Anda di halaman 1dari 6

MATERI PERKULIAHAN MINGGU KE 2

Materi I :

PENTINGNYA NIRMANA BAGI PERUPA DAN DESAINER

1. Pengertian, Tujuan, dan Sasaran Matakuliah Nirmana Trimatra

Mata kuliah nirmana Trimatra adalah studi tentang pengolahan rupa bentuk atau dalam
pengertian yang lebih lengkap memberikan pengetahuan dasar mengenai prinsip-prinsip
pengolahan rupa (dalam perwujudan 3 dimensi) tanpa adanya pretensi terhadap fungsi apapun,
estetika ataupun keindahan. Bentuk sebagai hasil pengolahan bahan tercapai tanpa melibatkan
aspek fungsional praktis, secara garis besar, bentuk yang diolah terbebas dari arti dan makna,
serta tidak dimaksudkan untuk menghias.

Salah satu kata kunci pada kuliah nirmana Trimatra atau nirmana ruang adalah sifatnya sebagai
dasar pengolahan, yaitu tanpa didahului oleh alasan (pretensi) fungsi apapun. Artinya benda-
benda yang buat betul-betul untuk melatih kepekaan ‘rasa’ terhadap bentuk 3 dimensi serta
menemukan pemecahan masalah (problem solving) dengan menggunakan prinsip-prinsip
pengolahan rupa.

Pada awalnya, sebelum seseorang bertindak menciptakan sesuatu, masih belum ada apa-apa atau
belum ada makna dari segala sesuatu. Hal tersebut kemudian dijadikan titik awal atau merupakan
pelajaran yang harus dikuasai oleh seseorang yang ingin belajar tentang seni rupa dan desain
sebelum mulai berkarya. Dasar-dasar perupaan mengenai bentuk dwi-matra dan tri-matra
merupakan hal pokok yang mesti dipahami dan dikuasai oleh seorang perupa, desainer ataupun
arsitek. Dapat dikatakan sebagai sarana pembinaan dan pengembangan daya cipta baik dalam
bidang dua dimensi maupun tiga dimensi. Dasar-dasar perupaan ini dikenal dengan nama
NIRMANA. Nirmana mengajarkan tentang pengorganisasian unsur-unsur visual atau elemen-
elemen seni rupa dan desain agar menjadi sebuah karya rupa yang pada akhirnya bukan saja
estetis, tetapi juga bisa sampai mencapai hasil karya yang indah jika diolah secara ‘betul’
berdasarkan prinsip-prinsip tatarupa. Jadi nirmana disebut juga ilmu tatarupa. Ilmu tata rupa
adalah ilmu yang mempelajari cara menata sesuatu yang tampak dilihat mata (visual) untuk
memperoleh susunan yang artistik atau bernilai keindahan.

Jika sebuah bentuk mencapai nilai yang ‘betul’, maka bentuk tersebut dapat dinilai estetis
sedangkan pada bentuk yang melebihi nilai betul, hingga mencapai nilai baik penuh arti, maka
bentuk tersebut dinilai sebagai indah. Dalam pengertian tersebut,maka sesuatu yang estetis
belum tentu ‘indah’ dalam arti sesungguhnya, sedangkan sesuatu yang indah sudah pasti
‘estetis’. Terhadap hal ini, tugas-tugas yang diberikan pada perkuliahan Nirmana 3 dimensi
adalah bentuk-bentuk yang memiliki nilai betul (estetis), walau pada beberapa tugas tertentu
sebagian mahasiswa dapat mencapai nilai indah.

Dengan mempelajari nirmana, seseorang diharapkan akan memiliki pengertian, dapat mengasah
ketrampilan, dan mempertajam kepekaan terhadap segala sesuatu yang menyangkut dunia seni
rupa dan desain. Oleh karena itu, nirmana semestinya dipelajari dengan melakukan banyak
latihan secara kontiniu untuk dapat menghayati seni rupa dan desain dengan baik. Bahkan
mungkin disaat mempelajarinya akan terambah pula pula cabang seni yang lain. Di dalam
nirmana, seseorang akan mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan seni rupa dan
desain melalui tahap-tahap yang sangat mendasar.

A. Pengertian-pengertian:

a. Pengertian Nirmana :

Nirmana berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya adalah ‘membentuk’ atau ‘mencipta’ baik
dalam wujud 2 dimensi (nirmana datar) maupun 3 dimensi (nirmana ruang).

Nirmana dibentuk dari dua kata yaitu NIR berarti tidak, MANA berarti makna, jika digabungkan
berarti tidak bermakna atau tidak mempunyai makna. Jika diartikan lebih dalam, nirmana berarti
lambang-lambang bentuk yang tidak bermakna, yang dilihat sebagai kesatuan pola, warna,
komposisi, irama, nada dalam desain. Bentuk yang dipelajari biasanya diawali dari bentuk dasar
seperti kotak, segitiga, bulat, yang sebenarnya sangat sederhana yang kemudian diracik atau
ditata sedemikian rupa sehingga bisa mencapai sebuah karya yang indah.

Jadi nirmana dapat didefinisikan sebagai pengorganisasian atau penyusunan elemen-elemen


visual seperti titik, garis, warna, ruang dan tekstur menjadi satu kesatuan yang harmonis. Atau
nirmana dapat diartikan sebagai hasil karya seni dalam bentuk dwimatra (2 dimensi) ataupun
trimatra (3 dimensi) yang mengandung nilai keindahan.
b. Pengertian Dimensi :

Dimensi bisa juga disebut dengan ukuran, atau juga disebut dengan matra. 3 dimensi berarti
sesuatu yang mempunyai ukuran panjang, lebar/tebal, dan tinggi, atau sesuatu yang terkait
dengan ruang nyata.

B. Tujuan dan sasaran utama mata kuliah Nirmana Trimatra.

Kuliah nirmana Trimatra (nirmana 3 dimensi / nirmana ruang) memberikan pegangan dan
pengalaman estetis yang langsung pada mahasiswa untuk menghasilkan bentuk-bentuk tiga
dimensi yang ‘betul’ dari segi sifat bahan, teknik pelaksanaan, dan logika bentuk, serta bersifat
estetik (namun belum membuat sesuatu yang ‘indah’ atau ‘artistik’ karena kecenderungan
artistik telah mengemban suatu misi tertentu/makna). Melalui keberaturan akan dicapai kesan
estetik bentuk yang enak dilihat. Untuk dapat menghayati estetika, diperlukan latihan-latihan
khusus yang diterapkan melalui tugas-tugas yang diberikan.

Dapat disimpulkan, tujuan utama kuliah Nirmana Trimatra ini yaitu:

• Melatih kepekaan rasa terhadap bentuk 3 dimensi.

• Melatih keterampilan teknis dalam mengolah bahan yang digunakan.

• Melatih pemahaman bahasa rupa dalam wujud 3 dimensi.

2. Material Yang Bisa Dimanfaatkan Untuk Tugas-Tugas Latihan

Yang dimaksud material adalah bahan nyata untuk mewujudkan bentuk. Banyak material yang
bisa dimanfaatkan sebagai bahan olahan untuk tugas-tugas Nirmana Trimatra, yaitu bahan yang
semula banyak yang bersifat dua dimensi, kemudian melalui pengolahan bentuk dijadikan karya
tiga dimensi.

Adapun material olahan tersebut dapat dikelompokkan atas ; material alam seperti : batu, kayu,
bambu, tanah liat, dll) dan material buatan (sedotan, seng, kertas, plastik, kawat, kaca, dll).
Masing-masing material tersebut memiliki sifat yang berbeda-beda.
Materi II :

ASPEK NIRMANA TRIMATRA PADA SETIAP TUGAS

Nirmana Ruang memberikan pengertian luas kepada mahasiswa mengenai bentuk tiga
dimensional, dan menggali kreatifitas mahasiswa melalui pengolahan aneka material tanpa
mengaitkan masalah bentuk dengan fungsi apapun maupun makna tertentu. Setiap mahasiswa
secara aktif melakukan proses pengolahan. Observasi yang kontinyu terhadap sifat khas setiap
bahan dan bentuk. Perhatian yang diberikan pada masing-masing ’obyek olahan’ akan
memberikan pengalaman estetis yang beragam.

Inovasi adalah nilai yang paling berharga dalam dunia seni rupa dan Desain. Melalui tugas-tugas
Nirmana Ruang kemampuan kreatif mahasiswa digali dengan sangat intensif supaya ide-ide
baru dapat muncul. Dalam mengerjakan tugas pertama-tama mahasiswa dihadapkan pada kondisi
’kosong’ ( tabula rasa ). Hasil akhir dari proses pengolahan adalah sesuatu yang benar-benar baru
( kreatif – inovatif ). Sebagian tugas-tugas nirmana Trimatra dilaksanakan tanpa menggunakan
contoh. Satu-satunya pegangan dalam proses mencari bentuk adalah sifat material. Cara kerja
seperti itu akan meninggikan kemampuan kreatif mahasiswa, khususnya untuk menghasilkan
gagasan-gagasan baru.

Dengan melihat bahwa proses kerja harus menghasilkan bentuk yang ’baik’, maka ’seleksi’ dan
’reduksi’ adalah strategi yang dapat diterapkan pada sebagian pada sebagian tugas nirmana 3
dimensi, untuk melatih kesadaran mahasiswa dan tingkat kepekaannya terhadap keutuhan
bentuk. Meskipun tugas dan material olahan adalah sama bagi semua mahasiswa, setiap
mahasiswa dituntut untuk menghasilkan karya yang berbeda dengan apa yang dihasilkan teman-
teman sekelasnya. Hal tersebut akan memacu dan menumbuhkan kepercayaan pada dirinya, bila
ia mampu menemukan satu penyelesaian masalah yang lain dari apa yang dikerjakan oleh teman-
temannya.

Tugas Nirmana Trimatra selalu diawali oleh pengenalan ’bahan olahan’ tanpa pretensi apa-apa.
Dengan memberikan perlakuan tertentu terhadap bahan tersebut, mahasiswa jadi mengenal aneka
kemungkinan untuk mengangkat nilai bahan. Hal ini memberikan pemahaman kepada
mahasiswa, bahwa bentuk hasil karya Seni dan Desain adalah unsur visual sebagai media yang
memberikan kontribusi banyak bagi komunikasi manusia. Dari sesuatu bahan yang sangat biasa,
dan tanpa nilai, dapat dihasilkan sesuatu bentuk visual yang komunikatif terutama bagi bidang
Desain dan Arsitektur. Selain itu hasil pengolahan diharapkan adalah luar biasa dari segi estetik.

Materi III :

MERANCANG DISAIN TUGAS I : EKSPLOITASI UNSUR VISUAL

Dalam latihan praktek tugas I, mahasiswa diajarkan untuk menciptakan bentuk melalui
eksploitasi karakteristik unsur visual. Untuk mencapai nilai estetis yang optimal, unsur visual
tersebut oleh mahasiswa bisa diseleksi dan jumlahnya pun direduksi. Mahasiswa akan
menangkap nilai-nilai visual yang cocok untuk dieksploitasi bagi sebuah kerja yang bermutu.
Ada beberapa alternatif bentuk tugas untuk melatih mahasiswa dalam mengeksploitasi unsur
visual, yaitu :

 komposisi kontur (garis) : seperti; sedotan, batang korek api, jarum pentul, cotton bud,
dll.
 komposisi unit-unit/ bidang : seperti; kertas karton, kaca, triplek, seng, plastik, kawat
ram, dll.

Pada tahap awal mahasiswa ditugaskan membuat rancangan karya dari salah satu alternatif
komposisi dalam mengeksploitasi unsur visual, misalnya dari bahan kertas karton. Hal yang
harus diperhatikan mahasiswa adalah bahwa struktur disain harus mempertimbangkan jarak,
ukuran, serta sifat material kertas yang digunakan. Mahasiswa harus menyadari bahwa
permukaan bahan kertas adalah ibarat sebuah bidang, merupakan unsur visual yang akan
digunakan untuk mengungkapkan permukaan bidang olahan dengan segala naik-turun atau
tinggi-rendahnya permukaan. Dengan mengatur rancangan melalui tinggi-rendahnya permukaan
kertas, akan menciptakan gelombang positif dan negatif yang bersifat lembut ataupun dinamis.

Ketika membuat sebuah disain/rancangan karya, mahasiswa harus menyadari bahwa dengan
keteraturan tertentu terhadap ketinggiannya, sejumlah gempal yang tersusun secara tepat akan
dapat menghadirkan sebuah garis, baik garis yang mengalir bebas (organis) ataupun garis yang
geometris (eksak).
Ada dua pendekatan dalam mengolah tugas;

Pertama : material yang diolah menghasilkan komposisi garis yang teratur, melalui; perulangan
sederhana yaitu secara vertikal dan horizontal, bentuk yang diolah memiliki ketinggian, jarak dan
arah tertentu. Kecenderungan hasil olahan lebih bersifat simetris.

Kedua : Hasil olahan lebih bersifat dinamis karena melakukan olahan dengan cara yang lebih
bebas namun tetap harus memperhatikan sifat kualitatif dari permukaan bidang olahan secara
menyeluruh.

Mahasiswa dilatih mengolah materi bidang datar (2 dimensi) dari material kertas sedemikian
rupa, sehingga menjadi bentuk 3 dimensional. Penyusunan bentuk olahan kertas juga akan
menghasilkan unsur visual lainnya, yaitu gempal. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa,
yaitu untuk menghasilkan modul tiga dimensi melalui eksploitasi unsur visual garis, bidang, dan
ruang.

Anda mungkin juga menyukai