Anda di halaman 1dari 44

CRITICAL BOOK REPORT

KEWIRAUSAHAAN

Dosen Pengampu : Sabda Dian Nuraini Siahaan, S.Pd., M.B.A

DISUSUN OLEH :

Jhon Fredy Sitinjak 7183341027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
RahmatNya sehingga penulis dapat menyelaesaikan tugas makalah mata kuliah
Kewirausahaan yang berjudul “Critical Book Review”. Penulis berterima kasih kepada Ibu
dosen yang bersangkutan yang sudah memberikan bimbingannya.

Dalam kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih dengan hati yang
tulus kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini,
smoga Tuhan senantiasa membalas denga kebaikan yang berlipat ganda.

Saya menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak jauh sempurna, oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna
perbaikan di masa yang akan datang. Dan harapan kami semoga makalah saya ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan bagi pembaca.

Medan, 30 Otober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan.........................................................................................................................1
1.3 Manfaat Penulisan.......................................................................................................................1
BAB II IDENTITAS ISI BUKU...........................................................................................................2
2.1 Identitas Buku Pertama................................................................................................................2
2.2 Identitas Buku Kedua..................................................................................................................3
BAB III RINGKASAN BUKU.............................................................................................................4
3.1 RINGKASAN BUKU PERTAMA..............................................................................................4
3.2 RINGKASAN BUKU KEDUA.................................................................................................24
3.3 PERBANDINGAN KEDUA BUKU.........................................................................................37
BAB IV PENUTUP.............................................................................................................................39
4.1 Kesimpulan................................................................................................................................39
4.2 SARAN.....................................................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................40

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Critical book report merupakan suatu tugas dimana mahasiswa dituntut untuk
mengkritik dan mengulas isi buku dari kedua buku yang berbeda dengan sub bab materi
yang sama. Dalam membuat critical book report diperlukan ulasan terhadap isi buku,
ditinjau dari berbagai segi ulasan yang dilakukan didasarkan pada argumentasi dan bukti
yang di pertanggung jawabkan.

Untuk mengulas sebuah buku kita dapat memperolehnya melalui membaca terlebih
dahulu sub bab materi yang akan dikritik. Dalam makalah ini akan diulas mengenai sub
bab materi komunikasi kantor.

1.2 Tujuan Penulisan

Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka penulis membuat tujuan dalam
mereview buku yang berjudul tentang kewirausahaan, yaitu:

 Untuk mempelajari dan memahami bagian-bagian dari bagian dalam


Kewirausahaan secara detail.
 Untuk memahami dan mendeskripsikan konsep-konsep di dalam Kewirausahaan
 Mengulas dua buku dengan cara membandingkan antara dua buah buku.
 Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan pada
beberapa buku.
 Mengetahui keunggulan dan kelemahan buku.

1.3 Manfaat Penulisan

Disamping dari tujuan dalam membuat review buku, maka penulis pun memiliki
manfaatnya, antara lain:

 Untuk mengetahui apa saja yang terdapat didalam isi buku tersebut.
 Dapat sebagai bahan revensi bagi masyarakat umum.
 Untuk menambah wawasan mengenai Kewirausahaan.
 Untuk mengetahui lebih dalam tentang Kewirausahaan.

1
BAB II IDENTITAS ISI BUKU

2.1 Identitas Buku Pertama

Judul Buku : PEMAHAMAN KEWIRAUSAHAAN

Penulis : Arif Yusuf Hamali, S.S., M.M & Dra. Eka Sari Budihastuti, M.M

Tahun Terbit : 2017

Kota Terbit : Jakarta

Edisi : Cetakan Ke-1

Isi Bab : XIV Bab

Diterbitkan : KENCANA

ISBN : 978-602-422-151-5

Jumlah Halaman : X+ 246 Halaman

2
2.2 Identitas Buku Kedua

Judul Buku : MEMBANGUN KARAKTER DAN KEPRIBADINA


KEWIRAUSAHAAN

Penulis : Mudjiarto & Aliaras Wahid

Tahun Terbit : 2006

Kota Terbit : Yogyakarta

Edisi : Cetakan Ke-1

Isi Bab : XII Bab

Penerbit : GRAHA ILMU

ISBN : 978-979-756-176-5

Jumlah Halaman : XII + 234 Halaman

3
BAB III RINGKASAN BUKU

3.1 RINGKASAN BUKU PERTAMA

BAB 1 RUANG LINGKUP KEWIRAUSAHAAN

1.1 SEJARAH KEWIRAUSAHAAN

Perkembangan teori kewiraushaan selaras dengan luasnya perkembangan di dalam


istilah itu sendiri. Dimana kata pengusaha atau wirausahawan berasal dari bahasa
Perancis, dan jika diterjemahkan secara bahasa berarti “di antara pengambil” atau
“menuju di antara”.

Sejarah kewirausahaan menurut Robert D. Hisrich, dkk (2008:6-8) diklasifikasikan


sebagai berikut:

1. Periode Awal
Definisi paling awal dari pengusaha sebgai sebuah go-betwen adalah Marco Polo,
yang mencoba untuk mengembangkan rute perdagangan hingga Timur Jauh. Marco
Polo sebagai seorang yang go-betwen, akan menandatangi kontrak dengan pemilik
uang untuk menjual barangnya.
Dan pedagang pengembara sukses dalam menjual dan menyelesaikan
perjalannya, keuntungan yang diperoleh akan dibagi, diman kapitalis akan mengambil
bagian yang paling besar. Sementara pedagang pengembara akan menerima sisanya.
2. Abad Pertengahan
Istilah penguasaha pada abad pertengahan ini sudah digunakan untuk
menggambarkan pelaku maupun orang yang mengelola maupun orang yang
mengelola proyek-proyek produksi besar. Dan orang-orang pada proyek ini tidak
mengambil resiko apa pun, melainkan mengelola proyek dengan sumber daya yang
disediakan, biasanya oleh pemerintah suatu negara.
3. Abad ke-17
Abad ke-17 memunculkan kembali kaitan antara resiko dengan kewirausahaan
dimana penguasaha adalah orang yang menjelankan kerja sama dengan pemerintah
untuk menyediakan jasa atau produk yang ditentukan. Dan salah seorang pengusaha
pada periode ini adalah John Law, asal Perancis, yang diizinkan untuk mendirikan
sebuah bank kerajaan. Dimana bank tersebut kemudian berkembang menjadi waralaba
ekslusif untuk membentuk sebuah dagang di dunia baru.
4. Abad ke-18
Pada abad ke-18, seseorang yang mempunyai modal dibedakan dari orang yang
membutuhkan orang yang membutuhkan modal, dengan kata lain, penguasaha
dibedakan dari penyedia modal. Alasan pembedaan ini adalah industrialisasi yang
terjadi di seluruh dunia.
5. Abad ke-19 dan Abad ke-20
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, pengusaha seringkali tidak
dibedakan dengan manajer dan sering kali dipandang dari sebuah perspektif ekonomi.

4
Pengusaha dalam perspektif ini dianggap sebagai seorang yang mengorganisasi dan
mengoperasikan perusahaan untuk keuntungan pribadi.

1.2 MENUMBUHKAN MINAT KEWIRAUSAHA

Setiap orang mempunyai idaman atau cita-cita untuk dapat hidup bahagia meskipun
barang kali kurang mempunyai pengertian jelas tentang apa yang sebenarnya disebut
kebahagiaan itu. Dan pada sebagian besar anggota masyarakat Indonesia telah terdapat
kesadaran terhadap pentingnya pendidikan dalam usaha dalam mewujudkan idaman
hidup bahagia.

Dimana dalam rangka mencapai cita-cita hidup, banyak sekali orang berlomba-
lomba menempuh pendidikan di sekolah-sekolah formal. Untuk mencapai kesejahteraan
hidup, manusia sekolah dan memperoleh pengajaran sempai tingkat pendidikan formal
yang lebih tinggi. Dan orang-orang berusaha payah untuk menamatkan belajar di
sekolah-sekolah forma dengan disertai pengorbanan, baik berupa harta benda maupun
kasih sayang keluarga.

1.3 MODEL PROSES KEWIRAUSAHAAN

Proses kewirausahaan atau kewiraswastaan menurut Hanafi terdiri dari beberapa


tahap, antara lain:

1. Kesempatan dan Ide


Kewirausahaan dimulai dari adanya kesempatan bisnis dengan jeli dan dapat
dilihat oleh seorang wirausaha. Kesempatan ini datang dari perubahaan-perubahaan
dalam lingkungan atau dari kejelian wirausahawan dalam melihat suatu peluang.
Kesempatan dan ide terkadang datang pada waktu wirausahawan yang masih bekerja
pada suatu perusahaan.
2. Rencana Bisnis Formal
Rencana bisnis formal adalah dokumen yang disiapkan untuk mendirikan bisnis.
Rencana bisnis semacam ini sudah bisa dilakukan oleh perushaan yang besar. Dan
rencana semacam itu membantu wirausahawan dalam hal perencanaan.
3. Halangan untuk Masuk
Seorang wirausahawan, meskipun mempunyai ide tidak akan memasuki dunia
usaha begitu saja karena banyak halangan yang muncul. Ide yan dimiliki bisa saja
tidak dapat dilaksanakan atau tidak cukup praktis. Penyebab lainnya adalah
pengetahuan pasar yang kurang, cara memasarkan yang kurang efektif, jaringan-
jaringan kerja dan informasi kurang mendukung. Dalam fenomena asosiasi
tampaknya adalah karena wirausahawan dipandang mempunyai status sosial yang
rendah.
4. Strategi Memasuki Pasar
Seorang wirausahawan bisa memasuki pasar melalui ada tiga cara, yaitu:
Membangun perusahaan baru, Membeli perusahaan yang sudah ada, dan Waralaba
5. Bentuk Organisasi

5
Wirausahawan dapat memilih beberapa bentuk organisasi setelah memasuki
pasar. Dan ada beberapa bentuk-bentuk organisasi tersebut dapat berupa: Usaha
Perorangan, Firma, dan perseroan
6. Faktor Penentu Keberhasilan
Wirausahawan harus berhati-hati terhadap faktor yang dapat menyebabkan
kegagalan usaha setelah usaha kecil. Penyebab-penyebab kegagalan usaha kecil di
antaranya adalah:
a. Struktur permodalan yang kurang
b. Kekurangan modal untuk membeli barang modal dan peralatan
c. Kekurangan modal untuk memanfaatkan barang persediaan yang dijual
dengan potongan kuantitas
d. Menggunakan peralatan dan metode bisnis yang ketinggalan zaman
e. Gagal menerapkan pengendalian persediaan
f. Tidak dapat melakukan pengendalian kredit
g. Kurang memadainya catatan akuntasi
h. Dan lain-lain
7. Memelihara Semangat Kewirausahaan
Kewirausahaan didorong oleh kesempatan yang dipersiapkan. Tekanan yang
dialami adalah hilangnya kesempatan karena perubahan lingkungan. Tekanan juga
datang dari kontrak sosial dengan kolega atau bahawan, dan dari sistem pengendalian
dan evaluasi organisasi. Dan semangat kewirausahaan dalam organisasi perlu
dikembangkan melalui intrapreunerhip.

1.4 MOTIVASI MERINTIS USAHA

Dinegara-negara maju, keinginan seseorang untuk menjadi bos terhadap dirinya


sendiri cukup besar, berkeinginan sukses tanpa harus di bawah tekanan orang.
Keberanian seseorang untuk mendirikan usaha sendiri seringkali terdorong oleh motivasi
dari guru atau dosennya, yang memberikan mata kuliah berkewirausahaan yang praktis
dan menarik, sehingga minat mahasiswa untuk memulai mencoba berwirausaha. Dan
beberapa motivasi seseorang untuk menjadi wirausahawan antara lain: laba, kebebasan,
impian personal, dan kemandirian.

1.5 FAKTOR KRITIS UNTUK MEMULAI USAHA BARU

Seorang wirausahawan yang sukses tidak hanya cukup memiliki ide yang hebat,
tetapi juga harus mengubah ide menjadi produk, jasa, atau usaha bisnis yang terwujud.
Peter Drucker berpendapatan bahwa inovasi merupakan instrumen khusus wirausaha,
sarana yang digunakan oleh wirausahawan untuk mengekploiyasi perubahan menjadi
peluang untuk bisnis yang berbeda. Seorang wirausahawan yang sukses memiliki ide dan
kemudian mencari agar ide tersebut sukses memecahkan masalah atau memuaskan
kebutuhan. Kreativitas dan inovatif sangat penting bagi kesuksesan dan keberlangsungan
perusahaan. Dan seorang wirausahawan harus selalu waspada terhadap asumsi dan
perspektif tradisional mengenai cara yang berlaku karena cara tersebut dapat mematikan
kreativitas.

6
1.6 MENILAI PELUANG MEMBUKA USAHA BARU

Seseorang sering kali berhasrat untuk mendirikan usaha baru karena didorong oleh
adanya peluang yang membentang di lingkungan tempat tinggalnya, dan juga memiliki
impian dan optimisme yang berlebihan. Bygrave mengemukakan bahwa ada tiga
komponen utama yang sebaiknya diteliti dan dievaluasi bagi seorang yang ingin sukses
untuk membuka usaha baru yaitu: Peluang, wirausahawan dan tim manajemen, sumber
daya yang dibutuhkan untuk memulai usaha dan pertumbuhan usaha.

BAB 2 PENGERTIAN WIRASWASTA DAN WIRAUSAHA

2.1 PENGERTIAN WIRASWASTA

Istilah wiraswasta sering digunakan tumpang tindih dengan istilah wirausaha.


Pengertian wiraswasta di dalam berbagi literatur diartikan sama dengan wirausaha. Kata
wiraswasta dan wirausaha jika diurai akan muncul perbedaannya sebagai berikut:

 Wiraswasta:
Wira = utama, gagah, luhur, berani, teladan, dan panjang
Swasta = berdiri sendiri atau berdiri di atas kemauan atau kemampuan sendiri
 Wirausaha:
Wira = utama, gagah, luhur, berani, teladan, dan panjang
Usaha = penciptaan kegiatan, dan berbagai aktivitas bisnis.

Wiraswasta menurut pengertian secara luasnya adalah keberanian, keutamaan, serta


keperkasaan dalam memenuhi kebutuhan serta memecahkan permasalahan hidup dengan
dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri. Dan pengertian wiraswasta bukan hanya
sekedar usaha partikelir atau kerja sambilan di luar dinas kenegaraan, melainkan sifat-
sifat keberanian, keutamaan, keuletan dan ketabahan seseorang dalam usaha memajukan
prestasi kekayaan, baik di bidang tugas kenegaraan maupun partikelir dengan
menggunakan kekuatan diri sendiri. Manusia wiraswasta adalah orang yang memiliki
potensi untuk berprestasi dan senantiasa memuliki motivasi yang besar untuk maju
berprestasi. Dan manusia wiraswasta harus mampu mengatasi kemiskinan batinnya tanpa
menunggu pertolongan dari negara ataupun bantuan dari kelompok lain.

2.2 PENGERTIAN WIRAUSAHA DAN KEWIRAUSAHA

Wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan
memperkenalkan barang dan jasa yang baru dengan menciptakan bentuk organisasi baru
atau mengolah bahan baku. Wirausaha menurut pandangan seorang pemodal adalah
seorang yang menciptakan kesejahteraan untuk orang lain yang menemukan cara-cara
baru untuk menggunakan sumber-sumber daya, mengurangi pemborosan, dan membuka
lapangan kerja yang disenangi oleh masyarakat. Dan menurut Thomas Zimmerer, dkk
mendefinisikan bahwa wirausahawan adalah seseotang yang menciptakan bisnis baru
dengan mengambil resiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan
perutumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang signifikan dan

7
menggabungkan sumber-sumber daya yang diperlukan, sehingga sumber-sumber daya
itu bisa dikapitalisasikan.

2.3 PROFIL WIRAUSAHAWAN

Thomas Zimmerer, dkk selanjutnya meringkas profil seorang wirausahawan, yaitu


sebagai berikut: Hasrat akan tanggung jawab, Lebih menyukai resiko menengah,
Menyakini untuk sukses, Hasrat untuk mendapatkan umpan balik yang sifatnya segera,
Tingkat energi yang tinggi, Orientasi masa depan, Keterampilan mengorganisasi, Menilai
prestasi lebih tinggi daripada uang, Komitmen yang tinggi, Toleransi terhadap
ambiguitas, Fleksibilitas, dan Keuletan

2.4 TIPE-TIPE WIRAUSAHA

Setiap orang memiliki potensi untuk menjadi seorang wirausahawan, dan tentu saja
keragaman menjadi tanda kewirausahawan. Thomas Zimmerer, dkk mengemukakan tipe-
tipe wirausahawan sebagai berikut: Wirausaha Muda, Wirausaha Perempuan, Wirausaha
Minoritas, Wirausaha Imigran, Wirausaha Parah Waktu, Bisnis Rumahan, Bisnis
Keluarga, Wirasutri, dan lain-lain.

BAB 3 SIFAT-SIFAT WIRAUSAHA

3.1 NILAI-NILAI HAKIKI WIRAUSAHAWAN

Meredith, dkk (2002) dalam Basrowi (2011:27-28) mengemukakan bahwa nilai-nilai


hakiki dan penting atau yang mencerminkan sifat-sifat dari seorang wirausahawan adalah
sebagai beriku:

1. Percaya Diri
Percaya diri adalah paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi
tugas atau pekerjaan, yang bersifat internal, sangat relatif dan dinamis, serta banyak
ditentukan oleh kemampuannya untuk memulai, melaksanakan dan menyelesaikan
suatu pekerjaan. Dan kunci keberhasilan dalam bisnis adalah untuk memahami diri
sendiri, oleh karena itu wirausaha yang sukses adalah wirausaha yang mandiri dan
percaya diri.
2. Berorientasi Tugas dan hasil
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang selalu
mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada lab, ketekunan dan
kerja keras. Dan peluang dalam kewirausahaan hanya diperoleh apabila adanya
inisiatif.
3. Keberanian Mengambil Resiko
Seorang wirausaha adalah orang yang menyebabkan usaha-usaha yang lebih
menentang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang
menantang. Dan wirausaha dapat menghindari situasi resiko yang karena tidak ada
tantangan yang menjauhi situasi resiko yang tinggi untuk ingin berhasil.
4. Kepemimpinan yang Baik

8
Seorang wirausaha harus memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan, dan
keteladanan. Dan seorang wirausaha selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru
serta berbeda sehingga menjadi pelapor, baik dalam proses produk maupun
pemasaran, dan selalu memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai.
5. Berorientasi ke Masa Depan
Seorang wirausaha herus memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan. Dan
kuncinya adalah dengan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda dari yang ada sekarang.
6. Keorisinilan: Kreativitas dan Inovasi
Seorang wirausaha yang inovatif adalah orang yang memiliki ciri-ciri berikut ini,
antara lain:
a. Tidak pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan saat ini meskipun cara
tersebut cukup baik.
b. Selalu menuangkan imajinasi dalam pekerjaannya
c. Selalu ingin tampil berbeda atau selalu memanfaatkan perbedaan.

Dan sebagai wirausahawan agar sukses dalam menjalankan kegiatan bisnisnya juga
harus mempunyai sikap-sikap sebagai berikut: Berani, Jujur, Tekun, Ulet, Sabar, Tabah,
Positif, Rendah hati, Kemauan, dan Tanggung jawab

3.2 KARAKTERISTIK WIRAUSAHAWAN

Karakteristik wirausahawan menurut Konsep 10D dari Byegrave terdiri dari:


Dream, Decisiveness, Doers, Determination, Dedication, Devotion, Destiny, Dollars, dan
Distribute

Dan kegagalan seseorang dalam berwirausaha sering kali disebabkan oleh hal-hal
yang remeh atau sepele yang seharusnya dicatat supaya di kemudian hari tidak terulang
atau dapat dihindari kelemahan-kelemahan wirausaaha di Indonesia dapat disimpulkan
menjadi 9, yaitu: Kuna, Kudis, Kutu, Kurap, Kutang, Kutil, Kusir, Kujur, dan Kuman

3.3 SEPULUH KESALAHAN FATAL KEWIRAUSAHAAN

Thomas Zimmerer, dkk mengemukakan bahwa ada sepuluh kesalahan fatal


kewirausahaan yang menyebabkan sebuah bisnis yang dijalankan mengalami kegagalan.
penyebab-penyebab kegagalan bisnis tersebut adalah sebagai berikut:

 Ketidakmampuan manajemen
 Kurang pengalaman
 Pengendalian keuangan yang buruk
 Lemahnya usaha pemasaran
 Kegagalan mengembangkan perencanaan strategis
 Pertumbuhan perusahaan yang tidak terkendali
 Lokasi yang buruk
 Pengendalian persediaan yang tidak tepat
 Penetapan harga yang tidak tepat

9
 Ketidakmampuan membuat “transisi kewirausahaan”

BAB 4 CIRI-CIRI DAN KEPRIBADIAN WIRAUSAHAWAN

4.1 CIRI-CIRI WIRAUSAHAWAN YANG SUKSES

Berwirausaha tidak selalu memberikan hasil yang sesuai dengan harapan dan
keinginan wirausahawan, karena tidak sedikit wirausahawan yang mengalami kerugian
dan akhirnya bangkrut. Ada beberapa ciri-ciri wirausahawan yang sukses adalah sebagai
berikut: Memiliki visi dan tujuan yang ada, Inisiatif dan selalu proaktif, Berorientasi
pada prestasi, Berani mengambil risiko, kerja keras, dan lain-lain.

Dan ada pun ciri-ciri lain dari seorang wirausahawan dapat dirumuskan dengan
akronim EMAN SUHERMAN, dengan penjelasannya sebagai berikut:

 E untuk Energik
 M untuk Modern
 A untuk Antisipatif
 N untuk Naturalitatif
 S untuk Smart
 U untuk Urgent
 H untuk Humanity
 E untuk Empathy
 R untuk Rational
 M untuk Motivation
 A untuk Attention
 N untuk Need

4.2 KEPRIBADIAN WIRAUSAHAWAN

Pervin dan John mendefinisikan bahwa kepribadian mewakili karakteristik individu


yang terdiri atas pola-pola pikiran, perasaan, dan perilaku yang konsisten. Seorang
wirausahawan perlu mengenali kepribadiannya sendiri untuk meraih sukses dalam
bisnisnya, dengan cara memahami atribur-atribut kepribadian yang terkandung dalam
dirinya yang terdiri dari: Daerah Pengendalian, Paham Otoritarian, Orientasi Prestasi,
Introversi dan Ekstroversi, Persepsi.

Kepribadian juga didefinisikan sebagai sistem sikap dan perilaku yang didasari oleh
struktur yang unik serta diekspresikan melalui tampilan fisik, mental dan sosial dalam
dinamika interaksi yang dinamis dengan lingkungannya. Kepribadian seorang
wirausahawan yang baik harus meliputi 5 unsur yaitu sebagai berikut; Sistem, Sikap dan
Perilaku, Struktur kepribadian yang unik, Tampilan fisik, mental, dan sosial, Dinamika
interaksi dengan lingkungan.

10
4.3 TIPOLOGI MANUSIA YANG MELEKAT DALAM KEPRIBADIAN SEORANG
WIRAUSAHAWAN

Berwirausaha atau berbisnis tidak hanya merupakan kegiatan yang bertujuan


mencari keuntungan melalui transaksi jual beli suatu produk berupa barang maupun jasa,
tetapi juga lebih luas lagi pemahamannya yaitu pada upaya untuk saling mamahami
kebutuhan penjual dan pembeli sebagai pelaku bisnis. Dan kepribadian seorang manusia
pada dasarnya tersusun atas dasar vitalitas jasmani dan rohaninya, di samping ada juga
faktor temperamen, karakter, dan bakat.

Tipologi manusia yang didasarkan pada kondisi tubuh manusia antara lain
dikemukakan oleh oleh Lavater dan Galenus, sedangkan tipologi manusia yang
didasarkan pada aspek kejiwaan dikemukakan oleh Gerardus Heymans dan Eduard
Spranger. Dan Claudius Galenus, seorang pemikir Yunani Kuno dan murid dari
Hypocrates, mengadakan tipologi manusia berdasarkan temperamen, yaitu atas dasar
cairan-cairan yang terdapat dalam tubuh manusia. Galenus menyebutkan adanya 4 tipe
manusia, yaitu: Tipe Sanguinikus, Tipe Melankholikus, Tipe Kholerikus, dan Tipe
Flegmatikus.

4.4 ARTI PENTING ETOS KERJA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN


WIRAUSAHAWAN SUKSES

Akar kata etos berasal dari bahasa Yunani, ethos, yang pada awalnya kata ini
mengandung pengertian sebagai adat kebiasaan. Jansen Sinamo merumuskan eots kerja
sebagai seperangkat perilaku positif yang berakar pada keyakinan fundamental yang
disertai komitmen totol pada paradigma kerja yang integral. Dan etos kerja dapat
dijadikan pedoman oleh siapa pun yang ingin meraih sukses dalam aktivitas
kehidupannya sehari-hari, dirumuskan oleh Jansen Sinamo dengan istilah 8 etos kerja
profesional, yang terdiri dari: Kerja adalah rahmat, Kerja adalah amanah, Kerja adalah
panggilan, Kerja adalah aktualisasi, Kerja adalah ibadah, Kerja adalah seni, Kerja adalah
kehormatan, dan Kerja adalah pelayanan

BAB 5 PRINSIP-PRINSIP

5.1 PRINSIP EFEKTUASI

Robert D. Hisrich, mengelompokkan prinsip-prinsip wirausaha menjadi lima yang


disebut juga dengan Prinsip Efektuasi, yaitu:

1. Prinsip tindakan yang didorong oleh keinginan


Ini adalah sebuah prinsip tindakan yang didorong oleh keinginan. Penekannya di
sini adalah untuk menciptakan suatu hal baru dengan cara yang ada daripada
menemukan cara baru untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Prinsip resiko yang dapat ditanggung

11
Prinsip ini menetapkan komitmen di awal terhadap kesediaan seseorang untuk
menanggung kerugian daripada berinvestasi dengan mengkalkulasi imbal yang hasil
diharapkan dari suatu proyek. Dan wirausahawan dengan prinsip ini dapat
bereksperimen dalam sebuah usaha baru pada lingkungan yang tidak pasti dengan
kerugian maksimum yang diketahui apabila hal yang diharapkan tidak terjadi.
3. Prinsip burung di tangan
Prinsip ini melibatkan negosiasi dengan setiap dan seluruh pihak yang
berkepentingan yang bersedia memberi komitmen untuk proyek, tanpa
mengkhawatirkan biaya-biaya peluang atau mengelaborasi analisis persaingan. Dan
prinsip ini merujuk kepada pribahasa, “Seekor burung yang ada di tangan lebih
berharga daripada dua ekor burung di semak-semak”.
4. Prinsip Limum
Prinsip ini menyarankan agar mengakui dan menyelaraskan tindakan
berkelanjutan untuk mengendalikan kejutan-kejutan daripada menghindarinya,
mengatasi atau beradaptasi dengan hal tersebut. Dan wirausahawan yang konsisten
dalam prinsip ini, akan selalu melihat sisi lain dari setiap ancaman untuk menemukan
atau menghasilkan peluang.
5. Prinsip pilot dalam pesawat
Prinsip ini menyarankan agar mengendalkan dan bekerja dengan orang yang
menjadi pemandu utama peluang dan tidak membatasi upaya wirausaha untuk
mengeksploitasi faktor-faktor yang berada di luar kendali indivu. Dan prinsip ini di
bangun atas gagasan bahwa ketika masa depan benar-benar tidak diketahui , berfokus
pada cara yang lebih baik untuk memprediksi masa depan adalah akan menjadi tidak
berguna.

Kelima prinsip tersebut memungkinkan wirausahawan menempatkan diri sendirinya


dalam kontrol usaha baru, sehingga wirausahawan bukan saja memandu lingkungan,
tetapi juga membentuknya dan mengekspolitasi pristiwa-pristiwa yang tidak diharapkan.

5.2 PRINSIP TIGA BELAS

Basrowi (2011:72-74) mengelompokkan prinsip-prinsip dalam berwirausaha


menjadi tiga belas, yaitu: Jangan takut gagal, Penuh semangat, Kreatif dan Inovatif,
Bertindak dengan penuh perhitungan dalam mengambil resiko, Sabar, Ulet, dan Tekun,
Harus optimis, Ambius, Pantang menyerah atau jangan putus asa, Peka terhadap pasar
atau dapat membaca peluang pasar, Berbisnis dengan standar etika, Mandiri, Jujur, dan
Peduli lingkungan

BAB 6 KIAT-KIAT SUKSES BERWIRAUSAHA

Sukses berwirausaha tidak terlepas dari pemikiran kreatif dan inovatif dari seorang
wirausahawan itu sendiri. kreativitas tidak begitu saja terjadi dalam organisasi. Dan
seorang wirausahawan yang sukses harus bisa memastikan bahwa karyawan di
perusahaannya mempunyai kebebasan dan dorongan untuk menjadi kreaatif sehingga
dapat ikut memajukan usahanya.

12
Kiat-kiat sukses berrwirausaha yang difokuskan pada upaya-upaya merangsang
kreativitas seorang wirausahawan dirumuskan oleh Thomas Zimmerer, sebagai berikut:

 Memasukkan kreativitas sebagai nilai inti perusahaan


 Merangkul keragaman
 Mengharapkan kreativitas
 Mengharapkan dan memberi ruang pada kegagalan
 Mendorong rasa ingin tahu
 Melakukan perubahan tata ruangan secara periodik
 Memandang masalah sebagai tantangan
 Memberikan pelatihan kreativitas
 Memberikan dukungan
 Mengembangkan prosedur untuk menangkap ide-ide
 Berbicara dengan pelanggan
 Mencari tahu kegunaan produk atau jasa perusahan di pasar lainnya
 Memberikan penghargaan atas kreativitas
 Memberi contoh perilaku kreatif

Dan Basrowi juga mengemukakan kiat-kiat sukses berwirausaha yang bisa dijadikan
acuan bagi orang yang baru mulai berwirausaha agar usaha yang dijalankan berhasil,
yaitu sebagai berikut: Ketekunan, Berani mengambil resiko, Terampil dan tidak putus
asa, Berdoa, Berani berubah, Pandai mengelola, Segar dan pintar, dan Kemauan terus
belajar

BAB 7 KEPEMIMPINAN DALAM WIRAUSAHA

7.1 HAKIKAT DAN PENTINGNYA KEPEMIMPINAN DALAM WIRAUSAHA

Kepemimpinan adalah faktor kunsi dalam kesuksesan organisasi dan manajemen.


Kepemimpinan yang baik diyakini mampu mengikat, mengharmonisasi dan mendorong
potensi sumber daya organisasi agar dapat bersaing dengan baik. Kepemimpinan juga
mengaitkan aspek individu seorang wirausahawan dengan konteks situasi tempat
wirausahawan yang menerapkan kemimpinan.

Pemimpinan dan kepemimpian sering diartikan sama, padahal kedua pengertian


tersebut berbeda. Pemimpin adalah orang yang tugasnya memimpin, sedangkan
kepemimpinan adalah bakat atau sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin. Dan
kemimpinan dalam arti yang lebih luas adalah kegiatan untuk memengaruhi orang lain
atau seni memengarahui perilaku manusia, baik perorangan maupun kelompok.

Esensi kepemimpinan pada hakikatnya mengandung unsur-unsur berikut:

 Seseorang atau lebih yang berfungsi memimpin


 Adanya orang lain yang dipimpin atau pengikut

13
 Adanya kegiatan menggerakkan orang lain yang dilakukan dengan
mempengaruhi dan mengarahkan perasaan, pikiran, dan tingkah lakunya
 Berlangsung berupa proses di dalam institusi, organisasi atau kelompok

7.2 TIGA PENDEKATAN UTAMA KEPEMIPINAN

Gaya kemimpinan yang paling umum dalam proses perkembangan mempengaruhi


perilaku seseorang atau sekelompok orang dalam mencapai tujuan, yaitu perilaku
otoriter, demokratik dan laissez faire. Dan pendekatan gaya kepemimpinan ini
difokuskan ke arah penemuan “ pola perilaku umum” yang memberi ciri seorang
pemimpin yang efektif.

White dan Lippit ( dalam Sastrodinigrat, 1998:45) mengadakan penelitian yang


menghasilkan ciri-ciri sebagai berikut:

1. Pemimpin Otoriter
Dalam kelompok pimpinan otoriter, pegawai bawahan ada yang agresif dan ada
pula yang pasif. Dan ada beberapa ciri-ciri perilaku kepemimpinan otokratik serta
reaksi bawahannya, digambarkan sebagai berikut:
 Kebijaksanaan semuanya ditentukan oleh pimpinan
 Langkah kegiatan teknis ditentukan oleh pimpinan, pada saat tertentu biasanya
langkah-langkah berikutnya tidak ada kepastian.
 Pimpinan mendiktekan tugas-tugas khusus dan para anggota adalah
pelaksananya.
 Pimpinan cenderung mencela atau memuji secara personal, dan tetap
menjatuhka diri dari kegiatan kelompok kecuali dala hal berdemonstrasi.
2. Pemimpin Demokrasi
Suasana dalam kelompok ini lebih akrab dan saling menghormati. Hubungan
dengan pimpinan lebih bersahabat dan berlandaskan hubungan tugas kedinasan. Dan
beberapa ciri-ciri perilaku kepemimpinan demookratik serta reaksi bawahannya dapat
digambarkan sebagai berikut:
 Semua kebijaksanaan dibahas dan ditentukan bersama oleh kelompok dengan
dorongan dan bantuan pimpinan.
 Perspektif kegiatan diperoleh selama masa pembahasan.
 Para karyawan bawahan bebas untuk bekerja sama dengan siapa saja yang
disenangi.
 Pimpinan selalu objektif dan berpikir serba fakta dalam memberikan pujian
atau kritikan, serta berusaha memberi semangat kepada kelompok, tanpa
banyak mencampuri urusan pekerjaan.
3. Pemimpin Laissez-Faire
Hasil kerja kelompok yang dipimpin oleh pimpinan laissez-faire lebih
memprihatikan. Dimana para karyawan bawahan keadaannya frustrasi dan bekerja
ogah-ogahan, main-main, kurang kecintaan terhadap pekerjaanya. Dan ada beberapa

14
ciri-ciri perilaku kepemimpinan laissez-faire serta reaksi bawahannya digambarkan
sebagai berikut:
 Kebebasan sepenuhnya untuk mengambil keputusan, diberikan kepada
kelompok maupun individu, tanpa banyak campur tangan pimpinan.
 Bermacam data diberikan.
 Sama sekali tanpa partisipasi pimpinan
 Pimpinan jarang memberikan komentar secara spontan, terhadap kegiatan
bawahannya, dan tidak ada usaha-usaha untuk menilai atau mengatur jalannya
pekerjaan organisasi.

7.3 SIFAT-SIFAT PEMIMPIN

Seorang wirausahawan dalam menjalankan usahanya harus memiliki sifat-sifat


pemimpin yang akan dicontohkan oleh para karyawannya. Sifat-sifat pemimpin ini
diajarkan dalam dunia pewayangan yang dikenal sebaagi ajaran “Astra Brata” yaitu “
Delaapan Ajaran Kepemimpinan” atau disebut juga “Delapan Ajaran Utama Alamiah”,
diantaranya: Watak Matahari, Watak Bulan, Watak Bintang, Watak Angin, Watak
Mendung, Watak Api, Watak Samudra, dan Watak Bumi

7.4 TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN

Para pemimpin dalam setiap organisasi dapat diklasifikasikan menjadi empat tipe
utama, yaitu: Tipe kepemimpinan demokratis, Tipe kepemimpinan militeristis, Tipe
kepemimpinan paternalistis, dan Tipe kepemimpinan karismatis

7.5 KEKUASAAN DALAM HUBUNGAN BISNIS

Kekuasaan adalah kemampuan untuk bertindak atau memerintah, sehingga


menyebabkan orang lain bertindak. Pengertian ini meliputi kemampuan untuk membuat
keputusan yang memengaruhi orang lain dan mengatasi pelaksanaan keputusan itu. Dan
keberhasilan seorang wirausahawan sebagai pemimpin perusahaan banyak ditentukan
oleh kemampuannya dalam memahami situasi serta keterampilan dalam menentukan
jenis kekuasaan yang tepat untuk merespons tuntutan situasi bisnisnya.

Frech dan Raven mengindentifikasi lima bentuk kekuasaan yang harus dipahami
oleh seorang wirausahawan untuk menggunakan kekuasaannya dalam menjalankan
bisnis antara lain: Kekuasaan Ganjaran, Kekuasaan Paksaan, Kekuasaan Legal,
Kekuasaan Keahlian, dan Kekuasaan Acuan

BAB 8 PENGAMBILAN KEPUTUSAN

8.1 PENGERTIAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Seorang wirausahawan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya akan menghadapi


situasi dan kondisi yang sulit, sehingga membuat seorang wirausahawan perlu
melakukan pengambilan keputusan demi kelangsungan hidup perusahaannya.

15
Pengambilan kepurtusan merupakan suatu pendekatan yang sistematis terhadap
permasalahan yang dihadapi.

Herbert A. Simon mengembangkan jenis keputusan, yaitu:

 Keputusan yang diprogram


Keputusan dapat diprogramkan sejauh keputusan tersebut berulang dan rutin
serta telah dikembangkan prosedur tertentu untuk menanganinya. Dan keputusan
tersebut harus dilakukan tanpa mengeluarkan sumber daya organisasi yang kurang
perlu. Keputusan yang diprogram secara tradisional telah ditangani dengan norma,
prosedur kerja yang baku, dan terstruktur organisasi yang mengembangkan prosedur
spesifik untuk menanganinya.
 Keputusan yang tidak diprogram
Suatu keputusan tidak diprogram ketika keputusan tersebut baru dan tidak
tersusun, sehingga tidak ada prosedur yang pasti untuk menangani permsalahan.
Keputusan yang tidak terprogram harus diidentifikasi dengan tepat karena jenis
pengambilan keputusan sering kali memerlukan alokasi dana yang sangat besar. Dan
keputusan yang tidak terprogram secara tradisional telah ditangani dengan proses
pemecahan umum, pertimbangan, institusi, dan krativitas.

8.2 PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Keputusan adalah suatu pilihan yang dibuat dari dua atau lebih. Proses pengambilan
keputusan adalah serangkaian tahap yang terdiri dari delapan langkah yang meliputi:

 Langkah 1: Mengindentifikasi masalah.


 Langkah 2: Mengindentifikasi kriteria keputusan
 Langkah 3: Memberi bobot pada kriteria
 Langkah 4: Menyusun alternatif-alternatif
 Langkah 5: Menganalisis alternatif
 Langkah 6: Memilih sebuah alternatif
 Langkah 7: Mengimplementasikan alternatif terpilih
 Langkah 8: Mengevaluasi efektivitas keputusan

;Dan pendapat lain menyimpulkan bahwa ada 4 langkah yang harus diperhatikan
dalam proses pengambilan keputusan secaa sehat, yaitu:

 Merumuskan masalah
 Pengumpulan informasi
 Memilih pemecahan keputusan yang paling layak
 Melaksanakan keputusan

16
BAB 9 PEMILIHAN USAHA

9.1 PENGEMBANGAN WAWASAN BIDANG USAHA

Hasil penelitian di lapangan menyimpulkan bahwa terdapat keragaman cara dan


sebab seseorang memulai wirausaha. Ada 5 sebab atau cara seseorang untuk mulai
merintis wirausaha, yaitu: Faktor keluarga wirausahawan, Sengaja turun menjadi
wirausahawan, Kerja sampingan, Coba-coba, dan Terpaksa Dan ada beberapa cara-cara
untuk memulai usaha yang lazim dilakukan adalah: Mendirikan usaha baru, Membeli
perusahaan, Kerja sama manajemen dengan sistem wiralaba, dan Mengembangkan usaha
yang sudah ada.

9.2 RINTISAN WIRAUSAHA BARU

Langkah pertama yang harus dilakukan oleh seorang wirausahawan baru adalah
pemilihan bidang yang ingin ditekuni. Pemilihan bidang usaha ini penting agar seorang
wirausahawan mampu mengenal seluk beluk usaha tersebut dan mampu mengelolanya.
Langkah-langkah menentukan bidang usaha yang akan digeluti tergantung dari 4 faktor
yaitu sebagai berikut: Minat atau bakat, Modal, Waktu, dan Laba.

9.3 WIRAUSAHA WARALABA

Wiralaba adalah suatu sistem distrbusi di mana pemilik bisnis yang semi mandiri
mambayar iuran dan royalti kepada induk perusahaan untuk mendapatkan hak
menggunakan merek dagang induk perusahaan, menjual barang atau jasanya, dan sering
kali menggunakan format dan sistem bisnisnya. Dan wiralaba didasarkan pada hubungan
terus menerus antara pewaralaba dan pembeli wiralaba. Pewaralaba memberikan
layanan-layanan yang berharga.

9.4 PENGECER

Pembahasan tentang pengecer akan didahului dengan pengertian istilah eceran.


Eceran adalah semua kegiatan yang langsung berhubungan dengan penjualan barang atau
jasa ke konsumen akhir pemakaian nonbisnis atau pribadi. Pengecer adalah usaha bisnis
yang menjual barang-barang ke konsumen rumah tangga untuk digunakan secara
nonbisnis. Istilah lain adalah dealer atau penyalur.

9.5 PERDAGANGAN BESAR

Perdagangan besar dalam pengertian luas meliputi penjualan dan semua kegiatan
yang langsung, berhubungan dengan penjualan dan semua kegiatan yang langsung
berhubungan dengan penjual barang-barang kepada pembelinya dengan maksud untuk
dijual kembali. Perdagangan besara dalam pengertian sempit adalah perusahaan-
perusahaan yang terutama melakukan aktivitas perdagangan besar.

BAB 10 PEMASARAN PRAKTIS

10.1 PENGERTIAN PASAR, PERMINTAAN, DAN PENAWARAN

17
Pasar dapat diaartikan sebagai tempat pertemuan antara penjual dan pembeli, atau
tempat di mana kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran saling bertemu untuk
membentuk suatu harga. Ada tiga faktor utama yang menunjang terjadinya pasar, yaitu
orang dengan segala keinginannya, daya belinya serta tingkah laku dalam pembeliannya.

10.2 BENTUK-BENTUK PASAR

Pasar berdasarkan jumlah penjualnya dapat dibedakan menjadi antara lain: Pasar
Persaingan Sempurna, Pasar Monopoli, Pasar Duopoli, Pasar Oligopoli, dan Pasar
Persaingan Monopolistis

10.3 MACAM-MACAM PASAR

Pasar dalam kaitannya dengan manajemen pemasaran dapat dibagi menjadi empat
golongan, yaitu: Pasar Konsumen, Pasar Industri, Pasar Penjual Kembali, dan Pasar
Pemerintah.

10.4 PENGERTIAN PEMASARAN

Pasar dan pemasaran dalam dunia usaha merupakan dua sisi yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lainnya. Pasar dan pemasaran memiliki tingkat ketergantungan
yang tinggi dan saling memengaruhi satu sama lainnya. Phillip Kotler mendefinisikan
pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok
memperoleh sesuatu yang dibutuhkan dan diinginkan dengan cara menciptakan serta
mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain.

Pemasaran berusaha menciptakan dan mempertukarkan produk baik barang maupun


jasa kepada konsumen di pasar. Dimana penciptaan produk tersebut didasarkan pada
kebutuhan dan keinginan pasar. Dan Phillip Kotler, dkk menyatakan bahwa ada 6 konsep
yang menjadi dasar aktivitas pemasaran peerusahaan yang dikenal dengan nama Konsep
Pemasaran, yaitu: Konsep Produksi, Konsep Produk, Konsep Penjualan, Konsep
Pemasaran, Konsep Pelanggan, dan Konsep Pemasaran Masyarakat

BAB 11 NEGOSIASI WIRAUSAHA

11.1 PENGERTIAN NEGOSIASI

Negosiasi adalah suatu proses ketika dua pihak atau lebih yang mempunyai
kepentingan yang sama atau bertentangan bertemu dan berbicara dengan maksud untuk
mencapai suatu kesepakatan. Dan negosiasi diperlukan dalam kehidupan manusia karena
sifatnya yang begitu erat dengan filosifi kehidupan manusia bahwa setiap manusia
memiliki dasar untuk mempertahankan kepentingannya, dan manusia lain juga memiliki
kepentingan yang akan tetap dipertahankan sehingga terjadi benturan kepentingan.

Negosiasi adalah pertemuan antara dua pihak dengan tujuan untuk mencapai
kesepakatan atas pokok-pokok masalah yang:

18
 Penting dalam pandangan kedua belah pihak
 Dapat menimbulkan konflik di antara kedua belah pihak
 Membutuhkan kerja sama kedua belah pihak untuk mencapainya.

11.2 PROSES NEGOSIASI

Gambaran umum proses negosiasi adalah sebagai berikut:

1. Relatif tidak berstruktur dan tidak ada ketua sidang


2. Tidak ada aturan prosedur yang baku
3. Tidak ada agenda yang baku dan tiap-tiap pihak memperjuangkan kepentingannya
masing-masing.
4. Melibatkan proses pembicaraan, mendengarkan, dan mengamati
5. Tujuannya adalah untuk mencapai suatu kesepakatan yang dapat diterima oleh kedua
belah pihak.
6. Proses negosiasi adalah milik pihak-pihak yang terkait, tidak dihadiri oleh pihak
ketiga yang independen.
7. Negosiasi tidak selalu berakhir dengan kesepakatan,

11.3 HASIL-HASIL NEGOSIASI

Ada 4 hasil negosiasi yaitu: Menang-Kalah, Kalah-Menang, Kalah-Kalah, dan


Menang-Menang.

Dan situasi yang harus diupayakan dalam negosiasi adalah Menang-menang.


Tujuannya bukanlah untuk mengalahkan pihak lain atau menciptakan pertentangan.
Tujuan lain dari negosiasi bagi kedua belah pihak adalah untuk mencapai sasaran yang
dapat diterima oleh kedua belah pihak.

11.4 PERILAKU DALAM NEGOSIASI

Dalam negosiasi, seseorang sering berhadapan dengan orang-orang yang lebih suka
mempertahankan pendirian yang kaku, dengan gaya garis kera, tanpa menyadari adanya
alternatif yang lebih efektif. Dan petunjuk-petunjuk berikut dapat dijadikan pedoman
bagi seorang wirausahawan dalam melakukan negosiasi yaitu:

a. Pertahankan pendekatan yang sopan dan profesional


b. Jangan membalas perilaku yang tidak menyenagkan
c. Terus menegosiasikan kepentingan anda, sambil bertanya tentang alasan pendirian
pihak lawan dan cobalah unntuk memperlihatkan kelemahan pendirian pihak lawan
dengan diskusi yang logis dan masuk akal.
d. Mintalah pandangan dan kritikan terhadap pendirian anda, sarankan lawan anda untuk
mencoba melihat situasi dari sudut pandang anda.
e. Pusatkan pada permasalahan yang sedanga dibahas.
f. Jangan menanggapi serangan yang bersifat pribadi dan tidak masuk akal dengan tatap
berdiam diri.

19
g. Mintalah kriteria, alasan-alasan, data-data pendukung, kesimpulan atau petunjuk yang
objektif.
h. Perhatikan tanda-tanda adanya kerja sama dan beri dukungan, sambutan, pujian, dan
kepastian bahwa kerja sama akan menjadi pusat perhatian anda
i. Secara periodik, buatlah ringkasan bidang-bidang yang telah mencapai kesepakatan
dengan memperlihatkan antusiasme anda pada langkah-langkah yang telah berhasil
membawa kesepakatan.
j. Jangan menanggapi trik-trik
k. Jika semua upaya gagal, bersiaplah untuk menunda diskusi.

BAB 12 STUDI KELAYAKAN BISNIS

12.1 PENGERTIAN STUDI KELAYAKAN BISNIS

Usaha yang dijalankan diharapakan dapat memberikan penghasilan sesuai dengan


target yang telah ditetapkan. Pencapaian tujuan usaha harus memenuhi beberapa kriteria
kelayakan usaha. Salah satu tujuan dilakukan studi kelayakan bisnis adalah untuk
mencari jalan keluar agar dapat meminimalka hambatan dan resiko yang mungkin timbul
di masa yang akan datang yang penuh dengan ketidakpastian.

Dan upaya mempelajari secara mendalam artinya meneliti secara sungguh-sungguh


data dan informasi yang ada, kemudian mengukur, menghitung, menganalisis hasil
penelitian tersebut dengan menggunakan metode-metode tersebut. Penelitian yang
dilakukan terhadap usaha yang akan dijalankan menggunakan ukuran tertentu sehingga
diperoleh hasil yang maksimal.

Studi kelayakan juga sering disebut feasibility study yang merupaka bahan
pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari
suatu gagasan usaha/proyek yang direncanakan. Pengertian layak dalam penilaian ini
adalah kemungkinan dari gagasan usaha/proyek yang akan dilaksanakan yang
memberikan manfaat, baik dalam arti financial benefit maupun dalam arti social benefit.
Dan Thomas W. Zimmerer berpendapat bahwa studi kelayakan tidak sama dengan
rencana bisnis, keduanya memainkan peran penting tetapi memiliki peran yang berbeda
dalam proses memulai usaha.

12.2 TUJUAN STUDI KELAYAKAN BISNIS

Kasmir menguraiakan ada lima tujuan dari suatu usaha yang dilakukan dalam studi
kelayakan, yaitu:

 Menghindari resiko kerugin


 Memudahkan perencanaan
 Memudahkan pelaksanaan pekerjaan
 Memudahkan pengawasan
 Memudahkan pengendalian

20
12.3 PIHAK-PIHAK YANG BERKEPENTINGAN PADA STUDI KELAYAKAN
BISNIS

Dalam hasil penilaian yang melalui studi kelayakan sangat dibutuhkan oleh berbagai
pihak, terutama pihak-pihak yang berkepentingan terhadap usaha yang akan dijalankan.
Dan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap studi kelayakan tersebut adalah: Pemilik
usaha, Lembaga keuangan, Pemerintah, Masyarakat luas, dan Manajemen perusahaan.

12.4 PERANAN STUDI KELAYAKAN BISNIS

Studi kelayakan bisnis memiliki peranan terhadap berbagai aspek kegiatan bisnis, di
antaranya adalah:

1. Dilihat dari segi perbankan dan lembaga keuangan lainnya.


2. Bagi penanam modal, studi kelayakan merupakan gambaran tentang usaha yang akan
dikerjakan dan melalui srudi kelayakan penanaman modal akan dapat mengetahui
prospek perusahaan dan kemungkinan-kemungkinan keuntungan yang diterima.
3. Dalam kegiatan kemasyarakatan, studi kelayakan mulai dikenal dan medapat
perhatian dari beberapa kalangan masyarakat terutama yang menyangkut usaha-usaha
dari beberapa kalangan masyarakat, terutama yang menyangkut usaha-usaha dalam
mencari dana dan kegiatan-kegiatan lainnya.
4. Dilihat dari segi pembangunan nasional.

12.5 SISTEMATIKA STUDI KELAYAKAN BISNIS

Tahap-tahap dalam pembuatan dan penilaian studi kelayakan hendaknya dilakukan


dengan benar dan lengkap. Dan penyusunan sebuah studi kelayakan bisnis harus meliputi
sekurang-kurangnya aspek-aspek sebagai berikut:

 Pendahuluan
 Aspek pasar dan pemasaran
 Aspek teknis dan teknologi
 Aspek organisasi dan manajemen
 Aspek ekonomi dan keuangan
 Kesimpulan dan rekomendasi serta lampiran-lampiran yang diperlukan

BAB 13 PERENCANAAN BISNIS

13.1 PENGERTIAN PERENCANAAN BISNIS

Perencanaan bisnis menurut definisi dari Robert D. Hisrich, dkk adalah dokumen
tertulis yang dipersiapkan oleh seorang penguasaha yang mendeskripsikan semua elemen
eksternal dan elemen internal yang relevan dan terlibat dalam pembentukan sebuah
perusahaan beru. Dan perencanaan bisnis harus disiapkan oleh seorang pengusaha,
dengan berkonsultan kepada banyak sumber lain dalam persiapannya.

21
Ada tiga pandangan yang harus dipertimbangkan dalam mempersiapkan
perencanaan bisnis, yaitu:

 Pertama, pandangan dari pengusaha tersebut yang memahami kreativitas dan


teknologi dalam perusahaan baru tersebut secara lebih bila dibandingkan dengan
orang lain.
 Kedua, perspektif pemasaran.
 Ketiga, seorang pengusaha harus berusaha memandang bisnisnya melalui sudut
pandang investor.

Perencanaan bisnis harus membuktikan kepada calon pemberi pinjaman dan


invesstor bahwa perusahaan akan mampu membayar kembali pinjamannya dan
menghasilkan tingkat pengembalian yang menarik. Dan perencanaan bisnis juga
mensyaratkan wirausahawan untuk menilai peluang kesuksesan usahanya secara objektif.

13.2 BENTUK FORMAL PERENCANAAN BISNIS

Robert D. Hisrich, dkk mengemukakan bahwa rencana bisnis dibaca oleh para
karyawan, investor, bankir, kapitalis perusaahaan, pemasok, pelanggan, penasihat, dan
konsultan. Rencana bisnis harus berusaha memenuhi kebutuhan semua orang, sementara
dalam pasar yang aktual, produk penguasaha tersebut akan berusaha untuk memenuhi
kebutuhan dari kelompok-kelompok pelanggan pilihan.

Dan secara garis besaar sebuah perencanaan bisnis yang lengkap menurut Robert D.
Hisrich, dkk terdiri dari: Halaman pembuka, Ringkasan eksekutif, Analisis industri,
Deskripsi perusahaan, Rencana produk, Rencana operasional, Rencana pemasaran,
Rencana organisasi, Penilaian resiko, Rencana finansial, dan Lampiran

BAB 14 STRATEGI MENYUSUN PROPOSAL

14.1 PENGERTIAN PROPOSAL BISNIS

Zimmerer, dkk memberikan pengertian proposal bisnis atau disebut juga rencana
bisnis sebagai ringkasan tertulis mengenai usulan pendirian perusahaan oleh
wirausahawan yang berisis rincian kegiatan operasi dan rencana keuangan, peluang dan
strategi pemasaran, serta keterampilan dan kemampuan manajer. Proposal bisni ini
berguna sebagai peta jalan bagi wirausahawan dalam perjalanannya menuju
pembangunan bisnis yang sukses.

Dan proposal bisnis memiliki tiga manfaat pokok, yaitu (Zimmerer, dkk, 2008:183-
188)

1. Manfaat proposal bisnis adalah memberi panduan operasi perusahaan dengan


membuat rencana untuk masa yang akan datang dan menyusun strategi utnuk
mencapai kesuksesannya.
2. Manfaat kedua dari proposal bisnis adalah menarik pemberi pinjaman dan investor
3. Manfat ketiga dari proposal bisnis adalah cerminan dari pembuatnya

22
14.2 SASARAN-SASARAN DAN ELEMEN-ELEMEN DALAM PROPOSAL BISNIS

14.2.1 Sasaran Proposal Bisni

Sasaran dari penyusunan proposal bisnis bagi seorang wirausahawan adalah


menyakinkan pemberi pinjaman dan investor agar mau menginvestasikan dananya
kepada wirausahawan untuk kegiatan bisnisnya. Zimmerer, dkk berpendapat bahwa
pemberi pinjaman dan investor dalam menilai proposal bsisnis yang diajukan oleh
seorang wirausahawan mengacu konsep yaitu: Modal, Kapasitas, Agunan, Karakter, dan
Kondisi

14.2.2 Elemen-elemen dalam Proposal Bisnis

Wirausahawan menyadari bahwa setiap proposal bisnis bersifat unik dan harus
dibuat khusus. Elemen-elemen dari proposal bisnis mungkin sudah standar, tetapi cara
wirausahawan mengemukakannya harus dengan cara unik dan mencerminkan antusiasme
pribadinya mengenai perusahaan barunya.

Dan elemen-elemen dalam suatu proposal bisnis terdiri dari: Halaman Judul dan
Daftar Isi, Ringkasan Eksekutif, Pernyataan Visi dan Misi, Sejarah Perusahaan, Profil
Usaha dan Industri, Strategi Bisnis, Deskripsi Produk, Strategi Pemasaran, Analisis
Pesaing, Deskripsi Tim Manajemen, Rencana Kerja, Poyeksi Laporan Keuangan, dan
Proposal Pinjaman

14.3 PRESENTASI DAN PERSIAPAN PROPOSAL BISNIS

BAB 15 ETIKA BISNIS DAN CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY

15.1 PENGERTIAN ETIKA

Istilah etika dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani, ethos, yang berarti
kebiasaan atau watak. Etika juga berasal dari bahasa Perancis, etiquette atau biasa
diucapkan dalam bahasa Indonesia dengan kata etiket, yang artinya juga kebiasaan atau
cara bergaul, berperilaku. Dan etika pada dasarnya merujuk pada dua hal, yaitu:

 Etika berkenan dengan disiplin ilmu yang mempelajari nilai-nilai yang dianut oleh
manusia beserta pembenarannya.
 Etika merupakan pokok permasalahan dalam disiplin ilmu itu sendiri, yakni nilai-nilai
hidup dan hukum-hukum yang mengatur tingkah laku manusia.

15.2 PENGERTIAN ETIKA BISNIS

Etika bisnis adalah penerapan etika secara umum terhadap perilaku bisnis. Makna
etika bisnis secara lebih khusus lagi alam konteks kewirausahaan menunjukkan perilaku
etis maupun tidak etis yang dilakukan wirausahawan dan karyawan dari suatu
perusahaan. Dan Post, dkk berpendapat bahwa ada beberapa alasan yang mendorong
perusahaan untuk menjalankan bisnisnya secara etis, yaitu:

23
1. Meningkatnya harapan publik agar perusahaan menjalankan bisnisnya secara etis
2. Agar perusahaan tidak melakukan berbagai tindakan yang membahayakan pemegang
saham lainnya.
3. Penerapan etika bisnis di perusahaan dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
4. Dan lain-lain.

15.3 ART PENTING ETIKA BISNIS DALAM KEWIRAUSAHAAN

Permasalahan etika yang terjadi di perusahaan bervariasi antara fungsi perusahaan


yang satu dan fungsi perusahaan lainnya. Arti penting etika bisnis terhadap
permasalahan-permasalahan yang terjadi di perusahaan mencakup bidang-bidang seperti
berikut: Etika di bidang akuntansi dan keuangan, Etika di bidang keuangan, Etika di
bidang produksi dan pemasaran, dan Etika di bidang teknologi informal

15.4 TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

H.R. Bowen berpendapat bahwa para pelaku bisnsis memiliki kewajiban untuk
mengupayakan suatu kebijakan, membuat keputusan atau melaksanakan berbagai
tindakan yang sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai masyarakat. Kewajiban atau tanggung
jawab sosial dari perusahaan berstandar kepada keselarasan antara tujuan-tujuan dan
nilai-nilai dari suatu masyarakat. Dan Carrol menjelaskan dimensi-dimensi tanggung
jawab sosial perusahaan ke dalam 4 kategori, yaitu: Tanggung jawab ekonomi,
Tanggung jawab hukum, Ethical responsilities, dan Discretionary responsilities.

15.5 PERKEMBANGAN CSR DI INDONESIA

Perkembangan CSR untuk konteks Indonesia dapat dilihat dari dua perspektif yang
berbeda, yaitu:

a. Perspektif pertama adalah pelaksanaan CSR memang merupakan disretionary


business practice.
b. Perspektif kedua adalah pelaksanaan CSR bukan lagi merupakan disretionary
business practice, melainkan pelaksanaan sudah diatur oleh UU.

3.2 RINGKASAN BUKU KEDUA

BAB 1 KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN

A. Pengertian Kewirausahaan

Pada umumnya pengertian-pengertian yang ada dari berbagai pada ahli menyatakan
bahwa, wirausaha adalah seorang yang mempunyai kemampuan didalam melihat peluang
mencari dana, serta sumber data lain yang diperlukan untuk meraih peluang tersebut dan
berani mengambil risikonya dengan tujuan tercapainya kesejahteraan individu dan nilai
tambah bagi masyarakat. Dan menurut Geoffrey G. Meredith menyatakan sebagai
berikut: “ Para wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan

24
menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang
dibutuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya dan mengambil tindakan yang
tepat guna memastikan sukses” sedangkan dalam konteks manajemen, pengertian
entrepreneur adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan
sumberdaya.

Dari pengertian-pengertian di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa seorang


yang berwirausaha akan melibatkan 2 unsur pokok, yaitu peluang dan kesempatan
mengambil peluang melalui kemampuan individu-individu yang ada. Dan menurut
Suryana beberapa konsep “entrepreneur” juga banyak yang lebih menekankan pada
kemampuan dan perilaku seorang sebagai penguasaha.

Beberapa konsep kewirausahaan seakan-akan indentik dengan kemampuan para


penguasaha dalam dunia usaha. Wirausaha mencakup semua aspek pekerjaan baik
sebagai karyawan maupun pemerintahan. Wirausaha adalah mereka yang melakukan
upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengambangkan ide, dan meramu
sumberdaya untuk menermukan peluang dan perbaikan hidup. Dengan demikian kata
kunc dari kewirausahaan adalah “inovatif dan kreatif”, seseorang yang mempunyai sifat
tersebut berarti orang itu telah mempunyai wirausaha.

Inovasi dan kreatif merupakan dua suku yang dalan artinya, terutama bagi prang
yang berhasil dalam kehidupannya. Inovasi dan kreatif menumbuhkan kepedulian
lingkungan, orang yang peduli terhadap lingkungan akan memperoleh penghargaan dari
lingkungannya, dan orang yang dihargai oleh lingkungan mempunyai jaringan kerja yang
baik.

B. Karakteristik Kewirausahaan

Beberapa pendapat dan kesimpulan dari para ahli tenaga karekteristik kewirausahaan
berbeda-beda. Tapi pada intinya adalah bahwa seorang wirausaha merupakan individu
yang mempunyai ciri dan watak untuk berprestasi lebih tinggi dari kebanyakan individu
lainnya, hal ini dapat dilihat dari pendapat-pendapat berbagai ahli sebagai berikut:

1. David Mc Cleland menyatakan ada 9 karakteristik utama yang terdapat dalam diri
seorang wirausaha sebagai berikut: Dorongan berprestasi, Bekerja keras,
Memperhatikan kualitas, Sangat bertanggung jawab, Berorientasi pada imbalan,
Optimis, Berorientasi pada hasil karya yang baik, Mampu mengorganisasikan, dan
Berorientasi pada uang
2. Geoffrey G. Merideth mengemukakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan yang digambarkan
dalam tabel dibawah ini:

No Ciri-ciri Watak

1. Percaay diri Keyakinan, ketidak tergantungan dan optimis

2. Berorientasi pada tugas dan Kebutuhan untuk berprestasi. Beroentasi laba,


hasil berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan,

25
tekad kerja keras mempunyai dorongan kuat,
energetic dan inisiatif.

3. Pengambilan resiko Kemampuan untuk mengambil risiko yang wajar


dan suka tantangan.

4. Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan


orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik.

5. Keorsinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel

6. Berorientasi ke masa depan Pandangan kedepan, dan perspektif

3. Ahli lain, seperti M, Scarborough dan Thomas W. Zimmerer mengemukakan 8


karakteristik, yang meliputi: Desire for responbility, Preference for moderate risk,
Confidence in their ability to success, Desire for immediate feedback, High level of
energy, Future orientation, Skill at organizing, dan Value of achievement

C. Keuntungan dan Kerugian Berwirausaha dan Berwiraswata

Individu-individu yang ingin menjadi wirausaha sekaligus wiraswasta jelas akan


mempertimbangkan matang-matang manfaat dan pengorbanannya yang diperoleh atas
pilihan tersebut. Dan ada beberapa ahli memberikan gambaran dan masukan tentang
keuntungan dan kerugian dalam wirausaha dan berwiraswata sebagai berikut:

1. Geoffrey G. Merideth mengemukakan keuntungan dan kerugian sebagai berikut:


Keuntungan
 Memberi kesempatan kepada tiap pribadi untuk mengontrol jalan hidup
sendiri dengan imbalan kepemilikan yang diperoleh dari kemerdekaan untuk
mengambil keputusan dan resiko
 Kesempatan menggunakan kemampuan dan potensi pribadi secara penuh dan
aktualitas diri untuk mencapai cita-cita
 Kesempatan untuk meraih keuntungan tak terhingga dan masa depan yang
lebih baik dengan waktu yang relatif lebih singkat
Kerugian
 Kepastian pendapatan membuka dan menjalankan usaha tidak menjamin anda
akan memperoleh uang yang cukup untuk hidup.
 Resiko hilangnya modal anda.
 Kualitas hidup sebelum bisnis mapan
2. Peggi Lambing dan Charles L Kuehl, mengemukakan keuntungan dan kerugian
kewirausahaan sebagai berikut:
Keuntungan
 Otonomi
 Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi

26
 Tantangan awal atau motivasi yang tinggi merupakan hal yang
menggembirakan.
 Kontrol finansial.
Kerugian
 Pengorbanan personal
 Beban tanggung jawab
 Kecilnya margin keuntungan dan kemungkinan gagal.

D. Konsep Pembentukan Kewirausahaan

Berbagai metode dan konsep pembentukan kewirausahaan diperkenalkan pada


masyarakat dunia dan ini diajarkan sebagai mata kuliah diberbagai universitas terkenal
duna. Di negara Amerika Serikat saja, ratusan perguruan tinggi bahwa kewiraushaan
diajarkan sebagai mata kuliah yang harus ditempuh oleh mahasiswa.

Dari peran serta instansi dan lembaga dia atas mempunyai konsep sendiri didalam
pelaksanaan programnya. Dan masing-masing konsep mempunyai kelebihan dan
kekurangan pada saat pelaksanaan dilapangan. Ada beberapa yang dilaksanakan yang
akan diuraikan secara gamblang, dan pada akhirnya penulis dan rekan-rekan
mengusulkan konsep program pembinaan setelah melalui pengkajian delapan tahun
membina dan menumbuh kembangkan kewirusahaan di perguruan tinggi, antara lain:

 Konsep Model CEFE


 Program perkuliahaan di Perguruan Tinggi
 Konsep Program Pengembangan Budaya Kewirausahaan
 Program Tenaga Kerja Pemuda Mandiri Profesional
 Program Pembentukan Wirausaha Baru Mandiri

BAB 2 SIKAP PRIBADI WIRAUSAHA

PEMAHAMAN SIKAP PRIBADI WIRAUSAHA

Pemahaman sikap dan pribadi seseorang wirausaha tidak terlepas dari pendekatan
teori psikologi. Pengkajian teori psikologi dalam kewirausahaan dilakukan oleh David
Mc. Clelland tahun 1961. Penelitian dilakukan secara empiris terhadap faktor-faktor
kepribadian yang tidak tergantung pada keadaan lingkungan, yang menentukan
suksesnya seorang wirausaha.

1. Tiga Motif Sosial


Manusia merupakan makhluk sosial. Dalam berhubungan dengan lingkungannya
manusia dipengarahui oleh berbagai macam keinginan atau motif. Dalam hal ini Mc.
Clelland mengemukakan bahwa, ada tiga motif yang umumnya akan memperngaruhi
tingkah laku seseorang bila ia berhubungan dengan orang lain didalam satu

27
lingkungan situasi tertentu. Tiga motif sosial tersebut diuraikan sebagai berikut: Motif
Affiliasi, Motif Kekuasaan, dan Motif Prestasi
2. Ciri Sikap Wirausaha
a. Motif prestasi sebagai ciri sikap wirausaha
David Mc. Clelland, dalam penerlitiannya terhadap mahasiswa di Harvard
University, membuktikan adanya hubungan antara tinggi rendahnya kebutuhuan
berprestasi pada kelompok mahasiswa yang diteliti, diukur semasa masih kuliah
dengan pemilihan karier setelah mereka tamat dan terjun kemasyarakat. Dan hasil
penelitian menunjukkan bahwa bagi mereka yang memiliki keinginan berprestasi
lebih tinggi ternyata sekitar 60% diantaranya memilih karier sebagai penguasaha,
sementara 34% lainnya memilih pekerjaan dibidang lain.
Selanjutnya David Mc. Clelland mengembangkan penelitian lainnya terhadap
orang-orang diluar kampus yang terdiri dari beragam latar belakang profesi. Dan
hasil penelitian menunjukkan bahwa, secara umum pengusaha mendapat nilai
lebih tinggi dibandingkan dengan orang-orang dengan profesi dibidang lain.
b. Ciri-ciri Sikap Wirausaha
Telah dibahas bahwa secara umum orang yang mempunyai nilai yang tinggi
kebanyakan dari profesi wirausaha dibandingan dengan profesi lain. Dan
bagaimana kita mengenal ciri-ciri sikap yang mempunyai nilai yang tinggi dari
kehidupan sehari-hari atau ciri-ciri sikap wirausaha, menurut Faisol sebagai
berikut: Berani mengambil resiko, Kreatif dan inovatif, Mempunyai visi,
Mempunyai tujuan yang berkelanjutan, Percaya diri, Mandiri, Aktif, Enerjik dan
Menghargai Waktu, Memiliki konsep diri positif, Berpikir positif, Bertanggung
jawab secara pribadi, dan Selalu belajar dan menggunakan umpan balik

BAB 3 MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN DALAM KEWIRAUSAHAAN

A. Pemahaman Motivasi

Berbagai pendapat dari para ahli mengenai motivasi yang dapat disimpulkan
sebagai berikut: Motivasi adalah dorongan untuk berbuat sesuatu di dalam memenuhi
kebutuhan. Keinginan pencapaian dalam memenuhi kebutuhan tersebut tergantung dari
kekuatan motifnya. Motif dengan kekuatan yang besar akan menentukan perilaku
individu. Ada suatu hal penting dalam motivasi yang perlu diperhatikan bagi seorang
wirausaha yaitu model yang mengkaitnkan antara imbalan dan prestasi.

Dan model ini menggambarkan bahwa motivasi seseorang dipengaruhi berbagai


faktor, baik bersifat internal maupun eksternal sebagai berikut:

1. Faktor Internal
Bagi seorang wirausaha faktor ini merupakan pengenal motivasi diri pribadi,
bagaimana individu tersebut mempunyai dorongan untuk usaha. Dan didalam faktor
internal ada 2 kebutuhan atau motif yang perlu diketahui yaitu: Fsiologis dan
Psikologi.
2. Faktor Eksternal

28
Yaitu faktor-faktor yang dikendalikan melalui pengaruh yang dipunyai oleh
seorang wirausaha yang berupa imbalan-imbalan sebagai berikut: Gaji, Kondisi kerja,
Penghargaan, Jenjang karier, dan Tanggung jawab.

B. Kepemimpinan Dalam Kewirausaha

Keberhasilan seorang wirausaha dalam bisnis itu tergantung bagaimana ia


memimpin organisasi usahanya dengan menggunakan pengaruh untuk motivasi pengikut
dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Menurut Gibson, Ivancevich, & Donnelly
mendefinisikan bahwa kepemimpinan adalah suatu upaya penggunaan jenis pengaruh
bukan paksaan untuk motivasi orang-orang dalam mencapai tujuan tertentu. Dan definisi
menunjukkan bahwa kepermimpinan melibatkan penggunaan pengaruh dan karenanya
semua hubungan dapat merupakan upaya kepermimpinan.

C. Kepemimpinan Menurut Jendela Johari

Sebagai seorang calon wirausaha atau yang sudah berwirausaha kiranya perlu
mengenal konsep kepemimpinan menurut jendela johari. Konsep ini ditulis oleh Joe & dan
Harry yang diambil dari nama mereka dan kedua nama depan tersebut disatukan nejadi
“JOEHARRY”.

Jendela Johari digunakan PAUL HERSEY dan KEN BLANCHARD untuk


menggambarkan kepribadian. Perbedaan antara kepribadian kepemimpinan, dengan kaitan
adalah: Kepribadian kepemimpiinan, Mencakup persepsi pribadi, dan Gaya kepemimpinan.

BAB 4 ETIKA DAN NORMA BISNIS

A. Pemahaman Etika Dan Norma Bisnis

Melihat keadaan dalam kondisi ekonomi dibanyak negara berkembang yang carut
marut pada awal tahun 1997 sampai dengan sekarang, mengakibatkan tingkat persaingan
yang tinggi dan hal ini mempengaruhi iklim bisnis, kanibalisme usaha terjadi dimana-
mana hanya sekedar untuk menghindari pajak serta melepas tanggung jawab terhadap
perrmaslahan tenaga kerja.

Etika bisnis sangat penting unutk mempertahankan loyalitas stakehorders dalam


membuat keputusan-keputusan perusahaan dan dalam memecahkan persoalan perusahan.
Dan ada 8 kelompok stakeholders yang mempengaruhi keputusan bisnis, yaitu: Para
Pengusaha, Petani dan Pemasok Bahan Baku, Organisasi Pekerja, Pemerintah, Bank,
Investor, Masyarakat Umum, Pelanggan dan konsumen

B. Kepemimpinan Dalam Kewirausahaan

Menurut pendapat Micheal Josephson yang dikutip dari Zimmerer secara universal,
ada 10 prinsip etika yang mengarah pada perilaku, yaitu: Kejujuran, Integritas,
Memelihara janji, Kesetiaan, Keadilan, Suka membantu orang, Hormat kepada orang
lain, Kewarganegaraan yang bertanggun jawab, Mengejar keunggulan, dan Dapat
dipertanggungjawabkan

29
C. Cara-cara Mempertahankan Standard Etika

Ada beberapa cara untuk mempertahankan standard etika dalam berwirausaha,


antara lain: Menciptakan Kepercayaan Perusahaan, Kembangkan Kode Etika, Jalankan
Kode Etika Secara Adil dan Konsisten, Lindungi Hak Perorangan, Adakan Pelatihan
Etika, Lakukan Audit Etika Secara Periodik, Pertahankan Standard yang Tinggi tentang
Tingkah Laku, jangan Hanya Aturan, Hindari contoh etika yang tercela setiap saat,
Ciptakan budaya yang Menekankan komunikasi dua arah, dan Lihatkan karyawan dalam
mempertahankan standard etika.

D. Tanggung Jawab Perusahaan

Selain etika, yang tidak kalah pentingnya adalah pertanggung jawaban sosial
perusahaan. Menurut Ronald J Ebert Ricky M Griffin, etika sangat berpengaruh pada
tingkahlaku indivdual. Dan menurut Zimmerer ada beberapa pertanggungjawaban
perusahaan, yaitu: Tanggung jawab terhadap lingkungan, Tanggung jawab terhadap
karyawan, Tanggung jawab terhadap pelanggan, Tanggung jawab terhadap investor, dan
Tanggung jawab terhadap masyarakat.

BAB 5 KONSEP RESIKO

A. Pengertian Resiko

Para wirausaha merupakan pengambilan resiko yang telah diperhitungkan agar hasil
yang diperoleh lebih besar daripada kegagalan dan sanagat bergairah menghadapi
tantangan. Tantangan baru ada artinya bagi para wirausaha dengan risiko yang
diperhitungkan bila terdapat dalam kriteria berikut ini:

 Apabila tujuan usaha yang ingin dicapai dan berarti bagi diri pribadi wirausaha
 Kemampuan untuk mengendalikan diri wirausaha
 Adanya suatu perasaan dan kepuasaan kemungkinan dalam mengelola usaha untuk
berhasil dan gagal.

B. Kriteria Resiko

Kriteria resiko timbul apabila kita dihadapkan dan menentukan pilihan antara dua
alternatif atau lebih, hasilnya yang akan diperoleh tidak diketahui dan dapat dinilai
secara obyektif. Kriteri resiko mengandung potensi kegagalan dan potensi keberhasilan
yang dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok, antara lain: Kelompok resiko tinggi,
Kelompok resiko rendah, dan Kelompok resiko sedang.

Ada unsur lain bagi wirausaha terhadap kriteria resiko adalah menerima tanggung
jawab pribadi dalam segala akibat-akibat keputusan yang diambil, baik yang
menguntungkan maupun tidak. Dan adapun ciri-ciri wirausaha saling berkaitan dengan
perilaku pengambilan resiko antara lain:

a. Penagambilan resiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi yang merupakan bagian
penting dalam mengubah ide menjadi realitas
30
b. Pengambilan resiko berkaitan dengan kepercayaan pada diri sendiri
c. Pengetahuan realistik mengenai kemampuan yang dimiliki.

C. Sikap Menghadapi Risiko

Sikap seseorang dalam menghadapi suatu pesoalan yang mengandung resiko pada
dasarnya dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: sikap menghindari resiko, sikap netral, dan
sikap penggemar resiko.

BAB 6 KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI

PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI BISNIS

1. Definisi
Komunikasi bisnis adalah pertukaran informasi atau pengetahuan bisnis diantara
dua orang atau lebih wirausaha. Dan setiap kegiatan komunikasi bisnis harus ada:
Pengirim, Pesan dan Penerima.
2. Memilih Media
Dalam memilih media, anda harus mempertimbangkan, antara lain: mana yang
membutuhkan pendekatan secara personal dan mana yang tidak, apakah umpan balik
diperlukan, apakah pesan harus disampaikan langsung, ketepatan dan kecepatan,
kredibilitas sumber, dan apakah catatan permanent diperlukan.
3. Pandangan dan Sikap
Penerima pesan dipengaruhi oleh pandangan dan sikapnya sendiri. Bila pengirim
ingin menjamin pesannya akan diterima, dimengerti dan dilaksanakan, dia harus
memperhitungkan hal ini dalam memilih media dan menyatakan pesan.
4. Media komunikasi bisnis didalam suatu organisasi wirausaha
Informasi bisnis di distribusikan dalam organisasi wirausaha yang melalui
saluran-saluran sebagai berikut: Rantai komando, Tulisan, Sistem perwakilan, dan
Kelompok kerja informal.

PENGERTIAN NEGOSIASI

Segala sesuatu yang melibatkan pihak lain demi kepentingan dan keberhasilan
seorang wirausaha secara potensial yang dapat menimbulkan kebutuhan untuk
bernegosiasi. Negosiasi dapat terjadi antara wirausahawan yang bertindak untuk
usahanya sendiri maupun mewakili kelompok usahanya. Dan negosiasi dapat
didefinisikan sebagai upaya untuk mengatasi perbedaan pendapat antara dua pihak atau
lebih.

Didunia usaha, negosiasi merupakan suatu yang sangat penting. Keberhasilan


negosiasi tergantung pada:

31
 Pokok permasalahan tersebut dapat dirundingkan atau tidak
 Pihak-pihak yang terlibat dalam perundingan bersedia menerima dan mampu
memberikan sesuatu yang berarti dan bernilai sebagai pertukaran.
 Pihak-pihak berunding sampai batas-batas tertentu harus saling percaya.

Dan dalam bernegosiasi, dikenal dengan tiga variabel yang mempengaruhi, yaitu:
waktu, informasi, dan power.

BAB 7 MERINTIS USAHA BARU DAN MODEL PENGEMBANGANNYA

A. Merintis Usaha Baru

Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Peggy Lambing hampir setengah
menggunakan sumber ide bisninya dari pengalaman yang diperoleh, ketika bekerja
dibeberapa atau perusahaan dari lainnya. Dan ada dua pendekatan utama yang digunakan
para wirausaha untuk mencari peluang dengan mendirikan usaha baru, yaitu pendekatan
inside-out dan pendekatan the out-side in.

B. Membeli Perusahaan Lain

Banyak alasan mengapa orang memilih membeli perusahaan yang sudah ada
ketimbang mendirikan atau merintis usaha baru, diantaranya karena memiliki beberapa
keuntungan. Disamping itu, membeli perusahaan yang sudah adapun memiliki peluang
harga relatif lebih rendah dibandingkan dengan merintis usaha baru. Namun demikian
bahwa membeli perusahaan yang sudah ada mengandung kerugian dan permasalahan
eksternal dan internal.

C. Franchising (Kerjasama Manajemen)

Franchising adalah kerja sama manajemen untuk menjalankan perusahaan


cabang/penyalur. Inti dari Franchising adalah memberi hak monopoli untuk
menyelenggarakan usaha dari perusahaan induk. Dan dalam kerja sama Franchising,
perusahaan induk memberikan bantuan manajemen secara berkesinambungan.

BAB 8 ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN

A. Pemahaman Organisasi dan Manajemen

Pengertian Organisasi

Organisasi adalah suatu kumpulan individu-individu yang mempunyai tujuan,


sasaran dan target yang harus dicapai, agar tercapai tujuan, sasaran dan target dengan
efektif dan efesien maka diperlukan suatu fungsi manajemen. Dan seorang wirausaha
harus dapat memahami hal didalam mengelola organisasi usahanya, sehingga dapat
membedakan mana urusan organisasi usaha, keluarga dan yang lainnya.

Penegrtian Manajemen

32
Manajemen adalah proses kegiatan dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengawasan dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dan menurut
ahli manajemen Indonesia T. Hani Handoko, dua konsepsi utama untuk mengukur
prestasi kerja manajemen adalah efesiensi dan efektifitas.

B. Penetapan Misi dan Tujuan Organisasi

Terkadang-kadang individu yang baru merintis usaha sering melupakan dalam


memantapkan misi dan penetapan tujuan organisasi usaha yang akan dirintis. Dan
seharusnya sebelum organisasi menentukan tujuan-tujuan, terlebih dahulu harus
menetapkan misi atau maksud organisasi.

C. Struktur Organisasi

Struktur organissi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan


mana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan
perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian, atau
posisi-posisi, maupun orang-orang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan
tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi

BAB 9 TEKNIK DAN STRATEGI PEMASARAN

Pemasaran adalah kegiatan meneliti kebutuhan dan keinginan konsumen,


menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen,
menentukan tingkat harga, mempromosikannya agar produk dikenal konsumen,
mendistribusikan produk ketempat konsumen. Tujuan pemasaran adalah bagaimana agar
barang dan jasa yang telah dihasilkan, disukai, dibutuhkan, dan dibeli oleh konsumen.

A. Perencanan Pemasaran

Ada beberapa langkah dalam merencanakan pemasaran bagi usaha baru atau
merintis usahanya sendiri, yaitu:

1. Penentuan kebutuhan dan keinginan pelanggan


2. Memilih pasar sasaran khusus
3. Menempatkan strategi pemasaran dalam persaingan
4. Pemilihan strategi pemasaran

B. Strategi Pemasaran

1. Penelitian dan Pengembangan Pasar

Keunggulan bersaing perusahaan baru terletak pada perbedaan perusahaan dengan


pesaingnya dalam hal:

a. Kulitas yang lebih baik


b. Harga yang lebih murah dan bisa ditawar

33
c. Lokasi yang lebih cocok, lebih dekat, dan lebih cepat
d. Seleksi barang dan jasa yang lebih menarik
e. Pelayanan yang lebih menarik dan lebih memuaskan konsumen
f. Kecepatan

Dan bagi usaha baru sangatlah cocok untuk menerapkan stratergi market driven
dengan berdasarkan 6 pondasi, yaitu: Orientasi konsumen, kualitas, kenyamanan, dan
kesenangan, inovasi, kecepatan, pelayanan dan kepuasaan pelanggan.

2. Produk

Ada beberapa tahap dalam memasarkan produk usaha yang akan dirintis, yaitu:
Tahap pengembangan, tahap pengenalan, tahap pertumbuhan penjual, tahap kematangan,
tahap kejenuhan dan tahap penurunan.

3. Tempat

Tempat yang menarik bagi konsumen adalah tempat yang paling strategis,
menyenangkan dan efisien, dengan jalan:

 Perbanyak saluran distribusi


 Tata outlay usahanya
 Gunakan cara penyampaian barangnya seefisien mungkin
 Merubah-merubah persediaan dari gudang yang satu ketempat lain.

4. Harga

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memberikan harga yang menarik
bagi konsumen, yaitu:

a. Menentukan harga dasar dan harga jual barang yang berbeda-beda.


b. Memberikan potongan harga yang bervariasi
c. Memberikan keringan waktu pembayaran

BAB 10 MANAJEMEN PRODUKSI

A. Proses Produksi

Proses produksi adalah tahapan kegiatan yang merubah sesuatu bernilai tambah. Dan
dalam proses produksi dapat melibatkan beberapa tahapan kegiatan yaitu: perencanaan
produksi dan penentuan proses produksi

B. Bahan Baku

Ada beberapa penentuan bahan dalam memulai suatu usaha, antara lain:

34
a. Bahan harus dapat diolah dengan mudah
b. Kualitas bahan tetap relatif baik dan kontiniu
c. Bahan mudah diperoleh sehingga dapat menjamin ketersediaan pasokan
d. Sumber bahan baku yang berjarak jauh yang dapat dipengaruh terhadap biaya
produksi dan harga jual.

C. Lokasi

Sebelum memilih lokasi sebagai tempat usaha terlebih dahulu adalah penelitian
lokasi dengan mempertimbangkan segi-segi sebagai berikut: Tinjauan keterbatan modal,
Sarana transportasi dan komunikasi, SDM dan SDA, Ketersediaan air dan fasilitas
sosialnya, Peraturan pemerintah setempat, Sikap masyarakat, Dan Keamanan

D. Peralatan

Didalam memilih peralatan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi dan faktor
teknis. Yang dimaksud dengan faktor ekonomis berhubungaan dengan biaya yang akan
dikeluarkan untuk pengadaan dan penggunaan alat tersebut. Sedangkan faktor teknis
yaitu pertimbangan yang berhubungan dengan sifat teknis peralatan tersebut.

E. Tenaga Kerja

Setelah proses produksi ditetapkan dan mesin serta peralatan yang akan digunakan
sudah dipilih, langkah selanjutnya adalah menentukan tenaga kerja yang akan turut
membantu pelaksanaan usaha. Dan tenaga kerja yang termasuk dalam hubungan kerja
biasanya mendapat upah sebagai imbalan atau jasa yang diberikan. Ada beberapa jenis-
jenis tenaga kerja, yaitu: tenaga kerja upahan, tenaga kerja tetap, tenaga kerja tidak tetap,
dan tenaga kerja borongan.

F. Penjadwalan

Penjadwalan adalah bentuk informasi untuk rencana/realisasi dari awal proses


sampai jadi produk yang berupa alokai waktu. Dan dalam penjadwalan ini uraian
kegiatan yang berhubungan dengan bahan baku mulai proses sampai menjadi produk
dijelaskan dalam skala waktu.

G. Biaya

Biaya adalah pengeluaran yang dilakukan sekarang untuk mendapatkan manfaat


pada masa yang akan datang dimana pengeluaran atau pengorbanan tersebut diduga,
serta dapat dihitug secara kuantitatif dan tidak dihindarkan.

H. Pengendalian

Tujuan dari pengendalian adalah agar pelaksanaan kegiatan yang terjadwal sesuai
dengan diharapkan, maka perlu dilakukan pengendalian. Dan pengendalian yang
dimaksud adalah pengendalian bahan baku, pengendalian penggunaan persediaan,
pengendalian peralatan dan lain-lain.

35
BAB 11 ASPEK KEUANGAN

A. Sumber Dan Penggunaan Data

Penanganan manajemen keuangan suatu perusahaan, apakah perusahaan itu besar


atau kecil permasalahan akan tetap sama, yaitu bagaimana seorang manajer atau pemilik
perusahaan untuk mencari sumber dana yang murah yang dapat digunakan dan dikelola
sesuai dengan besarnya dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya.

B. Laporan Keuangan

Laporan ini memberikan beberapa hal, pertama laporan yang menggambarkan


aktiva dan kewajiban perusahaan pada suatu saat tertentu, yang biasanya pada akhir
tahun dan kuartal, dan laporan ini dikenal sebagai Neraca. Kedua laporan rugi laba
memberikan gambaran pendapatan, biaya-biaya, pajak dan keuntungan dari perusahaan
untuk suatu jangka waktu tertentu.

C. Investasi Dalam Kas

Untuk menjalankan operasional perusahaan selalu membutuhkan uang tunai dalam


bentuk kas, baik yang berada di brankas perusahan, maupun yang berada di bank. Dan
penggunaan uang kas perlu direncanakan dengan sangat hati-hati. Dimana perencanaan
dan pengelolaan dana harus dilihat penggunaannya, apakah digunakan untuk investasi
jangka pendek atau investasi jangka panjang.

D. Kriteria Investasi

Untuk mengetahui layak tidaknya suatu investasi yang dilakukan dan


menguntungkan secara ekonomis digunakan 4 kriteria yaitu: payback period, net present
value, internal rate of return dan probability.

BAB 12 STUDI KELAYAKAN BISNIS

A. Penyusunan Studi Kelayakan Bisnis

Sebelum bisnis baru memulai atau dikembangkan terlebih dahulu harus diadakan
penelitian tentang apakah bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan menguntungkan
atau tidak. Ada dua studi atau analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui layak

36
tidaknya suatu bisnis dimulai atau dikembangkan, yaitu: studi kelayakan usaha dan
analisis swot.

Dan adapun pihak yang memerlukan dan berkepentingan dengan studi kelayakan
usaha diantaranya: pihak wirausaha, pihak investor dan penyandang dana, pihak
masyarakat dan pemerintah.

B. Proses Dan Tahapan Rencana Bisnis/ Studi Kelayakan

Berdasarkan tahapannya, rencana studi kelayakan usaha dapat dilaakukan melalui


langkah-langkah sebagai berikut: tahap penemuan ide atau perusahaan gagasan, tahap
memformulasikan tujuan, tahap analisis dan tahap keputusan.

C. Analisis Kelayakan Bisnis

Di atas telah dikemukakan bahwa untuk mengetahui layak tidaknya suatu bisnis
untuk dilakukan harus dianalisis berbagai aspeknya. Bagaimana untuk mengetahui
aspek-aspek tersebut dinyatakan layak atau tidak? Dan ada beberapa kriteria yang dapat
dijadikan aspek penilaian: analisis aspek pemasaran, analisis aspek produksi/operasi,
analisis aspek manajemen, dan analisis aspek keuangan.

D. Penyusunan Studi Kelayakan Bisnis

Setelah menganalisis berbagai aspek bisnis dengan secermat mungkin dan secara
ekonomis dinyatakan layak maka langkah selanjutnya dapat menyusun laporan studi
kelayakan.

3.3 PERBANDINGAN KEDUA BUKU

a. Buku Pertama

Buku Pemahaman Kewirausaha ini berisi tentang bagaimana strategi seseorang


dapat mengembangkan sebuah usaha yang di rintis, dan dapat mengembangkan dirinya
baik dari sisi internal maupun eksternal. Dan buku ini diharapkan dapat membantu
pembaca untuk mengembangkan dirinya ke arah yang lebih baik.

b. Buku Kedua

Buku membangun karakter dan kepribadian kewirausahaan ini berisi tentang


bagaimana karakter dan kepribadian seseorang untuk membangun kewirausahaan
didalam dirinya, untuk mencegah pengangguran bagi dirinya sendiri, akan tetapi setiap
orang itu harus memiliki sebuah motivasi yang luar biasa dan tekad yang kuat untuk
memulai atau merintis sebuah usaha yang di minati.

37
c. Kelemahaan dan Keunggulan Kedua Buku

 Keunggulan Kedua Buku


Keunggulan dari buku ini adalah mampu memberikan informasi tentang bagaimana
langkah-langkah menjadi wirausaha yang sukses , mulai dari ruang lingkup
kewirausahaan, sifat, ciri dan prinsip yang dimiliki oleh kewirausahaan, hingga strategi
menyusun proposal dan etika dalam kewriausahaan.
Buku ini berjudul Pemahaman Kewirausahaan yang diperuntukkan untuk mahasiswa
tertentu. Dan buku ini tergolong buku pelajaran  yang materinya disajikan dengan bahasa
yang lugas dan mudah di pahami. Buku ini juga tersusun dengan bahasa yang
komunikatif sehingga mudah dipahami oleh mahasiswa.
Informasi dari buku sangat berguna untuk menambah wawasan berpikir dan daya
berpikir kritis terhadap mahasiswa terutama prodi administrasi perkantoran.
Kalimat-kalimat komunikatif yang ada pada buku ini sangat bermanfaat dan membantu
bagi para mahasiswa. Dan buku ini juga didukung dengan tampilan tata letak yang baik,
design dan ilustrasi yang menarik dengan memperhatikan tingkat pemahaman
mahasiswa.

 Kelemahaan Kedua Buku


Meskipun buku ini memiliki banyak keunggulan, namun buku ini tak terlepas pula
dari kelemahan. Diantaranya saya tidak menemukan contoh-contoh di beberapa bagian
bab yang telah saya review di atas.
Selain itu, terdapat pula kata-kata yang tidak sempurna pengetikannya atau terbilang
salah ketik. Seperti kekurangan satu huruf, kesalahan penggunaan huruf sebagai
pengkodean atau pengurutan suatu poin, pengurangan karakter huruf seperti titik, koma,
tanda kutip atau tanda kurung.
Adapula pembahasan yang disampaikan kurang dipaparkan secara rinci sehingga
pembaca perlu mencari lagi maksud materi yang disampaikan pada media lain seperti
internet. Dan dalam buku ini kurang memerhatikan halaman buku dan pencetakan buku
sehingga terdapat halaman – halaman yang hilang.

38
BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kedua buku memberikan materi yang berbeda dan ada juga sebagian yang sama.
Setiap buku memiliki ciri dan pembahasan tersendiri, kita sebagai mahasiswa harus bisa
membedakan atau mengetahui maksud dan tujuan dari setiap buku. Dab buku merupakan
salah satu media utama sebagai sumber informasi yang konkret. Buku yang digunakan
sebagai media belajar  sehingga saat ini tidak dapat dilepaskan dari kegiatan belajar
mengajar. Buku sebagai sumber ilmu tidak lagi dikatakan sebagai istilah, melainkan
sebuah makna yang sebenarnya dari kegunaan buku. buku yang baik sangat berpengaruh
terhadap ilmu yang diserap para wirausaha dan didukung dengan pengajaran yang
disampaikan oleh tenaga pendidik yang juga berkualitas. Sehingga ilmu dapat
tersampaikan dengan efektif dan efisien.
Dari analisa terhadap keseluruhan fisik buku tentang Kewirausaha yang telah saya
kritik dan telah saya deskripsikan diatas, bahwa buku ini cukup baik dimiliki oleh para
pembaca terkhusus bagi mahasiswa dan para wirausahawan..

4.2 SARAN

Agar buku ini semakin baik, penulis menyarankan perlu diadakannya kemutakhiran
atau pembaruan dalam buku ini. Seperti memutakhirkan desain buku yang lebih modern
sehingga pembaca lebih tertarik untuk memiliki buku ini. Selain itu, buku ini disarankan
juga mencantumkan contoh gambar untuk mendukung pemahaman materi. Dan
disarankan buku ini dikemas dengan psoporsi yang lebih modern lagi sehingga pembaca
tidak hanya membaca buku ini sekali, namun berkali-kali dan bahkan dijadikan buku
panduan yang utama dalam mempelajari materi yang serupa, dan lebih berhati – hati lagi
dalam mencetak buku sehingga tidak ada halaman yang hilang

39
DAFTAR PUSTAKA

Hamali, Arif Yusuf dan Dra Budihastuti, Eka Sari, 2017. Pemahaman Kewirausaha.
Depok: KENCANA

Mudjiarto dan Wahid, Aliaras. 2006. Membangun Karakter dan Kepribadian


Kewirausaha. Yogyakarta: GRAHA ILMU

40
41

Anda mungkin juga menyukai