JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah mengenai
“Reliabilitas Instrumen Test” tepat pada waktunya. Harapan penulis semoga Makalah ini
dapat berguna bagi penulis sendiri dan juga dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Evaluasi Penilaian Hasil Belajar Kimia yaitu Bapak Dr. AJAT SUDRAJAT, M.Si. dan Bapak
FERI ANDI SYUHADA, S.Pd.,M.Pd. yang telah membimbing dan membina penulis
sehingga dapat menyelesaikan Makalah ini sesuai dengan yang diharapkan dan tepat pada
waktunya.
Masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan Makalah ini oleh karena itu
penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari para pembaca terutama dari
Bapak Dosen Pengampu Mata Kuliah Evaluasi Penilaian Hasil Belajar Kimia sebagai koreksi
dan perbaikan untuk kedepannya. Atas saran dan masukannya penulis mengucapkan
terimakasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ISI
3.1 Kesimpulan............................................................................................................. 9
3.2 Saran....................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu aspek positif kemajuan dari dunia penelitian yang ada di Indonesia,
adalah muncul banyaknya para peneliti-peneliti muda yang kini lebih kritis lagi dalam
meneliti objek-objek yang ada. Di Indonesia, banyak sekali para peneliti ataupun bukan
peneliti yang banyak melakukan sebuah riset guna memenuhi tugas ataupun sebagai
pembuktian dari sebuah kejadian. Yang dimana setiap penelitian tersebut biasanya
memerlukan sebuah pengujian agar nantinya mampu menjadi sebuah hasil ilmiah yang
benar-benar valid dan bersifat riel tanpa adanya kebohongan ataupun ketidaknyataan
yang mengesankan data yang diperoleh bersifat dibuat-buat. Agar kajian kita bisa
bersifat riel maka kita sebagai seorang peneliti harus menguji terlebih dahulu hasil
penelitian kita yang disebut dengan uji reabilitas.
Kebanyakan dari kita mengira bahwa jika kita mempunyai kesimpulan dari hasil
penelitian kita terhadap kejadian-kejadian yang terbatas, maka kesimpulan itu berlaku
dengan sempurna untuk seluruh kejadian yang sejenis. Perkiraan semacam itu belum
tentu benar, untuk menghindari hal-hal yang semacam itu maka kita harus melakukan
reliabilitas, yang berguna untuk menunjukkaan kevalidan data dari hasil sebuah
penelitian yang kita lakukan.Reliabilitas mampu menunjukkan tingkat kepercayaan
terhadap skor atau tingkat kecocokan skor dengan skor sesungguhnya. Reliabilitas ini
bisa dicapai melalui tingkat kecocokan di antara skor pada lebih dari sekali pengukuran.
Jika makin cocok dengan skor sesungguhnya maka makin tinggi tingkat reliabilitasnya.
Kalaupun ada ketidakcocokan itu merupakan kekeliruan yang acak. Jadi kemungkinan
munculnya kesalahan masih tetap ada, namun kemungkinan itu sangatlah kecit sekali dan
tidak akan banyak berpengaruh terhadap hasil akhir dari sebuah pengujian.
Reliabilitas merupakan sifat yang ada pada data atau skor yang dihasilkan oleh
instrumen, namun untuk memudahkan reliabilitas dapat dikatakan sifat dari insrumen
dan juga reliabilitas bukanlah bersifat dikotomis, tetapi merupakan rentangan yang
biasnya dinyatakan dengan bentuk angka 0 (nol) sampai 1 (satu). Dengan demikian
kurang tepat kiranya kalau dipertanyakan apakah suatu instumen itu memiliki reliabilitas
atau tidak, akan tetapi tepatnya adalah suatu instrumen dapat menghasilkan data atau
skor yang memiliki tingkat reliabilitas yang memadai atau tidak. Suatu instrumen
1
memiliki tingakat reliabilitas yang tinggi, sedang, atau rendah. Hampir sama dengan
pengertian tersebut, bahwa keberadaan reliabilitas tiada semata-mata berupa dua pilihan,
reliabel ataukah tidak reliabel, akan tetapi merupakan rentang yang berjenjang dari
tingkat yang paling tinggi sampai tingkat yang palinng rendah. Reliabilitas tingkat paling
tinggi yang secara statistik ditulis sebagai 1,00 yang menandakan adanya mutlak tanpa
perbedaan dan penyimpangan sedikitpun. Realiabilitas merupakan salah satu syarat
penting bagi suatu isntrumen evaluasi. Oleh sebab itu kami akan membahas tentang
reliabilitas agar dapat bermanfaat untuk semua.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
bukanlah bersifat dikotomis, tetapi merupakan rentangan yang biasanya dinyatakan
dalam bentuk angka 0 – 1.
4
1. Teknik pengukuran ulang (test-retest)
Pada teknik ini tes yang sama diminta menjawab pentanyaan dalam alat ukur
sebanyak dua kali. Dimana selang waktunyapun tidak terlalu dekat dan tidak terlalu
lama (15 – 30 hari). Kemudian barulah hasil pengukuran I dikorelasikan dengan
pengukuran II.
Ukur Selang waktu Ukur ulang
X ----------------- X
Pada reliabilitas ini, dilihat apakah hasil ukur ulang masih mirip dengan hasil
ukur, apakah jawaban responden stabil sehingga dinamakan reliabilitas stabilitas.
Korelasi dilakukan pada sekor responden saja tanpa memperhatikan komposisi butir.
Komposisi butir boleh apa saja dengan sasaran yang tidak perlu sama.Relibilitas tes
ini penting, khususnya ketika digunakan untuk menentukan predictor misalnya tes
kemampuan. Para pengambil tes pada umumnya akan terus mengingat jawabannya,
jika item soal yang ada mengandung factor sejarah, disbanding bentuk soal ilmu
pengetahuan aljabar misalnya.Jika koefisien korelasi menunjukkan tinggi, berarti
realibilitas tes bagus, jika korelasi rendah, berarti tes tersebut mempunyai konsistensi
rendah.
5
3. Teknik belah dua
Penentuan reabilitas tes hasil belajar bentuk obyektif dengan menggunakan
formula Spearman-Brown dikenal dengan istilah : teknik belah dua (split half
technique). Disebut “belah dua” , sebab dalam penentuan reabilitas tes,
penganalisisannya dilakukan dengan jalan membelah dua butir-butir soal tes menjadi
dua bagian yang sama, sehingga masing-masing testee memiliki dua macam skor.
Salah satu skor merupakan bagian pertama atau belahan pertama dari tes, sedangkan
skor yang satunya lagi merupakan bagian kedua atau belahan kedua dari tes hasil
belajar bentuk obyektif tersebut.
Pada teknik ini, alat ukur yang disusun harus punya banyak item (50 – 60)
yang mengukur aspek yang sama. Dimana alat ukur diujikan pada tes, kemudian
dihitung validitas itemnya. Cara melakukan reliabilitas belah dua pada dasarnya dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Lakukan pengetesan item-item yang telah dibuat pada subjek sasaran
2. Bagi tes yang ada menjadi dua jumlah dasar item yang paling umum dengan
membagi item dengan nomor gajil dan genap pada klompok tersebut.
3. Hitung skor subyek pada kedua belah kelompok penerima item yang genap dn
item ganjil.
4. Korelasikan kedua skor tersebut, mengunakan formula korelasi yang relevan
dengan teknuk pengukuran. Jika hasil koefisien korelasi tinggi maka test
mempunyai tingkat rlibilitas baik. Akan terjadi sebaliknya, jika hasil
korelasibelah dua item ternyata rendah.
Penentuan reabilitas tes dengan menggunakan formula Spearman-Brown
memiliki beberapa kelemahan yaitu ;
1. Formula Spearman-Brown menghendaki agar bekahan yang dicarikorelasinya
yaitu belahan gasal-genap dan belahan kiri-kanan haruslah sebanding.
2. Penerapan formula Spearman-Brown juga menuntut persyaratan, agar jumlah
butir-butir item yang akan diuji reabilitasnya haruslah merupakan bilangan genap;
jadi seandainya jumlah butir-butir item itu berupa bilangan gasal, maka formula
ini tidak mungkin untuk diterapkan.
6
persyaratan-persyaratan seperti yang dituntut oleh formula Spearman-Brown tidak
harus dipenuhi. Berbeda dengan formula Spearman-Brown maka pada formula
Flanagan reliabilitas tes tidak didasarkan pada ada tidaknya korelasi antara belahan I
dengan belahan II, melainakan berdasarkan diri pada jumlah kuadarat deviasi pada tes
belahan I,jumlah kuadarat deviasi pada tes belahan II, dan jumlah kuadarat total
( belahan I dan Belahan II ).
7
2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Reliabilitas
Reliabilitas dapat dipengaruhi oleh waktu penyelenggaran tes-retes. Interval
penyelengaraan yang terlalu dekat atau jauh, akan mempengruhi koefisien reliabilitas.
Faktor-factor lain yang mempengaruhi di antaranya:
1. Panjang Tes.
Pada umumnya semakin panjang tes semakin tinggi reliabilitasnya. Hal ini
disebabkan tes yang cacah butirnya banyak akan memuat cukup banyak tingkah laku
yang diukur.
2. Penyebaran Skor.
Koefisien reliabilitas dipengaruhi oleh penyebaran skor. Makin lebar penyebaran
skor makin tinggi estimasi koefisien reliabilitasnya. Hal ini disebabkan koefisien
reliabilitas akan semakin tinggi apabila individu- individu cenderung tetap pada
kedudukan terhadap kelompoknya.
3. Tingkat Kesukaran Tes.
Tes yang terlalu sukar atau terlalu mudah cenderung menurunkan koefisien
reliabilitas. Hal ini disebabkan tes yang terlalu sukar atau terlalu mudah menghasilkan
sebaran yang terbatas dan terkumpul diujung bawah atau diujung atas.
4. Objektivitas suatu tes
Objektivitas suatu tes menunjukan seberapa jauh dua orang yang mempunyai
kemampuan yang sama mendapatkan skor yang sama.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Realibilitas menunjuk pada pengertian konsistensi pengukuran yaitu seberapa
konsisten skor tes atau hasil evaluasi dari suatu pengukuran ke pengukuran lain. Dengan
adanya pengujian dari hasil sebuah penelitian atau yang sering disebut dengan uji
reliabilitas maka penelitian yang dihasilkan akan memiliki sebuah mutu yang berkualitas.
Karena penelitian yang sudah melalui uji penelitian sudah dianggap bagus dan
memenuhi standart.
3.2 SARAN
Dengan adanya makalah ini,diharapkan setiap pembaca maupun penulis semakin
lebih mengetahui lagi tentang Reliabilitas Instrumen Tes. Semoga makalah ini dapat
membantu dan menjadi sebuah referensi bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya. Kritik dan Saran sangat kami harapkan untuk membangun dan menjadikan
lebih baik lagi di tugas- tugas selanjutnya.
9
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto dan Suharsimi. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara,
Azwar, Saifuddin. 2003. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka pelajar,.
H.M Sukardi.2008 .Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya. Jakarta : PT Bumi
Aksara
https://id.wikipedia.org/wiki/Reliabilitas diakses pada tanggal 13 April 2020
10