Anda di halaman 1dari 6

Nama: suja lasmini

Kls: III B

Tugas: keperawatan anak ( Konsep Transfusi)

A. Pengertian Transfusi Darah

Transfusi darah pada hakekatnyaadalah pemberian darah atau komponendarah dari


satu individu (donor) keindividu lainnya (resipien), dimanadapat menjadi penyelamat nyawa,
tapidapat pula berbahaya dengan berbagaikomplikasi yang dapat terjadi, sehinggatransfusi
darah hendaklah dilakukan dengan indikasi yang jelas dan tepatsehingga diperoleh manfaat
yang jauhlebih besar dari pada resiko yang mungkinterjadi (FK-UI 2006, p.685).

B. Jenis Transfusi Darah dan Kegunaannya

Beberapa macam komponendarah transfusi, yaitu Wholeblood (darahlengkap), Packed


Red Cell (PBC), PlasmaBeku Segar (FreshFrozen Plasma), Trombosit, Kriopresipitat.
Wholebloodbiasanya disediakan hanya untuktransfusi pada perdarahan masif. Wholeblood
biasa diberikan untuk perdarahanakut, shockhipovolemik serta bedahmayor dengan
perdarahan lebih dari 1500 ml. PRC mengandung hemoglobin yangsama dengan wholeblood,
bedanya adalahpada jumlah plasma, dimana PRC lebihsedikit mengandung plasma. PRC
biasadiberikan pada pasien dengan perdarahanlambat, pasien anemia tau pada
kelainanjantung (Astuti dan Laksono 2013, p.9).

C. Jumlah Kebutuhan Transfusi

Darahh lengkap yang akan diberikan, dapat dihitung dosis atau jumlahnya dengan
menggunakan rumus empiris sebagai berikut :BB (kg) x 6 x (Hb diinginkan – Hb tercatat)
Bila yang digunakan Packedredcells, maka kebutuhan menjadi 2/3 dari darah lengkap, atau
dalam rumus menjadi : BB (kg) x 4 x (Hb diinginkan –Hb tercatat).

Untuk anemia non hemorrhagic, pemberiannya adalah dengan cara tetesan. Makin rendah
kadar hemoglobin awal, makin lambat tetesannya dan makin sedikit sel darah merah yang
diberikan. Bila menggunakan PRC untuk anemia, maka tabel ini dapat dipakai rujukan.

Tabel: Jumlah Volume Packed Red Cells diberikan menurut kadar Hb

Hb penderita (g/dL) dalam 3-4 jam Jumlah SDMP/SDMM diberikan dalam 3-4 jam
 7-10  10 ml/kgbb*
 5-7  5 ml/kgbb**
 <5, tanpa payah jantung  3 ml/kgbb**
 <5, dengan kemungkinan payah jantung  3 ml/kgbb**
 <5, dengan payah jantung  transfusi tukar, parsial atau lengkap.
Keterangan: *dosis untuk 24 jam,**dosis sama diulang dengan selang waktu 6-12 Jam.

Sumber : Ramelan dan Gatot, 2005

D. Prosedur Pelaksanaan Transfusi Darah

Berikut adalah tahap kerja atau pelaksanaan tranfusi darah yang sesuai dengan
Standar Operasional Prosedur:

a. Tahap persiapan Alat

a) Kateter intravena (IV kateter).

 Nomor 1mor 18 : darah dan produk darah, pemberian obat-obatanyang kental.


 Nomor 20 : digunakan pada kebanyakan pasien.Nomor 22 : digunakan pada
kebanyakan pasien, terutama anakanak dan orang tua.
 Nomor 24 : pasien pediatric dan neonatus.

b) Cairan yang digunakan hanya menggunakan cairan saline normal (Nacl 0,9%) sebelum
dan sesudah pemasangan darah (Rocca dan Otto, 1998).

c) Transfusi set

d) Sarung tangan

e) Larutan antiseptic / IV

f) Kassa atau deppers dan plester

g) Kapas alkohol

h) Standar infus/transfusi

i) Bengkok

j) Kertas label,gunting dan plester

k) Alas dan perlak

l) Jam atau arloji


o) Beritahukan kepada pasien bahwa tindakan telah selesai

(Sumber SOP Memberikan tranfusi darah RSUD Ciamis, 2016).

b. Tahap kerja

Pelaksanaan Transfusi

a) Jelaskan tujuan dan prosedur

b) Cuci tangan dan pakai sarung tangan

c) Lakukan pemasangan infus

d) Pasang cairan infus NaCl

e) Siapkan komponen darah yang akan diberikan

f) Teliti ulang label komponen darah yang akan diberikan

g) Cek tanda-tanda vital dan keadaan umum pasien

h) Pindahkan selang transfusi dari cairan infus NaCl ke komponen darah sesuai kebutuhan

i) Atur/hitung tetesan sesuai kebutuhan

j) Pasang label

k) Perhatikan reaksi/respon pasien dan observasi pasien untuk melihat adanya syok atau
reaksialergi.

l) Lepaskan sarung tangan

m) Cuci tangan

n) Catat dan dokumentasikan respon yang terjadi sebelum, selama dan setelah prosedur
dilakukan o) Beritahukan kepada pasien bahwa tindakan telah selesai

(Sumber SOP Memberikan tranfusi darah RSUD Ciamis, 2016).

E. Reaksi Transfusi Darah dan Penatalaksanaan

Reaksi transfusi adalah suatuperusakan secara imunologis sel-seldarah merah


inkompatibel yangdiperoleh melalui transfusi darah.BiasanyaBiasanya pada reaksi
transfusiterjadi reaksi segera yang mengancamnyawa, reaksi ini terjadi pada saatproses
transfusi berlangsung, manifestasinya antara lain kemerahanpada wajah yang segera timbul,
rasahangat di vena yang menerima darah, demam dan menggigil, nyeri dadadan pinggang,
nyeri abdomen disertaimual dan muntah, penurunan tekanandarah disertai peningkatan
kecepatandenyut jantung, dan sesak napas (Handayani &Hariwibowo 2008 p.67).

Menurut asumsi peneliti, adanya perbedaan reaksi transfusipada pasien yang


mendapatkantransfusi darah WB dengan pasien yang mendapat transfusi darah
PRCdisebabkan karena padatransfusidarah WB seluruh komponen darahdiberikan pada
pasien, karena plasmamengandung bermacam-macamprotein, zat kimia, faktor-
faktorpembeku dan kaya dengan zatmetabolik. Hal ini menyebabkan terjadinya reaksi
transfusi pada pasien yang mendapatkan darah WB yaitu berupa kemerahan pada wajah yang
segera timbul 1 orang, rasa hangat di vena yang menerimadarah 3 orang, demam dan
menggigil1 orang, nyeri abdomen diserta mualdan muntah 1 orang, penurunantekanan darah
disertai peningkatankecepatan denyut jantung 1 orang dan gatal-gatal pada kulit 5 orang.

Pada transfusi darah PRC, darah sudah disaring dan sebagianbesar plasma sudah
dipisahkan daridarah lengkap, akhirnya diperolehsel darah merah dengan nilaihematokrit 60
– 70 %. Hal tersebutmenyebabkan PRC berfungsi untukmengurangi penularan penyakit
danmengurangi reaksi imunologis,sehingga pasien sangat jarangmengalami reaksi transfusi.
Reaksitransfusi yang dialami pasien padapemberian darah PRC ini berupakemerahan pada
wajah ayng segeratimbul 1 orang, demam danmenggigil 1 orang, dan gatal-gatalpada kulit 1
orang.

Oleh sebab itu, untukmeminimalisir reaksi transfusi padatransfusi darah WB


diperlukantindakan pencegahan sebelumtransfusi dimulai, seperti konfirmasiulang ke
ruangan atau dokter terkaitpemakaian darah WB, karena denganmemakai darah WB
memungkinkanterjadinya berbagai reaksi transfusi. (Handayani &Hariwibowo 2008 p.67).

Tatalaksana:

 Stop transfusi, tetapi biarkan jalur infus dengan memberikan garam normal
 Beri hidrokortison 200 mg IV, atau klorfenamin 0.25 mg/kgBB IM, jika tersedia
 Beri bronkodilator, jika terdapat wheezing (lihat halaman 100-102)
 Kirim ke bank darah: perlengkapan bekas transfusi darah, sampel darah dari
 tempat tusukan lain dan sampel urin yang terkumpul dalam waktu 24 jam
 Jika terjadi perbaikan, mulai kembali transfusi secara perlahan dengan
 darah baru dan amati dengan seksama
 Jika tidak terjadi perbaikan dalam waktu 15 menit, tangani sebagai reaksi
 yang mengancam jiwa (lihat bagian bawah) dan laporkan ke dokter jaga
 dan bank darah.

Reaksi yang mengancam jiwa (karena hemolisis, kontaminasi bakteri dan syok septik,
kelebihan cairan atau anafilaksis)

Tanda dan gejala:

 demam > 380 C (demam mungkin sudah timbul sebelum transfusi diberikan)
 menggigil
 gelisah
 peningkatan detak jantung
 napas cepat
 urin yang berwarna hitam/gelap (hemoglobinuria)
 perdarahan yang tidak jelas penyebabnya
 bingung
 gangguan kesadaran.

Catatan: pada anak yang tidak sadar, perdarahan yang tidak terkontrol atau syok mungkin
merupakan tanda satu-satunya reaksi yang mengancan jiwa.

Tatalaksana

 stop transfusi, tetapi biarkan jalur infus dengan memberikan garam normal
 jaga jalan napas anak dan beri oksigen
 beri epinefrin 0.01 mg/kgBB (setara dengan 0.1 ml dari 1 dalam larutan 10 000)
 tangani syok
 beri hidrokortison 200 mg IV, atau klorfeniramin 0.25 mg/kgBB IM, jika tersedia
 beri bronkodilator jika terjadi wheezing 
 lapor kepada dokter jaga dan laboratorium sesegera mungkin
 jaga aliran darah ke ginjal dengan memberikan furosemid 1 mg/kgBB IV
 beri antibiotik untuk septisemia.
REFERENSI:

Fadillah Rahmatul dkk. 2016. Perbedaan Reakssi Pemberian Transfusi Darah Whooe Blood
(WB) Dan Packed Red Cell (PRC) Pada Pasien Section Ceasare. Jumal Human Care. Volume
1, No.3, 10 Desember 2016. https://ojs.fdk.ac.id/index.php/humancare/article/download/29/pdf.
Wibowo, Daniel akbar ddk. 2019. Gambaran Ketercapaian Transfusi Darah Sesuai Standar
Operasioanal Prosedur Pda pasien Thalasemia Mayor di Rumah Sakit Umum di Daerah
Ciamis. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal ilmu Keperawatan, Analisis Kesehatan
dan Farmasi. Volume 19, No. 2, 2 Agustus 2019. https://ejurnal.stikes-
bth.ac.id/index.php/P3M_JKBTH/article/download/502/444.

Anda mungkin juga menyukai