Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN REKAYASA IDE

MK. ILMU PENDIDIKAN

PRODI S1 PGSD- FIP

SKOR NILAI :

LAPORAN REKAYASA IDE

PERMASALAHAN PENDIDIKAN DENGAN KONSEP PENDIDIKAN SEPANJANG


HAYAT

DISUSUN OLEH :

NAMA : DINDA LESTARI

NIM : 1201111016

KELAS : REGULER C 2020

MATA KULIAH : ILMU PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU : Dra. SORTA SIMANJUNTAK M.s

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

OKTOBER 2021
Abstrak

Long life education is a process of continuous education lasts indefinitely and the place.
that starts from birth to the end of life. That is that occurred in the family, at school, at work
and in public life. Long life educational purposes is to develop the potential of the human
personality in accordance with the nature and essence, develop awarnes that the growth and
development of the human personality is vibrant and dynamic, expands and increases hope and
human life. The implications long life education programs can be grouped into several
categories: functional literacy education, vocational education, professional education,
education in the direction of change and development and civic education and political maturity.

Key Words : Pendidikan, Seumur Hidup

Pendidikan panjang umur adalah proses pendidikan yang terus menerus berlangsung
tanpa batas waktu dan tempat. yang dimulai dari lahir sampai akhir hayat. Yaitu yang terjadi
dalam keluarga, di sekolah, di tempat kerja dan dalam kehidupan bermasyarakat. Tujuan
pendidikan panjang umur adalah untuk mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai
dengan fitrah dan hakekatnya, mengembangkan kesadaran bahwa pertumbuhan dan
perkembangan kepribadian manusia itu hidup dan dinamis, memperluas dan meningkatkan
harapan dan kehidupan manusia. Implikasinya program long life education dapat
dikelompokkan menjadi beberapa kategori: pendidikan keaksaraan fungsional, pendidikan
vokasi, pendidikan profesi, pendidikan ke arah perubahan dan pembangunan serta pendidikan
kewarganegaraan dan kematangan politik.

Kata Kunci : Pendidikan, Seumur Hidup

II
KATA PENGANTAR

Segala puji saya ucapkan kepada Allah Swt yang telah memberikan kesehatan,
nikmat umur, kelapangan waktu sehingga saya dapat menyelesaikan tugas rekayasa ide
ini dapat diselesaikan. Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas dengan mata kuliah
kepemimpinan, yang berjudul “ Permasalahan pendidikan di Indonesia dengan
konsep pendidikan sepanjang hayat ”

Penulis mengucaokan terimah kasih kepada Ibu Dra. Sorta Simanjuntak., M.S
sebagai Dosen mata kuliah yang senantiasa membimbing kami. Tak lupa penulis
ucapkan terimah kasih kepada orang tua dan para sahabat sehingga dapat
terselesaikannya tugas ini.

Penulis menyadari bahwa dalam tugas ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu penulis harapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
demi kesempurnaan tugas ini. Penulis berharap Rekayas Ide ini dapat bermanfaat bagi
semua orang.

Medan, 17 Oktober 2021

Dinda Lestari

( 1201111016 )

III
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ IV

ABSTRAK .............................................................................................................. II

KATA PENGANTAR ............................................................................................ III

BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 5

A. Latar belakang ........................................................................................ 5


B. Tujuan Rekayasa Ide ............................................................................... 5
C. Manfaat Rekayasa Ide ............................................................................. 6

BAB II. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN .................................................... 7

BAB III.SOLUSI DAN PEMBAHASAN ............................................................. 10

BAB IV. PENUTUP ................................................................................................ 13

A. Kesimpulan ............................................................................................. 13
B. Saran ....................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 14

IV
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan luar sekolah yang biasa disebut sebagai pendidikan non formal dan
juga informal, merupakan sebuah bagian dari sistem pendidikan memiliki peran yang
sangat penting dalam rangka pelayanan pendidikan sepanjang hayat, yang sangat
dibutuhkan saat ini dan ke depan. Pendidikan luar sekolah dianggap sebagai pendidikan
yang mampu memberikan jalan serta pemecahan bagi persoalan-persoalan layanan
pendidikan masyarakat, terutama masyarakat yang tidak terlayani oleh pendidikan
formal. Ahmed (Wahyudi Ruwiyanto, 1994: 40) menjelaskan bahwa dalam konteks
sosio-ekonomi bagi individu dari suatu program pendidikan (termasuk pendidikan luar
sekolah) adalah memberikan kebermanfaatan atau perbaikan dari segi penghasilan,
produktivitas, kesehatan dan partisipasi.
Pendidikan adalah suatu aktivitas untuk mengembangkan seluruh aspek
kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup (long life education). Pendidikan
tidak melulu hanya berlangsung di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas. Pendidikan
bukan bersifat formal saja, tetapi mencakup pula non formal. Pendidikan juga
merupakan proses, dalam mengembangkan potensi-potensi (kemampuan, kapasitas)
manusia yang mudah dipengaruhi oleh lingkungan dan kebiasaan-kebiasaan di mana si
terdidik tumbuh dan berkembang. Dari sini perhatian beberapa pakar pendidikan mulai
terfokus pada kondisi lingkungan peserta didik dalam kemajuan proses pendidikannya.
Pendidikan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas itu sangat penting
pada zaman kemajuan yang serba cepat ini, lebih-lebih pada abad yang akan datang.
Dari sekarang telah terasa kuatnya persaingan antara orang perorang, antara kelompok,
juga antar bangsa agar mampu bertahan dalam kehidupan yang serba dinamis. Hidup
pada zaman seperti itu tidaklah mudah anak-anak harus disiapkan sedini mungkin,
terarah, teratur, dan berdisiplin. Dalam kehidupan seperti itu godaan dan hal-hal yang
dapat merusak mental serta moral manusia sungguh amat dahysat. Dan menghadapi
zaman itu agama akan terasa lebih diperlukan.
B. Tujuan Rekayasa Ide
Tujuan dari Rekayasa Ide ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Ilmu Pendidikan sebagai bentuk tanggung jawab siswa. Selain itu rekayasa ide ini
untuk mengetahui bahwa dalam era globalisasi sekarang ini, pendidikan bermutu

5
dipandang sebagai kegiatan pembekalan pada manusia untuk menyongsong perubahan
dan perkembangan. Peradaban dunia saat ini, secara keseluruhan berada dalam tatanan
global yang ditopang oleh perkembangan teknologi komonikasi, transformasi dan
informasi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa pengaruh yang
positif, karena dapat dengan mudah menyelesaikan berbagai permasalahan, namun
sekaligus juga membawa pengaruh yang negatif, karena dapat menciptakan
kesenjangan yang tajam dalam kehidupan masyarakat sampai pada pranata sosial.
C. Manfaat Rekayasa Ide
Adapun manfaat dari rekayasa ide ini adalah penulis bisa kreatif dengan
memberikan solusi dari permasalahan yang diangkat pada rekayasa ide ini, lalu para
pembaca bisa menambah wawasan nya tentang materi yang terkait. Masyarakat modern
saat ini termasuk masyarakat Indonesia menghadapi perkembangan yang sangat cepat
dari segi ilmu pengetahuan dan teknologi yang mampu mempengaruhi masalah-
masalah substansi kehidupan. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang masyarakatnya
sangat mejemuk, karena bangsa Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah
pulau terbesar di dunia dengan berbagai ragam suku, bahasa, adat dan budaya yang
menempatinya.

6
BAB II

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

A. PERMASALAHAN DALAM PENDIDIKAN

Pendidikan adalah sesuatu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap individu.
Pendidikan tidak terlepas dari segala aktivitas yang dilakukan manusia. Dalam kondisi
apapun, manusia tidak dapat menolak efek dari penerapan pendidikan dalam sehari-
hari. Pendidikan dibagi menjadi tiga, yaitu pendidikan formal, pendidikan informal,
dan pendidikan non-formal. Pendidikan formal terdiri dari SD hingga ke perguruan
tinggi. Pendidikan informal adalah jenis pendidikan atau pelatihan yang terdapat di
dalam keluarga atau masyarkat yang diselenggarakan tanpa ada organisasi tertentu.
Pendidikan non-formal adalah segala bentuk pendidikan yang diberikan secara
terorganisasi tetapi diluar wadah pendidikan formal.

Dan pada kali ini akan dibahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
pendidikan formal. Pada dasarnya, setiap kegiatan yang dilakukan manusia memiliki
dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif tentunya merupakan sebuah
harapan yang diinginkan oleh setiap manusia. Dan dampak negatif adalah sesuatu yang
dapat menimbulkan masalah bagi kehidupan manusia. Jika dikaitkan dengan dunia
pendidikan, penerapan pendidikan yang berjalan secara tidak baik akan menimbulkan
dampak negatif. Hal ini merupakan penghambat bagi suatu proses kelancaran dalam
proses belajar mengajar. Dan peristiwa ini banyak terjadi di dalam dunia pendidikan
formal

B. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
1. Kurangnya ketersediaan dana pendidikan

Ketika membahas seputar dana, bukan hanya biaya pendidikan di lembaga


formal maupun informal. Biaya untuk membayar properti dan fasilitas seperti buku,
alat tulis, seragam, dan transportasi juga termasuk ke dalamnya. Tak hanya itu, bagi
kalangan yang mengalami kesulitan ekonomi, mereka lebih memilih bekerja untuk
memenuhi biaya hidup yang semakin tinggi ketimbang meneruskan pendidikan.

Sebenarnya, pemerintah telah menyusun rencana pendidikan gratis dan program


Wajib Belajar 12 Tahun untuk mengatasinya. Namun, permasalahan pendidikan di

7
Indonesia terkait dana ternyata tidak bisa diselesaikan semudah itu. Hal ini disebabkan
karena penyebaran alokasi dana program pendidikan yang tidak tersebar secara merata.
Belum lagi, menurut HSBC Global Report 2017, Indonesia merupakan salah satu
negara dengan biaya pendidikan termahal di dunia.

2. Minimnya bahan belajar mengajar

Permasalahan pendidikan di Indonesia yang berikutnya adalah kurangnya


bahan belajar mengajar. Demi meningkatkan kualitas belajar, murid sudah sepatutnya
memperoleh buku pelajaran atau lembar latihan soal. Tidak adanya perpustakaan atau
bahan belajar gratis juga dapat menghambat proses pembelajaran. Seharusnya, bantuan
berupa bahan belajar diberikan lebih banyak ke wilayah-wilayah yang dengan
masyarakat kurang mampu.

Bukan itu saja, guru juga memerlukan bahan ajar yang dengan materi yang
berkualitas dan sesuai kurikulum terbaru sedang berlaku. Jika tenaga pendidik memakai
bahan ajar yang ketinggalan zaman, tentu kegiatan mengajar menjadi kurang maksimal.
Ini akan berpengaruh pada proses penyerapan ilmu para murid.

3. Rendahnya kualitas tenaga pendidik

Kualitas tenaga pendidik yang rendah menjadi salah satu permasalahan


pendidikan di Indonesia. Tidak semua guru mampu mengajar materi yang sesuai
kompetensi masing-masing. Menurut Global Education Monitoring (GEM) Report
2016 oleh UNESCO, pendidikan di Indonesia menempati urutan ke-10 dan urutan
terakhir untuk kualitas guru dari 14 negara berkembang.

Selain itu, total guru meningkat secara signifikan, yaitu 382 persen atau 3 juta
lebih pada sekitar tahun 1999 hingga 2000. Jumlah ini tidak sebanding dengan jumlah
peserta didik yang berkisar 17 persen saja. Ditilik dari jumlah guru sebanyak itu pun,
masih ada 52 persen guru yang belum mempunyai sertifikat profesi dan 25 persen yang
belum memenuhi kualifikasi akademik.

4. Tidak tersedia fasilitas yang memadai

8
Terakhir adalah permasalahan pendidikan di Indonesia terkait fasilitas. Fasilitas
yang dimaksud mencakup ruang belajar dengan segala isinya. Tidak hanya harus
lengkap, fasilitas juga harus memadai. Beberapa contoh fasilitas pendidikan yang perlu
disediakan, misalnya, papan tulis, meja, kursi, perkakas laboratorium, atau alat
elektronik. Bayangkan jika fasilitas tersebut rusak, pasti akan mengganggu proses
belajar mengajar.

Adapun permasalahan fasilitas yang berkaitan dengan kemajuan teknologi.


Meskipun sekarang murid dapat belajar secara digital, hanya kalangan tertentu saja yang
bisa menikmatinya. Murid yang berasal dari keluarga kurang mampu bahkan belum bisa
menerima fasilitas esensial yang memadai. Permasalahan seperti inilah yang harus
menjadi fokus pemerintah dalam negeri.

Namun, seperti yang kita ketahui bahwa selama ini pergantian kurikulum masih
‘mengadopsi’ kurikulum negara lain yang dianggap berhasil dalam pendidikannya,
sehingga selalu berganti-ganti. Tidak hanya ketiga faktor di atas namun hal-hal di bawah
ini juga perlu diperbaiki dalam sistem pendidikan di Indonesia, seperti:

• Ujian Nasional atau UN di Indonesia. Dimana, ujian nasional tidak lagi


menimbulkan efek positif kepada siswa, guru sampai kepala sekolah. …
• Sarana dan Prasarana Sekolah.
• Kesenjangan Pendidikan.
• Mahalnya Biaya Pendidikan.
• Penerapan E-learning.

9
BAB III

SOLUSI DAN PEMBAHASAN

1. PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT

Pendidikan sepanjang hayat merupakan asas pendidikan yang cocok bagi kita
yang hidup dalam era transformasi, dan di dalam masyarakat yang saling
mempengaruhi seperti saat zaman globalisasi sekarang ini. Setiap manusia dituntut
untuk menyesuaikan dirinya secara terus menerus dengan situasi baru. Pendidikan
sepanjang hayat adalah jawaban terhadap kritik-kritik yang dilontarkan pada sekolah.
Dunia yang selalu berubah ini membutuhkan suatu sistem pendidikan yang fleksibel.
Pendidikan harus tetap bergerak dan mengenal inovasi secara terus menerus.

Pendidikan sepanjang hayat bertumpu pada keyakinan bahwa pendidikan itu


tidak identik dengan persekolahan, pendidikan sepanjang hayat merupakan suatu proses
berkesinambungan yang berlangsung sepanjang hidup. Pendidikan sepanjang hayat
bukan suatu sistem pendidikan yang berstruktur, melainkan suatu prinsip yang menjadi
dasar yang menjiwai seluruh organisasi sistem pendidikan yang ada. Dengan kata lain
pendidikan sepanjang hayat menembus batas-batas kelembagaan, pengelolaan, dan
program sistem pendidikan.

2. PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

Pada jalur pendidikan luar sekolah, kegiatan pembelajaran kelompok menjadi


ciri utama. Dalam perkembangannya, kegiatan pembelajaran dalam pendidikan luar
sekolah telah memperoleh dukungan dari berbagai teori pembelajaran dan dari
pengalaman para praktisi di lapangan sehingga muncul kegiatan pembelajaran
partisipatif. Dewasa ini pembelajaran partisipatif tidak saja digunakan dalam program-
program pendidikan luar sekolah tetapi juga telah diserap serta diterapkan pada
program-program pendidikan sekolah. Dengan demikian pembelajaran partisipatif
telah menjadi bagian dari strategi pembelajaran yang dapat digunakan dan
dikembangkan di dalam proses pendidikan baik di satuan pendidikan sekolah maupun
satuan pendidikan luar sekolah.

Upaya penerapan pembelajaran partisipatif pada pendidikan sekolah dapat


dipertegas dengan menekankan peranan pendidik untuk membantu peserta didik
melakukan kegiatan belajar secara aktif dan partisipatif. Keterlibatan pendidik dapat

10
meliputi dua hal penting. Pertama, dalam penyusunan dan pengembangan program
belajar serta yang kedua, dalam upaya menumbuhkan kondisi supaya peserta didik
melakukan kegiatan belajar partisipatif. Keterlibatan dalam penyusunan dan
pengembangan program pembelajaran, pendidik bersama peserta didik melakukan
asesmen kebutuhan belajar; identifikasi sumber-sumber dan kemungkinan hambatan
dalam pembelajaran; menyusun tujuan belajar, menetapkan komponen dan proses
pembelajaran, serta melaksanakan dan menilai program pembelajaran. Keterlibatan
pendidik dalam menumbuhkan situasi belajar yang kondusif bagi peserta didik untuk
belajar meliputi upaya menciptakan iklim belajar yang partisipatif.

3. MUTU DAN RELEVANSI DALAM PENDIDIKAN

Rendahnya mutu dan relevansi pendidikan juga disebabkan oleh rendahnya


kualitas tenaga pengajar. Penilaian dapat dilihat dari kualifikasi belajar yang dapat
dicapai oleh guru dan dosen tersebut. Dibanding negara berkembang lainnya, maka
kualitas tenaga pengajar pendidikan tinggi di Indonesia memiliki masalah yang sangat
mendasar. Kinerja guru merupakan serangkaian hasil dari proses dalam melaksanakan
pekerjaannya yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Kemampuan seorang
guru untuk menciptakan model pembelajaran baru atau memunculkan kreasi baru akan
membedakan dirinya dengan guru lain. (Saptono, 2017) Itulah sebabnya seorang tenaga
pengajar harus mengedepankan kreativitas agar mendapatkan mutu yang baik dan
berpengaruh positif terhadap rangkaian pembelajaran, hal ini akan berpengaruh juga
terhadap kecepatan daya tangkap suatu ilmu yang dicerna oleh peserta didik selama
proses pembelajaran.

4. EFESIENSI DAN EFEKTIFITAS PENDIDIKAN

Pelaksanaan proses pendidikan yang efisien adalah apabila pendayagunaan


sumber daya seperti waktu, tenaga dan biaya tepat sasaran, dengan lulusan dan
produktifitas pendidikan yang optimal. Pada saat sekarng ini, pelaksanaan pendidikan
di Indonesia jauh dari efisien, dimana pemanfaatan segala sumberdaya yang ada tidak
menghasilkan lulusan yang diharapkan. Banyaknya pengangguran di Indonesia lebih
dikarenakan oleh kualitas pendidikan yang telah mereka peroleh. Pendidikan yang
mereka peroleh tidak menjamin mereka untuk mendapat pekerjaan sesuai dengan
jenjang pendidikan yang mereka jalani. Pendidikan yang efektif adalah pelaksanaan
pendidikan dimana hasil yang dicapai sesuai dengan rencana / program yang telah

11
ditetapkan sebelumnya. Jika rencana belajar yang telah dibuat oleh dosen dan guru tidak
terlaksana dengan sempurna, maka pelaksanaan pendidikan tersebut tidak efektif.
Ketidakefektifan pelaksanaan pendidikan tidak akan mampu menghasilkan lulusan
yang berkualitas. Melainkan akan menghasilkan lulusan yang tidak diharapkan.
Keadaan ini akan menghasilkan masalah lain seperti pengangguran.

Salah satu kebutuhan vital bagi manusia dalam usaha mengembangkan diri serta
mempertahankan eksistensinya adalah melalui belajar yang dilakukan sepanjang
hayatnya. Tanpa belajar, manusia akan mengalami kesulitan baik dalam menyesuaikan
diri dengan lingkungan maupun dalam memenuhi tuntutan hidup dan kehidupan yang
selalu berubah. Dengan terus menerus belajar, manusia akan senantiasa siap
mengantisipasi perubahan yang timbul atau bahkan perubahan yang diperoleh sebagai
akibat langsung dari proses belajar yang senantiasa dilakukan. Konsekuensi perubahan
yang terjadi akan menjadi titik tolak bagi manusia untuk senantiasa terus belajar agar
selalu siap mengantisipasi perubahan yang akan muncul lagi. Sebab, perubahan
merupakan sesuatu yang abadi yang selamanya akan muncul. Dengan pengetahuan
yang selalu diperbaharui dari proses belajar, manusia tetap dapat memberikan
sumbangan bagi kehidupan di lingkungannya.

12
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

kan formal, non formal maupun informal yang berlansung dalam keluarga, di sekolah,
dalam pekerjaan dan dalam kehidupan masyarakat. Tujuan pendidikan manusia seutuhnya dan
dilaksanakan seumur hidup adalah untuk, mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai
dengan kodrat dan hakekatnya, menumbuhkan kesadaran bahwa proses pertumbuhan dan
perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup dan dinamis serta mengembangkan dan
meningkatkan harapan hidup manusia.(Jannah, 2013)

Konsep pendidikan sepanjang hayat dengan memanfaatkan lembaga pendidikan non


formal akan mensuplai energi dan semangat bahwasannya manusia tidak boleh berhenti belajar
kendati usia telah mulai bertambah, karena dalam konsep tersebut pendidikan tidak mengenal
usia dan tempat, karena manusia tercipta sebagai manusia pembelajar yang tidak boleh bosan
dan berhenti untuk belajar.(m. yusuf, 2012)

B. SARAN

Konsep tentang pendidikan sepanjang hayat diharapkan akan mengubah pandangan


masyarakat bahwa pendidikan bukan hanya belajar di sekolah formal saja, melainkan dapat
dilakukan di mana saja dan kapan saja, misalnya di lingkungan keluarga dan masyarakat. Untuk
mendukung konsep tentang pembelajaran sepanjang hayat, dibutuhkan peran aktif dari
masyarakat dan pemerintah. sehingga konsep pendidikan sepanjang hayat dapat terealisasikan
dengan baik.

13
DAFTAR PUSTAKA

Jannah, F. (2013). Pendidikan Seumur Hidup dan Implikasinya. Dinamika Ilmu, 13(1), 1–16.
https://doi.org/10.21093/di.v13i1.19

m. yusuf. (2012). urgensi pendidikan non forma; dalam konsep pendidikan sepanjang hayat.
Pendidikan Umum, 1(4), 16.

Divia Priscilla. Permasalahan pendidikan Indonesia


https://core.ac.uk/download/pdf/200297375.pdf. Diakses pada minggu 17 oktober
2021 pada pukul 14.26

Irham.2012.permasalahan pendidikan dan alternatifnya. Blogspot. http://irham-


kun.blogspot.com/2012/01/permasalahan-pendidikan-dan-alternatif.html. Diakses
pada hari Minggu 17 oktober 2021, pada pukul 14.26

Niko ramadhani.2020. permasalahan dalam pendidikana Indonesia


https://www.akseleran.co.id/blog/permasalahan-pendidikan-di-indonesia/. Diakses
pada hari minggu 17 oktober 2021, pada oukul 14.29

14

Anda mungkin juga menyukai