SKOR NILAI :
DISUSUN OLEH :
NIM : 1201111016
OKTOBER 2021
Abstrak
Long life education is a process of continuous education lasts indefinitely and the place.
that starts from birth to the end of life. That is that occurred in the family, at school, at work
and in public life. Long life educational purposes is to develop the potential of the human
personality in accordance with the nature and essence, develop awarnes that the growth and
development of the human personality is vibrant and dynamic, expands and increases hope and
human life. The implications long life education programs can be grouped into several
categories: functional literacy education, vocational education, professional education,
education in the direction of change and development and civic education and political maturity.
Pendidikan panjang umur adalah proses pendidikan yang terus menerus berlangsung
tanpa batas waktu dan tempat. yang dimulai dari lahir sampai akhir hayat. Yaitu yang terjadi
dalam keluarga, di sekolah, di tempat kerja dan dalam kehidupan bermasyarakat. Tujuan
pendidikan panjang umur adalah untuk mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai
dengan fitrah dan hakekatnya, mengembangkan kesadaran bahwa pertumbuhan dan
perkembangan kepribadian manusia itu hidup dan dinamis, memperluas dan meningkatkan
harapan dan kehidupan manusia. Implikasinya program long life education dapat
dikelompokkan menjadi beberapa kategori: pendidikan keaksaraan fungsional, pendidikan
vokasi, pendidikan profesi, pendidikan ke arah perubahan dan pembangunan serta pendidikan
kewarganegaraan dan kematangan politik.
II
KATA PENGANTAR
Segala puji saya ucapkan kepada Allah Swt yang telah memberikan kesehatan,
nikmat umur, kelapangan waktu sehingga saya dapat menyelesaikan tugas rekayasa ide
ini dapat diselesaikan. Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas dengan mata kuliah
kepemimpinan, yang berjudul “ Permasalahan pendidikan di Indonesia dengan
konsep pendidikan sepanjang hayat ”
Penulis mengucaokan terimah kasih kepada Ibu Dra. Sorta Simanjuntak., M.S
sebagai Dosen mata kuliah yang senantiasa membimbing kami. Tak lupa penulis
ucapkan terimah kasih kepada orang tua dan para sahabat sehingga dapat
terselesaikannya tugas ini.
Penulis menyadari bahwa dalam tugas ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu penulis harapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
demi kesempurnaan tugas ini. Penulis berharap Rekayas Ide ini dapat bermanfaat bagi
semua orang.
Dinda Lestari
( 1201111016 )
III
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. II
A. Kesimpulan ............................................................................................. 13
B. Saran ....................................................................................................... 13
IV
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan luar sekolah yang biasa disebut sebagai pendidikan non formal dan
juga informal, merupakan sebuah bagian dari sistem pendidikan memiliki peran yang
sangat penting dalam rangka pelayanan pendidikan sepanjang hayat, yang sangat
dibutuhkan saat ini dan ke depan. Pendidikan luar sekolah dianggap sebagai pendidikan
yang mampu memberikan jalan serta pemecahan bagi persoalan-persoalan layanan
pendidikan masyarakat, terutama masyarakat yang tidak terlayani oleh pendidikan
formal. Ahmed (Wahyudi Ruwiyanto, 1994: 40) menjelaskan bahwa dalam konteks
sosio-ekonomi bagi individu dari suatu program pendidikan (termasuk pendidikan luar
sekolah) adalah memberikan kebermanfaatan atau perbaikan dari segi penghasilan,
produktivitas, kesehatan dan partisipasi.
Pendidikan adalah suatu aktivitas untuk mengembangkan seluruh aspek
kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup (long life education). Pendidikan
tidak melulu hanya berlangsung di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas. Pendidikan
bukan bersifat formal saja, tetapi mencakup pula non formal. Pendidikan juga
merupakan proses, dalam mengembangkan potensi-potensi (kemampuan, kapasitas)
manusia yang mudah dipengaruhi oleh lingkungan dan kebiasaan-kebiasaan di mana si
terdidik tumbuh dan berkembang. Dari sini perhatian beberapa pakar pendidikan mulai
terfokus pada kondisi lingkungan peserta didik dalam kemajuan proses pendidikannya.
Pendidikan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas itu sangat penting
pada zaman kemajuan yang serba cepat ini, lebih-lebih pada abad yang akan datang.
Dari sekarang telah terasa kuatnya persaingan antara orang perorang, antara kelompok,
juga antar bangsa agar mampu bertahan dalam kehidupan yang serba dinamis. Hidup
pada zaman seperti itu tidaklah mudah anak-anak harus disiapkan sedini mungkin,
terarah, teratur, dan berdisiplin. Dalam kehidupan seperti itu godaan dan hal-hal yang
dapat merusak mental serta moral manusia sungguh amat dahysat. Dan menghadapi
zaman itu agama akan terasa lebih diperlukan.
B. Tujuan Rekayasa Ide
Tujuan dari Rekayasa Ide ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Ilmu Pendidikan sebagai bentuk tanggung jawab siswa. Selain itu rekayasa ide ini
untuk mengetahui bahwa dalam era globalisasi sekarang ini, pendidikan bermutu
5
dipandang sebagai kegiatan pembekalan pada manusia untuk menyongsong perubahan
dan perkembangan. Peradaban dunia saat ini, secara keseluruhan berada dalam tatanan
global yang ditopang oleh perkembangan teknologi komonikasi, transformasi dan
informasi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa pengaruh yang
positif, karena dapat dengan mudah menyelesaikan berbagai permasalahan, namun
sekaligus juga membawa pengaruh yang negatif, karena dapat menciptakan
kesenjangan yang tajam dalam kehidupan masyarakat sampai pada pranata sosial.
C. Manfaat Rekayasa Ide
Adapun manfaat dari rekayasa ide ini adalah penulis bisa kreatif dengan
memberikan solusi dari permasalahan yang diangkat pada rekayasa ide ini, lalu para
pembaca bisa menambah wawasan nya tentang materi yang terkait. Masyarakat modern
saat ini termasuk masyarakat Indonesia menghadapi perkembangan yang sangat cepat
dari segi ilmu pengetahuan dan teknologi yang mampu mempengaruhi masalah-
masalah substansi kehidupan. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang masyarakatnya
sangat mejemuk, karena bangsa Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah
pulau terbesar di dunia dengan berbagai ragam suku, bahasa, adat dan budaya yang
menempatinya.
6
BAB II
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
Pendidikan adalah sesuatu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap individu.
Pendidikan tidak terlepas dari segala aktivitas yang dilakukan manusia. Dalam kondisi
apapun, manusia tidak dapat menolak efek dari penerapan pendidikan dalam sehari-
hari. Pendidikan dibagi menjadi tiga, yaitu pendidikan formal, pendidikan informal,
dan pendidikan non-formal. Pendidikan formal terdiri dari SD hingga ke perguruan
tinggi. Pendidikan informal adalah jenis pendidikan atau pelatihan yang terdapat di
dalam keluarga atau masyarkat yang diselenggarakan tanpa ada organisasi tertentu.
Pendidikan non-formal adalah segala bentuk pendidikan yang diberikan secara
terorganisasi tetapi diluar wadah pendidikan formal.
Dan pada kali ini akan dibahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
pendidikan formal. Pada dasarnya, setiap kegiatan yang dilakukan manusia memiliki
dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif tentunya merupakan sebuah
harapan yang diinginkan oleh setiap manusia. Dan dampak negatif adalah sesuatu yang
dapat menimbulkan masalah bagi kehidupan manusia. Jika dikaitkan dengan dunia
pendidikan, penerapan pendidikan yang berjalan secara tidak baik akan menimbulkan
dampak negatif. Hal ini merupakan penghambat bagi suatu proses kelancaran dalam
proses belajar mengajar. Dan peristiwa ini banyak terjadi di dalam dunia pendidikan
formal
B. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
1. Kurangnya ketersediaan dana pendidikan
7
Indonesia terkait dana ternyata tidak bisa diselesaikan semudah itu. Hal ini disebabkan
karena penyebaran alokasi dana program pendidikan yang tidak tersebar secara merata.
Belum lagi, menurut HSBC Global Report 2017, Indonesia merupakan salah satu
negara dengan biaya pendidikan termahal di dunia.
Bukan itu saja, guru juga memerlukan bahan ajar yang dengan materi yang
berkualitas dan sesuai kurikulum terbaru sedang berlaku. Jika tenaga pendidik memakai
bahan ajar yang ketinggalan zaman, tentu kegiatan mengajar menjadi kurang maksimal.
Ini akan berpengaruh pada proses penyerapan ilmu para murid.
Selain itu, total guru meningkat secara signifikan, yaitu 382 persen atau 3 juta
lebih pada sekitar tahun 1999 hingga 2000. Jumlah ini tidak sebanding dengan jumlah
peserta didik yang berkisar 17 persen saja. Ditilik dari jumlah guru sebanyak itu pun,
masih ada 52 persen guru yang belum mempunyai sertifikat profesi dan 25 persen yang
belum memenuhi kualifikasi akademik.
8
Terakhir adalah permasalahan pendidikan di Indonesia terkait fasilitas. Fasilitas
yang dimaksud mencakup ruang belajar dengan segala isinya. Tidak hanya harus
lengkap, fasilitas juga harus memadai. Beberapa contoh fasilitas pendidikan yang perlu
disediakan, misalnya, papan tulis, meja, kursi, perkakas laboratorium, atau alat
elektronik. Bayangkan jika fasilitas tersebut rusak, pasti akan mengganggu proses
belajar mengajar.
Namun, seperti yang kita ketahui bahwa selama ini pergantian kurikulum masih
‘mengadopsi’ kurikulum negara lain yang dianggap berhasil dalam pendidikannya,
sehingga selalu berganti-ganti. Tidak hanya ketiga faktor di atas namun hal-hal di bawah
ini juga perlu diperbaiki dalam sistem pendidikan di Indonesia, seperti:
9
BAB III
Pendidikan sepanjang hayat merupakan asas pendidikan yang cocok bagi kita
yang hidup dalam era transformasi, dan di dalam masyarakat yang saling
mempengaruhi seperti saat zaman globalisasi sekarang ini. Setiap manusia dituntut
untuk menyesuaikan dirinya secara terus menerus dengan situasi baru. Pendidikan
sepanjang hayat adalah jawaban terhadap kritik-kritik yang dilontarkan pada sekolah.
Dunia yang selalu berubah ini membutuhkan suatu sistem pendidikan yang fleksibel.
Pendidikan harus tetap bergerak dan mengenal inovasi secara terus menerus.
10
meliputi dua hal penting. Pertama, dalam penyusunan dan pengembangan program
belajar serta yang kedua, dalam upaya menumbuhkan kondisi supaya peserta didik
melakukan kegiatan belajar partisipatif. Keterlibatan dalam penyusunan dan
pengembangan program pembelajaran, pendidik bersama peserta didik melakukan
asesmen kebutuhan belajar; identifikasi sumber-sumber dan kemungkinan hambatan
dalam pembelajaran; menyusun tujuan belajar, menetapkan komponen dan proses
pembelajaran, serta melaksanakan dan menilai program pembelajaran. Keterlibatan
pendidik dalam menumbuhkan situasi belajar yang kondusif bagi peserta didik untuk
belajar meliputi upaya menciptakan iklim belajar yang partisipatif.
11
ditetapkan sebelumnya. Jika rencana belajar yang telah dibuat oleh dosen dan guru tidak
terlaksana dengan sempurna, maka pelaksanaan pendidikan tersebut tidak efektif.
Ketidakefektifan pelaksanaan pendidikan tidak akan mampu menghasilkan lulusan
yang berkualitas. Melainkan akan menghasilkan lulusan yang tidak diharapkan.
Keadaan ini akan menghasilkan masalah lain seperti pengangguran.
Salah satu kebutuhan vital bagi manusia dalam usaha mengembangkan diri serta
mempertahankan eksistensinya adalah melalui belajar yang dilakukan sepanjang
hayatnya. Tanpa belajar, manusia akan mengalami kesulitan baik dalam menyesuaikan
diri dengan lingkungan maupun dalam memenuhi tuntutan hidup dan kehidupan yang
selalu berubah. Dengan terus menerus belajar, manusia akan senantiasa siap
mengantisipasi perubahan yang timbul atau bahkan perubahan yang diperoleh sebagai
akibat langsung dari proses belajar yang senantiasa dilakukan. Konsekuensi perubahan
yang terjadi akan menjadi titik tolak bagi manusia untuk senantiasa terus belajar agar
selalu siap mengantisipasi perubahan yang akan muncul lagi. Sebab, perubahan
merupakan sesuatu yang abadi yang selamanya akan muncul. Dengan pengetahuan
yang selalu diperbaharui dari proses belajar, manusia tetap dapat memberikan
sumbangan bagi kehidupan di lingkungannya.
12
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
kan formal, non formal maupun informal yang berlansung dalam keluarga, di sekolah,
dalam pekerjaan dan dalam kehidupan masyarakat. Tujuan pendidikan manusia seutuhnya dan
dilaksanakan seumur hidup adalah untuk, mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai
dengan kodrat dan hakekatnya, menumbuhkan kesadaran bahwa proses pertumbuhan dan
perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup dan dinamis serta mengembangkan dan
meningkatkan harapan hidup manusia.(Jannah, 2013)
B. SARAN
13
DAFTAR PUSTAKA
Jannah, F. (2013). Pendidikan Seumur Hidup dan Implikasinya. Dinamika Ilmu, 13(1), 1–16.
https://doi.org/10.21093/di.v13i1.19
m. yusuf. (2012). urgensi pendidikan non forma; dalam konsep pendidikan sepanjang hayat.
Pendidikan Umum, 1(4), 16.
14