Anda di halaman 1dari 12

CRITICAL JURNAL REVIEW

Pengembangan Kurikulum Pendidikan Sejarah Di Perguruan Tinggi

DISUSUN OLEH

NAMA : ARIFIN SILABAN


NIM : 3183121020
KELAS : REGULER C 2018
DOSEN PENGAMPU : Abdul Haris Nasution S.Pd.,M.Pd.
MATA KULIAH : Kurikulum Dan Buku Teks

PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karna atas bimbingannya saya
dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah kurikulum dan buku teks ini, yakni tentang
Critical Jurnal Review sesuai jadwal yang ditetapkan.
Saya mengucapkan terimakasih kepada bapak dosen yang memberikan kami tugas, sehingga
mendorong saya untuk lebih rajin belajar.
Saya sendiri sebagai penulis menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangannya oleh
karena itu saya mohon maaf jika ada kesalahan dan saya sangat mengharapkan saran yang
membangun dari bapak dosen pengampu dan pembaca.
Akhir kata saya mengucapkan Terima kasih semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam
proses perkuliahan kita.

MEDAN, Oktober 2019

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
a) Latar Belakang penulisan CJR
b) Tujuan penulisan CJR
c) Manfaat penulisan CJR.
BAB II RINGKASAN JURNAL
a) Identitas Jurnal
b) Ringkasan Jurnal.
BAB III PEMBAHASAN
a) Kelebihan.
b) Kelemahan.
BAB IV PENUTUP
a) Kesimpulan.
b) Saran
Daftar Pustaka.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap jurnal pada umumnya memiliki tujuan yang sama yaitu sebagai bahan pembelajaran
atau sumber informasi bagi para membaca. Banyaknya jurnal yang beredar dipasaran
menyebabkan kita terkadang sulit memilih dan memilah jurnal yang bagus serta cocok
sebagai bahan referensi. Setiap jurnal pasti memiliki kekurangan serta kelebihan masing-
masing. Untuk itu kita sebagai pengguna harus pandai-pandai menilai jurnal mana yang lebih
layak untuk kita gunakan walaupun pada dasarnya penilaian-penilaian tersebut bersifat
relatif.
Critical jurnal merupakan salah satu sarana untuk mengetahui informasi secara
mendalam mengenai suatu jurnal tanpa membacanya secara menyeluruh. Kita dapat
mengetahui kualitas jurnal melalui perbandingan antara jurnal yang berbeda sehingga kita
dapat mengetahui buku mana yang lebih dominan keunggulannya sehingga cocok dijadikan
sumber referensi Pada kesempatan kali ini, saya mengerjakan tugas Critical jurnal dengan
meringkas isi dari artikel jurnal tersebut dan membuat kritik kelemahannya.
B. Tujuan
Critical jurnal ini dibuat untuk menyelesaiakan tugas Critical Jurnal Review yang diberikan
oleh dosen, menambah informasi dengan membaca artikel, menambah wawasan tentang
kerukunan umat beragama, dan menguatkan pengetahuan.
C. Manfaat
Memberikan informasi kepada pembaca mengenai isi jurnal, keunggulan dan kelemahan
jurnal serta membantu para pembaca menentukan jurnal mana yang layak dijadikan sumber
referensi dalam mendapatkan informasi.

BAB II
RINGKASAN JURNAL
A. Identitas Jurnal.
1.Jurnal Utama
a) Judul artikel : Pengembangan Kurikulum Pendidikan Sejarah Di Perguruan
Tinggi
b) Nama pengarang : Hamid Hasan
c) Kota terbit : Bandung.
d) Tahun terbit : Maret 2012
e) Volume :-
f) ISBN : 978-602-9098-38-39
g) Reviewer : Arifin Silaban

Ringkasan Artikel
Pengembangan Kurikulum Pendidikan Sejarah Di Perguruan Tinggi
Pengertian Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai: suatu jawaban pendidikan terhadap masalah yang di
ajukan oleh masyarakat, bangsa, negara, atau komunitas tertentu yang dilayani oleh suatu
lembaga pendidikan. Jawaban itu adalah kualitas yang harus dimiliki lulusan lembaga
pendidikan tersebut. Secara fisik kurikulum berbentuk dokumen atau rencana tertulis
mengenai kualitas pendidikan yang harus dimiliki oleh peserta didik dan suatu proses berupa
pengalaman belajar. Pengertian ini mengandung arti bahwa kurikulum harus tertuang dalam
satu atau beberapa dokumen atau rencana tertulis. Kurikulum dalam bentuk fisik ini adalah
fokus utama dalam setiap proses pengembangan.
Fokus lain dari pengertian kurikulum di atas adalah proses/pengalaman belajar.
Pengalaman belajar di sini adalah pengalaman belajar yang dialami oleh peserta didik seperti
yang direncanakan dalam dokumen tertulis. Pengalaman belajar peserta didik tersebut adalah
konsekuensi langsung dari dokumen tertulis yang dikembangkan oleh
dosen/instruktur/pendidik. Dokumen tertulis yang dikembangkan dosen ini dinamakan
silabus dan satuan acara perkuliahan.
Aspek yang tidak terungkap secara jelas tetapi tersirat dalam defenisi diatas adalah bahwa
rencana yang dimaksudkan dikembangkan berdasarkan suatu pemikiran tertentu tentang
kualitas pendidikan yang diharapkan. Permasalahan yang sering terjadi adalah jika ide atau
pokok pikiran itu tidak dirumuskan secara jelas dan jika para pengembang dokumen adalah
orang yang berbeda dari penentu ide tersebut sehingga apa yang di inginkan tidak dapat
dipahami dengan baik oleh para pengembang dokumen. Pada gilirannya, pengembangan
pengalaman belajar dapat berbeda dari apa yang dikehendaki rencana tertulis.

Proses Pengembangan Kurikulum


Dari pengertian kurikulum yang dikemukakan di atas maka terdapat tujuh aspek atau
kegiatan pengembangan kurikulum untuk pendidikan tinggi yaitu pengembangan ide dasar
untuk kurikulum, pengembangan ketentuan kurikulum, pengembangan mata kuliah,
pengembangan silabus, pengembangan hand-out, proses pembelajaran dan hasil
kurikulum/belajar. Kelima kegiatan pertama itu terkait satu sama lainnya dan dikembangkan
berdasarkan suatu perencanaan tertentu. Sedangkan kegiatan keenam yaitu proses
pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor lingkungan, manusia ( dosen, mahasiswa,
pimpinan, administrator, peralatan), aspek hasil kurikulum/belajar ini semua pemikiran
kurikulum yang telah dirumuskan di bagian awal pengembangan kurikulum diuji: apakah ide
kurikulum tercapai atau tidak. Evaluasi terhadap mata kuliah dan silabus dilakukan oleh
dosen yang bertanggungjawab dalam pengembangan dimensi ini walaupun ia dapat saja
meminta jasa orang lain untuk melakukan evaluasi terhadap apa yang sudah dilakukannya.

Pengembangan Dokumen Kurikulum


1.Pengembangan Dimensi Ide/Pikiran Pokok Kurikulum
Pengembangan aspek ini mungkin saja dilakukan pada tingkat pengambil keputusan di suatu
lembaga pendidikan seperti rektor , senat akademik atau pimpinan lain yang
bertanggungjawab mengenai kurikulum.
Jika guru sejarah dikonsepkan sebagai sejarawan S-1 yang memiliki sertifikasi profesi untuk
mengajar maka kurikulum yang dikembangkan berbeda dari guru sejarah yang dikonsepkan
sebagai sarjana S-1 pendidikan yang memiliki sertifikasi profesi untuk mengajar. Jika
konsepsi tentang sejarawan S-1 adalah peneliti maka kurikulum yang dikembangkan tentu
berbeda pula dibandingkan dengan S-1 sejarawan yang dikonsepkan sebagai sejarawan bukan
peneliti.
2. pengembangan prinsip kurikulum
Pengembangan prinsip kurikulum berkenaan dengan bebrbagai ketetentuan yang
menjadi ciri dari suatu kurikulum. Seperti :
 System semester
 System kredit semester
 Lama masa studi minimal dan maksimal
 Jumlah kredit yang harus diselesaikan mahasiswa
 Jumlah sks minimal dan maksimal untuk suatu mata kuliah
 Status mata kuliah ( wajib dan pilihan )
 Standardisasi mata kuliah.
 Organisasi kurikulum
 Persyaratan jumlah minimal peserta suatu mata kuliah.
 Persyaratan pengembangan suatu mata kuliah pilihan
 Persyaratan penyelesaian suatu mata kuliah
 Beban studi minimal dan maksimal mahasiswa setiap semester
 Persyaratan perkuliahan
 Persyaratan penyelesaian studi
 System bimbingan belajar dan bimbingan penyelesaian tugas akhir
 System administrasi perkuliahan.
3. Pengembangan mata kuliah.
Kegiatan pengembangan mata kuliah merupakan aspek pengembangan kurikulum
yang sangat penting. Dalam proses pengembangan ini seringkali terjadi perdebatan hangat
karena seringkali eksistensi seorang dosen dikaitkan dengan eksistensi mata kuliah yang
dibinanya. Senioritas dan kedudukan dalam jajaran birokrasi adalah dua faktor yang sering
menjadi penentu dalam upaya mempertahankan suatu mata kuliah dalam suatu kurikulum.
Dalam proses pengembangan mata kuliah ini maka ketentuan – ketentuan yang telah
ditetapkan mengenai prinsip kurikulum haruslah diperhatikan dan dilaksanakan dengan ketat.
Kegiatan pertama dalam pengembangan adalah penentuan kelompok dan mata kuliah wajib,
serta kelompok dan mata kuliah pilihan dalam kurikulum.
Keberadaan suatu mata kuliah yang wajib yang sangat perlu diperhitungkan secara cermat
dan objektif. Ada dua cara penentuan yang dapat dilakukan. Pertama dengan benchmarking
kepada kurikulum suatu perguruan tinggi yang dianggap paling maju dan terkemuka dalam
bidang berkaitan dengan program studi.
Mata kuliah wajib ditawarkan pada setiap semester atau “alternate semester”. Mata kuliah
pilihan dapat ditawarkan setiap semester, setiap “alternate semester”setiap dua semester, atau
setiap dua tahun akademik. Kedudukan sebagai mata kuliah pilihan tentu saja mengandung
konsekuensi bahwa tidak ada seorangpun mahasiswa memilih mata kuliah tersebut atau
jumlah mahasiswa yang memilih tidak memenuhi persyaratan dalam ketetentuan kurikulum.
Jika ketentuan kurikulum memungkinkan setiap dosen penanggungjawab mata kuliah
dapaat mengembangkan mata kuliah pilihan setiap tahun. Ketentuan dan prosedur mengenai
ini harus ditetapkan tetapi mata kuliah pilihan merupakan mata kuliah yang dikembangkan
berdasarkan kemampuan dosen.
Kegiatan lain yang harus dilakukan dalam pengembangan mata kuliah adalah
penentuan sks untuk suatu mata kuliah dan penentuan sekuens mata kuliah. Ketentuan
tentang sks suatu mata kuliah dapat dilakukan melalui pendekatan bencmarking atau analisis
ruang lingkup materi yang harus dikuasai mahasiswa. Mata kuliah yang memerlukan praktek
lapangan biasanya memiliki sks yang lebih tinggi dibandingkan mata kuliah yang sepenuhnya
membahas kajian teoritis.
4. Pengembangan Silabus.
Pengembangan silabus adalah konsekuensi atau tindak lanjut dari pengembangan
mata kuliah. Setiap mata kuliah harus memiliki silabus dan setiap mahasiswa yang menjadi
peserta suatu mata kuliah harus memiliki silabus tersebut. Melalui silabus itulah dosen dapat
selalu melakukan updating berbagai komponen silabus.
Berbagai komponen dikemukakan orang mengenain apa yang harus ada dalam suatu
silabus. Ketentuan kurikulum di suatu lembaga pendidikan menentukan apakah silabus
tersebut harus seragam atau setiap program studi bahkan setiap dosen boleh menentukan
format silabus masing – masing. Format silabus sebagai berikut :
 Identitas mata kuliah
 Deskripsi mata kuliah
 Kegiatan perkuliahan yang harus di ikuti mahasiswa
 Bentuk soal yang digunakan dalam UTS atau UAS
 Jumlah pertemuan dan materi yang dibahas dalam setiap pertemuan.
 Buku/sumber yang wajib dibaca.
 Komunikasi dengan dosen
5. Pengembangan Hand – outs
Pengembangan hand-out selalu diperlukan terutama bagi dosen yang memilki bahan
yang belum pernah dipublikasikan. Karena bahan tersebut masih menjadi milik pribadi dosen
maka mahasiswa perlu mendapatkannya dalam bentuk hand-out dan dibagikan kepada
seluruh mahasiswa pada waktu awal perkuliahan.
Bentuk hand-out yang dikembangkan dosen beragam. Dapat berupa bagan, tabel,
diagram, foto, karikatur, tulisan singkat atau pun catatan. Hand-ou dapat juga berupa materi
yang baru dipublikasikan dan tidak tercantum pada daftar bacaan.
B. Implementasi Kurikulum
Pada dasarnya implementasi adalah melaksanakan atau merealisasikan ide dan pikiran
kurikulum yang tertuang dalam dokumen kurikulum menjadi suatu kenyataan pendidikan
atau pembelajaran. Keberhasilan implementasi kurikulum sejarah ditentukan oleh berbagai
faktor berikut ini :
 Karakteristik aspek inovatif yang dikembangkan kurikulum sejarah LPTK berbasis
kompetensi.
 Manajemen dan Administrasi kurikulum
 Dosen
 Lingkungan pembelajaran
 Asesmen hasil belajar.
Karakteristik aspek inovatif yang dikembangkan dalam kurikulum berbasis kompetensi harus
merupakan sesuatu yang jelas, menarik, dan dapat dilaksanakan. Pemikiran kompetensi yang
dikembangkan dalam kurikulum harus dirumuskan dengan jelas. Termasuk dalam kejelasan
karakteristik kurikulum ini adalah apa kriteria keberhasilan kurikulum dan bagaimana
keberhasilan itu dinilai.
Manajemen dan Administrasi Kurikulum adalah berkenaan dengan pengelolaan
pelaksanaan kurikulum. Dalam konteks ini maka ketentuan – ketentuan administrasi
mengenai pengambilan suatu mata kuliah, jumlah beban studi mahasiswa per semester,
kehadiran dosen dalam perkuliahan, pemberian tugas dan pemeriksaan tugas, jumlah
terlaksana sesuai dengan ketentuan dan jadwal.
Dosen adalah unsur pelaksana utama yang paling bertanggungjawab langsung terhadap
keberhasilan implementasi kurikulum. Dosen diharuskan mengembangkan ide dan pemikiran
kurikulum yang telah dirancangkan dalam bentuk mata kuliah dan silabus menjadi suatu
proses pembelajaran di kelas.
Lingkungan pembelajaran adalah faktor lain yang menentukan keberhasilan implementasi
kurikulum kondisi sekolah ini ditandai oleh ketersediaan fasilitas belajar yang diperlukan,
dana yang diperlukan, dan suasana kerja yang selalu menstimulasi untuk dosen agak kreatif,
produktif dan senang bekerja.
Asesmen Hasil Belajar: Permasalahan penting dalam asesmen hasil belajar adalah kejelasan
mengenai kemampuan apa yang dinilai dari mahasiswa peserta untuk suatu mata kuliah, alat
penilaian yang digunakan untuk mengumpulkan informasi, kejelasan cara pemberian skor
dan nilai, pelaksana asesmen pada waktunya.
C. Evaluasi Kurikulum.
Evaluasi Kurikulum adalah evaluasi terhadap proses pengembangan dan performance
kurikulum. Artinya, evaluasi dilakukan terhadap proses ketika dokumen kurikulum tersebut
dikembangkan dan pada waktu pelaksanaan kurikulum di lapangan dan kemudian terhadap
hasil kurikulum. Evaluasi terhadap proses pengembangan dokumen kurikulum dilakukan
pada waktu kurikulum sedang dalam proses yang dikemukakan di atas sejak dari penentuan
ide kurikulum sampai dengan pembuatan silabus.
Evaluasi terhadap implementasi merupakan satu kajian tersendiri terlepas dari evaluasi
terhadap proses pengembangan dokumen kurikulum. Pelaksanaan evaluasi ini dilakukan
setelah kurikulum memasuki fase implementasi. Dalam evaluasi kurikulum ini ditentukan
apakah kurikulum memberikan pengalaman belajar seperti yang diharapkan dan memberikan
hasil belajar seperti yang dirancang.
Untuk evaluasi hasil ini dikenal adanya evaluasi outcomes dan evaluasi dampak.
Evaluasi outcomes berkenaan dengan kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah selesai
suatu proses pendidikan melalui program yang dirancang.
Evaluasi dampak adalah evaluasi performansi tamatan di lapangan setelah yang bersangkutan
melakukan tugasnya. Dalam evaluasi ini informasi yang perlu diketahui apakah hasil belajar
yang diperoleh dari program yang diikutinya dapat dilaksanakan di lapangan dengan baik.

BAB III
PEMBAHASAN
A. Kelebihan Jurnal.
 Isi jurnal sangat bermanfaat bagi penulis selaku mahasiswa pendidikan
sejarah, karna yang dibahas dalam jurnal adalah tentang pengembangan
kurikulum pendidikan sejarah, sehingga saya dapat belajar bagaimana
mengembangkan ide dalam pikiran saya dalam kurikulum pendidikan sejarah.
 Penulis jurnal menjelaskan terlebih dahulu tentang pengertian kurikulum
sehingga saya sebagai pembaca dapat memahami materinya secara berurutan.
 Dalam jurnal ini penulis menggunakan kata – kata yang mudah di pahami,
sehingga para pembaca cepat memahami isi jurnal.
 Dalam jurnal dijelaskan tentang tahap – tahap pengembangan kurikulum dan
pengembangan silabus pendidikan sejarah di perguruan Tinggi.
 Dalam jurnal juga dijelaskan tentang cara melakukan evaluasi kurikulum, hal
ini sangat bermanfaat untuk mahasiswa agar bisa mengkritisi kurikulum yang
ditetapkan pemerintah di pendidikan Indonesia.
B. Kekurangan Jurnal.
 Terdapat beberapa penulisan kata dalam jurnal yang salah sehingga membuat
pembaca kebingungan.
 Tidak ada contoh gambar yang dapat membantu pembaca untuk mendapatkan
informasi lebih dalam. Dan adanya gambar dalam jurnal akan membuat para
pembaca tidak bosan untuk membaca jurnal tersebut.
 Dalam jurnal terdapat tabel yang kalimat didalamnya tidak terbaca.

BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan :
Adapun isi dari jurnal ini sangat baik dan sangat berguna untuk menambah
pengetahuan dan wawasan tentang pengembangan kurikulum pendidikan sejarah di
perguruan tinggi. Dengan membaca tulisan tersebut saya sebagai penulis mendapatkan
pemahaman tentang kurikulum dan cara mengembangkan kurikulum tersebut. Adapun yang
menjadi isi dari jurnal sangat berhubungan dengan apa yang saya dengarkan di saat mata
perkuliahan saya. Jurnal yang dibaca penulis sangat bermanfaat dalam membantu proses
pembalajaran, oleh karena itu jurnal ini layak digunakan sebagai bahan referensi dalam
proses perkuliahan.
Saran
Dan saya berharap jurnal yang membahas tentang pengembangan kurikulum
pendidikan sejarah semakin banyak ditulis, agar dapat membantu mahasiswa keguruan
maupun para dosen atau guru sejarah dalam memperoleh bahan referensi dalam
pengembangan kurikulum pendidikan sejarah. Adapun yang menjadi kekurangan dalam
jurnal ini, semoga dapat diperhatikan penulis dalam penulisan jurnal lainnya, agar jurnal yang
di tulis semakin mudah dipahami oleh pembaca
Dan dalam pengerjaan tugas Critical Jurnal ini terdapat banyak kelemahan yang perlu
diperbaiki, oleh karena itu kami sebagai penulis, sangat mengharapkan saran dari dosen
pengampu dan pembaca.

Anda mungkin juga menyukai