Anda di halaman 1dari 12

TUGAS APLIKASI 1

TRANSFUSI DARAH

DISUSUN OLEH:

ERIK ROSADI 2121312007

FARIDDAH FAHMI 2121312037

Dosen Pembimbing

Ns. Devia Putri Lenggogeni, M.Kep., Sp. Kep. MB

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN PEMINATAN KEPERAWATAN


MEDIKAL BEDAH FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNAND
TAHUN 2022
TRANSFUSI DARAH

A. Definisi
1. Transfusi darah
adalah mempersiapkan dan memberikan produk darah dengan menggunakan set
tranfusi (PPNI,2021)
B. Tujuan
Tujuan transfusi (PPNI,2021)
a. Untuk mengganti darah yang hilang karena perdarahan
b. Untuk mengganti kehilangan plasma darah
c. Untuk mencegah dan mengatasi perdarahan karena kekurangan / kelainan komponen
darah (PPNI,2021)

C. Pack tranfusi

D. Produk darah dan kegunaan (Berman, A., Snyder, S., Frandsen, G., 2016).
Produk darah Kegunaan
Whole blood
Whole blood atau darah lengkap adalah darah Whole blood meningkatkan jumlah sel
yang diambil dari donor dengan menggunakan darah merah dan volume plasma dalam
kantong darah dengan antikoagulan steril dan waktu yang bersamaan, misalnya pada
bebas pyrogen. Darah ini mengandung semua pendarahan aktif dengan kehilangan
komponen darah (sel darah merah, leukosit, darah lebih dari 25-30 % volume darah
trombosit, dan plasma) total. Namun demikian, pemberian
Satu unit kantong darah lengkap berisi 450 mL darah lengkap pada keadaan tersebut
darah dan 63 mL antikoagulan. Di Indonesia, 1 hendaklah tidak menjadi pilihan utama
kantong darah lengkap berisi 250 mL darah karena pemulihan segera volume darah
dengan 37 mL antikoagulan, ada juga yang pasien lebih penting daripada
1unit kantong berisi 350 mL darah dengan 49 penggantian sel darah merah atau
mL antikoagulan. Suhu simpan antara 1◦ - 6 ◦ transfusi yang masih memerlukan waktu
Celcius. Satu unit darah (250-450 ml) dengan
antikoagulan sebanyak 15 ml/100ml darah
Packed red blood cells (PRBCs)
Sel darah merah pekat merupakan komponen Digunakan untuk memperbaiki
yang terdiri dari eritrosit yang telah dipekatkan kapasitas pembawa oksigen darah
dengan memisahkan komponen-komponen yang dijaringan pada anemia, pembedahan,
lain sehingga mencapai hematokrit 70-80%, dan gangguan dengan
yang berarti menghilangnya 125-150 ml plasma perdarahan lambat. Satu unit PRBC
dari satu unitnya memiliki jumlah sel darah merah
PRC berasal dari whole blood yang diendapkan pembawa oksigen yang sama dengan
selama penyimpanan atau dengan sebtrifugasi unit whole blood. Satu unit PRC mampu
putaran tinggi. Satu unit PRC dari pemrosesan meningkatkan hematokrit sekitar 2%
500 ml whole blood didapatkan volume 200- sampai 3%.
250 ml dengan kadar hematokrit 70-80%,
volume plasma 15-25 ml dan volume
antokoagulan 10-15 ml.

Autologous RBCs Digunakan untuk penggantian darah


setelah operasi

Platelets
Transfusi trombosit diberikan pada
pasien dengan trombositopenia atau
trombosit disfungsional bila terjadi
perdarahan. Profilaksis transfusi
trombosit juga ditunjukkan pada pasien
dengan jumlah trombosit di bawah
10.000 - 20.000 × 10 9 / L karena
peningkatan risiko perdarahan spontan.
Jumlah trombosit kurang dari 50.000 ×
109 / L dikaitkan dengan peningkatan
kehilangan darah selama operasi.
Pemberian satu unit trombosit
diharapkan meningkatkan jumlah
trombosit sebesar 5000 - 10.000 × 109 /
L, dan dengan pemberian unit aperesis
platelet, sebesar 30.000 - 60.000 × 109 /
L. Trombosit transfusi biasanya
bertahan hanya 1-7 hari setelah
transfusi.
Fresh frozen plasma (FFP)
FFP adalah komponen darah yang berwarna Transfusi FFP ditunjukkan dalam
kekuningan. FFP merupakan produk darah yang pengobatan defisiensi faktor terisolasi,
diproses dari darah utuh. FFP mengandung pembalikan terapi warfarin, dan koreksi
komponen plasma darah yang berisi faktor koagulopati yang dikaitkan dengan
pembekuan darah, albumin, imunoglobulin, dan penyakit hati. Setiap unit FFP biasanya
faktor VIII (salah satu faktor pembekuan darah meningkatkan faktor pembekuan sebesar
yang terdapat dalam plasma). 2-3% pada orang dewasa. Dosis
terapeutik awal biasanya 10-15 mL / kg.
Tujuannya adalah untuk mencapai 30%
konsentrasi faktor koagulasi normal.
FFP juga dapat digunakan pada pasien
yang telah menerima transfusi darah
masif dan terus mengalami transfusi
trombosit
Clotting factors and cryoprecipitate
Merupakan komponen utama yang terdapat di Penggunaannya untuk menghentikan
dalam cryoprecipitate adalah faktor VIII, faktor perdarahan karena kurangnya faktor
pembekuan XIII, dan fibrinogen. VIII di dalam darah penderita hemofili
Indikasi pemberian: A. Cara pemberian ialah dengan
• Hemophilia A menyuntikkan intravena langsung, tidak
• Perdarahan pasca bedah melalui tetesan infus, pemberian segera
• Penyakit von wilebrand setelah komponen mencair, sebab
• Defisiensi antikoagulan faktor VIII komponen ini tidak tahan pada suhu
• Defisiensi fibrinogen kongenital kamar. Suhu simpan - 18°C atau lebih
rendah dengan lama simpan 1 tahun,
ditransfusikan dalam waktu 6 jam
setelah dicairkan. Efek samping berupa
demam, alergi. Satu kantong (30 ml)
mengadung 75-80unit faktor VIII, 150-
200 mg fibrinogen, faktor von
wilebrand, faktor XIII. Setiap unit akan
menaikkan tingkat fibrinogen 5 sampai
10 mg per dL (0,15 sampai 0,29
μmol/L), dengan tujuan
mempertahankan tingkat fibrinogen
paling sedikit 100 mg/dL (2,94 μmol/L)

E. Reaksi transfuse (Berman, A., Snyder, S., Frandsen, G., 2016).


Reaksi; Penyebab Gejala klinis Intervensi keperawatan
Reaksi hemolitik;karena Demam atau menggigil, 1. Hentikan transfusi
ketidaksesuaian antara darah nyeri pinggang, dan urin segera.Catatan: Bila
pendonor dan recepient kemerahan atau coklat, transfusi dihentikan,
takikardia, hipotensi selang darah harus
diganti. Gunakan selang
baru untuk infus normal
saline.
2. Pertahankan akses
vaskular dengan salin
normal, atau sesuai
dengan protocol
3. Segera beri tahu
perawatan primer
4. Pantau tanda-tanda vital.
5. Pantau masukan dan
haluaran cairan.
6. Kirim sisa darah,
kantong, saringan,
selang, sampel darah
klien darah, dan sampel
urin ke laboratorium
Reaksi demam; sensitivitas Demam; panas dingin; 1. Hentikan transfusi
darah klien terhadap sel hangat, kulit memerah, sakit segera.
darah putih, trombosit, atau kepala, kecemasan, 2. Jaga agar vena tetap
protein plasma; melakukan mual terbuka dengan infus
tidak menyebabkan normal saline.
hemolisis 3. Beri tahu perawatan
primer
4. Berikan antipiretik
sesuai order dokter
Reaksi alergi (ringan): Rasa hangat dan kemerahan 1. Segera hentikan
sensitivitas terhadap infus diwajah (flushing), urtikaria, transfusi. Jaga agar vena
protein plasma dengan atau tanpa gatal tetap terbuka dengan
salin normal.
2. Beri tahu penyedia
perawatan primer.
3. Berikan obat
(antihistamin, steroid)
sesuai pesanan
Reaksi alergi (berat): Dispnea, stridor, SaO2 1. Segera hentikan
reaksi antigen-antibodi menurun, nyeri dada, transfusi.
flushing 2. Jaga agar vena tetap
terbuka dengan larutan
garam normal.
3. Segera beri tahu
perawatan primer.
4. Pantau tanda-tanda vital.
5. Berikan resusitasi
jantung paru jika
diperlukan.
6. Berikan obat dan/atau
oksigen sesuai pesanan
Overload circulation: darah Dispnea, hipotensi, 1. Segera hentikan
diberikan lebih cepat dari ortopnea, ronki (ronki), vena transfusi.
sirkulasi bisa menampung leher yang melebar, 2. Tempatkan klien tegak.
takikardia, hipertensi 3. Beri tahu penyedia
perawatan primer.
4. Berikan diuretik dan
oksigen sesuai pesanan.
Sepsis: terkontaminasi Demam tinggi, menggigil, 1. Hentikan transfusi.
darah diberikan muntah, diare, hipotensi, 2. Jaga agar vena tetap
oliguria terbuka dengan infus
normal saline.
3. Beri tahu penyedia
perawatan primer.
4. Berikan cairan IV,
antibiotik.
5. Dapatkan spesimen
darah dari klien untuk
kultur.
6. Kirim sisa darah dan
selang ke laboratorium

STANDAR OPRASIONAL PROSEDUR


TRANFUSI DARAH
1. Pengertian Mempersiapkan dan memberikan produk darah dengan menggunakan set tranfusi
(PPNI,2021)
2. Tujuan a. Untuk mengganti darah yang hilang karena perdarahan
b. Untuk mengganti kehilangan plasma darah
c. Untuk mencegah dan mengatasi perdarahan karena kekurangan / kelainan komponen darah
(PPNI,2021)
3. Diagnosis a. Hipovolemia
Keperawata b. Perfusi perifer tidak efetif
n c. Risiko Syok
d. Risiko Alergi (PPNI,2021)
4. Luaran a. Status Cairan Membaik
Keperawata b. Perfusi Perifer Meningkat
n c. Tingkat Syok Menurun
d. Tingkat Alergi Menurun (PPNI,2021)

A. Tahap Pra 1. Mengumpulkan data tentang pasien meliputi: melihat data dari status pasien, hand over,
Interaksi buku laporan perawat
2. Mengeksplorasi perasaan, fantasi, kekuatan diri dan evaluasi diri
3. Melakukan pemeriksaan kembali alat -alat yang dibutuhkan dalam melakukan
pemeriksaan
4. Menulis rencana tindakan yang akan dilakukan
5. Jika rencana sudah siap, perawat melakukan kontrak waktu dengan pasien
B. Tahap 1. Perawat melakukan kebersihan tangan
Orientasi 2. Ucapkan salam, perkenalkan diri anda termasuk nama dan peran anda
3. Konfirmasi data diri pasien termasuk nama dan tangal lahir
4. Jelaskan pada pasien tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan dengan cara
yang sopan dan ramah
5. Anjurkan klien untuk segera melaporkan setiap tiba-tiba menggigil, mual, gatal, ruam,
dispnea, sakit punggung, atau lainnya gejala yang tidak biasa.
6. Minta pasien untuk menandatangani prosedur persetujuan tindakan
7. Anjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kemih
8. Berikan privacy pasien
9. Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan: (Berman, A., Snyder, S., Frandsen, G., (2016)
a. Set transfusi (blood set)
b. Cairan IV salin normal (Nacl 0,9 %) / Ringer laktat (RL)cairan dektrose
menyebabkan lisis pada darah,
c. Produk darah sesuai kebutuhan
d. Sarung tangan sekali pakai
e. Kateter IV (ukuran 14 s/d 22)
f. Spuit 3 cc
g. Alkohol swab
h. Plester
i. Blood warmer jika dibutuhkan

D. Tahap Kerja 1. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah, pasang APD (Berman, A., Snyder, S.,
Frandsen, G., (2016)
2. Cek tanda – tanda vital 15 menit sebelum tindakan
3. Pasang akses intravena jika belum terpasang
4. Periksa kepatenan akses intravena, fleblitis dan tanda infeksi lokal
5. Pasang set transfuse (blood set) ke cairan NaCl 0,9% sebelum transfusi, bilas dan
berikan cairan 50-100 ml sebelum transfusi
Sebelum memulai transfusi darah:
a. Cocokkan darah atau komponen darah dengan pesanan, tanggal kedaluwarsa dan
waktu unit donor harus diverifikasi dan fisik darah; seharusnya tidak ada
perubahan warna, berbusa, gelembung, kekeruhan, gumpalan-gumpalan, atau
perubahan bentuk dari kemasan
b. Cocokkan pasien dengan darah atau komponen darah.
c. Gunakan proses verifikasi dua orang atau verifikasi satu orang proses disertai
dengan identifikasi otomatis teknologi, seperti menggunakan bar coding
d. Pastikan lembar persetujuan trasfusi sudah terisi.
6. Sambungkan produk darah dengan set transfusi (blood set), gantung produk darah
setinggi 1meter dari lokasi penusukan vena. Isi 1/3 dari bagian saringan dengan darah,
awasi jangan sampai ada gelembung udara, jika ada keluarkan.
7. Atur kecepatan infus dengan kecepatan 1-2 ml/ menit pada 15 menit pertama,
rasionalnya: pemberian dalam dosis kecil dapat untuk menghasilkan reaksi yang
serius.
8. Tetap bersama pasien selama 15-30 menit pertama, untuk melihat adanya reaksi
alergi. Segera identifikasi reaksi transfusi yang timbul agar memudahkan dalam
penanganan.
9. Hentikan transfusi jika ditemukan tanda-tanda alergi
10. Jika tidak terjadi respon alergi maka transfusi dapat dipercepat sesuai dengan target
dan kondisi pasien
11. Pantau ulang tanda-tanda vital setiap 1 jam setelah tranfusi dan kemudian 24 jam
setelah transfusi selesai
12. Setelah transfusi selesai, bilas selang transfusi (blood set) dengan cairan NaCl 0,9%
15-100 ml
13. Buang kantong bekas darah ke kantong infeksius
14. Merapikan alat yang telah digunakan
15. Perawat melepaskan APD dan mencuci tangan
16. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respons pasien Catat darah awal,
termasuk tanda vital, jenis darah, nomor unit darah, nomor urut (mis., #1 dari tiga unit
yang dipesan), lokasi tusukan vena, ukuran kateter, dan kecepatan tetesan
E. Tahap 1. Tanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan tindakan
Terminasi 2. Menyimpulkan tindakan yang sudah dilakukan
3. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
4. Mengakhiri kegiatan dengan memberikan salam

F. Referensi Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing (10
ed.). USA Perason Education
Dougherty, L. & Lister, S. (2015), Manual of Clinical Nursing Procedures (9 ed.). UK: The
Royal Marsden NHS Foundation Trust
Lynn Pamela, LeBon Marilee (2011), Skill Checklist for Taylor's. Clinical Nursing Skill, A
Nursing Process Approach.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8 ed.). St Louis Mosby
Elsevier.
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik
(1 ed.). Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia; Definisi dan Tindakan
Keperawatan (1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018) Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria hasil
Keperawatan ed.). Jakarta: DPP PPNI.
Wilkinson, J. M., Treas, L. S., Barnett, K. & Smith, M. H. (2016). Fundamentals of Nursing
(3rd ed.). Philadelphia: F. A Davis Company

Anda mungkin juga menyukai