Anda di halaman 1dari 25

CRITICAL JOURNAL REVIEW

MK. SEJARAH SENI RUPA


BARAT DAN TIMUR
PRODI SI PENDIDIKAN SENI
RUPA

Skor Nilai :

CRITICAL JOURNAL REVIEW


“SEJARAH SENI RUPA TIMUR”

Disusun Oleh :

Nama : Dewi Jayanti

Nim : 2193351007

Dosen Pengampu : Drs. Anam Ibrahim, M.Pd

Mata Kuliah : Sejarah Seni Rupa Barat Dan Timur

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Oktober 2020
KATA PENGANTAR

2
3
4
5
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi pentingnya CJR

Dalam Critical Journal Review ini mahasiswa dituntut untuk mengkritisi


sebuah Journal, dan meringkas menjadi satu kesatuan yang utuh sehingga dapat
dipahami oleh mahasiswa yang melakukan critical Journal review ini, termasuk
didalamnya mengerti akan kelemahan dan keunggulan dari Journal yang akan
dikritisi. Dalam hal ini saya mengkritik Journal “Komparasi Sejarah Seni Rupa Barat
Dan Timur Kebudayaan Yunani Dengan India, 2018”.

Artikel ini memuat tentang komparasi sejarah seni rupa khususnya seni rupa
Asia dan Barat. Dalam artikel ini dibahas secara garis besar mengenai jalur
penyebaran peradaban timur dan jalur penyebaran peradaban barat. Hasil-hasil
kebudayaan dari timur dan barat masing-masing diwakili oleh peradaban India untuk
kebudayaan timur sedangkan untuk kebudayaan barat diwakili oleh peradaban
Yunani. Masing-masing peradaban dianggap sebagai pondasi peradaban selanjutnya
di masing-masing wilayah timur dan barat. Bahasan artikel ini mengupas contoh
karya representatif dari segi arsitektur, seni lukis dan seni pahat untuk Timur dan
Barat berupa analisis perbandingan. Artikel ini menjelaskan mengenai perbandingan
kebudayaan India dan kebudayaan Yunani yang meliputi persoalan: filsafat, karya
seni dan berbagai pendapat para Filusuf yang mengungkapkan konsep perbedaan dan
atau kesamaan di antara seni Timur dan Barat
Adapun dalam penuntasan tugas Critical Journal Review ini mahasiswa
dituntut dalam meringkas dan, menganalisa, serta memberikan kritik berupa
kelebihan dan kelemahan pada suatu buku berdasarkan fakta yang ada dalam Journal
tersebut, sehingga dengan begitu mahasiswa akan menjadi terbiasa dalam berpikir
logis dan kritis serta tanggap terhadap hal-hal yang baru yang terdapat dalam suatu
buku.

B. Tujuan Penulisan CJR

6
CJR ini dibuat dengan tujuan untuk menyelesaikan tugas Gambar Ilustrasi,
menambah pengetahuan kita dalam mengkritik Jurnal, meningkatkan daya fikir kita
tentang bagaimana cara mengkritik sebuah jurnal dan menguatkan kita tentang cara
mengkritik jurnal yang baik dan benar.

C. Manfaat CJR
1. Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari
sebuah jurnal atau hasil karya tulis ilmiah lainnya secara ringkas.
2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan jurnal yang dikritik.
3. Mengetahui latar belakang dan alasan jurnal tersebut dibuat.
4. Mengetahui kualitas jurnal dengan membandingkan terhadap karya
dari penulis yang sama atau penulis lainnya.
5. Memberi masukan kepada penulis jurnal berupa kritik dan saran
terhadap cara penulisan, isi, dan substansi jurnal.

D. Identitas Journal Yang Direview


a) Identitas Jurnal Utama
Judul Jurnal : Jurnal Pendidikan Seni
Judul Penelitian : Komparasi Sejarah Seni Rupa Barat dan Timur
Kebudayaan Yunani dengan India.
Penerbit : Universitas Pendidikan Indonesia
Penulis : Winia Hafiti Dan Aini Lolita
Volume/Tahun Terbit : Vol 1. No. 2, Desember 2018
ISSN : 2620-8598

b) Identitas Jurnal Pembanding


Judul Jurnal : Jurnal El-Harakah
Judul Penelitian : Mesopotamia Dan Mesir Kuno : Awal Peradaban
Dunia.
Penerbit : Universitas Islam Negeri Alaudin Ujungpadang
Penulis : Mustofa Umar
Volume/Tahun Terbit : Vol 11. No. 3, Desember 2009

7
BAB II

PEMBAHASAN ISI ARTIKEL

A. PENDAHULUAN

1. Jurnal Utama “Komparasi Sejarah Seni Rupa Barat Dan Timur


Kebudayaan Yunani Dengan India”

Peradaban dalam bahasa Inggris disebut Civilization. Istilah peradaban


sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap
perkembangan kebudayaan. Pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai
puncaknya berwujud unsur-unsur budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan,
luhur dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah
memiliki peradaban yang tinggi. Dengan batasan-batasan pengertian di atas maka
istilah peradaban sering dipakai untuk hasil-hasil kebudayaan seperti: kesenian, ilmu
pengetahuan dan teknologi, adat sopan santun serta pergaulan. Selain itu juga
kepandaian menulis, organisasi bernegara serta masyarakat kota yang maju dan
kompleks. Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor
pendidikan, kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan.

Peradaban di dunia melahirkan berbagai bentuk kebudayaan yang berbeda-


beda. Perkembangan pertanian menghantarkan manusia pada pendirian kota-kota
pertama di dunia. Kawasan tersebut merupakan pusat perdagangan, pabrik, dan
kekuatan politik. Perkembangan kota-kota berarti kemunculan peradaban. Peradaban
ini berkembang di berbagai belahan dunia, di antaranya adalah peradaban Asia (India
dan Cina), Afrika (Mesir dan Mesopotamia), Eropa (Yunani dan Romawi), dan
Amerika (Maya, Inca, dan Aztec). Dalam bahasan makalah ini penulis khususkan
untuk membahasa peradaban seni barat dan timur.

Peradaban-peradaban awal di Timur muncul di tepi-tepi sungai besar


seperti: Sungai Huang Ho di Cina, Sungai Indus di India, Sungai Nil di Afrika,

8
Sungai Tigris dan Eufrat di Irak. Peradaban yang berasal dari sungai Tigris dan Eufrat
bernama Mesopotamia yang artinya diantara sungaisungai, merupakan peradaban
tertua di dunia, awal mula peradaban manusia di bumi. Seiring berjalannya waktu,
kota-kota disepanjang sungai bersatu dan menamakan dirinya bangsa Sumeria. Disini
ditemukan aksara, tembikar, roda, gerobak, sistem bilangan awal.

Kebudayaan Yunani Kuno

Yunani kuno tidak diragukan lagi merupakan salah satu peradaban paling

berpengaruh dalam sejarah umat manusia. Dari daerah yang terletak di ujung
semenanjung Balkan ini, tercipta dan berkembang berbagai hal penting, misalnya
demokrasi, alfabet,

filsafat, teater, dan ilmu pasti. Yunani kuno berlangsung dari periode Arkhaik, pada
abad 8-6 SM, hingga tahun 146 SM ketika Romawi menaklukan Yunani setelah
Pertempuran Korinthos.

Kesenian Yunani mengutamakan keindahan (idelaisme) berdasarkan akal


(rasionalisme) dan berpusat pada manusia (humanisme). Kartika (2007: 6)
menyebutkan bahwa “keindahan (beauty) merupakan pengertian seni yang telah
diwariskan oleh bangsa Yunani”. Istilah esetika yang kita kenal sekarang ini juga
berasal dari bahasa Yunani Kuno. Hal ini ditulis oleh Sumardji dalam kartika
(2007:6) bahwa estetika berasal dari bahasa Yunani Kuno aestheton, yang berarti
‘kemampuan melihat lewat penginderaan’.

Peninggalan karya seni dan seni patung yang bermutu tinggi dibuat
berdasarkan pedoman yang dirumuskan pada buku Golden Section. Bangsa Yunani
termasuk penganut

Polyteisme (banyak Dewa). Diwujudkan dengan bentuk manusia yang cantik dan
tampan (Antroforfisme) seperti Dewa Apolo, Dewa Zeus, Dewi Nike, dll.

9
Kebudayaan Yunani diawali dari kebudayaan-kebudayan daerah disekitar laut tengah,
yaitu kebudayaan Kreta (Minois), kemudian berkembang hingga mencapai klasiknya.

2. Kebudayaan India

Sejarah India kuno memiliki berbagai macam hasil kebudayaan, antara lain seni
lukis, seni patung, seni bangunan (arsitektur), seni kerajinan, seni busana dan lain
sebagainya. Karya-karya seni rupa India terutama lukisan sudah ditemui semenjak zaman
prasejarah sekitar 5.500 SM. Seni rupa di India muncul seiring dengan perkembangan
budaya dan masuknya pengaruh agama. Sebagaimana diketahui karya seni di India tidak
semata-mata bertujuan keindahan melainkan ditujukan untuk pemujuan dan
memperdalam kehidupan kerohanian

Pengaruh agama seperti Budha, Hindu, dan Islam banyak menjadi insipiarsi
seniman dalam berkarya. Dalam mengapresiasi seni rupa India harus dipahami latar
belakang agama yang mendasarinya. Karya-karya seni rupa India bersifat simbolis
tidak dibuat berdasarkan ekspresi semata. Ada aturanaturan tertentu dalam membuat
karya, aturanaturan itu sangat baku seperti proporsinya, bentuk-bentuk, dan warna
yang digunakan. Jika terjadi penyimpangan dari aturan maka karya itu dianggap tidak
bermanfaat walau karya tersebut indah dan halus (eksperisif). Hal ini tidak lepas dari
maksud seni dibuat tidak untuk memuaskan rasa estetis seniman melainkan untuk
mempertinggi martabat dewa dan memperdalam rasa keagamaan.

3. Analisis Pendapat Filusuf tentang Persamaan dan Perbedaan Seni Barat


dengan Timur

a) Aristoteles

Pendapat para filusuf banyak mengungkap mengenai persamaan


dan perbedaan antara seni barat dan timur. Seperti halnya Plato, Aristoteles juga
berpendapat bahwa seni itu suatu imitasi atau tiruan (mimesis). Namun pendekatan
yang dilakukan Aristoteles lebih imiah. Sumardjo (2000:273) menyebutkan bahwa
Aristoteles berpendapat bahwa imitasi disini bukan sekedar reproduksi realitas.
Seniman memang meniru realitas, tetapi menyimpang dari dunia pengalaman dan

10
empiris. Seniman memilih sejumlah realitas untuk membangun sebuah gambaran
yang memiliki makna. Yang ditiru oleh seniman adalah tingkah laku manusia. Dalam
seni barat dan timur banyak diwujudkan dalam hasil karya seni rupa berupa karya
patung dan lukisan, didalamnya banyak divisualkan bentuk-bentuk yang
menggambarkan tingkah laku manusia. Karya-karya tersebut memiliki makna khusus
terutama untuk sarana ritual dan keagamaan. Hal ini mengungkapkan konsep
kesamaan di antara seni Barat dan Timur.

Aristoteles sendiri mengungkapkan bahwa ciri-ciri lengkap keindahan, baik


pada alam maupun karya seni adalah kesatuan atau keutuhan yang dapat
menggambarkan kesempurnaan bentuk, tak ada yang berlebih atau berkurang.
Sesuatu yang pas dan khas apa adanya. Harmoni atau keseimbangan antar-unsur yang
proporsional, sesuai dengan ukurannya yang khas. Kejernihan, bahwa segalanya
memberikan suatu kesan kejelasan, terang, jernih, murni, tanpa ada keraguan.

c) Réne Descartes
Langkah pertama dari teori Descartes melalui alasan-alasan metafisika yang cerdik,
dia mampu memuaskan dirinya sendiri bahwa dia sebenarnya "ada" ("Saya berpikir,
karena itu saya ada"), dan Tuhan itu ada serta alam di luar dunia pun ada. Pendapat ini
mengungkapkan bahwa di seni barat dan timur ada persamaan dalam dalam hal ini.
Keberadaan peradaban dari suatu bangsa dapat dilihat dari peninggalan- peninggalan
karya seninya. Seni barat Yunani dan timur India merupakan peradabaan yang sangat
maju, pemikiran-pemikiran bangsa-bangsa tersebut dapat terlihat dari
peninggalanpeninggalan monumentalis dari beberapa karyanya terutama arsitektur dan
seni pahat yang sudah sangat modern dari segi teknik, gaya maupun material yang
digunakannnya.

Pendapat Descartes yang mengemukakan bahwa Tuhan itu ada


serta alam di luar dunia itu ada, sangat jelas persamaannya antara seni barat dan
timur. Mereka membuat karya seni sebagai sarana rutual dan ibadah, juga sebagai
simbol penujaan kepada Tuhan dan DewaDewi. Di Yunani misalnya, Kuil dibuat
sebagai tempat ibadah, patung Dewi Aphrodite dibuat untuk memuja dewi
kecantikan dan banyak dibuat patung-patung dewa dewi lain yang mereka anggap

11
sebagai Tuhan. Di India terutama karya seninya sangat dipengaruhi oleh unsur
agama. Bangunanbangunan dibuat sebagai sarana peribadatan, simbol agama, serta
sarana penyebaran agama. Yunani dan India sama-sama menganut politheisme yaitu
menyembah banyak dewa. Setiap dewa melambangkan kekuatan alam hingga perlu
disembah dan dihormati

c) George Wilhelm Friedrich Hegel

Pemikiran Hegel yaitu“The Philosophy of History”/“Philosophical


History.”“Semua yang real bersifat rasional dan semua yang rasional bersifat real”.
Hegel percaya bahwa sejarah adalah kepastian absolute yang akan diperoleh dengan
mengkompromikan perbedaan-perbedaan ke dalam satu sistem integral yang dapat
mewadahi segala-galanya. Hegel ingin meleburkan berbagai perbedaan dalam sistem
metafisiknya ke dalam satu sintesis universal, yakni Aufhebung.
Aufhebung ini dapat berupa apa saja: Negara, Masyarakat, Pasar, atau institusi
apa pun yang merupakan kompromi dari perbedaan-perbedaan. Hegel
membayangkan adanya suatu sistem yang secara metafisik dapat memayungi segala
anasir yang berbeda dan merangkulnya menjadi satu. Penalaran dialektis Hegel ini
melihat perbedaan sebagai ancaman yang harus ditanggulangi dengan
mengintegrasikannya ke dalam suatu pola yang koheren dan stabil. Dalam pandangan
Hegel, kemungkinan-kemungkinan direpresi sedemikian rupa dengan menyajikan
gambaran yang sepenuhnya pasti tentang masa depan.
Merunut dari sejarah masa lalu, bangsa yang memenangkan daerah taklukan
kembali meneruskan sejarah peradabadan masa lalu dari wilayah taklukan. Mereka
mengkompromikan perbedan-perbedaan yang ada dengan membuat suatu peradaban
baru, atau menambahkan peradaban mereka sehingga saling lengkap melengkapi.

2. Jurnal Pembanding “Mesopotamia Dan Mesir Kuno: Awal Peradaban Dunia”


Hanya manusia yang mampu menciptakan peradaban. Sebagaimana
disebutkan oleh Iqbal, manusia diciptakan sebagai makhluk yang unik sebagaimana
uniknya Tuhan (Ma’arif, 1996: 67). Manusia diciptakan sebagaimana rupa Tuhan
(Schuon, 1969: 24). Manusia tiada lain adalah sebagai manifestasi nama-nama Allah
dalam bentuk yang integral (Murata, 1997: 60). Hal ini, karena manusia selalu
dikaitkan dengan dirinya sebagai spesies yang unik, yaitu dengan memiliki jiwa,

12
intelegensi dan kemampuan untuk berbicara jika dibandingkan dengan spesies lain,
sehingga manusia mampu menciptakan peradaban yang didasarkan atas sosial budaya
yang berkembang (David, 1960: 3-4).

- KAWASAN BULAN SABIT MESOPOTAMIA


Peradaban awal dimulai dari zaman batu baru (neolitik), yang dilanjutkan
dengan zaman perunggu kemudian zaman besi. Zaman neolitik ditandai dengan
berakhirnya zaman paleolitik (zaman batu tua), manusia sudah mulai bercocok tanam
dan bermukim. Zaman perunggu ditandai adanya pembentukan kota dan terjadinya
urbanisasi, sementara zaman besi pada masa Mesir sekitar tahun 1500 SM (Hoebel,
1958: 96-109). Poin penting dimana budaya menjadi peradaban selalu disamakan
dengan transisi dari prasejarah menuju masa sejarah. Secara definitif dimulai sekitar
tahun 4500 sampai 4000 SM di lembah-lembah Sungai Nil, Tigris-Eufrat dan Indus di
India. Dari beberapa daerah tersebut, kawasan Tigris-Eufrat merupakan asal kelahiran
peradaban dunia sebagai satu penyatuan rangkaian yang melahirkan peradaban Barat.
Peradaban sendiri didefinisikan dengan suatu gelanggang kehidupan di mana
masyarakat yang ada menetap di kota dan terorganisasi dengan baik agar hidup
menjadi lebih aman, terbudaya, senang dan lebih produktif. Elemen-elemen tersebut
akan menyebabkan perkembangan yang optimal.

Mesopotamia terletak di antara dua aliran sungai Tigris dan Eufrat, kurang
lebih 170 mil dari teluk Persia. Sungai-sungai tersebut mengalir dari kawasan
pegunungan Asia minor sebelah barat daya Mesopotamia. Negaranegara awal di
Mesopotamia berupa negara-negara kota (city-stales) di lembah bagian bawah.
Masing-masing mungkin telah memiliki tanggung jawab secara independen dalam
membuat irigasi dan pemeliharaannya. Bagaimanapun terkadang terjadi konflik dan
menolak adanya hegemoni atau kepemimpinan seseorang atau yang lain (Christoper,
tt: 34).Peradaban superior pertama dimulai dari bangsa Sumeria pada masa neolitik.
Orang-orang Sumeria ini diperkirakan datang dari kawasan perbukitan sebelah timur
laut Mesopotamia sebelum tahun 4000 SM, penduduk Semit telah ditemukan di sana.
Raji al Faruqi menyebutkan bahwa terjadinya imigrasi orang-orang Sumeria dari
daerah pegunungan ke lembah Tigris-Eufrat ini disebabkan adanya badai yang
melanda daerah tersebut (Al Faruqi, 1974: 15-16). Daerah semenanjung Arabia,
Tigris-Eufrat dan Syria besar yang secara umum disebut dengan kawasan Timur

13
dekat, secara kontinu memiliki kesatuan budaya, bukan politik. Asia dekat secara
umum memakai bahasa semit. Hal ini dapat diidentifikasi melalui akar bahasa.
Orang-orang Sumeria mulai memimpin dan membangun proyek irigasi guna
memajukan kehidupan perkampungan. Sekitar tahun 3500 SM mereka telah
menghasilkan peradaban yang maju, dengan perkembangan kota-kota, sistem
organisasi politik, etika religius dan pemerintahan negarakota (city-state) dengan
menekan pada aspek peradaban yang baik (Al Faruqi, 1974: 26). Pemakaian logam
dan sistem penulisan sudah dipakai pada masa ini. Sementara di daerah selatan telah
berkembang negara-negara kota di bawah pemimpin komandan perang, pendeta atau
penasehat irigasi. Kondisi semacam ini tidak memungkinkan adanya sentralisasi
kekuasaan dengan pemerintahan pusat yang kuat. Akibatnya pertempuran sering
terjadi untuk memperebutkan pengaruh di masing-masing kawasan yang dikuasai
(Wallbank, 1949: 71)

- MESIR KUNO
Penduduk Mesir kuno mulai menempati kawasan lembah Nil sekitar tahun 5000-
525 SM, yaitu sejak orang Mesir primitif periode perkembangan neolitik sampai pada
perkembangan peradaban masa kekuasaan para Firaun absolute. Secara kronologis,
sejarah Mesir dapat dibagi menjadi beberapa periode. Sejarah Mesir sebelum tahun 3400
SM disebut dengan periode prasejarah, periode kerajaan lama (3400-2475 SM), periode
transisi feudalisme (2475-2160), periode pertengahan (2160-1780 SM), ditambah dengan
periode dominasi Hykso (1780-1580 SM) dan periode emperium (1580-525 SM).

Periode prasejarah Mesir ditandai dengan banyak ditemukan peralatanperalatan pada


kuburan-kuburan bangsa Mesir, diperkirakan dimulai sejak tahun 1500 SM. Dengan
demikian, penduduk Mesir sudah menggunakan peralatan dimulai sejak masa
paleolitik dan neolitik (zaman batu tua dan batu muda). Kemajuan bangsa Mesir lebih
ditopang oleh hasil bumi yang subur, sejak pra dinasti sudah terjalin kerja sama dalam
pembuatan kanal dan irigasi. Gambaran ini menunjukkan sudah adanya unit-unit
politik meskipun masih kecil, yang secara gradual membentuk dua dua kerajaan, atas
di bagian selatan, bawah di bagian utara sekitar tahun 5000 SM (Bogardus, 1995: 56)
Sistem pemerintahan pada teritorial kerajaan Mesir lama adalah absolut secara
ekstrim, seluruh kekuasaan berada di bawah tangan Firaun. Siapa yang dipanggil
dengan Firaun berarti rumah besar (Great House). Para Firaun merupakan pemilik

14
seluruh tanah, tidak ada pertanyaan bagi para penguasa ini. Rakyat Mesir percaya
bahwa jika hal itu dilakukan, maka akan mendapat sangsi dari para dewa.
Pemerintahan Mesir bersifat teokratik, dengan mengkombinasikan agama dan fungsi
politik. Di samping sebagai raja, Firaun sebagai dewa penguasa tanah dan spiritual.
Keberhasilan sistem administrasi kerajaan lama, memungkinkan adanya sentralisasi
kekuasaan yang absolut. Dalam mengatur negara, raja dibantu oleh seorang ketua
bendahara dan dua orang perdana menteri. Sistem paternalisme tiada lain adalah
untuk melanggengkan kekuasaan dan kemakmuran keluarga raja (Bogardus, 1995:
60). Agama Mesir kuno menjadi agama rakyat, aturan-aturan didominasi oleh
penguasa yang dianggap sebagai dewa (Bogardus, 1995: 28), ritual mereka lebih
dikonsentrasikan pada dramitisasi kematian raja-raja (Bell, 1997: 5-6) Bangsa Mesir
kuno mengambil banyak Tuhan. Di antaranya adalah Ra, yaitu dewa matahari. Osiris
dewa air, Isis ibu yang agung. Di antara dewa-dewa tersebut Ra-lah yang paling
penting. Akan tetapi setelah berada di kekuasaan Thebes, posisinya digantikan oleh
dewa Anum atau dewa yang agung (supreme god) kemudian digabung menjadi
Anum-Ra, Bangsa Mesir juga sudah mengenal nyanyian-nyanyian Salah satu
kontribusi penting lain bangsa Mesir dalam peradaban adalah kemajuan untuk
memuja para dewa, seperti Hymn to the sun (Wallbank, 1949: 64). dalam bidang seni
tulisan, khususnya pengenalan terhadap alfabet Literatur tertua tercantum pada teks-
teks piramida yang disebut dengan teks tertua tentang pemikiran manusia. Teks yang
berkenaan dengan agama dapat dijumpai pada dinding-dinding makam raja ke-5 dan
ke-6 yang berisi tentang mantra-mantra magis, mitos dan nyanyian religius.
Sementara literatur pada masa pertengahan lebih kaya dan bervariasi serta bersifat
sekuler (Wallbank, 1949: 64). Banyak ditemukan cerita-cerita romantis,
tenggelamnya kapal dan sebagainya. Tetapi cerita yang penting adalah legenda
tentang Yusuf dan saudaranya. Di samping itu juga ditemukan syair-syair bernuansa
religius yang diekspresikan secara filosofis.

15
16
BAB III

KEUNGGULAN PENELITIAN

Dari perbahasan dalam karya jurnal mengenai Komparasi Sejarah Seni Rupa
Barat Dan Timur Kebudayaan Yunani Dengan India dapat kita lihat dan rasakan
kelebihannya masing-masing. Misalnya kita dapat mengetahui kelebihan seperti
dasar-dasar dan konsep dalam mata kuliah Sejarah Seni Rupa Barat dan Timur berupa
penjelasannya juga yang efektif. Keunggulan lainnya juga kita rasakan dari segi
penjelasannya tidak menggunakan bahasa yang sulit untuk di pahami.

A. Kegayutan Antar Elemen

Dari jurnal yang saya bahas memiliki dasar elemen yang benar adanya dan
memiliki beberapa teori yang memang dapat di benarkan adanya, karena memang
benar adanya dengan apa yang di jelaskan pada jurnal tersebut dengan Adanya
hubungan antar elemen tersebutlah akan tercipta berbagai hasil Komparasi Sejarah
Seni Rupa Barat Dan Timur Kebudayaan Yunani Dengan India untuk Peningkatkan
pengetahuan dalam Sejarah Seni Rupa Barat dan Timur, dalam Sejarah Seni Rupa
Barat dan Timur untuk lebih meningkatkan kualitas siswanya sendiri. Selanjutnya
dijelaskan juga konsep pengembangan Sejarah Seni Rupa Barat dan Timur
“Komparasi Sejarah Seni Rupa Barat Dan Timur Kebudayaan Yunani Dengan India”
, ini menunjukkan adanya hubungan antar elemen yang akan menghasilkan suatu
metode pengejaran yang lebih efektif.

B. Originalitas Temuan
Temuan-temuan dalam Gambar Ilustrasi untuk Peningkatkan pengetahuan
dalam Sejarah Seni Rupa Barat dan Timur, seni rupa memang dapat kita lihat dari mana
kita dapatkan sumbernya di mana sumber ataupun otak pemikirnyalah kita dapat melihat
keaslian karya seni rupa seperti halnya saya mencari jurnal ini melalui bererapa sumber
seperti internet yang perjudul “Komparasi Sejarah Seni Rupa Barat Dan Timur
Kebudayaan Yunani Dengan India”.dalam temuan originjalitas dalam jurnal ini apa
adanya dan memiliki sumber yang benar.

17
C. Kemutakhiran Masalah

Masalah-masalah yang di timbulkan dalam Sejarah Seni Rupa Barat dan


Timur untuk Peningkatkan pengetahuan dalam Sejarah Seni Rupa Barat dan Timur,
seni rupa merupakan kesulitan dalam memuat karya karena kurangnya pola pikir dan
imajinasi yang kurangnya kebiasaan dalam membuat karya sehingga ada halnya kita
dapat cenderung berfikir buntu dalam berkhayal karya baru, tetapi jika kita biasa
dalam berfikir kritis dalam membuat karya maka bukan hal wajar jika kita selalu
mendapat karya baru tanpa berfikir panjang. dan dari hal kemutakhiran masalah-
masalah yang ada dalam jurnal tersebut menjelaskan dimana sangat membangun
untuk peningkatan yang positif dalam berkarya dan dari beberapa penjelasan
permasalahan yang ada pada jurnal tersebut dapat menjadikan titik acuan dalam
mengembangkan karya denga penuh imajinasi karena di dasari dengan penuh
kesadaran. dalam Sejarah Seni Rupa Barat dan Timur untuk Peningkatkan
pengetahuan dalam Sejarah Seni Rupa Barat dan Timur seni rupa harus ada juga
kontrol dari gurunya untuk membimbing sisiwanya.

D. Kohesi Dan Koherensi Isi Penelitian


Kohesi adalah hubungan antar unsur dalam wacana secara semantik. Hubungan
kohesi yang diciptakan atas dasar aspek leksikal, denga pilihan kata yang serasi, dengan
begitu dalam jurnal “Komparasi Sejarah Seni Rupa Barat Dan Timur Kebudayaan
Yunani Dengan India” merupakan jurnal yang memiliki hubungan dengan karya dan
dasar dalam Sejarah Seni Rupa Barat dan Timur seni rupa. Koherensi adalah pengaturan
secara kenyataan dan gagasan, fakta dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga
mudah memahami pesan yang dikandungnya. Jadi koherensi yang ada pada jurnal itu di
buat karena adanya sebab yaitu merupakan dasar perkembangan seni rupa di barat dan
timur untuk Peningkatkan kemampuan dalam Sejarah barat dan timur, dalam seni rupa
yang menjadi gagasan dan pokok dalam seni rupa , jurnal “Komparasi Sejarah Seni Rupa
Barat Dan Timur Kebudayaan Yunani Dengan India” , juga memiliki fakta yang
memanga benar adanya , karena teori – teorinya di dapat dari hasil dasar sebab adanya
seni rupa yang terjadinya karena dasar-dasarnya.

18
BAB IV

KELEMAHAN PENELITIAN

Dari berbagai artikel dan penjelasan jurnal yang penulis bahas pasti memiliki
kekurangan seperti kurangnya penjelasan lebih rinci lagi dalam pengembangan
peningkatan Sejarah Seni Rupa Barat Dan Timur.

A. Kegayutan Antar Elemen

Dari elemen kita bisa menemukan kelemahannya sedikit saja, dimana


elemen-elemen di dalam jurnal “Peran Dan Perkembangan Ilustrasi” , hanya
sebagai contoh dan bahan penjelasan dan tidak menjadi bahan penlitian lain
seperti memberikan contoh dalam menghubungkan satu elemen dengan elemen
yang lain yang berkaitan antara satu dengan satunya lagi dalam journal ini.

B. Originalitas Temuan

Pada segi temuan kita bisa lihat kekurangannya seperti kurangnya contoh
dan terapan, dalam journal “Komparasi Sejarah Seni Rupa Barat Dan Timur
Kebudayaan Yunani Dengan India” dari temuan lain dan tidak ada penjelasan
mengenai hubungan dengan temuan lain.

C. Kemutakhiran Masalah

Dari kekurangan masalah yang ada pada jurnal tersebut saya rasa tidak banyak
kekurangannya karena jika banyak permasalahan dalam kemutakhiran pada jurnal
maka junal tersebut tidak baik pada si pembaca maka dari itu penjelasan
kemutakhiran masalah yang ada pada jurnal langsung di berikan pemecahan
masalahnya.

19
D. Kohesi Dan Koherensi Isi Penelitian
Dari keterkaitan hubungan dan penjelasan gagasan, yang ada juga teori yang
ada pada jurnal “Komparasi Sejarah Seni Rupa Barat Dan Timur Kebudayaan
Yunani Dengan India” tersebut hanya sedikit saja kekurangannya seperti kurangnya
penjelasan secara rinci, dengan sedikitnya kekurangan dalam segi kohesi dan
koherensi membuat poin yang menjadi keunggulan dalam jurnal, maka dari itu saya
hanya menyebutkan bahwa tidak banyak kekurangan yang di temukan pada segi
koherensi dan kohesinya.

20
BAB V

IMPLIKASI

A. Teori

Dari segi teori yang ada pada jurnal “Komparasi Sejarah Seni Rupa Barat
Dan Timur Kebudayaan Yunani Dengan India” yang saya bahas merupakan teori yang
benar dan dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya, karena dasar-dasar dalam
Jurnal “Komparasi Sejarah Seni Rupa Barat Dan Timur Kebudayaan Yunani Dengan
India” untuk Peningkatkan pengetahuan tentang sejarah seni rupa barat dan timur, seni
rupa merupakan awal yang menjadi acuan dan pedoman dalam karya seni rupa dan
selalu hadir dalam segi apapun, sebab dasar merupakan teori awal dalam membuat
suatu karya seni rupa.

B. Program Pembangunan Di Indonesia


Dari beberapa penjelasan dalam jurnal tersebut sangat lah jelas bagus dalam
memberikan pengetahuan yang lebih lagi mengenai Sejarah Seni Rupa Barat dan

Timur dengan begitu sistem dan teori yang ada pada jurnal tersebut merupakan suatu
hal yang bagus dalam pembangunan seni rupa dalam maupun luar negeri khusunya
peseni indonesia khusunya dalam peninggalan-peninggalan sejarah.

C. Pembahasan Dan Analisis


Dalam sajian materi ini membahas tentang sejarah seni nrupa, dimana di
terangkan dalam jurnal “Komparasi Sejarah Seni Rupa Barat Dan Timur Kebudayaan
Yunani Dengan India” yaitu sebagai dasar acuan dalam sejarah seni rupa barat dan
timur, dalam seni rupa yang merupakan dasar awal untuk mengembangkan wawasan
karya seni rupa, pengembangan kemampuan berpikir ditujukan untuk beberapa hal,
diantaranya adalah mendapat latihan berfikir secara kritis dan kreatif, mengaplikasikan
pengetahuan,menghasilkan idea atau ciptaan yang kreatif dan inovatif, mengatasi cara-
cara berfikir yang terburu-buru, kabur dan sempit, meningkatkan aspek kognitif dan
afektif, dan seterusnya perkembangan intelek mereka, jadi jurnal yang saya pelajari

21
cukup memberikan saya banyak pengetahuan di mana seni perlu dengan kesadaran
bahwa dasar-dasar dalam seni sangat berperan penting juga dalam meningkatkan
keatifitas seni rupa khususnya saya sendiri.

22
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Karya seni yang dihasilkan di barat dan timur hampir memiliki kesamaan.
Arsitektur, seni pahat, lukisan serta kriya dihasilkan dari kedua peradaban. Tetapi dari
segi bentuk, gaya dan terutama dari segi fungsi sedikit berbeda satu sama lain. Seni barat
lebih mengedepankan rasional dalam setiap kemunculan karyanya. Sedangkan seni timur
sangat dipengaruhi oleh agama.Karya seni di timur dibuat sebagai sarana ibadah dan ritual
keagamaan sehingga sangat diperhatikan dalam proses penciptaan karya karena ada
aturan-aturan tertentu yang harus dipatuhi untuk menghormati dewa dan memperdalam
keagamaan.Peradaban seni barat dimulai dengan Jalur laut kuno sedangkan peradaban
seni timur dimulai dari jalur darat kuno (jalur sutera). Filsafat Timur adalah tradisi falsafi
yang terutama berkembang di Asia, khususnya di India, Sebuah ciri khas Filsafat Timur
ialah dekatnya hubungan filsafat dengan agama. Filsafat ini berkembang dari tradisi
filsafat orang Yunani kuno. Dalam tradisi filsafat Barat, dikenal adanya pembidangan
dalam filsafat yang menyangkut tema tertentu. Budaya Timur lebih mendorong orang
untuk menghayati diri sebagai bagian dari alam dalam kesatuannya dengan alam,
sedangkan budaya Barat menghadapi alam sebagai objek yang bila dikuasai dan
dimanfaatkan.

B. Saran
Untuk keberhasilan mahasiswa dalam mengikuti mata kuliah Sejarah Seni
Rupa Barat Dan Timur, maka disarankan:
1. Bagi mahasiswa: Perlu latihan yang intensif melalui kegiatan
mengolah pengetahuannya dalam Sejarah Seni Rupa Barat Dan Timur di
berbagai media apapun, baik digital maupun manual.
2. Bagi pendidik: Perlu dikembangkan strategi pembelajaran yang
mampu membangkitkan dan mendorong semangat mahasiswa untuk giat
belajar dan berlatih dalam Sejarah Seni Rupa Barat Dan Timur.
3. Bagi Jurusan/ ProgramStudi: Perlu di kembangkan kurikulum dan
pembelajaran yang dapat memberikan layanan pembelajaran secara optimal.

23
DAFTAR PUSTAKA

Kartika, DS. (2007). Estetika. Bandung: Rekayasa Sains.

Sukaeni, E., Abdurachman, O., & Tugiyono. (eds). (1995). Sejarah SLTP Kelas 1
Caturwulan 1,2 dan 3. Bandung: Penerbit Djatnika.

Sumardjo, J. (2000). Filsafat Seni. Bandung: ITB.

Al Faruqi, Ismail Raji. 1974. Historial Atlas of the Religious of the World. New York:
Macmillah Publishing, Inc.

24
25

Anda mungkin juga menyukai