DOSEN PENGAMPU:
Alwizra, S,Pd. I., M.Pd
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hidayah - Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana dengan judul Validitas
Dalam Evaluasi Pendidikan Semoga makalah ini dapat di pergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi pembacanya.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya penulis dengan ketulusan
hati mengucapkan terima kasih kepada Pembimbing ibu dosen Mata Kulliah
Evaluasi Pendidikan yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan
makalah ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi perbaikan laporan selanjutanya. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Penulis
i
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2
A. Pengertian Validitas ................................................................................. 2
B. Macam-macam validitas ........................................................................... 4
C. Cara mengukur Validitas .......................................................................... 6
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Validitas ........................................... 7
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 11
A. Kesimpulan ................................................................................................ 11
B. Saran ........................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Validitas adalah salah satu aspek kritis dalam evaluasi pendidikan yang
secara signifikan memengaruhi kualitas dan keberhasilan proses evaluasi.
Konsep validitas merujuk pada sejauh mana alat atau metode evaluasi benar-
benar mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur, atau sejauh mana hasil
evaluasi mencerminkan aspek yang ingin dievaluasi. Dalam dunia pendidikan,
validitas sangat penting karena berhubungan erat dengan keputusan yang
diambil berdasarkan hasil evaluasi, seperti peningkatan pembelajaran siswa,
pengembangan kurikulum, atau penilaian kinerja guru.
Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang validitas dalam
evaluasi pendidikan menjadi kunci untuk memastikan bahwa kebijakan,
program, dan tindakan yang diambil berdasarkan hasil evaluasi dapat
diandalkan dan bermanfaat bagi kemajuan pendidikan. Dalam konteks ini,
artikel ini akan membahas lebih lanjut konsep validitas dalam evaluasi
pendidikan, tantangan yang mungkin dihadapi, serta pentingnya memastikan
bahwa hasil evaluasi benar-benar merefleksikan kualitas pendidikan yang
diinginkan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Pengertian Validitas?
2. Bagaimanakah Macam-macam Validitas?
3. Bagaimanakah Cara mengukur Validitas?
4. Bagaimakah Faktor-faktor yang mempengaruhi Validitas
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Validitas
2. Untuk mengetahui Macam-macam Validitas
3. Untuk mengetahui Cara mengukur Validitas
4. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi Validitas
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Validitas
Validitas berasal dari kata ’’validity’’ yang mempunyai arti sejauh
mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai
validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau
memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukan pengukuran
tersebut.1 Tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan
pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah (Azwar,
1997).
Secara etimologi validitas berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu
“Valid”. valid didalam kamus oxford dikatakan “Valid is the state of being
legally acceptable”.2 Atau sesuatu yang bisa diterima menurut hukum.
Mudahnya, valid dapat diartikan benar atau sah.
Validitas adalah ketepatan interpretasi yang dibuat dari hasil
pengukuran atau evaluasi, jadi jika data yang dihasilkan dari sebuah
instrument valid, maka dapat dikatakan bahwa istrumen tersebut valid, karena
dapat memberikan gambaran tetang data secara benar sesuai dengan kenyataan
atau keadaan sesungguhnya. Jadi jika data yang dihasilkan oleh instrument
benar atau valid, sesuai kenyataan, maka instrument yang digunakan tersebut
juga valid.
Prinsip validitas adalah pengukuran atau pengamatan yang berarti
prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harus
dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Jadi validitas lebih menekankan
pada alat pengukuran atau pengamatan.
Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai
validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya,
atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya
1
Zulkifli Matondang, "Validitas dan reliabilitas suatu instrumen penelitian." Jurnal
tabularasa, Vol. 6. Edisi 1 (2009): hlm. 87-97.
2
Oxford Dictionary. hlm. 783
2
3
3
Zulkifli Matondang, "Validitas dan reliabilitas suatu instrumen penelitian." Ibid, hlm.
87-97.
4
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar evaluasi pendidikan, Cet. 4. (Bumi Aksara:
Jakarta. 2019), hlm.62
5
W.J.S Poerwadarminta. Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Edisi Ketiga ). (Jakarta: Balai
Pustaka. 2017), hlm. 1355
4
seharusnya diukur. Dengan kata lain, sebuah tes dikatakan telah memiliki
“Validitas” apabila tes tersebut secara tepat, benar, absah atau shahih telah
dapat mengungkap atau mengukur apa yang seharusnya diungkap atau diukur
lewat tes tersebut.6
B. Macam-macam validitas
Di dalam buku Encyclopedia of Education Evaluation yang ditulis
oleh oleh Scarvia B. Anderson dan kawan-kawan. Bahwa secara garis besar
validitas terbagi menjadi dua:
1. Validitas logis
Istilah “validitas logis” mengandung kata “logis” berasal dari kata
“logika”, yang berarti penalaran. Dengan makna demikian maka valaiditas
logis untuk sebuah instrument evaluasi menunjukkan pada kondisi bagi
sebuah instrument yang memenuhi persyaratan valid berdsarkan hasil
penalaran. Kondisi valid tersebut dipandang terpenuhi karena instrument
yang bersangkutan sudah dirancang secara baik, mengikuti teori dan
ketentuan yang ada.
2. Validitas empiris
Istilah “validitas empiris” memuat kata “empiris yang artinya
“pengalaman”. Sebuah instrument dapat dikatakan memiliki validitas
empiris apabila sudah diuji dari pengalaman7.
Dari uraian dua jenis validitas diatas, yakni validitas logis ada dua
macam, dan validitas empiris ada dua macam, maka secara keseluruhan
kita mengenal empat macam validitas yaitu:
a. Validitas isi.
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur
tujuan khusus tertentu sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang
diberikan. Oleh karena itu materi yang diajarkan tertera didalam
kurikulum.
6
Sudjiono, Prof.Dr. Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Cet. 7, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada. 2021), hlm.93
7
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar evaluasi pendidikan, Cet. 4. (Bumi Aksara:
Jakarta. 2019), hlm.64
5
b. Validitas konstrak.
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila
butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek
berpikir. Dengan kata lain jika butir-butir soal mengukur aspek
berpikir tersebut sudah sesuai dengan aspek berpikir yeng menjadi
tujuan instruksioanal.
Contoh: “siswa dapat membandingkan antara efek biologis dan
efek kologis”, maka butir soal pada tes merupakan perintah agar
membedakan antara dua efek tersebut.
c. Validitas “ada sekarang”.
Validitas ini lebih umum dikenal dengan validitas empiris.
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai
dengan pengalaman. Jika ada istilah “sesuai” tentu ada dua hal yang
dipasangkan dalam hal ini hasil dipasangkan dengan hasil pengalaman.
Penglaman selalu mengenai hal yang telah lampau sehingga data
pengalaman tersebut sudah ada (ada sekarang, concurrent).
Misalnya seorang guru ingin mengetahui apakah tes sumatif
yang disusun sudah valid atau belum. Untuuk ini diperlukan sebuah
kriterium masa lalu yang sekarang datanya dimiliki. Misalnya nilai
ulangan harian atau nilai ulangan sumatif yang lalu.
d. Validitas predictive.
Memprediksi artinya meramal, dengan meramal selalau
mengenai hal yang akan datang yang sekarang belum terjadi. Sebuah
tes dikatakan memiliki validitas prediksi atau validitas ramalan apabila
mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada
masa yang akan datang.
Misalnya tes masuk perguruan tinggi adalah sebuah tes yang
diperkirakan mampu meramalkan keberhasilan peserta tes dalam
mengikuti kuliah dimasa yang akan datang8.
8
Joko Prasetiyo, Evaluasi dan Remediasi Belajar, (Jaakarta: Trans info media. 2013),
hlm. 71-73
6
9
Sugiono, dkk. "Uji validitas dan reliabilitas alat ukur SG posture evaluation." Jurnal
Keterapian Fisik Vol. 5. Edisi 1 (2020), hlm. 55-61.
7
pengukuran tes sesuai dengan tujuan evaluasi dan apakah terdapat bukti
empiris atau teori yang mendukung interpretasi hasil tes. Validitas sering
dihitung secara statistik untuk memberikan angka yang mengukur sejauh mana
alat ukur tersebut valid. Validitas adalah prinsip yang sangat mendasar dalam
psikologi dan pengukuran, serta berperan penting dalam memastikan
kecermatan dalam evaluasi dan pengukuran.
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Validitas
Banyak faktor yang menyebabkan hasil asesmen tidak valid. Beberapa
di antaranya tampak jelas dan mudah untuk menghindarinya. Tidak ada guru
yang akan berpikir untuk mengukur pengetahuan biologi dengan asesmen
matematika. Demikian pula juga tidak ada guru yang akan mengukur
kemampuan memecahkan masalah (problem solving) biologi kelas 7 SMP
dengan menggunakan asesmen yang didesain untuk kelas 12 SMA. Dalam dua
contoh tersebut sudah sangat jelas hasil asesmen akan menjadi tidak valid.
Faktor yang mempengaruhi validitas tes antara lain:
1. Faktor dari dalam tes itu sendiri
Pengujian terhadap butir tes secara hati-hati akan menunjukkan
apakah tes yang digunakan untuk mengukur isi materi atau fungsi -fungsi
mental yang akan diakses oleh guru. Bagaimanapun juga, beberapa faktor
berikut dapat menjaga butir tes dari fungsi yang dikehendaki dan dengan
demikian juga terjaga dari rendahnya validitas hasil asesmen. Lima faktor
yang pertama dapat diterapkan sejajar dengan asesmen penampilan siswa
secara luas serta tes-tes tradisional. Lima faktor yang terakhir lebih
diterapkan secara langsung terhadap tes pilihan dan tes dengan jawaban
singkat dengan jawaban benar atau salah.
a. Petunjuk yang tidak jelas. Petunjuk yang tidak jelas menyebabkan
siswa kehilangan waktu untuk sekedar memahami petunjuk pengerjaan
atau bahkan tidak dapat melakukan apa yang seharusnya dilakukan.
b. Penggunaan kosa kata dan struktur kalimat yang sulit. Penggunaan
kosa kata atau struktur kalimat yang sulit dapat menyebabkan siswa
8
sebuah sekolah dengan kualitas biasa –biasa saja tentu akan berbeda
hasilnya jika tes yang sama diberikan pada sekelompok siswa pada
sekolah yang favorit.10
10
Heny Puspasari dkk, "Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Tingkat
Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa terhadap Pemilihan Suplemen Kesehatan dalam Menghadapi
Covid-19." Jurnal Kesehatan Vol. 13. Edisi 1 (2022), hlm. 65-71.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Validitas dan reliabilitas adalah dua hal penting didalam sebuah tes.
Karena tes yang baik harus memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi.
Validitas itu sendiri secara umum dapat diartikan sebagai keabsahan sesuatu,
atau dalam lingkup evaluasi pendidikan validitas terutama dalam sebuah tes,
validitas merupakan alat ukur keberhasilan sebuah tes, karena sebuah soal
dikatakan memilki validitas yang tinggi apabila tes tersebut secara tepat,
benar, absah atau shahih telah dapat mengungkap atau mengukur apa yang
seharusnya diungkap atau diukur.
Validitas memiliki macam, diantaranya, validitas isi (Keabsahan
materi atau isi pelajaran dengan tes), validitas konstrak (keabsahan tujuan
instrusksional dalam tes), validitas ada sekarang (Keabsahan data lampau atau
pengalaman dengan apa yang ada didalam tes), dan validitas predikitif
(Keabsahan prediksi sebuah soal bila diteskan).
B. Saran
Pemakalah menyadari bahwa sebagai insan yang dho’if tidak akan
lepas dari kekurangan dan kekhilafan. Di samping itu barangkali makalah
yang kami sajikan ini masih jauh dari kata sempurna. Maka pemakalah sangat
mengharapkan ide-ide yang cemerlang dari rekan mahasiswa semua untuk
memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan kami di pertemuan yang akan
datang.
11
12
DAFTAR PUSTAKA
Joko Prasetiyo, Evaluasi dan Remediasi Belajar, (Jaakarta: Trans info media.
2013)
Heny Puspasari dkk, "Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Tingkat
Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa terhadap Pemilihan Suplemen
Kesehatan dalam Menghadapi Covid-19." Jurnal Kesehatan Vol.
13. Edisi 1 (2022)