KEWIRAUSAHAAN
DISUSUN OLEH :
FAKULTAS EKONOMI
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
RahmatNya sehingga penulis dapat menyelaesaikan tugas makalah mata kuliah
Kewirausahaan yang berjudul “Critical Book Review”. Penulis berterima kasih kepada Ibu
dosen yang bersangkutan yang sudah memberikan bimbingannya.
Dalam kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih dengan hati yang
tulus kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini,
smoga Tuhan senantiasa membalas denga kebaikan yang berlipat ganda.
Saya menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak jauh sempurna, oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna
perbaikan di masa yang akan datang. Dan harapan kami semoga makalah saya ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan bagi pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan.........................................................................................................................1
1.3 Manfaat Penulisan.......................................................................................................................1
BAB II IDENTITAS ISI BUKU...........................................................................................................2
2.1 Identitas Buku Pertama................................................................................................................2
2.2 Identitas Buku Kedua..................................................................................................................3
BAB III RINGKASAN BUKU.............................................................................................................4
3.1 RINGKASAN BUKU PERTAMA..............................................................................................4
3.2 RINGKASAN BUKU KEDUA.................................................................................................24
3.3 PERBANDINGAN KEDUA BUKU.........................................................................................37
BAB IV PENUTUP.............................................................................................................................39
4.1 Kesimpulan................................................................................................................................39
4.2 SARAN.....................................................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................40
ii
BAB I PENDAHULUAN
Critical book report merupakan suatu tugas dimana mahasiswa dituntut untuk
mengkritik dan mengulas isi buku dari kedua buku yang berbeda dengan sub bab materi
yang sama. Dalam membuat critical book report diperlukan ulasan terhadap isi buku,
ditinjau dari berbagai segi ulasan yang dilakukan didasarkan pada argumentasi dan bukti
yang di pertanggung jawabkan.
Untuk mengulas sebuah buku kita dapat memperolehnya melalui membaca terlebih
dahulu sub bab materi yang akan dikritik. Dalam makalah ini akan diulas mengenai sub
bab materi komunikasi kantor.
Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka penulis membuat tujuan dalam
mereview buku yang berjudul tentang kewirausahaan, yaitu:
Disamping dari tujuan dalam membuat review buku, maka penulis pun memiliki
manfaatnya, antara lain:
Untuk mengetahui apa saja yang terdapat didalam isi buku tersebut.
Dapat sebagai bahan revensi bagi masyarakat umum.
Untuk menambah wawasan mengenai Kewirausahaan.
Untuk mengetahui lebih dalam tentang Kewirausahaan.
1
BAB II IDENTITAS ISI BUKU
Penulis : Arif Yusuf Hamali, S.S., M.M & Dra. Eka Sari Budihastuti, M.M
Diterbitkan : KENCANA
ISBN : 978-602-422-151-5
2
2.2 Identitas Buku Kedua
ISBN : 978-979-756-176-5
3
BAB III RINGKASAN BUKU
1. Periode Awal
Definisi paling awal dari pengusaha sebgai sebuah go-betwen adalah Marco Polo,
yang mencoba untuk mengembangkan rute perdagangan hingga Timur Jauh. Marco
Polo sebagai seorang yang go-betwen, akan menandatangi kontrak dengan pemilik
uang untuk menjual barangnya.
Dan pedagang pengembara sukses dalam menjual dan menyelesaikan
perjalannya, keuntungan yang diperoleh akan dibagi, diman kapitalis akan mengambil
bagian yang paling besar. Sementara pedagang pengembara akan menerima sisanya.
2. Abad Pertengahan
Istilah penguasaha pada abad pertengahan ini sudah digunakan untuk
menggambarkan pelaku maupun orang yang mengelola maupun orang yang
mengelola proyek-proyek produksi besar. Dan orang-orang pada proyek ini tidak
mengambil resiko apa pun, melainkan mengelola proyek dengan sumber daya yang
disediakan, biasanya oleh pemerintah suatu negara.
3. Abad ke-17
Abad ke-17 memunculkan kembali kaitan antara resiko dengan kewirausahaan
dimana penguasaha adalah orang yang menjelankan kerja sama dengan pemerintah
untuk menyediakan jasa atau produk yang ditentukan. Dan salah seorang pengusaha
pada periode ini adalah John Law, asal Perancis, yang diizinkan untuk mendirikan
sebuah bank kerajaan. Dimana bank tersebut kemudian berkembang menjadi waralaba
ekslusif untuk membentuk sebuah dagang di dunia baru.
4. Abad ke-18
Pada abad ke-18, seseorang yang mempunyai modal dibedakan dari orang yang
membutuhkan orang yang membutuhkan modal, dengan kata lain, penguasaha
dibedakan dari penyedia modal. Alasan pembedaan ini adalah industrialisasi yang
terjadi di seluruh dunia.
5. Abad ke-19 dan Abad ke-20
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, pengusaha seringkali tidak
dibedakan dengan manajer dan sering kali dipandang dari sebuah perspektif ekonomi.
4
Pengusaha dalam perspektif ini dianggap sebagai seorang yang mengorganisasi dan
mengoperasikan perusahaan untuk keuntungan pribadi.
Setiap orang mempunyai idaman atau cita-cita untuk dapat hidup bahagia meskipun
barang kali kurang mempunyai pengertian jelas tentang apa yang sebenarnya disebut
kebahagiaan itu. Dan pada sebagian besar anggota masyarakat Indonesia telah terdapat
kesadaran terhadap pentingnya pendidikan dalam usaha dalam mewujudkan idaman
hidup bahagia.
Dimana dalam rangka mencapai cita-cita hidup, banyak sekali orang berlomba-
lomba menempuh pendidikan di sekolah-sekolah formal. Untuk mencapai kesejahteraan
hidup, manusia sekolah dan memperoleh pengajaran sempai tingkat pendidikan formal
yang lebih tinggi. Dan orang-orang berusaha payah untuk menamatkan belajar di
sekolah-sekolah forma dengan disertai pengorbanan, baik berupa harta benda maupun
kasih sayang keluarga.
5
Wirausahawan dapat memilih beberapa bentuk organisasi setelah memasuki
pasar. Dan ada beberapa bentuk-bentuk organisasi tersebut dapat berupa: Usaha
Perorangan, Firma, dan perseroan
6. Faktor Penentu Keberhasilan
Wirausahawan harus berhati-hati terhadap faktor yang dapat menyebabkan
kegagalan usaha setelah usaha kecil. Penyebab-penyebab kegagalan usaha kecil di
antaranya adalah:
a. Struktur permodalan yang kurang
b. Kekurangan modal untuk membeli barang modal dan peralatan
c. Kekurangan modal untuk memanfaatkan barang persediaan yang dijual
dengan potongan kuantitas
d. Menggunakan peralatan dan metode bisnis yang ketinggalan zaman
e. Gagal menerapkan pengendalian persediaan
f. Tidak dapat melakukan pengendalian kredit
g. Kurang memadainya catatan akuntasi
h. Dan lain-lain
7. Memelihara Semangat Kewirausahaan
Kewirausahaan didorong oleh kesempatan yang dipersiapkan. Tekanan yang
dialami adalah hilangnya kesempatan karena perubahan lingkungan. Tekanan juga
datang dari kontrak sosial dengan kolega atau bahawan, dan dari sistem pengendalian
dan evaluasi organisasi. Dan semangat kewirausahaan dalam organisasi perlu
dikembangkan melalui intrapreunerhip.
Seorang wirausahawan yang sukses tidak hanya cukup memiliki ide yang hebat,
tetapi juga harus mengubah ide menjadi produk, jasa, atau usaha bisnis yang terwujud.
Peter Drucker berpendapatan bahwa inovasi merupakan instrumen khusus wirausaha,
sarana yang digunakan oleh wirausahawan untuk mengekploiyasi perubahan menjadi
peluang untuk bisnis yang berbeda. Seorang wirausahawan yang sukses memiliki ide dan
kemudian mencari agar ide tersebut sukses memecahkan masalah atau memuaskan
kebutuhan. Kreativitas dan inovatif sangat penting bagi kesuksesan dan keberlangsungan
perusahaan. Dan seorang wirausahawan harus selalu waspada terhadap asumsi dan
perspektif tradisional mengenai cara yang berlaku karena cara tersebut dapat mematikan
kreativitas.
6
1.6 MENILAI PELUANG MEMBUKA USAHA BARU
Seseorang sering kali berhasrat untuk mendirikan usaha baru karena didorong oleh
adanya peluang yang membentang di lingkungan tempat tinggalnya, dan juga memiliki
impian dan optimisme yang berlebihan. Bygrave mengemukakan bahwa ada tiga
komponen utama yang sebaiknya diteliti dan dievaluasi bagi seorang yang ingin sukses
untuk membuka usaha baru yaitu: Peluang, wirausahawan dan tim manajemen, sumber
daya yang dibutuhkan untuk memulai usaha dan pertumbuhan usaha.
Wiraswasta:
Wira = utama, gagah, luhur, berani, teladan, dan panjang
Swasta = berdiri sendiri atau berdiri di atas kemauan atau kemampuan sendiri
Wirausaha:
Wira = utama, gagah, luhur, berani, teladan, dan panjang
Usaha = penciptaan kegiatan, dan berbagai aktivitas bisnis.
Wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan
memperkenalkan barang dan jasa yang baru dengan menciptakan bentuk organisasi baru
atau mengolah bahan baku. Wirausaha menurut pandangan seorang pemodal adalah
seorang yang menciptakan kesejahteraan untuk orang lain yang menemukan cara-cara
baru untuk menggunakan sumber-sumber daya, mengurangi pemborosan, dan membuka
lapangan kerja yang disenangi oleh masyarakat. Dan menurut Thomas Zimmerer, dkk
mendefinisikan bahwa wirausahawan adalah seseotang yang menciptakan bisnis baru
dengan mengambil resiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan
perutumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang signifikan dan
7
menggabungkan sumber-sumber daya yang diperlukan, sehingga sumber-sumber daya
itu bisa dikapitalisasikan.
Setiap orang memiliki potensi untuk menjadi seorang wirausahawan, dan tentu saja
keragaman menjadi tanda kewirausahawan. Thomas Zimmerer, dkk mengemukakan tipe-
tipe wirausahawan sebagai berikut: Wirausaha Muda, Wirausaha Perempuan, Wirausaha
Minoritas, Wirausaha Imigran, Wirausaha Parah Waktu, Bisnis Rumahan, Bisnis
Keluarga, Wirasutri, dan lain-lain.
1. Percaya Diri
Percaya diri adalah paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi
tugas atau pekerjaan, yang bersifat internal, sangat relatif dan dinamis, serta banyak
ditentukan oleh kemampuannya untuk memulai, melaksanakan dan menyelesaikan
suatu pekerjaan. Dan kunci keberhasilan dalam bisnis adalah untuk memahami diri
sendiri, oleh karena itu wirausaha yang sukses adalah wirausaha yang mandiri dan
percaya diri.
2. Berorientasi Tugas dan hasil
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang selalu
mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada lab, ketekunan dan
kerja keras. Dan peluang dalam kewirausahaan hanya diperoleh apabila adanya
inisiatif.
3. Keberanian Mengambil Resiko
Seorang wirausaha adalah orang yang menyebabkan usaha-usaha yang lebih
menentang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang
menantang. Dan wirausaha dapat menghindari situasi resiko yang karena tidak ada
tantangan yang menjauhi situasi resiko yang tinggi untuk ingin berhasil.
4. Kepemimpinan yang Baik
8
Seorang wirausaha harus memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan, dan
keteladanan. Dan seorang wirausaha selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru
serta berbeda sehingga menjadi pelapor, baik dalam proses produk maupun
pemasaran, dan selalu memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai.
5. Berorientasi ke Masa Depan
Seorang wirausaha herus memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan. Dan
kuncinya adalah dengan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda dari yang ada sekarang.
6. Keorisinilan: Kreativitas dan Inovasi
Seorang wirausaha yang inovatif adalah orang yang memiliki ciri-ciri berikut ini,
antara lain:
a. Tidak pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan saat ini meskipun cara
tersebut cukup baik.
b. Selalu menuangkan imajinasi dalam pekerjaannya
c. Selalu ingin tampil berbeda atau selalu memanfaatkan perbedaan.
Dan sebagai wirausahawan agar sukses dalam menjalankan kegiatan bisnisnya juga
harus mempunyai sikap-sikap sebagai berikut: Berani, Jujur, Tekun, Ulet, Sabar, Tabah,
Positif, Rendah hati, Kemauan, dan Tanggung jawab
Dan kegagalan seseorang dalam berwirausaha sering kali disebabkan oleh hal-hal
yang remeh atau sepele yang seharusnya dicatat supaya di kemudian hari tidak terulang
atau dapat dihindari kelemahan-kelemahan wirausaaha di Indonesia dapat disimpulkan
menjadi 9, yaitu: Kuna, Kudis, Kutu, Kurap, Kutang, Kutil, Kusir, Kujur, dan Kuman
Ketidakmampuan manajemen
Kurang pengalaman
Pengendalian keuangan yang buruk
Lemahnya usaha pemasaran
Kegagalan mengembangkan perencanaan strategis
Pertumbuhan perusahaan yang tidak terkendali
Lokasi yang buruk
Pengendalian persediaan yang tidak tepat
Penetapan harga yang tidak tepat
9
Ketidakmampuan membuat “transisi kewirausahaan”
Berwirausaha tidak selalu memberikan hasil yang sesuai dengan harapan dan
keinginan wirausahawan, karena tidak sedikit wirausahawan yang mengalami kerugian
dan akhirnya bangkrut. Ada beberapa ciri-ciri wirausahawan yang sukses adalah sebagai
berikut: Memiliki visi dan tujuan yang ada, Inisiatif dan selalu proaktif, Berorientasi
pada prestasi, Berani mengambil risiko, kerja keras, dan lain-lain.
Dan ada pun ciri-ciri lain dari seorang wirausahawan dapat dirumuskan dengan
akronim EMAN SUHERMAN, dengan penjelasannya sebagai berikut:
E untuk Energik
M untuk Modern
A untuk Antisipatif
N untuk Naturalitatif
S untuk Smart
U untuk Urgent
H untuk Humanity
E untuk Empathy
R untuk Rational
M untuk Motivation
A untuk Attention
N untuk Need
Kepribadian juga didefinisikan sebagai sistem sikap dan perilaku yang didasari oleh
struktur yang unik serta diekspresikan melalui tampilan fisik, mental dan sosial dalam
dinamika interaksi yang dinamis dengan lingkungannya. Kepribadian seorang
wirausahawan yang baik harus meliputi 5 unsur yaitu sebagai berikut; Sistem, Sikap dan
Perilaku, Struktur kepribadian yang unik, Tampilan fisik, mental, dan sosial, Dinamika
interaksi dengan lingkungan.
10
4.3 TIPOLOGI MANUSIA YANG MELEKAT DALAM KEPRIBADIAN SEORANG
WIRAUSAHAWAN
Tipologi manusia yang didasarkan pada kondisi tubuh manusia antara lain
dikemukakan oleh oleh Lavater dan Galenus, sedangkan tipologi manusia yang
didasarkan pada aspek kejiwaan dikemukakan oleh Gerardus Heymans dan Eduard
Spranger. Dan Claudius Galenus, seorang pemikir Yunani Kuno dan murid dari
Hypocrates, mengadakan tipologi manusia berdasarkan temperamen, yaitu atas dasar
cairan-cairan yang terdapat dalam tubuh manusia. Galenus menyebutkan adanya 4 tipe
manusia, yaitu: Tipe Sanguinikus, Tipe Melankholikus, Tipe Kholerikus, dan Tipe
Flegmatikus.
Akar kata etos berasal dari bahasa Yunani, ethos, yang pada awalnya kata ini
mengandung pengertian sebagai adat kebiasaan. Jansen Sinamo merumuskan eots kerja
sebagai seperangkat perilaku positif yang berakar pada keyakinan fundamental yang
disertai komitmen totol pada paradigma kerja yang integral. Dan etos kerja dapat
dijadikan pedoman oleh siapa pun yang ingin meraih sukses dalam aktivitas
kehidupannya sehari-hari, dirumuskan oleh Jansen Sinamo dengan istilah 8 etos kerja
profesional, yang terdiri dari: Kerja adalah rahmat, Kerja adalah amanah, Kerja adalah
panggilan, Kerja adalah aktualisasi, Kerja adalah ibadah, Kerja adalah seni, Kerja adalah
kehormatan, dan Kerja adalah pelayanan
BAB 5 PRINSIP-PRINSIP
11
Prinsip ini menetapkan komitmen di awal terhadap kesediaan seseorang untuk
menanggung kerugian daripada berinvestasi dengan mengkalkulasi imbal yang hasil
diharapkan dari suatu proyek. Dan wirausahawan dengan prinsip ini dapat
bereksperimen dalam sebuah usaha baru pada lingkungan yang tidak pasti dengan
kerugian maksimum yang diketahui apabila hal yang diharapkan tidak terjadi.
3. Prinsip burung di tangan
Prinsip ini melibatkan negosiasi dengan setiap dan seluruh pihak yang
berkepentingan yang bersedia memberi komitmen untuk proyek, tanpa
mengkhawatirkan biaya-biaya peluang atau mengelaborasi analisis persaingan. Dan
prinsip ini merujuk kepada pribahasa, “Seekor burung yang ada di tangan lebih
berharga daripada dua ekor burung di semak-semak”.
4. Prinsip Limum
Prinsip ini menyarankan agar mengakui dan menyelaraskan tindakan
berkelanjutan untuk mengendalikan kejutan-kejutan daripada menghindarinya,
mengatasi atau beradaptasi dengan hal tersebut. Dan wirausahawan yang konsisten
dalam prinsip ini, akan selalu melihat sisi lain dari setiap ancaman untuk menemukan
atau menghasilkan peluang.
5. Prinsip pilot dalam pesawat
Prinsip ini menyarankan agar mengendalkan dan bekerja dengan orang yang
menjadi pemandu utama peluang dan tidak membatasi upaya wirausaha untuk
mengeksploitasi faktor-faktor yang berada di luar kendali indivu. Dan prinsip ini di
bangun atas gagasan bahwa ketika masa depan benar-benar tidak diketahui , berfokus
pada cara yang lebih baik untuk memprediksi masa depan adalah akan menjadi tidak
berguna.
Sukses berwirausaha tidak terlepas dari pemikiran kreatif dan inovatif dari seorang
wirausahawan itu sendiri. kreativitas tidak begitu saja terjadi dalam organisasi. Dan
seorang wirausahawan yang sukses harus bisa memastikan bahwa karyawan di
perusahaannya mempunyai kebebasan dan dorongan untuk menjadi kreaatif sehingga
dapat ikut memajukan usahanya.
12
Kiat-kiat sukses berrwirausaha yang difokuskan pada upaya-upaya merangsang
kreativitas seorang wirausahawan dirumuskan oleh Thomas Zimmerer, sebagai berikut:
Dan Basrowi juga mengemukakan kiat-kiat sukses berwirausaha yang bisa dijadikan
acuan bagi orang yang baru mulai berwirausaha agar usaha yang dijalankan berhasil,
yaitu sebagai berikut: Ketekunan, Berani mengambil resiko, Terampil dan tidak putus
asa, Berdoa, Berani berubah, Pandai mengelola, Segar dan pintar, dan Kemauan terus
belajar
13
Adanya kegiatan menggerakkan orang lain yang dilakukan dengan
mempengaruhi dan mengarahkan perasaan, pikiran, dan tingkah lakunya
Berlangsung berupa proses di dalam institusi, organisasi atau kelompok
1. Pemimpin Otoriter
Dalam kelompok pimpinan otoriter, pegawai bawahan ada yang agresif dan ada
pula yang pasif. Dan ada beberapa ciri-ciri perilaku kepemimpinan otokratik serta
reaksi bawahannya, digambarkan sebagai berikut:
Kebijaksanaan semuanya ditentukan oleh pimpinan
Langkah kegiatan teknis ditentukan oleh pimpinan, pada saat tertentu biasanya
langkah-langkah berikutnya tidak ada kepastian.
Pimpinan mendiktekan tugas-tugas khusus dan para anggota adalah
pelaksananya.
Pimpinan cenderung mencela atau memuji secara personal, dan tetap
menjatuhka diri dari kegiatan kelompok kecuali dala hal berdemonstrasi.
2. Pemimpin Demokrasi
Suasana dalam kelompok ini lebih akrab dan saling menghormati. Hubungan
dengan pimpinan lebih bersahabat dan berlandaskan hubungan tugas kedinasan. Dan
beberapa ciri-ciri perilaku kepemimpinan demookratik serta reaksi bawahannya dapat
digambarkan sebagai berikut:
Semua kebijaksanaan dibahas dan ditentukan bersama oleh kelompok dengan
dorongan dan bantuan pimpinan.
Perspektif kegiatan diperoleh selama masa pembahasan.
Para karyawan bawahan bebas untuk bekerja sama dengan siapa saja yang
disenangi.
Pimpinan selalu objektif dan berpikir serba fakta dalam memberikan pujian
atau kritikan, serta berusaha memberi semangat kepada kelompok, tanpa
banyak mencampuri urusan pekerjaan.
3. Pemimpin Laissez-Faire
Hasil kerja kelompok yang dipimpin oleh pimpinan laissez-faire lebih
memprihatikan. Dimana para karyawan bawahan keadaannya frustrasi dan bekerja
ogah-ogahan, main-main, kurang kecintaan terhadap pekerjaanya. Dan ada beberapa
14
ciri-ciri perilaku kepemimpinan laissez-faire serta reaksi bawahannya digambarkan
sebagai berikut:
Kebebasan sepenuhnya untuk mengambil keputusan, diberikan kepada
kelompok maupun individu, tanpa banyak campur tangan pimpinan.
Bermacam data diberikan.
Sama sekali tanpa partisipasi pimpinan
Pimpinan jarang memberikan komentar secara spontan, terhadap kegiatan
bawahannya, dan tidak ada usaha-usaha untuk menilai atau mengatur jalannya
pekerjaan organisasi.
Para pemimpin dalam setiap organisasi dapat diklasifikasikan menjadi empat tipe
utama, yaitu: Tipe kepemimpinan demokratis, Tipe kepemimpinan militeristis, Tipe
kepemimpinan paternalistis, dan Tipe kepemimpinan karismatis
Frech dan Raven mengindentifikasi lima bentuk kekuasaan yang harus dipahami
oleh seorang wirausahawan untuk menggunakan kekuasaannya dalam menjalankan
bisnis antara lain: Kekuasaan Ganjaran, Kekuasaan Paksaan, Kekuasaan Legal,
Kekuasaan Keahlian, dan Kekuasaan Acuan
15
Pengambilan kepurtusan merupakan suatu pendekatan yang sistematis terhadap
permasalahan yang dihadapi.
Keputusan adalah suatu pilihan yang dibuat dari dua atau lebih. Proses pengambilan
keputusan adalah serangkaian tahap yang terdiri dari delapan langkah yang meliputi:
;Dan pendapat lain menyimpulkan bahwa ada 4 langkah yang harus diperhatikan
dalam proses pengambilan keputusan secaa sehat, yaitu:
Merumuskan masalah
Pengumpulan informasi
Memilih pemecahan keputusan yang paling layak
Melaksanakan keputusan
16
BAB 9 PEMILIHAN USAHA
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh seorang wirausahawan baru adalah
pemilihan bidang yang ingin ditekuni. Pemilihan bidang usaha ini penting agar seorang
wirausahawan mampu mengenal seluk beluk usaha tersebut dan mampu mengelolanya.
Langkah-langkah menentukan bidang usaha yang akan digeluti tergantung dari 4 faktor
yaitu sebagai berikut: Minat atau bakat, Modal, Waktu, dan Laba.
Wiralaba adalah suatu sistem distrbusi di mana pemilik bisnis yang semi mandiri
mambayar iuran dan royalti kepada induk perusahaan untuk mendapatkan hak
menggunakan merek dagang induk perusahaan, menjual barang atau jasanya, dan sering
kali menggunakan format dan sistem bisnisnya. Dan wiralaba didasarkan pada hubungan
terus menerus antara pewaralaba dan pembeli wiralaba. Pewaralaba memberikan
layanan-layanan yang berharga.
9.4 PENGECER
Perdagangan besar dalam pengertian luas meliputi penjualan dan semua kegiatan
yang langsung, berhubungan dengan penjualan dan semua kegiatan yang langsung
berhubungan dengan penjual barang-barang kepada pembelinya dengan maksud untuk
dijual kembali. Perdagangan besara dalam pengertian sempit adalah perusahaan-
perusahaan yang terutama melakukan aktivitas perdagangan besar.
17
Pasar dapat diaartikan sebagai tempat pertemuan antara penjual dan pembeli, atau
tempat di mana kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran saling bertemu untuk
membentuk suatu harga. Ada tiga faktor utama yang menunjang terjadinya pasar, yaitu
orang dengan segala keinginannya, daya belinya serta tingkah laku dalam pembeliannya.
Pasar berdasarkan jumlah penjualnya dapat dibedakan menjadi antara lain: Pasar
Persaingan Sempurna, Pasar Monopoli, Pasar Duopoli, Pasar Oligopoli, dan Pasar
Persaingan Monopolistis
Pasar dalam kaitannya dengan manajemen pemasaran dapat dibagi menjadi empat
golongan, yaitu: Pasar Konsumen, Pasar Industri, Pasar Penjual Kembali, dan Pasar
Pemerintah.
Pasar dan pemasaran dalam dunia usaha merupakan dua sisi yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lainnya. Pasar dan pemasaran memiliki tingkat ketergantungan
yang tinggi dan saling memengaruhi satu sama lainnya. Phillip Kotler mendefinisikan
pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok
memperoleh sesuatu yang dibutuhkan dan diinginkan dengan cara menciptakan serta
mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain.
Negosiasi adalah suatu proses ketika dua pihak atau lebih yang mempunyai
kepentingan yang sama atau bertentangan bertemu dan berbicara dengan maksud untuk
mencapai suatu kesepakatan. Dan negosiasi diperlukan dalam kehidupan manusia karena
sifatnya yang begitu erat dengan filosifi kehidupan manusia bahwa setiap manusia
memiliki dasar untuk mempertahankan kepentingannya, dan manusia lain juga memiliki
kepentingan yang akan tetap dipertahankan sehingga terjadi benturan kepentingan.
Negosiasi adalah pertemuan antara dua pihak dengan tujuan untuk mencapai
kesepakatan atas pokok-pokok masalah yang:
18
Penting dalam pandangan kedua belah pihak
Dapat menimbulkan konflik di antara kedua belah pihak
Membutuhkan kerja sama kedua belah pihak untuk mencapainya.
Dalam negosiasi, seseorang sering berhadapan dengan orang-orang yang lebih suka
mempertahankan pendirian yang kaku, dengan gaya garis kera, tanpa menyadari adanya
alternatif yang lebih efektif. Dan petunjuk-petunjuk berikut dapat dijadikan pedoman
bagi seorang wirausahawan dalam melakukan negosiasi yaitu:
19
g. Mintalah kriteria, alasan-alasan, data-data pendukung, kesimpulan atau petunjuk yang
objektif.
h. Perhatikan tanda-tanda adanya kerja sama dan beri dukungan, sambutan, pujian, dan
kepastian bahwa kerja sama akan menjadi pusat perhatian anda
i. Secara periodik, buatlah ringkasan bidang-bidang yang telah mencapai kesepakatan
dengan memperlihatkan antusiasme anda pada langkah-langkah yang telah berhasil
membawa kesepakatan.
j. Jangan menanggapi trik-trik
k. Jika semua upaya gagal, bersiaplah untuk menunda diskusi.
Studi kelayakan juga sering disebut feasibility study yang merupaka bahan
pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari
suatu gagasan usaha/proyek yang direncanakan. Pengertian layak dalam penilaian ini
adalah kemungkinan dari gagasan usaha/proyek yang akan dilaksanakan yang
memberikan manfaat, baik dalam arti financial benefit maupun dalam arti social benefit.
Dan Thomas W. Zimmerer berpendapat bahwa studi kelayakan tidak sama dengan
rencana bisnis, keduanya memainkan peran penting tetapi memiliki peran yang berbeda
dalam proses memulai usaha.
Kasmir menguraiakan ada lima tujuan dari suatu usaha yang dilakukan dalam studi
kelayakan, yaitu:
20
12.3 PIHAK-PIHAK YANG BERKEPENTINGAN PADA STUDI KELAYAKAN
BISNIS
Dalam hasil penilaian yang melalui studi kelayakan sangat dibutuhkan oleh berbagai
pihak, terutama pihak-pihak yang berkepentingan terhadap usaha yang akan dijalankan.
Dan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap studi kelayakan tersebut adalah: Pemilik
usaha, Lembaga keuangan, Pemerintah, Masyarakat luas, dan Manajemen perusahaan.
Studi kelayakan bisnis memiliki peranan terhadap berbagai aspek kegiatan bisnis, di
antaranya adalah:
Pendahuluan
Aspek pasar dan pemasaran
Aspek teknis dan teknologi
Aspek organisasi dan manajemen
Aspek ekonomi dan keuangan
Kesimpulan dan rekomendasi serta lampiran-lampiran yang diperlukan
Perencanaan bisnis menurut definisi dari Robert D. Hisrich, dkk adalah dokumen
tertulis yang dipersiapkan oleh seorang penguasaha yang mendeskripsikan semua elemen
eksternal dan elemen internal yang relevan dan terlibat dalam pembentukan sebuah
perusahaan beru. Dan perencanaan bisnis harus disiapkan oleh seorang pengusaha,
dengan berkonsultan kepada banyak sumber lain dalam persiapannya.
21
Ada tiga pandangan yang harus dipertimbangkan dalam mempersiapkan
perencanaan bisnis, yaitu:
Robert D. Hisrich, dkk mengemukakan bahwa rencana bisnis dibaca oleh para
karyawan, investor, bankir, kapitalis perusaahaan, pemasok, pelanggan, penasihat, dan
konsultan. Rencana bisnis harus berusaha memenuhi kebutuhan semua orang, sementara
dalam pasar yang aktual, produk penguasaha tersebut akan berusaha untuk memenuhi
kebutuhan dari kelompok-kelompok pelanggan pilihan.
Dan secara garis besaar sebuah perencanaan bisnis yang lengkap menurut Robert D.
Hisrich, dkk terdiri dari: Halaman pembuka, Ringkasan eksekutif, Analisis industri,
Deskripsi perusahaan, Rencana produk, Rencana operasional, Rencana pemasaran,
Rencana organisasi, Penilaian resiko, Rencana finansial, dan Lampiran
Zimmerer, dkk memberikan pengertian proposal bisnis atau disebut juga rencana
bisnis sebagai ringkasan tertulis mengenai usulan pendirian perusahaan oleh
wirausahawan yang berisis rincian kegiatan operasi dan rencana keuangan, peluang dan
strategi pemasaran, serta keterampilan dan kemampuan manajer. Proposal bisni ini
berguna sebagai peta jalan bagi wirausahawan dalam perjalanannya menuju
pembangunan bisnis yang sukses.
Dan proposal bisnis memiliki tiga manfaat pokok, yaitu (Zimmerer, dkk, 2008:183-
188)
22
14.2 SASARAN-SASARAN DAN ELEMEN-ELEMEN DALAM PROPOSAL BISNIS
Wirausahawan menyadari bahwa setiap proposal bisnis bersifat unik dan harus
dibuat khusus. Elemen-elemen dari proposal bisnis mungkin sudah standar, tetapi cara
wirausahawan mengemukakannya harus dengan cara unik dan mencerminkan antusiasme
pribadinya mengenai perusahaan barunya.
Dan elemen-elemen dalam suatu proposal bisnis terdiri dari: Halaman Judul dan
Daftar Isi, Ringkasan Eksekutif, Pernyataan Visi dan Misi, Sejarah Perusahaan, Profil
Usaha dan Industri, Strategi Bisnis, Deskripsi Produk, Strategi Pemasaran, Analisis
Pesaing, Deskripsi Tim Manajemen, Rencana Kerja, Poyeksi Laporan Keuangan, dan
Proposal Pinjaman
Istilah etika dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani, ethos, yang berarti
kebiasaan atau watak. Etika juga berasal dari bahasa Perancis, etiquette atau biasa
diucapkan dalam bahasa Indonesia dengan kata etiket, yang artinya juga kebiasaan atau
cara bergaul, berperilaku. Dan etika pada dasarnya merujuk pada dua hal, yaitu:
Etika berkenan dengan disiplin ilmu yang mempelajari nilai-nilai yang dianut oleh
manusia beserta pembenarannya.
Etika merupakan pokok permasalahan dalam disiplin ilmu itu sendiri, yakni nilai-nilai
hidup dan hukum-hukum yang mengatur tingkah laku manusia.
Etika bisnis adalah penerapan etika secara umum terhadap perilaku bisnis. Makna
etika bisnis secara lebih khusus lagi alam konteks kewirausahaan menunjukkan perilaku
etis maupun tidak etis yang dilakukan wirausahawan dan karyawan dari suatu
perusahaan. Dan Post, dkk berpendapat bahwa ada beberapa alasan yang mendorong
perusahaan untuk menjalankan bisnisnya secara etis, yaitu:
23
1. Meningkatnya harapan publik agar perusahaan menjalankan bisnisnya secara etis
2. Agar perusahaan tidak melakukan berbagai tindakan yang membahayakan pemegang
saham lainnya.
3. Penerapan etika bisnis di perusahaan dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
4. Dan lain-lain.
H.R. Bowen berpendapat bahwa para pelaku bisnsis memiliki kewajiban untuk
mengupayakan suatu kebijakan, membuat keputusan atau melaksanakan berbagai
tindakan yang sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai masyarakat. Kewajiban atau tanggung
jawab sosial dari perusahaan berstandar kepada keselarasan antara tujuan-tujuan dan
nilai-nilai dari suatu masyarakat. Dan Carrol menjelaskan dimensi-dimensi tanggung
jawab sosial perusahaan ke dalam 4 kategori, yaitu: Tanggung jawab ekonomi,
Tanggung jawab hukum, Ethical responsilities, dan Discretionary responsilities.
Perkembangan CSR untuk konteks Indonesia dapat dilihat dari dua perspektif yang
berbeda, yaitu:
A. Pengertian Kewirausahaan
Pada umumnya pengertian-pengertian yang ada dari berbagai pada ahli menyatakan
bahwa, wirausaha adalah seorang yang mempunyai kemampuan didalam melihat peluang
mencari dana, serta sumber data lain yang diperlukan untuk meraih peluang tersebut dan
berani mengambil risikonya dengan tujuan tercapainya kesejahteraan individu dan nilai
tambah bagi masyarakat. Dan menurut Geoffrey G. Meredith menyatakan sebagai
berikut: “ Para wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan
24
menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang
dibutuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya dan mengambil tindakan yang
tepat guna memastikan sukses” sedangkan dalam konteks manajemen, pengertian
entrepreneur adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan
sumberdaya.
Inovasi dan kreatif merupakan dua suku yang dalan artinya, terutama bagi prang
yang berhasil dalam kehidupannya. Inovasi dan kreatif menumbuhkan kepedulian
lingkungan, orang yang peduli terhadap lingkungan akan memperoleh penghargaan dari
lingkungannya, dan orang yang dihargai oleh lingkungan mempunyai jaringan kerja yang
baik.
B. Karakteristik Kewirausahaan
Beberapa pendapat dan kesimpulan dari para ahli tenaga karekteristik kewirausahaan
berbeda-beda. Tapi pada intinya adalah bahwa seorang wirausaha merupakan individu
yang mempunyai ciri dan watak untuk berprestasi lebih tinggi dari kebanyakan individu
lainnya, hal ini dapat dilihat dari pendapat-pendapat berbagai ahli sebagai berikut:
1. David Mc Cleland menyatakan ada 9 karakteristik utama yang terdapat dalam diri
seorang wirausaha sebagai berikut: Dorongan berprestasi, Bekerja keras,
Memperhatikan kualitas, Sangat bertanggung jawab, Berorientasi pada imbalan,
Optimis, Berorientasi pada hasil karya yang baik, Mampu mengorganisasikan, dan
Berorientasi pada uang
2. Geoffrey G. Merideth mengemukakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan yang digambarkan
dalam tabel dibawah ini:
No Ciri-ciri Watak
25
tekad kerja keras mempunyai dorongan kuat,
energetic dan inisiatif.
26
Tantangan awal atau motivasi yang tinggi merupakan hal yang
menggembirakan.
Kontrol finansial.
Kerugian
Pengorbanan personal
Beban tanggung jawab
Kecilnya margin keuntungan dan kemungkinan gagal.
Dari peran serta instansi dan lembaga dia atas mempunyai konsep sendiri didalam
pelaksanaan programnya. Dan masing-masing konsep mempunyai kelebihan dan
kekurangan pada saat pelaksanaan dilapangan. Ada beberapa yang dilaksanakan yang
akan diuraikan secara gamblang, dan pada akhirnya penulis dan rekan-rekan
mengusulkan konsep program pembinaan setelah melalui pengkajian delapan tahun
membina dan menumbuh kembangkan kewirusahaan di perguruan tinggi, antara lain:
Pemahaman sikap dan pribadi seseorang wirausaha tidak terlepas dari pendekatan
teori psikologi. Pengkajian teori psikologi dalam kewirausahaan dilakukan oleh David
Mc. Clelland tahun 1961. Penelitian dilakukan secara empiris terhadap faktor-faktor
kepribadian yang tidak tergantung pada keadaan lingkungan, yang menentukan
suksesnya seorang wirausaha.
27
lingkungan situasi tertentu. Tiga motif sosial tersebut diuraikan sebagai berikut: Motif
Affiliasi, Motif Kekuasaan, dan Motif Prestasi
2. Ciri Sikap Wirausaha
a. Motif prestasi sebagai ciri sikap wirausaha
David Mc. Clelland, dalam penerlitiannya terhadap mahasiswa di Harvard
University, membuktikan adanya hubungan antara tinggi rendahnya kebutuhuan
berprestasi pada kelompok mahasiswa yang diteliti, diukur semasa masih kuliah
dengan pemilihan karier setelah mereka tamat dan terjun kemasyarakat. Dan hasil
penelitian menunjukkan bahwa bagi mereka yang memiliki keinginan berprestasi
lebih tinggi ternyata sekitar 60% diantaranya memilih karier sebagai penguasaha,
sementara 34% lainnya memilih pekerjaan dibidang lain.
Selanjutnya David Mc. Clelland mengembangkan penelitian lainnya terhadap
orang-orang diluar kampus yang terdiri dari beragam latar belakang profesi. Dan
hasil penelitian menunjukkan bahwa, secara umum pengusaha mendapat nilai
lebih tinggi dibandingkan dengan orang-orang dengan profesi dibidang lain.
b. Ciri-ciri Sikap Wirausaha
Telah dibahas bahwa secara umum orang yang mempunyai nilai yang tinggi
kebanyakan dari profesi wirausaha dibandingan dengan profesi lain. Dan
bagaimana kita mengenal ciri-ciri sikap yang mempunyai nilai yang tinggi dari
kehidupan sehari-hari atau ciri-ciri sikap wirausaha, menurut Faisol sebagai
berikut: Berani mengambil resiko, Kreatif dan inovatif, Mempunyai visi,
Mempunyai tujuan yang berkelanjutan, Percaya diri, Mandiri, Aktif, Enerjik dan
Menghargai Waktu, Memiliki konsep diri positif, Berpikir positif, Bertanggung
jawab secara pribadi, dan Selalu belajar dan menggunakan umpan balik
A. Pemahaman Motivasi
Berbagai pendapat dari para ahli mengenai motivasi yang dapat disimpulkan
sebagai berikut: Motivasi adalah dorongan untuk berbuat sesuatu di dalam memenuhi
kebutuhan. Keinginan pencapaian dalam memenuhi kebutuhan tersebut tergantung dari
kekuatan motifnya. Motif dengan kekuatan yang besar akan menentukan perilaku
individu. Ada suatu hal penting dalam motivasi yang perlu diperhatikan bagi seorang
wirausaha yaitu model yang mengkaitnkan antara imbalan dan prestasi.
1. Faktor Internal
Bagi seorang wirausaha faktor ini merupakan pengenal motivasi diri pribadi,
bagaimana individu tersebut mempunyai dorongan untuk usaha. Dan didalam faktor
internal ada 2 kebutuhan atau motif yang perlu diketahui yaitu: Fsiologis dan
Psikologi.
2. Faktor Eksternal
28
Yaitu faktor-faktor yang dikendalikan melalui pengaruh yang dipunyai oleh
seorang wirausaha yang berupa imbalan-imbalan sebagai berikut: Gaji, Kondisi kerja,
Penghargaan, Jenjang karier, dan Tanggung jawab.
Sebagai seorang calon wirausaha atau yang sudah berwirausaha kiranya perlu
mengenal konsep kepemimpinan menurut jendela johari. Konsep ini ditulis oleh Joe & dan
Harry yang diambil dari nama mereka dan kedua nama depan tersebut disatukan nejadi
“JOEHARRY”.
Melihat keadaan dalam kondisi ekonomi dibanyak negara berkembang yang carut
marut pada awal tahun 1997 sampai dengan sekarang, mengakibatkan tingkat persaingan
yang tinggi dan hal ini mempengaruhi iklim bisnis, kanibalisme usaha terjadi dimana-
mana hanya sekedar untuk menghindari pajak serta melepas tanggung jawab terhadap
perrmaslahan tenaga kerja.
Menurut pendapat Micheal Josephson yang dikutip dari Zimmerer secara universal,
ada 10 prinsip etika yang mengarah pada perilaku, yaitu: Kejujuran, Integritas,
Memelihara janji, Kesetiaan, Keadilan, Suka membantu orang, Hormat kepada orang
lain, Kewarganegaraan yang bertanggun jawab, Mengejar keunggulan, dan Dapat
dipertanggungjawabkan
29
C. Cara-cara Mempertahankan Standard Etika
Selain etika, yang tidak kalah pentingnya adalah pertanggung jawaban sosial
perusahaan. Menurut Ronald J Ebert Ricky M Griffin, etika sangat berpengaruh pada
tingkahlaku indivdual. Dan menurut Zimmerer ada beberapa pertanggungjawaban
perusahaan, yaitu: Tanggung jawab terhadap lingkungan, Tanggung jawab terhadap
karyawan, Tanggung jawab terhadap pelanggan, Tanggung jawab terhadap investor, dan
Tanggung jawab terhadap masyarakat.
A. Pengertian Resiko
Para wirausaha merupakan pengambilan resiko yang telah diperhitungkan agar hasil
yang diperoleh lebih besar daripada kegagalan dan sanagat bergairah menghadapi
tantangan. Tantangan baru ada artinya bagi para wirausaha dengan risiko yang
diperhitungkan bila terdapat dalam kriteria berikut ini:
Apabila tujuan usaha yang ingin dicapai dan berarti bagi diri pribadi wirausaha
Kemampuan untuk mengendalikan diri wirausaha
Adanya suatu perasaan dan kepuasaan kemungkinan dalam mengelola usaha untuk
berhasil dan gagal.
B. Kriteria Resiko
Kriteria resiko timbul apabila kita dihadapkan dan menentukan pilihan antara dua
alternatif atau lebih, hasilnya yang akan diperoleh tidak diketahui dan dapat dinilai
secara obyektif. Kriteri resiko mengandung potensi kegagalan dan potensi keberhasilan
yang dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok, antara lain: Kelompok resiko tinggi,
Kelompok resiko rendah, dan Kelompok resiko sedang.
Ada unsur lain bagi wirausaha terhadap kriteria resiko adalah menerima tanggung
jawab pribadi dalam segala akibat-akibat keputusan yang diambil, baik yang
menguntungkan maupun tidak. Dan adapun ciri-ciri wirausaha saling berkaitan dengan
perilaku pengambilan resiko antara lain:
a. Penagambilan resiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi yang merupakan bagian
penting dalam mengubah ide menjadi realitas
30
b. Pengambilan resiko berkaitan dengan kepercayaan pada diri sendiri
c. Pengetahuan realistik mengenai kemampuan yang dimiliki.
Sikap seseorang dalam menghadapi suatu pesoalan yang mengandung resiko pada
dasarnya dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: sikap menghindari resiko, sikap netral, dan
sikap penggemar resiko.
1. Definisi
Komunikasi bisnis adalah pertukaran informasi atau pengetahuan bisnis diantara
dua orang atau lebih wirausaha. Dan setiap kegiatan komunikasi bisnis harus ada:
Pengirim, Pesan dan Penerima.
2. Memilih Media
Dalam memilih media, anda harus mempertimbangkan, antara lain: mana yang
membutuhkan pendekatan secara personal dan mana yang tidak, apakah umpan balik
diperlukan, apakah pesan harus disampaikan langsung, ketepatan dan kecepatan,
kredibilitas sumber, dan apakah catatan permanent diperlukan.
3. Pandangan dan Sikap
Penerima pesan dipengaruhi oleh pandangan dan sikapnya sendiri. Bila pengirim
ingin menjamin pesannya akan diterima, dimengerti dan dilaksanakan, dia harus
memperhitungkan hal ini dalam memilih media dan menyatakan pesan.
4. Media komunikasi bisnis didalam suatu organisasi wirausaha
Informasi bisnis di distribusikan dalam organisasi wirausaha yang melalui
saluran-saluran sebagai berikut: Rantai komando, Tulisan, Sistem perwakilan, dan
Kelompok kerja informal.
PENGERTIAN NEGOSIASI
Segala sesuatu yang melibatkan pihak lain demi kepentingan dan keberhasilan
seorang wirausaha secara potensial yang dapat menimbulkan kebutuhan untuk
bernegosiasi. Negosiasi dapat terjadi antara wirausahawan yang bertindak untuk
usahanya sendiri maupun mewakili kelompok usahanya. Dan negosiasi dapat
didefinisikan sebagai upaya untuk mengatasi perbedaan pendapat antara dua pihak atau
lebih.
31
Pokok permasalahan tersebut dapat dirundingkan atau tidak
Pihak-pihak yang terlibat dalam perundingan bersedia menerima dan mampu
memberikan sesuatu yang berarti dan bernilai sebagai pertukaran.
Pihak-pihak berunding sampai batas-batas tertentu harus saling percaya.
Dan dalam bernegosiasi, dikenal dengan tiga variabel yang mempengaruhi, yaitu:
waktu, informasi, dan power.
Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Peggy Lambing hampir setengah
menggunakan sumber ide bisninya dari pengalaman yang diperoleh, ketika bekerja
dibeberapa atau perusahaan dari lainnya. Dan ada dua pendekatan utama yang digunakan
para wirausaha untuk mencari peluang dengan mendirikan usaha baru, yaitu pendekatan
inside-out dan pendekatan the out-side in.
Banyak alasan mengapa orang memilih membeli perusahaan yang sudah ada
ketimbang mendirikan atau merintis usaha baru, diantaranya karena memiliki beberapa
keuntungan. Disamping itu, membeli perusahaan yang sudah adapun memiliki peluang
harga relatif lebih rendah dibandingkan dengan merintis usaha baru. Namun demikian
bahwa membeli perusahaan yang sudah ada mengandung kerugian dan permasalahan
eksternal dan internal.
Pengertian Organisasi
Penegrtian Manajemen
32
Manajemen adalah proses kegiatan dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengawasan dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dan menurut
ahli manajemen Indonesia T. Hani Handoko, dua konsepsi utama untuk mengukur
prestasi kerja manajemen adalah efesiensi dan efektifitas.
C. Struktur Organisasi
A. Perencanan Pemasaran
Ada beberapa langkah dalam merencanakan pemasaran bagi usaha baru atau
merintis usahanya sendiri, yaitu:
B. Strategi Pemasaran
33
c. Lokasi yang lebih cocok, lebih dekat, dan lebih cepat
d. Seleksi barang dan jasa yang lebih menarik
e. Pelayanan yang lebih menarik dan lebih memuaskan konsumen
f. Kecepatan
Dan bagi usaha baru sangatlah cocok untuk menerapkan stratergi market driven
dengan berdasarkan 6 pondasi, yaitu: Orientasi konsumen, kualitas, kenyamanan, dan
kesenangan, inovasi, kecepatan, pelayanan dan kepuasaan pelanggan.
2. Produk
Ada beberapa tahap dalam memasarkan produk usaha yang akan dirintis, yaitu:
Tahap pengembangan, tahap pengenalan, tahap pertumbuhan penjual, tahap kematangan,
tahap kejenuhan dan tahap penurunan.
3. Tempat
Tempat yang menarik bagi konsumen adalah tempat yang paling strategis,
menyenangkan dan efisien, dengan jalan:
4. Harga
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memberikan harga yang menarik
bagi konsumen, yaitu:
A. Proses Produksi
Proses produksi adalah tahapan kegiatan yang merubah sesuatu bernilai tambah. Dan
dalam proses produksi dapat melibatkan beberapa tahapan kegiatan yaitu: perencanaan
produksi dan penentuan proses produksi
B. Bahan Baku
Ada beberapa penentuan bahan dalam memulai suatu usaha, antara lain:
34
a. Bahan harus dapat diolah dengan mudah
b. Kualitas bahan tetap relatif baik dan kontiniu
c. Bahan mudah diperoleh sehingga dapat menjamin ketersediaan pasokan
d. Sumber bahan baku yang berjarak jauh yang dapat dipengaruh terhadap biaya
produksi dan harga jual.
C. Lokasi
Sebelum memilih lokasi sebagai tempat usaha terlebih dahulu adalah penelitian
lokasi dengan mempertimbangkan segi-segi sebagai berikut: Tinjauan keterbatan modal,
Sarana transportasi dan komunikasi, SDM dan SDA, Ketersediaan air dan fasilitas
sosialnya, Peraturan pemerintah setempat, Sikap masyarakat, Dan Keamanan
D. Peralatan
Didalam memilih peralatan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi dan faktor
teknis. Yang dimaksud dengan faktor ekonomis berhubungaan dengan biaya yang akan
dikeluarkan untuk pengadaan dan penggunaan alat tersebut. Sedangkan faktor teknis
yaitu pertimbangan yang berhubungan dengan sifat teknis peralatan tersebut.
E. Tenaga Kerja
Setelah proses produksi ditetapkan dan mesin serta peralatan yang akan digunakan
sudah dipilih, langkah selanjutnya adalah menentukan tenaga kerja yang akan turut
membantu pelaksanaan usaha. Dan tenaga kerja yang termasuk dalam hubungan kerja
biasanya mendapat upah sebagai imbalan atau jasa yang diberikan. Ada beberapa jenis-
jenis tenaga kerja, yaitu: tenaga kerja upahan, tenaga kerja tetap, tenaga kerja tidak tetap,
dan tenaga kerja borongan.
F. Penjadwalan
G. Biaya
H. Pengendalian
Tujuan dari pengendalian adalah agar pelaksanaan kegiatan yang terjadwal sesuai
dengan diharapkan, maka perlu dilakukan pengendalian. Dan pengendalian yang
dimaksud adalah pengendalian bahan baku, pengendalian penggunaan persediaan,
pengendalian peralatan dan lain-lain.
35
BAB 11 ASPEK KEUANGAN
B. Laporan Keuangan
D. Kriteria Investasi
Sebelum bisnis baru memulai atau dikembangkan terlebih dahulu harus diadakan
penelitian tentang apakah bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan menguntungkan
atau tidak. Ada dua studi atau analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui layak
36
tidaknya suatu bisnis dimulai atau dikembangkan, yaitu: studi kelayakan usaha dan
analisis swot.
Dan adapun pihak yang memerlukan dan berkepentingan dengan studi kelayakan
usaha diantaranya: pihak wirausaha, pihak investor dan penyandang dana, pihak
masyarakat dan pemerintah.
Di atas telah dikemukakan bahwa untuk mengetahui layak tidaknya suatu bisnis
untuk dilakukan harus dianalisis berbagai aspeknya. Bagaimana untuk mengetahui
aspek-aspek tersebut dinyatakan layak atau tidak? Dan ada beberapa kriteria yang dapat
dijadikan aspek penilaian: analisis aspek pemasaran, analisis aspek produksi/operasi,
analisis aspek manajemen, dan analisis aspek keuangan.
Setelah menganalisis berbagai aspek bisnis dengan secermat mungkin dan secara
ekonomis dinyatakan layak maka langkah selanjutnya dapat menyusun laporan studi
kelayakan.
a. Buku Pertama
b. Buku Kedua
37
c. Kelemahaan dan Keunggulan Kedua Buku
38
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kedua buku memberikan materi yang berbeda dan ada juga sebagian yang sama.
Setiap buku memiliki ciri dan pembahasan tersendiri, kita sebagai mahasiswa harus bisa
membedakan atau mengetahui maksud dan tujuan dari setiap buku. Dab buku merupakan
salah satu media utama sebagai sumber informasi yang konkret. Buku yang digunakan
sebagai media belajar sehingga saat ini tidak dapat dilepaskan dari kegiatan belajar
mengajar. Buku sebagai sumber ilmu tidak lagi dikatakan sebagai istilah, melainkan
sebuah makna yang sebenarnya dari kegunaan buku. buku yang baik sangat berpengaruh
terhadap ilmu yang diserap para wirausaha dan didukung dengan pengajaran yang
disampaikan oleh tenaga pendidik yang juga berkualitas. Sehingga ilmu dapat
tersampaikan dengan efektif dan efisien.
Dari analisa terhadap keseluruhan fisik buku tentang Kewirausaha yang telah saya
kritik dan telah saya deskripsikan diatas, bahwa buku ini cukup baik dimiliki oleh para
pembaca terkhusus bagi mahasiswa dan para wirausahawan..
4.2 SARAN
Agar buku ini semakin baik, penulis menyarankan perlu diadakannya kemutakhiran
atau pembaruan dalam buku ini. Seperti memutakhirkan desain buku yang lebih modern
sehingga pembaca lebih tertarik untuk memiliki buku ini. Selain itu, buku ini disarankan
juga mencantumkan contoh gambar untuk mendukung pemahaman materi. Dan
disarankan buku ini dikemas dengan psoporsi yang lebih modern lagi sehingga pembaca
tidak hanya membaca buku ini sekali, namun berkali-kali dan bahkan dijadikan buku
panduan yang utama dalam mempelajari materi yang serupa, dan lebih berhati – hati lagi
dalam mencetak buku sehingga tidak ada halaman yang hilang
39
DAFTAR PUSTAKA
Hamali, Arif Yusuf dan Dra Budihastuti, Eka Sari, 2017. Pemahaman Kewirausaha.
Depok: KENCANA
40
41