DISUSUN OLEH
KELOMPOK : 8
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
Rahmat-Nya lah tugas Laporan Mini Riset pada mata kuliah Pendidikan Agama Islam ini
dapat kami selesaikan dengan baik dan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Kami
berterima kasih kepada dosen pengampu yang sudah memberikan bimbingan dan arahan
kepada kami sehingga tugas Laporan Mini Riset Pendidikan Agama Islam ini dapat
diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Harapan kami semoga Laporan Mini Riset dapat membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki tugas ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik. Kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
KELOMPOK 8
I
DAFTAR ISI
BAB V PENUTUP................................................................................................................ 11
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 11
B. Saran........................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 12
II
BAB I
PENDAHULUAN
Di sisi lain, praktek pendidikan Indonesia cenderung terfokus pada pengembangan aspek
kognitif sedangkan aspek soft skills atau nonakademik sebagai unsur utama pendidikan
karakter belum diperhatikan secara optimal bahkan cenderung diabaikan. Krisis karakter
sudah waktunya untuk diatasi secara struktural oleh bangsa Indonesia. Karena itu,
penanganan krisis karakter haruslah dimulai dari pemahaman akan penyebab krisis di
Indonesia sehingga solusi terhadap masalah krisis karakter didasarkan pada sumber masalah.
Oleh karena itu, kami melakukan penelitian yang menyangkut masalah pendidikan karakter
di MAN 2 Model Medan yang akan diteliti mengenai penerapan pendidikan karakter dalam
lingkungan sekolah tersebut. Berikut kami paparkan secara singkat mengenai profil MAN 2
Model Medan : Sekolah ini berdiri pada tahun 1992 dengan legalitas hukum SK Menteri
Agama No. 19/15/1978. Lokasinya di Jl. Jendral Sudirman 791 Purwokerto 53111
Banyumas, Jawa Tengah. Luas areanya sekitar 38.360 m2. Kepala Sekolah MAN 2 Model
Medan adalah Drs. H. Irwansyah, M.A. Sekolah ini memiliki 2 jurusan yaitu IPA dan IPS.
1.2 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengimplementasian pendidikan karakter di MAN 2 Model Medan
2. Untuk mengetahui kendala dalam pengimplementasian pendidikan karakter tersebut
1
BAB II
KAJIAN TEORI
Menurut bahasa, karakter berasal dari bahasa Inggris, character yang berarti sifat dan
watak. Dalam bahasa Indonesia watak diartikan sebagai sikap batin manusia yang
mempengaruhi segenap pikiran dan perbuatannya, dan berarti pula budi pekerti. Dengan
demikian pendidikan karakter adalah upaya mempengarui orang lain agar berubah pola pikir,
ucapan, perbuatan, sifat dan wataknya sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Adapun tujuan dari pendidikan karakter adalah meningkatkan mutu proses dan hasil
pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara
utuh, terpadu dan seimbang.
Nilai-nilai pendidikan karakter menurut Diknas terbagi menjadi 10 nilai yaitu religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu dan
tanggung jawab. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan
karakter adalah naluri, adat/kebiasaan, keturunan dan lingkungan.
2
sebelumnya bahwa kurikulum merupakan serangkaian rencana, penunjuk arah untuk
mencapai suatu tujuan pendidikan. Dengan demikian sekolah diarahkan untuk memunculkan
nilai-nilai tersebut. Baik dalam kegiatan pembelajaran dan dalam budaya sekolah melalui
serangkaian pembiasaan.
3
memuaskan dengan memperhatikan karakteristik konten kompetensi dimana pengetahuan
adalah konten yang bersifat tuntas (mastery).
Proses belajar mengajar antara guru dengan murid. Sistem pendidikan di sekolah
merupakan sistem pendidikan formal yang mana pelaksanaannya dilakukan secara terencana
dan terperinci.Sekolah berfungsi mengembangkan kemampuan siswa dari segi hard skill, soft
skill serta nilai-nilai kebaikan dalam diri mereka. Hal tersebut sejalan dengan Sjarkawi (2006:
42), yang mengemukakan bahwa sekolah sebagai lembaga pendidikan bertanggung jawab
untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan kecakapan siswa dalam menetapkan suatu
keputusan untuk bertindak atau untuk tidak bertindak. Agar hal tersebut dapat tercapai
sekolah harus menciptakan iklim dan budaya sekolah yang baik sehingga dapat
mengembangkan pola pikir dan meningkatkan kemampuan soft skill dan karakter siswa.
Sudrajat (2009: 8), menyatakan bahwa tiap sekolah mempunyai budayanya sendiri, budaya
merupakan serangkaian nilai, norma, aturan moral, dan kebiasaan, yang telah membentuk
perilaku dan hubungan-hubungan yang terjadi di dalamnya.
4
Proses pengembangan karakter siswa di sekolah menurut Zamroni (2011:178),
memiliki pola: rencanakan, laksanakan, refleksi dan apa langkah selanjutnya. Tentu saja
dengan pelaksanaan yang dilakukan secara berkesinambungan dan terus menerus. Hal
tersebut dimaksudkan agar pendidikan karakter memanfaatkan pengalaman yang telah dilalui,
tidak mengulang kesalahan, dan senantiasa memperbaiki tindakan yang telah dilakukan.
Proses yang berkesinambungan tersebut diwujudkan dalam pembiasaan dan budaya sekolah.
Hal tersebut sejalan dengan kutipan berikut.
5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan deskriptif.
Metode kualitatif disebut juga sebagai metode artistik karena proses penelitian
lebih bersifat seni (kurang terpola) dan disebut juga sebagai metode interpretative
karena data hasil penelitian lebih berkenan dengan interpretasi terhadap data yang
ditemukan di lapangan. Metode penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
dan menganalisis penerapan / implementasi pendidikan karakter di lingkungan
sekolah di MAN 2 Model Medan.
Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah yang bernama H. Irwansyah, M.A.,
guru BK yang bernama Bapak Edy Junaidi, S.Pd. dan siswa-siswi yang berjumlah
10 orang di MAN 2 Model Medan.
Objek penelitian ini adalah penerapan / implementasi pendidikan karakter di
lingkungan sekolah di MAN 2 Model Medan.
d. Lingkungan terdiri dari dua macam yaitu lingkungan alam dan lingkungan
pergaulan.
6
2. Data Pendukung
a. Letak Geografis
b. Keadaan Guru
c. Keadaan Siswa
3. Sumber Data
b. Dokumen yaitu segala informasi tertulis yang berhubungan dengan subjek dan
objek penelitian.
7
BAB IV
A. HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan di MAN 2 Model Medan Helvetia
dengan menggunakan metode interview kepada salah satu guru BK didapat hasil sebagai
berikut :
Pendidikan karakter sudah diterapkan di MAN 2 Model Medan Helvetia sejak dulu
tetapi lebih ditekankan sejak adanya kurikulum 2013 karena aspek-aspek pendidikan karakter
masuk kedalam penilaian raport. Esensi dari penilaian tersebut meliputi kejujuran, ibadah,
dan beberapa topik lain tentang pendidikan karakter dimana penilaiannya bukan
menggunakan angka melainkan menggunakan huruf seperti A yang berarti baik sekali, B
berarrti baik dan C berarti cukup. Untuk menunjang keberhasilan penerapan pendidikan
karakter terhadap siswa guru harus terlebih dahulu mengikuti pendidkan dan latihan
mengenai pendidikan karakter. Selain mengikuti pelatihan guru juga harus membaca buku-
buku tentang pendidikan karakter.
1) faktor internal itu sendiri (siswa) yaitu siswa masih ada yang kurang antusias untuk
menerapkan pendidikan karakter tersebut. Kedua, faktor eksternal (guru) yaitu
pengawasan guru dalam penerapan pendidikan karakter terhadap siswa masih kurang.
8
2) faktor yang mendukung keberhasilan penerapan pendidikan karakter di sekolah yaitu
adanya niatan dari guru untuk mengimplementasikan serta karena adanya kurikulum
2013.
B. PEMBAHASAN
1) Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu
dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
2) Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap,
dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
3) Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan
peraturan.
4) Kerja keras
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan
peraturan.
5) Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu
yang telah dimiliki.
6) Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
7) Demokratis
9
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya
dan orang lain.
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan
meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
Karakter peserta didik sebenarnya telah dibentuk ketika mereka lahir. Hanya karakter
yang seperti apa, hal itu sangat tergantung di lingkungan mana dan siapa yang mendidik
anak. Apabila anak telah dibiasakan dengan karakter yang baik, maka anak akan menjadi
baik. Sebaliknya bila perilaku buruk yang ditanamkan maka anak akan berkarakter buruk.
Anak yang telah diperkenalkan dengan nilai karakter yang baik, kemudian dibina
untuk mencintai dan memahami nilai tersebut sehingga melekat pada kepribadiannya yang
membedakan dia dengan anak lainnya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini merupakan
cerminan iman dan ikhsan dalam konteks Islam.
10
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada
warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan
tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha
Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi
manusia/insan kamil.
Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders) harus
dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum,
proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan
mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas, pemberdayaan sarana
prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah.
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil
pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan
akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar
kompetensi lulusan.
B. SARAN
11
pembelajaran. Guru harus memberikan teladan, baik sikap, maupun perilaku yang
berkarakter sehingga peserta didik serta warga sekolah lain yang melihat dapat
mencontohnya selain bertugas untuk menginternalisasi dan mengimplementasi nilai
karakter pada peserta didik.
12
DAFTAR PUSTAKA
13