Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN TEKNIK ANALISIS DATA


DALAM PENELITIAN
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu: Syailin Nichla Choirin Attalina, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 9 (3SDA1)

No. Nama NIM

1. Esa Adistia Fajarwati Mahdum 221330000933

2. Ahmad Aprindo Hengky Setiawan 221330000930

3. Rangga Raihan Saputra 221330001025

4. Nur Fadlilah Nahariyah 231330001168

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. atas limpahan rahmat, hidayah, serta
inayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Teknik pengumpulan data dan
teknik analisis data penelitian. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Metodologi Penelitian. Terima kasih pemakalah sampaikan kepada.
1. Ibu Syailin Nichla Choirin Atalina, S.Pd., M.Pd. Dosen Mata Kuliah Metodologi
Penelitian.
2. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Dengan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan, kami menyadari bahwa dalam makalah
ini masih terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran agar
makalah ini lebih sempurna. Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi
pemakalah dan pembaca, serta dapat menjadi salah satu sumber pembelajaran mengenai karya
tulis bagi pihak- pihak yang membutuhkan.
Jepara, 11 Desember 2023

Pemakalah
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melalui pertimbangan dari beragam data yang diperlukan dan ketersediaan
sumber adata untuk menggali informasi di lapangan, maka peneliti dapat memilih teknik
pengumpulan data yang disesuaikan dengan kondisi, waktu, dan anggaran yang ada.
Selain itu, terdapat pertimbangan lain seperti efektifitas peneliti yang menjadi dasar
dalam menentukan metode pengumpulan data yang optimal (Nugrahani, 2014).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
D. Manfaat Makalah
1. Bagi penulis makalah, makalah ini dapat dijadikan kajian awal untuk melakukan
penulisan selanjutnya.
2. Bagi seluruh pembaca, dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan dapat
mengetahui sedikit tentang teknik pengumpulan data dan teknik analisis data
penelitian sehingga dapat dijadikan rujukan serta menambah wawasan bagi pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teknik Pengumpulan Data Penelitian
Teknik pengumpulan data merupakan Cara yang diwajibkan untuk
mengumpulkan data penelitian dari sumber data baik subyek maupun sampel penelitian.
Karena teknik ini nantinya digunakan sebagai dasar dalam menyusun penelitian.
Sedangkan instrumen penelitian merupakan seperangkat alat yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data-data penelitian (Kristanto, 2018). Melalui teknik
pengumpulan data yang benar dapat menghasilkan data yang memiliki kreadibilitas
tinggi, begitupun sebaliknya. Maka, data ini harus dilakukan secara cermat berdasarkan
prosedur dan ciri-ciri penelitian. Terdapat tida jenis teknik pengumpulan data dalam
penelitian yaitu Kualitatif, Kuantitatif, dan Rnd.
1. Teknik Pengumpulan Data Kualitatif
Teknik pengumpulan data kualitatif merupakan kumpulan data yang dilakukan
pada kondisi yang alamiah, sumber data primer. Pada teknik pengumpulan data lebih
sumber data primer dan teknik pengumpulan data lebih banyak. Dalam penelitian
kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah),
sumber data primer dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi
berperan serta (participant observaction), wawancara mendalam (in-depth-interview),
dan dokumentasi (Sugiono, 2017).
a. Wawancara
Wawancara adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengumpulkan
data penelitian. Secara sederhana, wawancara dapat dijelaskan sebagai suatu
kejadian atau proses interaksi antara pewawancara dan sumber informasi, atau
orang yang diwawancarai, melalui komunikasi langsung (Yusuf, 2014). Berikut
beberapa model wawancara (Nugrahani, 2014):
1) Wawancara mendalam (in-the-interview), merupakan teknik utama dalam
penggalian data yang memberikan peluang terbesar bagi peneliti dalam
memperoleh sebanyak mungkin data yang komprehensif dan mendalam.
Selain itu sering dilakukan secara spontanitas, lentur, terbuka, tidak terstruktur
ketat, pertanyaan berbentuk open-ended dan dalam suasana formal. Sehingga
informan dapat berpendapat dan ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk
penelitian selanjutnya.
2) Wawancara dengan petunjuk lanjut, merupakan wawancara yang
menggunakan kerangka atau garis besar pokok pembicaraan. Sehingga
pembicaraan dapat tercakup secara keseluruhan dan pembahasan tidak keluar
dari topik atau kerangka yang telah direncanakan.
3) Wawancara baku terbuka, merupakan seperangkat pertanyaan baku seperti
kata-kata, ururtan, dan cara penyajian untuk semua informan yang
diwawancarai, terlebih jika variasi pertanyaan dapat menyulitkan peneliti
karena jumlah informan yang banyak.
4) Wawancara terstruktur, merupakan wawancara yang masalah dan pertanyaan
diajukan oleh peneliti sendiri. Kelebihan dari wawancara ini yaitu tidak perlu
melakukan pendalaman karena dikhawatirkan akan adanya dusta bagi
informan. Namun, pertanyaan baru tidak dapat ditambahkan sehingga
penggalian informasi mungkin saja menjadi terbatas.
5) Wawancara tidak terstruktur, merupakan keterbalikan dari wawancara
terstruktur sehingga pertanyaan disampaikan secara mengalir seperti
percakapan sehari-hari dalam situasi formal.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun pedoman wawancara,
antara lain sebagai berikut (Nugrahani, 2014).
1) Pembatasan jumlah pertanyaan setiap sesi wawancara.
2) Pastikan semua pertanyaan sesuai dengan tujuan penelitian.
3) Mengusahakan agar setiap pertanyaan memperoleh jawaban yang berupa
opini maupun fakta dari informan, agar informasi yang dikumpulkan variatif.
4) wawancara dapat dicatat dan direkam.
5) Menyampaikan pertanyaan yang jawabannya menunjukkan sikap informan
terhadap masalah.
6) Menyampaikan pertanyaan dengan jelas, tidak canggung, dan penuh percaya
diri.
7) Menyampaikan pertanyaan dengan singkat/tidak terlalu lama (lebih kurang
antara 30-60 menit)
8) Tidak memotong jawaban informan, kecuali meluruskan jika jawaban keluar
dari topik atau tidak sejalan dengan pertanyaan yang disampaikan.
Kelebihan teknik wawancara dalam pengumpulan data penelitian dalah
sebagai berikut.
1) Memperoleh respon yang tinggi dari informan, jika dibandingkan dengan
penggunaan kuesioner yang mungkin untuk tidak dikembalikan kepada
peneliti.
2) Dapat memperjelas maksud pertanyaan, karena langsung berhadapan dengan
informan.
3) Dapat sekaligus melakukan observasi terhadap hal-hal yang dibutuhkan.
4) Bersifat fleksibel, dapat mengulang pertanyaan untuk membuktikan jawaban.
5) Dapat menggali informasi yang bersifat non verbal.
6) Dapat menyampaikan pertanyaan secara spontanitas.
7) Dapat dipastikan untuk mendapatkan jawaban.
8) Dapat menyampaikan berbagai bentuk pertanyaan.
9) Mempermudah informan dalam memahami pertanyaan yang kompleks.
Adapun kelemahan dari teknik wawancara dibandingkan dengan teknik
yang lain dalam pengumpulan data peneltian antara lain adalah sebagai berikut.
1) Memerlukan banyak waktu dan biaya.
2) Faktor subjektivitas peneliti dalam menangkap makna melalui wawancara
sangat tinggi.
3) Dalam kondisi tertentu, dapat membuat rasa tidak nyaman bagi yang
diwawancarai.
4) Tidak terdapat standarisasi model pertanyaan.
5) Sulit menemukan informan yang bersedia diwawancarai.
b. Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang dimulai dengan pengamatan dan
dilanjutkan dengan pencatatan yang bersifat sistematis, logis, objektif, dan
rasional terhadap berbagai fenomena dalam situasi nyata atau situasi yang
diciptakan (Yusuf, 2014). Dalam observasi sangat dibutuhkan kepekaan indra
mata dan telinga serta pengetahuan peneliti untuk mengamati sasaran penelitian
dengan tidak mengakibatkan perubahan pada kegiatan/peristiwa/benda yang
sedang diamati. Berikut berbagai tahapan observasi yaitu (Nugrahani, 2014):
1) Pengamatan deskriptif dilakukan terhadap sebanyak mungkin elemen situasi
sosial yang diamati untuk mendapatkan gambaran umum.
2) Pengamatan terfokus dilakukan terhadap detail dari rincian domain yang
menjadi fokus penelitian.
3) Pengamatan terseleksi lebih terfokus pada data yang diperlukan sesuai
masalah penelitian dan mengelompokkan untuk persiapan analisisnya.
Tujuan dari observasi mencakup penyusunan deskripsi, pembentukan teori,
dan hipotesis (dalam penelitian kualitatif), atau pengujian teori dan hipotesis
(dalam penelitian kuantitatif). Secara lebih rinci, fungsi observasi melibatkan
tugas deskriptif, pengisian data, serta penyediaan data yang dapat
digeneralisasikan (Hasanah, 2017). Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum
observasi adalah melakukan klasifikasi terhadap objek yang diamati, menyusun
kriteria dari setiap konsep yang ada, membatasi ruang lingkup fenomena yang
diamati, dan melakukan persamaan persepsi dengan tim observer yang lain.
Berbagai jenis observasi pada umumnya dibedakan dalam kelompok sebagai
berikut. (Nugrahani, 2014):
1) Observasi berperanserta secara lengkap. Maka observer menjadi anggota
penuh dalam suatu kelompok serta dapat memperoleh informasi apa saja yang
dibutuhkan termasuk yang dirahasiakan.
2) Observasi pemeranserta sebagai pengamat. Maka observer menjadi anggota
yang tidak sepenuhnya dalam suatu kelompok, sehingga membatasi subjek
dalam memberikan informasi yang sifatnya rahasia.
3) Observasi pengamat sebagai pemeranserta. Maka observer dalam suatu
kelompok diketahui secara terbuka oleh umum, sehingga semua jenis
informasi dengan mudah dapat diperoleh.
4) Observasi pengamat penuh. Maka observer menjadi pengamat dan memiliki
kebebasan untuk melakukan pengamatan terhadap subjek, sementara subjek
yang diamati sama sekali tidak menyadari jika sedang diamati.
Sementara itu, dari segi instrumentnya, dapat dibedakan menjadi observasi
terstruktur dan observasi tidak terstruktur. Penjelasannya sebagai berikut.
1) Observasi berperan. Pada teknik ini peneliti menggali informasi mengenai
perilaku dan kondisi lingkungan penelitian menurut kondisi yang sebenarnya.
Observasi ini dapat dilakukan secara formal dan informal, dengan melibatkan
peneliti sebagai anggota lembaga atau kelompok masyarakat yang diteliti.
2) Observasi Non Partisipan. Dalam observasi ini, peneliti tidak terlibat dengan
subjek yang diamati, tetapi hanya berperan sebagai pengamat independen saja.
Melalui teknik ini tidak akan didapat data yang mendalam sampai pada
makna, atau nilai-nilai dibalik perilaku yang terlihat dan terucap dari subjek
yang diteliti. Instrumen yang digunakan dalam observasi jenis ini dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu pengamat terstruktur dan tidak terstruktur.
3) Pengamatan Terstruktur Yaitu pengamatan yang dilakukan secara sistematik
karena peneliti telah mengetahui aspek-aspek yang relevan dengan masalah
penelitian. Oleh sebab itu, peneliti dapat mempersiapkan ceklis yang
bermanfaat sebagai pedoman pengamatan. Dalam observasi jenis ini telah
dirancang secara sistematis apa yang akan diamati, tempat serta kapan
waktunya, dan menggunakan instrumen yang telah diuji validitas serta
realibitasnya.
4) Pengamatan Tidak Terstruktur. Yaitu pengamatan yang tidak dipersiapkan
secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi, karena peneliti belum
tahu secara pasti apa yang akan dihadapi di lapangan. Peneliti tidak
menggunakan instrumen baku tetapi hanya rambu-rambu pengamatan saja.
Dalam observasi jenis ini peneliti dapat melakukan pengamatan bebas dan
mencatat hal-hal yang dimungkinkan mendukung data. Peneliti tidak memiliki
pedoman pengamatan secara pasti, sehingga seluruh aktivitas yang dilihat
akan menjadi perhatian dalam observasi.
c. Focus Group Discussion (FGD)
Umumnya, FGD dilaksanakan untuk mengeksplorasi pandangan suatu
kelompok terkait gejala sosial budaya, seperti evaluasi pelaksanaan program atau
kebijakan tertentu. FGD tidak dimaksudkan untuk mencapai kesepakatan,
menyelesaikan masalah, atau mencari rekomendasi guna pengambilan keputusan.
Pada tahapan berikutnya, data yang diperoleh melalui FGD dianalisis dengan
mengikuti langkah-langkah berikut (Nugrahani, 2014).
1) Melakukan coding terhadap sikap, pendapat peserta yang memiliki
persamaan.
2) Menentukan kesamaan sikap dan pendapat berdasarkan konteks yang berbeda.
3) Menentukan persamaan dan perbedaan istilah yang digunakan.
4) Melakukan klasifikasi dan kategorisasi peserta.
5) Mencari hubungan diantara masing-masing kategori. Menyiapkan draft
laporan FGD untuk didiskusikan pada kelompok yang lebih besar sebelum
diseminarkan dalam fprum ilmiah.
d. Dokumentasi
Kelebihannya yaitu peneliti dapat mengalami situasi sosial yang menjadi
fokus penelitian, melakukan wawancara dengan subjek yang diteliti, mampu
untuk mengamati situasi sosial yang terjadi dalam konteks sebenarnya, memfoto
fenomena, simbol, dan tanda yang muncul, serta mungkin merekam dialog yang
terjadi. Peneliti tidak akan mengakhiri tahap pengumpulan data sebelum yakin
bahwa data yang terkumpul dari berbagai sumber yang berbeda dan terfokus pada
situasi sosial yang diteliti mampu memenuhi tujuan penelitian. Dalam konteks ini,
validitas, reliabilitas, dan triangulasi telah dilakukan secara tepat, sehingga
akurasi dan kredibilitas tidak diragukan oleh siapapun. (Yusuf, 2014)
2. Teknik Pengumpulan Data Kuantitatif
a. Kuesioner
Kuesioner merupakan daftar pertanyaan bagi pengumpulan data dalam
penelitian serta perolehan informasi bersifat umum dalam waktu yang cepat.
Selain itu penggisian kuesioner dapat dilakukan secara tatap muka yang bersifat
klasikal ataupun individual maupun dengan meminta responden mengirimkan
jawabannya melalui pos atau pos-sel (e-mail), Short Message Service (SMS), dan
sebagainya. Terdapat dua jenis pertanyaan dalam kuesioner yaitu pertanyaan
terbuka yang memberikan kesempatan responden untuk menjawab bebas sesuai
pendapat dan pertanyaan tertutup dimana penyertaan kata kunci bahkan sejumlah
jawaban yang dapat dipilih oleh responden. Beberapa kelebihan dari penggunaan
kuesioner antara lain adalah sebagai berikut.
1) Pertanyaannya dapat dipikirkan secara matang dan disusun secara rinci dan
sistematis dengan bahasa yang efektif sebelum digunakan.
2) Dapat menjangkau responden/subjek yang luas dalam waktu singkat.
3) Menghemat biaya, tenaga, dan waktu.
4) Hasilnya dapat digunakan oleh peneliti lain.
Adapun kelemahan dari penggunaan kuesiner sebagai teknik pengumpulan
data antara lain adalah sebagai berikut.
1) Pertanyaan bersifat baku, sehingga sulit untuk dikembangkan untuk
memperluas dan memperdalam pemerolehan data.
2) Dengan melibatkan responden dalam jumlah yang banyak, sulit untuk dapat
memperoleh data yang mendalam. (Nugrahani, 2014)
b.
3. Teknik Pengumpulan Data RnD
B. Teknik Analisis Data Penelit ian
Analisis data merupakan tahapan setelah pengumpulan data dilakukan. Menurut
Huberman dan Miles analisis data terbagi menjadi tiga alur aktivitas bersamaan yaitu
reduksi data, penyajian data, kesimpulan, dan verifikasi (Hartono, 2018). Data yang
awalnya bersifat luas dan kaya infromasi akan mengalami reduksi data menggunakan
kode atau kategori dari data tersebut. Kemudian penyajian data dilakukan secara
sistematis dengan pemberian konteks dan naratif guna membangun argumentasi
berdasarkan tahap reduksi. Terakhir, penarikan kesimpulan dan verifikasi agar dapat
menafsirkan serta menetapkan hubungan untuk menjawab permasalahan peneliti.
1. Teknik Analisis Data Kualitatif
2. Teknik Analisis Data Kuantitatif
3. Tenik Analisis Data RnD

DAFTAR PUSTAKA

References
Hartono, J. (2018). Metoda Pengumpulan dan Teknik Analisis Data. Yogyakarta: ANDI.
Hasanah, H. (2017). Teknik-teknik Observasi (Sebuah Alternatif Metode Pengumpulan Data
Kualitatif Ilmu-Ilmu Sosial). At-Taqaddum .
Jaya, I. M. (2020). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Teori, Penerapan, dan Riset
Nyata. Yogyakarta: Anak Hebat Indonesia.
Kristanto, V. H. (2018). Metodologi Penelitian Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI).
Yogyakarta: CV Budi Utama.
Nugrahani, F. (2014). Metode Penelitian Kualitatif dalam Penelitian Pendidikan Bahasa. Solo:
Cakra books.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RnD. Bandung: Alfabeta.
Yusuf, A. M. (2014). Kuantitatif, Kualitatif, & Penelitian Gabungan. Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai