a. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode pengajaran di mana pengetahuan dan informasi
disampaikan secara lisan kepada sejumlah besar siswa yang biasanya mengikuti secara pasif.
Muhibbin Syah (2000). Mengenai metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya
metode penyampaian informasi yang paling ekonomis dan efektif untuk mengetahui
kelangkaan literatur atau sumber sesuai dengan daya beli dan pemahaman mahasiswa.
b. Metode Diskusi
Muhibbin Syah (2000) mendefinisikan bahwa metode diskusi merupakan metode
pembelajaran yang sangat erat kaitannya dengan pemecahan masalah. Metode ini biasa
disebut diskusi kelompok dan pengajian.
c. Metode Demonstrasi
Metode Demonstrasi adalah metode pengajaran yang menyajikan topik, peristiwa, aturan,
dan periode pertunjukan baik secara langsung maupun menggunakan alat peraga yang
berkaitan dengan topik atau materi yang disajikan. Muhibbin Syah (2000).
f. Metode Eksperimen
Metode eksperimen memberikan kesempatan kepada siswa secara individu atau
kelompok untuk berlatih melakukan suatu proses atau eksperimen. Syaiful Bahri Djamarah,
(2000). Metode eksperimen adalah metode pengajaran yang menggunakan metode tertentu
dan dilakukan lebih dari satu kali. Misalnya di laboratorium.
(Wati Oviana dan Maulidar 2013) menjelaskan bahwa pengajaran menggunakan metode
eksperimen untuk membantu siswa mengeksplorasi konsep melalui eksperimen. Karena
konsep familiar ini bukan hasil dari menghafal atau menyalin buku, siswa memahaminya
setelah mengamati, mengkategorikan, mengkuantifikasi, mengintervensi dan
mengomunikasikan untuk menarik kesimpulan yang valid. Dengan metode ini, siswa terlibat
penuh dalam merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, mencari informasi,
mengumpulkan informasi, mengelola variabel dan memecahkan masalah dunia nyata.
Tujuan penggunaan teknik ini adalah agar siswa dapat mencari dan menemukan sendiri
berbagai jawaban atau masalah yang mereka hadapi dengan melakukan eksperimen sendiri.
Siswa juga dapat dilatih berpikir ilmiah. Melalui eksperimen, siswa menemukan bukti bahwa
teori siswa mereka benar.
Agar penggunaan metode ujian dapat efektif dan efisien, hal-hal berikut harus
diperhatikan:
1. Dalam ujian, setiap siswa harus lulus ujian, sehingga jumlah alat dan bahan atau
bahan tes harus mencukupi untuk setiap siswa.
2. Agar ujian tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan atau hasil yang
merugikan, maka kondisi alat dan mutu bahan uji yang digunakan harus baik dan
bersih.
3. Dalam percobaan, siswa harus berhati-hati dan berkonsentrasi dalam mengamati
proses percobaan, sehingga mereka membutuhkan waktu lama sebelum mereka
menemukan bukti kebenaran teori yang mereka pelajari.
4. Siswa dalam menghadapi ujian belajar dan berlatih, sehingga harus mendapat
petunjuk yang jelas, karena selain memperoleh pengetahuan, pengalaman dan
keterampilan, guru juga harus mempertimbangkan kematangan mental dan sikap
dalam memilih topik ujian.
5. Tidak semua masalah dapat diuji, seperti masalah yang berkaitan dengan psikologi,
kehidupan sosial dan kepercayaan manusia. Kemungkinan lain adalah alatnya sangat
terbatas, sehingga Anda tidak dapat menguji masalah karena alat tersebut belum ada.
Dalam belajar mengajar, siswa diberi kemungkinan untuk mengalaminya sendiri atau
melakukannya sendiri dengan mengamati proses, dengan mengamati beberapa objek,
keadaan atau proses. Dengan demikian, siswa harus mengalami sendiri, mencari kebenaran
atau mencoba menemukan hukum atau proposisi dan menarik kesimpulan dari proses
pengalaman.
Terkadang dalam belajar mengajar, siswa harus diundang ke luar sekolah, diundang
untuk berkunjung. tempat tertentu atau objek lain. Menurut Roestiyah (2001:85), perjalanan
bukan hanya sekedar liburan, tetapi belajar atau memperdalamnya dengan melihat
kenyataannya.
Oleh karena itu dikatakan bahwa teknik karya wisata adalah suatu metode pengajaran
yang diterapkan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah
untuk mempelajari atau meneliti sesuatu, misalnya mengunjungi pabrik sepatu, bengkel
mobil, mempelajari atau meneliti sesuatu. poin kenyamanan bisnis dan sebagainya.
Ada juga keterbatasan dalam penggunaan teknik karya wisata yang harus diperhatikan
atau diatasi agar teknik ini dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, yaitu sebagai
berikut: karya wisata biasanya dilakukan di luar sekolah, sehingga jarak ke luar sekolah dapat
ditempuh. sangat jauh, sehingga harus menggunakan transportasi dan membutuhkan biaya
yang besar. Pastikan untuk menggunakannya di luar jam sekolah agar tidak mengganggu
kelancaran rencana pembelajaran lainnya. Biaya tinggi terkadang tidak terjangkau bagi siswa,
sehingga mereka membutuhkan bantuan dari sekolah.
Jika tempatnya jauh, guru harus memikirkan aspek keselamatan, kemampuan siswa
untuk menempuh jarak, perlu dijelaskan adanya aturan yang berlaku untuk proyek atau hal-
hal berbahaya.
Banyak istilah yang digunakan dalam metode wisata ini, seperti widyawisata, study tour,
dll. Ada perjalanan yang bersifat jangka pendek dan ada pula yang beberapa hari atau lebih
lama. Meskipun karya wisata sebagian besar bersifat non-akademik, tujuan pendidikan secara
keseluruhan dapat segera dicapai, terutama dalam hal mengembangkan pandangan dunia
berdasarkan pengalaman.
l. Metode Perancangan
Ini adalah metode pembelajaran di mana pendidik harus merancang proyek sebagai objek
pembelajaran.
o. Metode Discovery
Salah satu metode pembelajaran yang banyak digunakan di perguruan tinggi akhir-akhir
ini adalah metode discovery, karena metode discovery:
1. Merupakan cara untuk mengembangkan pembelajaran aktif siswa,
2. Dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh adalah
benar. dan tetap dalam ingatan, tidak mudah dilupakan oleh siswa,
3. Pemahaman yang ditemukan sendiri benar-benar dapat dikendalikan dan mudah
digunakan atau dipindahkan ke situasi lain,
4. Melalui strategi penemuan, anak belajar menguasai metode ilmiah yang dapat mereka
kembangkan sendiri,
5. Juga melalui ini. Metode penemuan, anak belajar berpikir analitis dan mencoba
memecahkan masalah yang dihadapinya, kebiasaan ini ditransfer ke kehidupan sosial.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode discovery adalah suatu metode dimana
dalam proses belajar mengajar guru memperkenankan siswa-siswanya menemukan sendiri
informasi yang secara tradisional biasa diberitahukan atau diceramahkan saja. Suryosubroto
(2002:193) mengutip pendapat Sund (1975) bahwa discovery adalah proses mental dimana
siswa mengasimilasi sesuatu konsep atau sesuatu prinsip. Proses mental tersebut misalnya
mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat
kesimpulan, dan sebagainya.
Langkah-langkah pelaksanaan metode penemuan menurut Suryosubroto (2002:197)
yang mengutip pendapat Gilstrap (1975) adalah:
1. Menilai kebutuhan dan minat siswa, dan menggunakannya sebagai dasar untuk
menentukan tujuan yang berguna dan realities untuk mengajar dengan penemuan,
2. Seleksi pendahuluan atas dasar kebutuhan dan minat siswa, prinsip-prinsip,
generalisasi, pengertian dalam hubungannya dengan apa yang akan dipelajarai,
3. Mengatur susunan kelas sedemikian rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus
bebas pikiran siswa dalam belajar dengan penemuan,
4. Berkomunikasi dengan siswa akan membantu menjelaskan peranan penemuan,
5. Menyiapkan suatu situasi yang mengandung masalah yang minta dipecahkan,
6. Mengecek pengertian siswa tentang maslah yang digunakan untuk merangsang belajar
dengan penemuan,
7. Menambah berbagai alat peraga untuk kepentingan pelaksanaan penemuan,
8. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bergiat mengumpulkan dan bekerja dengan
data, misalnya tiap siswa mempunyai data harga bahan-bahan pokok dan jumlah
orang yang membutuhkan bahan-bahan pokok tersebut,
9. Mempersilahkan siswa mengumpulkan dan mengatur data sesuai dengan
kecepatannya sendiri, sehingga memperoleh tilikan umum,
10. Memberi kesempatan kepada siswa melanjutkan pengalaman belajarnya, walaupun
sebagian atas tanggung jawabnya sendiri,
11. Memberi jawaban dengan cepat dan tepat sesuai dengan data dan informasi bila
ditanya dan diperlukan siswa dalam kelangsungan kegiatannya,
12. Memimpin analisisnya sendiri melalui percakapan dan eksplorasinya sendiri dengan
pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses,
13. Mengajarkan ketrampilan untuk belajar dengan penemuan yang diidentifikasi oleh
kebutuhan siswa, misalnya latihan penyelidikan,
14. Merangsang interaksi siswa dengan siswa, misalnya merundingkan strategi
penemuan, mendiskusikan hipotesis dan data yang terkumpul,
15. Mengajukan pertanyaan tingkat tinggi maupun pertanyaan tingkat yang sederhana,
16. Bersikap membantu jawaban siswa, ide siswa, pandanganan dan tafsiran yang
berbeda. Bukan menilai secara kritis tetapi membantu menarik kesimpulan yang
benar,
17. Membesarkan siswa untuk memperkuat pernyataannya dengan alas an dan fakta,
18. Memuji siswa yang sedang bergiat dalam proses penemuan, misalnya seorang siswa
yang bertanya kepada temannya atau guru tentang berbagai tingkat kesukaran dan
siswa siswa yang mengidentifikasi hasil dari penyelidikannya sendiri,
19. Membantu siswa menulis atau merumuskan prinsip, aturan ide, generalisasi atau
pengertian yang menjadi pusat dari masalah semula dan yang telah ditemukan melalui
strategi penemuan,
20. Mengecek apakah siswa menggunakan apa yang telah ditemukannya, misalnya teori
atau teknik, dalam situasi berikutnya, yaitu situasi dimana siswa bebas menentukan
pendekatannya.
Proses pembelajaran harus dilihat sebagai stimulus atau motivasi yang dapat mengajak
siswa untuk merasa terlibat atau berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru
hanya sebagai pembimbing dan supervisor atau pemimpin pendidikan yang demokratis, oleh
karena itu diasumsikan bahwa siswa lebih banyak terlibat dalam memecahkan masalah
sendiri atau dalam kelompok di bawah bimbingan guru
p. Metode Inquiry
Metode inquiry adalah metode yang mampu menggiring peserta didik untuk menyadari
apa yang didapatkan selama belajar. Inquiry memposisikan siswa sebagai subjek belajar yang
aktif (Mulyasa, 2003:23 ).
Meskipun metode ini berfokus pada aktivitas siswa, guru tetap memiliki peran penting
sebagai perancang pengalaman belajar. Guru berkewajiban membimbing siswa dalam
kegiatan tersebut. Terkadang guru harus memberikan penjelasan, mengajukan pertanyaan,
memberikan komentar dan saran kepada siswa. Guru dituntut untuk menjamin kemudahan
belajar dengan menciptakan suasana yang kondusif, menggunakan berbagai layanan media
dan materi pembelajaran.
Inquiry pada dasarnya adalah cara untuk menyadari apa yang dialami seseorang. Oleh
karena itu, inkuiri menuntut siswa untuk berpikir. Metode ini melibatkan mereka dalam
aktivitas spiritual. Metode ini menuntut siswa untuk mengolah pembelajaran agar bermakna
dalam kehidupan nyata. Dengan demikian, siswa terbiasa menjadi produktif, analitis dan
kritis melalui metode ini.
Langkah-langkah dalam proses penelitian adalah menjadi ingin tahu tentang sesuatu,
merumuskan jawaban, dan membuat kesimpulan dan keputusan yang valid untuk menjawab
masalah yang didukung oleh bukti. Selanjutnya, kesimpulan harus digunakan untuk
menganalisis data baru (Mulyasa, 2005:235).
Penyelidikan melibatkan proses mental tingkat yang lebih tinggi seperti merumuskan
masalah, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis
data, menarik kesimpulan. Dalam metode survei, Anda bisa menumbuhkan objektivitas,
kejujuran, rasa ingin tahu, keterbukaan, dll. Terakhir, Anda bisa membuat kesimpulan yang
disepakati. Ketika siswa melakukan semua hal di atas, itu berarti siswa mengajukan
pertanyaan.