Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH RISET KUALITATIF

PARTISIPAN DAN METODE SAMPLING

Dosen Pembimbing:
Nelwati, S.Kp, MN, Ph.D

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Sandra Cassia Amanda 2121312005

Deco Eka Putra 2121312006

Erik Rosadi 2121312007

Aisya Rahmadhanty 2121312008

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat,
hidayah, keberkahan serta kemudahan yang berlimpah, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah dengan berjudul “Cara Pengumpulan data partisipan dan metode sampling”.

Sholawat beriringkan salam marilah kita haturkan Kepada junjungan besar kita Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa kita menuju alam yang penuh pengetahuan serta
terang benderang ini. Semoga Rahmat selalu tercurah kepada beliau, keluarga dan seluruh
pengikutnya.

Terima Kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan dosen pengajar dalam mata kuliah
ini. Terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan masih banyak kekurangan.
Untuk itu kami membutuhkan kritikan dan saran yang membangun demi penyempurnaan
makalah ini kedepannya. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Atas semua perhatian pembaca, kami ucapkan terimakasih.

Padang, Maret 2022

Kelompok 2

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULIAN....................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................3

A. Pengumpulan Data Kualitatif................………………...…………………...........3


B. Sampling Pada Riset Kualitatif................................................………..….........…10

BAB III PENUTUP...........................................................................................................14

A. Kesimpulan .............................................................................................................14
B. Saran........................................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penelitian Kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang menggunakan data


deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat
diamati. 

Karakteristik penelitian kualitatif adalah datanya dinyatakan dalam keadaan


kewajaran atau sebagimana adanya ( natural setting) dengan tidak dirubah dalam
bentuk simbol atau bilangan, sedangkan perkataan penelitian pada dasarnya berarti
rangkaian kegiatan atau proses pengungkapan rahasia sesuatu yang belum diketahui
dengan mempergunakan cara bekerja atau metode yang sistematis, terarah dan dapat
dipertanggungjawabkan.

Metode penelitian kualitatif sering disebut sebagai metode penelitian naturalistik


karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natur setting) dengan
memperhatikan situs-situs lokasi penelitian dengan data kualitatif, tidak menggunakan
model matematik statistic dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.

Proses penelitian dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir
yang akan digunakan dalam penelitian dan peneliti tidak menggunakan angka dalam
mengumpulkan data tetapi memberikan penafsiran.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk


meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi (Sugiyono, 2010)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkanuraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Cara Pengumpulan data dalam riset kualitatif?

2. Bagaimana cara menetukan sampling pada riset kualitatif?

1
C. Tujuan

Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan dari makalah ini adalah

1. Untuk mengetaahui cara pengumpulan data pada riset kualitatif

2. Untk mengetahui cara menentukan sample pada riset kualitatif

3.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengumpulan Data Riset Kualitatif


Merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan
utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi
standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2010).

Teknik pengumpulan/pengambilan data kualitatif pada dasarnya bersifat


tentatif karena penggunaannya ditentukan oleh kontes permasalahan dan gambaran
data yang mau diperoleh. Peneliti kualitatif merupakana kind of prefessional do-it
yourself person yang mengimplikasikan keputusan-keputusan profesional peneliti
sesuai dengan kontes permasalahan, fakta sasaran penelitian dan target hasil yang
ingin dicapai. (Fatchan, 2011)

Menurut Fatchan (2011) sejumlah teknik pengumpulan data kualitatif yang


umum digunakan adalah survei, partisipasi, observasi, interview, catatan lapangan
dan memo analitik, elisitasi dokumen, pengalaman personal, dan partisipasi dalam
kaji tindak. Berbagai teknik pengumpulan data itu sebenarnya merupakan
“methodologial trade” yang bisa dimodifikasi sesuai dengan kepentingan si peneliti

Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat


menggunaan sumber data primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah
sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data dan sumber
sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila
dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data
dapat dilakuan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), dokumentasi
dan gabungan/triangulasi.

3
1. Metode Pengumpulan data
a. Manusia sebagai instrumen utama dalam penelitian kualitatif
Dalam penelitian kualitatif manusia (peneliti) menjadi instrument
utama dalam proses pengumpulan data di lapangan. Dengan kata lain peneliti
sebagai alat penelitian dengan berbagai kelebihannya yaitu :
a) Peneliti sebagai alat harus peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus
dari lingkungannya yang harus diperkirakan bermakna atau tidak bagi
penelitian.
b)  Peneliti sabagai alat dapat menyesuaikan diri dengan segala keadaan dan
dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
c) Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami
dengan pengetahuan semata-mata. Untuk memahaminya kita sering perlu
merasakannya, menyelaminya berdasarkan penghayatan kita.
d) Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh
e) Dengan manusia sebagai alat penelitian, respon yang aneh yang
menyimpang justru diberi perhatian. Respon yang lain daripada yang lain
bahkan yang bertentangan dipakai untuk mempertinggi tingkat kepercayaan
dan tingkat pemahaman mengenai aspek yang diselidiki.

b. Metode Pengumpulan Data utama dalam penelitian kualitatif


Untuk mengumpulkan data dilapangan dalam rangka menjawab Fokus
penelitian , maka dipergunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:
a)      Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dimana satu orang
menanyakan pertanyaan ke orang lain baik berhadapan langsung face to
face, berhadapan lewat layar, atau berbicara lewat telepon.
Tujuan wawancara ialah untuk mengetahui apa yang terkandung dalam
pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandangannya tentang dunia, yaitu
hal-hal yang tidak peneliti ketahui melalui observasi. Setiap kali peneliti
mengadakan wawancara harus menjelaskan apa tujuan peneliti berwawancara
dengan responden, keterangan apa yang peneliti harapkan dari responden.
Penjelasan itu mengarahkan jalan pikirannya, sehingga informan tahu apa
yang akan disampaikannya. Penjelasan itu sedapat mungkin dilakukan dalam
bahasa dan istilah-istilah yang dipahami sendiri oleh informan.
4
Wawancara terstruktur (structured interview)
Fathan (2011) mengatakan bahwa interview (wawancara) yang
terstruktur merupakan bentuk interview yang sudah diarahkan oleh sejumlah
pertanyaan secara ketat. Menurut Sugiyono (2010) wawancara jenis ini
digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti atau pengumpul data
telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.
Dalam hal ini sebelum wawancara dilakukan, pengumpul data telah
menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang
alternatif jawabannya juga sudah dipersiapkan. Dalam wawancara ini para
responden diberi pertanyaan sama dan pengumpul data mencatatnya.

Wawancara semi terstruktur (semistructure interview)


Dalam wawancara semi terstruktur meskipun interview sudah
diarahkan oleh sejumlah daftar pertanyaan tidak tertutup kemungkinan
memunculkan pertanyaan baru yang idenya muncul secara spontan sesuai
dengna konteks pembicaraan yang dilakukannya (Fatchan)
Menurut Sugiyono (2010) wawancara jenis ini sudah termasuk dalam
kategori in-depth interview dimana pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan
wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan
permasalahan secara lebih terbuka, karena
pihak yang diwawancara diminta pendapat dan ide-idenya. Dalam
wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang
dikemukakan oleh informan.

Wawancara tak berstruktur (unstructured interview)


Interview tak terstruktur (terbuka) merupakan interviu dimana peneliti
hanya hanya berfokus pada pusat-pusat permasalahan tanpa diikat format-
format tertentu secara ketat (Fatchan, 2011). Sugiyono (2010) mendefinisikan
wawancara tidak terstruktur sebagai jenis wawancara yang bebas dimana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara
yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan
diterapkan.
5
Dalam melakukan wawancara tidak terstruktur, peneliti lebih banyak
mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden sebab peneliti belum
mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh nantinya.Pada teknik
jenis ini di awal wawancara peneliti boleh bertanya hal-hal yang tidak terkait
dengan tujuan. Jika sudah terbuka kesempatan untuk menanyakan sesuatu
yang menjadi tujuan maka segera dipertanyakan pada responden.
Adapun langkah-langkah dalam melakukan wawancara yang
dipaparkan oleh Sanafiah Faisal dalam Sugiyono (2010) adalah sebagai
berikut :
 Menetapkan kepada siapa wawancara akan dilakukan
 Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan
pembicaraan
 Mengawali atau membuka alur wawancara
  Melangsungkan alur wawancara
  Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya
  Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan
 Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh

Isi wawancara secara garis besar mencakup :


 Pengalaman dan perbuatan informan, yakni apa yang telah dikerjakan
dan lazim dikerjaka
   Pendapat, pandangan, tanggapan, tafsiran atau pikirannya tentang
sesuatu
 Perasaan, respon emosional, yakni apakah informan merasa cemas,
takut, senang, gembira, curiga, jengkel, dan sebagainya tentang
sesuatu
 Pengetahuan, fakta-fakta, apa yang diketahuianya tentang sesuatu
 Penginderaan, apa yang dilihat, didengar, diraba,dikecap atau
diciumnya, diuraikan secara deskripsi
  Latar belakang pendidikan, pekerjaan, daerah asal, tempat tinggal,
keluarga dsb.

6
b)     Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara
sistematis dan disengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala
yang diselidiki.
Ada bermacam macam observasi yaitu :
1.      Observasi Partisipatif
Dalam observasi ini peneliti turut  serta dan terlibat dalam kegiatan
sehari-hari orang yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil
melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh
sumber data dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan demikian data yang
diperoleh akan lebih lengkap dan tajam serta sampai mengetahui pada tingkat
makna dari setiap perilaku yang tampak. Seperti yang talah digambarkan pada
skema di atas, observasi jenis ini digolongkan menjadi empat dibagi empat
yaitu Observasi pasif, moderat, aktif, lengkap.
 Observasi yang pasif
Dalam hal ini peneliti datang ke tempat kegiatan orang yang diteliti
namun tidak ikut dalam kegiatan yang dilakukan tersebut.

 Observasi yang moderat


Dalam mengumpulkan data, peneliti ikut observasi partisipatif dalam
beberapa kegiatan, namun tidak semuanya. Peneliti menyeimbangkan untuk
menjadi “orang dalam” dan ”orang luar”

 Observasi yang aktif


Dalam hal ini peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan narasumber,
tetapi belum sepenuhnya lengkap.

 Observasi yang lengkap


Dalam hal ini peneliti seperti tidak melakukan penelitian. Peneliti sudah
terlibat sepenuhnya pada apa yang dilakukan narasumber sehingga suasan
yang tercipta terlihat sangat natural. Untuk melakukan observasi jenis ini
dibutuhkan keterlibatan peneliti yang tinggi terhadap akitivitas kehidupan
narasumber.

7
2.      Observasi terus terang atau samar samar
peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang
kepada sumber data, bahkan ia sedang melakukan penelitian.  Dalam
melakukan penelitian jenis ini, peneliti menyatakan terus terang kepada
narasumber bahwa ia sedang melakukan penelitian. Artinya, dalam hal ini
aktivitas peneliti sudah diketahui oleh narasumber dari awal penelitian hingga
akhir penelitian. Namun suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau
tersamar dalam melakukan observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu
data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan karena
dimungkinkan jika disampaikan terus terang maka peneliti tidak diijinkan
untuk melakukan observasi

3.      Observasi tak berstuktur 


Observasi tak berstruktur merupakan observasi yang tidak
dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ni
dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan
diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan
instrumen yang telah baku, tetapi hanya ramburambu pengamatan(Sugiyono,
2010). Dalam observasi tak terstruktur ini fokus observasi berkembang
selama kegiatan observasi berlangsung. Jika masalah sudah jelas seperti
penelitian kuantitatif maka observasi bisa dilakukan secara terstruktur dengan
menggunakan pedoman observasi. Misalnya adalah penelitian pada suku
terasing yang belum diketahui oleh peneliti.Obyek dalam observasi menurut
Spradley dalam Sugiyono (2010) dinamakan dengan situasi sosial yang terdiri
atas 3 komponen, yaitu place (tempat), actor (pelaku),
dan activities (aktivitas).

Tiga elemen ini dapat diperluas, sehingga apa yang dapat peneliti amati
adalah:
1. Space : ruang dalam aspek fisiknya
2. Actor : semua orang yang terlibat dalam situasi sosial
3. Activity : seperangkat kegiatan yang dilakukan orang
4. Object : benda-benda yang terdapat di tempat itu
5. Act : perbuatan atau tindakan-tindakan tertentu
8
6. Event : rangkaian aktivitas yang dilakukan orang-orang
7. Time : urutan kegiatan
8. Goal : tujuan yang ingin dicapai orang-orang
9. Feeling : emosi yang dirasakan dan diekspresikan orang-orang

c)      Dokumentasi
Pengertian dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel berupa catatan, transkrip, buku-buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya. Dokumentasi ini digunakan
untuk melengkapi data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi
yang bersumber dari dokumen dan rekaman. Dalam penelitian kualitatif
terdapat sumber data yang berasal dari bukan manusia seperti dokumen, foto
foto dan bahan statistic. Metode dokumentasi ini merupakan salah satu bentuk
pengumpulan data yang paling mudah, karena peneliti hanya mengamati
benda mati dan apabila mengalami kekeliruan mudah untuk merevisinya
karena sumber datanya tetap dan tidak berubah.

d)     Focus Group Discussion (FGD)


Istilah kelompok diskusi terarah atau dikenal sebagai Focus Group
Discussion (FGD) banyak digunakan sebagai metode pengumpulan data.
Pengambilan data kualitatif melalui FGD memberikan kemudahan dan
peluang bagi peneliti untuk menjalin keterbukaan, kepercayaan, dan
memahami persepsi, sikap, serta pengalaman yang dimiliki informan.

FGD memungkinkan peneliti dan informan berdiskusi intensif dan


tidak kaku dalam membahas isu-isu yang sangat spesifik. FGD juga
memungkinkan peneliti mengumpulkan informasi secara cepat dan
konstruktif dari peserta yang memiliki latar belakang berbeda-beda. Di
samping itu, dinamika kelompok yang terjadi selama berlangsungnya proses
diskusi seringkali memberikan informasi yang penting, menarik, bahkan
kadang tidak terduga.

9
e)      Membuat Catatan Lapangan.
Catatan peneliti setelah pengumpulan data dari lapangan biasanya terdiri dari
dua bagain, yaitu :
 Deskripsi, yaitu tentang apa yang peneliti lihat, dengar dan amati
dengan alat indra peneliti
 Komentar, tafsiran, refleksi, pemikiran atau pandangan peneliti
tentang apa yang peneliti amati itu.

Salah satu sistematika pengkodean yang sederhana ialah sebagai berikut:


deskripsi diberi kode yang dimulai huruf D disertai oleh indikator tentang hal
yang diobsrvasi, sedangkan komentar atau tafsiran diberi kode R kependekan
dari Refleksi atau pemikiran atau pandangan, misalnya : DP – Deskripsi
Partisipan, DD – Deskripsi Dialog, DLF – Deskripsi Lingkungan Fisik, DH –
Deskripsi Hubungan dengan partisan atau orang lain, RR – Refleksi tentang
apa yang diRasakan oleh peneliti, RA – Refkleksi Analisis, RM – Refleksi
Metodologi, RP - Refkleksi Penjelasan, RE – Refleksi Etis.

Sistem pengkodean di atas hanyalah sekedar contoh, masih bisa


dikembangkan sendiri sesuai dengan kondisi dan memudahkan peneliti.
Seperti sudah dikemukakan sebelumnya bahwa deskripsi harus rinci, makin
rinci makin baik dalam arti apa saja perlu diperhatikan. Peneliti haruslah
bersikap bahwa segala sesuatu yang sedianya biasa harus dipandang aneh dan
karena itu menarik

B. Sampling pada Riset Kualitatif


Teknik Pengambilan
 Sample Random sampling: simple random sampling, systematic random
sampling, stratified random sampling, cluster sampling, multi-stage sampling.
 Non-Random sampling: accidental sampling, quota sampling, purposeful
sampling 

Random Sampling

 Simple random sampling: mengedepankan prinsip bahwa semua individu


memiliki kesempatan yang sama. Contoh: teknik pengundian 

10
 Systematic Random sampling: unsur populasi yang dipilih menjadi sample
adalah berdasarkan urutan ke –X. urutan ke –X ditentukan secara random.
 Cluster sampling: teknik sampling yang dilakukan terhadap unit sampling
yang merupakan suatu kelompok (cluster). Anggota kelompok (cluster) tidak
harus bersifat homogen. Setiap anggota kelompok dari kelompok cluster yang
terpilih akan diambil sebagai sample
 Stratified Random Sampling: teknik ini digunakan untuk sample dalam
populasi yang berstrata.
 Multi-stage sampling: teknik sampling yang paling tinggi ke tingkat yang
paling rendah.

Non-Random Sampling

 Accidental Sampling: “prinsip ketidaksengajaan”. Peneliti ingin meneliti


seberapa sso sering melakukan kunjungan ke mall. Maka peneliti bisa memilih
pengunjung mana saja yang kebetulan lewat di hadapan peneliti.
 Quota sampling: jumlah sample yang dipilih berdasarkan kuota yang
ditentukan oleh peneliti. 
 Puposeful sampling: sampling yang berdasarkan kepada ciri-ciri yang dimiliki
oleh subjek yang dipilih karena ciri-ciri tersebut sesuai dengna tujuan
penelitian yang dilakukan.
 Cresswell (2008) mengemukakan sembilan strategi sampling dalam teknik pu
roseful yang dapat dipilih.

9 Strategi Pengambilan Sample

Sembilan strategi ini dipilih berdasarkan pertimbangan waktu pengambilan


sample dilakukan, apakah sebelum pengumpulan data atau setelah pengumpulan data.
Selain pertimbangan lainya adalah pertimbangan permasalahan yang diangkat dan
pertanyaan yang akan dijawab.

 Sampling dengan variasi maksimal 


 Sampling dengan kasus ekstrim 
 Sampling yang bersifat tipikal 
 Sampling yang bersifat homogen 
 Sampling yang bersifat kritis 

11
 Sampling yang bersifat oportunis 
 Sampling bola sajlu 
 Sampling yang bersifat kuat atau lemah (confirming dan disconfirming)

Contoh sampling:

 Contoh sampling variasi maksimal: peneliti hendak melakukan penelitian mengenai


stress kerja pada pekerja transportasi umum. Peneliti menggunakan strategi sampling
dengan variasi maksimal sebagai tekniknya. Hal yang pertama harus dilakukan adalah
melakukan identifikasi karakteristik pekerja sektor transortasi umum, kemudian
peneliti melakukan teknik purposeful terhadap tiga jenis transportasi umu, seperti
sopir bus, masinis kereta, nahkoda kapal yang dapat memberikan perspektif berbeda
mengenai stres kerja. 
 Kasus ekstreem: dukun cilik ponari. Berawal dari tragedi di sambar petir, ponari
memiliki kekuatan untuk menyembuhkan segala macam penyakit. Jika peneliti ingin
melakukan penelitian dengna strategi sampling, maka penleiti harus terjun langsung
dan bergabung menjadi satu bagian dari individu tersebut. Peneliti tinggal bersama
ponari dan keluarganya untuk mendapatkan perspektif yang tepat dan akurat. 
 Contoh sampling bersifat khas: bedanya dengan sampling dengan kasus ekstrim
adalah:kasusnya unik tidak biasa tetapi bukan merupakan kasus yang ekstrim. Objeka
atau lokasi penelitian dipilih karena secara tipikal dapat mewakili fenomena yang
diteliti. Howard Becker dan beberapa rekannya tertarik untuk mempelajari tentang
bagaimana mahasiswa kedokteran disosialisasika ke dalam profesi. Mereka
melakukan research di Fakultas Kedokteran Kansas (bukan di fakultas kedokteran
yang lebih bergengsi lainnya) membuat hal ini menjadi unik dan khas.
 Contoh sampling suatu teori: memberikan pemahaman lebih terhadap suatu konsep
atau teori.
 Contoh sampling yang bersifat homogen: Memilih subjek penelitian yang memiliki
kesamaan sifat atau karakteristik antara subjek penelitian dengan kelompoknya atau
populasinya. Contoh: Keturunan Tionghoa yang tinggal di Pecinan, masih
mempertahankan budaya yang diturunkan dari generasi sebelumnya. 
 Contoh sampling yang bersifat kritis: kekerasan pada lingkungan sekolah , dan
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk menggambarkan suatu kasus yang
mengilustrasikan situasi secara dramatis. Dalam situasi ini peneliti harus sangat
berhati-hati karena dapat membahayakan keselamatan peneliti itu sendiri 

12
 Contoh sampling yang bersifat oportunis: Peneliti ingin meneliti mahasiswi yang
berkuliah sambil bekerja paruh waktu. Pada awal penelitian, peneliti menggunakan
strategi maximal sampling bervariasi untuk menentukan subjek penelitian yang
dipilih. Setelah penelitian berlangsung dan proses pengambilan data sudah selesai
dilakukan, tiba-tiba ditemukan ada beberapa subjek penelitian yang sedang hamil,
sehingga subjek tersebut harus membagi waktunya untuk kuliah, bekerja paruh waktu
dan menjaga kehamilannya. Dengan kondisi tersebut menarik peneliti untuk meneliti
lebih lanjut ini disebut penelitian opportunistic sampling. 
 Contoh sampling bola salju: ketika seorang penelitian, ternyata fenomena yang diteliti
berkembang menjadi lebih luas, sehingga subjek penelitian pun bertambah. Karena
subjek penelitian sebelumnya sudah tidak dapat memberikan informasi yang sesuai,
peneliti meminta rujukan kepada subjek sebelumnya atau orang lain kepada subjek
baru yang dapat memberikan informasi secara lebih lengkap.
 Contoh sampling yang memperkuat atau memperlemah: Prosedur cross-check hasil
temuan yang diperoleh dari sumber atau subjek penelitian. Untuk itu diperlukan
subjek ataupun informan yang berfungsi sebagai individu yang memperkuat atau
justru memperlemah temuan atau data yang diperoleh sebelumnya. Dalam penelitian
kualitatif, biasanya cross-check dilakukan dengan bantuan informan dari subjek
penelitian. Informan yang dipilih adalah orang yang mengenal subjek dengna baik dan
mengetahui karakteristik yang diteliti dari subjek penelitian

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Salah satu kekhasan dalam penelitian kuantitatif lainnya adalah kita akan
dikenalkan dengan istilah seperti populasi, sampel, serta teknik pengambilannya.
Istilah ini sangat menentukan hasil dari penelitian yang kita ambil karena berkaitan
dengan metode atau cara yang kita gunakan dalam menjawab tujuan dalam penelitian
kita.
Sampel dapat diartikan sebagai bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh suatu populasi. Pengukuran sampel dilakukan melalui statistik atau
berdasar pada estimasi penelitian guna menentukan besarnya sampel yang diambil
dalam melaksanakan penelitian suatu objek. Pengambilan besar sampel ini harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang dapat menggambarkan
keadaaan populasi yang sebenarnya

B. Saran
Diharapkan kepada mahasiswa magister keperawatan untuk melakukan
penelitian kualitatif khususnya memahami terlebih dahulu cara pengumpulan data dan
menetukan sampling penelitian.

14
DAFTAR PUSTAKA

Afrizal, (2014). Metode Penelitian Kualitatif : sebuah upaya mendukung penggunaan


penelitian kualitatif dalam berbagai disiplin ilmu. Cet. 1;Jakarta; Rajawali Pers : 150

Anantawikrama Tungga Atmadja. (2013).Pergulatan Metodologi Dan Penelitian Kualitatif


Dalam Ranah Ilmu Akuntansi, Jurnal Akuntansi Profesi Vol. 3 No.2

Bachtiar S. Bachri. (2010). Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada Penelitian
Kualitatif , Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.10 No. 1

Basrowi dan Sukidin. (2002). Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro. Surabaya:
Insan Cendekia

Burhan Bungin. (2009). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan
Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Burhan Bungin, (2013). Metedologi penelitian social dan ekonomi, Jakarta, Prenemadia
Group:133

Badriah, S., & Sahar, J. (2018). Family support in caring for older people with diabetes
mellitus: a phenomenology study. Enfermeria Clinica, 28, 245–249.
https://doi.org/10.1016/S1130-8621(18)30077-9

Chariri A.(2009). Landasan Filsafat dan Metode Penelitian Kualitatif


Emzir (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, Cetakan ke-1. PT. Raja
Grafindo. Jakarta.

Horne, C. E., & Paul, J. (2018). Pain Support for Adults with a Diabetes-Related Lower Limb
Amputation: an Empirical Phenomenology Study. Pain Management Nursing,
2010(2016), 1–8. https://doi.org/10.1016/j.pmn.2018.09.007 Wibowo, Marsina. (2016).
Jurnal Kesehatan Masyarakat. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(2), 113–120.
https://doi.org/ISSN 1858-1196

Kuswarno, E. (2009). Fenomenologi. Bandung: Widya Transfitions Padjajaran.

15
Nelwati,dkk. (2021). Buku Ajar Riset Kualitatif . Depok : PT Rajagrafindo Persada

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta.

Sultan, U. I. N., & Hasanuddin, M. (2018). Mengenal Lebih Dekat dengan Pendekatan
Fenomenologi : Sebuah Penelitian Kualitatif, (March).

16

Anda mungkin juga menyukai