B. Identitas Penanggungjawab
C. Riwayat Kesehatan
Inspeksi :
Nafas : RR: 18 x/mnt Irama : Normal Bradypnea Takypnea
Cheyne-stokes Kussmaul
Simetris : Tidak Ya
Retraksi dada : Tidak Ya
Palpasi :
Taktil Fermitus : Kanan + Kiri +
Perkusi :
Resonance Letak : area semua
lapangan paru.
Hiperresonance Letak ____________
Flat Letak ____________
Dullnes Letak ____________
Tympany Letak ____________
2. Sirkulasi
3 Aplikasi Keperawatan Medikal Bedah – FIK UI
Pengkajian Keperawatan Model Adaptasi Roy 2019
a. Fisik
TD : 130/ 80 mmHg Nadi : 82 x/mnt Irama : Reguler Irreguler
Konjungtiva : Normal Pucat Kekuatan : Kuat Lemah
Absent
Membran : Normal Pucat Sianosis : Ya Tidak
mukosa/ bibir Kulit pucat : Ya Tidak
Kapillary refill : < 2 detik Akral dingin : Ya Tidak
CVP : - JVP : tidak ada pembesaran
Bunyi jantung : S1 – S2 normal Gallop
Paradoksial Murmur
Hematologi : 13-09-13
Red Blood Cell (RBC) 193.103 150- 400.103 /µl
Hemoglobin (Hgb) 13,3 12 – 18 g/dL
Hematocrit (Hct) 38,6 40% – 50%
White Blood Cell (WBC) 8.15. 10 /µl
3
5.000- 10.000 103 /µl
Prothrombin time (PT) 11.5 detik 9,8 – 12,6 detik
a. Fisik
TB : 164 cm BB : 67 Kg IMT : 24,9 kg/cm2 (status gizi berlebih)
Gangguan makan : Tidak nafsu makan Mual Muntah : _____-____cc/hr
Sariawan Gangguan mengunyah Gangguan menelan
Diet sebelumnya : Porsi makan besar _____3____x/hr
Jenis makanan dan minuman
Karbohidrat/ Protein/ Lemak/ Sayur dan buah :
Nasi, tahu/ tempe, lauk (ikan, telor) sayur dan buah.
Kebiasaan:
merokok : _________24__________btg/hr/minggu
alkohol : _____________________gls/hr/minggu
soda : _____________________gls/hr/minggu
kopi : __________1__________gls/hr/minggu
teh : _____________________gls/hr/minggu
konsumsi gula : ______2-5___________sdk/hr/minggu
konsumsi garam : _____________________sdk/hr/minggu
HEMATOLOGI
KIMIA KLINIK
ELEKTROLIT
HEMOSTASIS
APTT
4. Eliminasi
a. Fisik
BAK : Keluhan : Tidak ada keluhan
Anuria (< 50 ml/hr) Dysuria (kesusahan kemih)
Nocturia Polyuria Inkontenensia
Rasa Panas Distensi bladder
Frekuensi Sebelum sakit : _____3-5_____x/hr Saat sakit : terpasang kateter
Jumlah Sebelum sakit : 1500- 1800 cc Saat sakit : 1500 cc
Warna Kuning Merah
Penggunaan obat _____tidak ada ________________________
dieuretik
7. Sensori
a. Fisik
Nyeri :
P : Klien menyatakan Nyeri saat menarik nafas
Q: Nyeri Seperti teriris- iris pada luka bekas OP
R: Nyeri tidak menyebar hanya pada luka bekas post OP
S: Klien menilai nyerinya pada sekala 6
T: Nyeri berlangsung sering namun terkadang ada ada jeda waktunya
juga.
b. Lainnya
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_____________________________________________
Other : _____________
c. Lainnya
9. Fungsi neurologi
a. Fisik
Status Mental
LOC (Level of Consiousness) : alert letargi unreponsive
Memory : Panjang Pendek
Perhatian : Dapat mengulang Tidak dapat mengulang
Bahasa : Baik Tidak
Kognisi : Baik Tidak
Orientasi : Orang Tempat Waktu
Saraf sensori Nyeri tusuk Suhu Sentuhan
Lainnya: ______________
b. Lainnya
14 Aplikasi Keperawatan Medikal Bedah – FIK UI
Pengkajian Keperawatan Model Adaptasi Roy 2019
10. Endokrin
a. Fisik
Kalenjar tiroid Pembesaran: Ya Tidak
Tremor : Ya Tidak
Pankreas Trias DM : Ya Tidak
Adrenal Tanda Syndrom cushing
c. Lainnya
1. Adaptasi Fisiologis
Pengkajian Stimulus
Pola Pengkajian Perilaku
Stimulus Fokal Stimulus Kontekstual Stimulus Residual
1. Oksigenasi RR : 18 x/menit, pernapasan normal, tidak Data tersebut Data tersebut Data tersebut merupakan
ada otot bantu pernapasan, tidak merupakan data merupakan data adaptif data adaptif sehingga
menggunakan alat bantu nafas, tidak ada adaptif sehingga sehingga pengkajian pengkajian stilmulus
ronchi ataupun wheezing, gerakan paru pengkajian stilmulus stilmulus tidak tidak dilakukan.
simetris, retraksi suprasternal tidak ada. Hasil tidak dilakukan. dilakukan.
foto thoraks tidak ada kelainan pada cor dan
pulmo.
2. Nutrisi Klien tidak terpasang NGT, makan minum Klien tidak Data tersebut Data tersebut merupakan
baik, mual +, muntah -, makanan habis 1 mengalami merupakan data adaptif data adaptif sehingga
porsi, klien tidak mengalami gangguan pada gangguan pada sehingga pengkajian pengkajian stilmulus
sensasi rasa. klien tidak mengalami sistem pencernaan stilmulus tidak tidak dilakukan.
gangguan bau serta alergi pada makanan, dilakukan.
klien mendapat menu dari rumah sakit berupa
diit TKTP 2000 kkal mukosa bibir kering,
rongga mulut bersih. BB 67 kg, TB 164 cm,
IMT 24.9 pemeriksaan lab di temukan kadar
Hb 12..3 gr/dl.
3. Eliminasi BAB 1 kali sehari dengan bantuan laksatif, Tidak mengalami Data tersebut Klien tidak mengalami
konsistensi padat, flatus (+) , bising usus 10 gangguan pada pola merupakan data adaptif gangguan dalam
x/ menit BAB. sehingga pengkajian berkemih dengan
Berkemih dalam 24 jam kurang lebih 1500 Tidak ada gangguan stilmulus tidak menggunakan pispot
cc, tidak ada nyeri, warna urin kuning dan pada saluran dilakukan.
bau khas. eliminasi urin,
Pengkajian Stimulus
Pola Pengkajian Perilaku
Stimulus Fokal Stimulus Kontekstual Stimulus Residual
hanya saja keluarga
menyediakan pispot
urine untuk
memudahkan pasien
berkemih
4. Aktivitas dan
Istirahat
a. Aktivitas Klien bisa melakukan mobilisasi di tempat Klien mengatakan Post Op Laminektomy Sikap, keyakinan dan
tidur (miring kanan, miring kiri dan duduk), karena penyakit pemahaman pasien serta
klien kadang merasakan nyeri pada luka post yang dideritanya persepsi pasien
op yang hilang timbul. Nyeri dirasakan pada menunjukkan bahwa dia
rentang 5-6 dalam skala nyeri 0 – 10. Nyeri mampu beraktifitas
seperti teriris, terasa bertambah nyeri saat secara normal, akan
kepala di gerakan. tetapi klien masih
merasakan nyeri post op.
Pengkuran kekuatan otot : Keluarga (anak klien)
33333 33333 memberi dukungan dan
33333 33333 membantu dalam
Keterangan: aktivitas klien.
Semua ekstremitas masih dalam keadaan
kaku pasca operasi.
b. Tidur Waktu istirahat Ditemukan faktor yang Sikap, keyakinan dan
klien tidak adekuat dapat memperberat pemahaman pasien serta
sehingga ditemukan kondisi klien adalah persepsi pasien
masalah pada pola lingkungan tidak cukup menunjukkan bahwa dia
tidur klien kondusif sehingga klien mampu tidur secara
tidak dapat istirahat normal.
cukup.
Pengkajian Stimulus
Pola Pengkajian Perilaku
Stimulus Fokal Stimulus Kontekstual Stimulus Residual
5. Proteksi Kulit tampak kering, warna coklat tua, Tidak ada Kadar leukosit dalam Sikap, keyakinan dan
terdapat selang infus yang terpasang ditangan peningkatan tanda- batas normal, luka post pemahaman pasien serta
sebelah kanan, kuku normal, rambut tanda infeksi op bersih tidak ada persepsi pasien tidak ada
distribusi merata, warna hitam dan beberapa tanda- tanda infeksi. masalah dengan sistem
rambut putih, tampak berminyak, suhu tubuh perlindungan tubuh
normal 36,30 C, mukosa membran normal,
laboratorium: Leukosit 8.15 10^3/µL.
6. Pengindera-an Klien tidak mengalami gangguan Tidak ada Faktor risiko yang Sikap, keyakinan dan
penginderaan. peningkatan tekanan mungkin dapat pemahaman pasien serta
a. Pemeriksaan sensasi nyeri normal intrakranial memperberat keadaan persepsi pasien terhadap
b. Pemeriksaan penglihatan klien normal, klien batuk dan penyakitnya tidak akan
lapang pandang normal, Pupil isokor mengedan berpengaruh terhadap
3mm/3mm, terdapat reflek cahaya fungsi penginderaan
c. Sensasi raba tidak mengalami gangguan
d. Telinga: tidak ada gangguan pendengaran
e. Hidung: Fungsi pembau normal
f. Lidah: kemampuan merasa makanan
normal
g. Kulit: Dapat membedakan kasar dan
halus, serta dapat membedakan suhu
7. Cairan Pasien minum lebih kurang 750 cc/hari, tiap Tidak terdapat Cervical Sikap, keyakinan dan
elektrolit dan minum biasa diberikan melalui gelas, tidak gangguan dalam spendimyelopaty e.c pemahaman pasien serta
asam basa ada edema, tidak ada tanda-tanda dehidrasi, kebutuhan cairan HNP persepsi pasien
pemeriksaan elektrolit dalam rentang normal. dan asam basa kebutuhan cairan
Terpasang infus NaCl 0,9% 500ml/ 8jam. khususnya per oral masih
Tekanan Darah 130/80 mmHg, Nadi 82 belum paham.
x/menit, Suhu 36.3oC, respirasi 19 x/menit.
Pengkajian Stimulus
Pola Pengkajian Perilaku
Stimulus Fokal Stimulus Kontekstual Stimulus Residual
8. Neurologis Kesadaran kompos mentis, GCS 15 Gangguan Cervical Klien menganggap gaya
(E4V5M6), kekuatan otot melemah pada neuromuskular spendimyelopaty e.c hidup, dan pekerjaan
kedua ekstrimitas, HNP Post OP yang sering dilakukan
Tekanan Darah 130/90 mmHg, Nadi 93 Laminektomy. yang sudah dijalani juga
x/menit, Suhu 36.3oC, respirasi 22 x/menit, bisa berakibat terjadinya
klien tampak sedang memegangi kepalanya gangguan neurologis
dengan posisi mata tertutup.
Tidak ditemukan Tidak ada kemungkinan Lingkungan sangat
a. Kognitif Ingatan klien baik, tidak terjadi gangguan faktor-faktor yang faktor pencetus yang mendukung klien, seperti
menyebabkan menyebabkan terjadinya ayah klien yang selalu
gangguan kognitif gangguan kognitif memberikan support
sistem kepada klien
hingga klien dapat
menerima kedaannya.
Peningkatan tekanan Faktor risiko yang
b. Kesadaran Kesadaran klien compos mentis (sadar dapat menyebabkan mendukung terjadinya Klien menerima
penuh), klien masih peka dengan rangsangan gangguan pada otak suatu masalah keadaanya, klien
nyeri, orientasi dengan orang, lingkungan yang menyebabkan diantaranya penurunan mendapat dukungan
baik. perubahan daya tahan tubuh penuh dari keluarga klien
kesadaran pada
klien.
9. Endokrin Tidak ada kelainan yang berhubungan Tidak ada gangguan Tidak ada faktor Sikap, keyakinan dan
dengan sistem endokrin langsung pada pencetus atau presipitasi pemahaman klien serta
sistem endokrin. yang yang berisiko perilaku klien
memperngaruhi sistem menunjukkan
endokrin. ketidaktahuan.
Pengkajian Stimulus
Pola Pengkajian Perilaku
Stimulus Fokal Stimulus Kontekstual Stimulus Residual
Perkembangan Tidak ada gangguan pada Tidak terdapat kelainan Tidak ada faktor Klien menyadari
diri perkembangan diri klien. Klien yang dapat menyebabkan pencetus/presipitasi dan faktor bahwa dirinya sudah
kooperatif selama menjalani gangguan perkembangan risiko terhadap perkembangan. memasuki masa
proses perawatan klien. dewasa.
Focus diri Tidak ada gangguan pada focus Tidak terdapat masalah Tidak ada faktor pencetus Sikap dan perilaku
diri yang berarti pada fokus maupun faktor risiko yang klien yang tetap bisa
diri klien. dapat menyebabkan gangguan fokus dalam
pada focus diri klien. berinteraksi.
Identitas diri Tidak ada gangguan pada Tidak terdapat gangguan Tidak ada faktor pencetus Klien menerima
identitas diri, orientasi klien baik. langsung. maupun faktor risiko yang kedaannya dan
Klien ingin cepat sembuh. dapat menyebabkan gangguan berharap penyakitnya
pada fokus diri klien. bisa cepat sembuh.
Keluarga memberikan
dukungan penuh
kepada klien.
Pengambilan Selama sakit, semua kegiatan Cervical spendimyelopaty Faktor pencetus yang mungkin Klien menyadari
peran digantikan dan kebutuhan e.c HNP Post OP terjadi yang menyebabkan terjadi bahwa selama sakit
klien selama di rumah sakit Laminektomy yang pengambilan peran adalah kondisi tidak bisa melakukan
juga dibantu oleh anak klien menyebabkan klien tidak klien yang masih belum bisa untuk apa-apa dan berharap
Pengkajian Stimulus
Pola Pengkajian Perilaku
Stimulus Fokal Stimulus Kontekstual Stimulus Residual
mampu melaksanakan beraktivitas secara normal. penyakitnya segera
perannya seperti biasa sembuh.
Integrasi peran Selama di rumah sakit, semua Tidak terdapat suatu Tidak ada faktor Klien menyadari
kebutuhan klien dibantu oleh masalah yang dapat pencetus/presipitasi dan faktor bahwa selama sakit
keluarga (ayah klien). menyebabkan gangguan risiko terhadap perkembangan. tidak bisa melakukan
integrasi peran. apa-apa dan berharap
penyakitnya segera
sembuh.
4. Adaptasi Interdependensi
Pengkajian Stimulus
Pola Pengkajian Perilaku
Stimulus Fokal Stimulus Kontekstual Stimulus Residual
Affectional Selama sakit, klien tidak dapat Rasa nyeri post OP yang Faktor yang mungkin dapat Klien berharap cepat sembuh
adequacy melakukan kegiatan sehari- hilang timbul dapat menjadi pencetus adalah dan bisa melakukan aktivitas
hari, semua kebutuhannya menyebabkan klien tidak proses valsava maneuver. seperti semula.
dibantu oleh keluarga (anak dapat melakukan kegiatan
klien) dan perawat. sehari-hari.
Sumber daya Klien sudah memahami tentang Klien dan keluarga Pemahaman yang baik dapat Klien berharap segera pulang
yang adekuat program terapi yang harus pernah terpapar informasi menurunkan stress pasien. dan menjalani perawatan lanjut
dijalani untuk penyembuhan mengenai pengobatan untuk pengobatan penyakitnya
penyakitnya perawatan di RS Keluarga memberikan
dukungan dan bantuan penuh
kepada klien, hubungan antara
klien, keluarga, dan perawat
baik, komunikasi juga baik,
semua pembiayaan selama
perawatan di rumah sakit
Pengkajian Stimulus
Pola Pengkajian Perilaku
Stimulus Fokal Stimulus Kontekstual Stimulus Residual
ditanggung oleh rumah sakit.
4. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian diatas, diagnosa yang muncul pada Tn. B berdasarkan
NANDA 2009-2011, antara lain:
1. Nyeri berhubungan dengan luka post OP laminektomy. Data yang mendukung adalah:
klien mengatakan nyeri dibagian luka, nyeri dirasakan hilang timbul, nyeri seperti teriris
dengan frekuensi tidak tentu setiap hari, nyeri dirasakan hanya pada area itu saja dengan
skala 5-6 dalam skala nyeri 0 – 10. Tekanan Darah 130/80 mmHg, Nadi 82 x/menit,
Suhu 36.3oC, respirasi 19 x/menit, klien tampak meringis.
2. Gangguan pergerakan fisik b.d. nyeri akibat terjadi herniasi pada tulang belakang/ post
OP, Data yang mendukung adalah: klien mengatakan nyeri dibagian luka, anggota
badannya masih terasa lemas untuk digerakan. ADL klien di bantu oleh orang lain.
Pengkuran kekuatan otot :
33333 33333
33333 33333
Keterangan:
Semua ekstremitas masih dalam keadaan kaku pasca operasi.
5. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi
1 Gangguan aktifitas fisik Setelah diberikan penjelasan Mengkaji kekuatan motorik kaki klien.
sehubungan dengan dan demonstrasi gerakan
kelemahan kaki dan selama 30 menit klien dapat :
kecemasan post operasi.
mengikuti gerakan yang Menjelaskan pada klien tentang pergerakan tubuh secara anatomis untuk
menjaga stamina
diajarkan.
Analgesic Administration
Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum
pemberian obat
Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi
Cek riwayat alergi
Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri
Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal
Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur
Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali
Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat
Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)
3 Potensial cedera berulang Setelah tindakan keperawat-an Berikan penjelasan tentang proses dan prognosis, pembatasan aktivitas ;
sehubungan dengan dalam waktu 45 menit klien contoh tidak melakukan olah raga berat.
Kriteria :
Klien berpartisipasi dalam Diskusi pengobatan dan efek samping, contoh obat yang dapat menurunkan
pengobatan. rasa nyeri. (analgetika, relaksan otot).
Anjurkan klien untuk menggunakan alas yang keras, bantal kecil di bawah
leher, tidur dengan lutut fleksi dengan posisi terlentang.
7. IMPLEMENTASI
Respon klien:
DS: pasien mengatakan nyaman, nyeri berkurang
DO: TD 130/80, N 80 RR 19x/m, S 36,5 C, pasien bisa melakukan tarik nafas dalam, skala nyeri “6”, klien
tampak rileks, tidak ada respon negatif pada klien setelah obat injeksi dimasukan.
2 16 Monitor asupan nutrisi dan kalori
September Auskultasi bising usus
2013 Observasi adanya mual dan muntah
12.00 WIB Memonitor respirasi rate klien
Mengkaji aktivitas klien (indeks kats)
Mengajarkan klien untuk mobilisasi di tempat tidur ( miring kanan miring kiri) tiap 2 jam.
Melibatkan keluarga untuk dekat dengan klien
Respon klien :
DS: klien mengatakan tidak bisa duduk lama karena pusing, posisi miring menurut klien lebih enak/
nyaman, namun klien masih merasakan kaku pada lehernya.
DO: RR 22 x/menit, Indeks Kats “6”, keluarga klien kooperatif. Klien dalam posisi miring kanan, 2 jam
pertama.
3 16 Memberikan penkes pada klien dan keluarga tentang penyakit yang sedang dideritanya, serta bagaimana
September cara penanganannya.
2013 Memberikan support pada klien dan keluarga untuk patuh terhadap trapi medis yang sedang di lakukan.
13.30 WIB Mengajarkan pada klien tetang cara- cara mobilisasi di tempat tidur ( ROM aktif ).
Respon klien:
DS: klien mengatakan sedikit memahami tetang penyakit yang sekarang dideritanya. Akan mengikuti
Respon klien:
DS: pasien mengatakan lebih enakan dibandingkan hari kemarin, nyeri berkurang, kekakuan pada kedua
tangan dan kaki sedikit berkurang, namun sepertinya masih agak lemas, seperti kekurangan tenaga.
DO: TD 140/90, N 88 RR 22x/m, S 37 C, pasien bisa melakukan tarik nafas dalam, klien diajak, skala
nyeri “5”.
5 17
September Memonitor respirasi rate klien
2013 Monitor adanya penurunan fungsi neurologis
12.00 WIB Mengkaji aktivitas klien dan mobilisasi
Mengajarkan klien untuk mobilisasi di tempat tidur ( miring kanan miring kiri) tiap 2 jam.
Melibatkan keluarga untuk dekat dengan klien
Respon klien :
DS: klien mengatakan tidak bisa duduk lama karena pusing, posisi miring menurut klien lebih enak/
nyaman, namun klien masih merasakan kaku pada lehernya.
DO: RR 22 x/menit, Indeks Kats “6”, keluarga klien kooperatif. Klien dalam posisi miring kanan, 2 jam
pertama. Tidak penurunan fungsi neurologis.
6 17 Melakukan evaluasi tentang pemahaman klien dan keluarga, dalam konteks pemahaman terhadap penyakit
September yang sedang dideritanya.
2013 Memberikan support pada klien dan keluarga untuk patuh terhadap trapi medis yang sedang di lakukan.
13.00 WIB Mengajarkan pada klien tetang cara- cara mobilisasi di tempat tidur ( ROM aktif ).
Respon klien:
DS: pasien mengatakan lebih enakan dibandingkan hari kemarin, nyeri berkurang, kekakuan pada kedua
tangan dan kaki sedikit berkurang, namun sepertinya masih agak lemas, seperti kekurangan tenaga.
DO: TD 140/90, N 88 RR 22x/m, S 37 C, pasien bisa melakukan tarik nafas dalam, klien diajak, skala
nyeri “4”. Luka post op bersih, tidak ada tanda2 infeksi.
8 18
September Memonitor respirasi rate klien
2013 Mengkaji aktivitas klien dan mobilisasi
12.00 WIB Mengajarkan klien untuk mobilisasi di tempat tidur ( miring kanan miring kiri) tiap 2 jam.
Melibatkan keluarga untuk dekat dengan klien
Respon klien :
DS: klien mengatakan tidak bisa duduk lama karena pusing, posisi miring menurut klien lebih enak/
nyaman, namun klien masih merasakan kaku pada lehernya.
DO: RR 22 x/menit, Indeks Kats “6”, keluarga klien kooperatif. Klien dalam posisi miring kanan, 2 jam
pertama.
7 18 Melakukan evaluasi tentang pemahaman klien dan keluarga, dalam konteks pemahaman terhadap penyakit
Respon klien:
DS: klien mengatakan sedikit memahami tetang penyakit yang sekarang dideritanya. Akan mengikuti
terapi medis yang sedang dilakukan.
DO: Klien tampak rileks, klien koopertif saat dilakukan latihan ROM aktif, anggota gerak pada kedua
ektrimitas mengalami peningkatan kekuatan.
Pengkuran kekuatan otot :
4444 4444
4444 4444
Respon klien:
DS: pasien mengatakan lebih enakan dibandingkan hari kemarin, nyeri sudah semakin berkurang,
kekakuan pada kedua tangan dan kaki sudah berkurangberkurang.
DO: TD 120/90, N 83 RR 20x/m, S 37 C, pasien bisa melakukan tarik nafas dalam, klien diajak, skala
nyeri “2”.
19 Melakukan evaluasi tentang pemahaman klien dan keluarga, dalam konteks pemahaman terhadap penyakit
September yang sedang dideritanya.
2013 Melakukan pengkajian kekuatan otot
17.00 WIB Mengajarkan pada keluarga klien untuk membantu klien dalam melakukan aktifitas (ROM aktif ) di
rumah.
Respon klien:
DS: klien mengatakan memahami tetang penyakit yang sekarang dideritanya, bagaimana pencegahannya
agar tidak berulang, dan menyebutkann faktor- faktor apa saja yang dapat memicu kejadian HNP berulang.
DO: Klien tampak rileks, klien koopertif saat dilakukan latihan ROM aktif, anggota gerak pada kedua
ektrimitas mengalami peningkatan kekuatan.
Pengkuran kekuatan otot :
5555 5555
5555 5555
8. EVALUASI
A.:
Gangguan rasa nyaman nyeri belum teratasi
P:
Memantau TTV
Kaji tingkat nyeri
Mengatur posisi klien
Mengajarkan tehnik relaksasi dan distraksi lebih lanjut
Menciptakan lingkungan yang alan dan nyaman
2 16 S:
September Klien mengatakan susah makan dan minum, tidak menyukai makanan yang disediakan oleh RS.
2013 klien mengatakan tidak bisa duduk lama karena pusing, posisi miring menurut klien lebih enak/ nyaman,
10.00 WIB namun klien masih merasakan kaku pada lehernya.
O:
RR 22 x/menit, Indeks Kats “6”, keluarga klien kooperatif. Klien dalam posisi miring kanan, 2 jam
pertama.
A:
Masalah mobilisasi belum tertasi, muncul masalah baru terkait nutrisi.
P:
Memantau asupan nutrisi tiap hari
Monitor asupan nutrisi dan kalori
Auskultasi bising usus
Memonitor respirasi rate klien
Mengkaji aktivitas klien (indeks kats)
Mengajarkan klien untuk mobilisasi di tempat tidur ( miring kanan miring kiri) tiap 2 jam.
Melibatkan keluarga untuk dekat dengan klien
3 16 S:
September klien mengatakan sedikit memahami tetang penyakit yang sekarang dideritanya. Akan mengikuti terapi
2013 medis yang sedang dilakukan.
13.00 WIB O:
Klien menghabiskan makan 100cc dari porsi yang seharusnya yaitu 250cc, mukosa bibir kering. Klien
tampak lemah ditempat tidur. Klien tampak rileks, klien koopertif saat dilakukan latihan ROM aktif.
A:
Masalah nutrisi dan resiko kembuhan/ penambahan komlikasi yang terjadi, belum teratasi.
P:
Pastikan kesiapan pasien untuk makan.
Memberikan kesempatan kepada klien waktu yang cukup untuk makan
4 17 S:
September pasien mengatakan lebih enakan dibandingkan hari kemarin, akan tetapi klien mengatakan badannya masih
2013 terasa lemah, bila duduk terlalu lama pusing., nyeri berkurang, kekakuan pada kedua tangan dan kaki
10.00 WIB sedikit berkurang, namun sepertinya masih agak lemas, seperti kekurangan tenaga.
O:
Klien tampak lemah ditempat tidur, TD 140/90, N 88 RR 22x/m, S 37 C, pasien bisa melakukan tarik
nafas dalam, skala nyeri “5”.
A:
Aktivitas masih intoleran, masalah belum teratasi
P:
Kaji kemampuan aktivitas dan motorik klien
Memberikan posisi sesuai posisi anatomi
Menjaga linen tetap bersih, kering dan tidak kusut
memasang penghalang tempat tidur
Membantu klien melakukan ADL
1 17 S:
September klien mengatakan tidak bisa duduk lama karena pusing, posisi miring menurut klien lebih enak/ nyaman,
2 17 S:
September Klien mengatakan sedikit memahami tetang penyakit yang sekarang dideritanya. Akan mengikuti terapi
2013 medis yang sedang dilakukan.
13.30WIB O:
Klien tampak rileks, klien koopertif saat dilakukan latihan ROM aktif, anggota gerak pada kedua
ektrimitas mengalami peningkatan kekuatan.
A:
Masalah nutrisi belum teratasi, masalah imobilisasi tertasi sebagaian.
P:
Memantau asupan tiap hari
Memberikan makanan cair sesuai program
Mengidentifikasi mual/muntah
Melakukan evaluasi tentang pemahaman klien dan keluarga, dalam konteks pemahaman terhadap penyakit
3 18 S:
September pasien mengatakan lebih enakan dibandingkan hari kemarin, nyeri berkurang,klien sudah mau makan
2013 dengan jumlah lebih banyak dari hari kemarin. kekakuan pada kedua tangan dan kaki sedikit berkurang,
10.30WIB namun sepertinya masih agak lemas, seperti kekurangan tenaga.
O:
TD 140/90, N 88 RR 22x/m, S 37 C, pasien bisa melakukan tarik nafas dalam, klien diajak, skala nyeri
“4”. Luka post op bersih, tidak ada tanda2 infeksi.
A:
Masalah nyeri dan imobilisasi, asupan nutrisi, dan resiko kekambuhan teratasi sebagian.
P:
Pastikan kesiapan pasien untuk makan.
Memberikan kesempatan kepada klien waktu yang cukup untuk makan
Memberikan perawatan mulut
Memberikan posisi tegak lurus 30-45 derajat setelah klien makan
Memantau tanda-tanda vital
Mengkaji skala nyeri
Melakukan penggantian balutan luka post op laminektomy.
Mengajarkan relaksasi dan distraksi untuk mengurangi nyeri
Memasukkan obat per injeksi Keterolac 1 x 30 Mg IV
4 18 S:
September klien mengatakan tidak bisa duduk lama karena pusing, posisi miring menurut klien lebih enak/ nyaman,
2013 namun klien masih merasakan kaku pada lehernya.
12.30WIB O:
Klien tampak lemah ditempat tidur, RR 22 x/menit, Indeks Kats “4”, keluarga klien kooperatif. Klien
dalam posisi miring kanan, 2 jam pertama.
A:
Aktivitas masih intoleran, belum teratasi sepenuhnya.
1 18 S:
September klien mengatakan sedikit memahami tetang penyakit yang sekarang dideritanya. Akan mengikuti terapi
2013 medis yang sedang dilakukan.
13.30WIB O:
Klien tampak rileks, klien koopertif saat dilakukan latihan ROM aktif, anggota gerak pada kedua
ektrimitas mengalami peningkatan kekuatan.
Pengkuran kekuatan otot :
4444 4444
4444 4444
A.:
Gangguan rasa nyaman nyeri, imobilisasi fisik, dan nutrisi teratasi sebagian.
P:
Memantau TTV
Kaji tingkat nyeri
Mengatur posisi klien
Mengajarkan tehnik relaksasi dan distraksi
Menciptakan lingkungan yang alam dan nyaman
Memberikan obat per injeksi analgetik sesuai program : Ketorolac 30 gram 3x1
Melakukan evaluasi tentang pemahaman klien dan keluarga, dalam konteks pemahaman terhadap penyakit
yang sedang dideritanya.
2 19 S: pasien mengatakan lebih enakan dibandingkan hari kemarin, nyeri sudah semakin berkurang, kekakuan
September pada kedua tangan dan kaki sudah berkurangberkurang.
2013
10.00WIB Klien mengatakan susah makan dan minum, mual +, muntah -
O:
TD 120/90, N 83 RR 20x/m, S 37 C, pasien bisa melakukan tarik nafas dalam, klien diajak, skala nyeri
“2”.
A:
Masalah resiko kekambuhan, nyeri, dan imobilisasi belum teratasi sepenuhnya
P:
Memantau asupan tiap hari
Memberikan makanan cair sesuai program
Mengidentifikasi mual/muntah
Memantau tanda-tanda vital
Mengkaji skala nyeri post OP hari ke- 7
Memberikan posisi yang nyaman bagi klien
Memberikan latihan duduk di atas tempat tidur klien, berdiri, dan berjalan pelan.
Mengajarkan relaksasi dan distraksi untuk mengurangi nyeri
3 19 S:
September klien mengatakan memahami tetang penyakit yang sekarang dideritanya, bagaimana pencegahannya agar
2013 tidak berulang, dan menyebutkann faktor- faktor apa saja yang dapat memicu kejadian HNP berulang.
17.30 WIB O:
19 Klien tampak rileks, klien koopertif saat dilakukan latihan ROM aktif, anggota gerak pada kedua
September ektrimitas mengalami peningkatan kekuatan.
2013 19.30 Pengkuran kekuatan otot :
WIB 5555 5555
5555 5555