Anda di halaman 1dari 8

HANDOUT TRANSFUSI DARAH PADA ANAK

Mata kuliah : Keperawatan Anak

Topik : Transfusi Darah Pada Anak

Sub topic :

1. Pengertian Transfusi Darah Pada Anak.


2. Tujuan Transfusi Darah
3. Pemilihan Donor Darah
4. Darah Dan Produk Darah Untuk Transfusi
5. Prosedur Transfusi Darah Sesuai SOP
Waktu: 150 menit
Dosen : Intan Rina Susilawati, SST, M. Keb
Obyektif Perilaku Mahasiswa
Diakhir kegiatan belajar, peserta didik mampu menjelaskan tentang praktek
transfusi darah pada anak.
Sumber Pustaka
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/2695609/mengenal-transfusi-darah
https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/syarat-terima-transfusi-darah/
https://www.alomedika.com/tindakan-medis/prosedur-kegawatdaruratan-medis/transfusi-
darah/teknik

PENDAHULUAN

Cairan intravena dapat efektif dalam mengembalikan volume (darah) intravaskular,


namun cairan intravena tidak mempengaruhi kemampuan darah untuk membawa oksigen.
Jika sel darah merah dan sel darah putih, trombosit atau protein darah hilang karena
perdarahan atau penyakit, maka perlu dilakukan penggantian cairan berupa komponen-
komponen darah tersebut guna mengembalikan kemampuan darah untuk menstransport
oksigen dan karbondioksida, untuk membuat bekuan darah, untuk melawan infeksi dan
mempertahankan cairan ekstrasel tetap berada didalam kompartemen intravaskuler.

A. PENGERTIAN
Transfusi darah adalah memasukkan darah lengkap atau komponen darah kedalam
sirkulasi vena.

1
B. TUJUAN
1. Umum :
Untuk memenuhi kebutuhan sel darah : eritrosit, leukosit, trombosit, plasma
atau protein tubuh.
2. Khusus:
a. Untuk mengembalikan volume darah setelah perdarahan hebat
b. Untuk mengembalikan kemampuan darah membawa oksigen
c. Untuk memberikan faktor plasma, seperti faktor hemolitik (antihemophilic
factor, AHF) atau faktor VII atau konsentrasi trombosit yang mencegah atau
mengobati perdarahan

C. PEMILIHAN DONOR DARAH


Donor darah tidak boleh dilakukan oleh individu yang memiliki riwayat penyakit
hepatitis, infeksi HIV (atau orang yang memiliki faktor resiko terinfeksi HIV), penyakit
jantung, kanker berat, asma berat, gangguan perdarahan, atau kejang. Donasi dapat ditunda
untuk individu yang mengalami malaria atau pernah terpajan malaria atau hepatitis atau
sedang hamil, pembedahan, anemia, tekanan darah tinggi, atau rendah dan individu yang
sedang mengkonsumsi obat-obatan tertentu.

D. DARAH DAN PRODUK DARAH UNTUK TRANSFUSI


Sebagian besar klien tidak membutuhkan transfusi darah lengkap. Sering kali
transfusi berupa komponen tertentu adalah transfusi yang lebih tepat.

Produk Manfaat
Darah lengkap Tidak umum digunakan kecuali pada kasus perdarahan akut
yang ekstrem. Menggantikan volume darah dan semua
produk darah : SDM, plasma, protein plasma, trombosit
segar, dan faktor pembekuan lain.
Sel darah merah Meningkatkan kemampuan darah dalam membawa oksigen
pada pasien anemia, pembedahan atau klien yang menderita
gangguan perdarahan lambat. Satu unit meningkatkan
hematokrit sekitar 4%.
Sel darah merah otolog Menggantikan darah setelah pembedahan elektif yang

2
direncanakan. Klien mendonorkan darahnya untuk transfusi
otolog pada minggu 4-5 minggu sebelum pembedahan.
Trombosit Menggantikan trombosit pada klien yang menderita gangguan
perdarahan atau defisit trombosit. Trombosit segar adalah
yang paling efektif.
Plasma beku segar Memperbanyak volume darah dan memberikan faktor
pembekuan darah. Tidak perlu digolongkan dan dicocokkan
(tidak mengandung SDM).
Fraksi albumin dan Ekspander volume darah : memberikan protein plasma.
protein plasma
Faktor pembekuan Digunakan pada klien yang mengalami defisiensi faktor
darah dan kriopresipitat pembekuan. Masing-masing memberikan faktor berbeda yang
terlibat dalam jalur pembekuan darah : Kriopresipitat juga
mengandung fibrinogen.

E. PROSEDUR TRANSFUSI DARAH SESUAI SOP


1. Fase Pra Interaksi
Mengecek program terapi medic
Mempersiapkan alat :
a. Unit darah lengkap atau paket sel darah merah
b. Set pemberian darah (transfusi set)
c. Salin normal (NaCl 0,9%) 250 ml untuk infus
d. Tiang infus
e. Aboket/IV kateter/set punksi vena jarum ukuran 18 atau 19 (jika belum
terpasang)
f. Larutan povidon iodin
g. Swab alcohol
h. Plester
i. Sarung tangan bersih
j. Pengalas/perlak
k. Alat tulus (pen dan catatan)
l. Label pemasangan infus (jam, tanggal, terapi, tetesan)

3
2. Fase Interaksi
a. Mengucapkan salam terapeutik
b. Melakukan validasi atau evaluasi
c. Melakukan kontrak (topik, waktu, dan tempat)
d. Menjelaskan tujuan dan langkah-langkah tindakan
e. Menjaga privasi klien

3. Fase Kerja
a. Mencuci tangan dan menggunakan hand scoon
b. Meletakkan alat kedekat pasien
c. Mengatur posisi pasien
d. Pertahankan teknik aseptik saat menyiapkan cairan infus :
1) Gantungkan cairan infus (NaCl 0,9%) pada tiang infus dan lakukan
desinfeksi tutup botol cairan infus dengan kapas alkohol/swab antiseptik
2) Lepaskan selang transfusi set dari wadah dan tarik keluar
3) Geser klem selang disepanjang selang sampai berada tepat dibawah bilik
tetes untuk memfasilitasi aksesnya
4) Tutup klem selang transfusi set
5) Biarkan ujung selang transfusi set tetap tertutup plastik sampai transfusi
set
6) dipasang (untuk mempertahankan kesterilan ujung selang)
7) Lepaskan tutup botol/kantong cairan infus dan tusukan selang transfusi
set ke botol/kantong cairan infus
8) Isi “Chamber” dengan cairan infus 1/3-1/2 bagian dan alirkan cairan
sampai keujung selang. Jika didalam selang masih ada udara, maka buka
tutup jarum dan keluarkan udaranya hingga tidak ada, selanjutnya klem
selang infus dan tutup jarum kembali.

4
e. Memberikan label pada botol cairan infus NaCl 0,9% 250 ml (tanggal dan
jam pemasangan, tanggal dan jam dilepaskan, terapi, tetesan).

f. Tentukan area penusukan intravena kateter pada bagian distal terlebih dahulu
dan pilih vena yang besar, bila perlu cukur bulu pada area penusukan.
g. Letakkan pengalas dibawah area penusukan.
h. Memasang torniquet 5-15 cm diatas vena yang akan ditusuk sampai vena
terlihat jelas dan membersihkan area penusukan dengan kapas alkohol/swab
antiseptic. Untuk memobilisasi vena lakukan peregangan kulit dengan cara
menarik kulit dengan kuat kebagian distal.
i. Membuka jarum (aboket/vemflon), pegang kuat dengan tangan dominan lalu
masukkan jarum infus (aboket/vemflon) kedalam vena sepanjang 1 cm
dengan lubang jarum menghadap keatas dengan sudut 15-30 derajat.
j. Perhatikan keluarnya darah melalui jarum (aboket/vemflon). Jika terlihat ada
darah dalam jarum (aboket/vemflon) maka tarik keluar bagian dalam jarum
sejauh 1 cm sambil menyusupkan bagian luarnya lebih jauh kedalam vena.
k. Fiksasi tempat penusukan dengan menggunakan hansaplas, buka torniquet,
lalu tekan pada bagian atas vena dengan menggunakan ibu jari tangan kiri
agar darah tidak keluar. Kemudian jarum bagian dalam ditarik keluar,
selanjutnya sambungkan aboket/vemflon dengan selang infus set secara cepat
dan cermat.
l. Buka klem pada selang transfusi set dan bila tidak ada tanda-tanda infiltrasi
dan cairan infus dipastikan menetes dengan baik, kemudian melakukan

5
fiksasi jarum (aboket/vemflon) dengan plester (catatan : tempat penusukan
dapat ditutup dengan kasa + betadin).
m. Menghitung tetesan infus NaCl 0,9% dengan seksamaa sesuai instruksi.
n. Dapatkan komponen darah yang tepat untuk klien :
1) Periksa program dokter sesuai instruksi
2) Periksa format permintaan dan label kantong darah dengan seorang
teknisi laboratorium atau sesuai kebijakan lembaga. Khususnya periksa
nama klien, nomor identitas, golongan darah (A, B, AB atau O) dan
kelompok Rh klien, nomor donor darah, dan tanggal kadaluarsa darah.
Periksa adanya ketidaknormalan warna, gumpalan SDM, gelembung
udara dan bahan asing lainnya. Kembalikan darah yang sudah kadaluarsa
atau yang tidak normal ke bank darah
3) Dengan perawat lain, bandingkan catatan darah laboratorium dengan :
nama, nomor identitas klien, nomor pada label kantong darah, golongan
darah (A, B, AB atau O dan tipe Rh) pada label kantong darah
4) Jika ada informasi yang tidak begitu cocok, beritahu perawat yang
bertanggung jawab dan bank darah. Jangan memberikan darah sampai
ketidakcocokan diperbaiki atau diklarifikasi.
5) Tanda tangani format yang tepat dengan perawat lain sesuai dengan
kebijakan lembaga.
6) Pastikan bahwa darah ditinggalkan pada suhu ruangan tidak lebih dari 30
menit sebelum memulai transfusi. SDM akan rusak dan kehilangan
keefektifannya setelah ditinggalkan selama 2 jam pada suhu ruangan.
SDM yang lisis melepaskan kalum ke aliran darah yang menyebabkan
hiperkalemia. Lembaga dapat menetapkan waktu yang berbeda untuk
mengembalikan darah ke bank darah jika kantong darah tersebut tidak
dipakai. Saat komponen darah menghangat maka risiko pertumbuhan
bakteri juga meningkat. Jika pemberian transfusi darah ditunda tanpa
terduga maka kembalikan darah ke bank darah. Jangan menyimpan darah
didalam kulkas. Suhu kulkas tidak secara tepat diatur dan darah dapat
menjadi rusak.
7) Pastikan identitas klien.
8) Tanyakan nama lengkap klien

6
9) Periksa gelang tangan klien untuk melihat nama dan nomor identitasnya.
Jangan memberikan darah ke seorang klien yang tidak menggunakan
gelang tangan
o. Susun perlengkapan transfusi set :
Pastikan bahwa filter darah didalam bilik tetes tepat untuk darah
lengkap atau komponen darah yang akan ditransfusikan. Setelah cairan NaCl
0,9% diberikan sebelum memulai transfusi darah untuk membersihkan
kateter IV dari lauran atau obat yang tidak sesuai. Tutup klem transfusi set.
p. Persiapan kantong darah :
1) Balikkan kantong darah secara perlahan beberapa kali untuk mencampur
sel-sel darah dengan plasma. Membalikkan kantong darah dengan kasar
dapat merusak sel-sel darah.
2) Buka port kantong darah dengan menarik carikannya kebelakang.
3) Tusukan transfusi set kedalam kantong darah
4) Gantung kantong darah
5) Buka klem transfusi set secara perlahan
q. Tetapkan transfusi darah :
1) Darah akan mengalir kedalam bilik tetes yang sebelumnya telah berisi
cairan NaCl 0,9%
2) Ketuk-ketuk filter untuk mengeluarkan setiap residu udara didalam filter
3) Atur kembali kecepatan aliran darah dengan klem transfusi set
r. Pantau klien secara ketat selama 5 sampai 10 menit pertama :
1) Alirkan darah secara perlahan selama 15 menit pertama dengan tetesan
20 tetes per menit
2) Perhatikan adanya reaksi transfusi yang merugikan, seperti mengigil,
mual, muntah, takikardi. Mengidentifikasi reaksi tersebut dengan cepat
guna meminimalisir akibat dari reaksi transfusi.
3) Ingatkan klien atau keluarga untuk memanggil perawat jika gejala yang
tidak lazim dirasakan saat transfusi.
4) Jika reaksi ini terjadi maka laporkan pada perawat yang bertanggung
jawab dan lakukan tindakan keperawatan yang tepat.
s. Dokumentasikan data yang terkait :
Catat waktu mulai pemberian darah, termasuk tanda-tanda vital, jenis
darah, nomor unit darah, nomor urut (mis, nomor 1 dan 3 unit darah yang

7
diprogramkan), tempat punksi vena, ukuran jarum, dan kecepatan aliran
darah.
t. Pantau klien :
Lima belas menit setelah memulai transfusi, periksa TTV klien. Jika
tidak ada tanda-tanda reaksi tetapkan kecepatan aliran yang dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai