Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN STUDI LAPANGAN

MATA KULIAH PILIHAN I : TIPOLOGI BANGUNAN


SEMESTER GENAP T.A. 2016/2017

TATA RUANG
TATA RUANG LUAR DAN DALAM

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 28
Aldri Frandinata K. - 052.12.007
Dini Dindariani Arief - 052.10.051
M. Faisal A. - 052.12.066
Indah Armelia - 052.12.053
Shanty Isabella Corry Marpaung - 052.12.107

DOSEN PEMBIMBING :
IR. SRI HANDJAJANTI , M.T.

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah mencurahkan
rahmat dan nikmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini yang berjudul “
Bambu Dalam Inovasi Arsitektur ”.
Dalam laporan ini kami akan membahas lebih lanjut mengenai penerapan bangunan
bermaterial bambu yang berkawasan di Yogyakarta. Kami menyadari sepenuhnya bahwa
laporan ini kurang dari sempurna. Karena hal tersebut, saya mengharapkan saran dan
masukan yang Ibu berikan agar dapat menyempurnakan laporan ini.
Akhirnya kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian laporan. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi yang
membacanya.

Jakarta, Juni 2017


Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………………....i

Daftar Isi………………………………………………………………………………………………ii

BAB I : PENDAHULUAN

3.3 Latar Belakang…………………………………………………………………………………..1

BAB II : METODE PENGUMPULAN DATA……………………………………………………2-5

BAB III : KONDISI EMPIRIK

3.1 Sahabat Bambu……………………………………………………………………………..6-11

3.2 Desa Sudimoro…………………………………………………………………………….12-13

3.3 Bumi Pemuda Rahayu……………………………………………………………………14-16

BAB IV : KESIMPULAN……………………………………………………………………………17

LAMPIRAN

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia yang dikaruniai sumber daya alam yang berlimpah,memanfaatkan sumber daya
alam menjadi produk baru yang bernilai baik bagi kehidupan manusia. Rumpun pohon
bambu merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki beberapa jenis, telah lama
digunakan untuk berbagai alat pendukung kegiatan sampai sekarang, dari yang fungsional
sampai yang mampu memberi kebanggaan pada penggunanya, seperti yang telah kami
kunjungi di beberapa tempat yaitu Sahabat Bambu, Perumahan Sudimara, dan Bumi
Pemuda Rahayu. Bahan bambu ini selain digunakan sebagai bahan benda kerajinan,bahan
bangunan, telah terbukti menjadi salah satu.Komponen arsitektur yang handal serta memiliki
karakter keindahan yang mengagumkan seperti pada bangunan Sahabat
Bambu,Perumahan Sudimara,dan Bumi Pemuda Rahayu yang sangat harmonis.

Bambu sebagai bahan material alam yang relatif murah karena mudah didapat merupakan
bahan bangunan yang kurang diperhatikan dan kurang dioptimalkan pemakaiannya di
bidang konstruksi. Bambu dapat digunakan sebagai alternatif bahan konstruksi, sehingga
peranan kayu sebagai bahan konstruksi menjadi berkurang.Bambu seringkali menjadi
pilihan utama untuk berbagai keperluan (Morisco, 2005:24). Hal ini dikarenakan bambu
sangat serba guna, pertumbuhannya cepat dan pengerjaanya mudah bahkan dibanding
kayu, bambu mempunyai beberapa keuntungan, yaitu ratio energi per unit tegang yang
rendah dan kekuatan lentur 2 yang lebih baik, sehingga bangunan yang terbuat dari bambu
lebih aman terhadap gempa bumi Menurut Dransfield dan Widjaya (1999, hal 76). Dewasa
ini bambu mulai terpakai kembali di kalangan tertentu,akan tetapi hanya sebagai hiasan atau
elemen pemisah ruang atau sebagai secondary skin. Dalam pemakaian ini pun tetap dipilih
batang bambu yang lurus supaya tampak rapi ketika dipasang. Begitu juga halnya pada
fasilitas hunian di Sahabat Bambu, Bumi Pemuda Rahayu dan Perumah Sudimara struktur
yang digunakan adalah bambu, karena mengingat persediaan bambu di Indonesia sangat
melimpah, namun masih belum optimal dalam memanfaatkannya. Struktur bambu terbukti
memiliki banyak keunggulan. Bambu merupakan komponen desain arsitektur lanskap yang
menjadikan lingkungan menjadi teduh, pemecah angin, penghambat polusi udara dan
penambah estetika. Pada saat ini bambu banyak dimanfaatkan oleh arsitek modern dengan
tujuan yang beragam. Oleh beberapa kalangan para arsitek dan desainer, bambu mulai
dikagumi dan dieksplorasi karena kualitas estetika alamiahnya.

1
BAB II
METODE PENGUMPULAN DATA

A. Waktu dan Tempat Penelitian


1. Waktu
Penelitian ini di laksanakan dalam jangka waktu 3 hari 2 malam, terhitung mulai
tanggal 18 Mei 2017 sampai 20 Mei 2017.
2. Tempat
Tempat penelitian ini bertempatan di
- Sahabat Bambu : Jl. Cangkringan Km.3.3 Bayen, Purwomartani, Kalasan
Sleman, Yogyakarta.
- Bumi Pemuda Rahayu : Desa Munthuk, Kecamatan Dlingo, Kabupaten
Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia.
- Desa Sudimoro : Dusun Sudimoro, Desa Adikarto, Muntilan, Magelang.

B. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menurut para ahli merupakan suatu pernyataan


(statement) tentang sifat, keadaan, kegiatan tertentu dan sejenisnya. Pengumpulan
data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka
mencapai tujuan penelitian. (Gulo, 2000 : 110)

Metode pengumpulan data ini termasuk laporan diri (personal report) /


deskripsi diri (self descriptive). Individua melaporkan tentang keadaan dirinya
berdasarkan pertanyaan atau perintah yang diberikan kepadanya.

Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data

Ada dua sumber data dan metode pengumpulan data, dua hal tersebut yaitu:

1. Data Primer

Data penelitian yang diperoleh sendiri melalui

a. Wawancara, Observasi, Tes


b. Kuesioner (Daftar Pertanyaan)
c. Pengukuran Fisik
d. Percobaan Laboratorium

2
2. Data Sekunder
Data yang di peroleh dari sumber data, dokumentasi lembaga
a. Biro Pusat Statistik (BPS)
b. RumahSakit
c. Lembaga atau Institusi

C. Instrument Penelitian

Untuk pengumpulan data sesuai dengan apa yang dibutuhkan penulis, dalam
penelitian diperlukan alat pengumpul data yang biasa di sebut instrument penelitian.
Karena penulis menggunakan metode penelitian data primer maka penulis sendirilah
yang menjadi instrument utama penelitian didukung dengan instrument tambahan
lainnya.

Kegiatan pengumpulan data dilakukan dengan Teknik tertentu dan menggunakan


alat tertentu yang biasa di sebut instrument penelitian. Data yang diperoleh dari
penelitian tersebut kemudian di himpun, ditata, dianalisis untuk menjadi informasi yang
menjelaskan suatu fenomena atau keterkaitan antara fenomena. ( Kuntjojo, 2009 : 38)

Berikut ini instrument yang digunakan penulis untuk mendapatkan data – data
yang dibutuhkan :

1. Daftar Pertanyaan Untuk Melakukan Wawancara


Untuk mendapat data yang lengkap diperlukan wawancara yang
mendalam kepada narasumber yang benar-benar mengetahui hal-hal yang
diperlukan dalam mencapai tujuan penelitian. Wawancara memang tidak
harus terstruktur. Karena termasuk pada non tes namun diupayakan harus
mendalam. Karena itu kerangka pertanyaan diperlukan agar pertanyaan
terfokus pada apa yang diinginkan penulis.
Kerangka pertanyaan terkait dengan kerangka pemikiran atau hal – hal yang
ingin di ketahui dari proses wawancara tersebut dengan cara interaktif.

2. Catatan Pribadi
Tulisan yang dicatat selama penelitian akan sangat bermanfaat.
Karena ketika menulis, seseorang juga akan membaca apa yang ditulisnya
sehingga sekaligus memahaminya. Dengan demikian rekaman tertulis dari
informasi yang di ungkapkan oleh narasumber dapat dengan mudah
dipelajari untuk menyusun laporan penelitian.

3
Catatan seperti ini juga dapat digunakan untuk menuliskan hal – hal
yang masih belum jelas sehingga bisa ditanyakan kembali pada wawancara
berikutnya.

3. Foto
Data berupa foto dibuat untuk memperjelas pemaparan atau sebagai sumber
visual yang dapat di teliti lebih dalam. Pengambilan foto dapat dilakukan
dengan mudah tetapi tetap harus berfokus pada data yang diperlukan.
Gambar dapat mewakili ribuan kata. Oleh karena itu foto sebagai
dokumentasi selama proses observasi sangat penting untuk menganalisa
data yang sangat erat kaitannya dengan unsur visual.

D. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan secara terus menerus selama penelitian menggunakan


metode kualitatif dari awal hingga akhir penelitian. Karena dalam pelaksanaan dapat
saja terjadi perubahan yang dapat kembali di Analisa untuk memperoleh data yang baru.
Proses Analisa dapat di lakukan selama penelitian di lapangan atau selesai memperoleh
data penelitian.

Pada penelitian dengan pendekatan kualatif, focus masalah penelitian menuntut


penelitian melakukan pengkajian secara sistematis, mendalam, dan bermakna
sebagaimana di tegaskan oleh burgess berikut ini. “Dalam penelitian kualitatif, semua
investigator atau peneliti memfokuskan diri pada permasalahan yang di kaji, dengan
dipandu oleh kerangka konseptual atau teoritis”. (Kuntjojo, 2009 : 56)

Secara keseluruhan, Teknik analisis data diawali dengan mereduksi data dari
data yang di peroleh selama observasi dan wawancara diketik dalam bentuk uraian dan
dipilih kemudian difokuskan dan diselaraskan antara bagian – bagiannya, kemudian
mendisplay data dengan membuat gambaran desain untuk mengambil keputusan
terhadap data – data yang diperoleh baru kemudian diambil kesimpulan dan verifikasi.

1. Reduksi Data
Mereduksi data berarti mengurangi atau menghilangkan data - data yang di rasa
tidak penting sehingga di peroleh kejelasan dalam data yang diperlukan.
Terlebih dahulu data dikelompokkan berdasarkan instrument sehingga lebih
mudah mereduksi pada tiap bagian.

4
2. Display Data
Display data dilakukan agar keseluruhan data dapat dilihat dalam sebuah
gambar atau design utuh sehingga memudahkan pengambilan keputusan dari
data-data yang telah direduksi sebelumnya. Hal ini menekankan pada penataan
kembali data yang telah dipilih.
3. Kesimpulan dan Verifikasi
Hubungan antara data merupakan cara yang paling mudah untuk membuat
kesimpulan terutama kesimpulan dari data yang memiliki kesamaan pola.
Kesimpulan diverifikasi dengan pencarian baru atau membandingkan dengan
beberapa data yang ada. “Verifikasi data dan fenomena dilakukan dengan cara
mencari kasus yang berbeda atau bertentangan dengan menggunakan metoda
dan subjek yang berbeda. (Kuntjojo, 2009:56)

Keseluruhan dari Teknik analisis data dilakukan untuk mendapatkan hasil nyata
penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan. Analisis data dalam penelitian kualatif
bersifat berkelanjutan yang tujuan akhirnya menghasilkan pengertian – pengertian, konsep –
konsep untuk membangun teori baru yang masih dapat terus berkembang.

5
BAB III

KONDISI EMPIRIK

3.1 Sahabat Bambu

Sahabat Bambu, Sleman – Yogyakarta

LOKASI

Terletak di daerah Slemanyogyakarta, dandidirikansebagaisebagai workshop


bambuolahan yang bertujuanbisnis, meskipunsahabatbambuadalah workshop bisnis.
Sahabatbambubersediamemberipengetahuankepadaakademisi yang
datanguntukmencaritahutentangbambu, proses pengolahanbambu, proses
pengawetanbambu, sertahasilakhirsepertirumahbambu.

Berikut sketsa denah sahabat bambu, sleman – yogyakarta

6
1. Rumah contoh dari bambu

Pada bagian ruang luar bangunan bambu tersebut, sudah menimbulkan kesan sejuk dan
nyaman dengan bentuk bangunan yang seperti rumah panggung, dapat memberikan rasa
sejuk karena udara luar dan dalam dapat bertukar dari bagian ruang bawah pada bangunan.
Kemudian dapat di lihat juga dari tipe atap yang tinggi dapat menciptakan kesan lapang
(tidak sempit) pada saat di dalam bangunan.

7
kemudianiniadalahbagianruangdalampadarumahbambutersebut,
ruangtersebutberfungsisebagairuangtransisiantararuangtengahdanjugamenujudapur yang
beradapadabagianbelakang.

2. Shelter

Shelter ini berposisi persis di sebrang rumah bambu, shelter ini terbuat dari bambu. Dan
juga shelter ini memiliki konsep yang sama dengan rumah bambu, yaitu posisi dasar
bangunan lebih tinggi 40 cm dari muka tanah, agar mendapatkan rasa sejuk dari angin yang
masuk dari bawah bangunan melalui sela-sela bambu.

8
Walaupun cuaca panas, shelter ini dapat menciptakan suasana sejuk. Serta terdapat
jembatan bambu yang menjadi aksen pemisah antara ruang dalam dan juga ruang luar.

3. Shelter penyimpanan bambu

Tempat penyimpanan bambu ini berfungsi sebagai tempat menampung bambu yang sudah
diolah, serta sudah dirakit sesuai kebutuhan pesanan konsumen, serta tempat penyimpanan
bambu ini berupa sebuah shelter agar bambu yang sudah jadi tidak rusak oleh cahaya
matahari langsung.

4. Shelter pengawetan bambu

9
Shelter ini berfungsi sebagai area pengawetan bambu, setelah melalui proses pencucian.
Maka bambu di letakkan pada shelter pengawetan. Proses pengawetan bambu ini
menggunakan bahan kimia, agar terbebas dari binatang pemakan bambu yang membuat
bambu jadi cepat keropos.

5. Shelter pencucian bambu

Pada shelter pencuncian bambu ini, berisikan aktifitas pencucian bambu mentah yang baru
saja di tebang, proses pencucian ini adalah tahap sebelum terjadinya pengawetan bambu.

6. Food corner

10
Food corner dibuat dari bahan bambu, dengan atap sirap bambu. Perbedaan ruang luar dan
ruang dalam dihasilkan dari perbedaan ketinggian pada food corner tersebut. Food corner
ditinggikan 20 cm dari muka tanah, sehingga menjadi penanda bahwa area yang sudah
ditinggikan adalah area ruang dalam.

7. Shelter

Pada shelter sama seperti pada shelter yang sebelumnya, dan juga sama seperti food
corner. Pada shelter yang menyerupai gazebo / saung, sama seperti shelter yang
sebelumnya yang ditinggikan 40 cm, dan pada bangunan kedua shelter ini menyerupai
shelter food corner yang ditinggikan 20 cm.

8. Toilet

11
Shelter toilet terdapat di sebelah bangunan contoh dari bambu.

3.2 Desa Sudimoro

Desa Sudimoro terletak di


Desa Adikarto, Muntilan, Magelang.
Batas-batas wilayah Desa Sudimoro,
Utara : Karangmulyo
Selatan : Sukorejo
Timur : Gunungrejo
Barat : Pager Lor

Desa Sudimoro ini adalah pemukiman hunian sementara yang ditujukan bagi korban banjir
lahar dingin Sungai Paleban. Perumahan ini didirikan oleh seorang arsitek bernama Dr. Ir.
Eugenius Pradipto. Konsep yang digunakan adalah arsitektur berkelanjutan dengan
pemilihan bambu sebagai material utama bangunan. Pemukiman Sudimoro ini memiliki 12
Rumah yang terbuat dari bambu, 2 Ruang Baca / Perpustakaan Kecil, 1 Musholla, 2 Kamar
Mandi

Bangunan dibuat dengan model rumah panggung. Sehingga saat berjalan memasuki rumah, kesan
pertama terasa berbeda dengan saat memasuki rumah biasa.

12
Sangat terasa perbedaan ketinggian antara muka tanah dengan lantai bangunan. Dengan demikian
terlihat jelas perbedaan antara ruang luar dan dalam.

Ruang luar pada Desa Sudimoro berupa persawahan aktif.

Bangunan ini adalah toilet yang terletak di luar bangunan rumah.Karena desa ini dibuat
hanya sebagai tempat singgah sementara.

13
BAB IV

KESIMPULAN

Bumi Pemuda
Sahabat Bambu Desa Sudimara
Rahayu
Apa elemen 1. Dinding bambu 1. Dinding anyaman 1.Pondasi yang
yang 2. Atap terbuat dari bambu terbuat dari material
membentuk bambu 2. Struktur kolom beton dan tulangan
ruang pada tiap 3. Lantai terbuat dari yang terbuat dari bambu
lokasi bambu bambu 2. Atap material
4. Pintu dan Jendela 3. Pondasi umpak bambu
terbuat dari yang terbuat dari
bambu (masih 4. Lantai yang
terdapat kaca) terbuat dari bambu
Bagaimana Ruang yang terbentuk Bambu memiliki sifat Konstruksi ringan
ruang yang memberi kesan alami fleksibilitas sehingga sehingga ruang tidak
terbentuk dari sehingga memberikan ruang yang terbentuk terbatas beban
bangunan keindahan tersendiri dapat dimodifikasi vertikal.
bermaterial dan tidak kaku
bambu
Mengapa Karena mudah ditanam Karena sifat yang Karena sifat bambu
bambu menjadi dan didapat sehingga ringan dan memiliki yang lentur sehingga
material utama pengeluaran tidak terlalu ukuran yang sama tidak kaku dan dapat
yang dipakai besar (modular) sehingga mudah di bentuk dan
mengefisiensikan lengkungkan.
waktu dan material
yang di butuhkan
dalam
pembangunan.
Kapan material - Sejak jaman dahulu -
bambu mulai karena Indonesia
digunakan memiliki iklim yang
untuk cocok untuk
bangunan pertumbuhan bambu
Dimana bambu Material bambu terdapat Material bambu Material bambu
dapat pada elemen bangunan dapat digunakan digunakan terutama
digunakan atap, penutup atap, pada elemen pada struktur dan
sebagai dinding, dan lantai bangunan seperti konstruksi pada
material pada dinding, atap dan bangunan utama
bangunan lantai
Peruntukan Bangunan diperuntukan Bangunan pada Bangunan
bangunan sebagai rumah tinggal lokasi diperuntukan diperuntukan
bermaterial pribadi bagi korban banjir sebagai Ruang
bambu pada lahar dingin Komunal
lokasi (Siapa) (Arsitektur
Vernakular)

17
FORM INDIVIDU
Studi Lapangan – Bambu dalam Inovasi Arsitektur
Mei 2017 di D.I. Yogyakarta
Obyek dan Topik Fokus Obyek
Bumi Sub Topik :
Sahabat
Sudimara Pemuda Tata Ruang Luar
Bambu
Rahayu
Lokasi :
TR TR TR Dusun Sudimoro, Desa
Adikarto, Muntilan, Magelang.
SK SK SK
BT BT BT Jurusan
Arsitektur
BM BM BM Universitas
Trisakti
Nomor Tanggal Nama NIM 2017
Kelompok
28 Indah Armelia 052.12.053
Gambar dan Ulasan :
Pada rumah hunian terdapat 2 ruang tidur dengan ukuran 1.5 m x 1.6 m dengan
bukaan yang cukup besar. Memungkinkan untuk cahaya masuk ke dalam ruang
tidur. Material bambu

Sumber : Dokumen Pribadi


Informasi dan Bahasan Obyek Peta Kunci
Pada Desa Sudimoro,terdapat 12 rumah hunian
bagi korban banjir lahar dingin.Satu rumah terdiri
dari beberapa ruang,antara lain tiga ruang tidur,
satu ruang tamu, dan satu teras.Masing-masing
ruang memiliki bukaan berupa jendela yang
terbuat dari material bambu.Ruang pada
bangunan di buat tidak terlalu besar karena desa
ini dibuat hanya sebagai bangunan sementara
untuk evakuasi.

TR = Tata Ruang; SK = Struktur Konstruksi; BT = Bentuk; BM = Bahan Material


FORM INDIVIDU
Studi Lapangan – Bambu dalam Inovasi Arsitektur
Mei 2017 di D.I. Yogyakarta
Obyek dan Topik Fokus Obyek
Bumi Sub Topik :
Sahabat
Sudimara Pemuda Tata Ruang Dalam
Bambu
Rahayu
Lokasi :
TR TR TR Dusun Sudimoro, Desa
Adikarto, Muntilan, Magelang.
SK SK SK
BT BT BT Jurusan
Arsitektur
BM BM BM Universitas
Trisakti
Nomor Tanggal Nama NIM 2017
Kelompok
28 Indah Armelia 052.12.053
Gambar dan Ulasan :

Sumber :
Informasi dan Bahasan Obyek Peta Kunci
Terdapat bukaan berupa tiga jendela berukuran
80 cm x 100 cm pada Ruang tamu. Bukaan ini
menimbulkan rasa terbuka dari ruang dalam
bangunan terhadap ruang luar. Bila daun jendela
dibuka seluruhnya, timbul rasa nyaman akibat dari
view sekitar.

TR = Tata Ruang; SK = Struktur Konstruksi; BT = Bentuk; BM = Bahan Material

Anda mungkin juga menyukai