Anda di halaman 1dari 9

Prinsip Transfusi Darah

Penyimpanan darah
Gunakan darah yang telah diskrining dan bebas dari penyakit yang dapat ditularkan melalui
transfusi darah. Jangan gunakan darah yang telah kedaluwarsa atau telah berada di luar
lemari es lebih dari 2 jam.
Transfusi darah secara cepat dan jumlah yang besar dengan laju >15 ml/kgBB/jam dengan
darah yang disimpan pada suhu 4°C, dapat menyebabkan hipotermi, terutama pada bayi
kecil.
Masalah yang berkaitan dengan transfusi darah
Darah dapat menjadi media penularan infeksi (seperti malaria, hepatitis B dan C, HIV). Oleh
karena itu lakukan skrining donor darah seketat mungkin. Untuk memperkecil risiko, beri
transfusi darah hanya jika sangat diperlukan.
Indikasi pemberian transfusi darah
Lima indikasi umum transfusi darah:
 Kehilangan darah akut, bila 20–30% total volume darah hilang dan perdarahan
masih terus terjadi.
 Anemia berat
 Syok septik (jika cairan IV tidak mampu mengatasi gangguan sirkulasi darah dan
sebagai tambahan dari pemberian antibiotik)
 Memberikan plasma dan trombosit sebagai tambahan faktor pembekuan, karena
komponen darah spesifik yang lain tidak ada
 Transfusi tukar pada neonatus dengan ikterus berat.
Memberikan Transfusi Darah
Sebelum pemberian transfusi, periksa hal sebagai berikut:
 Golongan darah donor sama dengan golongan darah resipien dan nama anak serta
nomornya tercantum pada label dan formulir (pada kasus gawat darurat, kurangi
risiko terjadinya ketidakcocokan atau reaksi transfusi dengan melakukan uji silang
golongan darah spesifik atau beri darah golongan O bila tersedia)
 Kantung darah transfusi tidak bocor
 Kantung darah tidak berada di luar lemari es lebih dari 2 jam, warna plasma darah
tidak merah jambu atau bergumpal dan sel darah merah tidak terlihat keunguan atau
hitam
 Tanda gagal jantung. Jika ada, beri furosemid 1mg/kgBB IV saat awal transfusi
darah pada anak yang sirkulasi darahnya normal. Jangan menyuntik ke dalam
kantung darah.
Lakukan pencatatan awal tentang suhu badan, frekuensi napas dan denyut nadi anak.
Jumlah awal darah yang ditransfusikan harus sebanyak 20 ml/kgBB darah utuh, yang
diberikan selama 3-4 jam.
Selama transfusi
 Jika tersedia, gunakan alat infus yang dapat mengatur laju transfusi (lihat gambar)
 Periksa apakah darah mengalir pada laju yang tepat
 Lihat tanda reaksi transfusi (lihat di bawah), terutama pada 15 menit pertama
transfusi
 Catat keadaan umum anak, suhu badan, denyut nadi dan frekuensi napas setiap 30
menit
 Catat waktu permulaan dan akhir transfusi dan berbagai reaksi yang timbul.
Setelah transfusi
 Nilai kembali anak. Jika diperlukan tambahan darah, jumlah yang sama harus
ditransfusikan dan dosis furosemid (jika diberikan) diulangi kembali.
Reaksi yang timbul setelah transfusi
Jika timbul reaksi karena transfusi, pertama periksa label kemasan darah dan identitas
pasien. Jika terdapat perbedaan, hentikan transfusi segera dan hubungi bank darah.
Reaksi ringan (karena hipersensitivitas ringan)
Tanda dan gejala:
Ruam kulit yang gatal
Tatalaksana:
 Lambatkan transfusi
 Beri klorfenamin 0.1 mg/kgBB IM, jika tersedia
 Teruskan transfusi dengan kecepatan normal jika tidak terjadi perburukan gejala
setelah 30 menit
 Jika gejala menetap, tangani sebagai reaksi hipersensitivitas sedang (lihat bawah).
Reaksi sedang-berat (karena hipersensitivitas yang sedang, reaksi non-hemolitik, pirogen
atau kontaminasi bakteri)
Tanda dan gejala:
 Urtikaria berat
 Kulit kemerahan (flushing)
 Demam > 38°C (demam mungkin sudah timbul sebelum transfusi diberikan)
 Menggigil
 Gelisah
 Peningkatan detak jantung.
Tatalaksana:
 Stop transfusi, tetapi biarkan jalur infus dengan memberikan garam normal
 Beri hidrokortison 200 mg IV, atau klorfenamin 0.25 mg/kgBB IM, jika tersedia
 Beri bronkodilator, jika terdapat wheezing (lihat halaman 100-102)
 Kirim ke bank darah: perlengkapan bekas transfusi darah, sampel darah dari
 tempat tusukan lain dan sampel urin yang terkumpul dalam waktu 24 jam
 Jika terjadi perbaikan, mulai kembali transfusi secara perlahan dengan
 darah baru dan amati dengan seksama
 Jika tidak terjadi perbaikan dalam waktu 15 menit, tangani sebagai reaksi
 yang mengancam jiwa (lihat bagian bawah) dan laporkan ke dokter jaga
 dan bank darah.
Reaksi yang mengancam jiwa (karena hemolisis, kontaminasi bakteri dan syok septik,
kelebihan cairan atau anafilaksis)
Tanda dan gejala:
 demam > 380 C (demam mungkin sudah timbul sebelum transfusi diberikan)
 menggigil
 gelisah
 peningkatan detak jantung
 napas cepat
 urin yang berwarna hitam/gelap (hemoglobinuria)
 perdarahan yang tidak jelas penyebabnya
 bingung
 gangguan kesadaran.
Catatan: pada anak yang tidak sadar, perdarahan yang tidak terkontrol atau syok mungkin
merupakan tanda satu-satunya reaksi yang mengancan jiwa.
Tatalaksana
 stop transfusi, tetapi biarkan jalur infus dengan memberikan garam normal
 jaga jalan napas anak dan beri oksigen
 beri epinefrin 0.01 mg/kgBB (setara dengan 0.1 ml dari 1 dalam larutan 10 000)
 tangani syok
 beri hidrokortison 200 mg IV, atau klorfeniramin 0.25 mg/kgBB IM, jika tersedia
 beri bronkodilator jika terjadi wheezing 
 lapor kepada dokter jaga dan laboratorium sesegera mungkin
 jaga aliran darah ke ginjal dengan memberikan furosemid 1 mg/kgBB IV
 beri antibiotik untuk septisemia
 
SPO: PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH ATAU PRODUK DARAH
1 DEFINISI
Suatu prosedur pemberian darah atau komponen darah melalui jalur intravena dari donor
darah yang cocok dengan darah pasien setelah dilakukan pemeriksaan crossmatching
(reaksi silang).
1 TANGGUNG JAWAB
Dokter, Perawat dan bidan terlatih
2 TUJUAN
 Agar prosedur pemberian darah transfusi dapat berlangsung dengan aman dan
efektif.
 Agar kebutuhan darah dan komponen darah bagi pasien segera dapat dipenuhi.
 Agar masalah atau reaksi yang muncul selama transfusi darah dapat segera
ditangani dengan balk.
3 INDIKASI
4.1 Sel darah merah
4.1.1 Hb <7g/dL; meskipun nilai Hb lebih rendah dari nilai normal tetapi pada kasus dan
pasien
tertentu masih dapat diterima (misal: pasien dalam terapi obat iron)
4.1.2 Transfusi dengan indikasi Hb lebih tinggi dari nilai normal untuk situasi tertentu:
iHb <7-10g/dL Selama operasi terkait dengan risiko kehilangan banyak darah atau
jika adanya gangguan transportasi oksigen.
ii Hb <8g/dL; Pasien yang sering mendapatkan transfusi atau pasien dengan
terapi sumsum tulang "marrow suppressive therapy" (untuk mengontrol gejala dan
pertumbuhan agar sesuai)
iii Hb <10g/dL; Hanya untuk populasi tertentu (neonatus)
4.2 Konsentrat trombosit
4.2.1 Kegagalan sumsum tulang (Bone marrow failure)
i Trombosit <10x103
/pL Jika tidak ada faktor risiko lain untuk perdarahan (lihat
dibawah ini)
ii Trombosit <20x103
/pL Jika terdapat faktor risiko (demam, antibiotik,
kegagalan hemostatik, risiko perdarahan intrakranial)
4.2.2 Pembedahan/prosedur invasif
Trombosit <50x103
/pL. Namun jumlah yang lebih tinggi dari ini mungkin diperlukan
dalam operasi dengan risiko tinggi perdarahan, seperti bedah saraf.
4.2.3 Fungsi trombosit tidak sempurna
Transfusi jika terdapat perdarahan atau risiko tinggi perdarahan, terlepas dari jumlah
trombosit yang sebenarnya.
4.2.4 Perdarahan/ transfusi masif
iPertahankan trombosit >50x103
/pL jika thrombocytopaenia kemungkinan dapat
menyebabkan perdarahan
ii Maintain trombosit >100x103
/pL dengan adanya perdarahan mikrovaskular
atau "diffuse microvascular bleeding (DIC)" or CNS trauma
4.3 FFP sesuai berikut ini:
4.3.1 Efek warfarin, FFP memiliki cara kerja yang berlawanan dengan walfarin, sehingga
efek koagulasi dari walfarin dosis tinggi dapat diatasi dengan segera.
4.3.2 Defisiensi Vit. K, perdarahan yang mengancam jiwa akibat defisiensi vit. K dapat
diterapi dengan menggunakan FFP.
4.3.3 Penyakit hati, Jika perdarahan dengan koagulasi yang abnormal.
4.3.4 Akut DIC ketika terdapat perdarahan dan koagulasi yang abnormal
4.3.5 Setelah dilakukan transfuse massif cardiac bypass untuk perdarahan yang terjadi atau
perdarahan dengan adanya koagulasi yang abnormal.
4.4 Cryoprecipitate diindikasikan untuk:
Defisiensi Fibrinogen, dalam keadaan klinis perdarahan, prosedur invasive, trauma atau
DIC.
SPO: PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH ATAU PRODUK DARAH
5 KONTRAINDIKASI
6 KEAMANAN DAN PENGUKURAN PENGENDALIAN INFEKSI
6.1 Semua pasien yang memperoleh transfusi darah, harus mengenakan gelang identifikasi
6.2 Transfusi PRC seharusnya dimulai dalam waktu 30 menit setelah darah keluar dari
lemari
pendingin laboratorium, dan transfusi untuk satu kantong harus selesai maksimal dalam
waktu
4 jam
6.3 Setaip saat hanya satu kantong darah yang diperbolehkan keluar dari pendingin
laboratorium,
kecuali terdapat pemberian transfusi darah sangat cepat dalam jumlah besar.
6.4 Dua pertugas harus melakukan pemeriksaan identitas pasien dan kantong darah di sisi
tempat
tidur pasien, dan salah satu pertugasnya harus merupakan perawat terlatih atau tenaga
medis
terlatih
6.5 Reaksi transfusi yang berat dapat timbul dalam 15 menit pertama saat unit kantong
darah
diberikan. Observasi pasien secara ketat selama periode ini.
6.6 Trombosit tidak boleh diberikan melalui perangkat pemberi darah yang telah digunakan
untuk
transfusi darah sebelumnya.
6.7 Lama pemberian transfusi yang direkomendasikan, kecuali ada indikasi klinis lainnya.
Sel Darah Merah (PRC) maksimum 4 Jam
FFP 30 menit — 1 jam
Trombosit 30 menit
Kriopresipitat 30 menit
7 PERALATAN
7.1 Perlengkapan pemasangan infuse dengan kanul nomor 18 atau 20 (Jika pasien belum
terpasang
infuse).
7.2 Set infus tranfusi darah
7.3 NaCL 0.9% 100 ml
7.4 Leucodepletion filter (jika diperlukan)
7.5 Infusion pump
7.6 Sarung tangan bersih
7.7 Blood warmer (jika diperlukan)
7.8 Form PMI
7.9 Form cairan Infus
7.10 Kartu kendali
7.11 Kantong darah
8 PERSIAPAN
8.1 Kaji pada lembaran pesanan dokter, instruksi pemberian transfusi darah, yaitu jenis,
jumlah, cara
dan waktu tranfusi darah diberikan.
8.2 Kaji apakah pasien memakai infus dan besarnya kanul yang dipakai apakah sesuai
untuk
pemberian transfusi (minimal nomor 18 atau 20 ), serta kaji jenis set yang dipakai
8.3 Kaji kondisi pasien, tanda-tanda vital, jika suhu tubuh lebih dari 37.8 OC beritahu dokter
sebelum
proses tranfusi
9 PROSEDUR
9.1 Cuci tangan
9.2 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien atau keluarga
SPO: PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH ATAU PRODUK DARAH
Nama Lengkap pasien dan
Tanggal lahir
· Identifikasi positif
· Cek kembali:
- Gelang identitasi pasien
- Form PMI
- Form Catatan pemberikan Infus
- Kartu kendali pada kantong darah
Nomor MR · Check kembali:
- Gelang identitas pasien
- Form permintaan transfusi
- Form catatan pemberian infuse
Golongan darah pasien · Form permintaan transfusi
· Kartu kendali pada kantong darah
Golongan darah pada
kantong darah
· Label pada kantong darah
· Form permintaan transfusi
· Kartu kendali pada kantong darah
Nomor kantong darah · Label pada kantong darah
· Form permintaan transfusi
· Kartu kendali pada kantong darah
· Catat nomor kantong darah pada kolom tambahan di
form Catatan Pemberian lnfus
Tanggal kadaluarsa · Label pada kantong darah
Integritas kantong · Kantong tidak bocor
· Tidak ada bekuan darah, perubahan warna atau benda
asing lain
Cek untuk Pastikan kantong sudah diberi label Non-Reactive untuk
Hepatitis B &C, HIV & Syphilis
9.4Pastikan infus telah terpasang dengan balk dan sesuai dengan nomor kanul yang
dibutuhkan, dan
mulailah dengan infus NaCI 0.9% sekitar 50 ml dengan menggunakan set tranfusi.
9.5 Sebelum pemberian transfusi darah/transfusi produk darah, lakukan observasi dasar:
Nadi,
pernafasan, tensi darah, suhu dan Sp02
9.6 Kenakan sarung tangan
9.7 Pindahkan set transfusi dari cairan NaCI 0.9% ke kantong darah (sesuai SPO mengganti
cairan
infus)
9.8 Gunakan blood warmer jika diperlukan pada kondisi tertentu seperti tranfusi massive
atau pasien
post anesthesia. Untuk transfusi rutin biasanya tidak diperlukan.
9.9Berikan infus dengan tetesan sangat pelan (5 ml/mnt) selama 15 menit untuk melihat
reaksi alergi
(menggigil, sakit kepala, mual dan muntah, tachikardi, gatal, kemerahan atau hipotensi).
Perawat harus tinggal di Kamar pasien untuk 15 menit pertama
9.10 Check tanda-tanda vital setelah 5 menit untuk 15 menit pertama dan selanjutnya setiap
30 menit
selama transfusi.
9.11 Observasi rutin pada pasien tidak sadar di ruang operasi atau unit perawatan intensif
(ICU) tetap
dilakukan, berupa tambahan dan dicatat terpisah dari observasi transfusi darah. Perhatian
khusus ditujukan selama 15 atau 20 menit di awal transfusi, untuk mengobservasi
kemungkinan adanya hipotensi, hemoglobinuria atau oliguria.
9.12 Pada akhir transfusi, alat pemberi darah dibilas dengan larutan natrium klorida 0,9%
dalam
jumlah cukup, untuk membersihkan saluran infus dari darah, lalu alat tersebut akan dibuang,
kecuali pakai leukocytedepletion filter
9.13 Lepaskan set transfusi darah yang sudah digunakan dan masukkan ke tempat sampah
medis
SPO: PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH ATAU PRODUK DARAH
9.13.1 Pembuangan kemasan bekas darah disimpan di ruang dirty utility selama 24 jam jika
ada
kemungkinan permintaan investigasi terhadap bacteriological oleh laboratorium
9.13.2 Kemasan bekas darah yang kosong akan dimasukan dalam kantong biohazard dan
diberi
tanggal
9.13.3 Kemasan kantong darah bekas di perlakukan sebagai "waste disposal"
9.14 Lepaskan sarung tangan
9.15 Cuci tangan
9.16 Lanjutkan observasi pasien
9.17 Laporan kepada Dokter, jika:
9.17.1 Timbul menggigil
9.17.2 Ruam
9.17.3 Kemerahan
9.17.4 Sesak napas
9.17.5 Nyeri pada extremitas atau pinggang
9.17.6 Suhu >1 °C
10 DOKUMENTASI
10.1 Catatan — tanggal, jam, nama dan tanda tangan pertugus yang cek dan pemberikan
transfusi darah di:
10.1.1 Form PMI
10.1.2 Kartu kendali
10.1.3 Form Pemberian infus — dokumentasi nomor kantong di additive kolom
10.2 Observasi catatan di observasi form
10.3 Catatan respon pasien kepada transfusi darah

Anda mungkin juga menyukai