Tinjauan Teori
Definisi dan tujuan transfusi darah
Transfusi darah adalah suatu rangkaian proses pemindahan darah donor ke dalam sirkulasi
darah resipien sebagai upaya pengobatan. Bahkan sebagai upaya untuk menyelamatkan
kehidupan.Berdasarkan asal darah yang diberikan transfusi dikenal: (1) Homologous
transfusi; berasal dari darah orang lain, (2)Autologous transfusi; berasal dari darah sendiri.
Tujuan transfusi darah adalah: (1) mengembalikan dan mempertahankan volume yang normal
peredaran darah, (2) mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah, (3)
meningkatkan oksigenasi jaringan, (4) memperbaiki fungsi homeostasis, (5) tindakan terapi
khusus.
Darah dan berbagai komponen- komponen darah, dengan kemajuan teknologi kedokteran,
dapat dipisah- pisahkan dengan suatu proses dan ditransfusikan secara terpisah sesuai
kebutuhan. Darah dapat pula disimpan dalam bentuk komponen- komponen darah yaitu:
eritrosit, leukosit, trombosit, plasma dan faktor- faktor pembekuan darah dengan proses
tertentu yaitu dengan Refrigerated Centrifuge.
Kelebihan terapi komponen dibandingkan dengan terapi darah lengkap: (1) disediakan dalam
bentuk konsentrat sehingga mengurangi volume transfusi, (2) resiko reaksi imunologik lebih
kecil, (3) pengawetan, (4) penularan penyakit lebih kecil, (5) aggregate trombosit dan
leukosit dapat dihindari, (6) pasien akan memerlukan komponen yang diperlukan saja, (7)
masalah logistic lebih mudah, (8) pengawasan mutu lebih sederhana.
2. Untuk mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah, misalnya pada anemia,
trombositopenia, hipoprotrombinemia, hipofibrinogenemia, dan lain-lain. Keadaan Anemia
yang Memerlukan Transfusi Darah: 1. Anemia karena perdarahan Biasanya digunakan batas
Hb 7 – 8 g/dL. Bila Hb telah turun hingga 4,5 g/dL, maka penderita tersebut telah sampai
kepada fase yang membahayakan dan transfusi harus dilakukan secara hati-hati. 2. Anemia
hemolitik Biasanya kadar Hb dipertahankan hingga penderita dapat mengatasinya sendiri.
Umumnya digunakan patokan 5 g/dL. Hal ini dipertimbangkan untuk menghindari terlalu
seringnya transfusi darah dilakukan. 3. Anemia aplastik 4. Leukemia dan anemia refrakter 5.
Anemia karena sepsis 6. Anemia pada orang yang akan menjalani operasi.
1.Darah Lengkap (Whole Blood)Whole blood atau darah lengkap pada transfusi adalah darah
yang diambil dari donor menggunakan container atau kantong darah dengan antikoagulan
yang steril dan bebas pyrogen. Whole bloodmerupakan sumber komponen darah yang utama
(Anonim, 2002).Whole blood diambil dari pendonor ± 450-500ml darah yang tidak
mengalami pengolahan. Komposisi whole blood adalah eritrosit, plasma, lekosit dan
trombosit (Hutomo, 2011).
2.Sel Darah Merah (Packed Red Cell) Packed Red Cell (PRC) adalah suatu konsentrat
eritrosit yang berasal dari sentrifugasi whole blood, disimpan selama 42 hari dalam larutan
tambahan10 sebanyak 100 ml yang berisi salin, adenin, glukosa, dengan atau tanpamanitol
untuk mengurangi hemolisis eritrosit (Anindita,2011).
3.Trombosit
Trombosit dibuat dari konsentrat whole blood (buffy coat), dan diberikan pada pasien dengan
perdarahan karena trombositopenia. Produktrombosit harus disimpan dalam kondisi spesifik
untuk menjamin penyembuhan dan fungsi optimal setelah transfusi. Umur dan fungsi
trombosit optimal pada penyimpanan di suhu ruangan 20-24oC (Cahyadi, 2011).
4. Plasma Beku (Fresh Frozen Plasma)Fresh Frozen Plasma(FFP) adalah plasma segar yang
dibekukan dalam waktu 8 jam dan disimpan pada suhu minimal -20°C dapat bertahan 1
tahun, yang berisi semua faktor koagulasi kecuali trombosit. FFP diberikan untuk mengatasi
kekurangan faktor koagulasi yang masih belum jelas dan defisiensi anti-thrombin III. FFP
berisi plasma, semua faktor pembekuan stabil dan labil, komplemen dari protein plasma.
Volume sekitar 200 sampai 250 ml. Setiap unit FFP biasanya dapat menaikkan masing-
masing kadar faktor pembekuan sebesar 2-3% pada orang dewasa, dosis inisial adalah 10-15
ml/kg(Harlinda, 2006)
Golongan darah donor sama dengan golongan darah resipien dan nama anak serta
nomornya tercantum pada label dan formulir (pada kasus gawat darurat, kurangi
risiko terjadinya ketidakcocokan atau reaksi transfusi dengan melakukan uji silang
golongan darah spesifik atau beri darah golongan O bila tersedia)
Kantung darah transfusi tidak bocor
Kantung darah tidak berada di luar lemari es lebih dari 2 jam, warna plasma darah
tidak merah jambu atau bergumpal dan sel darah merah tidak terlihat keunguan atau
hitam
Tanda gagal jantung. Jika ada, beri furosemid 1mg/kgBB IV saat awal transfusi darah
pada anak yang sirkulasi darahnya normal. Jangan menyuntik ke dalam kantung
darah.
Lakukan pencatatan awal tentang suhu badan, frekuensi napas dan denyut nadi anak. Jumlah
awal darah yang ditransfusikan harus sebanyak 20 ml/kgBB darah utuh, yang diberikan
selama 3-4 jam. Darah lengkap 8 ml/kg pada anak-anak akan meningkatkan Hb sekitar 1g/dl.
Pemberian darah lengkap sebaiknya melalui filter darah dengan kecepatan tetesan tergantung
keadaan klinis pasien,namun setiap unitnya sebaiknya diberikandalam4 jam (Sudoyo, 2009).
Selama transfusi
Jika tersedia, gunakan alat infus yang dapat mengatur laju transfusi
Periksa apakah darah mengalir pada laju yang tepat
Lihat tanda reaksi transfusi (lihat di bawah), terutama pada 15 menit pertama transfusi
Catat keadaan umum anak, suhu badan, denyut nadi dan frekuensi napas setiap 30
menit
Catat waktu permulaan dan akhir transfusi dan berbagai reaksi yang timbul.
Setelah transfusi
Nilai kembali anak. Jika diperlukan tambahan darah, jumlah yang sama harus
ditransfusikan dan dosis furosemid (jika diberikan) diulangi kembali.
Jika timbul reaksi karena transfusi, pertama periksa label kemasan darah dan identitas pasien.
Jika terdapat perbedaan, hentikan transfusi segera dan hubungi bank darah.
Tatalaksana:
Lambatkan transfusi
Beri klorfenamin 0.1 mg/kgBB IM, jika tersedia
Teruskan transfusi dengan kecepatan normal jika tidak terjadi perburukan gejala
setelah 30 menit
Jika gejala menetap, tangani sebagai reaksi hipersensitivitas sedang (lihat bawah).
Reaksi sedang-berat
(karena hipersensitivitas yang sedang, reaksi non-hemolitik, pirogen atau kontaminasi
bakteri)
Urtikaria berat
Kulit kemerahan (flushing)
Demam > 38°C (demam mungkin sudah timbul sebelum transfusi diberikan)
Menggigil
Gelisah
Peningkatan detak jantung.
Tatalaksana:
Stop transfusi, tetapi biarkan jalur infus dengan memberikan garam normal
Beri hidrokortison 200 mg IV, atau klorfenamin 0.25 mg/kgBB IM, jika tersedia
Beri bronkodilator, jika terdapat wheezing (lihat halaman 100-102)
Kirim ke bank darah: perlengkapan bekas transfusi darah, sampel darah dari
tempat tusukan lain dan sampel urin yang terkumpul dalam waktu 24 jam
Jika terjadi perbaikan, mulai kembali transfusi secara perlahan dengan
darah baru dan amati dengan seksama
Jika tidak terjadi perbaikan dalam waktu 15 menit, tangani sebagai reaksi
yang mengancam jiwa (lihat bagian bawah) dan laporkan ke dokter jaga
dan bank darah.
Reaksi yang mengancam jiwa (karena hemolisis, kontaminasi bakteri dan syok septik,
kelebihan cairan atau anafilaksis)
demam > 380 C (demam mungkin sudah timbul sebelum transfusi diberikan)
menggigil
gelisah
peningkatan detak jantung
napas cepat
urin yang berwarna hitam/gelap (hemoglobinuria)
perdarahan yang tidak jelas penyebabnya
bingung
gangguan kesadaran.
Catatan: pada anak yang tidak sadar, perdarahan yang tidak terkontrol atau syok mungkin
merupakan tanda satu-satunya reaksi yang mengancan jiwa.
Tatalaksana
stop transfusi, tetapi biarkan jalur infus dengan memberikan garam normal
jaga jalan napas anak dan beri oksigen (lihat bagan 2.1 dan bagan 2.2)
beri epinefrin 0.01 mg/kgBB (setara dengan 0.1 ml dari 1 dalam larutan 10 000)
tangani syok (lihat bagan 2.1 dan bagan 2.2)
beri hidrokortison 200 mg IV, atau klorfeniramin 0.25 mg/kgBB IM, jika tersedia
beri bronkodilator jika terjadi wheezing
lapor kepada dokter jaga dan laboratorium sesegera mungkin
jaga aliran darah ke ginjal dengan memberikan furosemid 1 mg/kgBB IV
beri antibiotik untuk septisemia
Tujuan pratikum
Mahasiswa mampu untuk melakukan prosedur transfusi pada anak sesuai dengan job sheet
Komponen darah sesuai kebutuhan, set tranfusi, NaCl 0,9%, standar infus, alcohol swab,
plester, gunting.