Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH INTERVENSI NONFARMAKOLOGI DAN

FARMAKOLOGI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI


PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUANG ICCU RSU
KOTA LANGSA TAHUN 2012

Sunarsih Rahayu, Amrin


Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan, RSU Kota Langsa

Abstract : Intervention Of Nonpharmacological And Pharmacological,


Coronary Heart Disease, Pain Intensity. Chest pain in the cardiovascular system
is one of the main complaints which often complained patients to ask for medical
help. The pain is different from one individual to another based on the pain
threshold and tolerance release of endorphins enkefalin which incurred hifofisis
into the circulation. The chest pain which felt by the patients tend to require more
urgent attention than the other symptoms. Objectives of the study was to
determine the intervention effect of pharmacologi and nonpharmacologi to pain
intensity decrease in coronary heart disease patients. This type of research was
experimental, research design using quasi experiment. Sampling using total of
sampling method. Analysis of data used was t dependent test. Results was show
that there was a significant effect between intensity of pain before intervention to
the intensity of pain after intervention. Conclusion, Intervention of
nonpharmacologi and pharmacologi provide a positive and significant effect on
pain intensity decrease.

Key Words : Intervention of nonpharmacological and pharmacological, coronary


heart disease, pain intensity.

Abstrak : Intervensi Nonfarmakologi dan Farmakologi, Penyakit Jantung


Koroner, Intensitas Nyeri. Nyeri dada pada gangguan sistem kardiovaskuler
merupakan salah satu keluhan utama yang sering dirasakan pasien untuk meminta
pertolongan. Rasa nyeri berbeda dari satu individu ke individu yang lain
berdasarkan ambang nyeri dan toleransi pengeluaran endorfin enkefalin yang
dikeluarkan hifofisis ke sirkulasi. Nyeri dada yang dirasakan oleh pasien
cenderung memerlukan perhatian yang lebih mendesak daripada gejala lainnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intervensi nonfarmakologi
dan farmakologi terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien penyakit jantung
koroner. Desain penelitian ini menggunakan eksperimen semu (quasi experiment
designs).Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah total sampling.
Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2012 di Ruang ICCU RSU Kota Langsa.
Analisa data dengan menggunakan uji t dependen. Hasil penelitian menunjukkan
ada pengaruh yang signifikan antara intensitas nyeri sebelum diberikan intervensi
dengan intensitas nyeri setelah diberikan intervensi.
Kesimpulan pada peneltian ini adalah bahwa intervensi nyeri nonfarmakologi dan
farmakologi memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
penurunan intensitas nyeri.

11
12 Jurnal Keperawatan Global, Volume 1, No1, Juni 2016 hlm 01-54

Kata Kunci : Intervensi Nonfarmakologi dan Farmakologi, Penyakit Jantung


Koroner, Intensitas Nyeri.

PENDAHULUAN membutuhkan perhatian khusus selama


Nyeri dalam tingkatan tertentu pengkajian.
pasti pernah dialami oleh setiap Penyakit Jantung Koroner
individu. Nyeri merupakan alasan yang (PJK) adalah penyakit jantung yang
paling umum seseorang untuk mencari disebabkan oleh adaanya penyempitan
perawatan kesehatan (Potter dan Perry, arteri koroner. Mereka yang terkena
2005). Nyeri adalah pengalaman penyakit ini merasa tertekan saat
sensori dan emosional yang tidak berjalan, lebih-lebih jika mendaki atau
menyenangkan yang muncul akibat segera setelah makan, oleh suatu
kerusakan jaringan yang aktual atau sensasi yang bersifat nyeri dan tak
potensial. Nyeri merupakan sesuatu terfokus, yang terjadi di dada dan bisa
yang sangat kompleks dan banyak berakibat fatal bila berlangsung terus-
faktor yang mempengaruhi pengalaman menerus atau intensitasnya meningkat
nyeri seseorang. Perawat (Huon H. Gray, et all, 2002). Saat
mempertimbangkan semua faktor yang pasien menderita nyeri, maka pasien
mempengaruhi rasa nyeri pada pasien. dapat mengalami gangguan status
Hal ini sangat penting dalam upaya fungsi yang serius. Mobilisasi, aktivitas
untuk memastikan bahwa perawat perawatan diri, sosialisasi di
menggunakan pendekatan yang holistik lingkungan luar rumah, dan toleransi
dalam pengkajian dan perawatan pasien aktivitas dapat mengalami penurunan.
yang mengalami nyeri, (Muttaqin A, Hal ini dapat menurunkan produktivitas
2008). Nyeri dada pada gangguan seseorang apalagi angka kejadian PJK
sistem kardiovaskuler merupakan salah semakin tahun semakin meningkat
satu keluhan utama yang sering terjadi karena pergeseran pola hidup
pasien untuk meminta pertolongan masyarakat.
kesehatan. Rasa nyeri berbeda dari Di Amerika Serikat, hampir 80
satu individu ke individu yang lain juta orang atau 1 dari 3 orang dewasa,
berdasarkan ambang nyeri dan toleransi memiliki 1 atau lebih jenis penyakit
pengeluaran endorfin enkefalin yang kardiovaskuler (cardiovaskuler
dikeluarkan hifofisis ke sirkulasi. Nyeri disease/CVD). Menurut American
dada yang dirasakan oleh pasien Heart Association (AHA), hampir
cenderung memerlukan perhatian yang 2.400 orang Amerika meninggal karena
lebih mendesak daripada gejala-gejala CVD. Setiap hari, rata-rata 1 kematian
lainnya (Muttaqin A, 2009). Perawat setiap 37 detik. Pada tahun 2004
harus mempelajari cara verbal dan non pasien angina tidak stabil terhitung
verbal pasien dalam sekitar 89.000 pasien (Hull and Wix,
mengkomunikasikan rasa 2008). Di Indonesia kasus PJK semakin
ketidaknyamanan. Meringis, menekuk sering ditemukan karena pesatnya
salah satu bagian tubuh dan postur perubahan gaya hidup. Meskipun
tubuh yang tidak lazim merupakan belum ada data epidemiologis yang
contoh ekspresi nyeri secara non pasti, angka morbiditas dan
verbal. Pasien yang tidak mampu mortalitasnya, cenderung meningkat.
berkomunikasi efektif sering kali Berdasarkan laporan hasil riset
Sunarsih Rahayu, Pengaruh Intervensi Nonfarmakologi 13

kesehatan dasar (RISKESDA) METODE PENELITIAN


Indonesia tahun 2007 yang diterbitkan Rancangan penelitian sangat
oleh Departemen Kesehatan Republik erat hubungannya dengan tujuan
Indonesia tahun 2008 di Jakarta, penelitian. Dalam penelitian ini karena
prevalensi nasional penyakit jantung tujuan penelitiannya adalah ingin
adalah 7,2 % (berdasarkan diagnosis mengetahui pengaruh intervensi
tenaga kesehatan dan gejala), nonfarmakologi dan farmakologi
sedangkan proporsi angka kematian di terhadap penurunan intensitas nyeri
perkotaan pada kelompok umur 45-54 pada pasien penyakit jantung koroner ,
tahun penyakit jantung menduduki maka rancangan penelitian yang
urutan ke tiga (8,7 %) sebagai digunakan adalah eksperimen semu
penyebab kematian (Wirawan, 2011). (quasi experiment designs).
Di Intensif Coronary Care Unit Penelitian dilakukan pada bulan
(ICCU) RSUD Kota Langsa jumlah Februari-Maret 2012 di Ruang ICCU
pasien yang dirawat selama periode Rumah Sakit Umum Kota Langsa.
bulan Januari – Desember 2011 Sampel yang digunakan pada penelitian
terdapat 103 orang penderita PJK ini adalah total sampling. Kriteria
dengan keluhan utama nyeri dada. inklusi pada penelitian ini adalah,
Strategi penatalaksanaan nyeri pasien PJK yang dirawat di ruang
terdiri atas intervensi yang bersifat ICCU dengan kesadaran penuh dan
independen atau nonfarmakologi dan dapat berkomunikasi dengan baik,
intervensi kolaboratif atau pendekatan bersedia menjadi responden penelitian
farmakologi. Pendekatan ini diseleksi dengan mengisi lembar persetujuan
berdasarkan kebutuhan dan tujuan (informed consent).
pasien secara individu. Analgesik yang Analisis data dilakukan untuk
tepat digunakan sesuai yang diresepkan mengetahui pengaruh intervensi
dan jangan dianggap hanya sebagai nonfarmakologi dan farmakologi
upaya terakhir ketika tindakan pereda terhadap penurunan intensitas nyeri
nyeri lainnya tidak berhasil. Semua pada pasien penyakit jantung koroner,
intervensi akan sangat berhasil bila maka digunakan uji t dependen.
dilakukan sebelum nyeri menjadi lebih
parah, dan keberhasilan terbesar sering HASIL PENELITIAN
dicapai jika beberapa intervensi Rata-rata intensitas nyeri
diterapkan secara simultan. Faktor sebelum intervensi adalah 4.47
yang memperberat dan mengurangi dengan standard deviasi 1.457,
nyeri lebih penting daripada kualitas sedangkan rata-rata intensitas nyeri
nyeri dalam memberikan data sesudah intervensi adalah 2.47 dengan
mengenai mekanisme nyeri. Nyeri standard deviasi 1.506. intensitas
yang ditimbulkan oleh aktivitas dan nyeri sebelum intervensi pada rentang
mereda setelah beberapa menit istirahat nilai minimum 2 dan nilai maksimum
mengisyaratkan iskemia misalnya, 7, sedangkan intensitas nyeri sesudah
angina pektoris pada penyakit jantung intervensi pada rentang nilai
koroner (Anderson P dan Lorraine W, minimum 0 dan nilai maksimum 5.
2005).
14 Jurnal Keperawatan Global, Volume 1, No1, Juni 2016 hlm 01-54

Rata-rata pengukuran intensitas sedangkan upaya pengalihan (distraksi)


nyeri sebelum dan sesudah intervensi dihubungkan dengan respon nyeri yang
adalah 2.000 (95% CI : 1.581-2.419) menurun. Konsep ini merupakan salah
dengan standard deviasi 0.756. Ada satu konsep yang diterapkan perawat di
pengaruh yang yang signifikan antara berbagai terapi untuk menghilangkan
intensitas nyeri sebelum diberikan nyeri seperti relaksasi, teknik imajinasi
intervensi dengan intensitas nyeri terbimbing, dan masase. Dengan
setelah diberikan intervensi, dengan memfokuskan perhatian dan
nilai p 0.000. konsentrasi pasien pada stimulus yang
lain, maka perawat menempatkan nyeri
PEMBAHASAN pada kesadaran yang perifer. Biasanya
Nyeri dada pada sistem hal ini menyebabkan toleransi nyeri
kardiovaskular merupakan salah satu individu meningkat, khususnya
keluhan utama yang sering dikeluhkan terhadap nyeri yang berlangsung hanya
pasien untuk meminta pertolongan selama waktu dsitraksi (Muttaqin A,
kesehatan. Rasa nyeri berbeda dari satu 2008).
individu dengan individu lainnya Berdasarkan hasil penelitian,
berdasarkan ambang nyeri dan toleransi didapatkan bahwa intensitas nyeri
pengeluaran endorphin enkefalin yang sesudah intervensi pada rentang nilai
dikeluarkan hipofisis ke sirkulasi. minimum 0 dan nilai maksimum 5.
Nyeri dada yang dirasakan klien Menurut Muttaqin A (2009),
cenderung memerlukan perhatian yang intervensi farmakologi bertujuan untuk
lebih mendesak daripada gejala lainnya meningkatkan aliran darah, baik
(Muttaqin A, 2009). Teori ini dengan menambah suplai oksigen
menjelaskan mengapa intensitas nyeri maupun dengan mengurangi kebutuhan
berbeda antara satu individu dengan miokardium akan oksigen. Sedangkan
individu lainnya. Berdasarkan hasil intervensi non farmakologis tujuan
penelitian, didapatkan bahwa intensitas utamanya mencakup mencegah nyeri,
nyeri sebelum intervensi pada rentang mengurangi risiko penurunan curah
nilai minimum 2 dan nilai maksimum jantung, meningkatkan kemampuan
7. perawatan diri, mengurangi cemas,
Obat antiangina bertujuan untuk menghindari salah paham terhadap sifat
meningkatkan aliran darah, baik dasar penyakit dan perawatan yang
dengan menambah suplai oksigen diberikan, mematuhi program
maupun dengan mengurangi kebutuhan perawatan dini, dan mencegah
miokardium akan oksigen. Efek utama komplikasi.
dari nitrat adalah menurunkan tonus Penurunan intensitas nyeri
vena yang menurunkan beban kerja dapat diketahui melalui pernyataan
jantung. Penghambat beta dan pasien tentang penurunan nyeri dada
penghambat kalsium mengurangi sebelum dan sesudah intervensi, dan
beban kerja jantung serta mengurangi secara obyektif melalui tanda-tanda
kebutuhan oksigen. vital dalam batas normal, wajah rileks.
Fokus perhatian pada nyeri Dengan demikian dapat diartikan
dapat mempengaruhi persepsi nyeri. bahwa semakin cepat dan intensif
Perhatian yang meningkat dihubungkan pemberian intervensi nyeri non
dengan nyeri yang meningkat, farmakologis dan farmakologis maka
Sunarsih Rahayu, Pengaruh Intervensi Nonfarmakologi 15

akan semakin cepat pula penurunan secara lebih adekuat lagi, sehingga
intensitas nyeri pada penderita penyakit dapat menurunkan dosis dan lama
jantung koroner. pemakaian intervensi farmakologi,
Hasil uji statistik didapatkan yang pada akhirnya intervensi
adanya pengaruh yang signifikan antara menurunkan nyeri lebih efisien dan
intensitas nyeri sebelum diberikan ekonomis.
intervensi dengan intensitas nyeri Pasien dengan kasus penyakit
setelah diberikan intervensi. Hasil jantung koroner diharapkan dapat
penelitian ini sesuai dengan pendapat menerapkan penggunaan intervensi
yang disampaikan oleh Muttaqin A nyeri, khususnya untuk intervensi nyeri
(2008) yaitu, semua intervensi akan nonfarmakologi (pengaturan posisi,
sangat berhasil bila diterapkan sebelum dukungan perilaku, teknik relaksasi,
nyeri menjadi lebih parah dan manajemen sentuhan dan distraksi)
keberhasilan terbesar sering dicapai sebelum mendapatkan pertolongan dari
jika beberapa intervensi diterapkan petugas kesehatan melalui
secara simultan. Hal ini juga sesuai pembelajaran (health education) yang
dengan hasil penelitian yang dilakukan diberikan oleh perawat yang
oleh Syahriani (2010), menyimpulkan merawatnya.
bahwa latihan relaksasai (intervensi
non farmakologis) secara signifikan DAFTAR RUJUKAN
dapat menurunkan nyeri. Anderson P dan Lorraine W. 2005.
Patofisiologi: Konsep Klinis
KESIMPULAN DAN SARAN Proses-Proses Penyakit; alih
Intensitas nyeri sebelum bahasa, Brahm U. Pendit, et.all.
intervensi pada rentang nilai minimum Jakarta. EGC.
2 dan nilai maksimum 7, sedangkan Gray H. et.all. 2002. Lecture Note
intensitas nyeri sesudah intervensi pada Kardiologi ; alih bahasa, Azwar
rentang nilai minimum 0 dan nilai Agoes dan Asri Dwi
maksimum 5. Rachmawati. Jakarta. Gelora
Intervensi non farmakologis Aksara Pratama.
dan farmakologis memberikan Muttaqin A. 2009. Buku Ajar Asuhan
pengaruh yang signifikan terhadap Keperawatan Klien dengan
penurunan intensitas nyeri pada pasien Gangguan Sistem
penyakit jantung koroner. Kardiovaskuler dan
Penerapan intervensi nyeri Hematologi. Jakarta. Salemba
nonfarmakologi dan farmakologi di Medika.
ruang ICCU sudah sangat baik, namun Muttaqin A. 2008. buku ajar asuhan
pihak manajemen rumah sakit Keperawatan klien dengan
hendaknya dapat memfasilitasi gangguan sistem persyarafan.
penerbitan standar operasional Jakarta. Salemba Medika.
prosedur tentang penerapan intervensi Potter dan Perry. 2005. Buku ajar
tersebut, mendorong penerapan fundamental keperawatan
intervensi nonfarmakologi (pengaturan konsep, proses dan praktek.;
posisi, dukungan perilaku, teknik alih bahasa, Renata Komala
relaksasi, manajemen sentuhan dan Sari. Jakarta. EGC.
distraksi) untuk menurunkaan nyeri

Anda mungkin juga menyukai