Anda di halaman 1dari 9

ILMU GIZI INDONESIA pISSN 2580-491X Vol. 01, No.

01, Agustus 2017

PENGARUH PEMBERIAN SUSU


KEDELAI TERHADAP TEKANAN
DARAH PASIEN HIPERTENSI DI
RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA
PONDOK KOPI
Felia Handayani1, Gunarti Yahya2, Syarif Darmawan3, Adhila Fayasari2*

ABSTRAK

Latar belakang: Susu kedelai merupakan salah satu pangan fungsional yang mempunyai efek
menurunkan tekanan darah. Hipertensi masih menjadi masalah utama di masyarakat karena
berkaitan dengan resiko komplikasi penyakit kardiovaskuler. Terdapat peningkatan angka
kejadian penderita hipertensi di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi. Tujuan: Menganalisis
pengaruh pemberian susu kedelai terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi di
RSI Jakarta Pondok Kopi. Metode : Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental
dengan pretest-posttest control group design, yang melibatkan 30 subjek (15 sampel perlakuan,
15 sampel kontrol) yang memiliki tekanan darah sistolik >140 mmHg dan diastolik >90 mmHg
tanpa komplikasi. Kedua kelompok diberi perlakuan berupa pemberian obat hipertensi, cairan
parenteral dan diet rendah natrium. Kelompok perlakuan diberikan susu kedelai sebanyak 2 x 250
cc selama 2 hari. Data asupan diukur dengan menggunakan recall 24 jam, status gizi diukur dengan
konversi Indeks Massa Tubuh dan pengukuran tekanan darah menggunakan spyghmomanometer
yang diukur oleh tenaga kesehatan. Analisis statistik menggunakan Independent t test dan paired
t test untuk melihat efek perubahan tekanan darah kedua kelompok. Hasil : Terdapat perbedaan
signifikan antara tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi pada kedua kelompok (p<0,05),
namun rata-rata tekanan darah diastolik pada perlakuan lebih besar daripada kelompok kontrol.
Terdapat penurunan tekanan darah pada sampel perlakuan sistolik sebesar 15,5 mmHg dan
diastolik10,6 mmHg pada kelompok perlakuan, selisih ini 2 kali lebih besar daripada selisih
penurunan pada kelompok kontrol (sistolik 7,6 mmHg dan diastolik 3,5 mmHg). Kesimpulan :
Pemberian susu kedelai secara signifikan dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik
pada pasien hipertensi.

Kata Kunci : susu kedelai; tekanan darah; hipertensi

* Korespondensi : Program Studi S1 Ilmu Gizi STIKes Binawan, Jl Kalibata Raya No 25-30, Jakarta Timur; fayasari@gmail.com; Telp/Fax
(021) 80880882/ 80880883
1
RS Islam Pondok Kopi, Jl. Raya Pondok Kopi, Jakarta timur, 13460; email : feliapramono@gmail.com
2
Program studi S1 Ilmu Gizi STIKes Binawan, Jl. Kalibata Raya No. 25-30, Cawang, Kramat Jati, Jakarta Timur
3
Poltekktes Kemenkes II, Jl. Hang Jebat III Blok F3 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12120 email : syadar76@gmail.com

19
PENDAHULUAN yang berisiko penyakit jantung koroner
Hipertensi didefinisikan sebagai pening­ dan efek hipotensi dalam pemberian jangka
ka­tan tekanan arteri sistemik secara kronis panjang2. Asupan kedelai yang efektif adalah
di atas nilai tekanan darah mulai dari 115/75 25 g/hari untuk dapat memperbaiki profil
mmHg, kemudian setiap peningkatan lemak tubuh11. Berdasarkan hasil penelitian
20/20 mmHg berisiko terkena penyakit menggunakan produk kedelai, susu kedelai
kardiovaskular1,2. Angka hipertensi di dan beberapa campurannya sebagai makanan
Indonesia mengalami peningkatan dari tahun fungsional, telah terbukti dapat menurunkan
ke tahun. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan tekanan darah dan meningkatkan sekresi
Dasar, prevalensi hipertensi pada umur ≥ Na dan K melalui urin pada penderita pra-
18 tahun di Indonesia pernah didiagnosis hipertensi 12,13,14.
tenaga kesehatan sebesar 9,4%, sedangkan Berdasarkan data Rumah Sakit Islam
berdasarkan pengukuran sebesar 25,8%. Jakarta Pondok Kopi periode tahun 2010-
Cakupan nakes hanya 36,8%, sebagian besar 2014, hipertensi menempati urutan nomor
(63,2%) kasus hipertensi di masyarakat tidak 6 dengan jumlah penderita dengan usia 35-
terdiagnosis3. Peningkatan tekanan darah 60 tahun yang mencapai 51,6%. Pada tahun
yang tidak dikontrol dan tidak ditangani 2015-2016 peringkat penyakit hipertensi
dapat berlanjut menjadi hipertensi dan masih sama, namun persentase meningkat
meningkatkan risiko 2,03 kali untuk terkena menjadi 52,8%15. Pengobatan penyakit
penyakit jantung4,5,6. hipertensi perlu didukung dari pengontrolan
Faktor yang mempengaruhi hipertensi asupan makan, seperti dengan pemberian
cukup banyak dan berkaitan satu sama lain pangan fungsional dalam hal ini dipilih susu
antara lain asupan, rendahnya aktivitas kedelai karena dalam pengemasan dan bentuk
fisik, status gizi lebih, faktor genetik, ras, produk lebih praktis diberikan, mudah dan
kebiasaan merokok, jenis kelamin, penuaan murah. Berdasarkan data di atas, peneliti
dan stress7. Banyak terapi yang digunakan ingin menganalisis pengaruh pemberian
dalam membantu menurunkan tekanan darah susu kedelai sebagai sumber asupan kalium
yaitu dengan menggunakan obat-obatan terhadap penurunan tekanan darah pada
ataupun dengan cara modifikasi gaya hidup. pasien hipertensi di ruang rawat inap Rumah
Modifikasi gaya hidup dapat dilakukan Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi.
dengan diet Dash (Dietary Approach to Stop
Hypertension) yaitu membatasi asupan garam
METODE
1200-1500 mg/hari, menghindari minuman Penelitian ini menggunakan desain
berkafein, rokok, minuman beralkohol dan quasi eksperimental dengan pre-post test
diberikan makanan yang tinggi kalium (3500- control group design dimana pada penelitian
4700 mg)8. ini membandingkan hasil intervensi selama
Pangan fungsional mempunyai fungsi 2 hari pada suatu kelompok. Penelitian ini
dalam peningkatan kesehatan dan pencegahan dilakukan di ruang rawat inap Rumah Sakit
penyakit. Kedelai (Glycine Max) merupakan Islam Jakarta Pondok Kopi, meliputi seluruh
salah satu jenis pangan fungsional yang kelas mulai dari VIP sampai dengan kelas III
mengandung zat-zat gizi seperti isoflavon, yang memiliki kriteria terdiagnosis medis
saponin, lesitin dan fitosterol yang dapat hipertensi tanpa komplikasi sejumlah 15
menurunkan risiko penyakit kardiovaskular9,10. subjek pada kelompok kontrol dan 15 subjek
Pemberian protein kedelai dapat menjadi pada kelompok intervensi..
terapi alternatif untuk penanganan individu

20 Ilmu Gizi Indonesia, Vol. 01, No. 01, Agustus 2017


Pengumpulan data meliputi data meningkatkan kualitas tidur dan membantu
karakterisitk (umur, jenis kelamin), status tekanan darah dalam kondisi stabil16.
gizi yaitu dengan pengukuran tinggi badan Analisa statistik dilakukan dengan uji
dan berat badan, asupan kalium dari asupan Shapiro-Wilk untuk uji kenormalan data, uji
yang diberikan rumah sakit maupun dari luar statistik deskriptif untuk mengetahui distribusi
dan tekanan darah. Asupan kalium diukur frekuensi untuk variabel karakteristik pasien
dengan metode penimbangan makanan. hipertensi (jenis kelamin, dan usia), status
Hasil dari penimbangan makanan dikonversi gizi, tekanan darah dan asupan. Perubahan
dengan satuan mg/hari untuk asupan tekanan darah dianalisa dengan menggunakan
kalium. Tekanan darah diukur menggunakan paired t-test atau Wilcoxon test. Untuk melihat
sphygmomanometer air raksa dan stetoskop perbedaan antara perlakuan dan kontrol
sebelum dan sesudah intervensi. menggunakan independent t-test atau Mann-
Kedua kelompok mendapatkan intervensi Whitney. Tingkat kesalahan yang digunakan
medis sesuai prosedur, yaitu pemberian (α) <0,05.
parenteral dan obat hipertensi. Parenteral yang
digunakan pada kelompok sampel perlakuan HASIL
yaitu NaCl (40%) dan ringer laktat (RL) 60 Data responden yang diambil yang
% sedangkan kelompok sampel kontrol NaCl terdiagnosis hipertensi di bangsal rawat inap
(26,6%) dan ringer laktat (RL) (73,3 %) Rumah Sakit Islam Pondok Kopi, sebanyak
dengan rata-rata pemberian 1500 - 2000 cc. 30 subjek memenuhi kriteria inklusi dengan
Pemberian obat diberikan 1-2 x per hari untuk 15 subjek pada masing-masing kelompok
dosis 1x yang diberikan pada pukul 06.00 kontrol dan perlakuan.
dan pada dosis 2 x pemberiannya pada pukul Hasil analisis univariat didapatkan
06.00 dan 18.00 WIB. bahwa sampel yang mendapat perlakuan
Intervensi susu kedelai menggunakan dan kontrol berdasarkan kelompok usia 29-
susu produk enteral untuk keperluan medis 55 tahun (46,6%) dan kelompok usia 56-77
yang mengandung 25,5 g bubuk kedelai per tahun (53,3%) (Tabel 1). Sebagian besar
porsi. Dalam setengah cangkir kacang kedelai, sampel yang mendapatkan perlakuan (60%)
mengandung 25 gram protein kedelai dan 101 adalah laki-laki sedangkan perempuan hanya
mg isoflavon aglikon (genistein, daidzein sekitar 40%. Begitu pula pada karakteristik
dan glusitein)2. Produk ini digunakan untuk jenis kelamin, baik kelompok perlakuan dan
meminimalisir angka kuman dalam produk. kontrol cenderung lebih banyak kelompok
Susu diberikan sebanyak 2 x 250 cc per hari laki-laki daripada perempuan dengan
yaitu sarapan pagi dan malam selama 2 hari persentasi 53,3% dan 46,7%. Status gizi pada
perawatan, sehingga total tambahan asupan kelompok kontrol cenderung sama, namun
kalium dari susu kedelai sebanyak 1476 mg pada kelompok perlakuan cenderung lebih
(4 x 250 cc) pada kelompok perlakuan. Susu banyak yang obesitas (60%).
kedelai diberikan pada pagi dan malam hari Perbedaan rata-rata tekanan darah
dikarenakan waktu-waktu tersebut merupakan sebelum dan sesudah perlakuan dapat dilihat
titik perubahan tekanan darah menurut ritme dari Tabel 2. Dari hasil analisis yang dilakukan
sirkadian. Susu kedelai mengandung asam dengan menggunakan uji independent t-test,
amino triptofan yang merupakan produk awal terdapat perbedaan yang signifikan pada
hormon melatonin yang membantu otot-otot tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum
yang semula tegang bisa kembali rileks, serta dan sesudah intervensi (p<0,05). Dapat dilihat
bahwa rata-rata tekanan darah diastolik pada

Ilmu Gizi Indonesia, Vol. 01, No. 01, Agustus 2017 21


perlakuan lebih besar daripada kelompok kontrol perlakuan

kontrol. Sedangkan pada tekanan darah

120
sistolik, tekanan darah sistolik kelompok

110
perlakuan lebih besar namun tidak signifikan.
Rata-rata tekanan darah sistolik dan

100
diastolik pada kelompok perlakuan dan

90
kelompok kontrol terdapat penurunan yang
signifikan (p<0,05) (Tabel 3). Namun selisih

80
perbedaan tekanan darah kelompok perlakuan diastolsblm diastolssdh

lebih besar daripada kelompok kontrol Graphs by kelompok perlakuan

(sistolik 15,50 mmHg dan 7,66 mmHg; Gambar 2. Perbedaan rata-rata tekanan
diastolik 10,6 mmHg dan 3,50 mmHg). darah diastolik sebelum dan sesudah
Gambar 1 dan 2 menggambarkan perbe­ perlakuan pada kedua kelompok
da­an rata-rata tekanan darah sistolik dan
diastolik sebelum dan sesudah perlakuan
pada kedua kelompok. Tekanan darah sistolik PEMBAHASAN
sebelum intervensi kurang lebih sama pada Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kedua kelompok. Setelah intervensi, terdapat usia responden berkisar antara 56-77 tahun.
perbedaan yang cukup besar pada penurunan Kelompok kontrol dan kelompok perlakuan
tekanan darah, dengan deviasi yang kecil pada memiliki proporsi usia yang sama. Penelitian
kelompok perlakuan. lain menyebutkan bahwa kelompok umur
yang berisiko tinggi adalah kelompok umur
> 55 tahun dan kelompok umur berisiko
kontrol perlakuan
180

rendah adalah kelompok umur 40-55 tahun17.


Proporsi kejadian hipertensi lebih banyak
160

dialami oleh usia lebih dari 55 tahun. Hal


140

ini karena semakin tua, tekanan darah akan


semakin tinggi, orang dengan usia lanjut akan
120

memiliki pembuluh darah yang cenderung


100

keras, tidak lentur dan kemungkinan terjadi­


sistolslbm sistolssdh
Graphs by kelompok perlakuan nya pengerasan pada dinding arteri14. Subjek
laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan
Gambar 1. Perbedaan rata-rata tekanan
sampel perempuan. Sekitar 51% laki-laki
darah sistolik sebelum dan sesudah
dan 49% perempuan berpotensi mengidap
perlakuan
penyakit hipertensi ternyata laki-laki lebih
tinggi resiko mengidap penyakit hipertensi18.
Gambar 2 menggambarkan perbedaan
Hal ini dikaitkan dengan kebiasaan hidup
rata-rata tekanan darah diastolik sebelum dan
yang sering dilakukan laki-laki antara lain
sesudah perlakuan pada kedua kelompok.
merokok dan konsumsi alkohol.
Tekanan diastolik sebelum intervensi terlihat
Penelitian mengenai pemberian tambahan
lebih tinggi pada kelompok perlakuan,
produk kedelai telah banyak dilakukan antara
namun setelah intervensi tekanan darah
lain dalam bentuk susu kedelai maupun produk
dias­
tolik terlihat sama. Penurunan pada
kedelai lain (food bar). Kedelai memiliki
tekanan diastolik lebih besar pada kelompok
pengaruh positif terhadap kadar lemak darah
perlakuan.

22 Ilmu Gizi Indonesia, Vol. 01, No. 01, Agustus 2017


Tabel 1. Karakteristik Responden

Variabel Perlakuan Kontrol


Usia (n (%))
29-55 tahun 7 (46,6) 7 (46,6)
56-77 tahun 8 (53,3) 8 (53,3)
Jenis kelamin (n (%))
Laki-laki 9 (60) 8 (53,3)
Perempuan 6 (40) 7 (46,7)
Status gizi (n (%))
Normal 6 (40) 8 (53,3)
Obesitas 9 (60) 7 (46,6)
Asupan Na (mg) 1143,33 ± 51,47 1103,15 ± 90,41
Asupan Kalium (mg) 3140,533 ± 393,91 2439,2 ± 311, 40

Tabel 2. Perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi

Mean ± SD Diff. Mean


Variabel P value
Sebelum Sesudah
Tekanan darah sistolik 148,41±11,72 136,83±12,12 11.58 0,000**
Tekanan darah diastolic 93,08±8,90 86,0±5,24 7.08 0,000**
Keterangan : *p<0,01;** p< 0,001

Tabel 3. Rata-rata perbedaan tekanan darah pemberian intervensi


pada kelompok perlakuan dan kontrol

Kelompok
Perlakuan Kontrol
Variabel
Diff. Diff.
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Mean Mean
Tekanan darah sistolik 150,3 ± 134,8 ± 146,5 ± 138,8 ±
15,50** 7,66**
3,10 3,05 2,97 2,97
Tekanan darah diastolik 96,6 ± 2,67 86,0 ± 1,48 10,67** 89,5 ± 1,40 86,0 ± 1,26 3,50*
Keterangan : *p<0,01;** p< 0,001

Ilmu Gizi Indonesia, Vol. 01, No. 01, Agustus 2017 23


dan diperkirakan juga memiliki pengaruh pada stres oksidatif dan fungsi ventrikular pada
fungsi vaskular2. Protein kedelai diperkirakan myocardial infarction23. Susu kedelai me­ru­
dapat memperbaiki tekanan darah dikarenakan pakan produk yang praktis, mudah dan murah
kaya arginin, vasodepresor yang potensial dan untuk didapat. Dalam penelitian ini pemberian
prekursor untuk vasodepresor nitric oxide intervensi susu kedelai di­laku­kan 2x/ hari yaitu
(NO)19. Kedelai juga mengandung isoflavon sarapan pagi dan malam jam 22.00 selama 2
yang bertindak sebagai fitoestrogen. Isoflavon hari perawatan. Pemberian dilakukan pada
diperkirakan memberikan efek terhadap pagi dan malam hari dikarenakan perubahan
tekanan darah layaknya estrogen. Genistein tekanan darah menurut ritme sirkadian pada
yang merupakan salah satu jenis isoflavon pagi dan malam hari, akibat kandungan asam
kedelai memiliki peran dalam sel endotelial amino triptofan dalam susu kedelai14.
vaskular untuk meningkatkan sistesis NO Berdasarkan Tabel 2 didapatkan bahwa
melalui stimulasi genomik20. terdapat perbedaan tekanan darah sebelum
Kedelai telah diakui memberikan efek dan setelah pemberian intervensi. Tekanan
hipo­ kolesterolemia, sedangkan fungsi darah sistolik dan diastolik menurun sebesar
kedelai yang memberikan efek hipotensi 11,58 mmHg dan 7,08 mmHg. Penurunan ini
masih menjadi perdebatan. Penelitian efek diakibatkan pemberian cairan parenteral dan
konsumsi kedelai terhadap perbaikan fungsi terapi medika mentosa golongan antagonis
vaskular telah banyak dilakukan namun kalsium dan ace inhibitor yang secara meka­
masih memberikan hasil yang tidak konsisten. nisme yang menekan sistem angiotensi-
Penelitian Raehani & Afifah tahun 2013, me­ aldosteron dan menghambat konversi angio­
nun­ jukkan bahwa persentase subjek yang ten­sin I menjadi angiotensin II. Cairan
memenuhi kriteria hipertensi sebesar 23,1%. parenteral yang diberikan berupa ringer laktat
Sebagian besar subjek mengkonsumsi kedelai (RL) dengan komposisi natrium 130 mEq/l,
sesuai rekomendasi FDA (Food and Drug kalium 4 mEq/l, klorida 109 mEq/l, kalsium
Administration) dan AHA (American Hospital 3 mEq/l dan laktat 28 meq/l, sehingga penu­ru­
Association), namun tidak terdapat hubungan nan sebelum dan sesudah intervensi baik pada
antara konsumsi kedelai dengan tekanan kedua kelompok dikarenakan terapi medis.
darah21. Berbeda hasil pada peneltian Welty et Pada kelompok perlakuan rencana akan
al., yang membandingkan perubahan tekanan diberikan 2214 mg dari susu kedelai selama
darah pada populasi wanita menopause yang 3 hari (6 x 250 cc), namun karena lama hari
diberikan diet Therapeutic Lifestyle Changes
rawat (LOS) pasien hipertensi rata-rata 2 hari
dengan dan tanpa substitusi protein berbahan
sehingga hanya diberikan tambahan kalium
kedelai (soynuts protein), didapatkan hasil
sebanyak 1476 mg (4 x 250 cc) selama 2 hari.
bahwa diet dengan kandungan soynuts menu­
run­kan tekanan darah sistolik dan diastolik Rata-rata asupan natrium dalam penelitian
pada kelompok normotensif dan hypertensif ini telah dikontrol, responden diberikan
serta menurunkan LDL-C dan Apo-B pada diet rendah garam III dimana kadar natrium
wanita dengan hipertensi dan hiperlipidemik22. rata-rata 1200 mg/hari. Total perbandingan
Susu kedelai merupakan salah satu hasil asupan kalium tidak berbeda jauh antara
olahan dari kacang kedelai kaya akan nutrisi kelompok perlakuan dan kontrol, hanya
yaitu tinggi protein, rendah lemak, sumber terdapat selisih 701,33 mg lebih besar pada
kalium dan juga mengandung isoflavon.
kelompok perlakuan berdasarkan hasil 24
Isoflavon bersifat protektif terhadap penyakit
hour recall, cairan parenteral dan pemberian
kardiovaskular serta dapat menurunkan

24 Ilmu Gizi Indonesia, Vol. 01, No. 01, Agustus 2017


susu kedelai. Dalam hal ini, peneliti kurang Demikian juga penelitian Aburto tahun
mempertimbangkan asupan kalium dari 2013 menyimpulkan bahwa peningkatan
makanan, sehingga selisih asupan kedua asupan kalium dapat menurunkan tekanan
kelompok tidak begitu besar. darah, sedangkan pengurangan asupan Na <
Pada sampel baik perlakuan dan kontrol 2 gr/hari dapat menurunkan tekanan darah
yang diberikan tambahan kalium akan sistolik dan diastolik25. Penelitian Yuni tahun
diabsorpsi ke dalam sel terlebih dahulu, dan 2016, konsumsi minuman fungsional yang
diabsorpsi di dalam usus halus. Sebanyak terdiri dari susu kedelai dan pisang dapat
80-90% kalium yang dikonsumsi diekskresi menurunkan tekanan darah sistolik dan
melalui urin, selebihnya dikeluarkan melalui diastolik namun tidak signifikan terhadap
feses dan sedikit melalui keringat dan cairan kontrol14. Penambahan kalium dari buah-
lambung. Mekanisme kerja kalium dalam buahan selama 14 hari terdapat penurunan
menurunkan tekanan darah adalah bahwa tekanan darah sistolik sebesar 7,67 ± 2,96
kalium menyebabkan vasodilatasi se­ hing­ mmHg pada lansia13.
ga terjadi penurunan resistensi perifer dan Penelitian yang sama dengan meng­guna­
meningkatkan curah jantung24. Kalium kan susu kedelai sebanyak 2x500 mL per
berfungsi sebagai diuretik, sehingga penge­ hari yang dibandingkan dengan pemberian
lu­aran natrium dan cairan meningkat, meng­ susu sapi selama 3 bulan pada 40 laki-laki
hambat pelepasan renin sehingga mengubah dan perempuan. Didapatkan hasil penurunan
aktivitas sistem renin angiotensin dan dapat yang signifikan sebesar 18.4 ± 10.7 mmHg
mengatur saraf perifer dan sentral yang dibandingkan dengan grup yang diberikan
mempengaruhi tekanan darah25. susu sapi penurunannya sebesar 1.4 ± 7.2
Terdapat penurunan yang signifikan mmHg (P < 0.0001), tekanan darah diastolik
antara kedua kelompok, dengan kelompok menurun sebesar 15.9 ± 9.8 mmHg vs. 3.7 ±
perlakuan memiliki selisih yang lebih besar 5.0 mmHg (P < 0.0001) dan rata-rata tekanan
daripada kelompok kontrol (Tabel 3). Penu­ darah keseluruhan 16.7 ± 9.0 mmHg vs 3.0
ru­nan tekanan sistolik pada kelompok per­ ± 4.6 mmHg (P < 0.0001)12. Selain kalium,
lakuan sebesar 15,5 mmHg, sedangkan perlu diperhatikan kandungan zat gizi mikro
pada kelompok kontrol 7,6 mmHg. Penu­ lainnya dalam susu kedelai, antara lain
runan tekanan diastolik pada kelompok per­ isoflavonoid geneistein. Ekskresi genistein
lakuan sebesar 10,67 mmHg, sedangkan melalui urin secara signiifikan berhubungan
pada kelompok kontrol 3,9 mmHg. Terdapat dengan penurunan tekanan darah terutama
selisih 7,9 mmHg dan 6,77 mmHg pada pada tekanan darah diastolik (r = −0.588)14.
tekanan darah sistolik dan diastolik antara Hasil penelitian ini dengan penambahan
kelompok perlakuan dan kontrol. Hal tersebut asupan kalium sebanyak 1476 mg dari pem­
menunjukan bahwa intervensi susu kedelai be­rian susu kedelai pada kelompok per­
dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan laku­an dapat menurunkan tekanan darah
diastolik. Peningkatan asupan K berkontribusi dengan selisih penurunan hingga 2x lipat
mencegah hipertensi26. di­
ban­ dingkan kelompok kontrol. Namun,
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat hal ini ada kemungkinan merupakan efek
diketahui bahwa asupan kalium ± 2 g/hari simultaneous antara intervensi diet dan
dapat menurunkan tekanan darah pada pasien tindakan medis, sehingga perlu dilakukan
hipertensi yang berfungsi untuk membantu penelitian selanjutnya dengan memper­ tim­
menyeimbangkan natrium dalam tubuh. bangkan koreksi penurunan dari pemberian
terapi medis. Namun, penelitian ini dapat

Ilmu Gizi Indonesia, Vol. 01, No. 01, Agustus 2017 25


dijadikan indikator awal dan rekomendasi 3. [Kemenkes] Kementrian Kesehatan RI.
untuk intervensi gizi baik di institusi Badan Penelitian dan Pengembangan
rumah sakit maupun di masyarakat dalam Kesehatan.Kementerian Kesehatan RI.;
penanganan penyakit hipertensi. 2013.
4. Iqbal R, Ahmad Z, Malik F, Mahmood
KESIMPULAN DAN SARAN S, Shahzadi N, Mehwish S, Zahra A. A
Ada perbedaan signifikan antara tekanan Statistical Analysis of Hypertension as
darah sebelum dan sesudah intervensi pada Cardiovascular Risk Factor. Middle East
kedua kelompok (p<0,05), namun rata-rata J Sci Res 2012, 12(1): 19-22.
tekanan darah diastolik pada perlakuan lebih 5. Zuraidah M, Apriliadi N. Analisis
besar daripada kelompok kontrol. Terdapat Faktor Risiko Penyakit Hipertensi pada
penurunan tekanan darah pada sampel per­ Masyarakat di Kecamatan Kemuning
lakuan sistolik sebesar 15,5 mmHg dan Kota Palembang Tahun 2012. Riset
diastolik10,6 mmHg pada kelompok per­ Pembinaan Tenaga Kesehatan; 2012.
lakuan, selisih ini 2x lebih besar daripada 6. Babatsikou F, ZavitsanouA. Epidemiology
selisih penurunan pada kelompok kontrol of hypertension in the elderly.
(sistolik 7,6 mmHg dan diastolik 3,5 mmHg). Health Sci J 2010. 4(1): 24-30.
Namun, angka ini belum mempertimbangkan 7. Hammami S, Mehri S, Hajem S, Koubaa
koreksi penurunan dari pemberian terapi N, Frih MA, Kammoun S, et al. 2011.
medis. Awareness, treatment and control of
Sebagai bahan penelitian lanjut, hypertension among the elderly living in
pemberian intervensi sebaiknya dalam waktu their home in Tunisia. BMC Cardiovasc
yang lebih lama dan dalam analisis data perlu Disord 2011, 11(1): 65.
mempertimbangkan penggunaan terapi medis 8. Nguyen H, Odelola OA, Rangaswami
serta pengukuran indikator lemak darah dan J, Amanullah A. A review of nutritional
kadar elektrolit pada urin. Selain itu, banyak factors in hypertension management. Int
faktor yang telah dikontrol oleh rumah sakit J Hypertens. 2013.
sehingga efek perlakuan akan terukur lebih 9. Steinberg FM. Soybeans and
besar, maka perlu dilakukan penelitian di soymilk: does it make a difference for
masyarakat. cardiovascular protection? Does it even
matter? (editorial). Am J Clin Nutr 2007;
UCAPAN TERIMA KASIH 85: 927-8. Avalaible from : https://www.
Terima kasih pada keluarga dan teman- ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17413087.
teman seangkatan STIKes Binawan, serta 10. Yamamoto T. Soybean components
tak lupa penulis ucapkan pada dosen-dosen and Food for Specified Health Uses
pem­bimbing yang telah membantu dalam (FONSHU). In : Michihiro Sugano, editor.
penyelesaian manuskrip ini. Soy in health and disease prevention.
Boca raton: Taylor and Francis Group;
DAFTAR PUSTAKA 2006.p.279-94.
1. Giles TD, Materson BJ, Cohn JN, Kostis 11. Silalahi, J. Makanan Fungsional.
JB. Definition and classification of Yogyakarta : Kanisius, 2006.
hypertension: an update. J Clin Hypertens 12. Rivas M. Garay RP, Escanero JF, Cia
2009, 11(11): 611-614. P Jr, Cia P, Alda JO. Soy milk lowers
2. Winarsi,H. Protein Kedelai dan blood pressure in men and women with
Kecambah. Yogyakarta: Kanisius, 2010. mild to moderate essential hypertension.

26 Ilmu Gizi Indonesia, Vol. 01, No. 01, Agustus 2017


J Nutr 2002, 132(7):1900-2. Avalaible oxide synthase and lowers blood pressure
from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/ in spontaneously hypertensive rats. J
pubmed/12097666. Nutr 2008; 138: 297-304. Avalaible from:
13. Yuli, A, Febrianri, LI Pengaruh tambahan http://jn.nutrition.org/content/138/2/297.
asupan kalium dari diet terhadap full.
penurunan hipertensi sistolik tingkat 21. Raehani, A, Afifah DN. Hubungan
sedang pada lanjut usia. S1 Kesehatan Konsumsi Kedelai dengan Tekanan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah, Darah. Skripsi S1 Ilmu Gizi, Fakultas
2010. Kedokteran, Universitas Diponegoro,
14. Yuni, S. Pengaruh Konsumsi Minuman 2009.
Fungsional terhadap Tekanan Darah dan 22. Welty, FK, Lee, KS, Lew NS, Effect of Soy
Konsentrasi Elektrolit Urin Perempuan Nuts on Blood Pressure and Lipid Levels
Dewasa Prahipertensi. Disertasi S3 in Hypertensive, Prehypertensive, and
Program Studi Ilmu Gizi Manusia IPB, Normotensive Postmenopausal Women.
2016. Arch Intern Med. 2007;167(10):1060-
15. Laporan Tahunan Analisis Data 1067.
Kunjungan RSIJ PONDOK KOPI, Tahun 23. Liu XX, Li, SH, Chen JZ, Sun K, Wang
2010 – 2016. XJ, Hui RT. Effect of soy isoflavones
16. Mudjajanto, ES, Kusuma FR. Susu on blood pressure: A meta-analysis of
Kedelai; Susu Nabati yang Menyehatkan. randomized controlled trials. Nutrition,
Tangerang : PT. Agromedia Pustaka, Metabolism and Cardiovascular Diseases,
2005. 2012, 22(6) 6: 463-470.
17. Pradetyawan. Hubungan usia dan jenis 24. Guyton, A.C., Hall, J.E. Buku Ajar
kelamin dengan tekanan darah tinggi Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta:
posyandu lansia desa Triyagan Mojolaban EGC, 2008.
Sukoharjo. S1 Fakultas Kedokteran 25. Aburto NJ, Ziolkovska A, Hooper L,
UMS, 2014. Elliott P, Cappuccio FP, Meerpohl JJ.
18. Sofyan, AM, Sihombing IY, Hamra, Y. Effect of lower sodium intake on health:
Hubungan Umur, Jenis Kelamin, dan systematic review and meta-analyses.
Hipertensi dengan Kejadian Stroke. BMJ 2013, 346.
Skripsi Universitas UHO, 2012. Avalaible 26. Geleijnse J, Kok F, Grobbee D. Blood
from : ojs.uho.ac.id/index.php/medula/ pressure response to changes in sodium
article/download/182/125. and potassium intake: a metaregression
19. Sagara M, Kanda T, NJelekera M, analysis of randomised trials. J Hum
Teramoto T, Armitage L, Birt N, et al.. Hypertens 2003, 17(7): 471-480.
Effect of dietary intake of soy protein
and isoflavone on cardiovascular disease
risk factors in high risk, middle-aged in
Scotland. Jurnal of the American College
of Nutrition 2004 Feb; 23(1):85-91.
Avalaible from : https://www.ncbi.nlm.
nih.gov/pubmed/14963058.
20. Hongwei Si, Dongmin Liu. Genistein,
a soy phytoestrogen, upregulates the
expression of human endothelial nitric

Ilmu Gizi Indonesia, Vol. 01, No. 01, Agustus 2017 27

Anda mungkin juga menyukai