quipper Blog. Salam
Quipper!
Jawaban LK 2.1 Identifikasi Masalah dan Rencana Aksi PPG Daljab 2022 - Setelah
Bapak / Ibu peserta PPG menyelesaikan LK 1. Identifikasi Masalah, pada kegiatan selanjutnya
yaitu menyelesaikan LK. 2.1 atau Lembar Kerja 2.1 Identifikasi dan rencana aksi. Pada LK. 2.1
peserta PPG diminta untuk mengumpulkan data observasi, mengidentifikasi masalah, dan
merumuskan masalah dalam pembelajaran.
Contoh Jawaban LK 2.1 Identifikasi Masalah dan Rencana Aksi PPG Daljab
Written By Guru Santai.com Tuesday, August 30, 2022 Add Comment
Jawaban LK 2.1 Identifikasi Masalah dan Rencana Aksi PPG Daljab 2022 - Setelah
Bapak / Ibu peserta PPG menyelesaikan LK 1. Identifikasi Masalah, pada kegiatan selanjutnya
yaitu menyelesaikan LK. 2.1 atau Lembar Kerja 2.1 Identifikasi dan rencana aksi. Pada LK. 2.1
peserta PPG diminta untuk mengumpulkan data observasi, mengidentifikasi masalah, dan
merumuskan masalah dalam pembelajaran.
Sebagai panduan dan sumber referensi bagi Bapak / ibu peserta PPG berikut Guru Santai
sediakan contoh jawaban lembar kerja atau LK 2.1. Identifikasi Masalah dan Rencana Aksi
untuk menuangkan hasil kegiatan.
Data Observasi
Rumusan Masalah
1. Apakah dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan keaktifan dan motivasi
dalam mengikuti belajar IPS pada siswa kelas 5 dan dapat meningkatkan hasil prestasi
belajar siswa kelas 5?
2. Apakah penggunaan media PPT dapat meningkatkan kreatifitas siswa dalam materi
diagram batang?
3. Apakah penggunaan vidio animasi dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap arah
mata angin dan denah?
4. Apakah penggunaan vidio pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang
penerapan- penerapan sila pancasila dalam kehidupan sehari- hari?
Rencana Aksi/Solusi
Perbedaan utama dari model dan metode pembelajaran adalah metode pembelajaran telah
memiliki langkah konkret untuk melaksanakannya. Sementara itu model pembelajaran hanya
gambaran umum atau kerangka kerjanya saja. Artinya, Guru harus membuat langkah-langkah
(sintaks) sendiri.
Model dan metode pembelajaran banyak mengalami tumpang tindih istilah karena beberapa
Penulis terkadang menyebut model sebagai metode, atau sebaliknya (penggunaan istilah yang
tidak tepat).
Metode pembelajaran adalah teknik yang dikuasai pendidik atau guru untuk menyajikan materi
pelajaran kepada peserta didik di kelas, baik secara individu maupun kelompok agar materi
pelajaran dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh peserta didik dengan baik (Ahmadi &
Prasetya, 2015, hlm. 52).
Sedangkan Hamiyah dan Jauhar, mengartikan metode sebagai cara untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran (Hamiyah & Jauhar, 2014, hlm. 49).
Metode pembelajaran merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran yang dipilih
untuk mencapai tujuan pembelajaran (Sani, 2019, hlm. 158).
Sofan Amri
Menurut Amri (2013, hlm. 113) metode belajar mengajar dapat diartikan sebagai cara-cara yang
dilakukan untuk menyampaikan atau menanamkan pengetahuan kepada subjek didik, atau anak
melalui sebuah kegiatan belajar mengajar, baik di sekolah, rumah, kampus, pondok, dan lain-
lain.
Komalasari
Komalasari (2017, hlm. 56) mengemukakan bahwa metode pembelajaran dapat diartikan sebagai
salah satu cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan metode secara spesifik.
Menurut Uno (2011, hlm. 17) variabel metode pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga jenis,
yaitu: a) berdasarkan strategi pengorganisasian, b) berdasarkan penyampaian pembelajaran, c)
berdasarkan strategi pengelolaan pembelajaran. Di bawah ini adalah penjabaran masing-masing
jenis.
Berarti jenis metode pembelajaran yang secara khusus memanfaatkan cara pengorganisasian
pembelajaran agar lebih efektif dan berdampak pada peserta didik.
“Mengorganisasi” mengacu pada suatu tindakan seperti pemilihan isi, penataan isi, pembuatan
diagram, dan format lainnya yang setingkat. Strategi pengorganisasian, lebih lanjut dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Strategi Mikro, mengacu kepada metode untuk pengorganisasian isi pembelajaran yang
berkisar pada satu konsep, prosedur, atau prinsip.
2. Strategi Makro, mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang
melibatkan lebih dari satu konsep, prosedur, atau prinsip.
Merupakan jenis metode yang fokus pada penyusunan strategi penyampaian pembelajaran yang
biasanya menggunakan media pembelajaran sebagai alat utamanya. Media digunakan untuk
menyampaikan pembelajaran kepada siswa dengan lebih efektif dan efisien.
Selain itu, media juga dapat merangsang respons dan masukan lebih dari peserta didik. Media
pembelajaran merupakan bidang kajian utama dari jenis metode ini.
Oleh karena itu, setidaknya terdapat lima prinsip yang harus diperhatikan dalam membuat media
pembelajaran sebagai strategi penyampaian pembelajaran, yakni:
Merupakan jenis metode yang secara khusus menata interaksi antara peserta didik dan variabel
metode pembelajaran lainnya. Strategi dalam jenis metode ini berkaitan dengan pengambilan
keputusan mengenai strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian mana yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran.
Sementara itu, berbagai macam metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk melaksanakan
pembelajaran akan di bahas di bawah ini.
Berbicara macam metode pembelajaran yang tersedia, ada baiknya jika kita mempelajari
berbagai metode yang sesuai dengan kurikulum 2013. Berikut adalah beberapa contoh metode
pembelajaran yang cocok digunakan dalam rangka ikut menyukseskan kurikulum 2013 (k13).
Metode ini meminta siswa untuk secara berkelompok menganalisis gambar lalu mendiskusikan
hasilnya. Langkah-langkah dari metode ini adalah sebagai berikut.
Metode ini mengajak siswa untuk mengurut gambar berseri yang disusun secara acak oleh Guru
sambil memaparkan alasan pengurutannya. Langkah-langkahnya metode picture and picture
adalah:
Metode ini dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992). Intinya, metode ini membagi tugas yang
diberi nomor untuk dipelajari oleh siswa yang mendapatkan nomor tersebut dalam kelompok
yang berbeda. Kemudian, masing-masing siswa pemegang nomor akan berbagi dengan
kelompok masing-masing dan kelompok lainnya. Berikut ini adalah langkah-langkahnya.
1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok
mendapatkan nomor.
2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok
dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya.
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil
kerja sama mereka.
5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
6. Penutup disertai rangkuman atau kesimpulan.
Metode naskah Kooperatif mengajak peserta didik bekerja berpasangan dan bergantian untuk
menjadi pembicara dan pendengar (Dansereau Cs., 1985). Berikut adalah langkah-langkahnya:
Metode ini adalah modifikasi dari Number Heads Together. Langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut:
1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap siswa dalam kelompok akan
mendapatkan nomor.
2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor yang didapatkan terhadap
tugas yang berangkai. Misalnya, siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor
dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya.
3. Jika diperlukan, guru dapat meminta siswa untuk bekerja kelompok.
4. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa
bernomor sama dari kelompok lain.
5. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau
mencocokkan hasil kerja sama mereka.
6. Melaporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain.
7. Penutup (kesimpulan).
STAD atau Tim siswa kelompok prestasi dikembangkan dan dipopulerkan oleh Slavin pada
tahun 1995. Metode ini mengelompokkan siswa secara heterogen menurut prestasi, gender, suku,
dsb dan diminta untuk mengerjakan tugas kelompok.
Kemudian evaluasi dilakukan dalam bentuk tes atau kuis, kelompok tidak boleh saling
membantu dalam fase ini. Untuk lebih jelasnya, langkah-langkah STAD adalah sebagai beriku.
Penjelasan lengkap mengenai kooperatif tipe STAD dapat dilihat pada artikel di bawah ini:
Jigsaw membagi kelompok yang setiap anggotanya akan dibagi kelompok kembali menjadi tim
ahli dari masing-masing materi yang diberikan. Kelompok tim ahli akan secara berkelompok
mempelajari materi yan ditentukan lalu kembali ke kelompok mereka masing-masing setelah
menjadi ahli (Aronson, Blaney, Stephen, Sikes, And Snapp, 1978). Langkah-langkah Jigsaw
adalah sebagai berikut:
Penjelasan lengkap mengenai metode pembelajaran jigsaw dapat disimak pada tautan di bawah
ini:
Pembelajaran berbasis masalah dilaksanakan dengan cara memberikan permasalahan yang harus
dipecahkan oleh peserta didik.
Langkah-langkah :
Metode pembelajaran ini meminta siswa untuk secara berpasangan untuk menyampaikan materi
yang diterima dari guru dan mencatatnya secara bergantian. Langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut.
Mind Mapping
Intinya, Guru memberikan permasalahan yang memiliki jawaban atau solusi alternatif sehingga
dapat dibuat peta konsepnya dan siswa dapat mempelajari serta mendiskusikan setiap alternatif
jawaban dengan rekan-rekan dan tentunya Guru. Langkah-langkah metode mind mapping adalah
sebagai berikut.
1. Ahmadi, A., Prasetya, J.T. (2015). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka
Setia.
2. Amri, Sofan. (2013). Pengembangan & Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
3. Ginting, Abdurrahman. (2014). Esensi praktis belajar pembelajaran. Bandung:
Humaniora.
4. Hamiyah, N., Jauhar, M. (2014). Strategi Belajar Mengajar di Kelas. Jakarta: Prestasi
Pustakaraya.
5. Iskandarwassid dan Sunendar, D. (2011). Strategi pembelajaran bahasa. Bandung:
Rosdakarya.
6. Komalasari, Kokom. (2017). Pembelajaran kontekstual: konsep dan aplikasi. Bandung:
Refika Aditama.
7. Sanjaya, Wina (2016). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
( Cetakan ke 12). Jakarta: Kencana Prenada Media.
8. Sani, R.A. (2019). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
9. Sutikno, Sobry. (2014). Metode & model-model pembelajaran. Lombok: Holistica.
10. Uno, Hamzah B. (2011). Perencanaan Pembelajar
Sumber : https://serupa.id/metode-pembelajaran-pengertian-jenis-macam-menurut-para-ahli/
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu
masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas
dan dipecahkan bersama.
Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan Oleh seorang guru
di sekolah. Di dalam diskusi ini proses belajar mengajar terjadi, di mana interaksi antara dua atau
lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah,
dapat terjadi juga semuanya aktif, tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja.
1)Merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan-prakarsa, dan terobosan baru dalam
pemecahan suatu masalah.
2)Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang Lain.
Baca Juga
3)Memperluas wawasan.
4)Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam memecahkan suatu masalah
Pertama
Dengan diskusi siswa didorong menggunakan pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan
masalah, tanpa selalu bergantung pada pendapat orang lain. Mungkin ada perbedaan segi pandangan,
sehingga memberi jawaban yang berbeda. Hal itu tidak menjadi soal; asal pendapat itu logis dan
mendekati kebenaran. Jadi siswa dilatih berpikir dan memecahkan masalah sendiri.
Kedua
Siswa mampu menyatakan pendapatnya secara lisan, karena hal itu perlu untuk melatih kehidupan yang
demokratis. Dengan demikian siswa melatih diri untuk menyatakan pendapatnya sendiri secara lisan
tentang suatu masalah bersama.
Ketiga
Diskusi memberi kemungkinan pada siswa untuk belajar berpartisipasi dalam memecahkan suatu
masalah bersama.
Sumber:
Roestiyah N.K., Strategi Belajar Mengajar; Bina Aksara, Jakarta, Cet. 111, 1991.
Syaiful bahri djamara &aswan lain, strategi belajar mengajar , rineka cipta, jakarta, cet II, 2002
Bagikan Artikel
© Kelebihan dan Kekurangan Metode /Tehnik Diskusi Dalam Proses Belajar Mengajar
Source: https://www.mandandi.com/2018/10/kelebihan-dan-kekurangan-metode-
tehnik.html#:~:text=Kelebihan%20dan%20Kekurangan%20Metode%20%2FTehnik%20Diskusi%20Dalam
%20Proses,terbiasa%20musyawarah%20untuk%20mufakat%20dalam%20memecahkan%20suatu
%20masalah
Menurut Tengku Zahara Djaatar 2001: 76-77 metode debat memiliki kelebihan yaitu metode ini dapat
menyajikan kedua segi permasalahan, mendorong adanya analisis dari kelompok, menyampaikan fakta
dari kedua sisi masalah, membangkitkan motivasi, dapat dipakai pada kelompok besar. Selanjutnya
dijelaskan pula kelemahan dari metode debat tersebut adalah keinginan untuk menang mungkin terlalu
besar, sehingga alasan-alasan yang dikemukakan mungkin tidak objektif, mungkin melibatkan emosi,
mungkin mendapat kesan yang salah. 16 Sedangkan menurut Roestiyah 2008: 148-149, metode debat
memiliki beberapa kelebihan, yaitu: 1 Mempertajam hasil pembicaraan antara kedua kelompok. 2 Siswa
dapat terngsang untuk menganalisa masalah di dalam kelompok. 3 Membangkitkan daya tarik untuk
turut berbicara, turut berpartisipasi mengeluarkan pendapat. 4 Apabila masalah perdebatan menarik,
maka akan menarik motivasi siswa untuk terus ikut dalam perdebatan. 5 Dapat digunakan dalam
kelompok besar. Selanjutnya ia juga menjelaskan bahwa metode debat tidak terlepas dari kekurangan
dalam menerapkannya di pembelajaran. Di antara kekurangannya antara lain: 1 Terkadang keinginan
untuk menang terlalu besar, sehingga tidak memperhatikan pendapat orang lain. 2 Kemungkinan di
antara anggota kelompok mendapat kesan yang salah tentang orang yang melakukan debat. 3
Mmebatasi partisipasi kelompok, kecuali jika diikuti dengan diskusi. 4 Kemungkinan menimbulkan emosi
karena terlalu sengitnya perdebatan, sehingga debat semakin gencar dan ramai. 5 Memerlukan
persiapan yang baik dan matang agar dapat berjalan dengan lancer. Sumber : https://text-
id.123dok.com/document/wyenmrn0y-kelebihan-dan-kelemahan-metode-debat.html
Metode ceramah
McLeish (1976)
metode ceramah merupakan cara memberitahukan pengetahuan melalui secara lisan tentang bahan
pembelajaran kepada kelompok yang mendengar dalam mencapai tujuan pembelajaran dalam jumlah
yang relatif besar.
Metode ini dapat digunakan jika bahan yang disampaikan berupa informasi dan sukar
didapatkan, serta dapat digunakan untuk mengatasi kekurangan literatur atau sumber rujukan
informasi, sebab daya beli siswa di luar jangkauan. Tentunya metode ini terdapat kelebihan dan
kekurangannya.
Kelebihan :
3. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang menggunakan cara mempraktikkan
barang, kejadian, aturan, serta urutan dalam melakukan kegiatan secara langsung atau melewati
penggunaan media pengajaran secara relevan pada materi yang sedang dibahas.
Manfaat dari metode ini adalah untuk lebih memperhatikan pada perhatian siswa agar lebih
terarah, serta pengalaman belajar akan lebih melebar dalam diri siswa sendiri.
Kelebihan :
1. Siswa atau peserta didik dapat memahami secara lebih jelas mengenai suatu proses atau
cara kerja.
2. Penjelasan dapat lebih mudah dimengerti.
3. Mengurangi terjadinya kesalahan dalam menyampaikan materi secara lisan, sebab bukti
konkret dapat dilihat.
Kekurangan :
1. Jika benda yang diperagakan terlalu kecil maka siswa kesulitan dalam mengamati.
2. Jumlah siswa yang terlalu banyak bisa mengacau pandangan siswa secara merata.
3. Tidak semua materi pembelajaran bisa dipraktikkan.
4. Dibutuhkan guru yang betul-betul paham dalam demonstrasi yang baik.
4. Metode Resitasi
Metode Resitasi merupakan pembelajaran yang di mana siswa diwajibkan untuk melakukan
resume tentang materi yang telah disampaikan oleh guru, dengan menggunakan kalimat sendiri.
Kelebihan :
1. Menjadikan siswa lebih ingat dengan materi, karena telah menuliskannya dengan resume.
2. Syaiful Bahri (2000) berpendapat bahwa siswa akan menjadi lebih beraksi dalam
mengambil inisiatif serta mampu bertanggung jawab.
Kekurangan :
1. Hasil resume terkadang menyontek pada siswa lain dan bukan hasil dari pemikirannya
sendiri.
2. Tugas bisa dikerjakan oleh orang lain.
3. Susah untuk menilai apakah siswa benar-benar memahami hasil tulisan resumenya
sendiri.
5. Metode Percobaan
Metode ini merupakan metode pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa
perorangan atau kelompok untuk dilatih melakukan suatu percobaan atau proses tertentu. Dengan
ini siswa mampu melihat proses dengan nyata serta belajar secara langsung. Berikut beberapa
kelebihan dan kekurangan dari metode ini :
Kelebihan :
1. Membuat siswa untuk merasa bahwa adanya materi dengan dibuktikan melalui
percobaan.
2. Dapat mengembangkan diri dengan mengadakan eksplorasi pada percobaan-percobaan.
3. Menghasilkan siswa untuk menjadi jiwa peneliti, gemar mencari tahu, pengembangan
keilmuan, serta memberikan kesejahteraan kepada masyarakat.
Kekurangan :
Tujuan dari metode ini adalah untuk siswa agar membuat laporan untuk didiskusikan bersama
dengan siswa lainnya serta pendamping. Berikut beberapa kelebihan dan kekurangan dari metode
ini :
Kelebihan :
1. Metode modern yang memanfaatkan interaksi pada lingkungan nyata.
2. Bahan yang dipelajari disekolah dapat langsung dilihat secara nyata, seperti bangunan
bersejarah.
3. Dapat mendorong siswa untuk lebih kreatif.
4. Sangat menyenangkan serta tidak jenuh.
Kekurangan :
Dengan menggunakan metode latihan keterampilan siswa dapat meraih keterampilan motorik,
menambah kemampuan mental, membentuk kebiasaan hal baik dalam ketepatan serta kecepatan
pelaksanaan suatu hal pada siswa atau peserta didik.
Kelebihan :
1. Membiasakan kepandaian dalam hal motorik dan kognitif siswa dengan menggunakan
alat-alat serta kemampuan dalam mengolah bahan menjadi ide yang lebih kreatif.
2. Mengasah kreativitas seni siswa.
3. Mengasah fokus, ketelitian, kecepatan dan ketepatan.
Kekurangan :
1. Siswa yang tidak mempunyai keinginan akan kesulitan dalam menyesuaikan diri.
2. Menghalangi bakat siswa yang lainnya, maka lebih baik disesuaikan pada bakat masing-
masing.
3. Terjadinya waktu yang lama dalam melaksanakan latihan sehingga dapat menimbulkan
kebosanan serta kehilangan minat pada siswa.
Kelebihan :
1. Siswa atau peserta didik menjadi sangat aktif untuk mencari materi atau informasi terkait
kasus.
2. Siswa akan aktif dalam mengutarakan pendapat dan berdiskusi.
3. Susana dalam kelas menjadi tidak membosankan serta menyita fokus siswa.
Kekurangan :
1. Lebih tepat dilaksanakan pada kelas kecil dengan siswa yang tidak terlalu banyak.
2. Memerlukan yang namanya trigger atau kasus pemicu yang baik supaya diskusi bisa
terarah sesuai tujuan pembelajaran.
3. Memerlukan mentor atau pembimbing yang bertugas supaya meluruskan alur diskusi.
4. Pendapat siswa bisa saja sama atau mirip yang seharusnya sudah tidak usah diutarakan
kembali.
5. Diskusi dapat berjalan terlalu panjang pada satu topik bahasan serta dapat memakan
waktu yang lama jika semua siswa berpendapat pada satu topik.
9. Metode Perancangan
Berikutnya dari salah satu jenis-jenis metode pembelajaran yakni metode perancangan. Metode
ini merupakan pembelajaran yang mana siswa harus membuat atau menciptakan suatu proyek
yang diteliti sebagai objek.
Metode perancangan dapat merombak pola pikir siswa untuk lebih luas dan menyeluruh dalam
memperhatikan suatu pemecahan masalah yang dihadapi serta dapat membimbing siswa dalam
menerapkan pengetahuan, sikap dan keterampilan secara terpadu. Berikut beberapa kekurangan
dan kelebihannya.
Kelebihan :
1. Menciptakan pola pikir secara kritis dan kreatif sehingga menjadi lebih luas serta mampu
memecahkan masalah.
2. Melatih siswa supaya dapat mengintegrasikan pengetahuan, sikap, serta keterampilan
secara terpadu dan berguna nyata untuk kehidupannya sehari-hari.
Kekurangan :
1. Kurikulum belum dapat menunjang metode pengajaran ini. Serta hanya bisa dikaji ketika
ada acara-acara perlombaan tertentu.
2. Membutuhkan bimbingan khusus dari guru untuk melaksanakan perencanaan serta
pelaksanaan.
3. Memerlukan fasilitas serta sumber yang mendukung pelaksanaan.
10. Metode Discovery
Metode discovery merupakan metode pengajaran modern dengan mengembangkan siswa
menjadi lebih aktif, mandiri, serta pemahaman yang lebih baik. Siswa atau peserta didik mencari
jawaban dari pertanyaannya sendiri, maka dari itu siswa dapat mengingatnya lebih baik.
Bisa dibilang metode ini adalah metode penemuan, dengan metode penemuan ini siswa akan
lebih aktif mencari, memahami, serta menemukan jawaban atau materi terkait. Dan juga dapat
menganalisis pengetahuan yang didapatkan lalu diberitahukan kepada masyarakat.
Kelebihan :
Kekurangan :
Dalam hal ini guru masih menjadi peranan penting untuk metode ini, dengan membuat desain
pengalaman belajar, harus menuntun siswa untuk melaksanakan kegiatan, serta mengetahui cara
meningkatkan konsentrasi belajar anak dan cara mengatasi siswa yang malas belajar.
Kekurangan :
Kelebihan :
Kekurangan :
Kelebihan :
Kekurangan :
Kelebihan :
Kekurangan :
Metode ini merupakan pembelajaran sebagian-sebagian dari materi yang dibahas, contohnya
seperti mengambil suatu pembahasan sedikit demi sedikit untuk disambungkan kepada
pembahasan yang lainnya, tentu saja pengambilan dari pembahasan materi yang berhubungan
pada pokok pembahasan utama dari proses pembelajaran.
Metode ini merupakan pembelajaran yang menggunakan lebih dari satu cara mengajar,
berbentuk metode ceramah penggabungan dengan beberapa metode lainnya. Dalam
penggabungan ini berupa dengan tanya jawab dan pemberian tugas oleh guru. Aturan dari
penyampaiannya sebagai berikut :
Guru melakukan metode ini secara tertib sesuai pada urutan penggabungannya, dimulai dari
penguraian materi pelajaran, diskusi, serta pembagian tugas kepada siswa.
Penguraian materi harus di awal karena supaya siswa mendapatkan gambaran keseluruhan
tentang apa yang dibahas, sehingga dapat terjadi diskusi serta pemberian tugas yang membantu
pemahaman anak mengenai materi tersebut.
C. Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan
Metode ini merupakan penggabungan antara kegiatan untuk menguraikan materi yang
dibawakan oleh guru tentang pelajaran, dengan kegiatan mempraktikkan hal berhubungan pada
materi atau latihan. Guru akan memberikan pelajaran sekaligus mempraktikkan apa yang
disampaikan serta menggerakkan siswa untuk berlatih berdasarkan materi tersebut.
Mungkin ini saja yang bisa sampaikan, semoga adanya artikel ini bisa menambah wawasan
kalian. Singkatnya guru harus menyesuaikan metode-metode pengajaran dengan para siswa atau
peserta didik, supaya siswa bisa memahami apa yang disampaikan oleh guru. Demikian dari
saya, Terimakasih
Menurut Hamalik (2002) Metode simulasi adalah metode penyelenggaraan pembelajaran yang
dirancang untuk menggambarkan suatu fenomena, peristiwa, atau untuk mempraktikkan
keterampilan tertentu melalui tingkah laku tiruan. Sebagai bagian dari metode pembelajaran
aktif, tujuan metode simulasi diarahkan untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran.
Menurut Hamalik (2002), tujuan model pembelajaran menggunakan metode simulasi adalah
sebagai berikut:
1. Belajar dengan berbuat. Para siswa melakukan peranan tertentu sesuai dengan kenyataan yang
sesungguhnya. Tujuannya untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan interaktif atau
keterampilan-keterampilan reaktif.
2. Belajar melalui peniruan (imitasi). Para siswa pelaku drama menyamakan diri dengan pelaku
(aktor) dan tingkah laku mereka.
3. Belajar melalui balikan. Para pengamat mengomentari (menanggapi) perilaku para
pemain/pemegang peran yang telah ditampilkan. Tujuannya untuk mengembangkan prosedur-
prosedur kognitif dan prinsip-prinsip yang mendasari perilaku keterampilan yang telah
didramatisasikan.
4. Belajar melalui pengkajian, penilaian, dan pengulangan. Para peserta dapat memperbaiki
keterampilan-keterampilan mereka dengan mengulanginya dalam penampilan berikutnya.
Adapun menurut Sumantri dan Permana (2002), tujuan dari metode simulasi antara lain yaitu
sebagai berikut:
Menurut Uno (2007), terdapat beberapa prinsip yang harus dijalankan oleh guru atau fasilitator
dalam menggunakan metode simulasi dalam pembelajaran, yaitu:
1. Penjelasan, untuk melakukan simulasi pemain harus benar-benar memahami aturan main. Oleh
karena itu guru hendaknya memberikan penjelasan dengan sejelas-jelasnya tentang aktivitas
yang harus dilakukan berikut konsekuensi-konsekuensinya.
2. Mengawasi (refereeing), simulasi dirancang untuk tujuan tertentu dengan aturan dan prosedur
main tertentu. Oleh karena itu guru harus mengawasi proses simulasi sehingga berjalan
sebagaimana seharusnya.
3. Melatih (coaching), dalam simulasi pemain akan mengalami kesalahan. Oleh karena itu guru
harus memberikan saran, petunjuk, atau arahan sehingga memungkinkan mereka tidak
melakukan kesalahan yang sama.
4. Diskusi, dalam refleksi menjadi sangat penting. Oleh karena itu setelah selesai simulasi selesai
guru mendiskusikan beberapa hal, seperti: (a) seberapa jauh simulasi sudah sesuai dengan
situasi nyata (real word); (b) kesulitan-kesulitan; (c) hikmah apa yang dapat diambil dari
simulasi; dan (d) bagaimana memperbaiki/meningkatkan kemampuan simulasi, dll.
Menurut Sanjaya (2006) dan Nata (2009), model pembelajaran dengan metode simulasi terdiri
dari beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:
a. Sosiodrama
b. Psikodrama
Psikodrama adalah metode pembelajaran dengan bermain peran yang bertitik tolak dari
permasalahan-permasalahan psikologis. Psikodrama biasanya digunakan untuk terapi, yaitu agar
siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dirinya, menemukan konsep diri,
menyatakan reaksi terhadap tekanan-tekanan yang dialaminya.
c. Role Playing
Role playing atau permainan peran adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari metode
simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa-peristiwa
aktual. Dalam proses pelajarannya metode ini mengutamakan pola permainan dalam bentuk
dramatisasi. Dramatisasi dilakukan oleh kelompoknya masing-masing dengan mekanisme
pelaksanaan yang diarahkan guru untuk melaksanakan kegiatan yang telah ditentukan atau
direncanakan sebelumnya.
d. Peer teaching
Peer teaching adalah metode simulasi yang digunakan guru dalam memberikan pengalaman
mengajar bagi para calon guru. Tujuannya adalah agar dengan pengalaman mengajar tiruan ini,
diharapkan ia dapat memiliki pengalaman tentang cara mengajar yang sesungguhnya. Selain itu
peer teaching merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan seorang siswa kepada siswa
lainnya dan salah satu siswa itu lebih memahami materi pembelajaran.
Menurut Sanjaya (2006), model pembelajaran menggunakan metode simulasi dilakukan melalui
beberapa tahapan atau langkah-langkah yaitu sebagai berikut:
a. Persiapan Simulasi
1. Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh simulasi.
2. Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan.
3. Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang harus dimainkan
oleh pemeran, serta waktu yang disediakan.
4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya pada siswa yang terlibat
dalam pemeran simulasi.
b. Pelaksanaan Simulasi
Baca Juga
c. Penutup Simulasi
1. Melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun materi cerita yang disimulasikan.
2. Guru harus mendorong agar siswa dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses
pelaksanaan simulasi.
Sedangkan menurut Winataputra (2001), langkah-langkah yang dijalankan dalam pelaksanaan
metode simulasi adalah sebagai berikut:
a. Tahap Orientasi
1. Menyajikan berbagai topik simulasi dan konsep-konsep yang akan diintegrasikan dalam proses
simulasi.
2. Menjelaskan prinsip simulasi dan permainan.
3. Memberikan gambaran teknis secara umum tentang proses simulasi.
1. Membuat skenario yang berisi aturan peranan, langkah, pencatatan, bentuk keputusan yang
harus dibuat, dan tujuan yang akan dicapai.
2. Menugaskan para pemeran dalam simulasi.
3. Mencoba secara singkat suatu episide.
1. Memberikan ringkasan mengenai kejadian dan persepsi yang timbul selama simulasi.
2. Memberikan ringkasan mengenai kesulitan–kesulitan dan wawasan para peserta.
3. Menganalisis proses.
4. Membandingkan aktivitas simulasi dengan dunia nyata.
5. Menghubungkan proses simulasi dengan isi pelajaran.
6. Menilai dan merancang kembali simulasi.
Menurut Dahlan (1984), peran atau fungsi guru/fasilitator dalam pelaksanaan metode simulasi
adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan (Explaining). Peserta didik sebagai pemegang peran perlu memahami garis besar
berbagai aturan dari kegiatan atau peralatan yang diperlukan, atau tentang implikasi dari setiap
tindakan yang ia lakukan. Dalam hal ini guru dapat menjelaskan sekedarnya kepada peserta
didik, pemahaman peserta didik terhadap pokok kegiatan simulasi serta implikasi-implikasinya
akan menjadi lebih jelas setelah pesrta didik melakukannya sendiri atau setelah dilakukan
diskusi.
2. Mewasiti (refereeing). Guru harus membentuk kelompok-kelompok dan membagi peserta didik
dalam kelompok atau peran sesuai dengan kemampuan dan keinginan peserta didik. Selain itu
guru harus mengawasi partisipasi peserta didik dalam permainan simulasi.
3. Melatih (Ciaching). Guru juga harus bertindak sebagai seorang pelatih yang memberikan
petunjuk-petunjuk kepada peserta didik agar mereka dapat berperan dengan baik.
4. Memimpin diskusi (discussing). Selama permainan berlangsung guru akan memimpin kelas
dalam suasana diskusi, misalnya membicarakan tanggapan peserta didik dan kesukaran yang
dijumpai, cara-cara untuk menguji kebenaran permainan dan bagaimana permainan simulasi itu
dinyatakan dengan kehidupan yang sebenarnya.
Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, begitu juga
dengan metode simulasi.
Menurut Anitah (2007) dan Sanjaya (2006), kelebihan atau keunggulan metode simulasi yaitu:
Menurut Sanjaya (2006), kekurangan atau kelemahan dari model pembelajaran menggunakan
metode simulasi yaitu:
1. Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dengan kenyataan di lapangan.
2. Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan
pembelajaran menjadi terabaikan.
3. Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering mempengaruhi siswa dalam melakukan
simulasi.
4. Biaya pengembangannya tinggi dan perlu waktu lama.
5. Fasilitas dan alat-alat khusus yang dibutuhkan mungkin sulit diperoleh serta mahal harga dan
pemeliharaannya.
Daftar Pustaka
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber
rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (2021). Model Pembelajaran Simulasi. Diakses pada 11/17/2022, dari
https://www.kajianpustaka.com/2021/05/model-pembelajaran-simulasi.html
Berbagi