Anda di halaman 1dari 31

Pengertian Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan dalam mengimplementasikan rencana


belajar yang telah disusun melalui kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Sederhananya, metode pembelajaran merupakan alur kegiatan belajar mengajar untuk
menyampaikan materi kepada siswa yang dilakukan dari awal sampai akhir.

Macam-macam Metode Pembelajaran

Terdapat beberapa metode pembelajaran yang telah dikembangkan oleh para ahli. Beberapa di
antaranya adalah:

Metode ceramah

Metode ceramah adalah metode pembelajaran yang paling sering digunakan, dimana guru
memberikan materi kepada peserta didik secara lisan. Karena tidak menggunakan media, metode
pembelajaran ini bersifat praktis dan ekonomis. Meskipun begitu, guru perlu memikirkan agar
penyampaian materi bisa diterima dengan baik oleh siswa, karena penggunaan metode ceramah
secara terus-menerus dapat menimbulkan kebosanan dan dikhawatirkan siswa tidak bisa
menerima pembelajaran dengan maksimal.

Metode diskusi

Metode diskusi adalah kegiatan yang melibatkan peserta didik untuk aktif menyampaikan
pendapat atau gagasan yang ada untuk bisa memecahkan sebuah permasalahan. Penerapannya
biasanya membagi siswa ke beberapa kelompok untuk memecahkan sebuah persoalan secara
bersama-sama. Tujuannya, selain mampu memecahkan permasalahan, siswa juga diharapkan
dapat meningkatkan pengetahuan terkait masalah yang dibahas, berani mengeluarkan pendapat,
serta mengambil keputusan.

Metode demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang menggunakan kegiatan peragaan atau
demonstrasi untuk memperjelas suatu teori, kejadian, atau cara kerja suatu alat. Jika pada
kegiatan praktikum siswa dapat berpartisipasi dan secara langsung mencoba, pada metode
demonstrasi hanya diperagakan oleh guru di hadapan peserta didik.

Metode eksperimen

Metode eksperimen adalah kegiatan pembelajaran dengan melibatkan peserta didik untuk
mencoba atau mempraktikkan materi pembelajaran yang sedang disampaikan. Kegiatan
praktikum ini umumnya dilakukan di laboratorium, sehingga setiap eksperimen yang dilakukan
dapat berjalan dengan aman. Biasanya diterapkan pada mata pelajaran yang berhubungan dengan
sains (ilmu alam).

Metode debat
Metode debat adalah metode pembelajaran yang sering digunakan di mata pelajaran sosial atau
humaniora (sastra). Debat atau adu argumentasi dilakukan antara dua kelompok atau lebih, bisa
secara perorangan atau kelompok, untuk mengemukakan pendapat atas sikap yang diambil oleh
kelompok tersebut. Biasanya, kelompok dibagi menjadi pro dan kontrak terhadap sebuah
permasalahan. Tujuannya, peserta didik diharapkan dapat meningkatkan kemampuan bicara
(public speaking) dan mengemukakan pendapat.

Metode peta konsep

Metode peta konsep merupakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan cara berpikir secara
runtut. Guru secara runtut menjelaskan sesuatu mulai dari akar permasalahan, proses terjadinya,
hingga cara penyelesaiannya. Pembuatan peta konsep berpikir ini diharapkan dapat membantu
siswa untuk memahami setiap materi pembelajaran secara konseptual, dan meningkatkan daya
analisis serta berpikir kritis.

Metode pembelajaran daring

Metode daring atau belajar secara online dengan menggunakan komputer menjadi solusi saat
kegiatan belajar tidak bisa berjalan normal seperti di situasi pandemi saat ini. Untuk bisa berjalan
dengan baik, akses internet sebagai media pembelajaran harus dalam keadaan optimal.
Pembelajaran biasanya dilengkapi dengan pemberian modul pembelajaran, rekaman video, serta
rekaman audio.

Metode blended learning

Blended learning adalah metode yang menggabungkan dua model pembelajaran, yaitu
pembelajaran konvensional secara tatap muka dengan pembelajaran daring berbasis teknologi
komputer dan internet. Dengan menggunakan metode ini, guru dapat berinteraksi langsung
dengan siswa melalui video conference, meski terdapat jarak di antara mereka.

Tips Memilih Metode Pembelajaran yang Tepat agar Efektif dan Menyenangkan

Untuk bisa menerapkan metode pembelajaran yang tepat, seorang guru perlu memahami materi
yang akan diberikan, serta karakteristik peserta didik. Artinya, guru disarankan untuk
menggunakan metode pembelajaran yang variatif, sehingga tidak terpaku pada satu jenis saja.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan saat memilih metode pembelajaran.

1. Pahami materi yang ingin dijelaskan

Dengan mengetahui materi yang disampaikan secara mendalam, guru dapat mengetahui jenis
metode pembelajaran yang dirasa paling sesuai untuk menjelaskan materi tersebut. Untuk
meningkatkan kreativitas, pelajari juga metode pembelajaran yang digunakan oleh orang lain
untuk materi serupa.

2. Tentukan tujuan pembelajaran


Mengetahui tujuan pembelajaran adalah hal utama untuk dapat mengetahui metode pembelajaran
yang tepat. Apakah tujuan pembelajaran hanya sebatas agar siswa dapat menguasai materi
tertentu? Atau terdapat tujuan lain seperti penguasaan soft skill tertentu yang diharapkan turut
muncul melalui kegiatan belajar mengajar.

3. Pahami karakteristik siswa

Mengetahui karakteristik siswa adalah salah satu tanggung jawab setiap pendidik. Mengenal
kelebihan dan kekurangan mereka dapat membantu menentukan pendekatan yang harus diambil
saat mengajar. Beberapa informasi yang juga dibutuhkan seperti mengetahui minat dan bakat
siswa, kecerdasan dominan, gaya belajar yang sesuai, atau bagaimana motivasi belajar siswa.

Kabar baiknya, Quipper Campus memiliki Tes Uji Potensi yang dapat dikerjakan secara online.
Melalui hasil tes tersebut, guru bisa mendapatkan informasi awal mengenai karakteristik
siswanya.

4. Pilih alternatif metode pembelajaran yang sesuai dengan materi dan karakteristik
dominan

Tentu setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda. Jika mengetahui karakteristik dominan
yang ada, setidaknya guru dapat menerapkan metode pembelajaran yang diharapkan dapat
diterima oleh lebih banyak siswa. Meskipun begitu, guru tetap tidak boleh abai pada siswa
lainnya, sehingga tetap perlu memikirkan alternatif metode pembelajaran lain untuk bisa
mengakomodir kebutuhan seluruh siswa.

5. Dalam satu kali pertemuan, terapkan beberapa metode pembelajaran

Mengacu pada poin sebelumnya, bisa jadi dalam satu kali kegiatan belajar mengajar, guru dapat
langsung mengkombinasikan beberapa metode pembelajaran sekaligus. Misalnya, setelah
memberikan gambaran umum tentang suatu materi (metode ceramah), selanjutnya memberikan
peragaan (metode demonstrasi), dan siswa diminta untuk melakukan percobaan secara mandiri di
rumah (metode eksperimen).

6. Perhatikan respons siswa

Ketika memberikan pengajaran, guru dituntut untuk peka terhadap respons siswa. Perhatikan,
apakah siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik atau malah sebaliknya. Sikap abai
siswa terhadap penjelasan guru, merupakan cerminan awal bahwa penyampaian materi tersebut
tidak mampu menarik perhatian mereka. Oleh karena itu, coba terapkan jenis metode
pembelajaran yang berbeda dengan sebelumnya.

7. Lakukan evaluasi

Untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai atau tidak, guru perlu memberikan
evaluasi atau penilaian. Dari sini akan diketahui apakah kegiatan belajar mengajar sudah berjalan
efektif atau belum.
Demikian gambaran mengenai pengertian, macam-macam, dan tips memilih metode
pembelajaran yang tepat. Apabila guru telah memahami hal-hal tersebut dan menerapkannya
dengan baik, maka suasana yang terbangun di kelas akan menyenangkan serta materi dapat
disampaikan secara efektif.

Penulis: Fatia Qanitat


Editor: Tisyrin  Naufalty T

https://www.quipper.com/id/blog/quipper-campus/campus-life/n-jenis-metode-pembelajaran-
efektif-menyenangkan/

Cara Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa tentu bukan pekerjaan mudah. Namun, Bapak/Ibu
tetap harus mencoba dengan semangat dan selalu optimis. Adapun cara meningkatkannya adalah
sebagai berikut.

1. Menggunakan metode pembelajaran yang tepat dan beragam

Cara meningkatkan motivasi belajar siswa bisa dengan meragamkan metode pembelajaran. Hal
ini bertujuan untuk menghilangkan kebosanan siswa saat berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar. 

Jika siswa sudah mulai bosan dengan materi yang disampaikan, Bapak/Ibu bisa mengubah
metode yang lain, misalnya diskusi kelompok, sesi tanya jawab, demonstrasi, dan sebagainya.

2. Menjadikan siswa sebagai peserta didik yang aktif

Cara selanjutnya adalah dengan membuat siswa menjadi aktif di kelas. Keaktifan siswa bisa
mendorong dirinya untuk terus belajar dan semangat dalam memecahkan suatu permasalahan.  

Salah satu contohnya adalah dengan memberikan sejumlah pertanyaan berorientasi HOTS. Bagi
siswa yang berani menjawab, baik benar atau salah, akan mendapatkan reward yang
menguntungkan.

3. Memanfaatkan media seoptimal mungkin

Bapak/Ibu bisa memanfaatkan media sebagai salah satu cara meningkatkan motivasi belajar
siswa. Melalui media, siswa bisa mendapatkan hal baru yang belum pernah mereka dapatkan
sebelumnya. 

Adapun contohnya adalah dengan menampilkan visualisasi pembelajaran yang sedang


berlangsung. Melalui visualisasi, siswa bisa lebih mudah memahami suatu materi. Jika mereka
paham, pasti mereka akan semangat dan termotivasi untuk terus belajar.
4. Menciptakan kompetisi

Kompetisi atau persaingan yang terjadi selama pembelajaran, ternyata bisa menumbuhkan
motivasi tersendiri bagi siswa. Melalui kompetisi, mereka akan saling membuktikan bahwa
merekalah yang terbaik. Agar menjadi yang terbaik, siswa dituntut untuk terus belajar. Kondisi
inilah yang nantinya bisa meningkatkan motivasi belajar siswa. 

Contoh motivasi belajar siswa melalui kompetisi adalah dengan membuat cerdas cermat di dalam
kelas. Bagi kelompok yang menang, tentu akan mendapatkan hadiah dan tambahan nilai.
Sementara itu, kelompok yang kalah hanya akan mendapatkan tambahan nilai saja.

5. Mengadakan evaluasi secara berkala

Evaluasi merupakan salah satu cara guru untuk mengukur kompetensi siswanya. Melalui
evaluasi, Bapak/Ibu bisa mengukur keefektifan pembelajaran yang telah dilakukan. 

Jika hasil evaluasi selalu menunjukkah hasil yang baik, maka bisa disimpulkan bahwa sebagian
besar siswa memiliki motivasi belajar yang cukup besar. Contohnya adalah dengan membuat
penilaian terkait aktivitas siswa, misalnya tugas dan kuis.

6. Sampaikan motivasi secara langsung

Salah satu cara meningkatkan motivasi siswa adalah dengan memberinya motivasi. Pada poin-
poin sebelumnya, motivasi yang Bapak/Ibu berikan adalah motivasi tidak langsung. Nah,
ternyata Bapak/Ibu juga bisa memberi siswa motivasi secara langsung, yaitu dengan
menceritakan kisah sukses Bapak/Ibu atau tokoh-tokoh lain. 

Saat mendengar kesuksesan orang lain, tak jarang mereka akan termotivasi untuk mengikuti
jejaknya. Alhasil, mereka bisa lebih giat lagi dalam belajar.

7. Dermawan akan pujian

Pujian merupakan ucapan yang bisa memberikan sentuhan positif secara verbal. Melalui pujian,
seseorang akan merasa dihargai, begitu juga dengan para peserta didik. Contohnya Bapak/Ibu
bisa memberikan apresiasi berupa pujian pada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dengan
baik. 

Dengan demikian, siswa tersebut akan terus termotivasi untuk menjadi yang terbaik di hadapan
gurunya. Untuk siswa yang tidak menyukai pujian, Bapak/Ibu bisa menyiasatinya dengan reward
yang lain.

Tujuh cara meningkatkan motivasi belajar siswa di atas diharapkan mampu memperbaiki
kebiasaan belajar yang telah berubah karena pandemi Covid-19. Semoga pandemi Covid-19
segera berlalu, sehingga Bapak/Ibu bisa berjumpa dengan putra-putri tercinta di sekolah. Tetap
up to date dengan berita seputar dunia pendidikan dengan membaca terus Quipper Blog. Salam
Quipper!
 

Penulis: Eka Viandari

Jawaban LK 2.1 Identifikasi Masalah dan Rencana Aksi PPG Daljab 2022  - Setelah
Bapak / Ibu peserta PPG menyelesaikan LK 1. Identifikasi Masalah, pada kegiatan selanjutnya
yaitu menyelesaikan LK. 2.1 atau Lembar Kerja 2.1 Identifikasi dan rencana aksi. Pada LK. 2.1
peserta PPG diminta untuk mengumpulkan data observasi, mengidentifikasi masalah, dan
merumuskan masalah dalam pembelajaran.

Home  ›  PPG Daljab

Contoh Jawaban LK 2.1 Identifikasi Masalah dan Rencana Aksi PPG Daljab
Written By Guru Santai.com Tuesday, August 30, 2022 Add Comment

Jawaban LK 2.1 Identifikasi Masalah dan Rencana Aksi PPG Daljab 2022  - Setelah
Bapak / Ibu peserta PPG menyelesaikan LK 1. Identifikasi Masalah, pada kegiatan selanjutnya
yaitu menyelesaikan LK. 2.1 atau Lembar Kerja 2.1 Identifikasi dan rencana aksi. Pada LK. 2.1
peserta PPG diminta untuk mengumpulkan data observasi, mengidentifikasi masalah, dan
merumuskan masalah dalam pembelajaran.

Berikut merupakan langkah-langkah kegiatan yang harus bapak/ibu lakukan:

1. Peserta PPG melakukan observasi atau pengamatan kelas/visual/audio visual/ audio /


laporan atau kasus-kasus dalam pelaksanaan pembelajaran dilapangan/disekolah masing-
masing sesuai dengan mapel yang diampu.
2. Melakukan analisis kompetensi atau capaian pembelajaran mata pelajaran yang akan
diampu.
3. Berdiskusi dengan mahasiswa lainnya, Dosen dan Guru Pamong, atau studi referensi
untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab permasalahan dan pencapaian
pembelajaran.
4. Menuangkan berbagai permasalahan pembelajaran ke dalam format analisis penyebab
permasalahan yang ditemukan.

Sebagai panduan dan sumber referensi bagi Bapak / ibu peserta PPG berikut Guru Santai
sediakan contoh jawaban lembar kerja atau LK 2.1. Identifikasi Masalah dan Rencana Aksi
untuk menuangkan hasil kegiatan.
Data Observasi

1. Siswa pasif dalam pembelajaran


2. Nilai peserta didik banyak yang dibawah KKM
3. Kurangnya antusias siswa dalam KBM
4. Siswa kesulitan menulis dan menggambar diagram batang
5. Hasil evaluasi siswa menyatakan, beberapa siswa sulit Menghafal dan mengidentifikasi
arah mata angin sesuai dengan mata angin dan denah
6. Hasil evaluasi siswa sulit Membedakan penerapan nilai- nilai pancasila terutama sila
kedua dan ke lima dalam kehidupan sehari- hari
7. Guru mengajar dengan gaya yang monoton sehingga membuat siswa bosan (Menjelaskan
dengan metode ceramah dan siswa disuruh menyimak buku, menyuruh mengerjakan
latihan soal dan melaksanakan ulangan). Siswa belum terlibat aktif dalam proses
pembelajaran.
8. Banyak siswa yang kurang memahami materi, namun malu untuk bertanya
9. Guru masih kurang maksimal dalam menjelaskan dan memberikan contoh langsung
dalam menghafal dan mengidentifikasi arah mata angin sesuai dengan mata angin dan
denah
10. Guru kurang jelas dalam memberikan contoh yang mudah dicerna siswa dalam penerapan
sila-sila pancasila

Rumusan Masalah

1. Apakah dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan keaktifan dan motivasi
dalam mengikuti belajar IPS pada siswa kelas 5 dan dapat meningkatkan hasil prestasi
belajar siswa kelas 5?
2. Apakah penggunaan media PPT dapat meningkatkan kreatifitas siswa dalam materi
diagram batang?
3. Apakah penggunaan vidio animasi dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap arah
mata angin dan denah?
4. Apakah penggunaan vidio pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang
penerapan- penerapan sila pancasila dalam kehidupan sehari- hari?

Rencana Aksi/Solusi

1. Menyiapkan rancangan pembelajaran mencakup metode, media dan strategi mengajar


yang dapat menggugah keaktifan siswa sehingga siswa bersemangat dalam belajar dan
merasa terlibat dalam pembelajaran.
2. Dengan menggunakan media gambar pada mata pelajaran IPS materi keragaman
penampakan alam dan buatan kelas V SD,siswa diharapkan bisa mendapatkan
pengalaman belajar yang menyenangan agar tidak menjadi beban bagi siswa dan mampu
meningkatkan prestasi hasil belajar siswa
3. Merancang pembelajaran yang berinovasi, misalnya menggunakan PPT dengan gambar-
gambar animasi
4. Merancang pembelajaran yang mudah untuk dipahami siswa menggunakan metode yang
tepat
5. Merancang media yang diminati siswa
6. Menggunakan aplikasi PPT untuk membuat diagram batang
7. Menggunakan vidio animasi pembelajaran tentang materi arah mata angin dan denah
8. Menggunkan vidio pembelajaran tentang sikap- sikap yang menerapkan sila- sila
pancasila dalam kehidupan sehari- hari (fokus sila ke 2 dan ke 5)

Perbedaan Model Pembelajaran dan Metode Pembelajaran

Perbedaan utama dari model dan metode pembelajaran adalah metode pembelajaran telah
memiliki langkah konkret untuk melaksanakannya. Sementara itu model pembelajaran hanya
gambaran umum atau kerangka kerjanya saja. Artinya, Guru harus membuat langkah-langkah
(sintaks) sendiri.

Model dan metode pembelajaran banyak mengalami tumpang tindih istilah karena beberapa
Penulis terkadang menyebut model sebagai metode, atau sebaliknya (penggunaan istilah yang
tidak tepat).

Metode pembelajaran adalah teknik yang dikuasai pendidik atau guru  untuk menyajikan materi
pelajaran kepada peserta didik di kelas, baik secara individu maupun kelompok agar materi
pelajaran dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh peserta didik dengan baik (Ahmadi &
Prasetya, 2015, hlm. 52).

Nur Hamiyah & Muhammad Jauhar

Sedangkan Hamiyah dan Jauhar, mengartikan metode sebagai cara untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran (Hamiyah & Jauhar, 2014, hlm. 49).

Ridwan Abdullah Sani

Metode pembelajaran merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran yang dipilih
untuk mencapai tujuan pembelajaran (Sani, 2019, hlm. 158).

Sofan Amri
Menurut Amri (2013, hlm. 113) metode belajar mengajar dapat diartikan sebagai cara-cara yang
dilakukan untuk menyampaikan atau menanamkan pengetahuan kepada subjek didik, atau anak
melalui sebuah kegiatan belajar mengajar, baik di sekolah, rumah, kampus, pondok, dan lain-
lain.

Komalasari

Komalasari (2017, hlm. 56) mengemukakan bahwa metode pembelajaran dapat diartikan sebagai
salah satu cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan metode secara spesifik.

Jenis Jenis Metode Pembelajaran

Menurut Uno (2011, hlm. 17) variabel metode pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga jenis,
yaitu: a) berdasarkan strategi pengorganisasian, b) berdasarkan penyampaian pembelajaran, c)
berdasarkan strategi pengelolaan pembelajaran. Di bawah ini adalah penjabaran masing-masing
jenis.

Strategi Pengorganisasian Pembelajaran

Berarti jenis metode pembelajaran yang secara khusus memanfaatkan cara pengorganisasian
pembelajaran agar lebih efektif dan berdampak pada peserta didik.

“Mengorganisasi” mengacu pada suatu tindakan seperti pemilihan isi, penataan isi, pembuatan
diagram, dan format lainnya yang setingkat. Strategi pengorganisasian, lebih lanjut dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

1. Strategi Mikro, mengacu kepada metode untuk pengorganisasian isi pembelajaran yang
berkisar pada satu konsep, prosedur, atau prinsip.
2. Strategi Makro, mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang
melibatkan lebih dari satu konsep, prosedur, atau prinsip.

Strategi Penyampaian Pembelajaran

Merupakan jenis metode yang fokus pada penyusunan strategi penyampaian pembelajaran yang
biasanya menggunakan media pembelajaran sebagai alat utamanya. Media digunakan untuk
menyampaikan pembelajaran kepada siswa dengan lebih efektif dan efisien.

Selain itu, media juga dapat merangsang respons dan masukan lebih dari peserta didik. Media
pembelajaran merupakan bidang kajian utama dari jenis metode ini.

Oleh karena itu, setidaknya  terdapat lima prinsip yang harus diperhatikan dalam membuat media
pembelajaran sebagai strategi penyampaian pembelajaran, yakni:

1. Tingkat kecermatan dalam menggambarkan sesuatu.


2. Tingkat interaksi yang mampu ditimbulkannya.
3. Tingkat kemampuan khusus yang dimilikinya.
4. Tingkat motivasi yang dapat ditimbulkannya.
5. Tingkat biaya yang diperlukan.

Strategi Pengelolaan Pembelajaran

Merupakan jenis metode yang secara khusus menata interaksi antara peserta didik dan variabel
metode pembelajaran lainnya. Strategi dalam jenis metode ini berkaitan dengan pengambilan
keputusan mengenai strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian mana yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran.

Selain itu, jenis metode pembelajaran juga dapat diklasifikasikan sesederhana:

1. Berdasarkan pemberian informasi, contoh macamnya: metode ceramah, metode tanya


jawab, metode demonstrasi.
2. Berdasarkan pemecahan masalah: metode brainstorming, metode diskusi kelompok,
metode rembuk sejoli, metode diskusi kelompok kecil (buzz group), metode panel,
metode forum debat, metode seminar, metode simposium.
3. Berdasarkan penugasan: metode latihan (drill), metode penugasan (resitasi), metode
permainan (diad, kubus pecah, role playing, sosiodrama, simulasi), metode kelompok
kerja (workshop), metode studi kasus, metode karyawisata.

Sementara itu, berbagai macam metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk melaksanakan
pembelajaran akan di bahas di bawah ini.

Macam Macam Metode Pembelajaran K13

Berbicara macam metode pembelajaran yang tersedia, ada baiknya jika kita mempelajari
berbagai metode yang sesuai dengan kurikulum 2013. Berikut adalah beberapa contoh metode
pembelajaran yang cocok digunakan dalam rangka ikut menyukseskan kurikulum 2013 (k13).

Metode Pembelajaran Examples non Examples

Metode ini meminta siswa untuk secara berkelompok menganalisis gambar lalu mendiskusikan
hasilnya. Langkah-langkah dari metode ini adalah sebagai berikut.

1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.


2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui proyektor.
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisa gambar.
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut
dicatat pada kertas.
5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan
yang ingin dicapai.
7. Penutup (berupa rangkuman atau kesimpulan).
Penjelasan lebih lengkap mengenai metode pembelajaran example non example dapat dibaca
pada artikel di bawah ini:

Baca juga: Metode/Model Pembelajaran Example non Example

Metode Pembelajaran Picture and Picture

Metode ini mengajak siswa untuk mengurut gambar berseri yang disusun secara acak oleh Guru
sambil memaparkan alasan pengurutannya. Langkah-langkahnya metode picture and picture
adalah:

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.


2. Menyajikan materi sebagai pengantar.
3. Guru memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi dan sebetulnya
saling terkait satu sama lain, namun susunannya telah di acak.
4. Guru menunjuk atau meminta siswa secara bergantian untuk mengurutkan gambar-
gambar menjadi urutan yang logis.
5. Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar yang ditentukan oleh
siswa.
6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai
dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7. Penutup disertai rangkuman atau kesimpulan.

Baca juga: Model Pembelajaran Picture and Picture: Pengertian, Langkah, dsb

Metode Numbered Heads Together

Metode ini dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992). Intinya, metode ini membagi tugas yang
diberi nomor untuk dipelajari oleh siswa yang mendapatkan nomor tersebut dalam kelompok
yang berbeda. Kemudian, masing-masing siswa pemegang nomor akan berbagi dengan
kelompok masing-masing dan kelompok lainnya. Berikut ini adalah langkah-langkahnya.

1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok
mendapatkan nomor.
2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok
dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya.
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil
kerja sama mereka.
5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
6. Penutup disertai rangkuman atau kesimpulan.

Penjelasan lebih detail mengenai NHT dapat disimak di sini:

Model Pembelajaran NHT (Tipe Kooperatif Numbered Head Together)


Metode Cooperative Script

Metode naskah Kooperatif mengajak peserta didik bekerja berpasangan dan bergantian untuk
menjadi pembicara dan pendengar (Dansereau Cs., 1985). Berikut adalah langkah-langkahnya:

1. Guru membagi siswa untuk berpasangan.


2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa
yang berperan sebagai pendengar.
4. Pembicara membacakan hasil meringkasnya sejelas mungkin dengan cara
menyampaikan ide pokok dalam ringkasannya. Sementara itu, pendengar menyimak dan
jika diperlukan membantu atau mengoreksi pembicara lalu menghubungkan materi
sebelumnya dengan materi yang dibacakan.
5. Kemudian, pembicara dan pendengar bertukar peran dan melakuan hal yang sebaliknya.
6. Guru menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama dengan siswa.
7. Penutup.

Metode Kepala Bernomor Terstruktur 

Metode ini adalah modifikasi dari Number Heads Together. Langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut:

1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap siswa dalam kelompok akan
mendapatkan nomor.
2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor yang didapatkan terhadap
tugas yang berangkai. Misalnya, siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor
dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya.
3. Jika diperlukan, guru dapat meminta siswa untuk bekerja kelompok.
4. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa
bernomor sama dari kelompok lain.
5. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau
mencocokkan hasil kerja sama mereka.
6. Melaporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain.
7. Penutup (kesimpulan).

Metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD)

STAD atau Tim siswa kelompok prestasi dikembangkan dan dipopulerkan oleh Slavin pada
tahun 1995. Metode ini mengelompokkan siswa secara heterogen menurut prestasi, gender, suku,
dsb dan diminta untuk mengerjakan tugas kelompok.

Kemudian evaluasi dilakukan dalam bentuk tes atau kuis, kelompok tidak boleh saling
membantu dalam fase ini. Untuk lebih jelasnya, langkah-langkah STAD adalah sebagai beriku.

1. Membentuk kelompok yang anggotanya berjumlah empat orang secara heterogen


(campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll).
2. Guru menyajikan materi pelajaran.
3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok.
Anggota kelompok yang telah memahami materi harus menjelaskannya kepada anggota
lain hingga semua anggota kelompok memahaminya
4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak
boleh saling membantu.
5. Memberi evaluasi.
6. Penutup (Kesimpulan).

Penjelasan lengkap mengenai kooperatif tipe STAD dapat dilihat pada artikel di bawah ini:

Model Pembelajaran STAD: Penjelasan Lengkap Menurut Ahli

Metode Pembelajaran Jigsaw (Metode Tim Ahli)

Jigsaw membagi kelompok yang setiap anggotanya akan dibagi kelompok kembali menjadi tim
ahli dari masing-masing materi yang diberikan. Kelompok tim ahli akan secara berkelompok
mempelajari materi yan ditentukan lalu kembali ke kelompok mereka masing-masing setelah
menjadi ahli (Aronson, Blaney, Stephen, Sikes, And Snapp, 1978). Langkah-langkah Jigsaw
adalah sebagai berikut:

1. Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim.


2. Setiap anggota dalam tim akan diminta untuk menjadi seorang ahli dalam suatu bagian
materi yang berbeda.
3. Semua tim ahli dari tim yang berbeda berkelompok dan membentuk tim ahli untuk
berdiskusi dan mempelajari materi yang sama.
4. Kemudian masing-masing tim ahli akan kembali ke kelompok mereka untuk
membagikan keahliannya pada tim asal tersebut.
5. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
6. Guru memberikan evaluasi.
7. Penutup

Penjelasan lengkap mengenai metode pembelajaran jigsaw dapat disimak pada tautan di bawah
ini:

Baca juga: Model Pembelajaran Jigsaw: Cooperative Learning yang Inovatif

Problem Based Introduction (PBI)

Pembelajaran berbasis masalah dilaksanakan dengan cara memberikan permasalahan yang harus
dipecahkan oleh peserta didik.

Langkah-langkah :

1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.


2. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan.
3. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
4. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
5. Guru mendorong siswa agar mengumpulkan data dan informasi yang sesuai dengan
masalah. Kemudian, siswa melaksanakan penelitian atau eksperimen untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah berdasarkan pengumpulan data dan hipotesis yang
didapatkan dari eksperimen/penelitian.
6. Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti
laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
7. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan
mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

Baca juga: Model Pembelajaran Problem Solving (Penjelasan Lengkap)

Metode Pembelajaran Artikulasi

Metode pembelajaran ini meminta siswa untuk secara berpasangan untuk menyampaikan materi
yang diterima dari guru dan mencatatnya secara bergantian. Langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut.

1. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.


2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.
3. Bagi siswa menjadi kelompok yang terdiri dari dua orang (berpasangan).
4. Siswa meminta seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari
guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian
berganti peran dan begitu juga kelompok lainnya.
5. Secara bergiliran siswa menyampaikan hasil wawancara dengan pasangannya.
6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang belum dipahami siswa.
7. Kesimpulan/penutup.

Mind Mapping

Intinya, Guru memberikan permasalahan yang memiliki jawaban atau solusi alternatif sehingga
dapat dibuat peta konsepnya dan siswa dapat mempelajari serta mendiskusikan setiap alternatif
jawaban dengan rekan-rekan dan tentunya Guru. Langkah-langkah metode mind mapping adalah
sebagai berikut.

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.


2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa/sebaiknya
permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban.
3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang.
4. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi.
5. Tiap kelompok membacakan hasil diskusinya dan guru mencatatnya di papan tulis untuk
kemudian kelompokkan sesuai kebutuhan
6. Berdasarkan catatan yang ada di papan tulis, siswa diminta untuk membuat kesimpulan
atau guru memberikan bandingan materi sesuai dengan konsep yang disediakan.
Referensi

1. Ahmadi, A., Prasetya, J.T. (2015). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka
Setia.
2. Amri, Sofan. (2013). Pengembangan & Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
3. Ginting, Abdurrahman. (2014). Esensi praktis belajar pembelajaran. Bandung:
Humaniora.
4. Hamiyah, N., Jauhar, M. (2014). Strategi Belajar Mengajar di Kelas. Jakarta: Prestasi
Pustakaraya.
5. Iskandarwassid dan Sunendar, D. (2011). Strategi pembelajaran bahasa. Bandung:
Rosdakarya.
6. Komalasari, Kokom. (2017). Pembelajaran kontekstual: konsep dan aplikasi. Bandung:
Refika Aditama.
7. Sanjaya, Wina (2016). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
( Cetakan ke 12). Jakarta: Kencana Prenada Media.
8. Sani, R.A. (2019). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
9. Sutikno, Sobry. (2014). Metode & model-model pembelajaran. Lombok: Holistica.
10. Uno, Hamzah B. (2011). Perencanaan Pembelajar

Sumber : https://serupa.id/metode-pembelajaran-pengertian-jenis-macam-menurut-para-ahli/

Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di mana  siswa-siswa dihadapkan kepada suatu
masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas
dan dipecahkan bersama.
      Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan Oleh seorang guru
di sekolah. Di dalam diskusi ini proses belajar mengajar terjadi, di mana interaksi antara dua atau
lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah,
dapat terjadi juga semuanya aktif, tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja.

Mengajar dengan teknik diskusi ini berarti:


a.Kelas dibagi dalam beberapa kelompok.
b.Dapat mempertinggi partisipasi siswa secara individual.
c.Dapat mempertinggi kegiatan kelas sebagai keseluruhan dan kesatuan.
d.Rasa sosial mereka dapat dikembangkan, karena bisa saling membantu dalam memecahkan
soal, mendorong rasa kesatuan.
e.Memberi kemungkinan untuk saling mengemukakan pendapat.
f.Merupakan pendekatan yang demokratis. 

Metode diskusi ada kebaikan dan kekurangannya, di antaranya adalah

a. Kebaikan Metode Diskusi

1)Merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan-prakarsa, dan terobosan baru dalam
pemecahan suatu masalah.
2)Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang Lain.
Baca Juga

 Konsep Dasar Pembelajaran Berbasis WEB


 Pengembangkan Media Presentasi untuk Pembelajaran pada aplikasi powerpoint untuk
mengisi/menyusun e-book.
 Model Pembelajaran Aktif dalam Pembelajaran PJOK : Gaya Mengajar oleh Muska dan Mosston

3)Memperluas wawasan.
4)Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam memecahkan suatu masalah

b. Kekurangan Metode Diskusi

1)Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang,


2)Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
3)Peserta mendapat informasi yang terbatas,
4) mungkin dikuasai oleh orang orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri.

Tujuan penggunaan tekhnik diskusi:

Pertama
Dengan diskusi siswa didorong menggunakan pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan
masalah, tanpa selalu bergantung pada pendapat orang lain. Mungkin ada perbedaan segi pandangan,
sehingga memberi jawaban yang berbeda. Hal itu tidak menjadi soal; asal pendapat itu logis dan
mendekati kebenaran. Jadi siswa dilatih  berpikir dan memecahkan masalah sendiri.

Kedua
Siswa mampu menyatakan pendapatnya secara lisan, karena hal itu perlu untuk melatih kehidupan yang
demokratis. Dengan demikian siswa melatih diri untuk menyatakan pendapatnya sendiri secara lisan
tentang suatu masalah bersama.

Ketiga
Diskusi memberi kemungkinan pada siswa untuk belajar berpartisipasi dalam memecahkan suatu
masalah bersama.

Sumber:
Roestiyah N.K., Strategi Belajar Mengajar; Bina Aksara, Jakarta, Cet. 111, 1991.
Syaiful bahri djamara &aswan lain, strategi belajar mengajar , rineka cipta, jakarta, cet II, 2002

Bagikan Artikel

© Kelebihan dan Kekurangan Metode /Tehnik Diskusi Dalam Proses Belajar Mengajar
Source: https://www.mandandi.com/2018/10/kelebihan-dan-kekurangan-metode-
tehnik.html#:~:text=Kelebihan%20dan%20Kekurangan%20Metode%20%2FTehnik%20Diskusi%20Dalam
%20Proses,terbiasa%20musyawarah%20untuk%20mufakat%20dalam%20memecahkan%20suatu
%20masalah

Menurut Tengku Zahara Djaatar 2001: 76-77 metode debat memiliki kelebihan yaitu metode ini dapat
menyajikan kedua segi permasalahan, mendorong adanya analisis dari kelompok, menyampaikan fakta
dari kedua sisi masalah, membangkitkan motivasi, dapat dipakai pada kelompok besar. Selanjutnya
dijelaskan pula kelemahan dari metode debat tersebut adalah keinginan untuk menang mungkin terlalu
besar, sehingga alasan-alasan yang dikemukakan mungkin tidak objektif, mungkin melibatkan emosi,
mungkin mendapat kesan yang salah. 16 Sedangkan menurut Roestiyah 2008: 148-149, metode debat
memiliki beberapa kelebihan, yaitu: 1 Mempertajam hasil pembicaraan antara kedua kelompok. 2 Siswa
dapat terngsang untuk menganalisa masalah di dalam kelompok. 3 Membangkitkan daya tarik untuk
turut berbicara, turut berpartisipasi mengeluarkan pendapat. 4 Apabila masalah perdebatan menarik,
maka akan menarik motivasi siswa untuk terus ikut dalam perdebatan. 5 Dapat digunakan dalam
kelompok besar. Selanjutnya ia juga menjelaskan bahwa metode debat tidak terlepas dari kekurangan
dalam menerapkannya di pembelajaran. Di antara kekurangannya antara lain: 1 Terkadang keinginan
untuk menang terlalu besar, sehingga tidak memperhatikan pendapat orang lain. 2 Kemungkinan di
antara anggota kelompok mendapat kesan yang salah tentang orang yang melakukan debat. 3
Mmebatasi partisipasi kelompok, kecuali jika diikuti dengan diskusi. 4 Kemungkinan menimbulkan emosi
karena terlalu sengitnya perdebatan, sehingga debat semakin gencar dan ramai. 5 Memerlukan
persiapan yang baik dan matang agar dapat berjalan dengan lancer. Sumber : https://text-
id.123dok.com/document/wyenmrn0y-kelebihan-dan-kelemahan-metode-debat.html

Metode ceramah

McLeish (1976)

metode ceramah merupakan cara memberitahukan pengetahuan melalui secara lisan tentang bahan
pembelajaran kepada kelompok yang mendengar dalam mencapai tujuan pembelajaran dalam jumlah
yang relatif besar.

Metode ini dapat digunakan jika bahan yang disampaikan berupa informasi dan sukar
didapatkan, serta dapat digunakan untuk mengatasi kekurangan literatur atau sumber rujukan
informasi, sebab daya beli siswa di luar jangkauan. Tentunya metode ini terdapat kelebihan dan
kekurangannya.

Kelebihan :

1. Menggerakkan siswa untuk lebih fokus lagi.


2. Guru dapat mengendalikan keadaan kelas secara penuh.
3. Guru dapat memberitahukan pelajaran secara luas.
4. Dapat diikuti siswa atau peserta didik dalam jumlah yang banyak.
5. Mudah dilaksanakan.
Kekurangan :

1. Siswa atau peserta didik menjadi pasif dalam pembelajaran.


2. Proses pembelajaran dapat membosankan serta siswa bisa mengantuk.
3. Terdapat unsur paksaan dalam mendengarkan.
4. Hanya dapat bermanfaat bagi siswa yang memiliki kemampuan untuk auditori serta bisa
membosankan apabila dilakukan terlalu lama.
5. Evaluasi dalam pembelajaran sulit dikontrol, sebab tidak ada poin pencapaian yang jelas.
6. Proses pembelajaran menjadi verbalisme atau fokus terhadap pengertian kata-kata saja.

3. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang menggunakan cara mempraktikkan
barang, kejadian, aturan, serta urutan dalam melakukan kegiatan secara langsung atau melewati
penggunaan media pengajaran secara relevan pada materi yang sedang dibahas.

Manfaat dari metode ini adalah untuk lebih memperhatikan pada perhatian siswa agar lebih
terarah, serta pengalaman belajar akan lebih melebar dalam diri siswa sendiri.

Kelebihan :

1. Siswa atau peserta didik dapat memahami secara lebih jelas mengenai suatu proses atau
cara kerja.
2. Penjelasan dapat lebih mudah dimengerti.
3. Mengurangi terjadinya kesalahan dalam menyampaikan materi secara lisan, sebab bukti
konkret dapat dilihat.

Kekurangan :

1. Jika benda yang diperagakan terlalu kecil maka siswa kesulitan dalam mengamati.
2. Jumlah siswa yang terlalu banyak bisa mengacau pandangan siswa secara merata.
3. Tidak semua materi pembelajaran bisa dipraktikkan.
4. Dibutuhkan guru yang betul-betul paham dalam demonstrasi yang baik.

4. Metode Resitasi
Metode Resitasi merupakan pembelajaran yang di mana siswa diwajibkan untuk melakukan
resume tentang materi yang telah disampaikan oleh guru, dengan menggunakan kalimat sendiri.

Berikut beberapa kelebihan dan kekurangan dari metode ini :

Kelebihan :

1. Menjadikan siswa lebih ingat dengan materi, karena telah menuliskannya dengan resume.
2. Syaiful Bahri (2000) berpendapat bahwa siswa akan menjadi lebih beraksi dalam
mengambil inisiatif serta mampu bertanggung jawab.

Kekurangan :

1. Hasil resume terkadang menyontek pada siswa lain dan bukan hasil dari pemikirannya
sendiri.
2. Tugas bisa dikerjakan oleh orang lain.
3. Susah untuk menilai apakah siswa benar-benar memahami hasil tulisan resumenya
sendiri.

5. Metode Percobaan
Metode ini merupakan metode pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa
perorangan atau kelompok untuk dilatih melakukan suatu percobaan atau proses tertentu. Dengan
ini siswa mampu melihat proses dengan nyata serta belajar secara langsung. Berikut beberapa
kelebihan dan kekurangan dari metode ini :

Kelebihan :

1. Membuat siswa untuk merasa bahwa adanya materi dengan dibuktikan melalui
percobaan.
2. Dapat mengembangkan diri dengan mengadakan eksplorasi pada percobaan-percobaan.
3. Menghasilkan siswa untuk menjadi jiwa peneliti, gemar mencari tahu, pengembangan
keilmuan, serta memberikan kesejahteraan kepada masyarakat.

Kekurangan :

1. Kekurangan alat bisa menghambat siswa dalam bereksperimen lebih.


2. Eksperimen dilakukan pada jam kelas yang terbatas, sehingga percobaan yang dilakukan
juga terbatas.
3. Cocok pada beberapa tipe pelajaran saja, layaknya biologi, teknologi, dan lain-lainnya.

6. Metode Karya Wisata


Metode ini merupakan metode pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan, lokasi, atau
tempat-tempat yang memiliki pengetahuan di dalamnya. Metode ini dilakukan dengan
pendamping oleh guru atau orang tua apabila siswa usianya terlalu muda. Pendampingan
ditujukan untuk mengetahui sumber pengetahuan yang perlu dipahami oleh siswa.

Tujuan dari metode ini adalah untuk siswa agar membuat laporan untuk didiskusikan bersama
dengan siswa lainnya serta pendamping. Berikut beberapa kelebihan dan kekurangan dari metode
ini :

Kelebihan :
1. Metode modern yang memanfaatkan interaksi pada lingkungan nyata.
2. Bahan yang dipelajari disekolah dapat langsung dilihat secara nyata, seperti bangunan
bersejarah.
3. Dapat mendorong siswa untuk lebih kreatif.
4. Sangat menyenangkan serta tidak jenuh.

Kekurangan :

1. Membutuhkan perencanaan yang matang.


2. Membutuhkan persiapan dengan persetujuan oleh banyak pihak.
3. Metode ini sering kali lebih mengutamakan tujuan dari rekreasi daripada tujuan
pembelajaran.
4. Memerlukan biaya yang cukup mahal.
5. Membutuhkan pengawasan dari guru maupun orang tua.
6. Keselamatan serta perlindungan menjadi faktor paling penting.

7. Metode Latihan Keterampilan


Salah satu dari jenis-jenis metode pembelajaran adalah metode latihan keterampilan. Metode ini
dilaksanakan dengan mengajak siswa atau peserta didik ke suatu tempat latihan keterampilan
untuk melihat proses serta tujuan dalam pembuatan sesuatu.

Dengan menggunakan metode latihan keterampilan siswa dapat meraih keterampilan motorik,
menambah kemampuan mental, membentuk kebiasaan hal baik dalam ketepatan serta kecepatan
pelaksanaan suatu hal pada siswa atau peserta didik.

Kelebihan :

1. Membiasakan kepandaian dalam hal motorik dan kognitif siswa dengan menggunakan
alat-alat serta kemampuan dalam mengolah bahan menjadi ide yang lebih kreatif.
2. Mengasah kreativitas seni siswa.
3. Mengasah fokus, ketelitian, kecepatan dan ketepatan.

Kekurangan :

1. Siswa yang tidak mempunyai keinginan akan kesulitan dalam menyesuaikan diri.
2. Menghalangi bakat siswa yang lainnya, maka lebih baik disesuaikan pada bakat masing-
masing.
3. Terjadinya waktu yang lama dalam melaksanakan latihan sehingga dapat menimbulkan
kebosanan serta kehilangan minat pada siswa.

8. Metode Pemecahan Masalah (Problem Based Learning)


Metode pemecahan masalah atau PBI ini biasanya dilaksanakan dalam kelas kecil, siswa
diberikan kasus untuk dipecahkan dalam diskusi kelompok. Lalu siswa menyatakan hasil
pencarian materi terkait kasus serta yang didiskusikan dalam kelompok. Berikut beberapa
kelebihan dan kekurangan dari metode pembelajaran ini.

Kelebihan :

1. Siswa atau peserta didik menjadi sangat aktif untuk mencari materi atau informasi terkait
kasus.
2. Siswa akan aktif dalam mengutarakan pendapat dan berdiskusi.
3. Susana dalam kelas menjadi tidak membosankan serta menyita fokus siswa.

Kekurangan :

1. Lebih tepat dilaksanakan pada kelas kecil dengan siswa yang tidak terlalu banyak.
2. Memerlukan yang namanya trigger atau kasus pemicu yang baik supaya diskusi bisa
terarah sesuai tujuan pembelajaran.
3. Memerlukan mentor atau pembimbing yang bertugas supaya meluruskan alur diskusi.
4. Pendapat siswa bisa saja sama atau mirip yang seharusnya sudah tidak usah diutarakan
kembali.
5. Diskusi dapat berjalan terlalu panjang pada satu topik bahasan serta dapat memakan
waktu yang lama jika semua siswa berpendapat pada satu topik.

9. Metode Perancangan
Berikutnya dari salah satu jenis-jenis metode pembelajaran yakni metode perancangan. Metode
ini merupakan pembelajaran yang mana siswa harus membuat atau menciptakan suatu proyek
yang diteliti sebagai objek.

Metode perancangan dapat merombak pola pikir siswa untuk lebih luas dan menyeluruh dalam
memperhatikan suatu pemecahan masalah yang dihadapi serta dapat membimbing siswa dalam
menerapkan pengetahuan, sikap dan keterampilan secara terpadu. Berikut beberapa kekurangan
dan kelebihannya.

Kelebihan :

1. Menciptakan pola pikir secara kritis dan kreatif sehingga menjadi lebih luas serta mampu
memecahkan masalah.
2. Melatih siswa supaya dapat mengintegrasikan pengetahuan, sikap, serta keterampilan
secara terpadu dan berguna nyata untuk kehidupannya sehari-hari.

Kekurangan :

1. Kurikulum belum dapat menunjang metode pengajaran ini. Serta hanya bisa dikaji ketika
ada acara-acara perlombaan tertentu.
2. Membutuhkan bimbingan khusus dari guru untuk melaksanakan perencanaan serta
pelaksanaan.
3. Memerlukan fasilitas serta sumber yang mendukung pelaksanaan.
10. Metode Discovery
Metode discovery merupakan metode pengajaran modern dengan mengembangkan siswa
menjadi lebih aktif, mandiri, serta pemahaman yang lebih baik. Siswa atau peserta didik mencari
jawaban dari pertanyaannya sendiri, maka dari itu siswa dapat mengingatnya lebih baik.

Bisa dibilang metode ini adalah metode penemuan, dengan metode penemuan ini siswa akan
lebih aktif mencari, memahami, serta menemukan jawaban atau materi terkait. Dan juga dapat
menganalisis pengetahuan yang didapatkan lalu diberitahukan kepada masyarakat.

Kelebihan :

1. Memajukan psikologis siswa serta memperbanyak penguasaan keterampilan.


2. Pengetahuan didapatkan dengan caranya sendiri, sehingga menjadi lebih kreatif dan
mandiri secara lebih luas.
3. Bisa menyesuaikan kemampuan atau keterampilan siswa.
4. Memfokuskan siswa dalam bergerak maju serta meningkatkan motivasi diri dalam
belajar.
5. Menumbuhkan rasa percaya diri siswa melalui penemuannya.
6. Menumbuhkan interaksi siswa dengan guru.

Kekurangan :

1. Memerlukan persiapan mental untuk proses pembelajaran ini.


2. Hanya dapat bisa untuk kelas kecil saja.
3. Ide mungkin sulit ditemukan.
4. Tidak semua dari penemuan menjelaskan pemecahan masalah tersebut.
5. Mengerjakan penemuan lebih penting dari pada memperhatikan apa yang diperoleh dari
ketrampilan serta sikap.

11. Metode Inquiry


Metode inquiry merupakan metode yang dapat membentuk siswa dalam menyadari apa yang
mereka dapatkan selama proses pembelajaran.

Dalam hal ini guru masih menjadi peranan penting untuk metode ini, dengan membuat desain
pengalaman belajar, harus menuntun siswa untuk melaksanakan kegiatan, serta mengetahui cara
meningkatkan konsentrasi belajar anak dan cara mengatasi siswa yang malas belajar.

12. Metode Mind Mapping


Metode mind mapping merupakan metode pembelajaran yang menerapkan cara berpikir secara
runtun pada suatu permasalahan, bagaimana itu bisa terjadi sampai penyelesaiannya. Berikut
beberapa kekurangan dan kelebihannya.
Kelebihan :

1. Dengan menggunakan cara ini, pembelajaran lebih efektif serta efisien.


2. Ide baru bisa datang saat menggambar diagram.
3. Diagram yang terbentuk bisa dijadikan alur berpikir yang efektif serta bermanfaat pada
hal lain.

Kekurangan :

1. Yang dapat mampu terlibat hanya siswa yang aktif saja.


2. Membutuhkan dasar banyak membaca sebelum membuat mapping.
3. Beberapa informasi yang detail tidak berada dalam mapping.
4. Orang tidak dapat memahami mind mapping buatan orang lain, sebab hanya berupa poin
inti saja yang tertulis.
5. Beberapa orang kesulitan dalam merangkai panah atau alur mind mapping dengan rapi,
sehingga sering kali mind mapping berkesan berantakan serta tidak dapat dipahami.

13. Metode Role Playing/Berbagi Peran


Metode role playingatau juga bisa disebut berbagi peran merupakan metode yang menggunakan
drama atau peran. Dalam metode ini siswa terlibat untuk berakting sebagai suatu karakter untuk
situasi tertentu serta memperlihatkan respon yang sebagaimana dilakukan. Berikut beberapa
kelebihan dan kekurangannya.

Kelebihan :

1. Siswa atau peserta didik dapat mempraktikkan secara langsung.


2. Mengasah rasa percaya diri siswa di depan kelas.
3. Lebih paham pada materi.

Kekurangan :

1. Tidak semua siswa dapat menyukai metode ini.


2. Metode ini akan sulit pada tipe siswa yang introvert.

14. Metode Cooperative Script


Berikutnya dari salah satu jenis-jenis metode pembelajaran adalah metode cooperative script.
Metode ini merupakan pembelajaran dengan memasangkan siswa kepada siswa lain, serta secara
lisan menuntut untuk menyampaikan inti sari dari bagian materi yang disampaikan. Berikut
beberapa kelebihan dan kekurangannya.

Kelebihan :

1. Mengasah kemampuan bicara siswa serta mengasah kemampuan untuk mendengarkan.


2. Siswa sebagai partisipasi menjadi aktif secara menyeluruh.
3. Meluaskan rasa percaya dirinya serta keberanian.

Kekurangan :

1. Hanya dapat dilaksanakan pada mata pelajaran tertentu.


2. Hanya dapat dilaksanakan pada dua grup serta berpasangan dua orang.

15. Metode Debat


Metode debat merupakan metode yang mengadu pada dua pihak atau lebih, serta perorangan atau
kelompok untuk berargumentasi. Yang dibahas dalam argumentasi ialah tentang penyelesaian
suatu permasalahan serta memberi keputusan pada masalah.

Kelebihan :

1. Mengasah kemampuan siswa dalam berpendapat serta mempertahankan pendapat.


2. Melatih kerja kelompok.
3. Menuntut siswa dalam mencari informasi yang kuat untuk berargumentasi.
4. Mengasah rasa percaya diri untuk berpendapat.

Kekurangan :

1. Beberapa kali berebut dalam menyatakan pendapat.


2. Pendapat tidak mempunyai inti sari yang informatif serta hanya berisikan sanggahan.
3. Beradu argumen tidak ditemukannya titik penyelesaian.
4. Siswa yang kurang dalam berargumen akan bersikap pasif, sedangkan hanya orang-orang
tertentu saja yang aktif dalam berbicara.

16. Metode Mengajar Sesama Teman (Peer Teaching


Method)
Berikutnya dari salah satu jenis-jenis metode pembelajaran yakni metode peer teaching. Metode
ini merupakan metode yang mana berkonsep bahwa para siswa dapat saling mengajar serta dapat
membantu dalam pembelajaran, karena sebab itu metode ini juga bisa disebut metode mengajar
sesama teman.

17. Metode Bagian (Teileren Method)


Selanjutnya dari salah satu jenis-jenis metode pembelajaran adalah metode bagian atau juga bisa
disebut teileren method.

Metode ini merupakan pembelajaran sebagian-sebagian dari materi yang dibahas, contohnya
seperti mengambil suatu pembahasan sedikit demi sedikit untuk disambungkan kepada
pembahasan yang lainnya, tentu saja pengambilan dari pembahasan materi yang berhubungan
pada pokok pembahasan utama dari proses pembelajaran.

18. Metode Global


Metode global adalah metode pembelajaran yang mana siswa disuruh untuk memahami suatu
materi secara keseluruhan, kemudian meresume apa yang diambil atau diserap serta menentukan
pokok pembahasan materi tersebut.

19. Metode Beregu (Team Teaching Method)


Jenis-jenis metode pembelajaran selanjutnya adalah metode beregu, metode ini merupakan
pembelajaran dengan lebih dari satu guru, serta materi yang diberikan oleh beberapa pengajar
pada waktu yang berbeda. Soal dibuat serta di satukan dengan memakai poin-poin pencapaian
yang sudah dibahas jelas oleh beberapa guru. Kemudian siswa harus berhadapan langsung
kepada guru untuk ujian lisan.

20. Metode Ceramah Plus


Metode ceramah plus merupakan metode pembelajaran dengan menggunakan ceramah secara
lisan disertai metode lainnya. Metode ini merupakan penggabungan dari metode-metode lainnya,
antara lain :

A. Metode Ceramah Plus Tanya Jawab dan Tugas

Metode ini merupakan pembelajaran yang menggunakan lebih dari satu cara mengajar,
berbentuk metode ceramah penggabungan dengan beberapa metode lainnya. Dalam
penggabungan ini berupa dengan tanya jawab dan pemberian tugas oleh guru. Aturan dari
penyampaiannya sebagai berikut :

1. Diberitahukan secara tertib.


2. Pemberian materi yang diberikan oleh guru yang bersangkutan.
3. Guru memberikan kesempatan siswa dalam hal bertanya.
4. Guru memberikan tugas kepada siswa.

B. Metode Ceramah Plus Diskusi dan Tugas

Guru melakukan metode ini secara tertib sesuai pada urutan penggabungannya, dimulai dari
penguraian materi pelajaran, diskusi, serta pembagian tugas kepada siswa.

Penguraian materi harus di awal karena supaya siswa mendapatkan gambaran keseluruhan
tentang apa yang dibahas, sehingga dapat terjadi diskusi serta pemberian tugas yang membantu
pemahaman anak mengenai materi tersebut.
C. Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan

Metode ini merupakan penggabungan antara kegiatan untuk menguraikan materi yang
dibawakan oleh guru tentang pelajaran, dengan kegiatan mempraktikkan hal berhubungan pada
materi atau latihan. Guru akan memberikan pelajaran sekaligus mempraktikkan apa yang
disampaikan serta menggerakkan siswa untuk berlatih berdasarkan materi tersebut.

Mungkin ini saja yang bisa sampaikan, semoga adanya artikel ini bisa menambah wawasan
kalian. Singkatnya guru harus menyesuaikan metode-metode pengajaran dengan para siswa atau
peserta didik, supaya siswa bisa memahami apa yang disampaikan oleh guru. Demikian dari

saya, Terimakasih

Menurut Hamalik (2002) Metode simulasi adalah metode penyelenggaraan pembelajaran yang
dirancang untuk menggambarkan suatu fenomena, peristiwa, atau untuk mempraktikkan
keterampilan tertentu melalui tingkah laku tiruan. Sebagai bagian dari metode pembelajaran
aktif, tujuan metode simulasi diarahkan untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran.

Menurut Hamalik (2002), tujuan model pembelajaran menggunakan metode simulasi adalah
sebagai berikut: 

1. Belajar dengan berbuat. Para siswa melakukan peranan tertentu sesuai dengan kenyataan yang
sesungguhnya. Tujuannya untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan interaktif atau
keterampilan-keterampilan reaktif. 
2. Belajar melalui peniruan (imitasi). Para siswa pelaku drama menyamakan diri dengan pelaku
(aktor) dan tingkah laku mereka. 
3. Belajar melalui balikan. Para pengamat mengomentari (menanggapi) perilaku para
pemain/pemegang peran yang telah ditampilkan. Tujuannya untuk mengembangkan prosedur-
prosedur kognitif dan prinsip-prinsip yang mendasari perilaku keterampilan yang telah
didramatisasikan. 
4. Belajar melalui pengkajian, penilaian, dan pengulangan. Para peserta dapat memperbaiki
keterampilan-keterampilan mereka dengan mengulanginya dalam penampilan berikutnya.

Adapun menurut Sumantri dan Permana (2002), tujuan dari metode simulasi antara lain yaitu
sebagai berikut:

1. Melatih keterampilan tertentu yang bersifat praktis bagi kehidupan sehari-hari. 


2. Membantu mengembangkan sikap percaya diri peserta didik. 
3. Mengembangkan persuasi dan komunikasi. 
4. Melatih peserta didik memecahkan masalah dengan memanfaatkan sumber-sumber yang dapat
digunakan memecahkan masalah.
5. Meningkatkan pemahaman tentang konsep dan prinsip yang dipelajari. 
6. Meningkatkan keaktifan belajar dengan melibatkan peserta didik dalam mempelajari situasi
yang hampir serpa dengan kejadian yang sebenarnya.

Prinsip-prinsip Metode Simulasi 

Menurut Uno (2007), terdapat beberapa prinsip yang harus dijalankan oleh guru atau fasilitator
dalam menggunakan metode simulasi dalam pembelajaran, yaitu: 

1. Penjelasan, untuk melakukan simulasi pemain harus benar-benar memahami aturan main. Oleh
karena itu guru hendaknya memberikan penjelasan dengan sejelas-jelasnya tentang aktivitas
yang harus dilakukan berikut konsekuensi-konsekuensinya.
2. Mengawasi (refereeing), simulasi dirancang untuk tujuan tertentu dengan aturan dan prosedur
main tertentu. Oleh karena itu guru harus mengawasi proses simulasi sehingga berjalan
sebagaimana seharusnya.
3. Melatih (coaching), dalam simulasi pemain akan mengalami kesalahan. Oleh karena itu guru
harus memberikan saran, petunjuk, atau arahan sehingga memungkinkan mereka tidak
melakukan kesalahan yang sama.
4. Diskusi, dalam refleksi menjadi sangat penting. Oleh karena itu setelah selesai simulasi selesai
guru mendiskusikan beberapa hal, seperti: (a) seberapa jauh simulasi sudah sesuai dengan
situasi nyata (real word); (b) kesulitan-kesulitan; (c) hikmah apa yang dapat diambil dari
simulasi; dan (d) bagaimana memperbaiki/meningkatkan kemampuan simulasi, dll.

Jenis-jenis Metode Simulasi 

Menurut Sanjaya (2006) dan Nata (2009), model pembelajaran dengan metode simulasi terdiri
dari beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:

a. Sosiodrama 

Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah


yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antara
manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter dan lain
sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan
masalah-masalah sosial serta mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya.

b. Psikodrama 

Psikodrama adalah metode pembelajaran dengan bermain peran yang bertitik tolak dari
permasalahan-permasalahan psikologis. Psikodrama biasanya digunakan untuk terapi, yaitu agar
siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dirinya, menemukan konsep diri,
menyatakan reaksi terhadap tekanan-tekanan yang dialaminya.

c. Role Playing 

Role playing atau permainan peran adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari metode
simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa-peristiwa
aktual. Dalam proses pelajarannya metode ini mengutamakan pola permainan dalam bentuk
dramatisasi. Dramatisasi dilakukan oleh kelompoknya masing-masing dengan mekanisme
pelaksanaan yang diarahkan guru untuk melaksanakan kegiatan yang telah ditentukan atau
direncanakan sebelumnya.

d. Peer teaching 

Peer teaching adalah metode simulasi yang digunakan guru dalam memberikan pengalaman
mengajar bagi para calon guru. Tujuannya adalah agar dengan pengalaman mengajar tiruan ini,
diharapkan ia dapat memiliki pengalaman tentang cara mengajar yang sesungguhnya. Selain itu
peer teaching merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan seorang siswa kepada siswa
lainnya dan salah satu siswa itu lebih memahami materi pembelajaran.

Langkah-langkah Metode Simulasi 

Menurut Sanjaya (2006), model pembelajaran menggunakan metode simulasi dilakukan melalui
beberapa tahapan atau langkah-langkah yaitu sebagai berikut:

a. Persiapan Simulasi 

1. Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh simulasi.
2. Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan.
3. Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang harus dimainkan
oleh pemeran, serta waktu yang disediakan.
4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya pada siswa yang terlibat
dalam pemeran simulasi.

b. Pelaksanaan Simulasi 
Baca Juga

 Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing


 Metode Belajar Student Facilitator and Explaning
 Model Pembelajaran CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending)
 Strategi Pembelajaran Point Counterpoint

1. Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran. 


2. Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian. 
3. Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapatkan kesulitan. 
4. Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong siswa
berpikir dalam menyelesaikan masalah yang sedang disimulasikan.

c. Penutup Simulasi 

1. Melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun materi cerita yang disimulasikan.
2. Guru harus mendorong agar siswa dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses
pelaksanaan simulasi.
Sedangkan menurut Winataputra (2001), langkah-langkah yang dijalankan dalam pelaksanaan
metode simulasi adalah sebagai berikut:

a. Tahap Orientasi 

1. Menyajikan berbagai topik simulasi dan konsep-konsep yang akan diintegrasikan dalam proses
simulasi. 
2. Menjelaskan prinsip simulasi dan permainan. 
3. Memberikan gambaran teknis secara umum tentang proses simulasi.

b. Tahap Latihan bagi Siswa 

1. Membuat skenario yang berisi aturan peranan, langkah, pencatatan, bentuk keputusan yang
harus dibuat, dan tujuan yang akan dicapai. 
2. Menugaskan para pemeran dalam simulasi. 
3. Mencoba secara singkat suatu episide.

c. Tahap Proses Simulasi 

1. Melaksanakan aktivitas permainan dan pengaturan kegiatan tersebut. 


2. Memperoleh umpan balik dan evaluasi dari hasil pengamatan terhadap performa si pemeran. 
3. Menjernihkan hal-hal yang miskonsepsional. 
4. Melanjutkan permainan/simulasi.

d. Tahap Pemantapan (debriefing) 

1. Memberikan ringkasan mengenai kejadian dan persepsi yang timbul selama simulasi. 
2. Memberikan ringkasan mengenai kesulitan–kesulitan dan wawasan para peserta.
3. Menganalisis proses. 
4. Membandingkan aktivitas simulasi dengan dunia nyata. 
5. Menghubungkan proses simulasi dengan isi pelajaran. 
6. Menilai dan merancang kembali simulasi.

Peranan Guru dalam Metode Simulasi 

Menurut Dahlan (1984), peran atau fungsi guru/fasilitator dalam pelaksanaan metode simulasi
adalah sebagai berikut: 

1. Menjelaskan (Explaining). Peserta didik sebagai pemegang peran perlu memahami garis besar
berbagai aturan dari kegiatan atau peralatan yang diperlukan, atau tentang implikasi dari setiap
tindakan yang ia lakukan. Dalam hal ini guru dapat menjelaskan sekedarnya kepada peserta
didik, pemahaman peserta didik terhadap pokok kegiatan simulasi serta implikasi-implikasinya
akan menjadi lebih jelas setelah pesrta didik melakukannya sendiri atau setelah dilakukan
diskusi.
2. Mewasiti (refereeing). Guru harus membentuk kelompok-kelompok dan membagi peserta didik
dalam kelompok atau peran sesuai dengan kemampuan dan keinginan peserta didik. Selain itu
guru harus mengawasi partisipasi peserta didik dalam permainan simulasi.
3. Melatih (Ciaching). Guru juga harus bertindak sebagai seorang pelatih yang memberikan
petunjuk-petunjuk kepada peserta didik agar mereka dapat berperan dengan baik. 
4. Memimpin diskusi (discussing). Selama permainan berlangsung guru akan memimpin kelas
dalam suasana diskusi, misalnya membicarakan tanggapan peserta didik dan kesukaran yang
dijumpai, cara-cara untuk menguji kebenaran permainan dan bagaimana permainan simulasi itu
dinyatakan dengan kehidupan yang sebenarnya.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Simulasi 

Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, begitu juga
dengan metode simulasi.

a. Kelebihan metode simulasi 

Menurut Anitah (2007) dan Sanjaya (2006), kelebihan atau keunggulan metode simulasi yaitu: 

1. Siswa dapat melakukan interaksi sosial dan komunikasi dalam kelompoknya. 


2. Aktivitas siswa cukup tinggi dalam pembelajaran sehingga terlibat langsung dalam
pembelajaran. 
3. Dapat membiasakan siswa untuk memahami permasalahan sosial (merupakan implementasi
pembelajaran yang berbasis kontekstual).
4. Dapat membina hubungan personal yang positif. 
5. Dapat membangkitkan imajinasi, Membina hubungan komunikatif dan bekerja sama dalam
kelompok. 
6. Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya
kelak, baik dalam kehidupan keluarga masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
7. Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi
kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang disimulasikan. 
8. Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
9. Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi
berbagai situasi sosial yang problematik.
10. Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran.
11. Dapat ditemukan bakat-bakat baru dalam bermain atau berakting. 
12. Memupuk daya cipta peserta didik.
13. Mengurangi hal-hal yang bersifat abstrak dengan menampilkan kegiatan yang nyata.

b. Kekurangan metode simulasi 

Menurut Sanjaya (2006), kekurangan atau kelemahan dari model pembelajaran menggunakan
metode simulasi yaitu: 

1. Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dengan kenyataan di lapangan.
2. Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan
pembelajaran menjadi terabaikan.
3. Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering mempengaruhi siswa dalam melakukan
simulasi. 
4. Biaya pengembangannya tinggi dan perlu waktu lama.
5. Fasilitas dan alat-alat khusus yang dibutuhkan mungkin sulit diperoleh serta mahal harga dan
pemeliharaannya.

Daftar Pustaka

 Sa'ud, U.S. 2005. Perencanaan Pendidikan Pendekatan Komprehensif. Bandung: Remaja


Rosdakarya.
 Sudjana, Nana. 2013. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
 Ali, Muhammad. 2003. Guru Dalam Proses belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
 Sumantri, Mulyani dan Permana, Johar. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen
Pendidikan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 
 Hamalik, Oemar. 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta:
Bumi Aksara.
 Djamarah, S.B. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
 Uno, H.B. 2007. Model Pembelajaran (Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan
Efektif). Jakarta: Bumi Aksara.
 Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
 Nata, Abuddin. 2009. Prespektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Perdana Media
Group. 
 Dahlan, M.D. 1984. Model-model mengajar. Bandung: Diponegoro.
 Anitah, Sri, W, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
 Winataputra, Udin S. 2001. Model-model pembelajaran Inovatif. Jakarta: Universitas Terbuka. 

PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber
rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (2021). Model Pembelajaran Simulasi. Diakses pada 11/17/2022, dari

https://www.kajianpustaka.com/2021/05/model-pembelajaran-simulasi.html

Berbagi

Anda mungkin juga menyukai