Anda di halaman 1dari 15

MINI RISET

NIRMANA TRIMATRA

“ANALISIS TUGU GURU PATIMBUS DAN


TUGU ADIPURA”

Oleh:

NAMA : DEWI JAYANTI

NIM : 2193351007

DOSEN PENGAMPUH : Drs. MESRA, M.Sn.

MATA KULIAH : NIRMANA TRIMATRA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019

1|Nirmana Trimatra
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nafas

kehidupan kepada saya dan telah menolong hambanya menyelesaikan rekayasa ide ini

yang berjudul “Analisis Tugu Guru Patimbus dan Tugu Adipura”. Tanpa pertolongannya

mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Dan tidak lupa

ucapan terima kasih kepada bapak Drs. Mesra, M.Sn. sebagai dosen pengampu yang telah

memberikan tugas ini kepada saya, sebagai pelatihan dan penambahan wawasan, serta

berbagai pihak yang telah membantu saya menyelesaikan tugas ini dengan baik.

              Adapun rekayasa ide ini disusun untuk memenuhi salah satu mata kuliah

Nirmana Trimatra. yang mana dalam meneliti sebuah tugu dengan observasi dan

mengajukan gagasannya ini berdasarkan pemahaman dan apa yang diketahui penulis.

              Pada kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih atas perhatiannya

terhadap Mini Riset ini . Saya berharap semoga Mini Riset ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Mei 2019

                                                                                   

Penyusun

2|Nirmana Trimatra
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah …………………………………………………………4


B. Identifikasi masalah ….. …………………………………………………………4
C. Rumusan masalah…….. …………………………………………………………5
D. Tujuan Penelitian……… ………………………………………………………...5

BAB II LANDASAN TEORITIS

A. Teori/Kajian Teori ………………………………………………………………6

BAB III TEKNIK PENGUMPULAN DATA

A. Lokasi penelitian .……………………………………………………………...10


B. Metode penelitian..……………………………………………………………...10

BAB IV PEMBAHASAN

A. Analisis data ………………………….………………………………………...11

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ………………………………………………………….…………...14
B. Saran……………………………………………………………….…………...14

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….……….15

3|Nirmana Trimatra
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Setiap benda hakikatnya memiliki suatu ciri dan fungsi tertentu yang melekat pada
benda tersebut. Untuk memastikan bahwa suatu benda mewakili apa yang dimaksud
pada pikiran manusia ada suatu ciri yang dapat membedakan antara benda yang satu
dengan yang lainnya , diantara ciri tersebut terdapat pada bentuk desain sebuah tugu,
lambang ataupun simbol-simbol khas daerah yang etis, yang beraneka ragam sehingga
tampil indah, berkesan mahal, mewah, sederhana, serta monumental.
Tuntutan pelanggan yang menginginkan desain yang beraneka ragam membuat
desainer/perancang, Seniman harus menciptakan desain yang beraneka ragam.
Keanekaragaman pasar yang berasal dari kelompok tingkat ekonomi ekonomi, suku,
dan pendidikan yang berbeda, sehingga cenderung memiliki bentuk selera yang berbeda
pula, yang berfungsi sebagai stimulus maupun untuk meningkatkan penjualan.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis dari beberapa tugu yang ada di sekitar
Medan bar lebih tepatnya Jl. T. Amir Hamzah, Sei Agul, (Bundaran Adam Malik) dan
di Jl. Kapten Maulana Lubis, Petisah Tengah, . Di dalam penelitian ini penulis akan
membahas dua tugu monument bersejarah yang di sampaikan kepada masyarakat
berupa tugu.
Tugu merupakan suatu bangunan yang dibuat untuk memberi kesan ciri khas
suatu daerah juga berfungsi untuk menghormati tokoh penting dan menandai adanya
suatu peristiwa penting yang terjadi di tempat daerah tersebut Penelitian dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana penerapa prinsip – prinsip komposisi dalam bangunan
sebuah tugu.

B. Identifikasi masalah
berdasarkan latar belakang masalah terdapat masalah yang terjadi terhadap poster
yang dipasang sebagai media pengumuman atau iklan, maka identifikasi masalah
yang ada pada penelitian ini adalah :
1. Bahwa penerapan prinsip – prinsip komposisi pada tugu sangat penting.

4|Nirmana Trimatra
2. Bahwa unsur – unsur visual pada tugu merupakan bagian dari karya seni.

C. Rumusan masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana cara penerapan unsur – unsur visual pada tugu Guru Patimpus dan
Tugu Adipura
2. Bagaimana prinsip – prinsip komposisi pada tugu pertama dan kedua
3. Perbandingan antara karya tugu Guru Patimpus dan Adipura

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan bentuk Tugu patung Guru Patimpus

2. Mendeskripsikan makna Tugu Adipura

5|Nirmana Trimatra
BAB II
LANDASAN TEORITIS

B. Teori/Kajian Teori

Pengertian Tugu
Tugu adalah bangunan, biasanya menjulang, besar, atau tinggi yang terbuat
dari batu, batu bata, atau bahan tahan rusak lainnya yang berfungsi sebagai tanda suatu
tempat, peristiwa sejarah, atau orang yang terkait dengan tempat tugu berada.
Tergantung fungsinya maka dikenal tugu peringatan (dibuat untuk memperingati suatu
peristiwa bersejarah atau penting), tugu penanda jejak (dibuat sebagai marka tapak
untuk membantu perjalanan/navigasi, gapura (sebagai tanda masuknya seseorang pada
lingkungan terbatas tertentu), atau tugu patung (atau patung peringatan, untuk
mengenang tokoh tertentu.

Menurut Mikke Susanto (2011: 296) seni patung adalah sebuah tipe karya tiga
dimensi yang bentuknya dibuat dengan metode subtraktif (mengurangi bahan seperti
memotong, menatah) atau aditif (membuat model lebih dulu seperti mengecor dan
mencetak). Sedangkan menurut Soenarso dan Soeroto dalam bukunya ( 1996: 6) Seni
Patung adalah semua karya dalam bentuk meruang. Menurut Kamus Besar Indonesia
adalah benda tiruan, bentuk manusia dan hewan yang cara pembuatannya dengan dipahat.
Selanjutnya B.S Myers (1958: 131-132) mendefinisikan Seni patung adalah karya tiga
dimensi yang tidak terikat pada latar belakang apa pun atau bidang manapun pada suatu
bangunan. Karya ini diamati dengan cara mengelilinginya, sehingga harus nampak
mempesona atau terasa mempunyai makna pada semua seginya

Unsur atau elemen merupakan bagian dari suatu karya desain. Unsur-unsur
tersebut saling berhubungan satu sama lain. Masing-masing memiliki sikap tertentu
terhadap yang lain, misalnya sebuah garis mengandung warna dan juga memiliki style
garis yang utuh, yang terputus-putus, yang memiliki tekstur bentuk, dan sebagainya.

6|Nirmana Trimatra
Selain itu juga dijelaskan oleh Arthur (2009), dalam suatu karya, unsur visual
dapat tampil eksplisit atau implisit. Unsur yang tampil eksplisit berarti ia dapat langsung
dikenali sebagai titik merah atau garis sapuan kuas misalnya.

Menurut Adi Kusrianto (2007) untuk mewujudkan suatu tampilan visual,


diperlukan beberapa unsur yang disusun menjadi karya desain yang selaras, serasi dan
seimbang dalam kesatuan, unsur-unsur tersebut yaitu titik, garis, bidang, ruang, warna,
dan tekstur.

Berikut :

1. Titik

Yang merupakan unsur dasar karya seni rupa yang terkecil. Segala bentuk wujud
yang dihasilkan dimulai dari titik. Sehingga titik menjadi pusat perhatian. Titik yang
membesar disebut dengan bintik.

2. Garis

Yang merupakan batas limit dari suatu benda, bidang, ruang, texture, warna dll.
Garis memiliki dimensi yang memanjang dengan arah tertentu, memiliki sifat seperti
panjang, pendek, lurus, tipis, tebal, vertikal, horizontal, halus, melengkung, berombak,
miring, putus-putus, dan masih banyak sifat-sifat lainnya. Garis ini memberikan kesan
simbolik, gerak, ide dan lain sebagainya.

3. Bidang

Unsur ini merupakan perkembangan dari penampilan garis, yakni perpaduan


antara garis-garis dalam kondisi tertentu. Bidang bisa diamati secara visual pada setiap
benda alam & pada karya seni rupa yang dihasilkan. Berdasarkan bentuknya, bidang
terdiri dari bidang biomorfis, geometris, bersudut, dan tak beraturan. Bidang terbentuk
dari pertemuan ujung-ujung garisatau juga karena sapuan warna.nsur- unsur seni rupa

4. Bentuk

Bentuk merupakan wujud yang terdapat di alam dan terlihat nyata. Bentuk dapat
berarti shape, yakni bentuk benda polos yang muncul tanpa penjiwaan atau hadir secara
kebetulan, dapat dilihat hanya sekedar penyebutan sifatnya saja seperti :ornamental,

7|Nirmana Trimatra
bulat, panjang, tidak teratur, persegi dan lain sebagainya . Dan bentuk plastis atau dalam
bahasa inggrisnya form yang berarti bentuk benda yang dapat dilihat dan dirasakan
karena memiliki unsur nilai dari benda tersebut, seperti contoh: lemari.

5.Warna

Berdasarkan cahaya, warna dapat dilihat dari tujuh spectrum warna dalam ilmu
fisika. Sedangkan secara teorinya, warna dipelajari melalui dua pendekatan dimana salah
satunya ialah melalui teori pigmen warna (Goethe) yaitu butiran halus pada warna.
Adapun beberapa istilah dalam teori warna pigmen diantaranya yaitu:

a. Warna premier
Yaitu warna dasar atau warna pokok yang tidak dapat diperoleh dari campuran warna
lain. Contoh : merah , kuning , dan biru .
b. Warna sekunder
Yaitu warna yang diperoleh dari , cmpuran antara dua warna premier yang seimbang.
Contohnya :
ungu, ( merah \dan biru ) , jingga ( merah dan kuning ) , hijau ( biru dan kuning )
c. Warna komplementer
Yaitu warna kontras yang letaknya bersebrangan dalam lingkaran warna . misanya
deretan dari warna ungu menuju warna merah , deretan warna hijau menuju warna
kuning, dll.

6.Tekstur

Tekstur adalah nilai raba dari suatu permukaan baik itu nyata maupun semu . Tekstur
nyata , yaitu tekstur suatu permukaan yang mana antara dilihat dan diraba terlihat dan
terasa tidak sama contohnya : batu ( teksturnya kasar ) , kaca ( teksturnya lembut ).

Prinsip-prinsip Seni Rupa

1.Kesatuan

Prinsip Kesatuan (Unity) adalah wadah unsur-unsur lain di dalam seni rupa
sehingga unsur-unsur seni rupa saling berhubungan satu sama lain dan tidak berdiri
sendiri. Sehingga unsur seni rupa akan bersatu padu dalam membangun sebuah

8|Nirmana Trimatra
komposisi yang indah, serasi, dan menarik. Prinsip kesatuan merupakan bahan awal
komposisi karya seni.

2. Keseimbangan

Prinsip keseimbangan berhubungan dengan berat ringan nya suatu karya seni. Karya
seni diatur agar mempunyai daya tarik yang sama di setiap sisinya. Prinsip keseimbangan
ini memberikan pengaruh besar pada kesan suatu susunan unsur-unsur seni
rupa. Keseimbangan dibagi menjadi 4 yaitu:

 Keseimbangan Diagonal
 Keseimbangan Simetris
 Keseimbangan Asimetris
 Keseimbangan Sentral

3. Irama atau Rythme merupakan pengulangan satu atau lebih unsur secara teratur dan
terus menerus sehingga mempunyai kesan bergerak. Pengulangan ini bisa berwujud
bentuk, garis, atau rupa-rupa warna. Pengulangan unsur bentuk jika diletakkan ditempat
yang sama maka akan terlihat statis, berbeda dengan irama harmonis maka menghasilkan
nilai estetika yang unik.

4. Prinsip seni rupa Komposisi merupakan salah satu prinsip yang menjadi dasar
keindahan dari sebuah karya seni. Karena komposisi berhubungan dengan penyusunan
unsur-unsur seni rupa sehingga menjadi susunan yang teratur, serasi, sehingga
menghasilkan karya seni yang bagus dan menarik sehingga dapat bertujuan untuk
menampilkan ekspresi.

5. Prinsip ini bertanggung jawab membandingkan bagian satu dengan bagian lainnya
sehingga terlihat selaras dan enak dipandang. Besar kecil, panjang pendek, luas sempit,
tinggi rendah adalah masalah prinsip proporsi. Contoh mudah yang bisa kita jadikan
gambaran yaitu ketika akan membuat lukisan tubuh manusia maka bagian tubuh (kita
ambil wajah) ukuran antara alis, mata, hidung, mulus harus seimbang.

6. Prinsip seni rupa ini disebut juga prinsip dominasi adalah usaha untuk menampilkan
bagian tertentu dari karya seni rupa sehingga terlihat menonjol atau gampang nya terlihat

9|Nirmana Trimatra
berbeda dengan bagian yang lain di sekitarnya. Bisa dilakukan dengan cara mengatur
posisi, warna, ukuran, dan unsur lainnya.

BAB III

TEKNIK PENGUMPULAN DATA


a. Lokasi penelitian
Observasi atau pengambilan dokumen tugu pertama dan kedua berada di jalanan
Medan bar lebih tepatnya Jl. T. Amir Hamzah, Sei Agul, (Bundaran Adam Malik)
dan di Jl. Kapten Maulana Lubis, Petisah Tengah, tugu pertama yang akan dianalisis
adalah tugu Guru patimpus dan yang kedua Tugu/Monumen Adipura Medan.
b. Metode penelitian
Observasi ini dilakukan melalui metode observasi langsung mengambil foto tugu
atau monumen di jalanan Petisah tengah dan bundaran amir Hamzah. posisi yang
dipasang adalah memiliki arah atau strategis posisi di tengah jalan lalu lintas. serta
metode yang digunakan dalam observasi adalah metode kualitatif dengan mengambil
langsung dokumentasi berupa foto.

BAB IV

PEMBAHASAN

10 | N i r m a n a T r i m a t r a
A. Analisis data

Klasifikasi Guru Patimpus. Guru Patimpus Sembiring Pelawi menikah dengan


seorang putri Raja Pulo Brayan dan mempunyai dua anak lelaki, masing-masing bernama
Kolok dan Kecik. Setelah menikah, Guru Patimpus Sembiring pelawi dan istrinya
membuka kawasan hutan antara Sungai Deli dan Sungai Babura yang kemudian menjadi
Kampung Medan jadi guru Patimpus adalah pendiri kota Medan. Dari hasil observasi
yang saya lakukan dapat menjelaskan bagaimana penerapan unsur – unsur visual seni
rupa dan komposisi prinsip – prinsip visual seni rupa pada karya

- Tugu Guru Patimpus :

11 | N i r m a n a T r i m a t r a
Jadi penerapan unsur – unsur visual dalam Tugu Guru Patimpus :
Disini saya akan mengangkat sebuah Tugu Guru Patimpus untuk
kebutuhanalatbangunan . menurut saya tugu ini menarik dan memiliki nilai estetika
yang tinggi karena tugu ini dibuat dengan bentuk tubuh yang nenakai pakaian adat dan
pose yang bagus layaknya seorang pemimpin. Pada pijakan patung ini berdiri juga
terdapat ornament melayu yang menjadi cirri khas kota Medan. Bukan hanya itu saja
patung ini juga terlihat bagus karenacorak realis pada patung ini dan pewarnaan
patung ini yaitu warna gelap (abu-abu dan hitam) yang membuat patung ini terkesan
tua dan bersejarah.

Prinsip komposisi yang terletak pada Tugu Guru Patimpus adalah

1. Keseimbangan
Keseimbangan yang dimaksud adalah proporsi dan Arsimertris. Keseimbangan
arsimetri pada tugu ini membuat tugu ini terlihat menarik dan tidak
membosankan.
2. Proporsi
Perbandingan antara patung pada tugu dengan manusia biasanya berbeda jauh,
patung ini ukurannya lebih besar karena patung ini diperuntukkan agar semua
orang melewati jalan ini dapat mengetahui patung tokoh pendiri kota mrna
3. Pusat perhatian
Yang menjadi pusat perhatian adalah semen. karena saat melihat , orang orang
langsung tertuju pada semen.

-Tugu/Monumen Adipura Medan

Unsur unsur
visual yang
terletak pada
tugu ini yaitu :
1. Garis

12 | N i r m a n a T r i m a t r a
Garis pada teks adalah lurus ( stabil , tenang )
Huruf pada tugu adalah garis teratur ( garis yang terbentuk teratur pada
bangunan tugu yang terbentuk dengan susunan huruf yang datar

2. Bentuk
Bentuk dalam dalam
monument tersebut ada pada
logo Adipura yang ada pada
tengah tugu.
Warna dalam Tugu tersebut
didominasi warna hitam,
keemasan dan perak. Warna emas dibuat pada angka(tahun) yang memberitahu
bahwa medan adalah kota pada masa keemasannya sesuai angka tahun pada tugu.
Pada bentuk juga ada pada dinding tugu ini yang melengkung dan bentuk ini
membuat tugu terkesan dinamis tidak kaku.

Prinsip komposisi yang terletak pada tugu ini adalah

1. Keseimbangan
Keseimbangan yang dimaksud adalah antara gambar sarung dan cap sarung
2. Pusat perhatian
Yang menjadi pusat perhatian logo adipura dan tahun diberikannya
penghargaan adipura kepada kota Medan.

13 | N i r m a n a T r i m a t r a
BAB V

PENUTUP

C. Simpulan

Tugu adalah bangunan, biasanya menjulang, besar, atau tinggi yang terbuat


dari batu, batu bata, atau bahan tahan rusak lainnya yang berfungsi sebagai tanda suatu
tempat, peristiwa sejarah, atau orang yang terkait dengan tempat tugu berada. Tergantung
fungsinya maka dikenal tugu peringatan (dibuat untuk memperingati suatu peristiwa
bersejarah atau penting), tugu penanda jejak (dibuat sebagai marka tapak untuk
membantu perjalanan/navigasi, gapura (sebagai tanda masuknya seseorang pada
lingkungan terbatas tertentu), atau tugu patung (atau patung peringatan, untuk mengenang
tokoh tertentu.

Meskipun penggunaanya terlalu fungsional. Namun keberadaan tugu sangat


berpengaruh terhadap nilai/suatu karakter dimana tugu tersebut berdiri. Dalam pembuatan
tugu kita perlu menerapkan unsure dan prinsip komposisi seni rupa dan membuat
rancangan desain yang proporsional dan berciri khas dimana monument tersebut dibuat.
menurut saya dalam kedua tugu ini tepat dalam penggunaan elemen visual dan penerapan
prinsip-prinsip seni rupa. Dari dua tugu yang di analisis penulis dapat disimpulkan
bahwa kedua tugu tersebut adalah tugu yang dibuat sudah berdasarkan kaidah membuat
tuguh maupun karya seni. Dari segi penempatan tugu juga bagus karena berada di tengah
jalan besar dapat menarik perhatian orang dan hal tersebut merupakan salah satu contoh
ketepatan pembangunan tugu dari segi posisi

14 | N i r m a n a T r i m a t r a
D. Saran

Untuk membuat suatu benda berupa tugu atau monumen perlu memperhatikan tempat
dibangunnya monument agar. Monument dapat dilihat orang banyak. Begitu juga dengan
pembuatannya akan lebih indah bila menerapkan prinsip seni dengan benar pada tugu
tersebut. Untuk lebih menambah pengetahuan mengenai tugu pembaca juga perlu
membaca buku-buku yang berkaitan dengan arsitektur tugu.

DAFTAR PUSTAKA

WONG,WUCIUS. 1972.BEBERAPA ASAS MERANCANG TRIMATRA.


BANDUNG:ITB

Sudiana, Dendi, Komunikasi Periklanan Cetak, 1986 . PT. Remadja Karya, Bandung,

https://id.wikipedia.org/wiki/Tugu

15 | N i r m a n a T r i m a t r a

Anda mungkin juga menyukai