Anda di halaman 1dari 48

Pemasangan IVFD dan

Tranfusi

Ns. Tini, S.Kep.,M.Kep


Pemasangan Intra Venous Fluid Drain (IVFD)
dan Tranfusi Darah
Pemasangan IVFD merupakan prosedur memasukkan jarum/kanula ke
dalam vena untuk dilewati cairan infus atau pengobatan.
Indikasi : Mengganti kehilangan cairan dan plasma
Tranfusi darah adalah proses pemindahan dari seseorang yang sehat (donor)
ke orang sakit (resipien), bisa berupa darah lengkap atau komponen darah
Tujuan :
Memelihara & mempertahankan kesehatan donor
Memelihara keadaan biologis darah atau komponennya agar tetap bermanfaat
Memelihara & mempertahankan volume darah yang normal pada peredaran
darah
Mengganti kekurangan komponen selular atau kimia darah
Meningkatkan oksigenasi jaringan
Memperbaki fungsi homeostasis
Tindakan terapi kasus tertentu
Prinsip Pemasangan IVFD
Sterilitas
Suci hama tempat insersi (desinfeksi)
Cairan, jarum dan infus set HARUS steril
Cuci tangan dan sarung tangan steril
Tempat dan arah tusukan benar
Fiksasi
Pemilihan caran infus
Kecepatan tetesan cairan (tinggi kantung infus
± 90 cm dari permukaan tubuh)
Selang infus terpasang dengan benar, lurus,
tidak melengkung, tidak terlipat atau terlepas
dari sambungannya
Hindari sumbatan pada jarum / kateter IV
Jangan memasang dekat persendian, vena
berkelok atau mengalami spasme
Lakukan evaluasi secara periodic
Prosedur Pemasangan IVFD
Fase Orientasi : Salam teraupetik, Evaluasi validasi, Kontrak
Fase Kerja :
Persiapan Alat
 Bak instrument berisi hand scon dan kasa steril
 Infus set / blood set steril
 Jarum / wingnedle / abocath dengan nomer yang sesuai
 Korentang dan tempatnya
 Kom tutup berisi kapas alcohol
 Standart infus
 Bidai dan pembalut jika perlu
 Perlak dan alasnya
 Pembendung (tourniquet)
 Plester
 Gunting verban
 Bengkok
 Sarung tangan bersih
 Alcohol 70%
 Cairan sesuai kebutuhan, misal NaCl 0,9%, Dextrose 5%, dll.
Persiapan Pasien :
1. Memperkenalkan diri
2. Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan dan meminta
kesediaan pasien (Informed Consent)
3. Atur posisi yang nyaman bagi klien
4. Pilih lengan yang jarang digunakan pasien
5. Identifikasi vena yang akan ditusuk
6. Bebaskan lokasi penusukan dari pakaian yang menutupi
Persiapan Lingkungan :
1. Ciptakan lingkungan yang tenang dan aman
2. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur
3. Membawa alat ke dekat pasien
Cara Pemasangan
Cuci tangan
Pasang alas dibawah anggota tubuh yang
akan dipasang IVFD
Pasang Infus set :
Buka tutup botol cairan infus dan masukkan
pipa saluran infus
Alirkan cairan di selang infus dan pastikan
tidak ada udara
Isi tabung tetesan sampai ½
Gantungkan pada tiang infus
Siapkan IV Cath pada Bak instrument steril
Bendung lengan pasien pada bagian
proksimal dengan tourniket
Pasang sarung tangan steril
Lakukan desinfeksi lokasi penusukan
secara sirkuler
Insersi jarum kedalam vena dengan
jarum menghadap ke atas dan sudut
30-40 derajat terhadap permukaan kulit
Jika jarum berhasil masuk kedalam
lumen vena, akan terlihat darah
mengalir keluar
Turunkan kateter sejajar kulit, tarik
jarum tajam dalam kateter vena kira-
kira 1 cm ke arah luar (1/2 dari
Panjang kateter vena)
Dorong kateter vena yang berwarna
putih ke dalam vena
Lepaskan tourniket
Pasang infus atau blood set yang telah
terhubung dengan cairan infus
Pastikan cairan masuk untuk melihat
kelancaran tetesan
Fiksasi dengan kasa steril dan plester dan bidai jika
diperlukan
Atur tetesan infus sesuai kebutuhan
Tulis tanggal pemasangan pada plester
Buang sampah medis ke tempat yang disediakan
Rapikan alat dan pasien
Melepas sarung tangan dan cuci tangan
Dokumentasikan
Evaluasi Sikap
1. Hati-hati, cermat dan teliti
2. Peka terhadap kondisi terbaru klien
3. Jangan memperburuk kondisi klien
Pemasangan Tranfusi
Darah
Jenis Komponen Darah

1. Darah utuh/lengkap (Whole Blood)


2. Darah didapatkan/darah endap (Packed
Red Cell)
3. Konsentrat SDM
4. Darah merah cuci (Washed Erytrocite)
5. Sel darah merah beku dan dicairkan
6. Trombosit
7. Plasma
8. Cryoprecipitate (Konsentrat faktor
VIIIc)
1. Darah Lengkap
 Berisi 250-500 ml darah yang masih lengkap komponennya
 Jenis :
 Darah utuh sangat segar (<6 jam)
 Darah utuh segar (<24 jam)
 Darah utuh simpan
 Digunakan sebagai pengganti eritrosit (Hb) dan volume yang
hilang
 Indikasi : perdarahan > 30 % EBV setelah distabilkan dengan
cairan elektrolit
 Kecepatan tranfusi : 150-200 ml/jam (dewasa) dan 2-5
ml/KgBB/Jam (anak-anak)
2. Darah Endap
 Dalam 250 ml darah utuh didapatkan 100-125 ml PRC
 Berisi eritrosit dan sedikit plasma dengan Ht 70-80 %
 Dapat disimpan selama 12 jam jika dibuat dengan sistem terbuka pada
suhu ± 20C dan tahan sampai 30 hari jika dibuat dengan sistem tertutup
 Indikasi : anemia tanpa penurunan volume darah dengan tanda Oxygen
need
 Keuntungan :
 Dalam 250 PRC diperoleh kenaikan Hb 2 X lebih banyak (0,5
mg/dl)
 Resiko overload lebih kecil
 Kecepatan tranfusi : 100-150 ml/jam (dewasa) dan 2-5 ml/KgBB/jam
(anak-anak)
3. Konsentrat SDM
 Menggunakan larutan SAG-M yang
memungkinkan pembuangan semua plasma guna
produksi komponen darah serta memperpanjang
lama penyimpanan SDM dari 4 menjadi 5 minggu
 Tidak terdapat protein plasma sehingga mengurangi
viskositas dan memungkinkan tranfusi lebih cepat
4. Darah Merah Cuci
 Terbuat dari PRC yang dicuci normal saline 3X
untuk membuang leukosit dan antibody plasma
yang menempel dieritrosit
 Sediaan harus digunakan 4-6 jam setelah
pembuatan
 Indikasi :Klien yang memerlukan tranfusi
berulang-ulang dan yang pernah mengalami reaksi
demam karena leukosit donor
5. SDM Beku dan Dicairkan
 SDM dibersihkan dari leukosit, trombosit dan
protein plasma
 Sangat mahal
 Indikasi : penderita golongan darah langka atau
dengan Ab terhadap Ag umum seperti cartwright,
vel atau gerbich
 Dapat disimpan sampai 10 tahun
6. Trombosit
 Dari 250 ml darah utuh diperoleh PRP (platelet rich
plasma) atau 20 ml TC (tombocyte concentrate)
 PRP berisi 90 % dan TC 70-80 % trombosit yang
semula ada dalam darah utuh
 Satu unit PRP/TC dapat menaikkan kadar
trombosit 5000/mm3
 Indikasi : trombositopeni akibat DHF
 Kecepatan tranfusi : 150-300 ml/jam (dewasa) dan
1-2 ml/KgBB/Jam (anak-anak)
7. Plasma
 Dari 250 ml darah utuh diperoleh 125 ml plasma
 Indikasi : mengatasi gangguan pembekuan darah
akibat defisiensi faktor koagulasi
 Jenis :
a. Plasma segar beku (Fresh Frozen Plasma)
b. Plasma segar (Fresh Plasma)
c. Plasma biasa
 Kecepatan Tranfusi : 150-300 ml/jam (dewasa) dan 1-
2 ml/KgBB/Jam (anak-anak)
a. Plasma Segar Beku
• faktor koagulasi kecuali trombosit
• Untuk mengatasi defisiensi yang belum jelas
• Dapat bertahan sampai 1 tahun
b. Plasma Segar
• Berasal dari darah utuh segar < 6 jam
• Berisi faktor koagulasi dan trombosit
c. Plasma Biasa
• Berisi protein plasma dan sedikit faktor koagulasi
• Penggunaannya tidak dianjurkan lagi, diganti dengan
larutan koloid/albumin
8. Cryoprecipitate
 Dari 250 ml darah utuh diperoleh 15-20 ml
cryopreciptate yang berisi 50-75 IU faktor VIIIc
dan 0-125 mg fibrinogen
 Indikasi : def. faktor VIIIc, hemofili
Pertimbangan Tranfusi

Pedoman WHO :
1. Tranfusi darah tidak boleh diberikan tanpa
indikasi kuat
2. Tranfusi hanya diberikan berupa komponen
darah pengganti yang hilang/kurang

Lansteiner :
“Tranfusidarah tidak boleh diberikan,
kecuali manfaatnya melebihi resikonya”
Perdarahan akut setelah
penggantian cairan & elektrolit
Anemia kronis jika Hb tidak
Indikasi Tranfusi

dapat ditingkatkan dengan cara


lain
Gangguan pembekuan darah
karena defisiensi komponen
Plasma loss atau
hipoalbuminemia jika tidak
dapat diberikan plasma
subtitutes atau larutan albumin
Anemia
 Oxygen Need : sesak,
mata berkunang,
palpitasi, pusing, Hb sekitar 8
gelisah, Hb < 6 mg/dl (Tolerable)
 Perdarahan dengan Hb sekitar 10
loss EBV (Estimated Tranfusi (Optimal)
Blood Volume) Hb > 10 pada
sampai 30 % dan pasien dengan
setelah diberi cairan decompensated
 Kisaran Hb sekitar 5 sistem KV
(Critical)
Pilihan Waktu Tranfusi
Ongoing Loss Anemia Pre Operatif
 Pemberian tranfusi  Dulu : batas Hb aman 10
semininimal mungkin mg/dl
untuk tetap berada diatas  Sekarang : Hb 8 mg/dl bagi
batas critical agar pasien tanpa komplikasi
oksigenisasi terjaga optimal gangguan KV
 Setelah sumber perdarahan  Pasien bedah elektif bisa
dihentikan baru berikan diberikan terapi obat (Fe &
tranfusi sampai batas Vit) dan nutrisi bukan
tolerable/optimal dipercepat dengan tranfusi
Lanjutan
 Pasien Demam  Jika tranfusi masih
 Atasi demam dapat ditunda :
sebelum ditranfusi  Berikan pada
 Bukan kontra pasien yang sudah
indikasi pada sadar dari anestesi
keadaan umum
mendesak (sepsis  Jangan diberikan
dengan anemia) pada malam hari
Komplikasi

Reaksi Circulatory Penulara


Reaksi lambat Overload n
cepat Penyakit
Demam Hepatitis
Alergi Malaria
Anafilakti Syphilis
k Perubahan HIV-
Hemolitik
Septik
Imunologi AIDS
CMV-
EBV
Reaksi
Cepat
“Timbul selama tranfusi
sampai 48 jam
sesudahnya”
1. Reaksi Demam

 Paling sering terjadi (75 %)


 Disebabkan oleh adanya reaksi antara
leukosit donor dan leukoaglutinin resipien
atau karena adanya bahan pirogen
 Timbul dalam waktu 0,5 sampai 3 jam setelah
tranfusi masuk
 Manifestasi demam, suhu meningkat 1 0C,
nadi cepat, TD normal, suhu dapat turun 2-12
jam setelah tranfusi dihentikan
1. Reaksi Demam
 Penatalaksanaan
 Segera hentikan tranfusi, ganti set infus dan berikan Nacl
0.9 %
 Obervasi TD, Nadi, Suhu, Pernafasan dan Perfusi
 Berikan antipiretika
 Ambil sampel urin dan plasma
 Kembalikan unit dan sampel darah & urin ke Bank Darah
 Setelah demam reda dan terbukti bukan reaksi
hemolitik/septik tranfution lanjutkan dengan unit darah
yang lain
1. Reaksi Demam

 Beberapa alasan untuk meneruskan tranfusi


pada situasi :
 Pemeriksaan identifikasi menunjukkan unit darah
memang benar dan penderita diketahui sering
mendapatkan reaksi demam saat tranfusi
 Reaksinya ringan dan terjadi pada akhir tranfusi
 Riwayat tranfusi penderita dikenal baik oleh
dokternya
 Plasma dan urin tidak menunjukkan adanya
hemoglobin
2. Reaksi Alergi
 Akibat dari terbentuknya immunokompleks sehingga
menyebabkan aktivitas komplemen dan degranulasi sel
mast & basofil yang melepaskan histamin
 Antigen yang terlibat Ig G & Ig A
 Gejala khas : pruritus dan urtikaria
 Dapat terjadi bronkospasme (wheezing) & sesak nafas,
anafilaksis dan kematian
 Penatalaksanaan
 Hentikan tranfusi, ganti set infus dan berikan NaCl 0.9 %
 Observasi TD, nadi, perfusi , nafas & suhu
 Berikan antihistamin (IM / IV)
3. Reaksi Anafilaktik
 Terjadi pada penderita defisiensi Ig A yang telah
memiliki anti Ig A dalam serumnya setelah
mendapat tranfusi dengan darah Ig A
 Terjadi kompleks antigen-antibodi yang
merangsang sistem komplemen dan menghasilkan
anaphylatonin >>> anaflaksis
 Prevalensi 1 : 3000
 Gejala : shock, broncospasme/laringospasme
3. Reaksi Anafilaktik
 Penatalaksanaan :
 Tinggikan kedua tungkai untuk memperbaiki venos return
 Hentikan tranfusi, ganti set infus dan beri NaCL 0.9 %
 Berikan adrenalin 0.1-0.2 mg (IV) diulang tiap 5-15 menit sampai
sirkulasi membaik
 Beri dopamin k/p
 Observasi TD, nadi, perfusi dan suhu
 Berkan antihistamin (IM/IV)
 Berikan hidrokortison 100 mg IV atau deksametason 4-5 mg IV
 Berikan O2
 Berikan aminofilin 5 mg/KgBB setelah TD membaik
 Jka terjadi cardiac arrest (nadi caarotis tidak teraba) segera lakukan
CPR
4. Reaksi Tranfusi Hemolitik

Akibat inkompatibilitas ABO


Gejala :
 Reaksi timbul pada awal tranfusi
 Reaksi ringan berupa panas, mual,
muntah, nyeri pinggang, lengan dan dada
 Reaksi berat disertai shock, gagal ginjal,
gangguan koagulasi, menggigil, renjatan,
hemoglobinemia, hemoglobinuria
4. Reaksi Tranfusi Hemolitik

Penatalaksanaan
 Hentikan tranfusi, ganti set infus set dan berikan Nacl 0,9
%
 Observasi TD, nadi, perfusi, nafas dan suhu

 Jika shock, beri adrenalin 0,1-0,2 mg IV diulang tiap 5-15


menit sampai sirkulasi membaik, lanjutkan dopamin drip
iv 5-10 mg/kgbb/menit sampai TDS > 100 mmHg &
perfusi jari hangat, serta tambahkan RL 1000 ml dalam 1-
2 jam
 Bila urin < 1 ml/kgBB, berikan furosemid 1-2 mg/kgBB

 Atasi demam
5. REAKSI TRANFUSI
BAKTERIEMIA/SEPTIK
 Akibat darah tercemar oleh kuman E. Coli,
proteus, P. Aeruginosa, K. Pneumoni yang
mampu tumbuh dan berkembang biak pada
suhu 4 0C sehingga mengakibatkan hemolisis
dan shock
 Gejala :
 Menggigil demam tinggi
 TD menurun dan shock berat
 Mual, muntah, nyeri seluruh tubuh
 Sering diikuti DIC
5. REAKSI TRANFUSI
BAKTERIEMIA/SEPTIK
 Penatalaksanaan :
 Segera hentikan pasien, ganti set infus dan
berikan nacl 0,9%
 Observasi Td, nadi, perfusi, nafas dan suhu
 Dopamin drip dan cairan
 Oksigen
 Antibiotika spektrum luas dan dosis tinggi
 Antipiretika
 Steroid
Conclussion
Reaksi Tranfusi
Tanda & Gejala
Demam Alergi Hemolitik Septik

Suhu naik ++ - ± ++
TD turun - ± ±

Nadi naik + + + ++
Hemoglobinemia/ikterus - - ++ ±

Hemoglobinuria - - ++ ±

Perdarahan - - + ±

Gatal & urticaria - ++ - -


Reaksi
Lambat
Reaksi Lambat
 Terjadi 3-21 hari setelah tranfusi
 Akibat antibodi yang terbentuk oleh
rangsangan berulang dan tidak terdeteksi
waktu reaksi silang
 Gejala : demam, badan sakit, ikterus dan
anemia
 Biasanya sembuh dengan sendirinya
Circulatory
Over Load
Circulatory Over Load

 Akibat pemberian tranfusi terlalu cepat atau


banyak
 Gejala : sesak nafas, batuk, CVP meningkat ,
edema paru
 Penatalaksanaan :
 Hentikan tranfusi
 Beri O2, posisi berbaring setengah duduk
 Furosemid 1-2 mg/kgBB IV
 Phlebotomy darah keluarkan 500 ml
Prosedur Pemasangan Tranfusi Darah

 Fase Orientasi : Salam teraupetik, Evaluasi


validasi, Kontrak
 Fase Kerja :

 Persiapan Alat :
 Larutan normal salin 0.9 %
 Blood set
 IV cuth
 Produk darah yang benar
 Sarung tangan sekali pakai
 Persiapan Pasien :
1. Memperkenalkan diri
2. Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan dan meminta kesediaan
pasien (Informed Consent)
3. Atur posisi yang nyaman bagi klien
4. Tentukan riwayat tranfusi dan catatan reaksi
5. Minta klien untuk dengan segera melaporkan gejala menggigil, sakit
kepala, gatal, kemerahan

 Persiapan Lingkungan :
1. Ciptakan lingkungan yang tenang dan aman
2. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur
3. Membawa alat ke dekat pasien
Cara
 Cuci tangan
 Kenakan sarung tangan
 Buat jalur IV dengan kateter besar dan Blood Set (SOP Prosedur
Pemasangan IVFD)
 Berikan larutan normal salin sebelum pemberian tranfusi (±100 cc)
 Identifikasi klien dan produk darah (Double Check) :
 Periksa kompatibilitas pada kantong darah dan informasi pada kantong darah
(Lembar PDUT)
 Periksa golongan darah & tipe rhesus
 Periksa ulang produk darah dengan advice
 Periksa tanggal kadaluarsa pada kantong darah
 Periksa darah dari adanya bekuan
 Observasi TTV 30 menit sebelum pemberian tranfusi, catat adanya
peningkatan suhu
Tusuk unit darah, pencet blik drip, biarkan filter
terisi darah
Buka klem pengaturan dan biarkan selang infus
terisi darah
Tetap bersama klien selama 15-30 menit masa
tranfusi dengan kecepatan aliran awal 2-5 ml/menit
Pantau TTV :
◦ tiap 5 menit selama 15 menit pertama
◦ Tiap 15 menit selama 1 jam berikutnya
◦ Tiap jam sampai unit darah diinfuskan (maksimal 4
jam)
◦ Selama 1 jam setelah tranfusi selesai
Kemasan sel darah biasanya diberikan 1,5 –
2 jam dan darah lengkap selama 2-3 jam
dengan faktor tetesan selang darah 10 gtt/ml
Setelah darah diinfuskan, bersihkan dengan
normal salin 0,9 %
Buang semua bahan yang telah digunakan
ditempat yang telah disediakan, lepaskan
sarung tangan dan cuci tangan
Catat tipe dan jumlah komponen darah serta
respon klien
Kewaspadaan Perawat

 Jangan pernah menyuntikkan obat kedalam


jalur IV saat pemberian tranfusi karena
kemungkinan inkompatibilitas dan
kontaminasi bakteri dari produk darah
 Unit darah dan filter darah jangan pernah
dibiarkan tergantung lebih dari 4 jam karena
bahaya pertumbuhan bakteri
WASSALAMUALAIKUM WR.WB

Terimakasih Atas Perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai