Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

VALIDITAS DAN REALIBILITAS

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 9:

MERI SAPUTRI
SASMITA

DOSEN PENGAMPU: ELVIMA NOFRIANI,M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO
2019/2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah,segala puji beserta syukur atas kehadirat Allah SWT.yang mana dengan
seizin beliau,penulis dapat menyelesaikan makalah ini,walaupun mungkin banyak kesalahan
yang terjadi nantinya.Dan penulis selalu menyampaikan terima kasih kepada dosen pengampu :
Elvima Nofriani,M.Pd.
Penulis mengakui bahwa dalam penulisan makalah ini mungkin banyak terjadi kesalahan
ataupun kekurangan,diharapkan rekan-rekan mengeluarkan pendapat atau kritiknya bagaimana
baiknya makalah tersebut.Penulis minta maaf kepada pembaca dan memohon ampun kepada
Allah SWT.Terima kasih.

Muara Bungo,6 Desember 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..............................................................................................................................i


KATA PENGANTAR.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................2
C. Tujuan Masalah.................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Validitas Tes.....................................................................................................................3
B. Realibilitas Tes ................................................................................................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................................................9
B. Saran.................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh proses pembelajaran. Untuk mengukur
keberhasilan proses pembelajaran diperlukan evaluasi dan proses analisis dari evaluasi. Manfaat
dari analisis evaluasi untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan pembelajaran dalam rangka
meningkatkan proses pembelajaran. Karena itu begitu pentingnya guru mengadakan analisis
butir soal (distraktor, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan kualitas soal), validasi dan
reliabilitas instrument.
Hasil dari proses penilaian perlu dilakukan analisis, untuk melihat validitas dan
efektivitas instrument, serta untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan proses pembelajaran.
Ada tiga sasaran pokok ketika guru melakukan analisis terhadap hasil belajar, yaitu terhadap
guru, siswa dan prosedur pembelajaran. Fungsi analisis untuk guru terutama untuk mendiagnosis
keberhasilan pembelajaran dan sebagai bahan untuk merevisi dan mengembangkan pembelajaran
dan tes. Bagi siswa, analisis diharapkan berfungsi mengetahui keberhasilan belajar, mendiagnosa
mengoreksi kesalahan belajar, serta Memotivasi siswa belajar lebih baik.
Perkembangan konsep penilaian pendidikan yang ada pada saat ini menunjukkan arah
yang lebih luas. Penilaian program pendidikan menyangkut penilaian terhadap tujuan
pendidikan, isi program, strategi pelaksanaan program dan sarana pendidikan. Penilaian proses
belajar mengajar menyangkut penilaian terhadap kegiatan guru, kegiatan siswa, pola interaksi
guru siswa dan keterlaksanaan program belajar mengajar. Sedangkan penilaian hasil belajar
menyangkut hasil belajar jangka pendek dan hasil belajar jangka panjang.
Dengan demikian, inti penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada
objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Proses pemberian nilai tersebut berlangsung,
baik dalam bentuk validitas maupun reliabilitas. Keberhasilan mengungkapkan hasil dan proses
belajar siswa sebagaimana adanya (objektivitas hasil penilaian) sangat tergantung pada kualitas
alat penilaiannya di samping pada cara pelaksanaannya.

1
Pada makalah ini akan dibahas mengenai analisis soal berupa validitas dan reliabilitas tes
yang berguna sebagai pedoman bagi pendidikan dalam melakukan analisis soal terutama untuk
soal objektif.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Validitas Tes ?

2. Bagaimana Realibilitas Tes ?

C. Tujuan Pembahasan Masalah


Adapun tujuan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Validitas Tes.

2. Untuk mengetahui Realibilitas Tes.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Validitas Tes
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 1986). Suatu skala atau
instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut
menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud
dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan tes yang memiliki validitas rendah akan
menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran.
Validitas tes biasa juga disebut sebagai kesahihan suatu tes adalah mengacu pada
kemampuan suatu tes untuk mengukur karakteristik atau dimensi yang dimaksudkan untuk
diukur. Sedangkan reliabilitas atau biasa juga disebut sebagai kehandalan suatu tes mengacu
pada derajat suatu tes yang mampu mengukur berbagai atribut secara konsisten (Brennan,
2006).Valid berarti cocok atau sesuai. Suatu tes dikatakan valid, apabila tes tersebut benar-benar
manyasar keapada apa yang dituju. Tes tersebut benar-benar dapat memberikan keterangan atau
gambaran tentang apa yang diinginkan. Jika tes itu bahasa, maka tes tersebut harus diberikan
gambaran tentang kemampuan dan kacakapan anak dalam hal bahasa, dan bukan manunjukkan
gambaran kecakapan anak dalam hal ekonomi, ilmu bumi dan sebagainya. Guna menjelaskan
pengertian valid ini, dapat kita ambil contoh sebagai berikut : Jika kita ingin mengetahui berat
dari suatu benda, maka kita pergunakan alat pengukuran timbangan. Jika ingin mengetahui
panjang sesuatu, maka kita pergunakan alat pengukur meteran. Dan jika kita ingin mengetahui
suhu sesuatu, kita pergunakan alat pengukur thermometer.
Sifat valid diperlihatkan oleh tingginya validitas hasil ukur suatu tes. Suatu alat ukur yang
tidak valid akan memberikan informasi yang keliru mengenai keadaan subjek atau individu yang
dikenai tes itu. Apabila informasi yang keliru itu dengan sadar atau tidak dengan sadar
digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan suatu keputusan, maka keputusan itu
tentu bukan merupakan suatu keputusan yang tepat.

3
Pengertian validitas juga sangat erat berkaitan dengan tujuan pengukuran. Oleh karena
itu, tidak ada validitas yang berlaku umum untuk semua tujuan pengukuran. Suatu alat ukur
biasanya hanya merupakan ukuran yang valid untuk satu tujuan yang spesifik. Dengan demikian,
anggapan valid seperti dinyatakan dalam "alat ukur ini valid" adalah kurang lengkap. Pernyataan
valid tersebut harus diikuti oleh keterangan yang menunjuk kepada tujuan (yaitu valid untuk
mengukur apa), serta valid bagi kelompok subjek yang mana? Istilah validitas ternyata memiliki
keragaman kategori. Menurut Ebel (dalam Nazir) membagi validitas menjadi:

1. Concurrent Validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor
dengan kinerja.

2. Construct Validity adalah validitas yang berkenaan dengan kualitas aspek psikologis apa
yang diukur oleh suatu pengukuran serta terdapat evaluasi bahwa suatu konstruk tertentu
dapat dapat menyebabkan kinerja yang baik dalam pengukuran.

3. Face Validity adalah validitas yang berhubungan apa yang nampak dalam mengukur
sesuatu dan bukan terhadap apa yang seharusnya hendak diukur.

4. Factorial Validity dari sebuah alat ukur adalah korelasi antara alat ukur dengan faktor-
faktor yang yang bersamaan dalam suatu kelompok atau ukuran-ukuran perilaku lainnya,
dimana validitas ini diperoleh dengan menggunakan teknik analisis faktor.

5. Empirical Validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor dengan
suatu kriteria. Kriteria tersebut adalah ukuran yang bebas dan langsung dengan apa yang
ingin diramalkan oleh pengukuran.

6. Intrinsic Validity adalah validitas yang berkenaan dengan penggunaan teknik uji coba
untuk memperoleh bukti kuantitatif dan objektif untuk mendukung bahwa suatu alat ukur
benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.

7. Predictive Validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor suatu
alat ukur dengan kinerja seseorang di masa mendatang.

4
8. Content Validity adalah validitas yang berkenaan dengan baik buruknya sampling dari
suatu populasi.

9. Curricular Validity adalah validitas yang ditentukan dengan cara menilik isi dari
pengukuran dan menilai seberapa jauh pengukuran tersebut merupakan alat ukur yang
benar-benar mengukur aspek-aspek sesuai dengan tujuan instruksional.

Adapun Jenis-jenis Validitas yaitu sebagai berikut :

1. Validitas isi
merupakan validitas yang diperhitumgkan melalui pengujian terhadap isi alat ukur
dengan analisis rasional. Pertanyaan yang dicari jawabannya dalam validasi ini adalah
sejauhmana item-item dalam suatu alat ukur mencakup keseluruhan kawasan isi objek
yang hendak diukur oleh alat ukur yang bersangkutan? atau berhubungan dengan
representasi dari keseluruhan kawasan. Walaupun isi atau kandungannya komprehensif
tetapi bila suatu alat ukur mengikutsertakan pula item-item yang tidak relevan dan
berkaitan dengan hal-hal di luar tujuan ukurnya, maka validitas alat ukur tersebut tidak
dapat dikatakan memenuhi ciri validitas yang sesungguhnya.

2. Validitas muka (Face Validity)


Tipe validitas yang paling rendah signifikasinya karena hanya didasarkan pada
penilaian selintas mengenai isi alat ukur. Apabila isi alat ukur telah tampak sesuai dengan
apa yang ingin diukur maka dapat dikatakan validitas muka telah terpenuhi. Dengan
alasan kepraktisan, banyak alat ukur yang pemakaiannya terbatas hanya mengandalkan
validitas muka. Alat ukur atau instrumen psikologi pada umumnya tidak dapat
menggantungkan kualitasnya hanya pada validitas muka. Pada alat ukur psikologis yang
fungsi pengukurannya memiliki sifat menentukan, seperti alat ukur untuk seleksi
karyawan atau alat ukur pengungkap kepribadian (asesment), dituntut untuk dapat
membuktikan validitasnya yang kuat.

5
3. Validitas Logis (Logical Validity)
Disebut juga sebagai validitas sampling (sampling validity). Validitas tipe ini
menunjuk pada sejauhmana isi alat ukur merupakan representasi dari aspek yang hendak
diukur.
Untuk memperoleh validitas logis yang tinggi suatu alat ukur harus dirancang
sedemikian rupa sehingga benar-benar berisi hanya item yang relevan dan perlu menjadi
bagian alat ukur secara keseluruhan. Suatu objek ukur yang hendak diungkap oleh alat
ukur hendaknya harus dibatasi lebih dahulu kawasan perilakunya secara seksama dan
konkrit. Batasan perilaku yang kurang jelas akan menyebabkan terikatnya item-item yang
tidak relevan dan tertinggalnya bagian penting dari objek ukur yang seharusnya masuk
sebagai bagian dari alat ukur yang bersangkuatan. Validitas logis memang sangat penting
peranannya dalam penyusunan tes prestasi dan penyusunan skala, yaitu dengan
memanfaatkan blue-print atau tabel spesifikasi.

4. Validitas Faktor
Penilaian hasil belajar yang diukur oleh faktor, factor ini dapat diketahui dengan
menghitung homogenitas skor seriap hari factor dengan total skor, dan dari faktor skor
yang satu dengan yang lain.

5. Validitas Empiris
Validitas ini menggunakan teknik statistik, disebabkan mencari skor tesdengan
suatu kriteria yang merupakan suatu tolak ukur diluar tes yang bersangkutan,ada 3
macam validitas empiris yaitu:

a) Validitas prediktif (predictif validity)

b) Validitas kongkuren (concurrent validity)

c) Validitas sejenis (congruent validity)

Pengukuran validitas sebenarnya dilakukan untuk mengetahui seberapa besar


(dalam arti kuantitatif) suatu aspek psikologis terdapat dalam diri seseorang, yang
dinyatakan oleh skor pada instrumen pengukur yang bersangkutan.

6
B. Realibilitas Tes
Realibilitas berarti dapat dipercaya. Realibilitas berarti dapat dipercayanya sesuatu. Tes
yang reliable berarti bahwa tes itu dapat dipercaya. Suatu tes dikatakan dapat dipercaya apabila
hasil yang dicapai oleh tes itu konstan atau tetap. Tidak menunjukkan perubahan-perubahan yang
berarti.

Unreliability suatu tes dapat disebabkan oleh dua macam faktor yaitu:

1. Situasi pada waktu testing berlagsung

Hal ini mencakup keadaan jasmaniah dan rohaniah dari anak. Misalnya:

a) Anak tidak dalam kondisi tubuh yang baik atau kurang sehat

b) Menghadapi tes dengan perasaan takut

c) Mengerjakan tes dengan gugup, atau terburu-buru

d) Tidak mengerjakan tes dengan sepenuh hati dan lain sebagainya.

2. Keadaan tes itu sendiri

Hal ini berhubungan dengan kualitas dari soal-soal tes tersebut.Mengenai kualitas dari
tes-item ini misalnya:

a) Pertanyaan-pertanyaan yang bersifat ambigous, yaitu pertanyaan-pertanyaan yang


memungkinkan banyak tafsiran dan banyak jawaban.
b) Pertanyaan-pertanyaan yang mungkin tidak dapat dijawab, sebab kurang
memberikan keterangan-keterangan yang lengkap.

Untuk mengatasi hal ini,yaitu :

a) pertama, seseorang yang akan menyusun tes harus benar-benar menguasai bahan
yang akan diteskan dengan mendalam, dengan sempurna.
b) Kedua, seseorang yang menyusun tes harus menguasai teknik-teknik bagaimana
cara membuat soal-soal atau pertanyaan-pertanyaan.

7
Realibilitas berhubungan dengan kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai
taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka
pengertian reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetan hasil tes. Atau seandainya
hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti.
Jika validitas terkait dengan ketetapan obyek yang tidak lain adalah tidak
menyimpangnya data dari kenyataan, artinya bahwa data tersebut benar, maka konsep reliabilitas
terkait dengan pemotretan berkali-kali. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan
ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan. Untuk dapat memperoleh gambaran yang
ajeg memang sulit karena unsure kejiwaan manusia itu sendiri tidak ajeg. Misalnya kemampuan
kecakapan, sikap, dan sebagainya berubah-ubah dari waktu ke waktu.

Beberapa hal yang sedikit banyak mempengaruhi hasil tes banyak sekali. Namun secara garis
besar dapat dikelompokkan menjadi 3 hal:

1. Hal yang berhubungan dengan tes itu sendiri, yaitu panjang tes dan kualitas butir-butir
soalnya. Semakin panjang tes, maka reliabilitas dan validitasnya semakin tinggi.

2. Hal yang berhubungan dengan tercoba (testee),yaitu Tes yang dicobakan kepada bukan
kelompok terpilih, akan menunjukkan reliabilitas yang lebih besar daripada yang
dicobakan pada kelompok tertentu yang diambil secara dipilih.

3. Hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan tes,yaitu Faktor penyelenggaraan tes


yang bersifat administratif, sangat menentukan hasil tes antara lain: petunjuk yang
diberikan sebelum tes dimulai, pengawasan yang tertib dan suasana lingkungan dan
tempat tes.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Validitas tes biasa juga disebut sebagai kesahihan suatu tes adalah mengacu pada
kemampuan suatu tes untuk mengukur karakteristik atau dimensi yang dimaksudkan untuk
diukur.
Reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetan hasil tes. Atau seandainya hasilnya
berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti. Reliabilitas atau biasa juga
disebut sebagai kehandalan suatu tes mengacu pada derajat suatu tes yang mampu mengukur
berbagai atribut secara konsisten

B. Saran
Bagi pembaca diharapkan dapat memberikan kritik dan saran yang membangun demi
sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya, dan
semoga makalah ini dapat memberikan beberapa informasi yang bermanfaat bagi Anda semua.

9
DAFTAR PUSTAKA

Bahan Pembelajaran Evaluasi Pembelajaran Oleh Tim Dosen KDBK

http://mmeri3328.blogspot.co.id/2016/01/reliabilitas-dan-validitas-tes.html

https://hamimnurham.wordpress.com/2013/05/02/pengertian-validitas-dan-jenis-jenis-validitas/

http://makalahpendidikanislamlengkap.blogspot.co.id/2015/06/pengujian-validitas-tes-
assesmen.html

10

Anda mungkin juga menyukai