Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS RELIABILITAS

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Proses dan Hasil Belajar

Dosen Pengampu : Dr. Kurniati, M.Si

Disusun oleh :

Imaduddin Nurrahman NPM. 212101041503

Primayanti NPM. 212101041505

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kemudahan kepada kami sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah materi mata kuliah “Evaluasi Proses dan Hasil Belajar”
yang berjudul “Analisis Reliabilitas”. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada
Baginda Rasulullah Muhammad SAW., beserta keluarga, sahabat dan orang-orang yang
mengikutinya hingga hari kiamat.

Makalah ini menjelaskan tentang “Analisis Reliabilitas”. Dengan demikian materi makalah
ini diharapkan dapat membantu proses belajar mahasiswa.

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun guna
perbaikan dan peningkatan kualitas makalah di masa yang akan datang dari pembaca adalah sangat
berharga bagi saya.

Demikian makalah ini kami susun, semoga makalah ini bisa menambah keilmuan dan
bermanfaat bagi kita semua serta menjadi tambahan referensi bagi penyusunan makalah dengan
tema yang senada diwaktu yang akan datang. Aamiin yaa robbal ‘alamin.

Bogor, Oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI .................................................................................................................................... 3
BAB I ............................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................. 5
BAB II .............................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 6
A. Hakikat Reliabilitas Instrumen ............................................................................................. 6
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi Reliabilitas.................................................................... 7
C. Jenis-jenis reliabilitas ..................................................................................................... 12
D. Penentuan Reliabilitas ................................................................................................... 14
BAB III ........................................................................................................................................... 17
PENUTUP ..................................................................................................................................... 17
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 17
B. Penutup .............................................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh proses pembelajaran. Untuk


mengukur keberhasilan proses pembelajaran diperlukan evaluasi dan proses analisis dari
evaluasi. Manfaat dari analisis evaluasi untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan
pembelajaran dalam rangka meningkatkan proses pembelajaran. Karena itu begitu
pentingnya guru mengadakan analisis butir soal distraktor, tingkat kesukaran, daya
pembeda, dan kualitas soal, validasi dan reliabilitas instrument.

Hasil dari proses penilaian perlu dilakukan analisis, untuk melihat validitas dan
efektivitas instrument, serta untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan proses
pembelajaran. Ada tiga sasaran pokok ketika guru melakukan analisis terhadap hasil
belajar, yaitu terhadap guru, siswa dan prosedur pembelajaran. Fungsi analisis untuk guru
terutama untuk mendiagnosis keberhasilan pembelajaran dan sebagai bahan untuk
merevisi dan mengembangkan pembelajaran dan tes. Bagi siswa, analisis diharapkan
berfungsi mengetahui keberhasilan belajar, mendiagnosa mengoreksi kesalahan belajar,
serta memotivasi siswa belajar lebih baik.
Perkembangan konsep penilaian pendidikan yang ada pada saat ini menunjukkan
arah yang lebih luas. Penilaian program pendidikan menyangkut penilaian terhadap tujuan
pendidikan, isi program, strategi pelaksanaan program dan sarana pendidikan. Penilaian
proses belajar mengajar menyangkut penilaian terhadap kegiatan guru, kegiatan siswa,
pola interaksi guru siswa dan keterlaksanaan program belajar mengajar. Sedangkan
penilaian hasil belajar menyangkut hasil belajar jangka pendek dan hasil belajar jangka
panjang.
Dengan demikian, inti penilaian adalah proses memberikan atau menentukan
nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Proses pemberian nilai
tersebut berlangsung, baik dalam bentuk validitas maupun reliabilitas. Keberhasilan
mengungkapkan hasil dan proses belajar siswa sebagaimana adanya objektivitas. Hasil
penilaian sangat tergantung pada kualitas alat penilaiannya di samping pada cara
pelaksanaannya. Pada makalah ini akan dibahas mengenai validitas dan reliabilitas tes
yang berguna sebagai pedoman bagi pembaca dalam melakukan penelitian.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud hakikat reliabilitas instrumen?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi reliabilitas?
3. Apa saja jenis-jenis reliabilitas?
4. Bagaimana menentukan reliabilitas?

C. Tujuan Penulisan

1. Dapat memahami hakikat reliabilitas instrumen.


2. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi reliabilitas.
3. Dapat mengetahui jenis-jenis reliabilitas.
4. Dapat memahami penentuan reliabilitas.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas test adalah tingkat ketetapan suatu tes yang bersangkutan untuk suatu
maksud tertentu (Madjid,1997). Suatu tes dapat dikatakan reliabel apabila tes tersebut
menunjukkan tingkat ketetapan nilai yang diperoleh sekelompok siswa dalam kesempatan
yang berbeda-beda dengan test yang sama.

Reliabilitas suatu tes adalah tingkat atau derajat konsistensi tes yang bersangkutan.
Reliabilitas berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu tes teliti dan dapat dipercaya
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika selalu
memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelom pok yang sama pada waktu atau
kesempatan yang berbeda. Anastasi (dalam arifin 2016 : 326) mengemukakan “Reliability
refers to the consistency of scores obtained by the same persons when reexamined the same
test on different occasion, or with different sets of equivalent items or under other variable
examining conditions”. Hal senada dikemukakan Gronlund (dalam arifin 2016 : 326)
bahwa “reliability refers to the results obtained with an evaluation instrument and not to
the instrument it self”.

Allen & Yen (dalam arifin 2017) menyatakan bahwa tes dikatakan reliabel jika skor
amatan mempunyai korelasi yang tinggi dengan skor yang sebenarnya. Selanjutnya
dinyatakan bahwa reliabilitas merupakan koefisien korelasi antara dua skor amatan yang
diperoleh dari hasil pengukuran menggunakan tes yang paralel. Dengan demikian,
pengertian yang dapat diperoleh dari pernyatan tersebut adalah suatu tes itu reliabel jika
hasil pengukuran mendekati keadaan peserta tes yang sebenarnya.

Oleh karena itu, dalam bidang pendidikan, pengukuran tidak dapat langsung
dilakukan pada ciri atau karakter yang akan diukur. Ciri atau karakter ini bersifat abstrak.
Hal ini menyebabkan sulitnya memperoleh alat ukur yang stabil untuk mengukur
karakteristik seseorang (Mehrens & Lehmann, 1973: 103).
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam pembuatan alat ukur dalam dunia
pendidikan harus dilakukan secermat mungkin dan disesuaikan dengan kaidah-kaidah yang
telah ditentukan oleh ahli-ahli pengukuran di bidang pendidikan. Kereliabilitasan suatu alat
ukur yang berupa suatu indeks reliabilitas dapat dilakukan penelaahan secara statistik.
Nilai ini biasa dinamakan dengan koefisien reliabilitas (reliability coefficient).

Sementara itu, Kerlinger (dalam Arifin, 2016) mengemukakan “Reliabilitas dapat


diukur dari tiga kriteria, yaitu stability, dependability, dan predictability”. Stability
menunjukkan keajegan suatu tes dalam mengukur gejala yang sama pada waktu yang
berbeda. Dependability menunjukkan kemantapan suatu tes atau seberapa jauh tes dapat
diandalkan. Predictability menunjukkan kemampuan tes untuk meramalkan hasil pada
pengukuran gejala selanjutnya. Untuk meningkatkan reliabilitas suatu tes, antara lain dapat
dilakukan dengan memperbanyak butir soal.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi Reliabilitas

Reliabilitas diterjemahkan dari kata reliability yang berarti hal yang dapat
dipercaya (tahan uji). Sebuah tes dikatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi jika tes
tersebut memberikan data hasil yang ajeg (tetap) walaupun diberikan pada waktu yang
berbeda kepada responden yang sama. Reliabilitas merupakan salah satu kriteria yang
harus dipenuhi oleh instrumen pengukuran sebelum digunakan untuk mengumpulkan data.
Reliabilitas mengacu pada ketetapan atau kekonsistenan alat ukur, meskipun digunakan
berulang kali pada subjek yang sama. Hal apa saja yang mempengaruhi reliabilitas tes hasil
belajar, yaitu:
1. Jumlah butir tes (panjang tes)

Umumnya semakin besar jumlah butir soal tes samakin tinggi pula
reliabilitasnya. Hal ini terjadi karena semakin panjang tes (semakin banyak butir
soal) sehingga semakin banyak perilaku yang terukur dengan lebih tepat. Kenaikan
reliabilitas sebagai fungsi dari panjang tes dijelaskan oleh formula Spearman-
Brown, yaitu:

Apabila tes memiliki banyak butir, maka reliabilitasnya dapat meningkat,


asal penambahan butir tersebut mengacu pada pendiskripsian yang jelas terhadap
variabel yang diukur. Jadi, dalam menyiapkan suatu tes perlu dipertimbangkan
jumlah butirnya. Walaupun ditemukan semakin banyak butir berarti semakin tinggi
reliabilitas, bukanlah berarti bahwa perlu disiapkan butir tes sebanyak-banyaknya,
tetapi tetap berada pada batas dimensi dan indikator dari variabel yang diukur.

2. Variabilitas kelompok

Faktor lain yang berpengaruh terhadap reliabilitas instrument adalah


heterogenitas kelompok. Heterogenitas kelompok diperlihatkan oleh besar kecilnya
varians distribusi skor subjek pada variabel yang diungkap oleh tes yang
bersangkutan. Bila tes yang bersangkutan mengungkap kemampuan bahasa arab
maka heterogenitas kelompok diperlihatkan oleh besarnya variasi skor kemampuan
berbahasa arab di antara siswa yang dites. Hal ini juga sesuai dengan rumus
reliabilitas, yaitu:
Koefisien reliabilitas menunjukkan sejauhmana sebuah tes secara konsisten
menempatkan siswa di tengah-tengah kelompoknya. Koefisien reliabilitas secara
langsung dipengaruhi oleh penyebaran skor dalam kelompok yang diukur. Semakin
besar penyebaran skor (artinya semakin kelompok bervariasi) maka semakin besar
pula indeks reliabilitas yang diperoleh. Akan semakin sulit untuk mengukur
perbedaan kemampuan siswa dalam kelompok yang homogen daripada dalam
kelompok yang heterogen.

Variabilitas kelompok ini berimplikasi pada penyebaran skor. Koefisien


reliabilitas secara langsung dipengaruhi oleh penyebaran skor dalam kelompok
yang diukur. Hal-hal lain menjadi sama, semakin besar penyebaran skor maka
semakin besar pula indeks reliabilitas yang diperoleh.

3. Objektivitas penskoran,

Reliabilitas pemberi skor merujuk kepada keberadaan observer yang


berbeda atau kesepakatan pemberi nilai yang mereka berikan pada instrument yang
sama. Semakin tinggi kesepakatan, maka reliabilitas pemberi skor akan semakin
tinggi juga. Begitu juga sebaliknya. Sebagian besar tes bakat dan tes prestasi
standar mempunyai objektivitas yang tinggi. Butir-butir skor tes objektif seperti
pilihan ganda dan skor yang dihasilkan tidak dipengaruhi oleh keputusan dan
pendapat pemberi skor. Semakin tinggi tingkat objektivitas tes semakin tinggi pula
tingkat reliabilitasnya.

4. Metode untuk mengestimasi reliabilitas

Saat menguji koefisien reliabilitas tes standar, memutuskan metode yang


digunakan untuk menentukan besarnya koefisien reliabilitas merupakan hal yang
penting. Secara umum, besarnya koefisien reliabilitas berkaitan erat dengan metode
yang digunakan untuk estimasi reliabilitas. Berikut ini beberapa tes untuk
menentukan koefisien reliabilitas:

a. Metode tes ulang (Test Retest Method): Untuk mengetahui keterandalan


atau reliabilitas skor hasil pengukuran, pengukuran perlu dilakukan dua
kali, pengukuran pertama dan pengukuran kedua atau ulanganya. Kedua
pengukuran ini dapat dilakukan oleh orang yang sama atau berbeda , namun
pada proses pengukuran yang kedua, keadaan yang diukur itu harus benar-
benar berada pada kondisi yang sama dengan pengukuran pertama

b. Tes sejajar (Equivalent Test) tanpa waktu interval: Koefisien reliabilitas


cenderung lebih rendah dibandingkan dengan metode belah dua atau tes
ulang yang menggunakan interval waktu singkat.
c. Tes Sejajar dengan interval waktu: koefisien menjadi lebih kecil seiring
dengan peningkatan interval waktu tes.
d. Metode belah dua (Split-half Method): Metode ini menyediakan sebuah
indikasi konsistensi internal tes. Ada beberapa formula untuk mengestimasi
reliabilitas dengan metode belah dua, antara lain rumus Spearman-Brown,
rumus Flanagan, Kuder Richardson 2.0 dan 2.1 serta teknik koefisien alpha

- Rumus Spearman-Brown
- Rumus Kuder Richardson 2.0

- Rumus Koefisien Alpha

5. Level kelompok dan tingkat kesulitan tes

Selain variabilitas dalam kelompok, level kelompok juga mungkin dapat


berpengaruh dalam koefisien reliabilitas. Presisi pengukuran dari sebuah tes bisa
berhubungan dengan level kemampuan dari orang yang diukur; bagaimanapun
juga, tidak ada aturan yang dapat memformulasikan keadaan hubungan ini. Sifat
hubungan ini bergantung pada bagaimana cara tes itu disusun. Untuk mereka yang
merasa bahwa tes terlalu sulit, sepertinya mereka akan sering menebak, akurasinya
akan menjadi rendah. Pada keadaan lain, jika tes terlalu mudah untuk kelompok itu,
seperti mereka pasti bisa menjawab kebanyakan item dengan benar, tes tersebut
bisa menjadi tidak efektif dalam membedakan dalam anggota kelompok. Hal ini
ekuivalen dengan tingkat kesulitan tes. Tes yang sangat mudah atau sangat sulit
tidak dapat mengukur perbedaan individu.

6. Homogenitas tes

Homogenitas tes juga berpengaruh pada reliabilitas. Seratus item tes sejarah
kelas X akan menjadi lebih reliabel daripada 100 item tes yang mengukur tes
sejarah pada tingkat SMA. Begitu juga pada mata pelajaran lainnya, seperti
matematika atau bahasa arab, yang lebih membutuhkan pengorganisasian yang
lebih padat, dengan ketergantungan yang erat pada bukti-bukti, aturan-aturan,
kemampuan, dan hasil, daripada seperti pada mata pelajaran sejarah. Ini adalah
aspek lain dari homogenitas tes yang membuat reliabilitas tes yang tinggi menjadi
lebih mudah dicapai pada tes matematika dan bahasa asing dibandingkan pada tes
hasil belajar materi pendidikan lainnya.

C. Jenis-jenis reliabilitas

Menurut perhitungan product-moment dari Pearson, ada tiga macam reliabilitas, yaitu
koeisien stabilitas, koeisien ekuivalent, dan koeisien konsistensi internal (Arifin, 2016).

1. Coefisien of Stability

Koefisien stabilitas (coeficient of stability) adalah jenis reliabilitas yang


menggunakan teknik test and retest, yaitu memberikan tes kepada sekelompok
individu, kemudian diadakan pengulangan tes pada kelompok yang sama dengan
waktu yang berbeda. Cara memperoleh koeisien stabilitas adalah dengan
mengorelasikan hasil tes pertama dengan hasil tes kedua dari ke lompok yang sama,
tes yang sama, pada waktu yang berbeda. Jika antara waktu tes pertama dengan tes
kedua cukup lama, kemudian diadakan latihan-latihan tambahan, maka bisa jadi
nilai tes kedua akan lebih besar daripada tes pertama. Sebaliknya, jika antara waktu
tes pertama dengan tes kedua relatif pendek, maka nilai tes kedua bisa jadi sama
atau lebih besar daripada tes pertama, karena soal dan jawaban masih dapat diingat.
Kesalahan teknis ini dapat bersumber dari berbagai faktor, sehingga
menyebabkan peserta didik mempunyai skor yang berbeda pada saat dua kali
mengerjakan tes yang sama. Bisa saja perubahan skor yang terjadi bukan
disebabkan perubahan hal yang diukur, tetapi memang karena situasi yang berbeda
atau pengalaman dari peserta didik pada saat mengikuti tes yang pertama, sehingga
ketika mengerjakan tes yang kedua, peserta didik lebih berhati-hati dan lebih baik
hasilnya. Keunggulan teknik ini adalah dapat memperkecil kemungkinan
masuknya sumber kesalahan yang lain. Namun demikian, patut juga
dipertimbangkan bahwa penggunaan kelompok yang sama dan tes yang sama
dalam dua kali tes akan mempengaruhi hasil tes yang kedua, karena responden
sudah memiliki pengalaman mengerjakan tes yang pertama. Hal ini sekaligus
menunjukkan kelemahan teknik test and retest.

Jadi yang dimaksud dengan coefisien of stability ialah apabila hasil test yang
dilakukan pada hari ini dikorelasikan dengan hasil test yang mempergunakan test
yang sama kepada kelompok yang sama pula di hari yang berbeda.

2. Coevisien of Equivalence

Koefisien ekuivalen (coeficient of equivalence) adalah jika mengorelasikan


dua buah tes yang paralel pada kelompok dan waktu yang sama. Metode yang
digunakan untuk memperoleh koeisien ekuivalen adalah metode dengan
menggunakan dua buah bentuk tes yang paralel (equivalen) atau equivalence forms
method atau disebut juga parallel or alternate-forms method. Syarat-syarat yang
harus dipenuhi kedua tes paralel adalah kriteria yang dipakai pada kedua tes sama,
masing-masing tes dikonstruksikan tersendiri, jumlah item, isi, dan corak sama,
tingkat kesukaran sama, petunjuk waktu yang disediakan untuk mengerjakan tes,
dan contoh - contoh juga sama. Kemungkinan kesalahan pada teknik ini bersumber
dari derajat keseimbangan antara dua tes tersebut, serta kondisi tempat yang
mungkin berbeda pada kelompok tes pertama dengan kelompok tes kedua,
meskipun dilakukan pada waktu yang sama.
Apabila hasil test yang dilakukan pada hari ini dikorelasikan dengan hasil
test yang dilakukan di hari yang sama, kepada kelompok siswa yang sama dengan
hasil test yang paralel.

3. Coefisien of Internal Consistency

Koefisien konsistensi internal (coeficient of internal consistency) adalah


reliabilitas yang didapat dengan jalan mengorelasikan dua buah tes dari kelompok
yang sama, tetapi diambil dari butir-butir yang bernomor genap untuk tes yang
pertama dan butir-butir bernomor ganjil untuk tes yang kedua. Teknik ini sering
juga disebut split-half method. Split berarti membelah dan half berarti setengah atau
separuh. Jadi, split-half adalah tes yang dibagi menjadi dua bagian yang sama,
kemudian mengorelasikan butir soal yang bernomor ganjil dalam belahan pertama
(X) dan yang bernomor genap dalam belahan kedua (Y). Untuk membagi tes
menjadi dua bagian dapat juga dilakukan dengan jalan mengambil nomor soal
secara acak, tetapi jumlahnya tetap harus sama untuk masing-masing kelompok. Di
samping itu, pembagian tes dapat juga dilakukan dengan cara setengah bagian
pertama untuk kelompok pertama dan setengah lagi untuk kelompok kedua.

D. Penentuan Reliabilitas

Untuk menghitung reliabilitas test ini dapat dilakukan memalui teknik korelasi, teknik
tanpa korelasi dan teknik diagram pancar

1) Perhitungan reliabilitas dengan korelasi

Untuk menghitung koeisien stabilitas, koeisien ekuivalens, dan koefisien konsitensi


internal dapat digunakan analisis korelasi seperti pada pengujian validitas. Yaitu melalui
rumus product momen dari pearson, dengan rumus :
Khusus bagi perhitungan koeisien konsistensi internal, korelasi tersebut baru
sebagian dari seluruh tes. Untuk memperoleh angka koeisien korelasi secara
menyeluruh dari tes tersebut harus dihitung dari nomornomor kedua tes itu dengan
rumus Spearman Brown :

Untuk menafsirkan koefisien korelasi dapat menggunakan kriteria sebagai berikut

0,81 – 1,00 sangat tinggi

0,61 – 0,80 Tinggi

0,41 – 0,60 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat rendah


2) Perhitungan reliabilitas tanpa korelasi

Untuk menghitung reliablitas tanpa korelasi, dapat menggunakan rumus kuder


Richardson 21 (K-R 21) sebagai berikut :

3) Uji Reliabilitas Tes Uraian

Untuk menghitung uji reliabilitas tes bentuk uraian dapat dilakukan


dengan menggunakan rumus Cronbach-Alpha, yaitu:
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Reliabilitas berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu tes teliti dan dapat
dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Suatu tes dapat dikatakan reliabel
jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelom pok yang sama pada
waktu atau kesempatan yang berbeda. Reliabilitas dapat diukur dari tiga kriteria, yaitu
stability, dependability, dan predictability”. Adapun faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi reliabilitas, yaitu panjang tes, sebaran skor, tingkat kesukaran, dan
objektiitas.
Menurut perhitungan product-moment dari Pearson, ada tiga macam reliabilitas,
yaitu koeisien stabilitas, koeisien ekuivalens, dan koeisien konsistensi internal. Untuk
menghitung koeisien stabilitas, koeisien ekuivalens, dan koei sien konsitensi internal dapat
digunakan analisis korelasi seperti pada pengujian validitas. Akan tetapi, khusus bagi
perhitungan koeisien kon sistensi internal, korelasi tersebut baru sebagian dari seluruh tes.
Untuk memperoleh angka koeisien korelasi secara menyeluruh dari tes tersebut harus
dihitung dari nomor-nomor kedua tes itu dengan rumus Spearman Brown. Teknik lain yang
biasa digunakan untuk menguji konsistensi internal dari suatu tes adalah Cronbach’s Alpha
atau Koeisien Alpha.
Perbedaannya dengan teknik Kuder-Richardson adalah teknik ini tidak hanya
digunakan untuk tes dengan dua pilihan saja, tetapi penerapannya lebih luas, seperti
menguji reliabilitas skala pengukuran sikap dengan tiga, lima atau tujuh pilihan. Kualitas
tes dapat dilihat dari kepraktisan, yaitu kemudahan suatu tes, baik dalam mempersiapkan,
menggunakan, mengolah dan menafsirkan, maupun mengadministrasikannya. Untuk itu,
perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kepraktisan instrumen evaluasi
meliputi : kemudahan mengadministrasi, waktu yang disediakan untuk melancarkan
evaluasi, kemudahan menskor, kemudahan interpretasi dan aplikasi, tersedianya bentuk
instrumen evaluasi yang ekuivalens atau sebanding.
B. Penutup

Dengan adanya makalah mengenai materi tentang Analisis Reabilitas diharapkan menjadi
sumber refensi bagi para mahasiswa dan guru dalam memahami dan mencari informasi
khususnya mengenai Validitas dan Reabilitas dalam Instrumen Test. Namun ada baiknya
pada pembaca mencari kembali sumber informasi terkini mengenai Analisi Validitas dan
reabilitas dan beberapa penelitian mengenai hal tersebut supaya lebih bisa memahami dan
mengerti.
DAFTAR PUSTAKA

Madjid, T. A (1997). Evaluasi Pendidikan II. UIKA : FKIP

Retnawati, H. (2012). Reliabilitas Instrumen Penelitian Pendidikan. Jurnal Pendidikan Teknik


Mesin Unnes, 12(1), 129541

Syamsurizal. (2020). Validitas dan Reliabitas Alat Ukur. Jurnal Osf, 1–11.

Setiyawan, A. (2014). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Reliabilitas Tes. Jurnal An Nûr, VI(2),
341–354.

Zaenal, A. (2016). Evaluasi pembelajaran. Remaja Rosdakarya (p. 73).

Anda mungkin juga menyukai