Anda di halaman 1dari 135

CRITICAL JURNAL REVIEW

“NIRMANA-KOMPOSISI TAK BERBENTUK”


Mata kuliah : NIRMANA DWIMATRA

Disusun Oleh
Nama : Dhita Hartina P. Daulay
Nim : 2001151003
Dosen Pengampu : Dr Zulkifli, M. Sn

PROGRAM S1 SENI RUPA FBS


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020-10-07
BAB I
PENGANTAR

1.1 Identitas Jurnal


Judul : NIRMANA-KOMPOSISI TAK BERBENTUK
Jenis Jurnal :
Volume dan Nomor : Volume 1 Nomor 2
Halaman : 8 Halaman
Tahun Terbit : 2013
Issn : 2337-6686

1.2 Tujuan Penugasan


Penelitian ini bertujuan untuk (1)untuk membahas fungsi dan peran mata kuliah Nirmana

sebagai dasar kesenirupaan sehingga menjadi mata kuli ah das ar waji b di Fakultas

Seni Rupa Unimed (2) untuk mengetahui penerapannya mata kuliah Nirmana ini,

serta bagaimanapengaruhnya terhadap penciptaan karya mahasiswa fakultas seni

rupaUniversitas Negeri Medan. (3 Bagaimanakah pola pengajaran mata kuliah


Nirmana yang seharusnya diberikan kepada mahasiswa PDSRFSR Unimed sehingga
hasil karya hasil eksplorasi yang diciptakan akan memiliki nilai estetis dan dapat
dipertanggung jawabkan.
BAB II
RINGKASAN JURNAL

A. PENDAHULUAN
Nirmana adalah pengorganisasian atau penyusunan elemen-elemen visual seperti titik,
garis, warna, ruang dan tekstur menjadi satu kesatuan yang harmonis. Nirmana dapat juga
diartikan sebagai hasil angan-angan dalam bentuk dwimatra, trimatra yang harus
mempunyai nilai keindahan. Nirmana disebut juga ilmu tatarupa elemen seni rupa dapat
di kelompokan menjadi 4 yaitu;
·          Titik, titik adalah suatu bentuk kecil yang tidak mempunyai dimensi. Raut titik
yang paling umum adalah bundaran sederhana, mampat, tak bersudut dan tanpa
arah.

·          Garis, garis adalah suatu hasil goresan nyata dan batas limit suatu benda,ruang,
rangkaian,danmasa

·         Bidang, bidang adalah suatu bentuk pipih tanpa ketebalan, mempunyai dimensi
pajang, lebar dan luas; mempunyai kedudukan, arah dan dibatasi oleh garis.

·         Gempal, gempal adalah bentuk bidang yang mempunyai dimensi ketebalan dan
kedalaman.

Dari jurnal yang saya kritik merupaka penjelasan mengenai karya seni rupa nirmana di mana
dapat kita lihat penjelasan di dalamnya. dalam sebuah desain pastinya terdapat unsur – unsur
penting yang mempengaruhi komposisinya. Unsure seperti titik, garis, warna, dan
sebagainya. Unsur tersebutlah yang terdapat dalam teori jurnal  tatarupa atau Nirmana yang
saya bahas sebagai tugas mata kuliah saya. peran Nirmana sangat penting dalam sebuah
desain karena teori yang ada dalam Nirmana adalah semua dasar atau elemen dalam
pencipataan desain atau karya seni lainnya. Maka dari itu saya memilih jurnal ini sebagai
acuan saya dalam mengembangkan pengetahuan karya selain sebagai tugas CJR mata kuliah
nirmana.

B .RINGKASAN JURNAL
Dalam jurnal yang sya bahas merupakan isi yang di  dalamnya terdapat dasar-dasar dalam
karya seni rupa yang bisa kita lihat penjelasannya dalam konteks jurnal nirmana  yaitu
dimana nirmana merupakan lambang – lambang bentuk yang tidak memiliki makna, Nirmana
dipandang sebagai kesatuan pola, warna komposisi,irama, nada dalam sebuah desain. Saat
awal mempelajari Nirmana biasanya yang dipelajari dimulai dari bentuk – bentuk dasar
bangun datar yang awalnya tidak bermakna atau tidak hidup kemudin diracik sedemikian
rupa sehingga menciptakan makna tertentu. Nirmana sendiri tentang mengorganisasikan atau
mengkomposisikan sesuatu untuk mencapai kualitas yang artistik pada sebuah karya seni atau
desain. Nirmana memiliki 4 buah elemen dasar yaitu:
1. Titik, Titik, suatu bentuk kecil yang memliki dimensi
2. Garis, goresan nyata dan batas sebuah benda,
3. Bidang, bentuk pipih tanpa ketebalan, mempunyai dimensi panjang, lebar dan luas,
kedudukan, arah, dan dibatasi oleh garis,
4. Gempal, bentuk bidang yang mempunyai kedalaman dan ketebalan.
Dengan adanya dasar dari seni kita bisa mengembangkan kreatifitas dengan dasar acuan pada
jurnal nirmana, beberapa dasar sei rupa di dalamnya tidak akan pernah lepas dari karya seni
rupa karena seperti  garis dan titik merupakan dasar awal dalam membuat karya dari unsur-
unsur tersebut akan selalu hadir dalam hasil karya seni rupa baik seni rupa terapan maupun
seni rupa lain, dengan adanya dasar tersebut terciptalah karya-karya baru dengan berbagai
imajinasi dari peseni rupa.
BAB III

KEUNGGULAN PENELITIAN

Dari pe,bahasan dalam karya jurnal mengenai karya seni rupa dapat kita lihat dan rasakan
kelebihannya masing-masing misalnya kita dapat mengetahui kelebihan dimana kita dapat
mengetahui dasar-dasar seni rupa berupa penjelasannya juga dan contoh dasarnya
juga,keunggulan lainnya juga kita rasakan dari segi penjelasannya tidak menggunakan bahasa
yang ruet/ susah di pahami.
 Kegayutan antar elemen
Dari jurnal yang saya bahas memiliki dasar elemen yang benar adanya dan memiliki
beberapa teori yang memang dapat di benarkan adanya, karena memang benar adanya
dengan apa yang di jelaskan pada jurnal tersebut dengan danya hubungan antar
elemen tersebutlah akan tercipta berbagai hasil karya seni rupa.

 Originalitas temuan
Temuan-temuan dalam unsur karya seni rupa memang dapat kita lihat dari mana kita
dapatkan sumbernya di mana sumber ataupun otak pemikirnyalah kita dapat melihat
keaslian karya seni rupa seperti halnya saya mencari jurnal ini melalui  bererapa
sumber seperti internet.
 Kemutakhiran masalah
Masalah-masalah yang di timbulkan dalam karya seni merupakan kesulitan dalam
memuat karya karena kurangnya pola pikir dan imajinasi yang kurangnya kebiasaan
dalam membuat karya sehingga ada halnya kita dapat cenderung berfikir buntu dalam
berkhayal karya baru, tetapi jika kita biasa dalam berfikir kritis dalam membuat karya
maka bukan hal wajar jika kita selalu mendapat karya seno baru tanpa berfikir
panjang.dan dari hal kemutakhiran masalah-masalah yang ada dalam jurnal tersebut
menjelaskan dimana sangat membangun untuk peningkatan yang positif dalam
berkarya dan dari beberapa penjelasan permasalahan yang ada pada jurnal tersebut
dapat menjadikan titik acuan dalam mengembangkan karya denga penuh imajinasi
karena di dasari dengan penuh kesadaran.
 Kohesi dan koherensi isi penelitian
Kohesi adalah hubungan antar  unsure dalam wacana secara semantik. Hubungan 
kohesif yang diciptakan atas dasar aspek leksikal, denga pilihan kata yang
serasi, dengan begitu dalam jurnal ini merupakan jurnal yang memiliki hubungan
dengan karya dan dasar dalam seni rupa.
Koherensi adalah pengaturan secara rapkenyataan dan gagasan, fakta dan ide menjadi
suatu untaian yang logis sehingga mudah memahami pesan yang dikandungnya
( Wohl, 1978 : 25)
Jadi koherensi yang ada pada jurnal itu di buat karena adanya sebab yaitu merupakan
dasar dalam seni rupa yang menjadi gagasan dan pokok dalam seni rupa , jurnal ini
juga memiliki fakta yang memanga benar adanya , karena teori –teorinya di dapat dari
hasil dasar sebab adanya seni rupa yang terjadinya karena dasar-dasarnya.

BAB IV

KELEMAHAN PENELITIAN

Dari berbagai artikel dan penjelasan jurnal yang saya bahas psti memiliki kekurangan
seperti kurangnya contoh pada jurnal yang saya bahas.
 Kegayutan antar elemen
Dari elemen kita bisa menemukan kelemahannya sedikit saja, dimana elemen-elemen
di dalam jurnal tersebut hanya sebagai contoh dan bahan penjelasan dan tidak menjadi
bahan penlitian lain seperti memberikan contoh dalam menghubungkan satu elemen
dengan elemen yang lain yang berkaitan.
 Originalitas temuan
Pada segi temuan kita bisa lihat kekurangannya seperti kurangya contoh dan terapan
dari temuan lain dan tidak ada pnjelasan mengenai hubungan dengan temuan lain.
 Kemutakhiran masalah
Dari kekurangan masalah yang ada pada jurnal tersebut saya rasa tidak banyak
kekurangannya karena jika banyak permasalahan dalam kemutakhiran pada jurnal
maka junal tersebut  tidak baik pada si pembaca maka dari itu penjelasan
kemutakhiran masalah yang ada pada jurnal langsung di berikan pemecahan
masalahnya.
 Kohesi dan koherensi isi penelitian
Dari keterkaitan hubungan dan penjelasan gagasan yang ada juga teori yang ada pada
jurnal tersebut hanya sedikit saja kekurangannya seperti kurangnya penjelasan secara
rinci, dengan sedikitnya kekurangan dalam segi kohesi dan koherensi membuat poin
yang menjadi keunggulan dalam jurnal, maka dari itu saya hanya menyebutkan bahwa
tidak banyak kekurangan yang di temukan pada segi koherensi dan kohesinya.
BAB V

IMPLIKASI TERHADAP

a)      Teori
Dari segi teori yang ada pada jurnal yang saya bahas merupakan teori yang benar dan
dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya, karena dasar-dasar dalam seni rupa
merupakan awal yang menjadi acuan dan pedoman dalam karya seni rupa dan selalu
hadir dalam segi apapun, sebab dasar merupakan teori awal dalam membuat suatu
karya seni rupa.
b)      Program pembangunan di Indonesia
Dari beberapa penjelasan dalam jurnal tersebut sangat lah jelas bagus dalam
memberikan pengetahuan yang lebih lagi mengenai karya seni rupa dengan begitu
sistem dan teori yang ada pada jurnal tersebut merupakan suatu hal yang bagus dalam
pembangunan seni rupa dalam maupun luar negeri khusunya peseni indonesia.
c)      Pembahasan dan Analisis
Dalam sajian materi ini membahas tentang  NIRMANA, dimana di terangkan
dalam jurnal ini yaitu sebagai dasar acuan dalam karya seni rupa yang merupakan
dasar awal untuk mengembangkan wawasan karya seni rupa, pengembangan
kemampuan berpikir ditujukan untuk beberapa hal, diantaranya adalah mendapat
latihan berfikir secara kritis dan kreatif, mengaplikasikan pengetahuan, menghasilkan
idea atau ciptaan yang kreatif dan inovatif, mengatasi cara-cara berfikir yang terburu-
buru, kabur dan sempit, meningkatkan aspek kognitif dan afektif, dan seterusnya
perkembangan intelek mereka, jadi jurnal yang saya pelajari cukup memberikan saya
banyak pengetahuan di mana seni perlu dengan kesadaran bahwa dasar-dasar dalam
seni sangat berperan penting juga dalam meningkatkan keatifitas seni rupa khususnya
saya sendiri.
BAB VI
PENUTUP

Kesimpulan
Dengan adanya penjelasan dalam materi jurnal tersebut dapat di simpulkan
bahwasannya dasar – dasar dala karya seni rupa sangatlah penting dan tidak akan
lepas dari unsur-unsur seni rupa di mana di jelaskan pada jurnal ini dasar merupakan
tahapan awal dalam berkarya.  berfikir secara kritis dan kreatif, mengaplikasikan
pengetahuan, menghasilkan idea atau ciptaan yang kreatif dan inovatif, mengatasi
cara-cara berfikir yang terburu-buru, kabur dan sempit, meningkatkan aspek kognitif
dan afektif, dan seterusnya perkembangan intelek mereka, jadi jurnal yang saya
pelajari cukup memberikan saya banyak pengetahuan di mana seni perlu dengan
kesadaran bahwa dasar-dasar dalam seni sangat berperan penting juga dalam
meningkatkan keatifitas seni rupa khususnya saya sendiri.
Peran Nirmana dalam sebuah desain sangatlah banyak dan mendasar, elemen-
elemen penting yang ada seperti titik, garis, bidang, warna, dan sebagainya
merupakan elemen yang sangat penting dalam penciptaan sebuah desain. Dalam teori
Nirmana pun dijelaskan bahwa Nirmana juga mempelajari pengorganisasian unsure
visual titik, garis,warna, dan sebagainya sehingga Nirmana sangat besar pengaruhnya
dalam pembuatan sebuah desain.

Saran.
Sebagai peseni ataupun orang seni rupa dan beragai seni perlu mempelajari
dasar-dasarnya dahulu sebelum kita melangkah lebih dalam dalam berkarya, karena
dasar merupakan tahapan awal dimana pengetahuan itu di mulai dan menghasilkan
karya yang memuaskan dengan kesempurnaan dari dasar tersebut.

PUSTAKA JURNAL
Sanyoto, Sadjiman Ebdi. 2005. Jogjakarta: Dasar-dasar Tata Seni Rupa dan Desain
Nndwn Hsn, http//:www,notepedia.info>2013/4>nirmana , Jakarta, diambil: 9 April 2013
http://www.isi-dps.ac.id/artikel/pentingnya-nirmana-dalam-penciptaan-sebuah-
desain/
CRITICAL JURNAL REVIEW

NIRMANA

Nama : ADISTI PUTRI HARIYANI HASIBUAN


Nim : 2203151006
Kelas :B
Dosen Pengampu : Drs.ZULKIFLI, M. Sn.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SUMATERA UTARA
2020

ANALISIS JURNAL

Judul DASAR DASAR TATA SENI RUPA DAN DESAIN

Jurnal Jurnal Nirmana

Tahun 2005

Penulis Sanyoto Sadjiman Ebdi

Kota Terbit Yogyakarta:Arti Bumi Intaran

Volume Halaman Vii, 216hlm

Abstrak Penelitian
Nirmana adalah penyusunan elemen-elemen visual
seperti titik, garis, warna, ruang dan tekstur menjadi satu
kesatuan yang harmonis. Nirmana juga dapat diartikan
sebagai hasil imajinasi dalam bentuk dua dimensi dan
tiga dimensi yang mempunyai nilai keindahan. Nirmana
disebut juga sebagai ilmu tatarupa. Sebagai ilmu
tatarupa tentu saja Nirmana memiliki pengaruh besar
dalam sebuah desain. Nirmana memiliki elemen- elemen
penting yang menjadi dasar sebuah desain atau karya
seni serupa. Elemen tersebut adalah (1) Titik, suatu
bentuk kecil yang memliki dimensi, (2) Garis, goresan
nyata dan batas sebuah benda, (3) Bidang, bentuk pipih
tanpa ketebalan, mempunyai dimensi panjang, lebar dan
luas, kedudukan, arah, dan dibatasi oleh garis, (4)
Gempal, bentuk bidang yang mempunyai kedalaman
dan ketebalan. Berdasarkan empat elemen yang telah
disebutkan maka peran Nirmana dalam sebuah desain
sangatlah penting. Sebuah desain akan tercipta jika
elemen di atas terpenuhi. Sebuah desain pastinya
memiliki garis yang berawal dari sebuah titik kemudian
membentuk sebuah bidang datar yang akan lebih
menarik atau nyata saat bidang tersebut menjadi gempal
dan memiliki dimensi atau volume. Teori Nirmana yang
dijelaskan sangatlah penting dalam penciptaan sebuah
karya seni, karena merupakan penyusun elemen –
elemen visual yang pasti dan digunakan dalam sebuah
proses penciptaan sebuah desain. Desain akan indah
dan lebih tertata jika penciptanya sudah mahir atau
mengerti teori Nirmana dengan baik. Desain yang
dihasilkan pun tidak akan mengecewakan. Nirmana
sebagai penyusun atau penyelaras antara titik, garis,
warna, ruang, dan tekstur pastinya akan sangat
dibutuhkan dalam sebuah desain. Desain yang akan
dihasilkan pun akan memiliki harmonisasi serta

Sebuah desain akan tercipta jika elemen di atas


terpenuhi. Sebuah desain pastinya memiliki garis yang
berawal dari sebuah titik kemudian membentuk sebuah
bidang datar yang akan lebih menarik atau nyata saat
bidang tersebut menjadi gempal dan memiliki dimensi
atau volume. Teori Nirmana yang dijelaskan sangatlah
penting dalam penciptaan sebuah karya seni, karena
merupakan penyusun elemen – elemen visual yang pasti
dan digunakan dalam sebuah proses penciptaan sebuah
desain. Desain akan indah dan lebih tertata jika
penciptanya sudah mahir atau mengerti teori Nirmana
dengan baik. Desain yang dihasilkan pun tidak akan
mengecewakan. Nirmana sebagai penyusun atau
penyelaras antara titik, garis, warna, ruang, dan tekstur
pastinya akan sangat dibutuhkan dalam sebuah desain.
Desain yang akan dihasilkan pun akan memiliki
harmonisasi serta keseimbangan antar garis, bidang,
warna, dan elemen lain yang ada di dalamnya. Peran
Nirmana dalam sebuah desain akan dinilai sangat
penting meskipun Nirmana sendiri adalah sesuatu yang
jarang diketahui istilahnya oleh orang awam.
Kata Kunci : Nirmana, Desain, Unsur dan Elemen
sebuah karya seni.

Untuk membahas fungsi dan peran mata kuliah nirmana


Tujuan Penelitian sebagai dasar kesenirupaan sehingga menjadi mata kuliah dasar
wajib di fakultas senirupa unimed
Assesment Data
nirmana  yaitu dimana nirmana merupakan lambang
– lambang bentuk yang tidak memiliki makna, Nirmana
dipandang sebagai kesatuan pola, warna
komposisi,irama, nada dalam sebuah desain. Saat awal
mempelajari Nirmana biasanya yang dipelajari dimulai
dari bentuk – bentuk dasar bangun datar yang awalnya
tidak bermakna atau tidak hidup kemudin diracik
sedemikian rupa sehingga menciptakan makna tertentu.
Nirmana sendiri tentang mengorganisasikan atau
mengkomposisikan sesuatu untuk mencapai kualitas
yang artistik pada sebuah karya seni atau desain.
Nirmana memiliki 4 buah elemen dasar yaitu:
1. Titik, Titik, suatu bentuk kecil yang memliki
dimensi
2. Garis, goresan nyata dan batas sebuah benda,
3. Bidang, bentuk pipih tanpa ketebalan, mempunyai
dimensi panjang, lebar dan luas, kedudukan, arah, dan
dibatasi oleh garis,
4. Gempal, bentuk bidang yang mempunyai
kedalaman dan ketebalan.
Dengan adanya dasar dari seni kita bisa
mengembangkan kreatifitas dengan dasar acuan pada
jurnal nirmana, beberapa dasar sei rupa di dalamnya
tidak akan pernah lepas dari karya seni rupa karena
seperti  garis dan titik merupakan dasar awal dalam
membuat karya dari unsur-unsur tersebut akan selalu
hadir dalam hasil karya seni rupa baik seni rupa terapan
maupun seni rupa lain, dengan adanya dasar tersebut
terciptalah karya-karya baru dengan berbagai imajinasi
dari peseni rupa.

Keunggulan Dari pe,bahasan dalam karya jurnal mengenai karya seni


rupa dapat kita lihat dan rasakan kelebihannya masing-
penelitian
masing misalnya kita dapat mengetahui kelebihan
dimana kita dapat mengetahui dasar-dasar seni rupa
berupa penjelasannya juga dan contoh dasarnya
juga,keunggulan lainnya juga kita rasakan dari segi
penjelasannya tidak menggunakan bahasa yang ruet/
susah di pahami.
 Kegayutan antar elemen
Dari jurnal yang saya bahas memiliki dasar elemen yang
benar adanya dan memiliki beberapa teori yang memang
dapat di benarkan adanya, karena memang benar
adanya dengan apa yang di jelaskan pada jurnal tersebut
dengan danya hubungan antar elemen tersebutlah akan
tercipta berbagai hasil karya seni rupa.

 Originalitas temuan
Temuan-temuan dalam unsur karya seni rupa memang
dapat kita lihat dari mana kita dapatkan sumbernya di
mana sumber ataupun otak pemikirnyalah kita dapat
melihat keaslian karya seni rupa seperti halnya saya
mencari jurnal ini melalui  bererapa sumber seperti
internet.
 Kemutakhiran masalah
Masalah-masalah yang di timbulkan dalam karya seni
merupakan kesulitan dalam memuat karya karena
kurangnya pola pikir dan imajinasi yang kurangnya
kebiasaan dalam membuat karya sehingga ada halnya
kita dapat cenderung berfikir buntu dalam berkhayal
karya baru, tetapi jika kita biasa dalam berfikir kritis
dalam membuat karya maka bukan hal wajar jika kita
selalu mendapat karya seno baru tanpa berfikir
panjang.dan dari hal kemutakhiran masalah-masalah
yang ada dalam jurnal tersebut menjelaskan dimana
sangat membangun untuk peningkatan yang positif
dalam berkarya dan dari beberapa penjelasan
permasalahan yang ada pada jurnal tersebut dapat
menjadikan titik acuan dalam mengembangkan karya
denga penuh imajinasi karena di dasari dengan penuh
kesadaran.
 Kohesi dan koherensi isi penelitian
Kohesi adalah hubungan antar  unsure dalam wacana
secara semantik. Hubungan  kohesif yang diciptakan
atas dasar aspek leksikal, denga pilihan kata yang
serasi, dengan begitu dalam jurnal ini merupakan jurnal
yang memiliki hubungan dengan karya dan dasar dalam
seni rupa.
Koherensi adalah pengaturan secara rapkenyataan dan
gagasan, fakta dan ide menjadi suatu untaian yang logis
sehingga mudah memahami pesan yang dikandungnya (
Wohl, 1978 : 25)
Jadi koherensi yang ada pada jurnal itu di buat karena
adanya sebab yaitu merupakan dasar dalam seni rupa
yang menjadi gagasan dan pokok dalam seni rupa ,
jurnal ini juga memiliki fakta yang memanga benar
adanya , karena teori –teorinya di dapat dari hasil dasar
sebab adanya seni rupa yang terjadinya karena dasar-
dasarnya.

Kelemahan Dari berbagai artikel dan penjelasan jurnal yang saya


bahas psti memiliki kekurangan seperti kurangnya contoh
penelitian
pada jurnal yang saya bahas.
 Kegayutan antar elemen
Dari elemen kita bisa menemukan kelemahannya sedikit
saja, dimana elemen-elemen di dalam jurnal tersebut
hanya sebagai contoh dan bahan penjelasan dan tidak
menjadi bahan penlitian lain seperti memberikan contoh
dalam menghubungkan satu elemen dengan elemen
yang lain yang berkaitan.
  Originalitas temuan
Pada segi temuan kita bisa lihat kekurangannya seperti
kurangya contoh dan terapan dari temuan lain dan tidak
ada pnjelasan mengenai hubungan dengan temuan lain.
 Kemutakhiran masalah
Dari kekurangan masalah yang ada pada jurnal tersebut
saya rasa tidak banyak kekurangannya karena jika
banyak permasalahan dalam kemutakhiran pada jurnal
maka junal tersebut  tidak baik pada si pembaca maka
dari itu penjelasan kemutakhiran masalah yang ada pada
jurnal langsung di berikan pemecahan masalahnya.
 Kohesi dan koherensi isi penelitian
Dari keterkaitan hubungan dan penjelasan gagasan yang
ada juga teori yang ada pada jurnal tersebut hanya
sedikit saja kekurangannya seperti kurangnya penjelasan
secara rinci, dengan sedikitnya kekurangan dalam segi
kohesi dan koherensi membuat poin yang menjadi
keunggulan dalam jurnal, maka dari itu saya hanya
menyebutkan bahwa tidak banyak kekurangan yang di
temukan pada segi koherensi dan kohesinya.

IMPLIKASI
Dari segi teori yang ada pada jurnal yang saya bahas
merupakan teori yang benar dan dapat di pertanggung
jawabkan kebenarannya, karena dasar-dasar dalam seni
rupa merupakan awal yang menjadi acuan dan pedoman
dalam karya seni rupa dan selalu hadir dalam segi
apapun, sebab dasar merupakan teori awal dalam
membuat suatu karya seni rupa.
b)      Program pembangunan di Indonesia
Dari beberapa penjelasan dalam jurnal tersebut
sangat lah jelas bagus dalam memberikan pengetahuan
yang lebih lagi mengenai karya seni rupa dengan begitu
sistem dan teori yang ada pada jurnal tersebut
merupakan suatu hal yang bagus dalam pembangunan
seni rupa dalam maupun luar negeri khusunya peseni
indonesia.
c)      Pembahasan dan Analisis
Dalam sajian materi ini membahas
tentang  NIRMANA, dimana di terangkan dalam jurnal ini
yaitu sebagai dasar acuan dalam karya seni rupa yang
merupakan dasar awal untuk mengembangkan wawasan
karya seni rupa, pengembangan kemampuan berpikir
ditujukan untuk beberapa hal, diantaranya adalah
mendapat latihan berfikir secara kritis dan
kreatif, mengaplikasikan pengetahuan, menghasilkan
idea atau ciptaan yang kreatif dan inovatif, mengatasi
cara-cara berfikir yang terburu-buru, kabur dan
sempit, meningkatkan aspek kognitif dan afektif, dan
seterusnya perkembangan intelek mereka, jadi jurnal
yang saya pelajari cukup memberikan saya banyak
pengetahuan di mana seni perlu dengan kesadaran
bahwa dasar-dasar dalam seni sangat berperan penting
juga dalam meningkatkan keatifitas seni rupa khususnya
saya sendiri.

Dengan adanya penjelasan dalam materi jurnal


tersebut dapat di simpulkan bahwasannya dasar – dasar
dala karya seni rupa sangatlah penting dan tidak akan
lepas dari unsur-unsur seni rupa di mana di jelaskan
pada jurnal ini dasar merupakan tahapan awal dalam
berkarya.  berfikir secara kritis dan
kreatif, mengaplikasikan pengetahuan, menghasilkan
idea atau ciptaan yang kreatif dan inovatif, mengatasi
cara-cara berfikir yang terburu-buru, kabur dan
sempit, meningkatkan aspek kognitif dan afektif, dan
seterusnya perkembangan intelek mereka, jadi jurnal
yang saya pelajari cukup memberikan saya banyak
KESIMPULAN pengetahuan di mana seni perlu dengan kesadaran
bahwa dasar-dasar dalam seni sangat berperan penting
juga dalam meningkatkan keatifitas seni rupa khususnya
saya sendiri.
Peran Nirmana dalam sebuah desain sangatlah
banyak dan mendasar, elemen-elemen penting yang ada
seperti titik, garis, bidang, warna, dan sebagainya
merupakan elemen yang sangat penting dalam
penciptaan sebuah desain. Dalam teori Nirmana pun
dijelaskan bahwa Nirmana juga mempelajari
pengorganisasian unsure visual titik, garis,warna, dan
sebagainya sehingga Nirmana sangat besar
pengaruhnya dalam pembuatan sebuah desain.

Sebagai peseni ataupun orang seni rupa dan beragai


seni perlu mempelajari dasar-dasarnya dahulu sebelum
kita melangkah lebih dalam dalam berkarya, karena
SARAN
dasar merupakan tahapan awal dimana pengetahuan itu
di mulai dan menghasilkan karya yang memuaskan
dengan kesempurnaan dari dasar tersebut.

PUSTAKA JURNAL
Sanyoto, Sadjiman Ebdi. 2005. Jogjakarta: Dasar-dasar
DAFTAR Tata Seni Rupa dan Desain
Nndwn Hsn, http//:www,notepedia.info>2013/4>nirmana ,
PUSTAKA
Jakarta, diambil: 9 April 2013
http://www.isi-dps.ac.id/artikel/pentingnya-nirmana-dalam-
penciptaan-sebuah-desain/
CRITICAL JURNAL REVIEW
NIRMANA-KOMPOSISI TAK BERBENTUK SEBAGAI
DASAR KESENIRUPAAN
Mata kuliah : Nirmana dwimatra

Nama : Dimas Naufal Alsaba


Nim : 2201151001
Kelas : B
Dosen Pengampu : Dr. Zulkifli, M.sn.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SUMATERA UTARA 2020

BAB I
PENGANTAR

1.1 Identitas Jurnal


Judul :Nirmana komposisi Tak Berbentuk Sebagai Dasar KeseniRupaan
Jenis Jurnal : Jurnal seni rupa
Volume dan Nomor : Volume 1 Nomor 2
Halaman : 8 halaman
Tahun Terbit : 2013
Issn : 2337-6686

1.2 Tujuan Penugasan


Untuk mengetahui lebih dalam tentang nirmana dari segi sejarahnya, perkembangan nya,
teknik nya, dan berbagai aspek lainnya. untuk mengetahui bagaimana cara memahami apa itu
nirmana dan bagaaimana cara membuatnya.
BAB II
RINGKASAN/HASIL PENELITIAN

Perkembangan pendidikan seni rupa yang penting terjadi pada akhir abad ke-19,
sejalan dengan terjadinya reformasi pendidikan di berbagai negara besar seperti Jerman,
Inggris, dan Amerika Serikat. Reformasi pendidikan ini didorong oleh perkembangan
psikologi tentang perkembangan anak, yang melahirkan metodemetode mengajar baru.
Pendidikan seni rupa mengajarkan padangan-pandangan seni yang sedang berpengaruh pada
waktu itu dan menegaskan bahwa pelajaran menggambar penting bagi pembentukan
kepekaan estetik anak.
Nirmana adalah ’komposisi yang tak berbentuk’ Nirmana berarti kosong atau tidak
ada apaapa dan juga berarti abstrak atau tidak bermakna. Kalimat tersebut merupakan sebuah
ungkapan, bahwa pada awalnya, sebelum seseorang bertindak menciptakan sesuatu, masih
belum ada apa-apa atau belum ada makna dari segala sesuatu.
Mata kuliah Nirmana menjadi mata kuliah dasar wajib bagi mahasiswa Seni Rupa
UNIMED, yang mengajarkan unsur atau elemen yang ada pada suatu lukisan atau gambar
serta estetika seni dalam pengorganisasian unsur atau elemen agar menjadi sebuah karya seni
yang bukan saja bagus, tetapi juga bermakna sehingga menimbulkan suatu nilai keindahan.
Seni dan keindahan merupakan satu kesatuan antara elemenelemennya yang selaras, serasi
dan seimbang. Keindahan merupakan sebuah konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati
karena tidak jelas tetapi dapat berkomunikasi dan menyenangkan jika dilihat. Nirmana
merupakan sebuah core (inti) yang diterapkan dalam pembuatan setiap karya seni rupa dan
desain yaitu aturan-aturan penting yang wajib dipakai.
Pada umumnya pelajaran seni rupa dianggap hanya sebagai kegiatan menggambar
alam benda atau membuat karya seni rupa lain. Tidak banyak yang mengenal seni rupa
sebagai suatu metodologi untuk belajar pengetahuan lain. Seni biasanya diajarkan sebagai
tambahan bagi “unsur pendidikan dasar.” Terdapat pendapat bahwa seni merupakan unsur
pendidikan dasar, tetapi kebanyakan orang memandang seni jauh terpisah dari bidang
pelajaran yang lain. Seni menjadikan kemampuan berpikir imajinatif dan kritis secara
personal dan kreatif
Pendidikan seni rupa ini di Indonesia telah ada sejak masa lampau, terbukti dengan
adanya peninggalan purbakala seperti candi-candi, seni bangun, seni lukis, dan seni hias. Para
seniman tentu telah mewariskan keahliannya dari satu generasi ke generasi berikutnya, yang
mungkin juga menggunakan sistem magang atau pencantrikan. Selanjutnya pendidikan seni
rupa di Indonesia ini mendapat pengaruh dari pendidikan seni rupa berasal dari dunia Barat,
yang dibawa oleh bangsa Spanyol, Portugis, dan Belanda.
Prinsip-prinsip Dasar Seni Rupa yaitu :
 Kesatuan (Unity); merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa yang sangat penting. Tidak
adanya kesatuan dalam sebuah karya rupa akan membuat karya tersebut terlihat cerai-berai,
kacau-balau yang mengakibatkan karya tersebut tidak nyaman dipandang. Prinsip ini
sesungguhnya adalah prinsip hubungan. Jika salah satu atau beberapa unsur rupa
mempunyai hubungan (warna, raut, arah, dan sebagainya), maka kesatuan telah tercapai.
 Keseimbangan (Balance); Karya seni dan desain harus memiliki keseimbangan agar nyaman
dipandang dan tidak membuat gelisah. Seperti halnya jika kita melihat pohon atau bangunan yang
akan roboh, kita merasa tidak nyaman dan cenderung gelisah. Keseimbangan adalah keadaan yang
dialami oleh suatu benda jika semua daya yang bekerja saling meniadakan. Dalam bidang seni
keseimbangan ini tidak dapat diukur tapi dapat dirasakan, yaitu suatu keadaan dimana semua bagian
dalam sebuah karya tidak ada yang saling membebani.
 Proporsi (Proportion); Proporsi termasuk prinsip dasar tata rupa untuk memperoleh keserasian
dalam sebuah karya. Untuk itu diperlukan diperlukan perbandingan–perbandingan yang tepat. Pada
dasarnya proporsi adalah perbandingan matematis dalam sebuah bidang. Proporsi Agung (The
Golden Mean) adalah proporsi yang paling populer dan dipakai hingga saat ini dalam karya seni rupa
hingga karya arsitektur.
 Irama (Rhythm); adalah pengulangan gerak yang teratur dan terus menerus. Dalam bentuk–
bentuk alam dapat diambil contoh pengulangan gerak pada ombak laut, barisan semut, gerak
dedaunan, dan lain-lain
 Dominasi (Domination); merupakan salah satu prinsip dasar tatarupa yang harus ada dalam
karya seni dan desain. Dominasi berasal dari kata Dominance yang berarti keunggulan. Sifat
unggul dan istimewa ini akan menjadikan suatu unsur sebagai penarik dan pusat perhatian.

Dari segi etimologis, Nirmana terdiri dari kata ‘Nir’ yang berarti tidak dan ‘Mana’ yang
berarti bentuk, sehingga Nirmana berarti ‘Tidak Berbentuk’. Adalah pengorganisasian atau
penyusunan elemen-elemen visual seperti titik, garis, warna, ruang dan tekstur menjadi satu kesatuan
komposisi yang harmonis. dapat juga diartikan sebagai hasil angan-angan dalam bentuk dwimatra
(2D), trimatra (3D) yang harus mempunyai nilai keindahan. disebut juga sebagai ilmu tatarupa dasar
Elemen-elemen visual seni rupa tersebut dapat dikelompokan menjadi 4 bagian berdasarkan
bentuknya yaitu: Titik; adalah suatu bentuk kecil yang tidak mempunyai dimensi. Raut titik yang
paling umum adalah bundaran sederhana, mampat atau buntu, tak bersudut dan tanpa arah, Garis;
adalah suatu hasil goresan nyata dan batas limit suatu benda, ruang, rangkaian masa dan warna,
Bidang; adalah suatu bentuk pipih tanpa ketebalan, mempunyai dimensi pajang, lebar dan luas;
mempunyai kedudukan, arah dan dibatasi oleh garis, Gempal, atau bangun adalah bentuk bidang
yang mempunyai dimensi ketebalan dan kedalaman.
Dalam Nirmana penyusunan merupakan suatu proses pengaturan atau disebut juga
sebagai komposisi dari bentuk-bentuk menjadi satu susunan yang baik. Ada beberapa aturan
yang perlu digunakan untuk menyusun bentuk-bentuk tersebut, walaupun penerapan
prinsipprinsip penyusunan tersebut tidak bersifat mutlak, namun karya seni yang tercipta
harus layak disebut karya yang baik. Prinsip-prinsip ini bersifat subyektif terhadap
penciptanya.
Nirmana Dwi Matra; Pada Nirmana Dwi Matra dipelajari bagaimana Nirmana dibentuk
sesuai dengan tata rupa yang mempunyai kaidah dan prinsip seni rupa. Untuk mendapatkan nirmana
dwi matra biasanya dimulai dari pembuatan objek dasar geometris seperti persegi, lingkaran, segitiga,
segi lima, segi enam dan bentuk dasar lainnya termasuk bentuk-bentuk organis. Bentuk dasar tersebut
kemudian ditata dan disusun sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah pola. Pola dan bentuk dari
nirmana dwimatra umumnya disusun dengan cara memutar objek dua dimensi (rotate), memiringkan
objek (skew), menduplikasi objek (duplicate), merubah ukuran (transform), membalik objek dwimatra
(mirror), dan langkah kombinasi dari kesemuanya.
BAB III
KEUNGGULAN PENELITIAN
a. Kegayutan antar elemen
Dari jurnal yang saya bahas memiliki dasar elemen yang benar adanya dan memiliki
beberapa teori yang memang dapat dibenarkan adanya, karena memang benar adanya dengan
apa yang di jelaskan pada jurnal tersebut dengan hubungan antar elemen tersebutlah akan
terciptalah nirmana

a. Originalitas Temuan
Temuan Temuan yang di timbulkan Nirmana tidak hanya mencakup 2 dan 3 dimensi saja
melainkan menjelajah sebuah ruang yang disebut dengan ruang maya. Ruang maya adalah ruang
semu dimana orang dapat menghayalkan tentang sesuatu yang mebingungkan, dalam arti hayalan
tentang sebuah kegilaan bentuk yang sulit ditorehkan dalam media 2 dimensi yang sering disebut
dengan nirmana ruang datar/) atau 3 dimensi yang sering disebut dengan nirmana ruang/

a. Kemutakhiran masalah
Masalah-masalah yang ditimbulkan bagi Mahasiswa yang belum memiliki pengalaman
dalam mempelajari dasar nirmana. terkhususnya dalam penelitian ini ialah dalam
mempelajari nirmana trimatra. mahasiswa yang belum pernah mempelajari dasar seni rupa
pasti akan kesusahan dalam membuat nirmana.

a. Kohesi dan koherensi isi penelitian


Kohesi adalah hubungan antar unsur dalam wacana secara semantik. Hubungan kohesi
yang diciptakan atas dasar aspek leksikal, dengan pilihan kata yang serasi, dengan begitu
dalam jurnal ini merupakan jurnal yang memiliki hubungan dengan nirmana dwimatra,
nirmana Trimatra, dan Seni Rupa.

Koherensi adalah pengaturan secara rapkenyataan dan gagasan, fakta dan ide menjadi
suatu untaian yang logis sehingga mudah memahami pesan yang dikandungnya. Jadi
koherensi yang ada pada jurnal yaitu merupakan dasar dalam mempelajari seni rupa yang
menjadi gagasan dan pokok terkhususnya tentang nirmana dwimatra dan trimatra yang
memiliki fungsi dan cara pembuatan yang baik dan benar, jurnal ini juga memiliki fakta yang
memang benar adanya, karena teori-teorinya di dapat dari hasil dasar referensi yang
mendasar sehingga ilmu yang disampaikan baik dan benar.

BAB IV

KELEMAHAN PENELITIAN

a. Kegayutan antar elemen


Dari elemen bisa menemukan kelemahan sedikit saja, dimana dalam jurnal ini sangat
sedikit untuk membahas masalah nirmana dwimatra, dan lebih mendominasi ke nirmana
trimatra.

b. Originalitas temuan
Tidak ada penjelasan mengenai hubungan dengan temuan lainnya.

c. Kemutakhiran masalah
Dari kekurangan masalah yang ada pada jurnal tersebut saya rasa tidak banyak
kekurangannya. Dan bisa memberikan pemecahan masalahnya.

d. Kohesi dan koherensi isi penelitian


Dari keterkaitan hubungan dan penjelasan gagasan yang ada juga teoeri yang ada pada
jurnal tersebut hanya sedikit saja kekurangannya seperti kurangnya penjelasan secara rinci,
dengan sedikitnya kekurangan dalam segi kohesi dan koherensi membuat poin yang menjadi
keunggulan dalam jurnal, maka dari itu saya hanya menyebutkan bahwa tidak banyak
kekurangan yang ditemukan pada segi koherensi dan kohesinya.
BAB V
IMPLIKASI TERHADAP:
a. Teori
Dari segi teori yang ada pada jurnal yang saya bahas merupakan teori yang benar dan
dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya, karena dengan kita tau bagaimana membuat
nirmana yang benar, dengan menggabungkan unsur unsur seni rupa dan penerapan fungsinya
bagi kehidupan kita. Sebab, teori dasar dalam mempelajari nirmana yaitu agar kita sebagai
mahasiswa bisa menggabungkan unsur unsur seni rupa menjadi sebuah karya.
b. Program pembangunan di Indonesia
Dari beberapa penjelasan dalam jurnal tersebut Pola pengajaran dapat diawali dengan
pemberian teoriteori mengenai defenisi ‘Apa Itu Nirmana’, agar mahasiswa mempunyai
gambaran dan pemahaman terhadap Nirmana itu sendiri. Selanjutnya mahasiswa diberikan
tugas maupun latihan yang tentunya secara tidak langsung akan melatih mereka dalam hal
teknis. Pembahasan dan Analisis. karena pelajaran nirmana diajarkan pada tingkat Perguruan
Tinggi, maka ada beberapa orang yang tidak mampu untuk membuat nirmana.
BAB VI
PENUTUP
a. Kesimpulan
Nirmana merupakan sebuah core (inti) yang diterapkan dalam pembuatan setiap karya seni rupa
dan desain yaitu aturan-aturan penting yang wajib dipakai. Mata kuliah Nirmana mengajarkan tentang
unsur atau elemen yang ada pada suatu lukisan atau gambar serta karya estetika seni dalam
mengorganisasi unsur atau elemen agar menjadi sebuah karya rupa yang bukan saja bagus, tetapi juga
bermakna. Dengan mempelajari, seseorang diharapkan akan memiliki pengertian, dapat mengasah
ketrampilan, dan mempertajam kepekaan terhadap segala sesuatu yang menyangkut dunia desain.
Bahkan juga akan dikembangkan dari nirmana. Pola pengajaran dapat diawali dengan pemberian
teoriteori mengenai defenisi ‘Apa Itu Nirmana’, agar mahasiswa mempunyai gambaran dan
pemahaman terhadap Nirmana itu sendiri. Selanjutnya mahasiswa diberikan tugas maupun latihan
yang tentunya secara tidak langsung akan melatih mereka dalam hal teknis.

b. Saran
Nirmana wajib dipelajari dengan melakukan banyak latihan secara continue untuk dapat
menghayati seni rupa dan seni desain dengan baik. Bahkan mungkin disaat
mempelajarinya akan terambah pula pula cabang seni yang lain. Di dalam nirmana, seseorang akan
mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan seni rupa dan desain melalui tahap-tahap yang
sangat mendasar Pola pembelajaran yang diberikan oleh pengajar haruslah lebih sistematis dan terarah
alurnya.
CRITICAL JOURNAL REVIEW
“NIRMANA-KOMPOSISI TAK BERBENTUK” SEBAGAI DASAR
KESENIRUPAAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : DWI LINTANG SAYYIDINA


NIM : 2203151023
KELAS : B
JURUSAN : SENI RUPA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SUMATERA UTARA
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur pada Tuhan atas segala berkat dan kesempatan yang masih Tuhan
sediakan kepada kami sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Journal Review
(CJR).
Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terimakasih kepada orang yang telah
memberikan partisipasi dan waktu serta perhatiannya selama dalam penulisan CJR ini.
Terima kasih dosen yang telah memberikan bimbingan dan nasehat selama proses penulisan
tugas ini.
            Adapun Critical Journal Review ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Nirmana Dwimatra dan saya menyadari bahwa CJR ini masih banyak kekurangan, baik
dalam penulisan maupun pada pendapat dan hasil dari laporan ini. Untuk itu, saya mohon
maaf jika ada kesalahan pada penulisan laporan. Mudah-mudahan tulisan ini dapat
bermanfaat dalam meningkatkan hasil pendidikan dan meningkatkan sumber daya manusia
yang berkualitas.

Medan, September 2020

Penulis
1. PENDAHULUAN
Latar belakang penulisan ini adalah dengan berkembang dan semakin meningkatnya
dunia seni rupa dewasa ini yang terlihat pada banyaknya karya-karya baru dalam bidang
seni rupa maupun desain sebagai ilmu terapannya.
Dalam sejarah perkembangannya, pendidikan seni rupa berawal dari pelajaran yang
khusus diberikan kepada kelompok tertentu, yaitu para calon seniman, misalnya di Yunani
kuno. Di tempat semacam bengkel (disebut guild), para pemuda belajar melukis atau
membuat patung pada seorang seniman senior melalui model pencantrikan atau magang
(apprentiiceship). Dengan demikian, pendidikan seni ini bertujuan untuk menguasai
keterampilan membuat karya seni rupa. Pendidikan tradisional semacam ini terjadi pada
masa lampau, termasuk juga di Indonesia.
Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta (IKJ), sebagai lembaga institusi di
Indonesia memegang peranan penting dalam menghasilkan seniman maupun desainer
yang berkualitas. Untuk menghasilkan karya-karya yang berkualitas, mahasiswa haruslah
mengetahui prinsipprinsip dasar seni rupa. Di Fakultas Seni Rupa (FSR) IKJ, pendidikan
dasar seni rupa diberikan kepada seluruh mahasiswa dari berbagai jurusan, baik jurusan
seni murni maupun desain. Salah satu pendidikan senirupa yang paling mendasar adalah
Nirmana atau ’komposisi yang tak berbentuk’ Nirmana berarti kosong atau tidak ada apa
apa dan juga berarti abstrak atau tidak bermakna. Kalimat tersebut merupakan sebuah
ungkapan, bahwa pada awalnya, sebelum seseorang bertindak menciptakan sesuatu, masih
belum ada apa-apa atau belum ada makna dari segala sesuatu. Hal tersebut kemudian di
jadikan titik awal atau merupakan pelajaran yang harus dikuasai oleh seseorang yang ingin
belajar tentang desain sebelum mulai berkarya.
Mata kuliah Nirmana menjadi mata kuliah dasar wajib bagi mahasiswa Fakultas Seni
Rupa (FSR) IKJ, yang mengajarkan unsur atau elemen yang ada pada suatu lukisan atau
gambar serta estetika seni dalam pengorganisasian unsur atau elemen agar menjadi sebuah
karya seni yang bukan saja bagus, tetapi juga bermakna sehingga menimbulkan suatu nilai
keindahan. Seni dan keindahan merupakan satu kesatuan antara elemen elemennya yang
selaras, serasi dan seimbang. Keindahan merupakan sebuah konsep abstrak yang tidak
dapat dinikmati karena tidak jelas tetapi dapat berkomunikasi dan menyenangkan jika
dilihat. Nirmana merupakan sebuah core (inti) yang diterapkan dalam pembuatan setiap
karya seni rupa dan desain yaitu aturan-aturan penting yang wajib dipakai.
Tujuan penulisan makalah ini adalah: (1) untuk membahas fungsi dan peran mata
kuliah Nirmana sebagai dasar kesenirupaan sehingga menjadi mata kuliah dasar wajib di
Fakultas Seni rupa IKJ (2) untuk mengetahui penerapannya mata kuliah Nirmana ini, serta
bagaimana pengaruhnya terhadap penciptaan karya mahasiswa fakultas seni rupa Institut
Kesenian Jakarta. (3 Bagaimanakah pola pengajaran mata kuliah Nirmana yang
seharusnya diberikan kepada mahasiswa PDSR FSR IKJ sehingga hasil karya hasil
eksplorasi yang diciptakan
akan memiliki nilai estetis dan dapat dipertanggung jawabkan. Metoda yang digunakan
adalah kajian kepustakaan dan pendekatan analisis secara deskriptif, eksploratif.
2. IDENTITAS JURNAL

Judul : “Nirmana-Komposisi Tak Berbentuk” Sebagai Dasar Kesenirupaan


Edisi terbit : Agustus 2013
Pengarang : Ardianti Permata Ayu
Penerbit : Fakultas Seni Rupa Institute Kesenian Jakarta
Volume : 1 Nomor 2

3. ANALISIS JURNAL

1. Sajian Materi
Prinsip-prinsip Dasar Seni Rupa
Sebelum membuat suatu karya perlu diketahui prinsip prinsip dasar yang
melatarbelakangi karya tersebut, sehingga karya tersebut dapat dipertanggung
jawabkan yang meliputi: (1) Kesatuan (Unity); merupakan salah satu prinsip dasar
tata rupa yang sangat penting. Tidak adanya kesatuan dalam sebuah karya rupa akan
membuat karya tersebut terlihat cerai-berai, kacau-balau yang mengakibatkan karya
tersebut tidak nyaman dipandang. Prinsip ini sesungguhnya adalah prinsip hubungan.
Jika salah satu atau beberapa unsur rupa mempunyai hubungan (warna, raut, arah, dan
sebagainya), maka kesatuan telah tercapai, (2) Keseimbangan (Balance); Karya seni
dan desain harus memiliki keseimbangan agar nyaman dipandang dan tidak membuat
gelisah. Seperti halnya jika kita melihat pohon atau bangunan yang akan roboh, kita
merasa tidak nyaman dan cenderung gelisah. Keseimbangan adalah keadaan yang
dialami oleh suatu benda jika semua daya yang bekerja saling meniadakan. Dalam
bidang seni keseimbangan ini tidak dapat diukur tapi dapat dirasakan, yaitu suatu
keadaan dimana semua bagian dalam sebuah karya tidak ada yang saling membebani,
(3) Proporsi (Proportion); Proporsi termasuk prinsip dasar tata rupa untuk
memperoleh keserasian dalam sebuah karya. Untuk itu diperlukan diperlukan
perbandingan–perbandingan yang tepat. Pada dasarnya proporsi adalah perbandingan
matematis dalam sebuah bidang.
Proporsi Agung (The Golden Mean) adalah proporsi yang paling populer dan
dipakai hingga saat ini dalam karya seni rupa hingga karya arsitektur. Proporsi ini
menggunakan deret bilangan Fibonacci yang mempunyai perbandingan 1:1,618,
sering juga dipakai 8:13. Konon katanya, proporsi ini adalah perbandingan yang
ditemukan di benda-benda alam termasuk struktur ukuran tubuh manusia sehingga
dianggap proporsi yang diturunkan oleh Tuhan sendiri. Dalam bidang desain proporsi
ini dapat dilihat dalam perbandingan ukuran kertas dan layout halaman, (4) Irama
(Rhythm); adalah pengulangan gerak yang teratur dan terus menerus.

Nirmana dan Bentuknya.


Dari segi etimologis, Nirmana terdiri dari kata ‘Nir’ yang berarti tidak dan
‘Mana’ yang berarti bentuk, sehingga Nirmana berarti ‘Tidak Berbentuk’. Adalah
pengorganisasian atau penyusunan elemen-elemen visual seperti titik, garis, warna,
ruang dan tekstur menjadi satu kesatuan komposisi yang harmonis. dapat juga
diartikan sebagai hasil angan-angan dalam bentuk dwimatra (2D), trimatra (3D) yang
harus mempunyai nilai keindahan. disebut juga sebagai ilmu tatarupa dasar (Sanyoto,
Sadjiman Ebdi,2005).
Elemen-elemen visual seni rupa tersebut dapat dikelompokan menjadi 4
bagian berdasarkan bentuknya yaitu: (1) Titik; adalah suatu bentuk kecil yang tidak
mempunyai dimensi. Raut titik yang paling umum adalah bundaran sederhana,
mampat atau buntu, tak bersudut dan tanpa arah, (2) Garis; adalah suatu hasil goresan
nyata dan batas limit suatu benda, ruang, rangkaian masa dan warna, (3) Bidang;
adalah suatu bentuk pipih tanpa ketebalan, mempunyai dimensi pajang, lebar dan
luas; mempunyai kedudukan, arah dan dibatasi oleh garis.

Gempal, atau bangun adalah bentuk bidang yang mempunyai dimensi


ketebalan dan kedalaman. Dalam Nirmana penyusunan merupakan suatu proses
pengaturan atau disebut juga sebagai komposisi dari bentuk-bentuk menjadi satu
susunan yang baik. Ada beberapa aturan yang perlu digunakan untuk menyusun
bentuk-bentuk tersebut, walaupun penerapan prinsip prinsip penyusunan tersebut
tidak bersifat mutlak, namun karya seni yang tercipta harus layak disebut karya yang
baik. Prinsip-prinsip ini bersifat subyektif terhadap penciptanya.

Nirmana Dwi Matra; Pada Nirmana Dwi Matra dipelajari bagaimana


Nirmana dibentuk sesuai dengan tata rupa yang mempunyai kaidah dan prinsip seni
rupa. Untuk mendapatkan nirmana dwi matra biasanya dimulai dari pembuatan objek
dasar geometris seperti persegi, lingkaran, segitiga, segi lima, segi enam dan bentuk
dasar lainnya termasuk bentuk-bentuk organis. Bentuk dasar tersebut kemudian ditata
dan disusun sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah pola. Pola dan bentuk dari
nirmana dwimatra umumnya disusun dengan cara memutar objek dua dimensi
(rotate), memiringkan objek (skew), menduplikasi objek (duplicate), merubah ukuran
(transform), membalik objek dwimatra (mirror), dan langkah kombinasi dari
kesemuanya.

2. Komentar
Keunggulan Penelitian
Dari pembahasan dalam karya jurnal mengenai Nirmana Dwimatra dapat kita
lihat dan rasakan kelebihannya masing-masing misalnya kita dapat mengetahui
kelebihan dimana kita dapat mengetahui dasar-dasar seni rupa berupa
penjelasannya juga dan contoh dasarnya juga,keunggulan lainnya juga kita
rasakan dari segi penjelasannya tidak menggunakan bahasa yang ruet/ susah di
pahami.
Kelemahan Penelitian
Dari elemen kita bisa menemukan kelemahannya sedikit saja, dimana
elemen-elemen di dalam jurnal tersebut hanya sebagai contoh dan bahan
penjelasan dan tidak menjadi bahan penlitian lain seperti memberikan contoh
dalam menghubungkan satu elemen dengan elemen yang lain yang berkaitan.
Kurangya contoh dan terapan dari temuan lain dan tidak ada penjelasan
mengenai hubungan dengan temuan lain.

4. KESIMPULAN
 Nirmana merupakan sebuah core (inti) yang diterapkan dalam pembuatan
setiap karya seni rupa dan desain yaitu aturan-aturan penting yang wajib
dipakai.
 Mata kuliah Nirmana mengajarkan tentang unsur atau elemen yang ada pada
suatu lukisan atau gambar serta karya estetika seni dalam mengorganisasi
unsur atau elemen agar menjadi sebuah karya rupa yang bukan saja bagus,
tetapi juga bermakna.
 Dengan mempelajari, seseorang diharapkan akan memiliki pengertian, dapat
mengasah ketrampilan, dan mempertajam kepekaan terhadap segala sesuatu
yang menyangkut dunia desain. Bahkan juga akan dikembangkan dari
nirmana.
 Pola pengajaran dapat diawali dengan pemberian teori teori mengenai defenisi
‘Apa Itu Nirmana’, agar mahasiswa mempunyai gambaran dan pemahaman
terhadap Nirmana itu sendiri. Selanjutnya mahasiswa diberikan tugas maupun
latihan yang tentunya secara tidak langsung akan melatih mereka dalam hal
teknis.

5. SARAN
Sebagai peseni ataupun orang seni rupa dan beragai seni perlu mempelajari
dasar-dasarnya dahulu sebelum kita melangkah lebih dalam dalam berkarya, karena
dasar merupakan tahapan awal dimana pengetahuan itu di mulai dan menghasilkan
karya yang memuaskan dengan kesempurnaan dari dasar tersebut
CRITICAL JOURNAL REPORT
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS PADA MATA KULIAH NIRMANA DWIMARTA

DISUSUN OLEH :
Greace Ananda Silaban
NIM : 2203351010

DOSEN PENGAMPU : Dr. Zulkifli, M. Sn.


PRODI PENDIDIKAN SENI RUPA
FAKULTAS SENI DAN BAHASA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan bagi Tuhan Allah Yang Maha Kuasa atas
berkat dan karuniaNya, penulisan makalah ini dapat terselesaikan. Adapun
Critical Jurnal review ini yaitu mengenai “Psikologi Peserta Didik ”.

Critical Journal Review (CJR) ini saya susun dengan maksud sebagai tugas
mata kuliah Perkembangan Peserta Didik dan menjadikan penambahan
wawasan sekaligus pemahaman terhadap materi tersebut. Harapan saya,
semoga setelah penyelesaian penulisan Crtical Journal Review ini saya semakin
memahami tentang bagaimana penulisan Crtical Journal Review yang baik dan
benar.

Di lain sisi, saya mendapatkan pengalaman dan ilmu yang berharga


dalam penyusunan penulisan Critacal Journal Review ini. Saya sangat
berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian CJR ini, khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah ini ibu
Utami Nurhafsari Putri, S.Psi., M.Psi. dan kawan sekelas saya mahasiswa/i kelas
B Seni Rupa angkatan 2020/2021.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan CJR ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
serta bimbingan dari para dosen demi penyempurnaan di masa-masa yang
akan datang, semoga karya tulis CJR ini bermanfaat bagi semuanya.

Medan, 15 Oktober 2020


PENULIS :

Greace Ananda Silaban

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN/PENGANTAR

A. RASIONALISASI PENTINGNYA CJR

B. TUJUAN PENULISAN CJR

C. MANFAAT CJR

D. IDENTITAS JURNAL

II. RINGKASAN ISI JURNAL

III. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN

A. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN JURNAL

B. KEMUTAKHIRAN JURNAL

IV. IMPLIKASI

A. TEORI

B. PROGRAM KERJANYA DI INDONESIA

C. ANALISIS MAHASISWA
V. PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi Pentingnya CJR
Critical Journal Review (CJR) sangat penting buat kalangan pendidikan terutama buat
mahasiswa maupun mahasiswi karena dengan mengkritik suatu jurnal maka mahasiswa/i
ataupun si pengkritik dapat membandingkan dua jurnal dengan tema yang sama, dapat
melihat mana jurnal yang perlu diperbaiki dan mana jurnal yang sudah baik untuk digunakan
berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis jurnal tersebut, setelah dapat
mengkritik jurnal maka diharapkan mahasiswa/i dapat membuat suatu jurnal karena sudah
mengetahui bagaimana kriteria jurnal yang baik dan benar untuk digunakan dan sudah
mengerti bagaimana cara menulis atau langkah-langkah apa saja yang diperlukan dalam
penulisan jurnal tersebut.

B. Tujuan Penulisan CJR


Critical journal Review ini dibuat bertujuan untuk belajar melalui pemenuhan tugas mata
kuliah Pendidikan Peserta Didik Jurusan Seni Rupa Universitas Negeri Medan untuk
membuat Critical Journal Review (CJR) sehingga dapat menambah pengetahuan untuk
melihat atau membandingkan dua atau beberapa jurnal yang baik dan yang benar. Setelah
dapat membandingkan maka akan dapat membuat suatu jurnal karena sudah dapat
membandingkan mana jurnal yang sudah baik dan mana jurnal yang masih perlu diperbaiki
dan juga karena sudah mengerti langkah-langkah dari pembuatan suatu jurnal.

C. Manfaat CJR
Manfaat penulisan Critical Journal Review ( CJR), yaitu :
1. Membandingkan dua atau lebih jurnal yang direview.
2. Dapat meningkatkan analisis kita terhadap suatu jurnal.
3. Supaya kita dapat mengetahui teknik-teknik penulisan CJR yang benar.
4. Dapat menulis bagaimana jurnal yang baik dan benar.
5. Menambah pengetahuan kita tentang isi-isi dari jurnal-jurnal penelitian.

D. Indentitas Jurnal
1. Judul Artikel : “NIRMANA-KOMPOSISI TAK BERBENTUK” SEBAGAI DASAR
KESENIRUPAAN FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT KESENIAN JAKARTA
2. Nama Journal : NIRMANA-KOMPOSISI TAK BERBENTUK
3. Pengarang artikel : Ardianti Permata Ayu
4. Penerbit : Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta
5. Kota terbit : Jakarta
6. Jumlah Halaman :8
7. NISN : 2337-6686 / 2338-3321
8. Volume : Volume 1 Nomor 2 Juli-Agustus 2013
9. Tahun Terbit : 2013
10. Alamat Situs : https://e-journal.jurwidyakop3.com/index.php/jurnal-
ilmiah/article/view/141/124

BAB II
RINGKASAN ISI
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN SENI RUPA
Pada abad ke-18 muncul gagasan untuk memasukkan pendidikan seni rupa, dalam hal ini pelajaran
menggambar, ke dalam kurikulum sekolah umum. Perkembangan pendidikan seni rupa yang penting
terjadi pada akhir abad ke-19, sejalan dengan terjadinya reformasi pendidikan di berbagai negara
besar seperti Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat. Reformasi pendidikan ini didorong oleh
perkembangan psikologi tentang perkembangan anak, yang melahirkan metodemetode mengajar
baru.
Pada tahun 1899 National Education Association (NEA) di Amerika Serikat, yang merupakan asosiasi
pendidik profesional menetapkan tujuan pendidikan seni rupa sebagai berikut:
(1) Mengembangkan apresiasi terhadap keindahan
(2) Mengembangkan dorongandorongan kreatif
(3) Mengembangkan daya penglihatan
(4) Membantu mengembangkan kemampuan menyatakan sesuatu
(5) Menyiapkan keterampilan bagi anak-anak tetapi bukan tujuan pokok
(6) Bagaimanapun juga pendidikan seni tidak menyiapkan anak untuk menjadi seniman professional.

Di Amerika Serikat, konsep pendidikan seni rupa yang modern timbul pada tahun 1920, yaitu “seni
rupa sebagai sarana pendidikan” atau seni sebagai alat pendidikan, bukan sebagai pendidikan untuk
membentuk seniman. Pada umumnya pelajaran seni rupa dianggap hanya sebagai kegiatan
menggambar alam benda atau membuat karya seni rupa lain. Dee Dickinson (2005:2) menyatakan
bahwa “penelitian dalam pendidikan seni telah secara konsisten menunjukkan bahwa seni
merupakan suatu bentuk pengetahuan khusus yang memerlukan dukungan dan tuntutan kerja serta
menghasilkan semacam empati, pemahaman, dan keterampilan yang sama”.

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN SENI RUPA DI INDONESIA


Pendidikan seni rupa ini di Indonesia telah ada sejak masa lampau, terbukti dengan adanya
peninggalan purbakala seperti candi-candi, seni bangun, seni lukis, dan seni hias. Para seniman tentu
telah mewariskan keahliannya dari satu generasi ke generasi berikutnya, yang mungkin juga
menggunakan sistem magang atau pencantrikan. Perkembangan Pendidikan seni di Indonesia
mengambil bentuk formal pada saat Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) didirikan pemerintah
setelah kemerdekaan di Yogyakarta dan institusi pendidikan seni di Bandung yang tergabung pada
Institut Teknologi Bandung (ITB). Ketika itu kelompok pengajar Seni Rupa yang berasal dari Bandung
(alumni ITB) seperti Srihadi Sudarsono, Gregorius Sidharta, Kaboel Suadi dan Yusuf Affendi lebih
menekankan pada sistem pendidikan yang lebih berstruktur seperti Teori Seni Rupa, Teori Warna,
latihan-latihan Nirmana datar dan ruang, teknik melukis yang lebih berjenjang dari sketsa ke cat air,
pastel, akrilik dan cat minyak misalnya.

PRINSIP-PRINSIP DASAR SENI RUPA


(1)Kesatuan (Unity); merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa yang sangat penting.
(2) Keseimbangan (Balance); Karya seni dan desain harus memiliki keseimbangan agar nyaman
dipandang dan tidak membuat gelisah.
(3) Proporsi (Proportion); Proporsi termasuk prinsip dasar tata rupa untuk memperoleh keserasian
dalam sebuah karya.
(4) Irama (Rhythm); adalah pengulangan gerak yang teratur dan terus menerus.

PRINSIP-PRINSIP UTAMA ILMU TATA RUPA


(1) Ruang Kosong (White Space); agar karya tidak terlalu padat dalam penempatannya pada sebuah
bidang dan menjadikan sebuah objek menjadi dominan.
(2) Kejelasan (Clarity); untuk mempengaruhi penafsiran penonton akan sebuah karya. Bagaimana
sebuah karya tersebut dapat dengan mudah dimengerti dan tidak menimbulkan ambigu atau makna
ganda.
(3) Kesederhanaan (Simplicity); Kesederhanaan menuntut penciptaan karya yang lebih dan tidak
kurang. Kesederhanaan sering juga diartikan ‘tepat’ dan ‘tidak berlebihan’. Pencapaian
kesederhanaan mendorong penikmat untuk menatap lama dan tidak merasa jenuh.
(4) Emphasis (Point of Interest) atau pusat perhatian; merupakan pengembangan dominasi yang
bertujuan untuk menonjolkan salah satu unsur sebagai pusat perhatian sehingga mencapai nilai
artistik.

NIRMANA DAN BENTUKNYA


Dari segi etimologis, Nirmana terdiri dari kata ‘Nir’ yang berarti tidak dan ‘Mana’ yang berarti
bentuk, sehingga Nirmana berarti ‘Tidak Berbentuk’. adalah pengorganisasian atau penyusunan
elemen-elemen visual seperti titik, garis, warna, ruang dan tekstur menjadi satu kesatuan komposisi
yang harmonis. dapat juga diartikan sebagai hasil angan-angan dalam bentuk dwimatra (2D),
trimatra (3D) yang harus mempunyai nilai keindahan. disebut juga sebagai ilmu tatarupa dasar.

Elemen-elemen visual seni rupa tersebut dapat dikelompokan menjadi 4 bagian berdasarkan
bentuknya yaitu:
(1) Titik; adalah suatu bentuk kecil yang tidak mempunyai dimensi. Raut titik yang paling umum
adalah bundaran sederhana, mampat atau buntu, tak bersudut dan tanpa arah,
(2) Garis; adalah suatu hasil goresan nyata dan batas limit suatu benda, ruang, rangkaian masa dan
warna,
(3) Bidang; adalah suatu bentuk pipih tanpa ketebalan, mempunyai dimensi pajang, lebar dan luas;
mempunyai kedudukan, arah dan dibatasi oleh garis,
(4) Gempal, atau bangun adalah bentuk bidang yang mempunyai dimensi ketebalan dan kedalaman.

Pola dan bentuk dari nirmana dwimatra umumnya disusun dengan cara memutar objek dua dimensi
(rotate), memiringkan objek (skew), menduplikasi objek (duplicate), merubah ukuran (transform),
membalik objek dwimatra (mirror), dan langkah kombinasi dari kesemuanya. Nirmana Trimatra
seringkali disebut nirmana tiga dimensi yang biasanya dibuat sebagai aksen dalam tata ruang.
Nirmana trimatra mempunyai gempal atau ketebalan dan dimensi yang tidak dimiliki oleh nirmana
dwimatra. “Nirmana-Komposisi Tak Berbentuk” sebagai Dasar Kesenirupaan Fakultas Seni Rupa
Institut Kesenian Jakarta Untuk mendapatkan nirmana tri matra biasanya dimulai dari pembuatan
objek dasar seperti kubus, bola, silinder atau tabung, kerucut, prisma dan bentuk dasar berdimensi
lainnya yang memiliki dimensi atau ketebalan. Bentuk dasar tersebut kemudian ditata dan disusun
sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah pola. Pola dan bentuk dikombinasikan seperti langkah
pada Nirmana dwimatra.

Pengaplikasian Dan Penerapan Nirmana


Nirmana tidak hanya mencakup 2 dan 3 dimensi saja melainkan menjelajah sebuah ruang yang
disebut dengan ruang maya. Ruang maya adalah ruang semu dimana orang dapat menghayalkan
tentang sesuatu yang mebingungkan, dalam arti hayalan tentang sebuah kegilaan bentuk yang sulit
ditorehkan dalam media 2 dimensi yang sering disebut dengan nirmana ruang datar/) atau 3 dimensi
yang sering disebut dengan nirmana ruang. Kapabilitas yang merekam obyek setepat-tepatnya dapat
dikacaukan dengan nirmana. Sesuatu yang sudah biasa jika melihat langit yang jauh berwarna biru
dan pepohonan yang dekat dengan hijau. Di sinilah seni dan desain dapat dinilai atas dasar kualitas
artistiknya, yaitu menilai segala sesuatunya dari sisi bentuk, bukan dari hal-hal di luar bentuk.
Pengaplikasian dan penerapan Nirmana ini juga dilakukan di bidang seni lain seperti Desain Interior,
Desain Komunikasi Visual, Desain Mode, Seni Kriya, serta Seni Murni,termasuk Seni Lukis dan Seni
Patung.
BAB III
PEMBAHASAN
A. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN JURNAL

ASPEK YANG DI NILAI


Cover ADA
Nama pengarang ADA
Tahun terbit ADA
Kota penerbitan ADA
Volume ADA
Nomor ADA
Nama Journal ADA
ISSN ADA
Penerbit ADA
Kota Terbit ADA
Pengantar ADA
Tinjauan teoritis ADA
Metode penelitian ADA
Hasil ADA
Pembahasan ADA
Kesimpulan ADA
Daftar Pustaka ADA
BAHASA DAN TULISAN
KELEBIHAN KELEMAHAN
Bahasa yang efektif Bahasa yang digunakan sangat -
cocok untuk orang yang baru
pertama sekali mengenal
nirmana, penulis memaparkan
bahasa Indonesia diselingi
Bahasa Inggris sebagai
sinonimnya yang pembuat
pembaca mengerti.
Kerapian tulisan Sangat rapi penulis membuat Pada bagian kalimat
kotak untuk abstrak dan penjelasan gambar penulis
mebuat artinya juga, membuat huruf yang terlalu
susunannya juga sangat pas kecil sehingga susah dibaca
sehingga pembaca tertarik dan tulisannya didalam
untuk membacanya, penulis gambar sangat kabur
juga menyelipkan halaman di sehingga tanpa tulisan
footer sehingga pembaca tau tersebut pembaca sudah
sudah sampai mana dia mengrti maksud si penulis.
membaca.
Gambar Sangat bagus penulis membuat Penulis menyisipkan gambar
gambar sesuai dengan nirmana yang terlalu kecil sehingga
penulis membuat gambar pembaca harus membaca
hitam putih sesuai dengan agak dekat, dan gambar
nirmana dan penulis juga kurang HD (kabur pada
menyisipkan gambar nirmana bagian tertentu)
berwarna, penulis juga
memaparkannya secara rinci.
KONTEN ATAU ISI
KELEBIHAN KELEMAHAN
Kelengkapan materi Jurnal ini sangat bagus dan hanya memiliki sedikit -
kekurangan, jurnal itu juga memberikan contoh
nyatanya untuk kehidupan seperti di FAKULTAS
SENI RUPA INSTITUT KESENIAN JAKARTA, juga
memberikan contoh-contoh gambar yang banyak dan
mudah untuk dimengerti, penulis sangat mendalami
tentang Nirmana Dwi Trimarta.

B. KEMUTAKHIRAN JURNAL

Jurnal ini yang dituliskan pada tahun 2013 dan diterbitkan sehingga sangat mudah untuk
menelitinya. Sehingga informasi yang ada dalam jurnal masih fresh, mudah dimengerti dan
didalami juga cocok untuk dibaca oleh mahasiswa/mahasiswi penulisannya dan kelengkapan
berupa gambar dan keterangan artinya juga menarik untuk dibaca. Sehingga menambah
minat pembaca untuk membaca volume selanjutya jurnal ini dan juga terdapat aplikasi dan
juga sumber penjelasan sehingga jelas dan cocok bagi orang yang bersungguh-sungguh ingin
membacanya, karena jurnal tersebut sangat lengkap dan logis dibaca, karena pembaca
memberikan contohnya di Jakarta.
BAB IV
IMPLIKASI
A. TEORI
Teori-teori yang disajikan dalam jurnal tersebut ini menjelaskan secara terperinci sekali,
lengkap dengan contoh-contoh yang sangat jelas dan juga dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari juga. Dijelaskan juga sehingga jika ingin menerapkan nya langsung
atau mempraktekkan nya langsung maka dapat menjadikan jurnal ini sebagai referensi yang
cukup kuat.

B. PROGRAM KERJANYA DI INDONESIA


Karena jurnal ini membahas tentang Nirmana Trimarta dan pembahasan nya sangat
mendalam maka jurnal ini dapat digunakan sebagai referensi untuk Pembangunan di
Indonesia misalnya untuk melatih fokus melihat terkadang gambar Dwimarta sering salah
dalam membuatnya dan peserta didik dilatih kesabaran untuk membuatnya. Seperti yang
kita tahu bahwa di Indonesia bahwa masyarakatnya kurang fokus sehingga pembuatan
nirmana bisa diterapkan disekolah, disekolah-sekolah diIndonesia juga sudah diterapkan
pada mata pelajaran Seni Budaya. Maka melalui jurnal ini dapat menjadikannya sebagai
refrensi maka lebih memudahkan untuk melakukan pembangunan untuk kesabaran peserta
didik dalam membuat Nirmana.

C. ANALISIS MAHASISWA
Setelah melakukan kritikan terhadap jurnal ini maka menurut analisis saya implikasi dari
jurnal ini ialah bahwa jurnal ini sangat cocok digunakan jika ingin mengetahui lagi tentang
nirmana khususnya Nirmana Ttimrt, karena dilengkapi dengan contoh dan penjelasan yang
mendukung pemahaman pengguna ketika membaca dan memahami buku ini.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari jurnal diatas dapat disimpulkan bahwa nirmana berarti tidak berbentuk sehingga
pengorganisasian atau penyusunan elemen-elemen visual seperti titik, garis, warna, ruang dan
tekstur menjadi satu kesatuan komposisi yang harmonis. Nirmana terbagi ke 2 jenis : nirmana
dwimarta dan trimarta, dimana nirmana dwimarta adalah nirmana 2dimensi atau tidak memiliki
ruang atau datar, dan nirmana trimarta atau yang kita pelajari saat ini adalah nirmana yang memiliki
bentuk (3dimensi) sehingga nirmana seperti bergerak. Pola dan bentuk dari nirmana dwimatra
umumnya disusun dengan cara memutar objek dua dimensi (rotate), memiringkan objek (skew),
menduplikasi objek (duplicate), merubah ukuran (transform), membalik objek dwimatra (mirror),
dan langkah kombinasi dari kesemuanya. Nirmana Trimatra seringkali disebut nirmana tiga dimensi
yang biasanya dibuat sebagai aksen dalam tata ruang.

B. SARAN
Berdasarkan pengalaman melaksanakan saya di sekolah mengenai pembelajaran nirmana
Indonesia masih kurang, karena murid-murid masih menganggap sepele nirmana. Saran
saya untuk itu :
1. Nirmana setidaknya harus dipelajari di tingkat SMP-SMA/SMK Jurusan Seni Gambar (DKV,
Animasi, RPL, dll) untuk dapat menghayati dan seni desain dengan baik. Bahkan mungkin disaat
mempelajarinya akan terambah pula pula cabang seni yang lain. Di dalam nirmana, seseorang akan
mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan seni rupa dan desain melalui tahap-tahap
yang sangat mendasar.
2. Pola pembelajaran yang diberikan harus jelas dan sistematis juga guru menyimpulkan kegunaan
nirmana sehingga murid-murid menyukai nirmana.

DAFTAR PUSTAKA
“NIRMANA-KOMPOSISI TAK BERBENTUK : SEBAGAI DASAR KESENIRUPAAN
FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT KESENIAN JAKARTA” karya Ardianti Permata
Ayu
https://e-journal.jurwidyakop3.com/index.php/jurnal-ilmiah/article/view/
141/124
CRITICAL JOURNAL REVIEW

DOSEN PENGAMPU: Drs. Zulkifli, M.Sn

OLEH

JOSEPH SALEH HIDAYAT GULO

2203151008

PENDIDIKAN SENIRUPA KELAS B


PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Critical Journal Review pada mata
kuliah NIRMANA DWIMATRA.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini untuk memenuhi tugas dosen pada
mata kuliah Nirmana Dwimatra. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Nirmana Dwimatra bagi saya Mahasiswa Universitas Negeri Medan.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Zilkifli, M.Sn. selaku dosen mata
kuliah Nirmana Dwimatra yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga berterima kasih terhadap seluruh sumber yang membantu saya supaya dapat
menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR..........................................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................................
BAB I: PENDAHULUAN
a. Rasionalisasi Pentingnya CJR...................................................................................1
b. Tujuan Penulisan CJR.....................................................................................................
c. Manfaat CJR.................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
a. Identitas Jurnal................................................................................................................
b. Ringkasan Isi Jurnal.........................................................................................................
BAB III: PENILAIAN TERHADAP JURNAL
a. Kelebihan Jurnal...............................................................................................................
b. Kekurangan Jurnal...........................................................................................................
BAB IV: PENUTUP
a. Kesimpulan...................................................................................................................
b. Saran.........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR


Sering kali kita mengalami kesulitan dalam menentukan referensi untuk dapat
kita pahami dan pelajari. Kita tidak dapat puas hanya dengan satu buah jurnal dan
cenderung kurang memenuhi isi hati kita. Oleh karena itulah penulis merangkum isi
dari beberapa jurnal sekaligus dan membuat Critical Journal Review ini guna
mempermudah pemahaman tentang Nirmana Dwimatra.
B. Tujuan Penulisan CJR.
1. Mengulas isi jurnal.
2. Mencari dan mengetahui informasi yang tercantum didalam jurnal.
3. Melatih penulis memahami dan mendalami isi materi yang terkandung di dalam
jurnal.

C. Manfaat CJR
1. Demi menambah wawasan penulis dalam bidang Nirmana Dwimatra.
2. Untuk membantu pembaca mendapatkan inti dari beberapa jurnal yang telah
dirangkum dan menjadi mudah untuk dipahami.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Identitas Jurnal

Judul Jurnal : “Nirmana-Komposisi Tak Berbentuk” Sebagai Dasar


Kesenirupaan Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta.
Pengarang Artikel : Ardianti Permata Ayu
Penerbit : Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2013
Volume :1

B. Ringkasan Isi Jurnal

Pada abad ke-18 muncul gagasan untuk memasukkan seni rupa kedalam kurikulum di
sekolah. Gagasan ini dicetuskan oleh Emile Rousseau dan direalisasikan pada tahun 1774
oleh Johannes Bernard Basedow dengan mendirikan sekolah Philantropinum. Sekolah itu
merupakan sekolah yang mengajarkan pelajaran menggambar disamping pelajaran-pelajaran
umum yang ada disekolah itu.
Perkembangan pendidikan seni rupa yang penting terjadi pada akhir abad ke-19, sejalan
dengan terjadinya reformasi pendidikan di berbagai negara besar seperti Jerman, Inggris, dan
Amerika Serikat. Reformasi pendidikan ini didorong oleh perkembangan psikologi tentang
perkembangan anak, yang melahirkan metodemetode mengajar baru. Pendidikan seni rupa
mengajarkan padangan-pandangan seni yang sedang berpengaruh pada waktu itu dan
menegaskan bahwa pelajaran menggambar penting bagi pembentukan kepekaan estetik anak.
Pada umumnya pelajaran seni rupa dianggap hanya sebagai kegiatan menggambar alam
benda atau membuat karya seni rupa lain. Tidak banyak yang mengenal seni rupa sebagai
suatu metodologi untuk belajar pengetahuan lain. Seni biasanya diajarkan sebagai tambahan
bagi “unsur pendidikan dasar.” Terdapat pendapat bahwa seni merupakan unsur pendidikan
dasar, tetapi kebanyakan orang memandang seni jauh terpisah dari bidang pelajaran yang
lain. Seni menjadikan kemampuan berpikir imajinatif dan kritis secara personal dan kreatif.

Seni rupa di Indonesia sendiri sudah ada sejak zaman dulu. Keahlian seni rupa diturunkan
dari generasi ke generasi oleh para ahli-ahli seni rupa di Indonesia. Kemudian pendidikan
seni rupa di indonesia mendapat pengaruh dari dunia barat.

Sebelum membuat suatu karya perlu diketahui prinsip-prinsip dasar yang melatarbelakangi
karya tersebut, sehingga karya tersebut dapat dipertanggungjawabkan yang meliputi
kesatuan (unity), keseimbangan (balance), proporsi (proportion), irama (rhythm),
dominasi (domintaion).

Dalam ilmu tata rupa, terdapat beberapa prinsip utama yang bertujuan mengkomunikasikan
sebuah karya seni yang dapat diterapkan atau diaplikasikan untuk semua jenis karya seni rupa
maupun desain, yaitu ruang kosong (white space), kejelasan (clarity), kesederhanaan
(simplycity), emphasis (point of interest).
BAB III

PENILAIAN TERHADAP JURNAL

A. Kelebihan Jurnal
- Isi jurnal tergolong komplit dan rangkum
- Mudah memahami isi materi
- Terdapat poin-poin yang memudahkan pemahaman
- Terdapat gambar yang menunjang semangat membaca
B. Kekurangan Jurnal
- Desain halaman kurang menarik perhatian.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari rangkuman diatas dapat kita tarik kesimpulan mengenai nirmana sebagai sebuah core
(inti) yang diterapkan dalam pembuatan setiap karya seni rupa dan desain yaitu aturan-aturan
penting yang wajib dipakai. Mata kuliah Nirmana mengajarkan tentang unsur atau elemen
yang ada pada suatu lukisan atau gambar serta karya estetika seni dalam mengorganisasi
unsur atau elemen agar menjadi sebuah karya rupa yang bukan saja bagus, tetapi juga
bermakna. Dengan mempelajari nirmana, mahasiswa diharapkan dapat mempertajam
kepekaan dalam dunia desain.

B. Saran
Saran yang dapat saya ambil dari rangkuman diatas adalah bahwa dalam mempelajari
nirmana, mahasiswa perlu melakukan latihan secara rutin dan kontinyu. Dengan tujuan agar
dapat menghayati seni rupa dan seni desain dengan baik. Pola pembelajarannya juga harus
sistematis dan dengan alur yang terarah.

DAFTAR PUSTAKA

- “Nirmana-Komposisi Tak Berbentuk” Sebagai Dasar Kesenirupaan Fakultas Seni


Rupa Institut Kesenian Jakarta. Ardianti Permata Ayu. 2013
CRITICAL BOOK REVIEW

Nirmana Dwimatra
Dosen Pengampu : Drs. Zulkifli. M,Sn

Nama : Muhammad Fatahillah

Nim : 2203151030

Kelas : B

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

PENDIDIKAN SENI RUPA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Critical Jurnal Review yang
berjudul Nirmana Dwimatra.

Kami menyadari, bahwa laporan yang penulis buat ini masih jauh dari kata sempurna baik
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan
agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga Critical Jurnal Review ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Deli Serdang, 06 Oktober 2020

Muhammad Fatahillah
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Latar belakang penulisan ini adalah dengan berkembang dan semakin meningkatnya dunia
seni rupa dewasa ini yang terlihat pada banyaknya karya-karya baru dalam bidang seni rupa
maupun desain sebagai ilmu terapannya.

Dalam sejarah perkembangannya, pendidikan seni rupa berawal dari pelajaran yang khusus
diberikan kepada kelompok tertentu, yaitu para calon seniman, misalnya di Yunani kuno. Di
tempat semacam bengkel (disebut Guild), para pemuda belajar melukis atau membuat patung
pada seorang seniman senior melalui model pencantrikan atau magang (apprentiiceship).
Dengan demikian, pendidikan seni ini bertujuan untuk menguasai keterampilan membuat
karya seni rupa. Pendidikan tradisional semacam ini terjadi pada masa lampau, termasuk juga
di Indonesia.

Fakultas Bahasa dan Seni Unimed ( FBS ), sebagai lembaga institusi di Indonesia memegang
peranan penting dalam menghasilkan seniman maupun desainer yang berkualitas. Untuk
menghasilkan karya-karya yang berkualitas, mahasiswa haruslah mengetahui prinsip-prinsip
dasar seni rupa. Di Fakultas Bahasa dan Seni Unimed (FBS), pendidikan dasar seni rupa
diberikan kepada seluruh mahasiswa dari berbagai jurusan, baik jurusan seni murni maupun
desain. Salah satu pendidikan seni rupa yangpaling mendasar adalah Nirmana atau
’komposisi yang tak berbentuk’ Nirmana berarti kosong atau tidak ada apa-apa dan juga
berarti abstrak atau tidak bermakna. Kalimat tersebut merupakan sebuah ungkapan, bahwa
pada awalnya, sebelum seseorang bertindak menciptakan sesuatu, masih belum ada apa-apa
atau belum ada makna dari segala sesuatu.

Hal tersebut kemudian di jadikan titik awal atau merupakan pelajaran yang harus dikuasai
oleh seseorang yang ingin belajar tentang desain sebelum mulai berkarya. Mata kuliah
Nirmana menjadi mata kuliah dasar wajib bagi mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni (FBS),
yang mengajarkan unsur atau elemen yang ada pada suatu lukisan atau gambar serta estetika
seni dalam pengorganisasian unsur atau elemen agar menjadi sebuah karya seni yang bukan
saja bagus, tetapi juga bermakna sehingga menimbulkan suatu nilai keindahan. Seni dan
keindahan merupakan satu kesatuan antara elemen-elemennya yang selaras, serasi dan
seimbang. Keindahan merupakan sebuah konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena
tidak jelas tetapi dapat berkomunikasi dan menyenangkan jika dilihat. Nirmana merupakan
sebuah core (inti) yang diterapkan dalam pembuatan setiap karya seni rupa dan desain yaitu
aturan-aturan penting yang wajib dipakai.

B. Tujuan
a. Untuk membahas fungsi dan peran mata kuliah Nirmana sebagai dasar
kesenirupaan sehingga menjadi mata kuliah dasar wajib di Fakultas Bahas dan
Seni Unimed
b. Untuk mengetahui penerapannya mata kuliah Nirmana ini, serta bagaimana
pengaruhnya terhadap penciptaan karya mahasiswa fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan.
c. Bagaimanakah pola pengajaran mata kuliah Nirmana yang seharusnya
diberikan kepada mahasiswa sehingga hasil karya hasil eksplorasi yang
diciptakan akan memiliki nilai estetis dan dapat dipertanggung jawabkan.
Metoda yang digunakan adalah kajian kepustakaan dan pendekatan analisis
secara deskriptif, eksploratif.
C. Manfaat
a. Mahasiswa akan lebih kritis dalam memberikan saran dan argumen yang logis
dan jelas
b. Mahasiswa akan terlatih bagaimana membuat karya ilmiah atau jurnal yang
cukuo baik dan baru di dalam era-globalisasi ini.
BAB II

ANALISIS JURNAL

Judul Nirmana Dwimatra

Jurnal Nirmana Komposisi Tak Berbentuk

Download https://e-journal.jurwidyakop3.com

Volume dan No 1 no. 2

Tahun 2013

Penulis Widya

Reviewer Muhammad Fatahillah

Tanggal 1 Oktober 2020

• Untuk membahas fungsi dan peran mata kuliah Nirmana sebagai


dasar kesenirupaan sehingga menjadi mata kuliah dasar wajib di
Fakultas Bahas dan Seni Unimed
•Untuk mengetahui penerapannya mata kuliah Nirmana ini, serta
bagaimana pengaruhnya terhadap penciptaan karya mahasiswa
fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.
Tujuan Penelitian
•Bagaimanakah pola pengajaran mata kuliah Nirmana yang
seharusnya diberikan kepada mahasiswa sehingga hasil karya hasil
eksplorasi yang diciptakan akan memiliki nilai estetis dan dapat
dipertanggung jawabkan. Metoda yang digunakan adalah kajian
kepustakaan dan pendekatan analisis secara deskriptif, eksploratif.

Subjek Penelitian Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta

Ringkasan Pada abad ke-18 muncul gagasan untuk memasukkan


pendidikan seni rupa, dalam hal ini pelajaran menggambar,
ke dalam kurikulum sekolah umum. Gagasan ini mula-
mula dicetuskan oleh Emile Rousseau, dan pada tahun
1774 Johannes Bernard Basedow merealisasikannya
dengan mendirikan sekolah yang disebut sekolah
Philantropinum. Di sekolah ini pelajaran menggambar
diberikan di samping mata pelajaran bahasa, ilmu pasti,
ilmu pengetahuan alam, olah raga, musik, dan tari. Metode
pengajaran yang digunakan adalah metode meniru, dengan
membuat bentuk-bentuk sederhana, dengan garis-garis
bantu, dan bahkan sampai pada menyelesaikan gambar
dengan panduan titik-titik yang telah ditentukan yang
disebut stimografi.
Perkembangan pendidikan seni rupa yang penting
terjadi pada akhir abad ke-19, sejalan dengan terjadinya
reformasi pendidikan di berbagai negara besar seperti
Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat. Reformasi
pendidikan ini didorong oleh perkembangan psikologi
tentang perkembangan anak, yang melahirkan metode-
metode mengajar baru. Pendidikan seni rupa mengajarkan
padangan-pandangan seni yang sedang berpengaruh pada
waktu itu dan menegaskan bahwa pelajaran menggambar
penting bagi pembentukan kepekaan estetik anak.
Pada tahun 1899 National Education Association
(NEA) di Amerika Serikat, yang merupakan asosiasi
pendidik profesional menetapkan tujuan pendidikan seni
rupa sebagai berikut: (1) Mengembangkan apresiasi
terhadap keindahan, (2) Mengembangkan dorongan-
dorongan kreatif, (3) Mengembangkan daya penglihatan,
(4) Membantu mengembangkan kemampuan menyatakan
sesuatu, (5) Menyiapkan keterampilan bagi anak-anak
tetapi bukan tujuan pokok, (6) Bagaimanapun juga
pendidikan seni tidak menyiapkan anak untuk menjadi
seniman professional. Tujuan-tujuan tersebut, khususnya
tujuan nomor 5 dan 6, menunjukkan bahwa pendidikan
seni rupa telah mengarah pada konsep pendidikan seni
rupa yang tidak lagi sekedar mengembangkan keterampilan
atau keahlian seni rupa itu sendiri.
Pada umumnya pelajaran seni rupa dianggap hanya
sebagai kegiatan menggambar alam benda atau membuat
karya seni rupa lain. Tidak banyak yang mengenal seni
rupa sebagai suatu metodologi untuk belajar pengetahuan
lain. Seni biasanya diajarkan sebagai tambahan bagi
“unsur pendidikan dasar.” Terdapat pendapat bahwa seni
merupakan unsur pendidikan dasar, tetapi kebanyakan
orang memandang seni jauh terpisah dari bidang pelajaran
yang lain. Seni menjadikan kemampuan berpikir imajinatif
dan kritis secara personal dan kreatif.

Sebelum membuat suatu karya perlu diketahui prinsip-prinsip


dasar yang melatarbelakangi karya tersebut, sehingga karya
tersebut dapat dipertanggungjawabkan yang meliputi: (1)
Kesatuan (Unity); merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa
yang sangat penting. (2) Keseimbangan (Balance); Karya seni dan
desain harus memiliki keseimbangan agar nyaman dipandang dan
tidak membuat gelisah.(3) Proporsi (Proportion); Proporsi
termasuk prinsip dasar tata rupa untuk memperoleh keserasian
dalam sebuah karya. (4) Irama (Rhythm); adalah pengulangan
gerak yang teratur dan terus menerus.
Prinsip-prinsip Utama Ilmu Tata Rupa
Dalam ilmu tata rupa, terdapat beberapa prinsip utama yang
bertujuan mengkomunikasikan sebuah karya seni yang dapat
diterapkan atau diaplikasikan untuk semua jenis karya seni rupa
m,aupun desain, yaitu: (1) Ruang kosong (White Space); agar
karya tidak terlalu padat dalam penempatannya pada sebuah
bidang dan menjadikan sebuah objek menjadi dominan, (2)
Kejelasan (Clarity); untuk mempengaruhi penafsiran penonton
akan sebuah karya. Bagaimana sebuah karya tersebut dapat dengan
mudah dimengerti dan tidak menimbulkan ambigu atau makna
ganda, (3) Kesederhanaan (Simplicity); kesederhanaan menuntut
penciptaan karya yang tidak lebih dan tidak kurang.
Kesederhanaan sering juga diartikan ‘tepat’ dan ‘tidak berlebihan’.
Pencapaian kesederhanaan mendorong penikmat untuk menatap
lama dan tidak merasa jenuh, (4) Emphasis (Point of Interest) atau
pusat perhatian; merupakan pengembangan dominasi yang
bertujuan untuk menonjolkan salah satu unsur sebagai pusat
perhatian sehingga mencapai nilai artistik.
Elemen-elemen visual seni rupa tersebut dapat dikelompokkan
menjadi 4 bagian berdasarkan bentuknya yaitu: (1) Titik; adalah
suatu bentuk kecil yang tidak mempunyai dimensi. Raut titik yang
paling umum adalah bundaran sederhana, mampat atau buntu, tak
bersudut dan tanpa arah, (2) Garis; adalah suatu hasil goresan
nyata dan batas limit suatu benda, ruang, rangkaian masa dan
warna, (3) Bidang; adalah suatu bentuk pipih tanpa ketebalan,
mempunyai dimensi pajang, lebar dan luas; mempunyai
kedudukan, arah dan dibatasi oleh garis, (4) Gempal, atau bangun
adalah bentuk bidang yang mempunyai dimensi ketebalan dan
kedalaman.
Nirmana Dwi Matra; Pada Nirmana Dwi Matra dipelajari
Bagaimana Nirmana dibentuk sesuai dengan tata rupa Yang
mempunyai kaidah dan prinsip seni rupa.Nirmana Trimatra sering
kali disebut nirmana tiga dimensi yang biasanya dibuat sebagai
aksen dalam tata ruang. Nirmana trimatra mempunyai gempal atau
ketebalan dan dimensi yang tidak dimiliki oleh nirmana dwimatra.

• Tidak memberikan batas/jeda pada saat memulai judul baru atau


Kelemahan
pembahasan baru.
• Penggunaan contoh gambar yg sangat jelas.
• Memakai gambar yang berwarna.
Kelebihan • Penulisan yang mudah dipahami.
• Menceritakan awal mula Nirmana sehingga pembaca mengerti
awalnya nirmana terbentuk.
Kesimpulan 1. Nirmana merupakan sebuah core (inti) yang diterapkan dalam
pembuatan setiap karya seni rupa dan desain yaitu aturan-aturan
penting yang wajib dipakai.
2. Mata kuliah Nirmana mengajarkan tentang unsur atau elemen
yang ada pada suatu lukisan atau gambar serta karya estetika seni
dalam mengorganisasi unsur atau elemen agar menjadi sebuah
karya rupa yang bukan saja bagus, tetapi juga bermakna.
3. Dengan mempelajari, seseorang diharapkan akan memiliki
pengertian, dapat mengasah ketrampilan, dan mempertajam
kepekaan terhadap segala sesuatu yang menyangkut dunia desain.
Bahkan juga akan dikembangkan dari nirmana.
4. Pola pengajaran dapat diawali dengan pemberian teori- teori
mengenai defenisi ‘Apa Itu Nirmana’, agar mahasiswa mempunyai
gambaran dan pemahaman terhadap Nirmana itu sendiri.
Selanjutnya mahasiswa diberikan tugas maupun latihan yang
tentunya secara tidak langsung akan melatih mereka dalam hal
teknis.

DAFTAR PUSTAKA

Alexander, Thomas (1987). John Dewey’s Theory of Art, Experience, And Nature. New
York. 2005. Dewey, John (1934). Art as Experience. The Berkeley Publishing Group. New
York.2005. Denny Palmer Wolf, Becoming Knowlegde: The Evolution of Art Education
Curriculum,Dickinson , Dee. Learning Trought the Arts. Diambil dari
http://www.newhorizons.org/strategies/arts/dickinson_lrnarts. Htm, 10/24/2005, Jam 18:34
Goldberg, Merryl (1997). Arts and Learning. An Integrated Approach To Teaching and
Learning in Multicultural Settings. Longman. New York. 2003. Lansing, Keneth M. (1976).
Art, Atist, and Art Education. McGraw-Hill Book Company. New York. 2003. Read, Herbert
(1970). Education through Art. Faber & Faber. London.2005. Sanyoto, Sadjiman Ebdi.
Dasar-Dasar Seni dan Desain. Jalasutra. Yogyakarta. 2005 Sanyoto, Sadjiman Ebdi. Irama
Visual. Jalasutra. Yogyakarta. 2007. Silverman, Rayman. Learning about Art. Diambil ddar
(http://instructional1.calstatela. Edu/laa/enter.html pada tanggal 7 Oktober 2010. Soemantri,
Hilda (1998). Visual Art 7: Indonesian Heritage. Archipelago Press. Singapura. 2007 /Lizard
Wijanarko/ Teori Desain, Ilmu Desain, Ilmu Grafis, nirmana, Tutorial Desain Grafis/ Jumat,
23 Oktober 2009, Jam 17:51/Lizard Wijanarko/Teori Desain, Ilmu Desain, Ilmu Grafis,
Nirmana/Selasa, 26 Oktober 2010, Jam 02:01/Lizard Wijanarko/ Teori Desain, Ilmu Desain,
Ilmu Grafis, nirmana, Tutorial Desain Grafis/ Minggu, 6 Maret 2011, Jam 04:21

CRITICAL JURNAL REVIEW

NIRMANA
Nama : PAULINA INDRIANI M SITEPU
Nim : 2203151024
Kelas :B
Dosen Pengampu : Drs.ZULKIFLI, M. Sn.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SUMATERA UTARA
2020

ANALISIS JURNAL

Judul “NIRMANA-KOMPOSISI TAK BERBENTUK” SEBAGAI


DASR KESENIRUPAAN FAKULTAS SENI RUPA
INSTITUT KESENIAN JAKARTA
Jurnal Jurnal Nirmana

Tahun 2013

Penulis Ardianti Permata Ayu

Kota Terbit Jakarta

Volume Halaman Vol 1 no 2

Abstrak Penelitian
Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta,(FSR IKJ)
merupakan lembaga pendidikan di Indonesia yang memegang
peranan
penting dalam menghasilkan seniman maupun desainer yang
berkualitas. Untuk menghasilkan karya-karya yang berkualitas,
mahasiswa
harus mengetahui prinsip-prinsip dasar seni rupa. Salah
satunya melalui mata kuliah Nirmana atau ’komposisi tak
berbentuk’. Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk membahas tentang (1)
Fungsi dan peran mata kuliah Nirmana sebagai dasar
kesenirupaan di Fakultas
Seni Rupa IKJ. (2) bagaimana pengaruhnya bagi pendidikan
dasar seni rupa khususnya di Fakultas Seni Rupa IKJ. (3)
Bagaimanakah pola
pengajaran mata kuliah Nirmana yang seharusnya diberikan
kepada mahasiswa PDSR FSR IKJ sehingga hasil karya
eksplorasi yang
diciptakan akan memiliki nilai estetis dan dapat
dipertanggungjawabkan. Metoda yang digunakan adalah studi
kepustakaan dengan pendekatan
deskriptif, eksploratif. Dapat disimpulkan bahwa: (1) Nirmana
merupakan core (inti) yang diterapkan dalam pembuatan setiap
karya seni
rupa dan desain yaitu aturan-aturan penting yang wajib
dipakai, (2) Mata kuliah Nirmana mengajarkan tentang unsur
atau elemen yang ada
pada suatu lukisan atau gambar serta karya estetika seni dalam
mengorganisasi unsur atau elemen agar menjadi sebuah karya
rupa yang
bukan saja bagus, tetapi juga bermakna. Dengan mempelajari ,
diharapkan seseorang akan memiliki pengertian, dapat
mengasah ketrampilan,
dan mempertajam kepekaan terhadap segala sesuatu yang
menyangkut dunia desain, (3) Pengajaran Nirmala harus
didisain dengan baik
secara teratur dan sistematis kepada student dan dilengkapi
dengan latihan-latihan
kata kunci : pendidikan dasar, seni rupa, nirmana, IKJ.

Untuk membahas fungsi dan peran mata kuliah nirmana


Tujuan Penelitian sebagai dasar kesenirupaan sehingga menjadi mata kuliah dasar
wajib di fakultas senirupa unimed
Assesment Data Sebelum membuat suatu karya perlu diketahui prinsip
prinsip
dasar yang melatarbelakangi karya tersebut, sehingga karya
tersebut dapat dipertanggungjawabkan yang meliputi:
(1) Kesatuan (Unity); merupakan salah
satu prinsip dasar tata rupa yang sangat penting. Tidak
adanya kesatuan dalam sebuah karya rupa akan membuat
karya tersebut terlihat cerai-berai, kacau-balau yang
mengakibatkan karya tersebut tidak nyaman dipandang.
(2) Keseimbangan (Balance); Karya seni dan
desain harus memiliki keseimbangan agar nyaman
dipandang dan tidak membuat gelisah.
(3) Proporsi (Proportion); Proporsi termasuk
prinsip dasar tata rupa untuk memperoleh keserasian
dalam sebuah karya. Untuk itu diperlukan diperlukan
perbandingan–perbandingan yang tepat.
(4) Irama (Rhythm); adalah
pengulangan gerak yang teratur dan terus menerus. Dalam
bentuk–bentuk alam dapat diambil contoh pengulangan
(5) Dominasi
(Domination); merupakan salah satu prinsip dasar tatarupa
yang harus ada dalam karya seni dan desain.
Nirmana dan Bentuknya.
Dari segi etimologis, Nirmana terdiri dari kata ‘Nir’ yang
berarti tidak dan ‘Mana’ yang berarti bentuk, sehingga
Nirmana berarti ‘Tidak Berbentuk’. Adalah pengorganisasian
atau penyusunan elemen-elemen visual seperti titik, garis,
warna, ruang dan tekstur menjadi satu kesatuan komposisi
yang harmonis. dapat juga diartikan sebagai hasil angan-angan
dalam bentuk dwimatra (2D), trimatra (3D) yang harus
mempunyai nilai keindahan.
disebut juga sebagai ilmu
1. Titik; adalah suatu bentuk kecil yang tidak mempunyai
dimensi
2. Garis; adalah suatu hasil goresan nyata dan batas limit
suatu benda, ruang, rangkaian masa dan warna,
3. Bidang; adalah suatu bentuk pipih tanpa ketebalan,
mempunyai dimensi pajang, lebar dan luas;
4. Gempal, atau bangun adalah bentuk bidang yang
mempunyai dimensi ketebalan dan kedalaman.
Mata kuliah Nirmana mengajarkan tentang unsur atau
elemen yang ada pada suatu lukisan atau gambar serta karya
estetika seni dalam mengorganisasi unsur atau elemen agar
menjadi sebuah karya rupa yang bukan saja bagus, tetapi juga
bermakna,Dengan mempelajari, seseorang diharapkan akan
memiliki pengertian, dapat mengasah ketrampilan, dan
mempertajam kepekaan terhadap segala sesuatu yang
menyangkut dunia desain. Bahkan juga akan dikembangkan
dari nirmana. Pola pengajaran dapat diawali dengan pemberian
teoriteori mengenai defenisi ‘Apa Itu Nirmana’, agar
mahasiswa mempunyai gambaran dan pemahaman terhadap
Nirmana itu sendiri. Selanjutnya mahasiswa diberikan tugas
maupun latihan yang tentunya secara tidak langsung akan
melatih mereka dalam hal teknis.
Keunggulan Dari pembahasan dalam karya jurnal mengenai nirmana
dapat kita lihat dan rasakan kelebihannya masing-
penelitian
masing misalnya kita dapat mengetahui kelebihan
dimana kita dapat mengetahui prinsip-prinsip nirmana
berupa penjelasannya juga dan contoh dasarnya
juga,keunggulan lainnya juga kita rasakan dari segi
penjelasannya tidak menggunakan bahasa yang ruet/
susah di pahami.jurnal juga memiliki daftar pustaka agar
kita bisa mengetahui sumber yang didapat.tahun
terbitnya juga tidak terlalu lama sehingga datanya tidak
terlalu kuno.gambar yang dipakai sangat jelas,sederhana
dan tidak kabur
 Kegayutan antar elemen
Dari jurnal yang saya bahas memiliki dasar elemen yang
benar adanya dan memiliki beberapa teori yang memang
dapat di benarkan adanya, karena memang benar
adanya dengan apa yang di jelaskan pada jurnal tersebut
dengan danya hubungan antar elemen tersebutlah akan
tercipta berbagai hasil karya seni rupa.

 Originalitas temuan
Temuan-temuan dalam unsur karya seni rupa memang
dapat kita lihat dari mana kita dapatkan sumbernya di
mana sumber ataupun otak pemikirnyalah kita dapat
melihat keaslian karya seni rupa seperti halnya saya
mencari jurnal ini melalui  bererapa sumber seperti
internet.
 Kemutakhiran masalah
Masalah-masalah yang di timbulkan dalam karya seni
merupakan kesulitan dalam memuat karya karena
kurangnya pengalaman dalam mencoba membuat karya
dan pola pikir imajinasi yang kurang dalam kebiasaan
dalam membuat karya sehingga ada halnya kita dapat
cenderung berfikir buntu dalam berkhayal karya baru,
tetapi jika kita biasa dalam berfikir kritis dalam membuat
karya maka bukan hal wajar jika kita selalu mendapat
karya seno baru tanpa berfikir panjang.dan dari hal
kemutakhiran masalah-masalah yang ada dalam jurnal
tersebut menjelaskan dimana sangat membangun untuk
peningkatan yang positif dalam berkarya dan dari
beberapa penjelasan permasalahan yang ada pada
jurnal tersebut dapat menjadikan titik acuan dalam
mengembangkan karya denga penuh imajinasi karena di
dasari dengan penuh kesadaran.
 Kohesi dan koherensi isi penelitian
Kohesi adalah hubungan antar  unsure dalam wacana
secara semantik. Hubungan  kohesif yang diciptakan
atas dasar aspek leksikal, denga pilihan kata yang
serasi, dengan begitu dalam jurnal ini merupakan jurnal
yang memiliki hubungan dengan karya dan dasar dalam
seni rupa.a
Koherensi adalah pengaturan secara rapkenyataan dan
gagasan, fakta dan ide menjadi suatu untaian yang logis
sehingga mudah memahami pesan yang dikandungnya (
Wohl, 1978 : 25)
Jadi koherensi yang ada pada jurnal itu di buat karena
adanya sebab yaitu merupakan dasar dalam seni rupa
yang menjadi gagasan dan pokok dalam seni rupa ,
jurnal ini juga memiliki fakta yang memanga benar
adanya , karena teori –teorinya di dapat dari hasil dasar
sebab adanya seni rupa yang terjadinya karena dasar-
dasarnya.

Kelemahan Dari jurnal yang saya baca terlalu banyak penjelasan


yang bertele-tele salah satunya terdapat pada
penelitian
pendahuluan.point point yang digunakan juga tidak
terlalu rapi dan tidak menjabar kebawah.
 Kegayutan antar elemen
Dari elemen kita bisa menemukan kelemahannya sedikit
saja, dimana elemen-elemen di dalam jurnal tersebut
hanya sebagai contoh dan bahan penjelasan dan tidak
menjadi bahan penlitian lain seperti memberikan contoh
dalam menghubungkan satu elemen dengan elemen
yang lain yang berkaitan.
  Originalitas temuan
Pada segi temuan kita bisa lihat kekurangannya seperti
kurangya contoh dan terapan dari temuan lain dan tidak
ada pnjelasan mengenai hubungan dengan temuan lain.
 Kemutakhiran masalah
Dari kekurangan masalah yang ada pada jurnal tersebut
saya rasa tidak banyak kekurangannya karena jika
banyak permasalahan dalam kemutakhiran pada jurnal
maka junal tersebut  tidak baik pada si pembaca maka
dari itu penjelasan kemutakhiran masalah yang ada pada
jurnal langsung di berikan pemecahan masalahnya.
 Kohesi dan koherensi isi penelitian
Dari keterkaitan hubungan dan penjelasan gagasan yang
ada juga teori yang ada pada jurnal tersebut hanya
sedikit saja kekurangannya seperti kurangnya penjelasan
secara rinci, dengan sedikitnya kekurangan dalam segi
kohesi dan koherensi membuat poin yang menjadi
keunggulan dalam jurnal, maka dari itu saya hanya
menyebutkan bahwa tidak banyak kekurangan yang di
temukan pada segi koherensi dan kohesinya.

Dari segi teori yang ada pada jurnal yang saya bahas
merupakan teori yang benar dan dapat di pertanggung
jawabkan kebenarannya, karena dasar-dasar dalam seni
rupa merupakan awal yang menjadi acuan dan pedoman
dalam karya seni rupa dan selalu hadir dalam segi
apapun, sebab dasar merupakan teori awal dalam
membuat suatu karya seni rupa.
b)      Program pembangunan di Indonesia
Dari beberapa penjelasan dalam jurnal tersebut
sangat lah jelas bagus dalam memberikan pengetahuan
yang lebih lagi mengenai nirmana-nirmana dengan
begitu sistem dan teori yang ada pada jurnal tersebut
merupakan suatu hal yang bagus dalam memberi
infirmasi cara membuat dan hal yang harus dipelajari
khusunya peseni indonesia yang tertarik kepada
penggambaran nirmana.
c)
IMPLIKASI Dalam sajian materi ini membahas
tentang  NIRMANA, dimana di terangkan dalam jurnal ini
yaitu sebagai dasar acuan dalam karya seni rupa yang
merupakan dasar awal untuk mengembangkan wawasan
karya seni rupa, pengembangan kemampuan berpikir
ditujukan untuk beberapa hal, diantaranya adalah
mendapat latihan berfikir secara kritis dan
kreatif, mengaplikasikan pengetahuan, menghasilkan
idea atau ciptaan yang kreatif dan inovatif, mengatasi
cara-cara berfikir yang terburu-buru, kabur dan
sempit, meningkatkan aspek kognitif dan afektif, dan
seterusnya perkembangan intelek mereka, jadi jurnal
yang saya pelajari cukup memberikan saya banyak
pengetahuan di mana seni perlu dengan kesadaran
bahwa dasar-dasar dalam seni sangat berperan penting
juga dalam meningkatkan keatifitas seni rupa khususnya
saya sendiri.

KESIMPULAN Dengan adanya penjelasan dalam materi jurnal


tersebut dapat di simpulkan bahwasannya prinsip-prinsip
dalam karya nirmana sangatlah penting dan tidak akan
lepas dari unsur-unsur seni rupa di mana di jelaskan
pada jurnal ini dasar merupakan tahapan awal dalam
berkarya.  berfikir secara kritis dan
kreatif, mengaplikasikan pengetahuan, menghasilkan
idea atau ciptaan yang kreatif dan inovatif, mengatasi
cara-cara berfikir yang terburu-buru, kabur dan
sempit, meningkatkan aspek kognitif dan afektif, dan
seterusnya perkembangan intelek mereka, jadi jurnal
yang saya pelajari cukup memberikan saya banyak
pengetahuan di mana seni perlu dengan kesadaran
bahwa dasar-dasar dalam seni sangat berperan penting
juga dalam meningkatkan keatifitas seni rupa khususnya
saya sendiri.
Peran Nirmana dalam sebuah desain sangatlah
banyak dan mendasar, elemen-elemen penting yang ada
seperti titik, garis, bidang, warna, dan sebagainya
merupakan elemen yang sangat penting dalam
penciptaan sebuah desain. Dalam teori Nirmana pun
dijelaskan bahwa Nirmana juga mempelajari
pengorganisasian unsure visual titik, garis,warna, dan
sebagainya sehingga Nirmana sangat besar
pengaruhnya dalam pembuatan sebuah desain.

Pola pengajaran dapat diawali dengan pemberian


teoriteori mengenai defenisi ‘Apa Itu Nirmana’, agar
mahasiswa mempunyai gambaran dan pemahaman
SARAN
terhadap Nirmana itu sendiri. Selanjutnya mahasiswa
diberikan tugas maupun latihan yang tentunya secara
tidak langsung akan melatih mereka dalam hal teknis.

DAFTAR PUSTAKA JURNAL


Sanyoto, Sadjiman Ebdi. 2005. Jogjakarta: Dasar-dasar
PUSTAKA
Tata Seni Rupa dan Desain

CRITICAL JOURNAL REPORT


NIRMANA DWIMATRA
DISUSUN OLEH
Nama : Muhammad Rivanza Nasution
Kelas :B
Nim : 2203151015
Dosen Pengampu : Drs. Zulkifli, M.Sn.

PENDIDIKAN SENI RUPA


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN ( UNIMED )
2020
Judul NIRMANA-KOMPOSISI TAK BERBENTUK” SEBAGAIDASAR
KESENIRUPAAN FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT KESENIAN
JAKARTA
Nama Jurnal Jurnal Ilmiah
Download https://www.academia.edu/28497599/
_NIRMANA_KOMPOSISI_TAK_BERBENTUK_SEBAGAI_DASAR_KESE
NIRUPAAN_FAKULTAS_SENI_RUPA_INSTITUT_KESENIAN_JAKARTA
Volume dan Volume 1 nomor 2
Nomor
Tahun 2013
Penulis Ardianti Permata Ayu
Reviewer Muhammad Rivanza Nasution
Tujuan Penelitian 1. Fungsi dan peran mata kuliah Nirmana sebagai dasar kesenirupaan di
FakultasSeni Rupa IKJ.
2. bagaimana pengaruhnya bagi pendidikan dasar seni rupa khususnya di
Fakultas Seni Rupa IKJ.
3. Bagaimanakah pola pengajaran mata kuliah Nirmana yang seharusnya
diberikan kepada mahasiswa PDSR FSR IKJ sehingga hasil karya eksplorasi
yangdiciptakan akan memiliki nilai estetis dan dapat dipertanggung
jawabkan. Metoda yang digunakan adalah studi kepustakaan dengan
pendekatandeskriptif, eksploratif.
Subjek Penelitian Mahasiswa Fakultas kesenian IKJ
Assessment Data Analisa Deskriptif
Metode Penelitian Kajian kepustakaan dan pendekatan analisis secara deskriptif,eksploratif.
Hasil penelitian 1. Nirmana merupakan sebuah core (inti) yang diterapkandalam pembuatan
setiap karya seni rupa dan desain yaituaturan-aturan penting yang wajib
dipakai.
2. Mata kuliah Nirmana mengajarkan tentang unsur atauelemen yang ada pada
suatu lukisan atau gambar sertakarya estetika seni dalam mengorganisasi
unsur atauelemen agar menjadi sebuah karya rupa yang bukan saja bagus,
tetapi juga bermakna.
3. Dengan mempelajari, seseorang diharapkan akanmemiliki pengertian, dapat
mengasah ketrampilan, danmempertajam kepekaan terhadap segala sesuatu
yangmenyangkut dunia desain. Bahkan juga akandikembangkan dari
nirmana.
4. Pola pengajaran dapat diawali dengan pemberian teori-teori mengenai
defenisi ‘Apa Itu Nirmana’, agar mahasiswamempunyai gambaran dan
pemahaman terhadap Nirmanaitu sendiri. Selanjutnya mahasiswa diberikan
tugas maupunlatihan yang tentunya secara tidak langsung akan
melatihmereka dalam hal teknis.

Kekuatan 1. Subjek penelitiannya mahasiswa sehingga dapat membantu mahasiswa


dalam pembelajaran
2. Disertakan gambar
3. Contoh yang disertakan memudahkan pemahaman
Kelemahan 1. Kurang menggunakan teori dalam penelitiannya
2. Deskripsi penelitian terlalu Panjang
3. Tidak disertakannya ISSN
kesimpulan Nirmana wajib dipelajari dengan melakukan banyak latihan secara
Continue untuk dapat menghayati seni rupa dan seni desain dengan baik. Bahkan
mungkin disaatmempelajarinya akan terambah pula pula cabang seniyang lain.
Di dalam nirmana, seseorang akan mempelajarisegala sesuatu yang berhubungan
dengan seni rupa dandesain melalui tahap-tahap yang sangat mendasar. Pola
pembelajaran yang diberikan oleh pengajar haruslahlebih sistematis dan terarah
alurnya.
Daftar Rujukan 1. Alexander, Thomas (1987). John Dewey's Theory of Art, Experience,and
Nature. New York. 2005
2. Dewey, John (1934). Art as Experience. The Berkeley PublishingGroup.
New York.2005
3. Denny Palmer Wolf, Becoming Knowlegde: The Evolution of Art
Education Curriculum
4. Dickinson , Dee. Learning Trought the Arts. Diambil
darihttp://www.newhorizons.org/strategies/arts/dickinson_lrnarts.htm,
10/24/2005, Jam 18:34
5. Goldberg, Merryl (1997). Arts and Learning. An Integrated Approachto
Teaching and Learning in Multicultural Settings. Longman. New York.
2003
6. Lansing, Keneth M. (1976). Art, Atist, and Art Education. McGraw-Hill
Book Company. New York. 2003
7. Read, Herbert (1970). Education through Art . Faber & Faber.
London.2005Sanyoto,
8. Sadjiman Ebdi. Dasar-Dasar Seni dan Desain. Jalasutra.Yogyakarta.
2005Sanyoto,
9. Sadjiman Ebdi. Irama Visual. Jalasutra. Yogyakarta. 2007
10. Silverman, Rayman. Learning about Art. Diambil
dari(http://instructional1.calstatela. edu/laa/enter.html pada tanggal8
Oktober 2010
11. Soemantri, Hilda (1998). Visual Art 7: Indonesian Heritage.
ArchipelagoPress. Singapura. 2007/Lizard Wijanarko/ Teori Desain,
Ilmu Desain, Ilmu Grafis, nirmana,Tutorial Desain Grafis/ Jumat, 23
Oktober 2009, Jam 17:51/Lizard Wijanarko/Teori Desain, Ilmu Desain,
Ilmu Grafis,nirmana/Selasa, 26 Oktober 2010, Jam 02:01/Lizard
Wijanarko/ Teori Desain, Ilmu Desain, Ilmu Grafis, nirmana,Tutorial
Desain Grafis/ Minggu, 6 Maret 2011, Jam 04:21
CRITICAL JURNAL REVIEW

oleh :

Nama : Kofifah Indar Prawansyah (2202451005)

Dosen Pengampu : Dr. Zulkifli, M.Sn

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SENI RUPA

JURUSAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab
telah memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada saya, sehingga mampu
menyelesaikan tugas “CRITICAL JURNAL REVIEW”. Tugas ini di buat untuk memenuhi salah
satu mata kuliah Saya yaitu “NIRMANA DWIMATRA”.
Tugas critical jurnal review ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan
dan wawasan kita semua khususnya dalam hal mengenai nirmana dwimatra. Saya
menyadari bahwa tugas critical jurnal review ini masih jauh dari kesempurnaan, Apabila
dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, Saya mohon maaf karena
sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman saya masih terbatas,karena keterbatasan ilmu
dan pemahaman saya yang belum seberapa. Karena itu saya sangat menantikan saran dan
kritik dari pembaca yang sifatnya membangun guna menyempurnakan tugas ini. Saya
berharap semoga tugas critical jurnal review ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi
Saya khususnya, Atas perhatiannya Saya mengucapkan terima kasih.

Padangsidimpuan, 20 Oktober 2020


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Latar belakang penulisan ini adalah dengan berkembang dan semakin meningkatnya dunia seni rupa
dewasa ini yang terlihat pada banyaknya karya-karya baru dalam bidang seni rupa maupun desain
sebagai ilmu terapannya.

Dalam sejarah perkembangannya, pendidikan seni rupa berawal dari pelajaran yang khusus
diberikan kepada kelompok tertentu, yaitu para calon seniman, misalnya di Yunani kuno. Di tempat
semacam bengkel (disebut Guild), para pemuda belajar melukis atau membuat patung pada seorang
seniman senior melalui model pencantrikan atau magang (apprentiiceship). Dengan demikian,
pendidikan seni ini bertujuan untuk menguasai keterampilan membuat karya seni rupa. Pendidikan
tradisional semacam ini terjadi pada masa lampau, termasuk juga di Indonesia.

Fakultas Bahasa dan Seni Unimed ( FBS ), sebagai lembaga institusi di Indonesia memegang peranan
penting dalam menghasilkan seniman maupun desainer yang berkualitas. Untuk menghasilkan
karya-karya yang berkualitas, mahasiswa haruslah mengetahui prinsip-prinsip dasar seni rupa. Di
Fakultas Bahasa dan Seni Unimed (FBS), pendidikan dasar seni rupa diberikan kepada seluruh
mahasiswa dari berbagai jurusan, baik jurusan seni murni maupun desain. Salah satu pendidikan seni
rupa yangpaling mendasar adalah Nirmana atau ’komposisi yang tak berbentuk’ Nirmana berarti
kosong atau tidak ada apa-apa dan juga berarti abstrak atau tidak bermakna. Kalimat tersebut
merupakan sebuah ungkapan, bahwa pada awalnya, sebelum seseorang bertindak menciptakan
sesuatu, masih belum ada apa-apa atau belum ada makna dari segala sesuatu.

Hal tersebut kemudian di jadikan titik awal atau merupakan pelajaran yang harus dikuasai oleh
seseorang yang ingin belajar tentang desain sebelum mulai berkarya. Mata kuliah Nirmana menjadi
mata kuliah dasar wajib bagi mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), yang mengajarkan unsur
atau elemen yang ada pada suatu lukisan atau gambar serta estetika seni dalam pengorganisasian
unsur atau elemen agar menjadi sebuah karya seni yang bukan saja bagus, tetapi juga bermakna
sehingga menimbulkan suatu nilai keindahan. Seni dan keindahan merupakan satu kesatuan antara
elemen-elemennya yang selaras, serasi dan seimbang. Keindahan merupakan sebuah konsep abstrak
yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas tetapi dapat berkomunikasi dan menyenangkan jika
dilihat. Nirmana merupakan sebuah core (inti) yang diterapkan dalam pembuatan setiap karya seni
rupa dan desain yaitu aturan-aturan penting yang wajib dipakai.

B. Tujuan
a. Untuk membahas fungsi dan peran mata kuliah Nirmana sebagai dasar kesenirupaan
sehingga menjadi mata kuliah dasar wajib di Fakultas Bahas dan Seni Unimed
b. Untuk mengetahui penerapannya mata kuliah Nirmana ini, serta bagaimana
pengaruhnya terhadap penciptaan karya mahasiswa fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan.
c. Bagaimanakah pola pengajaran mata kuliah Nirmana yang seharusnya diberikan
kepada mahasiswa sehingga hasil karya hasil eksplorasi yang diciptakan akan
memiliki nilai estetis dan dapat dipertanggung jawabkan. Metoda yang digunakan
adalah kajian kepustakaan dan pendekatan analisis secara deskriptif, eksploratif.
C. Manfaat
a. Mahasiswa akan lebih kritis dalam memberikan saran dan argumen yang logis dan
jelas
b. Mahasiswa akan terlatih bagaimana membuat karya ilmiah atau jurnal yang cukuo
baik dan baru di dalam era-globalisasi ini.
BAB II

RINGKASAN JURNAL
Identitas Jurnal

Judul “NIRMANA-KOMPOSISI TAK BERBENTUK” SEBAGAI DASAR KESENIRUPAAN


Volume Vol. 1 No. 2
Halaman 113-120
Tahun 2013
Penulis Widya
Riviewer Kofifah Indar Prawansyah
Tanggal 20 Oktober 2020

Ringkasan Jurnal

Ringkasan Pada abad ke-18 muncul gagasan untuk memasukkan pendidikan seni rupa,
dalam hal ini pelajaran menggambar, ke dalam kurikulum sekolah umum.
Gagasan ini mula-mula dicetuskan oleh Emile Rousseau, dan pada tahun 1774
Johannes Bernard Basedow merealisasikannya dengan mendirikan sekolah yang
disebut sekolah Philantropinum.
Perkembangan pendidikan seni rupa yang penting terjadi pada akhir abad ke-19,
sejalan dengan terjadinya reformasi pendidikan di berbagai negara besar seperti
Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat. Reformasi pendidikan ini didorong oleh
perkembangan psikologi tentang perkembangan anak, yang melahirkan
metode-metode mengajar baru.
Pada tahun 1899 National Education Association (NEA) di Amerika Serikat, yang
merupakan asosiasi pendidik profesional menetapkan tujuan pendidikan seni
rupa sebagai berikut: (1) Mengembangkan apresiasi terhadap keindahan, (2)
Mengembangkan dorongandorongan kreatif, (3) Mengembangkan daya
penglihatan, (4) Membantu mengembangkan kemampuan menyatakan sesuatu,
(5) Menyiapkan keterampilan bagi anak-anak tetapi bukan tujuan pokok, (6)
Bagaimanapun juga pendidikan seni tidak menyiapkan anak untuk menjadi
seniman professional. Tujuan-tujuan tersebut, khususnya tujuan nomor 5 dan 6,
menunjukkan bahwa pendidikan seni rupa telah mengarah pada konsep
pendidikan seni rupa yang tidak lagi sekedar mengembangkan keterampilan
atau keahlian seni rupa itu sendiri. Pada umumnya pelajaran seni rupa dianggap
hanya sebagai kegiatan menggambar alam benda atau membuat karya seni rupa
lain. Tidak banyak yang mengenal seni rupa sebagai suatu metodologi untuk
belajar pengetahuan lain. Seni biasanya diajarkan sebagai tambahan bagi “unsur
pendidikan dasar.”
Dee Dickinson (2005:2) menyatakan bahwa “penelitian dalam pendidikan seni
telah secara konsisten menunjukkan bahwa seni merupakan suatu bentuk
pengetahuan khusus yang memerlukan dukungan dan tuntutan kerja serta
menghasilkan semacam empati, pemahaman, dan keterampilan yang sama”.
Pendidikan seni rupa ini di Indonesia telah ada sejak masa lampau, terbukti dengan
adanya peninggalan purbakala seperti candi-candi, seni bangun, seni lukis, dan seni
hias. Pelajaran menggambar di Indonesia tahun 1950, didasarkan pada kurikulum
sekolah Belanda, dengan metode pembelajaran mencontoh, bahkan mencontoh
gambar-gambar dari negeri asalnya, seperti kincir angin, bunga tulip, dan sapi
perahan. Metode ini tentu saja tidak cocok untuk anak-anak Indonesia. Untuk
mengatasi ketimpangan itu, Steenderen dan Toot menulis buku Gauwen Goed,
yang memberikan latihan keterampilan menggambar.

Perkembangan Pendidikan seni di Indonesia mengambil bentuk formal pada saat


Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) didirikan pemerintah setelah kemerdekaan di
Yogyakarta dan institusi pendidikan seni di Bandung yang tergabung pada Institut
Teknologi Bandung (ITB). Gaya Bandung mencoba teknik dan wawasan seni dari
Barat, sementara Yogyakarta dengan latar belakang tradisi yang kuat mencari
bentuk identitas nasionalnya. Pada awal dekade 1970-an Institut Kesenian Jakarta
(IKJ) didirikan dan di bawah patronase Ali Sadikin, IKJ berkembang pesat sebagai
produk kedekatannya dengan Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki (TIM)
(Indonesian Heritage ,Visual Art 7: 61-67).

Sebelum membuat suatu karya perlu diketahui prinsipprinsip dasar yang


melatarbelakangi karya tersebut, sehingga karya tersebut dapat
dipertanggungjawabkan yang meliputi: (1) Kesatuan (Unity); merupakan salah satu
prinsip dasar tata rupa yang sangat penting. (2) Keseimbangan (Balance); Karya
seni dan desain harus memiliki keseimbangan agar nyaman dipandang dan tidak
membuat gelisah. (3) Proporsi (Proportion); Proporsi termasuk prinsip dasar tata
rupa untuk memperoleh keserasian dalam sebuah karya. (4) Irama (Rhythm);
adalah pengulangan gerak yang teratur dan terus menerus.

Dalam ilmu tata rupa, terdapat beberapa prinsip utama yang bertujuan
mengkomunikasikan sebuah karya seni yang dapat diterapkan atau diaplikasikan
untuk semua jenis karya seni rupa m,aupun desain, yaitu: (1) Ruang Kosong (White
Space); agar karya tidak terlalu padat dalam penempatannya pada sebuah bidang
dan menjadikan sebuah objek menjadi dominan, (2) Kejelasan (Clarity); untuk
mempengaruhi penafsiran penonton akan sebuah karya. Bagaimana sebuah karya
tersebut dapat dengan mudah dimengerti dan tidak menimbulkan ambigu atau
makna ganda, (3) Kesederhanaan (Simplicity); Kesederhanaan menuntut
penciptaan karya yang tidak lebih dan tidak kurang. Kesederhanaan sering juga
diartikan ‘tepat’ dan ‘tidak berlebihan’. Pencapaian kesederhanaan mendorong
penikmat untuk menatap lama dan tidak merasa jenuh, (4) Emphasis (Point of
Interest) atau pusat perhatian; merupakan pengembangan dominasi yang
bertujuan untuk menonjolkan salah satu unsur sebagai pusat perhatian sehingga
mencapai nilai artistik.

Elemen-elemen visual seni rupa tersebut dapat dikelompokan menjadi 4 bagian


berdasarkan bentuknya yaitu: (1) Titik; adalah suatu bentuk kecil yang tidak
mempunyai dimensi. (2) Garis; adalah suatu hasil goresan nyata dan batas limit
suatu benda, ruang, rangkaian masa dan warna, (3) Bidang; adalah suatu bentuk
pipih tanpa ketebalan, mempunyai dimensi pajang, lebar dan luas; mempunyai
kedudukan, arah dan dibatasi oleh garis, (4) Gempal, atau bangun adalah bentuk
bidang yang mempunyai dimensi ketebalan dan kedalaman.

Nirmana Dwi Matra; Pada Nirmana Dwi Matra dipelajari bagaimana Nirmana
dibentuk sesuai dengan tata rupa yang mempunyai kaidah dan prinsip seni rupa.
Untuk mendapatkan nirmana dwi matra biasanya dimulai dari pembuatan objek
dasar geometris seperti persegi,mlingkaran, segitiga, segi lima, segi enam dan
bentuk dasar lainnya termasuk bentuk-bentuk organis. Nirmana Trimatra seringkali
disebut nirmana tiga dimensi yang biasanya dibuat sebagai aksen dalam tata ruang.
Nirmana trimatra mempunyai gempal atau ketebalan dan dimensi yang tidak
dimiliki oleh nirmana dwimatra.

Perbedaan utama Nirmana Dwi Matra dan Nirmana Tri Matra dan adalah pada
bidang dan objeknya. Nirmana menjadi menarik karena adanya kompleksitas,
harmoni, banyaknya bentuk, banyaknya , penipuan mata (terkadang objek
membuat seakan-akan bergerak padahal tidak).

Jika ditelaah lebih jauh, nirmana mirip dengan (ilmu) yaitu tentang
mengorganisasikan sesuatu untuk mencapai kualitas artistik pada sebuah karya seni
atau desain.Nirmana memuat hal-hal tentang harmoni, keselarasan soal rasa, dan
impresi pada sebuah bentuk.

Pada mata kuliah Nirmana, khususnya di Pendidikan Dasar Seni Rupa (PDSR) FSR
IKJ, keterbatasan mahasiswa dalam berimajinasi menyebabkan mahasiswa sulit
untuk membuat pola-pola elemen rupa menjadi suatu bentuk komposisi yang
harmonis, sehingga antar mahasiswa satu dengan yang lainnya terkadang membuat
karya atau tugas Nirmana yang hampir sama atau setipe. Hal tersebut dikarenakan
mahasiswa belum memahami apa itu Nirmana. Oleh karena itu, pengajar mata
kuliah Nirmana dituntut untuk memberikan cara maupun pola pengajaran yang
efektif kepada mahasiswa baru tersebut, sehingga ketika mereka mulai memasuki
penjurusan sesuai dengan program studinya masing-masing, pola pikir mereka
sudah mulai terarah dan lebih teratur.

Menurut Merryl Goldberg (1997:4), terdapat tiga cara mengintegrasikan seni dalam
pembelajaran, yaitu (1) belajar dengan seni belajar tentang seni (learning about the
arts), (2) belajar dengan seni (learning with the arts), dan (3) belajar melalui seni
(learning through the arts). Belajar dengan seni terjadi jika seni diperkenalkan
kepada siswa sebagai cara untuk mempelajari materi pelajaran tertentu.

Kesimpulan 1. Nirmana merupakan sebuah core (inti) yang diterapkan dalam pembuatan
setiap karya seni rupa dan desain yaitu aturan-aturan penting yang wajib
dipakai.
2. Mata kuliah Nirmana mengajarkan tentang unsur atau elemen yang ada
pada suatu lukisan atau gambar serta karya estetika seni dalam
mengorganisasi unsur atau elemen agar menjadi sebuah karya rupa yang
bukan saja bagus, tetapi juga bermakna.
3. Dengan mempelajari, seseorang diharapkan akan memiliki pengertian,
dapat mengasah ketrampilan, dan mempertajam kepekaan terhadap segala
sesuatu yang menyangkut dunia desain. Bahkan juga akan dikembangkan dari
nirmana.
4. Pola pengajaran dapat diawali dengan pemberian teoriteori mengenai
defenisi ‘Apa Itu Nirmana’, agar mahasiswa mempunyai gambaran dan
pemahaman terhadap Nirmana itu sendiri. Selanjutnya mahasiswa diberikan
tugas maupun
latihan yang tentunya secara tidak langsung akan melatih mereka dalam hal
teknis.

DAFTAR PUSTAKA

Alexander, Thomas (1987). John Dewey’s Theory of Art, Experience, And Nature. New York.
2005. Dewey, John (1934). Art as Experience. The Berkeley Publishing Group. New
York.2005. Denny Palmer Wolf, Becoming Knowlegde: The Evolution of Art Education
Curriculum,Dickinson , Dee. Learning Trought the Arts. Diambil dari
http://www.newhorizons.org/strategies/arts/dickinson_lrnarts. Htm, 10/24/2005, Jam
18:34 Goldberg, Merryl (1997). Arts and Learning. An Integrated Approach To Teaching and
Learning in Multicultural Settings. Longman. New York. 2003. Lansing, Keneth M. (1976). Art,
Atist, and Art Education. McGraw-Hill Book Company. New York. 2003. Read, Herbert
(1970). Education through Art. Faber & Faber. London.2005. Sanyoto, Sadjiman Ebdi. Dasar-
Dasar Seni dan Desain. Jalasutra. Yogyakarta. 2005 Sanyoto, Sadjiman Ebdi. Irama Visual.
Jalasutra. Yogyakarta. 2007. Silverman, Rayman. Learning about Art. Diambil ddar
(http://instructional1.calstatela. Edu/laa/enter.html pada tanggal 7 Oktober 2010.
Soemantri, Hilda (1998). Visual Art 7: Indonesian Heritage. Archipelago Press. Singapura.
2007 /Lizard Wijanarko/ Teori Desain, Ilmu Desain, Ilmu Grafis, nirmana, Tutorial Desain
Grafis/ Jumat, 23 Oktober 2009, Jam 17:51/Lizard Wijanarko/Teori Desain, Ilmu Desain, Ilmu
Grafis, Nirmana/Selasa, 26 Oktober 2010, Jam 02:01/Lizard Wijanarko/ Teori Desain, Ilmu
Desain, Ilmu Grafis, nirmana, Tutorial Desain Grafis/ Minggu, 6 Maret 2011, Jam 04:21

CRITICAL JOURNAL REPORT

Jurnal Seni, Desain & Budaya

(Peranan Desain Komunikasi Visual sebagai Pendukung Media Promosi Kesehaatan,


Yosef Yulius, 2016)
OLEH:

RIAN SHAKIRA

2203151017

KELAS B

Dosen Pengampu: Dr. Zulkifli, M.Sn

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah CJR
NIRMANA DWIMATRA guna memenuhi tugas Critical Journal Report.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.

Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh sebab itu, kritik serta saran yang
membangun saya harapkan untuk kesempurnaan makalah ini. saya mengucapkan terima
kasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah Nirmana Dwimatra, yaitu Bapak Dr. Zulkifli,
M. Sn.

Medan, Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………..…………………….i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..1

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR……………………………………....…………….1


B. Tujuan CJR………………………………………………………………………..1
C. Manfaat CJR………………………………………………………………………1
D. Identitas Jurnal…………………………………………………….………………1
BAB II RINGKASAN ISI JURNAL………………………………………….………...2

1. Pendahuluan………………………………………………………………………2
2. Pembahasan………………………………………………………………….……2
BAB III PENILAIAN PADA JURNAL……………………………….………………..5

A. Kelebihan jurnal…………………………………………………………………..5
B. Kekurangan jurnal………………………………………………………………...5
BAB IV PENUTUP………………………………………………………………………6

A. Kesimpulan……………………………………………………………………......6
B. Saran………………………………………………………………………………6
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….7
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalilsasi Pentingnya CJR


Seringkali kita bingung memilih jurnal untuk dijadikan referensi untuk kita baca dan
pahami. Terkadang kita memilih satu jurnal namun kurang memuaskan hati kita.
Misalnya dari segi analisis bahasa, pembahasan tentang nirmana, oleh karena itu penulis
membaca critical journal review ini untuk mempemudah pembaca dalam memilih
referensi, terkhusus pada pokok bahasan tentang nirmana.
B. Tujuan CJR
1. Mengulas isi jurnal
2. Mencari dan mengetahui informasi isi di dalam jurnal
3. Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap
jurnal
C. Manfaat CJR
1. Untuk menambah wawasan tentang nirmana.
2. Untuk mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah jurnal yang telah
dilengkapi dengan ringkasan jurnal, pembahasan isi buku serta kekurangan dan
kelebihan isi jurnal.
D. Identitas Jurnal
1. Judul jurnal : Peranan Desain Komunikasi Visual sebagai Pendukung Media
Promosi Kesehaatan
2. Pengarang : Yosef Yulius
3. Penerbit : Jurnal Seni, Desain dan Budaya
4. Kota terbit : Palembang
5. Tahun terbit : 2016
6. Volume : 1 No. 2
7. ISSN : 2502-8626
8. Alamat situs : http://ejournal.uigm.ac.id/index.php/Besaung/article/view/132
BAB II

RINGKASAN ISI JURNAL

1. Pendahuluan
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang banyak
yang terbagi dalam 34 provinsi bagian. Sebagai negara berkembang, kondisi kesehatan
masyarakat di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup baik, hal ini bisa dilihat
dari meningkatnya animo masyarakat yang mendaftarkan diri sebagai anggota BPJS di
Indonesia sebagai bentuk kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan yang
disertai perkembangan jumlah fasilitas kesehatan.

Pelayanan kesehatan di Indonesia yang memakai media promosi kesehatan antara lain
bisa dilihat dalam program pemerintah yakni Program Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS). Dalam pelaksanaannya promosi kesehatan menggunakan berbagai
macam media di dalamnya, dan secara tidak langsung terkait dengan cabang keilmuan
desain komunikasi visual dalam penerapannya, maka adapun pada penelitian ini, rumusan
masalah yang diangkat yakni merumuskan bagaimana peranan desain komunikasi visual
pada perkembangan media promosi kesehatan.

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis sejauh mana perkembangan promosi
kesehatan yang selama ini beredar di masyarakat terutama pada beberapa hal yang
mencakup tentang komunikasi visual, strategi media, dan strategi komunikasi yang
digunakan. Manfaat dari perancangan ini adalah meningkatkan kualitas peran serta para
perancang promosi kesehatan dalam membuat media promosi kesehatan yang tepat
sasaran dan mampu menjangkau masyarakat agar masyarakat menjadi lebih sadar akan
pentingnya menjaga kesehatan.

2. Pembahasan
Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
mengendalikan faktor-faktor kesehatan melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat, agar masyarakat dapat menolong dirinya sendiri, serta mampu
mengembangkan kegiatan yang ber-sumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya
setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (DEPKES RI,
2007).
Melalui media promosi, maka pesan-pesan kesehatan yang akan disampaikan dapat lebih
menarik dan mudah dipahami. Pada penelitian ini dapat ditemukan bahwa pada sebagian
besar media promosi kesehatan yang telah terpublikasi kurang memiliki unsur-unsur dan
nilai-nilai yang terkandung dalam bidang keilmuan desain komunikasi visual, sehingga
pesannya tidak tepat sasaran.

Dalam pembuatan suatu media promosi, sebuah media harus memiliki unsur serta prinsip
komunikasi visual dalam perancangannya seperti kesatuan (unity), keseimbangan
(balance), proporsi (proportion), irama (rhythm), dan dominasi (domination).

Sebuah media promosi kesehatan harus memperhatikan unsur dalam perancangan


komunikasi visual seperti; warna (color), format, tekstur (texture), ruang (space), garis
(line), bentuk (shape).

contoh ilustrasi bentuk imun penyakit


lupus yang diaplikasikan dalam bentuk
maskot suatu perancangan promosi
kesehatan terhadap penyakit lupus.

Setelah memadukan unsur dan prinsip,


aspek komunikasi sangat diperlukan
dalam menyampaikan suatu hal dalam
media promosi kesehatan terutama dalam menyampaikan suatu istilah kedokteran/istilah
kesehatan yang tidak familiar pada masyarakat awam pada umumnya.

Sebagai pendukung komunikasi suatu media promosi kesehatan, ilustrasi dibutuhkan


sebagai pendamping teks, karena pada umumnya masyarakat lebih berkesan melihat suatu
teks informasi yang ditampilkan dengan foto atau gambar ilustrasi (infografik).
Komunikasi Persuasi merupakan salah satu teori yang penting dalam suatu perancangan
komunikasi visual, komunikasi persuai meruapan suatu bentuk komunikasi yang paling
mendasar.

Penerapan teori komunikasi persuasi dalam suatu promosi kesehatan dimaksudkan agar
target sasaran mengalami suatu perubahan sikap. Dalam penerapannya terdapat dua dasar
komponen sikap dalam melakukan persuasi, yakni komponen kognitif (rasional) dan
komponen afektif (emosional).
BAB III

PENILAIAN PADA JURNAL

A. Kelebihan jurnal
1. Jurnal ini membahas secara lengkap mengenai pentingnya penerapan elemen seni
serta unsur dan prinsip seni pada suatu kegiatan.
2. Penulis memiliki banyak buku referensi dalam membuat jurna ini, sehingga
membuat pembaca lebih yakn dalam ibformaasi yang disampaikan penulis.
3. Pemilihan tata bahasa yang singkat, padat dan jelas.
B. Kekurangan jurnal
1. Walau bahasanya singkat dan padat, namun beberapa bagian agak berbelit
sehingga pembaca terkadang harus membaca ulang kalimat untuk memahaminya.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesmpulan
Penentu keberhasilan sebuah media promosi kesehatan bisa dilihat dari umpan balik
yang diterima masyarakat terhadap cara menanggapi aspek kesehatan di dalam
kehidupan masyarakat.
Peranan cabang keilmuan desain komunikasi visual pada media-media promosi
kesehatan sangatlah penting, dengan ilmu desain komunikasi visual, media-media
promosi kesehatan akan terpublikasikan secara lebih komunikatif, aplikatif, dan tepat
sasaran. Melalui unsur dan prinsip desain komunikasi visual yang dipadukan dengan
teori komunikasi persuasi.
B. Saran
Pe-review menyarankan agar penelitian ini dapat diterapkan bagi setiap perancang
grafis awam dalam merancang media promosi kesehatan di setiap lembaga atau
instansi yang memiliki divisi promosi kesehatan. Penelitian ini juga diharapkan
menjadi dasar perancangan media promosi kesehatan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Yulius, Y. (2016). Peranan Desain Komunikasi Visual sebagai Pendukung Media Promosi
Kesehatan. Jurnal Seni, Desain dan Budaya, 1(2).
CRITICAL JURNAL REVIEW
Nirmana Dwimatra

Oleh :

SURANDA (2202451002)

KELAS : B

DOSEN PENGAMPU : Dr Zulkifki, M. Sn

Tugas Critical Jurnal Review ini dibuat untuk memenuhi salah satu
Tugas Individu mata kuliah Nirmana Dwimatra

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Critical jurnal review pada mata
kuliah Nirmana Dwimatra.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini untuk memenuhi tugas dosen pada
mata kuliah nirmana dwimatra. Selain itu, Critical jurnal review ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang nirmana dwimatra bagi saya Mahasiswa Universitas Negeri
Medan.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr Zulkifki, M. Sn. selaku dosen mata
kuliah nirmana dwimatra yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga berterima kasih terhadap seluruh sumber yang membantu saya supaya dapat
menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, Critical jurnal review yang saya tulis ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Stabat, Oktober 2020

Suranda
IDENTITAS JURNAL

Judul Kecerdasan Spasial Sebagai Penunjang Pengembangan Kreativitas


Mahasiswa Desain Grafis Dalam Pembelajaran Nirmana
Jurnal Dimensi Seni Rupa dan Desain
Download file:///C:/Users/Win7/Downloads/100-210-1-SM.pdf
Volume Vol.12- No.1
Halaman 69-79
Tahun Februari 2015
Penulis Annisa Bela Pertiwi
Reviewer Suranda
Tanggal 14 oktober 2020

PEMBAHASAN JURNAL

Tujuan Penelitian Untuk mengasah kecerdasan spasial mahasiswa dibutuhkan strategi


pengajaran kecerdasan spasial. Tulisan ini menjelasakan tentang
strategi-strategi pengajaran kecerdasan spasial yang dapat diterapkan
pada mata kuliah nirmana. Studi dalam tulisan ini menggunakan
pendekatan kualitatif, bertujuan untuk mengeksplorasi peran strategi
pengajaran kecerdasan spasial terhadap proses pengembangan
kreativitas mahasiswa dalam pembelajaran nirmana.
Subjek Penilaian Mahasiswa
Pendahuluan Nirmana merupakan mata kuliah dasar dalam jurusan seni rupa dan
desain yang mempelajari tentang tahap-tahap penyusunan elemen-
elemen visual seperti titik, garis, warna, ruang dan tekstur menjadi satu
kesatuan yang harmonis. Pada mulanya desain dikembangkan dari seni
rupa, sehingga yang dipelajari pada mata kuliah nirmana berhubungan
dengan segala sesuatu yang menyerupai bentuk sebuah objek. Dalam
desain grafis, proses pemahaman nirmana tidak hanya mengandalkan
ketajaman intuisi dalam berekspresi dan estetika semata, melainkan
juga perlu memiliki kecemerlangan ide dan gagasan. Nirmana berperan
penting dalam desain grafis yang merupakan basis industri kreatif.
Tujuan pembelajaran nirmana dapat diaplikasikan melalui proses
penciptaan karya desain yang dapat memiliki nilai artistik dan
segmentasi pesan yang mampu disampaikan secara rasional pada target
produksi suatu produk Berdasarkan hal tersebut, proses pemahaman
nirmana memerlukan adanya kreativitas. Primadi (2007: 34),
menjelaskan bahwa “fungsi kreativitas adalah membantu mahasiswa
berbuat lebih dari kemungkinan rasional dari data dan pengetahuan
yang dimilikinya”.
Pengertian Menurut Drs. Sadjiman, nirmana adalah pengorganisasian atau
Nirmana, Unsur- penyusunan elemen-elemen visual seperti titik, garis, warna, ruang dan
unsur Rupa, dan tekstur menjadi satu kesatuan yang harmonis. Ada beberapa unsur rupa
Prinsip-prinsip yang menjadi dasar terbentuknya sebuah karya nirmana diantaranya
Penataan adalah titik, garis, bidang, bentuk, warna, dan tekstur. Unsur-unsur
Komposisi rupa tersebut dapat dikelola dalam penataan komposisi dengan
memperhatikan prinsip-prinsip kesatuan, simetri, irama,
keseimbangan, dan harmoni.

Kreatvitas dalam Boden dalam Sudarma (2013: 25) mengelompokkan tiga bentuk
Pembelajaran kreativitas yaitu:
Nirmana 1. Kreativitas lahir dalam bentuk kombinasi. Orang kreatif adalah
mengombinasikan bahan-bahan dasar yang sudah ada, baik itu
ide, gagasan atau produk, sehingga kemudian melahirkan hal
yang baru (novelty).
2. Kreativitas lahir dalam bentuk eksplorasi. Bentuk ini berupaya
melahir kan sesuatu yang baru dari sesuatu yang belum tampak
sebelumnya.
3. Transformasional. Mengubah dari gagasan kepada sebuah
tindakan praktis atau kultur pada struktur, dari struktur pada
kultur, dari satu fase pada fase lainnya. Kreativitas lahir karena
mampu menduplikasi atau mentransformasi pemikiran ke
dalam bentuk yang baru.
Berkaitan dengan hal tersebut, ada beberapa aspek penting yang
mendukung mahasiswa untuk dapat menguasai materi pembelajaran
nirmana antara lain :
1. Aspek pertama yaitu dengan berfikir fokus
2. Aspek kedua adalah berfikir kreatif
3. Aspek ketiga adalah kemampuan menemukan cara baru atau
inovasi
4. Aspek keempat adalah memiliki kemampuan untuk berfikir
cerdas
5. Aspek kelima adalah berfikir fungsional, yaitu mahasiswa
mampu menemukan nilai atau fungsi dari karya desain yang
dibuat.
Strategi Dalam pembahasan ini kecerdasan spasial akan lebih dikhususkan
Pembelajaran pada seni visual nirmana. Ada lima strategi pengajaran kecerdasan
Nirmana spasial yang dikemukakan Armstrong (2013: 86), kelima strategi
tersebut yaitu: visualisasi, tanda-tanda berwarna-warni, gambar
metafora, sketsa ide, dan simbol-simbol gambar.
Kelebihan jurnal 1. Kriteria penulisan jurnal sudah sesuai dengan kriteria penulisan
jurnal yang baik.
2. Hasil dan pembahasannya jelas dan mudah dimengerti
Kelemahan 1. Penjelasan nya bagus tapi lebih bagus dan mudah dimengerti
jurnal disertai gambar yang dilakukan seperti pada penjelasannya.
2. Tidak dilengkapi ISSN
3. Lebih baik jurnal dilengkapi dengan metode penelitian, langkah
penelitian, dan hasil penelitian dalam pembelajaran nirmana
dwimatra.
Kesimpulan Matakuliah Nirmana berperan penting dalam desain grafis. Hal ini
berkaitan dengan tujuan pembelajaran nirmana yang diaplikasikan
melalui proses penciptaan karya desain Dalam memahami nirmana,
kecerdasan spasial merupakan hal yang menunjang pengem-bangan
kreativitas mahasiswa dalam memunculkan ide dan gagasan. Hal ini
dikarenakan kecerdasan spasial berkaitan dengan hal-hal visual
termasuk desain yang menyangkut ruang, bentuk, dan warna.
Armstrong memaparkan strategi-strategi pengajaran kecerdasan spasial
mampu menunjang pemahaman mahasiswa pada kegiatan
pembelajaran. Strategi-strategi pengajaran tersebut juga sangat efektif
diterapkan pada pembelajaran nirmana, diantaranya dapat membantu
mahasiswa memahami makna dan esensi mata kuliah nirmana. Adapun
strategi-strategi pengajaran kecerdasan spasial dibagi menjadi lima
komponen yaitu strategi visualisasi, strategi pemahaman tanda-tanda
berwarna-warni, strategi metafora gambar, strategi sketsa ide, dan
strategi simbol-simbol gambar. Strategi visualisasi membantu
mahasiswa melatih kemampuan berimajinasi dengan menerjemahkan
imajinasi tersebut kedalam bidang gambar. Sebagai contoh dalam
pembelajaran nirmana mahasiswa dituntut untuk merancang suatu
komposisi berdasarkan imaji terhadap suatu irama musik atau
gelombang laut sehingga menghasilkan sebuah komposisi yang
dinamis. Melalui strategi tanda-tanda berwarna-warni, mahasiswa
dapat menggunakan warna sebagai solusi ketika menghadapi masalah
sulit yang berkaitan dengan penataan komposisi nirmana. Hal ini dapat
mengasah kepekaan mahasiswa dalam memahami perbedaan antara
bidang satu dengan bidang lainnya pada sebuah komposisi. Melalui
strategi sketsa ide dosen memberikan kesempatan pada mahasiswa
untuk mengeksplorasi ide secara mendalam. Dalam strategi ini
mahasiswa dituntut untuk merancang komposisi dengan membuat
sketsa awal yang merupakan pola dari ide atau konsep berkarya. Hal
ini mempermudah mahasiswa menetapkan sebuah perencanaan konsep
desain melalui gambaran visual. Strategi metafora gambar dan simbol-
simbol gambar berhubungan dengan peran dosen dalam menjelaskan
sesuatu melalui
Saran Dalam pembelajaran seharusnya dilengkapi dengan metode penelitian,
langkah penelitian dan hasil penelitian yang baik dan benar, agar
pembaca lebih mengetahui konsep dari materi.
RINGKASAN JURNAL

Nirmana merupakan mata kuliah dasar dalam jurusan seni rupa dan desain yang
mempelajari tentang tahap-tahap penyusunan elemen-elemen visual seperti titik, garis, warna,
ruang dan tekstur menjadi satu kesatuan yang harmonis. Pada mulanya desain dikembangkan
dari seni rupa, sehingga yang dipelajari pada mata kuliah nirmana berhubungan dengan
segala sesuatu yang menyerupai bentuk sebuah objek.

Dalam desain grafis, proses pemahaman nirmana tidak hanya mengandalkan


ketajaman intuisi dalam berekspresi dan estetika semata, melainkan juga perlu memiliki
kecemerlangan ide dan gagasan. Nirmana berperan penting dalam desain grafis yang
merupakan basis industri kreatif. Tujuan pembelajaran nirmana dapat diaplikasikan melalui
proses penciptaan karya desain yang dapat memiliki nilai artistik dan segmentasi pesan yang
mampu disampaikan secara rasional pada target produksi suatu produk Berdasarkan hal
tersebut, proses pemahaman nirmana memerlukan adanya kreativitas. Primadi (2007: 34),
menjelaskan bahwa “fungsi kreativitas adalah membantu mahasiswa berbuat lebih dari
kemungkinan rasional dari data dan pengetahuan yang dimilikinya”.

Penguasaan nirmana memerlukan kreativitas yang jika diartikan dalam ilmu desain
merupakan pintu gerbang untuk memasuki dunia seni rupa. Hurlock (Sudarma, 2013)
mengemukakan bahwa “kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang
baru, apakah suatu gagasan atau suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru”.
Pendapat lainnya dikemukakan oleh Selo Soemardjan dalam Sudarma (2013: 20) yang
menyatakan bahwa 'kreativitas merupakan sifat pribadi individu (dan bukan merupakan sifat
sosial yang dihayati masyarakat) yang tercermin dari kemampuannya untuk menciptakan
sesuatu yang baru'.

Berdasarkan pengertian tentang kreativitas tersebut, Sudarma (2013: 21)


menyimpulkan bahwa “kreativitas adalah kecerdasan yang berkembang dalam diri individu
yang berbentuk sikap, kebiasaan, dan tindakan dalam melahirkan sesuatu yang baru dan
orisinil untuk memecahkan masalah”. Adapun penjelasan itu memberikan asumsi bahwa
kreativitas merupakan suatu kecerdasan tersendiri yang bisa dibedakan dari
kecerdasankecerdasan lainnya.

Hal ini berkaitan dengan teori kecerdasan majemuk yang dicetuskan oleh Howard
Gardner, yang dikenal dengan istilah multiple intellegences. Gardner memetakan kemampuan
manusia terdiri dari delapan kategori kecerdasan yaitu linguistik, logis-matematis, spasial,
kinestetik tubuh, musikal, interpersonal, intrapersonal, naturalis. Dalam kaitannya dengan
proses pembelajaran nirmana, Amstrong (2013: 7) menjelaskan bahwa “kecerdasan spasial
melibatkan kepekaan terhadap warna, garis, bentuk, ruang dan hubungan-hubungan diantara
unsur-unsur tersebut”. Armstrong (2013, 41) kembali mengemukakan bahwa “nilai tinggi
dalam seni dan desain grafis dapat menunjukkan kecerdasan spasial yang berkembang
dengan baik”.
Berdasarkan pendapat itu dapat dijelaskan bahwa mahasiswa yang menyukai bidang
seni/desain, khususnya desain grafis memiliki kecerdasan spasial yang lebih menonjol
dibandingkan kecerdasan-kecerdasan lainnya. Hal ini terlihat dari kemampuan mahasiswa
tersebut memiliki pemikiran yang lebih cerdas dalam melakukan eksperimen, mengekplorasi,
dan mentransformasi bidang-bidang visual dalam seni/desain. Meskipun pada dasarnya
mahasiswa desain grafis memiliki kecerdasan spasial yang lebih menonjol, namun pada
proses pembelajaran nirmana, dibutuhkan strategi-strategi pengajaran kecerdasan spasial
untuk mengasah kreativitas mahasiswa demi mencapai tujuan pembelajaran.
KESIMPULAN

Bahasa dalam tugas Critical Jurnal Review ini, kita dapat mengetahui dimana posisi
kelebihan maupun kelemahan dari setiap jurnal yang direview,serta kita dapat tertatih dengan
sikap kritis dalam melakukan penelitian yang dimulai dari mengkritik sebuah
jurnal,khususnya pada nirmana dwimatra ini sangat luar biasa,yang mana kita mereview
jurnalnya yang tata bahasanya bersifat sensitive dalam memahami materi secara kritis

Untuk itu, secara garis besar kita mengetahui bahwa critical jurnal reviewini bermanfaat
dalam menggali ilmu lebih dalam serta melatih untuk mempunyai sikap kritis.

SARAN

Dalam mengkritisi jurnal, perlu namanya sikap kritis dan keseriusan memahami setiap
buku, selain itu,saat melakukan tugas ini diharapkan tidak terfokus untuk meringkas materi
saja, melainkan memahami materi.
DAFTAR PUSTAKA
Annisa Bela Pertiwi, 2015. Kecerdasan Spasial Sebagai Penunjang Pengembangan
Kreativitas Mahasiswa Desain Grafis Dalam Pembelajaran Nirmana, Dimensi Seni
Rupa dan Desain
CRITICAL JURNAL REVIEW
NIRMANA DWIMATRA

NAMA : SUWANTI TAMBA

NIM : 2203351009

KELAS :B

DOSEN PENGAMPUH : Drs. Zulkifli , M.Sn

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan CJR ini
yang berjudul: “Nirmana Dwimatra”.

Penyusun menyadari bahwa didalam pembuatan CJR ini berkat bantuan dan tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini penyusun menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan CJR ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam proses penulisan CJR ini masih dari jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik dan oleh karenanya, penyusun dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan CJRini.

Akhirnya penyusun berharap semoga CJR ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca
umumnya dan khususnya bagi penyusun.

Medan, 06 Oktober 2020


Penyusun

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Latar belakang penulisan ini adalah dengan berkembang dan semakin meningkatnya
dunia seni rupa dewasa ini yang terlihat pada banyaknya karya-karya baru dalam bidang
seni rupa maupun desain sebagai ilmu terapannya.
Dalam sejarah perkembangannya, pendidikan seni rupa berawal dari pelajaran yang
khusus diberikan kepada kelompok tertentu, yaitu para calon seniman, misalnya di Yunani
kuno. Di tempat semacam bengkel (disebut guild), para pemuda belajar melukis atau
membuat patung pada seorang seniman senior melalui model pencantrikan atau magang
(apprentiiceship). Dengan demikian, pendidikan seni ini bertujuan untuk menguasai
keterampilan membuat karya seni rupa. Pendidikan tradisional semacam ini terjadi pada
masa lampau, termasuk juga di Indonesia.
Fakultas Bahasa dan Seni Unimed sebagai lembaga institusi di Indonesia memegang
peranan penting dalam menghasilkan seniman maupun desainer yang berkualitas. Untuk
menghasilkan karya-karya yang berkualitas, mahasiswa haruslah mengetahui prinsip-
prinsip dasar seni rupa. Di Fakultas Bahasa dan Seni Unimed, pendidikan dasar seni rupa
diberikan kepada seluruh mahasiswa dari berbagai jurusan, baik jurusan seni murni maupun
desain. Salah satu pendidikan senirupa yang paling mendasar adalah Nirmana atau
’komposisi yang tak berbentuk’ Nirmana berarti kosong atau tidak ada apa- apa dan juga
berarti abstrak atau tidak bermakna. Kalimat tersebut merupakan sebuah ungkapan, bahwa
pada awalnya, sebelum seseorang bertindak menciptakan sesuatu, masih belum ada apa-apa
atau belum ada makna dari segala sesuatu. Hal tersebut kemudian di jadikan titik awal atau
merupakan pelajaran yang harus dikuasai oleh seseorang yang ingin belajar tentang desain
sebelum mulai berkarya.
Mata kuliah Nirmana menjadi mata kuliah dasar wajib bagi mahasiswa Fakultas
Bahasa dan Seni Unimed, yang mengajarkan unsur atau elemen yang ada pada suatu lukisan
atau gambar serta estetika seni dalam pengorganisasian unsur atau elemen agar menjadi
sebuah karya seni yang bukan saja bagus, tetapi juga bermakna sehingga menimbulkan
suatu nilai keindahan. Seni dan keindahan merupakan satu kesatuan antara elemen-
elemennya yang selaras, serasi dan seimbang. Keindahan merupakan sebuah konsep abstrak
yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas tetapi dapat berkomunikasi dan menyenangkan
jika dilihat. Nirmana merupakan sebuah core (inti) yang diterapkan dalam pembuatan setiap
karya seni rupa dan desain yaitu aturan-aturan penting yang wajib dipakai.
A. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. untuk membahas fungsi dan peran mata kuliah Nirmana sebagai dasar kesenirupaan
sehingga menjadi mata kuliah dasar wajib di Fakultas Bahasa dan Seni Unimed
2. untuk mengetahui penerapannya mata kuliah Nirmana ini, serta bagaimana
pengaruhnya terhadap penciptaan karya mahasiswa fakultas Fakultas Bahasa dan Seni
Unimed.
3. Bagaimanakah pola pengajaran mata kuliah Nirmana yang seharusnya diberikan
kepada mahasiswa Bahasa dan Seni Unimed sehingga hasil karya hasil eksplorasi
yang diciptakan akan memiliki nilai estetis dan dapat dipertanggung jawabkan.
Metoda yang digunakan adalah kajian kepustakaan dan pendekatan analisis secara
deskriptif, eksploratif.

B. Manfaat Sketsa

1. Mahasiswa akan lebih kritis dalam meberikan saran dengan argument yang logis dan
jelas
2. Mahasiswa nantinya akn terlatih bagaimana membuat suatu karya ilmiah atau jurnal
yang cukup baik dan baru untuk era globalisasi saat ini

BAB II
ANALISIS JURNAL

Judul Nirmana Dwimatra

Jurnal Perkembangan Pendidikan Seni Rupa di Indonesia

Download http://e-journal.jurwidyakop3.com/index.php/jurnal-ilmiah/article/view/141

Volume dan No 1 No. 2

Tahun 2013

Penulis Widya

Reviewer Suwanti Tamba

Tanggal 06 Oktober 2020

1. untuk membahas fungsi dan peran mata kuliah Nirmana sebagai dasar
kesenirupaan sehingga menjadi mata kuliah dasar wajib di Fakultas Bahasa
dan Seni Unimed
2. untuk mengetahui penerapannya mata kuliah Nirmana ini, serta
bagaimana pengaruhnya terhadap penciptaan karya mahasiswa fakultas
Fakultas Bahasa dan Seni Unimed.
Tujuan Penelitian 3. Bagaimanakah pola pengajaran mata kuliah Nirmana yang seharusnya
diberikan kepada mahasiswa Bahasa dan Seni Unimed sehingga hasil karya
hasil eksplorasi yang diciptakan akan memiliki nilai estetis dan dapat
dipertanggung jawabkan. Metoda yang digunakan adalah kajian kepustakaan
dan pendekatan analisis secara deskriptif, eksploratif.

Subjek Penelitian Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta


Mata kuliah Nirmana menjadi mata kuliah dasar wajib bagi mahasiswa
Fakultas Seni Rupa (FSR) IKJ, yang mengajarkan unsur atau elemen yang ada pada
suatu lukisan atau gambar serta estetika seni dalam pengorganisasian unsur atau
elemen agar menjadi sebuah karya seni yang bukan saja bagus, tetapi juga bermakna
Assesment Data sehingga menimbulkan suatu nilai keindahan. Seni dan keindahan merupakan satu
kesatuan antara elemen- elemennya yang selaras, serasi dan seimbang. Keindahan
merupakan sebuah konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas
tetapi dapat berkomunikasi dan menyenangkan jika dilihat. Nirmana merupakan
sebuah core (inti) yang

diterapkan dalam pembuatan setiap karya seni rupa dan desain yaitu aturanaturan
penting yang wajib dipakai.
Metoda yang digunakan adalah kajian kepustakaan dan pendekatan analisis secara
Metode Penelitian deskriptif, eksploratif.

Langkah
Langkah ini dilakukan dengan cara observasi dan wawancara
Penelitian
Hasil Penelitian Pada abad ke-18 muncul gagasan untuk memasukkan pendidikan seni rupa,
dalam hal ini pelajaran menggambar, ke dalam kurikulum sekolah umum. Gagasan
ini mula- mula dicetuskan oleh Emile Rousseau, dan pada tahun 1774 Johannes
Bernard Basedow merealisasikannya dengan mendirikan sekolah yang disebut
sekolah Philantropinum. Di sekolah ini pelajaran menggambar diberikan di
samping mata pelajaran bahasa, ilmu pasti, ilmu pengetahuan alam, olah raga,
musik, dan tari. Metode pengajaran yang digunakan adalah metode meniru, dengan
membuat bentuk-bentuk sederhana, dengan garis-garis bantu, dan bahkan sampai
pada menyelesaikan gambar dengan panduan titik-titik yang telah ditentukan yang
disebut stimografi.
Perkembangan pendidikan seni rupa yang penting terjadi pada akhir abad ke-
19, sejalan dengan terjadinya reformasi pendidikan di berbagai negara besar seperti
Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat. Reformasi pendidikan ini didorong oleh
perkembangan psikologi tentang perkembangan anak, yang melahirkan metode-
metode mengajar baru. Pendidikan seni rupa mengajarkan padangan-pandangan
seni yang sedang berpengaruh pada waktu itu dan menegaskan bahwa pelajaran
menggambar penting bagi pembentukan kepekaan estetik anak.
Sebelum membuat suatu karya perlu diketahui prinsip- prinsip dasar yang
melatarbelakangi karya tersebut, sehingga karya tersebut dapat
dipertanggungjawabkan yang meliputi: (1) Kesatuan (Unity); merupakan salah
satu prinsip dasar tata rupa yang sangat penting. Tidak adanya kesatuan dalam
sebuah karya rupa akan membuat karya tersebut terlihat cerai-berai, kacau-balau
yang mengakibatkan karya tersebut tidak nyaman dipandang. Prinsip ini
sesungguhnya adalah prinsip hubungan. Jika salah satu atau beberapa unsur rupa
mempunyai hubungan (warna, raut, arah, dan sebagainya), maka kesatuan telah
tercapai, (2) Keseimbangan (Balance); Karya seni dan desain harus memiliki
keseimbangan agar nyaman dipandang dan tidak membuat gelisah. Seperti halnya
jika kita melihat pohon atau bangunan yang akan roboh, kita merasa tidak nyaman
dan cenderung gelisah. Keseimbangan adalah keadaan yang dialami oleh suatu
benda jika semua daya yang bekerja saling meniadakan. Dalam bidang seni
keseimbangan ini tidak dapat diukur tapi dapat dirasakan, yaitu suatu keadaan
dimana semua bagian dalam sebuah karya tidak ada yang saling membebani, (3)
Proporsi (Proportion); Proporsi termasuk prinsip dasar tata rupa untuk
memperoleh keserasian dalam sebuah karya. Untuk itu diperlukan diperlukan
perbandingan–perbandingan yang tepat. Pada dasarnya proporsi adalah
perbandingan matematis dalam sebuah bidang. Proporsi Agung (The Golden Mean)
adalah proporsi yang paling populer dan dipakai hingga saat ini dalam karya seni
rupa hingga karya arsitektur. Proporsi ini menggunakan deret bilangan Fibonacci
yang mempunyai perbandingan 1:1,618, sering juga dipakai 8:13. Konon katanya,
proporsi ini adalah perbandingan yang ditemukan di benda-benda alam termasuk
struktur ukuran tubuh manusia sehingga dianggap proporsi yang diturunkan oleh
Tuhan sendiri. Dalam bidang desain proporsi ini dapat dilihat dalam perbandingan
ukuran kertas dan layout halaman, (4) Irama (Rhythm); adalah pengulangan gerak
yang teratur dan terus menerus. Dalam bentuk–bentuk
alam dapat diambil contoh pengulangan gerak pada ombak laut, barisan semut, gerak
dedaunan, dan lain-lain. Prinsip irama sesungguhnya adalah hubungan pengulangan
dari bentuk – bentuk unsur rupa, (5) Dominasi (Domination); merupakan salah satu
prinsip dasar tatarupa yang harus ada dalam karya seni dan desain. Dominasi berasal
dari kata Dominance yang berarti keunggulan. Sifat unggul dan istimewa ini akan
menjadikan suatu unsur sebagai penarik dan pusat perhatian. Dalam dunia desain,
dominasi sering juga disebut Center of Interest, Focal Point dan Eye Catcher.
Dominasi mempunyai beberapa tujuan yaitu untuk menarik perhatian,
menghilangkan kebosanan dan untuk memecah keberaturan.
• Menjelaskan pengertian nirmana secara merinci dengan memberikan ikustrasi
yangmemudahkan pembaca untuk memahami
Kelebihan Penelitian
• Memperlihatkan beberapa contoh nirmana
• Kesimpulan sudah terperinci dan dipaparkan dengan jelas
• Pendahuluan terlalu bertele-tele dalam penyampaian latar belakang dari
Kelemahan penelitian tersebut
Penelitian
• Gambar terlalu sedikit
1. Nirmana merupakan sebuah core (inti) yang diterapkan dalam pembuatan
setiap karya seni rupa dan desain yaitu aturan-aturan penting yang wajib dipakai.
2. Mata kuliah Nirmana mengajarkan tentang unsur atau elemen yang ada pada
suatu lukisan atau gambar serta karya estetika seni dalam mengorganisasi unsur atau
elemen agar menjadi sebuah karya rupa yang bukan saja bagus, tetapi juga bermakna.
3. Dengan mempelajari, seseorang diharapkan akan memiliki pengertian, dapat
mengasah ketrampilan, dan mempertajam kepekaan terhadap segala sesuatu yang
menyangkut dunia desain. Bahkan juga akan dikembangkan dari nirmana.
4. Pola pengajaran dapat diawali dengan pemberian teori- teori mengenai
defenisi
‘Apa Itu Nirmana’, agar mahasiswa mempunyai gambaran dan pemahaman terhadap
Nirmana itu sendiri. Selanjutnya mahasiswa diberikan tugas maupun latihan yang
tentunya secara tidak langsung akan melatih mereka dalam hal teknis.
5. Nirmana merupakan sebuah core (inti) yang diterapkan dalam pembuatan
setiap karya seni rupa dan desain yaitu aturan-aturan penting yang wajib dipakai.
6. Mata kuliah Nirmana mengajarkan tentang unsur atau elemen yang ada pada
suatu lukisan atau gambar serta karya estetika seni dalam mengorganisasi unsur atau
elemen agar menjadi sebuah karya rupa yang bukan saja bagus, tetapi juga bermakna.
Kesimpulan 7. Dengan mempelajari, seseorang diharapkan akan memiliki pengertian, dapat
mengasah ketrampilan, dan mempertajam kepekaan terhadap segala sesuatu yang
menyangkut dunia desain. Bahkan juga akan dikembangkan dari nirmana.
8. Pola pengajaran dapat diawali dengan pemberian teori- teori mengenai
defenisi
‘Apa Itu Nirmana’, agar mahasiswa mempunyai gambaran dan pemahaman terhadap
Nirmana itu sendiri. Selanjutnya mahasiswa diberikan tugas maupun latihan yang
tentunya secara tidak langsung akan melatih mereka dalam hal teknis.

DAFTAR PUSTAKA

Alexander, Thomas (1987). John Dewey's Theory of Art, Experience, and Nature. . New
York. 2005

Dewey, John (1934). Art as Experience. The Berkeley Publishing Group. New York.2005

Denny Palmer Wolf, Becoming Knowlegde: The Evolution of Art Education Curriculum,

Dickinson , Dee. Learning Trought the Arts. Diambil dari


http://www.newhorizons.org/strategies/arts/dickinson_lrnarts. htm, 10/24/2005, Jam
18:34
Goldberg, Merryl (1997). Arts and Learning. An Integrated Approach to Teaching and
Learning in Multicultural

Settings. Longman. New York. 2003

Lansing, Keneth M. (1976). Art, Atist, and Art Education. McGraw- Hill Book Company.
New York. 2003

Read, Herbert (1970). Education through Art. Faber & Faber. London.

2005

CRITICAL JURNAL REVIEW


Nirmana Dwimatra
Oleh :

Viona Shafiyah Br Depary (2203351007)

KELAS : B

DOSEN PENGAMPU : Dr Zulkifki, M. Sn

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Critical jurnal review pada mata
kuliah Nirmana Dwimatra.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini untuk memenuhi tugas dosen pada
mata kuliah nirmana dwimatra. Selain itu, Critical jurnal review ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang nirmana dwimatra bagi saya Mahasiswa Universitas Negeri
Medan.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr Zulkifki, M. Sn. selaku dosen mata
kuliah nirmana dwimatra yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga berterima kasih terhadap seluruh sumber yang membantu saya supaya dapat
menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, Critical jurnal review yang saya tulis ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Binjai , Oktober 2020


BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Critical Jurnal Review merupakan salah satu tugas wajib yang memacu mahasiswa
untuk meningkatkan konsentrasi. Tugas ini sangat membangun bagi mahasiswa karena dapat
menumbuhkan minat baca bagi mahasiswa. Dengan mereview jurnal-jurnal pada mata kuliah
tertentu maka seorang mahasiswa akan dapat menyerap ilmu yang terdapat dalam jurnal yang
dapat menambah pengetahuan mahasiswa tentang mata kuliah tersebut, misalnya pada mata
kuliah Telaah jurnal ini mahasiswa harus mereview jurnal yang relevan dengan materi
perkuliahan.

B.TUJUAN
1.Menemukan dari pembuatan critical jurnal review ini adalah untuk menemukan keunggulan
dan kelemahan dari suatu riset atau jurnal yang di review
2.Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam meringkas, menanalisis dan memberi kritik
pada jurnal

C.MANFAAT
1.Mahasiswa akan lebih kritis dalam meberikan saran dengan argument yang logis dan jelas
2.Mahasiswa nantinya akan terlatih bagaimana membuat suatu karya ilmiah atau jurnal yang
cukup baik dan baru untuk era globalisasi saat ini
BAB II

ANALISIS JURNAL

IDENTITAS JURNAL

Judul Implementasi Nirmana Pada Fotografi Portraiture 3D Anagliph


Jurnal Disain Komunikasi Visual Dan Multimedia
Download http://publikasi.dinus.ac.id./index.php/andharupa
Volume Vol.04 No.02
Halaman 143-156
Tahun 2018
Penulis Daniar Wikan Satyanto,Puri Sulistiyawati,Erisa Adyati Rahmasari
Reviewer Viona Shafiyah Br Depary
Tanggal 14 oktober 2020

PEMBAHASAN JURNAL

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan karya-karya fotografi


portraiture nirmana dengan teknologi 3D anaglyph. Dengan
menggunakan metodologi eksperimental, penelitian ini mengeksplorasi
teknik penciptaan fotografi 3D anaglyph. Luaran karya fotografi 3D
tersebut menjadi bukti bahwa sisi estetis nirmana dan teknologi
fotografi 3D anaglyph merupakan ilmu yang saling berhubungan dan
implementatif satu sama lain secara khusus dengan ilmu fotografi.
Subjek Penilaian Fotografi
Pendahuluan Implementasi teknologi 3D saat ini lebih banyak digunakan di dunia
perfilman dan animasi, padahal teknologi tersebut memiliki potensi
untuk dikembangkan dalam fotografi, khususnya fotografi 3D. Sampai
saat ini masih sedikit fotografer yang mendalami dan tertarik untuk
melakukan eksperimen. Fotografi 3D menyimpan potensi untuk
dikembangkan karena implementasi 3D dapat membuat media foto
tersebut menjadi sangat unik. Fotografi sendiri merupakan salah satu
dari bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS), oleh
karena itu ilmu fotografi seharusnya bergerak dinamis mengikuti
perkembangan teknologi. Melalui penelitian yang mengarah pada
eksperimental fotografi dan citra 3D diharapkan dapat memberikan
kontribusi kebaharuan dalam fotografi. Karya fotografi juga
memerlukan sentuhan dari nirmana karena nirmana merupakan ilmu
yang mempelajari unsur-unsur tata rupa.
Kelebihan jurnal 1. Kriteria penulisan jurnal sudah sesuai dengan kriteria penulisan
jurnal yang baik.
2. Hasil dan pembahasannya jelas dan mudah dimengerti
Kelemahan 1. Tidak dilengkapi ISSN
jurnal 2. Sebagian istilah sulit untuk difahami
Kesimpulan Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan hasil
fotografi 3D anaglyph yang sempurna fotografer sebaiknya
menggunakan lensa dengan focal lenght lebar rentang 16-35mm pada
format kamera full frame. Hal tersebut diasumsikan karena pemotretan
3D anaglyph menggunakan representasi dari penglihatan mata kanan
dan kiri yang paling mendekati rentang penglihatan mata manusia.
Sedangkan untuk jarak fokus pemotretan untuk portraiture adalah
antara 0.5m - ∞, oleh karena itulah pada hasil akhir dari pemotretan
foto akan dicroping agar dapat menghasilkan foto portraiture yang
tepat. Sedangkan untuk pengaturan kecepatan (speed) tidak
berpengaruh pada hasil 3D anaglyph, namun untuk bukaan (f)
sebaiknya menggunakan diafragma sempit agar foto yang dihasilkan
memiliki ruang tajam yang luas. Untuk aplikasi nirmana pada foto
portraitureure 3D anaglyph juga dapat disimpulkan bahwa teknik
aplikasi manual drawing/body painting adalah teknik aplikasi nirmana
yang paling bagus atau sempurna dibandingkan dengan teknik lain
seperti proyeksi LCD dan layer blending. Hanya saja teknik manual
drawing atau body
Painting merupakan teknik yang memakan waktu paling lama daripada
teknik yang lain karena harus melukis karya nirmana secara bertahap
pada wajah dan tubuh model yang akan difoto.

Saran Dalam pembelajaran seharusnya dilengkapi dengan metode penelitian,


langkah penelitian dan hasil penelitian yang baik dan benar, agar
pembaca lebih mengetahui konsep dari materi.

DAFTAR PUSTAKA
Anggela, D. 2013. Perancangan Aplikasi Anaglyph Image dengan Menggunakan
Metode Chromatic Anaglyphic pada Citra Berdasarkan Besarnya Jarak Pergeseran
Warna. Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JustIN), 1(3), 182-185.

CRITICAL JURNAL REVIEW


OLEH :

NAMA: CRISSELA ARNES SIAHAAN

NIM : 2203151025

KELAS: B

Dosen PENGAMPU : Dr. Zulkifli, M.Sn.

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI- UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020

KATA PENGANTAR
Pertama kali saya mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada saya, sehingga mampu
menyelesaikan tugas “Critical Jurnal Review” ini tepat waktu. Tugas ini saya kerjakan untuk
memenuhi salah satu mata kuliah Saya yaitu Nirmana Dwimatra

Tugas Critical Jurnal Review ini saya susun dengan harapan dapat
menambah pengetahuan dan sebagai referensi untuk siapapun yang membacanya dan
khusunya dalam hal perkembangan psikologi peserta didik. Saya menyadari bahwa tugas
Critical Jurnal Review ini masih jauh dari kesempurnaan, dan masih membutuhkan
bimbingan dan masukan.

Apabila dalam tugas ini terdapat banyak kekurangandan kesalahan, Saya mohon maaf
karena sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman saya masih terbatas. Karena itu saya
sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun guna
menyempurnakan tugas ini. Saya berharap semoga tugas Critical Jurnal Review ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan bagi Saya khususnya, Atas perhatiannya Saya mengucapkan
terimakasih.

DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................i
Daftar isi...........................................................................................................................ii

BAB 1 : IDENTITAS
1.1 Identitas Jurnal Utama
1.2 Identitas Jurnal Pembanding 1
1.3 Identitas Jurnal Pembanding 2.......................................................
BAB II : Pembahasan

2.1 Tujuan Penelitian...........................................................................


2.2 Subjek Penelitian...........................................................................
2.3 Assesment Data..............................................................................
BAB III : Penutup

BAB I
IDENTITAS JURNAL
Judul “NIRMANA-KOMPOSISI TAK BERBENTUK” SEBAGAI
DASAR KESENIRUPAAN FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT
KESENIAN JAKARTA”

Nama jurnal Perkembangan pendidikan seni rupa yang penting


terjadi pada akhir abad ke-19

Download file:///C:/Users/HP/Downloads/141-Article
%20Text-408-2-10-20140103%20(1).pdf

Volume dan halaman Volume 1 Nomor 2 Juli-Agustus 2013

ISSN ISSN-L 2338-3321

Tahun 2 Juli-Agustus 2013

Penulis Sanyoto, Sadjiman Ebdi. Dasar-Dasar Seni dan Desain.


Jalasutra. Yogyakarta. 2005 Sanyoto,
Sadjiman Ebdi. Irama Visual. Jalasutra. Yogyakarta. 2007
Silverman, Rayman. Learning about Art. Diambil dari
Soemantri, Hilda (1998). Visual Art 7: Indonesian
Heritage. Archipelago Press. Singapura. 2007

Reviewer Crissela Arnes Siahaan

Tanggal 2O Oktober 2020

BAB II
PEMBAHASAN
Tujuan penelitian (1) Mengembangkan apresiasi terhadap keindahan,
(2) Mengembangkan dorongandorongan kreatif
(3) Mengembangkan daya penglihatan
(4) Membantu mengembangkan kemampuan
menyatakan sesuatu
(5) Menyiapkan keterampilan bagi anak-anak tetapi
bukan tujuan pokok
(6) Bagaimanapun juga pendidikan seni tidak menyiapkan
anak untuk menjadi seniman professional

Subjek/objek penelitian “seni rupa sebagai sarana pendidikan” atau seni sebagai
alat pendidikan, bukan sebagai pendidikan untuk
membentuk seniman.

Assesment data (1) Kesatuan (Unity); merupakan salah satu prinsip dasar
tata rupa yang sangat penting. Tidak adanya kesatuan
dalam sebuah karya rupa akan membuat karya tersebut
terlihat cerai-berai, kacau-balau yang mengakibatkan
karya tersebut tidak nyaman dipandang. Prinsip ini
sesungguhnya adalah prinsip hubungan. Jika salah satu
atau beberapa unsur rupa mempunyai hubungan (warna,
raut, arah, dan sebagainya), maka kesatuan telah
tercapai, (2) Keseimbangan (Balance); Karya seni dan
desain harus memiliki keseimbangan agar nyaman
dipandang dan tidak membuat gelisah. Seperti halnya jika
kita melihat pohon atau bangunan yang akan roboh, kita
merasa tidak nyaman dan cenderung gelisah.
Keseimbangan adalah keadaan yang dialami oleh suatu
benda jika semua daya yang bekerja saling meniadakan.
Dalam bidang seni keseimbangan ini tidak dapat diukur
tapi dapat dirasakan, yaitu suatu keadaan dimana semua
bagian dalam sebuah karya tidak ada yang saling
membebani, (3) Proporsi (Proportion); Proporsi termasuk
prinsip dasar tata rupa untuk memperoleh keserasian
dalam sebuah karya. Untuk itu diperlukan diperlukan
perbandingan–perbandingan yang tepat. Pada dasarnya
proporsi adalah perbandingan matematis dalam sebuah
bidang. Proporsi Agung (The Golden Mean) adalah
proporsi yang paling populer dan dipakai hingga saat ini
dalam karya seni rupa hingga karya arsitektur

Metode penelitian metode Ferdinand dan Alexander Dupuis di Perancis,


yang dimulai dengan latihan menggambar bentuk-bentuk
dasar seperti garis lurus, miring, lengkung, lingkaran.
Tujuan kegiatan menggambar di sini adalah untuk
mendapatkan kesenangan selain untuk melatih
keterampilan secara teknis.
Langkah penelitian Langkah penelitian yang dilakukan:
1. Menentukan tujuan penelitian
2. Menentukan tempat dilakukannya penelitian
3. Membuat hasil penelitian
Hasil penelitian Mata kuliah Nirmana yang diberikan di Fakultas Seni
Rupa (FSR) IKJ, meliputi: (1) segala sesuatu yang
berhubungan dengan seni rupa dan desain pada level
dasar seperti mempelajari garis, bidang, bentuk dan
gempal (dimensi dan tebal). Selanjutnya juga dipelajari
bagaimana nirmana dibentuk sesuai dengan tata rupa
yang mempunyai kaidah dan prinsip seni rupa, (2)
pemaparan berbagai teori seperti teori warna, bentuk
dan ruang serta kemungkinan-kemungkinan
pengungkapannya pada berbagai proses yang kemudian
berpengaruh pada gubahan bentuk terpakai maupun
seni. (3) Untuk Nirmana Dwimatra ditekankan pada
pengembangan bentuk yang geometris dan organis alam
termasuk pada kemungkinan visual dari paduan warna
dan bentuk, interaksi warna, susunan warna optis hingga
pada unsur-unsurseni dan desain. Sedangkan Nirmana
Trimatra lebih menekankan pada pengembangan
berbagai macam bentuk untuk menumbuhkan kepekaan
rasa. yaitu dengan latihan memadukan dua bentuk yang
memiliki sifat yang berbeda, seperti paduan antara
kerucut dan balok. Selain itu juga dengan mencari
ungkapan Nirmana dari bahan sekitar seperti plastik,
gelas, kaleng, tekstil, tali, logam dan sebagainya. Dengan
mempelajari Nirmana, mahasiswa diharapkan dapat lebih
peka terhadap unsur-unsur Nirmana seperti garis, bidang,
ruang, warna, tekstur, irama, keseimbangan, kontras,
gerak dan tekanan baik yang bersifat organis maupun
geometris. Selain itu mahasiswa dapat mengenal
berbagai sifat bahan, perpaduan dan timbal balik antara
bentuk serta ruang, dan yang utama adalah untuk
melatih kepekaan estetis serta menggali kemampuan
kreatif. Nirmana juga memberikan sikap dan
pengetahuan dasar bagaimana seseorang mampu
menghasilkan sebuah karya yang memiliki nilai kebaruan
estetik dalam bentuk karya. Pola pembelajaran yang
diberikan oleh pengajar haruslah lebih sistematis dan
terarah alurnya. Tentunya diawali dengan pemberian
teori-teori mengenai defenisi ‘Apa Itu Nirmana’ perlu
diberikan, agar mahasiswa mempunyai gambaran dan
pemahaman terhadap Nirmana itu sendiri. Teori Nirmana
mencakupi pemaparan berbagai teori seperti teori warna,
bentuk, ruang, dan elemenelemen rupa serta
kemungkinan-kemungkinan pengungkapannya pada
gubahan bentuk. Teori tersebut diberikan sebagai
landasan dasar mereka untuk membuat tugas Nirmana.
Pengaplikasian dan Penerapan Nirmana Jika ditelaah
lebih jauh, nirmana mirip dengan (ilmu) yaitu tentang
mengorganisasikan sesuatu untuk mencapai kualitas
artistik pada sebuah karya seni atau desain. Nirmana
memuat hal-hal tentang harmoni, keselarasan soal rasa,
dan impresi pada sebuah bentuk. Nirmana tidak hanya
mencakup 2 dan 3 dimensi saja melainkan menjelajah
sebuah ruang yang disebut dengan ruang maya. Ruang
maya adalah ruang semu dimana orang dapat
menghayalkan tentang sesuatu yang mebingungkan,
dalam arti hayalan tentang sebuah kegilaan bentuk yang
sulit ditorehkan dalam media 2 dimensi yang sering
disebut dengan nirmana ruang datar/) atau 3 dimensi
yang sering disebut dengan nirmana ruang/. Menurut
Merryl Goldberg (1997:4), terdapat tiga cara
mengintegrasikan seni dalam pembelajaran, yaitu (1)
belajar dengan seni belajar tentang seni (learning about
the arts), (2) belajar dengan seni (learning with the arts),
dan (3) belajar melalui seni (learning through the arts).
Belajar dengan seni terjadi jika seni diperkenalkan kepada
siswa sebagai cara untuk mempelajari materi pelajaran
tertentu. Bahkan mungkin disaat mempelajarinya akan
terambah pula pula cabang seni yang lain. Di dalam
nirmana, seseorang akan mempelajari segala sesuatu
yang berhubungan dengan seni rupa dan desain melalui
tahap-tahap yang sangat mendasard

Kelebihan 3. Kriteria penulisan jurnal sudah sesuai dengan


kriteria penulisan jurnal yang baik.
4. Dilengkapi dengan ISSN dan volume.
5. Hasil dan pembahasannya jelas dan mudah
dimengerti.
Kekurangan 1. Penjelasan nya bagus tapi lebih bagus dan
mudah dimengerti disertai gambar yang dilakukan
seperti pada penjelasannya
2. Sebagian menggunakan gambar,sebagian
tidak.
Kesimpulan 1. Nirmana merupakan sebuah core (inti) yang diterapkan
dalam pembuatan setiap karya seni rupa dan desain yaitu
aturan-aturan penting yang wajib dipakai. 2. Mata kuliah
Nirmana mengajarkan tentang unsur atau elemen yang
ada pada suatu lukisan atau gambar serta karya estetika
seni dalam mengorganisasi unsur atau elemen agar
menjadi sebuah karya rupa yang bukan saja bagus, tetapi
juga bermakna. 3. Dengan mempelajari, seseorang
diharapkan akan memiliki pengertian, dapat mengasah
ketrampilan, dan mempertajam kepekaan terhadap
segala sesuatu yang menyangkut dunia desain. Bahkan
juga akan dikembangkan dari nirmana. 4. Pola pengajaran
dapat diawali dengan pemberian teoriteori mengenai
defenisi ‘Apa Itu Nirmana’, agar mahasiswa mempunyai
gambaran dan pemahaman terhadap Nirmana itu sendiri.
Selanjutnya mahasiswa diberikan tugas maupun latihan
yang tentunya secara tidak langsung akan melatih
mereka dalam hal teknis.

CRITICAL JOURNAL REVIEW


NIRMANA DWIMATRA
Tentang

“NIRMANA-KOMPOSISI TAK BERBENTUK” SEBAGAI DASAR


KESENIRUPAAN FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT KESENIAN JAKARTA
Ardianti Permata Ayu
Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta
ISSN : 2337-6686

DOSEN PEMNGAMPUH : Dr. ZULKIFLI, M.Sn

DISUSUN OLEH :

NAMA : CRIS JUNNER HUTAPEA


NIM : 2201151011
KELAS :B

Program Studi Pendidikan Seni Rupa


Jurusan Seni Rupa
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan
2020

BAB I
PENDAHULUAN
I. PENGANTAR
Jurnal yang brerjudul “Nirmana-Komposisi Tak Berbentuk” Sebagai Dasar
Kesenirupaan Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta merupakan jurnal yang
membahas bagaimana peranan pengetahuan Nirmana Dwimatra pada pada pendidikan di
Institut Seni Jakarta.
Berikut identitas jurnal yang akan saya kritik :

Judul Artikel :“Nirmana-Komposisi Tak Berbentuk” Sebagai Dasar


Kesenirupaan Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta

Nama Journal : Volume 1 Nomor 2 Juli-Agustus 2013

Edisi Terbit : 2013

Pengarang Artikel : Ardianti Permata Ayu

Penerbit : Jurnal Ilmiah WIDYA

Kota Terbit : Jakarta Selatan

Nomor ISSN : ISSN 2337-6686

Alamat situs

:http://ejournal.jurwidyakop3.com/index.php/jurnalilmiah/article/view/141

BAB II

PEMBAHASAN
I. Ringkasan Artikel

Pada umumnya pelajaran seni rupa dianggap hanya sebagai kegiatan


menggambar alam benda atau membuat karya seni rupa lain. Tidak banyak yang
mengenal seni rupa sebagai suatu metodologi untuk belajar pengetahuan lain. Seni
biasanya diajarkan sebagai tambahan bagi “unsur pendidikan dasar.” Terdapat
pendapat bahwa seni merupakan unsur pendidikan dasar, tetapi kebanyakan orang
memandang seni jauh terpisah dari bidang pelajaran yang lain. Seni menjadikan
kemampuan berpikir imajinatif dan kritis secara personal dan kreatif.

Dee Dickinson (2005:2) menyatakan bahwa “penelitian dalam pendidikan seni


telah secara konsisten menunjukkan bahwa seni merupakan suatu bentuk pengetahuan
khusus yang memerlukan dukungan dan tuntutan kerja serta menghasilkan semacam
empati, pemahaman, dan keterampilan yang sama”. Dengan demikian, pembelajaran
pendidikan dasar yang melatarbelakangi kesenirupaan adalah hal yang mutlak,
sehingga seseorang dapat mempertanggungjawabkan hasil karya seni rupanya.

Prinsip-prinsip Dasar Seni Rupa Sebelum membuat suatu karya perlu


diketahui prinsipprinsip dasar yang melatarbelakangi karya tersebut, sehingga karya
tersebut dapat dipertanggungjawabkan yang meliputi: (1) Kesatuan (Unity), (2)
Keseimbangan (Balance), (3) Proporsi (Proportion), (4) Irama (Rhythm), (5)
Dominasi (Domination).

Prinsip-prinsip Utama Ilmu Tata Rupa Dalam ilmu tata rupa, terdapat
beberapa prinsip utama yang bertujuan mengkomunikasikan sebuah karya seni yang
dapat diterapkan atau diaplikasikan untuk semua jenis karya seni rupa m,aupun
desain, yaitu: (1) Ruang Kosong (White Space), (2) Kejelasan (Clarity), (3)
Kesederhanaan (Simplicity), (4) Emphasis (Point of Interest).

Nirmana dan Bentuknya. Dari segi etimologis, Nirmana terdiri dari kata ‘Nir’
yang berarti tidak dan ‘Mana’ yang berarti bentuk, sehingga Nirmana berarti ‘Tidak
Berbentuk’. adalah pengorganisasian atau penyusunan elemen-elemen visual seperti
titik, garis, warna, ruang dan tekstur menjadi satu kesatuan komposisi yang harmonis.
dapat juga diartikan sebagai hasil angan-angan dalam bentuk dwimatra (2D), trimatra
(3D) yang harus mempunyai nilai keindahan. disebut juga sebagai ilmu tatarupa dasar
(Sanyoto, Sadjiman Ebdi,2005). Elemen-elemen visual seni rupa tersebut dapat
dikelompokan menjadi 4 bagian berdasarkan bentuknya yaitu: (1) Titik, (2) Garis, (3)
Bidang, (4) Gempal.

Pengajaran mata kuliah Nirmana Di Fakultas Seni Rupa (FSR) IKJ, Mata
kuliah Nirmana yang diberikan di Fakultas Seni Rupa (FSR) IKJ, meliputi: (1) segala
sesuatu yang berhubungan dengan seni rupa dan desain pada level dasar seperti
mempelajari garis, bidang, bentuk dan gempal (dimensi dan tebal). Selanjutnya juga
dipelajari bagaimana nirmana dibentuk sesuai dengan tata rupa yang mempunyai
kaidah dan prinsip seni rupa, (2) pemaparan berbagai teori seperti teori warna, bentuk
dan ruang serta kemungkinan-kemungkinan pengungkapannya pada berbagai proses
yang kemudian berpengaruh pada gubahan bentuk terpakai maupun seni. (3) Untuk
Nirmana Dwimatra ditekankan pada pengembangan bentuk yang geometris dan
organis alam termasuk pada kemungkinan visual dari paduan warna dan bentuk,
interaksi warna, susunan warna optis hingga pada unsur-unsurseni dan desain.
Sedangkan Nirmana Trimatra lebih menekankan pada pengembangan berbagai
macam bentuk untuk menumbuhkan kepekaan rasa. yaitu dengan latihan memadukan
dua bentuk yang memiliki sifat yang berbeda, seperti paduan antara kerucut dan
balok.

Pengaplikasian dan Penerapan Nirmana Jika ditelaah lebih jauh, nirmana mirip
dengan (ilmu) yaitu tentang mengorganisasikan sesuatu untuk mencapai kualitas
artistik pada sebuah karya seni atau desain Pengaplikasian mutlak dilakukan dalam
semua bidang seni rupa dan desain. Sebagai contoh adalah pada jurusan , bidang seni
ini mempunyai kemampuan melakukan eksekusi ini dengan sangat baik. Kapabilitas
yang merekam obyek setepat-tepatnya dapat dikacaukan dengan nirmana. Sesuatu
yang sudah biasa jika melihat langit yang jauh berwarna biru dan pepohonan yang
dekat dengan hijau. Namun dengan Nirmana, langit dapat diberi panas (orange/
kuning) untuk menciptakan kesan objek tersebut dekat dan pohon dengan dingin
(misal biru) dapat memberikan kesan objek tersebut jauh dengan kita. Pada mata
kuliah Nirmana, khususnya di Pendidikan Dasar Seni Rupa (PDSR) FSR IKJ,
keterbatasan mahasiswa dalam berimajinasi menyebabkan mahasiswa sulit untuk
membuat pola-pola elemen rupa menjadi suatu bentuk komposisi yang harmonis,
sehingga antar mahasiswa satu dengan yang lainnya terkadang membuat karya atau
tugas Nirmana yang hampir sama atau setipe. Hal tersebut dikarenakan mahasiswa
belum memahami apa itu Nirmana. Oleh karena itu, pengajar mata kuliah Nirmana
dituntut untuk memberikan cara maupun pola pengajaran yang efektif kepada
mahasiswa baru tersebut, sehingga ketika mereka mulai memasuki penjurusan sesuai
dengan program studinya masing-masing, pola pikir mereka sudah mulai terarah dan
lebih teratur. Karyakarya yang dihasilkan pun dapat dipertanggungjawabkan, tidak
hanya sebagai suatu bentuk keindahan semata.

II. Keunggulan Penelitian

a. Kegayutan Antar Elemen

Jurnal pertama membahas tentang dasar – dasar dalam nirmana berupa prinsip seni
rupa, berupa pengertian dan dibahas secara bertahap dan terstruktur. Keterkaitan antar
paragraph dan judul sangat baik. Jurnal II dan Jurnal III membahas materi yang lebih
lengkap dan menjurus sesuai dengan cabang yang dibahas yaitu desain komunikasi.
Keterkaitan antar judulnya baik.

b. Originalitas Temuan

Jurnal I membahas tentang dasar - dasar dalam nirmana dan bagaimana


implikasinya dalam pendidikan di Institut Seni Jakarta. Dalam dua jurnal pembanding
membahas penerapan nirmana dwimatra dalam komunikasi desain visual. Kesamaan
tiga jurnal ini adalah pembahasan peranan nirmana dwimatra dalam beberapa aspek
atau bidang yaitu pendidikan dan desain komunikasi visual.

c. Kemutakhiran Masalah
Masalah yang dibahas dalam jurnal pertama adalah bagaimana implikasi
kajian nirmana dwimatra diterapkan dalam pendidikan di Institut sSeni Jakarta.
Pengangkatan judul ini sangat baik untuk mengetahui apa manfaat dan kegunaan
mempelajari nirmana dwimatra. Sedangkan dua artikel pembanding membahas
masalah yang lebih dalam dan modern, sehingga sangat sesuai untu keadaan dan masa
sekarang yang penuh dengan kemajuan teknologi..

d. Kohesi dan Koherensi Isi Penelitian

Kohesi dan koherensi tiap paragraph baik dan teratur , terstruktur dimulai dari
pengertian yang rendah ke pengertian yang lebih dalam.sehingga ebih mudah
dipahami.

III. Kelemahan Penelitian

a. Kegayutan Antar Elemen

Ada sebagian kecil kegayutan antar elemen yang kurang, namun apabila
dibandingkan dengan kedua jurnal lainnya jurnal tiga membahas keterkaitan politik
dengan nirmana dwimatra pada spanduk atau poster yang dikeluarkan.

b. Originalitas Temuan

Ada beberapa bagian yang sama dengan jurnal lainnya yaitu pembahasan
dasar – dasar nirmana dwimatra.

c. Kemutakhiran Masalah

Pada jurnal pertama masalah yang dibahas kurang modern sehingga kurang
sesuai dengan permasalahan saat ini, namun paad urnal kedua dan ketiga
pembahasannya dan maslahnya sangat efisien dalam masa sekarang sehingga sangat
menarik untuk dipelajari.

IV. Implikasi terhadap:

a. Teori

Pembahasan jurnal ini sangat berguna dalam dunia pendidikan sebagai dasar dalam
mempelajari seni rupa, sebagai dasar dalam berkarya dan mengapresiasi karya orang
lain. Penerapan materi ini dalam pendidikan dapat membuka pengethuan yang lebih
dalam bahwa seni rupa bukan hanya tentang menggambar atau meniru tetapi memilki
makna yang mendalam.

b. Program Pembangunan di Indonesia

Kajian Nirmana Dwimatra berguna dalam pembangnan di Indonesia yaitu khususnya


dalam dunia seni baik desain komunikasi visual, kontruksi, atau fashion. Dalam
desain komunikasi visual pegnggunaan nirmana dwimatra sanga t penting dan
mempengaruhi masyarakat luas, seperti poster atau spanduk seperti yang dibahas
dalam jurnal ketiga. Selain itu penciptaan logo suatu produk dan periklanan sangat
diperlukan dalam menambah pendapatan dan kemajuan pembangunan di Indonesia
baik untuk pembangnan kontruksi atau pembangunan sumber daya manusianya.

c. Pembahasan dan Analisis

Nirmana Dwimatra sebagi dasar dlam berkarya sangat diperlukan dalam dunia
pendidikan karena materi ini merupakan hal paling mendasar. Menurut Merryl
Goldberg (1997:4), terdapat tiga cara mengintegrasikan seni dalam pembelajaran,
yaitu (1) belajar dengan seni belajar tentang seni (learning about the arts), (2) belajar
dengan seni (learning with the arts), dan (3) belajar melalui seni (learning through the
arts). Belajar dengan seni terjadi jika seni diperkenalkan kepada siswa sebagai cara
untuk mempelajari materi pelajaran tertentu. Menguraikan suatu pengetahuan bukan
berarti mengulang-ulang gagasan-gagasan besar orang lain. Seperti Goldberg (1997:
2) yang mengutip kata-kata Eleanor Duckworth, “By knowledge, I do not mean verbal
summaries of somebody else’s knowledge …. I mean a pearson’s own repertoire of
thoughts, actions, connections, predictions, and feelings.” Pengetahuan seseorang
bukan merupakan ringkasan verbal dari pengetahuan orang lain, melainkan repertoir
pikiran-pikiran, tindakan-tindakan, hubungan-hubungan, dan perasaan-perasaan orang
itu sendiri. Oleh karena, itu diharapkan mahasiswa dapat menerapkan pengamatannya
dalam cara yang imajinatif, menciptakan hubungan pribadinya dengan sesuatu
persoalan dan dituangkan dalam karya seni rupanya.

BAB III

PENUTUP
Kesimpulan dan Saran

I. Kesimpulan

1. Nirmana merupakan sebuah core (inti) yang diterapkan dalam pembuatan setiap
karya seni rupa dan desain yaitu aturan-aturan penting yang wajib dipakai.

2. Mata kuliah Nirmana mengajarkan tentang unsur atau elemen yang ada pada suatu
lukisan atau gambar serta karya estetika seni dalam mengorganisasi unsur atau elemen
agar menjadi sebuah karya rupa yang bukan saja bagus, tetapi juga bermakna.

3. Dengan mempelajari, seseorang diharapkan akan memiliki pengertian, dapat


mengasah ketrampilan, dan mempertajam kepekaan terhadap segala sesuatu yang
menyangkut dunia desain. Bahkan juga akan dikembangkan dari nirmana.

4. Pola pengajaran dapat diawali dengan pemberian teoriteori mengenai defenisi ‘Apa
Itu Nirmana’, agar mahasiswa mempunyai gambaran dan pemahaman terhadap
Nirmana itu sendiri. Selanjutnya mahasiswa diberikan tugas maupun latihan yang
tentunya secara tidak langsung akan melatih mereka dalam hal teknis.

II. Saran

1. Nirmana wajib dipelajari dengan melakukan banyak latihan secara continue untuk
dapat menghayati seni rupa dan seni desain dengan baik. Bahkan mungkin disaat
mempelajarinya akan terambah pula pula cabang seni yang lain. Di dalam nirmana,
seseorang akan mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan seni rupa
dan desain melalui tahap-tahap yang sangat mendasar.
2. Pola pembelajaran yang diberikan oleh pengajar haruslah lebih sistematis dan
terarah alurnya.

DAFTAR PUSTAKA
Alexander, Thomas (1987).

John Dewey's Theory of Art, Experience, and Nature. . New York. 2005

Dewey, John (1934). Art as Experience. The Berkeley Publishing Group. New York.2005

Denny Palmer Wolf, Becoming Knowlegde: The Evolution of Art Education Curriculum, Dickinson ,
Dee. Learning Trought the Arts. Diambil dari
http://www.newhorizons.org/strategies/arts/dickinson_lrnarts. htm, 10/24/2005, Jam 18:34
Goldberg, Merryl (1997).

Arts and Learning. An Integrated Approach to Teaching and Learning in Multicultural Settings.
Longman. New York. 2003

Lansing, Keneth M. (1976).

Art, Atist, and Art Education. McGrawHill Book Company. New York. 2003

Read, Herbert (1970).

Education through Art. Faber & Faber. London. 2005

Sanyoto, Sadjiman Ebdi. Dasar-Dasar Seni dan Desain. Jalasutra. Yogyakarta.

2005 Sanyoto, Sadjiman Ebdi. Irama Visual. Jalasutra. Yogyakarta.

2007 Silverman, Rayman. Learning about Art. Diambil dari (http://instructional1.calstatela.


edu/laa/enter.html pada tanggal 8 Oktober 2010

Soemantri, Hilda (1998).

Visual Art 7: Indonesian Heritage. Archipelago Press. Singapura. 2007 /Lizard Wijanarko/ Teori
Desain, Ilmu Desain, Ilmu Grafis, nirmana, Tutorial Desain Grafis/ Jumat, 23 Oktober 2009, Jam 17:51
/Lizard Wijanarko/Teori Desain, Ilmu Desain, Ilmu Grafis, nirmana/Selasa, 26 Oktober 2010, Jam
02:01 /Lizard Wijanarko/ Teori Desain, Ilmu Desain, Ilmu Grafis, nirmana, Tutorial Desain Grafis/
Minggu, 6 Maret 2011, Jam 04:21

CRITICAL JOURNAL REPORT


Jurnal Seni, Desain & Budaya

(Peranan Desain Komunikasi Visual sebagai Pendukung Media Promosi Kesehaatan,


Yosef Yulius, 2016)

OLEH:

NAMA : BONI VAESAL TURNIP

NIM : 2203351012

KELAS : B

DOSEN PENGAMPU:

Dr.Zulkifli, M.Sn

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah CJR
NIRMANA DWIMATRA guna memenuhi tugas Critical Journal Report.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.

Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh sebab itu, kritik serta saran yang
membangun saya harapkan untuk kesempurnaan makalah ini. saya mengucapkan terima
kasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah Nirmana Dwimatra, yaitu Bapak Dr. Zulkifli,
M. Sn.

Medan, Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………..…………………….i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..1

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR……………………………………....…………….1


B. Tujuan CJR………………………………………………………………………..1
C. Manfaat CJR………………………………………………………………………1
D. Identitas Jurnal…………………………………………………….………………1
BAB II RINGKASAN ISI JURNAL………………………………………….………...2

1. Pendahuluan………………………………………………………………………2
2. Pembahasan………………………………………………………………….……2
BAB III PENILAIAN PADA JURNAL……………………………….………………..5

A. Kelebihan jurnal…………………………………………………………………..5
B. Kekurangan jurnal………………………………………………………………...5
BAB IV PENUTUP………………………………………………………………………6

A. Kesimpulan……………………………………………………………………......6
B. Saran………………………………………………………………………………6
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….7
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalilsasi Pentingnya CJR


Seringkali kita bingung memilih jurnal untuk dijadikan referensi untuk kita baca dan pahami.
Terkadang kita memilih satu jurnal namun kurang memuaskan hati kita. Misalnya dari segi
analisis bahasa, pembahasan tentang nirmana, oleh karena itu penulis membaca critical
journal review ini untuk mempemudah pembaca dalam memilih referensi, terkhusus pada
pokok bahasan tentang nirmana.
B. Tujuan CJR
1. Mengulas isi jurnal
2. Mencari dan mengetahui informasi isi di dalam jurnal
3. Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap
jurnal
C. Manfaat CJR
1. Untuk menambah wawasan tentang nirmana.
2. Untuk mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah jurnal yang telah dilengkapi
dengan ringkasan jurnal, pembahasan isi buku serta kekurangan dan kelebihan isi jurnal.
D. Identitas Jurnal
1. Judul jurnal : Peranan Desain Komunikasi Visual sebagai Pendukung Media
Promosi Kesehaatan
2. Pengarang : Yosef Yulius
3. Penerbit : Jurnal Seni, Desain dan Budaya
4. Kota terbit : Palembang
5. Tahun terbit : 2016
6. Volume : 1 No. 2
7. ISSN : 2502-8626
8. Alamat situs : http://ejournal.uigm.ac.id/index.php/Besaung/article/view/132
BAB II

RINGKASAN ISI JURNAL

1. Pendahuluan
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang banyak yang
terbagi dalam 34 provinsi bagian. Sebagai negara berkembang, kondisi kesehatan masyarakat
di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup baik, hal ini bisa dilihat dari
meningkatnya animo masyarakat yang mendaftarkan diri sebagai anggota BPJS di Indonesia
sebagai bentuk kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan yang disertai
perkembangan jumlah fasilitas kesehatan.

Pelayanan kesehatan di Indonesia yang memakai media promosi kesehatan antara lain bisa
dilihat dalam program pemerintah yakni Program Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS). Dalam pelaksanaannya promosi kesehatan menggunakan berbagai macam
media di dalamnya, dan secara tidak langsung terkait dengan cabang keilmuan desain
komunikasi visual dalam penerapannya, maka adapun pada penelitian ini, rumusan masalah
yang diangkat yakni merumuskan bagaimana peranan desain komunikasi visual pada
perkembangan media promosi kesehatan.

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis sejauh mana perkembangan promosi
kesehatan yang selama ini beredar di masyarakat terutama pada beberapa hal yang mencakup
tentang komunikasi visual, strategi media, dan strategi komunikasi yang digunakan. Manfaat
dari perancangan ini adalah meningkatkan kualitas peran serta para perancang promosi
kesehatan dalam membuat media promosi kesehatan yang tepat sasaran dan mampu
menjangkau masyarakat agar masyarakat menjadi lebih sadar akan pentingnya menjaga
kesehatan.

2. Pembahasan
Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
mengendalikan faktor-faktor kesehatan melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat, agar masyarakat dapat menolong dirinya sendiri, serta mampu mengembangkan
kegiatan yang ber-sumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (DEPKES RI, 2007).

Melalui media promosi, maka pesan-pesan kesehatan yang akan disampaikan dapat lebih
menarik dan mudah dipahami. Pada penelitian ini dapat ditemukan bahwa pada sebagian
besar media promosi kesehatan yang telah terpublikasi kurang memiliki unsur-unsur dan
nilai-nilai yang terkandung dalam bidang keilmuan desain komunikasi visual, sehingga
pesannya tidak tepat sasaran.

Dalam pembuatan suatu media promosi, sebuah media harus memiliki unsur serta prinsip
komunikasi visual dalam perancangannya seperti kesatuan (unity), keseimbangan (balance),
proporsi (proportion), irama (rhythm), dan dominasi (domination).

Sebuah media promosi kesehatan harus memperhatikan unsur dalam perancangan


komunikasi visual seperti; warna (color), format, tekstur (texture), ruang (space), garis (line),
bentuk (shape).

contoh ilustrasi bentuk imun penyakit lupus


yang diaplikasikan dalam bentuk maskot
suatu perancangan promosi kesehatan
terhadap penyakit lupus.

Setelah memadukan unsur dan prinsip,


aspek komunikasi sangat diperlukan dalam
menyampaikan suatu hal dalam media
promosi kesehatan terutama dalam menyampaikan suatu istilah kedokteran/istilah kesehatan
yang tidak familiar pada masyarakat awam pada umumnya.

Sebagai pendukung komunikasi suatu media promosi kesehatan, ilustrasi dibutuhkan sebagai
pendamping teks, karena pada umumnya masyarakat lebih berkesan melihat suatu teks
informasi yang ditampilkan dengan foto atau gambar ilustrasi (infografik). Komunikasi
Persuasi merupakan salah satu teori yang penting dalam suatu perancangan komunikasi
visual, komunikasi persuai meruapan suatu bentuk komunikasi yang paling mendasar.

Penerapan teori komunikasi persuasi dalam suatu promosi kesehatan dimaksudkan agar
target sasaran mengalami suatu perubahan sikap. Dalam penerapannya terdapat dua dasar
komponen sikap dalam melakukan persuasi, yakni komponen kognitif (rasional) dan
komponen afektif (emosional).
BAB III

PENILAIAN PADA JURNAL

A. Kelebihan jurnal
1. Jurnal ini membahas secara lengkap mengenai pentingnya penerapan elemen seni
serta unsur dan prinsip seni pada suatu kegiatan.
2. Penulis memiliki banyak buku referensi dalam membuat jurna ini, sehingga membuat
pembaca lebih yakn dalam ibformaasi yang disampaikan penulis.
3. Pemilihan tata bahasa yang singkat, padat dan jelas.
B. Kekurangan jurnal
1. Walau bahasanya singkat dan padat, namun beberapa bagian agak berbelit sehingga
pembaca terkadang harus membaca ulang kalimat untuk memahaminya.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesmpulan
Penentu keberhasilan sebuah media promosi kesehatan bisa dilihat dari umpan balik yang
diterima masyarakat terhadap cara menanggapi aspek kesehatan di dalam kehidupan
masyarakat.
Peranan cabang keilmuan desain komunikasi visual pada media-media promosi kesehatan
sangatlah penting, dengan ilmu desain komunikasi visual, media-media promosi
kesehatan akan terpublikasikan secara lebih komunikatif, aplikatif, dan tepat sasaran.
Melalui unsur dan prinsip desain komunikasi visual yang dipadukan dengan teori
komunikasi persuasi.
B. Saran
Pe-review menyarankan agar penelitian ini dapat diterapkan bagi setiap perancang grafis
awam dalam merancang media promosi kesehatan di setiap lembaga atau instansi yang
memiliki divisi promosi kesehatan. Penelitian ini juga diharapkan menjadi dasar
perancangan media promosi kesehatan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Yulius, Y. (2016). Peranan Desain Komunikasi Visual sebagai Pendukung Media Promosi
Kesehatan. Jurnal Seni, Desain dan Budaya, 1(2).

Anda mungkin juga menyukai