Anda di halaman 1dari 13

NIRMANA 2 DIMENSI

KELOMPOK 4

DISUSUN OLEH :

Aisya Maqphira Zhoei

Getsha Yusri

Jihan Amanda Saskya

Nur Ali Qumaini

Inggit Diah

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

2023
DAFTAR ISI

COVER

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Makna Nirmana

2.2 Prinsip Nirmana Dalam Desain Grafis

2.3 Jenis Nirmana Dalam Desain Grafis

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Nirmana dari segi etimologi terdiri dari kata ‘Nir” yang memilih arti tidak atau ketiadaan dan
“Mana” yang berarti bentuk, sehingga jika digabungkan berarti bentuk ketiadaan. Dalam
pengertian secara umum, Nirmana adalah perorganisasiaan atau penyusunan elemen-elemen
visual seperti titik, garis, warna, ruang dan tekstur menjadi satu kesatuan komposisi yang
harmonis.

Pentingnya penguasaan nirmana secara teknis ialah pengerjaan dan pemahaman teoriti mutlak
yang dimiliki oleh seorang senirupawan, terutama dibidang desain. Teori nirmana memaparkan
landasan-landasan dalam sebuah desain yang mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan
fundamental dalam merancang sebuah karya seni rupa dan design. Dengan mempelajari
nirmanan kita dapat memiliki pemahaman, keterampilan, dan kepekaan mengenai tatakelola
unsur-unsur desain dalam membentuk komposisi yang serasi dan seimbang.

Nirmana sendiri terdiri dari dua jenis yaitu nirmana dua dimensi (dwimatra) dan nirmana tiga
dimensi (trimatra). Nirmana dwimatra adalah nirmana yang dibuat diatas bidang dapat yang
memiliki panjang dan lebar. Fungsinya diantaranya melatih kepekaan dalam mengelola unsur-
unsur rupa seperti bentuk,warna, dan garis.

Terdapat elemen-elemen visual seni rupa yang dikelompokkan menjadi 4 bagian berdasarkan
bentuknya pertama ada Titik yaitu adalah suatu bentuk kecil yang tidak mempunyai dimensi
ruang. Raut titik yang paling umum adalah bundaran sederhana, mampat atau buntu, tak tersudut
dan tanpa arah. Lalu ada Garis yaitu suatu hasil goresan nyata dan batas limit suatu benda, ruang,
rangakian masa dan warna. Bidang adalah suatu bentuk pipih tanpa ketebalan yang mempunyai
dimensi panjang lebar dan luas, mempunyai kedudukan, arah dan dibatasi oleh garis. Dan
Gempal atau bangun adalah bentuk bidang yang mempunyai dimensi ketebalan dan kedalaman.

Jika ditelaah lebih jauh nirmana lebih mirip dengan (ilmu) yaitu tentang mengorganisasikan
sesuatu untuk mencapai kualitas artistik memuat hal-hal tentang harmoni, keselarasan soal rasa,
dan impresi pada sebuah bentuk. Nirmana tidak hanya mencakup 2 dan 3 dimensi saja melainkan
menjelajah sebuah ruang yang disebut dengan ruang maya.

Asal dari asas dalam dwimatra pada prinsipnya tidak memiliki acuan atau patokan yang absolut,
masing-masing ahli memiliki persepsinya sendiri, asas nirmana ada Keseimbangan yang dimana
ada keseimbangan simetris, tersembunyi, memancar, dan sederajat. Lalu ada Kesatuan, selaras,
harmoni yaitu prinsip kesatuan yang dimana adalah saling berhubungan antar yang disusun. Lalu
Penekanan yang merupakan karya yang memiliki area fokus utama lebih menarik perhatian dari
pada karya yang datar. Lalu Proposi yang menjadi satu keperluan dalam perbandingan
ketidakseimbangan yang diatur sedemikian rupa secara sengaja untuk memberikan kesan positif.
Dan Kontras yaitu harmoni yang ditimbulkan dari tumpang tindihhnya unsur yang berlawanan.

Dalam desain grafis proses pemahaman nirmana tidak hanya mengandalkan ketajaman intitusi
dalam berekspresi dan estetika semata, melainkan juga perlu memiliki kecemerlangan ide atau
gagasan. Nirmana berperan penting dalam desain grafis yang berbasis industri kreatif. Tujuannya
untuk mengaplikasikan melalui proses pesan yang mampu disampaikan secara rasional pada
target tertentu.

Dalam desain grafis, nirmana memang memiliki peranan yang penting tentang bagaimana
menata dan meyusun elemen dasar sebuah desain menjadi komposisi yang serasi dan seimbang.
Menurut Drs. Sadjiman, nirmana adalah perorganisasiaan atau penyusunan elemen-elemen visual
seperti titik, warna, ruang dan tekstur menjadi satu kesatuan yang harmonis. Nirmana juga dapat
menjadi arti sebagai angan-angan dalam bentuk dwimatra dan trimatra yang mampu memiliki
nilai keindahan.

1.2Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah yang dapat diambil adalah :

a. Apakah nirmana 2 dimensi atau nirmana dwimarta dapat disebut sebagai desain?
b. Bagaimana cara kita mengetahui perbedaan dari nirmana 2 dimensi dengan desain ?
c. Apakah nirmana bisa mencakup kebeberapa bentuk desain-desain grafis? Apa sajakah
itu?
1.3Tujuan penelitian

Dapat disimpulkan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa nirmana
mempunyai fungsi tersendiri bagi desain grafis karena nirmana memiliki kesatuan,
keseimbangan, penekanan, dan proposi yang dapat membantu atau menyempurnakan sebuah
desain grafis.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 MAKNA NIRMANA


Nirmana dibentuk dari dua kata yaitu Nir (berarti tidak) dan Mana ( berarti tidak bermakna) jadi
jika dibandingkan berarti tidak bermakna. Jika diartikan lebih dalam lagi maka nirmana
merupakan lambang-lambang yang memiliki bentuk bermakna. Nirmana dipandang sebagai
kesatuan pola warna komposisi, irama, nada dalam sebuah desain. Pada awal mempelajari
nirmana biasanya dimulai dari bentuk-bentuk dasar bangun datar yang awalnya tidak bermakna
atau tidak hidup kemudian diracik sedemikan rupa sehingga menciptakan makna tertentu.

Nirmana sendiri mengoraganisasikan dan mengkomposisikan sesuatu untuk mencapai kualitas


yang artistik pada sebuah karya seni dan desain. Nirmana memiliki 4 buah elemen dasar yaitu :
1. Titik merupakan suatu bentuk kecil yang memiliki dimensi
2. Garis merupakan goresan nyata dan batas sebuah benda
3. Bidang merupakan bentuk pipih tanpa ketebalan, mempunyai dimensi panjang, lebar, dan
luas, kedudukan, arah, dibatasi oleh garis
4. Bentuk mempunyai kedalaman dan ketabalan

Kehadiran nirmana memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap sebuah desain. Secara konteks
tual, nirmana berarti asas atau prinsip yang menjadi pegangan untuk seniman saat merancang.
Seperti yang telah dijelaskan bahwa Nirmana adalah ‘sesuatu yang tidak bermakna’. Maksud dar
i ‘tanpa makna’ disini adalah hasil akhir dari seni yang kita ciptakan tidak boleh membentuk sesu
atu yang jelas – seperti simbol, angka, logo, binatang, atau benda. Meski demikian, hasil dari seb
uah karya seni nirmana dapat dirasakan oleh mereka yang melihatnya – seperti kamu dapat meng
etahui apakah karya tersebut kasar, lembut, dinamis, memiliki kedalaman, dan sebagainya. Selai
n itu, ada juga yang mengartikan nirmana sebagai hasil imajinasi dalam bentuk 3D dan 2D yang
memiliki nilai – nilai keindahan. Tata cara dan unsur pengolahan karya tersebut dikemas melalui
hirarki yang lebih teratur dan detail, sehingga nirmana bisa dibuat untuk karya rupa dua dimensi
maupun tiga dimensi. Mempelajari nirmana dapat membantu kamu memahami paduan tata letak
elemen-elemen visual – seperti titik, garis bidang, warna, dan sebagainya – serta memahami fung
sinya dalam menghasilkan suatu karya. Mempelajari elemen tersebut dapat meningkatkan kesens
itifan serta kepekaan kamu terhadap desain. Tidak hanya itu, asas seni pun akan terasah jika me
mpelajari nirmana, mulai dari pencahayaan (gradasi warna), penggunaan bentuk, hingga membu
at karya dalam bentuk 3D atau trimatra.

Nirmana sendiri terdiri dari beberapa unsur yang bisa diolah menjadi satu kesatuan yang indah
atau sesuai dengan dampak yang diharapkan ketika merancang. Sebenarnya sulit untuk melihat
berbagai unsur tersebut secara terpisah pada desain maupun karya yang nyata. Karena unsur
tersebut sifatnya abstrak sebelum disatukan sehingga membentuk karya/desain. Namun, jika
mengerti dan melihat unsur secara terpisah dari kesatuan akan membuat kita lebih memahami
praktik penerapan prinsip atau asasnya. Adapun unsur-unsur tersebut, yaitu :

1. Titik

2. Garis

3. Bidang

4. Gempal/Volume

5. Ruang

6. Gelap Terang/Value

7. Tekstur/Barik

8. Wama

Nirmana berfungsi sebagai acuan dasar yang bisa diterapkan dalam merancang desain atau karya
yang indah seperti yang diharapkan, dengan kita memahami unsur dan alasan yang membuat
suatu komposisi tampak bagus dan indah. Yang menjadi persoalan adalah asas atau prinsip seni
dan desainnya sendiri, namun prinsip tersebut tentunya diterapkan pada elemen-elemen seni dan
desain: garis, bentuk, bidang, warna, dan lain sebagiannya.

Sebenarnya yang paling penting atau yang paling utama dari proses kreatif adalah insting,
resapan, selera, sensitifitas terhadap keterhubungan visual atau kreativitas dari desainer atau
seniman-nya sendiri. Namun tidak semua orang mempunyai pengalaman dan lingkungan yang
menunjang dalam tahap pengembangan insting kreativitas tersebut. Nirmana ini dikemas dalam
praktikum untuk melatih dan mengasah kreativitas seseorang. Seseorang yang sudah memiliki
insting dan daya kreativitas yang cukup tinggi tentunya akan memiliki semakin banyak ruang
gerak dalam berkreasi.

2.4 PRINSIP NIRMANA DALAM DESAIN GRAFIS

Kesatuan (Unity)
Kesatuan menjadi salah satu prinsip desain yang paling penting. Jika sebuah karya seni tidak me
miliki satuan, ia menjadi berserakan dan kacau, sehingga sulit untuk dilihat. Prinsip ini sebenarn
ya adalah prinsip hubungan. Kesatuan dicapai ketika satu atau lebih elemen visual memiliki hubu
ngan (warna, bentuk, orientasi, dll.).

Keseimbangan (Balance)
Karya seni dan desain harus seimbang, enak dipandang dan tidak menakutkan. Seperti melihat p
ohon atau bangunan yang akan tumbang, kita cenderung merasa tidak nyaman dan gelisah. Keset
imbangan adalah keadaan yang dialami oleh suatu benda ketika semua gaya yang bekerja padany
a saling meniadakan. Dalam bidang seni, keseimbangan ini tidak terukur tetapi terlihat, keadaan
di mana semua bagian karya tidak saling tumpang tindih.

Proporsi (Proportion)
Proporsi mencakup prinsip dasar desain visual untuk mencapai keselarasan dalam pekerjaan And
a. Untuk itu diperlukan perbandingan yang tepat. Pada dasarnya, rasio adalah perbandingan mate
matis di lapangan. Proporsi Besar (Golden Ratio) adalah proporsi yang paling populer dan digun
akan saat ini dalam karya seni arsitektur. Rasio ini menggunakan deret Fibonacci dengan rasio 1:
1,618 dan seringkali 8:13 juga digunakan. Rasio ini dikatakan sebagai perbandingan yang terdap
at pada benda-benda alam, seperti struktur ukuran tubuh manusia, dan oleh karena itu diyakini se
bagai rasio yang diwahyukan oleh Tuhan sendiri. Di area desain, rasio ini tercermin dalam perba
ndingan ukuran kertas dan tata letak halaman.

Irama (Rhythm)
Irama merupakan pengulangan gerak yang teratur dan terus menerus. Dalam bentuk–bentuk alam
dapat diambil contoh pengulangan gerak pada ombak laut, barisan semut, gerak dedaunan, dan la
in-lain. Prinsip irama sesungguhnya adalah hubungan pengulangan dari bentuk –bentuk unsur ru
pa.
Dominasi (Domination)
Dominasi menjadi salah satu prinsip dasar yang harus ada dalam karya seni dan desain. Dominan
ce berasal dari kata dominance yang artinya keunggulan. Kualitas superior dan special inilah yan
g menjadikan elemen magnet dan pusat perhatian. Dalam dunia desain, dominasi adalah center o
f attention, focal point dan eye-catcher sering disebut Dominasi memiliki banyak tujuan. Itu bera
rti menarik perhatian, menghilangkan kebosanan, dan mengganggu ketertiban.

2.5 JENIS NIRMANA DALAM DESAIN GRAFIS

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa nirmana merupa 2 jenis ruang yang berbeda, d
ua ruang tersebut yaitu :

Nirmana Dwimatra
Dwimatra atau 2D (Dua dimensi), artinya nirmana dwimatra yaitu unsur dan asas desain yang di
peruntukan pada karya yang memiliki ruang 2D. Pada nirmana dwimatra, asas-asas tidak hanya d
igunakan untuk menyusun karya indah saja, tapi juga untuk mengatur tata wimba (gambar) yang
berperan sebagai pengungkapan makna atau menyampaikan suatu pesan.Nirmana Dwimatra
sendiri merupakan unsur rupa dan asas desain yang ditunjukan untuk karya yang memiliki 2D
(dua dimensi). Jenis satu ini menonjolkan soal penataan posisi bentuk. Jenis karya yang
menggunakan metode Dwimatra yaitu:

Contoh nirmana garis :


Nirmana Trimatra

Nirmana trimatra atau 3D (Tiga Dimensi) merupakan unsur dan asas desain yang diperuntukan p
ada karya yang memiliki ruang 3D. Isi unsur dan prinsipnya juga sebenarnya hampir serupa deng
an versi dwimatra, namun ruang ini mempunyai dimensi lebih, maka ada beberapa sedikit tamba
han. Dan tambahan tersebut disesuaikan dengan dimensi lebih yang terdapat pada ruang 3D.
Nirmana Trimatra adalah sebuah unsur rupa dan asas desain yang ditunjukan untuk karya yang
membentuk ruang 3D (tiga dimensi). Sebenarnya unsur dan prinsip yang digunakan hampir sama
dengan karya 2D. Namun jenis ini memiliki dimensi yang lebih nyata dan dapat kalian sentuh
bentuknya.

Jika Dwimatra berhubungan dengan segala sesuatu yang digambar, lain halnya dengan Trimatra.
Banyak material yang dapat digunakan untuk mengesplor bentuk karya yang satu ini. Dibawah in
i salah satu contoh materialnya:

Contoh nirmana yang terbuat dari stik ice cream :


BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Nirmana adalah penyusunan elemen-elemen visual seperti titik, garis, warna, ruang dan tekstur
menjadi satu kesatuan yang harmonis. Nirmana juga dapat diartikan sebagai hasil imajinasi
dalam bentuk dua dimensi dan tiga dimensi yang mempunyai nilai keindahan. Nirmana disebut
juga sebagai ilmu tatarupa. Sebagai ilmu tatarupa tentu saja Nirmana memiliki pengaruh besar
dalam sebuah desain. Nirmana memiliki elemen- elemen penting yang menjadi dasar sebuah
desain atau karya seni serupa.

Elemen tersebut adalah (1) Titik, suatu bentuk kecil yang memliki dimensi, (2) Garis, goresan
nyata dan batas sebuah benda, (3) Bidang, bentuk pipih tanpa ketebalan, mempunyai dimensi
panjang, lebar dan luas, kedudukan, arah, dan dibatasi oleh garis, (4) Gempal, bentuk bidang
yang mempunyai kedalaman dan ketebalan. Berdasarkan empat elemen yang telah disebutkan
maka peran Nirmana dalam sebuah desain sangatlah penting. Sebuah desain akan tercipta jika
elemen di atas terpenuhi. Sebuah desain pastinya memiliki garis yang berawal dari sebuah titik
kemudian membentuk sebuah bidang datar yang akan lebih menarik atau nyata saat bidang
tersebut menjadi gempal dan memiliki dimensi atau volume

Teori Nirmana yang dijelaskan sangatlah penting dalam penciptaan sebuah karya seni, karena
merupakan penyusun elemen – elemen visual yang pasti dan digunakan dalam sebuah proses
penciptaan sebuah desain. Desain akan indah dan lebih tertata jika penciptanya sudah mahir atau
mengerti teori Nirmana dengan baik. Desain yang dihasilkan pun tidak akan mengecewakan.
Nirmana sebagai penyusun atau penyelaras antara titik, garis, warna, ruang, dan tekstur pastinya
akan sangat dibutuhkan dalam sebuah desain. Desain yang akan dihasilkan pun akan memiliki
harmonisasi serta keseimbangan antar garis, bidang, warna, dan elemen lain yang ada di
dalamnya. Peran Nirmana dalam sebuah desain akan dinilai sagat penting meskipun Nirmana
sendiri adalah sesuatu yang jarang diketahui istilahnya oleh orang awam dan sangat berpengaruh
dalam pembuatan komposisi pada desain.

3.2 SARAN
Berdasarkan penelaahan terhadap nirmana kami sebagai mahasiswa dapat di simpullkan
bahwa eksplorasi pada gubahan ruang dilingkup ilmu desain interior sangat membutuhkan
kepekaan rasa. Pengolahan rasa dilakukan dengan cara latihan sebanyak-banyaknya dengan
menerapkan unsur-unsur rupa se bagai pijakan awal. Unsur rupa tersebut diolah dengan
menggunakan prinsip-prinsip rupa. Mahasiswa sebagai sasaran dalam penelitian ini diharapkan
mampu dan tidak segan untuk banyak melakukan eksplorasi dalam menciptakan sebuah karya.
Seperti dosen juga sebaiknya mampu memberikan ransangan kreatifitas kepada mahasiswanya.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai